004 TEKNIKA

41
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kapal AHTS ( Anchor Handling Tug Supply ) adalah kapal yang dirancang khusus untuk menunjang kegiatan, pekerjaan pengeboran lepas pantai ataupun ladang-ladang minyak dan gas yang sudah berproduksi. Sebagai kapal pendukung Offshore dalam melaksanakan fungsinya kapal ini dilengkapi dengan Bulk Handling sistem. Kapal supply dan AHTS merupakan sarana transportasi laut yang sangat diperlukan pada pelayanan kerja Rig atau platform untuk melayani pengeboran minyak dan gas lepas pantai. Dari sekian jenis muatan yang dibawa oleh kapal supply dalam pelayanan kerja ini adalah muatan curah kering (Dry Bulk Cargo) berupa semen, barite dan bentonite, yang merupakan material atau bahan yang sangat di butuhkan pada kegiatan pengeboran minyak dan gas lepas pantai. Kapal MV.LEWEK HERON adalah type AHTS dengan GRT 1951 milik Emas Offshore Singapore, kapal ini dilengkapi dengan dua mesin penggerak utama type MAK 8M25 dengan 8000 BHP dua auxiliary engine caterpillar type 3412C, 425 KW @ 1800 Rpm, 440 Volt, 60 Hz. Telah dirancang oleh CONAN WU untuk melaksanakan pelayanan umum industri lepas pantai. Sebagai kapal general service MV.LEWEK HERON membawa muatan curah kering ( dry bulk ) selain muatan curah basah ( wet bulk ) dan material lainnya. Kita ketahui bahwa salah satu pesawat yang tak kalah pentingnya dalam menunjang pengoperasian kapal supply dan instalasi pengeboran minyak lepas pantai adalah Dry Bulk Cargo handling sistem. Fungsi utama dari Dry Bulk Handling sistem adalah untuk

description

Perawatan Instalasi Semen untuk menunjang kelancaran bonkar muat kapal MV. LEWEK HERON

Transcript of 004 TEKNIKA

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kapal AHTS ( Anchor Handling Tug Supply ) adalah kapal yang

    dirancang khusus untuk menunjang kegiatan, pekerjaan pengeboran

    lepas pantai ataupun ladang-ladang minyak dan gas yang sudah

    berproduksi. Sebagai kapal pendukung Offshore dalam melaksanakan

    fungsinya kapal ini dilengkapi dengan Bulk Handling sistem.

    Kapal supply dan AHTS merupakan sarana transportasi laut yang

    sangat diperlukan pada pelayanan kerja Rig atau platform untuk

    melayani pengeboran minyak dan gas lepas pantai. Dari sekian jenis

    muatan yang dibawa oleh kapal supply dalam pelayanan kerja ini

    adalah muatan curah kering (Dry Bulk Cargo) berupa semen, barite

    dan bentonite, yang merupakan material atau bahan yang sangat di

    butuhkan pada kegiatan pengeboran minyak dan gas lepas pantai.

    Kapal MV.LEWEK HERON adalah type AHTS dengan GRT

    1951 milik Emas Offshore Singapore, kapal ini dilengkapi dengan dua

    mesin penggerak utama type MAK 8M25 dengan 8000 BHP dua

    auxiliary engine caterpillar type 3412C, 425 KW @ 1800 Rpm, 440

    Volt, 60 Hz. Telah dirancang oleh CONAN WU untuk

    melaksanakan pelayanan umum industri lepas pantai. Sebagai kapal

    general service MV.LEWEK HERON membawa muatan curah

    kering ( dry bulk ) selain muatan curah basah ( wet bulk ) dan material

    lainnya.

    Kita ketahui bahwa salah satu pesawat yang tak kalah pentingnya

    dalam menunjang pengoperasian kapal supply dan instalasi

    pengeboran minyak lepas pantai adalah Dry Bulk Cargo handling

    sistem. Fungsi utama dari Dry Bulk Handling sistem adalah untuk

  • 2

    menerima kargo, menyimpannya dan mentransfernya. Oleh karena

    itu pesawat dan peralatan tersebut harus dipelihara dan dijaga dengan

    baik supaya dapat beroperasi dengan lancar, sehingga kita bisa

    menekan seminimal mungkin kendala-kendala yang akan

    mengakibatkan hambatan pada operasional kapal dan kelancaran

    kerja di instalasi Offshore dapat dipenuhi.

    Dalam pengalaman penulis ketika bekerja diatas kapal AHTS

    MV.LEWEK HERON tanggal 25 November 2013 diperairan BRUNEI

    WATER, kapal melayani Rig Champion 7 dengan pencarter dari

    perusahaan BSP BRUNEI, penulis mengalami hal - hal yang

    menimbulkan permasalahan dalam pemindahan Dry Bulk Cargo di

    mana terjadi kelambatan pembongkaran yang diakibatkan oleh

    pembekuan semen di dalam pipa aliran. Hal ini akan mengganggu

    kelancaran pemindahan Dry Bulk Cargo ke Rig, dan pada akhirnya

    terjadi keterlambatan pemindahan cargo. Jika bongkar muat Dry Bulk

    Cargo terganggu dan mengalami keterlambatan, maka akan sangat

    mempengaruhi kelancaran operasional kapal dan kerja kerja diatas

    Rig atau Platform yang sangat mahal harga operasionalnya.

    Berdasarkan uraian tentang pentingnya Dry Bulk Handling system

    dalam hal fungsi utama menerima kargo, menyimpannya dan

    mentransfer cargo tersebut ke instalasi instalasi pengeboran lepas

    pantai seperti Rig atau Palatform, untuk menjaga ketepatan waktu

    bongkar muat Dry Bulk Cargo dan mengatasi terjadinya penyumbatan

    pada instalasi Bulk Tank dan pipa pipa tekan atau udara maka

    penulis tertarik memilih judul Perawatan Instalasi Semen untuk menunjang kelancaran bonkar muat kapal MV.LEWEK HERON .

  • 3

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui permasalahan utama dalam sistem

    instalasi semen curah diatas kapal AHTS MV.LEWEK

    HERON

    b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

    menyebabkan terjadinya masalah utama pada saat bulk cargo

    handling sistem berlangsung.

    c. Untuk menganalisis metode untuk mengatasi permasalahan

    utama, sehingga dapat memperlancar proses bongkar muat

    semen curah di kapal.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Manfaat bagi dunia akademik

    Agar dari penulisan ini dapat menambah wawasan bagi

    penulis maupun rekan-rekan seprofesi tentang pentingnya

    perawatan Bulk Handling system instalasi semen curah.

    b. Manfaat bagi dunia praktis

    Sebagai sumbang saran bagi perusahaan dalam upaya

    peningkatan perawatan sistem instalasi semen curah di atas

    kapal demi kelancaran bongkar atau muat Dry Bulk Cargo

    dan pengoperasian kapal.

    C. Ruang Lingkup

    Karena luasnya permasalahan mengenai pengoperasian Bulk

    Handling system, dan sehubungan dengan terjadinya keterlambatan

    pemompaan semen curah ke instalasi Rig, maka penulis membatasi

    penelitian hanya dalam hal perawatan Bulk Handling sistem bongkar

  • 4

    muat semen curah diatas kapal MV.LEWEK HERON pada

    perusahaan Emas Offshore Pte Ltd periode 25 November 2013.

    D. Metode Penyajian

    Dalam pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan hingga

    selesainya penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode -

    metode sebagai berikut :

    1. Metode pengumpulan data :

    a. Studi Lapangan

    1) Metode yang berdasarkan pengalaman dan pengamatan

    secara langsung selama penulis bekerja diatas kapal

    MV.LEWEK HERON

    2) Melalui diskusi dengan Superintenden dan Masinis lainnya

    selama penulis masih bertugas diatas kapal.

    b. Studi Kepustakaan

    1) Berdasarkan buku manual Bulk Handling sistem Van Aalst

    diatas kapal MV.LEWEK HERON 2) Dengan membaca buku buku serta karya tulis lainnya

    yang berhubungan dengan permasalahan Bulk Handling

    system yang ada di perpustakaan BP3IP Jakarta.

    2. Metode Analisis Data

    Metode yang penulis lakukan untuk menganalisis penyebab

    berdasarkan landasan teori tentang perlunya kinerja bulk handling

    melalui buku-buku manual diatas kapal, literatur dan sumber

    sumber lainnya, yang ada hubungannya dengan perawatan Bulk

    Handling system.

  • 5

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta

    1. Obyek Penelitian

    Bulk handling sistem adalah suatu sistem standar pada

    kapal pendukung Offshore (OSV) yang memiliki kemampuan

    untuk dapat mensuplai sesuai dengan fungsinya.

    Fungsi utama dari Bulk handling sistem adalah untuk

    menerima, menyimpan dan mentransfer kargo. Dari beragam

    jenis muatan dalam tanki muat di atas kapal AHTS ini, salah satu

    jenis muatan dalam tangki adalah muatan curah kering (Dry Bulk

    Cargo) yang terdiri dari semen, barite, dan bentonite. Semen

    terdiri dari beberapa jenis atau class, yaitu : blended semen,

    cilica semen, class G semen. Pada muatan barite yang

    mempunyai SG paling berat yaitu 2.16, semen G 1,52 dan

    bentonite 0,96. Untuk dapat melakukan bongkar muatan Bulk

    Handling sistem memakai tenaga tekanan udara yang di

    hasilkan oleh kompresor udara.

    Ruang (space) pada kapal-kapal pendukung lepas pantai

    terbatas dan memang membutuhkan desain yang disesuaikan.

    Setiap kapal memiliki spesifikasi tersendiri tentang Bulk Handling

    sistem. Sedangkan untuk MV.LEWEK HERON Bulk Handling

    sistem menggunakan metode yang lebih konvensional di mana

    penyimpanan dan pembuangan kargo dilakukan dengan

    menggunakan empat tangki tekan, ( 4 x 1900 Ft3 = 7600 Ft3 )

    dengan isi total ( 215 m3 ). Tekanan kerja = 5,6 bar. Tekanan test

    = 7,3 bar.

  • 6

    Bulk Handling sistem memiliki peralatan pendukung utama

    yang saling berhubungan satu sama lain yang perlu untuk

    diketahui oleh engineer, peralatan pendukung tersebut adalah :

    kompresor dan dryer selain bulk tank.

    Technical specifications

    a. Bulk tank

    Details

    Number of tanks : 1

    Type of tanks : High volume type design

    Diameter () : 4.350 mm

    Height : 3.800 mm

    Capacity (pc : 4x 53.75 m3

    Total capacity : 215.0 m3

    Working pressure : 5,6 bar

    Design according : ABS

    Certificate by : ABS

    Preservation Inside & outside : Steel blasting SA2,5 One

    (1) layer of primer 40 m

    Gambar II . 1. Bulk Tank

  • 7

    b. Kompresor

    Instalasi kompresor terdiri dari dua (2) kompresor set

    Aerzen. Tipe VMX-337-R/110 marine. Kapasitas discharge

    pada kompresor disesuaikan dengan ISO-1217 1196 Annex

    C, adalah 21m3/min pada tekanan dari 1,0 bar sampai 7,0 bar

    dan pada suhu inlet dari 20 oc dan pada kelembaban

    relatif 0%

    Gambar II . 2. Kompresor

  • 8

    c. Dryer Instalasi kompresor terdiri dari dua (2) Airzen refrigerated.

    Type RA 300 BEKO.

    Gambar II. 3. Dryer

  • 9

    Karena begitu pentingnya pengiriman material- material

    Dry Bulk Cargo bagi pekerjaan diatas Rig, maka

    pengoperasian Bulk Handling sistem dan alat alat bantu

    pendukungnya harus terorganisir dan terawat dengan baik,

    agar terhindar dari hambatan hambatan yang tidak

    diharapkan ketika akan dioperasikan.

    Berikut adalah cara pengoperasian Bulk handling sistem

    secara umum, menurut manual book dari VAN AALST yang

    ada diatas kapal ( seperti terlihat Gambar. II. 4 )

    Pengoperasian Bulk Handling sistem dikapal akan

    terasa relative mudah ketika kita mengamati gambar II. 4

    dan prosedur berikut : Udara tekan yang dihasilkan dari

    kompresor dimasukkan ke bulk tank melalui katup inlet udara,

    udara akan menekan canvas slide dan semen melalui nozzle.

    Dengan semua katup lainnya ditutup udara dan tekanan di

    dalam bulk tank akan meningkat ke tingkat operasi

    normal. Pada titik ini, purge valve dan jalur pembuangan

    dibuka atau discharge valve dibuka, maka semen yang

    bertekanan akan melalui pipa pelepasan menuju instalasi

    bulk tank di Rig. Sesuaikan tekanan 5,0 5,6 bar dalam

    bulk tank untuk operasional normal dengan mengatur purge

    valve membuka atau menutup. Bila secara drastis tekanan

    udara didalam bulk tank turun, itu bertanda semen didalam

    tangki mendekati kosong.

  • 10

    Gambar II.4 Typical blow tank arrangement

    2. Fakta Kondisi

    Pada waktu penulis bekerja diatas kapal AHTS MV.LEWEK

    HERON, Pada tanggal 25 November 2013 kapal di charter oleh

    perusahaan BSP Brunei untuk melayani Rig Champion 7

    yang berada di Perairan Brunei Darussalam. Ketika pihak Rig

    membutuhkan semen untuk mendukung pekerjaan pengeboran

    diatas Rig terjadi keterlambatan pemompaan semen yang

    disebabkan oleh buntunya sistem discharge pipa pipa tekan

    dikarenakan mengerasnya semen. Hal ini terindikasi dimana

    tekanan udara pada kompresor menjadi cepat tinggi, aliran pipa

    tekan udara tidak normal, dan dampak dari hal tersebut proses

    bongkar muat semen curah dihentikan untuk sementara. Pihak

    Rig Champion 7 mengcomplain MV.LEWEK HERON yang

  • 11

    diteruskan ke pencharter BSP Brunei di Brunei dan juga

    perusahaan kapal Emas Offshore Pte Ltd Singapore. Akibat dari

    peristiwa ini pihak kapal mendapat peringatan atau teguran keras

    dari kantor Emas Offshore di Singapore dan pencharter meminta

    segera diadakan perbaikan pada dry bulk tank dan sistemnya.

    B. Permasalahan

    1. Identifikasi masalah

    Berdasarkan tindakan dan pada waktu diadakan

    pemeriksaan mulai dari cara kerja kompresor, dryer, dan kontrol

    sistem untuk discharge valve dan suction line didalam Bulk

    Tank, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang

    timbul di kapal MV.LEWEK HERON yang disebabkan oleh berbagai kemungkinan antara lain :

    a. Terjadi Pengerasan Semen didalam Bulk Tank dan Pipa Tekan

    Terjadinya pengerasan semen didalam bulk tank dan di

    pipa-pipa tekan bisa disebabkan terjadinya kontaminasi

    muatan yang berupa semen dengan zat cair, hal ini sering

    terjadi dan menyebabkan hal yang fatal.

    Banyak faktor yang menyebabkan percampuran semen

    dengan zat cair dan sejenisnya diantaranya ketidakpahaman

    engineer dalam menangani muatan curah khususnya muatan

    semen, factor sumber daya manusianya, kualitas dan

    kepedulian akan tanggung jawab pada tugas yang telah

    ditetapkan pada PMS (Planed Maintenance System)

    kurang diindahkan.

  • 12

    b. Kurangnya Perawatan Bulk Tank dan Pipa-Pipa tekan

    Didalam sistem pengoperasian bongkar muat semen

    seringnya dijumpai semen masih terisisa didalam bulk tank

    maupun dipipa tekan, bila hal ini dibiarkan hingga beberapa

    lama dan tidak dibersihkan karena beranggapan masih akan

    memuat kargo yang sama. Atas dasar pemikiran dan ketidak

    pahaman tentang para engineer dalam menangani muatan

    semen curah dan sifat-sifat dari muatan tersebut, maka dapat

    dipastikan nantinya pengoperasian Bulk Handling sistem akan

    mengalami masalah.

    c. Butterfly Valve Untuk Membuka Angin Pendorong Sering Bocor

    Butterfly valve yang dipasang pada pipa pipa tekan atau

    udara pada Bulk Tank system diatas kapal dilengkapi dengan

    alat alat control dan dikontrol oleh tekanan udara. Main

    control alat ini di operasikan oleh Chief Engineer atau Senior

    Engineer di atas anjungan ( Bridge ). Pada Butterflay valve

    yang dipasang pada pipa pipa tekan sering bocor pada seat

    valve akibat pukulan massa langsung yang terus menerus dari

    semen serta udara pada saat posisi butterfly valve tidak dalam

    posisi terbuka maksimal atau penuh ketika proses loading

    atau unloading berlangsung.

    Pukulan massa yang diterima langsung oleh seat valve,

    membias dan membentur permukaan set valve yang pada

    bagian luar seat valve dilapisi rubber keras yang tahan

    terhadap tekanan tinggi. Akibat dari pukulan yang terus

    menerus lama - kelamaan rubber menjadi aus atau robek.

  • 13

    d. Kebocoran pada Pipa Pipa Tekan atau Udara

    Telah diketahui bahwa sebuah instalasi pipa tekan, dalam

    hal ini bulk tank semen dirancang dan dibuat melalui

    perhitungan yang akurat terhadap ketahanan yang telah teruji.

    Dengan demikian sistem instalasi pipa pipa tekan dapat

    beroperasi dan berfungsi dengan kemampuan yang maximal

    tanpa adanya gangguan ataupun kerusakan yang dapat

    mempengaruhi kelancaran operasional kapal. Namun dalam

    kenyataannya selalu dijumpai kajadian atau gangguan

    gangguan yang terjadi pada saat proses pengoperasian

    pemompaan semen ke Rig.

    e. Seal Manhole Bulk Tank semen Bocor

    Kurangnya pemahaman para operator atau engineer di

    kapal akan prosedur cara pengoperasian, perawatan dry bulk

    tank dan peralatan pendukungnya, seperti seal dari lubang

    laluan orang atau penutup tangki semen ( manhole ), yang

    seharusnya rutin diperiksa setelah selesai mentransfer

    muatan semen atau membersihkan tangki dari sisa semen.

    Pemeriksaan perlu dilakukan terhadap seal ini untuk

    mengetahui lebih awal akan adanya kelainan atau perubahan

    bentuk, akibat dari tekanan atau panas yang diterima

    mengakibatkan seal penutup manhole ini terkelupas sedikit

    demi sedikit atau burlubang-lubang disekitarnya, dan jika

    dibiarkan lubang lubang ini akan menjadi besar dan dapat

    mengakibatkan kebocoran bila diberi tekanan terutama pada

    saat loading atau unloading.

  • 14

    f. Terjadinya Kebocoran Pada Slide Bulk Tank Semen

    Sebagaimana diketahui sebagian besar permasalahan

    yang terjadi ditempat-tempat kerja khususnya pada slide yang

    ada didalam tangki semen atau bulk tank dan sistemnya

    diatas kapal adalah dari kualitas materialnya dan kesalahan

    prosedur dalam pengoperasian dan perawatannya.

    Slide dan body slide berfungsi sebagai peluncur semen,

    bila tidak dirawat akan timbul endapan semen yang mengeras,

    dimana lama lama akan berkembang dan menebal di dalam

    body slide sehingga akan menutup udara yang harus keluar

    dari slide untuk menekan semen. Karena udara yang tidak

    bisa keluar dan terus menerus menekan slide lama - lama

    slide akan mengalamin kebocoran ataupun robek sehingga

    akan menghambat pemompaan semen keinstalasi Rig.

    Untuk penggantian semua body slide harus dibuka dan

    dikeluarkan dari dalam tangki semen dan ditest, penggantian

    slide ini bisa memakan waktu kerja lebih kurang 1 (satu)

    minggu dengan tenaga lebih kurang 10 orang, hal ini tentu

    saja menghambat operasional kapal.

    g. Kurangnya Perawatan Terhadap Ventilasi Udara

    Untuk Instalasi pipa-pipa tekan atau udara pada tangki

    semen sering dijumpai pengerasan semen. Hal ini terindikasi,

    dimana tekanan pada purger udara walaupun dibuka full

    exhaust fan di Rig tidak menampakkan keluarnya udara pada

    pipa ventilasi.

    Pada tangki semen ( bulk tank ) dilengkapi dengan non

    return valve yang biasanya dipasang diarea main deck yang

    dihubungkan dengan pipa ke tangki semen, alat ini berfungsi

    untuk mencegah feed back dan tekanan semen dalam line.

  • 15

    Perawatan yang kurang pada sistim ventilasi udara yang

    berada di luar tangki semen menyebabkan timbunan semen

    bertambah sehingga semen masuk ke non return valve dan

    valve tidak bisa kembali tertutup rapat sehingga memudahkan

    semen masuk ketika terjadi beda tekanan yaitu discharge line

    melebihi tekanan purger line.

    Akibat perawatan yang tidak dilakukan dengan benar

    pada non return valve maka akan timbul kelemahan, sistim

    mekaniknya tidak akan bekerja dengan baik atau tidak bisa

    menutup rapat saat terjadi kegagalan dari kompresor, maka

    akan terjadi aliran balik dari semen sehingga masuk ke dalam

    pipa-pipa purger udara.

    2. Masalah Utama

    Setelah diadakan penelitian pada saat loading dan unloading

    serta wawancara dengan superentendent dan kapal lain yang

    sejenis dan berlandaskan teori dari buku manual dan buku yang

    ada hubungannya dengan pemindahan semen curah ternyata,

    kelancaran dalam cargo operation dapat dipengaruhi oleh alat

    alat bantu dan sistem instalasinya yang terawat dengan baik serta

    pemahaman engineer didalam menangani Bulk Handling sistem

    terutama pada saat loading dan unloading.

    Kemampuan Bulk Handling sistem dalam kapasitasnya untuk

    memompa semen ke Instalasi Rig dipengaruhi banyak faktor,

    terutama berat jenis, sifat sifat fisik dari mekanis bahan yang

    dipindahkan, kecepatan aliran udara didalam Tangki tekan,

    tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor, diameter dalam

    pipa pipa tekan udara, berat campuran udara dan semen yang

    dipindahkan dan panjang atau tinggi lintasan serta hambatan yang

    dilalui.

  • 16

    Maka berdasarkan fakta kejadian dan landasan teori diatas

    dapat ditentukan 2 ( dua ) permasalahan yang paling dominan,

    yaitu :

    a. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan

    b. Kurangnya Perawatan Bulk Tank dan Pipa-Pipa tekan

  • 17

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan teori

    Terjadinya pengendapan semen didalam bulk tank dan sistem

    pipa tekan akibat kandungan uap didalam bulk tank dan sisa muatan

    semen yang kemudian bercampur. Kandungan uap terjadi akibat dari

    udara yang dihasilkan oleh kompresor mengandung air dan

    kondensasi.

    Dimana udara yang dihisap dan dimamfaatkan di dalam

    kompresor yang mengandung uap air dalam jumlah cukup besar.

    Jika uap ini didinginkan udara yang keluar dari kompresor maka uap

    akan mengembun menjadi air. Air ini akan terbawa ke sistem dan

    dapat menyebabkan masalah operasional bagi pengguna udara

    terkompresi, ini termasuk pembekuan jalur pipa pipa tekan atau

    udara dan Bulk tank, sedangkan kondensasi dapat terjadi karena

    lebih rendahnya temperatur didalam bulk tank semen dengan

    temperature udara luar atau kamar mesin. Dengan adanya

    perbedaan temperature ini akan mengakibatkan proses kondensasi.

    Kondensasi atau nama lainnya yang dikenal dengan

    pengembunan adalah perubahan wujud zat dari gas menjadi zat cair.

    Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahan zat

    yang melepaskan kalor atau panas. Kondensasi atau pengembunan

    merupakan lawan dari penguapan atau evaporasi yang melepaskan

    panas.

    Proses kondensasi yang terjadi pada bulk handling sistim

    dipengaruhi seberapa banyak kandungan air yang terbawa oleh udara

    yang dihasilkan oleh kompresor udara untuk menekan muatan

    tersebut.

  • 18

    Semen adalah pengikat, zat yang menetapkan dan mengeras

    secara independen, dan dapat mengikat bahan lainnya bersama-

    sama.

    Maka jelas apabila adanya pencampuran muatan semen curah

    dengan zat cair yang disebabkan oleh udara lembab yang

    mengembun masuk ke dalam bulk tank dan sistem pipa-pipa tekan

    selama proses bongkar atau muat semen curah berlangsung akan

    mengakibatkan pengerasan sehingga akan menghambat cargo

    operation.

    Sistem bongkar muat semen yaitu rangkaian komponen pesawat

    bantu yang bekerja sama sesuai dengan fungsinya demi

    mempermudah bongkar muat semen dari darat ke kapal yang

    disebut muat kargo ( loading cargo ) dan dari kapal ke Rig yang

    disebut bongkar kargo ( discharge cargo ).

    Berikut adalah cara atau tahapan - tahapan SOP ( Standard

    Operation Procedure ) untuk mengisi dan memindahkan Dry Bulk

    Cargo, menurut manual book dari VAN AALST dan perusahaan

    pelayaran EMAS OFFSHORE.

    1. Prosedur Pengisian

    Prosedur ini akan menceritakan proses pengisian material

    dari tanki-tanki dari shorebase kedalam tangki-tangki sesuai

    dengan standart operation procedure (SOP) menurut manual

    book diatas kapal MV.LEWEK HERON yang perlu diperhatikan

    dibawah ini.

    Sebelum pengisian, prosedur standar kerja di atas kapal,

    Work Order Procedure (WOP) adalah pastikan para anak buah

    kapal sudah tahu akan tugas masing-masing.

    a. Selang dari tanki darat disambungkan ke coupling di kapal

    dan pastikan sudah tersambung dengan baik.

  • 19

    b. Pasang dan buka ventilasi valve yang ada di tangki dan di

    atas deck jatuhkan ujung selang ventilasi yang diberi

    pemberat kedalam laut (disamping kapal) dan pastikan sudah

    terikat kuat selang tersebut (pemberat adalah pipa sebesar

    selang berbentuk T dengan lubang di kedua ujungnya ) agar

    terhindar dari debu dan sentakan selang yang dapat

    membahayakan keselamatan manusia.

    c. Buka valve pengisian bulktank yang mau diisi.

    d. Periksa manhole tank harus dalam keadaan tertutup rapat

    e. Sebelum mulai menerima material, pastikan dulu bahwa blow

    line dari shorebase berjalan lancar dapat dilihat di selang

    ventilasi.

    f. Setelah semua persiapan pengisian sudah dilaksanakan,

    segera periksa ulang untuk benar-benar memastikan bahwa

    kapal siap menerima pemindahan muatan tersebut dan

    pastikan loading master sudah diberitahu volume dari pada

    masing-masing tanki agar tidak terjadi/menghindari kelebihan

    pengisian hentikan pengisian bila indicator high level sudah

    aktif.

    g. Setelah itu laporkan ke operator material shorebase dan

    perwira jaga di anjungan kalau pihak kapal siap menerima

    muatan tersebut

    h. Minta pada petugas/operator material shorebase untuk

    melakukan blow-line lebih kurang 15 menit terlebih dahulu

    untuk memastikan kalau instalasi aman dan siap digunakan.

    i. Periksa angin yang keluar dari ujung selang ventilasi yang

    berupa gelembung-gelembung udara karena ujung selang ada

    pada posisi 20 cm dibawah permukaan air. Blow line

    biasanya dilakukan cukup sekali.

  • 20

    j. Pengisian material bisa dimulai, selama pengisian selalu

    lakukan pemeriksaan pada selang ventilasi, pipa-pipa dan

    tanki.

    k. Setelah pengisian selesai kalau berjalan normal, stop

    dilakukan dari darat. Mintalah pada operator untuk menekan

    sistem atau blow line pipa pengisian dan pastikan hanya angin

    yang keluar dari ujung selang ventilasi, langkah ini untuk

    membersihkan pipa agar tidak ada sisa material yang

    tertinggal di dalam pipa, yang dapat menyebabkan

    penyumbatan.

    l. Pastikan tekanan dalam bulk tank dan sistem 0,1 bar sebelum

    selang sambungan dilepas ( disconnect hose ) , biarkan sisa-

    sisa tekanan udara di dalam tangki dan pipa selang hilang

    untuk mencegah terjadinya kondensasi.

    m. Setelah tidak ada tekanan udara sisa di dalam tanki dan pipa

    atau selang, sambungan selang dari darat dilepas dan

    ujungnya dibersihkan.

    n. Tutup kran pengisian, tutup ventilation valve, angkat ujung

    selang ventilation hose dari dalam air, dibersihkan dan

    dikeringkan, kemudian tutup rapat-rapat.

    o. Buka drain valve yang ada di tanki untuk menjaga tekanan di

    dalam tanki sama dengan tekanan udara diluar tanki untuk

    menghindari kondensasi.

    2. Prosedur pembongkaran muatan curah kering ( Discharging Dry Bulk Material )

    Pekerjaan ini dilakukan di Laut atau instalasi pengeboran

    minyak lepas pantai atas permintaan Rig sesuai dengan

    standard kerja di atas kapal:

  • 21

    a. Konfirmasi ke Rig berdasarkan muatan dan banyaknya

    muatan yang akan ditransfer.

    b. Persiapkan selang atau hose untuk transfer semen.

    c. Buka penutup sambungan selang atau hose.

    d. Selang dari Rig disambungkan ke coupling dan ikat dengan

    kuat agar saat pemompaan cement selang atau hose tidak

    bergerak bebas.

    e. Siapkan selang atau hose ventilation, masukkan ujung selang

    atau hose yang sudah diberi pemberat kedalam laut

    disamping kapal kira-kira 20 cm dibawah permukaan air,

    kemudian buka sedikit ventilation valve manual di main deck

    dekat selang atau hose manifold. Ini dilakukan untuk menjaga

    bila sewaktu-waktu terjadi hal emergency atau penyumbatan

    dalam sistem, sisa udara didalam bulk tank dan pipa-pipa

    tekan, udara dapat dibuang melalui ventilation ini.

    f. Buka discharge valve di main deck.

    g. Informasikan ke Rig bahwa dari kapal siap blow line sistem

    lebih kurang 15 menit

    h. Kompresor udara dan alat pendukungnya disiapkan

    i. Setelah diyakini bahwa semua line sudah terbuka, dengan

    mendapatkan informasi dari Rig, maka kompresor di jalankan.

    j. Purge valve dibuka 20% sampai 30% hingga tekanan

    compressor mencapai 5 bar dan pertahankan tekanan

    antara 5 bar sampai 5.5 bar dengan mengatur pembukaan

    purge valve. Proses ini disebut blow line sistem dan dianggap

    line clear bila dari ujung selang ventilation dari Rig angin

    yang keluar sudah cukup bersih.

    k. Informasikan kembali ke Rig bahwa dari kapal siap transfer

    product atau cargo ke Rig dan mohon persetujuannya.

  • 22

    l. Setelah Rig menyetujui untuk segera memompa product

    atau cargo segera buka inlet valve untuk angin masuk

    kedalam bulk tank semen melalui pipa pembagi yang

    kemudian ke Air Jet Nozzle yang pemasangannya ujung

    yang berat dipasang pada pipa selencer dan ujung yang lain

    menghadap kesisi-sisi bulk tank, sehingga diharapkan semen

    di dalam bulk tank bisa dipompa disemua sisi.

    m. Kemudian tutup purge valve 100% dan Tahan tekanan di

    dalam bulk tank antara 5 5,5 bar dengan mengatur purging

    valve (tutup sedikit bila tekanan kurang dan buka sedikit bila

    kelebihan tekanan).

    n. Setelah tekanan didalam bulk tank mencapai 5 5,5 bar

    segera buka valve Air Jet sampai dengan 100% dan tunggu

    sampai lima menit valve discharge yang dari bulk tank dibuka

    dan pastikan muatan mengalir keluar oleh tekanan angin

    ditambah dorongan air purge valve yang dibuka 100%

    kemudian tutup valve sampai 50% dari bulk tank melalui

    discharge hose di main deck dan diteruskan ke bulk tank Rig

    Champion 7.

    o. Untuk menjaga keseimbangan tekanan yang di perlukan

    dengan kapasitas kompresor maka tekanan angin didalam

    bulk tank diusahakan konstan antara 5,0 5,6 bar dengan

    mengatur purging valve, purging valve ditutup sedikit bila

    tekanan dalam bulk tank turun dan dibuka sedikit bila

    tekanan didalam bulk tank bertambah naik. Biasanya

    konstan pada 25% sampai 30% dari pembukaan purge valve

    tergantung juga dari tingginya Rig Champion 7 tersebut.

    p. Untuk mengetahui muatan didalam bulk tank sudah habis

    dapat dilihat dari tekanan didalam bulk tank cepat sekali

    menurun. Hal ini dapat diikuti dengan penutupan purge valve

  • 23

    sedikit demi sedikit sampai 20% pembukaan, 80% penutupan

    dan bahkan purge valve bisa ditutup 100%, yang berarti

    angin yang bertekanan melewati bulk tank yang sudah

    kosong dan akan membersihkan sisa-sisa semen baik yang

    ada di bulk tank maupaun yang ada di sistem pipa-pipa

    tekan.

    q. Pada saat pembersihan tangki yaitu setelah muatan habis

    purging valve tidak diperlukan lagi. Hanya katup tekan atau

    discharge valve yang ditutup dan dibuka, setelah dirasa

    muatan benar-benar habis bukalah penuh katup tekan atau

    discharge valve dan bulk kompresor jangan dimatikan dulu,

    biarkan tekanan dalam bulk tank atau sistem turun sampai

    0,1 bar, setelah itu matikan bulk kompresor dan tutup inlet

    valve ke pipa pembagi ke bulk tank, buka ventilation valve

    pelan-pelan dan tutup remote discharge valve . Hal ini

    dilakukan agar tidak terjadi perubahan tekanan turun yang

    mendadak untuk mencegah terjadinya kondensasi.

    r. Pressure gauge menunjukkan angka 0,1 tutup ventilation

    valve dan buka drain valve di bulk tank.

    s. Lepas sambugan selang atau discharge hose dari Rig

    Champion 7 tutup discharge valve manual di main deck,

    angkat selang atau hose ventilation dan tutup katupnya,

    bersihkan ujungnya (keringkan).

    Penjelasan-penjelasan tersebut diatas hanya

    menerangkan untuk sebuah bulk tank saja agar

    pengertiannya tidak membingungkan dan untuk bulk tank

    lainnya akan sama saja prosedurnya dengan yang penulis

    bahas sebelumnya.

    Dan perlu diketahui sebelum aktivitas pemompaan

    muatan atau cargo semen maka harus diperhatikan adalah

  • 24

    pemeriksaan solenoid drain valve pada kompresor dan dryer

    valve apakah ianya bekerja dengan baik atau tidak baik

    secara automatic atau manual sistem.

    Dalam kejadian ini ketika penulis bekerja dikapal

    MV.LEWEK HERON pengerasan semen dalam bulk tank dan

    pipa tekan sudah sering terjadi, maka untuk menangani

    masalah didalam bulk tank tersebut yang bisa dilakukan

    hanya menghisapnya dengan menggunakan inductor itupun

    untuk semen yang masih berupa curah dan belum mengeras,

    sedangkan untuk semen yang sudah mengeras hanya bisa

    dibersihkan dengan cara memecahnya kemudian diangkut

    dari dalam bulk tank sedikit demi sedikit secara manual atau

    disebut juga tank cleaning, begitu juga sama halnya bila ada

    penyumbatan pada pipa-pipa tekan maka pipa-pipa tersebut

    harus dibuka terlabih dahulu untuk membersihkan lubang-

    lubangnya.

    B. Analisis Penyebab

    Sesuai hasil pembahasan dalam Bab II halaman 18 dapat

    diketahui bahwa penyebab masalah utama yang akan penulis bahas

    lebih lanjut pada bab ini adalah :

    1. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan, berdasarkan landasan teori tersebut di atas dan hasil penilitian, penyebabnya adalah :

    a. Muatan semen mengeras didalam tangki dan pipa tekan karena kondensasi Persiapan pemindahan muatan semen curah ke Rig pada

    kapal MV.LEWEK HERON adalah hal sangat penting guna

  • 25

    menunjang kelancaran pengoperasian kapal supply atau

    AHTS tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya banyak

    mengalami kendala-kendala yang menghambat kelancaran

    pembongkaran muatan curah kering ke Rig yang setelah

    dianalisa penyebab aliran semen dalam tangki keluar pipa

    tekan dari pipa transfer tidak normal adalah ditemukan

    banyaknya semen yang mengeras atau membatu di pipa

    tekan dan dasar tangki menutup slide kanvas.

    Menurut pengalaman dan pengamatan penulis selama

    bekerja di kapal supply dan AHTS, hal-hal yang dapat

    menyebabkan mengerasnya atau membatunya sebagian

    semen didalam tangki maupun di pipa-pipa tekan adalah

    kondensasi karena dengan timbulnya kondensasi embun

    tersebut, maka sebagian semen akan secara berlahan

    mengeras atau membatu yang dapat menyebabkan

    kebuntuan pada saluran tekan jadi setelah di analisa,kenapa

    sampai terjadi kondensasi didalam tangki adalah kurang

    fahamnya para engineer dengan perinsip kerja dari dry Bulk

    Handling sistem, dan cara yang harus dilakukan pada saat

    pengoprasian mulai dari pengisian sampai pemompaan,yang

    telah diterangkan pada bab III diatas, dimana jika tahapan

    tidak diikuti, maka semen akan tersisa didalam tangki semen

    serta saluran pipa tekan dan juga disaluran pipa pembuangan.

    Jika dalam proses pembongkaran banyak sisa sisa

    semen didalam pipa pembuangan, semen ini lama kelamaan

    akan membeku dan mengeras.

  • 26

    b. Terjadinya kontaminasi sisa muatan semen dengan zat

    cair

    Kurangnya perawatan pada komponen-komponen bantu

    kompresor seperti solenoid drain valve yang menyebabkan

    air yang seharusnya dibuang sebelum masuk ke dryer,

    karena solenoid drain valve tidak bekerja dengan

    menyebabkan udara yang mengandung air bisa lolos ke

    pengering atau dryer, dan dari dryer udara yang

    mengandung air tadi masuk ke botol angin untuk siap

    digunakan.

    Udara dari kompresor masuk ke dryer yang fungsinya

    untuk mengeringkan udara yang masih mengandung air

    sebelum masuk ke botol angin, udara yang mengandung air

    dalam dryer sepertinya hanya sekedar lewat karena tidak

    berfungsinya dryer dengan baik maka udara yang masuk

    kedalam botol angin masih mengandung air. Dengan adanya

    udara yang mengandung air lolos dari dryer dan digunakan

    untuk memopakan semen maka sudah dapat di pastikan

    akan terjadi kontaminasi antara udara basah dengan semen .

    Hal ini terjadi karena kurangnya perawatan atau

    perhatian dari komponen-komponen dari kompresor dan

    dryer sehingga udara yang masih mengandung air bisa lolos

    masuk kedalam tangki udara, dari tangki udarapun drain water

    valve juga tidak diperhatikan sehingga udara yang masih

    mengandung air bisa masuk ke bulk tank semen. dengan

    muatan atau cargo.

    2. Kurangnya Perawatan Komponen Utama Bulk Handling sistem, berdasarkan landasan teori tersebut di atas dan hasil penilitian, penyebabnya adalah :

  • 27

    a. Pelaksanaan planed maintenance sistem ( PMS ) yang kurang memadai.

    Perawatan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal

    yang dikarenakan aktifitas kapal yang sangat padat yang

    dikarenakan pihak pencarter sudah mempunyai rencana atau

    program kerja untuk kapal MV.LEWEK HERON yang

    fungsinya sebagai support vessel.

    Karena jadwal aktifitas kapal yang sangatlah padat maka,

    perawatan Bulk Handling sistem dan komponen utamanya

    tidak dapat dilaksanakan dengan benar, sedangkan kondisi

    bulk tank dan instalasinya harus selalu siap untuk digunakan.

    Sedangkan waktu untuk melaksanakan perawatan Bulk

    Handling sistem yang disediakan oleh pencarter sangatlah

    singkat sehingga crew kapal tidak dapat melakukan

    perawatan dengan maksimal, dari kondisi seperti itu maka

    sudah dapat dipastikan akan timbul permasalahan pada

    akhirnya.

    b. Kecerobohan sumber daya manusia. Engineer sebagai operator tidak hanya dituntut untuk

    mampu mengoperasikan mesin induk dan permesinan Bantu

    lainnya, akan tetapi harus mampu dalam perawatan,

    perbaikan dan penanganan Bulk Handling sistem dan

    instalasinya secara berkesinambungan. Pengenalan sifat

    kekhususan dikapal-kapal AHTS sebagai kapal general

    services terutama tentang penanganan cargo semen curah

    dan instalasinya. tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan

    pengalaman seorang engineer.

    Tingkat pengetahuan para engineer dikapal AHTS adalah

    sangat penting dan diharapkan mampu mengetahui,

  • 28

    menganalisa dengan benar dan menangani hambatan-

    hambatan yang sering terjadi pada saat pengoperasiaan Bulk

    Handling sistem terutama pada saat loading atau unloading.

    Terjadinya kontaminasi antara kandungan air dan semen

    yang menyebabkan penyumbatan dipipapipa tekan dan bulk

    tank dikarenakan kurangnya perawatan dan pengetahuan

    para engineer diatas kapal terhadap penanganan Bulk

    Handling sistem dan instalasinya

    C. Analisa Pemecahan Masalah

    1. Mengenai terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan dapat diatasi sebagai berikut :

    a. Melaksanakan cargo handling dengan benar

    Menghindari penurunan tekanan yang drastis pada

    sistem pipa tekan untuk menghindari terjadinya kondensasi

    pada pipa pipa pengeluaran. Pencegahan kondensasi dalam

    pipa-pipa tekan dapat dlakukan dengan menurunkan tekanan

    dalam sistem pipa-pipa tekan secara perlahan untuk

    menghindari penyerapan panas dari luar pipa agar tidak

    terbentuknya proses kondensasi dalam pipa-pipa tekan,

    dimana kondensasi ini menjadi salah satu penyebab utama

    dalam penyumbatan pipa-pipa tekan karena bercampurnya air

    dengan sisa material semen didalam pipa.

    Melakukan prosedur Blow line untuk membersihkan sisa

    material semen pada sistem pipa pipa tekan. Maka

    diharapkan untuk engineer diatas kapal untuk melaksanakan

    prosedur yang benar menurut instruction manual book pada

    saat melakukan kegiatan loading atau unloding, untuk

    menghindari adanya sisa sisa material semen dalam pipa

  • 29

    pipa tekan dilakukan blow line dengan cara menekan sisa

    material semen didalam instalasi pipa dengan memberikan

    udara bertekanan antara 2 4 bar dari kompresor udara dari

    kamar mesin ketika selesai unloading atau dari shorebase

    ketika selesai loading yang dikeluarkan melalui pipa

    connection di main deck dan diteruskan keatmosfir melalui

    ventilasi udara dari bulk tank.

    Untuk memastikan tidak adanya sisa material semen

    didalam pipa pipa tekan, prosedur blow line ini dapat

    dilakukan 2 atau 3 kali. Agar prosedur loading atau unloding

    semen berjalan dengan baik maka engineer dikapal juga

    harus melakukan pengisian dry bulk checklist untul loading

    atau unloading yang sesuai dengan SEMM ( Safety

    Environmental Management Manual )

    b. Komponen komponen Bantu dari kompresor udara dan Dryer di perbaiki

    Mesin kompresor terdiri dari komponen komponen

    bantu yang saling berhubungan satu sama lain yang perlu

    untuk diketahui oleh engineer didalam pemecahan

    masalah. Komponen komponen bantu dari kompresor

    tersebut diantaranya adalah:

    1) Drain valve diganti atau diperbaiki

    Drain valve ialah bagian dari kompressor yang

    berfungsi membuang kondensat (uap air) yang terjadi saat

    kompressor bekerja dengan mengambil udara dari luar,

    sehingga udara yang masuk ke dalam sistem udara tekan

    menjadi bersih dan tidak menimbulkan adanya endapan

    air, Oleh karena itu lakukan cerat airnya sebelum start

  • 30

    dan sesudah compressor dimatikan, normalnya selama

    compressor udara bekerja alat ini ( drain valve bekerja

    secara automatic system ). Apabila alat ini tidak bekerja

    dengan normal maka segera di gantikan dengan yang

    baru atau diperbaiki.

    2) Aftercooler harus selalu dibersihkan

    Aftercooler adalah heat-exchanger yang berguna

    untuk mendinginkan udara atau gas keluaran kompresor

    untuk membuang uap air yang tidak diinginkan sebelum

    dikirim ke alat lain. Uap air dipisahkan dari udara dengan

    cara pendinginan dengan air pendingin. Apabila

    temperature air pendingin dan udara yang didinginkan

    temperaturnya mengalami peningkatan, maka after cooler

    perlu dibersihkan atau volume air pendinginnya

    diperhatikan.

    3) Filters di bersihkan atau diganti bila kotor

    Setiap mesin mempunyai satu bagian yang

    mempunyai fungsi sebagai penyaring. Pada kompresor,

    filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu filter

    udara dan filter oil . Filter udara mempunyai fungsi untuk

    menyaring udara yang masuk kedalam intake kompresor.

    Seperti kita ketahui bahwa udara disekitar kita

    sebenarnya tercampur dengan debu dan kotoran lain. Ada

    juga filter sebelum masuk ke dryer dan sesudah dryer,

    filter-filter inipun berfungsi sebagai pemisah air, kotoran

    dengan udara, filter filter ini perlu dibersihkan sesuai

    prosedur PMS.

  • 31

    Filter udara biasanya dipasang pada bagian yang

    menghubungkan intake kompresor dengan udara luar.

    Filter udara ini harus sering dibersihkan untuk

    mendapatkan udara yang lebih bersih bagi kompresor.

    Filter oil pada dasarnya mempunyai ststem kerja yang

    sama dengan filter udara. Fungsi dari pada filter oil ini

    adalah untuk menyaring minyak pelumas yang digunakan

    untuk melumasi bagian dari mesin kompresor, hal ini

    akan semangkin menambah kinerja dari kompresor

    dalam melakukan kompresi udara.

    4) Pressure gauge atau pengukur tekanan diganti bila

    tidak berfungsi

    Seringkali kita ingin mengetahui berapa tekanan

    udara yang terdapat pada tabung penyimpanan

    kompresor, namun kita tidak mungkin mengetahuinya

    tanpa ada alat bantu yang memudahkan kita mengetahui

    berapa tekana udara yang tersimpan dalam tabung

    kompresor. Aalat tersebut dikenal dengan nama pressure

    gauge. Biasanya pressure gauge dipasang atau

    dilengkapi dengan sebuah penduga ( pengukur tekanan

    yang menunjukan besarnya udara dalam tabung

    compressor yang mengalir sesudah melalui pengatur

    tekan atau tekanan sekunder ). Satuan yang terdapat

    pada pressure gauge ini yaitu dsi atau bar, apabila tidak

    berfungsi maka agar segera diganti dengan yang baru.

    5) Pressure switch diganti bila tidak berfungsi

    Untuk menghubungkan pressure gauge dengan

    kompresor, terdapat sebuah alat lain yang bernama

  • 32

    pressure switch. Selain berfungsi sebagai penghubung

    antara kompresor dengan pressure gauge, pressure

    switch juga mempunyai fungsi sebagai pemutus tenaga

    yang digunakan kompresor apabila kapasitas tabung

    penyimpanan telah mencapai batas yang sudah

    ditentukan. Hal ini lebih ditujukan untuk menghindari

    terjadinya over loaded pada tabung penyimpanan.Selain

    untuk memutus arus listrik, pressure switch juga berfungsi

    sebagai sensor untuk menyalakan kembali kompresor,

    apabila ketitik minimum tekanan yang ditentukan. Dalam alat ini juga terdapat pengatur tekanan, baik itu

    tekanan maksimal maupun tekana minimal, yang

    tersimpan dalam tabung sesuai keinginan kita. Oleh

    karena itu apabila alat ini tidak berfungsi maka segera

    diperbaiki atau ganti dengan yang baru.

    6) Pengering udara ( Dryer ) dirawat sesuai dengan

    SOP

    Prinsip dasar operasi dari pengering udara pendingin

    adalah penghapusan kelembaban dengan pendingin

    udara ke suhu saat tertentu. Tidak ada proses yang

    dikenal untuk menghasilkan dingin, hanya ada

    pemindahan panas. Panas selalu tertarik dengan suhu

    dingin. Ini adalah dasar untuk pengoperasian unit

    pendingin. Selama suhu dingin lebih rendah dari sumber

    panas, akan ada perpindahan panas. Oleh karena itu

    sisa-sisa kadar air setelah after-cooler dihilangkan dengan

    menggunakan pengering udara, karena udara tekan untuk

    keperluan instrumen dan peralatan pneumatik harus

    bebas dari kadar air. Kadar air dihilangkan dengan

  • 33

    menggunakan adsorben seperti gel silica atau karbon

    aktif, atau pengering refRigeran, atau panas dari

    pengering kompresor itu sendiri. Perawatan Pengering Udara ( Dryers ) sesuai

    dengan SOP:

    a) Ganti partikular, Coalescer, dan elemen filter yang

    diperlukan berdasarkan penurunan tekanan. b) Periksa menguras katup setiap hari, bersihkan

    seperlunya. c) Ganti pengering berdasarkan rekomendasi produsen. d) Periksa pengering setahun sekali dan perubahan

    berdasarkan warna dan kondisi manik-manik. e) Kalibrasi analisa titik embun teratur f) Sekali setahun memeriksa katup menggantikan atau

    memperbaiki

    2. Mengenai Kurangnya Perawatan Komponen Utama Bulk Handling Sistem dapat diatasi dengan

    a. Melaksanakan perawatan berkala terhadap bagian tangki dan pipa tekan

    Dalam jadwal PMS ( planned maintenance system ) di

    perusahaan Emas Offshore yaitu :

    1) Tanki dan slide dibersihkan setiap selesai transfer, semen

    oleh gabungan crew mesin, deck (overtime dibayar

    charter) atau pekerja darat dan cartered.

    2) Angin dicerat keluar tanki tiap saat pada waktu loading

    atau discharge semen.

    3) Semua pressure gauge setiap minggu dicheck

  • 34

    4) Semua Butterfly valve dites kebocoran setiap 2 minggu

    dalam keadaan tangki kosong.

    5) Non Return valve di service tiap bulan

    6) Saluran pipa udara yang mungkin ada kebocoran dideck

    di test, pastikan tidak tersumbat oleh kotoran setiap kapal

    di pelabuhan (1 bulan sekali )

    7) Bersihkan filter udara venitilasi dalam tangki semen tiap

    3 bulan.

    8) Periksa kondisi instalasi pipa udara, pipa cerat, tiap 3

    bulan

    9) Chief Engineer membuat Certificate of Working Report

    10) Periksa body slide setiap 6 bulan (direcord dengan

    certificate oleh Chief Engineer ).

    Ada juga perlakuan lain terhadap valve-valve pneumatic

    sistem siap digunakan pada saat dibutuhkan yaitu dengan test

    buka tutup untuk meyakinkan bahwa alat-alat ini bekerja

    dengan baik. Kembali kepada perawatan alat-alat atau

    drainage sistem dan auto drain traps. Alat ini bernama Water

    separator, TNS 035 HIROSS langkah-langkahnya adalah

    sebagai berikuk :

    1) Lepas dulu Automatic drain trap dengan cara membuka

    hexagon shoulder nipple.

    2) Kemudian auto drain trap dibuka

    3) Setelah terbuka bersihkan bagian dalam dan

    pelampungya,bersihkan juga pipa aliran buang (drain) dan

    pipa aliran dari tabung, kemudian keringkan.

    4) Test pelampung, dan pastikan bekerja normal

    5) Setelah dirasa cukup, pasang kembali automatic drain

    trap tersebut pada tabung water separator.perlakuan pada

    kran cerat manual lebih mudah dilaksanankan, buka kran

  • 35

    dan chek valvenya (ball valve) tidak ada penyumbatan

    didalam valve mau pun pipa alirannya, pastikan juga tidak

    ada kebocoran pada air cooler didalam unit kompresor.

    Pada saat pembersihan tubing-tubing didalam air cooler

    akan ketahuan ada tidaknya kebocoran yang terjadi. Yang

    perlu diperhatikan adalah sebelum dan sesudah

    pengoprasian bulk komperes atau cooler tersebut harus di

    flush dengan air tawar bila ada instalasi air tawar yang

    tersambung dengan instalasi ini.

    Pembersihan bagian dalam tangki dan pipa pipa

    instalasinya,langkah-langkah selanjutnya adalah

    pembersihan bagian dalam tanki dan pipa-pipa instalasi

    bagian dalam. Setelah tangki semen dinyatakan kosong

    perlu diadakan pembersihan bagian dalam tangki,dan pipa

    di dalamnya, termaksuk saluran pipa tekan pelepasan,

    dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan material lama

    oleh material baru pada saat pengisian kembali, selain itu

    juga untuk pengecekan bagian dalam tangki,yang perlu

    diperhatikan adalah factor keselamatan di dalam

    pekerjaan ini.

    Sebelum pembersihan tangki dilakukan terlebih

    dahulu diadakan pre job safety meeting yang dipimpin

    langsung oleh nahkoda atau safety officer yang ditunjuk di

    atas kapal, masinis juga harus menyiapkan alat-alat

    keselamatan PPE ( Personal Protective Equipment ) di

    antaranya : kaca mata kerja ( safety helmet ),pakaian

    kerja khusus, sumbat telinga ( ear plug ) dan alat

    pendukung lainnya antara lain lampu jalan.

    Sebelum masuk kedalam tangki perlu juga dilakukan

    pengecekan terhadap gas-gas dari sisa muatan-muatan

  • 36

    semen yang mengandung bahan-bahan kimia, dengan

    menggunakan alat Yng disebut gas detector, pekerjaan

    ini harus dilakukan oleh perwira (satety officer) yaitu Chief

    Mate yang telah ditunjuk dalam pelaksanaannya, cara

    pengetesan yang benar adalah mulai dari dasar tangki,

    kemudian pada pertengahan tangki dan terakhir pada

    permukaan atas tangki, selama pengetesan semua

    ventilasi harus dihentikan, dan setelah dinyatakan aman,

    Chief Mate akan menerbitkan safety check list untuk

    masuk tangki dan pekerjaan di dalam tangki yang

    diketahui oleh nakhoda, jangan sekali-kali masuk

    kedalam tangki, kalau belum dinyatakan aman.

    Pengerjaan pembersihan bagian dalam tangki dilakukan

    oleh minimal 3 orang, 2 orang di dalam tangki dan satu

    orang diluar tangki sebagai tenaga pengawasan dan juga

    menerima ember-ember yang berisi sisa-sisa muatan

    yang dikeluarkan dari dalam tangki. Langkah-langkahnya

    sebagai berikut :

    a) Lubang lalu orang (Manhole) dibuka.

    b) Tunggu beberapa saat sampai tidak ada debu semen

    yang beterbangan

    c) Masukan lampu jalan yang kedap safely work lamp.

    Bisa juga menggunakan senter penerangan

    d) Masukan gas detector (dengan cara disambung

    dengan sepotong kayu panjan atau stick).

    e) Bila dinyatakan aman,satu orang masuk kedalam

    tangki (tangki harus dalam kondisi terang).

    f) Masukan alat-alat kerja ( vacuum mucking ejector,

    ember, sapu )

  • 37

    b. Pelatihan meningkatkan pengetahuan para engineer dan abk terhadap penanganan bulk handling sistem

    Pelatiahan adalah usaha yang direncanakan untuk

    menfasilitasi para engineer dan ABK untuk belajar

    sehubungan dengan kompetensi atas pekerjaan yang

    dilakukannya. Termasuk dalam kompetensi tersebut adalah

    pengetahuan, keterampilan, maupan tingkah laku yang

    penting dan diperlukan untuk mencapai kinerja dengan baik.

    Tujuan pelatihan bagi engineer dan ABK kapal khususnya

    ABK mesin untuk mengusai pengetahuan, keterampilan, dan

    tingkah laku yang dititik beratkan dalam program pelatihan,

    dan sebagai sarana bagi engineer dan ABK mesin untuk

    mengaplikasikan aktivitas pekerjaan mereka dalam

    kesehariaan. Harus diakui untuk mencapai hasil yang

    maksimal dalam suatu pekerjaan, pelatihan harus dilibatkan,

    lebih dari sekedar pengembangan keterampilan dasar. Lebih

    luas pelatihan harus dilihat sebagai sarana pembentukan

    modal atau sumber daya intelektual (Intellectual Capital).

    Selain keterampilan dasar yang diperlukan untuk melakukan

    suatu pekerjaan tertentu, yang termasuk dalam intellectual

    capital adalah keterampilan tambahan seperti bagaimana

    memanfaatkan teknologi yang berkembang di atas kapal

    sebagaimana pekerjaan I.T ( Informasi dan Teknologi ) saat

    ini.

    Perhatian yang besar terhadap peran pelatihan dan

    pengembangan dalam meningkatkan kinerja engineer dan

    ABK mesin telah menempatkan pelatihan sebagai aktivitas

    yang bernilai. Pelatihan dan pengembangan merupakan salah

    satu kegiatan yang amat penting dilakukan oleh ABK sebagai

  • 38

    bentuk pengembangan potensi diri dan kegiatan pelatihan

    merupakan bagian dari proses pencapaian tujuan.

    Pada prinsipnya penanganan Bulk Handling sistem

    tujuannya untuk meningkatkan pengoptimalan pengoperasian

    pesawat atau peralatan dan meningkatkan keselamatan kerja.

    Pada saat pengoperasian Bulk Handling sistem

    memerlukan tersedianya kualitas sumber daya manusia yang

    memadai apalagi dengan banyaknya peraturan peraturan

    mengikat yang harus dipenuhi oleh setiap ABK tentang

    keselamatan.

    Untuk mencapai hal tersebut di atas harus dilakukan

    peningkatan pengetahuan ABK mesin terutama para engineer

    di kapal tentang pentingnya dari penanganan cargo handling

    semen curah.

    Upaya peningkatan dengan cara pelatihan dan

    pendidikan sebaiknya dilakukan diatas kapal, agar dapat

    langsung pada obyek dari latihan yang dapat dipimpin

    langsung oleh para senior engineer, dan kalau perlu minta

    instruktur dari darat.

    Dengan meningkatkan pengetahuan ABK mesin berarti

    peningkatkan sumber daya manusia, secara umum akan

    meningkatkan aktifitas kerja ABK mesin.

  • 39

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari pembahasan permasalahan pada bab- bab sebelumnya

    maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Kurangnya perawatan pada komponen komponen bantu

    compressor sehingga menyebabkan udara lembab bisa lolos

    masuk kedalam system sehingga menyebabkan terjadinya

    kondensasi di dalam tanki dan pipa tekan instalasi semen curah.

    2. kurangnya perawatan pada compressor dan dryer sehingga

    komponen- komponen tidak berfungsi dengan baik sehingga

    udara basah bisa masuk lolos ke botol udara dan tidak didrain

    sehingga udara yang digunakan untuk memompakan cement

    terjadi kontaminasi.

    3. Penyumbatan pada pipa pipa tekan akibat bercampurnya air

    dari proses kondensasi dengan sisa cement dan terjadinya

    tekanan balik karena kurangnya perawatan pada non return valve,

    safety valve, nozzle didalam bulk tank dan compressor dan

    operator/engineer tidak memperhatikan prosedur blow line ketika

    proses loadin/unloading.

    4. Bulk tank cement kurang terawat karena pada saat habis

    pemompaan cement, bulk tank tidak dibersihkan sehingga

    menyebabkan gumpalan cement yang mengeras pada suction

    line, kanvas dan nozzle pada bulk tank.

  • 40

    B. Saran saran

    Dari permasalahan yang ditemui dalam praktek, maka agar

    tidak terjadi keadaan yang tidak diinginkan sehubungan dengan

    perwatan bulk handling system dalam proses bongkar muat

    cement yang tidak sesuai dengan SOP ( Standart Opeartional

    Procedure ) dari manual book yaitu:

    1. Sebaiknya ABK mesin melakukan perawatan atau perbaikan

    pada komponen komponen compressor sehingga udara

    yang dihasilkan tidak banyak mengandung kadar air.

    2. Sebaiknya ABK mesin agar dalam melakukan Perawatan

    dryer harus mengacu pada manual book dari maker sesuai

    dengan standart operational procedure.

    3. Sebaiknya pencegahan pengerasan cement pada pipa pipa

    tekan dengan cara proses blow line dilakukan dengan optimal

    untuk menghindari proses kondensasi dan kontaminasi

    dengan cement, serta ABK mesin melaksanakan procedure

    blow line dengan benar yang mengacu pada manual book

    ketika proses loading/unloading dan menghindari terjadinya

    tekanan dengan melaksanakan perawatan berkala terhadap

    non return valve, safety valve, nozzle di dalam bulk tank dan

    compressor.

    4. Sebaiknya agar bulk tank cement dibersihkan dengan ejector

    setelah pemompaan cement selesai, agar tidak terjadi

    endapan dan pengerasan di dalam bulk tank.

  • 41

    DAFTAR PUSTAKA

    Ach.Muhib Zainuri ST, MT,(2008) Mesin pemindah bahan, penerbit

    Andi Jakarta.

    Drs. Sugihartono,(2009) Dasar dasar Kontrol Pneumatic. Penerbtit

    Tarsito Bandung.

    Djoko Susilo (2014), dalam websitenya www.shvoong.com (diunduh

    tanggal, 25 Pebruari, 2014)

    Van Aalst (2010), Manual book of MV LEWEK HERON, Emas Offshore

    BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangB. Tujuan dan Manfaat PenulisanC. Ruang LingkupD. Metode PenyajianBAB IIPEMBAHASANA. KesimpulanDari pembahasan permasalahan pada bab- bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :B. Saran saranDAFTAR PUSTAKA