rindriandewi.files.wordpress.com · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang ... Surat Keterangan...
Transcript of rindriandewi.files.wordpress.com · Web viewPENDAHULUAN. Latar Belakang ... Surat Keterangan...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia akhir-akhir ini semakin ketergantungan terhadap berbagai macam
informasi. Faktor-faktor yang menentukan kualitas informasi antara lain adalah
keakuratan, ketepatan, relevansi dan kemudahan untuk mengaksesnya. Dalam
pemenuhan faktor tersebut, dibutuhkan alat bantu berkecepatan tinggi yang sangat
akurat untuk memproses data disamping pengandalan SDM dan peralatan bantu
lainnya.
Untuk saat ini, komputer dianggap menjadi alat bantu yang sangat
diandalkan karena keakuratan, kecepatan dan juga daya tahannya dalam
melakukan pemrosesan berbagai macam data dalam jumlah yang besar. Komputer
kini bisa dianggap sebagai sebuah teknologi pokok dalam pengolahan berbagai
macam data dan penyajian informasi.
Instansi pemerintahan yang selama ini dekat dengan pengurusan
administrasi kependudukan di lingkungan masyarakat adalah kelurahan.
Kelurahan mengurusi antara lain seperti pembuatan Kartu keluarga (KK), KArtu
Tanda Penduduk (KTP) dan berbagai macam surat keterangan. Semakin
berkembangnya masyarakat dengan berbagai kesibukan dan rutinitas, mereka pun
menginginkan pelayanan yang cepat, efektif dan efisien.
Selama ini, dalam pembuatan KTP dan KK, dilakukan secara terpisah
dengan aplikasi yang berbeda dan menimbulkan banyak sekali penumpukan data,
penyimpanan di hard disk yang memakan size besar, serta rawan hang. Sehingga
terkadang banyak data yang tidak terselamatkan ketika komputer tersebut diinstal
ulang karena mereka tidak mempunyai back-up datanya. Belum lagi dengan cara
penginstalan ulang komputer yang ternyata harus dilakukan di kantor kecamatan
yang menurut saya mengulur waktu, terlalu lama bahkan penginstalan ulang ini
berakibat pada hilangnya data-data yang sudah diinput sebelumnya.
1
Begitu juga untuk prosesnya yang berawal dari lurah, camat hingga ke
kepala dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang kurang lebih memakan waktu
4 hari, tetapi pada prakteknya bisa sampai molor hingga satu bulan lebih karena
terlalu rumitnya proses. Selama ini permasalahan yang terjadi karena semuanya
dikerjakan secara manual, antara lain penumpukan dokumen, pencarían yang
sangat susah sehingga suatu data tidak bisa ditemukan secara cepat, belum lagi
resiko hilang dan rusaknya data kependudukan.
Untuk itulah saya membuat makalah ini, saya ingin memaksimalkan kinerja
komputer yang selama ini berada di kantor-kantor kelurahan untuk
memaksimalkan kinerja dalam pengolahan data kependudukan. Dengan
menjalankan program yang database sederhana seperti Microsoft Access versi
2007, kita bisa membuat database sederhana yang bisa dicoba dalam melayani
administrasi kependudukan demi mencegah data yang tidak beraturan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana supaya pencarian dan pembaharuan data bisa berlangsung cepat
tanpa ada gangguan dan memaksimalkan kinerja para pegawai serta teknologi
yang ada?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengembalikan prinsip
efektivitas dan efisiensi dalam administrasi, hal ini saya khususkan pada bidang
administrasi kependudukan. Diharapkan hal ini bisa membantu pemerintah dalam
mengatasi kesulitan mengatur data kependudukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Program Aplikasi Pelayanan Administrasi Kependudukan.
Program Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk
mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah khusus (Kamus Lengkap
Dunia Komputer, 2002, hal : 12). Sedangkan, pelayanan adalah perihal/cara
melayani; usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan
uang/jasa; kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang/jasa
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996, hal: 571). Administrasi adalah usaha dan
kegiatan yang meliputi tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan
pembinaan organisasi; Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan kebijaksanaan
untuk mencapai tujuan; Kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan pemerintah;
Kegiatan kantor dan tata usaha (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996, hal: 8).
Kependudukan adalah hal-hal/sifat-sifat sebagai penduduk; urusan mengenai
penduduk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996, hal: 245). Yang dimaksud
dengan Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan
merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota.
Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa.
Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi
kelurahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Program Aplikasi Pelayanan Administrasi
Kependudukan adalah suatu program komputer yang dapat menyelesaikan
masalah atau mengerjakan tugas dalam melayani kebutuhan orang lain untuk
kegiatan yang berkaitan dengan urusan mengenai penduduk pada organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat.
3
2.2 Pengertian Database.
Pengertian database yaitu “Kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi
tersebut biasanya ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada”. Satu database
menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup perusahaan
instansi” (Hariyanto,1996,hal 1). Dalam konsep database, secara tradisional data
diorganisasikan dalam suatu hirarki yang terurut dari atas ke bawah, terdiri dari
berkas (file), rekaman (record) dan elemen data.
a. Berkas (file) adalah suatu kumpulan rekaman data (record) yang
berhubungan dengan suatu subyek tertentu. Berkas dapat dikatakan
sebagai seluruh rekaman yang sejenis disusun menjadi sebuah berkas
(file).
b. Rekaman (record) adalah gabungan dari semua elemen data yang saling
berhubungan. Rekaman biasa disebut dengan istilah tupel atau baris.
c. Elemen Data adalah unit data terkecil yang tidak dapat dibagi lagi
menjadi unit yang berarti. Istilah lain untuk elemen data adalah field,
kolom, item dan atribut.
2.3 Mengenal dan Membuat Database pada Access 2007.
Database atau biasa disebut basis data adalah kumpulan data yang
berhubungan dengan suatu objek, topik atau tujuan kasus tertentu. Database pada
Access 2007 terdiri atas satu atau beberapa tabel, query, form, report, makro dan
modul yang semuanya berhubungan atau saling terkait.
Dalam Microsoft Acces 2007 kita dapat mengenal istilah-istilah berikut ini :
a. Tables, berupa tabel kumpulan data yang berhubungan dengan topik
tertentu dan merupakan komponen utama dari sebuah database. Tabel
mengorganisasikan data ke dalam kolom-kolom (dinamakan field) dan
baris-baris (dinamakan record).
b. Queries, digunakan untuk mencari dan menampilkan data yang
memenuhi syarat tertentu dari satu tabel atau lebih.
4
c. Forms, digunakan untuk mempermudah menampilkan data, mengisi data
dan mengubah data yang ada di dalam tabel, mencari data dan
mencetaknya.
d. Reports, digunakan untuk menampilkan laporan hasil analisa data. Dapat
mencetak sebuah laporan yang telah dikelompokan, dihitung subtotal dan
total datanya berdasarkan kriteria tertentu.
e. Macros, untuk mengotomatisasikan perintah-perintah yang sering
digunakan dalam mengolah data.
f. Modules, digunakan untuk perancangan berbagai modul aplikasi
pengolahan database sesuai dengan kebutuhan. Modules ini berisi kode
Visual Basic for Applications untuk menangani event (peristiwa) dalam
Access 2002.
2.4 Pengertian yang Berkaitan Dengan Kependudukan
a. Penduduk ialah diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat,
warga Negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu
tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah kartu bukti diri (Legitimasi) bagi
setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
c. Kartu Keluarga (KK) adalah kartu yang memuat data kepala keluarga
dan semua anggota keluarga.
d. Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang bertempat tinggal baersama dan makan dari
satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai
hubungan darah saja; Seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
e. Kepala Keluarga ialah orang yang bertempat tinggal dengan orang lain
yang memepunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung
jawab dalam keluarga itu; Laki-laki atau perempuan yang berstatus
kawin atau janda/duda yang mengepalai suatu keluarga, yang
5
anggotanya antara lain terdiri atas istri/suami dan anak; Kepala
kesantrian, asrama, rumah piatu dan lain-lain dimana beberapa orang
yang bertempat tinggal bersama-sama.
f. Anggota Keluarga ialah mereka yang tercantum dalam kartu keluarga
yang secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab kepala keluarga.
g. Perpindahan ialah perubahan tempat tinggal tanpa memperhitungan
jarak atau pun lamanya tinggal.
h. Pindah dan datang ialah perubahan tempat tinggal dari tempat lama ke
tempat baru untuk menetap.
2.5 Prosedur Pelayanan Administrasi Kependudukan yang Berjalan
2.5.1 Pembuatan / Penggantian KK (Kartu Keluarga)
A. Ketentuan Umum
1. Setiap keluarga wajib memiliki Kartu Keluarga;
2. Kartu Keluarga diisi secara lengkap dan benar tentang data kepala
keluarga dan atau anggota keluarga;
3. Setiap terjadi perubahan dalam keluarga harus dilaporkan ke Kelurahan
paling lambat :
a. Kepindahan : 30 hari sejak tanggal kepindahan
b. Kematian : 3 hari sejak tanggal kematian
c. Pindah dan Datang : 14 hari sejak terjadi perubahan
B. Persyaratan
1. Surat pengantar dari RT/ RW;
2. Fotocopy surat nikah bagi yang telah menikah;
3. Fotocopy KTP bagi yang wajib KTP;
4. Fotocopy Akte Kelahiran bagi yang belum wajib KTP;
5. Kartu Keluarga lama bagi yang menganti Kartu Keluarga
6. Surat keterangan Pindah (SKP) daerah asal bagi pendatang
7. Fotocopy SKCK dari Kepolisian bagi pendatang.
8. Formulir Data Keluarga yang telah disetujui Ketua RT.
6
C. Mekanisme Pelayanan
1. Penduduk terlebih dahulu membuat surat pengantar dari RT dengan
membawa Kartu Keluarga dan atau Surat keterangan Pindah dari daerah
asal bagi pendatang ke Ketua RT setempat.
2. Ketua RT menerima berkas tersebut kemudian mencatat (nama,
keperluan, nomor surat) ke dalam buku induk penduduk selanjutnya
membuat surat pengantar lalu di tanda tangani dan beri stempel oleh
Ketua RT, kemudian mengisi Formulir Data Keluarga sesuai data yang
diberikan oleh penduduk lalu Formulir Data Keluarga tersebut
ditandatangani.
3. Menyerahkan Surat Pengantar RT, Formulir Data Keluarga dan berkas
ke penduduk yang nantinya akan dilanjutkan ke Ketua RW untuk
meminta persetujuan.
4. Ketua RW menerima Surat Pengantar RT, Kartu Keluarga dan atau
SKP dari penduduk, lalu mencatat (nomor Surat, nama, alamat dan
keperluan) ke dalam buku induk penduduk. Surat Pengantar dari RT di
tanda tangani dan beri stempel selanjutnya menyerahkan Surat
Pengantar RT/RW, Kartu Keluarga dan atau SKP ke penduduk.
5. Penduduk menerima berkas-berkas dari Ketua RW, kepala keluarga
menandatangani Formulir Data Keluarga tersebut kemudian melengkapi
persyaratan untuk pembuatan/penggantian Kartu Keluarga dan
menyampaikan persyaratan tersebut ke Kelurahan.
6. Petugas Kelurahan memeriksa berkas persyaratan dari penduduk,
petugas memberikan formulir data keluarga ke Lurah untuk di
tandatangani dan beri stempel.
7. Bagi penduduk yang membuat Kartu Keluarga baru formulir data
keluarga tersebut diinput sesuai dengan formulir data keluarga yang
diserahkan dan disimpan dalam file kartu keluarga pada aplikasi
Microsoft Excel 2007 kemudian mencetak Kartu Keluarga sebanyak 3
7
lembar. Kartu Keluarga printed sebanyak 3 lembar akan ditanda tangani
dan stempel oleh Lurah.
8. Bagi penduduk yang menganti Kartu Keluarga, petugas melakukan
pencarian data keluarga terlebih dahulu dalam file kartu keluarga yang
disimpan bila data keluarga telah ditemukan petugas akan menginput
data keluarga sesuai dengan formulir data keluarga yang telah
mengalami penambahan atau pengurangan anggota keluarga dan
disimpan dalam file kartu keluarga kemudian mencetak Kartu Keluarga
sebanyak 3 lembar yang kemudian ditanda tangani dan stempel oleh
Lurah.
9. Kartu Keluarga lembar 2 dan berkas-berkas persyaratan akan diarsipkan
oleh Kelurahan. Kartu Keluarga lembar 1 dan lembar 3 diberikan ke
penduduk. Penduduk menyerahkan lembar 3 ke Ketua RT dan lembar 1
akan diarsipkan oleh Kepala Keluarga.
2.5.2 Pembuatan / Penggantian KTP
A. Ketentuan Umum
1. KTP wajib dimiliki oleh penduduk yang berusia 17 tahun atau telah
menikah;
2. Pembuatan KTP dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sejak :
a. Berusia 17 tahun
b. Tanggal Pernikahan (bagi yang nikah belum berumur 17 tahun)
c. Menjadi penduduk di wilayah tersebut
3. Penggantian KTP dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sejak
berakhirnya masa berlakunya KTP; KTP berlaku selama 3 tahun, dan
tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran
yang bersangkutan. Khusus bagi yang berumur 60 tahun keatas
(manula) berlaku seumur hidup.
4. Setiap penduduk yang pindah alamat dari satu Kelurahan ke Kelurahan
yang lain dalam wilayah kota tersebut, dalam jangka waktu 14 hari
8
sejak ia tinggal pada alamat yang baru wajib melaporkan
kepindahannya di Kelurahan yang baru dalam rangka penggantian KTP.
B. Persyaratan
1. Surat pengantar dari RT/RW;
2. Surat keterangan Pindah (SKP) dari daerah asal bagi pendatang;
3. Pas photo hitam putih ukuran 2 X 3 sebanyak 2 lembar;
4. Fotocopy Kartu Keluarga, Akte kelahiran atau Ijasah sekolah terakhir;
5. KTP lama yang telah habis masa berlakunya dan atau surat keterangan
lapor kehilangan KTP dari kepolisian bagi mereka yang
memperpanjang KTP.
C. Mekanisme Pelayanan
1. Penduduk membuat surat pengantar dengan membawa Kartu Keluarga
dan atau SKP daerah asal ke Ketua RT setempat.
2. Ketua RT menerima berkas dari penduduk dan mencatat (nomor surat,
nama dan keperluan) dalam buku induk penduduk. Membuatkan surat
pengantar yang kemudian ditandatangani dan diberi stempel oleh Ketua
RT lalu menyerahkan surat pengantar dan berkas tersebut ke penduduk
yang nantinya diteruskan ke Ketua RW.
3. Ketua RW menerima berkas dan surat pengantar yang telah disetujui
oleh Ketua RT. Mencatat (nomor surat, nama, alamat dan keperluan)
dalam buku induk penduduk kemudian membubuhi tanda tangan dan
stempel di surat pengantar RT. Menyerahkan Surat pengantar RT/RW
dan berkas tersebut ke penduduk. Penduduk menerima berkas dan surat
pengantar RT/RW dari Ketua RW lalu melengkapi persyaratan dalam
pembuatan/penggantian KTP dan menyampaikan persyaratan tersebut
ke Kelurahan.
4. Petugas Kelurahan memeriksa kelengkapan berkas-berkas persyaratan
untuk pembuatan/penggantian KTP setelah berkas persyaratan lengkap
petugas mengisikan formulir master penduduk sesuai dengan berkas
9
yang diterima, selanjutnya formulir master penduduk diserahkan ke
Lurah untuk di tanda tangani serta beri stempel.
5. Bagi penduduk yang membuat KTP baru, petugas akan menginput
sesuai dengan data yang telah diisikan di formulir master penduduk
setelah itu menyimpan data dalam file KTP kemudian mencetak KTP.
KTP printed tersebut akan ditandatangani dan stempel oleh Lurah.
6. Bagi penduduk yang mengganti KTP, petugas melakukan pencarian
terlebih dahulu dalam file KTP dengan memasukan nama penduduk
bila data KTP penduduk tersebut telah ditemukan petugas akan
memasukan data sesuai dengan formulir master penduduk yang telah
mengalami perubahan setelah itu menyimpan dalam file KTP kemudian
mencetak KTP.
7. KTP printed tersebut akan ditandatangani dan stempel oleh Lurah
kemudian petugas kelurahan menempelkan pas photo hitam putih
berukuran 2 X 3 pada KTP printed tersebut. KTP siap diserahkan ke
penduduk. Penduduk menerima KTP lalu ditanda tangani dan atau cap
jempol kiri.
2.5.3 Pembuatan Surat Keterangan Kelahiran (SKKL)
A. Persyaratan
1. Surat Pengantar dari RT/RW.
2. Surat Keterangan Persalinan dari Rumah Sakit/ Bidan.
3. Fotocopy Kartu Keluarga dan KTP orang tua bayi.
4. Fotocopy Surat Nikah orangtua bayi.
B. Mekanisme Pelayanan
1. Penduduk membawa fotocopy Kartu Keluarga yang kemudian
diserahkan ke Ketua RT untuk mendapatkan surat pengantar.
2. Ketua RT menerima berkas dari penduduk, mencatat (nomor surat,
nama dan keperluan) ke dalam buku mutasi. Membuatkan surat
pengantar yang kemudian ditandatangani dan diberi stempel oleh Ketua
10
RT kemudian menyerahkan surat pengantar dan berkas tersebut ke
penduduk lalu diteruskan ke Ketua RW untuk meminta persetujuan.
3. Ketua RW menerima berkas dan surat pengantar yang telah disetujui
oleh Ketua RT, mencatat (nomor surat, nama, alamat dan keperluan)
dalam buku mutasi kemudian membubuhi tanda tangan dan stempel di
surat pengantar RT. Menyerahkan Surat pengantar RT/RW dan berkas
tersebut ke penduduk.
4. Penduduk menerima berkas dan surat pengantar RT/RW dari Ketua
RW, penduduk melengkapi persyaratan dalam pembuatan SKKL dan
menyampaikan persyaratan tersebut ke Kelurahan.
5. Petugas Kelurahan memeriksa kelengkapan berkas persyaratan tersebut,
mencatat data kelahiran dalam buku register kelahiran. Membuat SKKL
dengan menuliskan data kelahiran sesuai dengan berkas yang diterima.
6. Memberikan SKKL lembar 1 untuk ditandatangani serta diberi stempel
37 oleh Lurah lalu menyerahkan SKKL Lembar 1 ke penduduk. Berkas
persyaratan dan SKKL lembar 2 akan diarsipkan di Kelurahan.
Penduduk menerima SKKL lembar 1 dari petugas Kelurahan.
2.5.4 Pembuatan Surat Keterangan Kematian (SKKM)
A. Persyaratan
1. Surat pengantar dari RT/RW.
2. Kartu Keluarga dan KTP jenazah.
3. Surat pemeriksaan mayat dari Dokter/RS/Surat Keterangan lainnya.
B. Mekanisme Pelayanan
1. Penduduk membawa Kartu Keluarga dan KTP jenazah yang kemudian
diserahkan ke Ketua RT untuk mendapatkan surat pengantar.
2. Ketua RT menerima berkas dari penduduk, mencatat (nomor surat,
nama dan keperluan) dalam buku mutasi. Membuatkan Surat pengantar
yang kemudian ditandatangani dan diberi stempel oleh Ketua RT lalu
11
menyerahkan surat pengantar dan berkas tersebut ke penduduk yang
akan diteruskan ke Ketua RW untuk meminta persetujuan.
3. Ketua RW menerima berkas dan surat pengantar yang telah disetujui
oleh Ketua RT. Mencatat (nomor surat, nama, alamat dan keperluan)
dalam buku mutasi kemudian membubuhi tanda tangan dan stempel di
surat pengantar RT. Menyerahkan Surat pengantar RT/RW dan berkas
tersebut ke penduduk.
4. Penduduk menerima berkas dan surat pengantar RT/RW dari Ketua
RW, penduduk melengkapi persyaratan dalam pembuatan SKKM dan
menyampaikan persyaratan tersebut ke Kelurahan.
5. Petugas Kelurahan memeriksa kelengkapan persyaratan berkas tersebut.
Mencatat data kematian dalam buku register kematian kemudian
mencoret data yang meninggal di Kartu Keluarga dan mencabut Kartu
Tanda Penduduk. Membuat SKKM dengan menuliskan data kematian
sesuai dengan berkas yang diterima. Memberikan SKKM lembar 1
untuk ditandatangani serta diberi stempel oleh Lurah lalu menyerahkan
SKKM lembar 1 ke penduduk. Berkas persyaratan dan SKKM lembar 2
diarsipkan di Kelurahan.
6. Penduduk menerima SKKM lembar 1 dari petugas Kelurahan.
2.5.5 Pembuatan Surat Keterangan Pindah (SKP)
A. Ketentuan Umum:
1. Perpindahan penduduk meliputi:
a. Perpindahan antar Kelurahan masih dalam wilayah Kecamatan.
b. Perpindahan antar Kecamatan masih dalam wilayah Kotamadya.
c. Perpindahan keluar wilayah kota.
2. Perpindahan penduduk dalam satu kelurahan hanya merupakan
perubahanalamat tempat tinggal dan tidak diterbitkan surat keterangan
pindah.
3. Bagi penduduk yang pindah antar Kelurahan maka Kartu Keluarga dan
atau KTP di cabut oleh Lurah sebagai gantinya akan diterbitkan SKP.
12
4. Bagi penduduk yang pindah antar Kecamatan dan atau keluar wilayah
kota, perpindahan harus diketahui oleh Camat kemudian Kartu
Keluarga dan atau KTP di cabut oleh Camat sebagai gantinya akan
diterbitkan Surat Keterangan Pindah.
B. Persyaratan
1. Surat Pengantar dari RT/RW.
2. Kartu Keluarga
3. Kartu Tanda Penduduk;
C. Mekanisme pelayanan
1. Penduduk membawa Kartu Keluarga dan KTP yang kemudian
diserahkan ke Ketua RT untuk mendapatkan surat pengantar.
2. Ketua RT menerima berkas, mencatat (nomor surat, nama dan
keperluan) dalam buku mutasi. Membuat surat pengantar yang
kemudian ditandatangani dan diberi stempel oleh Ketua RT lalu
menyerahkan Surat pengantar dan berkas tersebut ke penduduk yang
akan diteruskan ke Ketua RW untuk meminta persetujuan.
3. Ketua RW menerima berkas dan surat pengantar yang telah disetujui
oleh Ketua RT, mencatat (nomor surat, nama, alamat dan keperluan)
dalam buku mutasi lalu membubuhi tanda tangan dan stempel di surat
pengantar RT. Menyerahkan Surat pengantar RT/RW dan berkas
tersebut ke penduduk. Penduduk menerima berkas dan surat pengantar
RT/RW yang kemudian melengkapi persyartan dalam pembutan SKP
dan menyampaikan persyaratan tersebut ke Kelurahan.
4. Petugas Kelurahan memeriksa kelengkapan berkas persyaratan tersebut,
mencatat data kepindahan dalam buku register kepindahan. Membuat
SKP dengan mengetikkan data penduduk yang pindah sesuai dengan
berkas yang diterima kemudian SKP tersebut diberikan ke Lurah untuk
ditandatangani serta diberi stempel oleh Lurah.
5. Penduduk menerima SKP dari petugas Kelurahan.
13
2.5.6 Pembuatan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT)
A. Ketentuan Umum
Pembuatan surat keterangan tempat tinggal adalah surat yang
menerangkan bahwa penduduk pendatang tersebut benar adanya tinggal di
lingkungan kelurahan tersebut.
B. Persyaratan
1. Surat pengantar dari RT/RW;
2. Surat Keterangan Pindah dari daerah asal yang diketahui oleh Camat
dan atau Lurah;
3. SKCK dari Kepolisian;
4. Surat Keterangan Jaminan Bekerja bagi telah bekerja;
5. Kartu Keluarga Penjamin
C. Mekanisme pelayanan
1. Penduduk melapor ke Ketua RT dengan membawa identitas diri (KTP/
Kartu Keluarga) atau Surat Keterangan Pindah dari daerah asal untuk
mendapatkan surat pengantar.
2. Ketua RT menerima berkas dari penduduk, mencatat (nomor surat,
nama dan keperluan) dalam buku mutasi. Membuat Surat pengantar
yang kemudian ditandatangani dan diberi stempel oleh Ketua RT lalu
menyerahkan surat pengantar dan berkas tersebut ke penduduk yang
akan diteruskan ke Ketua RW untuk meminta persetujuan.
3. Ketua RW menerima berkas dan surat pengantar yang telah disetujui
oleh Ketua RT, mencatat (nomor surat pengantar, nomor Kartu
Keluarga, nomor KTP, nama, alamat dan keperluan) ke dalam buku
mutasi kemudian membubuhi tanda tangan dan stempel di surat
pengantar RT. Menyerahkan Surat pengantar RT/RW dan berkas
tersebut ke penduduk.
14
4. Penduduk menerima berkas dan surat pengantar RT/RW yang
kemudian melengkapi persyaratan dalam pembutan SKTT dan
menyampaikan persyaratan tersebut ke Kelurahan.
5. Petugas Kelurahan memeriksa kelengkapan berkas persyaratan tersebut,
mencatat data kedatangan dalam buku register penduduk baru.
Membuat SKTT (Surat Keterangan Tempat Tinggal) sesuai dengan
berkas yang diterima yang kemudian ditandatangani dan diberi stempel
oleh Lurah lalu menyerahkan SKTT ke penduduk.
2.5.7 Pembuatan Laporan Kependudukan.
Laporan kependudukan dilakukan secara periodik setiap bulannya. Laporan
tersebut dibuat berdasarkan hasil pelayanan pada pembuatan surat keterangan
yang menandai mutasi penduduk antara lain kelahiran, kematian, pindah dan
datang, dan juga pelayanan pada pembuatan Kartu Keluarga. Dalam pembuatan
laporan sering mengalami keterlambatan dalam penyerahan ke Lurah, hal ini
disebabkan karena petugas terlebih dahulu membuka arsip pada masing-masing
buku register dan mencari file-file nomor Kartu Keluarga yang disimpan
berdasarkan nomor urutan setelah itu akan dihitung jumlah penduduk. Dalam
laporan data penduduk dapat terlihat jumlah penduduk bulan lalu, jumlah
penduduk WNI dan WNA yang lahir, mati, pindah dan datang, jumlah penduduk
bulan ini dan jumlah kepala keluarga.
2.6 Masalah yang Dihadapi.
Permasalahan data kependudukan ini biasanya disebabkan oleh
terlambatnya pembuatan laporan kependudukan dikarenakan petugas biasanya
mencari-cari file penduduk di media yang tersebar sehingga memakan waktu
banyak serta tidak adanya laporan-laporan seperti laporan kelahiran, laporan
kematian, laporan kepindahan dan laporan penduduk pada pelayanan yang
berjalan sehingga hasil laporan tidak dapat diketahui secara lengkap dan akurat,
15
padahal laporan tersebut berguna sebagai acuan pengambilan tindakan dan
keputusan selanjutnya oleh Kepala Lurah.
Penggunaan aplikasi yang kurang menunjang sistem kependudukan juga
menjadi alasan mengapa administrasi kependudukan saat ini menjadi kacau.
Selama ini, yang saya ketahui, di kelurahan-kelurahan dalam beberapa pembuatan
surat masih menggunakan program Microsoft Excel sehingga misalnya ada KArtu
keluarga yang hilang atau rusak dan penduduk lupa nomor induk keluarganya,
maka data keluarga tersebut tidak dapat ditemukan dikarenakan penyusunan
dalam Microsoft Excel tersebut berdasarkan pada nomor pembuatan Kartu
Keluarga. Apabila hal ini terjadi, biasanya petugas membuatkan Kartu Keluarga
baru yang mengakibatkan kerangkapan data dan menumpuknya file dalam
direktori penyimpanan komputer tersebut.
2.7 Usulan Pemecahan Masalah.
Untuk mengatasi masalah administrasi kependudukan, saya mengajukan
tentang pengadaan database dan pengolahan data yang baik sehingga adanya
keterkaitan data antara Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Surat Keterangan
Kelahiran, Surat Keterangan Kematian, Surat Keterangan Pindah dan Surat
Keterangan Tempat Tinggal, hal ini supaya efisiensi kerja tercapai, waktu yang
dibutuhkan relatif tidak sebanyak pengurusan administrasi secara manual.
Aplikasi yang dibutuhkan dalam mengelola database ini adalah Microsoft
Access 2007 guna melakukan penyimpanan data dalam satu tempat yang
memudahkan petugas menyetak data laporan kependudukan.
Untuk mengolah data disediakan menu Input data yang terdiri dari input
data kelahiran, input data kematian, input data Kartu Keluarga, input data
permohonan kartu tanda penduduk, input data penduduk, input data surat
keterangan pindah dan input data pengantar surat keterangan pindah. Pada
masing-masing penginputan data terdapat fasilitas yang disediakan yaitu
penambahan data, penghapusan data, pencarian data, penyimpanan data dan back-
up data.
16
Untuk mencetak data atau laporan kependudukan di sediakan menu laporan
yang terdiri dari cetak Kartu Keluarga, cetak Kartu Tanda Penduduk, cetak Surat
Keterangan Kelahiran, cetak Surat Keterangan Kematian, cetak Surat Keterangan
Pindah, cetak Pengantar Surat Keterangan Pindah, cetak Surat Keterangan Tempat
Tinggal, cetak laporan kelahiran perbulan, cetak laporan kelahiran pertahun, cetak
laporan kematian perbulan, cetak laporan kematian pertahun, cetak laporan
pembuatan KTP perbulan, cetak laporan pembuatan KTP pertahun, cetak laporan
Kartu Keluarga perbulan, cetak Kartu Keluarga pertahun, cetak laporan Surat
Keterangan Pindah perbulan, cetak laporan Surat Keterangan Pindah pertahun,
cetak laporan penduduk perbulan dan cetak laporan penduduk pertahun.
Diperlukan juga adanya proteksi seperti penggunaan kata kunci atau
password terhadap file-file database tersebut (data-data yang sudah diinput) agar
tidak disalahgunakan sehingga tidak terjadi pemanipulasian data oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
17
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Selama ini pembuatan dokumen yang berkenaan dengan administrasi
kependudukan di berbagai kelurahan dirasa kurang terorganisir dan belum
terintegritas, karena contohnya saja dalam pembuatan KTP dan KK. Pembuatan
kedua surat tersebut memang telah menggunakan computer, tetapi dalam program
terpisah yang dimana dalam sistem penyimpanannya sering terjadi berbagai
kerusakan, error, dan hang sehingga data dengan mudah hilang karena tidak
diback-up terlebih dahulu.
Pada beberapa surat keterangan dan pembuatan pelaporan, banyak yang
masih dikerjakan secara manual. Contohnya, pembuatan Surat Keterangan
Kematian dan Surat Keterangan Kelahiran yang menggunakan tulisan tangan dan
juga pembuatan Surat Keterangan Pindah dan Surat Keterangan Tempat Tinggal
yang menggunakan mesin ketik. Hal ini tentunya dapat menyulitkan dalam
pelayanan kependudukan dan pembuatan laporan kependudukan.
3.1 Prosedur Teknis Pembuatan Kartu Keluarga (KK)
18
3.2 Prosedur Teknis Pembuatan KTP
3.3 Prosedur Teknis Pembuatan Surat Keterangan
19
3.4 Prosedur Teknis Pembuatan Laporan Kependudukan
20
3.5 Perangkat yang Dibutuhkan
Perangkat yang sangat dianjurkan untuk menjalankan program ini adalah dengan
menggunakan sistem Operasi Windows yang lebih baru yaitu minimal Windows
XP dengan Processor Pentium III atau Pentium IV dan dengan kapasitas memori
lebih dari 128 Mb dan Harddisk 10 Gb atau lebih dengan aplikasi Microsoft
Office 2007.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengoptimalan aplikasi komputer dalam pengurusan administrasi
kependudukan merupakan cara yang optimal dilakukan untuk memenuhi targaet
efektivitas dan efisiensi kerja. Dimana tidak dibutuhkan lagi bertumpuk-tumpuk
kertas dengan resiko yang rawan hilang serta rusak, tidak dibutuhkan lagi repot-
repot mengurus dokumen ke berbagai meja pegawai. Hal ini memudahkan
masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan dan mempersingkat
waktu mengurusnya.
22