bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien...

21
KONGRES III IKATAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL INDONESIA JAKARTA, 2010 PENERAPAN KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA “Kodepeksos” 1. Mengingat Anggaran Dasar IPSPI Bab IV pasal 8, Bab VI, Ps. 11 (10); Bab VIII, Ps 14 (2), Bab IX, Ps. 16 (1) e yang mengamanatkan suatu Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial. 2. Menetapkan Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia, selanjutnya disebut sebagai “Kodepeksos” yang rumusannya terlampir dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari ketetapan ini, sebagai suatu pedoman bagi pekerja sosial professional dalam menyelenggarakan praktik pekerjaan sosial. 3. Menetapkan Dewan Pengawas Kode Etik Profesi pada Dewan Pengurus Pusat IPSPI sebagai pihak yang wajib menyesuaikan rumusan sebagaimana diperlukan, kemudian menyebarluaskan, mengawasi dan memastikan kepatuhan anggota IPSPI terhadap Kodepeksos ini; serta bilamana terjadi dugaan pelanggaran serius mengambil tindakan sesuai tatacara yang berlaku. 4. Menetapkan bahwa semua anggota IPSPI wajib berpegang teguh dan menerapkan Kodepeksos; dan bahwa seluruh jajaran pengurus IPSPI wajib menyebarluaskan Kodepeksos tersebut kepada seluruh pekerja sosial di wilayah kerjanya masing-masing. Ditetapkan di : Jakarta 1

Transcript of bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien...

Page 1: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KONGRES III IKATAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL INDONESIA

JAKARTA, 2010

PENERAPAN KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA

“Kodepeksos”

1. Mengingat Anggaran Dasar IPSPI Bab IV pasal 8, Bab VI, Ps. 11 (10); Bab VIII, Ps 14 (2), Bab IX, Ps. 16 (1) e yang mengamanatkan suatu Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial.

2. Menetapkan Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia, selanjutnya disebut sebagai “Kodepeksos” yang rumusannya terlampir dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari ketetapan ini, sebagai suatu pedoman bagi pekerja sosial professional dalam menyelenggarakan praktik pekerjaan sosial.

3. Menetapkan Dewan Pengawas Kode Etik Profesi pada Dewan Pengurus Pusat IPSPI sebagai pihak yang wajib menyesuaikan rumusan sebagaimana diperlukan, kemudian menyebarluaskan, mengawasi dan memastikan kepatuhan anggota IPSPI terhadap Kodepeksos ini; serta bilamana terjadi dugaan pelanggaran serius mengambil tindakan sesuai tatacara yang berlaku.

4. Menetapkan bahwa semua anggota IPSPI wajib berpegang teguh dan menerapkan Kodepeksos; dan bahwa seluruh jajaran pengurus IPSPI wajib menyebarluaskan Kodepeksos tersebut kepada seluruh pekerja sosial di wilayah kerjanya masing-masing.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 20 Februari 2010

PIMPINAN SIDANG

(Marianus Jago, SST) (Drs. Sri Widodo, MSI) (Ade Reno Sudiarno, MSW)

1

Page 2: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA

PEMBUKAAN

Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial ini, selanjutnya disebut dengan “Kodepeksos”, adalah suatu pedoman perilaku bagi anggota Ikatan Pekerja Sosial profesional Indonesia (IPSPI). Kodepeksos ini sekaligus merupakan landasan untuk memutuskan persoalan-persoalan etika manakala perilaku pekerja sosial dalam menyelenggarakan hubungan profesional dengan klien, rekan sejawat, lembaga tempat ia dipekerjakan, dan dengan masyarakat dinilai menyimpang dari standar perilaku etik.

Profesi pekerjaan sosial mendorong perubahan sosial, pemecahan masalah dalam hal hubungan antar manusia, penguatan kelompok yang lemah, pembebasan mereka yang tertindas dan teraniaya, dan pelibatan mereka yang terpinggirkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi manusia demi peningkatan kesejahteraan sosial. Dengan mendayagunakan teori-teori hubungan antar manusia dan sistem sosial profesi pekerjaan sosial memberikan bantuan pada titik dimana orang berinteraksi dengan lingkungannya.

Profesi pekerjaan sosial menempatkan kaidah-kaidah hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan sosial sebagai landasan dan motivasi bagi tiap-tiap pekerja sosial untuk mengakui keunikan dan kesetaraan setiap orang dan oleh karenanya menghargai terhadap harkat dan martabat serta tanggung jawab sosial.

Dengan menerima dan menaati Kodepeksos ini seorang pekerja sosial menyatakan komitmen pribadinya terhadap prinsip-prinsip umum profesi pekerjaan sosial di Indonesia dan diseluruh dunia; menegaskan kemauan dan semangat untuk bertindak dengan setinggi-tingginya integritas professional; serta menyatakan kesediaannya untuk dinilai secara etikal dalam seluruh perbuatan mereka sebagai pekerja sosial professional terutama dalam berbagai situasi yang mempunyai implikasi etikal.

2

Page 3: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

BAB I

PERILAKU DAN INTEGRITAS PRIBADIPEKERJA SOSIAL PROFESIONAL

Pasal 1Perilaku Pribadi

Pekerja sosial profesional wajib memelihara dan senantiasa meningkatkan standar perilaku pribadi selama menggunakan identitas dan bertindak dalam kapasitasnya sebagai pekerja sosial professional.

Pasal 2

Integritas

Pekerja sosial profesional harus senantiasa bertindak dengan setinggi-tingginya integritas professional.

Pasal 3

Kemampuan Profesional

Pekerja sosial profesional dalam menerima tanggung jawab atau pekerjaan harus semata-mata mendasarkannya pada pemahaman bahwa ia memang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan atau untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dengan tanggung jawab atau pekerjaan tersebut.

Pasal 4

Pelayanan

Pekerja sosial profesional wajib memastikan mutu dan cakupan lingkup pelayanan.

Pasal 5

Keilmuan dan Penelitian

Pekerja sosial profesional yang terlibat dalam bidang keilmuan dan penelitian harus mengikuti dan mematuhi tradisi-tradisi keilmuan pekerjaan sosial.

BAB II3

Page 4: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP KLIEN

Pasal 6Menghargai kepentingan Klien

Pekerja sosial professional harus mengakui, menghargai dan berusaha sebaik mungkin melindungi kepentingan klien dalam konteks pelayanan.

Pasal 7

Menghargai Hak-hak Klien

Pekerja sosial profesional wajib mengakui, menghargai, berupaya mewujudkan dan melindungi hak - hak klien.

BAB III

KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONALTERHADAP REKAN SEJAWAT

Pasal 8

Penghargaan, Keterbukaan, dan Penghormatan

Pekerja sosial profesional harus memperlakukan setiap rekan sejawatnya sebaik-baiknya dengan penghormatan, kejujuran, dan keterbukaan demi perbaikan standar pelayanan, peningkatan kemampuan profesional, dan pengembangan profesi pekerjaan sosial.

Pasal 9

Klien Rekan sejawat

Pekerja sosial professional menghargai konteks pelayanan rekan sejawat dengan kliennya.

BAB IV

4

Page 5: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONALTERHADAP LEMBAGA YANG MEMPEKERJAKANNYA

Pasal 10Komitmen terhadap Lembaga yang Mempekerjakan

Pekerja sosial profesional harus senantiasa berperanserta aktif dalam meningkatkan kinerja pelayanan lembaganya terhadap klien baik melalui hubungan kerja yang kondusif maupun dalam bentuk pelayanan yang lebih bermutu kepada klien.

Pasal 11

Ongkos pelayanan

Pekerja sosial professional wajib memastikan bahwa dalam konteks pelayanan terdapat unsur imbalan jerih payah yang patut dan memadai baik langsung dari klien atau dari pihak ketiga kepada lembaga sesuai standar dan ketentuan.

BAB VKEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL

TERHADAP PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

Pasal 12Memelihara Integritas Profesi

Pekerja sosial profesional harus memelihara dan mengembangkan unsur-unsur profesi pekerjaan sosial nilai-nilai etika, misi, ilmu pengetahuan, serta praktiknya.

Pasal 13Kemaslahatan masyarakat

Pekerja sosial profesional harus senantiasa berupaya untuk mewujudkan profesi pekerjaan sosial sebagai unsur pelayanan yang menjadi sumbangsih untuk kemaslahatan masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial.

Pasal 14

Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan

Pekerja sosial profesional harus berperan aktif dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan unsur-unsur profesi pekerjaan sosial.

BAB VI5

Page 6: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONALTERHADAP MASYARAKAT

Pasal 15

Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Pekerja sosial professional wajib ikutserta memajukan kesejahteraan sosial dengan mendukung pewujudan kondisi kehidupan yang kondusif bagi pemenuhan kebutuhan dasar dan hak asasi; dan mendorong pewujudan nilai-nilai sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang selaras dengan cita-cita keadilan sosial.

BAB VII

KEKUATAN KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA

Pasal 16

Dianggap mengetahui dan kesediaan mematuhi

Pekerja sosial profesional wajib mengetahui dan mematuhi ketentuan Kodepeksos; dan juga menerima bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan dan penetapan sanksi atas pelanggaran Kodepeksos etik adalah hak sepenuhnya IPSPI yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Kode Etik Profesi IPSPI.

6

Page 7: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA

PENJELASAN

Berikut adalah penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam Kodepeksos ini:

Konteks pelayanan: seperangkat faktor dan situasi sebagaimana suatu sistem yang melingkupi suatu pelayanan sosial dengan unsur-unsur terkait setidak-tidaknya klien, lembaga, masalah atau issue, pekerja sosial dan hubungan pelayanan.

Pekerja sosial profesional: seorang lulusan perguruan tinggi pekerjaan sosial/ilmu kesejahteraan sosial yang terdaftar di IPSPI

Klien: orang, keluarga, atau kelompok masyarakat yang karena memiliki masalah sosial atau potensi pengembangan sosial terlibat dalam konteks pelayanan dengan pekerja sosial professional dan oleh karenanya menerima manfaat dari kegiatan pelayanan

Masalah: suatu situasi kompleks yang menjadi penyebab gangguan keberfungsian atau menghambat perkembangan sosial seseorang, keluarga, atau kelompok masyarakat

Lembaga: suatu organisasi formal baik milik negara, badan internasional, atau lembaga swadaya masyarakat yang menyelenggarakan usaha-usaha kesejahteraan sosial dan oleh karenanya mempekerjakan pekerja sosial profesional

Hubungan pelayanan: suatu hubungan kerja yang melibatkan klien, lembaga, dan pekerja sosial professional untuk menyelenggarakan suatu pelayanan sosial guna mengatasi suatu masalah sosial, atau aspek tertentu dari masalah seperti itu, dengan rentang waktu awal dan akhir yang relatif jelas.

7

Page 8: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

Penjelasan pasal demi pasal

PEMBUKAAN

Cukup jelas

BAB I: PERILAKU DAN INTEGRITAS PRIBADI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL

Pasal 1: Standar perilaku pribadi pekerja sosial profesional termasuk antara lain:

a) membedakan secara tegas pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakannya sebagai seorang pekerja sosial professional dari pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan sebagai seorang pribadi

b) tidak melibatkan diri dalam tindak ketidakjujuran, kesombongan, kecurangan dan kesembronoan

Pasal 2: Pekerja sosial profesional menjaga integritas professional dengan:

a) mewaspadai dan menolak pengaruh-pengaruh dan tekanan-tekanan yang membatasi kebebasan profesional.

b) tidak menggunakan hubungan profesional demi kepentingan pribadi.

Pasal 3: Pekerja sosial profesional melaksanakan tanggung jawab antara lain dengan:a) memberikan sebaik-baiknya pelayanan sesuai dengan kemampuan

profesionalnyab) meningkatkan terus menerus kemampuan praktik dan pelaksanaan fungsi

profesional.c) tidak menyalahgunakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman,

ataupun jabatan profesionalnya.

Pasal 4: Pekerja sosial profesional memastikan mutu dan cakupan lingkup pelayanan dengan:a) menyelenggarakan pelayanan sejak dari awal, pelaksanaan sampai pengakhiran

dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kompetensinya, dan secara bertanggungjawab

b) tidak menyelenggarakan sendiri atau bersama-sama pelayanan yang menyalahi dan atau melanggar prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai profesi pekerjaan sosial.

8

Page 9: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

Pasal 5: Pekerja sosial profesional mengikuti dan mematuhi tradisi-tradisi keilmuan pekerjaan sosial dengan antara lain:

a) memegang teguh protokol penelitian sesuai kaidah penelitian ilmu pekerjaan social

b) membicarakan kasus hanya sejauh untuk tujuan-tujuan professional dan hanya dengan orang-orang yang langsung dan secara profesional terkait dengan dan konteks pelayanan

c) tidak menerima penghargaan yang tidak berdasarkan atas dan sesuai dengan pekerjaan yang benar-benar dilakukannya dalam bidang keilmuan dan penelitian.

Kaidah penelitian ilmu pekerjaan sosial meliputi antara lain keharusan bagi penyelenggara dan orang-orang yang terlibat didalamnya untuk:

a) mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibatnya bagi kesejahteraan sosial.

b) menegaskan bahwa profesi lain dalam penelitian itu harus cakap dan sukarela, tanpa menghukum atas penolakan mereka untuk berpartisipasi, dan harus mempertimbangkan hak pribadi dan martabat mereka.

c) menjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu

d) melindungi partisipan dari gangguan fisik atau tekanan mental, bahaya atau kerugian sebagai akibat dari keikutsertaan mereka dalam kegiatan penelitian

BAB II: KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP KLIEN

Pasal 6: Pekerja sosial professional menghargai kepentingan klien dengan antara lain:a) memulai, menyelenggarakan dan mengakhiri konteks pelayanan semata-mata

untuk kepentingan pelayanan terhadap klien.b) tidak membiarkan, ikut serta, atau melakukan penyalahgunaan konteks pelayanan

yang dampaknya dapat merugikan kepentingan klienSecara umum kewajiban pekerja sosial profesional terhadap klien dalam penyediaan pelayanan antara lain:a) memberi pelayanan sesuai dengan kompetensi profesionalnyab) memberi informasi yang akurat dan lengkap tentang keluasan lingkup, jenis dan

sifat pelayanan

9

Page 10: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

c) memberitahukan hak, kewajiban, kesempatan-kesempatan dan risiko yang melekat pada dan atau timbul dari hubungan pelayanan yang diberikan

d) meminta saran, nasehat, dan bimbingan dari rekan sejawat dan penyelia manakala diperlukan demi kepentingan klien

e) segera menarik diri dari konteks pelayanan manakala lingkungan dan suasana yang ada tidak lagi memungkinkan bagi pemberian pertimbangan yang seksama, penyampaian pelayanan yang sebaik-baiknya, dan pengurangan atau pencegahan dampak negatif yang mungkin muncul atau terjadi

f) memberitahu klien tentang pengakhiran konteks pelayanan baik yang dilakukan melalui pengalihan, perujukan atau pemutusan.

Larangan penyalahgunaan konteks pelayanan oleh pekerja sosial profesional antara lain:a) menggunakan hubungannya dengan klien sebagai alasan untuk dan demi

mendapatkan keuntungan pribadinyab) melakukan, menyetujui, membantu, bekerjasama atau ikut serta dengan konteks

pelayanan yang diskriminatif atas dasar ras, golongan, warna kulit, kelamin, orientasi seksual, usia, agama, kebangsaan, status perkawinan, keyakinan politik, perbedaan kapasitas mental atau fisik

c) memberikan atau melibatkan diri dalam hubungan dan komitmen yang bertentangan dengan kepentingan klien.

d) melakukan kegiatan seksual dengan klien

Pasal 7: Pekerja sosial profesional menghargai hak-hak Klien dengan antara lain:

a) Mengakui, menghargai dan memastikan sebaik-baiknya pewujudan atas dan perlindungan terhadap hak-hak klien, antara lain, atas hidup dan kehidupan, kemerdekaan, kebebasan berpendapat dan kesetaraan dimata hukum

b) mengakui, menghargai, dan mewujudkan hak-hak klien dalam menentukan nasibnya sendiri

c) menghormati dan menjaga kerahasiaan klien dalam konteks pelayanand) tidak membiarkan, ikut serta, atau melakukan kegiatan yang melanggar hak-hak

klien Hal asasi adalah pemahaman bahwa setiap orang terlahirkan bebas dan setara dalam martabat dan haknya. Mereka dikaruniai dengan akal dan nurani dan selayaknya memperlakukan satu sama lain dalam semangat persaudaraan – Pasal 1 Deklarasi Semesta Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi Manusia (All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood—Article 1 of the United Nations Universal Declaration of Human Rights)

10

Page 11: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

Hak klien untuk menentukan nasib sendiri

a) Dalam menjalankan pekerjaannya, pekerja sosial profesional harus selalu melindungi kepentingan-kepentingan dan hak-hak pribadi klien.

b) Bila pekerja sosial profesional melimpahkan/memberikan wewenang kepada orang lain untuk bertindak demi kepentingan klien, maka dia harus menjaga agar pelayanan itu tetap sesuai dengan kepentingan klien.

c) Pekerja sosial profesional tidak ikut campur dalam tindakan yang melanggar atau mengurangi hak-hak sipil atau hak resmi klien.

Menjaga kerahasiaan klien dalam konteks pelayanana) memberitahu klien tentang hak-hak mereka terhadap kerahasiaan dalam konteks

pelayanan juga termasuk bila melibatkan orang ketiga kedalam aktifitas merekab) memberitahukan klien tentang batas-batas dan keperluan kerahasiaan informasi

dalam konteks pelayanan c) memperlihatkan (memberitahukan) catatan informasi atas permintaan klien dan

dan sejauh itu menyangkut klien yang bersangkutan, dan dalam kitan itud) tidak membiarkan rahasia orang lain terbuka kepada klien tersebute) tidak membuka rahasia klien kepada orang lain kecuali atas perintah ketentuan

hukumf) tidak membuka rahasia klien kepada orang lain walaupun pertimbangan-

pertimbangan profesional mengharuskannya kalau tidak mendapatkan persetujuan yang jelas dari klien bersangkutan

BAB III: KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP REKAN SEJAWAT

Pasal 8: Pekerja sosial profesional harus memperlakukan setiap rekan sejawatnya dengan antara lain:

a) melakukan kerjasama untuk mempermudah pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan oleh rekan sejawat

b) menghormati pendapat dan manakala terdapat perbedaan senantiasa mencari cara dan saluran se bijak-bijaknya untuk menyampaikan pendapat semacam itu

c) mendorong, membantu, dan melakukan kerjasama untuk meningkatkan kemampuan professional rekan sejawat dan bersama-sama meningkatkan profesi pekerjaan sosial

d) tidak merongrong kewibawaan, menganggu atau menghambat penyelenggaraan pelayanan rekan sejawat

11

Page 12: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

Pasal 9: Pekerja sosial professional menghargai konteks pelayanan rekan sejawat dengan antara lain:

a) melayani klien yang dirujuk oleh rekan sejawat baik yang sifatnya darurat, sementara, atau berkelanjutan dengan penghargaan dan perlakuan sama seperti terhadap klien lain

b) tidak mengambil alih klien dari konteks pelayanan rekan sejawat kecuali dengan persetujuan pihak-pihak dalam konteks pelayanan atau berdasarkan tatacara yang etikal.

Pekerja sosial profesional juga mempunyai kewajiban terhadap rekan sejawat termasuk antara laina) menjaga kerahasiaan yang disampaikan oleh rekan sejawatnya dalam konteks

pelayanan b) bekerjasama untuk meningkatkan kepentingan-kepentingan profesional.c) menciptakan dan memelihara kondisi-kondisi praktek sehingga mempermudah

rekan sejawat dalam melaksanakan etika dan kompetensi profesionalnya d) menghormati pandangan dan menggunakan saluran yang tepat dalam memberi

komentar tentang perbedaan pendapate) melaksanakan tugas sesuai dengan kepentingan, karakter dan reputasi rekan

sejawat yang bekerja atau dipekerjakan dalam praktik profesionalf) menjadi penengah manakala terjadi konflik di kalangan rekan sejawat yang

memerlukan pemecahan menurut pertimbangan profesional.g) memelihara dan menghormati kondisi kesinambungan hubungan manakala

memimpin, menyelia atau membimbing rekan sejawat h) melaksanakan secara jelas dan jujur sesuai dengan kriteria yang ada manakala

memberi tugas dan menilai kinerja rekan sejawat staf i) Pekerja sosial profesional yang bertanggung jawab mengevaluasi kinerja

pegawai, penyelia atau mahasiswa harus menjelaskan evaluasi itu secara terbuka kepada mereka.

BAB IV: KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP LEMBAGA YANG MEMPEKERJAKANNYA

Pasal 10: Pekerja sosial profesional meningkatkan kinerja pelayanan lembaganya terhadap klien dengan antara lain:a) mencegah dan menghentikan kebijakan, program, dan pelayanan lembaga yang

tidak sesuai dengan prinsip dan standar profesi pekerjaan sosial b) memperbaiki secara aktif kebijakan, program dan tatacara demi meingkatkan

kedayagunaan dan ketepatgunaan pelayanan

12

Page 13: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

c) melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggungjawab sebaik-baiknya dan secara akuntabel dalam bidang, jabatan dan kompetensinya serta mendapatkan hak dan imbalan yang sesuai dengan standar dan ketentuan

d) tidak menyalahgunakan identitas, jabatan, dan sumberdaya lembaga untuk kepentingan pribadi

Pasal 11: Ongkos pelayanan

Pekerja sosial professional memastikan imbalan jerih payah yang patut dan memadai dengan antara lain:

a) menjelaskan modalitas jumlah, sumber, dan cara pembayarannya kepada klien atau pihak ketiga yang bersangkutan sebelum mulai konteks pelayanan dan selama pelaksanaan pelayanan kalau terjadi perubahan dari kesepakatan semula

b) tidak mengakhiri pelayanan semata-mata karena klien atau pihak ketiga tidak dapat, tidak mampu, atau tidak bersedia memenuhi ongkos pelayanan dan kalau pengakhiran adalah tidak terhindarkan maka dilaksanakan secara jelas dan terbuka sesuai prinsip hubungan professional dengan klien

BAB V: KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

Pasal 12: Pekerja sosial profesional memelihara dan mengembangkan profesi pekerjaan sosial dengan antara lain:

a) meningkatkan terus menerus kepakaran dan keahlian profesional sesuai tataran kompetensinya

b) mengembangkan, mengadvokasi, membela dan melindungi martabat serta integritas profesi

c) menjadi anggota organisasi resmi profesi pekerjaan sosiald) mengambil tindakan untuk mencegah, memperbaiki atau menghentikan praktik

yang tidak bertanggung jawab dan yang tidak memenuhi prinsip serta standar profesi pekerjaan sosial

e) tidak melibatkan diri, melakukan, atau membiarkan situasi dan tindakan-tindakan yang dapat menganggu integritas profesi

Pasal 13: Pekerja sosial profesional mewujudkan peran profesi pekerjaan sosial dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dengan antara lain:

a) mengupayakan sendiri ataupun bersama-sama rekan sejawat dari dalam dan luar profesi pekerjaan sosial agar setiap unsur profesi perkerjaan sosial bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat

13

Page 14: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

b) mendukung dan atau mewakili profesi pekerjaan sosial sebagai pelaku dalam, ataupun sebagai pengendali sosial terhadap, perumusan kebijakan, perencanaan, serta pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial

c) tidak ikut serta, melibatkan, atau menggunakan profesi pekerjaan sosial untuk atau dalam kegiatan yang mengancam kemaslahatan masyarakat

Pasal 14: Pekerja sosial profesional mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan unsur-unsur profesi pekerjaan sosial dengan antara lain:

a) memperkaya khasanah profesi pekerjaan sosial melalui pengembangan penelitian ilmiah, penghimpunan pengalaman praktik, serta pertukaran pendapat dengan sesama warga profesi pekerjaan sosial

b) mendasarkan prakteknya senantiasa pada prinsip dan standar profesi pekerjaan sosial dengan secara terus menerus mengikuti perkembangan, mengkaji secara kritis, menjaga, serta ikut mengembangkan ilmu pekerjaan/kesejahteraan sosial serta ilmu-ilmu lain yang terkait

c) tidak menyimpan sendiri ilmu pengetahuan dan pengalaman praktik profesional

BAB VI: KEWAJIBAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 15: Pekerja sosial professional ikutserta memajukan kesejahteraan sosial dengan antara lain:

a)ikutserta mengupayakan semua orang memiliki akses terhadap sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang mereka butuhkan.

b)mengembangkan pilihan dan kesempatan bagi semua orang terutama bagi orang-orang dan kelompok-kelompok yang kurang beruntung atau yang tertindas.

c)ikut menciptakan kondisi yang mendorong munculnya rasa hormat terhadap keanekaragaman budaya bangsa.

d)memberikan pelayanan-pelayanan profesional yang tepat terutama dalam keadaan darurat.

e)mendorong dan mengusahakan adanya perubahan-perubahan kebijakan dan perundang-undangan untuk meningkatkan kondisi-kondisi sosial dan untuk meningkatkan keadilan sosial.

f)mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat melalui kebijakan-kebijakan dan lembaga-lembaga sosial.

14

Page 15: bocahbancar.files.wordpress.com · Web viewmenjaga kerahasiaan informasi dari dan tentang klien yang terlibat dalam penelitian semacam itu melindungi partisipan dari gangguan fisik

BAB VII: KEKUATAN KODE ETIK PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA

Pasal 16: Pekerja sosial menunjukkan pemahaman serta penerimaan terhadap Kodepeksos dengan antara lain:

a)menerima bahwa setiap anggota IPSPI dianggap mengetahui adanya dan memahami isi Kodepeksos

b)memiliki dan menyimpan rumusan Kodepeksosc)mengakui kewenangan IPSPI untuk melakukan pengawasan terhadap

kepatuhannya terhadap Kodepeksos dan untuk mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku manakala terjadi dugaan pelanggaran serius terhadap Kodepeksos

15