citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan...

41
Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Komunikasi, Konflik dan Negosiasi” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan. Medan, Maret 2014 Penulis, Kelompok 9

Transcript of citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan...

Page 1: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Komunikasi, Konflik dan Negosiasi” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.

Medan, Maret 2014

Penulis,

Kelompok 9

Page 2: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................... 1

Daftar Isi.................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang................................................................................................................ 31.2. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

A. TERMINOLOGI KOMUNIKASI......................................................................... 4B. PROSES KOMUNIKASI........................................................................................ 4C. FUNGSI KOMUNIKASI........................................................................................ 4D. MODEL-MODEL KOMUNIKASI....................................................................... 4

E. SATU MODEL KOMUNIKASI............................................................................ 6F. HAL-HAL MENDASAR DALAM KOMUNIKASI........................................... 6G. PENGHALANG KOMUNIKASI YANG EFEKTIF.......................................... 6H. VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA

KOMUNIKASI....................................................................................................... 7I. ORGANISASI PESAN........................................................................................... 8J. PERLAKUAN PESAN .......................................................................................... 8K. SALURAN............................................................................................................... 9L. PENERIMA............................................................................................................. 9M. MASALAH-MASALAH TERBARU DALAM KOMUNIKASI....................... 10N. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI............................................. 11O. AUDIT KOMUNIKASI. MENGUKUR EFEKTIVITAS

DAN EFESIENSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI............................. 12P. BAGAIMANA KOMUNIKASI MEMIMPIN KEARAH KONFLIK............... 14Q. RESOLUSI KONFLIK ........................................................................................ 18R. NEGOSIASI............................................................................................................ 19

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 28

1. Kesimpulan.................................................................................................................... 282. Saran............................................................................................................................... 28

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 29

Page 3: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

BAB I

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Ketika kita memasuki suatu organisasi, kita cenderung bingung untuk melakukan apa, cenderung diam dan susah untuk berkomunikasi dengan pihak lain yang berorganisasi dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, komunikasi sebagai cara untuk mengetahui sejumlah informasi penting untuk dipelajari dalam berorganisasi. Seorang pemimpin harus mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan anggotanya. Begitu juga seorang anggota harus mengetahui cara berkomunikasi dengan pemimpin maupun dengan sesama anggota.

Dalam berorganisasi konflik tidak jarang terjadi. Hal ini merupakan suatu hal yang lumrah karena konflik tidak hanya cenderung pada sifat destruktif, tetapi juga konstruktif. Ketika konflik terjadi pemimpin maupun anggota harus saling terbuka dan kompak dalam mengatasi konflik tersebut agar berjalan fungsi konstruktif dari konflik. Cara untuk menjalankan fungsi konstruktif konflik perlu utnuk dipelajari dalam berorganisasi.

Negosiasi merupakan suatu hal yang penting dalam berbisnis. Untuk meyakinkan seseoarang agar menyetujui yang dinegosiasikan merupakan tujuan negosiasi. Oleh karena itu, hal ini juga penting untuk dibahas dalam berorganisasi.

2. Tujuan Penulisan2.1. Untuk mengetahui arti komunikasi dalam perilaku keorganisasian.2.2. Untuk mengetahui cara mengetahui konflik dan mengatasinya.2.3. Untuk mengetahui cara bernegosiasi yang baik.

Page 4: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

BAB II

PEMBAHASANA. TERMINOLOGI KOMUNIKASI

Terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau “common” dalam bahasa inggris yang berarti sama.

B. PROSES KOMUNIKASI

Riset menunjukan bahwa komunikasi yang buruk adalah sumber konflik interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan hamper 70 % dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi: menulis, membaca, berbicara, mendengarkan tampaknya adalah wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambat keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif.

Intisari dari proses komunikasi adalah informasi. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang manajer yang efektif , seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya suatu pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim dan pihak penerima.

C. FUNGSI KOMUNIKASI

Seperti yang dijelaskan oleh Robins, komunikasi memiliki 4 fungsi utama dalam suatu kelompok atau organisasi, yaitu: pengendalian, motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dengan beberapa cara. Komunikasi juga membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja di bawah standar.

Komunikasi yang terjadi diantara kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggotanya menunjukan kekecewaan dan rasa puas mereka (ungkapan emosional). Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi adalah berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan.

D. MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Model adalah penyajian abstrak dari beberapa aspek teori dan system klasifikasi yang memungkinkan seseorang untuk mengambil serta mengategorikan bagian-bagian yang potensial menjadi relevan dari suatu proses.

1.Model Lasswell

Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Lasswell meliputi

Siapa…………..

Mengatakan apa………….

Page 5: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Dengan cara apa…………..

Kepada siapa ……………….

Dengan dampak apa……

Model tersebut adalah sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang diperlukan untuk memahami proses komunikasi.

2.Model Shannon-Weaver

Model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi melalui alat perantara seperti telepon atau korespondensi tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Laswell, karena model tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima informasi dan tujuan.

3.Model SMCR Berlo

Model komunikasi yang diajukan oleh David Berlo, model ini menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa umpan balik dari model ini juga tidak memasukan konsep gangguan.

4.Model Westley-Maclean

Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut menjelaskan cara-cara dengan individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang dikomikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.

5.Model Pemusatan Komunikasi

Roger dan kinccaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi, yaitu:

a. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah linier dan bukannya proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi dipertukarkan sejalan dengan berlalunya waktu.

b. Sumber bias yang diakibatkan oleh pebekanan pada ketergantungan dan bukannya pada hubungan dari mereka yang melakukam komunikasi dan saling ketergantungannya yang mendasar.

c. Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankan konteks dimana objek tersebut berada.

d. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sebdiri dengan mengorbankan aspek waktu dari pesan itu.

e. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah persuasi dan bukannya pemahaman, kensensus, dan tindakan kolektif yang menguntungkan.

f. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak-dampak psikologis dari komunikasig. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis atau arah dan bukannya hubungan

sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari system informasi manusia , yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

Page 6: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

E. SATU MODEL KOMUNIKASI

Model ini terdiri dari tujuh bagian, yaitu:1) sumber komunikai ,2) pengodean, 3) pesan, 4)saluran, 5)penguraian, 6)penerima, 7)umpan balik.

Sumber mengawali suatu pesan dengan “pengodean” suatu pikiran. “pesan” merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari “ pengodean sumber”. “saluran” adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber yang harus menentukan saluran mana yang formal dan mana yang informal.

“penguraian” adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari pesan tersebut.bagian terakhir dari proses komunikasi adalah lingkaran “umpan balik”. Jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan mengembalikan pesan itu ke dalam system, maka akan diperoleh umpan balik.

F. HAL-HAL MENDASAR DALAM KOMUNIKASI

Untuk meperoleh pengetahuan yang cukup akan komunikasi dibutuhkan adanya suatu pemahaman atas beberapa konsep yang mendasar.Konsep-konsep tersebut akan ditinjau secara khusus untuk melihat pola arus dari komunikasi formal dan informal, menggambarkan pentingnya komunikasi nonverbal,memerhatikan bagaimana individu memilih saluran komunikasi, dan meringkaskan penghalang utama terhadap komunikasi yang efektif.

Arah Komunikasi Komunikasi dapat mengalir secara vertical atau lateral.Dimensi vertical dapat dibagi menjadi komunikasi ke atas dank e bawah.Komunikasi ke”atas” merupakan komunikasi yang mengalir ke suatu tingkatan yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi.Sedangkan komunikasi ke”bawah” merupakan komunikasi yang mengalir dari suatu tingkatan dalam kelompok ke tingkat yang lebih rendah. Misalnya komunikasi seorang manajer dengan karyawannya.Komunikasi dalam tingkatan yang sama atau horizontal adalah komunikasi sesama antara menejer dan komunikasi antara sesama karyawan di suatu organisasi atau perusahaan.

Jaringan Formal dan Informal Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir. Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis saluran-formal atau informal. Jaringan formal pada umumnya vertikal, mengikuti tingkatan wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas.

Komunikasi NonverbalSekilas pandang, tatapan, senyuman, kerut dahi, gerakan tubuh yang provokatif , semuanya menghantar makna.Gerakan tubuh merupakan salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus berhati-hati dalam pengambilan kesimpulan.

G. PENGHALANG KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Terdapat beberapa penghalang utama terhadap efektif yang perlu disadari, yaitu penyaringan, persepsi selektif, defensive, dan bahasa. “Penyaringan” mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga tampak lebih menguntungkan dimata penerima.

Page 7: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

“Persepsi” selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, ;latar belakang, dan karakteristik budayanya.“Pewawancara” calaon karyawan yang mengharapkan seorang pelamar wanita lebih mementingkan keluarganya dari pada karirnya kemungkina besar akan melihat hal itu pada para pelamar wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau tidak.“Bahasa” adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.

Tumpang Tindih Informasi Seseorang memiliki keterbatasan kapasitas untuk memproses data.Ketika informasi yang kita miliki untuk bekerja diluar keterbatasan proses kemampuan kita, hasilnya adalah overload informasi.Isu yang terkait dalam hal ini adalah tentang banyak informasi yang harus dibagi manejer dengan karyawan.Meskipun demikian, hasilnya adalah hilangnya informasi dan kurangnya komunikasi yang efektif.

H. VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASISalah satu tujuan dari pembahasan model adalah untuk membantu mengorganisasikan faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi dari informasi akuntansi.Berdasarkan model yang disajikan, pemahaman tersebut diatur ke dalam bagian-bagian yang berurusan dengan sumber, pesan, saluran, penerima, umpan balik, dan konteks lingkungan dimana penyusunan dan komunikasi informasi akuntansi terjadi.Dengan demikian, ketika variabel-variabel telah dikategorikan dalam penyajian, organisasi adalah sesuatu yang agak bersifat arbitrer.

SumberAda dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua aspek adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.

Kredibilitas SumberKredibilitas merupakan suatu karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda.Riset-riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor. Ketiga faktor tersebut adalah:1. kewenangan—seberapa andal, terinformasi, memenuhi kualifikasi (melalui gelar atau profesi ), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.2.kejujuran—seberapa aman, jujur, ramah, menyenangkan, dan menariknya sumber itu dipandang.3.kedinamisani—seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu dipandang.

Kesamaan antara Penerima dan SumberKomunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh dua faktor,yaitu: kesamaan demografi(misalnya kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain). Individu yang memiliki pengalaman, budaya, dan keahlian secara efektif karena yang satu dapat berempati dengan yang lain dalam posisi atau peran yang serupa dalam masyarakat.

Page 8: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

PesanBarlo mengidentifikasi lima elemen pesan yang sebaiknya dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi,yaitu:1)isi, 2)organisasi atau struktur, 3)kode, 4)perlakuan dan 5)elemen-elemen pesan.

I. ORGANISASI PESANCara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya dimana informasi tersebut digunakan.Pemroses linier merupakan karakteristik dari semua pemroses bahasa dan juga aktivitas pemecahan masalah dan berpikir.Seorang pakar, McLuhan(1964), mengatakan bahwa susunan linear dari kata suatu pesan adalah benar hanya untuk media cetak.Dengan demikian, jika akuntansi berubah untuk lebih banyak menggunakan teknologi video dan teknologi berbasis computer, cara pengoganisasian ini dapat terbukti menjadi kurang efektif.Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah terinvestigasi, yaitu:1)klimaks,dimana informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu,2)antiklimaks,dimana informasi terpenting disajikan pada bagian paling akhir, dan 3) pola pyramid, dimana informasi terpenting ditempatkan ditengah.

J. PERLAKUAN PESAN J.Woefel dan J.Saltiel (1974) membantah bahwa hubungan antara pengulangan dan efektivitas bersifat linier.Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang, semakin besar dampaknya.Tetapi, McGuire mengatakan bahwa sementara pengulangan mempunyai suatu dampak “peningkatan dalam dampak biasanya tampak untuk atau dua pengulangan hanya memiliki sedikit dampak.Kemudahan membaca suatu materi merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut lagi menetapkan aturan untuk menghasilkan dokumen yang mudah dibaca, yaitu:1.Kata-kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca suatu materi2.Kata-kata yang lebih pendek membuat membaca menjadi lebih cepat dan mudah3.Kata-kata yang mempunyai nilai asosiatif (psikologis) yang berkaitan dengan kata-kata lain yang muncul dibagian selanjutnya dari teks sebaiknya digunakan.4.Kata-kata yang konkret, dan bukannya kata-kata abstrak, membuat dokumen menjadi lebih mudah dibaca.5.Kata-kata kerja konkret, dan bukannya bentuk nominalis, meningkatkan kemudahan membaca.6.Penggunaan kata ganti dan anaphora harus dibatasi.7.kata harus singkat.8.Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.9.Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan beberapa bentuk kalimat pasif.

Parameter-parameter berikut ini sebaiknya diinvestigasikan secara khusus untuk materi –materi keuangan:1.Kompleksitas struktur dan materi2.Keabstrakan 3.Konsep baru4.Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.5.Beban kerja selama membaca6.Penggunaan waktu7.Seusitivitas terhadap gangguan dari luar8.Isi ingatan jangka panjang.

Page 9: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

K. SALURAN

Jalur komunikasi merupakan alat menyebarkan informasi. Schramm (1973) mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi, yaitu.

1. Panca indera yang dipengaruhi.

2. Peluang untuk umpan balik, peluang pertukaran informasi dua arah adalah maksimal dalam

komunikasi tatap muka.

3. Besarnya pengendali penerima, semakin besar pengendali penerima semakin besar

pembelajaran.

4. Jenis pengodean pesan, interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan petunujuk-petunjuk

nonverbal.

5. Kekuatan multiplikatif, sistem komunikasi massa dapat dengan efisien dan cepat mencapai

banyak penerimayang tersebar.

6. Pelestarian pesan, keunggulan dari media massa adalah catatan permanen, yang tidak ada

dalam interaksi tatap muka.

Implikasi-implikasi dari penggolongan di atas adalah seringnya akuntan professional secara multinasional mengandalkan media cetak karena memberikan peluang besarnya kendali penerima. Media cetak adalah efektif untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan abstrak dan dapat disebar luas secara efisisen kepada si penerima. Selain itu, si penerima dapat mengandalkan media cetak untuk informasi yang dibutuhkan. Namun, media cetak menghalangi umpan balik.

Cara untuk meningkatkan pemahaman adalah melalui penyajian materi secara serempakmenggunakan saluran yang berbeda. Secara ringkas, akuntansi membangun mekanisme untuk umpan balik ke dalam proses dan menggunakan saluran yang lebih sesuai untuk menyampaikan pesan dan dampak yang diinginkan kepada penerima melalui laporan secara teknis.

L. PENERIMA

Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima seperti latar belakang demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, perilaku, dan sistem atau lingkungan sosial dimana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Pada umumnya, semakin serupa si penerima dan sumber mengenai faktor-faktor ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

1. Analisis Penerima

Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai. Komunikasi efektif dihasilakan ketika informasi didesain secara spesifik untuk penerima. Akibatnya, akuntansi sebaiknya sangat mengandalkan analisis penerima secara empiris. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima actual, dan penerima yang potensional sebelum menghasilkan dokumen.

Page 10: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

2. Analisis Jaringan

Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi dihasilkan melaui arus informasi antar komponen sistem tersebut. Komponene-komponen itu dapat berupa individu, kelompok tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan.

Struktur jaringan yang optimal bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok tugas. Pada umumnya, kelompok-kelompok yang terlibat dengan manisfestasi tugas produktif akan melaksanakan fungsi mereka paling baik ketika mereka sangat terintegrasi.

Peran dari komunikator berbeda ketika materi dikembangkan utnuk konsumsi pihak internal dibandingkan jika materi tersebut akan disebarkan pada lingkungan.

Bidang terakhir berkaitan dengan penggunaan teknologi komunikasi baru seperti jaringan komputer, kabel interaktif dua arah, sistem pengiriman lewat satelit dan teks video.

3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan pesan yang dikirim kepada penerima kepada sumber dalam menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide.

Kurangnya umpan balik merupakan penyebab utama dari masalah efektivitas komunikasi. Barnett (1979) menyatakan bahwa pendekatakan sibernetik digunakan untuk komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik ke dalam proses komunikasi dan peran pengguna dari pembaca pasif menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi kebutuhan mereka.

Jika penyimpangan antara tujuan laporan dan penggunaannya adalah signifikan, maka modifikasi sebaiknya di buat untuk mengoreksi masalah-masalh ini. Proses ini dapat dimurnikan dan diulang denga berjalannya waktu sampai laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna.

M. MASALAH-MASALAH TERBARU DALAM KOMUNIKASI

1. Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita

Bagi banyak pria pembicaraan terutama untuk merupakan suatu cara untuk melestarikan ketidaktergantungan dan mempertahankan status dalam suatu hierakri sosial. Bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan perundinagn untuk menghasilkan kedekatan, dimanan orang mencoba mencari dan memberikan informasi serta saling mendukung. Hal ini menyebabkan terjadinya jarak antara pria dan wanita dalam upaya mereka untuk berkomunikasi.

2. Komunikasi yang “Benar Secara Politis”

Kebanyakan orang menyadari secara mendalam mengenai bagaimana perbendaharaan katanya dimodifikasi untuk mencerminkan ketepatan (correctness) secara politis. Tetapi ada sisi buruk dari ‘ketepatan politis’. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan menyulitkan orang-orang untuk berkomunikasi. Pada umumnya, semakin besar perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, maka semakin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan secara akurat.

Dengan menghilangkan perbendaharaan orang, orang tersebut akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi.

Page 11: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

3. Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi yang efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik.Faktor-faktor lintas budaya jelas menciptakan masalah komunukasi yang meningkat. Seorang penulis telah mengidentifikasi empat masalah spesifik yang dikaitkan dengan masalah kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya.

Pertama adalah penghalang yang disebabkan oleh semantika, yaitu makna kata bisa berbeda untuk orang yang berbeda.

Kedua adalah penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata, yaitu kata menyiratkan makna yang berlainan dalam bahasa yang berlainan.

Ketiga adalah penghalang yang disebabkan oleh perbedaan nada, yaitu dalam beberapa budaya bahasa tertentu formal dalam budaya lain informal.

Keempat adalah penghalang yang disebabkan perbedaan persepsi, yaitu orang yang berbicara dalam bahasa yang bberlainan memandang dunia secara berbeda.

Terdapat empat aturan yang digunakan utnuk berkomunikasi, yaitu.

1. Asumsikan adanya perbedaan sampai terbukti adanya persamaan.

2. Tekankan pendeskripsian dan bukannya penafsiran atau evaluasi.

3. Praktikan empati.

4. Perlakukan penafsiran.

4. Komunikasi Elektronik

Pada awal abad ke-20, telepon secara dramatis mengurangi komunikasi tatap muka secara pribadi. Pengenlan mesin fotokopi juga pada akhirnya pada dasawarsa 1960-an mengisyaratkan kemetian kertas karbon dan penyalinan dokumen lebih cepat dan lebih mudah. Tetpai, sejak awal 1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi elektronik baru yang sebahagian besare membentuk ulang cara orang berkomunikasi dalam organisasi.

N. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Dalam organisasi baik beroperasi secara komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lemabaga tersebut akan melibatkan emapt fungsi yaitu.

1. Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemprosesan informasi.

Maksudnya, seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

2. Fungsi Regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan dalam organisasi. Ada dua hal yang

berpengaruh dalam terhadap fungsi regulative ini, yaitu. 1) Atasan atau orang-orang yang

berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenwgan untuk

mengendalikan informasi yang disampaikan. Namun, sikap bawahan untu menjalankan

perintah bergantung pada. a) keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah, b) kekuatan

pimpinan dalam memberikan sanksi, c) kepercayaan seseorang terhadap pimpinan sebagai

Page 12: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

pimpinan maupun pribadi, d) tingkat kredibilitas yang diterima bawahan. 2) Berkaitan dengan

pesan atau message. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan pekerjaan

yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

3. Fungsi Persuasif, dalam mengatur organisasi, kekuatan dan kewenangan dan tidak akan selalu

membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.

4. Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan

karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

O. AUDIT KOMUNIKASI. MENGUKUR EFEKTIVITAS DAN EFESIENSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Audit komunikasi merupakan “pemeriksaaan diagnosis yang dapat memberikan informasi dini untuk mencegah kehancuran kesehatan organisasi yang lebih besar”. Audit komunikasi dapat bersifat kompleks meliputi segala macam aspek komunikasi seperti sumber, arti dan pesan, penerima, media, proses, dampak, dan konteks komunikasi yang menuntut aplikasi gabungan antara berbagai metode kajaian atas data kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu, audit komunikasi memakan waktu yang lama, karena untuk menyelesaikan banyak kegiatan yang begitu luas dengan berbagai metode perlu dilaksanakan secara saksama dan bertahap, mulai dari persiapan, pelaksanaan, pemprosesan data, interprestasi dan penulisan serta penyampaian laporan.

Defenisi Audit Komunikasi

Audit komunikasi menurut

1. Jane Gibson dan Richard Hodgetts serta Andre Hardjana adalah “suatu analisis yang lengkap atas sistemsistem komunikasi internal dan eksternal dari suatu organisasi”.

2. Joseph A.Kopec mengatakan audit komunikasi “sebagai sebuah analisis lengkap tentang komunikasi organisasi baik internal maupun eksternal yang dirancang untuk memahami kebutuhan, kebijakan, praktek dan kemampuan komunikasi dan untuk menemukan data sehingga manajemen puncak dapat membuat keputusan yang ekonomis dan berdasarkan informasi yang lengkap tentang tujuan kedepan komunikasi organisasi”

3. Anthony Booth, mendefenisikan audit kommunikasi sebagai “proses pembuatan analisis atas komunikasi-komunikasi didalam organisasi oleh konsultan internal atau eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi organisasi.

Tujuan dan Alasan Penyelenggara Audit

Penyelenggaraan audit komunikasi bermanfaat bagi kelangsungan dan efektifitas komunikasi dalam organisasi yakni:

1. Untuk mengetahui apakah dan dimaan terjadi kelebihan atau kekurangan muatan komunikasi berkaitan dengan topic, sumber dan saluran komunikasi.

2. Unutk menilai kualitas informasi dan mengukur kualitas hubungan-hubungan komunikasi secara khusus mengukur kepercayaan antar pribadi, dukungan, keramahan, dan kepuasan kerja.

3. Untuk mengenali jaringan-jaringan yang aktif operasional komunikasi non formasi dan membandingkannya dengan komunikasi formal

Page 13: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

4. Untuk mengetahui sumber-sumber kemacetan arus informasi dan para penyaring informasi dengan memperbandingkannya dengan peran masing-masing dalam jaringan komunikasi

5. Untuk mengenali kategori dan contoh pengalama dan peristiwa komunikasi yang positif maupun negative

6. Unutk menggambarkan pola-pola komuunikasi pada tingkat pribadi, kelompok maupun organisasi berkaitan dengan komponen komunikasi, frekuensi dan kualitas interaksi

7. Untuk memberikan rekomendasi tentang perubahan atau perbaikan yang perlu dilakukan

Alasan-alasan diselenggarakan audit komunikasi adalah:

1. Untuk mengetahui apakah program komunikasi berjalan dengan baik2. Ingin membuat diagnosis tentang masalah yang terjadi atau berpotensi dan peluang yang

mungkin terbuang3. Ingin melakukan evaluasi atas kebijakan baru atau praktek komunikasi yang terjadi4. Ingin memeriksa hubungan antara komunikasi dengan tindakan operasional lain5. Ingin menyusun anggaran kegiatan komunikasi6. Ingin menetapkan titik banding7. Ingin mengukur kemajuan dan perkembangan dengan membandingkannya dengan titik

banding tadi8. Ingin mengembangkan atau melakukan resruturisasi fungsi-fungsi komunikasi9. Ingin membangun landasan dan latar belakang guna mengembangkan kebijakan dan program

komunikasi baru.

Waktu Penyelenggaraan Audit Komunikasi

Audit komunikasi dapat dilakuakan kapan saja. Terutama ketika muncul persoalan besar yang harus dipecahkan sehingga audit perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran yang ada saat itu untuk dijadikan pangkal bagi pengembangan perencanaan program komunikasi, misalnya ketika program-program komunikasi yang dijalankan kehilangan kredibilitas dasn ketika organisasi terpojok sehingga harus melakuakn pemangkasan program dan anggaran.

Hambatan dilakukannya Audit Komunikasi

Hal yang menyebabkan hambatan dilakukannya audit komunikasi antara lain:

1. Audit komunikasi masih belum populer, hal ini disebabkan oleh karena audit komunikasi mulai dari sumber, media proses, arti dan pesan, bentuk komunikasi, dampak dan konteks komunikasi sehingga audit komunikasi terdir dari banyak kegiatan yang dilakukan secara bertahap sehingga membutukan waktu yang lama

2. Dampak yang muncul setelah dilakukan audit yang dianggap mengerikan, hal inin karena audit menghasilakn rekomendasi-rekomendasi yang mungkin tidak siap untuk dihadapai, misalnya pemotongan anggaran, perampinagn, reorganisasi atau bahkan hilangnya program-program yang tidak pernah dipersoalkan sebelumnya

Pendekatan Audit Komunikasi

Ada 3 macam pendekatan laporan audit komunikasi:

1. Pendekatan konseptual, yang berkaitan dengan kinerja organisasi dibidang komunikasi atau efektivitas sistem komunikasi.

Page 14: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

2. Pendekatan survey, sebagai alat tunggal, merupakan riset evaluasi lapangan yang paling banyak dilakukan

3. Pendekatan prosedur, yang lebih mengutamakan proses penyelenggaraan audit komunikasi dari pada alat-alat pengukuran yang digunakan

Model Audit Komunikasi

Model dominan audit komunikasi dapat dimasukkan dalam tiga kategori yakni:

1. Model Struktur konseptual, adalah audit komunikasi keorganisasian untuk memahami kaitan antara maksud dan tujuan akhir komunikasi dalam rangka pencapaian tujauan organisasi

2. Model profil keorganisasian merupakan model analisis fungsional sistem organisasi untuk memeriksa keadaan masa kini sehingga dapat diketahui kesalaha-kesalahan yang terjadi dalam suatu organisasi dan menemukan jalan-jalan yang dapat dipergunakan untuk memperbaikinya, sehingga efektivitas organisasi dapat tercapai

3. Model evaluasi komunikasi merupkan pemeriksaan dan penilaian atas praktek dan kegiatan komunikasi pada situasi tertentu

P. BAGAIMANA KOMUNIKASI MEMIMPIN KEARAH KONFLIK

Defenisi konflik

Konflik adalah pergesekan atau friksi yang terungkapkan di antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing dianggap menghalangi jalan unutk mencapai sasaran.

Istilah konflik dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Konflik adalah bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok karen amereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai serta kebutuhan

2. Hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang memiliki atau atau merasa memiliki sasaran-sasaran tertentu, namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbutan yang tidak sejalan

3. Pertentanga atau pertikaian karena ada perbedaan kebutuhan, nilai, dan motivasi pelaku atau yang terllibat didalamnya

4. Suatu proses yang terjadi ketika satu pihak secara negative mempengaruhi pihak lain, dengan melaukan kekerasan fisik yang membuat orang lain perasaan serta fisiknya terganggu

5. Bentuk pertentangan yang bersifat fungsional karena pertentangan semacam ini mendukung tujuan kelompok dan memperbaharui tampilan, namun disfungsional karena menghilangkan tampilan kelompok yang sudah ada

6. Proses mendapatkan ganjaran monopoli, kekuasaan, pemilikan, dengan menyingkirkan atau melemahkan pesaing

7. Suatu bentuk perlawana yang melibatkan dua pihak secara antagonis8. Kekacauan rangsangan kontradiktif dalam diri individu

Situasi Konflik Dalam Organisasi

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagai, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola iinterkasi yang akan diikuti. Struktur organisasi terdiri dari 3 komponen:

1. Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi

Page 15: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

2. Formalisasi, melihatsejauh mana sebuah organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para organisasinya

3. Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak pengambilan keputusan

Hal yang tidak dapat dihindari dari proses pengorganisasian dari pelaksanaan struktur organisaasi adalah konflik dalam organisasi. Ini disebabkan karena konflik adalah bagian dari kehidupan beroganisasi yang tidak dapat dihindar. Hal ini dimungkinkan karena konflik berakar dari karakteristik structural maupun kepribadian yang tidak cocok. Konflik dalam organisasi muncul sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi

1. Komunikasi: salah pengertian berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten

2. Sturktur: pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling keterganttungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujusn mereka

3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi

Bentuk Konlik dalam Organisasi

Dua macam bentuk konflik dalam organisasi yang tidak dapat dihindari:

1. Substantive conflict, yaitu konflik secara substantive yang meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti tujuan-tujuan, alokasi sumber daya, distribusi imbalan, kebijaksanaan dan prosedur-prosedur serta penugasan pegawai

2. Emotional conflict, yaitu timbul karena perasaan-perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun bentrokan kepribadian.

Konflik Destruktif

Konflik destruktif menimbulkan kerugian bagi individu atau organisasi yang terlibat didalamnya. Ada banayk keadaan, dimana konflik dapat menyebabkan orang yang mengalaminya mengalami goncangan (jiwa), bagi mereka yang melihat kejadiannya, dan bagi organisasi dimana, situasi konflik terjadi, hal tersebut akan menghambat operasi-operasinya

Terdapat kerugian yang ditimbulkakn karena konflik destruktif, misalnya beberapa diantara kerugian yang dapat dialami orang-orang yang terlibat di dalamya adalah:

1. Peasaan cemas/tegang yang tidak perlu, atau yang mencekam2. Komunikasi yang menurun3. Persaingan yang semakin menghebat4. Perhatian yang makin menurun terhadap tujuan bersama

Konflik Konstruktif

Konflik kontruktif menyebabkan timbulnya keuntungan dan bukan kerugian bagi invidu atau organisasi yang terlibat didalamnya. Keuntungan yang dapat diperoleh dari konflik demikian antara lain:

Page 16: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

1. Kreativitas dan inovasi ynag meningkat2. Upaya yang meningkat3. Ikatan yang makin kuat4. Ketegangan yang makin menurun

Untung tidaknya sebuah konflik dalam sebuah organisasi tergantung pada:

1. Intesitas konflik tersebut2. Bagaimana konflik tersebut baiknya dikelola

Situasi-situasi konflik terdiri dari:

1. Konflik di dalam Individu SendiriKonflik-konflik dapat muncul karena kelebihan beban peranan dan ketidakmampuan peranan orang yang bersangkutan. Konflik dapat terjadi apabila orang mendapatkan beban berlebihan atau apabila menerima terlampau banyak tangggung jawab. Salah satu persfektif konflik di dalam diri individu sendiri mencakup empat macam situasi alternative sebagai berikut:a. Konflik pendekatan-pendekatan b. Konflik menghidar-menghidaric. Konflik pendekatan menghidarid. Konflik pendekatan menghindari multiple

2. Konflik antar PribadiKonflik antar pribadi terjadi antara seorang invidu atau lebig. Sifatnya kadang-kadang substantive atau emosional

3. Konflik antar KelompokKonflik antar kelompok merupakan hal yang lazim terjadi pada organisasi-organisasi. Ini dapat menyebabkan upaya koordinasi dan intergrasi menjadi sulit dilaksanakan.

4. Konflik antar KelompokKonflik dapat pula terjadi antara organisasi-organisasi. Pada umumnya konflik demikian dipandang dari sudut persaingan yang mencirikan lembaga-lembaga swasta. Tetapi konflik antar organisasi merupakan persoalan yang lebih luas.

Mengelolah konflik Dalam Organisasi

Para manejer menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menangani konflik , upaya penanganan konflik sangat penting dilakukan , karena setiap jenis perubahan dalam suatu organisasi cenderung mendatangkan konflik. Sebagaimana saat ini , dalam rangka otonomi daerah , banyak sekali perubahan institusional yang terjadi , yang tidak saja berdampak pada terciptanya hubungan pribadi dan organisasional yang berpotensi menimbulkan konflik .

Para menejer organisasi publik harus meyadari bahwa karena konflik disebabkan oleh faktor-faktor yang berlainan , maka model yang digunakan dalam pengelolahan konflik juga berlainan , tergantung keadaan memilih sebuah model pemecahan konflik yang cocok tergantung beberapa faktor , termasuk alasan mengapa konflik terjadi.

Masalah masalah yang Dipertanyakan

Jika masalah yang menjadi sumber konflik adalah masalah prinsip , maka konflik sulit di pecahkan , karena mengorbanan prinsip dipandang sebagai mengorbankan integritas pribadi . begitu masalah

Page 17: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

masalah prinsip dikaitkan , pihak –pihak yang terlibat mencoba berargumentasi bahwa sudut pandang pihak lain salah .

Ukuran Taruhan

Semakin besar nilai yang dipertaruhkan dalam perdebatan , semakin sulit konflik di pecahkan , misalnya kebijakan akuisi yang oleh manajer dianggap membahayakan kedudukannya ,manajer yang berfikir subyektif akan memandang taruhannya cukup tinggi , karean itu ia akan mati matian menentang proses akuisisi tersebut .

Saling ketergantungan pihak –pihak yang terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik dapat memandang diri mereka sendiri dalam diri mereka sendiri dalam suatu rangkaian saling ketergantungan “berjumlah nol “ hingga berjumlah positif ,slaing ketergantungan berjumlah nol adlah persepsi jika suatu pihak memperoleh sesuatu dari proses interaksi , maka hal tersebut berarti pengorbanan bagi pihak lain .suatu hubungan berjumlah nol memuat konflik sulit untuk di pecahkan karena hubungan ini memusatkan perhatian secara sempit pada perolehan pribadi , dan bukan pada perolehan kedua belah pihak melalui kerja sama dan pemecahan masalah .

Kontingen interaksi

Dimensi kontinuitas interaksi hubungan dengan horizon waktu dimana semua pihak melihat diri mereka sendiri hubungan satu sama lain , jika mereka memvisualisasikan interaksi yang terjadi berhubungan satu sama lain .jika mereka memvisualisasikan interaksi yang terjadi sebagai interaksi jangka panjang atau suatu hubungan yang terus menerus , mana konflik yang terjadi seabagai interaksi panjang atau suatu hubunaga yang terus menerus , maka konflik yang terjadi akan lebih mudah di selesaikan .sebaliknya jika hubungan yang berjangka pendek atau hubungan episodic , maka konflik tersebut akan sulit di pecahkan .

Struktur pihak –pihak yang terlibat

Konflik lebih mudah di pecahkan jika suatu pihak mempunyai seseorang pemimpin yang kuat yang dapat menyatukan pengikutnya untuk menerima dan melaksanakan kesepakatan, jika kepemimpinsnnya lemah , maka sub sub keolompok serikat pekerja yang saling merasa berkewajiban untuk mematuhi semua kesepakatan akan melakukan protes tanpa memperhatiakn apa yang telah disepakati oleh pemimpin mereka .dan oleh karena itu konflik sulit dipecahkan .serikat pekerja yang dipimpin oleh pemimpin oleh pemimpin yang kuat mungkin menyulitkan dalam perundingan , tetapi begitu kesepakatan dicapai maka hasil perundingan tersebut dihormati oleh anggota serikat pekerja .

Keterlibatan pihak ketiga

Orang-orang cenderung akan terlibat emosional adalah konflik . keterlibatan yang demikian dapat menimbulkan beberapa pengaruh , antara lain persepsi bias menjadi rusak , proses yang pemikiran dan argumentasi yang tidak rasional muncul , menghasilkan pendirian yang tidak beralasan, komunikasi rusak , dan serangan-serangan pribadi muncul .

Peranan yang dimainkan oleh pihak ketiga dapat berwujud bermacam-macam bentuk , mulai dari wasit yang mengawasi komunikasi , sampai sebagai penghubungan semua pihak , jika komunikasi langsung sulit dilakukan .peranan penengah pada dasarnya adalah menjaga agar semua pihak berinteraksi dalam cara yang beralsan dan konstruktif .

Page 18: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Kemajuan Konflik

Sulit mengatasi konflik jika semua pihak yang terlibat tidak siap untuk suatu rekonsiliasi .hal penting yang harus dilakuakan adalah membujuk pihak-pihak yang terlibat agar menyadari bahwa mereka sama-sama menderita akibat konflik . pihak-pihak yang terlibat adalah harus dibawa pada posisi yang sama , sehingga secara sukarela berpartisipasi dalam penyelesaian konflik yang terjadi.

Q. RESOLUSI KONFLIK

Resolusi konflik merupakan suatu terminologi ilmiah yang menekankan kebutuhan untuk melihat perdamaian sebagai proses penyelesaian konflik dalam beberapa tahap sesuai dengan dinamika sikklus konflik .resolusi konflik hanya dapat diterapkan secara optimal jiak dikobinasikan dengan beragam mekanisme penyelesaian konflik lain yang relevan .

Strategi Manajemen Konflik

Penting sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau menyelesaikan konflik , untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian konflik di pandang dari sudut menang kalah masing masing pihak , ada empat kuadran manajemen konflik .

Kuadran kalah-kalah (menghindari konflik)

Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul , atau bias berarti bahwa kedua pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut . kita tidak dapat memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan suatu yang dimiliki atau di kuasai pihak lain .

Kuadran menang kalah ( persaingan )

Kuadaran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah , biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk memastiakan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya , biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya .gaya penyelesaikan konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah.

Kuadran kalah –menang ( mengakomodasi)

Agak berbeda dengan kudaran kedua , kuadran ketiga yaitu kalah mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingann phak lain , gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar , gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat keteganagan akibat dari konflik tersebut menciptakan perdamaian yang kita inginkan .

Lima Gaya Penanganan Konflik dari Kreitner dan Kinicki

Model ini menunjukan untuk menangani konflik disfunsional dalam organisasi , dalam model ini digambarkan lima gaya penanganan konflik yang berbeda yang disajikan dalam bentuk tabel ,sumbu vertikal menggambarkan sisi pemecahan masalah yang berorientasi pada orang lain ( Concern for others) , sumbu horizontal mengabatkan sisi pemecahan masalah yamg berorientasi pada diri sendiri (Concern for self ), kombinasi dari kedua variabel ini menghasilkan lima gaya penanganan masalah berbeda , yaitu: integrating ,obligining , doinating , avoiding ,dan compromosing .

Page 19: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Integrating (problem silvng)

Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi , kemudian mencari , mempertimbangkan dam memilih solusi alternatif pemecahan masalah , gaya ini memcahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misundestanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda .

Obliging (smooting )

Gaya ini sering disebut dengan smooting (melicinkan) , karena berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekan kan pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat . kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama .

Dominating (forcing)

Orientasi pada diri sendiri yang tinggi , dan rendahnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain , mendorong seseorang untuk menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah . gaya ini cocok digunakan jiak cara-cara yang tidak populer hendak diterapkan dalam peneyelesaikan masalah , masalah yang dipecahkan.

Avoiding

Gaya in cocok untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau remeh , atau jika biaya yang harus dikeluarkan untuk konfrontasi jauh lebih besar dari pada keuntungan yang akan diperoleh , gaya ini tidak cocok untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sulit untuk atau buruk kekeuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau mendua ( ambiguous situations) .

Compromosing

Gaya ini menempatkan seseorang pada sisi moderat , yang secara seimbang memudakan antar kepentingan orang lain , ini merupakan pendekatan saling memberi dan menerima ,kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan yang berbeda tetapi memliki kekuatan yang sama .konflik kadang bersifat sementara dan mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah .

R. NEGOSIASI

Mengasah keterampilan negosiasi akan menimbulkan akan kartu-kartu apa yang anda miliki dan kapan waktu yang tepat untuk memainkannya , serta tentu saja , menambah kepercayaan diri untuk memenangkan negosiasi .

Pengertian Negosiasi

1. Proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama satu pihak (kelompok atau rganisasi ) dan pihak ini memiliki organisasi yang lain .

2. Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa .

Page 20: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama yaitu:1. Senantiasa melibatkan orang , sebagai individual , perwakilan organisasi atau

perusahaan , sendiri dalam kelompok.2. Memiliki ancaman terjadinya atau didalamnya mengandung konflik yang tejadi mulai

dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi .3. Menggunakan cara-cara pertukaran tertentu dan sesuatu , baik berupa tawar menawar

(bargain) maupun tukar menukar (barter) .4. Hampir selalu berbentuk tatap muka , yang menggunakan bahasa lisan , gerak tubuh

ataupun ekspresi jiwa .5. Menyangkut hal hal di masa deapan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan

terjadi .6. Ujung dari negosiasi adalah kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak .

Suatu negoisasi dapat terjadi :

1. Mempersiapkan diri secara intensif2. Berorientasi pada sasaran3. Siap untuk mengatasi masalah4. Mengerti kondisi psikologi mitra negosiasi

Berbagai Bentuk Negosiasi

Negosiasi sangat penting dilakukan , apabila diantara beberapa pihak :

1. Bertentangan dengan kepentingan 2. Solusi belum jelas 3. Ada peluang untuk kompromi

Negosiasi karakteristik sebagai berikut :

1. Terdapat dua pihak yang terlibat 2. Pihak tersebut mempunyai perbedaan kepentingan dalam satu masalah atau pihak .3. Pihak –pihak tersebut bersama untuk sementara waktu dalam suatu hubungan khusus .4. Aktifitas tersbut meliputi presentasi permintaan atau usulan oleh pihak dan evaluasi oleh

pihak lainnya diikuti dengan kesepakatan dan usulan balasan dan aktivitas tersebut berurutan .5. Aktivitas tersebut menyangkut pembagian atau penukaran satu sumber daya atau lebih dan

/atau resolusi mengenai satu masalah tidak terwujud antar pihak yang mereka wakili .

Ada bidang bisnis perdagangan antar lain berkaitan dengan :

1. Masalah keagenan 2. Masalah wilayah penjualan 3. Masalah melindungi nilai (hedging )4. Kerjasama dagang 5. Kerjasama keuangan 6. Kerjasama pngadaan dan pelatihan sumber daya manusia 7. Kerjasam manajemen

Bagaimana Bernegoisasi

Page 21: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Adapun kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang negoisator adalah sebagai berikut :

1) Kemampuan berhubungan keadaan fisik

Kecerdasan. Dengan adanya kecerdasan akan mudah beradaptasi dan bersikap fleksibel terhadap calon pembeli.

Berpenampilan fresh. Penampilan diri yang segar akan menambah kepercayaan diri memberikan kebebasan mempresentasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan sasaran

Memiliki rasa humor. Dengan adanya rasa humor akan tercipta suasana yang akrab dan santai, hal ini memberikan keuntungan bagi negoisator dalam mencapai sasaran

Pengertian. Hal ini berguna untuk menciptakan hubungan yang baik antara kedua belah pihak Perhatian. Dengan perhatian calon pembeli akan merasa dihargai dan tertarik mengikuti

jalannya negoisasi dengan lebih seksama lagi. Pandai bergaul. Seorang negoisator harus pandai bergaul dengan siapa saja dan tidak membe-

bedakan golongan dan kelas. Sikap fleksibel inilah yang dapat memperlancar proses negoisasi yang dijalankan.

Memiliki toleransi kepada orang lain. Dengan memiliki toleransi seorang negoisator dapat menahan rasa dan pendirian yang bertentangan dengan dirinya.

Dapat menerima ranssangan dari luar. Kadang berita yang tidak mengenakan dari luar juga dapat mempengaruhi negosiator dalam melakaukan negosisasi. Hal ini dapat menimbulkan rasa marah, kecemasan dan segala hal yang dapat menimbulkan emosi. Oleh karena itu penting kiranya bagi negosiator menjaga situasai yang demikian agar tidak mengganggu jalannya negosiasi.

2) Kemampuan yang berhubungan dengan sifat/karakter/ kepribadianKepribadian negosiator juga dapat mempengaruhi kelancaran negosiasi. Adanya kepribadian yang baik juga akan menjadikan kegiatan negosiasi berjalan dengan baik. Adapun kepribadian yang baik yang harus dimiliki oleh seorang negosiator adalah:

a) Bersikap jujur. Dalam melakukan negosiasi diperlukan kejujuran. Memang sangat sulit mengungkapkan kejujuran. Yang dimaksud dengan kejujuran disini adalahjujur dalam menyampaikan informasi, tidak membohongi calon pelanggan khususnya yang berkaitan dengan produk yang dijual. Dengan kejujuran dapat menambah hubungan yang lebih harmonis antara negosiator dengan calon pelanggan.

b) Inisiatif dan kreatif. Pada umumnya orang yang memiliki inisiatif dan kreatif dalam melakukan sesuatu dengan penuh semangat, melakukan pekerjaan tanpa diperintah lagi dan mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Dengan sikap ini seorang negosiator dalam menghadapi calon pelanggan tidak meiliki keraguan, antusias dan mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Sehingga memberikan pengaruh pada calon pelanggan untuk merasa yakin dan menerima sesuatu yang ditawarkan oleh negosiator.

c)Konsekuen dalam perbuatan. Dalam dunia bisnis, segala sesuatu harus sesuai dengan apa yang telah

Page 22: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

diucapkan atau dilakukan, dan tidak menyimpang dari apa yang telah diputuskan. Sikap yang demikian adalah sikap dari orang yang berwatakteguh atau konsekuen dalam perbuatannya. Bicara tidak terlalu muluk dan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada diri calon pelanggan yang pada akhirnya negosiatordapat mengarahkan calon pembeli sesuai dengan apa yang diinginkan oleh negosiator.

3) Berhubungan dengan pengetahuan

Selain dituntut sebagai seorang yang berkepribadian baik, seorang negosistor juga diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, baik yang menyangkut dengan negosiasi itu sendiri juga pengetahuan lain yang mendukung negosiasi. Adapun pengetahuan yang harus dimilki oleh seorang negosiator antara lain:

(a) Memiliki pengetahuan tentang negosiasi. Untuk menjadi seorang negosiator sebaiknya mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang berhubungan dengan negosiasi. Atau minimal mengetahui teorinya, sehingga memudahkan negosiator mencapai sasaran yang telah telah ditetapkan.

(b)Memiliki pengetahuan tentang kepribadian. Pengetahuan tentang kepribadian penting bagi seorang negosiator untuk mengetahui karakter calon pembeli yang dihadapinya. Hal tersebut akan memudahkan negosiator dalam menentukan langkah apa yang harus dilakukannya nanti pada saat bernegosiasi.

(c)Memiliki pengetahuan tentang lingkungan. Seorang negosiator harus memiliki pengetahuan tentang lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah lingkungan dimana akan dilakukan negosiasi, apakah negosiasi akan dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari dst. Dengan demikian negosiator dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

(d)Memiliki pengetahuan tentang organisasi. Pengetahuan tentang organisasi yang harus dimiliki oleh seorang negosiator disini adalah pengetahuan tentang seberapa besar wewenang yang diberikan oleh perusahaan kepada negosiator dalam pengambilan kesputusan sesuai dengan kebijakan atau prosedur perusahaan yang berlaku yang berkaitan dengan negosiasi yang akan dilakukan.

(e)Sering melakukan latihan negosiasi. Untuk dapat melakukan negosiasi dengan berhasil, sebelumnya negosiator mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Adapun persiapan yang dapat dilakukan antara lain: Mempersiapkan dan membaca kembali materi negosiasi, mempersiapkan alat bantu demontrasi (jika perlu), dan mempersiapkan fi sik dan mental. Sebaiknya negosiator berlatih melakukan negosiasi dengan rekan kerja agar pada saat melakukan negosiasi yang sebenarnya tidak melakukan kesalahan.

Langkah-langkah bernegosiasi meliputi hal-hal berikut:

Page 23: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

PersiapanLangkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.

Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.

PembukaanMengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:

1. memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;

2. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;

3. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;

4. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.

Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.

c.  Memulai proses negosiasi

Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:

1. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;

2. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;

Page 24: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

3. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;

4. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;

5. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.

6. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.

Strategi-Strategi Negosiasi

1. No Concessions

Strategi ini bisa membahayakan karena umumnya pihak lawan menginginkan adanya kompromi. Strategi ini membuat proses negosiasi bersifat unilateral. Sekali posisi ini ditetapkan, kesepakatan akan tercapai hanya jika pihak lain menyetujui posisi tersebut.

Strategi ini dapat digunakan jika;

• Kekuatan tidak seimbang, jauh lebih kuat dari pihak lawan

• Berada pada posisi yang sangat lemah

• Ada kandidat lain yang menyetujui apa yang ditawarkan

• Waktu mendesak dan nilai moneter terlalu kecil

2. No Further Concessions

Strategi ini dapat diterapkan manakala pihak lawan dapat dipaksa untuk memutuskan kesepakatan akhir. Strategi ini hanya diterapkan setelah adanya kesepakatan-kesepakatan. Strategi dan teknik yang dapat digunakan untuk melawan strategi ini sama dengan yang digunakan untuk melawan strategi no concessions.

3. Making only deadlock – breaking concessions

Strategi ini dapat diterapkan jika resiko yang timbul karena ketidakpastian yang diterima. Deadlock adalah kondisi mati yang biasanya tercipta karena oposisi dari pihak yang tidak mau berkompromi memiliki kekuatan seimbang.

4. High realistic expectations with small systematic concessions

Page 25: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

Strategi ini umumnya merupakan strategi yang paling berguna dalam proses negosiasi. Strategi ini diterapkan dengan jalan menawarkan permintaan yang tinggi dan kemudian sedikit demi sedikit memberikan kesepakatan-kesepakatan kecil secara realistik.

5. Concede first

Strategi ini adalah strategi negosiasi yang dijalankan dengan cara memberikan kesepakatan lebih dahulu hingga pada saatnya akan ada waktu untuk meminta imbalan. Strategi ini amat bermanfaat untuk menurunkan ketegangan, menciptakan goodwill dan mendorong suasana kerjasama dan kompromi.

6. Problem solving

Strategi ini yang digunakan untuk menciptakan prosedur kesepakatan guna memecahkan masalah yang telah diidentifikasi

7. Goals other than to reach agreement

Persetujuan atau agreement tidak harus merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. Pada kondisi tertentu, persetujuan hanyalah merupakan satu tahap untuk mencapai tujuan yang lain. Misalnya persetujuan untuk tidak setuju atau setuju untuk ditunda.

8. Moving for close

Strategi ini umumnya digunakan untk menghindari kegagalan persetujuan total. Sebelum segala sesuatunya gagal, ada baiknya pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi melakukan usaha-usaha untuk menjembatani adanya perbedaan. Penyelesaian masalah kecil perlu disepakati agar negosiasi untuk memecahkan permasalahan pokok tidak harus dimulai dari awal lagi.

Strategi tawar-menawar

Terdapat dua pendekatan umum terhadap negosiasi:

a.       Tawar-menawar distributif

Adalah negosiasi yang berusaha membagi sumber daya yang jumlahnya tetap; situasi menang-kalah. Contoh yang lebih halus mengenai tawar menawar distributif, yaitu: kebiasaan polisi baik dan polisi jahat di mana salah seorang perunding bersikap ramah dan akomodatif sementara yang lain berpendirian sekeras baja. Tim-tim negosiasi yang menggunakan taktik ini ketika melakukan tawar menawar distributif mendapatkan penyelesaian yang lebih baik daripada tim yang tidak menggunakan taktik polisi baik-polisi jahat (Brodt dan Tuchinsky, 2000).  Kebiasaan polisi baik-polisi jahat hanya berhasil ketika perunding positif mengikuti aturan main yang dibuat perunding negatif. Karena perunding positif kelihatan jauh lebih akomodatif dan disukai bila mengikuti syarat-syarat perunding negatif.

Taktik tawar menawar distributif yang lain adalah menyampaikan tenggang waktu. Misalnya, Hadi adalah manajer SDM. Ia sedang bernegosiasi dengan Wibowo mengenai gaji yang akan diberikan kepada Wibowo. Karena Wibowo mengetahui perusahaan sangat membutuhkannya, ia memanfaatkan hal tersebut dengan meminta gaji dan tunjangan tinggi. Hadi memberitahu Wibowo bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan Wibowo. Kemudian Wibowo memberitahu Hadi bahwa akan mempertimbangkan hal tersebut. Khawatir perusahaan akan melepaskan Wibowo ke pesaing, Hadi memutuskan untuk memberitahu bahwa ia sedang dikejar waktu dan perlu segera mencapai

Page 26: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

kesepakatan dengannya atau menawarkan posisi ini kepada orang lain. Disini Hadi merupakan perunding yang cerdik karena menyampaikan tenggang waktu mempercepat konsesi dari lawan rundingnya dengan memaksa mereka untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka.

b.      Tawar menawar Integratif

Merupakan negosiasi yang mencari satu penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan solusi win-win atau saling menguntungkan. Dalam lingkungan intraorganisasi tawar menawar ini lebih dipilih ketimbang tawar menawar distributif karena tawar menawar integratif lebih menjaga hubungan jangka panjang. Kita jarang melihat tawar menawar integratif dalam organisasi karena adanya syarat-syarat yang dibutuhkan agar negosiasi ini berjalan. Syarat-syarat tersebut meliputipihak-pihak yang terbuka pada informasi dan jujur dengan kepentingan mereka, kepekaan kedua belah pihak terhadap kebutuhan pihak lain, kemampuan untuk saling percaya, dan kesediaan kedua belah pihak untuk menjaga fleksibilitas.

Unsur-unsur Negosiasi:

• Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak-pihak yang terlibat

• Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi)

• Interaksi yang opurtunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain)

• Kesepakatan

Tujuan Negosiasi :

• Tujuan Agresif, berusahan memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.

• Tujuan Kompetitif, berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan

• Tujuan Kooperatif, berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain)

• Tujuan Pemusatan Diri, berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain.

• Tujuan Defensif, berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif

• Tujuan Kombinasi

Paradigma Negosiasi;

1. Negosiasi Menang – Kalah (Win – Lose)

• Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak menang maka pihak lain akan kalah

• Disebut juga negosiasi Zero – Sum atau negosiasi distributive

• Asumsi; sumber daya terbatas (limited resources) dan proses negosiasi untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan sumber daya tersebut

2. Negosiasi Menang – Menang (Win – Win)

Page 27: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

• Sudut pandang modern yang memandang negosiasi sebagai situasi win-win, di mana kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.

• Disebut juga negosiasi positive – sum atau negosiasi integrative

Membangun Kesepakatan

Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya.

Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.

Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.

Negosiasi Menggunakan Pihak Ketiga

Pihak ketiga dilibatkan saat pihak-pihak yang bernegosiasi mengalami jalan buntu,adakalanya pihak ketiga sengaja dilibatkan sejak awal proses negosiasi. Dalam keadaan apapun, negosiasi yang melibatkan pihak ketiga semakin banyak digunakan.

Ivancevich( 2007: 63) salah satu tipologi menyebutkan setidaknya terdapat empat macam intervensi pihak ketiga yang mendasar:

1.      Mediasi adalah situasi di mana pihak ketiga yang netral menggunakan penalaran, pemberian usulan, dan persuasi dalam kapasitasnya sebagai fasilitator. Para mediator ini memfasilitasi penyelesaian masalah dengan mempengaruhi bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi berinteraksi. Para mediator tidak memiliki otoritas yang mengikat, pihak-pihak yang terlibat bebas mengacuhkan usaha mediasi ataupun rekomendasi  yang dibuat oleh pihak ketiga

2.      Arbitrase adalah situasi di mana pihak ketiga memiliki wewenang memaksa terjadinya kesepakatan. Robbins ( 2008 ) kelebihan arbitrase dibanding mediasi adalah bahwa arbitrase selalu menghasilkan penyelesaian.

3.      Konsiliasi  adalah seseorang yang dipercaya oleh kedua pihak dan bertugas menjembatani proses komunikasi pihak-pihak yang bersitegang. Seorang konsiliator tidak memiliki kekuasaan formal untuk mempengaruhi hasil akhir negosiasi seperti seorang mediator.

4.      Konsultasi adalah situasi di mana pihak ketiga, yang terlatih dalam isu konflik dan memiliki keterampilan penyelesaian konflik, berupaya memfasilitasi pemecahan permasalahan dengan lebih memusatkan hubungan antarpihak ketimbang isu-isu yang substantif.

BAB III

Page 28: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

PENUTUP1. Kesimpulan

Tujuan komunikasi yang sempurna tidak dapat dicapai. Namun ada bukti yang menunjukkan hubungan positif di antara komunikasi yang efektif (meliputi faktor-faktor seperti kepercayaan pemersepsi, keakuratan, keinginan untuk berinteraksi, penerimaan manajemen puncak, dan kebutuhan informasi) serta produktivitas karyawan. Oleh karena itu, memilih jalur yang benar, menjadi seorang pendengar yang baik, dan menggunakan umpan balik mungkin membuat komunikasi lebih efektif.

Manusia akan selalu menjadi subyek terhadap kesalahan dalam komunikasi karena akibat penyaringan, pengamatan selektif, kepasrahan, tumpang tindih informasi dan bahasa. Apa yang mungkin dikatakan mungkin tidak didengar . Adapun harapan pengirim, memecahkan sandi pesan dalam pemikiran penerima mewakili kenyataannya. Realitas ini akan menentukan reaksi individu, meliputi kinerja, motivasi dan tingkat kepuasaan pada tempat kerja.

Topik besar dalam berkomunikasi adalah komunikasi elektronik, kepentingan dari komunikasi nonverbal dan diam, perbedaan gender dalam berkomunikasi dan perbedaan lintas budaya dalam berkomunikasi.

Konflik terjadi ketika seseorang merasa orang lain bertindak akan memiliki pengaruh negatif pada suatu bagian pada pihak yang pertama. Banyak orang-orang secara otomatis mengasumsikan bahwa semua konflik adalah buruk. Bagaimanapun, konflik juga dapat berfungsi fungsional (membangun) atau disfungsional (destruktif) terhadap kinerja dari sekelompok atau unit. Satu tingkat optimal dari konflik menganjurkan komunikasi, mencegah stagnasi, merangsang kreativitas, mengijinkan tekanan untuk digunakan, dan merencanakan perubahan, namun tidak sebanyak gangguan atau untuk menghalangi aktivitas.

Cara sebuah konflik didefenisikan berjalan sepanjang cara ke arah mendirikan berbagai outcomes yang mungkin diatasi. Manajemen strategi konflik ditentukan dengan lingkup yang mana sesoerang menginginkan bekerja sama dengan pihak lain, dan lingkup yang bagaimana seseorang menyatakan prihatinnya sendiri.

Negosiasi adalah suatu proses aktivitas yang mana dua atau lebih pihak mencoba untuk setuju pada tingkat perubahan untuk barang-barang atau jasa yang mereka perdagangkan. Negosiasi adalah aktivitas berkelanjutan dalam kelompok dan organisasi. Penawaran distributive dapat memecahkan sengketa, tetapi ini secara negatif sering mempengaruhi satu atau lebih kepuasaan negosiator karena ini difokuskan pada jangka pendek dan sarat konfrontasi.

2. Saran

Dalam berorganisasi kita harus mengetahui cara berkomunikasi yang baik bagaimana, baik terhadap atasan, sejawat, ataupun bawahan. Komunikasi mempunyai aturan. Begitu juga dalam menyelesaikan konflik kita harus terlebih dahulu mengetahui apa penyebabnya dan mencoba mencari solusinya. Dalam suatu aktivitas bisnis negosiasi sangat penting. Dalam berorganisasi kita harus mengetahui cara berkomunikasi yang baik

Daftar Pustaka

Page 29: citradiriwanita.files.wordpress.com€¦ · Web viewMakalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi

1. Ikhsan, Arfan., Indra Maipita. Perilaku Organisasi. Madenatera.

2. http://marwanhkm.wordpress.com/2012/05/02/makalah-prilaku-organisasi-konflik-dan- negoisasi/

3. http://blognyararatatanana.blogspot.com/2012/11/konflik-dan-negosiasi.html 4. http://queenaya-84.blogspot.com/2012/03/konflik-dan-negosiasi.html/