agrimixuyp.files.wordpress.com · Web viewKetidakpastian tentang prediksi harga disebabkan begitu...
Transcript of agrimixuyp.files.wordpress.com · Web viewKetidakpastian tentang prediksi harga disebabkan begitu...
RISIKO PRODUKSI DAN INEFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI GOGO PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING
PRODUCTION RISK AND TECHNICAL INEFFICIENCY FOR GOGO RICE FARMING ON DRY LAND AGROECOSYSTEM
Disusun Oleh :
Kustiawati Ningsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura Pamekasan
ABSTRAK
Usaha dibidang pertanian berada dalam situasi ketidakpastian, akibatnya tidak pernah memiliki hasil pasti. Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah fluktuasi hasil pertanian dan fluktuasi harga. Ketidakpastian prediksi hasil pertanian lebih banyak disebabkan oleh faktor alam. Sebagai contoh faktor alam yang bersifat tidak menentu dan sulit dikontrol petani adalah iklim yang kurang menguntungkan, serangan hama dan penyakit, kekeringan dan banjir. Kesemuanya itu merupakan faktor yang dapat menurunkan produksi, bahkan seringkali petani tidak memperoleh sesuatu apapun dari hasil usahanya. Ketidakpastian tentang prediksi harga disebabkan begitu kompleksnya faktor yang menyebabkan fluktuasi harga. Adanya spekulasi pedagang yang cenderung ingin memperoleh keuntungan besar dan rantai pemasaran yang panjang merupakan faktor berpengaruh terhadap naik turunnya harga yang sering merugikan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko produksi pada usahatani padi gogo pada agroekosistem lahan kering dan menganalisis efisiensi teknis pada usahatani padi gogo. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu. Pengambilan sampel menggunakan metode yang mengacu pada pendapat Cochran (2005) yaitu proportional sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pada agroekosistem lahan kering, risiko produksi padi gogo yang terjadi cukup tinggi. Kesimpulan ini diputuskan dengan mengacu pada hasil nilai Coefficient Variation (CVx) usahatani padi gogo di lahan kering sebesar 0,48. Hasil analisis efisiensi teknis menyimpulkan bahwa kegiatan usahatani padi gogo di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu ternyata petani atau produsen berperilaku tidak efisien secara teknis. Kata Kunci : Risiko Produksi, Inefisiensi Teknis
ABSTRACT
The efforts in agricultural field were in uncertainty situation, with the result that there were never certain results. Important uncertainty sources in the agricultural field were agricultural yield and price fluctuation. Uncertainty of agricultural yield prediction was much caused by natural factors. Some of uncertain and uncontrollable natural factors by farmers were unbeneficially climate, pests and plant diseases raids, droughts and floods. All of these were factors which could decrease production, even farmers often times gained nothing from their efforts. Uncertainty about price prediction was caused by factors that were so complex which brought price fulctuation. Two influential factors to up and down price which often brought disadvantages to farmers were dealer speculation which tended to gain high profit and long market chain. The objectives of this research were to analyze the production risks of gogo rice farming in dry land and to analyze the technical efficiency of gogo rice farming.The research location was determined purposively that was in Sentol Village, Pademawu District. The sampling method which refers to the opinion of Cochran (2005) that was proportional sampling. The research results was in dryland agroecosystem, production risk of gogo rice occurring is high. This conclusion is decided by reference to the Coefficient of Variation (CVx) gogo rice farming in dry land 0.48. The analysis results of technical efficiency concluded that rice farmers or producers behaved inefficient technically in Sentol Village, Pademawu District farming activities.Key word : Production Risk, Technical Inefficiency
1
2
PENDAHULUAN
Komoditas pangan yang sangat penting di Indonesia adalah beras. Lebih dari 95 persen
penduduk Indonesia menggunakan beras sebagai bahan pangan pokok. Berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi terus dilakukan agar keamanan
pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Peningkatan produktivitas padi yang
dicapai selama ini disebabkan oleh dua faktor yaitu penggunaan varietas unggul yang berpotensi
hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani seperti pengolahan tanah, cara tanam dan
pemupukan (Irawan, 2004). Varietas padi unggulan yang telah banyak digunakan adalah
varietas padi Gogo. Varietas padi Gogo cocok ditanam pada egroekosistem kering dan
agroekosistem sawah (Suprihatno dkk, 2009).
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Pamekasan (2010) produksi padi tahun
2004 sampai dengan tahun 2008 mengalami peningkatan secara signifikan sebesar 18,00 %
yaitu 104.456,80 ton gabah kering giling (2004) menjadi 127.391,00 ton gabah kering giling
(2008). Namun, peningkatan produksi padi di Kabupaten Pamekasan belum diikuti peningkatan
produktivitasnya. Produktivitas padi di Kabupaten Pamekasan tahun 2004 adalah 4,65 ton/ha,
tahun 2005 adalah 4,70 ton/ha, tahun 2006 adalah 4,70 ton/ha, tahun 2007 adalah 44,04 ton/ha
dan tahun 2008 adalah 44,45 ton/ha. Fluktuasi produktivitas padi yang signifikan di Kabupaten
Pamekasan menunjukkan indikasi adanya risiko pada usahatani padi di Kabupaten Pamekasan
yang mengarah kepada risiko produksi. Selain itu, padi yang merupakan tanaman pertanian
sangat erat kaitannya dengan faktor alam dalam hasil produksi. Alam merupakan suatu
ketidakpastian yang menjadi variabel penyebab terjadinya risiko dalam usaha pertanian dan
risiko tersebut dapat terjadi pada usahatani padi. Risiko perlu untuk diperhitungkan karena
umumnya risiko berdampak pada kerugian yang harus ditanggung oleh petani.
Permasalahan penurunan produktivitas padi dirasakan oleh hampir seluruh petani
tembakau di Kabupaten Pamekasan umumnya dan Desa Sentol pada khususnya. Salah satu
3
faktor yang dapat menjadi penyebab turunnya produktivitas pertanian adalah terjadinya
inefisiensi teknis (Setiawan, 2007).
Penurunan produktivitas padi secara terus menerus harus dilihat bagaimana para petani
padi pada agroekosistem lahan kering (gunung) mengalokasikan input yang digunakan dalam
usahataninya. Secara teoritis besar-kecilnya alokasi penggunaan input-input dalam usahatani
dipengaruhi oleh faktor risiko produksi (Ellis, 1988). Dalam usahatani padi, risiko produksi
merupakan variasi output akibat dari faktor yang sulit untuk diduga seperti ada tidaknya hujan
menjelang panen, hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman padi (tikus, penggerek
batang, wereng coklat, penyakit tungro, penyakit hawar daun) cuaca yang tidak menentu, dan
penggunaan varietas yang kurang bermutu. Dalam penelitian ini pembatasan pembahasan risiko
produksi adalah risiko produksi yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim. Adanya
risiko produksi dalam usahatani padi akan menyebabkan ‘kemungkinan kerugian’ yaitu
kegagalan panen.
Permasalahan risk and uncertainty (risiko dan ketidakpastian) sering ditemui di dalam
dunia pertanian dan perlu diperhitungkan. Masalah ini terlalu sering muncul pada sektor
penanaman modal khususnya dalam kegiatan pertanian. Apakah menyangkut aspek skala usaha,
ketenaga kerjaan, manajemen usaha, teknologi, maupun pola pemasaran. Padahal pengaruh
buruk faktor risiko sering melanda para petani, petani pengusaha (agribusinessman) maupun
para pedagang (eksportir dan importir). Permasalahan yang dapat dilihat dalam dunia nyata
adalah bahwa para pelaku ekonomi tersebut cenderung mengurangi jumlah kepemilikan modal
yang dicurahkan per kesatuan luas usahatani. Sifat ini dihipotesiskan dapat terjadi sebagai
akibat pengaruh risiko tinggi dari efek ketidakpastian produksi (production under risk) maupun
ketidakpastian menyangkut harga (price risk).
Masalah risiko diakibatkan oleh ketidakmampuan produsen memprediksi tentang apa
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (Roumasset dan Rosegrandt, 1985 dalam
Simandjuntak 1990), terutama setelah bibit tembakau ditanam. Faktor risiko ini agaknya
bermanfaat diukur guna dapat mengetahui kemungkinan apa yang akan terjadi selama proses
4
berproduksi. Risiko sering terjadi di luar batas toleransi (kontrol petani) petani dan pada
hakikatnya sulit untuk diukur mengingat spesifikasi peubah yang bersifat stokastik. Namun,
fenomena lapang ini pada hakikatnya menarik untuk diteliti guna dapat memprediksi besarnya
risiko (degree of risk) sebagai akibat dari faktor ketidakpastian pada kegiatan usahatani.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan pokok
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah risiko produksi pada usahatani padi gogo di lahan kering?
2. Apakah usahatani padi gogo di lahan kering sudah efisien secara teknis?
TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis risiko produksi pada usahatani padi gogo di lahan kering;
2. Menganalisis apakah usahatani padi gogo di lahan kering sudah efisien secara teknis atau
tidak.
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Dalam model neoklasik, analisis risiko mengilustrasikan tentang keputusan produksi di
bawah risiko dijelaskan pada Gambar 1. Dalam gambar tersebut diilustrasikan tiga respon yang
berbeda dari output terhadap satu input variabel (pupuk nitrogen) dalam value term, sehingga
dapat diperoleh gambaran profit atau kerugian. Gambaran tersebut didesain untuk
mengekplorasi pendekatan varian pendapatan dan penolakan risiko. Risiko digambarkan
sebagai uncertainty berkenaan dengan iklim atau cuaca dengan dua kejadian yaitu cuaca baik
dan buruk yang dapat dilihat dari hubungan pola curah hujan dengan kebutuhan tanaman akan
air. Dalam gambar tersebut petani memperkirakan 3 tahun cuaca baik dan dua tahun cuaca
buruk untuk lima tahun tanam. Dengan probabilitas untuk musim tanam baik adalah 0,6 dan
untuk musim buruk 0,4, dengan demikian E (TVP) dapat dihitung dengan : E (TVP) = 0,6
(TVP1) + 0,4 (TVP2) = 1. Bentuk kurva mencerminkan dampak kondisi iklim pada respon
output atas kebutuhan nitrogen.
5
Sumber : Ellis, 1988Gambar 1. Keputusan Produksi dibawah RisikoKeterangan : TVP1 : Respon total value product terhadap peningkatan level nitrogen
pada tahun tanam dengan iklim baik.TVP2 : Respon total value product terhadap peningkatan level nitrogen
pada tahun tanam iklim buruk.E(TVP) : Expected total value product berdasarkan pandangan subyek
petani mengenai perilaku musim.TFC : Garis biaya total
Dampak risiko pada perhitungan efisiensi dapat dilihat pada tiga alternatif posisi X1, XE,
dan X3 yang masing-masing rasional secara alokatif, tergantung pada preferensi subyektif
petani. Pemakaian input X1 yang konsisten dengan efisiensi alokatif TVP1 memberikan tingkat
keuntungan terbesar pada ab yang mungkin dicapai jika cuaca baik, jika ternyata cuaca buruk
kerugian yang ditanggung sebesar bj. Pemakaian input X2 konsisten dengan efisiensi alokatif
pada TVP2. Pada kondisi ini cuaca baik memberikan keuntungan pada petani sebesar ce, dan
jika cuaca buruk petani masih untung sebesar de. Pemakaian input XE konsisten dengan efisiensi
alokatif yang berimbang pada probabilitas kejadian iklim. Keuntungan yang diterima petani
pada kondisi baik adalah fh lebih kecil daripada ab, dan kerugian yang diderita jika iklim buruk
adalah hi dan lebih kecil dari bj.
Penilaian risiko produksi dapat dihitung menggunakan Variance, Standard Deviation,
dan Coefficient Variation. Penilaian risiko produksi dilakukan dengan mengukur nilai
penyimpangan yang terjadi. Menurut Elton dan Gruber (1995), terdapat beberapa ukuran risiko
bh
e i
j
Input Pupuk XX2 XE X1
TVP2
E(TVP)
TFC
TVP1
af
cg
d
Tota
l Nila
i Pro
duk
Y (R
p)
0
6
diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation) dan koefisien
variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance
sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti misalnya standard deviation merupakan akar
kuadrat dari variance. Sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation
dengan nilai ekspektasi return usahatani padi gogo, dalam hal ini adalah expected net cash flow
yang diperoleh oleh petani, baik di lahan gunung, tegal maupun sawah. Oleh karena itu untuk
melakukan penilaian terhadap risiko produksi usahatani padi gogo, ukuran yang tepat digunakan
adalah coefficient variation. Karena ukuran variance dan standard deviation belum
memperhitungkan net cashflow pada usahatani padi gogo. Dengan ukuran coefficient variation,
analisis kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu risiko untuk setiap net
cashflow.
Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal pada tingkat penggunaan input tertentu. Hal ini dapat dicapai pada saat produk
marginal (MP) suatu produk sama dengan harga fakor produksi (Px) tersebut dengan asumsi
pasar persaingan sempurna (Soekartawi, 1993). Efisiensi teknis mengukur tingkat produksi
yang dicapai pada tingkat penggunaan masukan tertentu. Seorang petani secara teknis dikatakan
lebih efisien apabila dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama memperoleh output
yang lebih tinggi. Efisiensi harga/alokatif mengukur tingkat penggunaan input optimal atau
keuntungan maksimum jangka pendek. Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar
2. berikut :
7
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Risiko Produksi dan Inefisiensi Teknis Usahatani Padi Gogo
Hipotesis
1. Semakin tinggi kemungkinan terjadinya kekeringan, risiko produksi usahatani padi gogo
akan semakin tinggi.
2. Usahatani padi gogo di lahan kering tidak efisien secara teknis.
METODE PENELITIAN
A. Model Analisis Risiko Produksi
Rancangan model analisis ini diupayakan untuk mengetahui kemungkinan risiko yang
akan terjadi atas penggunaan input produksi pada luas garapan usahatani tertentu. Khusus
menyangkut analisis ini ditunjukkan dengan mengacu pada model empiris analisis production risk
menurut aturan Singh (1980). Adapun manfaat model ini adalah untuk mengetahui peluang
subjektif (subjective probability) dari masing-masing petani contoh pada kegiatan usahatani padi
gogo di lahan kering dalam situasi iklim (type of season) yang berbeda. Model rancangan umum
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lokasi PenanamanPadi Gogo :
Lahan Kering
Risiko Produksi Usahatani Padi Gogo
Sumber Risiko :Cuaca dan Iklim
Fluktuasi Produksi
Kesejahteraan Petani
Alokasi Penggunaan Input
Penggunaan Biaya Produksi
Net Cash Flow Usahatani Padi Gogo
Tidak Efisien Teknis
Efisien Teknis
Realokasi Input
Fluktuasi Penerimaan Usahatani Padi Gogo
8
Tabel 1. Model Perhitungan Subjective Probability, dan Kemungkinan Biaya yang dikeluarkan untuk membeli input produksi sesuai dengan keadaan cuaca setempat
Keadaan Subjective Iklim Probability X1 X2 X3 Xn
A P (A) ∑X1 A ∑X2 A ∑X3 A ∑Xi AB P (B) ∑X1 B ∑X2 B ∑X3 B ∑Xj B
Nilai Harapan ∑P(n) ∑X1n ∑X2 n ∑X3 n ∑Xijn
Kemungkinan Biaya Input (Rp/Ha)
Tahapan analisis berikutnya, setelah dicari peluang pada masing-masing petani contoh,
kemudian dilanjutkan dengan analisa arus kas (cash flow analysis). Analisis ini bertujuan untuk
menghitung besarnya nilai net cash flow pada masing-masing petani contoh dengan mengikuti
pola yang dianjurkan oleh Horne (1983) seperti di Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Ekspektasi Net Cash Flow pada masing-masing petani contoh
0 1 2 31. Inflow- Pinjaman- Hasil Produksi-dllTotal Inflow2. Outflow- Biaya TK-Biaya Pupuk-Sewa TanahdllTotal OutflowNet Cash Flow
Cash Flow Periode (bulan)
Untuk menghitung dan mengukur besarnya kemungkinan risiko produksi yang akan
terjadi pada kelompok petani contoh, dilanjutkan dengan menghitung probability distribution
(sebaran peluang) dari net cash flow, dengan terlebih dahulu menghitung standar deviasinya
seperti :
Dimana : = net cash flow petani contoh ke –x pada waktu t
= peluang yang terjadi pada net cash flow petani contoh ke x pada waktu t
= ekspektasi nilai net cash flow pada waktu t
Ekspektasi nilai net cash flow pada periode t dicari dengan rumus umum seperti :
9
Langkah selanjutnya adalah memperbandingkan kelompok petani contoh yang
mempunyai standard deviasi yang lebih besar, digunakan sebagai yang dapat menyatakan
besarnya penyebaran kemungkinan produksi padi gogo yang diperoleh para petani contoh. Untuk
memutuskan besar kecilnya derajat risiko (degree of risk) antar petani contoh yang
diperbandingkan dapat diketahui dengan menghitung koefisien variasi dengan cara
Dimana : = koefisien variasi pada petani contoh yang ke-x
= standar deviasi petani contoh yang ke-x
= ekspektasi nilai net cash flow pada waktu t dan petani contoh yang ke x
Dalam hal ini apabila nilai Coefficient Variasi ( petani contoh yang ke x ternyata
lebih besar dibandingkan yang lainnya, maka petani contoh tersebut diputuskan mempunyai
derajat risiko yang lebih tinggi (Horne, 1983). Koefisien variasi disini adalah deviasi standard
yang disebarkan terhadap masing-masing petani contoh dan dapat dinyatakan dalam persen.
Semakin besar nilai berarti semakin besar pula variabilitas risiko yang akan terjadi.
B. Model Pengukuran Efisiensi Faktor Produksi
Tingkat penggunaan faktor produksi dalam penelitian ini diestimasi dengan fungsi
produksi Cobb-Douglas. Ketentuan dasar didalam keputusan penggunaan model adalah bahwa
kegiatan usahatani padi gogo diasumsikan mengikuti hukum pertambahan hasil yang semakin
menurun.
Secara umum fungsi produksi Cobb Douglas adalah
Y = A LaKbe
Dimana :Y = total output
10
L dan K = input labor dan kapitalA, a, b = parameter tetap bernilai positife = errorasumsi : 0 < a ≤ 1; 0 < b ≤1; a+b ≤ 1
Dalam penelitian ini, model umum yang digunakan adalah :
Y=a0 X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 eu
Untuk dapat dianalisis, model di atas diubah ke dalam bentuk logaritma berganda
menjadi model persamaan linier seperti :
Ln Y = a0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + uDimana : Y = produksi usahatani padi gogoa0 = konstantaX1 = pengalaman petani (tahun)X2 = tenaga kerja (HKSP)X3 = benih (Kg)X4 = pupuk (Kg)X5 = pengairan (liter)b1,b2,b3,b4,b5 = parameter peubah inputu = error
Berdasarkan hasil analisis model fungsi produksi di atas, maka dapat menghasilkan
koefisien regresi pada masing-masing faktor produksi yang digunakan. Sehingga untuk
kepentingan uji efisiensi teknis, maka dapat dilihat pada jumlah koefisien regresi atau
dimana jumlah koefisien regresi menunjukkan elastisitas produksi. Adapun ketentuan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut
1. Bila disebut Increasing Return to Scale, Artinya, proporsi penambahan masukan
produksi akan menghasilkan tambahan produksi dengan proporsi yang lebih besar dan jika
dihubungkan dengan kurva produksi maka berada pada daerah I yaitu daerah irrasional.
2. Bila disebut Constant Return to Scale, artinya, penambahan masukan produksi
akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh dan jika dihubungkan
dengan kurva produksi maka berada pada daerah II yaitu daerah rasional serta memenuhi
kriteria efisien secara teknis.
11
3. Bila disebut Decreasing Return to Scale, artinya, proporsi penambahan masukan
produksi melebihi proporsi penambahan produksi dan jika dihubungkan dengan kurva
produksi maka berada pada daerah II yaitu daerah rasional.
C. Pengujian Hipotesis
1. Penilaian Risiko Produksi
Penilaian risiko yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
analisis kuantitatif yang didasarkan dengan pengukuran penyimpangan.
Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan
diantaranya adalah ragam (variance), simpangan baku (standard deviation),
dan koefisien variasi (coefficient variation).
2. Pengujian Model Regresi Fungsi Produksi Cobb Douglas
Untuk melihat ketepatan model regresi dari fungsi produksi yang dipakai, dilakukan uji-F
dengan hipotesis statistik sebagai berikut :
(untuk semua i dimana i = 1, 2, ..., m)
salah satu koefisien regresi atau semua
Fhitung bisa dicari dengan rumus sebagai berikut (Gujarati, 1995) :
Apabila Fhitung < Ftabel maka keputusannya adalah menerima , yang berarti model regresi
tidak bisa menjelaskan variasi peubah terikatnya. Dan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka
ditolak, artinya model tersebut dapat menjelaskan variasi peubah terikatnya. Selain itu juga dilihat
dari nilai koefisien determinasi (R2), makin mendekati satu makin bagus model tersebut.
12
3. Pengujian Pengaruh Masing-masing Peubah Bebas
Untuk mengetahui faktor-faktor produksi atau input apa saja yang mempengaruhi
produksi usahatani padi gogo serta bagaimana pengaruh masing-masing peubah bebas terhadap
produksi usahatani padi gogo dilakukan uji-t dengan hipotesis sebagai berikut :
Menurut Gujarati (1995) t-statistik (t-hitung) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Dimana : = koefisien regresi ke-i
= standard error dari koefisien regresi
Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya
peubah bebas ke-i tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Sebaliknya jika thitung > ttabel
maka H0 ditolak, artinya peubah bebas ke-i tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Risiko Produksi Padi Gogo di Lahan Kering
Hasil analisis risiko produksi usahatani padi Gogo di lahan kering yang berada di Desa
Sentol mendapatkan nilai coefficient variation sebesar 0,48 atau dinyatakan dalam persentase
yaitu sebesar 48% (Lampiran 1). Hasil analisis risiko produksi padi gogo di lahan kering
mendapatkan nilai coefficient variation sebesar 0,48 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah
yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi adalah sebesar 0,48. Dengan demikian, logika
teknisnya adalah : apabila pihak produsen ingin mengambil risiko (risk prefer) tinggi, maka
usahatani padi gogo di lahan kering diteruskan. Namun, analisis risiko produksi yang dilakukan
pada usahatani padi gogo di lahan kering menunjukkan bahwa perlu dilakukannya diversifikasi
sebagai upaya meminimalkan risiko.
B. Analisis Faktor-faktor Produksi yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Gogo di Lahan Kering
13
Dari hasil analisis fungsi produksi pada usahatani padi gogo di lahan kering di Desa
Sentol, Kecamatan Pademawu, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
LnY = 2,933 + 0,231 lnX1 + 0,193 lnX2 + 0,221 lnX3 + 0,173 lnX4 + 0,158 lnX5 + u
Dimana :Y = jumlah produksi padi gogo (kg) X1 = pengalaman petani (tahun)X2 = tenaga kerja (HKSP)X3 = benih (kg)X4 = pupuk (kg)X5 = pengairan (liter)u = error
Sehingga jika persamaan regresi di atas ditransformasikan ke dalam fungsi pangkat
(bentuk power function) menjadi :
Tabel 3. Pendugaan Koefisien Regresi Fungsi Produksi Usahatani Padi Gogo di Lahan Keringdi Desa Sentol, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan
t hitung t tabel1 X1 0,231 0,931 2,0282 X2 0,193 2,2953 X3 0,221 8,4254 X4 0,173 5,1985 X5 0,158 2,047
No Variabel Koefisien Regresi Uji t (α = 0,05) dan df = 36
Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dapat dilihat bahwa setiap koefisien regresi dari
variabel yaitu X2 (tenaga kerja), X3 (benih), X4 (pupuk) dan X5 (pengairan) memiliki nilai
positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi gogo di lahan kering, artinya
jika penggunaan input tenaga kerja, benih, pupuk dan pengairan naik 1%, maka jumlah produksi
akan naik sebesar koefisien regresi input tenaga kerja, benih, pupuk dan pengairan (dalam
persentase). Hal ini dapat dilihat pada nilai t hitung masing-masing variabel (X2 s/d X5) yang
lebih besar daripada t tabel dengan dan derajat kebebasan 36 (df = 36). Untuk
variabel pengalaman petani X1 memiliki nilai positif, namun tidak berpengaruh nyata terhadap
14
produksi usahatani padi gogo di lahan kering. Model fungsi produksi Cobb Douglas usahatani
padi gogo di lahan kering di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu adalah model yang cukup
baik. Hal ini dapat dilihat pada nilai R2 = 0,982, artinya variabel independent (X2 s/d X5) dalam
model mampu menjelaskan hubungannya dengan variabel dependent (produksi) sebesar
98,20%, sisanya sebesar 1,80% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam
penelitian. Selain itu, untuk melihat baik tidaknya suatu model dapat dilihat dari nilai F hitung.
Model fungsi produksi Cobb douglas usahatani padi gogo dil lahan kering di Desa Sentol,
Kecamatan Pademawu memiliki nilai F hitung = 391,288 > F tabel = 2,49 dengan dan
derajat kebebasan df (5,36), artinya variabel independen (X2 s/d X5) secara bersama-sama
dalam model mampu menjelaskan hubungannya terhadap variabel dependen (produksi) secara
signifikan.
C. Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Padi Gogo di Lahan Kering
Berdasarkan hasil pendugaan koefisien regresi fungsi produksi usahatani padi gogo di
lahan kering di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan yang dapat dilihat
pada Tabel 3., maka dapat diketahui bahwa = 0,976. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
skala usahatani padi gogo di lahan kering berada pada kondisi Decreasing Return to Scale
(DRTS). Selain itu hal ini berarti bahwa secara teknis, para petani menunjukkan perilaku yang
tidak efisien, dan jika dikaitkan ke dalam bentuk skala usaha menurut Soekartawi (1994) maka
usahatani tembakau Madura berada di daerah 2 dengan 0 < Ep ≤ 1. Sehingga dapat disimpulkan
petani melakukan produksinya masih berada pada daerah rasional. Hal ini berdasarkan asumsi
bahwa petani dalam melakukan usahataninya masih berpikir rasional. Oleh karena usahatani
padi gogo di lahan kering memiliki nilai elastisitas produksi kurang dari satu, maka hal ini
menunjukkan bahwa secara teknis usahatani padi gogo di lahan kering masih belum efisien
dimana petani padi gogo di lahan kering sebenarnya masih memungkinkan untuk menambah
penggunaan inputnya sehingga dapat mencapai tingkat produksi yang optimal.
15
Temuan di atas bila dikaitkan dengan pendapat Anderson (1981) yang menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat efisiensi maka semakin kecil kemungkinan risiko yang akan
terjadi, maka pada hasil penelitian ini pernyataan tersebut dapat dibuktikan. Artinya dari hasil
analisis risiko (Lampiran 1.) disimpulkan bahwa risiko produksi usahatani padi gogo di lahan
kering cukup tinggi. Kemungkinan derajad risiko dengan nilai yang tinggi di lahan kering
diperkirakan oleh karena petani ternyata tidak mampu berperilaku secara efisien teknis.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis risiko produksi usahatani padi gogo di lahan kering menunjukkan bahwa nilai
coefficient variation cukup tinggi
2. Hasil analisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi gogo
di lahan kering adalah tenaga kerja, benih, pupuk dan pengairan.
3. Hasil analisis efisiensi teknis pada usahatani padi gogo di lahan kering menunjukkan bahwa
usahatani padi gogo di lahan kering masih belum efisien secara teknis.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. Hasil analisis risiko produksi berdasarkan nilai coefficient variation pada usahatani padi
gogo menunjukkan bahwa risiko berproduksi di lahan kering cukup tinggi. Dengan
demikian secara umum dapat dikatakan usahatani padi gogo berisiko cukup tinggi, oleh
karena itu seharusnya hal ini menjadi pertimbangan bagi petani padi gogo dalam mengambil
keputusan apakah akan terus melanjutkan usahataninya atau tidak. Hal ini juga terkait
16
bilamana petani lebih mementingkan memilih risiko yang terkecil tanpa pertimbangan
faktor lainnya, maka petani padi gogo akan tetap melanjutkan usahataninya dan
berusahatani padi gogo di lahan kering sebaiknya dipertimbangkan untuk diteruskan karena
risiko yang sangat tinggi.
2. Hasil analisis efisiensi teknis menunjukkan bahwa usahatani padi gogo di lahan kering
masih belum efisien. Untuk itu disarankan kepada petani agar dalam setiap kali melakukan
usahatani padi gogo di lahan kering perlu dipikirkan terlebih dahulu apakah penggunaan
input seperti bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan lain sebagainya telah sesuai dengan
kebutuhan atau belum dan diharapkan mau dan bersedia mengikuti anjuran petugas teknis
atau penyuluh pertanian lapangan setempat, terutama mengenai teknis budidaya padi gogo.
3. Dalam merekomendasikan pada jenis lahan yang manakah usahatani padi gogo layak untuk
terus diusahakan, yang perlu diperhatikan tidak saja tingkat efisiensi yang tinggi, tapi
kemungkinan risiko yang bakal diterima petani karena petani bagaimanapun akan berpikir
rasional dengan menghindari risiko sekecil mungkin daripada berusaha meningkatkan
pendapatannya melalui peningkatan efisiensi tapi memiliki risiko yang besar. Namun,
kondisi ini dipengaruhi pula oleh sikap petani dalam mengambil keputusan. Apakah
termasuk berani mengambil risiko, menolak risiko atau netral terhadap risiko.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.R. dan W.E. Griffiths. 1981. Production Risk and Input Use : Pastoral Zone of Eastern Australia. Australian Journal of Agricultural Economics. 25 (2).
Anderson, J.R. dan W.E. Griffiths. 1982. Production Risk and Efficient Allocation of Resources. Australian Journal of Agricultural Economics. Vol 2 No. 3, December 1982.
Barry, PJ. 1984. Risk Management in Agriculture. The Iowa State University Press. Ames. Iowa.
Beattie, B.R. dan Taylor, C.R. 1996. Ekonomi Produksi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Darmawi. 1997. Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta.Debertin, DL. 1986. Agricultural Production Economics. MacMillan Publishing Company.
New York.Ellis, F. 1988. Peasant Economics : Farm Household and Agricultural Development.
Cambridge University Press, Cambridge.Elton E.J, Gruber M.J. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. Fifth Edition.
John Wiley and Sons Inc. New York.Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.
17
Gunawan, S dan Iswara. 1987. Teori Pengambilan Keputusan dalam Ekonomi Produksi. Penerbit Karunika. Universitas Terbuka. Jakarta.
Heady, E.O. 1952. Economics of Agricultural Production and Resources Use. Iowa States College. Prentice Hall,Inc., England Cliffts, New York. 439-638.
Horne, J.C.V. 1983. Financial Management and Policy. Stanford University, Prentice Hall of India, 13-173; 182-210.
Irawan, 2004. Dinamika Produktivitas dan Kualitas Budidaya Padi Sawah. Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit PPM. Jakarta.Krishna, J dan Desai, D.K. 1964. Econometric Models of Farm Planning Under Uncertainty. In
Indian Journal of Agricultural Economics, 25-39.Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta.Singh, I.J. 1980. Farm Decision Under Uncertainty. Improving Farm Management Teaching in
Asia. The Agricultural Development Council, Inc.21-42.Soekartawi, et al. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.Suprihatno, Bambang dkk. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Suwanda, Mamat Haris. 2002. Analisis Efisiensi Penelitian dan Dampaknya terhadap Ekonomi Nasional, Studi Kasus pada Tanaman Perkebunan. Makalah Falsafah Sains (PPs 702). Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
18
Lampiran 1. Perhitungan Nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation Usahatani Padi pada Agroekosistem Lahan Kering di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan
No Iklim Subjective Probability
(
Net Cash Flow ( )
Net Cash Flow
Harapan (
1 Normal 0,6 833434250 500060550 111138023851690000 666828143110140002 Kekeringan 0,4 750090825 300036330 202549048469705000 81019619387882000
= 800096880
85587198893312600
= 147702433698896000
= 384320743.258669
= 0,48
19