threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model...

31
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PROPOSAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Penelitian Pendidikan Matematika TRI AYU MARTINI A 410 080 139

Transcript of threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model...

Page 1: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK

WRITE (TTW) DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

PROPOSAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Penelitian Pendidikan Matematika

TRI AYU MARTINI

A 410 080 139

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011

Page 2: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah bagaimana mengajarkan siswa dengan mudah sehingga

siswa akan terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang

sudah direncanakan dalam kurikulum, karena itu pembelajaran berupaya

menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dan menganalisis tujuan

pembelajaran. Selanjutnya para pendidik melakukan kegiatan memilih, menetapkan

dan mengembangkan cara–cara pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut sehingga hasil pembelajaran terwujud dalam diri peserta

didik.

Kreativitas belajar siswa adalah kemampuan mengkaitkan konsep-konsep

matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan

sehari-hari dan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal yang

berwujud ide-ide atau alat-alat.

Tingkat kreativitas di kalangan siswa khususnya kreativitas belajar

matematika belum seperti yang diharapkan oleh para guru. Berdasarkan observasi

empirik dilapangan kreativitas siswa SMP pada tingkat yang rendah. Paling tidak

ada 2 faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kreativitas belajar siswa, yaitu

faktor eksternal dan internal, yang termasuk dalam faktor eksternal diantaranya

pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat.

Faktor internal pada umumnya adalah guru, terutama guru di kelas terlalu

mudah menyalahkan siswa ketika siswa membuat kesalahan. Menurut psikologi

pendidikan, anak-anak lebih banyak menerima komentar-komentar negative

(larangan, hukuman, caci maki) dan sedikit sekali menerima komentar positif

(kesempatan, penghargaan, pujian) dari orang yang lebih tua dalam kehidupannya.

Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran matematika telah

menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak membahas rumus dan

soal tanpa memperhatikan esensi manfaat rumus yang dipelajari, dengan kata lain

yang ditekankan adalah penguasaan tentang rumus.

Page 3: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

Peran strategis guru dapat dirumuskan menjadi empat hal, yaitu guru sebagai

pendidik, fasilitator, motivator dan evaluator. Menurut (Irawati Istadi, 2008) guru

sebagai pendidik berarti ada dua hal yang perlu dilakukan secara konsisten oleh

seorang guru, yaitu mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan membiasakan anak berbuat

kebaikan, sebagai fasilitator berarti guru diharapkan dapat mengelolah kelas dengan

baik, sebagai motivator berarti guru selalu memberikan masukan-masukan yang

positif kepada siswa agar siswa bersemangat dan antusias dalam belajar, sebagai

evaluator berarti guru mampu menilai hasil belajar siswa. Selain pendidik, fasilitator

dan motivator bagi siswa, guru juga harus bertindak secara professional.

Salah satu mata pelajaran yang disampaikan di sekolah adalah matematika,

untuk memiliki sifat kuantitatif yakni dapat memberikan jawaban yang lebih rinci

yang memungkinkan penyelesaian masalah secara lebih cepat dan cermat,

matematika dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengatasi permasalahan yang

ditemui dalam kehidupan sehari–hari, matematika merupakan metode berfikir secara

logis, peranan matematika terhadap perkembangan sains dan teknologi sudah jelas

sangat penting karena matematika adalah pondasi dari ilmu pengetahuan yang lain.

Siswa di sekolah mengalami kesulitan saat belajar matematika diantaranya

kesulitan untuk mengaplikasikan rumus-rumus matematika dalam kehidupan sehari–

hari, kesulitan belajar matematika juga disebabkan oleh tekanan yang berlebihan

pada hafalan rumus dan kecepatan berhitung. (Maskur A.G Moch dan Abdul Halim

Tathani, 2007) mengemukakan bahwa matematika oleh sebagian besar siswa masih

dianggap sebagai momok, ilmu yang membosankan, kurang menantang, teoritis,

rumus–rumus banyak, soal sulit dan membinggungkan.

Siswa yang sedikit melakukan aktivitas fisik dan tidak beranjak dari tempat

duduk seperti halnya hanya duduk manis mendengarkan penjelasan dari guru,

membaca materi-materi, mencatat. Perasaan bosan dan lelah sangat mudah

menghampiri. Siswa mudah mengantuk, padahal siswa sudah niat untuk belajar

sungguh-sungguh. Guru yang jarang mengkaitkan pembelajaran matematika dengan

hal-hal riil dalam kehidupan sehari-hari maka materi yang disampaikan akan terasa

abstrak, monoton dan tidak menyenangkan.

Sebagai intuisi pendidikan formal, sekolah memiliki fungsi dan peran strategi

dalam melahirkan generasi–generasi masa depan yang memiliki daya kreatif dan

innovativ. Pada dasarnya kreativitas dapat dibentuk dan dilatih dalam proses

pembelajaran. Siswa yang kreatif biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar,

Page 4: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

sering mengajukan pertanyaan yang berbobot, memberikan banyak gagasan dan usul

terhadap suatu masalah, mempunyai daya imajinasi yang tinggi mampu mengajukan

pemikiran, gagasan dan pemecahan yang berbeda dari orang lain.

Ada suatu pendekatan pembelajaran yang bisa dijadikan acuan guru dalam

menumbuh kembangkan kreativitas siswa. Pendekatan tersebut adalah pendekatan

think talk write (TTW) dan pendekatan learning start with a question (LSQ). Think

talk write (TTW) adalah suatu kegiatan dalam pembelajaran matematika yang

dilakukan oleh guru dengan memberikan teks matematika guna dibaca oleh siswa,

kemudian siswa berfikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses

membaca selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya

sebelum menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang disediakan.

Learning start with a question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran aktif dalam

bertanya. Siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya yaitu

dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa memiliki gambaran

tentang materi yang akan dipelajari sehingga apabila dalam membaca atau

membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas

serta dibenarkan secara bersama-sama.

Melalui pendekatan TTW dan LSQ diharapkan dapat mengatasi rendahnya

kreativitas belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dari peermasalahan yang telah diuraikan di atas dapat dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:

1. Dalam matematika selama ini, guru jarang mengkaitkan hal-hal di dunia nyata

sehingga siswa kurang bisa mengkaitkan konsep-konsep yang dia dapat di

kelas untuk menyelesaikan permasalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Prestasi belajar matematika di SMP masih rendah dibandingkan dengan mata

pelajaran yang lain sehingga perlu dicari solusi untuk kemajuan yang lebih

baik.

3. Masih banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran matematika, karena

mereka masih menganggap bahwa matematika terlalu monoton dan kurang

menyenangkan.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam serta tidak terlalu luas

jangkauannya maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:

Page 5: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

1. Strategi mengajar yang digunakan dibatasi pada strategi think talk write

(TTW) untuk kelas eksperimen dan strategi learning start with a question

(LSQ) untuk kelas kontrol.

2. Kreativitas belajar siswa dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar

matematika, yaitu kemampuan mengkaitkan konsep-konsep matematika untuk

menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan

kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil yang berwujud ide-

ide atau gagasan siswa.

3. Prestasi dibatasi pada prestasi belajar pada sub pokok bahasan yang diperoleh

dengan metode dokumentasi.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan strategi think talk write (TTW) dan

learning start with a question (LSQ) terhadap prestasi belajar siswa.

2. Adakah pengaruh kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan TTW, LSQ dan kreativitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa yang ditinjau dari

perbedaan pengaruh pendekatan TTW dan LSQ.

2. Untuk mengetahui signifikan prestasi belajar siswa yang ditinjau dari

perbedaan kreativitas belajar matematika siswa.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan TTW, LSQ dan kreativitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang berhubungan dengan disiplin ilmu

yang di pelajari, disini adalah ilmu matematika. Dalam penelitian ini ada 2

manfaat teoritis yang dapat diperoleh yaitu:

Page 6: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

a. Memperkaya hasil penelitian tentang matematika khususnya dalam

kreativitas siswa di dalam kelas

b. Dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan untuk penelitian

selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Manfaat penilitian sering dikaitkan dengan masalah yang bersifat

praktis. Penelitan ini memberikan sumbangan kepada guru matematika di

sekolah. Bagi guru yang mengetahui cara berpikir siswanya bisa memberikan

alternatif solusi sehingga mempermudah siswa dalam memahami suatu materi.

Page 7: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Prestasi belajar

Hilgard dan Bower (Purwanto, 2007: 84) mengemukakan bahwa

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi

tertentuyang disebutkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasita itu, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan/keadaan-keadaan sesaat

seseorang(misalnya: kelelahan, pengaruh obat)

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar (winkel dalam suhartombs,

2009). (Mulyono Abdurrahman, 2003:37) mengemukakan bahwa prestasi belajar

atau hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.

Seperti yang dikemukakan komiszowski yang dikutip oleh (Mulyono

Abdurrahman, 2003: 38), hasil belajar atau prestasi belajar dapat dikelompokkan

menjadi pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu:

pengetahuan tentang faktah, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan tentang

konsep, pengetahuan tentang prinsip. Ketrampilan terdiri dari 4 kategori:

ketrampilan untuk berfikir meliput, ketrampilan untuk bertindak, ketrampilan

bersikap, dan ketrampilan berinteraksi.

Berdasarkan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diperoleh siswa setelah

melakukan kegiatan yang menggambarkan penguasaan siswa terhadapmateri

pelajaran dan dapat dilihat dalam bentuk indikator-indikator yang berupa nilai

rapor, indeks, prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan.

2. Metode pembelajaran LSQ (learning start with a question)

Learning start with a question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran

aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta untuk

mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu,

dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan

Page 8: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

dipelajari, sehingga apabila dalam membaca/membahas materi tersebut terjadi

kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkn secara

bersama-sama.

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode LSQ adalah:

a. Pilih bahan bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada peserta didik,

dalam hal ini bacaan tidak harus difotokopi kemudian dibagikan kepada

peserta didik, akan tetapi dapat dilakukan dengan memilih satu topik

tertentu dalam buku yang dipakai. Usahakan bacaan itu adalah bacaan

yang memuat informasi umum/yang tidak detail, bacaan yang member

peluang untuk ditafsirkan dengan berbeda-beda.

b. Minta peserta didik untuk mempelajari bacaan dengan sendiri atau

dengan teman.

c. Minta peserta didik untuk memberi tanda pada bagian tanda sebanyak

mungkin. Jika waktu memungkinkan gabungkan pasangan belajar yang

satu dengan pasangan belajar yang lain, kemudian minta mereka untuk

membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda.

d. Didalam pasangan atau kelompok kecil, minta peserta didik untuk

menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.

e. Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh peserta

didik.Sampaikan pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

3. Metode pembelajaran TTW (think talk write)

Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin, ini pada

dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan

strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir/berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca selanjurnya berbicara dan membagi

ide(sharing) dengan temannya sebelum menulis.

Langkah-langkah pembelajaran strategi TTW menurut (Martini Yasmin

dan Ansari, 2008: 87) yaitu:

a. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang

memuat situasi masalah open-ended dan petunjuk serta prosedur

pelaksanaannya.

Page 9: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual untuk dibawa ke forum diskusi (think).

c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas

isi catatan (talk). Guru sebagai mediator lingkungan belajar.

d. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

(write).

4. Kreativitas belajar

Kreativitas belajar siswa adalah kemampuan mengkaitkan konsep-konsep

matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan

sehari-hari dan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal yang

berwujud ide-ide atau alat-alat.

Ciri psikologis yang umum yang dimiliki siswa kreatif adalah sebagai

berikut:

a. Siswa memiliki dorongan untuk menentukan hal-hal baru,

kemungkinan-kemungkinan baru akan membuka sudut pandang

yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.

b. Siswa memiliki dorongan untuk menentukan keteraturan dalam

keadaan kacau balau dan memiliki minat menemukan masalah yang

tidak umum juga penyelesaiannya.

c. Memiliki kemampuan mengkaitkan hal-hal yang mereka lihat di

alam sekitar kita dengan konsep yang mereka pelajari di kelas,

sehingga mereka mendefinisikan sesuatu.

5. Penerapan strategi think talk write

Materi yang dipakai adalah theorem phytagoras. Materi kelas VII SMP.

Langkah-langkah pembelajarannya:

a. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang

memuat situasi masalah open-ended dan petunjuk serta prosedur

pelaksanaannya.

b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual untuk dibawa ke forum diskusi (think).

c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas

isi catatan (talk). Guru sebagai mediator lingkungan belajar.

Page 10: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

d. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

(write).

Selanjutnya tahap berbicara/berkomunikasi (talk). Pada strategi ini

memungkinkan siswa utuk terampil berbicara (komunikasi secara lisan). yakni

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami, tentang

penggunaan phytagoras yang baru saja didiskusikan bersama.

Selanjutnya tahap “write” yaitu menuliskan hasil diskusi/dialog pada

lembar kerja yang disediakan. Aktivitas siswa selama tahap ini adalah (1)

menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk

perhitungan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah-demi-langkah.

Baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel

agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) Mengoreksi semua pekerjaan

sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, (4)

meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan

terjamin keasliannya.

B. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulisan mengacu pada penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilaksanakan saat ini.

Menurut (Fajar persistri, 2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika yang diberi

pembelajaran dengan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dan

konvensional.

Menurut (Ummu Kulzum, 2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar matematika dilihat dari

rata-rata nilai prestasi belajar matematika siswa yang dikenai pembelajaran dengan

metode Team Quiz lebih baik dari pada pembelajaran matematika dengan metode

pembelajaran learning start with a question (LSQ).

Menurut (Diana Kusumaningrum, 2009) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kreativitas

belajar terdapat prestasi belajar siswa. Menunjukkan belajar siswa yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan kreativitas yang tinggi tidak memiliki

kecenderungan memiliki prestasi yang tinggi.

Menurut (Diana Kusumaningrum, 2009) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa siswa yang memiliki kreativitas belajar yang tinggi pula.

Page 11: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

Menurut (Sony Prihantoro, 2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

proses pembelajaran matematika melalui strategi Think Talk Write (TTW) dapat

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dimana pada dasarnya adalah

meningkatkan keaktivan siswa dalam belajar.

NoNama peneliti Variabel

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 Fajar Persistri

2 Ummu

Kulzum

3 Diana

Kusumaningru

m

4 Sony

Prihantoro

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar siiswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar diantaranya

adalah metode atau strategi mengajar yang digunakan guru dan kreativitas belajar

siswa. Untuk mengajarkan materi tertentu diperlukan strategi tertentu pula.

Pemilihan metode atau strategi juga memperhatikan subyek didik dengan

segala kemampuan dan kekurangan yang dimiliki. Suatu metode mungkin cocok

untuk siswa atau kelompok siswa yang lain dan harus sesuai dengan pokok bahasan

yang akan disampaikan. Dengan memperhatikan hal tersebut maka pemilihan suatu

metode mengajar harus benar-benar diperhatikan dan guru mampu melakukannya

dengan baik agar tercapai proses belajar mengajar dengan baik pula.

Selain metode atau strategi mengajar yang dilakukan guru, faktor lain yang

mempengaruhi hasil belajar adalah kreativitas belajar siswa, dalam hal ini kreativitas

belajar siswa yang merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan

belajarnya yang bertumpu pada aktivitas dan tanggung jawab siswa tanpa

bergantung pada orang lain. Misalnya dalam belajar matematika, akan berhasil bila

siswa banyak mengerjakan soal-soal yang ada, baik soal yang diberikan oleh guru

maupun soal-soal yang ada di dalam buku pelajaran dan penunjang. Hal ini tidak

Page 12: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

mungkin terlaksana bila tidak ada rasa kemandirian sedikitpun pada siswa untuk

belajar.

Dalam system belajar mandiri siswa diharapkan lebih banyak belajar sendiri

atau kelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain, siswa yang

mandiri akan memiliki kesadaran sendiri untuk melakukan kegiatan belajar tanpa

menunggu disuruh orang lain. Dengan seiringnya belajar mandiri siswa diharapkan

lebih banyak belajar sendiri atau kelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari

orang lain, dengan seiringnya aktivitas belajar tersebut, siswa akan lebih mudah

untuk memahami materi yang ada, sehingga proses belajarpun akan meningkat

khususnya pelajaran matematika secara keseluruhan isi penelitian ini dapat

digambarkan dalam bentuk kerangka pemecahan, yaitu:

D. Hipotesis

1. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan think talk write dan learning with a

question terhadap prestasi belajar matematika.

2. Ada pengaruh kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematia.

3. Ada pengaruh interaksi antara penggunaan pendekatan think talk write, learning

start with a question dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar

siswa.

Metode pembelajaran yang berlaku:

A. Menggunakan strategi pembelajaran.

Strategi think talk write

B. Menggunakan strategi pembelajaran.

Strategi learning with a question

Kreativitas belajar siswa

Prestasi belajar matematika pada materi

Page 13: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Eksperimen

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karene penelitian ini

dimaksud untuk mengukur pengaruh dua variable terhadap variable lainnya.

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan think talk write (TTW)

dengan metode learning start with a question (LSQ). Jadi penelitian ini mengukur

pengaruh variable bebas, yaitu metode pembelajaran terhadap variable terikatnya,

yaitu kreativitas belajar siswa, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang terjadi

dapat dilihat dengan membandingkan penggunaan metode think talk write (TTW)

dan LSQ dan penggunaan strategi pembelajaran konvensional pada dua kelas.

Desain penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi

eksperimental) dengan rancangan eksperimen tes awal dan tes akhir kelompok tanpa

acak, rancangan ini dilakukan pada subyek kelompok tidak dilakukan acak (Sudjana

dan Ibrahim, 2001: 44). Rancangan ini dipilih karena eksperimen dilakukan di kelas

tertentu dengan kelas yang telah ada. Dalam menentukan subyek untuk kelompok

eksperimen manapun kelompok control tidak memungkinkan mengubah kelas yang

telah ada. Dalam menerapkan kelompok eksperimen dan kelompok control

dilakukan secara acak terhadap kelas yang ada.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Sukoharjo, pada kelas VII tahun ajaran

2011/2012. Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun 2011/2012, yang meliputi

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul, pembuatan proposal, survey di

sekolah yang bersangkutan, permohonan izin serta penyusunan instrument.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan yang berlangsung di lapangan yang

meliputi uji coba instrument dan pengambilan data instrument yang telah diuji

validitas reabilitasnya.

3. Tahap akhir, yaitu pengelolahan data dan penyusunan laporan penelitian.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Page 14: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

Populassi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006 :131) populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2

Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari tujuh kelas pararel.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,

2006: 130). Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen dalam

pembelajaran menggunakan metode TTW dan kelas control dalam

pembelajaran menhhunakan metode LSQ.

3. Sampling

Sampling adalah penentuan sampel dari suatu populasi (Nana Syaodih

Sukmadinata, 2009: 251). Sedangkan teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampling.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random

sampling dengan cara undian. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat suatu daftar yang berisi semua subyek, obyek, gejala, peristiwa,

atau kelompok yang ada dalam populasi.

b. Memberikan kode-kode yang berwujud angka-angka untuk tiap subyek,

obyek gejala, peristiwa, atau kelompok yang dimaksudkan dalam poin a.

c. Menuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil.

d. Menggulung kertas tersebut.

e. Memasukan golongan-golongan kertas itu ke dalam kaleng/tempolong.

f. Mengocok kaleng/tempolong tersebut.

g. Mengambil kertas gulungan sebanyak yang dibutuhkan.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi metode

pokok dan metode bantu.

1. Metode pokok

a. Metode angket

Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 151) angket atau kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-

hal yang diketahui.

Page 15: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

Metode angket pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data tentang kreativitas belajar siswa, angket diberikan pada saat akhir

pelajaran.

b. Metode test

(Suharsimi Arikunto, 2006: 150) tes adalah serentetanpertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilikioleh

individu atau kelompok.

Metode test pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang prestasi belajar siswa. Test diberikan pada saat akhir

pembelajaran.

2. Metode bantu

Menurut (Suharsimmi Arikunto, 2006: 158) metode bantu yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Metode dokumentasi pada penelitian

ini digunakan untuk memperoleh data siswa atau nama-nama siswa dan daftar

nilai.

E. Definisi Operasional Variable

1. Variabel bebas

a. Metode pembelajaran

1) Definisi operasional

Metode pembelajaran adalah suatu jalan atau arah yang ditempuh

guru/siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Indikator

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW untuk kelas

eksperimen, sedangkan model pembelajaran LSQ untuk kelas

kontrol.

3) Skala pengukuran

Skala nominal yang terdiri dari 2 kategori, yaitu:

a) Kelas eksperimen: siswa diberikan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW)

b) Kelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question

(LSQ)

Page 16: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

b. Kreativitas belajar

1) Definisi operasional

Kreativitas belajar siswa adalah kemampuan mengkaitkan konsep-

konsep matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang

ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuannya

menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal yang berwujud ide-

ide/alat-alat.

2) Indikator adalah hasil angket tentang kreativitas belajar siswa.

3) Skala pengukurannya adalah skala interual yang diubah dalam skala

ordinal dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

a. Definisi operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil kerja anak setelah melalui

kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran matematika.

b. Indikatornya adalah nilai tes hasil belajar nilai ulangan harian matematika

siswa.

c. Skala pengukurannya adalah interval

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan

instrumen tes prestasi belajar yang disusun dalam bentuk soal objektif dengan empat

alternatif dan angket kreativitas. Uji coba sangat diperlukan dalam suatu penelitian

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat

pengumpulan data dalam penelitian.

Soal tes dapat digunakan sebagai alat ukur yang baik apabila tes terbukti valid

dan realibel, dengan demikian akan diadakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar dalam violetatniyamani, 2007). Menurut (Sukmadinata, 2005: 228)

suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen

tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.

Page 17: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

Untuk menguji validitas instrumen penelitian yang berupa soal tes

prestasi dan angket kreativitas, dilakukan dengan menggunakan rumus

korelasi yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

r xy=N∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )

√ {N∑ X 2−(∑ X )2}−{N∑ Y 2−(∑ Y )2}Setelah diperoleh r xy kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r

momen produk. Apabila r xy>rtabel maka dikatakan butir soal itu valid.

2. Reabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat ukur. Suatu

instrumen tersebut terpercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul

data, untuk menguji reliabilitas angket kreativitas, penulis menggunakan

rumus alpha:

r11=[ k

(k−1 ) ][1−∑ σb

2

σ 12 ]

Sedangkan untuk menguji realibilitas soal tes prestasi dilakukan

menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:

3. Penetapan instrumen

Item-item soal yang telah memenuhi syarat instrumen yang baik dan

item-item soal yang telah direvisi ditetapkan sebagai instrumen dalam

penelitian ini.

G. Teknik Analisis

1. Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

dari populasi yang normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini

digunakan metode Liliefors berikut:

1) Hipotesis

H 0: sampel berasal dari populasi norma

H 1: sampel tidak berasal dari populasi normal

2) Tingkat signifikansi: ∝=0,05

Page 18: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

3) Statistik uji : L=Max|F ( zi )−S ( zi )|,

Dengan z i=(x i−x )s

, s = standar deviasi, F ( zi )=(Z ≤ zi )

z N (0,1 ) ;S ( z i)=proporsibanyaknya Z≤ z i4) Daerah kritik : {L|L>Lα ,n }

5) Keputusan uji:

H 0ditolak jika L∈Dk atauH 0 tidak ditolak jika Lbukananggota Dk

b. Uji homogenitas

Uji homogenesis digunakan untuk menguji apakah populasi

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenetis

ini digunakan metode Bartlett dengan prosedur sebagai berikut:\

1) Hipotesis

H 0: sampel berasal dari populasi yang homogen

H 1: sampel tidak berasal dari populasi yang homogen

2) Statistik uji

x2=2,303c [ f logRKG−∑

j=1

k

f j log S j2]

dengan x2−xk−12

3) Daerah kritik : Dk={x2|x2> xα, k−12 }

4) Keputusan uji :

H 0ditolak jika x2 ϵ Dk atauditolak jika x2 tidak anggota Dk

2. Uji analisis

a. Uji analisis variansi dua jalan

Bertolak dari perumusan masalah, kerangka pemikiran, dan

hipotesis maka teknik analisis data yang sesuai adalah variansi dua jalan.

Asumsi bagi analisis data yang sesuai adalah sebagai berikut:

x ijk=μ+αi+β j+(αβ )ij+∈ijk ,

b. Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis dua jalan tak sama,

yaitu:

1) Komputasi

Page 19: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

A B B1 B2 B3

A1 A1B1 A1B2 A1B3

A2 A2B1 A2B2 A2B3

2) Statistik uji

Hipotesis yang diuji

H 0 A :ai=0; H i A :ai≠0Fa=RKARKG

H 0B : β i=0 ; H1B : β j≠0Fb=RKBRKG

H 0 AB : (αβ )ij=0; H1 AB≠0 Fab=RKABRKG

3) Keputusan uji

H 0 A ditolak jik a {Fa≥Fα ; p−1, N−pq }H 0Bditolak jika {Fb≥ Fα ; p−1 , N−pq}H 0 ABditolak jika {Fab≥Fα ; (p−1 ) (q−1 ) , N−pq }

3. Uji komparasi ganda

Uji lanjut anova digunakan metode scheffe untuk anova dua jalan. Uji ini

digunakan setelah mengetahui terdapat pengaruh antar pasangan baris, kolom

dan sel

H. Prosedur Eksperimen

Mengacu pada teori tentang metodologi research, maka perlu eksperimen saat

ini menggunakan prosedur sebagai berikut:

1. Penetapan focus permasalahan: untuk mengetahui rendahnya kemampuan

siswa pada saat proses belajar mengajar, maka diperlukan observasi awal.

2. Menyusun rencana eksperimen: penyusunan ini mengacu pada observasi awal.

3. Implementasi eksperimen: pelaksanaan eksperimen dilaksanakan oleh guru

dan akan diobservasikan.

Page 20: threa139.files.wordpress.com  · Web viewKelas kontrol: siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning start with a question (LSQ) Kreativitas belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rieneka Cipta

Persistri, Fajar. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Siswa SMP

Melalui Strategi Think Talk Write (TTW) Ditinjau dari Kemandirian Belajar

Siswa. Skripsi. Surakarta: UMS (tidak diterbitkan)

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta

Sudjana, Nana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam PBM. Bandung: Sinar

Baru

Siberman, mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

Terjemahan Sarjuli, dkk. Yogyakarta: PT Insani Madani

Kulzum, Ummu. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode

Team Quiz dan Metode Learning Start With a Qustion (LSQ) Ditinjau dari

Aktivitas belajar Siswa, skripsi. Surakarta: UMS (tidak diterbitkan)

Kusumaningrum, Diana. 2009. Eksperimentasi pembelajaran Matematika Dengan

pendekatan SAVI dan RME Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok ditinjau

dari kreativitas belajar siswa, skripsi. Surakarta: UMS (tidak diterbitkan)