library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok...

57
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sistem Informasi 2.1.1 Kriteria Umum Sistem Informasi Menurut Haryadi (2009, p29) informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi harus memiliki persayaratan umum sebagai berikut: 1. Harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat. 2. Harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan atau pengambilan keputusan. 3. Harus memiliki nilai surprise , yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya jangan diinformasikan kembali. 4. Harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Namun harus diingat, suatu keputusan tidak selalu menuntut adanya tindakan. 5. Sistem informasi harus memiliki beberapa sifat berikut;

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok...

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Sistem Informasi

2.1.1 Kriteria Umum Sistem Informasi

Menurut Haryadi (2009, p29) informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi

harus memiliki persayaratan umum sebagai berikut:

1. Harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat.

2. Harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan atau pengambilan

keputusan.

3. Harus memiliki nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya jangan

diinformasikan kembali.

4. Harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Namun harus diingat,

suatu keputusan tidak selalu menuntut adanya tindakan.

5. Sistem informasi harus memiliki beberapa sifat berikut;

a. Pemrosesan informasi yang efektif. Hal ini berhubungan dengan pengujian

terhadap data yang masuk, pemakaian perangkat keras, dan perangkat lunak yang

sesuai.

b. Manajemen informasi yang efektif. Artinya, operasi manajemen, keamanan dan

keutuhan data yang ada harus diperhatikan.

c. Keluwesan. Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani suatu

macam operasi.

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

10

d. Kepuasan pemakai. Hal yang paling penting adalah pemakai mengetahui dan

puas terhadap sistem informasi yang digunakan.

2.1.2 Komponen Dasar Sistem Informasi

Menurut Haryadi (2009, p29), sistem informasi memiliki enam buah komponen

atau disebut juga dengan blok bangunan (building block) sebagai berikut:

1. Komponen input atau masukan

Merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi.

2. Komponen modal

Merupakan kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan

memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang

sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output atau keluaran

Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua

tingkatan manajemen dan semua pemakai sistem.

4. Komponen teknologi

Merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi yang digunakan untuk

menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu pengendalian dari sistem

secara menyeluruh.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

11

5. Komponen basis data

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lain, tersimpan

di perangkat keras komputer, dan digunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

6. Komponen kontrol atau pengendalian

Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi

gangguan-gangguan terhadap sistem.

2.1.3 Peran Dasar Sistem Informasi dalam Bisnis

Menurut O’ Brien (2006, p10), sistem informasi memiliki tiga peran penting

dalam bisnis, yaitu sebagai berikut:

1. Mendukung proses dan operasi bisnis. Sistem informasi berbasis komputer dapat

membantu dalam mencatat pembelian pelanggan, menelusuri persediaan,

mengevaluasi tren penjualan, dan lain-lainnya.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya. Sistem informasi

dapat membantu para manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik, seperti

keputusan mengenai lini barang dagangan apa yang perlu ditambah atau dihentikan,

atau mengenai jenis investasi apa yang mereka butuhkan.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. Mendapatkan kelebihan

strategis atas para pesaing membutuhkan penggunaan yang inovatif atas teknologi

informasi.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

12

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2008, p7), ada 5 tujuan dan kegunaan sistem

informasi akuntansi, yaitu sebagai berikut:

1. Menghasilkan laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-

laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor,

dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lainnya. Laporan-laporan ini

mencakup laporan keuangan, SPT pajak, dan laporan yang diperlukan oleh pihak-

pihak terkait.

2. Mendukung aktivitas rutin

Para manajer memerlukan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas

operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu. Sistem komputer mahir

menangani transaksi berulang, dan banyak paket peranti lunak akuntansi yang

mendukung fungsi-fungsi yang rutin ini.

3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak

rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain adalah

mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus untuk dijadikan sebagai

informasi dalam merencanakan produk baru.

4. Perencanaan dan pengendalian

Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

13

informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran jumlah

aktual. Menggunakan pemindai untuk mencatat barang yang dibeli dan dijual

mengakibatkan terkumpulnya jumlah informasi yang sangat banyak dengan biaya

yang rendah, memungkinkan pengguna untuk merencanakan dan mengendalikan

dengan lebih terperinci.

5. Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem

informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau

korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.

2.2.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), ada 6 komponen dari sistem

informasi akuntansi, yaitu:

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai macam fungsi.

2. Procedures, baik manual maupun terotomatisasi, yang terlibat dalam pengumpulan,

pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data, mengenai kegiatan dan proses bisnis organisasi.

4. Software, yang digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information technology infrastructure, yang mencakup komputer-komputer,

perangkat komunikasi jaringan, dan perangkat pedukung yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi.

6. Internal control dan pengukuran keamanan yang mengamankan data dalam sistem

informasi akuntansi.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

14

2.2.3 Siklus Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p30), siklus pemrosesan transaksi pada

suatu sistem adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh peusahaan dalam

melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, sampai penjualan barang

dan jasa. Siklus transaksi terbagi kedalam 5 siklus, yaitu:

1. Revenue cycle, yang terjadi dari transaksi penjualan hingga penerimaan kas.

2. Expenditure cycle, yang terdiri dari peristiwa pembelian hingga pengeluaran kas.

3. Human resource/Payroll cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan

perekrutan hingga pembayaran atas tenaga kerja.

4. Production cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan

bahan baku menjadi produk yang siap dipasarkan.

5. Financing cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan

modal dari investor dan kreditor.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

2.3.1 Proses Pembelian

Menurut Jones dan Rama (2008, p24), siklus pengeluaran dari organisasi dengan

jenis yang berbeda pada dasarnya bersifat sama karena kebanyakan mencakup

didalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini:

1. Mendiskusikan dengan para pemasok

Sebelum melakukan pembelian, perusahaan dapat menghubungi beberapa pemasok

untuk memperoleh pemahaman tentang barang dan jasa yang tersedia, demikian juga

penerapan harganya.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

15

2. Memproses permintaan

Dokumen permintaan yang meminta barang/jasa mungkin pertama kali disiapkan

oleh karyawan dan disetujui oleh supervisor. Permintaan pembelian ini kemudian

digunakan oleh departemen pembelian untuk menempatkan pesanan ke pemasok.

3. Membuat perjanjian dengan pemasok untuk membeli barang atau jasa dimasa

mendatang

Perjanjian dengan pemasok meliputi pesanan pembelian (pesanan yang benar-benar

dikirim ke para pemasok) serta kontrak dengan para pemasok.

4. Menerima barang atau jasa dari para pemasok.

Perusahaan perlu memastikan bahwa barang-barang tersebut benar-benar diterima

dan dalam kondisi yang baik. Di perusahaan besar, unit penerima yang terpisah

bertanggung jawab atas penerimaan barang. Departemen penerimaan menerima

barang dan menyampaikannya ke departemen peminta.

5. Mengakui klaim atas barang dan jasa yang diterima

Setelah barang tersebut diterima, pemasok pengirim sebuah faktur. Jika tagihannya

akurat, departemen utang usaha mencatat faktur tersebut.

6. Memilih faktur-faktur yang akan dibayar

Banyak perusahaan memilih faktur-faktur yang akan segera dibayarkan menurut

jadwal, hal ini sering dilakukan secara mingguan.

7. Menulis cek

Setelah faktur-faktur dipilih untuk pembayaran, cek ditulis, ditandatangani, dan

dikirim ke pemasok.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

16

2.3.2 Dokumen yang Terkait

Menurut Wilkinson (2000, p472), dokumen yang terkait pada sistem akuntansi

pembelian adalah:

1. Purchase Requisition

Form yang digunakan dalam proses pembelian untuk mengotorisasi pemesanan

terhadap barang/jasa.

2. Purchase Order

Form resmi yang dibuat rangkap, berasal dari purchase requisition.

3. Receiving Order

Dokumen yang mencatat penerimaan barang.

4. Supplier’s (Vendor’s) Invoice

Dokumen tagihan dari supplier atas pembelian barang atau jasa.

5. Disbursement Voucher

Dokumen dalam sistem voucher yang mengakumulasi invoice dari supplier untuk

pembayaran.

6. Disbursement Check

Dokumen terakhir dalam siklus pembelian yang menyediakan pembayaran kepada

supplier atas pembelian barang atau jasa.

7. Debit Memorandum

Dokumen yang mengotorisasi pengembalian/retur pembelian.

8. New Supplier (Vendor) Form

Form yang digunakan untuk pemilihan supplier baru, menunjukkan data mengenai

harga, tipe barang yang disediakan, pengalaman, posisi kredit dan referensi.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

17

9. Request For Proposal (Or Quotation)

Form yang digunakan dalam prosedur penawaran yang bersaing, menunjukkan

barang/jasa yang diperlukan dan persaingan harga, jangka waktu pembayaran, dan

lain sebagainya.

2.3.3 Pemilihan Pemasok

Menurut Sen et al. (2008, p1603), terdapat 6 proses utama dalam memutuskan

pembelian, yaitu:

1. Membuat atau membeli

2. Pemilihan pemasok

3. Negosiasi kontrak

4. Merancang kolaborasi

5. Pengadaan

6. Analisis sumber daya

Salah satu area penting dalam proses pembelian yang memiliki peran dan dampak

yang signifikan adalah evaluasi dan pemilihan pemasok. Pemilihan pemasok

menentukan berapa banyak dan pemasok mana saja yang seharusnya dipilih dan

bagaimana jumlah pemesanan harus dialokasikan antara masing-masing pemasok.

Menurut survey yang dilakukan oleh De Boer (2001), terdapat 4 metode keputusan

yang berbeda untuk mengkualifikasikan pemasok potensial:

1. Categorical Methods

Categorical method digunakan untuk mengevaluasi pemasok saat ini dalam suatu set

kriteria dengan mengacu pada data historis dan pengalaman pembeli. Categorical

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

18

method adalah model peringkat kualitatif yang sederhana dan tidak memakan biaya.

Pada metode ini, kinerja pemasok dinilai dengan ‘positif’ (+), ‘netral’ (0), atau ‘negatif’

(-). Setelah pemasok dievaluasi, nilai-nilai tersebut dikombinasikan menjadi nilai secara

keseluruhan. Akan tetapi, metode ini sangat mudah untuk berubah nilainya dan sangat

bergantung pada penilaian pribadi/subjektif (Talluri 2002, Aissaoui et al. 2007).

2. Cluster Analysis (CA)

Cluster analysis adalah metode dasar dari statistik, dapat digunakan untuk

sekelompok pemasok yang digambarkan oleh nilai numerik pada beberapa kriteria.

Metode ini mengambil sejumlah pemasok dan menggunakan klasifikasi algoritma untuk

mengelompokkan pemasok kedalam sebuah cluster, dimana perbedaan kinerja antar

pemasok didalam cluster minimal dan perbedaan kinerja antar pemasok dari cluster

yang berbeda maksimal. Metode CA dapat menangani pemasok dalam jumlah yang

besar dengan mudah serta mengurangi terjadinya penolakan yang terlalu dini bagi

pemasok yang baik dalam proses pemilihan secara subjektif.

3. Case-Based-Reasoning (CBR) Systems

CBR system pada dasarnya adalah perangkat lunak berbasis database yang

menyediakan pembuat keputusan dengan informasi yang berguna dan pengalaman dari

situasi keputusan sebelumnya yang sejenis. CBR system menyelesaikan masalah baru

dengan mengadopsi solusi yang telah digunakan untuk mengatasi masalah-masalah

lama. Pengalaman dalam pembuatan keputusan lama ditampilkan dan disimpan sebagai

kasus pada case base.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

19

4. Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengklasifikasikan

pemasok kedalam suatu kelompok pemasok efisien dan sekelompok pemasok yang tidak

efisien. DEA menggunakan teknik mathematical-programming yang menghitung

efisiensi relatif dari unit-unit pengambilan keputusan. Efisiensi-efisiensi ini ditentukan

sebagai rasio dari weighted outputs (benefit criteria) terhadap weighted inputs (cost

criteria). Pada metode ini, rasio terbaik ditemukan untuk masing-masing pemasok.

2.3.4 Fungsi - Fungsi yang Terkait

Menurut Wilkinson (2000, p470), fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus

pengeluaran adalah:

1. Inventory Management Logistic

Pada perusahaan dagang, tujuan fungsi inventory management adalah untuk

mengelola persediaan barang dagang yang didapatkan oleh perusahaan untuk dijual

kembali. Pada perusahaan manufaktur, kegiatan yang terlibat dalam inventory

management dapat dikombinasikan dengan produksi untuk membentuk fungsi logistik

yang lebih luas. Selain itu inventory management juga mencakup pembelian,

penerimaan, dan penyimpanan.

Pembelian lebih berfokus kepada pemilihan supplier yang paling tepat bagi

perusahaan untuk melakukan pemesanan barang dan jasa. Pemilihan supplier didasarkan

pada faktor-faktor seperti harga unit untuk barang atau jasa, kualitas barang yang

ditawarkan, syarat dan tanggal pengiriman yang dijanjikan, serta kehandalan dari

supplier. Bersama dengan pengendalian persediaan (yang berada dibawah fungsi

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

20

akuntansi), bagian pembelian akan menjamin kuantitas barang yang akan diterima.

Bagian penerimaan memiliki tanggung jawab untuk menerima hanya pada barang-

barang yang dipesan, memverifikasi kuantitas dan kondisi barang tersebut, dan

memindahkan barang ke gudang. Bagian penyimpanan bertanggung jawab untuk

menjaga barang dari tindak pencurian, kehilangan dan perusakan serta menyiapkannya

tepat waktu saat ada permintaan atas barang tersebut.

2. Finance / Accounting

Tujuan dari finance and accounting management berhubungan dengan pembiayaan,

data, informasi, perencanaan, dan pengendalian terhadap sumber daya. Dalam

hubungannya dengan siklus pembelian, tujuan dibatasi hanya untuk pengendalian dan

perencanaan kas, untuk mengatur data yang berkaitan dengan pembelian dan akun

supplier, untuk pengendalian persediaan, dan untuk mengatur informasi yang berkaitan

dengan kas, pembelian dan supplier.

2.4 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

2.4.1 Fungsi Persediaan

Menurut Herjanto (2009, p226), beberapa fungsi penting yang dikandung oleh

persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang

dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

21

4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan

tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.

5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.

6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang

diperlukan.

2.4.2 Jenis Persediaan

Menurut Herjanto (2009, p226), persediaan dapat dikelompokkan ke dalam

empat jenis, yaitu:

1. Fluctuation Stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga

terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk

mengatasi bila terjadi kesalahan/penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu

produksi, atau pengiriman barang.

2. Anticipation Stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang

diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada

saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Permintaan ini juga dimaksudkan untuk

menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak

mengakibatkan terhentinya produksi.

3. Lot-size Inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih

besar daripada kebutuhan pada saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapat

keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang

besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang

lebih rendah.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

22

4. Pipeline Inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari

tempat asal ke tempat dimana barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang

dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa

hari atau minggu.

2.4.3 Dokumen yang Terkait Dengan Persediaan

Menurut Assauri (2008, p286) pada dasarnya terdapat lima buah catatan yang

paling penting dalam sistem persediaan, yaitu:

1. Purchase Requisition

Dokumen ini merupakan permintaan dari bagian persediaan ke bagian pembelian

untuk membeli bahan-bahan atau barang-barang yang sesuai dengan jenis dan

jumlah tertentu seperti yang dinyatakan dalam surat permintaan tersebut.

2. Receiving Report

Dokumen ini penting karena satu rangkap dari laporan ini akan memberikan

informasi bahwa penjaga gudang telah menerima barang-barang yang telah dipesan

ini di pabrik.

3. Balances Of Store Forms

Dokumen ini adalah catatan yang paling penting dalam pengawasan persediaan.

Dokumen ini merupakan dasar dari pelaksanaan sistem pengawasan persediaan dan

memberikan informasi baik bagi pabrik mapun bagi bagian accounting. Data-data

yang umumnya terdapat dalam daftar ini adalah:

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

23

a. Gambaran lengkap dari bahan-bahan tersebut.

b. Jumlah bahan-bahan yang terseddia di gudang, yang dipesan dan yang

dialokasikan untuk produksi.

c. Jumlah bahan-bahan yang akan atau harus dibeli bila waktunya telah tiba untuk

melakukan pemesanan kembali.

d. Harga bahan-bahan per unit.

e. Jumlah yang dipakai selama suatu periode atau jangka waktu tertentu.

f. Nilai dari persediaan yang ada.

4. Material Requisition Form

Formulir yang dibuat oleh bagian gudang untuk dipergunakan oleh bagian pembelian

dalam membuat pemesanan. Daftar ini juga menunjukkan bahan-bahan yang perlu

segera dibeli untuk pengisian kembali persediaan gudang.

5. Control Accounting

Control accounting umumnya untuk menjaga supaya perkiraan yang dibuat oleh

bagian akuntansi tetap merupakan alat yang penting dalam sistem pengawasan yang

efektif. Semua pembelian akan didebit dan semua pemakaian akan dikredit dalam

perkiraan ini sehingga saldonya harus sama dengan dengan saldo yang terdapat

perpetual inventory card.

2.4.4 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (2007, p2461), ada dua sistem umum

yang dikenal untuk mencatat jumlah persediaan, yaitu:

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

24

1. Periodic System

Dalam sistem persediaan periodic, rincian catatan persediaan barang yang dimiliki

tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode. Harga pokok penjualan

barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi.

2. Perpetual System

Dalam sistem persediaan perpetual, rincian catatan mengenai setiap pembelian dan

penjualan persediaan disimpan. Sistem ini secara terus menerus menunjukkan

persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis barang. Berdasarkan sistem

persediaan perpetual, harga pokok penjual ditentukan setiap kali terjadi penjualan.

2.4.5 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (2007, p336), dalam menilai persediaan

ada beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan:

1. First-In, First-Out (FIFO)

Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang

yang pertama kali dijual. Dengan metode FIFO, harga pokok barang yang lebih dulu

dibeli merupaka biaya yang pertama kali diakui sebagai harga pokok penjualan.

2. Average Cost Method (AC)

Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya

per unit yang sama (rata-rata). Bedasarkan metode AC, harga pokok barang tersedia

untuk dijual dialokasikan pada dasar biaya rata-rata tertimbang per unit.

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

25

3. Last-In, First-Out (LIFO)

Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah barang yang

pertama kali dijual. Berdasarkan metode LIFO, harga pokok barang yang terakhir

dibeli adalah yang pertama kali ditetapkan dalam menghitung harga pokok

penjualan.

2.5 Sistem Informasi Akuntansi Utang Dagang

Menurut Ridwan (2002, p174), utang dagang adalah sumber utama pembiayaan

jangka pendek yang tidak memerlukan jaminan. Utang dagang dihasilkan dari transaksi

barang yang dibeli secara kredit. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelian

kredit:

1. Syarat Kredit, berupa jangka waktu/periode kredit, besarnya diskon tunai (jika ada),

periode diskon tunai, dan tanggal saat periode kredit itu dimulai.

2. Analisa Syarat Kredit, yaitu pemasok memperbolehkan perusahaan menunda

pembayaran untuk pembelian barangnya. Pembeli sebenarnya telah membayar

secara tidak langsung biaya pemasok yang dicerminkan dengan harga belinya.

Karena itu pembeli harus berhati-hati menganalisa syarat kredit untuk menentukan

strategi kreditnya.

3. Pengaruh Memperpanjang Utang

Perusahaan sering kali memperpanjang utang dagang dengan membayar utang

selambat mungkin tanpa peringkat kredit perusahaan. Strategi ini dapat mengurangi

biaya tidak mengambil diskon tunai, tetapi menyebabkan hilangnya kepecayaan

pemasok terhadap perusahaan.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

26

2.6 Sistem Pengendalian Internal

2.6.1 Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal

Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (2007, p455), untuk melindungi asset

perusahaan dan mempertinggi keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansinya,

perusahaan mengikuti prinsip-prinsip pengendalian. Enam prinsip umum yang dapat

diterapkan pada sebagian besar perusahaan adalah:

1) Pembentukan Tanggung Jawab

Karakteristik penting dalam pengendalian internal adalah penyerahan tanggung

jawab kepada karyawan tertentu. Pengendalian akan efektif jika hanya seseorang

yang bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan tertentu.

2) Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas (disebut juga pemisahan fungsi atau pembagian kerja) merupakan

hal yang tak terelakkan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua penerapan yang

umum dari prinsip ini, yaitu:

a. Aktivitas-aktivitas terkait seharusnya ditugaskan ke orang yang berbeda-beda.

b. Penciptaan akuntabilitas (dengan pencatatan) atas asset yang seharusnya terpisah

dari penjagaan fisik asset tersebut.

3) Prosedur Dokumentasi

Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa sudah terjadi. Beberapa

prosedur sebaiknya ditetapkan untuk dokumen, seperti memberikan nomor terlebih

dahulu (pre-numbered), dan seluruh dokumen seharusnya dihitung.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

27

4) Pengendalian Fisik, Mekanik, dan Elektronik

Pengendalian fisik terkait dengan perlindungan asset, sedangkan pengendalian

mekanik dan elektronik juga melindungi asset; sebagian mempertinggi keakuratan

dan kebenaran pencatatan akuntansi.

5) Verifikasi Internal Independen

Prinsip ini melibatkan tinjauan, perbandingan, dan rekonsiliasi data yang dibuat oleh

karyawan lain. Verifikasi internal independen sangat berguna khususnya pada

perbandingan pelaporan asset yang ada untuk menjamin akuntabilitas. Diperusahaan

besar, verifikasi internal independen sering ditugaskan kepada auditor internal.

6) Pengendalian Lainnya

Meliputi pengikatan karyawan yang memegang kas, yaitu pengikatan melibatkan

perolehan asuransi perlindungan atas ketidaktepatan penggunaan asset oleh

karyawan yang tidak jujur serta merotasi karyawan dan meminta karyawan untuk

mengambil cuti.

2.6.2 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Hall (2011, p132), komponen-komponen yang berhubungan dengan

pengendalian internal terdiri dari lima komponen, yaitu sebagai berikut:

1. Control Environment

Pengendalian lingkungan mengatur pola organisasi dan mempengaruhi kesadaran

akan pengendalian dari para manajemen dan karyawannya. Elemen penting dari control

environment adalah:

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

28

a. Integritas dan nilai etis dari manajemen.

b. Struktur organisasi.

c. Partisipasi dari board of directors dan komite audit, bila salah satunya ada.

d. Gaya beroperasi dan filosofi manajemen.

e. Prosedur dari pendelegasian tanggung jawab dan otoritas.

f. Metode yang digunakan manajemen dalam menilai kinerja.

g. Pengaruh eksternal.

h. Kebijakan dan praktik manajemen untuk mengelola sumber daya manusianya.

2. Risk Assessment

Perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis,

dan mengelola resiko yang berhubungan dengan laporan keuangan.

3. Information and Communication

Sistem informasi akuntansi terdiri dari catatan dan metode yang digunakan untuk

memulai, mengidentifikasikan, menganalisis, mengklasifikasikan, dan mencatat

transaksi perusahaan serta untuk menghitung aset dan kewajiban yang terkait.

Kualitas informasi dari sistem informasi akuntansi menghasilkan dampak pada

kemampuan manajemen untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan dalam

sangkut pautnya dengan operasi perusahaan untuk mempersiapkan laporan keuangan

yang handal.

4. Monitoring

Pengawasan adalah proses dimana kualitas dari desain pengendalian internal dan

operasi yang dapat dinilai.

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

29

5. Control Activities

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk

menjamin bahwa tindakan yang sesuai telah diabil untuk mengatasi resiko yang telah

diidetifikasi oleh perusahaan.

2.6.3 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p96), tujuan pengendalian internal adalah

sebagai berikut:

1. Menjaga asset, termasuk mencegah atau mendeteksi, secara regular, perolehan,

penggunaan, atau pembuangan material yang tidak terotorisasi dari asset perubahan.

2. Memelihara catatan dalam detil yang cukup untuk secara akurat dan sesuai

menggambarkan asset perusahaan.

3. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

4. Menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan dipersiapkan sesuai dengan GAAP.

5. Meningkatkan efisiensi operasional termasuk memastikan penerimaan dan

pengeluaran perusahaan dibuat sesuai dengan otorisasi manajer dan direktur.

6. Meningkatkan kedisiplinan terhadap kebijakan manjerial yang telah ditetapkan.

2.6.4 Pengendalian Internal Pada Pembelian

Menurut Jones dan Rama (2006, p442), pengendalian internal pada pembelian

meliputi:

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

30

1. Pemisahan tugas, yaitu individu-individu yang mengotorisasi, melaksanakan

pembelian, dan mencatat transaksi adalah individu yang berbeda untuk menghindari

terjadinya kecurangan.

2. Menggunakan informasi dari kejadian lampau untuk mengontrol aktivitas pembelian.

3. Mengamati dari dekat semua kegiatan pembelian.

4. Dokumen-dokumen yang berurutan dan bernomor urut tercetak.

5. Mencatat semua pihak yang bertanggung jawab atas proses yang terjadi.

6. Membatasi akses ke aset dan informasi perusahaan.

7. Merekonsilisasi semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang ada.

2.6.5 Pengendalian Internal Pada Persediaan

Menurut Brigham dan Houston (2006, p164), pengendalian internal untuk

persediaan terbagi menjadi:

1. Red-line Method (metode garis merah)

Garis merah digambarkan disekitar bagian dalam tempat penyimpanan persediaan

sebagai tanda batas untuk pemesanan ulang.

2. Two-bin Method (metode dua wadah)

Pemesanan akan dilakukan bila salah satu dari dua wadah penyimpanan persediaan

kosong.

3. Sistem terkomputerisasi

Komputer digunakan untuk menentukan titik pemesanan ulang dan untuk melakukan

penyesuaian terhadap saldo persediaan.

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

31

4. Sistem Just-in-Time

Perusahaan mengkoordinasikan produknya dengan para supplier sehingga bahan

baku diterima tepat pada saat bahan baku tersebut dibutuhkan di dalam proses

produksi.

5. Out Sourcing

Perusahaan lebih memilih untuk membeli komponen untuk produksi daripada

memproduksinya sendiri.

2.6.6 Pengendalian Internal Pada Pengeluaran Kas

Menurut Hall (2007, p334), poin penting pengendalian untuk sistem pengeluaran

kas meliputi:

1. Bagian utang mengotorisasi pembayaran.

2. Pisahkan bagian buku besar pembantu utang usaha, pengeluaran kas, dan buku besar.

3. File voucher utang, buku pembantu utang usaha, jurnal pengeluaran kas, akun kas di

buku besar.

4. Keamanan yang memadai atas kas.

5. Batasi akses ke berbagai catatan akuntansi diatas.

6. Peninjauan akhir oleh bagian pengeluaran kas.

7. Rekonsiliasi keseluruhan oleh bagian buku besar dan rekonsiliasi bank secara

berkala oleh kontroler.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

32

2.7 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Satzinger et al. (2005, p60) object oriented analysis mendefinisikan

semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan apa saja

interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Object oriented design mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk

berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan

bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan

menyempurnakan definisi dari masing-masing objek agar dapat diimplementasikan

dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

2.7.1 Modeling and Requirement Discipline

A. Activity Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p144), salah satu cara efektif menangkap

informasi mengenai proses bisnis adalah melalui pnggunaaan diagram.

Activity diagram adalah diagram alur kerja sederhana yang menggambarkan

aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda-beda, pihak yang melakukan

tiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas-aktivitas tersebut.

B. Event Table

Menurut Satzinger et al. (2005, p167), event adalah sesuatu yang terjadi pada

waktu dan tempat tertentu yang dapat digambarkan dan berharga untuk

diingat. Event terbagi dalam 3 tipe, yaitu:

1) External event: event yang terjadi diluar sistem, biasanya dimulai oleh

external agent. External agent adalah orang atau unit organisasi yang

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

33

menyediakan atau menerima data dari sistem, tetapi belum tentu mereka

adalah pengguna sistem. Contoh dari external event adalah “pelanggan

melakukan pemesanan”. Pelanggan menggambarkan external agent, dan

melakukan pemesanan adalah kegiatan yang mempengaruhi sistem.

2) Temporal event: event yang terjadi akibat dari tercapainya suatu titik

waktu tertentu. Sistem akan menghasilkan output yang dibutuhkan tanpa

harus diperintah. Dengan kata lain, external agent tidak membuat

permintaan, tetapi sistem harus menghasilkan informasi atau output yang

dibutuhkan ketika informasi tersebut dibutuhkan. Contoh dari temporal

event adalah sistem penjualan yang menghasilkan laporan penjualan

bulanan, dengan event berupa “saat untuk menghasilkan laporan

penjualan”.

3) State event: event yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem

sehingga memicu adanya kebutuhan untuk pemrosesan. sebagai contoh,

jika stok persediaan berada dibawah reorder point, maka state event yang

dihasilkan dapat berupa “ telah mencapai reorder point”.

Event table adalah sebuah pedoman dari use case yang menjabarkan event

dalam baris dan potongan-potongan kunci dari informasi mengenai tiap-tiap

event di dalam kolom. Sebuah event table terdiri dari baris dan kolom yang

mewakili event dan detailnya masing-masing. Informasi yang ditampilkan

dalam event table terdiri dari:

1) Event: peristiwa yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu.

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

34

2) Trigger: sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu peristiwa telah

terjadi, baik karena adanya data yang harus diproses ataupun karena suatu

titik waktu tertentu.

3) Source: external agent yang memberikan data kedalam sistem.

4) Use Case: apa yang dilakukan sistem ketika suatu peristiwa terjadi.

5) Response: keluaran atau output yang dihasilkan oleh sistem.

6) Destination: external agent yang menerima data dari sistem.

C. Use Case

Menurut Satzinger et al. (2005, p175), use case adalah aktivitas yang

dilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi. Actor diperankan

oleh user dan berada diluar boundary.

Gambar 2.1 Use Case Diagram

D. Class Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p185), class diagram adalah diagram yang

digunakan untuk menentukan problem domain classes. Pada class diagram,

kotak segi empat menggambarkan class dan garis yang menghubungkan

antar class menunjukkan asosiasi antar class.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

35

“Stereotype Name”

Class Name :: Parent Class

Attribute list

Visibility name :type-exspression=initial-value {property}

Method List

Visibility name:type-exspression (parameter list)

Gambar 2.2 Class Diagram

(Sumber: Satzinger et al. (2005, p304))

Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut:

1) Attribute visibility: visibility menunjukkan apakah object lain dapat

mengakses attribute secara langsung atau tidak. Tanda + (plus)

mengindikasikan attribute dapat terlihat atau bersifat public, dan tanda –

(minus) menandakan bahwa attribute tidak dapat terlihat atau bersifat

private.

2) Attribute name

3) Type-expression: dapat berupa character, string, integer, number,

currency, atau date.

4) Initial value

5) Property: ditempatkan dalam kurung kurawal. Contoh: {key}.

Format yang digunakan dalam method list:

1) Method visibility

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

36

2) Method name

3) Type-expression: tipe dari return parameter dari method.

4) Method parameter list: argument yang masuk.

Ada dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu:

1) Generalization / specialization notation

Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama,

contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda,

pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah

pengkategorian jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus

dari mobil adalah mobil sport, sedan, jeep, dan sebagainya.

Generalization/specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan

hal-hal umum menjadi khusus.

2) Whole-part hierarchy notation

Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara

sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part

hierarchies, yaitu aggregation dan composition. Aggregation digunakan

untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan)

dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-bagain tersebut dapat

berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition digunakan untuk

menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap

bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah.

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

37

E. System Sequence Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p315), system sequence diagam digunakan

untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal

atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi antara

sistem dengan dunia luar yang direpresentsikan oleh actor. Sistem itu sendiri

diperlakukan sebagai object tunggal yang dinamakan dengan :System.

2.7.2 Design Discipline

A. Data Access Layer Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p322-323), prinsip pemisahan tanggung

jawab diberlakukan pada data access layer. Pada sistem yang lebih besar

atau rumit sangat wajar untuk membuat kelas-kelas yang memiliki tanggung

jawab yang erat untuk menjalankan perintah database SQL, mendapatkan

hasil dari query, dan menyediakan informasi untuk domain layer. Seiring

dengan bertambah canggihnya perangkat keras dan jaringan, multilayer

design menjadi semakin penting untuk mendukung jaringan multilayer

dimana database server berada di satu mesin, logika bisnis berada di server

lainnya, dan user interface yang berada di beberapa mesin desktop client.

Perbedaan antara bahasa pemograman dan bahasa database sebagian

didorong tren ke multilayer design. Disain, pemrograman, dan pemeliharaan

suatu sistem lebih mudah jika kelas-kelas yang terpisah dibatasi untuk

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

38

mengakses database dan mengambil data yang ada di form yang kondusif

untuk diproses didalam komputer.

B. Package Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005, p339-342), package diagram adalah diagram

tingkat tinggi yang memungkinkan perancang sistem untuk mengasosiasikan

kelas-kelas dari grup-grup yang saling berhubungan. Notasi dari package

diagram berbentuk kotak persegi panjang berlabel (tabbed rectangle). Nama

dari package biasanya tertera pada label, sedangkan kelas-kelas yang dimiliki

oleh package ditempatkan didalam kotak persegi panjang. Simbol lainnya

yang digunakan dalam package diagram adalah titik-titik panah (dashed

arrow), yang mewakili dependency relationship. Buntut panah terhubung

dengan dependent package, sedangkan kepala panah terhubung dengan

independent package. Dependency relationship sendiri menggambarkan

suatu hubungan antar elemen dalam package diagram, dimana jika terjadi

perubahan pada suatu elemen (elemen yang independent), maka elemen

lainnya (elemen yang dependent) juga dapat berubah.

C. User Interface

Menurut Satzinger et al. (2005, p442-445), user interface terdiri dari input

dan output yang melibatkan pengguna sistem secara langsung. User interface

meliputi semua hal yang digunakan oleh pengguna akhir saat menggunakan

sistem, baik secara fisik, persepsi, dan konseptual.

1) Aspek fisik: mencakup alat-alat yang benar-benar disentuh oleh

pengguna, seperti keyboard, mouse, layar sentuh, atau keypad.

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

39

2) Aspek persepsi: mencakup semua yang dilihat, didengar atau disentuh

(melewati alat fisik) oleh pengguna. Contoh dari apa yang dilihat adalah

semua yang ditampilkan di layar, seperti garis, angka, kata-kata, dan

bentuk. Contoh dari apa yang didengar berupa suara yang dibuat oleh

sistem, seperti bunyi beep atau click. Contoh untuk apa yang disentuh

oleh pengguna adalah menu, dialog box, dan tombol yang ada di layar

dengan menggunakan mouse.

Menurut Satzinger et al. (2005, p453-457), beberapa organisasi

pengembangan sistem menggunakan interface design standards, yaitu

aturan dan prinsip-prinsip umum yang harus diikuti dalam

mengembangkan sistem. Standar perancangan membantu untuk

memastikan bahwa semua user interface berjalan dengan baik dan semua

sistem yang dikembangkan oleh organisasi memiliki rasa dan tampilan

yang sama.

Ben Shneiderman mengajukan delapan prinsip yang dapat diterapkan

pada kebanyakan interactive system yang disebut dengan “Eight Golden

Rules”, yaitu:

a) Usahakan untuk konsisten (strive for consistency)

Sistem harus konsisten dalam menentukan nama dan letak menu

items, ukuran dan bentuk icon, urutan tugas, serta bagaimana

informasi diatur dalam suatu form.

b) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable

frequent users to use shortcuts)

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

40

Shortcut digunakan untuk mengurangi jumlah interaksi untuk tugas

yang dijalankan, sehingga pengguna dapat menghemat waktu. Selain

itu, perancang harus menyediakan fasilitas makro bagi pengguna

untuk membuat shortcut mereka sendiri.

c) Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative

feedback)

Umpan balik yang berupa konfirmasi dari sistem sangat penting bagi

pengguna sistem, terutama bagi mereka yang bekerja dengan

menggunakan sistem sepanjang hari. Contohnya, ketika pengguna

ingin menghapus suatu data makan akan muncul dialog box untuk

memastikan apakah pengguna sudah yakin data tersebut benar-benar

ingin dihapus atau tidak. Akan tetapi, sebaiknya sistem juga tidak

memperlambat pekerjaan pengguna sistem dengan menampilkan

terlalu banyak dialog box, dimana pengguna harus merespon tiap

dialog box.

d) Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design dialogs to

yield closure)

Untuk setiap dialog dengan sistem harus diorganisasikan dengan

urutan yang jelas, yaitu dari awal, tengah, dan akhir agar pengguna

dapat mempersiapkan dirinya untuk fokus ke tindakan berikutnya.

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

41

e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer simle error

handling)

Saat sistem menemukan sebuah kesalahan, pesan kesalahan harus

menegaskan secara spesifik apa yang salah dan menjelaskan

bagaimana cara untuk menanganinya. Pesan kesalahan juga tidak

boleh menghakimi pengguna. Selain itu sistem harus bisa mengatasi

kesalahan dengan mudah, contohnya jika pengguna memasukkan ID

pelanggan yang salah, maka sistem akan memberitahukan kepada

pengguna dan meletakkan kursor pada text box ID pelanggan yang

berisi angka yang telah dimasukkan sebelumnya dan siap untuk

diubah.

f) Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan

mudah (permit easy reversal of actions)

Salah satu cara untuk menghindari kesalahan; sebagaimana pengguna

menyadari mereka telah melakukan kesalahan, mereka dapat

membatalkan tindakan yang sedang mereka jalankan dan kembali ke

tindakan sebelumya.

g) Mendukung tempat pengendalian internal (support internal locus of

control)

Sistem harus membuat penggunanya merasa bahwa merekalah yang

memutuskan apa yang harus dilakukan dan bukan sistem yang

mengontrol mereka.

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

42

h) Mengurangi muatan memory jangka pendek (reducing short-term

memory load)

Rancangan yang terlalu rumit dan terlalu banyaknya form dapat

menjadi beban bagi ingatan pengguna.

2.7.3 Desain Basis Data

Menurut Indrajani (2011, p51), tujuan desain basis data adalah:

1) Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan oleh aplikasi dan user

view.

2) Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan.

3) Menspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai dengan kebutuhan sistem.

Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendesain basis data antara lain

adalah sebagai berikut:

1) Top-down

Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan

menggunakan entity-relationship (ER) model yang high level, lalu

mengidentifikasikan entity, dan relationship antar entity. Endekatan ini sesuai

untuk basis data yang kompleks.

2) Bottom-up

Dimulai dari tingkat dasar attribute (property entity dan relationship)

menganalisa hubungan antar attribute, mengelompokkannya dalam suatu relasi

yang menggambarkan tipe entity dan relasi antar entity. Pendekatan ini sesuai

bagi basis data dengan jumlah attribute yang sedikit.

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

43

3) Inside-out

Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya adalah pada tahap awal

mengidentifikasi major entity lalu menguraikannya menjadi entity-entity, relasi-

relasi, dan attribute-attribute yang berhubungan dengan major entity.

4) Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down.

2.7.4 Teori Normalisasi Database

Menurut Indrajani (2011, p57), normalisasi adalah suatu teknik dengan

pendekatan bottom-up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan hubungan

yang dimulai dengan menguji functional dependency antara atribut. Tujuan utama

normalisasi adalah mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk

memenuhi kebutuhan perusahaan. Terdapat enam bentuk normal yang biasa digunakan,

yaitu:

1) First Normal Form (1NF)

2) Second Normal Form (2NF)

3) Third Normal Form (3NF)

4) Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

5) Four Normal Form (4NF)

6) Five Normal Form (5NF)

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

44

2.7.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle)

Menurut Satzinger et al. (2005, p39-41), siklus hidup pengembangan sistem

adalah proses secara keseluruhan dari pembuatan, penyebaran, peggunaan dan

pembaharuan dari sistem informasi. Kebanyakan perusahaan menggunakan siklus

pengembangan sistem dengan pendekatan prediktif, yaitu pendekatan yang

mengasumsikan bahwa proyek pengembangan dapat direncanakan dan diorganisasikan

sebelumnya dan sistem informasi yang baru dapat dikembangkan berdasarkan rencana.

Fase-fase dari pendekatan ini meliputi:

1. Project Planning Phase

Mengidentifikasi ruang lingkup dari sistem baru, memastikan bahwa proyek tersebut

dapat dilaksanakan, mengembangkan jadwal, merencanakan sumber daya, dan

membuat anggaran.

2. Analysis Phase

Memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis secara detail dan memproses

kebutuhan dari sistem baru.

3. Design Phase

Merancang sistem berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan dan keputusan yang

dibuat selama proses analisis berlangsung.

4. Implementation Phase

Membuat, menguji, dan menginstal sistem informasi yang reliable dengan pengguna

yang sudah dilatih sebelumnya.

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewHarga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. Perpetual System

45

5. Support Phase

Menjaga sistem agar dapat beroperasi secara produktif dari awal penggunaan sampai

dengan tahun-tahun berikutnya.

2.7.6 Kerangka Pikir

Untuk memudahkan peneliti dalam menentukan langkah-langkah penelitian,

maka dibuat kerangka berpikir dalam bentuk flowchart sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Pikir