alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa...

26

Click here to load reader

Transcript of alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa...

Page 1: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

PEGADAIAN SYARIAH

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Keilmuan Semester I

Tahun Akademik 2013-2014

Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen

Rizka Amaliah

Oleh

Ali Nahrowi : 13220214

MALANG

2013

Page 2: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan produk-produk yang berbasis syariah dibidang

lembaga keuangan makin marak akhir-akhir ini, tidak terkecuali dengan

lembaga pengadaian. Perum penggadaian pun kini mengeluarkan produk

terbarunya yakni pegadaian berbasis Syariah. Penggadaian syariah memiliki

karakteristik yang berbeda dengan penggadaian umum (Konvensional), 

karakteristik tersebut sebagaimana yang tertera dalam prinsip Syariah

(hukum islam) mengenai lembaga keuangan, diantaranya tidak adanya

praktik-praktik yang diharamkan dalam prinsip syariah seperti riba, gharar

dan maisir.

Hal ini didasarkan atas diadakannya undang-undang nomor 7 Tahun

1992 dengan semua ketentuan pelaksanaan baik berupa peraturan

pemerintah, keputusan Menteri keuangan, dan Edaran Bank Indonesia,

pemerintah telah memberi peluang berdirinya lembaga-lembaga keuangan

Syariah berdasarkan sistem bagi hasil.

Hal inilah yang menimbulkan pesatnya perkembangan berdirinya

lembaga-lembaga keuangan yang berbasis Syariah di Indonesia. Tidak

terkecuali lembaga pegadaian ini. Di sini akan dijelaskan tentang pegadaian

Syariah serta dasar hukum dan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses

perkembangan lembaga ini. Yang nantinya akan menjadi pengetahuan lebih

1

Page 3: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif dalam mensukseskan

lembaga keuangan yang berbasis islam ini.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang dipaparkan diatas maka di sini dapat

diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran mengenai pegadaian Syariah dan syarat serta

rukun yang ada di dalamya?

2. Adakah landasan hukum yang membangun terbentuknya pegadaian

Syariah?

3. Adakah kendala yang terdapat dalam proses pelaksanaan pegadaian

Syariah?

C. Tujuan

1. Memberikan informasi mengenai pegadaian Syariah dan

mekanismenya.

2. Memberikan informasi tentang landasan hukum yang membagun

terbenuknya pegadaian Syariah.

3. Untuk memberikan informasi tentang kendala yang ada dalam

pegadaian Syariah.

2

Page 4: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pegadaian syariah

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pegadaian Syariah di sini

terlebihdahulu dipaparkan gambaran awal mengenai gadai secara umum.

Arti harfiah gadai adalah tetap, kekal, dan jaminan. Gadai dalam istilah

hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan,

agunan, dan tanggungan.1 Gadai merupakan satu-satunya badan usaha di

Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melakukan kegiatan

lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai

adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas

suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang

yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain

atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berpiutang

tersebut memberikan kekuasaan yang telah diserahkan untuk melunasi utang

apabila pihak yang berpiutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada

saat jatuh tempo.2

Selanjutnya istilah gadai dalam hukum islam atau Syariah dikenal

dengan ar-rahn. Ar-rahn adalah satu jenis perjanjian punuk menahan satu

1 Rachmadi Usman, Aspek – Aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2002), h. 412 Andri Soemitra, “Bank&Lembaga Keuangan Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 387

3

Page 5: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

barang sebagai tanggung hutang.3 Jadi rahn adalah menjamin utang dengan

barang, di mana utang dimungkinkan bisa dibayar dengannya, atau dari

hasil penjualannya. Rahn juga dapat diartikan menahan salah satu harta

milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang

yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak

yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali

seluruh atau sebagian piutangnya.

Pegadaian Syariah sebagai satu lembaga keuangan alternatif bagi

masyarakat terutama masyarakat kalangan menegah ke bawah yang

membutuhkan biaya jangka pendek dalam pemenuhan kebutuhan ataupun

dalam hal permodalan usaha. Oleh karena itu, barang jaminan pegadaian

dari masyarakat ini memiliki karakteristik barang sehari – hari yang

mempunyai nilai.

B. Landasan hukum pegadaian syariah

Dalam pegadaian yang diselenggarakan dengan sistem Syariah

tentunya lembaga ini mempunyai dasar hukum dari syariat islam tentunya.

Dalam pelaksanaan lembaga ini memiliki dasar hukum berupa Al-quran,

hadis, dan fatwa MUI. Hal yang dimaksud, dijelaskan sebagai berikut.

1. Al-Quran.

Landasan dari Alquran ini diambil dari salah satu ayat didalamnya

yakni, QS. Al-Baqarah (2) ayat 283, yang dalam hal ini digunakan sebagai

landasan dalam mmbangun konsep dasar gadai yakni.

3 Zainudin ali, hukum gadai Syariah, (Jakarta:sinar grafika, 2008), h. 1

4

Page 6: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

Artinya; “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (180) (oleh yang

berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang

lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan

janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa

yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.4

Fungsi barang gadai yang terkandung dalam ayat diatas adalah untuk

menjaga kepercayaan asing-masing pihak, sehingga penerima

gadai(murtahin) meyakini bahwa pemberi gadai (rahin) beriktikad baik

untuk mengembalikan pinjamannya (marun bih) dengan cara menggadaikan

barang atau benda yang dimilikinya (marhun), serta bidak melelaikan

jangka waktu pengembalian utangnya itu.5

2. Hadis Nabi Muhammad SAW.

4 Al – Qur’an dan Terjemahan Indonesia, (Jawa Tengah : Menara Kudus), 1999, hlm. 59 – 60 5 Zainudin ali, hukum gadai Syariah, (Jakarta:sinar grafika, 2008), h. 6

5

Page 7: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

Dasar hukum yang kedua dalam membuat rumusan pegadaian

Syariah adalah Hadis Nabi Muhammad SAW. Yang Siantar hadis-hadis

yang menjadi dasar pegadaian Syariah ini adalah Hadis dari A’isyah ra.

Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya sebagai berikut : Telah

meriwayatkan kepada kami ishaq bin Ibrahim al-hanzali dan ali bin

khasyam berkata: keduanya menggambarkan kepada kami Ida bin Yunus

bin ‘amasy dari Ibrahim dari aswad dari ‘aisyah berkata: bahwasanya

Rasulullah SAW membeli makanan dari seseorang yahudi dengan

menggadaikan baju besinya.6(HR. Muslim).

Dalam hal ini hadis diatas menjelaskan bahwa Rasul pada zaman

dahulu juga melakukan kegiatan gadai dalam pemenuhan kebutuhan beliau.

Dari hadis ini dapat ditarik kesimpulan atau istimbath hukum yang dapat

diambil bahwasanya mlakukan gadai itu mempunyai hukum boleh.

3. Fatwa Dewan Syariah Nasional.

Fatwa dewan Syariah nasional majelis ulama Indonesia (DSN-MUI)

menjadi salah satu rujukan dalam penyelenggaraan berkenaan dengan

pegadaian Syariah, diantaranya dijelaskan sebagai berikut.

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn;

b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

26/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn Emas;

6 Imam ali bin Husin muslim bin hajjaj Al-kusyairy, sahih muslim, Dar Al-fikr, 1993, juz 2, hlm.51

6

Page 8: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

09/DSN-MUI/IV/2000, tentang pembiayaan Ijarah;

d. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

10/DSN-MUI/IV/2000, tentang wakalah;

e. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

43/DSN-MUI/VIII/2004, tentang Ganti Rugi.7

Dari penjelasan tentang adanya landasan yuridis dari MUI ini maka

semakin kuatlah konsep pengadaan lembaga pegadaian Syariah ini, yang

selanjunya diharapkan akan lebih bisa menjamin dan memberikan

kesempatan dan peluang masyarakat untuk mendapatkan dana dalam

penyaluran dan permodalan maupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

C. Rukun dan syarat pergadaian syariah

1. Rukun gadai

a) Aqid (orang yang berakad )

Aqid adalah orang yang melakukan akad yang

didalamnya terdapat hubungan 2 (dua) arah yaitu antara

rahin (orang yang menggadaikan barangnya) dan

murtahin (orang yang berpiutang dan menerima barang

gadai),atau penerima gadai. Dalam hal ini mereka berdua

melakukan akad ijab dan qabul (serah terima) dalam

pelaksanaan pergadaian.

b) Ma’qud ‘alaih ( barang yang diakadkan )

7 Zainudin ali, hukum gadai Syariah, (Jakarta:sinar grafika, 2008), h. 8.

7

Page 9: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

Hal ini meliputi 2 (dua) hal yaitu marun (barang

yang digadaikan) dan murtahin bihi (utang yang

karenanya dilakukan akad rahn). Yakni barang yang

digadaikan untuk mendapatkan piutang.

2. Syarat gadai

a) Sighat

Tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan

suatu waktu di masa depan. Rahn  mempunyai sisi pelepasan

barang dan pemberian utang seperti halnya akad  jual beli. Maka

tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan suatu waktu

di masa depan.

b) Pihak-pihak yang berakad cakap menurut hukum

Yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak yang melakukan

transaksi pegadaian haruslah orang yang sudah memenuhi

kriteria cakap hukum, yakni sudah aqil baligh, berakal sehat,

dan mampu meakukan akad.

c) Utang (Marun bih)

Harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan

kepada pemiliknya. Memungkinkan pemanfaatan. Bila sesuatu

menjadi utang tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak sah. Harus

dikuantifikasi atau dapat dihitung jumlahnya. Bila tidak dapat

diukur atau tidak dikualifikasi rahn itu tidak sah.

d) Marun

8

Page 10: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

Marun adalah harta yang dipegang oleh murtahin (penerima

gadai) atau wakilnya, sebagai jaminan hutang.

D. Akad dalam pergadaian syariah

Di sini akan dipaparkan berbagai jenis akad yang bisa dipakai dalam

pelaksanaan pegadaian Syariah, dalam pelaksanaanya pegadaian tentunya

akan terdapat berbagai macam sistem pengembangan ataupun transaksi yang

dilakukan oleh rahin dan murtahin yang melakukan akad. Selanjutnya akan

dipaparkan macam-macam akad dalam pegadaian Syariah yakni.

1. Gadai dengan aqad qard al-hasan.

Akad ini digunakan nasabah untuk tujuan konsumtif, oleh karena

itu nasabah (Rahin) akan dikenakan biaya perawatan dan penjagaan

barang gadai (Marhun) kepada Pegadaian (Murtahin), adapun

ketentuannya adalah:

a. Barang gadai hanya dapat dimanfaatkan dengan jalan

menjual, seperti emas, barang elektronik, dan lain sebagainya

b. Karena bersifat social, maka tidak ada pembagian hasil.

Pegadaian hanya diperkenankan untuk mengenakan biaya

administrasi kepada Rahin.

2. Gadai dengan aqad mudharabah

9

Page 11: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

Akad yang diberikan bagi nasabah yang ingin memperbesar

modal usahanya atau untuk pembiayaan lain yang bersifat produktif.

Adapun ketentuannya adalah :

a. Barang gadai dapat berupa barang-barang bergerak maupun

barang tidak bergerak seperti emas, elektronik, kendaraan

bermotor, tanah, Rumah Dll.

b. Keuntungan dibagi setelah dikurangi dengan biaya

pengelolaan marhun.

3. Gadai dengan aqad ba’i muqayyadah

Akad ini diberikan kepada nasabah untuk keperluan yang

bersifat produktif, seperti pembelian alat kantor, modal kerja. Dalam

hal ini murtahin juga dapat menggunakan akad jual beli untuk

barnag atau modal kerja yang diinginkan oleh rahin. Barang gadai

adalah barang yang dimanfaatkan oleh rahin atau pun murtahin.

4. Gadai dengan aqad ijarah

Akad ini dimaksudkan sebagai akad yang objeknya merupakan

penukaran manfaat harta benda pada masa tertentu, yaitu pemilikan

manfaat dengan imbalan, sama dengan seseorang menjual manfaat

barang.dalam hal ini adat diambil pengerian bahwa dalam proses

pegadaian terdapat kebolehan dalam memanfaatkan atau

10

Page 12: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

menggunakan jasa dari barang yang digadaikan sebagai penggantian

berupa kompensasi.8

5. Gadai dengan aqad musyarakat amwal Al-‘Inan.

Aqad musyarakat amwal Al-‘Inan adalah satu transaksi dalam

bentuk perserikatan antara dua pihak atau lebih yang disponsori oleh

pegadaian Syariah untuk berbagi hasil (profit loss sharing), berbagi

kontribusi, berbagi kepemilikan, dan berbagi resiko dalam sebuah

usaha.

E. Kendala pedagangan Syariah

Dalam proses realisasi terbentuknya pegadaian Syariah tentu

terdapat kendala yang dihadapi oleh lembaga yang masih ari ini. Hal ini

dilihat dari berbagai aspek terutama dari aspek konstruksi pendirian

lembaga ini yang asi baru menjadikan lembaga ini masih memerlukan

pembelajaran dan pengalaman dalam sistem pengoperasiannya. Di sini akan

dipaparkan beberapa kendala dalam pengembangan pegadaian Syariah

yakni.

1. Pegadaian Syariah masih relatif baru yang menimbulkan

tantangan tersendiri dalam proses meralisasikan ataupun

menginformasikan cirikhas kesyariahannya yang membuatnya

berbeda dengan pegadaian konvensional.

2. Dalam pegadaian terutama pegadaian Syariah ini nasabahya

adalah kebanyakan masyarakat kalangan menengah ke bawah 8 Zainudin ali, hukum gadai Syariah, (Jakarta:sinar grafika, 2008), h. 97

11

Page 13: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

tentunya dengan lembaga yang baru ini menjadikan masyarakat

belum familier dengan sistem Syariah dalam lembaga keuangan

Syariah ini.

3. Kebijakan pemerintah tentang gadai syariah belum sepenuhnya

akomodasi terhadap keberadaan pegadaian syariah. Di samping

itu, keberadaan pegadaian konvensional di bawah Departemen

Keuangan mmepersulit posisi pegadaian syariah bila berinisiatif

untuk independen dari pemerintah pada saat pendiriannya.

4. Pegadaian kurang populer. Image  yang selama ini muncul adalah

bahwa orang yang berhubungan dengan pegadaiann adalah merka

yang meminjam dana dengan jaminan suatu barang, sehingga

terkesan miskin atau tidak mampu secara ekonomi.9

Dari permasalahan-permasalahan yang dijelaskan diatas nampaknya

pegadaian Syariah yang kini mulai bergerak dan berkembang dalam

persaingannya dalam lembaga-lembaga keuangan ini harus lebih

meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pegadaian ini tentunya dengan

sistemnya yang syar’i (berlandaskan syariat islam) juga mempunyai

kelebihan yang lebih dibanding pegadaian konvensional. Terutama bagi

nasabah yang beragama muslim ayan akan memberiakan sugesti kepada

mereka untuk melakukan transaksi gadai Di sana.

9 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba, Utang-Piutang Gadai, (Bandung : Al-Ma’arif, 1983), h. 167

12

Page 14: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pegadaian adalah lembaga yang mendasarkan diri pada hukum

gadai. Dalam menjalankan usahanya. Pegadaian syariah atau Pegadaian

Islam adalah suatu sistem pergadaian yang dikembangkan berdasarkan

syariah (hukum) islam yang dalam istilah fiqh disebut ar-rahn. Tugas

Pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum

gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan

informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari

masyarakat.

Barang yang digunakan sebagai jaminan utang atau gadai dalam

proses pegadaian adalah barang yang memiliki nilai ekonomis. Resiko yang

didapatkan dalam proses pegadaian adalah penurunan nilai aset yang

ditahan atau rusaknya barang yang digadaikan.

Hutang piutang dalam bentuk al-qardhul hassan dengan dukungan

gadai (rahn), dapat dipergunakan unutk keperluan sosial maupun komersial.

Peminjam mempunyai beberapa pilihan akad yang dipakai, yaitu : dapat

memilih qardhul hassan atau menerima pemberi pinjaman atau penyandang

dana (rabb al-mal) sebagai mitra usaha dalam perjanjian mudharabah, aqad

ba’i muqayyadah, aqad ijarah,dan aqad musyarakat amwal Al-‘Inan.

Dalam perkembangannya lembaga yang tergolong masih baru ini

tentunya terdapat banyak kelemahan dan kendala yang akan dihadapi oleh

13

Page 15: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

lembaga ini terutang dalam hal mensosialisasikan kepada masyarakat agar

masyarakat nantinya mempunyai mindshet terhadap nilai positif yang

dimiliki pegadaian Syariah.

B. Saran

Dengan adanya pegadaian Syariah ini semoga dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat, jadi meraka yang ingin membuka usaha tetapi tidak

memiliki modal bisa meminjam dengan pegadaian syariah ini . Dan di

sarankan semoga apa yang menjadi tujuan utama pegadaian Syariah ini

dapat terwujud, dan memang sesuai dengan ketentuan Syariah sesuai

dengan sistem pelaksanaan dan prosedur yang sudah ada. Peningkatan mutu

dan pelayanan yang dilakukan mungkin akan lebih bisa meningkatkan

mindset, minat, pengetahuan dan kepercayaan masyarakat kepada pegadaian

Syariah yang tergolong lembaga yang masih baru ini.

14

Page 16: alinahrowi4.files.wordpress.com  · Web viewGadai dalam istilah hukum positif Indonesia adalah apa yang disebut dengan barang jaminan, agunan, dan tanggungan. Rachmadi Usman, Aspek

DAFTAR RUJUKAN

Al – Qur’an dan Terjemahan Indonesia.1999.Jawa Tengah : Menara Kudus.

Ali,Zainudin.2008.hukum gadai Syariah.jakata: sinar grafika.

Basyir,Ahmad Azhar.1993. Hukum Islam Tentang Riba, Utang-Piutang

Gadai.Bandung : Al-Ma’arif.

Imam ali bin Husin muslim bin hajjaj Al-kusyairy.1993. sahih muslim.

kairo: Dar Al-fikr.

Soemitra,Andri.2010. Bank&Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta :

Kencana.

Syafei,Rachmat.2001.fiqih muamalah.bandung:CV PUSTAKA SETIA.

Usman,Rachmadi.2002. Aspek – Aspek Hukum Perbankan Islam di

Indonesia.Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

komalah,lala.2013.pegadaian Syariah lengkap.(Online),(

http://pegadaiansyariahlala.blogspot.com/2013/05/pegadaian-

syariah-lengkap.html. Diakses tanggal 17 desember 2013)

15