alwyzaki.files.wordpress.com file · Web viewBaik wacana maupun keterampilan berbahasa, ... dan...

21
1 | Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkunganhidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana jugabanyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi,sastra dan sebagainya.Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal.Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan

Transcript of alwyzaki.files.wordpress.com file · Web viewBaik wacana maupun keterampilan berbahasa, ... dan...

1 | H a l a m a n

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau

tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya

demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkunganhidup. Seperti halnya banyak kata

yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas

apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana

sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan

sebagai pembicaraan. Kata wacana jugabanyak dipakai oleh banyak kalangan

mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi,sastra dan

sebagainya.Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan

berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu

berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur

intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan

proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan

pengembangan tema (monolog dan paragraf).Realitas wacana dalam hal ini adalah

eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal.Rangkaian kebahasaan

verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur

bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes

mengacu pada wacana sebagairangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-

tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa

rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan,

wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan

percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks,

sebuah alinea, dan sebuah wacana.Berdasarkan uraian di atas ,betapa pentingnya

apa itu wacana dan memahaminya supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam

pengertian wacana , maka dari itu kami membahas topic wacana :

1.2 Ruang Lingkup MasalahDengan sebuah kepedulian bahasa Ibu, sebuah wacana sangatlah penting

bagi bangsa Indonesia sendiri.

2 | H a l a m a n

Jelas bahwa dengan sebuah bahasan wacana , kita dapat mengetahui

seberapa pentingnya suatu bahasa. Mulai dari satu buah wacana sampai pada

pembagian wacana , yang InsyaAllah akan kami bahas kedepan.

1.3 Permasalahan

1. Apa itu wacana ?

2. Bagaimana Karakteristik wacana dalam berkomunikasi ?

3. Apa saja Jenis-jenis wacana dalam berkomunikasi ?

1.4 Tujuan :

1. Untuk mengetahui apa itu wacana;

2. Untuk mengetahui karakteristiknya;

3. Untuk mengetahui ciri-ciri wacana dalam berkomuniksai;

.

3 | H a l a m a n

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain

”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.”

Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan,

yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan

yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.

Dalam wacan,a setiap unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan. Setiap

wacana memiliki tema sebab tema merupakan hal yang diceritakan atau

diuraikan sepanjang isi wacana. Tema menjadi acuan atau ruang lingkup agar

isi wacana teratur, terarah dan tidak menyimpang ke mana-mana. Sebelum

menulis wacana, seseorang harus terlebih dahulu menentukan tema, setelah itu

baru tujuan. Tujuan ini berkaitan dengan bentuk atau model isi wacana. Tema

wacana akan diungkapkan dalam corak atau jenis tulisan seperti apa itu

bergantung pada tujuan dan keinginan si penulis. Setelah menetapkan tujuan,

penulis akan membuat kerangka karangan yang terdiri atas topik-topik yang

merupakan penjabaran dari tema. Topik-topik itu disusun secara sistematis. Hal

itu dibuat sebagai pedoman agar karangan dapat terarah dengan

memperlihatkan pembagian unsur-unsur karangan yang berkaitan dengan tema.

Dengan itu, penulis dapat mengadakan berbagai perubahan susunan menuju ke

pola yang sempurna. Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum

penulisan, terutama bagi pengarang pemula

2.2 Perlu kita pahami benar-benar bahwa percakapan atau konversasi dalam

kehidupan sehari-hari sungguh beraneka ragam.

Konsep“berbentuk rapi”yang kita berikan pada stuktur wacana, mengandung

implikasi paling sedikit dalam dua hal, yaitu:

a) Adanya kemungkinan untuk membedakan urutan-urutan wacana yang

koheren dan yang tidak koheren;

4 | H a l a m a n

a) Adanya peluang untuk meramalkan: para pembicara dapat meramalkan

apa yang ingin dikatan oleh para pembicara lainnya, karena memang terdapat

berbagai ketidakleluasaan dalam urutan linier atau urutan yang lurus.

Wacana merupakan segmen dari teks yang mempunyai kesatuan erat amat

sederhana: wacana melibatkan suatu topik tungga

Semua bahasa mempunyai dua tipe umum ujaran, yaitu formal dan informal,

atau ada juga yang lebih ingin mengklasifikasikannya atas nonkasual dan

kasual, misalnya Voegelin (1960).

2.3 Pada prinsipnya wacana mempunyai fungsi atau tujuan ganda, yaitu:

a) Memberikan teks-teks sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan

sesuatu yang bermanfaat mengenai teks wacana individu dan juga kelompok

b) Berupaya untuk menghasilkan suatu teori wacana (Berry, 1981 121)

Dalam kaitanya dengan tujuan pertana itu, kita beranggapan bahwa apa bila

seseorang memberikan suatu teks maka orang itu ingin dengan mudah dapat

membandingkan teks-teks atau bagian teks sedemikian rupa agar dia mudah

memperlihatkan kesamaan-kesamaan dan perbedaanya. Dengan kata lain, kita

mengharapkan agar yang bersangkutan dapat dengan mudah menunjukkan

sebanyak mungkin perasaan dan perbedaan.

Dalam pembahasan terdahulu telah di perbincangkan dengan terperinci

batasan serta pengertian wacana, hakikat, struktur, organisasi, tipe dan ciri,

beserta jenis-jenis wacana.

Pada prinsipnya wacana mempunyai fungsi atau tujuan ganda, yaitu:

a) Memberikan teks-teks sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan

sesuatu yang bermanfaat mengenai teks wacana individu dan juga kelompok

b) Berupaya untuk menghasilkan suatu teori wacana (Berry, 1981 121)

Dalam kaitanya dengan tujuan pertana itu, kita beranggapan bahwa apa bila

seseorang memberikan suatu teks maka orang itu ingin dengan mudah dapat

membandingkan teks-teks atau bagian teks sedemikian rupa agar dia mudah

memperlihatkan kesamaan-kesamaan dan perbedaanya. Dengan kata lain, kita

mengharapkan agar yang bersangkutan dapat dengan mudah menunjukkan

sebanyak mungkin perasaan dan perbedaan.

5 | H a l a m a n

Dalam kaitanya dengan tujuan kedua, maka berkeyakinan bahwa apa bila

seseorang membangun suatu teori wacana salah satu tujuan utama orang itu

ialah meramalakan pendistribusian bentuk-bentuk permukaan (surface froms),

menurunkan bentuk-bentuk wacana yang “gramatikal” dan membendung atau

menghalangi bentuk yang tidak gramatikal.

BAB IIIPEMBAHASAN

6 | H a l a m a n

3.1 HAKIKAT WACANA

Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya

demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata

yang digunakan, kadang-kadang pemakaibahasa tidak mengetahui secara jelas apa

pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana

sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan

sebagai pembicaraan.

a. Pengertian Wacana

Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan

untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa

rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuklisan atau tulis .Dalam

peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses

komunikasi antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis,

wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin

ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana

merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang

digunakansecara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.Istilah wacana

berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Menurut Alwi,

dkk(2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga

membentuk makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan

(dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasaterlengkap dan

tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi

tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang

nyata. Lebih lanjut, Syamsuddin(1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai

rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yangmengungkapkan suatu hal (subjek)

yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,

dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.Dari beberapa

pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang

lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.

b . Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi

7 | H a l a m a n

Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang

berupa sumber (pembicarasan penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca).

Semua unsur komunikasi berhubungan denganfungsi bahasa (Djajasudarma,

1994:15). Fungsi bahasa meliputi :

(1) fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan

secara ekspositoris,

(2) fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka,

(3) fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsurkomunikasi, dan

(4) fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai

penerimaisi wacana secara langsung dari sumber.

c. Wacana dan Kajian Bidang Ilmu Lainnya.

Kajian tentang wacana tidak bisa dipisahkan dengan kajian bahasa lainnya,

baik pragmatikmaupun keterampilan berbahasWacana dan PragmatikPragmatik

berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Dalam hal ini

dapatdibedakan tiga hal yang selalu berhubungan yaitu sintaksis, semantik dan

pragmatik. Sintaksis merupakanhubungan antar unsur, semantik adalah makna,

baik dari setiap unsur maupun makna antar hubungan (pertimbangan makan

leksikal dan gramatikal), dan pragmatik berhubungan dengan hasil

ujaran(pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca) Hubungan

Gramatikal dan Semantik dalam Wacana Hubungan antar proposisi yang terdapat

pada wacana (kalimat) dapat dipertimbangkan dari segigramatika (memiliki

hubungan gramatikal) dan dari segi semantik (hubungan makna dalam setiap

proposisi) Hubungan Gramatikal Unsur-unsur gramatikal yang mendukung

wacana dapat berupa.

a) Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan

yang lebih besar,seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan

misalnya.

b) Unsur kosong yang dilesapkan mengulangi apa yang telah diungkapkan

pada bagian terdahulu (yang lain) misalnya: Pekerjaanku salah melulu,

yang benar rupanya yang terbawa arus.

c) Kesejajaran antar bagian, misalnya: Orang mujur belum tentu jujur. Orang

jujur belum tentu mujur

8 | H a l a m a n

d) Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora.

e) Kohesi leksikal Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata)

yang memiliki hubungan tertentu dengan katayang digunakan terdahulu.

Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta

kolokasi.

f) Konjungsi Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin

(klausa/kalimat) di dalam wacana.Hubungan semantik Hubungan semantik

merupakan hubungan antar proposisi dari bagian-bagian wacana.

Hubungan antar proposisi dapat berupa hubungan antar klausa yang dapat

ditinjau dari segi jenis kebergantungan dandari hubungan logika semantik.

Hubungan logika semantik dapat dikaitkan dengan fungsi semantic

konjungsi yang berupa :

(1) ekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi, penjelasan/penambahan, dan

(2) proyeksi, berupa ujaran dan gagasan, Wacana dan Keterampilan Berbahasa

Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan

berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu

berbicara dan menulis. Baik wacana (pertimbangan makan leksikal dan

gramatikal), dan pragmatik berhubungan dengan hasil ujaran (pembicara

dan pendengar atau penulis dan pembaca) Hubungan Gramatikal dan

Semantik dalam WacanaHubungan antar proposisi yang terdapat pada

wacana (kalimat) dapat dipertimbangkan dari segigramatika (memiliki

hubungan gramatikal) dan dari segi semantik (hubungan makna dalam

setiap proposisi)

3. 2 KAREKTERISTIK WACANA

Wacana merupakan medium komunikasi verbal yang bisa diasumsikan

dengan adanya penyapa(pembicara dan penulis) dan pesapa (penyimak dan

pembaca).

1. Ciri-ciri Wacana

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh ciri atau karakterisitik sebuah

wacana. Ciri-ciriwacana adalah sebagai berikut.

1. Satuan gramatikal

2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap

9 | H a l a m a n

3. Untaian kalimat-kalimat

4. Memiliki hubungan proposisi

5. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan

6. Memiliki hubungan koherensi

7. Memiliki hubungan kohesi

8. Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi

9. Bisa transaksional juga interaksional

10. Medium bisa lisan maupun tulis

11. Sesuai dengan konteksSyamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah

wacana sebagai berikut.

2. Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau

rangkaian tindak tutur

3. Wacana mengungkap suatu hal (subjek)

4. Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi

pendukungnya

5. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu

6. Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental2. Unsur Pembentuk

WacanaWacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur

ekstralinguistik yangberkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial

(konversasi dan pertukaran) danpengembangan tema (monolog dan paragraf)

3. Konteks dan Ko-teksWacana merupakan bangunan semantis yang terbentuk

dari hubungan semantis antarsatuanbahasa secara padu dan terikat pada konteks.

Ada bermacam-macam konteks dalam wacana. Wacanalisan merupakan kesatuan

bahasa yang terikat dengan konteks situasi penuturnya.

4. Teks Fairdough (dalam Eriyanto, 2008:289) melihat teks dalam berbagai

tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek

digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjekdidefinisikan. Setiap teks

pada dasarnya, menurut Firdough dapat diuraikan dan dianalisis dari ketiga unsur

tersebut.Unsur yang ingin dilihat representasi bagaimana peristiwa, orang,

kelompok, situasi, keadaan, atau apapunditampilkan dan digambarkan dalam

teks.Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan partisipan

beritaditampilkan dan digambarkan dalam teks.Identitas Bagaimana identitas

10 | H a l a m a n

wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam

teks.

3.3 JENIS-JENIS WACANA BAHASA INDONESIA

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat yaitu

sbb:

1.Wacana Narasi

Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau

peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.Unsur-

unsur penting dalam sebuah narasi adalahkejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta

latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

2. Wacana Deskripsi

Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan

hasil pengamatan, perasaan,dan pengalaman penulisnya.Untuk mencapai kesan

yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objekdengan kesan, fakta, dan

citraan.Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam,

yaitudeskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.

3. Wacana EksposisiKarangan eksposisi adalah karangan yang

memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan)sesuatu dengan

tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada

pembacanya.Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah

seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau

penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek

pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan

data atau bahan, menyusunkerangka karangan, dan mengembangkan kerangka

menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat

berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.

4. Wacana Argumentasi

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau

penilaian terhadap suatu hal yangdisertai dengan alasan, bukti-bukti, dan

pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasiadalah berusaha

meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.Tahapan menulis

11 | H a l a m a n

karanganargumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan,

merumuskan tujuan penulisan,mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-

bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan

mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka

karanganargumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola

pemecahan masalah.. Jenis- jenis Wacana menurut para ahli Menurut pendapat

Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang fungsi bahasa,

wacanadapat diklasifikasi sebagai berikut.

1. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur

atau penulis sebagai saranaekspresif, seperti wacana pidato.

2. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk

memperlancar komunikasi, sepertiwacana perkenalan dalam pesta.

3. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau

informasi, seperti wacanaberita dalam media massa.

4. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan

tekanan keindahan pesan, sepertiwacana puisi dan lagu.

5. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi

dari mitra tutur ataupembaca, seperti wacana khotbah. Menurut Djajasudarma

(1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya),

mediakomunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.

a. Realitas WacanaRealitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana

yang berupa verbal dan nonverbal.Rangkaian kebahasaan verbal atau language

exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan strukturbahasa, mengacu pada

struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana

sebagairangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna)

b. Media Komunikasi WacanaWujud wacana sebagai media komunikasi

berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai mediakomunikasi wacana lisan,

wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan

penggalanpercakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud

sebuah teks, sebuah alinea, dansebuah wacana.

12 | H a l a m a n

c. Pemaparan WacanaPemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara

penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkanpemaparan, wacana meliputi naratif,

prosedural, hortatori, ekspositori, dan deskriptif.

d. Jenis Pemakaian WacanaJenis pemakaian wacana berwujud monolog,

dialog, dan polilog. Wacana monolog merupakanwacana yang tidak melibatkan

bentuk tutur percakapan atau pembicaraan antara dua pihak yangberkepentingan.

Wacana yang berwujud dialog berupa percakapan atau pembicaraan antara dua

pihak.Wacana polilog melibatkan partisipan pembicaraan di dalam konservasi

13 | H a l a m a n

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau

tuturan. Kata wacanaadalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya

demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkunganhidup. . Seperti halnya banyak kata

yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahuisecara jelas apa

pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana

sebagai unitbahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan

sebagai pembicaraan. Kata wacana jugabanyak dipakai oleh banyak kalangan

mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi,sastra dan

sebagainya.Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang

digunakan untuk berkomunikasidalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat

berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapatberbentuk lisan atau tulis .

4.2 SARAN

Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan

untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa

rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapatberbentuk lisan atau tulis

Saran dari kami adalah , teruslah mempergunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar. Dengan memperhatikan apa saja yang telah kita pelajari bersama-

sama.

Tak ada gading yang tak retak . itulah pribahasa yang kami tulis. Tak ada

manusia yang sempurna, itulah kami sebagai penulis. Jika terdapat kata-kata

ataupun kesalahan dalam penulisan , kami mohon maaf dan pembenaran

sebagaimana mestinya.

14 | H a l a m a n

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan

Antarunsur. Bandung: Eresko.

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta: LKIS PrintingCemerlang.

Kushartanti, Multamia dan Lauder, Untung Yuwono. 2008. Pesona

Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran.

Bandung: FPBS IKIP Bandung.