alwyzaki.files.wordpress.com file · Web viewBaik wacana maupun keterampilan berbahasa, ... dan...
Transcript of alwyzaki.files.wordpress.com file · Web viewBaik wacana maupun keterampilan berbahasa, ... dan...
1 | H a l a m a n
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkunganhidup. Seperti halnya banyak kata
yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas
apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana
sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan
sebagai pembicaraan. Kata wacana jugabanyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi,sastra dan
sebagainya.Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu
berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur
intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan
proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan
pengembangan tema (monolog dan paragraf).Realitas wacana dalam hal ini adalah
eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal.Rangkaian kebahasaan
verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur
bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes
mengacu pada wacana sebagairangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-
tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa
rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan,
wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan
percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks,
sebuah alinea, dan sebuah wacana.Berdasarkan uraian di atas ,betapa pentingnya
apa itu wacana dan memahaminya supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam
pengertian wacana , maka dari itu kami membahas topic wacana :
1.2 Ruang Lingkup MasalahDengan sebuah kepedulian bahasa Ibu, sebuah wacana sangatlah penting
bagi bangsa Indonesia sendiri.
2 | H a l a m a n
Jelas bahwa dengan sebuah bahasan wacana , kita dapat mengetahui
seberapa pentingnya suatu bahasa. Mulai dari satu buah wacana sampai pada
pembagian wacana , yang InsyaAllah akan kami bahas kedepan.
1.3 Permasalahan
1. Apa itu wacana ?
2. Bagaimana Karakteristik wacana dalam berkomunikasi ?
3. Apa saja Jenis-jenis wacana dalam berkomunikasi ?
1.4 Tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu wacana;
2. Untuk mengetahui karakteristiknya;
3. Untuk mengetahui ciri-ciri wacana dalam berkomuniksai;
.
3 | H a l a m a n
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain
”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.”
Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan,
yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan
yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.
Dalam wacan,a setiap unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan. Setiap
wacana memiliki tema sebab tema merupakan hal yang diceritakan atau
diuraikan sepanjang isi wacana. Tema menjadi acuan atau ruang lingkup agar
isi wacana teratur, terarah dan tidak menyimpang ke mana-mana. Sebelum
menulis wacana, seseorang harus terlebih dahulu menentukan tema, setelah itu
baru tujuan. Tujuan ini berkaitan dengan bentuk atau model isi wacana. Tema
wacana akan diungkapkan dalam corak atau jenis tulisan seperti apa itu
bergantung pada tujuan dan keinginan si penulis. Setelah menetapkan tujuan,
penulis akan membuat kerangka karangan yang terdiri atas topik-topik yang
merupakan penjabaran dari tema. Topik-topik itu disusun secara sistematis. Hal
itu dibuat sebagai pedoman agar karangan dapat terarah dengan
memperlihatkan pembagian unsur-unsur karangan yang berkaitan dengan tema.
Dengan itu, penulis dapat mengadakan berbagai perubahan susunan menuju ke
pola yang sempurna. Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum
penulisan, terutama bagi pengarang pemula
2.2 Perlu kita pahami benar-benar bahwa percakapan atau konversasi dalam
kehidupan sehari-hari sungguh beraneka ragam.
Konsep“berbentuk rapi”yang kita berikan pada stuktur wacana, mengandung
implikasi paling sedikit dalam dua hal, yaitu:
a) Adanya kemungkinan untuk membedakan urutan-urutan wacana yang
koheren dan yang tidak koheren;
4 | H a l a m a n
a) Adanya peluang untuk meramalkan: para pembicara dapat meramalkan
apa yang ingin dikatan oleh para pembicara lainnya, karena memang terdapat
berbagai ketidakleluasaan dalam urutan linier atau urutan yang lurus.
Wacana merupakan segmen dari teks yang mempunyai kesatuan erat amat
sederhana: wacana melibatkan suatu topik tungga
Semua bahasa mempunyai dua tipe umum ujaran, yaitu formal dan informal,
atau ada juga yang lebih ingin mengklasifikasikannya atas nonkasual dan
kasual, misalnya Voegelin (1960).
2.3 Pada prinsipnya wacana mempunyai fungsi atau tujuan ganda, yaitu:
a) Memberikan teks-teks sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan
sesuatu yang bermanfaat mengenai teks wacana individu dan juga kelompok
b) Berupaya untuk menghasilkan suatu teori wacana (Berry, 1981 121)
Dalam kaitanya dengan tujuan pertana itu, kita beranggapan bahwa apa bila
seseorang memberikan suatu teks maka orang itu ingin dengan mudah dapat
membandingkan teks-teks atau bagian teks sedemikian rupa agar dia mudah
memperlihatkan kesamaan-kesamaan dan perbedaanya. Dengan kata lain, kita
mengharapkan agar yang bersangkutan dapat dengan mudah menunjukkan
sebanyak mungkin perasaan dan perbedaan.
Dalam pembahasan terdahulu telah di perbincangkan dengan terperinci
batasan serta pengertian wacana, hakikat, struktur, organisasi, tipe dan ciri,
beserta jenis-jenis wacana.
Pada prinsipnya wacana mempunyai fungsi atau tujuan ganda, yaitu:
a) Memberikan teks-teks sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan
sesuatu yang bermanfaat mengenai teks wacana individu dan juga kelompok
b) Berupaya untuk menghasilkan suatu teori wacana (Berry, 1981 121)
Dalam kaitanya dengan tujuan pertana itu, kita beranggapan bahwa apa bila
seseorang memberikan suatu teks maka orang itu ingin dengan mudah dapat
membandingkan teks-teks atau bagian teks sedemikian rupa agar dia mudah
memperlihatkan kesamaan-kesamaan dan perbedaanya. Dengan kata lain, kita
mengharapkan agar yang bersangkutan dapat dengan mudah menunjukkan
sebanyak mungkin perasaan dan perbedaan.
5 | H a l a m a n
Dalam kaitanya dengan tujuan kedua, maka berkeyakinan bahwa apa bila
seseorang membangun suatu teori wacana salah satu tujuan utama orang itu
ialah meramalakan pendistribusian bentuk-bentuk permukaan (surface froms),
menurunkan bentuk-bentuk wacana yang “gramatikal” dan membendung atau
menghalangi bentuk yang tidak gramatikal.
BAB IIIPEMBAHASAN
6 | H a l a m a n
3.1 HAKIKAT WACANA
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata
yang digunakan, kadang-kadang pemakaibahasa tidak mengetahui secara jelas apa
pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana
sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan
sebagai pembicaraan.
a. Pengertian Wacana
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa
rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuklisan atau tulis .Dalam
peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses
komunikasi antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis,
wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin
ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang
digunakansecara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.Istilah wacana
berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Menurut Alwi,
dkk(2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga
membentuk makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan
(dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasaterlengkap dan
tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi
tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang
nyata. Lebih lanjut, Syamsuddin(1992:5) menjelaskan pengertian wacana sebagai
rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yangmengungkapkan suatu hal (subjek)
yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,
dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.Dari beberapa
pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang
lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.
b . Wacana dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi
7 | H a l a m a n
Wacana dengan unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang
berupa sumber (pembicarasan penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca).
Semua unsur komunikasi berhubungan denganfungsi bahasa (Djajasudarma,
1994:15). Fungsi bahasa meliputi :
(1) fungsi ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan
secara ekspositoris,
(2) fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka,
(3) fungsi estetik, yang menyangkut unsur pesan sebagai unsurkomunikasi, dan
(4) fungsi direktif yang berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai
penerimaisi wacana secara langsung dari sumber.
c. Wacana dan Kajian Bidang Ilmu Lainnya.
Kajian tentang wacana tidak bisa dipisahkan dengan kajian bahasa lainnya,
baik pragmatikmaupun keterampilan berbahasWacana dan PragmatikPragmatik
berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Dalam hal ini
dapatdibedakan tiga hal yang selalu berhubungan yaitu sintaksis, semantik dan
pragmatik. Sintaksis merupakanhubungan antar unsur, semantik adalah makna,
baik dari setiap unsur maupun makna antar hubungan (pertimbangan makan
leksikal dan gramatikal), dan pragmatik berhubungan dengan hasil
ujaran(pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca) Hubungan
Gramatikal dan Semantik dalam Wacana Hubungan antar proposisi yang terdapat
pada wacana (kalimat) dapat dipertimbangkan dari segigramatika (memiliki
hubungan gramatikal) dan dari segi semantik (hubungan makna dalam setiap
proposisi) Hubungan Gramatikal Unsur-unsur gramatikal yang mendukung
wacana dapat berupa.
a) Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan
yang lebih besar,seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan
misalnya.
b) Unsur kosong yang dilesapkan mengulangi apa yang telah diungkapkan
pada bagian terdahulu (yang lain) misalnya: Pekerjaanku salah melulu,
yang benar rupanya yang terbawa arus.
c) Kesejajaran antar bagian, misalnya: Orang mujur belum tentu jujur. Orang
jujur belum tentu mujur
8 | H a l a m a n
d) Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora.
e) Kohesi leksikal Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata)
yang memiliki hubungan tertentu dengan katayang digunakan terdahulu.
Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta
kolokasi.
f) Konjungsi Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin
(klausa/kalimat) di dalam wacana.Hubungan semantik Hubungan semantik
merupakan hubungan antar proposisi dari bagian-bagian wacana.
Hubungan antar proposisi dapat berupa hubungan antar klausa yang dapat
ditinjau dari segi jenis kebergantungan dandari hubungan logika semantik.
Hubungan logika semantik dapat dikaitkan dengan fungsi semantic
konjungsi yang berupa :
(1) ekspansi (perluasan), yang meliputi elaborasi, penjelasan/penambahan, dan
(2) proyeksi, berupa ujaran dan gagasan, Wacana dan Keterampilan Berbahasa
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu
berbicara dan menulis. Baik wacana (pertimbangan makan leksikal dan
gramatikal), dan pragmatik berhubungan dengan hasil ujaran (pembicara
dan pendengar atau penulis dan pembaca) Hubungan Gramatikal dan
Semantik dalam WacanaHubungan antar proposisi yang terdapat pada
wacana (kalimat) dapat dipertimbangkan dari segigramatika (memiliki
hubungan gramatikal) dan dari segi semantik (hubungan makna dalam
setiap proposisi)
3. 2 KAREKTERISTIK WACANA
Wacana merupakan medium komunikasi verbal yang bisa diasumsikan
dengan adanya penyapa(pembicara dan penulis) dan pesapa (penyimak dan
pembaca).
1. Ciri-ciri Wacana
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh ciri atau karakterisitik sebuah
wacana. Ciri-ciriwacana adalah sebagai berikut.
1. Satuan gramatikal
2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
9 | H a l a m a n
3. Untaian kalimat-kalimat
4. Memiliki hubungan proposisi
5. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
6. Memiliki hubungan koherensi
7. Memiliki hubungan kohesi
8. Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
9. Bisa transaksional juga interaksional
10. Medium bisa lisan maupun tulis
11. Sesuai dengan konteksSyamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah
wacana sebagai berikut.
2. Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau
rangkaian tindak tutur
3. Wacana mengungkap suatu hal (subjek)
4. Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi
pendukungnya
5. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu
6. Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental2. Unsur Pembentuk
WacanaWacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur
ekstralinguistik yangberkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial
(konversasi dan pertukaran) danpengembangan tema (monolog dan paragraf)
3. Konteks dan Ko-teksWacana merupakan bangunan semantis yang terbentuk
dari hubungan semantis antarsatuanbahasa secara padu dan terikat pada konteks.
Ada bermacam-macam konteks dalam wacana. Wacanalisan merupakan kesatuan
bahasa yang terikat dengan konteks situasi penuturnya.
4. Teks Fairdough (dalam Eriyanto, 2008:289) melihat teks dalam berbagai
tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek
digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjekdidefinisikan. Setiap teks
pada dasarnya, menurut Firdough dapat diuraikan dan dianalisis dari ketiga unsur
tersebut.Unsur yang ingin dilihat representasi bagaimana peristiwa, orang,
kelompok, situasi, keadaan, atau apapunditampilkan dan digambarkan dalam
teks.Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan partisipan
beritaditampilkan dan digambarkan dalam teks.Identitas Bagaimana identitas
10 | H a l a m a n
wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam
teks.
3.3 JENIS-JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat yaitu
sbb:
1.Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.Unsur-
unsur penting dalam sebuah narasi adalahkejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta
latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
2. Wacana Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan
hasil pengamatan, perasaan,dan pengalaman penulisnya.Untuk mencapai kesan
yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objekdengan kesan, fakta, dan
citraan.Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam,
yaitudeskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.
3. Wacana EksposisiKarangan eksposisi adalah karangan yang
memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan)sesuatu dengan
tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada
pembacanya.Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah
seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau
penataran.Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek
pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan
data atau bahan, menyusunkerangka karangan, dan mengembangkan kerangka
menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat
berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
4. Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yangdisertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasiadalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.Tahapan menulis
11 | H a l a m a n
karanganargumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan,
merumuskan tujuan penulisan,mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-
bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka
karanganargumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola
pemecahan masalah.. Jenis- jenis Wacana menurut para ahli Menurut pendapat
Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang fungsi bahasa,
wacanadapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur
atau penulis sebagai saranaekspresif, seperti wacana pidato.
2. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk
memperlancar komunikasi, sepertiwacana perkenalan dalam pesta.
3. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau
informasi, seperti wacanaberita dalam media massa.
4. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan
tekanan keindahan pesan, sepertiwacana puisi dan lagu.
5. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi
dari mitra tutur ataupembaca, seperti wacana khotbah. Menurut Djajasudarma
(1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya),
mediakomunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
a. Realitas WacanaRealitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana
yang berupa verbal dan nonverbal.Rangkaian kebahasaan verbal atau language
exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan strukturbahasa, mengacu pada
struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana
sebagairangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna)
b. Media Komunikasi WacanaWujud wacana sebagai media komunikasi
berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai mediakomunikasi wacana lisan,
wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan
penggalanpercakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud
sebuah teks, sebuah alinea, dansebuah wacana.
12 | H a l a m a n
c. Pemaparan WacanaPemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara
penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkanpemaparan, wacana meliputi naratif,
prosedural, hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
d. Jenis Pemakaian WacanaJenis pemakaian wacana berwujud monolog,
dialog, dan polilog. Wacana monolog merupakanwacana yang tidak melibatkan
bentuk tutur percakapan atau pembicaraan antara dua pihak yangberkepentingan.
Wacana yang berwujud dialog berupa percakapan atau pembicaraan antara dua
pihak.Wacana polilog melibatkan partisipan pembicaraan di dalam konservasi
13 | H a l a m a n
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau
tuturan. Kata wacanaadalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya
demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkunganhidup. . Seperti halnya banyak kata
yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahuisecara jelas apa
pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana
sebagai unitbahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan
sebagai pembicaraan. Kata wacana jugabanyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi,sastra dan
sebagainya.Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang
digunakan untuk berkomunikasidalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat
berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapatberbentuk lisan atau tulis .
4.2 SARAN
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa
rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapatberbentuk lisan atau tulis
Saran dari kami adalah , teruslah mempergunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Dengan memperhatikan apa saja yang telah kita pelajari bersama-
sama.
Tak ada gading yang tak retak . itulah pribahasa yang kami tulis. Tak ada
manusia yang sempurna, itulah kami sebagai penulis. Jika terdapat kata-kata
ataupun kesalahan dalam penulisan , kami mohon maaf dan pembenaran
sebagaimana mestinya.
14 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Eresko.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: LKIS PrintingCemerlang.
Kushartanti, Multamia dan Lauder, Untung Yuwono. 2008. Pesona
Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran.
Bandung: FPBS IKIP Bandung.