Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto...

15
Menimbang Mengingat BUPATIDHARMASRAYA PROVINS! SUMATERA BARAT KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR: 188.45/ttJ /KPTS-BUP/2019 TENTANG PENETAPAN RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA .BUPATI DHARMASRAYA, a. bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat (1) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya menyatakan bahwa Bupati mengeluarkan Penetapan Status Cagar Budaya paling lama 30 hari setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya yang menyatakan benda, bangunan, struktur, lokasi dan/ atau satuan ruang geografis yang didaftarkan layak sebagai cagar budaya; b. bahwa berdasarkan hasil rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar telah layak ditetapkan sebagai cagar budaya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar sebagai Bangunan Cagar Budaya; 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat ; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Dhannasraya Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019;

Transcript of Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto...

Page 1: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

Menimbang

Mengingat

BUPATIDHARMASRAYA

PROVINS! SUMATERA BARAT KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR: 188.45/ttJ /KPTS-BUP/2019

TENTANG

PENETAPAN RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA

.BUPATI DHARMASRAYA,

a. bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat (1) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya menyatakan bahwa Bupati mengeluarkan Penetapan Status Cagar Budaya paling lama 30 hari setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya yang menyatakan benda, bangunan, struktur, lokasi dan/ atau satuan ruang geografis yang didaftarkan layak sebagai cagar budaya;

b. bahwa berdasarkan hasil rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar telah layak ditetapkan sebagai cagar budaya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar sebagai Bangunan Cagar Budaya;

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat ;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Dhannasraya Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019;

Page 2: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

Memperhatikan

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

6. Peraturan Bupati Dharmasraya . Nomor 112 Tahun 2018 ten tang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019;

7. Keputusan Bupati Dharmasraya Nomor 188.45/209/KPTS-BUP/2018 Tahun 2018 tentang Pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya;

1. Surat dari Ketua Tim Pendaftaran Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Nomor 005/03/TP- CB/II/2019 tanggal 20 Februari 2019 tentang pengkajian dan rekomendasi penetapan Rumah Gadang Koto Besar:

2. Rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Nomor: 03/Rekom/TACB-Kab. Dharmasraya/2019 tanggal 24 Februari 2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar sebagai Bangunan Cagar Budaya, dengan identitas sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini. Penetapan Bangunan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mengacu pada rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya.

Terhadap Bangunan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, setiap orang dilarang untuk: a. melakukan pelestarian tanpa didasarkan pada hasil

studi kelayakan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, akademis, dan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010;

b. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010;

c. dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan upaya Pelestarian Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010;

d. merusak dan/ atau mencuri, baik sebagian maupun seluruh Cagar Budaya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010;

Page 3: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

KEEMPAT

KE LIMA

e. memindahkan dan/ atau memisahkan Cagar Budaya tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010;

f. mendokumentasikan Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, untuk kepentingan komersial tan pa seizin pemilik dan/ a tau yang menguasainya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010;

g. memanfaatkan Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, dengan cara perbanyakan, kecuali dengan izin Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.

Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan terhadap Bangunan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan aturan pelaksanaannya.

Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2019

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta; 2. Gubernur Sumatera Barat di Padang; 3. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat di Batusangkar; 4. Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara di Medan; 5. Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya di Te bing Tinggi; 6. Inspektur Daerah Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 7. Kepala Bapppeda Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 8. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 9. Kepala Dinas PUPR Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 10. Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 11. Camat Koto Besar di Koto Besar; 12. Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar.

Page 4: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT ANG

KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA 188.45/ l'ZI/KPTS-BUP /2019 (;} r\(11 f'�f,. 2019 PENETAPAN RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA

I IDENTITAS Nama Objek. Klasifikasi l Jenis Alamat Kenagarian Kecamatan Kabupaten Provinsi Koordinat Luas/Ukuran

Batas- batas

Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar Banguilan

Jorong Koto Besar Koto Besar Koto Besar Dharmasraya Sumatera Barat S 01 ° 00'27,5" dan E 101 ° 43'18,0" Luas lahan : 25 m x 30 m Luas bangunan : 8 m x 12 m Utara Rumah Penduduk Selatan Rumah penduduk Barat Kebun/ladang penduduk Timur Jalan Desa Koto Besar

II DESKRIPSI Uraian

Kondisi Saat Ini

Rumah Tuo Koto Besar, yang juga disebut sebagai rumah gadang Koto Besar merupakan rumah adat Minangkabau dengan ciri khasnya berupa atap gonjong dan juga berpanggung. Atap rumah ini terbuat dari bahan seng bergonjong 4 (empat) dan bangunan rumahnya sendiri dari bahan kayu, dengan panggung berukuran tinggi kurang lebih 1,35 m dengan tiang berjumlah 15 buah berbentuk segi. delapan. Bangunan rumah berbentuk empat persegi panjang dengan sebuah pintu dan empat buah jendela di bagian depan. Adapun sisi-sisi yang lain merupakan dinding tertutup. Pada bagian dalam ruangan merupakan ruangan yang terbuka tanpa ada penyekat dinding atau bilik. Rumah Tuo Koto Besar, di samping sebagai tempat tinggal juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan musyawarah para ninik mamak dan para keturunan raja Koto Besar.

Terawat

Page 5: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

Sejarah Nam.a Koto Besar berasal dari ejaaan 'kuto besa', yang berarti kusta besar, merujuk penyakit yang diderita oleh Puti Reno Langguak.Berdirinya kerajaan Koto Besar didahului peristiwa sumpah terlarang. Ketika adik dari Raja Pagaruyung kala itu, Sutan Sari Alam Yang Dipertuan Jati, Puti Reno Langguak, mengalami penyakit kusta. Tak ingin menular ke anggota kerajaan lain, maka Puti Reno Langguak diasingkan ke tepian sungai Lubuak Tajunjuang, tak jauh dari istana Kerajaan Pagaruyung. Awal pengasingan, katanya, dia diperhatikan pihak kerajaan dengan membesuk setiap saat. Namun, lambat laun, intensitas kunjungan semakin menurun. Lama kelamaan, Puti semakin merasakan kurangnya simpati dari anggota keluarga. Pada akhimya, Merasa tersisih Puti Reno Langguak meninggalkan tempat pengasingan dan berjalan kaki menelusuri nagari-nagari, dengan tujuan yang belumjelas. Kepergian Puti Reno Langguak didampingi langsung oleh empat penghulu internal Kerajaan Pagaruyung, yakni Datuak Rajo Lelo, Datuak Rajo Sailan, Datuak Sampono, dan Datuak Rajo Mangkuto Alam. Dalam perjalanannya, Puti banyak singgah di nagari-nagari yang dilewati. Setiap persinggahan, dia selalu ditanya dari mana asalnya oleh penduduk setempat. Puti mengatakan ia berasal dari keluarga Kerajaan Pagaruyung. Mendengar hal itu, banyak yang berempati, lalu mengikuti dia ke mana pun melangkah, Setelah cukup ban.yak pengikut, akhirnya rombongan Puti berhenti di sekitar Nagari Koto Besar sekarang. Di sana mereka manaruko (membuka kampung) untuk menjadikan permukiman tetap. Lam.bat laun mereka berkembang biak, dan seiring itu pula penyakit kusta Puti berangsur pulih. Lalu didirikanlah kerajaan di Koto Besar. Setelah mendirikan kerajaan, Puti pun langsung memegang takhta. Tak hanya itu, kerajaan tersebut mendapat pengakuan dari kerajaan- kerajaan sekitar. Keberadaan kerajaan lTI1 tercium bagi Pagaruyung. Mengetahui Puti telah sehat dan juga sudah mendirikan kerajaan mereka mendatangi Koto Besar untuk mengajak Puti untuk pulang ke Pagaruyung. Namun Puti tidak mau pulang. Meski terus dibujuk, Puti tetap tak mau pulang. Lantaran habis kesabaran, tukas Dalpewan, Tuanku Sari Alam mengeluarkan sumpah, jika pihak Puti hingga keturunannya yang perempuan mengunjungi Pagaruyung, maka akan mengalami sakit perut yang berujung kematian. Mendapat sumpah itu, sambung Dalpewan, Puti membalas dengan isi sumpah yang nyaris sama.

Page 6: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

: '� )-l

Status Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

Dokumentasi

Dia membaca panji sumpah, kalau pihak Raja hingga keturunannya yang laki-laki mengunjungi Koto Besar juga akan mati dengan diawali sakit perut. Sumpah itu disaksikan oleh 4 datuak. Persumpahan tersebut, diaksikan urang tuo datuak 16 dari Kerajaan Koto Besar, nyata terbukti berlakunya. Dari segi sejarah disebutkan bahwa daerah ini pada masa-rnasa Kerajaan Pagaruyung awal masih merupakan hutan belantara dan belum ada manusia yang tinggal di situ. Kemudian salah seorang tokoh kerajaan Pagaruyung karena sesuatu hal meninggalkan kerajaan dan berkelana sampai ke daerah Koto Besar ini. Tokoh tersebut bernama Puti Langguk dan di daerah yang semula hutan itu didirikanlah sebuah rumah, dan Puti Langguklah yang pertama kali menempati rumah tersebut. Setelah itu lama kelamaan penduduk daerah ini semakin banyak dan pada akhirnya berdirilah Kerajaan Koto Besar.

Kepemilikan Tanah Tan.ah Kerajaan Koto Besar Pengelola Pewaris Kerajaan Koto Besar, BPCB Sumatera Barat dan Disbudparpora Kab. Dharmasraya.

<�"·.·.., .'-�--- Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar 2013

Sumber: BPCB SUmbar

Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar 2017 Sumber: BPCB Sumbar

··�·.·-·�- .... -- .. �·-· ...• ,�,·� ·-· ,_,,,. •. �, ..... ,...,� ........ ··-- '"'"'"_ ... .,r,� .

Page 7: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

Foto Lingkungan

III. Denah Keletakan !'ETA SITlt\St !WMAH GAOANG

Kf.lUJ,u\S KOTO RESAR

� I �

i I � al

u A

�l

m Rumah Gadang K&raJaan Kolo Besar

Page 8: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

,..,.,,.,_ .,_.,_,,,_.._ '"''P •• <•••••

TIM AHLI CAGAR BUDA YA KABUPATEN DHARMASRAYA

NASKAH REKOMENDASI PENETAP AN

RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR SEBAGAI

BANGUNANCAGARBUDAYA

Nomor: 03/Rekomff ACB-Kab. Dharmasraya/2019

24 Februari 2019

Page 9: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

REKOMENDASI RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR

Menimbang : a. bahwa Rum.ah Gadang Kerajaan Koto Besar merupakan salah satu peninggalan masa lalu yang penting artinya bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

b. bahwa Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar belum ditetapkan sebagai Cagar Buda ya.

c. bahwa Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya telah melakukan kajian terhadap Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar

Mengingat Pasal 7, Pasal 11 dan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130�

Merekomendasikan Penetapan Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar sebagai Bangunan Cagar Budaya dan mengusulkan untuk di tetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Propinsi.

Page 10: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

,. . HASH, KAJIAN RUilill GADANG KERAJAAN KOTO BESAR

I IDENTITAS NamaObjek Klasifikasi I Jenis Alamat Kenagarian Kecamatan Kabupaten Provinsi Koordinat Luas/Ukuran

Batas-batas

Kondisi Saat Ini Sejarah

' Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar Bangunan Jorong Koto Besar Koto Besar Koto Besar Dharmasraya Sumatera Barat S 01° 00'27,5" danE 101° 43'18,0" Luas lahan : 25 m x 30 m Luas bangunan : 8 m x 12 m Utara Rumah Penduduk Selatan Rumah penduduk Barat Kebun/ladang penduduk Timur Jalan Desa Koto Besar

Rumah Tuo Koto Besar, yang juga disebut sebagai nunah gadang Koto Besar merupakan rumah adat Minangkabau dengan ciri khasnya berupa atap gonjong dan juga berpanggung. Atap rumah ini terbuat dari bahan seng bergonjong 4 (empat) dan bangunan rumahnya sendiri dari bahan kayu, dengan panggung berukuran tinggi kurang lebih 1,35 m dengan tiang berjumlah 15 buah berbentuk segi delapan. Bangunan rumah berbentuk empat persegi panjang dengan sebuah pintu dan empat buah jendela di bagian depan. Adapun sisi-sisi yang lain merupakan dinding tertutup. Pada bagian dalam ruangan merupakan ruangan yang terbuka tanpa ada penyekat dinding atau bilik. Rumah Tuo Koto Besar, di samping sebagai tempat tinggal juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan musyawarah para ninik mamak dan para keturunan raja Koto Besar.

Terawat Nama Koto Besar berasal dari ejaaan 'kuto besa', yang berarti kusta besar, merujuk: penyakit yang diderita oleh Puti Reno Langguak.Berdirinya kerajaan Koto Besar didahului peristiwa sumpah terlarang. Ketika adik dari Raja Pagaruyung kala itu, Sutan Sari Alam Yang Dipertuan Jati, Puti Reno Langguak, mengalami penyakit kusta. Tak ingin menular ke anggota kerajaan lain, maka Puti Reno Langguak diasingkan ke tepian sungai Lubuak Tajunjuang, tak jauh dari istana Kerajaan Pagaruyung. A waI pengasingan, katanya, dia diperhatikan pihak kerajaan dengan membesuk setiap saat. Namun, lambat laun, intensitas kunjungan semakin menurun.Lama kelamaan, Puti semakin merasakan kurangnya simpati dari anggota keluarga. Pada ak:himya, Merasa tersisih Puti Reno Langguak meninggalkan tempat pengasingan dan berjalan kaki menelusuri nagari-nagari, dengan tujuan yang belum jelas.Kepergian Puti Reno Langguak didampingi langsung oleh empat penghulu internal Kerajaan Pagaruyung, yakni Datuak Rajo Lelo, Datuak Rajo Sailan, Datuak Sampono, dan Datuak Rajo Mangkuto Alam. Dalam perjalanannya, Puti banyak singgah di nagari-nagari yang dilewati. Setiap persinggahan, dia selalu ditanya dari mana asalnya oleh penduduk setempat.Puti mengatakan ia berasal dari keluarga Kerajaan Pagaruyung. Mendengar hal itu, banyak yang berempati, lalu mengikuti dia ke mana pun melangkah, Setelah cukup banyak pengikut, akhimya rombongan Puti berhenti di sekitar Nagari Koto Besar

Il DESKRIPSI Uraian

-···•�,·�·,.,,. • .,,,. .... ,·�•.,a•""-·'".,,.,.� "'"'"''�I\"'"�-·�•...,..., ,,r.,,-,.,,..,...,' . ._, . ._.....,,_,. �,· ••

Page 11: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

Status Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

Dokumentasi

sekarang. Di sana mereka manaruko (membuka kampung) untuk menjadikan permukiman tetap. Lambat laun mereka berkembang biak, dan seiring itu pula penyakit kusta Puti berangsur pulih. Lalu didirikanlah kerajaan di Koto Besar. Setelah mendirikan kerajaan, Puti pun langsung memegang takhta, Tak hanya itu, kerajaan tersebut mendapat pengakuan dari kerajaan-kerajaan sekitar. Keberadaan kerajaan initercium bagi Pagaruyung. Mengetahui Puti telah sehat dan juga sudah mendirikan kerajaan mendatangi Koto Besar untuk mengajak Puti untuk pulang ke Pagaruyung.Namun Puti tidak mau pulang. Meski terns dibujuk, Puti tetap tak mau pulang. Lantaran habis kesabaran, tukas Dalpewan, Tuanku Sari Alam mengeluarkan sumpah, jika pihak Puti hingga keturunannya yang perempuan mengunjungi Pagaruyung, maka akan mengalami sakit perut yang berujung kematian. Mendapat sumpah itu, sambung Dalpewan, Puti membalas dengan isi sumpah yang nyaris sama. Dia membaca panji sumpah, kalau pihak Raja hingga keturunannya yang laki-laki mengunjungi Koto Besar juga akan mati dengan diawali sakit perut. Sumpah itu disaksikan

· oleh 4 datuak.Persumpahan tersebut, diaksikan urang tuo datuak 16 dari Kerajaan Koto Besar, nyata terbukti berlakunya. Dari segi sejarah disebutkan bahwa daerah ini pada masa- masa Kerajaan Pagaruyung awal masih merupakan hutan belantara dan belum ada manusia yang tinggal di situ. Kemudian salah seorang tokoh kerajaan Pagaruyung karena sesuatu hal meninggalkan kerajaan dan berkelana sampai ke daerah Koto Besar ini. Tokoh tersebut bemama Puti Langguk dan di daerah yang semula hutan itu didirikanlah sebuah rumah, dan Puti Langguklah yang pertama kali menempati rumah tersebut. Setelah itu lama kelamaan penduduk daerah ini semakin banyak dan pada akhirnya berdirilah Kerajaan Koto Besar.

Kepemilikan Tanah Tanah Kerajaan Koto Besar Pengelola Pewaris Kerajaan Koto Besar, BPCB Sumatera Barnt dan Disbudparpora Kab. Dharmasraya.

Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar 2013 Sumber: BPCB Sumbar

, -·· , . .,, .,.,,,..,...,..,,.,,"..,..'""'' ,,,, ,.,... .. ..,...,, ...• ,.,,-,,c,�· �"' ,, ,,,,,.,..,.. ,. ... ,.,.�.,., . .., -,� :.r..,.w �-· ·, ,,:··,

Page 12: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

' I . ' 'I •i

. I '

' ·1 i j

Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar 2017 Sumber: BPCB Sumbar

' .I I

Foto Lingkungan

m Denah Keletak:an PE'T;"\SITU,\SI RUMAH GAU-\.:�G

J.a:IL\JAA .. � K.O'ffi Bl-:SAR

!----.. g "' � � � .,,, ,e,

VI KRITERIA PENETAPAN DAN/ATAU PEMERINGKATAN Dasar Huk:um Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Buda ya: Pasal 7 Bangunan Cagar Budaya dapat: a. berunsur tunggal atau banyak:; dan/atau b. berdiri bebas atau menyatu dengan formasi alam Pasal 11 Benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang atas dasar penelitian memiliki arti khusus bagi masyarakat atau bangsa Indonesia, tetapi tidak memenuhi kriteria Cagar Budaya sebagaimana dimak:sud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 10 dapat diusulkan sebagai Cagar Buda ya.

Page 13: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

r -r

r

Alasan

Pasal 44 Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya peringkat kabupaten/kota apabila memenuhi syarat: a. sebagai Cagar Budaya yang diutamakan untuk dilestarikan dalam wilayah kabupaten/kota; b. mewakili masa gaya yang khas; c. tingkat keterancamannya tinggi; d. jenisnya sedikit; dan/atau e. jumlahnya terbatas.

Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar memenuhi kriteria : a. sebagai Cagar Budaya yang diutamakan untuk dilestarikan

dalam wilayah kabupaten Dhannasraya yang memiliki nilai penting bagi masyarakat Koto Besar khususnya dan Kah. Dharmasraya pada umumnya.

b. mewakili masa gaya yang khas dari segi arsite.kturalnya Rumah Gadang Gonjong 4.

c. merupakan satu-satunya Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar.

IV KESIMPULAN Berdasarkan kajian terhadap data yang tersedia hingga saat ini, maka Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya merekomendasikan kepada Bupati Dharmasraya agar menetapkan Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar sebagai Bangunan Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya.

····�·- ·-·-r--·-.--·- .. -· . '"J'

Page 14: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

REKOMENDASI PENETAPAN

RUMAH GADANG KERAJAAN KOTO BESAR SEBA GAi

BANGUNANCAGARBUDAYA

DISETUJUI OLER (Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya)

1. ElfiJasri, S.Pd, M. Si ( Ketua ) No Reg. ACB 917 00050 2018 2. Nedik Tri Nurcahyo, SS, MA ( Sekretaris ) No Reg. ACB 917 00054 2018 3. Andi Arvian Siska, SH ( Anggota ) No Reg. ACB 917 00053 2018 4. Edwin Mama, SKM, M.Sc ( Anggota) No Reg. ACB 917 00055 2018 5. Ridwan.M, SS ( Anggota ) No Reg. ACB 917 00052 2018 6. H. Mawardi Idris, S.Ag, M.Pd ( Anggota) No Reg. ACB 917 00051 2018

Tempat Hari, tanggal

Pulau Punjung Februari 2019

Page 15: Budayakebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/...Wali Nagari Koto Besar di Koto Besar; 13. Tuanku Kerajaan Koto Besar di Koto Besar. LAMPI RAN NO MOR TANGGAL TENT

i I ,, ! '

I

Catatan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya 1. Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar memiliki nilai penting Sejarah dan Kebudayaan bagi

masyarakat Koto Besar pada khususnya dan Kabupaten Dharmasraya pada umumnya. 2. Status tanah Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar yang saat ini merupakan milik Kerajaan

Koto Besar segera dihibahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Dharmasraya. 3. Pelestarian Rumah Gadang Kerajaan Koto Besar merupakan tanggung jawab bersama antara

Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, BPCB Sumatera Barnt, Pewaris Kerajaan Koto Besar dan masyarakat setempat.