Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti...

31
. ,, ·,· .. .. Menimbang Mengingat BUPAT{ DHARMASRAYA PROVINS! SUMATERA BARAT KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR: 188.45/a..tt /KPTS-BUP/2019 TE}\JTANG PENETAPAN KOMPLEKS CANDI PULAU SAWAH SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA BUPATI DHARMASRAYA, a. bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya menyatakan bahwa Bupati mengeluarkan Penetapan Status Cagar Budaya paling lama 30 hari setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya yang menyatakan benda, bangunan, struktur, lokasi dan/atau satuan ruang geografis yang didaftarkan layak sebagai cagar budaya; b. bahwa berdasarkan hasil rekomendasi dari Tfm Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Kqmpleks Candi Pulau Sawah telah layak ditetapkan sebagai cagar budaya; · c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Kompleks Candi Pulau Sawah sebagai Struktur Cagar Budaya; 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan. dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Namor 9 Tahun 2015; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019; '·

Transcript of Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti...

Page 1: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. ,, ·,·

..

• •..

Menimbang

Mengingat

BUPAT{ DHARMASRAYA PROVINS! SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR: 188.45/a..tt /KPTS-BUP/2019

TE}\JTANG

PENETAPAN KOMPLEKS CANDI PULAU SAWAH SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA

BUPATI DHARMASRAYA,

a. bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya menyatakan bahwa Bupati mengeluarkan Penetapan Status Cagar Budaya paling lama 30 hari setelah rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya yang menyatakan benda, bangunan, struktur, lokasi dan/atau satuan ruang geografis yang didaftarkan layak sebagai cagar budaya;

b. bahwa berdasarkan hasil rekomendasi dari Tfm Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Kqmpleks Candi Pulau Sawah telah layak ditetapkan sebagai cagar budaya; ·

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Kompleks Candi Pulau Sawah sebagai Struktur Cagar Budaya;

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan. dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Namor 9 Tahun 2015;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019;

Page 2: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

� .

. : Memperhatikan

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

6. Peraturan Bupati Dhannasraya Nomor 112 Tahun 2018 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2019;

' '7. Keputusan Bupati Dharmasraya Nomor

188.45/209/KPTS-BUP/2018 Tahun 2018 tentang Pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya;

1. Surat dari Ketua Tim Pendaftaran Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya Nomor 005/01/TP- CB/II/2019 tanggal 01 Februari 2019 tentang pengkajian dan rekomendasi penetapan Kompleks Candi Pulau Sawah:

2. Rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Nomor: 01 /Rekom/TACB-Kab. Dharmasraya/ 2019 tanggal 15 Februari 2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan Kornpleks Candi Pulau Sawah sebagai Struktur Cagar Budaya, dengan identitas sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini. · Penetapan Struktur Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum tKESATU mengacif pada rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya. · ·

Terhadap Struktur Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, setiap orang dilarang untuk: a. melakukan pelestarian tanpa didasarkan pada hasil

studi kelayakan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, akademis, dan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010;

b. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010;

c. dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan upaya Pelestarian Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang- UndangNomor 11 Tahun 2010;

d. merusak dan/ atau · mencuri, baik sebagian maupun seluruh Cagar Budaya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010;

Page 3: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. � :� . '\. ... · ·�.

' .. -'�

KEEMPAT

KE LIMA

·r:;t}. ··, ':

e. rnernindahkan dan/ atau ' memisahkan Cagar Budaya tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010;

• f. mendckamentasikan Cagar Sudaya, baik seluruh rnaupun bagian-bagiannya, untuk kepentingan komersial tanpa seizm pernilik dan/ atau yang menguasainya sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 92 Undang-Undang Nornor 11 Tahun 2010;

g. · memanfaatkan Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, dengan cara perbanyakan, kecuali dengan izin Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.

Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan terhadap Kompleks Candi Pulau Sawah sebagai Struktur Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dilakukan berdasarkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan aturan pelaksanaannya. ·

. Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2019 ·

Tembusan disampaikari kepada Yth:

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta; 2. Gubemur Sumatera Barat di Padang; 3. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Suma,tera Barat di Batusangkar; 4. Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara di Medan; 5.- Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya di Tebing Tinggi; 6. Jnspektur Daerah Kabupaten Dhannasraya di Pulau Punjung; 7. Kepala Bapppeda Kabupaten Dhannasraya di Pulau Punjung; . 8. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 9. Kepala Dinas PUPR Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; 10. Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung; • 11. Camat Sitiung di Sitiung; 12. Wali Nagari Siguntur di Taratak; 13. Rajo Siguntur di Siguntur.

Page 4: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

,,.;· ;1:

LAMPIRAN NOMOR

(TANG.GAL �,,TENTANG - .

'

KEPUTUSAN BUPATI DHARMASRAYA , 188.45/12-\/KPTS-EUD/2019

'i. • . 9 Mor•i 2019 _,·:--. PENETAPAN KOMPL.,EKS CANDI PULAU SAWAH

. f smaAOAl STR.Ul(Tl.lJie OAQAR 1:,UOAYA

•·. -�,

I Jl>ENTITAS Nama Objek Klasifikasi / J enis Alamat Kenagarian Kecamatan Kabupaten Provinsi Kbordinat Luas/Ukuran

· Kompleks Candi Pulau Sawah Struktur

.. Jorong Siguntur Ranah Siguntur

.Sitiung ' · Dharmasraya Sumatera Barat S 0° 57'10.2816" dan E 101 o 33'47.988" Candi Pulau Sawah I Luas lahan : 60 mx 60 m. Luas bangunan : 7 m x 6 m Candi Pulau Sawah Ii Luas lahan : 60 m x 55 m Luas bangunan : 38,31 m x 38,31 m Candi Pufau Sawah VII Luaslahan Luas bangunan : 5,2 x 5,2 m Candi Pu!au Sawah XI Luas lahan : 25 m x 25 m Luas bangunan : 11 x 13 m

Batas-batas Utara Sela tan Barat Timur

Kebun karet Kebun karet Kebun karet Kebun karet

II DESKRIPSI Uraian Didalam Kompleks Candi Pulau Sawah terdapat

empat gugusan candi yang telah dilakukan penelitian oleh BALAR ( Balai Arkeologi) Sumatera Utara, BPCB ( Balai Pelestarian Cagar Budaya} Sumatera Barat dan PU SLIT ARKENAS. (Pu sat Penelitian Arkeologi Nasional). Gugusan can.di tersebut yaitu Candi Pulau Sawah I, Candi Pufau Sawah II, Candi Pulau Sawah VII dan Candi Pulau SawahXI. Candi Pu lau Sawah I berbentuk bujur sangkar bersegi berukuran 10,5 x 10,5 m. Dinding sisi utara membentuk penampil dua buah. Penampil dalam berukuran 5,2 x 0,8 m dan penampil luar berukuran 3,4 x 0,45 m, sedangkan dinding timur tidak berpenampil dengan panjang 3,9 m. Sisi luar dari struktur bata ini dikelilingi oleh struktur batu kali berukuran lebar antara 1-1,5 m yang disusun dengan cara direkat dengan tanah lempung. Bagian lantai susunan batunya masih relatif utuh dan merupakan susunan tertinggi sebanyak 37 lapis dihitung dari susunan lapis terbawah yang terdapat pada bagian tengah sisi utara .. Adapun lantai pada sisf barat agaknya sudah banyak lapisan batanya yang hilang akibat digali oleh penduduk setempat. Lantai sisi timur seolah-olah

Page 5: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. .

·.,

. ··,,..,,.- . ! .. '. '.)

• • -· ' .1'

.• .. ·�.: ·:.-:. .

�t . \ :; ·. . ,.

'; �:

Kondisi Saat Ini

Sejarah · ·

disekat oieh susunan 'batu kali selebar 85 cm, panjang 163 cm, dan tinggi dari dasar 160 cm, serta tinggi dari lantai 20 cm. · Lantai sebelah timur struktur batu kali ini membentuk lantai selasar berukuran iebar 93 cm kemudian berbelok ke barat membentuk lantai selasar selebar 115 cm untuk menuju Js.e lantai bawah siai selatan yang tinggal 13 lapis bata. Salah satu hal yang menarik adalah adanya: lubang persegi berukuran lebih kurang 2,25 x 2,25 m yang berada di bagian tengah lantai. Keempat sisi dinding bak persegi Ini merupakan susunan bata yang sekaligus merupakan susunan · bata yang. membentuk lantai. Belum diketahui dengan pasti fungsi dari bak persegi ini. Ukuran Candi Pulau Sawah II 38,31 m x 38,31 m (Candi Pulau Sawah II), 60 m x 55 m (Candi Pulau Sawah II). Pada Candi Pulau Sawah II diperkirakan ada dua struktur yang ditunjukkan pada temuan beberapa struktur bagian sudut. Sudut pertama yaitu berada pada sisi timur laut dan sudut barat daya. Due" sudut ini merupakan satu kesatuan dari struktur pertama, sedangkan struktur II berada di sebelah timur laut struktur L Ukuran candi Pulau Sawah XI: 11 x 13 meter Ukuran Candi Pulau Sawah VII: 5,2 x 5,2 meter

Terawat

Candi-candi yang berlatar belakang Hindu/Budha di Kompleks Candi Pulau Sawah ini merupakan · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. Mengingat banyaknya temuan dan tinggalan sejarah kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan lokasi ini merupakan: salah satu peninggalan Kerajaan Malayu Dhannasraya. Pada kompleks ini ditemuka:n berbagai macam temuan baik berupa candi, area ( sebagai sarana pemujaan ), keramik maupun artefak lainnya. Berbicara mengenai Dharmasraya pada periode klasik (Hindu-Buddha) tidak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Ma.layu Kuno yang sudah Berjaya sekitar abad ke-? M hingga abad ke-14 M. Dalam sejarah Indonesia, nama Kerajaan Ma.layu termasuk salah satu babak sejarah kuno yang menarik untuk dibahas. Untuk pertama kalinya nama Malayu disebut dalam berita Cina masa Dinasti Tang (618-906) yang menyebutkan adanya utusan- dari Mo-lo-yeu ke Cina pada tahun 644 M dan 645 M. (Sumadio et al. 2008: 102). Berita selanjutnya mengenai Malayu didapatkan dari catatan pendeta Buddha dari Cina yang bemama I-tsing.

Page 6: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. , f.

...

·:.·;. •. •• 4

Pad.s tahun 672 M. l-tsing ketika melakukan perjalanan dari Kanton(Cina) ke India, ia singgah di She-Ii-fo-she, lafal Cina untuk Srfwijaya, untuk mempelajari sabdavidya t= tata bahasa) Sanskerta . Menurut 1 ··tstftg ad.a •e.ld.tar t .ooo pend.eta dt l!U,e•U·

· fo:..she.yan!s menguasai pengetahuan agamanya seperti pendeta-pendeta di Madhyadesa (India). Setel� enam b_ulan tinggal di Sriwijaya, I-tsing melanjutkan perjalanannya selama lima belas hari ke Mo-lo-yeu dan ia tinggal di Mo-lo-yeu selama dua bulan, kernudian ia melanjutkan perjalannya ke Kedah. Pelayaran dari Mo-lo-yeu pun memakan waktu lima belas hari dan ia tinggal di Kedah selama Hrna belas hari. Pada bulan kedua belas ia berlayar dari Kedah ke Nalanda dan perjalananya dengan kapal laut ini ni.emakan waktu dua bulan. Pada tahun 685, I-tsing kembali dari Nalanda dan singgah lagi di Kedah.

Kemudian pada musim qingin ia berlayar ke Mo-lo-yeu yang telah menjadi She-li-fo-she, dan tinggal di · sini sampai pertengahan musim panas, lalu ia berlayar selama satu · bulan menuju Kan ton (Takasusu 1986;Sumadio et al, 2008:102-103).

Dari catatan l-tsing tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum tahun 685 M. Kerajaan Ma.layu telah ditaklukkan Sriwijaya (Sumadio et al. 2008:103).

Di dalam beberapa sumber dapat diakui bahwa antara kerajaan Mfilayu dan Kerajaan Sriwijaya sering membingungkan. Kerancuan- kerancuan ini terjadi dalam hal kronologi dan wilayah kerajaan. Seperti dimaklumi kerajaan Malayu dan kerajaan ! Sriwijaya memiliki masa · perkembangan yang relatif sama waktunya, dan memiliki wilayah kerajaan yang hampir bersarnaan secara geografis.

Dari sumber-sumber tertulis yang ada, terutama berita Cina, dapat diketahui suatu fase dalarn sejarah kerajaan Malayu yang merupakan fase pendudukan oleh Sriwijaya. Fase pendudukan ini pada suatu ketika berakhir dan keraja� Malayu merdeka kembali. Dengan dernikian dapat diketahui bahwa ada tiga fase delam sejarah perkembangan kerajaan Malayu, yaitu: fase I adalah fase awal, sekitar pertengahan abad ke-VII atau tahun 680 masehi. Fase ke II, masa pendudukan kerajaan • Sriwijaya, kejadian ini sekitar tahun 680 sampai pertengahan abad ke-11. Fase ke III, adalah masa akhir kerajaan Malayu, sekitar pertengahan abad ke-11 sampai akhir abad ke-14 dan awal abad 15 (Djafar, 1992: 25). Kerajaan Malayu merupakan sebuah kerajaan yang diangggap penting. Eksistensi kerajaan ini selalu diakui oleh beberapa kerajaan. Sebuah kerajaan besar di Nusantara yang mempertahankan keberadaannya sebagai kerajaan, seperti halnya kerajaan Srwijaya dan Majapahit. Dalam kitab Negara kertagama menyebutkan, Malayu lebih dahulu dan menyebutkan sebagai sebuah- Negara terpenting dari sebuah negara bawahan Majapahit.

Page 7: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

; i . • > •• •,.

,·, .. �.. ' .. ·,;.,' ... ' .

Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi seluruh daratan pulau Sumatera. Beberapa daerah yang merupakan "bawahan" Malayu seperti Jam.bi, Dharmasraya, Kandis dan Minangkabau berlokasi di daerah Sungai Batanghari. Karena disebutkan yang pertama, agaknya Jambi merupakan tempat yang penting. Pada waktu itu mungkin merupakan sebuah bandar yang penting dan bekas ibu kota kerajaan. Pada masa Majapahit, ibukota kerajaan Melayu sudah berlokasi di Dharmasraga yang lokasinya di daerah hulu sungai Batanghari (Budi Utomo, 1992: 24). ! Menurut de Casparis, Sriwijaya dan Malayu merupakan dua nama yang berbeda dengan kerajaan yang sama atau tingkat kesejarahannya yang berbeda. Malayu ada sebelum abad ke-7M [kira-kira 680 Masehi), sedangkan Sriwijaya dari mulai tahun itu sampai pertengahan atau akhir abad ke-J 1 (Istiawan, 2011:6). Ditambahkan pula, Lapian berpendapat bahwa selain informasi I-tsing, berita Cina yang penting juga tentang kerajaan Melayu dan Sriwijaya adalah berasal dari Yi-Jing dari abad ke VII, ia menyebutkan pula nama-nama tempat lain di Nusantara, hal ini menunjukan pengetahuan mereka tentang kepulauan Indonesia telah meluas sampai ke timur. Ada beberapa tempat yang disebut di samping Sriwijaya dan Melayu, · misalnya Po-lu-shi(Barus}, He-ling, Po-Ii (beberapa pakar ada yang ntenyebut nama ini berada di .Jawa dan di Bali), serta Fo-shi- bu-luo yang diperkirakan berada di Kalimantan Barat. Sehubungan dengan nam.a Fo-shi-bu-Iuo, dapat ditarik kesimpulan bahwa ini agaknya telah masuk dalam orbit shi-lifo-shi atau Sriwijaya sebagaimana terdapat kemiripan nama. Selama kira-kira empat (4) abad mi dikuasai oleh kedatuan Sriwijaya, akan tetapi sejak abad ke-II dominasinya atas pelayaran di sini mulai tantangan darr' beberapa kekuatan tandingan. Di sebelah timur telah muncul kekuataan baru di bawah Airlangga, sedangkan di sebelah barat ada tantangan dari kerajaan Cola di India Selatan. Seki tar tahun 1024-1025 armada Cola menyerang Sriwijaya. Masa kekacauan yang terjadi sesudahnya, memunculkan berbagai kekuatan baru disini [Lapian; 1992: 4). Kebangkitan Kerajaan Malayu tidak bisa dilepaskan dari kemuduran Kerajaan Sriwijaya yang sempat berjaya dan berperan penting dalam perdagangan di Selat Malaka. Ekspedisi militer yang dilakukan oleh Kerajaan Koromandel dibawah perintah Rajendra Cola tahun 1025 Masehi untuk menyerang pusat- pusat perdagangan di Selat Malaka berimbas pada eksistensi Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang mulai abad 7-11 M, sehingga memberikan peluang bagi Kerajaan Malayu (Jambi) untu.k ban.gkit kernbali.

, Sumber Cina menyebutkan bahwa antara tahun 1079-1082 M. ibukota Kerajaan Sriwijaya pindah

'., dari Palembang ke Jambi dan utusan yang dikirim

Page 8: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

� -, '

·.:.,r ... ,. �

··�

ke Cina tahun 1079 Masehi dan 1088 Masehi dike�ui berasal dari Zhanbei (Jambi). Walaupun, Keraiaan Melayu telah berhasil menyingkirkan Palembang. Namun, perubahan pola perdagangan yang tei:Jadi aba.d 11-13 Masehf tidal< tertatu menguntungkan Kerajaan Malayu karena tidak pernah meraih kembali status yang pemah dipegang oleh Palembang sebagai penguasa mutlak di Selat Malaka. Pada awal abad ke XI Masehi, Malayu berkuasa dengan ibu kotanya berada di Chanpei (Jambi), sehingga kadangkala penyebutan "San-fo-ch'i" pada masa itu identik dengan nama Jambi. Utusan dari Jambi ke Cina terjadi pada tahun 1079 M, 1084 M, 1090 M, dan 1094 M. Pengiriman itu terjadi pada saat .Jamoi sudah lebih berkuasa sebagai maharaja di bagiar. Sumatera. Pengiriman tersebut bersifat politis, yaitu untuk mendapat pengakuan dari Cina. Kemudian, hubungan 'bilateral ini menghasilkan pengakuan dari pihak negeri Cina tahun 1156-1178 M;, bahwa pihak Cina penguasa Jam.bi dianggap sebagai "· raja San-fo-ch'i". Utusan Jambi ke Cina terakhir pada tahun 1178 Masehi ketika Chou- Ch'u-fei mengganibarkan menggunakan kekuataanya untuk .· melindungi pelabuhan dagangnya. Chou-ch'u-fei mengatakan bahwa San- foch'i adalah entreport yang paling penting, yang menarik bagi para pedagang Cina pada akhir abad ke-12 Masehi (Sasmita, 1992: 321). Informasi tentang perdagangan di Jambi dengan dunia luar dalam wilayah Jambi, sejauh ini terekam baik dalam sumber dari berita asing yaitu Cina dan Arab. Dari catatan Cina dan Arab dapat diperoleh

tentang gambaran perdagangan di Jambi berkaitan dengan komoditi yang di perlukan oleh bangsa · asing, Berita Cina merupakan sumber informasi yang terlengkap. Sumber Cina mencatat bahwa Jantbi pada umumnya dikenal dengan penghasil bahan-bahan berharga yang sangat diminati pasar dunia. Diantara bahan-bahan itu adalah emas, getah, damar, kemenyan, kayu, gading gajah, cula badak, madu, hasil tambang, hasil perburuan dan perkebunan. Komoditas ini digunakan • sebagai bahan untuk keperluan kesehatan, makanan dan minuman, wewangian, perhiasan, pembuatan perkakas, eksotimse dan alasan-alasan · yang berhubungan dengan sistem kepercayaan bangsa Cina (Atmojo, 2001: 145). Kesinambungan hubungan Malayu (Jambi) dengan Cina pada .masa akhir masa Dinasti Song dapat kita kaitkan dengan penemuan gong perunggu bertulisan Cina yang ditemukan di Candi Kembar Batu, Muara Jambi, Provinsi Jam.bi yang isinya:

"Tahun keempat dari masa pemerintahan Song (1231), bulan ketujuh, hari kedelapan empat (atau dua puluh delapan = 23 Agustus 1231 atau-27 Agustus 1231),

Page 9: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

�. . .

'Ji. I

' .. ·.� ',."

..

keti.ca Menteri Hung ditunjuk · mengurusi urusan dalam (dari Ibu kota atau Prqvinsi) ia mer:nperoleh dua buah gong besar d.ari perunggu untuk gudang persenjataan"

', (Woiters, 1970: 61). ·seiain temuan gong tersebut, temuan keramik mulai dari Dinasti Sung (abad XI M) pada candi- candi di M uaro Jambi dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

Penguasaan Malayu di daerah Jambi pada masa-rnasa berikutnya beralih ke daerah hulu . ' yaitu Dharmasraya, Sumatera Barat.! Prasasti Dhamrasraya (1208 S / 1268 M) yang dulls dengan huruf Jawa Kuno dan dalam bahasa Sansekrta dan Melayu Kuno, merupakan dokumen pertama yang menyebut nama Dharmasraya, yang terletak di tepi Sungai Batanghari di Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Sawahlunto/Sinjunjung, Sumatera Barat. 1 �(eberadaan Dharmisraya juga dapat kita temukan dalam Naskah Nagarakertagama pupuh XIII: 1 dan 2 disebutkan:

1. Terperinci demi pulau negara bawahan, oaling dahulu Malayu, Jambi, dan Palembang, Kari tang, Teba, dan Dharmasraya pun juga ikut disebut, Kandis, Kahwas, Managakabwa, Siyak, Rekan, Karn.par, Pane, Kampe, Harus, dan Madahiling juga, Tumihang, Parlak dan Barat.

2. Lwas dengan Samudra dan Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus. Itulah terutama negara Malayu yang telah .unduk (Budi Utomo, 1992: 182).

Dalam Pupuh XIII naskah Nagarakertagama yang sebelumnva dijelaskan menyebutkan bahwa, Dharmasraya disebut sebagai salah satu negara bawahan Majapahit bersama dengan .Jambi, Palembang, Karitang, Teba, dan sejumlah daerah . lain. Fisiolog asal Jerman, Uli Kozok, mengutip pendapat sejarawan J.G de Casparis yang mempunyai interpretasi lain atas naskah Nagarakrtagama yang seakan menyatukan 24 negara di Nusantara di bawah panji Majapahit. "Mungkin saja Majapahit menganggap Melayu sebagai wilayah taklukan, tetapi raja Melayu jelas menganggap dirinyse sebagai raja yang memiliki kedaulatan sempuma y�g tidak takluk kepada siapapun (Kowk, · 2006). Ditambah kan pula, Prasasti yang dikeluarkan pada masa Adityawarman yang menyebutkan gelar maharajadiraja menegaskan bahwa Adityawarman sangat percaya diri dan menunjukkan bahwa ia tidak tunduk pada raja-raja Jawa (Majapahit). Pemindahan pusat pemerintahan ke Dharmasraya dapat ditelusuri berdasarkan pada Prasasti Dharmasraya yang dipahatkan pada .lapik area Amoghapasa. Alas kaki area tersebut ditemukan di

1 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 tentanq pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten ,,...,,.,1,, f;oJ,.,t,.,n ,I,.,,, Vnh11nrt+on Dr1c-,·u'Jl"tr1n Arrrnt- rli Or.t'\ui�...,�i C11m,.,f'ort"'t f'.lnrnf- :

Page 10: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

0

,_

. '1

'

',., ' ..

:,: ··\}. • ' • r·, .�:-. ', �� . . .

,· !· ·:;

• 1:·

=. ." . .-!.

wilayah Padangroeo, : (Jorong Sei. Langsek, Kenagarian Siguntur, Kee. Sitiung) sementars area Arnoghapasa ditemukan di situs Rambahan (Jorong Lubuk Bulang, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kee. Pulau Punjung). Dalam prasasti Dharmasraya terdapat penyebutan bahwa tahun 1208 Saka sebuah area Amoghapasa dikirim ke Suwarnabhumi untuk ditempatkan di Dharmasraya sebagai punya SrI Wiswarupakumara.

i. nan tatkala paduka bharala aryyamoghapasa lokesuiara cc:. turdasatmikasaptaratnasahista I diarituk: dari bhumi jawa ka suiarnabhumi dipratistha di Dharmasraqa I akan

ii. punya Sri toisuiarupa kumara I prakaranam dititah. paduka Sri maharajadhiraja Sri Krianeqara wikrama dharmatunqadeura manirinkan paduka bharala. :

Keberadaan Prasasti Dharmasraya erat kaitannya dengan ekspedisi yang dilakukan tahun 1275 raja Krtanegara mengirimkan tentaranya ke Malayu yang kernudian dikenal dengan · PaMalayu (Poesponegoro, 1993: 83). Peristiwa "penundukan" yang diseout Palvlalayu itu telah banyak ditafsirkan oleh pare. ahli sejarah kuno. Kebanyakan ahli sejarah kuno cenderung mengikuti teori yang

a dikemukakan oleh Krom dalam Hindoe-Javaansche -.�. Geschiedenis (Krom,1931: 335-336). Krom

· • menyebutkan bahwa Krtanegara memang berhasil menaklukan Sumatera dibuktikan : dengan adanya sebuah prasasti beraksara Jawa Kuno yang dipahat pada bagian alas area Amoghapasa yang ditemukan di

· Jorong Sungai Lansek' Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Prasasti tersebut berisi pemberian hadiah berupa area Amoghapasa yang dihadiahkan Kertanegara kepada raj a Tribuanaraja Mati1iwannadewa di Suwarnabhumi di tahun saka 1208 ( 1286 M). Arca Amoghapasa dibawa dari Jawa Timur ke Sumatera agar didirikan di Dharmasraya, · sehingga segenap rakyat bhumi Ma.layu dan terutama Raja Srtmat Tribuanaraja Mauliwannadewa, dengan germbira menerima

· hadiah tersebut, Berdasarkan data Prasasti Dharrnasraya dapat diperkirakan bahwa Dharmasraya merupakan daerah yang ramai dan penting, sehingga Arca Amoghapasa yang dikirim Kertanegara sebagai tanda persahabatan perlu didirikan di Dharmasraya. Pendirian area tersebut tentunya penuh dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut cukup ramai dan dapat dikunjungi atau diperhatikan oleh sebahagian besar penduduk Malayu, yang tentu dekat dengan tempat tinggal raja (istana). Menurut Kozok, Prasasti _, Amoghapasa yang clikirim oleh Kertanegara untuk ditegakkan di Dharrnaaraya merupakan petunjuk bahwa pada saat itu, ibu kota Kerajaan Malayu sudah dipindahkan dari Muara

Page 11: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. . . '. .r .

.. t '

Status Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

Jambi ke Dharmasraya, Peristiwa ini dikaitkan dengan ancaman serangan dari Kubilai Khan dan . . ' kehadira.n pasukan Sukhotai di wilayah Semenanjung {Kozok, 2006: 18-19). Dharmaeraya dahulunya pernah menjadi ibu kota kerajaan Malayu Kuno sebelum kemudian dipindahkan di daerah pedalaman yaitu Saruaso. Pemindahan tersebut terjadi di era pemerintahan Adityawannan. Arca Amoghapasa yang ditemuka.n di Rambahan pada sekitar tahun 1800-an (Krom 1912:48) memberikan petunjuk kepada kita bahwa pada tahun 1347 M yang berkuasa di daerah Malayu adalah SrI Maharaja Aditya.wannan, upacara yang bercorak tantrik, pembuatan sebuah area Buddha, dan pemujaan kepada Jina. Informasi yang terdiri dari 27 baris itu dipahatkan di bagian belakang area Amoghapasa yang dikirim oleh Kertanagara. Berdasa.rkan isi prasasti ini para sarjana beranggapan bahwa pada tahun 134 7 M merupakan tahun awal pemerintahan Aqityawa.rman di Malayu. Pemerintahan Adityawarman merupa.ka.n era baru setelah runtuhnya Singhasari dan munculnya kerajaan Majapahit. Majapahit sering diagungkan sebagai kerajaan besar yang menyatukan : seluruh Nusantara, namun interpretasi tersebut agaknya tidak dapat dipertahankan, dan malahan banyak sejarawan yang beranggapan bahwa Majapahit tidak berhasil memperluas pengaruh sebagaimana dilakukan Singosari dibawah Kertanegara.

Riwayat Pelestarian Pemugaran pada Candi Pulau Sawah I dan II dilakukan secara bersamaan pada tahuri 2003 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) Sumbar Riau. BPCB Sumatera Ba.rat (1991, 1992, 1993, 1994) Puslitarkenas(2003;2016,2017,2018)

Kepemilikan Tanah Kerajaan Siguntur Kecamatan Sitiung Kab. Dharmasraya Pengelola Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya dan BPCB Sum.atera Ba.rat

Page 12: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

: ..

,•

;,, ' .... ·

.. ";

Dokumentasi I ·,i

... ;,;, ,. t .. '

Candi Pulau Sawah I 201 7 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah I Tahun 2017 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah II Tahun 2017 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah U Tahun 2017 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah VII Tahun 2016. Sumber: BPCB Sumbar . .

Page 13: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

0

: .. f"'I-.;

;.·,·. ' .. ·

,·, ''

,i

. , . . ·,

i.\. i• \'.! �: , ·.�

i-:� .. ; ; •1

,. '.

t-. I·

Candi Pulau Sawah VII Tahun 2016 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah XI Tahun 2018 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawah XI Tahun 2018 Sumber: BPCB Sumbar

Page 14: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

! ... . ';'.·.-::.

;. . ··,

.• }

. '·

TIM AHLI CAGAR BUDA VA KABUPATEN DHARMASRA YA

NASKAH REKO:MENDASI PENETAPAN

KOMPLEKS CANDI PULAU SAW AH S:EBAGAI

STRUKTURCAGARBUDAYA

Nomor: 01/RekomtrACB-Kab. Dbarmasraya/2019

15 Fearuari 2019

• . .

Page 15: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

.. • � l

. Menimbang

• )! t

. ·, �· � \

Mengingat

Merekomendasikan

· REKOMENDASI ; KOMPLEKS CANDI PULAU SAW AH

a. bahwa Kompleks Candi Pulau Sawah rrierupakan salah satu peninggalan masa Ialu yang penting artinya bagi sejarah, ilrnu pengetahuan, dan kebudayaan, khususnya terkait sejarah peradaban masa lalu pada abad ke-8 M sampai ke-13 M�

b. bahwa Kornpleks Candi Pulau Sawah belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya .

c. · bahwa Tim AhL Cagar Buda ya Kabupaten Dharmasraya telah melakukan kajian terhadap Kompleks Candi Pulau Sawah

Pasal 5, Pasal 8 dan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130;

Penetapan Kompleks Candi Pulau Sawah sebagai Struktur Cagar Budaya dan mengusulkan untuk di tetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Page 16: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

., . . '•

I ll)ENTIT AS . Nama Objek '

: Klasifikasi I Jems ·' .. .. Alamat . J \'',

ii · · Kenagarian :?: · Kecamatan · ·

Kabupaten Provinsi : ;

· Koordinat \ Luas/Ukuran

HASJL KAJIAN KOMPLEKS CANDI PULAU SAW AB

Kompleks Candi Pulau Sawah Struktur Jorong Siguntur Ranah Siguntur Sitiung Dharmasrayx Sumatera Barat S 00° 57'09,9" danE 101° 33'48 5" Candi Pulau Sawab I ' Luas lahan : 60 m x 60 m Luas bangunan : 7 m x 6 m Candi Pulau Sawah Il Luas lahan : 60 m x 55 m Luas bangunan : 38,31 m x 38,31 m Candi Pulau Sawah VII Luas lahan Luas bangunan : 5 ,2 x 5 ,2 m Candi Pulan Sawah XI .Luas lahan Luas bangunan : 11 x 13 m

• Batas-batas Utara Selatan Barat Timur

Kebun karet Kebunkaret Kebun karet Kebunkaret '·

Il DESKRIPSl Uraian Didalam Kompleks Candi Pulau Sawah terdapat empat

gugusan candi yang telah dilakukan penelitian oleh BALAR ( Balai Arkeologi) Sumatera Utara, BPCB ( Balai Pelestarian Cagar Buda ya) Sumatera Barat dan PU SLIT ARKENAS ( Pusat Penelitian Arkeologi Nasional). Gugusan candi tersebut yaitu Candi Pulau Sawah I, .Candi Pulau Sawah II, Candi Pulau Sawah VII dan Candi Pulau Sawah XI.

Candi Pulau Sawah I berbentuk bujur sangkar bersegi berukuran 10,5 x 10,5 m. Dimling sisi utara membentuk penampil dua buah. Penampil dalam berukuran 5,2 x 0,8 m dan penampil luar berukuran 3,4 x 0,45 m, sedangkan dinding timur tidak berpenampil dengan panjang 3,9 m. Sisi luar dari struktur bata ini dikelilingi oleh struktur batu kali berukuran lebar antara 1-1,5 m yang disusun dengan cara direkat dengan tanah lempung. Bagian lantai susunan batunya masih relatif utuh dan merupakan susunan tertinggi sebanyak 37 lapis dihitung dari susuan lapis terbawah yang terdapat pada bagian tengah sisi utara. Adapun lantai pada sisi barat agaknya sudah banyak lapisan batanya yang hilang akibat digali oleh penduduk setempat. Lantai sisi timur seolah-olah disekat oleh susunan batu kali selebar 85 cm, panjang 163 cm, dan tinggi dari dasar 160 cm: serta tinggi dari lantai 20 cm . Lantai sebelah timur struktur batu kali ini membentuk Iantai selasar berukuran Iebar 93 cm kemudian berbelok ke barat membentuk lantai selasar selebar 115 cm untuk meduju ke lantai bawah sisi selatan yang tinggal 13 lapis bata, Salah satu hal yang menarik adalah adanya lubang persegi berukuran lebih kurang 2,25 x 2,25 m yang berada di bagian' tengah lantai. ·

Page 17: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

f ..

,··.; '.�• I

. '

Kondisi Saat Ini Sejarah

Keempat sis, dinding bak persegi ini merupakan susunan bata yang. sekaligus merupakan susunan bata yang rnembentuk �a?ta1. Belum diketahui dengan pasti fungsi dari bak persegi mt,

Ukuran Candi Pulau Sawah II 38,31 m x 38,31 m (Candi Pulal': Sawah II), 60 m x 55 m (Candi Pulau Sawah II). Pada Candi Pulau Sawah II diperkiraksn ada dua struktur bangunan yang ditunjukkan pada temuan beberapa struktur s��ut_ bangunan. Sudut bagunan pertama yaitu berada pada srsr timurlaut dan sudut baratdaya. Dua sudut bangunan ini merupakan satu kesatuan dari bangunan pertama, sedangkan bangunan II oerada di sebelah timurlaut bangunan I. Ukuran candi Pu1au Sawah XI: 11 x 13 meter Ukuran Candi Pulau Sawah VII: 5,2 x 5,2 meter

Terawat Candi-candi yang berlatar belakang Hindu/Budha di Kompleks Candi Pulau Sawah ini merupakan bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dhannasraya. Mengingat banyaknya temuan dan tinggalan sejarah kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan lokasi ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Malayu Dharmasraya. Pada kompleks ini ditemukan berbagai macam temuan baik berupa candi, area ( sebagai sarana pemujaan ), keramik maupun artefak lainnya. Berbicara mengenai Dharmasraya pada periode klasik (Hindu-Buddha) tidak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Malayu Kuno yang sudah Berjaya sekitar abad ke- 7 M hingga abad ke-14 M. Dalam sejarah Indonesia, nama Kerajaan Malayu tennasuk: salah satu babak sejarah kuno yang menari k untuk dibahas. •

Untuk pertama kalinya nama Malayu disebut dalam berita Cina masa Dinasti Tang (618-906) yang menyebutkan adanya utusan dari Mo-lo-yeu ke Cina pada tahun 644 M dan 645 M (Sumadio et al. 2008:102). Betita -selanjutnya mengenai Malayu didapatkan dari catatan pendeta Buddha dari Cina yang bernama l-tsing, Pada tahun 672 M. l-tsing ketika melakukan perjalanan dari Kanton(Cina) ke India, ia singgah di She-li-fo-she, lafal Cina untuk Srfwijaya, untuk mempelajari sabdavidya (= ta.ta bahasa) Sanskerta. Menurut l-tsing ada sekitar 1.000 pendeta di She-li-fo-sheyang menguasai pengetahuan agamanya seperti pendeta-pendeta di Madhyadesa (India). Setelah enam bulan tinggal di Sriwijaya., l-tsing melanjutkan perjalanannya selama lima betas hari ke Mo-lo-yeu dan ia tinggal di Mo-lo-yeu selama dua bulan, kemudian ia melanjutkan perjalannya ke Kedah. Pelayaran dari Mo-lo-yeu pun memakan waktu lima belas hari dan ia tinggal di Kedah selama lima belas hari. Pada bulan kedua belas ia berlayar dari Kedah ke Nalanda dan perjalananya dengan kapa I laut ini memakan waktu dua bulan. Pada tabun 685, l-tsing kernbali dari Nalanda dan singgah lagi di Kedah. Kemudian pada musim dingin ia berlayar ke Mo-lo-yeu yang telah menjadi She-li-fo-she, dan tinggal di sini sampai pertengahan musim panas, lalu ia berlayar selama satu bulan menuju Kanton (Takasusu 1986;Sumadio et al, 2008: 102- 103). Dari catatan l-tsing tersebut dapat disimpulkan babwa sebelum tahun 685 M. Kerajaan Malayu telah ditaklukkan Sriwijaya (Sumadio et al. 2008:103).

Di dalam beberapa sumber dapat diakui bahwa antara kerajaan Malayu dan Kerajaan Sriwijaya sering membingungkan, Kerancuan-kerancuan ini terjadi dalam hal kronologi clan wilayah kerajaan. Seperti dimaklumi kerajaan Malayu dan kerajaan Sriwijaya memitiki masa perkembangan yang relatif sama waktunya, dan memiliki wilayah kerajaan yang hampir bersamaan secara geografis. '·

Page 18: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

. ·�:�· , . ;·: ....

. '

•, �I l-

·1 . I 't'

..

Dari sumber-sumber tertulis yang ada, terutama berita Cina, dapat diketahui suatu fase dalam sejarah kerajaan Malayu yang merupakan fase pendudukan oleh Sriwijaya, Fase pendudukan ini pad.a suatu ketika berakhir dart kerajaan Malayu merdeka kembali. Dengan demikian dapat diketahui ba�wa ada _-;;ga fase deiam sejarah perkembangan kerajaan Malayu, yar;u: fase I adalah fase awal, sekitar pertengahan abad ke-Vl: atau tahun 680 masehi. Pase ke II. masa pendudukan kerajaan Sriwijaya, kejadian ini sekitar tahun 680 sampai JJertengahan abad ke-l l. Fase ke III, adalah masa akhir kerajsan Malayu, sekitar pertengahan abad ke-Ll sampai akhir abad ke-14 dan awal abad 15 ( Djafar, 1992: 25). Kerajaan Malayu merupakan sebuah kerajaan yang diangggap penting. Eksistensi kerajaan ini selalu diakui oleh beberapa keraiaan. Sebuah kerajaan besar di Nusantara yang mempertahankan keberadaannya sebagai kerajaan, 'seperti halnya kerajaan Srwijaya dan Majapahit. Dalam kitab Negara kertagama menyebutkan, Malayu Iebih dahulu dan menyebutkan sebagai sebuah Negara terpenting dari sebuah negara bawahan Majapahit. Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi seluruh daratan pulau Sumatera. Beberapa daerah yang merupakan "bawahan" Malayu seperti Jambi, Dharmasraya, Kandis dan Minangkabau berlokasi di daerah Sungai Batanghari. Karena disebutkan yang pertama, agaknya Jambi merupakan tempat yang penting. Pada waktu itu mungkir merupakan sebuah bandar yang penting dan bekas ibu kota kerajaan. Pada masa Majapahit, ibukota kerajaan Melayu sudah berlokasi di Dharmasraya yang lokasinya di daerah hulu sungai Batanghari (Budi Utomo, 1992: 24). Menurut de Casparis, Sriwijaya dan Malayu merupakan dua nama yang berbeda dengan kerajaan yang sama atau tingkat kesejarahannya yang berbeda. Malayu ada sebelum abad ke- 7M (kira-kira 680 Masehi), sedangkan Sriwijaya dari mulai tahun itu sampai pertengahan atau akhir abad ke-l l (Istiawan, 2011 :6). Ditambahkan pula, Lapian berpendapat bahwa selain informasi f-tsing, berita Cina yang penting juga tentang kerajaan Melayu dan Sriwijaya adalah berasal dari Yi-Jing dari abad ke VII, ia menyebigkan pula nama-nama tempat lain di Nusantara, hal ini menunjukan pengetahuan mereka tentang kepulauan Indonesia te1ah meluas sampai ke timur: Ada beberapa tempat yang disebut di samping Sriwijaya dan Melayu, misalnya Po-lu-shi(Barus ), He-ling, Po-Ii (beberapa pakar ada yang menyebut nama ini berada di Jawa dan di Bali), serta Fo-shi-bu-luo yang diperkirakan berada di Kalimantan Barat. Sehubungan dengan nama Fo- shi-bu-luo, dapat ditarik kesimpulan bahwa ini agaknya telah masuk dalam orbit shi-lifo-shi atau Sriwijaya sebagaimana terdapat kemiripan nama. Selama kira-kira empat (4) abad ini dikuasai oleh kedatuan Srwijaya, akan tetapi sejak abad ke-II dominasinya atas pelayaran di sini mulai tantangan dari beberapa kekuatan tandingan. Di sebelah timur telah muncul kekuataan baru di bawah Airlangga, sedangkan di sebelah barat ada tantangan dari kerajaan Cola di India Selatan. Sekitar tahun I 024-1025 armada Cola menyerang Sriwijaya. Masa kekacauan yang terjadi sesudahnya, memunculkan berbagai kekuatan baru disini (Lapian., 1992: 4). . Kebangkitan Kerajaan Malayu tidak bisa dilepaskan dari kemuduran Kerajaan Sriwijayayang sempat berjaya dan berperan penting dal� perdagangan di Selat Mataka. •

Page 19: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

II' .... ·.-::,

,, . . . f,

·� ..

Ekspedisi m Hiter yang dilakukan oleh Kerajaan Koromandel dibawah peintah Rajendra Cola tahun 1025 Masehi untuk menyerang pusat-pusat perdagangan di Selat Malaka berimbas pada eksistensi Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang mulai abad 7-11 M, sehingga memberikan peluang bagi Kerajaan Malayu (Jambi) untuk bangkit kembali. Sumbur Cit;,1 meny@b\.1tkan bahwa antara tahun 1079 .. J 082

· .M .. ibukota Kerajaan Sriwijaya pindah dari Palembang ke Jambi dan utusan yang dikirim ke Cina tahun 1079 Masehi dan 1088 Masehi diketahui berasal dari Zhanbei (Jambi). Walaupun, Kerajaan Melayu telah berhasil menyingkirkan Palembang. Namun, perubahan pola perdagangan yang terjadi abad 11-13 Masehi tidak terlalu menguntungkan Kerajaan Malayu karena tidak pemah meraih kembali status yang pernah . dipegang oleh Palembang sebagai penguasa mutlak di Selat Mataka. Pada awal abad ke XI Masehi, Malayu berkuasa dengan ibu kotanya berada di Chanpei (Jambi), • sehingga kadangkala penyebutan 'San-fo-ch'i" pada masa itu identik dengan nama Jambi. Utusan dari Jambi ke Cina terjadi pada tahun 1079 M, 1084 M, lOsJO M, dan 1094 M. Pengiriman itu terjadi pada saat Jambi sudah lebih berkuasa sebagai maharaja di bagian Sumatera, Pengiriman tersebut bersifat politis, yaitu untuk mendapat pengakuan dari Cina. Kemudian, hubungan bilateral ini menghasilkan pengakuan dari pihak negeri Cina tahun 1156--1178 M, bahwa pihak Cina penguasa Jambi dianggap sebagai "raja San-fo-ch'i". Utusan Jambi ke Cina terakhir pada tahun 1178 Masehi ketika Chou-Ch'u-fei menggambarkan menggunakan kekuataanya untuk melindungi pelabuhan dagangnya. Chou-ch'u-fei mengatakan bahwa San-foch'i adalah entreport yang paling penting, yang menarik bagi para pedagang Cina pada akhir abad ke-12 Masehi (Sasmita, 1992: 321). Informasi tentang perdagangan di Jambi dengan dunia luar dalam wilayah Jambi, sejauh ini terekam baik dalam sumber dari berita asing yaitu Cina dan Arab. Dari catatan Cina dan Arab dapat diperoleh tentang gambaran perdagangan di Jambi berkaitan dengan komoditi yang di perlukan oleh bangsa asing. Berita Cina merupakan sumber informasi yang terlengkap. Sumber Cina mencatat bahwa Jambi pada umumnya dikenal dengan penghasil bahan-bahan lkrharga yang-sangat diminati pasar dunia. Diantara bahan-bahan itu adalah emas, getah, damar, kemenyan, kayu, gading gajah, cula badak. madu, basil tambang, basil perburuan clan perkebunan. Komoditas ini digunakan sebagai bahan untuk keperluan kesehatan, makanan dan minuman, wewangian, perhiasan, pembuatan perkakas, eksotimse dan alasan-alasan yang berhubungan dengan sistem kepercayaan bangsa Cina (Atmojo, 2001: 145). . Kesinambungan hubungan Malayu (Jambi) dengan Cina pada masa akhir masa Dinasti Song dapat kita kaitkan dengan penemuan gong perunggu bertulisan Cina yang ditemukan di Candi Kembar Batu, Muara Jambi, Provinsi Jambi yang ismya:

"Tahun keempat dari masa pemerintahan Song (123 l ), bulan ketujuh, hari kedelapan empat (atau dua puluh delapan = 23 Agustus 1231 atau 27 Agustus 1231 ), ketika Menteri Hung ditunjuk mengurusi urusan dalam (dari Thu kota atau Provinsi) ia memperoleh dua buah gong besar dari perunggu untuk gudan�,persenjataan" (Wolters, 1970: 61).

'· ,.. ·' '., .

Page 20: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

... :�; �-�/·

.·.

Selain temuan gong tersebut, temuan keramik mulai dari Dinasti Sung (abad XI M) pada candi-candi di Muaro Jambi dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

Penguasaan Malayu di daerah Jambi pada masa-masa berikutnya beralih ke daerah hulu, yaitu Dharmasraya, Sumatera Barat.1 Prasasti Dhamrasraya (1208 S /1268 M) yang dulis dengan huruf Jawa Kuno dan dalam bahasa Sansekrta dan Melayu Kuno, merupakan dokumen pertama yang menyebut nama Dharmasraya, yang terletak di tepi Sungai Batanghari · di Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Sawahlunto/Sinjunjung, Sumatera Barat. l Keberadaan Dharmffsraya juga dapat kita temukan dalam Naskah Nagarakrtagama pupuh XIII: 1 dan 2 disebutkan:

1. Terperinci demi pulau negara bawahan, paling dahulu Malayu, Jambi, dan Palembang, Karitang, Teba, dan Dharmasraya pun juga ikut disebut, Kandis, Kahwas, Managakabwa, Siyak, Rekan, Kampar, Pane, Kampe, Barus, dan Madahiling j uga, Tumihang, Parlak dan Barat.

· 2. Lwas dengan Samudra dan Lamuri, Batan, Lampung, dan Barus. Itulah terutama negara Malayu yang telah tunduk (Budi Utomo, 1992:

182).

Dalam Pupuh XIII naskah Nagarakrtagama yang sebelumnya dijelaskan menyebutkan bahwa, Dhannasraya disebut sebagai salah satu ncgara bawahan Majapahit bersama dengan Jambi, Palembang, Karitang, Teba, dan sejumlah daerah lain. Filolog asal Jerman, Uli 1 Kozok, mengutip pendapat sejarawan J.G de Casparis yang mempunyai interpretasi lain atas naskab Nagarakrtagama yang seakan menyatukan 24 negara di Nusantara di bawah panji Majapahit. "Mungkin saja Majapahit menganggap Melayu sebagai wilayah taklukan, tctapi raja Melayu jelas menganggap dirinya sebagai raja yang memiliki kedaulatan sempurna yang tidak takluk kepada siapapun (Kozok, 2006). Ditambahkan pula, Prasasti yang dikeluarkan pada masa Adityawarman yang menyebutkan gelar maharajadiraja rnenegaskan bahwa Adityawannan sangat percaya diri clan menunjukkan bahwa ia tidak tunduk pada raja-raja Jawa (Majapahit), Pemindahan pusat pemerintaban ke Dharmasraya dapat ditelusuri berdasarkan pada Prasasti Dharmasraya yang dipahatkan pada lapik area Amoghapasa, Alas kaki area tersebut ditemukan di wilayah Padangroco, (Jorong Sei. Langsek, Kenagarian Siguntur, Kee. Sitiung) sementara area Amoghapasa ditemukan di situs Rambahan (Jorong Lubuk Bulang, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kee. Pulau Punjung). Dalam prasasti Dharmasraya terdapat penyebutan bahwa tahun 1208 Saka sebuah area Amoghapasa dikirim ke Suwarnabhumi untuk: ditempatkan di Dharmasraya sebagai punya SrI Wiswarupakumara. :

i. nan tatkala paduka bharala aryyamoghapasa lokeswara caturdasatmikasaptaratnasahista idiantuk dart bhumi jawa ka swarnabhumi dipratistha di Dharmasrayai alum

ii. punya Sri wiswarupa kumaras prakaranam dititah paduka Sri maharajadhiraja Sri Krtanegara wikrama dharmatungadewa manirinkan paduka bharala.

1 Undang-undang Nomor 38 ·Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupoten Dharmasroya, Kabupaten Solak Selatan don Kabuapten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat.

Page 21: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

; :� . . �. • _i

- ·- - ..

Keberadaan Prasasti Dhannasraya erat kaitannya dengan ekspedisi yang dilak:ukan tahun 1275 raja Krtanegara mengirimkan tentaranya ke Malayu yang kernudian dikenal dengan Pa1vlalayu (Poesponegoro, 1993: 83). Peristiwa "penundukan" yang disebut Palvlalayu itu telah banyak ditafsirkan oleh para ahli sejarah kuno. Kebanyakan ahli sejarah kuno cenderung mengikuti teori yang dikemukakan oleh Krom dalam Hindoe-.T avaansche Geschiedenis (Krom,1931 335-336). Krom menyebutkan bahwa Kertanegara memang berhasil menak1ukan Sumatera dibuktikan dengan adanya sebuah prasasti beraksara Jawa Kuno yang dipahat pada bagian alas area Amoghapasa yang ditemukan di Jorong Sungai Lansek Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Prasasti tersebut berisi pemberian hadiah berupa area Amoghapasa yang dihadiahkan Krtanegara kepada raja Tribuanaraja Mauliwarmadewa, di Suwamabhumi di tahun saka 1208 (1286 M). Arca Amoghapasa dibawa dari Jawa Timur ke Sumatera agar didirikan di Dharmasraya, sehingga segenap rakyat bhum i Malaya dan terutama Raja Srimat Tribuanaraja Mauliwarmadewa, dengan germbira menerima hadiah terse but. Berdasarkan data Prasasti Dharmasraya dapat diperkirakan bahwa Dharmasraya merupakan daerah yang ramai dan penting, sehingga Arca Amoghapasa yang dikirim Krtanegara sebagai tanda persahabatan perlu didirikan di Dharmasraya. Pendirian area tersebut tentunya penuh dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut cukup ramai dan dapat dikunjungi atau diperhatikan oleh sebahagian besar penduduk Malayu, yang tentu dekat dengan tempat tinggal raja (istana). Menurut Kozok, Prasasti Amoghapasa yang dikirim oleh Krtanegara untuk ditegakkan di Dharmasraya merupakan petunjuk bahwa pada saat itu, ibu kota Kerajaan Malayu sudah dipindahkan dari Muara Jambi ke Dharmasraya, Peristiwa ini dikaitkan dengan ancaman serangan dari Kubilai Khan, dan kehadiran pasukan Sukhotai di wilayah Semenanjung (Kozok, 2006: 18-19). Dharmasraya dahulunya pernah menjadi ibu kota kerajaan Malayu Kuno sebelum kemudian dipindahkan di daerah pedalaman yaitu Saruaso. Pemindahan tersebut terjadi di era pemerintahan Adityawannan. Arca Amoghapasa yang ditemukan di Rambahan pada sekirar tahun 1800-an (Krom 1912:48) memberikan petunjuk kepada kita bahwa pada tahun 1347 M yang berkuasa di daerah Malayu adalah Sn Maharaja Adityawannan, upacara yang bercorak tantrik, pembuatan sebuah area Buddha, dan pemujaan kepada Jina. Informasi yang terdiri dari 27 baris itu dipahatkan di· bagian belak:ang area Amoghapasa yang dikirim oleh Krtanagara,' Berdasarkan isi prasasti ini para sarjana beranggapan bahwa pada tahun 1347 M merupakan tahun awal pemerintaban Adityawannan di Malayu, Pemerintahan Adityawannan merupakan era baru seteJab runtuhnya Singhasari dan munculnya kerajaan Majapahit. Majapahit sering diagungkan sebagai kerajaan besar yang menyatukan seluruh Nusantara, namun interpretasi tersebut agaknya tidak dapat dipertahankan, dan malahan banyak sejarawan yang beranggapan bahwa Majapahit tidak berhasil memperluas pengaruh sebagaimana dilakukan Singosari dibawah Kertanegara.

Page 22: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

I' ,,l -".

�··

; ;..',

Status Kepemilikan ,·.p�/atau Pengelolaan

Riwayat Pelestarian Pemugaran oada Candi Pulau Sawah I dan II dilakukan secara bersamaan pada tahun·2003 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan ?urbakala (SPSP) Sumbar Riau. BPCB Sumatera Barat ( 1991, 1992, 1993, 1994) Puslitarkenas (2003; 2016, 2017, 2018)

Kepemillkar. Kerajaan Siguntur Kecamatan Sitiung Kab. Dharmasraya

Pengelola Dinas Budparpora Kabupaten Dhannasraya dan BPCB Sumatera Barnt

Dokumentasi •

Candi Palau Sawah I 2017 Sumber: BPCB Sumbar

Candi Pulau Sawab I Tahun 2017 Sumber: BPCB Sumbar

ill KRITERIA PENETAPAN DA�/ATAU PEMERINGKATAN Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Buday a: Pasal 5 Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria: a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih; b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima

puluh) tahun; c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,

pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan d. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian

bangsa.

Pasal 8 Struktur Cagar Budaya dapat: a. berunsur tunggal atau banyak; dan/atau b. sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi alam.

Page 23: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

r/' I

'·.

·.: Alasan

Pasal 42 Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya peringkat nasional apabila memenuhi syarat sebagai: a. wujud kesatuan dan persatuan bangsa; b. karya adiluhung yang rnencerminkan kekhasan kebudayaan oangsa Indonesia; c. Cagar dudaya yang sangat langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit jumlahnya di Indonesia; d. bukti evolusi peradaban bangsa serta pertukaran budaya Iintas negara dan lintas daerah, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di masyarakat; dan/atau e. contoh penting kawasan permukiman tradisional, lanskap budaya, dan/atau pemanfaatan ruang bersifat khas yang terancam punah .

Candi Pulau Sawah I memenuhi kriteria : a. wuj ud kesatuan clan persatuan bangsa, adanya kasarnaan

struktur candi dengan candi yang ada di daerah Muaro Jambi di Provinsi Jambi dan Muara Takus di Provinsi Riau

b. mewakil i karya adiluhung yang mencerminkan kekhasan kebudayaan bangsa Indonesia, dalam proses pendirian candi ada pedoman yang harus di taati seperti dalam kitab

. manasara silpasastra c. Cagar Budaya yang sangat langka jenisnya, unik

rancangannya, dan sedikit jumlahnya di Indonesia, di Provinsi Sumatera Barat candi hanya ada di Kabupaten Dharmasraya clan Kab. Pasaman

d. dan sebagai bukti evolusi peradaban bangsa dan pertukaran budaya lintas Provinsi, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di; masyarakat, sungai Batangharimenjadi sarana jalur transportasi zaman dulu yang menghubungkan Kerajaan Malayu Dhannasraya dengan kerajaan lainnya di Pulau Jawa

IV KESIMPULAN Berdasarkan kajian terhadap data yang rersedia hingga saat ini, maka Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya merekomendasikan kepada Bupati Dharmasraya agar menetapkan Candi Pulau Sawah I sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Kabupaten dan di Usulkan untuk di tetapkan menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Page 24: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

REKOMENUASI PENETAPAN

KOMPLEKS Ci\NDI PULAU SAW AH S:EBAGAI

STRUKTUR CAGAR BUDA YA

... l¥! ..l1.N .

DISET OJUI OLER (Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Dharmasraya)

l '._ • ·. 1. ElfiJ1;1sri, S.Pd, M.Si ( Ketua)

No Reg�.�CB 917 00050 2018 · 2. Nedik Tri Nurcahyo, SS, MA ( Sekretaris ) . NoReg .• ACB 917 00054 2018

· .J. Andi Arvian Siska, SH ( Anggota ) :No Reg'. ACB 917 00053 2018 4. Edwin Mama, SKM, M.Sc ( Anggota) No Reg. ACB 917 00055 2018 5. Ridwan.M, SS ( Anggota ) No Reg. ACB 917 00052 2018 6. H. Mawardi Idris, S.Ag, M.Pd ( Anggota) No Reg. ACB 917 000512018

Tempat Hari, tanggal

Pulau Punjung .

Page 25: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

' LAfvfPIRAN:

Hasil penelitian terakhir yang dllakukan oleh Puslitarkenas tahun 2016 di Situs Pulau. Sawah berhasil mengungkapkan struktur bata yang terdapat di "Munggu" Ill dan Munggu VII.

foto l. �rasasti yang ditemukan di Munggu VII tahun 2016. situs Pulau Sawah .Dharmasraya Sumatera Baral.

., ..

foto2. Barisan periuk tanah di kotak ekskavasi Munggu VII, masih belum diketahui isi dan fungsinya.

Arca-area dari Candi Pulau Sawah dan Sekitarnya

foto. 3. Arca Awalokiteswara Amogbapasa

Arca Awalokiteswara Amoghapasa

. .

empat temuan :Candi Pulau Sawah IT

Tempat Penyimpanan : BPCB Batu Sangkar

Bahan

Ukuran

Kondisi

Keterangan

: Perunggu

: tinggi 15 cm

: relatif utuh

: Arca digambarkan dalam posisi berdiri samabangha, •

Page 26: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

·.,;

. ,. : ;:1

bertangan delapan namun beberapa teiapak tangan dan laksana pada tangan hilang. Arca. memakai mahkota jatamakuta yang pada bagian .tengahnya terdapat ruang kecil berisi area Amitabha dalam posisi duduk, memakai kelat bahu dari kiri ke

kanan, �an. pakaian terbuat dari kulit narimau yang terlihat kepala harimau di paha ... . kanannya, kain mulai dari pusar samoai ke mata kaki, mengenakan ikat pinggang yang diikat di depan perut, Dari gaya seni area diduga berasal dari abad ke�8/9 M.

Kehadiran area Awalokiteswara Amoghapasa di Pulau Sawah menunjukkan bahwa pemujaan tantrayana sudah dilakukan di kawasan ini.

I

foto. 4. Fragmen tangan area 1

Fragmen tangan area 1 •

Tempat temuan

Tempat Penyimpanan

Bahan

Ukuran

Kondisi

: ,:andi Pulau Sawah Il

: BPCB Batu Sangkar

: Batu Andesit

: panjang 24 cm diameter 9 cm

: fragmentaris

Keterangan : Fragmen tangan kiri area bagian jempol tangan sudah patah dan digambarkan memegang pustaka (kitab suci) ..

p

Page 27: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

.. :. , �

I

Fragmen tangan area 2

Tempat temuan TernpatPenyi1npanan

Bahan

Ukuran

Kondisi

: Candi Pulau Sawah II

: BPCB Batu Sangkar

: Batu Andesit

: panjang 22 cm diameter 9 cm

: fragmentaris

..

Keterangan : Fragmen tangan kanan area bagian jari kelingking sudah aus

dan digambarkan memegang Iaksana yangjuga sudah patah.

Pada bagian dalam telapak tangan digambarkan relief dharmacakra ( wheel

of the law) berdiameter sekitar 5 cm. Penggambaran relief dharmacakra

(wheel of the law) pada bagian dalam telapak tanganjuga ditemukan pada

temuan fragmen tangan dar. situs Muara Jambi, dimana telapak tangan

digambarkan terbuk.a dengan jari-jari tangan yang rapat (lihat Utomo

2016: 149). Dharmacakra adalah simbol penting di dalam buddhisme, »:

digunakan sebagai simbol di dalam peristiwa saat Gautama memberikan

pengajaran pertama kali di hutan rusa di Sarnath. Selain sebagai symbol

pengajaran, symbol roda jugadihubungkan dengan cakravartin, penguasa

dunia, sebuah konsep yang ideai bagi sebuah kerajaan pada masa awal

Buddha ( Guy 201.5:212).

Page 28: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

·,, .·

. " i: ·�t i· ,!�{.

' 1'•

· foto. 6 Frngmen mahkota area

Fragmen mahkota area

Tempat temuan

Tempat Penyimpanan

Bahan

Uk:uran

Kondisi

: Candi Pulau Sawah VIIa

: BPCB Batu Sangk.ar

: Batu pasir

: 26cm

: fragmentaris • . .

Keterangan : Fragmen mahk:ota area ini digambarkan sebagai .. mahk:ota tipe jatamukuta, yang disusun dari pilinan rambut yang ditata

meninggi sampai bagian atas yang kemudian dibuat melingk:ar. Di bagian '

depan digambarkan sebuah ruang kecil yang di dalamnya terdapat Buddha

Amitabha dalam posisi duduk bersila dengan kedua tangan di depan perut

( sikap meditasi). Dengan demi kian mahkota area ini adalah bagian dari area

Awalokiteswara. Secara ikonografi, penggambaran . mahkota

A walokiteswara dengan pilinan rambut yang ditata meninggi seperti ini

ditemukan juga di Situs Khao Thamarat, Thailand yang dipertanggalkan

sekitar abad ke-8 Masehi. Hanya saja pada mahkota area dari Thailand

Page 29: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

I . ..

\..

, l

ja��1�kuta seperti mahkota J. walokiteswara Pulau Sawah juga ditemukan pada tatanan . mahkota Dewa Siwa dari Candi Prambanan yang dipertanggalkan sekitar abao · ke-9 Maseru, Namun mahkota arcanya tergolong rendah,

foto. 7 . Mendalion

Mendalion

Tempat temuan

Tempat Penyimpanan

Bahan

Ukuran

Kondisi

: Candi P;tlau Sawah VII

: BPCB Batu Sangkar

: terakota

: diameter 22 cm dan tebal 5 cm

: fragmenraris

Keterangan : Mendalion dalam kondisi fragmerrtaris, di dalam

mendalion terdapat relief binatang berkaki · empat (mungkin kijang) yang dalam •

posisi berlari. Di sekeliling mendalion diberi hiasan berupa lingkaran konsentris

yang dibuat 1ebih tinggi dari bagian dalamnya.

Page 30: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

.. '·

I ' ; �·

foto. 8. Arca Ganesha ·

• · Arca Ganesha

Tempat temuan

Tempat Penyimpanan

Bahan

Ukuran

Kondisi

Keterangan

: Candi Pulau Sawah II .

: BPCB Batu Sangkar

: pemnggu

: 13x6x4cm

: hampir utuh

: Arca Ganesha tampaknya digambarkan

dalam posisi duduk, kaki kiri dilipat mendatar dan kaki kanan terjuntai

ke bawah, bertangan empat namun tidak j�las Jaksana yang dipegang

masing-rnasing tangan, dan belalai yang mengarah ke tangan kiri depan,

memakai mahkota jatamakuta, ikat pinggang, gelang tangan dan gelang

kaki. (lihat Utomo 2016:173).

Page 31: Ditjen Kebudayaankebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/site… · bukti eksistensi Kerajaan Malayu Dharmasraya. ... kepurbakalaan pada kompleks ini, diasumsikan

'' �: ' ' . . ; . . . � .

,; '

. i .

foto. 9 Arca Buddha

Arca Buddha

Tempat temuan : Candi Pulau Sawah II

Tempat Penyimpanan : BPCB Batu Sangkar

Bahan : perunggu

Ukuran : 17x5 x 1 cm

Kondisi : tanpa bagian kepala dan tangan kanan

Keterangan : Arca Buddha dalam 'kondisi tangan kanan clan

kepala hilang. Arca Buddha digambarkan dalam posisi berdiri tribhangga di

atas padmasana, pinggul agak diarahkan ke sebelah kiri. tangan kiri di sam\»Ilg badan dengan sik.u dilipat sehingga lengan kiri sejajar pinggang menyangga sisa . . jubah. Mengenakan jubah yang jika melihat arahlipatan kainnya tampaknya ... jubah hanya menutup bahu kiri sampai ke pergelangan kaki, lipatan-lipatan kain

tanpa jelas mulai dari dada sampai ke mata kak:i. Memperlihatkan gaya

Amarawati, India Selatan abad ke-8 Masehi. Bagian belakang area rata, namun

ada jejak warna hitam di seluruh bagian sisa pembakaran. Dari bagian yang

terbuka terlihat bagian dalam area diisi oleh tanah berwama hitam. Mungkin

' teknik ini digunakan untuk: menghemat bahan campuran tembaga sehingga

tidak menggunakan bahan logam secara keseluruhaii.

, .