digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI TENTANG PENERAPAN METODE KEPELATIHAN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA SURAKARTA TAHUN 2009 Studi Kasus pada Pelatih-Pelatih Sekolah Sepakbola di Surakarta Tahun 2009 SKRIPSI Oleh: M. FIKRI NUR HAKIM K.5603063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

Page 1: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI TENTANG PENERAPAN METODE KEPELATIHAN PADA

SEKOLAH SEPAKBOLA SURAKARTA TAHUN 2009

Studi Kasus pada Pelatih-Pelatih Sekolah Sepakbola

di Surakarta Tahun 2009

SKRIPSI

Oleh:

M. FIKRI NUR HAKIM

K.5603063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI TENTANG PENERAPAN METODE KEPELATIHAN PADA

SEKOLAH SEPAKBOLA SURAKARTA TAHUN 2009

Studi Kasus pada Pelatih-Pelatih Sekolah Sepakbola

di Surakarta Tahun 2009

Oleh:

M. FIKRI NUR HAKIM

K.5603063

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2010

Page 3: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sapto Kunto Purnomo, M.Pd Drs. Waluyo, M.Or.

NIP. 19680323 1993 03 1 012 NIP. 19660307 1994 03 1 002

Page 4: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 21 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes.

Sekretaris : Fadillah Umar, S. Pd, M. Or

Anggota I : Drs. Sapta Kunta Purnama, M. Pd

Anggota II : Drs. Waluyo, M. Or

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727198702 1 001

Page 5: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

M. Fikri Nur Hakim. STUDI TENTANG PENERAPAN METODE

KEPELATIHAN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA di SURAKARTA

TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 21 Januari 2011.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Keadaan pelatih pada SSB di

Surakarta tahun 2009. (2) Pelaksanaan latihan yang dilaksanakan pada SSB di

Surakarta tahun 2009. (3) Program latihan yang disusun pelatih pada SSB di

Surakarta tahun 2009. (4) Keadaan pemain pada SSB di Surakarta tahun 2009. (5)

Sarana dan prasarana yang ada pada SSB di Surakarta tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sumber data

diperoleh dari pelatih-pelatih Sekolah sepakbola di Surakarta tahun 2009. Sumber

data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: pelatih, latihan, program

latihan, pemain dan sarana prasarana. Teknik pengumpulan data dengan angket

tertutup (quisioner). Teknik analisis data dengan deskriptif yang didasarkan pada

analisis kuantitatif melalui frekuensi dan prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: Keadaan

pelatih SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik sekali dengan jumlah total nilai

rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 90.08%. (2) Keadaan latihan SSB Surakarta tahun

2009 adalah baik dengan jumlah total nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 65%.

(3) Program latihan SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik dengan jumlah total

nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 82.97%. (4) Keadaan pemain SSB Surakarta

tahun 2009 adalah baik dengan jumlah total nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar

69.64%. (5) Keadaan sarana prasarana SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik

dengan jumlah total nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 58.04%.

Page 6: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Apapun masa lalu kita, mari terus tatap masa depan.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

Buat simbok yang dengan sangat, sangat ,sangat sabar terus, terus, terus

mendorong untuk tetap semangat menyelesaikan kuliah. Semoga doa dan

kesabaran simbok bisa mengantarkan saya menjadi pribadi yang lebih baik

yang selanjutnya menghadirkan keberkahan dalam hidup saya.aminnn…

Teman-teman ku Angkatan ’03 FKIP JPOK UNS Surakarta yang selalu

memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi

Almamater

Page 8: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................………………………………………………..

PENGAJUAN ...............................…………………………………………

PERSETUJUAN .........................…………………………………………

PENGESAHAN ..............................………………………………………..

ABSTRAK .................………………………………………………………

MOTTO .....................………………………………………………………

PERSEMBAHAN .............................………………………………………

DAFTAR ISI ......................................……………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR TABEL ...................................……………………………….

DAFTARGAMBAR ……………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..

B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...

C. Pembatasan Masalah ...................………………………………

D. Perumusan Masalah ......……………………………………….

E. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

F. Manfaat Penelitian .....………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Pelatih………………………………………………………..

a. Hakikat Pelatih……………………………………………

b. Gaya-Gaya Kepemimpinan Pelatih………………………

c. Ciri-Ciri Pelatih yang Baik……………………………….

d. Kemampuan dan Tugas Seorang Pelatih…………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

xi

xii

xv

xvi

1

1

6

6

6

7

7

8

8

8

8

10

11

12

Page 9: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2. Metode Latihan……………………………………………….

a. Tujuan Latihan……………………………………………

b. Metode Latihan…………………………………………..

c. Prinsip-Prinsip Latihan……………………………………

d. Komponen-Komponen Latihan…………………………..

3. Program Latihan …………………………………………….

a. Pengertian Program Latihan……………………………..

b. Dasar Pemikiran Penyusunan Program Latihan…………

c. Periodesasi Latihan………………………………………

4. Program Latihan Permainan Sepakbola………………………

a. Latihan Fisik Permainan Sepakbola……………………..

b. Latihan Teknik……………………………………………

c. Latihan Taktik……………………………………………

d. Latihan Mental……………………………………………

e. Kematangan Bertanding………………………………….

B. Penelitian yang Relevan………………………………………..

C. Kerangka Pemikiran .......………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN .............……………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……………………………….

B. Metode Penelitian.....................………………………………

C. Subjek Penelitian……………………………………………….

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………

E. Teknik Analisis Data…………………………………………

F. Analisis Data…………………………………………………

G. Prosedur Penelitian……………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................…………………………….

A. Hasil Penelitian……………………………………………….

B. Pembahasan…………………………………………………..

13

13

15

15

19

22

22

24

26

28

28

39

41

42

43

44

44

48

48

48

48

49

49

51

51

52

52

73

Page 10: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN………………………

A. Simpulan……………………………………………………….

B. Implikasi……………………………………………………….

C. Saran………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………..

LAMPIRAN………………………………………………………………..

78

78

78

79

80

82

Page 11: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs.Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Drs. Sapta Kunta Purnama, M. Pd., sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Drs.Waluyo, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan motivasi

dan arahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan

ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Para Pelatih SSB Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian di sekolah yang dipimpin.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 12: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Sepakbola Mantan Pemain

Sepakbola……………………………………………………..

Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Prestasi yang Dicapai Pelatih SSB

di Surakarta saat Menjadi Pemain Sepakbola………………..

Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Pendidikan Kepalatihan atau

Kursus Pelatih Sepakbola…………………………………….

Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Lamanya Menjadi Pelatih SSB……

Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Pemanduan Bakat untuk Atllet

Sepakbola……………………………………………………..

Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Tanggapan Pelatih terhadap

Pendapat pemain………………………………………………

Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Jalinan Komunikasi Pelatih dengan

Pemain…………………………………………………………

Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Kerjasama Pelatih dengan Pemain

Saat Latihan…………………………………………………..

Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Memberikan Masukan dan

Motivasi Kepada Pemain Sebelum dan Sesudah

Pertandingan………………………………………………….

Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelaksanaan Latihan Disesuaikan

dengan Kelompok Umur………………………………………

Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan Pelatih

Selalu Terprogram……………………………………………

Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Mempunyai

Sasaran………………………………………………………..

Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Kehadiran Siswa dalam Latihan….

Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan Sesuai

dengan Kondisi Siswa………………………………………..

51

51

52

52

53

53

54

54

55

56

56

57

57

58

Page 13: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan dengan

Metode Sirkuit………………………………………………..

Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Penerapan Prinsip Overload………

Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Periodesasi Latihan……………….

Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Evaluasi pada Saat dan Setelah

Latihan…………………………………………………………

Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Membuat Suasana Senang

Pada Saat Latihan…………………………………………….

Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan Pelatih

Sesuai dengan Prosedur………………………………………

Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Pelaksanaan Latihan Sudah Sesuai

dengan Program Latihan………………………………………

Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk

Meningkatkan Kekuatan………………………………………

Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk

Meningkatkan Daya Tahan……………………………………

Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk

Meningkatkan Kecepatan…………………………………….

Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk

Meningkatkan Kelentukan……………………………………

Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Menganalisis Kekurangan

Kondisi Fisik Pemain…………………………………………

Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Latihan Taktik Dibuat dalam

Program Latihan………………………………………………

Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Memuat Latihan

Mental…………………………………………………………

Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Mengadakan Latihan Uji

Coba…………………………………………………………..

Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Kedisiplinan Pemain Mengikuti

Latihan………………………………………………………..

59

59

60

60

61

61

62

63

63

64

64

65

65

66

66

67

Page 14: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Tingkah Laku Pemain terhadap

Pelatih…………………………………………………………

Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Keaktifan Pemain dalam

Mengikuti Tes Keterampilan………………………………….

Tabel 33. Frekuensi dan Prosentase Perkembangan Pemain dalam

Penguasaan Teknik Dasar Bermain Sepakbola………………..

Tabel 34. Frekuensi dan Prosentase Upaya Pelatih dalam Pengadaan

Perlengkapan untuk Latihan………………………………….

Tabel 35. Frekuensi dan Prosentase Kondisi Perlengkapan SSB

Surakarta………………………………………………………

Tabel 36. Frekuensi dan Prosentase Kondisi Lapangan yang

Digunakan Latihan SSB Surakarta……………………………

Tabel 37. Frekuensi dan Prosentase Jumlah Bola yang Dimiliki SSB

Surakarta………………………………………………………

Tabel 38. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Pelatih SSB Surakarta Tahun 2009……………………………

Tabel 39. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Latihan SSB Surakarta Tahun 2009………………………….

Tabel 40. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Program Latihan SSB Surakarta Tahun 2009…………………

Tabel 41. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Pemain SSB Surakarta Tahun 2009………………………….

Tabel 42. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen

Sarana Prasarana SSB Surakarta Tahun 2009………………..

67

68

69

69

70

70

71

72

73

74

74

75

Page 15: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematis Disiplin Ilmu yang Mendukung Metodologi

Pelatihan……………………………………………………..

9

Page 16: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Penelitian Metode Kepelatihan pada

Sekolah Sepakbola di Surakarta Tahun 2009…………….

Lampiran 2. Angket Try Out Studi Metode Kepelatihan pada

Sekolah Sepakbola Salatiga Tahun 2009……………….

Lampiran 4. Hasil Uji Validasitas Hasil Try Out Angket Penelitian

pada Sekolah Sepakbola Salatiga Tahun 2009…………

Lampiran 3. Angket Penelitian Studi Metode Kepelatihan pada

Sekolah Sepakbola Surakarta Tahun 2009………………

Lampiran 5. Data Hasil dari Angket Penelitian pada Sekolah

Sepakbola Surakarta Tahun 2009………………………..

Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanan Penelitian pada SSB Surakarta

Tahun 2009………………………………………………

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………

83

86

95

104

110

112

115

Page 17: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang populer di dunia. Hampir

seluruh masyarakat di dunia menggemari permainan sepakbola. Banyak sudah

kejuaraan-kejuaraan sepakbola seperti Liga Indonesia, Piala Champion, Piala

Eropa, Piala Dunia dan lain sebagainya menjadi tontonan yang menarik bagi

semua orang. Di negara-negara Eropa permainan sepakbola telah dijadikan

olahraga Nasional. Seperti diungkapkan Beltasar Tarigan (2001: 1) bahwa,

“Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling populer di dunia dan

bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap negara di Eropa, Amerika

Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di Amerika

Serikat”.

Di Indonesia, permainan sepakbola sebenarnya sudah lama dikenal dan

dimainkan oleh masyarakat Indonesia. Soekatamsi (1995: 7) menyatakan,

“Permainan sepakbola dikenal di Indonesia sejak tahun 1600. Permainan

sepakbola pertama kali dikenal oleh masyarakat Sulawesi dan Maluku dengan

nama sepak raga”. Sampai saat ini permainan sepakbola di Indonesia berkembang

pesat hingga ke pelosok-pelosok desa. Munculnya klub-klub sepakbola, sekolah

sepakbola atau lembaga pendidikan sepakbola merupakan wujud perkembangan

dan kemajuan permainan sepakbola di Indonesia. Berkembangnya permainan

sepakbola di Indonesia ternyata belum menunjukkan prestasi yang

membanggakan bagi Bangsa Indonesia. Sampai saat ini permasalahan prestasi

sepakbola Indonesia menjadi masalah yang belum terpecahkan.

Munculnya klub-klub sepakbola atau sekolah sepakbola/lembaga

pendidikan sepakbola merupakan salah satu sarana untuk mencetak pemain-

pemain sepakbola sejak usia muda. Melalui pembinaan dan pelatihan yang

dilakukan sejak dini diharapkan nantinya menjadi pemain sepakbola yang

terampil dan mampu berprestasi yang tinggi. M. Furqon H. (2003: 3) menyatakan,

“Dalam olahraga prestasi, pemassalan harusnya dimulai pada usia dini”.

Page 18: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sedangkan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 37) berpendapat,

“Pelaksanaan dalam pemassalan olahraga yang ditujukan kepada para pelajar

merupakan langkah awal dalam usaha untuk menemukan bibit-bibit atlit atau

olahragawan yang berbakat sehat fisik dan mental, bentuk tubuh yang predominan

terhadap cabang olahraga dan intelegensi”.

Di Surakarta banyak sekali klub-klub sepak bola dan Lembaga Pendidikan

sepakbola (LPSB) atau Sekolah Sepakbola (SSB) yang cukup eksis dan

berkembang pesat. Lembaga Pendidikan Sepakbola atau Sekolah Sepakbola yang

ada di Surakarta di antaranya KSATRIA, BONANSA, NEW PELITA, TUNAS

TIRTA, ADIDAS, PELITA dan MTA. Melalui pembinaan yang dilaksanakan

sekolah sepakbola tersebut diharapkan dapat memunculkan generasi sepakbola

baru dengan harapkan ke depannya menjadi pemain sepakbola yang profesional.

Upaya mencetak pemain-pemain sepakbola yang terampil dibutuhkan

atlet-atlet yang potensial, selain itu perlu didukung seorang pelatih yang

profesional. Frank S. Pyke yang dikutip Remmy Muchtar (1992: 2)

menyatakan”…the coach is an educated director of people who are striving for a

goal”. He must quide them intelligently towards this goal”. Pelatih adalah seorang

pemimpin yang berpendidikan dari sekelompok orang yang berusaha untuk

mencapai tujuan tujuan.

Sebagai seorang pelatih yang berpendidikan harus memahami cara yang

tepat dalam membimbing anak asuhnya dalam usaha untuk mencapai tujuan

dalam pembinaan dan pelatihan olahraga prestasi. Pelatih yang berpendidikan

maksudnya bahwa, pelatih harus mempunyai pengetahuan tentang pelatihan

dengan segala masalahnya. Tidak saja pengetahuan tentang teori dan praktek

cabang olahraga yang dibinanya, tetapi juga ilmu-ilmu pendukung lainnya seperti

ilmu jiwa olahraga, ilmu faal olahraga, ilmu gerak dan lain sebagainya.

Seorang pelatih dalam tugasnya berhadapan dengan berbagai ragam sikap

para atletnya. Karena keberhasilannya seorang pelatih banyak ditentukan oleh

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan harapan yang kompleks dari

anak didiknya. Seorang pelatih memegang peran penting untuk membina dan

melatih atlet-atletnya baik fisik, teknik, taktik dan mental agar mampu mencapai

Page 19: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

prestasi yang tinggi. Dari pelatihan yang dilaksanakan terkadang hasilnya tidak

sesuai yang diharapkan. Seringkali timnya gagal meraih prestasi, bahkan

mengalami kekalahan yang telak. Kondisi semacam ini hendaknya ditelusuri

faktor penyebabnya baik dari pelatih, program latihan, atlet dan lain sebagainya.

Program latihan merupakan bagian yang penting dalam pelatihan olahraga.

Seorang pelatih mempunyai tugas menyusun program latihan secara sistematis

sesuai dengan kebutuhan atletnya. Berhasil tidaknya tujuan dari latihan yang

dilaksanakan tergantung dari program latihan yang disusun oleh pelatih. Untuk

menyusun program latihan yang baik hendaknya diperhatikan efektifitas dari

program latihan, kondisi individual, kondisi puncak dan evaluasi program latihan.

Banyak kasus yang dijumpai di lapangan, banyak pelatih sepakbola tanpa

dibekali dengan ilmu kepelatihan yang memadai. Terkadang ada seorang pelatih

dari sebuah klub sepakbola dari mantan atlet atau pemain. Ada juga seorang

pelatih yang baru saja lulus dari sebuah lembaga pendidikan olahraga atau

pendidikan kepelatihan, kemudian mereka berusaha menerapkan ilmu kepelatihan

yang didapatkannya. Seorang mantan atlet kemudian menjadi seorang pelatih

unggul dibidang pengalaman, namun dari segi teori penyusunan dan pelaksanaan

latihan masih belum menguasainya. Program latihan dan pelaksanaan latihan yang

diberikan berdasarkan pengalaman semasa menjadi atlet. Hal ini tentu kurang

tepat, karena kondisi atletnya sekarang tentu berbeda dengan kondisi semasa

menjadi atlet. Demikian halnya seorang pelatih yang baru saja lulus dari sebuah

lembaga pendidikan keolahragaan juga belum bisa menjadi seorang pelatih yang

baik. Dari segi teori sangat menguasai, sebagai contoh mudah membuat suatu

program latihan yang disesuaikan dengan kondisi individual dari atletnya. Namun

dari segi pendekatan terhadap atlet dan pembentukan mental juara masih kurang

mampu, dan kurang handal dalam hal memberikan motivasi kepada atlet baik saat

pertandingan atau setelah pertandingan.

Menjadi seorang pelatih yang baik dibutuhkan suatu pengalaman dan

kemampuan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis ilmu

kepelatihan didapatkan melalui jalur pendidikan formal dan informal seperti

mengikuti pendidikan atau kursus-kursus kepelatihan dari lembaga-lembaga

Page 20: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pendidikan kepelatihan olahraga. Secara praktis melatih merupakan skill yang

telah dimiliki dan bisa dikembangkan melalui kematangan. Pelatih yang mantan

atlet dapat menambah ilmu kepelatihannya dengan mengikuti pendidikan atau

kursus-kursus kepelatihan, sehingga mendapatkan sertifikat kepelatihan serta

keberadaannya dikepelatihan akan semakin diakui. Untuk pelatih-pelatih muda

yang baru lulus dari lembaga pendidikan kepelatihan olahraga, sebaiknya

berusaha magang di sebuah klub sepakbola atau menjadi asisten pelatih untuk

menambah pengalaman berinteraksi dengan atlet.

Menerapkan metode kepelatihan yang baik dan tepat merupakan langkah-

langkah yang harus dilakukan seorang pelatih dalam proses latihan. Langkah-

langkah dalam penerapan metode kepelatihan tersebut berkaitan dengan prinsip-

prinsip latihan yang meliputi: prinsip individu, penambahan beban latihan, prinsip

interval, prinsip penekanan beban, variasi dalam latihan, prinsip penetapan

sasaran dan prinsip eveluasi. Selain hal ini, memperhatikan komponen-komponen

latihan juga sangat penting. Komponen-komponen latihan mencakup: volume

latihan, intensitas latihan, dan kompleksitas latihan harus diperhatikan dan

diterapkan dalam pelaksanaan latihan.

Prinsip-prinsip latihan dan komponen-komponen latihan merupakan

bagian penting dalam penyusunan program latihan. Namun hal-hal tersebut

seringkali tidak diperhatikan para pelatih. Bagaimanakah dengan para pelatih

cabang olahraga permainan sepakbola di SSB yang berada di Surakarta. Apakah

latihan yang telah dilaksanakan disusun program latihan yang tepat dan

didasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar ataukah sebaliknya. Banyak

dijumpai di lapangan sepertinya latihan yang dilaksanakan pada SSB di Surakarta

berjalan baik, namun belum diketahui bagaimana program latihan yang diberikan.

Terjadinya kasus tim SSB mengalami kekalahan yang telak dapat dijadikan

cerminan apakah program latihan yang diberikan kurang tepat ataukah disebabkan

faktor lain. Demikian juga sebaliknya, apakah tim SSB menuai kemenangan

karena program latihannya sudah tepat, ataukah hanya karena keberuntungan.

Permasalahan inilah yang menarik untuk diteliti, karena mempersiapkan sebuah

Page 21: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tim yang solid tidaklah mudah, banyak faktor yang harus dikembangkan, salah

satunya menyusun program latihan yang tepat.

Penyusunan program latihan permainan sepakbola pada umumnya hanya

bertumpu pada latihan teknik dan latihan game saja. Hal ini tentunya kurang tepat

untuk mencapai prestasi maksimal, karena masih dibutuhkan berbagai jenis

latihan termasuk latihan fisik, teknik, taktik dan pembentukan mental juara.

Pelatih-pelatih kebanyakan belum membuat program latihan dengan terperinci,

sehingga hal ini menyebabkan atlet tidak dapat berlatih secara maksimal yang

menyebabkan atlet tidak bisa mendapatkan kondisi puncak dan prestasi maksimal.

Keberadaan seorang pelatih perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan

kualitas dan mutu seorang atlet. Seorang pelatih sangat diharapkan menguasai

metode kepelatihan yang tepat dan dapat menyusun program latihan yang baik.

Ilmu kepelatihan termasuk ilmu terapan, oleh karena itu pelatih perlu

mengerti, menghayati teori dan metodologi melatih yang benar. Salah satu ciri

pelatih yang baik adalah pandai memilih atau menciptakan metode latihan yang

efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan. Metode melatih menuntut

seorang pelatih untuk memahami dan menguasai prinsip-prinsip latihan yang

benar. Seorang pelatih akan mudah menentukan metode latihan yang tepat bagi

atletnya, sehingga tujuan utama mencapai prestasi maksimal bisa dicapai.

Mencapai prestasi yang tinggi banyak faktor yang mempengaruhinya di

antaranya kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Semua faktor tersebut menjadi

tugas seorang pelatih untuk membina dan meningkatkan kualitasnya. Untuk hal

tersebut maka dibutuhkan penyusunan program latihan yang tepat. Program

latihan harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang, sehingga pada

waktu yang telah ditentukan atau ditetapkan prestasi yang tinggi dapat dicapai.

Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan metode kepelatihan cabang

olahraga permainan sepakbola di SSB Surakarta, maka dilakukan suatu kajian

atau penelitian. Permasalahan inilah yang melatar belakangi judul penelitian,

“Studi tentang Penerapan Metode Kepelatihan Pada SSB di Surakarta. (Studi

Kasus pada Pelatih-Pelatih SSB di Surakarta Tahun 2009)”.

Page 22: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Perlunya pembinaan secara sistematis dan kontinyu untuk mencapai prestasi

yang tinggi.

2. Masih banyak pelatih yang tidak dibekali dengan ilmu kepelatihan dan ilmu

pengetahuan yang mendukung kepelatihan olahraga prestasi.

3. Perlunya pelatih yang profesional dalam menangani kepelatihan olahraga

prestasi.

4. Para pelatih SSB pada umumnya kurang memperhatikan penerapan metode

kepelatihan yang tepat.

5. Perlunya pemain yang berpotensi agar mencapai prestasi yang tinggi

6. Perlunya sarana dan prasarana latihan yang baik agar latihan berjalan dengan

lancar

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu dibatasi agar

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Keadaan pelatih SSB di Surakarta tahun 2009.

2. Pelaksanaan latihan pada SSB di Surakarta tahun 2009.

3. Program latihan pada SSB di Surakarta tahun 2009.

4. Pemain pada SSB di Surakarta tahun 2009.

5. Sarana dan prasarana pada SSB di Surakarta tahun 2009.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan pelatih pada SSB di Surakarta tahun 2009?

Page 23: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Bagaimana pelaksanaan latihan yang dilaksanakan pada SSB di Surakarta

tahun 2009?

3. Bagaimana program latihan yang disusun pelatih pada SSB di Surakarta tahun

2009?

4. Bagaimana keadaan pemain pada SSB di Surakarta tahun 2009?

5. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada pada SSB di Surakarta tahun 2009?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permnasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Keadaan pelatih pada SSB di Surakarta tahun 2009.

2. Pelaksanaan latihan yang dilaksanakan pada SSB di Surakarta tahun 2009.

3. Program latihan yang disusun pelatih pada SSB di Surakarta tahun 2009.

4. Keadaan pemain pada SSB di Surakarta tahun 2009.

5. Sarana dan prasarana yang ada pada SSB di Surakarta tahun 2009.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai rangsangan yang positif pengurus SSB Surakarta dalam usaha

meningkatkan latihan dan pencapaian prestasi yang lebih maksimal.

2. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan motivasi untuk meningkatkan latihan yang

lebih maksimal pada pengurus SSB Surakarta.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kemajuan SSB

Surakarta.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pelatih

a. Hakikat Pelatih

Dalam kegiatan olahraga prestasi dibutuhkan seorang pelatih yang

profesional agar mampu mencapai prestasi. Berkaitan dengan pelatih Heru

Suranto (1992: 51) bahwa, “Pelatih adalah seseorang yang mengelola atau

menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan

tertentu”. Hal ini artinya, pelatih olahraga sudah barang tentu mengelola atau

menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai olahraga prestasi olahraga

tertentu setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan itu seorang pelatih yang baik

harus memenuhi beberapa persyaratan. Russel R. Pate Bruce Mc. Clenaghan &

Robert Rotella (1993: 1) menyatakan:

Sebagaimana profesi yang lainnya, kepelatihan membutuhkan pelatih yang

berhasrat:

1) Memiliki kesenangan dasar dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh

profesi.

2) Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang meningkatkan

kemungkinannya dapat berhasil.

Sedangkan Heru Suranto (1992: 51) menyatakan agar menjadi pelatih yang baik

diperlukan beberapa syarat tertentu di antaranya:

1) Kemampuan fisik.:

Seorang pelatih harus memiliki kemampuan secara fisik. Kemampuan

fisik yang dimaksud mencakup tiga hal yaitu:

(1) Kesegaran jasmani

(2) Physical atau skill performance

(3) Proporsi fisik

2) Kemampuan psikologis:

(1) Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidangnya

(2) Memiliki intelegensi yang tinggi, memiliki daya imajinasi dan

kreasi yang tinggi

(3) Memiliki keberanian bertindak

(4) Memiliki kestabilan emosi yang baik:

Page 25: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

(a) Memiliki kesehatan mental yang baik

(b) Memiliki sense of humor

3) Memiliki social approach yang baik

(1) Mudah bergaul sesuai dengan situasinya

(2) Memiliki tingkah laku dan tutur bahasa yang baik

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, syarat yang harus

dipenuhi untuk menjadi pelatih yang baik dan profesional meliputi syarat fisik,

psikologis dan memiliki hubungan sosial yang baik. Selain syarat tersebut perlu

didukung ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kepelatihan olahraga. Yusuf

Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 24) menggambarkan skema disiplin ilmu

yang mendukung dalam kepelatihan olahraga sebagai berikut:

Gambar 1.

Gambar 1. Skema Disiplin Ilmu yang Mendukung Metodologi Pelatihan

(Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996: 24)

Kemajuan ilmu dan teknologi merupakan faktor penting dalam pembinaan

olahraga agar mencapai prestasi yang tinggi. Keberhasilan seorang pelatih dalam

melakukan pembinaan olahraga prestasi harus ditunjang pengetahuan tentang

prinsip-prinsip ilmiah terkait yang dimiliki oleh pelatih itu sendiri. Melalui

penerapan ilmu yang relevan dan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan, maka

akan diperoleh hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan

pelatihan olahraga prestasi perlu ditangani secara komperhensif dan terpadu.

PHISIOLOGI BIOMEKANIKA PEDAGOGI SPORT MEDECINE

METODOLOGI PELATIHAN

ILMU GERAK PSIKOLOGI SOSIOLOGI ANATOMI GIZI

Page 26: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Gaya-Gaya Kepemimpinan Pelatih

Kepemimpinan dalam olahraga sering pula diistilahkan atau diartikan

dengan cara atau gaya melatih, yang dalam istilah asingnya disebut ”Coaching

Style”. Menurut Tutko dan Ricard yang dikutip Remmy Muchtar (1992: 3)

membagi tipe kepemimpinan menjadi lima yaitu, “(1) gaya otorier, (2) gaya

pelatih yang baik hati (nice guy coach), (3) gaya pelatih pemacu (driven coach),

(4) gaya pelatih santai dan (5) gaya pelatih tipe bisnis atau disebut the scientific

coach”. Sedangkan Russel R. Pate Bruce Mc. Clenaghan & Robert Rotella (1993:

12) membedakan jenis tipe kepemimpinan menjadi dua yaitu, “(1) gaya

kepemimpinan yang otoriter versus demokratis dan, (2) gaya yang berpusat pada

manusia versus yang berpusat pada tugas”.

Gaya kepemimpinan tertentu dapat digunakan pada tingkatan yang

berbeda pada situasi yang berlainan. Banyak pelatih memperlihatkan kombinasi

gaya otoriter dan demokratis. Ada alasan yang jelas dalam penggunaan salah satu

gaya kepemimpinan tersebut dan ada keuntungan serta kerugian untuk masing-

masing gaya. Lebih lanjut Russel R. Pate Bruce Mc. Clenaghan & Robert Rotella

(1993: 12) menyatakan ciri-ciri pelatih otoriter dan demokratis sebagai berikut:

1) Pemimpin otoriter:

(1) Menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan orang lain.

(2) Memerintah yang lain dalam kelompok

(3) Berusaha agar semuanya dikerjakan menurut keyakinannya.

(4) Bersikap tidak mengorangkan orang lain. Menghukum anggota

yang mengabaikan atau menyimpang.

(5) Memutuskan pembagian pekerjaan.

(6) Menentukan bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan.

(7) Memutuskan kebenaran ide.

2) Pemimpin demokratis:

(1) Bersikap ramah, bersahabat.

(2) Membiarkan kelompok sebagai keseluruhan membuat rencana.

(3) Mengijinkan anggota-anggota kelompok untuk berinteraksi dengan

yang laintanpa ijin.

(4) Menerima saran-saran.

(5) Berbicara sedikit lebih banyak dari rata-rata anggota kelompok.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gaya kepemimpinan

seorang pelatih tergantung dari pribadi masing-masing, karena setiap gaya

kepemimpinan memiliki keuntungan dan kekurangan.

Page 27: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Ciri-Ciri Pelatih yang Baik

Dalam berbagai kegiatan cabang olahraga yang dipertandingkan selalu ada

orang yang sibuk di luar lapangan atau dibangku cadangan yang menentukan

strategi, mengatur taktik, meminta pergantian pemain atau time out ia adalah

pelatih atau coach.

Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai disiplin

ilmu seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin, guru, ahli

strategi dan lain sebagainya. Bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan

sebagai bapak atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati

atletnya atau pelindung atletnya. Dalam tugasnya pelatih biasanya dibantu dengan

seorang atau beberapa asisten pelatih. Seorang pelatih dengan beberapa asistennya

harus menjaga keharmonisan dan kekompakkan hubungan antara pelatih dengan

asisten, dengan atlet maupun dengan lingkungannya.

Pelatih merupakan seseorang yang mempunyai peranan penting dalam

pembinaan olahraga prestasi. Pelatih yang berkualitas akan sangat membantu

dalam pencapian prestasi yang optimal. Menurut Rice (1975) yang dikutip Yusuf

Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 26-27) ciri-ciri pelatih yang baik adalah:

1) Kemampuan profesional sebagai guru, baru kemudian menjadi pelatih.

Proses mengajar (teaching) adalah sangat penting baik formal (di

dalam kelas) atau dalam aktivitas olahraga. Satu hal yang membedakan

antara pelatih dan pengajar olahraga, pelatih lebih banyak berhubungan

dengan prestasi dengan tingkat kemampuan lebih tinggi, dibandingkan

dengan tingkat kemampuan siswa pada profesi pengajaran.

2) Mengetahui cara melatihnya (coaching). Dalam kaitan ini pengalaman

sebagai pemain dapat digunakan dalam melatih, meskipun tidak selalu

dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pelatihan.

3) Kepribadian yang baik. Pelatih yang baik juga mempunyai kualitas

pribadi yang menarik, sehingga atlet yang dilatih atau dalam

bimbingannya menjadi loyal serta berusaha melakukan perintahnya

dengan tidak merasa terpaksa.

4) Karakter. Salah satu kualitas dasar yang harus dipenuhi seorang pelatih

adalah masalah karakter. Hal ini sangat penting bagi profesi

kepelatihan, sebab karakter ini dapat menunjukkan siapa kita,

bagaimana kita dan apa yang orang pikirkan tentang kita. Selain itu,

pelatih berada dalam posisi yang mempunyai pengaruh cukup kuat

untuk menanamkan kehidupan yang baik kepada orang lain.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pendapat tersebut menunjukkan, seorang pelatih yang baik memiliki ciri-

ciri di antaranya memiliki basic pengetahuan yang relevan dengan kepelatihan,

mengetahuai cara melatih yang baik dan benar, memiliki kepribadian yang baik

dan memiliki karakter yang baik. Ciri-ciri tersebut sangat penting untuk dimiliki

seorang pelatih. Seorang pelatih yang memiliki ciri-ciri tersebut di atas akan dapat

mencerminkan kualitas latihan yang dilaksanakan, sehingga akan sangat

membantu pencapaian tujuan latihan.

d. Kemampuan dan Tugas Seorang Pelatih

Pelatih mempunyai peran penting dalam pelatihan olahraga prestasi.

Pelatihan yang dilaksanakan dapat mencapai prestasi sangat dipengaruhi oleh

kualitas pelatih. Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam pelatihan olahraga,

maka seorang pelatih harus memiliki beberapa kemampuan. Menurut Mc. Kinney

(1975) yang dikutip Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 27)

menyatakan pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam

mengaktualisasikan potensinya.

2) Bila membentuk tim, didasarkan pada keterampilan individu yang

telah diajarkan.

3) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan teknis yang seimbang.

4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual

dengan keterampilan neuromuscular atletnya.

5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam bentuk kondisi atlet.

6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru

kemudian pada unsur pelatihan.

7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan

berbagai cara yang tidak etis.

8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya ke arah

penyimpangan profesinya.

9) Mempunyai kemampuan untuk melakukan penilaian dengan rentang

yang luas terhadap partisipasi atletnya.

10) Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja timnya

kepada media komunikasi.

11) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh atlet dan teman-

temannya.

12) Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

Page 29: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Banyak kemampuan yang harus dimiliki seorang pelatih. Di samping itu,

seorang pelatih harus mengetahui tugas dan tanggungjawabnya. Sudjarwo (1993:

9) menyatakan tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih adalah:

1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet (talent

scounting).

2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka

panjang.

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi

pertandingan.

4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau

pertandingan.

5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun

praktik dalam cabang olahraga yang dibinannya.

Tugas dan tanggungjawab seorang pelatih dalam pelatihan olahraga sangat

penting dan harus diperhatikan. Keberhasilan pelatihan sangat bergantung pada

kualitas seorang pelatih. Oleh karena itu, seorang pelatih berfungsi sebagai

seorang perencana (planner), seorang pemimpin (leader), sebagai teman (friend),

sebagai seorang yang selalu mau belajar (learner) dan realist (Andi Suhendro

(1999: 1.4).

2. Metode Latihan

a. Tujuan Latihan

Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang dilakukan secara

teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan latihan A.

Hamidsyah Noer (1996: 6) menyatakan, “Latihan suatu proses yang sistematis dan

kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara

kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai

tujuan”. Menurut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 145) bahwa,

“Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara

berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta

intensitas latihannya”. Menurut Bompa (1990: 3) bahwa, “Latihan merupakan

aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara

progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan

Page 30: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Hal senada

dikemukakan Russel R. Pate., Bruce Mc. Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317)

bahwa, “Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam

latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya

tahan latihan”.

Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis

dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang

dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Tujuan akhir latihan menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan &

Robert Rotella (1993: 317) yaitu, “Untuk meningkatkan penampilan olahraga”.

Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 126) bahwa, “Tujuan utama

latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi

olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4) menyatakan

tujuan umum latihan yaitu:

1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara

multilateral.

2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang

spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.

3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang

olahraganya.

4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi

yang diperlukan.

5) Untuk mengelola kualitas kemauan.

6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim

secara optimal.

7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlit.

8) Untuk pencegahan cidera.

9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama

dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan

mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlit yang berlatih.Untuk mencapai tujuan

tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1)

Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental (Yusuf

Adisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 12-127).

Page 31: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dari keempat aspek latihan tersebut harus dilatih dan dikembangkan

secara serempak agar tujuan latihan dapat tercapai. Dari keempat aspek tersebut

saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya.

b. Metode Latihan

Metode latihan merupakan suatu cara yang digunakan oleh pelatih dalam

menyajikan materi latihan, agar tujuan latihan dapat tercapai. Berkaitan dengan

metode latihan, Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode latihan merupakan

prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut

kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”. Menurut Yusuf Adisasmita

dan Aip Syarifuddin (1996: 142) “metode mengajar atau melatih adalah suatu cara

tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan

pengetahuan dan kemampuannya yang cukup”. Hal senada dikemukakan Andi

Suhendro (1999: 3.53) bahwa, “Metode latihan adalah suatu cara sistematis dan

terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis,

psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik

pada suatu penampilan khusus”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode latihan

merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih berfungsi sebagai

alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet

yang dilatih. Seorang pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang

efektif. Hal ini karena, keberhasilan dari suatu latihan dapat dipengaruhi oleh

metode latihan yang diterapkan oleh pelatih.

c. Prinsip-Prinsip Latihan

Tujuan dari latihan olahraga prestasi yaitu mencapai prestasi yang

semaksimal mungkin. Tujuan latihan dapat tercapai secara maksimal jika dalam

latihan diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Tujuan prinsip

latihan menurut Sudjarwo (1993: 21) yaitu, “Agar pemberian dosis latihan dapat

dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”. Sedangkan yang dimaksud

dengan prinsip latihan menurut Nosseck (1982: 14) bahwa, “Prinsip latihan

Page 32: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang

terorganisir dengan baik Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal,

hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat”.

Prinisp latihan pada dasarnya merupakan pedoman yang digunakan dalam

latihan yang terorganisir secara baik dan teratur agar tujuan latihan dapat tercapai.

Jika dalam latihan berpedoman Latihan Penerapan prinsip latihan yang baik dan

tepat sangat penting agar pemberian dosis latihan tepat. Pemberian dosis latihan

yang tepat dalam latihan, maka tujuan latihan akan tercapai sesuai yang

diharapkan. Menurut Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam

latihan menurut Sudjarwo (1993: 21-23) di antaranya: “(1) Prinsip individu, (2)

Prinsip penambahan beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban

(stress), (5) Prinsip makanan baik dan, (6) Prinsip latihan sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan

tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip

latihan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekalipun atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih

dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat

meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,

yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7)

menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam

latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95)

berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental

sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban

latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama

pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana

capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan

meningkat.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban

latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang

terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya

Page 34: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet

menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor

istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat

akibat latihan.”

Istirahat atau interval merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atlet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

kelelahan lokal maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan lokal yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanya beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan

terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari

latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun

tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan

prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode-

periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.

d. Komponen-Komponen Latihan

Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang

bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan. Efisiensi dari

suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh

dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta

frekuensi penampilan (densitas).

Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga

yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan

secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai

tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak

menentukan keterampilan yang tinggi termasuk tenis lapangan, maka

Page 36: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi

Suhendro (1999: 3.17) komponen-komponen penting yang harus diperhatikan

dalam suatu latihan meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3)

density atau kekerapan latihan dan, (4) kompleksitas latihan”.

Komponen-komponen latihan tersebut sangat penting dalam latihan

olahraga prestasi. Komponen-komponen latihan tersebut berkaitan antara yang

satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen latihan tersebut

harus diterapkan dengan baik dan benar agar tujuan latihan dapat tercapai. Untuk

lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai

kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17)

bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas

derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri

atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106)

menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu atau lama latihan, (2) jarak

tempuh atau berat beban yang diangkut setiap waktu dan (3) jumlah ulangan

latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan

mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan.

Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus ditingkatkan

secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan harus disesuaikan

dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin tinggi kemampuan

seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi antara volume

latihan dan prestasi.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu

pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin

Page 37: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP. (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau

tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan”.

Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam

latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi

interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume latihan

sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan

kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan

yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu

latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang

ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dala melakukan serangkaian

stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.

Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24) menyatakan, “Density merupakan

ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”.

Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara

aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai

berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan. Perimbangan ini

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu isntirahat

atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor antar alain: intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

ditingkatkan. Berkaitan dengan densitas latihan Depdiknas (2000: 107)

berpendapat:

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Hal ini sesuai penapat Depdiknas (2000: 108) bahwa,

Page 38: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

“Kompleksitas latihan menunjukkann tingkat keragaman unsur yang dilakukan

dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.

Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan

permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,

khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan

lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang

kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang

baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa

(1990: 28) “Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual

serta efisiensi mekanismenya”.

3. Program Latihan

a. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bagian yang penting dalam proses pelatihan

olahraga prestasi. Tujuan latihan tidak akan tercapai dengan baik, tanpa adanya

program latihan yang tersusun dengan baik. Berkaitan dengan program latihan

Andi Suhendro (1999: 5.13) menyatakan, “Program latihan merupakan suatu

petunjuk atau pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang akan

ditempuh untuk mencapai tujuan dimasa mendatang yang telah ditetapkan”.

Program latihan pada dasarnya merupakan cara-cara yang telah disusun

secara baik untuk meningkatkan kemampuan fisik atau keterampilan dalam jangka

yang panjang. Harsono (1988: 233) menyatakan, “Perkembangan fisik dan

mental, pembinaan serta peningkatan prestasi hanyalah dapat dikembangkan

melalui suatu program latihan jangka panjang, oleh karena perubahan-perubahan

dalam organisasi mekanisme neurophysiologis dan perkembangan jaringan-

jaringan tubuh tidak mungkin terjadi dalam waktu yang pendek”.

Pendapat tersebut menunjukkan, prestasi yang tinggi dapat dicapai melalui

program latihan jangkan panjang. Unsur-unsur yang mendukung pencapaian

prestasi yang meliputi unsur fisik, teknik, taktik dan mental akan dapat meningkat

Page 39: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

secara maksimal membutuhkan proses latihan yang panjang. Dengan adanya

program latihan yang tersusun dengan baik, maka latihan akan lebih terarah,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan dapat tercapai. A. Hamidsyah Noer

(1995: 309) menyatakan, “Tuntutan suatu latihan adalah untuk mencapai prestasi

semaksimal mungkin. Itulah sebabnya dibutuhkan penyusunan program dan

perencanaan latihan yang baik dan tepat”.

Prestasi yang tinggi dapat dicapai melalui usaha latihan yang dituangkan

dalam rencana program latihan tertulis sebagai pedoman arah kegiatan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh karenannya, pelatih dituntut

memiliki kemampuan membuat rencana program latihan yang cermat dan tepat.

Andi Suhendro (1999: 5.15) menyatakan manfaat pembuatan program latihan

adalah:

1) Sebagai pedoman/pimpinan kegiatan yang terorganisir untuk mencapai

prestasi puncak.

2) Untuk menghindari faktor kebetulan dalam mencapai prestasi prima

dalam olahraga.

3) Efektif dan efisien dalam penggunaan waktu, dana dan tenaga untuk

mencapai tujuan.

4) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari

pemborosan waktu dan tenaga.

5) Dengan penyusunan program latihan akan memperjelas arah dan

tujuan yang ingin dicapai.

6) Sebagai alat kontrol apakah target yang telah ditentukan sudah tercapai

atau belum.

Program latihan mempunyai manfaat yang penting terhadap pelaksanaan

dan tujuan latihan. Untuk menyusun program latihan yang baik, dibutuhkan

langkah-langkah yang tepat. Lebih lanjut Andi Suhendro (1999: 5.16)

memberikan beberapa langkah penting yang harus diperhatikan dalam menyusun

program latihan yaitu:

1) Mengidentifikasi masalah dan menganalisa semua masalah atau

kendala yang berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin

dicapai.

2) Pembuatan rumusan program latihan

3) Penjabaran secara rinci program latihan, terutama target-target latihan.

4) Melaksanakan program latihan dengan disiplin dan konsekuen.

5) Koreksi dan revisi program latihan yang dilaksanakan

Page 40: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

6) Mengevaluasi untuk mengontrol apakah program latihan itu berhasil

atau belum mencapai tujuan.

Langkah-langkah dalam menyusun program latihan tersebut sangat

penting untuk dipahami dan dikuasai seorang pelatih. Keberhasilan tujuan latihan

sangat bergantung dari program latihan yang diterapkan. Melalui program latihan

akan diketahui, apakah tujuan latihan sudah tercapai atau belum.

b. Dasar Pemikiran Penyusunan Program Latihan

Keberhasilan tujuan latihan tidak bisa terlepas dari program latihan yang

diterapkan oleh pelatih. Dalam menyusun program latihan harus berlandaskan

beberapa hal yang mengarah pada pencapaian tujuan latihan. Menurut Dalimin,

Sarwono dan M. Furqon H. (1996: 62-64) beberapa landasan pemikiran dalam

penyusunan program latihan yaitu: “(1) Efektivitas program, (2) Metode

pengembangan, (3) Kondisi inisial, (4) Kondisi puncak dan, (5) Evaluasi

program”

Pendapat tersebut menunjukkan, landasan penyusunan program latihan

terdiri lima bagian yaitu, efektivitas program, metode pengambangan, kondisi

inisial, kondisi puncak dan evaluasi program. Dengan berlandaskan pemikiran

yang tepat dalam menyusun program latihan, maka tujuan latihan akan dapat

tercapai secara maksimal. Secara singkat landasan-landasan penyusunan program

latihan dijelaskan sebagai berikut:

1) Efektivitas Program

Program latihan dinyatakan efektif jika langkah-langkah kerja yang

dilakukannya memilih nilai tepat guna dengan tujuan yang hendak dicapai. Jika

kita akan menyusun program latihan sepakbola, guna menghasilkan atlet yang

mampu membuat suatu prestasi, terlebih dahulu dilakukan analisa tentang unsur-

unsur yang memegang peranan penting dalam cabang olahraga sepakbola. Jika

langkah ini dilakukan perlu melihat bagaimana hubungan antara unsur-unsur

tersebut satu sama lainnya. Unsur mana yang lebih penting dan unsur mana yang

hanya sekedar pelengkap.

Page 41: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan analisa tersebut akan mendapat suatu gambaran anatomis

pembinaan sepakbola, dimana kerangka anatomis tersebut menjadi landasan dan

tujuan pembinaan. Unsur-unsur tersebut dijabarkan dalam sub unsur yang lebih

teliti dan kemudian dirumuskan struktur anatomisnya, sehingga merupakan wujud

bangunan yang teratur. Langkah berikutnya adalah merumuskan tata peran atau

fungsi dari tiap-tiap unsur dalam hubungan kerja dengan sistem pembinaan secara

keseluruhan. Dengan merumuskan tata peran dari setiap unsur tersebut, kerangka

pembinaan merupakan sistem yang bekerja secara harmonis dan tak ada satu

unsur pun di dalamnya tidak memegang peranan dalam menciptakan suatu

prestasi yang tinggi.

2) Metode Pengembangan

Tujuan utama latihan adalah meningkatkan kualitas dari setiap unsur

maupun sub unsur yang terdapat didalam anatomis pembinaan secara sistematis.

Tiap-tiap unsur dalam pembinaan bersifat karateristik, sehingga metode

pengembangannya berbeda satu sama lainnya. Latihan pengembangan unsur

kekuatan misalnya, berbeda dengan metode pengambangan unsur kecepatan. Oleh

sebab itu, pengetahuan dan penguasaan metode pengembangan dari setiap unsur

mutlak dibutuhkan oleh setiap pelatih. Tanpa mengetahui metode pengembangan

tersebut, maka latihan akan sia-sia dan tujuan latihan tidak akan tercapai.

3) Kondisi Inisial

Sebelum latihan dimulai perlu diketahui terlebih dahulu pada tingkat mana

kondisi dan prestasi atlet itu berada. Data-data kemampuan inisial dijadikan

landasan di dalam menyusun dosisi latihan. Atas dasar kemampuan yang berbeda,

disusunlah dosis latihan yang sifatnya individual. Kondisi inisial ini sangat

penting dalam pelaksanaan latihan untuk dijadikan alat evaluasi kemajuan yang

dicapai atlet.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Kondisi Puncak

Kondisi puncak merupakan faktor yang penting agar nantinya atlet mampu

berprestasi. Kondisi puncak harus diperoleh pada saat musim pertandingan. Oleh

sebab itu, latihan harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat pertandingan

atlet benar-benar dalam kondisi puncak, baik fisik maupun teknik. Pada kondisi

puncak akan berhadapan dengan dua macam masalah yaitu: waktu yang tersedia

dan besarnya beban latihan yang harus dicapai setiap atlet. Oleh karena itu latihan

harus dibagi dalam beberapa tahapan secara sistematis.

5) Evaluasi Program

Pelaksanaan program latihan harus selalu dikontrol dengan suatu langkah

evaluasi berkala. Dari evaluasi program latihan akan diketahui apakah metode

yang dipergunakan efektif atau tidak. Dengan langkah ini kesalahan fatal akan

dapat dihindari. Di samping itu juga, melalui evaluasi akan diketahui tingkat

kelemahan-kelamahan dalam pelatihan, sehingga kelemahan-kelamahan tersebut

dapat segera dipenuhi atau diatasi.

c. Periodesasi Latihan

Prestasi yang maksimal seorang atlet hanya dapat dicapai melalui suatu

program latihan jangka panjang, karena perubahan-perubahan dalam organisasi

tubuh tidak mungkin terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Prgram latihan

harus disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan prinsip-

prinsip latihan.

Pelaksanaan program latihan membutuhkan waktu yang cukup panjang,

sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahap atau musim

latihan. Dari tiap-tiap tahap latihan dapat ditekankan pada aspek tertentu.

Pembagian tahap latihan dalam program latihan disebut periodesasi latihan.

Berkaitan dengan periodesasi latihan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

(1996: 128) menyatakan, “Periodesasi latihan adalah suatu proses pembagian

latihan dari rencana tahunan ke dalam tahap yang lebih kecil”. Sedangkan Bompa

(1990: 122) menyatakan bahwa, program latihan tahunan biasanya disusun

Page 43: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

yaitu:”(1) Masa persiapan (Preparation Period), (2) Masa pertandingan

(Competition Period) dan, (3) Masa peralihan (Transisi period)”.

1) Masa Persiapan (Preparation Period)

Pada masa persipan dari program latihan tahunan diklasifikasikan menjadi

dua bagian yaitu persiapan umum dan persiapan khusus. Pada persiapan umum

penekanan latihan ditujukan pada pembentukan atau pembinaan fisik seperti

kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, agilitas, power dan koordinasi serta

pembinaan mental, seperti disiplin, keberanian, tanggungjawab dan sebagainya.

Bobot latihan berkisar sekitar 70-80% fisik dan 30-35% teknik serta 5% mental.

Periode ini berlangsung selama 2-3 bulan. Sedangkan pada persiapan khusus

menekankan pada penguasaan teknik dasar, kemudian ditingkatkan menjadi satu

kesatuan gerak yang sempurna, misalnya teknik ke taktik permainan. Kondisi fisik

yang telah dimiliki pada tahap sebelumnya harus tetap dipertahankan agar tidak

menurun. Dari segi mental harus dapat diperhatikan sepenuhnya oleh pelatih,

antara lain rasa percaya diri, disiplin, dedikasi, semangat bertanding dan motivasi.

Test trial serta pertandingan uji coba merupakan umpan balik dan evaluasi bagi

hasil latihan. Pada periode persiapan khusus berlangsung 2-3 bulan dengan bobot

teknik 50%, taktik 20%, mental 10%, fisik 10% dan test trials 10%.

2) Masa Pertandingan (Competition Period)

Pada masa pertandingan atau competition period dibedakan menjadi dua

macam yaitu masa pra kompetisi (pre competition). Pada masa pra kompetisi

penekanannya lebih diutamakan pada masalah taktik permainan, baik taktik

individu, maupun taktik beregu baik dalam offensive maupun defensive. Segala

macam bentuk atau pola permainan harus diketahui oleh para atlet. Perkembangan

mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Demi kematangan

mental atlet lebih banyak diberikan penglaman bertanding dengan lawan-lawan

yang setaraf atau calon lawan di dalam kompetisi kelak. Menurut pelatih Bristol

Rovers, Paul Trollope, kegiatan pra-musim yang dilakukan klub adalah berusaha

meningkatkan level fitnes pemain hingga level optimal.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

"Anda harus melakukan itu secara perlahan. Anda harus mempersiapkan tim

dengan memainkan sejumlah laga persahabatan, program kontrol berat badan dan

fitnes hingga cukup untuk memainkan laga resmi pertama," kata pelatih dari klub

divisi satu Liga Inggris itu.

Namun, satu hal lain yang juga menjadi perhatian pelatih adalah

bagaimana seorang pemain tidak rentan cedera di masa pra-musim. Itu pula yang

menjadi perhatian pelatih fisik Bolton Wanderers, Damian Roden.

"Di Bolton, kami ingin semua pemain memulai musim dengan kondisi fisik siap

bertanding (match-fit) dan bebas cedera," kata Roden.

"Praktek dalam latihan pra-musim adalah memastikan para pemain mencapai

puncak tepat pada waktunya. Ini dilakukan dengan metode terorganisir. Ada

kekuatan dan ketahanan fisik. Jika itu tercapai, maka anda akan mampu menjalani

satu musim penuh," imbuhnya.

Masa pertandingan atau competition period atlet harus dalam kondisi siap

atau combat ready atau siap tempur. Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi

yang baik hingga atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang lebih tinggi

untuk memenangkan pertandingan. Segala aspek seperti fisik, teknik, taktik dan

mental telah disiapkan sebaik-baiknya.

3) Masa Peralihan (Transition)

Berakhirnya pertandingan bukan berarti berakhir pula latihan, tetapi

merupakan awal persiapan latihan selanjutnya di masa yang akan datang. Pada

masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik

lainnya. Pada masa ini dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program serta

proses latihan selama persiapan yang lalu melalui pemutaran film atau analisis

yang cermat. Dengan demikian, program selanjutnya dapat disusun berdasarkan

hasil serta pengalaman yang lalu.

4. Program Latihan Permainan Sepakbola

Page 45: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

a. Latihan Fisik Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang menuntut kualitas fisik

yang baik. Dengan kemampuan fisik yang baik memberi peluang yang besar

meraih prestasi yang maksimal. Timo Scheunemann (2005: 113) menyatakan,

“Tanpa ditopang oleh fisik yang cukup, mustahil seorang pemain sepakbola

meraih potensinya”. Ditambahkan oleh Roden, kombinasi sepakbola dan fisik

sudah menjadi kewajiban. Pengetahuan olahraga yang ilmiah tak bisa lagi

ditinggalkan. Damian Roden dalam tulisannya di BiangBola menyatakan,

"Mungkin saja anda sangat pintar dalam otak. Tapi tanpa pengetahuan

olahraga, anda akan menghadapi masalah. Mungkin saja pelatih anda sangat

cerdas, tapi jika tidak memahami pengetahuan ilmiah soal fisik akan jadi

masalah juga. Taktik sepakbola hanya bisa berjalan jika fisik memungkinkan

untuk itu. Selain itu taktik juga akan menyesuaikan kemampuan fisik pemain

lebih dulu."

Pendapat tersebut menunjukkan, kemampuan fisik yang baik sangat

penting dalam permainan sepakbola. Komponen-komponen kondisi fisik seperti

kekuatan, kecepatan, power, daya tahan, kelincahan, kesimbangan, kelentukan,

koordinasi, reaksi sangat diubutuhkan dalam permainan sepakbola. Komponen-

komponen tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal agar dapat

bermain sepakbola dengan baik. Seperti dikemukakan Soekarman (1986: 128)

bahwa, “Kekuatan-kekuatan yang menunjang dalam permainan sepakbola di

antaranya kekuatan anaerobik, kekuatan aerobik, kecepatan dan meloncat,

kelincahan dan kekuatan tubuh yang diperlukan dalam olahraga sepakbola”.

Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 82-97) menyatakan bahwa, untuk mencapai

kondisi fisik yang prima harus dilakukan latihan kondisi fisik. Adapun latihan

kondisi fisik dalam permainan sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Kondisi fisik umum (general physical condition) yaitu latihan kondisi

fisik umum adalah latihan kondisi fisik yang belum dikaitkan dengan

cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain, pembentukan kondisi fisik

tersebut masih bersifat umum dan dasar. Komponen-komponen

kondisi fisik secara umum di antaranya: power, kekuatan, kecepatan,

daya tahan, kelentukan, kelincahan.

2) Latihan kondisi fisik khusus (specific physical conditioning) adalah

latihan untuk membina kemampuan fisik yang khusus sesuai dengan

Page 46: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tuntutan cabang olahraga sepakbola. Latihan kondisi fisik khusus

dibedakan menjadi dua yaitu:

(1) Latihan fisik khusus tanpa bola yaitu merupakan latihan dengan

kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan cabang olahraga

sepakbola. Latihan fisik tanpa bola ini berupa gerakan-gerakan

yang ditemui atau dilakukan dalam permainan sepakbola. Latihan

ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas fisik seperti

kecepatan, daya ledak, daya tahan, kelentukan dan kelincahan

sesuai dengan permainan sepakbola.

(2) Latihan fisik khusus dengan bola yaitu merupakan bentuk latihan

perpaduan antara latihan teknik dan latihan fisik. Hal ini

maksudnya, kemampuan fisik pemain dapat ditingkatkan dengan

menggunakan atau memainkan bola. Sebagai contoh: untuk

melatih kecepatan dengan bola berarti menggiring bola dengan

cepat. Namun untuk menggiring bola dengan cepat, seorang

pemain sepakbola harus mahir menggiring bola.

Secara keseluruhan komponen-komponen kondisi fisik dibutuhkan dalam

permainan sepakbola. Namun demikian dibutuhkan kondisi fisik secara khusus

yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola. Jika seorang pemain sepakbola

kemampuan kondisi fisik umumnya baik, maka akan sangat menunjang dalam

mengembangkan kondisi fisik secara khusus yang berkaitan dengan permainan

sepakbola. Komponen-komponen kondisi fisik secara umum menurut Mulyono B.

(2002: 2) yaitu: “Kekuatan, daya tahan, power, kelentukan, keseimbangan,

ketepatan, koordinasi, kelincahan dan reaksi”.

Komponen-komponen kondisi fisik tersebut sangat penting dalam

permainan sepakbola. Untuk meningkatkan komponen-komponen kondisi fisik

tersebut harus dilakukan latihan dengan baik dan benar.

1) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan merupakan basik dari kemampuan fisik secara keseluruhan. Baik

tidaknya kemampuan fisik seseorang dapat dipengaruhi oleh kekuatan yang

dimiliki. Berkaitan dengan kekuatan, Sudjarwo (1993: 25) menyatakan,

“Kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau kelompok otot untuk mengatasi

suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas".

Page 47: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kekuatan otot berperanan penting untuk penampilan fisik seseorang. Untuk

mencapai kekuatan maksimal harus dilakukan latihan yang tepat. Depdiknas

(2002: 111) memberikan metode latihan kekuatan sebagai berikut:

1) Metode repetisi dengan ciri-ciri:

(1) Intenitas beban tinggi (70-100%)

(2) Jumlah repetisi per set rendah (1-10 kali)

(3) Jumlah set 3-8

(4) Recovery antar set 2-5 menit.

Tujuan kekuatan maksimal dan kekuatan eksplosif dan hipertropi otot.

2) Metode interval intensif dengan ciri-ciri:

(1) Intensitas beban sedang (30-75%)

(2) Jumlah repetisi per set 6-10 kali

(3) Recovery antar set 2-5 menit

3) Metode interval ekstensif dengan ciri-ciri:

(1) Intensitas beban rendah (25-60%)

(2) Jumlah repetisi antar set sebanyak (10-20 dan >30 kali)

(3) Jumlah set 3-6

(4) Recovery antara 0,5-1,5 menit

Tujuan untuk daya tahan kekuatan maksimal, daya tahan power dan

daya tahan kekuatan.

Latihan kekuatan dapat dilakukan dengan metode repetisi, metode interval

intensif dan metode interval ekstensif. Di samping itu, faktor-faktor mendukung

kekuatan harus dalam kondisi baik. Suharno HP. (1993: 39-40) menyatakan

faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan yaitu:

1) Besar kecilnya potongan melintang (potongan morpholigis yang

tergantung pada proses hipertropi otot).

2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin

banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar.

3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin

besar kekuatan.

4) Innervasi otot baik pusat maupun perifeer.

5) Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP).

6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah (rilex) berarti

kekuatan otot tersebutsaat bekerja semakin besar.

7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik tidaknya kekuatan otot.

2) Power

Power merupakan unsur kondisi fisik yang dibutuhkan pada hampir semua

cabang olahraga. Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang

Page 48: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal

dalam waktu yang singkat. Berkaitan dengan power Suharno HP. (1993: 95)

menyatakan, “Eksplosive power adalah kemampuan otot atlet untuk mengatasi

tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerakan

utuh”. Untuk memperoleh power yang baik harus dilakukan latihan yang baik dan

tepat. Ciri-ciri latihan power menurut Suharno HP. (1993: 9) yaitu:

1) Melawan beban berat badan sendiri atau tambahan beban luar relatif

ringan.

2) Gerakan latihan dinamis dan cepat.

3) Gerakan merupakan satu gerak yang utuh, singkat dan harmonis.

4) Bentuk bahan latihan cyclic dan acyclic

5) Intensitas sub maksimal atau maksimal.

Latihan untuk meningkatkan power pada prinsipnya menggunakan beban

yang pelaksanaannya dilakukan dengan dinamis dan cepat. Di samping latihan

yang teratur, power akan meningkat jika didukung faktor-faktotor pendukung.

Suharno HP. (1993: 59-60) menyatakan faktor penentu baik tidaknya power

adalah:

1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih dari atlet.

2) Kekuatan dan kecepatan otot atlet

Ingat rumus P = F x V

P = power, F = force, V = velocity.

3) Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan

hanya 15 detik, power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu

rangsangan selama 34 detik.

4) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan.

5) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP).

3) Daya Tahan (Endurance)

Daya tahan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kerja

dalam waktu yang relatif lama. Berkaitan dengan daya tahan Ismaryati (2006:

118) menyatakan, “Daya tahan adalah kemampuan otot untuk melakukan suatu

kerja secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

Untuk mencapai daya tahan yang baik harus dilakukan latihan. Ciri-ciri latihan

daya tahan menurut Suharno HP. (1993: 4) yaitu:

Page 49: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1) Bentuk lari jarak jauh (gerakan cyclic) dan bentuk gerakan acyclic

yang terus menerus dalam waktu tertentu minimal 20 menit atau 30

menit.

2) Ada stress terhadap kerja jantung, paru-paru, otot dan syaraf yang

bersifat lama. Khusus untuk meningkatkan daya tahan aerobik perlu

dilatih gerakan tanpa mengambil nafas, sehingga cadangan zat kimia

dalam otot (ATP dan alkali reserve meningkat).

3) Metode yang digunakan: constan training, cross country, fartlek,

interval training, circuit training.

Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam latihan daya tahan yaitu

adanya konsumsi oksigen (O2). Namun demikian, daya tahan akan meningkat

dengan baik, jika faktor-faktor pendukungnya juga baik. Menurut Suharno HP.

(1993: 43) faktor-faktor penentu daya tahan antara lain:

1) Jenis fibril otot, fibril otot merah/tonic cocok untuk kerja daya tahan

karena banyak mengandung myohaemoglobin.

2) Kualitas pernapasan dan peredaran darah (kapasitas vital, denyut pools

per menit, vasodilatasi).

3) Proses metabolisme dalam otot dan kerja hormone.

4) Pengaturan sitem syaraf, baik pusat maupun perifer (syaraf simpatis

dan para parasimpatis).

5) Kekuatan maksimal, daya ledak dan dan power endurance.

6) Koordinasi gerakan otot-otot, irama gerak dan pernapasan.

7) Susunan kimia dalam otot (glycogen, ATP dan alkali reserve).

8) Umur kalender dan jenis kelamin).

4) Kelentukan

Kelentukan adalah kualitas persendian beserta otot-otot di sekitarnya

dalam melakukan gerak secara maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada

bagian-bagian tersebut. Berkaitan dengan kelentukan Rusli Lutan dkk. (1992:

114) menyatakan, “Kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya”.

Untuk memperoleh kelentukan yang baik harus dilakukan latihan yang baik dan

benar. Metode latihan kelentukan menurut Depdiknas (2002: 118) sebagai berikut:

1) Dimulai dari kelentukan umum.

2) Kelentukan-kelentukan khusus suatu cabang olahraga harus dilatih dan

dicapai dengan amplitudo gerakan seoptimal mungkin karena

diperlukan untuk pertandingan dan peningkatan prestasi.

3) Lakukan ke semua arah secara optimal sesuai dengan fungsi dan

kemampuannya.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4) Latihan-latihan kelentukan harus diberikan sebelum dan sesudah

latihan kekuatan dan latihan kecepatan guna menghindari kekakuan

otot dan membantu pemulihan.

5) Program pengembangan kelentukan perlu juga dikombinasikan dengan

latihan kekuatan karena tanpa kekuatan amplitudo gerakan yang benar

tidak dapat dicapai.

Latihan secara baik dan teratur berperan penting untuk meningkatkan

kelentukan. Di samping itu harus didukung faktor lainnya. Suharno HP. (1993:

53) menyatakan faktor-faktor penentu kelentukan adalah:

1) Elastisitas dari otot, ligamentum, tendo dan capsula.

2) Luas sempitnya ruang gerak sendi (ROM).

3) Tonus otot, tendo, ligamentum dan kapsula.

4) Tergantung derajat panas di luar (temperatur)

5) Unsur kejiwaan, jemu, muram, takut, senang, semangat.

6) Kualitas tulang-tulang yang membentuk persendian.

7) Faktor umur dan jenis kelamin.

5) Keseimbangan

Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistem

neuromuscular dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neuromuscular

tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak. Berkaitan

dengan keseimbangan Suharno HP (1993: 12) menyatakan, “Keseimbangan

adalah kemampuan atlet untuk mempertahankan keseimbangan badan berbagai

keadaan tetap seimbang”. Sedangkan Ismaryati (2006: 48) menyatakan,

keseimbangan dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan

seimbang dalam keadaan diam.

2) Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan keadaan

seimbang dalam keadaan bergerak, misalnya berjalan, berlari,

melambung dan lain sebagainya. Kualitas keseimbangan dinamis

bergantung pada mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi

kinestetik, tendon dan persendian, persepsi visual selama melakukan

gerakan dan kemampuan koordinasi.

Cara melatih keseimbangan menurut Suharno HP. (1993: 12) sebagai

berikut:

1) Gerakan dari yang mudah ke yang sukar dari gerak sederhana ke gerak

kompleks.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Mempersulit kondisi latihan, misalnya: memperkecil bidang tumpuan,

bidang tumpuan ditinggikan, bidang tumpuan dibuat labil,

memejamkan mata dan lain-lain.

3) Pusat keseimbangan terletak di dalam rumah siput telinga (apparatus

vestibularis). Oleh sebab itu posisi badan dengan jari tangan sebagai

pusat gerak yang terletak di tanah merupakan salah satu bentuk latihan

keseimbangan yang efektif.

Keseimbangan akan berkembang secara maksimal jika dilakukan latihan

dengan baik dan teratur. Di samping itu, faktor-faktor yang mempengaruhi

keseimbangan harus dalam kondisi baik. Suharno HP. (1993:67) menyatakan

bahwa faktor-faktor penentu keseimbangan yaitu:

1) Tinggi rendahnya titik berat badan.

2) Luas sempitnya bidang tumpuan

3) Berat badan atlet

4) Tergantung dari datangnya gaya.

5) Baik tidaknya koordinasi

6) Labil tidaknya bidang tumpuan

7) Memejamkan mata atau tidak

8) Tinggi rendahnya bidang tumpuan.

6) Ketepatan

Ketapatan pada dasarnya kemampuan seseorang untuk mengenai sasaran

dengan tepat. Berkaitan dengan ketepatan Iskandar Z. Sapoetra dkk., (1999: 7)

menyatakan, “Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk

mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki”. Untuk

mendapatkan ketepatan yang baik harus dilakukan latihan secara teratur. Cara

melatih ketepatan menurut Suharno HP. (1993: 64) sebagai berikut:

1) Frekuensi gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin agar gerak

menjadi otomatis benar.

2) Jarak sasaran dimulai dari dekat kemudian semakin dijauhkan.

3) Gerakan dari lambat ke cepat, setiap gerak harus ada kecermatan dan

ketelitian.

4) Sering diadakan pertandingan untuk evaluasi hasil latihan ketepatan.

Ketepatan merupakan komponen kondisi fisik yang berperan penting

dalam cabang olahraga permainan sepakbola. Ketepatan akan meningkat secara

Page 52: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

maksimal jika ditunjang faktor pendukungnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan menurut Suharno HP. (1993: 64) yaitu:

1) Koordinasi baik akan menjamin baiknya ketepatan (accuracy).

2) Tergantung pada besar dan kecilnya target.

3) Ketajaman indera.

4) Jauh dekatnya sasaran.

5) Benar dan tidaknya penguasaan teknik.

6) Cepat dan lambatnya gerakan.

7) Perasaan gerak dan ketelitian gerak atlet.

8) Kuat lemahnya pelaksanaan gerak untuk mengarahkan ke target.

7) Koordinasi

Koordinasi bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi

tersusun dari dan saling berinteraksi dengan kualitas-kualitas fisik yang lain.

Bompa dalam Harsono (1988: 219) menyatakan “Koordinasi sangat erat

hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Koordinasi merupakan kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-

macam gerakan tunggal secara efektif. Koordinasi menyatakan hubungan yang

harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan

koordinasi merupakan unsur dasar yang baik dalam menyelesaikan tugas dalam

kehidupan sehari-hari. Bentuk-bentuk latihan koordinasi menurut Suharno HP.

(1993: 12) sebagai berikut:

1) Pelajari koordinasi gerakan yang baru dan beraneka ragam dengan

tujuan untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang kompleks.

2) Pelajari keterampilan-keterampilan gerakan yang harus secara

bervariasi. Gerakan-gerakan yang terotomatisasi sebaiknya

dikonfrontasi, karena gerakan tersebut menghambat perkembangann

koordinasi.

3) Latihan-latihan untuk mengembangkan koordinasi harus menunjukkan

satu tingkat kesulitan tertentu dalam arti koordinasi motorik.

4) Pengembangan koordinasi yang lebih baik pada usia anak-anak dan

remaja yang merupakan dasar untuk mempelajari keterampilan-

keterampilan yang baru dan kompleks.

5) Latihan-latihan yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan

koordinasi sebaiknya pada awal suatu unit (sesi) latihan dimana

volume latihannya tidak begitu besar dan sebaiknya dilakukan dengan

frekuensi yang tinggi.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Latihan secara berulang-ulang dengan bentuk latihan yang benar akan

meningkatkan koordinasi menjadi lebih baik. Koordinasi akan meningkat secara

maksimal, jika faktor-faktor penentu koordinasi dalam kondisi baik. Suharno HP.

(1993: 62) menyatakan, dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi

dipengaruhi oleh:

1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet

dan hasil dari latihan.

2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan.

3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet.

4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.

8) Kecepatan (Speed)

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang

olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila diransang dan untuk menampilkan

atau melakukan gerakan secepat mungkin. Berkaitan dengan kecepatan, KONI

(1993: 31) berpendapat, “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh sesuatu jarak dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”. Metode latihan kecepatan menurut Depdiknas (2002: 114)

sebagai berikut:

1) Metode pengulangan dengan ciri-ciri:

(1) Intensitas tinggi sekali atau maaksimal (90-100%)

(2) Volume beban rendah (1-6 ulangan)

(3) Recovery relatif lama (3-5 menit)

(4) Durasi beban sangat singkat

2) Metode interval intensif dengan ciri-ciri:

(1) Intensitas beban submaksimal (80-90%)

(2) Volume beban menengah (6-10 ulangan per seri)

(3) Recovery agak lama (90-180 detik)

(4) Durasi beban menengah (30-60 detik)

Bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan menurut Depdiknas

(2002: 114&115) sebagai berikut:

1) Latihan kecepatan aksi dan reaksi:

(1) Bergerak cepat ke depan, ke belakang, ke samping kiri dan kanan

dengan memperhatikan gerakan tangan pelatih.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(2) Lari dengan memperhatikan dan mendengarkan aba-aba peluit

(akustik) dan instruksi pelatih.

(3) Permainan hitam putih

2) Latihan kekuatan kecepatan

(1) Lari menaiki tangga

(2) Lari di pasir pantai

(3) Lari sprint membawa bola medecine

(4) Bermacam-macam latihan pengembangan kekuatan kecepatan

dengan mempergunakan barbell, dumbel, rompi pasir dan lain

sebagainya.

3) Latihan kecepatan maksimal

(1) Lari melayang

(2) Lari meningkat

(3) Lari dengan pergantian tempo

(4) Sprint melayang, lari-lari dengan pergantian tempo

(5) Lari koordinasi (lari meningkat dan lari dengan pergantian tempo

dalam kecepatan sub maksimal 40-80 meter, lari gawang dan lari

bolak-balik)

4) Latihan daya tahan kecepatan:

(1) Dalam bentuk permainan kecil (lari berpasangan, saling mengejar

antara dua kelompok melewati dua buah tiang).

(2) Lari dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya (lari tempo

dengan intensitas rendah, lari dengan pergantian tempo, lari

segitiga, lari segi empat dan lain-lain)

(3) Lari tempo dengan intensitas maksimal dan sub maksimal serta

dengan perubahan arah menurut prinsip interval.

(4) Lari zig-zag dan lari bolak-balik dan lain-lain.

Macam-macam bentuk latihan tersebut sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kecepatan. Di sisi lain, faktor pendukung kecepatan harus dalam

kondisi baik. Faktor-faktor penentu kecepatan menurut Suharno HP. (1993: 48)

yaitu:

1) Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir (pembawaan), fibril

berwarna putih (phasic) baik untuk gerak yang cepat.

2) Pengaturan nervous system.

3) Kekuatan otot

4) Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot.

5) Kemauan dan disiplin individu atlet.

9) Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran motorik yang

sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan

Page 55: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Menurut Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999:

6) bahwa, "Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi

tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya".

Kelincahan tidak hanya diperlukan dalam olahraga tetapi juga situasi kerja dan

kegiatan rekreasi. Ciri-ciri untuk melatih kelincahan menurut Suharno HP. (1993:

8) yaitu:

1) Bentuk-bentuk latihan harus ada gerakan mengubah posisi dan arah

badan dengan kecepatan tinggi.

2) Rangsangan terhadap pusat syaraf sangat menentukan berhasil

tidaknya suatu latihan kelincahan karena koordinasi sangat urgen bagi

unsur kelincahan.

3) Adanya rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi

alat, lapangan dan sebagainya.

4) Adanya pedoman waktu yang pasti dalam latihan.

Kelincahan akan meningkat secara optimal jika ditunjang faktor yang

mendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Suharno HP.

(1993: 51) antara lain: “(1) kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, (2) kemampuan

berorientasi terhadap problem yang dihadapi/kemampuan berantisipasi, (3)

kemampuan mengatur keseimbangan, (4) tergantung kelentukan sendi-sendi, (5)

kemampuan mengerem gerakan-gerakan motorik“.

10) Reaksi

Reaksi pada prinsipnya kemampuan seseorang bergerak dengan cepat

untuk menanggapai rangsangan yang diterima. Berkaitan dengan reaksi M. Sajoto

(1995: 10) menyatakan, “Reaksi merupakan kemampuan seseorang bertindak

secepat-cepatnya dalam menanggapi rangsangan-rangsangan yang datang lewat

indera, syaraf atau feeling lainnya. Ciri-ciri latihan reaksi menurut Suharno HP.

(1993: 49-50) yaitu:

1) Dengan permainan hijau hitam. Aba-aba mula-mula lambat makin

lama makin cepat.

2) Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dari pelatih dan

harus dikerjakan secepat-cepatnya.

3) Dalam waktu tertentu dapat mereaksi bola yang dilempar sebanyak-

banyaknya dari pelatih.

4) Bertanding benar, start dengan pistol, bermain dengan bola.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kemampuan seseorang untuk merespon terhadap suatu rangsangan yang

diterimanya dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Suharno HP. (1993: 47)

faktor-faktor penentu waktu reaksi antara lain: “(1) tergantung pada iritabilitas

susunan syaraf, (2) daya orientasi situasi yang dihadapi atlet, (3) ketajaman panca

indera dalam menerima rangsangan dan, (4) kecepatan gerak dan daya ledak

atlet”.

b. Latihan Teknik

Teknik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu cabang

olahraga. Penampilan seorang atlet dalam bermain atau bertanding dapat

dipengaruhi oleh penguasaan teknik. Penguasaan teknik akan mempengaruhi

pencapaian prestasi olahraga. Sudjarwo (1993: 40) bahwa, “Peningkatan prestasi

dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik

untuk mencapai tujuannya”.

Mempelajari suatu teknik suatu cabang olahraga harus dilakukan dengan

metode yang baik dan tepat. Namun hal yang mendasar dalam mempelajari suatu

teknik olahraga harus dilakukan secara berulang-ulang. Seperti dikemukakan

Suharno HP. (1993:22) bahwa, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur

gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan

latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.

Mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya adalah

kunci untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga. Di samping itu, perlu

menganalisia gerakan teknik yang dipelajari. Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996: 106) menyatakan, untuk menguasai teknik suatu cabang

olahraga ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:

1) Menganalisis gerak teknik. Hasil penganalisisan yang tepat dipakai

sebagai patokan pembinaan, sehingga hanya gerakan-gerakan yang

tepat dan benar serta berfungsi saja yang dipilih untuk latihan

kecapakan teknik untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

2) Menghasilkan hal-hal yang dapat merintangi atau menghambat

efisiensi teknik.

Page 57: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Melalui penganalisaan dan penilaian yang seksama dapat diketahui

elemen-elemen penting yang berfungsi dengan baik dalam usaha pembentukan

kecakapan teknik. Untuk melatih teknik maka ada beberapa hal yang harus

diperhatikan. Sudjarwo (1993: 45-46) menyatakan hal-hal yang harus diperhatikan

dalam melatih teknik sebagai berikut:

1) Informasi teori dan instruksi pelaksanaan harus tegas dan jelas. Teori

teknik gerakan harus diberikan dengan jelas, diterangkan dengan

contoh atau peragaan yang tepat, selanjutnya dicoba untuk dilakukan

oleh atlet.

2) Contoh gerakan teknik dapat dilakukan dengan suatu demonstrasi yang

dilakukan oleh pelatih atau model yang ditunjuk untuk memberikan

peragaan secara tepat. Untuk menunjukkan gerakan yang tepat dapat

pula melalui media seperti film, slide, gambar-gambar atau media

lainnya.

3) Instruksi pelaksanaan harus cermat sebelum dilakukan gerakan ulang

(drill), sebab apabila gerakan teknik terlanjur salah dilakukan

seterusnya akan menjadi kebiasaan yang salah, sehingga sulit untuk

ditingkatkan.

4) Koreksi dan perbaikan harus selalu dilakukan agar tidak terjadi

kesalahan teknik.

5) Pemberian motivasi atau dorongan yang positif perlu diberikan,

demikian pula umpan balik dan evaluasi sangat diperlukan.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, dalam mempelajari

suatu teknik cabang olahraga perlu dilakukan analisa dan penilaian teknik secara

seksama dapat diketahui elemen-elemen yang penting yang berfungsi dengan baik

dalam usaha pembentukan kecakapan teknik. Dengan analisa teknik yang cermat

akan memudahkan dalam melatihnya. Dalam melatih teknik suatu cabang

olahraga dapat dilakukan dengan memberi informasi, memberikan contoh

gerakan, memberikan instruksi yang cermat, melakukan korekasi dan memberikan

motivasi.

c. Latihan Taktik

Taktik merupakan suatu cara yang digunakan atau diterapkan dalam suatu

pertandingan agar dapat memenangkan pertandingan. Berkaitan dengan taktik

Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 118) bahwa, “Taktik adalah

kecakapan rokhaniah atau kecakapan berfikir dalam melakukan kegiatan olahraga

Page 58: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

untuk mencapai kemenangan”. Menurut Sudjarwo (1993: 62) bahwa, “Taktik

adalah suatu siasat atau akal yang dirancang dan akan dilaksanakan dalam

permainan oleh perorangan, kelompok maupun tim untuk memenangkan suatu

pertandingan secara sportif”.

Taktik merupakan bagian yang penting untuk mencapai prestasi dalam

kegiatan olahraga. Untuk menerapkan taktik permainan harus direncanakan

dengan baik dan berusaha taktik yang diterapkan harus seefektif mungkin dan

mencapai hasil yang maksimal. Sudjarwo (1993: 62) menyatakan, “Ada dua aspek

yang penting dalam taktik dan perlu dipahami yaitu (1) konsepsi taktik yang

dilakukan sebelum pertandingan atau perencaan taktik dan (2) tindakan taktik

yang efektif dihasilkan dari situasi pertandingan yang nyata”.

Kemampuan menjalankan taktik permainan dengan baik dan benar tidak

terlepas dukungan dari berbagai faktor, misalnya dibutuhkan kemahiran teknik

yang baik, kondisi fisik yang prima dan lain sebagainya. Yusuf Adisasmita dan

Aip Syarifuddin (1996: 119) menyatakan faktor-faktor pendukung taktik yaitu:

1) Kemampuan fisik. Kemampuan fisik yang baik tidak akan

menyebabkan menurunnya tempo bertanding, sehingga tetap mampu

melaksanakan taktik dengan segala macam variasinya.

2) Kemampuan teknik. Kecapakan teknik sangat membantu lancarnya

tugas-tugas taktik. Dengan memiliki kemahiran teknik maka

konsentrasi hanya tertuju kepada taktik saja.

3) Team work. Kerjasama menentukan berhasilnya suatu team. Team

work menentukan pengertian-pengertian satu sama lain dalam

melaksanakan taktik.

4) Distribusi energi. Pengaturan distribusi energi selama pertandingan

harus sesuai dan tepat. Hal ini untuk menghindari menurunya tempo

karena kehabisan tenaga sebelum atau selesai bertanding atau tempo

bertanding rendah karena tidak menggunakan tenaga semestinya.

5) Penguasaan pola-pola pertandingan. Pola pertandingan sebaiknya

jangan statis, pola pertandingan hendaknya mempunyai variasi-variasi.

Hal ini perlu agar tidak dapat diterka lawan. Di samping itu, dengan

adanya variasi dapat digunakan untuk merubah taktik apabila usaha

yang terdahulu gagal.

Taktik dalam bertanding akan sangat bermanfaat atau berjalan dengan

lancar jika didukung kemampuan fisik yang prima, penguasaan teknik yang baik,

memiliki kerjasama yang kompak, distribusi energi yang baik serta penguasaan

Page 59: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pola-pola pertandingan. Bagian-bagian tersebut saling berkaitan satu dengan

lainnya, oleh karena itu harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap atlet.

d. Latihan Mental

Latihan yang sistematis dan kontinyu baik fisik, teknik, taktik dan mental

adalah sangat penting. Terkadang masih ada anggapan bahwa melatih mental

tidak penting, namun sebenarnya melatih mental tidak kalah pentingnya seperti

melatih fisik, teknik dan taktik. Andi Suhendro (1999: 6.3) menyatakan,

“Peningkatan kemampuan fisik, teknik dan taktik tanpa disertai pembinaan mental

yang baik akan mengakibatkan hasil negatif. Mental merupakan daya penggerak

dan pendorong untuk mengejawantahkan kemampuan fisik, teknik dan taktik atlet

dalam penampilan olahraga”. Sedangkan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

(1996: 127) menyatakan, “Setiap pertandingan bukan hanya merupakan a battle of

the body, akan tetapi juga a battle of mind bahkan 75% adalah masalah mental dan

hanya 30% masalah lainnya”.

Pendapat tersebut menunjukkan, mental memiliki prosentase yang lebih

besar dibandingkan faktor lainnya saat melakukan pertandingan. Hal ini karena,

mental berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan pemantap bagi atlet untuk

mempraktekkan kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi yang tinggi.

Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi mental atlet harus mampu

diatasi oleh atlet saat melangsungkan pertandingan. A. Hamidsyah Noer (1995:

357) menyatakan, “Faktor-faktor penyebab yang dapat mempengaruhi kondisi

mental, dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: (1) faktor-faktor yang

berasal dari dalam atlet (faktor intern), (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri

atlet (faktor ekstern)”.

Menangani mental atlet adalah sangat penting dalam pembinaan olahraga

prestasi. Usaha untuk mengatasi atau pencegahan mental atlet agar tidak drop saat

bertanding, maka dapat dilakukan dengan mengawasi dengan teliti dan

mengadakan diskusi-diskusi dengan atletnya. Segala permasalahan yang dihadapi

atlet dapat diutarakan kepada pelatih, sehingga pelatih dapat memecahkannya dan

memberikan semangat kepada atletnya. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

Page 60: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(1996: 125) menyatakan hal-hal yang diusahakan dan mendapat perhatian dalam

pembinaan mental yaitu:

1) Kemampuan dan kemauan (will power).

2) Semangat daya juang (fighting spirit).

3) Kemampuan menghadapi kesukaran atau kegagalan.

4) Percaya diri (self confident)

5) Menghindarkan percaya diri yang berlebihan (over confidence).

e. Kematangan Bertanding

Pertandingan merupakan salah satu cara untuk menilai sampai sejauh

mana kemampuan atlet selama mengikuti latihan baik latihan fisik, teknik, taktik

dan mental. Namun demikian salah satu hal yang sangat berpengaruh saat

pertandingan yaitu kematangan bertanding. Hal ini karena tanpa ada kematangan

bertanding atau semangat juang (fighting spirit) yang tinggi, maka akan

berpengaruh terhadap pencapaian prestasi.

Seorang atlet yang memiliki pengalaman bertanding akan memiliki sikap

tenang, cepat mengambil inisiatif, cepat dapat mengatasi kesukaran dan lebih

efektif dalam penggunaan tenaga. Oleh karena itu, pengalaman bertanding harus

dilakukan sebanyak mungkin hingga sampai pada titik mantap yang disebut

kematangan bertanding atau kematangan pengalaman bertanding. Dengan

memiliki kematangan bertanding, maka atlet akan memiliki kesiap siagaan

bertanding secara bulat dan menyeluruh dalam cabang olahraga yang ditekuninya.

Seorang pemain yang memiliki kematangan bertanding baik mempunyai peluang

yang besar untuk mencapai prestasi yang tinggi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Penelitian Fadilah Umar dan Slamet Widodo berjudul, “Penerapan

Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih-

Pelatih Club Cabang Olahraga Permainan di Surakarta Tahun 2009) diperoleh

simpulan: (1) Pelatih-pelatih klub cabang olahraga permainan di Surakarta pada

tahun 2009 sudah menerapkan metode kepelatihan dengan tepat, sebab dalam

Page 61: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

proses latihan sehari-hari beberapa prinsip latihan seperti prinsip penekanan beban

individu, beban progresif, variasi latihan, disiplin tinggi, keseimbangan work

relieve-recovery, dan prinsip koreksi serta eveluasi dijalankan dengan baik; (2)

Program latihan yang disusun oleh para pelatih klub-klub cabang olahraga

permainan di Surakarta pada tahun 2009 adalah baik, karena sebagian besar

program latihan telah disusun dengan program jangka waktu yang jelas, program

disesuaikan tingkat atau jenjang atlet, mengandung latihan teknik, mengandung

seluruh komponen latihan kondisi fisik (seperti latihan kekuatan, daya tahan,

kecepatan, kelincahan dan kelentukan), mengandung latihan taktik dan memuat

bentuk latihan mental.

C. Kerangka Pemikiran

Secara umum olahraga dilakukan oleh semua tingkatan usia dan

golongan masyarakat umum, namun secara khusus pembinaan olahraga ditujukan

pada peningkatan prestasi optimal yang dapat dicapai apabila dimulai dari usia

dini. Untuk mewadahi dan mengarahkan segala potensi yang dimiliki anak usia

dini dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mewadahi potensi yang ada. Dalam

dunia sepakbola, keberadaan SSB sangat diperlukan sebagai awal dari proses

pembentukan pesepakbola yang mampu berprestasi di level tertinggi. Setelah anak

usia dini berada dalam lingkungan yang tepat, masih banyak faktor yang saling

berpengaruh, diantaranya adalah keberadaan seorang pelatih, pelaksanaan latihan,

program latihan, perkembangan pemain dan prasarana sarana yang menunjang

latihan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :

1. Pelatih

Pelatih memegang peranan sangat penting dalam membina olahragawan

berbakat yang diharapkan dapat berprestasi dikemudian hari. Untuk meningkatkan

prestasi olahragawan, pelatih tidak cukup hanya berbekal dengan pengalaman

saja, namun diperlukan juga penguasan ilmu pegetahuan dan penerapan teknologi

yang sesuai dengan masing-masing cabang olahraga, serta senantiasa mengikuti

Page 62: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga dan berbagai disiplin ilmu

yang berkaitan dengan dunia olahraga.

2. Pelaksanaan Latihan

Ilmu pelatihan termasuk ilmu terapan, oleh karena itu pelatih perlu

mengerti, menghayati teori dan metodologi proses berlatih-melatih secara benar.

Salah satu ciri pelatih yang baik adalah pandai memilih atau menciptakan metode

latihan yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan. Pelatih dituntut

menguasai ilmu, memiliki jiwa seni yang tinggi serta seorang praktisi untuk

menerapkan teori dan metodologi ilmu kepelatihan. Tujuan utama olahraga

prestasi adalah meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin.

Untuk mencapai prestasi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya antara

lain kondisi fisik, teknik, taktik dan psikis. Semua faktor tersebut menjadi tugas

pelatih untuk membina dan meningkatkan kualitasnya.

3. Program Latihan

Untuk meningkatkan faktor-faktor pendukung pencapaian prestasi

olahraga tersebut, seorang pelatih harus mampu menyusun program latihan yang

tepat. Program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang,

supaya pada waktu yang telah ditentukan atau ditetapkan prestasi yang tinggi

dapat dicapai.

4. Perkembangan Pemain

Prestasi yang dicapai seorang pemain dapat dijadikan sebagai salah satu

acuan atau ukuran tentang keberhasilan seorang pelatih dan tingkat potensi atau

kualitas seorang pelatih. Oleh karena itu, membekali diri secara multilateral dari

disiplin ilmu tentang kepelatihan mutlak harus dimiliki seorang pelatih. Dengan

kemampuan yang tinggi baik secara teori maupun praktik, maka akan

menunjukkan kualitas seorang pelatih yang baik sehingga pada akhirnya akan

muncul pemain yang berkualitas.

5. Sarana dan Prasarana

Kualitas pemain harus didukung prasarana dan sarana yang baik.

Prasarana dan sarana yang baik merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna

Page 63: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya prasarana dan sarana yang baik maka

akan terganggu segala kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan.

Kaitannya dengan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode

kepelatihan di SSB yang berada di kota Surakarta. Apabila pelatih telah

menerapkan metode yang tepat dan latihan dilaksanakan secara teratur dan terukur

sesuai perkembangan anak didik, maka prestasi puncak akan dapat terwujud.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dalam

pemecahan masalah, maka penelitian ini dilaksanakan di masing-masing SSB di

Surakarta, yaitu:

1. SSB Bonansa

2. SSB MTA

3. SSB Pelita

4. SSB New Pelita

5. SSB Ksatria

6. SSB Tunas Tirta

7. SSB Adidas

8. SSB Putra Solo

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010 dan berakhir setelah

semua data terkumpul. Sedangkan pelaksanaan try out pada bulan Januari 2010 di

SSB yang berada di Salatiga.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian adalah

metode deskriptif dengan cara survei. Menurut Sugiyanto (1993: 52) bahwa,

“Penelitian deskriptif dengan metode survei yaitu penelitian bertujuan mencari

informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada

pada saat penelitian sedang berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya

tidak untuk menguji hipotesis, melainkan hanya untuk meminta gambaran atau

dekriptif tentang apa yang terjadi”.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pelatih pada

Page 65: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

SSB di Surakarta tahun 2009. SSB tersebut yaitu:

1. SSB Bonansa

2. SSB MTA

3. SSB Pelita

4. SSB New Pelita

5. SSB Ksatria

6. SSB Tunas Tirta

7. SSB Adidas

8. SSB Putra Solo

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuisioner.

Suharsimi Arikunto (1998: 140) menyatakan, “Kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang diketahui. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup

dan kuesionir terbuka. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi:

Kepelatihan, Proses Latihan, Program latihan, pembinaan, organisasi, pelatih,

pemain/atlet serta prasarana dan sarana.

Untuk memperoleh nilai dari kuisioner, penilaian dalam penelitian ini

menggunakan skala likert sebagai berikut:

Jawaban (a) skor nilainya: 4

Jawaban (b) skor nilainya: 3

Jawaban (c) skor nilainya: 2

Jawaban (d) skor nilainya: 1

Sedangkan langkah-langkah dan kisi-kisi membuat angket dapat dilihat

pada lampiran.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian,

karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah dalam penelitian. Dari data yang akan diperoleh kemudian

dianalisa. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 66: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif melalui frekuensi dan

prosentase.

Instrumen diujicobakan (try out) untuk keperluan validitas instrument itu

sendiri. Setelah didapatkan instrument yang valid, baru digunakan untuk

memperoleh data langsung di lapangan atau sampel penelitian. Adapun langkah-

langkah analisis data dalam penelitian sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji vailiditas penelitian ini menggunakan rumus prodduct moment dari

Suharsimi Arikunto (1998: 256) sebagai berikut:

N. XY - X. Y

r XY =

{N.X2 - ( X)

2} {N. Y

2 - ( Y)

2}

Keterangan :

N = Jumlah sampel

rXY = Korelasi antara X dan Y

X = Variabel prediktor

Y = Variabel kriterium

= Jumlah

2. Mencari Reliabilitas

Uji reliabilitas data dalam penelitian ini menggunakan koefisien

reliabilitas belah dua dari Mulyono B. (1997: 28) sebagai berikut:

N. Y1Y2 - ( Y1) ( Y2)

rY1Y2 =

{N. Y12

- ( Y1)2} {N. Y2

2 - ( Y2)

2

Hasil penghitungan korelasi di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus

reliabilita dari Sperman Brown sebagai berikut :

2. (rY1Y2)

r` =

1 + rY1Y2

Page 67: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dari hasilperhitungan rhitung dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf

signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka data tersebut valid. Sebaliknya jika rhitung

< rtabel maka butir soal tidak valid. Selanjutnya item soal yang dipakai sebagai

instrument penelitian adalah butir soal yang valid.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif melalui frekuensi dan

prosentase. Hasil perhitungan frekuensi dan prosentase yang diperoleh, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan secara deskriptif untuk masing-masing

instrument, sehingga akan diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai

variabel yang diteliti. Cara penghitungan prosentase masing-masing indikator

penelitian sebagai berikut:

Jawaban masing-masing indikator

F = X 100%

N (Jumlah sampel/responden)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai

berikut:

1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

2. Melakukan ujicoba instrumen penelitian

3. Menentukan jumlah butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan angket

penelitian

4. Menyebar angket penelitian pada responden/sampel yang telah ditentukan.

5. Menganalisis hasil jawaban angket dari sampel/responden.

6. Menyimpulkan hasil penelitian.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang diperoleh melalui butir soal, kemudian disajikan

dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan persentase dari setiap butir

instrumen serta dilengkapi dengan uraian deskriptif. Untuk memperoleh data

penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola

jawaban (a) skor nilainya: 4, (b) skor nilainya: 3, (c) skor nilainya: 2 dan (d) skor

nilainya: 1.

Uraian selanjutnya data hasil temuan didiskripsikan berdasarkan tiap butir

dan kelompok indikator yang sama. Ada 5 (lima) komponen dari hasil penelitian

yaitu: identifikasi pelatih, latihan, program latihan, pemain dan prasarana dan

sarana.

Berikut ini disajikan berturut-turut indikator-indikator penelitian sebagai

berikut:

1 .Identifikasi Pelatih

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi pelatih SSB di

Surakarta tahun 2009 butir soal 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Hasil pengolahan data tentang

latar belakang pelatih sebagai berikut:

1. Latar belakang pelatih mantan pemain sepakbola

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

1. Hasil yang dilacak butir soal nomor 1 yaitu mantan pemain sepakbola. Hasil

jawaban butir soal nomor 1 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 69: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Sepakbola Mantan Pemain Sepakbola

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 11 17 0 0 28

% 39.29% 60.71% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

SSB mantan pemain sepakbola yang diajukan ke 28 responden yang menjawab

indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 11 atau 39,29%, jawaban indikator b (nilai

3) sebanyak 17 atau 60.71%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0.00%

dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0.00%.

2. Prestasi yang dicapai pelatih saat menjadi pemain sepakbola

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

2. Hasil yang dilacak butir soal nomor 2 yaitu prestasi yang dicapai pelatih SSB

saat menjadi pemain sepakbola. Hasil jawaban butir soal nomor 2 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Prestasi yang Dicapai Pelatih SSB di Surakarta

saat menjadi pemain Sepakbola

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 6 5 14 3 28

% 21.43% 17.86% 50% 10.71% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal prestasi

yang dicapai pelatih SSB di Surakarta tahun 2009 saat menjadi pemain sepakbola

yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4)

sebanyak 6 atau 21.43%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 5 atau 17.86%,

jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak 14 atau 50% dan jawaban d (nilai 1)

sebanyak 3 atau 10.71%.

Page 70: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Pelatih mendapat pendidikan kepelatihan atau kursus pelatih di SSB

Surakarta tahun 2009

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

3. Hasil yang dilacak butir soal nomor 3 yaitu pendidikan kepelatihan atau kursus

pelatih SSB Surakarta tahun 2009. Hasil jawaban butir soal nomor 3 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Pendidikan Kepelatihan atau Kurus Pelatih

Sepakbola

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 1 13 6 8 28

% 3.57% 46.43% 21.43% 28.57% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pendidikan

kepelatihan atau kursus pelatih SSB Surakarta tahun 2009 yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 1 atau 3.57%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 13 atau 46.43%, jawaban indikator c (nilai

2) sebanyak 6 atau 21.43% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 8 atau 28.57%.

4. Lamanya waktu menjadi pelatih SSB

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

4. Hasil yang dilacak butir soal nomor 4 yaitu berapa lama menjadi pelatih SSB.

Hasil jawaban butir soal nomor 4 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Lamanya Menjadi Pelatih SSB

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 8 5 9 6 28

% 28.57% 17.86% 32.14% 23.08% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal berapa

lama menjadi pelatih SSB yang diajukan ke 28 responden yang menjawab

indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 8 atau 28.57%, jawaban indikator b (nilai

3) sebanyak 5 atau 17.86%, jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak 9 atau 32.14%

dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 6 atau 23.08%.

Page 71: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

5. Pemanduan bakat untuk seleksi pemain sepakbola

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

5. Hasil yang dilacak butir soal nomor 5 yaitu pelatih mengadakan pemanduan

bakat untuk seleksi pemain sepakbola di SSB Surakarta tahun 2009. Hasil

jawaban butir soal nomor 5 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Pemanduan Bakat untuk Atlet Sepakbola

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 3 18 6 1 28

% 10.71% 64.29% 21.43% 3.57% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

mengadakan pemanduan bakat untuk seleksi pemain sepakbola di SSB Surakarta

tahun 2009 yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 4) sebanyak 3 atau 10.71%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 18 atau

64.29%, jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak 6 atau 21.43% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 1 atau 3.57%.

6. Tanggapan pelatih terhadap pendapat pemain

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

6. Hasil yang dilacak butir soal nomor 6 yaitu tanggapan pelatih terhadap

pendapat pemain. Hasil jawaban butir soal nomor 6 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Tanggapan Pelatih terhadap Pendapat Pemain

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 21 7 0 0 28

% 75% 25% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal tanggapan

pelatih terhadap pendapat pemain yang diajukan ke 28 responden yang menjawab

indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 7 atau 25%, jawaban indikator b (nilai 3)

Page 72: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sebanyak 21 atau 75%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan

jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

7. Jalinan komunikasi pelatih dengan pemain

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

7. Hasil yang dilacak butir soal nomor 7 yaitu jalinan komunikasi pelatih dengan

pemain. Hasil jawaban butir soal nomor 7 disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Jalinan Komunikasi Pelatih dengan Pemain

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 24 4 0 0 28

% 85.71% 14.29% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal jalinan

komunikasi pelatih dengan pemain yang diajukan ke 28 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 24 atau 85.71%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 4 atau 14.29%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak

ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

8. Kerjasama pelatih dengan pemain saat latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

8. Hasil yang dilacak butir soal nomor 8 yaitu kerjasama pelatih dengan pemain

saat latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 8 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Kerjasama Pelatih dengan Pemain saat Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 14 14 0 0 28

% 50% 50% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kerjasama

pelatih dengan pemain saat latihan yang diajukan ke 28 responden yang menjawab

Page 73: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 14 atau 50%, jawaban indikator b (nilai 3)

sebanyak 14 atau 50%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan

jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

9. Pelatih memberikan masukan dan motivasi kepada pemainnya sebelum

dan setelah pertandingan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

9. Hasil yang dilacak butir soal nomor 9 yaitu pelatih memberikan masukan dan

motivasi kepada pemainnya sebelum dan setelah pertandingan. Hasil jawaban

butir soal nomor 9 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Memberikan Masukan dan Motivasi

Kepada Pemain Sebelum dan Sesudah Pertandingan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 14 14 0 0 28

% 50% 50% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

memberikan masukan dan motivasi kepada pemainnya sebelum dan setelah

pertandingan yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 4) sebanyak 14 atau 50%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 14 atau

50%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak

ada atau 0%.

2. Identifikasi Latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi latihan SSB di

Surakarta tahun 2010 butir soal 10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20. Hasil

pengolahan data tentang identifikasi latihan sebagai berikut:

Page 74: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

10. Pelaksanaan latihan disesuaikan dengan kelompok umur siswa

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

10. Hasil yang dilacak butir soal nomor 10 yaitu pelaksanaan latihan di SSB

Surakarta tahun 2009 disesuaikan dengan kelompok umur siswa. Hasil jawaban

butir soal nomor 10 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelaksanaan Latihan Disesuaikan dengan

Kelompok Umur

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 14 14 0 0 28

% 50% 50% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal

pelaksanaan latihan di SSB Surakarta tahun 2009 disesuaikan dengan kelompok

umur siswa yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 4) sebanyak 14 atau 50%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 14 atau

50%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak

ada atau 0%.

11. Program latihan yang diberikan pelatih terprogram

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

11. Hasil yang dilacak butir soal nomor 11 yaitu latihan yang diberikan pelatih di

SSB Surakarta tahun 2009 selalu terprogram. Hasil jawaban butir soal nomor 11

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan Pelatih Selalu

Terprogram

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 5 22 1 0 28

% 17.86% 78.57% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan

yang diberikan pelatih di SSB Surakarta tahun 2009 selalu terprogram yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

Page 75: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5 atau 17.86%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 22 atau 78.57%, jawaban

indikator c (nilai 2) sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau

0%.

12. Program latihan yang diberikan pelatih mempunyai sasaran yang ingin

dicapai

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

12. Hasil yang dilacak butir soal nomor 12 yaitu program latihan yang diberikan

pelatih mempunyai sasaran yang ingin dicapai. Hasil jawaban butir soal nomor 12

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Mempunyai Sasaran

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 14 14 0 0 28

% 50% 50% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang diberikan pelatih mempunyai sasaran yang ingin dicapai yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

14 atau 50%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 14 atau 50%, jawaban

indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

13. Kehadiran siswa dalam latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

13. Hasil yang dilacak butir soal nomor 13 yaitu kehadiran siswa dalam latihan.

Hasil jawaban butir soal nomor 13 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Kehadiran Siswa dalam Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 19 9 0 0 28

% 67.86% 32.14% 0% 0% 100%

Page 76: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kehadiran

siswa dalam latihan yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator

jawaban a (nilai 4) sebanyak 19 atau 67.86%, jawaban indikator b (nilai 3)

sebanyak 9 atau 32.14%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan

jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

14. Latihan yang diberikan sudah sesuai dengan kemampuan kondisi

masing-masing siswa

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

14. Hasil yang dilacak butir soal nomor 14 yaitu latihan yang diberikan sudah

sesuai dengan kondisi masing-masing siswa. Hasil jawaban butir soal nomor 14

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan Sesuai dengan

Kondisi Siswa

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 9 19 0 0 28

% 32.14% 67.86% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan

yang diberikan sudah sesuai dengan kondisi masing-masing siswa yang diajukan

ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 9 atau

32.14%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 19 atau 67.86%, jawaban

indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

15. Latihan yang diberikan dalam bentuk sirkuit

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

15. Hasil yang dilacak butir soal nomor 15 yaitu latihan yang diberikan di SSB

Surakarta tahun 2009 menerapkan metode sirkuit. Hasil jawaban butir soal nomor

15 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 77: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan dengan Metode

Sirkuit

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 24 2 0 28

% 7.14% 85.71% 7.14% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan

yang diberikan di SSB Surakarta tahun 2009 menerapkan metode sirkuit yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

2 atau 7.14%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 24 atau 85.71%, jawaban

indikator c (nilai 2) sebanyak 2 atau 7.14% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau

0%.

16. Penerapan prinsip latihan overload dari hari ke hari pada saat latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

16. Hasil yang dilacak butir soal nomor 16 yaitu penerapan prinsip latihan

overload dari hari ke hari saat latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 16

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Penerapan Prinsip Latihan Overload

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 25 0 1 28

% 7.14% 89.29% 0% 3.57% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal penerapan

prinsip latihan overload dari hari ke hari saat latihan yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau 7.14%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 25 atau 89.29%, jawaban indikator c (nilai

2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 1 atau 3.57%.

17. Periodesasi latihan di SSB Surakarta tahun 2009

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

17. Hasil yang dilacak butir soal nomor 17 yaitu periodesasi latihan yang

Page 78: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

diberikan di SSB Surakarta tahun 2009. Hasil jawaban butir soal nomor 17

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Periodesasi Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 9 19 0 0 28

% 32.14% 67.86% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal periodesasi

latihan yang diberikan di SSB Surakarta tahun 2009 yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 9 atau 31.14%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 19 atau 67.86%, jawaban indikator c (nilai

2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

18. Mengadakan evaluasi pada saat dan setelah latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

18. Hasil yang dilacak butir soal nomor 18 yaitu pelatih mengadakan evaluasi

pada saat dan setelah latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 18 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Evaluasi pada Saat dan Setelah Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 5 22 1 0 28

% 17.86% 78.57% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

mengadakan evaluasi pada saat dan setelah latihan yang diajukan ke 28 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 5 atau 17.86%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 22 atau 78.57%, jawaban indikator c (nilai 2)

sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

19. Pelatih membuat suasana senang pada saat latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

19. Hasil yang dilacak butir soal nomor 19 yaitu pelatih membuat suasana senang

pada saat latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 19 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Membuat Suasana Senang pada Saat

Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 13 15 0 0 28

% 46.43% 53.57% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

membuat suasana senang pada saat latihan yang diajukan ke 28 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 13 atau 46.43%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 15 atau 53.57%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak

ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

20. Latihan yang diberikan pelatih sesuai prosedur

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

20. Hasil yang dilacak butir soal nomor 20 yaitu latihan yang diberikan pelatih

sesuai dengan prosedur. Hasil jawaban butir soal nomor 20 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Latihan yang Diberikan pelatih Sesuai dengan

Prosedur

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 10 18 0 0 28

% 35.71% 64.29% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan

yang diberikan pelatih sesuai dengan prosedur yang diajukan ke 28 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 10 atau 35.71%, jawaban

Page 80: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

indikator b (nilai 3) sebanyak 18 atau 64.29%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak

ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

3. Identifikasi Program Latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi program latihan SSB

di Surakarta tahun 2009 butir soal 21,22,23,24,25,26,27,28,29. Hasil pengolahan

data tentang identifikasi program latihan sebagai berikut:

21. Pelaksanaan latihan SSB Surakarta sudah sesuai dengan program latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

21. Hasil yang dilacak butir soal nomor 21 yaitu pelaksanaan latihan SSB

Surakarta sudah sesuai dengan program latihan yang disusun pelatih. Hasil

jawaban butir soal nomor 21 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Pelaksanaan Latihan Sudah Sesuai dengan

Program Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 5 23 0 0 28

% 17.86% 82.14% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal

pelaksanaan latihan SSB Surakarta sudah sesuai dengan program latihan yang

disusun pelatih yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban

a (nilai 4) sebanyak 5 atau 17.86%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 23 atau

82.14%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1)

tidak ada atau 0%.

22. Program latihan yang dibuat pelatih untuk meningkatkan kekuatan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

22. Hasil yang dilacak butir soal nomor 22 yaitu program latihan yang dibuat

pelatih bertujuan meningkatkan kekuatan. Hasil jawaban butir soal nomor 22

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 81: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk Meningkatkan

Kekuatan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 24 2 0 28

% 7.14% 85.71% 7.14% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang dibuat pelatih bertujuan meningkatkan kekuatan yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau 7.14%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 24 atau 85.71%, jawaban indikator c (nilai

2) sebanyak 2 atau 7.14% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

23. Program latihan yang dibuat pelatih untuk meningkatkan daya tahan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

23. Hasil yang dilacak butir soal nomor 23 yaitu program latihan yang dibuat

pelatih bertujuan meningkatkan daya tahan. Hasil jawaban butir soal nomor 23

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk Meningkatkan Daya

Tahan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 1 26 1 0 28

% 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang dibuat pelatih bertujuan meningkatkan daya tahan yang diajukan ke

28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 1 atau

3.57%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 26 atau 92.86%, jawaban indikator

c (nilai 2) sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

24. Program latihan yang dibuat pelatih untuk meningkatkan kecepatan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

24. Hasil yang dilacak butir soal nomor 24 yaitu program latihan yang dibuat

Page 82: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pelatih bertujuan meningkatkan kecepatan. Hasil jawaban butir soal nomor 24

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk Meningkatkan

Kecepatan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 25 1 0 28

% 7.14% 89.29% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang dibuat pelatih bertujuan meningkatkan kecepatan yang diajukan ke

28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau

7.14%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 25 atau 89.29%, jawaban indikator

c (nilai 2) sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

25. Program latihan yang dibuat pelatih untuk meningkatkan kelentukan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

25. Hasil yang dilacak butir soal nomor 25 yaitu program latihan yang dibuat

pelatih bertujuan meningkatkan kelentukan. Hasil jawaban butir soal nomor 25

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan untuk Meningkatkan

Kelentukan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 1 26 1 0 28

% 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang dibuat pelatih bertujuan meningkatkan kelentukan yang diajukan ke

28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 1 atau

3.57%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 26 atau 92.86%, jawaban indikator

c (nilai 2) sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

26. Pelatih menganalisis kekurangan kondisi fisik pemain

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

26. Hasil yang dilacak butir soal nomor 26 yaitu pelatih menganalisis

kekuarangan kemampuan kondisi fisik pemain. Hasil jawaban butir soal nomor 26

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Menganalisis Kekurangan Kondisi

Fisik Pemain

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 3 20 5 0 28

% 10.71% 71.43% 17.86% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

menganalisis kekuarangan kemampuan kondisi fisik pemain yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 3 atau 10.71%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 20 atau 71.43%, jawaban indikator c (nilai

2) sebanyak 5 atau 17.86% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

27. Latihan taktik dibuat dalam program latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

27. Hasil yang dilacak butir soal nomor 27 yaitu latihan taktik dibuat dalam

program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 27 disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Latihan Taktik Dibuat dalam Program Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 1 22 5 0 28

% 3.57% 78.86% 17.86% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan

taktik dibuat dalam program latihan yang diajukan ke 28 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 1 atau 3.57%, jawaban indikator

b (nilai 3) sebanyak 22 atau 78.86%, jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak 5 atau

17.86% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

Page 84: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

28. Program latihan memuat latihan mental

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

28. Hasil yang dilacak butir soal nomor 28 yaitu program latihan yang dibuat

pelatih memuat latihan mental. Hasil jawaban butir soal nomor 28 disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Memuat Latihan Mental

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 21 5 0 28

% 7.14% 75% 17.86% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program

latihan yang dibuat pelatih memuat latihan mental yang diajukan ke 28 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau 7.14%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 21 atau 75%, jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak

5 atau 17.86% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

29. Program latihan memuat latihan mental

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

29. Hasil yang dilacak butir soal nomor 29 yaitu pelatih mengadakan latihan uji

coba dengan SSB lain. Hasil jawaban butir soal nomor 29 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Mengadakan latihan Uji Coba

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 2 22 3 1 28

% 7.14% 78.57% 10.71% 3.57% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih

mengadakan latihan uji coba dengan SSB lain yang diajukan ke 28 responden

yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau 7.14%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 22 atau 78.57%, jawaban indikator c (nilai 2)

sebanyak 3 atau 10.71% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 1 atau 3.57%.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4. Identifikasi Pemain

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi pemain SSB

Surakarta tahun 2009 butir soal 30,31,32,33. Hasil pengolahan data tentang

identifikasi pemain sebagai berikut:

30. Kedisiplinan pemain SSB Surakarta tahun 2009 dalam mengikuti latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

30. Hasil yang dilacak butir soal nomor 30 yaitu kedisiplinan pemain SSB

Surakarta tahun 2009 dalam mengikuti latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 30

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Kedisplinan Pemain Mengikuti Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 6 22 0 0 28

% 21.43% 78.57% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal

kedisiplinan pemain SSB Surakarta tahun 2010 dalam mengikuti latihan yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

6 atau 21.43%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 22 atau 78.57%, jawaban

indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

31. Tingkah laku pemain SSB Surakarta tahun 2009 terhadap pelatih

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

31. Hasil yang dilacak butir soal nomor 31 yaitu tingkah laku pemain SSB

Surakarta tahun 2009 terhadap pelatih. Hasil jawaban butir soal nomor 31

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Tingkah Laku Pemain terhadap Pelatih

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 20 8 0 0 28

% 71.43% 28.57% 0% 0% 100%

Page 86: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal tingkah

laku pemain SSB Surakarta tahun 2009 terhadap pelatih yang diajukan ke 28

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 20 atau 71.43%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 8 atau 28.57%, jawaban indikator c (nilai

2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

32. Keaktifan pemain SSB Surakarta tahun 2009 dalam mengikuti tes

keterampilan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

32. Hasil yang dilacak butir soal nomor 32 yaitu keaktifan pemain SSB Surakarta

tahun 2009 dalam mengikuti tes keterampilan. Hasil jawaban butir soal nomor 32

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Keaktifan Pemain dalam Mengikuti Tes

Keterampilan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 1 26 1 0 28

% 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal keaktifan

pemain SSB Surakarta tahun 2009 dalam mengikuti tes keterampilan yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

1 atau 3.57%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 26 atau 92.86%, jawaban

indikator c (nilai 2) sebanyak 1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau

0%.

33. Perkembangan pemain SSB Surakarta tahun 2009 dalam penguasaan

teknik dasar bermain sepakbola

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

33. Hasil yang dilacak butir soal nomor 33 yaitu perkembangan pemain SSB

Surakarta tahun 2009 dalam penguasaan teknik dasar bermain sepakbola. Hasil

jawaban butir soal nomor 33 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 87: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 33. Frekuensi dan Prosentase Perkembangan Pemain dalam Penguasaan

Teknik Dasar Bermain Sepakbola

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 6 22 0 0 28

% 21.43% 78.57% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal

perkembangan pemain SSB Surakarta tahun 2010 dalam penguasaan teknik dasar

bermain sepakbola yang diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator

jawaban a (nilai 4) sebanyak 6 atau 21.43%, jawaban indikator b (nilai 3)

sebanyak 22 atau 78.57%, jawaban indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan

jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

5. Identifikasi Sarana dan Prasarana

Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi sarana dan prasarana

SSB Surakarta tahun 2009 butir soal 34,35,36,37. Hasil pengolahan data tentang

identifikasi sarana dan prasarana sebagai berikut:

34. Upaya pelatih dalam pengadaan perlengkapan untuk menunjang latihan

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

34. Hasil yang dilacak butir soal nomor 34 yaitu upaya pelatih dalam pengadaan

perlengkapan untuk menunjang proses latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 34

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 34. Frekuensi dan Prosentase Upaya Pelatih dalam Pengadaan Perlengkapan

untuk Latihan

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 4 24 0 0 28

% 14.29% 85.71% 0% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal upaya

pelatih dalam pengadaan perlengkapan untuk menunjang proses latihan yang

diajukan ke 28 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak

Page 88: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4 atau 14.29%, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 24 atau 85.71%, jawaban

indikator c (nilai 2) tidak ada atau 0% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

35. Kondisi perlengkapan SSB Surakarta tahun 2009

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

35. Hasil yang dilacak butir soal nomor 35 yaitu kondisi perlengkapan SSB

Surakarta tahun 2009. Hasil jawaban butir soal nomor 35 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 35. Frekuensi dan Prosentase Kondisi Perlengkapan SSB Surakarta

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 6 21 1 0 28

% 21.43% 75% 3.57% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kondisi

perlengkapan SSB Surakarta tahun 2009 yang diajukan ke 28 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 6 atau 21.43%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 21 atau 75%, jawaban indikator c (nilai 2) sebanyak

1 atau 3.57% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

36. Kondisi Lapangan yang digunakan latihan SSB Surakarta tahun 2009

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

36. Hasil yang dilacak butir soal nomor 36 yaitu kondisi lapangan yang digunakan

latihan SSB Surakarta tahun 2009. Hasil jawaban butir soal nomor 36 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 36. Frekuensi dan Prosentase Kondisi Lapangan yang Digunakan Latihan

SSB Surakarta

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 6 16 3 0 28

% 21.43% 57.14% 10.71% 0% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal kondisi

lapangan yang digunakan latihan SSB Surakarta tahun 2009 yang diajukan ke 28

Page 89: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 6 atau 21.43%,

jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 16 atau 57.14%, jawaban indikator c (nilai

2) sebanyak 3 atau 10.71% dan jawaban d (nilai 1) tidak ada atau 0%.

37. Kondisi Lapangan yang digunakan latihan SSB Surakarta tahun 2009

Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor

37. Hasil yang dilacak butir soal nomor 37 yaitu jumlah bola yang dimiliki SSB

Surakarta tahun 2009. Hasil jawaban butir soal nomor 37 disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 37. Frekuensi dan Prosentase Jumlah Bola yang Dimiliki SSB Surakarta

F & % Rentang Nilai

Jumlah a/4 b/3 c/2 d/1

F 8 4 5 11 28

% 28.57% 14.29% 17.86% 39.29% 100%

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal jumlah

bola yang dimiliki SSB Surakarta tahun 2009 yang diajukan ke 28 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 8 atau 28.57%, jawaban

indikator b (nilai 3) sebanyak 4 atau 14.29%, jawaban indikator c (nilai 2)

sebanyak 5 atau 17.86% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 11 atau 39.29%.

B. Pembahasan

Berdasarkan identifikasi dari masing-masing indikator, maka dari jawaban

frekuensi dan prosentase masing-masing butir soal diakumulasikan atau

dijumlahkan. Dari empat (4) alternatif pilihan jawaban (a, b, c dan d) tersebut,

dijadikan patokan menyimpulkan dari jumlah prosentase masing-masing jawaban.

Jika prosentase jawaban lebih banyak pada jawaban a atau nilai 4, maka

simpulannya baik sekali, jika jawabannya lebih banyak pada jawaban b atau

nilai 3 maka simpulannya baik, jika jawabannya lebih banyak pada jawaban c

atau nilai 2 maka simpulannya kurang dan jika jawabannya lebih banyak pada

jawaban d atau nilai 1 maka simpulannya kurang sekali.

Page 90: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berikut ini disajikan akumulasi jawaban dari masing-masing indikator

studi tentang penerapan metode kepelatihan SSB di Surakarta tahun 2010 sebagai

berikut:

2. Identifikasi Pelatih SSB Surakarta Tahun 2009

Identifikasi pelatih SSB Surakarta tahun 2009 terdiri 9 butir soal. Hasil

jawaban dari kesembilan indikator pelatih SSB Surakarta tahun 2009 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 38. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Pelatih SSB

Surakarta Tahun 2009

No Indikator Jawaban Total

a/4 b/3 c/2 d/1

1 39.39% 60.71% 0% 0% 100%

2 21.43% 17.86% 50% 10.71% 100%

3 3.57% 46.43% 21.43% 28.57% 100%

4 28.57% 17.86% 32.14% 23.08% 100%

5 10.71% 64.29% 21.43% 3.57% 100%

6 75% 25% 0% 0% 100%

7 85.71% 14.29% 0% 0% 100.%

8 50% 50% 0% 0% 100%

9 50% 50% 0.% 0% 100%

Jumlah 900.75% 600.97% 243.18% 65.93%

Rata-rata 90.08% 60.10% 24.32% 6.59%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi pelatih SSB

Surakarta tahun 2009 menunjukkan rata-rata total jawaban (a) 90.08%, jawaban

(b) 60.10%, jawaban (c) 24.32% dan jawaban (d) 6.59%. Hasil ini menunjukkan

keadaan pelatih SSB Surakarta tahun 2010 adalah baik sekali.

3. Identifikasi Latihan SSB Surakarta Tahun 2009

Identifikasi latihan SSB Surakarta tahun 2009 terdiri 11 butir soal. Hasil

jawaban dari kesebelas indikator latihan SSB Surakarta tahun 2009 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 91: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 39. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Latihan

SSB Surakarta Tahun 2009

No Indikator Jawaban Total

a/4 b/3 c/2 d/1

1 50% 50% 0% 0% 100%

2 17.86% 78.57% 3.57% 0% 100%

3 50% 50% 0% 0% 100%

4 67.86% 32.14% 0% 0% 100%

5 32.14% 67.86% 0% 0% 100%

6 7.14% 85.71% 7.14% 0% 100%

7 7.14% 89.29% 0.% 3.57% 100.%

8 32.14% 67.86% 0% 0% 100%

9 17.86% 78.57% 3.57% 0% 100%

10 46.43% 53.57% 0% 0% 100%

11 35.71% 64.29% 0% 0% 100%

Jumlah 364% 718% 14% 4%

Rata-rata 33% 65% 1% 0%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi pelatih SSB

Surakarta tahun 2009 menunjukkan rata-rata total jawaban (a ) 33%, jawaban (b)

65%, jawaban (c) 1% dan jawaban (d) 0%. Hasil ini menunjukkan latihan SSB

Surakarta tahun 2010 adalah baik.

4. Identifikasi Program Latihan SSB Surakarta Tahun 2009

Identifikasi program latihan SSB Surakarta tahun 2009 terdiri 9 butir soal.

Hasil jawaban dari kesembiilan indikator program latihan SSB Surakarta tahun

2009 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 92: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 40. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Program

Latihan SSB Surakarta Tahun 2009

No Indikator Jawaban Total

a/4 b/3 c/2 d/1

1 17.86% 82.14% 0% 0% 100%

2 7.14% 85.71% 7.14% 0% 100%

3 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

4 7.14% 89.29% 3.57% 0% 100%

5 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

6 10.71% 71.43% 17.86% 0% 100%

7 3.57% 78.86% 17.86% 0% 100.%

8 7.14% 75% 17.86% 0% 100%

9 7.14% 78.57% 10.71% 3.57% 100%

Jumlah 67.84% 746.72% 82.14% 3.57%

Rata-rata 7.54% 82.97% 9.13% 0.40%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi program latihan

SSB Surakarta tahun 2009 menunjukkan rata-rata total jawaban (a ) 7.54%,

jawaban (b) 82.97%, jawaban (c) 9.13% dan jawaban (d) 0.40%. Hasil ini

menunjukkan program latihan SSB Surakarta tahun 2010 adalah baik.

5. Identifikasi Pemain SSB Surakarta Tahun 2009

Identifikasi pemain SSB Surakarta tahun 2009 terdiri 4 butir soal. Hasil

jawaban dari keempat indikator pemain SSB Surakarta tahun 2009 disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 41. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase Pemain SSB Surakarta

Tahun 2010

No Indikator Jawaban Total

a/4 b/3 c/2 d/1

1 21.43% 78.57% 0% 0% 100%

2 71.43% 28.57% 0% 0% 100%

3 3.57% 92.86% 3.57% 0% 100%

4 21.43% 78.57% 0% 0% 100%

Jumlah 117.86% 278.57% 3.57% 0.00%

Rata-rata 29.47% 69.64% 0.89% 0.00%

Page 93: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi program latihan

SSB Surakarta tahun 2010 menunjukkan rata-rata total jawaban (a ) 29.47%,

jawaban (b) 69.64%, jawaban (c) 0.89% dan jawaban (d) 0%. Hasil ini

menunjukkan pemain SSB Surakarta tahun 2010 adalah baik.

6. Identifikasi Sarana dan Prasarana SSB Surakarta Tahun 2009

Identifikasi sarana dan prasarana SSB Surakarta tahun 2009 terdiri 4 butir

soal. Hasil jawaban dari keempat indikator sarana prasarana SSB Surakarta tahun

2009 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 42. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase Sarana Prasarana SSB

Surakarta Tahun 2009

No Indikator Jawaban Total

a/4 b/3 c/2 d/1

1 14.29% 85.71% 0% 0% 100%

2 21.43% 75% 3.57% 0% 100%

3 21.43% 57.14% 10.71% 0% 100%

4 28.57% 14.29% 17.86% 39.29% 100%

Jumlah 85.72% 232.14% 32.14% 39.29%

Rata-rata 21.43% 58.04% 8.04% 9.82%

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi sarana prasarana

SSB Surakarta tahun 2009 menunjukkan rata-rata total jawaban (a ) 21.43%,

jawaban (b) 58.04%, jawaban (c) 8.04% dan jawaban (d) 9.82%. Hasil ini

menunjukkan sarana prasarana SSB Surakarta tahun 2010 adalah baik.

Page 94: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah

diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Keadaan pelatih SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik sekali dengan jumlah

total nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 90.08%.

2. Keadaan latihan SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik dengan jumlah total

nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 65%.

3. Program latihan SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik dengan jumlah total

nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 82.97%.

4. Keadaan pemain SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik dengan jumlah total

nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 69.64%.

5. Keadaan sarana prasarana SSB Surakarta tahun 2009 adalah baik dengan

jumlah total nilai rata-rata 4 (jawaban a) sebesar 58.04%.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan metode kepelatihan

SSB Surakarta tahun 2009 baik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Penerapan metode kepelatihan yang telah dilaksanakan lebih bisa ditingkatkan

lagi. Unsur-usur pendukung latihan yang dianggap ada kelemahan atau

kekurangan bisa dibenahi.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengurus SSB

Surakarta agar dapat berprestasi yang lebih tinggi yang dapat mengangkat

persepakbolaan usia dini di Surakarta

Page 95: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,

khususnya pengurus SSB Surakarta sebagai berikut:

1. Latihan SSB di Surakarta lebih ditingkatkan lagi, agar dapat berprestasi yang

tinggi.

2. Prasarana dan sarana latihan lebih diperhatikan. Sarana yang kurang segera

ditambah agar latihan dapat berjalan lancar.

3. Kerjasama dengan Klub-Klub sepakbola yang ada di Indonseia perlu lebih

ditingkatkan, sehingga siswa yang berprestasi atau memiliki keterampilan

bermain sepakbola baik dapat disalurkan bakatnya agar lebih berkembang.

4. Para pelatih SSB hendaknya selalu meningkatkan ilmu kepelatihan sepakbola

agar lebih profesional.

Page 96: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.

1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Press.

Andi Suhendro. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Bompa, T.O. 1990. Theory and Methodology of Training. Kendall/Hant: IOWA

of University.

Dalimin, M. Furqon H., Sarwono. 1996. Teori dan Praktek Permainan

Bulutangkis. Surakarta: UNS Press.

Depdiknas. 2002. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi

Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas

Jasmani.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi.

Iskandar Z. Sapoetra dkk. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran

Jasmani. Jakarta : Pusat pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga.

Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP dan UPT UNS

(UNS Press).

KONI. 1993. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: KONI Pusat.

M. Furqon H. 2003. Teknik Pemanduan Bakat Olahraga. Surakarta: Program

Studi Umum Keolahragaan Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas

Maret.

M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Mulyono B. 2002. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik. Surakarta: JPOK

FKIP UNS.

Nosseck. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press.

Page 97: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pate R. R., Mc. Clenaghan B. & Rotella R. 1993. Dasar-dasar Ilmiah

Kepelatihan. Alih bahasa Kasiyo Dwijowinoto, Semarang: IKIP Semarang

Press.

Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.

Jakarta: PT. Gramedia.

Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/IKIP

Bandung.

Soekarman. 1986. Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu

Press.

Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto. 1993. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta” PT. Rineka Cipta.

Timo Scheunemann. 2005. Dasar Sepakbola Modern. Alih Bahasa. Marcel

Lombe dan J. Chrys Wardjoko. Malang: DIOMA.

WWW.BIANGBOLA.COM. Berita Sepakbola Harian. Pentingnya persiapan pra musim.

Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.

Page 98: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

LAMPIRAN

Page 99: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Lampiran 1

Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian Metode Kepelatihan pada Sekolah

Sepakbola di Surakarta Tahun 2009

No Indikator Sub Indikator No

Pertanyaan

Jumla

h

1 Pelatih 1. Pernah menjadi pemain sepakbola

2. Prestasi semasa menjadi pemain

3. Pendidikan kepelatihan

4. Sertifikat pelatih

5. Pengalaman melatih

6. Prestasi sebagai pelatih

7. Pemanduan bakat

8. Seleksi pemain

9. Hubungan dengan pemain

10. Komunikasi

11. Kerjasama dengan pemain dalam

proses latihan

12. Kepribadian dalam melatih

13. Peran dalam pertandingan

14. Evaluasi setelah kegiatan

15. Kedisiplinan pelatih

1,2,3,4,5,6,7

,8,9,10,11,

12,13,14,15

15

buah

2 Latihan 16. Pembagian kelompok umur pada saat

latihan

17. Program latihan

18. Tujuan dan sasaran dalam latihan

19. Jadwal latihan

20. Kehadiran siswa dalam latihan

21. Prinsip individual dalam latihan

22. Metode permainan (game)

16,17,18,19,

29,21,22,23,

24,25,26,27,

28,29,39,31,

32

12

buah

Page 100: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

23. Metode sirkuit

24. Prinsip overload

25. Variasi latihan

26. Prinsip recovery

27. Periodesasi latihan

28. Evaluasi pada saat latihan dan setelah

latihan

29. Sikap pemain dalam latihan

30. Suasana latihan

31. Kesesuaian latihan dengan

32. Latihan sesuai prosedur

3 Program

latihan

33. Penyusunan program latihan

34. Kesesuaian latihan dengan program

latihan

35. Program untuk meningkatkan

kekuatan

36. Program latihan untuk meningkatkan

daya tahan

37. Program latihan untuk meningkatkan

kecepatan

38. Program latihan untuk meningkatkan

kelincahan

39. Program latihan untuk meningkatkan

kelentukan

40. Analisa komponen kondisi fisik

41. Program untuk melatih teknik

42. Pemberian contoh gerakan teknik

43. Gerakan dari yang sederhana ke

gerakan kompleks

44. Pengulangan gerakan teknik

33,34,35,36,

37,38,39,40,

41,42,43,44,

45,46,47,48

16

buah

Page 101: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

45. Program latihan untuk

mengembangkan taktik

46. Latihan pembentukan mental

47. Pertandingan uji coba (try out)

48. Evaluasi program

4 Pemain 49. Kedisiplinan pemain

50. Sikap pemain saat berlatih

51. Tingkah laku pemain terhadap pelatih

52. Hubungan sesama pemain

53. Keaktifan dalam mengikuti tes

keterampilan

54. Keaktifan dalam mengikuti tes kondisi

fisik

55. Keaktifan dalam mengikuti tes

kesehatan

56. Perkembangan pemain

49,50,51,52,

53,54,55,56

8

buah

5 Sarana

prasarana

57. Perlengkapan penunjang latihan

58. Upaya pengadaan perlengkapan

59. Kondisi perlengkapan

60. Kondisi lapangan

61. Jumlah bola

57,58,59,60,

61

5

buah

Page 102: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Lampiran 2

Angket Try Out Studi Metode Kepelatihan pada Sekolah Sepakbola

Salatiga Tahun 2009

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Untuk memperoleh data pada penelitian kami tentang “Penerapan Metode

Kepelatihan Pada SSB Di Surakarta Tahun 2009”, kami mengharap kepada

Bapak/Saudara untuk berkenan memberikan jawaban pada pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner ini.

Penyajian daftar pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan usaha

penilaian diri Bapak/Saudara yang akan berakibat negative pada nama baik

saudara. Oleh karena itu kami berharap jawaban yang diberikan adalah jawaban

yang sejujur-jujurnya dan bukan dari pengaruh orang lain.

Atas kesediaan Bapak/Saudara, kami haturkan terima kasih. Selamat

mengerjakan.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Nama Pelatih :…………………………………………………

SSB yang dilatih :..………………………………………………..

Daftar Pertanyaan (Angket)

Petunjuk Pengisian

Pilih alternative jawaban yang sesuai menurut saudara/saudari pelatih dengan

memberi tanda silang (X) pada a,b,c dan d yang benar dan atau tuliskan jawaban

yang membutuhkan penjelasan.

A. Indentifikasi Pelatih

1. Apakah dahulu bapak bermain sepakbola?

a. Lebih dari 5 x c. 1 x dalam 1 minggu

b. 3 x dalam 1 minggu d. Tidak Pernah

Page 103: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Pada saat masih aktif bermain, sampai di tingkat apa bapak berprestasi?

a. Nasional c. Kabupaten

b. Propinsi d. Kecamatan

3. Pernahkah bapak mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus

kepelatihan sepakbola?

a. Pernah c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Bagaimana sertifikat melatih yang bapak miliki?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

5. Berapa tahun bapak telah memberikan pelatihan atau melatih?

a. 3-5 th c. 1-2 th

b. 2-3 th d. 0-1 th

6. Sampai saat ini, sampai dimanakah prestasi tertinggi yang pernah diraih

siswa bapak dalam berprestasi pada cabang sebakbola?

a. Nasional c. Kabupaten

b. Propinsi d. Kecamatan

7. Apakah bapak selalu mengadakan pemanduan bakat untuk atlet sepakbola?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Apakah bapak selalu mengadakan proses seleksi kepada anak yang akan

bergabung di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Bagaimana bapak menerima dan menanggapi pendapat yang disampaikan

atlit?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

10. Bagaimana jalinan komunikasi bapak dengan pemain?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

Page 104: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

11. Bagaimanakah kerjasama bapak dan atlet dalam latihan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

12. Apakah bapak selalu menekankan kedisiplinan dalam latihan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Apakah bapak selalu memberikan masukan dan motivasi kepada para atlet

sebelum dan setelah pertandingan?

a. Selalu c. Jarang

b. Apabila diperlukan d. Tidak pernah

14. Apakah bapak selalu memberikan penilaian dan mengevaluasi atlet setelah

pertandingan berakhir?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

15. Apakah bapak selalu hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah disepakati?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

B. Identifikai Latihan

16. Apakah dalam memberikan latihan, bapak selalu membagi sesuai dengan

masing-masing kelompok umur?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17. Apakah latihan yang bapak berikan selalu terpogram?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18. Apakah program latihan yang diberikan selalu mempunyai sasaran yang

ingin dicapai?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 105: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

19. Bagaimana latihan yang dilakukan di SSB ini?(mempunyai jadwal tetap dan

berlangsung secara rutin)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

20. Bagaimana kehadiran siswa dalam latihan ?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

21. Apakah latihan yang diberikan di SSB ini sudah sesuai dengan kemampuan

dan kondisi masing-masing anak?

a. Sesuai c. Kurang sesuaiJarang

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

22. Apakah bapak sering menerapkan metode permainan (game) pada proses

latihan di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Apakah bapak sering menerapkan metode sirkuit (latihan menggunakan pos-

pos, setiap pos berbeda jenis keterampilan/latihan, dirancang untuk

mendorong partisipasi maksimum individu) pada proses latihan di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Bagaimana penerapan prinsip overload pada latihan yang dilakukan atlet

sepakbola di SSB ini?(dari hari kehari makin bertambah beban latihannya)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

25. Apakah bapak sering memberikan variasi pada materi latihan bagi atlet di

SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak Pernah

26. Bagaimana penerapan prinsip recovery dalam latihan? (istirahat untuk

pemulihan / penyegaran)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

Page 106: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

27. Bagaimana periodesasi latihan yang bapak berikan kepada atlet di SSB ini?

(latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah

pertandingan dan atau kompetisi)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

28. Apakah bapak selalu mengadakan evaluasi pada saat dan setelah latihan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

29. Bagaimana sikap pemain dalam latihan yang bapak berikan?

a. Senang c. Kurang senang

b. Cukup senang d. Tidak senang

30. Apakah bapak berupaya membuat suasana menyenangkan pada saat latihan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

31. Apakah latihan pada SSB ini sudah sesuai dengan program latihan yang bapak

pelatih susun?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

32. Apakah latihan yang bapak berikan sudah sesuai dengan prosedur?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

C. Identifikasi Program Latihan

33. Dalam proses latihan, apakah bapak selalu menyusun program latihan untuk

para atlet di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

34. Apakah pelaksanaan latihan pada SSB ini sudah sesuai dengan program

latihan yang bapak susun?

a. Sesuai c. .Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

Page 107: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

35. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kekuatan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

36. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan daya tahan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

37. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kecepatan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

38. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kelincahan ?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

39. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kelentukan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

40. Apakah bapak sering menganalisis kekurangan komponen kondisi fisik

pada atlet di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

41. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

melatih teknik?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 108: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

42. Dalam proses latihan, apakah bapak sering terlebih dahulu memberikan

contoh gerakan teknik bermain sepakbola yang benar?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

43. Apakah bapak selalu memberikan teknik gerakan dari yang mudah dahulu

kemudian kepada gerakan yang lebih sukar?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

44. Apakah bapak sering memberikan latihan gerakan teknik secara berulang-

ulang?(menjadikan gerakan atlet sempurna dan cepat/otomatisasi gerakan)

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

45. Apakah latihan taktik selalu bapak cantumkan dalam progam latihan yang

bapak susun?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

46. Apakah dalam progam latihan yang bapak susun selalu terdapat latihan

pembentukan mental?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

47. Apakah bapak sering mengadakan pertandingan uji coba dengan pihak luar

(try out)?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

48. Apakah bapak sering menggadakan evaluasi terhadap program latihan yang

bapak susun?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 109: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

D. Identifikai Pemain

49. Bagaimana kedisiplinan pemain di SSB ini dalam mengikuti latihan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

50. Bagaimana sikap pemain saatberlatih?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

51. Bagaimana tingkah laku pemain terhadap pelatih-pelatih yang ada di SSB

ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

52. Bagaimana jalinan hubungan antar pemain di SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

53. Apakah pemain selalu aktif dalam mengikuti tes keterampilan yang diadakan

di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

54. Apakah pemain selalu aktif dalam mengikuti tes kondisi fisik yang diadakan

di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

55. Apakah pemain selalu aktif dalam mengikuti tes kesehatan yang diadakan di

SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

56. Bagaimana perkembangan pemain dalam hal teknik di SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

Page 110: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

E. Identifikai Sarana dan Prasarana

57. Bagaimana perlengkapan yang digunakan untuk latihan pada SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

58. Apakah bapak berupaya untuk mengadakan perlengkapan guna menunjang

jalannya proses latihan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

59. Bagaimana kondisi perlengkapan yang dimiliki SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

60. Bagaimana kondisi lapangan yang digunakan oleh SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

61. Berapa jumlah bola yang dimiliki SSB ini?

a. Lebih dari 50 buah c. 30-40 buah

b. 40-50 buah d. Kurang dari 30 buah

Uji Validitas

Page 111: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel kerja untuk menghitung validitas instrumen butir soal nomor 1.

No X Y X2 Y

2 XY

1 4 200 16 40000 800

2 3 201 9 40401 603

3 3 201 9 40401 603

4 3 201 9 40401 603

5 4 190 16 36100 760

6 4 206 16 42436 824

7 4 195 16 38025 780

8 3 189 9 35721 567

9 4 193 16 37249 772

10 4 193 16 37249 772

11 3 186 9 34596 558

12 3 188 9 35344 564

13 2 187 4 34969 374

14 2 191 4 36481 382

15 4 195 16 38025 780

16 3 190 9 36100 570

17 3 183 9 33489 549

18 4 176 16 30976 704

19 3 176 9 30976 528

20 4 171 16 29241 684

21 2 168 4 28244 336

22 3 168 9 28244 504

23 2 162 4 26244 324

24 2 162 4 26244 324

Jumlah 76 4472 254 837116 14265

Menghitung korelasi antara nilai butir soal nomor 1 (X) dan nilai total (Y) untuk

uji validitas instrumen butir soal nomor 1.

Page 112: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Hasil penghitungan data:

N = 24 ΣX2 = 254

ΣX = 76 ΣY2 = 837116

ΣY = 4472 ΣXY = 14265

N. XY - X. Y

rXY =

{N. X² - ( X)² } { N. Y² - ( Y)²}

24 X 14265 - (76) (4472)

=

{ 24X 254 - (76)2} { 24 X 837116 - (4472)

2}

= 0.45853975

Kesimpulan:

Dari penghitungan diperoleh rhitung sebesar 0.458. Dengan N = 24 dan taraf

signifikansi 5%, harga rtabel = 0.404. Ternyata rhitung sebesar 0.458 > rtabel sebesar

0.404, yang berarti butir soal nomor 1 dapat dinyatakan valid.

Catatan :

Penghitungan validitas semua butir soal menggunakan cara yang sama.

Rekapitulasi hasil uji validitas instrumen.

Page 113: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

No

Soal rhitung rtabel 5% Keterangan

No

Soal rhitung rtabel 5% Keterangan

1 0.458 0.404 Valid 32 0.437 0.404 Valid

2 0.536 0.404 Valid 33 -0.112 0.404 Tidak Valid

3 0.533 0.404 Valid 34 0.586 0.404 Valid

4 0.706 0.404 Valid 35 0.51 0.404 Valid

5 0.197 0.404 Tidak Valid 36 0.626 0.404 Valid

6 -0.194 0.404 Tidak Valid 37 0.539 0.404 Valid

7 0.843 0.404 Valid 38 0.053 0.404 Tidak Valid

8 -0.073 0.404 Tidak Valid 39 0.639 0.404 Valid

9 0.803 0.404 Valid 40 0.682 0.404 Valid

10 0.526 0.404 Valid 41 -0.03 0.404 Tidak Valid

11 0.725 0.404 Valid 42 0.171 0.404 Tidak Valid

12 0.192 0.404 Tidak Valid 43 0.138 0.404 Tidak Valid

13 0.497 0.404 Valid 44 -0.378 0.404 Tidak Valid

14 -0.435 0.404 Tidak Valid 45 0.671 0.404 Valid

15 -0.265 0.404 Tidak Valid 46 0.578 0.404 Valid

16 0.639 0.404 Valid 47 0.452 0.404 Valid

17 0.833 0.404 Valid 48 -0.55 0.404 Tidak Valid

18 0.812 0.404 Valid 49 0.751 0.404 Valid

19 -0.452 0.404 Tidak Valid 50 0.298 0.404 Tidak Valid

20 0.524 0.404 Valid 51 0.554 0.404 Valid

21 0.564 0.404 Valid 52 0.005 0.404 Tidak Valid

22 -0.088 0.404 Tidak Valid 53 0.619 0.404 Valid

23 0.659 0.404 Valid 54 0.153 0.404 Tidak Valid

24 0.659 0.404 Valid 55 -0.006 0.404 Tidak Valid

25 0.366 0.404 Tidak Valid 56 0.66 0.404 Valid

26 -0.466 0.404 Tidak Valid 57 0.318 0.404 Tidak Valid

27 0.472 0.404 Valid 58 0.492 0.404 Valid

28 0.409 0.404 Valid 59 0.474 0.404 Valid

29 0.243 0.404 Tidak Valid 60 0.408 0.404 Valid

30 0.526 0.404 Valid 61 0.877 0.404 Valid

31 0.102 0.404 Tidak Valid

Uji Reliabilitas

Page 114: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara belahan ganjil (Y1) dan belahan

genap (Y2) instrumen.

No Y1 Y2 Y12 Y2

2 Y1Y2

1 100 100 10000 10000 10000

2 101 100 10201 10000 10100

3 100 101 10000 10201 10100

4 101 100 10201 10000 10100

5 94 96 8836 9216 9024

6 103 103 10609 10609 10609

7 100 95 10000 9025 9500

8 98 91 9604 8281 8918

9 99 94 9801 8836 9306

10 102 91 10404 8281 9282

11 92 94 8464 8836 8648

12 94 94 8836 8836 8836

13 92 95 8464 9025 8740

14 101 90 10201 8100 9090

15 100 95 10000 9025 9500

16 97 93 9409 8649 9021

17 93 90 8649 8100 8370

18 87 89 7569 7921 7743

19 86 90 7396 8100 7740

20 83 88 6889 7744 7304

21 81 87 6561 7569 7047

22 83 85 6889 7225 7055

23 79 83 6241 6889 6557

24 76 86 5776 7396 6536

Jumlah 2242 2230 211000 207864 209126

Page 115: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Menghitung korelasi antara belahan ganjil (Y1) dan belahan genap (Y2)

instrumen.

Hasil penghitungan data:

N = 24 ΣY12 = 211000

ΣY1 = 2242 ΣY22

= 207864

ΣY2 = 2230 ΣY1Y2 = 209126

N. Y1Y2 - Y1. Y2

rY1Y2 =

{N. Y1² - ( Y1)² } { N. Y2² - ( Y2)²}

24X 209126 - (2242) (2230)

=

{ 24 X 211000 - (2242)2} { 24 X 207864 - (2230)

2}

= 0.795293

2 (0.795293)

r =

1 + 0.795393

r = 0.885975

Jadi nilai reliabilita instrumen adalah 0.88

Page 116: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Page 117: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Page 118: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Page 119: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Page 120: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Lampiran 3

Angket Penelitian Studi Metode Kepelatihan pada Sekolah Sepakbola

Surakarta Tahun 2009

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Untuk memperoleh data pada penelitian kami tentang “Penerapan Metode

Kepelatihan Pada SSB Di Surakarta Tahun 2009”, kami mengharap kepada

Bapak/Saudara untuk berkenan memberikan jawaban pada pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner ini.

Penyajian daftar pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan usaha

penilaian diri Bapak/Saudara yang akan berakibat negative pada nama baik

saudara. Oleh karena itu kami berharap jawaban yang diberikan adalah jawaban

yang sejujur-jujurnya dan bukan dari pengaruh orang lain.

Atas kesediaan Bapak/Saudara, kami haturkan terima kasih. Selamat

mengerjakan.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Nama Pelatih :…………………………………………………

SSB yang dilatih :..………………………………………………..

Daftar Pertanyaan (Angket)

Petunjuk Pengisian

Pilih alternative jawaban yang sesuai menurut saudara/saudari pelatih dengan

memberi tanda silang (X) pada a,b,c dan d yang benar dan atau tuliskan jawaban

yang membutuhkan penjelasan.

A. Identifikasi Pelatih

1. Apakah dahulu bapak bermain sepakbola?

a. Lebih dari 5 x c. 1 x dalam 1 minggu

b. 3 x dalam 1 minggu d. Tidak Pernah

Page 121: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

2. Pada saat masih aktif bermain, sampai di tingkat apa bapak berprestasi?

a. Nasional c. Kabupaten

b. Propinsi d. Kecamatan

3. Pernahkah bapak mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus

kepelatihan sepakbola?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Berapa tahun bapak telah memberikan pelatihan atau melatih?

a. 5 th lebih c. 1-2 th

b. 2-3 th d. 0-1th

5. Apakah bapak selalu mengadakan pemanduan bakat untuk atlet sepakbola?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Bagaimana bapak menerima dan menanggapi pendapat yang disampaikan

atlit?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

7. Bagaimana jalinan komunikasi bapak dengan pemain?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

8. Bagaimanakah kerjasama bapak dan atlet dalam latihan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

9. Apakah bapak selalu memberikan masukan dan motivasi kepada para atlet

sebelum dan setelah pertandingan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 122: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

B. Identifikasi Latihan

10. Apakah dalam memberikan latihan, bapak selalu membagi sesuai dengan

masing-masing kelompok umur?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11. Apakah latihan yang bapak berikan selalu terpogram?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12. Apakah program latihan yang diberikan selalu mempunyai sasaran yang ingin

dicapai?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Bagaimana kehadiran siswa dalam latihan ?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

14. Apakah latihan yang diberikan di SSB ini sudah sesuai dengan kemampuan

dan kondisi masing-masing anak?

a. Sesuai c. Kurang sesuaiJarang

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

15. Apakah bapak sering menerapkan metode sirkuit (latihan menggunakan pos-

pos, setiap pos berbeda jenis keterampilan/latihan, dirancang untuk

mendorong partisipasi maksimum individu) pada proses latihan di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

16.Bagaimana penerapan prinsip overload pada latihan yang dilakukan atlet

sepakbola di SSB ini?(dari hari kehari makin bertambah beban latihannya)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

Page 123: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

17. Bagaimana periodesasi latihan yang bapak berikan kepada atlet di SSB ini?

(latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah

pertandingan dan atau kompetisi)

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

18. Apakah bapak selalu mengadakan evaluasi pada saat dan setelah latihan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19. Apakah bapak selalu berupaya membuat suasana menyenangkan pada saat

latihan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20. Apakah latihan yang bapak berikan sudah sesuai dengan prosedur?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

C. Identifikasi Program Latihan

21. Apakah pelaksanaan latihan pada SSB ini sudah sesuai dengan program

latihan yang bapak susun?

a. Sesuai c. .Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

22. Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kekuatan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

23.Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan daya tahan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 124: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

24.Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kecepatan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

25.Apakah program latihan yang bapak susun selalu memuat latihan untuk

meningkatkan kelentukan?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

26.Apakah bapak sering menganalisis kekurangan komponen kondisi fisik

pada atlet di SSB ini?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

27. Apakah latihan taktik selalu bapak cantumkan dalam progam latihan yang

bapak susun?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

28. Apakah dalam progam latihan yang bapak susun selalu terdapat latihan

pembentukan mental?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

29. Apakah bapak sering mengadakan pertandingan uji coba dengan pihak luar

(try out)?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

D. Identifikasi Pemain

30. Bagaimana kedisiplinan pemain di SSB ini dalam mengikuti latihan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

Page 125: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

31. Bagaimana tingkah laku pemain terhadap pelatih-pelatih yang ada di SSB ini?

a. baik c. kurang baik

b. Cukup d. tidak baik

32. Apakah pemain selalu aktif dalam mengikuti tes keterampilan yang diadakan

di SSB ini?

a. Selalu c. Jarang

b. Kadang d. Tidak pernah

33. Bagaimana perkembangan pemain dalam hal teknik di SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. cukup d. Tidak baik

E. Identifikasi Sarana dan Prasarana

34.Apakah bapak sering berupaya untuk mengadakan perlengkapan guna

menunjang jalannya proses latihan?

a. Sangat sering c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

35. Bagaimana kondisi perlengkapan yang dimiliki SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

36. Bagaimana kondisi lapangan yang digunakan oleh SSB ini?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup d. Tidak baik

37. Berapa jumlah bola yang dimiliki SSB ini?

a. Lebih dari 50 buah c. 30-40 buah

b. 40-50 buah d. Kurang dari 30 buah

Page 126: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Lampiran 4

Dokumentasi Pelaksanaan Try Out pada SSB Salatiga Tahun 2009

Page 127: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Page 128: digilib.uns.ac.id/Studi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Lampiran 5

Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian pada SSB Surakarta Tahun 2009