SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

103

Click here to load reader

Transcript of SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

Page 1: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA

PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET

SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

TATAR WAHYU KINARYANTO

K.5608023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

i

Page 2: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ii

Page 3: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA

PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET

SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

TATAR WAHYU KINARYANTO

K.5608023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

Januari 2013

iii

Page 4: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

iv

Page 5: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

v

Page 6: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

MOTTO

Setiap manusia memiliki berbagai potensi/kemampuan yang tersembunyi di dalam diri

mereka, tugas pendidik adalah membantu siswa untuk menemukaan, mengarahkan dan

mengembangkannya seoptimal mungkin.

(M. Sobry Sutikno)

Tida ada namanya gagal, yang ada hanya sukses atau belajar. Bila tidak sukses maka itu

artinya kita masih harus belajar hingga sukses.

(Tung Desem Waringin)

vi

Page 7: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

PERSEMBAHAN

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak

terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku

bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan

seabadi kasih sayangmu.

-

Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan menempuh ilmu. Suka dan

duka bisa kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.

Kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikulr Bola Basket SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan

dan bimbingan, sehingga saya dapat mendapatkan data yang saya butuhkan.

vii

Page 8: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ABSTRAK Tatar Wahyu Kinaryanto. STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. (2) Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan metode survey normatif. Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 114 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian keseluruhan siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini penelitian populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola basket dari Horrison Basketball Battery yang terdiri dari tes: shooting, passing, dribbling dan rebound. Teknik analisis data yang digunakan dengan statistik deskriptif yang terdiri dari penyusunan norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket dan penyusunan norma keterampilan dasar bola basket.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa, rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disebabkan kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak dibuat program latihan yang jelas.

Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c) kategori teknik dasar dribbling: baik sekali

viii

Page 9: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%.

Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau 10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.

Kata kunci: Teknik Dasar Bola Basket, Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket

ix

Page 10: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

PERYATAAN................................................................................................

PENGAJUAN

PERSETUJUAN

PENGESAHAN MOTTO

PERSEMBAHAN

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR .

DAFTAR LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A.

B.

C.

D.

E. Tujuan Pene

F.

BAB II LANDASAN TEORI

A.

1.

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xii

xiii

xv

xvi

1

1

4

4

5

5

6

7

7

7

7

10

x

Page 11: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2.

a.

b. Fungsi Kegiatan Ekstrak

c.

3.

a.

b.

c.

4.

a.

b.

5.

a. Aspek-

b. Faktor - Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi

6.

a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan

b.

c. Prinsip-

d.

7.

a.

b. Prosedur Penyusunan Norma Kemampuan Teknik

B.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat

13

13

13

14

15

15

16

20

24

24

25

37

37

46

48

48

50

51

52

61

61

62

63

65

65

66

66

xi

Page 12: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

E. Teknik Analisis D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

B. Implikasi ................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

67

67

71

71

71

72

80

83

83

84

84

86

89

xii

Page 13: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR TABEL

Tabel .............................................

Tabel 2. Populasi Penelitian.....................................................................

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan ....................................

Tabel 2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan..............................

Tabel 3. Range ....................................

Tabel 4. Hasil Penilaian Tes Shooting .....................................................

Tabel 5. Hasil Penilaian Tes Passing .......................................................

Tabel 6. Hasil Penilaian Tes Dribbling.....................................................

Tabel 7. Hasil Penilaian Tes Rebound.......................................................

Tabel 8. Hasil Penilaian Tes Keterampilan............................................

66

67

71

72

72

73

74

76

77

79

xiii

Page 14: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan

.............................................

.................................

Gambar 3. Rasio antar Indikator .......................

Gambar 4. Chest Pass .....................................

Gambar 5. Overhead Pass ..............................

Gambar 6. Bounch Pass .................................................

Gambar 7. Inside Pass .................................

...............................

Gambar 9. Free Shoot Bola Basket .......................................

Gambar 10. Lay Up Shoot Bola Basket .............................................

Gambar 11. Dribbling .................................

Gambar 12. Gerakan Pivot .....................................

Gambar.13. Rebound .............................................

Gambar 14. Skema Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet..

..............

Gambar 16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas......

8

22

24

28

29

29

30

31

33

34

35

36

37

46

48

53

xiv

Page 15: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Daftar hasil tes Shooting

2. Daftar hasil tes Passing

3. Daftar hasil tes Dribbling

4. Daftar hasil tes Rebound

5. Daftar hasil Re-Test Shooting

6. Daftar hasil Re-Test Passing

7. Daftar hasil Re-Test Dribbling

8. Daftar hasil Re-Test Rebound

9. Uji Reliabilitas Hasil Tes Shooting

10. Uji Reliabilitas Hasil Tes Passing

11. Uji Reliabilitas Hasil Tes Dribbling

12. Uji Reliabilitas Hasil Tes Rebound

13. Hasil Penghitungan T-Score Shooting

14. Hasil Penghitungan T-Score Passing

15. Hasil Penghitungan T-Score Dribbling

16. Hasil Penghitungan T-Score Rebound

17. Norma Penilaian Shooting

18. Norma Penilaian Passing

19. Norma Penilaian Dribbling

20. Norma Penilaian Rebound

21

22. Petu

23

24

25

90

95

100

105

110

115

120

125

130

136

142

148

154

156

159

162

165

169

174

179

184

193

196

197

208

xv

Page 16: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Drs.Em. Mulyono Biyakto Atmojo, sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan

5. Drs. Sugiyoto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat

dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun

dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Teman teman kontrakan mesen.

11. Pacarku pareng yang selalu menemani,adik intan yang selalu membantuku.

xvi

Page 17: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca, khususnya norma penilaian keterampilan dasar bola basket.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

xviiv

Page 18: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu

pendidikan yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan

pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh melalui

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. H.J.S. Husdarta (2009: 3)

adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di dalamnya dikembangkan

banyak aspek agar terjadi perubahan secara holistik pada diri peserta didik baik

fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan, maka dalam kurikulum Penjasorkes telah dirancang berbagai

macam materi Penjasorkes yang harus diajarkan kepada peserta didik sesuai

jenjang pendidikannya masing-masing.

Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar

yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ditinjau dari

kurikulum Penjasorkes SMP, permainan bola basket merupakan salah satu materi

pokok yang harus diajarkan kepada siswa SMP. Depdiknas dalam Kurikulum

Penjas (SMP) (2004: 19-

dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2)

aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan,

Permainan bola basket merupakan salah satu materi dalam permainan dan

olahraga. Dalam pembelajaran permainan bola basket diajarkan macam-macam

teknik dasar bola basket. Machfud Irsyada (2000: 20)

permainan bola basket terdiri dari: (1) gerakan dasar menggiring bola, (2) gerakan

1

Page 19: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dasar mengoper dan menerima bola, (3) gerakan dasar memasukkan bola, (4)

gerakan dasar menangkap bola yang telah mengenai

Secara garis besar teknik dasar bola basket terdiri dari teknik menggiring

bola, mengoper dan menerima bola, shooting dan rebound. Maksud dan tujuan

pebelajaran teknik dasar bola basket pada siswa SMP yaitu, agar siswa menguasai

teknik dasar bola basket, sehingga diharapkan memiliki keterampilan bermain

bola basket. Selain diajarkan secara reguler, permainan bola basket dikembangkan

melalui kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan Undang Undang No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa dalam bidang olahraga. Berdasarkan ketentuan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

mengacu pada Standar Nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi

lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan Standar Nasional pendidikan tersebut,

yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan

utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, salah satunya

kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang dipilih peserta didik

berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi

diri dan masa depannya. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan bermacam-

macam, sesuai kondisi sekolah masing-masing. Salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan sekolah yaitu, kegiatan ekstrakurikuler

olahraga, salah satunya ekstrakurikuler permainan bola basket.

Page 20: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kegiatan esktrakurikuler bola basket juga dilaksanakan di SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar. Di Kecamatan Karanganyar terdapat 5 (lima) SMP

Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4 dan

SMP Negeri 5. Dari kelima SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar semuanya

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler permainan bola basket. Kegiatan

ekstrakurikuler bola basket merupakan kegiatan wajib di luar pelajaran reguler

yang harus diikuti siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa dibidang permainan

bola basket agar mampu berprestasi pada event-event antar siswa SMP seperti

POPDA, PORSENI atau pertandingan bola basket lainnya yang sederajat.

Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler bola

basket di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka aspek-aspek yang

mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan secara

maksimal. Andi Suhendro (2007: 3.6 Faktor yang harus

dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga yaitu: faktor teknik, fisik, taktik

dan tidak dapat dipisahkan dalam pelatihan olahraga prestasi.

Penguasaan teknik dasar permainan bola basket merupakan salah satu

faktor fundamental untuk mendukung pencapaian prestasi dalam permainan bola

basket. Namun sejauh ini kemampuan teknik dasar bola basket siswa peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar belum

diketahui. Selama dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuer bola basket di SMP

Negeri se Kecamatan Karangayar belum pernah dilakukan tes dan pengukuran

teknik dasar bola basket. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran teknik

dasar bola basket tersebut, sehingga belum diketahui apakah penguasaan teknik

dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar sudah baik ataukah sebaliknya.

Melakukan tes dan pengukuran penguasaan teknik dasar bola basket

sangat penting dan harus dilakukan agar ketahui sejauh mana hasil yang telah

dicapai selama melakukan latihan. Melalui tes dan pengukuran teknik dasar bola

Page 21: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

basket, maka akan diketahui apakah penguasaan teknik dasar bola basket siswa

yang dibinanya sudah baik ataukah masih kurang. Namun hal ini jarang atau

bahkan tidak pernah dilakukan para guru atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. Untuk mengetahui

penguasaan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka perlu dilakukan penelitian dengan

Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket Siswa Peserta

Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun

Pelajaran 2012/2013

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Dari kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kacamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum pernah dilakukan tes dan

pengukuran teknik permainan bola basket.

2. Penguasaan teknik dasar permainan bola basket siswa peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kacamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013 belum diketahui.

3. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,

dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

4. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013.

Page 22: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, pembatasan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,

dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

2. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket pada siswa peserta

ekstrakurikuler bola bakset SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing,

dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan mengetahui:

1. Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan

rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

Page 23: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas,

diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:

1. Dapat dijadikan bahan evaluasi bagi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar.

2. Sebagai masukan untuk pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar pentingnya melakukan tes dan pengukuran

keterampilan dasar permainan bola basket agar latihan yang telah

dilaksanakan dapat diketahui hasilnya.

3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola

basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar macam-macam tes dan

pengukuran keterampilan teknik dasar permainan bola basket.

Page 24: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan

keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) serta

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Aip Syarifuddin & Muhadi

jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan

keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan

sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan Menurut Arif (2011) 22 Mei 2012 menyatakan:

Mata pelajaran Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui

internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7

Page 25: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan merupakan suatu pendidikan yang di

dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya pada aspek jasmani

saja, tetapi juga aspek neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan

emosional. Rusli Lutan (2000: 4) menggambarkan pendidikan jasmani

menuju perkembangan menyeluruh sebagai berikut:

Gambar 2.1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan Menyeluruh (Sumber: Rusli Lutan, 2000: 4)

Skema tersebut menunjukkan bahwa cakupan tujuan ideal

pendidikan jasmani yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan

Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak

Psikomotorik

Kesegaran jasmani

Perseptual motorik

Afektif Kognitif

Konsep diri Intelegensia emosional & watak

Penalaran & pembuatan keputusan

Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan

Page 26: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan

anak.

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran

jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa, upaya

pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai

perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik dan sekaligus untuk tujuan

yang bersifat pembentukn serta pembinaan keterampilan. Dengan kata lain,

dari aspek perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal

yaitu (1) belajar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak dan (2)

belajar melalui gerak bermakna.

Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain

psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik

organ tubuh. Konsentrasinya lebih lebih banyak pada persoalan peningkatan

efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem

(misalnya sistem peredaran darah, sistem pernapasan dan sistem

metabolisme dan lain-lain). Bila kesegaran jasmani ditekankan pada aspek

kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmnai yang berhubungan

dengan kesehatan, dan apabila ditekankan pada penampilan performa gerak

seperti pada pencapaian prestasi olahraga disebut kesegaran jasmani yang

berkaitan dengan performa.

Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan

seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian

diolah dan diprogramkan sampai kemudian tercipta respons berupa aksi

yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang

merangsang dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah

perkembangan kepekaan sistem saraf.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep dan

lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah.

Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut

penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan

Page 27: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

jasmani dan olehraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya

pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.

Domain afektif menyangkut sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur

kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan

berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih penting diantaranya konsep

diri dan komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia emosional dan

watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang

tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan

sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan

mereka setelah dewasa.

Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni

pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan

untuk berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu

menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat

penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat.

Tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan,

seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri,

kemadirian untuk tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun.

Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampu

menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut juga

sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang.

Dampak yang jelas dari pendidikan jasmani adalah memberikan

sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya,

sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih

positif. Sebagian ahli lainnya percaya bahwa, kemampuan akademis itu

didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang

kecerdasan otak.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP

Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun

dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan

Page 28: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

olahraga. Asumsi yang digunakan oleh kedua model tersebut adalah untuk

menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat

kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Adang

Suherman (2000: 24) menyatakan:

Olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam proses pendidikan jasmani. Tetapi olahraga bukan satu-satunya aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media aktivitas jasmani lainnya seperti, aktivitas kesegaran jasmani, aktivitas permainan seperti permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya dalam bentuk aktivitas jasmani.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, materi pendidikan jasmani

sangat luas. Selain olahraga, aktivitas lainnya seperti aktivitas kesegaran

jasmani, aktivitas permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas

petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya merupakan

bahan dalam pendidikan jasmani. Dengan kata lain, aktivitas jasmani baik

olahraga atau bukan yang melibatkan gerak jasmani dapat dijadikan bahan

dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itulah, pendidikan jasmani disebut

pendidikan melalui aktivitas jasmani. Struktur materi pendidikan jasmani

Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yaitu:

1) Kelas VII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu olahraga beregu olahraga bola

besar yaitu sepakbola, bolavoli dan bola basket. b) Aktivitas dan pengembangan melakukan berbagai aktivitas

fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. c) Uji diri/senam yaitu melakukan berbagai keterampilan senam

ketangkasan dengan tingkat koordinasi rendah. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan aktivitas ritmik berdasarkan

konsep yang benar e) Akuatik (aktivitas air) yaitu memperagakan gerak dasar salah

satu gaya renang. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu melakukan

kegiatan pengenalan lingkungan dan penjelajahan di perkampungan sekitar sekolah.

Page 29: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Kelas VIII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengkombinasikan

keterampilan dasar salah satu olahraga/permainan beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket).

b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan beberapa bentuk latihan fisik untuk mengembangkan kualitas fisik motorik.

c) Uji diri/senam yaitu memperagakan berbagai keterampilan senam dengan tingkat koordinasi sedang.

d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan gerakan dasar salah satu senam irama tanpa alat.

e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan koordinasi gerak dasar salah satu gaya renang.

f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu memperagakan keterampilan dasar berkemah.

3) Kelas IX semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengamati, menemukan,

melakukan dan menilai unsur-unsur teknik dasar salah satu olahraga beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket).

b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan berbagai bentuk latihan pengembangan kebugaran jasmani.

c) Uji diri/senam yaitu melakukan beberapa senam ketangkasan. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan senam irama dengan alat. e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan lomba kecepatan

dengan menggunakan teknik dasar yang dikuasai. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu

memperagakan dasar-dasar kegiatan menjelajah hutan, sungai dan pantai.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Menengah Pertama menunjukkan bahwa, materi pendidikan

jasmani dikelompokkan menjadi olahraga permainan bola besar, aktivitas

pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan di

luar sekolah. Melalui materi-materi Penjas yang terangkum dalam

kurikulum Penjas SMP diharapkan dapat mendukung perkembangan dan

perumbuhan peserta didik lebih optimal.

Page 30: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Ekstrakurikuler Olahraga di Sekolah

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara

khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Kegiatan

ekstrakurikuler menekankan untuk membantu pengembangan peserta didik

dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik yag lebih

cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. Melalui kegiatan

ekstrakurikuler olahraga diharapkan potensi yag ada dalam diri peserta

didik dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar berprestasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler siswa diarahkan untuk

memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan

kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit

olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti

POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya.

b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakuriluler pada prinsipnya bertujuan untuk

mengembangkan potensi dan bakat siswa untuk dapat berprestasi yang

tinggi. Menurut Eriyantoni (2011) 23 April 2012 menyatakan:

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Page 31: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kegiatan

ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu,

kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial

peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir

peserta didik.

c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya dibidang olahraga. Namun

mata pelajaran lainnya juga dapat dilaksanakan kegiatan esktrakurikuler.

Lebih lanjut Eriyantono (2011) 23 April 2012 menyatakan:

Jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai berikut: 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan

Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Krida

yang meliputi Kepramukaan. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, PMR,

Paskibraka. Karya Ilmiah yang terdiri dari Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),

kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

Latihan atau lomba keberbakatan/prestasi yang terdiri dari: pengembangan

bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

Seminar yang terdiri dari: lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi

antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan,

seni budaya.

Page 32: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratrur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga

prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart

yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan

perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau

penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer (1995:

6) me

berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai

dan Aip Syarifuddin

(1996:

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah

Hakikat latihan pada dasarnya merupakan proses kerja atau berlatih

yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu, berulang-ulang dengan beban

latihan yang semakin meningkat. Pada dasarnya latihan merupakan faktor yang

penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. A. Hamidsyah Noer (1995: 89)

menyata

prestasi atlet. Namun demikian salah satu faktor yang paling dominan adalah

a. Tujuan Latihan

Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang

sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara

berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc.

Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317) bahwa,

Page 33: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya

dangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan

umum latihan yaitu:

1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.

2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.

3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.

4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.

5) Untuk mengelola kualitas kemauan. 6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun

tim secara optimal. 7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera. 9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang

utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan

keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang

berlatih. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 12-127)

atihan teknik, (3)

berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk

mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih

dan ditingkatkan secara maksimal.

b. Prinsip Latihan

Dalam latihan olahraga prestasi pelatih dan harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan

prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat

dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik

pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir

Page 34: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert

Rotella -

latihan yang dilakukan sesuai dengan azas-azas umum tertentu. Azas-azas

inbi apabila diterapkan dengan bersungguh-sungguh memungkinkan pelatih

untuk membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan-

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam

memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan

tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip

latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat

dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan

latihan lebih optimal. LANKOR (2007: 46-

latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-

prinsip latihan yang harus diterapkan terdiri dari: prinsip pedagogik,

prinsip individual, prinsip keterlibatan aktif dan prinsip variasi. Latihan

yang didasarkan pada hukum dan prinsip latihan yang tepat, maka akan

diperoleh hasil latihan yang maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini

diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Pedagogik

Prinsip pedagogik pada prinsipnya merupakan proses latihan yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara keseluruhan

baik aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik

mengarahkan latihan untuk mengikuti berbagai kaidah secara

multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran,

sistematik dan gradual.

Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan

menuju kepada perkembangan yang lengkap melalui kegiatan

multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan

Page 35: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya

mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaimana

menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip

pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesadaran yang penuh

akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala

manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang

diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara

gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.

2) Prinsip Individual

Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua

individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap

bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang

sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh

karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual.

Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor

keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga

berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan

yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang

memunculkan adanya beban luar dan beban dalam.

Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan

beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah

mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti,

denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan

bebna luar yang sama akan merekasi secara berbeda yang ditunjukkan

dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar

bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet

yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan bebna

dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai

(beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.

Page 36: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Prinsip Keterlibatan Aktif

Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan

atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu

merancang memanajemen latihannya agar setiap atlet dapat

melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada

setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini

berkaitan dengan hal-hal sebaga berikut:

(a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan.

(b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet

dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan

melibatkan atlet aktif dalam kegiatan latihan, maka akan mendukung

pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan

kedewasaan.

4) Prinsip Variasi

Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu,

diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi

kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam

latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi

atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira.

pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang berganti-

ganti, (2) metode latihan yang bervariasi dan (3) su

Page 37: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Sistematika Latihan

Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan

mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajar,

ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 49-

52) menyatakan:

Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut: 1) Tahapan latihan:

a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi

2) Pembebanan latihan a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban

Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan

mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari

kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk

lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Pentahapan Latihan

Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20

tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa

cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati

30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan

lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagai menjadi

beberapa tahap sebagai berikut:

a) Tahap Latihan Dasar

Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh

atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya

cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat

bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada

Page 38: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan

kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas

dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan

atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu

kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada

usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya.

Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan

yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik,

psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang

baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter.

LANKOR (2007: 49) menyatakan:

Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai berikut:

(1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi. (2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau

ditekuni (3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik

seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin, kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk berlatih.

(4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi dengan sikap yang baik.

(5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepada arah yang benar.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran

dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan

koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan

menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.

b) Tahap Latihan Lanjutan

Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan

dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahap lanjutan bertujuan

untuk memperkuat fondasai keterampilan, kualitas dan kemampuan

fisik dan melakukna latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada

cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan

Page 39: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga

tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan:

Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu: (1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan

menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik. (2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan

koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di kemudian hari.

(3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan berbagai uji coba atau implementasi latihan dan pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap

latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam

berlatih maupun kendalam dalam latihan, mengembangkan

harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan

taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.

c) Tahap Prestasi Tinggi

Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari

seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet

untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun internasional serta

mencatatkan prestsi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan

sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut:

HP

Spesialisasi

Pembinaan multilateral

Gambar 2.2. Tahap Prestasi Tinggi

(Sumber: LANKOR, 2007: 51)

Tahap prestasi tinggi

Tahap Lanjutan

Tahap Dasar

Page 40: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Pembebanan Latihan

Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi

beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat

juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan

latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari

beberapa perspektif dan bagaimana beban tersebut secara skematis

diberikan pendomannya sebagai berikut:

(a) Unsur-unsur beban Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik,

taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan cabang olahraga dan nomor-nomornya.

(b) Indikator beban Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau

ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: (1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan

dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu dalam menit atau detik.

(2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari kemampuan maksimalnya.

(3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun antar sesi.

Penempatan rasio antar indikator beban latihan sangat

menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja

atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara

umum sebagai berikut:

Page 41: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2.3. Rasio antar Indikator Beban Latihan (Sumber: LANKOR, 2007: 52)

Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase

latihannya, tujuan latihan yang akan dicapai dan berat ringannya latihan.

Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume

yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada

periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.

4. Bola Basket

a. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang

berkembang cukup pesat di dunia. Permainan bola basket ditemukan pada

bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith. Permainan bola basket

merupakan olahraga tim. Dalam pelaksanaan permainannya masing-masing

tim terdiri lima orang pemain. Maksud dan tujuan masing-masing tim yaitu,

berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan

mencegah lawan berbuat hal yang sama terhadap timnya. Dalam

pelaksanaan permainan bola basket, setiap pemain dapat memainkan bola

dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar

sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai pendapat

Hal Wissel (2000: 2) bahwa:

Intensitas

Volume

Pemulihan

Page 42: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan men-dribble-nya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan bola basket

dimainkan dengan cara memantulkan bola dengan telapak tangan terbuka,

melemparkan, menggelindingkan atau menggiring bola ke segala arah dalam

lapangan permainan. Ditinjau dari cara memainkan bola dalam permainan

bola basket bahwa shooting atau menembakkan ke dalam keranjang lawan

yang merupakan strategi permainan bola basket untuk memperoleh

kemenangan. Untuk mencapai kualitas permainan yang baik, maka setiap

pemain harus menguasai macam-macam teknik dasar bola basket dan

mampu menjalin kerjasama yang kompak dalam satu tim. Tanpa didukung

hal tersebut akan sulit memenangkan pertandingan.

b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket

Teknik dasar permainan bola basket merupakan komponen-

komponen yang fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Hal

tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum

Djazet, Pa

bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak

dasarnya baik. Oleh karena itu teknik dasar perlu dilakukan dengan cara-cara

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai

teknik dasar bola basket secara individu merupakan kemampuan yang harus

dimiliki setiap pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar bola basket

yang baik akan dapat mendukung penampilan seorang pemain baik secara

individu maupun secara tim. Menurut Soebagio Hartoko (1993: 22-25)

Page 43: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

teknik dasar permainan bola basket terdiri dari: "(1) Operan, (2) Menangkap,

(3) Menembak, (4) Menggiring, (5) Olah kaki, (6) Gerakan berporos, (7)

Melompat/meloncat, (8) Gerak tipu". Hal senada dikemukakan Hal Wissel

Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending

bergerak dengan bola dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik

dasar permainan bola basket terdiri dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola

dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik dasar tersebut merupakan

komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling mendukung

terhadap keterampilan bermain bola basket. Teknik-teknik tersebut di atas

harus dikuasai oleh setiap pemain bola basket agar dapat mendukung

penampilannya dalam bertanding. Dengan menguasai macam-macam teknik

dasar bermain bola basket dengan baik memberi peluang untuk dapat

memenangkan pertandingan. Berikut ini dipaparkan secara singkat teknik

dasar bola basket sebagai berikut:

1) Teknik Dasar Passing

Passing atau operan merupakan teknik dasar permainan bola

baket yang paling sering dilakukan dalam permainan bola basket.

Passing saling berkaitan dengan tangkapan, sehingga kedua teknik ini

dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan keahlian

seperti itulah yang membuat bola basket menjadi permainan tim yang

in

Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan

menangkap berarti menerima bola. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat

berlangsung silih berganti, maka selalu dilakukan berteman biasanya

disebut operan. Apabila seorang pemain bola basket memegang bola,

maka ia harus melempar bola, sedangkan apabila ia dalam posisi tidak

Page 44: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

memegang bola, ia bersiap-siap untuk menerima atau menangkap

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa,

passing dalam permainan bola basket selalui disertai dengan tangkapan

(catching). Kedua hal ini harus betul-betul dikuasai dengan baik.

Banyak manfaat yang diperoleh, jika pemain bola basket menguasai

passing dengan baik. Hal Wissel (2002: 71) kegunaan khusus operan

adalah:

1) Mengalihkan bola dari daerah padat pemain (contoh setelah rebound atau dijaga ketat).

2) Menggerakan bola dengan cepat pada fast break. 3) Membangun permainan yang ofensif. 4) Mengoper bola ke rekan yang sedang terbuka (tanpa dijaga

lawan) untuk penembakan dan, 5) Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan

sendiri.

Passing bola basket mempunyai kegunaan yang cukup luas

yaitu: sebagai upaya mengalihkan bola dari permainan yang cukup

padat, dapat dijadikan sebagai serangan yang cepat dan, sebagai umpan

untuk mencetak angka. Untuk itu, setiap pemain bola basket harus

menguasai jenis-jenis passing bola basket: Jenis-jenis passing bola

basket sebagai berikut:

a) Chest Pass (Passing dari Depan Dada)

Chest pass merupakan cara melakukan passing dari depan dada.

Menurut Imam Sadikun (1992: 78) teknik passing dari depan dada

sebagai berikut:

1) Sikap kaki berdiri wajar (enak) dengan lutut sedikit ditekuk dan badan sedikit condong ke depan, pandangan ke arah lemparan. Kaki boleh sejajar atau salah satu di depan.

2) Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka menutupi bagian samping dan belakang dari bola. Ibu jari hampir mendekat, semua telapak tangan dan jari menyentuh bola.

3) Tekuk kedua siku dengan mendekati badan dan aturlah bola setinggi dada.

Page 45: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4) Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke arah sasaran. Bersamaan dengan melangkahkan kaki, kedua lengan menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan pergelangan tangan dan diakhiri dengan lecutan jari-jari tangan.

5) Operan diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar dan bola sedikit berputar.

6) Bersamaan dengan irama gerak perlepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan, langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan (followthrogh).

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada

(chest pass) sebagai berikut:

Gambar 2.4. Chest Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 81)

b) Overhead Pass

Overhead pass merupakan cara passing bola basket dari atas

kepala. Menurut Imam Sadikun (1992: 81) teknik overhead pass bola

basket sebegai berikut:

1) Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang dua tangan dan cenderung agak di belakang kepala.

2) Bola dilempar dengan lecutan pergelangan tangan arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan.

3) Lepaskan bola dari tangan juga menggunakan jentikan jari tangan.

4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat tumit.

Page 46: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada

(chest pass) sebagai berikut:

Gambar 2.5. Overhead Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 82)

c) Operan Memantul (Bounch)

Operan memantul atau bounch merupakan cara melakukan

operan dengan bola dipantulkan ke lantai. Menurut Imam Sadikun

(1992: 83) teknik operan memantul (bounch) sebagai berikut:

1) Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan dengan dua tangan.

2) Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawaah dari letak badan.

3) Bola dilepaskan dari setinggi pinggang dan harus diarahkan pada suatu tempat (titik) kira-kira 1 meter di depan si penerima, disesuaikan dengan jarak dan kekuatan lemparan. Agar arah bola dapat diterima pada daerah antara lutut dan perut.

4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri kaki lawan.

Berikut disajikan ilustrasi gambar gerakan passing bola basket

dengan dipantulkan (bounch) sebagai berikut:

Gambar 2.6. Bounch Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 83)

Page 47: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d) Operan Samping (Inside Pass)

Operan samping merupakan cara mengoperkan bola dari

samping dengan menggunakan satu tangan. Menurut Imam Sadikun

(1992: 85) teknik peran samping bola basket sebagai berikut:

1) Sikap berdiri enak dengan posisi kaki kanan di belakang. 2) Bola dipegang dengan tangan kanan, tetapi tangan kiri tetap

ikut menjaga supaya bola tidak jatuh dan keseimbangan bola terjaga.

3) Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan menghadap ke atas.

4) Lemparan bola ke depan melambung sesuai dengan sasaran, gerakan terakhir melepas bola sampai lecutan jari-jari tangan.

5) Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan dengan gerakan lanjutan (followthrough) tangan.

6) Bagi pemain yang melempar bola dengan tangan kiri (kidal), dilakukan kebalikan gerakan dengan tangan kanan)

Berikut ini disajikan ilustrasi operan dari samping (inside pass)

bola basket sebagai berikut:

Gambar 2.7. Inside Pass (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 87)

2) Teknik Dasar Menangkap Bola

Teknik dasar menangkap bola toidak dapat terlepas dari teknik

dasar passing atau operan. Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik

menangkap bola dalam permainan bola basket sebagai berikut:

1) Sikap kaki berdiri kuat dengan dua tangan lurus ke depan dan kedua telapak tangan menghadap ke depan serta jari-jari tangan terbuka (kedua ibu jari tangan saling mendekat).

2) Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan, bawalah bola ke dada dan tahanlah dengan mencengkeram

Page 48: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

bola yaitu, semua telapak tangan dan permukaan jari-jarinya menempel dengan bola di samping kanan dan kiri.

3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik sambil menunggu gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau menembak).

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar teknik menangkap bola

dalam permainan bola basket sebagai berikut:

Gambar 2.8. Teknik Dasar Menangkap Bola (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 91)

3) Teknik Dasar Menembak

Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola

basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Hal

Shooting (menembak) adalah keahlian

Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket

adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan

ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu".

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menembak

merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola

basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim.

Kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk

ke dalam ring lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang

berlaku. Oleh karena itu, seorang pemain bola basket harus mahir

dalam melakukan tembakan dalam permainan bola basket.

Berkaitan dengan teknik dasar menembak, dalam penelitian ini

dipaparkan tembakan bebas (free throw shoot) dan lay up shoot.

Page 49: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a) Tembakan Bebas (Free Shoot)

Tembakan bebas bola basket merupakan salah satu jenis

tembakan hukuman dalam permainan bola basket. Melalui tembakan

bebas, maka mempunyai peluang untuk mencetak angka. A.

Sarumpaet, Zulfar Djaset, Parno dan Imam Sadikun. (1992: 209)

menyatakan:

Tembakan bebas merupakan hadiah yang diberikan kepada seorang pemain untuk mendapatkan 1 angka. Hadiah ini diberikan sebagai akibat diganggunya dengan kasar (persinggungan) oleh pemain lawan terhadap usaha tembakan lapangan. Bila terjadi kesalahan perorangan dan perlu diberikan tembakan bebas, pemain yang dirugikan tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan tembakan bebas sebanyak dua kali.

Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan bebas dilakukan jika

pemain mendapat pelanggaran yang kasar saat akan melakukan

tembakan. Melalui tembakan bebas pemain mendapat kesempatan

mendapatkan nilai atau point 1 angka. Pemain yang mendapat

kesempatan tembakan bebas diberikan dua kali kesempatan. Agar

tembakan bebas berhasil dengan baik, maka pemain yang mendapat

kesempatan melakukan tembakan bebas harus menguasai teknik

tembakan bebas dengan baik dan benar. Menurut Hal Wissel (2000:

53) teknik tembakan bebas bola basket sebagai berikut:

1) Fase persiapan: a) Penegasan yang positif b) Letakkan kaki untuk menembak di luar tanda c) Lakukan dengan rutin d) Sikap yang seimbang e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola f) Ibu jari rileks g) Siku masuk ke dalam h) Bola antara telinga dan bahu i) Bahu rileks j) Napas dalam, rileks k) Visualkan tambahan yang berhasil l) Konsentrasikan pada target

Page 50: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Fase pelaksanaan a) Lihat target b) Ucapkan kata-kata kunci secara berirama c) Rentangkan kaki, punggung, bahu d) Rentangkan siku e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan f) Lepaskan jari telunjuk g) Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas

3) Fase Follow-Through a) Lihat target b) Lengan terentang c) Jari telunjuk menunjuk pada target d) Telapak tangan ke bawah saat shooting e) Seimbang dengan telapak tangan ke atas f) Posisi lengan tetap di atas bola masuk ke dalam ring

Gambar 2.9. Free Shoot Bola Basket (Sumber: Wissel Hal, 2000: 53)

b) Lay Up Shoot

Lay up shoot merupakanjensi tembakan bola basket yang

mempunyai peluang cukup besar bola dapat masuk ke dalam ring

basket lawan. Karena lay up shoot dilakukan sedekat mungkin dengan

ring basket. Seperti diungkapkan Imam Sadikun (1992: 103) bahwa,

lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan

pada jarak yang sedekat-

Tembakan lay up dapat dilakukan dengan baik, maka harus

menguasai teknik ly up shoot dengan benar. Imam Sadikun (1992:

103) menyatakan:

Page 51: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tembakan lay up dimulai dari menangkap bola sambil melayang, menumpu satu kaki, melangkah kaki yang lain ke depan, menumpu satu kaki, melompat setinggi-tingginya atau sedekat mungkin dengan ring basket. Biasanya lay up shoot dilakukan dari samping kiri, kanan atau tengah dan bola dipantulkan lebih dahulu ke papan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan lay up shoot bola

basket sebagai berikut:

Gambar 2.10. Lay Up Shoot Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103)

4) Dribbling (Menggiring Bola)

Menurut Vic Ambler (2005: 10) bahwa Dribbling adalah

membawa bola dengan cara memantul- Sedangkan A.

Dribble bola diperbolehkan

hanya dengan satu tangan kanan saja atau kiri saja dan secara

bergantian antara tangan kanan d

Dribbling bola basket pada prinsipnya cara memainkan bola

dengan dipantul-paltulkan menggunkan satu tangan atau dua tangan

secara bergantian sambil berjalan atau berlari. Teknik dribbling bola

basket menurut Soebagio Hartoko (1994: 36) sebagai berikut:

1) Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola.

2) Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki kanan

3) Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.

Page 52: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai permulaan sebaiknya mata masih melihat bola).

5) Gerakan lengan hampir sepenuhnya. 6) Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi

pantulkan (tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelangan tangan.

7) Jinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya ke atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian dipantulkan kembali.

8) Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat, memulailah dengan bergerak maju.

9) Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah gerak. 10) Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju,

mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan rintangan dan lawan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan dribbling bola

basket sebagai berikut:

Gambar 2.11. Dribbling Bola Basket

(Sumber: Soebagio Hartoko, 1994: 36)

5) Pivot (Gerakan Berporos)

Pivot atau gerakan berporos merupakan usaha seorang pemain

bola basket untuk mengubah arah dari hadangan lawan dengan satu

kaki tetap berpijak atau menempel pada lantai lapangan permainan.

Imam Sadikun (1992: 100) menyatakan,

Gerakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal di tempat sebagai poros (as). Kaki poros ini tidak boleh terangkat atau tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh

Page 53: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bergerak atau melangkah ke depan, ke belakang, kiri, kanan dan kesegala arah. Khususnya pada saat-saat memegang bola, sebab dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar

gerakan pivot bola basket sebagai berikut:

Gambar 2.12. Gerakan Pivot (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103)

6) Rebound (Merayah Bola)

Menurut Imam Sadikun Rebound

merupakan suatu usaha untuyk mengambil atau menangkap bola yang

datangnya memantul dari papan pantul atau ring basket akibat dari

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, rebound sangat berperan

penting untuk menguasai bola jika lawan gagal melakukan tembakan.

Kemampuan seorang pemain bola basket menangkap bola saat

tembakan lawan gagal, maka mempunyai kesempatan untuk

melakukan serangan balik. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan

ilustrasi gambar gerakan rebound bola basket sebagai berikut:

Page 54: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 2.13. Rebound Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 107)

5. Pembinaan Olahraga

a. Aspek-Aspek Pembinaan Olahraga

Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang

harus dilakukan untuk mencapai prestasi dalam kegiatan pembinaan

olahraga. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, aspek-aspek

yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan

dikembangkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

(1996: 87-88) menyatakan, aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan

olahraga adalah:

1) Aspek olahraga menyangkut permasalahan: a) Pembinaan fisik. b) Pembinaan teknik c) Pembinaan taktik d) Kematangan bertanding e) Pelatih f) Program latihan dan evaluasi

2) Aspek medis menyangkut permasalahan: a) Fungsi organ tubuh meliputi: jantung, paru-paru, syaraf,

otot, indera dan lainnya. b) Gizi c) Cidera d) Pemeriksaan medis

Page 55: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Aspek psikologis menyangkut permasalahan: a) Ketahanan mental b) Kepercayaan diri c) Penguasaan diri d) Disiplin dan semangat juang e) Ketenangan, ketekunan dan kecermatan f) Motivasi

Secara garis besar aspek-aspek dalam pembinaan olahraga mencakup

aspek olahraga, aspek medis dan aspek psikologis. Dari aspek-aspek tersebut

di dalamnya terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam

pembinaan olahraga prestasi. Agar pembinaan memperoleh hasil maksimal,

maka dalam pembinaan olahraga prestasi diperlukan ahli-ahli disiplin ilmu

yang berkualitas sesuai dengan bidangnya. Ahli-ahli yang dibutuhkan dalam

pembinaan olahraga prestasi di antaranya (1) ahli di bidang olahraga, (2) ahli

di bidang medis kesehatan olahraga dan (3) ahli di bidang psikologi

olahraga. Mengingat sangat kompleks dalam pembinaan olahraga prestasi,

maka strategi pembinaan olahraga perlu ditangani secara profesional, baik

dalam manajemen dalam keilmuannya. Untuk kebutuhan tersebut diperlukan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional. Namun hal yang

mendasar dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi dalam pembinaan

olahraga prestasi terutama pembinaan fisik, teknik, taktik dan metal. Lebih

lanjut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan:

Tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai: 1) Pembinaan Fisik:

a) Spesifik latihan fisik b) Sistem energi predominan latihan fisik

2) Pembinaan teknik 3) Pembinaan taktik 4) Pembinaan mental 5) Kematangan bertanding

Usaha mencapai prestasi dalam olahraga dibutuhkan proses

pembinaan yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga

unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan

Page 56: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ditingkatkan secara maksimal. Unsur-unsur yang harus dilatih dan

dikembangkan dalam pembinaan olahraga mencakup unsur fisik, teknik,

taktik, mental dan kematangan bertanding. Untuk lebih jelasnya macam-

macam pembinaan olahraga diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Pembinaan Fisik

Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan

sebagai dasar pokok dalam latihan olahraga untuk mengembangkan

unsur lainnya. Oleh karena itu, kondisi fisik yang prima harus dimiliki

oleh setiap atlet atau olahragawan sesuai dengan cabang olahraga yang

dipelajarinya. Dengan memiliki kondisi fisik yang prima akan dapat

mendukung pencapaian prestasi olahraga secara optimal. Hal ini sesuai

salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet,

dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih

Hal senada dikemukakan M. Sajoto (1995: 8)

dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat

dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau

ditawar-

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

kondisi fisik yang prima merupakan syarat mutlak sebagai dasar untuk

mencapai prestasi yang tinggi. Di dalam pembinaan kondisi fisik,

latihannya harus dapat dilakukan secara sistematis, teratur dan selalu

meningkat dengan penyusunan program latihan yang cermat,

sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip latihan yang tepat agar tujuan

latihan fisik dapat tercapai dengan baik. Komponen-komponen kondisi

fisik yang terdiri dari: kekuatan (strength), kecepatan (speed), daya

tahan (endurance), kelentukan (flexibility), koordinasi (coordination),

kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan power harus

dimiliki setiap olahragawan (Depdiknas, 2002: 108). Untuk

Page 57: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memperoleh kondisi fisik yang prima, maka komponen-komponen

kondisi fisik tersebut di atas harus dilatih dan dikembangkan secara

maksimal. Banyak manfaat yang diperoleh dengan latihan kondisi fisik

seperti dijelaskan KONI (1993: 1) bahwa, dengan kondisi fisik yang

baik, maka akan ada:

1) Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

2) Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik.

3) Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) Ekonomi gerak yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh

setelah latihan. 5) Responden dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-

waktu respon demikian diperlukan

Kondisi fisik yang baik sangat penting untuk kondisi tubuh.

Jika seseorang memiliki kondisi fisik yang baik maka sistem sirkulasi

dan kerja jantung meningkat, komponen-komponen kondisi fisik

meningkat, gerakan akan lebih efektif dan efisien baik saat latihan

maupun setelah latihan serta organisme akan cepat merespon setiap

aktivitas yang melibatkan kemampuan fisik.

2) Pembinaan Teknik

Teknik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

suatu cabang olahraga. Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang

atlet menguasai teknik yang baik. Sudjarwo (1993: 42) menyatakan,

efektifitas gerakan untuk mencapai prestasi maksimal. Kegunaan

penguasaan teknik yang baik adalah mengurangi terjadinya cidera,

berguna untuk menyusun strategi yang akan diterapkan dalam

Banyak manfaat yang diperoleh dengan menguasai teknik suatu

cabang olahraga. Oleh karena itu, penguasaan teknik perlu dibina

secara cermat dan teratur dengan frekuensi pengulangan yang

Page 58: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

sebanyak mungkin, sehingga dapat dikuasai dengan baik. Hal ini

mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan

keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang

dengan frekuensi sebanyak-

Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah

yang harus dilakukan untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga.

Untuk mempermudah dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga

harus mengenali dan menganalisa teknik yang akan dipelajari. Yusuf

Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 106) menyatakan, untuk

menguasai teknik suatu cabang olahraga ada beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu:

1) Menganalisis gerak teknik. Hasil penganalisisan yang tepat dipakai sebagai patokan pembinaan, sehingga hanya gerakan-gerakan yang tepat dan benar serta berfungsi saja yang dipilih untuk latihan kecapakan teknik untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

2) Menghasilkan hal-hal yang dapat merintangi atau menghambat efisiensi teknik.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melatih teknik menurut

Sudjarwo (1993: 45-46) sebagai berikut:

1) Informasi teori dan instruksi pelaksanaan harus tegas dan jelas. Teori teknik gerakan harus diberikan dengan jelas, diterangkan dengan contoh atau peragaan yang tepat, selanjutnya dicoba untuk dilakukan oleh atlet.

2) Contoh gerakan teknik dapat dilakukan dengan suatu demonstrasi yang dilakukan oleh pelatih atau model yang ditunjuk untuk memberikan peragaan secara tepat. Untuk menunjukkan gerakan yang tepat dapat pula melalui media seperti film, slide, gambar-gambar atau media lainnya.

3) Instruksi pelaksanaan harus cermat sebelum dilakukan gerakan ulang (drill), sebab apabila gerakan teknik terlanjur salah dilakukan seterusnya akan menjadi kebiasaan yang salah, sehingga sulit untuk ditingkatkan.

Page 59: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4) Koreksi dan perbaikan harus selalu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan teknik.

5) Pemberian motivasi atau dorongan yang positif perlu diberikan, demikian pula umpan balik dan evaluasi sangat diperlukan.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga perlu dilakukan

analisa dan penilaian teknik secara seksama dapat diketahui elemen-

elemen yang penting yang berfungsi dengan baik dalam usaha

pembentukan kecakapan teknik. Dengan analisa teknik yang cermat

akan memudahkan dalam melatihnya. Dalam melatih teknik suatu

cabang olahraga dapat dilakukan dengan memberi informasi,

memberikan contoh gerakan, memberikan instruksi yang cermat,

melakukan korekasi dan memberikan motivasi. Hal yang terpeting

dalam melatih teknik harus dilakukan pengulangan sebanyak-

banyaknya.

3) Pembinaan Taktik

Dalam setiap pertandingan atau permainan suatu cabang

olahraga, taktik permainan sangat penting. Taktik yang diterapkan

dalam permainan merupakan suatu usaha untuk memenangkan

pertandingan. Meningkatnya prestasi yang dicapai dalam cabang

olahraga diperlukan kecakapan taktik. Berkaitan dengan taktik Andi

akal yang dirancang dan akan dilaksanakan dalam permainan oleh

perorangan, kelompok maupun tim untuk memenangkan suatu

pert

Taktik merupakan bagian yang penting untuk mencapai

prestasi dalam pertandingan atau permainan olahraga. Banyak manfaat

yang diperoleh jika taktik yang diterapkan dalam permainan cukup

baik dan efektif. Sudjarwo (1993: 72) menyatakan beberapa kegunaan

dari taktik antara lain:

Page 60: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1) Merupakan usaha atau siasat yang direncanakan dengan pemikiran dan penerapan kemampuan fisik, teknik dan mental untuk memperoleh kemenangan secara sportif.

2) Melalui analisis yang dilakukan terhadap kelemahan lawan dan kekuatan lawan maupun kemampuan yang dimiliki oleh atlet sendiri, maka dapat digunakan sistem, pola dan tipe permainan yang tepat untuk mengambil keuntungan dari lawan.

3) Penerapan strategi dan taktik yang tepat dapat digunakan sebagai pengembangan daya pikir, kreativitas, dan efisiensi dan efektifitas gerakan.

4) Penggunaan otomatisasi gerakan teknik yang menunjang pelaksanaan taktik yang telah direncanakan dalam strategi berarti efisiensi gerakan yang dapat mengurangi timbulnya kelelahan dan cidera dalam pertandingan.

5) Menghadapi pertandingan dengan perencanaan strategi yang mantap berarti telah menang sebelum bertanding, artinya seorang atlet telah mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sehinga atlet akan lebih optimis menghadapi pertandingan.

Taktik sangat berperan penting untuk memenangkan suatu

pertandingan. Namun demikian dalam penerapan taktik permainan

harus didukung beberapa faktor. Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996: 119) menyatakan faktor-faktor pendukung taktik

yaitu:

1) Kemampuan fisik. Kemampuan fisik yang baik tidak akan menyebabkan menurunnya tempo bertanding, sehingga tetap mampu melaksanakan taktik dengan segala macam variasinya.

2) Kemampuan teknik. Kecakapan teknik sangat membantu lancarnya tugas-tugas taktik. Dengan memiliki kemahiran teknik maka konsentrasi hanya tertuju kepada taktik saja.

3) Team work. Kerjasama menentukan berhasilnya suatu team. Team work menentukan pengertian-pengertian satu sama lain dalam melaksanakan taktik.

4) Distribusi energi. Pengaturan distribusi energi selama pertandingan harus sesuai dan tepat. Hal ini untuk menghindari menurunya tempo karena kehabisan tenaga sebelum atau selesai bertanding atau tempo bertanding rendah karena tidak menggunakan tenaga semestinya.

Page 61: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5) Penguasaan pola-pola pertandingan. Pola pertandingan sebaiknya jangan statis, pola pertandingan hendaknya mempunyai variasi-variasi. Hal ini perlu agar tidak dapat diterka lawan. Di samping itu, dengan adanya variasi dapat digunakan untuk merubah taktik apabila usaha yang terdahulu gagal.

Taktik dalam bertanding akan sangat bermanfaat atau berjalan

dengan lancar jika didukung kemampuan fisik yang prima, penguasaan

teknik yang baik, memiliki kerjasama yang kompak, distribusi energi

yang baik serta penguasaan pola-pola pertandingan. Bagian-bagian

tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, oleh karena itu harus

dikuasai dan dimiliki oleh setiap atlet.

4) Pembinaan Mental

Perkembangan mental atlet tidak kalah pentingnya dari

kemampuan fisik, teknik dan taktik. Meskipun atlet memiliki

kemampuan fisik, teknik dan taktik yang baik, prestasi yang tinggi

tidak akan tercapai jika mental atlet tidak baik atau berkembang. Yusuf

pertandingan bukan hanya merupakan a battle of the body, akan tetapi

juga a battle of mind bahkan 75% adalah masalah mental dan hanya

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, mental memiliki

prosentase yang lebih besar dibandingkan faktor lainnya saat

melakukan pertandingan. Hal ini karena, mental berfungsi sebagai

penggerak, pendorong dan pemantap bagi atlet untuk mempraktekkan

kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi yang tinggi. Oleh

karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi mental atlet harus

mampu diatasi oleh atlet saat melangsungkan pertandingan. A.

-faktor penyebab

yang dapat mempengaruhi kondisi mental, dapat dikelompokkan

dalam dua faktor yaitu: (1) faktor-faktor yang berasal dari dalam atlet

Page 62: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(faktor intern), (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri atlet (faktor

Menangani mental atlet adalah sangat penting dalam

pembinaan olahraga prestasi. Usaha untuk mengatasi atau pencegahan

mental atlet agar tidak drop saat bertanding, maka dapat dilakukan

dengan mengawasi dengan teliti dan mengadakan diskusi-diskusi

dengan atletnya. Segala permasalahan yang dihadapi atlet dapat diutara

kepada pelatih, sehingga pelatih dapat memecahkannya dan

memberikan semangat kepada atletnya. Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996: 125) menyatakan hal-hal yang diusahakan dan

mendapat perhatian dalam pembinaan mental yaitu:

1) Kemampuan dan kemauan (wall power). 2) Semangat daya juang (fighting spirit). 3) Kemampuan menghadapi kesukaran atau kegagalan. 4) Percaya diri (self confident) 5) Menghindarkan percaya diri yang berlebihan (over

confidence).

5) Kematangan Bertanding Pertandingan merupakan tempat untuk mempraktikkan hasil

pembinaan seperti kemampuan fisik, teknik dan taktik. Dalam

pertandingan dapat dinilai sampai dimana kemampuan seorang setelah

dibina dalam latihan. Melalui pertandingan akan selalu dihadapkan

pada bermacam-macam persoalan yang menuntut cara baru untuk

penyelesaiannya. Pengalaman secara terus menerus akan menciptakan

adanya bentuk pengertian yang mantap yang berguna dalam

menghadapi situasi pertandingan. Hal yang demikian akan memberi

pengalaman yang baik bagi atlet.

Atlet yang berpengalaman dalam menghadapi pertandingan

akan lebih bersikap tenang, cepat mengambil inisiatif, cepat dapat

mengatasi kesukaran dan lebih efektif dalam penggunaan tenaga.

Sedangkan atlet yang kurang pengalaman sukar untuk melakukan hal-

hal seperti tersebut. Oleh karena itu, pengalaman bertanding harus

Page 63: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dilakukan sebanyak mungkin hingga sampai pada titik yang mantap

yang disebut kematangan bertanding atau kematangan pengalaman

bertanding. Dengan memiliki kematangan bertanding, maka atlet akan

memiliki kesiap siagaan bertanding secara bulat dan menyeluruh

dalam cabang olahraga yang ditekuninya.

b. Faktor-Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi Olahraga

Mencapai prestasi yang tinggi adalah tujuan setiap atlet. Namun

untuk mencapai prestasi yang tinggi ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan. Prestasi yang tinggi merupakan tujuan utama dalam

pembinaan olahraga. M. Sajoto (1995: 2-4) menyatakan ba -

faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu: aspek biologis

(fundamental motor skill), aspek psikologis, aspek lingkungan

(environment Sedangkan Bompa (1999: 13)

menggambarkan skematis kualitas latihan dengan faktor-faktor

pendukungnya sebagai berikut:

Gambar 2.14. Skema Faktor-Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet (Sumber: Bompa: 1999: 13)

performance Coach knowledge and personal

Facilities and equipment

Heritage Motivation

Competitions

Fidings from auxiliary sciences

Training quality

Page 64: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bagan tersebut menggambarkan bahwa, prestasi dapat dicapai

secara maksimal melalui latihan yang berkualitas. Dalam pelaksanaan

latihan seorang pelatih harus memiliki kepribadian dan pengetahuan di

bidang olahraga yang dibinanya, perlu didukung hasil penelitian-pnelitian,

didukung prasarana dan sarana latihan yang baik serta melakukan

pertandingan-pertandingan. Hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan

atlet. Atlet yang dibina harus memiliki potensi yang baik (misal keturunan

atlet) memiliki motivasi yang tinggi. Pendapat lain dikemukakan Sudjarwo

(1993: 9) bahwa, dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada

dua faktor yang menentukan yaitu:

1) Faktor indogen Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai prestasi maksimal seperti: a) Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang

olahraga pilihannya, (typology yang berbeda-beda untuk setiap cabang olahraga)

b) Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya.

c) Kesehatan baik fisik maupun mental d) Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik e) Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin,

ketekunan, kesungguhan dan daya fikir. f) Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan

penampilan menuju kematangan juara. 2) Faktor exogen

Faktor exogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal seperti: a) Kerjasama (interaksi) antara pelatih, asisten pelatih, atlet

dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan. b) Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga

yang tersedia c) Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang

bertanggungjawab d) Lingkungan hidup atlet yang menunjang e) Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin

kehidupan atlet f) Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tiga ahli tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mendukung pencapaian

Page 65: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

prestasi olahraga sangat kompleks. Secara garis besar faktor-faktor yang

mendukung pencapaian prestasi olahraga mencakup faktor indogen dan

exogen. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan harus dipenuhi dalam

pembinaan olahraga agar prestasi yang tinggi dapat dicapai.

6. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Olahrga

a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi

Tes, pengukuran dan evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda

namun saling berhubungan. Ismaryati (2006: 2) menggambarkan hubungan

antara tes, pengukuran dan evaluasi sebagai berikut:

Gambar 2.15. Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi (Sumber: Ismaryati, 2006: 2)

Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa, tes adalah

bagian integral dari pengukuran. Dengan demikian tes dan pengukuran

adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Berkaitan dengan tes Lutan

(1993: 3) menyatakan

instrumen yang dipakai untuk memperoleh informsi tentang seseorang atau

adalah

instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

Berdasarkan pengertian tes yang dikemukakan tiga ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa, tes merupakan sebuat alat atau instrument yang

digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek. Oleh

Evaluasi

Pengukuran

Tes

Page 66: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

karena itu, alat pengumpulan informasi atau data, maka tes harus dirancang

secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan,

jenis pertanyaan, rtumusan pertanyaan yang diberikan dan pola jawabannya

harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga

waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta

pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu, aspek yang

diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang

satu dan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara,

pengamatan tentang unjuk kerja fisik, cheklist, dan lain-lain.

Pengukuran menurut M

Lutan & Adang Suherma

Pengertian pengukuran yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada

prinsipnya sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengukuran

merupakan suatu proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan

secara objektif. Objektif yang dimaksud yaitu sebagai persetujuan dari dua

atau lebih penilai yang kompeten atau skorer tentang harga suatu

pengukuran (Mulyono B., 2009: 33). Melalui kegiatan pengukuran segala

pogram yang menyangkut perkembangan dalam bidang perkembangan

dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran

berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, ukuran dan lain sebagainya.

Hasil dari pengukuran diyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah

secara statistik.

Sedangkan evaluasi menurut valuasi

dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan

Menurut Mulyono B. (2009: 3) bahwa,

ri data yang

Page 67: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa,

evaluasi merupakan suatu proses penentuan nilai dari data yang terkumpul

dari tes dan pengukuran. Dapat pula dikatakan sebagai proses menilai secara

kualitatif, data kuantitatif yang terkumpul melalui pengukuran. Data yang

terkumpul biasanya dinilai, sehngga keputusan yang adil dan perlu

diinformasikan untuk mengambil keputusan (apakah tjuan yang telah

ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh kemajuan yang

berati?)

Berdasarkan pengertian tes, pengukuran dan evaluasi menunjukkan

bahwa, evaluasi mencakup tes dan pengukuran. Evaluasi mencerminkan

filosofi, sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan penilaiannya. Pada gilirannya,

hal-hal tersebut menentukan tes dan pengukuran yang digunakan.

Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh

mengumpulkan informasiyang berhubungan dengan filosofi, sasaran, dan

tujuan-tujuan. Sedangkan tes merupakan instrumen yang dignakan untuk

memperoleh informasi. Evaluasi melibatkan penilaian informasi terhadap

standart yang telah ditetapkan. Penilaian menyatakan seberapa jauh kita

meyakini filosofi, sasaran dan tujuan.

b. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi

Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan atau kegiatan

olahraga prestasi sangat penting. Melalui evaluasi dapat diketahui sampai

sejauh mana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Rusli Lutan (1993: 4)

Berdasarkan penilaian perlu ditelaah, apa kekurangan dan bahkan juga

keunggulan yang ada. Hasil yang telah baik perlu dipertahankan dan

kekurang -11) menyatakan,

Page 68: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kelompok-kelompok, (3) memiliki sedikit dari yang banyak, (4) motivasi,

(5) pemeliharaan standar, (6) memberikan pengalaman pendidikan, (7)

5) bahwa:

Fungsi dan tujuan evaluasi adalah: 1) Untuk mengetahui sejauh mana anak didik menguasai materi

yang telah diberikan. 2) Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan

dan kemampuan anak didik terhadap materi pelajaran. 3) Untuk mengetahui derajat efisiensi dan efektifitas strategi

pengajaran yang telah digunakan, baik menyangkut metode maupun teknik belajar mengajar.

Evaluasi pada prinsipnya memiliki fungsi untuk mengetahui sejauh

mana hasil yang dicapai dalam pendidikan atau latihan olahraga. Dari hasil

evaluasi yang dilakukan dapat digunakan dasar untuk mengukur tingkat

keberhasilan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru. Selain itu, evaluasi

dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki pola dan

sistem pendidikan aatau latihan yang telah dilaksanakan. Dengan hal ini

diharapkan pada latihan berikutnya diperoleh hasil yang lebih optimal.

c. Prinsip-Prinsip Pengukuran dan Evaluasi

Suatu prinsip hendaknya dianggap sebagai suatu peraturan yang

mempedomani tindakan. Menurut Rusli Lutan (2000: 9) prinsip pengukuran

Untuk

menetapkan dan melaksanakan suatu program evaluasi harus mengetahui

beberapa prinsip pengukuran dan evaluasi. Menurut Mulyono B. (2009: 11-

15) prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi yaitu:

1) Suatu program pengukuran dan evaluasi seharusnya sesuai dengan filosofi hidup dan pendidikan penilainya.

2) Agar dan mengevaluasi secara efektif, semua pengukuran harus dilakukan sehubungan dengan tujuan-tujuan program.

3) Testing adalah bagian dari pengukuran, dan pengukuran hanyalah satu tahap dari evaluasi.

Page 69: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4) Pengukuran dan evaluasi harus dilaksanakan dan diawasi oleh ahli terlatih.

5) Hasil pengukuran dan evaluasi harus ditafsirkan sehubungan dengan hidup keseluruhan seseorang termasuk dimensi sosial, emosional, fisik dan psikologinya.

6) Pengukuran dan evaluasi adalah sarana pendidikan yang penting dan memainkan peranan utama dalam proses pendidikan secara keseluruhan.

7) Pengukuran dan evaluasi bertumpu pada dasar pemikiran, bahwa apapun yang ada merupakan suatu penjumlahan, oleh karenanya dapat diukur.

8) Tidak ada pengganti untuk pertimbangan dalam pengukuran dan evaluasi

9) Kemampuan awal para peserta harus diukur untuk mendapatkan pengetahuan tentang prestasi mereka dalam program pendidikan jasmani.

Prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi ini sangat penting untuk

dipahami bagi seseorang yang akan pengadakan pengukuran dan evaluasi.

Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, kegiatan pengukuran dan

evaluasi akan diperoleh hasil sesuai seperti yang diharapkan.

d. Kriteria untuk Memilih Tes

Pemilihan tes merupakan tahap yang paling penting dalam proses

pengukuran dan evaluasi. Kualitas informasi yang diperoleh tergantung

pada kualitas tes yang akan dipakai. Untuk itu perlu memahami apa kriteria

yang dapat dipakai untuk memilih tes. Johnson & Nelson (1987:22)

s yang baik yaitu alat tes yang memenuhi beberapa

persyaratan antara lain, "(1) Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Obyektivitas dan

rut Mulyono B.

(2009: 23) beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu tes meliputi

unsur- Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Objektivitas, (4)

Page 70: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Validitas

Validitas suatu tes menunjukkan seberapa baik tes itu dapat

memenuhi fungsi sesuai dengan penggunaannya. Kirkendall dalam Rusli

(1985: 8) bahwa, "Suatu alat tes dikatakan sahih, apabila tes tersebut

mengukur sesuai dengan tujuannya".

Validitas merupakan suatu tingkatan dimana tes benar-benar

mengukur apa yang telah direncanakan untuk diukur. Alat yang

digunakan untuk tes dan pengukuran terhadap sesuatu harus benar-benar

mengandung unsur apa yang akan diukur secara tepat. Alat ukur yang

digunakan harus benar-benar valid.

Istilah validitas mengandung pengertian relevansi (Rusli Lutan,

2000:50). Sebagai contoh timbagan relevan untuk mengukur berat

badan, atau berat sebuah benda. Dengan demikian konsep inti validitas

adalah kesesuaian fungsi dan kemampuan instrumen untuk memperoleh

informasi atau mengukur atribut yang ingin diukur. Menurut Kirkendall,

(1987: 54) berkenaan dengan konsep validitas, ada beberapa tipe, seperti

bagan berikut ini:

Validity

Relevance Reliability Objektivity or Logical Statistical or Rater Reliability Construct Stability Inetrnal Consistency Equivalance

Content Concurrent Predictive Tes-Retest Split-Half Parallel Form

Gambar 2.16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas (Sumber: Kirkendall, 1987: 54)

Page 71: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Untuk lebih jelasnya bagan di atas dapat diuraikan secara rinci

sebagai berikut:

a) Validitas Isi atau Validitas Logis

Bagan di atas menunjukkan bahwa, salah satu cara untuk menilai

validitas sebuah tes yaitu dengan pertimbangan logis atau profesional.

Prosedur ini biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk menilai

suatu tes. Bila sebuah tes mengandung butir yang dinilai logis untuk

mengukur atribut yang ingin diukur (misalnya untuk mengukur

keterampilan), maka tes itu disebut memiliki validitas logis atau validitas

isi.

b) Validitas Konstruk

Validitas konstruk (construst validity), seperti terlukis dalam

bagan di atas merupakan satu bentuk pengujian validitas dengan

menggunakan statistika. Sebuah konstruk adalah sebuah sifat psikologis

atau atribut kemampuan yang melekat pada seseorang, misalnya sikap

ilmiah, prestasi belajar atau stabilitas emosi. Menurut Rusli Lutan (2000:

53) dari sudut statistika, tiga prosedur yang lazim dipakai untuk menguji

pengujian makna perbedaan skor rata-

Pendapat lain dikemukakan Mulyono B.

konsep (konstruk) didasarkan atas metoda ilmiah yaitu (1) ada dugaan

bahwa suatu tes mengukur beberapa sifat. (2) suatu teori dikembangkan

untuk menerangkan dua hal ialah konsepsi dan tes yang mengukur

konsepsi tersebut. Akhirnya berbagai prosedur statistik diterapkan untuk

Page 72: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c) Validitas Konkuren

Disebut validitas konkuren karena yang menjadi kriteria bagi tes

yang akan disusun ialah tes yang sudah ada. Menurut Rusli Lutan (2000:

54) beberapa kriteria yang sering dipakai seperti misalnya dalam

menyusun tes kemampuan atau keterampilan olahraga ialah sebagai

berikut:

1) Pendapat para ahli, sekelompok ahli menilai secara subyektif kemampuan siswa yang bersangkutan, dan kemudian hasilnya dikorelasikan dengan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan tes yang baru disusun koefisien korelasinya menunjukkan seberapa besar koefisien validitas konkuresn.

2) Hasil pertandingan dalam cabang atau nomor yang bersangkutan, skor yang diperoleh dari tes baru dalam bulutangkis misalnya kemudian dikorelasikan dengan point aatau urutan kedudukannya hasil turnamen setengah kompetisi.

3) Tes lama yang telah dianggap valid. Sebagai contoh tes lari 12 menit apakah valid untuk meramalkan VO2 max seseorang.

d) Validitas Prediktif

Suatu tes memiliki kualitas validitas prediktif jika tes itu mampu

menggambarkan seberapa cocok prediksi dengan hasil nyata. Sebagai

contoh soal-soal ujian masuk perguruan tinggi (misalnya ke JPOK) akan

disebut memiliki validitas korelasi yang tinggi dengan hasil-hasil

perkuliahan. Validitas prediktif selalu berhubungan dengan kriteria

tertentu. Bagi para pemakai tes, yang menjadi persoalan apakah kriteria

yang tepat untuk dipakai.

2) Reliabilitas

Suatu pengukuran yang menghasilkan data yang tidak konsisten

adalah tidak valid, sebab tidak akan dapat mempercayai/menghandalkan

hasil tesnya. Derajat keajegan suatu tes adalah reliabilitas. Reliabilitas

Page 73: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tes kadang-kadang didiskusikan yang berkenaan dengan skor sebenarnya

dan skor kesalahan (error).

Suatu skor tes yang dihasilkan dari seseorang adalah skor

observasi. Tidak diketahui apakah skor tersebut memberi penilaian

sesungguhnya dari kemampuan atau performa seseorang. Mungkin

terjadi kesalahan pengukuran yang berhubungan dengan pelaksanaan tes,

peralatan, skoring, atau keadaan fisik-emosional dari testi. Jadi suatu

skor observasi secara teori terdiri dari skor sebenarnya dan skor

kesalahan seseorang. Kalau diutarakan dengan varian skor, maka varian

skor observasi terdiri dari varian skor sebenarnya ditambah dengan

varian kesalahan. Tujuan seorang tester adalah meniadakan kesalahan

agar menghasilkan skor yang sungguh-sungguh benar. Koefisien

reliabilitas adalah rasio varian skor sebenarnya terhadap varian skor

observasi. Sebab varian skor sebenarnya tidak pernah diketahui dan

diestimasi dengan mengurangi varian kesalahan dari varian skor

observasi. Jadi koefisien reliabilitas menggambarkan (merefleksi) derajat

dimana pengukuran bebas dari varian kesalahan.

a) Sumber-Sumber Kasalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran dapat terjadi melalui empat sumber:

subjek, testing, scoring dan peralatan. Kesalahan pengukuran

sehubungan dengan subjek meliputi banyak faktor, termasuk suasana

hati subjek, motivasi, kelelahan, kesehatan, fluktuasinya memori dan

performa, latihan-latihan terdahulu, pengetahuan khusus (spesifik) dan

terbiasanya melakukan item tes yang diberikan.

Kesalahan dalam testing dapat terjadi disebabkan karena kurang

jelasnya atau kurang lengkapnya petunjuk pelaksanaan, apakah instruksi

harus diikuti dengan ketat, ataukah petunjuk tambahan atau motivasi

diterapkan dan sebagainya. Kesalahan dalam skoring berhubungan

dengan kompetisi, pengalaman dan dedikasi dari skorer dan sifat dasar

Page 74: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dari skoring itu sendiri. Tingkat familiaritas skorer dengan tingkah laku

atau gerakan yang akan diteskan dan item-item tes dapat sangat

mempengaruhi ketepatan dalam skoring. Kekurang hati-hatian dan

kurangnya perhatian secara detail menghasilkan kesalahan pengukuran.

Kesalahan pengukuran sehubungan dengan peralatan meliputi penyebab-

penyebab yang jelas seperti kurang akuratnya pengujian peralatan, baik

peralatan mekanik maupun elektronik. Hal tersebut juga berkenaan

dengan kurang mampunya alat ukur untuk membedakan kemampuan

para testi dan kesulitan di dalam skoring.

b) Pengutaraan Reliabilitas melalui Korelasi

Derajat reliabilitas dinyatakan oleh koefisien korelasi dengan

rentang dari 0,00 sampai 1,00, semakin besar skor sebenarnya memberi

andil. Reliabilitas ditentukan melalui beberapa cara, yang dirangkum

dalam bagian berikutnya. Tipe teknik korelasi yang digunakan dalam

menghitung koefisien korelasi berbeda dari yang digunakan untuk

menentukan validitas. r dari Pearson sering diarahkan sebagai korelasi

interklas. Hal tersebut digunakan untuk mengkorelasi dua variabel yang

berbeda (statistik bivariat), seperti misalnya dalam menentukan validitas

dimana skor dari penilai (judgesrating), dikorelasikan dengan skor hasil

tes keterampilan. Bagaimanapun, korelasi interklas tidak dapat

menentukan reliabilitas, sebab yang dikorelasi adalah variabel yang

sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skor-skor dalam pelaksanaan

tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada pelaksanaan tes kedua

untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal ini, kedua skor tes

adalah variabel yang sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skor-

skor pada pelaksanaan tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada

pelaksanaan tes kedua untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal

ini, kedua skor tes adalah untuk variabel yang sama, dengan demikian

korelasi intraklas jangan digunakan. Lebih baik menggunakan korelasi

Page 75: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

interklas yang merupakan teknik statistik yang lebih sesuai. Metode ini

menggunakaan ANAVA untuk mendapatkan koefisien reliabilitas.

c) Korelasi Interklas

Ada tiga kelemahan utama pada r dari Pearson (korelasi

interklas) untuk menentukan reliabilitas. Yang pertama adalah, seperti r

dari Pearson adalah suatu statistik bivariat. Sedangkan reliabilitas

menyangkut pengukuran uni-variat. Kedua, dalam r Pearson

perhitungannya dibatasi hanya dengan dua skor, X dan Y. Seringkali

bahkan percobaannya (trial) lebih dari dua kali dan para tester memberi

perhatian reliabilitas dengan multi percobaan. Misalnya, apabila suatu

tes khusus dilakukan 3 kali percobaan dan peneliti melakukan 3 kali

percobaan lagi dan menggunakan rata-rata atau skor terbaik dari setiap

set percobaanuntuk dikorelasi atau mungkin mengkorelasi percobaan

pertama dengan yang kedua, yang pertama dengan yang ketiga dan yang

kedua dengan yang ketiga. Pada kasus yang pertama, percobaan ekstra

harus dilakukan hanya untuk mendapatkan reliabilitas, pada kasus yang

kedua korelasi ganda sering kehilangan keberartiannya. Ketiga, dapat

dikatakan bahwa korelasi interklas tidak memberikan pengujian yang

teliti atas variabilitas dari sumber-sumber yang berbeda pada multi

percobaan. Misalnya percobaan rata-rata (mean) dan standar deviasi dari

percobaan ke percobaan berikutnya tidak dapat dipertimbangkan oleh

metode r dari Pearson, tetapi dapat dianalisis melalui korelasi interklas.

d) Korelasi Intraklas

Korelasi intraklas menetapkan estimasi varian sistematik dan

varian kesalahan. Sebagai contoh, perbedaan-perbedaan sistematik di

antara percobaan dapat diuji. Percobaan yang terakhir dapat berbeda

secara meyakinkan dari percobaan pertama disebabkan karena fenomena

pembelajaran atau akibat kelelahan atas keduanya. Apabila seorang

Page 76: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tester menyadari hal tersebut, kemudian mungkin percobaan pertama

atau yang terakhir dapat ditiadakan atau the point at which performance

levels off can be used as the score. Dengan kata lain melalui ANAVA,

tester akan mampu untuk benar-benar menguji performa tes dari

percobaan ke percobaan dan kemudian menetapkan rencana testing yang

lebih reliabel.

e) Tipe Reliabilitas

Reliabilitas dari pengukuran performa fisik biasanya dihitung

dengan satu dari dua metode. Sebab masing-masing menghasilkan

koefisien reliabilitas yang berbeda, maka gunakanlah metode yang tepat

untuk suatu hasil pengukuran. Juga penting untuk diketahui metode-

metode lain yang pernah digunakan untuk menghitung koefisien

reliabilitasnya. Juga perlu diingat bahwa suatu tes dapat reliabel untuk

suatu kelompok lainnya. Sebagai contoh, suatu tes yang memiliki

reliabilitas tinggi untuk mahasiswa, mungkin reliabilitasnya hanya

sedang untuk siswa SMA atau peserta program kesegaran jasmani. Suatu

isu yang menyangkut penghitungan koefisien reliabilitas adalah, apakah

akan menyatakan stabilitas atau konsistensi internal. Adapun tipe

reliabilitas terdiri dari: (1) reliabilitas stabilitas, (2) reliablitas konsistensi

internal, (3) stabilitas versus konsistensi internal

3) Obyektivitas

Obyektifitas merupakan salah satu syarat tes yang sangat penting.

Menurut Nurhasan (1986:1.19) bahwa, "Obyektifitas merupakan derajat

kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester)". Obyektivitas

terjadi apabila 2 orang atau lebih melaksanakan tes yang sama terhadap

orang yang sama dan memperoleh hasil yang sama. Agar tujuan evaluasi

dapat tercapai, maka penilaian yang dilakukan harus bersifat obyektif.

Penilaian terhadap suatu obyek, tidak boleh dipengaruhi oleh unsur yang

Page 77: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

lain. Mulyono B (1997: 34) mengemukakan hal-hal yang harus

diusahakan untuk memperoleh obyektivitas yang tinggi dalam

pengukuran adalah:

1) Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan cukup terperinci.

2) Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dan operasional.

3) Bila mungkin digunakan alat pengukur mekanis. 4) Memilih para tester yang telah berpengalaman. 5) Para tester harus memelihara sikap ilmiah.

4) Diskriminitas

Diskriminitas dalam tes merupakan kemampuan suatu tes untuk

membedakan tingkat kemampuan pemain. Penilaian dalam evaluasi

secara jelas harus dapat membedakan antar tingkatan kemampuan.

Ismaryati (2006: 34) mengemukakan, "Tes yang baik, harus dapat

membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan

kepandaian mereka". Dengan adanya diskriminitas ini akan dapt

dipilahkan tingkat kemampuan siswa yang rendah, sedang maupun

tinggi. Pelatih atau pengajar perlu memilih tes yang cukup sulit sehingga

tidak ada pemain yang memperoleh skor yang sempurna, tetapi cukup

mudah sehingga tidak ada pemain yang mendapat nilai 0. Idealnya, skor

harus berada pada rangkaian kesatuan dari tinggi ke rendah sehingga

pemisahan tingkat kemampuan pemain menjadi jelas.

Penilaian dalam evaluasi secara jelas harus dapat membedakan

antar tingkatan kemampuan. Dengan adanya diskriminitas ini akan dapat

dipilahkan tingkat kemampuan pemain yang rendah, sedang maupun

tinggi. Dalam evaluasi keterampilan bulutangkis juga harus memuat

unsur dikriminitas ini. Dari hasil evaluasi tersebut harus dapat

membedakan antara pemain yang keterampilan bulutangkisnya baik,

sedang maupun kurang.

Page 78: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

5) Praktikabilitas

Alat evaluasi yang dilakukan harus bersifat praktis, dalam arti

mudah dilakukan. Berbagai pertimbangan praktis perlu diperhatikan

dalam memilih tes yang digunakan. Mulyono B. (1997: 37) bahwa,

"Pertimbangan-pertimbangan praktibilitas tersebut meliputi; waktu dan

biaya, kemudahan dalam pengadministrasian dan kemudahan dalam

penginterpretasian". Alat evaluasi yang baik yaitu setelah memenuhi

kriteria validitas, reliablitas, obyektivitas dan diskrimitas, alat evaluasi

tersebut harus dapat dilakukan dengan mudah serta dapat dilakukan

dengan biaya dan waktu yang bisa dijangkau.

7. Penyusunan Norma Penilaian

a. Pengertian Norma Penilaian

Dalam melakukan evaluasi agar tujuan pengajaran berhasil dengan

baik, diperlukan adanya pemberian nilai (scoring) yang tepat. Untuk dapat

memberikan nilai yang tepat terhadap kemampuan siswa diperlukan norma

etunjuk atau

Menurut Rusli

Lutan dkk. (1992:218) "norma adalah suatu standart, dimana suatu skor

yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma tes tersebut, sehingga

dikatehui kedudukan skor yang d Menurut Mulyono B. (1997: 26)

-bandingkan nilai yang dicapai

Norma merupakan standar penilaian yang dapat digunakan sebagai

pedoman untuk membandingkan dengan hasil yang dicapai subjek dalam

tes. Norma yang ada dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan

penilaian atau evaluasi. Dengan adanya norma, maka hasil yang dicapai

subjek dalam tes dapat diketahui berdasarkan norma yang berlaku.

Norma penilaian penting kedudukannya pada pelaksanaan evaluasi.

Norma dapat dijadikan sebagai pembanding tingkat keberhasilan siswa

dalam pencapaian hasil belajar. Soemarno dkk. (1995: 595) mengemukakan,

Page 79: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

akan lebih mudah dalam menginterpretasikan dan membanding-bandikan

hasil tes, juga dengan adanya norma guru akan lebih mudah

Standar penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan gerak

dasar siswa harus sesuai dengan tingkat usia, tingkat perkembangan dan

pertumbuhan siswa. Standar penilaian yang digunakan harus benar-benar

dapat menggambarkan kemampuan gerak dasar sesuai dengan usianya,

tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini diperlukan

perangkat untuk proses pemberian nilai yang baku. Perangkat untuk

penilaian tersebut dapat menggunakan norma penilaian yang telah dibuat

oleh ahli dari penelitian yang telah dilakukan. Perangkat penilaian tersebut

dapat pula menggunakan standar penilaian yang dibuat sendiri berdasarkan

data dari penelitian yang dilakukan.

Suatu tes yang disertai normanya sangat berguna bagi subyek yang

bersangkutan. Misalnya, seorang anak mengetahui skor yang diperolehnya,

kemudian ia dapat melihat kedudukannya bila dibandingkan dengan teman-

teman lainnya, dalam keadaan ukuran-ukuran yang sebanding. Menurut

Rusli Lutan & Suherman (2000:28) "pemberian nilai dapat dilakukan

dengan menerapkan kriteria (a) absolut atau criterion-referenced yang juga

sering diungkapkan dalam istilah Penilaian Acuan Patokan, dan (b) Kriteria

kelompok atau criterion referenced norm atau Penilaian Acuan Norma".

b. Prosedur Penyusunan Norma Kemampuan Teknik Dasar Permainan

Bola Basket

Dalam penyusunan norma tes seharusnya dilakukan secara cermat

dan teliti, agar norma tes tersebut dapat mencerminkan pada keadaan yang

sebenarnya. Untuk mendapatkan norma tes yang dapat mencerminkan pada

keadaan sebenarnya, maka harus menggunakan sampel yang cukup banyak.

Sampel yang banyak akan mempengaruhi reliabilitas tes. Mulyono B.

Page 80: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kepercayaan akan lebih diberikan kepada koefisien reliabilitas suatu tes

Menyusun norma tes harus menggunakan subyek yang banyak.

Subyek yang banyak akan mempengaruhi tingkat reliabilitas. Dalam

melakukan penyusunan norma penilaian teknik dasar bermain bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

tahun pelajaran 2012/2013, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan SMP se Kecamatan Karanganyar yang akan dijadikan objek

penelitian.

2) Mengumpulkan data-data peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

3) Melakukan pengambilan sampel.

4) Menentukan item tes untuk mengukur kemampuan teknik dasar bermain

bola basket yang akan digunakan untuk pengambilan data.

5) Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan tes, baik dalam

administrasi maupun dalam pelaksanaannya di lapangan.

6) Menyusun data-data siswa yang diambil sebagai sampel penelitian.

7) Melakukan tes sesuai yang telah direncanakan.

Hasil tes disusun dan dianalisis sesuai dengan langkah-langkah

analisis yang benar. Hasil analisis data yang dilakukan kemudian disusun

menjadi norma penilaian.

B. Kerangka Berpikir

Bola basket merupakan olahraga permainan yang diajarkan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Permainan bola basket terangkun dalam permainan

bola besar. Dalam pembelajaran bola basket diajarkan macam-macam teknik

dasar bola basket. Teknik dasar bola basket yang diajarkan pada siswa SMP di

antaranya: passing, shooting, dribbling, pivot dan rebound. Pembelajaran teknik

dasar bola basket pada siswa SMP bertujuan agar siswa memiliki keterampilan

Page 81: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

bermain bola basket, sehingga akan mendukung penampilannya baik secara

individu maupun tim.

Permainan bola basket juga dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan

ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bola basket yang dilaksanakan sekolah bertujuan

untuk membina dan mengembangkan potensi siswa dalam olahraga permainan

bola basket. Melalui kegiatan ekstrakurikuler bola basket diharapkan siswa

mampu berprestasi pada pertandingan-pertandingan bola basket antar SMP seperti

POPDA, PORSENI atau pertandingan lain yang sederajat.

Mencapai prestasi yang tinggi merupakan tujuan dari latihan olahraga

prestasi, seperti kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Untuk mencapai prestasi

yang tinggi dalam kegatan ekstrakurikuler bola basket harus dilakukan latihan

secara sistematis, kontinyu dan terprogram. Aspek-aspek yang mendukung

pencapaian prestasi olahraga baik fisik, teknik, taktik dan mental harus

ditingkatkan.

Latihan teknik merupakan salah satu faktor yang harus dikembangkan

dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Dalam latihan teknik dasar bola

basket harus dilakukan evaluasi agar diketahui sejauh mana penguasaan teknik

dasar bola basket. Tanpa diadakan evaluasi, maka tidak akan diketahui

penguasaan teknik dasar bola basket. Jika dari evaluasi diketahui tingkat

penguasaan teknik dasar bola basket belum baik, maka harus ditingkatkan dengan

latihan lebih giat lagi. Demikian juga sebaliknya, jika dari evaluasi diketahui

tingkat penguasaan teknik dasar bola basket sudah baik, maka harus dipertahakan

dan tetap melakukan latihan secara teratur Untuk melakukan evaluasi penguasaan

teknik dasar bola basket harus dilakukan tes dan pengukuran keterampilan teknik

dasar bola basket. Dalam memilih tes keterampilan teknik dasar bola basket harus

memenuhi persyaratan baik: validitas, reliabilitas, objektivitas, diskriminitas dan

praktikabilitas.

Page 82: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri

4, Lapangan Bola Basket SMP Negeri 5 dan di Lapangan Bola Basket Krida

Manunggal Alun-Alun Kabupaten Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dua kali pengambilan data, yaitu test dan re-

test. Pelaksanaan pengambila data penelitian sebagai berikut:

1. Tanggal 13 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4

Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 3

Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar.

2. Tanggal 14 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 5

Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan SMP

Negeri 5 Karanganyar.

3. Tanggal 15 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4

Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP

Negeri 3 Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar.

4. Tanggal 16 Agustus 2012 di lapangan bola basket Krida Manunggal Alun-

Alun Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan

SMP Negeri 5 Karanganyar.

Secara keseluruhan rincian waktu penelitian digambarkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

65

Page 83: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2012

Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Ijin Penelitian

5 Uji Coba Instrumen

6 Pengumpulan Data

7 Analisis Data

8 Penyusunan Laporan

B. Rancangan/Design Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survey normatif. Thomas, J.R. & Nelson, J.K.

Survey normatif meliputi penyusunan norma untuk

kemampuan dan penelitian ini disusun norma keterampilan

teknik dasar bola basket.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah

114 orang. Rincian populasi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar sebagai berikut:

Page 84: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 3.2. Populasi Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama SMP Negeri di

Kecamatan Karanganyar Jumlah Peserta Ekstrakurikuler

Bola Basket 1 SMP Negeri 1 Karanganyar 21 siswa

2 SMP Negeri 2 Karanganyar 22 siswa

3 SMP Negeri 3 Karanganyar 25 siswa

4 SMP Negeri 4 Karanganyar 23 siswa

5 SMP Negeri 5 Karanganyar 23 siswa

Jumlah 114 siswa

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini keseluruhan siswa peserta

esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola

basket dari Horrison Basketball Battery (1969 : 100-103) yang terdiri dari tes:

1. Shooting

2. Passing

3. Dribbling

4. Rebound

Petunjuk masing-masing tes terlampir.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan yaitu: dengan

mengadakan pengklasifikasian tingkat keterampilan teknik dasar bola basket

Page 85: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

siswa. Dari hasil tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar bola basket,

kemudian disusun norma penilaian dengan rumus sebagai berikut:

1. Tabel Kerja Mencari T-Skor Mencari T-Skor, langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Mencari angka tertinggi (AT) b) Mencari angka terendah (AR) c) Mencari rentangan/Range ®

R = AT AR d) Mencari class interval (ki) ditentukan e) Menentukan interval (i)

i = R ki

f) Mencari angka pertama (AP) AP = AR I

g) Membuat tabel kerja untuk mencari T-Skor

2. Menyusun Norma Penilaian

Hasil yang diperoleh kemudian disusun dalam norma penilaian,

dengan rentangan 2,5 SD. Penetapan rentangan 2,5 SD tersebut karena jumlah

sampel yang digunakan adalah di atas 50 siswa. Hal ini sesuai

keterangannya Garrett H.E. (1958: 208) bahwa pembagian rentangan adalah,

N = 10 49 ± 2,0 S

N = 50 199 ± 2,5 S

N = 200 999 ± 3,0 S

N = 1000 ke atas ± 3,5 S

Langkah-langkah untuk menyusun norma penilaian, menurut

Mulyono B. (1997: 111) sebagai berikut:

1. Cari Rentangan nilai, dengan cara mencari nilai tertinggi dan nilai

terendah. Rentangannya adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

2. Tetapkan interval

3. Buat tabel frekuensi

4. Cari f

Page 86: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

5. Cari cf dari bawah

6. Cari cum % f (cummulative % frekuensi) dengan rumus :

Cf N X 100

7. Cari smoothed cum % f dengan cara = kelas interval yang dicari ditambah

kelas interval di atas dan di bawahnya dibagi 3.

8. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambaran persentase

masing-masing klasifikasi dapat dilihat pada kurve sebagai berikut :

.

0,0 -1,66 SD -0,83 SD +0,83 SD +1,66 SD -

(P4,84) (P20,63) (P50,00) (P79,67) (P95,15)

Gambar Gambar 3.1. Kurva Normal

9. Cari P yang ditentukan dengan rumus :

X - Yb Px = Bt + ( ) i Ya - Yb

10. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing.

Dalam mengklasifikasikan kategori dari norma yang disusun dalam

penelitian ini dengan kategori baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan

kurang sekali.

Page 87: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Mengklasifikasikan Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bola Basket

Langkah-langkah untuk mengklasifikasikan tingkat keterampilan

teknik dasar bola basket sebagai berikut:

i. Dari hasil tes yang telah dicapai, kemudian dikelompokkan berdasarkan

kategorinya yaitu: baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan kurang

sekali.

ii. Mencari prosentase dari masing-masing kategori tingkat keterampilan

teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

Page 88: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian hasil

penelitian berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar

bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Deskripsi data keterampilan dasar bola

basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Item Keterampilan Dasar Bola Basket

N Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

M SD

Shooting 114 17 5 19,54 4,14

Passing 114 32 15 44,12 6,03

Dribbling 114 32 16 44,12 4,78

Rebound 114 34 15 42,52 6,67

B. Uji Relibilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan alat ukur keterampilan dasar bola

basket, maka dilakukan uji reliabilitas masing-masing teknik dasar bola basket

yang terdiri dari shooting, passing, dribbling dan rebound. Hasil uji reliabilitas

keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentk tabel

sebagai berikut:

71

Page 89: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Shooting

Passing

Dribbling

Rebound

0.92

0,96

0,92

0.97

Very Good

Excellent

Very Good

Excellent

Berdasarkan hasil uji reliabilitas keterampilan dasar bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 rata-rata memiliki kategori tinggi sekali. Untuk mengartikan

kategori koefisien reliabilita tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien

korelasi dari Assesing Sport Skiil pendapat Strand & Rolayne Wilson (1993: 11)

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Range Kategori Reliabilitas

Coefficient Reliability

.95 - .99

.90 - .94

.80- .89

.70- . 79

.60- .69

Excellent

Very Good

Acceptable

Poor

Questionable

C. Hasil Analisis Data

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disusun norma penilian

keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se

Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengklasifikasian dan

penyusunan norma penilaian masing-masing item keterampilan dasar bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 sebagai berikut:

Page 90: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

1. Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket

Data hasil penilaian tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Penilaian Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa

dalam % 27 Baik sekali 7 6.00

22 26 Baik 17 15,00 19 21 Sedang 48 42,00 16 18 Cukup 25 22,00 12 - 15 Kurang 15 13,00

11 Kurang sekali 2 2,00 Total 114 100,00

Untuk memahami penilaian hasil tes shooting bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

7

17

48

25

15

2

0

10

20

30

40

50

60

Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali

Gambar 4.1. Histogram Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Page 91: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes shooting bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7

siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang

sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%,

kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali

sebanyak 2 siswa atau 2%.

2. Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket

Data hasil penilaian tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Penilaian Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa

dalam % Baik sekali 8 7.00

48 54 Baik 18 16,00 43 47 Sedang 37 32,00 39 42 Cukup 35 31,00 34 - 38 Kurang 11 10,00

Kurang sekali 5 4,00 Total 114 100,00

Untuk memahami penilaian hasil tes passing bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Page 92: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

8

18

3735

11

5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali

Gambar 4.2. Histogram Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes passing bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 8

siswa atau 7%, kategori baik sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang

sebanyak 37 siswa atau 32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%,

kategori kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali

sebanyak 5 siswa atau 4%.

3. Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket

Data hasil penilaian tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 93: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %

Baik sekali 6 5.00 47 53 Baik 21 18,00 43 46 Sedang 40 36,00 40 42 Cukup 36 31,00 35 - 39 Kurang 10 9,00

Kurang sekali 1 1,00 Total 114 100,00

Untuk memahami penilaian hasil tes dribbling bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

6

16

33

38

16

5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali

Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes dribbling bola

basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali

sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 21 siswa atau 18%,

kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, kategori cukup sebanyak 38

Page 94: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori

kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1%.

4. Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket

Data hasil penilaian tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler

bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran

2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %

Baik sekali 6 5,00 47 55 Baik 20 18,00 41 46 Sedang 48 42,00 37 40 Cukup 22 19,00 31 - 36 Kurang 15 13,00

Kurang sekali 3 3,00 Total 114 100,00

Untuk memahami penilaian hasil tes rebound bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Page 95: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

6

20

48

22

15

3

0

10

20

30

40

50

60

Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali

Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes rebound bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6

siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang

sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%,

kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali

sebanyak 3 siswa atau 3%.

5. Penilaian Keterampilan Dasar Bola Basket

Data hasil penilaian tes keterampilan dasar bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 96: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.8. Hasil Penilaian Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Siswa dalam %

Baik sekali 7 6,00 223 261 Baik 11 10,00 198 222 Sedang 40 35,00 175 197 Cukup 38 33,00 150 - 174 Kurang 13 12,00

Kurang sekali 5 4,00 Total 114 100,00

Untuk memahami penilaian hasil tes keterampilan dasar bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

7

11

4038

13

5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Baik sekali Baik sekali Sedang Cukup Kurang Kurang sekali

Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes keterampilan dasar

bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali

sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 11 siswa atau 10%,

Page 97: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, kategori cukup sebanyak 38

siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kategori

kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan analisis data dalam penelitian ini yaitu: norma masing-masing

item keterampilan dasar bola basket dan norma keterampilan dasar bola basket

peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013. Berikut ini disajikan pembahasan hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Kategori Teknik Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

Norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 meliputi tes:

1. Shooting hasil tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang

memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik

sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau

42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kategori kurang

sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa

atau 2%.

2. Passing hasil tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang

memiliki kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, kategori baik

sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau

32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kategori kurang

sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa

atau 4%.

Page 98: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

3. Dribbling hasil tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola

basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013

yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori

baik sebanyak 21 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau

36%, kategori cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kategori kurang

sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa

atau 1%.

4. Rebound hasil tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang

memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik

sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau

42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kategori kurang

sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 3 siswa

atau 3%.

2. Kategori Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta

Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013

Norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola

basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013

yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik

sebanyak 11 siswa atau 10%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%,

kategori cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13

siswa atau 12% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.

Berdasarkan norma keterampilan dasar bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali

dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori

sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa,

rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih

Page 99: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun

pelajaran 2012/2013 karena kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya

dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket

SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar jelas tidak ideal. Idealnya latihan

olahraga prestasi dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu. M. Sajoto (1995:

uju untuk

menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan

Selain kegiatan ekstrakurikuler yang tidak ideal, kegiatan

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak

dibuat program latihan yang jelas. Seharusnya kagiatan olahraga prestasi

termasuk ekstrakurikuler bola basket dibuat program latihan yang jelas baik,

fisik, teknik, taktik dan mental dan dibuat program latihan untuk jangka

panjang atau jangka pendek.

Page 100: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. (a) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik

sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup

sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang

sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali

sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang

sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang

sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c)

kategori teknik dasar dribbling: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik

sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup

sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang

sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik

sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang

sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang

sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%.

2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola

basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013

yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau

10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau

33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa

atau 4%.

83

Page 101: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa, dalam memberikan penilaian

terhadap keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP

Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 dapat

menggunakan pedoman yang sesuai. Dalam hal ini guru Penjasorkes atau

pembina kegiatan ekstrakurikuler bola basket dapat melihat norma yang ada,

yang telah disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Norma

yang disusun tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penilaian

keterampilan dasar bola basket siswa SMP yang terdiri dari teknik dasar shooting,

passing, dribbling dan rebound.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui, tingkat keterampilan dasar bola

basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian ini diketahui ada

siswa yang memiliki keterampilan dasar bola basket dengan kriteria baik, baik

sekali, sedang, cukup, kurang dan kurang sekali.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada para guru Penjasorkes, Pembina atau Pelatih

Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, disarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Hendaknya selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keterampilan

dasar bola basket, sehingga akan diketahui sejauh mana keberhasilan latihan

yang telah dilaksanakan.

2. Dalam melakukan penilaian keterampilan dasar bola basket, hendaknya

menggunakan norma penilaian yang sesuai. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan pedoman untuk menilai keterampilan dasar bola basket siswa SMP.

Page 102: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

3. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket hendaknya dilaksanakan minimal tiga

kali dalam satu minggu.

4. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bola basket dibuat

program latihan yang jelas baik program latihan fisik, teknik, taktik dan

mental.

Page 103: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Studi...SKRIPSI - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

A. Hamidsyah Noer. (1995). Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Andi Suhendro. (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. (2007. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Arif (2011). dalam http://arif05094.blogspot.com/ 22 Mei 2012 A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun. (1992). Permainan Bola Besar.

Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson (1987). Practical Measurement for

Evaluation Pysical Education. Minesota USA: Publishing Company.

Bompa, O. Tudor. 1999. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall / Hant : Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario. Canada.

Depdiknas. (2002). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi

Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

(2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Frank M. Verducci. (1980). Measurement Concepts In Physical Education. New

York : The C.V. Mossby Company. Garret. H.E. (1958). Statistics In Psycology and Education. New York: Longuans

Green and CO. Hal Wissel. (2000). Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran dan

Teknik. Alih Bahasa. Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. H.J.S. Husdarta. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta