perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIRS SHARE (TPS)
DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI IPS
SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ERLYNE DEWI DRIARASTUTI
K7408085
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIRS SHARE (TPS)
DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI IPS
SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
ERLYNE DEWI DRIARASTUTI
K7408085
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK
Erlyne Dewi Driarastuti. K7408085. STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPE-RATIF THINK PAIRS SHARE (TPS) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI IPS SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar akuntansi antara model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Numbered Head Together (NHT) di kelas XI IPS semester 2 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Two Groups Randomized Subjects Posttest-Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri empat kelas yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4 yang berjumlah 146 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara sampling berkelompok (cluster sampling) yang termasuk dalam random sampling dan diperoleh hasil 3 kelas yaitu kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen 1 (TPS), kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen 2 (NHT), dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan dua metode yaitu metode dokumentasi dan metode tes. Dalam teknik analisis data, dilakukan uji prasyarat terdiri dari 2 cara yaitu uji normalitas menggunakan metode Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji analisis variansi satu jalan (One-Way Anova) dilanjutkan uji Scheffe.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh rata-rata kelas dari kelas eksperimen 1 (TPS), kelas eksperimen 2 (NHT) dan kelas kontrol masing-masing adalah 78,947; 86,17 dan 68,457, serta dapat disimpulkan bahwa: (1) Pada pembelajaran akuntansi terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas dengan pendekatan pembelajaran kooperatif TPS, NHT dan kelas kontrol, dengan hasil perhitungan anava Fobs 47,04 > F(0,05;2,105) 3,09 dengan p-value sebesar 0,000 kurang dari 0,05 sehingga hipotesis pertama diterima. (2) Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model TPS mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada pembelajaran pada kelas kontrol, dengan hasil perhitungan uji Scheffe Fobs 33,9459 > F(2)(3,09) 6,18. (3) Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model NHT mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada pembelajaran pada kelas kontrol, dengan hasil perhitungan uji Scheffe Fobs 92,9767>F(2)(3,09) 6,18. (4) Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model NHT mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada pembelajaran dengan model TPS, dengan hasil perhitungan uji Scheffe Fobs 16,09831> F(2)(3,09) 6,18.
Kata kunci : prestasi belajar, pembelajaran kooperatif, Think Pair Share (TPS),
Numbered Head Together (NHT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ABSTRACST
Erlyne Dewi Driarastuti. K7408085. A COMPARATIVE STUDY ABOUT ACHIEVEMENT OF ACCOUNTING USE COOPERATIVE LEARNING THINK PAIRS SHARE (TPS) WHIT NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) IN STUDENTS XI IPS SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 KARANGAN YAR IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. Mei 2012.
The purpose of this reaserch is to know differences accounting learning achievement between the models of Think Pair Share (TPS) with Numbered Head Together (NHT) in class XI IPS semester 2 SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012.
The research was conducted using experimental methods to the design of Two Groups Subjects Randomized posttest-only design. The population in this reaserch are all students in grade XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012, which consists of four classes, namely XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 and XI IPS 4, amounting to 146 students. The sample in this reaserch were taken by sampling group (cluster sampling) are included in the random sampling and the obtained the results of three classes, namely class XI IPS 2 as a class experiment 1 (TPS), a class XI IPS as a class experiment 2 (NHT), and class XI IPS 3 as the control class. Data collection techniques using two methods, namely methods of documentation and test methods. In the data analysis techniques, performed the prerequisite test consists of 2 ways Liliefors normality test method and test of homogeneity using the Bartlett test. Testing the hypothesis in this research using one way analysis of variance test (One-Way ANOVA) followed Scheffe test.
Based on the results of research and analysis of data obtained from the average grade experimental class 1 (TPS), a class of experiment 2 (NHT) and the control of each class is 78.947; 86.17 and 68.457, and it can be concluded that: (1) In the learning accounting there is a difference between classroom learning achievement in cooperative learning approach to TPS, NHT and control classes, with the calculation results ANAVA Fobs 47,04 > F(0,05;2,105) 3,09 with a p-value of 0.000 is less than 0.05 so the first hypothesis is accepted. (2) Learning with the implementation of cooperative learning approaches had TPS model of higher learning achievement than classroom learning in control, with the Scheffe test calculations Fobs 33,9459 > F(2)(3,09) 6,18. (3) Learning with the implementation of cooperative learning approaches NHT models have higher learning achievement than classroom learning in control, with the Scheffe test calculations Fobs 92,9767>F(2)(3,09) 6,18. (4) Learning with the implementation of cooperative learning approaches NHT models have higher learning achievement than learning with a model of TPS, with the Scheffe test calculations Fobs 16,09831>F(2)(3,09) 6,18.
Key words: learning achievement, Cooperative Learning, Think Pair Share (TPS),
Numbered Head Together (NHT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”
(Qs. Insyirah : 6-8)
“Semangat adalah sebuah gunung api yang puncaknya tidak ditumbuhi
rumput kebimbangan”
(Kahlil Gibran)
“Sekeras apapun batu karang kan terkikis oleh hantaman ombak, sesulit
apapun yang dihadapi dengan usaha dan doa pasti kan ada jalan tuk
menyelesaikannya”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERSEMBAHAN
Sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih peneliti dan
terima kasih, kupersembahkan ini kepada :
� “Ibu dan Bapak tercinta” yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan,
pengorbanan dan doa yang slalu mengiringi
setiap langkahku dan menjadi sumber
semangatku.
� “Adikku tersayang, Irfandha Rachma Driar
Samputra“ yang memberikan warna-warni
hari-hariku.
� “Agus Riyanto” yang selalu mendampingi,
memberi semangat, nasehat, kasih sayang serta
doa untuk selalu bersabar dan berusaha.
� “Intan Tri Ariantina, Dian Anindia, Catur
Supriyanti, Dwi Astarani A. teman-temanku
tersayang”
� “Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skipsi dengan judul “STUDI KOMPARASI
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF THINK PAIRS SHARE (TPS) DENGAN NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI IPS SEMESTER 2 SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” yang disusun
guna memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memerlukan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan.
4. Elvia Ivada, S.E, M.Si., Ak selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, semangat dan doa.
5. Drs. Sukirman, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali ilmu, motivasi, bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
6. Muhtar, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak
sekali ilmu, motivasi, bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
7. Dosen Prodi Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberi
bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi
ini.
8. Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M., selaku kepala sekolah SMA Negeri
2 Karanganyar yang telah memberi kesempatan dan tempat dalam
pelaksanaan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
9. Dra. Sugiyatmi, selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah banyak membantu peneliti dan meluangkan waktu
serta tenaga sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik.
10. Ibu dan Bapak, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
sprituil, kasih sayang, nasehat serta doa setulus hati hingga
terselesaikannya skripsi ini.
11. Agus Riyanto, yang selalu memberi semangat dan doa hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi 2008
kususnya (Intan, Dian, Catur, Rani, Febtiana), terima kasih untuk
semangat, bantuan dan kebersamaan selama ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................
HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
HALAMAN REVISI .................................................................................
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
D. Perumusan Masalah ......................................................................
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ...........................................................................
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran...........................................
a. Pengertian Belajar .............................................................
b. Pengertian Pembelajaran ...................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xiii
xvi
xvii
xviii
1
4
5
5
6
6
8
8
8
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
2. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi .........................................
a. Pengertian Prestasi Belajar ................................................
b. Pengertian Akuntansi ........................................................
c. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ..............................
3. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ....................................
a. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairs
Share (TPS) .......................................................................
b. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT) .......................................................
B. Penelitian yang Relevan .................................................................
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................
D. Hipotesis ........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................
B. Rancangan Penelitian .....................................................................
C. Populasi dan Sampel ......................................................................
D. Teknik Pengambilan Sampel .........................................................
E. Pengumpulan Data..........................................................................
1. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
a. Metode Dokumentasi .........................................................
b. Metode Tes ........................................................................
2. Instrumen Penelitian ...............................................................
a. Validitas .............................................................................
b. Reliabilitas .........................................................................
c. Taraf Kesukaran .................................................................
d. Daya Pembeda Soal ...........................................................
F. Teknik Analisis Data......................................................................
1. Menguji Persyaratan Hipotesis ...............................................
a. Uji Normalitas ....................................................................
b. Uji Homogenitas ................................................................
10
10
12
12
13
16
17
18
19
21
22
23
24
25
25
25
25
25
26
26
27
28
29
30
30
30
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
2. Uji Hipotesis ...........................................................................
a. Uji Analisis Variansi ..........................................................
b. Uji Scheffe ..........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...............................................................................
B. Pengujian Prasyarat Analisis .........................................................
1. Uji Normalitas ........................................................................
2. Uji Homogenitas ....................................................................
C. Pengujian Hipotesis .......................................................................
1. Uji Analisis Varian Satu Jalan (One-Way Anova) ..................
2. Uji Scheffe .............................................................................
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................
B. Implikasi ........................................................................................
C. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
32
32
33
35
47
47
48
48
48
49
51
56
56
58
60
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Desain Penelitian “Two Groups Randomized Subject Posttest-
Only Desingn ................................................................... ........ 23
Tabel 3. 2 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ....................... 27
Tabel 3. 3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................... 28
Tabel 3. 4 Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Instrumen Tes .. 29
Tabel 3. 5 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Tes ........... 30
Tabel 3. 6 Ringkasan Analisis Varians ............ ......................................... 33
Tabel 3. 7 Tabel Uji Scheffe ................................................................... 34
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Eksperimen 1 (TPS) 36
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Eksperimen 2 (NHT) 37
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Kontrol ................ 39
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 1
(TPS)......................................................................................... 41
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 2
(NHT) ....................................................................................... 43
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Kontrol ............ 45
Tabel 4. 7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Awal dan Prestasi .....
Belajar Akuntansi .................................................................... 47
Tabel 4. 8 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai awal dan Prestasi ...
Belajar Akuntansi .................................................................... 48
Tabel 4. 9 Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan (One-Way Anova) .. 49
Tabel 4.10 Rangkuman Perhitungan Uji Scheffe ...................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ............. . 21
Gambar 3.1 Jadwal Penelitian .................................................................... . 22
Gambar 4.1 Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen 1 (TPS) ... . 36
Gambar 4.2 Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen 2 (NHT) .. 38
Gambar 4.3 Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol ....................... 40
Gambar 4.4 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 1 (TPS) ........ 42
Gambar 4.5 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 2 (NHT) ....... 44
Gambar 4.6 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Kontrol ........................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Tryout, Kelas Eksperimen 1, Kelas Eks-
perimen 2, Kelas Kontol............... ............................................ 61
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS ................................ 65
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT ............................... 72
Lampiran 4 Materi Ajar .............................................................................. 79
Lampiran 5 Soal Tryout .............................................................................. 90
Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Tryout ..................................................... 98
Lampiran 7 Lembar Jawab Tryout ............................................................... 99
Lampiran 8 Soal Tes Evaluasi .................................................................... 100
Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Evaluasi ................................................... 107
Lampiran 10 Lembar Jawab Tes Evaluasi ..................................................... 108
Lampiran 11 Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, Daya Beda Soal 109
Lampiran 12 Perhitungan Manual Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukar-
an Daya Beda Soal ................................................................... 112
Lampiran 13 Data Hasil Penelitian ............................................................... 116
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Nilai Awal .................................. 119
Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Tes Prestasi .............. ................... 122
Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Awal .............................. 125
Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas Tes Prestasi ............................. 127
Lampiran 18 Uji Analisis Variansi Satu Jalan (One-Way Anova) minitab ... 129
Lampiran 19 Uji Scheffe ............................................................................... 130
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi yang tak ternilai bagi kemajuan bangsa, sehingga
setiap bangsa berlomba-lomba menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk menghadapi kemajuan ilmu pendidikan, teknologi, dan komunikasi yang
semakin maju. Untuk itu pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk manusia dengan
kecakapan teoritis dan praktis. Selain itu juga dapat menciptakan tenaga terdidik
yang profesional, mempunyai keahlian khusus dan penuh kreatifitas yang bermanfaat
bagi kepentingan diri, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu,
pemerintah senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
berbagai upaya perbaikan-perbaikan sistem seperti kurikulum, maupun sarana dan
prasarana pendidikan seperti kualitas tenaga pendidik, teknologi pembelajaran, dan
sebagainya, sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan dapat
terwujudnya tujuan pendidikan.
Seperti yang dikemukakan oleh Soedomo Hadi (2003:126) dalam bukunya
yang berjudul Pendidikan (Suatu Pengantar) yaitu:
Dalam era perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin canggih dan arus komunikasi yang semakin deras serta globalisasi yang ma-kin nyata dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju dan heterogen seperti sekarang ini sangat diperlukan usaha-usaha pendidikan yang adaptif. Pendidikan yang adaptif adalah suatu strategi pendidikan yang mampu melayani masyarakat atau peserta didiknya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing, tanpa mengurangi makna dan nilai hakiki dari fungsi, misi dan tujuan pendidikan.
Kondisi tersebut hendaknya menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat menciptakan
iklim pendidikan yang lebih baik dan semakin mantap, dan sebagai suatu sistem yang
memiliki komponen-komponen yang saling berinteraksi, saling tergantung dalam
kesatuan fungsional. Komponen-komponen itu antara lain: pendidik, anak didik,
materi pendidikan, metode-metode pendidikan, lingkungan pendidikan, alat pen-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
didikan, tujuan pendidikan, dan sebagainya (Soedomo Hadi, 2003: 38). Komponen-
komponen tersebut sudah tercakup dalam kurikulum.
Langkah-langkah konkrit yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki
kualitas pendidikan di Indonesia antara lain penerapkan kurikulum yang tepat,
peningkatan kualitas kinerja guru, perbaikan fasilitas pembelajaran, dll. Kurikulum
yang diterapkan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
pengganti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)dengan batas ketuntasan belajar
yang disebut dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagai pengukur prestasi
belajar siswa. KTSP memberikan otoritas bagi para guru dan sekolah untuk
membentuk kurikulum sendiri dengan kreativitas dan profesionalitas guru dalam
konsep pendidikan yang efektif, karena itu peran guru tidak lagi menjadi satu-
satunya sumber belajar melainkan hanya sebagai fasilisator dan siswa yang dituntut
untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan menerapkan KTSP diharapkan proses
pembelajaran di sekolah dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
memiliki kecakapan, kreativitas, kepribadian dan keterampilan, bermanfaat serta
mampu bekerjasama dalam masyarakat.
Terlaksananya KTSP dengan baik tidak lepas dari kinerja guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, seperti cara mengajar di kelas, penyampaian mate-
ri pelajaran, penggunaan metode, pendekatan, atau model pembelajaran yang tepat,
pe-ciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan
keaktifan, semangat belajar siswa, dan sebagainya. Namun di dalam kegiatan sehari-
hari guru masih menggunakan metode lama, kegiatan belajar mengajar menjadi ku-
rang efektif dan terkesan membosankan, serta kurang variatifnya model atau metode
pembelajaran yang digunakan guru yang disebabkan kurangnya pengetahuan guru
akan model pembelajaran yang inovatif atau kurang tepatnya penggunaan model
pembelajaran. Akibatnya siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, siswa
menjadi pasif, dan tidak tersampaikannya tujuan pembelajaran dengan baik. Oleh
karena itu salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengenalkan model pem-
belajaran yang bervariasi yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang banyak
dianjurkan dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada
siswa, untuk dapat mengatasi siswa yang pasif menjadi aktif serta dapat bekerja sama
dengan siswa lain. Slavin (dalam Isjoni, 2003:76) menyebutkan bahwa cooperative
learning sekaligus dapat melatih sikap dan keterampilan sosial sebagai bekal dalam
kehidupan bermasyarakat kelak. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif
pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas
interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk me-
ningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2003:13). Lebih lanjut Isjoni (2003:14) meng-
ungkapkan bahwa pada cooperative learning, siswa bekerja sama dengan baik dalam
kelompok untuk menyelesaikan masalah atau tugas yang diberikan oleh guru hingga
mencapai ketuntasan.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai model pembelajaran, di-
antaranya yaitu Think Pairs Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT). Me-
nurut Lie (dalam Isjoni, 2003:78) teknik TPS ini dikembangkan oleh Frank Lyman
(Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square). Pada TPS siswa be-
kerja secara berpasangan, awalnya harus mengerjakan segala sesuatunya secara indi-
vidu kemudian didiskusikan dengan pasangan. Keunggulan dari teknik ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa.
Selain model pembelajaran TPS terdapat juga model pembelajaran NHT.
Dalam jurnal penelitian pendidikan Djoko Dwi Kusumojanto berpendapat bahwa
pembelajaran kooperatif model NHT adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh untuk
memahami materi pelajaran baik secara kelompok atau individu. Model pembelajar-
an ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993), pada NHT setelah dibagi dalam
kelompok, siswa langsung bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing.Secara
tidak langsung dengan model pembelajaran NHT ini siswa dilatih untuk saling ber-
bagi pengetahuan, mengemukakan pendapat, sehingga siswa menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran TPS dan NHT dalam kegiatan
belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya
pada mata pelajaran akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu satuan pendidikan di
Kabupaten Karanganyar, dalam pembelajaran akuntansi, guru di SMA Negeri 2
Karanganyar ini sudah menggunakan metode yang bervariasi diantaranya mengguna-
kan metode diskusi dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. Walaupun begitu
masih banyak siswa yang diam dan kurang aktif (sebanyak 23 siswa) dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga guru terkesan masih mendominasi kelas karena
masih sedikitnya siswa yang aktif sebanyak 15 siswa.
Beberapa kemungkinan yang menyebabkan kurangnya partisipasi siswa
diantaranya: (1) siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tidak
mempunyai keberanian bertanya kepada guru, (2) kurangnya rasa peduli dan rasa
ingin tahu siswa terhadap pelajaran, (3) siswa menganggap mata pelajaran akuntansi
sulit sehingga mengurangi semangat belajar. Selain dari faktor siswa, metode,
pendekatan ataupun model yang diterapkan oleh guru kurang sesuai dengan kondisi
siswa. Batas tuntas belajar yang harus dicapai siswa untuk mata pelajaran akuntansi
yaitu nilai 75, yang dirasa terlalu tinggi sedangkan kemampuan sebagian siswa masih
kurang untuk mencapai nilai tersebut. Keadaan demikian mengakibatkan prestasi
belajar siswa kurang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIRS SHARE
(TPS) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA
KELAS XI IPS SEMESTER 2 SMA NEGERI 2KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas,
terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa.
Berikut identifikasi masalah pada penelitian yang penulis lakukan:
1. Proses pembelajaran akuntansi yang diterapkan oleh guru sudah menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi tetapi masih terlihat berpusat pada guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Kurangnya kesadaran siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan mencari
tahu informasi yang dapat menunjang pembelajaran.
3. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kurang optimal dan belum sepenuhnya
memenuhi KKM.
C. Pembatasan Masalah
Penulis memberikan batasan masalah yang akan penulis teliti berdasar
identifikasi masalah diatas sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan dibatasi oleh pendekatan kooperatif
struktural teknik TPS pada kelompok eksperimen 1 dan teknik NHT pada
kelompok eksperimen 2, yang di dalam penerapannya guru sebagai fasilitator dan
pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Prestasi belajar siswa dibatasi pada segi kognitif dari nilai ulangan harian siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang menggunakan
tipe pembelajaran TPS, NHT dengan kelas kontrol pada siswa kelas XI IPS
semester 2 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?
2. Diantara tipe pembelajaran TPS dengan kelas kontrol, manakah yang dapat
memberikan prestasi belajar lebih baik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?
3. Diantara tipe pembelajaran NHT dengan kelas kontrol, manakah yang dapat
memberikan prestasi belajar lebih baik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?
4. Diantara tipe pembelajaran TPS dengan NHT, manakah yang dapat memberikan
prestasi belajar lebih baik pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar
tahun pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar akuntansi antara model pembelajaran Think Pairs Share
(TPS) dengan Numbered Head Together (NHT) pada kelas XI IPS semester 2 SMA
Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dalam
bidang pendidikan dalam hal menentukan model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pendukung bagi penelitian yang
berkaitan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif teknik Think Pairs
Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memupuk rasa kebersamaan dan kerja sama siswa dan guru.
2) Memudahkan dan memotivasi siswa dalam belajar akuntansi.
3) Meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide atau gagasan
serta mengoptimalkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
b. Bagi Guru
Memudahkan guru memilih model pembelajaran yang efektif dalam pem-
belajaran akuntansi serta relevan dengan kondisi siswa.
c. Bagi Sekolah
Memberi sumbangan yang baik dapat digunakan sebagai acuan perbaikan
proses pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
d. Bagi Penulis
Sebagai calon guru, penelitidapat memperoleh pengalaman langsung dalam
memilih model pembelajaran yang tepat dan mampu digunakan sebagai
sarana pembelajaran yang baik sebelum menekuni profesi sebagai seorang
tenaga pendidik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Howard Kingsley, belajar diartikan sebagai proses tingkah
laku dalam arti luas yang diubah melalui praktik atau latihan, “Learning is a
process which behavior (in the broader sense) is originated or changed
through practise or training” (Gino Dkk, 1996: 6). Berbeda dengan Wingkel
dalam bukunya Psikologi Pengajaran yang dikutip oleh Gino dkk, me-
nyatakan bahwa: belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung
dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
konstan dan berbekas.
Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan yang sudah dipahami) dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru (Trianto, 2009: 15). Definisi belajar juga dikemuka-
kan oleh Jerome Brunner (dalam Trianto, 2009: 15), bahwa belajar adalah
suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan
baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru melalui berbagai pengalaman, proses melihat, meng-
amati, memahami sesuatu yang dipelajari. Terdapat unsur-unsur dinamis
yang terkait dalam belajar yaitu:
1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa yang belajar.
2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5. Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan serta peneguhannya.
(Gino Dkk, 1996:21)
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses utama di sekolah yang menjadi
penentu keberhasilan dan tercapainya tujuan pendidikan, sehingga sangat
bergantung pada keefektivan proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru.
Oleh karenanya supaya keefektivan dapat tercapai maka pemahaman guru
akan pengertian pembelajaran itu penting karena akan berpengaruh pada cara
mengajar guru itu sendiri.
Berikut ini terdapat beberapa pengertian pembelajaran, antara lain
menurut Purwadarminta (dalam Gino Dkk, 1996:30) istilah “pembelajaran”
sama dengan “instruction” atau “pengajaran” yang berarti cara (perbuatan)
mengajar atau mengajarkan. Pembelajaran atau instruksional/pengajaran
mempunyai pengertian sebagai usaha sadar dan aktif dari guru terhadap
siswa, agar siswa berkeinginan untuk belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Menurut Trianto
(2009:17), pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Zainal Arifin (2011: 10) mengungkapkan “Pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan
komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan
lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya
tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri
guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah
ditentukan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan
perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai
hasil belajar yang optimal. Proses belajar mengajar tidak dapat berjalan
dengan sendirinya melainkan ada komponen-komponen yang terkait didalam-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
nya yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, komponen-komponen
tersebut antara lain: (1) siswa, (2) guru, (3) tujuan, (4) isi pelajaran, (5)
metode, (6) media, dan (6) evaluasi
2. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Suatu pendidikan terkait dengan masalah pencapaian keberhasilan
dalam proses pembelajaran dan hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu
proses pemebelajaran adalah prestasi belajar yang dapat diketahui setelah
diadakannya evaluasi. Baik buruknya prestasi merupakan cermin berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru di dalam kelas
yang mengacu pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Berikut initerdapat pengertian prestasi menurut beberapa ahli yang
dikutip dari Drs. Hamdani, M.A. dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar,
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individual ataupun kelompok,sehingga prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.Menurut pendapat
W.J.S. Purwadarminta (dalam Hamdani, 2011:137), prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Pengertian yang
hampir sama juga dikemukakan oleh Qomar dalam Jamarah, prestasi sebagai
hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenagkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan (Hamdani, 2011:137).Dari berbagai
pengertian prestasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah
hasil yang dicapai seseorang setelah berhasil melakukan kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan dengan usaha yang sungguh-sungguh.
Setelah diketahui definisi dari prestasi, lebih lanjut lagi diketahui
definisi dari prestasi belajar itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Winkel
(1996: 226) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Hamdani, 2011:138). Ke-
mudian disebutkan juga, Arif Gunarso (1993: 77) mengemukakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar.
Zainal Arifin (2011:12) berpendapat bahwa “Prestasi belajar merupa-
kan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing”. Sebagaimana yang dike-
mukakan Cronbach (dalam Zainal Arifin, 2011:13) “bahwa kegunaan prestasi
banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar,
untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan,
untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk
menentukan isi kurikulum, dan menentukan kebijakan sekolah”.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dari dalam
(intern) dan faktor dari luar (ekstern).
1. Faktor Internal (faktor yang berasal dari siswa)
a) Kecerdasan (intelegensi)
b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
c) Sikap
d) Minat
e) Bakat
f) Motivasi
2. Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar siswa)
a) Lingkungan sosial
Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah,
staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa,
alat-alat belajar, dan lain-lain.
b) Lingkungan nonsosial
Yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah keadaan keluarga,
keadaan sekolah, lingkungan masyarakat.
(Hamdani, 2011: 139-146)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Pengertian Akuntansi
Definisi menurut Komite Terminologi dari American Institute of
Certified Public Accountants adalah sebagai berikut:
akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan peng-ikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, tran-saksi-transaksi dan kejadian-kejadianyang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan, dan selanjutnya menginter-pretasikan hasilnya (Ahmed Riahi-Belkaoui, 2004: 50).
Ahmed Riahi-Belkaoui (2004:50) mengemukakan lebih lanjut definisi
akuntansi dilihat dari perspektif yang lebih luas lagi, adalah proses peng-
identifikasian, pengukuran dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga
memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasar-
kan informasi oleh para pengguna informasi tersebut.
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai
“... proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekono-
mi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan
tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut” (Waluyo, 2009:
20).
Selain pernyataan di atas, akuntansi didefinisikan dengan referensi
pada suatu konsep informasi (Ahmed Riahi-Belkaoui, 2004: 50), akuntansi
merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuanti-
tatif, terutama yang bersifat keuangan, mengena entitas ekonomi yang di-
maksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan,
dan dalam membuat pilihan logis di antara serangkaian tindakan.
c. Pengertian prestasi belajar akuntansi
Prestasi belajar akuntansi terdiri dari tiga kata yaitu prestasi, belajar,
dan akuntansi yang masing-masing kata mempunyai pengertian masing-
masing dan telah diuraikan sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai seseorang
setelah melalui proses perubahan perilaku secara aktif, berbuat melalui ber-
bagai pengalaman, melihat, mengamati, serta memahami pelajaran akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatar belakangi metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (a) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (b) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Salah satu
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pendekatan pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif identik dengan belajar secara berkelompok atau
bekerja bersama dalam suatu kelompok. Seperti yang dikemukakan Slavin (1995),
“In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the tacher”. Dari uraian tersebut cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. (Isjoni, 2009: 15)
Cooperaive learning atau gotong royong (Anita Lie, 2000 dalam Isjoni) yaitu
sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur. Susanto (dalam jurnal
Djoko Dwi Kusumojanto) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran kelompok kecil yang digunakan untuk: meningkatkan
kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok, memperbaiki hubungan antar
siswa yang berbeda latar belakang dan kemampuannya, mengembangkan
keterampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok dan mendorong proses
demokrasi di kelas.
Tujuan pembelajaran kooperatif tercakup dalam tiga konsep sentral menurut
Slavin (1995) yang dikutip dalam Isjoni (2009: 22-23) yaitu:
a. Penghargaan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Di dalam kelompok, anggota saling bekerja sama, membantu, member dukungan
dan bersama-sama berusaha mencapai tujuan dan untuk mendapat penghargaan.
b. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua
anggota kelompok. Walaupun bekerja secara kelompok, masing-masing anggota
harus menguasai materi secara individu, tidak hanya mengandalkan anggota lain.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Cooperative learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai
perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa, sehingga
tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh akan sama-sama mendapat kesempatan
untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) yang dikutip dalam
Trianto (2009: 60-61) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama
untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Siswa akan merasa bahwa
dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap
suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
Belajar kooperatif dapat meningkatkan interaksi siswa yang terlihat dalam hal
seorang siswa akan membantu siswa lainnya untuk sukses sebagai anggota
kelompok. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal
tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.
c. Tanggung jawab individual.
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung
jawab siswa dalm hal: (1) membantu siswa yang membutuhkan bantuan, dan (2)
siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman dalam
kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.
Dalam belajar kooperatif siswa dituntut untuk mempelajari materi yang diberi-
kan dan belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.
e. Proses kelompok.
Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang
baik.
Setiap model pembelajaran pasti terdapat kekurangan dan kelebihan, begitu
juga dengan pendekatan pembelajaran kooperatif ini seperti yang dikemukakan oleh
Jarolimek & Parker (dalam Isjoni, 2009: 24) kelebihan dari pembelajaran kooperatif
adalah:
a. Saling ketergantungan yang positif,
b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,
e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru,
f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu juga
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa
yang lain menjadi pasif. (Isjoni, 2009:25)
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran, antara lain:
a. STAD (Student Team Achivement Division)
b. Jigsaw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. TGT (Teams Games Turnaments)
d. TAI (Team Assistant Individualization)
e. GI (Group Investigation)
f. Pendekatan Struktural (TPS dan NHT), dll.
a. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa salah satunya adalah Think Pair Share (TPS) yang
dikembangkan pertama kali oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas
Marylandyang dikutip Arends (dalam Trianto, 2009: 81) menyatakan bahwa
think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana pola diskusi kelas. Seperti yang diungkapkan Lie (dalam Isjoni,
2009: 78) teknik berpasangan ini memiliki keunggulan yaitu optimalisasi
partisipasi siswa, dengan setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama
untuk menuangkan ide dan kemampuannya dalam berkelompok.
Pada teknik ini setiap siswa diberi kesempatan untuk berfikir sendiri
untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dan kemudian hasil pemikiran
tersebut didiskusikan dengan pasangan kelompoknya, sehingga siswa dapat
memperoleh wawasan yang lebih dan dapat mengetahui kekurangan dan letak
kesalahannya, dengan begitu siswa termotivasi untuk aktif saat mengikuti
pelajaran. Pembelajaran dengan teknik TPS juga dapat mempermudah pe-
mahaman materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena bagi siswa
yang kurang paham akan materi dan malu atau takut bertanya kepada guru
maka siswa tersebut dapat bertanya kepada rekannya dalam kelompok, dan
akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Ada tiga langkah penerapan teknik Think Pair Share dalam proses
pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Langkah 1: Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing)
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
masalah apa yang telah mereka peroleh.
3) Langkah 3: Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
sampai sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
(Arends, 1997, disadur Tjokrodiharjo, 2003, dalam Trianto, 2009: 81-82)
b. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar adalah Numbered
Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif model Numbered Head To-
gether (NHT) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih memungkin-
kan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh untuk memahami
materi pelajaran baik secara berkelompok maupun individual (Djoko Dwi
Kusumojanto, Jurnal Penelitian Kependidikan).
Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh
Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadapa isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82). Model pem-
belajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi
informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh
perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Model pembelajaran NHT terdiri dari empat langkah yang dikutip dari
Trianto (2009: 82-83), yaitu:
1) Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi
nomor antara 1 sampai 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Mengajukan pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa, dan pertanyaan dapat
bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
3) Mengajukan pertanyaan (Questioning)
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4) Pemberian jawaban (Answering)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengangkat tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas.
Kelebihan Pembelajaran metode Numbered Head Together (NHT) ini di
antaranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mengembangkan rasa ingin
tahu, meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan rasa saling memiliki dan
mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
B. Penelitian Yang Relevan
Sebelum penelitian ini, sudah ada penelitian-penelitian terdahulu yang sudah
teruji kebenarannya sehingga dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan referensi
dan acuan dalam proses penelitian. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Siti Pujyanah (K3302025) pada tahun 2007 dari
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Uni-
versitas Sebelas Maret yang dituangkan dalam skripsinya dengan judul “Studi
Komparasi Pembelajaran Cooperatif Learning dengan Teknik Think Pair Share
(TPS) dan Numbered Head Together (NHT) pada Materi Pokok Larutan Penyangga
Ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Semester 1 SMAN Tayu T. A.
2006/2007”. Dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya bahwa penerapan
teknik pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dari pada menggunakan teknik Numbered Head Together(NHT).
Selain itu penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Santi Nurul Khusnaini
(4101407112) pada tahun 2011 dari Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Malang (UNES), yang
dituangkan dalam skripsinya dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) dan Pembelajaran Think Pairs Share (TPS) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik pada Materi Pokok Segiempat”
dan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu penerapan teknik NHT lebih
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik dibandingkan
dengan penerapan teknik TPS pada materi pokok segiempat.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang banyak
dianjurkan dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada
siswa, untuk dapat mengatasi siswa yang pasif menjadi aktif serta dapat bekerja sama
dengan siswa lain. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif
yaitu tipe Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).
Pembelajaran tipe TPS ini memiliki keunggulan optimalisasi partisipasi
siswa. Pada tipe ini setiap siswa diberi kesempatan untuk berfikir sendiri untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan dan kemudian hasil pemikiran tersebut di-
diskusikan dengan pasangan kelompoknya, sehingga siswa memperoleh wawasan
yang lebih dan dapat mengetahui kekurangan dan letak kesalahannya, dengan begitu
siswa termotivasi untuk aktif saat mengikuti pelajaran. Setelah diterapkannya
pembelajaran dengan tipe TPS ini dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa.
Tipe pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang mempunyai ke-
unggulan diantaranya dapat mengembangkan rasa ingin tahu, meningkatkan rasa
percaya diri, mengembangkan rasa saling memiliki, meningkatkan prestasi belajar
siswa dan mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Model pembelajaran
NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga
siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator tercapainya tujuan pem-
belajaran bahwa tinggi rendahnya prestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajar-
an. Pada kondisi awal seperti yang tercakup dalam latar belakang masalah penelitian,
pembelajaran akuntansi yang diterapkan oleh guru di SMA Negeri 2 Karanganyar ini
sudah menggunakan metode yang bervariasi diantaranya menggunakan metode
diskusi dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. Walaupun begitu masih banyak
siswa yang diam dan kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga guru
terkesan masih mendominasi kelas karena masih sedikitnya siswa yang aktif, hal ini
menyebabkan siswa tidak dapat memahami pelajaran dengan baik dan berakibat
kurang optimalnya prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka guru harus dapat memilih
model pembelajaran yang tepat, dapat meningkatkan motivasi dan mempermudah
siswa dalam pembelajaran akuntansi, serta sebagai alternatif guru dapat meng-
gunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan
Numbered Head Together (NHT). Setelah diterapkan kedua tipe pembelajaran, TPS
pada kelas eksperimen 1 dan NHT pada kelas eksperimen 2, dapat diketahui kedua-
nya dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi dan menghasilkan prestasi belajar
yang berbeda, serta berdasarkan landasan teori, pembelajaran dengan tipe TPS meng-
hasilkan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan tipe NHT. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat dibuat kerangka berfikir yang terlihat pada skema di bawah
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
≠ ≠
Gambar 2.1 Skema kerangka berfikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan yaitu :
1. Ada perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang menggunakan tipe
pembelajaran TPS, NHT dengan kelas kontrol pada siswa kelas XI IPS semester
2 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
2. Tipe pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar lebih baik dari pada kelas
kontrol pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012.
3. Tipe pembelajaran NHT memberikan prestasi belajar lebih baik dari pada kelas
kontrol pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012.
4. Tipe pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar lebih baik dari pada NHT
pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
Konvensional
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
NHT
Populasi SMA N 2 Karanganyar
Sampel Kelas XI IPS
Prestasi Belajar Prestasi Belajar
TPS
Kelas Kontrol
Prestasi Belajar
TPS > NHT > Konvensional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS semester II SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2011-2012, yang beralamatkan di Jalan Ronggo-
warsito, Bejen, Karanganyar, yang berjalan dibawah pimpinan Drs. Wagiman,
M.Pd. sebagai kepala sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 - Mei 2012, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Persiapan melalui observasi
b. Penelitian dan pengambilan
data
c. Pengolahan data dan
penyusunan pelaporan
d. Pelaporan
: Desember 2011 - Februari 2012
: Februari 2012
: April 2012
: Maret – Mei 2012
No Kegiatan Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul skripsi
b. Penyusunan proposal
c. Perijinan penelitian
d. Konsultasi instrumen penelitian
2 Tahap Penelitian
a. Uji instrumen penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b.Pengambilan data
3 Tahap Penyelesaian
a. Pengolahan data
b. Penyusunan laporan
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian
B. Rancangan Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan pem-
belajaran kooperatif metode struktural teknik Think Pairs Share (TPS) dan
Numbered Head Together (NHT).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pencapaian prestasi belajar
akuntansi siswa dalam aspek kognitif.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan teknik eksperimen dengan bentuk
perluasan dari Two Groups Randomized Subjects Posttest-Only Design, dan
rancangan penelitian seperti pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Desain penelitian “Two Groups Randomized Subjects Posttest-Only
Design”
Kelompok Perlakuan Postest
E1 X1 Y2
E2 X2 Y2
K - Y2
Keterangan:
E1 : Kelompok eksperimen dengan teknik pembelajaran TPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
E2 : Kelompok eksperimen dengan teknik pembelajaran NHT
K : Kelas kontrol
X1 : Penggunaan teknik pembelajaran Think Pair Share (TPS)
X2 : Penggunaan teknik pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Y2 : Hasil setelah perlakuan
Adapun langkah-langkah dalam perancangan ini adalah:
1. Memberikan perlakuan X1 pada kelompok eksperimen I berupa penggunaan
teknik pembelajaran Think Pair Share (TPS).
2. Memberikan perlakuan X2 pada kelompok eksperimen II berupa penggunaan
teknik pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
3. Memberikan postest pada ketiga kelompok untuk mengukur rata-rata ke-
mampuan kognitif setelah diberi perlakuan X1 dan X2 pada kelas eksperimen I
dan II dan mengahasilkan Y2.
4. Membandingkan hasil Y2 dari ketiga kelompok dengan uji statistik.
5. Menetapkan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan
tersebut signifikan, yaitu uji Analisis Variansi (ANAVA) dan uji Scheff
sebagai uji lanjutan.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Mendenhall “A population is the set representing all observations
of interest to the sampel collector” yang berarti populasi adalah kumpulan semua
anggota dari obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, yang
terdiri 4 kelas yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4 yang berjumlah
146 siswa.
2. Sampel
Menurut Mendenhall “A sampel is a subset of measurement selected from
the population of interest” yang berarti sampel adalah kumpulan sebagian
anggota dari obyek yang diteliti. Pemilihan sampel dilakukan karena jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
populasi yang banyak, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi. Sampel yang diambil adalah 108 siswa yang akan dibagi dalam
kelompok eksperimen dengan teknik pembelajaran TPS, kelompok eksperimen
teknik pembelajaran NHT, dan kelas kontrol.
D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara sampling berkelompok
(cluster sampling) yang termasuk dalam random sampling yaitu memilih sampel
dengan membuat populasi menjadi beberapa kelompok kemudian memilih beberapa
anggota dari setiap kelompok secara acak untuk dijadikan sebagai anggota sampel
(Algifari, 2003: 21). Pengambilan sampel ini bertujuan untuk menentukan kelas
eksperimen 1 yang dikenai pembelajaran Think Pair Share (TPS), kelas eksperimen
2 yang dikenai pembelajaran Numbered Head Together (NHT), dan satu kelas
kontrol.
E. PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengambilan data
adalah sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk
memperoleh data awal tentang diri siswa yakni berupa daftar nama dan nilai
ujian kompetensi akuntansi pada KD sebelumnya. Serta berbagai informasi lain
yang diperlukan seperti data kegiatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Metode Tes
Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang
harus dijawab atau diselesaikan siswa untuk tujuan mengukur kemajuan siswa.
(Slameto, 1995: 30). Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai prestasi belajar akuntansi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
serta dalam penelitan ini disusun instrumen tes untuk memperoleh data tentang
prestasi belajar akuntansi.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipergunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah soal tes berupa soal objektif berjumlah 20 butir soal dengan 5 alternatif
jawaban. Soal tes tersebut dibuat sama untuk kelas kontrol maupun kelas eks-
perimen. Sebelum soal diterapkan pada proses pretest dan postest maka akan di-
adakan tryout soal pada sekolah yang berbeda untuk mengetahui tingkat validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya beda soal.
a. Validitas
Validitas atau validity berarti keabsahan, yang sering dikaitkan
dengan instrumen atau alat ukur, sedangkan hasil penelitian dikatakan valid
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Validitas mencerminkan
tingkat kevalidan instrumen. Instrumen yang valid memiliki validitas yang
tinggi (Sigit Santoso, 2011: 69).
Adapun teknik yang digunakan adalah dengan teknik korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi
product moment :
r xy =
Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga
kritik r produk momen. Apabila harga rxy > harga rkritik, maka item soal
tersebut dikatakan valid. Klasifikasi soal adalah sebagai berikut:
0,91 - 1,00 : sangat tinggi
0,71 - 0,90 : tinggi
0,41 - 0,70 : cukup
0,21 - 040 : rendah
Negatif - 0,20 : sangat rendah
(Masidjo, 1995: 243-246)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hasil uji validitas instrument tes yang diperoleh dari tryout yang telah dilaku-
kan terangkum dalam tabel 3.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
7.
Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria
Valid Tidak Valid
Obyektif 30 25 5
(Sumber. Data primer yang diolah. 2012)
Dari 30 soal yang telah digunakan untuk tryout, soal yang digunakan untuk tes
evaluasi prestasi belajar akuntansi sejumlah 25 soal, karena lima soal lainnya
tidak valid sehingga tidak digunakan.
b. Reliabilitas
Reliabilitas atau reliability berarti kemantapan suatu alat ukur,
sehingga jika alat ukur tersebut digunakan secara berulang maka hasilnya
sama.Untuk mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus K-20 sebagai
berikut:
rtt:
Keterangan:
Rtt : koefisien reliabilitas suatu soal
n : jumlah item
p : indeks kesukaran
S : deviasi standart
q : 1-p
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,91 - 1,00 : sangat tinggi
0,71 - 0,90 : tinggi
0,41 - 0,71 : cukup
0,21 - 0,41 : rendah
Negatif - 0,20 : sangat rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
(Masidjo, 1995: 233)
Hasil uji coba reliabilitas instrument tes berdasarkan tryout yang telah
dilakukan terangkum dalam table 3.3
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria
Obyektif 30 0,829 Tinggi
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Hasil uji coba reliabilitas instrument tes lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 7.
c. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran
soal yaitu menunjukkan sukar mudahnya suatu soal yang harganya dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut:
IK =
Keterangan:
IK = indeks kesukaran
B = jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu
item
Skor maksimal = besarnya skor yang dituntut suatu jawaban benar dari
suatu item
N x skor maksimal = jumlah benar seharusnya diperoleh siswa dari suatu
item
Adapun kriterianya sebagai berikut:
0,81 – 1,00 = mudah sekali (MS)
0,61 – 0,80 = mudah (Md)
0,41 – 0,60 = sedang/cukup (Sd)
0,21 – 0,40 = sukar (Sk)
0,00 – 0,20 = sukar sekali (SS)
(Masidjo, 1995: 189)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Hasil uji taraf kesukaran soal instrument tes berdasarkan tryout yang
telah dilakukan terangkum dalam table 3.4. Hasil uji taraf kesukaran soal instru-
ment tes yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Soal Instrumen Tes
Jenis
Soal
Jumlah
Soal
Taraf Kesukaran Soal
MS Md Sd Sk SS
Obyektif 30 6 10 12 2 -
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Dari perhitungan uji taraf kesukaran soal yang telah dilakukan diperoleh hasil soal yang
digunakan untuk tes prestasi yaitu 25 soal dengan rincian 3 soal berkriteria mudah sekali
(MS), 10 soal berkriteria mudah (Md), 10 soal berkriteria sedang (Sd) dan 2 soal
berkriteria sukar (Sk), sedangkan 5 soal yang tidak digunakan 3 soal berkriteria mudah
sekalo (MD) dan 2 soal berkriteria sedang (Sd).
d. Daya Pembeda Soal
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal sebagai berikut:
ID =
Keterangan:
ID = indeks deskriminasi
KA = jumlah jawaban benar yang diperoleh
dan siswa yang tergolong kelompok atas
KB = jumlah jawaban benar yang diperoleh
dan siswa yang tergolong kelompok
bawah
NKA atau NKB = jumlah siswa yang tergolong kelompok
atas atau kelompok bawah
NKA atau NKBx skor maksimal = perbedaan jawaban benar dari siswa-
siswi yang terolong kelompok atas dab
bawah yang seharusnya diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
0,80 - 1,00 = sangat membedakan
0,60 - 0,79 = lebih membedakan
0,40 - 0,59 = cukup membedakan
0,20 - 0,39 = kurang membedakan
Negatif – 0,19 = sangat kurang membedakan (Masidjo, 1995 : 198-201)
Hasil uji beda soal instrument tes berdasarkan tryout yang telah dilaku-
kan terangkum dalam table 3.5. Untuk yang lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Tes
Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria
SM LM CM KM SKM
Obyektif 30 - - 13 14 3
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Dari perhitungan uji daya beda soal yang telah dilakukan diperoleh hasil soal yang
digunakan untuk tes prestasi yaitu 25 soal dengan rincian 12 soal berkriteria kurang
membedakan (KM) dan 13 soal berkriteria cukup membedakan (CM), sedangkan 5 soal
yang tidak digunakan 3 soal berkriteria sangat kurang membedakan (SKM) dan 2 soal
berkriteria kurang membedakan (KM).
F. Teknik Analisis Data
1. Menguji Persyaratan Hipotesis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uji
statistik Liliefors. Statistik uji untuk metode ini adalah:
Lo = Maks
Dengan: F(zi) = P (Z ≤ Zi )
S(zi) = proporsi cacah Zn lebih kecil atau sama dengan Zi
Lo = koefisien Liliefors pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Hipotesis:
= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
1. Menghitung rata-rata dan simpangan bakunya:
X =
S2 =
2. Menghitung nilai Zi
3. Mencari nilai Zi pada daftar F
4. Menghitung S(Zi), yaitu
5. Menghitung selisih F(Zi) – F(Zi)
6. Mencari nilai kritis yang dapat diperoleh pada kolom harga mutlak,
kemudian dibandingkan dengan tabel.
7. Kriteria pengujian adalah: tolak Ho jika Lo maks ≤ L tabel berarti sampel
berasal dari populasi yang berditribusi normal.
(Sudjana, 1996: 466 - 469)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan variasi sampel
dalam penelitian ini untuk mengetahui homogenitas sampel digunakan “Uji
Bartlett”dengan rumus sebagai berikut:
Dengan:
k = banyaknya populasi = banyaknya sampel
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
= banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
= -1 = derajat kebebasan untuk ; j = 1,2, …, k;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
= derajat kebebasan untuk RKG
;
RKG = rerata kuadrat galat = ;
Hipotesis:
: = =
H1 : tidak semua variansi sama.
Kriteria uji adalah = menerima jika <
(Budiyono, 2009: 176-177)
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Variansi
Analisis Variansi (ANAVA) merupakan teknik analisis statistik yang
bertugas untuk menentukan apakah perbedaan skor variable terikat disebabkan
oleh perbedaaan atau variasi skor pada variable bebas (Siswandari, 2009: 99).
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu dengan melakukan uji
Anava Satu Jalan (One-Way Anova) dengan ketentuan sebagai berikut:
: tidak semua mean sama
Keterangan:
= rata-rata nilai tes siswa yang dikenai teknik pembelajaran TPS
= rata-rata nilai tes siswa yang dikenai teknik pembelajaran NHT
= rata-rata nilai tes siswa pada kelas kontrol
Dalam perhitungan Anava Satu Jalur dengan sel tak sama (dengan n untuk
masing-masing sampel tidak harus sama) menggunakan tabel analisis varians
seperti pada tabel dibawah ini: (Budiyono, 2009: 195-198)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Variansi
Sumber JK Dk RK P
Perlakuan
Galat
JKA
JKG
k-1
N-k
RKA
RKG
-
p< atau p>
-
Total JKT N-1 - - - -
(Sumber: Budiyono, 2009: 198)
Keterangan:
dkA = k-1
dkG = N-k
dkT = N-1
Statistik uji untuk analisis variansi ni adalah :
Yang merupakan nilai dari variable random yang berdistribusi F dengan derajat
kebebasan k-1 dan N-k
Daerah kritis untuk uji ini adalah:
DK =
Jika harga > , dengan = dengan = 5%, maka
ditolak. Jika ditolak, diteruskan dengan uji lanjut ANAVA yaitu dengan Uji
Scheffe.
b. Uji Scheffe
Uji Scheffe digunakan untuk mengkomparasikan mean dari kelompok-
kelompok perlakuan dengan n yang tidak sama. Menurut Budiyono (2009: 201-
205) prosedur pelaksanaan uji scheffe sebagai berikut:
1) Identifikasikan semua pasangan komparasi rerata yang ada. Jika terdapat k
perlakuan, maka ada pasangan rerata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Rumuskan hipotesis nol yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
Tabel 3.7 Tabel Uji Scheffe
Komparasi
(Sumber: Budiyono, 2009: 205)
3) Tentukan nilai signifikansi (pada umumnya yang dipilih sama dengan
pada uji analisis variansinya)
4) Carilah nilai statistik uji F dengan menggunakan rumus berikut:
Dengan:
= nilai pada perbandingan perlakuan ke-I dan perlakuan ke-j
= rerata pada sampel ke-i
= rerata pada sampel ke-j
RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis varians
= ukuran sampel ke-i
= ukuran sampel ke-j
5) Tentukan daerah kritis dengan rumus berikut:
6) Tentukan uji untuk masing-masing komparasi ganda.
7) Tentukan kesimpulan dari uji yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini data diperoleh dari siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 3 kelas dengan rincian
satu kelas yaitu kelas XI IPS 2 digunakan sebagai kelas eksperimen 1 dengan
penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), satu kelas yaitu kelas XI
IPS 1 digunakan sebagai kelas eksperimen 2 dengan penerapan model pembelajar-
an Numbered Head Together (NHT), dan satu kelas lagi yaitu kelas XI IPS 3
digunakan sebagai kelas kontrol. Berikut ini disajikan data penelitian yang
meliputi data keadaan awal siswa dan data prestasi belajar akuntansi siswa dari
ketiga kelas.
1. Data Keadaan Awal Siswa
Data keadaan awal siswa pada mata pelajaran akuntansi diambil dari
nilai ujian kompetensi akuntansi pada KD sebelumnya yang dapat dilihat pada
lampiran 1 halaman 57.
a. Kelas Eksperimen 1 (TPS)
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 2, SMA Negeri 2 Karanganyar dengan sampel sebanyak 38 siswa
sebelum diterapkannya model pembelajaran TPS mempunyai rata-rata
( X ) 62,21 dan varians (σ2) 85,36.
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi pada kelas
eksperimen 1 dipaparkan dalam distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Eksperimen 1 (TPS)
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 41 – 50 45.5 4 11%
2 51 – 60 55.5 14 37%
3 61 – 70 65.5 11 28%
4 71 – 80 75.5 9 24%
Jumlah 38 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 2 sebelum diterapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS),
dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
sejumlah 29 siswa dengan frekuensi relatif 76% dari keseluruhan siswa,
dan nilai yang paling banyak diperoleh pada nilai tengah 55,5 sebanyak 14
siswa dengan frekuensi relatif 37%. Sedangkan siswa yang mendapatkan
nilai sudah mencapai KKM sejumlah 9 siswa dengan frekuensi relatif 24%
dari keseluruhan siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.1 di bawah ini menunjuk-
kan tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran akun-
tansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 4.1 Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen 1 (TPS)
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa nilai awal kelas
eksperimen 1 sebelum diterapkannya model pembelajaran TPS, siswa
yang memperoleh nilai rata-rata dibawah nilai KKM sebanyak 29 siswa,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai sudah mencapai nilai KKM se-
banyak 9 siswa.
Dilihat dari tabel distribusi frekuensi dan histogram rata-rata kelas
tersebut, menunjukkan sebagian besar siswa belum dapat mencapai nilai
KKM yaitu 75. Prestasi belajar tersebut belum dapat optimal dan mencapai
nilai KKM dikarenakan belum tepatnya model pembelajaran yang diterap-
kan oleh guru, selain itu juga disebabkan karena siswa kurang termotivasi
untuk belajar dan memahami pelajaran.
b. Kelas Eksperimen 2 (NHT)
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 1, SMA Negeri 2 Karanganyar dengan sampel sebanyak 35 siswa
sebelum diterapkannya model pembelajaran NHT mempunyai rata-rata
( X ) 64,57 dan varians (σ2) 63,193.
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi pada kelas
eksperimen 2 dipaparkan dalam distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada
Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Eksperimen 2 (NHT)
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 41 – 50 45.5 1 3%
2 51 – 60 55.5 12 34%
3 61 – 70 65.5 12 34%
4 71 – 80 75.5 10 29%
Jumlah 35 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 1 sebelum diterapkan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT), dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai
dibawah nilai KKM sejumlah 25 siswa dengan frekuensi relatif 71% dari
keseluruhan siswa, dan nilai terbanyak diperoleh pada nilai tengah 55,5
sebanyak 12 siswa dan 66,5 sebanyak 12 siswa dengan frekuensi relatif
masing-masing 34%. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai sudah
mencapai KKM sebanyak 10 siswa dengan frekuensi relatif 29% dari
keseluruhan siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.2 di bawah ini menunjuk-
kan tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran
akuntansi.
Gambar 4.2 Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen 2 (NHT)
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai awal kelas
eksperimen 2 sebelum diterapkannya model pembelajaran NHT, siswa
yang memperoleh nilai rata-rata dibawah nilai KKM sebanyak 25 siswa,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai sudah mencapai nilai KKM
sebanyak 10 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dilihat dari tabel distribusi frekuensi dan histogram rata-rata kelas
tersebut, menunjukkan sebagian besar siswa belum dapat mencapai nilai
KKM yaitu 75. Prestasi belajar tersebut disebabkan karena siswa masih
kurang dapat memahami pelajaran dengan baik, disamping guru telah
menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi seperti diskusi. Selain
itu kurangnya kesadaran siswa untuk mencari tahu dan belajar memahami
pelajaran.
c. Kelas Kontrol
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 3, SMA Negeri 2 Karanganyar dengan sampel sebanyak 35 siswa yang
digunakan sebagai kelas kontrol mempunyai rata-rata ( X ) 61,03 dan
varians (σ2) 93,499.
Data keadaan awal siswa mata pelajaran akuntansi pada kelas
kontrol dipaparkan dalam distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel
4.3 dan Gambar 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Keadaan Awal Kelas Kontrol
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 41 – 50 45.5 5 14%
2 51 – 60 55.5 13 37%
3 61 – 70 65.5 9 26%
4 71 – 80 75.5 8 23%
Jumlah 35 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 3 sebagai kelas kontrol, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapatkan nilai dibawah nilai KKM sebanyak 27 siswa dengan
frekuensi relatif 77% dari keseluruhan siswa, dan nilai terbanyak diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pada nilai tengah 55,5 sebanyak 13 siswa dengan frekuensi relatif 37%.
Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai sudah mencapai KKM sebanyak
8 siswa dengan frekuensi relatif 23% dari keseluruhan siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.3 di bawah ini menunjuk-
kan tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran
akuntansi.
G ambar 4.3. Histogram Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa nilai awal mata
pelajaran akuntansi pada kelas kontrol, siswa yang memperoleh nilai rata-
rata dibawah nilai KKM sebanyak 27 siswa, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai sudah mencapai nilai KKM sebanyak 8 siswa.
Dilihat dari tabel distribusi frekuensi dan histogram rata-rata kelas
tersebut, menunjukkan sebagian besar siswa belum dapat mencapai nilai
KKM yaitu 75. Prestasi belajar tersebut disebabkan karena siswa masih
kurang dapat memahami pelajaran dengan baik, disamping guru telah
menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi seperti diskusi. Selain
itu kurangnya kesadaran siswa untuk mencari tahu dan belajar memahami
pelajaran.
Perbandingan nilai awal antara kelas eksperimen 1 (TPS), kelas
eksperimen 2 (NHT) dan kelas kontrol dapat diketahui prestasi siswa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
mata pelajaran akuntansi sebelum diterapkannya masing-masing model
pem-belajaran terdapat sedikit perbedaaan serta masih banyak yang masih
belum mencapai nilai KKM dengan rata-rata kelas TPS adalah 62,21, rata-
rata kelas NHT adalah 64,57, dan kelas kontrol adalah 61,028. Dari
penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan prestasi belajar akuntansi
siswa belum dapat mencapai KKM dikarenakan penggunaan pendekatan
dan model pembelajaran yang belum tepat sehingga siswa kurang dapat
memahami materi, dan kurangnya kesadaran siswa untuk mencari tahu dan
belajar memahami pelajaran.
.
2. Data Prestasi Belajar Akuntansi
Data prestasi belajar akuntansi siswa setelah penerapan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kelas eksperimen 1, Numbered
Head Together (NHT) pada kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol dapat
dilihat pada lampiran 1 halaman 57, dengan penjelasan berikut ini.
a. Kelas Eksperimen 1 (TPS)
Data prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran TPS mempunyai rata-rata (X ) 78,947 dan varians (σ2)
67,186. Data prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas eksperimen 1
dipaparkan dalam distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel 4.4
dan Gambar 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen (TPS)
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 51 – 60 55.5 0 0%
2 61 – 70 65.5 5 13%
3 71 – 80 75.5 19 50%
4 81 – 90 85.5 10 26%
5 91 – 100 95.5 4 11%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Jumlah 38 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 2 setelah diterapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS),
dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi
dengan siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yaitu pada nilai
tengan 65,5 sebanyak 5 siswa dengan frekuensi relatif 13% dari keseluruh-
an siswa, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai sudah mencapai KKM
meningkat menjadi 32 siswa dengan frekuensi relatif 87% dari keseluruh-
an siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.4 di bawah ini menunjukkan
tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran akuntansi.
Gambar 4.4 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 1 (TPS)
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa prestasi belajar
akuntansi kelas eksperimen 1 setelah diterapkannya model pembelajaran
TPS menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Siswa yang
memperoleh nilai rata-rata dibawah nilai KKM menurun dari yang semula
29 siswa menjadi 5 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mencapai nilai KKM meningkat dari yang semula 9 siswa menjadi 33
siswa.
Peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa tersebut diperoleh
setelah adanya penerapan model pembelajaran TPS sehingga dapat di-
simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat dapat me-
ningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Selain itu, masih ada siswa
dengan nilai yang belum mencapai KKM dikarenakan kurangnya kesadar-
an diri untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
b. Kelas Eksperimen 2 (NHT)
Data prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran NHT mempunyai rata-rata (X ) 86,17 dan varians (σ2)
34,205. Data prestasi belajar akuntansi siswa kelas eksperimen 2 dipapar-
kan dalam distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Gam-
bar 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 2
(NHT)
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 51 - 60 55.5 0 0%
2 61 - 70 65.5 0 0%
3 71 - 80 75.5 9 26%
4 81 - 90 85.5 15 43%
5 91 - 100 95.5 11 31%
Jumlah 35 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 1 setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT), dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dibawah nilai KKM menurun menjadi 0% siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai sudah mencapai KKM meningkat menjadi 35 siswa
dengan frekuensi relatif 100% dari keseluruhan siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.5 di bawah ini menunjuk-
kan tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran
akuntansi.
Gambar 4.5 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Eksperimen 2 (NHT)
Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat pe-
ningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas eksperimen 2 setelah
diterapkannya model pembelajaran NHT. Tidak ada siswa yang mendapat-
kan nilai rata-rata dibawah nilai KKM dari yang semula sebanyak 25
siswa, sedangkan semua siswa mendapatkan nilai sudah mencapai nilai
KKM yaitu sebanyak 35 siswa meningkat dari semula hanya 10 siswa.
Peningkatan prestasi belajar akuntansi pada kelas XI IPS 1 me-
nunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran NHT. Pe-
nerapan model pembelajaran ini dapat memengaruhi minat dan me-
motivasi siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam mengikuti proses
pelajaran dan memahami pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Kelas Kontrol
Data prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 3, sebagai kelas
kontrol mempunyai rata-rata (X ) 68,457 dan varians (σ2) 75,079. Data
prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas kontrol dipaparkan dalam
distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.6
berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Prestasi Kelas Kontrol
No Interval Nilai Tengah Frek. Mutlak Frek. Relatif
1 51 – 60 55.5 10 28%
2 61 – 70 65.5 9 26%
3 71 – 80 75.5 14 40%
4 81 – 90 85.5 2 6%
5 91 – 100 95.5 0 0%
Jumlah 35 100%
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, menunjukkan persentase siswa kelas
XI IPS 3 sebagai kelas kontrol, dapat diketahui bahwa siswa yang men-
dapatkan nilai dibawah nilai KKM menurun menjadi 19 siswa dengan
frekuensi relatif 54% dari keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai sudah mencapai KKM meningkat menjadi 16 siswa
dengan frekuensi relatif 46% dari keseluruhan siswa.
Pengamatan histogram pada Gambar 4.6 di bawah ini menunjuk-
kan tingkat frekuensi nilai siswa dalam menempuh mata pelajaran
akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 4.6 Histogram Nilai Tes Prestasi Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat pe-
ningkatan prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas kontrol, siswa yang
memperoleh nilai rata-rata dibawah nilai KKM menurun dari yang semula
27 siswa menjadi 19 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sudah
mencapai nilai KKM meningkat dari yang semula 8 siswa menjadi 16
siswa. Dilihat dari tabel distribusi frekuensi dan histogram rata-rata kelas
tersebut, menunjukkan peningkatan prestasi yang tidak terlalu tinggi,
belum seluruh siswa dapat mencapai nilai KKM. Hal itu disebabkan
karena pembelajaran dalam kelas kontrol yang kurang bervariasi sehingga
menyebabkan siswa jenuh dan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajar-
an. Selain itu, dapat dilihat dari faktor siswa yang kurang aktif untuk men-
cari informasi selain pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Setelah adanya pernerapan model-model pembelajaran pada masing-
masing kelas terdapat peningkatan prestasi. Perbandingan prestasi belajar
akuntansi siswa antara kelas eksperimen 1 (TPS), kelas eksperimen 2 (NHT)
dan kelas kontrol yaitu 78,947, 86,17 dan 68,457. Dari rata-rata tersebut dapat
diketahui bahwa peningkatan prestasi belajar akuntansi yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
terdapat pada kelas eksperimen 2 (NHT) dibandingkan kelas eksperimen 1
(TPS) dan kelas kontrol.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum melaksanakan uji Analisis Variansi (ANAVA) untuk menguji
hipotesis penelitian perlu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas nilai awal, dan tes prestasi belajar
akuntansi menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikansi 5%. Rangkuman
hasil uji normalitas nilai awal dan tes prestasi belajar akuntansi dapat dilihat
pada Tabel 4.7 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14
halaman 68-73.
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Awal dan Prestasi Belajar
Akuntansi
Kelas Kategori Lmaks Ltabel Kesimpulan
Eksperimen1 (TPS)
Nilai Awal 0.102 0.144 Normal
Tes Prestasi Belajar Akuntansi 0.140 0.144 Normal
Eksperimen2 (NHT)
Nilai Awal 0.129 0.149 Normal
Tes Prestasi Belajar Akuntansi 0.111 0.149 Normal
Kontrol Nilai Awal 0.127 0.149 Normal
Tes Prestasi Belajar Akuntansi 0.125 0.149 Normal
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa untuk setiap kelas
siswa diperoleh harga Lmaks < Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Uji Homogenitas
Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilaku-
kan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas nilai awal, dan tes prestasi belajar
akuntansi menggunakan statistik uji Bartlett (χ2) pada taraf signifikansi 5%
dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan data selengkapnya dapat dilihat lampiran 15
dan 16 halaman 74-77.
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Awal dan Tes Prestasi
Belajar Akuntansi.
Kategori χ2
hitung χ2
tabel Kesimpulan
Nilai Awal 1,3490 5,991 Homogen
Tes Prestasi Belajar Akuntansi 5,5689 5,991 Homogen
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap variabel diperoleh harga
statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (χ2hitung < χ2
tabel), sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi yang
homogen.
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi (Anava)
Setelah dilakukan uji prasayarat analisis, kemudian diteruskan dengan
pengujian hipotesis penelitian dengan melakukan uji analisis varians satu jalan
(One-Way Anova). Perhitungan lengkap berbantuan minitab versi 14 dapat
dilihat pada lampiran 17 halaman 78 dan rangkuman hasil pengolahan data
dapat dilihat Tabel 4.9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Variansi (Anava) Satu Jalan
Sumber JK Dk RK Fobs Fα P
Kelompok 5557.1 2 2778.6 47.04 3.09 < 0.05
Galat 6201.6 105 59.1
Total 11758.7 107
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan derajat kebebasan untuk
perlakuan sebesar 2 dan derajat kebebasan galat sebesar 105 didapatkan harga
Fα = F(0,05;2,105) = 3,09. Berdasarkan harga Fobs sebesar 47,04 lebih besar
daripada F(0,05;2,105) sebesar 3,09. Semakin kecil p-value maka akan semakin
cenderung menolak H0 dengan hasil perhitungan p-value sebesar 0,000
kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama H0 ditolak berarti H1 terbukti yaitu ada perbedaan prestasi belajar
akuntansi antara siswa yang menggunakan tipe pembelajaran TPS, NHT
dengan kelas kontrol pada siswa kelas XI IPS semester 2 SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Karena H0 ditolak, maka diteruskan
dengan uji lanjut ANAVA yaitu dengan Uji Scheffe untuk menjawab
hipotesis selanjutnya.
2. Uji Scheffe
Uji scheffe digunakan untuk mengkomparasikan rerata (mean) dari
kelompok-kelompok perlakuan dengan n yang sama tetapi juga dapat dengan
n yang berbeda. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 halaman
79-80 dan rangkuman hasil pengolahan data pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Rangkuman Perhitungan Uji Scheffe
Komparasi Fobs F(2)(3,09)
µ1 vs µ2 33.9459 6,18
µ1 vs µ3 92.97673
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
µ2 vs µ3 16.09831
(Sumber: data primer yang diolah. 2012)
Keterangan:
µ1 = rata-rata nilai tes siswa pada kelas kontrol
µ2 = rata-rata nilai tes siswa dengan teknik pembelajaran TPS
µ3 = rata-rata nilai tes siswa dengan teknik pembelajaran NHT
Perhitungan dengan menggunakan uji scheffe dilakukan dengan mem-
bandingkan Fobs dengan DK = {F | F > (2)(3,09)} = ; {F | F > 6,18}. Dari hasil
perbadingan dapat diketahui µ1 vs µ2 dengan Fobs sebesar 33,9459 > F(2)(3,09)
sebesar 6,18. Hal ini berarti rata-rata nilai tes siswa pada kelas kontrol dengan
rata-rata nilai tes siswa dengan pembelajaran tipe TPS berbeda secara signi-
fikan, yaitu prestasi belajar siswa dengan pembelajaran tipe TPS lebih baik
daripada prestasi belajar siswa pada kelas kontrol. Hal ini membuktikan
hipotesis kedua yang berbunyi “Tipe pembelajaran TPS memberikan prestasi
belajar lebih baik daripada kelas kontrol pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri
2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012”.
Selanjutnya µ1 vs µ3 dengan Fobs seharga 92,9767 > F(2)(3,09) seharga
6,18. Hal ini berarti rata-rata nilai tes siswa pada kelas kontrol dengan rata-rata
nilai tes siswa dengan pembelajaran tipe NHT berbeda secara signifikan,
sehingga prestasi belajar siswa dengan pembelajaran tipe NHT lebih baik
daripada prestasi belajar siswa pada kelas kontrol. Hal ini membuktikan
hipotesis ketiga yang berbunyi “Tipe pembelajaran NHT memberikan prestasi
belajar lebih baik daripada kelas kontrol pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri
2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012”.
Terakhir µ2 vs µ3 dengan Fobs seharga 16,09831 < F(2)(3,09) seharga 6,18.
Hal ini berarti rata-rata nilai tes siswa dengan pembelajaran tipe TPS dengan
rata-rata nilai tes siswa dengan pembelajaran tipe NHT hampir sama atau
terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Dengan kata lain prestasi
belajar siswa dengan pembelajaran tipe TPS berbeda dengan prestasi belajar
siswa dengan pembelajaran tipe NHT, dan lebih lanjut dilihat dari nilai prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
rata-rata kelas, kelas NHT lebih baik dari pada kelas TPS. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis keempat tidak terbukti karena tipe pembelajaran NHT
memberikan prestasi belajar lebih baik daripada TPS pada siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar akuntansi antara tipe pembelajaran Think Pairs Share (TPS) dengan
Numbered Head Together (NHT) di kelas XI semester 2 SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
ingin mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara penerapan tipe
pembelajaran TPS dengan kelas kontrol, antara tipe pembelajaran NHT dengan
kelas kontrol, dan antara penerapan tipe pembelajaran TPS dengan NHT.
Sampel penelitian diambil dengan teknik sampel acak klaster (cluster
random sampling) untuk menentukan kelas eksperimen 1 (TPS) yaitu kelas XI
IPS 2, kelas eksperimen 2 (NHT) yaitu kelas XI IPS 1, dan kelas kontrol yaitu
kelas XI IPS 3.
Sebagai data awal, peneliti menggunakan nilai ujian kompetensi akuntansi
pada KD sebelumnya untuk mengetahui kemampuan awal, normalitas dan
homogenitas dari masing–masing kelompok. Hasil analisis uji normalitas dari
ketiga kelas berdistribusi normal dan populasi dengan varians yang homogen.
Hasil uji normalitas nilai awal dari ketiga kelas dapat diketahui bahwa kelas XI
IPS 2 sebagai kelas eksperimen 1 (TPS) memiliki Lhitung 0,102 < dari Ltabel 0,144,
kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen 2 (NHT) memiliki L hitung 0,129 lebih
kecil dari Ltabel 0,149 maka dapat disimpulkan berdistribusi normal, dan kelas XI
IPS 3 sebagai kelas kontrol memiliki Lhitung 0,127 lebih kecil dari Ltabel 0,149,
maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas berdistribusi
normal. Hasil uji homogenitas nilai awal dari ketiga kelas dapat ketahui bahwa
ketiga kelas memiliki χ2obs 1,3490 < χ2
tabel 5,991 dengan taraf signifikansi 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
maka ketiga kelas merupakan sampel yang homogen yang berarti sampel berasal
dari kondisi yang sama dengan pengetahuan yang sama .
Setelah diketahui normalitas dan homogenitas dari nilai awal ketiga
kelas, peneliti menerapkan tipe pembelajaran TPS, NHT dan kelas kontrol pada
masing-masing kelas yang sudah ditentukan. Tipe pembelajaran TPS atau dapat
disebut tipe berpasangan ini memiliki keunggulan yaitu optimalisasi partisipasi
siswa, dengan setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk menuang-
kan ide dan kemampuannya dalam berkelompok. Proses pembelajaran teknik ini
terdiri dari tiga tahap yaitu berpikir (thinking), berpasangan (pairing) dan berbagi
(sharing). Pada tahap berpikir, guru memberi sebuah permasalahan kepada
masing-masing siswa untuk diselesaikan. Kemudian pada tahap selanjutnya, guru
membentuk kelas menjadi kelompok kecil yang terdiri 2 siswa setiap kelompok.
Siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk mendiskusikan permasalahan ter-
sebut dengan bekal pengetahuan yang dimiliki. Pada tahap ini siswa dapat saling
bertukar pendapat dengan pasangannya dan dari masing-masing siswa lebih dapat
memahami materi serta dapat mengetahui letak kesalahan dari pengerjaan-nya
pada tahap berpikir. Pada tahap akhir setelah waktu diskusi selesai, guru me-
manggil secara acak pasangan untuk memaparkan hasil diskusi kelompok dengan
bimbingan guru sehingga semua siswa mengetahui jawaban yang benar dari
pemecahan permasalahan tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah
suatu model pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan
bertanggung jawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik secara ber-
kelompok maupun individual yang secara tidak langsung melatih siswa untuk
saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan
penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Dalam
penerapan teknik ini terdapat empat tahap yaitu penomoran (numbering), meng-
ajukan pertanyaan (questioning), berfikir bersama (head together) dan pemberian
jawaban (answering).
Pada tahap penomoran ini, guru membentuk kelas menjadi 8 kelompok
yang terdiri dari 4-5 siswa setiap kelompok. Kemudian dari setiap kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
masing-masing anggota kelompok diberi nomor 1 sampai dengan 5. Pada tahap
selanjutnya guru memberi pertanyaan yang harus diselesaikan siswa secara
berkelompok dengan waktu yang ditentukan. Siswa berdiskusi kelompok, di
dalam proses diskusi tersebut siswa dapat mengemukakan pendapat dan berbagi
pengetahuan, sehingga anggota kelompok yang lebih tahu dapat membantu yang
kurang tahu dan sebaliknya anggota yang kurang tahu menjadi tahu dan lebih
memahami materi. Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, juga dapat
mengembangkan rasa ingin tahu, meningkatkan rasa percaya diri, dan me-
ngembangkan kerjasama kelompok. Setelah diskusi kelompok, guru memanggil
suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengangkat tangan-
nya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Dengan begitu
masing-masing kelompok dapat memeriksa jawaban dan mengemukakan pen-
dapat apabila terdapat perbedaan untuk berfikir bersama dalam diskusi kelas
dengan bimbingan guru. Dari proses pembelajaran tersebut dapat dilihat peran
aktif siswa yang lebih mendominasi pembelajaran.
Setelah diberi perlakuan, sebagai evaluasi diberikan tes prestasi belajar
untuk mengetahui seberapa besar siswa mampu menguasai materi laporan
keuangan yang telah dipelajarinya. Tes prestasi belajar yang diperoleh ketiga
kelompok dapat diketahui bahwa rata-rata tes prestasi belajar kelas eksperimen 1
(TPS), kelas eksperimen 2 (NHT) dan kelas kelas kontrol masing-masing adalah
78,947; 86,17 dan 68,457. Dari tes prestasi belajar setelah diberi perlakuan juga
dapat diketahui uji normalitas dan homogenitasnya dengan hasil uji normalitas tes
prestasi belajar dari ketiga kelas masing-masing memiliki L hitung < Ltabel 0,148
sehingga dapat disimpulkan berdistribusi normal. Dari hasil uji homogenitas tes
prestasi belajar dari ketiga kelas dapat diketahui bahwa ketiga kelas memiliki χ2obs
5,6899 < χ2tabel 5,991 dengan taraf signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan
ketiga kelas merupakan sampel yang homogen. Hal ini menunjukkan ketiga kelas
sampel dengan kemampuan awal yang setara ternyata setelah diberikan perlakuan
yang berbeda maka diperoleh hasil yang berbeda dengan tetap berdistribusi
normal dan populasi yang homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan uji ANAVA dan uji Scheffe
sebagai uji lanjut untuk mengetahui perbedaan antara prestasi belajar siswa dalam
kelas TPS, NHT dengan kelas kontrol, serta menjawab hipotesis. Berdasarkan
perhitungan anava didapatkan Fobs 47,04 > F(0,05;2,105) 3,09 dengan hasil per-
hitungan p-value sebesar 0,000 kurang dari 0,05 dengan kesimpulan H0 ditolak
berarti tidak semua rata-rata nilai prestasi belajar siswa sama atau terdapat
perbedaan antara penerapan tipe pembelajaran TPS, NHT dan kelas kontrol.
Perbedaan prestasi belajar dari ketiga kelas yang dihasilkan dikarenakan
penerapan teknik pembelajaran yang berbeda yang dapat lebih memotivasi siswa
untuk lebih aktif dalam pelajaran dan dengan suanana pembelajaran yang berbeda
pula dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Hasil perhitungan dari uji scheffe pada rata-rata yang dihasilkan antara
kelas kontrol dengan TPS dapat diketahui Fobs 33,9459 > F(2)(3,09) 6,18 yang berarti
rata-rata nilai tes siswa pada kelas kontrol dengan rata-rata nilai tes siswa dengan
tipe pembelajaran TPS berbeda secara signifikan, yaitu prestasi belajar siswa
dengan tipe pembelajaran TPS lebih baik daripada prestasi belajar siswa pada
kelas kontrol, dengan rata-rata nilai prestasi belajar siswa kelas TPS dan kelas
kontrol masing-masing yaitu 78,947 dan 68,457. Hal ini dapat disebabkan karena
pada kelas TPS siswa dapat termotivasi dan terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, dengan bantuan pasangan dalam kelompok lebih mudah memahami
materi. Sedangkan pada kelas kontrol kegiatan bersifat monoton dan siswa merasa
jenuh kurang bersemangat sehingga kurang dapat memahami materi.
Selanjutnya perhitungan uji scheffe antara rata-rata nilai prestasi belajar
kelas kontrol dengan NHT diperoleh Fobs 92,9767 > F(2)(3,09) 6,18 yang berarti rata-
rata nilai tes siswa pada kelas kontrol dengan rata-rata nilai tes siswa dengan tipe
pembelajaran NHT berbeda secara signifikan, sehingga prestasi belajar siswa
dengan tipe pembelajaran NHT lebih baik daripada prestasi belajar siswa pada
kelas kontrol dengan rata-rata nilai prestasi belajar siswa NHT dan kelas kontrol
yaitu 86,17 dan 68,457. Hal ini dapat disebabkan pada pembelajaran NHT lebih
memotivasi siswa, siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
lebih mudah memahami materi yang dibantu dengan adanya kerjasama kelompok
yang didalamnya saling berbagi pengetahuan.
Yang terakhir uji scheffe rata-rata nilai prestasi belajar siswa antara kelas
TPS dengan NHT diperoleh Fobs 16,09831> F(2)(3,09) 6,18 yang berarti rata-rata
nilai prestasi belajar siswa dengan teknik pembelajaran TPS prestasi belajar
hampir sama atau terdapat perbedaan yang tidak signifikan dengan prestasi belajar
kelas NHT, dan lebih lanjut dilihat dari nilai prestasi rata-rata kelas, kelas NHT
lebih baik dari pada kelas TPS yaitu 86,17 dan 78,947. Hal ini dapat disebabkan
disebabkan karena pada teknik pembelajaran NHT teknik pembelajaran yang lebih
memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh dalam
memahami materi pelajaran baik secara kelompok maupun individual. Teknik
pembelajaran ini juga melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran serta memeriksa pemahaman mereka mengenai isi
pelajaran tersebut. Sehingga tipe pembelajaran ini menuntut siswa, baik secara
individu maupun kelompok untuk menguasai materi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta
mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan dimuka, dapat disimpul-
kan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan laporan keuangan terdapat
perbedaan prestasi belajar antara kelas dengan pendekatan pembelajaran
kooperatif model Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT)
dan kelas kontrol.
2. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model
Think Pair Share (TPS) mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada
pembelajaran pada kelas kontrol. Pembelajaran dengan model TPS lebih dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model
Numbered Head Together (NHT) mempunyai prestasi belajar yang lebih
tinggi daripada pembelajaran pada kelas kontrol. Pembelajaran dengan model
NHT lebih dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
4. Pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model
Numbered Head Together (NHT) mempunyai prestasi belajar yang lebih
tinggi dari pada pembelajaran dengan model Think Pair Share (TPS). Pem-
belajaran NHT lebih dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dikaji
implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut.
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol, tetapi dari ketiga pembelajaran tersebut,
model pembelajaran NHT menghasilkan prestasi belajar yang paling unggul
dibandingkan dengan model pembelajaran TPS dan kelas kontrol. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Santi Nurul
Khusnaini (4101407112) pada tahun 2011 dari Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Malang
(UNES), dengan hasil penerapan model NHT lebih dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika peserta didik dibandingkan dengan pe-
nerapan model TPS pada materi pokok segiempat.
Penerapan model pembelajaran NHT lebih unggul karena model
pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan lebih
banyak siswa, lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung
jawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik secara berkelompok
maupun individual, dan secara tidak langsung melatih siswa untuk saling
berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh
perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian siswa akan berusaha untuk lebih dapat memahami pelajaran dengan
berdiskusi dalam kelompoknya, karena merasa bertanggung jawab terhadap
keberhasilan diri sendiri dan kelompok.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi siswa,
guru, sekolah dan peneliti lain, khususnya untuk guru supaya dapat me-
ningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa
sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah. Untuk mencapai pembelajaran
yang baik dan hasil yang optimal, guru harus memperhatikan faktor-faktor
seperti mengetahui kelebihan dan kekurangan model-model pembelajaran
yang akan diterapkan, khususnya pada mata pelajaran akuntansi, sehingga
dengan penerapan model pembelajaran yang tepat tersebut siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan baik, dapat lebih memahami pelajaran, serta dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, guru juga harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga dapat
memicu keaktifan siswa dalam pelajaran. Maka dari itu, pemilihan dan
penerapan model pembelajaran yang tepat harus diperhatikan oleh guru.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka
peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses belajar mengajar, tidak
hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru, tetapi harus benar-benar
memperhatikan sehingga materi pelajaran dapat dipahami dengan baik. Selain
itu diharapkan siswa berani mengemukakan pendapatnya dan berani bertanya
kepada guru ketika menjumpai materi yang belum dimengerti. Selain dapat
memahami materi secara individu, hendaknya siswa juga dapat memecahkan
persoalan secara kelompok. Siswa hendaknya mencari sumber pengetahuan
yang lain selain yang disampaikan guru untuk menambah wawasan, serta
memperbanyak latihan soal-soal untuk mengasah kemampuan.
2. Bagi Guru
Dalam penyampaian materi pelajaran akuntansi, guru bidang studi
akuntansi perlu memperhatikan adanya pemilihan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan materi pada pokok bahasan yang dipelajari seperti
menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered
Head Together (NHT), yang dapat menghilangkan kejenuhan siswa karena
siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran dan dapat mengeksplor
pengetahuan dan kemampuannya untuk individu dan kelompok, keaktifan
siswa dapat meningkat serta pembelajaran dapat berpusat pada siswa se-
hingga prestasi belajar siswa juga ikut meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya mendorong para guru untuk menerapkan model-
model pembelajaran inovatif dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah
hendaknya dapat memberikan penyuluhan atau diklat untuk lebih meningkat-
kan pengetahuan dan kemampuan guru mengelola kelas dalam kegiatan
belajar mengajar. Selain itu sekolah juga harus dapat menyediakan fasilitas,
sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran penerapan model pem-
belajaran. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan mencapai hasil yang optimal.
4. Bagi Peneliti Lain
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi peneliti lain pada khususnya, serta dapat dikembangkan lebih
lanjut dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan disajikan
agar dapat lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan.