program studi pendidikan matematika fakultas keguruan dan ilmu ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi... · Pendidikan Geografi...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
249 -
download
0
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI .../Studi... · Pendidikan Geografi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MAGETAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh:
Marchella Yanualisa
K5408036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DENGAN METODE CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MAGETAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
MARCHELLA YANUALISA
K5408036
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Marchella Yanualisa, K5408036. “STUDI KOMPARASI METODE
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE
CERAMAH TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Agustus
2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
siswa terhadap siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Problem Based
Learning (PBL) dan siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Ceramah
Tanya Jawab dalam pembelajaran IPS Geografi, kompetensi dasar
“Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap
Kehidupan” pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 1 Magetan tahun
pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasinya
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran
2011/2012. Sampel diambil dengan cara teknik acak sederhana. Sampel yang
terpilih adalah siswa kelas VII A dan VII I. Teknik pengumpulan data hasil
belajar siswa menggunakan teknik tes dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda
dan tes uraian. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Uji-t pada
taraf signifikasi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan
Metode pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab pada kompetensi dasar
“Mendeskripsikan Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap
Kehidupan” pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Marchella Yanualisa, K5408036. “COMPARATIVE STUDY OF
LEARNING METHOD PROBLEM BASED LEARNING (PBL) AND QUESTION
ANSWER SPEECH METHOD ON THE STUDENTS’ LEARNING OUTCOME
OF SOCIAL SCIENCE GEOGRAPHY TO THE STUDENTS OF GRADE VII OF
SMP NEGERI 1 MAGETAN IN 2011/2012 ACADEMIC YEAR”. Thesis.
Surakarta. Faculty of Teacher Training and Educational Knowledge. Sebelas
Maret University, August 2012.
The objective of this study was to know the differences between the
students’ learning outcome to the students who were taught using Problem Based
Learning (PBL) method and the students who were taught using Question Answer
Speech method in learning Social Science Geography, on basic competence
"Describing the symptoms of Atmosphere and Hydrosphere and its impact on life"
on the students of grade VII semester II of SMP NEGERI 1 Magetan in 2011/2012
Academic Year.
This study used experimental research. The population was every student
of grade VII of SMP Negeri 1 Magetan in 2011/2012 Academic Year. The
samples were taken by using simple random technique. The selected samples were
the students of grade VII A and VII I. The data collection technique used test
technique in the form of objective multiple choice test and description test. The
data analysis technique used was the t-test analysis at a significance level of 5%.
The result of the study showed that there was the difference on the
students’ learning outcome of Social Science Geography between the students
who were taught using Problem Based Learning method and the students who
were taught using Question Answer Speech method on the basic competence
“Describing the symptoms of Atmosphere and Hydrosphere and its impact on
life” on grade VII students of SMP Negeri 1 Magetan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak membebani Hamba-Nya melebihi kemampuannya.
( Al-Baqoroh :286)
Bermimpilah tentang apa yang kamu inginkan. Pergilah ke tempat-tempat
kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan. Karena kamu hanya
memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk
melakukan hal-hal yang kamu inginkan.
(Mario Teguh)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali nampak mustahil, kita baru yakin
kalu kita telah melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Never give up my dreams because one day my dream comes true
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan kepada:
Mama dan bapak tercinta, terima kasih atas doa, dukungan dan
kesabarannya selama ini.
Adek-adekku, Dennis dan Rifa yang selalu membuat hari-hariku berwarna.
Keluarga di Sukomoro terima kasih selalu memberiku dorongan dan
menyayangiku sepenuh hati .
Motivation of my life ‘Luhan’ thanks for everything.
Teman-teman kos Idaman, terima kasih atas dukungan dan bantuannya
selama ini.
Nuzul, Lintang, Eka, Indah terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.
Sahabat Geografi 08 yang kusayangi.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
penelitian untuk menyusun skripsi ini.
2. Bapak Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian untuk menyusun skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ijin penelitian untuk menyusun skripsi ini.
4. Ibu Dra. Inna Prihartini, M.S selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan motivasi dan saran.
5. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya.
6. Ibu Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan penyusunannya.
7. Ibu Rahning Utomowati, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing Akademik yang
dengan sabar membimbing penulis sejak awal masa studi hingga sekarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Bapak/ Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan
dan penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Djoko Santoso, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Magetan yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian
10. Ibu Hartatie, S.Pd dan Ibu Kuswahyusi Musringah, S.Pd selaku guru mata
pelajaran IPS SMP Negeri 1 Magetan yang telah berkenan membantu
penelitian.
11. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Magetan, terimakasih atas bantuan kalian.
12. Sahabat-sahabat Geografi 2008 yang selalu mewarnai hari-hariku, semoga
silaturahmi dan persahabatan indah kita takkan pernah putus.
13. Anak-anak kost “Idaman” (Mbak Yani, Muji, Mbak Fajar, Mbak Dewi, Rus,
Dita, Iin, Mbak Partini, Tiwi) yang selalu memberi semangat dan menemani
hari-hariku.
14. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis,
Marchella Yanualisa
K5408036
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
PENGAJUAN ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6
1. Hakekat Belajar ........................................................................ 6
2. Pembelajaran ............................................................................ 7
3. Metode Pembelajaran ............................................................... 8
4. Metode Ceramah Tanya Jawab ................................................ 10
5. Metode Problem Based Learning ............................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
6. Materi Pembelajaran ................................................................ 20
7. Hasil Belajar ............................................................................. 20
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 25
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30
D. Hipotesis........................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
1. Tempat Penelitian..................................................................... 33
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 34
1. Populasi Penelitian ................................................................... 34
2. Sampel Penelitian ..................................................................... 34
C. Rancangan penelitian .................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
1. Variabel Penelitian ................................................................... 36
2. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 36
3. Instrumen Penelitian................................................................. 37
4. Uji Coba Instrumen .................................................................. 38
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 42
2. Uji Hipotesis ............................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 46
B. Deskripsi Data ............................................................................... 50
1. Uji Instrumen Soal .................................................................... 50
2. Hasil Belajar .............................................................................. 53
C. Uji Prasayarat Analisis .................................................................. 58
1. Uji Normalitas ........................................................................... 58
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 58
D. Pengujian Hipotesis....................................................................... 59
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 66
A. Kesimpulan ................................................................................... 66
B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. 66
C. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rata-rata nilai ujian semester genap sebelum diremidi .................. 2
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning ............. 15
Tabel 2.2 Penggolongan Ranah Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom .... 23
Tabel 2.3 Penelitian yang relevan ................................................................... 27
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 33
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 35
Tabel 4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Penunjang
KBM SMP N 1 Magetan ................................................................. 47
Tabel 4.2 Data Perlengkapan KBM (ruang teori dan praktek) ....................... 47
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Magetan ............................................ 48
Tabel 4.4 Data Statistik Uji Validitas Soal Pilihan Ganda............................... 51
Tabel 4.5 Data Statistik Uji Validitas Soal Uraian .......................................... 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen
Tes Pilihan Ganda dan Uraian ......................................................... 52
Tabel 4.7 Indeks Kesukaran Instrumen Tes .................................................... 52
Tabel 4.8 Daya Beda Butir Soal Instrumen Tes .............................................. 53
Tabel 4.9 Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ..................................... 53
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest
Dan Posttest Kelas Eksperimen .................................................... 54
Tabel 4.11 Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 55
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol...... 55
Tabel 4.13 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .................. 56
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol ................................................................................ 57
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 58
Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Analisis Uji t..................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Contoh Kerangka Pemikiran ........................................................ 32
Gambar 4.1 Histogram Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksprimen .............. 54
Gambar 4.2 Histogram Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ................... 56
Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol ................................................................................ 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Silabus ...................................................................................... 71
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 74
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.......... 108
Lampiran 4 Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas VII SMP....................... 128
Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Tryout ................................................................ 171
Lampiran 6 Soal Tryout ............................................................................... 173
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Tryout ...................................................... 184
Lampiran 8 Lembar Jawaban Soal Tryout ................................................... 186
Lampiran 9 Kisi – kisi Soal Pretest dan Posttest ......................................... 187
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest .......................................................... 189
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ................................. 198
Lampiran 12 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest .............................. 200
Lampiran 13 Soal Diskusi .............................................................................. 201
Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Diskusi .................................................... 210
Lampiran 15 Data Nilai Siswa ....................................................................... 216
Lampiran 16 Uji Validitas Soal Pilihan Ganda .............................................. 220
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Validitas Soal Pilihan Ganda ..................... 226
Lampiran 18 Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda .......................................... 227
Lampiran 19 Uji Validitas Soal Uraian.......................................................... 231
Lampiran 20 Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian ................................. 232
Lampiran 21 Uji Reliabilitas Soal Uraian ...................................................... 233
Lampiran 22 Taraf Kesukaran dan Daya Beda ButirSoal .............................. 235
Lampiran 23 Data Induk ................................................................................ 242
Lampiran 24 Data Pretest .............................................................................. 244
Lampiran 25 Data Posttest ............................................................................. 245
Lampiran 26 Uji Normalitas .......................................................................... 246
Lampiran 27 Uji Homogenitas ....................................................................... 250
Lampiran 28 Perhitungan Uji T ..................................................................... 252
Lampiran 29 Tabel R, Chi Square, T ............................................................. 253
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 30 Foto Penelitian .......................................................................... 260
Lampiran 31 Perijinan .................................................................................... 263
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan formal merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung
di Indonesia meliputi beberapa jenjang yaitu jenjang pendidikan dasar, jenjang
pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan atas. Proses pendidikan formal ini lebih
dikenal sebagai proses pendidikan di sekolah, dalam proses pendidikan di sekolah ada
proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal dimana faktor internal meliputi guru dan siswa
sedangkan faktor eksternal meliputi faktor di luar guru dan siswa seperti lingkungan
dan fasilitas belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berhasil apabila kedua
faktor tersebut dapat dikoordinasikan dengan baik. Salah satu faktor internal yang
memegang peranan sangat penting adalah metode pembelajaran yang digunakan guru.
Metode pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi
pelajaran, bentuk pengajaran (kelompok atau individu), kemampuan pendidik dan
fasilitas yang tersedia.
Kegiatan belajar mengajar yang baik harus terjadi interaksi dua arah antara
guru dan siswa. Guru dalam menyampaikan informasi harus mendapat umpan balik
dari siswa. Siswa harus bertanya apabila ada materi yang belum jelas bahkan siswa
dapat mengoreksi kesalahan guru dalam menyampaikan materi jika siswa sudah tahu
terlebih dahulu dari sumber lain. Guru juga harus menerima hal tersebut dengan lapang
dada sehingga benar-benar terjadi proses belajar mengajar antara guru dengan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kegiatan pembelajaran akan semakin bermakna jika didukung dengan fasilitas belajar
yang memadai seperti adanya buku sebagai salah satu sumber belajar ataupun alat
peraga lainnya.
SMP Negeri 1 Magetan merupakan sekolah yang memiliki input atau
masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan sekolah
lain pada jenjang pendidikan yang sama di Kabupaten Magetan. Meskipun memiliki
input siswa dengan prestasi belajar yang baik tetapi hasil belajar IPS Geografi siswa
masih kurang maksimal. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan
wawancara dengan salah satu guru Mata Pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1
Magetan, dari empat materi pokok pelajaran IPS Geografi yang diberikan pada kelas
VII semester 2 di SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2010/2011 antara lain Peta
Objek Geografi, Sketsa dan Peta Wilayah, Kondisi Geografis dan Penduduk, Gejala
Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan menunjukkan bahwa
nilai rata-rata untuk materi pokok Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya
Terhadap Kehidupan paling rendah.
Tabel 1.1: Daftar Rata-rata nilai Ujian Semester Genap sebelum diremidi untuk Mata
Pelajaran IPS Geografi pada Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta
dampaknya terhadap kehidupan kelas VII SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran
2010/2011:
Kelas VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H VII I
Nilai
rata-
rata
68 70 69 68 72 69 67 69 66
Sumber: Daftar nilai Ujian Semester Genap siswa kelas VII Mata Pelajaran IPS Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh kesimpulan rata-rata nilai tiap kelas
pada mata pelajaran IPS Geografi Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer
serta dampaknya terhadap kehidupan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum di
SMP Negeri 1 Magetan yaitu 70. Berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) guru IPS pada mata pelajaran IPS Geografi, adanya kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa untuk pelajaran IPS Geografi dikarenakan kurang
bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru. Selain itu berdasarkan hasil
tanya jawab peneliti dengan guru IPS, mayoritas siswa mengesampingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran Geografi karena dianggap hafalan semata menjadikan mereka malas
untuk memahaminya. Siswa kurang terdorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir sehingga mereka cenderung pasif dan bosan yang menyebabkan materi yang
disampaikan guru kurang bisa diserap sepenuhnya sehingga hasil belajar siswa kurang
maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut diharapkan guru mampu untuk membuat
suatu inovasi yang tepat saat menyajikan pelajaran Geografi, sehingga akan membuat
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, kreatif dan lebih bermakna.
Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran, salah satunya adalah metode ceramah yang disertai tanya jawab.
Metode tersebut pada dasarnya adalah penggabungan dari metode ceramah dengan
metode tanya jawab yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan dari metode
ceramah yang cenderung membuat siswa pasif, dan bosan dengan variasi tersebut,
materi pembelajaran dapat disampaikan secara praktis oleh guru dan dapat melatih
keberanian siswa untuk bertanya dan berpendapat, akan tetapi metode ceramah tanya
jawab juga mempunyai keterbatasan karena dalam metode tersebut, seorang guru
diposisikan sebagai sumber belajar utama bagi siswa dan bukan sebagai fasilitator
sehingga kreativitas siswa kurang berkembang. Pertanyaan yang diajukan oleh guru
terkadang membuat siswa merasa takut dan tegang serta waktu banyak terbuang
karena dengan jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
Variasi metode pembelajaran yang lain dengan menerapkan metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode pembelajaran PBL ini melatih
dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi
pada masalah dari kehidupan siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir. Prosedur
yang digunakan yaitu siswa dibagi berkelompok untuk mengidentifikasi pola atau
aturan yang disajikan guru, siswa mengorientasi, mengorganisasi, menyelidiki,
menganalisis dan akhirnya menemukan solusi. Kondisi yang tetap harus dipelihara
adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir secara optimal. Diskusi dalam bentuk
kelompok sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan
memecahkan suatu permasalahan. Penerapan metode pembelajaran berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
masalah dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena melalui
pembelajaran ini siswa belajar aktif bagaimana menggunakan konsep dan prosedur
pengetahuan mereka pada saat memecahkan masalah dengan anggota kelompoknya.
Metode PBL juga memiliki keterbatasan diantaranya membutuhkan waktu yang lama
dan proses pembelajarannya perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan
pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul ”Studi Komparasi Metode Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Dengan Metode Ceramah Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar
IPS Geografi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Magetan Tahun Pelajaran
2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, timbul
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar.
2. Perlu adanya metode atau yang tepat dalam penyampaian materi untuk mata
pelajaran IPS Geografi.
3. Kurang tertariknya siswa pada pelajaran IPS Geografi karena materi Geografi
dianggap hafalan dan siswa cenderung mengesampingkan / menggampangkan
pelajaran Geografi.
4. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran, hal ini terlihat pada
hasil belajar IPS Geografi siswa yang belum maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih mefokuskan topik masalah agar
dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah. Untuk itu pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun ajaran 2011/2012
dan penggunaan metode pembelajaran Problem Based Learning dan metode Ceramah
Tanya Jawab pada kompetensi dasar “ Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer
serta dampaknya terhadap kehidupan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah yaitu: “Apakah
ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Ceramah Tanya jawab
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah
Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan
ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa
dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Mendorong siswa agar belajar lebih aktif dan bisa memecahkan masalah atau
persoalan yang dihadapi dalam mata pelajaran IPS Geografi.
2) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan-
perbedaan yang tumbuh dalam kelompok.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru untuk memperoleh pendekatan atau metode
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS Geografi di kelas VII.
c. Bagi Penulis
Membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode-metode mengajar
khususnya mengenai metode mengajar Problem Based Learning (PBL).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Sejak lahir manusia telah memulai kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai
suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan disadari atau telah tidak dilakukan
manusia. Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar yang berbeda antara ahli
yang satu dengan yang lain. Namun perlu diketahui bahwa disamping perbedaan,
terdapat pula kesamaan dalam definisi tersebut.
Beberapa ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut:
a. Menurut Sanjaya (2011:112) “Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku, aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari”.
b. Menurut Gino dkk. (2000:31) “Belajar adalah proses perubahan prilaku
secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang
dipelajari”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses interaksi antara diri dengan lingkungannya, yang berupa proses
internalisasi yang dilakukan secara aktif dengan segenap pancaindera sehingga
melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang
lain akan menyebabkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar.
Perubahan itu mengenai segala aspek organisma atau pribadi seseorang. Karena
itu, sesorang yang belajar itu tidak sama dengan sebelumnya, karena ia lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri
dengan keadaan. Ia tidak hanya menambah pengetahuannya, tetapi dapat pula
menerapkannya secara fungsional dalam situasi-situasi kehidupan.
Belajar tidak senantiasa berhasil, tetapi seringkali ada hal-hal yang bisa
mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadikan gangguan yang bisa
menghambat kemajuan belajar. Kegagalan atau keterlambatan kemajuan biasanya
ada faktor -faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Syah (2004:132) ada tiga macam faktor yang mempengaruhi
belajar siswa :
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Ketiga faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Yang termasuk dalam faktor internal antara lain
kondisi umum jasmani, intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan
yang termasuk faktor ekstern antara lain guru dan staf, keluarga, masyarakat,
teman, rumah, sekolah, peralatan dan alam. Yang termasuk faktor pendekatan
belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam
cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.
2. Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan “instruction” atau “pengajaran”.
Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila
pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar
yaitu guru dan ada yang diajar yaitu siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan
sebagai perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar oleh guru.
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
searah. Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan
belajar mengajar tersebut. Sedangkan mengajar adalah proses mengatur
lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimilikinya (Sanjaya 2011:102).
Pengertian pembelajaran menurut Gino (2000: 32) adalah suatu usaha
sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.
Sedangkan pembelajar harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang sudah
diterapkan sebelumnya. Dalam proses pembelajaran keaktifan siswa lebih
diutamakan sehingga mereka mempunyai kebebasan yang bertanggung jawab
untuk mengungkapkan ide atau gagasan dalam pikirannya.
3. Metode Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2011:126) “Metode pembelajaran adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Sebagai salah satu komponen
pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari
komponen-komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tidak ada satupun kegiatan
belajar mengajar tanpa metode, karena dengan metode dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, metode
pembelajaran memberi manfaat bagi guru selaku pengajar dan bagi siswa dalam
proses pembelajaran.
Metode pembelajaran yang telah dikembangkan saat ini antara lain metode
ceramah, ekspositori, tanya jawab, diskusi, pembagian tugas, eksperimen,
pembelajaran kooperatif, dan lain-lain. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode
mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok
bahasan yang ada dalam setiap bidang studi karena setiap metode mengajar pasti
memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda.
Kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa seorang guru gagal
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Seorang guru yang profesional dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah
menetapkan topik pembahasan, materi dan tujuan pengajaran serta jenis kegiatan
belajar siswa yang dibutuhkan. Menurut Lestari (2009: 21-23) Macam-macam
metode mengajar dapat diuraikan lebih jelas lagi sebagai berikut:
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik.
Metode ceramah merupakan metode yang paling populer dan banyak
dilakukan guru. Selain mudah penyajiannya juga tidak banyak
memerlukan media.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar
mengajar melalui transaksi dua arah atau two way traffics dari guru ke
peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban
kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
3. Metode Diskusi (Discussion Method)
Metode diskusi adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai
pendengar saja.
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana siswa di
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa siswa, mereka bekerja
sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu
untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
5. Metode Pemberian Tugas (Recitation Method)
Metode pemberian tugas adalah suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta
didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok.
6. Metode Demonstrasi (Demonstration Method)
Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instrumen/tim
guru menunjukkan/memperlihatkan sesuatu proses.
7. Metode Eksperimen (Eksperimental Method)
Metode eksperimen atau percobaan adalah salah satu cara mengajar
dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
8. Metode Simulasi (Simulation Method)
Metode simulasi adalah cara pengajaran dengan menggunakan suatu
tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh
pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip atau ketrampilan
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
9. Metode Inkuiri (Inquiri Method)
Metode Inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru yang melibatkan peserta didik dalam proses
mental dalam rangka penemuannya.
10. Metode Pengajaran Unit
Metode pengajaran unit adalah pengajaran yang mengarahkan kegiatan
peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu
secara bersama-sama. Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran
yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai
segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
11. Metode Latihan Keterampilan (Drill Method)
Metode ini adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya.
12. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Metode ini adalah suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk
mencari dan memecahkan persoalan-persoalan dengan masalah nyata.
4. Metode Ceramah Tanya Jawab
Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan karena dalam prakteknya metode ini
memerlukan biaya yang murah dan tidak menuntut fasilitas-fasilitas yang rumit,
juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Metode ceramah
adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan (Departemen Pendidikan Nasional,
2008:13). Berdasarkan definisi diatas berarti pada pengajaran ini guru memegang
peranan yang sangat penting karena pihak gurulah yang aktif dan pihak siswa
pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat hal-hal yang penting.
Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru.
Dalam metode ini pengajaran terpusat kepada guru. Guru berperan penuh dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Keahlian guru dalam menguasai bahan,
lingkungan kelas, keterampilan berbahasa dan intonasinya sangat menentukan
keberhasilan metode ini. Metode ini akan menjadi metode yang membosankan
apabila guru tidak mampu menarik minat perhatian siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa metode ceramah sering
digunakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 13).
a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan.
Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang
lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru,
dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh
guru dalam waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat
dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling
dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya,
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang
dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun
secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali
tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-
mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua
itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
Pengajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian hanya terpusat
kepada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif. Hal ini timbul kesan
siswa hanya sebagai objek yang selalu menganggap benar apa yang disampaikan
guru. Padahal posisi siswa selain sebagai penerima pelajaran ia juga menjadi
subjek pengajaran dalam arti individu yang berhak untuk aktif mencari dan
memperoleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Untuk meminimalisir dan meningkatkan keefektifan metode ceramah
maka dalam penelitian ini menggunakan variasi lain yaitu metode Tanya Jawab.
Metode Ceramah Tanya Jawab digunkan dengan memanfaatkan keunggulan yang
dimiliki dan mengatasi kekurangan dari metode ceramah.
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa (Departemen Pendidikan,
2008:26). Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung
antara guru.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab.
a. Tujuan utama penggunaan metode tanya jawab.
1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah
dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum
dipahami.
b. Jenis pertanyaan
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan
ingatan dan pertanyaan pikiran:
1) Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal
kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan yang sejenisnya.
2) Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya
pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
c. Teknik mengajukan pertanyaan.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat tergantung kepada tehnik guru
dalam mengajukan pertanyaannya. Metode tanya jawab biasanya
dipergunakan apabila:
1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran
2) Ingin membangkitkan siswa belajar
3) Tidak terlalu banyak siswa
4) Sebagai selingan metode ceramah
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 26)
Sebagai salah satu metode interaksi edukatif, metode tanya jawab
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya. Di
samping terdapat kelemahan-kelemahannya. Menurut Pandie (dalam
http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-tanya-jawab.html).
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab:
1) Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.
2) Sangat positif untuk melatih anak untuk berani mengemukakan pendapat
secara lisan dan teratur.
3) Murid yang biasanya malas memperhatikan menjadi lebih hati-hati dan
sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4) Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan
kontrol terhadap pemahaman murid.
b. Kelemahan Metode Tanya Jawab:
1) Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit
sehingga mamakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid
mengalahkan pendapat guru.
2) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.
3) Memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran.
5. Metode Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning
Doig (1993) dalam Beringer (2007:445) mengemukakan bahwa:
“Problem Based Learning (PBL) is designed to develop problem-solving
strategies, disciplinary knowledge bases and skills simultaneously by placing
students in the active role of problem-solvers”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa metode PBL
dipusatkan pada keaktivan siswa dalam memecahkan masalah. Problem Based
Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka punyai sebelumnya sehingga dari ini akan terbentuk pengetahuan dan
pengalaman baru.
Hmelo-Silver (2004) dalam Hmelo-Silver dan Barrows (2006: 24)
mengemukakan bahwa:
“Problem Based Learning method is characteristically carried out in small,
facilitated groups and takes advantage of the social aspect of learning through
discussion, problem solving, and study with peers”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam Problem
Based Learning dapat diperoleh keuntungan dari aspek sosial pembelajaran
melalui diskusi, pemecahan masalah dan belajar bersama dengan teman-teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam
penerapan PBL.
b. Karakteristik Problem Based Learning
Menurut Suci (2008:68), model pembelajaran berbasis masalah memiliki
karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya yaitu:
1. Pembelajaran bersifat student centered.
2. Pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil.
3. Dosen atau guru berperan sebagai fasilitator dan moderator.
4. Masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan
ketrampilan problem solving.
5. Informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self directed
learning).
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut disajikan
pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-1
Orientasi siswa
pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Tahap-2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Tahap-3
Membimbing
penyelidikan
individual maupun
kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Tahap-4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
Tahap-5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
Sumber: Ibrahim & Nur dalam Trianto (2011:72)
c. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1) Melatih keterampilan memecahkan masalah.
2) Berperan sebagai orang dewasa.
3) Menjadi pebelajar yang mandiri.
4) Mendorong berbagai inkuiri, dialog, keterampilan sosial, dan berpikir
melalui kerjasama.
Muslimin (2002) dalam Darningwati (2008: 66)
d. Manfaat pembelajaran berdasarkan masalah yaitu:
1) students deciding on the information and skills they need to investigate
issues while building on their current knowledge to synthesise then
integrate new information.
2) students taking responsibility for the learning that occurs within their
group while instructors monitor and facilitate student learning.
3) students engaging with the learning experience more fully.
Pepper ( 2009: 129)
e. Kelemahan pembelajaran berdasarkan masalah
1) Pembelajaran metode PBL membutuhkan waktu yang lama.
2) Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan
belajar terutama membuat soal.
(Rizky Sina dalam http://www.Metode-Pembelajaran-Problem-Solving-
Dan-Problem-Based Learning. html)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
f. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1) Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa
dalam PBL adalah: 1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2)
menjelaskan apakah PBL itu? pola apa yang akan dialami oleh siswa?; 3)
memberi siswa ikhtisar siklus PBL, struktur dan batasan waktu; 4)
mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan; 5) menyiapkan siswa
untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu
siswa merasa memiliki masalah.
2) Menekankan Belajar Kooperatif
PBL menyediakan cara untuk inquiry yang bersifat kolaboratif dan
belajar. Dalam proses PBL, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan
kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang
berguna untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil
dan menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi.
3) Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila
anggota berkisar antara 1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit
dengan satu orang guru. Guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar
kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam
langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBL untuk menyatukan ide,
berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.
4) Melaksanakan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan
pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam
memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa.
(Rusman, 2010: 234)
g. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pelaksanaan dalam Problem Based Learning ini antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Tugas-tugas Perencanaan
a) Penerapan tujuan
b) Metode pembelajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang
dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
c) Merancang situasi masalah
d) Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka
memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih
masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi
siswa.
e) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
f) Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja
dengan beragam material dan peralatan, dan dalam pelaksanaannya bisa
dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan
dapat pula dilakukan di luar sekolah.
2) Tugas Interaktif
a) Orientasi Siswa pada Masalah
b) Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah
adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi
untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan
untuk menjadi pembelajar yang mandiri.
c) Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar
d) Metode pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan pengembangan
ketrampilan kerjasama dianatara siswa dan saling membantu untuk
menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal itu siswa
memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-
tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e) Membantu penyelidikan Mandiri dan Kelompok
(1) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai
sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir
tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut.
(2) Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan
sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat
penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran
berdasarkan masalah.
(3) Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah
penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model
fisik, dan video tape.
f) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah
adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
mereka sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
3) Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki
seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung
tertib tanpa gangguan, dapat menangani prilaku siswa yang menyimpang
secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana
mengelola kerja kelompok.
4) Assesmen dan Evaluasi
Seperti halnya pembelajaran dalam metode pembelajaran kooperatif, dalam
metode pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak
pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak
cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil
(paper and pencil test).Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang
dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka.
(Trianto, 2011:72)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Adapun alasan digunakannya metode pembelajaran PBL dengan
pertimbangan sebagai berikut. Pertama, metode pembelajaran PBL merupakan
metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan
siswa. Kedua, metode pembelajaran PBL merupakan suatu metode pembelajaran
yang membuat siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda. Penyelesaian tugas kelompok ini, setiap
anggota harus tahu materinya, tanggung jawab individual seperti ini memotivasi
siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketiga, metode
pembelajaran PBL menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan
dan berbicara sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan segala potensi siswa secara optimal sehingga diharapkan prestasi
belajar siswa akan meningkat.
6. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran IPS Geografi yang diajarkan dalam penelitian ini
adalah pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer
serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”. Materi selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 4. Indikator yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran ini
adalah sebagai berikut: (a) Mendeskripsikan sifat-sifat fisik atmofser bumi, (b)
Mendeskripsikan cuaca dan iklim, (c) Menghitung suhu suatu daerah berdasarkan
ketinggian di atas permukaan laut, (d) Mengidentifikasi tipe hujan, (e)
Menganalisis proses terjadinya angin dan tipe-tipe angin, (f) Mendeskripsikan
siklus hidrologi serta dampaknya bagi kehidupan, (g) Mendeskripsikan manfaat
rawa, (h) Mengklasifikasikan jenis-jenis danau, (i) Menentukan jenis air tanah, (j)
Mengklasifikasikan ciri sungai dan jenis pola aliran sungai, (k) Mendeskripsikan
zone laut menurut letak dan kedalamannya, (l) Menafsirkan pengertian batas
landas kontinen laut teritorial dan Zone Ekonomi Eklusif (ZEE).
7. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan hasil usaha siswa dalam proses belajar.
Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi tertentu. Hasil belajar siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
penelitian ini adalah keberhasilan siswa yang telah diperoleh yang ditunjukkan
dengan penilaian hasil belajar siswa yang berwujud angka. Menurut Sudjana
(2011:22) “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Menurut Bloom dalam Sudjana (2011: 23) ”Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional pengklasifikasian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan rahah psikomotorik”. Masing-masing ranah tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesia dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau refleksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu (a) gerak
reflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)
keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilam kompleks dan (f)
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi aspek penilain hasil belajar. Diantara ketiga
ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pelajaran. Pada penelitian ini, metode pembelajaran PBL digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif. Metode tes digunakan
untuk memperoleh data tentang hasil belajar geografi siswa pada Kompetensi
Dasar Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya
Terhadap Kehidupan.
BerdasarkanTaksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2011) ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek perilaku yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Pengetahuan, tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah
yang paling rendah. Namun tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe
hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini
berlaku bagi semua bidang studi, baik bidang matematika, pengetahuan alam,
ilmu sosial maupun bahasa. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan
paham bagaimana menggunakan rumus tersebut.
2) Pemahaman, tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan.
Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang
dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan,
atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
3) Aplikasi, penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-
ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau keterampilan.
4) Analisis, merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang
mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas
menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami
prosesnya, untuk beberapa hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain
lagi memahami sistematikanya.
5) Sintesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam
berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.
Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam
pendidikan
6) Evaluasi, pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat
dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil dan lain-
lain. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman,
aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirangkum pada tabel 2.2 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 2.2. Penggolongan Ranah Kognitif (Pengetahuan) Berdasarkan
Taksonomi Bloom
RANAHKOGNITIF-PENGETAHUAN(KNOWLEDGE)
Kategori
jenis
perilaku
Kemampuan internal Kata kerja operasional
Pengetahuan
(C1)
Mengetahui………
Misalnya:Istilah
Fakta
Aturan
Urutan
Metode
Mengidentifikasi
Menyebutkan
Memberinamapada
Menyusundaftar
Menggarisbawahi
Menjodohkan
Memilih
Memberikandefinisi
Pemahaman
(C2)
Menterjemahkan
Menafsirkan
Memperkirakan
Menentukan……..
Misalnya:Metode
Prosedur
Memahami……..
Misalnya:Konsep
Kaidah
Prinsip
Kaitanantara
Fakta
Isipokok
Mengartikan
Menginteprestasikan……
Misalnya:Tabel
Grafik
Bagan
Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Merangkum
Mengubah
Memberikancontohtentang
Menyadur
Meramalkan
Memperkirakan
Menerangkan
Penerapan
(C3)
Memecahkanmasalah
Membuatbagan&grafik
Menggunakan………….
Misalnya:Metode/prosedur
Konsep
Kaidah
Prinsip
Memperhitungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukan
Melengkapi
Menyediakan
Menyesuaikan
Menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Analisa
(C4)
Mengenalikesalahan
Membedakan………..
Misalnya:Faktadari interprestasi
Datadari kesimpulan
Menganalisa…………
Misalnya:Strukturdasar
Bagian-bagian
Hubunganantara
Memisahkan
Menerima
Menyisihkan
Menghubungkan
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Membagi
Membuatdiagram/skema
Menunjukanhubunganantara
Sintesa
(C5)
Menghasilkan……………
Misalnya:Klasifikasi
Karangan
Kerangkateoritis
Menyusun…………..
Misalnya:Rencana
Skema
Programkerja
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang Menciptakan
Mendesain Mengatur
Menyusunkenmbali
Merangkaikan
Menghubungkan
Menyimpulkan Merancangkan
Membuatpola
Evaluasi
(C6)
Menilaiberdasarkannorma
internal….
Misalnya:Hasilkaryaseni
Mutukarangan
Mutuceramah Program
Penataranmenilaiberdasarkannorma
eksternal..
Misalnya:Hasilkaryaseni
Mutukarangan
Mutupekerjaan
penataran
Mempertimbangkan……………
Misalnya:Baik-buruknya
Pro-kontanya
Untungruginya
Memperhitungkan
Membuktikan Menghasilkan
Menunjukan Melengkapi
Menyediakan Menyesuaikan
Menemukan
Menurut Arikunto (1980:21) secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber
dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai
faktor eksternal.
1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat
dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan
kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis
adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat
diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor
non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik.
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis :
Dyah Setianingrum (2011) dengan judul Studi Komparasi Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimen semu dengan teknik analisis Uji-t dengan
prasyarat yaitu t-matching. Populasi sampel penelitian yang digunakan adalah
siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam 1 Surakarta dengan sampel kelas XI IPS 4 dan
XI IPS 5. Hasil penelitian menunjukkan 1) Terdapat perbedaan hasil belajar
akuntasi siswa. Ditunjukkan dengan > yaitu 2,303 > 1,995 pada taraf
signifikansi 5% dan db= 75. 2) Model pembelajaran berdasarkan masalah lebih
efektif diterapkan daripada model pembelajaran ekspositori. Kelompok
eksperimen rata-rata nilai post-test sebesar 79,75 sedangkan pada kelompok
kontrol 74,76.
Efan Subiyantoro (2010) dengan judul Studi Komparasi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator
Explaining Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA 1 Ngawen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tahun Pelajaran 2009/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen dengan teknik analisis Uji-t. Populasi sampel penelitian yang
digunakan adalah siswa kelas XI IPS SMA 1 Ngawen Blora dengan sampel kelas
XI IPS 1 dan kelas XI IPS 3. Hasil penelitian menunjukkan 1) Terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Kooperatif Student
Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan > yaitu 2, 163 > 1,
994 pada taraf signifikansi 5% dan derajat bebas= 70. 2) Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah lebih baik dari model Pembelajaran Kooperatif Student
Facilitator and Explaining. Ditunjukkan dengan rata-rata nilai posttest kelompok
Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebesar 6,898 sedangkan rata-rata
nilai posttest kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and
Explaining adalah sebesar 6,370.
Fery Mufarokhah (2007) dengan judul Pengaruh penggunaan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar Geografi di SMPN 8
Malang Tahun Ajaran 2006/2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quasi Eksperimen dengan teknik analisis Uji t dengan menggunakan
program SPSS 10.0. Populasi sampel penelitian yang digunakan adalah siswa
kelas VIII SMPN 8 Malang tahun ajaran 2006/2007 dengan sampel kelas VIII G
dan VIII F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dengan Model Ekspositori. Ditunjukkan dengan signifikansi
0,05 > yaitu 2, 184 > 1, 998 dan sig (0,032) < 0,05).
Haniah Nurlaili (2011) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Keaktivan
Dan Hasil Belajar Geografi siswa Kelas XI IPS 2 SMA Al Islam 1 Surakarta Pada
Materi Pokok Lingkungan Hidup Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa
kelas XI IPS 2 sebanyak 41 anak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1)
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pembelajaran komik dapat meningkatkan keaktivan belajar geografi siswa. Hal ini
dapat diketahui dari keaktivan belajar individu siswa pada kondisi awal ke siklus 1
rata-rata meningkat 15,9 %, keaktivan belajar siswa dalam kelompok dari kondisi
awal ke siklus 1 rata-rata meningkat 73,1 %. Sedangkan keaktivan individu siswa
dari siklus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 20,8 %, keaktivan belajar siswa dalam
kelompok dari sikus 1 ke siklus 2 rata-rata meningkat 17,1 %. 2) Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media komik dapat
meningkatkan hasil belajar geografi. Hal ini dapat diketahui dari tercapainya
ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 sebanyak 63% dan pada siklus 2 sebanyak
80%.
Tabel 2.3 Penelitian yang relevan
No Nama Judul Metode Hasil
1. Dyah
Setianingrum
(2011)
Studi
Komparasi
Model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
Dengan Model
Ekspositori
Terhadap Hasil
Belajar Siswa
Dalam
Pembelajaran
Akuntansi Kelas
XI IS Semester
2 SMA Al Islam
1 Surakarta
Tahun Ajaran
2010/2011
Metode
Eksperimen
semu dengan
teknik analisis
Uji-t dengan
prasyarat yaitu
t-matching
1) Terdapat perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang diajar
dengan menggunakan model
pembelajaran Berdasarkan
Masalah dengan model
pembelajaran Ekspositori yang
ditunjukkan dengan Ditunjukkan
dengan > yaitu
2,303 > 1,995 pada taraf
signifikansi 5% dan db= 75.
2) Prestasi belajar menggunakan
model pembelajaran berdasarkan
masalah lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan model
pembelajaran Ekspositori yang
ditunjukkan dengan nilai rata-
rata kelompok kontrol sebesar
74,76 dan nilai rata-rata
kelompok eksperimen adalah
79,75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Efan
Subiyantoro
(2010)
Studi
Komparasi
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah dan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Student
Facilitator
Explaining
Terhadap Hasil
Belajar
Geografi Siswa
Kelas XI IPS
SMA 1 Ngawen
Tahun Pelajaran
2009/2010.
Metode
Eksperimen
dengan teknik
analisis
Uji-t
1) Terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan
Masalah dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Student
Facilitator and Explaining.
Ditunjukkan dengan
> yaitu 2, 163 > 1, 994
pada taraf signifikansi 5% dan
derajat bebas= 70.
2) Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah lebih baik
dari model Pembelajaran
Kooperatif Student Facilitator
and Explaining. Ditunjukkan
dengan rata-rata nilai posttest
kelompok Model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah sebesar
6,898 sedangkan rata-rata nilai
posttest kelompok Model
Pembelajaran Kooperatif Student
Facilitator and Explaining adalah
sebesar 6,370
3. Fery
Mufarokhah
(2007)
Pengaruh
penggunaan
model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
Terhadap Hasil
Belajar
Geografi di
SMPN 8
Malang Tahun
Ajaran
2006/2007
Quasi
Eksperimen
dengan teknik
analisis
Uji t dengan
menggunakan
program SPSS
10.0.
Terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan
Masalah dengan Model
Ekspositori. Ditunjukkan dengan
signifikansi 0,05 >
yaitu 2, 184 > 1, 998 dan sig
(0,032) < 0,05).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Haniah
Nurlaili
(2011)
Penerapan
Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning
Dengan Media
Komik Untuk
Meningkatkan
Keaktivan Dan
Hasil Belajar
Geografi siswa
Kelas XI IPS 2
SMA Al Islam 1
Surakarta Pada
Materi Pokok
Lingkungan
Hidup Tahun
Ajaran
2010/2011.
Metode
Penelitian
Tindakan
Kelas.
1) Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
dengan media pembelajaran komik
dapat meningkatkan keaktivan
belajar geografi siswa. Hal ini
dapat diketahui dari keaktivan
belajar individu siswa pada
kondisi awal ke siklus 1 rata-rata
meningkat 15,9 %, keaktivan
belajar siswa dalam kelompok
dari kondisi awal ke siklus 1
rata-rata meningkat 73,1 %.
Sedangkan keaktivan individu
siswa dari siklus 1 ke siklus 2
rata-rata meningkat 20,8 %,
keaktivan belajar siswa dalam
kelompok dari sikus 1 ke siklus 2
rata-rata meningkat 17,1 %.
2) Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
dengan media komik dapat
meningkatkan hasil belajar
geografi. Hal ini dapat diketahui
dari tercapainya ketuntasan belajar
siswa pada siklus 1 sebanyak 63%
dan pada siklus 2 sebanyak 80%.
5. Marchella
Yanualisa
(2012)
Studi
Komparasi
Metode
Pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL)
Dengan Metode
Ceramah Tanya
Jawab Terhadap
Hasil Belajar
Metode
eksperimen
dengan teknik
analisis uji-t
Terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan
Metode Pembelajaran Problem
Based Learning dengan Metode
Ceramah Tanya Jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Siswa Dalam
Pembelajaran
IPS Geografi
Pada Siswa
Kelas VII SMP
Negeri 1
Magetan Tahun
Pelajaran
2011/2012
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses terjadinya interaksi
siswa dan guru. Guru menyampaikan suatu materi pembelajaran disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran tersebut. Siswa dituntut aktif dalam mempelajari
materi, agar terjadi transfer pengetahuan yang baik perlu didukung oleh
kemampuan guru dalam menyampaikan materi. Tetapi kenyataan yang sering
dijumpai guru kurang dapat menyampaikan materi dan mentransfer
pengetahuan dengan baik kepada siswa yang berdampak pada hasil belajar
siswa yang tidak optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini
diantaranya adalah penggunaan metode mengajar.
Penggunaan metode belajar harus disesuaikan dengan tujuan
pengajaran, materi pelajaran, bentuk pengajaran (kelompok atau individu),
kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia. Guru harus senantiasa
mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, agar
siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Penelitian ini mengambil kelas yang mempunyai nilai rata-rata hampir
sama untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diajar menggunakan
metode Problem Based Learning sedangkan kelompok kontrol merupakan
kelompok yang diajar menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Metode Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran
yang berpusat pada keaktivan siswa, melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah dari kehidupan siswa. Prosedur yang digunakan yaitu siswa dibagi
berkelompok untuk mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan guru,
siswa mengorientasi, mengorganisasi, menyelidiki, menganalisis dan
akhirnya menemukan solusi. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil
merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
Metode ceramah tanya jawab merupakan variasi dari metode
ceramah. Materi pembelajaran disampaikan secara praktis oleh guru dan
dapat melatih keberanian siswa untuk berpendapat, dalam metode ceramah
tanya jawab guru diposisikan sebagai sumber belajar utama bagi siswa dan
bukan sebagai fasilitator sehingga kreativitas siswa kurang berkembang.
Kemudian dilakukan posttest kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Selanjutnya dibandingkan, sehingga dapat diperkirakan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan
menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah
Tanya Jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis yaitu “Ada perbedaan hasil
belajar IPS Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Metode Ceramah Tanya Jawab
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan”.
Penggunaan Metode Pembelajaran
Kelompok Eksperimen
Metode Ceramah Tanya
Jawab
Metode Problem Based
Learning (PBL)
Kelompok Kontrol
Posttest Posttest
Dibandingkan
Ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Hasil Belajar Hasil Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Magetan beralamat di Jalan
Kartini no. 4 Magetan Jawa Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan waktu pelaksanaan penelitian ini dari bulan
Desember 2011 sampai dengan Agustus 2012. Waktu ini meliputi kegiatan
persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
2011 2012
Jadwal
Kegiatan
Des
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Persiapan
Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
Pengumpulan
data
Analisis data
Penulisan
laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2009:117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 9 kelas
yaitu VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H, VII I dengan jumlah
populasi 270 siswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Hadi (2004:182), sampel adalah sebagian dari populasi.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dengan sederhana.
Berdasarkan populasi tersebut dipilih 2 kelas dengan sistem undian dengan
maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel dalam penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi
kesembilan kelas yang menjadi anggota populasi. Undian tersebut dilaksanakan
satu tahap dengan dua kali pengambilan. Nomor undian yang pertama keluar
ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, dan nomor undian yang keluar kedua
ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan undian maka terpilih kelas VII
A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII I sebagai kelas kontrol.
C. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat
untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat (Hadi 2004:427). Keunggulan
penelitian ekperimen adalah dapat menentukan apakah hubungan yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
merupakan hubungan sebab akibat, sedangkan pada penelitian korelasional hanya
dapat menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat.
Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control
Group Design. Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Siswa pada awal kegiatan penelitian dikenakan test awal (pretest) untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian untuk kelompok eksperimen
siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode PBL, sedangkan untuk
kelompok kontrol menggunakan metode Ceramah Tanya Jawab. Pada akhir
penelitian, siswa dikenakan tes akhir (posttest). Hasil kedua tes tersebut dipakai
sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya dengan
analisis statistik.
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen (Metode PBL) X
Kontrol (Metode Ceramah Tanya Jawab)
(Sugiyono, 2009:112)
Keterangan:
Tabel diatas adalah bagan Pretest-Posttest Control Group Design (Desain Prates-
Pascates kelompok kontrol).
= hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala
Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”
sebelum diberi perlakuan.
= hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala
Atmofser dan Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”
sesudah diberi perlakuan.
X = perlakuan dengan metode Problem Based Learning (PBL)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tahap penelitian dalam rancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
2. Mengelompokkan sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3. Menyamakan kemampuan awal dengan memberikan pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk
mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan.
4. Memberikan perlakuan X pada kelompok eksperimen, berupa penggunaan
metode Problem Based Learning (PBL).
5. Memberikan posttest pada kelompok eksperimen untuk mengukur rata-
rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan X.
6. Memberikan posttest pada kelompok kontrol.
7. Membandingkan hasil posttest kedua kelompok dengan analisis uji-t.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Untuk keperluan pengambilan data, dalam penelitian ini terdapat dua buah
variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang
meliputi:
1) Metode Problem Based Learning (PBL)
2) Metode Ceramah Tanya Jawab
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Geografi.
2. Metode Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur
variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel maka
diperlukan instrument yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini ada dua cara, yaitu metode dokumentasi dan metode tes.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2002:206) “Metode dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya”.
Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang sejarah SMP Negeri 1 Magetan, nama-nama siswa, data nilai ulangan
siswa kelas VII pada pelajaran IPS dan data-data lain yang dibutuhkan dalam
penelitian.
b. Metode Tes
Menurut Arikunto (2009:33), “Tes adalah suatu alat pengumpul informasi
tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi
karena penuh dengan batasan-batasan”. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode tes. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data tentang nilai kemampuan awal (pretest) dan posttest hasil
belajar geografi pada Kompetensi Dasar Gejala Atmofser dan Hidrosfer serta
Dampaknya Terhadap Kehidupan. Tes awal atau yang sering dikenal dengan
istilah pretest ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi
atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
Sementara itu, tes akhir atau posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah
dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Fungsi
posttest adalah untuk menilai kemampuan murid mengenai materi
pelajaran sesudah pengajaran dan sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
yang telah dilaksanakan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini disusun relevan dengan variabel penelitian
dan metode pengumpulan data, yakni berupa tes formatif. Tes formatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu. Bentuk soal yang digunakan adalah tes obyektif
pilihan ganda atau multiple-choice test dan soal uraian atau essay. Langkah-
langkah pembuatan tes formatif terdiri dari:
a) Membuat kisi-kisi soal tes
b) Menyusun soal-soal tes
c) Menguji kualitas soal tes dianalisis validitas dan reliabilitasnya.
Sebelum tes diberikan pada subyek penelitian, soal-soal tes yang telah
dibuat kemudian akan di uji cobakan terlebih dahulu pada kelas lain yang tidak
digunakan sebagai subyek penelitian yang harus mempunyai kemampuan yang
sama dengan kelas lain yang digunakan dalam subyek penelitian. Tujuan dari uji
coba (tryout) instrument ini untuk mengetahui apakah soal tersebut layak atau
tidak sehingga perlu dilakukan uji instrument dengan menganalisis validitas dan
reliabilitas soal.
4. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tes
obyektif dan tes esai tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui
kualitas soal. Uji coba ditujukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Sudjana (2011:12) menyatakan “Validitas berkenaan dengan ketetapan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa
yang seharusnya dinilai”. Suatu item soal yang valid mempunyai validitas yang
tinggi, sedangkan item yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat mengevaluasinya
harus valid. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:72) untuk menghitung
validitas soal tes digunakan rumus korelasi product moment dari Person yaitu
:
Keterangan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah seluruh subjek
X = Skor tiap-tiap item soal
Y = Skor total subjek
Kriteria:
rxy > r tabel (0,05), maka item dinyatakan valid.
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009:86). Reliabilitas
soal dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut :
2
2
11
1 S
pqS
N
Nr
Dimana:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p).
= jumlah hasil perkalian antara p dan q.
n = banyaknya item.
s2 = variansi dari total.
(Arikunto, 2009:100-101)
Kriteria reliabilitasnya adalah:
Nilai Keterangan
0,00 rn < 0,20 sangat rendah
0,20 rn < 0,40 rendah
0,40 rn < 0,60 cukup
0,60 rn < 0,80 Tinggi
0,80 rn < 1,00 sangat tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(Arikunto, 2002:100)
c. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar, sehingga dapat dikerjakan semua anak dalam kelompok kelas tersebut.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan membuat siswa malas untuk mengerjakannya.
Menurut Arikunto (2009:208) untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat
digunakan rumus:
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kualifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
1,00-0,30 : Sukar
0,30-0,70 : Sedang
0,70-1,00 : Mudah
d. Daya Beda
Perhitungan daya beda adalah pengkuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai
berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2009:211) menyatakan bahwa “Daya
beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir
soal membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok atas) dari
kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta tes”.
Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu
membedakan anak yang berprestasi tinggi dengan anak yang berprestasi
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Untuk mengetahui daya beda tersebut dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
D : Deskriminasi
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2009:213)
Arikunto (2009:218) mengemukakan bahwa ketentuan yang sering
digunakan untuk menentukan daya beda sering diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) D = < 0,00 : Tidak baik
2) D = 0,00-0,20 : Jelek
3) D = 0,20-0,40 : Cukup
4) D = 0,40-0,70 : Baik
5) D = 0,70-1,00 : Baik Sekali
Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti persyaratan
butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Dalam penelitian ini digunakan uji prasyarat yang terdiri dari uji
normalitas, dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
atau tidak, maka digunakan uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai
berikut ini:
1) Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….Zn dengan rumus:
Z1 = SD
XX 1 dengan X rerata dan SD simpangan baku.
2) Data dari sampel kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku. Kemudian dihitung peluang F( Zi ) = P ( Z Zi ).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu
n
f i
n
i
1
iZ S
Keterangan :
fi : cacah Z dimana Z Zi
n : cacah semua observasi n
5) Statistik uji
iiobs ZSZFMaxL
6) Daerah kritik
DK = nobs LLL ,
7) Keputusan uji
Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
(Budiyono, 2004:170)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas disini digunakan untuk menguji apakah variansi kedua
distribusi sama atau tidak, maka digunakan metode Bartlet, dengan langkah-
langkah sebagai berikut ini :
1) Hipotesis
H0 : 2
4
2
3
2
2
2
1 (sampel homogen)
H1 : 2
4
2
3
2
2
2
1 (paling sedikit terdapat satu variansi yang
berbeda atau sampel tidak homogen)
2) Statistik uji
22 loglog303,2
jj SfRKGfc
Keterangan :
f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k
N : banyaknya seluruh nilai
k : cacah sampel
fj : derajat kebebasan untuk Sj2= nj – 1;j=1,2,….,k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
c =
ffjk
11
13
11
RKG = rataan kuadrat galat=f
SS j ;
2
2
21 jj
j
j
jj Snn
xxSS
3) Daerah Kritik
DK = 2
1;
22
kj
4) Keputusan Uji
Jika 2hitung < 2
j: k -1, maka kedua populasi homogen.
(Budiyono, 2004: 176)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah langkah atau prosedur untuk menentukan
apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis digunakan
analisis statistik dengan menggunakan rumus uji-t (t-test) pada taraf signifikansi
5% (=0,05). Rumus uji-t yang digunakan sebagai berikut:
dengan
S=
(Sudjana, 2002 : 239)
Keterangan:
t : harga distribusi eksperimen
: rata-rata skor kelompok eksperimen
: rata- rata skor kelompok kontrol
: jumlah subjek kelompok eksperimen
: jumlah subjek kelompok kontrol
S : standar deviasi gabungan
: tidak ada perbedaan mean antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol
: ada perbedaan mean antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kriteria pengujian:
Ho diterima jika = tidak ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi
antara yang menggunakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan Metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
Ho ditolak jika = ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi antara
yang menggunakana Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
Metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Magetan terletak di Jalan Kartini Nomor 4, Kelurahan
Magetan, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Letak SMP Negeri 1
Magetan berbatasan dengan:
Sebelah Barat : SMK Negeri 2 Magetan
Sebelah Timur : Jalan Kartini
Sebelah Selatan : SMK Negeri 1 Magetan
Sebelah Utara : SD Negeri Magetan 1 dan 2
Lokasi SMP Negeri 1 Magetan terletak pada 7°39’29.13” LS dan
111°19’44.95” BT. Jalan Kartini dikenal dengan lingkungan pendidikan karena
selain SMP Negeri 1 Magetan, terdapat beberapa sekolah lainnya seperti SMK
Negeri 1 Magetan, SD Negeri Magetan 1, SD Negeri Magetan 2, TK Santa Maria
dan SD Santa Maria.
Dilihat dari lingkungannya SMP Negeri 1 Magetan memiliki tempat yang
sangat strategis untuk belajar selain didukung aksesbilitas transportasi yang
mudah didukung pula oleh lingkungan yang sangat tenang, udara yang sejuk
karena kawasannya terletak pada ketinggian 357 meter di atas permukaan air laut
dengan suhu udara berkisar 22° - 26° C. Walaupun SMP Negeri 1 Magetan
lokasinya di pusat ibukota kabupaten dan terletak di tepi jalan raya, bangunan
sekolah yang agak masuk dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar cukup
nyaman sehingga para siswa dapat belajar dengan baik.
SMP Negeri 1 Magetan diresmikan sejak tanggal 5 September 1946 dan
sekolah memiliki luas 8926 . Sarana dan prasarana penunjang kelancaran
kegitan belajar mengajar secara umum cukup lengkap. Adapun rincian sarana dan
prasarana penunjang KBM terdapat dalam tabel 4.1-4.2 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Penunjang KBM SMP N 1 Magetan
Jenis Sarpras Jumlah Kondisi Jenis Sarpras Jumlah Kondisi
Ruang kepala
sekolah
1 Baik Ruang Parkir 2 Baik
Ruang wakasek 1 Baik Kamar Mandi 21 Baik
Ruang tamu 1 Baik Kantin 4 Baik
Ruang kelas 27 Baik Ruang OSIS 1 Baik
Laboratorium 3 Baik Ruang
Multimedia
1 Baik
Perpustakaan 1 Baik Ruang Satpam 1 Baik
Ruang Guru 1 Baik Masjid 1 Baik
Aula 1 Baik Gudang 1 Baik
Ruang BK 1 Baik Ruang Pramuka 1 Baik
Koperasi 1 Baik Ruang Penjaga 2 Baik
Ruang UKS 1 Baik Lapangan
olahraga
1 Baik
Ruang Tata
Usaha
1 Baik Laptop 20 Baik
Ruang ganti 2 Baik LCD 25 Baik Sumber : Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Tabel 4.2. Data Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar (ruang teori dan
praktek)
Komputer/Laptop Printer LCD Lemari TV/Audio Meja
Siswa Kursi Siswa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
20 1 25 20 0 487 864
Sumber : Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Kegiatan belajar mengajar di SMP N 1 Magetan didukung oleh tenaga
pengajar yang sudah berpengalaman dan bergelar sarjana (baik S1 maupun S2)
dengan jumlah total 63 guru yang terdiri 55 guru tetap dan 8 guru bantu, khusus
untuk guru IPS di SMP N 1 Magetan ada 7 orang yaitu 2 guru mengajar di kelas
VII, tiga guru mengajar di kelas VIII, dan 2 guru mengajar di kelas IX sedangkan
jumlah siswa tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 865 siswa, dengan rincian terdapat
pada tabel 4.3 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.3. Jumlah siswa SMP N 1 Magetan
Kelas Laki-laki Perempuan
VII 117 151
Total 268
Kelas Laki-laki Perempuan
VIII 122 141
Total 263
Kelas Laki-laki Perempuan
IX 142 192
Total 334 Sumber: Buku Profil Sekolah SMP N 1 Magetan
Kurikulum yang digunakan SMP N 1 Magetan tahun ajaran 2011/2012
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan
kurikulum operasional yang disusun dan dirancang oleh masing-masing sekolah
dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Peta citra SMP Negeri 1 Magetan dapat dilihat dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Deskripsi Data
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah metode Problem Based Learning (PBL) dan
metode Ceramah Tanya Jawab. Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS
Geografi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan. Penelitian ini melibatkan 58
siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas VII A dan 28 siswa kelas VII I SMP Negeri
1 Magetan tahun pelajaran 2011/2012 kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang
diberi pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas VII
I sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode Ceramah Tanya
Jawab.
Instrumen pada penelitian ini yang di uji cobakan berupa tes hasil belajar
IPS Geografi pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan
Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”. Sebelum instrumen
digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan instrumen adapun hasil uji
persyaratan dan analisis data uji coba pada lampiran.
1. Uji Intrumen Soal
Data yang digunakan adalah data hasil dari tryout soal yang dilaksanakan di
kelas VII D, dengan jumlah 30 siswa dilakukan tryout soal agar dapat diketahui
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda instrumen sebelum diujikan
pada kelas eksperimen dan kontrol.
a. Validitas Soal
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di kelas VII D, diperoleh
hasil bahwa sebanyak 40 butir soal pilihan ganda diperoleh 30 soal yang valid
(rxy > rtabel = 0,361). 10 butir soal yang tidak valid adalah nomor 4, 9, 13, 14,
20, 22, 25, 33, 35, 36. Kemudian untuk soal uraian atau essay dengan jumlah
3 soal diperoleh hasil ketiga soal tersebut valid. Untuk bisa diujikan di kelas
kontrol dan kelas eksperimen maka 10 soal pilihan ganda yang tidak valid
tersebut tidak digunakan hanya 30 soal yang dapat digunakan, sedangkan
untuk soal uraian semua soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
awal siswa dan mengukur kemampuan siswa setelah dikenai perlakuan
(posttes). Adapun tabel 4.4 data validitas soal sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Statistik Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
No
soal r-hitung r-tabel keputusan
No
soal r-hitung r-tabel keputusan
1 0,419 0,361 Valid
21 0,431 0,361 Valid
2 0,392 0,361 Valid
22 0,349 0,361 Invalid
3 0,544 0,361 Valid
23 0,429 0,361 Valid
4 0,345 0,361 Invalid
24 0,404 0,361 Valid
5 0,544 0,361 Valid
25 -0,107 0,361 Invalid
6 0,416 0,361 Valid
26 0,498 0,361 Valid
7 0,504 0,361 Valid
27 0,422 0,361 Valid
8 0,502 0,361 Valid
28 0,413 0,361 Valid
9 0,275 0,361 Invalid
29 0,400 0,361 Valid
10 0,388 0,361 Valid
30 0,480 0,361 Valid
11 0,403 0,361 Valid
31 0,486 0,361 Valid
12 0,412 0,361 Valid
32 0,534 0,361 Valid
13 0,223 0,361 Invalid
33 0,302 0,361 Invalid
14 0,342 0,361 Invalid
34 0,414 0,361 Valid
15 0,408 0,361 Valid
35 -0,249 0,361 Invalid
16 0,481 0,361 Valid
36 0,100 0,361 Invalid
17 0,490 0,361 Valid
37 0,512 0,361 Valid
18 0,475 0,361 Valid
38 0,547 0,361 Valid
19 0,412 0,361 Valid
39 0,504 0,361 Valid
20 0,166 0,361 Invalid
40 0,397 0,361 Valid
Sumber: Data Hasil Olahan Uji Validitas (lampiran 17)
Tabel 4.5 Data Statistik Uji Validitas Soal Uraian
Sumber: Data Hasil Olahan Uji Validitas (lampiran 20)
Uji validitas diatas menggunakan rumus korelasi product moment oleh
Pearson. Sebagai contoh hasil perhitungan butir soal nomor 1 pilihan ganda
pada taraf signifikan 5% n= 30 dan rtabel 0,361 diperoleh rxy 0,419 (lampiran
No
Soal r-hitung r-tabel Keputusan
1 0,772 0,361 Valid
2 0,56 0,361 Valid
3 0,894 0,361 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
16). Hasil uji validitas pada tabel 4.4 dan 4.5 dapat disimpulkan dalam tabel
4.6 dibawah ini.
Tabel 4.6. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Pilihan Ganda dan Essay
Pokok
Bahasan Jml soal awal
Keputusan uji vaiditas Jml soal
akhir Valid Tidak valid
Atmosfer
dan
Hidrosfer
43 33 10 33
Sumber: Hasil Rekapan Uji Validitas Soal Pilihan Ganda dan Soal Uraian (lampiran 17 & 20)
b. Reliabilitas
Sebanyak 30 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian yang valid kemudian
dilakukan uji reliabilitas. Diperoleh hasil perhitungan untuk soal pilihan
ganda dengan taraf signifikan 5%, jumlah butir soal (k) = 30, dan rtabel= 0,
361 diperoleh = 0,865, karena maka instrumen dikatakan
reliabel ( ) kemudian soal uraian dengan taraf
signifikan 5%, jumlah butir soal (k) = 3, dan rtabel= 0,361 diperoleh =
0,600, karena maka instrumen dikatakan reliabel
( ).
Berdasarkan kriteria indeks reliabilitas, instrumen tes soal pilihan
ganda memiliki reliabilitas sangat tinggi sedangkan untuk instrumen tes soal
uraian memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan uji reliabilitas instrumen tes
disajikan pada lampiran 18 dan 21.
c. Taraf kesukaran
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang tingkat kesukarannya
mudah sebanyak 21 soal dan sedang 9 soal. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 22 dan terangkum dalam tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal
Jumlah soal Indeks kesukaran
Total Sukar Sedang Mudah
30 0 9 21 30 Sumber: Hasil Rekapan Taraf Kesukaran Soal (lampiran 22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
d. Daya Beda
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang daya pembedanya jelek
sebanyak 2 soal. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
22 dan terangkum seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.8. Ringkasan Daya Beda Soal
Sumber: Hasil Rekapan Uji Daya Beda Butir Soal (Lampiran 22)
2. Hasil Belajar
a. Metode Pembelajaran Problem Based Learning
Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dengan metode pembelajaran
Problem Based Learning mempunyai jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Pada
tahap pretest hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai tertinggi = 76, nilai
terendah = 46, rata-rata 64,400, nilai tengah 64, dan standar deviasinya 7,454
sedangkan pada tahap posttes hasil penilaian menunjukkan nilai tertinggi 88,
nilai terendah 54, rata-rata = 73,267, nilai tengah 74, dan standar deviasinya
5,907 (lampiran 23).
Berdasarkan data pretest dan posttest kelas eksperimen dapat
disimpulkan dalam tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Data Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Sd
Pretest 30 76 46 64,400 7,454
Posttest 30 88 54 73,267 5,907
Sumber: Data hasil Olahan Pretest dan Posttest (lampiran 23)
Jumlah
butir
Daya beda Total
Tidak baik Jelek Sedang Baik Baik sekali
30 0 2 21 7 0 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No Interval Frekuensi
Pretest Posttest
1 41- 50 2 0
2 51 – 60 6 1
3 61-70 16 8
4 71- 80 6 20
5 81- 90 0 1
6 91- 100 0 0 Sumber: Data Olahan Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen (lampiran 23)
Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dapat
diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini.
Gambar 4.1 Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan histogram diatas antara nilai pretes dan posttest persebaran
tiap intervalnya tidak sama, pada nilai pretest sebagian besar siswa mendapat
nilai antara 61-70 dengan jumlah16 siswa, kemudian pada nilai posttest
sebagian besar siswa mendapat nilai antara 71-80 dengan jumlah 20 siswa.
Hasil rata-rata nilai pretest adalah 64,400 dan terjadi kenaikan pada rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
nilai posttest setelah siswa diberi perlakuan dengan metode pembelajaran
PBL menjadi 73,267.
b. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
Kelas VII I sebagai kelas kontrol dengan metode pembelajaran ceramah
tanya jawab mempunyai jumlah siswa sebanyak 28 siswa dengan hasil pretest
menunjukkan nilai tertinggi = 76 nilai terendah = 48, rata-rata = 61,357, nilai
tengah = 61 dan standar deviasinya 7,140 (lampiran 23), sedangkan hasil
posttest menunjukan nilai tertinggi = 84, nilai terendah = 54, rata-rata =
69,000, nilai tengah = 70 dan standar deviasinya 6,313 (lampiran 23).
Berdasarkan data pretest dan posttest kelas kontrol dapat disimpulkan
dalam tabel 4.11 dibawah ini.
Tabel 4.11 Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Data Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Sd
Pretest 28 76 48 61,357 7,140
Posttest 28 84 54 69,000 6,313
Sumber: Data hasil Olahan Pretest dan Posttest (lampiran 23)
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol
No Interval Frekuensi
Pretest Posttest
1 41- 50 1 0
2 51 – 60 13 2
3 61-70 12 16
4 71- 80 2 9
5 81- 90 0 1
6 91- 100 0 0 Sumber: Data Olahan Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen (lampiran 23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelas kontrol dapat
diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini.
Gambar 4.2 Histogram Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
C. Pengujian Prasyaratan Analisis
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan histogram diatas antara nilai pretes dan posttest persebaran
tiap intervalnya tidak sama, pada nilai pretest sebagian besar siswa mendapat
nilai pada interval 51-60 dengan jumlah 13 siswa, kemudian pada nilai
posttest sebagian besar siswa mendapat nilai pada interval 61-70 dengan
jumlah 16 siswa. Hasil rata-rata nilai pretest adalah 61,357 dan nilai posttest
adalah 69,000.
c. Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi statistik nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13 . Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Posttest N Mean SD Nilai Min Nilai Max
Eksperimen 30 73,267 5,907 54 88
Kontrol 28 69,000 6,313 54 84
Sumber: Data Hasil Olahan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (lampiran 23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Interval Frekuensi
Eksperimen Kontrol
1 41- 50 0 0
2 51- 60 1 2
3 61-70 8 16
4 71- 80 20 9
5 81-90 1 1
6 91-100 0 0 Sumber: Data Olahan nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol (lampiran 23)
Distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat diperjelas dalam histogram pada gambar berikut ini.
Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Sumber: Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3 antara nilai postest kelas eksperimen dan kelas
kontrol terdapat perbedaan. Nilai posttest kelas eksperimen kebanyakan siswa
mendapat nilai pada interval 71-80 sebanyak 20 siswa dengan standar deviasi
sebesar 5,907 sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa mendapat nilai
pada interval 61-70 sebanyak 16 siswa dengan standar deviasi sebesar 6,313.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Hasil rata-rata nilai posttes kelas eksperimen adalah 73,267 dan nilai posttest
kelas kontrol adalah 69,000.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran
Problem Based Learning hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan
metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan analisis variansi untuk menguji hipotesis
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam uji persyaratan
analisis adalah nilai pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari populasi yang normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji
adalah metode Liliefors. Hasil uji normalitas dengan taraf signifikansi 0,05
pada masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 4.15 dan selengkapnya
disajikan pada lampiran 26.
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas
Kelas Harga Harga
Eksperimen 0,093 0,161
Kontrol 0,144 0,161
Sumber: Data uji normalitas (lampiran 26)
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika < .
Harga pada masing-masing kelas dari tabel di atas, lebih kecil dari
sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji Bartllet dengan taraf
signifikan 5%. Hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
diperoleh nilai sebesar X2
hitung= 0.051, sedangkan nilai X2
tabel =3.841 (Lampiran
27). Hal ini menunjukkan bahwa X2
hitung = 0.051< X2
tabel =3.841, sehingga
dapat disimpulkan populasi variansi kedua kelompok sama / homogen.
D. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat analisis terpenuhi. Untuk
mengetahui uji hipotesis analisis data yang digunakan adalah uji-t. Berikut
disajikan rangkuman analisis data hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan
metode pembelajaran Problem Based Learning dan metode ceramah tanya jawab.
Tabel 4.16. Rangkuman Hasil Analisis Uji-t
Hasil
Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol thitung
N Mean SD N Mean SD
Postest 30 73,267 5.907 28 69.000 6.313 2,659
Sumber: data hasil analisis posttest (lampiran 28)
Berdasarkan analisis data diatas untuk perbandingan hasil belajar posttest
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keputusan uji hasil analisis data
menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung sebesar 2,659
sedangkan ttabel sebesar 1,673 sehingga H0 ditolak karena thitung > ttabel (lampiran
28). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS Geografi yang
signifikan antara yang menggunakan Metode Problem Based Learning dengan
Metode Ceramah Tanya Jawab pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Magetan.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
hasil belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode Problem
Based Learning (PBL) dengan metode ceramah tanya jawab ditinjau dari hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS
Geografi pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan Gejala Atmofser dan
Hidrosfer serta Dampaknya Terhadap Kehidupan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Magetan menggunakan populasi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan dengan jumlah sampel dua kelas yaitu
kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII I sebagai kelas kontrol,
dimana kelompok eksperimen metode pembelajaran yang digunakan adalah
Problem Based Learning (PBL) sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
metode pembelajaran ceramah tanya jawab. Penentuan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ditentukan secara simple random yaitu dipilih 2 kelas dengan
sistem undian dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara mengundi kesembilan kelas yang menjadi anggota populasi.
Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan tryout soal yang digunakan
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda instrumen
soal. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
sebanyak 40 butir soal pilihan ganda diperoleh 30 soal yang valid, kemudian
untuk soal uraian atau essay dengan jumlah 3 soal diperoleh hasil ketiga soal
tersebut valid. Setelah diketahui validitas intrumen tersebut kemudian dilakukan
uji reliabilitas soal, diketahui instrumen tes soal pilihan ganda memiliki
reliabilitas sangat tinggi sedangkan untuk instrumen tes soal uraian memiliki
reliabilitas tinggi. Selanjutnya dilakukan tes taraf kesukaran diketahui tidak ada
soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar, soal yang memiliki tingkat kesukaran
sedang berjumlah 9, dan soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah berjumlah
21 soal. Setelah diketahui taraf kesukaran soal selanjutnya dilakukan uji daya
beda soal dapat diketahui bahwa soal dengan kriteria yang jelek berjumlah 2 soal,
kriteria soal sedang berjumlah 21 soal, dan kriteria soal baik berjumlah 7 soal.
Kegiatan penelitian dimulai dengan memberikan pretest kepada kelas
kontrol dan kelas ekperimen sebelum kelas diberi perlakuan. Pretest dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Diperoleh hasil pretest untuk kelas eksperimen nilai rata-rata
64,400 dan Sd = 7,454, sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh
61,357 dan Sd = 7,140. Setelah melakukan pretest kemudian dilanjutkan dengan
memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode
ceramah tanya jawab.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu kelas VII I dengan metode
ceramah tanya jawab dilaksanakan 4 x pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 40 menit. Berikut langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran ceramah tanya jawab: 1) Pembukaan (Apersepsi), 2)
Kegiatan inti berupa penyampaian materi pelajaran, 3) Penutup yang berisi
kesimpulan dan tanya jawab. Pembelajaran ceramah tanya jawab memiliki
kelebihan antara lain metode ceramah tanya jawab merupakan metode yang
murah dan mudah untuk dilakukan, dapat memberikan pokok-pokok materi yang
perlu ditonjolkan, dan guru dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap
pemahaman murid, namun dalam pembelajaran ceramah tanya jawab juga
memiliki beberapa kekurangan diantaranya: guru memiliki dominasi penuh dalam
pembelajaran sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung,
membuat siswa jenuh dan bosan, kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok
persoalan dan memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu kelas VII A dengan
metode Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan 4 x pertemuan, tiap
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Berikut langkah-langkah kegiatan
dalam proses pembelajaran PBL. 1) Pembukaan (Apersepsi) dengan pemberian
motivasi, pembagian kelompok, menginformasikan tujuan pembelajaran 2)
Kegiatan inti (penyajian) meliputi : a) Mengorientasikan siswa kepada masalah b)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar c) Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok d) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya e) Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3) Penutup yang berisi merangkum
materi yang telah dipelajari, melaksanakan tes dan pemberian pekerjaan rumah.
Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning memiliki kelebihan
diantaranya merangsang pengembangan keterampilan berpikir siswa secara aktif,
kreatif dan menyeluruh, melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
siswa mengahadapi dan memecahkan masalah secara kreatif apabila menghadapi
permasalahan dalam kehidupannya. Metode Problem Based Learning juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
memiliki kelemahan diantaranya proses pembelajarannya membutuhkan watu
yang lama dan perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam
kegiatan belajar terutama membuat soal.
Posttest dilaksanakan setelah kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dan kelas kontrol
dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah tanya jawab, posttest
berfungsi untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan. Kelas eksperimen diketahui rata-rata nilai 73,
267 dan Sd= 5,907, sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata 69,000 dan Sd=
6,313. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode ceramah tanya
jawab dimana guru diposisikan sebagai sumber belajar utama siswa dan guru
sebagai pusatnya, hasil belajar siswa lebih kecil dibandingkan dengan guru yang
menggunakan metode Problem Based Learning, metode yang melibatkan
keaktifan siswa, dan berpikir secara kreatif dengan metode PBL siswa lebih
termotivasi dan bersemangat dalam mempelajari dan memamahami materi
atmofser dan hidrosfer pada mata pelajaran IPS Geografi.
Uji prasyarat analisis dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis dengan
mengunakan uji normalitas dengan rumus Liliefors dan uji homogenitas dengan
rumus Bartllet. Uji normalitas dan homogenitas berdasarkan nilai pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan uji normalitas
kelompok eksperimen diperoleh < yaitu 0,093 < 0,161, kelompok
kontrol < yaitu 0,144 < 0,161 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan uji
homogenitas diperoleh hasil X2hitung = 0.051< X
2tabel =3.841 sehingga disimpulkan
populasi variansi kedua kelompok sama / homogen.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa thitung = 2,659, ttabel 1,673 sehingga H0 ditolak
karena thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS
Geografi antara yang menggunakan Metode Problem Based Learning dengan
Metode Ceramah Tanya Jawab, maka hipotesis “Ada perbedaan hasil belajar IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Geografi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan metode Ceramah Tanya Jawab pada siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Magetan” terbukti. Perbedaan hasil belajar tersebut
diantaranya karena metode Problem Based Learning merupakan metode yang
melibatkan keaktifan siswa. Siswa dituntut berpikir kritis untuk dapat
memecahkan masalah yang sering terjadi di kehidupan mereka, dengan begitu
siswa akan mampu untuk menghubungkan antara teori yang mereka pelajari
dengan kehidupan nyata sehingga ingatan siswa terhadap materi lebih tahan lama.
Nilai rerata pretest pada kelas yang diajar menggunakan metode Problem
Based Learning sebesar 64,400 sedangkan nilai rerata posttest sebesar 73,267. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Problem Based
Learning pada kelas eksperimen dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik
karena rata-rata nilai siswa meningkat. Proses pembelajaran dengan Problem
Based Learning dapat dilaksanakan dengan baik karena didukung pula oleh
beberapa hal diantaranya penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Magetan yang
merupakan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah tersebut juga
didukung oleh fasilitas belajar yang lengkap diantaranya ketersediaan LCD di tiap
kelas, kewajiban setiap siswa memiliki laptop dan ketersediaan hotspot area di
sekolah. Faktor-faktor pendukung itulah yang juga mendukung proses
pembelajaran dengan metode Problem Based Learning dapat dilaksanakan dengan
baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pembelajaran Problem Based Learning memiliki lima langkah
pembelajaran. Kelima langkah tersebut meliputi: orientasi siswa pada masalah,
mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kemudian
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Orientasi siswa pada masalah, merupakan tahap yang pertama dilakukan
sebelum memulai pelajaran. Kegiatan ini dimulai dengan guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tahap yang kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru
membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Setelah mengorganisasi siswa untuk belajar tahap selanjutnya adalah
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Kegiatan ini dilakukan
oleh guru dengan memberikan dorongan kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Merupakan tahapan dimana guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap yang terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.
Metode pembelajaran PBL merupakan metode yang menggabungkan
kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan berbuat sehingga
memacu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mengembangkan segala
potensi siswa secara optimal sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Proses pembelajaran tersebut tidak dijumpai pada pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah tanya jawab. Siswa yang diajar dengan metode
pembelajaran ceramah tanya jawab kurang dapat berinteraksi dan bekerjasama
dengan siswa yang lain, sehingga keaktifan dalam proses pembelajaran sangat
kurang. Selain itu, jumlah siswa yang banyak menyebabkan pertanyaan tidak
dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya. Hasil
penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode pembelajaran Problem Based
Learning telah dilakukan oleh 1) Fery Mufarokhah (2007) dengan metode
penelitian eksperimen diperoleh peningkatan rata-rata nilai geografi siswa yang
diajar dengan menggunakan metode Problem Based Learning meningkat 13,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
541%. 2) Haniah Nurlalini (2011) dengan metode penelitian tindakan kelas,
diperoleh hasil bahwa penggunaan metode Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar geografi. Hal ini dapat diketahui tercapainya
ketuntasan belajar siswa sebanyak 80%. Berdasarkan kedua penelitian tersebut
dapat diasumsikan bahwa metode Problem Based Learning cocok digunakan pada
pelajaran geografi karena mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS geografi antara yang menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning dengan metode ceramah tanya jawab pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Magetan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil
perhitungan dengan uji-t pada taraf signifikansi 0,05 % diperoleh harga thitung >
ttabel atau 2,659 > 1,673. Kelas yang diajar dengan metode Problem Based
Learning lebih baik dibandingkan kelas yang diajar dengan metode ceramah tanya
jawab yang ditunjukkan dari nilai rerata posttest pada kelas eksperimen sebesar
73,267 lebih tinggi daripada nilai rerata kelas kontrol sebesar 69,000.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan metode Problem Based
Learning (PBL) memberikan hasil belajar IPS geografi yang lebih baik daripada
penggunaan metode ceramah tanya jawab maka dapat dikemukakan bahwa
implikasi metode Problem Based Learning (PBL) sebagai variasi metode
pembelajaran memberikan sumbangan terhadap peningkatan hasil belajar IPS
geografi siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pemilihan
metode pembelajaran IPS Geografi utamanya pada kompetensi dasar
mendeskripsikan gejala atmofser dan hidrosfer serta dampaknya terhadap
kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah penulis
sampaikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan
dapat memberikan keberhasilan bagi siswa pada saat mengikuti proses belajar
mengajar.
1. Bagi Guru
Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning dalam
mengajarkan mata pelajaran IPS Geografi pada kompetensi dasar gejala atmofser
dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan, sebagai salah satu alternatif
metode yang efektif. Hal ini disebabkan PBL merupakan pembelajaran yang
berpusat pada keaktivan siswa dalam memecahkan masalah melalui kegiatan
kelompok, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang
dipelajari.
2. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu
berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk
aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran salah satunya
dengan menggunakan metode Problem Based Learning utamanya pada pelajaran
IPS Geografi.
3. Bagi Peneliti lain
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian
ini, masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal, kurang meratanya partisipasi
siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, kegiatan penyelidikan siswa yang
terbatas di dalam ruang lingkup kelas atau sekolah, dan jumlah jenis soal analisis
yang terbatas. Oleh karena itu disarankan pada peneliti lain untuk memperhatikan
aspek-aspek tersebut.