VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : WINDA TRI HERWANTI F0308090 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

Page 1: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

VOLUNTARY DISCLOSURE

(Studi Empiris Perusahaan High Profile yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

WINDA TRI HERWANTI F0308090

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teruntuk. . . .

ALLAH SWT

Mereka yang menghiasi hari-hari indahku. . .

Ayah dan Ibuku tersayang

Kakak-kakakku yang selalu ku rindu

Sahabat dan rekan-rekan terbaikku

Almamater Kebanggaanku

Page 5: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

v

MOTTO

��ueïnM‚ne �OTT O ��eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

0308 090 �an �

�ahabat��lmamater�

�sXNVlpg6‘eeeeeeeÄeeee

�sXNVlpg6‘ �

�� �u �

�sXNVlpg6‘—eeeeeeÄeeee

. Predictors: (Constant), INST, K x/A«�KcSeuo1rah

. Predictors: (Constant), INST, K �

�� �

�sXNVlpg6 ‘—eeeee �

ari indahku. . . �

03 0 809 0 �

Page 6: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris Perusahaan High Profile yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan

dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

2. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Sri Murni, S.E., M.Si., Ak selaku pembimbing skripsi, yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi. Trimakasih banyak ibu.

Page 7: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

vii

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta karyawan FE UNS, trimakasih

penulis ucapkan atas semua ilmu yang telah diberikan.

5. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dukungan meskipun

terhalang oleh lautan yang cukup luas dan hanya terhubung oleh seluler,

aku sayang kalian dan pastinya merekalah yang sangat aku rindukan.

6. Kakak-kakakku (Xo, Qy, mb H) yang jauh dimato, sejatinya separuh

jiwaku pergi tanpa ada kalian disini.

7. Soulmateku Linanida, makasih ya, dukunganmu mendominasi dalam

hidupku dan makasih juga karena tak pernah bosan menjadi sahabatku.

8. Teman-teman KD’ers, umi, lita, tyas, windi trima kasih untuk hadir dalam

hidupku, makasih karena aku diberikan kesempatan untuk mengenal

kalian, teman-teman yang luar biasa baiknya. Thx a lot.

9. Teman senasib selama penyusunan skripsi Hervina, makasih yaa atas

bantuan dan semangatnya selama penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman akuntansi A-L*Y yang selalu kompak luar biasa, yakinlah

kelak kita bisa berkumpul kembali dalam ajang reuni orang-orang sukses.

11. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

12. Keluarga besar kos As-syamsa (nia, makasih untuk bantuannya selama

ini; mb nilo, mb dewi, deni, makasih untuk sejuta kebaikan yang kalian

Page 8: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

viii

berikan selama ini dan tentunya ucapan terima kasih yang sedalam2nya

teruntuk Bu Hono, ibu kos As Syamsa yang luar biasa pengertian).

13. Untuk mereka yang tak bisa disebutkan satu per satu, skripsi ini takkan

bisa tersusun tanpa bantuan dari kalian semua.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai

masukan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, 20 Desember 2011

Penulis

Page 9: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................iv

MOTTO....................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................................vi

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .....................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11

E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 14

A. Landasan Teori ............................................................................................. 14

1. Teori Agensi ............................................................................................ 14

2. Voluntary Disclosure .............................................................................. 17

Page 10: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

x

3. Corporate Governance ........................................................................... 22

4. Dewan Komisaris .................................................................................... 26

5. Komite Audit ........................................................................................... 30

6. Kepemilikan Institusional ....................................................................... 33

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis................................... 33

1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Voluntary Disclosure .. 35

2.Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Voluntary

Disclosure................................................................................................ 37

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Voluntary Disclosure ......... 38

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Voluntary Disclosure .. 40

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 44

A. Desain Penelitian ........................................................................................... 44

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................................. 44

C. Data dan Metode Pengumpulan Data........................................................... 45

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 45

E. Metode Analisis Data .................................................................................... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................... 57

A. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................................... 58

B. Uji Kualitas Data ........................................................................................... 60

C. Uji Hipotesis .................................................................................................. 64

Page 11: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

xi

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 71

A. Kesimpulan .................................................................................................... 71

B. Keterbatasan .................................................................................................. 71

C. Saran ............................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73

LAMPIRAN............................................................................................................... 77

Page 12: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Daftar Item Pengungkapan Sukarela ....................................................... 47

Tabel 4.1 Ringkasan Prosedur Pemilihan Sampel ................................................... 57

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif .................................................................................... 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 61

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................................... 62

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 63

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 64

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 65

Page 13: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian............................................................ 43

Page 14: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Nama Sampel Perusahaan

Lampiran II Data Perhitungan Variabel

Lampiran III Data SPSS Analisis Deskriptif

Lampiran IV Data SPSS Uji Asumsi Klasik

Lampiran V Data SPSS Analisis Regresi Berganda

Page 15: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE

(Studi Empiris Perusahaan High Profile yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

WINDA TRI HERWANTI

NIM. F0308090

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance terhadap voluntary disclosure. Corporate governance direpresentasikan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan kepemilikan institusional. Variabel dependen adalah voluntary disclosure yang diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan sukarela berdasarkan daftar item pengungkapan sukarela Barako (2007).

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan sampel berupa laporan tahunan perusahaan high profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Sampel yang diperoleh sebanyak 95 perusahaan. Pengolahan dan analisis data menggunakan teknik analisis linier berganda, dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa corporate governance direpresentasikan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure (p> 5%).

Kata kunci : voluntary disclosure, corporate governance, laporan tahunan

Page 16: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE TO VOLUNTARY DISCLOSURE.

(An Empirical Study at high profile companies listed at The Indonesian Stock

Exchange)

WINDA TRI HERWANTI

NIM. F0308090

ABSTRACT

This research has a purpose to provide empirical evident about the

influence of corporate governance to voluntary disclosure level. The corporate governance is represented with board of commissioners, independent commissioner proportion, the member of audit committee and institutional ownership. Dependent variabel is voluntary disclosure that measured by voluntary disclosure indeks according to disclosure items from Barako (2007).

The techniquie of sampling is taken by purposive sampling method, with samples are annual reports of high profile company listed in Indonesia Stock Exchange in 2010. There are 81 company as samples. The data process and analysis use the teqnique of multiple linier regression, with the help of SPSS 16.00 for windows program.

The result of this research is showing that mean of voluntary disclosure score from sample companies is 0,47. The result of multiple linier regression is showing that the corporate governance is represented with board of commissioners, independent commissioner proportion, the member of audit committee and institutional ownership have influence to voluntary disclosure level (p>5%). Keywords: voluntary disclosure, corporate governance, annual report

Page 17: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian atas corporate governance mulai disinggung pertama kalinya

oleh Berle dan Means pada tahun 1932 ketika membuat sebuah buku yang

menganalisis terpisahnya kepemilikan saham (ownership) dan control.

Pemisahan tersebut berimplikasi pada timbulnya konflik kepentingan antara

para pemegang saham dengan pihak manajemen (Surya dan Yustiavandana,

2006). Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara pengelola/manajemen

perusahaan (agent) dengan pemegang saham (principal) (Barako, 2007).

Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut

(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho, 2007). Manajemen (agen)

sebagai pihak yang diberi amanah untuk menjalankan dana dari pemilik

(principal), harus mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan

kepadanya. Dilain pihak, principal sebagai pemberi amanah akan memberikan

insentif pada manajemen berupa berbagai macam fasilitas baik finansial

maupun nonfinansial. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai

Page 18: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

2

pengelola, manajer berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik (Ujiyantho, 2007).

Dalam prakteknya, timbul permasalahan (agency problem) akibat

adanya kesenjangan kepentingan antara pemegang saham (principal) sebagai

pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen.

Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang diinvestasikannya memberikan

pendapatan (return) yang maksimal. Sedangkan pihak manajemen memiliki

kepentingan terhadap perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik

perusahaan. Konflik kepentingan tersebut memicu timbulnya biaya agensi

(agency cost). Biaya agensi yang berpotensi terjadi menurut Sutedi (2011)

adalah sebagai berikut.

1. Biaya akibat ketidakefisienan pengelolaan yang dilakukan oleh pihak

agen.

2. Biaya yang timbul akibat pilihan proyek yang tidak sama dengan jika

pilihan tersebut dilakukan oleh pemegang saham karena risiko

meruginya tinggi.

3. Biaya yang timbul karena dilakukannya kegiatan monitoring kinerja

dan perilaku agent oleh principal (monitoring cost).

4. Biaya yang timbul karena dilakukannya pembatasan-pembatasan bagi

kegiatan agent oleh principal (bonding cost).

Biaya agensi tersebut dapat diminimalkan dengan tranparansi

informasi perusahaan. Salah satu wujud transparasi tersebut dengan

pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Laporan tahunan, merupakan

Page 19: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

3

sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi finansial dan non-

finansial perusahaan (Barako, 2007). Laporan tahunan dan laporan keuangan

merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib dipublikasikan

sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan

sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan bagi pihak-

pihak diluar manajemen untuk mengetahui kondisi perusahaan. Dengan

adanya tuntutan penyajian informasi secara transparan ini, diharapkan dapat

mencegah tindakan oportunis manajemen untuk kepentingan pribadinya.

Namun sejauh mana informasi yang dapat diperoleh sangat tergantung pada

tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan tersebut (Ismawati, 2005).

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory

Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure) (Dahlan, 2003

dalam Tanor, 2009). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi

yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini adalah peraturan

yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (keputusan ketua

BAPEPAM nomor KEP-134/BL/2006). Sedangkan pengungkapan sukarela

atau voluntary disclosure adalah pengungkapan yang dilakukan secara

sukarela melalui laporan tahunan melebihi kebutuhan mandatory (Barako,

2007). Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui

pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam

memahami strategi bisnis manajemen. Voluntary disclosure merupakan

Page 20: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

4

pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan

tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku (Ismawati, 2005).

Menurut Barako (2007), tingkat voluntary disclosure dapat

dipengaruhi oleh corporate governance dan karakteristik perusahaan.

Corporate governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa

manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders.

Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan

yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham

minoritas. Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah

(value added) untuk semua stakeholder (Surya dan Yustiavandana, 2006).

Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini menurut Surya dan

Yustiavandana (2006). Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk

memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya. Kedua,

kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara

akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja

perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Atau secara singkat, ada empat

komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu fairness,

transparancy, accountability, dan responsibility. Keempat komponen tersebut

penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat

meningkatkan kualitas laporan keuangan (Surya dan Yustiavandana, 2006).

Untuk meningkatkan voluntary disclosure diperlukan adanya

penerapan corporate governance yang baik bagi setiap perusahaan. Adanya

Page 21: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

5

corporate governance yang baik akan meningkat transparansi dan

akuntabilitas perusahaan (Cety, 2010). Peran penting corporate governance

berada pada dewan komisaris yang berfungsi sebagai pengawas aktivitas dan

kinerja perusahaan serta sebagai penasihat direksi (KNKG, 2006). Corporate

governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen

bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pelaksanaan Good

Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap

hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Aspek-aspek

corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit

dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik

keagenan (Rustiarini, 2010).

Menurut Lasdi (2006), corporate governance berkaitan dengan

bagaimana para investor percaya jika manajer akan memberikan keuntungan

bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau

menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan

berkaitan dengan dana/modal yang telah ditanamkan oleh investor dan

berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan

kata lain, corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan

atau menurunkan biaya keagenan (agency cost) melalui prinsip transparansi

dengan menyajikan informasi secara lengkap untuk kepentingan pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Jadi manajemen tidak hanya mengungkapkan mandatory disclosure saja,

Page 22: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

6

namun juga voluntary disclosure sebagai upaya untuk mengurangi risiko

informasi ketika terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor luar

(Merton, 1987 dalam Lasdi, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate

governance terhadap voluntary disclosure. Corporate governance

direpresentasikan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris

independen, ukuran komite audit, dan kepemilikan institusional. Penelitian

mengenai corporate governance dan voluntary disclosure telah dilakukan

dibeberapa negara. Barako (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

voluntary disclosure pada perusahaan di Kenyan, Mohammad dan Sulong

(2010) melakukan penelitian tentang mekanisme corporate governance dan

luasnya pengungkapan pada perusahaan di Malaysia, Cerf (1961) meneliti

tingkat voluntary disclosure di California, di India dilakukan oleh Singhvi dan

Desai (1971), Cooke (1992) melakukan penelitian dengan studi empiris

perusahaan di Jepang , Hannifa dan Cooke (2001) meneliti tentang hubungan

antara struktur corporate governance dan luas voluntary disclosure, sedangkan

pengungkapan praktik corporate governance telah dilakukan oleh Yuen, et al.

(2009) di China. Penelitian Yuen, et al. (2009) memfokuskan tingkat

pengungkapan praktek corporate governance pada item pengungkapan yang

bersifat sukarela (Voluntary CG Disclosure). Chau dan Gray (2002) juga

melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur kepemilikan dan

pengungkapan praktik corporate governance di Hongkong dan Singapura.

Chen dan Jaggi (2000) melakukan penelitian tentang pengaruh komposisi

Page 23: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

7

komisaris independen terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan di

Hongkong. Sedangkan di Indonesia, penelitian tentang voluntary disclosure

dan pengungkapan informasi telah dilakukan oleh Ismawati (2005) dan

Khomsiyah (2005), Ujiyantho (2007) melakukan penelitian tentang corporate

governance, Rustiarini (2010) pengaruh corporate governance terhadap

Corporate Social Responsibility (CSR), sedangkan Juniarti dan Sentosa (2009)

menguji tentang pengaruh Good Corporate Governance dan voluntary

disclosure terhadap biaya hutang (cost of debt), sedangkan Arifin dan

Rachmawati (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh corporate

governance terhadap efektifitas mekanisme pengurang masalah agensi.

Penelitian ini menggunakan perusahaan high profile yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sebagai populasi penelitian. Penentuan jenis

industri high profile pada penelitian ini didasarkan atas klasifikasi dikotomis

menurut Patten (1991); Roberts (1992); dan Hackston dan Milne (1996).

Patten (1991) mengidentifikasikan perusahaan minyak, kimia dan kertas

sebagai high profile. Selain itu, Roberts (1992) menggolongkan perusahaan

automobile, penerbangan, dan industri minyak sebagai high profile. Hackston

dan Milne (1996) menambahkan agriculture, minuman keras dan tembakau,

dan media dan komunikasi sebagai high profile. Jadi, perusahaan yang

termasuk dalam kategori high profile dimana perusahaan tersebut digunakan

sebagai populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang bergerak di

bidang minyak dan pertambangan, kimia, perhutanan dan agribisnis, kertas,

otomotif, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan

Page 24: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

8

komunikasi, kesehatan, pariwisata, perkebunan, elektronik, pariwisata dan

transportasi (Hackston dan Mine, 1996; Sembiring, 2003). Pertimbangan

memilih perusahaan high profile sebagai populasi penelitian ini karena

menurut Robert (1992), perusahaan high profile merupakan perusahaan yang

lebih sensitif terhadap lingkungan, memiliki risiko politik yang lebih tinggi,

atau tingkat persaingan yang ketat.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Dulacha G Barako (2007) dalam

jurnal yang berjudul “Determinants of voluntary disclosure in Kenyan

companies annual reports”. Dalam penelitian Barako (2007) tersebut,

voluntary disclosure digunakan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel

independennya adalah corporate governance dan karakteristik perusahaan.

Namun karena penulis memiliki alasan bahwasanya menurut Barako (2007),

voluntary disclosure memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan penggunanya dan dapat meminimalkan agency

problem dengan mengurangi asimetri informasi sehingga dapat mengurangi

biaya agensi perusahaan. Sedangkan untuk meningkatkan voluntary disclosure

diperlukan adanya penerapan corporate governance yang baik bagi setiap

perusahaan (Cety, 2010). Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh corporate

governance terhadap voluntary disclosure. Adanya corporate governance

yang baik akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan (Cety,

2010), maka fokus penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh corporate

governance terhadap voluntary disclosure. Corporate governance yang

Page 25: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

9

digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini meliputi ukuran

dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan

kepemilikan institusional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Barako (2007) terdapat

dalam beberapa aspek, antara lain terkait dengan populasi penelitian, variabel

independen yang digunakan, item voluntary disclosure, dan tahun amatan

penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan high profile

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian. Variabel

Board leadership structure tidak dapat digunakan dalam penelitian ini, karena

struktur governance yang digunakan di Indonesia berbeda dengan Kenya.

Struktur corporate governance Indonesia merupakan model dual-board system

atau two-tier board system (Continental Europe), yang memisahkan dengan

tegas antara keanggotaan dewan komisaris sebagai pengawas dengan

keanggotaan dewan direksi sebagai eksekutif perusahaan. Sehingga CEO

duality tidak mungkin terjadi pada perusahaan publik di Indonesia. Terkait

dengan pemisahaan keanggotaan dewan komisaris dan dewan direksi tersebut,

maka variabel board composition dalam penelitian ini lebih diperjelas menjadi

proporsi komisaris independen dalam perusahaan. Sementara variabel audit

committee dalam penelitian ini tidak menggunakan keberadaan komite audit

sebagai proksi, melainkan menggunakan ukuran komite audit. Hal ini

dikarenakan Indonesia telah memiliki regulasi yang mengatur tentang

kewajiban pembentukan komite audit, yakni Keputusan Ketua BAPEPAM

Nomor Kep-29/PM/2004 Lampiran IX.I.5. Penelitian ini tidak sepenuhnya

Page 26: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

10

menggunakan item voluntary disclosure dari Barako (2007) melainkan telah

disesuaikan dengan standar di Indonesia yaitu PSAK no.1 tahun 2009 dan

keputusan ketua BAPEPAM nomor KEP-134/BL/2006 sehingga sesuai untuk

diterapkan di Indonesia. Tahun amatan penelitian ini adalah tahun 2010,

sedangkan dalam penelitian Barako (2007) adalah tahun 1992-2001.

Penelitian mengenai voluntary disclosure telah banyak dilakukan di

berbagai negara termasuk di Indonesia. Hasil dari penelitian-penelitian

tersebut bervariasi antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Penelitian ini

dilakukan untuk menambah referensi yang telah ada atau menambah validitas

penelitian dan bukan untuk memberikan solusi atas perbedaan hasil penelitian.

Perhatian mengenai voluntary disclosure di Indonesia terus meningkat

sehingga penelitian ini menjadi relevan untuk memberikan kontribusi untuk

penelitian selanjutnya terkait voluntary disclosure di Indonesia. Berdasarkan

uraian tersebut, maka judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Corporate

Governance terhadap Voluntary Disclosure: Studi Empiris Perusahaan

High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian di atas dan hasil penelitian sebelumnya,

maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini antara lain :

1. Apakah terdapat pengaruh antara ukuran dewan komisaris terhadap

voluntary disclosure?

Page 27: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

11

2. Apakah terdapat pengaruh antara proporsi komisaris independen terhadap

voluntary disclosure?

3. Apakah terdapat pengaruh antara ukuran komite audit terhadap voluntary

disclosure?

4. Apakah terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap

voluntary disclosure?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara ukuran

dewan komisaris terhadap voluntary disclosure.

2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara proporsi

komisaris independen terhadap voluntary disclosure.

3. Untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara ukuran

komite audit terhadap voluntary disclosure.

4. Untuk memperoleh bukti empiris terkait adanya pengaruh antara

kepemilikan institusional terhadap voluntary disclosure.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi akademisi, menjadi referensi bagi penelitian tentang pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) pada perusahaan di Indonesia.

Page 28: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

12

2. Bagi praktisi, bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang

voluntary disclosure, sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan

dalam berinvestasi.

3. Bagi regulator, dapat menggunakan penelitian ini untuk menetapkan

regulasi terkait pengungkapan di Indonesia dalam hal praktik voluntary

disclosure.

E. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang penelitian ini serta perumusan masalah

penelitian yang penyusunannya disesuaikan dengan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori serta penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Selain itu, bab ini juga dijelaskan susunan pemikiran yang

melandasi timbulnya hipotesis penelitian. Pada bagian ini, diuraikan

mengenai hubungan antara variabel independen dan dependen yang

digunakan dalam penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional penelitian,

penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta

metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

Page 29: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

13

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan

pembahasan hasil output SPSS.

BAB V: PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan penelitian serta implikasi keterbatasan

penelitian.Untuk mengatasi keterbasan penelitian tersebut, disertakan pula

saran bagi penelitian mendatang.

Page 30: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi atau keagenan berkaitan dengan hubungan antara

pengelola/manajemen perusahaan (agent) dengan pemegang saham

(principal). Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyantho dan Pramuka

(2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah hubungan

antara manajer (agent) dengan investor (principal) yang keduanya saling

bekerja sama, namun mempunyai posisi yang berbeda dengan

menggunakan istilah kontrak. Dalam praktiknya, timbul permasalahan

akibat adanya kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham

sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen

sebagai agen yang disebut dengan agency problem (Sutedi, 2011).

Manajemen perusahaan atau disebut agen yang mendapat amanah

untuk mengelola dana dari pemegang saham (principal) harus bertanggung

jawab atas amanah tersebut kepada pemegang saham (principal). Dilain

pihak, principal sebagai pemberi amanah akan memberikan insentif pada

manajemen berupa berbagai macam fasilitas baik finansial maupun non

finansial. Permasalahan timbul ketika kedua belah pihak mempunyai

persepsi dan sikap yang berbeda dalam hal pemberian informasi yang akan

digunakan oleh principal untuk memberikan insentif pada agent. Hal lain

Page 31: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

15

yang membuat permasalahan adalah persepsi kedua belah pihak dalam

menanggung risiko (Eisenhard, 1989 dalam Khomsiyah 2003).

Masalah yang timbul dari hubungan keagenan ini sebenarnya

bermula dari adanya kemauan pihak agent untuk tidak bertindak demi

kepentingan terbaik principal. Pihak agent mungkin membuat suatu

keputusan yang lebih memaksimalkan kemakmurannya daripada

kemakmuran principal. Agen yang memiliki informasi tentang kondisi

perusahaan saat ini dan mendatang tidak akan memberikan segala

informasi yang dimilikinya kepada principal dengan berbagai alasan

seperti kendala biaya penyajian informasi, waktu penyajian laporan, dan

keinginan untuk menghindari risiko terlihat kelemahannya (Khomsiyah,

2003). Manajer memiliki keuntungan dari akses informasi (Barako, 2007).

Hal tersebut dikarenakan manajer yang menjalankan operasional

perusahaan sehari-hari mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja

peusahaan secara riil dan menyeluruh. Oleh karena itu, pemilik

menghadapi dilema moral karena mereka tidak dapat secara akurat

mengevaluasi dan menentukan nilai dari keputusan yang dibuat (Barako,

2007). Sehingga agent dapat mengambil keuntungan dari kurangnya

pengawasan untuk terlibat dalam kegiatan mencapai tujuan pribadinya. Di

sisi lain, principal memerlukan semua informasi yang relevan tentang

kondisi menyeluruh perusahaan, namun tidak memiliki akses terhadap

informasi internal perusahaan, padahal informasi tersebut yang kemudian

menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis.

Page 32: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

16

Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan ketidakseimbangan

informasi (asimetri informasi) (Khomsiyah, 2003). Perbedaan kepentingan

antara principal dan agent inilah disebut dengan agency problem yang

salah satunya disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan informasi

(Asymmetric Information). Jadi disini ketidakseimbangan informasi

merupakan informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya

distribusi informasi yang tidak sama antara principal dan agent.

Eisenhardt (1989) Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan

bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1)

manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2)

manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang

(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk

averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai

manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan

pribadinya (Haris, 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007). Ketiga sifat

tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia

lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya, dapat dipercaya tidaknya

informasi yang disampaikan (Khomsiyah, 2003)

Adanya agency problem menimbulkan biaya keagenan (agency

cost) (Sutedi 2011). Menurut Sutedi (2011), jenis biaya agensi yang

berpotensi terjadi adalah sebagai berikut.

a. Biaya akibat ketidakefisienan pengelolaan yang dilakukan oleh

pihak agen.

Page 33: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

17

b. Biaya yang timbul akibat pilihan proyek yang tidak sama dengan

jika pilihan tersebut dilakukan oleh pemegang saham karena risiko

meruginya tinggi.

c. Biaya yang timbul karena dilakukannya kegiatan monitoring

kinerja dan perilaku agent oleh principal (monitoring cost).

d. Biaya yang timbul karena dilakukannya pembatasan-pembatasan

bagi kegiatan agent oleh principal (bonding cost).

Agency problem tersebut dapat diminimalkan dengan adanya

voluntary disclosure. Voluntary disclosure menunjukkan kesempatan yang

baik dalam penerapan teori agensi, dalam arti manajemen yang memiliki

akses informasi perusahaan lebih baik daripada principal harus

menyampaikan informasi yang credible dan reliabel untuk meyakinkan

nilai perusahaan (Barako, 2007). Dengan adanya voluntary disclosure,

agent tidak dapat melakukan tindakan berdasarkan kepentingan pribadinya

dan biaya agensi dapat diminimalisasi.

2. Voluntary Disclosure

Di Indonesia peraturan mengenai pelaporan dan keterbukaan

informasi tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

Bab X Pasal 86, yang berbunyi :

“Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib: a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan

mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan

kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat

Page 34: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

18

mempengaruhi harga Efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.”

Ketentuan yang lebih spesifik mengenai pelaporan perusahaan

publik diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor VIII.G.2, Lampiran

Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-38/PM/1996 tentang Laporan

Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada

tanggal 7 Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan

informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan BAPEPAM-LK

Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP-

134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi

Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam lampiran tersebut terdapat

penjelasan bahwa laporan tahunan emiten dan perusahaan publik

merupakan sumber informasi penting bagi pemegang saham dan

masyarakat dalam membuat keputusan investasi.

Adapun ketentuan umum mengenai bentuk dan isi laporan tahunan

Emiten/Perusahaan Publik di Indonesia, sebagaimana diatur dalam KEP-

134/BL/2006, adalah sebagai berikut:

a. Ikhtisar Data Keuangan Penting

b. Laporan Dewan Komisaris

c. Laporan Direksi

d. Profil Perusahaan

e. Analisis dan Pembahasan Manajemen

f. Tata Kelola Perusahaan

Page 35: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

19

g. Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

h. Laporan Keuangan yang Telah Diaudit

Salah satu prinsip dalam conceptual framework of financial reporting

(Kieso, et al. 2007) adalah full disclosure, yaitu pengungkapan lengkap

semua informasi yang relevan. Konsep lainnya adalah pengungkapan yang

cukup (pengungkapan minimal yang disyaratkan oleh regulator) dan

pengungkapan yang wajar (mengandung informasi yang bersifat umum

bagi investor potensial). Menurut Hendriksen dan Breda (1992) dalam

Chariri dan Ghozali (2007), bagi beberapa pihak pengungkapan yang

lengkap ini dinyatakan sebagai penyajian informasi yang berlebihan,

sehingga tidak dapat dikatakan layak. Oleh karena itu, pengungkapan

informasi yang cukup dan wajar merupakan konsep pengungkapan yang

paling tepat bagi pengguna laporan tahunan.

Pengungkapan dapat diartikan sebagai penyampaian informasi. Hal

yang perlu diperhatikan dalam pengungkapan laporan keuangan antara lain

(1) untuk siapa informasi itu diungkapkan? (2) apa tujuan informasi itu

diungkapkan? (3) berapa banyak informasi yang perlu untuk diungkapkan?

(Hendriksen, 2001). Keluasan pengungkapan adalah salah satu bentuk

kualitas pengungkapan. Hendriksen (1997) menyatakan bahwa tingginya

kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan

pengungkapan.

Terdapat dua jenis pengungkapan informasi keuangan yaitu

pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

Page 36: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

20

(voluntary disclosure) (Kieso, et al. 2007). Pengungkapan wajib

(mandatory disclosure), adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan

oleh standar akuntansi yang berlaku dan Badan Pengawas dalam hal ini

Bapepam-LK (Hananto, 2009). Pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure) adalah pengungkapan yang dilakukan secara sukarela melalui

laporan tahunan melebihi kebutuhan mandatory (Barako, 2007).

Voluntary disclosure dilakukan perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan investor akan informasi (Belkaoui, 2000). Manfaat

pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk

membantu investor dan kreditor dalam memahami risiko investasi (Elliot

dan Jacobson, 1994). Lang dan Lungdholm (1996) juga menyatakan

bahwa pengungkapan yang lebih luas akan menarik lebih banyak analisis,

meningkatkan ekspektasi pasar, menurunkan ketidaksimetrisan pasar dan

menurunkan kejutan pasar.

Healy dan Palepu (2001) melakukan penelitian tentang

pengungkapan sukarela, dari penelitian tersebut ditemukan bahwa

penelitian mengenai keputusan pengungkapan sukarela cenderung

berfokus pada ketentuan pengungkapan informasi kepada para pelaku

pasar modal. Adapun 5 hipotesis yang berhubungan dengan keputusan

manajer dalam menggungkapkan informasi secara sukarela menurut Healy

dan Palepu (2001), adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis transaksi pasar modal (the capital market transactions

hypothesis): perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan

Page 37: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

21

pengungkapan sukarela dalam rangka untuk mengurangi asimetri

informasi dan karena itu pengungkapan sukarela dapat mengurangi

biaya pendanaan eksternal melalui pengurangan risiko informasi;

b. Hipotesis kontes pengendalian perusahaan (the corporate control

contest hypothesis): ketika kinerja perusahaan buruk, manajer

menggunakan pengungkapan sukarela sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan penilaian perusahaan dan untuk menjelaskan kinerja

buruk tersebut, sehingga mengurangi risiko kesalahan pekerjaan

manajemen;

c. Hipotesis kompensasi saham (the stock compensation hypothesis):

manajer yang diberi penghargaan dengan kompensasi saham

mempunyai dorongan untuk menggunakan pengungkapan sukarela

untuk mengurangi kemungkinan pernyataan insider trading, dan

perusahaan mempunyai dorongan untuk meningkatkan pengungkapan

untuk mengurangi biaya kontrak manajer yang menerima kompensasi

saham;

d. Hipotesis biaya proses pengadilan (the litigation cost hypothesis):

manajer mempunyai dorongan untuk mengungkapkan berita buruk

untuk membatalkan tindakan hukum terhadap pengungkapan yang

tidak mencukupi, serta mempunyai dorongan untuk mengurangi

pengungkapan atas prediksi yang mungkin dapat terbukti tidak akurat.

Page 38: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

22

e. Hipotesis biaya kepemilikan (the proprietary costs hypothesis):

pengungkapan sukarela akan dibatasi apabila manajer merasa bahwa

pengungkapan dapat menjadi sangat berbahaya.

Adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak dapat

menimbulkan konflik keagenan. Corporate governance merupakan respon

perusahaan terhadap konflik tersebut. Aspek-aspek corporate governance

seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit dipandang sebagai

mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan

(Rustiarini, 2010).

3. Corporate Governance

Corporate governance merupakan salah satu elemen utama dalam

meningkatkan efisiensi ekonomi dan pertumbuhan serta meningkatkan

kepercayaan investor. Corporate governance melibatkan satu set

hubungan antara manajemen perusahaan, dewan, pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya. Corporate governance juga memberikan

struktur dimana tujuan perusahaan ditetapkan, dan sarana untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut serta pemantauan kinerja yang telah ditentukan

(OECD Principles of Corporate Governance, 2004).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang

menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan, dan para pemegang kepentingan internal dan

Page 39: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

23

eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.

Konsep corporate governance dapat didefinisikan sebagai serangkaian

mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar

operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku

kepentingan (stakeholders). Tujuan corporate governance adalah untuk

menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang kepentingan.

Konsep corporate governance pertama kali diperkenalkan secara

resmi di Indonesia pada tahun 1999 melalui sebuah komite yang dibentuk

oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian

Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999, yaitu Komite Nasional Kebijakan

Corporate Governance (KNKCG). Komite ini kemudian menerbitkan

Pedoman Umum Good Corporate Governance (GCG) Indonesia pada

tahun 2001. Pedoman ini memuat prinsip-prinsip dasar mengenai

pelaksanaan praktik GCG yang berlaku secara nasional bagi perusahaan-

perusahaan di Indonesia.

Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan pemerintah

yang bersih dan berwibawa, maka pada tahun 2004 berdasarkan

KEP/49/M.EKON/11/2004 KNKCG berganti nama menjadi KNKG

(Komite Nasional Kebijakan Governance) yang terdiri dari Sub-Komite

Publik dan Sub-Komite Korporasi. Komite ini kemudian mengeluarkan

Pedoman Umum GCG Indonesia tahun 2006 yang berlaku untuk sektor

publik dan korporasi. Pelaksanaan praktik corporate governance di

Indonesia menganut 5 (lima) prinsip, yaitu transparency, accountability,

Page 40: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

24

responsibility, independency, dan fairness (TARIF). Adapun uraian

mengenai asas-asas atau prinsip-prinsip tersebut dijelaskan dalam Bab II

Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2006 yang dikeluarkan oleh

KNKG, yakni sebagai berikut.

a. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,

tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh

pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

Page 41: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

25

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

d. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola

secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak

saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan

pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan

menerima keuntungan atas dana yang telah mereka investasikan.

Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin

bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa

manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke

dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan

dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan

bagaimana para investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny,

1997 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007). Dengan kata lain, corporate

governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan

biaya keagenan (agency cost).

Page 42: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

26

Corporate governance terdiri dari pihak yang melakukan

pengawasan terhadap manajemen, seperti dewan komisaris, komisaris

independen, dan komite audit (Abeysekera,2008). Aspek-aspek corporate

governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit

dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi

konflik keagenan (Rustiarini, 2010). Penelitian ini menguji pengaruh

corporate governance yang direpresentasikan oleh ukuran dewan

komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan

kepemilikan institusional terhadap voluntary disclosure.

4. Dewan komisaris

Menurut FCGI (2003), terdapat dua sistem yang berkaitan dengan

bentuk dewan dalam perusahaan, yaitu The Anglo-American system dan

The Continental Europe system. Model Anglo-American merupakan model

yang digunakan di US dan UK, dimana struktur governance terdiri dari

RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Board of Directors (executive

directors dan non-executive directors), serta executive managers yang

dipimpin oleh CEO. Model ini disebut juga single atau one-board system,

karena dalam Board of Directors tidak memisahkan keanggotaan dewan

komisaris (Board of Commissioners) dan direksi.

Sementara model Continental Europe menurut FCGI (2003)

merupakan model yang digunakan di Jepang, Jerman, dan Prancis, dimana

struktur governance terdiri dari RUPS, Board of Commissioners (Dewan

Page 43: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

27

Komisaris) sebagai dewan pengawas, dan Board of Directors (Dewan

Direksi) sebagai eksekutif perusahaan atau manajemen. Pemisahaan

keanggotan dewan komisaris dan dewan direksi inilah yang dikenal

dengan model dual board system atau two- board system. Model

Continental Europe disebut juga insider/control-oriented model, dimana

model ini memperkenankan stakeholders, selain pemegang saham, untuk

menjadi anggota dewan perusahaan (dewan pengawas). Tujuan utama

model insider ini adalah untuk menghalangi penyalahgunaan kekuasaan

eksekutif pada model Anglo-American. Penyalahgunaan kekuasaan

eksekutif merupakan kritik dalam sistem Anglo-American, dimana sistem

ini memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada eksekutif manajer

(manajemen), sehingga manajemen berpotensi untuk membelokkan

kewenangannya untuk kepentingan pribadi.

KNKG (2006) menyatakan bahwa kepengurusan perseroan terbatas

di Indonesia menganut sistem dua badan (two-board system) yaitu dewan

komisaris dan direksi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana

diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

Tugas dewan direksi yaitu mengelola dan mewakili perusahaan dan juga

memberikan informasi di bawah pengarahan dan pengawasan dewan

komisaris. Tugas utama dewan komisaris yaitu bertanggung jawab untuk

mengawasi tugas-tugas manajemen, tetapi tidak diperbolehkan melibatkan

diri dalam tugas-tugas manajemen dan mewakili perusahaan dalam

Page 44: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

28

transaki-transaksi dengan pihak ketiga. Namun demikian penerapan model

two-board system dalam struktur governance di Indonesia berbeda dengan

model Continental Europe, di mana wewenang pengangkatan dan

pemberhentian direksi berada di tangan RUPS. Sehingga dalam model

two-board system di Indonesia kedudukan direksi sejajar dengan

kedudukan dewan komisaris.

Dewan komisaris dalam KNKG (2006) diartikan sebagai organ

perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta

memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian,

dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan

operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris

termasuk komisaris utama adalah setara. Tugas komisaris utama adalah

mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris. Agar pelaksanaan tugas

dewan komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-

prinsip antara lain, sebagai berikut.

a. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan

keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

b. Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan

baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan

kepentingan semua pemangku kepentingan.

Page 45: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

29

c. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan, hingga pada pemberhentian sementara.

KNKG (2006) menyatakan bahwa dewan komisaris ada dua jenis

yaitu komisaris independen dan komisaris non-independen. Komisaris

independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi,

sedangkan komisaris non-independen merupakan komisaris yang

terafiliasi. Yang dimaksusd dengan terafiliasi adalah pihak yang

mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham

pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan

perusahaan itu sendiri. Mantan anggota direksi dan dewan komisaris yang

terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu

termasuk dalam kategori terafiliasi (KNKG, 2006). Keberadaan dewan

komisaris independen di Indonesia telah diatur dengan berbagai peraturan.

Lebih lanjut dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang

baik (good corporate governance), perusahaan tercatat wajib memiliki

komisaris independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan

jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali

dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30%

dari jumlah seluruh anggota komisaris (KNKG, 2006). Menurut Ujiyanto

dan Pramuka (2007), komisaris independen merupakan posisi terbaik

untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good

corporate governance.

Page 46: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

30

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal

perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Fungsi

monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah

atau ukuran dewan komisaris (Siallagan, 2006). Beasly (1996) menemukan

hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan pelaporan

keuangan, bahwa ukuran dan independensi dewan komisaris

mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan

keuangan.

5. komite audit

Sesuai dengan KNKG (2006) dalam melaksanakan tugasnya dewan

komisaris dapat membentuk komite. Usulan dari komite disampaikan

kepada dewan komisaris untuk memperoleh keputusan. Bagi perusahaan

yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan

daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat,

perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas,

serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian

lingkungan, sekurang-kurangnya harus membentuk komite audit,

sedangkan komite lain dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Komite audit

bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit

eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit

internal) dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan

manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan

keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Siallagan,

Page 47: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

31

2006). Sedangkan menurut KNKG (2006), komite audit bertugas

membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan

baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai

dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit

dilaksanakan oleh manajemen.

The Institute of Internal Auditors (IIA) merekomendasikan bahwa

setiap perusahaan publik harus memiliki komite audit yang diatur sebagai

komite tetap. Komite audit beranggotakan komisaris independen dan

terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung

jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan

tanggung jawabnya terutama dalam masalah yang berhubungan dengan

kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem

pelaporan keuangan. FCGI (2001) dan Tunggal (2008) menyatakan bahwa

pada umumnya tugas dan tanggung jawab komite audit meliputi tiga

bidang utama antara lain, sebagai berikut.

a. Laporan Keuangan (Financial Reporting), tanggung jawab komite

audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa

laporan yang dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana, dan

komitmen perusahaan jangka panjang.

Page 48: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

32

b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance), tanggung jawab

komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk

memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-

undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan pengawasan

secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang

dilakukan oleh karyawan perusahaan.

c. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control), komite audit

bertanggung jawab untuk pengawasan perusahaan termasuk di

dalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem

pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang

dilakukan oleh auditor internal.

Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam

pengambilan keputusan. Komite audit diketuai oleh komisaris independen

dan anggotanya dapat terdiri dari komisaris dan atau pelaku profesi dari

luar perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan

kemampuan akuntasi dan atau keuangan (KNKG, 2006). Sedangkan

menurut Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 Tahun 2004 komite audit

terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan

sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar emiten

atau perusahaan publik.

Page 49: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

33

6. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan

oleh institusi atau lembaga antara lain perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Menurut

Tarjo (2008) pemegang saham institusional memiliki kelebihan

dibandingkan dengan pemegang saham individual. Pemegang saham

institusional mempunyai dana yang lebih banyak dan pada umumnya

pemegang saham institusional menyerahkan pengelolaan investasinya pada

divisi khusus yang memiliki keahlian dibidang analis dan keuangan,

sehingga pemegang saham institusional dapat memantau perkembangan

investasinya dengan baik.

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Baroko (2007) bertujuan untuk

menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi voluntary disclosure di

Kenya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Barako (2007)

adalah corporate governance yang diproksikan dengan board composition,

board leadership structure, board size, dan board audit committee. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa board leadership structure, memiliki

pengaruh positif terhadap empat kategori voluntary disclosure. Sedangkan

audit committee berpengaruh positif terhadap tiga dari empat kategori

voluntary disclosure dan board composition berpengaruh positif terhadap dua

dari empat kategori voluntary disclosure.

Page 50: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

34

Mohamad dan Sulong (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh

mekanisme corporate governance terhadap luas pengungkapan pada

perusahaan yang listing di Malaysia. Mekanisme corporate governance

direpresentasikan dengan proporsi komisaris independen, komite audit, CEO

duality, dan proporsi anggota keluarga di dewan komisaris. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang

direpresentasikan dengan proporsi komisaris independen, komite audit, CEO

duality, dan proporsi anggota keluarga di dewan komisaris berpengaruh

terhadap luas pengungkapan laporan tahunan perusahaan yang listing di

Malaysia.

Penelitian Yuen, et al. (2009) menguji dampak struktur kepemilikan,

mekanisme tata kelola perusahaan, dan karakteristik perusahaan terhadap

pengungkapan sukarela yang disediakan oleh perusahaan publik yang tercatat

di Shanghai Stock Exchange, China. Struktur kepemilikan dan mekanisme tata

kelola perusahaan yang meliputi konsentrasi kepemilikan, kepemilikan oleh

negara dan institusi-institusi terkait, kepemilikan individu, CEO duality

(pejabat eksekutif yang merangkap ketua dewan direksi), dewan komisaris

independen, dan keberadaan komite audit. Karakteristik perusahaan meliputi

ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan jenis industri. Dengan

menggunakan indeks pengungkapan untuk mengukur tingkat pengungkapan

sukarela, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan individual,

keberadaan komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage, termasuk struktur

dan fungsi dewan, informasi karyawan, remunerasi direktur, kehadiran sebuah

Page 51: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

35

komite audit, transaksi dengan pihak terkait, dan kepentingan stakeholders,

secara signifikan berkaitan dengan tingkat pengungkapan sukarela. Studi ini

memberikan bukti empiris bagi para pembuat kebijakan dan regulator China

untuk meningkatkan mekanisme tata kelola perusahaan dan transparansi

perusahaan publik.

Ho dan Wong (2001) menganalisis hubungan antara struktur corporate

governance perusahaan dan tingkat pengungkapan sukarela di Hong Kong

Stock Exchange. Corporate governance direpresentasikan dengan proporsi

direktur non-eksekutif independen di dewan, keberadaan komite audit,

keberadaan CEO, dan proporsi anggota keluarga di dewan komisaris. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keberadaan auditor berpengaruh positif

terhadap tingkat pengungkapan sukarela, sedangkan proporsi anggota keluarga

di dewan komisaris berpengaruh negatif dengan tingkat pengungkapan

sukarela.

1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Voluntary Disclosure

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut

serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing

anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. Tugas

komisaris utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan

kegiatan dewan komisaris (KNKG, 2006).

Page 52: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

36

Dewan komisaris merupakan salah satu elemen yang paling

penting dalam mekanisme corporate governance. Dewan komisaris

berperan dalam mengawasi pelaksanaan bisnis perusahaan yang sedang

dikelola oleh dewan direksi mereka dengan sebaik-baiknya (Said, et al.,

2009). Penelitian Beasley (1996) menguji hubungan antara proporsi dewan

komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan

membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan

perusahaan yang tidak melakukan kecuarangan, ia menemukan bahwa

perusahaan yang melakukan kecurangan memiliki persentase dewan

komisaris eksternal yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan. Dewan komisaris

sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki

peranan terhadap aktivitas pengawasan. Fungsi monitoring yang dilakukan

oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan

komisaris (Siallagan, 2006). Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah

anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Dewan komisaris

bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen, dan

memberikan nasihat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan

komisaris (KNKG, 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran

dewan komisaris maka tingkat voluntary disclosure perusahaaan akan

semakin luas. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran dewan komisaris,

maka akan semakin mudah mengendalikan CEO (manajemen puncak) dan

Page 53: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

37

monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Apabila dikaitkan

dengan voluntary disclosure, maka tekanan terhadap manajemen juga akan

semakin besar untuk mengungkapkannya. Dalam penelitian ini ukuran

dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota

dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Studi empiris menunjukkan

bahwa ukuran dewan komisaris mempengaruhi tingkat disclosure dalam

laporan tahunan perusahaan (Chen dan Jaggi, 2000; Haniffa dan Cooke,

2002; Barako, 2007). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat

dikembangkan hipotesis:

H1: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat

voluntary disclosure.

2. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Voluntary

Disclosure

Corporate governance terdiri dari pihak yang melakukan

pengawasan terhadap manajemen, seperti dewan komisaris, komisaris

independen, dan komite audit (Abeysekera, 2008). Proporsi komisaris

independen dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk

mengurangi konflik keagenan (Rustiarini, 2010).

Cheng dan Courtenay (2006) dalam Yuen, et al. (2009) meneliti

hubungan antara independensi dewan komisaris dan luas pengungkapan

sukarela. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan proporsi

komisaris independen yang lebih tinggi memiliki level pengungkapan

sukarela yang lebih tinggi pula. Keberadaan mekanisme pengendalian

Page 54: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

38

eksternal serta peraturan lingkungan, meningkatkan kekuatan hubungan

antara proporsi komisaris independen dan level pengungkapan sukarela.

Menurut Bai, et al. (2003) dalam Yuen, et al. (2009), struktur

governance yang baik dapat dibentuk oleh dewan independen melalui

pengungkapan yang transparan dan oleh lingkungan hukum yang efektif

yang akan mengurangi kecenderungan perilaku disfungsional pemegang

saham pengendali. Diasumsikan bahwa ketika komposisi komisaris

independen dalam suatu perusahaan lebih tinggi maka perusahaan tersebut

diharapkan untuk melakukan lebih banyak pengungkapan sukarela,

sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya withholding

information (penahanan informasi) oleh eksekutif manajemen. Penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen

mempengaruhi tingkat disclosure dalam laporan tahunan perusahaan

(Forker, 1992; Chen dan Jaggi, 2000; Sabeni, 2002; Haniffa dan Cooke,

2002; Mohamad dan Sulong, 2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka

dapat dikembangkan hipotesis:

H2: Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap

tingkat voluntary disclosure.

3. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Voluntary Disclosure

Salah satu komite penunjang yang dibentuk oleh dewan komisaris

adalah komite audit. Dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM

Nomor KEP-29/PM/2004, Peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan

komite audit, setiap Emiten atau Perusahaan Publik berkewajiban untuk

Page 55: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

39

memiliki komite audit dan pedoman kerja komite audit (audit committee

charter).

DeZoort dan Salterio (2001) dalam Yuen, et al. (2009)

mendiskusikan komposisi, fungsi, tanggung jawab, dan dampak komite

audit terhadap pelaksanaan corporate governance. Untuk dapat memenuhi

fungsi pengawasan komite audit secara efektif, komite audit harus terdiri

dari sumber daya yang memadai, independen, kompeten, mendalami

bidang keuangan (financially literate), dan dikompensasi dengan tepat

(Yuen, et al., 2009). Menurut Ho dan Wong (2002) keberadaan komite

audit mempunyai hubungan dengan luas pengungkapan sukarela. Komite

audit merupakan salah satu mekanisme kontrol atas organ perusahaan yang

sangat penting dalam meningkatkan transparansi perusahaan dan

mendorong manajemen agar mengungkapkan lebih banyak informasi.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit

dapat meningkatkan transparansi perusahaan yang selanjutnya akan

mempengaruhi tingkat voluntary disclosure dalam laporan tahunan

perusahaan. Studi empiris menunjukkan bahwa komite audit

mempengaruhi tingkat disclosure dalam laporan tahunan perusahaan (Ho

dan Wong, 2002; Barako, 2007; Yuen, et al. 2009; Mohamad dan Sulong,

2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H3: Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat

voluntary disclosure.

Page 56: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

40

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Voluntary Disclosure

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif

sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu

yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan

laporan keuangan (Gideon, 2005 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

McConell dan Servaes (1990), Nesbitt (1994), Smith (1996), Del Guercio

dan Hawkins (1999), dan Hartzell dan Starks (2003) dalam Cornertt et al.,

(2006) menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa tindakan

pengawasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak investor

insitusional dapat membatasi perilaku para manajer.

Cornertt et al., (2006) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan

perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer

untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan

sehingga akan mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri

sendiri. Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan

saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional seperti

pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun

kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Tarjo, 2008). Investor

institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan

manajemen lebih baik dibandingkan dengan investor individual, dimana

Page 57: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

41

investor institusional tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan

manipulasi yang dilakukan oleh manajemen.

Fidyati (2004) menjelaskan bahwa investor institusional

menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan

mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya

bagi investor lain. Cornett et al. (2006) menemukan adanya bukti yang

menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan dan pihak investor insitusional dapat membatasi perilaku

manajemen. Hal ini disebabkan karena dengan adanya tindakan

pengawasan tersebut dapat mendorong manajemen untuk lebih

memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan

mengurangi perilaku opportunistic atau perilaku mementingkan diri

sendiri. Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan bahwa investor

institusional memiliki peranan yang penting dalam menciptakan sistem

corporate governance yang baik dalam suatu perusahaan, dimana mereka

dapat secara independen mengawasi tindakan manajemen dan memiliki

voting power untuk mengadakan perubahan pada saat manajemen sudah

dianggap tidak efektif lagi dalam mengelola perusahaan (Ashbaugh et al.

2004). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan

sukarela perusahaan akan lebih tinggi jika kelompok dominan pemegang

saham terdiri dari pihak di luar perusahaan. Sebaliknya, jika kelompok

dominan pemegang saham terdiri dari orang dalam, tingkat pengungkapan

akan menjadi lebih rendah (Patton & Makhija, 2000; dalam Zeghal dan

Page 58: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

42

Maingot, 2008). Kepemilikan institusional merupakan salah satu bentuk

dari kepemilikan outsider (kepemilikan oleh pihak di luar perusahaan).

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan

institusional maka akan semakin efektif monitoring yang dilakukan

pemegang saham terhadap kinerja manajemen (perusahaan). Oleh karena

itu, dari sudut pandang agency theory, manajemen akan merespon hal

tersebut dengan cara meningkatkan level voluntary disclosure perusahaan.

Menurut Barako (2007), berbagai penelitian mengenai disclosure

menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan faktor penting

yang mempengaruhi tingkat disclosure diantaranya Carson dan Simnett

(1997) dan Bushee dan Noe (2000). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

dikembangkan hipotesis:

H4: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tingkat

voluntary disclosure.

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Barako (2007) voluntary disclosure memiliki kandungan

informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan penggunanya

dan dapat meminimalkan agency problem dengan mengurangi asimetri

informasi sehingga dapat mengurangi biaya agensi perusahaan. Voluntary

disclosure merupakan pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan

melebihi apa yang telah diwajibkan (Barako, 2007). Karena bersifat sukarela,

maka luas pengungkapannya akan berbeda di setiap perusahaan.

Page 59: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

43

Sedangkan untuk meningkatkan voluntary disclosure diperlukan

adanya penerapan corporate governance yang baik bagi setiap perusahaan

(Cety, 2010). Perusahaan dengan corporate governance yang baik akan

memastikan adanya perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham,

perlakuan yang adil terhadap seluruh pemegang saham, kewajaran,

transparansi, akuntanbilitas, tanggungjawab perusahaan terhadap para

stakeholder-nya. Maka berdasarkan telaah pustaka dan beberapa penelitian

terdahulu, peneliti mengindikasikan faktor dari corporate governance yang

dapat mempengaruhi voluntary disclosure adalah ukuran dewan komisaris,

proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan kepemilikan

institusional.

Kerangka mengenai hubungan antar masing-masing variabel dapat

dilihat dalam gambar di bawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Ukuran Dewan Komisaris (X1)

2. Proporsi Komisaris Independen (X2)

3. Ukuran Komite

Audit (X3)

4. Kepemilikan Institusional (X4)

Voluntary Disclosure

H1

H2 +

H3

H4

Page 60: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji

hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai pengaruh corporate

governance yang direpresentasikan oleh ukuran dewan komisaris, proporsi

komisaris independen, ukuran komite audit, dan kepemilikan institusional

terhadap voluntary disclosure. Pengujian hipotesis menjelaskan sifat dari

hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok atau independensi

dua variabel atau lebih (sekaran, 2006).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan high

profile yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunannya dalam

periode tahun 2010. Menurut Sekaran (2006), sampel adalah sebagian

(cuplikan) dari populasi yang masih memiliki ciri dan karakteristik yang sama

dengan populasi dan mampu mewakili keseluruhan populasi penelitian. Dalam

penentuan sampel, penulis menggunakan purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu

sehingga sampel yang dipilih representatif dan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan (Hartono, 2005). Adapun penggunaan metode purposive

sampling dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki kriteria

sebagai berikut:

1. Perusahaan high profile yang terdaftar di BEI pada periode 2010.

Page 61: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

45

2. Perusahaan high profile yang menerbitkan laporan tahunan periode

2010.

3. Perusahaan high profile yang menyajikan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian secara lengkap.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

sekunder diambil dari laporan tahunan perusahaan high profile tahun 2010.

Laporan tahunan dipilih karena dengan adanya annual report, stakeholders

dapat melihat kondisi perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya

menggunakannya sebagai dasar pembuatan keputusan. Data sekunder yang

dikumpulkan diperoleh dari situs www.idx.co.id dan dari situs masing-masing

perusahaan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen yang berupa voluntary disclosure. Sedangkan variabel

independennya adalah corporate governance yang diproksikan oleh ukuran

dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan

kepemilikan institusional.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah voluntary disclosure.

Berdasarkan penelitian Barako (2007), pengukuran voluntary disclosure

menggunakan daftar item pengungkapan sukarela Barako (2007) dan

Page 62: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

46

disesuaikan dengan standar di Indonesia yaitu PSAK no.1 tahun 2009 dan

keputusan ketua BAPEPAM nomor KEP-134/BL/2006.

Checklist dilakukan untuk setiap item yang diungkapkan oleh

perusahaan. Checklist menggunakan pendekatan yaitu nilai 1 akan diberikan

jika setiap item disclosure perusahaan sesuai dengan daftar item voluntary

disclosure. Akan tetapi, nilai 0 akan diberikan jika tidak terdapat item

voluntary disclosure pada laporan tahunan perusahaan. Total checklist

dihitung untuk mendapatkan jumlah item yang diungkapkan perusahaan.

Indeks pengungkapan masing-masing perusahaan kemudian dihitung dengan

membagi jumlah item yang diungkapkan perusahaan (n) dengan jumlah item

yang diharapkan diungkapkan perusahaan (k) sesuai dengan indikator daftar

item voluntary disclosure (yaitu sebanyak dua puluh tujuh item). Indeks

pengungkapan (VOLDISC) untuk setiap perusahaan diukur sebagai berikut:

Daftar item voluntary disclosure Barako (2007) dan disesuaikan dengan

standar di Indonesia yaitu PSAK no.1 tahun 2009 dan keputusan ketua

BAPEPAM nomor KEP-134/BL/2006 dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Daftar

item voluntary disclosure tersebut meliputi pengungkapan informasi umum

dan strategi, data keuangan, informasi masa depan dan pengungkapan sosial

serta informasi tentang direksi.

VOLDISCi= n / k

Page 63: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

47

Tabel 3.1

Daftar Item Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure item)

No. Daftar Item Informasi Umum dan Strategis 1 Informasi umum perusahaan 2 Deskripsi layanan barang utama yang dihasilkan 3 Kontribusi Perusahaan terhadap perekonomian nasional 4 Strategi bisnis perusahaan saat ini 5 Efek yang mungkin terjadi dari strategi bisnis pada kinerja saat ini 6 Pengungkapan berkaitan dengan persaingan di industry 7 Diskusi tentang perkembangan utama ekonomi regional 8 Informasi tentang stabilitas politik regional Data Keuangan 1 Ringkasan data keuangan selama 6 tahun terakhir atau lebih 2 Pengembalian dana pemegang saham Informasi Masa Depan 1 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja masa depan 2 Dampakdari strategi bisnis pada kinerja masa depan 3 Pengembangan layanan produk baru 4 Perencanaan belanja modal 5 Perencanaan penelitian dan belanja pembangunan 6 Perencanaan dan pengeluaran periklanan publisitas 7 Perkiraan laba per saham 8 Perkiraan penjualan 9 Perkiraan laba Pengungkapan Sosial dan Direksi 1 Jumlah karyawan untuk dua tahun terakhir atau lebih 2 Alasan untuk perubahan jumlah karyawan 3 Produktivitas per karyawan 4 Indikator produktivitas lainnya 5 Indikasi mogok kerja karyawan dan absensi 6 Informasi ttg keamanan lingkungan kerja 7 Data kecelakaan kerja 8 Pengungkapan tanggung jawab manajemen senior tentang pengalaman

dan latar belakang

Page 64: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

48

2. Variable Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

corporate governance. Corporate governance diproksikan oleh ukuran

dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite dan

kepemilikan institusional.

a. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris

dalam suatu perusahaan (Beiner et al, 2003 dalam Ujiyantho dan Pramuka,

2007). Dalam penelitian ini ukuran dewan komisaris diukur dengan

menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan

sesuai dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka, (2007).

Ukuran Dewan Komisaris (DEKA) = Jumlah anggota dewan

komisaris

b. Proporsi Komisaris Independen

Proporsi komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan

pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan

perusahaan (KNKG, 2006). Indikator yang digunakan sesuai dengan

penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) dan Rustiarini (2010) yaitu

diukur dengan membandingkan proporsi jumlah anggota komisaris

Page 65: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

49

independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris yang ada di

perusahaan.

Proporsi Komisaris Independen (KOMIND)

= Jumlah Komisaris Independen/Total Anggota Dewan Komisaris

c. Ukuran Komite Audit

Ukuran komite audit merupakan jumlah anggota komite audit dalam suatu

perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 Tahun 2004,

komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris

independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal

dari luar emiten atau perusahaan publik. Indikator yang digunakan sesuai

dengan penelitian Rustiarini (2010) yakni ukuran komite audit diukur

dengan menghitung jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan

yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

Ukuran Komite Audit = Jumlah Anggota Komite Audit

d. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan persentase hak suara yang dimiliki

oleh institusi (Beiner et al, 2003 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Kepemilikan institusional yang diukur dengan persentase kepemilikan

saham oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan

institusi lain dibagi dengan total jumlah saham beredar (Rustiarini, 2010).

Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan

menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki institusi

Page 66: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

50

dari seluruh modal saham yang beredar sesuai dengan penelitian Barako

(2007) dan Rustiarini (2010).

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis

untuk menganalisis data. Untuk menganalisis data dengan analisis regresi

berganda digunakan SPSS release 16. Sebagai prasyarat regresi berganda

dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid,

tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Gujarati

2003). Terdapat lima uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas,

uji autokorelasi, uji normalitas, uji linieritas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-

variabel dalam penelitian ini. Analisis ini akan menghasilkan rata-rata

(mean), nilai maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi untuk

mendeskripsikan variabel penelitian. Sehingga mudah dipahami secara

kontekstual oleh pembaca.

2. Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan

analisis regresi berganda, dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik

sebagai berikut:

Page 67: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

51

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

dengan membagi model regresi, variabel pengganggu, atau residual

memiliki distribusi normal (Ghozali,2006). Penelitian ini

menggunakan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-

S). Dasar pengambilan keputusan pada analisis Kolmogorov-Smirnov

(1-Sample K-S) adalah (Ghozali, 2006):

1) Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka Ho

ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.

2) Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka Ho

diterima. Hai ini berarti data residual terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali,

2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independennya. Jika variabel independen saling

korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model, penulis menggunakan analisis

perhitungan nilai Tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF)

dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution

(SPSS). Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang

Page 68: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

52

terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi, nilai

Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF

= 1/Tolerence). Kriteria yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerence < 0.10 atau sama

dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat

multikolinieritas, penulis akan mengatasi hal tersebut dengan

transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara

mengurangi hubungan linier di antara variabel independen.

Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan

bentuk first difference atau delta (Ghozali, 2006).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan penggannggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam penelitian

ini digunakan Uji Durbin-Watson (DW test) untuk melakukan uji

autokorelasi.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan

(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak

ada autokorelasi.

Page 69: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

53

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound

(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti

ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada

regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai

hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete

residual nilai tersebut. Model regresi linier yang baik adalah yang

homogenitas atau kesamaan variansi dari satu residual ke residual

berikutnya dan jika berbeda maka model dikatakan mengalami

masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser yaitu dengan meregres

nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati,2003

dalam Ghozali, 2009) . Variabel independen dikatakan tidak terkena

heterokedastisitas, jika tidak signifikan secara statistik yaitu p lebih

besar dari 0,05 (Ghozali, 2009).

Page 70: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

54

3. Uji Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model persamaan regresi berganda untuk menguji adanya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai dengan kerangka

pemikiran dan pengajuan hipotesis di atas, maka hipotesis akan diuji

dengan persamaan regresi seperti berikut ini.

VOLDISC = X0 + X1 DEKA + X2 KOMIND + X3 KOMAUD + X4

INTS+ ε

Keterangan:

VOLDISC = level Voluntary Disclosure

DEKA = Ukuran Dewan Komisaris

KOMIND = Proporsi Komisaris Independen

KOMAUD = Ukuran Komite Audit

INTS = Kepemilikan Institusional

a. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model untuk menerangkan variasi variabel independen

(Ghozali, 2006). Nilai koefisien yang diperoleh akan berkisar 0 < R2 ≤1

dimana jika nilai R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen. Akan tetapi, dalam Ghozali (2006) dijelaskan mengenai

kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam

Page 71: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

55

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penulis

menggunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi

yang terbaik karena dalam model regresi yang digunakan terdapat lebih

dari dua variabel independen.

b. Pengujian signifikansi-F

Uji signifikansi F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2006). Untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen, maka peneliti menggunakan uji siginifikansi

simultan dengan alat bantu program SPSS versi 16.0. Kriteria

pengujiannya adalah seperti berikut ini.

(1) H0 diterima dan Ha ditolak, apabila nilai signifikansi lebih dari

nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat

dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.

(2) H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu apabila nilai signifikansi

kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau

dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.

Page 72: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

56

c. Pengujian Parameter Individual (Uji signifikansi-t)

Uji signifikansi-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel

independen lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah seperti

berikut ini.

1) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila bila nilai signifikansi

lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara

individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila nilai signifikansi kurang

dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara

individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 73: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan high profile yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 yang dipilih dengan teknik purposive

sampling yang disajikan dalam lampiran. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan pada bab III diperoleh jumlah sampel sebanyak 95 perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 dengan data observasi sebanyak

145 perusahaan. Pengujian data dengan menggunakan model analisis regresi

menggunakan software SPSS release 16.0. Ringkasan prosedur pemilihan sampel

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Ringkasan Prosedur Pemilihan Sampel

Uraian Jumlah Perusahaan High Profile terdaftar di BEI selama periode 2007-2008

145

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan periode 2010 secara lengkap

50

Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 95 Sumber: Hasil analisis data

Dari 145 perusahaan yang dimasukkan dalam populasi penelitian, terdapat

50 perusahaan yang belum mempublikasikan laporan tahunan 2010 secara lengkap

yang disajikan dalam lampiran.

Page 74: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

58

A. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

dalam penelitian ini. Analisis ini akan menghasilkan rata-rata (mean), nilai

maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel

penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah corporate

governance. Corporate governance direpresentasikan dengan ukuran dewan

komisaris (DEKA), proporsi komisaris independen (KOMIND), ukuran

komite audit (KOMAUD), dan kepemilikan institusional (INST). Sedangkan

variabel dependennya adalah voluntary disclosure (VOLDISC) yang dihitung

menggunakan indeks pengungkapan menurut Barako (2007). Statistik

deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan

pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

VOLDISC 0,148 0,889 0,46784 0.194566 DEKA 2 11 4,67 2,081 KOMIND 0 1,00 0,3815 0,14120 KOMAUD 2 6 3,09 0,813 INST 12,93 99,90 77,1189 19,77326

Sumber : data sekunder diolah, 2011

Tabel 4.2 menyajikan statistik deskriptif dependen variabel dan

independen variabel berdasarkan 95 perusahaan yang menunjukkan bahwa

indeks voluntary disclosure (VOLDISC) memiliki rata-rata sebesar 46,78%

dengan standar deviasi sebesar 0.194566. Hal ini berarti bahwa rata-rata

Page 75: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

59

perusahaan high profile di Indonesia mengungkapkan sebesar 46,78% item

dari 27 item voluntary disclosure menurut Barako (2007) dalam laporan

tahunan 2010. Pengungkapan voluntary disclosure terendah yaitu sebesar

14,8% oleh ICON, sedangkan pengungkapan tertinggi yaitu sebesar 88,9%

oleh PT Timah (Persero) Tbk.

Ukuran dewan komisaris (DEKA) pada perusahaan high profile rata-

rata 4,67. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan high profile memiliki 4

orang dewan komisaris di dalam perusahaannya. Sesuai dengan data di atas,

terdapat 3 perusahaan yang memiliki jumlah dewan komisaris terendah yaitu 2

orang. Ketiga perusahaan tersebut antara lain, PT Humpuss Intermoda

Transportasi Tbk, PT Steady Safe Tbk, dan PT Zebra Nusantara Tbk.

Sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah dewan komisaris terbanyak

sejumlah 11 orang, yaitu terdapat di perusahaan PT Astra International Tbk.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat 5,

Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota dewan

komisaris. Dengan demikian, dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perusahaan yang melanggar undang-undang terkait kuantitas

dewan komisaris dalam perusahaan.

Proporsi dewan komisaris (KOMIND) rata-rata setiap perusahaan

adalah 38%. Perusahaan high profile di Indonesia rata-rata memiliki komite

audit (KOMAUD) sejumlah 3 orang dalam perusahaannya. PT Indosat Tbk,

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), dan PT XL Axiata Tbk (d/h

Excelcomindo Pratama Tbk) merupakan ketiga perusahaan yang memiliki

Page 76: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

60

jumlah komite audit tertinggi dalam tata kelola perusahaannya yaitu sejumlah

6 orang.

Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 Tahun 2004, komite

audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan

sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar Emiten atau

Perusahaan Publik. Dari hasil data di atas ditemukan bahwa masih ada

beberapa perusahaan yang melanggar peraturan Bapepam karena tidak

memiliki komisaris independen, antara lain PT Humpuss Intermoda

Transportasi Tbk, PT Colorpark Indonesia Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk

dan PT Sekar Laut Tbk.

Rata-rata perusahaan high profile memiliki kepemilikan institusional

sebesar 77,11%. PT Metrodata Electronics Tbk memiliki kepemilikan

institusional terendah, yaitu hanya sebesar 12,93%. Sedangkan PT Bayu

Buana Tbk, 99,90% sahamnya dimiliki oleh institusi yang merupakan angka

tertinggi untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional.

B. Uji Kualitas Data

Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan

hasil yang signifikan dan representatif, jika model regresi tersebut tidak

menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi yang terdiri dari

multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas.

Page 77: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

61

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

data residual memiliki distribusi normal sehingga model regresi

dikatakan tidak bias. Normalitas data diuji dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test pada program komputer SPSS 16.0 for

windows. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka berarti asumsi normalitas

terpenuhi. Hasil pengujian dapat dilihat pada halaman lampiran. Secara

ringkas hasil ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Parameter yang Diuji Z P Keterangan

Unstandardized Residual 0,760 0,610 Normal

Sumber : data sekunder diolah, 2011

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,760 dan signifikan

pada 0,610. Tingkat signifikansi pada uji normalitas tersebut lebih dari

0,05 maka berarti asumsi normalitas terpenuhi, data residual

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara

variabel independen atau korelasinya rendah. Keberadaan

multikolinearitas diketahui dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan

Page 78: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

62

Tolerance. Ringkasan hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel bebas Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF

DEKA 0,884 1,131 Non multikolinearitas KOMIND 0,985 1,015 Non multikolinearitas KOMAUD 0,896 1,116 Non multikolinearitas INST 0,974 1,026 Non multikolinearitas

Sumber : data sekunder diolah, 2011

Hasil perhitungan nilai tolerance dari model regresi menunjukkan

tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1

(10%). Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF)

menunjukkan tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih

dari 10.Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar

variabel bebas dalam kedua model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) pada

periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk

mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan

(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak

ada autokorelasi.

Page 79: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

63

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound

(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti

ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl)

atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

Pada k = 4 dan n = 95 serta α = 5%, diperoleh nilai kritis dari persamaan

model :

Nilai dL

= 1,579 dan 4 – dL

= 2,421

Nilai du = 1,755 dan 4 - d

u = 2,245

Hasil perhitungan dengan SPSS 16.0 diperoleh nilai statistik Durbin-

Watson sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson 1 a 1,851

a. Predictors: (Constant), KOMAUD, INST, KOMIND, DEKA b. Dependent Variable : VOLDISC

Tabel 4.5 menunjukkan nilai DW-test pada kedua model

persamaan regresi berada pada daerah du<d<4-du, artinya tidak ada

autokorelasi negatif maupun positif.

Page 80: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

64

4. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi linier yang baik adalah yang homogenitas atau

kesamaan variansi dari satu residual ke residual berikutnya dan jika

berbeda maka model dikatakan mengalami masalah heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji glejser yaitu dengan meregres nilai absolute residual

terhadap variabel independen (Gujarati,2003 dalam Ghozali, 2009).

Variabel independen dikatakan tidak terkena heterokedastisitas, jika

tidak signifikan secara statistik yaitu p lebih besar dari 0,05 (Ghozali,

2009).

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel T p Keterangan DEKA -0,562 0,575 Tidak signifikan KOMIND 0,215 0,830 Tidak signifikan KOMAUD 1,937 0,056 Tidak signifikan INST -0,840 0,403 Tidak signifikan

Sumber : data sekunder diolah, 2011

Hasil uji heteroskedastisitas tersebut menunjukkan bahwa semua

koefisien regresi untuk variabel independen tidak signifikan (p> 0,05),

sehingga tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam kedua model

regresi pada penelitian ini.

Page 81: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

65

C. Uji Hipotesis

Analisis regresi merupakan teknik utama yang digunakan dalam

penelitian ini untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Secara umum

didapatkan beberapa informasi dari model regresi yaitu bentuk persamaan

linier, angka koefisien determinasi, dan pengujian statistik. Tabel 4.7

menunjukkan hasil perhitungan model regresi linier ganda.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Ganda

Variabel Koefisien Regresi T Signifikansi Konstanta -0,107 -1,185 0,239 DEKA 0,050 6,504 0,000 KOMIND 0,238 2,222 0,029 KOMAUD 0,041 2,088 0,040 INST 0,002 2,098 0,039 R2

Adjusted R2 F Statistic

0,464 0,440 19,463

P 0,000 Sumber : Hasil analisis data

1. Persamaan Regresi Linier Ganda

Hasil analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis

ditunjukkan oleh tabel 4.11. Persamaan regresi yang diperoleh Y= -

0,107 + 0,050 X1 + 0,238 X2 + 0,041 X3 + 0,002 X4. Pada tabel 4.7

dapat dilihat koefisien determinasi melalui besarnya nilai adjusted R

square sebesar 0,440, hal ini berarti bahwa 44 % variasi voluntary

disclosure dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen komposisi

dewan, ukuran dewan, komite audit, dan kepemilikan institusional.

Sisanya sebesar 56% dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Dengan

Page 82: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

66

kata lain dapat juga dikatakan bahwa keempat variabel independen

memiliki kontribusi bersama-sama atas pengaruhnya terhadap

voluntary disclosure sebesar 44%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh

sebab lain diluar model.

Nilai statistik F untuk corporate governance menunjukkan

19,463 dengan p sebesar 0,000. Dilihat dari p < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

tingkat voluntary disclosure atau dapart dikatakan keempat corporate

governance (ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen,

ukuran komite audit, kepemilikan institusional) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap voluntary disclosure. Berdasarkan hasil analisis

regresi berganda tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Ukuran Dewan Komisaris

Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk

menguji hipotesis pertama yaitu: “Ukuran dewan komisaris

berpengaruh positif terhadap voluntary dislosure”. Hasil analisis

regresi (Tabel 4.7) ukuran dewan komisaris menghasilkan nilai t

sebesar 6,504 dengan p sebesar 0,000. Nilai p < 0,05 (signifikan).

Interprestasi dari hasil pengujian ini adalah bahwa ukuran dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure. Dari

hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

Temuan ini sesuai dengan penelitian Barako (2007), Chen dan

Jaggi (2000), Haniffa dan Cooke (2002) yang menyatakan bahwa

Page 83: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

67

board composition berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary

disclosure.

b. Proporsi Komisaris Independen

Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk

menguji hipotesis kedua yaitu: “proporsi komisaris independen

berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure”. Uji statistik

terhadap koefisien regresi menghasilkan nilai t sebesar 2,222

dengan p sebesar 0,029. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa

proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap

voluntary disclosure. Hasil ini berarti menerima hipotesis kedua.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Forker, 1992; Chen dan Jaggi, 2000; Sabeni, 2002; Haniffa dan

Cooke, 2002; Muhammad dan Sulong, 2010 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif, antara proporsi komisaris independen

terhadap voluntary disclosure.

Cheng dan Courtenay (2006) dalam Yuen, et al. (2009) meneliti

hubungan antara independensi dewan komisaris dan luas

pengungkapan sukarela. Mereka menemukan bahwa perusahaan

dengan proporsi komisaris independen yang lebih tinggi memiliki

level pengungkapan sukarela yang lebih tinggi pula. Hal ini sesuai

dengan teori dasarnya yang menyatakan bahwa keberadaan

komisaris independen mendukung prinsip responsibilitas dalam

penerapan corporate governance, yang mengharuskan perusahaan

Page 84: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

68

untuk memberikan informasi lebih baik sebagai wujud

pertanggungjawaban kepada stakeholders. Namun yang menjadi

bahan koreksi dari hasil penelitian ini adalah meskipun Bapepam

telah mengatur jumlah keberadaan komisaris independen, akan

tetapi dalam praktiknya belum ada mekanisme tentang bagaimana

pemegang saham memilih komisaris independen ini, sehingga

meskipun keberadaannya ada namun tidak diketahui bagaimana

penunjukkannya. Kondisi yang demikian masih memperluas

kesempatan bagi beberapa pihak untuk melakukan praktik KKN,

salah satunya dengan penunjukkan anggota komisaris independen

yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan direksi

perusahaan. Hal ini akan sangat melemahkan aplikasi corporate

governance, karena dengan adanya transaksi dengan orang dalam

(insider transaction), penyelewengan (fraud) dan sebagainya akan

membawa corporate governance dalam kondisi yang buruk dan hal

ini akan membawa imbas pada pengungkapan informasi yang menjadi

bagian dalam transparansi sebagai salah satu prinsip corporate

governance.

c. Ukuran Komite Audit

Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk

menguji hipotesis kedua yaitu: “Ukuran komite audit berpengaruh

positif terhadap voluntary disclosure”. Uji statistik terhadap

koefisien regresi menghasilkan nilai t sebesar 2,088 dengan p

sebesar 0,040. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa ukuran komite

Page 85: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

69

audit berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure. Hasil ini

berarti menerima hipotesis ketiga. Temuan ini sesuai dengan

penelitian Ho dan Wong, 2002; Barako, 2007; Yuen, et al. 2009;

dan Mohamad dan Sulong, 2010 yang menyatakan bahwa komite

audit berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan dalam

laporan tahunan. Sama halnya dengan komisaris independen,

keberadaan komite audit juga mendukung prinsip responsibilitas

dalam penerapan corporate governance yang mengharuskan

perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan.

d. Kepemilikan Institusional

Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk

menguji hipotesis kedua yaitu: “kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure”. Uji statistik

terhadap koefisien regresi menghasilkan nilai t sebesar 2,098

dengan p sebesar 0,039. Nilai p< 0,05 menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap voluntary

disclosure. Hasil ini berarti menerima hipotesis keempat. Temuan

ini sesuai dengan penelitian Yuen, et al (2009) yang menyatakan

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan corporate governance. Dan sejalan dengan

penelitian Barako (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary

disclosure. McConell dan Servaes (1990), Nesbitt (1994), Smith

Page 86: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

70

(1996), Del Guercio dan Hawkins (1999), dan Hartzell dan Starks

(2003) dalam Cornertt et al., (2006) menemukan adanya bukti yang

menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan dan pihak investor insitusional dapat membatasi

perilaku para manajer. Cornertt et al., (2006) menyimpulkan bahwa

tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional

dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya

terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku

opportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Page 87: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh coporate

governance terhadap voluntary disclosure. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan dengan menggunakan 95 perusahaan high profile yang terdaftar di

BEI periode 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ukuran dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa proporsi komisaris

independen berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran komite audit

berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

B. KETERBATASAN

Penelitian ini mengandung keterbatasan sebagai berikut :

1. Indeks voluntary disclosure sebagai ukuran luas pengungkapan sukarela

ditentukan atas dasar penilaian terhadap ungkapan yang dibuat oleh

perusahaan setelah membaca dan mengamati sehingga masih bersifat

subyektif.

Page 88: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

72

2. Terkait dengan variabel independen (ukuran dewan komisaris, proporsi

komisaris independen, dan ukuran komite audit). Ketiga variabel ini

dicerminkan dengan jumlah/ukuran, yang berarti jika jumlahnya

meningkat, maka voluntary disclosure juga akan meningkat. Dengan

demikian penelitian ini menjadi kurang relevan, karena sebenarnya yang

menjadi ukuran itu bukan jumlahnya, melainkan terkait efektivitas

keberadaannya.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran untuk

penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya berfokus pada perusahaan

high profile saja, melainkan diperluas dengan mengambil sampel seluruh

perusahaan yang listing di BEI, sehingga hasil penelitian yang diperoleh

lebih relevan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode penelitian

untuk menguji konsistensi hasil penelitian.

Page 89: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

73

DAFTAR PUSTAKA

Abeysekera, I. 2008. The role of cg in intellectual capital disclosure in Kenyan listed firms. ISSN 2: 1858-2559.

Arifin, Zaenal dan Rachmawati, Nina. 2006. Pengaruh Corporate Governance terhadap Efektivitas Mekanisme Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis, 11 (3): 237-247.

Asbaugh, Hollis, Collins, Daniel W., LaFond, Ryan. 2004. Corporate governance and the cost of equity capital. Working paper, University of Wisconsin.

Barako, Dulacha G. 2007. Determinant of voluntary disclosure in Kenyan

companies annual reports. African Journal of Bissiness Management, 1 (5): 113-128.

Beasley, M.S. 1996. An empirical analysis of the relation between the board of

director composition and financial statement fraud. The Accounting Review, 71 (4): 443–465 .

Chau, G.K., & Gray, S.J. 2002. Ownership structure and corporate voluntary

disclosure in Hong Kong and Singapore. The International Journal of Accounting, 37 (5): 247–265.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Cety, Theodora. 2010. Corporate Governance, Environmental Performance dan

Environmental Disclosure di Indonesia. Chen, C.J.P., & Jaggi, B. 2000. Association between independent non-executive

directors, family control and financial disclosures in Hong Kong. Journal of Accounting and Public Policy, 19 (4): 285−310.

Cooke, T.E. 1992. The impact of size, stock market listing, and industry type on

disclosure in the annual reports of Japanese listed corporations. Accounting & Business Research, 22 (87): 229-37.

Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. 2006. Earnings

Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com/

Departemen Keuangan RI, Bapepam. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

Page 90: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

74

_____. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

_____. Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor No.SE-

02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Industri Manufaktur.

Fidyati, Nisa. 2004. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap earnings

management pada perusahaan seasoned equity offering (SEO). Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2 (1): 1-23.

Forker, J.J. 1992. Corporate Governance and Disclosure Quaality. Accounting and

Business Research, 22 (86): 111-124. Forum for Corporate Governance in Indonesia ( FCGI ). Corporate Governance in

Indonesia. http ://www.fcgi.or.id Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi

4. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro. ______. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua.

Semarang: BPFE Universitas Diponegoro. Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics. Edisi 4. New York: McGraw-Hill. Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 2001. Information Asymmetry, Corporate

disclosure, and the capital market: A Review of The Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting and Economics, 31 (4): 405-440

Hackston, D., Milne M.J. 1996. Some determinants of social and environmental

disclosures in New Zealand Companies. Accounting, auditing and Acountability, 9 (1): 77-108.

Hananto D. 2009. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas

Voluntary Disclosure Laporan Tahunan. Journal of Islamic Business and Economics, 3 (1): 21-54.

Haniffa, R.M., & Cooke, T. E. (2002). Culture, Corporate Governance and

Disclosure in Malaysian Corporations. Abacus, 38 (3): 317–349. Hendriksen ES., Van Breda MF. 1997. Accounting theory. American Institute of

Certified Public Accountant.

Page 91: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

75

Ho, S.S.M., & Wong, K.S. 2001. A study of the relationship between corporate governance structures and the extent of voluntary disclosure. Journal of International Accounting, Auditing & Taxation, 10 (2): 139–157.

Juniarti dan Sentosa, Agnes. A. 2009. Pengaruh Corporate Governance,

Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Cost of Debt). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 11 (2): 88-100.

Khomsiyah. 2003. Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan

Informasi: Pengujian Secara Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Kieso E. Donald, Weygant J. Jerry dan Warfield D. Terry. 2007. Edisi duabelas

Akuntansi Intermediete, Jakarta: Erlangga. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. http ://www.google.com. Lang, Mark H., dan Russell J. Lundholm.1996. Corporate Disclosure Policy and

Analyst behavior. The Accounting Review, 71 (4): 467-492. Lasdi, Lodovicus. 2005. Kredibilitas dan Konsekuensi Ekonomi dari Voluntary

Disclosure. Jurnal Studi Bisnis, 3 (1): 45-59. Marwata. 2001. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas

Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi IV IAI-KAPd 155-173.

Mohamad W.I, Sulong Z. 2010. Corporate governance mechanisms and extent of

disclosure: evidence from listed companies in malaysia. International Business Research, 3 (4): 216-228.

Roberts, R.W. 1992. Determinant of Corporate Social Responsibility Disclosure:

An Application of Stakeholder Theory. Accounting, Organization and Society, 17 (6): 595-612.

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan

Corporate Sosial Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Sabeni, Arifin. 2002. An Empirical Analysis of The Relation between The Board

of Director’s Composition and The Level of Voluntary Disclosure. Simposium Nasional Akuntansi ke V. Semarang.

Said, Sudirman, dkk. 2009. Corporate Governance or Corporate Failure The

Indonesian Institute For Corporate Governance.

Page 92: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

76

Sembiring, 2003. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Shleifer, A. dan Vishny, R.W. 1997. A Survey of corporate governance. Journal

of Finance, 52 (2): 737-783. Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate

Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006.

Singhvi, Surendra S., dan Harsha B. Desai. 1971. An Empirical Analysis of The

Quality of Corporate Financial Disclosure. Accounting Review, 31 (1): 129-138.

Surya, Indra dan Yustiavanda, Ivan. 2006. Penerapan Good Corporate

Governance: Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha. Jakarta: Fajar Intepratama offset.

Sutedi, Adrian. 2011. Good corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. Tanor, Linda A.O. 2009. Pentingnya Pengungkapan (Disclosure) Laporan

Keuangan dalam Meminimalisasi Asimetri Informasi. Jurnal Formas, 2 (4): 287-294.

Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusionsl dan Leverage

Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Komite Audit (Konsep dan Kasus). Harvarindo. Ujiyantho, Muh. Arief dan B.A. Pramuka, 2007. Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan: Studi pada perusahaan go public sektor manufaktur. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

www.idx.co.id Yuen, Desmond C.Y., Liu, Ming., Zhang, Xu., dan Lu, Chan. 2009. A case study

of voluntary disclosure by chinese enterprises. Asian Journal of Finance & Accounting, 1 (2): 118-145.

Page 93: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

77

LAMPIRAN

DAFTAR PERUSAHAAN HIGH PROFILE YANG TERDAFTAR DI BEI

TAHUN 2010

No. Klasifikasi Industri Klasifikasi menurut Hacston dan Milne

(1996)

High profile Low profile

Jumlah

1

AGRIKULTUR 1.1. Hasil bumi 1.2. Perkebunan 1.3. Peternakan hewan 1.4. Perikanan 1.5. Kehutanan 1.9. Lain-lain

ü ü

ü ü ü ü

7

0

2 PERTAMBANGAN 2.1. Pertambangan batubara 2.2. Minyak mentah dan gas alam 2.3. Pertambangan logam dan nineral 2.4. Penambangan tanah/ batu 2.9. lain-lain

ü ü ü ü

6 4 4 0

3 INDUSTRI DASAR DAN KIMIA 3.1. Semen 3.2. Keramik, Kaca, dan Porselin 3.3. Barang logam 3.4. Kimia 3.5. Plastik dan Pengepakan 3.6. Makanan hewan 3.7. Industri kayu 3.8. Kertas dan pulp 3.9. lain-lain

ü ü

ü ü ü

ü ü ü

ü

8

2

4 INDUSTRI MISCELLANEOUS 4.1 Mesin dan peralatan berat 4.2. Otomotif dan komponen-komponen 4.3.Tekstil, Garmen 4.4. Alas kaki 4.5. Kabel 4.6. Elektronik 4.9. Lain-lain

ü ü

ü

ü ü ü

11

5

5 INDUSTRI MAKANAN 5.1. Makanan dan minuman 5.2. Manufaktur tembakau 5.3. Farmasi

ü ü ü

10 3 8

Page 94: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

78

Sumber : FACTBOOK 2010

5.4. Kosmetik 5.5. Peralatan rumah tangga 5.6. Lain-lain

ü ü ü

6

PROPERTI, REAL ESTATE, DAN KONSTRUKSI BANGUNAN 6.1. Properti dan Real Estate 6.2. Konstruksi bangunan 6.3. Lain-lain

ü ü ü ü

7 INFRASTRUKTURR, PERALATAN, DAN TRANSPORTASI 7.1. Energi 7.2. Jalan tol, bandara dan produk sejenis 7.3. Telekomunikasi 7.4. Transportasi 7.5. Konstruksi non bangunan 7.6. Lain-lain

ü ü

ü ü ü ü

6 10

8 KEUANGAN 8.1. Bank 8.2. Institusi Keuangan 8.3. Perusahaan Sekuritas 8.4. Asuransi 8.5. Dana investasi 8.9. Lain-lain

ü ü ü ü ü

9 PERDAGANGAN, JASA, DAN INVESTASI 9.1. Perdagangan besar 9.3. Perdagangan retail 9.4. Restaurant, hotel dan pariwisata 9.5. Periklanan, percetakan dan media 9.6. Perawatan kesehatan 9.7. Komputer dan Servis 9.8. Perusahaan Investasi 9.9. Lain-lain

ü

ü ü ü ü ü ü

11

TOTAL 95

Page 95: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

79

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

NO KODE

EMITEN NAMA PERUSAHAAN JENIS

PERUSAHAAN 1 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk Telecomunication 2 ISAT PT INDOSAT Tbk Telecomunication 3 INVS PT Inovisi Infracom Tbk Telecomunication 4 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Telecomunication 5 TRIO PT Trikomsel Oke Tbk Telecomunication 6 EXCEL PT XL Axiata Tbk (d/h Excelcomindo

Pratama Tbk) Telecomunication

7 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Transportation Services 8 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi

Tbk Transportation Services

9 IATA PT Indonesia Air Transport Tbk Transportation Services 10 MIRA PT Mitra International Resources Tbk Transportation Services 11 WEHA PT Panorama Transportasi Tbk Transportation Services 12 TMAS PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Transportation Services 13 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk Transportation Services 14 SAFE PT Steady Safe Tbk Transportation Services 15 TRAM PT Trada Maritime Tbk Transportation Services 16 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk Transportation Services

17 AKRA PT AKR Corporindo Tbk Chemical and Allied Product

18 POLY PT Asia Pasific Fiber Tbk Chemical and Allied Product

19 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk Chemical and Allied Product

20 CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk Chemical and Allied Product

21 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk Chemical and Allied Product

22 LTLS PT Lautan Luas Tbk Chemical and Allied Product

23 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Chemical and Allied Product

24 TPIA PT Tri Polyta Indonesia Tbk Chemical and Allied Product

25 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk Parmaceuticals 26 INAF PT Indofarma Tbk Parmaceuticals 27 KLBF PT Kalbefarma Tbk Parmaceuticals 28 KAEF PT Kimia Farma Tbk Parmaceuticals 29 MERK PT Merck Tbk Parmaceuticals 30 PYFA PT Pyridam Farma Tbk Parmaceuticals

Page 96: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

80

31 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk Parmaceuticals 32 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk Parmaceuticals 33 ANTA PT Anta Express Tour & Travel Service

Tbk Hotel and Travel

Service 34 BAYU PT Bayu Buana Tbk Hotel and Travel

Service 35 PDES PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk Hotel and Travel

Service 36 GMCW PT Grahamas Citrawisata Tbk Hotel and Travel

Service 37 HOME PT Hotel Mandarine Regency Tbk Hotel and Travel

Service 38 SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk Hotel and Travel

Service 39 ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk Hotel and Travel

Service 40 PANR PT Panorama Sentrawisata Tbk Hotel and Travel

Service 41 PGLI PT Pembangunan Graha Lestari Indah

Tbk Hotel and Travel

Service 42 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk Hotel and Travel

Service 43 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk Hotel and Travel

Service 44 ASGR PT Astra Graphia Tbk Electronic And Office

Equipment 45 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk Electronic And Office

Equipment 46 MLPL PT Multipolar Tbk Electronic And Office

Equipment 47 MYOH PT Myoh Technology Tbk Electronic And Office

Equipment 48 PTSN PT Sat NusapersadanTbk Electronic And Office

Equipment 49 ADRO PT Adaro Energy Tbk Mining and Mining

Services 50 ATPK PT ATPK Resources Tbk (d/h Anugerah

Tambak Perkasindo Tbk) Mining and Mining

Services 51 BYAN PT Bayan Resources Tbk Mining and Mining

Services 52 BIPI PT Benakat Petroleum Energy Tbk Mining and Mining

Services 53 PTBA PT Bukit Asam (persero) Tbk Mining and Mining

Services 54 BUMI PT Bumi Resources Tbk Mining and Mining

Services

Page 97: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

81

55 DEDU PT Delta Dunia Makmur Tbk Mining and Mining Services

56 ELSA PT Elnusa Tbk Mining and Mining Services

57 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk Mining and Mining Services

58 indika PT Indika Energi Tbk Mining and Mining Services

59 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk Mining and Mining Services

60 INCO PT International Nickel Indonesia (INCO) Tbk

Mining and Mining Services

61 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk Mining and Mining Services

62 TINS PT Timah (Persero) Tbk Mining and Mining Services

63 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

64 UNSP PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

65 BISI PT Bisi International Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

66 BWPT PT BW Plantation Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

67 GZCO PT Gozco Plantations Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

68 LSIP PT PP London Sumatera Indonesia Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

69 SGRO PT Sampoerna Agro Tbk Agricultural, Foresty, And Fishing

70 TURI PT Tunas Ridean Tbk Automative And Allied Products

71 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk Tobacco Manufacturers 72 GGRM PT Gudang Garam Tbk Tobacco Manufacturers 73 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Food And Beverages 74 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk Food And Beverages 75 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk Automative And Allied

Products 76 ASII PT Astra International Tbk Automative And Allied

Products 77 INTA PT Intraco Penta Tbk Automative And Allied

Products 78 GTJL PT Gajah Tunggal Tbk Automative And Allied

Products 79 PION PT Pioneerindo Gourmet International

Tbk (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo Food And Beverages

Page 98: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

82

(CFC) Tbk 80 MYOR PT Mayora Indah Tbk Food And Beverages 81 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Automative And Allied

Products 82 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk Automative And Allied

Products 83 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk Paper And Allied

Products 84 KBRI PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia

Tbk Paper And Allied

Products 85 SMART PT Sinar Mas Agro Resources

Technology (SMART) Tbk Food And Beverages

86 ADES PT Akasha Wira International (d/h Ades Waters Indonesia Tbk)

Food And Beverages

87 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Food And Beverages 88 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tobacco Manufacturers 89 SKLT PT Sekar Laut Tbk Food And Beverages 90 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk Food And Beverages 91 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk Automative And Allied

Products 92 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk Food And Beverages 93 UNTR PT United Tractors Tbk Automative And Allied

Products 94 AUTO PT Astra Otoparts Tbk Automative And Allied

Products 95 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk Automative And Allied

Products

Page 99: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

83

DATA PERHITUNGAN VARIABEL

NO

KODE EMITEN

VOLUNTARY DISCLOSURE DEKA KOM.

INDEPENDEN KOMIND KOMAUD INST SPT SPM INDEX VD

1 BTEL 11 27 0.407 5 2 0.40 3 21.10

2 ISAT 13 27 0.481 10 4 0.40 6 79.29

3 INVS 11 27 0.407 3 1 0.33 3 87.27

4 TLKM 16 27 0.593 5 2 0.40 6 61.56

5 TRIO 14 27 0.519 4 2 0.50 2 87.31

6 EXCEL 15 27 0.556 7 3 0.43 6 99.80

7 APOL 10 27 0.370 3 1 0.33 2 70.19

8 HITS 13 27 0.481 2 0 0.00 3 90.79

9 IATA 9 27 0.333 3 1 0.33 3 77.97

10 MIRA 21 27 0.778 8 3 0.38 3 99.04

11 WEHA 10 27 0.370 3 1 0.33 3 72.70

12 TMAS 7 27 0.259 3 2 0.67 3 87.78

13 SMDR 12 27 0.444 5 2 0.40 3 67.48

14 SAFE 16 27 0.593 2 2 1.00 3 83.39

15 TRAM 5 27 0.185 3 1 0.33 2 54.07

16 ZBRA 6 27 0.222 2 1 0.50 2 84.22

17 AKRA 14 27 0.519 3 1 0.33 3 70.93

18 POLY 20 27 0.741 6 2 0.33 2 65.95

19 BUDI 16 27 0.593 5 2 0.40 3 95.00

20 CLPI 6 27 0.222 3 0 0.00 2 82.03

21 ETWA 8 27 0.296 3 1 0.33 2 99.90

Page 100: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

84

22 LTLS 13 27 0.481 4 2 0.50 3 63.03

23 SOBI 6 27 0.222 3 2 0.67 2 86.08

24 TPIA 12 27 0.444 5 1 0.20 3 78.00

25 DVLA 16 27 0.593 6 3 0.50 3 92.66

26 INAF 17 27 0.630 5 2 0.40 5 81.00

27 KLBF 15 27 0.556 6 2 0.33 3 62.58

28 KAEF 16 27 0.593 5 3 0.60 2 90.03

29 MERK 20 27 0.741 4 1 0.25 3 91.90

30 PYFA 6 27 0.222 3 1 0.33 3 53.85

31 SCPI 6 27 0.222 3 1 0.33 3 94.46

32 TSPC 11 27 0.407 3 2 0.67 3 95.11

33 ANTA 13 27 0.481 3 1 0.33 3 78.33

34 BAYU 18 27 0.667 5 2 0.40 3 99.90

35 PDES 11 27 0.407 3 1 0.33 3 69.93

36 GMCW 8 27 0.296 3 1 0.33 3 84.71

37 HOME 5 27 0.185 3 1 0.33 2 67.01

38 SHID 19 27 0.704 8 5 0.63 2 85.05

39 ICON 4 27 0.148 3 1 0.33 3 48.62

40 PANR 11 27 0.407 3 1 0.33 3 84.17

41 PGLI 5 27 0.185 3 1 0.33 3 80.74

42 PLIN 16 27 0.593 4 2 0.50 3 81.87

43 SONA 13 27 0.481 6 2 0.33 3 77.61

44 ASGR 20 27 0.741 10 3 0.30 2 95.65

45 MTDL 4 27 0.148 3 1 0.33 3 12.93

46 MLPL 16 27 0.593 3 1 0.33 3 31.96

Page 101: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

85

47 MYOH 15 27 0.556 4 2 0.50 3 99.12

48 PTSN 5 27 0.185 3 1 0.33 2 22.07

49 ADRO 12 27 0.444 6 2 0.33 3 99.43

50 ATPK 8 27 0.296 3 1 0.33 3 75.21

51 BYAN 16 27 0.593 5 2 0.40 4 81.66

52 BIPI 20 27 0.741 3 2 0.67 3 99.57

53 PTBA 19 27 0.704 5 2 0.40 3 96.00

54 BUMI 20 27 0.741 8 3 0.38 4 79.83

55 DEDU 13 27 0.481 5 2 0.40 3 60.00

56 ELSA 18 27 0.667 5 2 0.40 5 79.25

57 ENRG 19 27 0.704 5 2 0.40 3 21.82

58 indika 17 27 0.630 6 3 0.50 3 92.50

59 ITMG 17 27 0.630 6 2 0.33 3 65.00

60 INCO 18 27 0.667 6 2 0.33 3 79.86

61 MEDC 22 27 0.815 6 2 0.33 5 28.71

62 TINS 24 27 0.889 6 3 0.50 5 96.70

63 AALI 12 27 0.444 7 3 0.43 3 79.70

64 UNSP 9 27 0.333 5 3 0.60 3 81.76

65 BISI 15 27 0.556 3 1 0.33 3 94.54

66 BWPT 7 27 0.259 3 1 0.33 3 61.11

67 GZCO 7 27 0.259 4 2 0.50 3 63.20

68 LSIP 13 27 0.481 9 3 0.33 3 59.50

69 SGRO 10 27 0.370 5 2 0.40 3 78.19

70 TURI 10 27 0.370 5 1 0.20 4 87.66

71 RMBA 12 27 0.444 4 2 0.50 3 97.43

Page 102: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

86

72 GGRM 9 27 0.333 4 2 0.50 3 64.89

73 ROTI 8 27 0.296 3 1 0.33 3 85.00

74 TBLA 5 27 0.185 3 1 0.33 3 56.65

75 MASA 8 27 0.296 4 2 0.50 3 88.00

76 ASII 24 27 0.889 11 5 0.45 4 93.75

77 INTA 9 27 0.333 3 1 0.33 3 83.23

78 GTJL 18 27 0.667 8 3 0.38 3 76.54

79 PION 10 27 0.370 3 1 0.33 3 87.67

80 MYOR 5 27 0.185 3 1 0.33 3 32.93

81 IMAS 19 27 0.704 7 3 0.43 3 93.37

82 HEXA 5 27 0.185 3 0 0.00 3 78.70

83 FASW 16 27 0.593 3 1 0.33 3 75.70

84 KBRI 5 27 0.185 3 1 0.33 2 82.65

85 SMART 18 27 0.667 8 3 0.38 3 95.21

86 ADES 13 27 0.481 3 1 0.33 3 93.85

87 INDF 16 27 0.593 10 3 0.30 4 50.50

88 HMSP 18 27 0.667 5 2 0.40 3 93.79

89 SKLT 5 27 0.185 3 0 0.00 3 97.73

90 MLBI 11 27 0.407 7 2 0.29 3 75.10

91 SMSM 16 27 0.593 3 1 0.33 4 76.68

92 PSDN 7 27 0.259 6 2 0.33 3 90.12

93 UNTR 12 27 0.444 6 3 0.50 3 59.50

94 AUTO 23 27 0.852 10 3 0.30 3 95.65

95 GDYR 8 27 0.296 3 1 0.33 3 94.32

Page 103: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

87

DATA SPSS

D. Deskriptip Statistik

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

VOLDISC 95 .741 .148 .889 .46784 .194566 .134 .247

DEKA 95 9 2 11 4.67 2.081 1.157 .247

KOMIND 95 1.00 .00 1.00 .3815 .14120 .568 .247

KOMAUD 95 4 2 6 3.09 .813 1.764 .247

INST 95 86.97 12.93 99.90 77.1189 19.77326 -1.379 .247Valid N (listwise) 95

Page 104: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

88

E. Uji Asumsi Klasik

5. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.107 .090 -1.185 .239 DEKA .050 .008 .534 6.504 .000 .884 1.131

KOMIND .238 .107 .173 2.222 .029 .985 1.015

KOMAUD .041 .020 .170 2.088 .040 .896 1.116

INST .002 .001 .164 2.098 .039 .974 1.026

a. Dependent Variable: VOLDISC

6. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .681a .464 .440 .145577 .464 19.477 4 90 .000 1.851

a. Predictors: (Constant), INST, KOMAUD, KOMIND, DEKA b. Dependent Variable: VOLDISC

Page 105: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

89

7. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .086 .050 1.725 .088

DEKA -.002 .004 -.061 -.562 .575

KOMIND .013 .059 .022 .215 .830

KOMAUD .021 .011 .210 1.937 .056

INST .000 .000 -.087 -.840 .403

a. Dependent Variable: AbsUt 8. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 95Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .14244576

Most Extreme Differences Absolute .078

Positive .078

Negative -.052Kolmogorov-Smirnov Z .760

Asymp. Sig. (2-tailed) .610

a. Test distribution is Normal.

Page 106: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

90

C. Analisis Regresi Berganda

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 INST, KOMAUD,

KOMIND, DEKAa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: VOLDISC

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .681a .464 .440 .145577 .464 19.477 4 90 .000 1.851

a. Predictors: (Constant), INST, KOMAUD, KOMIND, DEKA

c. Dependent Variable: VOLDISC

Page 107: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

91

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.651 4 .413 19.477 .000a

Residual 1.907 90 .021

Total 3.558 94

a. Predictors: (Constant), INST, KOMAUD, KOMIND, DEKA

b. Dependent Variable: VOLDISC

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.107 .090 -1.185 .239

DEKA .050 .008 .534 6.504 .000 .884 1.131

KOMIND .238 .107 .173 2.222 .029 .985 1.015

KOMAUD .041 .020 .170 2.088 .040 .896 1.116

INST .002 .001 .164 2.098 .039 .974 1.026

a. Dependent Variable: VOLDISC

Page 108: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

92

Page 109: VOLUNTARY DISCLOSURE - digilib.uns.ac.id/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris

93