Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

15
Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling And Testing (VCT) Di Klinik Jempiring Asri Upt Puskesmas II Denpasar Selatan Putu Yunita Dewi * 1 , dr. I Made Sutarga, M.Kes 1 Alamat: PS Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana Email: [email protected] ABSTRAK Layanan testing dan konseling HIV saat ini dilakukan dalam bentuk saran oleh petugas kesehatan dan testing HIV Sukarela (Voluntary Counselling and Testing). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Motivasi Melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) berdasarkan karakteristik dan kondisi eksternal pengunjung di Klinik Jempiring Asri UPT Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 91 sampel pengunjung baru klinik VCT melalui wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi responden sebagian besar tinggi (61,54%). Responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar berusia ≥ 30 tahun (69,39%) berjenis kelamin perempuan (64,29%) memiliki pendidikan tinggi (77,78%) memiliki pekerjaan yang tidak berisiko (78,57%) dan tergolong kelompok tidak berisiko(87,50%) dan memiliki pengetahuan tinggi(63,64%). Responden yang memiliki motivasi tinggi menyatakan fasilitas dan sarana kesehatan baik (74,07%), tidak ada dukungan dari teman (68,42%), dukungan petugas kesehatan baik (62,67%) dan ada dukungan keluarga (69,44%). Motivasi pengunjung layanan VCT tinggi dilihat dari segi karakteristik dan kondisi eksternal. Puskesmas sebaiknya memiliki suatu program guna meningkatkan pelaksanaan penyuluhan kesehatan terkait layanan tes HIV serta meningkatkan pemberian KIE dan pelayanan konseling lebih optimal. Sehingga pengunjung merasa nyaman dan termotivasi melakukan layanan tes HIV berikutnya. Kata Kunci: Karakteristik, Motivasi, VCT

Transcript of Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

Page 1: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling And Testing (VCT) Di

Klinik Jempiring Asri Upt Puskesmas II Denpasar Selatan

Putu Yunita Dewi *1, dr. I Made Sutarga, M.Kes 1

Alamat: PS Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana

Email: [email protected]

ABSTRAK

Layanan testing dan konseling HIV saat ini dilakukan dalam bentuk saran oleh petugas

kesehatan dan testing HIV Sukarela (Voluntary Counselling and Testing). Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui Motivasi Melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) berdasarkan karakteristik

dan kondisi eksternal pengunjung di Klinik Jempiring Asri UPT Puskesmas II Denpasar Selatan.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional

yang dilakukan pada 91 sampel pengunjung baru klinik VCT melalui wawancara menggunakan

kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi responden sebagian besar tinggi (61,54%).

Responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar berusia ≥ 30 tahun (69,39%) berjenis

kelamin perempuan (64,29%) memiliki pendidikan tinggi (77,78%) memiliki pekerjaan yang tidak

berisiko (78,57%) dan tergolong kelompok tidak berisiko(87,50%) dan memiliki pengetahuan

tinggi(63,64%). Responden yang memiliki motivasi tinggi menyatakan fasilitas dan sarana kesehatan

baik (74,07%), tidak ada dukungan dari teman (68,42%), dukungan petugas kesehatan baik (62,67%)

dan ada dukungan keluarga (69,44%).

Motivasi pengunjung layanan VCT tinggi dilihat dari segi karakteristik dan kondisi eksternal.

Puskesmas sebaiknya memiliki suatu program guna meningkatkan pelaksanaan penyuluhan kesehatan

terkait layanan tes HIV serta meningkatkan pemberian KIE dan pelayanan konseling lebih optimal.

Sehingga pengunjung merasa nyaman dan termotivasi melakukan layanan tes HIV berikutnya.

Kata Kunci: Karakteristik, Motivasi, VCT

Page 2: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

CHARACTERISTICS AND MOTIVATION OF VOLUNTARY

COUNSELING AND TESTING (VCT) VISITORS IN JEMPIRING ASRI

CLINIC UPT PUSKESMAS II SOUTH DENPASAR IN 2018

ABSTRACT

HIV counseling and testing services nowdays is done with suggestions by the

health officer and voluntary HIV testing. The purpose of this study is to determine the

motivation of visitors to conduct Voluntary Counseling and Testing (VCT) based on the

characteristics and external conditions of visitors at Jempiring Asri Clinic UPT

Puskesmas II South Denpasar.

This research uses descriptive research design with cross sectional approach

done on 91 samples of new VCT clinic visitors through interview using questionnaire. Data analysis was done univariate and bivariate.

The results showed that the motivation of respondents was mostly high

(61.54%). Respondents with high motivation were mostly ≥ 30 years old (69.39%)

female (64.29%) had higher education (77.78%) had job which was not at risk (78,57%)

and belonged to group not risky (87.50%) and have high knowledge (63.64%).

Respondents with high motivation stated good health facilities and facilities (74.07%),

no support from friends (68.42%), good health care support (62.67%) and family support

(69.44%) .

The conclusions of this study are predisposing, enabling and strengthening

factors are factors that support a person's motivation in utilizing VCT services. The

results of this study are expected to be useful for health workers to improve services. In

addition, for further research is expected this research can be deepened again by using

the sample on the indigenous residents of Denpasar

Keywords: Characteristics, Motivation, VCT

Page 3: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

PENDAHULUAN

AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya sehingga mengalami penurunan

ketahanan tubuh dan menjadi sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum

memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat

diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero survey dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP)

(Dinkes Kota Denpasar,2017). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2015),

terdapat 36,9 juta orang yang terinfeksi HIV pada tahun 2014 yang meliputi 34,3 juta orang dewasa,

17,4 juta perempuan dan 2,6 juta menginfeksi anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada

tahun 2014 sebesar 2 juta yang terdiri dari 1,8 juta dewasa dan 220.000 anak berusia <15 tahun.

Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,2 juta yang terdiri 1 juta dewasa dan 150.000 anak berusia

<15 tahun.

Menurut Kementerian Kesehatan RI 2016 dari bulan januari sampai dengan maret 2016 jumlah

infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 7.146 orang. Jumlah penderita AIDS yang dilaporkan dari

bulan januari sampai dengan maret 2016 sebanyak 305 orang. Di Provinsi Bali, berdasarkan data

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI tahun 2016,

Jumlah kasus infeksi HIV sebanyak 523 orang dengan Kota Denpasar menempati posisi tertinggi

dengan jumlah kasus infeksi HIV sebanyak 626 orang. Sedangkan untuk jumlah kumulatif AIDS

sampai dengan 2016, Provinsi Bali sebanyak 5.934 orang dan Kota Denpasar sebanyak 3.275 orang.

Perkembangan kasus AIDS dan infeksi HIV yang dilaporkan di Kota Denpasar dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, dilihat pada lima tahun terakhir dari 2013 sampai dengan 2017 jumlah kasus

HIV meningkat menjadi 694 orang pada tahun 2017 bila dibandingkan tahun 2016. Penularan kasus

HIV dan AIDS dominan melalui hubungan seks, jarum suntik yang tercemar HIV, ibu hamil yang

HIV positif. Kasus HIV dan AIDS dapat dideteksi melalui layanan tes HIV. Voluntary Counseling

Testing (VCT) merupakan suatu upaya pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus

Page 4: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

antara konselor (petugas kesehatan) dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV,

memberikan dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan

lingkungannya.

Sampai akhir Desember 2016 Kota Denpasar sudah memiliki 18 layanan VCT, 9 layanan IMS,

2 CST, 5 satelit ARV, 2 PMTCT dan 1 MMT. Mengenai data jumlah Kunjungan Konseling dan Tes

HIV per layanan yang dilaporkan januari sampai april tahun 2016, di Indonesia sebanyak 273.425

orang, pada Provinsi Bali sebanyak 13.119 orang dan di Kabupaten Kota Denpasar sebanyak 5.384

orang. Layanan testing dan konseling HIV saat ini dilakukan dalam bentuk saran oleh petugas

kesehatan dan testing HIV Sukarela (Voluntary Counselling and Testing) yang dilakukan di sarana

kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik) maupun di LSM peduli AIDS.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2017 yang memiliki target 100%

pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, Pasien IMS,

waria/transgender, pengguna napza dan warga binaan Lembaga pemasyarakatan) yang telah

mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar dengan target dalam satu tahun sebesar 21,270%.

Kemudian realisasi standar pelayanan pemeriksaan HIV di fasyankes sampai dengan desember 2017

yaitu 14,782%. Dan capaian kinerja layanan pemeriksaan HIV sebesar 69,50%. Pada data yang ada di

Klinik VCT Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2017, kunjungan tes HIV berdasarkan faktor risiko

pada tahun 2017 yaitu sebanyak 1.162 orang dan sebanyak 471 orang jumlah kunjungan PPIA.

Sebanyak 471 orang jumlah pekerja seks (PS) dan sebanyak 203 orang pasien umum yang melakukan

skrining HIV. Penemuan kasus HIV di Puskesmas II Denpasar Selatan mengalami peningkatan jumlah

kasus HIV dari 37 kasus pada tahun 2016 menjadi 50 kasus pada tahun 2017.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, UPT. Puskesmas II Denpasar Selatan

memiliki layanan VCT dan 100% pengunjung layanan VCT telah mendapatkan pemeriksaan HIV

sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun membuat peneliti ingin mengetahui karakteristik dan

motivasi pengunjung layanan VCT.

Page 5: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Pengumpulan data dilakukan pada Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT)

Jempiring Asri UPT Puskesmas II Denpasar Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung

baru klinik VCT pada bulan maret sampai dengan mei 2018. Teknik sampel yang digunakan adalah

Quota Sampling dengan jumlah responden sebanyak 91 orang. Data diperoleh melalui kuesioner

penelitian terdahulu yang telah dimodifikasi sesuai aspek yang diteliti dan data sekunder dari rekam

medis pada klinik layanan VCT. Analisis data dengan univariat dan cross tab.

HASIL

Gambaran Lokasi Penelitian

Layanan VCT pada Klinik Jempiring Asri UPT Puskesmas II Denpasar Selatan berada di unit

pelayanan kesehatan di bawah Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang terletak di Jl. Danau Buyan III,

Kelurahan Sanur Kecamatan Denpasar Selatan yaitu pada 18o.40.976` LS dan 115

o.15.430` BT, berdiri

tanggal 1 Oktober 1983 dengan luas wilayah 13,11 km2. Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan 1

(satu) dari tiga puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan ( Puskesmas I Denpasar

Selatan, III Denpasar Selatan dan IV Denpasar Selatan). Layanan VCT UPT Puskesmas II Denpasar

Selatan diresmikan pada september tahun 2008. Pada saat ini layanan VCT berada di area timur

gedung tengah UPT Puskesmas II Denpasar Selatan. Ruang layanan VCT berdampingan dengan loket

pendaftaran, layanan TB, layanan tindakan, layanan anak, layanan gizi dan sanitasi, serta layanan gigi.

Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden penelitian

Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Usia

- <30 Tahun 42 46,15

- ≥ 30 tahun 49 53,85

Jenis Kelamin

Page 6: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

- Laki-laki 21 23,08

- Perempuan 70 76,92

Pendidikan

- Tinggi 18 19,78

- Rendah 73 80,22

Pekerjaan

- Tidak Beresiko 28 30,77

- Beresiko 63 69,23

Kelompok Beresiko

- Tidak Beresiko 16 17,58

- Beresiko 75 82,42

Pengetahuan

- Tinggi 66 72,53

- Rendah 25 27,47

Fasilitas Kesehatan

- Baik 54 59,34

- Tidak Baik 37 40,66

Dukungan Teman

- Ada 53 58,24

- Tidak Ada 38 41,76

Dukungan Petugas

- Baik 75 82,,42

- Tidak Baik 16 17,58

Dukungan Keluarga

- Ada 36 39,56

- Tidak Ada 55 60,44

Motivasi

- Tinggi 56 61,54

- Rendah 35 38,46

Berdasarkan Tabel di atas dari 91 responden diketahui sebagian besar berusia ≥30 tahun

(53,85%) dan sebanyak 76,92% berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendidikan responden sebagian

besar rendah (<SMA) yaitu sebanyak 80,22%. Pekerjaan responden sebagian besar beresiko (69,43%)

Page 7: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

dan termasuk kelompok yang beresiko (82,42%). Pengunjung klinik Jempiring Asri yang bersedia

menjadi responden memiliki pengetahuan tinggi yaitu sebesar 72,53%.

Hasil analisis menunjukkan bahwa fasilitas dan sarana kesehatan layanan Voluntary

Counseling and Tesing (VCT) menurut responden baik yaitu sebesar 59,34%. Sebagian besar

responden mendapat dukungan dari teman untuk memanfaatkan layanan VCT yaitu sebesar 58,24%.

Sebagian besar responden menyatakan bahwa dukungan oleh petugas kesehatan baik sebesar 82,42%.

Kemudian dukungan yang diberikan oleh keluarga, sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak

ada dukungan dari keluarga yaitu sebesar 60,44%.

Tabulasi silang karakteristik pengunjung terhadap motivasi Voluntary Counseling and Testing (VCT)

Tabel 2. Distribusi silang karakteristik pengunjung terhadap motivasi Voluntary Counseling and

Testing (VCT)

Karakteristik Motivasi

Tinggi Rendah Total

Usia F % F % F %

< 30 tahun 22 52,38 20 47,62 42 100,00

≥ 30 tahun 34 69,39 15 30,61 49 100,00

Jenis

Kelamin

Laki-laki 11 52,38 10 47,62 21 100,00

Perempuan 45 64,29 25 35,71 70 100,00

Pendidikan

Tinggi 14 77,78 4 22,22 18 100,00

Rendah 42 57,53 31 42,47 73 100,00

Pekerjaan

Tidak Berisiko

22 78,57 6 21,43 28 100,00

Berisiko 34 53,97 29 46,03 63 100,00

Kelompok

Risiko

Tidak Berisiko

14 87,50 2 12,50 16 100,00

Berisiko 42 56,00 33 44,00 75 100,00

Pengetahuan

Tinggi 42 63,64 24 36,36 66 100,00

Rendah 14 56,00 11 44,00 25 100,00

Berdasarkan analisis pada tabulasi silang didapatkan bahwa responden usia ≥ 30 tahun yang

memiliki motivasi tinggi sebesar 69,39% dan yang memiliki motivasi rendah untuk melakukan VCT

sebesar 30,61%. Responden yang berusia < 30 tahun yang memiliki motivasi tinggi dalam melakukan

VCT yaitu sebesar 52,38%, dan yang memiliki motivasi rendah sebesar 47.62%. Sesuai dengan teori

Page 8: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

yang diungkapkan oleh Rahayu (2010) bahwa usia seseorang yang bertambah dapat membuat

perubahan pada aspek fisik psikologis dan kejiwaan. Dalam aspek psikologis taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa. Demikian pula hasil yang diperoleh pada penelitian Hutapea (2013) yang

menyatakan bahwa dari 145 responden pengunjung klinik VCT Balige, sebagian besar berada pada

usia ≥ 30 tahun yaitu sebesar 58,6% (85 orang).

Berdasarkan hasil tabulasi silang diperoleh data bahwa responden dengan jenis kelamin laki-

laki 52,38% (11 orang dari 21 orang) memiliki motivasi tinggi untuk melakukan layanan VCT, dan

sebesar 47,62% (10 dari 21 orang) responden dengan jenis kelamin laki-laki memiliki motivasi rendah.

Hal yang sama pada responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu dari 70 responden perempuan

64,29% diantaranya memiliki motivasi yang tinggi dan sebesar 35,71% responden yang berjenis

kelamin perempuan ini memiliki motivasi yang rendah. Hal ini sebanding dengan penelitian yang

dilakukan pada klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di puskesmas kota makassar oleh

Syahrir, dkk, (2013) menyebutkan bahwa sebagian besar pengunjung klinik VCT adalah berjenis

kelamin perempuan yaitu 101 orang (75,9%).

Berdasarkan analisis diperoleh bahwa responden dengan pendidikan tinggi memiliki motivasi

tinggi sebesar 77,78% (14 orang dari 18 orang) dan dengan pendidikan tersebut responden yang

memiliki motivasi rendah sebesar 22,22% (4 orang dari 18 orang). Berbeda dengan responden yang

memiliki pendidikan rendah dengan motivasi tinggi melakukan VCT yaitu sebesar 57,53% (42 orang

dari 73 orang), sedangkan responden dengan pendidikan ini yang memiliki motivasi rendah sebesar

42,47% (31 orang dari 73 orang). Hasil ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Notoatmodjo

(2010) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka minat atau

motivasi terhadap sesuatu yang berkaitan dengan pengetahuan kesehatan juga akan semakin

meningkat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra,dkk (tahun 2016) mengenai Perilaku

Tes HIV pada Laki-Laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-Laki (LSL) di Provinsi Bali yang

menyatakan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden yang memiliki perilaku tes HIV

Page 9: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

tergolong baik lebih banyak terdapat pada responden dengan kategori pendidikan tinggi (53,1%)

dibandingkan dengan responden dengan kategori pendidikan rendah (41,7%).

Data tabulasi silang diperoleh bahwa responden dengan pekerjaan tidak berisiko memiliki

motivasi tinggi 78,57% (22 orang dari 28 orang ) dan yang memiliki motivasi rendah sebesar 21,43% (

6 orang dari 28 orang). Sedangkan responden dengan pekerjaan berisiko yang memiliki motivasi tinggi

yaitu sebesar 53,97% (34 orang dari 63 orang) dan responden dengan pekerjaan ini yang memiliki

motivasi rendah sebesar 46,03% (29 orang dari 63 orang). Berdasarkan hasil yang diperoleh pada

penelitian ini, responden yang memiliki motivasi tinggi dalam melakukan layanan VCT adalah

responden yang memiliki pekerjaan tidak berisiko (78,57%). Dimana responden tersebut berstatus ibu

rumah tangga, pegawai swasta dan wiraswasta. Sedangkan responden yang memiliki pekerjaan

berisiko yaitu sebagai pekerja seks dan sopir memiliki motivasi rendah dalam melakukan VCT. Begitu

pula hasil yang diperoleh oleh Ernawati,dkk (tahun 2016) pada penelitian yang berjudul Niat Ibu

Hamil untuk Tes HIV di UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Puskesmas Alun-Alun Kabupaten Gresik

memperoleh hasil bahwa berdasarkan pekerjaan Ibu hamil lebih banyak terdapat pada pekerjaan yang

tidak berisiko (48%) dibandingkan yang berisiko (34,8%).

Pada analisis tabulasi silang yang dilakukan terkait motivasi, diperoleh bahwa responden yang

tergolong kelompok tidak berisiko memiliki motivasi tinggi untuk melakukan layanan VCT sebesar

87,50% (14 orang) dan pada kelompok ini yang memiliki motivasi rendah sebesar 12,50% (2 orang).

Motivasi tinggi untuk memanfaatkan layanan VCT diperoleh hasil paling banyak dilakukan oleh

responden dengan kelompok berisiko yaitu sebesar 56,00% (42 orang) dan pada responden yang

tergolong kelompok ini dengan motivasi rendah sebesar 44,00% (33 orang). Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahrir, dkk, (2013) mengenai “Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemanfaatan Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Puskesmas Kota Makassar

diperoleh bahwa sebagian besar responden memanfaatkan klinik VCT secara baik tergolong kelompok

tidak berisiko HIV dan AIDS, hal ini disebabkan dikarenakan mereka yang memanfaatkan layanan

Page 10: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

VCT adalah semua pasien yang datang pada layanan KIA, IMS dan KB. Kelompok tidak berisiko

namun ingin melaksanakan tes HIV adalah masyarakat umum

Berdasarkan analisis tabulasi silang diperoleh bahwa responden yang memiliki pengetahuan

tinggi lebih banyak memiliki motivasi tinggi (63,64%) dibandingkan dengan yang memiliki motivasi

rendah (36,36%). Pada responden yang memiliki pengetahuan rendah tidak menjadi suatu kendala

dalam melakukan layanan VCT. Oleh karena sebesar 56,00% (14 dari 25 orang) responden yang

berpengetahuan rendah memiliki motivasi tinggi untuk melaksanakan VCT, namun sebesar 44,00%

(11 dari 25 orang) responden ini memiliki motivasi yang rendah. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Puspitasari, 2016 mengenai Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang HIV/AIDS

Dan VCT Serta Peran Petugas Dengan Kesediaan Melakukan VCT Pada Wanita Pekerja Seks Di

Wilayah Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta yang menyatakan bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan baik bersedia melakukan VCT yaitu sebanyak 29 orang (100%). Begitu pula

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahrir, dkk (tahun 2013) yang menyatakan bahwa hasil

analisis variabel pengetahuan menunjukkan 75 orang (67,6%) dari 111 responden yang

berpengetahuan tinggi dan memanfaatkan klinik VCT dengan baik

Tabulasi silang fasilitas dan sarana kesehatan terhadap motivasi Voluntary Counseling and Testing

(VCT)

Tabel 3. Distribusi silang fasilitas dan sarana kesehatan terhadap motivasi Voluntary Counseling

and Testing (VCT)

Motivasi

Tinggi Rendah Total

Fasilitas &

Sarana

F % F % F %

Baik 40 74,07 14 25,93 54 100,00

Tidak Baik 16 43,24 21 56,76 37 100,00

Dari 91 responden pada penelitian yang menyatakan fasilitas dan sarana kesehatan baik sebesar

74,07% (40 orang dari 54 orang) memiliki motivasi tinggi melakukan layanan VCT, dan sebesar

25,93% (14 orang dari 54 orang) memiliki motivasi rendah. Pada 37 responden lainnya menyatakan

Page 11: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

fasilitas dan sarana kesehatan tidak baik, sebesar 43,24% (16 orang) memiliki motivasi tinggi, dan

sebesar 56,76% (21 orang) memiliki motivasi rendah melakukan layanan VCT. Sesuai dengan

penelitian Suriyani,dkk (tahun 2014) yang menyatakan bahwa sebesar 89,6% responden yang

memanfaatkan layanan VCT mengatakan ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan baik, karena

pendistribusian fasilitas layanan VCT di daerah perkotaan lebih cepat sehingga ketersediaan konselor,

fasilitas layanan(klinik VCT, ruang konsultasi dan ruang tunggu) serta suplai peralatan dan obat-

obatan lebih memadai dan 82,6% responden yang memanfaatkan VCT mengatakan penerimaan baik

responden percaya akan pemeriksaan medis dan tidak bertentangan dengan budaya dan kepercayaan

pada pemeriksaan HIV&AIDS. Ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan faktor

pendukung yang memungkinkan seseorang termotivasi melakukan VCT.

Tabulasi silang dukungan terhadap motivasi Voluntary Counseling and Testing (VCT)

Tabel 4. Distribusi silang dukungan terhadap motivasi Voluntary Counseling and Testing (VCT)

Motivasi

Tinggi Rendah Total

Dukungan

Teman

F % F % F %

Ada 30 56,60 23 43,40 53 100,00

Tidak Ada 26 68,42 12 31,58 38 100,00

Dukungan

Petugas

Baik 47 62,67 28 37,33 75 100,00

Tidak Baik 9 56,25 7 43,75 16 100,00

Dukungan

Keluarga

Ada 25 69,44 11 30,56 36 100,00

Tidak Ada 31 56,36 24 43,64 55 100,00

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dari teman

sebesar 56,60% (30 orang dari 53 orang) yang memiliki motivasi tinggi melakukan layanan VCT dan

sebesar 43,40% (23 orang dari 53 orang) yang memiliki motivasi rendah. Namun responden yang tidak

mendapatkan dukungan dari teman sebesar 68,42% (26 orang dari 38 orang) memiliki motivasi yang

tinggi dan sebesar 31,58% (12 orang dari 38 orang) memiliki motivasi rendah. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Indriyani tahun 2012 mengenai Gambaran Faktor yang berhubungan dengan

Partisipasi VCT pada warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Pondok

Page 12: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

Bambu yang menyebutkan bahwa responden yang berpartisipasi baik terhadap VCT sebagian besar

tidak mendapatkan dukungan dari teman (55,6%).

Pada responden yang mendapatkan dukungan tidak baik dari petugas kesehatan berdasarkan

hasil analisis tabulasi silang diperoleh memiliki motivasi tinggi sebesar 56,25% (9 orang dari 16

orang) dan sebesar 43,75% (7 orang dari 16 orang) responden tersebut memiliki motivasi rendah.

Kemudian sebagian besar responden menyatakan mereka mendapatkan dukungan baik dari petugas

kesehatan serta memiliki motivasi tinggi sebesar 62,67% (47 orang dari 75 orang) dan sebesar 37,33%

(28 orang dari 75 orang) responden ini memiliki motivasi rendah dalam melakukan VCT. Berdasarkan

hasil penelitian Puspitasari (2016), sebagian besar responden menilai petugas berperan baik dalam

kesediannya melakukan VCT. Peran serta petugas dalam kesediaan WPS melakukan VCT dapat

berupa pemberian informasi yang memadai mengenai VCT, memberikan dorongan motivasi kepada

WPS agar bersedia VCT, mendampingi WPS ketika melakukan VCT, mengajak dan mengingatkan

ketika diadakan VCT mobile.

Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan

dukungan keluarga sebesar 69,44% (25 orang dari 36 orang) memiliki motivasi tinggi dan sebesar

30,56% (11 orang dari 36 orang) memiliki motivasi rendah. Namun pada responden dengan tidak ada

dukungan keluarga sebesar 56,36% (24 orang dari 55 orang) memiliki motivasi tinggi dibandingkan

dengan yang memiliki motivasi rendah sebesar 43,65% (24 orang dari 55 orang).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani,dkk (tahun 2016) mengenai Studi

Kualitatif Faktor Pendorong Keputusan Klien dalam Pemanfaatan Klinik VCT (Voluntary Counselling

And Testing) Di Rsud Bendan Kota Pekalongan, dimana hasil penelitian terhadap lima informan dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya keluarga (istri, suami, orang tua, saudara dan teman terdekat)

mereka memberikan dukungan penuh kepada informan utama dan mempercayakan segala keputusan

pemanfaatan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan oleh informan utama untuk melakukan tes HIV

dan AIDS.

SIMPULAN

Page 13: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengunjung klinik VCT Jempiring Asri UPT Puskesmas II Denpasar selatan sebagian besar

memiliki motivasi tinggi.

2. Berdasarkan karakteristik pengunjung yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar berusia ≥

30 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan tinggi dan pengetahuan tinggi, serta

memiliki pekerjaan yang tidak berisiko. Sebagian besar pengunjung digolongkan pada

kelompok tidak berisiko.

3. Berdasarkan fasilitas dan sarana kesehatan pada layanan VCT sebagian besar pengunjung yang

memiliki motivasi tinggi menyatakan bahwa fasilitas dan sarana kesehatannya baik.

4. Berdasarkan dukungan, pengunjung yang memiliki motivasi tinggi untuk melakukan layanan

VCT sebagian besar diketahui tidak ada dukungan dari teman. Tetapi mereka menyatakan

dukungan petugas kesehatan baik dan ada dukungan dari keluarga.

SARAN

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut

:

1. Bagi Puskesmas sebaiknya memiliki suatu program guna meningkatkan pelaksanaan

penyuluhan kesehatan terkait layanan tes HIV serta meningkatkan pemberian KIE dan

pelayanan konseling lebih optimal. Sehingga pengunjung merasa nyaman dan termotivasi

melakukan layanan tes HIV berikutnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang serupa diharapkan dapat menggunakan sampel

yang merupakan penduduk asli Kota Denpasar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada segenap jajaran Puskesmas II Denpasar Selatan atas dukungan dalam

penelitian ini, serta responden yang telah ikut berartisipasi dalam melakukan penelitian.

Selanjutnya, terima kasih kepada Institusi dan rekan-rekan yang telah memberi saran dan masukan

atas penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Page 14: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2017). Profil Denpasar. Laporan Periode Bulan Juli 2017.

Denpasar: Dinkes Kota Denpasar.

2. Hutapea, DM., Sarumpaet, SM., & Rasmaliah. (2013). Karakteristik penderita hiv/aids di

klinik vct rumah sakit umum hkbp balige tahun 2008 – 2012. Jurnal Gizi, Kesehatan

Reproduksi dan Epidemiologi Vol 2 No 6 : Sumatera Utara. Available;

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article (Accessed:2018, January 12).

3. Indriyani, A.L.. (2012). Gambaran Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi VCT

(Voluntary Counse;ing and Testing) Pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan

Negara Klas II Pondok Bambu. Jakarta. (Jurnal Penelitian) Available;

file:///C:/Users/Microsoft/Documents/PSKM%20SMT%20III/PEMINATAN%20EPIDEMIOL

OGI%20-%20INDRIYANI%20AYU.pdf (Accessed:2018,May18)

4. Kemenkes RI. (2016). Pedoman Nasional Tes dan Konseling HIV dan AIDS. Direktorat

Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit : Jakarta.

5. Mulyani, Avi., Purnomo, Imam., & Irawan, Teguh.(2016). Studi kualitatif faktor pendorong

keputusan klien dalam pemanfaatan klinik VCT (voluntary counselling and testing) di rsud

bendan kota pekalongan. Jurnal pena medika. Available;

http://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article (Accessed:2018,January 10)

6. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

7. Puspitasari, R.. (2016). Hubungan Pengetahuan,Sikap Tentang HIV/AIDS Dan VCT serta

Peran Petugas Dengan Kesediaan Melakukan VCT Pada Wanita Pekerja Seks Di Wilayah

Gilingan Kecamatan Banjarsari. Surakarta. (Jurnal Penelitian). Available;

file:///C:/Users/Microsoft/Documents/PSKM%20SMT%20III/PEMINATAN%20EPIDEMIOLOGI%2

0-%20PROPOSAL%20-SKRIPSI/kumpulan%20jurnal/ria%20puspita%20sari.pdf (Accessed: 2018,

May 16)

8. Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Page 15: Karakteristik Dan Motivasi Pengunjung Voluntary Counseling ...

9. Suriyani, Mappeaty Nyorong, Sudirman Natsir. (2014). Faktor pendorong terhadap

pemanfaatan Layanan VCT, HIV & AIDS Di Kabupaten Jayapura. Makassar: Jurnal

Epidemiologi. Available; PSKM%20SMT%20III/PEMINATAN%20EPIDEMIOLOGI%20-

SKRIPSI/Kumpulan%20jurnal/Jayapura.Pdf (Accessed: 2018, July 5)

10. Syahrir, W., Amiruddin, R., & Wahiduddin. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan Klinik Voluntary Counseling And Testing (VCT) Di Puskesmas. Makassar:

Jurnal Epidemiologi. Available; repository.unhas.ac.id (Accessed: 2018, February 2)

11. WHO. (2015). World Health Statistics 2015: World Health Organization.