repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... ·...

213
REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh ANGGA SATRIA PERKASA NIM: 1112051100045 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... ·...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA

ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

ANGGA SATRIA PERKASA NIM: 1112051100045

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/2017 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, April 2017

Angga Satria Perkasa

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

i

ABSTRAK

Angga Satria Perkasa

REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL

MAJALAH TEMPO 2016-2017

Akhir 2016 hingga awal 2017, merupakan periode isu Pilkada Jakarta. Berbagai

permasalahan bermunculan terkait isu Pilkada Jakarta. Mulai dari persiapan partai politik untuk

mengusung calon pasangan, adanya dua skenario pilkada yaitu melalui jalur independen dan

partai politik, hingga siapa di balik pencalonan pasangan untuk menuju DKI 1. Dengan berbagai

permasalahan tersebut Calon Gubernur DKI Jakarta menjadi sorotan di berbagai media nasional

maupun internasional, tak terkecuali majalah mingguan Tempo yang kerap menampilkan ilustrasi

sampul majalah dengan nyentrik bahkan menyindir dengan khasnya. Seorang calon gubernur

layaknya terlihat gagah karena memiliki kekuasaan tertinggi di daerah, namun pada beberapa

sampul majalah Tempo sosok Calon Gubernur DKI Jakarta digambarkan tidak seperti seorang

calon pemimpin daerah seperti selayaknya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan

kajian semiotika Charles Sanders Pierce. Pada hasil temuan, terdapat tujuh ilustrasi sampul

majalah yang menampilkan sosok Calon Gubernur DKI Jakarta dengan berbagai macam tema

yang diangkat. Gambaran bagaimana representasi Calon Gubernur DKI Jakarta sebagai calon

pemimpin daerah dalam sampul dan isi pemberitaannya. Peneliti merumuskan pertanyaan yakni:

bagaimana representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi sampul majalah Tempo tahun

2016-2017 ?

Melihat konteks penelitian, tinjauan teoritis yang digunakan adalah semiotika menurut

Charles Sanders Pierce, yaitu dengan teori segitiga maknanya atau triangle meaning. Peirce

melihat makna atas sign atau tanda (ikon, indeks, dan simbol), object, dan interpretant. Apabila

ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang

sesuatu yang diwakili tanda tersebut. Ikon merupakan tanda yang dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat

dilihat, didengar, dan seterusnya dalam ikon). Indeks merupakan tanda yang dirancang untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan, sedangkan simbol

merupakan tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui kesepakatan atau

persetujuan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang

bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan adalah ilustrasi sampul majalah Tempo

selama akhir 2016 sampai awal 2017 yang menampilkan Calon Gubernur DKI Jakarta. Juga

ditambah dengan observasi buku dan dokumentasi.

Setelah melihat tujuh ilustrasi sampul majalah yang diteliti, maka kesimpulannya, Calon

Gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi sampul Majalah Tempo adalah sebagai calon pemimpin

yang berusaha keras demi mendapatkan hati warga Jakarta agar menang dalam Pilkada Jakarta.

Hal ini terlihat dari setiap edisi majalah Tempo yang menampilkan sosok Calon Gubernur DKI

Jakarta dengan berbagai macam perihal usaha keras sebagai calon gubernur.

Kata Kunci: Pilkada, Semiotika, Majalah Tempo, Sampul, dan Calon Gubernur DKI Jakarta.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarukatuh

Alhamdulilahirobbil’alamin, puja dan puji syukur peneliti panjatkan hanya

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan karunia yang begitu

banyak sehingga dengan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan banyak pencerahan kepada umatnya, dari zaman penuh

ilmu seperti yang kita rasakan sekarang.

Alhamdulilah peneliti telah menyelesaikan skrispsi sebagai tugas akhir

pendidikan Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari

tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penelitian skripsi

ini tidak akan selesai, untuk itu pada kesempatan kali ini peneliti ingin

menyampaikan kata terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan,

M.A., Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M.Ed Ph.D., M.A,

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag.,

serta wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si serta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membnatunya menyelsaikan kuliah.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

iii

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si yang telah

menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing peneliti

sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Terima kasih atas bimbingan, ilmu,

dan pencerahan yang telah Bapak berikan selama mengerjakan skripsi.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya

tidak dapat penulis sebukan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan dedikasi

yang diberikan kepada peneliti.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan

berbagai refrensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Yang paling spesial teruntuk kedua orang tua peneliti, Ibunda Jumira, dan

Ayahanda Sutarno, S.Pd, serta Kakak Priyo Supriadi, S.IP dan Elly Febriani,

yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan dukungan dan semangat,

yang takhenti-hentinya memberikan doa yang tulus ikhlas dalam setiap waktu

sehingga akhirnya skripsi ini selesai.

7. Segenap teman terdekat peneliti, Grup Wisuda 100, M. ALief Mumtaz

Nadiby, Achmad Fauzi, Zaini Dahlan, Roni Kurniawan, Harry Riandayasa,

Reza Armanda, Farouq Audah, Parama Sumbada, Yusuf Yanuar, Yasir

Arafat, dan M. Badruzaman, terima kasih telah memberikan semangat dan

perhatian yang penuh terhadap peneliti, semoga kalian segera wisuda, aamiin.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

iv

8. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journo Liberta yang telah memberikan ilmu

jurnalistik, serta keahlian di bidang jurnalistik, terima kasih telah memberi

ilmu, motivasi, dan dukungan, semoga LPM Journo Liberta selalu mendapat

keberkahan.

9. Orang paling dekat peneliti, Lilis Suryaningsih, yang selalu memberi

semangat dan kasih sayangnya sehingga skripsi ini selesai, terima kasih.

10. Teman-teman Jurnalistik A dan B angkatan 2012, terimakasih waktu yang

telah kita habiskan bersama, semoga bermanfaat dan sukses masing-masing.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,

mendoakan dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi dalam menyusun skripsi

ini, sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi masih banyak kekurangan. Karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan sehingga

skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Ciputat, April 2017

Angga Satria Perkasa

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ......................................................................................................................................... 14

Tabel 2.1...................................................................................................................................... 33

Tabel 2.2...................................................................................................................................... 51

Tabel 3 ......................................................................................................................................... 67

Tabel 4.1...................................................................................................................................... 73 Tabel 4.2...................................................................................................................................... 75 Tabel 4.3...................................................................................................................................... 77 Tabel 4.4...................................................................................................................................... 78 Tabel 4.5...................................................................................................................................... 81 Tabel 4.6...................................................................................................................................... 82 Tabel 4.7...................................................................................................................................... 84 Tabel 4.8...................................................................................................................................... 85 Tabel 4.9...................................................................................................................................... 88 Tabel 4.10 ................................................................................................................................... 90 Tabel 4.11 ................................................................................................................................... 92 Tabel 4.12 ................................................................................................................................... 92 Tabel 4.13 ................................................................................................................................... 95 Tabel 4.14 ................................................................................................................................... 97 Tabel 4.15 ................................................................................................................................... 98 Tabel 4.16 ................................................................................................................................... 99 Tabel 4.17 ................................................................................................................................... 102 Tabel 4.18 ................................................................................................................................... 104 Tabel 4.19 ................................................................................................................................... 106 Tabel 4.20 ................................................................................................................................... 106 Tabel 4.21 ................................................................................................................................... 109 Tabel 4.22 ................................................................................................................................... 111 Tabel 4.23 ................................................................................................................................... 113 Tabel 4.24 ................................................................................................................................... 113 Tabel 4.25 ................................................................................................................................... 116 Tabel 4.26 ................................................................................................................................... 117 Tabel 4.27 ................................................................................................................................... 119 Tabel 4.28 ................................................................................................................................... 119 Tabel 4.29 ................................................................................................................................... 122

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sampul Majalah Tempo Edisi 19-25 September 2016…………. 71.

Gambar 4.2 Sampul Majalah Tempo Edisi 26 September-2Oktober 2016….. 79

Gambar 4.3 Sampul Majalah Tempo Edisi 19-23 Oktober 2016……………. 86

Gambar 4.4 Sampul Majalah Tempo Edisi 28 November-4 Desember 2016.. 93

Gambar 4.5 Sampul Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2017…………….. 100

Gambar 4.6 Sampul Majalah Tempo Edisi 13-19 Februari 2017…………… 107

Gambar 4.7 Sampul Majalah Tempo Edisi 23-26 Februari 2017…………… 114

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah…………………………………. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………... 6

D. Kerangka Teori……………………………………………………… 7

E. Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 17

F. Metodelogi Penelitian………………………………………………. 18

G. Sistematika Penulisan………………………………………………. 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah………………………………… 22

1. Majalah………………………………………………………….. 22

2. Sampul Majalah…………………………………………………. 25

B. Sampul Sebagai Representasi Isu……………………………………. 30

C. Teori Semiotika……………………………………………………… 35

1. Semiotika………………………………………………………… 35

2. Semiotika Visual………………………………………………… 37

3. Semiotika Charles Sanders Peirce……………………………….. 46

D. Ideologi Media……………………………………………………….. 55

BAB III REALITAS OBJEKTIF DAN PROFIL MAJALAH TEMPO

A. Profil Majalah Tempo………………………………………………… 60

B. Representasi Calon Gubernur Jakarta Pada Ilustrasi Sampul Majalah

Tempo 2016-2017………………………………………………….. 66

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

vi

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Sampul Majalah Tempo……………………………………………. 70

B. Hasil Temuan dalam Sampul Majalah Tempo…………………………. 70

1. Sampul Majalah Tempo 1……………………………………… 71

2. Sampul Majalah Tempo 2……………………………………… 79

3. Sampul Majalah Tempo 3……………………………………… 86

4. Sampul Majalah Tempo 4……………………………………… 93

5. Sampul Majalah Tempo 5……………………………………… 100

6. Sampul Majalah Tempo 6……………………………………… 107

7. Sampul Majalah Tempo 7……………………………………… 114

C. Interpretasi Sampul Majalah Tempo……………………………….. 120

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………......... 128

B. Saran………………………………………………………………… 129

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 130

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebaran informasi identik dengan teknologi komunikasi. Pembahasan

tentang teknologi komunikasi berkaitan dengan alat-alat yang digunakan untuk

menyebarkan informasi tersebut ke khalayak luas, dan alat-alat tersebut lah yang

kerap kita sebut sebagai media komunikasi massa.

Majalah adalah media komunikasi yang menyajikan informasi secara

dalam, tajam, dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama dibandingkan dengan

surat kabar dan tabloid, serta menampilkan gambar/foto yang lebih banyak.1

Majalah adalah sebuah media publikasi yang diterbitkan secara berkala.

Sebuah majalah berisi berbagai artikel, gambar, cerita pendek, opini, ilustrasi, dan

kanal lainnya. Karena lengkapnya informasi yang diberikan, majalah seringkali

dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca. Majalah menjadi salah satu media

yang menyediakan nilai-nilai informasi sekaligus hiburan, yang juga memiliki

segmentasi secara khusus.

Meski tak seaktual surat kabar yang terbit setiap hari, majalah yang terbit

setiap minggu, dwi mingguan atau bahkan bulanan memiliki strategi dan gaya

penyajian tersendiri agar majalah tetap menarik untuk dibaca. Majalah berita

merupakan salah satu contoh dari majalah mingguan, yang memiliki segmentasi

1Indah Suryawati, Jurnalisik Suatu Pengantar Teori dan Praktik,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

h. 42.

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

2

masyarakat umum. Siapapun bisa membaca dan menikmati majalah berita karena

sifatnya yang mengikuti berita-berita umum yang aktual.

Ada banyak majalah berita yang dikenal di pasaran Indonesia, seperti

majalah Gatra, Tempo, dan Sindo. Di dalam sebuah majalah, terkandung banyak

elemen grafis seperti foto, tipografi, warna, ilustrasi, dan elemen lain. Dalam

sampul majalah, ilustrasi dan foto merupakan materi yang umum digunakan.

Ilustrasi dan foto pada sampul majalah harus mampu mewakili isi dari tema

tertentu yang diangkat pada edisi yang akan terbit atau sesuai dengan ideologi dari

majalah. Ilustrasi dan foto digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan

dari sebuah judul dengan cepat kepada para pembaca atau khalayak. Dalam

sampul majalah, tersimpan gambaran pesan yang tidak terbaca oleh setiap

pembaca, namun menjadi kesimpulan mengenai edisi yang sedang terbit.

Sampul majalah harus terlihat menarik agar masyarakat tertarik untuk

membeli dan membacanya. Sampul majalah menjadi salah satu faktor apakah

suatu majalah akan laku atau tidak di pasaran. Sebelum membeli, orang akan

melihat dan memperhatikan terlebih dahulu sampul majalahnya. Salah satu

majalah di Indonesia yang menggunakan pendekatan ilustrasi pada sampulnya

adalah Majalah Tempo. Selain itu Majalah Tempo merupakan salah satu majalah

berita terbesar di Indonesia dengan jumlah oplah 110.000 – 180.000 eksemplar

setiap terbit. Majalah Tempo merupakan majalah berita mingguan yang terbit

setiap seminggu sekali.

Majalah Tempo memiliki ciri khas dalam penyajian ilustrasi terutama saat

mengangkat laporan utama isu Pilkada di DKI Jakarta. Penyajian ilustrasi untuk

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

3

isu Pilkada pada sampul Majalah Tempo beberapa cukup menyindir elit politik

yang terlibat dalam isu ini.

Majalah Tempo dengan gaya dan khasnya yang tersendiri menggambarkan

ketiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies

Rasyid Baswedan (Anies), dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) dengan

ilustrasi desain yang menarik. Seperti yang diilustrasikan pada sampul Majalah

Tempo edisi 17-23 Oktober 2016, ketiga calon gubernur DKI Jakarta

menggunakan pakaian koboi, lengkap dengan senjata di samping saku celana

mereka masing-masing. Hal ini menarik untuk dianalisis karena representasi

seorang calon pemimpin yang berbeda dari biasanya. Dalam suatu pengertian

pemimpin, Pemimpin adalah seorang pribadi yang meiliki superioritas tertentu,

sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain

melakukan usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertentu. Jadi pemimpin itu

harus memiliki satu atau beberapa kelebihan, sehingga dia mendapat pengakuan

dan respek dari para pengikutnya, serta dipatuhi perintahnya.2

Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Ahok, Anies, dan Agus juga

digambarkan seperti sosok calon pemimpin yang penuh kecemasan dan berharap.

Ilustrasi ketiganya terdapat pada sampul Majalah Tempo edisi 26 September-2

Oktober 2016. Ketiganya digambarkan seperti calon pemimpin daerah yang tidak

memiliki kewibawaan dan kekuasaan. Padahal dalam Islam, pemimpin sama

halnya dengan imam, khilafah atau kepala daerah adalah seseorang yang

2Kartini Kartono, pemimpin dan kepeminpinan apakah kepemimpinan abnormal itu? (Jakarta:

Rajagrafindo Persada), h. 51.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

22

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah

1. Majalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) majalah adalah terbitan

berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik

aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan

atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya, dan menurut

penyusunan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra,

ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Majalah yaitu media komunikasi yang menyajikan informasi (fakta dan

peristiwa) secara lebih medalam dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama.

Majalah dapat diterbitkan secara mingguan dwi mingguan, bulanan, bahkan

dwi/triwulanan. Majalah terdiri atas: majalah umum (untuk semua golongan

masyarakat) dan majalah khusus (untuk bidang profesi/golongan/kalangan tertentu).

Majalah dapat menjalani fungsi memberi informasi, menghibur, atau mendidik.

Halaman muka (cover) dan foto dalam majalah diupayakan sebagai daya tarik.1

Sedangkan menurut Marcel Danesi dalam Pengantar memahami semiotika

media, sebuah majalah adalah sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan secara

berkala. Di dalam sebagian besar majalah terdapat ilustrasi. Mereka menampilkan

1 Syafrudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.29-30.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

23

berbagai informasi, opini, dan hiburan konsumsi massa. Sebagai contoh, majalah

akan meliput pelbagai peristiwa dan mode mutakhir, membahas masalah luar negeri,

atau membahas cara memperbaiki alat-alat rumah tangga atau menyiapkan makanan.

Beberapa majalah hanya bertujuan untuk menghibur para pembacanya dengan kisah

fiksi, puisi, fotografi, kartun, atau artikel tentang siaran televisi atau bintang-bintang

film; yang lain memberikan informasi dan panduan „profesional‟ kepada orang-orang

yang bekerja di bidang-bidang tertentu (dari mekanik mobil sampai praktik

kedokteran).2

Menurut ensiklopedia pers Indonesia majalah adalah penerbitan berkala yang

menggunakan kertas bersampul, memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi

ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua jenis yakni majalah umum,

yaitu majalah yang memuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-

karangan yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film, seni, dll. Majalah khusus,

yaitu majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang

khusus, seperti majalah wanita, majalah keluarga, majalah humor, majalah

kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen, dll.3

Majalah adalah media yang paling sederhana organisasinya, relatif lebih

mudah mengelolanya, dan tidak membutuhkan modal yang banyak. Ini karena

majalah terbit secara berkala dibandingkan dengan surat kabar yang harus terbit

2 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.89-90.

3 Kurniawan Effendi, Ensiklopedia Pers Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h.154-155.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

24

setiap harinya. Sehingga, dari segi jumlah, orang yang terlihat dalam dalam penyajian

informasi di surat kabar jauh lebih banyak dibandingkan dengan majalah.

Bila dilihat dari segi kategorisasinya, majalah terbagi menjadi majalah umum

(untuk semua golongan masyarakat) dan majalah khusus (untuk bidang

profesi/golongan/kalangan tertentu). Sebenarnya, tipe majalah ditentukan oleh

sasaran khalayak yang hendak dituju, artinya redaksi sudah menentukan sebelumnya

siapa yang akan menjadi sasaran pembacanya, seperti majalah untuk anak, majalah

untuk remaja pria, majalah untuk gadis, majalah untuk wanita pekerja, majalah untuk

ibu dan anak, majalah untuk pria dewasa, majalah untuk fashion, majalah untuk

masak, dan masih banyak lagi.

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan

dengan surat kabar, karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu4:

1. Penyajian lebih dalam.

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan selebihnya

dwi mingguan, bahkan bulanan (satu kali sebulan). Majalah berita biasanya

terbit mingguan, sehingga para reporternya mempunyai waktu cukup lama

untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai

waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut,

sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih

mendalam.

2. Nilai aktualitas lebih lama.

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka

nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan

4 Ardianto, Elvinaro, & Lukiati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 113-114.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

25

menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca

saat ini. Akan tetapi kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit

dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana kita alami bersama, bahwa dalam

membaca majalah kita tidak pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama kita

hanya membaca topik yang kita senangi atau relevan dengan profesi kita, hari

esok dan seterusnya kita membaca topik lain sebagai referensi. Dengan

demikian, majalah mingguan baru tuntas kita baca dalam tempo tiga atau

empat hari.

3. Gambar atau foto lebih banyak.

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian

beritanya yang mendalam majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto

yang lengkap dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta

kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan

majalah memiliki daya tarik tersendiri apabila foto tersebut sifatnya eksklusif.

4. Di samping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik

tersendiri.

Sampul majalah adalah ibarat pakaian dan aksesori pada manusia.

Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar

dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya sampul majalah sangat

bergantung pada tipe majalahnya serta konsistensi keajengan majalah

tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.

2. Sampul Majalah

Cover atau halaman muka majalah adalah daya tarik utama sebuah majalah.

Cover adalah lembaran bagian depan belakang atau sering disebut kulit buku pada

media cetak. Biasanya lebih tebal daripada kertas isi, dibuat berwarna-warni, dan

dirancang sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik perhatian pembaca.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

26

Karena orang tidak membaca seluruh isinya pada saat membeli, maka peranan cover

sering dianggap menampilkan citra dan karakter perusahaan bersangkutan.5

Sampul majalah adalah sampul halaman depan yang membuat identitas

perusahaan dan menghinpun isi pemberitaan verbal dan visual yang berkaitan dengan

materi pemberitaan agar menarik pembaca. Unsur- unsur yang harus ada pada sebuah

sampul majalah adalah ukuran dasar dari majalah tersebut (ukuran saku atau ukuran

tabloid), logo, fotografi, warna dasar, keterangan mengenai jadwal penerbitan,

pencamtuman harga, headline (judul artikel dan sub judul artikel). Unsur-unsur ini

memiliki fungsi praktis dan fungsi komunikasi yang mewakili konsep yang diberikan

perusahaan majalah untuk selanjutnya diterbitkan.

Pengertian sampul menurut Dja‟far H.Assegaf sebagai sampul “lembaran

kertas paling luar depan belakang pada buku yang lebih tebal dari kertas isinya”.6

Sedangkan sampul sebagai kulit dijelaskan Assegaf sebagai “Lapisan depan atau

belakang dari suatu majalah yang lazimnya memuat judul majalah dan berisikan

gambar yang menarik”.7

5 Yohanna Amanda, Citra Perempuan dalam Sampul Majalah Popular Pada No.310

Edisi November 2013, Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNRI, Vol 2-

No.1 Februari 2015, h.3-4. 6 Dja‟far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 127

7 Dja‟far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 125.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

27

Kemudian Onong Uchjana mendefinisikan sampul sebagai “lembaran bagian

luar dari majalah atau buku dimana tertera nama atau judul dan media yang yang

bersangkutan”.8

Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen dalam hal pemahaman pesan

yang ingin disampaikan oleh seorang penulis tentang apa yang ada didalamnya.

Melalui gambar ilustrasi pada sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan

kreatifitasnya sebagai salah satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu

ada misi tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada khalayak umum.

Gambar secara visual pada sampul mampu mengomunikasikan pesan dengan cepat

dan berkesan, sebuah gambar ilustrasi yang tepat pemilihanya maka bisa memiliki

nilai yang sama dengan ribuan kata. Visualisasi adalah cara atau sarana yang tepat

untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas, penampilan secara visual

selalu mampu menarik emosi pembacanya.

Menurut Ellen McCracken dalam buku Turning It On, A Reader in Women

and media. Ia menyebutkan bahwa kebanyakan sampul mencoba untuk membentuk

representasi pembaca yang ideal, yang ingin disasar oleh pemasang iklan. Selain itu

yang sering juga dilakukan adalah sebuah ikon yang berfungsi sebagai penanda,

ataupun konotasi lain pada sebuah kasus tertentu. Tanpa terkecuali, teks verbal pada

sampul yang terdiri dari nama majalah dalam huruf yang besar dan rangkaian topik

8 Onong Uchjana Efendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju komunikasi, 1999), h. 79.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

28

utama didesain untuk menarik pembaca dengan tulisan tertentu yang ada di dalam

majalah.9

McCracken juga menjelaskan tentang fungsi dari sampul majalah yaitu

membaca apa yang dibangun majalah tersebut dengan meletakkan definisi awal

melalui judul majalah, berita utama, dan foto atau ilustrasi. Kalimat, penekan, warna,

gambar visual, gambaran tersembunyi dari karya yang dinikmati sampai pada posisi

pada isi sebuah majalah. Pembaca tidak hanya melihat sebuah isi majalah dari

sampulnya, tapi model interpretasi yang diberikan adalah bagian dari simbol yang ada

pada sampul yang mempunyai pengaruh yang kuat. Sampul adalah hal yang paling

penting dalam beriklan di dunia majalah, dan lalu melalui perannya sebagai identitas

gaya, sistem semiotik, dan kerangka. Hubungan saling mempengaruhi dari fotografi,

kata verbal, dan teks yang berwarna dalam tiap sampul majalah menciptakan nilai

yang dimuat dalam pengertian kebudayaan tetapi bermaksud untuk menarik

pengiklan dan meningkatkan penjualan. Sampul majalah menjalankan peran sebagai

pengenal aliran, sistem tanda, dan kerangka untuk meraih hasil. Setiap peran yang

dimainkan sangat dekat hubungannya dengan struktur komersial dari industri majalah

dan akan menjadi berbeda dengan tujuan majalah lain yaitu melakukan perubahan.10

9 Helen Baehr & Ann Gray, Turning It On A Reader in Women & Media, (New York: St.

Martin Press Inc, 1996), h.98, dikutip dari Athifa Rahmah, Perbandingan Makna Korupsi pada

Ilustrasi Sampul Antara Majalah Gatra dan Tempo Tahun 2013, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, h.13, Oktober 2013. 10

Helen Baehr & Ann Gray, Turning It On A Reader in Women & Media, (New York: St.

Martin Press Inc, 1996), h.98, dikutip dari Athifa Rahmah, Perbandingan Makna Korupsi pada

Ilustrasi Sampul Antara Majalah Gatra dan Tempo Tahun 2013, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, h.14, Oktober 2013.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

29

Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampulnya atau halaman

1. Berbeda dengan koran siswa, yang biasanya menampilkan tiga atau lebih berita di

halaman 1, majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu fokus utama.

Ukuran publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11 inci, menyebabkan

fokus harus seperti itu, sebab jika dimuati tiga atau empat berita, maka halaman itu

akan tampak penuh dan padat. Sampulnya mungkin berupa foto atau gambar lainnya.

Sampul juga sering dilengkapi dengan teaser headline tentang berita lain yang ada di

dalam publikasi. Sering kali berita sampul (cover story) diletakkan di halaman tengah

atau dalam beberapa halaman liputan khusus yang tidak berada di halaman awal.

Pengenalan dan pengembangan berita sampul dan fokus berita sebagai feature berita

adalah dua ciri terpenting yang membedakan majalah berita dengan media berita

lainnya.

Dengan hanya judul majalah dan headline teaser disampulnya, desainer bisa

menata banyak ruang kosong di sampul itu secara lebih kreatif. Desainer bisa

menggunakan foto atau karya seni dengan satu headline, atau kombinasi lainnya.

Pastikan semua unsur yang ada di sampul adalah bagus dan menarik. Bagaimanapun,

sampul memberi kesan pertama bagi pembaca.

Foto atau gambar lainnya harus sangat menarik. Gambar harus disunting

untuk menghasilkan dampak maksimal bagi pembaca dan tidak mengandung

kelemahan dalam hal ketajaman dan kontrasnya. Jika menggunakan karya seni, ia

harus direproduksi dengan kualitas yang tinggi. Entah menggunakan foto atau karya

seni, perlunya headline teaser dan teller. Sebuah foto orang yang beraksi juga

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

30

membutuhkan caption, yang bisa dimuat di halaman 1 atau di dalam halaman sampul.

Berita berawal di sampul dapat diteruskan di tengah halaman dalam atau bagian lain

dari majalah itu. Banyak majalah berita membagi ruang sampul menjadi ruang foto

atau headline teaser atau rujukan (yang menunjukan isi di dalam majalah).

Headline ringkas ini harus menarik dan mengesankan atau mengejutkan,

sehingga memicu pembaca untuk melongok ke isi beritanya. Karya seni, foto kecil

dan grafik dapat dipakai bersama dengan headline untuk menambah daya tarik.11

Sebagai sarana komunikasi, ilustrasi gambar baik itu karikatur maupun

fotografi menyimpan makna yang lebih mendalam dibandingkan tulisan. Ilustrasi

merupakan pesan non-verbal yang mampu menjelaskan dan memberikan penekanan

tertentu pada isi pesan. Ilustrasi gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata

sehingga cepat diterima khalayak. Media gambar atau visual mampu

mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan. Sebuah gambar mampu

menjelaskan ribuan kata.12

B. Sampul Sebagai Representasi Isu

Representasi merupakan bentuk dari bagaimana pencitraan diri, kelompok,

organisasi dan lembaga. Representasi sebuah tanda untuk sesuatu atau seseorang,

11

Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic

Journalism) (Jakarta: Kencana, 2008), h. 301-302. 12

Syarifa Larasati, Sosok Perempuan Pelaku Kejahatan Pada Sampul Majalah Detik

(Analisis Semiotika), Jurnal UNDIP, Oktober 2015.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

31

sebuah tanda yang tidak sama dengan realitas yang dipresentasikan tapi dihubungkan

dengan, dan mendasarkan diri pada realitas yang mejadi referensinya.13

Representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok

menggambarkan suatu tanda dan diartikan menurut pemahamannya. Setiap tanda

memiliki arti dan pemahaman yang berbeda karena setiap orang atau kelompok

memili sudut pandang pemahaman yang tidak sama.

Representasi merupakan cara media menampilkan seseorang, kelompok atau

gagasan atau pendapat tertentu. Menurut Eriyanto Ada dua hal yang berkaitan dengan

representasi, yaitu apakah seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut

ditampilkan sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran

yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung

memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Hanya citra buruk saja yang

ditampilkan sementara citra atau sisi yang baik luput dari penampilan.14

Bagaimana representasi tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat, eksentuasi

dan bantuan foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut

ditampilkan dalam program. Eriyanto lebih lanjut menambahkan bahwa persoalan

utama dalam representasi adalah bagaimana realitas atau obyek ditampilkan.15

13

Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan (Antara Realitas, Representasi, dan

Simulasi). (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), h, 23. 14

Asmara Yudha Wijayadi, Representasi Maskulinitas Pada Iklan Rokok Dalam Media

Cetak, Journal UNAIR, Vol. 1 - No. 2, Februari 2012, h.5. 15

Asmara Yudha Wijayadi, Representasi Maskulinitas Pada Iklan Rokok Dalam Media

Cetak, Journal UNAIR, Vol. 1 - No. 2, Februari 2012, h.5.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

32

Representasi dikatakan sebagai konsep pemaknaan yang digunakan dalam

proses sosial melalui beberapa tanda yang digunakan seperti dialog, tulisan, karikatur,

gambar, foto, atau video.

Menurut Chris Barker, representasi adalah tentang bagaimana dunia

dikonstruksi dan disajikan secara sosial kepada dan oleh diri kita. Sedangkan

representasi cultural adalah makna yang memiliki sifat material, mereka tetanam

dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, benda-benda, gambaran-gambaran, buku- buku,

majalah-majalah dan program televisi.16

Dalam representasi akan selalu ada pemaknaan dan pandangan baru dari

konsep representasi yang telah ada karena makna sendiri tidak pernah tetap, selalu

ada dalam proses negosisasi dan disesuaikan dengan situasi yang baru.

Dari defini tersebut dapat disimpulkan bahwa representasi merupakan cara

kita mengeksplorasi makna dibalik tanda. Tanda yang ada didalamnya sangat

mungkin mengandung sejumlah perbedaan makna, tergantung khalayak yang

menginterpretasikannya.

Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama, representasi

mental, yaitu konsep tentang „sesuatu „ yang ada di kepala kita masing-masing (peta

konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua,

„bahasa‟ yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak

yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya

kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda

16

Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), h.9.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

33

dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-

bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk Pada

bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu

ditampilkan dalam pemberitaan.

John Fiske Merumuskan tiga proses yang terjadi dalam representasi melalui

tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Tiga Proses Dalam Representasi17

PERTAMA REALITAS

Dalam bahasa tulis, seperti dokumen wawancara transkrip dan sebagainya. Dalam televisi seperti perilaku, make up,

pakaian, ucapan, gerak-gerik dan sebagainya.

KEDUA REPRESENTASI

Elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa tulis seperti kata, proposisi, kalimat, foto, caption, grafik, dan

sebagainya. Dalam TV seperti kamera, musik, tata cahaya, dan lain-lain.

Elemen-elemen tersebut di transmisikan ke dalam kode representasional yang memasukkan diantaranya bagaimana

objek digambarkan (karakter, narasi setting, dialog, dan lain

lain)

KETIGA IDEOLOGI

Semua elemen diorganisasikan dalam koheransi dan kode ideologi, seperti individualisme, liberalisme, sosialisme,

patriarki, ras, kelas, materialisme, dan sebagainya.

Pertama, realitas, dalam proses ini peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai

realitas oleh media dalam bentuk bahasa gambar ini umumnya berhubungan dengan

17

Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi

(Jakarta: Mitra Wacana Media,2011), hal.123.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

34

aspek seperti pakaian, lingkungan, ucapan, ekspresi dan lain-lain. Di sini realitas

selalu siap ditandakan

Kedua, representasi, dalam proses ini realitas digambarkan dalam perangkat-

perangkat teknis seperti bahasa tulis, gambar, grafik, animasi, dan lainlain. Ketiga,

tahap ideologis, dalam proses ini peristiwa-peristiwa dihubungkan dan

diorganisasikan ke dalam konvensi yang diterima secara ideologis. Bagaimana kode-

kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam koherensi sosial atau

kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat.

Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi

sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah

akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam

pemaknaan.

Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis, tapi merupakan

proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan

kebutuhan para pengguna tanda, yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan

berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha konstruksi. Karena pandangan-

pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil

pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia yang melalui representasi makna

diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan, praktik yang membuat

suatu hal bermakna sesuatu.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

35

Representasi merupakan proses sosial tentang keterwakilan, produk proses

sosial kehidupan yang berhubungan dengan perwujudan. Sebagai fokus kajian,

representasi adalah uraian tentang bagaimana keterwakilan suatu budaya masyarakat

lewat simbol-simbol yang diproduksi dalam proses komunikasi dan makna-makna

dibangun lewat proses tersebut.

Dari beberapa definisi representasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

representasi merupakan bentuk dari pencitraan diri, kelompok, organisasi dan

lembaga. Bagaimana penggambaran diri, kelompok, organisasi dan lembaga kepada

masyarakat umum, baik itu penggambaran diri dari sisi baik maupun dari sisi yang

buruk. Sehingga menjadi kajian yang mendalam ketika membahas representasi dalam

penyampaian makna di balik simbol.

C. Teori Semiotika

1. Semiotika

Secara etimologis semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

penafsir tanda atau tanda di mana sesuatu dikenal. Semiotika ialah ilmu tentang tanda

atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Semiotika ialah cabang

ilmu dari filsafat yang mempelajari “tanda” dan biasa disebut filsafat penanda.

Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan. Menurut Umberto

Eco, tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial

yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.18

18

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 95.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

36

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Charles Sanders Peirce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913).19

Menurut Charles Sanders

Peirce semiotika adalah tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni

“doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi Peirce semiotika adalah suatu cabang dari

ilmu filsafat. Sedangkan menurut Ferdinand de Saussure semiologi adalah sebuah

ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat, menurutnya

semiologi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi sosial. Baik istilah semiotika

maupun semiologi dapat digunakan untuk merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda

tanpa adanya perbedaan pengertian yang terlalu tajam.20

Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang

tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya

amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna

tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana pengguna

tanda tersebut berada.21

Menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat

dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda, di sana ada sistem.

Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek yang

ditangkap oleh indra manusia yang disebut signifier, bidang penanda atau bentuk.

Aspek lainnya disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna.22

Penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan

mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar,

warna, objek, dan sebagainya. Sedangkan petanda terletak pada level of content 19

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11.

20

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitias (Yogyakarya: Jalasutra, 2011), h. 3.

21 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h.262.

22 Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 12-13

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

37

(tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan.

Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada

(mewakili) sesuatu hal (benda) yang lain. Ini disebut referent.23

Alex Sobur, Msi dalam bukunya “Analisis Isi Teks Media” menjelaskan

bahwa Semiotika sebagai suatu kajian yang menitikberatkan objek penelitiannya pada

tanda yang pada awalnya dimaknai dengan suatu hal yang menunduk atau merujuk

pada benda lain. Sebagaimana juga bila kita melihat rambu lalu lintas berupa lampu

merah yang diartikan sebagai tanda bahwa kendaraan harus berhenti, sedangkan bila

lampu berwarna hijau berarti kendaraan diperbolehkan berjalan.24

2. Semiotika Visual

Dilihat dari sudut pandang semiotik, desain komunikasi visual adalah sebuah

sistem semiotik khusus, dengan perbendaharaan tanda (vocabulary) dan sintaks

(syntag) yang khas, yang berbeda dengan sistem semiotika seni. Di dalam sistem,

semiotika komunikasi visual melekat fungsi komunikasi, yaitu fungsi tanda dalam

menyampaikan pesan dari sebuah pengirim pesan kepada para penerima tanda

berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu.

Semiotika visual pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi

semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis

makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses)25

23

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 12-13. 24

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 70. 25

Kris Budiman, Semiotika Visual, h. 9

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

38

Sementara itu, pesan yang diungkapkan dalam karya desain komunikasi visual

disosialisasikan kepada khalayak melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan visual. Tanda verbal adalah aspek

bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat

dari cara menggambarkannya, apakah secara ikonis, indeksial, atau simbolis, dan

bagaimana cara mengungkapkan idiom estektiknya. Tanda-tanda yang telah dilihat

dan dibaca dari dua aspek secara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari

hubungan antara satu dengan yang lain.26

Semiotika komunikasi visual diperlukan untuk mengkaji tanda verbal (judul,

subjudul, teks) dan tanda visual ilustrasi, logo, typografi, dan tata visual. Dengan

komunikasi visual dengan pendekatan teori semiotika. Diharapkan analisis semiotika

visual mampu menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang

terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual karya desai komunikasi visual

termasuk dalam sampul.27

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi

dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media komunikasi

visual dengan mengelola elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi),

huruf, dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan guna

menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada target

sasaran yang dituju.

26

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 9

27 Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 9

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

39

1. Tipografi

Tipografi dalam konteks komunikasi visual, mencangkup pemilihan

bentuk huruf, besar huruf, cara, dan teknik penyusunan huruf menjadi kata

atau kalimat yang sesuai dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang

ingin disampaikan.28

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujungtombak

guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang,

sekumpulan orang bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran.

Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf untuk

pelbagai kepentingan menyampaikan informasi berbentuk sosial ataupun

komersial. Dewasa ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh

kemajuan teknologi digital. Huruf yang telah disusun secara tipografis

merupakan elemen dasar dalam bentuk sebuah tampilan desain komunikasi

visual. Hal ini diyakini dapat memberikan inspirasi untuk membuat suatu

komposisi yang menarik. Sedangkan bentuk-bentuk tipografi itu sendiri dapat

dipergunakan secara terpisah atau dapat pula dikomposisikan dengan materi

lain seperti ilustrasi han drawing ataupun image.

Danton Sihombing mengelompokan keluarga huruf berdasarkan latar

belakang sejarahnya:

28

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 25

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

40

1. Old style, jenis huruf ini meliputi: Bembo, Caslon, Galliard, Garamand.

2. Transitional, jenis huruf meliputi: Barkerville, Perpetua, Time News,

Roman

3. Modern, jenis huruf ini meliputi: Bodoni

4. Egyptian, atau Slab Serif, jenis huruf ini meliputi: Bookman, Serifa

5. Sans Serif, jenis huruf ini meliputi: Franklin Ghotic, Futura, Gill Sans,

Optima.29

Sejatinya masing-masing huruf harus menjadikan rangkaian huruf (kata atau

kalimat) tidak sekedar dibaca atau dimengerti maknanya.tetapi lebih dari itu, seorang

desainer komunikasi visual harus piawai menampilkan tipografi yang enak dipandang

mata dan lebih melancarkan pembaca dalam memahami media komunikasi visual.

Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain

komunikasi visual sangat penting, sebab perencanaan dan pemilihan tipografi yang

tepat baik ukuran, warna, maupun bentuk diyakini mampu menguatkan isi pesan

verbal desain komunikasi visual tersebut.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi mudah atau tidaknya ketersampaian

sebuah pesan verbal yang terkandung dalam karya desain komunikasi visual,

diantaranya: pertama, latar belakang yakni warna dasar dan tekstur yang digunakan.

Teks menjadi unsur pertama dari sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala

perbedaan warna huruf dan latarnya cukup kontras.

Kedua, besar huruf yang dugunakan. Ukuran ukuran standart teksk adalah

antara 6 sampai 10 poin. Tergantuk luas ruangan yang tersedia dan banyak sedikitnya

29

Danton Sihombing, Tipograf Dalam Desain Grafis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 96

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

41

teks yang akan ditampilkan, juga menyesuaikan keluarga huruf yang akan

ditampilkan.

Selain itu, keluarga huruf terdiri dari kembangan yang berakar dari struktur

bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan huruf masi memiliki

kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi

menjadi tiga bentuk pengembangan: (1) kelompok berat terdiri atas ligt, reguler, dan

bold. (2) kelompok proporsi condesed, reguler, extended. (3) kelompok kemiringan

yaitu italic. Ketiga, spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antar baris kalimat.

Keempat, faktor-faktor sibjektif seperti jarak baca maupun kualitas penerangan ketika

membaca.30

2. Komposisi Warna

Kerja dari desainer sebuah gambar visual tidak terlepas dari artistik, desain,

warna, serta tema dari gambar yang ingin dibuat. Berikut pemaknaan yang akan

dideskripsikan:

1. Merah

Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian simbol

dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan,

perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat

menyampaikan kecendrungan untuk menampilkan gambar dan teks secara

lebih besar dan dekat. Warna merah dapat mengganggu apabila digunakan

pada ukuran besar. Merah cocok untuk tema yang menunjukan keberanian

seseorang. Energi misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga, dan permainan.

30

Danton Sihombing, Tipograf Dalam Desain Grafis, h. 28

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

42

2. Putih

Menunjukan kedamaian, permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas,

kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan,

kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat

bagus untuk menampilkan atau menekankan arna lain serta memberi kesan

kesederhanaan atau kebersihan.

3. Hitam

Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat,

kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak

bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang

melanggar, harga dirin anti kemapanan. Sangat tepat untuk menambahkan

kesan misteri. Latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan

kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan karya seni atau fotografi karna

membantu penekanan pada warna lain.

4. Biru

Memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan,

perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut,

kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, kepandaian, kepatuhan, panutan,

kekuatan dari alam, kesedihan, kesadaran, pesan, ide, idealisme, persahabatan

dan harmoni, kasih sayang, warna ini memberi kesan tenang dan menekankan

keinginan. Biru tidak meminta mata untuk memperhatikan. Objek dan gambar

biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang.warna

biru juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara air dan

kedalaman laut.

5. Hijau

Menunjukan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban,

tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi,

pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan, dan memenangkan

pemikiran dan merangsang kreatifitas.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

43

6. Kuning

Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama,

kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, tekanan mental, pemahaman,

kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut,

aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi,

ketidakpastian, resah, dan curiga. Warna kuning merangsang aktifitas mental

dan menarik perhatian, sangat efektif digunakan pada blogsite yang

menekankan pada perasaan bahagia dan kekanakan.

7. Merah Muda

Warna merah muda menunjukan simbol kasih sayang dan cinta persahabatan,

feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang

halus, perasaan yang manis dan indah

8. Ungu

Menunjukan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan

yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri

pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan, yang dalam,

ambisi, megic, keajaiban, dan harga diri.

9. Orange

Menunjukan kehangatan, antusiame, persahabatan, pencapaian bisnis, karir,

kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak

cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, indenpendensi. Pada blog dapat

meningkatkan aktifitas mental, disamping itu, warna orange memberi kesan

yang kuat pada elemen yang dianggap penting.

10. Coklat

Menunjukan persahabatan, kejadian yang khusus, bumi pemikiran yang

materialis, rehabilitasi, kedamaian produktifitas, praktis, kerja keras. Warna

coklat sangat tidak menarik apabila tidak digunakan tambahan gambar dan

ornamen tertentu, coklat harus didukung ornamen lain agar menarik.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

44

11. Abu-abu

Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang, dan serius, kesederhanaan,

kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas,

diam, tenang.

12. Emas

Mencerminkan prestis (kedudukan) kesehatan, keamanan, kegembiraan,

kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu

pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.31

Agar pesan dapat menarik perhatian calon konsumen, maka karya desain

komunikasi visual harus menawarkan eksklusivisme, keistimewaan, dan kekhususan

yang kemudian dapat memberikan akibat ketertarikan berupa ketertarikan calon

konsumen untuk membeli. Contohnya adalah sampul majalah. Sampul majalah harus

dibuat semenarik mungkin agar calon pembaca tertarik untuk membeli majalah

tersebut, karena biasanya sebelum membeli biasalan calon pembaca melihat terlebih

dahulu sampulnya, apakah menarik atau tidak. Strategi ini dilakukan karena produk

desain komunikasi visual yang salah satunya sampul majalan hanya sebagai “alat

pembius” bagi produsen untuk menarik perhatian konsumen.32

3. Karikatur

Karikatur adalah bagian dari kartun opini, tetapi kemudian menjadi salah

kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik dan sebagainya berarti telah

menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik sosial,

31

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h.44

32

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 18

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

45

yang muncul disetiap penerbitan media massa political cartoon atau editorial

cartoon, yakni versi lain dari editorial atau tajuk rencana dalam versi gambar

humor.33

Menurut Sudarta, kartun adalah semua gambar humor, termaksud karikatur

itu sendiri sedangkan karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang,

biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas

lahiriahnya untuk tujuan mengejek.34

Kartun Opini atau kartun editorial dalam media pers harus sejalan dengan

kebijakan media dan konteks di masyarakat. Redaksi menganggap penting kartun

opininya karena sebagai cermin kualitas media. Sudut pandang redaksi dan bagian

yang peka ada misi yang diemban, yaitu dalam jurnalistik, media, dan humor.

Alex sobur mengatakan bahwa sebagian kartun opini setidaknya adalah empat

hal teknis yang harus diingat. Pertama, harus informatif dan komunikatif; Kedua

harus situasional dengan pengungkapan yang hangat; Ketiga cukup memuat

kandungan humor; Keempat harus mempunyai gambar yang baik.35

Media memakai tanda-tanda visual berupa gambar yang dituangkan dalam

bentuk kartun. Sebuah gambar memiliki makna tertentu seperti halnya teks tulisan.

Terlebih gambar tersebut ditambah humor dengan bobot cerita yang menarik.

Jika dikaitkan dengan karikatur pada sampul Majalah Tempo dan Sindo dalam

penelitian ini. Maka yang dimaksud kartun disini adalah kartun opini atau kartun

33

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 138-139. 34

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003),,h. 138. 35

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 139.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

46

editorial yang isi kartunnya biasanya mengangkat situasi politik, sosial, dan

sebagainya. Kartun dibuat dengan lelucon dan sarat dengan kritik tajam terhadap

prilaku serta kebijakan tokoh. Sifat kartun yang harus informatif, komunikatif,

situasional dengan mengungkapkan yang hangat, memuat humor dan memiliki

gambar yang baik, sehingga memberikan keuntungan dalam penyampaian kritik

dengan sasaran pembaca. Kartunis harus mampu menyampaikan pesan dengan sedikit

rangkaian kata kepada pembaca, agar kritik tersebut dapat dipahami pembaca dan

pesan dapat tersampaikan. Tugas kartunis adalah mengangkat masalah secara unik

agar pembaca dapat mengungkap sisi lain dalam memandang suatu masalah dengan

ciri khasnya tertentu. Namun, pembaca tentu dapat menafsirkan sendiri suatu masalah

yang diangkat dan tidak sesuai dengan pandangan kartunis.

3. Semiotika Charles Sanders Peirce

Menurut Charles Sanders Pierce semiotika adalah tidak lain daripada sebuah

nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi Pierce

semiotika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat. Sedangkan menurut Ferdinand de

Saussure semiologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di

dalam masyarakat, menurutnya semiologi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi

sosial. Baik istilah semiotika maupun semiologi dapat digunakan untuk merujuk kepada

ilmu tentang tanda-tanda tanpa adanya perbedaan pengertian yang terlalu tajam.12

Teori dari Pierce menjadi grand theory dalam semiotik, gagasannya bersifat

menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Peirce ingin

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

47

mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggambungkan kembali ke semua

komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ingin membongkar bahasa secara

keseluruhan seperti ahli fisika membongkar suatu zat dan kemudian menyediakan

model teoritis untuk menunjukan bagaimana semuanya bertemu di dalam sebuah

struktur.36

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen utama

tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle meaning.

a. Tanda

Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat diungkap oleh panca

indera manusia dan merupakan sesuau yang merujuk (merepresentasikan)

hal lain di luar tanda itu sendiri.acuan tanda ini disebut objek.

b. Acuan Tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu

yang dirujuk tanda.

c. Pengguna Tanda (Interpretant)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan

menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam

benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Yang dikupas teori segitiga, maka adalah persoalan makna muncul dari

sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.

36

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.97.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

48

Hubungan antara tanda, objek, dan interpretant digambarkan Peirce pada

gambar.37

Gambar 2.1

Hubungan tanda, objek, dan interpretan (Triangle of Meaning)38

Sign

Interpretant Object

Teori segitiga makna (triangle meaning) Pierce yang terdiri atas sign (tanda),

object (objek), dan interpretan (interpretant). Menurut Pierce, salahsatu bentuk tanda

adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara

interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk

sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang,

maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili tanda tersebut. Yang dikupas

teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.39

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in

some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh

Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu

37

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. 2, h.263. 38

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. 2, h.263. 39

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.114-115

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

49

terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretan. Atas dasar

hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan

ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas

yang ada pada tanda; misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign

adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata

kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan

bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign norma yang dikandung oleh tanda,

misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak

boleh dilakukan manusia.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks),

dan (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat

bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda

dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. Indeks adalah

tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang besifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.

Contoh yang paling jelas adalah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu

ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang

disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena,

hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

50

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme,

dicent atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang

menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja

menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau

mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign

adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering tejadi

kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di

situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan

alasan tentang sesuatu.40

Peirce melihat subjek sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses

signifikasi. Meodel triadik Peirce (representamen + objek + interpretan = tanda)

memperlihatkan peran besar subjek dalam proses transformasi bahasa. Tanda dalam

pandangan Peirce selalu berada di dalam proses perubahan tanpa henti, yang disebut

proses semiosis tak terbatas (unlimited semiosis), yaitu proses penciptaan rangkaian

interpretan yang tanpa akhir.41

Pada tahap pertama, semiosis melibatkan hubungan antara tanda dengan

objek. Tahap ini untuk mengetahui bagaimana representasi sebuah objek melalui

tanda. Selanjutnya pada tahap kedua, terjadi hubungan antara tanda dengan

interpretan pada subjek. Representasi objek melalui tanda (dalam tahap satu)

kemudian menimbulkan pemaknaan atau pemahaman di benak subjek, sehingga

menimbulkan beberapa interpretasi. Dan terakhir, terjadi hubungan tanda dengan

40

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.41-42. 41

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, (Jalasutra: Yogyakarta, 2003), h.266.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

51

pemahaman. Pada tahap ini, beberapa interpretasi yang dilakukan oleh subjek

ditampilkan sesuai dengan konteks, sehingga sebuah interpretasi kemudian muncul

sesuai dengan situasi maupun keadaan di mana tanda tersebut berada.42

Model triadik Peirce ini memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda,

yaitu representamen (sesuatu yang merepresentaikan sesuatu yang lain), objek

(sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretan (interpretasi seseorang tentang

tanda). Model triadik ini diuraikan elemen-elemennya secara lebih detail sebagai

berikut.43

Tabel 2.2

Tiga Trikotomi Model Semiotik Peirce

Trikotomi Representamen Objek Interpretan

Kategori

Firstness Qualisign Ikon Rheme

Otonom atau berdiri - Proper sign - Kopi - Class name

Sendiri - Tanda - Tiruan - Proper

potensial - Keserupaan Name - Kepertamaan - Kesamaan - Masih

- Apa adanya Terisolasi - Kualitas Dari Konteks

Secondness Sinsign Indeks Dicent

Dihubungkan - Token - Penunjukan Tanda

dengan realitas - Pengalaman - Kausal eksistensi

- Prilaku aktual

- Perbandingan Thirdness Legisign Simbol Argument

Dihubungkan - Tipe - Konvensi Gabungan

dengan aturan, - Memori - Kesepakata dan dua

konvensi, ata kode - Sintesis N premis

- Mediasi

- Komunikasi

42 Indah Prastika, Analisis Semiotika Kritik Sosial Dalam Kartun Bung Sentil di Harian

Umum Media Indonesia Edisi “Disapu Banjir”, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta, 2013, h18. 43

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, h.267.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

52

Kategori-kategori dan pembedaan-pembedaan trikotomis yang dibuat oleh

Peirce mengenai tanda mau tidak mau merupakan pintu masuk yang terelakan bagi

hampir setiap teori tanda yang muncul lebih kemudian dan menjadi sumber bagi

salahsatu tradisi utama didalam semiotika. Peirce mengembangkan seluruh

klasifikasinya itu berdasarkan tiga kategori universal berikut:

a. Kepertamaan (firstness) adalah mode berada (mode of being) sebagaimana

adanya, positif, dan tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Ia adalah kategori

dari perasaan yang tak-terefleksikan (unreflected feeling), semata-mata

potensial, bebas, dan langsung; kualitas yang tak-terbedakan (undifferentiated

quality) dan tak-tergantung.44

Dilihat dari sudut pandang representamen, Peirce membedakan tanda-tanda

menjadi qualisign, sinsign dan legisign. Pembedaan ini berdasarkan hakikat tanda

itu sendiri, entah sebagai sekedar kualitas, sebagai suatu eksistensi aktual, atau

sebagai kaidah umum. Pertama, qualisign, tanda yang berkaitan dengan kualitas,

walaupun pada dasarnya tanda tersebut belum dapat menjadi tanda sebelum

memwujud (embodied). Tanda ini biasanya berdisi sendiri dalam artian belum

dikaitkan dengan tanda lainnya. Contohnya hawa panas yang kita rasakan saat

berada di dalam ruangan ketika siang hari bolong, merupakan qualisign sejauh ia

hanya “terasa”, tidak atau belum direpresentasikan dengan apa pun. Kedua,

sinsign, adalah suatu hal yang ada secara aktual yang berupa tanda tunggal. Ia

hanya dapat menjadi tanda melalui kualitas-kualitasnya sehingga melibatkan

sebuah atau beberapa qualisign. Sinsign pada umumnya merupakan perwujudan

44

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

53

dari qualisign. Hawa panas yang dirasakan tadi apabila dikatakan dengan kata

“panas”, maka kata tersebut adalah sinsign. Sambil mengucapkan kata “panas”,

secara spontan, tangan kita mungkin mengibaskan tangan untuk

merepresentaikan hawa panas yang kita rasakan. Maka gerakan tangan itulah

yang kemudian menjadi sinsign. Ketiga, legisign adalah suatu hukum atau kaidah

yang merupakan tanda. Setiap tanda konvensional kebahasaan adalah legisign.

Misalnya ungkapan „suatu hari yang cerah‟ adalah legisign karena hanya

dapat tersusun berkat adanya tatabahasa, khususnya kaidah stuktur frase, di

dalam bahasa Indonesia yang mengharuskan kata benda (nomina) diletakkan

mendahului kata sifat (adjekif) (N=Adj).45

b. Kekeduaan (secondness) mencakup relasi pertama dengan yang kedua. Ia

merupakan kategori perbandingan (comparison), faktisitas (facticity),

tindakan, realitas, dan pengalaman dalam ruang dan waktu.46

Dipandang dari

sisi hubungan representamen dengan objeknya, yakni hubungan

“menggantikan” atau the “standing for” relation, tanda-tanda diklasifikasikan

oleh Peirce menjadi ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Pertama

ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula

dikatakan, ikon adalah tanda yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa

yang dimaksudkan. Misalnya, foto Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah ikon Sultan. Peta

Yogyakarta adalah ikon dari wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam

45

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77-78. 46

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

54

peta tersebut. Cap jempol Sultan adalah ikon dari ibu jari Sultan. Kedua

indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa

yang diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya asap dan

api, asap menunjukan adanya api. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda

indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah

indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu. Ketiga,

simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian

yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah

mengerti apa yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila

bagi Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya makna.

Namun bagi orang yang memiliki latar budaya berbeda, seperti orang eskimo,

misalnya Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung biasa.47

c. Keketigaan (thirdness) menghantar yang kedua kedalam hubungannya dengan

yang ketiga. Ia adalah kategori mediasi, kebiasaan (habit), ingatan,

kontinuitas, sintesis, komunikasi (semiosis), representasi, dan tanda-tanda.48

Pembagian terakhir yakni menurut hakikat interpretannya, Pierce

membedakan tanda-tanda mejadi rema (rheme), tanda disen (dicent sign atau

dicisign), dan argumen (argument). Pertama, rema adalah suatu tanda

kemungkinan kualitatif, yakni tanda apa pun yang tidak betul dan tidak salah.

Sebuah huruf atau fonem yang berdiri sendiri adalah rema, bahkan nyaris

semua kata tunggal dari kelas kata apa pun, entah kata kerja, kata benda, kata

47

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h.16-17. 48

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.76-77.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

55

sifat, dan lain sebagainya adalah rema pula, kecuali kata ya dan tidak atau

benar atau salah. Tanda berupa rema biasanya memunculkan beragam pilihan

makna, misalnya seseorang bermata merah bisa menandakan dia sakit mata,

baru bangun tidur, atau akibat menangis. Kedua, tanda disen atau dicisign

adalah tanda eksistensi aktual, suatu tanda faktual (a sign of fact), yang

biasanya berupa ungkapan yang dapat dipercaya, disangkal, atau dibuktikan

kebenarannya. Jadi tanda ini telah berupa pernyataan atau sesuatu sudah nyata

maknanya. Misalnya seperti pernyataan “Tom adalah seekor kucing”. Dari

pernyataan tersebut mungkin saja salah, namun juga bisa benar jika dikaitkan

dengan sebuah film kartun anak-anak. Ketiga, argumen adalah tanda hukum

atau kaidah yang didasari oleh prinsip yang mengarah kepada kesimpulan

tertentun yang cenderung benar. Apabila tanda disen cuma menegaskan

eksistensi sebuah objek, maka argumen mampu membuktikan kebenarannya.

Contoh yang paling jelas dari sebuah argumen bisa dibaca pada silogisme:

Semua kucing bermusuhan dengan tikus. Tom adalah seekor kucing.

Maka, Tom kucing bermusuhan dengan Jerry tikus.49

D. Ideologi Media

Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi memiliki dua pengertian yang

berbeda. Pengertian dalam tataran positif menyatakan bahwa ideologi dipersepsikan

sebagai realitas pandangan dunia (world view, welltanschaung) yang menyatakan

nilai sistem kelompok atau komunitas sosial tertentu untuk melegitimasikan

49

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.81.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

56

kepentingannya. Sementara pengertian dalam tataran negatif menyatakan bahwa

ideologi dipersepsikan sebagai realitas kesadaran palsu. Dalam arti bahwa ideologi

merupakan sarana manipulatif dan deceptive pemahaman manusia terhadap realitas

sosial.50

Ada sejumlah definisi terkait ideologi. Raymond Williams menemukan tiga

penggunaan utama. Pertama, suatu sistem keyakinan yang menandai kelompok atau

kelas tertentu.Kedua, ideologi merupakan suatu sistem keyakinan ilusioner-gagasan

palsu- yang bisa dikontraskan dengan pengetahuan sejati atau pengetahuan ilmiah.

Ketiga, ideologi seringkali digunakan untuk sebuah proses umum produksi makan

dan gagasan.51

Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa

sehingga bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai sesuatu yang alami dan

wajar.52

Menurut Antonio Gramsci, mengenai hegemoni media masa adalah alat yang

digunakan elit berkuasa untuk “melestarikan kekuasaan, kekayaan, dan status mereka

(dengan mempopulerkan) falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri.53

Di

satu pihak media masa merupakan sebuah medium penyampai informasi dan di pihak

lain media masa dapat pula dijadikan sebagai alat penyebar luasan ideologi golongan

tertentu. Oleh karena itu, media massa seringkali memiliki kepentingan tertentu.

50

Karl Manheim, Ideologi and Utopia An introduction to the sociologi of knowledge,(London, Rouledge, 1979),h. 24. 51

Raymond William dalam Haroni Kerelawanan dalam Televisi Indonesia. Jakarta:FISIP UI, 2009. 52

John Fiske, Cultural and Communication Stidiest, Sebuah Pengantar paling Komprehensif,

Jalan Sutera,h. 239. 53

James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, Jakarta, Global, 1998,h.34

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

57

Kekuatan yang bermain di dalam dan di luar media diyakini memiliki

pengaruh terhadap proses komunikasi yang dilakukan media masa tersebut. Dalam

beberapa kasus, pemberitaan media melibatkan dominasi kelompok-kelompok

dominan. Sebagai medium penyampaian pesan, media memang tidak bisa bersifat

netral.Begitu pula pesan-pesan yang terkandung di dalamnya juga tidak bisa

dikatakan bebas nilai karena pesan-pesan tersebut mengandung makna-makna

tertentu dan seringkali mengandung pesan yang sarat dengan muatan ideologis.

Teori-teori klasik ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun

oleh kelompok yang dominan dengan tujauan untuk memproduksi dan melegitimasi

dominasi mereka.54

Pengaruh media masa yang begitu besar terhadap masyarakat

membuat media masa dijadikan alat oleh kelompok-kelompok tertentu dalam

mengomunikasikan ideologi-ideologi demi kepentingan mereka.

Shoemaker dan Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat

memengaruhi isi media.Ideologi diartikan sebagai suatu mekanisme simbolok yang

berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat.Tingkat ideologi menekankan

pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.55

Hal ini tidak lepas dari unsur nilai, kepentingan dan kekuatan atau kekuasaan

apa yang ada dalam media tersebut. Kekuasaan tersebut berusaha dijalankan dan

disebarkan melalui media sehingga media tidak lagi bersifat netral. Media bukanlah

54

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis teks Media,h. 13. 55

Shoemacker dan Roses dalam Ulul Azmi, “Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa: Analisis framing; Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika,” (skripsi S 1 Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2008).

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

58

ranah netral dimana berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok

akan mendapat perlakuan yang sama dan seimbang.56

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa media seringkali dijadikan alat oleh

kelompok pemegang kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap

penting bagi pemegang kekuasaan disebarkan melalui media, sehingga isi media

mencerminkan apa yang diinginkan oleh pemilik kekuasaan tersebut.

Ideologi bekerja melalui bahasa dan bahasa adalah medium tindakan sosial.57

Dalam media massa, aspek-aspek ideologi dapat dilihat dari bagaiman mereka

menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Dalam hal ini pesan-pesan disampaikan

melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal. Simbol-simbol itu dapat

mewakili ide, perasaan, pikiran serta ideologi.Ideologi secara verbal dapat diamati

dengan melihat pilihan bahasa dan struktur bahasa yang dipakai.

Ketika masyarakat digiring oleh pemahaman tentang sesuatu, maka

sesungguhnya itu adalah sebuah ideologi yang ditentukan oleh berbagai pengaruh

yang seringkali sangat halus. Media sangat penting karena mereka langsung

menampilkan sebuah cara untuk memandang realita. Meskipun media

menggambarkan ideologi secara eksplisit dan langsung, suara-suara menentang akan

selalu ada sebagai bagian dari perjuangan dialektis antara kelompok-kelompok

masyarakat.

56

Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana,h. 55. 57

John b Thompson, Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia,

(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005),h. 19.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

59

Media tetap saja didominasi oleh ideologi penguasa dan oleh sebab itu mereka

menghadapi suara-suara yang menentang dari dalam kerangka ideologi yang

dominan, yang memberikan pengaruh pada pendefinisian kelompok-kelompok

sebagai “batas”. Ironi dari mediaadalah bahwa mereka menampilkan ilusi

keberimbangan dan obyektivitas. Sementara dalam kenyataannya mereka merupkan

instrumen yang jelas dari tatanan yang dominan.

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap media pasti mempunyai ideologi atau bisa

disebut doktrin-doktrin tertentu yang dipegang erat dalam menjalankan tugasnya. Hal

ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya. Masing-masing

media dengan ideologi institusinya mampu mengemas suatu peristiwa menjadi

realitas baru untuk dikonsumsi khalayak pembacanya.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

4

dipercaya dalam melayani, mengatur, dan memfasiltasi masyarakat (ummat)

dalam segala urusan kenegaraan.3

Di akhir 2016 hingga awal 2017, berbagai isu Pilkada bermunculan, mulai

dari persiapan partai politik untuk mengusung calon pasangan, adanya dua

skenario pilkada yaitu melalui jalur independen dan partai politik, hingga siapa di

balik pencalonan pasangan untuk menuju DKI 1.

Masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk

mengikuti Pilkada 2017 telah ditutup pada Jumat, 23 September 2016. Di luar

ekspektasi publik, ternyata terdapat tiga pasang cagub dan wagub yang mendaftar

ke kantor KPU DKI. Mereka terdiri dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat (Djarot), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus)

dan Sylviana Murni, serta Anies Rasyid Baswedan (Anies) dan Sandiaga

Salahudin Uno. Ketiganya terdiri dari beragam latar belakang mulai dari petahana,

militer, pengusaha hingga mantan menteri Republik Indonesia.

Peneliti melihat ada kepentingan partai politik pada pencalonan gubernur

dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017. Salah satunya PDI Perjuangan yang resmi

mengusung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sebagai pasangan

calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dalam pilkada serentak 2017.

Keputusan dukungan ini diberikan lantaran PDIP masih melihat tingginya tingkat

popularitas dan elektabilitas Ahok, meskipun partai berlambang moncong putih

itu bisa mengusung kader sendiri. Kedua, bagi PDIP menguasai DKI adalah

langkah strategis maha penting untuk menjadi magnet penguasaan pemilu yang

3Moh Mufid, Politik dalam Persepektif Islam,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), h. 33.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

5

lebih besar. Terlebih PDIP sudah mendapatkan kader sebagai kepala daerah di

sejumlah daerah, seperti Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah dan Tri

Rismaharini sebagai walikota Surabaya.

Oleh karena permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah terkait

dengan tanda-tanda dalam foto, maka untuk menjawab permasalahan tersebut

digunakan pendekatan yakni semiotika Charles Sanders Peirce. Peneliti akan

meneliti makna representasi calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta yang

muncul dari ilustrasi sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 yang bertema

Pilkada DKI Jakarta melalui pendekatan semiotika. Peneliti menganalisa bahwa

ada perbedaan-perbedaan dari tujuh edisi yang menampilkan sosok ketiga calon

Gubernur DKI Jakarta menjadi ilustrasi sampul. Seperti perbedaan ekspresi atau

gesture yang ditampilkan, dan tanda-tanda lainnya, sehingga menimbulkan

representasi makna yang berbeda-beda pula.

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik meneliti dengan judul

Representasi Calon Gubernur DKI Jakarta Pada Ilustrasi Sampul Majalah

Tempo Tahun 2016-2017.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat Majalah Tempo adalah majalah mingguan, maka untuk

membatasi pembahasan dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti analisis

semiotika pada ilustrasi sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 yang bertema

pilkada DKI Jakarta.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

6

2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti oleh peneliti, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi

sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 ?

b. Apa saja makna representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi

tujuh edisi sampul majalah Tempo tahun 2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai

representasi calon gubernur DKI Jakarta dalam ilustrasi sampul Majalah Tempo

dan untuk mengatasi salah membaca pesan dari sebuah ilustrasi sampul majalah.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam perkembangan kajian media massa melalui majalah, khususnya ilustrasi

sampul majalah untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi

penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga memberi masukan akademis

bagi para tim produksi majalah.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

7

D. Kerangka teori

1.Teori Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).4

Semiotika adalah ilmu tanda-tanda. Studi tentang tanda dan gejala yang

berhubungan dengannya. Ilmu semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau

masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari

sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti.

Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk ha;-hal yang

tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda

sifatnya amat kontekstual dan bertanggung pada pengguna tanda tersebut.

Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi

sosial dimana pengguna tanda tersebut berada.5

Di antara sekian banyak pakar tentang semiotika, Charles Sanders Pierce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang dapat dianggap sebagai

pemuka-pemuka semiotika modern. Kedua tokoh inilah yang memunculkan dua

aliran utama semiotika modern, yang satu menggunakan konsep Pierce dan yang

satu menggunakan konsep Saussure. Ketidaksamaan itu mungkin terutama 4 Alex Sobur, Semiotika Visual, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.15

5 Rahmat Krisyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), h.261-262

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

8

disebabkan oleh perbedaan yang mendasar, yaitu Pierce adalah ahli filsafat dan

ahli logika, sedangkan Saussure adalah cikal-bakal linguistik umum. Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak saling

mengenal satu sama lain. Pemahaman atas dua gagasan ini merupakan syarat

mutlak bagi mereka yang ingin memperoleh pengetahuan dasar tentang semiotika.

Menurut Charlers Sanders Pierce semiotika adalah tidak lain daripada

sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi

Pierce semiotika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat. Sedangkan menurut

Ferdinand de Saussure semiologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan

tanda-tanda di dalam masyarakat, menurutnya semiologi adalah bagian dari

disiplin ilmu psikologi sosial. Baik istilah semiotika maupun semiologi dapat

digunakan untuk merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda tanpa adanya

perbedaan pengertian yang terlalu tajam.6

Semiotika Charles Sanders Pierce

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen

utama tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle

meaning.7 Teori segitiga makna (triangle meaning) Pierce yang terdri atas sign

(tanda), object (objek), dan interpretan (interpretant). Menurut Pierce, salahsatu

bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda.

Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang

objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi

6Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra,

2011), h.3 7 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), cet. 2, h.263.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

9

dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili

tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana

makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu

berkomunikasi.8

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something

in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi,

oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen)

selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretan.

Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang

dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign.

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda; misalnya kata-kata kasar, keras,

lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang

ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air

sungai keruhyang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign norma

yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan

hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index

(indeks), dan (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan

penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon

adalah hubungan antara tanda dna objek atau acuan yang bersifat kemiripan;

misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan

alamiah antara tanda dan petanda yang besifat kausal atau hubungan sebab akibat,

8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.114-115

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

10

atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas

adalah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum

melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang disebut

simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena,

hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme,

dicent atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan

orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya

dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit

mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign

atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering

tejadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan

bahwa di situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung

memberikan alasan tentang sesuatu.9

2. Sampul sebagai Representasi Isu

Representasi

Aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas

otak untuk dilakukan oleh semua manusia disebut representasi. Representasi dapat

didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-

lain) untuk menghubungkan, menggabarkan, memotret, atau mereproduksi

9 Alex Sobur, Semiotika Visual, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.41-42

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

11

sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik

tertentu. Dengan kata lain, proses menaruh X dan Y secara berbarengan itu

sendiri. Menentukan makna X = Y bukanlah pekerjaan yang mudah. Maksud dari

pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial saat representasi dibuat, tujuan

pembuatannya, dan sebagainya, merupakan faktor kompleks yang masuk dalam

sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu dari pelbagai tujuan utama semiotika

adalah untuk mempelajari faktor-faktor tersebut. Charles Pierce menyebut bentuk

fisik aktual dari representasi, X, sebagai representamen (secara literal berarti “

yang merepresentasikan”); Pierce mengistilahkan Y yang dirujuknya sebagai

objek representasi; dan menyebut makna atau makna-makna yang dapat diekstrasi

dari representasi (X=Y) sebagai interpretan. Keseluruhan proses menentukan

makna representamen, tentu saja, disebut interpretasi.10

Dalam politik, repersentasi berarti bebrapa orang yang dipiih oleh rakyat

dan berpihak kepada masyarakat secara keseluruhan sebagai ‘perwakilan’

mereka dalam kongkres atau parlemen. Hal yang sama berlaku dalam bahasa,

media, dan komunikasi, representasi dapat berwujud kata, gambar, sekuen, cerita,

dsb yang ‘mewakili’ ide, emosi, yang sudah ada dan dipahami secara kultural,

dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem

tekstual secara timbal balik. Hal ini melalui fungsi tanda ‘mewakili’ yang kita

tahu dan mempelajari realitas.

10

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori

Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012) h.20-21

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

12

Representasi merupakan bentuk konkret (penanda) yang berasal dari

konsep abstrak. Beberapa di antaranya dankal atau tidak kontroverial, sebagai

contoh, bagaimana hujan direpresentasikan dalam film, karena hujan yang

sebenarnya sulit ditangkap oleh mata kamera dan susah diproduksi. Akan tetapi

beberapa representasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

budaya dan politik, sebagai contoh: gender, bangsa, usia, kelas, dst. Karena

representasi tidak terhindarkan untuk terlibat dalam proses seleksi sehingga

beberapa tanda tertentu lebih istimewa daripada yang lain, inin terkait dengan

bagaimana konsep tersebut direpresentasikan dalam media berita, film, bahkan

dalam percakapan sehari-hari. Faktanya, Dyer (1993:1) mengkalim bagaimana ‘

kita terlihat menemukan sebagian bagaimana kita diperlakukan; bagaimana kita

memperlakukan orang lain didasarkan bagaimana kita melihat mereka (dan)

penglihatan semacam itu datang dari representasi’. Hal itu seharusnya hadir

bukan sebagai hal yang mengejutkan, kemudian mengenai bagaimana cara

representasi diatur melalui pelbagai macam media, genre, dan dalam pelbagai

macam wacana memelukan perhatian yang menyeluruh.11

Persoalan utama dalam representasi adalah bagaimana realitas atau objek

tersebut ditampilkan? Ketika ada kecelakaan, peristiwa pemboman di depan

kedubes, bagaimana peristiwa ini ditampilkan? Menurut John Fiske, saat

menampilkan objek, peristiwa, gagasan, kelompok, atau seseorang paling tidak

tidak ada tiga proses yang dihadapi oleh wartawan. Pada level pertama, adalah

peristiwa yang ditandakan (encode) sebagai realitas. Bagaimana peristiwa itu

11

, John Hartley, Communication, Culturalm & Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta :

Jalasutra, 2010), h265-266

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

13

dikontruksi sebagai realitas oleh wartawan/media. Dalam bahasa gambar

(terutama televisi) ini umumnya berhubungan dengan aspek seperti pakaian,

lingkungan, ucapan, dan ekspresi. Di sini, realitas selalu siap ditandakan, ketika

kita menganggap dan mengkonstruksi peristiwa tersebut sebagai sebuah realitas.

Misalnya, pengemboman kita anggap sebagai realitas ditandakan dengan adanya

suara bom, transkrip wawancara dengan orang yang mengetahuinya/saksi mata,

pernyataan pers atau dari pihak kepolisian mengenai terjadinya peristiwa tersebut,

pada level kedua, ketika kita memandang sesuatu sebagai realitas, pertanyaan

berikutnya adalah bagaimana realitas itu digambarkan. Di sini kita menggunakan

perangkat secara teknis. Dalam bahasa tulis, alat teknis itu adalah kata, kalimat

atau proposisi, grafik, dan sebagainya. Dalam bahasa gambar/televisi, alat itu

berupa kamera, pencahayaan, editing, atau musik. Pemakaian kata-kata, kalimat,

atau proposisi tertentu, misalnya, membawa makna tertentu ketika diterima oleh

khalayak. Peristiwa pengeboman Kedubes Filipina terebut ditandakan kembali

dengan kata-kata, kalimat, atau proposisi tertentu. Pada level ketiga, bagaimana

peistiwa tersebut diorganisir ke dalam konvensi-konvensi yang diterima secara

ideologis. Bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke

dalam koherensi sosial seperti kelas sosial, atau kepercayaan dominan yang ada

dalam masyarakat (patriaki, materialisme, kapitalisme, dan sebagainya). Menurut

Fiske, ketika kita melakukan representasi tidak bisa dihindari kemungkinan

menggnakan ideologi tersebut. Misalnya, ada peristiwa pemerkosaan, bagaimana

peristiwa tersebut digambarkan? Dalam ideologi yang dipenuhi ideologi

patriarkial, kode representasi yang muncul itu, misalnya, digambarkan dengan

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

14

tanda posisi laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Atau dalam peristiwa

demonstrasi, ideologi kelas sosial yang menyatakan demonstrasi itu diakibatkan

oleh kelas bawah kita akan mendapati kode representasional berupa kata atau

kalimat tertentu yang menggambarkan pihak buruh sebagai pihak yang salah. Di

sini, kepercayaan sosial itu sering kali diterima sebagai common sense, yang

diterima tanpa banyak dipertanyakan. Bagaimana ideologi tersebut meresap ke

dalam praktik kerja watawan tanpa ia menyadarinya.

Tabel 1

Realitas, Representasi, dan Ideologi

PERTAMA REALITAS

Dalam bahasa tulis seperti dokumen, wawancara, transkrip,

dan sebagainya. Sedangkan dalam televisi seperti pakaian,

makeup, prilaki, gerak-gerik, ucapan, ekspresi, suara.

KEDUA REPRESENTASI

Elemen-elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa

tulis seperti kata, proposisi, kalimay, foto, caption, grafik dan

sebagainya. Sedangkan dalam televisi seperti kamera, tata

cahaya, edisiting, musik, dan sebagainya.

Elemen-elemen tersebut ditransmisikan ke dalam kode

representasional yang memasukan di antaranya bagaimana

objek digambarkan: karakter, narasi, setting, dialog, dan

sebagainya.

KETIGA IDEOLOGI

Semua elemen diorganisasikan dalam koherensi dan kode-

kode ideologi, seperti individualisme, liberalisme, sosialisme,

patriakial, ras, kelas, materialisme, kapitalisme, dan

sebagainya.12

12

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (YogyakartaL: LkiS, 2012), h.114-

116

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

15

3. Sampul pada Majalah

Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampulnya atau

halaman 1. Berbeda dengan koran siswa, yang biasanya menampilkan tiga atau

lebih berita di halaman 1, majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu

fokus utama. Ukuran publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11

inci, menyebabkan fokus harus seperti itu, sebab jika dimuati tiga atau empat

berita, maka halaman itu akan tampak penuh dan padat. Sampulnya mungkin

berupa foto atau gambar lainnya. Sampul juga sering dilengkapi dengan teaser

headline tentang berita lain yang ada di dalam publikasi. Sering kali berita sampul

(cover story) diletakkan di halaman tengah atau dalam beberapa halaman liputan

khusus yang tidak berada di halaman awal. Pengenalan dan pengembangan berita

sampul dan fokus berita sebagai feature berita adalah dua ciri terpenting yang

membedakan majalah berita dengan media berita lainnya.

Informasi berita yang dipajang d sampul harus menarik bagi banyak

pembaca. Fokus berita ini harus dilaporkan dan disajikan dengan amat cermat dan

ditulis serta disunting dengan baik. Ia harus memuat narasumber orisinal yang

layak berita. Sampul majalah Krikwood Call menginformasikan berita 23 halaman

tentang desegregasi, tindakan afirmatif, rasisme, dan minoritas yang sukses. Tidak

semua berita sampul harus serius dan mendalam. Akan tetapi, berita utama

sebaiknya memberikan berita akademis yang signifikan, seperti dampak anggaran

sekolah atau perubahan dalam jadwal, atau topik tentang sekolah yang menarik

bagi siswa, seperti fitnes atau diet. Berita aktivitas sekolah tradisional, seperti

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

16

acara penyambutan siswa baru atau drama sekolah, dapat ditampilkan disampul,

tetapi berita semacam ini harus disajikan dengan sudut pandang yang segar.

Dengan hanya judul majalah dan headline teaser disampulnya, desainer

bisa menata banyak ruang kosong di sampul itu secara lebih kreatif. Desainer bisa

menggunakan foto atau karya seni dengan satu headline, atau kombinasi

lainnya.pastikan smua unsur yang ada di sampul adalah bagus dan menarik.

Bagaimanapun, sampul memberi kesan pertama bagi pembaca.

Foto atau gambar lainnya harus sangat menarik bagi siswa. Gambar harus

disunting untuk menghasilkan dampak maksimal bagi pembaca dan tidak

mengandung kelemahan dalam hal ketajaman dan kontrasnya. Jika menggunakan

karya seni, ia harus direproduksi dengan kualitas yang tinggi. Entah menggunakan

foto atau karya seni, perlunya headline teaser dan teller. Sebuah foto orang yang

beraksi juga membutuhkan caption, yang bisa dimuat di halaman 1 atau di dalam

halaman sampul. Berita berawal di sampul dapat diteruskan di tengah halaman

dalam atau bagian lain dari majalah itu.

Banyak majalah berita membagi ruang sampul menjadi ruang foto atau

headline teaser atau rujukan (yang menunjukan isi di dalam majalah). Headline

ringkas ini harus menarik dan mengesankan atau mengejutkan, sehingga memicu

pembaca untuk melongok ke isi beritanya. Karya seni, foto-foto kecil dan grafik

dapat dipakai bersama dengan headline untuk menambah daya tarik.

Nama majalah dan informasi penting lainnya nama sekolah, kota, tanggal

terbit, dan nomor edisi harus ditampilkan di sampul, biasanya di bagian atas

sampul. Jenis huruf dan desain huruf harus mudah dibaca, tampak profesional,

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

17

segar, dan sesuai dengan isi berita. Folio bagian dalam dan elemen desain lainnya

dapat didesain dengan gaya yang sama dan dengan tipe huruf yang sama, seperti

yang dipakai di nama majalah.13

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti sudah mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti

belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Ada

beberapa skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, namun berbeda dengan yang

peneliti teliti, di antaranya:

Perbandingan Makna Korupsi Pada Ilustrasi Sampul Antara Majalah

Gatra Dan Tempo Tahun 2013 karya Athifa Rahmah, Analisis Semiotika Foto

Berita Headline Koran Tempo karya Angga Rizal Nurhuda.

Dengan begitu, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa belum ada

mahasiswa/i yang meneliti tentang Representasi Calon Gubernur DKI Jakarta

Pada Ilustrasi Sampul Majalah Tempo Tahun 2016-2017 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13

Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic

Journalism) (Jakarta: Kencana, 2008), h. 301-302

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

18

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma penelitian

konstruktivis yang bersifat subjectivist. Data yang didapat adalah sesuatu yang

menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya dengan

penafsiran atau konstruksi makna.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan lebih mendalam

melalui pengumpulan data. Penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif

memiliki relasi dengan analisis data visual dan data verbal yang merefleksikan

pengalaman sehari-hari.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

semiotika yang bersifat kualitatif deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi

secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau objek tertentu.14

Analisis semiotika memberi penekanan pada pencarian

makna melalui relasi-relasi tanda yang ada dalam teks itu sendiri (bukan relasi

teks dengan pengarangnya, pembacanya atau konteksnya).15

Pendekatan teori

semiotika yang peneliti lakukan memakai pendekatan teori semiotik Charles

Sanders Peirce.

14

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana 2006) Cet-2, h. 69. 15

M, Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 63.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

19

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Majalah Tempo. Sedangkan objek pada

penelitian ini adalah ilustrasi dari sampul Majalah Tempo tahun 2016-2017 yang

bertema Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan pengamatan peneliti, berikut adalah

judul pada ilustrasi sampul Majalah Tempo yang akan diteliti:

a. LAWAN BANG! (Edisi 19-25 September 2016)

b. MULAI! (Edisi 26 September-2 Oktober 2016)

c. KUDA-KUDA MENJELANG LAGA (Edisi 17-23 Oktober 2016)

d. PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA (28 November-4 Desember 2016)

e. SIASAT DI BALIK DEBAT (Edisi 16-22 Januari 2017)

f. MANUVER TERAKHIR (Edisi 13-19 Februari 2017)

g. AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG (Edisi 23-26 Februari 2017)

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan

metode mengamati tujuh edisi majalah dan membandingkan secara menyeluruh

dari tujuh sampul Majalah Tempo.

a. Observasi

Observasi adalah metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini,

dengan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena

yang diselidiki. Observasi pada penelitian ini diartikan sebagai mengamati subjek

(Majalah Tempo) dan objek (ilustrasi sampul Majalah Tempo tahun 2016-2017

yang menyajikan ilustrasi calon Gubernur DKI Jakarta) secara langsung. Pada

penelitian ini, peneliti hanya menggunakan analisis dokumen sebagai instrumen

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

20

observasi. Analisis dokumen hanya mengamati dokumen sebagai sumber

informasi dan menginterpretasikannya ke dalam hasil penelitian. Dokumen yang

digunakan adalah Majalah Tempo tahun 2016-2017 yang menyajikan sosok ketiga

calon gubernur DKI Jakarta.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca, dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) yang

terdapat di perpustakaan, internet, atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis

dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data menggunakan semiotika model Charles Sanders

Pierce yang membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).

Ikon adalah tanda yng hubungan antara penanda dan petandanya bersifat

bersmaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara

tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang

menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang mengacu pada kenyataan.

Sedangkan simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya.16

16

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 4, h. 41-42.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

21

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen

utama tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle

meaning.17

G. Sistematika Penulisan

BAB I:PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, Pembatasan dan Rumusan masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II:TINJAUAN TEORITIS

Peran Sampul pada Majalah, Ideologi Media, dan Semiotika Charles

Sanders Pierce.

BAB III:REALITAS OBJEKTIF DAN PROFIL MAJALAH TEMPO

Gambaran umum dan Sejarah Singkat Majalah Tempo, Perkembangan

Sirkulasi/Distribusi, Perkembangan Perusahaan Tempo, Visi dan Misi

Majalah Tempo, Realitas Objektif Representasi Calon Gubernur DKI

Jakarta pada Sampul Majalah Tempo.

BAB IV:TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Objek Semiotik dalam Sampul Majalah Tempo, Hasil Temuan dalam

Sampul Majalah Tempo, dan Interpretasi dalam Sampul Majalah Tempo

Edisi 19-25 September 2016, 26 September-2 Oktober 2016, 17-23

Oktober 2016, 28 November-4 Desember 2016, 16-22 Januari 2017, 13-19

Februari 2017, dan 23-26 Februari 2017.

BAB V:PENUTUP

Kesimpulan dan Saran.

17

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), cet. 2, h.263.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, April 2017

Angga Satria Perkasa

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017
Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017
Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

i

ABSTRAK

Angga Satria Perkasa

REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL

MAJALAH TEMPO 2016-2017

Akhir 2016 hingga awal 2017, merupakan periode isu Pilkada Jakarta. Berbagai

permasalahan bermunculan terkait isu Pilkada Jakarta. Mulai dari persiapan partai politik untuk

mengusung calon pasangan, adanya dua skenario pilkada yaitu melalui jalur independen dan

partai politik, hingga siapa di balik pencalonan pasangan untuk menuju DKI 1. Dengan berbagai

permasalahan tersebut Calon Gubernur DKI Jakarta menjadi sorotan di berbagai media nasional

maupun internasional, tak terkecuali majalah mingguan Tempo yang kerap menampilkan ilustrasi

sampul majalah dengan nyentrik bahkan menyindir dengan khasnya. Seorang calon gubernur

layaknya terlihat gagah karena memiliki kekuasaan tertinggi di daerah, namun pada beberapa

sampul majalah Tempo sosok Calon Gubernur DKI Jakarta digambarkan tidak seperti seorang

calon pemimpin daerah seperti selayaknya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan

kajian semiotika Charles Sanders Pierce. Pada hasil temuan, terdapat tujuh ilustrasi sampul

majalah yang menampilkan sosok Calon Gubernur DKI Jakarta dengan berbagai macam tema

yang diangkat. Gambaran bagaimana representasi Calon Gubernur DKI Jakarta sebagai calon

pemimpin daerah dalam sampul dan isi pemberitaannya. Peneliti merumuskan pertanyaan yakni:

bagaimana representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi sampul majalah Tempo tahun

2016-2017 ?

Melihat konteks penelitian, tinjauan teoritis yang digunakan adalah semiotika menurut

Charles Sanders Pierce, yaitu dengan teori segitiga maknanya atau triangle meaning. Peirce

melihat makna atas sign atau tanda (ikon, indeks, dan simbol), object, dan interpretant. Apabila

ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang

sesuatu yang diwakili tanda tersebut. Ikon merupakan tanda yang dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat

dilihat, didengar, dan seterusnya dalam ikon). Indeks merupakan tanda yang dirancang untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan, sedangkan simbol

merupakan tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui kesepakatan atau

persetujuan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang

bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan adalah ilustrasi sampul majalah Tempo

selama akhir 2016 sampai awal 2017 yang menampilkan Calon Gubernur DKI Jakarta. Juga

ditambah dengan observasi buku dan dokumentasi.

Setelah melihat tujuh ilustrasi sampul majalah yang diteliti, maka kesimpulannya, Calon

Gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi sampul Majalah Tempo adalah sebagai calon pemimpin

yang berusaha keras demi mendapatkan hati warga Jakarta agar menang dalam Pilkada Jakarta.

Hal ini terlihat dari setiap edisi majalah Tempo yang menampilkan sosok Calon Gubernur DKI

Jakarta dengan berbagai macam perihal usaha keras sebagai calon gubernur.

Kata Kunci: Pilkada, Semiotika, Majalah Tempo, Sampul, dan Calon Gubernur DKI Jakarta.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarukatuh

Alhamdulilahirobbil’alamin, puja dan puji syukur peneliti panjatkan hanya

kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan karunia yang begitu

banyak sehingga dengan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan banyak pencerahan kepada umatnya, dari zaman penuh

ilmu seperti yang kita rasakan sekarang.

Alhamdulilah peneliti telah menyelesaikan skrispsi sebagai tugas akhir

pendidikan Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari

tanpa bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penelitian skripsi

ini tidak akan selesai, untuk itu pada kesempatan kali ini peneliti ingin

menyampaikan kata terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan,

M.A., Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M.Ed Ph.D., M.A,

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag.,

serta wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si serta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Hj. Musrifah Nurlaily, MA yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membnatunya menyelsaikan kuliah.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

iii

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si yang telah

menyediakan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing peneliti

sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Terima kasih atas bimbingan, ilmu,

dan pencerahan yang telah Bapak berikan selama mengerjakan skripsi.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya

tidak dapat penulis sebukan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan dedikasi

yang diberikan kepada peneliti.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan

berbagai refrensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Yang paling spesial teruntuk kedua orang tua peneliti, Ibunda Jumira, dan

Ayahanda Sutarno, S.Pd, serta Kakak Priyo Supriadi, S.IP dan Elly Febriani,

yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan dukungan dan semangat,

yang takhenti-hentinya memberikan doa yang tulus ikhlas dalam setiap waktu

sehingga akhirnya skripsi ini selesai.

7. Segenap teman terdekat peneliti, Grup Wisuda 100, M. ALief Mumtaz

Nadiby, Achmad Fauzi, Zaini Dahlan, Roni Kurniawan, Harry Riandayasa,

Reza Armanda, Farouq Audah, Parama Sumbada, Yusuf Yanuar, Yasir

Arafat, dan M. Badruzaman, terima kasih telah memberikan semangat dan

perhatian yang penuh terhadap peneliti, semoga kalian segera wisuda, aamiin.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

iv

8. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journo Liberta yang telah memberikan ilmu

jurnalistik, serta keahlian di bidang jurnalistik, terima kasih telah memberi

ilmu, motivasi, dan dukungan, semoga LPM Journo Liberta selalu mendapat

keberkahan.

9. Orang paling dekat peneliti, Lilis Suryaningsih, yang selalu memberi

semangat dan kasih sayangnya sehingga skripsi ini selesai, terima kasih.

10. Teman-teman Jurnalistik A dan B angkatan 2012, terimakasih waktu yang

telah kita habiskan bersama, semoga bermanfaat dan sukses masing-masing.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,

mendoakan dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi dalam menyusun skripsi

ini, sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi masih banyak kekurangan. Karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan sehingga

skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Ciputat, April 2017

Angga Satria Perkasa

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah…………………………………. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………... 6

D. Kerangka Teori……………………………………………………… 7

E. Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 17

F. Metodelogi Penelitian………………………………………………. 18

G. Sistematika Penulisan………………………………………………. 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah………………………………… 22

1. Majalah………………………………………………………….. 22

2. Sampul Majalah…………………………………………………. 25

B. Sampul Sebagai Representasi Isu……………………………………. 30

C. Teori Semiotika……………………………………………………… 35

1. Semiotika………………………………………………………… 35

2. Semiotika Visual………………………………………………… 37

3. Semiotika Charles Sanders Peirce……………………………….. 46

D. Ideologi Media……………………………………………………….. 55

BAB III REALITAS OBJEKTIF DAN PROFIL MAJALAH TEMPO

A. Profil Majalah Tempo………………………………………………… 60

B. Representasi Calon Gubernur Jakarta Pada Ilustrasi Sampul Majalah

Tempo 2016-2017………………………………………………….. 66

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

vi

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Sampul Majalah Tempo……………………………………………. 70

B. Hasil Temuan dalam Sampul Majalah Tempo…………………………. 70

1. Sampul Majalah Tempo 1……………………………………… 71

2. Sampul Majalah Tempo 2……………………………………… 79

3. Sampul Majalah Tempo 3……………………………………… 86

4. Sampul Majalah Tempo 4……………………………………… 93

5. Sampul Majalah Tempo 5……………………………………… 100

6. Sampul Majalah Tempo 6……………………………………… 107

7. Sampul Majalah Tempo 7……………………………………… 114

C. Interpretasi Sampul Majalah Tempo……………………………….. 120

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………......... 128

B. Saran………………………………………………………………… 129

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 130

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ......................................................................................................................................... 14

Tabel 2.1...................................................................................................................................... 33

Tabel 2.2...................................................................................................................................... 51

Tabel 3 ......................................................................................................................................... 67

Tabel 4.1...................................................................................................................................... 73 Tabel 4.2...................................................................................................................................... 75 Tabel 4.3...................................................................................................................................... 77 Tabel 4.4...................................................................................................................................... 78 Tabel 4.5...................................................................................................................................... 81 Tabel 4.6...................................................................................................................................... 82 Tabel 4.7...................................................................................................................................... 84 Tabel 4.8...................................................................................................................................... 85 Tabel 4.9...................................................................................................................................... 88 Tabel 4.10 ................................................................................................................................... 90 Tabel 4.11 ................................................................................................................................... 92 Tabel 4.12 ................................................................................................................................... 92 Tabel 4.13 ................................................................................................................................... 95 Tabel 4.14 ................................................................................................................................... 97 Tabel 4.15 ................................................................................................................................... 98 Tabel 4.16 ................................................................................................................................... 99 Tabel 4.17 ................................................................................................................................... 102 Tabel 4.18 ................................................................................................................................... 104 Tabel 4.19 ................................................................................................................................... 106 Tabel 4.20 ................................................................................................................................... 106 Tabel 4.21 ................................................................................................................................... 109 Tabel 4.22 ................................................................................................................................... 111 Tabel 4.23 ................................................................................................................................... 113 Tabel 4.24 ................................................................................................................................... 113 Tabel 4.25 ................................................................................................................................... 116 Tabel 4.26 ................................................................................................................................... 117 Tabel 4.27 ................................................................................................................................... 119 Tabel 4.28 ................................................................................................................................... 119 Tabel 4.29 ................................................................................................................................... 122

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sampul Majalah Tempo Edisi 19-25 September 2016…………. 71.

Gambar 4.2 Sampul Majalah Tempo Edisi 26 September-2Oktober 2016….. 79

Gambar 4.3 Sampul Majalah Tempo Edisi 19-23 Oktober 2016……………. 86

Gambar 4.4 Sampul Majalah Tempo Edisi 28 November-4 Desember 2016.. 93

Gambar 4.5 Sampul Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2017…………….. 100

Gambar 4.6 Sampul Majalah Tempo Edisi 13-19 Februari 2017…………… 107

Gambar 4.7 Sampul Majalah Tempo Edisi 23-26 Februari 2017…………… 114

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebaran informasi identik dengan teknologi komunikasi. Pembahasan

tentang teknologi komunikasi berkaitan dengan alat-alat yang digunakan untuk

menyebarkan informasi tersebut ke khalayak luas, dan alat-alat tersebut lah yang

kerap kita sebut sebagai media komunikasi massa.

Majalah adalah media komunikasi yang menyajikan informasi secara

dalam, tajam, dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama dibandingkan dengan

surat kabar dan tabloid, serta menampilkan gambar/foto yang lebih banyak.1

Majalah adalah sebuah media publikasi yang diterbitkan secara berkala.

Sebuah majalah berisi berbagai artikel, gambar, cerita pendek, opini, ilustrasi, dan

kanal lainnya. Karena lengkapnya informasi yang diberikan, majalah seringkali

dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca. Majalah menjadi salah satu media

yang menyediakan nilai-nilai informasi sekaligus hiburan, yang juga memiliki

segmentasi secara khusus.

Meski tak seaktual surat kabar yang terbit setiap hari, majalah yang terbit

setiap minggu, dwi mingguan atau bahkan bulanan memiliki strategi dan gaya

penyajian tersendiri agar majalah tetap menarik untuk dibaca. Majalah berita

merupakan salah satu contoh dari majalah mingguan, yang memiliki segmentasi

1Indah Suryawati, Jurnalisik Suatu Pengantar Teori dan Praktik,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),

h. 42.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

2

masyarakat umum. Siapapun bisa membaca dan menikmati majalah berita karena

sifatnya yang mengikuti berita-berita umum yang aktual.

Ada banyak majalah berita yang dikenal di pasaran Indonesia, seperti

majalah Gatra, Tempo, dan Sindo. Di dalam sebuah majalah, terkandung banyak

elemen grafis seperti foto, tipografi, warna, ilustrasi, dan elemen lain. Dalam

sampul majalah, ilustrasi dan foto merupakan materi yang umum digunakan.

Ilustrasi dan foto pada sampul majalah harus mampu mewakili isi dari tema

tertentu yang diangkat pada edisi yang akan terbit atau sesuai dengan ideologi dari

majalah. Ilustrasi dan foto digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan

dari sebuah judul dengan cepat kepada para pembaca atau khalayak. Dalam

sampul majalah, tersimpan gambaran pesan yang tidak terbaca oleh setiap

pembaca, namun menjadi kesimpulan mengenai edisi yang sedang terbit.

Sampul majalah harus terlihat menarik agar masyarakat tertarik untuk

membeli dan membacanya. Sampul majalah menjadi salah satu faktor apakah

suatu majalah akan laku atau tidak di pasaran. Sebelum membeli, orang akan

melihat dan memperhatikan terlebih dahulu sampul majalahnya. Salah satu

majalah di Indonesia yang menggunakan pendekatan ilustrasi pada sampulnya

adalah Majalah Tempo. Selain itu Majalah Tempo merupakan salah satu majalah

berita terbesar di Indonesia dengan jumlah oplah 110.000 – 180.000 eksemplar

setiap terbit. Majalah Tempo merupakan majalah berita mingguan yang terbit

setiap seminggu sekali.

Majalah Tempo memiliki ciri khas dalam penyajian ilustrasi terutama saat

mengangkat laporan utama isu Pilkada di DKI Jakarta. Penyajian ilustrasi untuk

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

3

isu Pilkada pada sampul Majalah Tempo beberapa cukup menyindir elit politik

yang terlibat dalam isu ini.

Majalah Tempo dengan gaya dan khasnya yang tersendiri menggambarkan

ketiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies

Rasyid Baswedan (Anies), dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) dengan

ilustrasi desain yang menarik. Seperti yang diilustrasikan pada sampul Majalah

Tempo edisi 17-23 Oktober 2016, ketiga calon gubernur DKI Jakarta

menggunakan pakaian koboi, lengkap dengan senjata di samping saku celana

mereka masing-masing. Hal ini menarik untuk dianalisis karena representasi

seorang calon pemimpin yang berbeda dari biasanya. Dalam suatu pengertian

pemimpin, Pemimpin adalah seorang pribadi yang meiliki superioritas tertentu,

sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain

melakukan usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertentu. Jadi pemimpin itu

harus memiliki satu atau beberapa kelebihan, sehingga dia mendapat pengakuan

dan respek dari para pengikutnya, serta dipatuhi perintahnya.2

Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Ahok, Anies, dan Agus juga

digambarkan seperti sosok calon pemimpin yang penuh kecemasan dan berharap.

Ilustrasi ketiganya terdapat pada sampul Majalah Tempo edisi 26 September-2

Oktober 2016. Ketiganya digambarkan seperti calon pemimpin daerah yang tidak

memiliki kewibawaan dan kekuasaan. Padahal dalam Islam, pemimpin sama

halnya dengan imam, khilafah atau kepala daerah adalah seseorang yang

2Kartini Kartono, pemimpin dan kepeminpinan apakah kepemimpinan abnormal itu? (Jakarta:

Rajagrafindo Persada), h. 51.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

4

dipercaya dalam melayani, mengatur, dan memfasiltasi masyarakat (ummat)

dalam segala urusan kenegaraan.3

Di akhir 2016 hingga awal 2017, berbagai isu Pilkada bermunculan, mulai

dari persiapan partai politik untuk mengusung calon pasangan, adanya dua

skenario pilkada yaitu melalui jalur independen dan partai politik, hingga siapa di

balik pencalonan pasangan untuk menuju DKI 1.

Masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk

mengikuti Pilkada 2017 telah ditutup pada Jumat, 23 September 2016. Di luar

ekspektasi publik, ternyata terdapat tiga pasang cagub dan wagub yang mendaftar

ke kantor KPU DKI. Mereka terdiri dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat (Djarot), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus)

dan Sylviana Murni, serta Anies Rasyid Baswedan (Anies) dan Sandiaga

Salahudin Uno. Ketiganya terdiri dari beragam latar belakang mulai dari petahana,

militer, pengusaha hingga mantan menteri Republik Indonesia.

Peneliti melihat ada kepentingan partai politik pada pencalonan gubernur

dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017. Salah satunya PDI Perjuangan yang resmi

mengusung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sebagai pasangan

calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dalam pilkada serentak 2017.

Keputusan dukungan ini diberikan lantaran PDIP masih melihat tingginya tingkat

popularitas dan elektabilitas Ahok, meskipun partai berlambang moncong putih

itu bisa mengusung kader sendiri. Kedua, bagi PDIP menguasai DKI adalah

langkah strategis maha penting untuk menjadi magnet penguasaan pemilu yang

3Moh Mufid, Politik dalam Persepektif Islam,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), h. 33.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

5

lebih besar. Terlebih PDIP sudah mendapatkan kader sebagai kepala daerah di

sejumlah daerah, seperti Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah dan Tri

Rismaharini sebagai walikota Surabaya.

Oleh karena permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah terkait

dengan tanda-tanda dalam foto, maka untuk menjawab permasalahan tersebut

digunakan pendekatan yakni semiotika Charles Sanders Peirce. Peneliti akan

meneliti makna representasi calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta yang

muncul dari ilustrasi sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 yang bertema

Pilkada DKI Jakarta melalui pendekatan semiotika. Peneliti menganalisa bahwa

ada perbedaan-perbedaan dari tujuh edisi yang menampilkan sosok ketiga calon

Gubernur DKI Jakarta menjadi ilustrasi sampul. Seperti perbedaan ekspresi atau

gesture yang ditampilkan, dan tanda-tanda lainnya, sehingga menimbulkan

representasi makna yang berbeda-beda pula.

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik meneliti dengan judul

Representasi Calon Gubernur DKI Jakarta Pada Ilustrasi Sampul Majalah

Tempo Tahun 2016-2017.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat Majalah Tempo adalah majalah mingguan, maka untuk

membatasi pembahasan dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti analisis

semiotika pada ilustrasi sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 yang bertema

pilkada DKI Jakarta.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

6

2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti oleh peneliti, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi

sampul majalah Tempo tahun 2016-2017 ?

b. Apa saja makna representasi calon gubernur DKI Jakarta pada ilustrasi

tujuh edisi sampul majalah Tempo tahun 2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai

representasi calon gubernur DKI Jakarta dalam ilustrasi sampul Majalah Tempo

dan untuk mengatasi salah membaca pesan dari sebuah ilustrasi sampul majalah.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam perkembangan kajian media massa melalui majalah, khususnya ilustrasi

sampul majalah untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi

penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga memberi masukan akademis

bagi para tim produksi majalah.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

7

D. Kerangka teori

1.Teori Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).4

Semiotika adalah ilmu tanda-tanda. Studi tentang tanda dan gejala yang

berhubungan dengannya. Ilmu semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau

masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari

sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti.

Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk ha;-hal yang

tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda

sifatnya amat kontekstual dan bertanggung pada pengguna tanda tersebut.

Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi

sosial dimana pengguna tanda tersebut berada.5

Di antara sekian banyak pakar tentang semiotika, Charles Sanders Pierce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang dapat dianggap sebagai

pemuka-pemuka semiotika modern. Kedua tokoh inilah yang memunculkan dua

aliran utama semiotika modern, yang satu menggunakan konsep Pierce dan yang

satu menggunakan konsep Saussure. Ketidaksamaan itu mungkin terutama 4 Alex Sobur, Semiotika Visual, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.15

5 Rahmat Krisyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), h.261-262

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

8

disebabkan oleh perbedaan yang mendasar, yaitu Pierce adalah ahli filsafat dan

ahli logika, sedangkan Saussure adalah cikal-bakal linguistik umum. Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak saling

mengenal satu sama lain. Pemahaman atas dua gagasan ini merupakan syarat

mutlak bagi mereka yang ingin memperoleh pengetahuan dasar tentang semiotika.

Menurut Charlers Sanders Pierce semiotika adalah tidak lain daripada

sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi

Pierce semiotika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat. Sedangkan menurut

Ferdinand de Saussure semiologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan

tanda-tanda di dalam masyarakat, menurutnya semiologi adalah bagian dari

disiplin ilmu psikologi sosial. Baik istilah semiotika maupun semiologi dapat

digunakan untuk merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda tanpa adanya

perbedaan pengertian yang terlalu tajam.6

Semiotika Charles Sanders Pierce

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen

utama tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle

meaning.7 Teori segitiga makna (triangle meaning) Pierce yang terdri atas sign

(tanda), object (objek), dan interpretan (interpretant). Menurut Pierce, salahsatu

bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda.

Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang

objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi

6Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra,

2011), h.3 7 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), cet. 2, h.263.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

9

dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili

tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana

makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu

berkomunikasi.8

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something

in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi,

oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen)

selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretan.

Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang

dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign.

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda; misalnya kata-kata kasar, keras,

lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang

ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air

sungai keruhyang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign norma

yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan

hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index

(indeks), dan (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan

penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon

adalah hubungan antara tanda dna objek atau acuan yang bersifat kemiripan;

misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan

alamiah antara tanda dan petanda yang besifat kausal atau hubungan sebab akibat,

8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.114-115

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

10

atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas

adalah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum

melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang disebut

simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena,

hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme,

dicent atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan

orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya

dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit

mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign

atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering

tejadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan

bahwa di situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung

memberikan alasan tentang sesuatu.9

2. Sampul sebagai Representasi Isu

Representasi

Aktivitas membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas

otak untuk dilakukan oleh semua manusia disebut representasi. Representasi dapat

didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-

lain) untuk menghubungkan, menggabarkan, memotret, atau mereproduksi

9 Alex Sobur, Semiotika Visual, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.41-42

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

11

sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik

tertentu. Dengan kata lain, proses menaruh X dan Y secara berbarengan itu

sendiri. Menentukan makna X = Y bukanlah pekerjaan yang mudah. Maksud dari

pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial saat representasi dibuat, tujuan

pembuatannya, dan sebagainya, merupakan faktor kompleks yang masuk dalam

sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu dari pelbagai tujuan utama semiotika

adalah untuk mempelajari faktor-faktor tersebut. Charles Pierce menyebut bentuk

fisik aktual dari representasi, X, sebagai representamen (secara literal berarti “

yang merepresentasikan”); Pierce mengistilahkan Y yang dirujuknya sebagai

objek representasi; dan menyebut makna atau makna-makna yang dapat diekstrasi

dari representasi (X=Y) sebagai interpretan. Keseluruhan proses menentukan

makna representamen, tentu saja, disebut interpretasi.10

Dalam politik, repersentasi berarti bebrapa orang yang dipiih oleh rakyat

dan berpihak kepada masyarakat secara keseluruhan sebagai ‘perwakilan’

mereka dalam kongkres atau parlemen. Hal yang sama berlaku dalam bahasa,

media, dan komunikasi, representasi dapat berwujud kata, gambar, sekuen, cerita,

dsb yang ‘mewakili’ ide, emosi, yang sudah ada dan dipahami secara kultural,

dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem

tekstual secara timbal balik. Hal ini melalui fungsi tanda ‘mewakili’ yang kita

tahu dan mempelajari realitas.

10

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori

Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012) h.20-21

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

12

Representasi merupakan bentuk konkret (penanda) yang berasal dari

konsep abstrak. Beberapa di antaranya dankal atau tidak kontroverial, sebagai

contoh, bagaimana hujan direpresentasikan dalam film, karena hujan yang

sebenarnya sulit ditangkap oleh mata kamera dan susah diproduksi. Akan tetapi

beberapa representasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

budaya dan politik, sebagai contoh: gender, bangsa, usia, kelas, dst. Karena

representasi tidak terhindarkan untuk terlibat dalam proses seleksi sehingga

beberapa tanda tertentu lebih istimewa daripada yang lain, inin terkait dengan

bagaimana konsep tersebut direpresentasikan dalam media berita, film, bahkan

dalam percakapan sehari-hari. Faktanya, Dyer (1993:1) mengkalim bagaimana ‘

kita terlihat menemukan sebagian bagaimana kita diperlakukan; bagaimana kita

memperlakukan orang lain didasarkan bagaimana kita melihat mereka (dan)

penglihatan semacam itu datang dari representasi’. Hal itu seharusnya hadir

bukan sebagai hal yang mengejutkan, kemudian mengenai bagaimana cara

representasi diatur melalui pelbagai macam media, genre, dan dalam pelbagai

macam wacana memelukan perhatian yang menyeluruh.11

Persoalan utama dalam representasi adalah bagaimana realitas atau objek

tersebut ditampilkan? Ketika ada kecelakaan, peristiwa pemboman di depan

kedubes, bagaimana peristiwa ini ditampilkan? Menurut John Fiske, saat

menampilkan objek, peristiwa, gagasan, kelompok, atau seseorang paling tidak

tidak ada tiga proses yang dihadapi oleh wartawan. Pada level pertama, adalah

peristiwa yang ditandakan (encode) sebagai realitas. Bagaimana peristiwa itu

11

, John Hartley, Communication, Culturalm & Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta :

Jalasutra, 2010), h265-266

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

13

dikontruksi sebagai realitas oleh wartawan/media. Dalam bahasa gambar

(terutama televisi) ini umumnya berhubungan dengan aspek seperti pakaian,

lingkungan, ucapan, dan ekspresi. Di sini, realitas selalu siap ditandakan, ketika

kita menganggap dan mengkonstruksi peristiwa tersebut sebagai sebuah realitas.

Misalnya, pengemboman kita anggap sebagai realitas ditandakan dengan adanya

suara bom, transkrip wawancara dengan orang yang mengetahuinya/saksi mata,

pernyataan pers atau dari pihak kepolisian mengenai terjadinya peristiwa tersebut,

pada level kedua, ketika kita memandang sesuatu sebagai realitas, pertanyaan

berikutnya adalah bagaimana realitas itu digambarkan. Di sini kita menggunakan

perangkat secara teknis. Dalam bahasa tulis, alat teknis itu adalah kata, kalimat

atau proposisi, grafik, dan sebagainya. Dalam bahasa gambar/televisi, alat itu

berupa kamera, pencahayaan, editing, atau musik. Pemakaian kata-kata, kalimat,

atau proposisi tertentu, misalnya, membawa makna tertentu ketika diterima oleh

khalayak. Peristiwa pengeboman Kedubes Filipina terebut ditandakan kembali

dengan kata-kata, kalimat, atau proposisi tertentu. Pada level ketiga, bagaimana

peistiwa tersebut diorganisir ke dalam konvensi-konvensi yang diterima secara

ideologis. Bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke

dalam koherensi sosial seperti kelas sosial, atau kepercayaan dominan yang ada

dalam masyarakat (patriaki, materialisme, kapitalisme, dan sebagainya). Menurut

Fiske, ketika kita melakukan representasi tidak bisa dihindari kemungkinan

menggnakan ideologi tersebut. Misalnya, ada peristiwa pemerkosaan, bagaimana

peristiwa tersebut digambarkan? Dalam ideologi yang dipenuhi ideologi

patriarkial, kode representasi yang muncul itu, misalnya, digambarkan dengan

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

14

tanda posisi laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Atau dalam peristiwa

demonstrasi, ideologi kelas sosial yang menyatakan demonstrasi itu diakibatkan

oleh kelas bawah kita akan mendapati kode representasional berupa kata atau

kalimat tertentu yang menggambarkan pihak buruh sebagai pihak yang salah. Di

sini, kepercayaan sosial itu sering kali diterima sebagai common sense, yang

diterima tanpa banyak dipertanyakan. Bagaimana ideologi tersebut meresap ke

dalam praktik kerja watawan tanpa ia menyadarinya.

Tabel 1

Realitas, Representasi, dan Ideologi

PERTAMA REALITAS

Dalam bahasa tulis seperti dokumen, wawancara, transkrip,

dan sebagainya. Sedangkan dalam televisi seperti pakaian,

makeup, prilaki, gerak-gerik, ucapan, ekspresi, suara.

KEDUA REPRESENTASI

Elemen-elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa

tulis seperti kata, proposisi, kalimay, foto, caption, grafik dan

sebagainya. Sedangkan dalam televisi seperti kamera, tata

cahaya, edisiting, musik, dan sebagainya.

Elemen-elemen tersebut ditransmisikan ke dalam kode

representasional yang memasukan di antaranya bagaimana

objek digambarkan: karakter, narasi, setting, dialog, dan

sebagainya.

KETIGA IDEOLOGI

Semua elemen diorganisasikan dalam koherensi dan kode-

kode ideologi, seperti individualisme, liberalisme, sosialisme,

patriakial, ras, kelas, materialisme, kapitalisme, dan

sebagainya.12

12

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (YogyakartaL: LkiS, 2012), h.114-

116

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

15

3. Sampul pada Majalah

Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampulnya atau

halaman 1. Berbeda dengan koran siswa, yang biasanya menampilkan tiga atau

lebih berita di halaman 1, majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu

fokus utama. Ukuran publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11

inci, menyebabkan fokus harus seperti itu, sebab jika dimuati tiga atau empat

berita, maka halaman itu akan tampak penuh dan padat. Sampulnya mungkin

berupa foto atau gambar lainnya. Sampul juga sering dilengkapi dengan teaser

headline tentang berita lain yang ada di dalam publikasi. Sering kali berita sampul

(cover story) diletakkan di halaman tengah atau dalam beberapa halaman liputan

khusus yang tidak berada di halaman awal. Pengenalan dan pengembangan berita

sampul dan fokus berita sebagai feature berita adalah dua ciri terpenting yang

membedakan majalah berita dengan media berita lainnya.

Informasi berita yang dipajang d sampul harus menarik bagi banyak

pembaca. Fokus berita ini harus dilaporkan dan disajikan dengan amat cermat dan

ditulis serta disunting dengan baik. Ia harus memuat narasumber orisinal yang

layak berita. Sampul majalah Krikwood Call menginformasikan berita 23 halaman

tentang desegregasi, tindakan afirmatif, rasisme, dan minoritas yang sukses. Tidak

semua berita sampul harus serius dan mendalam. Akan tetapi, berita utama

sebaiknya memberikan berita akademis yang signifikan, seperti dampak anggaran

sekolah atau perubahan dalam jadwal, atau topik tentang sekolah yang menarik

bagi siswa, seperti fitnes atau diet. Berita aktivitas sekolah tradisional, seperti

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

16

acara penyambutan siswa baru atau drama sekolah, dapat ditampilkan disampul,

tetapi berita semacam ini harus disajikan dengan sudut pandang yang segar.

Dengan hanya judul majalah dan headline teaser disampulnya, desainer

bisa menata banyak ruang kosong di sampul itu secara lebih kreatif. Desainer bisa

menggunakan foto atau karya seni dengan satu headline, atau kombinasi

lainnya.pastikan smua unsur yang ada di sampul adalah bagus dan menarik.

Bagaimanapun, sampul memberi kesan pertama bagi pembaca.

Foto atau gambar lainnya harus sangat menarik bagi siswa. Gambar harus

disunting untuk menghasilkan dampak maksimal bagi pembaca dan tidak

mengandung kelemahan dalam hal ketajaman dan kontrasnya. Jika menggunakan

karya seni, ia harus direproduksi dengan kualitas yang tinggi. Entah menggunakan

foto atau karya seni, perlunya headline teaser dan teller. Sebuah foto orang yang

beraksi juga membutuhkan caption, yang bisa dimuat di halaman 1 atau di dalam

halaman sampul. Berita berawal di sampul dapat diteruskan di tengah halaman

dalam atau bagian lain dari majalah itu.

Banyak majalah berita membagi ruang sampul menjadi ruang foto atau

headline teaser atau rujukan (yang menunjukan isi di dalam majalah). Headline

ringkas ini harus menarik dan mengesankan atau mengejutkan, sehingga memicu

pembaca untuk melongok ke isi beritanya. Karya seni, foto-foto kecil dan grafik

dapat dipakai bersama dengan headline untuk menambah daya tarik.

Nama majalah dan informasi penting lainnya nama sekolah, kota, tanggal

terbit, dan nomor edisi harus ditampilkan di sampul, biasanya di bagian atas

sampul. Jenis huruf dan desain huruf harus mudah dibaca, tampak profesional,

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

17

segar, dan sesuai dengan isi berita. Folio bagian dalam dan elemen desain lainnya

dapat didesain dengan gaya yang sama dan dengan tipe huruf yang sama, seperti

yang dipakai di nama majalah.13

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti sudah mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti

belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Ada

beberapa skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, namun berbeda dengan yang

peneliti teliti, di antaranya:

Perbandingan Makna Korupsi Pada Ilustrasi Sampul Antara Majalah

Gatra Dan Tempo Tahun 2013 karya Athifa Rahmah, Analisis Semiotika Foto

Berita Headline Koran Tempo karya Angga Rizal Nurhuda.

Dengan begitu, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa belum ada

mahasiswa/i yang meneliti tentang Representasi Calon Gubernur DKI Jakarta

Pada Ilustrasi Sampul Majalah Tempo Tahun 2016-2017 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13

Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic

Journalism) (Jakarta: Kencana, 2008), h. 301-302

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

18

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma penelitian

konstruktivis yang bersifat subjectivist. Data yang didapat adalah sesuatu yang

menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya dengan

penafsiran atau konstruksi makna.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan lebih mendalam

melalui pengumpulan data. Penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif

memiliki relasi dengan analisis data visual dan data verbal yang merefleksikan

pengalaman sehari-hari.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

semiotika yang bersifat kualitatif deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi

secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau objek tertentu.14

Analisis semiotika memberi penekanan pada pencarian

makna melalui relasi-relasi tanda yang ada dalam teks itu sendiri (bukan relasi

teks dengan pengarangnya, pembacanya atau konteksnya).15

Pendekatan teori

semiotika yang peneliti lakukan memakai pendekatan teori semiotik Charles

Sanders Peirce.

14

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana 2006) Cet-2, h. 69. 15

M, Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 63.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

19

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Majalah Tempo. Sedangkan objek pada

penelitian ini adalah ilustrasi dari sampul Majalah Tempo tahun 2016-2017 yang

bertema Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan pengamatan peneliti, berikut adalah

judul pada ilustrasi sampul Majalah Tempo yang akan diteliti:

a. LAWAN BANG! (Edisi 19-25 September 2016)

b. MULAI! (Edisi 26 September-2 Oktober 2016)

c. KUDA-KUDA MENJELANG LAGA (Edisi 17-23 Oktober 2016)

d. PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA (28 November-4 Desember 2016)

e. SIASAT DI BALIK DEBAT (Edisi 16-22 Januari 2017)

f. MANUVER TERAKHIR (Edisi 13-19 Februari 2017)

g. AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG (Edisi 23-26 Februari 2017)

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan

metode mengamati tujuh edisi majalah dan membandingkan secara menyeluruh

dari tujuh sampul Majalah Tempo.

a. Observasi

Observasi adalah metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini,

dengan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena

yang diselidiki. Observasi pada penelitian ini diartikan sebagai mengamati subjek

(Majalah Tempo) dan objek (ilustrasi sampul Majalah Tempo tahun 2016-2017

yang menyajikan ilustrasi calon Gubernur DKI Jakarta) secara langsung. Pada

penelitian ini, peneliti hanya menggunakan analisis dokumen sebagai instrumen

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

20

observasi. Analisis dokumen hanya mengamati dokumen sebagai sumber

informasi dan menginterpretasikannya ke dalam hasil penelitian. Dokumen yang

digunakan adalah Majalah Tempo tahun 2016-2017 yang menyajikan sosok ketiga

calon gubernur DKI Jakarta.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca, dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) yang

terdapat di perpustakaan, internet, atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis

dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data menggunakan semiotika model Charles Sanders

Pierce yang membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).

Ikon adalah tanda yng hubungan antara penanda dan petandanya bersifat

bersmaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara

tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang

menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang mengacu pada kenyataan.

Sedangkan simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya.16

16

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 4, h. 41-42.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

21

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen

utama tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle

meaning.17

G. Sistematika Penulisan

BAB I:PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, Pembatasan dan Rumusan masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II:TINJAUAN TEORITIS

Peran Sampul pada Majalah, Ideologi Media, dan Semiotika Charles

Sanders Pierce.

BAB III:REALITAS OBJEKTIF DAN PROFIL MAJALAH TEMPO

Gambaran umum dan Sejarah Singkat Majalah Tempo, Perkembangan

Sirkulasi/Distribusi, Perkembangan Perusahaan Tempo, Visi dan Misi

Majalah Tempo, Realitas Objektif Representasi Calon Gubernur DKI

Jakarta pada Sampul Majalah Tempo.

BAB IV:TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Objek Semiotik dalam Sampul Majalah Tempo, Hasil Temuan dalam

Sampul Majalah Tempo, dan Interpretasi dalam Sampul Majalah Tempo

Edisi 19-25 September 2016, 26 September-2 Oktober 2016, 17-23

Oktober 2016, 28 November-4 Desember 2016, 16-22 Januari 2017, 13-19

Februari 2017, dan 23-26 Februari 2017.

BAB V:PENUTUP

Kesimpulan dan Saran.

17

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), cet. 2, h.263.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

22

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah

1. Majalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) majalah adalah terbitan

berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik

aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan

atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya, dan menurut

penyusunan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra,

ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Majalah yaitu media komunikasi yang menyajikan informasi (fakta dan

peristiwa) secara lebih medalam dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama.

Majalah dapat diterbitkan secara mingguan dwi mingguan, bulanan, bahkan

dwi/triwulanan. Majalah terdiri atas: majalah umum (untuk semua golongan

masyarakat) dan majalah khusus (untuk bidang profesi/golongan/kalangan tertentu).

Majalah dapat menjalani fungsi memberi informasi, menghibur, atau mendidik.

Halaman muka (cover) dan foto dalam majalah diupayakan sebagai daya tarik.1

Sedangkan menurut Marcel Danesi dalam Pengantar memahami semiotika

media, sebuah majalah adalah sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan secara

berkala. Di dalam sebagian besar majalah terdapat ilustrasi. Mereka menampilkan

1 Syafrudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.29-30.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

23

berbagai informasi, opini, dan hiburan konsumsi massa. Sebagai contoh, majalah

akan meliput pelbagai peristiwa dan mode mutakhir, membahas masalah luar negeri,

atau membahas cara memperbaiki alat-alat rumah tangga atau menyiapkan makanan.

Beberapa majalah hanya bertujuan untuk menghibur para pembacanya dengan kisah

fiksi, puisi, fotografi, kartun, atau artikel tentang siaran televisi atau bintang-bintang

film; yang lain memberikan informasi dan panduan „profesional‟ kepada orang-orang

yang bekerja di bidang-bidang tertentu (dari mekanik mobil sampai praktik

kedokteran).2

Menurut ensiklopedia pers Indonesia majalah adalah penerbitan berkala yang

menggunakan kertas bersampul, memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi

ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua jenis yakni majalah umum,

yaitu majalah yang memuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-

karangan yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film, seni, dll. Majalah khusus,

yaitu majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang

khusus, seperti majalah wanita, majalah keluarga, majalah humor, majalah

kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen, dll.3

Majalah adalah media yang paling sederhana organisasinya, relatif lebih

mudah mengelolanya, dan tidak membutuhkan modal yang banyak. Ini karena

majalah terbit secara berkala dibandingkan dengan surat kabar yang harus terbit

2 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.89-90.

3 Kurniawan Effendi, Ensiklopedia Pers Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h.154-155.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

24

setiap harinya. Sehingga, dari segi jumlah, orang yang terlihat dalam dalam penyajian

informasi di surat kabar jauh lebih banyak dibandingkan dengan majalah.

Bila dilihat dari segi kategorisasinya, majalah terbagi menjadi majalah umum

(untuk semua golongan masyarakat) dan majalah khusus (untuk bidang

profesi/golongan/kalangan tertentu). Sebenarnya, tipe majalah ditentukan oleh

sasaran khalayak yang hendak dituju, artinya redaksi sudah menentukan sebelumnya

siapa yang akan menjadi sasaran pembacanya, seperti majalah untuk anak, majalah

untuk remaja pria, majalah untuk gadis, majalah untuk wanita pekerja, majalah untuk

ibu dan anak, majalah untuk pria dewasa, majalah untuk fashion, majalah untuk

masak, dan masih banyak lagi.

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan

dengan surat kabar, karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu4:

1. Penyajian lebih dalam.

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan selebihnya

dwi mingguan, bahkan bulanan (satu kali sebulan). Majalah berita biasanya

terbit mingguan, sehingga para reporternya mempunyai waktu cukup lama

untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai

waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut,

sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih

mendalam.

2. Nilai aktualitas lebih lama.

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka

nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan

4 Ardianto, Elvinaro, & Lukiati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 113-114.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

25

menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca

saat ini. Akan tetapi kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit

dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana kita alami bersama, bahwa dalam

membaca majalah kita tidak pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama kita

hanya membaca topik yang kita senangi atau relevan dengan profesi kita, hari

esok dan seterusnya kita membaca topik lain sebagai referensi. Dengan

demikian, majalah mingguan baru tuntas kita baca dalam tempo tiga atau

empat hari.

3. Gambar atau foto lebih banyak.

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian

beritanya yang mendalam majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto

yang lengkap dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta

kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan

majalah memiliki daya tarik tersendiri apabila foto tersebut sifatnya eksklusif.

4. Di samping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik

tersendiri.

Sampul majalah adalah ibarat pakaian dan aksesori pada manusia.

Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar

dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya sampul majalah sangat

bergantung pada tipe majalahnya serta konsistensi keajengan majalah

tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.

2. Sampul Majalah

Cover atau halaman muka majalah adalah daya tarik utama sebuah majalah.

Cover adalah lembaran bagian depan belakang atau sering disebut kulit buku pada

media cetak. Biasanya lebih tebal daripada kertas isi, dibuat berwarna-warni, dan

dirancang sedemikian rupa dengan maksud untuk menarik perhatian pembaca.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

26

Karena orang tidak membaca seluruh isinya pada saat membeli, maka peranan cover

sering dianggap menampilkan citra dan karakter perusahaan bersangkutan.5

Sampul majalah adalah sampul halaman depan yang membuat identitas

perusahaan dan menghinpun isi pemberitaan verbal dan visual yang berkaitan dengan

materi pemberitaan agar menarik pembaca. Unsur- unsur yang harus ada pada sebuah

sampul majalah adalah ukuran dasar dari majalah tersebut (ukuran saku atau ukuran

tabloid), logo, fotografi, warna dasar, keterangan mengenai jadwal penerbitan,

pencamtuman harga, headline (judul artikel dan sub judul artikel). Unsur-unsur ini

memiliki fungsi praktis dan fungsi komunikasi yang mewakili konsep yang diberikan

perusahaan majalah untuk selanjutnya diterbitkan.

Pengertian sampul menurut Dja‟far H.Assegaf sebagai sampul “lembaran

kertas paling luar depan belakang pada buku yang lebih tebal dari kertas isinya”.6

Sedangkan sampul sebagai kulit dijelaskan Assegaf sebagai “Lapisan depan atau

belakang dari suatu majalah yang lazimnya memuat judul majalah dan berisikan

gambar yang menarik”.7

5 Yohanna Amanda, Citra Perempuan dalam Sampul Majalah Popular Pada No.310

Edisi November 2013, Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNRI, Vol 2-

No.1 Februari 2015, h.3-4. 6 Dja‟far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 127

7 Dja‟far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 125.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

27

Kemudian Onong Uchjana mendefinisikan sampul sebagai “lembaran bagian

luar dari majalah atau buku dimana tertera nama atau judul dan media yang yang

bersangkutan”.8

Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen dalam hal pemahaman pesan

yang ingin disampaikan oleh seorang penulis tentang apa yang ada didalamnya.

Melalui gambar ilustrasi pada sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan

kreatifitasnya sebagai salah satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu

ada misi tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada khalayak umum.

Gambar secara visual pada sampul mampu mengomunikasikan pesan dengan cepat

dan berkesan, sebuah gambar ilustrasi yang tepat pemilihanya maka bisa memiliki

nilai yang sama dengan ribuan kata. Visualisasi adalah cara atau sarana yang tepat

untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas, penampilan secara visual

selalu mampu menarik emosi pembacanya.

Menurut Ellen McCracken dalam buku Turning It On, A Reader in Women

and media. Ia menyebutkan bahwa kebanyakan sampul mencoba untuk membentuk

representasi pembaca yang ideal, yang ingin disasar oleh pemasang iklan. Selain itu

yang sering juga dilakukan adalah sebuah ikon yang berfungsi sebagai penanda,

ataupun konotasi lain pada sebuah kasus tertentu. Tanpa terkecuali, teks verbal pada

sampul yang terdiri dari nama majalah dalam huruf yang besar dan rangkaian topik

8 Onong Uchjana Efendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju komunikasi, 1999), h. 79.

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

28

utama didesain untuk menarik pembaca dengan tulisan tertentu yang ada di dalam

majalah.9

McCracken juga menjelaskan tentang fungsi dari sampul majalah yaitu

membaca apa yang dibangun majalah tersebut dengan meletakkan definisi awal

melalui judul majalah, berita utama, dan foto atau ilustrasi. Kalimat, penekan, warna,

gambar visual, gambaran tersembunyi dari karya yang dinikmati sampai pada posisi

pada isi sebuah majalah. Pembaca tidak hanya melihat sebuah isi majalah dari

sampulnya, tapi model interpretasi yang diberikan adalah bagian dari simbol yang ada

pada sampul yang mempunyai pengaruh yang kuat. Sampul adalah hal yang paling

penting dalam beriklan di dunia majalah, dan lalu melalui perannya sebagai identitas

gaya, sistem semiotik, dan kerangka. Hubungan saling mempengaruhi dari fotografi,

kata verbal, dan teks yang berwarna dalam tiap sampul majalah menciptakan nilai

yang dimuat dalam pengertian kebudayaan tetapi bermaksud untuk menarik

pengiklan dan meningkatkan penjualan. Sampul majalah menjalankan peran sebagai

pengenal aliran, sistem tanda, dan kerangka untuk meraih hasil. Setiap peran yang

dimainkan sangat dekat hubungannya dengan struktur komersial dari industri majalah

dan akan menjadi berbeda dengan tujuan majalah lain yaitu melakukan perubahan.10

9 Helen Baehr & Ann Gray, Turning It On A Reader in Women & Media, (New York: St.

Martin Press Inc, 1996), h.98, dikutip dari Athifa Rahmah, Perbandingan Makna Korupsi pada

Ilustrasi Sampul Antara Majalah Gatra dan Tempo Tahun 2013, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, h.13, Oktober 2013. 10

Helen Baehr & Ann Gray, Turning It On A Reader in Women & Media, (New York: St.

Martin Press Inc, 1996), h.98, dikutip dari Athifa Rahmah, Perbandingan Makna Korupsi pada

Ilustrasi Sampul Antara Majalah Gatra dan Tempo Tahun 2013, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, h.14, Oktober 2013.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

29

Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampulnya atau halaman

1. Berbeda dengan koran siswa, yang biasanya menampilkan tiga atau lebih berita di

halaman 1, majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu fokus utama.

Ukuran publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11 inci, menyebabkan

fokus harus seperti itu, sebab jika dimuati tiga atau empat berita, maka halaman itu

akan tampak penuh dan padat. Sampulnya mungkin berupa foto atau gambar lainnya.

Sampul juga sering dilengkapi dengan teaser headline tentang berita lain yang ada di

dalam publikasi. Sering kali berita sampul (cover story) diletakkan di halaman tengah

atau dalam beberapa halaman liputan khusus yang tidak berada di halaman awal.

Pengenalan dan pengembangan berita sampul dan fokus berita sebagai feature berita

adalah dua ciri terpenting yang membedakan majalah berita dengan media berita

lainnya.

Dengan hanya judul majalah dan headline teaser disampulnya, desainer bisa

menata banyak ruang kosong di sampul itu secara lebih kreatif. Desainer bisa

menggunakan foto atau karya seni dengan satu headline, atau kombinasi lainnya.

Pastikan semua unsur yang ada di sampul adalah bagus dan menarik. Bagaimanapun,

sampul memberi kesan pertama bagi pembaca.

Foto atau gambar lainnya harus sangat menarik. Gambar harus disunting

untuk menghasilkan dampak maksimal bagi pembaca dan tidak mengandung

kelemahan dalam hal ketajaman dan kontrasnya. Jika menggunakan karya seni, ia

harus direproduksi dengan kualitas yang tinggi. Entah menggunakan foto atau karya

seni, perlunya headline teaser dan teller. Sebuah foto orang yang beraksi juga

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

30

membutuhkan caption, yang bisa dimuat di halaman 1 atau di dalam halaman sampul.

Berita berawal di sampul dapat diteruskan di tengah halaman dalam atau bagian lain

dari majalah itu. Banyak majalah berita membagi ruang sampul menjadi ruang foto

atau headline teaser atau rujukan (yang menunjukan isi di dalam majalah).

Headline ringkas ini harus menarik dan mengesankan atau mengejutkan,

sehingga memicu pembaca untuk melongok ke isi beritanya. Karya seni, foto kecil

dan grafik dapat dipakai bersama dengan headline untuk menambah daya tarik.11

Sebagai sarana komunikasi, ilustrasi gambar baik itu karikatur maupun

fotografi menyimpan makna yang lebih mendalam dibandingkan tulisan. Ilustrasi

merupakan pesan non-verbal yang mampu menjelaskan dan memberikan penekanan

tertentu pada isi pesan. Ilustrasi gambar lebih mudah diingat daripada kata-kata

sehingga cepat diterima khalayak. Media gambar atau visual mampu

mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan. Sebuah gambar mampu

menjelaskan ribuan kata.12

B. Sampul Sebagai Representasi Isu

Representasi merupakan bentuk dari bagaimana pencitraan diri, kelompok,

organisasi dan lembaga. Representasi sebuah tanda untuk sesuatu atau seseorang,

11

Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic

Journalism) (Jakarta: Kencana, 2008), h. 301-302. 12

Syarifa Larasati, Sosok Perempuan Pelaku Kejahatan Pada Sampul Majalah Detik

(Analisis Semiotika), Jurnal UNDIP, Oktober 2015.

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

31

sebuah tanda yang tidak sama dengan realitas yang dipresentasikan tapi dihubungkan

dengan, dan mendasarkan diri pada realitas yang mejadi referensinya.13

Representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok

menggambarkan suatu tanda dan diartikan menurut pemahamannya. Setiap tanda

memiliki arti dan pemahaman yang berbeda karena setiap orang atau kelompok

memili sudut pandang pemahaman yang tidak sama.

Representasi merupakan cara media menampilkan seseorang, kelompok atau

gagasan atau pendapat tertentu. Menurut Eriyanto Ada dua hal yang berkaitan dengan

representasi, yaitu apakah seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut

ditampilkan sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran

yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung

memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Hanya citra buruk saja yang

ditampilkan sementara citra atau sisi yang baik luput dari penampilan.14

Bagaimana representasi tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat, eksentuasi

dan bantuan foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut

ditampilkan dalam program. Eriyanto lebih lanjut menambahkan bahwa persoalan

utama dalam representasi adalah bagaimana realitas atau obyek ditampilkan.15

13

Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan (Antara Realitas, Representasi, dan

Simulasi). (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), h, 23. 14

Asmara Yudha Wijayadi, Representasi Maskulinitas Pada Iklan Rokok Dalam Media

Cetak, Journal UNAIR, Vol. 1 - No. 2, Februari 2012, h.5. 15

Asmara Yudha Wijayadi, Representasi Maskulinitas Pada Iklan Rokok Dalam Media

Cetak, Journal UNAIR, Vol. 1 - No. 2, Februari 2012, h.5.

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

32

Representasi dikatakan sebagai konsep pemaknaan yang digunakan dalam

proses sosial melalui beberapa tanda yang digunakan seperti dialog, tulisan, karikatur,

gambar, foto, atau video.

Menurut Chris Barker, representasi adalah tentang bagaimana dunia

dikonstruksi dan disajikan secara sosial kepada dan oleh diri kita. Sedangkan

representasi cultural adalah makna yang memiliki sifat material, mereka tetanam

dalam bunyi-bunyi, tulisan-tulisan, benda-benda, gambaran-gambaran, buku- buku,

majalah-majalah dan program televisi.16

Dalam representasi akan selalu ada pemaknaan dan pandangan baru dari

konsep representasi yang telah ada karena makna sendiri tidak pernah tetap, selalu

ada dalam proses negosisasi dan disesuaikan dengan situasi yang baru.

Dari defini tersebut dapat disimpulkan bahwa representasi merupakan cara

kita mengeksplorasi makna dibalik tanda. Tanda yang ada didalamnya sangat

mungkin mengandung sejumlah perbedaan makna, tergantung khalayak yang

menginterpretasikannya.

Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama, representasi

mental, yaitu konsep tentang „sesuatu „ yang ada di kepala kita masing-masing (peta

konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua,

„bahasa‟ yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak

yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya

kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda

16

Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), h.9.

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

33

dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-

bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk Pada

bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu

ditampilkan dalam pemberitaan.

John Fiske Merumuskan tiga proses yang terjadi dalam representasi melalui

tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Tiga Proses Dalam Representasi17

PERTAMA REALITAS

Dalam bahasa tulis, seperti dokumen wawancara transkrip dan sebagainya. Dalam televisi seperti perilaku, make up,

pakaian, ucapan, gerak-gerik dan sebagainya.

KEDUA REPRESENTASI

Elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa tulis seperti kata, proposisi, kalimat, foto, caption, grafik, dan

sebagainya. Dalam TV seperti kamera, musik, tata cahaya, dan lain-lain.

Elemen-elemen tersebut di transmisikan ke dalam kode representasional yang memasukkan diantaranya bagaimana

objek digambarkan (karakter, narasi setting, dialog, dan lain

lain)

KETIGA IDEOLOGI

Semua elemen diorganisasikan dalam koheransi dan kode ideologi, seperti individualisme, liberalisme, sosialisme,

patriarki, ras, kelas, materialisme, dan sebagainya.

Pertama, realitas, dalam proses ini peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai

realitas oleh media dalam bentuk bahasa gambar ini umumnya berhubungan dengan

17

Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi

(Jakarta: Mitra Wacana Media,2011), hal.123.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

34

aspek seperti pakaian, lingkungan, ucapan, ekspresi dan lain-lain. Di sini realitas

selalu siap ditandakan

Kedua, representasi, dalam proses ini realitas digambarkan dalam perangkat-

perangkat teknis seperti bahasa tulis, gambar, grafik, animasi, dan lainlain. Ketiga,

tahap ideologis, dalam proses ini peristiwa-peristiwa dihubungkan dan

diorganisasikan ke dalam konvensi yang diterima secara ideologis. Bagaimana kode-

kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam koherensi sosial atau

kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat.

Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi

sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah

akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam

pemaknaan.

Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis, tapi merupakan

proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan

kebutuhan para pengguna tanda, yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan

berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha konstruksi. Karena pandangan-

pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil

pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia yang melalui representasi makna

diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan, praktik yang membuat

suatu hal bermakna sesuatu.

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

35

Representasi merupakan proses sosial tentang keterwakilan, produk proses

sosial kehidupan yang berhubungan dengan perwujudan. Sebagai fokus kajian,

representasi adalah uraian tentang bagaimana keterwakilan suatu budaya masyarakat

lewat simbol-simbol yang diproduksi dalam proses komunikasi dan makna-makna

dibangun lewat proses tersebut.

Dari beberapa definisi representasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

representasi merupakan bentuk dari pencitraan diri, kelompok, organisasi dan

lembaga. Bagaimana penggambaran diri, kelompok, organisasi dan lembaga kepada

masyarakat umum, baik itu penggambaran diri dari sisi baik maupun dari sisi yang

buruk. Sehingga menjadi kajian yang mendalam ketika membahas representasi dalam

penyampaian makna di balik simbol.

C. Teori Semiotika

1. Semiotika

Secara etimologis semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

penafsir tanda atau tanda di mana sesuatu dikenal. Semiotika ialah ilmu tentang tanda

atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Semiotika ialah cabang

ilmu dari filsafat yang mempelajari “tanda” dan biasa disebut filsafat penanda.

Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan. Menurut Umberto

Eco, tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial

yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.18

18

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 95.

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

36

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Charles Sanders Peirce

(1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913).19

Menurut Charles Sanders

Peirce semiotika adalah tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni

“doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi Peirce semiotika adalah suatu cabang dari

ilmu filsafat. Sedangkan menurut Ferdinand de Saussure semiologi adalah sebuah

ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat, menurutnya

semiologi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi sosial. Baik istilah semiotika

maupun semiologi dapat digunakan untuk merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda

tanpa adanya perbedaan pengertian yang terlalu tajam.20

Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang

tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya

amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut. Pemikiran pengguna

tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana pengguna

tanda tersebut berada.21

Menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat

dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda, di sana ada sistem.

Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek yang

ditangkap oleh indra manusia yang disebut signifier, bidang penanda atau bentuk.

Aspek lainnya disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna.22

Penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan

mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar,

warna, objek, dan sebagainya. Sedangkan petanda terletak pada level of content 19

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11.

20

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitias (Yogyakarya: Jalasutra, 2011), h. 3.

21 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h.262.

22 Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 12-13

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

37

(tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan.

Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada

(mewakili) sesuatu hal (benda) yang lain. Ini disebut referent.23

Alex Sobur, Msi dalam bukunya “Analisis Isi Teks Media” menjelaskan

bahwa Semiotika sebagai suatu kajian yang menitikberatkan objek penelitiannya pada

tanda yang pada awalnya dimaknai dengan suatu hal yang menunduk atau merujuk

pada benda lain. Sebagaimana juga bila kita melihat rambu lalu lintas berupa lampu

merah yang diartikan sebagai tanda bahwa kendaraan harus berhenti, sedangkan bila

lampu berwarna hijau berarti kendaraan diperbolehkan berjalan.24

2. Semiotika Visual

Dilihat dari sudut pandang semiotik, desain komunikasi visual adalah sebuah

sistem semiotik khusus, dengan perbendaharaan tanda (vocabulary) dan sintaks

(syntag) yang khas, yang berbeda dengan sistem semiotika seni. Di dalam sistem,

semiotika komunikasi visual melekat fungsi komunikasi, yaitu fungsi tanda dalam

menyampaikan pesan dari sebuah pengirim pesan kepada para penerima tanda

berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu.

Semiotika visual pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi

semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis

makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses)25

23

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 12-13. 24

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 70. 25

Kris Budiman, Semiotika Visual, h. 9

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

38

Sementara itu, pesan yang diungkapkan dalam karya desain komunikasi visual

disosialisasikan kepada khalayak melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan visual. Tanda verbal adalah aspek

bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat

dari cara menggambarkannya, apakah secara ikonis, indeksial, atau simbolis, dan

bagaimana cara mengungkapkan idiom estektiknya. Tanda-tanda yang telah dilihat

dan dibaca dari dua aspek secara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari

hubungan antara satu dengan yang lain.26

Semiotika komunikasi visual diperlukan untuk mengkaji tanda verbal (judul,

subjudul, teks) dan tanda visual ilustrasi, logo, typografi, dan tata visual. Dengan

komunikasi visual dengan pendekatan teori semiotika. Diharapkan analisis semiotika

visual mampu menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang

terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual karya desai komunikasi visual

termasuk dalam sampul.27

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi

dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media komunikasi

visual dengan mengelola elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi),

huruf, dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan guna

menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada target

sasaran yang dituju.

26

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 9

27 Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, h. 9

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

39

1. Tipografi

Tipografi dalam konteks komunikasi visual, mencangkup pemilihan

bentuk huruf, besar huruf, cara, dan teknik penyusunan huruf menjadi kata

atau kalimat yang sesuai dengan karakter pesan (sosial atau komersial) yang

ingin disampaikan.28

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujungtombak

guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang,

sekumpulan orang bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran.

Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf untuk

pelbagai kepentingan menyampaikan informasi berbentuk sosial ataupun

komersial. Dewasa ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh

kemajuan teknologi digital. Huruf yang telah disusun secara tipografis

merupakan elemen dasar dalam bentuk sebuah tampilan desain komunikasi

visual. Hal ini diyakini dapat memberikan inspirasi untuk membuat suatu

komposisi yang menarik. Sedangkan bentuk-bentuk tipografi itu sendiri dapat

dipergunakan secara terpisah atau dapat pula dikomposisikan dengan materi

lain seperti ilustrasi han drawing ataupun image.

Danton Sihombing mengelompokan keluarga huruf berdasarkan latar

belakang sejarahnya:

28

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 25

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

40

1. Old style, jenis huruf ini meliputi: Bembo, Caslon, Galliard, Garamand.

2. Transitional, jenis huruf meliputi: Barkerville, Perpetua, Time News,

Roman

3. Modern, jenis huruf ini meliputi: Bodoni

4. Egyptian, atau Slab Serif, jenis huruf ini meliputi: Bookman, Serifa

5. Sans Serif, jenis huruf ini meliputi: Franklin Ghotic, Futura, Gill Sans,

Optima.29

Sejatinya masing-masing huruf harus menjadikan rangkaian huruf (kata atau

kalimat) tidak sekedar dibaca atau dimengerti maknanya.tetapi lebih dari itu, seorang

desainer komunikasi visual harus piawai menampilkan tipografi yang enak dipandang

mata dan lebih melancarkan pembaca dalam memahami media komunikasi visual.

Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain

komunikasi visual sangat penting, sebab perencanaan dan pemilihan tipografi yang

tepat baik ukuran, warna, maupun bentuk diyakini mampu menguatkan isi pesan

verbal desain komunikasi visual tersebut.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi mudah atau tidaknya ketersampaian

sebuah pesan verbal yang terkandung dalam karya desain komunikasi visual,

diantaranya: pertama, latar belakang yakni warna dasar dan tekstur yang digunakan.

Teks menjadi unsur pertama dari sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala

perbedaan warna huruf dan latarnya cukup kontras.

Kedua, besar huruf yang dugunakan. Ukuran ukuran standart teksk adalah

antara 6 sampai 10 poin. Tergantuk luas ruangan yang tersedia dan banyak sedikitnya

29

Danton Sihombing, Tipograf Dalam Desain Grafis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 96

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

41

teks yang akan ditampilkan, juga menyesuaikan keluarga huruf yang akan

ditampilkan.

Selain itu, keluarga huruf terdiri dari kembangan yang berakar dari struktur

bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan huruf masi memiliki

kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi

menjadi tiga bentuk pengembangan: (1) kelompok berat terdiri atas ligt, reguler, dan

bold. (2) kelompok proporsi condesed, reguler, extended. (3) kelompok kemiringan

yaitu italic. Ketiga, spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antar baris kalimat.

Keempat, faktor-faktor sibjektif seperti jarak baca maupun kualitas penerangan ketika

membaca.30

2. Komposisi Warna

Kerja dari desainer sebuah gambar visual tidak terlepas dari artistik, desain,

warna, serta tema dari gambar yang ingin dibuat. Berikut pemaknaan yang akan

dideskripsikan:

1. Merah

Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian simbol

dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan,

perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat

menyampaikan kecendrungan untuk menampilkan gambar dan teks secara

lebih besar dan dekat. Warna merah dapat mengganggu apabila digunakan

pada ukuran besar. Merah cocok untuk tema yang menunjukan keberanian

seseorang. Energi misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga, dan permainan.

30

Danton Sihombing, Tipograf Dalam Desain Grafis, h. 28

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

42

2. Putih

Menunjukan kedamaian, permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas,

kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan,

kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat

bagus untuk menampilkan atau menekankan arna lain serta memberi kesan

kesederhanaan atau kebersihan.

3. Hitam

Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat,

kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak

bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang

melanggar, harga dirin anti kemapanan. Sangat tepat untuk menambahkan

kesan misteri. Latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan

kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan karya seni atau fotografi karna

membantu penekanan pada warna lain.

4. Biru

Memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan,

perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut,

kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, kepandaian, kepatuhan, panutan,

kekuatan dari alam, kesedihan, kesadaran, pesan, ide, idealisme, persahabatan

dan harmoni, kasih sayang, warna ini memberi kesan tenang dan menekankan

keinginan. Biru tidak meminta mata untuk memperhatikan. Objek dan gambar

biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang.warna

biru juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara air dan

kedalaman laut.

5. Hijau

Menunjukan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban,

tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi,

pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan, dan memenangkan

pemikiran dan merangsang kreatifitas.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

43

6. Kuning

Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama,

kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, tekanan mental, pemahaman,

kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut,

aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi,

ketidakpastian, resah, dan curiga. Warna kuning merangsang aktifitas mental

dan menarik perhatian, sangat efektif digunakan pada blogsite yang

menekankan pada perasaan bahagia dan kekanakan.

7. Merah Muda

Warna merah muda menunjukan simbol kasih sayang dan cinta persahabatan,

feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang

halus, perasaan yang manis dan indah

8. Ungu

Menunjukan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan

yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri

pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan, yang dalam,

ambisi, megic, keajaiban, dan harga diri.

9. Orange

Menunjukan kehangatan, antusiame, persahabatan, pencapaian bisnis, karir,

kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak

cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, indenpendensi. Pada blog dapat

meningkatkan aktifitas mental, disamping itu, warna orange memberi kesan

yang kuat pada elemen yang dianggap penting.

10. Coklat

Menunjukan persahabatan, kejadian yang khusus, bumi pemikiran yang

materialis, rehabilitasi, kedamaian produktifitas, praktis, kerja keras. Warna

coklat sangat tidak menarik apabila tidak digunakan tambahan gambar dan

ornamen tertentu, coklat harus didukung ornamen lain agar menarik.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

44

11. Abu-abu

Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang, dan serius, kesederhanaan,

kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas,

diam, tenang.

12. Emas

Mencerminkan prestis (kedudukan) kesehatan, keamanan, kegembiraan,

kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu

pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.31

Agar pesan dapat menarik perhatian calon konsumen, maka karya desain

komunikasi visual harus menawarkan eksklusivisme, keistimewaan, dan kekhususan

yang kemudian dapat memberikan akibat ketertarikan berupa ketertarikan calon

konsumen untuk membeli. Contohnya adalah sampul majalah. Sampul majalah harus

dibuat semenarik mungkin agar calon pembaca tertarik untuk membeli majalah

tersebut, karena biasanya sebelum membeli biasalan calon pembaca melihat terlebih

dahulu sampulnya, apakah menarik atau tidak. Strategi ini dilakukan karena produk

desain komunikasi visual yang salah satunya sampul majalan hanya sebagai “alat

pembius” bagi produsen untuk menarik perhatian konsumen.32

3. Karikatur

Karikatur adalah bagian dari kartun opini, tetapi kemudian menjadi salah

kaprah. Karikatur yang sudah diberi beban pesan, kritik dan sebagainya berarti telah

menjadi kartun opini. Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik sosial,

31

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h.44

32

Sambo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 18

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

45

yang muncul disetiap penerbitan media massa political cartoon atau editorial

cartoon, yakni versi lain dari editorial atau tajuk rencana dalam versi gambar

humor.33

Menurut Sudarta, kartun adalah semua gambar humor, termaksud karikatur

itu sendiri sedangkan karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah seseorang,

biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya dengan penggambaran ciri khas

lahiriahnya untuk tujuan mengejek.34

Kartun Opini atau kartun editorial dalam media pers harus sejalan dengan

kebijakan media dan konteks di masyarakat. Redaksi menganggap penting kartun

opininya karena sebagai cermin kualitas media. Sudut pandang redaksi dan bagian

yang peka ada misi yang diemban, yaitu dalam jurnalistik, media, dan humor.

Alex sobur mengatakan bahwa sebagian kartun opini setidaknya adalah empat

hal teknis yang harus diingat. Pertama, harus informatif dan komunikatif; Kedua

harus situasional dengan pengungkapan yang hangat; Ketiga cukup memuat

kandungan humor; Keempat harus mempunyai gambar yang baik.35

Media memakai tanda-tanda visual berupa gambar yang dituangkan dalam

bentuk kartun. Sebuah gambar memiliki makna tertentu seperti halnya teks tulisan.

Terlebih gambar tersebut ditambah humor dengan bobot cerita yang menarik.

Jika dikaitkan dengan karikatur pada sampul Majalah Tempo dan Sindo dalam

penelitian ini. Maka yang dimaksud kartun disini adalah kartun opini atau kartun

33

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 138-139. 34

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003),,h. 138. 35

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 139.

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

46

editorial yang isi kartunnya biasanya mengangkat situasi politik, sosial, dan

sebagainya. Kartun dibuat dengan lelucon dan sarat dengan kritik tajam terhadap

prilaku serta kebijakan tokoh. Sifat kartun yang harus informatif, komunikatif,

situasional dengan mengungkapkan yang hangat, memuat humor dan memiliki

gambar yang baik, sehingga memberikan keuntungan dalam penyampaian kritik

dengan sasaran pembaca. Kartunis harus mampu menyampaikan pesan dengan sedikit

rangkaian kata kepada pembaca, agar kritik tersebut dapat dipahami pembaca dan

pesan dapat tersampaikan. Tugas kartunis adalah mengangkat masalah secara unik

agar pembaca dapat mengungkap sisi lain dalam memandang suatu masalah dengan

ciri khasnya tertentu. Namun, pembaca tentu dapat menafsirkan sendiri suatu masalah

yang diangkat dan tidak sesuai dengan pandangan kartunis.

3. Semiotika Charles Sanders Peirce

Menurut Charles Sanders Pierce semiotika adalah tidak lain daripada sebuah

nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”. Bagi Pierce

semiotika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat. Sedangkan menurut Ferdinand de

Saussure semiologi adalah sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di

dalam masyarakat, menurutnya semiologi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi

sosial. Baik istilah semiotika maupun semiologi dapat digunakan untuk merujuk kepada

ilmu tentang tanda-tanda tanpa adanya perbedaan pengertian yang terlalu tajam.12

Teori dari Pierce menjadi grand theory dalam semiotik, gagasannya bersifat

menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Peirce ingin

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

47

mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggambungkan kembali ke semua

komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ingin membongkar bahasa secara

keseluruhan seperti ahli fisika membongkar suatu zat dan kemudian menyediakan

model teoritis untuk menunjukan bagaimana semuanya bertemu di dalam sebuah

struktur.36

Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen utama

tersebut, yang disebut Pierce sebagai teori segitiga makna atau triangle meaning.

a. Tanda

Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat diungkap oleh panca

indera manusia dan merupakan sesuau yang merujuk (merepresentasikan)

hal lain di luar tanda itu sendiri.acuan tanda ini disebut objek.

b. Acuan Tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu

yang dirujuk tanda.

c. Pengguna Tanda (Interpretant)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan

menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam

benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Yang dikupas teori segitiga, maka adalah persoalan makna muncul dari

sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.

36

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.97.

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

48

Hubungan antara tanda, objek, dan interpretant digambarkan Peirce pada

gambar.37

Gambar 2.1

Hubungan tanda, objek, dan interpretan (Triangle of Meaning)38

Sign

Interpretant Object

Teori segitiga makna (triangle meaning) Pierce yang terdiri atas sign (tanda),

object (objek), dan interpretan (interpretant). Menurut Pierce, salahsatu bentuk tanda

adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara

interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk

sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang,

maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili tanda tersebut. Yang dikupas

teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.39

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in

some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh

Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu

37

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. 2, h.263. 38

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. 2, h.263. 39

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.114-115

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

49

terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretan. Atas dasar

hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan

ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas

yang ada pada tanda; misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign

adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata

kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan

bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign norma yang dikandung oleh tanda,

misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak

boleh dilakukan manusia.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks),

dan (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat

bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda

dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. Indeks adalah

tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang besifat

kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.

Contoh yang paling jelas adalah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu

ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang

disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara

penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena,

hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

50

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme,

dicent atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang

menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja

menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau

mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign

adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering tejadi

kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di

situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan

alasan tentang sesuatu.40

Peirce melihat subjek sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses

signifikasi. Meodel triadik Peirce (representamen + objek + interpretan = tanda)

memperlihatkan peran besar subjek dalam proses transformasi bahasa. Tanda dalam

pandangan Peirce selalu berada di dalam proses perubahan tanpa henti, yang disebut

proses semiosis tak terbatas (unlimited semiosis), yaitu proses penciptaan rangkaian

interpretan yang tanpa akhir.41

Pada tahap pertama, semiosis melibatkan hubungan antara tanda dengan

objek. Tahap ini untuk mengetahui bagaimana representasi sebuah objek melalui

tanda. Selanjutnya pada tahap kedua, terjadi hubungan antara tanda dengan

interpretan pada subjek. Representasi objek melalui tanda (dalam tahap satu)

kemudian menimbulkan pemaknaan atau pemahaman di benak subjek, sehingga

menimbulkan beberapa interpretasi. Dan terakhir, terjadi hubungan tanda dengan

40

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h.41-42. 41

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, (Jalasutra: Yogyakarta, 2003), h.266.

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

51

pemahaman. Pada tahap ini, beberapa interpretasi yang dilakukan oleh subjek

ditampilkan sesuai dengan konteks, sehingga sebuah interpretasi kemudian muncul

sesuai dengan situasi maupun keadaan di mana tanda tersebut berada.42

Model triadik Peirce ini memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda,

yaitu representamen (sesuatu yang merepresentaikan sesuatu yang lain), objek

(sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretan (interpretasi seseorang tentang

tanda). Model triadik ini diuraikan elemen-elemennya secara lebih detail sebagai

berikut.43

Tabel 2.2

Tiga Trikotomi Model Semiotik Peirce

Trikotomi Representamen Objek Interpretan

Kategori

Firstness Qualisign Ikon Rheme

Otonom atau berdiri - Proper sign - Kopi - Class name

Sendiri - Tanda - Tiruan - Proper

potensial - Keserupaan Name - Kepertamaan - Kesamaan - Masih

- Apa adanya Terisolasi - Kualitas Dari Konteks

Secondness Sinsign Indeks Dicent

Dihubungkan - Token - Penunjukan Tanda

dengan realitas - Pengalaman - Kausal eksistensi

- Prilaku aktual

- Perbandingan Thirdness Legisign Simbol Argument

Dihubungkan - Tipe - Konvensi Gabungan

dengan aturan, - Memori - Kesepakata dan dua

konvensi, ata kode - Sintesis N premis

- Mediasi

- Komunikasi

42 Indah Prastika, Analisis Semiotika Kritik Sosial Dalam Kartun Bung Sentil di Harian

Umum Media Indonesia Edisi “Disapu Banjir”, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta, 2013, h18. 43

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, h.267.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

52

Kategori-kategori dan pembedaan-pembedaan trikotomis yang dibuat oleh

Peirce mengenai tanda mau tidak mau merupakan pintu masuk yang terelakan bagi

hampir setiap teori tanda yang muncul lebih kemudian dan menjadi sumber bagi

salahsatu tradisi utama didalam semiotika. Peirce mengembangkan seluruh

klasifikasinya itu berdasarkan tiga kategori universal berikut:

a. Kepertamaan (firstness) adalah mode berada (mode of being) sebagaimana

adanya, positif, dan tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Ia adalah kategori

dari perasaan yang tak-terefleksikan (unreflected feeling), semata-mata

potensial, bebas, dan langsung; kualitas yang tak-terbedakan (undifferentiated

quality) dan tak-tergantung.44

Dilihat dari sudut pandang representamen, Peirce membedakan tanda-tanda

menjadi qualisign, sinsign dan legisign. Pembedaan ini berdasarkan hakikat tanda

itu sendiri, entah sebagai sekedar kualitas, sebagai suatu eksistensi aktual, atau

sebagai kaidah umum. Pertama, qualisign, tanda yang berkaitan dengan kualitas,

walaupun pada dasarnya tanda tersebut belum dapat menjadi tanda sebelum

memwujud (embodied). Tanda ini biasanya berdisi sendiri dalam artian belum

dikaitkan dengan tanda lainnya. Contohnya hawa panas yang kita rasakan saat

berada di dalam ruangan ketika siang hari bolong, merupakan qualisign sejauh ia

hanya “terasa”, tidak atau belum direpresentasikan dengan apa pun. Kedua,

sinsign, adalah suatu hal yang ada secara aktual yang berupa tanda tunggal. Ia

hanya dapat menjadi tanda melalui kualitas-kualitasnya sehingga melibatkan

sebuah atau beberapa qualisign. Sinsign pada umumnya merupakan perwujudan

44

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77.

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

53

dari qualisign. Hawa panas yang dirasakan tadi apabila dikatakan dengan kata

“panas”, maka kata tersebut adalah sinsign. Sambil mengucapkan kata “panas”,

secara spontan, tangan kita mungkin mengibaskan tangan untuk

merepresentaikan hawa panas yang kita rasakan. Maka gerakan tangan itulah

yang kemudian menjadi sinsign. Ketiga, legisign adalah suatu hukum atau kaidah

yang merupakan tanda. Setiap tanda konvensional kebahasaan adalah legisign.

Misalnya ungkapan „suatu hari yang cerah‟ adalah legisign karena hanya

dapat tersusun berkat adanya tatabahasa, khususnya kaidah stuktur frase, di

dalam bahasa Indonesia yang mengharuskan kata benda (nomina) diletakkan

mendahului kata sifat (adjekif) (N=Adj).45

b. Kekeduaan (secondness) mencakup relasi pertama dengan yang kedua. Ia

merupakan kategori perbandingan (comparison), faktisitas (facticity),

tindakan, realitas, dan pengalaman dalam ruang dan waktu.46

Dipandang dari

sisi hubungan representamen dengan objeknya, yakni hubungan

“menggantikan” atau the “standing for” relation, tanda-tanda diklasifikasikan

oleh Peirce menjadi ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Pertama

ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula

dikatakan, ikon adalah tanda yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa

yang dimaksudkan. Misalnya, foto Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah ikon Sultan. Peta

Yogyakarta adalah ikon dari wilayah Yogyakarta yang digambarkan dalam

45

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77-78. 46

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.77.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

54

peta tersebut. Cap jempol Sultan adalah ikon dari ibu jari Sultan. Kedua

indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa

yang diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya asap dan

api, asap menunjukan adanya api. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda

indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah

indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu. Ketiga,

simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian

yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah

mengerti apa yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila

bagi Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya makna.

Namun bagi orang yang memiliki latar budaya berbeda, seperti orang eskimo,

misalnya Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung biasa.47

c. Keketigaan (thirdness) menghantar yang kedua kedalam hubungannya dengan

yang ketiga. Ia adalah kategori mediasi, kebiasaan (habit), ingatan,

kontinuitas, sintesis, komunikasi (semiosis), representasi, dan tanda-tanda.48

Pembagian terakhir yakni menurut hakikat interpretannya, Pierce

membedakan tanda-tanda mejadi rema (rheme), tanda disen (dicent sign atau

dicisign), dan argumen (argument). Pertama, rema adalah suatu tanda

kemungkinan kualitatif, yakni tanda apa pun yang tidak betul dan tidak salah.

Sebuah huruf atau fonem yang berdiri sendiri adalah rema, bahkan nyaris

semua kata tunggal dari kelas kata apa pun, entah kata kerja, kata benda, kata

47

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h.16-17. 48

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.76-77.

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

55

sifat, dan lain sebagainya adalah rema pula, kecuali kata ya dan tidak atau

benar atau salah. Tanda berupa rema biasanya memunculkan beragam pilihan

makna, misalnya seseorang bermata merah bisa menandakan dia sakit mata,

baru bangun tidur, atau akibat menangis. Kedua, tanda disen atau dicisign

adalah tanda eksistensi aktual, suatu tanda faktual (a sign of fact), yang

biasanya berupa ungkapan yang dapat dipercaya, disangkal, atau dibuktikan

kebenarannya. Jadi tanda ini telah berupa pernyataan atau sesuatu sudah nyata

maknanya. Misalnya seperti pernyataan “Tom adalah seekor kucing”. Dari

pernyataan tersebut mungkin saja salah, namun juga bisa benar jika dikaitkan

dengan sebuah film kartun anak-anak. Ketiga, argumen adalah tanda hukum

atau kaidah yang didasari oleh prinsip yang mengarah kepada kesimpulan

tertentun yang cenderung benar. Apabila tanda disen cuma menegaskan

eksistensi sebuah objek, maka argumen mampu membuktikan kebenarannya.

Contoh yang paling jelas dari sebuah argumen bisa dibaca pada silogisme:

Semua kucing bermusuhan dengan tikus. Tom adalah seekor kucing.

Maka, Tom kucing bermusuhan dengan Jerry tikus.49

D. Ideologi Media

Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi memiliki dua pengertian yang

berbeda. Pengertian dalam tataran positif menyatakan bahwa ideologi dipersepsikan

sebagai realitas pandangan dunia (world view, welltanschaung) yang menyatakan

nilai sistem kelompok atau komunitas sosial tertentu untuk melegitimasikan

49

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problema Ikonisitas, h.81.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

56

kepentingannya. Sementara pengertian dalam tataran negatif menyatakan bahwa

ideologi dipersepsikan sebagai realitas kesadaran palsu. Dalam arti bahwa ideologi

merupakan sarana manipulatif dan deceptive pemahaman manusia terhadap realitas

sosial.50

Ada sejumlah definisi terkait ideologi. Raymond Williams menemukan tiga

penggunaan utama. Pertama, suatu sistem keyakinan yang menandai kelompok atau

kelas tertentu.Kedua, ideologi merupakan suatu sistem keyakinan ilusioner-gagasan

palsu- yang bisa dikontraskan dengan pengetahuan sejati atau pengetahuan ilmiah.

Ketiga, ideologi seringkali digunakan untuk sebuah proses umum produksi makan

dan gagasan.51

Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa

sehingga bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai sesuatu yang alami dan

wajar.52

Menurut Antonio Gramsci, mengenai hegemoni media masa adalah alat yang

digunakan elit berkuasa untuk “melestarikan kekuasaan, kekayaan, dan status mereka

(dengan mempopulerkan) falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri.53

Di

satu pihak media masa merupakan sebuah medium penyampai informasi dan di pihak

lain media masa dapat pula dijadikan sebagai alat penyebar luasan ideologi golongan

tertentu. Oleh karena itu, media massa seringkali memiliki kepentingan tertentu.

50

Karl Manheim, Ideologi and Utopia An introduction to the sociologi of knowledge,(London, Rouledge, 1979),h. 24. 51

Raymond William dalam Haroni Kerelawanan dalam Televisi Indonesia. Jakarta:FISIP UI, 2009. 52

John Fiske, Cultural and Communication Stidiest, Sebuah Pengantar paling Komprehensif,

Jalan Sutera,h. 239. 53

James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, Jakarta, Global, 1998,h.34

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

57

Kekuatan yang bermain di dalam dan di luar media diyakini memiliki

pengaruh terhadap proses komunikasi yang dilakukan media masa tersebut. Dalam

beberapa kasus, pemberitaan media melibatkan dominasi kelompok-kelompok

dominan. Sebagai medium penyampaian pesan, media memang tidak bisa bersifat

netral.Begitu pula pesan-pesan yang terkandung di dalamnya juga tidak bisa

dikatakan bebas nilai karena pesan-pesan tersebut mengandung makna-makna

tertentu dan seringkali mengandung pesan yang sarat dengan muatan ideologis.

Teori-teori klasik ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun

oleh kelompok yang dominan dengan tujauan untuk memproduksi dan melegitimasi

dominasi mereka.54

Pengaruh media masa yang begitu besar terhadap masyarakat

membuat media masa dijadikan alat oleh kelompok-kelompok tertentu dalam

mengomunikasikan ideologi-ideologi demi kepentingan mereka.

Shoemaker dan Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat

memengaruhi isi media.Ideologi diartikan sebagai suatu mekanisme simbolok yang

berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat.Tingkat ideologi menekankan

pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.55

Hal ini tidak lepas dari unsur nilai, kepentingan dan kekuatan atau kekuasaan

apa yang ada dalam media tersebut. Kekuasaan tersebut berusaha dijalankan dan

disebarkan melalui media sehingga media tidak lagi bersifat netral. Media bukanlah

54

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis teks Media,h. 13. 55

Shoemacker dan Roses dalam Ulul Azmi, “Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa: Analisis framing; Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika,” (skripsi S 1 Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2008).

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

58

ranah netral dimana berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok

akan mendapat perlakuan yang sama dan seimbang.56

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa media seringkali dijadikan alat oleh

kelompok pemegang kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap

penting bagi pemegang kekuasaan disebarkan melalui media, sehingga isi media

mencerminkan apa yang diinginkan oleh pemilik kekuasaan tersebut.

Ideologi bekerja melalui bahasa dan bahasa adalah medium tindakan sosial.57

Dalam media massa, aspek-aspek ideologi dapat dilihat dari bagaiman mereka

menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Dalam hal ini pesan-pesan disampaikan

melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal. Simbol-simbol itu dapat

mewakili ide, perasaan, pikiran serta ideologi.Ideologi secara verbal dapat diamati

dengan melihat pilihan bahasa dan struktur bahasa yang dipakai.

Ketika masyarakat digiring oleh pemahaman tentang sesuatu, maka

sesungguhnya itu adalah sebuah ideologi yang ditentukan oleh berbagai pengaruh

yang seringkali sangat halus. Media sangat penting karena mereka langsung

menampilkan sebuah cara untuk memandang realita. Meskipun media

menggambarkan ideologi secara eksplisit dan langsung, suara-suara menentang akan

selalu ada sebagai bagian dari perjuangan dialektis antara kelompok-kelompok

masyarakat.

56

Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana,h. 55. 57

John b Thompson, Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia,

(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005),h. 19.

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

59

Media tetap saja didominasi oleh ideologi penguasa dan oleh sebab itu mereka

menghadapi suara-suara yang menentang dari dalam kerangka ideologi yang

dominan, yang memberikan pengaruh pada pendefinisian kelompok-kelompok

sebagai “batas”. Ironi dari mediaadalah bahwa mereka menampilkan ilusi

keberimbangan dan obyektivitas. Sementara dalam kenyataannya mereka merupkan

instrumen yang jelas dari tatanan yang dominan.

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap media pasti mempunyai ideologi atau bisa

disebut doktrin-doktrin tertentu yang dipegang erat dalam menjalankan tugasnya. Hal

ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya. Masing-masing

media dengan ideologi institusinya mampu mengemas suatu peristiwa menjadi

realitas baru untuk dikonsumsi khalayak pembacanya.

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

60

BAB III

REALITAS OBJEKTIF DAN PROFIL MAJALAH TEMPO

A. Profil Majalah Tempo

Di tahun 1969, sekumpulan anak muda berangan-angan membuat sebuah

majalah berita mingguan. Alhasil, terbitlah majalah berita mingguan bernama

Ekspres. Di antara para pendiri dan pengelola awal, terdapat nama seperti Goenawan

Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah. Namun, akibat perbedaan

prinsip antara jajaran redaksi dan pihak pemilik modal utama, terjadilah perpecahan.

Goenawan cs keluar dari Ekspres pada 1970.1

Di sudut Jakarta yang lain, seorang Harjoko Trisnadi sedang mengalami

masalah. Majalah Djaja, milik Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI), yang

dikelolanya sejak 1962 macet terbit. Menghadapi kondisi tersebut, karyawan Djaja

menulis surat kepada Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin, minta agar Djaja

diswastakan dan dikelola Yayasan Jaya Raya – sebuah yayasan yang berada di bawah

Pemerintah DKI. Lalu terjadi rembugan tripartite antara Yayasan Jaya Raya – yang

dipimpin Ir.Ciputra - orang-orang bekas majalah Ekspres, dan orang-orang bekas

majalah Djaja. Disepakatilah berdirinya majalah Tempo di bawah PT. Grafiti Pers

sebagai penerbitnya.2

1 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah 2 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

61

Mengenai filosofi dari kata Tempo, menurut Goenawan karena kata ini mudah

diucapkan, terutama oleh para pengecer. Cocok pula dengan sifat sebuah media

berkala yang jarak terbitnya longgar, yakni mingguan. Edisi perdana majalah Tempo

terbit pada 6 Maret 1971.3

Edisi pertama Tempo diterbitkan pada 6 Maret 1971 dengan Goenawan

Mohamad sebagai Pemimpin Redaksi. Goenawan Mohamad adalah seorang

intelektual yang punya wawasan yang begitu luas, mulai pemain sepak bola, politik,

ekonomi, seni dan budaya, dunia perfilman, dan musik. Pandangannya sangat liberal

dan terbuka. Goenawan Mohamad pernah di evakuasi kepolisian saat acara diskusi

peluncuran buku berjudul „Allah, Liberty and Love‟ karya Irshad Manji di Komunitas

Salihara, Jakarta Selatan. Acara ini dituding mendukung Homoseks, Lesbian, dan

perkawinan sesama jenis. Goenawan Mohamad juga sering tampil sebagai

narasumber pada situs Jaringan Islam Liberal (islamlib.com).

Pada tahun 1982, untuk pertama kalinya Tempo dibredel. Tempo dianggap

terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar. Saat itu

tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi Pemilihan Umum. Tapi akhirnya Tempo

diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas

segel dengan Ali Moertopo, Menteri Penerangan saat itu (zaman Soeharto ada

Departemen Penerangan yang fungsinya, antara lain mengontrol pers).4

Tempo luput dari pembredelan dua kali pada masa Orde Baru, tahun 1974 da

1978, tetapi tak bisa mengelak ketika pemberitaannya pada 1982 saat terjadi insiden

3 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah 4 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

62

Lapangan Banteng menjelang Pemilu 1982 dianggap pemerintah mengganggu

keamanan. Untuk itu, pemimpin redaksi majalah Tempo harus menandatangani

kesepakatan dengan Departemen Penerangan untuk tidka meliputi isu-isu yang

sensitif, termasuk yang menyangkut keluarga cendana.

Makin sempurna mekanisme internal keredaksian Tempo, makin mengental

semangat jurnalisme investigasinya. Maka makin tajam pula daya kritik Tempo

terhadap pemerintahan Soeharto yang sudah sedemikian melumut. Puncaknya, pada

Juni 1994. Untuk kedua kalinya Tempo dibredel oleh pemerintah, melalui Menteri

Penerangan Harmoko. Tempo dinilai terlalu keras mengkritik Habibie dan Soeharto

ihwal pembelian kapal-kapal bekas dari Jerman Timur.5

Ternyata drama pembenturan antara pers-pemerintah seperti pada tahun 1978

terulang lagi. Pada 21 Juni 1994, Menteri Penerangan mencabut izin terbit berita

mingguaan ternama di negara ini, yaitu majalah tertua ysng paling bergengsi Tempo

(perkiraan angka penjualan sebelum ditutup adalah sekitar 187.000). Tempo memuat

detail-detail pertikaian dalam kabinet antara Menteri Keuangan Mar‟ie Muhammad

dan Menteri Riset dan Teknologi B.J Habibie yang anak didik Soeharto. Konflik

tersebut berkisar soal pembelian dan perbaikan 39 kapal milik angkatan laut Jerman

Timur yang kondisinya rusak berat.6

Setelah diberedel pada 21 Juni 1994, pemimpin redaksi sekaligus pendiri

Tempo, Goenawan Mohamad, menyatakan, “Tempo sekarang tersungkur ke dasar

tempat sampah sejarah nan megah.” Jajaran pemimpin Tempo mengambil sikap

5 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah 6 David T. Hill, Pers di Massa Orde Baru, (Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011) h.43

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

63

majalah ini tidak akan muncul kembali kecuali pemerintah setuju untuk membatalkan

perintah pencabutan izin terbit (SIUPP) dan mengizinkan majalah ini kembali ke

bentuk semula.7

Selepas Soeharto lengser pada Mei 1998, mereka yang pernah bekerja di

Tempo – dan tercerai berai akibat bredel – berembuk ulang. Mereka bicara ihwal

perlu – tidaknya majalah Tempo terbit kembali Hasilnya, Tempo harus terbit kembali.

Maka, sejak 12 Oktober 1998, majalah Tempo hadir kembali.8

Untuk meningkatkan skala dan kemampuan penetrasi ke bisnis dunia media,

maka pada tahun 2001, PT. Arsa Raya Perdana go public dan menjual sahamnya ke

public dan lahirlah PT. Tempo Inti Media Tbk. (PT.TIM) sebagai penerbit majalah

Tempo - yang baru. – Pada tahun yang sama (2001), lahirlah Koran Tempo yang

berkompetisi di media harian.9

Sebaran informasi di bawah bendera PT.TIM Tbk, terus berkembang dengan

munculnya produk-produk baru seperti majalah Tempo Edisi Bahasa Inggris,

Travelounge (2009) dan Tempo Interaktif - yang kemudian menjadi tempo.co serta

Tempo News Room (TNR), kantor berita yang berfungsi sebagai pusat berita media

Group Tempo. Tempo juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan

Tempo TV, kerjasama dengan kantor berita radio KBR 68 H.10

7 David T. Hill, Pers di Massa Orde Baru, (Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011) h.104

8 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah 9 Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah 10

Tempo Media Group, “Sejarah Tempo”, artikel ini diakses pada 14 Juli 2014 pukul

01:39 WIB dari http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

64

Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang umumnya meliput

berita dan politik. Tempo merupakan majalah pertama yang tidak memiliki afiliasi

dengan pemerintah. Tempo diterbitkan oleh PT Tempo Inti Media Tbk,.

Menengok sejarah, Tempo lahir dan mati pada zaman Orde Baru. Beberapa

pendiri Tempo adalah para aktivis mahasiswa tahun 1965/1966 yang ikut

menggulingkan Soekarno dan kemudian menempuh jalan masng-masing untuk

mengisi zaman Orde Baru. Beberapa di antaranya lalu mendirikan Tempo, setelah

gagal berkongsi dengan pengusaha pers kala itu, BM Diah, dengan majalah Ekspres-

nya, berhasil mendapatkan dana dari sekelompok pelaku bisnis Jakata untuk

menerbitkan majalah mingguan berkualitas seperti majalah Time. Para pendirinya

menyebut majalah itu sebagai eksperimen pertama atas modal kerja industri pers di

negeri ini, di mana jurnalis memberi kontribusi lewat hasil kerjanya sementara

pengusaha menyumbangkan modal dan keduanya saling berbagi keuntungan secara

seimbang.11

Kantor Tempo pertama kali berada di Senen. Di kantor pertama itulah para

seniman, budayawan, dan wartawan berbagi pengetahuan. Beberapa penulis yang

turu menuangkan ide pemikirannya melalui opini dan karikatur. Namun situasi ini

bergeser ketika kemudian Tempo pindah dari suasana pasar ke situasi perkantoran

modern di kawasan Kuningan.

11

David T. Hill, Pers di Massa Orde Baru, (Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011) h.105

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

65

Tempo merupakan bagian dari fondasi ekonomi yang menyokong Orde Baru.

Jika dicermati, periode ketika Tempo berjaya pada dekade 1980-an, anggaran belanja

iklan perusahaan-perusahaan banyak masuk media cetak.

Setelah perpindahan Tempo ke Kuningan pada tahun 1986, setahun kemudian

terjadi eksodus puluhan wartawan di sana. Mereka keluar Tempo untuk mendirikan

majalah Editor. Beberapa wartawan yang turut keluar menyatakan Tempo telah

berubah, tidak lagi merupakan institusi perjuangan melainkan bisnis. Dalam banyak

hal manajemen sering kali membela pemilik dan tidak lagi menganggap wartawan

sebagai aset berharga.

Masuk ke awal 1990-an perlahan-lahan iklan televisi swasta muncul, dan

perlahan tapi pasti, iklan yang awalnya didominasi media cetak pun mulai terengut

oleh media televisi. Di sinilah letak pergeseran strukturalnya dan kondisi ini terus

bertahan hingga sekarang. Industri media cetak saat ini hanya memiliki porsi 20-30

persen dari total belanja iklan yang ada, sementara untuk media teleisi jumlahnya bisa

mencapa 50 persen walau harus dibagi dengan semakin banyak stasiun televisi.

Tantangan sesungguhnya datang ketika Tempo masuk dalam periode hidup

antara tahun 1998 hingga hari ini. Tantangan jauh lebih kompleks dan dalam deru

industri media yang makin menyodorkan dunia yang makin datar, tak mungkin lagi

mengejar jumlah oplah hingga ratusan ribu eksemplar seperti pada masa sebelumnya.

Tempo mejadi terbata-bata untuk bisa terus eksis di periode berikut. Logika

pasar punya cara berfikir sendiri untuk terus hidup, dan kalau formula lama terus

dikembangkan ada persoalan dengan selera masyarakat yang juga berubah.

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

66

Bagi sebuah majalah yang terus berjuang untuk eksis dan mengedepankan

mutu jurnalistik serta suatu model perusahaan media yang sehat dan moden, Tempo

harus membuktikan bahwa kedalaman pemberitaan yang ditulisnya serta cara

penulisan yang “enak dibaca dan perlu” itu memang masih dibutuhkan oleh

masyarakat.

B. Representasi Calon Gubernur Jakarta Pada Ilustrasi Sampul Majalah Tempo

2016-2017

Tempo merupakan majalah berita yang seringkali menampilkan sampul

dengan ilustrasi yang terkesan menyindir dan mengkritik, khususnya pada isu

Pilkada. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tujuh objek penelitian seperti

yang sudah disebutkan di awal, yang terdiri dari tujuh sampul Majalah Tempo. Tujuh

sampul majalah tersebut, menampilkan ilustrasi mengenai isu Pilkada yang terjadi di

Jakarta pada penghujung 2016 hingga awal 2017. Seperti pada sampul majalah

Tempo edisi 19-25 September 2016, 26 September-2 Oktober 2016, 19-23 Oktober

2016, 28 November-4 Desember 2016, 16-22 Januari 2017, 13-19 Februari 2017, dan

23-26 Februari 2017 yang menampilkan ilustrasi calon gubernur DKI Jakarta. Hal ini

menjadi menarik, karena tujuh edisi majalah berita nasional menampilkan ilustrasi

calon gubernur DKI Jakarta sesuai isu yang sedang berkembang.

Selain itu dalam bab ini peneliti juga menambahkan tabel dan gambar agar

memudahkan pembaca mengerti apa yang diteliti dan dapat juga melihat tanda-tanda

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

67

yang ada dalam sampul Majalah Tempo. Sampul majalah Tempo yang akan dianalisis

adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Sampul Majalah Tempo dan yang Diteliti

JUDUL EDISI

LAWAN, BANG! 19-25 SEPTEMBER 2016

MULAI! 26 SEPTEMBER-2 OKTOBER 2016

KUDA-KUDA MENJELANG LAGA 19-23 OKTOBER 2016

PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA 28 NOVEMBER-4 DESEMBER 2016

SIASAT DI BALIK DEBAT 16-22 JANUARI 2017

MANUVER TERAKHIR 13-19 FEBRUARI 2017

AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG 23-26 FEBRUARI 2017

Gambar 3.2

Sampul Majalah Tempo

Edisi 26 September-2 Oktober 2016

Gambar 3.1

Sampul Majalah Tempo

Edisi 19-25 September 2016

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

68

Gambar 3.3 Gambar 3.4

Sampul Majalah Tempo Sampul Majalah Tempo

Edisi 19-23 Oktober 2016 Edisi 28 November-4 Desember 2016

Gambar 3.5 Gambar 3.6

Sampul Majalah Tempo Sampul Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2017 Edisi 13-19 Februari 2017

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

69

Gambar 3.7

Sampul Majalah Tempo

Edisi 20-26 Februari 2017

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

70

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Sampul Majalah Tempo

Pada bab hasil temuan dan analisis data ini peneliti akan menguraikan

berbagai hal mengenai hasil dan analisis peneliti. Hasil dari penelitian ini peneliti

peroleh melalui proses terhadap tanda-tanda yang ada pada sampul Majalah Tempo,

kemudian mendeskripsikannya ke dalam suatu bentuk analisis yang tersistematis. Bab

ini mengacu kepada identifikasi masalah penelitian yang sebelumnya telah

dirumuskan dengan menggunakan metode analisis semiotika yang merupakan bagian

dari metode analisis data dalam penelitian kualitatif.

Untuk itu peneliti memfokuskan penelitian ini pada tanda-tanda yang terdapat

dalam sampul Majalah Tempo dengan menggunakan teori segitiga semiotik Charles

Sanders Pierce berdasarkan Sign (qualisign, sinsign, dan legisign), Object (icon,

index, dan symbol), dan Interpretant (rheme, dicent sign atau dicisign dan argument).

B. Hasil Temuan dalam Sampul Majalah Tempo

Dalam bab ini peneliti juga menambahkan tabel dan gambar agar

memudahkan pembaca mengerti apa yang diteliti dan dapat juga melihat tanda-tanda

yang ada dalam sampul Majalah Tempo. Sampul majalah Tempo yang akan dianalisis

adalah sebagai berikut:

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

71

1. LAWAN, BANG! (Edisi 19-25 September 2016)

Gambar 4.1

Sampul Majalah Tempo (Edisi 19-25 September 2016)

Sampul tersebut (Gambar 4.1) dapat dideskripsikan lima orang sedang berada

di ruang ganti pakaian. Dua orang menggunakan pakaian adat Betawi lengkap dengan

senjata tajam jenis golok. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenakan baju hitam

dengan peci hitam. Sandiaga Salahudin Uno (Sandi) mengenakan baju oranye juga

dengan peci hitam. Sedangkan pria dengan kemeja putih di belakang Ahok dan Sandi

adalah Anies Rasyid Baswedan (Anies) terlihat sedang melakukan pengukuran

pakaian dengan seorang yang diilustrasikan sebagai perancang busana. Dalam

A

B

C

F

D

G

E

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

72

ilustrasi hadir pula seorang wanita berhijab merah, ia Tri Rismaharini (Risma). Ia

terlihat sedang menunggu giliran untuk pengukuran pakaian. Di sisi kanan bawah

sampul terdapat judul “LAWAN, BANG!”.

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode G) “LAWAN, BANG!”. Dalam judul tersebut, kata “LAWAN”

merupakan penekanan agar Ahok dan Sandi bersiap untuk bersaing dengan pendatang

baru dalam bursa pemilihan gubernur DKI Jakarta, yaitu Risma dan Anies.

Selanjutnya kata “BANG” dituliskan dengan diakhiri tanda seru (!) yang menunjukan

adanya penambahan kekuatan dari judul tersebut.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar senjata tajam yaitu golok (Kode F) yang sedang

dipegang oleh dua orang yaitu Ahok dan Sandi (Kode A dan C). Pada sampul

majalah, golok yang dipegang oleh Ahok dan Sandi diilustrasikan sebagai senjata

karena ada calon kandidat baru Gubernur DKI Jakarta yaitu Anies dan Risma

.

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

73

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah

peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari

gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis,

cara berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada

gerakan tangan Ahok (Kode C). Ahok nampak sedang bersiap membuka golok dari

sarung goloknya, seolah bersiap untuk bertarung. Penekanan juga terlihat dari mimik

wajah Ahok yang garang. Pertarungan yang dimaksud adalah pertarungan dalam

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Februari 2017. Sedangkan gesture Anies

(kode B), sedang melakukan pengukuran pakaian oleh seorang pria bertopi. Adapun

persiapan tersebut adalah persiapan sebelum masuk dalam bursa Pilkada DKI Jakarta.

Sandi digambarkan sedang bersiap sebelum masuk panggung politik. Sandi

merapihkan pakaian adat Betawi yang ia gunakan, dan berada di depan sebuah

cermin besar seoalah sedang mempersiapkan diri (kode A). Sedangkan Risma terlihat

baru datang ke ruang ganti dengan mengenakan hijab merah (kode D). Risma nampak

sedang menunggu giliran untuk pengukuran pakaian adat Betawi seperti yang

digunakan Ahok dan Anies (kode A dan C).

Tabel 4.1

Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Perlawanan H

Sinsign Senjata Tajam Golok F

Legisign Gerakan Tangan C

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

74

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 19-25

September 2016 menampilkan dua orang yang sedang bersiap melakukan

perlawanan yaitu Basuki Tjahaja Purnama dan Sandiaga Salahudin Uno (Sandi)

(Kode A dan C). Kedua orang tersebut nampak sedang bersiap melakukan

perlawanan dengan golok ditangan mereka. Perlawanan yang dimaksud adalah

melawan calon kandidat baru gubernur DKI Jakarta yaitu Anies Rasyid

Baswedan dan Tri Rismaharini (kode B dan D). Kemudian terdapat teks

“LAWAN, BANG!” (Kode G).

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gerakan

tangan Ahok memegang golok (Kode C). Kedua objek (Kode A dan C) sedang

bersiap dengan golok masing-masing di sebuah ruang ganti pakaian. Masih

terkait dengan index, judul “LAWAN BANG!” (Kode G) juga merupakan index

yang berkaitan dengan adegan Ahok dan Sandiaga Uno menggambarkan sedang

bersiap bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta. Hal ini menandakan adanya

perlawanan dari Ahok dan Sandiaga Uno dalam bursa Calon Gubernur Jakarta.

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

75

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait adanya persiapan perlawanan dari Calon Gubernur inkumben Jakarta Ahok

dan Sandiaga Uno. Di sisi lain, berlandaskan faktor kecewa, pencalonan Sandiaga

Uno-Mardani Aki, tiga partai politik yang semula bergabung dengan Koalisi

Kekeluargaan memilih membentuk poros baru. Nama Anies Baswedan mencuat

sebagai salah satu kandidat. Ilustrasi pada sampul majalah adalah

menggambarkan dua orang sedang memegang golok masing-masing. Golok yang

dipegang diilustrasikan sebagai alat perlawanan terhadap Calon Kandidat lain

dalam Pilkada DKI Jakarta yaitu Anies Baswedan dan Tri Rismaharini. Dua

orang tersebut adalah Ahok dan Sandi dengan saling menggunakan pakaian adat

Betawi.

Tabel 4.2 Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Icon Empat Orang Pria dan Seorang Wanita A, B, C, D, E

Index

Mimik atau Gesture Empat Orang Pria dan Seorang

Wanita, Banner Majalah, dan Benda yang Dipegang oleh

Tiga Pria

A, B, C, D, E,

F, G, H

Symbol Persiapan Pertarungan A, B, C, D, E,

F, G, H

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

76

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 19-25 September 2016 Ahok yang sedang

memegang golok bersama Sandiaga Uno. Seseorang bisa saja menafsirkan bahwa

Ahok dan Sandi dengan goloknya masing-masing sedang bekerja sama untuk

bertarung dengan Anies Baswedan dan Tri Rismaharini, ini bisa ditafsirkan bahwa

Ahok dan Sandi siap melawan Anies dan Risma dengan cara apapun. Gerakan

tangan Ahok yang memegang golok mengisyaratkan adanya kesiapan Ahok untuk

melawan Anies dan Tri Rismaharini. Namun gambar tersebut bisa saja ditafsirkan

sebagai persaingan antara Ahok dan Sandi, seperti diketahui Ahok adalah rival

Sandi pada Pilkada DKI Jakarta.

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A dan C, terdapat

gambar Ahok dan Sandi yang masing-masing menggunakan pakaian adat. Pakaian

adat yang mereka gunakan adalah pakaian adat Betawi. Pada sampul ini adegan yang

dilakukan Ahok dan Sandi terlihat sedang bersiap untuk melawan Anies dan Risma.

Hal ini menafsirkan walaupun mereka menjadi rival namun tetap waspada untuk

melakukan perlawanan terhadap kandidat baru calon gubernur DKI Jakarta.

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

77

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul LAWAN BANG! terdapat pada

gerakan tangan Ahok dan Sandi (Kode A dan C). Gerakan tangan keduanya

memperlihatkan adanya kewaspadaan terhadan Anies dan Risma. Hal ini diperkuat

dengan judul majalah yaitu “LAWAN” yang menjelaskan adanya perlawanan dari

Ahok dan Sandi pendatang baru dalam Pilkada DKI Jakarta yaitu Anies dan Risma

(Kode B dan D).

Tabel 4.3

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Memegang golok F

Dicent Sign Dua pria menggunakan

pakaian adat Betawi

A dan C

Argument Gerakan tangan dan judul

sampul majalah

A, C, F, dan G

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.1

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

78

Tabel 4.4

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 19-25 September 2016

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah empat orang

pria dan seorang wanita

- Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada empat orang pria dan seorang

wanita, banner pada majalah “LAWAN BANG!”

dua buah golok dipegang dua orang pria

- Sementara simbol yang muncul adalah sebuah

persiapan pertarungan

Object - Tiga kandidat calon gubernur DKI Jakarta yaitu

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan

(Anies), dan Tri Rismaharani (Risma), serta Kandidat

Calon Wakil Gubernur pasangan Anies yaitu

Sandiaga Salahudin Uno (Sandi)

- Ahok dan Sandi menggunakan pakaian adat betawi

lengkap dengan golok di tangannya. Anies dan Risma

dengan pakaian formal. Anies digambarkan sedang

menjalani pengukuran pakaian oleh seorang pria

Interpretant Tiga kandidat calon gubernur DKI Jakarta terlibat

persaingan untuk menduduki kursi DKI 1. Ahok

sebaga kandidat inkumben calon gubernur DKI

Jakarta mendapatkan lawan yang serius.

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

79

2. MULAI! (Edisi 26 September-2 Oktober 2016)

Gambar 4.2

Sampul Majalah Tempo (Edisi 28 November-4 Desember 2016)

Sampul tersebut (Gambar 4.2) dapat dideskripsikan tiga orang sedang duduk

di atas kotak. Tiga orang tersebut duduk di atas kotak dengan bertopang dagu. Dalam

ilustrasi terlihat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono

(Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies) duduk di atas kotak masing-masing

dengan mimik awajah cemas. Di sisi tengah sampul terdapat judul “MULAI!”.

E

C B A

D

F

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

80

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode E) “MULAI!”. Dalam judul tersebut, kata “MULAI” merupakan

penekanan kepada Ahok, Agus, dan Anies untuk bersiap memulai persaingan jelang

Pilkada DKI Jakarta. Selanjutnya kata “MULAI” dituliskan dengan diakhiri tanda

seru (!) yang menunjukan adanya penambahan kekuatan dari judul tersebut.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar sebuah kotak (Kode D) yang sedang diduduki oleh

Ahok, Agus, dan Anies (Kode A, B dan C). Pada sampul majalah, kotak yang

diduduki oleh Ahok, Agus, dan Anies diilustrasikan sebagai kotak suara pada Pilkada

DKI Jakarta mendatang.

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah

peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari

gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis,

cara berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada

gerakan tangan Ahok, Agus, dan Anies (Kode F). Ketiganya nampak sedang

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

81

bertopang dagu, seolah sedang harap-harap cemas. Penekanan juga terlihat dari

mimik wajah Ahok, Agus , dan Anies yang cemas. Kecemasan yang dimaksud adalah

cemas dalam menghadapi pertarungan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada

Februari 2017.

Tabel 4.5 Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Memulai E

Sinsign Kotak Suara D

Legisign Gerakan Tangan F

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 26

September-2 Oktober 2016 menampilkan tiga pria sedang duduk bertopang dagu di

atas kotak masing-masing, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies) (Kode A, B, dan C). Ketiga

pria tersebut nampak duduk dengan cemas di atas kotak. Kecemasan yang dimaksud

adalah cemas dalam menghadapi pertarungan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta

pada Februari 2017. Kemudian terdapat teks “MULAI!” (Kode E).

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

82

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gerakan tangan

Ahok, Agus, dan Anies sedang bertopang dagu (Kode F). Masih terkait dengan index,

judul “MULAI!” (Kode E) juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan

Ahok, Agus, dan Anies sedang duduk di atas kotak sambil bertopang dagu,

menggambarkan kecemasan ketiganya untuk memulai persaingan Pilkada DKI

Jakarta.

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait adanya kecemasan unutk memulai pertarungan tiga Calon Gubernur DKI

Jakarta Kode (A, B, dan C). Di sisi lain, Ahok sebagai calon gubernur inkumben DKI

Jakarta menghadapi penantang serius yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies

Rasyid Baswedan.

Tabel 4.6

Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Ikon Tiga Orang Pria A, B, C

Indeks

Mimik atau Gesture Tiga Orang Pria,

Banner Majalah, dan Benda yang

Diduduki oleh Tiga Pria

A, B, C, D, E, F

Simbol Tiga Pria Duduk Berbaris dan Topang

Dagu, Duduk di atas Kotak A, B, C, D, E, F

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

83

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 24 September-2 Oktober 2016 Ahok, Agus, dan

Anies sedang duduk di atas kotak masing-masing. Seseorang bisa saja menafsirkan

bahwa ketiganya duduk di atas kotak yang digambarkan seolah kotak suara itu,

bahwa ketiganya duduk untuk saling menjaga kotaknya masing-masing. Gerakan

tangan Ahok, Agus, dan Anies diilustrasikan serempak, yaitu tangan kanan

menopang dagu. Ketiganya mengisyaratkan adanya rasa cemas dalam memulai

pertarungan di Pilkada DKI Jakarta. Namun gambar tersebut bisa saja ditafsirkan

sebagai ketakutan tiga calon gubernur DKI Jakarta, jika kotak suara masing-masing

terusik oleh antar calon gubernur, maka ketiganya menduduki kotak suaranya

masing-masing.

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, dan C, terdapat

gambar Ahok, Agus, dan Anies yang masing-masing menduduki kotak suara. Pada

sampul ini adegan yang dilakukan Ahok, Agus, dan Anies terlihat seragam.

Ketiganya sedang duduk bertopang dagu di atas kotak suara . Hal ini menafsirkan

walaupun mereka siap untuk memulai pertarungan dalam Pilkada DKI Jakarta,

namun tetap cemas dan takut kotak suaranya dicurangi oleh pihak lain.

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

84

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul MULAI! terdapat pada

gerakan tangan Ahok, Agus, dan Anies (Kode A, B, dan C). Gerakan tangan dan

mimik wajah ketiganya memperlihatkan adanya kecemasan antara mereka untuk

memulai persaingan untuk menduduki kursi DKI 1. Hal ini diperkuat dengan judul

majalah yaitu “MULAI” yang menjelaskan adanya permulaan bagi tiga calon

gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta yaitu Ahok, Agus, dan Anies (Kode A, B, dan

C).

Tabel 4.7

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Duduk di atas kotak A, B, C

Dicent Sign Tiga pria duduk

bertopang dagu

F

Argument Gerakan tangan dan

mimik wajah tiga pria

A, B, C, D,dan

F

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

85

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.2

Tabel 4.8

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 26 September-2 Oktober 2016

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah tiga orang

pria

- Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada tiga orang pria, banner pada

sampul majalah “MULAI!” dan kotak yang diduduki

oleh masing-masing pria

- Sementara simbol yang muncul adalah sebuah

barisan tiga orang pria sedang bertopang dagu dan

duduk di atas kotak

Object Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan (Anies),

dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus). Dalam

ilustrasi, ketiga calon gubernur DKI Jakarta terlihat

murung dengan gesture bertopang dagu dan duduk di

atas kotak

Interpretant Tiga calon gubernur DKI Jakarta terlibat persaingan

untuk menduduki kursi DKI 1.Ketiganya bertarung

dalam menaikkan elektabilitas masing-masing agar

menang di Pilkada DKI Jakarta.

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

86

3. Kuda-kuda Menjelang Laga (Edisi 17 - 23 Oktober 2016)

Gambar 4.3

Sampul Majalah Tempo Edisi 17 - 23 Oktober 2016

Sampul tersebut (Gambar 4.3) dapat dideskripsikan tiga orang sedang berdiri

dengan menggunakan pakaian koboi lengkap dengan senjata di samping saku celana

masing-masing. Dalam ilustrasi terlihat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus

Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies) berdiri saling

bertatap wajah. Di sisi tengah sampul terdapat judul “KUDA-KUDA MENJELANG

LAGA”.

A

C

B

D

E

F

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

87

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode E) “KUDA-KUDA MENJELANG LAGA”. Dalam judul tersebut,

kata “KUDA-KUDA” merupakan kata lain dari peersiapan. Persiapan yang dimaksud

adalah persiapan ketiga calon gubernur DKI Jakarta, yaitu Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies).

Sedangkan kata “MENJELANG LAGA” dalam judul adalah menjelang Pilkada DKI

Jakarta pada Februari 2017.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar senjata (Kode D) yang sedang dipegang oleh Ahok,

Agus, dan Anies (Kode A, B, C, dan F). Pada sampul majalah, senjata yang dipegang

oleh Ahok, Agus, dan Anies diilustrasikan sebagai lambang Facebook dan Twitter.

Kedua media sosial tersebut merupakan sarana kampanye oleh ketiga calon gubernur

DKI Jakarta.

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

88

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah

peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari

gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis,

cara berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada

gerakan tangan Ahok, Agus, dan Anies (Kode F). Ketiganya nampak sedang

memegang senjata yang ada di samping saku celananya. Penekanan juga terlihat dari

mimik wajah Ahok, Agus , dan Anies yang digambarkan seolah dengan tatapan

garang. Ketiganya berdiri tegak menggunakan kostum koboi lengkap dengan senjata,

dan mimik wajah garang.

Tabel 4.9

Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Persiapan E

Sinsign Senjata di samping

saku celana D

Legisign Gerakan Tangan F

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

89

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 17-23

Oktober 2016 menampilkan tiga pria sedang berdiri tegak menantang, yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid

Baswedan (Anies) (Kode A, B, dan C). Ketiga pria tersebut nampak bertatapan

dengan wajah garang dan pada posisi kuda-kuda. Kuda-kuda yang dimaksud adalah

persiapan dalam menghadapi pertarungan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta

pada Februari 2017. Kemudian terdapat teks “KUDA-KUDA MENJELANG LAGA”

(Kode E).

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gerakan tangan

Ahok, Agus, dan Anies sedang memegang senjata di samping saku celana masing-

masing (Kode F). Masih terkait dengan index, judul “KUDA-KUDA MENJELANG

LAGA” (Kode E) juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan Ahok, Agus,

dan Anies sedang berdiri tegak menantang, menggambarkan kesiapan ketiganya

menjelang persaingan di Pilkada DKI Jakarta.

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

90

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait adanya persiapan tiga calon gubernur DKI Jakarta menjelang Pilkada Kode

(A, B, C, D, dan F). Persaingan di media sosial sudah gencar dilakukan oleh tiga

kubu calon gubernur DKI Jakarta.

Tabel 4.10 Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Ikon Tiga Orang Pria A, B, C

Indeks

Mimik atau Gesture Tiga Orang Pria,

Banner Majalah, dan Benda yang

Dipegang oleh Tiga Pria

A, B, C, D, E, F

Simbol Tiga Pria Berpakaian Koboi Lengkap

dengan Senjata Saling Bertatapan A, B, C, D, E, F

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 17 - 23 Oktober 2016 Ahok, Agus, dan Anies

sedang berdiri tegak dan saling bertatap wajah. Seseorang bisa saja menafsirkan

bahwa ketiganya akan terlibat pertarungan menggunakan senjata seperti di film

koboi. Gerakan tangan Ahok, Agus, dan Anies diilustrasikan memegang senjata di

samoing saku celananya masing-masing. Ketiganya mengisyaratkan adanya

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

91

persiapan dalam memulai pertarungan di Pilkada DKI Jakarta. Namun gambar

tersebut bisa saja ditafsirkan sebagai ketegangan dan kewaspadaan tiga calon

gubernur dalam menghadapi Pilkada mendatang.

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, dan C, terdapat

gambar Ahok, Agus, dan Anies yang berpakaian layaknya koboi, lengkap dengan

senjata masing-masing. Pada sampul ini adegan yang dilakukan Ahok, Agus, dan

Anies terlihat seolah akan bertrung. Ketiganya berdiri tegak menantang dan saling

bertatap wajah. Ahok menatap Anies, Anies menatap Agus, dan Agus menatap wajah

Ahok. Hal ini menafsirkan walaupun mereka siap menjelang Pilkada DKI Jakarta,

namun tetap pasang kuda-kuda atau waspada antar calon.

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.

Argument pada sampul Tempo yang berjudul KUDA-KUDA MENJELANG LAGA

terdapat pada gerakan tangan Ahok, Agus, dan Anies (Kode A, B, C, dan D).

Gerakan tangan dan mimik wajah ketiganya memperlihatkan adanya ketegangan

antara mereka untuk memulai persaingan menduduki kursi DKI 1. Hal ini diperkuat

dengan judul majalah yaitu “KUDA-KUDA” yang menjelaskan adanya persiapan dan

rasa waspada bagi tiga calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta yaitu Ahok, Agus,

dan Anies (Kode A, B, dan C).

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

92

Tabel 4.11

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Berdiri tegak A, B, C

Dicent Sign Tiga pria berdiri tegak

dan saling bertatap wajah

A,B, C

Argument Gerakan tangan dan

mimik wajah tiga pria

A, B, C, D,dan

F

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.3

Tabel 4.12

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 26 September-2 Oktober 2016

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah tiga orang

pria

- Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada tiga orang pria, banner pada

majalah “Kuda-kuda Menjelang Laga” dan senjata

yang dipegang oleh ketiga pria

- Sementara simbol yang muncul adalah sebuah

persiapan perang

Object Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan (Anies),

dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus). Dalam

ilustrasi, ketiga calon gubernur DKI Jakarta

menggunakan pakaian seperti koboi, lengkap dengan

senjata di sisi celana.

Interpretant Tiga calon gubernur DKI Jakarta terlibat persaingan

untuk menduduki kursi DKI 1. Mulai dari blusukan,

hingga perang di dunia maya yaitu sosial media.

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

93

4. PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA (Edisi 28 November-4 Desember

2016)

Gambar 4.4

Sampul Majalah Tempo (Edisi 28 November-4 Desember 2016)

Sampul tersebut (Gambar 4.4) dapat dideskripsikan tiga orang sedang berada

di puncak Tugu Monumen Nasional (Monas). Tiga orang menggunakan Pakaian

Dinas Lapangan (PDL) lengkap dengan helm dan peralatan proyek. Peralatan proyek

yang digambarkan pada sampul adalah tali yang di bagian ujungnya terddapat

pengait. Tiga orang yang diilustrasikan adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus

Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies). Ahok, Agus, dan

Anies digambarkan seolah ingin menggapai puncak Tugu Monas dengan

perlengkapan dan peralatan masing-masing. Di sisi kiri sampul terdapat judul

“PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA”.

A

B

C

D

F

E

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

94

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode F) “PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA”. Dalam judul

tersebut, kata “PERANG” merupakan kata lain dari persaingan. Persaingan yang

dimaksud adalah persaingan ketiga calon gubernur DKI Jakarta, yaitu Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan

(Anies). Sedangkan kata “DIGITAL” dalam judul adalah media sosial yang kerap

digunakan untuk kampanye dalam Pilkada DKI Jakarta.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata-kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar perangkat pengait (Kode D) yang sedang dipegang

oleh kedua calon gubernur DKI Jakarta (Kode A dan C). Pada sampul majalah,

pengait yang dipegang oleh kedua pria (Kode A dan C) diilustrasikan sebagai

lambang Facebook dan Twitter. Kedua media sosial tersebut merupakan sarana

kampanye oleh ketiga calon gubernur DKI Jakarta. Di sisi lain, seorang pria (Kode B)

hanya menyaksikan kedua pria lainnya yang sedang berusaha menggapai puncak

Tugu Monas (Kode E).

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

95

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah

peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari

gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis,

cara berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada

gerakan tangan Agus, dan Anies (Kode A dan C). Keduanya nampak sedang

mengayunkan tali yang di ujung salah satu sisinya terdapat pengait (Kode D) dan

berusaha menggapai puncak Tugu Monas (Kode E). Penekanan juga terlihat dari

gesture Ahok ( Kode B) yang menyaksikan Agus dan Anies (Kode A dan C) sedang

berusaha menggapai ujung Tugu Monas.

Tabel 4.13 Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Perang digital F

Sinsign Alat Pengait D

Legisign Gerakan Tangan Kedua

Pria A dan C

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 28

November-4 Desember 2016 menampilkan tiga pria sedang berada di ujung Tugu

Monas (Kode A, B, C, dan E). Ketiganya adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok),

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

96

Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies) (Kode A,

B, dan C). Agus dan Anies berupaya menggapai puncak Tugu Monas dengan

peralatan masing-masing (Kode A, C, D, dan E). Sedangkan Ahok (Kode B)

menyaksikan Agus dan Anies dari bawah. Terdapat kata Perang Digital dalam judul

sampul majalah Tempo edisi ini. Perang Digital yang dimaksud adalah persaingan

antara ketiga calon gubernur (Kode A, B, dan C) dengan menggunakan media sosial,

seperti ilustrasi pada sampul (Kode D). Kemudian terdapat teks “PERANG DIGITAL

PILKADA JAKARTA” (Kode F).

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gerakan tangan

Agus, dan Anies sedang mengayunkan tali berpengait di ujungnya, untuk menggapai

puncak Tugu Monas (Kode A, C, D, dan E). Di sisi bawah, Ahok (Kode B) dengan

gesture menyaksikan kedua rivalnya sedang meraih puncak Tugu Monas. Masih

terkait dengan index, judul “PERANG DIGITAL PILKADA JAKARTA” (Kode F)

juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan Ahok, Agus, dan Anies sedang

terlibat persaingan menjadi gubernur DKI Jakarta dengan menggunakan media sosial.

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait adanya persaingan tiga calon gubernur DKI Jakarta menjelang Pilkada Kode

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

97

(A, B, C, D, dan F). Persaingan di media sosial sudah gencar dilakukan oleh tiga kubu

calon gubernur DKI Jakarta.

Tabel 4.14

Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Ikon Tiga Orang Pria A, B, C

Indeks

Mimik atau Gesture Tiga Orang Pria,

Banner Majalah, dan Benda yang

Dipegang oleh Tiga Pria

A, B, C, D, E, F

Simbol Tiga Pria Berpakaian PDL Lengkap

dengan Tali dan Pengait A, B, C, D, F

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 28 November-4 Desember 2016 Ahok, Agus, dan

Anies sedang berdiri di puncak Tugu Monas (Kode A, B, C, dan E). Seseorang bisa

saja menafsirkan bahwa ketiganya akan menggapai ujung Tugu Monas, karena

terlihat dari peralatan yang digunakan. Gerakan tangan Agus, dan Anies

diilustrasikan memegang alat untuk meraih puncak Tugu Monas (Kode A, C, dan E)

Ketiganya mengisyaratkan adanya persaingan untuk berada di posisi tertinggi DKI

Jakarta, atau sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun gambar tersebut bisa saja

ditafsirkan sebagai usaha keras ketiga calon untuk menjadi pemimpin di ibukota

Indonesia.

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

98

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, dan C, terdapat

gambar Ahok, Agus, dan Anies yang menggunakan pakaian dan perlengkapan

memanjat. Pada sampul ini adegan yang dilakukan Ahok, Agus, dan Anies terlihat

seolah akan menggapai puncak Tugu Monas. Ketiganya berdiri di sisi puncak tugu,

dan berupaya naik ke puncak Tugu Monas yang tidak lain adalah emas berbentuk api.

Hal ini menafsirkan walaupun mereka siap menjelang Pilkada DKI Jakarta, namun

upaya ketiganya tidak mudah dalam persaingan di Pilkada DKI Jakarta.

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul PERANG DIGITAL

PILKADA JAKARTA terdapat pada alat yang digunakan kedua pria dalam ilustrasi

merupakan lambang Facebook dan Twitter. Gerakan tangan Agus, dan Anies

mengayun alat tersebut menggambarkan usaha keras mereka untuk mengalahkan

lawan terberat yaitu Ahok. Hal ini diperkuat dengan judul majalah yaitu “PERANG

DIGITAL” yang menjelaskan adanya persaingan ketiga calon dengan menggunakan

media sosial.

Tabel 4.15

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Berdiri di puncak tugu A, B, C

Dicent Sign Gestur ketiga pria A,B, C

Argument Gerakan tangan dan alat

yang dipegang kedua pria

A, C, dan D

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

99

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.4

Tabel 4.16

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 28 November-4 Desember 2016

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah tiga orang

pria

- Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada tiga orang pria, banner pada

sampul majalah “PERANG DIGITAL PILKADA

JAKARTA” dan alat yang dipegang oleh dua pria

- Sementara simbol yang muncul adalah dua orang

pria sedang berusaha mencapai puncak tugu dengan

alat yang dipegang. Satu orang pria lain berada di

bawah sedang memerhatikan kedua pria di atasnya

Object Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan (Anies),

dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus). Dalam

ilustrasi, ketiga calon gubernur DKI Jakarta terlihat

dengan gesture berusaha mencapai puncak tugu

Interpretant Tiga calon gubernur DKI Jakarta terlibat persaingan

untuk menduduki kursi DKI 1.Ketiganya bertarung

dengan sosial media demi menaikkan elektabilitas

masing-masing agar menang di Pilkada DKI Jakarta.

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

100

5. SIASAT DI BALIK DEBAT (Edisi 16-22 JANUARI 2017)

Gambar 4.5

Sampul Majalah Tempo (Edisi 16-22 Januari 2017)

Sampul tersebut (Gambar 4.5) dapat dideskripsikan tiga orang sedang

mengangkat otak. Orang pertama menggunakan kemeja putih (Kode A), orang kedua

menggunakian kemaja motif kotak merah, dan orang ketiga dengan kemeja hitam.

Ketiganya menangkat gambar berupa otak, yang di bagian atasnya terdapat gambar

pohon, kereta, cerobong asap, tugu, jalan layang, dan sebuah grafik merah. Tiga

orang yang diilustrasikan adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid Baswedan (Anies). Ahok, Agus, dan Anies

A

G B

C

F

D

E

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

101

digambarkan seolah ingin mengangkat otak secara bersamaan. Di sisi kiri bawah

sampul terdapat judul “SIASAT DI BALIK DEBAT”.

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode G) “SIASAT DI BALIK DEBAT”. Dalam judul tersebut, kata

“SIASAT” merupakan kata lain dari taktik. Taktik yang dimaksud adalah rencana

yang disusun secara sistematis oleh ketiga calon gubernur DKI Jakarta, yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Anies Rasyid

Baswedan (Anies). Sedangkan kata “DI BALIK DEBAT” dalam judul adalah

keterangan waktu yaitu sebelum ketiga calon gubernur DKI Jakarta berdebat.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata-kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar otak (Kode D) yang sedang diangkat oleh ketiga calon

gubernur DKI Jakarta (Kode A, B, dan C). Pada ilustrasi sampul juga terdapat gambar

pohon, cerobong asap, kereta, tugu, jalan layang, dan sebuah grafik (Kode E dan F).

Ilustrasi gambar tersebut (Kode D, E, dan F) diilustrasikan sebagai taktik ketiga calon

gubernur DKI Jakarta sebelum berdebat. Taktik yang digunakan untuk berdebat

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

102

adalah seputar lingkungan hidup, transportasi, dan infrastruktur demi meraih suara

terbanyak dalam Pilkada (Kode E dan F). Ilustrasi otak sebagai dasar taktik yang

digunakan Ahok, Agus, dan Anies untuk merancang pertanyaan dan argumentasi

dalam debat. Gambar pohon tanpa daun, cerobong asap, kereta cepat, tugu Monumen

Nasional (Monas), jalan layang, dan grafik merah merupakan sejumlah bahan untuk

Anies, Ahok, dan Agus untuk berdebat.

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah peraturan

yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari gerakan

isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis, cara

berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada gerakan

tangan Anies, Ahok, dan Agus (Kode A,B, dan C). Ketiganya nampak sedang

mengangkat ilustrasi otak (Kode D). Penekanan juga terlihat dari gesture Anies,

Ahok, dan Agus yang berusaha untuk mengangkat ilustrasi otak tersebut.

Tabel 4.17 Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Siasat di Balik Debat G

Sinsign

Otak, Pohon Kering, Cerobong Asap, Kereta

Cepat, Jalan Layang, dan Grafik Merah D, E, dan F

Legisign Gerakan Tangan Ketiga

Pria A, B, dan C

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

103

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 16-22 Januari

2017 menampilkan tiga pria sedang berada di bawah ilustrasi otak (Kode A, B, C,

dan D). Ketiganya adalah Anies Rasyid Baswedan (Anies), Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus), dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (Kode A, B, dan C). Anies,

Ahok dan Agus berupaya mengangkat ilustrasi otak yang juga terdapat gambar

pohon, cerobong asap, kereta, tugu, jalan layang, dan sebuah grafik (Kode D, E, dan

F). Terdapat kata Siasat dalam judul sampul majalah Tempo edisi ini. Siasat yang

dimaksud adalah Taktik yang digunakan oleh ketiga calon gubernur DKI Jakarta

untuk mendongkrak grafik suara pemilihnya masing-masing (Kode G).

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gestur Anies,

Ahok, dan Agus sedang mengangkat sebuah ilustrasi otak (Kode A, B, C, dan D).

Posisi badan dan gerakan tangan ketiganya digambarjan sedang berusaha keras

mengangkat ilustrasi otak tersebut. Masih terkait dengan index, judul “SIASAT DI

BALIK DEBAT” (Kode G) juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan

Anies, Ahok, dan Agus sedang beradu strategi di panggung debat calon gubernur

DKI Jakarta.

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

104

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait adanya adu taktik tiga calon gubernur DKI Jakarta menjelang Pilkada Kode

(A, B, C, D, E, dan F). Anies, Ahok dan Agus berlatih sebelum naik ke npanggung

debat. Ketiganya membahas sejumlah sektor yang ada di DKI Jakarta antara lain

sektor lingkungan hidup, transportasi massa, infrastruktur, demi menaikkan grafik

perolehan suara (Kode E dan F).

Tabel 4.18

Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Ikon Tiga Orang Pria A, B, C

Indeks

Mimik atau Gesture Tiga Orang Pria,

Banner Majalah, dan Benda yang

Diangkat oleh Tiga Pria A, B, C, D, E, F, G

Simbol Mengangkat Ilustrasi Otak A, B, C, D, E F

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 16-22 Januari 2017 Anies, Ahok, dan Agus

sedang menangkat ilustrasi sebuah otak (Kode A, B, C, dan D). Seseorang bisa saja

menafsirkan bahwa ketiganya terbebani masalah yang ada di DKI Jakarta seperti di

bidang lingkungan, transportasi dan infrastruktur. Ketiganya seolah bekerja sama

untuk menopang beban masalah di DKI Jakarta (Kode A, B, dan C). Di sisi lain,

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

105

gambar tersebut bisa saja ditafsirkan sebagai usaha keras ketiga calon gubernur DKI

Jakarta dalam membuat taktik yang membahas sejumlah bidang, dalam perdebatan

untuk menjadi pemimpin di ibukota Indonesia. Seperti yang terdapat pada judul

majalah “SIASAT DI BALIK DEBAT” (Kode G).

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, dan C, terdapat

gambar Anies, Ahok, dan Agus yang menggunakan pakaian khas masing-masing.

Anies dengan kemeja putih panjang, Ahok menggunakan kemeja kotak-kotak mera

hitam, dan Agus dengan kemeja hitam pendek. Pada sampul ini adegan yang

dilakukan ketiganya terlihat seolah mengangkat sebuah ilustrasi otak yang juga

terdapat gambar pohon, cerobong asap industri pabrik, kereta cepat, tugu monas,

jembatan layang dan sebuah grafik merah. Hal ini menafsirkan bahwa Anies, Ahok,

dan Agus berupaya mengangkat sektor lingkungan hidup, industri pabrik, transportasi

masal, dan infrastruktur di Jakarta demi menaikkan grafik perolehan suara pendukung

mereka masing-masing.

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul SIASAT DI BALIK DEBAT

terdapat ilustrasi otak yang di atasnya terpadat gambar pohon, cerobong asap

industri pabrik, kereta cepat, tugu monas, jembatan layang dan sebuah grafik merah.

Grafik merah yang merupakan grafik perolehan suara menjadi indikator

keberhasilan ketiga calon gubernur DKI Jakarta pada debat calon gubernur. Gestur

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

106

Anies, Ahok, dan Agus merepresentasikan bahwa mereka sedang menyusun taktik

sebelum naik ke panggung debat calon gubernuur DKI Jakadta. Hal ini diperkuat

dengan judul majalah yaitu “SIASAT” yang menjelaskan adanya persaingan taktik

ketiga calon di balik debat.

Tabel 4.19

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Menopang Ilustrasi Otak A, B, C dan D

Dicent Sign Gestur ketiga pria A,B, C

Argument Ilustrasi Otak dan Judul

Majalah

D, E, F dan G

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.5

Tabel 4.20

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 16-22 Januari 2017

Sign -Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah tiga orang pria

-Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada tiga orang pria, banner pada

sampul majalah “SIASAT DI BALIK DEBAT” dan

benda yang diangkat oleh tiga pria

-Sementara simbol yang muncul adalah tiga orang

pria sedang berusaha mengangkat benda berupa

ilustrasi otak dengan dengan gambaran gedung,

pohon, cerobong asap, jalan layang di atasnya. Serta

terdapat panah grafik merah pada ilustrasi otak

tersebut

Object Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan (Anies),

dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus). Dalam

ilustrasi, ketiga calon gubernur DKI Jakarta terlihat

dengan gesture berusaha mengangkat benda berupa

ilustrasi otak

Interpretant Anies, Ahok, dan Agus, masing-masing menyusun

siasat untuk memenangkan debat Pilkada DKI Jakarta.

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

107

6. MANUVER TERAKHIR (Edisi 13-19 Februari 2017)

Gambar 4.6

Sampul Majalah Tempo (Edisi 13-19 Februari 2017)

Sampul tersebut (Gambar 4.6) dapat dideskripsikan tiga orang sedang

berdiskusi di atas rangkaian alas kotak-kotak merah dan kuning. Ketiga orang lainnya

berada di sisi luar alas dengan memegang salah satu rangkaian alas tersebut. Orang

pertama adalah Megawati Soekarnoputeri yang menggunakan kemeja merah celana

hitam sedang memegang satu dari rangkaian alas kuning (Kode A). Orang kedua

adalah Anies Rasyid Baswedan (Anies) dengan kemeja putih celana hitam sedang

berdiri di atas rangkaoan alas kuning (Kode B). Orang ketiga adalah Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) yang menggunakan kemeja motif kotak-kotak merah hitam sedang

A

C

E

B

H

G

I

D

F

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

108

berdiri di atas rangkaian alas merah (Kode C). Orang keempat adalah Prabowo

Subianto menggunakian kemaja putih celana puth juga sedang memegang satu dari

rangkaian alas merah (Kode D). Orang kelima adalah Agus Harimurti Yudhoyono

(Agus) yang menggunakan kemeja biru dongker celana hitam sedang berdiri di atas

rangkaian alas kuning. Orang keenam adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

menggunakan kemeja dan celana abu-abu (Kode F). Di sisi kanan bawah sampul

terdapat judul “MANUVER TERAKHIR”.

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode I) “MANUVER TERAKHIR”. Dalam judul tersebut, kata

“MANUVER” merupakan kata lain dari tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah

ketiga ketua partai pengusung calon gubernur turun gelanggang. Mega, Prabowo dan

SBY turut mendukung calon gubernur yang mereka usung masing-masing melalui

pidato politik. Sedangkan kata “TERAKHIR” dalam judul adalah keterangan waktu

yaitu sebelum berlangsungnya hari pencoblosan Pilkada Jakarta.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata-kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah gambar rangkaian alas kuning dan merah (Kode H) yang

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

109

sedang dipegang oleh Mega, Prabowo dan SBY (Kode A, D, dan F). Pada ilustrasi

sampul juga terlihat Anies, Ahok dan Agus (Kode B, C, dan E) sedang berdiskusi di

atas rangkaian alas motif kotak-kotak kuning merah (Kode H). Ilustrasi gambar

Mega, Prabowo, dan SBY (Kode A, D, dan F) diilustrasikan sebagai tindakan

ketiganya untuk mendukung calon masing-masing.

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah peraturan

yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari gerakan

isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis, cara

berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada gerakan

tangan Anies, Ahok, dan Agus (Kode B, C, dan E). Ketiganya nampak sedang

berbincang di atas rangkaian alas bermotif kotak-kotak kuning dan merah (Kode H).

Penekanan juga terlihat dari gesture Mega, Prabowo, dan SBY (Kode A, D, dan F)

yang masing-masing sedang memegang satu dari rangkaian alas bermotif kotak-kotak

kuning dan merah.

Tabel 4.21 Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Manuver Terakhir I

Sinsign

Rangkaian Alas

Bermotif Kotak-kotak

Kuning dan Merah

H

Legisign Gerakan Tangan Ketiga

Pria B, C, dan E

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

110

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 13-19

Februari 2017 menampilkan tiga pria sedang berbincang di atas rangkaian alas motif

kotak-kotak kunging dan merah (Kode B, C, E dan H). Ketiganya adalah Anies

Rasyid Baswedan (Anies), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus), dan Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) (Kode B, C, dan E). Di sisi lain, terdapat tiga ketua partai politik

yaitu Mega, Prabowowo, dan SBY (Kode A, D, dan F). Terdapat kata Manuver

dalam judul sampul majalah Tempo edisi ini.

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gestur Mega,

Prabowo dan SBY sedang memegang satu dari rangkaian alas (Kode G) yang

terdapat dalam ilustrasi sampul (Kode A, D, dan F). Gerakan tangan ketiganya

digambarjan sedang menyusun rangkaian alas (Kode G) yang digunakan Anies, Ahok

dan Agus untuk berbincang. Masih terkait dengan index, judul “MANUVER

TERAKHIR” (Kode I) juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan Mega,

Prabowo, dan SBY yang sedang menyusun rangkaian alas yang digunakan ketiga

calon gubernur DKI Jakarta.

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

111

terkait tindakan Mega, Prabowo, dan SBY dalam menyusun strategi (Kode G) agar

calon gubernur DKI Jakarta yang diusung mereka masing-masing dapat menang di

Pilkada DKI Jakarta.

Tabel 4.22

Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Ikon Tiga Orang Pria B, C, E

Indeks

Mimik atau Gesture Lima Orang Pria

dan Seorang Wanita, Banner Majalah,

serta Benda yang Dipegang oleh Dua

Pria dan Seorang Wanita A, B, C, D, E, F, G

Simbol Memegang Rangkaian Alas G

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 13-19 Februari 2017 Anies, Ahok, dan Agus

sedang berbincang di atas rangkaian alas motif kotak-kotak kuning merah (Kode B,

C, E dan H). Seseorang bisa saja menafsirkan bahwa ketiganya sedang berada di

atas panggung politik yang diilustrasikan dengan rangkaian alas motif kotak-kotak

(Kode H). Sedangkan Mega, Prabowo, dan SBY (Kode A, D, dan F) mendukung

langsung calon mereka masing-masing yang diilustrasikan dengan memegang satu

dari rangkaian alas motif kotak-kotak (Kode G), seperti yang terdapat pada judul

majalah “MANUVER TERAKHIR” (Kode I). Di sisi lain, gambar tersebut bisa saja

ditafsirkan enam orang sedang terlibat dalam permainan puzzle.

Page 194: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

112

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, dan C, terdapat

gambar Megawati Soekarnoputeri yang menggunakan kemeja merah celana hitam

sedang memegang satu dari rangkaian alas kuning (Kode A), Anies Rasyid Baswedan

(Anies) dengan kemeja putih celana hitam sedang berdiri di atas rangkaian alas

kuning (Kode B), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menggunakan kemeja motif

kotak-kotak merah hitam sedang berdiri di atas rangkaian alas merah (Kode C),

Prabowo Subianto menggunakian kemaja putih celana puth juga sedang memegang

satu dari rangkaian alas merah (Kode D), Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) yang

menggunakan kemeja biru dongker celana hitam sedang berdiri di atas rangkaian alas

kuning (Kode E), dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan kemeja dan

celana abu-abu (Kode F). Pada sampul ini adegan yang dilakukan Anies, Ahok, dan

Agus terlihat seolah sedang berbincang di atas rangkaian alas motif kotak-kotrak

kuning merah (Kode B, C, E, dan H).

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul MANUVER TERAKHIR

terdapat gambar tiga ketua partai politik pengusung calon gubernur DKI Jakarta

(Kode A, D, dan F). Ketiganya diilustrasikan seperti turun langsung untuk

mendukung calon masing-masing dalam Pilkda DKI Jakarta. Di sisi lain, gestur

Anies, Ahok, dan Agus merepresentasikan bahwa mereka sedang berbincang di atas

panggung politik.

Page 195: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

113

Tabel 4.23

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Berbincang di Atas

Rangkaian Alas Motif

Kotak-kotak Kuning

Merah

B, C, E, dan F

Dicent Sign Ilustrasi Rangkaian Alas H

Argument Gestur Dua Pria dan

Seorang Wanita dan

Judul Majalah

A, D, F dan I

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.6

Tabel 4.24

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 13-19 Februari 2017

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah lima pria

dan seorang wanita

-Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada lima pria dan satu wanita, banner

pada sampul majalah“MANUVER TERAKHIR” dan

benda yang diangkat oleh dua pria dan satu wanita

-Sementara simbol yang muncul adalah tiga pria

berdiskusi di atas alas seperti papan catur. Dua pria

lainnya dan seorang wanita memegang kotak bagian

dari alas tersebut.

Object Tiga calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan (Anies),

dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus). Dalam

ilustrasi, ketiga calon gubernur DKI Jakarta terlihat

dengan gesture sedang berdiskusi. Sedangkan dua

pria lain dan seorang wanita adalah Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto (Prabowo),

Megawati Soekarnoputri (Mega) sedang memegang

kotak yang merupakan bagian dari alas yang

digunakan Anies, Ahok, dan Agus berdiskusi.

Interpretant Prabowo, Mega, dan SBY turun gunung dalam

Pemilihan Gubernur Jakarta.

Page 196: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

114

7. AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG (Edisi 20-26 Februari 2017)

Gambar 4.7

Sampul Majalah Tempo (Edisi 20-26 Februari 2017)

Sampul tersebut (Gambar 4.7) dapat dideskripsikan empat pria dan bayangan

putih seorang pria dan seorang wanita sedang foto bersama. Empat pria sedang foto

bersama dengan mimik wajah gembira. Empat pria tersebut adalah Anies Rasyid

Baswedan (Anies), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sandiaga Salahudin Uno

(Sandi), dan Djarot Saeful Hidayat (Djarot) (Kode A, B, C, dan D). Sedangkan

bayangan putih seorang pria dan wanita adalah pasangan nomor urut satu pada

Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) dan

A

C

B

E

F

G

D

Page 197: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

115

Sylviana Murni (Sylvi) (Kode E dan F). Di sisi kanan bawah sampul terdapat judul

“AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG”.

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,

lembut, lemah, dan merdu. Qualisign pada sampul Tempo edisi ini tampak pada teks

dalam judul (Kode G) “AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG”. Dalam judul

tersebut, kata “HILANG” merupakan kata lain dari tersisih dalam putaran pertama

Pilkada DKI Jakarta pada Februari 2017 lalu. Agus dan Sylvi tidak lolos ke putaran

kedua Pilkada DKI Jakarta karena berada di posisi terendah perolehan suara yaitu 17

persen. Sedangkan kata “SIAPA TERBILANG” dalam judul adalah siapa yang akan

medapatkan suara terbanyak pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta April 2017

mendatang.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda.

Tanda yang merupakan dasar tampilannya dalam kenyataan. Seperti pada kata-kata

mendarat, yang berarti tanda berhenti dari sebuah perjalanan. Sinsign pada sampul

Tempo edisi ini adalah Agus dan Sylvi yang hanya digambarkan dengan bayangan

putih saja (Kode E dan F). Pada ilustrasi sampul juga terlihat pasangan calon

gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua dan tiga yaitu Anies-Sandi

dan Ahok-Djarot (Kode A, B, C, dan D).

Page 198: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

116

3. Legisign

Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sebuah peraturan

yang berlaku umum, sebuah konvensi. Hal itu juga dapat dikatakan dari gerakan

isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti “ya”, mengerutkan alis, cara

berjabatan tangan. Pada sampul Tempo edisi kali ini, legisign terlihat pada mimik

wajah Anies, Ahok, Sandi dan Djarot yang gembira saat foto bersama (Kode A, B, C,

dan D). Kegembiraan muncul setelah dua pasangan calon gubernur dan wakil

gubernur DKI Jakarta ini maju ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Tabel 4.25 Tanda-tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Sign

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Qualisign Agus Hilang, Siapa

Terbilang G

Sinsign

Bayangan Putih

Seorang Pria dan

Wanita

E dan F

Legisign Mimik Wajah Empat

Pria A, B, C, dan D

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

1. Icon

Icon adalah tanda yang megandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat

dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada Sampul Majalah Tempo edisi 20-26

Februari 2017 menampilkan bayangan putih seorang pria dan seorang wanita.

Seorang pria yang diilustrasikan sebaga bayangan putih pada sampul adalah Agus

Page 199: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

117

Harimurti Yudhoyono (Agus) (Kode F), sedangkan seorang wanita yang

digambarakan bayangan putih adalah Sylviana Murni (Sylvi) (Kode E).

2. Index

Index adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Index pada sampul ini adalah gestur dan mimik

wajah empat pria yang tak laion adalah dua pasangan calon gubernur dan wail

gubernur DKI Jakarta yaitu Anies-Sandi dan Ahok-Djarot (Kode A, B, C, dan D).

Masih terkait dengan index, judul “AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG” (Kode

G) juga merupakan index yang berkaitan dengan adegan foto bersama Anies-Sandi

dan Ahok-Djarot (Kode A, B, C, dan D).

3. Symbol

Symbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber acuan melalui

kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik. Symbol yang muncul adalah

terkait mimik wajah gembira Anies-Sandi dan Ahok-Djarot (Kode A, B, C, dan D)

karena dapat lolos ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Tabel 4.26

Tanda dalam gambar berdasarkan Klasifikasi Object

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Icon Bayangan Putih Seorang Wanita dan

Seorang Pria E dan F

Index Mimik atau Gesture Empat A, B, C, D, E, F, dan G

Pria, Bayangan Putih Seorang Wanita

dan Seorang Pria , Banner Majalah

Symbol Mimik Wajah Empat Pria A, B, C, dan D

Page 200: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

118

c. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Interpretant

1. Rheme

Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan. Pada sampul Tempo edisi 20-26 Februari 2017 Anies, Ahok, Sandi, Djarot,

Agus, dan Sylvi sedang foto bersama (Kode A, B, C, D, E dan F). Tetapi Agus dan

Sylvi diilustrasikan hanya bayangan putih saja (Kode E dan F). Seseorang bisa saja

menafsirkan bahwa keduanya hilang karena kalah pada putaran pertama pemilihan

gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. seperti yang terdapat pada judul majalah

“AGUS HILANG, SIAPA TERBILANG” (Kode G). Di sisi lain, gambar tersebut

bisa saja ditafsirkan Agus dan Sylvi mundur dari Pilkada DKI Jakarta.

2. Dicent Sign

Dicent Sign adalah tanda sesuai kenyataan. Pada kode A, B, C, dan D terdapat

gambar Anies, Ahok, Sandi, dan Djarot sedang foto bersama. Pada sampul ini adegan

yang dilakukan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini digambarkan

dengan mimik wajah gembira.

3. Argument

Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang

sesuatu. Argument pada sampul Tempo yang berjudul AGUS HILANG, SIAPA

TERBILANG terdapat gambar Anies, Ahok, Sandi, dan Djarot (Kode A, B, C, dan

D). Sedangkan Agus dan Sylvi diilustrasikan hanya bayangan putih saja (Kode E

Page 201: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

119

dan F). Di sisi lain, Anies dan Ahok berebut suara pemilih Agus. Mereka beradu

gesit melobi partai pendukung untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Tabel 4.27

Tanda dalam gambar berdasarkan klasifikasi Interpretant

Jenis Tanda Contoh Tanda Kode

Rheme Foto Bersama A, B, C, D, E, F

Dicent Sign Mimik Wajah Gembira

Empat Pria

A, B, C, D

Argument Bayangan Putih Seorang

Pria dan Seorang Wanita

dan Judul Majalah

E, F, G

Berikut tabel untuk mempermudah pembaca memahami hasil temuan peneliti pada

gambar 4.7

Tabel 4.28

Hasil Analisis Sampul Majalah Tempo

Edisi 20-26 Februari 2017

Sign - Ikon dalam ilustrasi tersebut adalah lima pria

dan seorang wanita

-Indeksnya melalui tiga tanda yaitu gesture yang

ditunjukkan pada lima pria dan satu wanita, banner

pada sampul majalah“AGUS HILANG, SIAPA

TERBILANG”

-Sementara simbol yang muncul adalah lima pria dan

satu wanita sedang berfoto bersama. Tetapi seorang

wanita dan seorang pria hanya tampak bayangan

putih

Object Dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur DKI

Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot

Saiful Hidayat (Djarot) dan Anies Baswedan (Anies)-

Sandiaga Salahudin Uno (Sandi), serta sepasang

calon gubernur-wakil gubernur Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus)-Sylviana Murni (Sylvi). Dalam

ilustrasi, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi terlihat

dengan gesture sedang gembira saat foto bersama.

Sedangkan Agus-Sylvi digambarkan hanya bayangan

putih pada ilustrasi sampul.

Interpretant Anies dan Ahok berebut suara pemilih Agus. Anies

dan Ahok beradu cepat melobi partai pendukung.

Page 202: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

120

C. Interpretasi Sampul Majalah Tempo

Sesuai dengan judul dari penelitian ini, maka analisis yang digunakan yaitu

analisis semiotika Calon Gubernur DKI Jakarta dalam sampul majalah Tempo. Dalam

sampul tersebut terdapat tanda dan makna. Dari tanda, objek dan interpretan yang ada

pada gambar berhasil diidentifikasi kemudian dianalsis dan memiliki maksud

tertentu, serta makna tersembunyi dan mendalam seperti yang telah diungkapkan

sebelumnya. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.

Metode yang dapat digunakan untuk menelaah makna dan maksud dari sebuah tanda

dan objek yang terdapat dalam sebuah gambar yaitu metode analisis semiotika. Untuk

mengetahui makna sebenarnya yang terkandung dalam sampul Majalah Tempo

tersebut terlebih dahulu diungkap makna terdalam dari gambar tersebut melalui tanda

yang diperlihatkan. Untuk itu dalam penelitian ini diuraikan makna yang terdapat

dalam sampul tersebut melalui pembagian suatu tanda yang terdapat pada gambar

kedalam tiga klasifikasi berdasarkan Sign, Object, dan Interpretant.

Dalam ilmu tanda, untuk menelaah dan menemukan makna tanda yang ada

dalam gambar sampul Majalah Tempo dapat dilakukan penelaahan melalui

pembagian klasifikasi dari sign, object, dan interpretant yang ada dalam sampul

tersebut. Dengan klasifikasi dari sign yaitu qualisign, sinsign, dan legisign, akan

diketahui kualitas pada tanda, eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada

tanda, dan norma yang dikandung oleh tanda. Dari klasifikasi object yaitu icon, index,

dan symbol, dapat diketahui makna hubungan antara tanda dan objek, hubungan

alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau sebab akibat, dan tanda

Page 203: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

121

yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan, atau

aturan, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, dan tanda yang

menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandannya, hubungan

berdasarkan konvensi(perjanjian) masyarakat. Dan berdasarkan klasifikasi

interpretant yaitu rheme, dicent sign, dan argument, dapat diketahui penafsiran

makna tanda sesuai pilihan, kenyataan tanda dan alasan tentang sesuatu yang ada

pada tanda. Sebuah makna dari tanda-tanda dalam sampul Majalah Tempo akan dapat

diketahui jika ketiga klasifikasi dari sign, object, dan interpretant sudah bisa

diketahui atau diinterpretasikan kebenerannya serta dipahami apa maksud dari tanda-

tanda yang ada dalam gambar tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis sampul Majalah Tempo sebanyak

tujuh edisi yang secara kongkrit memvisualisasikan sosok calon Gubernur DKI

Jakarta dengan berbagai macam isu utama yang diangkat pada setiap edisinya.

Dengan menggunakan analisis semiotika ini, banyak tanda-tanda yang mengandung

makna dan isi pesan yang merepresentasikan calon Gubernur DKI Jakarta

sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis semiotika. Untuk

lebih memudahkan dalam memaparkan hasil analisis, peneliti membuat tabel hasil

analisis pada sampul majalah Tempo yang diteliti.

Page 204: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

122

Tabel 4.29 Tabel hasil analisis semiotika Majalah Tempo tahun 2016-2017

Sampul Majalah Tempo Analisis Semiotik

Edisi 19-25 September 2016

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa perlawanan, senjata tajam,

dan gerakan tangan. Dari sign yang diidentifikasikan

tersebut menunjukkan sesuatu yaitu object. Untuk itu,

peneliti mengidentifikasikan object berupa mimik wajah

dan gesture empat orang pria dan seorang wanita, banner

majalah, dan benda yang dipegang oleh tiga pria. Dari

identifikasi sign dan object maka menghasilkan

interpretant. Interpretant pada sampul majalah edisi ini

adalah persiapan untuk melawan, ruang ganti, senjata tajam

berupa golok dan sosok dua pria.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 19-25 September 2016 ini adalah Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok) dan Sandiaga Salahudin Uno

(Sandi) kedatangan lawan yang serius yaitu Anies Rasyid

Baswedan (Anies) dan Tri Rismaharini (Risma). Ahok dan

Sandi bersiap untuk melawan kedua calon tersebut di

Pilkada DKI Jakarta.

Edisi 26 September-2 Oktober

2016

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa permulaan, kotak suara, dan

gerakan tangan tiga pria. Dari sign yang diidentifikasikan

tersebut menunjukkan sesuatu yaitu object. Untuk itu,

peneliti mengidentifikasikan object berupa mimik wajah

dan gesture tiga pria, banner majalah, dan benda yang

diduduki oleh tiga pria. Dari identifikasi sign dan object

maka menghasilkan interpretant. Interpretant pada sampul

majalah edisi ini adalah persiapan untuk memulai, kotak

suara, sosok tiga pria.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 26 September-2 Oktober 2016 ini adalah

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus) dan Anies Rasyid Baswedan (Anies)

berharap cemas untuk memulai persaingan di Pilkada DKI

Jakarta 2017.

Page 205: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

123

Edisi 19-23 Oktober 2016

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa persiapan, senjata di samping

saku celana, dan gerakan tangan. Dari sign yang

diidentifikasikan tersebut menunjukkan sesuatu yaitu

object. Untuk itu, peneliti mengidentifikasikan object

berupa mimik wajah dan gesture tiga pria, banner majalah,

dan benda yang dipegang oleh tiga pria. Dari identifikasi

sign dan object maka menghasilkan interpretant.

Interpretant pada sampul majalah edisi ini adalah persiapan

jelang Pilkada, senjata bersimbol logo Facebook dan

Twitter.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 19-23 Oktober 2016 ini adalah Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok), Anies Rasyid Baswedan (Anies), dan

Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) melakukan persiapan

jelang Pilkada DKI Jakarta dengan berkampanye di sosial

media seperti Facebook dan Twitter.

Edisi 28 November-4 Desember

2016

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa perang digital, alat pengait,

dan gerakan tangan dua pria. Dari sign yang

diidentifikasikan tersebut menunjukkan sesuatu yaitu

object. Untuk itu, peneliti mengidentifikasikan object

berupa mimik wajah dan gesture tiga pria, banner majalah,

dan benda yang dipegang oleh dua pria. Dari identifikasi

sign dan object maka menghasilkan interpretant.

Interpretant pada sampul majalah edisi ini adalah perang

digital Pilkada Jakarta, alat pengait bersimbol logo

Facebook dan Twitter.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 28 November-4 Desember 2016 ini adalah

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Rasyid Baswedan

(Anies), dan Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) bersaing

di dunia maya atau sosial media. Ketiga calon gubernur

DKI Jakarta ini berkampanye melalui sosial media seperti

Facebook dan Twitter.

Page 206: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

124

Edisi 16-22 Januari 2017

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa siasat, ilustrasi otak, dan

gestur tiga pria. Dari sign yang diidentifikasikan tersebut

menunjukkan sesuatu yaitu object. Untuk itu, peneliti

mengidentifikasikan object berupa gesture tiga pria, banner

majalah, dan benda yang diangkat oleh tiga pria. Dari

identifikasi sign dan object maka menghasilkan

interpretant. Interpretant pada sampul majalah edisi ini

adalah penyusunan taktik sebelum debat oleh tiga calon

gubernur DKI Jakarta, ilustrasi otak sebagai sumber

penyusunan taktik, dan gambar sejumlah unsur yang

dibahas dalam debat, yaitu lingkungan hidup, industri,

transportasi, infrastruktur, dan gambar grafik perolehan

suara pemilih.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 16-22 Januari 2017 ini adalah Anies Rasyid

Baswedan (Anies), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan

Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) menyusun taktik dan

strategi sebelum naik ke panggung debat calon gubernur

DKI Jakarta. Taktik yang dibuat berdasarkan sejumlah

sektor di Jakarta yaitu lingkungan hidup, industri,

transportasi, dan infrastruktur. Hasil debat akan

berpengaruh terhadap grafik perolehan suara pemilih

masing-masing calon gubernur DKI Jakarta.

Edisi 13-19 Februari 2017

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa tindakan dua pria dan seorang

wanita, rangkaian alas motif kotak-kotak kuning dan

merah, dan gerakan tangan tiga pria. Dari sign yang

diidentifikasikan tersebut menunjukkan sesuatu yaitu

object. Untuk itu, peneliti mengidentifikasikan object

berupa gesture tiga pria, banner majalah, benda yang

dipegang oleh dua pria dan seorang wanita. Dari

identifikasi sign dan object maka menghasilkan

interpretant. Interpretant pada sampul majalah edisi ini

adalah persiapan untuk melawan, ruang ganti, senjata tajam

berupa golok dan sosok dua pria.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 13-19 Februari 2017 ini adalah Megawati

Soekarnoputeri (Mega), Prabowo Subianto (Prabowo), dan

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung, atau

memberikan dukungan langsung kepada calon gubernur

yang mereka usung masing-masing yaitu Anies Rasyid

Baswedan (Anies), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan

Page 207: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

125

Agus Harimurti Yudhoyon (Agus) demi mendapatkan

perolehan suara terbanyak di Pilkada DKI Jakarta. Menurut

Mega, Prabowo dan SBY, Pilkada DKI Jakarta merupakan

jalan menuju Pilpres 2019.

Edisi 20-26 Februari 2017

Pada sampul Majalah Tempo edisi ini peneliti

mengidentifikasi sign berupa foto bersama, bayangan putih

seorang pria dan wanita, dan mimik wajah empat pria. Dari

sign yang diidentifikasikan tersebut menunjukkan sesuatu

yaitu object. Untuk itu, peneliti mengidentifikasikan object

berupa mimik wajah dan gesture empat pria, banner

majalah, dan bayangan putih seorang pria dan wanita. Dari

identifikasi sign dan object maka menghasilkan

interpretant. Interpretant pada sampul majalah edisi ini

adalah foto bersama tiga pasang calon gubernur dan wakil

gubernur DKI Jakarta.

Dari pengidentifikasian sign object dan interpretant maka

menghasilkan interpretasi peneliti pada sampul Majalah

Tempo edisi 20-26 Februari 2017 ini adalah Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) dan Anies Rasyid Baswedan (Anies)

berhasil masuk ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Sedangkan pasangan nomor urut satu Agus Harimurti

Yudhoyono (Agus) dan Sylviana Murni (Sylvi) tersisih.

Ahok dan Anies berebut suara pemilih Agus untuk

mendongkrak suara pemilih di putaran kedua Pilkada DKI

Jakarta.

Dari klasifikasi sign, object, dan interpretant, representasi calon gubernur

DKI Jakarta dalam sampul Majalah Tempo secara keseluruhan gambar yang diteliti

memunculkan bahwa sign dan object dalam sampul Majalah Tempo tersebut

berhubungan dan menimbulkan interpretasi. Representasi calon gubernur DKI Jakarta

dalam sampul Majalah Tempo dimunculkan dalam bentuk persaingan antara calon

gubernur DKI Jakarta yaitu Anies Rasyid Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, dan Agus

Harimurti Yudhoyono. Tanda yang selalu muncul dalam setiap sampul yaitu sosok calon

gubernur DKI Jakarta yang tengah melakukan persiapan Pilkada Jakarta. Terlihat dari

tanda pada gambar 4.1 kode A dan C yaitu gerakan tangan Ahok dan Sandiaga Uno yang

Page 208: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

126

sedang memegang golok, seolah ingin melakukan perlawanan. Perlawanan yang

dimaksud dalam ilustrasi sampul adalah perlawanan di Pilkada Jakarta.. Pada gambar 4.2

tanda kembali hadir pada gambar Anies, Ahok, dan Agus sedang duduk dan bertopang

dagu di atas kotak suara. Representasi dari ilustrasi tersebut adalah Anies, Ahok dan

Agus berharap cemas dalam memulai persaingan di Pilkada Jakarta. Pada gambar 4.3

Anies, Ahok, dan Agus berpakaian ala koboi, lengkap dengan senjata di samping saku

celana masing-masing. Adapun senjata yang digambarkan dalam sampul adalah

berbentuk lambang sosial media Facebook dan Twitter. Ketiganya bersiap memulai

persaingan dengan menggunakan sosial media sebagai alat kampanye. Lalu pada gambar

4.4 kembali muncul tanda serupa dengan edisi sampul Majalah Tempo sebelumnya.

Anies, Ahok, dan Agus digambarkan sedang berusaha mencapai puncak Tugu Monumen

Nasional (Monas) dengan menggunakan alat pengait. Alat pengait yang digunakan

merupakan simbol sosial media Facebook dan Twitter. Pada gambar 4.5 tiga calon

gubernur DKI Jakarta mulai menyusun strategi jelang debat Cagub DKI Jakarta. Anies,

Ahok, dan Agus digambarkan sedang menopang ilustrasi otak yang diatasnya terdpat

gambar pohon, cerobong asap, kereta cepat, jalan layang, tugu Monas, dan grafik merah.

Representasi yang muncul pada ilustrasi tersebut adalah Anies, Ahok, dan Agus sedang

menyusun taktik jelang debat Cagub DKI Jakarta. Adapun sektor lingkungan hidup,

industri pabrik, transportasi, dan pembangunan infrastruktur merupakan bahan

perdebatan ketiga Cagub DKI Jakarta demi mendapatkan suara terbanyak pada Pilkada

Jakarta. Pada gambar 4.6 terdapat judul MANUVER TERAKHIR yang dapat

direpresentasikan bahwa ketua Partai Politik pengusung cagub DKI Jakarta mendukung

Page 209: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

127

langsung demi perolehan suara terbanyak. Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto,

dan Susilo Bambang Yudhoyono melakukan dukungan melalui pidato politik di depan

Kader Partai hingga pendukung cagub yang mereka usung masing-masing. Pada gambar

4.7 tanda terlihat pada judul sampul yang menyebutkan Agus hilang, yang dimaksud

adalah tersisih pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama Februari 2017 lalu. Hal ini

doperkuat pada gambar Agus dan Sylvi hanya bayangan putih pada saat tiga calon

gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta foto bersama. Anies dan Ahok lolos ke

putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Keduanya berusaha merebut suara pendukung

Agus, agar meraih suara terbanyak dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Melalui identifikasi sign, object, dan interpretant pada analisis semiotika. Peneliti

mendapatkan interpretasi bahwa calon gubernur DKI Jakarta pada sampul Majalah

Tempo adalah tiga calon pemimpin DKI Jakarta yang sedang berusaha keras demi

mendapat suara tertinggi pada Pilkada. Ketiganya digambarkan mulai dari persiapan

menghadapi lawan, persaingan di sosial media, hingga menyusun taktik jelang debat

cagub DKI Jakarta. Tempo ingin menyampakan bahwa ketiga cagub DKI Jakarta telah

berusaha keras demi mendapatkan hati dan dukungan dari masyarakat Jakarta.

Page 210: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

128

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari penelitian skripsi yang telah peneliti uraikan

mengenai Representasi Calon Gubernur DKI Jakarta dalam ilustrasi sampul

Majalah Tempo tahun 2016-2017 terhadap tujuh edisi adalah sebagai berikut:

Dalam ilustrasi sampul majalah Tempo terdapat tanda atau Sign, Object, dan

Interpretant. Penggambaran calon gubernur dalam sampul Majalah Tempo secara

keseluruhan gambar yang diteliti memunculkan bahwa sign dan object dalam sampul

Majalah Tempo tersebut berhubungan dan menimbulkan interpretasi. Peneliti

mendapatkan interpretasi bahwa Majalah Tempo ingin merepresentasikan calon

gubernur DKI Jakarta adalah sosok calon gubernur yang berusaha keras melakukan

persiapan Pilkada seperti pada edisi 19-25 September 2016. Pada ilustrasi sampul

edisi 26 September-2 Oktober 2016 ketiga calon gubernur DKI Jakarta sedang

memikirkan strategi agar mendapatkan suara terbanyak pada Pilkada. Pada ilustrasi

sampul edisi 19-23 Oktober 2016 ketiga calon gubernur DKI Jakarta sedang

melakukan persiapan jelang Pilkada DKI Jakarta. Pada ilustrasi sampul edisi 28

November-4 Desember 2016 ketiga calon gubernur DKI Jakarta sedang bersaing

dengan menggunakan sosial media. Pada ilustrasi sampul edisi 16-22 Januari 2017

ketiga calon gubernur DKI Jakarta sedang menyusun taktik dalam debat jelang

Pilkada DKI Jakarta. Pada ilustrasi sampul edisi 13-19 Februari 2017 ketiga calon

Page 211: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

129

gubernur DKI Jakarta mendapat dukungan langsung dari ketua partai politik

pengusung masing-masing calon sebelum berlangsungnya Pilkada. Pada ilustrasi

sampul edisi 20-26 Februari 2017 satu pasang calon gubernur dan wakil gubernur

tidak lolos ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi

bersaing demi mendapat suara pemilih Agus-Sylvi. Berbagai petanda terlihat pada

ketujuh sampul Majalah Tempo yang diteliti

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melengkapi penelitian ini seperti

proses terbentuknya tanda-tanda, dan lain-lain. Dan diharapkan dapat

memperdalam kajian semiotika dengan berbagai fenomena yang terjadi di

masa yang akan datang.

2. Untuk media massa pada umumnya dan Majalah Tempo khususnya, sebagai

media massa dimana yang mempunyai fungsi menyalurkan informasi dan

sebagai kontrol sosial, diharapkan dapat mempertahankan atau lebih

memberikan inovasi dalam membuat ilustrasi-ilutrasi seorang sosok menjadi

sebuah sampul majalah dan diharapkan lebih mengutamakan relevansi dalam

membuat sampul majalah, sehingga dapat memberikan kesinambungan antara

sampul majalah dan isi berita, sehingga tidak dapat memicu multitafsir

terhadap para khalayak pembaca.

Page 212: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

132

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983.

Barker, Chris. Cultural Studies Teori dan Praktik.. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004

Budiman, Kris. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitias. Yogyakarya:

Jalasutra, 2011.

Efendy, Onong Uchjana. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju komunikasi,

1999.

Effendi, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis teks Media.

Hill, David T. Pers di Massa Orde Baru. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2011.

Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006.

Lull, James. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, Jakarta: Global,

1998.

Mufid, Moh. Politik dalam Persepektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004.

Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya, 2005.

Noviani, Ratna. Jalan Tengah Memahami Iklan (Antara Realitas, Representasi, dan

Simulasi). Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002.

Sihombing, Danton. Tipograf Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2001.

Page 213: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34785/1/ANGGA... · REPRESENTASI CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA ILUSTRASI SAMPUL MAJALAH TEMPO TAHUN 2016-2017

133

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2003.

Suryawati, Indah. Jurnalisik Suatu Pengantar Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011.

Syafrudin Yunus, Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2009.

Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi

komunikasi . Jakarta: Mitra Wacana Media,2011.