-- Prosedur Tetap Penanggulangan Kedaruratan -
-
Upload
nurul-fithriati -
Category
Documents
-
view
253 -
download
11
description
Transcript of -- Prosedur Tetap Penanggulangan Kedaruratan -
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Anafilaktik Syok / Obat
No. Dokumen
04.05.04.01
No. Revisi
A
Halaman
1/2
PROSEDUR
TETAP
Tanggal Terbit
01 September 2006
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu kumpulan gejala klinik yang jelas dengan tanda –
tanda dan gejala antara lain : Pucat, keringat dingin,
mual kadang sampai muntah, menggigil, timbul bercak
merah diseluruh badan, sesak nafas, nadi lemah,
tekanan darah menurun, susah menelan dan penurunan
kesadaran sampai meninggal.
Tujuan 1. Menghilangkan gejala yang timbul dengan
pemberian obat – obatan
2. Mengembalikan fungsi organ terhadap pengaruh
mediator
Kebijakan Meningkatkan mutu pelyanan keperawatan
Prosedur 1. Baringkan pasien dengan posisi terlentang tungkai
lebih tinggi dari kepala
2. Bebaskan jalan nafas
3. Berikan suntikan adrenalin 0,3 - 0,5 cc secara
subkutan
4. Ulangi sampai 3 kali dengan interval 10 – 15 menit
( jika keadaan belum membaik )
5. Pasang infus nacl 0,9 % (bila keadaan membaik
atur tetesan infus)
6. Berikan oksigen 2 – 3 liter / menit
7. Monitor vitalsign (tekanan darah, nadi, pernafasan
dan jalan nafas) setiap 5 – 10 menit
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Anafilaktik Syok / Obat
No. Dokumen
04.05.04.
No. Revisi
…………………
Halaman
2/2
Prosedur 8. Obat golongan kortiko steroid, seperti : dexa
methason, cortison sebagai anti histamin tidak
mutlak diberikan
9. Bila keadaan membaik, pasien boleh dipulangkan
dilanjutkan dengan pemberian obat oral (catat obat
penyebab alergi)
10. Bila dengan pemberian adrenalin sampai 3 kali
tidak ada perbaikan lakukan resusi tasi
cardiopulmonal bila perlu rujuk
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Syok
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
…………………
Halaman
1/1
PROSEDURTETAP
Tanggal Terbit
…………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu keadaan kegagalan perpusi darah ke jaringan
yang menyebabkan gangguang metabolisme sel dengan
gejala hipotensi ( tekanan Sistole < 90 mmHg dan
tekanan diastole menurun sampai 30 mmHg ), kulit
sianosis, dingin dan basah pernafasan cepat kesadaran
menurun dan urine sedikit ( < 30 cc/jam )
Tujuan Memperbaiki volume dan perfusi jaringan
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur 1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih
rendah dari kaki
2. Berikan cairan intravena segera kristaloid
(RL/Assering) untuk syok ringan dan kaloid
darah untuk syok sedang dan berat
3. Berikan obat vasodilator dan vasokontriksi
dopamin 200 mg drip pada cairan dekstro 5 % -
10 %
4. Monitor vital sign ( tekanan darah, nadi,
pernafasan setiap 15 menit sampai keadaan
membaik )
5. Jangan tinggalkan pasien, bila kondisi belum
membaik
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan syok hacmoragik
No. Dokumen
………………
No. Revisi
…………………
Halaman
1/2
PROSEDURTETAP
Tanggal Terbit
…………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu keadaan diamana terjadi gangguan perfusi yang
disebabkan karena adanya perdarahan
Tujuan 1. Memulihkan perfusi pada jaringan
2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Alat :
Alat pelindung diri (masker, handscoen,
scort)
Infus set, gunting, kasa, Verban dan Plester
IV kateter sesuai ukuran dan kapas alkohol
Ringer Lactat yang hangat / Assering
Oksigen set dan nasal kateter
Kateter Dower dan Urine Bag
2. Pasien :
Pasien disiapkan sesuai dengan kebutuhan
tindakan diatas brankard / tempat tidur
B. Pelaksanaan tindakan :
1. Gunakan alat pelindung diri ( masker,
handscoen, scort )
2. Airway dan Breathing dijamin aman, berikan
oksigen
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan syok hacmoragik
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur 3. Circulation :
Infus 2 line dengan jarum No : 18 cairan RL /
Assering + 1.000 – 2.000 ml sesuai dengan
kebutuhan atau beratnya syok.
Periksa laboratorium darah : Gol. darah, Hb
Tranfusi darah
Stop sumber perdarahan
Pasang kateter urine untuk menilai produksi
urine
C. Hal yang perlu diperhatikan :
Pasien dengan perdarahan yang masih aktif tidak
dapat atau tidak boleh dievakuasi / dipindahkan
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Kejang Demam
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat
adanya kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium
Tujuan 1. Mencegah tejadinya kejang berulang
2. Meminimalisir cedera akibat kejang
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Pelaksanaan :
1. Atur posisi pasien dan berikan oksigen
2. Pasang sudip lidah dan Pasang infus
3. Berikan obat – obatan dan Observasi vital sign
B. Medika mentosa :
1. Anti konvulsan
Dalam keadaan kejang diberi diazepan
parenteral ( 0,5 mg / kg BB / kali ) atau
perrektal ( BB < 10 kg dosis 5 mg BB > 10
kg dosis 10 mg ) yang dapat diulang sampai
3 kali dengan interval + 5 menit.
Jika kejang belum teratasi, diberi fenitoin
parenteral dengan dosis 10–20 mg/kgBB.
Jika kejang masih belum juga teratasi, rujuk.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Kejang Demam
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur Jika penderita datang dalam keadaan tidak
kejang atau kejangnya sudah teratasi, segera
diberikan fenobarbital secara intra
musculer loading dose ( umur < 1 tahun =
50 mg dan umur > 1 tahun = 75 mg ) 4 jam
kemudian dilanjutkan dengan initial dose
sebesar 8 – 10 mg/kgBB diberikan juga intra
musculer yang dibagi dalam 2 dosis selama
48 jam dan baru dilanjutkan dengan
maintenance dose 3 - 5 mg / kg BB peroral.
2. Corticosteroid diberikan pada penderita kejang
lama dengan dosis 0,2 – 0,3 mg / kg BB / kali
yang dapat diberikan setiap 6 jam sampai 12 jam
bebas kejang atau paling lama 4 – 5 hari
3. Antipiretika dapat diberikan acetaminophen
dengan dosis 10 – 15 mg / kg BB / kali atau
ibuproven dengan dosis 5 – 10 mg / kgBB / kali
Antibiotika dapat diberikan yang sesuai
dengan penyebab panas
C. Perawatan khusus :
1. Menjamin oksigensi jaringan otak, serta fungsi
jantung dan paru
2. Melonggarkan pakaian yang ketat.
Membersihkan jalan nafas dan anak diletakkan
dalam posisi semi trendelenberg dengan kepala
anak dimiringkan.
RUMAH SAKIT Penatalaksanaan Kejang Demam
AR BUNDA
PRABUMULIH
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 3. Memperbaiki gangguan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah komplikasi.
D. Pencegahan :
1. Semua penderita pulang dibekali antipiretik
yang harus diberikan pada waktu suhu tubuh
mulai meningkat dan diazepam perektal yang
diberikan jika penderita mulai kejang.
2. Untuk penderita KDK, fenobarbital 3 hari bebas
panas.
3. Untuk penderita KDK, dengan 1 faktor resiko,
fenobarbital diberikan sampai dengan ada hasil
EEG, jika terdapat 2 faktor resiko fenobarbital,
diberikan selama 1 tahun. Bebas kejang dengan
Taffering off 1 bulan, jika terdapat 3 faktor
resiko atau lebih fenobarbital diberikan selama 2
tahun bebas kejang dengan Taffering off 2 - 6
bulan
4. Faktor resiko :
Umur < 1 tahun
Kejang lebih dari 15 menit dan Kejang lokal
atau berulang ada riwayat kejang tanpa
demam pada orang tua / saudara kandung.
Terdapat defisit neurologis sementara atau
menetap
Unit terkait 1. U G D2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Pada Luka Bakar
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Kerusakan jaringan kulit yang disebabkan oleh panas
(cairan, uap dan api), bahan kimia dan listrik
Tujuan Mengembalikan fungsi jaringan
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur 1. Buka semua pakian yang melekat, bersihkan dengan
air / cairan NaCL 0,9% lalu Bula yang timbul jangan
dipecahkan
2. Luka diberi obat topikal seperti : vaseline yang
steril, salep (Bioplacenton atau Burnazine Cream)
3. Untuk luka dibagian tubuh yang melingkar dapat
dibalut dengan kasa steril, sedangkan dibagian tubuh
yang datar dirawat terbuka.
4. Penderita diselimuti dengan selimut yang bersih.
A. Perawat luka bakar tertutup :
1. Luka yang terbuka dibersihkan dan dioles
dengan burnazine cream / bioplacenton.
2. Jaringan yang sudah mati diangkat semua
Bula yang terlalu besar cairannya dikeluarkan
sebagian dengan menggunakan disposibel spuit
yang steril.
3. Semua luka dan bula yang timbul ditutup dengan
daryantulle dan ditutup dengan kasa steril dan
dibalut dengan kasa gulung yang steril.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penatalaksanaan Pada Luka Bakar
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur B. Perawtan luka bakar terbuka
Pada prinsipnya perawatan luka bakar tertutup
dan terbuka sama tetapi pada perawatan luka
bakar terbuka, pasien harus ditempatkan pada
ruangan yang terjamin kesterilannya.
C. Cairan yang diberikan
1. Larutan elektrolit
2. 4 x luas luka bakar % x BB :
Separuh jumlah cairan diberikan 8 ( delapan )
jam pertama disusul 16 jam berikutnya,
separuh lagi sebagai patokan adalah urine /
jam, pada orang dewasa 50 - 75 cc / jam, pada
anak – anak ½ cc / kg BB
Penderita dipasang kateter yang menetap
untuk monitor keberhasilan resusitasi
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Melakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien
Tujuan Mengembalikan fungsi jantung dan paru
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Persipan alat
1. Alat :
Alat pelindung diri ( masker, handsoen )
Troly emergency yang berisi :
1. Laryngoscope lurus dan bengkok ( anak
dan dewasa )
2. Pipa trakhea berbagai ukuran
3. Trakhea tube berbagai ukuran
4. Gudel berbagai ukuran
5. Infus set/Blood set
6. Papan resusitasi dan Gunting verban
7. Bag resusitator lengkap
8. Spuit 10 cc – jarum no : 18
Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
Set penghisap sekret lengkap dan siap pakai
EKG monitor bila memungkinkan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Melakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur 2. Pasien :
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
Posisi pasien diatur terlentang ditempat
datar dan alas keras
Baju bagian atas pasien dibuka
B. Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri
(masker dan handscoen)
2. Cek kesadaran pasien dengan cara :
Memanggil nama
Menanyakan keadaannya
Menggoyangkan bahu pasien atau mencubit
pasien
3. Buka jalan nafas dengan menggunakan Head
tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas dari
sumbatan
4. Menilai pernafasan dengan cara :
Melihat pergerakan dada atau perut
Mendengar udara keluar masuk dari hidung
Merasakan adanya udara dari mulut atau
hidung dengan pipi atau punggung tangan
5. Jika pasien tidak bernafas maka berikan nafas
buatan dengan menggunakan bag resusitator
sebanyak 2 kali secara perlahan
6. Periksa denyut jantung pasien dengan cara
meraba arteri carotis, jika arteri carotis teraba
cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Melakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur 7. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan
kombiansi nafas buatan dan kompresi jantung
luar dengan perbandingan 15 : 2 untuk dewasa
baik 1 atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk neonatus
8. Setiap 4 siklus ( 4 kali kompresi dan 5 kali
ventilasi ) cek pernafasan
9. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan tehnik
kombinasi dimulai dengan kompresi jantung
luar
C. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat
dilakukan RJP.
2. Lakukan RJP sampai timbul nafas spontan
3. Hentikan RJP bila :
Pasien dinyatakan meninggal
Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit
tidak ada respon dari pasien
4. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
Dewasa
1. Penekanan dengan menggunakan kedua
telapak tangan dengan kejutan bahu.
2. Penekanan pada daerah sternum 2 – 3
jari diatas Prosesus Xyphoideus ( P X )
3. Kedalaman tekanan 3 – 5 cm
Frekuensi penekanan 80 – 100 kali/menit
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Melakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
4/4
Prosedur Anak
1. Penekanan dengan menggunakan satu
telapak tangan
2. Kedalam tekanan 2 - 3 cm
3. Frekuensi penekanan 80 – 100
kali/menit
Neonatus
1. Punggung bayi diletakkan pada lengan
bawah kiri penolong sedangkan tangan
kiri memegang lengan atas bayi sambil
meraba arteri brakhialis sebelah kiri
2. Jari tangan dan telunjuk tangan
penolong menekan dada bayi pada
posisi sejajar puting susu 1 cm kebawah
3. Kedalaman tekanan 1 – 2 cm
perbandingan kompresi jantung 3 : 1.
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Resusitasi Cairan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Pemberian cairan secara cepat dalam waktu tetrtentu
yang diberikan dengan mempertimbangkan penyebab
dari kehilangan cairan pasien
Tujuan 1. Menggantikan akut kehilangan cairan tubuh.
2. Untuk ekspansi cepat dari cairan intravaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan.
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Indikasi
1. Syok hipovolemik
2. Syok hemoragi
3. Luka bakar
4. Pasien dengan dehidrasi berat
B. Persiapan
1. Alat :
Set infus lengkap
2. Obat – obatan :
Cairan kristaloid (Ringer Lactat / Assering)
Cairan kaloid ( misalnya plasma expander
atau dextro 40 % )
3. Pasien :
Pasien dan atau keluarga diberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Resusitasi Cairan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur C. Pelaksanaan :
1. Petugas memakai sarung tangan
2. Lakukan penilaian tentang kondisi pasien
3. Pasang infus dengan cairan kristaloid
4. Berikan cairan infus sesuai dengan kebutuhan :
Pasien syok hipovolemik : berikan Ringer
Lactat atau normal saline 20 ml / kg BB
selama 30 – 60 menit ( jika respons tidak
membaik maka dosis bisa dikurangi )
Pasien syok hemoragi boleh diberikan
cairan 2 – 3 liter dalam 10 menit
Luka bakar :
1. 24 jam pertama beri 2 – 4 ml RL / kg
BB tiap % luka bakar dengan cara : ½
dosis diberikan untuk 8 jam pertama dan
½ dosis berikut 16 kemudian ( jika
respon membaik turunkan laju infus
secara bertahap )
Dehidrasi berat :
1. Untuk Neonatus dengan berat 2 -3 kg :
Untuk 4 jam pertama berikan 25 ml/kg
BB/jam atau 6 tetes/kg BB/menit bila 1
ml = 15 tetes atau 8 tetes/kg BB/menit
2. Untuk anak 1 bulan – 2 tahun :
Untuk 1 jam pertama berikan 40 ml/kg
BB/jam
Untuk 7 jam pertama berikan 12 ml/kg
BB/jam
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Resusitasi Cairan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 3. Untuk anak 2 – 5 tahun :
Untuk 1 jam pertama berikan 30 ml/kg
BB/jam
4. Untuk 7 jam pertama berikan 10 ml/kg
BB/jam
5. Untuk anak 5 – 10 tahun :
Untuk 1 jam pertama berikan 20 ml/kg
BB/jam
Untuk 7 jam pertama berikan 10 ml/kg
BB/jam
6. Untuk anak 10 tahun lebih :
Untuk jam pertama berikan 20 ml/kg
BB/jam
D. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Monitor vital sign secara berkala
2. Monitor Natrium serum untuk mendeteksi
adanya hiponatremia akibat dari pemberian
cairan dalam volume besar
3. Monitor intake dan output setiap jam.
4. Catat setiap perubahan yang terjadi dan lakukan
kolaborasi dengan tim medis sesegera mungkin
untuk penangan lebih lanjut
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Cidera Kepala
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu keadaaan diamana kepala mengalami cedera
akibat adanya trauma
Tujuan 1. Mencegah kerusakan otak skunder
2. Mempertahankan pasien tetap hidup
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Indikasi :
1. Contusio cerebry
2. Commotio cerebry
B. Persiapan alat :
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)
2. Suction lengkap dan Neck collar
3. Oksigen lengkap
4. Intubasi set
5. Long spine board
6. Infus set
7. Cairan Ringer Lactate hangat
8. Pulse oksimetri
9. Monitor EKG
10. Gastric tube
11. Folley cateter + urine bag
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Cidera Kepala
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur C. Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri
(masker, handscoen, scort)
2. Bersihkan jalan nafas dari kotoran ( darah,
secret, muntah ) dengan suction
3. Imobilisasi C spine dengan neck collar
4. Jika tiba – tiba muntah miringkan dengan
tekhnik “ log roll “
5. Letakkan pasien diatas long spine board
6. Bila pasien mengorok pasang oropharingeal
airway dengan ukuran yang sesuai,
oropharingeal jangan difiksasi
7. Bantu dokter pasang intubasi (jika ada
indikasi)
8. Pertahankan breathing dan ventilation dengan
memakai masker oksigen dan berikan oksigen
100% diberikan dengan kecepatan 10 – 12
ltr/menit.
9. Monitor circulasi dan stop perdarahan, berikan
infus RL 1 - 2 liter bila ada tanda – tanda syok
dan gangguan perfusi hentikan perdarahan luar
dengan cara balut tekan.
10. Cek nilai Glasgow Coma Scalenya
11. Pasang foley kateter dan pipa nasogastik bila
tak ada kontradiksi
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Cidera Kepala
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 12. Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa
seluruh tubuhnya, jaga jangan sampai
kedinginan
13. Siapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik /
foto kepala
D. Hal – hal yang perlu diperhatikan
1. Gangguan kesadaran dan perubahan kesadaran
dengan skala coma Glasgow lebih kecil dari 9
yaitu E – 1, M – 5, V = 1 – 2
2. Pupil An isokor, dengan perlambatan reaksi
cahaya
3. Hamiparese
4. Monitor tanda – tanda vital secara ketat
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Keracunan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Pertolongan yang diberikan kepada pasien keracunan
baik yang disebabkan karena sengaja maupun tidak
sengaja
Tujuan 1. Mencegah dan menghentikan efek samping racun
2. Mencegah kematian
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Alat :
NGT sesuai ukuran bila perlu pakai nomor
terbesar.
Air hangat, susu, teh, putih telur mentah
Alat klisma bila perlu
2. Obat :
Cairan norit
Natrium bicarbonat 5 %
Antacid
Oksigen
3. Pasien :
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Keracunan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur B. Pelaksanaan tindakan :
1. Cari penyebab racun yang mengenainya
2. Pakai sarung tangan, masker dan Scort
3. Bersihkan saluran nafas dari kotoran dan
lendir atau muntahan
4. Berikan bantuan nafas kalau terjadi henti
nafas secara langsung, hindari aspirasi gas
racun dari pasien
5. Cegah penyebaran dan keluarkan racun
dengan cara :
Bila racun ditelan :
Encerkan racun yang ada dilambung
dan halangi penyerapannya dengan
susu dan putih telur mentah atau air
matang 200 cc + norit atau berikan
universal antidotum (2 bagian norit
+ 1 bagian teh pekat + 1 bagian
antasida)
Kosongkan lambung ( efektif bila
dilakukan 4 jam pertama setelah
racun ditelan ) dengan tindakan
efesis yaitu dengan cara :
a. Mekanik : rangsang dinding
faring dengan jari :
b. Obat – obatan : air garam dan
sirup pekat.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Keracunan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur Lakukan bilas lambung dengan cara:
a. Penderita telungkup dengan kepala dan
bahu lebih rendah (setelah pasien
terpasang guedel dengan nomor besar)
b. Masukkan universal antidotum
c. Bilas dengan cairan pembilas yang
hangat sekitar 250 cc setiap kali, sampai
kurang lebih 20 kali dengan bilasan
terakhir ditinggalkan dilambug.
d. Bila perlu bilas usus besar dengan
pencahar atau klisma dengan sabun /
gliserin per rectal.
Tidak dilakukan bila racun disebabkan oleh
zat korosif ( asam / basa kuat ) keracunan
senyawa hidrokarbon (minyak tanah, bensin).
Adanya penurunan kesadaran atau kejang.
Bila racun melalui kulit atau mata :
Lepaskan pakaian yang terkena kontaminasi.
Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan
air dan sabun atau jika terkontaminasi asam
kuat dapat dibilas dengan larutan Na-
Bicarbonat dan jika terkena basa kuat dapat
dibilas dengan Asam Cuka encer
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan Pasien Keracunan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
4/4
Prosedur Bila racun melalui inhalasi :
Pindahkan penderita ketempat yang aman
Lakukan pernafasan buatan untuk
mengeluarkan racun yang terhisap, jangan
lakukan dari mulut ke mulut.
Bila racun melalui suntikan :
Pasang turniket pada bagian proksimal
tempat suntikan. Jaga agar denyut nadi
bagian distal masih teraba. Lepaskan selama
1 menit tiap 15 menit sekali
Beri kompres dingin / es ditempat suntikan.
Beri epinefrin1/1000 dengan dosis 0,3 – 0,4
mg / sc im
C. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan kesadaran dan vital sign selama dan
setelah tindakan / pertolongan
2. Amankan fungsi pernafasan dan sirkulasi
3. Segera lakukan kolaborasi dengan tim medis
untuk tindakan forced diuries atau kebutuhan
therapi lainya.
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Menghentikan Perdarahan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik
pada kasus bedah maupun non bedah
Tujuan Mencegah syok
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan tehnik
yang akan dilaksanakan untuk kasus bedah :
Alat pelindung diri ( masker, handscoen,
scort )
Balut tekan kain
Kasa steril dan Sarung tangan
Tourniquet dan Plester
Set untuk menjahit luka
Obat desinfektan dan Spuit 20 – 50 cc
Baskom berisi air nacl 0,9% dingin
Sanksteken Blakemore Tube ( SB Tube )
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Menghentikan perdarahan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur 2. Pasien :
Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang
tujuan tindakan yang akan dilakukan
B. Pelaksanaan tindakan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
2. Gunakan alat pelindung diri ( masker,
handscoen, scort )
3. Perawat I
Menekan pembuluh darah proximal dari
luka, yang dekat dengan permukaan kulit
dengan menggunakan jari tangan
Mengatur posisi dengan cara meninggikan
daerah yang luka
4. Perawat II
Atur posisi pasien
Pakai sarung tangan kecil
Letakkan kain kasa steril diatas luka
kemudian ditekan dengan ujung – ujung
jari.
Letakkan lagi kasa steril diatas kain kasa
yang pertama, kemudian tekan dengan
ujung jari bila perdarahan masih
berlangsung.
Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang – ulang.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Menghentikan perdarahan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur 5. Balut tekan
Letakkan kasa steril diatas luka.
Pasang verban balut tekan, kemudian
letakkan benda keras ( verban atau kayu
balut ) diatas luka.
Balut luka dengan menggunakan verban
balut tekan.
6. Pasang torniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat untuk “ traumatik amputasi “
Menutup luka ujung tungkai yang putus
( amputasi ) dengan menggunakan kasa
steril
Memasang torniquet lebih kurang 10 cm
sebelah proximal luka, kemudian ikat
dengan kuat.
Torniquet harus dilonggarkan setiap 15
menit sekali secara priodik.
7. Memasang Sanksteken Blakemore Tube (SB
Tube)
Menyiapkan peralatan untuk memasang
Sanksteken Blakemore Tube ( SB Tube )
Mengatur posisi pasien
Mendampingi dokter selama pemasangan
Mengobservasi tanda vital pasien
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Menghentikan perdarahan
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
4/4
Prosedur C. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan Sanksteken Blakemore Tube ( SB
Tube ):
1. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan
terakhir jika tindakan lainya tidak berhasil.
Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau
sebagai “ live saving “
2. Selama melakukan tindakan, perhatikan :
Kondisi pasien dan tanda – tanda vital
Ekspresi wajah
Perkembangan pasien
3. Pemasangan Sanksteken Blakemore Tube ( SB
tube ) dilanjutkan dengan pengompresan dan
irigasi melalui slang.
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan trauma abdomen
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan
Tujuan 1. Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga
abdomen.
2. Mencegah terjadinya syok
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Alat pelindung diri ( masker, handscoen dan
scort )
2. Oksigen lengkap
3. Gurita dan Infus set
4. Cairan ringer lactate hangat dan Kasa steril
B. Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri
(masker, handscoen dan scort)
2. Pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan
imobilisasi C Spine
3. Pasien diberikan oksigen 6 liter / menit
4. Pasang Infus ringer lactate hangat dengan jarum
yang besar
5. Pasang gurita jika terjadi perdarahan internal.
6. Jika terdapat organ yang keluar dan tutup dengan
kasa steril yang lembab
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Penanganan trauma abdomen
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur 7. Bantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk
dilakukan operasi
8. Monitor tanda – tanda vital pasien.
C. Hal – hal yang perlu diperhatikan
1. Syok hemorhagik / hipovolemik
2. Koagulopati
3. Cegah Hipoglikemi
4. Asidosis
5. Cegah jangan sampai hipotermi
Unit terkait 1. U G D
2. Ruang Perawatan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Kuretage
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDURTETAP Tanggal Terbit
………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Tindakan pembersihan cavum uteri / kuretage pada
kasus kegawatan obstetrik dan ginekologi
Tujuan 1. Menegakkan diagnosa dan terapi
2. Mencegah infeksi
3. Menghentikan perdarahan
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Indikasi :
Terapi perdarahan misalnya pada :
1. Abortus incipiens
2. Abortus incompletes, retensio plasenta dan mola
hydotidosa.
3. Diagnostik
B. Persiapan :
1. Alat :
Alat steril :
Satu set alat Kuratage yang berisi :
a. Speculum sim
b. Spencer klem dan kogel tang
c. Sonde uterus
d. Sendok kuret tajam dan tumpul
Dok lubang dan kasa steril
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Kuretage
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur Wing neadle lengkap dan cairan sesuai
kebutuhan
Sarung tangan dan spuit 3 cc : 3 buah
Tampon ( bila diperlukan )
Alat tidak steril :
Baskom dan Ember / tempat sampah
Pembalut wanita dan tempat untuk jaringan
PA + cairan pengawet
Oksigen siap pakai
Obat – obatan :
Uterotonica, analgetik dan sedativa
Obat anastesi ( SA 0,5 cc, ketalar 0,5 cc
dan diazepam 1 cc )
Aquadest dan betadin pada tempatnya
Obat dan alat kesehatan untuk mengatasi
syok
Cairan desinfektan
Formulir
Formulir PA
Formulir izin melakukan tindakan
2. Pasien :
Atur posisi pasien lithotomic dengan kepala
tanpa bantal
Bertahu pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan dan menandatangani izin
tindakan medik.
Anjurkan pasien untuk melepas barang –
barang berharga (perhiasan).
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Kuretage
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur C. Pelaksanaan tindakan :
1. Cuci tangan
2. Lakukan pemeriksaan vital sign ( TD, N, RR )
3. Pindahkan pasien ke meja ginekologi dan atur
posisi lithotomi
4. Pasang wing neadle
5. Pasang oksigen 2 – 4 liter
6. Lakukan pembiusan dengan pengawasan dokter
obgin, untuk pasien dengan hipertensi dan
kelainan jantung pembiusan dilakukan dengan
pengawasan dokter anestesi langsung
7. Bantu dan dampingi dokter selama tindakan
kuret sampai selesai
8. Bersihkan dan rapikan pasien sesudah dilakukan
tindakan kuret kurang lebih 2 jam.
9. Pasang pembalut wanita
10. Bila tidak pusing anjurkan pasien untuk duduk
11. Siapkan bahan untuk pemeriksaan PA ( bila
diperlukan )
12. Observasi perkembangan pasien, antara lain :
Tingkat kesadaran
Pendarahan
Unit Terkait 1. Poli Rawat Jalan
2. Ruang Tindakan Kebidanan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Hidrotubasi ( HDT )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDURTETAP Tanggal Terbit
………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Tindakan memasukkan cairan / obat tertentu kedalam
cavum uteri dan tuba fallopi dengan menggunakan
balon kateter
Tujuan 3. Menegakkan diagnosa dan terapi
4. Mengetahui keadaan tuba dalam keadaan baik /
tersumbat atau tidak
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur C. Persiapan :
1. Alat :
Alat steril :
Satu set alat HDT yang berisi :
e. Speculum sim / cocor bebek
f. Spencer klem dan kogel tang
g. Sonde uterus
h. Gunting
i. Balon kateter no 10
Dok lubang dan kasa steril
Wing neadle lengkap dan cairan sesuai
kebutuhan
Sarung tangan
Spuit 3 cc :3 bh,5 cc :1 bh dan 20 cc :1 bh
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Hidrotubasi ( HDT )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur Oksigen siap pakai
Obat – obatan :
Obat untuk HDT ( Ottogenta 2 amp,
Dexamethason 2 amp dan aquadest )
Obat anastesi ( SA 0,5 cc, ketalar 0,5 cc
dan diazepam 1 cc )
Betadin pada tempatnya
Formulir
Formulir izin melakukan tindakan
2. Pasien :
Atur posisi pasien lithotomic dengan kepala
tanpa bantal
Bertahu pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan dan menandatangani izin
tindakan medik.
Anjurkan pasien untuk melepas barang –
barang berharga (perhiasan).
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Hidrotubasi ( HDT )
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur C. Pelaksanaan tindakan :
13. Cuci tangan
14. Lakukan pemeriksaan vital sign ( TD, Neonatus,
RR )
15. Pindahkan pasien ke meja ginekologi dan atur
posisi lithotomi
16. Pasang wing neadle
17. Pasang oksigen 2 – 4 liter
18. Lakukan pembiusan dengan pengawasan dokter
obgin
19. Bantu dan dampingi dokter selama tindakan
kuret sampai selesai
20. Bersihkan dan rapikan pasien sesudah dilakukan
tindakan HDT
21. Bila tidak pusing anjurkan pasien untuk duduk
Unit Terkait 1. Poli Rawat Jalan
2. Ruang Tindakan Kebidanan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Ligasi
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDURTETAP Tanggal Terbit
………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Tindakan mengikat pangkal serviks uteri dengan
menggunakan benang Merselen
Tujuan Mempertahankan janin agar tidak lahir prematur
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur D. Persiapan :
1. Alat :
Alat steril :
Satu set alat Kuratage yang berisi :
j. Speculum sim 2 bh
k. Spencer klem 3 bh
l. Kogel tang 1 bh
m. Sonde uterus dan pinset cirurgis 1 bh
n. Gunting benang panjang 1bh
o. Nald Holder 1 bh
p. Benang Merselen 1 bh
Dok lubang dan kasa steril
Wing neadle lengkap dan cairan sesuai
kebutuhan
Sarung tangan
Spuit 3 cc :3 bh
Oksigen siap pakai
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Ligasi
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur Obat – obatan :
Obat anestesi ( SA 0,5 cc, ketalar 0,5 cc
dan diazepam 1 cc )
Betadin pada tempatnya
Formulir
Formulir izin melakukan tindakan
2. Pasien :
Atur posisi pasien lithotomic dengan kepala
tanpa bantal
Bertahu pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan dan menandatangani izin
tindakan medik.
Anjurkan pasien untuk melepas barang –
barang berharga (perhiasan).
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Tindakan Ligasi
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
ProsedurC. Pelaksanaan tindakan :
1. Cuci tangan
2. Lakukan pemeriksaan vital sign ( TD, N, RR
dan DJJ bayi )
3. Pindahkan pasien ke meja ginekologi dan atur
posisi lithotomi
4. Pasang wing neadle
5. Pasang oksigen 2 – 4 liter
6. Lakukan pembiusan dengan pengawasan dokter
obgin
7. Bantu dan dampingi dokter selama tindakan
HDT sampai selesai
8. Bersihkan dan rapikan pasien sesudah
dilakukan tindakan
9. Bila tidak pusing anjurkan pasien untuk duduk
10. Observasi perkembangan pasien, antara lain :
Tingkat kesadaran
Pendarahan
DJJ bayi
11. Pindahkan pasien ke ruang rawat untuk
mengobservasi keadaan ibu dan janin selama 24
jam
Unit Terkait 1. Poli Rawat Jalan
2. Ruang Tindakan Kebidanan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
tindakan pemasangan gips pada tulang
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Suatu kegiatan untuk menyiapkan peralatan dan pasein
yang akan dipasang gips
Tujuan 1. Fiksasi, Reposisi dan Immobilisasi
2. Penyembuhan tulang sesuai dengan yang
diharapkan
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Indikasi :
Fraktur tertutup dan terbuka
B. Persiapan :
1. Alat :
Gips dengan jumlah dan ukuran sesuai
kebutuhan
Kapas lemak / “ padding “
Ember berisi air
Perlak
Verban
2. Pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan.
Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
tindakan pemasangan gips pada tulang
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur Bila diperlukan pembiusan pasien
dipuasakan
Bila diperlukan debridement sebelumnya,
pemasangan gips pasien masih dalam
pemeriksaan
C. Pelaksanaan tindakan :
1. Memindahkan pasien keruang khusus (bila ada)
dimeja operasi
2. Memasang perlak dibawah daerah yang akan
digips
3. Mengisi ember dengan air secukupnya
4. Membantu dokter pada saat pemasangan gips :
Mengatur posisi pasein
Mengangkat daerah yang akan dipasang
gips dan posisi tersebut dipertahankan
selama dilakukan tindakan resposisi
Mengukur daerah yang akan dipasang gips
Memasang gips dengan cara :
Masukkan gulungan verban gips
kedalam air.
Biarkan verban gips didalam air
beberapa saat sampai gips mengeluarkan
gelembung udara.
Angkat verban gips dan peras sedikit
Pemasangan verban gips pada daerah
yang fraktur dengan posisi gulungan
gips terletak disebelah luar.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
tindakan pemasangan gips pada tulang
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur Haluskan gips setelah balutan gips
dirasakan sudah cukup
Atur posisi setelah pemasangan
Membersihkan dearah disekitar pemasangan
gips
Melakukan observasi terhadap :
Respons setelah tindakan / keluhan
pasien
Neuro Vaskular Baik ( N V B )
Memindahkan pasien dari meja pemasangan
gips ke brankar atau kursi dorong
Mencatat seluruh tindakan dalam catatan
perawatan.
D. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Pemasangan gips tidak boleh terlalu kencang
atau terlalu longgar
2. Neuro Vaskular Baik ( N V B )
3. Segera lapor dokter bila ada reaksi :
Rasa sakit pada daerah fraktur
Rasa gatal
Rasa kesemutan
4. Tanggal pemasangan gips harus ditulis pada
gips yang terpasang
5. Waktu dan tempat berobat selanjutnya
Unit terkait 1. U G D
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia Neonatorum
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/4
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip YansonPengertian Memberikan pertolongan bayi baru yang tidak segera
menangis atau tidak segera bernafas
Tujuan Mengoptimalkan fungsi pernafasan dan oksigenisasi
paru
Kebijakan Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur A. Indikasi :
1. Bayi lahir tidak menangis
2. Ketuban pecah bercampur mekonium
3. Bayi tidak bernafas
B. Persiapan alat :
1. Alat pelindung diri ( masker dan handscoen )
2. Bag resuscitator bayi
3. Oksigen tabung lengkap
4. Suction
5. stetoscope
6. Thermometer
C. Pelaksanaan :
1. Jika bayi menangis dengan keras, bernafas
dengan lemah atau bernafas dengan cepat dan
dangkal, pucat atau biru dan lemas, maka :
Baringkan terlentang dengan benar pada
permukaan yang datar, kepala sedikit
setengah ekstensi agar jalan nafas terbuka.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia Neonatorum
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/4
Prosedur Bayi harus tetap diselimuti. Hal ini penting
sekali untuk mencegah hypotermi pada bayi
baru lahir
Hisap melalui mulut, sedalam 5 Cm dan
kemudian hidung bayi sedalam 3 Cm secara
lembut dengan menggunakan deelie ( jangan
memasukkan alat penghisap terlalu dalam
pada kerongkongan bayi, sekali menghisap
tidak boleh lebih dari 3 detik ). Karena dapat
menyebabkan bradi kardi, denyut jantung
yang tidak teratur, spasme pada larink /
tenggorokan bayi
Berikan stimulasi taktil dengan lembut pada
bayi ( gosok punggung bayi atau menepuk
dengan lembut atau menyentil kaki bayi,
keduanya aman dan efektif untuk
menstimulasi bayi )
Nilai ulang keadaan bayi, jika mulai
menangis atau bernafas dengan normal, tidak
diperlukan tindakan lanjutan, lanjutkan
perawatan pada bayi baru lahir normal
Jika bayi tidak bernafas dengan normal atau
menangis teruskan dengan ventilasi (40 – 60)
kali / menit.
Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir :
Letakkan bayi dipermukaan yang datar,
diselimuti dengan baik.
Periksa kembali posisi bayi baru lahir.
Kepala harus sedikit ditengadahkan.
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia Neonatorum
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/4
Prosedur Pasang sungkup oksigen dan mask yang
sesuai ukuran.
Periksa pelekatannya dan berikan ventilasi
dengan kecepatan 40 s/d 60 kali/menit
2. Jika dada bayi tidak mengembang :
Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala
lebih jauh
Periksa hidung dengan mulut apakah ada
darah, mucus atau cairan ketuban, lakukan
penghisapan jika perlu.
Remas BVM lebih keras untuk meningkatkan
tekanan ventilasi
Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu hentikan
nilai dengan cepat apakah bayi bernafas
dengan spontan dan tidak ada pelekukan
dada atau dengkuran tidak diperlukan
resusitasi lebih lanjut. Teruskan dengan
langkah awal perawatan bayi baru lahir
3. Kompresi dada :
Jika memungkinkan, 2 tenaga kesehatan
trampil diperlakukan untuk melakukan
ventilasi dan kompresi dada
Kebanyakan bayi akan membaik dengan
ventilasi
RUMAH SAKIT
AR BUNDA
PRABUMULIH
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia Neonatorum
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
4/4
Prosedur Jika ada 2 tenaga kesehatan terampil dan
pernafasan bayi lemah atau < 30 kali/menit
dan detak jantung < 60 kali/menit setelah
ventilasi selama 1 menit, tenaga kesehatan
kedua dapat mulai melakukan kompresi dada
dengan kecepatan 3 : 1
Harus berhati – hati pada saat melakukan
kompresi dada, tulang rusuk bayi masih peka
dan mudah patah, jantung dan paru – parunya
mudah terluka
Lakukan tekanan pada jantung dengan cara
meletakkan kedua jari tepat dibawah garis
puting bayi, ditengah dada. Dengan jari – jari
lurus, tekanan dada sedalam 1 – 1,5 cm
4. Setelah bayi bernafas normal periksa suhu, jika
dibawah 36,50 c atau punggung sangat dingin
lakukan penghangatan yang memadai.
Perhatikan warna kulit, pernafasan dan nadi bayi
selama 2 jam. Ukur suhu bayi setiap jam hingga
normal ( 36,50 C – 370 C ).
5. Catat dengan seksama semua tindakan yang
dilakukan.
Unit terkait Ruang Neonatus
PROSEDUR TETAP PERALATAN DASAR
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MEMELIHARA ALAT TENUN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianAgar benda tersebut tidak rusak atau hilang dan siap apabila
dibutuhkan.
Tujuan1. Agar benda tetap utuh dan bersih
2. Agar siap apabila akan diperlukan
3. Agar pasien merasa puas dengan pelayanan yang
dikerjakan
KebijakanMeningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan
keperawatan.
Prosedur1. Cuci tangan.
2. Simpan sarung bantal di lemari yang bersih.
3. Susun yang bagus biar kelihatan rapi.
4. Sehingga siap pakai apabila pasien membutuhkannya.
5. Cuci tangan.
Unit Terkait1. Ruang Perawatan
2. UGD
3. Ruang bedah
4. Ruang rawat jalan
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENCUCIAN ALAT TENUN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianSuatu proses pembersihan alat tenun dari kotoran ( kuman &
bakteri )
TujuanAgar alat tenun tetap bersih
KebijakanSupaya petugas laundry tak terkontaminasi dengan penyakit
Prosedur1. Pasang sarung tangan atau masker
2. Alat tenun kotor yang sudah dipisahkan didalam ember
infeksi dan non infeksi dari ruang rawat dibawa ke ruang
laundry dalam keadaan tertutup
3. Alat tenun infeksi direndam dengan campuran Bayclean +
air ( larutan clorin ) dengan perbandingan 1 : 9 selama 10
menit
4. Setelah itu dibilas dengan air bersih kemudian langsung
dimasukkan dalam mesin cuci dengan mendahulukan alat
tenun non infeksi.
5. Tunggu sampai proses pencucian dalam mesin cuci
selesai.
6. Aat tenun dikeluarkan dari mesin cuci.
7. Jemur dibawah terik matahari sampai kering.
Unit Terkait1. Ruang Perawatan
2. Laundry
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PEMELIHARAAN TENSIMETER AIR RAKSA
No. Dokumen
……………..
No. Revisi
…………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara pemeliharaan / perbaikan tensimeter.
TujuanAgar tensimeter selalu dan berfungsi baik.
KebijakanPemeliharaan dilakukan perawat ruangan atau dilaporkan ke
UPSRS.
Prosedur1. Tensimeter dibawa ke UPSRS oleh perawat ruangan.
2. Bagian UPSRS memeriksa tensimeter dengan memompa
udara manset dan melihat gerak air raksa untuk mengetahui
volumenya.
3. Tabung kaca dibersihkan dan air raksa ditambahkan bila
volumenya telah berkurang.
4. Baik air raksa, manset dan body dibersihkan dari debu dan
dilap sampai bersih dan kering.
5. Setelah diperbaiki tensimeter dikembalikan ketempatnya
bila pemeliharaan telah selesai.
Unit Terkait1. Perawat ruangan
2. UPSRS
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA MENGGUNAKAN TENSIMETER AIR RAKSA
No. Dokumen
…………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara penggunaan tensimeter.
TujuanAgar tensimeter selalu dan berfungsi baik.
KebijakanPenggunaan dilakukan perawat ruangan atau dilaporkan ke
UPSRS.
Prosedur1. Buka tensimeter dengan menekan tombol didepan.
2. Miringkan untuk membuka air raksa.
3. Pasangkan manset ke lengan pasien dengan arah selang
beradah di atas lengan.
4. Tekan balon sampai air raksa naik.
5. Buka secrup perlahan lahan dengan mendengarkan detak
sistole dan diastole
6. Buka manset, tutup air raksa, lalu tutup tensimeter.
Unit TerkaitPerawat ruangan
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA MENGGUNAKAN SUCTION
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMengisap lendir / secret didalam rongga hidung atau mulut
dengan menggunakan slym zuiger atau alat suction listrik.
Tujuan1. Untuk melapangkan jalan pernafasan pasien.
2. Untuk mengeluarkan lendir / cairan.
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Siapkan alat.
2. Kontrol air dalam tabung.
3. Sambungkan kabel suction ke stop kontak.
4. Tekan tombol On
5. Putar tombol bulat ke arah maximum.
6. Sebelum digunakan suction cateter dicoba dengan
menggunakan air didalam mangkok untuk mengetahui
apakah alat berfungsi atau tidak.
7. Setelah diketahui alat berfungsi maka alat siap
digunakan.
8. Tekan tombol off.
9. Lepaskan kabel suction dari stop kontak.
Cara pemeliharaan :
Bersihkan suction cateter setiap selesai digunakan
kemudian direndam dengan air clorin selama 15 menit buang air
dalam tabung setiap habis digunakan kemudian dibersihkan dan
diganti dengan yang baru.
Unit TerkaitRuang perawatan Neonatus, anak dan umum.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA MENGGUNAKAN DOPLER
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan,
TETAP ………………
Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara penggunaan dopler.
TujuanUntuk menghindari kesalahan dalam pemakaian dopler.
KebijakanPenggunaan dopler dilakukan oleh bidan di kamar bersalin.
Prosedur1. Siapkan alat.
2. Tekan tombol on.
3. Putar tombol on sesuai dengan volume yang diinginkan.
4. Letakken alat untuk mendengarkan denyut jantung janin
sesuai dengan posisi punggung bayi.
5. Lihat angka yang tertera dilayar selama 1 menit.
6. Tekan tombol off.
Cara pemeliharaan :
Setiap habis digunakan alat dibersihkan.
Unit TerkaitKamar bersalin
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA MENGGUNAKAN OKSIGEN ELEKTRIK
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara penggunaan oksigen elektrik.
TujuanUntuk menghindari kesalahan dalam pemakaian oksigen
elektrik.
KebijakanPenggunaan oksigen elektrik dilakukan oleh perawat.
Prosedur1. Siapkan alat.
2. Kontrol air dalam monitor.
3. Pasang kabel O2 ke listrik.
4. Hidupkan power.
5. Cek aliran O2.
6. Atur pemakaian O2 / litter sesuai kebutuhan.
7. Catat jam awal pemakaian dan akhir pemakaian.
Cara pemeliharaan :
Busa yang terletak dibelakang oksigen elektrik 1 minggu sekali
dibersihkan / dicuci dengan sabun, keringkan lalu pasang
kembali.
Unit TerkaitRuang perawatan
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA PENGOPERASIAN AC SPLIT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara pengoperasian AC Split.
TujuanUntuk menghindari kesalahan dalam pengoperasian AC Split.
KebijakanPengoperasian AC Split dilakukan oleh perawat di ruang
perawatan VIP & I A.
Prosedur1. Tekan tombol on untuk menghidupkan dan tekan off
untuk mematikan.
2. Tekan mode berulang - ulang sampai titik hitam ke arah
cool.
3. Tekan temp ( arah naik / turun ) sampai angka 160 C
untuk suhu dingin.
4. Tekan fan speed ( kipas ) berkali – kali sampai garis
hitam penuh.
5. Tekan air swing untuk arah angin naik / turun atau tekan
lagi untuk dimantapkan.
Unit TerkaitRuang perawatan Kelas VIP & I A
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA PENGOPERASIAN AC WINDOW
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara pengoperasian AC window.
TujuanUntuk menghindari kesalahan dalam pengoperasian AC window.
KebijakanPengoperasian AC window dilakukan oleh perawat di ruang
perawatan kelas I Anak – anak.
Prosedur1. Putar tombol on untuk menghidupkan dan tekan off untuk
mematikan.
2. Putar thermostat dari angka 0 sampai angka 10 ( suhu yang
dikehendaki ).
3. Tekan fan speed ( kipas ) high / low.
Unit TerkaitRuang perawatan Kelas I Anak – anak
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CARA MENGGUNAKAN TIMBANGAN BAYI
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1.
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianTata cara penggunaan timbangan bayi.
TujuanUntuk menghindari kesalahan dalam penggunaan timbangan bayi.
KebijakanPenggunaan timbangan bayi dilakukan oleh perawat / bidan
Prosedur1. Siapkan alat.
2. Pastikan jarum dalam posisi nol.
3. Lepas semua pakaian bayi.
4. Tempatkan bayi di tengah – tengah timbangan.
5. Lihat berat badan bayi kemudian dicatat
6. Alat dirapikan
Unit TerkaitRuang perawatan Neonatus & Anak – anak
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PEMELIHARAAN PERALATAN
KEPERAWATAN DAN KEDOKTERAN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit….………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMelaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara membersihkan, mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran.
2. Mencegah peralatan cepat rusak.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.
ProsedurA. Pemeliharaan alat dan logam :
1. Jenis peralatannya, misalnya :
Pisau operasi, Gunting dan Pincet
Kocher dan Korentang
2. Persiapan
Peralatan yang akan dibersihkan
Tempat pencucian dengan air yang mengalir / baskom
berisi air bersih.
Sabun, Sikat halus dan Bengkok
Lap kering dan Larutan desinfektan
Kain kasa
Sterilisasi dalam keadaan siap pakai
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PEMELIHARAAN PERALATAN
KEPERAWATAN DAN KEDOKTERAN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur3. Pelaksanaan
Peralatan yang sudah dipakai dibilas dengan air untuk
menghilangkan kotoran yang melekat dan direndam
dalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya 2 jam.
Peralatan disabun satu persatu. Kemudian dibilas lalu
disterilkan.
Peralatan yang telah disterilkan diangkat dan
dipindahkan dengan korentang steril ke tempat
penyimpanan yang steril.
Setelah selesai peralatan dibersihkan, dikembalikan ke
tempat semula.
Khusus untuk peralatan logam tajam harus dibungkus
dulu dengan kasa baru disterilisasi.
B. Pemeliharaan alat dari karet
1. Jenis:
Kateter
Maagslang
Drain
2. Pelaksanaan :
Peralatan dibersihkan
Bagian dalam dibersihkan dengan air mengalir atau
disemprot.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PEMELIHARAAN PERALATAN
KEPERAWATAN DAN KEDOKTERAN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur3. Setelah bersih direndam dengan larutan desinfektan 2
jam.
Masukkan dalam sterilisator 5 – 10 baru diangkat
dengan korentang steril dan dimasukkan didalam
wadah steril.
Setelah selesai peralatan dibersihkan dan
dikembalikan ke tempat semula
C. Peralatan sarung tangan
1. Persiapan :
Sabun cuci
Lap kering / handuk
Tablet formalin secukupnya
Tromo / stoples yang tertutup rapat
2. Pelaksanaan :
Sarung tangan diperiksa dan disabuni bagian luar
dan dalam lalu bilas.
Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak
dengan cara memasukkan udara lalu dicelupkan ke
dalam air bila bocor dipisahkan.
Setelah bersih sarung tangan dikeringkan.
Beri bedak tipis luar dan dalam secara merata.
Sarung tangan diatur sepasang-sepasang kemudian
dimasukkan ke dalam tromol atau stoples dan
disterilkan selama 24 jam.
Unit terkait1. Ruang perawatan
2. Kamar Bersalin
3. UGD & OK
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PROGRAM PEMELIHARAANDAN
PENGEMBANGAN PERALATAN DI RUANG RAWATNo. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianSemua peralatan yang ada di ruang rawat dilakukan pemeriksaan
pemeliharaan dan perbaikan bila ada kerusakan.
TujuanAgar peralatan yang ada di ruang rawat dapat terpelihara dengan
baik dan siap guna.
KebijakanPerlu adanya pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan
peralatan di ruang rawat.
Prosedur1. Tiap bulan dilakukan pemeliharaan dan pengecekan
peralatan.
2. Bila ada kerusakan dilakukan perbaikan oleh UPSRS.
3. Bilamana tidak bisa diperbaiki oleh UPSRS diperbaiki
diluar.
Unit terkaitRuang perawatan
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENGGUNAAN INKUBATOR
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman1/1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit
………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianInkubator adalah alat / tempat yang digunakan untuk
memberikan rasa hangat dan menjaga temperatur suhu tubuh
bayi BBLR / bayi hipotermi dalam keadaan suhu tubuh normal.
Tujuan1. Untuk memberikan rasa hangat pada bayi BBLR
2. Menjaga temperatur tubuh bayi BBLR agar tidak terjadi
hipotermi.
KebijakanBayi dengan Berat Badan 1000 sampai 2200 gram perlu dijaga
temperatur suhu tubuhnya dengan menempatkan bayi di tempat
khusus (Inkubator)
Prosedur1. Siapkan unit inkubator yang bersih.
2. Sambungkan kabel inkubator ke stop kontak listrik lalu
hidupkan dengan menekan kontrol “On”.
3. Masukkan bayi kedalam inkubator 36 0 C – 37 0 C.
4. Cek suhu inkubator setiap ½ - 1 jam sekali, hal ini
dilakukan bila alarm inkubator tidak berfungsi.
5. Bayi dikeluarkan dari inkubator setelah keadaan bayi
mengizinkan.
Unit TerkaitRuang perawatan Anak dan neonatus
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENGGUNAAN SUCTION
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMengisap lendir / secret didalam rongga hidung atau mulut
dengan menggunakan slym zuiger atau alat suction listrik.
Tujuan1. Untuk melapangkan jalan pernafasan pasien.
2. Untuk mengeluarkan lendir / cairan.
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Memberitahu keluarga / orang tua pasien.
2. Membawa alat kedekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Memasangkan / menghidupkan suction listrik.
5. Memasukkan slang suction kedalam hidung atau mulut
pasien sebelum slang suction dimasukkan terlebih dahulu di
tes / masukkan slang suction kedalam bengkok berisi air
untuk mengecek apakah slang suction tersebut macet atau
tidak.
6. Setelah lendir ada yang keluar dan jalan nafas mulai bagus
hentikan mengsuction pasien tersebut.
7. Merapikan pasien.
8. Mencuci tangan.
Unit Terkait1. Ruang perawatan Anak dan Neonatus
2. Ruang perawatan umum dan kamar operasi
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CUCI TANGAN BIASA
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit….………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianCuci tangan adalah proses membersihkan sela - sela jari tangan,
kuku, telapak tangan dan punggung menggunakan air bersih,
mengalir dan sabun, dilakukan oleh setiap petugas yang kontak
dengan pasien baik secara langsung maupun tidak langsung.
TujuanUntuk mencegah infeksi nosokomial dalam hal ini adalah
mencegah penyebaran kuman patogen.
Kebijakan Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Indikasi1. Pada waktu tiba di Rumah Sakit.
2. Sebelum masuk ruang perawatan dan sesudah meninggalkan
ruang perawatan.
3. Sebelum dan sesudah menolong pasien, yaitu:
- Sebelum melakukan prosedur invasif.
- Sebelum melakukan asuhan langsung, khususnya pada
pasien yang rentan misalnya pasien dengan daya tahan
tubuh rendah dan neonatus.
- Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
- Setelah tindakan tertentu dimana tangan diduga tercemar
dengan mikro organisme khususnya pada tindakan yang
memungkinkan dengan darah, selaput lendir, cairan
tubuh, sekresi atau eksresi.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CUCI TANGAN BIASA
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedure - Setelah melakukan asuhan langsung pada pasien yang
terinfeksi atau kemungkinan kolonisasi mikro organisme
yang bermakna secara klinis atau epide miologis.
- Setiap kontak dengan pasien - pasien di unit resiko
tinggi.
- Sebelum dan sesudah memberikan obat - obat atau
makanan kepada pasien.
4. Bila tangan tampak kotor.
5. Sebelum dan sesudah makan / minum.
6. Sebelum pulang ke rumah.
Cuci tangan biasa ( rutin ):
- Menggunakan air bersih dan mengalir.
- Dengan menggunakan sabun.
- Sela - sela jari tangan, kuku harus dibersihkan.
- Membilas dengan air bersih dan mengalir sampai bersih.
- Kemudian dikeringkan dengan menggunakan lap kering.
Unit Terkait1. Ruang Perawatan
2. Ruang Bersalin
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CUCI TANGAN UNTUK PEMBEDAHAN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit….………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianCuci tangan adalah proses membersihkan sela - sela jari tangan,
kuku, telapak tangan dan punggung menggunakan air bersih,
mengalir dan sabun / antiseptik sebelum dan sesudah
pembedahan.
TujuanUntuk mencegah infeksi nosokomial dalam hal ini adalah
mencegah penyebaran kuman patogen setelah proses
pembedahan.
Kebijakan Cuci tangan dilakukan oleh setiap petugas kamar operasi yang
akan melakukan tindakan pembedahan (operasi).
Prosedur1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan.
2. Basahi tangan sampai siku dengan menggunakan air bersih
dan mengalir.
3. Teteskan cairan antiseptik, ratakan di kedua tangan dan
gosok sampai berbusa.
4. Bersihkan dengan sikat di bawah air mengalir.
5. Gosok dengan antiseptik, sela-sela jari tangan, telapak
tangan, punggung, lengan bagian bawah secara bergantian.
6. Bilas dengan air bersih yang mengalir, dengan posisi jari
tangan lebih tinggi dari siku.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
CUCI TANGAN UNTUK PEMBEDAHAN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
7. Teteskan cairan povidone iodine ke telapak tangan dengan
menggunakan ujung siku.
8. Ratakan povidone iodine ke seluruh telapak tangan sampai
ke siku.
9. Angkat kedua tangan dan biarkan mengering dengan
sendirinya.
10. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan
benda di sekitarnya.
Unit TerkaitKamar Operasi
PROSEDUR TETAP UNIT TERKAIT
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MENGORIENTASIKAN PASIEN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit
………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianSuatu proses memperkenalkan pasien tentang lingkungan rumah
sakit kepada pasien dan keluarga sebelum pasien dirawat.
TujuanAgar pasien / keluarga mengetahui lingkungan disekitar ruang
perawatan.
KebijakanOrientasi pasien dilakukan pada setiap pasien baru yang masuk
ke ruang perawatan.
Prosedur1. Perkenalkan nama kepada pasien / keluarganya
2. Orientasikan pasien tentang :
- Nama ruangan tempat pasien dirawat.
- Fasilitas yang tersedia
- Cara menggunakan fasilitas yang ada
- Petugas yang akan merawat.
- Tata tertib ruangan.
- Cara menghubungi petugas bila memerlukan bantuan
segera.
- Biaya perawatan
3. Beritahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan antara lain :
- Waktu mandi
- Waktu makan
- Jam kunjungan tamu
4. Setelah pasien dan keluarga pasien mengerti, perawat
meninggalkan ruang rawat.
Unit Terkait Ruang perawatan
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MELAPORKAN KEADAAN PASIEN
KEPADA DOKTER MELALUI TELEPON
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMelaporkan kondisi pasien kepada Dokter melalui telepon.
TujuanSupaya Dokter mengetahui keadaan pasien dan secepatnya
mendapatkan penanganan
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Siapkan status pasien dan catatan perawatan di dekat pasawat
telepon lengkap dengan data – data yang akan dilaporkan.
2. Lapor kondisi pasien
3. Catat intruksi yang diberikan Dokter.
4. Baca ulang intruksi Dokter, yakinkan kepada Dokter bahwa
intruksi itu benar.
5. Catat pada lembar intruksi Dokter, isi intruksi yang diberikan
serta cantumkan jam, tanggal dan nama perawat yang
mendapat intruksi tersebut
6. Laksanakan intruksi tersebut secepatnya dan catat keadaan
pasien dan tindakan yang sudah dilakukan.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MELAPORKAN KEADAAN PASIEN
KEPADA DOKTER MELALUI TELEPON
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur 7. Pada saat Dokter visite mintakan tanda tangan atas intruksi
yang telah diberikan melalaui telepon pada lembar intruksi
Dokter
8. Bila laporan disampaikan melalui pager, komunikasikan
kepada perawat lain, apabila kita meninggalkan ruangan
Unit terkait 1. Kepala ruangan
2. Penanggung jawab shift
3. Perawat Pelaksana
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
DINAS PAGI DI RUANG RAWAT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit….………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMelaksanakan tugas keperawatan dari jam 08.00 – 14.00 wib.
Tujuan1. Agar prosedur pelayanan keperawatan pada jam dinas pagi di
ruang rawat berjalan baik, teratur sesuai dengan prosedur kerja
yang ada.
2. Agar pasien / keluarga pasien mendapat pelayanan yang baik,
cepat terarah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang ada.
KebijakanDinas pagi dilaksanakan pada jam 08.00 – 14.00 WIB
Prosedur1. Membaca doa bersama
2. Membaca Laporan
3. Serah terima pasien
4. Serah terima alat dan obat
5. Mengikuti Dokter visite
6. Mencatat intruksi Dokter
7. Melaksanakan tindakan
8. Melaksanakan vital sign
9. Melengkapi status pasien dan askep
10. Membuat Laporan
Unit TerkaitRuang Perawatan
Dokumen TerkaitBuku Laporan Perawat
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
DINAS SORE DI RUANG RAWAT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit.………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMelaksanakan tugas keperawatan dari jam 14.00 – 20.00 WIB.
Tujuan1. Agar prosedur pelayanan keperawatan pada jam dinas sore di
ruang rawat berjalan baik, teratur sesuai dengan prosedur kerja
yang ada.
2. Agar pasien / keluarga pasien mendapat pelayanan yang baik,
cepat terarah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang ada.
KebijakanDinas sore dilaksanakan pada jam 14.00 – 20.00 WIB
Prosedur1. Membaca Laporan
2. Serah terima pasien
3. Serah terima alat dan obat
4. Melaksanakan tindakan
5. Melaksanakan vital sign
6. Melengkapi status pasien dan askep
7. Membuat Laporan
Unit TerkaitRuang Perawatan
Dokumen TerkaitBuku Laporan Perawat
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
DINAS MALAM DI RUANG RAWAT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit…………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMelaksanakan tugas keperawatan dari jam 20.00 – 08.00 WIB.
Tujuan1. Agar prosedur pelayanan keperawatan pada jam dinas malam
di ruang rawat berjalan baik, teratur sesuai dengan prosedur
kerja yang ada.
2. Agar pasien / keluarga pasien mendapat pelayanan yang baik,
cepat terarah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang ada.
KebijakanDinas malam dilaksanakan pada jam 21.00 – 08. 00 WIB
Prosedur1. Membaca Laporan
2. Serah terima pasien
3. Serah terima alat dan obat
4. Melaksanakan tindakan
5. Melaksanakan vital sign
6. Melengkapi status pasien dan askep
7. Membuat Laporan
Unit TerkaitRuang Perawatan
Dokumen TerkaitBuku Laporan Perawat
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
VISITE DOKTER DI RUANG RAWAT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR
TETAPTanggal Terbit
…………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianPemeriksaan pasien di ruang rawat dilaksanakan oleh Dokter
yang merawat pasien disertai petugas / perawat jaga pagi yang
dilakukan setiap hari kerja.
TujuanAgar pasien di ruang rawat mendapat pelayanan perawatan dan
terapi Dokter sesuai dengan penyakitnya.
KebijakanVisite dilakukan setiap hari kerja pada jam 08.00 s/d 10.00 WIB
Prosedur1. Perawat menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk visite
(stetoskop, senter, replex hammer, tang spatel, dll)
2. Perawat menyeluruh keluarga pasien di ruangan hanya 1
orang.
3. Setelah siap, Dokter memeriksa pasien satu persatu sesuai
dengan ruangan neoratus, ruang kelas I, II, III dan ruang
isolasi, kecuali bila ada pasien yang gawat harus didahulukan.
4. Dalam melakukan pemeriksaan, perawat jaga pagi harus
mendampingi Dokter visite dan mencatat hasil visite pasien di
buku visite Dokter.
Unit TerkaitRuang Perawatan
Dokumen Terkait1. Buku visite Dokter
2. Catatan medis pasien
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
SERAH TERIMA PASIEN
SAAT BERGANTIAN SHIFT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMenyerahkan semua pasien dengan kondisi masing – masing ke
perawat berikutnya
TujuanMemberikan pelayanan kepada pasien secara terus – menerus
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Setiap penggantian shift, penanggung jawab shif menyerahkan
semua pasien dengan kondisi masing – masing dan tindakan
pengobatan yang sudah atau yang akan dilakukan dengan
membaca buku laporan atau catatan perawat Renpra kepada
penanggung jawab shif dan seluruh perawat shif berikutnya.
2. Masing – masing perawat membuat catatan saku tentang hal –
hal khusus dari pasien yang menjadi tanggung jawabnya
3. Penanggung jawab shif beserta perawat yang akan bertugas
berkeliling kekamar – kamar pasien untuk melihat kondisi
pasien pada saat itu.
4. Penanggung jawab shif membagi tugas untuk staf yang
bertugas.
5. Penanggung jawab shif mengingatkan kembali hal – hal
khusus yang perlu diperhatikan selama shif
Unit terkait1. Kepala ruangan
2. Penanggung jawab shif
3. Perawat kamar
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MENERIMA PASIEN BARU DARI UGD
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianSuatu proses penerimaan pasien baru di ruang perawatan yang
dimulai dari pasien masuk ruang UGD sampai diantar ke ruang
perawatan dengan memperhatikan kebutuhan pasien yang harus
dipenuhi dan sangat diperlukan saat itu.
Tujuan1. Agar proses penerimaan pasien baru dapat berjalan lancar dan
tertib.
2. Agar pasien segera mendapat tindakan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Ruang perawatan mendapat informasi dari bagian emergency
/ UGD tentang adanya pasien baru yang meliputi :
Nama Pasien
Jenis kelamin
Diagnosa penyakit
Dokter yang merawat
Kondisi pasien
Diantar dengan menggunakan :
Kereta dorong
Kursi Roda
Jalan Kaki
2. Perawat ruangan menyiapkan kamar dan tempat tidur pasien
yang akan ditempati.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MENERIMA PASIEN BARU DARI UGD
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur 3. Perawat UGD bersama dengan perawat ruangan
memindahkan pasien ke tempat tidur yang telah disiapkan.
4. Perawat UGD dan perawat ruangan melakukan serah terima
pasien lengkap dengan berkas status pasien.
5. Perawat ruangan memperkenalkan identitas diri sebelum
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan SOP pemberian informasi kepada pasien dan
keluarga yang rawat inap.
6. Perawat ruangan mengorientasikan pasien dan keluarga
sesuai dengan SOP mempersiapkan pasien.
7. Perawat mencatat nama dan kamar pasien di daftar pasien
dirawat. Dan mendokumentasikan data-data pasien ke
komputer.
8. Perawat melakukan pengkajian baik bio, psiko-sosial
maupun spiritual sesuai dengan format pengkajian yang
disediakan.
9. Perawat membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan
masalah dan status penyakit pasien.
10. Perawat membuat rencana askep sesuai dengan
permasalahan pasien.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MENERIMA PASIEN BARU DARI UGD
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 11. Perawat menghubungi Dokter yang merawat dan melaporkan
mengenai :
Adanya pasien baru
Ruang dan kamar pasien
Data pasien
Kondisi pasien
Tanda-tanda vital
Tindakan yang telah diberikan
Instruksi Dokter yang merawat lewat surat pengantar
12. Perawat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
program medis.
13. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
pada catatan keperawatan.
Unit terkait 1. Ruang Perawatan
2. U G D
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
IDENTIFIKASI PASIEN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianMerupakan identitas pasien yang berisi data status sosial pasien.
TujuanUntuk mencegah kesalahan tindakan, pasien tertukar, salah
operasi dan tertukar barang milik pasien.
KebijakanSeorang pasien hanya mempunyai satu nomor rekam medis untuk
membedakan antara satu pasien dengan pasien yang lain.
Prosedur1. Pasien Dewasa
a. Dengan kartu identifikasi resmi yang masih berlaku,
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP),
c. Paspor,
d. Surat Izin Mengemudi (SIM)
2. Pasien Bayi
3. Pasien ditolong dengan Sectio Caesaria
a. Di Kamar Operasi
- Identitas ditulis segera setelah bayi lahir dan
langsung dibawa kekamar bayi,
- Di kamar bayi dibuat sidik telapak kaki kiri dan
kanan bayi pada berkas rekam medis bayi,
- Sidik ibu jari tangan ibu bayi akan diambil setelah
ibu sadar di ruang perawatan.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
IDENTIFIKASI PASIEN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur b. Uraian Kerja
- Nama Ayah dan Ibu, jenis kelamin, jam, tanggal,
bulan dan tahun ditulis di berkas rekam medis bayi
dan berkas rekam medis kebidanan
- Pada gelang ditulis nama Ibu
- Buat sidik jari telapak kaki kanan dan kiri bayi dan
sidik jari tangan kanan dan kiri pada berkas rekam
medis bayi.
- Pakaikan gelang pada tangan bayi disaksikan Ibunya.
4. Pasien ditolong dengan Sectio Caesaria
a. Di Kamar Operasi
- Identitas ditulis segera setelah bayi lahir sebelum
bayi dibawa keluar kamar operasi dan langsung
dibawa kekamar bayi,
- Di kamar bayi dibuat sidik telapak kaki kiri dan
kanan bayi pada berkas rekam medis bayi,
- Sidik ibu jari tangan ibu bayi akan diambil setelah
ibu sadar di ruang perawatan.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
IDENTIFIKASI PASIEN
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedurb. Di Kamar Bayi
- Bayi di kamar operasi dibawa ke kamar bayi untuk
dimandikan.
- Setelah bayi mandi dan dirapikan, ayah bayi /
keluarga dipanggil masuk ke kamar bayi untuk
melihat bayi dan mendapat penjelasan tentang
keadaan bayi.
- Setelah Ibu tiba diruang perawatan / kebidanan, bayi
dibawa ke Ibunya.
c. Di Ruang Perawatan
- Setelah ibu bayi dibawa ke ruang perawatan, bidan /
perawat memberitahukan bidan / perawat kamar bayi.
- Penulisan Identitas bayi dan pembuatan sidik jari
dilaksanakan oleh Bidan dan Perawat Kebidanan.
Unit Terkait1. Ruang Perawatan
2. Poli Rawat Jalan.
3. Ruang Gawat Darurat.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianYaitu suatu kegiatan pemberian gelang identitas bayi dan ibu,
sesuai dengan nama ibu, ayah, jenis kelamin bayi pada saat bayi
baru lahir yang dilaksanakan oleh bidan perawat.
TujuanSebagai identitas bayi, mencegah bayi tertukar dan membedakan
antara bayi yang satu dengan yang lain.
KebijakanSetiap bayi yang lahir di RS A.R Bunda Prabumulih harus
diberikan identitas bayi dengan menggunakan stempel telapak
kaki bayi.
Prosedur1. Menyiapkan gelang bayi
2. Menulis identias bayi dan ibu sesuai dengan nama ibu, ayah
dalam rekam medis ibu
3. Menjelaskan pada ibu maksud dan tujuan pemberian identitas
4. Memasang gelang pada tangan kiri bayi dan tangan kanan ibu
5. Mencatat hasil tindakan pada rekam medis bayi
Unit Terkait1. Ruang Perawatan Neonatus
2. Rekam Medik
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENGAMBILAN SIDIK JARI TELAPAK KAKI BAYI DAN
SIDIK IBU JARI TANGAN KIRI IBU
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianYaitu suatu kegiatan pengambilan sidik telapak kaki bayi kanan –
kiri dan ibu jari tangan kiri ibu untuk mendapatkan data yang
pasti saat bayi baru lahir yang dilaksanakan oleh bidan / perawat.
TujuanUntuk memperoleh kelengkapan keterangan bayi secara pasti dan
permanen dan mencegah bayi tertukar.
KebijakanMeningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Prosedur1. Petugas mencuci tangan
2. Menyiapkan ibu dan bayi.
3. Bayi : Menempelkan telapak tangan kanan – kiri pada
bantalan cap (stamp pad), telapak kaki yang sudah
bertinta ditempelkan pada formulir rekam medis
bayi, membersihkan berkas tinta pada telapak kaki
bayi dan merapikan bayi / membungkus
bayi.tindakan dilakukan didepan ibu.
4. Ibu : Menempelkan ibu jari tangan kiri ibu pada bantalan
cap (stamp pad), ibu jari tangan kiri yang bertinta
ditempel pada formulir rekam medis bayi.
5. Membersihkan bekas tinta pada tangan ibu dan merapikan
serta mengembalikan peralatan pada tempatnya.
Unit Terkait1. Ruang Perawatan Neonatus
2. Rekam Medik
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
INFORMED CONSENT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianInformed consent adalah persetujuan oleh pasien atau keluarganya
atas dasar penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien oleh Dokter penanggung jawab.
TujuanSebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan tindakan medis
pasien.
KebijakanSetiap tindakan medis yang akan dilakukan harus membuat
persetujuan / penolakan (informed consent) sebagai bukti tertulis
dari tindakan yang dilakukan.
Prosedur1. Semua tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien
harus mendapat persetujuan dan dapat diberikan secara
tertulis ataupun lisan.
2. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi
yang jelas, benar, lengkap dan jujur dari Dokter yang
bertanggung jawab tentang perlunya tindakan medik yang
akan dilakukan serta resiko yang timbul.
3. Cara penyampaian dan isi informasi harus sesuai dengan
tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
INFORMED CONSENT
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur 4. Setiap tindakan medik mengandung resiko tinggi harus
dengan permintaan tertulis yang ditanda tangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan.
5. Tindakan medik yang tidak mengandung resiko tinggi
tidak diperlukan persetujuan tertulis, cukup persetujuan lisan
dengan nyata.
Unit Terkait 1. Kamar Operasi
2. Kamar Bersalin
Dokumen Terkait 1. Formulir persetujuan medik
2. Formulir penolakan tindakan medik
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
VISUM ET REPERTUM
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
Dr. Alip Yanson
PengertianLaporan tertulis yang dibuat oleh Dokter atas permintaan tertulis
dari pihak berwajib mengenai apa yang dilihat atau diperiksa
berdasarkan keilmuan yang berdasarkan sumpah, yang digunakan
untuk kepentingan peradilan.
TujuanUntuk membantu proses peradilan
KebijakanUntuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
ProsedurA. Indikasi :
Korban perkosaan, penganiyayaan, kecelakaan lalulintas dan
tindakan kekerasan lainnya
B. Persiapan :
Adanya surat pengantar dari kepolisian
C. Pelaksanaan :
1. Dilaksanakan dengan persetujuan tindak medik dan
kesedian penanggung biaya.
2. Permintaan tertulis dari pihak yang berwajib
3. Untuk kepentingan peradilan
4. Dibuat oleh Dokter pemeriksa sesuai indikasi
D. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Kejelasan pengisian keterangan identitas pasien.
2. Kecocokan antara kasus dengan keterangan kepolisian
Unit Terkait1. U G D
2. Ruang Perawatan
3. Rekam Medik
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN BSN / BSPP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
ProsedurTetap
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu proses mempersiapkan pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan gula darah waktu puasa dan pemeriksaan gula
darah 2 jam setelah makan.
Tujuan 1. Agar proses pemeriksaan dapat berjalan lancar.
2. Agar dapat diperoleh hasil yang akurat.
Kebijakan Pengambilan contoh BSN / BSPP dilakukan oleh perawat /
petugas laboratorium setelah semua persiapan dilakukan
sesuai prosedur.
Prosedur 1. Beritahu pasien dan keluarga tentang pemeriksaan yang
akan dilakukan.
2. Jelaskan persiapan yang akan dilakukan pasien, antara lain :
Pasien puasa makan minum pukul 22.00 WIB sampai
dengan pukul 07.00 WIB untuk diambil contoh darah
BSN
Pukul 07.30 WIB pasien diberi makan pagi,
kemudian dipuasakan lagi selama 2 jam sampai diambil
darah BSPP
3. Pasang tulisan “Puasa “pada tempat tidur pasien.
4. Lapor ke bagian gizi bahwa pasien akan dilakukan
pemeriksaan BSN / BSPP.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN BSN / BSPP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
Prosedur 5. Kontrol cairan infus yang terpasang pada pasien. Jika cairan
mengandung glukosa harus diganti dengan cairan lainnya
sesuai dengan instruksi Dokter.
6. Observasi keadaan umum pasien selama pasien dipuasakan.
7. Catat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan pada buku ekspedisi pemeriksaan laboratorium
ruangan.
8. Ambil contoh darah pada pagi hari jam 07.00 WIB.
9. Antar contoh darah BSN ke laboratorium jam 08.00 WIB.
10. Beritahu pasien boleh makan dan minum yang disediakan
rumah sakit, kemudian menganjurkan pasien untuk puasa
kembali selama 2 jam untuk pengambilan contoh darah
BSPP
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Laboratorium
3. Rekam Medik
4. Gizi
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
MENGAMBIL URINE MIDSTRIM UNTUK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen…………………
No. Revisi……………………
Halaman1/3
Prosedur
TetapTanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu cara mengambil urine tengah dengan menggunakan botol
yang steril untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan 1. Agar proses yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.
2. Agar hasil yang diperoleh akurat.
Kebijakan Pengambilan spesimen urine kultur dilakukan oleh perawat atas
instruksi Dokter, dengan memperhatikan teknik dan kesterilan
alat sesuai dengan prosedur.
Prosedur 1. Beritahu pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Persiapkan alat-alat antara lain :
Kateter steril
Cairan savlon pada tempatnya
Kapas kering yang telah dibentuk
Sarung tangan steril.
Korentang steril pada tempatnya.
Bengkok 2 buah.
Botol urine yang telah diberi etiket
4. Tutup tirai disekeliling tempat tidur pasien.
5. Cuci tangan.
MENGAMBIL URINE MIDSTRIM UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
No. Dokumen…………………
No. Revisi……………………
Halaman2/3
Prosedur 6. Bantu pasien membuka pakaian bagian bawah pasien.
7. Pakai sarung tangan.
8. Bersihkan daerah genitalia dengan kapas yang telah
dibasahi dengan air savlon.
Untuk pria
Bersihkan daerah perinium dengan kapas savlon steril
sampai bersih.
Untuk wanita
Buka labia mayor dan Bersihkan dengan kapas yang
telah dibasahi air savlon steril dari arah atas ke bawah
sampai bersih.
Untuk pasien yang dapat berjalan ke kamar mandi,
genitalia dibasahi dan dibilas sampai bersih dengan
posisi berdiri atau jongkok.
9. Masukkan kateter ke genitalia perlahan-lahan sampai
urine keluar, buang yang pertama lalu tampung urine yang
tengah setelah urine tertampung setengah botol, buang
urine sisanya.
10. Setelah urine didapat, cabut kateter perlahan.
MENGAMBIL URINE MIDSTRIM UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
No. Dokumen…………………
No. Revisi……………………
Halaman3/3
Prosedur 11. Lepas sarung tangan dan membereskan alat.
12. Cuci tangan.
13. Catat identitas pasien di buku ekspedisi pemeriksaan
penunjang ruangan.
14. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan hasil
observasi pada catatan keperawatan.
Unit terkait 1. Ruang Perawatan
2. Laboratorium
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENGAMBILAN DARAH LENGKAP UNTUK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
ProsedurTetap
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu proses pengambilan darah yang dilakukan oleh perawat
untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan 1. Agar diperoleh hasil ynag akurat.
2. Sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosis.
3. Agar proses pengambilan dapat berjalan lancar.
Kebijakan Pengambilan contoh darah dilakukan oleh perawat untuk
pemeriksaan atas instruksi Dokter dengan memperhatikan
teknik dan kesterilan alat sesuai prosedur.
Prosedur 1. Beritahu pasien / keluarga, pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Persiapkan alat antara lain :
Spuit disposible 3 cc
Wing nedlle no 27 ( untuk bayi / anak-anak )
Kapas alkohol pada tempatnya.
Tourniket dan Tabung vacutainer
Bengkok, Plester dan gunting
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PENGAMBILAN DARAH LENGKAP UNTUK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
prosedur 3. Tentukan lokasi pengambilan darah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Memilih vena yang besar, lurus dan tampak dengan
jelas, saat dipasang tourniket.
Usahakan vena yang akan ditusuk jauh dari aliran infus
/ tidak searah.
4. Pasang tourniket / pembendung diatas vena yang akan
ditusuk.
5. Desinfektan area penusukan dengan kapas alkohol.
6. Tusuk vena yang telah didesinfektan lalu menarik spuit
perlahan-lahan setelah darah didapat 2 – 3 cc tarik spuit
perlahan-lahan lalu tutup dengan kapas alkohol dan
diplester.
7. Masukkan darah di spuit ke tabung vacutainer dan
meletakkan didalam bengkok.
8. Catat identitas pasien ke buku ekspedisi pemeriksaan
penunjang di ruangan lalu diantar ke laboratorium.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PENGAMBILAN DARAH LENGKAP UNTUK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PRABUMULIHNo. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
prosedur 9. Bagian laboratorium mengantar hasil pemeriksaan ke
ruangan dan melakukan serah terima dengan perawat
ruangan dengan bersama menandatangani buku ekspedisi
pemeriksaan dan penunjang.
10. Perawat yang menerima hasil pemeriksaan laboratorium
langsung melampirkan hasil laboratorium tersebut ke
dokumen pasien (status pasien).
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Laboratorium
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PENGAMBILAN SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PRABUMULIHNo. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/2
ProsedurTetap
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu cara mengambil sputum / dahak dan dimasukkan pada
botol yang telah ditentukan untuk pemeriksaan laboratorium.
Tujuan 1. Agar proses yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancar.
2. Agar hasil yang diperoleh akurat.
Kebijakan Pengambilan spesimen sputum dilakukan setelah pasien
dijelaskan mengenai persiapan yang akan dilakukan sesuai
dengan prosedur.
Prosedur 1. Beritahu pasien / keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Persiapkan alat-alat antara lain :
Botol yang telah diberi etiket.
Botol steril berisi alkohol 90%, jika untuk
pemeriksaan urologi.
Sarung tangan bersih.
Bengkok
4. Ambil sputum pagi hari disaat pasien belum makan /
minum dengan cara menyuruh pasien untuk batuk dan
mengeluarkan dahak ke dalam botol.
5. Letakkan botol di bengkok.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PENGAMBILAN SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PRABUMULIHNo. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/2
prosedur 6. Rapikan dan membereskan alat.
7. Cuci tangan sambil melepaskan sarung tangan.
8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
catatan keperawatan.
9. Catat identitas pasien ke buku ekspedisi pemeriksaan
penunjang ruangan dan mengantarkannya ke
laboratorium untuk pemeriksaan.
Unti terkait 1. Ruang Perawatan
2. Laboratorium
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN BNO / IVP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
PROSEDURTETAP
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu proses mempersiapkan pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan radiograf terhadap ginjal dan saluran
perkemihan dengan menyuntikan obat kontras secara
intravena.
Tujuan 1. Agar proses pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.
2. Untuk memperoleh hasil yang akurat.
Kebijakan Persiapan pemeriksaan BNO / IVP dilakukan oleh perawat
setelah pasien / keluarga menandatangani surat persetujuan
dilakukan tindakan.
Prosedur 1. Lengkapi data pada blangko pemeriksaan diagnostik /
radiologi antara lain :
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin.
Nomor Rekam Medik
Dokter
Tanggal
2. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan serta biaya pemeriksaan.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN BNO / IVP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur 3. Pasien / keluarga mengisi dan menandatangani Surat
persetujuan tindakan.
4. Jelaskan persiapan yang akan dilakukan, antara lain :
Hari pertama sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pasien diperiksa ureum / creatinine, bila hasil
positif ureum / creatinine tinggi, maka
pemeriksaan IVP tidak boleh dilakukan.
Diet lunak tanpa serat 3 (tiga) hari sebelum
pemeriksaan yang dapat berupa :
a. Bubur kecap
b. Roti panggang
c. Biskuit
d. Bubur kaldu
Hari ke-3 Pukul 22.00 WIB, pasien diberi laxasium
60 cc dan dipuasakan. Pasien dianjurkan minum air
putih sebanyak 2 gelas setiap habis BAB. Pasien
puasa minum jika tidak BAB lagi. Pada pasien diare
tidak boleh diberi obat pencahar.
Pasien tidak boleh merokok atau banyak bicara.
Tetesan infus selama puasa antara 10 – 15
tetes/menit.
Hari ke II pada pagi hari pasien diantar ke bagian
radiologi dalam keadaan puasa.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN BNO / IVP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur Untuk pemeriksaan BNO sewaktu, pasien dapat
dilakukan tanpa persiapan.
Pada anak dibawah 9 tahun persiapan pemeriksaan
harus dikonsulkan ke Dokter radiologi.
5. Pasang merk puasa pada meja pasien.
6. Lapor ke bagian gizi bahwa pasien puasa.
7. Catat identitas pasien pada buku ekspedisi pemeriksaan
penunjang ruangan.
8. Ukur tekanan darah pasien setelah mendapat informasi
dari bagian radiologi bahwa pasien boleh diantar.
9. Antar pasien ke bagian radiologi menggunakan kereta
dorong / kursi roda dengan membawa status pasien dan
hasil rontgen terakhir bila ada.
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan
hasil observasi pada catatan keperawatan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Radiologi.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI (USG)
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
ProsedurTetap
Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu proses mempersiapkan pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan alat ultrasonografi
(USG)
Tujuan 1. Agar proses pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.
2. Agar diperoleh hasil yang akurat.
Kebijakan Tindakan pemeriksaan USG dilakukan oleh Dokter pada
pasien setelah perawat di ruang perawatan melakukan
persiapan sesuai prosedur.
Prosedur 1. Lengkapi data pada blangko pemeriksaan diagnostik
antara lain :
Nama pasien
Umur
Jenis Kelamin
Nomor Rekam Medik
Dokter
Tanggal
2. Beritahu pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan serta biaya pemeriksaan.
3. Ajurkan pasein / keluarga untuk mengisi dan
menandatangani surat persetujuan tindakan / surat
tindakan invansif.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI (USG)
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur 4. Jelaskan persiapan yang akan dilakukan pasien antara
lain :
Pasien puasa makan minimal 6 jam (tergantung
umur) sebelum pemeriksaan.
1 jam sebelum pemeriksaan, pasien diberi 2-3 gelas
secara bertahap, kemudian tahan BAK. Jika pasien
dipasang dower kateter, maka dower kateter di
klem.
Untuk pemeriksaan USG TUG dan Ginekologi :
Pasien boleh makan / minum
1 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien
dianjurkan minum 2-3 gelas dan tahan BAK.
Untuk pemeriksaan USG organ yang lain misalnya,
USG thorax, thyroid, apendix, kepala, dilakukan
tanpa persiapan.
5. Pasang merk puasa di meja pasien.
6. Lapor ke bagian gizi bahwa pasien puasa.
7. Catat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan pada buku ekspedisi pemeriksaan diagnostik
ruangan.
8. Ukur tekanan darah pasien setelah mendapat informasi
dari bagian radiologi bahwa pasien boleh diantar.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI (USG)
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 9. Bawa pasien ke bagian radiologi menggunakan kereta
dorong / kursi roda dengan membawa status pasien.
10. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan hasil
observasi pada catatan keperawatan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Radiologi
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN COLON IN LOOP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
1/3
Prosedur Tetap Tanggal Terbit………………
Ditetapkan,Direktur
( Dr. Alip Yanson )Pengertian Suatu proses mempersiapkan pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan colon / usus besar (rectum, sigmoid, colon
ascenden, tranversum……) dengan menggunakan alat
Barium sulfat melalui kateter anus.
Tujuan 1. Agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.
2. Untuk memperoleh hasil yang akurat.
Kebijakan Persiapan pemeriksaan colon in loop dilakukan oleh
perawat setelah pasien / keluarga menandatangani surat
persetujuan dilakukan tindakan.
Prosedur 1. Lengkapi data pasien pada blangko pemeriksaan
diagnostik antara lain :
Nama pasien
Umur
Jenis kelamin
Nomor Rekam Medik
Dokter
Tanggal
2. Beritahu pasien / keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan serta biaya pemeriksaan.
3. Anjurkan pasien / keluarga untuk mengisi dan
menandatangani Surat persetujuan tindakan.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN COLON IN LOOP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
2/3
Prosedur 4. Jelaskan persiapan yang akan dilakukan pasien antara
lain :
Hari ke I sebelum pemeriksaan dilakukan :
Diet bubur kecap, tanpa sayur, tanpa buah,
tidak minum Susu selama 3 hari.
Minum laxadine sirup 2 x 1 sdm.
Hari ke sebelum pemeriksaan dilakukan :
Pada pukul 17.00 WIB, pasien dilakukan
lavemint tinggi.
Pada pukul 19.00 WIB, pasien diberi minum
garam inggris.
Pada pukul 22.00 WIB, pasien dipuasakan
makan dan dianjurkan minum air putih
sebanyak-banyaknya sampai pemeriksaan
dilakukan.
Hari ke III senelum pemeriksaan :
Pada pukul 05.00 WIB pasien dilakukan lavemint
rendah.
5. Pasang merk puasa pada meja pasien.
6. Lapor ke bagian gizi bahwa pasien puasa dan
perubahan diet sementara.
7. Catat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan pada buku ekspedisi pemeriksaan
diagnostik.
RUMAH SAKIT
AR. BUNDA
PRABUMULIH
PERSIAPAN PEMERIKSAAN COLON IN LOOP
No. Dokumen
…………………
No. Revisi
……………………
Halaman
3/3
Prosedur 8. Ukur tekanan darah pasien setelah mendapat informasi
dari bagian radiologi bahwa pasien boleh diantar.
9. Antar pasien ke bagian radiologi dengan menggunakan
kereta dorong / kursi dorong dengan membawa status
pasien.
10. Dokumentasikan tindakan untuk dilakukan dan hasil
observasi pada catatan keperawatan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. Radiologi