repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN...

181
TESIS SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL KEAGAMAAN PASCA ARAB SPRING ( Studi Sosiologi Sastra Terhadap Novel Amal fī Sūriā Karya Dina Nasrini) Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora. Pembimbing: Prof.Dr. Sukron Kamil,MA Oleh : Zuhirawati (21150222000001) MAGISTER BAHASA SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

TESIS

SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL KEAGAMAAN PASCA ARAB SPRING

( Studi Sosiologi Sastra Terhadap Novel Amal fī Sūriā Karya Dina

Nasrini)

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora.

Pembimbing:

Prof.Dr. Sukron Kamil,MA

Oleh :

Zuhirawati

(21150222000001)

MAGISTER BAHASA SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Nama : Zuhirawati

No Nim : 21150222000001

Judul Tesis : SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL KEAGAMAAN PASCA ARAB SPRING

( Studi Sosiologi Sastra Terhadap Novel Amal fī Sūriā Karya Dina Nasrini)

Tim Penguji

No Nama Tanda Tangan Tanggal

1

Prof . Dr. Sukron Kamil.MA.

( Pembimbing merangkap penguji)

2

Dr.Siti Amsariah, M.Ag

( Penguji)

3

Dr. Yeni Ratna Yuningsih,MA.

(Penguji)

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab Spring

( Studi Sosiologi Sastra Dalam Novel Amal fī Sūriā Karya Dina Nasrini)” yang ditulis oleh :

Nama : Zuhirawati

Nim : 21150222000001

Program : Magister ( S2)

Jurusan : Bahasa dan Sastra Arab

Bahwa tesis ini telah melalui proses ujian beberapa tahap yaitu ujian proposal, Work in

progress (WIP), kompre ,pendahuluan dan promosi serta telah diperiksa dan diperbaiki sebagaimana

semestinya. Dengan ini saya menyetujui untuk dicetak buku.

Jakarta. 2018

Pembimbing,

Prof. Sukron Kamis, MA.

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

ii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini

merujuk pada pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan

Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

No.158 tahun 1987 dan No.0543b/U/1987.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba b Be

Ta t Te

Ṡ a ṡ Es (dengan titik di atas)

Jim j Je

Ḥa ḥ Ha (dengan titik di

bawah)

Kha kh Ka dan Ha

Dal d De

Żai ż Zet (dengan titik di atas)

Ra r Er

Zai z Zet

Sin s Es

Syin sy Es dan Ye

Ṣ ad ṣ Es (dengan titik di

bawah)

Ḍad ḍ De (dengan titik di

bawah)

Ṭ a ṭ Te (dengan titik di

bawah)

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

iii

Ẓ a ẓ Zet (dengan titik di

bawah)

„Ain „ Koma terbalik (di atas)

Gain g Ge

Fa f Ef

Qaf q Qi

Kaf k Ka

Lam l El

Mim m Em

Nun n En

Waw w We

Ha h Ha ھ

Hamzah ' Apostrof

Ya y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh : = muqaddimah

= al-Madīnah al-munawwarah

C. Vokal Pendek

Fatḥ ah a

Kasrah i

Ḍammah u

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

iv

D. Vokal Panjang

Fatḥ ا...ى... ah dan alif atau ya ā

Kasrah dan ya ī ى...

Ḍammah dan wau ū و...

E. Vokal Rangkap (Diftong)

ى... Fatḥ ah dan ya ai

Fatḥ و... ah dan wau au

F. Ta Marbutah

a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf

“h”.

Contoh : = makkah al-mukarramah

= al-syarī’ah al-Islāmiyyah

b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Contoh : = al-ḥ ukūmatu al-Islāmiyyah

= al-sunnatu al-mutawātirah

G. Hamzah

Huruf hamzah ( ء ) ditransliterasikan dengan tanda apostrof. Namun,

ketentuan ini hanya berlaku apabila huruf hamzah terletak di tengah dan

akhir kata. Adapun huruf hamzah yang terletak pada awal kata

ditransliterasikan dengan huruf vokal. Contoh : = īmānun.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

v

H. Lafzu al-Jalālah

Lafzu al-Jalālah (kata ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan

tanpa hamzah. Contoh : = „Abdullah.

I. Kata Sandang ‘al’

1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai

dengan huruf qamariyah maupun syamsiyah.

Contoh : = al-amākinu al-muqaddasah

= al-siyāsah al-syar’iyyah

2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil

meskipun merupakan nama diri.

Contoh : = al-Māwardi

= al-Azhar

3. Kata sandang “al” pada awal kalimat dan pada kata “Allah Swt,

Qur‟an” ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : Al-Afgani adalah seorang tokoh pembaharu.

Saya membaca Al-Qur‟ān al-Karīm.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

ABSTRAK

Tesis ini ingin membuktikan bahwa novel Amal fī Sūriā merupakan

kritik seorang pengarang bernama Dina Nasrini terhadap sistem

pemerintahan Bashar Assad di Suriah. Kritikan itu terlihat dengan jelas

dalam teks di mana pengarang secara transparan mencantumkan nama

Bashar Assad kemudian mencercanya. Melalui novel Amal fī Sūriā ini

pengarang ingin menceritakan peristiwa besar pada bulan Maret tahun 2011

lalu.

Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan ( Library Research)

yaitu penelitian yang memperoleh data dan informasi tentang objek

penelitiannya melalui buku-buku atau alat audiovisual lainnya. Ada dua teori

yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, teori sastra Rene Wellek,

sastra sebagai cerminan kenyataan. Kedua teori konflik Ralf Dahrendorf

yang menekankan pada kekuasaan dan wewenang dalam masyarakat

kemudian didukung oleh teori hegemoni Antonio Gramsci yang memusatkan

pada aspek politik, ideologi maupun kultural.

Hasil dari penelitian ini adalah novel Amal fī Sūriā sarat sekali

menggambarkan mengenai konflik bersifat vertikal terlihat pada kekejaman-

kekejaman yang dilakukan oleh Bashar Assad terhadap rakyat Suriah.

Sedangkan konflik bersifat harizontal terlihat pada perseteruan antara dua

kelompok aliran teologi yaitu Sunni dan Syi’ah Alawite di Suriah. Perbedaan

dalam aspek ideologi menjadi faktor utama yang menyebabkan konflik

semakin meluas bahkan berujung pada peperangan sipil di Suriah. Melalui

novel ini, pengarang telah memberikan gambaran bahwa rezim Assad

merupakan salah satu contoh dari rezim yang otoriter, tiran dan juga diktator

terhadap rakyatnya sendiri. Dan novel ini dapat menjadi cerminan mengenai

peristiwa pada masanya.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

ABSTRACT

This thesis proves that the novel Amal fī Sūriā is a criticism of an

author named Dina Nasrini against the government system of Bashar Assad

in Syria. Criticism is very visible in the texts of the novel that much raised

about the recording of the events of the Arab Spring conflict in March 2011.

There are so many events in the text that are almost identical to the factual

data that the historical truth can prove. Therefore this novel can be

categorized as a historical fiction.

This research is a library research which obtains data and information

about the object of research through books or other audiovisual tools. This

research employs two approaches. First, sociology of literature to explain

about Rene Wellek, literature as a reflection of reality. Second, Ralf

Dahrendorf to explain social conflicts of Syria which emphasizes the power

and authority in society.

The result of this study gives a clear picture that novel Amal fī Sūriā

depicts the horizontal conflict between Sunni and Shi'i Alawite in Syria.

The conflict between the two groups is rooted in ideology difference which

later led to civil war in Syria. Through this novel, the author has illustrated

that the Assad regime is one example of an authoritarian, tyrant and

dictatorial regime against his own people.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

(Rene Wellek)

(Ralf Dahrendorf)

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik

dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini

yang berjudul “ sastra dan konflik sosial keagamaan pasca Arab Spring studi

sosiologi dalam novel Amal fi Suriah karya Dina Nasrini”. Shalawat dan

salam tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis

telah bisa merampungkan tesis ini dengan baik, segala bentuk rintangan dan

cobaan yang merupakan suatu perjuangan bagi penulis sendiri, tentu semua

itu membutuhkan proses yang panjang, kesabaran dan keuletan sehingga

tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Di balik semua itu banyak

pihak-pihak yang ikut membantu serta mendoakan tesis ini dalam jangka

satu tahun. Tanpa doa dari mereka semua, tentu tesis ini belum bisa

terselesaikan hingga saat ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih ada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Berbagai

pihak tersebut antara lain:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof

Dr. Dede Rosyada,M.A.

2. Dekan fakultas Adab dan Humaniora dan juga beliau sekaligus

pembimbing tesis, Prof Dr.Sukron Kamil,M.A. Terima kasih

banyak telah memberi banyak saran serta kritikan bahkan arahan

dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini. Semoga Allah

SWT membalas semua kebaikannya.Amiin.

3. Ketua Program Magister fakultas Adab dan Humaniora, bapak

Dr. Adullah, M.Ag terima kasih atas semua bantuan dan

motivasinya agar semua mahasiswa secepatnya menyelesaikan

studinya.

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

4. Sekretaris Program Magister Fakultas Adab dan Humaniora,

bapak Dr. Adib Misbachul Islam, terima kasih atas semua

bantuannya terutama dalam hal administrasi serta pengaturan

jadwal ujian.

5. Ibu Dr. Siti Amsariah,M.Ag yang telah banyak memberikan saran

dan masukan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ibu

dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

6. Ibu Dr.Yeni Ratna Yuningsih, MA yang telah memberikan

masukan dan semangat kepada penulis semoga ibu selalu dalam

keadaan sehat wala’fiyat. Amin yaa robbal a’lamin.

Tidak akan pernah lupa ucapan terima kasih juga penulis haturkan

kepada orang tua yang sangat saya cintai, tentu sebagai seorang anak,

seorang putri satu-satunya dalam keluarga, penulis sangat banyak

mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada orang tua tercinta, Ayah

Rahali dan Ibu Nurhidayah serta saudara laki-laki satu-satunya Nasrullah

yang turut mendoakan, memberi motivasi, membantu baik itu moril maupun

materil kepada penulis agar segera menyelesaikan tesis ini. Mudah-mudahan

Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan pahala yang terhingga.

Amiiin. Tak terlupakan juga ucapan terima kasihku untuk teman-teman

seperjuangan terutama sahabatku Isnawati Nurul Azizah, kak Mela yang

selalu menjadi tempat untuk berdiskusi mengenai berbagai hal dalam

penulisan tesis ini, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Dan

untuk Isna tetap semangat agar secepatnya bisa menyusul wisuda berikutnya.

Terakhir penulis tidak pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada

calon imamku Akbar Gafari Awinda, seseorang yang selalu memberikan

motivasi serta semangat ketika penulis bermalas-malasan dalam

mengerjakan tesis ini bahkan ketika penulis mengalami situasi terburuk

sekalipun, dia selalu ada dengan memberi dukungan kepada penulis agar

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

selalu siap untuk bangkit dalam keadaan apapun. Alhamdulillah dengan

bantuan doa darinya tesis ini rampung juga. Semoga secepatnya juga

menyelesaikan studi s2 nya dan meraih gelar Magister Hukum.

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata

sempurna, akan tetapi penulis berharap dapat memberikan sumbangsih dan

kontribusi pada prodi Bahasa dan Sastra Arab Magister Fakultas. Atas kritik

dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan tesis ini penulis sekali lagi

mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Penulis memohon maaf apabila

dalam penyelesaian tesis ini terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan,

selayaknya penulis masih dalam proses belajar.

Jakarta, 12 februari 2018

Penulis

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i

Pedoman Transliterasi..................................................................................ii

Kata Pengantar............................................................................................iii

Abstrak.........................................................................................................iv

Daftar Isi........................................................................................................v

BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

1.1.1 Arab Spring Suriah...........................................................................1

1.1.2. Konflik Sosial Suriah dalam Karya Dina Nasrini..........................10

B. Permasalahan.............................................................................................14

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................15

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian........................................................16

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan.........................................................16

F. Metodologi Penelitian .............................................................................17

G. Sistematika Penulisan ..............................................................................19

BAB II - SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL

2.1 Fiksi dan Nonfiksi........................................................................21

2.1.1 Fiksi Sejarah ......................................................................26

2.1.2 Fiksi Sains...........................................................................27

2.1.3 Fiksi Biografi......................................................................28

2.2 Konsepsi Sastra dalam Telaah Sosiologi Sastra.........................28

2.3 Konflik Sosial dalam Perspektif Ralf Dahrendorf.....................33

2.4 Teori Hegemoni Antonio Gramsci Sebagai Pendukung Teori Konflik

Ralf Dahrendorf...............................................................................39

BAB III - SURIAH PADA MASA PEMERINTAHAN BASHAR

ASSAD (2000-SEKARANG).

3.1 Kondisi Sosial, Politik Suriah Pada Masa Pemerintahan Bashar

Assad…......................................................................................42

3.1.1 Suriah Pra - Arab Spring ( 2000-2011).................................42

3.1.2 Suriah Pasca Arab Spring.( 2011- Sekarang).......................49

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

3.2 Sejarah Sunni dan Syi’ah.................................................................54

3.3 Biografi Sastrawan Dina Nasrini.....................................................58

BAB IV – SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL DALAM NOVEL AMAL

FĪ SŪRIĀ .

4.1.Sinopsis Novel Amal Amal fī Sūriā..................................................60

4.2 Analisis Intrinsik Novel Amal fī Sūriā .........................................62

4.2.1. Analisis Tokoh.....................................................................63

4.2.2. Alur atau Plot.......................................................................93

4.2.3 Tema Utama........................................................................98

4.2.4. Amanat.................................................................................99

4.2.5. Sudut Pandang....................................................................100

4.3 Novel Amal fī Sūriā Sebagai Gambaran Konflik Sosial Vertikal

dan Harizontal Suriah....................................................................101

4.3.1.Bashar Assad vs Rakyat Suriah..............................................101

4.3.2.Pertikaian Sunni dan Syi’ah (Alawite) Suriah........................126

4.3.3.Tentara Assad vs Tentara FSA ( Free Syrian Army) Sebagai

Konflik Internal Suriah...........................................................135

4.3.6. Novel Amal fī Sūriā Sebagai Kritik Terhadap Pemerintahan

Bashar Assad.........................................................................144 BAB V - PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................153

B. Saran..........................................................................................154

DAFTAR PUSTAKA

Glosarium

Indeks

Lampiran

Tentang Penulis

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

1.1 Arab Spring Suriah.

Musim semi selalu diasosiasikan dengan pembaharuan. Dalam

beberapa tahun terakhir ini, dunia Arab tengah diguncang dengan problema

besar yaitu berupa aksi pergolakan secara global. Peristiwa itu dimulai pada

akhir tahun 2010 di negara Tunisia kemudian diikuti oleh negara-negara

Arab lainnya seperti aksi demontrasi di Mesir, perang saudara di Libya,

pemberontakan sipil di Bahrain dan Yaman, protes besar di Aljazair, Irak,

Yordania, Maroko, dan Oman, protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania,

Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat dan pada akhirnya merembet juga ke

Suriah 1 Semua negara-negara Arab ini terkena imbas dari fenomena besar

yang sering disebut dengan Arab Spring.2 Dabashi dalam reviewnya

mengungkapkan bahwa istilah lain dari Arab Spring ialah revolusi Arab

atau kesadaran orang Arab. Tujuan mereka melakukan aksi revolusi tersebut

ialah agar dapat menciptakan suatu perubahan dan mengharapkan keadaan

semakin membaik dari sebelumnya. 3

1 Lihat. Adam Garfinkle, How to Think About The Middle East Before The “Arab

Spring” - And After, Foreign Policy Research Institute Footnotes, November 2013. Di

akses pada tanggal 11 November 2016. Pukul 19:20. WIB.

2 Ada beberapa istilah yang digunakan oleh berbagai media dalam menyoroti

fenomena besar yang terjadi di dunia Arab. Media Arab menyebut fenomena tersebut

dengan Arab Spring, sedangkan Al-Jazeera yang merupakan stasiun tv terbesar di Timur

Tengah menyebutnya dengan istilah ats-Tsaurah al-Arabiyyah atau dengan menyebut

nama tempat di mana revolusi itu terjadi dengan Jazmin revolution dan Tahrir Revolution.

Lihat : www.al.jazeera.net/portal. 3 “Arab Spring” over other terms like “Arab Awakening” or “Arab revolutions”

because of its metaphorical significance in creating a sense of hope. Lihat selengkapnya

Hamid Dabashi, Arab Studies Quarterly, The Arab Spring: The End of Postcolonialism,

(New York: Zed Books, 2012). Paperback. Vol. 34, No. 4 (Fall 2012). hlm. 287-289.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

2

Arab Spring merupakan suatu bentuk protes yang dilakukan oleh

massa berupa aksi demonstrasi dengan turun ke jalan. Hal ini dilakukan

bertujuan untuk menggulingkan,menurunkan bahkan menjatuhkan pemimpin

negara yang telah bertindak diktator serta otoriter kepada rakyatnya. Mereka

hanya menginginkan suatu perubahan dalam negara mereka. Rentetan protes

yang bernama Arab Spring ini menggunakan beberapa teknik diantaranya

adalah pemberontakan sipil dengan turun ke jalanan, demonstrasi dan juga

memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter, youTube, skype dan

media lainnya sebagai sarana komunikasi utama.4 Pada dasarnya fenomena

Arab Spring merupakan suatu perubahan yang terjadi pada beberapa negara

Timur Tengah dan Afrika Utara. Negara-negara tersebut bertransformasi dari

sistem kekuasaan diktator yang menganut sistem monarki absolut menjadi

sistem kekuasaan rakyat (demokrasi). Pada tahun 2011 Arab Spring

melanda Suriah yaitu sebuah negara yang relatif lebih stabil dibandingkan

dengan negara-negara Arab lainnya. Peristiwa ini terjadi sejak 6 Maret 2011

gelombang demonstrasi pro-demokrasi telah menyebar ke seluruh penjuru

Suriah terutama di kota Deraa, Suriah.5

Awal mula revolusi Suriah di awali dengan sebuah insiden kecil yang

dilakukan oleh anak-anak sekolah di sebuah kota kecil di perbatasan

Yordania bernama Deraa. Mereka mencoret dinding sekolah dengan

bertuliskan kalimat As-Shaab Yoreed Eskaat el-Nizam (rakyat ingin

menumbangkan rezim). Melihat aksi yang dilakukan oleh 15 pelajar tersebut,

polisi Suriah yang dipimpin oleh Jendral Atef Najib, sepupu Presiden Bashar

al Assad menangkap dan memenjarakan mereka. 15 orang anak itu terdiri

dari anak laki-laki berusia sekitar 10-15 tahun. Mereka disiksa dengan

4 Lihat Lembaga Kajian Syamina Bekerja Mencegah Kezaliman, Yaman Konflik

Yang Tak Kunjung Usai, XVII/Januari-Februari 2015.hlm. 9-11. 5 Trias Kuncahyono, Musim Semi di Suriah: Anak-anak Penyulut Revolusi.

(Jakarta: Kompas, 2012), hlm. 114.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

3

dipukuli, tubuh mereka dibanting ke tembok bahkan mereka dipaksa untuk

memasukkan kepala, leher dan kaki mereka ke sebuah ban.6 Melihat

kekejaman yang telah melewati batas itu, massapun turut turun tangan.

Pada akhirnya lahirlah gelombang protes massa berupa aksi demonstasi

dengan turun ke jalan untuk menuntut pembebasan terhadap anak-anak

Deraa.7 Hal tak terduga yang terjadi adalah reaksi dari tentara-tentara Suriah

terhadap para demonstran itu sangat berlebihan. Mereka ditembaki oleh

aparat keamanan sehingga mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.

Semenjak peristiwa itu, bentrokan antara para demonstran dan tentara

Suriah semakin sering terjadi. Melihat tragedi tersebut, pemerintah Suriah

tidak tinggal diam malah membalas dengan melakukan tindakan kejam.

Mereka tidak segan-segan untuk menggunakan senjata api bahkan tank untuk

merepresif rakyat Suriah agar mereka membungkam dari gerakan protes

itu. Aksi represif seperti ini telah pernah terjadi dan dilakukan pada masa

pemerintahan Hafedz Assad. Aksi seperti ini merupakan cara yang sangat

efektif untuk membungkam rakyat Suriah, namun siapa sangka di masa

sekarang hal seperti itu tidak berlaku lagi. Sikap demikian semakin

memperkeruh keadaan bahkan memicu terjadinya aksi demonstrasi yang

berujung dengan peperangan antara rakyat sipil dan pemerintah Suriah

hingga saat ini. 8

6 Denny Armandhanu, 6 Februari 2014, Jadi Tawanan, Anak-anak Suriah Disiksa

dan Diperkosa (Mereka dipukuli kabel besi, disundut rokok dan dicabuti kukunya) (Online) ,

lihat juga pada. http://dunia.news.viva.co.id/news/read/479120- jadi-tawanan--anak-anak-

suriah-disiksa-dan-diperkosa/(1 Maret 2014). Di akses pada tanggal 20 Agustus 2016. 7 Lihat Erzsébet N. Rózsa, dkk The Arab Spring, Its Impact on the Region and on

the Middle East Conference, Academic Peace Orchestra Middle East, NOS. 9/10 • August

2012 hlm. 11.Lihat juga Siti Muti’ah Setiawati, Pergolakan Panjang Suriah: Masih

Adakah Pan-Arabisme dan Pan-Islamisme, Jurnal CMES Volume V Nomor 1, Edisi Juli -

Desember 2012, (Pusat Studi Timur Tengah FSSR UNS).hlm.4. 8 Merdeka.com, Mereka Mau Hancurkan Suriah, Bukan Sekadar Tumbangkan

Assad, 24 September 2013. Di akses pada tanggal 12 September 2017. Pukul 14:40.WIB.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

4

Gelombang revolusi Suriah ini sangat unik dan berbeda sekali dengan

revolusi yang terjadi di berbagai negara Arab lainnya seperti Mesir dan

Tunisia. Kedua negara ini tidak membutuhkan waktu lama untuk

melengserkan rezim mereka yaitu rezim Zein El-Abidin Ben Ali Tunisia

dan presiden Gamal Abdul Nasir di Mesir. Revolusi Suriah sudah memasuki

tahun ke-6 namun hingga saat ini belum tampak tanda-tanda konflik akan

segera berakhir. Dalam hal ini penulis akan mengklasifikasikan beberapa

perbedaan antara revolusi Suriah dan negara-negara Arab lainnya. Pertama,

dari segi waktu. Revolusi Suriah memakan waktu lebih lama dibandingkan

dengan negara Arab lainnya seperti Tunisia dan Mesir yang hanya

membutuhkan waktu penyelesaian hanya satu tahun saja. Sedangkan Suriah

telah memasuki tahun ke-6 namun belum menemukan titik terang bahkan

masih berlangsung hingga saat ini. Kedua, revolusi Suriah jauh lebih banyak

memakan korban jiwa dibandingkan dengan negara Arab lainnya. Konflik

Suriah telah memakan ratusan ribu korban yang tewas setiap harinya. Dan

hal ini merupakan angka yang sangat besar dibandingkan dengan negara

Mesir dan Tunisia. Ketiga, perlawanan dimulai dari kota kecil seperti

Deera dan Homs lalu menyebar ke kota besar seperti Damaskus dan Aleppo.

Sedangkan Tunisia dan Mesir dimulai dari ibukota yaitu Tunis dan Kairo.

Keempat, Suriah adalah negara yang kuat secara militer dan inteljen

sehingga sangat sulit sekali untuk menumbangkan rezim Assad yang

berkuasa. Dan negara ini sangat banyak diminati oleh negara-negara oposisi

Barat maupun Timur yang ingin mengambil keuntungan dari konflik Suriah

tersebut.

Konflik Suriah ini telah banyak mendapat perhatian di dunia lokal

maupun Internasional. Hal itu dikarenakan pemberontakan selalu terjadi

hampir setiap hari di seluruh penjuru kota di Suriah. Banyak warga sipil

yang menjadi korban kebrutalan yang dilakukan oleh aparat keamanan

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

5

Suriah, tidak jarang aksi tersebut menyebabkan luka-luka bahkan telah

banyak menelan korban jiwa.Sebagaimana telah diungkapkan oleh Sekretaris

Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Lynn Pascoe ia mengatakan

bahwa jumlah korban meninggal dari konflik Suriah mencapai 7.500 orang.

Terdapat laporan lain yang menyatakan bahwa jumlah korban meninggal

melebihi 100 warga sipil setiap harinya dan sebagian besar korbannya

adalah wanita dan anak-anak. Pemerintah Suriah menyatakan kehilangan

1.345 pasukan keamanan dan sebanyak 2.493 warga sipil yang tewas.9 Hal

yang tidak kalah memilukannya lagi adalah dampak dari konflik Suriah

menyebabkan banyaknya pengungsi (Refugee). Mayoritas rakyat Suriah

memilih untuk mengungsi bahkan keluar dari negaranya menuju ke negara-

negara tetangga bahkan sampai ke benua Eropa.10

Dalam Journal on

Migration (2015) menyebutkan bahwa sebanyak 7,6 juta orang mengungsi

ke negara-negara tetangga seperti Lebanon, Yordania, Iraq, Mesir dan

paling banyak mengungsi ke Turki sebanyak 3,7 juta orang melarikan diri

dari negaranya.11 Sedangkan data lain menyatakan bahwa sebanyak 150.000

pengungsi Suriah yang keluar dari negaranya.12

Melihat konflik yang terjadi di Suriah saat ini, situasinya semakin

hari semakin memprihatinkan. Kekejaman dan intensitas kebrutalan selalu

terjadi. Revolusi Suriah menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat

lokal maupun internasional. Berbagai asumsi maupun spekulasi yang tiada

mendasar dari berbagai media mengenai konflik Suriah ini. Apa sebenarnya

9 Apriadi Tamburuka, Revolusi Timur Tengah, Kejatuhan Para penguasa Otoriter

di Negara-negara Timur Tengah, (Jakarta: PT. Buku Seru, 2011), hlm. 9 10

Pinar Yazqan, Migration Letters, vol 12 N0 3 PP.181-192.ISSN: 1741-8984 dan

e-ISSN: 1741-8992, (Article History: 16 August, 2015) hlm. 181. 11

Nicole Ostrand, Journal on Migration and Human Security ( JMHS), The Syria

Refugee Crisis: A Comparison of Responses by Germany, Sweden, The United Kingdom,

and The United States, Vol 3 No 3 ( 2015) : hlm. 255.

12

Hussein Ibish, Was The Arab Spring Worth It?, Foreign Policy, No. 194 (July /

August 2012), pp. 92-93

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

6

yang terjadi di Suriah? sehinggga sejumlah tokoh maupun ulama besar

turut berkomentar dan menyampaikan pernyataan sikapnya mengenai

revolusi Suriah diantaranya adalah Syeikh Dr.Yusuf al-Qardhawi, ketua

IUMS (Persatuan Ulama Muslim Sedunia) mengungkapkan bahwa

sesungguhnya ia sangat mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk meraih

hak kebebasan sipil mereka dan membantah rumor sebagai pendukung

Assad. Ia juga menyeru kepada seluruh tentara Suriah untuk menghentikan

dukungannya terhadap presiden Assad dan bersatu memperjuangkan hak-

hak mereka kembali. Lebih lanjut ia meminta kepada rakyat Suriah agar

tidak membiarkan konflik ini sampai berlarut-larut sampai saat ini. Karena

pada hakikatnya peperangan Suriah ini merupakan perang terhadap umat

Islam secara keseluruhan, bukan saja terbatas pada rakyat Suriah.13

Sementara itu, Syeikh al-Amin el-Hajj sebagai ketua ikatan ulama muslimin

juga mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap Suriah. Menurutnya

konflik Suriah ini merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh setiap

kaum muslimin karena mujahid yang berperang melawan rezim Bashar al-

Assad di Suriah pada hakikatnya demi kepentingan Islam. Berjihad di Suriah

hukumnya adalah wajib bagi seluruh umat. Ia juga menyeru kepada seluruh

umat muslimin di dunia agar berjihad di bumi Syam tersebut.14

Revolusi Suriah diibaratkan air yang sudah keruh, banyak tangan

yang dicelupkan ke dalamnya demi mencari keuntungan dari revolusi

tersebut. Banyak dalang atau pun aktor ternama di dunia yang ikut berperan

di dalamnya. Mereka semua mempunyai niat serta kepentingan yang sama

yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari konflik Suriah. Dari keuntungan

tersebut mereka akan menjatuhkan pihak lawan di mana kedua kelompok

13

Lihat dalam M.Agastya ABM, Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah

Yang Penuh Darah, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2013). hlm.178. 14

M.Agastya ABM, hlm.180-181.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

7

terus bersikeras terhadap kepentingan masing-masing tidak ada yang mau

mengalah demi tercapainya kemaslahatan bersama. Begitulah kejamnya

dunia politik tidak ada teman yang sejati yang ada hanyalah kepentingan

yang abadi. Fred Lawson dalam reviewnya mengungkapkan bahwa ada

beberapa alasan mengapa konflik Suriah selalu berujung dengan peperangan.

Pada awalnya sumber terjadinya konflik Suriah dilatarbelakangi oleh

beberapa faktor. Pertama, faktor ekonomi yaitu krisis dalam negeri. Kedua,

rezim yang terlalu berlebihan menanggapi perlawanan massa seringkali

berakhir dengan peperangan. Ketiga, oknum-oknum dari rezim yang terlalu

agresif untuk mengambil keuntungan dari Suriah namun terlebih dahulu

mereka menghancurkan pertahanan dalam Suriah kemudian mereka

mendapatkan dukungan dari masyarakat secara umum. Keempat, jika rezim

bersatu kekuatan dalam menghadapi krisis kemungkinan kecil sekali akan

terjadinya krisis dan akan mengurangi keterlibatan pihak-pihak asing yang

ada di Suriah, ketika ekonomi semakin membaik maka, kecil kemungkinan

terjadinya peperangan.15

Republik of Syria atau lebih dikenal dengan Suriah merupakan

sebuah negara majemuk dan multikultural. Di dalamnya terdapat berbagai

macam agama, ras, suku baik itu Islam bersekte Sunni maupun Syi’ah,

Kristen, Druze, Yahudi dan masih banyak lagi agama lainnya. Mayoritas

penduduk Suriah beragama Islam Sunni. Sementara tombak kekuasaan

dipegang oleh kelompok minoritas Syi’ah Alawite kedua sehingga tidak

menutup kemungkinan perbedaan ideologi merupakan salah satu faktor

pemicu lahirnya konflik di Suriah.

15

Fred Lawson. Why Syria Goes to War,( Shofar, Ithaca and London: Cornell

University Press, 1998) Vol. 16, No. 3, hlm. 172.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

8

Sementara itu Michel Meyer, seorang pengamat politik dari

Universitas Muchen, Jerman membantah hal tersebut. Menurutnya konflik

Suriah lebih disebabkan oleh persaingan ekonomi daripada perbedaan

mazhab keagamaan. 16 Sebuah konflik terjadi tidak disebabkan oleh satu

sebab tunggal saja. Konflik selalu lahir oleh sebab yang kompleks dan

diliputi oleh banyak faktor dan kepentingan di dalamnya. Terlalu sederhana

untuk menyatakan bahwa konflik tersebut merupakan konflik teologis,

meskipun asumsi tersebut juga tidak bisa diabaikan sama sekali. Isu agama

biasanya merupakan salah satu faktor pemicu diantara faktor-faktor yang

lahir sebagai penyebab konflik. Selain faktor ideologis, ekonomi juga sangat

berperan lahirnya gelombang revolusi Suriah itu.

Suriah dikenal sebagai negara yang sangat kaya akan hasil minyak

bumi. Selain itu rakyat Suriah juga bergantung hidup pada sektor tradisional

yakni pertanian. Dalam beberapa tahun terakhir pendapatan negara baik itu

minyak bumi maupun hasil pertanian lainnya semakin menurun.17 Akibat dari

berbagai persoalan yang membelit itu berdampak pada rakyat. Mayoritas

rakyat Suriah harus hidup di bawah garis kemiskinan, pengangguran terjadi

di mana-mana, hutang negara terhadap luar negeri semakin meningkat

bahkan mencapai 12,5 persen dari GDP terutama hutang pada Russia,

tingkat inflasi semakin tinggi. 18 Sementara pemerintah cenderung korupsi,

represif serta tidak memperhatikan kepentingan dan apresiasi rakyatnya.

Hal yang paling krusialnya lagi yang membuat rakyat semakin frustasi,

putus asa bahkan murka adalah tidak imbangnya pemerataan hasil kekayaan

16 Lihat www.dw.de, Kepentingan Arab Saudi dalam Perang Suriah, 24 Januari

2014.

17 Lihat selengkapnya Nimrod Raphaeli, Syria’s Fragile Economy, Middle East

Review of International Affairs ( MERIA), Vol. 11, No. 2 (June 2007).hlm. 34-35. 18

VP Haran, Roots of the Syrian Crisis (Institute of Peace and Conflict Studies,

March 2016). hlm. 2

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

9

negara. Kekayaan negara hanya mengalir di antara rezim yang berkuasa.19

Sedangkan rakyat miskin hanya bertugas sebagai penonton saja. Situasi

seperti inilah yang menjadi pemicu paling mudah dalam mengobarkan

api revolusi hingga berlarut-larut sampai pada saat ini.

Suriah juga beraliansi dengan negara-negara Barat lainnya seperti

Rusia dan China. Persahabatan diantara ketiga negara tersebut telah terjalin

sekian lama mengingat diantara mereka mempunyai kepentingan satu sama

lainnya baik dalam bidang ekonomi maupun militer. Suriah membutuhkan

pasokan persenjataan dari Rusia. Sedangkan Suriah merupakan pasar

terbesar bagi Rusia dan China dalam hal transaksi penjualan persenjataan

yang selalu dikirim secara rutin ke Suriah. Mereka tidak akan memutuskan

begitu saja relasi politik yang telah lama terjalin diantara mereka mengingat

mereka mempunyai kepentingan satu sama lainnya. Di lain pihak, Suriah

sangat anti dengan negara oposisi seperti Israel dan negara adikuasa

Amerika Serikat. Karena Israel pernah merebut Dataran Tinggi Golan dari

Suriah pada tahun 1967 dalam Perang Enam Hari lalu Israel mengusir orang

Suriah yang ada di wilayah tersebut.20 Sementara AS ikut terlibat membantu

Israel dalam perang tersebut. Peristiwa itulah yang membuat Suriah sangat

anti terhadap kedua negara oposisi tersebut.

Mengacu pada penjelasan di atas hemat penulis, sumber masalah

konflik Suriah itu sangatlah kompleks baik itu ekonomi, sosial dan politik.

Terdapat juga kepentingan bisnis negara-negara lain terhadap Suriah. Semua

masalah itu berjalin-kelindan dan rumit untuk diuraikan. Masih menjadi

19

Lihat selengkapnya M.Agastya ABM, Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah

Yang Penuh Darah, Jogjakarta: IRCiSoD, 2013.hlm.175.

20

Robert Burrowes and Douglas Muzzio', The road to the Six Day War: aspects of

an enumerative history of four Arab states and Israel, 1965-196, The Journal of Conflict

Resolution, Vol. 16, No. 2, Research Perspectives on theArab-Israeli Conflict: A

Symposium (Jun., 1972), pp. 211-226 7 hlm.211.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

10

renungan bersama apa sebenarnya faktor yang dominan menjadi penyebab

utama konflik yang berkepanjangan itu. Jika disederhanakan sumber konflik

Suriah dapat dipilah menjadi dua. Pertama, berasal dari dalam negeri yaitu

permasalahan sosial, ekonomi dan politik dalam negeri berupa tingginya

pengangguran, tingginya inflasi, terbatasnya mobilitas sosial, merajalelanya

korupsi, tidak adanya kebebasan politik dan represifnya aparat keamanan.

Kedua, konflik yang berasal dari luar negeri. 21

1.2. Konflik Sosial Suriah dalam Karya Dina Nasrini.

Konflik telah mengelilingi seluruh perputaran kehidupan manusia

baik itu antarindividu, kelompok, bermasyarakat maupun bernegara. Sebagai

manusia tentu tidak pernah bisa lepas dari cengkraman konflik dan konsesus.

Karena konflik selalu ada tak mengenal batas ruang dan waktu. Telah

menjadi fitrahnya manusia untuk tidak bisa lepas dari kedua hal tersebut.

Konflik bisa terlihat di mana dan kapan saja secara langsung maupun

tidak langsung melalui sarana media baik itu elektronik, massa maupun

cetak. Semua itu sangat mudah untuk di akses dan disaksikan secara

langsung dari media elektonik seperti televisi, di baca melalui artikel dan

koran bahkan juga bisa terlihat dalam sebuah karya sastra. Konflik bisa

terlihat jelas secara kasat mata dan disaksikan melalui televisi dan audio

visual lainnya. Ada perbedaan dengan konflik yang digambarkan dalam

sebuah karya sastra. Sastra menampilkan sebuah fenomena sosial yang

terjadi dalam masyarakat dengan cara yang berbeda, tentunya semua itu

harus melalui tangan seorang pengarang terlebih dahulu. Kemudian seorang

sastrawan menuangkannya ke dalam sebuah karya sastra. Di dalamnya

pengarang dapat mencurahkan semua isi hati baik itu rasa penderitaan,

21 Jeremy M. Sharp and Christopher M. Blanchard, “Armed Conflict in Syria:

Background and U.S. Response,” Congressional Research and Servise, 6 September, 2013,

hlm.6

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

11

kepiluan, kepedihan yang dialami langsung oleh sastrawan maupun

masyarakatnya.

Novel Amal fī Sūriā merupakan karya perdana seorang Dina Nasrini

diterbitkan di Mesir pada tahun 2014. Ada dua karya lagi setelah novel ini

yaitu Saya’tii (2014), Zaakiratul Wurud (2016). Dari ketiga karya ini hanya

Amal fī Sūriā yang menggambarkan mengenai konflik sosial Suriah. Di

dalamnya banyak mengisahkan mengenai tragedi kemanusiaan dan

peperangan yang terjadi di Suriah. Dan novel ini telah berhasil tersebar di

seluruh percetakan maupun koran yang ada di Suriah secara tidak langsung

membuktikan bahwa novel ini telah banyak diketahui dan digemari oleh para

peminat karya sastra. Dalam novel Amal fī Sūriā ini menggambarkan

revolusi Suriah dalam skala besar. Karena di dalamnya tidak hanya

menyinggung mengenai tragedi kemanusiaan sekaligus juga menyinggung

mengenai politik dan sumber hukum yang ada di Suriah. Konflik dalam

novel ini sangat luas sehingga sangat sulit untuk membedakan apa faktor

pemicu yang menyebabkan revolusi Suriah terus berlanjut hingga saat ini.

Dina Nasrini merupakan penduduk asli Aleppo, Suriah. Sebagai

bagian dari masyarakat Suriah tentu ia turut merasakan dampak dari konflik

ini baik itu berupa ledakan, penyiksaan yang terjadi dalam negara mereka .

Mereka terpaksa harus hidup di bawah tekanan rezim tiran yang sewenang-

wenang terhadap rakyatnya. Suriah merupakan salah satu contoh negara

yang tidak pernah memberi ruang hak dan kebebasan terhadap rakyatnya

untuk berbuat ataupun berpendapat. Mereka harus patuh dan tunduk

terhadap setiap otoritas rezim mereka. Melalui karya ini, pengarang ingin

menyampaikan tentang sebuah harapan yang ada dalam diri anak-anak

Suriah. Mereka yakin dan percaya bahwa suatu hari situasi Suriah akan bisa

semakin membaik dari keadaan semula. Mereka memimpikan hidup dalam

keadaan damai dan tentram meski banyak memiliki perbedaan antara satu

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

12

dan lainnya.22 Novel ini menggugat penguasa Assad yang tengah dimabuk

kekuasaan sehingga ia lupa bahwa banyak sekali rakyat yang hidup

menderita karena keserakahannya. Kekuasaan berada di atas segalanya.

Demi mempertahankan sebuah kekuasaan mereka rela melakukan apapun

bahkan tega membunuh rakyatnya tidak berdosa sekalipun. Secara tidak

langsung novel ini menggambarkan bagaimana mengerikannya sebuah

kekuasaan. Pihak penguasa tentunya mereka ingin mempertahankan

kekuasaannya dengan cara apapun agar tetap bertahan di kursi kekuasaan

tersebut. Sedangkan sebagai pihak yang dikuasai dalam hal ini adalah rakyat,

mereka juga menginginkan perubahan-perubahan dalam negara mereka.

Mereka tidak sanggup jika terus menerus hidup di bawah penindasan rezim

Assad selama puluhan tahun lamanya.

Ada beberapa alasan penulis memilih novel ini menjadi korpus

utama. Pertama, novel ini ditulis oleh seorang perempuan asli Suriah yang

bisa dikatakan sangat berani untuk mengungkapkan realitas di Suriah.

Kedua, isu mengenai konflik Suriah hingga saat ini masih terbilang hangat

dan up to date. Peristiwa besar ini masih berlangsung hingga saat ini. Ketiga,

novel Amal fī Sūriā ini tidak hanya menyinggung mengenai tragedi

kemanusiaan melainkan juga menyinggung mengenai politik, sosial serta

hukum di Suriah. Alasan keempat adalah Novel Amal fī Sūriā dianggap

sebagai cerminan dari kondisi sosial masyarakat Suriah tahun 2011 pada

masa kepemimpinan Bashar Assad. Beberapa faktor di atas menjadi alasan

22 Hannan A’qil, ar-Ruwāiyah as-Sūriā Dina Nasrini ,( al-Manzūmah al-Fikriyah

as- Sūriā Tudāru tahta Watatu Raqābah as-Siyāsiyah al-Musyaddadah ), Kairo, Majalah

Suriah Syahriyah: No.10 Juli 2014. hlm.130.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

13

penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam novel Amal fī Sūriā ini lebih

lanjut.

Novel sebagai salah satu karya sastra yang diciptakan oleh sastrawan

untuk mengkomunikasikan baik itu masalah sosial maupun individual yang

tengah dialami oleh sastrawan maupun masyarakatnya. Seringkali terjadi

kesamaan antara realita dengan dunia fiksi. Sebuah karya tidak akan lahir

hanya karena faktor khayalan atau imajinasi semata. Melainkan sebuah

karya lahir sedikit banyaknya terinspirasi dari fenomena-fenomena yang

telah terjadi kemudian seorang sastrawan memasukkan unsur fakta di

dalamnya baik itu dirasakan langsung oleh pengarang sendiri ataupun

masyarakatnya. Meskipun sebuah karya sastra itu bersifat imajinatif namun,

fakta sosial merupakan objek dominan dari penciptaan sebuah karya sastra.

Novel juga dianggap sebagai upaya untuk menciptakan kembali dunia sosial

baik itu relasi sosial dengan keluarga, lingkungan, ekonomi, budaya bahkan

politik dalam suatu negara. Melalui novel ini, seorang pengarang ingin

menceritakan kembali serta memberitahu kepada pembaca mengenai

peristiwa besar yang telah terjadi tahun 2011 lalu. Banyaknya peristiwa

dalam novel ini hampir mirip dengan data-data faktual yang dapat dibuktikan

kebenarannya. Sebagai sebuah karya sastra tentu tidak dapat menghilangkan

unsur imajinasi di dalamnya.

Berdasarkan pada alasan-alasan di atas, maka novel Dina Nasrini

dipilih menjadi korpus utama dalam penelitian ini untuk memperlihatkan

konflik sosial di Suriah sejak kurun 2011 tepatnya semenjak pecahnya Arab

Spring Suriah hingga saat ini. Dari beberapa argumen-argumen yang telah

dikemukakan tersebut menjadi landasan bagi penulis untuk mengkaji lebih

dalam mengenai konflik sosial Suriah yang terdapat dalam teks novel

Amal fī Sūriā kemudian dikorelasikan dengan fakta-fakta yang terjadi. Dan

sejauh mana novel Amal fī Sūriā ini merepresantasikan realita yang terjadi di

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

14

Suriah. Dengan demikian, sekiranya karya ini sangat layak untuk diteliti

dan oleh penulis dirangkum dalam judul besar: Sastra Dan Konflik

Sosial Keagamaan Pasca Arab Spring (Studi Sosiologi Sastra Terhadap

Novel Amal fī Sūriā Karya Dina Nasrini).

B. Permasalahan.

1.1 Identifikasi Masalah

Untuk menghindari pemahaman yang tidak terarah, maka penulis

perlu melakukan identifikasi-identifikasi masalah yang berkaitan dengan

judul tesis ini. Sehubungan dengan uraian terdahulu, pembahasan akan

difokuskan pada penelitian seperti berikut ini:

a. Dalam penelitian ini memfokuskan pada konflik sosial Suriah

yang terdapat dalam teks novel Amal fī Sūriā tersebut.

b. Konflik Suriah pada saat Arab Spring tahun 2011.

c. Konflik yang bertipe vertikal maupun harizontal Suriah.

d. Penelitian sastra dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik.

e. Relevansi kisah dalam teks novel tersebut dengan realita terjadi.

f. Kritikan Dina Nasrini terhadap pemerintahan Bashar Assad dalam

novel Amal fī Sūriā.

1.2 Pembatasan Masalah.

Fokus penelitian ini adalah konflik-konflik yang tergambar dalam

teks-teks dalam novel ini. Muatan yang terkandung dalam novel tersebut

dipahami dengan mengaitkan konteks sosialnya. Dalam istilah Rene Wellek

dan Austin Warren disebut sisi ekstrinsik, sebagaimana yang menjadi objek

kajian sosiologi sastra.23 Kajian mengenai konflik sangat luas sekali, terkait

23

Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, 79.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

15

beberapa aspek bisa konflik bathin, ideologi dan sistem didalamnya. Agar

penelitian ini tidak meluas, sehingga menjadi jelas dan fokus, maka dalam

penelitian ini diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

a. Konflik Suriah pada peristiwa Arab Spring Suriah tahun 2011 .

b. Konflik bertipe harizontal yaitu antar kelompok Sunni dan Syi’ah.

c. Konflik vertikal yaitu rezim Assad versus rakyat Suriah.

d. Relevansi teks tersebut dengan realita yang terjadi di Suriah.

1.3. Perumusan Masalah.

Berdasarkan pernyataan masalah diatas, dapat dikemukakan perumusan

masalah sebagai berikut:

a. Mengapa Arab Spring Suriah berakibat pada maraknya konflik

sosial baik itu vertikal maupun harizontal dan bagaimana novel

Amal fī Sūriā menjelaskan hal itu?

b. Apakah konflik sosial di Suriah itu murni konflik internal atau

eksternal, bagaimana novel Amal fī Sūriā menggambarkan hal

tersebut ?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan beberapa hal penting dibawah ini:

a. Untuk mengetahui mengapa Arab Spring di Suriah berakibat pada

maraknya konflik sosial baik itu vertikal maupun harizontal, dan

bagaimana novel Amal fī Sūriā menjelaskan hal itu

b. Untuk mengetahui apakah konflik sosial di Suriah itu murni konflik

internal atau eksternal, dan bagaimana novel Amal fī Sūriā

menggambarkan hal tersebut.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

16

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian.

Penelitian ini memiliki signifikansi sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini berkontribusi untuk memberikan

pengetahuan kepada pembaca tentang konflik sosial yang terjadi di

Suriah sebagaimana yang tergambar dalam novel Amal fī Sūriā

tersebut. Dan dapat dijadikan sebagai sarana motivasi terhadap

peneliti untuk menggunakan media karya sastra dalam penelitiannya.

2. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan

akademik dalam bidang kesusasteraan Arab, mengingat khazanah

kepustakaan sastra Arab yang ditulis dalam bahasa Indonesia masih

sangat sedikit dilakukan. Selain itu juga dapat dijadikan sumber

inspirasi bagi pengembangan-pengembangan penelitian lebih lanjut

dalam perspektif yang berbeda.

3. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu sumber imformasi bagi peneliti sastra selanjutnya serta dapat

menambah khazanah bagi kajian dan pengembangan pemahaman

mengenai konflik-konflik yang pernah terjadi pada negara-negara

manapun terlebih dalam negara mayoritas muslim di Timur Tengah

yaitu Suriah.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan.

Penelitian mengenai novel Amal fī Sūriā karya Dina Nasrini masih

terbilang langka untuk ditemukan, mengingat novel ini merupakan karya

perdana dan diterbitkan pada tahun 2014, seorang pengarangnya pun masih

terbilang muda dan belum terlalu dikenal oleh masyarakat karena baru

beberapa tahun terakhir menjajaki diri di dunia sastra. Ada beberapa review

yang berhasil ditemukan oleh penulis baik itu di koran dan majalah

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

17

mengenai korpus utama ini. Diantaranya, Sami Daud dalam koran Tsaqafah

al-Arabiyyah (Kairo, Jumat, 13 Juni, 2014), ia menyatakan bahwa novel

Amal fī Sūriā mengisahkan mengenai revolusi dan peperangan di Suriah Dan

novel ini sarat sekali menceritakan mengenai tragedi kemanusiaan di Aleppo,

Suriah. Hal yang sama juga telah dilakukan oleh Sulaiman dalam surat

kabar harian alarab.co.uk, London,1977 (terbitan 12-September, 2014) ia

menyatakan bahwa novel Amal fī Sūriā karya Dina Nasrini ini benar-benar

mengungkapkan tentang revolusi Suriah dalam skala besar di dalamnya

tidak hanya menyinggung mengenai tragedi kemanusiaan, tetapi juga

menyinggung mengenai politik dan sumber hukum di Suriah secara langsung

itulah yang membuat novel ini sangat berpotensial untuk diteliti lebih lanjut.

Hannan A’qil, ar-Ruwāiyah as-Sūriā Dina Nasrini, (al-Manzūmah al-

Fikriyah as-Sūriā Tudāru tahta Watatu Raqābah as-Siyāsiyah al-

Musyaddadah), Kairo, Majalah Suriah Syahriyah: No. 10 Juli 2014.

Sedangkan penelitian terdahulu dari sebuah penelitian secara ilmiah seperti

skripsi,tesis maupun disertasi sejauh ini penulis belum menemukannya.

F. Metodologi Penelitian.

Penelitian ini menggunakan teori Rene Wellek dan Austin Warren,

menurutnya ada tiga klasifikasi dalam sosiologi sastra. Pertama, sosiologi

pengarang: yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi

politik, dan lain-lain yang menyangkut status pengarang. Kedua, sosiologi

karya sastra yakni mempermasalahkan tentang sebuah karya sastra tersebut

dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang.

Ketiga, sosiologi sastra yakni mempermasalahkan tentang pembaca dan

pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.24

Sejalan dengan Rene Wellek dan

Austin Warren, telaah sosiologi sastra menurut Ian Watt mencakup tiga

24

M. Atar Semi, Metode Penelitian Sastra , (Bandung : Angkasa, 2012). hlm. 53

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

18

hal.Pertama, konteks sosial pengarang. Hal ini berkaitan dengan masyarakat

pembaca yang berhubungan dengan posisi sosial pengarang. Faktor-faktor

sosial yang ditemukan dalam konteks ini adalah pengarang sebagai

pribadi yang berpengaruh besar bagi isi karya sastranya. Kedua, sastra

sebagai cerminan masyarakat. Pada aspek kedua ini sejauh mana sastra

dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat. Ketiga, fungsi sosial

sastra, yang mengaitkan sastra dengan nilai sosial.25

Dalam penelitian ini

menggunakan perspektif yang kedua yaitu sastra sebagai cerminan dari

masyarakat. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

Sosiologi sastra. Dikarenakan membedah sebuah karya tidak bisa lepas dari

sejarah, maka pendekatan sejarah juga digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian untuk melihat konflik sosial Suriah, penulis menggunakan teori

konflik Ralf Dahrendorf yang lebih memusatkan pada kekuasaan dan

wewenang dalam suatu negara kemudian didukung oleh teori konflik

Antonio Gramsci.

Penelitian ini termasuk penelitian perpustakaan (Library research),

yaitu penelitian yang memperoleh data dan imformasi tentang objek

penelitiannya lewat buku-buku atau alat audiovisual lainnya.26

Data-data

yang berasal dari sumber kepustakaan tersebut kemudian dipilah dalam

klaster-klaster sesuai dengan tujuan kajian. Data-data tersebut kemudian

dianalisis dengan cara reduksi, dispaly data, dan penarikan kesimpulan.

Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Dalam kritik sastra metode ini relevan sekali untuk meneliti novel Amal

fī Sūriā, jika melihat dari aspek teks tersebut kemudian dihubungkan

dengan konteks keberadaannya.

25

Hasanatul Jannah Okara Jurnal Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta, Unit Bahasa

STAIN pemekasan), vol, III, tahun 2 Mei 2007. hlm. 246. 26

M. Atar Semi, Metode penelitian Sastra ( Bandung : Angkasa, 2012). hlm. 10.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

19

Sementara itu kerangka kerja analisis dalam penelitian ini

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, korpus data

yang telah dipilih, diklasifikasikan sesuai dengan objek kajian. Kedua,

setelah data diklasifikasikan selanjutnya dilakukan kajian isi teks-teks mana

saja yang mengandung konflik sosial dalam novel tersebut. Ketiga

memahami konteks historisnya, ini berarti bahwa teks dalam novel tersebut

diutamakan sebagai bahan penelaahan kemudian dipergunakan lebih dalam

lagi untuk melihat gejala sosial yang terdapat diluar teks dari novel

tersebut, dan terakhir membuat kesimpulan terkait dengan rumusan

masalah atau jawaban dari permasalahan tersebut

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab, setiap bab terdapat sub bab untuk

memperjelas fokus dari judul besar tersebut.

Bab pertama dimulai dari latar belakang masalah, penelitian,

identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

penelitian terdahulu yang relevan, metodologi dan sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan landasan teoritis penelitian yang membahas

tentang sastra dan konflik sosial dengan teori utama yaitu teori sastra Rene

Wellek dengan teori bantu konflik sosial. Dalam hal ini penulis membaginya

ke pada tiga sub bab. Pertama, fiksi dan nonfiksi . Kedua, konsep sastra

dalam telaah sosiologi sastra. Ketiga, konflik Sosial Ralf Dahrendorf dan

didukung oleh teori konflik Antonio Gramci yang lebih menekankan pada

teori hegemoni dalam masyarakat baik itu aspek politik, ideologi maupun

kultural.

Bab ketiga akan menguraikan tentang setting sosial Suriah serta

biografi Dina Nasrini. Dalam bab ini terbagi pada dua sub bab yaitu melihat

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

20

kondisi dan stuasi Suriah pra- Arab Spring (2000-2010) dan pasca Arab

Spring (2011-sekarang). Hal yang tidak kalah pentingnya lagi penulis juga

menyinggug mengenai sejarah munculnya Sunni dan Syi’ah, mengingat

konflik antara mereka masih hangat dan segar di Suriah.Terakhir tidak lupa

penulis memaparkan mengenai biografi pengarang dari novel Amal fī Sūriā.

Bab keempat merupakan bab analisis mengenai penelitian ini. Pada

bagian ini pertama sekali memaparkan unsur intrinsik dari novel Amal fī

Sūriā melihat konflik yang terkandung dalam teks tersebut. Selanjutnya

penulis mengaitkan konflik yang terdapat dalam teks dengan kondisi sosial

Suriah dilihat dari aspek sejarahnya. Dalam hal ini penulis membagi bagian

ekstrinsik ini menjadi empat sub bab yaitu Bashar Assad vs rakyat Suriah,

pertikaian Sunni dan Syi’ah ( Alawite) Suriah, Tentara Assad vs FSA ( Free

Syrian Army) Sebagai Konflik Internal Suriah dan novel Amal fī Sūriā

sebagai kritikan terhadap pemerintahan Bashar Assad. Dengan demikian

akan terjawab apa yang menjadi point utama dari penelitian ini.

Bab kelima berisi penutup, berupa kesimpulan dalam tulisan ini yang

merupakan hasil penelitian untuk menjawab permasalahan-permasalahan

yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya dan terakhir berupa saran atau

rekomendasi yang diharapkan dapat menambah khazanah mengenai konflik

sosial dalam tinjauan sosiologi sastra.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

21

BAB II

SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL

2.1 Fiksi dan Nonfiksi.

Sastra merupakan karya tulis indah yang berbentuk puisi, novel,

essay dan lain sebagainya. Secara umum sastra terbagi menjadi dua yaitu,

karya sastra fiksi dan nonfiksi. Sastra fiksi erat sekali kaitannya dengan

cerita pendek maupun novel padahal fiksi berarti segala narasi dalam bentuk

prosa atau sajak dan merupakan sebuah karya imajinatif baik itu drama

maupun puisi naratif.1 Dengan istilah lain sastra terbagi menjadi empat

bentuk yaitu narativ, drama, puisi dan nonfiksi. Narativ merupakan suatu

rangkaian cerita sebuah peristiwa yang bersifat fiksional meskipun

terkadang peristiwa tersebut dihubungkan dengan peristiwa yang sangat

bersejarah. Oleh sebab itu, karya narativ ini sering disebut sebagai karya

fiksi.

Istilah fiksi atau fiction diturunkan dari bahasa Latin fictio, fictum

yang berarti membentuk, membuat, mengadakan dan menciptakan.2 Dengan

demikian dapatlah dianalogikan bahwa kata benda fiksi dalam bahasa

Indonesia secara singkat berarti sesuatu yang dibentuk, diciptakan dan

sesuatu cerita yang disusun dan diimajinasikan. Menurut Cleanth Brooks

dalam Tarigan (1993) menyatakan bahwa fiksi merupakan suatu istilah yang

dipergunakan untuk membedakan uraian yang tidak bersifat historis dari

uraian yang bersifat historis dengan penunjukan khusus pada sastra.3 Istilah

fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan.4 Hal ini

1 Lihat selengkapnya Albertino Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi,

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005). hlm. 1 2 Webster‟s New Collegiate Dictionary,1959. hlm. 308.

3 Henry Guntur tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, ( Bandung, Angkasa,1993)

cet.ke-1.hlm. 120. 4 Warsiman, Membangun Pemahaman Terhadap Karya Sastra Berbentuk Fiksi:

Telaah Sifat dan Ragam Fiksi Naratif , Jurnal Thaqafiyyat, Vol 14,No.1. (2013). hlm. 181

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

22

disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada

kebenaran sejarah. Secara garis besar ada dua macam karya fiksi. Pertama,

fiksi imajinatif yang berdasarkan imajinasi. Kedua, fiksi ilmiah yang

berdasarkan analisa ilmiah.

Fiksi merupakan suatu karya sastra yang mengungkapkan realitas

kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi atau khayalan.

Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi seorang pengarang

terhadap lingkungan dan kehidupan. Meskipun fiksi berupa khayalan namun

tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka,

melainkan suatu penghayatan dan perenungan secara intens seorang

pengarang, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Perenungan

dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dari pengarangnya. Fiksi

merupakan sebuah karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung

jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni.

Sebagai sastra fiksi atau imajinatif, secara tidak sadar seorang

pengarang mengungkapkan data yang menyangkut keadaan sosial dari

periode waktu cerita itu terjadi. Sedangkan dalam sebuah cerita realistik

tidak boleh terjadi hal-hal yang sangat kebetulan. Dalam menilai hal-hal

tersebut kita mengukur dunia fiksi dengan bayangan kita tentang kenyataan

yang terjadi. Di sinilah kadang-kadang kita sukar sekali untuk membedakan

antara sebuah teks fiksi dari sebuah teks nonfiksi ataupun sebaliknya. Ada

perbedaan antara kebenaran dalam dunia fiksi dengan kebenaran di dunia

nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan

keyakinan pengarang. Sebuah kebenaran yang telah diyakini keabsahannya

sesuai dengan pandangannya terhadap masalah hidup dan kehidupan.

Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang

berlaku di dunia nyata misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

23

bahkan logika. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan tidak dianggap

benar di dunia dapat saja terjadi dan dianggap benar dalam dunia fiksi.

Adanya ketegangan yang terjadi karena hubungan faktual dan kebenaran

imajinatif bersumber dari pandangan Aristoteles :

Karya sastra merupakan paduan antara unsur mimetik dan kreasi,

peniruan dan kreativitas, khayalan dan realitas. Teori mimetik

menganggap bahwa fiksi hanya merupakan peniruan atau

pencerminan terhadap realitas kehidupan sekaligus merupakan hasil

kreativitas seorang pengarang.5

Dari ungkapan Aristoteles di atas dapat dipahami bahwa sebuah

teks fiksi menciptakan dunianya sendiri yang harus dibedakan dengan

khayalan. Hal yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana dunia fiksi itu

berbeda dengan dunia nyata?. Dunia fiksi itu merupakan suatu dunia lain

yang berdiri di samping dunia kenyataan. Sekalipun seorang pengarang

melampiaskan daya khayalnya yaitu dengan menciptakan makhluk-makhluk

yang tidak ada yang hidup di dalam suatu lingkungan khayalan, namun

tetap saja ada kaitan-kaitan tertentu antara tokoh-tokoh yang dapat

dimengerti oleh pembaca. Meskipun sebuah teks fiksi tidak melukiskan

kenyataan, namun menampilkan segala macam hubungan dan kaitan yang

kita kenal kembali berdasarkan pengalaman mengenai kenyataan. Itulah

sebabnya teks fiksi sangat cocok untuk melukiskan segi-segi yang khas

dalam kenyataan. Dengan melukiskan sebuah peristiwa yang jarang terjadi,

maka teks fiksi dapat memperlihatkan masalah-masalah kehidupan manusia

pada umumnya. Di sini terlihat antara fiksi dan mimesis (tiruan) merupakan

dua pengertian yang bertolak belakang namun bergandengan tangan.

Jika dilihat sekilas bahwa fiksi sangat erat sekali kaitannya dengan

teks naratif dan adab (bahasa Arab) atau sastra. Fiksi naratif (cerita)

5 A .Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra,Pengantar Teori Sastra. (Jakarta; Pustaka

Jaya, 1984). hlm. 222

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

24

berkaitan dengan urutan waktu dan cerita tersebut banyak bersumber dari

sejarah.6 Dalam bahasa Inggris ada dua ragam fiksi naratif utama disebut

dengan romance ( romansa) dan novel. Romansa adalah sesuatu yang ditulis

dengan bahasa agung dan diperindah di dalamnya menggambarkan apa yang

tidak pernah terjadi bahkan tidak mungkin terjadi. Sifatnya adalah puitis

dan epik. Sedangkan novel merupakan suatu gambaran kehidupan dan

perilaku yang benar-benar nyata pada saat novel itu ditulis yang sifatnya

realistis.7 Sedangkan sastra atau adab (bahasa Arab) yaitu kumpulan teks-

teks tertulis yang terkandung di dalamnya ide-ide berupa karangan atau seni

tulisan.8 Defenisi tersebut tidak jauh berbeda dengan sastra dalam bahasa

Indonesia yaitu suatu tulisan yang berupa puisi atau prosa dan nilainya

sangat tergantung dengan ekspresi jiwa serta kedalaman pikiran manusia.9

Makna adab ini mengalami perkembangan dari satu masa ke masa yang lain

mulai dari masa Jahiliyah, masa nabi Muhammad SAW, sahabat sampai saat

ini.10 Demikian juga dalam literatur Indonesia kata adab ini bermakna sopan

santun, budi bahasa dan kemudian bermakna kemajuan atau kecerdasan.11

Secara leksikal, kata adab mempunyai banyak pengertian selain bermakna

sastra juga bermakna etika (sopan santun), tata cara filologi, kemanusiaan,

kultur dan juga ilmu humaniora.12

Kata adab baru memiliki pengertian

sastra sebagaimana pada saat ini. Dalam arti bahasa adab mengandung nilai

estetika dari segi bentuk maupun isi baik itu lisan maupun tulisan. Oleh

6 Lihat selengkapnya Rene Wellek dan Austin Warren terj. (1962). hlm.258.

7 Lihat selengkapnya Rene Wellek dan Austin Warren terj. (1962). hlm.260.

8 Hanna al-Fakhuri, Tarikh al-Adab al-Arabi( tt. Al-Maktabah al- Bulisiyah, 1987).

hlm. 83. 9 Abdul Razak Zaidan, Kamus Istilah Sastra ( Jakarta : Balai Pustaka, 2007). hlm.

180. 10

Lihat Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), hlm 4. 11

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

Balai Pustaka, 2002). hlm.6. 12

Ahmad, Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta:

Pesantren Krapyak, 1984). hlm. 13-14.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

25

karena itulah pada masa modern, kata adab disamping bermakna sopan

santun, juga memiliki dua makna lain yaitu ilmu humaniora secara umum

dan sastra sebagai makna khusus.13

Pada dasarnya ketiga jenis yang telah

dipaparkan di atas sama hanya perbedaan dalam peristilahan saja.

Sementara itu, nonfiksi merupakan suatu karya sastra yang dibuat

tidak hanya berdasarkan data-data yang otentik saja, namun bisa juga data

tersebut dikembangkan sesuai dengan imajinasi pengarang. Sastra nonfiksi

adalah karya sastra yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan atau

pengalaman. Karangan nonfiksi dapat berupa esai, artikel, jurnalistik, artikel

ilmiah, biografi dan lain sebagainya. Menurut Tarigan (1993) perbedaan

utama fiksi dan nonfiksi terletak pada tujuan. Maksud dan tujuan dari cerita

atau narasi yang nonfiksi seperti biografi, sejarah dan sains bertujuan untuk

menciptakan kembali apa-apa yang telah terjadi secara aktual. Dengan kata

lain bahwa nonfiksi dapat dikatakan bahwa.

a. Narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan karena semua ini

fakta, maka beginilah yang harus terjadi.

b. Narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan, seandainya semua ini

fakta, maka beginilah yang terjadi.

Sementara fiksi lebih memusatkan perhatian sepenuhnya pada tokoh-

tokoh imajinatif yang membuat karya menjadi hidup. Nonfiksi bersifat

aktual sedangkan fiksi bersifat realitas.14 Nonfiksi terbagi menjadi dua

macam yaitu :

13

Ahmad as-Syayib, Usul an-Naqd al-Adabi, Kairo: Maktabah an-Nahdah al-

Misriyyah,1964. Cet-ke 7. Hlm. 1-15. Lihat juga Abdul al-Aziz bin Muhammad al-Faisal,

al-Adab al-Arabi wa Tarikhuhu, al-‘Asr al-Jahili wa „Asr Sadr al-Islam wa al-A‟sr al-

Umawi, Riyad : Kerajaan Saudi Arabia, 1405,H. hlm. 5-8. 14

Djago Tarigan dan H.G Tarigan, Teknik Keterampilan Berbahasa,

(Bandung:Angkasa, 1990).hlm.74

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

26

a. Nonfiksi murni yaitu buku yang berisi pengembangan berdasarkan

data-data yang otentik.

b. Nonfiksi kreatif adalah berawal dari data yang otentik kemudian

pengembangannya berdasarkan imajinasi yang pada umumnya

berbentuk novel, puisi dan prosa.

Dalam dunia kesusastraan juga mengenal karya sastra yang

berdasarkan cerita atau realita. Karya yang demikian menurut Abrams dalam

Nurgyantoro, (2009) disebut sebagai fiksi historis (historical fiction) jika

penulisannya berdasarkan fakta sejarah, fiksi biografis (biografical fiction)

jika berdasarkan fakta biografis dan fiksi sains (science fiction) jika

penulisannya berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Ketiga jenis ini disebut

fiksi nonfiksi (nonfiction fiction).15

2.1.1 Fiksi Sejarah. (historical fiction) .

Sejarah dalam arti sempit mempelajari tentang manusia pada masa

lampau sepanjang hal itu dapat diteliti dari keterangan-keterangan tertulis

yang berasal dari zamannya dan kemudian disampaikan kepada kita.

Sedangkan dalam arti luas, sejarah berusaha mengungkapkan tentang

manusia pada masa lalu tidak peduli apakah keterangan yang

ditinggalkannya berupa keterangan tertulis atau tidak.16 Sejarah merupakan

studi masa lampau manusia yang dapat dijadikan cermin untuk melihat masa

sekarang sekaligus merupakan suatu pedoman atau kiblat untuk menata

masa depan. Sejarah memiliki tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, kini dan

masa depan. Dengan demikian, Nevins (1962) menyatakan bahwa history

is actually a bridge connecting the past with the present and pointing the

15

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2009 ). hlm.4 16

Lihat selengkapnya Sugihastuti, Teori Apresiasi Sastra, ( Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002 ). hlm. 161.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

27

road to the future.17

Posisi dari sastra baik itu tertulis maupun lisan dapat

memberikan keterangan masa lampau berupa imformasi yang disebut

sebagai bahan dokumenter bagi studi sejarah. Karena sastra berfungsi

sebagai sumber sejarah. Sastra sebagai pelengkap studi sejarah. Pemanfaatan

sastra sebagai sumber sejarah dapat dipahami dengan cara terlebih dahulu

menempatkan sastra dalam kerangka sastra dan realitas. Dalam novel Amal

fī Sūriā ini terdapat banyak sekali mengisahkan mengenai sejarah pada masa

pemerintahan Bashar Assad di Suriah tepatnya peristiwa Arab Spring

tahun 2011 lalu. Melalui karya sastra yang bernuansa sejarah ini, seorang

pengarang ingin memberitahu kepada pembaca bagaimana perjuangan dan

penderitaan rakyat Suriah pada masa pemerintahan rezim otoriter Bashar

Assad di Suriah. Dikarenakan unsur sejarah tidak bisa lepas dari karya sastra.

Oleh karena itu novel Amal fī Sūriā dikategorikan ke dalam fiksi sejarah.

2.1.2 Fiksi Sains (science fiction).

Fiksi sains (Science fiction) dapat dipahami dalam beberapa pengertian.

Robert Heinlein, seorang pengarang fiksi sains mengemukakan bahwa fiksi

sains merupakan fiksi spekulatif di mana seorang pengarang mengambil

postulat dari dunia nyata sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan

fakta dengan hukum alam.18 Senada dengan itu juga Kingsley Amis dalam

(Lukens,1999) merupakan seorang kritikus, mengatakan bahwa fiksi sains

adalah hipotesis yang berdasarkan sejumlah inovasi dalam sains dan

teknologi. Kadang-kadang tidak mudah untuk dibedakan apakah ia murni

fantasi atau sains 19.

17

Nevins Allan, The Gateway to History, New York : Doubleday & Co, 1962. 18

Rebecca Lukens, A,Critical Handbook of Children’s, ( New York:Longman,

1999). hlm. 23. 19

Lihat Rebecca Lukens, 1999. hlm. 23.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

28

2.1.3. Fiksi Biografi (biografical fiction).

Biografi merupakan karya tulis yang menceritakan mengenai

perjalanan kehidupan seseorang baik itu pengarang itu sendiri maupun orang

lain. Pada umumnya biografi ini, berisi kisah mengenai orang-orang yang

terkenal, bintang film, tokoh sejarah penting dan sebagainya. Dalam biografi,

bisa saja penulis menciptakan adegan maupun dialog dan itu artinya penulis

sedang menulis novel biografi. Sebuah novel biografi yang sebenarnya

adalah fiksi yang berdasarkan materi nonfiksi namun bukan merupakan

sebuah karya nonfiksi yang menggunakan tehnik penulisan karya fiksi.

Dengan adanya biografi fiksi atau novel biografi menyebabkan sejarah

mengenai seseorang atau biografi lebih enak dinikmati dan mudah dipahami.

Hal ini dikarenakan, bahasa yang digunakan dalam novel biografi lebih

hidup. Novel jenis biografi ini merupakan sebuah karya faksi atau fakta fiksi

yang diciptakan berdasarkan fakta baik itu melalui wawacara maupun

pengamatan. Meskipun demikian, imajinasi pengarang pun tetap tidak dapat

dihindarkan. Unsur imajinatif dalam novel biografi menjadikan biografi

seorang tokoh dalam bentuk novel lebih hidup dan menyenangkan untuk

dinikmati oleh siapapun.

2.2 Konsepsi Sastra dalam Telaah Sosiologi Sastra.

Sosiologi sastra atau sosiokritik dianggap sebagai suatu disiplin ilmu

yang baru. Sebagai suatu disiplin ilmu yang otonom, sosiologi sastra

baru lahir pada abad ke-18 meskipun demikian, disiplin ilmu ini telah

berkembang pesat seperti disiplin ilmu-ilmu lainnya.20

Teori ini mulai

dikembangkan oleh seorang kritikus naturalis asal Prancis yang bernama

20

Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan

memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi bahkan

dianggap sebagai involusi. Analisis strukturalisme dianggap telah mengabaikan relevansi

masyarakat yang justru merupakan asal usulnya. Lihat selengkapnya dalam Nyoman Kutha

Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra. hlm.332.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

29

Hypolite Taine (1766-1817). Ia merupakan peletak dasar dari teori sosiologi

modern. Menurutnya, suatu karya sastra itu dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu

ras (sesuatu yang diwarisi manusia di dalam jiwanya), lingkungan dan

momen (setting sosial politik pada masa itu).21 Sebagai suatu ilmu yang

bersifat multidisipliner ilmu-ilmu yang terlibat dalam sosiologi sastra tidak

hanya sosiologi dan sastra saja juga meliputi sejarah, psikologi dan juga

kebudayaan.22

Jika dirunut pengertian sosiologi sastra, terdapat dua kata yang pada

dasarnya memiliki hubungan yaitu sosiologi dan sastra.Sosiologi merupakan

studi ilmiah terhadap perilaku sosial atau tindakan manusia.23

Sastra adalah

akhlak dan jiwa pengarang berdasarkan jumlah pola hidup di lingkungannya

yang berbeda-beda baik itu pola sosial, mental maupun emosional.24 Sastra

berhubungan dengan manusia dalam masyarakat seperti halnya dengan

sosiologi yang sangat erat kaitannya dengan manusia baik itu dikalangan

keluarga, lingkungannya, politik dan negara. Itulah tugas sosiologi sebagai

suatu disiplin ilmu yang otonom yang akan mengungkapkan kembali

problema sosial tersebut. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan. Perbedaannya dengan sastrawan

21

Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, hlm. 11. 22

Lihat selengkapnya Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).hlm. 26.

Teks asli

Basmah Rahman „Awdah, „‟Dawr ‘Ilm al-Ijtima’fi tanzim al-Mujtama’ ‘’for

humanities Science al-qadisiya, Vol 111 No 4 (2008), hlm. 428.

24

Teks asli

Raja‟ „Ajil „‟al-Muqaddimat al- Talaliyah fi al-Mu‟allaqat Qira‟ah fi Binyah al-

Lughawiyah wa- al-Athar al-Nafsiyah, „‟ Journal of Kerbala University, Vol 7 No 1 (2008),

hlm 173.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

30

adalah apabila pakar sosiolog melukiskan kehidupan manusia dan

masyarakat melalui analisis ilmiah dan sifatnya objektif, maka seorang

sastrawan mengungkapkannya melalui emosi secara subjektif dan evaluatif.

Sastra juga memanfaatkan pikiran, intelektualitas, tetapi tetap didominasi

oleh emosionalitas. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang diungkapkan

oleh Damono apabila ada dua orang sosiolog yang melakukan penelitian

terhadap suatu permasalahan dalam masyarakat yang sama, maka hasil dari

kedua penelitiannya itu cenderung sama. Namun sebaliknya apabila dua

sastrawan atau seniman menulis mengenai masalah masyarakat yang sama,

maka hasil karyanya pasti berbeda. 25 Secara umum fokus penelitian sastra

dengan pendekatan sosiologi sastra adalah unsur ekstrinsiknya. Termasuk

juga halnya fokus pada kritik sosial maupun politik didalam novel. Jenis

pendekatan ini lebih melihat sisi eksternal dari sebuah karya sastra. Hal

itu didasari dari defenisi sosiologi itu sendiri, yaitu studi ilmiah terhadap

perilaku sosial dan perbuatan sosial dengan objek manusia.26 Namun tidak

mengabaikan aspek intrinsik yang turut membangun dalam sebuah karya

sastra.

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian awal bahwa teori utama

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Rene Wellek dan Austin

Warren, menurutnya sosiologi sastra itu mempunyai tiga klasifikasi

sebagaimana yang dikatakan oleh Rene Wellek dan Austin Warren. Pertama,

sosiologi pengarang yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial,

ideologi politik dan lain-lain yang menyangkut status pengarang. Kedua,

sosiologi karya sastra yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra

25

Sapardi Djoko damono, sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas, ( Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978).

hlm 6-8. 26

Basmah Rahman, Awdah, Dawr ‘ Ilm al-Ijtima’ fi Tanzim al-Mujtama, For

humanities Sciences al-Qadisiya, Vol, 11 No. 4 (2008). hlm. 428.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

31

untuk mengetahui apa tujuan dan pesan atau amanat yang hendak

disampaikan oleh seorang pengarang. Ketiga, sosiologi sastra yakni

mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap

masyarakat.27 Sejalan dengan Rene Wellek dan Austin Warren, telaah

sosiologi sastra menurut Ian Watt mencakup tiga hal. Pertama, konteks

sosial pengarang.Hal ini berkaitan dengan masyarakat pembaca yang

berhubungan dengan posisi sosial pengarang. Faktor-faktor sosial yang

ditemukan dalam konteks ini adalah pengarang sebagai pribadi yang

berpengaruh besar bagi isi karya sastranya. Kedua, sastra sebagai cerminan

masyarakat. Pada aspek kedua ini sejauh mana sastra dapat dianggap

mencerminkan keadaan masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra, yang

mengaitkan sastra dengan nilai sosial.28 Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan perspektif yang kedua yaitu sastra sebagai cerminan dari

masyarakat. Dan hemat penulis, novel Amal fī Sūriā ini merupakan cerminan

atau representasi dari masa pemerintahan Bashar Assad di Suriah setelah

terjadinya Arab Spring 2011 lalu.

Dan perlu diketahui juga bahwa apa yang tersirat dalam karya

sastra meskipun mencerminkan kenyataan, namun kenyataan sosial yang

ada dalam karya sastra tersebut merupakan olahan pengarang. Meskipun

seorang pengarang melukiskan kondisi sosial yang berada di lingkungannya

namun belum tentu menyuarakan keamanan masyarakatnya dan yang pasti

pengarang hanya menyalurkan atau mewakili hati nuraninya sendiri.

Apabila seorang pengarang kebetulan mengucapkan sesuatu yang bergejolak

dalam masyarakat. Hal ini merupakan suatu kebetulan dan ketajaman

batinnya dapat menangkap isyarat-isyarat tersebut. Itu semua disajikan oleh

27

M. Atar Semi, Metode Penelitian Sastra , (Bandung : Angkasa, 2012). hlm. 53 28

Hasanatul Jannah Okara Jurnal Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta, Unit Bahasa

STAIN pemekasan), vol, III, 2 Mei tahun 2007. hlm. 246.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

32

pengarang melalui tokoh-tokohnya. Fakta sosial bukanlah fenomena

psikologis karena ia berada di luar kekuasaan kesadaran seorang individu.

Meskipun ia tercipta dalam akal budi manusia, namun fenomena ini

bukanlah hasil kehendak individual anggota masyarakat. 29 Kenyataan yang

ada dalam sosiologi bukanlah kenyataan objektif tetapi kenyataan yang

sudah ditafsirkan, kenyataan sebagai konstruksi sosial. Alat utama dalam

menafsirkan kenyataan adalah bahasa. Bahasa merupakan milik bersama di

dalamnya terkandung persediaan pengetahuan sosial. Lebih-lebih dalam

sastra, kenyataan bersifat interpretatif subjektif, sebagai kenyataan yang

diciptakan. Kenyataan, baik sebagai fakta sosial maupun fakta sejarah

memegang peranan penting baik dalam karya sastra maupun kebudayaan.

Kenyataan dan rekaan pada umumnya memiliki makna yang sejajar dengan

fakta dan fiksi.

Dalam ilmu sosial dan humaniora fakta sesungguhnya dianggap tidak

pernah ada, fakta selalu didahului oleh penafsiran, karena itulah disebut

sebagai fakta-fakta sosial. Melalui fakta-fakta sosial itulah pada akhirnya

karya memperoleh makna, sumber aktivitas kreatif yang tidak pernah

berakhir. Meskipun secara etimologis fiksi disejajarkan dengan rekaan dan

khayalan sebagaimana yang dimaksudkan dalam kehidupan sehari-hari

disamakan dengan angan-angan, lamunan dan fantasi (fancy, fantasy and

fictitious). Oleh karena itulah, Wellek dan Warren menyebutkan ciri-ciri

utama karya sastra adalah fiksi, imajinasi dan invensi.30 Sedangkan hakikat

dari karya sastra adalah imajinasi yang dilukiskan melalui bahasa yang

dilakukan oleh pengarang, namun tanpa didasarkan pada pemahaman

29

Rh. Widada, Saussure, Untuk Sastra Sebuah Metode Kritik Sastra Struktural,

(Yogyakarta: Jalasutra, 2009.). 30

Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusasteraan, Terj. Melani Budianta,

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995. hlm.26-27.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

33

mengenai kenyataan dalam masyarakat maka, hakikat karya sastra tidak

dapat dipahami secara benar dan akan berubah menjadi dongeng, cerita

khayal bahkan sebagai ilmu pengetahuan. Dengan memberikan perhatian

pada kenyataan bukan berarti mengurangi kedudukan karya sastra sebagai

rekaan akan tetapi perhatian terhadap masyarakat justru meningkatkan

pemahaman terhadap karya sastra sebagai bagian integral dalam masyarakat

secara keseluruhan. Jika dilihat apa yang tersirat dalam novel Amal fī Sūriā

kemudian dikorelasikan dengan peristiwa yang terjadi dilapangan banyak

sekali kesesuaian diantara keduanya. Apa yang telah diungkapkan oleh

pengarang di dalam karyanya sedikit banyaknya terinspirasi dari dunia nyata

kemudian memasukkannya ke dalam dunia sastra.

2.3.Konflik Sosial Perspektif Ralf Dahrendorf.

Istilah konflik secara etimologi berasal dari bahasa latin con yang

berarti bersama dan Fligere yang berarti benturan atau tabrakan. 31 Menurut

Webster (1966), istilah conflict di dalam bahasa aslinya berarti perkelahian,

peperangan atau perjuangan yakni berupa konfrontasi fisik antara beberapa

pihak. Dikarenakan istilah konflik sangat universal, maka dirumuskanlah

konflik yang berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan (Perceived

divergence of interest) atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak

yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.32 Sedangkan dalam

Kamu Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta (1976),

konflik berarti pertentangan atau percekcokan. Pertentangan di sini bisa

muncul disebabkan oleh pertentangan ide ataupun fisik antara dua belah

31

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011), hlm. 345. 32

Lihat selengkapnya Dean G.Pruitt, Jeffrey Z. Rubin, Teori Konflik Sosial,

(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004). hlm.9.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

34

pihak yang berseberangan.33 Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk

konfliktis (Homo Conflictus) yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam

perbedaan, pertentangan bahkan persaingan baik itu secara sukarela ataupun

terpaksa.

Menurut Soerjono Suekanto, konflik adalah pertentangan atau

pertikaian suatu proses yang dilakukan orang atau kelompok manusia guna

memenuhi tujuannya dengan jalan menentangi pihak lawan yang disertai

ancaman dan kekerasan. Oleh sebab itu, konflik di identikkan dengan suatu

tindakan kekerasan.34 Konflik tidak hanya muncul dengan bentuk kekerasan

(koersif) namun juga bisa muncul dalam bentuk damai (persuasif).35 Dua

aspirasi yang muncul dari dua individu atau organisasi berbeda bisa

dilakukan dalam bentuk aksi kekerasan atau malah sebaliknya dengan

menggunakan cara-cara perdamaian. William Chang meragukan akar dari

konflik ada pada ketidakpuasan bathin, kecemburuan, iri hati, kebencian,

pekerjaan bahkan masalah kekuasaan. Ia mempertegas pendapatnya lagi

bahwa selain unsur-unsur diatas, emosi manusia sesaat pun dapat memicu

terjadinya konflik sosial.36 Konflik bisa muncul pada skala yang berbeda

seperti konflik antar orang (interpersonal conflict), konflik antarkelompok

dengan kelompok (intergroup conflict), konflik antar kelompok dengan

negara (vertical conflict) bahkan konflik antarnegara (interstate conflict).37

Konflik merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari

masyarakat dan konflik merupakan hasil dari hubungan sosial. Ibarat pepatah

mengatakan bagaikan sayur tanpa garam. Tidak akan ada konflik tanpa

33

Lihat Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. hlm.4. 34

Soerjono Suekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta : Rajawali Pers, 1992),

hlm. 86. 35

Novri Susan. Sosiologi dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. hlm.105. 36

Elly M.Setiadi.Usman Kolip. hlm.52. 37

Novri Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. hlm.5.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

35

ada hubungan sosial atau interaksi sosial antar individu ataupun kelompok

dengan kelompok yang lainnya. Dalam berinteraksi itulah sering terjadi

pertentangan, perdebatan pendapat diantara mereka. Konflik Tidak hanya

berbentuk fisik saja, namun bisa juga berbentuk lisan atau nonfisik.

Konflik lisan ini bisa berupa polemik maupun perbedaan pendapat yang

hanya terbatas adu argumen saja. Jika tidak dapat diselesaikan maka akan

meningkat menjadi konflik fisik seperti pemberontakan, revolusi bahkan

berakhir dengan peperangan antar bangsa.38 Seperti yang terjadi di dunia

Arab beberapa tahun terakhir, terutama yang terjadi di Suriah hingga saat

ini. Faktor utama terjadinya konflik menurut Marx adalah faktor ekonomi.

Bagi Marx, faktor ekonomi memainkan peran penting dalam teorinya

sehingga teori Marx ini dapat dikategorikan sebagai determinisme

ekonomi.39 Perjuangan kelas yang merupakan tema utama dalam teori Marx

ini disebabkan oleh faktor ekonomi yakni penderitaan kelas proletar sebagai

akibat keinginan kelas borjuis untuk memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya. Menurut Marx, ekonomi yang memainkan peran penting dalam

kehidupan manusia. Manusia akan dikatakan terpenuhi kebutuhan hidupnya

apabila bisa memenuhi kebutuhan materinya.

Berbeda halnya dengan Max Weber dia sama sekali membantah

pendapatnya Karl Marx meskipun dia merupakan penerus dari Karl Marx.

Menurutnya tindakan manusia itu didorong oleh kepentingan-kepentingan,

namun tidak hanya kepentingan yang bersifat material saja melainkan

kepentingan-kepentingan yang bersifat ideal.40 Hal ini menunjukkan bahwa

38

Lihat Ted Robert Gurr, Introduction dalam Handbook of Political

Conflict,Theory and Research, Ted Robert Gurr Penyunting ( New York :NY: The Free

Press, 1980), hlm. 1-16. 39

Lihat Noveri susan, hlm. 31 40

I.B. Wirawan, Teori –Teori Sosial dalam Tiga Paradigma ( Fakta Sosial,

Defenisi Sosial, Dan Perilaku Sosial), Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,cet.ke-2,

2013 hlm.69.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

36

konflik itu tidak hanya dilatarbelakangi oleh faktor material (ekonomi)

saja, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor ideal seperti sosial, budaya

maupun politik. Konflik dalam kehidupan sosial juga berarti benturan

kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain paling tidak melibatkan

dua pihak atau lebih. Hal itu disebabkan setiap individu dan kelompok

mempunyai kepentingan sosial yang berbeda-beda. Sebagaimana yang telah

kita saksikan selama ini bahwa konflik Suriah terjadi dilatarbelakangi

dengan berbagai faktor baik sosial, ekonomi maupun politik. Jadi tidak

didasari oleh satu faktor saja. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada

bagian awal.

Sementara itu, Rene Wellek dan Austin Warren juga turut

menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang dramatik, mengacu pada

pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi

dan balasan aksi.41 Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan

atau pengaturan secara teratur antara sebuah keinginan satu dan keinginan

yang lain. Konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatan antara

ego satu dan ego yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada kehidupan nyata

yang kebanyakan orang sering menghindarinya. Dalam dunia sastra, konflik

sangatlah dibutuhkan bahkan dapat dibilang penting demi menunjang isi

cerita. Jika dalam sebuah cerita tidak ada konflik, maka dapat dipastikan

cerita tersebut tidak akan hidup dan menarik pembaca untuk membacanya

karena tidak adanya peristiwa yang bisa dirasakan. Bahkan tidak berlebihan

juga bila menulis karya sastra adalah membangun dan mengembangkan

konflik karena semakin banyak dan semakin menarik konflik yang terjadi

maka cerita tersebut akan lebih menarik untuk dibaca. Oleh karena itu,

peristiwa dalam sebuah karya sastra sangat erat sekali hubungannya dengan

41

Rene Wellek, dan Austin Warren, Theory of Literature, Terj.oleh Melani

budianta, Teori Kesusasteraan, Jakarta: PT. Gramedia, 1989. hlm. 285.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

37

konflik. Sebagaimana yang terdapat dalam novel Amal fī Sūriā ini yang di

dalamnya banyak sekali mengisahkan mengenai konflik di Suriah pada masa

pemerintahan Bashar Assad terutama pada saat pecahnya gelombang

revolusi 2011 lalu.

Konflik dalam persepektif Ralf Dahrendorf merupakan separuh

penerimaan, separuh penolakan serta modifikasi dari teori sosiologi Karl

Marx. Ia merupakan seorang tokoh utama dalam teori konflik. Wewenang

dan posisi kekuasaan sebagai konsep sentral teorinya. Ia juga mengatakan

bahwa sebuah kekuasaan dan otoritas merupakan sumber-sumber yang

menakutkan karena mereka yang memegangnya memiliki kepentingan untuk

mempertahankan status quo.42 Ia menambahkan bahwa kedua jenis ini

merupakan kepentingan yang objektif yang terbentuk dalam peran-peran itu

sendiri bersamaan dengan kepentingan atau fungsi dari semua peran dalam

mempertahankan organisasi itu sebagai keseluruhan. Suatu peran yang

mengandung kekuasaan bertujuan untuk mengukuhkan kekuasaannya agar

tetap berkuasa. Ada perbedaan antara kekuasaan dan otoritas. Kekuasaan

cenderung menaruh kepercayaan pada kekuatan. Sedangkan otoritas adalah

kekuasaan yang dilegitimasikan atau yang telah mendapat pengakuan umum.

Kedua jenis ini merupakan fakta sosial. Distribusi kekuasaan dan wewenang

secara tidak merata tanpa kecuali menjadi faktor yang menentukan konflik

sosial secara sistematis. Perbedaan wewenang merupakan suatu tanda dari

adanya berbagai posisi dalam masyarakat.

Kekuasaan dapat bersumber dari milik kebendaaan (materi),

kedudukan sosial dan demokrasi, kemampuan dalam ilmu pengetahuan

(intelektualitas).43 Dan kekuasaan erat kaitannya dengan authority (otoritas

42

I.B. Wirawan, Teori –Teori Sosial dalam Tiga Paradigma ( Fakta Sosial,

Defenisi Sosial, Dan Perilaku Sosial), Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, cet.ke-2,

2013. hlm.88. 43

Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar.hlm.149.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

38

dan wewenang) dan legitimacy (legitimasi, keabsahan).44 Kekuasaan atau

otoritas mengandung dua unsur yaitu penguasa dan orang yang dikuasai atau

dengan kata lain atasan dan bawahan. Dahrendorf membedakan dua tipe

utama kelompok yaitu. Pertama, kelompok semu (quasi group) yaitu

sejumlah pemegang posisi dengan kepentingan yang sama. Dengan adanya

kelompok semu ini akan melahirkan calon anggota tipe kedua yaitu

kelompok kepentingan.45 Kedua, kelompok kepentingan (manifest), yaitu

kelompok yang memiliki struktur, bentuk organisasi, tujuan atau program

dan anggota perorangan.Kelompok kepentingan inilah yang menjadi sumber

nyata timbulnya konflik dalam masyarakat. Kelompok ini juga merupakan

agen riil dari konflik kelompok.46

Sedangkan dalam masyarakat selalu

terdapat dua golongan yang saling bertentangan yaitu antara penguasa dan

yang dikuasai. Pertentangan yang terjadi karena golongan berkuasa yang

selalu berusaha untuk mempertahankan status quo. Sedangkan yang dikuasai

selalu berusaha untuk mengadakan perubahan-perubahan.Kedua kelompok

ini mempunyai kepentingan yang berbeda.47

Teori konflik Dahrendorf ini merupakan mata rantai antara konflik

dan perubahan sosial.48 Penyebab konflik menurutnya adalah kepemilikan

wewenang (otoritas) dalam kelompok yang beragam, jadi konflik bukan

hanya saja dari segi materi (ekonomi) saja namun bisa juga dari sosial,

politik dan sebagainya. Sementara itu, Dahrendorf membagi konflik kepada

empat macam. Pertama, konflik yang terjadi dalam peranan sosial atau

biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan

44

Lihat Robert Biersdet, An Analysis of Social Power, American Sociological

review, Volume 15, desember 1950. Hlm. 732. 45

Ralf Dahrendorf, Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam, (Jakarta : Prenada

Media, 2004), hlm. 156. 46

Nasir, Ms, Teori-Teori Sosiologi, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), hal.25 47

Lihat Bernand Raho, SVD, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007), cet.ke-1.hlm.79-80. 48

Lihat I.B. Wirawan, Teori –Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. hlm. 89.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

39

yang mana setiap individu menghadapi harapan-harapan yang berlawanan

dari berbagai peranan yang dimilikinya. Kedua, konflik antara kelompok-

kelompok sosial. Ketiga, konflik antara kelompok-kelompok yang

terorganisir dan tidak terorganisir. Keempat, Konflik antara satuan nasional

seperti antar partai politik, antar negara, atau organisasi internasional. 49

2.4. Teori Hegemoni Antonio Gramsci Sebagai Pendukung Teori Konflik Ralf

Dahrendorf.

Hegemoni berasal dari bahasa yunani kuno, eugemonia (hegemonia),

yang berarti memimpin. Roger Simon menyatakan bahwa hegemoni

bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan

hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan

ideologis. 50

Teori hegemoni merupakan sebuah teori politik paling penting

abad XX. Teori ini dikemukakan oleh Antonio Gramsci (1891-1937) sebagai

pemikir politik terpenting setelah Marx. Teori hegemoni sebenarnya

merupakan hasil pemikiran Gramci ketika beliau berada dipenjara yang

akhirnya dibukukan dengan judul “Selection from The Prissons Notebook”

yang banyak dijadikan acuan atau diperbandingkan khususnya dalam

mengkritik pembangunan. Dalam perkembangan selanjutnya teori hegemoni

ini dikritisi oleh kelompok yang dikenal dengan nama New Gramcian.

Teori hegemoni ini lebih memusatkan pentingnya ide dan tidak

mengandalkan kekuatan fisik belaka dalam kontrol sosial politik. Menurut

Gramci, agar yang dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya

harus merasa mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai serta norma

penguasa, lebih dari itu mereka juga harus memberi persetujuan atas

subordinasi mereka. Inilah yang dimaksud Gramsci dengan hegemoni atau

49

Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2001), hlm.102 50 Roger Simon, Gagasan-Gagasan Politik Gramsci, Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan

Insist, 1999. hlm. 19-20

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

40

menguasai dengan kepemimpinan moral dan intelektual secara konsensual.

Dalam kontek ini, Gramsci secara berlawanan mendudukan hegemoni,

sebagai satu bentuk supermasi satu kelompok atau beberapa kelompok atas

yang lainnya, dengan bentuk supermasi lain yang ia namakan dominasi

sebagai kekuasaan yang ditopang oleh kekuatan fisik. Melalui konsep

hegemoni, Gramsci beragumentasi bahwa kekuasaan agar dapat abadi dan

langgeng membutuhkan paling tidak dua perangkat kerja. Pertama, adalah

perangkat kerja yang mampu melakukan tindak kekerasan yang bersifat

memaksa. Perangkat kerja yang pertama ini biasanya dilakukan oleh pranata

negara (state) melalui lembaga-lembaga seperti hukum, militer, polisi dan

bahkan penjara. Kedua, adalah perangkat kerja yang mampu membujuk

masyarakat beserta pranata-pranata untuk taat pada mereka yang berkuasa

melalui kehidupan beragama, pendidikan, kesenian dan bahkan juga

keluarga. Lebih jauh dikatakan Gramsci bahwa apabila kekuasaan hanya

dicapai dengan mengandalkan kekuasaan memaksa, hasil nyata yang berhasil

dicapai dinamakan dominasi. Stabilitas dan keamanan memang tercapai,

sementara gejolak perlawanan tidak terlihat karena rakyat memang tidak

berdaya. Namun hal ini tidak dapat berlangsung secara terus menerus

sehingga para penguasa yang benar-benar sangat ingin melestarikan

kekuasaannya dengan menyadari keadaan ini akan melengkapi dominasi

(bahkan secara perlahan-lahan kalau perlu menggantikannya) dengan

perangkat kerja yang kedua, yang hasil akhirnya lebih dikenal dengan

sebutan hegemoni. Dengan demikian supermasi kelompok (penguasa) atau

kelas sosial tampil dalam dua cara yaitu dominasi atau penindasan dan

kepemimpinan intelektual dan moral. Tipe kepemimpinan yang terakhir

inilah yang merupakan hegemoni .51

Dengan demikian kekuasaan hegemoni

51

Hendarto, Heru, Mengenal Konsep Hegemoni Gramsci dalam Diskursus

Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, (Jakarta: Gramedia,1993). Hlm. 74.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

41

lebih merupakan kekuasaan melalui “persetujuan” (konsensus), yang

mencakup beberapa jenis penerimaan intelektual atau emosional atas taanan

sosial politik yang ada. Ada tiga konsep Hegemoni yaitu ekonomi,negara

dan rakyat sipil. Ekonomi menjadi hal yang paling mendasar dalam sebuah

kekuasaan sedangkan politik yang menjadi arenanya. Pendek kata, hegemoni

dalam pandangan Gramsci bukanlah sebuah kekuasaan yang harus

dipaksakan, melainkan kekuasaan yang harus diperoleh melalui upaya-upaya

politis baik itu dalam aspek kultural, moral dan intelektual agar terciptanya

keselarasan bagi seluruh masyarakat. Teori politik dari Gramsci ini lebih

kepada menjelaskan bagaimana ide-ide atau ideologi bisa menjadi alat atau

instrumen dominasi agar masyarakat memberikan legitimasi kekuasaan

kepada penguasa.

Dalam novel Amal fī Sūriā sarat sekali menggambarkan bagaimana

pentingnya sebuah kekuasaan dalam suatu negara. Kekuasaan dalam hal ini

lebih bersifat memaksa. Rezim Assad akan melakukan tindakan apapun agar

bisa bertahan berkuasa, menjadi kelompok yang mendominasi dan

berpengaruh di Suriah.Melihat realita yang terjadi saat ini, maka banyak

sekali peristiwa-peristiwa yang sudah sangat brutal, kejam bahkan jauh dari

kata manusiawi yang dilakukan oleh rezim Assad terhadap rakyatnya..

Kekuasaan merupakan suatu hal yang diburu oleh siapapun tanpa mengenal

etnis atau kelompok berasal dari mana pun ia berasal. Kekuasaan dianggap

sebagai lambang atau simbol berpengaruhnya suatu kelompok dalam sebuah

negara. Sebagaimana di Suriah kelompok yang memegang tampuk

kekuasaan adalah kelompok minoritas yaitu Alawite Syi‟ah meskipun

mereka merupakan kelompok minoritas Suriah akan tetapi mereka berhasil

menguasai Suriah dalam genggaman mereka. Mereka bisa mendominasi

kelompok lain sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini telah dimulai

semenjak beberapa dekade ketika ayahnya Bashar Assad mulai menguasai

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

42

Suriah dan menjadi presiden pertama Suriah pada tahun 1970 an sampai saat

ini kekuasaan kembali dipegang oleh anaknya yaitu Bashar Assad. Salah

satunya inilah yang menyebabkan Suriah selalu mengalami pergolakan

konflik sepanjang sejarah yakni tidak harmonisnya hubungan antar

kelompok di Suriah terutama kelompok Sunni dan Syi‟ah Suriah tujuan

mereka hanya satu yaitu ingin menjadi kelompok superior yang berkuasa

di Suriah. Oleh karena itu, hemat penulis teori konflik Ralf Dahrendorf yang

didukung oleh teori hegemoni Antonio Gramsci sangat relevan dalam

penelitian ini.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

42

BAB III

SURIAH PADA MASA PEMERINTAHAN BASHAR ASSAD PERIODE

2000-SEKARANG

Bab ini akan membincang tentang bagaimana posisi novel Amal fī

Sūriā dalam kehidupan sosial masyarakat Suriah pada masa pemerintahan

Bashar Assad. Bab ini juga akan memaparkan mengenai situasi sosial politik

Suriah. Dalam hal ini penulis mengklasifikasikannya menjadi dua sub bab.

Pertama, Suriah pra-Arab Spring tepatnya pada mula Bashar Assad menjadi

presiden Suriah tahun 2000 sampai terjadinya peristiwa Arab Spring tahun

2011. Kedua, Suriah pasca Arab Spring 2011 sampai saat ini. Hal yang tidak

kalah pentingnya juga dalam bab ini akan memaparkan mengenai sejarah

Sunni dan Syi’ah di Suriah, mengingat dalam novel Amal fī Sūriā ini banyak

sekali menggambarkan pertarungan antar ideologi Sunni dan Syi’ah Suriah

yang bisa dikatakan konflik tiada berujung. Sebagai sebuah karya sastra

tidak akan pernah lepas dari seseorang yang menciptakannya. Karena karya

sastra tidak akan ada tanpa melalui olahan tangan pengarangnya. Oleh

karena itu penulis juga memaparkan biografi pengarang novel Amal fī Sūriā

yaitu Dina Nasrini.

3.1 Kondisi Sosial Suriah pada Masa Pemerintahan Bashar Assad.

3.1.1 Suriah Pra Arab Spring ( 2000-2011).

Republik Arab Suriah (bahasa Arab, dan bahasa

Inggris, Syria) beribukota Damaskus yang merupakan kota tertua di dunia.

Kota ini diperkirakan telah ada sejak 6.000 tahun SM yang terletak di

kawasan Timur Tengah. Negara ini telah merdeka pada tanggal 17 April

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

43

tahun 1946 di bawah mandat Prancis.1 Sebelum mendapat kemerdekaan

tersebut Suriah telah mengalami tiga kali pergolakan api revolusi .2 Di bawah

kekuasaan Prancis inilah Suriah mengalami kekacauan dan penindasan yang

amat menyakitkan.Pada akhirnya Prancis membelah kawasan Suriah dengan

memisahkan Lebanon dari Syria.3 Kedua negara ini pada awalnya bersatu

padu menjadi satu negara, mengingat Lebanon mempunyai negara yang lebih

kecil dari Syria. Negara ini berbatasan dengan negara Turki di sebelah Utara,

Irak di sebelah Timur, Lebanon di sebelah Barat dan Yordania di Selatan.

Suriah tergolong salah satu pusat peradaban paling tua di muka bumi.4

Penggalian oleh para arkeolog pada tahun 1975 di kota Ebla bagian Utara

Suriah menunjukkan bahwa kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar

dari Laut Merah ke Turki dan Mesopotemia pada tahun 2500-2400 SM. Dan

etnis Suriah termasuk dari bagian etnis Semit.

Suriah beribukota Damaskus luasnya 186.480 km² dengan jumlah

penduduk 12.254.000, kepadatan penduduk 66/km².5 Suriah juga kaya akan

budaya agama, ras atau suku, 90 persen terdiri atas warga yang beragama

muslim yaitu dengan 74 persen Sunni dan 16 persen terdiri dari kelompok

muslim lainnya seperti Syi’ah, Alawite dan Druze. Sementara 10 persen

1 Nader Ibrahim, M.Bani Nasur, Syria-Iran relations ( International Journal of

Humanities and social science, vol.4.No.12 october 2014: Jordan, College University). hlm.

80. Baca juga George Antonius, Syria and the French Mandate,International Affairs (Royal

Institute of International Affairs 1931-1939), Vol. 13,No. 4 (Jul. - Aug., 1934), pp. 523-539.

Lihat juga William Ochsenwald Sydney Nettleton Fisher, The Middle East a History, sixth

edition, hlm. 626 2 Negara Suriah hidup di bawah mandat Perancis pada tahun 1920 an. Lima tahun

kemudian, 1925, pecah revolusi rakyat Suriah melawan penguasa kolonial Perancis.

Kemudian Revolusi pecah lagi pada tahun 1936 dan 1945. Tiga revolusi itu tidak mampu

menghasilkan kemerdekaan bagi rakyat Suriah. Lihat. Trias Kuncahyono, Musim Semi di

Suriah Anak-anak Sekolah Penyulut Revolusi, (Jakarta, Kompas, 2012) . hlm 27. 3 Lihat selengkapnya William L. Cleveland,Martin Bunton, A History of The

Modern Middle east, (Westview Press, 2013). fifth edition, hlm. 202. 4 Ensiklopedia Geografi 9, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2006), hal 247.

5 Sumber: Ensiklopedia Islam PT Ichtiar Baru Van Hoeve 1999. hlm.321, akan

tetapi dalam Ensiklopedia geografi, Intermassa cetakan tahun 1990, hlm 217 menyatakan

bahwa penduduk Suriah berjumlah 12.210.000 dengan kepadatan penduduk 65/.km²

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

44

penganut Kristen.6 Suriah merupakan kota tertua didunia yang pernah

ditaklukkan oleh kerajaan-kerajaan besar pada zamannya seperti Umayyah,

Abbasyiah, Fatimiyah dan Mamluk.7 Suriah tergolong salah satu pusat

peradaban dan kota paling tua di muka bumi. Penggalian oleh para arkeolog

pada tahun 1975 di kota Ebla bagian Utara Suriah menunjukkan bahwa

sebuah kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar dari Laut Merah ke

Turki dan Mesopotamia pada tahun 2500-2400 SM.9 Suriah merupakan

sebuah negeri yang memiliki catatan sejarah yang paling penting dalam

perjalanan hidup manusia. Di negeri inilah disinyalir awal kehidupan anak

manusia dimulai, Suriah menjadi saksi kehidupan nabi Adam AS dan

keluarganya. Dahulu negeri Syria ini bernama Syam.8 Kota ini banyak

memiliki keutamaan salah satunya sebagaimana yang disabdakan nabi

Muhammad SAW

Artinya :

Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa

kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari

umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang

6 Lihat selengkapnya M.Agastya ABM,Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah

Yang Penuh Darah, (Yogyakarta:IRCiSoD2013), hlm.156 7 Damaskus juga pernah menjadi pusat pemerintahan Sultan Salah al-Din Yusuf ibn

Ayyub (1137-1193). Dia merupakan seorang sultan besar pendiri dinasti ayyubiyah di mesir

yang oleh dunia barat lebih dikenal dengan nama Sultan saladin. Dialah pahlawan besar

Islam yang pernah menaklukkan Jerussalem pada 2 Oktober 1187. Hampir semua negeri di

Timur tengah ada jalan yang diberi nama Saladin, dan kini patung Saladin tersebut

menunggang kuda berdiri megah dan kokoh di Damaskus. Lihat Trias Kuncahyono. hlm. 25. 8 Syam, Sham diambil dari kata Shem yaitu putra tertua Nabi Nuh AS yang memilih

tinggal di wilayah itu setelah banjir bandang. Dalam kitab Perjanjian Lama dikisahkan,

bahwa Nabi Nuh As memiliki tiga anak laki-laki yaitu Shem, Ham dan Yafet. Dan Shem

inilah yang memilih tinggal di Damaskus. Sebagian orang menyebutnya dengan Suriah

Raya. Lihat selengkapnya Trias Kuncahyono, hlm. 19-21.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

45

menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga

datang hari Kiamat. (Shahih, HR Tirmidzi: 2192). 9

Realitanya sekarang negeri Syam terpecah menjadi empat negara

yaitu Palestina, Libanon, Yordania dan Suriah. Dan wilayah ini sering terjadi

gejolak sosial dan politik di muka bumi ini. Negara ini memiliki luas

185.180 kilometer persegi, sebagian wilayah daratan dan hanya memiliki

wilayah perairan 1.130 kilometer persegi. Sepanjang barat gunung pantai,

Suriah beriklim mediteranian, sebagaimana didaerah mediteranian lainnnya.

Di sana ada musim kering yang panjang dari bulan Mei hingga Oktober,

hujan musim panas sangatlah jarang terjadi di Suriah. Di pantai, musim

panas sangat panas dan lembab dengan suhu rata-rata 29C, namun ketika

terjadi musim dingin daerah ini mempunyai suhu minimal harian 10 C.

Suriah terdapat 14 kota diantaranya Dara, Dimashq, Dayr az Zawr, Al -

Hasakah, Hims, Halb, Hamah, Idlib, Al-Ladhiqiyah, Al-Qunaytirah, Rif

Dimashq, Ar Raqqah, As Suwayda, dan Tartus.

Republik of Syria atau Suriah pada mulanya di pimpin oleh seorang

presiden pertama yang bernama Hafedz Assad yaitu seorang pemerintah

yang dikenal dengan kediktatoran dan otoriter. Hafedz Assad lahir dari

keluarga Alawite menjadi anggota Angkatan Udara Suriah dan merupakan

anggota pendiri Partai Ba’ath yang membuatnya mengambil posisi yang

menguntungkan menyusul kudeta di Suriah pada tahun 1966. Pada saat itu

ia menjabat sebagai menteri Pertahanan. Tentunya ia terlibat langsung dalam

Perang Enam Hari melawan Israel pada tahun 1967 dan peristiwa September

Hitam saat PLO mencoba dengan dukungan Suriah untuk menggulingkan

Raja Hussein bin Talal dari Yordania.10 Pada tanggal 12 Maret 1971 Hafez

9 Hadis Shahih, HR Tirmidzi (2192), beliau berkata: Hadits Hasan Shahih di

shahihkan oleh Syeikh Al-Albani. 10

Biografi Bashar Assad, merdeka.com, 5 Desember. 2013. Di unduh pada tanggal

30 Maret 2017. Pukul 12:00 WIB

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

46

Assad terpilih menjadi presiden Republik Arab Suriah. Ia berkuasa hingga

tahun 2000 (kurang lebih 30 tahun). Kemudian tongkat kepemimpinannya

dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Bashar Assad sampai saat ini. Harus

diakui bahwa Hafedz Assad semasa masih berkuasa, memang merupakan

sosok pemimpin yang pantas diperhitungkan dalam peraturan politik di

Timur Tengah. Ayaz Ahmed Khan seorang pensiunan Marsekal udara,

dalam tulisannya yang berjudul Hafez al-Assad The Leaderof Arab

Resistance.Hafez Assad merupakan simbol perlawanan Arab dan perlawanan

terhadap hegemoni Inggris-Amerika serta pendudukan Israel. Di mata AS,

Hafez Assad adalah musuh, karena dia merupakan sosok yang tak pernah

takut pada siapapun oleh karena itu ia sering disebut dengan Singa dari

Damaskus 11

Sementara model pemerintahan yang dikembangkan oleh Hafiz

Assad sejak ia berkuasa adalah pemerintahan yang sektarian (al- hukm al-

tha’ifi) yang bertumpu pada pengikut Nushairiyah. Lingkaran kekuasaannya

hanya terdiri atas pengikut sekte atau keluarga dekat hafedz Assad saja .

Setelah Hafez Assad meninggal, tombak kepemimpinan dilanjutkan

oleh anaknya Bashar Assad. Meski Suriah mengklaim sebagai negara

republik tetap saja ia menginginkan kepemimpinan dilanjutkan oleh anak

keturunannya. Hal itu terbukti Hafez Assad sudah menyiapkan anak laki-

laki tertuanya yaitu Bashil Assad sebagai calon penggantinya. Hal itu telah

dilakukan semenjak ia merasa kondisi kesehatannya semakin merosot. Tiba-

tiba terjadi peristiwa duka. Ibarat kata malang tidak dapat ditolak, untung

tidak dapat diraih. Basil tewas dalam kecelakaan mobil pada pagi hari

tahun 1994 . Pada saat itu Bashar Assad masih di luar negeri, ia berprofesi

sebagai seorang dokter ophthalmologi lulusan Universitas Damaskus yang

sedang mengambil studi postgraduate di Western Eye Hospital, London,

Inggris terpaksa dipanggil pulang oleh orang tuanya. Pada akhirnya ia pun

11

Trias Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, hlm. 48.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

47

pulang untuk bergabung dengan keluarga besarnya yang tengah dilanda

duka. 12

Pada saat itu Bashar belum membayangkan bahwa ayahnya akan

menunjuknya untuk menggantikan posisi Basil, sebagai putra mahkota.

Semua itu terlihat jelas setelah ia banyak dilibatkan dalam masalah politik.

Sedangkan politik adalah bidang yang sangat jauh dari yang ia cita-citakan.

Pada tanggal 24 Juni tahun 2000 Partai Ba’ath mengadakan Kongres

Nasional Kesembilan, yang merupakan kongres pertama dalam waktu 15

tahun terakhir. Agenda kongres hanya satu, memilih seorang Sekretaris

Jenderal Partai Ba’ath yang baru. Kandidatnya hanya satu yaitu Bashar

Assad. Seluruh peserta kongres, seperti sudah diduga karena memang sudah

direncanakan, sepakat memilih Bashar Assad sebagai Sekretaris Jenderal

yang baru. Inilah langkah pertama untuk menuju kursi tertinggi di Suriah.

Seluruh anggota majelis nasional mendukung Bashar Assad. Pada akhirnya

ia pun resmi dilantik menjadi presiden Suriah.13 Pada awal pemerintahan

Bashar Assad muncul gerakan yang disebut dengan Damascus Spring yaitu

sebuah gerakan pembaharuan yang semua diberi tempat oleh Bashar, namun

tiba-tiba dalam sekejap berubah menjadi Damascus Winter.

Pada bulan Oktober tahun 2005 sebanyak 250 tokoh oposisi bersama-

sama mendeklarasikan apa yang disebut dengan Damascus Declaration,

Deklarasi Damaskus. Isi dari deklarasi tersebut secara tajam mengkritik

rezim Bashar Assad tetapi menyerukan reformasi secara berdamai.

Sebelumnya hal seperti itu juga pernah dilakukan oleh Mesir untuk

memprotes Husni Mubarak tujuannya hanya satu yaitu mereka hanya

12

Najib Ghadbian, The New Asad: Dynamics of Continuity and Change in Syria,

Middle East Journal, Vol. 55, No. 4 (Autumn, 2001), pp. 624-641. hlm. 625 13

Biografi Bashar Assad, Merdeka.com, 5 Desember 2013. Di akses pada tanggal

20 Agustus 2017. Pukul 13: 00.WIB

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

48

menginginkan perubahan.14 Selama Bashar menjabat banyak sekali

kekacauan terjadi di Suriah. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi

tentunya sangat berbeda dengan pada masa pemerintahan ayahnya Hafez

Assad. Hal itu dikarenakan mereka berdua memiliki latar belakang yang jauh

berbeda. Hafez Assad merupakan anak seorang petani yang kemudian

merantau ke kota dan menjadi militer. Dan pada akhirnya ia ia terjun ke

dunia politik lewat Partai Ba’ath. Dengan demikian ia merupakan seorang

politikus sekaligus militer. Sedangkan Bashar Assad merupakan anak kota,

anak tokoh darah militer, seorang dokter dan anak seorang presiden yang

menikmati pendidikan lebih maju dibandingkan ayahnya. Bashar Assad

merupakan sosok pemimpin muda yang mengenyam pendidikan Barat serta

hidup di zaman yang berbeda yakni zaman internet. Oleh karena itulah ia di

gelar dengan pangeran internet.15 Ia sama sekali bukan kalangan orang

politik. Terbukti ketika ia menjabat banyak sekali kerusuhan-kerusuhan yang

terjadi di Suriah. Ibarat kata apabila suatu pekerjaan tidak diberikan kepada

ahlinya maka, tunggulah kehancuran yang akan terjadi. Hal ini sangat

berlaku bagi Bashar. Menjadi seorang politisi apalagi memimpin Suriah

bukanlah basicnya. Karena memang dari awal ia tidak berniat untuk

berkecimpung di dunia politik. Merupakan hal yang sudah wajar jika

keadaan Suriah semakin kacau balau semenjak ia menjadi presiden Suriah.

Ada banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi semenjak ia menjadi

orang nomor satu di Suriah.

Pada tahun 2000 musim semi telah terjadi di awal pemerintahan

Bashar Assad, meski berumur pendek namun memberikan inspirasi lahirnya

partai-partai oposisi di pengasingan di luar Suriah. Salah satu partai itu

adalah Partai Pembaharuan Suriah (Syria Reform Party/ Hizb al-Islah al-

14

Trias Kuncahyono, Tahriri Square Jantung Revolusi Mesir, hlm. 46. 15

Trias Kuncahyono, Musim Semi di Suriah, hlm.62.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

49

Suri) yang didirikan pada tahun 2003 yang diketuai oleh seorang usahawan

AS-Suriah, Farid Nahid al-Ghadry. Partai ini mengadakan rapat di Brussels

pada bulan Januari dan mengundang semua partai oposisi yang berada di luar

Suriah. Partai Pembaharuan Suriah juga ingin membangun aliansi dengan

partai-partai lain yang mereka sebut untuk demokrasi (al-Tahaluf min ajl al-

Dimuqratiyya).16

Musim semi pun kembali lagi terjadi pada tahun 2011.

Musim semi kedua inilah kemudian sering disebut dengan Syria Spring

yang telah menelan ribuan nyawa. Telah banyak korban jiwa yang telah

gugur dalam peristiwa ini. Dan pada akhirnya musim semi 2011 ini

memberikan inspirasi lahirnya kelompok oposisi di Suriah. Semakin hari

kelompok yang menyatakan oposisi semakin banyak, mereka berkumpul

kemudian bersatu untuk menurunkan rezim Assad yang telah memimpin

selama beberapa dekade. (1970-sekarang).

3.1.2 Suriah Pasca Arab Spring ( 2011- Sekarang).

Bashar Assad telah menjabat sebagai presiden Suriah pada tahun

2000 sampai saat ini. Selama ia menjabat banyak sekali kerusuhan-

kerusuhan yang terjadi terutama setelah terjadi peristiwa besar yang bernama

Arab Spring pada tahun 2011 lalu. Pada awal masa kekuasaannya, ia

memposisikan dirinya sebagai seorang reformis.17 Sementara kritik tajam

meluncur ketika masyarakat tidak merasakan perubahan yang signifikan.

Protes keras terhadap rezim Assad muncul pada Maret tahun 2011 yang

menyebabkan terjadinya perang sipil hingga saat ini. Telah banyak sekali

kekejaman-kekejaman yang telah dilakukan olehnya, banyak rakyat warga

sipil yang tidak bersalah dibunuh olehnya hanya demi mempertahankan

kekuasaan politiknya di Suriah. Merupakan suatu hal yang wajar jika ia

16

Lihat selengkapnya Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 169 17

Shmuel Bar, Bashar’s Syria: The Regime and its Strategic Worldview The

Interdisciplinary Center Herzliya Lauder School of Government, Diplomacy and Strategy

Institute for Policy and Strategy. hlm. 370.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

50

dijuluki dengan Firaun abad 21 dari Suriah.18 Misalnya saja peristiwa

ledakan bom di Idlib pada tanggal 4 April merupakan sebuah insiden yang

menggunakan senjata kimia telah merenggut nyawa sekitar lebih dari 80

orang dan menyebabkan 200 warga sipil lainnya luka-luka terutama orang

Sunni Suriah. Intelijen Prancis menyebutkan bahwa rezim Assad merupakan

dalang dibalik serangan kimia yang terjadi di Suriah. 19 Ada dua kota yang

sangat di incar oleh rezim Assad untuk meledakkan bom yaitu Aleppo dan

Homs. Kedua kota itu sekarang telah hancur lebur diratakan oleh debu.

Sebagai seorang presiden tentunya Bashar Assad memiliki pengaruh

yang superior di Suriah. Sebagai pemimpin telah seharusnya ia harus

bertanggung jawabterhadap gejolak revolusi Suriah tersebut.Koalisi Nasional

Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah serta sejumlah negara Barat

mereka menuduh pasukan pemerintah Suriah yang melakukan serangan

tersebut. Sementara Damaskus membantah tuduhan itu.20 Komisi PBB pun

pada akhirnya menyelidiki tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap

kemanusiaan di Suriah, mereka menegaskan bahwa untuk saat ini belum

dapat dipastikan jenis gas apa yang digunakan dalam serangan Idlib. Komisi

tersebut hanya mengatakan bahwa serangan gas bersamaan dengan serangan

udara di daerah tersebut.21 Melihat dari semua perbuatan Assad tersebut

sudah sepantasnya jika ia dijuluki sebagai Fir'aun Suriah. Hal itu bukan

tanpa alasan, sebagaimana yang dipaparkan Syaikh Gayyats, seorang ulama

dari Suriah. Kekejaman dan kezaliman dari rezim penganut Syi’ah

Nusairiyah itu terhadap rakyatnya sudah melewati batas. Selain kejam,

18

Index Suara -Islam .Com, Selasa, 25 Apr 2017 / 28 Rajab 1438. 19

Dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (26/4/2017) . di unduh pada tanggal 21

Juli 2017.Pukul 10:00 WIB 20

Berlianto,Sindonews.com. Assad Sebut Barat Ingin Gantikannya dengan

Presiden Boneka, Sabtu, 22 April 2017 - 16:56 WIB 21

Berlianto, Sindonews.com, , Komisi PBB Belum Pastikan Jenis Gas dan Pelaku

Serangan Kimia, Sabtu, 22 April 2017 - 14:30 WIB

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

51

Bashar Assad juga mengaku dirinya sebagai tuhan layaknya Fir’aun.22

Sebagaimana dikutip dalam M.Agastya ABM (2013) dibawah ini.

Puluhan kota diserang, ribuan nyawa melayang, masjid-masjid

dihancurkan, mushaf al-Quran dibakar, orang-orang muslim

Ahlussunnah yang sedang shalat dibunuh, dinding-dinding masjid

ditulis “Laa ilaaha illa Bashar Assad” (Tiada Tuhan selain Bashar

Assad). Karena itulah, ia layak disebut dengan Fir‟ aun abad ini.23

Ada empat keuntungan yang membuat rezim Assad masih bisa

bertahan hingga saat ini. Pertama, militer. Jumlah tentara Suriah saat ini

mencapai 220.000 orang. Faktor penting lainnya adalah sekitar 70 persen

kelas perwira Militer berasal dari komunitas Alawite. Kedua, terkait dengan

isu politik sektarian Suriah yang membuat kelompok minoritas bersandar

dan berpihak pada rezim berkuasa sebagian diantara mereka adalah

penduduk Damaskus dan Aleppo. Ketiga, lawan-lawan politik Bashar Assad

terpecah belah. Keempat, Sikap Rusia yang secara tegas menentang

intervensi asing terhadap masalah Suriah.24

Sementara itu ada beberapa faktor yang menyebabkan Bashar Assad

masih bisa mempertahankan kekuasaannya hingga saat ini. Pertama,

keluarga besar Assad di mana semua aparat pemerintahan mayoritas berasal

dari klan Assad. Kedua adalah keluarga Syi’ah Alawite atau Nushairiyah.

Syi’ah Alawite merupakan Syi’ah yang mendominasi dalam sistem

pemerintahan. Mereka telah menguasai seluruh aspek pemerintahan militer,

keamanan bahkan kursi pemerintahan. Syi’ah Alawite merupakan sebuah

aliran yang telah dianut oleh keluarga Bashar dari dahulu. Namun aliran ini

berbeda dan jauh menyimpang dari Syi’ah pada umumnya mereka bisa

22

VosIslam, http://www.voislam.com/read/worldworld/2012/02/26/17918/bagai-

firaun-rezim-syiah-suriah-paksa-tahanan-sujud-pada-foto-presiden. Di unduh pada tanggal

25 april 2017. pukul. 12:00 Wib. 23

M.Agastya ABM, Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah Yang Penuh

Darah. hlm. 165 . 24

Lihat selengkapnya Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 230.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

52

dikatakan bukan Islam, karena dalam ajaran Syi’ah Alawite ini banyak sekali

memasukkan unsur dari kekeristenan dan agama lainnya. Dalam hal

peribadatan pun mereka menghadap matahari, dan membolehkan perzinahan.

Pendukung Assad yang ketiga adalah partai Ba’ath. Partai Ba’ath

(Hizb al-Ba’ath al-‘Arabi allishtiraki) ini merupakan salah satu partai

terbesar di dunia Arab. Partai ini didirikan pada tahun 1943 di Damaskus

oleh Michel Aflak, Salah al-Din al-Blitar dan Zaki Arsuzi. Michel Aflak

merupakan pemikir sekaligus politisi sosialis kelahiran Damaskus pada tahun

1910. Tokoh Ba’ath ini merupakan lulusan Universitas Sorbonne, Paris,

Prancis yang membawa Partai Ba’ath ke Irak pada akhirnya meninggal di

Baghdad.25

Semenjak berlangsung pergolakan pada tahun 1950-an, nasib

Syria di tentukan oleh (partai Ba’ath dan rezim militer. Sepanjang

1950-an, melalui pemilihan umum dan kudeta, partai Ba’ath pun pada

akhirnya memperluas kekuasaannya terhadap Syria, pada tahun yang sama

partai Ba’ath memperkasai persekutuan dengan Mesir.26 Di Irak Partai Ba’ath

dipimpin oleh Saddam Hussein. Sedangkan di Suriah Partai ini diketuai oleh

Hafedz Assad dan merupakan partai satu-satunya terbesar dan berkuasa di

Suriah. Mereka berdua bersaing untuk menjadi pemimpin di Dunia Arab.

Dengan jatuhnya Partai Ba’ath di Irak, maka Partai Ba’ath di Suriah

merupakan satu-satunya kekuasaan tunggal.

Jika dirunut kata Ba’ath berarti kelahiran kembali, kebangkitan.

Mottonya adalah Persatuan, Kebebasan, Sosialisme (Wahda, Hurriya,

ishtirakiya) mengacu pada persatuan Arab dan kebebasan dari non-Arab

kontrol dan gangguan bangsa non Arab. Persatuan adalah persatuan

bangsa Arab. Kebebasan merupakan kebebasan dari imperialisme dan

25

Trias Kuncahyono, 2013. Hlm. 36 26

Lapidus, Ira, M, Sejarah Sosial Umat Islam Jilid 3, (Jakarta :PT. Raja Grafindo

Persada, 2000) . hlm. 160.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

53

zionisme. Sedangkan sosialisme dinyatakan sebagai aspirasi umum kearah

pembangunan ekonomi yang diarahkan oleh negara yang didukung oleh

ekonomi campuran.27

Pada kenyataannya partai ini tidak sesuai dengan

slogan yang telah disebutkan diatas. Kehadiran dari partai ini tidak lebih

hanya sebagai ornemen politik belaka. Sejak tahun 1975 hingga 2000, partai

ini hanya empat kali melakukan Muktamar dan itupun hanya sekedar untuk

melegitimasi kepentingan politik Hafidz Assad dan sebagai sarat rekayasa

saja. Model politik seperti ini pun masih dilanjutkan pada masa jabatan

anaknya sekarang yaitu Bashar Assad. Rezim Ba’ath berkuasa di Suriah

lebih berorientasi kepada sosialis ketimbang sebagian besar rezim-rezim

yang berkuasa di negara Arab. Selain dari itu Partai Ba’ath juga merupakan

mitra strategis bagi Uni Soviet, yang ditenggarai masih memiliki hubungan

kuat dengan Rusia. Ada dimensi ideologis dibalik dukungan Rusia dan China

terhadap rezim Bashar Assad. Rusia dan China tidak ingin kecolongan

memberikan keleluasan bagi Barat dalam mendikte negara-negara Arab,

khususnya yang sedang disapu angin revolusi. Disamping alasan ideologis,

terdapat dimensi kepentingan pragmatis dibalik dukungan kedua negara

tersebut terhadap rezim yang berkuasa saat ini. Hal tersebut terkait dengan

kepentingan politik dan ekonomi sebagai konsesi dari aliansi ideologis.

Faktor pendukung keempat adalah Militer dikendalikan sepenuhnya

oleh keluarga rezim Assad. Sekte Alawite juga menjadi salah satu pihak

yang masih setia memberikan dukungan terhadap rezim sehingga dapat

memperkuat kepercayaan diri untuk mempertahankan kekuasaannya.

Sehingga dengan sikap militer yang mendukung penuh rezim Suriah ini

menjadi penghambat utama kesuksesan revolusi Suriah. Militer menyebut

revolusi tersebut sebagai sebuah gerakan separatis yang dilakukan oleh

segelintir kelompok untuk menciptakan ketidakstabilan keamanan dalam

27

Lihat selengkapnya Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 37.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

54

negeri. Berdasarkan dalih itulah para militer Suriah menggunakan segala

cara untuk menekan dan memberantas pergerakan revolusi di Suriah.

3.2. Sejarah Syi’ah dan Sunni.

Syi’ah dan Sunni atau yang sering dikenal dengan Ahlusunnah

merupakan dua aliran dalam islam yang sering diposisikan berhadap-

hadapan secara diametral. Dan posisi itu mewarnai hampir sepanjang sejarah

Islam. Telah diketahui bahwa dua ideologi ini tidak pernah bisa disatukan

baik dalam hal pemikiran, kehidupan sosial dan kehidupan beragama.

Konflik di antara dua aliran ini sudah tampak sejak awal sejarah Islam,

kemudian tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya

kompleksitas persoalan yang menyertai sejarahnya.28

Konflik Syi’ah-Sunni

adalah konflik yang memiliki akar historis yang cukup panjang. Benih-

benihnya mulai tumbuh sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.29 Pada

mulanya konflik ini merupakan konflik politik yakni terkait siapa yang akan

meneruskan kepemimpinan pasca wafatnya nabi. Namun demikian, konflik

ini kemudian terseret dalam konflik akidah antara pengikut Ali (Syi’ah)

dan pengikut Abu Bakar dan sahabat lainnya. Konflik ini memiliki dampak

yang sangat besar dalam mewarnai perjalanan peradaban dunia Islam yang

sulit dikompromikan hingga saat ini. Bahkan konflik ini turut mewarnai

prahara politik di Timur Tengah, terutama dunia Arab khususnya di suriah.

Sejarah munculnya Syi’ah tidak lepas dari perdebatan tentang

khalifah pengganti Rasulullah. Kalangan Anshar mengklaim golongan

merekalah yang berhak memegang amanat itu.Sementara kalangan Muhajirin

mengklaim sebaliknya. Di pihak yang lain, kelompok yang mendukung Ali

ibn abi Thalib yang didukung bani Hashim, Al-Miqdad ibn al-Aswad,

28

Siti Maryam, Damai dalam Budaya : Integrasi Tradisi Syiah dalam Komunitas

Ahlusunnah Waljama’ah di Indonesia, ( Jakarta : Badan Litbang dan Diklat Kementerian

Agama RI, 2012 ), hlm. 1. 29

Lihat Jurnal Arun Sinha , Shia-Sunni Conflict, Economic and Political Weekly,

Vol. 13, No. 45 (Nov. 11, 1978), pp. 1841-1842.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

55

Salman al- Farisi, Abū Dhar al-Giffari yang muncul pada akhir pemerintahan

Usman ibn Affan, dan berkembang pesat ketika Ali ibn Abi Thalib

memegang kekuasaan sebagai khalifah.30 Kata Syi’ah digunakan untuk

menunjuk kepada segolongan orang yang loyal pada Ali ibn Abi Thalib dan

Ahl al-bayt serta mereka meyakini bahwa Ali adalah orang yang berhak atas

imamah dan khilafah baik berdasarkan Nas maupun wasiat baik eksplisit

maupun implisit bahwa imamah tersebut tidak akan lepas dari anak cucunya

sampai hari akhir nanti.

Dalam al-Quran kata Syi’ah, menurut al-Jauzi memiliki makna empat

aspek, yaitu Pertama bermakna kelompok sebagaimana yang terdapat dalam

surat al-An’am ayat 159.31

dan Al-Hijr ayat 10. Kedua, bermakna al-ahl wan

nasab, anggota keluarga (keturunan) seperti yang terdapat dalam surat al-

Qasas ayat 15.32

Ketiga, bermakna ahl al-Millah, kelompok pemeluk agama

30

Sabir Tuaimah, Dirasat fi al-Firaq (Riyadh: Maktabah al-Ma„arif, 1983),

hlm.10

Artinya. Dan Musa masuk ke kota ( Memphis) ketika penduduknya sedang lengah,

maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang

seorang dari golongannya ( Bani Israel) dan seorang (lagi) dari musuhnya

(Firaun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya,

untuk megalahkan musuhnya itu. Lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya

itu. Musa berkata: Ini adalah perbuatan syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah

musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).

32

Artinya.

Kemudian pasti kami akan tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara

mereka yang sangat duraka kepada Tuhannya Yang Maha Pemurah .

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

56

sebagaimana yang terdapat dalam surat Maryam ayat 69 33

dan Saba’ ayat 54.

Keempat, ahl–ahwa’ al-mukhtalifah, aliran-aliran pemikiran yang bermacam-

macam, seperti dalam surat al-An’am ayat 65.34

Beberapa makna Syi’ah yang

termaktub dalam al-Quran itu tidak mengacu pada arti Syi’ah sebagaimana

secara umum dimaksud. Pada awalnya, Syi’ah bukan mazhab dalam konteks

keagamaan melainkan muncul sebagai kekuatan politik yang beranggapan

bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah seorang yang dirampas kepemimpinannya

oleh Abū Bakr, Umar dan Usman. Pada perkembangannya kelompok ini

memiliki pandangan keagamaan dalam bidang akidah dan hukum yang

kemudian berkembang menjadi suatu aliran besar dengan berbagai sekte. 35

Kata Sunnah dalam bahasa Arab berasal dari kata sunna yang berarti

jalan.36 Jadi sunnah secara etimologi sama artinya dengan tariqah dan sirah

yaitu perjalanan. Disamping itu juga kata sunnah berarti hadis. Dalam kaitan

dengan madzhab dalam Islam kata sunnah biasa didahului oleh kata ahl, ahl

al-sunnah, yang berarti pemeluk aliran atau pengikut madzhab dan diikuti

33

Artinya. Katakanlah ‘’Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,

dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam

golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada

sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami

mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami

(nya). 34

Lihat selengkapnya Musthafa Muhammad asy-Syak’ah, Islam Bila Madzahib,

Jakarta: Gema Insani Press, 1994. Terdapat beberapa defenisi yang dibuat oleh para

ilmuwan mengenai kata Syi‟ ah. Secara harfiyah, kata Syi’ah berasal dari kata sya’a-

syiya’an yang berarti mengikuti, menemani. Lihat juga Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi

Mudhor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1999).

hlm. 110 35

Lihat Siti Maryam, Damai Dalam Budaya: Integrasi Tradisi Syi’ah Dalam

Komunitas Ahlussunnah Waljama’ah di Indonesia ( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama RI, 2012). hlm. 5. 36

Lihat Siti Maryam, Damai Dalam Budaya: Integrasi Tradisi Syi’ah Dalam

Komunitas Ahlussunnah Waljama’ah di Indonesia ( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama RI, 2012). hlm. 5.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

57

oleh kata wa-al-jama’ah.37 Sedangkan al-jama‟ ah adalah sekumpulan orang

yang memiliki tujuan. Apabila dikaitkan dengan aliran Islam, maka kata itu

biasa digunakan untuk melengkapi sebutan bagi aliran Ahlussunnah wa al-

jama’ah atau yang sering disebut dengan Sunni. Dalam konteks sosial

politik, pergolakan pemikiran Sunni ini tidak terlepas dari adanya perdebatan

pemimpin atau pengganti pasca meninggalnya Rasulullah SAW. Dalam

pandangan Sunni, pemimpin merupakan tonggak berdirinya agama ini,

sehingga kekosongan pemimpin merupakan jurang kehancuran bagi ajaran

Islam. Paham keagamaan ini berpandangan bahwa berpegang teguh dan

mengikuti jejak Rasulullah merupakan jalan keluar untuk memperoleh

keselamatan, yakni dengan berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah

Rasulullah SAW.38

Selain dari itu pandangan politik kaum Sunni, mereka

mengembangkan strategi pemisahan radikal antara otoritas agama dan

otoritas politik. Otoritas agama membentuk sebagian besar tubuh sosial dan

menjadi politik didukung oleh kekuatan militer.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa Syi’ah dan Sunni merupakan

aliran atau sekte dalam Islam yang mana perbedaan paradigma diantara

keduanya telah ada semenjak wafatnya Rasulullah SAW. Perbedaan itu

berlarut-larut hingga saat ini, namun semua itu tidaklah mengurangi nilai

Islam itu sendiri, karena mereka memperdebatkan masalah furu’ (cabang)

bukan masalah ushul. Namun seiring waktu persoalan membawa nama

agama atau teologi. tidak jarang sekali Politik mengatasnamakan Agama

(ideologi). Sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah khususnya Suriah,

yang mana seringkali terjadi percekcokan antara dua sekte ini, bahkan

berakhir dengan pertumpahan darah diantara mereka hingga saat ini.

37

Lihat Helmi Candra, Pengaruh Sejarah Politik Syi’ah dan Sunni Terhadap

Ilmu Hadis syi’ah perspektif Syi’ah dan Sunni, ( Tangerang Selatan: Young Progressive

Muslim, 2016). hlm. 50. 38

Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1996), hlm.121-

122.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

58

3.3 Sekilas Riwayat Hidup Dina Nasrini.

Dina Nasrini lahir pada 28 februari 1981 di Aleppo yang merupakan

kota terbesar kedua di Suriah setelah Damaskus. Wanita 36 tahun ini

merupakan lulusan Sastra Prancis Universitas Aleppo pada tahun 2001.

Kemudian ia bekerja di salah satu perusahaan tour dan pariwisata karena ia

tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang Syria dan Aleppo.

Pada saat terjadinya revolusi Suriah pada tahun 2011 lalu. Semua keadaan

menjadi berubah menjadi radikal dan ia tidak dapat lagi bekerja di

perusahaan tersebut. Selama satu setengah tahun ia hanya berdiam diri

dengan mengamati keadaan sekitar. Melihat semua penderitaan dan

kesedihan yang dialami oleh rakyat Suriah. Oleh karena itu terbesit di

benaknya untuk melahirkan novel Amal fī Sūriā ini sebagai novel perdana

beliau. Untuk menceritakan tentang peristiwa yang telah ia dan rakyat

Suriah alami kemudian ia tuangkan ke dalam karya ini agar semua orang

bisa mengetahui bagaimana rasa keputusasaan, penderitaan yang telah

dirasakan oleh rakyat Suriah pada saat revolusi itu terjadi.

Dina beragama Islam Sunni dan berstatus sebagai single parent, ia

telah bercerai dengan suaminya. Penulis belum menemukan Imformasi

megenai suaminya. Ia tinggal di Aleppo bersama kedua anaknya, satu orang

anak laki-laki bernama Ahmed Alothman dan satu perempuan bernama Dala.

Wanita yang akrab di panggil Dina itu memiliki segudang profesi. Ia mulai

tertarik untuk menulis dan menggeluti dunia sastra dari tahun 2011 semenjak

terjadinya peristiwa besar di Suriah. Hingga saat ini telah menghasilkan

beberapa karya sastra seperti novel diantaranya novel Amal fī Sūriā yang di

terbitkan pada tahun 2014 merupakan sebuah karya perdananya, karya

keduanya berjudul Saya’tii (2014), Zaakiratul Wurud (2016). Pada tahun

2016 ia pernah berprofesi sebagai penata rias dan make up artis (MUA).

Selain itu juga wanita yang telah dikarunia dua anak ini juga berprofesi

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

59

sebagai seorang pendidik atau pun guru di sebuah Yayasan Private School

(TK) yang bernama al-Amal yang berada di Perkampungan Aleppo.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

60

BAB IV

STUDI SOSIOLOGI SASTRA DAN KONFLIK SOSIAL KEAGAMAAN

TERHADAP NOVEL AMAL FĪ SŪRIĀ PADA MASA PEMERINTAHAN

BASHAR ASSAD.

Bab ke empat ini merupakan intisari dari penelitian ini, di dalamnya

akan menjawab dari rumusan masalah yang telah diungkapkan pada bagian

awal. Meskipun penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra

yang lebih memusatkan pada aspek ekstrinsik, namun pada penelitian ini

tidak mengabaikan aspek intrinsiknya. Sebuah penelitian yang baik tidak

mengabaikan salah satu dari keduanya. Pada bagian ini terlebih dahulu

penulis memaparkan sinopsis dari novel Amal fī Sūriā kemudian

memaparkan analisis intrinsik dari novel ini setelah itu penulis langsung

menjawab dari pokok permasalahan dari penelitian ini dengan mengaitkan

pada kondisi konflik sosial Suriah pada masa kepemimpinan Bashar Assad

pasca Arab Spring 2011 lalu. Dengan demikian terjawablah pokok

permasalahan dalam penelitian ini.

4.1 Sinopsis Novel Amal fī Sūriā.

Novel Amal fī Sūriā ini terdiri dari 175 halaman (sudah termasuk

sampul novel). Novel ini mengisahkan mengenai peristiwa revolusi yang

terjadi di Suriah pada tahun 2011 lalu. Dalam novel ini diperankan oleh

seorang tokoh utama perempuan yang bernama Siham merupakan sosok

pejuang tanggguh, meskipun dia perempuan namun ketangguhannya bisa

mengalahkan laki-laki, berprofesi sebagai guru TK di sebuah sekolah di

perkampungan kota Halb (Aleppo). Ia mempunyai anak perempuan yang

bernama Amal sangat relevan sekali dengan judul dari novel ini namun

sosok suaminya tidak dicantumkan dalam teks. Di dalam teks diceritakan

mengenai seorang pemuda yang bernama Samir merupakan kekasih masa

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

61

lalu pada saat mereka masih sama-sama kuliah di Perguruan Tinggi di

Aleppo. Mereka telah berpisah selama 11 tahun, namun rasa cinta di hati

mereka tidak pernah pudar sampai pada akhirnya takdir mempertemukan

mereka kembali. Setelah mereka bertemu ternyata sosok Samir yang pernah

dikenal dan dicintainya dahulu telah berubah menjadi seorang tentara Assad.

Profesi di bidang kemiliteran sangat dibenci olehnya bahkan sekali pun ia

tidak pernah percaya terhadap politik, baginya tentara Assad sangat suka

menyiksa dan membunuh rakyat sipil Suriah sebagaimana dengan peristiwa

pecahnya revolusi tahun 2011 lalu. Hal itu membuat Siham sangat membenci

apapun yang berhubungan dengan rezim yang berkuasa. Ia telah terlanjur

menaruh benci yang amat mendalam terhadap rezim Assad begitu juga

yang dirasakan oleh rakyat Suriah lainnya. Mereka telah lelah hidup di

bawah tekanan dari sang penguasa. Begitu juga dengan tentara-tentara

Assad telah banyak membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Oleh

karena itu, bagi Siham semua instansi atau apapun yang bekerja sama

dengan rezim Assad sama saja, semua tentara di Suriah sama saja, suka

membunuh dan membuat kegaduhan di mana-mana, melempar bom kepada

rakyat sipil yang tidak berdosa.

Pada saat perang berkecamuk, pertumpahan darah terjadi di mana-

mana, anak-anak bahkan wanita banyak yang terbunuh. Mereka terpaksa

harus menjalani hidup dalam kemiskinan, kekurangan air, dan juga makanan.

Harga sandang pangan maupun papan kian melambung, mengakibatkan

mayoritas rakyat Suriah hidup di bawah garis kemiskinan. Selain daripada

itu mereka harus hidup dengan menghadapi penguasa yang kejam dan tiran

terhadap rakyatnya. Rezim yang tega membunuh rakyatnya sendiri, tak

ayal banyak dari mereka yang tidak tahan dengan kondisi tersebut dan

memutuskan untuk mengungsi dan pindah dari negaranya dan mengungsi ke

negara-negara tetangga seperti Turki,Yordania, bahkan sampai ke Lebanon.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

62

Berbeda dengan Siham, ia sama sekali tidak mau untuk mengungsi ataupun

keluar dari negaranya. Ia harus berjuang sendiri mempertaruhkan nyawanya

demi anak dan keluarga yang sangat ia cintai. Meskipun pada akhirnya dia

harus menerima kenyataan bahwa Samir dan Amal putri tunggalnya telah

meninggal dunia disebabkan ledakan bom. Mengungsi atau tidak baginya

sama saja. Ia hanya ingin seperti rakyat Palestina yang selalu cinta dan setia

untuk tetap tinggal di negaranya meskipun kematian selalu menghampiri

mereka. Baginya Suriah tetaplah sebuah negara yang damai, tentram.

Secercah harapan selalu tertanam di hati mereka berharap suatu saat

peperangan Suriah akan segera berakhir. Meskipun mereka tahu bahwa

Suriah tidak akan pernah sama seperti negara yang mereka agung-agungkan

dahulu lagi. Harapan hanyalah tinggal sebuah harapan. Suriah telah mati,

namun harapan di hati mereka tidak akan pernah mati.

4.2. Analisis Intrinsik Novel Amal fī Sūriā Karya Dina Nasrini.

4.2.1 Analisis Tokoh (Tahlil as-Syakhsiyyat) .

Ada beberapa tokoh yang terdapat dalam novel ini baik itu berperan

sebagai tokoh protagonis yaitu tokoh dalam karya sastra yang memegang

peranan baik dan tokoh antagonis merupakan tokoh dalam karya sastra

yang merupakan penantang dari tokoh utama, biasanya memegang peranan

jahat. Ada tiga tokoh utama (Central Character, Main Character) yang

ditampilkan dalam novel Amal fī Sūriā. Dalam novel ini yang bertindak

sebagai penggerak cerita yaitu seorang pahlawan perempuan bernama Siham

mempunyai anak yang bernama Amal, selain tokoh utama perempuan yang

bernama Siham. Ada juga tokoh utama laki-laki bernama Samir yang

merupakan kekasih masa lalu Siham. Sedangkan tokoh tambahan atau

pembantu (Peripheral Character) merupakan tokoh yang tidak memegang

peranan penting bahkan muncul hanya sesekali saja. Ada lima tokoh

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

63

tambahan yang terdapat dalam novel ini yaitu ayah Siham, bibi Ridwa,

Ja‟far, Abu Dhaba‟u dan paman Yasir.

1. Siham

Siham merupakan tokoh yang memegang peranan penting dalam

novel ini. Ia digambarkan sebagai tokoh pahlawan perempuan yang tangguh,

kuat dan pemberani. Selain itu, ia juga merupakan sosok yang penyabar,

tegar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi situasi apapun. Sosok

Siham berprofesi sebagai guru TK pada salah satu sekolah di Aleppo.

Sedangkan anaknya Amal di sekolahkan satu tempat di mana ia mengajar.

Dikisahkan bahwa pada saat itu Siham sedang berjalan ke daerah perbatasan

kemiliteran, ia langsung dihadang dan di interogasi oleh seseorang yang

bertubuh pendek, jenggotnya tebal dan berwarna kecoklatan, kedua matanya

merah. Sedangkan giginya berwarna kuning yang membuat wajahnya

semakin terlihat kusam. Laki-laki itu dalam keadaan mabuk di pinggangnya

terdapat sebuah pistol yang menunjukkan bahwa ia termasuk anggota tentara

Assad. Dengan wajah yang sangar, ia bertanya pada Siham berasal dari

daerah mana? Sedangkan di tangannya sambil memegang beberapa foto-

foto salah satunya ada fotoku dan juga anakku Amal. Dengan segera aku

mengambil foto itu dari tangannya. Keberanian Siham terlihat dalam teks

di bawah ini.

-

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

64

-

-

- Kamu berasal dari daerah ini?

- Iya benar, aku berasal dari daerah ini.

Aku menjawabnya dengan berani dan merasa tidak puas

dengan pertanyaannya.Hal itu membuat pembuluh darahku seperti

mendidih. Aku pun beradu argumen dengannya. Aku mengetahui

bahwa dia mendapatkan foto-fotoku dari Facebook, dia pikir aku

akan terjebak karenanya. Tidak akan, itu semua tidak akan

merubah niatku. Aku tak peduli dengan itu semua. Dengan segera

aku mengambil foto-foto tersebut dari tangannya.

- Maaf, ini foto identitas.!

Ia pun menyeringai dengan gigi taringnya sambil memegang

pistol yang berada di tangannya lalu ia memperingatkanku agar aku

berhenti bertanya lebih lanjut.

- Ini adalah penyelidikan secara birokrasi.

- Kenapa kamu ingin menyelidikiku? Apakah kamu melihatku

seperti seorang teroris?. Aku adalah penduduk di daerah ini.

Kembalikan aku ke rumahku dengan aman!. Kamu termasuk

orang yang ada dalam foto tersebut.

Dari penggalan dialog di atas terlihat bahwa Siham merupakan

sosok perempuan yang sangat pemberani, tidak takut kepada siapapun

dan menghadapi situasi apapun. Melihat keberanian yang dimiliki oleh

Siham inilah yang seringkali membuatnya selalu diincar oleh kelompok

Abu Dhaba‟u. Karena pada dasarnya keberanian itu cenderung dianggap

1 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 31.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

65

sebagai tindakan yang memberontak terhadap para penguasa. Tak ayal

jika pada akhirnya Siham ditahan dan disiksa oleh kelompok Assad ini.

Dan orang yang pemberani cenderung menciptakan konflik. Ia tidak segan-

segan menentang musuhnya dengan cara apapun dan tidak pernah takut

akan resiko apapun yang akan ia tanggung nantinya Oleh karena itulah

orang yang memiliki karakter seperti tokoh Siham ini akan sangat mudah

menciptakan konflik dengan orang sekitarnya.

Selain pemberani, tokoh ini juga dikenal sebagai seorang yang sangat

penyabar dalam menghadapi situasi yang sangat menyakitkan sekalipun. Dan

ia tidak akan mudah menyerah dengan begitu saja apalagi ketika semua

rakyat Suriah memutuskan untuk mengungsi ke negara-negara tetangga, ia

tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap tinggal di Suriah sambil

menunggu perang berakhir. Sebagaimana teks di bawah ini menggambarkan

karakter Siham itu.

Artinya.

- Siham ?

- Kenapa kalian bisa sabar menghadapi kondisi seperti ini?

- Allah SWT yang memberikan pada kami kesabaran dan hanya

dia yang mengubah hidup kami, permasalahan itu bukanlah suatu

perkara yang sulit, alhamdulillah kondisi kami jauh lebih baik dari

kebanyakan orang lainnya.

Dari penggalan teks di atas terlihat bahwa sosok Siham memiliki sifat

yang sangat penyabar, menerima dengan lapang dada semua yang telah

ditakdirkan oleh Allah SWT untuknya dan mengembalikan semua itu

2 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 58

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

66

padanya. Ia cukup bersyukur dengan kondisi yang tengah ia dan rakyat

Suriah hadapi saat itu. Ia merasa bahwa masih banyak lagi rakyat yang

berada di negara- negara Arab lainnya memiliki nasib lebih memilukan dan

lebih menderita dari yang mereka alami. Hemat penulis, yang dimaksud

oleh pengarang dalam kalimat kondisi kami jauh

lebih baik dari kebanyakan orang lainnya) adalah rakyat Palestina

sebagaimana yang dicantumkan pada teks selanjutnya. Dahulu pada saat

Palestina dilanda tragedi kemanusiaan yang sama, nasib rakyatnya lebih

parah dibandingkan dengan rakyat Suriah. Suriah termasuk salah satu

negara yang paling banyak membantu pada saat badai konflik menghantam

Palestina dengan membawa mereka ke negara Suriah. Oleh karena itu, jika

dibandingkan penderitaan yang telah dialami oleh rakyat Palestina dan

Suriah keduanya sangat jauh berbeda. Sedangkan tokoh Siham merupakan

penduduk asli Suriah ikut merasakan bahwa nasib mereka jauh lebih

beruntung dibandingkan dengan saudara-saudara mereka di Palestina pada

waktu itu.

Selain dikenal sebagai sosok perempuan yang pemberani dan

penyabar ternyata Siham memiliki sifat yang sangat fanatik atau militan

terhadap kelompoknya sendiri yaitu Sunni. Ia sangat anti dan benci

terhadap kelompok atau aliran yang bersebrangan dengannya misalnya saja

kelompok Syi‟ah Alawite yang merupakan kelompok minoritas yang

menguasai Suriah saat ini. Sebagaimana yang digambarkan dalam teks di

bawah ini.

-

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

67

Artinya.

- Apakah kamu tidak melihat?

- Melihat apa?

Aku melontarkan kata-kata tersebut dengan penuh kebencian dan

perasaan dendam.

- Syi‟ah !

- Ia memegang kepalanya dengan penuh kesedihan.

Melihat sikap Siham dalam teks di atas menggambarkan bahwa ia

sangat anti dan militan sekali terhadap kelompok keagamaan lainnya seperti

Syi‟ah Alawite. Mendengar kata Syi‟ah saja ia sudah tidak suka apalagi

harus berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan mereka.

Oleh karena itu, tokoh ini sangat berpotensi dalam membangun konflik

harizontal. Sikap anti terhadap kelompok lain merupakan langkah awal

terjadinya aksi saling menebar kebencian antarkelompok keagamaan di

Suriah. Dan yang paling krusialnya lagi adalah akan sangat mudah

mengobarkan api permusuhan diantara mereka. Bisa dikatakan bahwa

konflik sangat rentan terjadi disebabkan oleh tokoh ini.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan penulis menyatakan bahwa

tokoh ini sangat berpotensi membangun konflik diantaranya adalah

Pertama, dikarenakan profesi Siham sebagai pendidik, pengajar di sekolah

TK. Kedua, dianggap pahlawan perempuan Suriah. Sebagai seorang guru,

tentunya ajaran yang ia sampaikan akan sangat mudah didengar dan

diterima oleh anak didiknya. Sebagaimana teks di bawah ini memperlihatkan

hal tersebut.

-

-

3 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 131.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

68

-

.4

- Apa mimpi kalian? Suatu pertanyaan penutup agar terbuka pemikiran

baru.

- Aku ingin kembali ke rumahku.

- Agar listrik tidak terputus lagi.

- Allah SWT menyanyangi kalian semua dan ia akan memberikan

semua hak-hak kalian, insya allah. Bagaimana menurutmu jika kita

berdoa bersama.Hatiku menjadi tenang ketika melihat telapak tangan

yang mungil sambil berdoa dan mengangkat tangan mereka. Allah

SWT akan mendengar dan mengetahui semua permohonan kalian.

Redaksi di atas memperlihatkan mengenai profesi Siham sebagai

pendidik yang mempunyai kewajiban untuk mengajarkan hal-hal yang

bersifat positif kepada anak didiknya. Sebagai seorang guru yang

profesional, ia mempunyai kebebasan untuk bertanya kepada anak didiknya

tentang apa yang menjadi impian mereka di masa depan. Dan seorang guru

tentu memiliki peran yang sangat besar untuk mengajarkan ajaran apapun

terhadap anak didik sesuai dengan keinginannya. Jika melihat apa yang

tersirat dalam teks di atas terdapat sesuatu hal yang unik dari sikap Siham

ini. Meskipun ia mempunyai kesempatan serta kekuasaan membentuk

konflik dalam dunia pendidikan dengan mengajarkan apapun kepada anak

didiknya termasuk mengajarkan hal-hal yang berbau kebencian. Namun

semua itu tidak pernah ia lakukan karena ia memiliki hati nurani dan

menganggap bahwa anak-anak didiknya masih di bawah umur yang belum

mengerti untuk bisa di ajak berdiskusi mengenai permasalahan rumit yang

tengah melanda Suriah. Hal ini menunjukkan bahwa Siham masih

4 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 15

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

69

memegang nilai dan etika akademis seorang pendidik yang profesional. Ia

berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan semua permasalahan

dari mereka. Ia tidak pernah mengucapkan ujaran-ujaran ataupun bertindak

negatif ketika berada di depan mereka. Sebagaimana teks di bawah ini

memperlihatkan hal tersebut.

-

-

Artinya .

Aku menyadari bahwa mereka semua mengetahui kalau itu

adalah suara ledakan, ledakan demi ledakan, perselisihan demi

perselisihan, pengeboman, penembak dan juga tentara. Semua kata-

kata tersebut aku temukan di buku anak-anak seperti pelangi,bintang,

bunga, kupu-kupu, mawar merah, bunga melati sampai pada kue,

Barbie, Spiderman, Yoyo dan Naruto. Di sana juga terdapat

tank,burung. Aku sangat tahu bahwa mereka juga telah mengetahui

makna di balik suara yang telah kami dengar. Akan tetapi aku

menyadari bahwa aku harus sedikit berbohong dengan tidak

5 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.18.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

70

mengatakan kejadian yang sebenarnya agar mereka merasa aman.

Jika pun harus berbohong tentu tidak bisa membohongi semuanya.

- Itu adalah suara ledakan.

- Akan tetapi ledakan itu berada jauh dari kita, nak. Dan kita tidak

punya hubungan dengan mereka.

Berdasarkan penggalan teks di atas memperlihatkan bahwa Siham

masih menggambarkan sosok figur seorang guru yang profesional. Ia bisa

menyembunyikan suasana yang sangat menegangkan menjadi lebih santai.

Hal itu bertujuan agar anak didiknya tidak semakin khawatir dengan

peristiwa ledakan yang berada di dekat mereka. Melihat sikap Siham dalam

teks di atas menunjukkan bahwa ia ingin merahasiakan semua permasalahan

pelik yang tengah dihadapi oleh negaranya dari anak-anak. Dan tidak ada

satu ujaran ataupun tindakan Siham yang mengisyaratkan bahwa ia

mempropaganda terhadap anak didiknya bahkan ia rela melakukan sedikit

kebohongan agar mereka tidak khawatir dengan peristiwa yang tengah

melanda negara mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sosok Siham ini bisa

membedakan kepada siapa ia harus melakukan aksinya namun tidak

pada anak didiknya. Hanya saja tokoh ini berperan melakukan aksinya

dalam kehidupan sosial baik itu kepada teman-teman kampusnya dahulu

maupun teman sesama profesinya, orang tua murid dan juga muslim

Sunni lainnya. Siham memiliki pengaruh yang cukup besar dan dianggap

sebagai pahlawan oleh teman-temannya. Sebagaimana diceritakan dalam

teks di bawah ini bahwa ada seorang perempuan bernama Latifah, ia

merupakan orang tua dari anak didiknya yaitu Sa‟id datang kepada Siham

kemudian ia meminta bantuan agar dapat membantunya dalam menghadapi

permasalahan yang tengah ia hadapi.

-

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

71

-

-

Artinya.

- Kami tinggal di daerah pusat pertempuran.

- Izaa’ah........merupakan pusat pertempuran dan perkelahian di

kota Aleppo sehingga dijadikan nama daerah dikarenakan sering

dijadikan sebagai tempat yang menjadi titik rawan terjadinya aksi

kekerasan. Pertempuran yang terjadi di sana merupakan

pertempuran untuk mempertahankan atau melindungi kekuasaan

dan hegemoni di kota Aleppo.

- Aku berharap padamu agar bisa membantu kami.

Berdasarkan redaksi di atas terlihat bahwa Siham dianggap sebagai

sosok pahlawan menjadi tempat tumpuan mengadu bagi orang tua anak

didiknya untuk membantu mengenai permasalahan yang mereka alami. Hal

itu membuktikan bahwa Siham mempunyai pengaruh yang cukup besar

sebagai seorang pahlawan perempuan di Suriah. Dengan posisi status sosial

yang ia miliki maka dengan sangat mudah untuk mempengaruhi dan

memprovokasi orang lain agar menebar kebencian untuk tidak menyukai

apalagi bergaul dengan kelompok Syi‟ah Alawite yang dianut oleh keluarga

besar Bashar Assad .

Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa tokoh Siham

ini sangat militansi sekali terhadap ajaran atau aliran yang ia anut. Ia sama

sekali tidak ingin bergaul dengan kelompok keagamaan lainnya. Melihat

sikap militan yang dimiliki oleh Siham ini menunjukkan bahwa meskipun

ia berprofesi sebagai seorang guru lulusan dari universitas Aleppo, namun

semua itu tidak membuatnya menjadi seseorang yang berpikiran terbuka

dan mempunyai sikap toleransi yang tinggi terhadap kelompok keagamaan

6 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.120.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

72

lain. Ia sangat fanatik terhadap aliran yang di anutnya sampai-sampai ia

mempersempit diri dalam pergaulannya dengan tidak menerima ruang

pertemanan dan bersosialisasi denga kelompok lainnya. Sikap membatasi

diri seperti ini membuatnya semakin diincar dan dianggap sebagai

pemberontak oleh kelompok Abu Dhaba‟u. Sikap Siham di atas dapat

digambarkan dalam skema di bawah ini.

Berdasarkan skema di atas terlihat bahwa Siham memiliki karakter

keras kepala hal itu terlihat pada saat ia berdebat dengan Samir. Dan itu

telah di akui oleh Siham sendiri. Sebagaimana diungkapkannya dalam teks

di bawah ini.

.7

Artinya.

Seburuk-buruk karakterku adalah keras kepala.

Sedangkan sikap militan, intoleran dan sikap menutup diri dari

kehidupan sosial telah digambarkan dalam teks sebelumnya. Karakter-

karakter yang dimiliki oleh Siham di atas secara tidak langsung sangat

7 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm, 135.

Tokoh Siham

Keras kepala

Intoleran

Tidak membuka

diri

Militan

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

73

mudah sekali menciptakan konflik sosial antarkeagamaan. Menurut hemat

penulis, konflik Suriah ini pada dasarnya dilatarbelakangi oleh perbedaan

paham keagamaan atau ideologi. Berbedanya paham keagamaan yang di anut

oleh pemerintah dan rakyatnya akan menimbulkan benih-benih kebencian

yang semakin lama semakin dalam seperti yang terjadi di Suriah saat ini.

Dan setiap individu tentu ingin menjadikan kelompoknya menjadi kelompok

yang berkekuatan superior, mendominasi dalam negaranya masing-masing.

Apalagi mayoritas rakyat Suriah beraliran Sunni, tentu mereka tidak akan

mudah terima begitu saja jika mereka dipimpin oleh kelompok minoritas

Alawite bahkan sampai puluhan tahun lamanya. Mereka selalu disiksa dan

Itulah salah satu yang menyebabkan konflik masih berlangsung hingga saat

ini.

2. Samir

Samir merupakan tokoh utama laki-laki dalam novel ini. Ia memiliki

karakter sebagai seorang pahlawan dan pejuang tangguh karena ia berprofesi

sebagai tentara, selain dari itu ia juga merupakan sosok yang romantis

dan setia. Tokoh Samir dalam novel ini bisa dikatakan sebagai sosok

yang selalu meredam terjadinya konflik apalagi konflik yang terjadi antara

dirinya dan Siham. Ia selalu bersabar menghadapi sikap keras kepala Siham.

Sikap Samir ini sangat kontras sekali dengan Siham, oleh karena itulah

seringkali terjadi percecokan diantara mereka berdua. Sama halnya dengan

Siham, Samir juga merupakan lulusan Universitas Aleppo namun mereka

berdua mempunyai pola pemikiran yang sangat bersebrangan terutama sikap

yang sangat fanatik terhadap paham keagamaan tertentu. Jika tokoh

Siham sangat fanatik dan menutup diri dari kelompok lain berbeda halnya

dengan Samir. Ia mempunyai pola pemikiran yang sangat terbuka, mudah

bersosialisasi dengan kelompok keagamaan lainnya misalnya saja Syi‟ah

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

74

Alawite. Mengingat profesinya sebagai seorang tentara tentunya banyak

memiliki teman dan kolega yang berbeda aliran darinya sehingga

membuatnya menjadi sosok yang sangat toleran serta bisa menerima

perbedaan dan keberagaman yang ada di Suriah. Sosok Samir juga

merupakan sosok yang penyabar dalam menghadapi sikap Siham yang

cenderung keras kepala. Apalagi pada saat Siham yang menudingnya bahkan

tidak mempercayainya sebagai tentara Suriah. Sebagaimana teks di bawah

ini memperlihatkan itu.

-

-

-

-

-

- Siham : Kenapa kamu bersama tentara Assad?

- Samir: Aku bukanlah termasuk anggota tentara Assad, Siham!

Aku seorang tentara Suriah.

- Siham : Omong kosong.

- Samir: Jadi maksudmu jika menjadi seorang tentara di Suriah

berarti sama dengan tentara Assad.?

- Bukan begitu..maksudku.

Dari penggalan di atas terlihat Samir berusaha untuk meyakinkan

Siham bahwa ia bukan termasuk tentara Assad, melainkan ia merupakan

bagian dari tentara Suriah yang pro terhadap rakyat Suriah. Teks di atas

sekaligus memperlihatkan bahwa Samir memiliki karakter yang sangat

penyabar dalam menghadapi sikap Siham yang keras kepala yang tidak

pernah mempercayainya. Tokoh Samir ini selalu berusaha untuk meredam

amarah agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan baik itu konflik

pribadi dengan Siham maupun konflik antarkelompok keagamaan di Suriah.

8 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm, 122

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

75

Hal itu menunjukkan bahwa ia sangat toleran kepada sesama sehingga ia

mau bergabung menjadi tentara Suriah. Di dalamnya kelompok tentara itu

banyak terdapat orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Sikap Samir

dapat terlihat dalam skema di bawah ini.

Berdasarkan skema di atas terlihat jelas tokoh Samir dapat

disimpulkan bahwa tokoh yang selalu berusaha mencegah dan meredam agar

tidak terjadinya konflik baik itu konflik antar individu dirinya dan Siham,

antarkelompok di Suriah. Samir lebih cenderung toleran dan menerima

semua keberagaman yang ada di Suriah.Baginya perbedaan itu biasa.

Memang benar keberagaman dan perbedaan akan membawa kepada konflik,

akan tetapi semua itu bisa dicegah dan diminimalisir. Seandainya setiap

kelompok bisa saling menghargai, menghormati kelebihan dan kekurangan

dari kelompok lainnya. Islam itu indah dan tidak menyukai kekerasan.

Akan tetapi yang terjadi di Suriah malah sebaliknya setiap kelompok

berlomba-lomba untuk menjadi kelompok yang menguasai seluruh tatanan

pemerintahan Suriah. Mereka beranggapan bahwa dengan menjadi kelompok

yang superior, punya kekuasaan penuh maka akan sangat mudah bagi

mereka menindas kelompok lainnya.

Tokoh Samir

Toleran

Pemikiran terbuka

Penyabar

Sosialisasi tinggi

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

76

3. Amal .

Amal juga berperan sebagai tokoh utama dalam novel ini dan ia

merupakan anak semata wayang dari Siham. Meskipun ia masih anak-anak

yang duduk di bangku sekolah TK namun ia sangat pintar dan mempunyai

pemikiran yang sangat kritis. Ia selalu bertanya dan bertanya kepada ibunya

mengenai fenomena-fenomena yang ia lihat di Suriah. Sebagaimana teks di

bawah ini memperlihatkan karakter dari sosok Amal ini.

Artinya.

Ada seorang anak kecil membawa beberapa ember yang penuh

berisi air menuju rumahnya. Amal pun bertanya.

- Dari mana berasalnya air itu, Ma? Berulang kali Amal bertanya

kepadaku, hal tersebut menunjukkan bahwa ia sangat penasaran

dan membutuhkan jawabanku segera. Aku masih berpikir

bagaimana harus menjelaskan padanya bahwa ada lobang yang

terdapat di bawah kota Aleppo, terlintas dalam pikiranku untuk

mengatakan ( sumur) yang terdapat di bawah gedung di daerah

kami. Akan tetapi aku tidak tahu bagaimana cara untuk

menjelaskan padanya.

- Dari sumur, sayang. Dengan tenang aku mencoba menjawab

semua pertanyaannya.

Teks di atas memperlihatkan bagaimana sikap Amal ketika bertanya

pada ibunya, selalu bertanya dan ingin mengetahui mengenai problem yang

9 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 14

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

77

terjadi di Suriah. Ia merupakan sosok anak yang sangat cerdas dan

berpikiran kritis dalam melihat sesuatu. Meskipun masih terbilang masih di

bawah umur namun ia bisa mengerti apa yang tengah dihadapi oleh ibunya

dan masyarakat Suriah.

Sikap Amal di atas menunjukkan bahwa bagaimana seorang anak

kecil seperti Amal dapat mewakili perasaan anak-anak Suriah lainnya yang

sedang dilanda kekhawatiran dan kebingungan melihat situasi yang tengah

terjadi di negaranya itu. Meskipun sosok anak ini tidak secara langsung

berperan dalam novel ini, namun kehadiran tokohnya sangat berpengaruh

terhadap jalan cerita mewakili perasaan anak-anak Suriah. Tokoh ini juga

termasuk salah satu tokoh yang membangun terjadinya konflik meskipun di

dalam narasi tidak ada ujaran ataupun tindakan-tindakan yang ia lakukan

untuk menebar kebencian kepada teman-temannya. Akan tetapi ia adalah

salah satu penyebab ibunya Siham ditahan dan disiksa oleh kelompok Abu

Dhaba‟u. Hal itu dikarenakan ia merupakan anak yang selalu diincar oleh

mereka. Sebagaimana foto-foto mereka telah tersebar di media baik itu di

youtube, facebook maupun media lainnya. Sedangkan ibunya ingin

menyelamatkan dan lebih memilih dirinya disiksa daripada harus anak

semata wayangnya yang harus merasakannya. Oleh karena itu, hemat

penulis tokoh Amal ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam

menimbulkan terjadinya konflik yang ada di Suriah. Kendati demikian judul

dari novel ini pun diambil dari kata Amal yang merujuk pada nama anak

dari Siham yaitu Amal yang juga berarti harapan.

4. Abu Dhaba‟u

Abu Dhaba‟u merupakan tokoh antagonis dalam novel ini,

meskipun ia tidak berperan sebagai tokoh utama, namun ia sangat berperan

penting dalam terjadinya konflik. Ia memiliki sifat yang sangat kejam,

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

78

sering menyiksa orang-orang yang dianggap anti pemerintah Assad. Ia

merupakan ketua dari kelompok tentara Assad dan ia tidak akan mentolerir

siapapun yang dianggapnya dapat membahayakan posisi rezim Assad.

Sebagai pimpinan dari kelompok tentara Assad yang beraliran Sunni,

tentunya keberadaan Abu Dhaba‟u sangat dihormati dan dikagumi oleh

para bawahannya. Sebagaimana Siham yang sangat membenci Syi‟ah, ia

juga sangat membenci kelompok Sunni. Dengan posisi kekuasaan yang

berada dalam genggamannya ia sangat mudah sekali mempropaganda anak

buahnya untuk membenci kelompok keagamaan lainnya seperti Sunni. Hal

itu terlihat ketika mayoritas rakyat Sunni yang menjadi korban kebiadaban

mereka. Rakyat Sunni selalu disiksa dan disakiti tanpa ada rasa perasaan

kasihan sedikitpun. Sebagaimana yang digambarkan dalam teks sebelumnya

bahwa yang menjadi korban kebiadabannya adalah Siham.

Dikisahkan bahwa Siham telah di curigai oleh kelompok Abu

Dhaba‟u sebagai pemberontak. Ia di interogasi dan dianggap sebagai

seorang teroris yang dapat membahayakan posisi rezim Assad di Suriah.

Pada akhirnya Siham ditahan dan disiksa oleh mereka. Memegang posisi

penting sebagai pemimpin dalam kelompok Assad, tentu ia sangat disegani

dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap anak buahnya dan juga

masyarakat sekitar. Karena ia merupakan sosok yang sangat ditakuti oleh

rakyat Aleppo. Sebagai tokoh yang berperan jahat tentunya ia banyak

melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang banyak merugikan orang lain.

Dan dapat disimpulkan bahwa Abu Dhaba‟u ini sebagai tokoh yang

membawa masalah dan selalu menimbulkan kekacauan di Suriah. Salah

satunya kekacauan yang dilakukannya adalah menangkap Siham. Beberapa

teks di bawah ini akan memperlihatkan karakter dan kekejaman yang telah

dilakukan oleh Abu Dhaba‟u ini.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

79

-

Artinya.

Kenapa kamu ingin menyelidikiku? Apakah kamu melihatku

seperti seorang teroris?. Aku adalah penduduk di daerah ini.

Kembalikan aku ke rumahku dengan aman !

-

11

Artinya.

Abu Dhaba‟u mendekati dan menarik penutup kepalaku lalu

ia menarik kepalaku ke depan, aku pun berusaha untuk memberontak

namun ia semakin kuat mencengkramku. Ia memperlakukanku

dengan kasar lalu ia mendekatkan mulutnya pada telingaku.

؟! 12

- Abu Dhaba‟u......buka pintunya!

Dia berteriak dan penuh kemarahan, memakinya seperti hewan.

- a********kenapa kamu menyekapku?!

Dari beberapa penggalan teks di atas memperlihatkan bagaimana

kejamnya tokoh Abu Dhaba‟u ini ketika menyiksa Siham bahkan sampai-

sampai memperkosanya. Dengan kehadiran tokoh yang berperan jahat

seperti Abu Dhaba‟u ini tentu akan semakin membuat novel ini semakin

menarik dari aspek jalan cerita dan tentunya dengan munculnya berbagai

konflik dalam sebuah karya sastra akan semakin menambah kualitas dari

karya tersebut. Sebagai tokoh antagonis, tentunya Abu Dhaba‟u banyak

10 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 31

11 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 71.

12 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 78.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

80

menimbulkan permasalahan-permasalahan yang membuat keadaan kota

Aleppo semakin kacau. Abu Dhaba‟u merupakan ketua dari kelompok

tentara Assad yang sangat di agung-agungkan oleh anak buahnya pada saat

mereka membawa Siham kepada Abu Dhaba‟u yang dianggap oleh mereka

sebagai hadiah untuk pemimpinnya itu. Sebagaimana teks di bawah ini

memperlihatkan hal tersebut.

-

-

-

-

Artinya :

- Abu Dhaba‟u kami akan memberimu hadiah.

- Hei anak pr a****g ! diikuti oleh tertawa terbahak-bahak.

- Belum pernah membawa hadiah apapun padamu yang memiliki

jenggot (Abu Dhaba‟u) dia termasuk sosok yang kau senangi.

- Berikan padanya.

Berdasarkan beberapa redaksi di atas menggambarkan bahwa Abu

Dhaba‟u sangat dihormati dan diagung-agungkan oleh anak buahnya. Saking

di agung-agungkannya sosok ini sampai-sampai ia diberikan hadiah yaitu

Siham untuk dijadikan sebagai sandera dan korban dari kebiadaban mereka.

Dalam bagian inilah awal mula penderitaan yang dialami oleh Siham, ia

disiksa dan diperkosa sampailah pada akhirnya ia diselamatkan oleh

Samir. Peristiwa itu membuat Siham menjadi depresi dan tidak sadarkan diri

selama beberapa hari. Setelah peristiwa itu, Siham semakin membenci Abu

Dhaba‟u dan semakin terguncang jiwanya. Semua itu ia lakukan demi

menyelamatkan anaknya Amal.

13 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 72.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

81

5. Bibi Radwa

Bibi Radwa merupakan sosok bibi yang sangat baik hati,

memperlakukan Siham sama seperti memperlakukan anaknya sendiri.

Sebagaimana yang tergambar dalam teks berikut ini.

-

- 14

Artinya.

- Bibi Radwa: kamu baik-baik saja nak, jangan takut kami

selalu ada bersamamu.

- Siham : Terima kasih bibi, aku sangat menyayangimu.

Teks di atas menggambarkan situasi di mana Siham sedang

mengalami depresi setelah peristiwa penangkapan dirinya. Sebagai figur

seorang bibi yang telah menganggap Siham sebagai anak kandungnya

sendiri, ia berusaha menenangkan Siham agar bisa bersikap tenang seperti

sediakala. Begitupun dengan Siham ia yang sangat menyayangi bibinya

itu. Sebagai tokoh pembantu, sosok bibi Radwa memang tidak terlalu

berperan penting dalam novel ini, hanya sesekali saja ia dimunculkan dalam

cerita, namun ia sangat berjasa terhadap proses penyembuhan tokoh utama

Siham .

Dalam menanggapi konflik Suriah yang semakin berkecamuk, tokoh

bibi ini lebih memilih untuk bersikap netral. Tidak ditemukan ujaran atau

tindakan yang menunjukkan bahwa tokoh bibi ini ikut berperan dalam

menebar kebencian antarkelompok keagamaan Suriah. Hal ini menunjukkan

bahwa ia lebih memilih diam dan bersikap netral terhadap permasalahan

ini, ia menganggap bahwa konflik antarkeagamaan Sunni dan Suriah

14

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.98.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

82

memang telah ada sejak lama dan merupakan isu yang sangat sensitif di

Suriah. Sebagai orang tua yang sudah lama hidup di Suriah tentu ia sangat

memahami konflik yang tengah dihadapi negaranya itu, akan tetapi apa

yang bisa dilakukan oleh orang tua yang sudah renta seperti dirinya. Ia

hanya butuh mencari tempat aman di tengah kondisi Suriah yang semakin

berkecamuk itu. Hal itu terlihat dalam teks di bawah ini.

Artinya.

Rambutnya yang putih, keriting rontok di setiap tempat.

Sedangkan pakaiannya bertaburan di mana-mana, seharusnya ia

sudah waktunya tidur sebagai tamu aku masuk ke dalam rumahnya.

Kemudian aku bilang padanya mengenai urusanku bahwa aku harus

buru-buru pulang ke rumah sebelum hari gelap. Ia pun mengangguk

dengan ragu-ragu akan tetapi terlihat keraguan dari matanya yang

bersinar sebagai tanda kebahagiaan. Aku pun langsung pamitan

pulang kepadanya.

Dari redaksi di atas terlihat bahwa bibi Radwa lebih memilih

berdiam diri di rumahnya, menutup diri dari dunia luar dan ia hanya

menjadi penonton dengan melihat situasi yang bergejolak di negaranya itu.

Hal itu dikarenakan usianya tidak muda lagi. Ia berpikir tidak ada hal yang

bisa ia lakukan untuk menyelamatkan negaranya dengan tangan orang tua

15

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.68

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

83

seperti dirinya, oleh karena itulah ia lebih memilih berdiam diri dan pasrah

melihat semua itu. Berbeda halnya dengan Siham yang masih muda tentu

mempunyai semangat berjuang yang masih menggebu-gebu. Ia hanya bisa

berharap bahwa keadaan Suriah akan semakin membaik dari sebelumnya.

Hemat penulis tokoh bibi Radwa merupakan tokoh yang bersifat netral tidak

memihak pihak manapun mengingat usianya yang tidak muda lagi. Tidak

ada lagi hal yang bisa ia lakukan dan hanya bisa menerima apapun yang

terjadi saat itu.

6. Ja‟far

Ja‟far sebenarnya merupakan sosok anak sangat baik, penyayang dan

berbakti pada orang orang tua terutama pada ibunya, namun sangat

disayangkan ia mempunyai sifat pendendam hal itu dikarenakan ia ingin

membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membunuh saudara

laki-lakinya. Meskipun tokoh ini hanya sebagai tokoh tambahan, namun

kehadirannya sangat berperan besar dalam menimbulkan konflik sektarian

Suriah. Diceritakan bahwa tokoh ini bekerja melayani angkatan bersenjata

tujuannya bekerja bukan karena uang melainkan hanya semata-semata ingin

membalaskan dendam saudaranya yang telah di bunuh oleh kelompok Abu

Dhaba‟u. Dan ia bekerja dengan rezim Assad atas saran ibunya, agar bisa

membalaskan dendam terhadap mereka. Sebagaimana yang teks di bawah

ini memperlihatkannya.

-

Artinya.

Aku di sini dikarenakan ibu saya dan aku berada di sini karena

saudaraku.

16

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 113.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

84

-

-

-

-

Artinya.

- Siham : Itu semua karena uang! dengan suara yang agak pelan.

Sambil duduk ia menjawab dengan cepat.

- Ja‟far : Tentu saja tidak! Bukan masalah uang ! dengan profesi

seperti itu maka sangat mudah bagiku untuk mendapatkan uang

puluan ribu dalam waktu sekejap.

- Siham : Jadi karena apa?

- Ja‟far : Karena dendam

Beberapa kutipan redaksi di atas menggambarkan bahwa tokoh Ja‟far

seringkali beradu argumen dengan tokoh utama Siham mengenai alasan ia

bekerja menjadi pelayan di angkatan bersenjata Assad. Dan alasan ia bekerja

bukan semata-mata karena uang melainkan karena ingin balas dendam. Di

sini terlihat bahwa tokoh Ja‟far ini sangat berperan penting dalam novel ini.

Ia adalah salah satu orang yang membangun pembentukan konflik. Meskipun

ia hanya sebagai tokoh pembantu, namun ia berperan sekali menimbulkan

konflik harizontal. Ada yang unik dari karakter Ja‟far ini, meskipun ia

sangat pendendam, namun ia memiliki toleran yang tinggi terhadap paham

keagamaan lainnya sebagaimana yang terlihat dalam teks di atas. Jika

memang ia tidak memiliki sikap toleran yang tinggi serta sangat militan

terhadap kelompok sendiri, tentu ia tidak akan mau bekerja dengan rezim

Assad yang menganut aliran Syi‟ah. Sedangkan ia sendiri beraliran Sunni.

Dikarenakan tokoh ini memiliki rasa toleransi yang tinggi. Ia mampu

bekerja dengan mereka, hanya saja tujuan ia bekerja dikarenakan ingin

17

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.109

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

85

balas dendam. Ia memiliki pemikiran yang sangat terbuka terhadap

keanekaragaman kelompok lain. Tokoh ini sangat memahami bahwa di

Suriah terdapat berbagai faksi dan sekte keagamaan. Ia sebagai anak muda

tentunya harus bisa menghargai sebuah keberagaman dalam kehidupan

bernegara. Negara bukanlah milik agama tertentu dan salah satu aset

kekayaan dalam sebuah negara adalah keberagaman dalam beragama.

Hemat penulis, tokoh Ja‟far ini berbeda sekali dengan Siham

meskipun mereka sama-sama berperan penting dalam membangun konflik,

sama-sama berpendidikan tinggi, namun dari segi pemikiran mereka jauh

berbeda. Ja‟far lebih rasional sedangkan Siham sebaliknya terlalu irasional

dan militan terhadap aliran yang ia anut. Dalam teks di bawah ini Siham

bertanya langsung kepada Ja‟far mengenai aliran keagamaan apa yang di

anutnya.

-

-

Artinya.

- Siham : Kamu beraliran Syi‟ah?

Sesaat ia memandangku lalu tersenyum dan menjawab dengan

bijaksana.

- Aku seorang muslim Sunni.

Melihat pertanyaan yang dilontarkan Siham kepada Ja‟far di atas

membuktikan bahwa Siham sangat anti terhadap Syi‟ah Alawite dan ternyata

ja‟far menganut Islam Sunni sama seperti dirinya. Mereka berdua

mempunyai permasalahan yang sama yaitu ingin balas dendam terhadap

tokoh Abu Dhaba‟u. Skema di bawah ini akan memperlihatkan lebih jelas

karakter dari tokoh Ja‟far.

18

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm.114.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

86

7. Paman Yasir.

Merupakan paman Siham. Ia seorang insinyur yang sangat jenius.

Berkat kejeniusannya ia ditugaskan menjadi orang kepercayaan Bashar

Assad. Ia pernah ditugaskan menjadi orang yang menetapkan undang-

undang dalam pemerintahan Assad selama tiga tahun. Ia seringkali di kirim

ke luar negara untuk menjadi delegasi atau utusan dari negara Suriah.

Sebenarnya ia sosok paman yang baik, namun dikarenakan ia termasuk

salah satu pejabat dalam pemerintahan Bashar Assad, ia tidak bisa berbuat

banyak untuk membantu Siham dan rakyat Suriah lainnya, hanya saja

ia memberi saran kepada Siham agar mengungsi dan keluar dari Suriah

seperti rakyat lainnya. Menurutnya keadaan Suriah semakin lama semakin

tidak aman untuk di tempati. Sebagaimana dalam teks di bawah ini

memperlihatkan bahwa paman Yasir berusaha untuk membujuk Siham agar

mengungsi sebagaimana yang dilakukan oleh para pengungsi lainnya.

-

-

Tokoh Ja'far

Toleran

Pemikiran terbuka

Balas dendam

Rasional

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

87

-

Artinya.

- Ini tidak masuk akal.! Apa yang bisa kamu harapkan dari negeri

ini. Jika kamu bertekad untuk tinggal di sini ? Mungkin saja jika

kamu mengungsi kamu bisa melakukan hal yang bisa kamu

lakukan di sana.

- Tidak, Paman. Ini adalah negaraku. Negaraku bukan negara

mereka, aku tidak akan pernah meninggalkannya.

- Anakku!.

Berdasarkan dialog di atas menperlihatkan bahwa paman Yasir

menyarankan pada Siham agar pindah dari negara Suriah dan pergi ke

negara tetangga seperti Turki, Yordania dan Lebanon. Lebih lanjut ia

mengatakan bahwa mungkin saja dengan keluar dari Suriah bisa membuat

hidup Siham lebih baik daripada terus menerus tinggal di Suriah yang tidak

mempunyai harapan untuk lebih baik dari sebelumnya. Teks di atas

memperlihatkan sikap Siham yang bersikukuh untuk tetap tinggal di

negaranya.Apapun yang terjadi di Suriah ia tidak akan pernah meninggalkan

tanah kelahirannya. Sikap Siham ini menggambarkan sikap cinta tanah air

yang rela berjuang dan berkorban demi negaranya. Merupakan hal yang

wajar jika ia dianggap sebagai pahlawan perempuan Suriah.

Hemat penulis, teks di atas sekaligus memperlihatkan bahwa paman

Yasir menganut aliran Sunni sama seperti Siham. Disebabkan ia masih

berstatus sebagai pejabat dalam pemerintahan Assad sehingga ia tidak

berani berbuat apapun karena takut pada rezim Assad tersebut. Oleh sebab

itulah ia menyarankan pada Siham agar pindah dari Suriah agar aman dari

incaran rezim Assad. Tokoh paman Yasir ini hanya sebagai tokoh pembantu

dalam novel ini, sejauh ini penulis tidak menemukan satu tindakan ataupun

ujaran yang menunjukkan bahwa ia ingin menebar kebencian terhadap

19

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 59.

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

88

kelompok keagamaan lainnya. Mengingat posisi dari tokoh ini sedang

berada di dalam genggaman kelompok Assad. Tentu ia sangat takut akan di

hukum dan di siksa oleh rezim Assad. Apalagi dalam pemerintahan Assad

mayoritas dikuasai oleh kelompok Syi‟ah Alawite sedangkan kelompok

Sunni dan kelompok lainnya hanya terbilang jari saja. Itulah salah satu

alasan tokoh ini memilih untuk bersikap netral agar terhindar dari kejahatan

rezim Assad tersebut.

8. Ayah Siham.

Ayah Siham merupakan sosok ayah yang sangat baik, bijaksana yang

selalu menasehati anaknya jika melakukan kesalahan. Tokoh ayah ini hanya

sebagai tokoh pendamping hanya sesekali saja ia muncul dalam cerita dan

tidak terlalu berperan penting terjadinya konflik sosial. Hanya saja kewajiban

sebagai orangtua dari Siham yang selalu setia menemani anaknya dikala suka

maupun duka serta selalu menasehati anaknya di saat Siham melakukan

kesalahan. Sebagaimana yang tergambar dalam dialog dibawah ini yang

mana ayahnya menasehati agar jangan terlalu membenci Samir. Samir adalah

orang yang menyelamatkannya dari siksaan Abu dhaba‟u.

-

- 20

Artinya.

Ayah : Nak, Samir akan datang menemuimu hari ini setelah dia

menyelesaikan tugasnya.

Ayah : Dialah orang yang membawamu pulang tadi malam.

Allah telah memberikan kelembutan dan kasih sayang di hatinya.

Dari penggalan dialog diatas terlihat bahwa ayahnya Siham berusaha

membujuk dan menasehati Siham, agar dia tidak membenci Samir lagi.

Karena Samirlah orang yang telah kirimkan oleh Allah SWT untuk

menyelamatkan Siham dari tragedi nahas yang telah dialaminya saat itu.

20

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 88.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

89

Melihat sikap ayah Siham di atas menunjukkan bahwa setiap orang tua

berkewajiban menasehati anaknya jika berbuat kesalahan. Meskipun tokoh

ayah Siham ini hanya berperan sebagai tokoh tambahan. Namun ia sangat

berperan dalam meredam amarah konflik pribadi yang terjadi antara Samir

dan Siham. Tidak terlihat ujaran maupun tindakan yang menunjukkan bahwa

ayahnya ini menebar kebencian kepada kelompok lain. Meskipun ia tidak

pernah mengeyam pendidikan yang tinggi namun ia sangat memahami

kondisi Suriah saat itu. Sebagai orang tua tentu ia lebih tahu apa yang telah

terjadi selama ini. Konflik antarkelompok keagamaan ini telah ada benih-

benihnya sejak zaman dahulu kala ia sebagai seorang muslim yang beriman

hal yang perlu dilakukannya adalah saling menghormati dan menghargai

keberagaman dalam sebuah negara. Islam adalah agama yang rahmatan

lil’alamin, agama yang mengajarkan kepada umatnya agar saling

menghargai dan menghormati satu sama lainnya, agama yang mengajarkan

kedamaian dan membenci kekerasan. Dalam Alquran Surah al-Kafirun

ayat ke- 6 . ( bagimu agamamu, bagiku agamaku). Ayat ini

menjelaskan mengenai kewajiban kepada setiap orang mukmin agar saling

menghormati dan bersikap toleransi terhadap kelompok atau agama lainnya.

Dengan bersikap seperti itu negara akan aman dan tentram terhindar dari

konflik yang berkepanjangan seperti yang terjadi saat ini. Hemat penulis,

meskipun kehadiran tokoh ayah ini hanya sebagai tokoh tambahan, namun

keberadaannya sangat penting dalam cerita novel ini karena ia sebagai tokoh

yang meredam konflik yang terjadi antara Siham dan Samir selama ini.

Dari beberapa tokoh-tokoh yang telah dipaparkan di atas dapat

disimpulkan bahwa ada beberapa tokoh yang ikut terlibat dan berperan

penting dalam pembentukan terjadinya konflik baik itu konflik vertikal

maupun harizontal di Suriah. Tokoh-tokoh yang ikut terlibat dalam

pembentukan konflik vertikal adalah. Pertama, tokoh Siham terlihat dalam

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

90

upaya-upaya yang telah dilakukannya baik itu dalam bentuk ungkapan

yang ia tulis di halaman status facebooknya maupun dari tindakan yang

selalu ia lakukan sebagai bentuk kebencian terhadap rezim Assad. Selain

daripada itu, tokoh ini berperan penting dalam menebar kebencian baik

itu kepada teman-teman sejawat maupun rakyat Sunni Suriah lainnya

mengingat ia berprofesi seorang guru dan juga dianggap sebagai pahlawan

perempuan Suriah. Meskipun tokoh ini sangat militan sekalipun tidak pernah

ia mengajarkan hal-hal yang berbau kebencian kepada anak didiknya. Hal ini

menunjukkan bahwa ia masih memiliki hati nurani dan memegang nilai-

nilai dan etika seorang pendidik yang profesional.

Tokoh kedua adalah Ja‟far terlihat dari aksinya yang rela bekerja

melayani tentara Assad agar bisa membalaskan dendam saudaranya

terhadap rezim otoriter itu. Meskipun tokoh Ja‟far ini sangat membenci

rezim Assad seperti halnya Siham, namun ia tidak pernah melakukan upaya

menebar kebencian terhadap kelompok keagamaan lainnya. Ia juga tidak

pernah membatasi diri dalam bergaul dengan siapapun. Hal ini menunjukkan

bahwa ia merupakan contoh anak muda memiliki pemikiran terbuka, rasa

toleransi yang tinggi, bisa menghargai perbedaan yang ada di Suriah

sehingga ia tidak mudah mengkafirkan kelompok keagamaan tertentu. Ia

hanya perlu bersikap menerima dengan segala perbedaan yang ada,

bagaimanapun perbedaan itu merupakan rahmat tuhan. Di manapun kita

berada perbedaan itu pasti ada tergantung sikap kita yang bisa atau tidaknya

menerima segala keberagaman yang ada.

Tokoh ketiga adalah Abu Dhaba‟u terlihat dalam aksi kekerasan dan

penyiksaan yang dilakukan olehnya terhadap Siham dan rakyat Sunni Suriah

lainnya. Tokoh ini sangat ekstrem dan tiran selayaknya tokoh antagonis

selalu menebar kebencian terhadap siapapun. Memiliki sikap intoleran

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

91

terhadap paham Sunni dan sangat militan terhadap kelompok Alawite . Sikap

militan tokoh ini terlihat pada upaya-upaya yang dilakukannya dalam

mempropaganda anak buahnya untuk membenci muslim Sunni Suriah. Ia

tidak segan-segan menyiksa orang-orang Sunni dan orang-orang yang dapat

mengancam posisi kedudukan rezim Assad di Suriah. Hal ini menunjukkan

bahwa tokoh ini sangat militan dan sangat fanatik terhadap paham

keagamaan yang ia anut. Ia tidak menghargai perbedaan dan keberagaman

dalam hidup bernegara. Baginya Suriah tetaplah sebuah negara yang

dikuasai oleh paham Alawite sebagaimana dalam beberapa dekade terakhir

telah dipimpin oleh Hafedz Assad sampai pula pada kepemimpinan anaknya

Bashar Assad hingga saat ini.Sedangkan tokoh Amal meskipun ia

dikategorikan sebagai tokoh utama penyebab konflik, namun ia tidak

melakukan tindakan ataupun melontarkan ujaran apapun yang berbentuk

menebar kebencian kepada teman-teman di sekolahnya. Akan tetapi

disebabkan dirinyalah ibunya Siham ditahan dan di penjara oleh tokoh Abu

Dhaba‟u.

Sedangkan tokoh-tokoh yang berperan dalam pembentukan konflik

harizontal adalah. Pertama, Siham terlihat dalam sikap membatasi diri tidak

mau bergaul dengan kelompok keagamaan lainnya. Kedua, Abu Dhaba‟u

terlihat dalam upaya-upaya yang dilakukannya terhadap anak buahnya untuk

turut menebar kebencian kepada kelompok Sunni.Kedua tokoh ini bisa

dikatakan sebaai perwakilan dari faksi mereka masing-masing. Ketiga adalah

Amal, meskipun ia tidak pernah melakukan aksi propaganda terhadap

teman-temannya namun secara tidak langsung ia adalah salah satu orang

yang menyebabkan konflik terus terjadi. Ia merupakan anak yang selalu di

incar oleh kelompok Abu Dhaba‟u. Dikarenakan novel ini memceritakan

mengenai penderitaan anak-anak Suriah, lewat tokoh anak kecil yang

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

92

bernama Amal inilah pengarang menceritakan kembali mengenai perasaan

mereka ketika disiksa oleh rezim Assad.

Diantara tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas ternyata tidak

semua tokoh-tokoh tersebut berperan membangun konflik, tetapi ada juga

tokoh-tokoh yang mencoba meredam terjadinya konflik baik itu konflik

antarindividu maupun antarkelompok keagamaan di Suriah. Tokoh-tokoh

tersebut adalah Samir, ayah Siham dan Paman Yasir berperan sebagai

peredam terjadinya konflik dan mereka lebih memilih untuk bersikap netral

dalam menyikapi konflik yang terjadi di Suriah. Sebagaimana akan di

digambarkan melalui grafik di bawah ini.

v Bashar Assad

Siham

netral

Paman Yasir Bibi Radwa Ayah Samir

Ja‟far

h

Siham Abu Dhaba‟u Amal

Berdasarkan grafik di atas terlihat jelas tokoh-tokoh siapa saja yang

berperan penting dalam membentuk konflik vertikal, harizontal maupun

yang bersikap netral. Penulis juga merangkum bahwa ada beberapa

persamaan dan perbedaan antara keempat tokoh yaitu Siham, Samir, ja‟far

dan tokoh Abu Dhaba‟u mengingat mereka sangat berperan dalam cerita

novel ini.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

93

No Samir Siham Ja‟far Abu Dhaba‟u

1

Alumni

Universitas

Aleppo

Alumni

Universitas

Aleppo

Siswa -

2 Tentara Guru TK Pelayan tentara

Assad

Tangan kanan

Bashar Assad

3

Pola pemikiran

terbuka

Keras kepala

dan pemberani

Balas dendam

dan berpikiran

terbuka

Kejam dan

sombong

4 Toleran Intoleran dan

militan

Toleran Intoleran

5 Sosialisasi

yang tinggi

Tidak menerima

perbedaan

Menghargai

perbedaan

Membenci

perbedaan

6

Meredam dan

mencegah

terjadinya

konflik

Menebar

kebencian

terhadap

kelompok

Syi‟ah

Menebar

kebencian

terhadap

kelompok

Syi‟ah

Menebar

kebencian

terhadap

kelompok

Sunni

7 Beraliran

Sunni

Beraliran Sunni Beraliran Sunni Beraliran

Syi‟ah

4.2.2. Alur/Plot ( Al-Habakah).

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju (progresif).

Pada bagian awal kisah, pengarang menyinggung mengenai akibat dari

konflik internal yang terjadi di Suriah yaitu berupa aksi kekerasan yang

dilakukan oleh tentara Assad dengan meledakkan bom di seluruh kota

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

94

Aleppo hal itu menyebabkan terputusnya semua air, listrik dan juga jaringan

seluler di kota tersebut. Akibatnya banyak rakyat Aleppo yang harus

hidup dalam keadaan kekurangan air bahkan tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan mereka sehari-hari. Hal yang paling krusialnya yang dirasakan

oleh mayoritas penduduk Aleppo adalah mereka harus tinggal di kamp

perkemahan yang disediakan oleh pemerintah Turki. Mereka telah

menyediakan tempat tinggal, persediaan makanan dan juga beberapa

fasilitas lainnya. Oleh sebab itu, Turki sangat berjasa dalam memberikan

bantuan kepada rakyat Suriah. Sebagaimana yang telah digambarkan

dalam teks di bawah ini.

21

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 13.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

95

Artinya.

Dengan segera aku menghilangkan orang tersebut dari

pikiranku dan ia menarikku jauh dari jalan itu. Akhirnya kami

kembali kepada trotoar tadi, tidak beberapa lama setelah itu kami

melihat ada kamp yang dipenuhi oleh balastik yang bermacam bentuk

dan warna, sebagiannya ada yang ditingggali oleh anak-anak,

perempuan dan para orang tua. Akan tetapi, perbandingan mereka

lebih besar dari toko bahan makanan, daging dan produksi lainnya

dari Turki, “ Perbatasan Turki” Ini adalah pasar yang dimaksudkan

itu dan kami membeli keperluan apapun dari pasar ini. Sedangkan

pasar yang lainnya itu hancur bahkan sering berpindah-pindah dan

juga pasar ini terletak di tempat yang rawan disebut juga dengan‟‟

area berbahaya „‟dengan melewati tempat-tempat seperti ini

membuatku berpikir sejenak. Apakah kamu melihat mereka para

pengungsi yang berkemah itu mencuri barang dagangan ini atau

mereka membeli? Apakah kamu melihat bahwa pakaian ini dicuri

dari penyimpanan rumah yang dirampas? Apakah lobang-lobang ini

dirampas dari orang yang punya pabrik dan membunuh mereka

dengan membidik peluru ke tubuhnya ? Mungkin saja dengan kamu

membeli bisa mendapat jawaban yang bisa menenangkan hatimu‟‟

apakah kamu melihatku membayar untuk orang yang akan

membunuhku besok?.

Teks di atas mencantumkan nama negara Turki. Melalui teks ini,

pengarang ingin memperlihatkan kepada pembaca bahwa negara Turki

pernah berjasa dalam memberikan bantuan sumbangsih kepada para

pengungsi Suriah setelah peristiwa pecahnya revolusi 2011 lalu. Peristiwa-

peristiwa yang di utarakan oleh pengarang pada bagian awal novel ini

semuanya menggambarkan mengenai dampak-dampak yang harus diterima

oleh rakyat Suriah setelah terjadinya ledakan yang dilancarkan oleh rezim

Assad. Hal ini menunjukkan bahwa novel ini di awali dari akibat, disebabkan

keserakahan akan kekuasaan dari seorang pemimpin otoriter, Bashar

Assad. Novel ini dimulai dari kisah tentang peristiwa terjadinya revolusi

Suriah. Ledakan-ledakan yang dilancarkan tentara Assad kepada rakyat

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

96

Suriah terutama Sunni. Kemudian pada bagian selanjutnya pengarang mulai

bercerita mengenai konflik-konflik mulai dari konflik antarindividu maupun

konflik harizontal yaitu konflik antarkelompok keagamaan Sunni dan Syi‟ah

kemudian pengarang menceritakan kekejaman-kekejaman yang telah

dilakukan oleh Bashar Assad terhadap rakyat Suriah dan tidak lupa ia

mencantumkan nama Bashar Assad serta mencercanya dalam karyanya ini.

Pada bagian akhir cerita, ditutup dengan kisah yang sangat menyedihkan,

anaknya Amal dan Samir. Keduanya tewas dalam peristiwa ledakan bom di

Aleppo pada waktu itu. Hemat penulis, melalui karya agungnya ini,

pengarang benar-benar ingin menceritakan kronologis konflik Suriah yang

sebenarnya, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah karya sastra

tidak harus menceritakan kejadian realita yang sebenarnya, namun dalam hal

ini setidaknya pengarang ingin menyuguhkan realita yang sebenarnya agar

pembaca mengetahui apa yang tengah menimpa pada rakyat Suriah pada

waktu itu berdasarkan apa yang dilihat dan dialami oleh pengarang sendiri.

Sistematika penyajian alur tergambar dalam bagan di bawah ini

a. Latar belakang terjadinya konflik berupa aksi kekerasan dalam

negara dengan meledakkan bom di kota Aleppo, terputusnya air,

listrik dan juga jaringan telepon seluler. Pada mulanya konflik ini

lebih kepada negara. Karena negara dapat mewakili pemahaman

tertentu. Setiap kelompok berlomba-lomba ingin menjadi

Latar belakang

terjadinya konflik Penculikan Konflik

individu

Balas dendam Puncak

konflik

Penyelesaian dan

akhir cerita

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

97

kelompok yang mendominasi di Suriah terutama Sunni sebagai

kelompok mayoritas di Suriah. Mereka tidak terima bahwa

kelompok minoritas Syi‟ah memimpin mereka. Sehingga

terjadilah aksi serang menyerang. Sebagai kelompok yang

berkekuatan superior, Syi‟ah bebas melakukan tindakan apapun

seperti anarkis terhadap Sunni. Sehingga terjadilah konflik yang

tiada akhir hingga saat ini. Yang berperan dalam melakukan

kekerasan dalam fase ini adalah tentara-tentara Assad.

b. Penculikan Siham dilakukan oleh kelompok Abu Dhaba‟u. Ia di

penjara kemudian disiksa bahkan diperkosa menyebabkan Siham

menjadi depresi. Dalam hal ini yang menyelamatkannya adalah

Samir.

c. Konflik antarindividu yaitu antara Siham dan Samir lebih kepada

permasalahan pribadi diantara mereka berdua.Pada fase inilah

Siham menuding Samir merupakan tentara dari rezim Assad.

d. Pada fase ini merupakan puncak dari konflik antarkeagamaan.

Pada fase ini yang berperan adalah Siham. Ia mulai bertanya

kepada Ja‟far mengenai aliran apa yang dianutnya kemudian

Siham mulai melakukan aksinya dengan menebar kebencian

kepada teman-teman sejawat, wali murid bahkan pada masyarakat

Sunni Suriah terhadap kelompok Syi‟ah Alawite yang di anut

oleh keluarga Assad. Dalam fase ini terlihat bahwa konflik Suriah

merupakan konflik yang berbasis agama namun berakhir menjadi

konflik antara rakyat dan pemerintah. Karena setiap orang

maupun pemerintah mewakili dari paham keagamaan yang

dianutnya masing-masing. Terlihat dalam fase ini bahwa

kekuasaan itu merupakan suatu hal yang sangat menakutkan.

Orang yang telah berkuasa akan melakukan apapun untuk

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

98

mempertahankan posisinya. Dalam hal ini yang berperan

melakukan kekejaman terhadap rakyat Suriah adalah tentara

Assad yang merupakan perwakilan dari rezimnya. Dalam fase

inilah terlihat bahwa ada perbedaan antara tentara Suriah (FSA)

dan tentara Assad.

e. Balas dendam dilakukan oleh dua orang tokoh yaitu Ja‟far dan

Siham. Mereka berdua sama-sama memiliki dendam pribadi

kepada tokoh Abu dhaba‟u karena telah menyiksa Siham dan

membunuh saudara laki-laki Ja‟far.

f. Pada fase ini merupakan akhir dari sebuah cerita. Meskipun

konflik tidak bisa terselesaikan dalam novel ini. Di akhir cerita

berakhir dengan kisah yang sangat dramatis. Dua orang yang

sangat berarti dalam kehidupan Siham telah tewas. Samir

ditembak oleh tentara Assad sedangkan Amal meninggal dunia

karena ledakan bom di Aleppo.

4.2.3. Tema Utama (al-Fikrah, at-Tausiyah al-Maudu’).

Tema merupakan sesuatu yang menjadi dasar cerita atau pun yang

menjadi judul pokok dari sebuah cerita. Tema mayor yang disajikan

dalam novel Amal fī Sūriā adalah mengenai krisis kemanusiaan baik itu

berbentuk pergolakan revolusi, peperangan, konflik Suriah pada masa

pemerintahan Bashar Assad. Sedangkan tema minornya adalah tentang

ekonomi, kemiskinan dan pendidikan, percintaan semuanya itu berujung

pada konflik baik itu konflik antarindividu maupun antarkelompok

keagamaan di Suriah. Berawal dari perbedaan ideologi berujung pada

peperangan yang tiada akhir hingga saat ini. Pada bagian novel ini telah

dicantumkan kalimat yang memperlihatkan mengenai konflik telah terjadi.

Terdapat kata-kata “buuuuuuuuum” dalam teks ini bahkan berulang kali

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

99

telah dicantumkan oleh pengarang dalam teks tersebut. Hal ini

mengindikasikan bahwa telah seringkali terjadi ledakan-ledakan yang

dilancarkan oleh tentara Assad terhadap rakyatnya. Sebagaimana teks di

bawah ini memperlihatkan hal tersebut:

22

Artinya.

Buuuuuum... Suara dentuman dari ledakan itu tidak langsung

membuat kami merasa ketakutan, namun tergambar jelas dari

wajah kami bahwa semua itu cukup membuat kami sangat

menderita. Sehingga burung-burung yang terbang di langit pun ikut

merasakan ketakutan seperti yang kami rasakan, semua itu terdengar

pada saat kicauannya di pagi hari.

Berdasarkan teks di atas semakin memperjelas bahwa novel ini sarat

sekali menyinggung mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah

pada masa pemerintahan Bashar Assad. Rezim Assad ini merupakan salah

satu contoh rezim yang otoriter yang tega menyiksa rakyatnya sendiri di

Timur Tengah. Dalam novel ini, pengarang secara terang-terangan

menceritakan mengenai konflik sosial yang terjadi di Suriah sebagaimana

yang telah dipaparkan dalam teks sebelumnya.

4.2.4. Amanat.

Setiap karya sastra yang diciptakan tentu mempunyai pesan atau

amanat yang ingin disampaikan oleh pengarangnya kepada pembacanya.

Ada beberapa hal yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui novel ini

yaitu perdamaian dan harapan. Pesan universal yang tersirat dalam novel ini

22

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā.hlm. 11.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

100

adalah mengenai pentingnya perdamaian dalam sebuah negara apalagi dalam

sebuah negara tentu terdapat berbagai sekte atau aliran di dalamnya. Sebagai

penganut agama yang baik seharusnya bisa menghormati dan menghargai

komunitas keagamaan lainnya. Memang benar tidak dapat dipungkiri bahwa

konflik tidak akan bisa terlepas dari kehidupan manusia. Akan tetapi

semua itu bisa di minimalisir dengan sikap saling menghargai

antarkelompok, tidak menghakimi dan menebar kebencian satu sama lain.

Dan yang terpenting adalah tidak menganggap kelompok mereka yang

paling hakiki. Semua itu diperlihatkan oleh pengarang dalam novel ini

melalui konflik-konflik yang sifatnya harizontal antarkelompok keagamaan

Sunni dan Syi‟ah yang terus bersitegang dikarenakan terdapat perbedaan

ideologi diantara mereka.

Pesan lainnya yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat karya ini

adalah pentingnya sebuah harapan dalam kehidupan. Terutama dalam novel

ini yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah mengenai harapan anak-

anak Suriah selalu berharap tidak ada kata putus asa bahwa hari esok akan

lebih baik dan indah dari hari ini agar mereka bisa bermain dan melewati

masa kecil bersama teman-teman mereka. Meskipun sangat tipis harapan

untuk Suriah kembali menjadi negara yang aman seperti dahulu lagi, namun

sebuah harapan akan selalu ada di dalam hati mereka. Berharap dan

terus berharap akan tiba keajabaiban di hari esok yang lebih indah dari hari

ini.

4.2.5. Sudut Pandang.

Dalam novel ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang

pertama “aku” ) ) menunjukkan seolah-olah pengarang

sendiri ikut terlibat dalam bagian cerita ini. Hemat penulis, pengarang

berada diantara tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel ini, dan itu terlihat

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

101

dari tokoh utama Siham, pengarang ikut merasakan secara langsung

peristiwa terjadinya revolusi di Suriah pada waktu itu. Ada beberapa hal

yang memperkuat argumen penulis dan itu terlihat salah satunya dari profesi

yang ditekuni oleh pengarang Dina Nasrini dengan profesi tokoh utama

Siham dalam cerita ini sama yaitu sebagai guru di sekolah TK. Apalagi

dengan identitas pengarang yang merupakan penduduk asli Aleppo. Hal itu

mengindikasikan bahwa pengarang secara tidak langsung menceritakan

mengenai dirinya dan apa yang telah dialaminya pada saat terjadinya

peristiwa tersebut. Sedikit banyaknya ia ikut merasakan kondisi genting

pada saat itu lalu memasukkan pengalaman pribadinya dalam karyanya ini.

Karena pada dasarnya sebuah karya sastra diciptakan berdasarkan hasil

dari kenyataan bahkan apa yang telah dirasakan oleh pengarang sendiri.

4.3 Novel Amal fī Sūriā Sebagai Gambaran Konflik Sosial Vertikal

dan Harizontal Suriah

Pada bagian ini akan membicarakan mengenai situasi sosial dalam

teks novel Amal fī Sūriā kemudian dikorelasikan dengan konteks sosial

konflik yang terjadi di Suriah baik itu vertikal maupun harizontal, internal

dan eksternal. Sebagaimana teori utama yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu sastra merupakan refleksi atau cerminan dari kenyataan. Oleh sebab

itu dalam bagian ini penulis membaginya menjadi empat sub bab. Pertama,

Bashar Assad vs Rakyat Suriah mengindikasikan bahwa perlawanan selalu

terjadi antara pemerintah dan rakyat Suriah. Perlawanan ini diantara kedua

kubu ini terlihat sangat terlihat baik itu berupa aksi kekerasan maupun dalam

media sosial. Kedua, pertikaian Antara Sunni dan Syi‟ah (Alawite) Suriah.

Pertikaian ini antara dua sekte keagamaan ini telah tumbuh benih-benihnya

setelah zaman nabi Muhammad SAW wafat dan masih berlangsung hingga

saat ini, dikarenakan perbedaan dalam paham politik. Dalam bab ini akan

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

102

memaparkan bagaimana perbedaan dalam ranah ideologi menjadi salah satu

faktor konflik selalu terjadi di Suriah. Ketiga, tentara Assad vs Tentara FSA

(Free Syria Army), Sebagai Konflik Internal Suriah. Bagian ini akan

menjelaskan mengenai permusuhan antara dua tentara yaitu tentara Assad

terhadap tentara FSA atau tentara pembebasan Suriah yang dianggap sebagai

pemberontak oleh Bashar Assad. Keempat, novel Amal fī Sūriā Sebagai

Kritikan Terhadap Pemerintahan Bashar Assad. Kehadiran novel ini sebagai

upaya kritikan dari seorang pengarang terhadap pemerintahan Assad dan

ingin memberitahu kepada pembaca betapa kejam dan otoriternya rezim

tersebut.

4.3.1 Bashar Assad vs Rakyat Suriah.

Konflik sosial vertikal di Suriah terlihat pada penyiksaan demi

penyiksaan yang selalu dilancarkan oleh rezim Assad kepada rakyat Suriah

baik itu berbentuk ledakan, bom maupun penyiksaan lainnya. Rezim ini

dikenal sebagai rezim yang tiran yang tidak mengenal kata kasihan kepada

siapapun. Akibat dari keserakahan dan kekejaman mereka banyak rakyat

sipil yang tidak berdosa kehilangan tempat tinggal bahkan nyawa mereka.

Salah satu pihak yang turut merasakan dampak dari konflik Suriah adalah

anak-anak Suriah. Mereka yang masih di bawah umur harus mengalami

penderitaan dan penyiksaan yang sama sekali tidak mereka pahami

kesalahan apa yang telah mereka perbuat sehingga mereka dihukum seperti

itu. Mereka yang masih duduk di bangku TK turut merasakan kebingungan

apa yang telah terjadi di negara mereka. Hal yang paling krusialnya lagi

adalah mereka tidak bisa menikmati proses belajar mengajar dengan baik. Di

negara lain anak-anak yang seumuran dengan mereka bisa melakukan proses

belajar dengan baik, sangat berbeda sekali dengan mereka yang harus putus

sekolah dan mengubur harapan dan impian mereka dalam-dalam, karena

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

103

konflik berkepanjangan yang tiada akhir hingga saat ini.Semenjak angin

revolusi melanda Suriah, bangunan- bangunan bahkan rumah dan tempat

tinggal mereka telah hancur diledakkan oleh tentara Assad. Hal itu terlihat

dalam beberapa kutipan teks di bawah ini.

Buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuum

Suara ledakan bom kali ini lebih dekat dan kuat dari sebelumnya

sehingga pintu ikut terbuka dengan sangat kuat. Dengan segera

aku langsung mendekat ke pintu itu kemudian menutupnya.

- Apa tugas seorang dokter?

Ketakutan dalam diri anak-anak juga tergambar dalam teks di

bawah ini.

- Apa yang akan kita lakukan jika mereka datang untuk membunuh

kita.?

- Itu adalah suara ledakan bom. Akan tetapi sangat jauh dari

tempat kita, Nak. Dan yang terpenting kita tidak ada hubungan

sama sekali dengan mereka.

Dari beberapa kutipan teks di atas menggambarkan bagaimana

kesulitan dan ketakutan yang telah dialami oleh anak-anak Suriah pada

saat menghadapi situasi yang sangat mengerikan itu. Setiap hari mereka

23

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 17 24

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 18

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

104

harus mendengar suara ledakan, tembakan bahkan mereka tidak tahu sampai

kapan mereka bisa selamat dari maut itu.

Beberapa kutipan teks di atas memperlihatkan bagaimana kacaunya

kondisi Suriah di tengah konflik-konflik yang berkecamuk itu. Dahulu

Suriah menjadi sebuah negara yang aman dan nyaman bagi warga

negaranya, namun kini Suriah telah berubah menjadi sebuah negara yang

sangat menakutkan bahkan tidak aman bagi warga negaranya sendiri.

Ledakan bom terjadi di mana-mana, bangunan-bangunan di perkotaan telah

hancur lebur dihanguskan oleh rudal dan tembakan lainnya. Di sini terlihat

sudah kekacauan di bumi Suriah, sedangkan anak-anak masih melakukan

proses belajar mengajar. Mereka tidak tahu sama sekali mengenai apa yang

tengah terjadi di negara mereka. Mereka hanya bisa merasa ketakutan setiap

kali mendengar ledakan bom tersebut. Di sini terlihat bahwa novel ini

sarat sekali menceritakan mengenai anak-anak Suriah penyulut revolusi

Suriah pada tahun 2011 lalu. Dalam novel ini sangat gamblang sekali

mengisahkan mengenai kondisi melalui tokoh anak yang bernama Amal.

Ia merupakan sosok anak yang sangat pintar dan ceria, ia bisa mengerti apa

yang tengah dialami oleh ibunya. Meskipun ia masih kecil bahkan bisa

dikatakan masih belia untuk seumuran anak yang sekolah TK, namun ia

begitu memahami bahwa ibunya dan rakyat Suriah tengah menghadapi

kesulitan di dalam negara mereka. Sebagaimana yang tergambar dalam teks

di bawah ini.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

105

Artinya.

Ibu, lihatlah ....Ia berkata padaku sambil tersenyum penuh bangga

terpancar dari wajahnya yang cantik, aku melihat ia memegang

sebuah papan tulis yang telah di lukis dengan coretan gambaran anak-

anak yang indah, belum sempat aku bertanya padanya. Amal telah

menyodorkan padaku :

- Ini untukmu, Mama. Ia membawa sebotol air hangat agar ia

bisa mengangatkanku, dan ternyata ia benar-benar membawa

secangkir teh agar bisa menghangatkan tangan serta wajahnya.

Dalam teks di atas terdapat sebuah kalimat yang

bermakna lukisan anak-anak secara tidak langsung. Kalimat ini

mengingatkan kita pada sebuah insiden kecil yang telah terjadi pada tahun

2011 lalu, maraknya revolusi Suriah yang berawal dari sebuah grafity atau

coretan dinding di sebuah sekolah yang dilakukan oleh anak-anak di Deraa,

Aleppo. Dalam hal ini pengarang secara tidak langsung ingin menceritakan

kembali mengenai peristiwa besar itu. Hemat penulis teks ini selain

memperlihatkan penderitaan anak-anak Suriah. Teks ini juga

memperlihatkan mengenai tragedi penyiksaan terhadap anak-anak Suriah

pada tahun 2011. Sangat sulit untuk dibayangkan pedihnya siksaan dan

penderitaan yang telah dialami oleh anak-anak Suriah apalagi harus

menyaksikannya secara langsung. Revolusi Suriah ini lebih lama dan rumit

dibandingkan dengan revolusi yang terjadi di negara lainnya terutama dari

korban jiwa. Setiap hari banyak korban jiwa yang berjatuhan tidak sedikit

diantara mereka terluka bahkan meninggal dunia diteror dan diserang oleh

rezimnya sendiri. Sebagaimana yang dikutip dalam koran Sindonews.com

25

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 23

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

106

menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir perang saudara yang

melanda Suriah, 400.000 warga Suriah telah tewas dan 70.000 lainnya

tewas akibat tidak adanya sarana kebutuhan dasar macam air bersih dan

kesehatan.26

Jika dicermati secara seksama ketika anak-anak Suriah bisa

melakukan aksi protes seperti itu terhadap rezimnya. Di sini terlihat

bagaimana konflik Suriah antara rezim versus rakyatnya tidak hanya terjadi

di kalangan orang tua saja namun telah merasuki ke relung hati anak-anak

Suriah. Kekejaman serta kebrutalan penguasa terhadap warga sipil Suriah

telah melewati batasnya sehingga anak-anak Suriah turut berpartisipasi

dengan melakukan coretan di dinding sebagai bentuk aksi protes mereka

terhadap rezim Assad. Mereka tidak tahan dengan kekejaman serta

perlakukan yang telah mereka alami selama dinasti Assad menguasai

Suriah. Mereka menuliskan sebuah kalimat yang provokatif dan dianggap

sebagai pemberontak terhadap pemerintah rakyat ingin

menumbangkan rezim penguasa). Meskipun mereka masih di bawah umur

untuk mengerti apa itu revolusi, aksi protes dan sebagainya. Mereka

terinspirasi untuk melakukan hal itu dari siaran televisi yang sedang

menayangkan revolusi Arab lainnya seperti Tunisia, Mesir dan Libya. Dan

itu merupakan slogan yang ditayangkan di semua stasiun televisi untuk

menumbangkan rezim mereka sehingga anak-anak Suriah turut terinspirasi

dan melakukan hal yang sama demi mengungkapkan perasaan kekesalan

yang tengah mereka alami. Jika dikorelasikan antara novel ini dengan

peristiwa grafity di Suriah tahun 2011 lalu sedikit banyaknya ada kemiripan

26 Lihat koran Sindonews.com, Berlianto, Korban Tewas Konflik Suriah Sentuh

Angka 470 Ribu Jiwa, Kamis, 11 Februari 2016 - 22:30 WIB. Di unduh pada tanggal 22

Oktober 2017. Pukul 15:00 WIB.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

107

diantara keduanya. Novel ini mengisahkan mengenai anak-anak Suriah

yang masih sekolah di TK sedangkan peristiwa 2011 lalu anak laki-laki

yang berumuran 10-15 tahun. Apalagi dalam teks novel ini, pengarang

mencantumkan nama-nama anak laki-laki berikut ini.

Rami....Sami....Hani...Ramiz....Hamid ...Kamal...Jamal

Jamil...Samir....Hadir....Samih.

Hisam...Wisam...Abdullah...Abdurraman...Abdussami‟..Abdurrazzaq.

Abdul-Mun‟im...Hasan...Husain..Sa‟id.

Berdasarkan teks di atas terlihat bahwa pengarang mencantumkan

beberapa nama anak laki-laki Suriah, menurut hemat penulis, secara tidak

langsung novelis ingin menceritakan kembali me ngenai tragedi grafity

tahun 2011 lalu melalui nama anak laki-laki dalam teks tersebut. Dan

penulis berkesimpulan bahwa novel ini kental sekali nuansa sejarah yang

menceritakan kembali mengenai sebuah peristiwa nahas yang dialami oleh

anak-anak penyulut revolusi 2011 lalu. Beberapa kutipan teks di atas terlihat

bagaimana konflik antar pihak penguasa yaitu rezim Assad dan rakyat

Suriah. Tentunya konflik ini bertipe vertikal. Melalui teks ini, pengarang

ingin memperlihatkan bahwa anak-anak Suriah merupakan penyulut revolusi

yang terjadi di Suriah yakni insiden lewat karya grafity atau coretan dinding

yang dilakukan anak-anak tersebut. Meskipun dalam novel ini tidak secara

tersurat diceritakan kejadian sebenarnya, namun secara implisit atau secara

tidak langsung kutipan beberapa teks di atas telah mewakili peristiwa

bermula terjadinya revolusi 2011 lalu. Ada kemiripan antara realita dengan

27

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 115-116

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

108

apa yang tercantum dalam teks novel tersebut bahwa anak-anak Suriah

sangat berperan penting dalam lahirnya revolusi Suriah.

Dalam sebuah kalimat di atas, terdapat kata

Sebagaimana yang diungkapkan oleh David Wlesch dalam Trias

Kuncahyono (2013) bahwa anak-anak tersebut menggunakan kata-kata

yang bermakna sistem atau rezim ketimbang yang bermakna

pemerintah.28

Dengan memilih kata terlihat jelas siapa sasaran frustasi

serta kekesalan mereka. Mereka frustasi dengan sistem yang ada di Suriah,

bukan terhadap pemerintah Suriah. Lebih lanjut David juga mengutip

pendapat James L gelvin dalam The Arab Spring: Change and Resistence in

the Middle East bahwa pemilihan kata mengindikasikan bahwa anak-

anak Suriah lebih tertarik pada isu-isu tentang keadilan sosial dan korupsi

dibandingkan isu-isu demokrasi.29 Karena anak-anak secara langsung ikut

merasakan dampak dari persoalan sosial yang tengah dialami oleh negara

mereka. Mereka harus menjalani hidup dalam penderitaan dan kelaparan

setiap harinya. Yang jelas anak-anak Suriah mencoret dinding tersebut

sebagai bentuk ekspresi kemarahan mereka terhadap rezim Assad, mereka

tidak mempunyai cara lain untuk menyalurkan ataupun mengungkapkan

apa yang telah mereka rasakan selama ini. Telah banyak sekali tindakan serta

kebijakan yang telah dibuat oleh penguasa, namun di lain pihak merugikan

rakyatnya. Misalnya saja faktor ekonomi, mayoritas rakyat Suriah sulit

mendapatkan pekerjaan, banyak lulusan sarjana Suriah menganggur karena

tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi mereka, korupsi semakin

28

Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 114. 29

Lihat selengkapnya David Wlesch, Mark L Haas, The Arab Spring: Change and

Resistence in the Middle East, https: www.amazon.com/Arab-Spring-Change-Resistance-

Middle/dp/0813348196. Di unduh pada tanggal 12 Agustus 2017. Pukul 14: 00 WIB.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

109

merajalela, harga sembako melambung tinggi. Semua itu membuat rakyat

semakin menderita bahkan putus asa. Rakyat merasakan banyak

ketidakadilan baik itu secara sosial, ekonomi maupun politik. Tidak

imbangnya pemerataan kekayaan dalam negara, kekayaan negara hanya

mengalir ke rezim yang berkuasa dan pihak-pihak yang dekat dengan

rezim Assad. Mereka hidup dengan layak, berkecukupan tidak ada

kekurangan apapun. Melihat ketidakadilan tersebut membuat rakyat Suriah

semakin murka. Mereka menginginkan keadilan dan kesejahteraan sesuai

dengan janji-janji Assad ketika memulai menjabat dahulu. Realitanya janji

hanya tinggal janji, ibarat kata pepatah yang kaya semakin kaya, yang

miskin semakin miskin. Semua janji tidak pernah terealisasikan bahkan

banyak rakyat Suriah yang mati kelaparan. Sebagaimana teks di bawah ini

memperlihatkan keadaan tersebut.

Artinya.

Terdengar suara seorang laki-laki yang sudah tua melewati

kami, ternyata dia seorang pedagang yang mengomel sendiri,

tatapannya kosong sambil membawa kantong plastik yang berisi

roti . Dia menarik anak kecil tersebut kesampingnya, dia langsung

meneruskan perjalanannya sambil berbicara sendiri tanpa memahami

apa yang dikatakannya.Aku menatapnya dengan perasaan sedih,

terlihat air mata mengalir di pipi anak kecil tersebut, dengan

cepat ia mengusap dengan lengan bajunya. Kemudian dia mengikuti

jalan lelaki tua tersebut.

30

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 21.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

110

Teks di atas memperlihatkan kondisi masyarakat Suriah yang harus

hidup kelaparan, sistem ekonomi Suriah tidak stabil, pengangguran di

mana-mana, tidak adanya lapangan pekerjaan yang disediakan untuk

masyarakat Suriah terutama para anak muda dan sarjana. Akibat dari krisis

ekonomi ini, banyak rakyat sipil Suriah yang meninggal akibat kelaparan.

Melalui teks di atas secara tidak langsung pengarang memperlihatkan situasi

Suriah yang tengah dihadapi permasalahan internal yang tidak kunjung usai.

Dan Semua permasalahan di atas merupakan permasalahan yang timbul

dari dalam Suriah. Dan pada akhirnya rakyat Suriah tidak tahan lagi

menanggung semua permasalahan yang disebabkan oleh kelalaian rezim

mereka sendiri, menyebabkan lahirnya konflik internal Suriah yaitu antara

rakyat Suriah versus rezim berkuasa (Assad). Berawal dari sebuah keluhan-

keluhan yang diabaikan, lama kelamaan menjadi peperangan dalam skala

Suriah yang berlangsung hingga saat ini. Permasalahan internal yang tidak

bisa terselesaikan dengan baik . Sehingga menarik pihak luar ikut campur

dan mengambil keuntungan darinya. Sebagaimana yang telah disebutkan

pada bagian awal, bahwa konflik Suriah ini tidak hanya dipicu oleh faktor

ekonomi saja, tetapi juga faktor politik dan sosial lainnya. Konflik Suriah ini

bersifat multidimensi, semua internal, eksternal, vertikal maupun harizontal

semua berkumpul menjadi satu bagaikan benang yang semakin kusut, tak

akan mudah untuk meleraikannya. Apapun itu pemicu konflik Suriah, yang

pasti anak-anak yang paling menderita.

Tidak hanya sampai di situ saja kekejaman-kekejaman yang telah

mereka lakukan terhadap rakyat sipil Suriah.Yang lebih tragisnya lagi

adalah mereka melarang terhadap rakyat Suriah untuk menggunakan media

sosial seperti facebook, youtube dan media sosial lainnya. Dalam teks di

bawah ini terlihat tokoh perempuan Siham sedang menggunakan media

sosial seperti facebook.

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

111

.

-

-

- 31

-

Artinya.

Aku tidak pernah lupa dengan aktifitas facebook, setiap kali ada

kesempatan, aku akan mengupdate atau mempublikasikannya dalam

berbentuk status.

- Allah SWT akan mengutuk ruh mu wahai Hafedz.

- kemerdekaan jaya jaya.

- Allah akan memberikan pertolongan pada tentara pembebasan.

Melihat ungkapan suara hati dari seorang Siham di atas

memperlihatkan bagaimana tokoh Siham sebagai warga negara Suriah

menggunakan media sosial yakni facebook lalu membuat status dan

mempublikasikannya mengenai apa yang sedang ia pikirkan pada saat itu.

Dari status atau ungkapan yang ia publikasikan tersebut terdapat nama

seseorang yang sangat berpengaruh di Suriah yaitu Hafedz meskipun nama

ini bisa saja diperuntukkan kepada pemilik nama hafedz lainnya, namun

jika nama ini dikaitkan dengan negara Suriah tentu yang dimaksudkan

tiada lain dan tiada bukan adalah Hafedz Assad, ayahnya Bashar Assad

presiden pertama Suriah. Hafedz Assad merupakan presiden pertama Suriah

yang menjadi presiden melalui peristiwa kudeta Suriah pada tahun 1970

lalu. Dari status atau ungkapan yang ditulis oleh Siham itu menandakan

bahwa ia sangat membenci bahkan mengutuk kepemimpinan Hafedz Assad.

Selama memimpin Hafedz Assad dikenal merupakan sosok pemimpin yang

otoriter dan itu diwariskan kembali pada anaknya sekarang. Dan nama

Hafedz masih sangat membekas di hati rakyat Suriah malahan luka tersebut

31

Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 26

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

112

semakin lama semakin mendalam apalagi semenjak pecahnya revolusi

Suriah 2011 lalu. Ungkapan Siham yang dituangkan ke dalam status tersebut

terlihat bahwa ia sangat mengutuk sistem pemerintahan Suriah, tidak hanya

pada masa Bashar Assad sekarang, namun kebencian tersebut telah ada

semenjak ayahnya hafedz Assad menjabat sebagai presiden Suriah dari

beberapa dekade lalu.

Menurut hemat penulis, apa yang dilakukan oleh Siham dalam teks

ini secara tidak langsung telah mewakili perasaan dari masyarakat Suriah

yang ingin mengutarakan apa yang tengah mereka alami serta

mempublikasikannya melalui media sosial agar seluruh manusia di dunia

mengetahui bagaimana rakyat Suriah telah mengutuk rezimnya. Dan itulah

salah satu alasan mengapa rezim Assad memutuskan semua fasilitas baik

itu listrik, jaringan telepon dan semua media dibungkam dan dilarang masuk

ke Suriah bertujuan agar rakyat Suriah tidak bisa melihat dunia luar apalagi

sampai ikut terprovokasi oleh negara-negara Arab lainnya yang tengah di

guncang dengan fenomena revolusi dan krisis kemanusiaan yang sama.

Pemerintah memblok semua saluran televisi dan media di Suriah agar rakyat

Suriah tidak semakin memberontak dengan melakukan hal-hal yang dapat

melengserkan kedudukan serta eksistensi rezim Assad di Suriah. Peran

media sangat besar dalam revolusi ini, tentu rezim Assad sangat menyadari

akan hal itu. Oleh karena itulah mereka memblok semua jaringan telepon,

media sosial di Suriah. Semua rakyat Suriah dilarang menggunakan media

sosial baik itu facebook, twitter maupun media sosial lainnya.

Peristiwa yang nyaris serupa dengan Suriah telah terjadi sebelumnya

terjadi di Tunisia, Muhammad Bouazizi yang direkam oleh sepupunya lalu

mengunggahnya ke Internet. Dalam sekejap menjadi viral dan lahirlah

gelombang revolusi Arab pada akhir 2010 lalu. Rezim Assad tentu tidak

akan melakukan kesalahan yang sama sebagaimana yang telah dilakukan

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

113

oleh Tunisia dan negara Arab lainnya, oleh karena itu, untuk mengantisipasi

terjadinya hal tersebut, mereka memblok semua media sosial baik itu

facebook, twitter, youtbe dan lainnya, tidak seorangpun rakyat Suriah yang

diperbolehkan menggunakannya. Larangan penggunaan facebook ini telah

berlaku selama empat tahun, apalagi yang memegang saham terbesar

perusahaan telepon nasional Suriah, Rami Makhlouf yang merupakan adik

iparnya Bashar Assad sendiri dan ia menguasai 55 persen pasar di Suriah.32

Sedangkan realita yang terjadi adalah semakin pemerintah melarang

menggunakannya, maka semakin banyak pula rakyat Suriah yang

menggunakannya. Menurut The New York Time dalam Trias Kuncahyono

(2013) tercatat ada sekitar 580.000 pengguna media sosial terutama facebook

di Suriah dan itu angka yang sangat fantastis dari sebelumnya. Setelah

sebulan pecahnya revolusi, pengguna media sosial di Suriah bukannya

semakin berkurang malah semakin bertambah banyak menjadi 180.000.33

Dengan sarana media sosial ini, rakyat bisa menyebarluaskan semua

peristiwa-peristiwa berdarah, pembunuhan serta pembantaian terhadap

warga sipil di Suriah, agar semua orang di dunia bisa melihat betapa kejam

dan brutalnya rezim Assad ini.

Berdasarkan teori Dahrendorf menyebutkan bahwa sebagai pihak

yang berkuasa akan berbuat apapun demi mempertahankan legitimasinya di

Suriah. Sedangkan sebagai pihak yang dikuasai akan melakukan apapun

untuk melengserkan rezim hanya ingin memperoleh perubahan di Suriah,

sebagaimana yang dilakukan oleh rakyat Suriah. Bashar Assad merupakan

contoh dari salah satu pemimpin yang rakus akan kekuasaan menginginkan

menjadi penguasa abadi di Suriah. Kedudukan telah membutakan mata dan

hati nuraninya sehingga ia tidak merasa kasihan apalagi simpati melihat apa

32

Trias Kuncahyono,2013.hlm.94. 33

Trias Kuncahyono, 2013. hlm. 100.

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

114

yang tengah menimpa pada rakyatnya bahkan ia sendiri sebagai aktor utama

yang membunuh rakyatnya sendiri, setiap hari korban terus berjatuhan

akibat dari otoriternya rezim Assad tersebut. Ia akan melakukan apapun

untuk mempertahankan status quo di Suriah. Akibat dari kerakusan Assad

akan kekuasaan menyebabkan peperangan yang tiada akhir sampai saat

ini. Dan salah satu upaya agar mereka bisa mempertahankan kekuasaannya

yaitu dengan memblokir semua media sosial.

Media sosial merupakan salah satu cara yang tepat mereka

melakukan pemberontakan. Melalui media sosial mereka mengungkapkan

keluhan serta isi hati sebagai bentuk ungkapan kekesalan serta kemarahan

yang telah dilakukan Bashar Assad terhadap rakyatnya selama ini. Agar

seluruh orang mengetahui bagaimana represifnya rezim Assad terhadap

mereka. Dari sebuah status yang ditulis oleh Siham di atas tercantum sebuah

kalimat ( Semoga Allah melaknat jiwamu,Hafiz). Kalimat

ini bermakna penuh dengan rasa amarah yang amat luar biasa sehingga

Siham menyebut nama “hafez” yaitu ayah dari Bashar Assad yang pernah

menjabat puluhan tahun lamanya sebelum dilanjutkan oleh Bashar Assad.

Teks di bawah ini akan menggambarkan mengenai kekejaman-

kejaman yang selalu dilakukan oleh Bashar Assad terhadap rakyatnya

Kekejaman-kekejaman yang dilakukan itu tidak berdasarkan rasa

prikemanusiaan.

-

-

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

115

-

Artinya.

Aku teringat pada cerita bahwa beribu-ribu orang yang

terkurung dalam penjara mereka disiksa. Dalam pikiranku selalu

terlintas sosok Abu Dhaba‟u yang menyiksa pemuda - pemuda

dengan sangat kejam karena dendam terhadap mereka. aku pun

menjawab perkataannya:

- Mereka disiksa?

- Tidak, ia meninggal akibat dari kelalaian mereka sendiri.Ia

meninggal dalam penjara bawah tanah, mereka menimbunnya

bersama enam orang lainnya dalam satu lobang, lalu mereka

meninggalkannya.

- Telah meninggal selama tiga hari.

Dalam paragraf lain juga diceritakan kekejaman-kekejaman Bashar

Asaad tersebut.

Artinya.

Mereka (rezim Assad) telah membunuh keluarga kami!

Mereka telah menyembelih mereka seperti biri-biri, lalu mereka

mengumumkan dalam pertempuran tersebut bahwa Suriah

pendukung Bashar. Kamu masih mengatakan bahwa aku tidak

mengetahui hal apapun.!

Dari kutipan teks diatas terlihat bahwa bagaimana kejamnya rezim

Bashar Assad, mereka tega menyiksa orang -orang yang tidak bersalah,

mereka dengan sengaja mengurung dan mengubur pemuda-pemuda hidup-

hidup dalam penjara bawah tanah dalam satu lobang lalu menimbun

mereka hingga tewas selama tiga hari. Meskipun dalam dunia realita tidak

ada data sejarah yang dapat membuktikan bahwa Bashar Assad

34

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 154. 35

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 131.

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

116

memenjarakan dan menimbun rakyat Suriah dalam satu lobang di bawah

tanah, namun masih banyak lagi kejahatan dan kekejaman lainnya yang tak

kalah serupa bengisnya dengan kejahatan tersebut. Dan yang paling

parahnya lagi adalah mayoritas masyarakat yang disiksa itu dari kelompok

Sunni. Di sini terlihat bahwa perbedaan dari ideologi yang menyebabkan

Bashar Assad tega menyiksa rakyatnya sendiri. Dan dalam teks di bawah ini

terdapat sebuah kalimat yang sangat transparan sekali menyebutkan

mengenai 15 orang yang disiksa dan itu tentu mengingatkan pada peristiwa

grafity yang dilakukan oleh anak-anak yang berjumlah 15 orang pada saat

meletusnya revolusi 2011 lalu.

Artinya.

Mereka memasukkan enam orang ke dalam satu lobang,

jangan bertanyakan padaku bagaimana! Pada waktu yang lain mereka

memasukkan lebih dari lima belas orang dalam satu lobang lagi!!!

Juga jangan tanyakan padaku bagaimana! Akan tetapi pada saat kami

bangun pada pagi harinya kami mendapat berita bahwa ada enam

orang dari mereka yang memberi kesaksian, bahwa ada seorang

algojo yang pada hari itu menyiksa mereka mendapat penghargaan

dan merupakan sebuah pencapaian yang besar.

Dalam teks di atas terdapat kalimat (15 orang) dan

penulis sangat meyakini bahwa dalam hal ini pengarang menyinggung

mengenai peristiwa grafity tahun 2011 lalu namun mengenai aksi anak-anak

dalam mencoret dinding sekolahan tersebut tidak secara langsung diceritakan

36

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 154-155

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

117

oleh Dina Nasrini dalam novel ini. Hemat penulis peristiwa tersebut sangat

sensitif untuk diceritakan dalam sebuah karya sastra.

Yang menjadi pertanyaan besar bagi rakyat dan anak-anak Suriah,

apa itu revolusi ( )? Apa itu kemerdekaan ? ( ) Untuk siapa

sebenarnya revolusi ini? Dan kenapa Suriah harus terjadi

revolusi?. Kenapa harus menewaskan banyak nyawa? Semua pertanyaan itu

membutuhkan jawaban yang belum bisa terpecahkan hingga saat ini.

Sebagaimana teks di bawah ini menggambarkan mengenai revolusi Suriah

tersebut.

Artinya.

Para pengungsi yang berpindah harus merasakan kesedihan,

hidup dalam kesederhanaan disekitar tempat pengungsian. Mengapa

dinamakan republik Suriah, kenapa ? Untuk siapa? Siapa yang akan

bisa menjawab semua pertanyaan yang besar ini. Apakah ini yang

dinamakan revolusi?

Pertanyaan-pertanyaan besar yang diungkapkan oleh pengungsi

Suriah dalam teks di atas menunjukkan bahwa rakyat sipil Suriah merasa

kebingungan, tidak mengetahui apa yang sebenarnya yang menimpa negara

mereka itu. Jika memang ini revolusi untuk membawa perubahan untuk

kepentingan siapa? Dan kenapa revolusi Suriah lebih parah dibandingkan

dengan negara lainnya? Mereka saling bertanya diantara mereka sendiri.

Revolusi merupakan suatu perubahan terhadap sistem ketatanegaraan

(pemerintahan maupun keadaan sosial) yang dilakukan dengan cara

kekerasan atau menggunakan senjata. Revolusi seringkali dikaitkan dengan

37

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm 15.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

118

suatu upaya penggulingan kekuasaan atau kudeta dengan berlandaskan asas

kesamaan nasib antar bangsa pada suatu negara. Dan revolusi ini biasanya

terjadi ketika suatu negara telah dipimpin oleh seorang presiden yang

terlalu lama berkuasa dan memerintah secara otoriter. Pada akhirnya

revolusi dilakukan bertujuan untuk menjatuhkan kediktatoran pemimpin

negara tersebut, disebabkan rakyat yang tidak puas atas kekuasaan yang

dipimpin oleh rezimnya. Sebagaimana peristiwa revolusi Suriah telah terjadi

pada Maret 2011 lalu, yang diawali dengan sebuah insiden kecil yang

dicoret pada tembok sekolah di Deraa, setelah insiden tersebut situasi Suriah

semakin hari semakin memprihatinkan bahkan berakhir dengan peperangan

yang tiada berujung hingga saat ini. Sedangkan kemerdekaan diartikan

sebagai hak yang dimiliki setiap individu untuk bebas melakukan apapun

selama itu tidak membahayakan orang lain

Merdeka berarti terbebas dari segala macam belenggu, aturan, dan

kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan

bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat sesuai keinginan

setiap individu baik itu bebas berbicara, mengutarakan pendapat apalagi

menyampaikan aspirasi dan harapan mereka terhadap pemerintah yang

berkuasa. Suriah dipimpin oleh klan Assad yaitu Bashar Assad dari

kelompok Alawite Suriah. Suriah selama beberapa dekade di bawah

pimpinan Assad ini bisa dikatakan tidak banyak mengalami perubahan baik

itu dari segi ekonomi, infrastruktur maupun kesejahteraan bagi rakyatnya.

Realitanya yang terjadi sebaliknya, rakyat semakin menderita,kelaparan,

hidup terlantar, banyak rakyat Suriah yang menjadi tunawisma dikarenakan

rumah dan tempat tinggal mereka telah dihancurkan oleh aparat yang brutal.

Setelah pecahnya peristiwa Arab Spring 2011 lalu situasi Suriah semakin

tidak terkendali, rakyat terus menerus melakukan aksi demontrasi menuntut

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

119

mundurnya rezim Assad yang sudah terlalu lama berkuasa (dimulai sejak

Hafedz al-Assad tahun 1972, lalu digantikan anaknya Bashar al-Assad

sejak tahun 2000 hingga kini).

Melihat revolusi yang tidak kunjung usai tersebut, rakyat Suriah

pun mulai merasa putus asa dan tidak tahan harus terus berada dalam kondisi

yang menyakitkan itu. Mereka rakyat Suriah memutuskan untuk mengungsi

ke negara tetangga seperti Turki, Yodania bahkan sampai pada Lebanon.

Sebagaimana teks di bawah ini menggambarkan mengenai dampak revolusi

tersebut.

Artinya.

Siham : Itu bukanlah revolusi.

Ja‟far: Aku tahu itu ya Sayyidah, aku tahu, bahwa revolusi akan

menentang peraturan dari rezim tersebut dan akan menimbulkan

masyarakat tetekan.Jumlah revolusioner semakin hari semakin

banyak. Terutama ketika para revolusioner memutuskan untuk

menyelamatkan diri dan meminta pertolongan kepada negara

luar untuk mendapat perlindungan terhadap masalah yang

mereka alami seperti Turki, Yordania bahkan sampai Lebanon.

Teks di atas memperlihatkan bahwa mayoritas rakyat Suriah sudah

tidak sanggup menghadapi situasi yang semakin hari semakin memburuk

tersebut. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengungsi 39

bahkan

pindah dan keluar dari negaranya sendiri menuju ke negara-negara tetangga

38

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 111. 39

Ratna, H. UNICEF: 14 Juta Anak Menderita Akibat Konflik di Suriah-Irak. New

York: Antaranews.com. (2015). Di unduh pada tanggal 23 Juli 2017. Pukul: 12:30 WIB.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

120

seperti Turki, Yordania hingga Lebanon untuk meminta perlindungan.

Berdasarkan data dari PBB, konflik Suriah telah membuat 220.000 lebih

kehilangan nyawa. Lebih dari empat juta orang telah mengungsi di berbagai

negara tetangga Suriah, sedangkan 7,6 juta orang lagi menjadi pengungsi di

dalam negeri Suriah.40

Sementara data pada tahun 2013 menyatakan bahwa

ada sekitar 250.000 pengungsi Suriah di Lebanon dan 394.876 orang

pengungsi Suriah di Yordania.41

Dalam berita harian Al-Jazeera juga

menyatakan bahwa pengungsi semakin hari semakin bertambah hingga

mencapai 5 juta jiwa selama 6 tahun terakhir. Juru bicara UNHCR, Babar

Baloch mengatakan bahwa jumlah pengungsi Suriah di Turki telah

meningkat sebesar 47 ribu sejak Februari. Total pengungsi Suriah di Turki

saat ini menjadi 2,97 juta pengungsi. Turki menjadi rumah bagi lebih dari

setengah jumlah pengungsi Suriah di negara-negara tetangga lainnya.42

Dalam teks di bawah ini menggambarkan mengenai pengungsi Suriah yang

berada di kamp pengungsian di bawah perlindungan negara Turki.

Artinya.

40

AntaraNews.com. UNICEF : 14 Juta Anak Menderita Akibat Konflik di Suriah-

Irak,Jumat, 13 Maret 2015. Di unduh pada tanggal 23 Juli 2017. Pukul: 12:30 WIB.

41

Lihat selengkanya BookReview Dina Y. Sulaeman, Prahara Suriah: Membongkar

Persekongkolan Multinasional, oleh A.Muchaddam Fahham, 2014.

42 Sulhi El-Izzi, Al-Jazeera.Pada Kamis, 30 Maret 2017. Pukul 23:00. Lihat juga

https://m.kiblat.net/2017/03/30/jumlah-pengungsi-suriah-di-negara-tetangga-tembus-lima-

juta. Di unduh pada tanggal 21 Agustus.Pukul. 20: 30 Wib.. 43

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.13.

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

121

Aku mencoba untuk menyingkirkan orang tersebut dari

pikiranku, Amal menyeretku jauh dari trotoar. Sambil terus berjalan

kami melanjutkan obrolan kami tadi, Tak lama kemudian kami

melewati orang-orang yang sedang duduk dalam sebuah tenda

Balastikiyah yang bermacam-macam. Mereka yang duduk terdiri dari

anak-anak, wanita dan orang tua. Akan tetapi yang lebih

mengherankan adalah yang mempunyai tempat tinggal, toko bahan

makanan, daging-daging serta sayur-sayuran itu di produksi dari

Turki.

Dari teks di atas menggambarkan mengenai bantuan yang diberikan

oleh pemerintah Turki terhadap pengungsi Suriah. Mayoritas pengungsi

Suriah meminta perlindungan pada Turki. Pemerintah Turki telah

menampung pengungsi Suriah terbanyak dibandingkan dengan negara Arab

lainnya. Negara ini telah banyak membantu dan melindungi pengungsi sejak

awal terjadinya konflik bersenjata di Suriah pada tahun 2011 lalu mulai dari

makanan, pakaian dan peralatan medis lainnya Pemerintah Turki terus

membuka gerbang perbatasan dan mengizinkan pengungsi Suriah memasuki

negaranya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh PBB bahwa saat ini Turki

telah menampung hampir tiga juta warga Suriah, setelah kedatangan 47 ribu

pengungsi baru dari negara itu pada Februari lalu. 44

Dengan demikian,

jumlah pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah telah menembus

angka lima juta orang. Teks di atas secara tidak langsung menggambarkan

mengenai bantuan negara Turki terhadap pengungsi Suriah. Melalui teks ini,

pengarang bermaksud untuk menceritakan kembali mengenai kejadian yang

sebenarnya terjadi pada waktu itu. Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian

Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan

44

BBC Arabiah,Turkiyā Tan fī Tarhīl Lājī’n as-Sūriyīn a’n-Ardīhā Qasron,28 Maret

2013.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

122

bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah

mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa.45

Berbeda halnya dengan tokoh utama perempuan Siham, ia sama

sekali tidak ingin mengungsi ataupun meninggalkan Suriah untuk

menyelamatkan diri seperti pengungsi lainnya yang tinggal di kamp

pengungsian. Sebagaimana yang tergambar dalam teks di bawah ini.

-

-

-

-

-

Artinya.

- Siham : Aku tidak akan mengungsi untuk sementara waktu

sampai perang ini berakhir. Aku pikir dengan mengungsi juga

tidak menjamin rakyat Palestina berbeda dari keadaan mereka

semula.

- Paman: Ini bukan Palestina anakku.

- Siham : Iya aku tahu itu, Paman, akan tetapi aku tidak akan

pernah meninggalkan negaraku.

Dikisahkan dalam novel Amal fī Sūriā bahwa tokoh utama perempuan

Siham sedang dilanda kebingungan, bagaimana tidak semua rakyat Suriah

memutuskan untuk mengungsi dan keluar dari Suriah. Sedangkan Siham

tidak ingin melakukan hal yang serupa, ia bersikukuh untuk tetap tinggal di

negerinya menunggu sampai perang akan berakhir. Menurutnya dengan

mengungsi tidak akan menjamin keamanan pada seseorang. Ia ingin seperti

rakyat Palestina yang tetap setia untuk tinggal di negaranya. Dan dari dialog

diatas terlihat bahwa betapa Siham tetap dengan pendiriannya, ia tidak

45

Lihat selengkapnya, Al-Jazeera Tsaurah Dāriyā as-Sūriā, 28-08-2016.Pukul

18:27. 46

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 59.

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

123

akan mengungsi ke negara tetangga seperti yang dilakukan oleh

pengungsi-pengungsi lainnya. Ia sangat mencintai negerinya meskipun

Suriah tidak seperti sebuah negeri yang ia agung-agungkan seperti dahulu

lagi, Kini Suriah telah menjadi sebuah negeri yang dipenuhi dengan

kesuraman, kebrutalan rezim Assad yang semakin hari semakin menjadi-

jadi. Setiap waktu korban terus berjatuhan, dentuman dari ledakan bom

terus bergemuruh diberbagai penjuru negeri.

Melihat sikap Siham di atas menunjukkan betapa cintanya Siham

kepada negaranya. Nasionalismenya sangat tinggi terhadap negara Suriah.

Sebagaimana yang tergambar dalam teks berikut ini.

-

-

-

Artinya.

- Paman Yasir: Ini tidak masuk akal.! Apa yang bisa kamu

harapkan dari negeri ini jika kamu masih tetap tinggal di sini.

Barangkali kamu bisa melakukannya di sana sebagaimana yang

kamu lakukan di sini.

- Siham : Tidak, Paman, ini adalah negaraku buka negara mereka,

aku tidak akan pernah meninggalkannya hanya karena mereka.

- Paman Yasir: Anakku!.

Sikap Siham dalam teks di atas menunjukkan bahwa ia sangat

mencintai negaranya, Suriah. Suriah adalah negaranya bukan negara mereka

yang menghancurkan Suriah. Sikap cinta tanah air yang dicontohkan oleh

Siham ini menunjukkan bahwa setiap orang harus mempunyai rasa

nasionalisme yang tinggi terhadap tanah airnya. Bukankah setiap orang

berkewajiban untuk mencintai negara mereka sendiri. Ada sebuah kalimat

47

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 59

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

124

dalam bahasa Arab yang menyatakan bahwa cinta terhadap negara

merupakan sebagian daripada iman. . Sikap Siham di atas

memperlihatkan bahwa ia merupakan seorang yang sangat mencintai

negaranya memiliki nasionalisme yang tinggi, tidak peduli apapun yang

terjadi, ia tidak akan pernah meninggalkan Suriah apalagi pindah dan

mengungsi ke negara tetangga hanya karena keadaan Suriah tidak membaik

sebagaimana yang telah dilakukan oleh pengungsi Suriah lainnya. Melalui

teks tersebut, pengarang menggambarkan bahwa mayoritas rakyat Suriah

memilih untuk mengungsi dan keluar dari negara Suriah untuk

menyelamatkan diri mereka dan meminta perlindungan pada negara lainnya.

Ada sebuah kalimat yang sangat menarik perhatian penulis dari

kalimat di atas ,48

kalimat yang hampir senada lainnya

adalah ini adalah Suriah .

Konflik Suriah tidak bisa dibandingkan dengan konflik yang terjadi di

berbagai negara Arab lainnya. Suriah bukan Palestina, sebelum peristiwa

konflik yang terjadi pada tahun 2011 Suriah adalah negara pengayom

pengungsi. Selama 63 tahun, Suriah merupakan sebuah negara yang menjadi

tempat berlindung orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka

sendiri. Suriah juga menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan

Palestina dari penjajahan Israel. Ada sekitar 500.000 pengungsi Palestina di

Suriah. Para pengungsi ini mendapat layanan kesehatan dan perumahan

yang sama sebagaimana rakyat Suriah. Dalam hal ini dapat diakui bahwa

Suriah sangat berjasa terhadap bangsa Palestina. Selain Palestina, ada negara

lainnya yang dibantu oleh Suriah yaitu Irak. Pada tahun 2007 Suriah

48

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 59 49

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 8 50

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 8

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

125

kembali kedatangan 2000 pengungsi Irak akibat serangan AS ke negara

itu untuk menumbangkan rezim Saddam Husein. Jika Suriah menjadi tempat

berlindung yang aman bagi para pengungsi Palestina, sebaliknya Mesir sejak

era Husni Mubarak hingga era Mursi justru menutup pintu perbatasan Rafah

menghalangi masuknya pengungsi Palestina. Perlakuan baik Suriah terhadap

para pengungsi Palestina ini diakui oleh UNHCR. Suriah bahkan disebut

sebagai negara terbaik di kawasan Timur Tengah dalam memberikan

layanan sosial dan ekonomi bagi para pengungsi.51

Tiba-tiba saja penulis teringat pada sebuah lagu yang sangat

fenomenal yang sering dikumandangkan oleh anak-anak di Suriah, Atouna

el-Toufoule, (Inggris: give us a chance) menceritakan mengenai

penderitaan anak-anak Suriah yang hidup terlantar, terpisah dari keluarga,

mereka hanya menginginkan hak-hak mereka kembali. Hemat penulis, pesan

yang terkandung dalam lagu ini hampir sama dengan novel Amal fī Sūriā ini

yang menceritakan mengenai pergolakan revolusi Suriah yang berdampak

pada anak-anak Suriah, anak-anak harus kehilangan orang tuanya, wanita

kehilangan suami dan keluarganya, keluarga kehilangan harta benda mereka.

Pesan atau amanat yang ingin disampaikan antara lagu dan novel ini adalah

sama yaitu mengenai harapan anak-anak Suriah yang ingin keluar dari

konflik berkepanjangan tersebut. Jika kita menyaksikan dari berbagai media

mengenai penderitaan yang telah mereka alami, tentu kita tidak akan

sanggup melihatnya. Anak-anak Suriah bertanya pada diri mereka apa

kesalahan yang telah mereka perbuat sehingga mereka dihukum seperti itu.

Anak-anak tidak berdosa sama sekali, bahkan mereka tidak tahu sama sekali

apa yang tengah menimpa negara mereka itu. Permintaan mereka hanya

satu yaitu agar kehidupan mereka kembali normal seperti sediakala, ingin

51 Lihat Trias Kuncahyono, 2013.

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

126

merasakan bermain dan menghabiskan hari-hari masa kecil bersama

teman-temannya. Mereka hanya bisa berharap pada satu harapan bahwa

meskipun tanpa ada kepastian kapan peperangan akan segera berakhir,

cepat atau lambat Suriah akan bisa kembali menjadi sebuah negara yang

mereka aman dan damai bagi rakyatnya lagi. Semoga saja.

4.3.2 Pertikaian Sunni dan Syi’ah (Alawite) Suriah.

Melihat konflik sektarian yang terjadi di Suriah semakin hari semakin

memanas dan tidak ada solusi yang bisa untuk mendamaikan keduanya.

Konflik ini telah ada sejak zaman dahulu kala tepatnya semenjak nabi

Muhammad SAW meninggal dunia. Pada mulanya konflik ini hanya

pertikaian mengenai politik saja, namun lama kelamaan merambat ke urusan

ideologi. Semua berawal dari perebutan kekuasaan, mereka berkompetisi

untuk menjadi kelompok yang mendominasi di Suriah. Sebagai kelompok

mayoritas di Suriah tentunya Sunni menganggap sangat wajar dan sudah

seharusnya mereka yang berhak memimpin Suriah, namun realitanya selama

beberapa dekade ini, Suriah dikuasai oleh kelompok minoritas yaitu Syi‟ah

Alawite merupakan ideologi yang dianut oleh rezim Assad. Nushairiyah atau

alawite ini merupakan sebuah sekte Syi‟ah yang sangat ekstrem.52

Jenis

Syiah ini menampilkan aksi cleansing ideology (pembersihan ideologi)

terhadap kelompok yang menganut ideologi Sunni. Semua rakyat Sunni

akan dilenyapkan dari bumi Suriah, mereka akan dibunuh, disiksa bahkan

diteror. Melihat keadaan itu masyarakat muslim Sunni merasakan

ketidakadilan, kecewa dan tidak terima apalagi melihat perlakuan dan

siksaan yang selalu dilancarkan oleh kelompok Syi‟ah terhadap mereka. Hal

52 Sulaiman al- Halabi, Thaifah al-Nushairiyah Tārikhuhā wa ‘Aqā’iduhā, (Kuwait:

Ad-Dār As-Salafiyah, cet.ke- 2), hlm. 21-26.

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

127

itulah yang menyebabkan peperangan selalu terjadi di Suriah. Suriah tidak

pernah luput dari peperangan yang terus terjadi. Kondisi seperti inilah yang

sangat mengkhawatirkan bagi dunia lokal maupun internasional, banyak

yang berasumsi dan berspekulasi bahwa peperangan yang terjadi di Timur

Tengah, Suriah dipicu oleh faktor ideologi antara kelompok Sunni dan

Syi‟ah yang bisa juga dikatakan peperangan sektarian antara Sunni dan

Syi‟ah. Kelompok Sunni selalu disiksa oleh mereka kelompok Syi‟ah dan

kelompok Syi‟ah tidak akan pernah membiarkan kelompok Sunni bisa hidup

tenang sedikitpun. Hemat penulis, kebencian yang tersimpan dalam hati

mereka itu telah menjadi darah daging,tentu sangat sulit sekali untuk

menghilangkannya mengingat sebagai kelompok yang selalu ditindas,

disiksa tidak akan mudah melupakan kepedihan itu begitu saja, butuh waktu

lama untuk menyembuhkannya. Oleh karena itu tidak berlebihan rasanya jika

penulis menyimpulkan bahwa ini merupakan bentuk kebencian abadi. Dalam

novel Amal fī Sūriā juga memperlihatkan mengenai konflik antara dua sekte

ini.

-

53

Artinya.

- Tidakkah kamu diperlakukan berbeda dengan ras lain disana?

Ia menjawab dengan tertawa sinis dengan niat mengejek. Aku

tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya pada hari itu. Pada hari

ini aku bisa memahami semuanya setelah beberapa tahun lamanya.

Aku telah melihat partai politik yang mengatasnamakan agama yang

mengerahkan terjadinya petempuran sengit di negeriku. Mereka

53

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 58.

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

128

saling bersaing untuk memerangi suku yang lainnnya dan berlomba

untuk menjadi suku yang terkuat.

Berdasarkan dialog di atas terlihat bagaimana perlakuan diskriminasi

oleh kelompok syi‟ah terhadap kelompok Sunni Suriah. Syi‟ah Alawite

telah menguasai berbagai parlemen pemerintahan Suriah. Betapa sengitnya

pertikaian dan perseteruan antar golongan Sunni dan Syi‟ah ini yang mana

pada awalnya dari perbedaan politik semata, lama kelamaan berujung pada

pertempuran dan peperangan. Tentunya mereka berkompetisi untuk menjadi

suku yang terkuat yang mendominasi di Suriah. Jika dicermati secara

seksama bahwa konflik antara Syi‟ah-Sunni ini memiliki dua bentuk

universal. Pertama, konflik antara kelompok masyarakat dengan rezim,

baik itu rezim yang Syi‟ah dan kelompok masyarakat yang Sunni

maupun sebaliknya. Kedua, konflik antar negara (rezim).54

Konflik yang

terjadi antara masyarakat dan rezim ini telah melanda Suriah yang mana

konflik antara rezim Assad dan rakyatnya. Sedangkan konflik antar negara

lebih kepada adanya intervensi-intervensi maupun kepentingan dari pihak

luar terhadap Suriah.

Konflik ini merupakan dendam lama minoritas kaum Syi‟ah

kepada mayoritas Sunni yang mana pada masa kepemimpinan Saddam

Hussein di Irak. Kelompok Syi‟ah merasa diperlakukan secara kejam dan

tidak adil oleh penguasa pada saat itu. Mereka dianggap berpihak pada

Iran dalam perang teluk, bahkan pada tahun 1980, pemimpin umat Syi‟ah

Irak, Imam Ayatullah Baqir al-Shadr dihukum mati bersama keluarga dan

pengikutnya.55

Oleh karena itu dendam dan kebencian masih membekas di

hati mereka hingga saat ini, mereka akan membalaskan semua rasa sakit hati

54

Ahmad Sahide, Konflik Syi’ah- Sunni Pasca The Arab Spring. (Kawistara, Vol. 3

No.3, 22 Desember 2013). hlm.319. 55 Lihat selengkapnya Sahide, Ahmad, Ketegangan Politik Syi’ah-Sunni di Timur

Tengah. (Yogyakarta: The Phinisi Press, 2013). hlm. 319.

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

129

mereka kembali terhadap kelompok Sunni. Dalam peristiwa revolusi 2011

lalu, mayoritas demonstran yang terbunuh berasal dari kelompok Sunni.

Hemat penulis, kesempatan seperti itulah yang dinanti-nantikan oleh

kelompok Alawite untuk membalaskan dendam mereka terhadap kelompok

Sunni.

Jika dikembalikan pada sejarah orang Arab yang mereka dikenal

memiliki karakter yang positif yaitu keberanian dan kepahlawanannya

yang sangat tangguh dalam berjuang untuk bertahan hidup di gurun pasir.

Padang pasir menggambarkan watak yang keras, kekerasan yang tercipta

dari kondisi alam yang tandus. Hal itu menyebabkan mereka sering

pindah atau hijrah dari suatu tempat ketempat lainnya. Keadaan tersebut

menuntut mereka untuk bertahan hidup dalam kawasan yang penuh dengan

kegersangan tersebut. Dengan kondisi alam seperti inilah yang memberikan

pengaruh besar terhadap karakter bangsanya baik itu fisik maupun psikis.

Dari bentuk fisik pada umumnya mereka berbadan besar dan kuat. Jadi,

tidak salah lagi jika mereka mempunyai watak yang keras dan identik

dengan kesombongan. 56

Mereka sangat suka hidup berkelompok, dan satu-

satunya cara bertahan hidup hanyalah dengan selalu berkelompok. Seseorang

yang sendirian tak memiliki kesempatan sama sekali. Masyarakat Arab pun

sulit untuk bersatu sesama mereka apalagi dengan orang yang diluar

kelompok mereka. Fanatik terhadap kelompok sangat tinggi, mereka punya

prinsip bahwa setiap orang berkewajiban untuk menjaga kehormatan diri dan

seluruh anggota suku mereka bahkan darah harus dibayar dengan darah,

balas dendam harus terbalaskan. Oleh sebab itu hubungan suku satu dengan

suku yang lainnya tidak pernah harmonis, mereka menganggap musuh

kepada orang yang tidak sama dengan suku mereka. Tidaklah heran jika

56

Selengkapnya lihat Wildana Wargadinata, Laily Fitriani, Sastra Arab dan Lintas

Budaya, ( Malang: UIN Malang Press, 2008). hlm.51-58.

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

130

mereka sering turun ke medan pertempuran demi membela kehormatan

sukunya bahkan mereka sanggup bermusuhan dengan suku dan kelompok

lain dengan waktu yang sangat lama, puluhan bahkan ratusan tahun lamanya

sebagaimana yang terjadi pada dua kelompok yaitu Sunni dan Syi‟ah

Alawite Suriah. Suatu bentuk dari kebencian dan dendam abadi. Dan itulah

beberapa karakter negatif orang Arab mereka sangat suka berperang bahkan

sanggup bermusuhan antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya

dalam waktu yang lama. Dan hemat penulis, itulah yang terjadi pada dua

kelompok Sunni dan Syi‟ah Suriah tersebut.

Dalam teks di atas terdapat kalimat (Partai

mengatasnamakan ideologis). Ideologi di sini bermakna berupa pedoman,

pola dan norma hidup tetapi sekaligus bermakna ideal atau cita-cita. Perang

ideologi lebih ekstrim dan berbahaya dibandingkan dengan perang fisik,

karena sejatinya perang ideologis ini merupakan peperangan yang tidak

terlihat oleh kasat mata, tetapi menggunakan cara-cara yang keji. Perang

ideologis ini memang sengaja dilancarkan oleh orang-orang yang anti

terhadap Islam. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum Alawite

terhadap Sunni Suriah. Ajaran Alawite ini merupakan ajaran yang sesat yang

bukan berasal dari ajaran agama Islam, namun mereka masih menganggap

kalau mereka itu bagian dari Islam Syi‟ah . Dan mereka tidak henti-hentinya

memusuhi orang-orang Sunni. Meskipun Sunni dan Syi‟ah sama-sama

merupakan bagian dari ajaran Islam, namun secara akidah terdapat banyak

perbedaan yang sangat mencolok diantara keduanya. Ajaran Syi‟ah Alawite

ini merupakan pecahan dari Syiah Ismailiyah yang telah berpisah selama 100

tahun yang lalu dan telah lama memisahkan diri dari ajaran Syi‟ah. Alawite

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

131

(Alawiyah) bisa juga disebut dengan Nussuriayah atau Nushairiyah yang

diambil dari Imam abad ke- 9 yaitu Muhammad Ibnu Nusyri al-Namiri.57

Jika melihat realita konflik yang terjadi di Suriah saat ini telah

banyak dicampuri dengan beberapa faktor lainnya baik itu ekonomi, politik.

Pada awalnya hanya disebabkan teologis saja, namun seiring berjalannya

waktu timbullah beberapa kepentingan lainnya baik itu dari aspek ekonomi

dan politik dalam negeri maupun luar negeri. Kalimat di atas

semakin menegaskan penulis bahwa isu agama atau ideologi akan sangat

rentan terjadinya konflik. Dan banyak juga diantara mereka

mengatasnamakan agama, agama dijadikan kambing hitam untuk

mendapatkan kekuasaan. Baik itu berbentuk partai ataupun kekuasaan

lainnya. Di Suriah terdapat sebuah partai terbesar di dunia Arab yaitu Partai

Ba‟ath (Hizb al- Ba’ath al -‘Arabi allishtiraki). Mottonya adalah Persatuan,

Kebebasan, Sosialisme (Wahda, Hurriya, ishtirakiya) mengacu pada

persatuan Arab. Partai ini didirikan pada tahun 1943 di Damaskus oleh

Michel Aflak, Salah al-Din al-Blitar dan Zaki Arsuzi. Michel Aflak

merupakan pemikir sekaligus politisi sosialis kelahiran Damaskus pada

tahun 1910. 58

Partai ini merupakan partai komunis yang berkedok sosialis

dan partai inilah pendukung rezim Assad tetap berkuasa sampai saat ini. Di

dalamnya hanya dikuasai oleh kelompok Syi‟ah saja meskipun ada kalangan

dari Sunni namun kehadiran mereka hanya sebatas formalitas saja.

kepentingan politik dan ekonomi sebagai konsesi dari aliansi ideologis.

Hemat penulis, salah satunya inilah faktor yang menyebabkan peperangan

terus berlangsung hingga hari ini.

57 Lihat Trias Kuncahyono pada bagian pendahuluan, Musim Semi di Suriah

Anak-Anak Penyulut Revolusi.2013. 58

Trias Kuncahyono, 2013. Hlm. 36..

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

132

Ada sebuah kalimat dalam teks yang lebih menggambarkan mengenai

konflik antar sekte ini yang berujung kepada peperangan sipil. Sebagaimana

teks di bawah ini akan menggambarkan hal itu.

Artinya.

Putih, pendek, partai politik semuanya mengangkat senjata

berkumpul di Aleppo dan Hamah, tentunya kubu atau kelompok

Sunni di Suriah, perang saudara, perang antar golongan...lebih

besar dari mati syahid.

Dalam teks di atas terdapat kalimat

(perang saudara, perang antar sekte lebih besar daripada mati syahid)

. Istilah lain dari perang saudara adalah perang sipil dan perang

madani. Peperangan yang terjadi diantara sesama rakyat sipil terlepas itu

muslim Sunni, Syi‟ah, Kurdi, Kristen Druze dan agama lainnya. Di Suriah

juga terjadi perang sektarian yaitu peperangan yang disebabkan

permusuhan dengan kelompok atau etnis lain dikarenakan perbedaan

ideologi diantara mereka, adanya diskriminasi antara satu kelompok dengan

kelompok lainnya yang menyebabkan selalu terjadinya percekcokan sampai

berakhir pada peperangan dalam hal ini antara dua kelompok fenomenal

Suriah yaitu Sunni dan Syi‟ah. Kedua jenis perang ini telah terjadi di

Suriah yang berawal dari permusuhan dikarenakan perbedaan ideologi

berakhir dengan kekerasan yang terjadi antara satu kelompok dengan

kelompok lainnya. Jelas kedua peperangan akan menyebabkan situasi dalam

59 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 56.

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

133

negara semakin kacau, mereka selalu berperang mempertahankan diktrin

mereka masing-masing.

Rezim Assad ini dikenal dengan rezim dikatator yang sangat otoriter,

tiran terhadap rakyatnya. Banyak rakyat Suriah yang menderita oleh semua

perlakuannya terutama pada kelompok Sunni. Mereka memang mengincar

dan membunuh orang Sunni dan membersihkan mereka dari Suriah. Orang-

orang Sunni merupakan musuh yang nyata bagi mereka, begitu pun

sebaliknya orang Sunni pun menganggap hal yang serupa bahwa setelah

sekian lama mereka disiksa oleh rezim penguasa dan diperlakukan secara

tidak manusiawi oleh rezimnya. Dalam teks di bawah ini bagaimana sosok

Siham yang beragama Islam sunni memperlihatkan kebencian terhadap

kelompok Syi‟ah tersebut:

-

- .60

Artinya.

- Siham : Kamu beraliran Syi‟ah ?

Dia berbalik ke belakang lalu ia memandangku dengan raut wajah

terkejut sembari tersenyum dan menjawab.

- Ja‟far : Saya muslim Sunni.

Dilihat dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Siham kepada Ja‟far

di atas memperlihatkan bahwa sosok siham ini sangat anti terhadap orang-

orang Suriah yang menganut sekte Syi‟ah. Teks di atas memperlihatkan

bagaimana sikap Siham ketika bertemu dengan orang lain yang dianggap

menganut aliran Syi‟ah. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa ia sangat anti

dan benci terhadap kelompok tersebut. Sikap Siham ini dapat juga mewakili

sikap orang-orang Sunni lainnya yang anti terhadap Alawite tersebut.

Apalagi keluarga Assad termasuk ke dalam aliran tersebut. Selain daripada

60 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 114

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

134

itu, orang Alawite ini dikenal suka membunuh, menyiksa orang Sunni

Suriah. Dina Nasrini, pengarang dalam novel ini menganut aliran Sunni,

tentu ia termasuk orang yang ikut merasakan kekejaman yang telah

diperbuat kelompok Alawite terhadap kelompok Sunni.

Ada hal yang menarik dalam pandangan penulis yaitu Sunni dan

Syi‟ah ini memang saling membenci satu sama lainnya.Dan novel ini seperti

ungkapan hati seorang yang menganut aliran Sunni yang sangat membenci

terhadap aliran Syi‟ah sebagaimana tokoh Siham di atas. Dalam teks di

bawah ini pengarang banyak sekali menggambarkan rasa kebencian diantara

dua sekte Suriah Sunni dan Syi‟ah. Sebagaimana yang diperlihatkan oleh

tokoh Siham dalam teks di bawah ini.

Artinya.

61

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 130- 131.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

135

- Tuan apakah mau membeli bunga? Hanya ada satu kata yang

menggelora dalam hatiku pada saat itu,dipenuhi dengan perasan

amarah, kebencian bahkan dendam.

- Syi’ah .

Sementara itu Samir mengeluarkan dompet dalam sakunya untuk

membeli bunga tersebut, ia tahu jikalau Siham sangat menyukai

bunga.Tiba-tiba saja aku melontarkan kata-kata yang terkejut.

- Tidak, terima kasih. Aku tidak menyukai bunga.

Samir pun menatapku dengan penuh keheranan kemudian ia

mengangguk pertanda ia mengerti keadaanku.sekilas teringat semua

peristiwa yang telah terjadi, tiba-tiba kepalaku terasa ingin pecah,

tubuhku pun terasa seperti tersayat oleh pisau, hidup terasa suram,

diskriminasi terhadap kesukuan, kekejaman, kriminalitas semua itu

hanya terangkum dalam satu kata yaitu Syi’ah.

Berdasarkan beberapa dialog teks di atas memperlihatkan bahwa

sikap dan tindakan dari seorang Siham ini menunjukkan bahwa ia sangat

membenci terhadap kelompok Syi‟ah, kebencian ini telah merasuk ke dalam

hati mereka bahkan mereka sama sekali tidak ingin sama sekali membeli

barang-barang yang dijual orang yang dianggap Syi‟ah. Melihat sikap Siham

ini, penulis berkesimpulan bahwa kebencian diantara mereka sudah

melewati kadar ukurannya, kecil sekali kemungkinan bahwa mereka akan

bersatu, mengingat perjalanan sejarah konflik diantara mereka penuh liku-

liku dan telah banyak memakan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya.

Dan sekali lagi memperkuat hipotesa penulis bahwa konflik antar sekte

(ideologi) sangat dominan dalam novel ini. Dan konflik antar ideologi ini

akan menjadi sejarah dan pelajaran yang sangat berharga bagi seluruh umat

muslim yang ada di berbagai penjuru dunia.

4.3.3. Tentara Assad vs Tentara FSA ( Free Syrian Army) Sebagai

Konflik Internal Suriah.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

136

Sebagaimana dalam teori mikro menyebutkan bahwa kekuasaan bisa

bersumber dari materi, kedudukan atau status sosial maupun dari segi

intelektual. Maka dalam hal ini Bashar Assad merupakan pihak yang

berkuasa berdasarkan dari kedudukan atau status sosial yang tinggi. Orang

yang berkuasa akan mempunyai kekuasaan penuh untuk melakukan sesuatu.

Ia bebas untuk memerintahkan apapun yang ia inginkan. Seseorang yang

berada pada posisi tertinggi di suatu negara seringkali mereka lupa bahwa

mereka mengemban amanah dan aspirasi rakyatnya. Manakala mereka telah

terlena dengan kekuasaan serta melupakan rakyat bawahan maka disaat

seperti itulah konflik mulai bermunculan akibat dari kelalaian pemerintah

terhadap rakyatnya. Pada akhirnya rakyat semakin brutal dan mereka tidak

bisa memadamkan kemarahan rakyatnya dan akhirnya terjadilah aksi

kekerasan antara rezim dan rakyatnya sebagaimana yang terjadi di Suriah.

Biasanya rakyat akan melakukan perlawanan bahkan banyak yang menjadi

pemberontak untuk melawan rezimnya. Dalam teks diceritakan mengenai

tentara FSA (Free Syrian Army) atau tentara pembebasan Suriah yang

dianggap sebagai pemberontak oleh rezim Assad.

Salah satu oknum yang selalu membantu Assad dalam menteror

rakyat Suriah adalah Tentara Assad dan pasukan bersenjata

Dalam teks dikisahkan mengenai sosok Samir yang merupakan

seorang tentara Suriah telah lama menghilang dari kehidupan Siham.

Beberapa tahun kemudian ia kembali dengan berprofesi sebagai seorang

tentara Suriah. Sebagaimana teks di bawah ini menggambarkan hal tersebut.

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

137

Artinya.

Ia memakai kostum seorang tentara di bahunya terdapat

senapan Sedangkan pada pergelangan tangannya terdapat sebuah pita

yang berwarna hitam putih, merah...bercampur warna kehijau-

hijauan.Aku tertegun melihat warna putih itu. Namun pandangannya

menatapku penuh dengan tajam dan sinis. (Ya, memang benar ia

merupakan anggota tentara Assad, ia telah menjadi tentara Assad).

Teks di atas menggambarkan bahwa sebelumnya pada saat masih

kuliah di kampus antara Siham dan Samir memiliki hubungan khusus,

namun tiba-tiba saja Samir menghilang dari kehidupan Siham. Setelah

beberapa tahun lamanya mereka tidak berjumpa dan berpisah. Pada akhirnya

Samir kembali dan mereka bertemu kembali dan Samir telah menjadi

seorang tentara di Suriah. Sedangkan Siham sangat membenci profesi

tentara atau hal apapun yang berhubungan dengan rezim Assad. Diketahui

bahwa tentara Assad telah banyak bertindak brutal terhadap rakyat Suriah

dan telah banyak membuat rakyat Suriah sengsara. Mereka telah kehilangan

keluarga dan tempat tinggal mereka dikarenakan telah diledakkan dan

dihancurkan oleh aparat keamanan dan tentara Assad. Pada akhirnya Siham

memutuskan untuk bertanya pada Samir apakah Samir telah bergabung

dengan tentara Assad. Sebagaimana yang tergambar dalam kutipan teks di

bawah ini.

-

-

62

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā. hlm. 27. 63

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 122

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

138

Artinya.

Siham : Kenapa kamu bersama tentara Assad?

Samir: Aku bukanlah termasuk anggota tentara Assad, Siham! Aku

seorang tentara Suriah.

Dari teks di atas memperlihatkan bahwa Samir membantah tuduhan

Siham yang mengatakan bahwa dirinya termasuk kelompok tentara Assad.

Dan ia menegaskan bahwa ia merupakan bagian dari tentara Suriah yang

melindungi rakyat-rakyat sipil Suriah. Mendengar hal tersebut, Siham tidak

mudah percaya begitu saja karena pada dasarnya tidak ada tentara di Suriah

yang pro terhadap rakyat sipil semua tentara kejam dan brutal yang hanya

bisa menyiksa saja. Samir telah berusaha untuk meyakinkan Siham bahwa

dirinya bukan termasuk tentara Assad. Ia bukanlah seorang penjahat seperti

tentara rezim Assad pada umumnya. Melainkan hanya seorang tentara

Suriah yang ingin melindungi rakyat Suriah dari kebrutalan tentara Assad.Ia

menambahkan bahwa tidak semua tentara Suriah itu penjahat seperti tentara

Assad pada umumya yang suka membuat menyiksa rakyat sipil. Namun

usaha itu sia-sia Siham bersikukuh untuk tidak percaya bahkan ayahnya pun

mengatakan hal yang sama.

Artinya .

Dia orang yang sangat baik, akan tetapi ia merupakan

anggota dari tentara Assad

64

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 89 65

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 102

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

139

Artinya.

Aku mencoba untuk menenangkan diriku sendiri dan tetap

pada pendirianku dengan perasaan yang sangat marah dia sama saja

seperti mereka, dari tentara Bashar yang seorang penjahat, Samir

pun juga seorang penjahat.

Meskipun Samir berusaha sekuat tenaga untuk menjelaskan pada

siham bahwa ia bukan merupakan tentara Assad, namun semua itu sia-sia.

Karena Siham sama sekali tidak akan pernah percaya. Melalui teks ini

novelis menggambarkan bagaimana kebencian seorang Siham terhadap

rezim Assad telah mencapai puncaknya. Rezim Assad dan jajarannya telah

diklaim sebagai pembunuh rakyatnya sendiri. Dan melalui tokoh Siham

dalam teks tersebut, pengarang memberitahukan pada dunia bahwa seluruh

rakyat Suriah mayoritas Sunni sangat membenci rezim Assad itu.

Ada sesuatu hal yang unik menurut penulis dalam teks di bawah ini

ialah mengenai profesi tokoh Samir ini, ia bersikukuh menjelaskan pada

Siham bahwa ia bukan merupakan tentara Assad melainkan ia seorang

tentara Suriah yang dianggap oleh Siham sebagai tentara yang

bekerja pada Assad. Hemat penulis, dalam hal ini pengarang secara tidak

langsung memberitahu bahwa dalam Suriah terdapat dua bagian kelompok

tentara yaitu tentara Suriah dan tentara Assad. Tentara Suriah yang

dimaksudkan adalah FSA (Free Syrian Army) yaitu tentara pembebasan

Suriah yang terdiri dari sekelompok rakyat sipil bersatu untuk

menumbangkan rezim Assad. Kelompok ini mendukung aksi yang dilakukan

oleh rakyat Suriah. Sebagaimana dalam teks disebutkan dengan kalimat

, atau tentara pembebasan Suriah yang dimaksud dalam

hal ini ialah (FSA). Posisi Samir di atas merupakan tentara yang berpihak

pada rakyat . Apakah yang dimaskud pro-rakyat adalah kelompok FSA

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

140

? FSA merupakan tentara Suriah yang membelot yang memberontak

menginginkan Assad turun dari kursi kekuasaannya. Mereka berseragam

militer sama seperti tentara lainnya namun mereka berasal dari rakyat sipil

Suriah yang bersatu untuk menumbangkan rezim Assad.

Dan kalimat

merupakan lambang atau simbol dari FSA atau tentara pembebasan Suriah

yaitu berwarna hitam, putih, merah bercampur dengan warna kehijauan.

Kelompok pemberontak FSA ini dipimpin oleh kolonel Riad al-Asaad

yang didirikan pada Juli tahun 2011 lalu. Ada empat warna yang terdapat

dalam logo FSA yaitu warna hitam bermakna gelap yang tidak mempunyai

efek cahaya apapun di dalamnya. Dalam istilah lain bermakna

ketidakmampuan dalam menangkap cahaya revolusi. Warna putih lebih

kepada menunjukkan kehadiran seluruh warna dasar yang bisa membedakan

dengan warna-warna dasar lainnya dalam istilah lainnya bermakna.

Sedangkan warna merah lebih kepada berani menghadapi situasi apapun.

Sementara warna hijau lebih bermakna sekuler. Motto dari organisasi ini

adalah (kemenangan atau mati), sebuah motto yang sangat

ekstrim sekali pilihan antara hidup dengan kemenangan atau mati dalam

keadaan tidak berguna. Jadi mereka akan berjuang sampai pada titik darah

penghabisan untuk mendapatkan hak-hak mereka kembali yang telah di

rampas oleh rezim Assad. Mereka hanya menginginkan agar Assad turun

dari kekuasaannya. Berdasarkan kalimat di atas telah menunjukkan bahwa

Samir itu termasuk anggota tentara FSA. Dan pengarang dalam hal ini ingin

mengungkapkan bahwa di Suriah terdapat dua tentara. Ada yang pendukung

Assad dan ada juga atau tentara pembebasan Suriah ( FSA).

Tentara Bashar lebih brutal dibandingkan dengan tentara FSA. Keduanya

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

141

merupakan dua kubu yang berlawanan di Suriah. Tentara FSA pro rakyat

sedangkan tentara Assad malah melakukan sebaliknya yang selalu

melakukan tindakan kejam terhadap rakyatya sendiri sebagaimana yang

tergambar dalam teks di bawah ini.

-

-

66

Artinya.

- Pelayanan angkatan perang atau kemiliteran.

- Mereka membunuh, memncuri, membordir, merampas. Apakah

kamu tidak melihat itu semua? Mereka meruntuhkan seluruh

kota kami dengan alasan bahwa mereka angkatan bersenjata, dan

mereka menahan orang-orang dengan senjata mereka lalu

memasukkan kami ke dalam kekecauan peperangan tersebut,

semua itu dilakukan karena ketamakan, kerakusan dan tipu daya

mereka saja. Mereka akan membinasakan orang-orang yang

tidak mau mengikuti sekte (Syi‟ah) mereka!. Seluruh dunia

mengetahui kegilaan serta kebiadaban mereka, dan kamu tidak

lain hanyalah bagaikan sebutir atom dan debu yang menempel di

dinding yang hanya mencari perlindungan dari mereka.Kamu

merupakan bahan bakar karena melawan bangsamu sendiri,

melawan Suriah, melawan Halb.

Dari teks di atas, pengarang ingin memperlihatkan bahwa tentara

Assad sangat brutal dan kejam, mereka suka menyiksa, membunuh orang-

66

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.40-41

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

142

orang yang tidak berdosa kemudian membordir tempat tinggal mereka.

Mereka tidak mempunyai rasa kasihan sedikitpun terhadap warga sipil.

Dengan mereka selalu menyiksa rakyat Suriah secara tidak langsung mereka

melawan Suriah, melawan golongan mereka sendiri. Karena mereka pada

dasarnya juga dari kalangan rakyat sipil yang bekerja menjadi tentara

bayaran Assad. Sedangkan FSA berasal dari kalangan rakyat sipil yang

merasa tertekan dengan selama pemerintahan Bashar Assad sedangkan FSA

mereka terinspirasi untuk bersatu melawan rezim Assad karena mereka telah

jenuh dengan semua perlakuan dan tindak kebrutalan penguasa kepada

mereka.Saatnya mereka bersatu untuk menumbangkan rezim Assad

kemudian merebut Suriah dari tangan pemimpin diktator tersebut. Mayoritas

yang menjadi tentara atau pasukan bersenjata adalah pemuda-pemuda

Suriah. Sebagaimana yang tergambar dalam teks di bawah ini.

Artinya.

Mayoritas yang menjadi pasukan bersenjata itu adalah

pribumi Suriah yang bekerja melayani para tentara militer dan

mereka bisa berbuat apa sesuai dengan kemauan mereka.

- Kenapa kamu tidak membebaskan diri dari mereka?

-Membebaskan diri artinya bergabungan dengan tentara pembebasan,

bahasa Inggris (Free Syrian Army) FSA .

67

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.123

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

143

Artinya.

- Apabila tidak dihormati akankah mau menjadi tentara perang ?

- Bagaimana ia tidak menghormatimu! Mereka berperang untuk

membela negara, tentu mereka dihormati oleh orang banyak.

Beberapa teks di atas memperlihatkan bagaimana perseteruan antara

tentara Assad dan FSA. Apabila keluar dari barisan tentara Assad, maka

akan dianggap bergabung dengan FSA dan dianggap sebagai pemberontak

kepada negara oleh rezim Assad. Maka bersiap akan menjadi buronan dan

dibunuh oleh aparat militer Assad sebagaimana yang terjadi pada tokoh

Samir dalam novel ini, ia mati terbunuh ditembak oleh kelompok bersenjata

dari tentara Assad. Pada akhirnya Siham menyadari bahwa Samir bukanlah

termasuk tentara Assad melainkan tentara Suriah.

Artinya.

Aku ingin mengatakan pada mereka bahwa kami semuanya sangat

mencintai Suriah. Dan kami juga mencintai Suriah serta bangsanya,

Samir juga sangat mencintai negaranya. Aku ingin mengatakan

bahwa Samir bukanlah termasuk tentara Assad itu. Samir....Samir

merupakan anggota tentara Suriah.

Dari teks di atas penulis menemukan posisi Dina Nasrini sebagai

pengarang dalam novel ini. Melihat bagaimana pengarang menjelaskan

mengenai tentara Assad versus FSA yang diwakilkan oleh tokoh Samir

kemudian di akhir teks tersebut pengarang melontarkan kalimat yang

bermakna seolah-olah membela bahwa Samir bukanlah seorang tentara

68

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.144

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

144

Assad melainkan tentara Suriah yang berjuang melindungi negaranya.

Melihat pembelaan dari pengarang tersebut, penulis berkesimpulan bahwa

pengarang ini cenderung memihak kepada kelompok tentara FSA mengingat

tentara ini berasal dari rakyat sipil yang bersatu untuk menurunkan rezim

Assad dari takhtanya. Selain itu juga pengarang novel ini merupakan

penduduk asli Aleppo yang ikut merasakan penderitaan yang diberikan oleh

rezim Assad jadi adalah sikap wajar jika sang novelis mendukung tentara

FSA ini dan hal ini semakin memperkuat asumsi penulis bahwa pengarang

sangat mendukung terhadap kelompok tentara FSA ini. Dan pada akhir cerita

Samir dibunuh oleh tentara Assad.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan

bahwa pada dasarnya konflik Suriah juga dilatarbelakangi oleh faktor

internal misalnya saja dalam aspek ekonomi menyebabkan banyak rakyat

yang mati kelaparan, tidak adanya lapangan pekerjaan sehingga mereka

melakukan upaya pemberontakan untuk menuntut hak-hak mereka

sebagaimana yang dijanjikan dahulu. Jika semua hak mereka tidak terpenuhi

maka sangat besar peluang terjadinya konflik dalam negeri sebagaimana

yang terjadi di Suriah saat ini. Jika faktor internal tidak bisa terselesaikan

dengan baik, maka akan sangat besar faktor eksternal masuk dan

mengintervensi dalam negara. Meskipun dalam novel ini tidak ada

menyinggung mengenai faktor eksternal tetapi secara tidak langsung

memberi kesempatan untuk pihak luar mengintervensi permasalahan yang

ada dalam negeri Suriah. Sebagaimana realitanya saat ini ada beberapa

negara yang sangat bersahabat dengan Suriah yaitu Rusia dan China. Mereka

mempunyai niat dan kepentingan yang tersembunyi terhadap Suriah baik

dari segi ekonomi, politik maupun militer.

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

145

4.3.4 Novel Amal fī Sūriā Sebagai Kritikan Terhadap

Pemerintahan Bashar Assad.

Novel Amal fī Sūriā karya perdana Dina Nasrini ini mengisahkan

mengenai tragedi krisis kemanusiaan berupa konflik berkepanjangan di

Suriah. Novel ini mengkritik sistem pemerintahan Bashar Assad yang telah

lama berkuasa di Suriah. Rakyat hanya menginginkan perubahan agar negara

mereka menjadi negara yang menganut sistem demokratis yang menjunjung

tinggi nilai kebebasan baik itu bebas berpikir, berpendapat serta menyatakan

apirasi-aspirasi mereka terhadap rezimnya. Dalam novel ini diceritakan

secara transparan mengenai konflik Suriah baik itu konflik bertipe vertikal

yaitu antara rezim dan rakyat sipil Suriah. Konflik harizontal terlihat pada

pertikaian antara dua kelompok keagamaan yaitu Sunni dan Syi‟ah

(Alawite). Novel ini mengkritik sistem kepemimpinan Bashar Assad

terutama mengenai peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 2011 lalu. Di

dalam novel ini pengarang secara langsung mencantumkan nama Bashar

Assad sebagai bentuk dari protesnya terhadap rezim tersebut. Sebagaimana

yang terdapat dalam beberapa teks di bawah ini.

-

-

-

Artinya.

69 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 42.

70 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.155

71 Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm.164

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

146

- Aku membuat tanda seperti rumah komandan kepolisiaan dan

foto yang tertempel di dinding merupakan gambar seorang

keriminal besar di negeriku,orang-orang menamainya dengan

sebutan presiden agar ia bisa melakukan semua tindakan yang

mengerikan dan melampaui batas itu terhadap rakyat Suriah dan

itu adalah potret seorang Bashar Assad.”

- Penyembah Bashar. Apa yang kamu harapkan dari mereka.

- Baik, alhamdulillah. Kami telah menerima sebagian dari

perbaikan dari rumah-rumah yang diteror oleh Bashar Assad dan

pasukan bersenjata Suriah.

Dari beberapa teks di atas semuanya mencantumkan nama Bashar

Assad. Melalui novel Amal fī Sūriā ini, pengarang ingin mengkritik

pemerintahan Bashar Assad dan menyampaikan amanat atau pesan bahwa

sebuah harapan rakyat Suriah tidak akan pernah mati, meskipun negeri

Suriah telah hancur lebur diratakan oleh debu, namun harapan serta cinta

mereka terhadap Suriah tidak akan pernah luntur sama sekali. Bagaimana

sebuah harapan selalu menjadi obat paling mujarab pada saat mereka

disiksa bahkan dibunuh. Sebuah harapan akan menjadi sumber kekuatan

bagi mereka. Keyakinan dan kepercayaan itu telah menyusup dan mengalir

dalam darah rakyat Suriah. Begitulah amanat yang akan disampaikan oleh

pengarang dalam novel ini mengenai harapan anak-anak agar kehidupan

mereka di hari mendatang jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka ingin

melihat matahari esok lebih bersinar hari hari ini. Secara tidak langsung

novel ini seolah-olah mengisyaratkan dan memberi tahu kepada kita semua

bahwa rezim Assad Suriah merupakan rezim yang sangat tiran,otoriter serta

diktator terhadap rakyatnya sendiri. Dina Nasrini sebagai pengarang novel

ini merupakan bagian dari masyarakat Suriah, Aleppo. Sebagai penduduk

asli yang sangat cinta terhadap tanah air tentunya sangat peduli terhadap

nasib rakyat Suriah dan ia sangat membenci terhadap rezim Assad. Di sini

terlihat posisi pengarang yang pro rakyat Suriah. Melalui karya ini,

pengarang mewakili suara hati nurani rakyat Suriah ingin mengutarakan

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

147

bagaimana sakit dan menderitanya rakyat Suriah di bawah kepemimpinan

Bashar Assad. Harapan mereka rakyat Suriah tergambar dalam teks di bawah

ini.

Artinya.

Hari esok adalah harapan, kekejaman mereka tidaklah akan lama,

kekejaman mereka tidaklah berlangsung lama, melainkan telah

terjadi masa lalu, sedangkan hari esok merupakan sebuah

harapan untuknya dan untuk mereka.

Harapan hanyalah tinggal harapan...Suriah hanya tersisa simbol

saja baginya.

Di Suriah, harapan tidak akan pernah mati.

Dari penggalan teks di atas menggambarkan mengenai harapan

rakyat Suriah yang tiada pupus, setiap hari mereka selalu berharap bahwa

hari esok akan ada keajaiban dari harapan-harapan merek itu. Intisari yang

ingin disampaikan pengarang dari novel Amal fī Sūriā ini adalah tentang

sebuah harapan dari anak-anak Suriah terhadap negaranya. Mereka berharap

keadaan Suriah semakin membaik dari sebelumnya. Mereka menginginkan

konflik berkepanjangan ini segera berakhir agar mereka bisa menjalani hidup

dengan tenang, damai seperti negara-negara Arab lainnya yang telah berhasil

melewati peristiwa Arab Spring tersebut.

Dalam teks Amal fī Sūriā pengarang mengutip surah al-Quran yaitu

surah asy-Syarh 1-8 dan Surah asy-Syarh merupakan surah ke-94 yang turun

di Mekkah. asy-Syarh berarti lapang dada yang diambil dari ayat pertama

72

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 174

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

148

. Asbabun an-Nuzul dari surah ini adalah untuk menenangkan hati

nabi Muhammad SAW karena gelisah dan bimbang akibat tidak turunnya

wahyu yaitu surat adh-Dhuha dan setelah turunnya surah tersebut, hati

beliau menjadi lapang dan tenang sehingga Allah SWT mengingatkan

beliau pada bagian awal surah ini tentang anugerah yang telah ia berikan.

Selain dari itu surah ini juga menerangkan tentang keadaan nabi dalam

berdakwah menyampaikan risalahnya yang banyak melewati rintangan

dan hambatan dari kaum Quraish. Allah SWT mengingatkan beliau agar

selalu optimis, kuat dalam melewati cobaan apapun. Karena setiap

kesulitan pasti ada kemudahan. Sebagaimana dalam surah asy-Syarh

(sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan). 73 Jika

dikorelasikan dengan kondisi Suriah, maka ayat tersebut sangat tepat dengan

kesulitan dan penderitaan yang tengah mereka alami. Dan kalimat ini

merupakan obat mujarab yang bisa meneguhkan iman, selalu memberi

kekuatan di saat mereka menghadapi semua kesulitan dan penderitaan. Di

sini terlihat bagaimana anak-anak dan rakyat Suriah sangat merasakan

penderitaan yang amat luar biasa dengan semua permasalahan yang ada di

negara mereka. Mereka hanya bisa meyakini bahwa setiap kesulitan pasti

akan ada kemudahan. Pengarang dalam teks seolah ingin menyampaikan

bahwa mereka tidak akan pernah putus asa terhadap apa yang tengah

menimpa di negara mereka. Selalu ada harapan untuk negara mereka agar

bisa kembali seperti semula.

Jika dilihat secara seksama bahwa ada kesamaan antara judul novel

ini dengan nama tokoh anak yaitu Amal binti Siham. Kata Amal dalam

novel ini bermakna ganda, bisa bermakna nama seseorang yaitu Amal. Dan

73

Dina Nasrini, Amal fī Sūriā, hlm. 22

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

149

bisa juga Amal dalam bahasa Arab bermakna harapan ( ). Hal yang bisa

dipahami pada kata ini adalah bahwa seorang pengarang selalu

mengharapkan ada secercah harapan dibalik semua peristiwa yang terjadi

di Suriah yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir ini dan

tentunya mengharapkan agar secepatnya menemukan titik terang dan

solusi dari apa yang telah terjadi. Selain daripada itu juga dengan

kehadiran anaknya yang bernama Amal diharapkan akan mampu memberi

kebahagiaan, harapan dalam hidup si tokoh utama perempuan yaitu Siham.

Anak merupakan kebahagiaan yang tiada bandingannya dalam hidup.

Kemudian penulis juga menemukan bahwa Amal itu merupakan sebuah

nama yayasan tempat mengajarnya Dina Nasrini dalam dunia nyata. Oleh

karena itu, kata Amal di sini memiliki multimakna dan tentunya seorang

pengarang telah mempertimbangkan hal ini terlebih dahulu pada saat karya

ini diciptakan

Selain tokoh antagonis Abu Dhaba‟u dan Bashar Assad yang

mempunyai kemiripan dari segi karakternya, tokoh protagonis Siham pun

jika dicermati secara seksama ternyata ada kesamaan dengan sosok

pengarang novel ini yaitu Dina Nasrini, hal itu terlihat jelas dari profesi

pengarang dengan Siham dalam novel ini yaitu sama-sama seorang guru TK.

Meskipun seandainya pengarang memang benar-benar menceritakan dan

memasukkan dirinya secara langsung dalam kisah tersebut, namun sebagai

sebuah karya fiksi semua itu bukanlah menjadi pokok persoalan penting.

Sebuah karya fiksi dan dianggap sebagai hasil dari renungan dan imajinasi

pengarangnya. Selain itu ada juga tokoh dalam novel tersebut yang benar-

benar ada keberadaannya dalam dunia nyata. Tokoh tersebut adalah bibi

Radwa, ternyata beliau benar-benar ada dalam kehidupan nyata dan apa

yang telah dialami oleh bibi Radwa merupakan sebuah fakta yang benar-

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

150

benar terjadi yang dimasukkan oleh pengarang ke dalam karyanya ini.

Selain daripada itu juga, melihat dari profesi seorang pengarang dalam

dunia nyata sebagai seorang guru TK Yayasan yang bernama al-Amal, secara

tidak langsung memberi pemahaman kepada penulis, bahwa pengarang

sedikit banyaknya melibatkan dirinya dalam novel Amal fī Sūriā tersebut.

Dari sini terlihat jelas bahwa pengarang sangat berusaha untuk menguasai

dirinya ketika menulis novel ini,apalagi dengan menceritakan pengalaman

pribadi secara langsung. Namun seberapa pun banyaknya dalam teks itu

mengisahkan tentang fakta yang terjadi, tidak akan mengurangi nilai dari

karya sastra itu sendiri yang tidak lepas dari imajinasi di dalamnya. Karena

Imajinasi merupakan salah satu unsur pokok dalam dunia karya sastra.

Sebagai novel realis historis yang lebih mengutamakan sejarah

yang yang bersifat realita, namun sebagai sebuah karya sastra tidak semua

apa yang terkandung dalam novel tersebut merupakan sebuah fakta yang

benar-benar terjadi melainkan sebuah fakta dalam teks tersebut harus

dibarengi oleh khayal atau imajinasi di dalamnya. Dalam dunia sastra ada

hal-hal yang perlu diungkapkan oleh sastrawan dalam karyanya, namun ada

hal-hal yang dianggap tidak perlu diceritakan secara gamblang di dalamnya.

Hal tersebut dikhawatirkan dapat menyinggung suatu golongan ataupun

komunitas tertentu bahkan akan berdampak saling menebar kebencian

diantara komunitas seperti yang terjadi di Suriah hingga saat ini apalagi jika

mengingat Suriah merupakan sebuah negara yang kaya akan kebudayaan

baik itu ras, suku bahkan agama yang beranekaragam di dalamnya. Tentunya

akan sangat sensitif sekali menyinggung pada hal-hal yang berbau ideologi

tersebut karena akan menyebabkan perselisihan yang tiada akhir.

Jika di buat dalam bentuk presentase, relevansi antara kisah dalam

novel Amal fī Sūriā dengan realita yang terjadi di Suriah berkisar 75% .

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

151

Maka dapat dikatakan bahwa novel ini sarat sekali menceritakan mengenai

peristiwa revolusi Suriah pada tahun 2011 lalu. Selain itu juga, setelah

penulis memperhatikan secara seksama mengenai latar belakang dari

pengarangnya, banyak sekali terdapat kemiripan antara kehidupan dari

Dina Nasrini dengan tokoh Siham dalam novel ini. Oleh sebab itu, penulis

berani menegaskan bahwa novel ini merupakan novel realis historis. Dan

yang menjadi point penting di sini adalah bahwa sebuah karya sastra

tidak hanya dilatarbelakangi oleh fiksi atau khayalan belaka, namun fiksi

tersebut diperoleh melalui pemahaman total mengenai suatu fakta

Hal yang tak kalah pentingnya juga untuk dipaparkan bahwa novel

Amal fī Sūriā karya Dina Nasrini ini diterbitkan bukan di Suriah melainkan

di Dār, an-Nūn , Mesir. Pertanyaan yang terdapat di awal adalah

kenapa tidak diterbitkan di Suriah? Apakah semua buku maupun karya sastra

lainnya dilarang keras untuk diterbitkan di Suriah, kenapa harus Mesir yang

menerbitkan, apakah ada hubungan Suriah dan Mesir sebelumnya dalam

aspek kesusasteraan? Penulis mengutip dalam sebuah majalah yang berhasil

mewawancarai Dina Nasrini secara langsung. Ia menyatakan bahwa ada

beberapa faktor yang membuat novel ini diterbitkan di Mesir bukan di

Suriah. Pertama, Mesir dan Suriah, kedua negara ini sama-sama memiliki

permasalahan yang sangat krusial dalam negara mereka. Mesir telah dilanda

peristiwa pergolakan politik, sedangkan Suriah dilanda dengan krisis

kemanusiaan. Kedua, Suriah tidak akan pernah menerbitkan karya sastra

maupun karangan ilmiah lainnya yang mana di dalamnya mengisahkan

mengenai fakta-fakta yang terjadi di negara mereka. Tentunya mereka tidak

ingin jika keburukan mereka terbongkar dan diketahui oleh dunia. Lebih

lanjut Dina mengatakan bahwa mayoritas teman-teman seprofesinya yang

lain mengurungkan niatnya untuk menerbitkan hasil karya mereka

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

152

dikarenakan takut akan dibunuh oleh rezim Assad. Ketiga, karya sastra yang

diterbitkan di Mesir tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal ini bertujuan

agar semua orang di seluruh dunia bisa membaca dan mengetahui konflik

apa yang sebenarnya terjadi di Suriah hingga saat ini.74

Melihat dari hasil wawancara Dina Nasrini di atas penulis

menemukan jawaban kenapa pengarang tidak terlalu transparan

menceritakan peristiwa 2011 lalu. Jawabannya adalah dikarenakan akan

berdampak buruk terhadap kehidupan pengarang dan masayarakat Sunni

lainnya. Hubungan antara Sunni dan Syi‟ah tidak pernah membaik dari

zaman dahulu. Dengan menceritakan peristiwa itu maka akan sangat

dikhawatirkan adanya ketersinggungan terhadap suatu kelompok tertentu.

Apalagi saat ini kelompok Syi‟ah yang mendominasi di Suriah, maka akan

sangat dimungkinkan terjadinya kekerasan yang semakin berlarut. Hemat

penulis, tujuan pengarang menyembunyikan mengenai peristiwa kekerasan

pada anak-anak yang terjadi pada tahun 2011 lalu adalah dikarenakan takut

kepada rezim Assad yang berkuasa.

74 Hannan A‟qil, Novelis Suriah: Dina Nasrini ,(Kelompok Intelektual Suriah Yang

Hidup di Bawah Tekanan Politik Suriah), Kairo, Majalah Suriah Syahriyah: No.10 Juli

2014. hlm.130-132.

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

153

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Novel Amal fī Sūriā karya Dina Nasrini ini dikategorikan sebagai

novel sejarah. Di dalamnya mengisahkan mengenai pergolakan krisis

kemanusiaan yang terjadi tahun 2011 pada masa pemerintahan Bashar Assad

di Suriah. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa konflik yang terjadi di

Suriah bisa dikatakan sebagai konflik multidimensi baik itu vertikal maupun

harizontal dan juga internal. Konflik sosial vertikal terlihat pada kekejaman-

kekejaman yang dilakukan oleh Bashar Assad terhadap rakyatnya terutama

yang beraliran Sunni. Sedangkan konflik bertipe harizontal terlihat pada

perseteruan antara dua teologi keagamaan Sunni dan Syi’ah Suriah. Tidak

dapat dipungkiri bahwa perbedaan ideologi menjadi salah satu faktor pemicu

lahirnya konflik tersebut. Sedangkan konflik internal terlihat pada

pertarungan antara dua tentara yaitu tentara Assad dan tentara FSA ( tentara

pembebasan Suriah).

Konflik antarkelompok keagamaan merupakan konflik laten

yang telah ada semenjak pada masa kepemimpinan ayahnya Hafedz Assad.

Pada masa pemerintahan Bashar Assad konflik ini semakin diperkuat dengan

banyaknya kekejaman-kekejaman yang telah dilakukan olehnya. Diantaranya

adalah penyiksaan terhadap kelompok Sunni, krisis ekonomi, ledakan bom

berdampak pada banyaknya rakyat Suriah yang mengungsi ke negara

tetangga. Novel ini memperlihatkan bagaimana Bashar Assad mempertajam

konflik-konflik tersebut pada masa pemerintahannya sehingga terjadinya

konflik begitu menajam dan sangat tinggi dan tidak bisa lagi diredam oleh

masyarakat tingkat lokal maupun internasional. Secara tidak langsung novel

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

154

ini mampu menjadi cermin yang bisa memperlihatkan konflik sosial yang

benar-benar terjadi pada masa pemerintahan Bashar Assad tahun 2011 lalu.

Oleh karena itu novel ini dikategorikan sebagai fiksi sejarah (historical

fiction).

Meskipun novel ini menjadi cermin yang memperlihatkan mengenai

peristiwa tragedi kemanusiaan pada tahun 2011 lalu. Namun ada hal-hal

yang tidak direpresentasikan oleh pengarang dalam novel ini mengenai

konflik sosial yang terjadi. Di dalam sejarah diceritakan tentang belasan

anak laki-laki yang menyebabkan lahirnya gelombang revolusi, akan tetapi

dalam novel ini tidak ditemukan sebuah teks yang menceritakan mengenai

peristiwa itu. Meskipun ada beberapa teks yang mencantumkan nama

belasan anak laki-laki namun tidak ditemukan sebuah teks yang

menceritakan mengenai peristiwa besar tersebut. Hanya saja dalam teks

diceritakan mengenai sosok ibunya Amal yaitu Siham yang disiksa oleh

kelompok Abu Dhaba’u. Menurut hemat penulis, pengarang dalam hal ini

ingin menyembunyikan mengenai peristiwa lahirnya revolusi tersebut

dikarenakan pengarang takut kepada rezim Assad yang dikenal sangat

tiran dan tidak segan-segan membunuh rakyatnya sendiri.

Novel Amal fī Sūriā merupakan ungkapan hati seorang Dina Nasrini

terhadap badai besar yang menimpa negaranya. Suaranya mungkin tidak

dapat didengar jika ia berbicara secara langsung karena ia hanya seorang

perempuan dan guru TK. Semua orang boleh menyuarakan isi hatinya

melalui demosntrasi dan aksi sosial lainnya akan tetapi Dina Nasrini

menyuarakan isi hatinya melalui novel ini. Dengan begitu semua orang

dapat membaca karyanya ini tidak hanya pada level lokal tetapi juga

internasional. Dapat dikatakan bahwa peran sastra dalam konteks sosiologi

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

155

sastra dalam novel ini adalah sebagai kritik sosial pada masa pemerintahan

Bashar Assad terhadap apa yang ia dan rakyat Suriah alami.

Ada dua karya lainnya setelah novel Amal fī Sūriā ini yaitu Saya’tii

(2014), Zaakiratul Wurud (2016). Dari semua karya yang ditulisnya hanya

novel Amal fī Sūriā yang memperlihatkan tentang konflik sosial Suriah.

Sebagai alumni dari jurusan sastra Prancis, ia mempunyai peran dan

tanggung jawab yang besar terhadap eksistensi dalam dunia sastra. Meskipun

ia masih terbilang muda berkecimpung dalam dunia sastra namun tidak

menurunkan semangatnya untuk terus menyalurkan bakat yang ia miliki.

Hal ini menunjukkan bahwa Dina Nasrini memperlakukan dirinya dan

karyanya untuk kemanusiaan.

B. Saran.

Novel Amal fī Sūriā merupakan karya monumental perdana dari

seorang novelis asal Aleppo, Dina Nasrini. Novel ini diterbitkan di Daar

an-Nuun, Mesir pada tahun 2014. Sejauh ini penulis belum menemukan

peneliti-peneliti yang telah menggunakan novel ini sebagai korpus utama

dalam penulisan karya ilmiah baik itu skripsi maupun tesis dan karya ilmiah

lainnya. Penulis merupakan peneliti pertama yang menggunakan novel ini

dalam karya sastra apalagi dalam jurusan bahasa dan sastra Arab oleh

karena itu sangat diharapkan akan ada peneliti-peneliti selanjutnya yang

meneruskan objek kajian dari novel Amal fī Sūriā ini dalam aspek yang

berbeda, mengingat isu-isu yang terdapat dalam novel ini masih dikatakan

update. Dan konflik Suriah masih berlangsung hingga saat ini tentunya

sangat membutuhkan penggalian lebih lanjut.

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

al-Fath, Abu Muhammad „Abd al-Karim ibn Bakr Ahmad al- Shahrastani, al-

Milal wa al-Nihal , Beirut: Dār al-Fikr, 1976.

al-Halabi, Sulaiman, Thaifah al-Nushairiyah Tārikhuhā wa „Aqā‟iduhā,

Kuwait: ad-Dār as-Salafiyah, cet. 2, 1404.

al-Fakhuri, Hanna, Tarikh al-Adab al-Arabi, Al-Maktabah al- Bulisiyah, 1987

Agastya, M. ABM, Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah Yang Penuh

Darah, Jogjakarta: IRCiSoD, 2013.

al-Aziz, Abdul bin Muhammad al-Faisal, al-Adab al-Arabi wa Tarikhuhu, al-

„Asr al-Jahili wa „Asr Sadr al-Islam wa al-A‟sr al-Umawi, Riyad:

Kerajaan Saudi Arabia, 1405

as-Syayib, Ahmad, Usul an-Naqd al-Adabi, Kairo: Maktabah an-Nahdah al-

Misriyyah,1964.

Asmuni, Yusran, Ilmu Tauhid, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1996.

Bakhtin, Mikhail, Discourse Typology in Prose, dalam Vassilis Lambropoulos

and David Neal Miller (ed). Twentieth Century Literary Theory: an

Introductory Anthology. State University of New York Press: New

York,1987.

Candra, Helmi, Pengaruh Sejarah Politik Syi‟ah dan Sunni Terhadap Ilmu

Hadis Syi‟ah Perspektif Syi‟ah dan Sunni, Tangerang Selatan: Young

Progressive Muslim, 2016.

Cleveland, William L. Martin Bunton, A History of The Modern Middle East,

Westview Press, 2013.

Dahrendorf, Ralf, Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam, (Jakarta: Prenada

Media, 2004.

Djoko, Sapardi, Damono, Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas, Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1978.

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Garfinkle, Adam, How to Think About The Middle East Before The “Arab

Spring”-And After, Foreign Policy Research Institute Footnotes,

November 2013.

Haran, VP, Roots of the Syrian Crisis Institute of Peace and Conflict Studies,

March 2016.

Hendarto, Heru, Mengenal Konsep hegemoni Gramsci dalam Diskursus

Kemasyarakatan dan Kemanusiaan, Jakarta: Gramedia,1993.

Huaco, George A, The Sociological Model, dalam Milton C. Albrecht, dkk.1970

Ibish, Hussein, Was The Arab Spring Worth It?, Foreign Policy, No. 194 (July

/ August 2012.

Ira, Lapidus M, Sejarah Sosial Umat Islam Jilid 3, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000.

Isya,M, Novel Sebagai Kritik Politik, Studi Sastra Realis Historis Novel al-Zaini

Barakat Karya al-Ghitani, Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta,

2016.

Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, Jakarta: Rajawali

Pers, 2009.

Kamil, Sukron, Najib Mahfuz : Sastra, Islam, dan Politik (Studi Semiotik

Terhadap Novel Aulad haratina), Jakarta: PT Dian rakyat, 2013.

Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2004.

Kuncahyono, Trias, Musim Semi di Suriah: Anak-anak Penyulut Revolusi.

Jakarta: Kompas, 2012.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Budaya,1955.

Kuncahyono, Trias, Musim Semi di Suriah Anak-Anak Sekolah Penyulut

Revolusi, Jakarta, Kompas, 2012.

Kutha, Nyoman, Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,

Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2007.

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Kutha, Nyoman, Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009.

Lembaga Kajian Syamina Bekerja Mencegah Kezaliman, Yaman Konflik Yang

Tak Kunjung Usai, XVII/Januari-Februari 2015.

Maryam, Siti, Damai dalam Budaya : Integrasi Tradisi Syiah dalam Komunitas

Ahlusunnah Waljama‟ah di Indonesia, Jakarta : Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama RI, 2012.

M. Jeremy Sharp and Christopher M. Blanchard, “Armed Conflict in Syria:

Background and U.S. Response,” Congressional Research and Servise, 6

September, 2013.

Mbogo, Stephen, “The Triving Arms Bazaar”, West Africa, No. 496, 8-14

Oktober 2001.

Minderop, Albertino, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2005.

Muhammad, Musthafa al-Shak„ah, Islam Bilā Madzahib, Jakarta: Gema Insani

Press, 1994.

Nasir, Ms, Teori-Teori Sosiologi, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2009.

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Novel, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2010.

Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni,

Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.

Pruitt, Dean G, Jeffrey Z. Rubin, Teori Konflik Sosial, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar, 2004.

Razak, Abdul, Zaidan, Kamus Istilah Sastra, Jakarta : Balai Pustaka,2007.

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Robert, Ted Gurr, Introduction dalam Handbook of Political Conflict,Theory

and Research, Ted Robert Gurr Penyunting New York :NY: The Free

Press, 1980.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya,

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Semi, M. Atar, Metode Penelitian Sastra , Bandung : Angkasa, 2012.

Simon, Roger, Gagasan-gagasan Politik Gramsci, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

dan Insist, 1999.

Sulaeman, Dina Y, Praha Suriah: Membongkar Persekongkolan Multinasional

Depok: IMaN, 2013.

Sugihastuti, Teori Apresiasi Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Susan, Novri, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta:

Kencana Prenda Media Group, 2009.

Tamburuka, Apriadi, Revolusi Timur Tengah, Kejatuhan Para Penguasa

Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah, Jakarta: PT. Buku Seru, 2011.

Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung, Angkasa,1993.

Teeuw, A, Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta; Pustaka

Jaya, 1984.

Tuaimah, Sabir, Dirasat fi al-Firaq, Riyadh: Maktabah al-Ma„arif, 1983.

Umar, Junus, Sosiologi Sastra, Persoalan Teori dan Metode, Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1986.

Van, Jan Luxwmburg Mieke Bal Willen G Weststeijn, Di indonesiakan oleh

Dick Hartoko, Pengantar Ilmu Sastra, Jakarta: PT.Gramedia, 1986.

Warson, Ahmad, Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia,

Yogyakarta: Pesantren Krapyak, 1984.

Wildana Wargadinata, Laily Fitriani, Sastra Arab dan Lintas Budaya, Malang:

UIN –Malang Press,2008.

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Wellek, Rene dan Austin Warren, Theory of Literature, Terj.oleh Melani

Budianta, Teori Kesusasteraan, Jakarta: PT. Gramedia, 1989 .

Widada, Rh. Saussure, Untuk Sastra Sebuah Metode Kritik Sastra Struktural,

Yogyakarta: Jalasutra, 2009

Wirawan, I.B., Teori –Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,

Defenisi Sosial, Dan Perilaku Sosial), Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2013.

Sumber Jurnal.

Allen, Roger, Review of Egyptian Writers Between History and Fiction : Essays

on Naguib Mahfouz, S onallah Ibrahim & gamal al-Ghitani, by Samia

Mehrez, Middle East Studies Association Bulletin, Vol.29, No. 1 1995

Basmah Rahman „Awdah, „‟Dawr „Ilm al-Ijtima‟fi tanzim al-Mujtama‟ „‟for

humanities Science al-qadisiya, Vol 111 No 4 2008.

Biersdet, Robert An Analysis of Social Power, American Sociological Review,

Volume 15, desember 1950.

Burrowes, Robert and Douglas Muzzio', The road to the Six Day War: Aspects

of an Enumerative History of Four Arab States and Israel, 1965-196, The

Journal of Conflict Resolution, Vol. 16, No. 2, Research Perspectives on

the Arab-Israeli Conflict: A Symposium Jun., 1972

Dabashi, Hamid, Arab Studies Quarterly,The Arab Spring:The End of

Postcolonialism, New York: Zed Books, 2012). Paperback. Vol. 34, No.

4 Fall 2012.

Emad Khalili, Sects in Islam: Sunnis and Shias , International Academic Journal

of Humanities Vol. 3, No. 4, 2016, pp. 41- 47. ISSN 2454-2245.

Ghadbian, Najib The New Asad: Dynamics of Continuity and Change in Syria,

Middle East Journal, Vol. 55, No. 4 Autumn, 2001.

Ibrahim, Nader, M.Bani Nasur, Syria-Iran relations ( International Journal of

Humanities and social science, vol.4.No.12 october 2014: Jordan, College

University.

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Jannah, Hasanatul, Okara Jurnal Bahasa dan Sastra, Yogyakarta, Unit Bahasa

STAIN pemekasan, vol, III, tahun 2 Mei 2007.

Jurdi, Syarifuddin, Sosiologi Nusantara, Memahami Sosiologi Integralistik,

Jakarta, Kencana, 2013

Lauer, Robert, H, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2001.

Lawson, Fred, Why Syria Goes to War,( Shofar, Ithaca and London: Cornell

University Press, 1998) Vol. 16, No. 3.

Muti‟ah, Siti, Setiawati, Pergolakan Panjang Suriah: Masih Adakah Pan-

Arabisme dan Pan-Islamisme, Jurnal CMES , Pusat Studi Timur Tengah

FSSR UNS, Volume V Nomor 1, Edisi Juli - Desember 2012.

Mut‟ah, Siti, Setiawati, Mekanisme Consociational dalam Penyelesaian Konflik

Internal Lebanon, Yogyakarta: Media Wacana 2010.

Ostrand, Nicole, Journal on Migration and Human Security ( JMHS), The Syria

Refugee Crisis: A Comparison of Responses by Germany, Sweden, The

United Kingdom, and The United States, Vol 3 No 3 2015.

Raho, Bernand SVD, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007

Raphaeli, Nimrod Syria‟s Fragile Economy, Middle East Review of

International Affairs ( MERIA), Vol. 11, No. 2 June 2007.

Sahide, Ahmad, Konflik Syi‟ah- Sunni Pasca The Arab Spring. Kawistara, Vol.

3 No.3, 22 Desember 2013

Sinha, Arun, Shia-Sunni Conflict, Economic and Political Weekly, Vol. 13, No.

45 (Nov. 11, 1978), pp. 1841-1842.

Sørli, Mirjam E. Nils Petter Gleditsch and Håvard Strand, Why Is There so

Much Conflict in the Middle East?, The Journal of Conflict Resolution,

Vol. 49, No. 1 Feb., 2005.

Yazqan, Pinar, Migration Letters, vol 12 N0 3 PP.181-192.ISSN: 1741-8984

dan e-ISSN: 1741-8992, (Article History: 16 August, 2015

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Rózsa, Erzsébet N., dkk The Arab Spring, Its Impact on the Region and on the

Middle East Conference, Academic Peace Orchestra Middle East, NOS.

9/10 • August 2012.

Warsiman, “Membangun Pemahaman Terhadap Karya Sastra Berbentuk Fiksi:

Telaah Sifat dan Ragam Fiksi Naratif”, Jurnal Thaqafiyyat,Vol 14,No.1.

2013.

Sumber Koran dan artikel lainnya.

Al-Jazeera Tsaurah Dāriyā as-Sūriā, 28-08-2016.Pukul 18:27.

BBC Arabiah,Turkiyā Tan fī Tarhīl Lājī‟n as-Sūriyīn a‟n-Ardīhā Qasron,28

Maret 2013.

Allan, Nevins, The gateway to History, New York : Doubleday & Co, 1962.

An-Najah News, Hilal Society Indonesia, Sekjen Hilal Ahmar : Konflik Suriah

Adalah Konflik Ideologi Sunni dan Syi‟ah, 27-01 2013.

AntaraNews.com. UNICEF : 14 Juta Anak Menderita Akibat Konflik di Suriah-

Irak,Jumat, 13 Maret 2015.

A‟qil, Hannan ar-Ruwāiyah as-Sūriā Dina Nasrini ,( al-Manzūmah al-Fikriyah

as-Sūriā Tudāru tahta Watatu Raqābah as-Siyāsiyah al-Musyaddadah ),

Kairo, Majalah Suriah Syahriyah: No.10 Juli 2014

Berlianto,Sindonews.com. Assad Sebut Barat Ingin Gantikannya dengan

Presiden Boneka, Sabtu, 22 April 2017.

Berlianto,Sindonews.com, Komisi PBB Belum Pastikan Jenis Gas dan Pelaku

Serangan Kimia, Sabtu, 22 April 2017

Berlianto, Damaskus Rabu, 8 Maret 2017 -10:52

Biografi Bashar Assad, Merdeka.com, 5 Desember 2013.

Catherine BurnsBBC Newsbeat 15 Desember 2016.

David Wlesch, Mark L Haas, The Arab Spring: Change and Resistence in the

Middle East,https:www.amazon.com/Arab-Spring-Change-Resistance

Middle/dp/0813348196.

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Departemen PendidikanNasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

Balai Pustaka, 2002). Hlm.6.

Denny, Armandhanu, 6 Februari 2014, Jadi Tawanan, Anak-anak Suriah

Disiksa dan Diperkosa (Mereka dipukuli kabel besi, disundut rokok dan

dicabuti kukunya) (Online) ,

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/479120-jadi-tawanan--anak-anak-

suriah-disiksa-dan-diperkosa/ 1 Maret 2014.

Dimas, Angga, Hilal Ahmar Society Indonesia, Konflik Suriah Bukan Perang

Saudara, Tetapi Perang Ideologis, Lihat youtube ,

http://www.hasi.or.id/konflik-suriah-bukan-perang-saudara-tapi-perang-

ideologis-angga-dimas-relawan-suriah.aspx.8 Desember 2013

Ensiklopedia Geografi 9, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2006.

Fira Nursya'bani, Republika.co. id, Jenewa, PBB: Jumlah Pengungsi Suriah

Tembus 5 Juta Orang, Jumat , 31 Maret 2017, 08:39 WIB.

HATAY,(Panjimas.com) Yayasan Turki IHH Salurkan 21.000 Truk

Kemanusiaan ke Keluarga Suriah Sejak Awal 2017.11 Agustus 2017

Hadis Shahih, HR Tirmidzi (2192), beliau berkata: Hadits Hasan Shahih, di

shahihkan oleh Syeikh Al-Albani.

INDEX SUARA-ISLAM.COM, Selasa, 25 Apr 2017 / 28 Rajab 1438

Merdeka.com, “Mereka mau hancurkan Suriah, bukan sekadar tumbangkan

Assad,” 24 September 2013.

M Akbar, News, Republika.co.id PBB: Hentikan Pertempuran di Aleppo,

Selasa, 09 Agustus 2016, 19:40 WIB

M.Sharp dan Christopher, M.Blanchard, Armed Conflict in Syria: US and

International Response, Congressional Research Service, 21 Agustus

2012.

Ratna, H. UNICEF: 14 Juta Anak Menderita Akibat Konflik di Suriah-Irak.

New York: Antaranews.com. 2015

Sumber: Ensiklopedia Islam PT Ichtiar Baru Van Hoeve 1999.

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

Sami Daud, Koran Tsaqafah al-Arabiyyah Kairo, Jumat, 13 Juni, 2014.

Berlianto, Sindonews.com, Korban Tewas Konflik Suriah Sentuh Angka 470

Ribu Jiwa, Kamis, 11 Februari 2016 - 22:30 WIB.

Sulaiman, Surat Kabar Harian alarab.co.uk, London, 1977 terbitan 12-

September, 2014.

Sulhi El-Izzi, Al-Jazeera.Pada Kamis, 30 Maret 2017. Pukul 23:00 lihat juga

https://m.kiblat.net/2017/03/30/Jumlah-Pengungsi-Suriah-di-Negara-

Tetangga-Tembus-Lima-Juta.

VosIslam, http://www.voislam.com/read/worldworld/2012/02/26/17918/Bagai-

Firaun-Rezim Syiah-Suriah-Paksa-Tahanan-Sujud-Pada-Foto-

www.al.jazeera.net/portal.

www.dw.de, “Kepentingan Arab Saudi dalam Perang Suriah,” 24 Januari 2014.

William, Ochsenwald, Sydney, Nettleton Fisher, The Middle East a History.

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38405/1... · PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Sastra dan Konflik Sosial Keagamaan Pasca Arab

TENTANG PENULIS

Zuhirawati atau kerap dipanggil dengan ira ini lahir di desa Rantau

Api, 05 Juli 1993. Perempuan asal Tebo-Jambi ini sebelumnya menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di SDN 101/VIII ( 1998-2004) Rantau Api.

Setelah menyelesaikan sekolah dasar, penulis melanjutkan SMP dan SMA di

pesantren selama 7 tahun ( 2004-2011) yaitu di Pondok Pesantren Zulhijjah,

Muara Bulian, Jambi. Setahun penulis mengabdi di sana. Kemudian penulis

melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Penulis mengambil jurusan Bahasa

Sastra Arab di IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi (2011-2015). Pada

bulan agustus 2015 penulis memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang

Magister (S2). Pada akhirnya penulis memutuskan untuk kuliah di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (2015-2018). Setelah menamatkan pada program

Magister ini, penulis bercita-cita ingin mengembangkan ilmu yang diperoleh

untuk mengabdi di negeri sepucuk jambi sembilan lurah.

Penulis.