simdos.unud.ac.id...penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. Adapun...
Transcript of simdos.unud.ac.id...penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. Adapun...
-
BAB I
METODE ILMIAH
Yudha Rahina, IB Made Suryawisesa, AAN Anantasika,
I Ketut Surya Negara, Henti Widowati
Pengertian Metode Ilmiah
Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah (scientific method) berasal dari kata metode dan ilmiah.
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.
Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis. Jadi metode ilmiah bisa diartikan sebagai suatu proses atau
cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh
pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah harus berdasar pertimbangan-
pertimbangan yang logis.
Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-
kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Metode ilmiah merupakan
langkah langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
atas masalah-masalah dan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi sehingga
dihasilkan jawaban yang akurat dan obyektif sehingga mampu diterima secara
universal dan dianggap valid.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki
oleh setiap ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
1. Rasa ingin tahu.
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada.
-
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah.
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari
sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses
berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk
memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus
dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya.
Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris. Keterangan-keterangan yang
akan dikumpulkan dan dianalisa dalam penelitian harus berdasarkan fakta-
fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian tidak dibenarkan bila
berdasarkan khayalan, kira-kira, legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka. Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka,
bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta harus
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Apabila hasil dari suatu penelitian menunjukan ada ketidaksesuaian dengan
hipotesis, maka kesimpulan yang diambil harus merujuk kepada hasil nyata.
3. Menggunakan Prinsip Analisis. Analisis digunakan untuk memahami serta
memberi arti terhadap fenomena yang kompleks. Semua masalah harus dicari
penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta
-
yang mendukung tidak hanya dibuat sebagaimana adanya (secara deskriptif),
namun juga harus dianalisis secara tajam.
4. Menggunakan Hipotesis. Dalam metode ilmiah, peneliti dituntun untuk
berpikir dengan menganalisis. Hipotesis harus ada untuk memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti sehingga hasil yang
ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan
pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif. Seorang peneliti harus selalu bersikap
objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus
disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan
kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan
perasaan.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang
tidak dapat dikuantifikasikan. Ukuran-ukuran seperti: inci, meter, per- detik,
ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan. Hindari ukuran-
ukuran seperti: segenggam , sehijau daun, sedekat hisapan satu batang rokok,
dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
Metode ilmiah biasanya dimulai dengan melakukan pengamatan atau
observasi dari sebuah kejadian yang terjadi secara berulang ulang. Pengamatan yang
cermat sangat penting bagi para peneliti. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan
pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan
pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah
satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu
dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Petunjuk
empiris dapat dikembangkan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Apabila
ditemukan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, seorang peneliti akan
-
mencari sumber pengetahuan yang lain, baik dari literatur perpustakaan ataupun
pendapat ilmuwan lain. Pada saat itu, peneliti mulai membuat dugaan jawaban yang
memungkinkan atau membuat hipotesis. Untuk mengetahui apakah hipotesisnya
benar atau salah, seorang peneliti akan melakukan percobaan atau eksperimen.
Sebuah eksperimen dalam metode ilmiah valid jika dapat diuji ulang, baik
oleh peneliti sendiri ataupun oleh peneliti lainnya. Apabila beberapa kali eksperimen
tetap mendukung suatu hipotesis maka hipotesis tersebut akan menjadi sebuah teori
yang ilmiah. Kebenaran suatu teori akan terus menjadi tantangan bagi para peneliti
untuk melakukan eksperimen lanjutan. Teori yang telah diuji dan hasilnya konsisten
serta tidak terbantahkan akan menjadi suatu hukum ilmiah.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan
bertahap, tidak zig-zag dan berurutan. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai
dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah simpulan.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir juga harus terkontrol, yaitu dilakukan secara
sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan
kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah
tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan
secara sadar dan terkontrol.
-
Langkah-Langkah Metode Ilmiah.
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol. Metode ilmiah adalah cara para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan melakukan pengamatan,
penyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan menarik simpulan. Adapun langkah-
langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Masalah. Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului
dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya
diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut,
kemudian menyimpulkannya. Perumusan masalah adalah sebuah keharusan,
karena tidak mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari
jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan.
2. Merumuskan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan
hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada
saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting.
Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini
dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.
-
3. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak
berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang
menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis
yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam
metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau
ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4. Menguji Hipotesis. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir
ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam
kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih
dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi
yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap
hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi
berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu
sendiri.
5. Merumuskan Simpulan. Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada
sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan simpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas.
Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan
masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah
yang diajukannya.
Dengan adanya metode ilmiah, ilmu pengetahuan menjadi semakin berkembang.
Rahasia alam yang sebelumnya menjadi teka teki dapat ditentukan ditemukan
-
jawabannya. Adanya metode ilmiah juga dapat memecahkan masalah dengan
penalaran dan pembuktian yang memuaskan, serta memperoleh kebenaran yang
objektif melalui pengujian ulang hasil penelitian.
Jenis-jenis metode penelitian
Jenis-jenis metode penelitian diklasifikasikan sangat beragam. Biasanya
klasifikasi disesuaikan dengan kepentingan penelitian dengan tujuan untuk
memudahkan peneliti. Klasifikasi bisa berdasar pada tujuan penelitian, pendekatan,
tempat, fungsi dan metodenya. Berdasarkan tujuannya, penelitian dibagi menjadi:
1. Penelitian Eksplorasi (explorative research). Penelitian ini dilakukan untuk
menemukan ilmu dan masalah-masalah baru yang belum pernah diketahui
atau dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil penelitian bisa berupa temuan
ilmu pengetahuann dan teknologi baru yang selama ini belum pernah ada.
2. Penelitian Pengembangan (developmental research) Penelitian pengembangan
adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu yang
telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau
memperluas ilmu yang telah ada.
3. Penelitian Verifikasi (verification research). Penelitian ini yang dilaksanakan
untuk menguji kebenaran teori yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip,
prosedur, dalil maupun aplikasi dari teori itu sendiri. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan atau gap terhadap
teori yang ada.
Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi:
1. Penelitian Kuantitatif (quantitative research). Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk membuktikan hipotesis melalui teknik
pengukuran yang cermat terhadap varaiabel-variabelnya, sehingga
mengasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu
dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
-
Penelitian ini banyak digunakan untuk mengembangkan teori dalam suatu
disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara variabel di
dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif.
2. Penelitian Kualitatif (Qualitative Research). Penelitian kualitatif adalah
penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman yang
mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan
secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa
adanya manipulasi. Jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.
Pada penelitian kualitatif peneliti biasanya terjun di lapangan dalam waktu
yang cukup lama.
3. Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach). Penelitian perkembangan
ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan pertumbuhan dan atau
perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah perubahan atau
kemajuan yang dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan subjek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu.
Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.
1. Studi alur panjang (longitudinal). Studi ini mempelajari pertumbuhan,
perkembangan, dan perubahan subjek yang sama, perkembangan yang
berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka panjang). Misalnya penelitian
kohort dan case kontrol.
2. Studi silang-sekat (cross-selectional). Studi ini mengkaji tentang
pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada subjek
penelitian dengan waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti hanya
melakukan pengukuran satu kali (point time approach).
3. Studi kecenderungan (trend). Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk
perubahan di masa lampau agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa
-
datang. Fungsi studi ini adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.
Berdasarkan tempat, dibagi menjadi:
1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilaksanakan
di perpustakaan.
2. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu penelitian yang
dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam
penelitian eksperimen.
3. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di
suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan laboratorium.
Berdasarkan Fungsinya, penelitian dibagi menjadi:
1. Penelitian Dasar (basic/fundamental research). Penelitian dasar adalah jenis
penelitian yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep-
konsep, prinsip, generalisasi dan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah
untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah,
meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak
diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkan
dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
2. Penelitian Terapan (applied research). Penelitian terapan dilakukan berkenaan
dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam
kehidupan nyata. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk
mengembangkan wawasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah
praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.
3. Penelitian Tindakan (action research). Penelitian ini adalah suatu bentuk
penelitian refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya.
Penelitian ini biasanya dilakukan pada penelitian pendidikan.
-
4. Penelitian Penilaian (assessment research). Penelitian penilaian adalah
penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan
perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan
program tertentu.
5. Penelitian Evaluasi (evaluation research). Penelitian evaluasi merupakan
bagian dari penelitian terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan
penelitian terapan. Penelitian evaluatif adalah penelitian yang digunakan
untuk penilaian keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan
suatu program, produk, atau kegiatan berdasarkan kreteria tertentu.
6. Penelitian Komparatif (comparative study). Studi komparatif disebut juga
studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis
penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel atau
lebih. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan
variabel. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsur-unsur atau
faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
7. Penelitian Korelasional (Correlation research). Penelitian ini mempelajari
hubungan dua variabel atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel
dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel
dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian
korelasional dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar
variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel
atau lebih. Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan
oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1.
Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan
kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi
positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran,
sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbanding
terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi
menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien
-
korelasi (positif ataupun negative), maka semakin besar kekuatan hubungan
antar-variabel. Tiga makna penting dari suatu variabel, yaitu: kekuatan
hubungan antar variabel, signifikansi statistic hubungan kedua variabel
tersebut dan arah korelasi.
8. Penelitian Studi Kasus (case study research). Studi kasus pada dasarnya
mempelajari secara intensif kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus
adalah untuk mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu
cukup lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif
pemecahannya
Berdasarkan metode, dibagi menjadi:
1. Penelitian sejarah (history research). Pada dasarnya, penelitian sejarah
merupakan expost facto research di bawah payung qualitative research. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol
terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung
quantative research.
2. Penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dan peristiwa
yang terjadi. Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survei, studi
kasus, causal-comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya
adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi
yang bersifat aktual dan faktual berdasarkan fenomena yang ada, (c)
mengidentifikasi masalah-masalah, (d) membuat perbandingan dan evaluasi,
dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki
masalah atau situasi yang sama.
3. Penelitian eksperimen (experimental research). Penelitian ekperimen adalah
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian
eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni
-
(true experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen
lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject
experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti
prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni,
kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel
dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya.
Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel
hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang
paling dominan. Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen
yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar
validitasnya. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang
dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek
tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah belaku.
4. Penelitian survei (Survey). Penelitian ini adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi
yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu
kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan
untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi
dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survei, informasi
dikumpulkan dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat,
perilaku, dan nilai serta tidak ada intervensi. Penggalian data dapat melalui
kuesioner, wawancara, observasi maupun data dokumen.
5. Penelitian ekspos fakto (expost facto research). Penelitian ini merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung
(after the fact). Jenis penelitian ini disebut juga sebagai restropective study
karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri
-
ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan
dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara
alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya
telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada saat penelitian berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan
dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua
kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.
Pengertian metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pengertian penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga
disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode
ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah
-
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai
(valuefree).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-
prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi
kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya
akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul
adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya (SudarwanDanim, 2002: 35).
Pengertian penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum
lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat
postpositifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat
seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretative karena data hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang di temukan di lapangan,
metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di
gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. Metode penelitian
kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya di
lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnografi
karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya.
-
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong
(2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. MilesandHuberman (1994) dalam Sukidin (2002:2)
metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam
individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari
secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari
pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depthanalysis ), yaitu mengkaji
masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu
masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Perbedaan Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif
1. Bedasarkan jenis data. Metode kulitatif jenis datanya adalah data kualitatif
sedangkan metode kuantitatif jenis datanya adlah data kuantitatif. Data (yang
bersifat) Kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara pandang yang
menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ obyek (subyek) yang
bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat numerik, data
kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif), seperti cantik, tampan,
gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali, lincah, mewakili
anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Tujuan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan
penafsiran terhadap fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai
-
adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang
khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi,
diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para
periset kualitatif juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik
etnometodologi, fenemologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik,
dekonstruksionisme, etnografi, wawancara, psikoanalisis, studi budaya,
penelitian survai, dan pengamatan melibat (participantobservation) (Agus
Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu yang
dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan.
Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh
Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan,
karena menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan
hipotesis yang dikaitkan denganfenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak
digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau
mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan
ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman
atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun
ilmu-ilmu sosial.
3. Berdasarkan Obyek penelitian. Metode kualitatif leebih berfokus pada satu
obyek penelitian saja sedangkan metode kuantitatif bisa lebih dari satu obyek
penelitian.
4. Berdasarkan Instrumen yang digunakan. Pada metode kuantitatif instrument
penelitian yang biasa digunakan adalah angket, kuesioner, atau instrument
yang lain. Namun pada metode kualitatif instrument yang digunakan adalah
peneliti itu sendiri artinya peneliti sendiri lah yang harus terjun langsung
kedalam penelitian agar bisa melihat dan merasakan fakta yang sebenarnya.
-
5. Berdasarkan orientasi. Penelitian kualitatif lebih beroreintasi pada proses
penelitian sedangkan penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada hasil
penelitian.
6. Berdasarkan Proses. Metode kuantitatif mengunakan proses deduktif-induktif.
Sedangkan metode kualitatif adalah induktif.
7. Berdasarkan sifat realitas. Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada
filsafat positivism, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat
diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,
warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan
demikian dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa
variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument
untuk mengukurnya. Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau objek
tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Penelitian ini
memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran
dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh ( holistic) karena
stiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (
teramati ), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut.
8. Berdasarkan hubungan Variabel Pada netode kualitatif hubungan antara
variabel adalah timbal balik atau interaksi. Pada metode kauntitatif lebih
kepada sebab akibat.
9. Berdasarkan penggunaan. Metode kuantitatif digunakan apabila :
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, antara aturan dengan pelaksanaannya, antara teori dengan praktek,
antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal
penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil
penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk
-
menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin
sebagai masalah yang harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas,
amak penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/ treatment tertentu terhadap yang
lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.
Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak- anak
dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu- raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.
Metode Kualitatif digunakan apabila :
a. Bila masalah penelitian belum jelas , masih remang- remang atau
mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan
metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke
obyek, melakukan penjelajahan dengan granttourquestion, sehingga
masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini,
peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang
akan mencari sumber minyak, tambang emas, dan lain – lain.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala social sering
tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan
orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna
tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut,
-
mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut
penelitian kuantitatif benar tetapi menjadi tanda tanya bagi peneliti
kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang mengatakan bahwa A adalah
pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu
orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada
istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian
kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah menjadi
tanda tanya, jangan – jangan hanya pura- pura. Data untuk mencari
makna dari stiap perbuatan tersebut hanya ocok diteliti dengan metode
kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan
serta, dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola- pola
hubungan yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak
diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data,
wawancara mendalam dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan
apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cock digunakan
untuk mengambangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh
melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui
groundedresearch. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya
melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan
antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan
pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka
akan menjadi tesis atau teori
-
Kapan penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan?
Pemilihan untuk menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dalam suatu
penelitian tidak perlu dipertentangkan , karena kedua metode tersebut saling
melengkapi dan masing masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut
disampaikan kapan sebaiknya digunakan metode kuantitatif atau kualitatif.
Metode kuantitatif digunakan apabila :
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan. antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian , masalah ini harus ditunjukkan
dengan data , baik data hasil penelitian sendiri, maupun dokumentasi. Misalnya
akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang
miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yanang luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh dari perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya
pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.
d. Bila peneliti ingin menguji suatu hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat , berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur. Misaalnya ingin mengetahui IQ anak anak dari
masyarakat tertentu , maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.
-
Metode penelitian kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode
kualitatif digunakan.
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang remang, atau mungkin masalah
penelitian masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode
kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan
penjelajahan dengan grand tour question , sehingga masalah akan dapat ditemukan
dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi
terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak , tambang emas
dan lain lain.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa
dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan
tindakan orang sering memiliki makna tertantu. Sebagai contoh orang yang
menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering
terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya
menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang menyatakan
bahwa si A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin
yang satu orang ini benar. Menurut penelitian kuantitatif , cinta suami kepada istri
bisa diukur dari banyaknya dicium dalam sehari. Menurut penelitian kualitatif ,
semakin banyak suami mencium istri, malah akan menjadi tanda tanya, jangan
jangan hanya pura pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut
hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan tehnik wawancara
mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara
ikut berperan serta , wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.
Dengan demikian akan dapat ditemukan pola pola hubungan yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti
dengan penelitian kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data wawancara
-
mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan
orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui
lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research. Dengan
metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan ,
selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat
ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut
kemudian akan diverifikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam . Bila
hipotesis terbukti , maka akan menjadi tesis atau teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara
triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum
dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data
akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji
kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data
akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka
sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum
dinyatakan selesai.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh
atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan
menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku, atau orang
yang dipandang tahu dalam sejarah perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya
akan meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja raja di Jawa, sejarah
perkembangan masyarakat tertentu, sehingga masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini
juga bisa dilakukan dibidang pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja
mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus menerus yang
-
dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau
mesin mobil tertentu.
Jangka Waktu Penelitian Kualitatif
Berapa lama suatu penelitian kualitatif dilakukan merupakan salah satu
faktor yang menentukan apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau
dipercaya. Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif berlangsung cukup
lama, karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar
pembuktian hipotesis seperti pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi, mungkin juga
penelitian kualitatif berlangsung dalam jangka waktu yang pendek , bila telah
ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Lamanya penelitian akan bergantung
pada keberadaan sumber data , interest dan tujuan penelitian. Selain itu juga
penelitian kualitatif akan bergantung kepada cakupan penelitian dan bagaimana
peneliti mengatur waktu yang akan digunakan.
Berapa lama penelitian kualitatif dikerjakan tergantung dari berapa hal .
1. Apa pertanyaan penelitiannya. Pertanyaan penelitian akan mengarahkan ke
metodologi yang dipilih ( yang juga diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan yang muncul berikutnya). Metodologi yang dipilih akan memberitahu
tentang berapa lama waktu yang diperlukan bagi pelaksaan penelitian. Sebagai
contoh, jika digunakan studi kasus untuk mengetahui pengaruh perjalanan suatu
penyakit , atau melibatkan sesuatu pada sistem yang diamati, seorang peneliti
akan memerlukan waktu yang pendek untuk melakukan wawancara tunggal
(beberapa jam) tapi memerlukan waktu yang jauh lebih banyak bila masuk ke
populasi, pada setting atau fenomena yang diteliti (misalnya dengan
mengkombinasi wawancara dengan observasi, data historis atau data data
lainnya).
2. Jumlah pertanyaan yang di tanyakan. suatu pertanyaan terstruktur lewat telepon
tentang opini terhadap pernyataan politikus akan sangat berbeda dengan
-
pertanyaan ber jam jam tentang kebutuhan dan terapi bagi kesehatan mental
seseorang.
3. Bagaimana sampel penelitian. Bisa berupa satu orang atau satu grup. Semakin
heterogen sampelnya semakin banyak pertimbangan pertimbangan individu yang
harus dilakukan yang akan menambah lamanya penelitian.
4. Pendekatan dengan multiple raters or stages (misalnya CQR; Consensual
Qualitative Research) mendapatkan data yang lebih kaku dan kaya tetapi
memerlukan waktu yang lebih lama.
5. Seberapa jauh peneliti terlatih dalam metodologi. Pernahkah bekerja sebagai tim
sebelumnya? Bagaimana pengalaman menggunakan software penelitian ?
6. Kemudahan untuk mencapai responden juga mempengaruhi lama penelitian.
Lamanya penelitian dapat dipengaruhi oleh keabsahan data. Banyak hasil
penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas
peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. Alat penelitian
yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan
ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif
yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu,
dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa
kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi,
peer debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian
lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian,
yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan
dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun
kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri
peneliti sendiri.
-
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-
dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk
mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta
denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi
yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti
dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika
membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya
dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan
dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian
dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan
tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
Apakah Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan?
Metode penelitian yang menggabungkan metode penelitian kualitatif dan
kualitatif disebut dengan metode penelitian kombinasi(Mixed Methods). Metode
penelitian kombinasi ini berlandaskan pada filsafat pragmatisme ( gabungan dari
-
filsafat positivisme dan pospositivisme). Dalam filsafat pragmatisme menurut
Creswell dalam Sugiyono (2014) melihat bahwa:
a. Filsafat prgamatisme tidak memandang bahwa dunia itu bukan suatu kesatuan
yang absolut. Peneliti kombinasi melihat dunia atau realitas dari berbagai
pendekatan dalam pengumpulan dan analisa data, tidak hanya dengan satu
pendekatan saja.
b. Filsafat prgmatisme tidak hanya berpedoman pada satu landasan filsafat dalam
memandang realitas, tetapi menggunakan kombinasi landasan filsafat yaitu
filsafat penelitian kuantitatif dan kualitatif.
c. Pragmatisme terkait dengan suatu aplikasi bagaimana cara bekerja dan
pemecahan masalah. Peneliti dapat menggunakan semua metode yang dapat
digunakan untuk memahami masalah.
d. Peneliti kombinasi memandang filsafat pragmatisme membuka peluang berbagai
metode penelitian, berbagai perbedaan dalam memandang dunia atau realitas,
dan berbagai asumsi, sehingga dapat terjadi perbedaan dalam pengumpulan dan
analisis data.
e. Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih metode yang
digunakan untuk penelitian. Dengan demikian peneliti bebas memilih metode,
teknik, dan prosedur yang terbaik untuk penelitian sehingga dapat mencapai
maksud dan tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan filsafat pragmatisme ini peneliti kombinasi dapat melakukan
penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-
sama. Oleh karena itu metode penelitian kombinasi merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme (kombinasi positivisme dan
postpositivisme). Metode ini dapat digunakan untuk meneliti untuk meneliti obyek
yang alamiah maupun buatan, dimana peneliti sendiri bisa sebagai instrumen dan
menggunakannya untuk pengukuran. Teknik pengumpulan data menggnakan tes,
kuesioner dan triangulasi (gabungan). Analisis data dapat bersifat induktif
-
(kualitiatif), dan deduktif (kuantitatif). Hasil penelitian dengan metode kombinasi
dapat dipakai untuk memahami dan membuat suatu generalisasi (Sugiyono, 2014).
Menurut awalnya karena perbedaan filsafat antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif, maka secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan
untuk digunakan bersama-sama. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas D Cook and
Charles Reichard (1978) ; kesimpulannya metode kuantitatif dan kualitatif tidak akan
pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma
yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutualty exclusive, sehingga dalam
penelitian hanya dapat memilih salah satu metode.
Pendapat Susan Stainback (1998) mengatakan bahwa setiap metode dapat
dipakai untuk melengkapi metode yang lain pada penelitian yang dilakukan pada
lokasi yang sama, tetapi dengan maksud dan tujuan yang berbeda.
Menurut Sugiyono (2014) mengatakan bahwa kedua metode penelitian yaitu
kuantitatif dan kualitatif dapat digabungkan dan digunakan secara bergantian. Tahap
pertama menggunakan metode kualitatif dan menemukan hipotesis yang selanjutnya
diuji dengan metode keuantitatif. Selajutnya dikatakan bahwa metode penelitian tidak
dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data
saja yang dapat digabungkan.
Menurut Johson dan Cristensen dalam Sugiyono (2014) mengatakan bahwa
dengan pemikiran yang pragmatis maka penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat
dikombinasikan dalam satu kegiatan penelitian.
Menurut Newman & Benz dalam Crasweel (2010) menyatakan bahwa metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak bisa dipandang sebagai dua penelitian yang
bersifat dikotomi dan saling bertentangan , tetapi merupakan suatu metode yang
saling melengkapi. Melalui kajian kritis dan pengalaman penelitian lapangan, kedua
metode penelitian tersebut dapat digabungkan atau dikombinasikan. Dengan metode
kombinasi ini , maka metode penelitian kuantitatif dapat melengkapi kekurangan dari
metode kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kombinasi ini memerlukan waktu
-
penelitian yang lebih lama, dan peneliti harus memahami karakteristik masing-
masing metode dan melakukan kombinasi dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2014)
Menurut Creswell (2010) menyatakan bahwa metode kombinasi adalah
merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian ini mengkombinasikan
atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk
digunakan secara bersamaan dalam suatu penelitian, sehingga diperoleh data yang
lebih komprehensif, valid reliabel dan obyektif. Metode penelitian kombinasi akan
berguna bila dengan metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri
tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat
memperoleh pemahaman yang paling baik (Sugiyono, 2014)
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut
dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan
dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan
penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan
lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (Abbas, 2010; Emzir, 2010)
Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis
dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut
secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar
daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Creswell metode ini sering
disebut juga sebagai metode multimethods,convergence (dua metode bermuara pada
satu metode), integrated (integrasi dua metode), dan combine (kombinasi dua
metode).
Tujuan penelitian metode kombinasi atau campuran adalah penelitian secara
keseluruhan, tentang informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan
-
kualitatif, dan memiliki alasan yang rasional mengapa mencampur dua metode
tersebut dalam satu penelitian (Sugiyono, 2014). Tujuan melakukan penelitian
kombinasi atau campuran :
1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data
kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian-
perincian deskriptif.
2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian
dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).
3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel, kemudian
menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah
individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah
diperoleh,
4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari kelompok
atau individu-individu yang tertindas.
Menurut John W Creswell (2010), ada beberapa aspek penting yang harus
dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods
research, yaitu sebagai berikut:
1. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial)
atau dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren).
2. Weigthing (bobot)
Bobot dalam penelitian metode campuran ini perlu diprioritaskan, karena bobot
itu bisa saja seimbang dan bisa juga lebih berat ke satu metode daripada metode
lainnya.
3. Mixing (pencampuran)
Mencampurkan data, dalam pengertian lebih luas mencampur rumusan masalah,
filosofi, dan interpretasi penelitian. Mencampurkannya bukanlah pekerjaan yang
-
mudah mengingat data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar,
sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka.
4. Teorizing (teorisasi)
Dalam prosedur metode campuran, perspektif teoretis yang akan menjadi
landasan bagi keseluruhan proses atau tahap penelitian.
Strategi yang sering digunakan dalam metode penelitian campuran atau
kombinasi, yaitu:
a. Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu waktu,
kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil
keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data
yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis
jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode kualitatif diterapkan
untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk
mengetahui hasil akhir .
b. Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method)
Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap, dengan
melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-
penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif dengan sejumlah
sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi.
c. Transformatif (transformatif mixed methods)
Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai perspektif
overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.
Kelebihan dari metode penelitian campuran atau kombinasi ini adalah :
1. Lebih komprehensif: Kekuatan utama dari penelitian dengan metode campuran
adalah mengurangi kelemahan baik pada metodologi penelitian yang sepenuhnya
kuantitatif, maupun kualitatif sama sekali, sehingga penelitian dengan metode
campuran lebih komprehensif.
-
2. Lebih akurat: Penggunaan beberapa pendekatan dalam penelitian metode campuran
membantu dalam memastikan hasil yang lebih akurat. Penelitian campuran
bekerja melalui saling melengkapi hasil yang didapat dari satu jenis penelitian
dengan metode penelitian lainnya. Akibatnya, metode penelitian campuran
jarang melewatkan data yang diakses.
3. Menghemat waktu: Baik data kualitatif, maupun kuantitatif dikumpulkan secara
bersamaan dan ini sekaligus hemat waktu dan biaya. Ada berbagai desain dalam
penelitian metode campuran ini sehingga kami dapat gunakan untuk
menghemat waktu. Namun demikian, desain yang kami tawarkan untuk dipilih
terutama tergantung pada tujuan penelitian. Selain itu, kami membutuhkan
kejelasan dalam mengidentifikasi pendekatan dominan dalam penelitian metode
campuran.
4. Menyambut kemajuan teknologi: Kemajuan dalam bidang teknologi membuat
penelitian dengan metode campuran lebih sederhana. Ada berbagai program
komputer yang dapat dimanfaatkan untuk membantu menganalisis data
kuantitatif dan juga data kualitatif. Hal ini memungkinkan penganalisis data
kami melakukan analisis data yang benar-benar kohesif, sehingga mencapai
akurasi data yang tinggi (Sarwono, 2006; Abbas,2010)
Model metode penelitian kombinasi (Mixed Methods) (Sugiyono, 2014)
1. Model Sequential
Metode sekuensial adalah prosedu penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil
penelitian dari satu metode dengan metode yang lain. Metode ini dikatakan
sequensial karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan.
a. Sequential explanatory,bila pertama, menggunakan metode kuantitatif, dan
kedua, penelitian kualitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan
analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan
data dan analisis data secara kualitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian
kuantitaif yang dilakukan di tahap pertama(Creswell, 2010).
-
b. Sequential exploratory, pertama menggunakan metode kualitatif, dan kedua
metode kuantitatif. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data
dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan
analisis data secara kuantitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian kualitatif yang
dilakukan di tahap pertama. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu,
tenaga dan biaya yang besar.
c. Sequential Transformative strategy. Metode ini dilakukan dalam dua tahap,
pertama metode kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga
sebaliknya.. Peranan perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi
keseluruhan proses /tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara
eksplisit atau implisit. Misalnya perspektif teori ilmu sosial ( teori adopsi, teori
leadership) atau teori advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas)
2. Model Concurrent
Penggabungan penelititan kualitatif dan kuantitatif dilakukan secara bersamaan.
a. Concurrent Triangulation Strategy.Model atau strategi ini merupakan model
yang paling dikenal. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif
dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun
analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh. Sehingga dapat
ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan. Dalam model ini,
penelitian dilakukan dalam satu tahap. Bobot antara kedua metode ini seharusnya
seimbang, namun pada pelaksanaannya bisa terjadi satu metode lebih tinggi
disbanding metode lainnya.
b. Concurrent Embedded Strategy. Merupakan metode penelitian yang
mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini ada
metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder, untuk
memperoleh data pendukung metode primer. Dalam kasus ini, penelitian
kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan
untukmembangun hipotesis atau teori baru.
-
c. Concurrent Transformative Strategy. Pada model ini peneliti dipandu dengan
menggunakan teori perspektif baik teori kualitatif maupun kuantitatif. Teori
perspektif ini misalnya teori kritis, advokasi, penelitian partisipatori, atau
kerangka teoritis atau konseptual. Metode ini merupakan gabungan antara modul
triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu
tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Penggabungan data dapat
dilakukan dengan merging,connecting atau embedding (mencampur dengan
bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama).
Kompetensi Peneliti Kuantitatif dan Kualitatif
Kompetensi Peneliti Kuantitatif adalah:
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang
akan di teliti.
2. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan
masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah.
3. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan
untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis
penelitian.
4. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti
metode survey, eksperimen, action research, xpost facto, evaluasi dan
R&D.
5. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling dan
nonprobality sampling dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel
yang representatif dengan sampling error tertentu .
6. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur
berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan
reliabilitas instrumen.
7. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara
observasi dan dokumentasi.
-
8. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu
mengorganisasikan tim peneliti dengan baik.
9. Mampu menyajikan data, mengulas data secara kuantitatif untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
10. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis.
11. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil
penelitian kepihak-pihak terkait.
12. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat
kedalam jurnal ilmiah.
13. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.
Kompetensi Peneliti Kualitatif adalah:
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang
akan di teliti.
2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial
yang akan di teliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.
3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (situasi sosial).
4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara
mendalam secara trianggulasi, serta sumber-sumber lain.
5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai
dari analisis deskriptif, domain, komponen sosial, dan tema kultural/budaya.
6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan
transferabilitas hasilpenelitian.
7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi fenomena,
hipotesis atau ilmu baru.
8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci.
-
9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat
kedalam jurnal ilmiah.
10. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie,2010. Mixed Methodology;
Mengkomombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
Anonim. Teknik analisis data penelitian kualitatif. URL:
http://www.anneahira.com/teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif.htm
Diakses tanggal 12=12=2015
Creswell, John W.. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed.Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti kualitatif. Bandung : PustakaSetia.
Emzir. 2010. Penelitian kualitatif : analisis data. Jakarta : rajawali pers
Geoge O. 2015. How can I estimate time required for a qualitative research project.
URL: https://www.researchgate.net/post/How can I estimate time required
for a qualitative research project . Diakses tanggal 12-12-2015.
Iyan Afriani. Metode penelitian kualitatif. URL: http://penalaran-
unm.org/artikel/penelitian/132 metode penelitiankualitatif.html Diakses
tanggal 12-12-2015
Matthew AM. In qualitative research how much research time should one budget per
one-hour interview considering tasks such as interpreting the transcript .
URL: https://www.researchgate.net/post/ In qualitative research how much
research time should one budget per one-hour interview considering tasks
such as interpreting the transcript. Diakses tanggal 12-12-2015.
-
Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Singarimbun M. 1998. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta. Penerbit LP3S
Sudigdo S. dan Sofyan I. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed.
Jakarta. Sagung Seto
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Kapan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi digunakan.
Dalam : Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta,
Bandung. hal 45-48
Sugiyono. 2014. Pengujian Validitas dan Reliabilitas penelitian kualitatif. Dalam :
Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Penerbit Alfabeta, Bandung.
hal 364-374.
Sutrisno H. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Zainuddin M. 2014. Metodologi Penelitian Kefarmasian dan Kesehatan. 2nd ed.
Surabaya. Airlangga University Press.
-
Macam Statistik
untuk Analisis
data
Statistik
Inferensial
Statistik
Deskriptif
Statistik
Nonparametrik
Statistik
Parametrik
BAB VIII
ANALISIS DATA
Ni Wayan Mariati, I Made Krisna Dinata, I Made Gede Widyana,
Sisilia Leny Cahyani
Statistik Deskriptif dan Interferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendekskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil
sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila
penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik
deskriptif maupun interferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti
hanya ingin mendekskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang
digunakan adalah statistik inferensial.
Gambar 8.1 Statistik untuk analisis data
-
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran
data melalui perhitungan rata – rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan
membuat perbandingan dengan membandingkan rata – rata data sampel atau
populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau
membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara
tenis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi, tidak
ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga
tidak ada kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari
populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat
peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan
untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang
dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf
kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaannya 99%.
Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian
taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel
sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakan tabel t, uji F
digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa
persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya
dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansi
-
untuk 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat berlaku pada 95
dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Contoh lain misalnya dalam
analisis uji beda ditemukan signifikansi untuk 1%. Hal ini berarti perbedaan itu
berlaku pada 99 dari 100 sampel yang diambil dari populasi. Jadi signifikansi
adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada
hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada
perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan. Yang belum
paham tentang statistik, signifikan sering diartikan dengan bermakna, tidak dapat
diabaikan, nyata, berarti. Pengertian tersebut tidak operasional dan malah
membingungkan.
Statistik Parametrik dan Nonparametrik
Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.
Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,
atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. (pengertian statistik disini adalah
data yang diperoleh dari sampel). Parameter populasi itu meliputi: rata-rata dengan
notasi µ (mu), simpangan baku (sigma), dan varian 2. Sedangkan statistiknya
adalah meliputi: rata-rata X (X bar), simpangan baku s, dan varians s2. Jadi parameter
populasi yang berupa µ diuji melalui C garis, selanjutnya diuji melalui s, dan 2
diuji melalui s2. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel)
tersebut dinamakan uji hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak
dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang
diperoleh dari sampel). Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000 mahasiswa rata-
ratanya 7,5. Selanjutnya misalnya, dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan
nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan
antara parameter (data populasi) dan statistik (data sampel). Hanya dalam
kenyataannya nilai parameter jarang diketahui. Statistik nonparametrik tidak menguji
parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
-
Penggunaan statistik parametrik dan nonparametrik tergantung pada asumsi
dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi
banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan
data dua kelompok atau lebih yag diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi
asumsi linieritas. Statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi bayak asumsi,
misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu
statistik nonparametrik sering disebut “distribution free” (bebas distribusi). Statistik
parametrik mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik nonparametrik, bila
asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa
“The parametric are more powerful are generally the tesis of choice if their use
assumptions are reasonably met”. Selanjutnya Phophan (1973) menyatakan “…
parametric procedures are often markedly more powerful than their nonparametric
counterparts”.
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang
dianalisis. Statistik parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametric kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinal. Pada tabel berikut ditunjukkan penggunaan
statistik parametrik dan nonparametrik untuk analisis data khususnya untuk pengujian
hipotesis. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametrik digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, dan nonparametrik untuk data nominal dan
ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan
statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan, yaitu macam data dan bentuk
hipotesis yang diajukan.
1. Macam Data
Macam – macam data penelitian, yaitu: data nominal, ordinal, interval atau
ratio.
-
2. Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
dalam hipotesis komparatif, dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua
sampel dan lebih dari dua sampel.
Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik merupakan
dugaan terhadap nilai dalam suatu sampel (unit sampel), dibandingkan dengan
standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik
nonparametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai
– nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif, adalah dugaan terhadap ada
tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih. Bentuk –
bentuk hipotesis ini telah dijelaskan pada bab III.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan disini bahwa:
1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) bila datanya
berbentuk nominal,maka digunakan teknik statistik: (a) Binomial (b) Chi kuadrat
satu sampel
2. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal,
maka digunakan teknik statistik: Run test
3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel (univariabel) bila datanya
berbentuk interval atau ratio, maka digunakan t-test satu sampel
4. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya
berbentuk nominal digunakan teknik statistik: McNemar
TABEL1.
PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NONPARAMETRIK
UNTUK MENGUJI HIPOTESIS
MACAM
DATA
BENTUK HIPOTESIS
Deskriptif
(Satu Variabel
atau satu
sampel)**
Komparatif
(dua sampel)
Komparatif
(lebih dari dua sampel) Asosiatif
(hubungan)
Related Independen Related Independen
-
Nominal
Binomial
X2 satu sampel
McNemar
Fisher Exact
Probability
X2 dua sampel
Cochran Q
X2 untuk k
sampel
Contingency
Coefficient C
Ordinal
Run test
Sign test
Wilcoxon
matched
pairs
Median test
Mann-Whitney
Utest
Kolomogorov
Smirnov
Wald
Woldfowitz
Friedman
Two-Way
Anova
Median
Extension
Kruskal
Wallis One
Way Anova
Spearman Rank
Correlation
Kendall Tau
Interval
Rasio
t-test* t-test of
Related
t-test*
Independent
One – Way
Annova*
Two – Way
Annova*
One – Way
Annova*
Two – Way
Annova*
Korelasi
Product
Moment*
Korelasi
Parsial*
Korelasi
Ganda*
Regresi,
sederhana &
Ganda*
*statistik parametrik
** deskriptif untuk parametrik artinya satu variabel, dan untuk nonparametric artinya
satu sampel
5. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk
ordinal digunakan teknik statistik: (a) Sign test (b) Wilcoxon matched pairs
-
6. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan, bila datanya berbentuk
interval atau ratio, digunakan t – test dua sampel
7. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indepeden bila datanya berbentuk
nominal digunakan teknik statistik: (a) Fisher exact probability (b) Chi Kuadrat Dua
sampel
8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel indepeden bila datanya berbentuk
ordinal digunakan teknik statistik:
a. Median Test
b. Mann – Whitney U Test
c. Kolmogorov Smirnov
d. Wald – wolfowitz
9. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk
interval dan ratio, digunakan t-test sampel berpasangan (related)
10. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk
nominal, digunakan teknik statistik: Chocran Q
11. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk
ordinal, digunakan teknik statistik: Friedman Two – Way Anova
12. Untuk menguji hipotesis komparatif sampel berpasangan bila datanya berbentuk
interval atau ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan (One Way
dan Two Way Anova)
13. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila datanya berbentuk
nominal, digunakan teknik statistik: Chi Kuadrat k sampel
14. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila datanya berbentuk
ordinal, digunakan teknik statistik: (a) Median extension (b) Kruskal – Wallis One
Way Anova
15. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk
nominal digunakan teknik statistik: Koefisien Kontingensi
16. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi biila datanya berbentuk ordinal
digunakan teknik statistik: (a) Korelasi Spearman Rank (b) Korelasi Kendal Tau
-
17. Untuk menguji hipotesis asosiatif.hubungan bila datanya berbentuk interval atau
ratio, digunakan:
a. Korelasi Produk Moment: untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel
independen dengan satu dependen
b. Korelasi ganda, bila untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel
indepeden atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen
c. Korelasi Parsial digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel
atau lebih, bila terdapat variabel yang dikendalikan
d. Analisis regresi digunakan untuk melakukan predikasi, bagaimana perubahan
nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan
nilainya (dimanipulasi)
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang diajukan, tetapi perlu diketahui bahwa setiap penelitian
tidak harus berhipotesis, namun harus merumuskan masalahnya. Penelitian yang
harus berhipotesis adalah penelitian yang menggunakan metode eksperimen.
Judul Penelitian dan Statistik yang Digunakan untuk Analisis
Pengertian Pokok Judul
Untuk menyelesaikan program studi yang dipilih dan mendapatkan gelar
akademik atau sebutan professional, seorang kandidat diwajibkan untuk menyusun
suatu karya tulis berdasarkan hasil penelitian atau pengembangannya. Pada langkah
pertama dalam menyusun suatu karya ilmiah seringkali kandidat sibuk mencari “judul
penelitian” padahal yang seharusnya dicari adalah masalah yang akan diteliti
berdasarkan pencarian fakta – fakta empiris yang dijumpai melalui proses membaca
dan observasi.
Membuat judul penelitian merupakan suatu proses yang dinamis dan dapat saja
judul penelitian baru dihasilkan setelah suatu penelitian selesai dilakukan.
Memikirkan judul penelitian yang efektif, seperti juga sama dalam proses menulis
memerlukan brainstorming dan revisi, tidak terjadi dalam satu malam. Pemilihan
-
judul penelitian serta sub judul untuk penyusunan proposal penelitian, tesis atau
desertasi adalah perumusan suatu gagasan intelektual yang mencakup suatu
fenomena, gejala, peristiwa atau kejadian di suatu lingkungan tertentu yang dijadikan
obyek kajian, serta konsep gagasan terhadap fenomena, dan secara fungsional judul
penelitian menunjukkan suatu konsep penelitian dan sekaligus merepresentasikan
konsep penerapan fungsi disiplin ilmu tertentu.
Judul penelitian, terletak paling depan dari suatu karya tulis ilmiah. Menurut
Hairstone dan Keene, (2003) judul yang baik harus menggambarkan beberapa hal
seperti menggambarkan isi karya tulis, memikat pembaca, menggambarkan variabel
penelitian, menyangkut sampel penelitian serta metode penelitian yang dipergunakan.
Secara garis besarnya, dengan membaca judul penelitian, pembaca akan tahu apa
yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan dan untuk apa penelitian dilakukan.
Lebih detail, hakikat membuat judul penelitian adalah merangkai suatu pernyataan
yang menunjukkan konsep dan obyek penelitian. Judul penelitian yang jelas dan
benar adalah judul penelitian yang menunjukkan secara jelas dan tegas satu atau
beberapa variabel bebas (independent variabel) yang dipandang sebagai faktor
antecedent (yang mendahului, sebab) dan satu variabel terikat (dependent variabel)
yang dipandang sebagai konsekuensi (masalah, akibat) serta menunjukkan juga locus
(lokasi/lingkungan) penelitian secara jelas dan nyata.
Memahami konsep memilih judul penelitian
Judul penelitian dari suatu proposal penelitian yang pertama dilihat dan dibaca,
dan sudah sepantasnya seorang kandidat meluangkan waktu untuk membuat judul
yang baik dan efektif. Sekali kita memutuskan untuk memulai menulis proposal
penelitian, kandidat akan memulainya dari working title. Ini harus dapat
dideskripsikan dan membuat seorang kandidat fokus kepada penelitian yang akan
dilakukan. Working title merupakan batu loncatan untuk membuat judul akhir dari
karya tulis kandidat.
Cukup banyak Kandidat yang sulit menemukan suatu judul penelitian yang
-
original dan argumentatif untuk penyusunan proposal penelitian. Jika diajukan
pertanyaan ”Dari mana anda dapat judul penelitian?”, maka sulit menemukan
jawaban yang lugas dan