eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika...

52

Transcript of eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika...

Page 1: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan
Page 2: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan
Page 3: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan
Page 4: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FKIP UNLAM DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TAHUN 2012 Suyidno

Prodi Pend. Fisika FKIP Unlam, [email protected]

Abstrak

FKIP Unlam menjalin kemitraan dengan sekolah melalui Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) dalam rangka menciptakan calon guru profesional, tetapi

kenyataan menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika

yang melaksanakan PPL masih rendah. Oleh karena itu dilakukan penelitian

evaluasi untuk mengetahui kesiapan kompetensi pedagogik, professional,

kepribadian, dan sosial mahasiswa dan kesiapan Prodi Pendidikan fisika dalam

membekali kompetensi mahasiswa PPL, serta merumuskan model alternatif

pemecahan masalah yang dihadapinya. Penelitian menggunakan pendekatan

metaanalisis melalui refleksi hasil analisis angket mahasiswa dan hasil wawancara

guru pamong. Subyek penelitian 45 mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika yang

memprogram matakuiah PPL 2 tahun 2012 dan guru pamong. Teknik analisis data

secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kesiapan

kompetensi mahasiswa melaksanakan PPL pada kompetensi kepribadian sebesar

78%, sosial sebesar 83%, pedagogik (67%) dan professional (59%). Mahasiswa

mengalami kesulitan menerapkan keterampilan proses sains, variasai

metode/model pembelajaran inovatif terutama pembelajaran berbasis laboratorium

dan karakter, evaluasi menyeluruh (kognitif, afektif, dan psikomotorik), aplikasi

materi dalam produk teknologi, menciptakan suasana pembelajaran

menyenangkan, (2) peranan Prodi Pendidikan fisika dalam membekali mahasiswa

PPL kurang maksimal dalam mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif

berbasis karakter, pengelola kelas dengan berbagai kondisi, dan pembelajaran

fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah

yang ditawarkan berupa penyediaan sarana dan prasarana laboratorium fisika ideal

beserta alat dan bahan yang diperlukan, penataan ulang kurikulum Prodi

Pendidikan dengan menekankan penambahan SKS matakuliah Strategi Belajar

Mengajar, pengintegrasian pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium dan

karakter pada perkuliahan, dan pengembangan perangkat pembelajaran inovatif

berbasis karakter.

Kata Kunci: Kompetensi Guru, Evaluasi, PPL

iii

Page 5: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

laporan penelitian dengan judul “Evaluasi Kesiapan Mahasiswa Prodi Pendidikan

Fisika FKIP Unlam dalam Melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Tahun 2012” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat

3. Ketua Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

4. Ketua Prodi Pendidikan Fisika

5. Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika yang memprogram matakuliah

Program Pengalaman Lapangan (PPL) 2 pada Semester ganjil 2012/2013.

6. Serta berbagai pihak yang telah membantu penyelesaikan laporan

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan penelitian

ini. Semoga hasil penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa yang

akan melaksanakan PPL sehingga kelak menjadi calon guru professional sesuai

yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Banjarmasin, Februari 2013

Peneliti

Page 6: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..… i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii

ABSTRAK ………………………………………………………………..… iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian ………………..………………………………… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………… 6

A. Kompetensi Keguruan………………………………………………..

1. Kompetensi Pedagogik ………………………………….…………

2. Kompetensi Profesional ………………………………….…………

3. Kompetensi Kepribadian …………………………………………...

4. Kompetensi Sosial ……………………………………………….…

6

7

8

8

9

B. Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran ………………………

1. Tugas Guru dalam Pembelajaran …………………………………..

2. Peran Guru dalam Pembelajaran …………………………………..

10

10

14

C. Program Pengalaman Lapangan (PPL) …………….………………

1. Pengertian dan Kompetensi PPL ……………….…………………..

2. Tujuan PPL …………………………………………………………

3. Sasaran PPL …………………………………………………….…..

4. Pelaksanaan PPL …………………………………………….……..

15

15

16

16

17

BAB III METODE PENELITIAN……………………………..………..… 20

A. Jenis Penelitian ………………………..………….….………………. 20

B. Subyek dan Waktu Penelitian ……………………………..………. 20

Page 7: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

vi

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………….…….. 21

D. Teknik Analisis Data ………………………………………….……. 21

BAB IV HASIL EVALUASI …………………………….…………….…. 22

A. Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Mahasiswa PPL ……………

1. Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Fisika ………………………….

2. Kompetensi Profesional Mahasiswa Fisika dalam PPL …………….

3. Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Fisika dalam PPL …………..

4. Kompetensi Sosial Mahasiswa PPL ……………………………….

22

22

23

25

26

B. Peranan Prodi Fisika dalam Membekali Kompetensi Mahasiswa

dalam Melaksanakan PPL …………………………………………...

29

C. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah ……………………………… 32

BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 35

A. Simpulan ………………………………………………………….…. 35

B. Saran Kebijakan …………………………………………………… 36

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…… 37

DAFTAR TABEL ……………………………………………….…………. vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………….………… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. ix

Page 8: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Fisika

dalam PPL …………………………………………………………….

22

4.2 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Profesional Mahasiswa Fisika

dalam PPL …………………………………………………………….

24

4.3 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Fisika

dalam PPL …………………………………………………………….

25

4.3 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Sosial Mahasiswa Fisika dalam

PPL …………………………………………………………………….

26

4.4 Hasil Evaluasi Peranan Prodi Fisika dalam Membekali Kompetensi

Mahasiswa Fisika sebelum Melaksanakan PPL ………………………

30

Page 9: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Kesiapan Kompetensi Mahasiswa Prodi Fisika Melaksanakan PPL 12

Page 10: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Biodata Peneliti ………………………………………………………… 38

2. Instrumen Penilaian PPL 2 Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika 2012 … 39

Page 11: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

BAB I

PENDAHULUAN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr.

Ir. H. Mohammad Nuh, DEA dalam sambutan memperingati Hari Pendidikan

Nasional tanggal 2 Mei 2012 menjelaskan bahwa bangsa Indonesia pada periode

tahun 2010 sampai tahun 2035 harus melakukan investasi besar-besaran dalam

bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai upaya menyiapkan

generasi emas tahun 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. Persiapan

dilakukan melalui akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk

memasuki dunia pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai

ke perguruan tinggi. Tentu perluasan akses tersebut harus diikuti dengan

peningkatan kualitas pendidikan, karena pendidikan merupakan sistem rekayasa

sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, keharkatan dan kemartabatan.

Di lingkungan pendidikan persekolahan (education as schooling), guru

profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM masa depan

bangsa. Guru merupakan tenaga profesional yang melakukan tugas pokok dan

fungsi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa sebagai aset

manusia Indonesia masa depan. Tugas guru tidaklah ringan karena harus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai standar kompetensi tertentu

serta norma dan nilai-nilai yang berlaku. Tugas guru meliputi “instruction,

education and manajement”. Dalam aspek instruction, guru bertugas menstranfer

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Guru

berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampialn siswa sehingga

Page 12: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

2

kelak akan menjadi orang memiliki pengetahuan yang buas serta keterampilan

yang tinggi. Guru juga harus mampu memberikan motivasi agar siswa bersedia

dengan senang hati mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan

keterampilan yang diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber

informasi yang ada baik dari informasi media cetak maupun elektronik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

menjelaskan bahwa seorang guru professional harus menguasai kompetensi

pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap

siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap dan

berwibawa, stabil, dewasa dan beraklaq mulia serta mampu sebagai teladan bagi

siswa. Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga mampu membimbing siswa

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan siswa, antar sesama guru, tenaga pendidikan, orang

tua / wali siswa serta masyarakat sekitar.

FKIP Unlam sebagai salah satu LPTK yang berfungsi menghasilkan calon

guru selalu berusaha meningkatkan mutu lulusan antara lain dengan menjalankan

kerjasama dengan berbagai pihak yang kompeten dalam menjalankan pendidikan,

yang muara tujuannya adalah menciptakan tenaga pendidik yang profesional

Page 13: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

3

dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM di Indonesia. Salah

satu upaya mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL). PPL dilaksanakan melalui pembelajaran mikro di laboratorium

mikro teaching dan praktik mengajar langsung ke sekolah-sekolah mitra yang

telah ditentukan. Microteaching ditekankan pada penguasaan delapan

keterampilan dasar mengajar guru dan menyiapkan mental mahasiswa sebelum

mengajar. Selanjutnya mahasiswa melaksanakan praktek mengajar kepada siswa-

siswa dalam situasi yang sebenarnya, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

yang diperoleh dalam perkuliahan, sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun

luar sekolah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman kompetensi

keguruan sebagian besar mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika yang melaksanakan

PPL masih rendah. Kesiapan pemahaman materi fisika mahasiswa sudah baik,

tetapi kesiapan kemampuan sosial, kepribadian, dan profesional masih kurang,

sehingga sebagian guru mitra mengeluhkan kompetensi mahasiswa dalam

melaksanakan proses pengajaran di kelas. Selain itu, Prodi Pendidikan Fisika

FKIP Unlam merupakan salah satu prodi pendidikan fisika yang belum lama

berdiri sehingga masih banyak proses perkuliahan yang dirasakan belum

maksimal sehingga perlu diadakan evaluasi untuk mencari alternative

pemecahannya dalam rangka perbaikan.

Atas dasar paparan diatas, maka perlu dilakukan evalusi kesiapan

mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik dalam kompetensi pedagogik,

kompetensi professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial, serta

Page 14: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

4

kesiapan prodi pendidikan fisika dalam menyiapkan kompetensi mahasiswa.

Selanjutnya dilakukan refleksi untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah

yang relevan, fungsional, komprehensif dan aplikatif untuk meningkatkan

kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan PPL.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, selanjutnya dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kesiapan kompetensi mahasiswa (pedagogik, professional,

kepribadian, dan sosial) dalam melaksanakan PPL?

2. Bagaimanakah Peranan Prodi Pendidikan fisika FKIP Unlam dalam membekali

kompetensi mahasiswa sebelum melaksanakan PPL?

3. Bagaimanakah rumusan model alternatif pemecahan masalah untuk

peningkatan kompetensi mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika dalam

melaksanakan PPL?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesiapan kompetensi

pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial mahasiswa dalam melaksanakan

PPL, mengetahui kesiapan Prodi Pendidikan fisika FKIP Unlam dalam membekali

kompetensi mahasiswa PPL, serta merumuskan model alternatif pemecahan

masalah untuk peningkatan kompetensi mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika dalam

melaksanakan PPL.

Page 15: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

5

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

gambaran kesiapan kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial

mahasiswa dalam melaksanakan PPL, kesiapan Prodi Pendidikan fisika FKIP

Unlam dalam membekali kompetensi mahasiswa sebelum melaksanakan PPL,

serta memperoleh rumusan model alternatif untuk peningkatan kompetensi

mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika sehingga lebih professional dalam

melaksanakan PPL.

Page 16: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kompetensi Keguruan

Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan,

“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan”. Tenaga kependidikan sendiri menurut UU No. 20 Tahun

2003 pasal 1 dan pasal 39 adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga pendidikan

bertugas melaksanakan pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan

teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik

(guru) merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutam bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kompetensi guru dapat

didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam

menjalankan profesi sebagai guru.

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Kompetensi guru merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan dan

Page 17: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

7

sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru

berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,

emosional, dan intelektual. Seorang guru harus mampu menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest

yang berbeda. Guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, mampu mengoptimalkan potensi

siswa untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, serta mampu melakukan

penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek

pedagogik meliputi: (1) penguasaan terhadap karakteristik siswa dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. (2) penguasaan terhadap teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. (3) mampu

mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang

diampu. (4) menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. (5) memfasilitasi

pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki. (6) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa, (7)

melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (8) memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, dan (9) melakukan

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Page 18: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

8

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan dalam merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran. Guru mengarahkan kegiatan belajar siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dituntut menguasai materi

pelajaran dan mampu menyampaikan secara efektif dan efisien. Kemampuan

professional dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan

tugas sebagai sumber informasi utama dalam mengelola proses pembelajaran.

Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Kemampuan profesional yang harus dimiliki guru dalam proses

pembelajaran dapat diamati dari aspek: (1) menguasai materi, struktur, konsep,

dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2)

menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu, (3) mengembangkan materi pelajaran yang diampu

secara kreatif, (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif, dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

3. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian

Page 19: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

9

meliputi: (1) Mantap dan stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga

menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma, (2)

Dewasa, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan

memiliki etos kerja sebagai guru, (3) Arif, menampilkan tindakan yang didasarkan

pada kemamfaatan siswa, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan

dalam berpikir dan bertindak, (4) Berwibawa, memiliki perilaku positif dan

disegani siswa, dan (5) berakhlak mulia dan teladan meliputi bertindak sesuai

dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki

perilaku keteladanan.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan siswa, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan

masyarakat sekitar. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyakat,

dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif, sehingga hubungan

sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada

keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan dalam berkomunikasi, bekerja

sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria

kompetensi sosial yang harus dilakukan meliputi: (1) bertindak objektif serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar

belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. (2) berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat. (3) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah republik

Page 20: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

10

indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya, dan (4) berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi sosial dapat terlaksana dengan baik, apabila guru menerapkan

kode etik dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. Kode etik guru merupakan

pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan

kehidupan sehari-hari, meliputi:

a. Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

b. Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku,

c. Mematuhi norma dan etika susila,

d. Menghormati kebebasan akademik,

e. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi,

f. Menghormati kebebasan mimbar akademik,

g. Mengukuti perkembangan ilmu,

h. Mengembangkan sikap obyektif dan universal,

i. Mengharagai hasil karya orang lain,

j. Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif,

k. Mengutamakan tugas dari kepentingan lain, dan

Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi akademik,

administrasi, dan moral.

B. Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran

1. Tugas Guru dalam Pembelajaran

Tugas seorang guru meliputi mendidik, membelajarkan siswa, dan

memberikan latihan-latihan. Tugas mendidik berarti mengembangkan nilai-nilai

Page 21: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

11

dalam kehidupan, tugas membelajarkan berarti mendorong dan memberikan

peluang, serta menciptakan situasi yang kondusif agar siswa dapat belajar sebaik-

baiknya, sedangkan tugas memberikan latihan berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan siswa. Ketiga tugas tersebut harus terwujud dalam

pelaksanaan PBM agar pelaksanaannya optimal, meliputi kegiatan: (1) membuat

persiapan mengajar; (2) melaksanakan KBM; dan (3) melakukan evaluasi hasil

belajar dan memanfaatkan umpan balik.

a. Persiapan Mengajar

Pada tahap ini guru harus benar-benar mengkonsentrasikan diri untuk

mempersiapkan materi (bahan ajar), strategi pembelajaran, serta cara dan

bentuk evaluasi yang akan dilakukan. Beberapa langkah yang harus dilakukan

guru dalam persiapan, yaitu:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran, dalam pelaksanaan KTSP diwujudkan

dalam bentuk indikator. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan

oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta

lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat

lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tan-pa

meninggalkan isi kurikulum.

2) Merumuskan alat evaluasi/asesmen, baik bentuk, cara, waktu, dan model

evaluasi yang akan dilakukan. Evaluasi ini bisa berupa formatif (evaluasi

untuk memperbaiki pembelajaran) maupun sumatif (evaluasi untuk melihat

keberhasilan belajar siswa).

3) Memilih materi pelajaran yang esensial untuk dikuasai dan dikembang-kan

dalam strategi pembelajaran. Materi pelajaran yang dipilih terutama

Page 22: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

12

berkaitan dengan prinsip, yang berisi sejumlah konsep dan konten yang

menjadi alat untuk mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa. Di

samping itu guru juga harus mampu menentukan karakteristik materi (bahan

ajar) tersebut.

4) Berdasarkan karakterisktik materi (bahan ajar) maka guru memilih strate-gi

pembelajaran sebagai proses pengalaman belajar siswa. Pada tahap ini guru

harus menentukan metoda, pendekatan, model, dan media pembelajaran,

serta teknik pengelolaan kelas (laboratorium).

b. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Dengan bekal persiapan mengajar yang telah dirancang secara matang

dan operasional, guru melaksanakan KBM. Pada KBM yang terjadi dapat

melibatkan beberapa interaksi. Interaksi belajar mengajar merupakan

komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dan pada

hakikatnya bertujuan mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran dengan pola tertentu. Pola interaksi belajar mengajar dapat

terjadi searah, dua arah ataupun multi arah. Bilaguru menyampaikan materi

pelajaran tanpa menggunakan media maka interaksi belajar mengajar

berlangsung searah atau dua arah. Jika guru menyajikan materi dibantu dengan

media dan metode yang digunakan kerja kelompok, maka interaksi belajar

mengajar dapat berlangsung multi arah. Pada kegiatan pembelajaran model ini

guru lebih cenderung berperan sebagai fasilitator. Perlu diperhatikan bahwa

pola pembelajaran yang direncanakan guru harus relevan dengan tujuan, materi

dan metode yang dipilih.

Page 23: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

13

c. Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar dan Memanfaatkan Umpan Balik

Alat evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan/indikator telah diran-

cang pada saat persiapan. Alat evaluasi ini sebelum digunakan perlu divalida-si

sehingga alat evaluasi tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya

diukur. Setelah divalidasi alat evaluasi ini perlu diujicobakan kepada siswa

yang telah mengikuti pembelajaran materi yang bersangkutan. Uji coba ini

dilakukan untuk mengetahui reliabilitas (keajegan atau konsistensi) daya

pembeda (kemampuan membedakan siswa yang memahami dan tidak

memahami) dan tingkat kesukaran alat evaluasi tersebut. Pada sebuah

perangkat evaluasi (pokok uji) tingkat kesukarannya harus proporsional,

artinya komposisi antara pokok uji yang sukar, sedang, dan mudah tidak

menumpuk pada salah satu. Biasanya komposisi yang baik pada sebuah

perangkat pokok uji adalah sukar 25 %, senang 50 %, dan mudah 25%.

Evaluasi yang dilakukan bisa berupa evaluasi proses pembelajaran atau

pun hasil belajar. Evaluasi peoses belajar dapat dilakukan melalui portofolio

yang menggambarkan upaya siswa dalam memahami materi pelajaran atau pun

proses latihan menguasai suatu keterampilan. Di samping itu, evaluasi juga

dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, dapat dilakukan sebelum, pada

saat, dan setelah proses pembelajaran.

Page 24: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

14

2. Peran Guru dalam Pembelajaran

Sebagai konsekuensi dari PBM yang berpusat pada siswa, guru dapat

berperan sebagai:

a. Penyampai (Sumber) Informasi

Guru dapat berperan sebagai sumber informasi dituntut untuk mengua-

sai materi pelajaran dan memiliki wawasan yang luas, sehingga seorang guru

dituntut untuk terus belajar, tidak berhenti sampai menguasai. Seorang guru

dituntut harus mampu menginformasikan materi tersebut agar dapat dikuasai

oleh siswanya. Karena itu seorang guru harus dapat memanfaatkan berbagai

media dan sumber belajar untuk memperjelas informasi yang disampaikan

kepada siswa. Berperannya guru sebagai sumber informasi porsinya sangat

tergantung pada tingkatan pendidikan. Pada Sekolah Dasar (SD) guru hampir

100% bertindak sebagai sumber informasi. Bertambahnya tingkatan kelasdan

tingkatan pendidikan, peran guru sebagai sumber informasi ini semakin

berkurang. Pada pembelajaran MIPA siswa dapat langsung melihat fenomena

alam, sehingga seorang guru MIPA harus siap dengan pengetahuan dan

wawasan tambahan yang memadai.

b. Pengelola Lingkungan Belajar

Peran guru adalah sebagai pengelola lingkungan berlajar, karena itu

guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar siswa

dapat belajar secara optimal. Lingkungan belajar yang secara resmi menjadi

tanggung jawab guru MIPA tidak hanya meliputi kelas dengan batas-batas

berupa dinding kelas atau laboratorium, tetapi juga lingkungan sekitar/alam

jagat raya.

Page 25: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

15

c. Fasilitator Pembelajaran

Guru sebagai fasilitator pembelajaran, artinya guru tersebut harus dapat

menjembatani interaksi belajar antar siswa. Di samping itu guru juga dapat

memberikan berbagai fasilitas lainnya yang diperlukan bagi siswa, antara lain

berupa alat bantu atau media pembelajaran yang menunjang, serta melengkapi

fasilitas yang diperlukan untuk terjadinya pembelajaran yang optimal, misalnya

pada pembelajaran MIPA, terdapat kegiatan eksperimen yang dilakukan di

laboratorium, maka guru harus menyiapkan fasilitas-fasilitas untuk

keberlangsungan kegiatan eksperimen.

d. Evaluator

Guru harus mampu menyiapkan alat evaluasi, melakukan evaluasi,

mengolah data evaluasi dan sekaligus mengambil keputusan dan kebijakan dari

hasil evaluasi yang dilakukan. Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi untuk

perbaikan proses pembelajaran maupun evaluasi untuk mengetahui keberha-

silan belajar siswanya

C. Program Pengalaman Lapangan (PPL)

1. Pengertian dan Kompetensi PPL

Program Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan kurikuler

yangmerupakan kulminasi dari seluruh program pendidikan yang tel ah dihayati

dan dialami oleh mahasiswa di LPTK maka PPL dapat diartikan sebagai suatu

program yang merupakan suatu ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai

pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam rangka pembentukan guru yang

profesional. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mempersyaratkan

Page 26: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

16

kemampuan aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke

dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan

jabatan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas -tugas keguruan lainnya.

Standar kompetensi PPL dirumuskan dengan mengacu pada tuntutan empat

kompetensi guru baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam konteks

kehidupan guru sebagai anggota dalam masyarakat. Empat kompetensi guru yang

dimaksud adalah kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

2. Tujuan PPL

Pelaksanaan PPL ditujukan untuk pembentukan guru /tenaga kependidikan

yang profesional melalui kegiatan pelatihan di sekolah mitra. Tujuan yang lainnya

diantaranya: (1) mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik

dan sosial psikologis sekolah tempat pela tihan berlangsung, (2) menguasai

berbagai ketrampilan dasar mengajar dan pembelajaran, (3) menerapkan berbagai

kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasinya, (4)

mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial dilingkungan sekolah, dan (5)

menarik kesimpulan nilai edukatif dan penghayatan dan pengalaman selama

pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi itu dalam laporan.

5. Sasaran PPL

Sasaran yang ingin dicapai dari PPL adalah membentuk pribadi calon guru

yang memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap serta tingkah

laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di

Page 27: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

17

dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik di masyarakat, sekolah

maupun luar sekolah. Mengkaji dan mengembangkan praktek keguruan dan

kependidikan, memantapkan kemitraan FKIP-Unlam dan sekolah/lembaga

pendidikan.

6. Pelaksanaan PPL

PPL dilaksanakan secara seimbang, terpadu dan terarah. Artinya

mahasiswa calon pendidik dibimbing oleh Guru Pamong, Dosen Pembimbing,

kepala Sekolah dan petugas lapangan dalam berbagai kegiatan pengalaman

lapangan berdasarkan koordinasi pelaksanaan masing -masing. Pelaksanaan PPL

meliputi materi kegiatan yang berkaitan dengan:

a. Pelatihan ketrampilan mengajar dan pengembangan model pembelajaran

inovatif serta tugas-tugas keguruan lainnya secara terbimbing.

Kegiatan pelatihan ketrampilan dasar mengajar (PPL I) dilakukan sebelum

mahasiswa calon guru melaksanakan observasi di sekolah dalam rangka

kegiatan PPL secara terstruktur. PPL I yang merupakan program simulasi

dalam bentuk kegiatan Pengajaran Mikro (Micro Teaching) yang ditangani

oleh para Dosen Pembimbing, penyelenggaraanya disesuaikan dengan

kondisi yang ada dan merupakan pra syarat untuk dapat mengikuti PPL.

Ketrampilan khusus yang dibutuhkan dan dipakai pada waktu seorang guru

menjalankan tugas mengajar yang pokok adalah:

1) Ketrampilan bertanya

2) Ketrampilan memberi penguatan (reinforcement)

3) Ketrampilan mengadakan variasi

Page 28: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

18

4) Ketrampilan menjelaskan

5) Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran

6) Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7) Ketrampilan mengelola kelas

8) Ketrampilan

b. Observasi Lapangan

Observasi bagi mahasiswa dilakukan sedini mungkin karena pembentukan

sikap profesional keguruan tidak dapat dibangun dalam waktu sekejap.

Pengenalan lapangan secara dini dilaksanakan dalam bentuk:

1) Penugasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu yang terkait dengan

kegiatan tugas-tugas keguruan di lapangan antara lain: administrasi

sekolah, pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, media

pembelajaran, dan bimbingan belajar

2) Kegiatan observasi tersebut ditentukan oleh silabus mata kuliah, tetapi

pelaksanaannya diatur agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di

sekolah.

3) Pelaksanan observasi ini dibimbing oleh Dosen Pembina mata kuliah yang

bersangkutan

c. Praktek Mengajar Mengajar di Sekolah Mitra

Mahasiswa melaksanakan praktek mengajar secara langsung pada sekolah

mitra dengan dibimbing oleh guru pamong dan dosen pendamping. Beberapa

hal yang harus dilakukan mahasiswa selama praktek mengajar diantaranya:

1) Merencanakan unit pengajaran. .

2) Memilih dan menggunakan beberapa strategi mengajar

Page 29: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

19

3) Memilih dan membuat dan menggunakan media pengajaran yang cocok.

4) Mengevaluasi pelaksanaan pengajaran.

5) Menganalisis pelaksanaan pengajaran.

6) Proses pembimbingan dilaksanakan dengan supervisi klinis

7) Frekuensi latihan mengajar terbimbing minimal 6 kali dengan 6 RPP

diselingi diskusi balikan supervisi klinis. Untuk kelas pararel yang

materinya sama. RPP dapat lebih dari satu apabila metode dan KBM nya

dirubah/disesuaikan.

Selain melaksanakan praktek mengajar di kelas, mahasiswa calon guru juga

diharapkan berperan aktif dengan berbagai kegiatan lain yang ada di sekolah,

diantaranya:

1) Partisipasi dalam kelas, ikut mengganti temannya yang tengah latihan

mengajar.

2) Partisipasi di Sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler, karya wisata, dan

piket sekolah

3) Partisipasi dalam pertemuan orang tua murid dan guru

4) Latihan melaksanakan administrasi kependidikan, seperti administrasi

sekolah, administrasi kelas, dan administrasi kepegawaian

5) Partisipasi dalam hubungan dengan petugas -petugas kependidikan seperti:

Kakandep, Kasi Olah Raga, Kasi Kebudayaan, PLS dan sebagainya diatur

oleh guru pamong /koordinator guru pamong sesuai kondisi setempat.

Page 30: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metaanalisis dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Pada tahap pertama, melakukan evaluasi kesiapan kompetensi mahasiswa

Prodi Pendidikan Fisika selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan

(PPL). Evaluasi dilakukan dengan meminta mahasiswa mengisi angket

kesiapannya selama melaksanakan PPL dan wawancara dengan guru pamong

terkait aktivitas mahasiswa selama PPL.

b. Pada tahap kedua, melakukan evaluasi kesiapan Prodi Pendidikan Fisika dalam

menyiapkan mahasiswa mengikuti PPL, serta melakukan refleksi terhadap

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang diperlukan saat PPL tetapi belum

disampaikan dalam perkuliahan.

c. Pada tahap ketiga, merumuskan alternatif pemecahan masalah yang valid dan

relevan untuk meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan PPL.

Selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan

kompetensi mahasiswa yang akan PPL pada tahun mendatang.

B. Subyek dan Waktu Penelitian

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika FKIP

Unlam yang memprogram matakuiah PPL 2 tahun 2012 dan guru pamong yang

Page 31: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

21

membimbing mahasiswa PPL 2. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2012-

Februari 2013.

C. Metode Pengumpulan Data

Secara garis besar metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: (1) Dokumentasi yaitu kurikulum Prodi Pendidikan Fisika,

(2) Angket kesiapan mahasiswa melaksanakan PPL 2 dan refleksi perkuliahan,

dan (3) Wawancara dengan guru pamong terkait kesiapan mahasiswa selama

melaksanakan PPL 2.

D. Teknik Analisis Data

Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan

persentase sedangkan data yang bersifat kualitatif yaitu data yang berupa kata-

kata atau kalimat akan dilakukan reduksi data, pemisahan atau pengelompokan

sehingga dapat disimpulkan.

Page 32: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

22

BAB IV

HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Mahasiswa Melaksanakan PPL

1. Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Fisika

Kemampuan pedagogik mahasiswa merupakan kemampuan mahasiswa

dalam memahami siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran pada PPL,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun hasil evaluasi kesiapan kompetensi

pedagogik mahasiswa dalam melaksanakan PPL dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Fisika

dalam PPL

No Aspek Kompetensi Pedagogik Baik Cukup Kurang

1 Setiap akan mengajar menyiapkan perangkat

pembelajaran

90% 3% 7%

2 Bersikap positif terhadap kemampuan siswa 90% 10% 0%

3 Menggunakan berbagai media dalam

pembelajaran

76% 17% 7%

4 Pemberian umpan balik dalam pembelajaran 72% 21% 7%

5 Optimalkan keterampilan proses dalam

pembelajaran

59% 31% 10%

6 Menggunakan berbagai metode/model dalam

pembelajaran

52% 24% 24%

7 Optimalkan pembelajaran berbasis penemuan di

lab

28% 38% 34%

Rata-rata 67% 21% 13%

Tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik mahasiswa yang

menyatakan baik sebesar 67%, cukup baik 21%, dan kurang baik 13%.

Mahasiswa sudah baik dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, bersikap

positif terhadap kemampuan siswa, menggunakan berbagai media dalam

Page 33: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

23

pembelajaran, dan umpan balik dalam pembelajaran. Berarti mahasiswa

memahami pengembangan perangkat, evaluasi hasil belajar, dan penggunaan

berbagai media yang menunjang proses pembelajaran. Tetapi kompetensi

mahasiswa dalam mengoptimalkan keterampilan proses sains, menggunakan

berbagai metode/model pembelajaran terutama pembelajaran berbasis penemuan

di laboratorium masih kurang.

Hal dikarenakan sebagian besar mahasiswa masih belum menguasai

dengan baik matakuliah strategi belajar mengajar dan berbagai keterampilan

proses sains. Selama perkuliahan mahasiswa belum dilatih secara maksimal untuk

menerapkan pembelajaran fisika berbasis penemuan di laboratorium sehingga

mereka belum mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai pembelajaran

tersebut. Selain itu juga terkendala dengan kurang lengkapnya sarana dan prasaran

laboratorium di sekolah mitra, sehingga ketiadaan alat dan bahan menyebabkan

mahasiswa menggunakan cara yang lebih mudah yaitu pengajaran langsung

maupun kooperatif dengan penekanan drill soal.

2. Kompetensi Profesional Mahasiswa Fisika dalam PPL

Kemampuan professional mahasiswa merupakan penguasaan mahasiswa

terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup

penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan

yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya. Adapun hasil evaluasi kesiapan kompetensi professional mahasiswa

dalam melaksanakan PPL dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 34: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

24

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Profesional Mahasiswa Fisika

dalam PPL

No Aspek Kompetensi Profesional Baik Cukup Kurang

1 Membuka dan menutup pelajaran 79% 14% 7%

2 Menyajikan materi secara sistematis dan tepat 79% 21% 0%

3 Mengkaitkan materi dg fenomena sehari-hari 76% 17% 7%

4 Bertanya 69% 31% 0%

5 Memberi memotivasi siswa 59% 34% 7%

6 Melaksanakan evaluasi baik kognitif, afektif,

dan psikomotorik

55% 34% 10%

7 Mengadakan variasi gaya mengajar 52% 41% 7%

8 Memberikan contoh aplikasi materi dalam

produk teknologi

52% 41% 7%

9 Menggunakan peralatan lab sebagai penunjang

pembelajaran

52% 31% 17%

10 Mengelola kelas 52% 41% 0%

11 Membimbing diskusi kelompok 52% 41% 10%

12 Menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi guru dan siswa

45% 21% 7%

13 Mengajarkan karakter dalam pembelajaran 41% 38% 21%

Rata-rata 59% 31% 8%

Tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan kompetensi profesionalisme

mahasiswa yang menyatakan baik sebesar 59%, cukup baik sebesar 31%, dan

kurang baik sebesar 8%. Kompetensi masih terbatas pada kompetensi yang belum

mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu kemampuan membuka

menutup pelajaran, menyajikan materi secara sistematis dan tepat, mengkaitkan

materi dengan fenomena sehari-hari, serta bertanya. Hal tersebut secara tidak

langsung menyebabkan proses pembelajaran tetap berfokus pada penjelasan guru,

siswa sedikit bertanya atau berinteraksi untuk menggali informasi.

Mahasiswa ternyata kurang professional dalam memberikan motivasi

belajar kepada siswa, melaksanakan evaluasi baik kognitif, afektif, dan

psikomotorik, mengadakan variasi gaya mengajar, memberikan contoh aplikasi

Page 35: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

25

materi dalam produk teknologi, menggunakan peralatan lab sebagai penunjang

pembelajaran, mengelola kelas, membimbing diskusi kelompok, menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan siswa, dan mengajarkan

karakter dalam pembelajaran. Hal ini berarti mahasiswa belum memahami

sepenuhnya kompetensi professional untuk menyelenggarakan proses

pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis siswa.

3. Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Fisika dalam PPL

Kemampuan kepribadian mahasiswa merupakan kemampuan personal

mahasiswa yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Adapun hasil

evaluasi kesiapan kompetensi kepribadian mahasiswa dalam melaksanakan PPL

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Fisika

dalam PPL

No Aspek Kompetensi Kepribadian Baik Cukup Kurang

1 Tidak canggung dalam mengajar di kelas 83% 17% 0%

2 Menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku 79% 10% 10%

3 Mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan

kondisi

79% 17% 3%

4 Adil dalam memberlakukan siswa 69% 28% 3%

Rata-rata 78% 18% 4%

Tabel di atas menunjukkan mahasiswa pendidikan fisika sebagian besar telah

menguasai kompetensi kepribadian dengan baik (78%). Pembelajaran mikro telah

Page 36: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

26

membuat mereka tidak lagi canggung mengajar di kelas, bisa menjadi contoh

dalam bersikap dan berperilaku, bias mengendalikan diri dalam berbagai situasi

dan kondisi. Meskipun ada beberapa guru yang mengeluhkan ketidaksiapan

mental mahasiswa dalam mengajar, pada umumnya mereka merasa takut dan

cemas pada awal-awal melaksanakan PPL. Tetapi setelah terjun mengajar, mereka

merasa nyaman dan bias menyatu dengan kondisi siswa yang sebenarnya.

Beberapa hal yang harus dijadikan prioritad dalam meningkatkan kompetensi

kepribadian adalah berlaku adil dalam memberlakukan siswa.

4. Kompetensi Sosial Mahasiswa PPL

Kompetensi sosial mahasiswa adalah kemampuan mahasiswa sebagai

calon guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, tenaga

kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Adapun hasil

evaluasi kesiapan kompetensi sosial mahasiswa dalam melaksanakan PPL dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Kesiapan Kompetensi Sosial Mahasiswa Fisika

dalam PPL

No Aspek Kompetensi Sosial Baik Cukup Kurang

1 Mengenal dengan baik siswa yang diajar 90% 7% 3%

2 Mudah bergaul dg teman sejawat, guru, dan

karyawan 90% 10% 0%

3 Toleransi terhadap keberagaman siswa 90% 10% 0%

4 Menyampaikan pendapat 76% 21% 3%

5 Menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain 69% 31% 0%

Rata-rata 83% 16% 1%

Tabel diatas menunjukkan bahwa kesiapan kompetensi sosial mahasiswa dalam

melaksanakan PPL sudah baik (83%). Hal tersebut ditunjukkan bahwa sebagian

Page 37: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

27

besar mahasiswa dapat mengenal dengan baik siswa yang diajar, mudah bergaul

dengan teman sejawat, guru, dan karyawan, toleransi terhadap keberagaman

siswa, menyampaikan pendapat. Berarti mahasiswa telah mampu menjalankan

keilmuannya dalam perilaku kehidupan sosial. Hal ini sangat penting karena

keterampilan sosial merupakan salah tujuan penting dalam proses pembelajaran,

yang mampu menciptakan manusia-manusia sebagai makhluk sosial, menghargai

orang lain, tolong menolong, dan mampu menempatkan kepentingan social di atas

kepentingan pribadi atau golongan. Beberapa hal yang harus ditingkatkan adalah

berlapang dada dalam menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain yang

bersifat membangun.

Hasil evaluasi kompetensi mahasiswa meliputi kompetensi pedagogik,

professional, kepribadian, dan sosial secara ringkas dapat dapat dilihat pada

Gambar 4.1

Gambar 4.1 Kesiapan Kompetensi Mahasiswa Prodi Fisika Melaksanakan PPL

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

KompetensiPedagogik

KompetensiKeguruan

KompetensiKepribadian

KompetensiSosial

67%

59%

78% 83%

21%

31%

18% 16% 13%

8% 4% 1%

Pe

rse

nta

se

Kompetensi Mahasiswa

Baik

Cukup

Kurang

Page 38: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

28

Gambar 4.1 dengan jelas menunjukkan bahwa sebagian besar kompetensi

keguruan yang dirasakan siap dipraktekkan dalam PPL adalah kompetensi

kepribadian (78%) dan kompetensi social (83%). Mahasiswa sudah terbentuk

kesadaran tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang memiliki

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan

bagi siswa, dan berakhlak mulia. Selain itu mahasiswa memiliki kemampuan

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, tenaga kependidikan,

orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung efektif dan efisien.

Sebagai besar mahasiswa belum memiliki kesiapan dalam kompetensi

pedagogik (67%) dan kompetensi professional (59%). Mahasiswa belum mampu

mengoptimalkan keterampilan proses sains, menggunakan berbagai metode/model

pembelajaran terutama pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium. Hal

dikarenakan kurang lengkapnya sarana dan prasaran laboratorium di sekolah

mitra, sehingga ketiadaan alat dan bahan menyebabkan mahasiswa menggunakan

cara yang lebih mudah yaitu pengajaran langsung maupun kooperatif dengan

penekanan drill soal. Mahasiswa juga kurang professional dalam memberikan

motivasi belajar kepada siswa, melaksanakan evaluasi baik kognitif, afektif, dan

psikomotorik, mengadakan variasi gaya mengajar, memberikan contoh aplikasi

materi dalam produk teknologi, menggunakan peralatan lab sebagai penunjang

pembelajaran, mengelola kelas, membimbing diskusi kelompok, menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan siswa, dan mengajarkan

karakter dalam pembelajaran.

Page 39: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

29

Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah sebagian besar mahasiswa

kesulitan mengajarkan karakter dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan, selama

proses perkuliahan mahasiswa belum diajarkan mengembangkan perangkat

pembelajaran berbasis karakter secara detail. Sehingga mahasiswa masih

mengalami kebingungan saat menerapkan perilaku berkarakter dalam proses

pembelajaran di kelas. Padahal saat ini pembelajaran berbasis karakter menjadi

hal yang sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan berbagai

upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menerapkan

pembelajaran berbasis karakter. Hal ini berarti mahasiswa belum memahami

sepenuhnya kompetensi professional untuk menyelenggarakan proses

pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis siswa.

B. Peranan Prodi Fisika dalam Membekali Kompetensi Mahasiswa dalam

Melaksanakan PPL

Prodi Pendidikan fisika FKIP Unlam sebagai pencetak calon guru fisika

memiliki peranan sangat penting dalam menentukan kualitas lulusannya. Karena

pada umumnya apa yang telah dipelajari dalam perkuliakan, akan membentuk

kompetensi mahasiswa yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Hasil analisis angket peranan Prodi Pendidikan fisika dalam menyiapkan

kompetensi mahasiswa sebelum melaksanakan PPL dapat dilihat pada tabel 4.4

Page 40: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

30

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Peranan Prodi Fisika dalam Membekali Kompetensi

Mahasiswa Fisika sebelum Melaksanakan PPL

No Peranan Prodi Pend Fisika Baik Cukup Kurang

1 Mengajarkan materi pelajaran mengacu pada

SKL

86% 10% 3%

2 Memahami materi pelajaran/mengajarkannya

scr sistematis

83% 17% 0%

3 Memahami alat dan bahan lab sbg penunjang

pembelajaran

83% 14% 3%

4 Siap secara mental untuk mengajar di kelas 83% 14% 3%

5 Percaya diri dalam mengajar di kelas 76% 21% 3%

6 Memahami berbagai keterampilan proses sains

beserta penerapannya dalam pembelajaran

72% 24% 3%

7 Menyiapkan mental untuk siap mengajar dengan

baik

72% 21% 7%

8 Mengembangkan evaluasi kognitif, afektif, dan

psikomotorik

72% 28% 0%

9 Memahami berbagai keterampilan sosial beserta

penerapannya dalam pembelajaran

69% 28% 3%

10 Memahami berbagai metode/model dlm

membelajarkan siswa

69% 28% 3%

12 Terbiasa mengajar di kelas dengan baik 69% 28% 3%

13 Mengembangkan perangkat pembelajaran

berbasis karakter

56% 34% 10%

14 Terbiasa mengelola kelas dengan berbagai

kondisi

48% 34% 17%

15 Mengajarkan materi IPA berbasis penemuan di

lab

31% 52% 17%

Rata-rata 70% 25% 5%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa

Prodi Pendidikan fisika berperan secara maksimal dalam menyiapkan kompetensi

mahasiswa dalam mengajarkan materi pelajaran mengacu pada SKL, memahami

materi pelajaran/mengajarkannya secara sistematis, memahami alat dan bahan lab

sebagai penunjang pembelajaran, siap secara mental untuk mengajar di kelas.

Kompetensi tersebut diajarkan dengan baik pada matakuliah telaah fisika sekolah,

pemrograman pembelajaran fisika, dan pengantar laboratorium, serta berbagai

Page 41: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

31

kegiatan pengenalan alat dan bahan melalui praktikum fisika dasar, elektronika

dasar, alat ukur, maupun eksperimen.

Kompetensi mahasiswa juga baik dalam hal percaya diri dalam mengajar

di kelas, memahami berbagai keterampilan proses sains beserta penerapannya

dalam pembelajaran, menyiapkan mental untuk siap mengajar dengan baik,

mengembangkan evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berarti mahasiswa

sudah bisa menerapkan penilaian secara menyeluruh meliputi kognitif, afektif, dan

psikomotorik karena sudah diajarkan dengan jelas pada matakuliah evaluasi

belajar mengajar. Selain itu, mahasiswa juga disiapkan secara mental untuk

mengajar melalui pembelajaran mikro dan praktek mengajar pada matakuliah

strategi belajar mengajar.

Kompetensi mahasiswa cukup baik dalam hal memahami berbagai

keterampilan sosial beserta penerapannya dalam pembelajaran, memahami

berbagai metode/model dlm membelajarkan siswa, terbiasa mengajar di kelas

dengan baik. Berarti kompetensi sosial mahasiswa kurang terbentuk selama proses

pembelajaran, karena pembelajaran pada beberapa perkuliahan ada yang masih

cenderung berpusat pada dosen, sehingga mahasiswa kurang terlibat aktif dalam

proses perkuliahan. Selain itu, meskipun mahasiswa telah diajarkan berbagai

metode/model pembelajaran inovatif dalam matakuliah SBM dan pemrograman

pembelajaran fisika, kenyataannya masih belum menguasai dengan baik. Hal ini

dikarenakan matakuliah SBM yang hanya 3 SKS digunakan untuk mengajarkan

banyak metode/model pembelajaran inovatif, sehingga keterbatasan waktu

menyebabkan lebih banyak membahasa teori daripada praktek pengembangan

perangkat dan praktek mengajarnya.

Page 42: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

32

Peranan prodi pendidikan fisika yang masih kurang dan harus ditingkatkan

lagi adalah membekali mahasiswa dengan kompetensi mengembangkan perangkat

pembelajaran berbasis karakter, terbiasa mengelola kelas dengan berbagai kondisi,

dan mengajarkan materi IPA berbasis penemuan di laboratorium. Hal ini

merupakan tantang sangat berat tetapi tetap harus dijadikan prioritas untuk

perbaikan sebagai upaya menghadapi tuntutan permasalahan dunia pendidikan

yang semakin berkembang. Pembelajaran karakter sangat penting untuk

meningkatkan memperbaiki karakter bangsa yang sudah mengalami degradasi,

kemampuan mengelola pembelajaran sesuai kondisi merupakan kunci kesuksesan

seorang guru dalam membelajarkan siswa. Sedangkan pembelajaran berbasis

laboratorium sangat penting dalam membentuk mahasiswa yang mampu

mengajarkan IPA yang sebenarnya yaitu pembelajaran IPA berbasis penemuan di

laboratorium. Oleh itu, FKIP unlam diharapkan segera membangunkan fasilitas

laboratorium fisika karena sangat penting bagi prodi pendidikan fisika untuk

meningkatkan kualitas lulusannya.

C. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah

Hasil evaluasi kesiapan kompetensi mahasiswa meliputi kompetensi

pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial serta peranan prodi pendidikan

fisika dalam menyiapkan mahasiswa melaksanakan PPL masih ditemukan

berbagai permasalahan yang dirasakan mahasiswa diantaranya: (1) belum

memaksimalkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran, (2) belum

memaksimalkan berbagai variasai metode/model pembelajaran inovatif terutama

pembelajaran berbasis laboratorium, (3) belum melaksanakan evaluasi secara

Page 43: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

33

menyeluruh yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) kurang memberi contoh

aplikasi materi dalam produk teknologi, (5) belum memaksimalkan peralatan lab

sebagai penunjang pembelajaran, (6) kesulitan mengelola pembelajaran sesuai

situasi dan kondisi siswa, (7) kesulitan menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi guru dan siswa, dan (8) kesulitan mengajarkan karakter

dalam pembelajaran. Hal tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh

kurangnya peranan prodi pendidikan fisika dalam membekali mahasiswa yang

akan PPL dalam hal: (1) mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis

karakter, (2) terbiasa mengelola kelas dengan berbagai kondisi, dan (3)

mengajarkan materi IPA berbasis penemuan di lab, karena belum adanya

laboratorium fisika yang lengkap dengan sarana dan prasaraanya.

Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa yang

akan melaksanakan PPL, maka ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang

diberikan sebagai berikut:

1. Penyediaan laboratorium fisika yang ideal beserta sarana dan prasarana, alat

dan bahan yang diperlukan. Hal tersebut sangat penting sebagai wahana

memberikan praktek pengajaran langsung kepada mahasiswa dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis penemuan di

laboratorium beserta praktek dan evaluasinya.

2. Penataan ulang kurikulum Prodi Pendidikan dengan menekankan pada

penambahan SKS matakuliah terkait kompetensi pedagogik dan professional

terutama matakuliah Strategi Belajar Mengajar, sehingga setiap mahasiswa

selain menguasai berbagai metode/model pembelajaran inovatif juga terlibat

langsung dalam pengembangan perangkat pembelajaran beserta praktek.

Page 44: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

34

Penambahan SKS ini sangat penting, karena mengembangkan kompetensi

pedagogic dan professional membutuhkan proses yang lama dan perlu

pembiasaan.

3. Pemberian pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam menerapkan

pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium dan karakter melalui

pengintegrasian pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium dan karakter

pada perkuliahan.

4. Pengembangan bahan referensi berupa berbagai contoh perangkat

pembelajaran inovatif berbasis karakter.

Page 45: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

35

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil evaluasi kompetensi mahasiswa dan peranan prodi

pendidikan fisika dalam menyiapkan PPL diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Kesiapan kompetensi mahasiswa prodi pendidikan fisika dalam melaksanakan

PPL yang baik pada kompetensi kepribadian sebesar 78%, sosial sebesar 83%,

pedagogik (67%) dan professional (59%). Permasalahan dirasakan mahasiswa

diantaranya kesulitan keterampilan proses sains, berbagai variasai

metode/model pembelajaran inovatif terutama pembelajaran berbasis

laboratorium dan pembelajaran berbasis karakter, evaluasi menyeluruh yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik, aplikasi materi dalam produk teknologi,

menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan.

2. Peranan Prodi Pendidikan fisika FKIP Unlam dalam membekali kompetensi

mahasiswa sebelum melaksanakan PPL sudah baik, tetapi kurang maksimal

dalam mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif berbasis karakter,

mengelola kelas dengan berbagai kondisi, dan mengajarkan materi IPA

berbasis penemuan di laboratorium.

3. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang diberikan adalah: (1) penyediaan

sarana dan prasarana laboratorium fisika ideal beserta alat dan bahan yang

diperlukan, (2) penataan ulang kurikulum Prodi Pendidikan dengan

menekankan pada penambahan SKS matakuliah terkait kompetensi pedagogik

dan professional terutama matakuliah Strategi Belajar Mengajar, (3)

Page 46: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

36

pengintegrasian pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium dan

pembelajaran berbasis karakter pada perkuliahan, (4) pengembangan perangkat

pembelajaran inovatif berbasis karakter.

B. Saran Kebijakan

1. FKIP Unlam diupayakan menyiapkan sarana dan prasarana laboratorium fisika

dan laboratorium pembelajaran fisika yang lengkap dengan alat dan bahan

yang diperlukan untuk memaksimalkan pembelajaran fisika berbasis penemuan

di laboratorium.

2. Penataan kurikulum Prodi Pendidikan fisika menyesuaikan kebutuhan

masyarakat pengguna atau kelemahan-kelemahan yang ditemukan di lapangan.

3. Perkuliahan sebagai laboratorium kehidupan nyata bagi mahasiswa hendaknya

juga menerapkan perkuliahan berbasis penemuan di laboratorium dan karakter,

serta evaluasi secara menyeluruh baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 47: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

37

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahyotomo, A. Pengembangan Kompetensi SDM Kependidikan. http://www.ispi.

or.id/category/makalah/. Diakses tanggal 16 Maret 2012

Fauziah. Pengembangan Kompetensi SDM Kependidikan. http://www.ispi.or.id/

category/makalah/. Diakses tanggal 16 Maret 2012.

Halil. 2012. Empat Kompetensi Guru. Diakses melalui http://halil-pkn.blogspot.

com/2012/03 pada tanggal 2 Januari 2013.

Kompetensi Pedagogik Guru. Diakses melalui http://makalahmajannaii.

blogspot.com/2012/06/ pada tanggal 2 Januari 2013.

Kompetensi Pedagogik Guru. Diakses melalui http://www.m-edukasi.web.id

/2012/06 pada tanggal 2 Januari 2013.

Kompetensi Sosial Guru. Diakses melalui ttp://www.m-edukasi.web.id/2012/06

pada tanggal 2 Januari 2013.

Kompetensi Profesional Guru. Diakses melalui ttp://www.m-

edukasi.web.id/2012/06 pada tanggal 2 Januari 2013

Lubis, M., dkk. Kompetensi Guru, Isu-Isu Kritis dalam Dunia Pendidikan.

Program Studi Tekonologi Pendidikan (S3), Universitas Negeri Jakarta

tahun 2011

Mukminan. 2003. Pengembangan Silabus Matakuliah Pengajaran Mikro dan

PPL Berdasar KBK. Makalah Seminar dan Lokakarya. Diselenggarakan

oleh UNY Dalam Rangka Dies Natalis UNY.

Nitko, A.J. 1996. Curriculum Based Assessment. JSEP ADB Loan No. 1194-

INOOECD, 2006. PISA release items, mathematics.

Padmadewi, N. N. 2010. Model Pengentasan Kemiskinan Dalam Upaya

Peningkatan Pemerataan Pendidikan. Penelitian Inovasi dan Perekayasa

Pendidikan, No. 1 Tahun Ke-1, April 2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan

Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 48: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

38

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru.

Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan

Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rohman, A. 2008. Tantangan Dunia Pendidikan, Pasca Implementasi UU Nomor

14 Tahun 2005. Seminar Regional yang diselenggarakan oleh Forum

Pemerhati Pendidikan (FPP) Kebumen, tema”Kepedulian Pemerintah”

pada tanggal 25 Mei 2008 di Pendopo Kantor Bupati Kebumen, Jawa

Tengah.

Rosdianti, N. P. 2007. Makalah Indikator Kompetensi Kependidikan. http://sylvie.

edublogs.org/2007/04/27/evaluasi-pendidikan/. Diakses tanggal 16 Maret

2012.

Sambutan Mendikbud pada Hardiknas 2012. Diakes melalui

www.kopertis12.or.id/2012/04/30/sambutan-mendikbud-pada-hardiknas-

2012.html pada tanggal 10 Desember 2012.

Sulaiman, H. B. 2009. Readiness of Year 1 Students to Learn Science Process

Skills in English: A Malaysian Experience. International Journal of

Instruction. January 2009. Vol.2.No.1.

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Page 49: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

39

LAMPIRAN BIODATA PENELITI

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Suyidno, M.Pd.

b. NIP : 19820702 2010 1 003

c. Tempat, Tanggal lahir : Kediri, 2 Juli 1982

d. Jenis kelamin : Laki-laki

e. Agama : Islam

f. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I/ III-b

g. Keahlian Utama : Pendidikan Sains Konsentrasi Fisika

h. Jabatan Struktural : Asisten Ahli

i. Unit Kerja : Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam

j. Alamat Rumah : Jl. Masjid Jami Pondok Hunafa BJM

k. Email : [email protected]

2. Dosen Pembina

a. Nama Lengkap : Drs. Zainuddin, M.Pd.

b. NIP : 19661231 199303 1 019

c. Tempat, Tanggal lahir : Wajo, 31 Desember 1966

d. Jenis kelamin : Laki-laki

e. Agama : Islam

f. Pangkat/Golongan : Lektor/IIIc

g. Keahlian Utama : Pendidikan Sains Konsentrasi Fisika

h. Jabatan Struktural : Penata

i. Unit Kerja : Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam

j. Alamat Rumah : Komplek Herlina Blok D no 15 BJM

k. Email : [email protected]

Page 50: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

40

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN PENILAIAN PPL 2

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN FISIKA 2012

Hari/Tanggal : …………………………………

PETUNJUK Sesuai dengan yang saudara alami selama PPL 1 dan 2, isilah angket di bawah ini secara sebenarnya. Penilaian ini tidak akan mempengaruhi nilai PPL Anda tetapi sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan Kinerja Dosen Program Studi Pendidikan Fisika dalam meningkatkan mutu lulusan. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut dengan cara melingkari angka 1-5 pada kolom skor.

1 = sangat tidak baik/sangat rendah/tidak pernah 4 = baik/tinggi/sering 2 = tidak baik/rendah/jarang 5 = sangat baik/sangat tinggi/selalu 3 = biasa/cukup/kadang-kadang

No Aspek yang Dinilai Skor

A Kompetensi Pedagogik

1 Setiap akan mengajar menyiapkan perangkat pembelajaran 1 2 3 4 5

2 Mengoptimalkan pembelajaran berbasis penemuan di laboratorium 1 2 3 4 5

3 Mengoptimalkan keterampilan proses dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

4 Menggunakan berbagai metode/model dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

5 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

6 Pemberian umpan balik dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

7 Bersikap positif terhadap kemampuan siswa 1 2 3 4 5

B Kemampuan Profesional

1 Kemampuan membuka dan menutup pelajaran 1 2 3 4 5

2 Kemampuan bertanya 1 2 3 4 5

3 Kemampuan memberi memotivasi siswa 1 2 3 4 5

4 Kemampuan mengadakan variasi gaya mengajar 1 2 3 4 5

5 Kemampuan menyajikan materi pembelajaran secara sistematis dan tepat 1 2 3 4 5

6 Kemampuan mengkaitkan materi dengan fenomena sehari-hari 1 2 3 4 5

7 Kemampuan memberikan contoh aplikasi materi dalam produk teknologi 1 2 3 4 5

8 Kemampuan menggunakan peralatan laboratorium sebagai penunjang

pembelajaran

1 2 3 4 5

9 Kemampuan mengelola kelas 1 2 3 4 5

10 Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan

siswa

11 Kemampuan membimbing diskusi kelompok 1 2 3 4 5

12 Kemampuan mengajarkan karakter dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

13 Kemampuan melaksanakan evaluasi baik kognitif, afektif, dan psikomotorik 1 2 3 4 5

C Kemampuan Kepribadian

1 Tidak canggung dalam mengajar di kelas 1 2 3 4 5

2 Menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku 1 2 3 4 5

Page 51: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan

41

3 Kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi 1 2 3 4 5

4 Adil dalam memberlakukan siswa 1 2 3 4 5

D Kompetensi Sosial

1 Kemampuan menyampaikan pendapat 1 2 3 4 5

2 Kemampuan menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain 1 2 3 4 5

3 Mengenal dengan baik siswa yang diajar 1 2 3 4 5

4 Mudah bergaul dengan teman sejawat, guru, dan karyawan sekolah 1 2 3 4 5

5 Toleransi terhadap keberagaman siswa 1 2 3 4 5

E Apakah perkuliahan di Prodi Fisika selama ini telah membantu Anda:

1 Memahami berbagai keterampilan proses sains beserta penerapannya

dalam pembelajaran

1 2 3 4 5

2 Memahami berbagai keterampilan sosial beserta penerapannya dalam

pembelajaran

1 2 3 4 5

3 Memahami materi pelajaran dan mengajarkannya secara sistematis 1 2 3 4 5

4 Memahami alat dan bahan laboratorium sebagai penunjang pembelajaran 1 2 3 4 5

5 Memahami berbagai metode/model dalam membelajarkan siswa 1 2 3 4 5

6 Terbiasa mengajar di kelas dengan baik 1 2 3 4 5

7 Terbiasa mengelola kelas dengan berbagai kondisi 1 2 3 4 5

8 Siap secara mental untuk mengajar di kelas 1 2 3 4 5

9 Percaya diri dalam mengajar di kelas 1 2 3 4 5

10 Mengajarkan materi pelajaran mengacu pada SKL 1 2 3 4 5

12 Mengajarkan materi pelajaran berbasis penemuan di laboratorium 1 2 3 4 5

13 Menyiapkan mental untuk siap mengajar dengan baik 1 2 3 4 5

14 Mengembangkan evaluasi secara kognitif, afektif, dan psikomotorik 1 2 3 4 5

15 Mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis karakter 1 2 3 4 5

SARAN

Kesulitan apa saja yang Anda rasakan selama melaksanakan PPL

……………………..……………………………………………………………………………………………

……..………………………………………………………………………………………………..…………

……………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………..…………………………………………………

Perkuliahan seperti apa yang Anda harapkan agar Anda dapat melaksanakan PPL dengan baik

di sekolah

……………………………………………..……………………………………………………………………

……………………………..……………………………………………………………………………………

……..…………………………………………………………………………………………………..………

………………………………………………………………………………………..…………………………

Page 52: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4510/1/4. Penelitian evaluasi.pdf · 2018. 11. 8. · fisika berbasis penemuan di laboratorium, dan (3) Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan