@UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang...

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan hubungan baik dengan ALLAH. Termasuk di dalamnya berbagai penyakit dan kondisi tubuh yang lemah sebagai akibat dari pelanggaran manusia kepada Sang Pencipta. Dengan demikian kondisi sakit yang mereka alami sering disertai dengan perasaan menyesal dan bersalah, terutama bila penderita menyadari bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang tidak mungkin disembuhkan atau penyakit yang membutuhkan waktu lama bagi upaya pemulihan. Kondisi tertekan secara psikologis semacam ini tidak saja membuat penderita menjadi semakin sakit dan lemah, melainkan juga akan menghilangkan kesempatannya untuk melakukan hal-hal baik dan kesaksian di dalam hidupnya. Tidak jarang kondisi tertekan semacam ini juga membuatnya tergantung pada keluarga, tidak memiliki gairah hidup, atau pun dalam sisi lain menjadi sangat emosional menghadapi ketidaknyamanan yang dihadapinya di tengah keluarga. Bila kondisi semacam ini dibiarkan saja, maka akan akan mempengaruhi produktivitas, semangat, dan kebahagiaan keluarga secara keseluruhan. Pemahaman serta pengakuan jemaat adalah bahwa manusia diciptakan secara sempurna dengan tujuan dan maksud untuk memuliakan Allah (Yes 43:7; Rm 11:36; Kol 1:16-17; Why 4:11). Suhandhy Susanto dalam buku Manusia Menurut Filsafat Modern, mengatakan “manusia dengan seluruh aspeknya (tubuh, jiwa dan roh), harus selalu @UKDW

Transcript of @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang...

Page 1: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi

dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan

hubungan baik dengan ALLAH. Termasuk di dalamnya berbagai penyakit dan kondisi

tubuh yang lemah sebagai akibat dari pelanggaran manusia kepada Sang Pencipta.

Dengan demikian kondisi sakit yang mereka alami sering disertai dengan perasaan

menyesal dan bersalah, terutama bila penderita menyadari bahwa penyakit yang

dideritanya adalah penyakit yang tidak mungkin disembuhkan atau penyakit yang

membutuhkan waktu lama bagi upaya pemulihan.

Kondisi tertekan secara psikologis semacam ini tidak saja membuat penderita

menjadi semakin sakit dan lemah, melainkan juga akan menghilangkan kesempatannya

untuk melakukan hal-hal baik dan kesaksian di dalam hidupnya. Tidak jarang kondisi

tertekan semacam ini juga membuatnya tergantung pada keluarga, tidak memiliki gairah

hidup, atau pun dalam sisi lain menjadi sangat emosional menghadapi ketidaknyamanan

yang dihadapinya di tengah keluarga. Bila kondisi semacam ini dibiarkan saja, maka

akan akan mempengaruhi produktivitas, semangat, dan kebahagiaan keluarga secara

keseluruhan.

Pemahaman serta pengakuan jemaat adalah bahwa manusia diciptakan secara

sempurna dengan tujuan dan maksud untuk memuliakan Allah (Yes 43:7; Rm 11:36;

Kol 1:16-17; Why 4:11). Suhandhy Susanto dalam buku Manusia Menurut Filsafat

Modern, mengatakan “manusia dengan seluruh aspeknya (tubuh, jiwa dan roh), harus

selalu

@UKDW

Page 2: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

2

mengarahkan tujuan hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk memuliakan

Allah saja.”1 Manusia diciptakan Allah disertai dengan kebebasan kehendak, yaitu

kebebasan untuk memilih. Manusia diberikan kebebasan untuk bertindak menurut

kehendaknya sendiri atau menurut kehendak Allah (Kej 2:16-17). Sehubungan dengan

ini, Norman Warren mengatakan demikian:

Allah tidak membuat menusia seperti robot atau mesin. Ia memberikan kepada

manusia karunia tertinggi –yakni kebebasan memilih – bebas memilih antara yang

benar dan yang salah, antara yang baik dan yang jelek. Allah tidak mau memaksa

manusia supaya mengasihiNya. Ia mau supaya menusia secara bebas

mengasihiNya.2

Manusia lebih memilih tidak mentaati Allah. Dalam kitab Kejadian pasal 3 diceritakan

manusia telah gagal menuruti perintah Allah. Sebagai akibat dari ketidaktaatan atau

kejatuhan dalam dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23) juga telah

kehilangan persekutuan dengan Allah. Manusia telah mengalami pemisahan rohani yang

membawa dampak kematian tubuh dan jiwanya, yang pada akhirnya menuju

penghukuman kekal. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah dalam kehidupan

sekarang dan kehidupan yang akan datang.3 Setelah manusia jatuh dalam dosa, terputus

hubungannya dengan Allah sehingga manusia sampai sekarang mengalami penderitaan,

sakit penyakit dan kematian (dosa asal).

Warga jemaat memahami bahwa penderitaan fisik seperti penyakit kanker,

lumpuh, maupun stroke, tidaklah menyenangkan. Penderitaan tersebut pasti menjadi

beban baik bagi si penderita sendiri maupun bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia

akan berusaha dengan segala kemampuannya dan juga pihak anggota keluarganya

dengan segala upayanya berusaha bagi kesembuhan anggota keluarga yang sakit

1 Suhandhy Susanto, Manusia Menurut Filsafat Modern: Tinjauan Kritis Teologi Kristen,

(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000), hlm. 32. 2 Norman Warren, Jalan Menuju Kehidupan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979), hlm.4.

3 Suhandhy Susanto, Manusia Menurut Filsafat Modern, hlm. 39.

@UKDW

Page 3: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

3

tersebut. Usaha itu dilakukan baik lewat pihak rumah sakit melalui juru rawat, dokter,

obat-obatan dan sarana-sarana medis - kedokteran. Selain itu si penderita sakit juga akan

berusaha dengan berdoa secara pribadi, dan didukung oleh keluarga, handai taulan, sanak

saudara juga warga jemaat untuk datang kepada Tuhan di dalam doa. Selain pertolongan

dari keluarga dekat dan medis, hal yang dianggap penting oleh jemaat adalah doa.

Berdoa untuk memohon dengan sungguh-sungguh serta bersandar dan berharap kepada

Tuhan agar bagi yang menderita sakit mendapat kesembuhan.

Terkait dengan hal tersebut timbul berbagai pertanyaan sejauh mana doa itu

dirasakan penting terutama ketika menghadapi ketidakberdayaan dan ketidakpastian

kesembuhan dari sakit? Bagaimanakah doa dalam kondisi semacam ini berperan untuk

memberikan harapan dan bahkan semangat bagi penderita sakit sehingga dalam kondisi

terbatas ini pun mereka masih mampu berbagi harapan dan kesaksian iman dengan yang

lain? Bagaimana pula doa yang telah dilakukan secara sungguh-sungguh itu dipahami

jika Tuhan tidak memberikan kesembuhan? Bahkan apa yang dideritanya menjadi

semakin parah, atau tidak mungkin bisa sembuh? Apakah dengan demikian

membenarkan anggapan bahwa Tuhan tidak mendengarkan doanya? Bagaimana doa

mampu mengarahkan manusia pada penerimaan diri dan membangkitkan perjuangan

hidup, sehingga sakit yang diderita tidak menjadi penghalang untuk berbagi harapan dan

kebahagiaan dengan yang lain? Bagaimana para penderita sakit ini memahami doa

dengan sungguh-sungguh dan apakah dampaknya bagi proses pastoral kepada mereka?

Berdasarkan pengalaman pastoral penulis kepada para penderita stroke di GKJ

Wuryantoro, baik para penderita, keluarga pendamping maupun para majelis dan

pendeta, dihadapkan pada dilema dan kenyataan bahwa harapan kesembuhan seperti

sediakala sangatlah kecil kemungkinannya, terutama bila stroke menyerang dalam

kondisi parah. Stroke ringan juga memerlukan terapi dalam jangka waktu panjang.

Partisipasi yang terkait mobilitas pelayanan oleh para penderita stroke nampaknya akan

selalu mengalami kesulitan di sepanjang hidupnya.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh para penderita, melainkan juga orang-orang

yang mendampingi mereka harus menyesuaikan aktivitasnya dengan usaha merawat

penderita di rumah. Penyakit stroke tidak mudah sembuh, butuh kesabaran baik penderita

@UKDW

Page 4: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

4

maupun yang mendampingi. Para penderita stroke pada umumnya menjadi lebih

sensitive, emosional, maupun “nglokro” karena menyerang sisitem syaraf: kadang

penderita sedih, tertawa, marah “misuh-misuh”, perlu kesabaran, dan ketrampilan

pastoral khusus. Bagaimana pun kondisi mereka, gereja dan jemaat secara bersama-sama

melayani para penderita tanpa harus menempatkannya semata-mata pada posisi sebagai

obyek pastoral.

Penyakit stroke cenderung meningkat karena situasi hidup yang stress, makanan,

udara atau air tercemar, tekanan atau beban atau tekanan hidup. Kondisi ini merupakan

tantangan riil gereja dalam hal pelayanan untuk ini. Tidak hanya meringankan penderita

tetapi juga meringankan beban keluarga.

Gereja terpanggil untuk melakukan pelayanan pastoral bagi penderita stroke.

Tujuan pastoral adalah untuk mendampingi seseorang untuk mampu memahami diri,

kenyataan hidup dalam kaitan dengan kasih setia Allah. Sehingga meski sakit tapi tetap

bersemangat, bahkan menjadi kesaksian karena campur tangan secara ilahi dari kuasa

dan kasih Tuhan. Para penderita tidak boleh dipandang sebagai beban, melainkan

merupakan subyek pastoral untuk dirinya maupun lingkungannya, di mana penderita

juga memberikan kesadaran pastoral kepada orang lain di sekitarnya tentang karya

pemeliharaan Allah. Pelayan pastoral gereja dalam hal ini perlu diperlengkapi khusus

agar memahami dan memiliki kepekaan kepada penderita, mampu mengembangkan

refleksi terapis memadai, trampil mengatasi situasi, dan mengembangkan refleksi-

refleksi baru.

Ada pun hal yang diamati dalam thesis ini adalah fenomena kebutuhan untuk

berdoa dari para penderita dan keluarga penderita, karena semua penderita stroke yang

dikunjungi dalam pelayanan pastoral selalu meminta untuk didoakan baik terkait

kesembuhan maupun untuk penyerahan diri (kepasrahan) serta hikmat menjalani masa

sakit. Bagi penderita stroke, doa itu penting, sekaligus butuh pembuktian (terutama

terkait integritas para pelayan pastoral yang menunjukkan tindakan nyata sebagaimana

yang didoakannya, bukan saja perkataan) yang bisa menyemangati bagi mereka para

penderita stroke, karena tindakan nyata dari pelayanan.Kondisi sakit stroke yang mulai

banyak diderita tidak bisa diabaikan karena akan mempengaruhi kekuatan pelayanan

@UKDW

Page 5: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

5

gereja. Tetapi kalau didampingi dengan baik atau benar penderita dapat menjadi pelayan

potensial kepada masyarakat.

Dalam konteks pelayanan kepada penderita stroke terdapat fenomena yang dapat

dipelajari lebih jauh, yaitu tentang “doa minta hikmat” yang melaluinya kita mendapat

pelajaran berharga dari penderita stroke. Mereka berdoa dengan penuh pengharapan,

penuh kesabaran, penuh keluguan atau apa adanya, penuh keyakinan akan pertolongan

Tuhan, isi doa yang singkat padat dan jelas namun sangat bermakna karena mereka

sangat mengharapkan akan pertolongan Tuhan.

Contohnya suatu saat dalam pelayanan kepada Mbah Kamijo, dengan doa yang

singkat padat dan jelas “aku mesti waras” artinya “aku pasti sembuh”. Benar yang

didoakan itu sembuh. Karena yang berdoa dan didoakan semuanya ada keyakinan

bahwa yang sakit akan sembuh dan ternyata bisa sembuh. Mbah Kamijo itu merasakan

sukacita yang mendalam. Begitu juga terhadap Bapak Suwandi yang waktu itu sakit

stroke dan tidak bisa bangun, namun saat berdoa dengan sungguh-sungguh dan berusaha

yaitu waktu itu dengan cara pagi hari mandi air dingin “grujugan setiap pagi hari” dan

meminum ramuan jawa, sehingga mendapat kesembuhan yang lebih baik. Doa telah

memberikan motivasi, kekuatan, dan semangat bagi para penderita.

Hasil pastoral atau percakapan bersama para penderita menunjukkan bahwa ada

kebutuhan pendamping penderita atau pelayanan pastoral; bahwa dalam penderitaan dan

pelayanan penderita stroke tetap memerlukan hikmat untuk menghadapi situasi ini.

Biasanya mereka: minta sembuh (meski tahu sulit sembuh), minta sabar (meski tahu

tidak ada batasan waktu akhir penderitaan), minta tabah (walaupun mereka tahu mulai

bosan dengan situasi dan ingin mengharapkan agar dapat jalan ke luar), minta ekonomi

kecukupan (walau tahu biayanya besar yang di keluarkan).

Situasi di mana penderita stroke yang sakit tidak kunjung sembuh, penderita yang

membutuhkan biaya yang banyak, penderita stroke yang labil kejiwaannya karena bagian

syaraf yang diserang yang kadang penderita menangis, kadang tertawa kadang marah.

Dalam situasi seperti itu membutuhkan hikmat bagi penderita stroke, pendamping

penderita stroke dan juga hikmat bagi pelayan penderita stroke dalam hal ini penulis

sendiri (perlu penerimaan diri dan orang lain, sabar, tabah, dalam keadaan seperti itu).

@UKDW

Page 6: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

6

Hal itulah yang menjadikan semuanya membutuhkan hikmat sehingga perlu

secara khusus disampaikan dalam doa. Sumber hikmat adalah Tuhan sendiri. Dalam

hubungan dengan Tuhan dalam doa bagi penderita stroke bagi pendamping penderita

stroke, bagi pelayan penderita stroke dan pelayan pendamping penderita stroke memang

membutuhkan hikmat dari Tuhan Sang Sumber hikmat agar dalam menghadapi situasi

seperti itu mendapatkan hikmat dari Tuhan.

Secara teologis pelayanan pastoral ini perlu dilaksanakan yaitu melalui pelayanan

pastoral doa minta hikmat pada Tuhan Sang Sumber Hikmat, Dalam melaksanakan

pelayanan pastoral, para pendamping penderita stroke sangat membutuhkan hikmat dari

Tuhan karena kompleksnya permasalahan yang ada. Penderita didampingi untuk

mendapatkan kesembuhan sekalipun sadar bahwa itu sangat sulit terjadi. Para penderita

berusaha mendapatkan kecukupan sekalipun banyak biaya yang dikeluarkan dan

berusaha mendapatkan ketabahan sekalipun masalah selalu ada. Kepada siapa harus

berharap dalam situasi berat seperti itu? Tuhan sajalah yang menjadi harapan yang akan

memberikan kesabaran, kekuatan, ketabahan, kecukupan, dan menerima diri kita apa

adanya.

Doa minta hikmat Tuhan dimaksudkan oleh para penderita stroke maupun bagi

pendamping penderita sebagai doa yang bertujuan untuk membantu memahami

penderitaannya dan berharap untuk mendapatkan hikmat dalam menghadapi masalah

tersebut. Setiap pergumulan dari orang yang menderita sakit menginginkan jawaban dari

Tuhan agar mendapatkan kesembuhan, pemulihan dan ketenangan di dalam hidupnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

@UKDW

Page 7: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

7

1. Bagaimana para pelayan serta para penderita stroke berusaha memahami kondisi

serta tetap berharap pemulihan atas penderitaan yang dialami atau paling tidak para

penderita tersebut terhindar dari stroke lanjutan?

2. Bagaimana penderita stroke memahami pentingnya doa minta hikmat dan

pemulihan dalam proses pelayanan pastoral?

3. Bagaimana mengembangkan pelayanan pastoral holistik di GKJ Wuryantoro,

terutama dalam membangun spiritualitas penderita stroke dan para pendamping

melalui doa, sehingga dalam kondisi sakitnya tersebut mereka tetap memerankan

fungsi kesaksian dan mampu berbagi harapan dengan orang-orang yang ada di

sekitarnya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami penyakit stroke dan kompleksitasnya sehingga dapat dikembangkan

pelayanan pastoral yang tepat sehingga penderita stroke tetap berharap pemulihan

atas penderitaan yang dialami.

2. Memahami pentingnya pelayanan Doa Minta Hikmat bagi penderita Stroke

dalam proses pelayanan pastoral

3. Mengembangkan spiritualitas penderita stroke melalui doa, merumuskan bentuk

Pelayanan Pastoral terhadap penderita stroke bagi jemaat GKJ Wuryantoro.

Mengetahui reaksi dari para penderita stroke dan keluarga terhadap program

pastoral gereja yang sudah dilakukan selama ini? Mengembangkan pelayanan

pastoral yang holistic antara penderita stroke dan keluarga dan gereja, belajar dari

doa minta hikmat yang dilakukan selama ini.

@UKDW

Page 8: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

8

D. Judul

Doa Minta Hikmat Bagi Penderita Stroke di Gereja Kristen Jawa Jemaat

Wuryantoro, Wonogiri.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tesis ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penderita penyakit stroke jemaat GKJ Wuryantoro agar dapat menerima

keberadaannya dengan tetap berharap kepada Tuhan.

2. Menemukan bentuk-bentuk atau variasi pelayanan doa yang tepat bagi penderita

stroke.

3. Bagi pendamping dan majelis gereja, mendapatkan cara yang tepat dalam

mendampingi jemaat penderita penyakit stroke.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan dan rumusan masalah sebagaimana

diuraikan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai

berikut: Pertama, pembahasan mengenai kondisi penderita stroke di GKJ Wuryantoro,

Kedua tentang Pelayanan Pastoral bagi Orang Sakit Stroke melalui doa minta hikmat

dan pemulihan. Ketiga Pelayanan Pastoral holistik terhadap penderita stroke.

@UKDW

Page 9: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

9

G. Metodologi Penelitian

Penelitian dalam Tesis ini dengan menggunakan metodologi kualitatif, dimana dalam

mendapatkan informasi dan data penelitian dilakukan melalui metode partisifasipatoris,

melakukan perkunjungan dan percakapan langsung dengan para penderita stroke maupun

keluarganya. Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan

cara tanya jawab, yang sistematis berdasarkan pada tujuan yang diharapkan. Sumanto

memberikan penjelasan tentang wawancara bahwa, “wawancara adalah

pengadministrasian angket secara lisan atau langsung terhadap masing-masing

anggota.”4 Dalam hal ini penulis mewancarai para penderita stroke dan para

pendamping penderita stroke untuk mengetahui sejauh mana penderitaan mereka,

penyebab dari penyakit yang diderita, bagaimana mengusahakan secara medis, maupun

non medis, serta bagaimana kesungguhan mereka dalam doa minta kesembuhan dan

menghadapi penderitaan sakit yang dialami, harapan-harapan apa saja di dalam situasi

penderitaan yang mereka alami, sejauh ini bagaimana peranan gereja atau majelis dalam

mendampingi penderitaan sakit mereka, bagaimana iman mereka di saat menghadapi

penyakit yang dideritanya.

Selain itu juga data didapatkan dari studi pustaka yang memberikan dukungan

terhadap pokok bahasan yang terkait dengan pelayanan pastoral kepada orang sakit yang

dilakukan oleh gereja GKJ Wuryantoro, agar nantinya mendapatkan pola pelayanan yang

tepat dalam pelayanan pastoral kepada orang sakit di GKJ Wuryantoro.

H. Definisi Istilah dan Landasan Teori

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca, maka penulis perlu memberikan pengertian

beberapa istilah dalam judul tesis ini Doa Minta Hikmat bagi Penderita Stroke di GKJ

4 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990),

hlm. 53.

@UKDW

Page 10: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

10

Wuryantoro, Wonogiri. Istilah-istilah yang perlu dipahami yakni: Doa,

pemulihan,Penderita stroke, Pelayanan Pastoral, GKJ Wuryantoro.

1. Doa dan Spiritualitas

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “doa berarti permohonan (harapan,

permintaan, pujian) kepada Tuhan.”5Berdoa berarti “mengucapkan (memanjatkan) doa

kepada Tuhan.“6 Berdoa ialah mempersembahkan keinginan kita kepada Allah, di

dalam nama Yesus Kristus dengan pertolongan Roh Kudus. Berdoa adalah mengadakan

pembicaraan dengan Allah. Berdoa tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata saja.

Doa ialah pernyataan dari isi hati kita yang terdalam yaitu suatu pengalaman dalam

komunikasi yang nyata dengan pencipta kita. Berdoa ialah berbicara dengan Allah tetapi

juga mendengarkan Allah berbicara dengan kita. Mengapa harus berdoa? Doa dapat

menjadi suatu kegiatan yang paling penting dan paling mendatangkan kuasa dalam

sepanjang hidup kita. Bobb Biehl dan James W. Hagelganz mengatakan beberapa alasan

mengapa kita berdoa:

1. Doa dapat membawa sesuatu untuk diri pribadi.

2. Doa mencakup persekutuan dan perhubungan dengan Tuhan semesta alam.

Doa menolong Anda melihat kehidupan ini dari segi perpektif yang lebih

luas dan menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi dengan lebih jelas

sebagaimana anda menghadapi kekekalan.

3. Doa merupakan kunci untuk memahami kehendak Allah. Bila Anda

mengetahui kehendak Allah , anda dapat menyerahkan diri pada petunjuk

dan pimpinannya . Kalau anda berserah kepada kehendak Allah , anda

tidak hanya menerima damai sejahtera, tetapi juga kekuatan, pimpinan dan

penyelesaian.

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indoneia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), hlm. 271 6 Ibid

@UKDW

Page 11: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

11

4. Doa ialah anda berbicara kepada Allah dan Allah berbicara kepada anda.

5. Allah mendengar dan menjawab doa-doa anda. Alkitab menjanjikan bahwa

, “setiap orang yang meminta akan menerima, yang mencari akan

menemukan, dan pintu akan dibukakan bagi setiap orang yang mengetuk.”

(Luk 11:10).7

Dari pemahaman di atas dapat dimengerti bahwa pada hakekatnya doa adalah berbicara

mengungkapkan isi hati kepada Allah dan memohon kepada Allah agar mengabulkan

apa yang menjadi permohonannya. Selanjutnya kata “spiritualitas” adalah berhubungan

dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).8

Doa merupakan ekspresi umum dari spiritualitas pasien. Walaupun beberapa

orang menyebut doa sebagai “berbicara dengan Tuhan”, orang lain mengartikan doa

secara lebih luas seperti meditasi refleksi dan komunikasi dengan kekuasaan transenden

atau kekuatan di dalam atau di luar diri sendiri. J. Verkuyl dalam bukunya Aku Percaya,

mengatakan, “Berdoa adalah bercakap-cakap dengan Tuhan yang menyatakan diri

kepada kita di dalam Firman dan Roh-Nya. Berdoa adalah meminta anugerahNya,

percaya kepada janji-janjiNya; dengan berani dan hormat meminta kepadaNya

berdasarkan janji-janjiNya.9

Doa merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang, dan telah

diikutsertakan ke dalam riset tentang spiritualitas dan kesehatan. Penelitian Koening

menunjukkan bahwa doa adalah bagian penting hidup keseharian dan bentuk respons

terhadap penyakit di antara orang lanjut usia. Allah mau mendengar dan mengabulkan

doa, karena itu “...nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa

dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6).

7 Bobb Biehl & James W.Hagelganz, Berdoa, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, tt), hlm. 12.

8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hlm. 1087.

9 J. Verkuyl, Aku Percaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 193.

@UKDW

Page 12: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

12

2. Konsep Tentang Pemulihan.

Pemulihan berasal dari kata dasar pulih. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata

pulih berarti “kembali (baik, sehat) sebagai semula, sembuh atau baik kembali(tentang

luka, sakit, kesehatan); menjadi baik (baru) lagi. Sedangkan kata pemulihan berarti

proses, cara, perbuatan memulihkan.”10

Penulis memahami kata pemulihan adalah suatu

proses bagaimana seseorang yang mengalami sakit stroke warga jemaat GKJ

Wuryantoro memperoleh kesembuhan dan pemulihan psikologisnya.

3. Penderita Stroke.

Penderita berasal dari kata dasar “derita”, dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti,

“sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung di hati (seperti kesengsaraan, penyakit).11

Penderita berarti orang yang menderita (kesusahan, sakit, cacat). Penderitaan adalah

keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung.12

Stroke adalah serangan otak

yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak.13

Dengan kata lain penyakit stroke ini merupakan penyakit pembuluh darah otak

(serebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini

disebabkan karena adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah

menuju otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan

serangkaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf otak.

4. Konsep Pelayanan Pastoral

Pelayanan pastoral adalah suatu pelayanan penggembalaan yang dilakukan oleh pendeta

kepada orang-orang yang sakit di jemaat GKJ Wuryantoro. Yang dimaksud dengan

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 906. 11

Ibid, hlm. 255. 12

Ibid, hlm. 256. 13

Ibid, hlm. 1092.

@UKDW

Page 13: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

13

orang-orang sakit ialah terutama orang-orang yang sakit fisik atau badaniah, dalam hal

ini sakit stroke.

5. GKJ Wuryantoro, Wonogiri

Gereja Kristen Jawa Wuryantoro, yang disingkat GKJ Wuryantoro adalah lembaga

gereja yang merupakan bagian dari klasis Wonogiri , yang terdiri dari 16 pepanthan yang

tersebar di 4 kecamatan yaitu Pracimantoro, Eromoko, Wuryantoro dan Manyaran,

dilayani 70 Majelis Gereja, 1 pendeta emeritus, 2 pendeta aktif, warga jemaat berjumlah

1809 jemaat. Beralamat kantor: GKJ Wuryantoro jalan Raya Eromoko no 10 Eromoko,

Wonogiri 57663. Telpon 0273 461423. Dalam melakukan pelayanan, GKJ Wuryantoro

mempunyai satu komisi kesehatan yang ditangani oleh majelis Gereja Kristen Jawa

Wuryantoro, dalam pelayanannya melaksanakan pendampingan pada warga jemaat yang

sakit khususnya sakit stroke . Karena saat ini banyak sekali jemaat GKJ Wuryantoro

yang menderita sakit khususnya sakit stroke.

I. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan judul tesis, maka perlu diberikan gambaran menyeluruh tentang

pembahasan dalam tesis ini dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan memberi arah dan gambaran menyeluruh tentang

rencana pembahasan, yang kemudian dituangkan dalam bab-bab berikutnya.

Bab ini meliputi pemaparan tentang: latar belakang, alasan pemilihan judul,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup penulisan, metodologi

penulisan, definisi istilah dan landasan teori, judul tesis dan sistematika

penulisan.

@UKDW

Page 14: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51110011/3f681...Bagi orang yang sedang mengalami sakit tentu menginginkan segera sembuh, maka dia ... saudara juga warga jemaat

14

Bab II Kondisi Penderita Stroke di GKJ Wuryantoro

Pertama pembahasan tentang kondisi penderita stroke, meliputi pembahasan

tentang: pengertian penyakit stroke, jenis penyakit stroke, faktor-faktor resiko

penyakit stroke, derita pasca stroke, pengobatan dan terapi, cara pencegahan

stroke dan ciri-ciri orang yang kena sakit stroke. Kedua pembahasan tentang

penderita Stroke di GKJ Wuryantoro Wonogiri. Pembahasan meliputi: data

jemaat penderita stroke, data wawancara, analisa hasil wawancara, lama

menderita, tanggapan dari penderita stroke, dari pendamping dan dari para

pendeta, menurut penderita dan pendamping serta sikap penderita stroke dan

keluarganya.

Bab III Doa Minta Hikmat Pemulihan Bagi Penderita Stroke

Pembahasan berikut meliputi: doa sebagai ekspresi iman, fungsi doa, doa dan

spiritualitas, doa bagi penderita stroke di GKJ Wuryantoro.

Bab IV Pelayanan Pastoral Holistik Terhadap Penderita Stroke di GKJ Wuryantoro,

Wonogiri

Pembahasan meliputi pelayanan pastoral bagi orang sakit, Makna pelayanan

pastoral holistik, pelayanan kesehatan di GKJ Wuryantoro, pelayanan

kesehatan holistik melalui perkunjungan doa terhadap penderita stroke di GKJ

Wuryantoro.

Bab V Penutup

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari semua pembabasan dan saran-saran.

@UKDW