repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30497/1/AMRINA... · i...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30497/1/AMRINA... · i...
i
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN NON PERFORMING
FINANCING TERHADAP RETURN ON ASSET PERBANKAN SYARIAH
(Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)
Skripsi:
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S. E. Sy)
Oleh:
AMRINA ROSYADA
NIM. 1111046100062
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015
ii
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN NON PERFORMING
FINANCING TERHADAP RETURN ON ASSET PERBANKAN SYARIAH
(Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Amrina Rosyada
NIM.1111046100062
Di bawah Bimbingan:
Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
NIP. 197904052011011005
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
JAKARTA
1436H/2015
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang dijaukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2015
Amrina Rosyada
i
ABSTRAK
Amrina Rosyada, 1111046100062, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non
Performing Financing terhadap Return On Asset Perbankan Syariah.
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak
terhadap Return On Asset (ROA), untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial
atau tidak terhadap Return On Asset (ROA) dan untuk membangun model yang
terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing
Fianancing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan parsial.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara bersama – sama variabel dependen
yaitu Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri
dari KAP dan NPF dengan nilai R- square sebesar 75,3172%. Berarti 24,6828%
sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian ini. Namun, hasil analisis
Model Fixed Effect dari regresi panel menunjukkan bahwa secara parsial, variabel
KAP dan NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset
(ROA).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa KAP berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA), kemudian variabel NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Penelitian ini menunjukkan hal – hal yang perlu
diperhatikan manajemen serta pemilihan kebijakan yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.
Kata Kunci : Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Financing,
Return On Asset.
Pembimbing : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
ii
ABSTRACT
Amrina Rosyada, 1111046100062, Effect of Assets Quality and Non-Performing
Financing on Return on Assets of Islamic Banking. Concentration of Islamic
Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic
University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
This study aimed to analyze whether the quality of earning assets and non performing
financing influence simultaneously or not to return on assets, to analyze whether the
quality of earning assets and non performing financing partial effect or not to return
on assets and to build models that form of relationship quality of earning assets and
non performing financing to the return on assets in jointly and partial.
This study provides results that are jointly dependent variable is Return On Assets
(ROA) can be explained by the independent variables consisting of KAP and NPF
with the R- square value of 75,3172%. Mean 24,6828%is explained by variables
model study. However, the analysis of the Fixed Effect regression model showed that
partial panel, variable KAP and NPF have a significant impact on Return On Assets
(ROA)
The conclusion of this study is the variablke KAP significant positive effect on
Return On Asset (ROA). Then the variable NPF significant negative effect on Return
On Assets (ROA). In addition, this research shows the things that need to be
considered management and the selection of the appropriate policy is expected to
increase the probability of Islamic banking in Indonesia.
Keywords : Quality Assets, Non Performing Financing, Return on Assets.
Supervisor : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahhirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan nikmat- Nya serta pertolongan- Nya yang tiada terhingga
kepada semua makhluk- Nya, khususnya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA) Perbankan Syariah”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah ke haribaan baginda Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran hingga
yaumil qiyamah. Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak – pihak yang
telah memberikan bantuan, motivasi, doa serta semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Kepada Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, Ketua Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Kepada Abdurrauf, Lc, MA, Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Kepada Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si, selaku Dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, semangat serta meluangkan
waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Kepada Bapak M. Nur Rianto Al- Arif, S.E,M.Si, selaku Dosen penguji I skripsi
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing untuk meminta
penulis mengubah model regresi pada penelitian, sehingga penulis lebih mengerti
mengenai metode regresi data panel dan me- running data dengan eviews.
6. Kepada Bapak M. Mujibur Rohman, M.A, selaku Dosen Penguji II yang telah
memeriksa skripsi penulis sehingga penulisan pada skripsi ini lebih baik lagi.
7. Kepada Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan
Akhlak yang tidak ternilai harganya.
8. Kepada segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Terimakasih yang teramat dalam kepada orang tua tercinta dan tersayang,
Mamah Dewi dan Ayah Rosyad yang telah memberikan doa, motivasi, tenaga
dan seluruh hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa
bagi kehidupan penulis. Serta untuk saudaraku tersayang, Ahmad Baihaki,
Ahmad Baidhowi, Nur Jihan dan Ahmad Subki Ghiffari yang memberikan
semangat dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
v
10. Terimakasih kepada seseorang yang selalu menjadi penyemangat dan
memberikan inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan penuh semangat.
11. Terimakasih kepada sahabat – sahabat seperjuangan keluarga besar Perbankan
Syariah (PS) B 2011, senantiasa telah mendukung dan mendoakan yang terbaik
kepada penulis.
12. Terimakasih kepada sahabat – sahabat terdekat penulis: Siti Amaniatus Soleha,
Erna Setiawati, Fachriatun Halimatussa’diyah, Dewi Rika Koesnaini, Sundari
Rahayu, Novita Zuhrowiya, Vivi Anggraini, Futuh Ihsan Salsabil, Puput Dwi
Arum, Sherty Junita, Defri Duantika, yang selalu memberika support, motivasi,
dan selalu membangkitkan semangat kepada penulis dalan menyelesaikan skripsi
ini.
13. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan penulisan – penulisan di masa mendatang. Akhir kata, harapan
penulis semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi semua pihak yang
membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, April 2015
Amrina Rosyada
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ....................................................... 9
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
F. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank .................................................................................. 20
2. Fungsi Bank ........................................................................................ 22
B. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah ..................................................................... 23
vii
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah .......................................................... 25
3. Sumber Pendapatan Bank Syariah ...................................................... 25
C. Laporan Keuangan
1. Pihak – pihak yang berkepentingan .................................................... 27
2. Jenis Laporan Keuangan Bank ............................................................ 28
3. Tujuan Laporan Keuangan .................................................................. 29
D. Devinisi Aktiva Produktif
1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif ................................................ 30
E. Resiko Pembiayaan
1. Definisi Pembiayaan ........................................................................... 31
2. Pengertian Resiko Pembiayaan ........................................................... 34
F. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas Bank............................................................. 36
2. Return On Asset (ROA) ...................................................................... 37
G. Kerangka Teori Konseptual ...................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 43
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 43
C. Jenis Data/ Sumber Data
1. Data Sekunder ..................................................................................... 44
2. Studi Dokumentasi .............................................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data
viii
1. Studi Lapangan.................................................................................... 44
2. Studi Dokumentasi .............................................................................. 44
E. Objek Penelitian ........................................................................................ 45
F. Metode Analisis Data ................................................................................ 45
1. Estimasi Model Data Panel
a. Metode Common Effect ................................................................. 46
b. Metode Fixed Effect ...................................................................... 47
c. Metode Random Effect .................................................................. 48
2. Tahap Analisis Data
a. Uji Chow ....................................................................................... 49
b. Uji Hausman ................................................................................. 50
3. Uji Signifikansi
1. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 51
2. Uji Simultan (Uji F) ...................................................................... 52
3. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................... 54
G. Operasional Variabel Penelitian
1. Dependent Variable ....................................................................... 56
2. Independent Variable
a. Kualitas Aktiva Produktif ....................................................... 56
b. Non Performing Financing (NPF) .......................................... 57
H. Hipotesis .................................................................................................... 57
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah ............... 59
2. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) ....... 60
3. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri (BSM) ............................. 62
B. Hasil dan Pembahasan
1. Deskriptif Data
a. Kualitas Aktiva Produktif ....................................................... 65
b. Non Performing Financing (NPF) .......................................... 67
c. Return On Asset (ROA) .......................................................... 68
C. Uji Pemilihan Model Regresi Panel
1. Uji Chow ................................................................................. 69
a. Hasil Uji Metode Common Effect ..................................... 70
b. Hasil Uji Metode Fixed Effect........................................... 71
c. Hasil Uji Chow .................................................................. 71
2. Uji Hausman ........................................................................... 73
a. Hasil Uji Metode Fixed Effect........................................... 74
b. Hasil Uji Metode Random Effect ...................................... 74
c. Hasil Uji Hausman ............................................................ 76
D. Uji Signifikansi
1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih ................................... 78
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................... 79
x
b. Hasil Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ................................. 80
c. Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) ..................................... 80
d. Nilai Konstanta.................................................................. 82
e. Interpretasi......................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Implikasi .................................................................................................... 87
C. Saran .......................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 90
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Return On Asset Periode 2011 - 2014 ......................................... 3
Tabel 1.2 Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 .......................... 5
Tabel 1.3 Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014 ........................ 7
Tabel 1.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................... 12
Tabel 4.1 Data Nilai KAP per- triwulan Periode 2011 – 2014 ............................ 66
Tabel 4.2 Data Nilai NPF per- triwulan Periode 2011 – 2014 .............................. 67
Tabel 4.3 Data Nilai ROA per- triwulan Periode 2011 – 2014 ............................. 68
Tabel 4.4 Hail Uji Metode Common Effect ........................................................... 70
Table 4.5 Hasil Uji Metode Fixed Effect .............................................................. 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ...................................................................................... 71
Tabel 4.7 Hasil Uji Metode Fixed Effect .............................................................. 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Metode Random Effect .......................................................... 74
Table 4.9 Hasil Uji Hausman ................................................................................ 76
Table 4.10 Hasil Uji Signifikansi Model Fixed Effect .......................................... 78
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41
Gambar 2.2 Skema Alur Penelitian ....................................................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai lembaga
intermediasi keuangan (financial intermediary), dimana bank mempunyai fungsi
sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus
unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Bank menjalankan fungsinya
sebagai lembaga intermediasi dengan menerima dana dari pihak lain, selalnjutnya
banyak menyalurkan dana yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada
unit yang membutuhkan dana.
Menurut UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.1
Dengan perkembangan yang cukup pesat dan dukungan pemerintah yang
mulai aktif mengembangkan perbankan syariah, perbankan syariah dan industri
keuangan membuat kemajuan terus - menerus dalam awal periode sampai dengan
akhir ahun 2011 tercatat sudah berdiri 11 Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha
1Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h.66.
2
Syariah, dan 156 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (www.bi.go.id) .2 Khan dan
Bhatti perkembangan ini sangat menggembirakan untuk menjadi benar- benar
kompetitif bagian dari pasar keuangan internasional.3
Dalam melihat kinerja suatu bank dapat diukur melalui profitabilitasnya yang
menggambarkan tingkat kinerja keuangan bank tersebut. Pengukuran profitabilitas
salah satunya adalah dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset
(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam
kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan.
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang
maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Dendawijaya menyatakan semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi perusahaan asset. Secara rinci ROA selama periode
pengamatan nampak pada Tabel 1. 1 sebagai berikut:
2 www.bi.go.id
3 Khan dan Bhatti, Islamic Banking and Finance: On Its Way To Globalization, Managerial
Finance Vol. 34 No. 10.
3
Tabel 1.1
Nilai Return On Asset (ROA) Periode 2011 – 2014
(%)
BANK TAHUN ROA
BCA Syariah
2011 0.9
2012 0.84
2013 1.01
2014 0.67
BRIS
2011 0.2
2012 1.19
2013 1.15
2014 0.2
BSM
2011 1.95
2012 2.25
2013 1.53
2014 0.8
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa rasio ROA pada 3 Bank Umum Syariah
mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014, terlihat bahwa
nilai ROA yang paling tertinggi yaitu pada periode 2011 pada Bank Syariah Mandiri
yaitu sebesar 1.95% dan terlihat bahwa ROA yang paling rendah pada BRIS periode
2011 dan 2014.
Melihat kondisi tersebut, kinerja pada BUS menunjukkan trend ROA yang
berfluktuasi sehingga akan mempengaruhi kinerja operasional pada periode
berikutnya sehingga perlu dikaji faktor yang mempengaruhi perubahan ROA tersebut.
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan manajemen. Yang harus diperhatikan oleh bank adalah tidak hanya
4
bagaimana melakukan usaha untuk memperbesar jumlah laba tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana mempertinggi kemampuan bank dalam menghasilkan laba
(profitabilitas), terutama dari hasil pengoptimalan aktiva produktif yang ada.4
Sumber utama pendapatan bank berasal dari aktiva produktif. Muhammad
mendefinisikan kualitas aktiva produktif adalah kondisi yang menggambarkan
kualitas kolelktabilitas dan kinerja dari seperangkat aset bank yang telah
diinvestasikan dalam rangka memperoleh laba.5
Dendawijaya mendefinisikan aktiva produktif merupakan semua aktiva
dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif merupakan aset operasional
bank yang akan menghasilkan keuntungan atau laba bank itu sendiri. Kualitas dari
aktiva produktif perlu dinilai, untuk mengantisipasi resiko dalam penanaman dana,
memantau kualitas, kolektabilitas aset serta untuk memantau kondisi aktiva produktif
dalam keadaan yang sehat. Ada banyak cara yang digunakan dalam mengukur kinerja
aktiva produktif, salah satunya menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada
kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP).6 PPAP merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi
resiko gagal bayar dari aktiva produktif yang diklasifikasikan. Profitabilitas bank
sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif nya. Aktiva produktif
4Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), cet- 1, h.
21.
5Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,( Yogyakarta: UPP Akademik
Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h 46.
6Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), cet-2, h.
61.
5
yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan
kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang
dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka selisihnya akan
menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA jadi turun. Jika
aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana cadangan yang
dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA. Dahlan Siamat dan
Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan
laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan
penempatan dana disisi aktiva produktif.7 Secara rinci, KAP dalam periode
pengamatan nampak pada Tabel 1. 2 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014
(jutaan rupiah)
BANK TAHUN KAP
BCA Syariah
2011 1152967
2012 1524775
2013 1934486
2014 2438794
BRIS
2011 10488235
2012 13375716
2013 16370804
2014 17246685
BSM
2011 44947008
2012 50640092
2013 58946652
2014 60310606
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah
7 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2004), h. 101.
6
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan KAP pada 3 Bank Umum Syariah
mengalami trend yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dapat dilihat
bahwa KAP yang paling tinggi pada BSM sebesar Rp 60.310.606 pada periode 2014.
Sedangkan KAP yang paling rendah terdapat di BCA Syariah periode 2011 yaitu
sebesar Rp 1.152.967.
Penanaman dana yang berpengaruh besar terhadap kemampuan bank syariah
dalam menghasilkan laba adalah pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan sangat
diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan
terbesar bagi bank syariah. Semua pembiayaan yang tersalurkan oleh Bank Umum
Syariah kepada nasabah selain menghasilkan keuntungan, juga berpotensi
menimbulkan resiko jika pengembaliannya tidak sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan seperti adanya pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing).8
NPF merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui pembiayaan bermasalah
pada suatu bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan
bank syariah semakin buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Pahlevie dan Arim yang
menyimpulkan bahwa NPL menunjukkan pengaruh negatif terhadap profitabilitas.9
Sedangkan, penelitian Pratin dan Adnan variabel NPL mempunyai hubungan positif
tidak signifikan sehingga hipotesa nol diterima. Berarti bahwa di BMI kenaikan/
penurunan tingkat NPL sebagai wujud dari kebijakan kredit/ analisis pembiayaan
tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang
8Mahmoedin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 77.
9Pahllevie, Nu’man Hamzah,Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan EAQ
Terhadap Perubahan Laba, (Semaranng: Tesis Program Magister Manajemen, 2009), h. 30.
7
disalurkan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang
tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan.10
Bank Indonesia telah menetapkan batas NPF sebesar 5%. Apabila NPF suatu
bank dapat ditekan dibawah 5% maka potensi keuntungan yang diperoleh akan
semakin besar karena bank dapat menghemat uang yang digunakan untuk
membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP). Semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar pula
resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada
profitabilitasnya.11
Secara rinci NPF selama periode pengamatan nampak dalam
Tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 1.3
Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014
(%)
BANK TAHUN NPF
BCA Syariah
2011 0.15
2012 0.1
2013 0.1
2014 0.14
BRIS
2011 2.77
2012 3
2013 4.06
2014 4.79
BSM
2011 2.42
2012 2.82
2013 4.32
2014 6.76
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah
10 Pratin dan Adnan, Analisis hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil
dan markup keuntungan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah kasus pada Bank Muamalat
Indonesia (BMI), (Semarang: Tesis Bisnis dan Manajemen, 2005), h. 32- 52.
11
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/13/PBI/20011. www.bi.go.id
8
Dari Tabel 1.3 diketahui bahwa rasio NPF pada 3 Bank Umum Syariah
mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dilihat yang memiliki NPF
paling tinggi yaitu pada BSM sebesar 2.25% periode 2012 dan NPF yang paling
rendah yaitu pada BRIS periode 2011 dan periode 2014 sebesar 0.2%. Nilai NPF
yang berfluktuasi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah
karena pembiayaan bermasalah akan mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan/ kendali
nasabah peminjam. Sehingga semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar juga
resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada
profitabilitasnya.
Jadi upaya untuk memaksimalkan nilai Return On Asset (ROA) bank harus
dapat memperhitungkan variabel - variabel yang dapat mempengaruhinya. ROA
diduga dapat dipengaruhi oleh variabel - variabel berupa rasio keuangan yang
terdapat pada kualitas aktiva produktif dan Non Performing Financing. Sehingga,
skripsi ini mengangkat judul Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non
Performing Financing (NPF) Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan
Syariah.
9
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Penelitian tentang profitabilitas sangat penting sebagai salah satu tujuan
utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya perbankan syariah.
Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi ROA perbankan syariah?
2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah di saat ROA
perbankan syariah dalam keadaan rendah?
3. Apa saja faktor- faktor yang membuat ROE perbankan konvensional lebih
tinggi dibandingkan ROA perbankan syariah?
Sesuai dengan judul yang di angkat, dalam pembahasan substansi dibatasi
pada faktor- faktor yang mempengaruhi ROA Perbankan Syariah. Penulis juga
membatasi masalah yang akan diteliti hanya dengan menggunakan dua variable yaitu
Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing. Penulis juga membatasi
data penelitian yang digunakan yaitu periode triwulan 1 2011 – triwulan 3 2014 pada
3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri.
10
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian
ini bermaksud menganalisis seberapa besarkah pengaruh KAP dan NPF terhadap
ROA. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji dengan menggunakan metode
statistik analisis berganda. Adapun permasalahan- permasalahan pokok yang diangkat
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)?
2. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)?
3. Bagaimana model yang terbangun dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA)
secara bersama ataupun secara parsial?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap
Return On Asset (ROA).
2. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap
Return On Asset (ROA).
11
3. Untuk membangun model yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset
(ROA) secara bersama dan secara parsial.
E. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak sebagai berikut:
a. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan
dalam membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitasnya.
b. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi acuan dan informasi sebagai bahan
pertimbangan dalam berinvestasi. Dengan demikian, para investor tidak akan
sembarangan dalam menginvestasikan dananya.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa di perbankan
syariah.
d. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di
bidang ekonomi syariah sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas serta dapat menjadi
bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
12
F. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.4
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Identitas Metode Hasil
1. R. Ade Sasongko Pramudhito
(C2A006100), Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisinis, Universitas
Diponegoro, Tahun 2013.
Judul: Analisis Pengaruh CAR,
FDR, NPF, BOP, dan NCOM
terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Sumber Data: Laporan Kuangan
Publikasi Triwulan Periode
2008-2012 Bank Muamalat,
Bank Syarian Mandiri, Bank
Mega Syariah, dan Bank BRI
Teknik Analisis: regresi
berganda dengan OLS.
Variabel: Variabel x (CAR,
FDR, NPF, BOPO, NCOM)
variabel y (ROA).
Variabel-variabel secara
simultan berpengaruh
terhadap ROA dengan nilai
signifikansi F dibawah 0,05.
CAR, BOPO, FDR, dan
NCOM berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA
dengan nilai signifikansi t
lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan NPF tidak
signifikan terhadap ROA
dengan nilai t lebih besar
dari 0,05. Nilai koefisien
determinasi (Adjusted R2)
model regresi sebesar
59,6%. Hal ini berarti
13
Syariah. variabel independen dapat
menjelaskan pengaruhnya
terhadap ROA sebesar
59,6%. Sisanya dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian
ini.
Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang
Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan
model regresi data panel.
Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan sama-sama
menggunakan variabel x yaitu NPF. Objek penelitian nya juga sama yaitu pada laporan keuangan
BSM dan BRIS.
2. Hendra Gunawan
(108081000011), Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun
2013.
Judul: Analisis Pengaruh Jumlah
Teknik Analisis: Regresi
linier berganda.
Variabel: Variabel x
(Murabahah, Mudharabah,
NPF).
Variabel y (ROA)
Variabel murabahah
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dengan nilai
0,001. Variabel mudharabah
berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas
dengan nilai 0,000.
Sedangkan variabel Non
14
Pembiayaan Murabahah,
Mudharabah, dan NPF terhadap
Profitabilitas.
Sumber Data: Data laporan-
laporan keuangan, media situs
internet seperti www.bi.go.id,
www.bsm.co.id, dan yang
lainnya, serta riset kepustakaan.
Performing Financing tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas dengan nilai
0,642.
Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang
Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan
model regresi data panel.
Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF dan variabel y
yaitu ROA dan objek penelitian nya sama yaitu pada laporan keuangan BSM.
3. Anitasari, Jurusan ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurnal STEI Tazkia, tahun 2011.
Judul:Pengaruh KAP, NPF, TA,
NOM, dan BOPO terhadap ROA
perbankan syariah studi kasus
Teknik Analisis: Regresi
Data Panel.
Variabel: Variabel x (KAP,
NPF, TA, NOM, dan
BOPO). Variabel y (ROA).
Penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil analisis regresi
panel dengan model Fixed
Effect didapatkan bahwa
KAP berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
ROA, NPF berpengaruh
15
BMI, BSM, BMS, BRIS pada
tahun 2009 – 2011.
Sumber Data: Publikasi laporan
keuangan perbankan syariah.
positif dan tidak signifikan
terhadap variabel dependen
ROA, Total Assey (TA)
berpengaruh negative
namun tidak signifikan
terhadap ROA, NOM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA,
dan BOPO berpengaruh
negative dan signifikan
terhadap variabel dependen
ROA.
Hasil analisis dari model
Fixed Effect menunjukkan
bahwa secara simultan
(bersama – sama) variabel
KAP, NPF, TA, NOM, dan
BOPO mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap ROA pada
perbankan dengan nilai R-
16
Squared 0,966776 (96,76%)
dan sisanya 3,3224%
dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak digunakan dalam
penelitian ini.
Perbedaan Penelitian:. 1 Objek penelitian nya berbeda, penulis menggunakan laporan keuangan
perbankan syariah yaitu pada bank BCA Syariah dan 3 variabel x yang berbeda yaitu TA, NOM, dan
BOPO.
Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu KAP dan NPF, dan
variabel y yaitu ROA. Penulis juga menggunakan teknik analisis regresi data panel. Penulis juga
menggunakan 2 objek penelitian yang sama yaitu BSM dan BRIS.
4. Shopi Guspita (04390035),
Jurusan Muamalat, Fakultas
Syariah, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Tahun 2008.
Judul: Pengaruh Rasio Likuiditas
Terhadap Profitabilitas.
Sumber Data: Menggunakan data
Teknik Analisis: Regresi
berganda.
Variabel: Variabel x (LTD,
LAD, FDR).
Variabel y (ROA)
Variabel LTA berpengaruh
positif dan signifikan,
dengan nilai sebesar
2.971>2.021 dan
signifikansi 0,005. Variabel
LAD berpengaruh negatif
dan siginifikan yang
ditunjukkan nilat thitung-
2.371 lebih kecil ttable -2.021
dan signnifikansi 0,022, dan
17
sekunder yang diperoleh dari
publikasi laporan keuangan Bank
Syariah Mandiri tahun 2004-
2007, dengan jumlah sampel 48.
variabel FDR tidak
berpengaruh dan signifikan
dengan nilai thitung lebih
kecil dari ttabel(6.56,2.021)
dengan tingkat signifikansi
0,515. Namun secara
simultan variabel
independen berpengaruh
terhadap variabel dependen
dengan nilai Fhitungsebesar
2.946 lebih besar Ftabel2.84
dan tingkat signifikansi
0,043.
Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang
Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing yang dapat mempengaruhi rasio ROA
dengan metode analisis regresi data panel.
Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan objek
penelitian yang sama yaitu BSM.
18
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penulisan, serta memberi alur
pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab awal yang mendukung bab- bab selanjutnya. Bab ini
berisi paparan mengenai latar belakang masalah yang diangkat melalui
identifikasi masalah, kemudian dilanjutkan dalam bentuk pembatasan masalah
dan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan. Selanjutnya, dijabarkan lagi
melalui tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu
Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Fianancing serta Return On Asset
(ROA) pada 3 Bank Umum Syariah. Landasan teori tersebut diperoleh dari
berbagai studi literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Pada bab ini
juga akan di bahas mengenai kerangka pemikiran penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam
penelitian secara lebih detail. Pada bab ini menyajikan data penelitian, berupa
deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif.
19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh
selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah
dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan penulis.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan - penjelasan yang sebelumnya
telah dijabarkan. Setelah itu, penulis akan member saran mengenai
permasalahan yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan
fungsi penghimpun dana ini, bank sering pula disebut dengan lembaga kepercayaan.
Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen
usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh
penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam
melaksanakan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar
yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan
menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.1
Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah suatu lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak –
pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank
adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang
menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro,
tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang
memerlukan dana.
1 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: FEUI, 2005), h. 275.
21
Jenis – jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain:2
a. Dilihat dari segi jenisnya, menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis
perbankan terdiri atas:
1. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu – lintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:
1. Bank milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini
dimiliki oleh pemerintah pula.
2. Bank milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian
besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan
oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya yang diambil oleh swasta
pula. Dalam Bank milik Swasta Nasional termasuk pula bank – bank yang
dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
3. Bank milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik
milik swasta asing maupun pemerintah suatu Negara.
2Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004), h. 20.
22
4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.
c. Dilihat dari segi statusnya:
a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non – Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga:
a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
b. Bank berdasarkan prinsip syariah
2. Fungsi Bank
Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan memberikan jasa– jasa
keuangan baik kepada unit surplus maupun unit defisit. Bank melaksanakan fungsi
dasar, yaitu fungsi pokok bank diantaranya:3
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan
ekonomi
b. Menciptakan uang
c. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat
d. Menawarkan jasa – jasa keuangan lain.
3 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: FEUI, 2005), h. 276.
23
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan
kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain itu bank juga berfungsi bagi
pembangunan perekonomian nasional (agent of development) dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional.4
B. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No. 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah ( BUS ), Unit Usah Syariah ( UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS ).5
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
bunga. Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan
yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan
Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa – jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariah
4 Malayu SP. Hasibuan, Dasar – dasar perbankan ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 4.
5 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2009),
cet- 1, h. 61.
24
Islam.6 Dalam tata cara bermuamalat dijauhi praktik – praktik yang dikhawatirkan
mengandung unsur– unsur riba untuk diisi dengan kegiatan – kegiatan investasi atas
dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.
Yang membedakan antara bank Islam dengan bank konvensional adalah pada
prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga akan tetapi menggunakan
prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariah Islam, karena
bunga diyakini mengandung unsur ribu yang diharamkan (dilarang) oleh agama
Islam.
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip – prinsip Islam dan tradisinya ke dalam transaksi
keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh
bank syariah adalah:
a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan pendapatan
dan keuntungan yang sah (revenue sharing profit).
c. Memberikan zakat sebagai salah satu instrument dalam perhitungan pembagian
keuntungan dan laporan keuangan.7
6
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, ( Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005 ). 7 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek,(Jakarta: Penerbit Alfabet, 2002), h. 3.
25
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai berikut:8
a. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan – kegiatan jasa – jasa layanan perbankan sebgaimana
lazimnya.
d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai cirri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola
(menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana – dana
sosial lainnya.
3. Sumber Pendapatan Bank Syariah
Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati posisi terbesar, pada
umumnya sekitar 55% - 60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan
atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari
pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank.
Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari:
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.
b. Keuntungan atas kontrak jual – beli.
8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia 2008), h.
43.
26
c. Hasil sewa atas kontrak Ijarah.
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa – jasa lainnya.
C. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu, maksudnya adalah kondisi
keuangan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba – rugi).
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan atau enam
bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan luas
dilakukan satu tahun sekali. Selalin itu dapat diketahui posisi perusahaan terkini
setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.9
Menurut Harahap, “Menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.10
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan perusahaan
pada suatu periode tertentu, dan hasil usahanya pada periode tertentu digunakan oleh
pihak - pihak yang membutuhkan laporan tersebut baik pihak intern maupun pihak
9
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.66. 10
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 190.
27
ekstern perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat
penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan dari suatu perusahaan
dan dari hasil analisis tersebut dapat dijadikakn acuan untuk suatu pengambilan
keputusan yang tepat.
Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala
mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan
kinerja bank. Laporan keuangan disusun antara lain untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan
lainnya kepada pihak yang berkepentingan dengan usaha bank.
1. Pihak - pihak yang berkepentingan
Menurut Kasmir, pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Pemegang Saham, kepentingan terhadap laporan keuangan adalah untuk melihat
kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam satu periode.
b. Pemerintah, baik bagi bank pemerintah maupun bank swasta laporan keuangan
digunakan untuk melihat kemajuan bank yang bersangkutan, dan pemerintah juga
berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter
yang telah ditetapkan.
c. Manajemen, laporan keuangan bagi manajemen adalah untuk menilai kinerja
manajemen bank dalam mencapai target – target yang telah ditetapkan.
d. Karyawan, bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan untuk mengetahui
kondisi keuangan bank, sehingga karyawan perlu mendapat kesejahteraan apabila
28
bank mengalami keuntungan, dan sebaliknya apabila bank mengalami kerugian
karyawan perlu melakukan perbaikan.
e. Masyarakat luas, bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu
jaminan terhadap uang yang disimpan di bank, sehingga masih tetap
mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.11
2. Jenis – jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut Kasmir , jenis – jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu.
b. Laporan komitmen dan kontingensi, laporan komitmen adalah suatu ikatan atau
kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan
laporan kontingensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di
masa yang akan datang.
c. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam satu periode.
d. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap kas.
11
Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 241- 242.
29
e. Catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri
mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan gabungan merupakan
laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di
dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.12
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi,
banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun
penekanannya, namun menurut Harahap, tujuan yang selama ini mendapat dukungan
luas adalah “Bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan
keputusan”.13
Selanjutnya menurut Ikatan Akuntan Indonesian, dalam kerangka dasar
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, merumuskan tujuan laporan keuangan
sebagai berikut:
“ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
12
Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 242 - 244.
13
Sofyan Syafri, Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 66.
30
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.”
D. Definisi Aktiva Produktif
Aktiva produktif menurut peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/13/PBI/2011
tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah,
bahwa:
Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun
valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk Pembiayaan, Surat
Berharga Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Penyertaan Modal
Sementara, Penempatan Pada Bank Lain, komitmen dan kontinjensi pada
Transaksi Rekening Administratif, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning asset ( aktiva
yang menghasilkan), karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat
penghasilan ( laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana,
aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga
berdampak pada tingkat profitabilitas.
31
1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif
Kasmir mengemukakan kualitas aktiva produktif merupakan alat yang bertujuan
untuk menilai jenis – jenis asset yang dimiliki oleh bank. Maksud dari penilaian
kualitas asset ialah untuk menilai kondisi asset bank, termasuk mengantisipasi atas
resiko gagal bayar dari pembiayaan.14
Terdapat unsur – unsur aktiva produktif dimana didalamnya berisi:
a. Kredit yang diberikan
b. Penempatan dana pada bank lain
c. Surat berharga
d. Penyertaan modal
Dasar penilaian aktiva produktif dapat dibentuk penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang dimiliki guna menutup resiko kemungkinan atas aktiva produktif
tersebut.15
Menurut Lukman Dendawijaya mengemukakan bahwa salah satu komponen
dalam penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah perbandingan rasio
antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan jumlah Aktiva
Produktif yang Diklasifikasikan (APYD).
KAP =
x 100%
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008).
15 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),
h. 61.
32
Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang
penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi
dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset atau
aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai
tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan.
Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat
menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada
tingkat profitabilitas.16
Terdapat 5 (lima) komponen dalam perhitungan APYD berdasarkan SE BI no.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu:
1. Lancar X 0% = Rp……………..
2. Perhatian Khusus X 25% = Rp…………....
3. Kurang Lancar X 50% = Rp……………
4. Diragukan X75% = Rp…………….
5. Macet X 100% = Rp…………..
Jumlah ( APYD ) = Rp…………..
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang
dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk seanantiasa dapat
memantau dan menganalisis kualitas aktiva yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif
16
Lukman Dendawijaya, Mananajemen Perbankan, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.
153.
33
menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan resiko pembiayaan yang dihadapi
bank akibat pemberian pembiayaan dan investasi dana.
E. Resiko Pembiayaan
1. Definisi Pembiayaan
Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan
dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan
kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi.
Menurut Undang – Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 ayat
12, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu memberikan
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak –pihak yang merupakan
defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal,
yaitu:17
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan, maupun investasi.
17
M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h.
119.
34
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal
berikut:
1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a)
peningkatan produksi, baik secara kumulatif, yaitu jumlah hasil produksi dan (b)
untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang – barang modal
(capital goods) serta fasilitas – fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan
atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank
dan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang memerlukan dana
dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Pembiayaan dalam perbankan syariah dengan sistem bagi hasil bertujuan
untuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui usaha (investasi, jual
beli dan lain sebagainya) dan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah
bersifat membantu antar manusia.
2. Pengertian Resiko Pembiayaan
Antonio mengemukakan resiko kredit muncul jika bank tidak bisa
memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau
investasi yang sedang dilakukannya.
35
Penyebab utama terjadinya resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank
memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya penilaian pembiayaan kurang cermat
dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibayarnya.
Resiko pembiayaan adalah resiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank
sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan bank
kepada debitur.
Dalam praktik perbankan sehari – hari, pengertian kredit bermasalah adalah
kredit – kredit yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang
lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.18
Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya pembiayaan bermasalah
tersebut dapat berupa berikut ini:
a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari pembiayaan
yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
profitabilitas bank.
b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR ( Bad Debt
Ratio) menjadi semakin besar menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.
c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang
diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada.
d. Return On Asset ( ROA ) mengalami penurunan.19
18
M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h.
121.
36
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non
Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) adalah analog dari
Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio Financing
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan
semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah. Kredit dalam
hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada
bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan
dan macet. Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPF =
x 100%
F. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas Bank
Menurut Malayu Hasibuan profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank
untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam presentase. Profitabilitas pada
dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam presentase profit. 20
Profitblitas suatu perusahaan data diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
19
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, ( Jakarta: Ghalia Indonesia,
2006), h. 65.
20
Malayu SP. Hasibuan, Dasar – dasar perbankan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.100.
37
(operating asset). Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
2. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur manajemen bank
dalam mengelola asset guna memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Rasio ini sering juga disebut sebagai Return On Investment. Hasil pengembalian
investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investasi atau return on total asset
merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen
dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi
menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman
maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian
pula sebaliknya. Artinya rasio inidigunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh
perusahaan.21
Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, maka semakin besar
tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan
asset.22
Return On Asset (ROA) adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa
21
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafind Persada, 2008),
h. 201.
22 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.
280.
38
apabila rasio ini meningkat, maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk
memperoleh pendapatan.
Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan
bank, peneliti akan menggnakan rasio ROA, dengan beberapa alasan antara lain:
1. Rasio Return On Asset (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi
secara menyeluruh.
Dendawijaya menjelaskan bahwa:
“Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu
bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.”
2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek
rentabilitas/ profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator Return On
Asset (ROA).23
Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return
On Asset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah:
ROA =
x 100%
23
Rahmat Dwi, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang
Makassar, ( Skripsi Universitas Makassar, 2011), h. 26.
39
G. Kerangka Teori Konseptual
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan
menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan
kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada pihak intern
maupun bagi pihak ekstern bank.24
1. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif
nya. Aktiva produktif yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan
bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana
cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka
selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA
jadi turun. Jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana
cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA.
Dahlan Siamat dan Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif
meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank
sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.25
24
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), h. 239
25
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2004), h. 101.
40
2. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (ROA)
Apabila suatu bank mempunyai non prforming financing yang tinggi, maka akan
memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.
Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing financing berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan Return On Asset
(ROA). Sehinggasemakin besar non performing financing, akan mengakibatkan
menurunnya return on asset (ROA), yang juga berarti kinerja keuangan bank yang
menurun karena resiko kredit semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika non
performing financing (NPF) turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga
kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik.26
26
Hendra Gunawan, “Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan
Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Periode 2007-
2011)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisinis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 35-36
41
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kualias Aktiva Produktif dan Non
Performing Financing Terhadap ROA
H1+
H2-
Kualitas Aktiva
Produktif
Non Performing
Financing
ROA (Return On
Asset)
42
Gambar 2.2
Skema Alur Penelitian
Bank Umum Syariah (BCAS, BRIS,
BSM)
Variabel Bebas (independen):
1. Kualitas Aktiva Produktif
2. Non Performing Financing
Variabel Terikat (dependen):
Return On Asset (ROA)
Model:
1. Pooled Least Square/ Common Effect 2. Fixed Effect 3. Random Effect
Uji Chow Uji Hausman Uji Signifikansi
Pengujian Hipotesis
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
43
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menurut
Sugiyono metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu. Teknik Pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
B. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini memakai pendekatan statistika parametrik, maksudnya
adalah bagian statistika yang parameter populasinya harus memenuhi syarat- syarat
tertentu seperti syarat data berskala interval/ rasio, syarat pengambilan sampel harus
random, berdistribusi normal atau normalitas, model regresi linear, dan lain- lain.
Dalam statistika parametrik, indikator- indikator yang dianalisis adalah parameter-
parameter dari ukuran objek yang bersangkutan.2
1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2009 ), h. 14.
2 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, ( Jakarta: Cahnge Publication, 2013), h. 8.
44
C. Jenis data/ Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari dalam perbankan syariah. Berikut ini teknik pengumpulan data:
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada. Data itu biasanya di peroleh dari perpustakaan atau dari
laporan- laporan/ dokumen penelitian terdahulu.3 Data tersebut berupa data laporan
keuangan Bank Umum Syariah yaitu data triwulan BCA Syariah, BRI Syariah, dan
Bank Syariah Mandiri tahun 2011- 2014.
2. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan
mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku - buku dan jurnal -
jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan
membaca, mengutip bahan - bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan bank.
2. Studi Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
menganalisis data - data dari literatur yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti baik berupa buku, jurnal, majalah, artikel dan lain - lain.
3 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, ( Jakarta: Cahnge Publication, 2013), h. 16.
45
E. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah data Kualitas Aktiva Produktif (KAP),
Resiko Pembiayaan (NPF), dan Return On Asset (ROA ). Penulis melakukan
penelitian pada 3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank
Syariah Mandiri dengan melihat laporan triwulan keuangan yang telah dipublikasikan
selama periode 2011- 2014.
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adala analisis regresi
data panel. Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan deret waktu
(time series) yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan
dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu.4
Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (bebas) yang teridiri dari Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing
Financing. Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software
Microsoft Excel dan pengolah data statistik Eviews 7.0.
Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa
keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan gabungan dua data time
series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
menghasilkan degree of random yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi
4 Dedi Rosadi, “ Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”, Edisi
Pertama (Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET ANDI, 2012), h.271.
46
dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika
ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).5
Model regresi panel dalam penelitian ini adalah:
Keterangan :
Y = Fraud
C = Konstanta
X1 = Kualitas Aktiva Produktif
X2 = Non Performing Financing
1. Estimasi Model Data Panel
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan anatara lain:6
a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Pooled Least Square model merupakan metode estimasi model regresi data panel
yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien slope yang konstan
antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data
antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu
sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun
5 Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”,
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 353. 6 Ibid h.355.
Yit= C + β1X1it + β2X2it + eit
47
waktu. Pada dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series
atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk
pooled. Bentuk untuk model ordinary least square adalah:
untuk i = 1,2,……,n dan t=1,2,….,t
b. Metode Fixed Effect Model (FEM)
Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.
Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan
namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar
waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui perbedaan adalah dengan
mengasusmsikan bahwa intersept adalah berbeda antar perusahaan sedangkan
slopenya tetap sama antar perusahaan.
Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan fixed Effect
Model atau least square dummy (LSDV) atau disebut juga covariance model.
Persamaan pada estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:
Dimana: i = 1,2,….,n t =1,2,…..,tD = dummy
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4D1i + β5D2i +…..+ Ɛit
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + Ɛit
48
c. Metode Random Effect Model (REM)
Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel
dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar individu dan antar waktu
(random effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan
untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga
membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang
pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan
menggunakan variabel gangguan (error term) yang dikenal dengan metode Random
Effect.. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan
untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai
estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square.
Bentuk umum untuk Random Effecktadalah:
Dimana :
ui~ N (0, σu2) = komponen cross section error
vt~ N (0, σv2) = komponen time series error
wit~ N (0, σw2) = komponen error kombinasi
Yit= α1 + bjXj it + Ɛit dengan Ɛit = ui + vt + wit
49
1. Tahap Analisis Data
Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data
panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, anatar lain:7
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan pooled least
square model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut:
H0 = Pooled least Square model (PLS)
Ha = Fixed effeck model (FEM)
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan
perhitungan F statistic dengan F tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung
lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat
digunakan adalah fixed effexk model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil
(<) dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah
common effect model.8
Perhitungan F statistic untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:
7 ibid, h. 362.
8 Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International edition, Singapore) 2009, h. 278.
( ) ( )
( )
50
Dimana:
RRSS = Restricted residual sums of square error dari model common
effect
URSS = Unrestricted residual sums of squares dari model fixed effect
N = Jumlah individual (cross section)
T = Jumlah series waktu (time series)
k = Jumlah variabel independen dan dependen
Sedangkan F tabel didapat dari:
b. Uji Hausman
Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect
atau random effect lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji ini
dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam
model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien,
di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji
hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji hausman
bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian dilakukan dengan
hipotesis berikut:9
H0 : Random Effect Model
9 Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”,
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 364.
F-tabel = α : df (n-1, nt-n-k)
51
H1 : Fixed Effect Model
Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak, artinya model yang
digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-square hitung < chi square tabel berarti
H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah fixed effect model.10
2. Uji Signifikansi
a. Uji R2
(Koefisien Determinasi)
Nilai R2 mempunyai interval anatar 0 samapai 1 (0 < R
2 < 1). Semakin besar R
2
(mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin
mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan
varaibel dependen.11
Nilai adjusted R2 lebih baik jika digunakan untuk menganalisis kekuatan model.
Apabila suatu varaibel bebas ditambahkan ke dalam model nilai R2 pasti meningkat
sementara adjusted R2 dapat saja meningkat atau menurun. Ketika sebuah variabel
bebas yang memiliki kekuatan penjelas yang besar diikutsertakan dalam model maka
nilai adjusted R2 meningkat dan sebaliknya.
Koefisien determinasi (R2) memiliki kesalahan, yaitu bias terhadap jumlah
varaibel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu
variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2
meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
10
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International edition, Singapore) 2009, h. 605. 11
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International edition, Singapore) 2009, h. 76.
52
signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi kesalahan kelemahan
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, adjusted R2.
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah
dikoreksi dengan memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan.
Dengan mengunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien
determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan
variabel baru dalam model.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak,
kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas:
df: α, (k-1), (n, k), dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen dan n
adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Dasar pengambilan keputusannya adalah
jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, tetapi jika F hitung < F tabel, maak H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.12
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama
12
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” ( Yogyakarta: CV Andi Offset
,2011), h. 61- 62.
53
terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah
apakah semua parameter dalam model regresi sama dengan nol, atau:
H0 : b1, b2, b3 = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelasan
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua
parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan
statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak
dengan derjat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan semua variabel independen
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0
ditolak dan menerima Ha.
c. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (bi) sama
dengan nol, atau: H0 : bi = 0
54
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu
varaibel tidak sama dengan nol, atau : Ha : bi ≠0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:
1) Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih
dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0
dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 ( dalam nilai absolut).
Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel, kita menerima hipotesis alterantif yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
Adapun nilai probabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan membagi dua
nilai probabilitas yang muncul dalam output persamaan regresi. Hal ini dilakukan
karena dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah uji satu arah sedangkan nilai
probablitas untuk uji dua arah sehingga nilai probabbilitas harus dibagi dua. 13
Uji ini
13
Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”,
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 67.
55
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Adapaun nilai t tabel
diperoleh dengan df :α (n-k) dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, n
adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel), dan k adalah jumlah variabel independen
dan dependen. dasar pengambilan keputusannya adalah jika t hitung > t tabel, berarti
H0 ditolak yang berarti bahwa variabel Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, tetapi jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima yang berarti bahwa variabel
Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
G. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing – masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Dependent Variable ( Y )
Adalah variabel yang perilakunya dipengaruhi variabel lainnya atau variabel
independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah kinerja
bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada BCA Syariah, BRI Syariah
dan Bank Syariah Mandiri. Return On Asset dapat dihitung sebagai berikut:
ROA =
x 100%
2. Independent Variable ( X )
Adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari variabel terikat
atau variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen
adalah:
56
a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Kasmir mengemukakan kualitas aktiva produktif merupakan alat yang
bertujuan untuk menilai jenis – jenis asset yang dimiliki oleh bank. Maksud
daripenilaian kualitas asset ialah untuk menilai kondisi asset bank, termasuk
mengantisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan.Rumus dari KAP adalah:
KAP =
x 100%
b. Non Performing Financing (NPF)
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non
Performing Financing (NPF). Non Performing Financing menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula
kemungkianan suatu bank dalam kondisi bermasalah. NPF dapat diukur dengan:
NPF = ( )
x 100%
57
H. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.Berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai
berikut:
1. Variabel Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing
Ho = Secara bersama-sama variabel Kualitas Aktiva Produktif dan non
performing financing tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Ha = Secara bersama-sama variabel Kualitas Aktiva Produktif dan non
performing financing berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
2. Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing terhadap Return
On Asset secara parsial.
a. Hipotesis 1
Ho : Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset.
H1 : Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset.
58
b. Hipotesis 2
Ho : Non Performing Finanicng tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Return On Asset.
H2 : Non Performing Financing berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset.
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah
PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha
dengan prinsip – prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank
Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010
tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada hari
Senin tanggal 5 April 2010. Kepemilikan saham PT Bank BCA Syariah adalah
sebagai berikut : PT Bank Central Asia Tbk.: 596.299 lembar saham, PT BCA
Finance : 1 lembar saham.
BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri perbankan
syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran,
penghimpun dana dan pembiayaan bagi nasabah perseorangan, mikro, kecil dan
menengah. Masyarakat yang menginginkan produk dan jasa perbankan yang
berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan transaksi merupakan
target dari BCA Syariah. Komitmen penuh BCA sebagai perusahaan induk dan
pemegang saham mayoritas terwujud dari berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan
oleh nasabah BCA Syariah pada jaringan cabang BCA yaitu setoran (pengiriman
uang) hingga tarik tunai dan debit di seluruh ATM dan mesin EDC (Electronic Data
Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya.
60
BCA Syariah hingga saat ini memiliki 45 jaringan cabang yang terdiri dari 8
Kantor Cabang (KC), 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor Cabang Pembantu
Mikro Bina Usaha Rakyat (BUR), 8 Kantor Fungsional (KF) dan 23 Unit Layanan
Syariah (ULS) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok,
Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung dan Solo (data per Desember 2014).1
2. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank
ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan
jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan
pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai
harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo
1 www.bcasyariah.co.id
61
ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern
sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan
putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk.
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan
kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah
62
dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana
masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.2
3. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri (BSM)
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas
telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal
pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997 – 1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,
tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota
Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor
asing.
2 www.brisyariah.co.id
63
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi
satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan
tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila
Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
64
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H
atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh
sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia
menuju Indonesia yang lebih baik.3
3 www.bsm.co.id
65
B. Hasil dan Pembahasan
1. Deskriptif Data
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara variabel
kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset.
Untuk menganalisisnya digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Pengolahan
data secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel lalu diuji dengan
menggunakan SPSS 16 for windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang
dapat menjelaskan variabel – variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan
semua variabel yang digunakan dalam model regresi berganda, yaitu variabel Y
(return on asset) dan (kualitas aktiva produktif dan non performing financing)
sebagai variabel bebas. Penjelasan lengkap masing – masing variabel adalah sebagai
berikut:
a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang
penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi
dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset atau
aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai
tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankankegiatan penanaman
dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif
juga berdampak pada tingkat profitabilitas.
66
Tabel 4.1
Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 - 2014
(jutaan rupiah)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 917652 926693 991833 1152967
2012 1214177 1184374 1207236 1524775
2013 1466474 1540152 1662268 1934486
2014 1923693 2124756 2438794
BRI Syariah 2011 6739033 7157295 8893107 10488235
2012 9912305 10824973 11498281 13375716
2013 14329656 15519378 15781866 16370804
2014 19031876 17043438 17246685
BSM 2011 34151116 35740815 40549825 44947008
2012 45323247 46115116 47293223 50640092
2013 51935259 54434507 56888472 58946652
2014 59237039 57679553 60310606
MAX 60310606
MIN 917652
Berdasarkan sumber data diatas terlihat nilai kualitas aktiva produktif terbesar
adalah pada Bank Syariah Mandiri pada triwulan ke - 3 tahun 2014 sebesar Rp
67
60.310.606, nilai terkecil berada pada triwulan ke - 1 tahun 2011 pada Bank Central
Asia Syariah sebesar Rp 917.652.
b. Non Performing Financing (NPF)
NPF merupakan masalah berbahaya bagi perbankan nasional. Salah satu
faktor yang saat ini lebih berperan dalam masalah NPF adalah dampak krisis
multidimensional yang dimulai pada 1997 – 1998 hingga sekarang masih
menyebabkan banyak debitur bank, baik di segmen corporate, commercial, maupun
consumer belum mampu menyelesaikan pembiayaan macetnya.
Tabel 4.2
Nilai Non Performing Financing Periode 2011-2014
(%)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 0.11 0.23 0.32 0.15
2012 0.15 0.14 0.12 0.1
2013 0.09 0.01 0.07 0.1
2014 0.15 0.14 0.14
BRI Syariah 2011 2.43 3.4 2.8 2.77
2012 3.31 2.88 2.87 3
2013 3.04 2.89 2.98 4.06
2014 4.04 4.38 4.79
BSM 2011 3.3 3.49 3.21 2.42
2012 2.52 3.04 3.1 2.82
68
2013 3.44 2.9 3.4 4.32
2014 4.88 6.46 6.76
MAX 6.76
MIN 0.01
Berdasarkan Tabel diatas, terlihat nilai non performing financing terbesar
padaBank Syariah Mandiri triwulan ke – 3 tahun 2014 sebesar 6,76% dan nilai
terkecil sebesar 0,01% pada tahun 2013 triwulan ke – 2 Bank Central Asia Syariah.
c. Return On Asset (ROA)
Pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil
(rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio return
on asset dapat digunakan untuk mengukur evektifiitas dari seluruh perusahaan.
Tabel 4.3
Nilai Return On Asset Periode 2011-2014
(%)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 0.87 0.89 0.95 0.9
2012 0.39 0.74 0.69 0.84
2013 0.92 0.97 0.99 1.01
2014 0.86 0.69 0.67
BRI Syariah 2011 0.23 0.2 0.4 0.2
69
2012 0.17 1.21 1.34 1.19
2013 1.71 1.41 1.36 1.15
2014 0.46 0.03 0.2
BSM 2011 2.22 2.12 2.03 1.95
2012 2.17 2.25 2.22 2.25
2013 2.56 1.79 1.51 1.53
2014 1.77 0.66 0.8
MAX 2.56
MIN 0.03
Berdasarkan Tabel diatas terlihat nilai return on asset terbesar pada Bank
Syariah Mandiri tahun 2013 triwulan ke – 1 sebesar 2,56% dan nilai terkecil berada
pada tahun 2014 triwulan ke – 2 pada Bank Rakyat Indonesia Syariah sebesar 0,03%.
C. Uji Pemilihan Model Regresi Panel
1. Uji Chow
Menurut Widarjono uji Chow ialah pengujian untuk menentukan model fixed
effect atau common effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel.
Hipotesis dalam uji chow adalah penelitian ini adalah:
Ho : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah dengan membandingkan
perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung
70
lebih besar (>) dari F Tabel, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat
digunakan adalah fixed effect model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil
(<) dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang digunakan adalah common effect
model4. Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam penelitian ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Metode Common Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:26
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000
KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000
NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119
Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563
Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : (Data diolah)
4 Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International edition, Singapore) 2009, h. 257.
71
Tabel 4.5
Hasil Uji Metode Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:30
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (Data Diolah)
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 13.300984 (2,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 22.943460 2 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
72
Date: 05/30/15 Time: 10:33
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000
KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000
NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119
Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563
Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (Data Diolah)
Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob = 0.0000 untuk Cross section F,
yang berarti nilainya kurang dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan model fixed effect
lebih tepat digunakan daripada model common effect.
Uji Chow juga dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan F
statistikdengan F tabel. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Nilai F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Nilai F hitung< F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil perhitungan F statistik untuk uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:
F= (RRS1 – RRS2) / (N-1)
RRS2 / (N.T- N- K)
73
= (8.529842–5.122877) / (3-1)
5.122877 / (45 –3-3)
= 1.7034825 / 0.1138417111 = 14,964
Diperoleh F statistik untuk uji Chow adalah 14,964, dengan F Tabel df: α, (N-
1), (N.T-N-K) atau 0.05, (3-1), (45-3-3) adalah 3,22, yang berarti F hitung > F tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan model fixed effect
lebih tepat digunakan daripada model common effect.
2. Uji Hausman
Selanjutnya dilakukan uji Hausman untuk membandingkan model mana yang
terbaik antara model fixed effect dan random effect. Dalam melakukan uji Hausman,
dibuat pula hipotesis sebagai berikut:
Ho: Menggunakan model random effect
Ha: Menggunakan model fixed effect
Berikut ini adalah hasil uji signifikansi dengan metode fixed effect dan random effect:
74
Tabel 4.7
Hasil Uji Metode Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:30
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (Data Diolah)
Tabel 4.8
Hasil Uji Metode Random Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/30/15 Time: 10:31
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Swamy and Arora estimator of component variances
75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.088546 10.76299 0.0000
KAP 3.47E-08 3.64E-09 9.532411 0.0000
NPF -0.229488 0.042554 -5.392871 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 1.19E-08 0.0000
Idiosyncratic random 0.357871 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Sum squared resid 8.529842
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Sum squared resid 8.529842 Durbin-Watson stat 0.735133
Sumber: (Data Diolah)
Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Hausman adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai probability Chi Square ≥ 0.05 artinya Ho diterima, yang berarti
model yang paling tepat digunakan adalah model random effect.
2. Jika nilai probability Chi Square < 0.05 artinya Ho ditolak, yang berarti model
yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect.
76
Tabel 4.9
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 26.601967 2 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
KAP 0.000000 0.000000 0.000000 0.0572
NPF -0.508548 -0.229488 0.002948 0.0000
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:47
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000
77
Sumber: (Data Diolah)
Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.0000 untuk Cross section
random, yang berarti nilainya kurang dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan model
fixed effect lebih tepat digunakan daripada model random effect.
Uji Hausman juga dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan Chi
Square Statistic dengan Chi Square tabel. Dengan pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Nilai Chi Square Statistic > Chi Square tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Nilai Chi Square Statistic < Chi Square tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Diperoleh Chi Square Statistic sebesar 26.601967, dengan Chi Square Tabel
5.991464547 pada df (2), yang berarti Chi Square Statistic > Chi Square tabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapa tdisimpulkan model fixed effect lebih
tepat digunakan daripada model random effect.
78
D. Uji Signifikansi
1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih
Berdasarkan uji yang dilakukan yaitu uji Chow dan uji Hausman, model estimasi
data yang terpilih adalah model fixed effect. Maka selanjutnya dilakukan uji
signifikansi dari model yang terpilih.
Tabel 4.10
Uji Signifikansi Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:30
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000
79
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai 1 (0 < R
2 < 1). Semakin besar nilai R
2
(mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan semakin
mendektai 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan
variabel independen.5 Dari Tabel Fixed Effect , menunjukkan nilai R Square pada
model regresi adalah 0.753172 yang menunjukkan kemampuan variabel independen
(KAP dan NPF) dalam menjelaskan variabel dependen (Fraud) adalah sebesar
75,3172% sedangkan sisanya sebesar 24,6828% dijelaskan variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Dalam menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau
tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat
bebas : df α, (k-1), (n-k), dimana k adalah jumlah variable independen dan dependen
dan n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Pedoman yang digunakan dalam
pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai berikut:
1. Jika F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika F hitung< F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dari hasil output, dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 30.51407, dengan
F Tabel dengan df: α, (k-1), (n-k) atau 0.05, (3-1), (45-3) adalah 3,22, yang berarti
5 Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International edition, Singapore) 2009, h. 76.
80
nilai F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa
variable independen (KAP dan NPF) secara bersama- sama (simultan) berpengaruh
terhadap variabel dependen (Fraud).
c. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji adanya pengaruh terhadap variabel independen
dengan variabel dependen secara individu dengan anggapan variabel lain bersifat
konstan. Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut signifikan
terhadap variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang
berarti jika nilai t hitung > t tabel.6
t tabel (t kritis) = α ; df= (n-k)
= 5% ; df = (45- 3)
= 0.05 ; df = 42
= 2.019
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independennya terhadap
variabel dependen:
6 Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” ( Yogyakarta: CV Andi Offset
,2011), h. 62.
81
a. Hubungan Linear Variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return
On Asset (ROA)
Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva
Produktif terhadap Return On Asset (ROA).
Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva
Produktif terhadap Return On Asset (ROA).
Berdasarkan hasil uji t, untuk vaiabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didapat
nilai sebesar 5.094226, yang berarti nilai t hitung (5.094226) > t tabel (2.019), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) secara parsial dan signifikan serta berpengaruh nyata terhadap
Return On Asset (ROA).
Hal itu menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) merupakan faktor
yang berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berarti, apabila
KAP semakin meningkat mengakibatkan ROA meningkat, dan jika KAP yang
semakin menurun maka ROA juga turun.
b. Hubungan Linear Variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA)
Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non
Performing Financing terhadap Return On Asset (ROA).
Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing
Financing terhadap Return On Asset (ROA).
82
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel Non Performing Financing (NPF) didapat
nilai sebesar -7.372177, yang berarti nilai t hitung (7.372177)> t tabel (2.019), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing
Financing (NPF) secara parsial berpengaruh negatif signifikan dan tidak nyata
terhadap Return On Asset (ROA).
NPF mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, karena apabila NPF naik
maka jumlah ROA akan turun dan sebaliknya apabila NPF turun maka ROA akan
naik. Suatu pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank kepada masyarakat akan
berpotensi timbulnya pembiayaan bermasalah, semakin tinggi NPF maka akan
semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan
bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
akan semakin besar, dan menyebabkan ROA menurun serta kinerja bank akan
menurun juga.
d. Nilai konstanta
Nilai konstanta sebesar 1.222478 menunjukkan bahwa jika variabel
independen yang terdiri dari Kualitas GCG. Size Bank dan Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) dan Non Performing Financing (NPF) bernilai 0, maka nilai dividend payout
ratio adalah 1.222478 atau 1222.478.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka model persamaan Fixed Effect yang
terbentuk adalah:
ROA = 1.222478 + 5.34E-08*KAP -0.508548*NPF
83
e. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka penulis dapat menginterprestasikan
variabel – variabel , khususnya variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Fraud, diantaranya:
1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Besarnya koefisisen KAP sebesar 5.34E-08 menunjukkan bahwa adanya
hubungan positif antara KAP dan Return On Asset. Hubungan yang positif tersebut
menunjukkan apabila KAP suatu bank semakin besar, maka perubahan tingkat ROA
pada suatu bank tersebut akan semakin besar juga, dan akan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi perusahaan aset karena aktiva produktif merupakan komponan
aset yang ditanamkan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan untuk
bank. Jadi, semakin berkualitas suatu aset maka akan semakin besar kemungkinan
profit yang akan diterima oleh suatu bank.
Hubungan yang positif ini sangat sesuai dengan teori yang ditulis oleh Dahlan
Siamat dan Sinungan bahwa “ jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka
perolehan laba bank juga akan meningkat, karena perolehan laba bank sangat
tergantung dengan penempatan dana di sisi aktiva produktif.7
Hubungan yang positif ini juga sesuai dengan Jurnal Anitasari, STEI Tazkia tahun
2011 yang berjudul “ Pengaruh KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA
perbankan syariah studi kasus pada BMI, BSM, BMS, BRIS pada tahun 2009 –
7
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2004), h 101.
84
2011”, di dalam jurnal nya menyimpulkan bahwa hasil analisis menggunakan regresi
panel dengan menggunakan model yang sama dengan penulisan skripsi ini yaitu
model Fixed Effect bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset perbankan syariah.
Profitabilitas bank yang diukur dengan instrumen Return On Asset (ROA)
merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar bank memperoleh laba dari total
aktiva. Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva
produktifnya karena sumber utama penghasilan bank berasal dari aktiva produktif.
2. Non Performing Financing (NPF)
Besarnya koefisien NPF sebesar -0.508548 menunjukkan bahwa adanya
hubungan negatif antara NPF dan besarnya Return On Asset (ROA). Apabila NPF
semakin kecil maka besarnya nilai ROA semakin besar, dan apabila NPF semakin
besar maka akan mengakibatkan nilai ROA akan menurun atau kecil. Hal ini sesuai
dengan teori yang ditulis dalam buku Muhammad yaitu “Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah.”8
Dahlan Siamat menywbutkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah
adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor
8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005), h. 265.
85
kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan/ kendali nasabah
peminjam.9
Hubungan yang negatif dan signifikan ini tidak sesuai dengan jurnal Anitasari,
STEI Tazkia, 2011 karena hasil penilitan dari Anitasari diperoleh bahwa NPF
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel Return On Asset (ROA)
dan penelitian yang di teliti oleh Hendra Gunawan, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013 yang berjudul
“Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan NPF terhadap
Profitabilitas” disimpulkan bahwa Non Performing Financing tidak berpengaruh/
tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai 0,642.
Menurut penulis, Non Performing Financing sangat berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perbankan syariah yang diukur dengan Return On Asset
(ROA), karena pada Bank Syariah NPF mencerminkan resiko kredit, semakin kecil
NPF ada suatu bank maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung bank,
dan akan menaikkan profitabilitas bank tersebut, dan apabila semakin besar NPF
maka semakin tinggi pula resiko resiko kredit yang ditanggung bank, dan akan
mengakibatkan profitabilitas bank menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap proditabilitas bank yaitu
Return On Asset (ROA).
9 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2005), h. 14.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan
dan parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syarian dan untuk
membangun model regresi yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA)
secara bersama dan secara parsial. Untuk menganalisisnya, maka dilakukan dengan
analisis teknik model regresi data panel yang menghasilkan suatu model regresi
panel, setelah dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan, adapun kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan
Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara simultan atau uji F ditemukan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen (kualitas
aktiva produktif dan non performing financing) terhadap return on asset, karena
memiliki nilai sig. < 0,05 (0,0000 < 0,05) dan nilai Fhitung > Ftabel (30.51407>
3,22).
2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan
Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara parsial (uji t) ditemukan hasil yang
menyatakan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan
86
87
signifikan terhadap return on asset karena memiliki nilai sig. < 0,05 (0,0000>
0,05) dan nilai thitung > ttabel (5.094226 > 2, 019).
3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan
Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara parsial (uji t) ditemukan hasil yang
menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return on asset karena memiliki sig. < 0,05 (0,0000< 0,05)
dan nilai thitung > ttabel (7.372177> 2,019).
4. Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model
Fixed Effect untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan
Non Performing Financing mempengaruhi Return On Asset, di peroleh model
regresi panel, yaitu:
ROA = 1.222478 + 5.34E-08*KAP -0.508548*NPF
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh secara
simultan antara variabel independen (kualitas aktiva produktif dan non performing
financing) terhadap variabel dependen (return on asset). Dan secara parsial variabel
kualitas aktiva produktif dan non performing financing berpengaruh signifikan
terhadap return on asset. Dengan hasil yang diperoleh ini membuktikan bahwa
kualitas aktiva produktif dan non performing financing dapat memprediksi naik
turunnya return on asset. Dengan hasil tersebut, maka investor perlu melakukan
analisa yang lebih baik dalam memprediksi kenaikan dan penurunan return on asset,
sehingga akan meningkatkan tingkat kesehatan bank yang lebih baik lagi. Dan bagi
88
Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank
Syariah Mandiri (BSM) perlu menganalisa keuangan dengan baik lagi sehingga
banyak nasabah yang ingin menabung dan menanamkan modalnya di bank- bank
tersebut.
Tingkat kesehatan bank yang besar akan meningkatkan return on asset yang
tinggi, sehingga akan semakin meningkat kesehatan suatu bank. Maka bagi para
nasabah harus lebih jeli lagi dalam memantau apa saja yang dapat mempengaruhi
peningkatan dan penurunan tingkat kesehatan bank, agar meningkatkan keuntungan
bagi nasabah. Dan bagi perusahaan akan meningkatkan tingkat kesehatan bank.
C. Saran
1. Saran Bagi Nasabah
Dengan mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi ROA, berarti
mengetahui tingkat kesehatan suatu bank, maka bagi nasabah perlu menganalisa apa
saja yang dapat mempengaruhi ROA, sehingga nasabah dapat memperkirakan kapan
akan berinvestasi dan kapan akan mulai menarik investasinya.
2. Saran bagi Akademis
Penilaian analisis pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing
financing yang mempengaruhi return on asset dapat dijadikan tambahan pengetahuan
bagi penelitian selanjutnya. Untuk penelitian selanjutnya adalah bahwa penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan kurun waktu diatas 5 tahun. Dan melakukan
penelitian yang lebih baik lagi serta menambah jumlah variabel dan periode
89
penelitian contohnya melibatkan variabel Total Asset, akan tetapi diharapkan datanya
time series sekitar 10 tahun agar menghasilkan data yang lebih baik lagi, karena
masih terdapat 24,6828% variabel yang dapat mempengaruhi return on asset.
3. Saran Bagi Bank
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan pertimbangan
bagi Bank Central Asia (BCA) Syariah, BRIS dan BSM dalam melakukan kebijakan
yang berhubungan dengan investasi. Dan bagi Bank – bank lebih mengawasi laporan
keuangan lebih baik lagi sehingga investor dan nasabah akan percaya dan yakin
dalam menanamkan modalnya pada Bank tersebut.
90
DAFTAR PUSTAKA
Anitasari, Pengaruh KAP, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA Perbankan Syariah, ,
Jurnal STEI Tazkia, 2011.
Antonio, M. Syafii, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001.
Arifin, Zainul, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,
Jakarta: Penerbit Alfabet, 2002.
Buyung, Ahmad Nusantara, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank, Tesis UNDIP, Semarang, 2009.
Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Edisi ketiga, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009.
Dwi, Rahmat, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri
Cabang Makassar, Skripsi Universitas Makassar, 2011.
Faisal, Ahmad, Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk, Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan, ISSN 1411- 9366, Volume 3 No.
2,2007.<femanajemen.unila.ac.id/.../JBM%20Volume%203%20Ni....>
Farhah, Febriyanti, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas Bank
SKRIPSI UNPAS, 2012.
Ghozali, Imam dan Fuad, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS,
Semarang: Skripsi UNDIP, 2009.
91
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan,Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2008.
Hardjanto, Hery, Analisis Pengaruh DPK, NPF Terhadap Pembiayaan Yang
Disalurkkan Serta Implikasinya pada ROA di Bank Muamalat Indonesia,
Jakarta Skripsi Manajemen Perbankan UIN Jakarta, 2010.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008.
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Khan dan Bhatti, Islamic Banking and Finance: On Its Way To Globalization,
Managerial Finance Vol. 34 No.10, 2008. (www. emeraldinsight.com/0307-
4358.htm).
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono, Manajemen Perbankan (Teori dan
Aplikasi),Edisi Pertama,Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2002.
Mahmoedin, Melacak Kredit Bermasalah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004.
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar- dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Manurung, Mandala dan Prahatma Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi
Moneter, Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP Akademik
Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.
Mutaqqin, Taufiq, Analisis Pengaruh CAR, LDR, KAP, dan NPL terhadap tingkat
Profitabilitas ( ROA) BPR, Skripsi Universitas Pasundan, 2007.
92
Pahlevie, Nu’man Hamzah, Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan
EAQ Terhadap Perubahan Laba ( Studi Empiris Pada Bank Umum di
Indonesia Periode Laporan Keuangan Tahun 2004- 2007), Tesis Program
Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Porter, Dawn, Damodor Gujarati, Basic Econometrics, Fifth Edition (Mc Graw Hill
International edition, Singapore: 2009,
Pratin dan Adnan, Akhyar, Analisis Hubungan simpanan, modal sendiri, NPL,
Prosentase bagi hasil dan markup Keuntungan terhadap Pembiayaan pada
Perbankan Syariah studi kasus pada Bank Muamlat Indonesia (BMI), Kajian
Bisnis dan Manajemen: Edisi Khusus On Finance, ISSN : 1410 – 9018,
Hal32-52 ,2005. <journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/937/868>
Putranto Dwi, Rahmat, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA, Skripsi Universitas
Makassar, 2011.
Ramdiyani, Citra Aliyyu, Pengaruh Modal dan BOPO terhadap Pembiayaan yang
Disalurkan Serta Implikasinya Pada Profitabilitas ( Studi pada 5 Bank Umum
Syariah Periode 2010- 2012), Skripsi Muamalat UIN Jakarta, 2013.
Riadi, Edi, Metode Statistika Parametrik & Non Parametrik, Tangerang: PT. Pustaka
Mandiri, 2014.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan , Jakarta: FEUI, 2005.
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Penerbit Kencana,
2009.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
93
Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2011.
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta: Change Publication, 2013.
Syahyunan, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur
Kesehatan Bank, By USU digital library, 2002 .(respiratory.usu.ac.id/
bitstream/.../1267/1/manajemen-syahyunan.pdf)
Taufan, Analisis Pengaruh NPL, BOPO, dan NIM terhadap profitabilitas (ROA)
serta dampaknya terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar di BEI
Periode 2003-2008, Skripsi Universitas Negeri Jakarta, 2009.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2003.
www.bi.go.id
www.bcasyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.bsm.co.id
LAMPIRAN
Data Mentah Kualitas Aktiva Produktif
Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014
(jutaan rupiah)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 917652 926693 991833 1152967
2012 1214177 1184374 1207236 1524775
2013 1466474 1540152 1662268 1934486
2014 1923693 2124756 2438794
BRI Syariah 2011 6739033 7157295 8893107 10488235
2012 9912305 10824973 11498281 13375716
2013 14329656 15519378 15781866 16370804
2014 19031876 17043438 17246685
BSM 2011 34151116 35740815 40549825 44947008
2012 45323247 46115116 47293223 50640092
2013 51935259 54434507 56888472 58946652
2014 59237039 57679553 60310606
MAX 60310606
MIN 917652
Data Mentah Non Performing Financing
Nilai Non Performing Financing Periode 2011-2014
(%)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 0.11 0.23 0.32 0.15
2012 0.15 0.14 0.12 0.1
2013 0.09 0.01 0.07 0.1
2014 0.15 0.14 0.14
BRI Syariah 2011 2.43 3.4 2.8 2.77
2012 3.31 2.88 2.87 3
2013 3.04 2.89 2.98 4.06
2014 4.04 4.38 4.79
BSM 2011 3.3 3.49 3.21 2.42
2012 2.52 3.04 3.1 2.82
2013 3.44 2.9 3.4 4.32
2014 4.88 6.46 6.76
MAX 6.76
MIN 0.01
Data Mentah Return On Asset
Nilai Return On Asset Periode 2011 – 2014
( %)
Bank Tahun Triwulan
I II III IV
BCA Syariah 2011 0.87 0.89 0.95 0.9
2012 0.39 0.74 0.69 0.84
2013 0.92 0.97 0.99 1.01
2014 0.86 0.69 0.67
BRI Syariah 2011 0.23 0.2 0.4 0.2
2012 0.17 1.21 1.34 1.19
2013 1.71 1.41 1.36 1.15
2014 0.46 0.03 0.2
BSM 2011 2.22 2.12 2.03 1.95
2012 2.17 2.25 2.22 2.25
2013 2.56 1.79 1.51 1.53
2014 1.77 0.66 0.8
MAX 2.56
MIN 0.03
Metode Common Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:26
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000
KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000
NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119
Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563
Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Metode Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:30
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000
Metode Random Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/30/15 Time: 10:31
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.088546 10.76299 0.0000
KAP 3.47E-08 3.64E-09 9.532411 0.0000
NPF -0.229488 0.042554 -5.392871 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 1.19E-08 0.0000
Idiosyncratic random 0.357871 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Sum squared resid 8.529842
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Sum squared resid 8.529842 Durbin-Watson stat 0.735133
UJI CHOW
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 13.300984 (2,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 22.943460 2 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:33
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000
KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000
NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001
R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119
Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563
Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019
F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 26.601967 2 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
KAP 0.000000 0.000000 0.000000 0.0572
NPF -0.508548 -0.229488 0.002948 0.0000
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/30/15 Time: 10:47
Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16
Cross-sections included: 3
Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000
KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000
NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805
S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893
Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736
Prob(F-statistic) 0.000000