( 2 ) -...

171

Transcript of ( 2 ) -...

Page 1: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di
Page 2: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

( 2 )

2. Peraturan Menteri Perindustrian RepublikIndonesia Nomor 46/M-IND/PER/4/2011tentang Ketentuan dan Tata Cara PelaksanaanPengawasan Internal KementerianPerindustrian;

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor150/M-IND/PER/12/2011 Tahun 2011tentang Pedoman Penyusunan DokumenAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah diLingkungan Kementerian Perindustrian;

4. Peraturan Menteri Perindustrian RepublikIndonesia Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015tentang Rencana Strategis KementerianPerindustrian Tahun 2015-2019;

5. Peraturan Inspektur Jenderal Nomor 110/M-IND/PER/6/2015 tentang Rencana StrategisInspektorat Jenderal KementerianPerindustrian Tahun 2015-2019;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANGRENCANA STRATEGIS UNIT ESELON II DILINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019.

Pasal 1

Dalam Peraturan Inspektur Jenderal ini yangdimaksud dengan:1. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal yang

selanjutnya disebut Renstra InspektoratJenderal adalah dokumen perencanaanpengawasan bidang industri InspektoratJenderal untuk periode 2015 sampai dengan2019.

2. Inspektur Jenderal adalah Inspektur JenderalKementerian Perindustrian.

3. Rencana Strategis Unit Eselon II InspektoratJenderal yang selanjutnya disebut Renstra UnitEselon II Inspektorat Jenderal adalah dokumenperencanaan pengawasan dan/ atau dukunganpengawasan bidang industri untuk periode2015 sampai dengan 2019 untuk unit kerjaeselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal.

4. Unit...

Page 3: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

( 3 )

5. Unit Eselon II adalah Inspektorat I, InspektoratII, Inspektorat III, Inspektorat IV, danSekretariat Inspektorat Jenderal.

Pasal 2

(1) Renstra Inspektorat Jenderal adalahpenjabaran dari Renstra KementerianPerindustrian Tahun 2015-2019 di bidangpengawasan internal.

(2) Renstra Unit Eselon II Inspektorat Jenderaladalah penjabaran dari Renstra InspektoratJenderal Tahun 2015-2019 di bidangpengawasan internal.

(3) Renstra Unit Eselon II Inspektorat Jenderalsebagaimana dimaksud dalam ayat (2)tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II,Lampiran III, Lampiran IV, dan Lampiran Vyang merupakan bagian yang tidakterpisahkan dalam Peraturan ini.

Pasal 3

(1) Renstra Unit Eselon II Inspektorat Jenderaldigunakan sebagai pedoman bagi Unit EselonII dalam:a. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan,

Rencana Kerja Anggaran, Rencana Kinerja,dan Perjanjian Kinerja;

b. Pengendalian pelaksanaan programpengawasan interenal serta pelaksanaananggaran;

c. Pelaksanaan evaluasi LaporanAkuntabilitas kinerja; dan

d. Evaluasi dan monitoring pencapaianindikator kinerja setiap tahun;

(2) Indikator sebagamana dimaksud dalam ayat(1) huruf d, merupakan ukuran untukmenggambarkan keberhasilan program dankegiatan;

(3) Indikator sebagaimana dimaksud dalam pasalayat (1) huruf d beriisikan indikator kinerjautama yang ditugaskan dan/ atau gambarankeberhasilan pelaksanaan program masing-masing unit Eselon II sebagaimana terlampirdalam lampiran VI yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dalam Peraturan ini.

(4) Pedoman...

Page 4: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

( 4 )

(4) Pedoman pelaksanaan evaluasi dan monitoringindikator kinerja diatur lebih lanjut melaluiperaturan Inspektorat Jenderal;

Pasal 4

(1) Unit Eselon II melaksanakan monitoring danevaluasi kualitas Renstra Unit Eselon IImasing-masing secara berkala denganmempertimbangkan hal-hal antara lain;a. Tujuan organisasi yang berorientasi hasil;b. Sasaran organisasi yang berorientasi hasil;c. Indikator kinerja tujuan yang memenuhi

kriteria indikator yang baik;d. Indikator kinerja sasaran yang memenuhi

kriteria indikator yang baik;e. Penetapan target yang baik dan terukur;f. Keselarasan terhadap dokumen Renstra

Inspektorat Jendreal;g. Target-target berkala yang direncanakan;h. Metode pengukuran target.

(2) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secaraberkala dan menghasilkan rekomendasiperbaikan rencana, indikator, target, dan/atau masukan terhadap renstra InspektoratJenderal;

(3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasisebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakanoleh masing-masing Unit Eselon II dandikoordinasikan oleh Sekretariat InspektoratJenderal;

Pasal 5

Dalam hal terjadi perubahan pada lingkunganstrategis dan/atau perubahan kebijakan strategisyang ditetapkan oleh Inspektur Jenderal RenstraUnit Eselon II Inspektorat Jenderal akandisesuaikan yang perubahannya ditetapkandengan Peraturan Inspektur Jenderal

Ditetapkan di Jakartapada tanggalINSPEKTUR JENDERAL

SOERJONOSalinan Peraturan ini disampaikan kepada :1. Menteri Perindustrian;2. Sekretaris Inspektorat Jenderal;3. Inspektur I, II, III, dan IV;4. Para Kepala Bagian;5. Pertinggal.

Page 5: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-1-

LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

BAB IPENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –

2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan

mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak untuk

mewujudkan ketahanan ekonomi yang tangguh. Arah pembangunan

industri difokuskan pada perwujudan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Untuk itulah,

sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di

bidang perindustrian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 3

Tahun 2014 disusunlah visi, misi pembangunan industri yang akan

dicapai melalui rencana strategis Kementerian Perindustrian 2015 –

2019. Oleh karena itu, visi pembangunan industri 2015 – 2019

adalah: “ Indonesia Menjadi Negara Yang berdaya Saing Dengan

Struktur Industri Yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam Dan

Berkeadilan”.

Upaya Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam

rangka mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan tidak terlepas dari

unsur perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang

terstruktur, serta tidak lepas dari fungsi pengawasan yang efektif.

Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan internal kementerian,

memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mendukung

pembangunan industri. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Inspektorat I Kementerian Perindustrian menyusun Rencana Strategis

(Renstra) sebagai bentuk penjabaran dari tugas dan fungsi

pengawasan pembangunan industri agar tetap sejalan dengan arah

Page 6: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-2-

dan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di

bidang industri.

Rencana Strategis ini merupakan pedoman bagi Inspektorat I

Kementerian Perindustrian agar dapat melakukan sinkronisasi dan

terjalin sinergi terhadap kegiatan pengawasan baik di lingkup pusat

maupun daerah.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan

reformasi birokrasi, Inspektorat Jenderal telah mencanangkan

perubahan Paradigma Pengawasan, secara bertahap diubah dari Post-

Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi, pendampingan,

pengendalian (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance).

Paradigma Pengawasan

Dengan paradigma baru tersebut, nilai-nilai pengawasan yang

independen, obyektif, akuntabel, dan transparan harus selalu

dikedepankan, sehingga indikator keberhasilan pengawasan intern

diukur bukan dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana

dapat membantu seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian

Perindustrian dalam mengatasi permasalahan yang timbul, meliputi

aspek pengelolaan resiko, control, dan tata proses yang baik.

Dengan paradigma baru, ukuran keberhasilan APIP bukan dari JUMLAH TEMUAN tetapi dari ukuran sejauhmana dapat membantu manajemen mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut meliputiaspek pengelolaan risiko, kontrol, dan tata-proses yang baik, yang pada akhirnya membantu manajemenrisiko.

Values Pengawasan :1. Transparan 2. Obyektif 3. Independen 4. Akuntabel

“ WATCH DOG “• Pendekatan Birokrasi

• Berorientasi menghukum

• Instruktif

• Kurang memberi solusi

• Kurang memberikesempatan kepadaauditan untuk menjelaskansesuatu

COUNSELING PARTNER

• Koordinatif

• Partisipatif

• Konsultatif dalammemberikan solusi atasmasalah dan hambatanyang dihadapi gunamencapai tujuan

QUALITY ASSURANCE &COUNSELING PARTNER

Menghantar unit kerjauntuk meningkatkan

produktifitas dan kualitaskinerja sesuai rencana dan

ketentuan.

MASA LALU S.D. TAHUN 2010 MULAI TAHUN 2011

Page 7: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-3-

Langkah-langkah operasionalisasi perubahan paradigma

tersebut, pengawasan dimulai dari tahap perencanaan dan

penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan hasil yang diperoleh,

dengan mengedepankan pengawasan pre-emtif dalam rangka

membangun dan meningkatkan kesadaran taat azas untuk mencegah

timbulnya moral hazard, dengan sosialisasi ketentuan dan peraturan

perundangan, character building, pengembangan motivasi, penerbitan

buletin pengawasan, membangun sistem pengawasan berbasis web,

penegakan reward and punishment, dan pengawasan preventif untuk

membangun sistem pengendalian intern melalui penyusunan dan

penerapan SOP, juklak, juknis, standar kinerja, Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP), kode etik pelayanan publik, yang antara lain

diimplementasikan dalam pembentukan Unit Layanan Pengadaan

(ULP), Sistem Pengendalian Intern (SPI), Penilaian Kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Klinik Itjen, Reviu RKA/KL, Evaluasi SAKIP,

Pencanangan Whistle Blower System, dan sebagainya.

Perubahan paradigma pengawasan tersebut diyakini secara

bertahap akan mencapai hasil yang diharapkan, mengingat

persamaan visi, persepsi untuk segera memajukan industri nasional

yang didukung oleh komitmen, kebersamaan, teamwork, network

seluruh aparat auditor dan upaya-upaya peningkatan kuantitas,

kapasitas, kompetensi serta profesionalitasnya. Oleh karenanya

seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian secara

simultan juga perlu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik

dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja

ikhlas.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Inspektorat

Jenderal telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan

sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2009 – 2014.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Inspektorat Jenderal,

secara umum dapat dikemukakan capaian kinerja sebagai berikut:

Page 8: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-4-

1. Kementerian Perindustrian berhasil mempertahankan opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan

Keuangan dan BMN Tahun 2014.

2. Telah dihasilkan 4 (empat) paket masukan dan rekomendasi

perbaikan pelaksanaan kebijakan/program pengembangan

industri kepada stakeholder.

3. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan

staf dimana 12 unit kerja telah menyusun peta risiko dan

melaksanakan pengendalian terhadap risiko tersebut.

4. Penyelesaian temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan

hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian pada tahun 2014 telah terselesaikan sebanyak

1.039 temuan dari total temuan sebanyak 1.202 temuan

(86,44%).

5. Kepatuhan unit kerja dalam melaksanakan pelayanan publik

sesuai standar pelayanan minimum mencapai sebesar 80,18

persen.

6. Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada unit kerja

dimana 12 satker telah menyusun Peta Risiko dan melakukan

pengendalian atas risiko tersebut.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat

I selama periode tahun 2010 – 2014 dengan hasil sebagai berikut:

a. Kegiatan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas

pelaksanaan program pengembangan industri,

1) Laporan keuangan dan BMN satuan kerja yang handal,

2) Berkurangnya temuan berulang setiap tahun,

3) Tersedianya rekomendasi perbaikan kebijakan/ program

pengembangan industri,

b. Kegiatan dukungan manajemen, pembinaan, pemantauan tindak

lanjut hasil pengawasan serta dukungan teknis lainnya

1) Terlaksananya pembinaan dan konsultasi pengawasan,

Page 9: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-5-

2) Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut atas temuan hasil

pengawasan.

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan

penjabaran dari program prioritas Kementerian Perindustrian,

kontrak kinerja Inspektur I, dan program prioritas Inspektorat I.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program

dan kegiatan, di dalam Renstra Kementerian Perindustrian juga telah

ditetapkan sasaran-sasaran strategis beserta indikator kinerja utama

(IKU) yang bersifat kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis.

Potensi yang ada pada Inspektorat I dapat dilihat pada tabel

berikut:

Kekuatan Peluang

1. SDM APIP adalah sumber daya

yang terdidik dan terseleksi.

2. Internal Audit Capability Model

mencapai level 2

3. Struktur organisasi mampu

mendukung pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi

4. Peraturan perundang-

undangan dan prosedur

pengawasan yang dinamis dan

memadai.

5. Sistem manajemen mutu (ISO

9001:2008)

6. Regenerasi Auditor

1. Respon positif terhadap

kinerja Inspektorat Jenderal

dalam rangka meningkatkan

hubungan pengawasan yang

bersifat konsultatif dan

pembinaan (mitra kerja)

2. SPIP dan Zona Integritas

yang mendorong peningkatan

fungsi Inspektorat Jenderal

3. Pemberantasan KKN oleh

pemerintah yang konsisten

dan berkelanjutan.

4. Kerjasama dengan pihak-

pihak terkait yang

menunjang tugas

pengawasan

Page 10: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-6-

Kelemahan yang ada pada Inspektorat I dapat dipetakan sebagai

berikut:

Kelemahan Tantangan

1. Paradigma Watchdog masih

melekat pada satuan kerja

atau auditor

2. Transfer knowledge auditor

senior dan calon auditor

tidak merata

3. Terbatasnya ketersediaan

waktu auditor untuk

mengembangkan

kompetensi

1. Stake holder belum dapat

memahami sepenuhnya visi,

misi dan paradigma

pengawasan

2. Penerapan SPIP belum

sepenuhnya dilakukan

3. Pembenahan sistem

pengawasan tidak seiring

dengan pembenahan

penganggaran, pelaksanaan

program sehingga

pengawasan hanya dianggap

sebagai formalitas

pelaksanaan kegiatan.

4. Reward and punishment

terhadap kinerja SDM

pengawasan tidak sebanding

dengan tugas dan

tanggungjawab.

Berdasarkan analisa SWOT terhadap kondisi tersebut di atas, maka

dirumuskan kunci keberhasilan sebagai berikut:

1. Pemerataan auditor/calon auditor sehingga pengalaman dan transfer

knowledge lebih efektif;

2. Mengoptimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan akuntabilitas

kinerja pemerintah;

Page 11: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-7-

3. Mengefektifkan peran auditor dalam mengembangkan, sosialisasi visi,

misi dan paradigm pengawasan;

4. Mengefektifkan peran auditor dalam mendorong impelementasi SPIP

dan pelaksanaan Zona Integritas;

5. Mengefektifkan fungsi auditor sebagai sarana konsultasi dan

pengawalan terhadap program pembangunan industri;

6. Mengefektifkan fungsi pengawasan untuk mendorong akuntabilitas

pelaksaaan program sejak dari perencanaan;

7. Perencanaan audit berbasis resiko yang dilaksanakan pada skala

prioritas beresiko tinggi;

8. Mengevaluasi komitmen pimpinan bahwa APIP merupakan bagian dari

komponen tim manajemen kementerian.

Page 12: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-8-

BAB IIVISI MISI DAN TUJUAN

A. VISI

Dengan mencermati lingkungan dan tuntutan publik yang

dinamis dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bebas

kolusi, korupsi, dan nepotisme khusunya di bidang industri, visi

Inspektorat I adalah

“Menjadi pemberi jasa konsultasi/mitra kerja dan penjaminmutu kegiatan kepemerintahan di bidang industri padacakupan wilayah Inspektorat I”

visi tersebut diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap

unsur organisasi di lingkungan Inspektorat I untuk dapat berkarya

secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan inovatif sehingga

mampu menggerakkan dan menarik komitmen bersama,

menciptakan makna bagi setiap SDM di lingkungan Inspektorat

Jenderal, mampu menciptakan dan meningkatkan standar

keunggulan, dan menjembatani kondisi sekarang dengan kondisi

yang akan dating, serta mampu memberi jaminan mutu terhadap

ketaatan, efisien, efektifitas dan keekonomisan kegiatan di bidang

industri.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

dalam bentuk 2 (dua) misi sesuai dengan tugas dan fungsi

Inspektorat I sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka

mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;

2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan

efektif sebagai katalisator dan akselerator pembangunan industri.

Page 13: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-9-

C. TUJUAN

Dari serangkaian misi yang diemban oleh Inspektorat I dalam 5

(lima) tahun ke depan Inpektorat I mempunyai tujuan “Tercapainyaperan pemberi jasa konsultasi dan penjamin mutu kegiatan dibidang industri yang efektif” sebagai unit kerja yang mempunyai

tugas pokok dan fungsi utama pengawasan; dengan Indikator Kinerja

Tujuan “tercapainya pelayanan consulting dan assurance padaauditi cakupan tugas Inspektorat I melalui kegiatanpengawasan”.

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Menjadi pemberi jasa konsultasi /mitra kerja dan penjamin mutu

kegiatan kepemerintahan di bidangindustri

VISI

Menyelenggarakanpengawasan intern dalam

rangka mewujudkan tata kelolakepemerintahan yang baik

MISI 1

Mengembangkan SistemPengawasan Intern yang efisiendan efektif sebagai katalisatordan akselerator pembangunan

industriMISI 2

Page 14: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-10-

Upaya-upaya sistematis yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

merupakan strategi pengawasan dalam rangka mencapai visi, misi, dan

tujuan pengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Untuk mengukur keberhasilan dan informasi kinerja Inspektorat Jenderal

dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Tercapainya peran pemberi jasakonsultasi dan penjamin mutu

kegiatan di bidang industri yangefektif

TUJUAN

Meningkatnya efektifitas,efesiensi, dan ketaatan

terhadap peraturanperundang-undangan

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan

program dan pengendalianinternal

SASARAN STRATEGIS 2

VISI MISI TUJUAN/SASARANPENGAWASAN

STRATEGIPROGRAMKEGIATAN

Page 15: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-11-

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditetapkan 2 (dua) Sasaran

Strategis yaitu:

1. Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan, dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

sbb:

a. Prosentase temuan BPK di bawah materiality threshold;

b. Prosentase laporan Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai

dengan SAP dan peraturan perundangan-undangan.

2. Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan

pengendalian internal dengan indikator kinerja sasaran strategis sbb:

a. Persentase nilai rata-rata SAKIP Unit Eselon I minimal B;

b. Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata

kelola;

c. Jumlah pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat I

terhadap Unit Pusat; Unit Vertikal dan Satker Dekonsentrasi.

OUTPUTESELON I

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

Outputeselon

I

Outputeselon

I

outcome/sasaranstrategis

Page 16: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-12-

E. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama Inspektorat I pada Sasaran Strategis

Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan adalah "Prosentase temuan BPK di bawahMateriality Threshold"

Page 17: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-13-

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGISINSPEKTORAT I TAHUN 2015 – 2019

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S1 Meningkatnyaefektifitas, efesiensi,dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan

IK1.1

Prosentase laporanLaporan KeuanganSatuan Kerja sesuaidengan SAP danperaturanperundangan-undangan

Persen - 90 90 92 92 ■

IK1.2

Prosentase temuanBPK di bawahmaterialitythreshold

Persen - <3 <3 <3 <3 ■

S2 Meningkatnya

Page 18: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-14-

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Akuntabilitaspelaksanaankebijakan programdan pengendalianinternal

IK2.1

Persentase nilairata-rata SAKIPunit Eselon Iminimal B

Persen - 78 89 100 100 ■

IK2.2

Jumlahrekomendasiperbaikankebijakan industridan/atau tatakelola

Rekomendasi - 1 1 1 1 ■

IK2.3

Jumlahpengawasaninternal yangdilaksanakanInspektorat Iterhadap unitpusat, unit vertikal,dan danaDekonsentrasiperindustrian

Satuan Kerja - 24 24 24 24 ■

Page 19: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-15-

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat

merealisasikan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab

tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta

mampu mengatasi dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini.

Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008)

disusun dengan menggunakan pendekatan klaster industri dan

kompetensi inti industri daerah guna membangun daya saing industri

yang berkelanjutan.

Merujuk pada Renstra Kementerian Perindustrian, kondisi pengembangan

industri yang harus dicapai pada tahun 2019 sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang

terkena dampak krisis;

2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang

besar;

3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk

olahan;

4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor;

5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan

penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar

dua kali lebih cepat daripada industri kecil.

Selain itu, Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010-2014 yang

perlu mendapat pengawalan dalam pencapaiannya, antara lain adalah

sebagai berikut:

Page 20: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-16-

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan

Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

2. Revitalisasi industri Pupuk

3. Revitalisasi industri Gula

4. Peningkatan iklim usaha

5. Pengamanan pasar dalam negeri

6. Revitalisasi sektor industri

7. Peningkatan investasi

8. Pengembangan industri kecil dan menengah

9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri

10. Peningkatan pasar, dan

11. Reformasi birokrasi di bidang pelayanan umum

Memperhatikan sasaran kinerja dan kontrak kinerja tersebut diatas,

maka Kementerian Perindustrian menetapkan arah kebijakan dalam

Rencana Strategis pengembangan industri mencakup beberapa hal

pokok sebagai berikut:

1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri

dalam perekonomian nasional.

2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan

prioritas nasional dan kompetensi daerah.

3. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah agar terkait

dan lebih seimbang dengan kemampuan industri skala besar.

4. Mendorong pertumbuhan industri di luar pulau Jawa.

5. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang

lain dalam mendukung pembangunan industri nasional.

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, telah ditetapkan proses

yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kementerian Perindustrian dan dikelompokkan ke dalam : (1) perumusan

Page 21: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-17-

kebijakan; (2) pelayanan dan fasilitasi; serta (3) pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi yang secara langsung menunjang pencapaian

sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan, disamping dukungan

kapasitas kelembagaan guna mendukung semua proses yang akan

dilaksanakan.

Sebagai unsur penunjang dan pengawas internal Kementerian

Perindustrian, Inspektorat Jenderal dituntut untuk mengawal

pencapaian sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut dan

menjamin bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian

berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk itu telah disusun

kebijakan dan strategi pengawasan Inspektorat Jenderal sebagai berikut

:

A. ARAH KEBIJAKAN PENGAWASAN

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran pengawasan

intern Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 telah disusun

kebijakan pengawasan Kementerian Perindustrian sebagai berikut :

1. Paradigma Pengawasan

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pengawasan, dilaksanakan

Paradigma baru pengawasan, dimana secara bertahap kegiatan

pengawasan akan didorong dari Post Audit (watch dog) menjadi

pembinaan (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance). Dengan paradigma baru tersebut ukuran

keberhasilan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) bukan

dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana dapat

membantu manajemen unit kerja mengatasi permasalahan yang

timbul. Permasalahan tersebut meliputi aspek pengelolaan resiko,

control, dan tata kelola yang baik yang pada akhirnya dapat

membantu menangani resiko.

2. Nilai-nilai Pengawasan

Page 22: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-18-

Prinsip dan nilai-nilai penting yang diterapkan dalam pelaksanaan

pengawasan adalah pengawasan yang transparan, obyektif,

independen dan akuntable. Nilai/prinsip tersebut menjiwai

pelaksanaan pengawasan dan menjadi pedoman bagi pengaturan

kode etik dan perilaku pengawas intern.

3. Peran Pengawasan

Fungsi dan Peran Pengawasan diarahkan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan

kebijakan dan program kerja serta menjamin pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan peraturan perundangan demi tercapainya

sasaran/tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

4. Lingkup Pengawasan

Pelaksanaan paradigma pengawasan tersebut, menempatkan aparat

pengawas sebagai mitra kerja auditi sehingga lingkup pengawasan

dimulai dari tahap Perencanaan dan Penganggaran, Pelaksanaan

kegiatan, sampai dengan Hasil yang diperoleh (input, process,

output, outcame, impact), untuk memastikan bahwa:

a. Petunjuk dan standar yang jelas dan faktor input yang

ditetapkan telah tersedia;

b. Segala proses dan perangkat penunjang berjalan sebagaimana

mestinya; dan

c. Output yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

5. Kebijakan Pengawasan

a. Melaksanakan pengawasan berbasis kinerja dengan

mengedepankan aspek pembinaan kepada seluruh satker dalam

rangka menjamin mutu kegiatan kepemerintahan di bidang

industri yang dilaksanakan oleh auditi.

b. Menerapkan audit berbasis resiko.

6. Obyek Pengawasan

Page 23: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-19-

Objek pengawasan Inspektorat I, Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian adalah Unit Kerja Kementerian Perindustrian baik di

Pusat, di luar negeri maupun di daerah, Provinsi penerima Dana

Dekonsentrasi serta Kabupaten/Kota penerima dana dekonsentrasi.

Saat ini obyek pengawasan sebanyak 24 Unit kerja, terdiri dari: 3

Unit Pusat; 13 Unit Kerja Vertikal di daerah (3 unit Balai Besar; 3

unit Baristand; 2 unit BDI; dan 5 Unit Pendidikan); dan Dinas

Provinsi Penerima dana Dekonsentrasi sebanyak 8 Unit.

7. Fokus Pengawasan

Pengawasan intern yang dilakukan Inspektorat Jenderal, berfokus

pada 3 (tiga) aspek pengawasan yaitu pelaksanaan program dan

kegiatan, pertanggungjawaban keuangan serta pelayanan publik

dalam rangka memberikan pengawalan yang bermuara pada

terlaksananya arah dan kebijakan pembangunan industri nasional

yang efektif, efisien, serta sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

B. STRATEGI PENGAWASANDalam rangka pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan strategi pengawasan

sebagai berikut :

1. Strategi PokokPenyelenggaraan pengawasan mengutamakan pengawasan preventif

dan preemtif dengan fokus pembinaan, advokasi, pendampingan,

dan pengendalian pada setiap tahapan kegiatan melalui efektifitas

proses tata kelola yang baik (good governance processes) dan

manajemen risiko (risk management), dengan fokus :

a. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi auditi sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan

dan sasaran yang ditetapkan serta sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

Page 24: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-20-

b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembangunan industri nasional;

c. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil

pengawasan;

d. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan

seluruh aparat pengawasan;

e. Meningkatkan profesionalisme dan indepedensi aparat

pengawasan;

f. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan Kementerian

Perindustrian;

g. Menerapkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

2. Strategi OperasionalDalam penyelenggaraan pengawasan, dilaksanakan strategi

operasional sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan preemtif dengan membangun kesadaran

dan kompetensi SDM untuk mencegah timbulnya moral hazard,

melalui sosialisasi ketentuan dan peraturan perundangan,

peningkatan kemampuan SDM (capacity building dan character

building) serta pelaksanaan inspeksi mendadak (sidak).

b. Melakukan pengawasan preventif dengan membangun norma,

standard, prosedur dan kriteria (NSPK) pelaksanaan kegiatan dan

langkah antisipasinya melalui early warning system, survey,

penyusunan juklak, juknis, SOP, standar kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kode etik

pelayanan publik, yang antara lain diimplementasikan dalam

pembentukan dan pemberdayaan Unit Layanan Pengadaan (ULP),

Sistem Pengendalian Intern (SPI) Keuangan dan Program,

Penilaian Kinerja berbasis KPI dan produktifitas, Klinik Itjen,

serta advokasi pelaksanaan kegiatan.

c. Melakukan Pengawasan Represif untuk menjamin pelaksanaan

kegiatan sesuai rencana dan peraturan yang berlaku, yang

Page 25: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-21-

dilaksanakan melalui pengawasan dan pemeriksaan unit kerja

meliputi audit kinerja, review, monev pelaksanaan KIN (Peta

Panduan), evaluasi kebijakan, tindak lanjut hasil audit, serta

dilaksanakan melalui pemeriksaan khusus meliputi audit resiko,

audit aduan masyarakat, verifikasi hasil audit eksternal dan

audit untuk tujuan tertentu.

C. Program dan Kegiatan PengawasanUntuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti

diuraikan di atas, dilaksanakan berbagai kegiatan pengawasan secara

berkesinambungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

PPN/Kepala Bappenas Nomor: 5 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Renstra-KL 2010-2014, maka program yang melingkupi

kegiatan-kegiatan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

adalah Program Pengawasan dan Peningkatan AkuntabilitasAparatur Kementerian Perindustrian.

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perindustrian bertujuan untuk menjamin agar

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian

berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan, mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,

efisien, trasnparan, akuntabel, bersih dan bebas dari KKN, serta

mewujudkan Good Governance dan Clean Government, dengan

indikator keberhasilan program (IKU), yaitu: 1) tersusunnya norma,

standar, kriteria dan prosedur pengawasan yang efektif, 2)

tersedianya hasil pengawasan yang berkualitas, 3) tersedianya jumlah

dan kualifikasi aparat pengawas yang optimal, 4) tercapainya

peningkatan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan program.

Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

Page 26: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-22-

Kegiatan: Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasPelaksanaan Program Pengembangan IndustriInspektorat I.

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan efektifitas, efisiensi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas unit kerja dalam mewujudkan

sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja dalam cakupan

tugas Inspektorat I yang meliputi Sekretariat Jenderal, Direktorat

Jenderal Kerjasama Industri Internasional, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Industri, Balai Besar, Baristand, Balai Diklat Industri dan

Unit Pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian, serta

Dekonsentrasi.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1. Terlaksananya Pengawasan kinerja pada unit/Satker

pusat/vertikal, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dalam

cakupan tugas Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan

(IKK) laporan hasil pengawasan kinerja.

2.Terlaksananya Pengawasan/Pemeriksaan khusus dalam cakupan

tugas Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan

hasil Pengawasan/Pemeriksaan khusus.

3.Terlaksananya Review Laporan Keuangan/BMN unit kerja

Pusat/Vertikal dalam cakupan tugas Inspektorat I, dengan

indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil Review Laporan

Keuangan/BMN unit kerja Pusat/Vertikal.

4. Terlaksananya evaluasi dan pemantauan pelaksanaan

kebijakan/program pengembangan industri dalam cakupan tugas

Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

evaluasi pelaksanaan kebijakan/program pengembangan industri.

5.Terlaksananya Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri dalam cakupan tugas

Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) Laporan

Page 27: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-23-

Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri, termasuk dan tidak

terbatas pada :

a. Pencapaian KPI (Key Performance Indicators) Program dan

Kegiatan untuk Eselon I dan II;

b. Pola Karir pegawai Kemenperin sesuai Permenperin No. 91

Tahun 2008;

c. Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian,

d. Pelaksanaan program P3DN,

e. Pelaksanaan Revitalisasi Industri Pupuk,

f. Pengadaan Barang dan Jasa Kementerian Perindustrian,

g. Dukungan mempertahankan opini WTP Laporan Keuangan

Kementerian Perindustrian,

h. pelaksanaan reformasi birokrasi,

6.Meningkatnya akuntabilitas kinerja pelaksanaan kegiatan

Pengawasan Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK)

Laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Inspektorat I.

Program dan Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran – sasaran

di atas adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Audit Inspektorat Jenderal terhadap satker binaan

Inspektorat I

2. Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan dan BMN serta Reviu Rencana

Kerja dan Anggaran terhadap satker binaan Inspektorat I

3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Industri dan SAKIP

Inspektorat I terhadap satker binaan Inspektorat I

4. Pelaksanaan Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat I

5. Pelaksanaan Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Inspektorat I

Agar perubahan paradigma pengawasan dapat berjalan dengan baik dan

sasaran yang telah ditetapkan secara bertahap dapat dicapai, diperlukan

Page 28: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-24-

peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan program pengawasan serta

dukungan anggaran yang memadai. Untuk itu telah dirumuskan

program, kegiatan dan kebutuhan minimal anggaran pengawasan

Inspektorat I dalam kurun waktu 2015 s/d 2019 sebagai berikut :

(sesuai adik dan matrik pendanaan Inspektorat I)

Page 29: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-25-

INDIKATOR KINERJAINSPEKTORAT I TAHUN 2015 – 2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

ISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Layanan AuditInspektorat I(Output di RKA-KL) IKO

1.1Persentase pelaksanaan audit sesuaidengan PKPT

- 90 90 90 90 ■

IKO1.2

Jumlah Laporan Audit kinerjaInspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit Kinerja unit pusat danvertikal satuan kerjacakupan tugas Inspektorat I

LHA - 16 16 16 16 ■

IKO

1.3Jumlah Laporan Audit danadekonsentrasi yang menjadi obyeklayanan audit

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dana dekonsentrasiPerindsutrian Wilayahcakupan tugas Inspektorat I

LHA - 8 8 8 8 ■

IKO

1.4Jumlah penugasan audit dengantujuan tertentu

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dengan tujuan tertentupada Inspektorat I

LHA - 3 2 2 1 ■

Page 30: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-26-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

ISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

IKO

1.5Jumlah laporan audit tematik sesuaidengan kebijakan pengawasan

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit tematik sesuai dengankebijakan pengawasan

LHA - 1 1 1 1 ■

2 Layanan ReviuInspektorat I(Output di RKA-KL) IKO

2.1Jumlah laporan hasil reviu laporankeuangan dan BMN satuan kerjacakupan tugas Inspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Laporan keuangan danBMN satuan kerja cakupantugas Inspektorat I

LHR - 32 32 32 32 ■

IKO2.2

Jumlah laporan hasil reviu RKA-K/Lsatuan kerja sesuai cakupan tugasInspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Rencana kerja dananggaran satuan kerjacakupan tugas Inspektorat I

LHR - 42 42 42 42 ■

Page 31: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-27-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

ISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

3 Layanan Monitoringdan Evaluasi CakupanTugas Inspektorat I(Output di RKA-KL) IKO

3.1Jumlah laporan hasil evaluasi SAKIPsatuan kerja cakupan tugasInspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan EvaluasiSAKIP satuan kerja cakupantugas Inspektorat I

LHE - 3 3 3 3 ■

IKO3.2

Jumlah laporan hasil evaluasipelaksanaan kebijakan industridan/atau tata kelola kepemerintahansatuan kerja cakupan tugasInspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan Evaluasikebijakan industri dan tatakelola kepemerintahan sesuaikebijakan pengawasan

LHE - 1 1 1 1 ■

4 Layanan ManajemenPengawasanInspektorat I(Output di RKA-KL) IKO

4.1Terlaksananya layanan manajemenkinerja Inspektorat I

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:

Page 32: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-28-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

ISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Pelayanan manajemenkinerja pengawasanInspektorat I

BulanLayanan

- 12 12 12 12 ■

IKO4.2

Prosentase pelaksanaan kinerjaInspektorat I sesuai dengan standar

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Koordinasi dan konsultasiinternal/eksternalInspektorat I

Persen - 90 90 90 90 ■

5 Dokumenpenganggaran danakuntabilitasInspektorat I(Output di RKA-KL) IKO

5.1Tersusunnya dokumen akuntabilitasInspektorat I

Dokumen - 8 8 8 8 ■

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Penyusunan dokumenrencana kerja dan anggaranInspektorat IPenyusunan dokumenevaluasi dan akuntabilitaspelaksanaan programInspektorat I

Page 33: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-29-

BAB IVPENUTUP

Tuntutan masyarakat dalam lima tahun ke depan semakin tinggi

terhadap kualitas dan akuntabilitas kinerja aparatur serta

mengharapkan perilaku aparatur yang bersih dan bebas dari KKN.

Oleh karena itu pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen

adalah untuk meyakinkan dan menjamin bahwa program dan

kegiatan dari aparatur kementerian Perindustrian telah dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan dan kebijakan yang digariskan serta

dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Hasil

pengawasan selanjutnya digunakan sebagai umpan balik bagi

penyempurnaan Kebijakan dan penyusunan Program/kegiatan.

Sesuai perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Perindustrian Tahun 2015 – 2019 serta Kebijakan Pengawasan

Inspektorat Jenderal, maka disusunlah Renstra Inspektorat I

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019,

yang dijadikan landasan bagi aparat pengawasan intern di lingkungan

Inspektorat I untuk memberi nilai tambah dan menjamin pelaksanaan

program dan kegiatan pengembangan industri berjalan secara efisien,

efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan visi

Inspektorat Jenderal sebagai mitra kerja dan penjamin mutu

pencapaian sasaran pembangunan industri.

Rencana Strategis Inspektorat I ini menjadi acuan bagi jajaran

aparatur Inspektorat I Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya lima tahun ke depan.

Page 34: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-1-

LAMPIRAN IILAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT II TAHUN 2015-2019BAB I

PENDAHULUANA. KONDISI UMUM

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –

2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan

mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak untuk

mewujudkan ketahanan ekonomi yang tangguh. Arah pembangunan

industri difokuskan pada perwujudan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Untuk itulah,

sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di

bidang perindustriansebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 3

Tahun 2014 disusunlah visi, misi pembangunan industri yang akan

dicapai melalui rencana strategis Kementerian Perindustrian 2015 –

2019. Oleh karena itu, visi pembangunan industri 2015 – 2019

adalah: “ Indonesia Menjadi Negara Yang berdaya Saing Dengan

Struktur Industri Yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam Dan

Berkeadilan”.

Upaya Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam

rangka mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan tidak terlepas dari

unsur perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang

terstruktur, serta tidak lepas dari fungsi pengawasan yang efektif.

Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan internal kementerian,

memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mendukung

pembangunan industri. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Inspektorat II Kementerian Perindustrian menyusun Rencana

Strategis (Renstra) sebagai bentuk penjabaran dari tugas dan fungsi

Page 35: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-2-

pengawasan pembangunan industri agar tetap sejalan dengan arah

dan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

dibidang industri. Rencana Strategis ini merupakan pedoman bagi

Inspektorat II Kementerian Perindustrian agar dapat melakukan

sinkronisasi dan terjalin sinergi terhadap kegiatan pengawasan baik di

lingkup pusat maupun daerah.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan

reformasi birokrasi, Inspektorat Jenderal telah mencanangkan

perubahan Paradigma Pengawasan, secara bertahap diubah dari Post-

Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi, pendampingan,

pengendalian (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance).

Paradigma Pengawasan

Dengan paradigma baru tersebut, nilai-nilai pengawasan yang

independen, obyektif, akuntabel, dan transparan harus selalu

dikedepankan, sehingga indikator keberhasilan pengawasan intern

diukur bukan dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana

dapat membantu seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian

Perindustrian dalam mengatasi permasalahan yang timbul, meliputi

aspek pengelolaan resiko, control, dan tata proses yang baik.

Dengan paradigma baru, ukuran keberhasilan APIP bukan dari JUMLAH TEMUAN tetapi dari ukuran sejauhmana dapat membantu manajemen mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut meliputiaspek pengelolaan risiko, kontrol, dan tata-proses yang baik, yang pada akhirnya membantu manajemenrisiko.

Values Pengawasan :1. Transparan 2. Obyektif 3. Independen 4. Akuntabel

“ WATCH DOG “• Pendekatan Birokrasi

• Berorientasi menghukum

• Instruktif

• Kurang memberi solusi

• Kurang memberikesempatan kepadaauditan untuk menjelaskansesuatu

COUNSELING PARTNER

• Koordinatif

• Partisipatif

• Konsultatif dalammemberikan solusi atasmasalah dan hambatanyang dihadapi gunamencapai tujuan

QUALITY ASSURANCE &COUNSELING PARTNER

Menghantar unit kerjauntuk meningkatkan

produktifitas dan kualitaskinerja sesuai rencana dan

ketentuan.

MASA LALU S.D. TAHUN 2010 MULAI TAHUN 2011

Page 36: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-3-

Langkah-langkah operasionalisasi perubahan paradigma

tersebut, pengawasan dimulai dari tahap perencanaan dan

penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan hasil yang diperoleh,

dengan mengedepankan pengawasan pre-emtif dalam rangka

membangun dan meningkatkan kesadaran taat azas untuk mencegah

timbulnya moral hazard, dengan sosialisasi ketentuan dan peraturan

perundangan, character building, pengembangan motivasi, penerbitan

buletin pengawasan, membangun sistem pengawasan berbasis web,

penegakan reward and punishment, dan pengawasan preventif untuk

membangun sistem pengendalian intern melalui penyusunan dan

penerapan SOP, juklak, juknis, standar kinerja, Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP), kode etik pelayanan publik, yang antara lain

diimplementasikan dalam pembentukan Unit Layanan Pengadaan

(ULP), Sistem Pengendalian Intern (SPI), Penilaian Kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Klinik Itjen, Reviu RKA/KL, Evaluasi SAKIP,

Pencanangan Whistle Blower System, dan sebagainya.

Perubahan paradigma pengawasan tersebut diyakini secara

bertahap akan mencapai hasil yang diharapkan, mengingat

persamaan visi, persepsi untuk segera memajukan industri nasional

yang didukung oleh komitmen, kebersamaan, teamwork, network

seluruh aparat auditor dan upaya-upaya peningkatan kuantitas,

kapasitas, kompetensi serta profesionalitasnya. Oleh karenanya

seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian secara

simultan juga perlu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik

dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja

ikhlas.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Inspektorat

Jenderal telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan

sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2009 – 2014.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Inspektorat Jenderal,

secara umum dapat dikemukakan capaian kinerja sebagai berikut:

Page 37: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-4-

1. Kementerian Perindustrian berhasil mempertahankan opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan

Keuangan dan BMN Tahun 2014.

2. Telah dihasilkan 4 (empat) paket masukan dan rekomendasi

perbaikan pelaksanaan kebijakan/program pengembangan

industri kepada stakeholder.

3. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan

staf dimana 12 unit kerja telah menyusun peta risiko dan

melaksanakan pengendalian terhadap risiko tersebut.

4. Penyelesaian temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan

hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian pada tahun 2014 telah terselesaikan sebanyak

1.039temuan dari total temuan sebanyak 1.202 temuan

(86,44%).

5. Kepatuhan unit kerja dalam melaksanakan pelayanan publik

sesuai standar pelayanan minimum mencapai sebesar 80,18

persen.

6. Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada unit kerja

dimana 12 satker telah menyusun Peta Risiko dan melakukan

pengendalian atas risiko tersebut.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat

II selama periode tahun 2010 – 2014 dengan hasil sebagai berikut:

a. Kegiatan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas

pelaksanaan program pengembangan industri,

1) Laporan keuangan dan BMN satuan kerja yang handal,

2) Berkurangnya temuan berulang setiap tahun,

3) Tersedianya rekomendasi perbaikan kebijakan/ program

pengembangan industri,

b. Kegiatan dukungan manajemen, pembinaan, pemantauan tindak

lanjut hasil pengawasan serta dukungan teknis lainnya

1) Terlaksananya pembinaan dan konsultasi pengawasan,

Page 38: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-5-

2) Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut atas temuan hasil

pengawasan,

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan

penjabaran dari program prioritas Kementerian Perindustrian,

kontrak kinerja Inspektur II, dan program prioritas Inspektorat II.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program

dan kegiatan, di dalam Renstra Kementerian Perindustrian juga telah

ditetapkan sasaran-sasaran strategis beserta indikator kinerja utama

(IKU) yang bersifat kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis.

Potensi yang ada pada Inspektorat II dapat dilihat pada table

berikut:

Kekuatan Peluang

1. SDM APIP adalah sumber daya

yang terdidik dan terseleksi.

2. Internal Audit Capability Model

mencapai level 2

3. Struktur organisasi mampu

mendukung pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi

4. Peraturan perundang-

undangan dan prosedur

pengawasan yang dinamis dan

memadai.

5. Sistem manajemen mutu (ISO

9001:2008)

6. Regenerasi Auditor

1. Respon positif terhadap

kinerja Inspektorat Jenderal

dalam rangka meningkatkan

hubungan pengawasan yang

bersifat konsultatif dan

pembinaan (mitra kerja)

2. SPIP dan Zona Integritas

yang mendorong peningkatan

fungsi Inspektorat Jenderal

3. Pemberantasan KKN oleh

pemerintah yang konsisten

dan berkelanjutan.

4. Kerjasama dengan pihak-

pihak terkait yang

menunjang tugas

pengawasan

Page 39: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-6-

Kelemahan yang ada pada Inspektorat II dapat dipetakan sebagai

berikut:

Kelemahan Tantangan

1. Paradigma Watchdog masih

melekat pada satuan kerja

atau auditor

2. Transfer knowledge auditor

senior dan calon auditor

tidak merata

3. Terbatasnya ketersediaan

waktu auditor untuk

mengembangkan

kompetensi

1. Stake holder belum dapat

memahami sepenuhnya visi,

misi dan paradigma

pengawasan

2. Penerapan SPIP belum

sepenuhnya dilakukan

3. Pembenahan sistem

pengawasan tidak seiring

dengan pembenahan

penganggaran, pelaksanaan

program sehingga

pengawasan hanya dianggap

sebagai formalitas

pelaksanaan kegiatan.

4. Reward and punishment

terhadap kinerja SDM

pengawasan tidak sebanding

dengan tugas dan

tanggungjawab.

Berdasarkan analisa SWOT terhadap kondisi tersebut di atas, maka

dirumuskan kunci keberhasilan sebagai berikut:

1. Pemerataan auditor/calon auditor sehingga pengalaman dan transfer

knowledge lebih efektif;

2. Mengoptimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan akuntabilitas

kinerja pemerintah;

3. Mengefektifkan peran auditor dalam mengembangkan, sosialisasi visi,

misi dan paradigma pengawasan;

Page 40: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-7-

4. Mengefektifkan peran auditor dalam mendorong impelementasi SPIP

dan pelaksanaan Zona Integritas;

5. Mengefektifkan fungsi auditor sebagai sarana konsultasi dan

pengawalan terhadap program pembangunan industry;

6. Mengefektifkan fungsi pengawasan untuk mendorong akuntabilitas

pelaksaaan program sejak dari perencanaan;

7. Perencanaan audit berbasis resiko yang dilaksanakan pada skala

prioritas beresiko tinggi;

8. Mengevaluasi komitmen pimpinan bahwa APIP merupakan bagian dari

komponen tim manajemen kementerian.

Page 41: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-8-

BAB IIVISI MISI DAN TUJUAN

A. VISI

Dengan mencermati lingkungan dan tuntutan publik yang

dinamis dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bebas

kolusi, korupsi, dan nepotisme khusunya di bidang industri, visi

Inspektorat II adalah

“Menjadi pemberi jasa konsultasi dan penjamin mutu kegiatankepemerintahan di bidang industri pada cakupan wilayahInspektorat II”

visi tersebut diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap

unsur organisasi di lingkungan Inspektorat II untuk dapat berkarya

secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan inovatif sehingga

mampu menggerakkan dan menarik komitmen bersama,

menciptakan makna bagi setiap SDM di lingkungan Inspektorat

Jenderal, mampu menciptakan dan meningkatkan standar

keunggulan, dan menjembatani kondisi sekarang dengan kondisi

yang akan datang, serta mampu memberi jaminan mutu terhadap

ketaatan, efisien, efektifitas dan keekonomisan kegiatan di bidang

industri.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

dalam bentuk 2 (dua) misi sesuai dengan tugas dan fungsi

Inspektorat II sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka

mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;

2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan

efektif sebagai katalisator dan akselerator pembangunan industri;

Page 42: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-9-

C. TUJUAN

Dari serangkaian misi yang diemban oleh Inspektorat II dalam 5

(lima) tahun ke depan Inpektorat II mempunyai tujuan

“Tercapainya peran pemberi jasa konsultasi dan penjaminmutu kegiatan di bidang industri yang efektif” sebagai unit kerja

yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama pengawasan;

dengan Indikator Kinerja Tujuan "Meningkatnya Jumlah Auditiyang mendapat pelayanan Assurance dan Consulting".

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Menjadi pemberi jasa konsultasi /mitra kerja dan penjamin mutu

kegiatan kepemerintahan di bidangindustri

VISI

Menyelenggarakanpengawasan intern dalam

rangka mewujudkan tata kelolakepemerintahan yang baik

MISI 1

Mengembangkan SistemPengawasan Intern yang efisiendan efektif sebagai katalisatordan akselerator pembangunan

industriMISI 2

Tercapainya peran pemberi jasakonsultasi dan penjamin mutu

kegiatan di bidang industri yangefektif

TUJUAN

Meningkatnya efektifitas,efesiensi, dan ketaatan

terhadap peraturanperundang-undangan

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan

program dan pengendalianinternal

SASARAN STRATEGIS 2

Page 43: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-10-

Upaya-upaya sistematis yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

merupakan strategi pengawasan dalam rangka mencapai visi, misi, dan

tujuan pengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Untuk mengukur keberhasilan dan informasi kinerja Inspektorat Jenderal

dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

VISI MISI TUJUAN/SASARANPENGAWASAN

STRATEGIPROGRAMKEGIATAN

OUTPUTESELON I

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

Outputeselon

I

Outputeselon

I

outcome/sasaranstrategis

Page 44: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-11-

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditetapkan 2 (dua) Sasaran

Strategis yaitu:

1. Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan; dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

sbb:

a. Prosentase temuan BPK di bawah materiality treshold;

b. Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP

dan peraturan perundangan-undangan.

2. Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan

pengendalian internal dengan indikator kinerja sasaran strategis sbb:

a. Persentase nilai rata-rata SAKIP Unit Eselon I minimal B;

b. Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata

kelola;

c. Jumlah pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat II

terhadap Unit Pusat; Unit Vertikal dan Satker Dekonsentrasi.

E. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama Inspektorat II pada Sasaran Strategis

Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan adalah "Prosentase temuan BPK di bawahMateriality Treshold"

Page 45: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-12-

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGISINSPEKTORAT II TAHUN 2015 – 2019

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

II

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S1 Meningkatnyaefektifitas, efesiensi,dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan

IK1.1

Prosentase laporanLaporan KeuanganSatuan Kerja sesuaidengan SAP danperaturanperundangan-undangan

Persen - 90 90 92 92 ■

IK1.2

Prosentase temuanBPK di bawahmaterialitytresshold

Persen - <3 <3 <3 <3 ■

Page 46: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-13-

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

II

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S2 MeningkatnyaAkuntabilitaspelaksanaankebijakan programdan pengendalianinternal

IK2.1

Persentase nilairata-rata SAKIPunit Eselon Iminimal B

Persen - 78 89 100 100 ■

IK2.2

Jumlahrekomendasiperbaikankebijakan industrydan/atau tatakelola

Rekomendasi - 1 1 1 1 ■

IK2.3

Jumlahpengawasaninternal yangdilaksanakanInspektorat IIterhadap unitpusat, unit vertical,dan danaDekonsentrasiperindustrian

Satuan Kerja - 23 23 23 23 ■

Page 47: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-14-

BAB III.ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat

merealisasikan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab

tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta

mampu mengatasi dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini.

Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008)

disusun dengan menggunakan pendekatan klaster industri dan

kompetensi inti industri daerah guna membangun daya saing industri

yang berkelanjutan.

Merujuk pada Renstra Kementerian Perindustrian, kondisi pengembangan

industri yang harus dicapai pada tahun 2019 sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang

terkena dampak krisis;

2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang

besar;

3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk

olahan;

4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor;

5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan

penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar

dua kali lebih cepat daripada industri kecil.

Selain itu, Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010-2014 yang

perlu mendapat pengawalan dalam pencapaiannya, antara lain adalah

sebagai berikut:

Page 48: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-15-

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan

Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

2. Revitalisasi industri Pupuk

3. Revitalisasi industri Gula

4. Peningkatan iklim usaha

5. Pengamanan pasar dalam negeri

6. Revitalisasi sektor industri

7. Peningkatan investasi

8. Pengembangan industri kecil dan menengah

9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri

10. Peningkatan pasar, dan

11. Reformasi birokrasi di bidang pelayanan umum

Memperhatikan sasaran kinerja dan kontrak kinerja tersebut diatas,

maka Kementerian Perindustrian menetapkan arah kebijakan dalam

Rencana Strategis pengembangan industri mencakup beberapa hal

pokok sebagai berikut:

1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri

dalam perekonomian nasional.

2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan

prioritas nasional dan kompetensi daerah.

3. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah agar terkait

dan lebih seimbang dengan kemampuan industri skala besar.

4. Mendorong pertumbuhan industri di luar pulau Jawa.

5. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang

lain dalam mendukung pembangunan industri nasional.

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, telah ditetapkan proses

yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kementerian Perindustrian dan dikelompokkan ke dalam : (1) perumusan

Page 49: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-16-

kebijakan; (2) pelayanan dan fasilitasi; serta (3) pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi yang secara langsung menunjang pencapaian

sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan, disamping dukungan

kapasitas kelembagaan guna mendukung semua proses yang akan

dilaksanakan.

Sebagai unsur penunjang dan pengawas internal Kementerian

Perindustrian, Inspektorat Jenderal dituntut untuk mengawal

pencapaian sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut dan

menjamin bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian

berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk itu telah disusun

kebijakan dan strategi pengawasan Inspektorat Jenderal sebagai berikut

:

A. ARAH KEBIJAKAN PENGAWASAN

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran pengawasan

intern Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 telah disusun

kebijakan pengawasan Kementerian Perindustrian sebagai berikut :

1. Paradigma Pengawasan

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pengawasan, dilaksanakan

Paradigma baru pengawasan, dimana secara bertahap kegiatan

pengawasan akan didorong dari Post Audit (watch dog) menjadi

pembinaan (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance). Dengan paradigma baru tersebut ukuran

keberhasilan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) bukan

dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana dapat

membantu manajemen unit kerja mengatasi permasalahan yang

timbul. Permasalahan tersebut meliputi aspek pengelolaan resiko,

control, dan tata kelola yang baik yang pada akhirnya dapat

membantu menangani resiko.

2. Nilai-nilai Pengawasan

Page 50: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-17-

Prinsip dan nilai-nilai penting yang diterapkan dalam pelaksanaan

pengawasan adalah pengawasan yang transparan, obyektif,

independen dan akuntable. Nilai/prinsip tersebut menjiwai

pelaksanaan pengawasan dan menjadi pedoman bagi pengaturan

kode etik dan perilaku pengawas intern.

3. Peran Pengawasan

Fungsi dan Peran Pengawasan diarahkan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan

kebijakan dan program kerja serta menjamin pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan peraturan perundangan demi tercapainya

sasaran/tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

4. Lingkup Pengawasan

Pelaksanaan paradigma pengawasan tersebut, menempatkan aparat

pengawas sebagai mitra kerja auditi sehingga lingkup

pengawasandimulai dari tahap Perencanaan dan Penganggaran,

Pelaksanaan kegiatan, sampai dengan Hasil yang diperoleh (input,

process, output, outcame, impact), untuk memastikan bahwa:

a. Petunjuk dan standar yang jelas dan faktor input yang

ditetapkan telah tersedia;

b. Segala proses dan perangkat penunjang berjalan sebagaimana

mestinya; dan

c. Output yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

5. Kebijakan Pengawasan

a. Melaksanakan pengawasan berbasis kinerja denganmengedepankan aspek pembinaan kepada seluruh satker dalamrangka menjamin mutu kegiatan kepemerintahan di bidangindustri yang dilaksanakan oleh auditi.

b. Menerapkan audit berbasis resiko.

6. Obyek Pengawasan

Page 51: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-18-

Objek pengawasan Inspektorat II, Inspektorat Jenderal

Kementerian Perindustrian adalah Unit Kerja Kementerian

Perindustrian baik di Pusat, di luar negeri maupun di daerah,

Provinsi penerima Dana Dekonsentrasi serta Kabupaten/Kota

penerima dana dekonsentrasi. Saat ini obyek pengawasan sebanyak

23 Unit kerja, terdiri dari: 3 Unit Pusat; 11 Unit Kerja Vertikal di

daerah (2 unit Balai Besar; 3 unit Baristand; 1 unit BDI; dan 5 Unit

Pendidikan); dan Dinas Provinsi Penerima dana Dekonsentrasi

sebanyak 9 Unit..

7. Fokus Pengawasan

Pengawasan intern yang dilakukan Inspektorat Jenderal, berfokus

pada 3 (tiga) aspek pengawasan yaitu pelaksanaan program dan

kegiatan, pertanggungjawaban keuangan serta pelayanan publik

dalam rangka memberikan pengawalan yang bermuara pada

terlaksananya arah dan kebijakan pembangunan industri nasional

yang efektif, efisien, serta sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

B. STRATEGI PENGAWASANDalam rangka pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan strategi pengawasan

sebagai berikut :

1. Strategi PokokPenyelenggaraan pengawasan mengutamakan pengawasan preventif

dan preemtif dengan fokus pembinaan, advokasi, pendampingan,

dan pengendalian pada setiap tahapan kegiatan melalui efektifitas

proses tata kelola yang baik (good governance processes)

danmanajemen risiko (risk management), dengan focus :

a. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi auditi sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan

dan sasaran yang ditetapkan serta sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

Page 52: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-19-

b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembangunan industri nasional;

c. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil

pengawasan;

d. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan

seluruh aparat pengawasan;

e. Meningkatkan profesionalisme dan indepedensi aparat

pengawasan;

f. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan Kementerian

Perindustrian;

g. Menerapkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

2. Strategi OperasionalDalam penyelenggaraan pengawasan, dilaksanakan strategi

operasional sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan preventif dengan membangun kesadaran

dan kompetensi SDM untuk mencegah timbulnya moral hazard,

melalui sosialisasi ketentuan dan peraturan perundangan,

peningkatan kemampuan SDM (capacity building dan character

building) serta pelaksanaan inspeksi mendadak(sidak).

b. Melakukan pengawasan preventif dengan membangun norma,

standard, prosedur dan kriteria (NSPK) pelaksanaan kegiatan dan

langkah antisipasinya melalui early warning system, survey,

penyusunan juklak, juknis, SOP, standar kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kode etik

pelayanan publik, yang antara lain diimplementasikan dalam

pembentukan dan pemberdayaan Unit Layanan Pengadaan (ULP),

Sistem Pengendalian Intern (SPI) Keuangan dan Program,

Penilaian Kinerja berbasis KPI dan produktifitas, Klinik Itjen,

serta advokasi pelaksanaan kegiatan.

c. Melakukan Pengawasan Represif untuk menjamin pelaksanaan

kegiatan sesuai rencana dan peraturan yang berlaku, yang

Page 53: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-20-

dilaksanakan melalui pengawasan dan pemeriksaan unit kerja

meliputi audit kinerja, review, monev pelaksanaan KIN (Peta

Panduan), evaluasi kebijakan, tindak lanjut hasil audit, serta

dilaksanakan melalui pemeriksaan khusus meliputi audit resiko,

audit aduan masyarakat, verifikasi hasil audit eksternal dan

audit untuk tujuan tertentu.

C. Program dan Kegiatan PengawasanUntuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti

diuraikan di atas, dilaksanakan berbagai kegiatan pengawasan secara

berkesinambungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

PPN/Kepala Bappenas Nomor: 5 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Renstra-KL 2010-2014, maka program yang melingkupi

kegiatan-kegiatan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

adalah Program Pengawasan dan Peningkatan AkuntabilitasAparatur Kementerian Perindustrian.

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perindustrian bertujuan untuk menjamin agar

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian

berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan, mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,

efisien, trasnparan, akuntabel, bersih dan bebas dari KKN, serta

mewujudkan Good Governance dan Clean Government, dengan

indikator keberhasilan program (IKU), yaitu: 1) tersusunnya norma,

standar, kriteria dan prosedur pengawasan yang efektif, 2)

tersedianya hasil pengawasan yang berkualitas, 3) tersedianya jumlah

dan kualifikasi aparat pengawas yang optimal, 4) tercapainya

peningkatan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan program. Program tersebut dilaksanakan melalui

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Layanan Audit Inspektorat II:

Page 54: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-21-

a. Audit Kinerja Unit Pusat dan Vertikal;

b. Audit Dana Dekonsentrasi Perindustrian;

c. Audit Untuk Tujuan tertentu;

d. Audit Tematik Sesuai Dengan Kebijakan Pengawasan;

2. Layanan Audit Inspektorat II :

a. Reviu Laporan Keuangan/BMN Inspekorat II pada Semester I

dan Semester II;

b. Reviu Perencanaan Anggaran (RKA-KL) pada Unit Pusat, Vertikal

dan Dekonsentrasi;

3. Layanan Moitoring Dan Evaluasi Inspektorat II:

a. Monitoring dan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP);

b. Monitoring dan Evaluasi SPIP;

4. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat II;

5. Penyusunan Dokumen Penganggaran dan Akuntabilitas Inspektorat

II;

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan efektifitas, efisiensi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas unit kerja dalam mewujudkan

sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja dalam cakupan

tugas Inspektorat II yang meliputi Direktorat Jenderal Industri Kimia,

Tekstil dan Aneka, Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri;Pusat Data dan Informasi, Balai Besar, Baristand, Balai

Diklat Industri dan Unit Pendidikan di lingkungan Kementerian

Perindustrian, serta Dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1. Terlaksananya Pengawasan kinerja pada unit/Satker

pusat/vertikal, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dalam

cakupan tugas Inspektorat II, dengan indikator kinerja kegiatan

(IKK) laporan hasil pengawasan kinerja.

Page 55: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-22-

2.Terlaksananya Pengawasan/Pemeriksaan khusus dalam cakupan

tugas Inspektorat II, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK)

laporan hasil Pengawasan/Pemeriksaan khusus.

3.Terlaksananya Review Laporan Keuangan/BMN unit kerja

Pusat/Vertikal dalam cakupan tugas Inspektorat II, dengan

indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil Review Laporan

Keuangan/BMN unit kerja Pusat/Vertikal.

4. Terlaksananya Evaluasi dan pemantauan pelaksanaan

kebijakan/program pengembangan industri dalam cakupan tugas

Inspektorat II, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

evaluasi pelaksanaan kebijakan/program pengembangan industri.

5.Terlaksananya Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri dalam cakupan tugas

Inspektorat II, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) Laporan

Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri, termasuk dan tidak

terbatas pada :

a. Restrukturisasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT),

b. Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian,

c. Pelaksanaan program P3DN,

d. Pelaksanaan Revitalisasi Industri Pupuk,

e. Pengadaan Barang dan Jasa Kementerian Perindustrian,

f. Dukungan mempertahankan opini WTP Laporan Keuangan

Kementerian Perindustrian,

g. pelaksanaan reformasi birokrasi,

6.Meningkatnya akuntabilitas kinerja pelaksanaan kegiatan

Pengawasan Inspektorat II, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK)

Laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Inspektorat II .

Page 56: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-23-

Agar perubahan paradigma pengawasan dapat berjalan dengan baik dan

sasaran yang telah ditetapkan secara bertahap dapat dicapai, diperlukan

peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan program pengawasan serta

dukungan anggaran yang memadai. Untuk itu telah dirumuskan

program, kegiatan dan kebutuhan minimal anggaran pengawasan

Inspektorat II dalam kurun waktu 2015 s/d 2019 sebagai berikut :

(sesuai adik dan matrik pendanaan Inspektorat II)

Page 57: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-24-

INDIKATOR KINERJAINSPEKTORAT II TAHUN 2015 – 2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Layanan AuditInspektorat II(Output di RKA-KL) IKO

1.1Persentase pelaksanaan audit sesuaidengan PKPT

- 90 90 90 90 ■

IKO1.2

Jumlah Laporan Audit kinerjaInspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit Kinerja unit pusat danvertikal satuan kerjacakupan tugas Inspektorat II

LHA - 14 14 14 14 ■

IKO

1.3Jumlah Laporan Audit danadekonsentrasi yang menjadi obyeklayanan audit

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dana dekonsentrasiPerindsutrian Wilayahcakupan tugas Inspektorat II

LHA - 9 9 9 9 ■

IKO

1.4Jumlah penugasan audit dengantujuan tertentu

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dengan tujuan tertentupada Inspektorat II

LHA - 3 2 2 1 ■

Page 58: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-25-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

IKO

1.5Jumlah laporan audit tematik sesuaidengan kebijakan pengawasan

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit tematik sesuai dengankebijakan pengawasan

LHA - 1 1 1 1 ■

2 Layanan ReviuInspektorat II(Output di RKA-KL) IKO

2.1Jumlah laporan hasil reviu laporankeuangan dan BMN satuan kerjacakupan tugas Inspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Laporan keuangan danBMN satuan kerja cakupantugas Inspektorat II

LHR - 28 28 28 28 ■

IKO2.2

Jumlah laporan hasil reviu RKA-K/Lsatuan kerja sesuai cakupan tugasInspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Rencana kerja dananggaran satuan kerjacakupan tugas Inspektorat II

LHR - 42 42 42 42 ■

Page 59: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-26-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

3 Layanan Monitoringdan Evaluasi CakupanTugas Inspektorat II(Output di RKA-KL) IKO

3.1Jumlah laporan hasil evaluasi SAKIPsatuan kerja cakupan tugasInspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan EvaluasiSAKIP satuan kerja cakupantugas Inspektorat II

LHE - 3 3 3 3 ■

IKO3.2

Jumlah laporan hasil evaluasipelaksanaan kebijakan industridan/atau tata kelola kepemerintahansatuan kerja cakupan tugasInspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan Evaluasikebijakan industri dan tatakelola kepemerintahan sesuaikebijakan pengawasan

LHE - 1 1 1 1 ■

4 Layanan ManajemenPengawasanInspektorat II(Output di RKA-KL) IKO

4.1Terlaksananya layanan manajemenkinerja Inspektorat II

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:

Page 60: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-27-

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IISu

b ba

gian

TU

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Pelayanan manajemenkinerja pengawasanInspektorat II

BulanLayanan

- 12 12 12 12 ■

IKO4.2

Prosentase pelaksanaan kinerjaInspektorat II sesuai dengan standar

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Koordinasi dan konsultasiinternal/eksternalInspektorat II

Persen - 90 90 90 90 ■

5 Dokumenpenganggaran danakuntabilitasInspektorat II(Output di RKA-KL) IKO

5.1Tersusunnya dokumen akuntabilitasInspektorat II

Dokumen - 8 8 8 8 ■

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Penyusunan dokumenrencana kerja dan anggaranInspektorat IIPenyusunan dokumenevaluasi dan akuntabilitaspelaksanaan programInspektorat II

Page 61: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-28-

BAB IVPENUTUP

Tuntutan masyarakat dalam lima tahun ke depan semakin tinggi

terhadap kualitas dan akuntabilitas kinerja aparatur serta

mengharapkan perilaku aparatur yang bersih dan bebas dari KKN.

Oleh karena itu pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen

adalah untuk meyakinkan dan menjamin bahwa program dan

kegiatan dari aparatur kementerian Perindustrian telah dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan dan kebijakan yang digariskan serta

dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Hasil

pengawasan selanjutnya digunakan sebagai umpan balik bagi

penyempurnaan Kebijakan dan penyusunan Program/kegiatan.

Sesuai perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Perindustrian Tahun 2015 – 2019 serta Kebijakan Pengawasan

Inspektorat Jenderal, maka disusunlah Renstra Inspektorat II

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian 2015 – 2019, yang

dijadikan landasan bagi aparat pengawasan intern di lingkungan

Inspektorat II untuk memberi nilai tambah dan menjamin pelaksanaan

program dan kegiatan pengembangan industri berjalan secara efisien,

efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan visi

Inspektorat Jenderal sebagai mitra kerja dan penjamin mutu

pencapaian sasaran pembangunan industri.

Rencana Strategis Inspektorat II Inspektorat Jenderal ini

selanjutnya menjadi acuan bagi jajaran aparatur Inspektorat II

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan

Tugas dan Fungsinya untuk lima tahun ke depan.

Page 62: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-1-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

BAB IPENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –

2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan

mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak untuk

mewujudkan ketahanan ekonomi yang tangguh. Arah pembangunan

industri difokuskan pada perwujudan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Untuk itulah,

sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di

bidang perindustrian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 3

Tahun 2014 disusunlah visi, misi pembangunan industri yang akan

dicapai melalui rencana strategis Kementerian Perindustrian 2015 –

2019. Oleh karena itu, visi pembangunan industri 2015 – 2019

adalah: “ Indonesia Menjadi Negara Yang berdaya Saing Dengan

Struktur Industri Yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam Dan

Berkeadilan”.

Upaya Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam

rangka mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan tidak terlepas dari

unsur perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang

terstruktur, serta tidak lepas dari fungsi pengawasan yang efektif.

Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan internal kementerian,

memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mendukung

pembangunan industri. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Inspektorat III Kementerian Perindustrian menyusun Rencana

Strategis (Renstra) sebagai bentuk penjabaran dari tugas dan fungsi

pengawasan pembangunan industri agar tetap sejalan dengan arah

dan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

dibidang industri. Rencana Strategis ini merupakan pedoman bagi

Page 63: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-2-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

Inspektorat III Kementerian Perindustrian agar dapat melakukan

sinkronisasi dan terjalin sinergi terhadap kegiatan pengawasan baik di

lingkup pusat maupun daerah.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan

reformasi birokrasi, Inspektorat Jenderal telah mencanangkan

perubahan Paradigma Pengawasan, secara bertahap diubah dari Post-

Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi, pendampingan,

pengendalian (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance).

Paradigma Pengawasan

Dengan paradigma baru, ukuran keberhasilan APIP bukan dari JUMLAH TEMUAN tetapi dari ukuran sejauhmana dapat membantu manajemen mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut meliputiaspek pengelolaan risiko, kontrol, dan tata-proses yang baik, yang pada akhirnya membantu manajemenrisiko.

Values Pengawasan :1. Transparan 2. Obyektif 3. Independen 4. Akuntabel

“ WATCH DOG “• Pendekatan Birokrasi

• Berorientasi menghukum

• Instruktif

• Kurang memberi solusi

• Kurang memberikesempatan kepadaauditan untuk menjelaskansesuatu

COUNSELING PARTNER

• Koordinatif

• Partisipatif

• Konsultatif dalammemberikan solusi atasmasalah dan hambatanyang dihadapi gunamencapai tujuan

QUALITY ASSURANCE &COUNSELING PARTNER

Menghantar unit kerjauntuk meningkatkan

produktifitas dan kualitaskinerja sesuai rencana dan

ketentuan.

MASA LALU S.D. TAHUN 2010 MULAI TAHUN 2011

Dengan paradigma baru tersebut, nilai-nilai pengawasan yang

independen, obyektif, akuntabel, dan transparan harus selalu

dikedepankan, sehingga indikator keberhasilan pengawasan intern

diukur bukan dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana

dapat membantu seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian

Perindustrian dalam mengatasi permasalahan yang timbul, meliputi

aspek pengelolaan resiko, control, dan tata proses yang baik.

Langkah-langkah operasionalisasi perubahan paradigma

tersebut, pengawasan dimulai dari tahap perencanaan dan

penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan hasil yang diperoleh,

Page 64: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-3-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

dengan mengedepankan pengawasan pre-emtif dalam rangka

membangun dan meningkatkan kesadaran taat azas untuk mencegah

timbulnya moral hazard, dengan sosialisasi ketentuan dan peraturan

perundangan, character building, pengembangan motivasi, penerbitan

buletin pengawasan, membangun sistem pengawasan berbasis web,

penegakan reward and punishment, dan pengawasan preventif untuk

membangun sistem pengendalian intern melalui penyusunan dan

penerapan SOP, juklak, juknis, standar kinerja, Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP), kode etik pelayanan publik, yang antara lain

diimplementasikan dalam pembentukan Unit Layanan Pengadaan

(ULP), Sistem Pengendalian Intern (SPI), Penilaian Kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Klinik Itjen, Reviu RKA/KL, Evaluasi SAKIP,

Pencanangan Whistle Blower System, dan sebagainya.

Perubahan paradigma pengawasan tersebut diyakini secara

bertahap akan mencapai hasil yang diharapkan, mengingat

persamaan visi, persepsi untuk segera memajukan industri nasional

yang didukung oleh komitmen, kebersamaan, teamwork, network

seluruh aparat auditor dan upaya-upaya peningkatan kuantitas,

kapasitas, kompetensi serta profesionalitasnya. Oleh karenanya

seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian secara

simultan juga perlu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik

dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja

ikhlas.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Inspektorat

Jenderal telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan

sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2009– 2014.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Inspektorat Jenderal,

secara umum dapat dikemukakan capaian kinerja sebagai berikut:

1. Kementerian Perindustrian berhasil mempertahankan opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan

Keuangan dan BMN Tahun 2014.

Page 65: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-4-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

2. Telah dihasilkan 4 (empat) paket masukan dan rekomendasi

perbaikan pelaksanaan kebijakan/program pengembangan

industri kepada stakeholder.

3. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan

staf dimana 12 unit kerja telah menyusun peta risiko dan

melaksanakan pengendalian terhadap risiko tersebut.

4. Penyelesaian temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan

hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian pada tahun 2014 telah terselesaikan sebanyak

1.039temuan dari total temuan sebanyak 1.202 temuan

(86,44%).

5. Kepatuhan unit kerja dalam melaksanakan pelayanan publik

sesuai standar pelayanan minimum mencapai sebesar 80,18

persen.

6. Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada unit kerja

dimana 12 satker telah menyusun Peta Risiko dan melakukan

pengendalian atas risiko tersebut.

Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat

III selama periode tahun 2010 – 2014 dengan hasil sebagai berikut:

a. Kegiatan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas

pelaksanaan program pengembangan industri,

1) Laporan keuangan dan BMN satuan kerja yang handal,

2) Berkurangnya temuan berulang setiap tahun,

3) Tersedianya rekomendasi perbaikan kebijakan/ program

pengembangan industri,

b. Kegiatan dukungan manajemen, pembinaan, pemantauan tindak

lanjut hasil pengawasan serta dukungan teknis lainnya

1) Terlaksananya pembinaan dan konsultasi pengawasan,

2) Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut atas temuan hasil

pengawasan.

Page 66: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-5-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan

penjabaran dari program prioritas Kementerian Perindustrian,

kontrak kinerja Inspektur III, dan program prioritas Inspektorat III.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program

dan kegiatan, di dalam Renstra Kementerian Perindustrian juga telah

ditetapkan sasaran-sasaran strategis beserta indikator kinerja utama

(IKU) yang bersifat kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis.

Potensi yang ada pada Inspektorat III dapat dilihat pada tabel

berikut:

Kekuatan Peluang

1. SDM APIP adalah sumber daya

yang terdidik dan terseleksi.

2. Internal Audit Capability Model

mencapai level 2

3. Struktur organisasi mampu

mendukung pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi

4. Peraturan perundang-

undangan dan prosedur

pengawasan yang dinamis dan

memadai.

5. Sistem manajemen mutu (ISO

9001:2008)

6. Regenerasi Auditor

1. Respon positif terhadap

kinerja Inspektorat Jenderal

dalam rangka meningkatkan

hubungan pengawasan yang

bersifat konsultatif dan

pembinaan (mitra kerja)

2. SPIP dan Zona Integritas

yang mendorong peningkatan

fungsi Inspektorat Jenderal

3. Pemberantasan KKN oleh

pemerintah yang konsisten

dan berkelanjutan.

4. Kerjasama dengan pihak-

pihak terkait yang

menunjang tugas

pengawasan

Kelemahan yang ada pada Inspektorat III dapat dipetakan

sebagai berikut:

Kelemahan Tantangan

Page 67: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-6-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

1. Paradigma Watchdog masihmelekat pada satuan kerjaatau auditor

2. Transfer knowledge auditorsenior dan calon auditortidak merata

3. Terbatasnya ketersediaanwaktu auditor untukmengembangkankompetensi

1. Stake holder belum dapatmemahami sepenuhnya visi,misi dan paradigmapengawasan

2. Penerapan SPIP belumsepenuhnya dilakukan

3. Pembenahan sistempengawasan tidak seiringdengan pembenahanpenganggaran, pelaksanaanprogram sehinggapengawasan hanya dianggapsebagai formalitaspelaksanaan kegiatan.

4. Reward and punishmentterhadap kinerja SDMpengawasan tidak sebandingdengan tugas dantanggungjawab.

Berdasarkan analisa SWOT terhadap kondisi tersebut di atas, maka

dirumuskan kunci keberhasilan sebagai berikut:

1. Pemerataan auditor/calon auditor sehingga pengalaman dan transfer

knowledge lebih efektif;

2. Mengoptimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan akuntabilitas

kinerja pemerintah;

3. Mengefektifkan peran auditor dalam mengembangkan, sosialisasi visi,

misi dan paradigm pengawasan;

4. Mengefektifkan peran auditor dalam mendorong impelementasi SPIP

dan pelaksanaan Zona Integritas;

5. Mengefektifkan fungsi auditor sebagai sarana konsultasi dan

pengawalan terhadap program pembangunan industri;

6. Mengefektifkan fungsi pengawasan untuk mendorong akuntabilitas

pelaksaaan program sejak dari perencanaan;

7. Perencanaan audit berbasis resiko yang dilaksanakan pada skala

prioritas beresiko tinggi;

8. Mengevaluasi komitmen pimpinan bahwa APIP merupakan bagian dari

komponen tim manajemen kementerian.

Page 68: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-7-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

BAB IIVISI MISI DAN TUJUAN

A. VISI

Dengan mencermati lingkungan dan tuntutan publik yang

dinamis dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bebas

kolusi, korupsi, dan nepotisme khusunya di bidang industri, visi

Inspektorat III adalah

“Menjadi pemberi jasa konsultasi/mitra kerja dan penjaminmutu kegiatan kepemerintahan di bidang industri padacakupan wilayah Inspektorat III”

visi tersebut diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap

unsur organisasi di lingkungan Inspektorat III untuk dapat berkarya

secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan inovatif sehingga

mampu menggerakkan dan menarik komitmen bersama,

menciptakan makna bagi setiap SDM di lingkungan Inspektorat

Page 69: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-8-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

Jenderal, mampu menciptakan dan meningkatkan standar

keunggulan, dan menjembatani kondisi sekarang dengan kondisi

yang akan dating, serta mampu memberi jaminan mutu terhadap

ketaatan, efisien, efektifitas dan keekonomisan kegiatan di bidang

industri.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

dalam bentuk 2 (dua) misi sesuai dengan tugas dan fungsi

Inspektorat Isebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengawasan intern dalam rangka

mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;

2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan

efektif sebagai katalisator dan akselerator pembangunan industri.

C. TUJUAN

Dari serangkaian misi yang diemban oleh Inspektorat III dalam

5 (lima) tahun ke depan Inpektorat III mempunyai tujuan

“Tercapainya peran pemberi jasa konsultasi dan penjaminmutu kegiatan di bidang industri yang efektif” sebagai unit kerja

yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama pengawasan;

dengan Indikator Kinerja Tujuan "Jumlah Auditi yang mendapatpelayanan Assurance dan Consulting" yang sesuai dengan solusi

yang dibutuhkan berdasarkan permasalahan dan kondisi yang

dihadapi.

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 70: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-9-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

Upaya-upaya sistematis yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

merupakan strategi pengawasan dalam rangka mencapai visi, misi, dan

tujuan pengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Page 71: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-10-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

Untuk mengukur keberhasilan dan informasi kinerja Inspektorat Jenderal

dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditetapkan 2 (dua) Sasaran

Strategis yaitu:

Page 72: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-11-LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

1. Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan, dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

sbb:

a. Prosentase temuan BPK di bawah materiality treshold;

2. Meningkatnya Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program dan

pengendalian internal dengan indikator kinerja sasaran strategis sbb:

a. Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata

kelola;

b. Jumlah pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat III

terhadap Unit Pusat; Unit Vertikal dan Satker Dekonsentrasi.

E. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama Inspektorat III pada Sasaran

Strategis Meningkatnya efektifitas, efesiensi, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undanganadalah "Prosentase temuan BPK dibawah Materiality Threshold"

Page 73: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-12-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGISINSPEKTORAT IIITAHUN 2015 – 2019

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S1 Meningkatnyaefektifitas, efesiensi,dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan

IK1.1

Prosentase temuanBPK di bawahmaterialitythreshold

Opini BPK atasLaporanKeuanganKementerianPerindustrian

Persen - <3 <3 <3 <3 ■

S2 MeningkatnyaAkuntabilitaspelaksanaankebijakan programdan pengendalianeksternal

IK2.1

Jumlahrekomendasi

Rekomendasiyang dapat

Rekomendasi - 1 1 1 1 ■

Page 74: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-13-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

perbaikankebijakan industridan/atau tatakelola

bermanfaat untukperbaikankebijakan industripada satkercakupan tugasInspektorat III

IK2.2

Jumlahpengawasaninternal yangdilaksanakanInspektorat IIIterhadap unitpusat, unit vertikal,dan danaDekonsentrasiperindustrian

Kegiatanpengawasan yangdilaksanakansesuai denganprosedur/standarpengawasanterhadap seluruhkegiatanpengawasan

Satuan Kerja - 24 24 24 24 ■

Page 75: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-14-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat

merealisasikan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab

tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta

mampu mengatasi dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini.

Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008)

disusun dengan menggunakan pendekatan klaster industri dan

kompetensi inti industri daerah guna membangun daya saing industri

yang berkelanjutan.

Merujuk pada Renstra Kementerian Perindustrian, kondisi pengembangan

industri yang harus dicapai pada tahun 2019 sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang

terkena dampak krisis;

2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang

besar;

3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk

olahan;

4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor;

5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan

penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar

dua kali lebih cepat daripada industri kecil.

Page 76: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-15-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

Selain itu, Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010-2014 yang

perlu mendapat pengawalan dalam pencapaiannya, antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan

Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

2. Revitalisasi industri Pupuk

3. Revitalisasi industri Gula

4. Peningkatan iklim usaha

5. Pengamanan pasar dalam negeri

6. Revitalisasi sektor industri

7. Peningkatan investasi

8. Pengembangan industri kecil dan menengah

9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri

10. Peningkatan pasar, dan

11. Reformasi birokrasi di bidang pelayanan umum

Memperhatikan sasaran kinerja dan kontrak kinerja tersebut diatas,

maka Kementerian Perindustrian menetapkan arah kebijakan dalam

Rencana Strategis pengembangan industri mencakup beberapa hal

pokok sebagai berikut:

1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri

dalam perekonomian nasional.

2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan

prioritas nasional dan kompetensi daerah.

3. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah agar terkait

dan lebih seimbang dengan kemampuan industri skala besar.

Page 77: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-16-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

4. Mendorong pertumbuhan industri di luar pulau Jawa.

5. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang

lain dalam mendukung pembangunan industri nasional.

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, telah ditetapkan proses

yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kementerian Perindustrian dan dikelompokkan ke dalam : (1) perumusan

kebijakan; (2) pelayanan dan fasilitasi; serta (3) pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi yang secara langsung menunjang pencapaian

sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan, disamping dukungan

kapasitas kelembagaan guna mendukung semua proses yang akan

dilaksanakan.

Sebagai unsur penunjang dan pengawas internal Kementerian

Perindustrian, Inspektorat Jenderal dituntut untuk mengawal pencapaian

sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut dan menjamin

bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian berjalan sesuai

dengan aturan yang berlaku. Untuk itu telah disusun kebijakan dan

strategi pengawasan Inspektorat Jenderal sebagai berikut :

A. ARAH KEBIJAKAN PENGAWASAN

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran pengawasan

intern Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 telah disusun

kebijakan pengawasan Kementerian Perindustrian sebagai berikut :

1. Paradigma Pengawasan

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pengawasan, dilaksanakan

Paradigma baru pengawasan, dimana secara bertahap kegiatan

pengawasan akan didorong dari Post Audit (watch dog) menjadi

pembinaan (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin

Mutu (quality assurance). Dengan paradigma baru tersebut ukuran

Page 78: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-17-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

keberhasilan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) bukan

dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana dapat

membantu manajemen unit kerja mengatasi permasalahan yang

timbul. Permasalahan tersebut meliputi aspek pengelolaan resiko,

control, dan tata kelola yang baik yang pada akhirnya dapat

membantu menangani resiko.

2. Nilai-nilai Pengawasan

Prinsip dan nilai-nilai penting yang diterapkan dalam pelaksanaan

pengawasan adalah pengawasan yang transparan, obyektif,

independen dan akuntabel. Nilai/prinsip tersebut

menjiwaipelaksanaan pengawasan dan menjadi pedoman bagi

pengaturan kode etik dan perilaku pengawas intern.

3. Peran Pengawasan

Fungsi dan Peran Pengawasan diarahkan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan

kebijakan dan program kerja serta menjamin pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan peraturan perundangan demi tercapainya

sasaran/tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

4. Lingkup Pengawasan

Pelaksanaan paradigma pengawasan tersebut, menempatkan aparat

pengawas sebagai mitra kerja auditi sehingga lingkup

pengawasandimulai dari tahap Perencanaan dan Penganggaran,

Pelaksanaan kegiatan, sampai dengan Hasil yang diperoleh (input,

process, output, outcame, impact), untuk memastikan bahwa:

a. Petunjuk dan standar yang jelas dan faktor input yang

ditetapkan telah tersedia;

b. Segala proses dan perangkat penunjang berjalan sebagaimana

mestinya; dan

Page 79: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-18-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

c. Output yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

5. Kebijakan Pengawasan

a. Melaksanakan pengawasan berbasis kinerja dengan

mengedepankan aspek pembinaan kepada seluruh satker dalam

rangka menjamin mutu kegiatan kepemerintahan di bidang

industri yang dilaksanakan oleh auditi.

b. Menerapkan audit berbasis resiko.

6. Obyek Pengawasan

Objek pengawasan Inspektorat III, Inspektorat Jenderal

Kementerian Perindustrian adalah Unit Kerja Kementerian

Perindustrian baik di Pusat, di luar negeri maupun di daerah,

Provinsi penerima Dana Dekonsentrasi serta Kabupaten/Kota

penerima dana dekonsentrasi. Saat ini obyek pengawasan sebanyak

24 Unit kerja, terdiri dari: 3 Unit Pusat; 12 Unit Kerja Vertikal di

daerah (3 unit Balai Besar; 3 unit Baristand; 2 unit BDI; dan 4 Unit

Pendidikan); dan Dinas Provinsi Penerima dana Dekonsentrasi

sebanyak 9 Unit.

7. Fokus Pengawasan

Pengawasan intern yang dilakukan Inspektorat Jenderal, berfokus

pada 3 (tiga) aspek pengawasan yaitu pelaksanaan program dan

kegiatan, pertanggungjawaban keuangan serta pelayanan publik

dalam rangka memberikan pengawalan yang bermuara pada

terlaksananya arah dan kebijakan pembangunan industri nasional

yang efektif, efisien, serta sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Page 80: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-19-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

B. STRATEGI PENGAWASANDalam rangka pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan strategi pengawasan

sebagai berikut :

1. Strategi PokokPenyelenggaraan pengawasan mengutamakanpengawasan preventif

dan preemtif dengan fokus pembinaan, advokasi, pendampingan,

dan pengendalian pada setiap tahapan kegiatan melalui efektifitas

proses tata kelola yang baik (good governance processes) dan

manajemen risiko (risk management), dengan fokus :

a. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi auditi sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan

dan sasaran yang ditetapkan serta sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembangunan industri nasional;

c. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil

pengawasan;

d. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan

seluruh aparat pengawasan;

e. Meningkatkan profesionalisme dan indepedensi aparat

pengawasan;

f. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan Kementerian

Perindustrian;

g. Menerapkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

Page 81: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-20-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

2. Strategi OperasionalDalam penyelenggaraan pengawasan, dilaksanakan strategi

operasional sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan preemtif dengan membangun kesadaran

dan kompetensi SDM untuk mencegah timbulnya moral hazard,

melalui sosialisasi ketentuan dan peraturan perundangan,

peningkatan kemampuan SDM (capacity building dan character

building) serta pelaksanaan inspeksi mendadak(sidak).

b. Melakukan pengawasan preventif dengan membangun norma,

standard, prosedur dan kriteria (NSPK) pelaksanaan kegiatan dan

langkah antisipasinya melalui early warning system, survey,

penyusunan juklak, juknis, SOP, standar kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kode etik

pelayanan publik, yang antara lain diimplementasikan dalam

pembentukan dan pemberdayaan Unit Layanan Pengadaan (ULP),

Sistem Pengendalian Intern (SPI) Keuangan dan Program,

Penilaian Kinerja berbasis KPI dan produktifitas, Klinik Itjen,

serta advokasi pelaksanaan kegiatan.

c. Melakukan Pengawasan Represif untuk menjamin pelaksanaan

kegiatan sesuai rencana dan peraturan yang berlaku, yang

dilaksanakan melalui pengawasan dan pemeriksaan unit kerja

meliputi audit kinerja, review, monev pelaksanaan KIN (Peta

Panduan), evaluasi kebijakan, tindak lanjut hasil audit, serta

dilaksanakan melalui pemeriksaan khusus meliputi audit resiko,

audit aduan masyarakat, verifikasi hasil audit eksternal dan

audit untuk tujuan tertentu.

Page 82: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-21-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

C. Program dan Kegiatan PengawasanUntuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti

diuraikan di atas, dilaksanakan berbagai kegiatan pengawasan secara

berkesinambungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

PPN/Kepala Bappenas Nomor: 5 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Renstra-KL 2010-2014, maka program yang melingkupi

kegiatan-kegiatan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

adalah Program Pengawasan dan Peningkatan AkuntabilitasAparatur Kementerian Perindustrian.

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perindustrian bertujuan untuk menjamin agar

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian

berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan, mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,

efisien, trasnparan, akuntabel, bersih dan bebas dari KKN, serta

mewujudkan Good Governance dan Clean Government, dengan

indikator keberhasilan program (IKU), yaitu: 1) tersusunnya norma,

standar, kriteria dan prosedur pengawasan yang efektif, 2)

tersedianya hasil pengawasan yang berkualitas, 3) tersedianya jumlah

dan kualifikasi aparat pengawas yang optimal, 4) tercapainya

peningkatan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan program.

Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

Kegiatan: Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasPelaksanaan Program Pengembangan IndustriInspektorat III.

Page 83: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-22-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan efektifitas, efisiensi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas unit kerja dalam mewujudkan

sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja dalam cakupan

tugas Inspektorat III yang meliputi Sekretariat Jenderal, Direktorat

Jenderal Kerjasama Industri Internasional, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Industri, Balai Besar, Baristand, Balai Diklat Industri dan

Unit Pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian, serta

Dekonsentrasi.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1. Terlaksananya Pengawasan kinerja pada unit/Satker

pusat/vertikal, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dalam

cakupan tugas Inspektorat III, dengan indikator kinerja kegiatan

(IKK) laporan hasil pengawasan kinerja.

2.Terlaksananya Pengawasan/Pemeriksaan khusus dalam cakupan

tugas Inspektorat III, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK)

laporan hasil Pengawasan/Pemeriksaan khusus.

3.Terlaksananya Review Laporan Keuangan/BMN unit kerja

Pusat/Vertikal dalam cakupan tugas Inspektorat III, dengan

indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil Reviu Laporan

Keuangan/BMN unit kerja Pusat/Vertikal.

4. Terlaksananya evaluasi dan pemantauan pelaksanaan

kebijakan/program pengembangan industri dalam cakupan tugas

Inspektorat I, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

evaluasi pelaksanaan kebijakan/program pengembangan industri.

5.Terlaksananya Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri dalam cakupan tugas

Inspektorat III, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) Laporan

Page 84: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-23-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

Evaluasi/Pemantauan/Audit Pelaksanaan Program

Prioritas/Kegiatan Aktual Bidang Industri, termasuk dan tidak

terbatas pada :

a. Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian,

b. Pengadaan Barang dan Jasa Kementerian Perindustrian,

c. Dukungan mempertahankan opini WTP Laporan KeuanganKementerian Perindustrian,

d. pelaksanaan reformasi birokrasi,

6.Meningkatnya akuntabilitas kinerja pelaksanaan kegiatan

Pengawasan Inspektorat III, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK)

Laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Inspektorat III.

Program dan Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran – sasaran

di atas adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Audit Inspektorat Jenderal terhadap satker binaan

Inspektorat III

2. Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan dan BMN serta Reviu Rencana

Kerja dan Anggaran terhadap satker binaan Inspektorat III

3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Industri dan SAKIP

Inspektorat terhadap satker binaan Inspektorat III

4. Pelaksanaan Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat III

5. Pelaksanaan Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Inspektorat III

Agar perubahan paradigma pengawasan dapat berjalan dengan baik dan

sasaran yang telah ditetapkan secara bertahap dapat dicapai, diperlukan

peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan program pengawasan serta

dukungan anggaran yang memadai. Untuk itu telah dirumuskan

program, kegiatan dan kebutuhan minimal anggaran pengawasan

Inspektorat IIIdalam kurun waktu 2015 s/d 2019 sebagai berikut :

(sesuai adik dan matrik pendanaan Inspektorat III)

Page 85: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-24-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGISUNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

Page 86: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-25-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

INDIKATOR KINERJAINSPEKTORAT III TAHUN 2015 – 2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Sub

bagi

an T

UK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Layanan AuditInspektorat III(Output di RKA-KL) IKO

1.1Persentase pelaksanaan audit sesuaidengan PKPT

- 90 90 90 90 ■

IKO1.2

Jumlah Laporan Audit kinerjaInspektorat III

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit Kinerja unit pusat danvertikal satuan kerjacakupan tugas Inspektorat III

LHA - 15 15 15 15 ■

IKO

1.3Jumlah Laporan Audit danadekonsentrasi yang menjadi obyeklayanan audit

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dana dekonsentrasiPerindsutrian Wilayahcakupan tugas Inspektorat III

LHA - 9 9 9 9 ■

IKO

1.4Jumlah penugasan audit dengantujuan tertentu

Page 87: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-26-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Sub

bagi

an T

UK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit dengan tujuan tertentupada Inspektorat III

LHA - 1 1 1 1 ■

IKO

1.5Jumlah laporan audit tematik sesuaidengan kebijakan pengawasan

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Audit tematik sesuai dengankebijakan pengawasan

LHA - 2 2 2 2 ■

2 Layanan ReviuInspektorat III(Output di RKA-KL) IKO2.

1Jumlah laporan hasil reviu laporankeuangan dan BMN satuan kerjacakupan tugas Inspektorat III

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Laporan keuangan danBMN satuan kerja cakupantugas Inspektorat III

LHR - 30 30 30 30 ■

Page 88: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-27-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Sub

bagi

an T

UK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

IKO2.2

Jumlah laporan hasil reviu RKA-K/Lsatuan kerja sesuai cakupan tugasInspektorat III

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Reviu Rencana kerja dananggaran satuan kerjacakupan tugas Inspektorat III

LHR - 2 2 2 2 ■

3 Layanan Monitoringdan Evaluasi CakupanTugas Inspektorat III(Output di RKA-KL) IKO3.

1Jumlah laporan hasil evaluasi SAKIPsatuan kerja cakupan tugasInspektorat III

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan EvaluasiSAKIP satuan kerja cakupantugas Inspektorat III

LHE - 1 1 1 1 ■

IKO3.2

Jumlah laporan hasil evaluasipelaksanaan kebijakan industridan/atau tata kelola kepemerintahansatuan kerja cakupan tugasInspektorat III

Page 89: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-28-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Sub

bagi

an T

UK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Monitoring dan Evaluasikebijakan industri dan tatakelola kepemerintahan sesuaikebijakan pengawasan

LHE - 1 1 1 1 ■

4 Layanan ManajemenPengawasanInspektorat III(Output di RKA-KL) IKO4.

1Terlaksananya layanan manajemenkinerja Inspektorat III

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Pelayanan manajemenkinerja pengawasanInspektorat III

BulanLayanan

- 12 12 12 12 ■

IKO4.2

Prosentase pelaksanaan kinerjaInspektorat III sesuai dengan standar

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Koordinasi dan konsultasiinternal/eksternalInspektorat III

Persen - 90 90 90 90 ■

Page 90: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-29-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNIT ESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERALTAHUN 2015-2019

Kode Hasil/ Keluaran/Output

Penjelasan KodeIKO Indikator Penjelasan IKO Satuan

Target

Insp

ekto

rat

III

Sub

bagi

an T

UK

eter

anga

n

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

5 Dokumenpenganggaran danakuntabilitasInspektorat III(Output di RKA-KL) IKO5.

1Tersusunnya dokumen akuntabilitasInspektorat III

Dokumen - 12 12 12 12 ■

Indikator dapat dicapaimelalui aktifitas:Penyusunan dokumenrencana kerja dan anggaranInspektorat IIIPenyusunan dokumenevaluasi dan akuntabilitaspelaksanaan programInspektorat III

Page 91: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-30-LAMPIRAN IIIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/Kep/6/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS UNITESELON IIDI LINGKUNGAN INSPEKTORATJENDERALTAHUN 2015-2019

BAB IVPENUTUP

Tuntutan masyarakat dalam lima tahun ke depan semakin tinggi

terhadap kualitas dan akuntabilitas kinerja aparatur serta

mengharapkan perilaku aparatur yang bersih dan bebas dari KKN.

Oleh karena itu pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen

adalah untuk meyakinkan dan menjamin bahwa program dan

kegiatan dari aparatur kementerian Perindustrian telah dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan dan kebijakan yang digariskan serta

dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Hasil

pengawasan selanjutnya digunakan sebagai umpan balik bagi

penyempurnaan Kebijakan dan penyusunan Program/kegiatan.

Sesuai perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Perindustrian Tahun 2015 – 2019 serta Kebijakan Pengawasan

Inspektorat Jenderal, maka disusunlah Renstra Inspektorat III

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019,

yang dijadikan landasan bagi aparat pengawasan intern di lingkungan

Inspektorat I untuk memberi nilai tambah dan menjamin pelaksanaan

program dan kegiatan pengembangan industri berjalan secara efisien,

efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan visi

Inspektorat Jenderal sebagai mitra kerja dan penjamin mutu

pencapaian sasaran pembangunan industri.

Rencana Strategis Inspektorat III ini menjadi acuan bagi jajaran

aparatur Inspektorat III Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya lima tahun

ke depan.

Page 92: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

BAB IPENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025, disebutkan

bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor

industri sebagai motor penggerakuntuk mewujudkan ketahanan ekonomi

yang tangguh. Arah pembangunan industri difokuskan pada perwujudan

industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan

berkeadilan. Untuk itulah, sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan

pemerintah di bidang perindustriansebagaimana diatur dalam Undang-

Undang No 3 Tahun 2014 disusunlah visi, misi pembangunan industri yang

akan dicapai melalui rencana strategis Kementerian Perindustrian 2015 –

2019. Oleh karena itu, visi pembangunan industri 2015 – 2019 adalah: “

Indonesia Menjadi Negara Yang berdaya Saing Dengan Struktur Industri

Yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”.

Upaya Kementerian Perindustrian dalam rangka mewujudkan visi dan

misi yang ditetapkan tidak terlepas dari unsur perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan yang terstruktur, serta tidak lepas dari

fungsi monitoring/pengawasan yang efektif. Inspektorat Jenderal sebagai

unit pengawasan internal kementerian, memiliki fungsi yang sangat strategis

dalam mendukung pembangunan industri.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sebagai tindak lanjut dari

Peraturan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian No.110/IJ-

IND/KEP/8/2015tentang Rencana Strategis Inspektorat Jenderal tahun

2015 – 2019, maka Inspektorat IV menyusun Rencana Strategis (Renstra)

sebagai bentuk penjabaran dari tugas dan fungsi pengawasan pembangunan

industri agar tetap sejalan dengan arah dan kebijakan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional dibidang industri. Rencana

Strategis ini merupakan pedoman bagi unit-unit di lingkungan Inspektorat

IV Kementerian Perindustrian agar dapat melakukan sinkronisasi dan

Page 93: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

terjalin sinergi terhadap kegiatan pengawasan baik di lingkup pusat maupun

daerah.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan sebagai bagian dari Inspektorat Jenderal maka Inspektorat IV

telah mencanangkan perubahan Paradigma Pengawasan, secara bertahap

diubah dari Post-Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi,

pendampingan, pengendalian (counseling partner) dan ke depan menjadi

Penjamin Mutu (quality assurance).

Paradigma Pengawasan

Dengan paradigma baru tersebut, nilai-nilai pengawasan yang

independen, obyektif, akuntabel, dan transparan harus selalu

dikedepankan, sehingga indikator keberhasilan pengawasan intern diukur

bukan dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana dapat

membantu seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian

dalam mengatasi permasalahan yang timbul, meliputi aspek pengelolaan

resiko, control, dan tata proses yang baik.

Langkah-langkah operasionalisasi perubahan paradigma tersebut,

pengawasan dimulai dari tahap perencanaan dan penganggaran,

pelaksanaan, sampai dengan hasil yang diperoleh, dengan mengedepankan

pengawasan pre-emtif dalam rangka membangun dan meningkatkan

Dengan paradigma baru, ukuran keberhasilan APIP bukan dari JUMLAH TEMUAN tetapi dari ukuran sejauhmana dapat membantu manajemen mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut meliputiaspek pengelolaan risiko, kontrol, dan tata-proses yang baik, yang pada akhirnya membantu manajemenrisiko.

Values Pengawasan :1. Transparan 2. Obyektif 3. Independen 4. Akuntabel

“ WATCH DOG “• Pendekatan Birokrasi

• Berorientasi menghukum

• Instruktif

• Kurang memberi solusi

• Kurang memberikesempatan kepadaauditan untuk menjelaskansesuatu

COUNSELING PARTNER

• Koordinatif

• Partisipatif

• Konsultatif dalammemberikan solusi atasmasalah dan hambatanyang dihadapi gunamencapai tujuan

QUALITY ASSURANCE &COUNSELING PARTNER

Menghantar unit kerjauntuk meningkatkan

produktifitas dan kualitaskinerja sesuai rencana dan

ketentuan.

MASA LALU S.D. TAHUN 2010 MULAI TAHUN 2011

Page 94: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

kesadaran taat azas untuk mencegah timbulnya moral hazard, dengan

sosialisasi ketentuan dan peraturan perundangan, character building,

pengembangan motivasi, penerbitan buletin pengawasan, membangun

sistem pengawasan berbasis web, penegakan reward and punishment, dan

pengawasan preventif untuk membangun sistem pengendalian intern melalui

penyusunan dan penerapan SOP, juklak, juknis, standar kinerja, Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP), kode etik pelayanan publik, yang antara lain

diimplementasikan dalam pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP),

Sistem Pengendalian Intern (SPI), Penilaian Kinerja berbasis KPI dan

produktifitas, Klinik Itjen, Reviu Laporan Keuangan dan BMN, Reviu

RKA/KL, Penilaian SAKIP, Pencanangan Whistle Blower System, dan lain

sebagainya.

Perubahan paradigma pengawasan tersebut diyakini secara bertahap

akan mencapai hasil yang diharapkan, mengingat persamaan visi, persepsi

untuk segera memajukan industri nasional yang didukung oleh komitmen,

kebersamaan, teamwork, network seluruh aparat auditor dan upaya-upaya

peningkatan kuantitas, kapasitas, kompetensi serta profesionalitasnya. Oleh

karenanya seluruh entitas kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian

secara simultan juga perlu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik

dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja ikhlas.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Inspektorat Jenderal

telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan sebagaimana yang

tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian tahun 2009 – 2014.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Inspektorat Jenderal tersebut,

secara umum dapat dikemukakan capaian kinerja sebagai berikut:

1. Kementerian Perindustrian berhasil mempertahankan opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan dan BMN

sampai dengan tahun 2014.

2. Telah dihasilkan 4 (empat) paket masukan dan rekomendasi perbaikan

pelaksanaan kebijakan/program pengembangan industri kepada

stakeholder.

Page 95: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

3. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf

dimana 12 unit kerja telah menyusun peta risiko dan melaksanakan

pengendalian terhadap risiko tersebut.

4. Penyelesaian temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan hasil

pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian pada

tahun 2014 telah terselesaikan sebanyak 1.039temuan dari total

temuan sebanyak 1.202 temuan (86,44%).

5. Kepatuhan unit kerja dalam melaksanakan pelayanan publik sesuai

standar pelayanan minimum mencapai sebesar 80,18 persen.

6. Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada unit kerja dimana 12

satker telah menyusun Peta Risiko dan melakukan pengendalian atas

risiko tersebut.

7. Meningkatnya kualitas SDM pengawasan, dimana sebanyak 97,25

persen pegawai Itjen mendapatkan pelatihan peningkatan kualitas

SDM sesuai kebutuhan.

8. Pada tahun 2014 Inspektorat Jenderal juga telah berhasil

meningkatkan kapabilitas APIP berdasarkan model IACM (Internal

Audit Capability Model) dari level 1 menjadi level 2 dengan melakukan

beberapa perbaikan peran dan layanan APIP, pengelolaan SDM,

praktek profesional, akuntabilitas dan manajemen kinerja, budaya dan

hubungan organisasi serta struktur tata kelola.

9. Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian pada tahun 2014telah

berhasil melaksanakan audit surveilance sertifikasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008.

10. Pengaduan Masyarakat yang disampaikan melalui klinik konsultasi

Inspektorat Jenderal telah ditindak lanjuti.

Dalam rangka mencapai sasaran strategis Inspektorat IV yang diturunkan

dari Rencana Strategis Inspektorat Jenderal maka Inspektorat IV

menetapkan indikator kinerja untuk setiap sasarannya, hasil dari capaian

indikator Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Page 96: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)

Meningkatnya akuntabilitasaparatur dan kinerjapengembangan industri

Predikat SAKIPKementerianPerindustrian dan UnitEselon I dalam cakupantugas.

70 skor(Predikat B)

72.43Predikat B

Meningkatnya kualitaspelayanan publik

Persentase kepatuhanunit melaksanakanpelayanan publik sesuaistandar pelayananminimum

75 persen 77,39 persen

Meningkatnya sistem tatakelola keuangan dan BMNyang profesional;

Tingkat kualitas laporankeuangan

Indeks 4(Opini BPK =

WTP)

WTP

Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)

Meningkatnya efektifitaspelaksanaan pengawasan

Persentase pengawasanyang sesuai denganPedoman dan Prosedur/Standar Pengawasan

80 persen 100 %

Meningkatnya evaluasipelaksanaan kebijakan danefektifitas pencapaiankinerja industri

Jumlah rekomendasiperbaikan kebijakanindustri

1Rekomendasi

2 Rekomendasi

Meningkatnya kualitaspembinaan dan konsultasipengawasan

Persentase permasalahanberkadar pengawasanyang dapat ditangani

85 persen 100%

Meningkatnya kualitasperencanaan dan pelaporan

Predikat SAKIPInspektorat Jenderal danUnit-unit Eselon IIInspektorat Jenderal

70(Predikat B)

76,51 (PredikatA)

Tingkat penyerapananggaran

90 persen 96.54 %

Sesuai dengan capaian program dan kegiatan tersebut, selama periode

tahun 2010 – 2014 Inspektorat IV telah melaksanakan kegiatan dengan hasil

sebagai berikut:

a. Kegiatan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas pelaksanaan

program pengembangan industri,

1) Menjamin laporan keuangan dan BMN satuan kerja binaan

Inspektorat IV telah handal dan sesuai SAP,

Page 97: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

2) Tersedianya rekomendasi perbaikan kebijakan/ program

pengembangan industri,

b. Kegiatan dukungan manajemen, pembinaan, pemantauan tindak lanjut

hasil pengawasan serta dukungan teknis lainnya

1) Terlaksananya penyusunan program dan evaluasi program

pengawasan,

2) Terlaksananya pembinaan dan konsultasi pengawasan,

3) Terlaksananya layanan manajemen pengawasan

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan penjabaran dari

program prioritas Kementerian Perindustrian, kontrak kinerja Inspektur

Jenderal, dan program prioritas Inspektorat Jenderal. Untuk mengukur

tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di dalam

Renstra Kementerian Perindustrian juga telah ditetapkan sasaran-sasaran

strategis beserta indikator kinerja utama (IKU) yang bersifat kuantitatif dari

masing-masing sasaran strategis.

Potensiyang ada pada Inspektorat Jenderal dapat dilihat pada tabel

berikut:

Kekuatan Peluang1. SDM APIP adalah sumber daya

yang terdidik dan terseleksi.2. Internal Audit Capability Model

mencapai level 23. Struktur organisasi mampu

mendukung pelaksanaan tugaspokok dan fungsi

4. Peraturan perundang-undangandan prosedur pengawasan yangdinamis dan memadai.

5. Sistem manajemen mutu (ISO9001:2008)

6. Regenerasi Auditor

1. Respon positif terhadap kinerjaInspektorat Jenderal dalamrangka meningkatkan hubunganpengawasan yang bersifatkonsultatif dan pembinaan (mitrakerja)

2. SPIP dan Zona Integritas yangmendorong peningkatan fungsiInspektorat Jenderal

3. Pemberantasan KKN olehpemerintah yang konsisten danberkelanjutan.

4. Kerjasama dengan pihak-pihakterkait yang menunjang tugaspengawasan

Kelemahan yang ada pada Inspektorat Jenderal dapat dipetakan

sebagai berikut:

Kelemahan Tantangan1. Paradigma Watchdog masih 1. Stake holder belum dapat

Page 98: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

melekat pada satuan kerja atauauditor

2. Transfer knowledge auditorsenior dan calon auditor tidakmerata

3. Terbatasnya ketersediaan waktuauditor untuk mengembangkankompetensi

memahami sepenuhnya visi,misi dan paradigmapengawasan

2. Penerapan SPIP belumsepenuhnya dilakukan

3. Pembenahan sistempengawasan tidak seiringdengan pembenahanpenganggaran, pelaksanaanprogram sehingga pengawasanhanya dianggap sebagaiformalitas pelaksanaankegiatan.

4. Reward and punishmentterhadap kinerja SDMpengawasan tidak sebandingdengan tugas dantanggungjawab.

Berdasarkan analisa SWOT terhadap kondisi tersebut di atas, maka

dirumuskan kunci keberhasilan sebagai berikut:

1. Pemerataan auditor/calon auditor sehingga pengalaman dan transfer

knowledge lebih efektif;

2. Mengekfektifkan fungsi organisasi untuk memanfaatkan respon positif

terhadap fungsi pengawasan;

3. Mengoptimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan akuntabilitas

kinerja pemerintah;

4. Mengefektifkan peran auditor dalam mengembangkan, sosialisasi visi,

misi dan paradigm pengawasan;

5. Mengefektifkan peran auditor dalam mendorong impelementasi SPIP

dan pelaksanaan Zona Integritas;

6. Mengefektifkan fungsi auditor sebagai sarana konsultasi dan

pengawalan terhadap program pembangunan industri;

7. Mengefektifkan fungsi pengawasan untuk mendorong akuntabilitas

pelaksaaan program sejak dari perencanaan;

8. Mengembangkan kompetensi SDM APIP untuk peningkatan jasa

layanan konsultasi, ketaatan, efisien, efektif dan ekonomis;

9. Perencanaan audit berbasis resiko yang dilaksanakan pada skala

prioritas beresiko tinggi;

10. Mengembangkan kebijakan, sistem dan prosedur pengawasan;

Page 99: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

11. Mengevaluasi komitmen pimpinan bahwa APIP merupakan bagian dari

komponen tim manajemen kementerian.

Page 100: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

BAB IIVISI MISI DAN TUJUAN

C. VISI

Sesuai dengan Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian

Nomor 110/IJ-IND/PER/8/2015 dan sebagai salah satu bagian dari

struktur organisasi Inspektorat Jenderal, Inspektorat IV sebagai aparat

pengawasan fungsional di lingkungan Kementerian Perindustrian telah

menetapkan visi dan misi yang mendukung penetapan dan pelaksanaan

visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian, adapun visi

tersebut yakni:

“Menjadi pemberi jasa konsultasi / mitra kerja dan penjamin mutukegiatan kepemerintahan di bidang industri yang handal danterpercaya”.

Visi tersebut diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap

unsur organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal untuk dapat berkarya

secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan inovatif sehingga mampu

menggerakkan dan menarik komitmen bersama, menciptakan makna bagi

setiap SDM di lingkungan Inspektorat Jenderal, mampu menciptakan dan

meningkatkan standar keunggulan, dan menjembatani kondisi sekarang

dengan kondisi yang akan dating, serta mampu memberi jaminan mutu

terhadap ketaatan, efisien, efektifitas dan keekonomisan kegiatan di bidang

industri.

D. MISIUntuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

dalam bentuk 2 (dua) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Inspektorat

Jenderal sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengawasan intern sesuai standar ketentuan dalam

rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;

2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efektif dan efisien

sebagai katalisator dan akeslerator pembangunan industri;

Page 101: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

E. TUJUAN

Dari serangkaian misi yang diemban oleh Inspektorat Jenderal dalam 5

(lima) tahun ke depan Inpektorat Jenderal mempunyai tujuan

“Tercapainyaperan pemberi jasa konsultasi danpenjamin mutu kegiatandi bidang industry yang efektif” sebagai unit kerja yang mempunyai tugas

pokok dan fungsi utama pengawasan.

Tujuan tersebut dapat diukur melalui indikator kinerja tujuan antara

lain:

1. Prosentase layanan pengawasan yang diberikan melalui tindak lanjutpenyelesaian permasalahan aduan berkadar pengawasan tepat waktu.

2. Opini BPK terhadap hasil pemeriksaan laporan keuangan Kementerian

Perindustrian

F. SASARANSTRATEGISDalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Menjadi pemberi jasa konsultasi /mitra kerja dan penjamin mutu

kegiatan kepemerintahan di bidangindustri

VISI

Menyelenggarakanpengawasan intern dalam

rangka mewujudkan tata kelolakepemerintahan yang baik

MISI 1

Mengembangkan SistemPengawasan Intern yang efisien dan

efektif sebagai katalisator danakselerator pembangunan industri

MISI 2

Page 102: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

Tercapainya peran pemberi jasakonsultasi dan penjamin mutu

kegiatan di bidang industri yangefektif

TUJUAN

Meningkatnya efektifitas,efesiensi, dan ketaatan

terhadap peraturanperundang-undangan

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan program

dan pengendalian internal

SASARAN STRATEGIS 2

Page 103: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

Upaya-upaya sistematis yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

merupakan strategi pengawasan dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan

pengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Untuk mengukur keberhasilan dan informasi kinerja Inspektorat Jenderal dapat

digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

VISI MISI TUJUAN/SASARANPENGAWASAN

STRATEGIPROGRAMKEGIATAN

OUTPUTESELON I

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

OUTPUTESELON II

Page 104: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN IVLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN2015-2019

Outputeselon

I

Outputeselon

I

outcome/sasaranstrategis

Page 105: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/ 06 /2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

14

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis. Mengacu

pada sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Inspektorat Jenderal untuk periode tahun 2015 – 2019, maka Inspektorat

IV memiliki sasaran strategis sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya efektifitas, efisiensi, dan ketaatan

terhadap perundang-undangan

Indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Prosentase Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal sesuai denganSAP dan peraturan perundang-undangan

2) Prosentase temuan BPK di bawah materiality threshold

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan

kebijakan program dan pengendalian eksternal

Indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Persentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon I minimal B2) Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata

kelola3) Jumlah pengawasan internal yang dilaksanakan terhadap unit

pusat, unit vertikal dan dana dekonsentrasi Perindustrian sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

Page 106: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

15

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGISINSPEKTORAT IV TAHUN 2015 – 2019

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IV

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S1 Meningkatnyaefektifitas, efesiensi,dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan

IK1.1

Prosentase laporanLaporan KeuanganSatuan Kerja sesuaidengan SAP danperaturanperundangan-undangan

Persentase jumlah satker binaanyang Laporan Keuangannya telahdisusun sesuai SAP,pengungkapan yang memadai,internal kontrol yang memadai,kepatuhan terhadap perundang –undangan

Persen - 90 90 92 92 ■

IK1.2

Prosentase temuanBPK di bawahmateriality tresshold

Prosentase temuan BPK di bawahmateriality tresshold

Persen - <3 <3 <3 <3 ■

Page 107: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

16

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IV

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

S2 MeningkatnyaAkuntabilitaspelaksanaankebijakan programdan pengendalianinternal

IK2.1

Persentase nilai rata-rata SAKIP unitEselon I minimal B

Perbandingan nilai SAKIP Eselon Iyang mendapatkan nilai minimalB terhadap jumlah Eselon I yangdinilai

Persen - 78 89 100 100 ■

IK2.2

Jumlah rekomendasiperbaikan kebijakanindustri dan/atautata kelola

Rekomendasi untuk perbaikankebijakan industri yang dapatditindaklanjuti

Rekomen-dasi

- 1 1 1 1 ■

IK.2.3

Jumlah pengawasaninternal yangdilaksanakanterhadap unit pusat,unit vertikal dan danadekonsentrasi

Pengawasan internal terhadapsatker pusat, vertikal dansekonsentrasi cakupan tugasInspektorat IV

Satuankerja

- - 23 23 23 ■

Page 108: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

17

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis (SS)

Penjelasan Outcome/Sasasran Strategis

KodeIKSS

Indikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)Penjelasan IKSS Satuan

Target

Insp

ekto

rat

IV

Ket

eran

gan

2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Perindustrian sesuaidengan ketentuanyang berlaku.

Page 109: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

18

Adapun dari seluruh indikator kinerja yang telah dijabarkan diatas terdapatbeberapa indikator yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu, antaralain:

1. Prosentase Laporan Keuangan Satuan Kerja sesuai dengan SAP danPeraturan Perundang-undangan

2. Prosentase temuan BPK di bawah materiality threshold3. Prosentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon I minimal B4. Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakan industri dan/atau tata kelola5. Jumlah Pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal

terhadap unit pusat, unit vertikal, dan dana dekonsentrasi Perindustrian

Page 110: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

19

BAB III.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat

merealisasikan cita-citaluhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab

tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta mampu

mengatasi dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini. Kebijakan Industri

Nasional (Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008) disusun dengan menggunakan

pendekatan klaster industri dan kompetensi inti industri daerah guna

membangun daya saing industri yang berkelanjutan.

Merujuk pada Renstra Kementerian Perindustrian, kondisi pengembangan

industri yang harus dicapai pada tahun 2019 sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri yang terkena

dampak krisis;

2. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan lapangan kerja yang besar;

3. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk

olahan;

4. Semakin meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor;

5. Tumbuhnya industri-industri potensial yang akan menjadi kekuatan

penggerak pertumbuhan industri di masa depan;

6. Tumbuh berkembangnya IKM, khususnya industri menengah sekitar dua

kali lebih cepat daripada industri kecil.

Selain itu, Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI 2010-2014 yang

perlu mendapat pengawalan dalam pencapaiannya, antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.

28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

2. Revitalisasi industri Pupuk

3. Revitalisasi industri Gula

4. Peningkatan iklim usaha

5. Pengamanan pasar dalam negeri

6. Revitalisasi sektor industri

Page 111: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

20

7. Peningkatan investasi

8. Pengembangan industri kecil dan menengah

9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri

10.Peningkatan pasar, dan

11.Reformasi birokrasi di bidang pelayanan umum

Memperhatikan sasaran kinerja dan kontrak kinerja tersebut diatas,

maka Kementerian Perindustrian menetapkan arah kebijakan dalam Rencana

Strategis pengembangan industri mencakup beberapa hal pokok sebagai

berikut:

1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri dalam

perekonomian nasional.

2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas

nasional dan kompetensi daerah.

3. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah agar terkait dan

lebih seimbang dengan kemampuan industri skala besar.

4. Mendorong pertumbuhan industri di luar pulau Jawa.

5. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain

dalam mendukung pembangunan industri nasional.

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, telah ditetapkan proses

yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian

Perindustrian dan dikelompokkan ke dalam : (1) perumusan kebijakan; (2)

pelayanan dan fasilitasi; serta (3) pengawasan, pengendalian, dan evaluasi yang

secara langsung menunjang pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah

ditetapkan, disamping dukungan kapasitas kelembagaan guna mendukung

semua proses yang akan dilaksanakan.

Sebagai unsur penunjang dan pengawas internal Kementerian

Perindustrian, Inspektorat Jenderal dituntut untuk mengawal pencapaian

sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut dan menjamin bahwa

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian berjalan sesuai dengan aturan

yang berlaku. Untuk itu telah disusun kebijakan dan strategi pengawasan

Inspektorat Jenderal sebagai berikut :

Page 112: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

21

A. ARAH KEBIJAKAN PENGAWASAN

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran pengawasan intern

Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 telah disusun kebijakan

pengawasan Kementerian Perindustrian sebagai berikut :

1. Paradigma Pengawasan

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pengawasan, dilaksanakan

Paradigma baru pengawasan, dimana secara bertahap kegiatan

pengawasan akan didorong dari Post Audit (watch dog) menjadi

pembinaan (counseling partner) dan ke depan menjadi Penjamin Mutu

(quality assurance). Dengan paradigma baru tersebut ukuran keberhasilan

Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) bukan dari jumlah

temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana dapat membantu manajemen

unit kerja mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut

meliputi aspek pengelolaan resiko, control, dan tata kelola yang baik yang

pada akhirnya dapat membantu menangani resiko.

2. Nilai-nilai Pengawasan

Prinsip dan nilai-nilai penting yang diterapkan dalam pelaksanaan

pengawasan adalah pengawasan yang transparan, obyektif, independen

dan akuntable. Nilai/prinsip tersebut menjiwai pelaksanaan pengawasan

dan menjadi pedoman bagi pengaturan kode etik dan perilaku pengawas

intern.

3. Peran Pengawasan

Fungsi dan Peran Pengawasan diarahkan untuk mencegah terjadinya

kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan dan program

kerja serta menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan

perundangan demi tercapainya sasaran/tujuan yang telah ditetapkan

secara efisien dan efektif.

4. Lingkup Pengawasan

Pelaksanaan paradigma pengawasan tersebut, menempatkan aparat

pengawas sebagai mitra kerja auditi sehingga lingkup pengawasandimulai

dari tahap Perencanaan dan Penganggaran, Pelaksanaan kegiatan, sampai

dengan Hasil yang diperoleh (input, process, output, outcame, impact),

untuk memastikan bahwa:

Page 113: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

22

a. Petunjuk dan standar yang jelas dan faktor input yang ditetapkan telah

tersedia;

b. Segala proses dan perangkat penunjang berjalan sebagaimana

mestinya; dan

c. Output yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

5. Kebijakan Pengawasan

a. Melaksanakan pengawasan berbasis kinerja dengan mengedepankan

aspek pembinaan kepada seluruh satker dalam rangka menjamin mutu

kegiatan kepemerintahan di bidang industri yang dilaksanakan oleh

auditi.

b. Menerapkan audit berbasis resiko.

6. Obyek Pengawasan

Objek pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

adalah Unit Kerja Kementerian Perindustrian baik di Pusat, di luar negeri

maupun di daerah, Provinsi penerima Dana Dekonsentrasi serta

Kabupaten/Kota penerima dana tugas pembantuan. Saat ini obyek

pengawasan sebanyak 167 Unit kerja, terdiri dari: Unit Pusat 12 Unit,

Luar negeri 3 Unit, Unit Kerja Vertikal di daerah 30 Unit (Balai Besar 11

Unit, Baristand 11 Unit, BPIPI 1 Unit dan BDI 7 Unit), Dinas Provinsi

Penerima dana Dekonsentrasi sebanyak 33 Unit, serta Kab/Kota penerima

dana tugas pembantuan.

Sesuai dengan Penetapan Cakupan Tugas Objek Pengawasan Unit

Vertikal di Lingkungan Kementerian Perindustrian tersebut yang telah

ditetapkan dalam Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian

Perindustrian Nomor. 135/IJ-IND/PER/8/2014, Inspektorat IV memiliki

kewajiban untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit dan reviu, serta penyusunan laporan hasil

pengawasan di 15 satuan unit kerja kementerian perindustrian baik di

Pusat kerja/unitmaupun di daerah dan 8 unit satuan kerja Provinsi

penerima Dana Dekonsentrasi.

Page 114: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

23

7. Fokus Pengawasan

Pengawasan intern yang dilakukan Inspektorat Jenderal, berfokus pada 3

(tiga) aspek pengawasan yang bertujuan untuk mengawal terlaksananya

arah dan kebijakan pembangunan industri nasional agar dalam

pelaksanaannya efektif, efisien, ekonomis, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan

Mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019 maka arah kebijakan

dan strategi pembangunan industri nasional adalah sebagai berikut:

1. Industri Prioritas

2. Perwilayahan Industri

a. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

c. Pembangunan Kawasan Industri

d. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah

3. Pembangunan Sumber Daya Industri

a. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri

b. Pemanfaatan Sumber Daya Alam

c. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri

4. Pembangunan Sarana Dan Prasarana Industria. Standardisasi Industri

b. Infrastruktur Industri

c. Sistem Informasi Industri Nasional

5. Pembangunan Industri Hijau6. Pengembangan Ikm

7. Manajemen Sdm Aparatur Kementerian Perindustrian

Pengawasan Program/Kegiatan, dengan melakukan audit

kesesuaian pelaksanaan programdengan RPJM, Renstra, Tupoksi,

Kebijakan dan Peraturan Perundangan yang berlaku. Unsur-unsur yang

menjadi obyek pengawasan pada masing-masing Unit Kerja cakupan

tugas Inspektorat IV termasuk dan tidak terbatas pada :

Page 115: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

24

1) Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

a. Perumusan kebijakan di bidang industri logam, mesin, alat

transportasi dan elektronika;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang industri logam, mesin, alat

transportasi dan elektronika;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pengembangan industri

logam, mesin, alat transportasi dan elektronika;

e. Pelaksanaan 4 (empat) Peta Panduan Klaster Industri Alat Angkut

dan 3 (tiga) Peta Panduan Klaster Industri Elektronika dan

Telematika dan Peta Panduan Perangkat Lunak dan Konten

Multimedia;

f. Penumbuhan Industri logam, mesin, alat transportasi dan

elektronika;

g. Penanganan permasalahan aktual pengembangan industri logam,

mesin, alat transportasi dan elektronika.

2) Ditjen Industri Kecil dan Menengah

a. Perumusan kebijakan di bidang industri kecil dan menengah;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang industri kecil dan industri

menengah;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

Industri Kecil dan Menengah;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pengembangan industri

kecil dan menengah;

e. Pelaksanaan 4 (empat) Peta Panduan Klaster Menengah Tertentu

dan peta Panduan Klaster Industri fashion, serta Peta Panduan

Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni;

f. Pelaksanaan peta panduan pengembangan industri unggulan di

33 Provinsi;

g. Perencanaan dan pengembangan OVOP;

Page 116: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

25

h. Penanganan permasalahan aktual pengembangan industri-

industri kecil dan menengah.

3) Balai Besar dan Balai Riset

a. Pelaksanaan Penelitian (Dasar/Intellectual exercise dan terapan

sektor industri);

b. Pelaksanaan Pengembangan teknologi (RBPI/Prototype);

c. Penerapan standar;

d. Penyelenggaraan Pengujian;

e. Penyelanggaraan Sertifikasi;

f. Pelaksanaan Kerjasama litbang;

g. Pelaksanaan Penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset.

4) Balai Diklat Industri

a. Pelaksanaan analisa kebutuhan industri;

b. Pelaksanaan diklat sesuai kebutuhan dunia IKM dan kompetensi

inti daerah;

c. Kurikulum dan silabus;

d. Kompetensi instruktur dengan materi yang diajarkan;

e. Kriteria peserta;

f. Kesesuaian sarana dan prasarana;

g. Sistem evaluasi Pre test dan Post test dan evaluasi pasca diklat.

5) Unit Pendidikan/ Sekolah/ Akademi

a. Pelayanan Tridarma perguruan tinggi;

- Proses belajar mengajar

- Penelitian

- Pengabdian masyarakat

b. Penerimaan masyarakat baru (animo masyarakat, daya

tampung);

c. Kesesuian program studi dengan kebutuhan dunia usaha

industri;

d. Kurikulum dan Silabi yang diberikan sudah mencerminkan

pendidikan Vokasi (teori 40 % : praktek 60 %);

e. Kompetensi Dosen;

f. Sistem Ujian Akhir;

Page 117: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

26

g. Evaluasi pasca pendidikan (alumni) yang diterima pada dunia

usaha industri.

6) Dana Dekonsentrasi

a. Keterkaitan program dan kegiatan Dinas Perindag dengan

pengembangan klaster industri dan kompetensi inti daerah;

b. Pelaksanaan Diklat teknis/ magang;

c. Pameran/ publikasi dan promosi;

d. Pemberdayaan Penyuluh Perindag;

e. Updating dan analisa data IKM;

f. Bimbingan teknis pada IKM.

Pengawasan aspek program juga dilakukan terhadap (1)

pengelolaan Sumber Daya manusia, dengan mengaudit Rencana

kebutuhan pegawai secara kualitatif dan kuantitatif sesuai beban unit

kerja, Penataan dan penempatan pegawai sesuai deengan kompetensinya,

Penegakkan disiplin pegawai (penghargaan dan sanksi), Implementasi pola

pengembangan karir, mutasi diklat dan magang, Pembinaan jabatan

fungsional, kepangkatan dan jabatan, Tertib administrasi, cuti, gaji

berkala, DP3, pemberhentian dan pemensiunan pegawai. (2) Pengawasan

Sistem/Prosedur Kerja (SOP), dengan mengaudit SOP Penyusunan

program, Pengelolaan anggaran, Pengelolaan PNBP, Pengadaan

barang/jasa, Pengelolaan BMN, Pengelolaan Kepegawaian, Pengelolaan

Persuratan, Pengelolaan dokumentasi / arsip, Pelaporan, dan SOP

Pelayanan publik.

Pengawasan Anggaran/Keuangan, dengan mengaudit kesesuaian

ketertiban pelaksanaan anggaran/keuangan dengan Standar Akuntansi

Pemerintah, termasuk audit pengadaan barang dan jasa serta

Pengawasan Barang Milik Negara, dengan mengaudit analisis kebutuhan

BMN, Pencatatan dan Inventarisasi BMN, Sistem pengamanan terhadap

penyimpanan BMN, Prosedur Penghapusan BMN.

Pengawasan aspek Pelayanan Publik, denganMonitoring dan audit

penerapan e-licensing, Evaluasi penerapan sistem integritas pelayanan

publik dan Monitoring penerapan praktek anti korupsi.

Page 118: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

27

B. STRATEGI PENGAWASANDalam rangka pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pencapaian sasaran

yang telah ditetapkan, maka ditetapkan strategi pengawasan sebagai berikut:

1. Strategi PokokPenyelenggaraan pengawasan mengutamakanpengawasan preventif dan

preemtif dengan fokus pembinaan, advokasi, pendampingan, dan

pengendalian pada setiap tahapan kegiatan melalui efektifitas proses tata

kelola yang baik (good governance processes) danmanajemen risiko (risk

management), dengan fokus :

a. Meningkatkan kualitas pengawasan dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi auditi sesuai dengan kebijakan, program, kegiatan dan sasaran

yang ditetapkan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembangunan industri nasional;

c. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan;

d. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan seluruh

aparat pengawasan;

e. Meningkatkan profesionalisme dan indepedensi aparat pengawasan;

f. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan Kementerian

Perindustrian;

g. Menerapkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

2. Strategi OperasionalDalam penyelenggaraan pengawasan, dilaksanakan strategi

operasionalsebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan preemtif dengan membangun kesadaran dan

kompetensi SDM untuk mencegah timbulnya moral hazard, melalui

sosialisasi ketentuan dan peraturan perundangan, peningkatan

kemampuan SDM (capacity building dan character building) serta

pelaksanaan inspeksi mendadak(sidak).

b. Melakukan pengawasan preventif dengan membangun norma,

standard, prosedur dan kriteria (NSPK) pelaksanaan kegiatan dan

langkah antisipasinya melalui early warning system, survey,

penyusunan juklak, juknis, SOP, standar kinerja berbasis KPI dan

Page 119: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

28

produktifitas, Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kode etik

pelayanan publik, yang antara lain diimplementasikan dalam

pembentukan dan pemberdayaan Unit Layanan Pengadaan (ULP),

Sistem Pengendalian Intern (SPI) Keuangan dan Program, Penilaian

Kinerja berbasis KPI dan produktifitas, Klinik Itjen, serta advokasi

pelaksanaan kegiatan.

c. Melakukan Pengawasan Represif untuk menjamin pelaksanaan

kegiatan sesuai rencana dan peraturan yang berlaku, yang

dilaksanakan melalui pengawasan dan pemeriksaan unit kerja meliputi

audit kinerja, review, monev pelaksanaan KIN (Peta Panduan), evaluasi

kebijakan, tindak lanjut hasil audit, serta dilaksanakan melalui

pemeriksaan khusus meliputi audit resiko, audit aduan masyarakat,

verifikasi hasil audit eksternal dan audit untuk tujuan tertentu.

Page 120: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

29

C. Program dan Kegiatan PengawasanUntuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti diuraikan

di atas, dilaksanakan berbagai kegiatan pengawasan secara

berkesinambungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala

Bappenas Nomor: 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Renstra-KL

2010-2014, maka program yang melingkupi kegiatan-kegiatan Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian adalah Program Pengawasan danPeningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian.

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perindustrianbertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi Kementerian Perindustrian berjalan sesuai dengan

rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan, mendukung

penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, trasnparan, akuntabel,

bersih dan bebas dari KKN, serta mewujudkan Good Governance dan Clean

Government, dengan indikator keberhasilan program (IKU), yaitu: 1)

tersusunnya norma, standar, kriteria dan prosedur pengawasan yang efektif,

2) tersedianya hasil pengawasan yang berkualitas, 3) tersedianya jumlah dan

kualifikasi aparat pengawas yang optimal, 4) tercapainya peningkatan

akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program.

Program tersebut dilaksanakan melalui kegiatanPeningkatanPengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program PengembanganIndustri Inspektorat IV.

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan efektifitas, efisiensi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas unit kerja dalam mewujudkan sasaran

kinerja yang telah ditetapkan oleh Unit Kerja dalam cakupan tugas

Inspektorat IV yang meliputi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan

Menengah (termasuk BPIPI Sidoarjo), Direktorat Jenderal Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Inspektorat Jenderal, Balai Besar

Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Balai Besar Tekstil (BBT), Balai Besar

Kimia Kemasan (BBKK) Baristand Industri Manado, Baristand Industri

Palembang, Balai Diklat Industri Denpasar, Balai Diklat Industri Surabaya,

dan Unit Pendidikancakupan tugas Inspektorat IV yaitu Politeknik-ATK

Yogyakarta, Politeknik-ATI Makassar, SMK-SMTI Makassar, SMK-SMTI

Yogyakarta, serta Dekonsentrasi meliputi Prov. NAD, Prov. Jambi, Prov. Riau,

Page 121: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

30

Prov.D.I. Yogyakarta, Prov. Kalimantan Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara,

Prov. Jawa Barat, dan Prov. Papua Barat.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1) Terlaksananya Pengawasan kinerja pada unit/Satker pusat/vertikal, dan

dekonsentrasi dalam cakupan tugas Inspektorat IV, dengan indikator

kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil pengawasan kinerja.

2) Terlaksananya Pengawasan/Pemeriksaan khusus dalam cakupan tugas

Inspektorat IV, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

Pengawasan/Pemeriksaan khusus.

3) Terlaksananya Review Laporan Keuangan/BMN dan perencanaan

program dan keuangan unit kerja Pusat/Vertikal dalam cakupan tugas

Inspektorat IV, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

Review unit kerja Pusat/Vertikal.

4) Terlaksananya Evaluasi dan pemantauan pelaksanaan

kebijakan/program pengembangan industri dalam cakupan tugas

Inspektorat IV, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) laporan hasil

evaluasi pelaksanaan kebijakan/program pengembangan industri.

5) Meningkatnya akuntabilitas kinerja pelaksanaan kegiatan Pengawasan

Inspektorat IV, dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) Laporan

akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Inspektorat IV.

Agar perubahan paradigma pengawasan dapat berjalan dengan baik

dan sasaran yang telah ditetapkan secara bertahap dapat dicapai, diperlukan

peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan program pengawasan serta

dukungan anggaran yang memadai. Untuk itu telah dirumuskan program,

kegiatan dan kebutuhan minimal anggaran pengawasan Inspektorat Jenderal

dalam kurun waktu 2015 s/d 2019 sebagaimana matriks kinerja dan

pendanaan Inspektorat IV.

(sesuai adik dan

Page 122: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

31

Matriks Kinerja dan Pendanaan Inspektorat IV

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis

(SS)Program/Kegiatan Kode

IKSSIndikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)

Target Alokasi (Rp. Juta)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6 (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14 (15)

S1 Meningkatnyaefektifitas, efesiensi,dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan

Peningkatan Pengawasandan AkuntabilitasPelaksanaan ProgramPengembangan IndustriInspektorat IV, dengankegiatan pendukung:

1. Layanan AuditInspektorat IV (Auditunit pusat dan unitvertikal, audit danadekonsentrasi, auditdengan tujuantertentu, dan audittematik)

2. Layanan ReviuInspektorat IV (ReviuLaporan Keuangandan BMN serta ReviuRencana Kerja danAnggaran)

3. Layanan ManajemenPengawasan

IK 1.1 Prosentase laporanLaporan KeuanganSatuan Kerja sesuaidengan SAP danperaturanperundangan-undangan

-90 90 92 92 766 730 543 571 600

IK 1.2 Prosentase temuanBPK di bawahmateriality tresshold

- <3 <3 <3 <3 292 300 116 379 385

Page 123: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

32

KodeSS

Outcome/Sasaran Strategis

(SS)Program/Kegiatan Kode

IKSSIndikator KinerjaSasaran Strategis

(IKSS)

Target Alokasi (Rp. Juta)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6 (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14 (15)

S2 MeningkatnyaAkuntabilitaspelaksanaankebijakan programdan pengendalianinternal

Kegiatan Pendukung:

Layanan Monev SAKIPdan Layanan DokumenAkuntabilitasInspektorat IV

4.

IK 2.1 Persentase nilai rata-rata SAKIP unitEselon I minimal B

- 78 89 100 100 7,8 16,4 16,8 35 35

Layanan Monitoringdan EvaluasiPelaksanaan KebijakanIndustri KementerianPerindsutrian

IK 2.2 Jumlah rekomendasiperbaikan kebijakanindustri dan/atautata kelola

- 1 1 1 1 962 785 367 510 750

IK.2.3 Jumlah pengawasaninternal yangdilaksanakanterhadap unit pusat,unit vertikal dan danadekonsentrasiPerindustrian sesuaidengan ketentuanyang berlaku.

- - 23 23 23 778 1487 1573 1692 1825

Page 124: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN PERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR 68/IJ-IND/KEP/06/2017TENTANGPERUBAHAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT IV TAHUN 2015 - 2019

33

BAB IVPENUTUP

Tuntutan masyarakatdalam lima tahun ke depan semakin tinggi

terhadap kualitas dan akuntabilitas kinerja aparatur serta mengharapkan

perilaku aparatur yang bersih dan bebas dari KKN. Oleh karena itu

pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen adalah untuk meyakinkan

dan menjamin bahwa program dan kegiatan dari aparatur kementerian

Perindustrian telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan kebijakan

yang digariskan serta dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang

berlaku. Hasil pengawasan selanjutnya digunakan sebagai umpan balik bagi

penyempurnaan Kebijakan dan penyusunan Program/kegiatan.

Sesuai perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Perindustrian Tahun 2015 – 2019 serta Kebijakan Pengawasan Inspektorat

Jenderal, maka disusunlah Renstra Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian 2015 – 2019, yang dijadikan landasan bagi aparat pengawasan

intern untuk memberi nilai tambah dan menjamin pelaksanaan program dan

kegiatan pengembangan industri berjalan secara efisien, efektif, transparan

dan akuntabel dalam rangka mewujudkan visi Inspektorat Jenderal sebagai

mitra kerja dan penjamin mutu pencapaian sasaran pembangunan industri.

Dalam rangka mengambil peran tersebut, telah ditetapkan sasaran

pengawasan, antara lain mempertahankan opini WTP atas laporan Keuangan

Kementerian Perindustrian, mewujudkan pencapaian KPI (Key Performance

Indicators) program dan kegiatan Kementerian Perindustrian, Terwujudnya

reformasi birokrasi, Terwujudnya efektifitas restrukturisasi organisasidan

Tersedianya masukan rekomendasi (feedback) terhadap pelaksanaan

program/kegiatan dan perumusan kebijakan pembangunan industri. Untuk

dapat mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut telah ditetapkan arah

kebijakan, strategi, program dan kegiatan, target capaian serta indikatif

pendanaannya yang dituangkan dalam renstra.

Rencana Strategis Inspektorat IV ini menjadi acuan bagi jajaran

aparatur Inspektorat IV Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan

Tugas dan Fungsinya lima tahun ke depan.

Page 125: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN VLAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERALNOMOR /IJ-IND/KEP/12/2017TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIANTAHUN 2015-2019

BAB IPENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –

2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan

mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak untuk

mewujudkan ketahanan ekonomi yang tangguh. Arah pembangunan

industri difokuskan pada perwujudan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Untuk itulah,

sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang

perindustrian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 3 Tahun

2014 disusunlah visi, misi pembangunan industri yang akan dicapai

melalui rencana strategis Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian 2015 – 2019. Oleh karena itu, visi pembangunan

industri 2015 – 2019 adalah: “Indonesia Menjadi Negara Yang berdaya

Saing Dengan Struktur Industri Yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya

Alam Dan Berkeadilan”.

Upaya Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam

rangka mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan tidak terlepas dari

unsur perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan yang

terstruktur, serta tidak lepas dari fungsi pengawasan yang efektif.

Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan internal

Inspektorat Jenderal, memiliki fungsi yang sangat strategis dalam

mendukung pembangunan industri. Sesuai dengan Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, maka Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai bentuk

penjabaran dari tugas dan fungsi pengawasan pembangunan industri

agar tetap sejalan dengan arah dan kebijakan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional dibidang industri. Rencana Strategis ini

Page 126: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-2-

merupakan pedoman bagi unit-unit di lingkungan Sekretariat

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian agar dapat

melakukan sinkronisasi dan terjalin sinergi terhadap kegiatan

pengawasan baik di lingkup pusat maupun daerah.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sesuai dengan perkembangan tata kelola pemerintahan dan

reformasi birokrasi, Sekretariat Inspektorat Jenderal telah

mencanangkan perubahan Paradigma Pengawasan, secara bertahap

diubah dari Post-Audit (watch dog) menjadi pembinaan, advokasi,

pendampingan, pengendalian (counseling partner) dan ke depan

menjadi Penjamin Mutu (quality assurance).

Bagan 1. Paradigma Pengawasan

Dengan paradigma baru tersebut, nilai-nilai pengawasan yang

independen, objektif, akuntabel, dan transparan harus selalu

dikedepankan, sehingga indikator keberhasilan pengawasan intern

diukur bukan dari jumlah temuan, tetapi dari ukuran sejauh mana

dapat membantu seluruh entitas kerja di lingkungan Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian dalam mengatasi permasalahan

yang timbul, meliputi aspek pengelolaan resiko, control, dan tata

proses yang baik.

Langkah-langkah operasionalisasi perubahan paradigma

tersebut, pengawasan dimulai dari tahap perencanaan dan

penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan hasil yang diperoleh,

dengan mengedepankan pengawasan pre-emtif dalam rangka

Dengan paradigma baru, ukuran keberhasilan APIP bukan dari JUMLAH TEMUAN tetapi dari ukuran sejauhmana dapat membantu manajemen mengatasi permasalahan yang timbul. Permasalahan tersebut meliputiaspek pengelolaan risiko, kontrol, dan tata-proses yang baik, yang pada akhirnya membantu manajemenrisiko.

Values Pengawasan :1. Transparan 2. Obyektif 3. Independen 4. Akuntabel

“ WATCH DOG “• Pendekatan Birokrasi

• Berorientasi menghukum

• Instruktif

• Kurang memberi solusi

• Kurang memberikesempatan kepadaauditan untuk menjelaskansesuatu

COUNSELING PARTNER

• Koordinatif

• Partisipatif

• Konsultatif dalammemberikan solusi atasmasalah dan hambatanyang dihadapi gunamencapai tujuan

QUALITY ASSURANCE &COUNSELING PARTNER

Menghantar unit kerjauntuk meningkatkan

produktifitas dan kualitaskinerja sesuai rencana dan

ketentuan.

MASA LALU S.D. TAHUN 2010 MULAI TAHUN 2011

Page 127: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-3-

membangun dan meningkatkan kesadaran taat azas untuk mencegah

timbulnya moral hazard, dengan sosialisasi ketentuan dan peraturan

perundangan, character building, pengembangan motivasi, penerbitan

buletin pengawasan, membangun sistem pengawasan berbasis web,

penegakan reward and punishment, dan pengawasan preventif untuk

membangun sistem pengendalian intern melalui penyusunan dan

penerapan SOP, juklak, juknis, standar kinerja, Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP), kode etik pelayanan publik, yang antara lain

diimplementasikan dalam pembentukan Unit Layanan Pengadaan

(ULP), Sistem Pengendalian Intern (SPI), Penilaian Kinerja berbasis KPI

dan produktifitas, Klinik Itjen, Reviu RKA/KL, Penilai SAKIP,

Pencanangan Whistle Blower System, dan sebagainya.

Perubahan paradigma pengawasan tersebut diyakini secara

bertahap akan mencapai hasil yang diharapkan, mengingat persamaan

visi, persepsi untuk segera memajukan industri nasional yang

didukung oleh komitmen, kebersamaan, teamwork, network seluruh

aparat auditor dan upaya-upaya peningkatan kuantitas, kapasitas,

kompetensi serta profesionalitasnya. Oleh karenanya seluruh entitas

kerja di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

secara simultan juga perlu melakukan perubahan ke arah yang lebih

baik dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas, dan bekerja

ikhlas.

Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Sekretariat

Inspektorat Jenderal telah melaksanakan serangkaian program dan

kegiatan sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra)

Sekretariat Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian tahun 2009 – 2014.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Sekretariat Inspektorat

Jenderal, secara umum dapat dikemukakan capaian kinerja sebagai

berikut:

1. Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian berhasil

mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari

BPK atas Laporan Keuangan dan BMN Tahun 2016.

2. Telah dihasilkan 4 (empat) paket masukan dan rekomendasi

perbaikan pelaksanaan kebijakan/program pengembangan

industri kepada stakeholder.

Page 128: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-4-

3. Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan

staf dimana 12 unit kerja telah menyusun peta risiko dan

melaksanakan pengendalian terhadap risiko tersebut.

4. Penyelesaian temuan yang harus ditindaklanjuti berdasarkan

hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian pada tahun 2016 telah terselesaikan sebanyak

1.779 temuan dari total temuan sebanyak 2.009 temuan

(88,55%).

5. Kepatuhan unit kerja dalam melaksanakan pelayanan publik

sesuai standar pelayanan minimum mencapai sebesar 80,18

persen.

6. Meningkatnya Sistem Pengendalian Intern pada unit kerja

dimana 27 satker telah menyusun Peta Risiko dan melakukan

pengendalian atas risiko tersebut.

7. Meningkatnya kualitas SDM pengawasan, dimana sebanyak

97,25 persen pegawai Itjen mendapatkan pelatihan

peningkatan kualitas SDM sesuai kebutuhan.

8. Pada tahun 2014 Inspektorat Jenderal juga telah berhasil

meningkatkan kapabilitas APIP berdasarkan model IACM

(Internal Audit Capability Model) dari level 1 menjadi level 2

dengan melakukan beberapa perbaikan peran dan layanan

APIP, pengelolaan SDM, praktek profesional, akuntabilitas dan

manajemen kinerja, budaya dan hubungan organisasi serta

struktur tata kelola.

9. Pada tahun 2016 telah dilakukan monitoring dan evaluasi

terhadap atase perindustrian di luar negeri sebanyak 3

kegiatan serta monitoring dan evaluasi terhadap

penyusunan/pengumpulan/pengolahan/updating/analisa data

dan statistik sebanyak 1 kegiatan.

10. Koordinasi pengawasan telah dilakukan dengan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam rangka

penyusunan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan

Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan serta

dengan BPKP dalam rangka penyusunan Pedoman Pelaksanaan

Reviu Laporan Keuangan di lingkungan Kementerian

Perindustrian, Pedoman Monitoring dan Evaluasi atas

Page 129: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-5-

Pelayanan Publik di lingkungan Kementerian Perindustrian,

dan Pedoman Pelaksanaan Audit Kinerja : Pedoman Survei

Pendahuluan.

11. Sekretariat Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal

Kementerian Perindustrian pada tahun 2013 telah berhasil

melaksanakan audit surveilance sertifikasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008.

12. Dalam rangka pemberian informasi dan peningkatan

pengetahuan dan kompetensi aparat pengawas intern

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian, pada tahun

2016 telah diterbitkan majalah “Solusi” sebanyak 2 kali

penerbitan.

13. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi, Inspektorat Jenderal telah melakukan penataan arsip di

lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

sesuai dengan ketentuan Arsip Nasional.

14. Pengaduan Masyarakat yang disampaikan melalui klinik

konsultasi Sekretariat Inspektorat Jenderal yang telah ditindak

lanjuti.

NoJenis

LaporanPengaduan

PenjelasanPengaduan

Status TindakLanjut

[Sudah/Belum]Penjelasan

Tindak Lanjut

1 PelayananPublik

Penyampaian permasalahandalam rangka pembinaan untukkemajuan Inspektorat JenderalKementerian Perindustrian

Sudah Seluruh pegawai di lingkunganInspektorat Jenderal KementerianPerindustrian dapat mengajukanpertanyaan untuk dikonsultasikan

2 Keuangandan BMN

Pemberian SPD kepada pegawaiyang diundang oleh instansi diluar kota

Sudah Kepada yang bersangkutan tetapdiberikan SPD, namun komponen biayayang diberikan hanya sebatas pada biayatransport

Penggunaan MAK 524119 atau524111 untuk menghadiri rapatpaket meeting luar kota

Sudah Untuk menghadiri paket meeting luarkota digunakan akun/ MAK 524119sedangkan akun/MAK 524111digunakan untuk Perjalanan biasa dalamrangka pelaksanaan tugas dan fungsiinstitusi

Asuransi dan biaya visa perjadinluar negeri

Sudah Untuk biaya asuransi Perjalanan DinasLuar Negeri, sepanjang didukung denganPeraturan Perundang-undangan (PMK97/PMK.05/2010) dapat dianggarkandalam penyusunan anggaran ke dalamdetail Belanja Perjalanan Biasa-LuarNegeri akun 524211. Apabila ada Negarayang memungut pengurusan visa dapatdianggarkan dalam detail akun 524211tersebut.

Page 130: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-6-

NoJenis

LaporanPengaduan

PenjelasanPengaduan

Status TindakLanjut

[Sudah/Belum]Penjelasan

Tindak Lanjut

Laporan rincian biaya SPPDantara Satker dan Pusat

Sudah Berkaitan dengan pembayaran SPPD,sesuai dengan PMK No.113 tahun 2012komponen dari pembayaran SPPD terdiridari 6 komponen yaitu: uang harian,biaya transpor, biaya penginapan, uangrepresentasi (untuk pejabat eselon I-II),sewa kendaraan dalam kota dan/ataubiaya menjemput/mengantar jenazah.Adapun biaya transport menggunakanangkutan udara terdiri dari tiket pesawatPP dan biaya taksi transpot tempatkedudukan sampai tempat tujuankeberangkatan dan kepulangan

Satker Pendidikan yangMengadakan Diklat di lingkungankerja

Sudah Uang Transport dapat diberikan apabilakegiatan diklat dilakukan di luar kantor,tidak dapat diberikan di dalam kompleksatker/perkantoran sendiri

3 PengadaanBarang/Jasa

Ditjen IKM mengadakanworkshop/pelatihan denganmenunjuk BBTPPI sebagaipelaksana pelatihan

Sudah BBTPPI diperbolehkan melaksanakanpelatihan karena sesuai dengankompetensi yang dimiliki. Untukpelaksanaannya agar dibuat MoU antaraDitjen IKM dan BBTPPI

Bantuan peralatan mesin dariDitjen BIM kepada Balai BesarTekstil namun BA serah terimabelum dibuat

Sudah Serah terima peralatan bisa dilakukanlangsung dari Ditjen BIM ke BBT, dandiketahui oleh BPKIMI selaku unit eselonI dari BBT

Alokasi anggaran Uji cobaLapangan Blok Rem Kereta danKomponis Polimer Non Asbetosoleh B4T di dalam DIPAdidasarkan pada paket perkerjaandi Ditjen IUBTT namunpelaksanaannya dilakukan secaraswakelola oleh B4T

Sudah B4T dalam hal ini diperbolehkanmelaksanakan pekerjaan tersebut karenasesuai kompetensi yang dimiliki,disamping status B4T yang telahberbentuk BLU. Untuk pelaksanaannyaagar dibuat MoU.

Biro Perencanaan ikutberpartisipasi dalam kegiatanpameran INTECH di Osaka,Jepang dengan menunjukperusahaan yang sesuai dengankualifikasi namun EO yangditunjuk tidak sesuai dengankualifikasi

Sudah Penunjukan penyedia barang/jasa harussesuai dengan kualifikasi usahanya.Seharusnya memang dilaksanakan olehperusahaan tersendiri di luar EO karenaEO dalam hal ini tidak memilikikualifikasi untuk pekerjaan dimaksud.

Penyalahgunaan dana programCSR sebesar Rp 3 milyar untukmasyarakat Kecamatan Lhokngadan Leupung

Tidak Tidak dilanjuti karena tidak menyangkutinstitusi di lingkungan InspektoratJenderal Kementerian Perindustrian

Ditjen KII akan menyelenggarakanpameran di Arab Saudi.Pelaksanaannya biasanyadilakukan oleh EO di negaratersebut namun tahun ini EOtersebut tidak mau lagimemberikan jaminan. Merekamenginginkan pemberian jaminankepada ITPC

Sudah Ditjen KII bekerja sama dengan ITPCuntuk bertindak sebagai penjamin dariEO di Indonesia. Jaminan dari ITPCtersebut yang akan dijadikan dasardalam pembuatan kontrak dengan EO diIndonesia

4 PerencanaanProgram

Pemanfaatan implementasi SMMISO

Sudah hasil audit internal/eksternal SMM ISO,boleh-boleh saja menjadi salah satusumber informasi, namun bukanmerupakan satu-satunya sumberinformasi. Karena banyak sumberinformasi lainnya yang digunakan dalammelaksanakan audit oleh SekretariatInspektorat Jenderal

5 SPIP Direktorat Industri Elektronika Sudah Agar tidak terjadi conflict of Intertest pada

Page 131: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-7-

NoJenis

LaporanPengaduan

PenjelasanPengaduan

Status TindakLanjut

[Sudah/Belum]Penjelasan

Tindak Lanjut

dan Telematika IUBTT akanmenyelenggarakan pengembanganpusat pengembangan industri ITdi BDI Bali. Salah satu anggotatim teknis diantaranya dari Itjenuntuk melakukan pengawalankegiatan tersebut

diri anggota tim teknis dari Itjen,disarankan untuk tidakmengikutsertakan Itjen padakeanggotaan Tim Teknis tersebut. Untukpengawalan disarankan berkonsultasidengan auditor Itjen bila menghadapihal-hal yang meragukan

6 Kepegawaian Seorang pejabat di Balai Batikmerangkap menjadi komisaris disuatu perusahaan swasta

Sudah Dalam PP No. 53 tahun 2010 tentangDisiplin PNS tidak ada ketentuanyangmengatur bahwa PNS dilarang menjadiKomisaris di suatu perusahaansepanjang tidak melanggar aturanDisiplin PNS

Adakah fungsional instruktur diIsnpektorat Jenderal KementerianPerindustrian

Sudah Di lingkungan Inspektorat JederalKementerian Perindustrian JabatanFungsional Instruktur biasanya beradadi Balai Diklat Industri, denganpembinanya berada diPusdiklat.Pembinaan jabatan fungsionalinstruktur pada umumnya sama denganpembinaan terhadap jabatan fungsionallainnya, hanya cakupan tugas yangberbeda dalam penilaian terhadap angkakredit sebagai bagian dari kinerja yangbersangkutan.

PAK Auditor Kepegawaian Sudah Bahwa jabatan fungsional AuditorKepegawaian bukan untuk APIP yangada di Sekretariat Inspektorat Jenderal.Jabatan Fungsional Auditor di Itjen tidakserumpun dengan jabatan FungsionalKepegawaian

Implementasi Peraturan MenteriPerindustrian No. 91 tahun 2007tentang Pedoman Mutasi Jabatandan Pengembangan KarierPegawai KementerianPerindustrian

Sudah Peraturan Menteri Perindustrian No. 91tahun 2007 tentang Pedoman MutasiJabatan dan Pengembangan KarierPegawai Kementerian Perindustrianketika dikeluarkan dimaksudkan untukmemberikan kepastian pengembangankarier bagi PNS di lingkunganInspektorat Jenderal KementerianPerindustrian, terutama bagi PNS yangrekrutmennya setelah tahun 2007.Namun kenyataannya penerapanpedoman tersebut sulitdiimplementasikan karena berbagaifaktor penyebab. Oleh karena ituPeraturan Menteri Perindustrian tersebutakan ditinjau ulang dan ini merupakanpekerjaan rumah yang perludiperhatikan oleh Biro Kepegawaian.

Apakah Daftar Urut Kepangkatan(DUK) sudah tidak berlaku

Sudah Daftar Urut Kepangkatan (DUK) sampaisaat ini masih berlaku. Terkait denganpromosi jabatan, DUK hanya merupakansalah satu bahan pertimbangan bagipimpinan untuk menempatkan seorangPNS dalam jabatan tertentu.Sesuaidengan pasal 33 PP No. 99 tahun 2000jo. PP No. 12 tahun 2002, dinyatakanbahwa “PNS yang berpangkat lebihrendah tidak boleh membawahi PNSyang berpangkat lebih tinggi, kecualimembawahi PNS yang mendudukijabatan fungsional tertentu”.

Page 132: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-8-

11. Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Sekretariat

Inspektorat Jenderal selama periode tahun 2010 – 2014 dengan

hasil sebagai berikut:

a. Kegiatan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas

pelaksanaan program pengembangan industry;

1) Laporan keuangan dan BMN satuan kerja yang handal,

2) Berkurangnya temuan berulang setiap tahun,

3) Tersedianya rekomendasi perbaikan kebijakan/ program

pengembangan industri,

4) Tersedianya sarana prasarana pengawasan,

b. Kegiatan dukungan manajemen, pembinaan, pemantauan

tindak lanjut hasil pengawasan serta dukungan teknis

lainnya;

1) Terlaksananya penyusunan program dan evaluasi program

pengawasan,

2) Terlaksananya pembinaan dan konsultasi pengawasan,

3) Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut atas temuan

hasil pengawasan,

4) Terlaksananya layanan manajemen pengawasan.

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan penjabaran

dari program prioritas Inspektorat Kementerian Perindustrian, kontrak

kinerja Sekretaris Jenderal, dan program prioritas Sekretariat

Inspektorat Jenderal. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari

pelaksanaan program dan kegiatan, di dalam Renstra Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian juga telah ditetapkan sasaran-

sasaran strategis beserta indikator kinerja utama (IKU) yang bersifat

kuantitatif dari masing-masing sasaran strategis.

Potensi yang ada pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dapat

dilihat pada tabel berikut:

Kekuatan Peluang

1. SDM APIP adalah sumber daya

yang terdidik dan terseleksi.

2. Internal Audit Capability Model

(IACM) mencapai level 2

3. Struktur organisasi mampu

mendukung pelaksanaan tugas

1. Respon positif terhadap

kinerja Sekretariat

Inspektorat Jenderal dalam

rangka meningkatkan

hubungan pengawasan

yang bersifat konsultatif

Page 133: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-9-

pokok dan fungsi

4. Peraturan perundang-

undangan dan prosedur

pengawasan yang dinamis dan

memadai.

5. Sistem manajemen mutu (ISO

9001:2008)

6. Regenerasi Auditor

dan pembinaan (mitra

kerja)

2. SPIP dan Zona Integritas

yang mendorong

peningkatan fungsi

Sekretariat Inspektorat

Jenderal

3. Pemberantasan KKN oleh

pemerintah yang konsisten

dan berkelanjutan.

4. Kerjasama dengan pihak-

pihak terkait yang

menunjang tugas

pengawasan

Kelemahan yang ada pada Sekretariat Inspektorat Jenderal

dapat dipetakan sebagai berikut:

Kelemahan Tantangan

1. Paradigma Watchdog masih

melekat pada satuan kerja atau

auditor

2. Transfer knowledge auditor

senior dan calon auditor tidak

merata

3. Terbatasnya ketersediaan waktu

auditor untuk mengembangkan

kompetensi

1. Stake holder belum dapatmemahami sepenuhnya visi,misi dan paradigmapengawasan

2. Penerapan SPIP belumsepenuhnya dilakukan

3. Pembenahan sistempengawasan tidak seiringdengan pembenahanpenganggaran, pelaksanaanprogram sehingga pengawasanhanya dianggap sebagaiformalitas pelaksanaankegiatan.

4. Reward and punishmentterhadap kinerja SDMpengawasan tidak sebandingdengan tugas dan tanggungjawab.

Berdasarkan analisa SWOT terhadap kondisi tersebut di atas,

maka dirumuskan kunci keberhasilan sebagai berikut:

Page 134: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-10-

a. Pemerataan auditor/calon auditor sehingga pengalaman dan

transfer knowledge lebih efektif;

b. Mengefektifkan fungsi organisasi untuk memanfaatkan respon

positif terhadap fungsi pengawasan;

c. Mengoptimalkan keahlian auditor untuk meningkatkan

akuntabilitas kinerja pemerintah;

d. Mengefektifkan peran auditor dalam mengembangkan,

sosialisasi visi, misi dan paradigm pengawasan;

e. Mengefektifkan peran auditor dalam mendorong impelementasi

SPIP dan pelaksanaan Zona Integritas;

f. Mengefektifkan fungsi auditor sebagai sarana konsultasi dan

pengawalan terhadap program pembangunan industri;

g. Mengefektifkan fungsi pengawasan untuk mendorong

akuntabilitas pelaksaaan program sejak dari perencanaan;

h. Mengembangkan kompetensi SDM APIP untuk peningkatan

jasa layanan konsultasi, ketaatan, efisien, efektif dan ekonomis;

i. Perencanaan audit berbasis resiko yang dilaksanakan pada

skala prioritas beresiko tinggi;

j. Mengembangkan kebijakan, sistem dan prosedur pengawasan;

k. Mengevaluasi komitmen pimpinan bahwa APIP merupakan

bagian dari komponen tim manajemen Inspektorat Jenderal

Kementerian Perindustrian.

12. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Sekretariat

Inspektorat Jenderal periode tahun 2017-2019 adalah sebagai berikut:

a. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan;

b. Forum Koordinasi Data Hasil Pemeriksaan Internal;

c. Analisa dan Evaluasi Pelaporan Hasil Pengawasan;

d. Pembinaan dan Pengawasan Inspektorat Jenderal;

e. Pelayanan Konsultasi dan Penguatan Pengawasan Inspektorat

Jenderal;

f. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran;

g. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dan Rencana Kinerja;

h. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengawasan Inspektorat

Jenderal;

i. Workshop Reviu Laporan Keuangan dan BMN Berbasis Akrual;

j. Koordinasi Pengembangan SDM;

k. Kegiatan Capacity Building Pegawai Inspektorat Jenderal;

Page 135: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-11-

l. Diklat Pengembangan SDM Inspektorat Jenderal;

m. Assesment ASN Inspektorat Jenderal;

n. Penatausahaan Urusan Kepegawaian;

o. Penataan Sistem Informasi;

p. Penyusunan Majalah “Solusi”;

q. Koordinasi dalam rangka Penyusunan Pedoman Kebijakan

Pengawasan;

r. FGD Penyusunan Konsep Pedoman dan Kebijakan Pengawasan

(4 pedoman pengawasan);

s. FGD Penyusunan Konsep Pedoman dan Kebijakan Pengawasan

lainnya;

t. Koordinasi Dalam Rangka Penyusunan SOP dan Penilaian

Sistem Manajemen Mutu (SMM);

u. Evaluasi Penerapan SMM;

v. Reviu/Audit Internal Penerapan SMM;

w. Audit Surveillance SMM;

x. Penyusunan/Penyempurnaan SOP;

y. Penyelesaian Pertanggungjawaban Keuangan dan BMN;

z. Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN;

aa. Penyusunan Laporan Pengawasan dan Pengendalian

Inspektorat Jenderal;

bb. Peningkatan Budaya Kerja Melalui Implementasi 5K;

cc. Penatausahaan Ketatausahaan dan Arsip Inspektorat Jenderal

Page 136: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-12-

BAB IIVISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI

Dengan mencermati perkembangan lingkungan strategis dan

tuntutan publik yang dinamis dalam mewujudkan tata pemerintahan

yang baik, bebas kolusi, korupsi, dan nepotisme khususnya di bidang

industri, visi Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah :

“Menjadi unit pendukung pengawasan yang profesional,berintegritas, kompeten dan akuntabel umtuk mewujudkankegiatan pengawasan sebagai penjamin mutu kegiatankepemerintahan di bidang industri”

Visi tersebut diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi

setiap unsur organisasi di lingkungan Sekretariat Inspektorat Jenderal

untuk dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif dan

inovatif sehingga mampu menggerakkan dan menarik komitmen

bersama, menciptakan makna bagi setiap SDM di lingkungan

Sekretariat Inspektorat Jenderal, mampu menciptakan dan

meningkatkan standar keunggulan, dan menjembatani kondisi

sekarang dengan kondisi yang akan datang, serta mampu memberi

jaminan mutu terhadap ketaatan, efisien, efektivitas dan

keekonomisan kegiatan di bidang industri.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan

nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi

Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagai berikut:

1. Melaksanakan dukungan manajemen pengawasan intern dalam

rangka mewujudkan tata kelola pengawasan yang baik ;

2. Mengembangkan sistem pengawasan intern yang efisien dan

efektif;

3. Meningkatkan kapasitas sumber daya pengawas yang

berintegritas, kompeten dan profesional.

Page 137: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-13-

C. TUJUAN

Dari serangkaian misi yang diemban oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal dalam 5 (lima) tahun ke depan,

Inspektorat Jenderal mempunyai tujuan “Tercapainya layanan dan dukungan dalam penyelenggaraan pengawasan,untuk mendukung penyelenggaraan pengawasan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, bersih dan bebasdari KKN”.

Adapun Indikator Kinerja Tujuan yang ingin dicapai sebagai ukuran keberhasilan Sekretariat Inspektorat Jenderal

adalah sebagai berikut :

KodeTujuan Tujuan Penjelasan Tujuan Kode Indikator Kinerja Tujuan Penjelasan IKT Satuan

Target

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Tj.1 Tercapainya layanandan dukungan dalampenyelenggaraanpengawasan, untukmendukungpenyelenggaraanpengawasan yangefektif, efisien,transparan,akuntabel, bersih danbebas dari KKN

Layanan dandukungan dalamrangka kegiatanpengawasan

Tj 1.1 Level kapabilitas (IACM)APIP Inspektorat JenderalKementerian Perindustrian

Penilaian BPKP terhadapkapabilitas APIP melalui sistemmutu pengawasan

Level 2 3 3

Tj 1.2 Persentase tindak lanjutsaran/rekomendasi hasilpengawasan

- Persentase 87 88 90

Tj 1.3 Jumlah satuan kerja yangdiusulkan berpredikatWBK/WBBM

Jumlag satuan kerja yangdiusulkan untuk memperolehpredikat WBK/WBBM

Satuan Kerja 12 10 10

Tj 1.4 Nilai Evaluasi AKIPInspektorat Jedneral dariKementerian PAN dan RB

- Nilai A AA AA

Page 138: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-14-

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

mengakomodasi Perspektif Pemangku Kepentingan, Perspektif Proses

Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis

dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Inspektorat

Jenderal untuk periode tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

“Meningkatnya peran pelayanan pengawasan yang handal”

yang diturunkan menjadi kegiatan Dukungan Manajemen,

Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan serta

Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal dengan sasaran

program :

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja;

2. Meningkatnya profesionalisme dan integritas aparatur

pengawas;

3. Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan;

4. Meningkatnya penerapan pengendalian internal;

5. Meningkatnya pembinaan konsultasi pengawasan;

6. Berkembangnya kemampuan APIP;

7. Terbangunnya organisasi yang efektif;

8. Terbangunnya sistem informasi yang terintegrasi dan handal;

9. Meningkatnya perencanaan dan penganggaran yang

berkualitas.

Page 139: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-15-

SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

PERSPEKTIFPEMANGKU

KEPENTINGAN(STAKEHOLDER)

PERSPEKTIFPROSES BISNIS

INTERNAL

PERSPEKTIFKELEMBAGAAN

Gambar 1. Peta Strategis Sekretariat Inspektorat Jenderal

SDM ORGANISASI ANGGARANINFORMASI

Terwujudnya APIP yangprofesional danberintegritas

Tersedianya bahaninformasi pengawasan

dalam rangka menunjangkegiatan pengawasan yang

mudah diakses

Terwujudnya birokrasiyang efektif dalam

lingkup pengawasaninternal

Tersusunnya perencanaanprogram, pengelolaan

keuangan sertapengendalian yang

berkualitas dan akuntabel

6 7 8 9

KEBIJAKAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN PENGAWASAN

Tersedianya RumusanKebijakan Pengawasan

Internal Berbasis Resiko

Terselenggaranya layananpengawasan yang efektif dan

efisien

TerselenggaranyaPengendalian PelaksanaanPengawasan Internal yang

efektif

3 4 5

Tujuan :Tercapainya layanan dan dukungan

dalam penyelenggaraan pengawasan,untuk mendukung penyelenggaraanpengawasan yang efektif, efisien,

transparan, akuntabel, bersih dan bebasdari KKN N

Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaankebijakan, program dan pengendalian

internal (consulting)

2Meningkatnya efektifitas,efisiensi danketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan (assurance)

1

Page 140: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-16-

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGISSEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

TAHUN 2015 – 2019

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Perspektif Pemangku Kepentingan (stakeholder)S1 Meningkatnya efektifitas,

efisiensi dan ketaatanterhadap peraturanperundang-undangan(assurance)

IK1.1

Penyelesaian tindaklanjutsaran/rekomendasihasil pengawasan *)IKU

Jumlah rekomendasi yangditindaklajuti oleh satuankerja

Persen 87 88 90 ■

IK1.2

Satuan kerja yang

diusulkan untuk

mendapatkan

predikat

WBK/WBBM

Satuan kerja yang

disiapkan untuk

diusulkan untuk

berpredikat WBK/WBBM

satker 12 10 10 ■

Page 141: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-17-

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)*) IKU

S2 Meningkatnya AkuntabilitasPelaksanaan kebijakanprogram dan pengendalianinternal (consulting)

Meningkatnya kualitaspelaksanaanprogram/kegiatan

IK2.1

Level kapabilitas

APIP

Level kapabilitas APIP

berdasarkan penilaian

BPKP

Level 3 3 3 ■

IK2.2

persentase

konsultasi dan

pengaduan

masyarakat

berkadar

pengawasan yang

tertangani

Persen 87.0 90.0 90.0 ■

Perspektif Proses Bisnis InternalT1 Tersedianya Rumusan

Kebijakan PengawasanInternal Berbasis Resiko

Page 142: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-18-

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)IK1.1

Tersedianyakebijakanpengawasan tahunyang akan datangberbasis resiko

Tersedianya peraturanterkait kebijakanpengawasan berbasisresiko

Peraturan 0 1 1 ■

IK1.2

TersedianyaProgram KerjaPengawasanTahunan (PKPT)yang berbasisresiko

Tersedianya peraturantentang Program KerjaPengawasan

Peraturan 0 1 1 ■

T2 Terselenggaranyalayananpengawasan yangefektif dan efisien

Meningkatnyakeefektifan dankeefisienan pengawasan

IK2.1

Sistem manajemen

mutu yang

tersertifikasi ISO

9001:2015

sertifikat 1.0 1.0 1.0 ■

Perspektif KelembagaanL1 Terwujudnya APIP yang

profesional dan berintegritas

Page 143: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-19-

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)IK1.1

Persentase APIPyang mendapatkandiklatkompetensi/profesisesuai kebutuhanorganisasi

Mengukur sejauh manapengembangan SDM yangdilakukan oleh SekretariatInspektorat Jenderalmelalui penyelenggaraandiklat, workshop, danpengiriman peserta diklatke institusi penyelenggaradiklat

Persentase 90 90 90 ■

IK1.2

Persentase auditoryang mendapatkandiklat penjenjangansesuai dengankebutuhan

Persentase 10 10 10 ■

L2 Tersedianya bahan informasipengawasandalam rangkamenunjang kegiatanpengawasan yang mudahdiakses

Menciptakan budayabirokrasi yang efektif

IK2.1

Persentasepelaksanaanpengawasan yangberbasis IT

Persentase - 50 50 ■

L3 Terwujudnya birokrasi yangefektif dalam lingkuppengawasan internal

IK3.1

Nilai SAKIPInspektoratJenderal

Nilai - AA AA ■

Page 144: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-20-

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)IK3.2

Level Maturitas

SPIP Inspektorat

Jenderal

Pencapaian level

maturitas SPIP

Inspektorat Jenderal ke

level yang diinginkan

Level - 3.0 3.0 ■

L4 Tersusunnya perencanaanprogram, pengelolaankeuangan serta pengendalianyang berkualitas danakuntabel

IK4.1

Akuntabilitas

Laporan Keuangan

dan BMN

Inspektorat

Jenderal

Nilai Laporan Keuangan

dan BMN Inspektorat

Jenderal mencapai nilai

tertinggi

Nilai - Standar

capaian

tertinggi

Standar

capaian

tertinggi

Page 145: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-21-

KodeSS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode

IKSS

IndikatorKinerja Sasaran

Strategis(IKSS)

PenjelasanIKSS Satuan

Target

Sekr

etar

iat

Ket

eran

gan

2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)IK4.2 Persentase

anggaran

Inspektorat

Jenderal yang

diblokir

Jumlah anggaran

Inspektorat Jenderal yang

diblokir

Persen - 10.0 10.0 ■

IK4.3

Persentase status

pengelolaan BMN

Inspektorat

Jenderal

Melihat status

pengelolaan BMN

Inspektorat Jenderal

Persen - 90.0 90.0

IK4.4

Persentase

kesesuaian rencana

program dan

kegiatan dengan

dokumen dokumen

perencanaan

Persen - 90.0 90.0

Page 146: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-22-

BAB III.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DUKUNGAN PENGAWASAN

Sebagai unsur penunjang dalam pengawasan internal

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian, Sekretariat

Inspektorat Jenderal dituntut untuk mengawal pencapaian sasaran

strategis Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dan

menjamin bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Jenderal berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk itu telah

disusun kebijakan dan strategi Sekretariat Inspektorat Jenderal

sebagai berikut :

A. ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran

pengawasan intern Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

tahun 2015-2019 telah disusun kebijakan pengawasan Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian sebagai berikut :

1. Peningkatan Kapabilitas APIP

a. Membangun APIP yang efektif dengan melaksanakan

perbaikan kapasitas secara bertahap dan berkelanjutan;

b. Meningkatkan peran penjamin mutu dan peningkatan

efektifitas dan nilai tambah kegiatan Kementerian

Perindustrian;

c. Menjalankan praktek professional dalam Audit Internal

secara seragam sesuai standar mutu Audit yang telah

ditentukan

d. Pelaksanaan paradigma pengawasan tersebut,

menempatkan aparat pengawas sebagai mitra kerja auditi

sehingga lingkup pengawasan dimulai dari tahap

Perencanaan dan Penganggaran, Pelaksanaan kegiatan,

sampai dengan Hasil yang diperoleh (input, process,

output, outcame, impact), untuk memastikan bahwa:

Page 147: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-23-

1) Petunjuk dan standar yang jelas dan faktor input yang

ditetapkan telah tersedia;

2) Segala proses dan perangkat penunjang berjalan

sebagaimana mestinya; dan

3) Output yang dihasilkan sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan

2. Penguatan Sistem Pengawasan Internal yang efektif dan efisien;

a. Pola dukungan pengawasan berbasis kinerja denganmengedepankan aspek pembinaan kepada seluruh satkerdalam rangka menjamin mutu kegiatan kepemerintahan dibidang industri yang dilaksanakan oleh auditi.

b. Menyiapkan sumber daya pengawasan baik dari segianggaran, SDM, sarana dan prasarana.

B. STRATEGISebagai unit pendukung pelaksanaan pengawasan Sekretariat

Inspektorat jenderal berperan sebagai fasilitator untuk mendukung

tercapainya keberhasilan tujuan pengawasan internal.

Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan peran dimaksud, maka

ditetapkan strategi dalam mendukung pengawasan internal, sebagai

berikut :

1. Strategi PokokDukungan pengawasan yang efektif merupakan faktor kunci

dalam menentukan keberhasilan tujuan pengawasan internal.

Strategi utama Sekretariat Inspektorat Jenderal dalam

mendukung pelaksanaan Pengawasan Internal dilakukan

melalui;

- Peningkatan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan

seluruh aparat pengawasan;

- Peningkatan profesionalisme dan independensi aparat

pengawasan;

- Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan

Inspektorat Jenderal;

Page 148: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-24-

- Peningkatan Kapasitas dan kapabilitas SDM pengawasan

yang proporsional dan bermutu sehingga setiap

pelaksanaan pengawasan terjamin kualitas dan

kehandalannya;

- Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan yang

efisien dan memadai;

- Penerapan standar Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008

- Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil

pengawasan satuan kerja;

2. Strategi OperasionalDalam mendukung pengawasan, dilaksanakan strategi

operasional sebagai berikut :

- Mendorong pelaksanaan pengawasan preemtif dengan

membangun kesadaran dan kompetensi SDM untuk

mencegah timbulnya moral hazard, melalui sosialisasi

ketentuan dan peraturan perundangan, peningkatan

kemampuan SDM (capacity building dan character

building).

- Peningkatan kapasitas SDM Pengawasan (APIP) yang

proporsional;

- Penyediaan sarana dan prasaran pengawasan yang

memadai;

- Mendorong pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan

satuan kerja dengan monitoring yang terorganisir;

C. PROGRAM DAN KEGIATANUntuk merealisasikan visi, misi, dan sasaran strategis seperti

diuraikan di atas, dilaksanakan berbagai kegiatan dukungan

pengawasan secara berkesinambungan. Dalam rangka melaksanakan

pengawasan internal sebagai tugas utama Inspektorat Jenderal,

Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

melaksanakan kegiatan Dukungan Manajemen, Pembinaan dan

Page 149: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-25-

Tindak Lanjut Pengawasan serta Dukungan Teknis LainnyaSekretariat Inspektorat Jenderal.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan pelayanan teknis dan

administratif kepada satuan organisasi di lingkungan Sekretariat

Inspektorat Jenderal dalam mencapai sasaran kinerja yang telah

ditetapkan.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

1) Terlaksananya Layanan perkantoran Sekretariat Inspektorat

Jenderal dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) berupa 1)

layanan Pembayaran Gaji/Tunjangan/Uang Makan/ Lembur,

2) layanan pemeliharaan sarana kerja/kantor, kebutuhan

sehari-hari perkantoran dan layanan birokrasi.

2) Terlaksananya Layanan Tindak Hasil Pengawasan dengan

indikator kinerja kegiatan berupa 1) laporan analisis hasil

pengawasan, 2) laporan pemantauan tindak lanjut hasil

pengawasan, 3) koordinasi pemutakhiran data tindak lanjut

hasil pengawasan, 4) laporan hasil pengawasan APIP.

3) Terlaksananya Layanan Norma/ Standar/ Pedoman/

Ketentuan Pengawasan dengan indikator kinerja kegiatan 1)

tersedianya kebijakan pengawasan, 2) tersedianya

SOP/norma/ketentuan/ dan prosedur pengawasan

4) Terlaksananya dukungan pengawasan dan pelaksanaan tugas

pengawasan lainnya dengan indikator kinerja kegiatan berupa

1) layanan bimbingan dan pengawasan serta tugas-tugas

pengawasan lainnya

5) Terlaksanya layanan dukungan manajemen Eselon I dengan

indikator kinerja kegiatan berupa 1) dokumen perencanaan

dan anggaran pengawasan, 2) laporan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program pengawasan, 3) data terkini dan

informasi pengawasan yang akurat dan terpercaya, 4) SDM

yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan, 4) terlayaninya

urusan kepegawaian, 5) Laporan Keuangan dan BMN, 6)

Page 150: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-26-

Tertatanya Arsip dan Informasi, 6) Terbitnya Majalah

Pengawasan Solusi

6) Terlaksananya layanan internal dengan indikator terpenuhinya

sarana dan prasarana;

Agar pelaksanaan kegiatan dukungan pengawasan dapat

berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan,

diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan pengawasan

dan anggaran yang memadai.mmmmm

Page 151: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-27-

BAB IVPENUTUP

Tuntutan masyarakat dalam lima tahun ke depan semakin

tinggi terhadap kualitas dan akuntabilitas kinerja aparatur serta

mengharapkan perilaku aparatur yang bersih dan bebas dari KKN.

Oleh karena itu pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen

adalah untuk meyakinkan dan menjamin bahwa program dan

kegiatan dari aparatur Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan

kebijakan yang digariskan serta dilaksanakan sesuai ketentuan

perundangan yang berlaku. Hasil pengawasan selanjutnya digunakan

sebagai umpan balik bagi penyempurnaan Kebijakan dan penyusunan

Program/kegiatan.

Sesuai perkembangan tata kelola pemerintahan dan reformasi

birokrasi dan mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA)

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019

serta Kebijakan Pengawasan Sekretariat Inspektorat Jenderal, maka

disusunlah Renstra Sekretariat Inspektorat Jenderal Inspektorat

Jenderal Kementerian Perindustrian 2015-2019, yang dijadikan

landasan bagi aparat pengawasan intern untuk memberi nilai tambah

dan menjamin pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan

industry berjalan secara efiisien, efektif, transparan dan akuntabel

dalam rangka mewujudkan visi Sekretariat Inspektorat Jenderal

sebagai mitra kerja dan menjamin mutu pencapaian sasaran

pembangunan industri.

Dalam rangka mengambil peran tersebut, telah ditetapkan

saran pengawasan, antara lain mempertahankan opini WTP atas

laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian,

mewujudkan pencapaian KPI (Key Performance Indicators) program

dan kegiatan Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian,

Terwujudnya reformasi birokrasi, Terwujudnya efektifitas

restrukturisasi organisasi dan tersedianya masukan rekomendasi

(feedback) terhadap pelaksanaan program/kegiatan dan perumusan

Page 152: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-28-

kebijakan pembangunan industri. Untuk dapat mencapai sasaran-

sasaran strategis tersebut telah ditetapkan arah kebijakan, strategi,

program dan kegiatan, target capaian serta indikatif pendanaannya

yang dituangkan dalam renstra.

Rencana Strategis Sekretariat Inspektorat Jenderal ini menjadi

acuan bagi jajaran aparatur Sekretariat Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan

Tugas dan Fungsinya lima tahun ke depan.

mmmmmmmmmmm

Page 153: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-29-

Page 154: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

-30-

Page 155: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

LAMPIRAN VIPERATURAN INSPEKTUR JENDERALNOMORTENTANGRENCANA STRATEGIS UNIT ESELON II DI LINGKUNGANINSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015-2019

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN MATRIKS ALOKASI PENDANAAN

I. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran dan penugasan dari Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan pengawasan internal dengan indikator

keberhasilan sebagai berikut:NO SASARAN PROGRAM/

KEGIATANINDIKATOR KEBERHASILAN JENIS

INDIKATORTARGET ANTARA KETERANGAN

2015 2016 2017 2018 2019(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas,

efisiensi, dan ketaatan terhadapperaturan Perundang-undangan

Persentase Laporan Keuangan Satuan Kerjasesuai dengan SAP dan peraturanperundang-undangan

IK 85 85 90 92 95 Persen

Prosentase temuan BPK di bawah materialitytreshold

IKU <3 <3 <3 <3 <3 Persen

Tersedianya dokumen perencanaan danpenganggaran

IK 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 Dokumen

Tersedianya dokumen evaluasi pelaksanaanprogram kerja Inspektorat Jenderal

IK 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Paket Dokumen

2. Meningkatnya akuntabilitaspelaksanaan kebijakan, program

Persentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon Iminimal B

IK 78 78 78 78 78 Persen

Page 156: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

dan pengendalian eksternal(consulting)

Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan tata kelola

IK 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 RekomendasiKebijakan

Jumlah pengawasan internal yangdilaksanakan Inspektorat Jenderal terhadapunit pusat, unit vertikal, dan danadekonsentrasi Perindustrian

IK 95 95 95 95 95 Satuan Kerja

Persentase tindak lanjut hasil pengawasanyang telah diselesaikan

IKU 85 86 87 88 90 Persen

Tersedianya dokumen analisa danpemantauan hasil pengawasan

IK 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 Dokumen

Jumlah satuan kerja yang diusulkan menjadiWBK/WBBM

IK 5.0 5.0 12.0 10.0 10.0 Satuan Kerja

Page 157: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

Dalam rangka mencapai keberhasilan dimaksud masing-masing unit

eselon II Inspektorat Jenderal, perlu bersama-sama melaksanakan tugas

dan fungsinya sesuai dengan Rencana Strategis masing-masing. Untuk

mengukur keberhasilan masing-masing eselon II di lingkungan. Untuk

mencapai sasaran program/ kegiatan diperlukan indikator yang menjadi

ukuran tercapainya suatu sasaran program dan kegiatan. Untuk

menggambarkan keberhasilan tersebut diperlukan suatu metode atau

teknis pengukuran yang tepat dan logis sehingga gambaran keberhasilan

suatu sasaran dapat diterima dan benar-benar menggambarkan hasil

yang tepat dan sejalan dengan cita-cita Inspektorat Jenderal sebagai

penjamin mutu pelaksanaan kegiatan pemerintahan bidang industri.

Indikator keberhasilan terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu

1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator yang menjadi gambaran kinerja dalam rangka mendukung

kinerja Kementerian Perindustrian.

2. Indikator Kinerja (IK)

Indikator yang menjadi kinerja dalam rangka mendukung pelaksanaan

program Inspektorat Jenderal yang berupa keluaran/ hasil yang

diciptakan.

Berdasarkan hal tersebut masing-maisng unit eselon II di lingkungan

Inspektorat Jendral masing-masing memiliki indikator kinerja yang menjadi

ukuran keberhasilan tercapainya sasaran strategis. Adapun pencapaian yang

harus dicapai oleh masing-masing unit Eselon II, di lingkungan Inspektorat

Jenderal adalah sebagai berikut:

Page 158: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

NO SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR

KEBERHASILAN

JENIS

INDIKATOR

UNIT KET

IT.I IT.II IT.III IT.IV SET.ITJEN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Meningkatnya efektifitas, efisiensi, dan

ketaatan terhadap peraturan Perundang-

undangan

Persentase LaporanKeuangan Satuan Kerjasesuai dengan SAP danperaturan perundang-undangan

IK ■ ■ ■ ■

Prosentase temuan BPK dibawah materialitytreshold

IKU ■ ■ ■ ■

Tersedianya dokumenperencanaan danpenganggaran

IK ■

Tersedianya dokumenevaluasi pelaksanaanprogram kerja InspektoratJenderal

IK ■

2. Meningkatnya akuntabilitas

pelaksanaan kebijakan, program dan

pengendalian eksternal (consulting)

Persentase nilai rata-rataSAKIP unit Eselon Iminimal B

IK ■ ■ ■ ■

Jumlah rekomendasiperbaikan kebijakanindustri dan tata kelola

IK ■ ■ ■ ■

Page 159: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

Jumlah pengawasaninternal yang dilaksanakanInspektorat Jenderalterhadap unit pusat, unitvertikal, dan danadekonsentrasiPerindustrian

IK ■ ■ ■ ■

Persentase tindak lanjuthasil pengawasan yangtelah diselesaikan

IKU ■

Tersedianya dokumenanalisa dan pemantauanhasil pengawasan

IK ■

Jumlah satuan kerja yang

diusulkan menjadi

WBK/WBBM

IK ■

Page 160: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di
Page 161: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

A. INDIKATOR KINERJA UNIT ESELON II DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

1. INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT I

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN JENISINDIKATOR

TARGET ANTARA KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas,

efesiensi, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan

Presentase temuan BPK di bawah materialitythreshold

IKU - <3 <3 <3 <3 Persen

2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan programdan pengendalian internal

Persentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon Iminimal B

IK - 78 89 100 100 Persen

Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan/atau tata kelola

IK - 1 1 1 1 Rekomendasi

Jumlah pengawasan internal yangdilaksanakan Inspektorat I terhadap unitpusat, unit vertikal, dan dana Dekonsentrasiperindustrian

IK - 24 24 24 24 Satuan Kerja

Page 162: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

2. INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT II

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN JENISINDIKATOR

TARGET ANTARA KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas,

efesiensi, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan

Presentase temuan BPK di bawah materialitythreshold

IKU - <3 <3 <3 <3 Persen

2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan programdan pengendalian internal

Persentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon Iminimal B

IK - 78 89 100 100 Persen

Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan/atau tata kelola

IK - 1 1 1 1 Rekomendasi

Jumlah pengawasan internal yangdilaksanakan Inspektorat I terhadap unitpusat, unit vertikal, dan dana Dekonsentrasiperindustrian

IK - 24 24 24 24 Satuan Kerja

Page 163: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

3. INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT III

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN JENISINDIKATOR

TARGET ANTARA KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas,

efesiensi, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan

Presentase temuan BPK di bawah materialitythreshold

IKU - <3 <3 <3 <3 Persen

2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan programdan pengendalian internal

Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan/atau tata kelola

IK - 1 1 1 1 Rekomendasi

Jumlah pengawasan internal yangdilaksanakan Inspektorat I terhadap unitpusat, unit vertikal, dan dana Dekonsentrasiperindustrian

IK - 24 24 24 24 Satuan Kerja

Page 164: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

4. INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT IV

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN JENISINDIKATOR

TARGET ANTARA KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas,

efesiensi, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan

Presentase laporan Laporan KeuanganInspektorat Jenderal sesuai dengan SAP danperaturan perundangan-undangan

IK - 90 90 92 92 Persen

Presentase temuan BPK di bawah materialitythreshold

IKU - <3 <3 <3 <3 Persen

2. Meningkatnya Akuntabilitaspelaksanaan kebijakan programdan pengendalian internal

Persentase nilai rata-rata SAKIP unit Eselon Iminimal B

IK - 78 89 100 100 Persen

Jumlah rekomendasi perbaikan kebijakanindustri dan/atau tata kelola

IK - 1 1 1 1 Rekomendasi

Jumlah pengawasan internal yangdilaksanakan Inspektorat I terhadap unitpusat, unit vertikal, dan dana Dekonsentrasiperindustrian

IK - 24 24 24 24 Satuan Kerja

Page 165: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

5. INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR KEBERHASILAN JENISINDIKATOR

TARGET ANTARA KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1. Meningkatnya efektifitas, dan

ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan(assurance)

Tersedianya dokumen perencanaan danpenganggaran

IK 1 1 1 1 1 Dokumen

Tersedianya dokumen evaluasi pelaksanaanprogram kerja Inspektorat Jenderal

IK 3 3 3 3 3 Dokumen

2. Meningkatnya AkuntabilitasPelaksanaan kebijakan programdan pengendalian eksternal(consulting

Persentase satuan kerja yang telahmenyelesaikan tindak lanjut hasilpengawasan

IKU 85 86 87 88 90 Persen

Tersedianya dokumen analisa danpemantauan hasil pengawasan

IK 4 4 4 4 4 Dokumen

Jumlah satuan kerja yang diusulkan menjadiWBK/WBBM

IKU 5.0 5.0 12.0 10.0 10.0 Satuan Kerja

Page 166: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

II. MATRIKS ALOKASI PENDANAANA. Inspektorat I

NOUNIT

KERJAKELUARAN

ALOKASI

KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA

I. Inspektorat I

1. Tersedianyalaporan AuditInspektorat I

2. Tersedianyalaporan ReviuInspektorat I

3. TersedianyalaporanMonitoring danEvaluasiInspektorat I

4. TersedianyaLayananManajemenPengawasanInspetkorat I

Page 167: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

5. TersedianyaLaporanPrencanaan danAkuntabilitasInspektorat I

B. Inspektorat II

NOUNIT

KERJAKELUARAN

ALOKASI

KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA

II. Inspektorat II

1. Tersedianyalaporan AuditInspektorat II

2. Tersedianyalaporan ReviuInspektorat II

3. TersedianyalaporanMonitoring danEvaluasiInspektorat II

4. TersedianyaLayananManajemenPengawasanInspetkorat II

Page 168: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

5. TersedianyaLaporanPrencanaan danAkuntabilitasInspektorat II

C. Inspektorat III

NOUNIT

KERJAKELUARAN

ALOKASI

KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA

III. Inspektorat III

1. Tersedianyalaporan AuditInspektorat III

2. Tersedianyalaporan ReviuInspektorat III

3. TersedianyalaporanMonitoring danEvaluasiInspektorat III

4. TersedianyaLayananManajemen

Page 169: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

PengawasanInspetkorat III

5. TersedianyaLaporanPrencanaan danAkuntabilitasInspektorat III

D. Inspektorat IV

NOUNIT

KERJAKELUARAN

ALOKASI

KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA

IV. Inspektorat IV

1. Tersedianyalaporan AuditInspektorat IV

2. Tersedianyalaporan ReviuInspektorat IV

3. TersedianyalaporanMonitoring danEvaluasiInspektorat IV

4. TersedianyaLayananManajemen

Page 170: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

PengawasanInspetkorat IV

5. TersedianyaLaporanPrencanaan danAkuntabilitasInspektorat IV

E. Sekertariat Inspektorat Jenderal

NOUNIT

KERJAKELUARAN

ALOKASI

KETERANGAN2015 2016 2017 2018 2019

VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA VOL DANA

V. Sekretariat Inspektorat Jenderal

1. Tersedianya laporanPemantauan danEvaluasi HasilPengawasan

2. TersedianyaLaporan DukunganPengawasan danPelaksanaan TugasPengawasanLainnya

3. TersedianyaLayananManajemen Eselon I

Page 171: ( 2 ) - itjen.kemenperin.go.iditjen.kemenperin.go.id/itjen/laporan/renstra/Renstra_Es_II_ITJEN.pdf · Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, di

4. TersedianyaLayanan Internal(Overhead)

5. TersedianyaLayananPerkantoran