Post on 27-Jan-2023
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JUDUL :
Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu
Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan
(Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan
Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)
Diajukan oleh
Nama : Ardy Prana Sudhan
NIM : 2011-41-301
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Untuk memenuhi sebagian dari syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2016
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan ridho-Nya serta karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu. Skripsi ini berjudul Strategi CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan
Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan Pengetahuan
Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta).
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Ilmu
Komunikasi dengan konsentrasi Humas Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan-kekurangan, untuk itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis berharap
skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Jakarta,18 Febuari 2016
Ardy Prana Sudhan
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala karunia dan
kemudahan-Nya yang teramat besar dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada:
1. Kedua orang tuaku yaitau ayahku (Supraptoyo), Ibuku (Nani Rohani), dan adiku
Juniarti, Nabillah, dan Yudha yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, dan
kasih sayang serta perhatian yang tiadahenti.
2. Prof. Dr. H. Sunarto, M.Si, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
3. Dr. H. Hanafi Murtani, MM, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama).
4. Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos. M.Si, Ketua Program Studi FIKOM, Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama).
5. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., MSi. Dosen Pembimbing I dan Dra. Ida Fariastuti,
M.Si. Dosen Pembimbing II.
6. Bapak Suliansyah, Bapak Akhyas Arief, dan Ubaidillah Rahmat, atas informasi
serta data yang diberikan kepada peneliti dalam melakukan penelitian kegiatan
skripsi ini.
7. Seluruh dosen serta staff pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama) yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu
yang berguna dan sangat berarti.
8. Teman-teman dan para sahabat yang selalu memberikan dorongan dan motivasi
selama penelitian, yaitu: Nurlaela, Bayu Chandra Putro, Dimas Desetya Dechan,
Fadli Laksono, Afelinza Ardian, Johan Adam, Lisa Anggriyani, Finsa
iii
Dwinandatama, Dimas Mahendra, Putri Rahmadina, Mahesa, Tyo Raja Sulaiman,
Nungky Respaty, Monique, Sicilia Manopo, Zeldjian Putra Athalah, dan semua
teman-teman yang tidak bias saya sebutkan satu persatu namun tidak akan saya lupa
semua dukungan yang telah kalian berikan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki kekurangan, agar
tercipta kesempurnaan pada skripsi ini yang kelak akan bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 18 Febuari 2016
Ardy Prana Sudhan
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................vi
DAFTAR ISI............................................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………….............................1
1.2 Fokus Penelitian…………………………………........................................16
1.3 Pertanyaan Penelitian...……………………………….................................17
1.4 Tujuan Penelitian………….………………………………..........................17
1.5 Signifikansi Penelitian……………………………………...........................17
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI
2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis ………………….................................19
2.2 Kerangka Konsep – Konsep Penelitian dan
Teori……………………………....................................................................25
2.3 Bagan Alur Pikir……………………………………………………………45
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian……………………………………….........................48
3.2 Pendekatan Penelitian…………………………………………....................49
3.3 Pendekatan Penelitian……………...…………………….............................51
3.4 Metode Penelitian………….………...……………………..........................51
3.5 Objek dan Subjek Penelitian…………………………………………..........52
3.6 Teknik Pengumpulan Data……………………………….............................53
3.7 Teknik Analisa Data………………………………………….......................55
3.8 Teknik Keabsahan Data……………………………………………………57
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian...........................................................................58
v
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian................................................................ …….86
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian……………………...…….…............................87
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………94
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.......................................................................................................107
5.2 Saran..............................................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nama : Ardy Prana Sudhan
Nim : 2011 - 41 - 301
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu
Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi
Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan Pengetahuan
Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)
Bibliografi : 31 Buku + 1 Website
Jumlah Isi : 108 halaman ( V Bab ) + ix
Pembimbing : 1. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., M.Si
2. Dra. Ida Fariastuti, M.Si
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang
mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat
luas. Peraturan bagi perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan atau
Corporate Social Responsibility diatur dalam Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi
Perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Minimnya
pengetahuan tentang perasuransian dikalangan pelajar sejak dini, mendobrak
pemerintah dan pihak lainnya untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Berkaca dari
permasalahan yang terjadi tersebut, PT. Tugu Pratam Indonesia menyelenggarakan
salah satu kegiatan CSR-nya yang mana memberikan pengetahuan asuransi kepada para
pelajar.
Penulis ingin mengetahui strategi CSR PT. Tugu Pratama Indonesia dan tujuan
dan manfaat kegiatan CSR yang dilakukan. Penulis menggunakan 2 tinjauan literatur
vii
dari skripsi terdahulu. Konsep – konsep yang dipakai seperti konsep komunikasi, Public
Relation, Strategi, dan Corporate Social Responsibility. Ada pun landasan teori sebagai
penunjang penelitian menggunakan Teori Citra dan 6 Tahapan Pelaksanaan CSR.
Paradigma yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Post-
Positivisme. Pada paradigma ini bertujuan ialah keinginan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan positivisme yang memang hanya mengandalkan kemampuan
pengamatan langsung atas objek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh penulis kali ini, penulis menggunakan pendekatan metode
Deskriptif-Kualitatif. Objek penilitan itu sendiri ialah Strategi CSR PT. Tugu Pratama
Indonesia pada kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo
Jakarta, dan subjek penelitiannya ialah Corporate Social Resonsibility PT. Tugu
Pratama Indonesia. Dengang menggunakan teknik triangulasi sebagai tenik keabsahan
datanya.
Hasil penelitian yang penulis peroleh ialah profil objek perusahaan secara
lengkap, mulai dari sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk – produk
asuransi yang dimiliki perusahaan, sampai bidang kegiatan CSR yang dilakukan.
Wawancara mendalam dengan narasumber dan beberapa informan penulis lakukan agar
mendapatkan data yang akurat.
Dari kegiatan tersebut setelah diuji dengan teori yang penulis buat. PT. Tugu
Pratama Indonesia telah berhasil melaksanakan kegiatan CSR pada siswa SMAN 1 Budi
Utomo dan mendapat hasil dan respon positif dari audience-nya. Dan saran dari penulis,
sebaiknya PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan CSR terus
menggunakan 6 tahapan pelaksanaan CSR agar terorganisir dan pada pelaksanaannya
bisa mencapai manfaat dan tujuan perusahaan maupun kegiatan CSR itu sendiri.
viii
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI
ABSTRACT
Name : Ardy Prana Sudhan
Student Id. No. : 2011 – 41 – 301
Major : Public Relations
Title of Thesis : CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama
Indonesia In Developing Corporate Image (A Case Study
“TPI Mengajar” Movement The Introducing of Insurance
Knowledge in SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)
Bibliography : 31 References + 1 Website
: Page 108 ( article V ) + ix
Lecture : 1. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., M.Si
2. Dra. Ida Fariastuti, M.Si
Corporate Social Responsibility ( CSR is a program that implement social
responsibility a company to the general public. Regulations for company for the
responsibilities of social and environmental or corporate social responsibility arranged
in article 74 UU no. 40 in 2007 about limited company , aimed at to realize the
sustainable economic to improve the quality of life and environment that are useful for
the company itself, local community, and the general public. The lack of knowledge
about perasuransian among students early, broke into the government and other parties
to participate socialize this. Look of the problem that happens, PT. Tugu Pratama
Indonesia hosted one of the CSR activities which to provide knowledge insurance to
students.
Writer want to know how CSR strategy of PT. Tugu pratama indonesia and
objectives and benefits activities CSR done.The use writers 2 literature review of thesis
before.The concept in used as the concept of communication, public relation, strategy,
ix
and corporate social responsibility.Can also the theory a supporting the research uses
the Theory of Image and 6 Stages of The Implementation CSR.
The paradigm that writer use in this research was paradigm post-positivisme. In
this paradigm aimed at is desire to fix weaknesses positivism who are only rely on the
ability direct observation upon objects the treatment. Research conducted in a
qualitative. The qualitative study aims to get understanding general to the fact social
from the perspective of participants. In research conducted by writer this time, the use
writers approach deskriptif-kualitatif method. Object of research itself is strategy CSR
PT. Tugu Pratama Indonesia Activities in The Introducing of Insurance Knowledge in
SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, and the subject his research is Corporate Social
Resonsibility PT. Tugu Pratama Indonesia with using a technique triangulation as tenik
the validity of the data.
The results of research writer get profile object company is a complete , starting
from company histor, vision and mission, products of insurance to owned company,
until sectors CSR done. In-depth interviews with the source of information and several
informants writer do to obtain accurate data. After processed the data and used with the
theory, will see the results of the activity after tested with the theory who used by me.
PT. Tugu Pratama Indonesia have managed to implement CSR activities to their
students SMAN 1 Budi Utomo and get result and a positive response from the audience.
And suggestions from writer, should PT. Tugu pratama indonesia in each performs
CSR activities continue to use 6 stages of the implementation CSR that organized and in
implementation can reach benefits and objectives for both firms and activities csr itself.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Sejarah berdirinya asuransi di Indonesia tidak terlepas dari semakin
berkembangnya bisnis pemerintah kolonial Belanda pada sektor perkebunan
dan perdagangan. Pada masa tersebut perkebunan rempah-rempah, tembakau
dan kelapa sawit yang menjadi ciri khas tanaman di Indonesia tumbuh pesat.
Pemerintah Belanda merasa perlu untuk menjamin kelangsungan bisnis
mereka bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan perlindungan terhadap
resiko mulai dari proses panen sampai dengan pengiriman hasil panen
tersebut ke negara mereka.
Lahirnya asuransi di Indonesia pertama kali didirikan oleh orang
Belanda dengan nama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En Liefrente
Maatschappij (NILMIY) dengan mengadopsi perusahaan Asuransi Belanda
yaitu De Nederlanden Van 1845. Kelak dikemudian hari setelah Indonesia
merdeka, asuransi ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan berganti nama
menjadi PT. Asuransi Jiwasraya . Disusul berikutnya oleh Asuransi Jiwa
Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.
2
Secara umum asuransi pada masa penjajahan Belanda dibagi menjadi
2, yaitu:
1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan kantor cabang dari
perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan
di negeri lainnya.
Pada masa kemerdekaan ada 2 langkah penting pemerintah terkait
perkembangan asuransi di Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT
Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT Umum
Internasional Underwriters (PT UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta
asing menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau lebih dikenal dengan nama
Asuransi Jasindo. Selain penggabungan itu, pemerintah pun membuat
beberapa asuransi lainnya untuk menunjang kesejahteraan masyarakat
seperti Asuransi Jasa Rahardja, Perum Taspen, Perum Asabri, dan
Jamsostek.
Perkembangan asuransi modern di Indonesia berkembang semakin
pesat dengan banyak berdirinya perusahaan asuransi di awal tahun 1980-an
sampai saat ini. Tidak hanya memberikan jaminan saja, namun perusahaan
asuransi di jaman moderen ini juga menawarkan berbagai macam produk
perlindungan dan bahkan investasi. (www.asuransikita.co.id, 2015)1
1 www.asuransikita.co.id, 30/6/2015 pukul 09.00
3
PT. Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan anak perusahaan PT.
Pertamina (Persero). Merupakan perusahaan asuransi umum resmi didirikan
pada tanggal 25 November 1981. Pada periode awal, TPI mempfokuskan
bisnisnya pada asuransi terhadap resiko dalam industry minyak dan gas
nasional, terutama asuransi asset yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero)
sebagai perusahaan utama.
Seiring berjalannya waktu dan dunia yang terus berkembang, TPI
merespon tantangan pasar dengan memperluas bisnisnya ke bidang
asuransi/non migas. Berbagai produk asuransi dirancang untuk memenuhi
permintaan pasar untuk asuransi secara keseluruhan, mulai dari asuransi
penerbangan, asuransi kredit, asuransi kebakaran, transportasi dan asuransi
penyelamatan, untuk asuransi kesehatan. Sekarang klien TPI mulai
mengeksplorasi berbagai sektor, termasuk perbankan, penerbangan dan
teknologi. (www.tugu.com, Company Profile, 2015)2
Dalam perjalanannya sebagai Perusahaan Asuransi terbesar di
Indonesia, PT. Tugu Pratama Indonesia terus berus berjalan dengan baik
sesuai Visi dan Misi perusahaan yang akan semakin gencar disosialisasikan
dan menjadi pedoman bagi setiap insan perusahaan dalam menjalankan
aktivitas usahanya. Dimana yang mempunyai Visi “Menjadi perusahaan
asuransi yang unggul, terpercaya, dan menciptakan nilai tambah
berkelanjutan bagi seluruh Stakeholders. Dan memiliki Misi
“Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan; Menciptakan
2 www.tugu.com, Company Profile, 30/6/2015 pukul 09.05
4
kepuasan pelanggan melalui pelayanan jasa asuransi yang prima;
Mengembangkan kapabilitas dan kompentensi sumber daya manusia
menjadi insan yang professional, kompetitif, dan peduli; Memberdayakan
perusahaan menuju perusahaan yang berkelas dunia dan menjadi kebanggaan
Bangsa Indonesia”. (Annual Report, PT. Tugu Pratama Indonesia, 2013)3
PT. Tugu Pratama Indonesia yang dulu dikenal masyarakat dan
dikenal dalam dunia perasuransian sebagai asuransi milik PT. Pertamina
(Persero) sebagai asuransi pelindung bagi para pekerja pertamina itu sendiri
baik dari sektor migas dan non-migas. Jelas saja citra yang timbul pada
masyarakat bahwa TPI merupakan perusahaan asuransi yang hanya
ditujukan bagi Pertamina. Namun, semakin berkembangnya dunia asuransi
dan semakin ketat pula persaingan dalam dunia asuransi, TPI berupaya terus
mengembangkan produk asuransinya menjadi produk asuransi umum. Ini
dilakukan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat akan perlindungan
asuransi dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara pengembangan produk-
produk asuransi umum yang bisa masyarakat percayakan sebagai
perlindungan mereka. Sehingga TPI mengharapkan respon atau citra yang
dihasilkan oleh masyarakat bahwa TPI merupakan asuransi umum yang
hadir dan bisa digunakan masyarakat luas, tidak hanya asuransi yang
diperuntukan bagi keryawan dan bidang usaha PT. Pertamina (Persero) saja.
Produk dan jasa yang TPI dikembangkan oleh tim yang memiliki
pengalaman dan kompetensi selama lebih dari 31 tahun di dalam masing-
3 Annual Report PT. Tugu Pratama Indonesia 2013, 30/6/2016 pukul 09.08
5
masing bidang, sehingga semua produk dan jasa dapat memberikan solusi
dank kepuasan kepada nasabah. Selain produk yang berbasis Asuransi
Umum, TPI juga membuat produk atau gerakan baru demi meraih dan
mempertahankan kejayaannya dalam pangsa pasar di sektor keuangan
(Finansial), seraya terus mempertegas kehadiran di segmen asuransi berbasis
Syariah. Dan produk-produk di segmen energy terus dipertahankan karena
pasar segmen energy merupakan pangsa pasar terbesar yang pernah
membawa TPI menjadi perusahaan asuransi dengan pangsa pasar terbesar di
Indonesia.
Sebagai perusahaan yang telah berpengalaman di berbagai bidang
asuransi, TPI telah banyak mengukir pretasi atau Award dalam berbagai
bidang asuransi. Pada beberapa tahun belakangan (2008 – 2014) banyak
penghargaan dan prestasi yang didapat oleh TPI dalam kiprahnya menjadi
perusahaan asuransi terbesar di Idnonesia dan dapat membanggakan bagi
Bangsa Indonesia. Adapun Penghargaan atau Award yang didapat TPI,
seperti: TPI menerima penghargaan dalam Indonesia Insurance Award 2013
yang diselenggarakan oleh Media Business Review dan Indonesia – Asia
Institute serta Perbanas Institute “Non Listed Company General Insurance-
Assets > Rp200 Billion”, untuk Kategori; 1st for Corporate Social
Responsibility, 2nd
for Good Corporate Governance, 2nd
for Information
Technology, 3rd
for Risk Management (Annual Report, 2013:25)4,
Penghargaan untuk Program “Tanggung Jawab Sosial (CSR)” pada tahun
4 Annual Report PT. Tugu Pratama Indonesia 2013 hal 25, 30/6/2015 pukul 09.20
6
2010, yang diberikan oleh lembaga nirlaba Dompert Dhuafa CSR Award
untuk kategori ekonomi bidang “Program Pemberdayaan Petani Sehat Untuk
Masyarakat Indonesia”. (http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-
achievement)5
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komponen yang
sangat penting bagi PT. Tugu Pratama Indonesia, karena didalamnya terdapat
misi dari program CSR itu sendiri yaitu “Membangun Kepercayaan dengan
Peningkatan Citra Perusahaan”. PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) memahami
bahwa aktivitas CSR ini bukan semata-semata kewajiban untuk tunduk pada
peraturan perundangan yang berlaku, namun lebih kepada upaya perusahaan
dalam memberikan manfaat yang optimal bagi keberlangsungan hidup
masyarakat sekitar dan lingkungan. Bagi TPI, pelaksanaan CSR juga menjadi
bagian penting upaya perusahaan untuk mengawal dan menjamin
keberlangsungan usaha, sekaligus mewujudkan visi menjadi perusahaan
asuransi dan manajemen risiko terkemuka berkelas dunia.
Sejak 2004, kini kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
berada dibawah tanggung jawab divisi Corporate Secretary Group. Secara
garis besar, aktivitas kegiatan CSR yang diselenggarakan PT. Tugu Pratama
Indonesia mencakup beberapa bidang, yaitu:
5 http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-achievement, 30/6/2015 pukul
09.31
7
1. Bidang Lingkungan Hidup
TPI selalu berupaya menjamin kesejahteraan karyawan,
menjunjung tinggi hak, dan membuka peluang peningkatan
jenjang pendidikan bagi karyawan.
2. Bidang Ketenagakerjaan
TPI selalu berupaya menjamin kesejahteraan karyawan,
menjunjung tinggi hak, dan berkomitmen untuk mengembangkan
kapabilitas dan kompetensi pegawainnya agar dapat menjadi
insan Perusahaan yang professional, kompetitif, dan peduli.
3. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan
Program CSR TPI merupakan bentuk kepedulian Perusahaan
terhadap berbagai permasalahan tahunan yang dihadapi
masyarakat Indonesia, seperti banjir, pelayanan kesehatan,
pendidikan, dll.
4. Bidang Kepuasan Konsumen
TPI menempatkan posisi pelanggan sebagai salah satu pemangku
kepentingan utama yang harus dijamin kepuasannya. (Annual
Report, 2013:163-169)
Lembaga bisnis, badan usaha, baik perusahaan swasta maupun milik
Negara (BUMN) mempunyai tanggung jawab sosial (Corporate Social
Responsibility) terhadap lingkungan sekitarnya, karena perusahaan tidak
boleh hanya meningkatkan profit tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan
masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
Peraturan bagi perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan
lingkungan atau Corporate Social Responsibility diatur dalam Pasal 74 UU
No. 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi Perseroan itu sendiri,
komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya.
8
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang
mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada
masyarakat luas. Tanggung jawab sosial ini merupakan tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ini juga
merupakan sebuah pesan bahwa sebuah perusahaan juga harus peduli pada
lingkungan sosial dan masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya. Inilah
sebuah paradigma yang berfikir bahwa ada misi lain yang mesti diusung oleh
suatu perusahaan, selain meraih profit semaksimal mungkin, yaitu misi
untuk memberikan manfaat bagi segenap komunitas msyarakat yang
melingkupinya.
Keberadaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia saat
ini menjadi hal yang sangat penting. Karena dilatar belakangi oleh mulai
berkurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap suatu organisasi atau
perusahaan, dimana kepercayaan tersebut menjadi begitu penting bagi
sebuah perusahaan dalam menunjang eksistensi perusahaan. Perusahaan atau
organisasi tidak boleh menjadi besar tanpa memperdulikan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi dituntut
untuk ikut bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan dan
perkembangan komunitas di lingkungan sekitarnya.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility untuk memperhatikan
aspek sosial dalam masyarakat sangatlah perlu bagi sebuah perusahaan,
karena dianggap juga berpengaruh pada citra perusahaan. Pelaksanaan CSR
itu sendiri secara tidak langsung bisa berimbas pada citra perusahaan, baik
9
memperbaiki citra perusahaan maupun semakin meningkatkan citra
perusahaan. Oleh karena itu, secara perlahaan kegiatan CSR tersebut akan
tercipta citra perusahaan yang baik dan berguna bagi perusahaan itu sendiri.
Public Relations atau yang sering disebut Humas adalah usaha yang
direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan
mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan
masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap
sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi
antara organisasi dan pihak luar organisasi.
Seorang Public Relations dalam suatu perusahaan tidak luput juga
dari fungsi kerja dalam manajemen. Dalam praktiknya, seorang humas
bekerja dalam internal maupun eksternal perusahaan. Baik dalam kegiatan
dan permasalahan internal perusahaan, maupun hubungannya dengan pihak
lain diluar perusahaan yang dalam mempengaruhi kinerja dan citra
perusahaan.
Tugas seorang Public Relations ialah menyelenggaraka komunikasi
timbal balik (two ways comunications) antara lembaga dengan publik yang
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungann bagi
tercapainya suatu tujuan tertentu , kebijakan , kegiatan produksi , demi
kemajuan lembagau atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan
Public relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap dari masyarakat. Jika menghadapi situasi yang genting
10
(crucial) seperti timbul masalah , konflik, pertikaian hingga terjadi situasi
krisis, maka seorang public relations wajib untuk menjelaskan secara jujur
dan terbuka.
Fungsi dari Public Relations itu sendiri ialah:
1. Sebagai Communicator, atau sebagai penghubung antara
perusahaan dengan lembaga ang mewakili dengan publiknya.
2. Membina Relationship, yaitu berupa membina hubungan yang
positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan Back-Up Management, sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen suatu perusahaan.
4. Membentuk Corporate Image, artinya fungsi peranan PR dalam
suatu perusahaan berupaya untuk membentuk dan menciptakan
Citra bagi perusahaan. (Ruslan, 2002:10)
Bila perusahaan ingin terus berkelanjutan , maka harus memperhatikan
“3P‟‟ yaitu Profit, People, dan Planet. Artinya selain mengejar profit
perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (People) dan turut berkontribusi aktif dalam
menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Hal ini dikenal sebagai istilah
Tripple Bottom Line yang dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun
2007 melalui bukunya “Cannibal with Forks, The Triplle Bottom Line of 21st
Century Bussiness.”, yang kemudian dikembangkan oleh Yusuf Wibisono
pada bukunya yaitu “Membedan Konsep dan Aplikasi CSR” yaitu:
1. Profit (Keuntungan)
Tidak mengherankan bila fokus utama sebuah perusahaan dalam
seluruh kegiatan perusahaan ialah mengejar profit atau mendongkrak
harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung maupun secara
11
tidak langsung. Profit sendiri pada hakekatnya merupakan tambahan
pendapatan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)
Masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting bagi
perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan dan perusahaan harus berupaya memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada masyarakat. Setiap kinerja perusahaan harus
berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat demi
mempertahaankan keberlangsungan hidup perusahaan.
Sudah semestinya perusahaan mengelola lebih santun dan arif
Community Relationship-nya. Perusahaan memang perlu memiliki
pandangan bahwa Corporate Social Responsibility adalah investasi masa
depan. Corporate Social Responsibility bukan lagi dilihat sebagai sentra
biaya (cost centre) melainkan sebagai laba (profit centre) di masa
mendatang.
3. Planet (Lingkungan)
Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang
kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan sehari-hari tidak
terlepas dari lingkungan sekitar kita. Hubungan kita dengan lingkungan
merupakan hubungan sebab akibat. Jika kita merawat lingkungan sekitar
maka lingkungan sekitar pun akan memberikan manfaat kepada kita.
12
Begitu pun sebaliknya, bila kita merusaknya maka kita akan menerima
akibatnya.
Hal ini juga berlaku bagi perusahaan. Dengan setiap kinerjanya,
hendaknya perusahaan memperhatikan lingkungan. Meraih keuntungan
sebesar-besarnya merupakan inti dari setiap bisnis, namun sayangnya
masih banyak perusahaan yang hanya mementingkan bagaimana
menghasilkan laba sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya apapun
untuk melestarikan lingkungan. (Wibisono, 2007:32)
Minimnya pengetahuan tentang perasuransian dikalangan pelajar sejak
dini, mendobrak pemerintah dan pihak lainnya untuk ikut mensosialisasikan
hal tersebut. Termasuk pihak pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang menilai pemahaman tentang keuangan di masyarakat Indonesia
masih sangat rendah. Masyarakat juga belum memiliki perencanaan
keuangan keluarga yang baik. Karena itu sejak masih anak, pemahaman
keuangan perlu dilakukan.
"Semestinya, pemahaman itu harus diperkenalkan sejak dini.
Kemampuan anak Indonesia memahami tentang keuangan sangat
rendah. Banyak survei menyatakan hal itu, termasuk survei yang
kami lakukan. Hanya 1,7% anak Indonesia yang kami survei yang
mengerti tentang asuransi," ujar Direktur Industri Keuangan Non-
Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Mochamad
Muchlasin dalam pernyataannya saat talk show di acara
pembukaan Sun Life Edufair di Senayan City, Jakarta, Kamis
(28/1/2016).
Kecenderungan dari banyak perusahaan masih memaknai program
Corporate Social Responsibility hanya sebatas kegiatan donasi kepada
masyarakat, masih belum dimaknai sebagai sebuah upaya serius dari
13
perusahaan yang ditujukan untuk lebih memberdayakan masyarakat lokal.
Seperti halnya program CSR untuk bidang pendidikan, selama ini hanya
dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan beasiswa untuk siswa/siswi
berprestasi yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, bantuan
perbaikan sarana belajar sekolah dan pemberian insentif untuk para guru.
Dan anehnya hal ini justru banyak dibanggakan oleh para pekerja sosial
perusahaan dan dianggap telah banyak membantu.
Dunia asuransi memang tidak begitu terbuka dan mudah untuk
dipahami oleh para pelajar, namun bagitu penting bagi mereka saat mereka
sudah dewasa dan butuh perlindungan dalam kehidupannya
Berkaca dari permasalahan yang terjadi tersebut, PT. Tugu Pratama
Indonesia menyelenggarakan salah satu kegiatan CSR-nya dalam gerakan
TPI Mengajar yang mana memberikan pengetahuan asuransi kepada para
pelajar. Kegiatan pengenalan pengetahuan asuransi kepada para siswa
tingkat SLTA dan SMA ini sudah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir.
Kesadaran TPI terhadap geerasi muda penerus bangsa mendorong
dilaksanakannya kegiatan CSR dalam bentuk edukasi pengenalan tentang
asuransi, yang berbeda dengan kegiatan CSR perusahaan lainnya yang hanya
memberikan donasi dan beasiswa bagi para pelajar. Selain memberikan
pengetahuan tentang asuransi, kegiatan ini juga sekaligus dapat menciptakan
dan meningkatkan citra positif perusahaan terutama dikalangan sekolah atau
pelajar.
14
Bila dilihat menggunakan Triple Bottom Line, maka kegiatan CSR PT.
Tugu Pratama Indonesia ini termasuk dalam golongan People. Karena
perusahan harus bisa memberi dampak yang positif demi perkembangan
hidup masyarakat luas, seperti kegiatan pengenalan pendidikan asuransi
seperti ini kepada para pelajar. Selain sebagai pembuktian atas tanggung
jawab perusahaan, perusahaan juga sadar bahwa kegiatan CSR semacam ini
merupakan profit centre di masa depan. Sehingga dengan sendirinya timbul
hubungan yang harmonis antara PT. Tugu Pratama Indonesia dengan
masyarakat, demi keberlangsungan eksistensi perusahaan.
Salah satu program CSR yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia
yaitu gerakan “TPI Mengajar” bertemakan Pengenalan Pengetahuan
Asuransi, yang bertempat di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta pada 9 September
2014 lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para
pelajar tentang dunia asuransi. Materi yang diberikan pun menitik beratkan
pada pengenalan pengetahuan asuransi dan produk unggulan yang dimiliki
oleh TPI.
Tidak hanya memberikan edukasi, tapi memberikan bantuan CSR berupa
perlengkapan kebutuhan sekolah seperti printer, laptop, yang diharapkan
dengan bantuan ini mempermudah jalannya proses belajar mengajar di
sekolah tersebut, yang pada akhirnya mampu memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan kemampuan akademis para siswa. Perusahaan
berharap adanya timbal balik dan pandangan yang positif terhadap
15
perusahaan, dan juga menjadi keuntungan tersendiri bagi TPI.
Penyelenggaraan CSR semata-mata adalah untuk pencitraan.
“Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan.
Kesan yang dengan segaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau
organisasi” (Sumirat dan Ardianto, Dasar-Dasar Publik Relations,2004;111-
112)
“Menyimpulkan secara umum, citra diartikan sebagai kesan seseorang
atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan
dan pengalamannya” (Jefkins, Op.Cit, hal.114)
Citra adalah tujuan dan sekaligus merupakan reputasi yang hendak
dicapai bagi dunia Humas. Citra sangat penting dalam sebuah perusahaan
atau lembaga, karena dengan adanya citra yg positif akan meningkatkan citra
perusahaan itu sendiri. Kehadiran perusahaan atau lembaga disuatu
lingkungan sangat memerlukan dukungan, baik dari internal maupun
eksternal (masyarakat atau lingkungan sekitar).
Citra sangat penting dalam dunia perusahaan, karena dengan adanya citra
positif maka akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mencari pola-pola kemitraan
dengan seluruh Stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan,
sekaligus meningkatkan kinerjaperusahaan dan mampu bersaing dengan
competitor.
16
Pola-pola kemitraan tersebut dapat dikatakan CSR, karena ini bertujuan
untuk mendorong perusahaan agar lebih perhatian terhadap lingkungan
sekitar dan masyarakat.
“Keberhasilan suatu perusahaan dapat dikatakan ketika perusahaan
tersebut terjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan
pemerintah dan masyarakat. Hubungan tersebut di dasarkan pada
manusia sebagai makhluk sosial, jadi hakikat sosial adalah manusia
hidup dengan menusia lain maupun lingkungan. Jadi dalam hal ini
ada hubungan timbal balik atinya tindakan atau perilaku seseorang
tentu ada akibatnya atau dampaknya bagi orang lain. Manusia hidup
bersama karena saling membutuhkan, dan dalam interaksi tersebut
dan tidak langsung mempunyai tujuan tertentu. Hubungan yang baik
tercipta saling pengertian dan niat baik dari setiap public tersebut.
Hubungan ini lebih dikenal dengan proses komunikasi. Menurut
Hovland, Janis & Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui
mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya
dalam bentuk kata-kata), dengan tujuan mengubah atau membentuk
prilaku orang-orang lainnya (khalayak)”. (Djuarsa, 2003:1.10)
“Citra perusahaan yang dimaksud adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk atau jasa.
Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau
riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas
dibidang keuangan, kualitas produk, hubungan industry yang baik,
reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul
tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset”. (Jefkins,
2003:22)
Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, di semua bidang
pembahasan di atas boleh dikatakan PR terlibat di dalamnya, sejak Fact
Finding, Planning, Communicating, hingga Evaluating.
1.2 Fokus Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya suatu pertanyaan penelitian,
tujuannya adalah agar penulis dapat menentukan sasaran dalam memperoleh
hasil yang maksimal, sehingga penulis telah menetap fokus penelitian yaitu
Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia
17
Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI
Mengajar” Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo
Jakarta)
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana strategi CSR di PT. Tugu Pratama Indonesia dalam
meningkatkan citra perusahaan?
2. Apa Tujuan dan manfaat kegiatan CSR bagi PT. Tugu Pratama Indonesia
dan SMAN 1 Budi Utomo Jakarta
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana Strategi CSR di PT. Tugu Pratama Indonesia
dalam meningkatkan citra perusahaan.
2. Mengetahui apa tujuan dan manfaat kegiatan CSR bagi PT. Tugu Pratama
Indonesia dan SMAN 1 Budi Utomo Jakarta.
1.5 Signifikasi Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan teoritis dan akademis, yaitu:
1. Signifikasi Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menghasilkan suatu
kajian dari sudut pandang teoritis akademis, memberikan sebuah peran /
kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang
Hubungan Masyarakat.
2. Signifikasi Praktis
18
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. Tugu Pratama
Indonesia, serta menjadi masukan dan bahan untuk evaluasi yang dapat
meunjang strategi kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility).
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa tinjauan literatur yang merujuk
kepada hal-hal yang dianggap penting dan mempunyai dengan permasalahan di
dalam penelitian ini.
Sesuai dengan literature review yang ditemukan penulis mengenai
keterkaitan masalah penelitian ini, dikemukakan dari beberapa penelitian sejenis,
sebagai berikut : menurut Handri Tyas dalam penelitiannya (skripsi/2007)
tentang Strategi Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) PT. United
Tractors Tbk Dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Pembuatan Kompos Dari
Sampah Di Masyarakat RW 04 Rawa Terate dan menurut Shinta Ayu Lianti
dalam penelitiannya (skripsi/2009) tentang Kegiatan Corporate Social
Responsbility (CSR) Bank Rakyat Indonesia (Perser), Tbk Melalui Program BRI
Peduli Pendidikan Nusantara Cerdas (Studi Tentang Strategi Humas Divisi
Sekretariat Perusahaan PT. BRI (Persero) Tbk Dalam Kegiatan Corporate Social
Responsbility). Seprti yang dijelaskan penelitian tersebut, bahwa penelitian dan
analisis yang dilakukan akan dijelaskan dibawah ini :
Nama
Peneliti
Handri Tyas
(skripsi/2007)
Shinta Ayu Lianti
(skripsi/2009)
Ardy Prana Sudhan
(skripsi/2015)
19
20
Judul
Penelitian
Strategi Kegiatan
CSR (Corporate
Social Responsibility)
PT. United Tractors
Tbk Dalam
Pelaksanaan Program
Pelatihan Pembuatan
Kompos Dari
Sampah Di
Masyarakat RW 04
Rawa Terate
Kegiatan Corporate
Social Responsbility
(CSR) Bank Rakyat
Indonesia (Perser), Tbk
Melalui Program BRI
Peduli Pendidikan
Nusantara Cerdas (Studi
Tentang Strategi Humas
Divisi Sekretariat
Perusahaan PT. BRI
(Persero) Tbk Dalam
Kegiatan Corporate
Social Responsbility)
Strategi CSR
(Corporate Social
Responsibility) PT.
Tugu Pratama
Indnesia Dalam
Meningkatkan Citra
Perusahaan (Studi
Kasus Gerakan “TPI
Mengajar” Dalam
Pengenalan
Pengetahuan
Asuransi di SMAN 1
Budi Utomo Jakarta)
Lokasi
Penelitian
Bagian CSR PT.
United Tractors Tbk,
Jl. Raya Bekasi Km.
22, Cakung
Humas Divisi Sekretariat
PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Corporate Sekretary
Group PT. Tugu
Pratama Indonesia,
Fokus
Masalah
Bagaimana strategi
kegiatan CSR PT.
United Tractors Tbk
dalam pelaksanaan
program pelatihan
pembuatan kompos
Bagaimana strategi
humas Divisi Sekretariat
Perusahaan dalam
menjalankan kegiatan
Corporate Social
Responsibility (CSR) PT.
Bagaimana Strategi
CSR (Corporate
Social
Responsibility) PT.
Tugu Pratama
Indonesia dalam
21
dari sampah di
masyarakat RW 04,
Rawa Terate
Bank BRI (Persero) Tbk
melalui Program BRI
Peduli Pendidikan
Nusantara Cerdas
meningkatkan citra
perusahaan (Studi
kasus Gerakan “TPI
Mengajar” dalam
Pengenalan
Pengetahuan
Asuransi di SMAN 1
Budi Utomo Jakarta)
Tujuan
Penelitian
- Bagaimana
strategi
kegiatan CSR
PT. United
Tractors Tbk
- Apakah
tujuan dan
manfaat
kegiatan CSR
bagi PT.
United
Tractors Tbk
- Apakah
kendala yang
dihadapi dan
Mendeskripsikan strategi
Humas Divisi Sekretariat
Perusahaan PT. Bank
Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk dalam
Kegiatan CSR
- Mengetahui
bagaimana
strategi CSR
di PT. Tugu
Pratama
Indonesia
dalam
meningkatka
n citra
perusahaan
- Mengetahui
apa tujuan
dan manfaat
kegiatan CSR
bagi PT.
22
penyelesaiann
ya oleh PT.
United
Tractors Tbk
dalam
kegiatan CSR
Tugu Pratama
Indonesia dan
SMAN 1
Budi Utomo
Jakarta
Pendekat
an
Konstruktivisme Konstruktivisme Post-Positivisme
Teori Community
Relations, Citra,
Community
Development,
Strategi PR, Konsep
Manajemen PR
9 Steps of Public
Relations, menurut
Ronald D. Smith
6 Tahapan
Pelaksanaan CSR,
Teori Citra
Hasil Dibutuhkan suatu
manajemen dalam
merencanakan
program pembuatan
kompos pada
masyarakat RW 04
Rawa Terate yang
dimulai melakukan
survey lapangan
Strategi yg dilakukan
Humas PT. BRI (Persero)
dalam melakukan CSR
yaitu mencari dan
mengumpulkan fakta
untuk mengetahui apa
saja yang dibutuhkan
putra/i daerah Indonesia
Timur, kemudian
23
terlebih dahulu apa
yang menjadi
permasalahan,
terutama masalah apa
saja yang perlu
dibantu melalui
kegiatan CSR ini,
sehingga UT dapat
menyimpulkan
bahwa dalam bidang
apa yang harus
dilakukan untuk
menjadi objek CSR
perusahaan
membuat kegiatan yang
bermanfaat salah satunya
dengan memberikan
beasiswa untuk mereka
melanjutkan studi ke
PTN. Melakukan
komunikasi dengan PTN,
Dosen Pembina, dan
putra/i yang menerima
beasiswa agar tidak
timbulnya kendala-
kendala dalam kegiatan
ini. Mengevaluasi
kegiatan sehingga
mengetahui apa saja
kekurangan dalam
pelaksanaan kegiatan
CSR tersebut.
Penelitian sebelumnya mengenai strategi kegiatan CSR PT. United Tractors
Tbk dalam pelaksanaan program pelatihan pembuatan kompos dari sampah di
masyarakat RW 04 Rawa Terate oleh Handri Tyas, dimana pihak perusahaan
melakukan kegiatan CSR-nya dalam memberikan program pelatihan kepada
24
masyarakat terhadap penggunaan sampah untuk dijadikan pupuk kompos yang
bermanfaat. PT. United Tractors Tbk melakukan survey melalui pihak berwenang
dalam meneliti keadaan masyarakat RW 04 Rawa Terate, apakah masih banyak
yang harus dilengkapi atau didukung guna menunjang taraf hidup masyarakat agar
lebih baik. Maka itu PT. United Tractors Tbk memutuskan untuk menyumbang
kan partisipasinya sebagai kegiatan sosial perusahaan.
Ada juga penelitian dari Shinta Ayu Lianti, dimana yang mengenai kegiatan
CSR PT. BRI (Persero) Tbk melalui program BRI Peduli Pendidikan Nusantara
Cerdas melalui studi kasus yaitu strategi humas sekretariat perusahaan PT. BRI
(Persero) Tbk dalam kegiatan CSR. PT. BRI (Persero) Tbk dalam melakukan
program CSR-nya melalui tahap pencarian fakta dan masalah yang dihadapi
masyarakat terlebih dahulu. Melihat situasi di Indonesia Timur, menganalisa
seluruh kelengkapan atau pihak-pihak yang berpartisipasi dalam pelaksanaan
kegiatan CSR tersebut, supaya kegiatan CSR tersebut tepat sasaran. Perancangan
strategi dan taktik menggunakan pada media yang digunakan, perhitungan
anggaran yang digunakan, dan mengevaluasi rencana tersebut dengan melihat
tujuan dari beasiswa Nusantara Cerdas sehingga dapat meminimalisir kendala
yang akan timbul.
Ada beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan penulis buat, yaitu perancangan strategi kegiatan CSR atau strategi CSR
yang dilakukan perusahaan terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. Melalui
pencarian dan pengumpulan fakta terhadap subjek dan objek yang akan diberikan
bantuan melalui kegiatan CSR, perencanaan dan perancangan strategi yang akan
25
digunakan, sampai pengevaluasian hasil kegiatan sehingga terlihat apakah tujuan
dilakukannya kegiatan CSR tercapai atau tidak. Diharapkan kegiatan tersebut bisa
tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan kegiatan CSR
tersebut, dimana diharapkan tercitanya dampak positif terhadap perusahaan dari
masyarakat.
2.2 Kerangka Konsep – Konsep Penelitian dan Teori
2.2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain. Itu
definisi, makna, arti, atau pengertian komunikasi (communication) secara
praktis atau dalam praktik kehidupan sehari-hari. Pesan (message) itu bisa
berupa informasi, pemberitahuan, keterangan, ajakan, imbauan, bahkan
provokasi atau hasutan.
Kata kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah
proses komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang
ingin atau harus disampaikan kepada pihak lain.
“Komunikasi adalah kebutuhan hidup manusia. Kehidupan manusia tanpa
komunikasi akan terasa hampa. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar
manusia, maupun perorangan, kelompok, atau organisasi tidak dapat
terlaksana. Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat
nadi kehidupan manusia.” (Djuarsa, 2005:13)
“Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (informasi) dari
komunikator kepada komunikan melalui media dengan bertujuan baik
untuk merubah opini, pendapat, atau perilaku orang lain. Komunikasi juga
digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Menurut Scalan dan
26
Bernard Keys, secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai
proses menyampaikan informasi dari pengertian seseorang kepada orang
lainnya.” (Moekijat, 1993:13)
Dalam garis besarnya, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
“penyampaian informasi dan penyampaian dari seseorang kepada orang
lain dimana komunikasi itu akan berhasil jika sekitarnya timbul saling
pengertian antara kedua pihak, si pengirim dan si penerima informasi dapat
memahaminya. Hal ini tidak berarti kedua belah pihak menyetujui sesuatu
gagasan tersebut, namun yang terpenting adalah saling memahami gagasan
tersebut.
“Menurut Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, Tatanan
Komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi Antar Pribadi
Merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka
antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisir maupun pada
kerumunan orang
2. Komunikasi Kelompok
Merupakan proses komunikasi antar tiga orang atau lebih yang
berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota
saling berinteraksi satu sama lain.
3. Komunikasi Organisasi
Adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
4. Komunikasi Massa
Merupakan suatu tipe komunikasi manusia. Ia lahir seiring penggunaan
alat-alat elektronik dan mekanik yang mempu melipat gandakan pesan-
pesan komunikasi.” (Wiryanto, 2004:67).
Dalam penelitian ini, penulis lebih menitik beratkan penelitian pada
Komunikasi Organisasi. Berikut ini merupakan ringkasan tentang
komunikasi organisasi:
2.2.1.1. Komunikasi Organisasi
27
Komunikasi organisasi adalah proses meciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi suatu lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang
saling bergantung dari suatu sistem. Tanpa komunikasi tidak akan
ada aktivitas yang terorganisir. Pentingnya komunikasi dalam
organisasi merupakan sebuah keharusan demi terciptanya iklim
kerja yang nyaman dalam sebuah organisasi.
Organisasi adalah “sebuah wadah yang menampung orang-orang
dan objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai
tujuan bersama.” (Pace dan Faules, 2006:17)
Menurut Goldhaber, definisi Komunikasi Organisasi adalah
“Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-
ubah. Definisi ini mengandung 7 konsep kunci yaitu proses,
pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan
ketidakpastian.” (Muhammad, 2004:6)
Terdapat 2 macam komunikasi organisasi, yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal. Dalam penulisan, penulis akan
membahas lebih dalam mengenai komunikasi eksternal yaitu
antara PT. Tugu Pratama Indonesia dengan masyarakat atau
28
komunitas sekitarnya, sedangkan komunikasi internal akan
dibahas secara singkat.
1. Komunikasi Internal
Merupakan pertukaran gagasan antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertical di dalam perusahaan, sehingga
pekerjaan berjalan.
Dalam komunikasi internal terdapat beberapa garis
komunikasi, antara lain;
Komunikasi Vertikal, terdiri dari Downward Communication
yaitu informasi yang berlangsung secara formal dari seseorang
yang memiliki wewenang atau kedudukan yang lebih tinggi
(atasan) kepada orang lain yang kedudukannya lebih rendah
(bawahan). Dan Upward Communication yaitu informasi yang
disampaikan oleh seseorang yang memiliki kedudukan yang
lebih rendah (bawahan) kepada seseorang yang memiliki
kedudukan yang lebih tinggi (atasan).
Komunikasi Horizontal, ialah informasi yang berlangsung
diantara orang-orang yang dianggap memiliki kedudukan
sederajat atau sama.
Komunikasi Diagonal/Silang, ialah informasi yang
berlangsung diantara orang-orang yang bukan atasannya atau
bawahaannya, namu kepada orang lain dan bagian yang secara
fungsional berbeda. (Ibid, hal 44).
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara orang-
orang yang berada di dalam dengan khalayak public diluar
organisasi atau perusahaan. Bila di dalam organisasi atau
perusahaan yang besar, komunikasi eksternal dilakukan oleh
seorang humas. Sedangkan bila di dalam organisasi atau
perusahaan yang kecil, komunikasi eksternal dilakukan oleh
atasan atau pimpinan perusahaan itu sendiri dengan pihak luar
perusahaan.
Komunikasi eksternal itu sendiri dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan memberikan informasi kepada
khalayak terhadap segala informasi mengenai perusahaan.
Dapat dilakukan dengan berinteraksi tatap muka langsung,
maupun dengan melalui media massa.
Tujuan utama dilakukannya komunikasi internal oleh perusahaan
adalah:
29
- Membina dan memelihara hubungan yang baik
dengan pihak diluar perusahaan
- Menciptakan opini publik yang menguntungkan
- Memelihara dan menjaga citra organisasi atau
perusahaan agar tetap positif
Perusahaan dapat menjalankan komunikasi eksternal
dengan baik terhadap khalayak atau lingkungan sekitarnya
akan dapat mendatangkan keuntungan. Tidak hanya berupa
profit kuntungan, namun beberapa manfaat lainnya seperti
naiknya citra perusahaan dalam masyarakat. Dengan
peningkatan citra perusahaan tersebut, maka secara tidak
langsung terjadi pula peningkatan reputasi perusahaan di PT.
Tugu Pratama Indonesia. Dengan demikian, PT. Tugu Pratama
Indonesia akan diterima keberadaannya di tengah-tengah
masyarakat dengan baik.
2.2.1.1.1 Fungsi Organisasi Komunikasi
1. Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pengelolaan
informasi berupaya memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya, dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat
waktu.
30
2. Fungsi Regulatif
Menghubungkan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
3. Fungsi Persuasif
Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak
pimpinan dalam suatu organisasi dengna tujuan untuk
memperoleh dukungan dari karyawan tanpa adanya
unsur paksaan apalagi kekerasan.
4. Fungsi Integratif
Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa dengan
komunikasi, anggota organisasi dapat memahami setiap
kebijaksanaan pimpinan. Selanjutnya diharapkan mereka
akan menjalankan tugas dengan baik, artinya anggota
organisasi tersebut akan berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan tujuan bersama dan yang utama adalah
munculnya rasa memiliki (sense of belonging) terhadap
organisasinya. (Sumirat dkk, 2007:2.6)
2.2.2. Public Relations
Public relation adalah proses interaksi dimana public relation
menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah
pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan
saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
31
Public Relations atau yang sering disebut juga Humas dapat
didefinisikan “sebagai hubungan dengan masyarakat luas, seperti
publikasi, khususnya fungsi-fungsi korporasi, organisasi, dan sebagainnya
yang berhubugan dengan usaha untuk menciptakan opini publik yang
menyenangkan untuk dirinya sendiri.” (Pace dan Faules, 2006:20)
“Pada dasarnya Public Relations yang sering disebut juga PR
merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap
organisasi baik yang bersifat komersial maupun organisasi yang non
komersial. Kebutuhan akan kehadirannya tidak dapat dicegah
terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena PR merupakan
salah satu elemen yang menentukan keberlangsungan suatu
organisasi secara positif. Keberadaan PR dalam setiap instansi
merupakan suatu keharusan fungsional rangka dalam
mempertahankan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perusahaan
kepada masyarakat atau khalayak.” (Jefkins, 1998:9)
2.2.2.1. Fungsi Public Relations
Fungsi humas atau PR atau Humas menurut Scott M. Cultip,
dkk ialah sebagai berikut:
1. Publisitas
Informasi dari sumber luar yang digunakan oleh media karena
informasi itu mempunyai tata nilai yang berita. Ini merupakan
metode penempatan pesan di media yang tidak dikendalikan
karena sumber tidak membayar media untuk penempatannya.
2. Iklan
Informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor yang
diketahui, yang membayar untuk waktu dan ruang. Ini
merupakan metode penempatan pesan yang terkendali di
media.
3. Press Agentry
Menciptakan cerita dan peristiwa yang layak berita untuk
menarik perhatian media untuk mendapatkan perhatian public.
32
4. Public Affair
Merupakan bagian khusus dari hubungan masyarakat yang
membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan
komunitas lokal untuk mempengaruhi kebjakan public.
5. Manajemen Isu
Proses proaktif untuk mengantisipasi, mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang
mempengaruhi hubungan organisasi dengan publiknya.
6. Lobbying
Lobi merupakan bagian khusus dari hubungan masyarakat
yang membangun dan memelihara hubungan dengan
pemerintah, terutama dengan tujuan mempengaruhi legislasi
dan regulasi.
7. Hubungan Investor
Bagian khusus dari hubungan masyarakat korporat yang
membangun dan mengelola hubungan yang saling
menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak-pihak
lainnya dalam lingkungan keuangan dan tenaga sukarela.
8. Pengembangan
Bagian khusus dari hubungan masyarakat organisasi-
organisasi nirlaba swasta yang membangun dan mengelola
hubungan dengan donor dan anggota, yang bertujuan
mempertahankan dukungan keuangan dan tenaga sukarela.
9. Hubungan Internal
Menangani publik yang berkaitan atau terlibat dengan kerja
internal organisasi, seperti karyawan, keluarga karyawan, dan
sukarelawan. (Cutlip, 2005:9)
2.2.2.2. Peran Public Relations
Public relations sebagai fungsi manajemen yang membangun
dan mempertahnkan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut. Seorang public relations atau
humas sangat berperan penting dalam sutau organisasi atau
33
perusahaan, dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi. Berikut ini adalah beberapa peran humas:
1. Expert Prescriber
Sebagai ahli praktisi yang berpengalaman, orang humas harus
bisa memberi solusi dan menyelesaikan masalah yang terdapat
dalam perusahaan dengan publiknya (public relationship).
Pihak manajemen bertindak pasif dalam menerima dan
mempercayai atas apa yang disarankan atau diusulkan humas.
2. Communication Fasilitator
Pihak humas bertindak sebagai komunikator dan mediator
dalam membantu pihak manajemen untuk mendengarkan yang
diinginkan dan diharapkan publiknya. Sekaligus juga harus
mampu melaksanakan keinginan, kebijakan, dan harapan
organisasi kepada pihak publiknya. Komunikasi timbal balik
yang diciptakan oleh humas ini dapat menciptakan saling
pengertian, mempercayai, menghargai, dan toleransi dari
kedua pihak.
3. Problem Solving Process Fasilitator
Peranan seorang praktisi humas dalam proses pemecahan
masalah, merupakan bagian tim anajemen untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga
mengambil tindakan eksekutif (keputusan) dalam mengatasi
persoalan kritis yang tengah dihadapi secara rasional dan
professional.
4. Communication Technician
Berbeda dengan ketiga peran humas sebelumnya, dalam
communication technician ini humas berperan sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi atau dikenal sebagai dengan methode of
communication in organization. (Cutlip, 2000:47)
2.2.2.3. Tujuan Public Relations
Tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling
pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan
opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed
34
back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan utama PR yaitu
"Pengertian".
Tujuan Public Relation pada dasarnya dibedakan berdasarkan
kegiatannya, yaitu:
Tujuan Berdasarkan Kegiatan Internal Public Relations:
1. Mengadakan suatu penelitian terhadap sikap, tingkah laku, dan
opini public terhadap perusahaan, terutama ditujukan kepada
kebijaksanaan perusahaan yang sedang dilaksanakan.
2. Mengadakan suatu analisan dan perbaikan terhadap
kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan
yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan sama
sekali kepentingan public.
3. Memberikan penerangan kepada public karyawan mengenai
suatu kebijaksanaan perusahaan yang besifat objektif serta
menyangkut beberapa aktifitas rutin perusahaan, juga
menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut.
4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staf yang efektif bagi
penugasan kegiatan yang bersifat Internal Public Relations
dalam perusahaan tersebut. (Djaya, 1985:5)
Tujuan Berdasarkan Kegiatan External Public Relations
1. Memperluas langganan atau pemasaran
2. Memperkenalkan suatu jenis produksi atau gagasan yang
berguna bagi publik dalam arti luas
3. Mencari dan mengembangkan modal
4. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat
uas, guna mendapatkan citra positif dari publik. (Ibid:17)
2.2.3. Strategi
Pengertian Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangkan panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu acara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
35
Pengertian Strategi secara khusus ialah merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
menurut sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para publik
dimasa yang akan datang. Strategi tersebut hampir selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi, dan bukan dari apa yang terjadi. Dari terjadinya
percepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti. Dengan demikian, perusahaan perlu
mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility atau Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah mengenai bagaimana memperlakukan Stakeholder
perusahaan secara etis atau dengan cara yang bertanggung jawab, „etis‟
atau tanggung jawab artinya memperlakukan Stakeholder dengan cara
yang dianggap diterima oleh lingkungan asyarakat sosial. Sosial termasuk
tanggung jawab secara ekonomi, Stakeholder ada di dalam maupun di
luar perusahaan, contohnya lingkungan alam merupakan Stakeholder.
Tujuan utama dari tanggung jawab sosial adalah untuk menciptakan
standar kehidupan yang semakin tinggi, di samping mempertahankan
keuntungan perusahaan, bagi khalayak baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
“Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dimana mereka
beroperasi, mereka perlu mempertimbangkan tindakan korporatnya
36
sebagai bagian dari peranan perusahaan dalam masyarakat.” (Kitchen,
1992:129)
Tekanan dari Stakeholder terhadap perusahaan untuk menerapkan
program CSR semakin gencar. Selama beberapa tahun terakhir semakin
banyak korporasi yang mulai sadar bahwa menerapkan CSR merupakan
investasi yang baik bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis mereka.
Artinya, CSR (Corporate Social Responsibility) bukan dilihat lagi sebagai
sentra biaya melainkan sentra laba di masa mendatang.
Gagasan CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan
lagi sekedar kegiatan ekonomi, melainkan juga tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata pada
sosial finansial tidaklah menjamin perusahaan akan tumbuh secara
berkelanjutan. Di berbagai tempat, kenyataan berkali-kali
memperlihatkan perusahaan yang hanya ingin meraup keuntungan
finansial serta mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkunganya,
bukan saja mendapat tantangan dari masuarakat sekitar, tetapi juga
tekanan dari LSM-LSM yang sepak terjangnya tak mengenal batas dan
wilayah.
Menurut ahli, keuntungan Corporate Social Responsibility bagi
perusahaan adalah:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan. Kontributif positif pasti akan mendongkrak reputasi dan
brand image positif perusahaan dan inilah yang terjadi modal non-
financial utama bagi perusahaan.
2. Layak mendapatkan social license of operate. Program CSR
diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial yang akan
37
menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap
eksistensi perusahaan.
3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan. Dengan menerapkan program
CSR dapat menjadi tindakan antisipatif dan preventif bagi perusahaan
untuk menurunkan resiko bagi perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya. Memiliki pandangan yang baik
terhadap pengelolaan CSR dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan
itu sendiri yang dapat melancarkan jalan menuju sumber daya yang
diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan akses menuju Market. Investasi yang diperoleh
melalui program CSR ini dapat menjadi peluang yang baik bagi
perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar dan termasuk
didalamnya akan menumpuk loyalitas konsumen dan menembus
pangsa pasar baru.
6. Mereduksi biaya. Hasil dari penerapan program tanggung jawab sosial
ini salah satunya adalah penghematan biaya yang akhirnya menjadi
sebuah keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
7. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholder. Dengan diterapkannya
program CSR akan enambah frekuensi komunikasi dengan
Stakeholder-nya sehingga mampu menciptakan Trust kepada
perusahaan.
8. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak penghargaan yang
ditawarkan bagi pelaksana kegiatan program CSR sehingga membuka
peluang bag perusahaan untuk mendapatkannya. (Wibisono, 2007:78)
Menurut ahli lainnya, ada 3 perspektif terkait dengan Corporate Social
Responsibility (CSR), yaitu:
1. Kapitalisasi Reputasi
Memandang penting reputasi untuk memperoleh dan
mempertahankan pasar. Corporate Social Responsibility (CSR)
dipandang sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk meminimalkan
resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan menjaga kepercayaan
Stakeholder.
2. Ekososial
Memandang stabilitas dan keberlanjutan sosial dan lingkungan
sebagai strategi untuk menjaga keberlangsungan bisnis korporat.
3. Hak-hak Pihak Lain
Memandang konsumen, pekerja, komunitas yang terpengaruh
bisnisnya dan memegang saham, memiliki hak untuk mengetahui
tentang korporat dan bisnisnya. (Ibid:5)
38
2.2.5. Citra
Pentingnya memelihara hubungan yang baik dengan publik yang
terkait merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi. Perusahaan perlu memberi perhatian yang cukup untuk
membangun opini publik yang positif, sehingga akan menguntungkan
bagi perusahaan.
“Bill Canton dalam sukatendel, yang menyatakan bahwa :image the
impession the feeling, the conception which the public has of the
company consciously created impression of an object, person or
organization” yang artinya, citra adalah kesan, perasaan, gambaran
diri publik terhadap perusahaan. Kesan yang dengan sengaja
diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.” (Sumirat &
Ardianto, 2004:111-112).
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan
pengertian komunikasi yaitu public relations digambarkan sebagai, input-
output, yaitu proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra,
sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah
tanggapan atau perilaku tertentu. Citra ini sendiri digambarkan melalui
Persepsi – Kognisi – Motivasi – Sikap. Walter Lipman dalam Soemirat
menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu Persepsi
– Kognisi – Motivasi – Sikap sebagai yang diartikan citra individu
terhadap rangsangan sebagai “Picture In Our Head.” (Sumirat Soleh,
2002:115-116)
Penjelasan secara kognisi yaitu :
a. Stimulus : Dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah
fungsi alat indra dalam menerima informasi dari langganan).
39
b. Persepsi : Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada
stimulus indrawi (sensor stimulus)
c. Kognisi : Aspek pengetahauan yang berhubungan dengan
kepercayaan, ide, konsep.
d. Motivasi : Kecenderungan yang menetap untuk mancapai tujuan-
tujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal
bagi individu setiap saat.
e. Sikap : Hasil evaluasi negative atau positif terhadap kosekuensi-
konsekuensi pengguna suatu objek.
f. Tindakan : Akibat atau respon individu sebagai organisme terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun
lingkunganya.
g. Respon : Tindakan tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap
rangsagan atau stimulus.
Pada saat stimulus diberikan, maka masyarakat akan melakukan
langkah-langkah yang dianggapnya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
Pertama ia akan melakukan persepsi ini ia akan melakukan tindakan
pemaknaan. Selanjutnya akan dilakukan tindakan kognisi, dimana ia
mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu akan dilakukan
tindakan untuk melakukan suatu tindakan atau motif, dan terakhir ia akan
bersikap dan menghargai rangsangan.
40
Model Pembentukan Citra
Pengalaman Mengenai Stimulus
Kognisi
Stimulus Persepsi Sikap Respon
Ransangan Motivasi Perilaku
Berdasarkan model pembentukan citra, dapat dilihat indikator dalam
pengukuran citra, yaitu :
Stimulus yaitu rangsangan yang membentuk persepsi dari sensasi.
Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima informasi dari
langganan lalu persepsi hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang
langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada
stimulus indrawi (sensor stimulus) kogniasi : aspek pengetahuan yang
berhubungan dengan kepercayaan, yang diberikan lembaga dari ide,
membentuk suatu konsep dari motivasi ke kecenderungan yang menetap
untuk mencapai tujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi
kepuasan maksimal bagi individu setiap saat. Sikap : hasil evaluasi
negative atau positif terhadap konsekuensi dari pengguna suatu objek
yang membentuk respon berupa tindakan-tindakan seseorag sebagai
reaksi terhadap rangsangan atau stimulus yang diterima.
2.2.6. 6 Tahapan Pelaksanaan CSR
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam menjalankan program CSR,
mulai dari pra-pelaksanaan sampai evaluasi program. Dimana ini
41
bertujuan agar program CSR yang dilakukan bisa tepat sasaran dan sesuai
dengan visi & misi perusahaan, serta sesuai dengan tujuan program yang
ingin dicapai.
Berikut ini merupakan Tahapan – Tahapan Pelaksanaan CSR:
1. Assesment
Proses Assessment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
kebutuhan yang dirasakan dibutuhkan (felt needs) atau kebutuhan
yang diekspresikan (expressed needs) dan juga sumberdaya yang
dimiliki oleh komunitas sasaran.
2. Plan of Treatment
Biasa juga disebut dengan rencana tindakan. Rencana tindakan harus
memiliki keterhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan
penanganan masalah yang dirasakan masyarakat.
3. Treatment of Action
Treatment of Action adalah tahap pelaksanaan CSR. Tahap ini
merupakan tahap yang paling krusial karena perencanaan yang telah
dilakukan dengan baik akan dapat menyimpang bila tidak terdapat
kerjasama antara masyarakat, fasilitator maupun antar warga.
4. Monitoring and Evaluation
Monitoring merupakan tahap pemantauan yang dilakukan secara terus
menerus terkait proses pelaksanaan program CSR sedangkan
evaluation adalah menilai secara keseluruhan apakah pelaksanaan
42
program CSR tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau
ketentuan yang telah disusun sebelumnya.
5. Termination
Dalam tahap ini program akan dilakukan pemutusan secara formal
pada masyarakat penerima kegiatan CSR, hal ini sangat penting
karena perusahaan seringkali melupakan proses terminasi sehingga
program yang seharusnya mengatasi masalah malah menjadi
pemanjaan dengan membuat masyarakat tergantung kepada program
atau bantuan perusahaan.
6. After Care
Program CSR secara formal sudah berakhir, dalam tahap ini
sebaiknya staf CSR masih mengunjungi secara berkala dan memantau
proses pengalihan mandate program kepada masyarakat.
(Rahmatullah & Kurniati, 2011:70-85)
2.2.7. Triple Bottom Line
Bila perusahaan ingin terus berkelanjutan , maka harus
memperhatikan “3P‟‟ yaitu Profit, People, dan Planet. Artinya selain
mengejar profit perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat (People) dan turut berkontribusi
aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Hal ini dikenal
sebagai istilah Tripple Bottom Line yang dipopulerkan oleh John
Elkington pada tahun 2007 melalui bukunya “Cannibal with Forks, The
Triplle Bottom Line of 21st Century Bussiness.”, yang kemudian
43
dikembangkan oleh Yusuf Wibisono pada bukunya yaitu “Membedan
Konsep dan Aplikasi CSR” yaitu:
1. Profit (Keuntungan)
Tidak mengherankan bila fokus utama sebuah perusahaan
dalam seluruh kegiatan perusahaan ialah mengejar profit atau
mendongkrak harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Profit sendiri pada hakekatnya merupakan tambahan
pendapatan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan aktifitas
yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan
meningkatkan produktifitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga
perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat
memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.
Meningkatkan produktifitas bisa diperoleh dengan
memperbaiki manajemen kerja melalui penyerdanahan proses,
mengurangi aktifitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan
pelayanan, termasuk juga menggunakan material sehemat mungkin
dan memangkas biaya sesederhana mungkin.
2. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)
Masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting bagi
perusahaan. Hal ini karena dukungan mereka, terutama masyarakat
sekitar, sangat diperlukan bagi keberadaan kelangsungan hidup dan
perkembangan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan dan masyarakat
44
tidak dapat dipisahkan dan perusahaan harus berupaya memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu, setiap
kinerja perusahaan harus berpotensi memberikan dampak kepada
masyarakat demi mempertahaankan keberlangsungan hidup
perusahaan.
Sudah semestinya perusahaan mengelola lebih santun dan arif
Community Relationship-nya karena fakta telah membuktikan bahwa
masyarakat paling tidak suka jika perusahaan tidak berkomunikasi
dengan mereka, bersifat arogan, dan tidak memberikan kontribusi atau
manfaat bagi lingkungan sekitar. Untuk memperkokoh komitmen ini,
perusahaan memang perlu memiliki pandangan bahwa Corporate
Social Responsibility adalah investasi masa depan.
Corporate Social Responsibility bukan lagi dilihat sebagai
sentra biaya (cost centre) melainkan sebagai laba (profit centre) di
masa mendatang. Hal ini harus diingat karena banyak perusahaan
masih banyak berpikiran bahwa kegiatan CSR hanya bersifat
mengeluarkan biaya. Namun jika kegiatan CSR dilakukan dengan
baik dan bertanggung jawab, makan dengan sendirinya tercipta
hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat, sehingga
timbal baliknya masyarakat ikut menjaga eksistensi perusahaan.
3. Planet (Lingkungan)
Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang
kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan sehari-hari tidak
45
terlepas dari lingkungan sekitar kita. Lingkungan dapat menjadi teman
atau lawan kita, tergantung bagaimana kita memperlakukannya.
Hubungan kita dengan lingkungan merupakan hubungan sebab akibat.
Jika kita merawat lingkungan sekitar maka lingkungan sekitar pun
akan memberikan manfaat kepada kita. Begitu pun sebaliknya, bila
kita merusaknya maka kita akan menerima akibatnya. Dengan kata
lain, apa yang akan kita lakukan kepada lingkungan akan berbalik
kepada kita lagi.
Hal ini juga berlaku bagi perusahaan. Dengan setiap
kinerjanya, hendaknya perusahaan memeprhatikan lingkungan.
Meraih keuntungan sebesar-besarnya merupakan inti dari setiap
bisnis, namun sayangnya masih banyak perusahaan yang hanya
mementingkan bagaimana menghasilkan laba sebanyak-banyaknya
tanpa melakukan upaya apapun untuk melestarikan lingkungan.
Keuntungan memperhatikan dan melestarikan lingkungn memang
tidak dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan. Namun jika
melaksanakannya, makan mereka justru akan memperoleh
keuntungan lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan,
disamping ketersediaan sumber daya yang lebih tajam.
2.3 Bagan Alur Pikir
PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan
perusahaan tidak terlepas dari peran humas yang ada di dalam perusahaan.
Kegiatan kehumasan atau peran humas dalam TPI juga berada pada lingkup
46
Corporate Secretary Group. Pelaksanaan kegiatan kehumasan seperti CSR
juga rutin dilakukan dibawah naungan Corporate Secretary Group, dalam
upaya meningkatkan citra perusahaan dikalangan perusahaan asuransi dan
masyarakat luas.
Corporate Secretary Group dalam kinerjanya untuk memajukan TPI,
yaitu dengan melakukan kegiatan CSR untuk meningkatkan citra perusahaan
tentunya memerlukan orang yang ahli dan kompeten pada bidangnya.
Sehingga dibentuk sebuah tim CSR sebagai planner dan eksekutor pada
semua kegiatan CSR yang dilakukan. Dalam proses pelaksanaan kegiatan
CSR tersebut, tim CSR memiliki 6 tahapan pelaksanaan CSR dan
menggunakan Teori Citra sebagai acuan apakah dapat menimbulkan dan
meningkatkan citra yang positif bagi perusahaan. Lalu mengajukan semua
rancangan dan strategi yg telah dibuat ke Corporate Social Responsibility,
dan kegiatan CSR pun dilakukan.
Dari hasil kegiatan CSR tersebut pada akhirnya dapat dilihat adanya
peningkatan citra perusahaan bila proses pelaksanaannya telah sesuai dengan
tahapan pelaksanaan CSR yang dipakai, sehingga dapat diuraikan pada
bagan seperti berikut ini:
47
Corporate Secretary Group PT. Tugu
Pratama Indonesia
1. Tahap – Tahap Pelaksanaan
CSR:
- Assesment
- Plant of Treatment
- Treatment of Action
- Monitoring and Evaliation
- Termination
- After Care
2. Teori Citra
Mendeskripsikan Tahapan – tahapan
pelaksanaan Corporate Social
Responsibility
Peningkatan Citra PT. Tugu Pratama
Indoneia
PT. Tugu Pratama Indonesia
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur
(bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian–bagian berfungsi (perilaku di
dalammnya ada konteks khusus atau dimensi waktu) Kuhn (1992 dalam “ The
Structure of Scientific Revolution” mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai
contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh–contoh
termasuk hokum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama–sama yang
menyediakan model yang darinya muncul tradisi koheren dari penelitian ilmiah.
Penelitian yang pelaksanaan didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen
untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.
Paradigma dapat diefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut
pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra
fundamental dari pokok permasalahan di dalam suatu ilmu. Paradigma
menggariskan hal yang seharusnya dipelajari, pernyataan-pernyataan yang
seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. Disebutikan pula
bahwa paradigm laksana jendela untuk mengamati dunia luar, tempat orang
bertolak menjelajah dunia. Namun secara umum, paradigm dapat diartikan
sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang
dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
48
49
Harmon (1970) mendefinisikan „Paradigma‟ sebagai cara mendasar untuk
mempersepsi, berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu
secara khusus tentang visi realitas (Moleong, 2011:49).
Paradigma yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Post-
Positivisme. Pada paradigma ini bertujuan ialah keinginan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan positivisme yang memang hanya mengandalkan
kemampuan pengamatan langsung atas objek yang diteliti.
Secara Ontologis, cara pandangan aliran ini bersifat critical realism. Aliran
ini juga melihat realitas sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai
dengan hukum alam, namun menurut aliran ini adalah mustahil bagi peneliti
untuk melihat realitas secara benar. Oleh karena itu, secar metodologis
pendekatan eksperimental melalui observasi dipandang tidak mencukupi, tetapi
harus melengkapi dengan metode triangulasi, yaitu menggunakan beragam
metode, sumber data, periset dan teori.
“Aliran ini juga memandang bahwa secara epistimologi hubungan antara
periset dan objek yang diteliti tidak bisa dipisahkan. Namun, aliran ini
menambahkan pendapatnya bahwa suatu kebenaran tidak mungkin bisa
ditangkap apabila periset berada dibelakang layar, tanpa terlibat dengan
objeknya secara langsung. Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan
antara periset dengan objek yang diteliti, dan sepanjang dalam hubungan
yang netral maka tingkat subjektifitas setidaknya dapat dikurangi.” (Salim,
2006:70).
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum
terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tidak ditentukan
50
terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan
social yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan
berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.
“Untuk meneliti bidang ilmu sosial, dan khususnya komunikasi adalah lebih
tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif, mendalam untuk lebih
mengetahui fenomena-fenomena tentang aspek kejiwaan, perilaku, sikap,
tanggapan, opini, perasaan, keinginan dan kemauan seseorang atau
kelompok. Maka riset dilakukan dengan tehnik-tehnik wawancara yang
menggali melalui studi kasus tertentu, atau wawancara mendalam (in-depth
interview), dan observasi (model partisipasi aktif) terhadap suatu gejala,
peristiwa (proses kejadian), perilaku atau sikap tertentu dengan upaya
mendekati informan (responden) bersangkutan sebagai objek penelitian
kualitatif (qualitative research)”. Pendekatan kualitatif merupakan jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur statistic atau secara kuantifikasi lainya”.
(Rosady, 1998:212)
Berdasarkan pernyataan yang dikutip dari beberapa sumber diatas, maka
dipilih pendekatan jenis penelitian kualitatif karena dianggap dapat menggali
kedalaman suatu masalah, artinya suatu masalah dapat diketahui sampai ke titik
utama permasalahan tersebut. Selain itu metode ini dipilih karena sangat menarik
karena dalam metode ini dapat diketahui karekter dari narasumber atau
responden yang ditemui, sementara itu jenis penelitian ini adalah deskriptif,
dimana dapat menjelaskan bagaimana humas melakukan strateginya didalam
mempertahankan citra positif perusahaan.
Pendekatan kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan
mengendalikan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitianya pada
usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses
dari pada hasil, membatasi studi dengan focus, memiliki seperangkat untuk
51
memeriksa keabsahan dalam rancangan penelitianya bersifat sementara, dan hasil
penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek
penelitian.
3.3 Pendekatan Penlitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini, penulis menggunakan
pendekatan jenis penelitian Deskriptif-Kualitatif. Pendekatan jenis penelitian
Deskriptif-Kualitatif yaitu penelitian yang tidak menguji hipotesis tertentu tetapi
menggambarkan tentang suatu variable, gejala atau keadaan.
Pendekatan jenis penelitian Deskriptif juga merupakan prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu
subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll). pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak/sebagaimana adanya. Metode
Deskriptif tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan fakta-fakta
seadanya (fact finding). Gejala tersebut mengemukakan hubunganya yang satu
dengan yang lain.
3.4 Metode Penelitian
“Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
mendekati masalah dan mencari jawaban atau jalan keluar, dengan kata lain
metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topic penelitian”
(Sugiyono, 2003:12)
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus. “Studi
kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian
52
yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas” (Nazir, 1983:57). Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar
belakang serta interaksi ligkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberi gambaran secara mendetil tentang
latar belakang, sifat, dan karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan jadikan suatu hal yang
bersifat umum. “Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok
bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “How” atau “Why”,
bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-
peristiwa yang diselidiki, dan bilamana focus penelitiannya terletak pada
fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata. Dalam
penggunaannya, peneliti perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesain dan
penyelenggaranya agar lebih mampu menghadapi kritik tradisional tertentu
terhadap metode atau tipe pilihannya.” (Yin, 2002:1)
3.5 Objek dan Subjek Penelitian
Objek yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah Strategi CSR PT. Tugu
Pratama Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan dengan studi kasus
gerakan “TPI Mengajar” pengenalan pengetahuan asuransi di SMAN 1 Budi
Utomo Jakarta.
Dan Subjek penelitian yang penulis ambil adalah Corporate Secretary Group
PT. Tugu Pratama Indonesia.
53
3.6 Teknik Pengumpulan Data
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka penelitian akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.” (Sugiyono, 2005:62).
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan ini ada beberapa
cara, yaitu:
3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian perorang, kelompok, dan organisasi. Teknik pengumpulan data
untuk data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam (indepth interview). Karena wawancara adalah salah satu
sumber informasi yang sangat penting dan esensial.
3.5.1.1. Wawancara
“Wawancara, adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas semua pertanyaan pewawancara. Maksud
dari wawancara itu sendiri ialah untuk merekonstruksi mengenai
orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan lain-lain. Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai
yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai
yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang
memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh
dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi), dan
memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.” (Moleong,
2011:186)
54
3.5.1.2. Observasi
Observasi, dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah
pemilihan setting. Bila periset sudah mendapatkan setting yang sesuai
dengan kepentingan studinya, ia dapat langsung memulai pengumpulan
data. Akan tetapi biasanya terdapat tahapan kecil yang harus dilewati,
yakni memperoleh izin masuk ke dalam tempat yang diteliti
(tergantung sesuai ketentuan dan sistem yang berlaku di tempat yang
diteliti). Aktifitas pengambilan data dilaukan secara terus menerus
hingga mencapai titik jenuh.
3.5.2 Data Sekunder
“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data-data yang kita butuhkan” (Bungin, 2008:122).
Dalam penelitian ini studi keputusan dilakukan untuk memperoleh teori
dan pengetahuan tentang komunikasi dibidang public relations. Untuk
menyempurnakan pembahasan dari penelitian ini, digunakan beberapa
bahan untuk refrensi peneliti dalam membuat penelitian seperti refrensi
dari buku-buku, artikel yang diambil dari internet, modul kuliah, serta
data-data perusahaan yang akan diteliti.
“Studi kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, membaca, dan mempelajari teori-teori dalam buku-
buku refrensi, artikel, majalah, situs internet atau website, serta karya
ilmiah yang berkaitan dengan topik skripsi yang sedang diteliti.”
(Kriyantono, 2010:99).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mendapatkan data-
data melalui beberapa sumber buku komunikasi yang berkaitan dengan
penelitian ini. Peneliti melakukan studi kepustakaannya di perpustakaan
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), manfaatkan buku studi milik
pribadi, dan mengakses data melalui internet.
55
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik itu secara wawancara,
catatan lapangan, ataupun dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan pada akhirnya
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya
kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip penelitian
kualitatif adalah menemukan teori dari data.
“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini,
Nasution (1988) menyatakan Analisis dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus-
menerus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menadi pegangan
bagi penelitian selanjutnya.” (Sugiyono, 2006:278).
Proses dalam menganalisis data tersebut dapat dijelaskan melalui langkah-
langkah berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.
Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
56
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan
data dimulai dengan menggunakan ringkasan, mengkodem menelusur
tema, membuat gugus-gugus, menuliskan memo dan sebagainya dengan
maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.
3. Penyajian Data (Data Display)
Display data adalah pendeskripsian sekumpul informasi terususun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian juga dapat berbentuk matrik, diagram,
table dan bagan.
4. Verifikasi dan Pengesahan Kesimpulan (Conclution Drawing and
Verification)
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah
disajikan.( (Moleong, 2011:103)
Antara Display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data
yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya
berkelanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara
beruruta sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanutnya data yang
telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk
mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.
Maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan
keabsahan data dengan seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah
didapat dari lapangan dari dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagaimana melalui metode wawancara dan didukung dengan data lainnya.
57
3.8 Teknik Keabsahan Data
Penulis dalam prosesnya memeriksa keabsahan data menggunakan teknik
Triangulasi.
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang meanfaatkan
sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu” (Moleong, 2011:330).
Dalam menggunakan teknik triangulasi dalam penelitian kualitatif, penulis
membandingkan dan mengecek ulang tingkat kepercayaan dari suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu an alat berbeda. Maka dari itu, penulis dapat
menggunakan berbagai sumber data, teori, metode, dan investigator supaya
informasi yang disajikan konsisten. Oleh karena itu, dalam memahami dan
mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, penulis dapat menggunakan lebih
dari satu teori, lebi dari satu metode (wawancara, observasi, dan studi
kepustakaan).
Keabsahan penelitian kualitatif mengacu pada suatu halaman yang masuk
akal. Jadi, denagan adanya pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan
teknik triangulasi, diharapkan dapat mengecek kembali hasil penelitian untu
kemudian membandingkan dengan berbagai sumber, metode, dan teori sehingga
kredibel.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah PT. Tugu Pratama Indonesia
PT. Tugu Pratama Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi terbesar di
Indonesia, yang telah berpengalaman selama lebih dari 31 tahun. PT. Tugu
Pratama Indonesia didirikan pada tanggal 25 November 1981 dimana
merupakan anak perusahaan PT. Pertamina (Persero). Pada awalnya
memfokuskan pada asuransi terhadap resiko dalam industri minyak dan gas
nasional, yaitu pada asset yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) itu sendiri.
Seiring berjalannya jaman dan semakin berkembangnya dunia usaha, TPI pun
melebarkan dan meluaskan sektor usahanya ke bidang asuransi non-migas. Dan
kini berbagai produk yang ditawarkan oleh PT. Tugu Pratama Indonesia
semakin beragam karena dirancang untuk memenuhi permintaan pasar untuk
asuransi secara keseluruhan. Sekarang berbagai macam produk asuransi non-
migas tersebut sudah semakin beragam mulai dari asuransi penerbangan, kredit,
kebakaran, transportasi, penyelamatan, kesehatan, dsb. Dan juga mulai
mengeksplorasi ke berbagai sector lainnya, termasuk perbankan, penerbangan,
dan teknologi.
58
59
Sumber daya manusia yang professional dan berintegritas sangant diperlukan
untuk memperlancar dan mempercepat kebangkitan TPI untuk terus menjadi
perusahaan asuransi dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Sehingga saat
ini produk dan jasa yang dikembangkan oleh tim yang kompeten dalam masing-
masing bidang telah menarik perhatian masyarakat dan pangsa pasarnya. Oleh
karena itu, semua produk dan jasa yang disuguhkan dapat memberika solusi dan
kepuasan pada setiap nasabah. Selain produk yang berbasis umum, TPI
membuat produk baru demi mempertahankan kejayaan dalam pangsa pasarnya
di sektor keuangna, seraya terus mempertegas kehadiran di segmen asuransi
berbasis Syariah. Namun tidak melupakan atau mengurangi produk di segmen
energy, melaikan terus dipertahankan sebaik mungkin karena pasar segmen
energy merupakan pasar terbesar yang telah membuat TPI menjadi salah satu
perusahaan asuransi terbesar di Indonesia saat ini.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan asuransi yang unggul, terpercaya, dan menciptakan nilai
tambah berkelanjutan bagi pemangku kepentingan.
Misi
- Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan
- Menciptakan kepuasan pelanggan melalui pelayann jasa asuransi yang prima
- Mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia menjadi
insan yang professional, kompetitif, dan peduli.
60
- Memberdaykan perusahaan menuju perusahaan asuransi yang berkelas dunia
dn menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.
4.1.3 Tata Nilai Perusahaan
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas serta
berpedoman pada prinsip-prinsip tata kelola koperasi yang baik (GCG).
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi, mendorong pertumbuhan, membangun individu yang
kompetitif, efisien, dan menghargai kinerja.
3. Costumer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
4. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
5. Commited (Komitmen)
Melaksanakan tugas dan kewajiban secara professional dan dengan sepenuh
hati, dengan mendayagunakan seluruh potensi serta kapabilitas yang dimiliki,
sehingga mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan.
61
6. Caring (Peduli)
Memiliki kepedulian yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan dan
lingkungannya, serta menjunjung kepentingan nasional.
4.1.4 Pemegang Saham
PT. Pertamina (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas di PT. Tugu
Pratama Indonesia dengan kepemilikan sebesar 65%. 17.6% lainnya dimiliki
oleh PT. Sakti Laksana Prima, sementara sisanya dibagi sebesar 12.15% dan
5.25% diantara dua pemilik pribadi, Siti Taskiyah dan Mohamad Satya Permadi.
62
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Tugu Pratama Indonesia
Presiden Direktur
Marketing
Director
Technical
Director Fin. & Corp. Serv.
Director
Energy Pertamina
Group
Energy Group
Corporate Group
Consumer Group
Network
Management Group
Surabaya Branch
Bandung Branch
Medan Branch
Balikpapan
Branch
Semarang Branch
Non Marine U/W
Group
Marine & Aviation
U/W Group
Special U/W
Group
Reinsurance
Group Head
Claim Group
Portfolio & Risk
MGT Group
Accounting Group
Treasury Group
Investment & Fin
Risk MGT Group
Fin Planning &
Evaluation Group
HRD & GA Group
IT Group
Corp. Secretary
Group
Corp. Planning
Group
Syariah Insurance
Group
Internal Audit
Group
63
4.1.6 Penghargaan dan Pencapaian
- Selama dua tahun berturut – turut pada 2009 dan 2010, TPI dinobatkan
sebagai Perusahaan Asuransi Umum dengan Kinerja Keuangan Sangat
Bagus oleh majalah Infobank. Prestasi yang membanggakan tersebut
merupakan bukti stabilitas TPI pada beberapa aspek penting dalam industry.
- Perseroan dianugerahi lembaga nirlaba Dompet Dhuafa CSR Award untuk
kategori ekonomi bidang Pemberdayaan Petani Sehat Untuk Masyarakat
Indonesia.
- Fitch Rating, meningkatkan peringkat TPI dan “A+” menjadi “AA-“, dengan
tinjauan (outlook) “Stabil”.
- TPI meraih 2 penghargaan dari Islamic Finance Award & Cup 2013, yaitu
1st Rank The Best Risk Management Islamic General Insurance-Sharia Unit
Assets Rp50 Billion, 3rd
Rank The Best Islamic General Insurance Sharia
Unit Assets Rp50 Billion
- TPI menerima penghargaan dalam Insurance Award 2013 yang
diselenggarakan oleh Media Business Review & Indonesia-Asia Institute
serta Perbanas Institute, untuk kategori “Non Listed Company-General
Insurance Assets Rp200 Billion, yaitu Juara 1 untuk CSR, Juara 2 untuk
GCG, Juara 2 untuk IT, dan Juara 3 untuk Risk Management.
- TPI mempertahankan rating Stable Outlook AA- (IDN) dari Fitch Ratings.
- Tahun 2012 – 2013 TPI meraih penghargaan dari Infobank – Best Insurance
Award.
64
- Meraih predikat “1st Best Non-Life Insurance Company Tahun 2013” dari
The Association of Indonesia Insurance & Reinsurance Brokers.
- TPI meraih Predikat Kinerja Keuangan 2012 “Sangat Bagus” untuk kategori
Asuransi Umum di Infobank Insurance Award 2013.
- TPI meraih predikat “Early Improvement” pada Pertamina Quality
Assessment (PQA) 2013 dengan skor 398 danmendapatkan 3 penghargaan,
yaitu; The Most Progressive Result, The Best Improve Organization in
Operational Excellence, dan The Most Improved Organization in Costumer
Focus.
- TPI masuk dalam nominasi 10 besar Annual Report Award 2012 dalam
kategori Private Keuangan Non Listed.
- TPI meraih “1st Best Non Life Insurance Company 2013” in The Award Best
Non Life Insurance di APPARINDO.
- Best General Insurance 2014 dengan Ekuitas IDR 750 Miliay keatas dari
Majalah Media Asuransi.
- Mendapatkan Pemeringkatan dari Fitch Ratings yaitu AA yang sebelumnya
di tahun 2013 peringkat AA-.
4.1.7 Produk dan Jasa
4.1.7.1 Produk (Product)
Produk dan jasa TPI telah meberikan solusi dan kepuasan kepada para
pelanggan. TPI pun selalu mengembangkan lini produk untuk memperluas
pangsa pasar. Produk dan jasa TPI dikembangkan oleh tim yang memiliki
65
keahlian tinggi dan pengalaman selama lebih dari 31 tahun, sehingga semua
produk dan jasa tersebut memberikan solusi dan kepuasan nasabah.
Sebagai bagian dari gerakan perubahan untuk meraih kembali kejayaannya,
TPI mengembangkan lini produk baru untuk memperbesar pangsa pasar di
sector keuangan (finansial), seraya terus mempertegas kehadirannya di segmen
asuransi berbasis Syariah. Produk di segmen energi terus dipertahankan karena
merupakan pangsapasar terbesar yang membawa TPI menjadi perusahaan
asuransi dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.
1. Energi (Energy)
a. Offshore Program Insurance
Memberi pertanggungan asuransi terhadap berbagai peralatan yang
digunakan dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan energi / migas
seperti Rig Pengeboran, tempat penyimpana Offshore/fasilitas
pemrosesan, peralatan pelengkap dan atau peralatan lainnya yang terkait
dengan migas dan pengeboran panas bumi. Dan ini beberapa jenis
Offshore Program Insurance;
- Offshore Physical Damage and Well Control Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi dan kerusakan dalam
pengeboran migas, termasuk kerusakan yang terjadi pada saat
pengeboran yang berada wilayah lepas pantai..
- Offshore Rig Insurance
Memberikan pertanggunga asuransi terhadap kerugian dan kerusakan
yang terjadi pda peralatan rig lepas pantai, dan peraltan lainnya yang
66
digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas lepas
pantai.
- Property Under Construction Insurance.
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan asset yang
sedang dibangun oleh perusahaan kontraktor energy/migas yang baik
berada di darat atau pun di lepas pantai.
b. Onshore Program
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap asset yang terkait dengan
kegiatan industri, energi,/migas pada wilayah onshore seperti kilang
migas dan kilang petrokimia, termasuk gangguan bisnis.
- Land Rig Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap asset yang terkait
dengan kegiatan industri migas pada wilayah onshore seperti kilang
migas dan kilang petrokimia, termasuk gangguan bisnis.
- Onshore Physical Damage and Well Control Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan
kerusakan dalam pengeboran migas, termasuk kerusakan yang terjadi
pada saat pengeboran yang berada pada wilayah darat.
- Property Under Construction Insurnce
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan asset yang
sedang dibangun oleh perusahaan kontraktor migas yang berada di
darat.
67
c. Business Interuption Insurance
Memberikan pertanggungnan asuransi kepada perusahaan energi/migas
terhadap kerugian usaha dan kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari
kerusakan peralatan yang digunakan oleh perusahaan.
d. Tailor – Made Policies Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap berbagai resiko khusus
yang dapat timbul dengan kegiatan operasional di industri energi/migas,
sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Kebakaran dan Properti (Fire and Property)
a. Asuransi Properti
Produk asuransi property menawarka berbagai jenis produk asuransi
yang menjamin resiko kerugian atas asset, bangunan, da nisi angunan
rumah. Berikut ini adalah produk-produk Asuransi Properti;
- Properti All-Risk / Industrial All-Risk Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian atau kerusakan
pada suatu asset atau bangunan yang digunakan untuk tujuan industry
maupun pribadi. Polis ini dapat dilengkapi dengan Business Interuption
Insurance.
- Business Interuption Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian akibat
kehilangan keuntungan yang disebabkan oleh kecelakaan yang dijamin
oleh Property All-Risk Insurance.
68
- Indonesian Standard Fire Policy Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan
yang disebabkan oleh api, petir, ledakan, tabrakan kapal dank kabut.
Polis ini dapat diperluas dengan Indonesian Standard Earthquake Policy
untuk menjamin resiko gempa bumi.
- House / Office Contents Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan yang terjadi
pada isi atau asset rumah maupun kantor.
3. Penerbangan (Aviation)
Produk yang ditawarkan pada kategori ini memberikan perlindungan
menyeluruh terhadap berbagai resiko yang dapat timbul dalam aktivitas
penerbangan dan peluncuran satelit.
a. Personal Accident Insurance
Memberikan ganti rugi jika terjadi luka-luka, cacat, atau meninggal pada
Kapten Pilot, Co-Pilot, Carbin Attendant, dan Teknisi yang timbul dari
suatu kecelakaan.
b. Aviation Hull and Liability Insurance
Memberikan perlindungan tehadap kerugian dan atau kerusakan rangka
pesawat dan kewajiban yang timbil dari suatu kecelakaan.
69
4. Kargo, Rangka Kapal, serta Perlindungan dan Jaminan (Marine Cargo, Hull,
and Protection & Indemnity)
Produk asurnsi kelautan yang ditawarkan dalam kategori ini memberikan
perlindungan menyeluruh terhadap erbagai resiko yang dapat timbul, mulai
dari pembangunan kapal, hinga kegiatan pengangkutan barang di laut.
a. Marine Hull and Machinery Isurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan
yang terjadi pada sebuah kapal beserta dengan mesinnya, termasuk
pertanggungan atas pihak ketiga yang dirugikan dengan terjadinya
kerugian tersebut.
b. Builder’s Risk Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap resiko yang mungkin
timbul dalam proses pembangunan sebuah kapal.
c. Protection and Indemnity (P&I) Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap erbagai dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan operasi sebuah kapal, seperti pencemaran
lingkungan.
d. Marine Cargo Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap barang-barang yang
didistribusikan melalui sebuah kapal, baik dalam jangka waktu yang
singkat maupun panjang.
70
5. Rekayasa (Engineering)
Produk asuransi Rekayasa menjamin kerugian karena terhambatnya proyek
bangunan da masa konstruksi, atau proyek pemasangan mesin, serta
kerusakan peralatan elektronik akibat kecelakaan. Berikut ini adalah produk-
produk Asuransi Rekayasa;
a. Contractor’s All-Risk
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap gedung yang berada
dalam tahap konstruksi dari segala resiko kerugian dan kerusakan yang
dapat timbul akibat proses konstruksi, termasuk kerugian dan kerusakan
yang dialami oleh pihak ketiga sebagai akibat dari proses konstruksi
yang sedang berlangsung.
b. Construction Plan and Equipment All-Risk Insurance / Heavy Equipment
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan
yang terjadi pada peralatan berat maupun ringan yang digunakan dalam
proyek konstruksi.
c. Electronic Equipment Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan dan kerugian
pada instrument elektronik maupun peraatan lainnya yang digunakan
utuk Electric Data Processing, fasilitas komunikasi, peralatan medis, dll.
d. Machinery Breakdown Insurance
Memberikan penggantian terhadap resiko yang muncul akibat dari
rusaknya sebuah mesin yang digunakan baik dalam kepentingan industri
maupu non-industri.
71
e. Business Interuption Following
Business Interuption Insurance memberikan penggantian terhadap
penurunan laba perusahaan akibat dari tidak berfungsinya mesin maupun
peralatan yang digunakan dalam aktivitas produksi.
6. Kendaraan Bemotor (Motor Vehicle)
Produk asuransi ini memberikan perlindungan saat terjadi kerugian atas
kendaraan anda, atas sebab-sebab tertentu yang timbul selama periode polis.
a. Total Loss Only
Kami menjamn ganti rugi atas kehilangn atau kerusakan total kendaraan
anda, akibat resiko-resiko yang mengacu pda PSAKBI yaitu perbuatan
jahat, pencurian, perampasan, tabrakan, benturan, atau kecelaaan lalu
lintas lainnya.
b. Comprehensive and Third Party’s Legal Duty
Kami menjamin ganti rugi atau perbaikan atas kehilangan / kehilangan
sebagain maupun keseluruhan kendaraan akibat resiko yang mengacu
pada PSAKBI.
c. We also protect you with Extention Coverage:
- Kecelakaan diri
- Bencana banjir dan angina topan
- Bencana gempa bumi, Tsunami dna letusan gunung merapi
- Pemogokan, kerusakan, dan makar.
72
7. Kredit dan Pinjaman (Credit and Suretyship)
a. Credit Insurance
Asuransi kredit adalah perlindungan yang dapat kami berikan kepada
tertanggung atas resiko kegagalan debitur melunasi fasilitas kredit
pinjaman tunai seperti kredit modal kerja, kredit perdagangan, dan
lainnya yang diberikan oleh Bank Umum atau Lembaga Pembiayaan
Keuangan. Selain itu, kami juga memberikan jaminan atas resiko
kegagalan terhadap kredit jual beli bahan bakar minyak Pertamina.
b. Bid Mond
Produk ini adalah jaminan yang diterbitkan untuk menjamin pemberi
penawaran bahwa pihak utama pemegang Obligasi Pnawaran telah
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pemberi penawaran
untuk mengikuti pelelangan, apabila pihak utama memenangkan
perlelangan, makan akan sanggup untuk menutup kontrak Pelaksanaan
Pekerjaan dengan pemberi penawaran.
c. Performance Bond
Produk ini menjamin bahwa pihak utama mampu menyelesaikan
pekerjaan tersebut sesuai standar serta waktu yang telah ditentukan
dalam kontrak.
d. Advance Payment Bond
Produk ini menjamin pengembalian uang muka yang telah diterima oleh
pihak utama dari pemberi penawaran.
73
e. Maintenance Bond
Produk ini menjamin pemeliharaan pekerjaan atas kerusakan yang terjadi
dalam masa pemeliharaan.
8. Kesehatan (Health)
Produk ini memberikan jaminan berupa manfaat medis atau yang diperlukan
secara medis sesuai dengan jenis dan besarnya manfaat asuransi kesehatan
yang terdapat dalam daftar manfat atas resiko-resiko yang dijamin dalam
polis, atau sebagai akibat langsung (proximate cause) dari resiko –resiko
yang dijamin dalam polis, termasuk penyediaan alat bantu yang diperlukan
atau diperuntukan dalam rangkaian tindakan medis.
TPI Health Insurance (THIS) adalah program asuransi kesehatan untuk
komersial yang ditujukan kepada kumpulan/perusahaan bagi karyawannya.
Perusahaan harus membayar premi 1 tahun untuk memperoleh mafaat
maksimal program THIS, yang memberikan jaminan berupa manfaat medis
sesuai dengan jenis dan besarnya manfaat asuransi kesehatan yang terdapat
dalam daftar manfaat atas resiko-resiko yang dijamin dalam polis. Dengan
berjalannya BPJS Kesehatan, TPI menawarkan koordinasi manfaat, premi,
data kepersetaan, data klaim/keuangan, administrasi, sosialisasi dan system
informasi sehingga karyawan dapat memperoleh pelayanan terbaik dan
manfaat yang maksimal.
Adapun Program Asuransi Kesehatan yang tersedia seperti;
a. Jaminan Perawatan Rumah Sakit dan Pembedahan (Rawat Inap)
b. Jaminan Rawat Jalan
74
c. Jaminan Rawat Bersalin
d. Jaminan Rawat Gigi
e. Jaminan Kacamata.
Keuntungan menggunakan TUGU-Health;
a. Kebebasan Menggunakan Penyedia Jasa Pelayanan
b. Tidak Ada Batasan Teritorial dan Waktu
c. Pelayanan Keehatan Independen
d. Kemudahan Penambahan Provier Rumah Sakit
e. Sistem PEmbayaran Klaim berupa;
- Reimbursement
Peserta membayar terlebih dahulu seluruh biaya pengobatan di
penyedia pelayanan diluar jaringan rumah sakit, klinik, dan apotek
- Cash Less
Cukup dengan menunjukan kartu, peserta dapat langsung
mendapatkan pengobatan tanpat membayar terlebih dahulu,
sepanjang perawatan, dan pengobatan yang dilakukan di jaringan
Rumah Sakit, Klinik, dan Apotek TPI.
f. Excess Dijaminkan Terlebih Dahulu
g. Masa Tunggu Dihapuskan
h. Pre-Exiting Condition Langsung Dijamin
i. Pelayanan Klaim terpadu 24 Jam
75
j. Laporan Utilisasi Pemakaian Klaim Komplit yang Dibutuhkan oleh
Perusahaan.
9. Aneka (Miscellaneous)
a. Liability Insurance
Memberukan pertanggungan asuransi terhadap kerugian yang timbul dari
klaim pikah ketiga yang menderita kerugian (cidera badan dan atau
kerusakan harta benda) yang diakibatkan oleh aktivitas tertanggung.
Produk Liability Insurance TPI mencakup;
- Public Liability Insurance / Comprehensive General Liability Insurance
- Umbrella Catastrophic Liability Insurance
- Product Liability Insurance
- Automative Liability Insurance
- Professional Indemnity
- Medical Mlpractive Liability
- Employer’s Liability
b. Workmen’s Compensation Insurance
Memberikan pertanggungan dalam bentuk kompensasi keuangan kepada
pegawai untuk mengganti penghasilan yang hilang atau berkurang
karena kecelakaan pada saat bekerja, tanpa perlu membuktikan status
kewajiban hokum pegawai.
76
c. Peronal Accident Insurance
Menjamin resiko kecelakaan dari tertanggung, termasuk selama
perjalanan yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada
tertanggung.
d. Money Insurance
Memberikan pertanggungan asuransi terhdap resiko kerugian uang atau
barang yang sesuai dengan uang yang hilang akibat perampokan.
e. Burglary / Theft Insurance
Memberikan biaya penggantian atas kerugian atau kerusakan pada
barang berharga yang hilang atau rusak akibat perampokan yang disertai
dengan kekerasan dan pemaksaan.
10. Syariah (Sharia)
TPI melengkapi rangkaian produknya dengan produk asuransi yang dikelola
berdasarkan prinsip Syariah. Pengelolaan produk ini yang didukung oleh
teknologi informasi melalui aplikasi TPI Web Access (TWA), yang dapat
diakses langsung oleh nasabah dimanapun anda berada. Teknologi ini dapat
menghemat waktu nasabah dalam berinteraksi dengan TPI, mulai dari proses
aplikasi, penerbitan dan pembaruan polis, sampai pengajuan klaim.
Berikut produk Asuransi Syariah TPI;
a. “All Risk” atau Industrial “All Risk” Property Insurance (Ta‟min)
b. Business Interuption Insurance (Ta‟min)
c. Burglary Insurance (Ta‟min)
d. Money Insurance (Ta‟min)
77
e. Marine Cargo Insurance (Ta‟min) yang memberikan jaminan atas
pengiriman barang melalui; Laut, Udara, dan Darat.
f. Liability Insurance (Ta‟min)
g. Engineering Insurance (Ta‟min) seperti;
- Asuransi kontraktor All Risk
- Asuransi pemasangan mesin atau Erection All Risk
- Asuransi Kerusakan Mesin atau Machinary Breakdown
- Asuransi Peralatan Elektronik atau Electronic Equipment
h. Asuransi alat berat atau Contractor’s Plant Tailor-Made
i. Asuransi lainnya sesuai kebutuhan atau Tailor-Made
j. Produk asuransi ini merupakan produk-produk asuransi (Ta‟min), baik
yang menggunakan sertifikanat standar maupun modifikasi yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan dari para peserta lainnya seperti;
- Plate Glass, yang memberikan jaminan atas kerugian atau kerusakan
terhadap kaca-kaca bangunan (gedung)
- Neon Sign, yang memberikan jaminan atas papan reklame.
4.1.7.2 Jasa (Service)
1. Manajemen Resiko
TPI membantu para calon klien untuk melakukan pengelolaan resiko yang
tepat sehingga dapat meminimalisir resiko yang dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi, melalui teknik:
- Mengidentifikasi dan menginventarisir resiko yang dimiliki soatu objek.
78
- Menganalisa profil resiko yang terideentifikasi
- Mengevaluasi resiko dengan mengukur frekuensi dan dampak terhadap
resiko yang ada
- Mengendalikan resiko dengan memindahkan resiko tersebut ke asuransi.
Tujuan dari mekanisme ini untuk memahami resiko atas suatu objek,
meningkatkan tingkat Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), dan
meningkatkan Efisiensi atas beban operasional perusahaan.
2. Menilai Resiko
TPI menawarkan jasa penilaian terhadap objek yang diasuransikan untuk
mendapatkan nilai objek yang sebenarnya dan menghindari kemungkinan
nilai pertanggungan lebih kecil dari sebelumnya.
3. Survey Resiko
TPI memberikan layanan survey terhadap objek yang akan diasuransikan
serta hal lain yang dapat mempengaruhi besar kecilnya resiko.
4.1.8 Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik merupakan kunci yang dapat
memaksimalkan manfaat yang diterima oleh seluruh pemangku kepentinga. Tata
kelola perusahaan yang baik dapat diterjemahkan sebagai sebuah struktur atau
urutan yag mengatur pada hubungan yang harmonis antara para dewan direksi,
eksekutif, dan pemangku dalam sebuah perusahaan. Konsep ini dapat
dihubungkan dengan proses transparan menyangkut penilaian determinasi
tujuan, prestasi, dan kinerja korporat.
79
TPI menerapkan tata kelola perusahaan yang mengacu pada dua kebijakan,
yaitu UU no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia, yang dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KKNG). TPI selalu menaga praktek tatakelula
perusahaannya berdasarkan pada lima aspek, yaitu:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Pertanggungjawaban
4. Kemandirian
5. Kewajaran.
4.1.9 Sumber Daya Manusia (Human Resource)
TPI memfokuskan pembangunan Sumber Daya Manusianya pada
pengembangan SDM yang berorientasi pada kinerja. Namun seiring berjalannya
waktu, TPI harus perlu menyiapkan tenaga-tenaga baru yang siap melanjutkan
kinerja yang sudah ada. Selain itu, kondisi pasar perasuransian yang saat ini
semakin menantang menuntut perusahaan untuk terus membangun dan
memperkuat SDM-nya agar tetap eksis dan memilliki pangsa pasar yang tetap
dan meluas. Menanggapi hal tersebut, TPI memiliki sasaran dalam proses
pembangunan SDM;
- Melakukan penataan organisasi dan pengelolaan SDM sesuai dengan
kebutuhan dan tantangan bisnis yang berorientasi pada kinerja
- Membangun budaya perusahaan yang kuat
80
- Menyiapkan SDM yang professional, berorientasi pada kinerja
Untuk mencapai sasaran tersebut, TPI merumuskan Strategi sebagai berikut;
- Membangun organisasi, SDM dan Budaya
- Perusahaan secara berkesinambungan menyiapkan SDM yang
professional dan berintegritas tinggi sesuai dengan standar perusahaan
terbaik secara berkesinambungan
- Program Mutasi / Rotasi SDM antar Group (internal) dan dalam TUGU
Group.
Saat ini TPI telah memberlakukan penekatan Fair Reward & Punishment
untuk meningkatkan kinerja pekerjanya. Untuk itu TPI memberlakukan system
penilaian kinerja pegawai dengna menggunakan Performance Management
System (PMS) diseluruh fungsi yang ada di perusahaan. TPI juga melakukan
Pelatihan SDM dengan menjalani berbagai pelatihan terkait keahlian profesi dan
pembekalan pendidikan bersertifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan
yang dihadapi perusahaan. Selain peningkatan pendidikan formal, TPI juga
memberikan pendidikan formal lanjutan bagi pekerja yang dinilai memiliki
potensi sesuai dengan kebutuhan pasar. Perusahaan juga menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, agar mendorong para pegawai meningkatkan
keahlian, bakat, dan minat mereka dalam bekerja agar menjadi lebih baik.
81
4.1.10 Teknologi Informasi
1. Tugu Insurance Solution.Net
TIS terdiri dari TIS.Net dan TIS Finance. TIS.Net mengintegrasi berbagai
fungsi operational marketing, underwriting, reinsurance, dan klaim.
Sedangkan TIS Finance menyatukan fungsi keuangan seperti treasury,
Investasi, dan akuntansi. Keduanya memungkinkan perusahaan untuk
melakukan pencatatan hasil produksi, utang piutang, pengelolaan investasi,
administrasi perpajakan, pengelolaan asset tetap, perencanaan anggaraan
tahunan, dan proses akuntansi untuk laporan keuangan.
2. Tugu Web Access (TWA)
Merupakan sebuah aplikasi untuk pelanggan, yang memungkinkan
melakukan proses penutupan asuransi ke TPI dimana saja dan kapan saja,
hanya menggunakan internet.
3. Keamanan TI
Untuk menjamin keamanan data, TPI menggunakan software keamanan
dengan lisensi resmi untuk anti-virus, anti-spam, dan firewall. Selain
ketiganya, TPI juga memiliki sejumlah kemajuan lainnya dibidang TI yang
ditandai oleh;
a. Pengembangan Aplikasi seperti pengembangan Tugu Health Insurance
System (THIS), pengembangan modul-modul yang berhubungan dengan
82
Financial Lines, jasa keuangan, agar system yang digunakan selalu sesuai
dengan peraturan yang berlaku, dll.
b. Pengembangan Infrastruktur seperti peremajaan server menjadi server
high-end berkapasitas tinggi, pembaruan sister operasi server dengan
versi tebaru, penambahan bandwith dan pengembangan area hotspot, dll.
c. Tata Kelola TI seperti penyusunan Disaster Recovery Plan (DRP),
penyusunan IT Service Management (ITSM), dan Peningkatan
berkelanjutan pada SITAP dan IT Policy.
4.1.11 Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility)
Visi dan Misi Tanggung Jawa Sosial TPI adalah “Membangun Kepercayaan
dengan Peningkatan Citra Perusahaan”.
TPI paham betul bahwa kegiatan CSR ini bukan hanya semata-mata
kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, namun juga
yang lebih penting lagi ialah upaya perusahaan dalam memberikan manfaat yang
optimal bagi keberlangusngan hidup masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan
CSR juga menjadi bagian penting upaya perusahaan untuk mengawal dan
menjamin keberlangsungan usaha, sekaligus mewujudkan Visi dan Misi menjadi
perusahaan asuransi dan manajemen resiko yang berkelas dunia.
TPI meyakini bahwa masyarakat sekitar merupakan pemangku kepentingan
yang menentukan pertumbuhan bisnis. Penanggung jawaban atas serangkaian
kegiatan CSR yang dilakukan ada dibawah naungan Corporate Secretary
Group. Sebagai bentuk komitmen TPI pada kemajuan dan kesejahteraan
83
masyarakat dan lingkungan, perusahaan telah menyiapkan anggaran khusus bagi
kegiatan CSR. Program-program yang ada pada CSR TPI adalah;
1. Bidang Lingkungan Hidup
Fokus perusahaan dalam bidang ini adalah ingin terus menggalakan
program yang sudah berjalan. Contohnya dalam hal penghematan
penggunaan listrik dan air, sejalan dengan instruksi Menteri Negara BUMN
mengenai penghematan penggunaan energy di lingkungan perusahaan
BUMN. Upaya penghematan ini dilakukan untuk memperlambat pemanasan
global yang sudah terjadi saat ini. Dengan demikian, diharapkan TPI dapat
ikut berkontribusi dalam mengurangi jumlah pembakaran bahan bakar.
TPI juga menjalankan beberapa program eksternal, salah satunya adalah
program penghijauan. Dan TPI juga mempunyai sasaran penghematan
energi dan air, seperti;
a. Penerangan dan alat pendingin ruangan gedung kantor atau bangunan
b. Peralatan kantor, perlengkapan peralatan yang menggunakan energi
listrik atau bahan bakar minyak untuk gedung dan kantor, termasuk
kendaraan operasional
c. Kegiatan atau aktivitas yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan air.
2. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan
Program yang dilakukan TPI merupakan hasil pemetaan kebutuhan
yang dilakukan oleh perusahaan. Program yang dipilih dan dijalankan oleh
TPI ialah program yang tepat guna dan tepat sasaran agar hasilnya dapat
84
berdampak dan bermanfaat bagi penerimanya, dan benar-benar
merasakannya. Agar semakin terarah dalam memetakan programnya, TPI
membagi program-program CSR nya di bidang ini menjadi 3 titik focus,
yaitu;
a. Keagamaan dan Kesehatan
- Program pengobatan gratis
- Baksos Ramadhan
- Bantuan dana Idul Adha
b. Pendidikan dan Kebudayaan
- Beasiswa Pendidikan
- Penyuluhan asuransi
c. Pemuda dan Olahraga
- Dukungan asuransi untuk kegiatan olahraga extraordinary.
3. Bidang Kepuasan Pelanggan
TPI menempatkan pelanggan sebagai salah satu pemangku
kepentingan utama yang harus dijamin kepuasannya. Hal ini juga tertera pada
misi perusahaan dan harus dijalankan.TPI mengedepankan pelayanan
operasioal yang prima sebagai kunci untuk menciptakan kepuasan pelanggan.
Untuk itu, semua sumber daya yang dimiliki terus dikerahkan semaksimal
dan sebaik mungkin untuk dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada
pelanggannya. Berikut adalah program yang dijalankan TPI pada bidang ini:
85
a. Edukasi dan Sosialisasi Informasi
TPI membuat brosur baru yang memberi penjelasan mengenai produk dan
jasa baik untuk klien atau untuk ke masyarakat luas.
b. Survey Kepuasa Pelanggan
TPI melakukan survey tersebut dengan tujuan memperoleh persepsi para
klien terhadap perusahaan. Khususnya tentang kualitas pelayanan,
produk, dan peningkatan perusahaan. Survey tersebut juga bertujuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan potensial klien dan harapan mereka.
4. Bidang Ketenagakerjaan
Pegawai merupakan asset yang berharga dan harus dipertahankan
serta diperhatikan kesejahteraannya, karena mereka lah kunci
keberlangsungan perusahaan. TPI berkomitmen untuk mengembangkan
kapabilitas dan kompetensi pegawainya agar menjadi insan perusahaan yang
professional, kompetitif, dan peduli. Agar tercapainya hal tersebut, pegawai
harus terlebih dahulu merasa nyaman dalam bekerja. Mulai dari lingkungan
pekerjaan, remunerasi, tunjangan, hingga jaminan kesehatan. Seluruh hal
tersebut haru mampu membuat pegawai kearah yang lebih baik, sehingga
menciptakan budaya perusahaan yang baik.
a. Jaminan dan Manfaat Jaminan dan Kesehatan yang diberikan TPI kepada
seluruh pegawai dan keluarganya diberikan tanpa memandang golongan,
86
gender, agama, dan latar belakang. Para pegawai mempunyai hak yang
sama yang diperoleh dari perusahaan, seperti;
- Jaminan Kesehatan
- Hak Cuti
- Program Asuransi Jiwa dan Program Pensiun
b. Pemberian Remunerasi diatas UMR
Seluruh pegawai TPI menerima remunerasi diatas UMR yang ditetapkan
oleh pemerintah kota Jakarta, kurang lebih diatas UMR bagi golongan
upah rendah. TPI harus menerapkan gaji dan hak-hak yang sama terhadap
pegawai baru, siapapun pria/wanita esuai dengan golongan atau
kepangkatannya.
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian
Corporate Secretary memiliki peranan kunci dalam pelaksanaan Corporate
Governance, khususnya pada perusahaan publik dan emiten di bursa. Ini tidak
dapat dipungkiri karena posisi dan tugas yang dipikul Corporate Secretary sangat
strategis dan menentukan. Namun, di Indonesia banyak masyarakat sebagai
stakeholders perusahaan, termasuk perusahaan itu sendiri, belum menyadari
strategisnya peranan dan fungsi Corporate Secretary. Salah satu elemen dalam
struktur dan proses Good Corporate Governance (GCG) adalah pemastian bahwa
penggunaan wewenang (exercise of power) dan hubungan dengan pemangku
kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan.
Dalam menjaga proses tersebut dibutuhkan suatu unit yang berfungsi sebagai
fasilitator pengambilan keputusan secara proper dan saluran komunikasi yang
87
terpercaya. Disinilah posisi strategis sekretaris perusahaan (corporate secretary),
yaitu menjalankan fungsi memastikan kepatuhan dana administrasi pengambilan
keputusan didalam perusahaan, dan melakukan fungsi komunikasi dalam rangka
membangun goodwill keluar perusahaan.
Corporate Secretary PT. Tugu Pratama Indonesia merupakan suatu divisi
yang langsung dibawah naungan direktur, dimana bisa dibilang menjadi
pengawas dan penasehat direktur dalam pengmbilan suatu keputusan. Pada
umumnya corporate secretary juga mencangkup divisi audit group atau internal
audit group, tapi di TPI corporate secretary group dan internal audit group
dipisahkan. Dikarenakan agar kefokusan masing-masing divisi tersebut bisa
dijalankan dengan baik.
Kegiatan dan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau CSR
(Corporate Social Responsibility) juga menjadi tanggung jawab dan dibawah
naungan corporate secretary group. Karena menyangkut perusahaan dengan
pihak luar, jadi corporate secretary group menaungi program CSR perusahaan,
dimana menjadi selaku pegawas dan yang menyampaikan langsung laporan
kegiatan CSR kepada Direktur perusahaan
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
PT. Tugu Pratama Indonesia melalui Corporate Secretary Group
merencanakan dan melakukan kegiatan rutin CSR yang berkaca pada
peraturan perundangan yang berlaku. CSR dilakukan sebagai refleksi
kepedulian atas tanggung jawab TPI terhadap keberlangsungan kesejahteraan
88
hidup masyarakat luas dan lingkungan. Sesuai dengan yang diatur dalam
perundangan Pasal 74 UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, yang
bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan
itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat luas. PT. Tugu Pratama
Indonesia memfokuskan kegiatan CSR nya ini pada Bidang Sosial dan
Kemasyarakatan, yang memfokuskan pada Pendidikan dan Kebudayaan yaitu
pemberian edukasi asuransi pada pelajar atau siswa, seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Suliansyah, yaitu:
“Seperti yang sudah diketahui, karena perusahaan kami bergerak di
bidang asuransi tentunya. Jadi secara otomatis kita mencari kesesuaian
daripada main business-nya kita yaitu asuransi, maka dari itu yang
paling tepat menurut kami ialah melalui edukasi pendidikan asuransi.
Kalau melakukan sosialisasi pendidikan yang bersifat umum, kami rasa
tidk tepat dengan apa yang menjadi main business kami. Oleh karena itu,
kami memberikan sosialisasi pengenalan edukasi asuransi agar para
pelajar tahu secara dini dengan dunia asuransi.” (Bapak Suliansyah,
Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
Dengan dilakukannya CSR yang memfokuskan pada edukasi pengenalan
pengetahuan asuransi, TPI berniat memberikan pengetahuan asuransi secara dini
kepada siswa atau pelajar seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suliansyah,
yaitu:
“Utuk mengenalkan dunia asuransi kepada murid sekolah SLTA-SMA
diwilayah jabodetabek, sesuai dengan kategori program CSR yang adadi
PT. Tugu Pratama Indonesia yaitu di Bidang Pendidikan. Karena
kegiatan TPI Mengajar ini merupakan langkah kami untuk mengenalkan
secara dini tentang edukasi dan pengenalan asuransi kepada para
pelajar. Di Indonesia mungkin jarang untuk melakukan pengenalan
89
edukasi asuransi seperti ini, dan bisa dibilang kami salah satu pioneer
yang melakukan kegiatan tersebut.” (Wawancara, Ruang Corporate
Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
PT. Tugu Pratama Indonesia memilih CSR pada bidang pendidikan awalnya
tidak memfokuskan pada tingkat SLTA dan SMA, namun pada kalangan
mahasiswa di berbagai universitas di Jakarta. Tapi TPI ingin lebih mengenalkan
tentang dunia asuransi kepada tingkatan lebih dini yaitu pada tingkatan SLTA
dan SMA seperti yang dikatakan oleh Bapak Suliansyah kepada pedulis.
“Tidak hanya kepada para pelajar SLTA/SMA saja, kami juga melakukan
kegiatan seperti itu kepada para mahasiswa di beberapa universitas yang
ada di Jakarta. Karena pada awalnya kita memberikan CSR pada bidang
pendidikan dan edukasi semacam ini kepada para mahasiswa dulu
sebelum ke sekolah-sekolah. Kita pernah bekerjasama dengan
Universitas Trisakti dan AAI (Akademi Asuransi Indonesia) untuk
mengedukasi pendidikan asuransi seperti itu. Dan dengan tujuan yang
sama tentunya yaitu ingin mengenalkan dunia asuransi kepada para
pelajar dan mahasiswa.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary
Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
“Pada tahun 2014 memang baru pertama kali dilakukan kegiatan CSR
semacam itu, tapi awalnya bukan di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta.
Awalnya di salah satu sekolah SMA di daerah Bintaro dan yang kedua itu
di SMK PB 2 Sudirman. Dan di SMAN 1 Budi Utomo ini merupakan yang
ketiga pada tahun itu.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary Group,
19 Agustus 2015 pukul 14.00)
Tim CSR yang tergabung dalam Corporate Secretary Group memulai dalam
melakukan kegiatan CSR terlebih dahulu merencanakan beberapa strategi mulai
dari pra-kegiatan sampai kegiatan selesai, seperti yang telah dipaparkan oleh
Bapak Suliansyah kepada penulis.
90
“Pertama-tama kami membuat target dulu dan dalam mencari target
atau sekolah yang ingin dituju pasti kami langsung terjun ke lapangan
untuk mencarinya. Setelah tahu sekolah mana yang ingin kita tuju baru
kami tanya ke personel perusahaan siapa yang pernah sekolah disitu
untuk mengetauhi segala kondisi di sekolah tersebut. Setelah tau lalu
kami mendatangi sekolah tersebut bertemu kepala sekolah maupun staff-
nya untuk memberitahu maksud dan tujuan kita sekalian izin, kalau boleh
dan diterima kita lanjut dan kalau tidak kami mencari sekolah yang lain.
Kedua, setelah kita tahu kondisi sekolah tersebut dan telah mendapat izin
lalu kita membuat rencana bagaimana cara kita menyampaikan
presentasi materi ke para siswa disana dengan melihat kondisi sekolah
dan budaya sekolah tersebut agar apa yang kita berikan dapat respon
yang baik dan diterima oleh siswa. Ketiga, kita melakukan kegiatan CSR
ini dengan berpegangan apa yang telah kita susun sebelumnya agar tidak
melenceng dari tujuan awal. Terakhir, dalam memonitor dan
mengevaluasi selama kegiatan berlangsung hingga selesai kami pasti
melakukannya. Biasanya setelah kegiatan berlangsung kami langsung
share ke media, terutama ke media asuransi karna kami perusahaan
asuransi. Dari situ kami bias melihat respon dari masyarakat terhadap
kegiatan kita bagaimana dan selama ini respon masyarakat positif.
Bahkan ada beberapa sekolah yang menawarkan diri untuk menjadi
target kegiatan CSR kami. Setelah kegiatan itu selesai, kita putus juga
hubungan dengan pihak sekolah dalam arti pemutusan kerjasama ada
tidak ada rasa ketergantungan kepada kita. Namun sesekali kami tetap
menanyakan info perkembangan terhadap apa yang sudah kami berikan
saat itu.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus
2015 pukul 14.00)
Dengan merencanakan susunan tahapan kegiatan seperti itu, diharapkan
audience atau siswa memberikan respon yang baik dan segala info dan materi
yang disampaikan diterima dengan baik.
“Reaksi dan respon para siswa SMAN 1 Budi utomo sendiri bagus dan
antusiasnya cukup tinggi. Kita harus bisa menyikapi audience kita kala
memberikan suatu sosialisasi. Kita harus bisa melihat dimana momen-
momen para siswa ini supaya mereka betah, oleh karena itu kita buat
tanya jawab dan sedikit door prize dalam bentuk kuis. Dengan begitu
siswa pun menjadi interaktif dan antusias kepada kita, makanya kita
menyikapinya dengan cara demikian. Tetapi bukan mereka aktif dan
antusias dengan hadiahnya, melainkan kita pancing mereka agar mereka
bertanya dan mau menjawab atas materi yang kita berikan sehingga
mereka ingin tahu lebih jelas lalu bertanya.” (Wawancara, Ruang
Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
91
PT. Tugu Pratama Indonesia rutin menjalankan kegiatan CSR terutama pada
bidang pendidikan dengan bertujuan untuk secara murni untuk memberikan
edukasi tentang pengetahuan asuransi secara dini.
“Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah
dan bisa dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan,
jadi kami pun rutin melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure
hanya ingin memberikan pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada
para siswa dan tidak ada unsur politis dan berjualan asuransi sama
sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan, PT. Tugu Pratama
Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang Kemasyarakatan,
Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan dalam
bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan
mereka bias tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi,
bagaimana dunia asuransi itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan
juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama Indonesia karena selain kami
memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami juga memberikan
info tentang produk unggulan yang kami punya.“ (Wawancara, Ruang
Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
TPI mengharapkan kegiatan CSR ini berpengaruh positif bagi audience atau
siswa, bahkan dapat berdampak baik juga bagi perusahaan.
“Pengaruhnya terhadap perusahaan juga sangat besar, karena dengan
adanya respon yang positif kami bisa lebih dikenal lagi secara luas. Kami
PT. Tugu Pratama Indonesia sudah berupaya memberikan suatu
kontribusi kepada masyarakat. Kalau kita melihat dari kontek nilai jual
promosi, itu merupakan promosi yang sangat murah karena tanpa
mereka sadari kalau kita sedang beriklan. Melalui kegiatan sosialisasi
edukasi asuransi itu pula mereka bias tahu PT. Tugu Pratama Indonesia.
Penyebaran informasi dari satu orang ke orang lainnya bahkan membuat
sekolah lain dengan sendirinya menawarkan diri untuk dilakukan
kegiatan serupa di sekolah mereka. Dan dari nilai promosi itulah yang
kami cari dari sudut pandang perusahaan. Pengaruhnya terhadap
perusahaan juga sangat besar.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary
Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
92
Pihak yang terlibat tidak hanya tim CSR dari PT. Tugu Pratama Indonesia
saja, tapi juga dari pihak sekolah dan siswa/siswi SMAN 1 Budi Utomo juga
berpartisipasi dalam kegiatan CSR tersebut. Pihak sekolah sangat antusias atas
kegiatan CSR yang dilakukan TPI memberikan edukasi asuransi kepada para
siswa.
“Karena sebelumnya pihak PT. Tugu Pratama Indonesia menghubungi
pihak sekolah untuk meminta izin ingin melakukan kegiatan edukasi
tentang asuransi, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin
CSR mereka. Kami pun sangat welcome dengan niat tersebut untuk
memberikan edukasi asuransi kepada siswa.” (Bapak Ubaidillah Rahmat,
SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00)
Proses pelaksanaan kegiatan CSR tersebut juga tetap diawasi oleh tim CSR
TPI dan juga oleh pihak sekolah, agar tau apakah kegiatan tersebut berjalan
sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan, dan bisa bermanfaat bagi siswa.
Namun tergantung dengan bagaimana cara pengemasan kegiatan tersebut
menyesuaikan dengan latar belakang para audience atau siswa.
“Masih bisa dimengerti dan diterima para siswa yang saya lihat. Cara
penyampaiannya yang jelas dan pelan-pelan. Ditambah diselingi adanya
Tanya jawab yang membuat para siswa aktif, dan juga sedikit kuis
sehingga mereka antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.” (Bapak
Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul
10.00)
Setelah peroses kegiatan CSR selesai, tim CSR PT. Tugu Pratama Indonesia
memastikan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan dampak yang positif dan
pihak sekolah tidak merasa dimanjakan secara berkelanjutan sehingga perlu
melakukan terminasi.
“Setelah kegiatan selesai, kerjasama kita pun selesai dalam pelaksanaan
kegiatan eduksi asuransi tersebut. Kami hanya menerima dan
93
memberikan kesempatan untuk mengedukasi para siswa demi
perkembangan pengetahuannya. Semuanya kembali seperti semula dan
pihak PT. Tugu Pratama Indonesia pun tidak ada keterkaitan apa-apa
lagi dengan pihak sekolah.” (Bapak Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi
Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00)
Karena TPI menginginkan audience yang menjadi target CSR bisa mandiri
dan mengembangkan sendiri hasil yang sudah diberikan. Dan juga para siswa
dapat mengetahui dan mengenal lebih awal tentang apa itu dunia asuransi.
“Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah
dan bisa dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan,
jadi kami pun rutin melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure
hanya ingin memberikan pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada
para siswa dan tidak ada unsur politis dan berjualan asuransi sama
sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan, PT. Tugu Pratama
Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang Kemasyarakatan,
Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan dalam
bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan
mereka bisa tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi,
bagaimana dunia asuransi itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan
juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama Indonesia karena selain kami
memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami juga memberikan
info tentang produk unggulan yang kami punya.” (Bapak Suliansyah,
Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)
Sehingga audience yang mengikuti kegiatan CSR tersebut yaitu para siswa
dapat mengetahui apa itu asuransi, terlebih yang terpenting mengetahui eksistensi
PT. Tugu Pratama Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi umum
terbesar di Indonesia.
“Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia.
Saya kira cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak taunya
ngasih tau soal apa itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya pas
menyampaikan materinya, saya kira bakal bosen kayak seminar gitu.
Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang apa dan apa aja isinya,
tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara pelan-pelan, saya
bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.” (Reza Oktavian, SMAN 1
Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25)
94
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara dari berbagai pihak terkait mengenai kegiatan CSR PT.
Tugu Pratama Indonesia pada kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi pada
SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, penulis akan menguraikan beberapa informasi
dalam kategori seperti: pemaparn hasil penelitian melalui hasil wawancara
dengan Bapak Suliansyah (CSR Specialist, Corporate Secretary PT. Tugu
Pratama Indonesia), Bapak Ubaidillah Rahmat (Wakil Kepala Sekolah SMAN 1
Budi Utomo), dan Reza Oktavian (Murid SMAN 1 Budi Utomo).
Peran Corporate Secretary Group sangatlah penting dalam menjalankan tugas
dan fungsi humas secara garis besar, terutama dalam kegiatan program Tanggung
Jawab Sosial Lingkungan (CSR) yang menjadi kesadaran dan tanggung jawab
perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Tidak hanya memikirkan
benefit yang diperoleh, namun juga TPI berusaha untuk memberikan sesuatu
yang dapat berguna dan bermanfaat demi kesejahteraan masyarakat luas. Dalam
hal itu, TPI menjalankan atau melakukan kegiatan CSR dalam Bidang Sosial dan
Kemasyarakatan, yaitu focus pada Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Penyuluhan Asuransi secara dini kepada para siswa dan siswi SMA. Dimana
perusahaan melakukan beberapa proses perancangan persiapan terlebih dahulu
sebelum melakukan kegiatan CSR, agar pada akhirnya terlihat apakah berhasil
dan tepat sasaran atau tidak dengan tujuan dilakukannya CSR itu sendiri,
sehingga berdampak pada citra perusahaan.
95
4.3.1 6 Tahap Pelaksanaan CSR Pada Kegiatan Pengenalan Pengetahuan
Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta
1. Assesment
Proses assessment yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia ialah
terlebih dahulu mencari dan mengidentifikasi masalah target sasaran
dan apa kebutuhan yang diperlukan oleh target sasaran. Sehingga apa
yang dilakukan nanti bisa tepat dan sesuai dengan tujuan kegiatan CSR,
dimana kurangnya pengetahuan asuransi dikalangan para pelajar.
“Proses Assessment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
kebutuhan yang dirasakan dibutuhkan (felt needs) atau kebutuhan yang
diekspresikan (expressed needs) dan juga sumberdaya yang dimiliki
oleh komunitas sasaran.” (Rahmatullah, 2011:70-85)
Pertama-tama tim CSR membuat list atau daftar target sekolah
terlebih dahulu dengan cara langsung terjun ke lapangan. Setelah tau
sekolah mana saja yang ingin dituju, selanjutnya mendatangi sekolah
tersebut untuk menjelaskan maksud kegiatan yang ingin dilakukan
sekaligus meminta izin kepada pihak sekolah.
Menurut pendapat penulis, proses assessment yang dilakukan oleh
pihak TPI sudah tepat, agar tujuan kegiatan CSR yang dilakukan dapat
memberikan pengaruh sesuai yang diharapkan. Apa yang dikemukakan
oleh pihak TPI juga sama dan dibenarkan oleh pihak sekolah yang
diwakilkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo, bahwa
sebelum dilakukannya kegiatan tersebut terlebih dahulu TPI melakukan
96
konfirmasi dan mengidentifikasi terhadap audience yang akan menjadi
target mereka yaitu para siswa. Namun menurut penulis hal tersebut
tidak sependapat dengan para siswa, dimana mereka kurang mengetahui
kegiatan yang akan diadakan oleh pihak TPI itu adalah program CSR-
nya. Mungkin kurangnya komunikasi dan publikasi menjadi salah satu
faktor pendukung kekuraangan hal tersebut.
2. Plan of Treatment
TPI membuat rencana dan susunan kegiatan agar apa yang akan
disampaikan kepada para siswa bisa diterima dengan baik. Pembuatan
rencana dan susunan kegiatan tersebut tidak terlepas dari melihat
kondisi dan latar belakang para siswa yang masih awam akan
pengetahuan asuransi seperti ini. Dan pelaksanaan kegiatan CSR yang
dilakukan harus sejalan dengan rencana dan susunan kegiatan yang
sudah dibuat.
“Biasa juga disebut rencana tindakan yang dirumuskan berkenaan
dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan penanganan-
penanganan yang dirasakan oleh masyarakat.” (Rahmatullah, 2011:70-
85)
Penulis berpendapat langkah ini sudah diimplementasikan dengan
baik oleh pihak TPI. Membuat dan merancang strategi terlebih dahulu
sebelum dilakukannya kegiatn edukasi asurnsi tersebut merupakan cara
yang tepat bagi keberhasilan kegiatan CSR agar bisa diterima oleh
siswa dengan mengacu pada latar belakang mereka. TPI bisa
menyesuaikan dengan budaya dan latar belakang siswa sehingga dapat
membaur dan mendapatkan aware dari para siswa.
97
3. Treatment of Action
Disini merupakan saat krusial pelaksanaan kegiatan CSR. Dimana
seluruh komponen pendukung kegiatan termasuk TPI dan pihak sekolah
bekerjasama menjalankan kegiatan tersebut, agat tidak menyimpang
dari apa yang sudah direncanakan. Pengemasan kegiatan CSR sangat
berpengaruh terhadap jalannya kegiatan CSR. Membuat acara kegiatan
CSR semenarik mungkin membuat para peserta atau siswa antusias dan
bekerjasama dengan baik.
“Treatment of Action adalah tahap pelaksanaan CSR. Tahap ini
merupakan tahap yang paling krusial karena perencanaan yang telah
dilakukan dengan baik akan dapat menyimpang bila tidak terdapat
kerjasama antara masyarakat, fasilitator maupun antar warga.”
(Rahmatullah, 2011:70-85)
Pengertian diatas mengartikan bahwa bagaimana perusahaan harus
bisa mengemas materi dan informasi yang ingin disampaikan dengan
menyesuaikan para siswa supaya tepat sasaran. Bagi penulis, dari hasil
yang di dapatkan pada pihak sekolah tersebut diatas bahwa terdapat
kesamaan antara 2 informan lainnya. Pihak TPI dalam menjalankan
kegiatan edukasi asuransi tersebut menggunakan cara penyampaian
yang telah disesuaikan dengan latar belakang para siswa yang gampang
sekali merasa bosan bila ada kegiatan sejenis dalam wkatu yang tidak
sebentar. Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan bahwa dari
98
seluruh informan yang telah diwawancarai memiliki kesamaan atas
Treatment of Action yang dilakukan oleh pihak TPI.
4. Monitoring and Evaluation
Tahap melakukan pemantauan terus menerus terkait proses
pelaksanaan CSR, dimana TPI terus mengawasi selama kegiatan
tersebut berlangsung. Dan melakukan evaluasi setelah kegiatan tersebut
selesai agar tau kegiatan tersebut telah sesuai dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya atau tidak. TPI biasanya melakukan evaluasi secara
internal untuk mengetahui sampai mana keefektivitasan kegiatan CSR
tersebut dilaksanakan.
“Monitoring merupakan tahap pemantauan yang dilakukan secara
terus menerus terkait proses pelaksanaan program CSR sedangkan
evaluation adalah menilai secara keseluruhan apakah pelaksanaan
program CSR tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau ketentuan
yang telah disusun sebelumnya.” (Rahmatullah, 2011:70-85)
Menurut penulis, proses monitoring yang dilakukan oleh pihak TPI
lebih banyak dilakukan setelah kegiatan acara tersebut selesai. Proses
monitoring pada saat kegiatan itu berlangsung juga cukup penting,
karena perusahaan dan pihak sekolah bisa sama – sama menilai apa
kekurangan yang ada selama kegiatan itu berlangsung dan pihak TPI
bisa memberikan hasil evaluasi atas kegiatan CSR tersebut kepada
pihak sekolah.
99
5. Termination
Tahap ini merupakan tahap pemutusan secara formal atau
pemutusan kerjasama dengan pihak sekolah, sehingga kegiatan ini
sesuai dengan tujuan kegiatan CSR yang sebenarnya dan tidak menjadi
pemanjaan bagi pihak sekolah. Setelah kegiatan selesai dilakukan, TPI
memutuskan hubungan kerjasama dengan sekolah sehingga tidak ada
rasa ketergantungan terhadap perusahaan.
“Dalam tahap ini program akan dilakukan pemutusan secara formal
pada masyarakat penerima kegiatan CSR, hal ini sangat penting karena
perusahaan seringkali melupakan proses terminasi sehingga program
yang seharusnya mengatasi masalah malah menjadi pemanjaan dengan
membuat masyarakat tergantung kepada program atau bantuan
perusahaan.” (Rahmatullah, 2011:70-85)
Penulis berpendapat bahwa adanya kesamaan antara informan dari
perusahaan dengan informan dari pihak sekolah yaitu Wakil Kepala
Sekolah. Dibenarkannya proses Terminasi ini oleh pihak sekolah
menunjukan bahwa TPI dalam melakukan kegiatan CSR tersebut telah
melakukan salah satu tahapan dalam pelaksanaan CSR agar tepat
sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dilakukannya
proses Terminasi ini dimaksudkan agar audience yang telah diberikan
edukasi asuransi dan pihak sekolah bisa mengeksplorasi apa yang sudah
diberikan dan selanjutnya bisa mengembangkan secara mandiri dan
tidak ketergantungan dengan pihak TPI selaku penyelenggara kegiatan
tersebut.
100
6. After care
Disini program kegiatan CSR sudah selesai dilakukan, namun
pihak perusahaan atau tim CSR TPI masih tetap mengunjungi atau
menanyakan info perkembangan terhadap kegiatan CSR yang sudah
dilakukan kepada para siswa.
“Program CSR secara formal sudah berakhir, dalam tahap ini
sebaiknya staf CSR masih mengunjungi secara berkala dan memantau
proses pengalihan mandate program kepada masyarakat.”
(Rahmatullah, 2011:70-85)
Dari hasil wawancara diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa
adanya kesamaan antara pihak TPI dengan pihak ekolah yaitu Wakil
Kepala Sekolah bahwa tidak adanya keberlanjutan lagi antara kedua
belah pihak setelah kegiatan CSR itu selesai. Bagi penulis pada tahap
ini pihak perusahaan bisa menjadikannya sebagai proses monitoring
setelah kegiatan dilaksanakan, untuk mengetahui sejauh mana semua
yang sudah diberikan kepada para siswa memberikan pengaruh terhadap
dirinya sendiri atau sekitarnya, seperti lebih ingin tahu lebih banyak
tentang asuransi PT. Tugu Pratama Indonesia dan dunia asuransi umum.
Jadi dapat disimpulkan dalam melakukan pendekatan dan
perencanaan strategi kegiatan CSR perlu mengetahui terlebih dahulu
latar belakang audience, bagaimana cara pengemasan yang tepat agar
tidak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan persepsi dalam
pelaksanaannya. Dan juga materi dan informasi yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami dengan baik oleh audience atau para siswa.
101
Selain ada kesamaan antara pihak yang terlibat dalam kegiatan CSR
ini, tahapan pelaksanaan kegiatan CSR diatas juga sesuai dengan
pendapat ahli yang mengatakan bahwa kegiatan ini harus didasari oleh
research terlebih dahulu. Menentukan siapa yang ingin kita tuju,
mencari permasalahan apa yang sedang berkembang di masyarakat
yang seperti penulis buat ialah kurangnya pengetahuan asuransi di
kalangan pelajar. Agar semua proses pelaksanaan berjalan sesuai
dengan rencana.
Bila dilihat dari Triple Bottom Line, kegiatan CSR Pengenalan
Pengetahuan Asuransi yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia
sudah memperhatikan profit, people, dan planet. Terutama dalam
kegiatan CSR ini termasuk dalam kategori people. Karena TPI
melakukan kegiatan CSR kali ini mengacu kepada pendidikan,
khususnya pada tingkatan SLTA dan SMA. Dimana masalah yang ada
ialah kurangnya pengetahuan para pelajar terhadap dunia asuransi dan
tingkat kesadarannya masih terbilang rendah. Oleh karena itu,
pemberian edukasi dan informasi terhadap perasuransian sejak dini
dilakukan oleh TPI kepada sekolah-sekolah SMA. Memahami bahwa
kegiatan CSR ini merupakan profit centre di masa mendatang. Karena
TPI sudah turut andil memberi dampak yang positif bagi masyarakat
khususnya para pelajar dengan pemberian edukasi asuransi, dimana
nantinya akan berguna dalam kehidupannya kelak. Dan juga
memberikan keuntungan tersendiri bagi TPI yaitu semakin
102
meningkatnya citra dan masyarakat semakin sadar akan keberadaan TPI
sebagai perusahaan asuransi tentunya dikalangan sekolah-sekolah
4.3.2 Peningkatan Citra Perusahaan PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam
Kegiatan CSR Pengenalan Pengetahuan Asuransi Di SMAN 1 Budi
Utomo
Citra dari PT. Tugu Pratama Indonesia dapat terbentuk dan pada
dasarnya tidak terlepas dari apa yang sudah perusahaan lakukan dalam
bentuk kualitas pelayanan yang diberikan, nilai kepercayaan dari
masyarakat, serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan TPI kepada
masyarakat, lingkungan, atau kepada internal perusahaan itu sendiri.
Dari hasil wawancara berdasarkan Teori Citra Walter Lipman dalam
Soemirat menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu
Persepsi – Kognisi – Motivasi – Sikap, terhadap wawancara yang dilakukan
terhadap Reza Oktavian selaku siswa dan Bapak Ubaidillah Rahmat selaku
Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo, yaitu :
1. Tahap Persepsi
“Sangat bagus dan bermanfaat sekali. Memang seharusnya edukasi-
edukasi seperti ini juga harus diberikasn sejak dini kepada para siswa,
tidak hanya pendidikan formal tentang pelajaran disekolah saja. Materi
materi yang disampaikan juga sepertinya masih bisa diterima para
siswa, dilihat dari penyampaiannya melalui adanya Tanya jawab dan
hadiah yang diberikan jika siswa mau dan bisa menjawab, itu cara
yang baik untuk membuat siswa tidak merasa bosan dan antusias.”
(Bapak Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015
pukul 10.00)
103
2. Tahap Kognisi
“Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia.
Saya kira Cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak
taunya ngasih tau soal apa itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya
pas menyampaikan materinya, saya kira bakal bosen kayak seminar
gitu. Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang apa dan apa aja
isinya, tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara pelan-
pelan, saya bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.” (Reza
Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25)
3. Tahap Motivasi
“Banyak sih. Awalnya ngasih tau kalo itu perusahaan apa dan apa aja
yang ada di perusahaan itu. Abis itu ngasih tau produk-produknya
asuransi apa aja, trus Tanya jawab kayak kuis gitu, dan dikasih hadiah
gitu deh.” (Reza Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015
pukul 11.25)
4. Tahap Sikap
“Ya tepat aja sih acara pendidikan asuransi buat siswa kayak gini,
tergantung orangnya juga. Saya sendiri sih lumayan ngerti apa yang
disampaikan, Cuma belum mikirin banget soal asuransi kayak gitu.”
(Reza Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul
11.25)
Dari hasil wawancara diatas dengan mengkaitkan teori citra yang
dipakai, penulis berpendapat bahwa kegiatan CSR yang sudah dilakukan
sesuai dengan tahapan pelaksanaan CSR yang penulis pakai namun output
atau citra yang ditimbulkan oleh audience atau siswa kurang begitu bagus.
Terlihat dari reaksi para siswa yang hanya mengikuti kegiatan CSR tersebut
tanpa mendalami dan memahami lebih lanjut apa yang sudah diberikan oleh
104
pihak TPI mengenai edukasi asuransi tersebut. Antusias pihak sekolah
justru cukup baik dalam menerima dan mengawasi kegiatan CSR yang
dilakukan oleh TPI terlihat dari tanggapan dan penilaian Wakil Kepala
Sekolah mengenai ketertarikannya terhadap acara tersebut.
PT. Tugu Pratama Indonesia yang dulu dikenal sebagai asuransi khusus
sektor Migas dan Non-Migas yang merupakan anak perusahaan PT.
Pertamina (Persero), kini mulai dikenal sebagai asuransi berbasis umum.
Semakin berkembangnya dunia asuransi dan semakin ketat pula persaingan
dalam dunia asuransi, TPI berupaya terus mengembangkan produk
asuransinya menjadi produk asuransi umum. Ini dilakukan sebagai
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan perlindungan asuransi dalam
kehidupan sehari-hari, dengan cara pengembangan produk-produk asuransi
umum yang bisa masyarakat percayakan sebagai perlindungan mereka.
Sehingga TPI mengharapkan respon atau citra yang dihasilkan oleh
masyarakat bahwa TPI merupakan asuransi umum yang hadir dan bisa
digunakan masyarakat luas, tidak hanya asuransi yang diperuntukan bagi
keryawan dan bidang usaha PT. Pertamina (Persero) saja.
Pencitraan perusahaan dapat dilihat dari adanya efek atas dilakukannya
kegiatan CSR tersebut ke sekolah-sekolah secara tidak langsung
menyebarkan informasi kepada sekolah lainnya. Sehingga sekolah lainnya
yang mengetahui kegiatan tersebut di sekolah yang telah ditentukan,
mereka juga tertarik dan meminta pihak TPI untuk dilakukannya kegiatan
serupa di sekolah mereka. Ini merupakan effort yang baik dan sangat
105
diharapkan oleh perusahaan, agar perusahaan makin dikenal dikalangan
siswa dan sekolah melalui kegiatan CSR pada Bidang Pendidikan yaitu
pengenalan pengetahuan asuransi sejak dini kepada para pelajar tingkat
SLTA dan SMA.
Menurut ahli juga memberikan pendapat bahwa citra itu awal dari
datangnya profit perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan PT. Tugu
Pratama Indonesia merupakan bentuk kepedulian dan kesadaran terhadap
masyarakat yang harus terus berkembang. Dengan melalui kegiatan
pengenalan pengetahuan asuransi diharapkan para siswa atau pelajar
mendapatkan ilmu lebih diluar pelajaran sekolah yaitu mengenai asuransi.
Pengetahuan tentang asuransi seperti ini cukup awam dikalangan pelajar,
dan menurut ahli sudah cukup baik kegiatan pengenalan pengetahuan
asuransi ini kepada para pelajar. Karena pelajar pasti antusias dengan hal
yang belum mereka ketahui, dan dengan pengemasan kegiatan yang
semenarik pula bisa menimbulkan kesan yang baik bagi perusahaan. Dari
situ lah citra terhadap TPI dari para siswa dan sekolah timbul, dan bagi TPI
sendiri mendapatkan peningkatan citra melalui kegiatan CSR tersebut
karena mulai merambah ke sekolah-sekolah tingkat SLTA dan SMA.
Adapun penilaian dari penulis mengenai ketidak efektifan citra yang
ditimbulkan dikarenakan materi dan topik yang dibahas terlalu berat dan
konten yang disajikan tentang dunia asuransi terlebih lagi tentang isi dan
produk TPI yang terlalu awam untuk dimengerti oleh siswa. Meskipun
pengemasan acara yang direncakana oleh pihak TPI sudah bisa diterima
106
dengan baik oleh siswa, namun hanya berimbas pada rasa ketertarikan
sementara untuk mengikuti dan menjalani kegiatan CSR tersebut, namun
tidak memahami dan menyerap informasi yang diberikan oleh pembicara.
Sehingga hasil atau citra bagi perusahaan tidak terlalu terlihat, hanya saja
persepsi dan citra yang ditimbulkan dari pihak sekolah yang agak terlihat
dengan adanya ketertarikan dari sekolah – sekolah lainnya yang ingin
diadakan kegiatan serupa di sekolahnya masing – masing.
Masukan dari penulis, tahapan pelaksanaan CSR sudah baik
dilakanakan dan itu sudah dibenarkan pula oleh ahli. Karena para pelajar
belum banyak yang mengetahui informasi mengenai asuransi, jadi kegiatan
pengenalan pengetahuan asuransi seperti ini cocok diberikan kepada para
pelajar. Tapi, pengemasan dan penyampaian dengan menyesuaikan latar
belakang dan budaya audience saja tidak cukup, namun materi dan konten
yang disampaikan juga cukup berpengaruh atas output atau citra yang
diharapkan perusahaan demi eksistensi di kalangan persaingan dunia
asuransi.
107
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil simpulan yang penulis telah jabarkan mengenai Strategi CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam
Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar”
Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta), maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Tugu Pratama Indonesia melalui tim CSR yang mengadakan kegiatan
edukasi asuransi di SMAN 1 Budi Utomo telah mencakup 6 tahapan
pelaksanaan CSR yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Sebagian besar
tahapan pelaksanaannya mulai dari pra-kegiatan sampai kegiatan selesai telah
sesuai dengan tahapan pelaksanaan CSR yang penulis gunakan. PT. Tugu
Pratama Indonesia telah berhasil melaksanakan kegiatan CSR pada siswa
SMAN 1 Budi Utomo dan mendapat hasil dan respon positif dari audience-
nya. Terbukti dari antusias para siswa dan pihak sekolah atas apa yang telah
diberikan oleh pihak TPI, sehingga tujuan dan manfaat kegiatan tersebut bisa
tercapai yaitu siswa telah mengenal dan dapat mengetahui tentang dunia
asuransi secara dini sebagai bekal mereka kelak. Dan perencanaan kegiatan
CSR melalui 6 tahapan pelaksanaan CSR tersebut bisa diterapkan untuk
kegiatan – kegiatan selanjutnya untuk bisa mendongkrak citra perusahaan.
107
108
2. Terlepas dari proses pelaksanaan kegiatan CSR pengenalan pengetahuan
asuransi tersebut, sudah pasti perusahaan mengharapkan persepsi yang positif
dari para audience atau peserta yang mengikuti kegiatan CSR tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa citra yang ditimbulkan atas kegiatan CSR tersebut
terhadap perusahaan positif dan dapat diterima dengan baik oeh para siswa
dan pihak sekolah. Terbukti dengan antusian para siswa selama kegiatan
berlangusng, dan antusias dari pihak sekolah mengenai pengenalan
penetahuan asuransi secara dini kepada kalangan siswa. Sehingga dapat
menimbulkan efek kepada sekolah lain untuk mau dilakukan acara serupa
disekolah mereka, dan menaikan citra PT. Tugu Pratama Indonesia di
khalayak luas.
5.2 Saran
Saran yang diberikan oleh penulis kepada PT. Tugu Pratama Indonesia atas
kegiatan CSR Pengenalan Pengetahuan Auransi yang sudah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan
CSR terus menggunakan 6 tahapan pelaksanaan CSR agar terorganisir dan
pada pelaksanaannya bisa mencapai manfaat dan tujuan perusahaan maupun
kegiatan CSR itu sendiri
2. Sebaiknya agar terus bisa meningkatkan citra, PT. Tugu Pratama Indonesia
terus mengeksplor kegiatan CSR pada tingkatan pendidikan lain yg lebih
tinggi, ataupun pada bidang lain. Misalnya pada bidang usaha kecil dan
109
menengah yang belum banyak yg tahu tentang asuransi, dan lain sebagainya
agar mudah membranding PT. Tugu Pratama Indonesia sebagai perusahaan
asuransi yang terbaik.
Daftar Pustaka
Arifin, Anwar. 1984, "Strategi Komunikasi”, Bandung: Armico 1984.
Bungin, 2008, Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya ,
Cutlip, ), cutlip and centre, 2000, effective of public relationss
_______ , Cutlip, Scott M. Cutlip, 2005, Effective public relations, PT. Indeks
Kelompok ramedia, Jakarta
________, Cutlip and Centre, Effective Public Relations, edisi kesembilan, 2011
Djaya, H.R Danan Djaya, Peranan Humas Dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985
Djuarsa, Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka,
Jakarta, 2003
______, Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2005, Pengantar Komunikasi, Univ. Terbuka, Jakarta
Hurairah, Abu, 2008, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Humaniora,
Bandung
Jefkins, Frank Jefkins, 1998, Public Relations, Erlangga, Erlangga
Kitchen, Philip J. Kitchen, 1992, Public Relations: Principle and Practice, Thompson
Business Press 2st edition
Kriyantono, 2010, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada, Media Group, Jakarta
Moekijat, 1993, Teori Komunikasi, CV Mandar Maju, Bandung
Moleong, Lexy J. Moleong, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan 29
Muhammad, Arni Muhammad, 2004, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Moh. Nazir, Ph.D, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Pace dan Faules, R. Wayne Pace, Don F. Faules, 2006, Komunikasi Organisasi, Pt.
Remaja Rosadakarya, Bandung
Rahmatullah & Kurniati, 2011, Panduan Praktis Pengelolaan CSR, Samudra Biru,
Yogyakarta
Rosady, 1998, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta
Ruslan, Rosady, 2002, Kiat dan Strategi Kampaye Public Relation, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Salim, Dr. Agus Salim MS, 2006, Teori dan Paradigma penelitian sosial, edisi kedua
Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung
Sumirat Soleh, 2002, “Dasar-dasar Public Relations”, Remaja Rosdakarya, Bandung
Sumirat & Ardianto, 2004, dasar2 public relations, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta
Sumirat dkk, Yenny Ratna Sumirat dkk, 2007, Komunikasi organisasional, Jakarta
Untung, Hendrik Budi Untung, 2008, Corporate Social responsibility, Sinar Grafika,
Jakarta
Wibisono, Yusuf Wibisono, 2007, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho
Publishing, Gresik
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta
Yin, Robert K. Yin, 2002, Studi kasus: Desain dan Metode, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Jurnal Lain:
Annual Report PT. Tugu Prtama Indonesia, 2013, hal. 25 - 26
Website:
(http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-achievement)
Nama : Suliansyah
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : CSR Specialist, PT. Tugu Pratama Indonesia
Tempat & waktu : Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00
1. Apa kegiatan CSR semacam ini sudah pernah dilakuka sebelumnya ?
Pada tahun 2014 memang baru pertama kali dilakukan kegiatan CSR semacam itu,
tapi awalnya bukan di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta. Awalnya di salah satu sekolah
SMA di daerah Bintaro dan yang kedua itu di SMk PB 2 Sudirman. Dan di SMAN 1
Budi Utomo ini merupakan yang ketiga pada tahun itu.
2. Apa alasannya dilakukan kegiatan CSR tersebut ?
Utuk mengenalkan dunia asuransi kepada murid sekolah SLTA-SMA diwilayah
jabodetabek, sesuai dengan kategori program CSR yang adadi PT. Tugu Pratama
Indonesia yaitu di Bidang Pendidikan. Karena kegiatan TPI Mengajar ini merupakan
langkah kami untuk mengenalkan secara dini tentang edukasi dan pengenalan asuransi
kepada para pelajar. Di Indonesia mungkin jarang untuk melakukan pengenalan
edukasi asuransi seperti ini, dan bisa dibilang kami salah satu pioneer yang
melakukan kegiatan tersebut.
3. Mengapa kegiatan CSR-nya berupa sosialisasi terhadap asuransi ?
Seperti yang sudah kita ketahui, karena perusahaan kami bergerak di bidang asuransi
tentunya. Jadi secara otomatis kita mencari kesesuaian daripada main business-nya
kita yaitu asuransi, maka dari itu yang paling tepat menurut kami ialah melalui
edukasi pendidikan asuransi. Kalau melakukan sosialisasi pendidikan yang bersifat
umum, kami rasa tidak tepat dengan apa yang menjadi main business kami. Oleh
karena itu, kami memberikan sosialisasi pengenalan edukasi asuransi agar para pelajar
tahu secara dini dengan dunia asuransi.
4. Mengapa sasaran kegiatan CSRnya para siswa atau pelajar ?
Tidak hanya kepada para pelajar SLTA/SMA saja, kami juga melakukan kegiatan
seperti itu kepada para mahasiswa di beberapa universitas yang ada di Jakarta. Karena
pada awalnya kita memberikan CSR pada bidang pendidikan dan edukasi semacam
ini kepada para mahasiswa dulu sebelum ke sekolah-sekolah. Kita pernah
bekerjasama dengan Universitas Trisakti dan AAI (Akademi Asuransi Indonesia)
untuk mengedukasi pendidikan asuransi seperti itu. Dan dengan tujuan yang sama
tentunya yaitu ingin mengenalkan dunia asuransi kepada para pelajar dna mahasiswa.
5. Bagaimana cara perusahaan menyampaikan materi kepada siswa dalam kegiatan CSR
tersebut ?
Kami menyampaikannya dengan santai dan menyesuaikan dengan para siswa agar apa
yang kita paparkan sampai dan dimengerti oleh mereka. Pada saat presentasi juga
diadakan sesi tanya jawab dan juga diselingi dengan sedikit kuis agar suasana tidak
menjadi boring, karena biasanya siswa seperti itu cepat merasa bosan kalau hanya
diberikan sosialisasi dalam bentuk presentasi saja. Kalau misalnya dalam waktu 1 jam
hanya penyampaian materi saja pasti siswa sudah tidak akan antusias dan justru bosan
sehingga materi yang disampaikan tidak efektif. Makanya kita buat sesi Tanya jawab
untuk mengetahui apakah mereka mengikuti dan memperhatikan materi apa saja yang
kita berikan. Agar mereka lebih tertarik lagi juga kami buat semacam kuis dengan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum dan mudah dan ada sedikit hadiah yang
kami berikan kepada mereka yang mau danberani menjawab sebagai representasi
bahwa mereka tertarik dan antusias dengan apa yang kita berikan.
6. Bagaimana reaksi dan respon para siswa dengan kegiatan CSR yang dilakukan
tersebut ?
Reaksi dan respon para siswa SMAN 1 Budi utomo sendiri bagus dan antusiasnya
cukup tinggi. Kita harus bisa menyikapi audience kita kala memberikan suatu
sosialisasi. Kita harus bisa melihat dimana momen-momen para siswa ini supaya
mereka betah, oleh karena itu kita buat tanya jawab dan sedikit door prize dalam
bentuk kuis. Dengan begitu siswa pun menjadi interaktif dan antusias kepada kita,
makanya kita menyikapinya dengan cara demikian. Tetapi bukan mereka aktif dan
antusias dengan hadiahnya, melainkan kita pancing mereka agar mereka bertanya dan
mau menjawab atas materi yang kita berikan sehingga mereka ingin tahu lebih jelas
lalu bertanya.
7. Bagaimanakan tahap pelaksanaan kegiatan CSR ini, dari sebelum sampai sesudah
kegiatan ini dilakukan ?
Pertama-tama kami membuat target dulu dan dalam mencari target atau sekolah yang
ingin dituju pasti kami langsung terjun ke lapangan untuk mencarinya. Setelah tahu
sekolah mana yang ingin kita tuju baru kami tanya ke personel perusahaan siapa yang
pernah sekolah disitu untuk mengetauhi segala kondisi di sekolah tersebut. Setelah tau
lalu kami mendatangi sekolah tersebut bertemu kepala sekolah maupun staff-nya
untuk memberitahu maksud dan tujuan kita sekalian izin, kalau boleh dan diterima
kita lanjut dan kalau tidak kami mencari sekolah yang lain. Kedua, setelah kita tahu
kondisi sekolah tersebut dan telah mendapat izin lalu kita membuat rencana
bagaimana cara kita menyampaikan presentasi materi ke para siswa disana dengan
melihat kondisi sekolah dan budaya sekolah tersebut agar apa yang kita berikan dapat
respon yang baik dan diterima oleh siswa. Ketiga, kita melakukan kegiatan CSR ini
dengan berpegangan apa yang telah kita susun sebelumnya agar tidak melenceng dari
tujuan awal. Terakhir, dalam memonitor dan mengevaluasi selama kegiatan
berlangsung hingga selesai kami pasti melakukannya. Biasanya setelah kegiatan
berlangsung kami langsung share ke media, terutama ke media asuransi karna kami
perusahaan asuransi. Dari situ kami bias melihat respon dari masyarakat terhadap
kegiatan kita bagaimana dan selama ini respon masyarakat positif. Bahkan ada
beberapa sekolah yang menawarkan diri untuk menjadi target kegiatan CSR kami.
Setelah kegiatan itu selesai, kita putus juga hubungan dengan pihak sekolah dalam arti
pemutusan kerjasama ada tidak ada rasa ketergantungan kepada kita. Namun sesekali
kami tetap menanyakan info perkembangan terhadap apa yang sudah kami berikan
saat itu.
8. Apa tujuan yang diharapkan perusahaan dari kegiatan CSR tersebut ?
Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah dan bisa
dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan, jadi kami pun rutin
melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure hanya ingin memberikan
pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada para siswa dan tidak ada unsur politis
dan berjualan asuransi sama sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan,
PT. Tugu Pratama Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang
Kemasyarakatan, Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan
dalam bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan mereka
bisa tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi, bagaimana dunia asuransi
itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama
Indonesia karena selain kami memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami
juga memberikan info tentang produk unggulan yang kami punya.
9. Adakah pengaruh kegiatan CSR tersebut terhadap citra perusahaan ? dan seberapa
besar pengaruhnya ?
Pengaruhnya terhadap perusahaan juga cukup besar. Kami PT. Tugu Pratama
Indonesia sudah berupaya memberikan suatu kontribusi kepada masyarakat. Kalau
kita melihat dari kontek nilai jual promosi, itu merupakan promosi yang sangat murah
karena tanpa mereka sadari kalau kita sedang beriklan. Melalui kegiatan sosialisasi
edukasi asuransi itu pula mereka bisa tahu tentang dunia asuransi dan juga PT. Tugu
Pratama Indonesia. Pennyebaran informasi dari satu orang ke orang lainnya bahkan
membuat sekolah lain dengan sendirinya menawarkan diri untuk dilakukan kegiatan
serupa di sekolah mereka. Dan dari nilai promosi itulah yang kami cari dari sudut
pandang perusahaan.
Nama : Reza Oktavian
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Tempat & waktu : SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25
1. Apa sebelumnya anda tau tentang Asuransi ? Darimana anda mengetahuinya ?
Awalnya sih gak tau apa-apa tentang asuransi, cuma tau tetang asuransi yang
umum aja yang suka ada di iklan. Kan banyak tuh di iklan tentang asuransi sampai
yang suka menelpon segala.
2. Bagaimana tanggapan anda tentang PT. Tugu Pratama Indonesia ?
Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia. Saya kira
cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak taunya ngasih tau soal apa
itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya pas menyampaikan materinya, saya kira
bakal bosen kayak seminar gitu. Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang
apa dan apa aja isinya, tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara
pelan-pelan, saya bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.
3. Apakah anda tau kalau kegiatan pengenalan pengetahuan asuransi tersebut
merupakan kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia ?
Gak tau. Saya cuma tau kalau ada acara dari perusahaan asuransi gitu, trus disuruh
ikut sama guru deh.
4. Apa saja yang disampaikan oleh pihak PT. Tugu Pratama Indonesia dalam
kegiatan acara tersebut ?
Banyak sih. Awalnya ngasih tau kalo itu perusahaan apa dan apa aja yang ada di
perusahaan itu. Abis itu ngasih tau produk-produknya asuransi apa aja, trus Tanya
jawab kayak kuis gitu, dan dikasih hadiah gitu deh.
5. Menurut anda, apakah anda mengerti apa yang disampaikan oleh pihak PT. Tugu
PRatama Indonesia dalam acara tersebut ?
Masih ngerti apa yang diomongin sama pembicara. Soalnya cara penyampaiannya
ga ngebosesin, jelasinnya satu-satu dan pelan-pelan, trus ada kuis dan dikasih
hadiah lagi jadi seru aja deh.
6. Menurut anda, apakah kegiatan seperti ini tepat untuk diberikan kepada siswa atau
pelajar ?
Ya tepat aja sih acara pendidikan asuransi buat siswa kayak gini, tergantung
orangnya juga. Saya sendiri sih lumayan ngerti apa yang disampaikan, Cuma
belum mikirin banget soal asuransi kayak gitu.
Nama : Ubaidillah Rahmat
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo Jakarta
Tempat & waktu : SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00
1. Apakah anda tahu tentang PT. Tugu Pratama Indonesia ?
Sedikit saya mengetahui dan pernah mendengar tentang Asuransi PT. Tugu Pratama
Inonesia melalui cerita orang. Dan kebetulan dari pihak Tugu ingin mengadakan
kegiatan kegiatan edukasi asuransi seperti ini, saya jadi semakin tau tentang PT. Tugu
Pratama Indonesia.
2. Apakah anda tahu kalau kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi tersebut
merupakan kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia ?
Iyaa saya tau. Karena sebelumnya pihak PT. Tugu Pratama Indonesia menghubungi
pihak sekolah untuk meminta izin ingin melakukan kegiatan edukasi tentang asuransi,
dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin CSR mereka. Kami pun sangat
welcome dengan niat tersebut untuk memberikan edukasi asuransi kepada siswa.
3. Bagaimana tanggapan anda mengenai kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia
tersebut ?
Sangat bagus dan bermanfaat sekali. Memang seharusnya edukasi-edukasi seperti ini
juga harus diberikasn sejak dini kepada para siswa, tidak hanya pendidikan formal
tentang pelajaran disekolah saja. Materi materi yang disampaikan juga sepertinya
masih bisa diterima para siswa, dilihat dari penyampaiannya melalui adanya Tanya
jawab dan hadiah yang diberikan jika siswa mau dan bisa menjawab, itu cara yang
baik untuk membuat siswa tidak merasa bosan dan antusias.
4. Menurut anda, apakah cara penyampaian materi yang dilakukan PT. Tugu Pratama
Indonesia bisa dimengerti oleh siswa ?
Masih bisa dimengerti dan diterima para siswa yang saya lihat. Cara penyampaiannya
yang jelas dan pelan-pelan. Ditambah diselingi adanya Tanya jawab yang membuat
para siswa aktif, dan juga sedikit kuis sehingga mereka antusias untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
5. Setelah kegiatan CSR tersebut selesai dilakukan, apakah pihak sekolah masih ada
keterkaitan dengan PT. Tugu Pratama Indonesia ?
Setelah kegiatan selesai, kerjasama kita pun selesai dalam pelaksanaan kegiatan
eduksi asuransi tersebut. Kami hanya menerima dan memberikan kesempatan untuk
mengedukasi para siswa demi perkembangan pengetahuannya. Semuanya kembali
seperti semula dan pihak PT. Tugu Pratama Indonesia pun tidak ada keterkaitan apa-
apa lagi dengan pihak sekolah.
6. Menurut anda, apakah kegiatan tersebut tepat dan efektif bagi para siswa ?
Efektif saja apabila bisa menyampaikan dan menyalurkannya dengan tepat dan benar.
Pelajar atau siswa masih belum sepenuhnya bisa dikontrol dan bisa dikatakan labil,
apalagi utuk diberikan materi atau info yang sifatnya tidak mereka sukai. Tinggal
bagaimana pihak PT. Tugu Pratama Indonesia bisa mengemasnya dan
memberikannya saja bagaimana agar siswa tertarik untuk mengikuti dan paham akan
info yang diberikan.
TRIANGULASI
Nama : Maria Nindita Asdyanti
Tempat : Kampus MM-CSR Trisakti
Waktu : Rabu, 16 Maret 2016
1. Apakah pengertian CSR secara umum ?
Kalo definisi tentag CSR sudah banyak dari berbagai sumber. Tapi yang jelas,
tanggung jawab social dari instansi, lembaga, atau organisasi yang bersifat secara
sukarela untuk menunjukan sifat kepedulian terhadap masyarakat. Dimana
instansi tersebut tidak hanya mencari untung, melainkan harus juga
memperhatikan lingkungan bagaimana lingkungan itu tetap kondusif dan
berkembang. Intinya, CSR itu merupakan refleksi dari pertanggung jawaban
perusahaan atau individu terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat agar tetap
kondusif, baik, dan tidak merugikan.
2. Aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam CSR ?
Aspeknya bisa beragam mulai dari Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan lainnya,
tentunya menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh lingkungan atau
masyarakat. Misalnya jika memang targetnya dilingkungan sekolah atau para
pelajar, caranya bisa melalui pemberian edukasi seperti contohnya edukasi tentang
dunia asuransi. Minimal bahwa sebuah organisasi atau perusahaan itu lagi-lagi
didasarkan pada penelitian terlebih dahulu, jangan sampai nanti CSR menjadi
salah sasaran. Jadi kita harus mencari hal-hal yang potensinya kurang.
3. Bagi perusahaan CSR itu wajib atau tidak ?
Wajib. Karena balik lagi, perusahaan tidak boleh hanya mencari keuntungan saja.
Mencari keuntungan boleh tapi jangan lupa ada manusia lain yag harus dibantu
agar menjadi pribadi yang lebih baik dan pendidikan yang lebih baik pula.
Sehingga berimbas kepada kehidupan sosial ekonominya yang bisa berkembang
jadi lebih baik dan maju. Dan supaya perusahaan itu juga mendapat respon dan
citra yang baik dimata masyarakat, sehingga jika nanti terjadi provokasi
perusahaan tu tidak rugi karena telah mengindahkan lingkungan sekitarnya.
4. Bagaimana tahapan kegiatan pelaksanaan CSR yang efektif ?
Yang pasti kita harus tau lebih dulu siapa yang ingin kita tuju. Kunci utamanya
adalah research. Mengetahui dulu masalah yang sedang berkembang di
masyarakat seperti apa, lalu disesuaikan dengan objek yang ingin kita tuju dengan
kegiatan CSR tersebut. Melakukan evaluasi atau audit juga cukup penting supaya
menjadi acuan agar next kegiatannya lebih baik. Selebihnya seperti apa
kegiatannya dan cara proses kegiatannya itu kembali ke masing-masing
perusahaannya. Yang jelas bila dikatakan efektif itu ialah tujuan CSR yang
dilakukan sesuai dengan hasil atau outputnya.
5. Apakah kegiatan CSR dapat meningkatkan citra perusahaan?
Iya. Citra itu awal dari datangnya profit perusahaan. Tentunya kegiatan CSR
dilakukan atas dasar kepedulian perusahaan kepada masyarakat, dan menimbulkan
opini terhadap perusahaan. Bila timbul opini dan tanggapan yang baik, makan
perusahaan mendapatkan citra positif. Karena jika citranya sudah baik dan
brandingnya sudah baik, pasti mendapatkan reputasi baik pula di masyarakat
seperti image yang positif. Karena dia sudah memiliki kriteria kompetensi yang
disukai masyarakat.
6. Apakah pelaksanaan CSR Pengenalan Pendidikan Asuransi kepada para pelajar
sudah bisa dikatakan baik ?
Itu kan perusahaan asuransi, jadi belum banyak yang mengetahui informasi
mengenai asuransi apalagi dikalangan pelajar. Jadi program pengenalan
pendidikan asuransi terhadap pelajar saya rasa sudah cukup baik. Agar para calon
SDM tersebut dapat mengetahui tentang dunia asuransi dan gunanya bagi
kedihupan mereka selanjutnya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ardy Prana Sudhan
Tempat & Tgl Lahir : Cirebon, 27 Febuari 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Alamat : JL. Bijaksana no. 77 RT 010/RW 02 Kel. Gandul, Kec.
Cinere, Kota Depok – Jawa Barat 16512
Telp : 081213998657
Pendidikan
2011 – sekarang :Mahasiswa Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)
Fakultas Ilmu Komunikasi
2008 – 2011 : SMA Negeri 46 Jakarta Selatan
2005 – 2008 : SMP Negeri 96 Jakarta Selatan
1999 – 2005 : SD Negeri 01 Pagi Jakarta Selatan