Post on 24-Jan-2023
REFORMASI TATA KELOLA
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh:
M. TAUFIQ AR
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY)
Yogyakarta, 26 Mei 2014
I. Gambaran Umum Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Daerah Istimewa
Yogyakarta
II. Reformasi Tata Kelola Pemerintahan Di DIY
III. Penutup – Tantangan DIY Ke Depan
PROFIL UMUM DIY
Secara astronomis Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang
Selatan dan 110 - 110.50 Bujur Timur. Adapun batas-
batas wilayahnya sebagai berikut :
•Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kab Magelang
•Sebelah Barat berbatasan dengan Kab Purworejo
•Sebelah Selatan berbatasan Samudera Indonesia
•Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kab Wonogiri
•Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kab Klaten
Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah
Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
provinsi terkecil setelah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1
kota, yaitu :
• Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02)
• Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91)
• Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40)
• Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)
• Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04)
JUMLAH PENDUDUK
Potensi SDM di DIY yang banyak dengan jumlah
penduduk mencapai 3.434.534 jiwa dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta, dengan komposisi tertinggi adalah
usia 26 s/d 59 tahun (50,84 %) yang
merupakan tenaga kerja produktif.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009
Rata-rata Nasional = 71,4
Sumber: BPS (2010)
IPM didasarkan pada 3 faktor:
1. Kemampuan daya beli
2. Lama sekolah
3. Usia Harapan Hidup
IPM terendah/terburuk PAPUA
IPM tertinggi/terbaik DKI Jakarta
Provinsi DIY urutan ke 4, setelah DKI, SULUT, dan RIAU
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2009
Rata-rata Nasional = 7,9
Sumber: BPS (2010)
Rata-rata Lama Sekolah terendah/terburuk PAPUA
Rata-rata Lama Sekolah tertinggi/tebaik DKI
Provinsi DIY urutan ke 5, setelah DKI, KEP.RIAU, KALTIM, dan SULUT
Pengeluaran Per Kapita yang Disesuaikan (Ribu Rp/bln)
596,08
600,20
603,75
606,38
611,42
614,01
616,99
618,63
622,92
628,51
628,67
629,30
629,38
629,70
631,65
631,76
632,22
633,67
634,67
634,88
635,29
636,33
636,47
636,60
637,27
637,46
639,89
641,51
642,51
643,00
643,60
646,56
646,63
500,00 520,00 540,00 560,00 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
NUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA
NAD
MALUKU
SULAWESI TENGGARA
LAMPUNG
GORONTALO
BENGKULU
DKI JAKARTA
SULAWESI TENGAH
SUMATERA SELATAN
BANTEN
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI BARAT
JAWA BARAT
JAMBI
BALI
SULAWESI UTARA
SUMATERA BARAT
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN TENGAH
SULAWESI SELATAN
JAWA TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
NUSA TENGGARA BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG
KALIMANTAN TIMUR
KEPULAUAN RIAU
JAWA TIMUR
DI YOGYAKARTA
RIAU
Rata-rata Nasional =
633,64
Sumber: BPS (2010)
Pengeluaran Per Kapita terendah/terburuk PAPUA BARAT
Pengeluaran Per Kapita tertinggi/terbaik RIAU
Provinsi DIY urutan ke 2, setelah RIAU
Profil Tingkat Kemiskinan Tahun 2009
Rata-rata Nasional =
12,36
Sumber: BPS (2010)
Tingkat Kemiskinan tertinggi/terburuk PAPUA
Tingkat Kemiskinan terendah/terbaik DKI
Provinsi DIY urutan ke 24, atau termasuk 10 provinsi terendah/terburuk
1. SDM aparatur (Jumlah, kompetensi, penyebaran tidak sesuai dengan kebutuhan. Etos kerja dan Kesejahteraan rendah
2. Kelembagaan/organisasi (gemuk, kurang proporsional)
3. Ketatalaksanaan atau business process (cenderung rumit dan belum semuanya menyusun SOP)
Dihadapkan
Pada Tuntutan
Masyarakat Agar
Pemerintah
Melaksanakan Good
Governance
1. Tingginya kebocoran keuangan Negara
2. Tingginya tingkat korupsi,
3. Dunia Usaha masih Korup
4. Pelayanan publik yg masih buruk
5. Rendahnya daya saing nasional
LATAR BELAKANG(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)
Alasan Rendahnya Kinerja
Alasan rendahnya Integritas
Besarnya PeluangUntuk Menyimpang
- Gaji masih kurang memadahi- Tidak ada kontrak kinerja- Kompetensi yang rendah
- Rendahnya integritas moral- Kurangnya kualitas Pembinaanmoral & etik
- Minimnya figur contoh (role model)
- Poor Management System - Tidak adanya SOP- Aturan Kode Etik yang tidak tegas- Sikap permisif terhadap perilaku menyimpang
- Pengawasan internal yg tidak optimal
- Tingginya penyimpangan (korupsi)
Mendasar
ReformasiBirokrasi
Sistemik
Kondisi Sumberdaya Aparatur
POLA UMUM KORUPSI
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion
Bisnis Orang DalamInsider Trading
NepotismeNepotism
Sumbangan ilegalIllegal Contribution
PemalsuanFraud
PenyuapanBribery Penggelapan
Embezzlement
KomisiCommission
PemerasanExtortion
Pilih KasihFavoritism
Bagaimana & darimanaUANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsidiperoleh
Titik Rawan Terjadinya Korupsi di Pemerintah Daerah
1. Pengadaan Barang dan Jasa
2. Proses Perizinan & Pembuatan dokumen/Surat
Keterangan.
3. Pengelolaan Aset/Barang Milik Negara/Daerah
4. Pengelolaan Penerimaan
Negara/Daerah/Pendapatan Asli Daerah
(Pajak, Retribusi, Denda)
5. Penggunaan APBD/APBN (Perjalanan Dinas, Honor)
Kerangka Regulasi
UU 13/2012
Aturan Pelaksanaan (Perdaids)
Aturan Lebih Lanjut (Perrgub)
UU 32/2004
Aturan Pelaksanaan (PP)
Aturan Lebih Lanjut ( Permendagri dst..
Uru
san
Pem
erin
tah
an
Uru
san
Kei
stim
ewaa
n
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIY
Visi RPJPD 2005-2025& Visi RPJMD 2012-2017
Visi RPJPD 2005-2025:“Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di
Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”
Visi RPJMD 2012-2017:
“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih
Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Misi Pembangunan DIY 2012-2017
1. Membangun peradaban yang berbasis nilai-
nilai kemanusiaan.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang
didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik.
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.
Arah Reformasi
Kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat
Kekinian, berorientasi kedepan
Orientasi pada hasil kerjaTransparansi dan akuntabilitas
Menguntungkan daerah dan rakyat
Kepercayaan, integritas & semangat kerja
Peningkatan Kulitas Pelayanan
Langkah Perbaikan
Mind setting
Strategic break through
Strategy alignment
Managing beliafes & values
Mengubah pola pikir
Membangun sistem dan mekanisme terobosan strategi yang terukur
Selaraskan strategi daan program kerja pada tingkat operasional
Ciptakan jajaran kepemimpinan yang mampu menciptakan empowering dan value inti budaya kerja
Kete
lad
anan
Proses Pembaharuan
Perencanaan dan peningkatan akuntabilitas publik
Manajemen sumberdaya manusia
Sistem pengawasan
Kelembagaan dan kettalaksanaan
Manajemen keuangan.
1 2 3 4 5
Manajemen perubahan
Progress
Perencanaan Kelemb. M SDM Keuangan Pengawasan
Redivinisi visi dan misi DGS RIA Raperda Transparansi dan
penyusunan kebijakan publik Sinkronisasi perencanaan
provinsi dengan kabupaten/kota Jogja Plan Single Based Map Revitalisasi Musrenbang
Sistem rekruitmen yang berkualitas Asesmen center Fit proper Competence
based (merrit dan senior) Diklat
transformasi birokrasi TOM (AB Susanto,
Hermawan Kertadjaja & Butet) Budaya kerja
:SATRIYA Profil PNS
2 Th WTP Performance based
budgeting Optimalisasi aset
untuk pembiayaan pembangunan
Vision driven organization Downsizing – right
sizing SOP SPM Plaza Informasi (OSS) BSC Standar kompetensi
jabatan
Menyusun instrumen individual performance appraissal Menyusun instrumen
organizational performance appraisal Membentuk LOD dan LOS
Revitalisasi Perencanaan (Musrenbang)
Sebelumnya Menjadi
Cenderung Seremonial (1-2 hari)
Fokus sektoral
Tidak Ada Trilateral Desk
Belum didukung aplikasi yang memadai
Lebih substansial dan terrbuka terhadap partisipasi publik ( waktu 1 bulan)
Integrasikan fokus dan lokuds (sektoral dan kewilayahan
Trilateral Desk (sinergi kab/kota, provinsi, pusat
Didukung aplikasi Jogjaplan, SIPD dan Webmonev
Pra Musrenbang
Pembukaan Musrenbang
8 Mar
Forum SKPD12-20 Mar
Forum Gab SKPD27 Mar
Forum Kab/Kota28 Mar
Trilateral Desk2-10 April
Penutupan Musrenbang
12 April
Pasca Musrenbang
Entry Aplikasi Perencanaan
13-26 Mar
Foru
m L
inta
s Se
kto
r &
Lin
tas
Wila
yah
Revitalisasi Musrenbang Provinsi untuk menyusun Rencana Program/kegiatan
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan Musrenbang
Kesepakatan Hasil Trilateral yang harus dikawal
Sepakat
1 •Cost sharring, pada
lokasi yg sama dengan aktivitas belanja yang berbeda
2•Cost sharring pada
sasaran/kelompok sasaran yang sama
3•Cost sharring untuk
menyelesaikan program strategis dgn kegiatan yang berbeda namun pada lokasi yg sama
APBN APBD PROVINSI APBD KAB/KOTA
Musrenbangnas
Musrenbangprov
Bappeda
Provinsi
Bappeda
Kab/Kota
Bappeda
Provinsi
Kulon Progo90.000 (23,15%)
Bantul 149.900(16,09%)
Gunungkidul148.700(22,05%)
Sleman 117.000(10,70%)
Kota Yogyakarta 37.800(09,75%)
Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan DIY 2010 Sumber : BPS DIY
MEMBUAT SINGLE BASEDMAP PEMBANGUNAN
KebijakanReward & Punishment
SasaranSistem
Tanggung renteng dan berjenjangRaport SKPD Triwulanan
SKPD/Instansi
PNS
Kinerja dan Displin
Penilaian 3 Tingkat (samping, atas, bawah )Presensi elektronik TPP
KARIER
Manajemen Anggaran
Konsisten Dengan Dokumen Perencanaan : RPJP, RPJMD, KAU-PPAS, RAPBD, APBD
KonsistenDalam Pengendalian : Cash Flow, Realisasi Fisik
Konsisten Penerapan Instrumen : Target Kinerja, ASB, SHBJ
Konsisten Dalam Pengawasan /Akuntabilitas
Tahun 2008 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 28 temuan, 40 rekomendasi dan 39 TL
Tahun 2009 Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
dengan 34 temuan, 69 rekomendasi dan 64 TL
Tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan, dengan 11 temuan, 18 rekomendasi
dan 15 TL
Tahun 2011 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
paragraf penjelasan
Tahun 2012 Wajar Tanpa Pengecualian
Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah
www.kpk.go.id Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
DATA INDONESIA GOVERNMENT INDEX THN 2012
40
Index rata-rata nasional kinerja tata kelola provinsimencapai 5,70 dari nilai maksimumnya 10.
Index kinerja Tata Kelola Pemerintahan di DI Yogyakartasebesar 6,80 dan menempati peringkat 1 dari 33 provinsi.
Penilaian tersebut berdasarkan dari enam prinsip meliputi:partisipasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas, keadilan,dan efisiensi.
42
Kode Indikator Index
22Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif 7.14
21
Persentase jumlah perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total perda yang dihasilkan
18.75
17
Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan
19.27
8
Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya
50.00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
12
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
131415
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2627
75,2375,77
76,3276,75
71,7672,27
72,77 72,77
2009 2010 2011 2012
DIY Nasional
Indeks Pembangunan Manusia DIY
Tahun Harapan Hidup (tahun)
Angka Melek Huruf (%)
Rerata Lama Sekolah (tahun)
Pengeluaran per kapita (Rp. 1000)
IPM
2010 73.22 90.84 9.07 646.56 75.77
2011 73.27 91.49 9.20 650.16 76.32
2012 73.27 92.02 9.21 653.78 76.75
IPM DIY menurut komponen penyusunnya :
IPM Sleman : 79,31
IPM Kln Progo : 75,33
IPM Gunungkidul : 71,11
IPM Bantul : 75,58
IPM Kota Yogya : 80,24
IPM Kab/Kota di DIY 2012 :
IPM DIY, 2012
• Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional• Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011)• Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)
Cenderung Optimal
Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya
Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif
4,39 4,88 5,16 5,32 5,40
4,50
6,10 6,50
6,30 5,78
2009 2010 2011 2012 2013
DIY Nasional
5.855.379
6.086.507
6.345.750
6.631.806
6.940.000
2009 2010 2011 2012 2013
Pendapatan per kapita (Rp) :Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional :
43,60
43,80
44,00
44,20
44,40
44,60
44,80
45,00
45,20
45,40
45,60
2009 2010 2011 2012 2013 *)
44,32
45,17 45,15 45,24
45,47Indeks Williamson : ketimpangan wilayahIndeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan
• Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkantahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusipendapatan senantiasa diupayakan menurun
• Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itumenunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayahperkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman
Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapiuntuk DIY justru menguat pada 2013
RPJPD Lima Tahun Tahap I Lima Tahun Tahap II Lima Tahun Tahap III Lima Tahun Tahap IV
2005-2025 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
RPJMD
2009-20132009 2010 2011 2012 2013
RPJMD
2012-20172013 2014 2015 2016 2017
Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017
• Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY
• Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014)• Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN)• Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi
dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))
KEBANGKITAN YOGYAJARTA MELANDASI SEMANGAT KEISTIMEWAAN
Renaisans Yogyakarta
VISI
Daerah Istimewa Yogyakarta Yang LebihBerkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan
Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru
MISI
Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengansemangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
Memantapkan prasarana dan sarana daerah