Post on 09-Jan-2023
i
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI
NOGOPURO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Cicilia Wulansari
NIM: 161134124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan pertolongan dan pendampingan
dalam setiap proses pembuatan skripsi.
2. Orangtua tercinta saya, Bapak Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem
serta kedua kakak saya, Yustina Dwi Riyanti dan Yohanes Triyono yang
senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat sehingga diberikan
kelancaran dalam pembuatan skripsi.
3. Sahabat dan teman-teman saya yang selalu memberikan semangat dan
bantuan.
4. Almamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Lakukan saja! Hadapi semua dengan senyuman”
(Cicilia Wulansari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juli 2020
Peneliti
Cicilia Wulansari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cicilia Wulansari
Nomor Mahasiswa : 161134124
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI
NOGOPURO”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 8 Juli 2020
Yang menyatakan
Cicilia Wulansari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DI SD NEGERI NOGOPURO
Cicilia Wulansari
Universitas Sanata Dharma
2020
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kreativitas dan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Nogopuro. Penelitian ini bertujuan untuk 1)
mendeskripsikan upaya peningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V
materi panas dan perpindahannya melalui penerapan model pembelajaran berbasis
masalah di SD Negeri Nogopuro, 2) meningkatkan kreativitas siswa kelas V
melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Nogopuro,
3) meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi panas dan perpindahannya
melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Nogopuro.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang berjumlah 29 pada tahun
ajaran 2019/2020. Objek penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) peningkatan kreativitas dan hasil
belajar peserta didik kelas V materi pokok panas dan perpindahannya di SD
Negeri Nogopuro dapat diupayakan melalui lima langkah dalam model
pembelajaran berbasis masalah; 2) model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kreativitas siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro. Kondisi awal
diperoleh skor rata-rata sebesar 58,15 meningkat menjadi 69,83 pada siklus I dan
pada siklus II meningkat menjadi 81.24; dan 3) model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro.
Kondisi awal diperoleh skor rata-rata sebesar 68,96 meningkat menjadi 75,51
pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,20
Kata kunci: kreativitas, hasil belajar, model pembelajaran berbasis masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF CREATIVITY AND LEARNING OUTCOMES
STUDENT CLASS V ON HEAT AND DISPLACEMENT
BY PROBLEM BASED LEARNING MODELS
IN NOGOPURO ELEMENTARY SCHOOL
Cicilia Wulansari
Sanata Dharma University
2020
The background of the research based on the low of creativity and the
learning outcomes student class V in Nogopuro Elementary School. The research
has purposes 1) to describe effort of improvement creativity and learning
outcomes student class V on heat and displacement by problem based learning 2)
to improve creativity of student class V use problem based learning models in
Nogopuro Elementary School, 3) to improve learning outcomes of student class V
on calories and the movement by problem based learning models in Nogopuro
Elementary School.
The type of the research is a Classroom Active Reasearch (CAR) which
consists of two cycle. Each cycle consists of two meetings. The subjects of the
study were the 5th grade students in Nogopuro Elementary State School. The
object of the research is the students'creativity and learning outcomes.
The result showed that: 1)improvement in the creativity and learning
outcomes of students class V of Nogopuro Elementary School in studying heat and
displacement can be carried out by applying the five steps in the problem based
learning model; 2) the problem based learning can improve the creativity of
students class V at Nogopuro Elementary School. Initial conditions obtained an
average score of 58,15 increased to 69,83 in the first cycle and to 81,24 in the
second cycle; and 3) the problem based learning model can improve the learning
outcomes of students class V of Nogopuro Elementery School. Intial conditions
obtained an average score 68,96 increased to 75,51 in the first cycle and to 81,20
in the second cycle.
Keywords: creativity, learning outcomes, problem based learning models
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala berkat, rahmat, karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Kreativitas dan
Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok Panas dan Perpindahannya
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro”.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini sangat banyak
melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada beberapa pihak:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Paulus Wahana, M.Hum.,
selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi
selama penyusunan skripsi.
5. Segenap dosen dan karyawan Program Studi PGSD, Universitas Sanata
Dharma.
6. Drs. Wahyu Purwo Wiyono selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Nogopuro
Yogyakarta yang telah memberikan izin melakukan penelitian.
7. Ade Komalasari, S.Pd., selaku guru pamong yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
8. Siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang telah membantu sebagai subjek
penelitian.
9. Orangtua tercinta saya, Bapak Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem
serta kedua kakak saya, Yustina Dwi Riyanti dan Yohanes Triyono yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat sehingga diberikan
kelancaran dalam pembuatan skripsi.
10. Sahabat saya, Florentina Krista, Tisa Agustina, Made Lusiana, Fransiska Eka,
dan Wulandari yang telah memberikan semangat dan dukungan.
11. Teman-teman satu payung skripsi, Inka, Ratih, Adit, dan Gibta yang telah
membantu pelaksanaan penelitian.
12. Teman-teman Angkatan 2016 kelas C yang sudah sama-sama berjuang dalam
meraih gelar sarjana pendidikan.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan peneliti. Maka, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap, semoga skripsi
ini dapat berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 8 Juli 2020
Peneliti
Cicilia Wulansari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
E. Definisi Operasional .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 10
1. Kreativitas ................................................................................................... 10
2. Hasil Belajar ............................................................................................... 17
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................. 21
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................................. 28
5. Karakteristik Siswa Kelas V..................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 34
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 36
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 40
B. Setting Penelitian ....................................................................................... 42
1. Tempat Penelitian ...................................................................................... 42
2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 43
3. Objek Penelitian ......................................................................................... 43
4. Waktu Penelitian ........................................................................................ 43
C. Rencana Tindakan ..................................................................................... 43
1. Persiapan ..................................................................................................... 43
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus.............................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 53
1. Tes ................................................................................................................ 53
2. Non Tes ....................................................................................................... 54
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 55
1. Tes ................................................................................................................ 55
2. Lembar Observasi ...................................................................................... 71
3. Lembar Kuesioner ..................................................................................... 72
4. Rubrik Penilaian Produk ........................................................................... 76
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumnen Penelitian ...................................... 78
1. Validitas Instrumen ................................................................................... 78
2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 84
G. Analisis Data ............................................................................................. 85
H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 89
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 89
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................... 89
2. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................................ 104
B. Pembahasan ............................................................................................. 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................ 114
2. Peningkatan Kreativitas Siswa ............................................................... 118
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................................................... 120
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 122
A. Kesimpulan .............................................................................................. 122
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 123
C. Saran ........................................................................................................ 123
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 124
LAMPIRAN ....................................................................................................... 127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Kreativitas Kondisi Awal Siswa Kelas V ..................... 4
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas V .................. 4
Tabel 2.1 Indikator Kreativitas Menurut Para Ahli ............................... 13
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi ................ 55
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ............... 60
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ................. 66
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi ............... 68
Tabel 3.5 Rincian Pemberian Skor Evaluasi .......................................... 71
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kreativitas Siswa .................. 72
Tabel 3.7 Ketentuan Skor Skala Likert .................................................. 73
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Kreativitas Siswa .................. 73
Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Produk Diagram ......................................... 77
Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Produk Gambar Langkah Kerja ................. 77
Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Produk Mind Map ...................................... 78
Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran PAP Tipe I .......... 80
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ............. 80
Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ................................... 81
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II .................................. 82
Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Observasi dan Kuesioner .................. 83
Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas .......................................................... 84
Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Tiap Siklus ................. 84
Tabel 3.19 Klasifikasi Kreativitas ............................................................ 87
Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa . 88
Tabel 4.1 Skor Rata-rata Kreativitas pada Kondisi Awal ...................... 91
Tabel 4.2 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal ........ 92
Tabel 4.3 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus I ........................................ 104
Tabel 4.4 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus II ....................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.5 Hasil Skor Rangkuman Kreativitas Siswa ............................. 106
Tabel 4.6 Peningkatan Kreativitas ......................................................... 108
Tabel 4.7 Rerata Hasil Belajar Siklus I .................................................. 109
Tabel 4.8 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siklus II .................................... 110
Tabel 4.9 Hasil Skor Rangkuman Hasil Belajar Siswa .......................... 111
Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar ...................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................... 36
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 38
Bagan 3.1 Siklus PTK Model dari Kemmis dan Taggart ....................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kreativitas Siswa ................................... 108
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................ 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ............................................................ 128
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............. 129
Lampiran 3. Surat Izin Validitas Ahli ...................................................... 130
Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I
Pertemuan I .......................................................................... 133
Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I
Pertemuan II ........................................................................ 145
Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I
Pertemuan I dan II ............................................................... 157
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran ........ 169
Lampiran 8. Hasil Validitas Instrumen Observasi ................................... 170
Lampiran 9. Hasil Validitas Instrumen Kuesioner................................... 179
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Observasi dan
Kuesioner ............................................................................. 188
Lampiran 11. Lembar Observasi Kreativitas ............................................. 189
Lampiran 12. Hasil Observasi Kreativitas ................................................. 191
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I dan II .... 195
Lampiran 14. Lembar Kuesioner Kreativitas ............................................. 196
Lampiran 15. Hasil Kuesioner Kreativitas ................................................. 199
Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus I .............. 203
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus II ............. 204
Lampiran 18. Hasil Produk Kreativitas...................................................... 205
Lampiran 19. Rekapitulasi Produk Kreativitas .......................................... 211
Lampiran 20. Soal Evaluasi Siklus I .......................................................... 212
Lampiran 21. Hasil Soal Evaluasi Siklus I ................................................ 217
Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus II......................................................... 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus II ............................................... 225
Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi ......................................... 228
Lampiran 25. RPPTH Siklus 1 Pembelajaran 1 ......................................... 229
Lampiran 26. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2.......................................... 245
Lampiran 27. RPPTH Siklus II Pembelajaran 5 ........................................ 261
Lampiran 28. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik.............................. 276
Lampiran 29. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik .......................... 277
Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan............................................................... 278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Proses pendidikan yang dapat mempersiapkan sumber daya manusia
berkemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi telah
menjadi kebutuhan pada abad 21. Proses pendidikan salah satunya
berlangsung di sekolah, merujuk pada pernyataan tersebut maka sekolah
diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam
berpikir kritis, luwes, kreatif, dapat mengambil keputusan, dan memecahkan
masalah. Fadel (dalam Sani, 2019: 52) menyatakan bahwa keterampilan
belajar dan inovasi yang dibutuhkan dalam abad 21 adalah creativity
(kreativitas), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kemampuan
berkolaborasi (collaboration), dan kemampuan berkomunikasi
(communication). Keempat keterampilan tersebut sering disingkat 4C.
Keterampilan kreativitas merupakan keterampilan yang diperoleh siswa yang
mampu menerapkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, dan
berkolaborasi.
Kreativitas merupakan hal yang dibutuhkan siswa selama mengikuti
proses pembelajaran. Sani (2019: 9) mengemukakan bahwa kreativitas terkait
dengan kemampuan merangkai atau membuat sesuatu dengan cara yang baru
secara konseptual atau menghasilkan produk yang menarik dengan imajinasi
yang tinggi. Kreativitas pada siswa dapat dilihat pada saat siswa
menyampaikan beberapa ide atau gagasan yang unik saat guru mengajukan
pertanyaan. Selain itu, siswa selalu mencoba beberapa cara baru dengan cara
mengombinasikan pengetahuan yang telah diperoleh dengan pengalaman
yang diperoleh dalam kegiatan sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
membuat sebuah karya hasil dari pengetahuan yang telah diperoleh selama
proses belajar.
Pembelajaran IPA merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan pengalaman langsung dan diharapkan mampu menumbuhkan
sikap ilmiah pada siswa. Akan tetapi, berdasarkan hasil Trend in
International Mathematics and Science Study tahun 2015, Indonesia
menempati posisi 44 dari 48 negara (Hadi dan Novaliyosi, 2019). Hal
tersebut membuktikan bahwa pembelajaran IPA di Indonesia masih rendah.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan kondisi siswa kelas V SD Negeri
Nogopuro yang masih kesulitan dalam memahami materi panas dan
perpindahannya. Padahal materi panas dan perpindahannya sangat berguna
dalam kegiatan siswa sehari-hari. Contohnya, pada saat proses memasak air
menggunakan panci besi. Siswa yang memahami materi panas dan
perpindahannya tentu tidak akan memegang panci panas tersebut dengan
tangan kosong, melainkan dengan kain agar tidak menyebabkan luka bakar.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat
mencapai kompetensi yang diinginkan. Wahyuni (2015: 14) menjelaskan
bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melaui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-
pengalaman. Perubahan tersebut dapat membantu siswa dalam mencapai hasil
belajar karena hasil belajar merupakan salah satu cara untuk mengukur
sebuah keberhasilan proses belajar. Namun dalam proses belajar, hasil belajar
yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari dalam diri
siswa (internal) atau dari lingkungan luar (eksternal). Faktor-faktor tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain dalam tercapainya hasil belajar.
Ratnawulan & Rusdiana (2014:57) menyampaikan bahwa pada umumnya,
hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif,
psikomotor, dan afektif. Meskipun begitu, hasil kognitif yang diperoleh oleh
siswa sering dijadikan sebagai tolak ukur atau kriteria dalam menentukan
hasil belajar. Kemampuan kognitif yang diperoleh oleh siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
membantu siswa dalam merangkai atau membuat suatu hal yang baru dan
menarik.
Peneliti melakukan observasi di kelas V SD Negeri Nogopuro pada
tanggal 14 Januari 2020. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal
kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Indikator
kreativitas yang digunakan dalam observasi meliputi 1) kemampuan siswa
dalam memiliki ide yang unik, 2) mencoba cara-cara baru dengan
mengkombinasikan beberapa pengetahuan, 3) memberikan banyak gagasan,
4) memiliki rasa keindahan, dan 5) memiliki daya imajinatif. Kelima
indikator tersebut, peneliti rumuskan berdasarkan pada pendapat beberapa
ahli setelah melakukan kajian pustaka. Observasi dilaksanakan pada saat
pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang
akan dipelajari dan dilanjutkan dengan kegiatan guru yang mengajak siswa
untuk menghafalkan materi yang terdapat pada buku. Pada awalnya siswa
tenang, dan mencoba untuk menghafalkan materi. Setelah sepuluh menit,
kondisi kelas mulai ramai. Terdapat 5 dari 29 siswa melakukan tanya jawab
kepada guru tentang materi. Sedangkan 9 dari 29 siswa yang berada pada
kursi bagian belakang tengah asyik berbicara dengan teman sebangku.
Terlihat juga ada 4 dari 29 siswa yang menjahili temannya dengan cara
menyembunyikan barang milik siswa yang lain. Meskipun begitu, siswa yang
lain terlihat berusaha untuk menghafal materi yang terdapat pada buku. Pada
akhir pembelajaran, guru meminta 6 siswa untuk maju ke depan menjelaskan
materi yang sudah dihafalkan secara bergantian. Pada saat menghafalkan
materi di depan kelas, ada 3 siswa yang belum mampu menghafal materi
dengan baik dan masih memerlukan bantuan guru dalam memahami. Hal
tersebut dapat menunjukkan bahwa metode menghafal juga mempengaruhi
hasil belajar yang diperoleh siswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran tersebut
tentu tidak mampu melatih kreativitas siswa. Siswa hanya diminta untuk
menghafalkan materi yang terdapat pada buku dan tidak mampu
mengkombinasikan materi yang didapat dengan pengalaman siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Berikut ini adalah data kreativitas kondisi
awal siswa kelas V tersaji pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Data Kreativitas Kondisi Awal Siswa Kelas V
Rata-rata Hasil
Observasi
Rata-rata Hasil
Kuesioner Rata-rata Keterangan
52,41 63,9 58,15 Cukup Kreatif
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa data variabel kreativitas siswa
pada kondisi awal berdasarkan observasi adalah 52,41, sedangkan untuk data
hasil kreativitas berdasarkan hasil kuesioner adalah 63,9. Berdasarkan kedua
data tersebut, dapat diperoleh rata-rata yaitu 58,15 yang menunjukkan bahwa
kreativitas termasuk dalam kategori cukup kreatif. Kategori kreativitas siswa
yang digunakan oleh peneliti mengacu pada klasifikasi kreativitas yang
dirumuskan oleh Masidjo (1995: 157). Jika dikaitkan dengan lima indikator
kreativitas dalam penelitian ini maka nampak bahwa kelima unsur dari
indikator tersebut yakni 1) kemampuan siswa dalam memiliki ide yang unik,
2) mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa
pengetahuan, 3) memberikan banyak gagasan, 4) memiliki rasa keindahan,
dan 5) memiliki daya imajinatif kurang dioptimalkan dan dikembangkan
dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara untuk data hasil
belajar kondisi awal siswa kelas V dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas V
Ulangan Harian
Tahun Ajaran KKM Rata-rata
Ketuntasan Jumlah
Siswa Ya Tidak
2019/2020 75 68,96 13 siswa
(44,82%)
16 siswa
(55,18%) 29 siswa
Berdasarkan keterangan tabel di atas, diketahui bahwa hasil belajar siswa
pada kondisi awal ditinjau dari nilai ulangan harian tema 6 subtema 1 tahun
ajaran 2019/2020 dengan KKM 75, nilai rata-rata siswa adalah 68,96. Jumlah
siswa kelas V berjumlah 29, dan apabila ditinjau pada aspek ketuntasan nilai
KKM diperoleh data bahwa sebanyak 13 siswa (44,82%) tuntas dan 16 siswa
(55,18%) tidak tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Melihat permasalahan tersebut, peneliti mencoba mencari solusi model
pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Nogopuro. Solusi yang diperoleh oleh peneliti yaitu
dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran
yang menyajikan permasalahan nyata kepada siswa. Selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa diminta untuk menyelidiki atau
memecahkan sebuah permasalahan. Kegiatan tersebut secara tidak langsung
dapat membantu dan melatih siswa untuk mampu memperoleh pengetahuan
secara mandiri dan membantu siswa untuk dapat berpikir kreatif.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dilaksanakan dengan melakukan
beberapa langkah. Langkah yang pertama yaitu mengorientasikan siswa
terhadap masalah. Pada langkah ini, guru bertugas memberikan masalah
kepada siswa melalui sebuah cerita atau fenomena yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Langkah kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk
belajar. Hal ini berarti guru membantu siswa agar mampu mendefinisikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. Langkah ketiga yaitu guru
membimbing penyelidikan atau pemecahan masalahan secara individual
maupun kelompok. Pada langkah ini siswa diharapkan mampu
mengumpulkan beberapa informasi untuk mendapat penjelasan dan
memecahkan masalah. Langkah keempat yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil. Langkah ini mampu memperlihatkan kreativitas siswa
dalam membuat sebuah karya atau laporan setelah pemecahan masalah.
Langkah yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Pada langkah ini siswa diharapkan mampu melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan yang telah dilaksanakan.
Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan harapan akan membantu
siswa dalam memperoleh pengetahuan dan kreativitas selama pelaksanaan
pembelajaran.
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul
“Peningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Panas dan Perpindahannya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di
SD Negeri Nogopuro” sebagai salah satu cara dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi pada siswa selama pembelajaran berlangsung. Dari
pokok permasalahan yang peneliti temukan di kelas V pada saat pembelajaran
IPA, maka peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
digunakan dengan tujuan untuk meningkatan kreativitas dan hasil belajar
siswa. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah diharapkan mampu
mengajak siswa untuk memecahkan sebuah permasalahan dengan cara
mengkombinasikan beberapa pengetahuan yang telah diperoleh sehingga
mampu menghasilkan pengetahuan baru secara mandiri dan kreatif.
Pengetahuan siswa yang diperoleh siswa secara mandiri selama pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti berharap
melalui penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah, kreativitas dan
hasil belajar siswa materi pokok panas dan perpindahannya pada siswa kelas
V SD Negeri Nogopuro dapat meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V materi
panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro?
2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro?
3. Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi panas dan
perpindahannya di SD Negeri Nogopuro?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mendeskripsikan penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V
materi panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro.
2. Meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro melalui
penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi sistem panas dan
perpindahannya di SD Negeri Nogopuro melalui penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.
Adapun manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua macam, antara
lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berharga terhadap
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada saat penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk memaksimalkan kreativitas dan
hasil belajar siswa pada materi panas dan perpindahannya.
b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam upaya mengoptimalkan hasil
belajar dan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi
sekolah mengenai contoh penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa
kelas V materi panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Nogopuro melalui penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
pada pembelajaran IPA materi pokok panas dan perpindahannya.
c. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam melakukan sebuah penelitian.
E. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti,
diperlukan definisi operasional guna menjelaskan dan membatasi makna
terhadap istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini. Di bawah ini
merupakan istilah yang terdapat pada penelitian, diantaranya:
1. Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan elemen dan konsep yang
telah diketahui. Indikator kreativitas yaitu a) memiliki ide yang unik, b)
mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa
pengetahuan, c) memberikan banyak gagasan, d) memiliki rasa keindahan,
dan e) memiliki daya imajinatif.
2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai dan diperoleh siswa setelah
melalui aktivitas belajar. Dalam penelitian ini, kemampuan yang diperoleh
siswa berupa kemampuan kognitif berupa pengetahuan dan penalaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang
mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalahan autentik sehingga
mampu memperoleh pengetahuannya sendiri. Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu diawali dengan memberikan
orientasi masalah kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk belajar,
membimbing penyelidikan secara mandiri atau kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil, dan menganalisis serta
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan secara langsung dalam menumbuhkan sikap ilmiah terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
konsep-konsep IPA serta memiliki tiga klasifikasi yaitu produk, proses,
dan sikap ilmiah.
5. Materi panas dan perpindahannya meliputi kajian konsep tentang
perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
6. Siswa kelas V memiliki karakteristik yang berada dalam tahap
perkembangan kognitif operasional konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, landasan teori mengulas tentang kajian pustaka, penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Sani (2019: 9) mengemukakan bahwa kreativitas terkait dengan
kemampuan merangkai atau membuat sesuatu dengan cara yang baru
secara konseptual atau menghasilkan produk yang menarik dengan
imajinasi yang tinggi. Menurut peneliti, kreativitas yang disampaikan
Sani memiliki arti bahwa kreativitas adalah kemampuan dalam
menghasilkan sesuatu yang baru dan dibuat sesuai konsep dan
imajinasi.
Downing (dalam Sani, 2019: 103) mendefinisikan kreativitas
sebagai proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen
yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Menurut
peneliti, pengertian kreativitas yang dikemukakan Downing hampir
sama dengan yang diungkapkan Sani yaitu bahwa kreativitas
merupakan kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang baru.
Perbedaannya Downing menjelaskan bahwa sesuatu yang baru
dihasilkan dari elemen.
Sedangkan Haefele (dalam Munandar, 2004: 21)
mengungkapkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk harus baru, tetapi
bagaimana kombinasinya. Selain itu, produk kreatif tidak hanya harus
baru tetapi juga bermakna. Menurut peneliti, pengertian Haefele
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengenai kreativitas sedikit berbeda dengan yang disampaikan
Downing. Haefele menjelaskan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan dalam membuat kombinasi yang tidak harus
menghasilkan produk yang baru tetapi produk yang dihasilkan
bermakna.
Beberapa ahli memiliki pengertian kreativitas yang berbeda.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat
menemukan beberapa kesamaan mengenai pengertian kreativitas.
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru
berdasarkan elemen dan konsep yang telah diketahui.
b. Indikator Kreativitas
Suyanto (dalam Sit, 2016: 9) mengemukakan mengenai perilaku
yang mencerminkan kreativitas alamiah pada anak dapat diidentifikasi
berdasarkan indikator berikut ini:
1) Senang menjajaki lingkungannya
2) Mengamati dan memegang segala sesuatu; eksplorasi secara
ekspansif dan eksesif
3) Rasa ingin tahu besar, suka mengajukan pertanyaan tak henti-
hentinya.
4) Bersifat spontanitas menyatakan pikiran dan perasaannya
5) Suka berpetualang
6) Selalu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
7) Suka melakukan eksperimen, membongkar dan mencoba-coba
berbagai hal
8) Jarang merasa bosan; ada-ada saja hal yang dilakukan
9) Mempunyai daya imajinasi yang tinggi
Menurut peneliti, pendapat yang dikemukakan oleh Suyanto cukup
jelas. Meskipun ada beberapa kata yang rumit seperti ekspansif dan
eksesif, tetapi secara keseluruhan pendapat Suyanto dapat dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Sani (2019: 77) mengungkapkan ada banyak indikator siswa
kreatif, yaitu:
1) Mengemukakan ide-ide yang tidak dipikirkan oleh siswa yang lain
2) Memiliki keingintahuan yang besar dan panjang akal
3) Terbuka terhadap pengalaman baru
4) Suka melakukan eksperimen atau mencoba hal-hal yang sudah
ada
5) Menyukai cara tersendiri dalam menunjukkan pemahamannya
6) Mengajukan pertanyaan yang kelihatannya menyimpang atau
aneh
7) Menyukai tugas yang bersifat terbuka dan menanntang
8) Lebih suka mendiskusikan ide daripada fakta
9) Lebih suka mencoba cara baru untuk menyelesaikan
permasalahan, daripada cara yang sudah dipelajari/diketahui
secara umum.
Menurut peneliti, pernyataan yang disampaikan oleh Sani hampir
sama dengan yang disampaikan oleh Suyanto. Perbedaanya,
pernyataan yang diungkapkan oleh Sani lebih mudah dipahami dan
sesuai dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Munandar (2004: 71) juga mengemukakan indikator kreativitas
meliputi:
1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4) Bebas dalam menyatakan pendapat
5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam
6) Menonjol dalam salah satu bidang seni
7) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang
8) Mempunyai humor yang luas
9) Mempunyai daya imajinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.
Menurut peneliti, pernyataan yang disampaikan oleh Munandar
tentang indikator kreativitas hampir sama dengan yang dikemukakan
Sani. Perbedaanya terdapat pada pernyataan yang diungkapkan
Munandar yaitu mempunyai humor yang luas.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai
indikator kreativitas. Masing-masing indikator dari para ahli dapat
digambarkan pada tabel berikut 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Indikator Kreativitas Menurut Para Ahli
Suyanto (dalam Sit,
2016: 9) Sani (2019: 72) Munandar (2004: 71)
1) Senang menjajaki
lingkungannya
2) Mengamati dan
memegang segala
sesuatu; eksplorasi
secara ekspansif dan
eksesif
3) Rasa ingin tahu
besar, suka
mengajukan
pertanyaan tak henti-
hentinya.
4) Bersifat spontanitas
menyatakan pikiran
dan perasaannya
5) Suka berpetualang
6) Selalu mendapatkan
pengalaman-
pengalaman baru
7) Suka melakukan
eksperimen,
membongkar dan
mencoba-coba
berbagai hal
8) Jarang merasa bosan;
ada-ada saja hal yang
dilakukan
9) Mempunyai daya
imajinasi yang tinggi
1) Mengemukakan ide-
ide yang tidak
dipikirkan oleh siswa
yang lain
2) Memiliki
keingintahuan yang
besar dan panjang akal
3) Terbuka terhadap
pengalaman baru
4) Suka melakukan
eksperimen atau
mencoba hal-hal yang
sudah ada
5) Menyukai cara
tersendiri dalam
menunjukkan
pemahamannya
6) Mengajukan
pertanyaan yang
kelihatannya
menyimpang atau aneh
7) Menyukai tugas yang
bersifat terbuka dan
menanntang
8) Lebih suka
mendiskusikan ide
daripada fakta
9) Lebih suka mencoba
cara baru untuk
menyelesaikan
permasalahan, daripada
cara yang sudah
dipelajari/diketahui
secara umum.
1) Rasa ingin tahu
yang luas dan
mendalam
2) Sering mengajukan
pertanyaan yang
baik
3) Memberikan banyak
gagasan atau usul
terhadap suatu
masalah
4) Bebas dalam
menyatakan
pendapat
5) Mempunyai rasa
keindahan yang
dalam
6) Menonjol dalam
salah satu bidang
seni
7) Mampu melihat
suatu masalah dari
berbagai segi/sudut
pandang
8) Mempunyai humor
yang luas
9) Mempunyai daya
imajinasi
10) Orisinal dalam
ungkapan gagasan
dan dalam
pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Suyanto (dalam Sit,
2016: 9) Sani (2019: 72) Munandar (2004: 71)
Indikator yang diambil:
1) Mempunyai daya
imajinasi yang tinggi
Indikator yang diambil:
1) Mengemukakan ide-
ide yang tidak
dipikirkan oleh siswa
yang lain
2) Lebih suka mencoba
cara baru untuk
menyelesaikan
permasalahan,
daripada cara yang
sudah
dipelajari/diketahui
secara umum
Indikator yang diambil:
1) Memberikan banyak
gagasan atau usul
terhadap suatu
masalah
2) Mempunyai rasa
keidahan yang dalam
3) Mempunyai daya
imajinasi
Indikator dalam penelitian ini:
1) Memiliki ide yang unik
2) Mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa pengetahuan
3) Memberikan banyak gagasan
4) Memiliki rasa keindahan
5) Memiliki daya imajinatif
Dari tabel di atas peneliti mengambil lima (5) indikator yang
akan dijadikan sebagai acuan pada variabel kreativitas, yaitu memiliki
ide yang unik, mencoba cara-cara baru baru dengan
mengkombinasikan beberapa pengetahuan, memberikan banyak
gagasan, memiliki rasa keindahan, dan memiliki daya imajinatif.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Munandar (dalam Hosnan, 2016: 249) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut.
1) Usia.
2) Tingkat pendidikan orang tua.
3) Tersedianya fasilitas
4) Penggunaan waktu luang
Menurut peneliti, Munandar memaparkan bahwa kreativitas
dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua, ketersediaan
fasilitas, dan penggunaan waktu luang. Hal tersebut memiliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bahwa kreativitas seseorang dipengaruhi oleh kemampuan dari diri
sendiri dan kondisi keluarga baik secara pendidikan maupun ekonomi.
Sani (2019: 106) mengemukakan bahwa kreativitas sangat
terkait dengan bakat, usaha, pengetahuan dan keterampilan, sikap, dan
lingkungan yang mendukung. Seorang siswa yang memiliki bakat
seni, mungkin tidak akan berkembang kreativitas seninya tanpa
disertai usaha yang memadahi dan lingkungan yang mendukung untuk
pengembangan kreativitasnya. Menurut peneliti, paparan Sani hampir
sama dengan yang diungkapkan oleh Munandar. Sani mengungkapkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas berkaitan dengan
bakat, pengetahuan, usaha, dan lingkungan.
Sedangkan Clark (dalam Hosnan, 2016: 249-250)
mengkategorikan faktor–faktor yang memengaruhi kreativitas ke
dalam dua kelompok berikut.
1) Faktor yang dapat mendukung perkembangan kreativitas yakni:
a) Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta
keterbukaan.
b) Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya
banyak pertanyaan.
c) Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan
sesuatu.
d) Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.
e) Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali,
mengamati, bertanya, merasa, mengklarifikasi, mencatat, dan
lain-lain.
f) Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan
potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan
pandangan dunia secara lebih bervariasi.
g) Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung
laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir
kemudian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
h) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimulasi
dari lingkungan sekolah, dan motivasi diri.
2) Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas
meliputi:
a) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam
menanggung resiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum
diketahui.
b) Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan
tekanan sosial.
c) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi, dan penyelidikan.
d) Stereotip peran seks atau jenis kelamin.
e) Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f) Otoritarianisme.
g) Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.
Menurut peneliti, paparan Clark berbeda dengan yang disampaikan
oleh Sani. Clark menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor yang mendukung kreativitas dan
faktor yang menghambat kreativitas. Clark menjelaskan bahwa faktor
yang mendukung kreativitas berkaitan dengan beberapa situasi yang
dihadapi serta perhatian yang diberikan orang tua. Sedangkan faktor
yang menghambat kreativitas yaitu ketidakberanian dalam mengahapi
hal baru serta tekanan sosial dari lingkungan.
Beberapa penjelasan ahli mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kreativitas berbeda. Munandar dan Sani memiliki
penjelasan yang hampir mirip tentang faktor yang mempengaruhi
kreativitas, sedangkan Clark memiliki penjelasan yang sedikit
berbeda. Dari pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang mendukung kreativitas yaitu bakat, usaha,
lingkungan yang mendukung, dan ketersediaan fasilitas oleh sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
maupun orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat kreativitas
yaitu adanya sikap ketidakberanian dalam menghadapi hal baru dan
tekanan sosial dari lingkungan. Faktor-faktor yang mendukung
kreativitas di lingkungan sekolah yaitu adanya fasilitas yang diberikan
sekolah serta peran guru dalam mendukung siswa dalam
melaksanakan kegiatan. Sedangkan faktor yang menghambat
kreativitas dilingkungan sekolah yaitu ketidakberanian siswa dalam
melakukan sesuatu yang baru serta tekanan dari siswa lain yang
berupa ejekan dan lain-lain.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
W. S Winkel (dalam Susanto, 2013: 4) menjelaskan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung dalam interaksi
seseorang dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Menurut
peneliti, W. S Winkel menjelaskan bahwa belajar merupakan
aktivitas sesorang dengan lingkungannya dan menghasilkan sebuah
perubahan.
Wahyuni (2015: 14) menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Menurut peneliti, pengertian belajar yang disampaikan W. S Winkel
dan Wahyuni hampir sama. Perbedaannya, Wahyuni menjelaskan
bahwa perubahan terjadi melalui adanya pelatihan atau pengalaman.
Pendapat yang disampaikan W. S Winkel dan Wahyuni memiliki
pengertian yang sama tentang konsep belajar. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
aktivitas yang dilakukan sesorang dengan lingkungannya yang
menghasilkan sebuah perubahan melalui adanya pelatihan atau
pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Pengertian Hasil Belajar
Sani (2019: 38) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku atau kompetensi (sikap, pengetahuan,
keterampilan) yang diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar.
Menurut peneliti, Sani menyatakan pengertian hasil belajar dengan
jelas. Sani menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh setelah aktivitas
belajar.
Kunandar (2014: 62) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Menurut peneliti, pengertian belajar yang
dinyatakan Kunandar hampir sama dengan yang dinyatakankan Sani.
Perbedaannya, Kunandar tidak menyatakan terjadi perubahan tetapi
sebuah hasil yang telah dicapai dan dikuasai.
Beberapa ahli memiliki pengertian hasil belajar yang hampir
mirip. Berdasarkan pernyataan beberapa ahli di atas, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dicapai dan diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar yaitu
berupa kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Dalam
penelitian ini, peneliti memilih kemampuan yang diperoleh siswa
berupa kemampuan kognitif karena berkaitan dengan hasil belajar dari
materi panas dan perpindahannya.
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt (dalam Susanto, 2013: 12), hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu siswa itu sendiri dan
lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti memiliki kemampuan
berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan
siswa baik secara jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu
sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-
sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan dan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut peneliti, faktor yang memengaruhi hasil belajar yang
disampaikan oleh Gestalt cukup jelas. Gestalt menjelaskan bahwa
faktor memengaruhi hasil belajar dipengaruhi oleh siswa itu sendiri
dan lingkungannya.
Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) mengemukakan bahwa
hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang memengaruhi, baik internal maupun eksternal.
Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi hasil
belajar:
1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang berantakan keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang
terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang
kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari
berpengaruh dalam hasil belajar siswa.
Pendapat yang dikemukakan Wasliman sama dengan yang
diungkapkan oleh Gestalt. Kedua ahli menyatakan bahwa faktor yang
memengaruhi hasil belajar berasal dari dalam diri siswa dan luar diri
siswa seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Suryabrata (dalam Karwono dan Mularsih, 2017: 46-51)
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua faktor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Faktor Internal
Faktor internal yang terdapat dalam diri individu yaitu
berupa faktor yang mengolah dan memproses lingkungan
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar. Perbedaan karakteristik internal yang ada pada individu
tersebut yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh setiap
individu berbeda. Pada dasarnya faktor internal dibagi menjadi
dua yaitu faktor fisiologi (kondisi fisik) dan faktor psikologi yang
meliputi: intelegensi, emosi, bakat, motivasi dan perhatian.
Meskipun dibedakan menjadi dua, tetapi dalam praktiknya kedua
faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam proses
belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar
diri individu atau sering disebut dengan lingkungan. Pola
interaksi individu dengan lingkungan akan menghasilkan model
tingkah laku individu. Faktor eksternal tersebut dapat mengubah
tingkah laku individu, mengubah karakter, dan dapat
memodifikasi tempramen/karakter individu. Berikut ini beberapa
faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar:
a) Lingkungan fisik yang terdiri dari: geografis, rumah, sekolah,
pasar, tempat permainan, dan sebagainya.
b) Lingkungan psikis yang meliputi: aspirasi, harapan-harapan,
cita-cita, dan masalah yang dihadapi.
c) Lingkungan personal yang meliputi: teman sebaya, orang tua,
guru, tokoh masyarakat, dan lainnya.
d) Lingkungan non personal yang meliputi: rumah, peralatan,
pepohonan, gunung, dan sebagainya.
e) Sudut kelembagaan dan pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar, lingkungan terdiri dari: lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut peneliti, faktor yang memengaruhi hasil belajar yang
dijelaskan oleh Suryabrata hampir mirip dengan yang dijelaskan
Wasliman. Perbedaannya, Suryabrata menjelaskan secara lebih jelas
mengenai faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang hampir sama mengenai
faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
siswa berupa intelegensi, minat, motivasi, perhatian, dan kesiapan
siswa. Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar
siswa merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti
kondisi keluarga, lingkungan, dan sekolah. Dalam penelitian ini,
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal
yang berasal dari dalam siswa berupa intelegensi, perhatian, dan
kesiapan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari lingkungan
sekolah.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran
Rusman (2012: 133) menyatakan bahwa bahwa model
pembelajaran dapat dijadikan pola dan efisiensi untuk mencapai
tujuan pendidikan. Menurut peneliti, pernyataan Rusman tentang
model pembelajaran cukup jelas. Rusman menyatakan bahwa pola
yang dibuat harus efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Model pembelajaran menurut Suprijono (2016: 63) adalah
proses mempersiapkan pembelajaran secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut peneliti, pengertian model pembelajaran menurut Suprijono
cukup jelas dan sedikit berbeda dengan pendapat Rusman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Perbedaannya, Suprijono menjelaskan bahwa model pembelajaran
merupakan proses yang sistematis.
Suprihatiningrum (2016:145) menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di dalamnya
menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan
oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai kepada
siswa. Menurut peneliti, pendapat Suprihatiningrum hampir sama
dengan pendapat yang disampaikan Suprijono. Perbedaannya,
Suprihatiningrum menyatakan bahwa proses pembelajaran
dilaksanakan guru untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai
kepada siswa.
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian model pembelajaran
berbeda. Rusman memiliki pendapat yang berbeda dengan yang
disampaikan oleh Suprijono dan Suprihatiningrum. Meskipun terdapat
beberapa perbedaan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
model pembelajaran adalah rancangan sebuah proses pembelajaran
yang disusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh guru untuk
mentransfer pengetahuan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Suprihatiningrum (2016: 143) menjelaskan bahwa model
pembelajaran memiliki empat ciri khusus yaitu: 1) Rasional teoritik
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2) Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaiman siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai); 3) Tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; 4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Menurut peneliti, penjelasan Suprihatiningrum tentang ciri-
ciri model belajar cukup jelas. Suprihatiningrum menyebutkan ada
empat ciri khusus model pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Arends (dalam Suprijono, 2016: 61) bahwa ada empat ciri
model pembelajaran yaitu: 1) Rasional teoritik bersifat logis yang
bersumber dari perancangannya; 2) Dasar pemikiran tentang tugas
pembelajaran yang hendak dicapai dan bagaimana siswa belajar
mencapai tujuan tersebut; 3) Aktivitas mengajar guru yang diperlukan
agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif; 4)
Lingkungan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut,
peneliti, pendapat Arends sama dengan pendapat yang disampaikan
oleh Suprihatiningrum. Perbedaannya, pendapat Arends menggunakan
bahasa yang lebih mudah dipahami.
Beberapa ahli memiliki pendapat tentang ciri-ciri model
pembelajaran yang hampir sama. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ciri-ciri model
pembelajaran ada empat, yaitu memiliki teori rasional yang dibuat
oleh perancang, memiliki dasar pemikiran dalam menentukan proses
pembelajaran, model pembelajaran yang efektif, dan lingkungan
belajar yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
c. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Suprijono (2016: 202-203) mengungkapkan bahwa
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan
bermakna kepada siswa agar mereka menyelidikinya. Menurut
peneliti, pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang
disampaikan Suprijono cukup jelas. Suprijono menjelaskan bahwa
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaan yang
mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalah yang autentik.
Menurut Arends (dalam Suprihatiningrum, 2016: 215),
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang
otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Menurut peneliti, pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang disampaikan Arends hampir sama dengan yang disampaikan
Suprijono. Perbedaannya, Suprijono menjelaskan bahwa Model
Pembelajaran Berbasis Masalah membantu siswa dalam menyusun
pengetahuan siswa sendiri.
Dunch (dalam Shoimin, 2014: 130) juga menyebutkan bahwa
Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk
para siswa berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan. Menurut peneliti, pendapat Dunch
mengenai pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah hampir
sama dengan pendapat Arends. Perbedaannya, Dunch menjelaskan
bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengajak siswa untuk
berpikir kritis.
Beberapa ahli memiliki pengertian Model Pembelajaran
Berbasis Masalah yang berbeda. Suprijono dan Arends memiliki
pendapat yang hampir sama, sedangkan Dunch memiliki pendapat
yang sedikit berbeda. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas,
peneliti dapat membuat kesimpulan bahwa Model Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang mengajak
siswa untuk mampu menyelesaikan permasalah yang autentik
sehingga dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
Penggunaan model pembelajaran sebagai salah satu cara guru
dalam memberikan pembelajaran tentu tidak akan selalu berjalan
dengan lancar. Shoimin (2014: 132) menyebutkan ada beberapa
kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak
ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan
informasi
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
8) Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Selain memiliki banyak kelebihan, pembelajaran berbasis
masalah juga memiliki beberapa kekurangan seperti yang
diungkapkan oleh Shoimin (2014:132). Kekurangan Pembelajaran
Berbasis Masalah yaitu:
1) Pembelajaran Berbasis Masalah tidak dapat diterapkan untuk
pemahaman materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. Pembelajaran Berbasis Masalah lebih cocok
untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keberagaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. Adanya
kekurangan dalam model pembelajaran tidak akan menghambat
dalam pelaksanaan pembelajaran jika dapat diminimalisir dengan
melakukan beberapa upaya sehingga pembelajaran berjalan dengan
lancar.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki
kelebihan, yaitu mendorong siswa untuk mampu memecahkan
masalah sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pelaksanaan kegiatan ilmiah dan kerja kelompok dapat membantu
siswa dalam berkomunikasi, dan siswa tidak dibebankan dalam
menghafal materi. Sedangkan kekurangan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah tidak semua materi pelajaran dapat
menerapkan model pembelajaran ini dan terjadi kesulitan dalam
pembagian tugas siswa jika anggota memiliki tingkat keragaman yang
tinggi. Meskipun terdapat kekurangan, hal tersebut dapat
diminimalisir dengan merencanakan kegiatan pembelajaran secara
optimal dan terstruktur serta mampu mengajak siswa untuk dapat
memecahkan masalah dengan berdiskusi.
e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam penyelidikan guna untuk memperoleh
pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran tersebut dilaksanakan
dengan melakukan beberapa langkah pembelajaran. Putra (2013: 78-
81) menjelaskan beberapa langkah-langkah Model Pembelajaran
Berbasis Masalah sebagai berikut:
1) Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, lingkungan kelas
yang memungkinkan terjadi pertukaran ide terbuka, mengarahkan
kepada pertanyaan atau masalah, dan mendorong siswa
mengekspresikan ide-ide secara terbuka.
2) Mengorganisasikan siswa agar belajar
Guru membantu siswa dalam menemukan konsep-konsep
berdasarkan masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses
demokrasi, dan cara belajar siswa aktif, menguji pemahaman
siswa atas konsep yang ditemukan.
3) Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Guru memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan
atau menyelesaikan masalah, mendorong kerja sama dan
penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog dan diskusi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
teman, membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah, membantu
siswa merumuskan hipotesis, dan membantu siswa dalam
memberikan solusi.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) dan membimbing siswa dalam menyajikan hasil
karya.
5) Menganalisis dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah,
memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah, dan
mengevaluasi materi.
Menurut peneliti, langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah yang dijelaskan oleh Putra cukup lengkap dan mudah
dipahami. Menurut Putra, langkah-langkah odel embelajaran terbagi
menjadi lima langkah yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,
mengorganisasikan siswa agar belajar, memandu menyelidiki secara
mandiri atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
dan mengalisis dan menyajikan hasil karya.
Ibrahim dalam Suprihatiningrum (2016: 223) mengemukakan
beberapa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai
berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi, atau cerita
untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat
dalam pemecahan masalah yang dipilih.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Menurut peneliti, langkah-langkah model embelajaran yang
disampaikan Ibrahim sama dengan yang disampaikan oleh Putra.
Perbedaannya, pada langkah pertama langkah-langkah model
pembelajaran yang disampaikan oleh Ibrahim guru bertugas untuk
memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh para ahli, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah
memiliki langkah-langkah yaitu: 1) Orientasi siswa pada masalah; 2)
Mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Kelima langkah tersebut menjadi dasar peneliti dalam
melakukan penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran di kelas selama penelitian berlangsung.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam biasa disebut dengan istilah sains dan
disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pokok dalam kurikulum Pendidikan di Indonesia. Susanto (2013: 170)
menjelaskan bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran
berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh
karena itu, pembelajaran IPA dilakukan dengan melakukan
penyelidikan dan bukannya hafalan. Kegiatan-kegiatan pembelajaran
IPA dilakukan agar mampu mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang
demikian dapat membantu menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang
diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan,
sehingga mampu berpikir kritis dan kreatif melalui pembelajaran IPA.
Sutrisno (dalam Susanto, 2013: 167) mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan alam menjadi tiga bagian, yaitu produk, proses, dan
sikap. Selain tiga kompenen tersebut juga dijelaskan bahwa IPA
sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penjelasan
tersebut bersifat pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu
pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari
aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk.
Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep
yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.
Bentuk IPA sebagai produk antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum,
dan teori-teori IPA. Sedangkan ilmu pengetahuan alam sebagai proses
yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.
Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses
sains (science process skills). Keterampilan tersebut dilakukan oleh
para ilmuwan yang berupa keterampilan mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Terakhir adalah ilmu
pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah ini harus dimiliki oleh
seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan
mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Sulistyorini (dalam Susanto,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2013:169) menyebutkan ada sembilan aspek yang dikembangkan dari
sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu sikap ingin tahu, ingin
mendapat sesuatu yang baru, sikap bekerja sama, tidak putus asa,
tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas,
dan kedisiplinan diri.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan secara langsung dalam menumbuhkan sikap ilmiah
terhadap konsep-konsep IPA serta memiliki tiga klasifikasi yaitu
produk, proses, dan sikap ilmiah.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Susanto (2013: 171) mengungkapkan bahwa pembelajaran sains
di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih
terpadu karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata
pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains
di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP)
adalah sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
5) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.
c. Pengertian Panas
Energi panas merupakan salah satu energi yang sangat berguna
bagi manusia. Sumber energi panas merupakan segala sesuatu yang
dapat menghasilkan panas. Sumber energi panas terbesar yang ada di
bumi berasal dari matahari (Sumantoro dan Hermana, 2009: 142).
Sumber energi panas yang dihasilkan matahari dapat menghangatkan
tubuh manusia, membantu proses fotosintesi pada tumbuhan,
menerangi bumi, dan dapat digunakan dalam membantu aktivitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti mengeringkan pakaian,
membuat garam, menjemur ikan, dan lain-lain. Selain matahari,
sumber panas dapat berasal dari api. Api mengeluarkan panas yang
digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti memasak,
membakar sampah, menghidupkan mesin, dan lain-lain.
d. Perpindahan Panas
Panas merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah.
Panas dapat mengakibatkan benda-benda menjadi panas atau dingin.
Suatu benda menjadi panas jika ditambahkan energi panas.
Sebaliknya, suatu benda menjadi dingin jika kehilangan panas
(Sumantoro dan Hermana, 2009: 145). Panas dapat berpindah melalui
tiga cara, yaitu:
1) Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan panas pada benda padat
melalui zat perantara tanpa diikuti perpindahan partikel-partikel
zat tersebut (Sumantoro dan Hermana, 2009: 147). Perpindahan
panas secara konduksi berpindah dari benda yang memiliki suhu
tinggi menuju ke benda yang bersuhu rendah. Panas yang
dipindahkan secara konduksi dipengaruhi bahan zat perantaranya.
Ada zat perantara yang bersifat konduktor (mudah menghantarkan
panas). Konduktor ada pada bahan logam diantaranya besi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
tembaga, aluminium, dan baja. Ada pula zat perantara yang
bersifat isolator (sukar menghantarkan panas) antara lain kayu,
plastik, kaca, karet, dan kain.
Perpindahan panas secara konduksi sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh perpindahan panas dalam
kehidupan sehari-hari yaitu:
a) Gagang panci yang terasa panas pada saat disentuh tangan.
b) Melelehnya mentega pada saat sendok logam dipanaskan.
c) Ayam mengerami telur.
d) Jika memanaskan ujung besi maka panas tersebut akan
merambat sampai ujung lainnya.
2) Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan panas yang
perpindahannya melalui zat perantara dan diikuti perpindahan
partikel-partikel zat tersebut (Sumantoro dan Hermana, 2009:
147). Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada benda
gas dan benda cair. Jika benda cair atau gas dipanaskan, maka
benda yang dipanaskan tersebut akan bergerak ke atas, sedangkan
benda cair dan gas yang lebih dingin akan mengalir ke tempat
yang lebih panas sehingga terjadi perputaran.
Perpindahan panas secara konveksi sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh perpindahan panas
secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a) Air yang direbus di dalam panci.
b) Pergantian udara dengan adanya jendela dan ventilasi udara.
c) Terjadinya angin darat dan angin laut
3) Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan panas yang terjadi karna
adanya pancaran tanpa melalui zat perantara (Sumantoro dan
Hermana, 2009: 149). Contoh perpindahan panas secara radiasi
dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a) Sinar matahari sampai ke bumi melalui ruang hampa udara.
b) Telur ayam ditetaskan dengan bantuan lampu.
c) Menjemur pakaian
5. Karakteristik Siswa Kelas V
Piaget (dalam Thobroni, 2015: 81) berpendapat bahwa proses belajar
harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui
siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap yaitu: tahap sensori
motor (0-2 tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap operasional
konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
Pada teori tahapan perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Piaget
di atas, dapat diketahui bahwa anak usia sekolah dasar kelas V berada
pada tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun). Pada rentang usia
tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku bahwa anak mulai
memandang dunia secara objektif. Selain itu anak mulai berpikir secara
operasional dan mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa yang
konkret. Hal tersebut dapat dilihat dengan kemampuan anak yang mampu
mengklasifikasi benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya. Anak
juga mampu membentuk dan menghubungkan aturan-aturan, prinsip
ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena
itu, pembelajaran harus dilakukan secara langsung dan diaplikasikan
dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan anak. Apabila anak melalui perkembangan yang baik maka
anak dapat melalui kehidupan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Havighurst
(dalam Susanto, 2013: 72) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan
adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu
dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bangga dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugas berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa siswa kelas V berada dalam tahap operasional konkret
dan memiliki beberapa karakteristik yaitu, siswa mampu memahami
peristiwa secara konkret, mampu membentuk dan menghubungkan
konsep sederhana, melakukan pembelajaran secara langsung, dan sesuai
dengan kehidupan sehari-hari.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian dilakukan oleh Sulastri (2013) dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang kurang
maksimal menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas dengan sampel penelitian adalah kelas V SDN Cilaku Curug
Serang yang berjumlah 33. Berdasarkan penelitian, terjadi peningkatan hasil
belajar siswa baik dalam aktivitas maupun hasil belajar. Dengan nilai rata-rata
siswa sebagai berikut: Siklus I 62,42 dengan persentase 39,39%, siklus II
75,15 dengan persentase 69,69% dan siklus III 85,45 dengan persentase
84,84%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
tentang konsep pesawat sederhana dengan menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) pada hasil tes belajar siswa mengalami peningkatan
tiap siklusnya.
Penelitian dilakukan oleh Endrawati dan Suartana (2016) dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Power
Point untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK
Negeri 2 Tabanan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media power point pada
pengolahan dan penyajian makanan Indonesia untuk meningkatkan kreativitas
dan hasil belajar siswa kelas XI.3 Tata Boga SMK Negeri 2 Tabanan.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah sampel 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
siswa. Berdasarkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif
diperoleh hasil penelitian: 1) terjadi peningkatan kreativitas belajar setelah
diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I memperoleh
rata-rata kreativitas 73,25% dengan kategori baik dan pada siklus II
memperoleh rata-rata kreativitas 85,62% pada kategori baik. 2) terjadi
peningkatan hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah pada siklus I memperoleh rata-rata 73,9% dengan kategori baik,
sedangkan pada siklus II memperoleh rata-rata 84,08% dengan kategori
sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar dan kreativitas siswa dengan penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah berbantuan media power point.
Penelitian dilakukan oleh Betari (2016) dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Pada Pembelajaran IPA di SD”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui
pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada
konsep daur air dan peristiwa alam di kelas V SD. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas model John Elliot yang terdiri dari 3
siklus dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 35 siswa. Hasil yang
diperoleh pada siklus I rata-rata nilai kemampuan literasi sains sebesar 48,
72%. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan literasi sains siswa sebesar
60,00%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kemampuan literasi sains
siswa mencapai 75,36%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran IPA
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.
Penelitian ini dilakukan untuk menguatkan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti di atas. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah peneliti melakukan penelitian dengan variabel
kreativitas, hasil belajar, dan menggunakan penelitian tindakan kelas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang
diteliti yaitu kreativitas dan hasil belajar pada siswa SD. Selain itu, perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penelitian ini terletak pada materi pelajaran. Materi pelajaran yang diteliti
adalah materi pelajaran kelas V tentang panas dan perpindahannya.
Berikut ini merupakan bagan penelitian yang relevan yang digunakan
peneliti untuk mencari persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
yang dianggap sebagai mata pelajaran hafalan. Pada saat proses belajar
mengajar dituntut untuk belajar dan memahami materi dengan cara
menghafal. Hal tersebut juga terjadi pada saat pembelajaran di kelas V SD.
Sulastri melakukan
sebuah penelitian yang
berjudul penerapan
Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
(PBM) untuk
meningkatkan hasil
belajar siswa pada
konsep pesawat
sederhana
(2013)
Betari melakukan
sebuah penelitian yang
berjudul peningkatan
kemampuan literasi
sains siswa melalui
penerapan Pembelajaran
Berbasis Masalah pada
pembelajaran IPA di SD
(2016)
Endrawati dan Suartana
melakukan sebuah
penelitian yang berjudul
penerapan Model
Pembelajaran Berbasis
Masalah berbantuan
media power point
untuk meningkatkan
kreativitas dan hasil
belajar siswa di SMK
Negeri 2 Tabanan”
(2016)
Peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V materi
pokok panas dan perpindahannya melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Guru meminta siswa untuk menghafal materi yang terdapat pada buku dan
meminta siswa untuk maju ke depan secara bergantian. Pada saat guru
memberikan jeda waktu untuk menghafal, banyak siswa justru berbicara
dengan teman yang ada di sampingnya dan juga ada beberapa siswa yang
bermain pensil. Alhasil banyak siswa yang tidak maju ke depan karena belum
menghafalkan materi yang diminta oleh guru. Sikap anak tersebut
menunjukkan bahwa siswa tidak dapat memperoleh hasil belajar. Dari hasil
observasi pembelajaran, nampak bahwa pembelajaran kurang
mengoptimalkan kreativitas siswa. Siswa cenderung hanya menghafal dan
tidak dapat mengkombinasikan pengetahuan dengan pengalaman atau
kegiatan anak sehari-hari. Penggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran IPA di dalam kelas diperlukan agar dapat meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menyajikan permasalahan nyata kepada siswa untuk diselidiki sehingga siswa
dapat belajar berpikir kreatif dan memperoleh pengetahuan. Model
pembelajaran ini mampu mengajak siswa untuk menyelesaikan atau
menyelidiki sebuah permasalahan dengan melakukan percobaan pada buku,
atau berdasarkan pengalaman. Hal itu dapat membantu siswa dalam
menemukan dan memperoleh pengetahuan secara mandiri. Apabila siswa
memperoleh pengetahuan secara mandiri maka pengetahuan tersebut akan
selalu diingat oleh siswa sehingga pada saat menghadapi permasalahan yang
sama siswa mampu menyelesaikannya. Selain itu, Model Pembelajaran
Berbasis Masalah juga mampu membantu siswa dalam menggabungkan
beberapa materi yang ada. Siswa juga dapat mengahasilkan sebuah karya
baru.
Penjelasan mengenai permasalahan yang terjadi di kelas V SD Negeri
Nogopuro menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang
hasil belajar dan kreativitas siswa. Melalui Model Pembelajaran Berbasis
Masalah, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kelas V SD Negeri Nogopuro tahun ajaran 2019/2020 pada materi panas dan
perpindahannya. Berikut ini adalah gambar kerangka berpikir peneliti.
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir
di atas peneliti mengemukakan hipotesis bahwa:
1. Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Nogopuro pada materi pokok panas dan perpindahannya melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ditempuh dengan melakukan
penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah: a) orientasi siswa
pada masalah; b) mengorganisasi siswa untuk belajar; c) membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok; d) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya; dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2. Penerapanan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro pada
materi pokok panas dan perpindahannya.
Menerapkan Model
Pembelajaran Berbasis
Masalah
Kreativitas dan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri
Nogopuro rendah
Kreativitas dan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri
Nogopuro meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Nengeri Nogopuro pada materi pokok
panas dan perpindahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian,
setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis data, dan kriteria
keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Uno, Lamatenggo, dan Koni (2011:63), Penelitian
Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah. Peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) karena terjadi permasalahan selama proses
pembelajaran yang berkaitan dengan kreativitas dan hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa, sehingga diperlukan tindakan agar proses pembelajaran
menjadi lebih baik. Suryadi dan Berdianti (2018:107) mengungkapkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar disebuah kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model
Penelitian Tidakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar,
2008:71) meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus
penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart tersaji pada gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 3.1 Siklus PTK Model dari Kemmis dan Taggart
Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Menurut Uno,
Lamatenggo, dan Koni (2011:88), dalam pelaksanaan sesungguhnya, jumlah
siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan kunci dari penelitian tindakan kelas model Kemmis
dan Taggart yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
(dalam Kunandar, 2008:71).
Siklus I
Siklus II
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Observasi
Perencanaan Tindakan
Refleksi Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang dilakukan
secara kritis dengan tujuan untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud dalam penelitian adalah tindakan yang dilakukan
secara sadar dan terkendali yang disertai niat untuk dapat memperbaiki
keadaan.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait
dengan melakukan kegiatan pengumpulan data yang berupa proses
perubahan kinerja proses belajar mengajar.
4. Refleksi
Refleksi yang dimaksud dalam penelitian adalah mengingat dan
merenungkan suatu tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi
membantu penliti dalam memberikan perbaikan rencana yang akan
dilaksanakan pada penelitian berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan apabila belum berhasil
akan berlanjut pada siklus berikutnya. Permasalahan yang ada dalam penelitian
ini yaitu kurangnya kreativitas dana hasil belajar siswa kelas V pada
pembelajaran IPA di SD Negeri Nogopuro. Oleh karena itu, melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan kreativitas dan hasil
belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA di SD Negeri Nogopuro dapat
meningkat.
B. Setting Penelitian
Pada sub bab setting penelitian, berisi paparan mengenai tempat
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nogopuro yang berlokasi di Jalan
Nogopuro No. 3 Gowok, Catirtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang
berjumlah 29 siswa terdiri dari 18 laki laki dan 11 perempuan pada tahun
ajaran 2019/2020.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V
materi panas dan perpindahannya melalui model pembelajaran berbasis
masalah tahun ajaran 2019/2020.
4. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2019 sampai
bulan Mei 2020. Berikut ini jadwal kegiatan yang dilakukan peneliti.
a. Bulan Oktober 2019 peneliti melakukan observasi dan izin penelitian
b. Bulan November 2019 sampai minggu kedua bulan Desember 2019
peneliti melakukan penyusunan proposal dan instrumen penelitian.
c. Minggu ketiga bulan Desember 2019 sampai minggu kedua bulan
Januari 2020 peneliti melakukan validasi instrumen dan pengambilan
data kondisi awal.
d. Minggu kedua sampai minggu ketiga bulan Januari peneliti
melaksanakan penelitian Siklus I dan Siklus II di SD Negeri Nogopuro.
e. Bulan Februari 2020 peneliti mengolah data hasil penelitian.
f. Bulan Maret 2020 sampai Juni 2020 peneliti melakukan penyusunan
laporan.
C. Rencana Tindakan
Kegiatan yang peneliti lakukan pada rencana tindakan meliputi persiapan
dan melaksanakan rencana tindakan siklus I dan siklus II.
1. Persiapan
Penelitian ini disesuaikan dengan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap
ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nogopuro untuk
melakukan penelitian di SD Negeri Nogopuro.
b. Peneliti meminta surat izin dari kampus Universitas Sanata Dharma
untuk melakukan penelitian di SD Negeri Nogopuro.
c. Peneliti melakukan observasi awal di kelas V SD Negeri Nogopuro
untuk mengetahui kondisi siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
d. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan
proses pembelajaran.
e. Peneliti menganalisis permasalahan dan menemukan solusi untuk
memperbaiki permasalahan yang terjadi.
f. Peneliti menyusun proposal penelitian.
g. Peneliti merumuskan hipotesis.
h. Peneliti menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.
i. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi,
lembar kuesioner, dan lembar soal evaluasi.
j. Peneliti melakukan uji validasi instrumen kepada ahli dan siswa.
k. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati kreativitas siswa kelas
V SD Negeri Nogopuro ketika mengikuti pembelajaran tematik.
l. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPPH,
LKPD, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang telah disusun,
kemudian dikolaborasikan dengan penerapan model pembelajaran
berbasis masalah.
m. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada
saat melakukan penelitian.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Nogopuro
diperoleh gambaran mengenai kondisi kelas, maka langkah berikutnya
adalah melaksanakan tindakan dalam dua siklus. Adapun rencana tindakan
yang telah peneliti susun sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Siklus I
Pada siklus pertama, peneliti melaksanakan pembelajaran sebanyak
dua kali dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.
1. Rencana Tindakan
Rencana yang peneliti lakukan pada siklus I adalah menyusun
perangkat pembelajaran seperti RPPH, LKPD, soal evaluasi siklus
I, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
pada saat melaksanakan tindakan. Pada saat melakukan percobaan,
siswa akan dibagi menjadi 5 kelompok belajar dengan tiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan
sesuai dengan tempat duduk siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melaksanakan
pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-
langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I:
a) Pertemuan 1
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru mengucapkan salam
(b) Salah satu siswa memimpin doa
(c) Guru melakukan absensi kepada siswa
(d) Siswa diajak menyanyikan lagu perpindahan kalor
dengan nada dasar lagu “Pelangi-Pelangi”. (Motivasi)
(e) Guru melakukan tanya jawab tentang berkaitan dengan
materi perpindahan panas secara konduksi. (Apersepsi)
(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta Langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan. (Orientasi)
(2) Kegiatan Inti
(Langkah 1. Memberikan orientasi masalah kepada
siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(a) Siswa melihat video tentang luka bakar akibat terkena
setrika panas.
(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait dengan
video untuk menemukan masalah yang berkaitan
perpindahan panas secara konduksi.
(Langkah 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)
(c) Siswa menyebutkan contoh perpindahan panas secara
konduksi yang serupa dengan tayangan video.
(d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(Langkah 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok)
(e) Siswa melakukan percobaan mengenai perpindahan
panas secara konduksi.
(f) Setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk
melakukan percobaan
(Langkah 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil)
(g) Siswa berdiskusi tentang hasil percobaan bersama
kelompok
(h) Setiap kelompok membuat diagram tentang hasil
percobaan sesuai dengan kreativitas kelompok.
(i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas.
(j) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
(3) Kegiatan Penutup
(Langkah 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil)
(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
kesulitan yang dihadapi dan tindak lanjut yang akan
dilaksanakan setelah pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(c) Guru memberikan penguatan terkait materi.
(d) Salah satu siswa memimpin doa.
(e) Guru mengucapkan salam penutup.
b) Pertemuan 2
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru mengucapkan salam
(b) Salah satu siswa memimpin doa
(c) Guru melakukan absensi kepada siswa
(d) Guru mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat.
(Motivasi)
(e) Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi
sebelumnya dan materi perpindahan panas secara
konveksi. (Apersepsi)
(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan langkah-langkah proses pembelajaran.
(Orientasi)
(Langkah 1. Memberikan orientasi masalah kepada
siswa)
(g) Siswa melihat video orang yang berdiri di depan jendela
yang berkaitan dengan materi perpindahan panas secara
konveksi.
(h) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan
dengan video.
(2) Kegiatan Inti
(Langkah 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)
(i) Siswa menemukan peristiwa yang serupa dengan video
dalam kehidupan sehari hari.
(j) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
(Langkah 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
(k) Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara
konveksi.
(l) Setiap kelompok berdiskusi mengenai perpindahan
panas secara konveksi.
(m) Siswa mengaitkan perpindahan panas secara konveksi
dalam kehidupan sehari-hari
(Langkah 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil)
(n) Siswa membuat laporan percobaan berupa gambar
langkah-langkah percobaan.
(o) Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.
(p) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
(3) Kegiatan Penutup
(Langkah 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil)
(a) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi
yang telah dipelajari.
(b) Siswa mendapat penguatan terkait materi dan tindak
lanjut yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran.
(c) Siswa mengerjakan soal evalusi siklus I
(d) Salah satu siswa memimpin doa.
(e) Guru mengucapkan salam penutup.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui
tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada
pelaksanaan proses pembelajaran. Kegiatan observasi juga
membantu peneliti dalam memperoleh data kreativitas siswa
selama pembelajaran berlangsung. Pengambilan data dilakukan
dengan mengisi lembar observasi dan angket kuesioner pada akhir
pertemuan siklus I. Data kreativitas siswa tersebut akan
menunjukkan ada atau belumnya peningkatan setelah penerapan
model pembelajaran berbasis masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Refleksi
Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk
mengevaluasi tentang proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pada siklus I. Hal tersebut berguna untuk menganalisis
keberhasilan maupun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti akan membandingkan data kondisi awal
kreativitas dan hasil belajar siswa dengan hasil kreativitas dan hasil
belajar siswa pada siklus I. Pedoman yang digunakan peneliti
dalam membandingkan kedua data mengacu pada indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya yang
dilakukan peneliti adalah merencanakan perbaikan dan tindak
lanjut pada saat melaksanakan pembelajaran di siklus II.
b. Siklus II
Kegiatan yang peneliti lakukan pada siklus II hampir sama dengan
pelaksanaan siklus I. Hal yang membedakan antara siklus I dan siklus II
adalah pemberian tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada
pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan pembagian kelompok dengan
cara berhitung. Hal tersebut dilakukan agar siswa mampu berkolaborasi
dengan semua siswa tanpa membedakan kemampuan setiap siswa. Pada
siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran sebanyak dua kali dengan
alokasi waktu 4 x 35 menit.
1. Rencana Tindakan
Peneliti memperbaiki kekurangan yang terdapat pada
pertemuan siklus I. Rencana yang peneliti lakukan pada siklus II
adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPPH, LKPD,
soal evaluasi siklus II, dan mempersiapkan media pembelajaran
yang akan digunakan pada saat melaksanakan tindakan. Pada saat
melakukan percobaan, siswa akan dibagi menjadi 5 kelompok
belajar dengan tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian
kelompok dilakukan dengan berhitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti melaksanakan
pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-
langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II:
a) Pertemuan 1
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru mengucapkan salam
(b) Salah satu siswa memimpin doa
(c) Guru melakukan absensi
(d) Siswa menyanyikan lagu “Api Unggun”. (Motivasi)
(e) Guru melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya
dan materi peprindahan panas secara radiasi.
(Apersepsi)
(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan langkah-langkah proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan. (Orientasi)
(2) Kegiatan Inti
(Langkah 1: Memberikan orientasi masalah kepada siswa)
(a) Siswa melihat video tentang api unggun pada saat
berkemah.
(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan
video api unggun yang berkaitan dengan perpindahan
panas secara radiasi.
(Langkah 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)
(c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
(Langkah 3: Memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok)
(d) Siswa bersama kelompok melakukan percobaan tentang
perpindahan panas secara radiasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
(e) Setiap kelompok bekerja sama untuk melakukan
percobaan.
(Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya)
(f) Siswa bersama kelompok berdiskusi mengenai hasil
percobaan.
(g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas.
(h) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
(3) Kegiatan Penutupan
(Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil)
(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
kesulitan yang dihadapi beserta tindak lanjut yang
dilakukan siswa setelah proses pembelajaran.
(c) Guru memberikan penguatan terkait materi yang
dipelajari.
(d) Salah satu siswa memimpin doa.
(e) Guru mengucapkan salam penutup.
b) Pertemuan 2
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru mengucapkan salam pembuka
(b) Salah satu siswa memimpin doa
(c) Guru melakukan absensi
(d) Siswa melakukan tepuk semangat. (Motivasi)
(e) Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi
pada pertemuan sebelumnya. (Apersepsi)
(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. (Orientasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(2) Kegiatan Inti
(Langkah 1: Memberikan orientasi masalah kepada
siswa)
(a) Guru menyajikan beberapa gambar tentang perpindahan
panas dalam kehidupan sehri-hari.
(b) Guru dan siswa melakukan tanya jawab berkaitan
dengan gambar yang ditampilkan.
(Langkah 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)
(c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
(Langkah 3: Memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok)
(d) Setiap kelompok diminta untuk membuat mind map.
(e) Setiap kelompok saling bekerja sama untuk membuat
mind map.
(Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil)
(f) Siswa berdiskusi secara berkelompok mengenai hasil
percobaan.
(g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
(h) Kelompok yang lain saling memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
(3) Kegiatan Penutup
(Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil)
(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
(b) Guru memberikan penguatan terkait materi yang telah
dipelajari dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
(c) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II.
(d) Salah satu siswa memimpin doa.
(e) Guru mengucapkan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui
tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada pelaksanaan
proses pembelajaran. Kegiatan observasi juga membantu peneliti
dalam memperoleh data kreativitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Data kreativitas siswa tersebut akan menunjukkan ada
atau tidaknya peningkatan setelah penerapan model pembelajaran
berbasis masalah.
4. Refleksi
Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk
mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
siklus II. Hal tersebut berguna untuk menganalisis keberhasilan
maupun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran.
Peneliti akan membandingkan data siklus I kreativitas dan hasil
belajar siswa dengan hasil kreativitas dan hasil belajar siswa pada
siklus II. Pedoman yang digunakan peneliti dalam membandingkan
kedua data mengacu pada indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes
dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes tertulis, sedangkan teknik non tes
yang digunakan adalah observasi, kuesioner kreativitas siswa, dan penilaian
produk.
1. Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan
dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2007: 170). Tes digunakan
sebagai alat untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai
yang diperoleh dari pelaksanaan tes (Trianto, 2010: 61). Jenis tes yang
digunakan yaitu tes objektif pilihan ganda. Teknik tes diberikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
siswa dengan tujuan agar diperoleh data hasil belajar kognitif siswa melalui
pemberian soal evaluasi. Soal evaluasi diberikan sebanyak dua kali pada
akhir penelitian siklus I dan akhir penelitian siklus II.
2. Non Tes
a) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2007:
158). Observasi dilakukan guna untuk mengamati kreativitas siswa
selama pembelajaran. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi
terstruktur. Observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan
secara sistematis sehingga mengetahui tentang hal apa yang diamati,
kapan, dan dimana tempat observasi. Observasi dilakukan oleh observer
pada saat pembelajaran berlangsung dengan memberikan centang pada
lembar observasi.
b) Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis pula oleh responden (Margono, 2007: 167). Jenis kuesioner
yang peneliti gunakan adalah kuesioner terstruktur atau disebut dengan
kuesioner tertutup. Kuesioner ini diberikan dengan tujuan agar
diperoleh data kreativitas siswa. Pada pelaksanaannya, kuesioner
diberikan sebanyak tiga kali yaitu pada saat pra penelitian, akhir
penelitian siklus I, dan akhir penelitian siklus II.
c) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap pembuatan dan kualitas
suatu produk (Jihad dan Haris, 2012: 111). Penilaian produk
dilaksanakan menggunakan cara skala penilaian analitis, yaitu sebuah
penilaian yang ditentukan dengan adanya beberapa kriteria. Penilaian
produk dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh
data hasil kreativitas siswa melalui produk yang dihasilkan siswa.
Produk yang dihasilkan oleh siswa berupa produk hasil karya seni
berupa gambar diagram, gambar langkah kerja, dan mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pemberian penilaian produk dilakukan sebanyak tiga kali yaitu dua kali
pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan satu kali pada pelaksanaan
pembelajaran siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi,
lembar kuesioner, rubrik penilaian produk, dan tes.
1. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes
(Trianto, 2010: 61). Pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa
dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada siswa sebanyak dua
kali pada setiap akhir pelaksanaan siklus I dan siklus II. Bentuk soal
evaluasi yang peneliti berikan berupa soal objektif pilihan ganda dengan
jumlah 20 soal. Pemberian skor pada soal objektif pilihan ganda dilakukan
dengan ketentuan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk
jawaban yang salah. Pembuatan soal evaluasi yang peneliti buat
berpedoman pada kisi-kisi soal yang telah disusun. Kisi-kisi soal evaluasi
siklus I sebelum validasi tersaji pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara konduksi
dalam kehidupan
sehari-hari.
1 Panas dapat berpindah dari ….
a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi.
b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu minus
d. Benda bersuhu nol ke benda bersuhu 100
2 Perpindahan panas melalui zat perantara dinamakan ….
a. Konveksi
b. Radiasi
c. Konduksi
d. Konjungsi
4 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik
dinamakan ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Radiator
5 Alat di bawah ini yang memiliki cara kerja
perpindahan panas secara konduksi adalah ….
a. Lampu pijar
b. Kompor
c. Setrika
d. Oven
8 Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik adalah ….
a. Karet
b. Kertas
c. Besi
d. Gabus
9 Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut
terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
perpindahan panas secara....
a. Konduksi
b. Kondensasi
c. Konveksi
d. Radiasi
10 Berikut ini adalah benda konduktor, kecuali....
a. Besi
b. Karet
c. Baja
d. Alumunium
11 Sinar matahari sampai ke bumi merupakan
perpindahan panas secara....
a. Konduksi
b. Radiasi
c. Konveksi
d. Evaporasi
12 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah ....
a. Dinamometer
b. Amperemeter
c. Speedometer
d. Termometer
13 Solder memanfaatkan perpindahan panas secara. ....
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Respirasi
d. Konduksi
15 Berikut yang merupakan ciri-ciri perpindahan kalor
secara konduksi adalah....
a. Kalor dan zat perantaranya sama-sama berpindah
b. Kalor berpindah tetapi zat perantaranya tetap
c. Kalor berpindah tetapi zat perantaranya lenyap
d. Kalor dan zat perantaranya tetap tidak berpindah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
18 Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. ....
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Konduktor
d. Radiasi
19 Setrika listrik merupakan alat yang cara kerjanya
menggunakan prinsip perpindahan panas secara....
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Konduktor
d. Radiasi
21 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan
baik dinamakan ….
a. Isolator
b. Konduktor
c. Generator
d. Semi konduktor
22 Termos air panas berfungsi sebagai ….
a. Wadah panas
b. Sumber panas
c. Isolator panas
d. Konduktor panas
23 Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari
benda ….
a. Konduktor
b. Semi konduktor
c. Isolator
d. Mudah memuai
24 Aluminium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-
alat dapur seperti panci karena ….
a. Merupakan konduktor yang baik
b. Merupakan isolator yang baik
c. Merupakan benda yang ringan
d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan
25 Cangkir yang terisi air panas maka gagangnya akan
terasa panas juga. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
perpindahan panas secara ….
a. Kondensasi
b. Konveksi
c. Radiasi
d. Konduksi
26 Di bawah ini yang merupakan contoh benda konduktor,
kecuali ….
a. Baja
b. Aluminium
c. Karet
d. Besi
27 Logam akan semakin mudah menghantarkan panas
apabila ….
a. Semakin tebal dan Panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
b. Semakin kecil dan berat
c. Semakin tipis dan luas
d. Semakin berkarat dan lapuk
28 Contoh benda yang memanfaatkan konduktor dan
isolator secara bersamaan adalah ….
a. Setrika
b. Pisau
c. Termos
d. Ember
29 Berikut ini merupakan benda yang sangat baik
dimanfaatkan untuk membuat gagang panci adalah ….
a. Aluminium
b. Kayu
c. Kain
d. Besi
30 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan
baik jika terkena api maka akan ….
a. Mudah terbakar
b. Mudah memuai
c. Mudah menyerap api
d. Mudah dingin
32 Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik
biasanya dapat menghantarkan ….
a. Aliran listrik
b. Aliran air
c. Aliran es
d. Aliran sinyal
33 Bahan dari plastik banyak digunakan sebagai tempat
makanan dan minuman karena memiliki sifat ….
a. Berat dan tahan api
b. Ringan dan tahan api
c. Ringan dan kedap air
d. Ringan dan tahan panas
34 Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….
a. Bagian alas besi
b. Bagian kabel tembaga
c. Bagian karet gagang
d. Bagian mur aluminium
35 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik
jika terkena api maka akan ….
a. Mudah terbakar
b. Mudah memuai
c. Mudah dingin
d. Mudah menyerap api
36 Termos merupakan tempat untuk menyimpan air agar
tetap panas. Bahan yang digunakan untuk membuat
termos adalah ….
a. Kaca, plastik, dan gabus
b. Aluminium, karet, dan kaca
c. Kaca, besi, dan plastik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
d. Gabus, kaca, dan kain
37 Ani sedang membantu ibu memasak. Tiba-tiba ia
menangis karena tangannya terkena wajan panas.
Peristiwa yang dialami Ani merupakan perpindahan
panas secara ….
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Radiasi
d. Kondensasi
38 Berikut ini contoh benda semikonduktor yaitu ….
a. Gelas
b. Gabus
c. Kain
d. Besi
40 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan
setengah isolator adalah ….
a. Semi konduktor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Kondensasi
3.6.2Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3 Air yang dimasak dalam panci bisa mendidih merata
ketika dipanaskan termasuk perpindahan panas secara
….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Respirasi
d. Evaporasi
6 Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk
perpindahan panas secara ….
a. Konduksi
b. Radiasi
c. Konduktor
d. Konveksi
7 Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada
benda ….
a. Padat dan cair
b. Cair dan gas
c. Gas dan padat
d. Padat dan keras
14 Perhatikan gambar di bawah ini!
Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara.....
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Konduksi
d. Induksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
16 Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor yang
dapat kita rasakan semakin. ....
a. Besar
b. Kecil
c. Dingin’
d. Hangat
17 Nelayan pergi berlayar pada waktu malam hari dengan
memanfaatkan.....
a. Angin darat
b. Angin laut
c. Angin fohn
d. Angin musim
20 Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan dalam
membuktikan cara perpindahan panas secara konveksi,
ketika es batu dimasukkan ke dalam air hangat apa
yang terjadi?
a. Ukuran es batu tetap
b. Air hangat menjadi dingin
c. Ukurannya mengecil dan mencair
d. Es batu mengecil dan tidak mencair.
31 Waktu kita memasak maka terjadi perpindahan panas
secara ….
a. Kondensasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
39 Perpindahan kalor secara konveksi akan
mengakibatkan ….
a. Angin pasang dan angin surut
b. Angin surut dan angin laut
c. Angin laut dan angin darat
d. Angin laut dan angin pasang
Soal evaluasi siklus I sebelum validasi terdiri dari 40 butir soal.
Sementara itu, kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum validasi tersaji pada
tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sebelum Validasi
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara konduksi
5 Ketika siang hari yang terik dengan menggunakan baju
hitam, badan akan terasa panas. Hal ini disebabkan
karena ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Warna hitam penyerap kalor yang baik
b. Warna hitam bukan penyerap kalor yang biak
c. Warna hitam tidak menyerap lebih banyak kalor
d. Warna hitam memantulkan seluruh kalor
7 Jaket berbahan wol membuat badan kita hangat saat
dipakai meskipun cuaca dingin. Hal ini dikarenakan
kain wol ….
a. Melepaskan panas udara di dalam tubuh
b. Meneruskan panas udara dari dalam tubuh
c. Menyerap panas dari luar
d. Menahan panas tubuh di dalam baju
9 Pada malam hari orang yang memakai baju hitam akan
merasa lebih dingin dibandingkan orang yang memakai
baju putih. Hal ini disebabkan oleh ….
a. Warna hitam menyerap suhu tubuh
b. Warna putih menyerap kalor yang dikeluarkan
tubuh
c. Warna hitam tidak menyerap suhu tubuh
d. Warna putih menyerap panas dari luar
10 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah ….
a. Dynamometer
b. Amperemeter
c. Speedometer
d. Thermometer
11 Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat
perantaranya disebut perpindahan kalor secara….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
12 Perpindahan kalor secara konduksi biasanya terjadi
pada ….
a. Zat cair
b. Zat padat
c. Zat gas
d. Zat perantara
13 Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-
hari, kecuali ….
a. Ujung spatula terasa panas saat menggerong ikan
b. Besi yang dipanaskan dengan api
c. Air yang mendidik saat dimasak
d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh
knalpot kendaraan.
14 Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….
a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi
b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah
d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi
15 Penghantar panas yang baik disebut dengan ….
a. Isolator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
b. Kondukstor
c. Semi konduktor
d. Radiator
16 Contoh benda dengan penghantar panas yang baik
adalah ….
a. Ebonit
b. Plastic
c. Kayu
d. Logam
17 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan
setengah isolator adalah ….
a. Konvektor
b. Semi konduktor
c. Radiator
d. Konduktor
18 Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Radiator
d. Isolator
19 Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….
a. Ebonit
b. Kayu
c. Logam
d. Besi
20 Contoh benda yang merupakan semi konduktor adalah
….
a. Gabus
b. Kayu
c. Besi
d. Gelas
31 Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan
panas adalah ….
a. Oven dan blender
b. Kulkas dan blender
c. Oven dan setrika
d. Kulkas dan setrika
3.6.2Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
21 Perubahan kalor yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya adalah ….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
22 Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya
terjadi pada zat ….
a. Gas dan cair
b. Cair dan padat
c. Padat dan gas
d. Gas
23 Perpindahan secara konveksi dapat diumpamakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
dengan kegiatan ….
a. Membakar besi dengan api
b. Menghangatkan tubuh di dekat api unggun
c. Memasak air hingga mendidik
d. Memasak dengan spatula
24 Perpindahan kalor secara konveksi akan
mengakibatkan ….
a. Angin pasang dan angin surut
b. Anger surut dan angin laut
c. Angin pasang dan angin darat
d. Angin darat dan angin laut
25 Angin darat terjadi karena udara di darat pada malam
hari lebih cepat dingin daripada udara di laut, sehingga
….
a. Udara yang berada di atas laut akan naik
b. Udara yang berada di darat akan naik
c. Udara yang berada di atas laut akan turut
d. Udara yang berada di darat akan turun
26 Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di
laut. Hal ini disebut juga dengan ….
a. Angin darat
b. Angin laut
c. Angin pasang
d. Angin surut
27 Angin laut sering dimanfaatkan untuk ….
a. Mencari garam
b. Menjemur garam
c. Petani menanam padi
d. Nelayan melaut
28 Berikut ini yang merupakan peristiwa konveksi yaitu
….
a. Menghangatkan tubuh di api unggun
b. Pemanfaatan ventilasi sebagai sirkulasi udara
c. Membuat teh dengan air panas
d. Proses cahaya matahari yang samapi ke bumi
29 Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan
….
a. Membeku
b. Menyusut
c. Memuai
d. Mencair
30 Berikut adalah perpindahan kalor secara konveksi yang
terjadi pada zat gas adalah ….
a. Pemanfaatan cerobong asap pabrik
b. Memasak air hingga mendidih
c. Memompa ban sepeda saat kempes
d. Air laut yang menguap dan naik ke daratan
3.6.3Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara radiasi dalam
1 Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat
perantara disebut ….
a. Konveksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
kehidupan sehari-hari. b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
2 Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara
radiasi adalah ….
a. Air panas yang mendidih
b. Besi yang dipanaskan
c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik
d. Orang yang merasa hangat di sekitas api unggun
3 Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah
melalui proses perpindahan panas secara ….
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Konduksi
4 Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas
secara radiasi, kecuali ….
a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya
b. Orang yang mersa hangat ketika berada di dekat
api unggun
c. Cahaya matahari sampai ke bumi
d. Besi yang dipanaskan dengan api
6 Sumber utama panas bagi bumi adalah ….
a. Angin
b. Bintang
c. Bulan
d. Matahari
8 Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena
….
a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah
b. Menahan panas udara di dalam rumah
c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah
d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah
32 Kalor dari panas matahari tidak dapat berpindah secara
konduksi karena ….
a. Dapat menembus atmosfer dengan baik
b. Terdapat ruang hampa udara di luar angkasa
c. Udara merupakan konduktor yang paling baik
d. Udara termasuk konduktor yang paling buruk
33 Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara
radiasi akan menyebabkan ….
a. Membakar benda yang ada di dekitar
b. Udara di sekitar terasa panas
c. Munculnya polusi udara
d. Udara di dekitar terasa dingin
34 Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam
perpindahan panas secara radiasi terjadi di ….
a. Ruang hampa
b. Udara
c. Awan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
d. Stratosfer
35 Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan
pada bidang peternakan adalah ….
a. Menambah kesehatan pada unggas
b. Mencegah hama unggas
c. Menetaskan telur unggas
d. Menerangi kendang
36 Pada peristiwa radiasi ada dua kejadian, yaitu ….
a. Benda bersuhu tinggi dan benda bersuhu rendah
menerima kalor
b. Benda bersuhu tinggi melepaskan kalor dan benda
bersuhu rendah menerima kalor
c. Benda bersuhu tinggi menerima kalor dan benda
bersuhu rendah melepaskan kalor
d. Benda bersuhu tinggi dan benda bersuhu rendah
melepaskan kalor
37 Semakin rendah suhu benda, maka ….
a. Semakin sulit menerima kalor dari lingkungannya
b. Semakin cepat melepaskan kalor dari
lingkungannya
c. Semakin kecil kalor dari lingkungannya
d. Semakin besar kalor dari lingkungannya
38 Faktor-faktor yang memengaruhi radiasi, kecuali ….
a. Penguapan
b. Luas permukaan benda
c. Suhu benda
d. Warna benda
39 Pada saat menjemur baju hitam basah dan baju putih
basah, maka lebih cepat kering baju yang berwarna
hitam karena disebabkan oleh ….
a. Penguapan’
b. Kecepatan angin
c. Lingkungan sekitar
d. Warna benda
40 Radiasi kalor berbentuk ….
a. Gelombang mekanik
b. Gelombang tranversal
c. Gelombang elektromagnetik
d. Gelombang longitudional
Jumlah soal evaluasi siklus II sebelum validasi berjumlah 40 butir. Setelah
melalui validasi, soal mengalami perubahan. Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi
siklus I sesudah validasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara konduksi
dalam kehidu-pan
sehari-hari.
1 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik
dinamakan ….
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Radiator
3 Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut
terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
perpindahan panas secara...
a. Konduksi
b. Kondensasi
c. Konveksi
d. Radiasi
4 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah. . . .
a. Dinamometer
b. Amperemeter
c. Speedometer
d. Termometer
7 Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. .
.
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Konduktor
d. Radiasi
8 Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari
benda ….
a. Konduktor
b. Semi konduktor
c. Isolator
d. Mudah memuai
9 Aluminium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-
alat dapur seperti panci karena ….
a. Merupakan konduktor yang baik
b. Merupakan isolator yang baik
c. Merupakan benda yang ringan
d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan
11 Berikut ini merupakan benda yang sangat baik
dimanfaatkan untuk membuat gagang panci adalah
….
a. Aluminium
b. Kayu
c. Kain
d. Besi
13 Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….
a. Bagian alas besi
b. Bagian kabel tembaga
c. Bagian karet gagang
d. Bagian mur aluminium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
14 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan
setengah isolator adalah ….
a. Semi konduktor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Kondensasi
16 Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik adalah ….
a. Karet
b. Kertas
c. Besi
d. Gabus
18 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan
baik dinamakan ….
a. Isolator
b. Konduktor
c. Generator
d. Semi konduktor
19 Logam akan semakin mudah menghantarkan panas
apabila ….
a. Semakin tebal dan Panjang
b. Semakin kecil dan berat
c. Semakin tipis dan luas
d. Semakin berkarat dan lapuk
20 Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik
biasanya dapat menghantarkan ….
a. Aliran listrik
b. Aliran air
c. Aliran es
d. Aliran sinyal
3.6.2 Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
2 Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk
perpindahan panas secara ….
a. Konduksi
b. Radiasi
c. Konduktor
d. Konveksi
5 Perhatikan gambar di bawah ini!
Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara. .
.
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Konduksi
d. Induksi
6 Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor
yang dapat kita rasakan semakin. . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
a. Besar
b. Kecil
c. Dingin
d. Hangat
10 Perpindahan kalor secara konveksi akan
mengakibatkan ….
a. Angin pasang dan angin surut
b. Angin surut dan angin laut
c. Angin laut dan angin darat
d. Angin laut dan angin pasang
12 Waktu kita memasak maka terjadi perpindahan panas
secara ….
a. Kondensasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
15 Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada
benda ….
a. Padat dan cair
b. Cair dan gas
c. Gas dan padat
d. Padat dan keras
17 Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan
dalam membuktikan cara perpindahan panas secara
konveksi, ketika es batu dimasukkan ke dalam air
hangat apa yang terjadi?
a. Ukuran es batu tetap
b. Air hangat menjadi dingin
c. Ukurannya mengecil dan mencair
d. Es batu mengecil dan tidak mencair.
Soal evaluasi siklus I setelah melalui validasi mengalami perubahan
menjadi 20 butir soal. Sementara itu soal evaluasi siklus II setelah validasi
dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara konduksi
dalam kehidupan
sehari-hari.
4 Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-
hari, kecuali ….
a. Ujung spatula terasa panas saat menggerong ikan
b. Besi yang dipanaskan dengan api
c. Air yang mendidik saat dimasak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh
knalpot kendaraan.
5 Penghantar panas yang baik disebut dengan ….
a. Isolator
b. Kondukstor
c. Semi konduktor
d. Radiator
6 Contoh benda dengan penghantar panas yang baik
adalah ….
a. Ebonit
b. Plastic
c. Kayu
d. Logam
7 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan
setengah isolator adalah ….
a. Konvektor
b. Semi konduktor
c. Radiator
d. Konduktor
8 Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Radiator
d. Isolator
9 Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….
a. Ebonit
b. Kayu
c. Logam
d. Besi
12 Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan
panas adalah ….
a. Oven dan blender
b. Kulkas dan blender
c. Oven dan setrika
d. Kulkas dan setrika
16 Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat
perantaranya disebut perpindahan kalor secara….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
17 Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….
a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi
b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah
d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi
3.6.2Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
10 Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di
laut. Hal ini disebut juga dengan ….
a. Angin darat
b. Angin laut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
c. Angin pasang
d. Angin surut
11 Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan
….
a. Membeku
b. Menyusut
c. Memuai
d. Mencair
18 Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya
terjadi pada zat ….
a. Gas dan cair
b. Cair dan padat
c. Padat dan gas
d. Gas
3.6.3Menganalisis konsep
perpindahan kalor
secara radiasi dalam
kehidupan sehari-hari.
1 Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat
perantara disebut ….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
2 Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara
radiasi adalah ….
a. Air panas yang mendidih
b. Besi yang dipanaskan
c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik
d. Orang yang merasa hangat di sekitas api unggun
3 Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas
secara radiasi, kecuali ….
a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya
b. Orang yang mersa hangat ketika berada di dekat
api unggun
c. Cahaya matahari sampai ke bumi
d. Besi yang dipanaskan dengan api
13 Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara
radiasi akan menyebabkan ….
a. Membakar benda yang ada di dekitar
b. Udara di sekitar terasa panas
c. Munculnya polusi udara
d. Udara di dekitar terasa dingin
14 Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah
melalui proses perpindahan panas secara ….
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Konduksi
15 Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena
….
a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah
b. Menahan panas udara di dalam rumah
c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator No.
Soal Soal
d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah
19 Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam
perpindahan panas secara radiasi terjadi di ….
a. Ruang hampa
b. Udara
c. Awan
d. Stratosfer
20 Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan
pada bidang peternakan adalah ….
a. Menambah kesehatan pada unggas
b. Mencegah hama unggas
c. Menetaskan telur unggas
d. Menerangi kendang
Setelah validasi, soal evaluasi siklus II juga mengalami perubahan
menjadi berjumlah 20 butir soal. Sementara itu, rincian pemberian skor
soal evaluasi untuk mendapatkan nilai akhir tersaji pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rincian Pemberian Skor Evaluasi
Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Total Tiap
Soal
Jumlah SKor
Total
Pilihan Ganda 20 1 20
Nilai akhir =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100
Soal evaluasi 1 untuk siklus I peneliti sajikan pada lampiran dan kunci
jawaban tersaji pada lampiran. Soal evaluasi 2 untuk siklus II peneliti
sajikan pada lampiran. dan kunci jawaban tersaji pada lampiran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan indikator kreativitas yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yang sudah dibahas pada bab
sebelumnya. Peneliti melakukan pengisian lembar observasi untuk
mengetahui tingkat kreativitas siswa ketika sebelum melaksanakan
penelitian dan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus I dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
siklus II. Kisi-kisi instrumen kreativitas siswa dapat peneliti sajikan pada
tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kreativitas Siswa
No Indikator Pernyataan
1. Memiliki ide yang unik - Memiliki ide yang unik
- Memiliki cara berpikir yang berbeda dari
guru dan teman-teman
- Memiliki pendapat yang berbeda dengan
teman-teman
2. Mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah
- Mencoba mencari informasi melalui
buku
- Menjawab beberapa soal yang berbeda
3. Memiliki rasa keindahan - Membuat sebuah karya untuk
menyelesaikan permasalahan
- Membuat karya dengan maksimal agar
terlihat indah
4. Memberikan banyak
gagasan terhadap suatu
masalah
- Memberikan banyak gagasan dalam
menyelesaikan permasalahan
- Memiliki banyak cara dalam
menyelesaikan permasalahan
5. Memiliki daya imajinasi - Menyelesaikan permasalahan
berdasarkan pengalaman
- Menyelesaikan permasalahan dengan
melihat kehidupan sehari-hari
3. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
sesuai dengan kondisi siswa yang bersangkutan. Lembar kuesioner
diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu saat sebelum dilaksanakan
penelitian, akhir pelaksanaan siklus I dan siklus II. Lembar kuesioner yang
diberikan peneliti kepada siswa berupa beberapa pertanyaan dan siswa
diberikan beberapa pilihan jawaban dalam skala yang sudah disediakan.
Skala yang digunakan peneliti mengacu pada Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap siswa dengan memberikan isian tanda
centang atau check list pada pernyataan pernyataan positif maupun
pernyataan negatif. Menurut Kurniawan (2018: 180) skala likert terdiri
dari lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Akan tetapi pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
jawaban yang peneliti gunakan pada lembar kuesioner meliputi sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)
seperti yang disampaikan Sukardi (2003:146). Hal tersebut dilakukan
untuk menghindari jawaban ragu-ragu yang akan dipilih siswa sehingga
peneliti mampu melihat sikap siswa yang sebenarnya. Ketentuan skor pada
skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Ketentuan Skor Skala Likert
Pilihan Jawaban
Skor
Pernyataan
Favorable
Pernyataan
Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 Sumber: Sukardi (2013:146)
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan antara skoring pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pada
pernyataan positif, siswa yang memilih jawaban sangat setuju mendapat
skor 4, setuju mendapat skor 3, tidak setuju mendapat skor 2, dan sangat
tidak setuju mendapat skor 1. Sedangkan pada pernyataan negatif, siswa
yang memilih jawaban sangat setuju mendapat skor 1, setuju mendapat
skor 2, tidak setuju mendapat skor 3, dan sangat tidak setuju mendapat
skor 4.
Sementara itu, kisi-kisi instrumen kuesioner kreativitas siswa tersaji
pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Kreativitas Siswa
No Indikator Pernyataan No. Butir
Kuesioner Favorable Unfavorable
1. Memiliki
ide yang
unik
Saya memiliki cara
berpikir yang
berbeda dari guru
dan teman-teman
saya dalam
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA
1
Saya memberikan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Indikator Pernyataan No. Butir
Kuesioner Favorable Unfavorable
bebrapa solusi dalam
menyelesaikan
permasalah soal
Saya
menyelesaikan
permasalah soal
IPA dengan cara
penyelesaian yang
sama dari yang
diberikan guru
6
Saya memiliki
pendapta yang
sama dengan
teman-teman saya
dalam
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA
20
2. Mencoba
cara baru
untuk
menyelesai
-kan
masalah
Saya menjawab dan
menyelesaikan
permasalah soal IPA
yang bervariasi
3
Saya mencari
informasi yang
ada pada buku
dalam
menyelesaikan
prmasalahan soal
IPA yang
diberikan oleh
guru.
4
Saya memadukan
informasi yang sudah
ada dengan yang
baru dalam
menyelesaikan
permasalah soal IPA
yang diberikan oleh
guru.
16
Saya dapat
menhasilkan
jawaban dan
membuat
penyelesaian
permasalah dari
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No Indikator Pernyataan No. Butir
Kuesioner Favorable Unfavorable
soal IPA dengan
tipe yang sama
3. Memiliki
rasa
keindahan
Saya membuat
sebuah karya dengan
maksimal agar
terlihat bagus dari
sebuah permasalah
IPA yang diberikan
oleh guru.
5
Saya dapat
menyelesaikan
permasalahn soal
IPA dan
mengembangkan-nya
menjadi sebuah
karya
15
Saya dapat
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA tetapi kurang
mampu
mengembangkann
ya menjadi
sebuah karya
18
Saya mebuat
sebuah karya
denga nasal-
asalan
19
4. Memberi-
kan banyak
gagasan
terhadap
suatu
masalah
Saya memiliki
banyak cara untuk
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA
7
Saya dapat
memberikan
bermacam-macam
gagasan dalam
masalah IPA yang
diberikan oleh guru
8
Saya dapat
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA dengan satu
cara penyelesaian.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No Indikator Pernyataan No. Butir
Kuesioner Favorable Unfavorable
Saya dapat
meberikan sebuah
gagasan dalam
masalah IPA yang
diberikan oleh
guru
13
5. Memiliki
daya
imajinasi
Saya memiliki ide
dalam menyelesaikan
permasalahan soal
IPA berdasarkan
pengalaman dalam
kegiatan sehari-hari
9
Saya memiliki
keinginan untuk
menemukan solusi
dalam menyelesaikan
permasalahn soal
IPA yang diberikan
oleh guru.
10
Saya
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA dengan
mendengarkan
penjelasan guru.
12
Saya melihat
buku siswa untuk
menyelesaikan
permasalahan soal
IPA yang
diberikan oleh
guru
14
Jumlah 10 10 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa peneliti menyusun 20
pernyataan kuesioner dari lima indikator. Pada setiap indikator masing-
masing terdapat 2 pernyataan favorable dan 2 pernyataan unfavorable,
sehingga secara keseluruhan terdapat 10 pernyataan favorable dan 10
pernyataan unfavorable.
4. Rubrik Penilaian Produk
Rubrik penilaian produk dibuat berdasarkan indikator kreativitas yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Peneliti melakukan pengisisan rubrik penilaian produk untuk mengetahui
kreativitas siswa pada saat pelaksaaan pembelajaran siklus I dan siklus II.
Berikut ini peneliti sajikan rubrik penilaian produk diagram pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Produk Diagram
Kriteria Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat
Kurang
1
Ketepatan
pokok
pikiran
Pokok pikiran
dari 4 paragraf
tepat dan jelas.
Pokok pikiran
dari 3 paragraf
tepat dan jelas.
Pokok pikiran
dari 2
paragraf tepat
dan jelas.
Pokok pikiran
1 paragraf
tidak tepat dan
tidak jelas.
Ketepatan
garis
hubungan
pada
diagram
Garis pada
diagram
menghubungkan
judul bacaan
dengan 4 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Garis pada
diagram
menghubungkan
judul bacaan
dengan 3 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Garis pada
diagram
menghubung
kan judul
bacaan
dengan 2
pokok pikiran
dengan tepat
dan jelas
Garis pada
diagram
menghubungk
an judul
bacaan dengan
1 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Produk diagram dinilai berdasarkan rubrik penilaian di atas dengan
kriteria 1 sampai dengan 4. Sementara itu rubrik penilaian produk gambar
langkah kerja tersaji pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Produk Gambar Langkah Kerja
Indikator Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat
Kurang
1
Kerapian
dalam
membuat
gambar
Siswa membuat
gambar
langkah-langkah
percobaan
dengan rapi
Sebagian
gambar
langkah-langkah
percobaan
dibuat dengan
rapi
Sebagian kecil
gambar langkah-
dibuat dengan
rapi
Belum mampu
membuat
gambar
langkah-
langkah
percobaan
dengan rapi
Penjelasan
perpinda-
han kalor
Penjelasan yang
diberikan sangat
lengkap,
menyeluruh
dengan
penggunaan
kalimat yang
baik dan tidak
membingung-
kan
Penjelasan yang
diberikan cukup
lengkap,
menyeluruh
dengan
penggunaan
kalimat yang
baik dan tidak
membingung-
kan
Penjelasan yang
diberikan masih
kurang lengkap
dan di beberapa
bagian terlihat
membingungkan
Sebagian besar
penjelasan
membingung-
kan dan sama
sekali tidak
lengkap
Kelengka-
pan
Hasil percobaan
dilengkapi
Hasil percobaan
hanya
Hasil percobaan
hanya dilengkapi
Hasil
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Indikator Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat
Kurang
1
gambar
hasil
percobaan.
dengan gambar
benda-benda
konveksi serta
penjelasan
peristiwa
terjadinya
perpindahan
kalor secara
konveksi yang
dimaksud
dilengkapi
dengan gambar
benda-benda
konveksi serta
penjelasan
peristiwa
terjadinya
perpindahan
kalor yang
dimaksud.
dengan gambar
benda-benda
konveksi serta
penjelasan
peristiwa
terjadinya
perpindahan
kalor, itupun
tidak semuanya
hanya
dilengkapi
dengan
gambar benda-
benda
konveksi serta
sedikit
penjelasan
peristiwa
terjadinya
perpindahan
kalor
Produk gambar langkah kerja siswa dinilai menggunakan rubrik di atas
dengan menggunakan empat kategori indikator. Penilaian produk mind map
dinilai dengan berdasar pada tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Produk Mind Map
Kriteria Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat
Kurang
1
Ketepatan
pokok
pikiran
Pokok pikiran
dari 3 paragraf
tepat dan jelas.
Pokok pikiran
dari 2 paragraf
tepat dan jelas.
Pokok pikiran
dari 1
paragraf tepat
dan jelas.
Pokok pikiran
3 paragraf
tidak tepat dan
tidak jelas.
Ketepatan
garis
hubungan
pada mind
map
Garis pada mind
map
menghubungkan
judul bacaan
dengan 4 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Garis pada mind
map
menghubungkan
judul bacaan
dengan 3 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Garis pada
mind map
menghubung
kan judul
bacaan
dengan 2
pokok pikiran
dengan tepat
dan jelas
Garis pada
mind map
menghubungk
an judul
bacaan dengan
1 pokok
pikiran dengan
tepat dan jelas
Penilaian produk mind map siswa dinilai dengan berdasar pada empat
kriteria dengan skor 1-4 sesuai dengan ketentuan di atas.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumnen Penelitian
1. Validitas Instrumen
Arifin (2011: 245) mengatakan bahwa validitas adalah suatu derajat
ketepatan instrument (alat ukur). Hal tersebut memiliki arti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
instrumen yang dibuat dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan
diukur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validasi konstruk dan
validasi isi. Sugiyono (2010: 177) menyatakan bahwa untuk menguji
validitas konstruk maka dapat menggunakan pendapat dari ahli (expert
judgment). Para ahli (experts) akan diminta pendapatnya tentang instrumen
yang telah disusun oleh peneliti. Para ahli akan memberikan keputusan
dengan kemungkinan jawaban instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,
instrumen dapat digunakan dengan perbaikan, dan instrumen tidak dapat
digunakan dan dirombak total. Validitas konstruk peneliti gunakan untuk
memvalidasi instrumen perangkat pembelajaran (RPP), lembar observasi,
dan lembar kreativitas siswa.
Validitas yang digunakan peneliti selanjutnya adalah validitas isi.
Sugiyono (2010: 182) menyatakan bahwa instrumen yang berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang
menggunakan validitas isi berupa soal evaluasi untuk siklus I dan siklus II.
Soal evaluasi berupa soal objektif pilihan ganda. Validitas dianalisis
dengan menggunakan statistika korelasi point biseral. Instrumen dapat
dinyatakan valid apabila hasil penghitungan menunjukkan r hitung > r tabel,
sedangkan instrumen dinyatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Alasan
peneliti menggunakan statistika korelasi point biseral karena korelasi ini
dapat mengukur kualitas soal yang diujikan dengan kriterium (skor total
tes) dan langsung berhubungan dengan statistik tes.
a. Validitas Perangkat Pembelajaran
Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran sebelum
digunakan dalam pelaksanaan penelitian melalui validitas konstruk,
yaitu dengan meminta penilaian dari para ahli (expert judgment).
Perangkat pembelajaran yang divalidasi yaitu RPPH, materi ajar, dan
LKPD. Kriteria yang peneliti gunakan dalam melakukan validasi
perangkat pembelajaran yaitu mengacu pada Penilaian Acuan Patokan
(PAP). Farida (2017: 170) mengungkapkan bahwa Penilaian Acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Patokan (PAP) merupakan penilaian yang mengacu pada suatu kriteria
pencapaian tujuan atau prestasi belajar siswa yang telah dirumuskan
sebelumnya. Kriteria pencapaian keberhasilan atau batas lulus
penguasaan bersifat mutlak, yang artinya bahwa tetap dan berlaku bagi
semua siswa. Pada tabel 3.12 berikut akan disajikan kriteria validasi
perangkat pembelajaran PAP tipe I.
Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran PAP Tipe I
Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria
80 – 100 A Sangat Baik
70 – 79 B Baik
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang Baik
Di bawah 50 E Sangat Kurang Baik
Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran kepada
Dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma, Dosen
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta, Guru
Kelas II, dan Guru Kelas III. Tabel 3.13 berikut berisi hasil perhitungan
validasi perangkat pembelajaran.
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat
Pembelajaran Validator
Hasil
Penilaian
Rata-rata
Keterangan
RPPH, Materi
Ajar, dan LKS
Dosen Pendidikan Fisika USD 91,4 Sangat Baik
Dosen PGSD UPY 94,1 Sangat Baik
Guru Kelas II 91,6 Sangat Baik
Guru Kelas III 94,1 Sangat Baik
Rerata Perangkat Pembelajaran 92,8 Sangat Baik
Peneliti menyediakan rubrik penilaian menjadi satu kesatuan
kepada validator untuk perangkat pembelajaran RPPH, materi ajar, dan
LKPD karena komponen penilaian materi ajar dan LKPD termuat
dalam rubrik penialain RPPH. Berdasarkan hasil penghitungan validasi
perangkat pembelajaran, diketahui bahwa rata-rata RPPH, materi ajar,
dan LKPD adalah 92,8 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil
validasi yang diperoleh peneliti, maka perangkat pembelajaran layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
untuk digunakan dalam penelitian. Hasil rekapitulasi perangkat
pembelajaran peneliti sajikan pada lampiran.
b. Validitas Soal Evaluasi
Validasi soal evaluasi peneliti lakukan dengan mengujikan di SD
Negeri Surojoyo dan SD Negeri Gelangan III. Peneliti melakukan uji
validasi di dua SD guna untuk mencukupi jumlah responden yang
berjumlah 31 siswa yaitu, 11 orang siswa dari SD Negeri Surojoyo dan
20 orang siswa dari SD Negeri Gelangan III. Soal evaluasi yang
diujicobakan berupa soal objektif pilihan ganda yang berjumlah 40 soal
untuk setiap siklus. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh data bahwa
soal objektif pilihan ganda soal evaluasi siklus I dan siklus II masing-
masing terdapat 20 soal yang valid. Dalam melakukan penghitungan
validasi soal evaluasi, peneliti menggunakan taraf signifikansi 5%
dengan r tabel sebesar 0,355. Hasil validasi soal evaluasi siklus I dapat
dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I
No.
Butir
Nilai Korelasi
(r hitung)
Nilai r tabel
(n= 31) Hasil Keputusan
1 .090 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
2 -.015 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
3 .146 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
4 .648** 0,355 Valid Dipakai
5 .177 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
6 .514** 0,355 Valid Dipakai
7 .285 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
8 .496** 0,355 Valid Dipakai
9 .617** 0,355 Valid Dipakai
10 .227 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
11 .327 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
12 .359* 0,355 Valid Dipakai
13 .204 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
14 .528** 0,355 Valid Dipakai
15 -.217 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
16 .422* 0,355 Valid Dipakai
17 .072 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
18 .416* 0,355 Valid Dipakai
19 .168 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
20 .489** 0,355 Valid Dipakai
21 .644** 0,355 Valid Dipakai
22 .260 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
23 .502** 0,355 Valid Dipakai
24 .653** 0,355 Valid Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No.
Butir
Nilai Korelasi
(r hitung)
Nilai r tabel
(n= 31) Hasil Keputusan
25 .329 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
26 .203 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
27 .425* 0,355 Valid Dipakai
28 .a 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
29 .414* 0,355 Valid Dipakai
30 .128 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
31 .382* 0,355 Valid Dipakai
32 .653** 0,355 Valid Dipakai
33 .449* 0,355 Valid Dipakai
34 .565** 0,355 Valid Dipakai
35 .142 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
36 -.102 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
37 .236 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
38 .269 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
39 .582** 0,355 Valid Dipakai
40 .511** 0,355 Valid Dipakai
Pada tabel 3.14 di atas, didapatkan data bahwa soal yang valid
sebanyak 20 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 20. Seluruh soal
yang valid akan dipakai dalam penelitian, sedangkan soal yang tidak
valid tidak dipakai. Sementara itu hasil validasi soal evaluasi siklus II
didapatkan data seperti yang tercantum pada tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II
No.
Butir
Nilai Korelasi
(r hitung)
Nilai r tabel
(n= 31) Hasil Keputusan
1 .546** 0,355 Valid Dipakai
2 .662** 0,355 Valid Dipakai
3 .382* 0,355 Valid Dipakai
4 .438* 0,355 Valid Dipakai
5 .114 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
6 ~ 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
7 .183 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
8 .653** 0,355 Valid Dipakai
9 .012 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
10 .169 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
11 .553* 0,355 Valid Dipakai
12 .188 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
13 .382* 0,355 Valid Dipakai
14 .611** 0,355 Valid Dipakai
15 .645** 0,355 Valid Dipakai
16 .603** 0,355 Valid Dipakai
17 .572** 0,355 Valid Dipakai
18 .579** 0,355 Valid Dipakai
19 .597* 0,355 Valid Dipakai
20 .173 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
21 .108 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No.
Butir
Nilai Korelasi
(r hitung)
Nilai r tabel
(n= 31) Hasil Keputusan
22 .624** 0,355 Valid Dipakai
23 .158 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
24 .195 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
25 -.049 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
26 .653** 0,355 Valid Dipakai
27 -.012 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
28 .153 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
29 .419* 0,355 Valid Dipakai
30 .029 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
31 .594** 0,355 Valid Dipakai
32 .109 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
33 .572** 0,355 Valid Dipakai
34 .549** 0,355 Valid Dipakai
35 .549** 0,355 Valid Dipakai
36 -.267 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
37 -.232 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
38 -.188 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
39 .067 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
40 -.178 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai
Pada tabel 3.15 di atas, didapatkan data bahwa soal yang valid
sebanyak 20 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 20. Seluruh soal
yang valid akan dipakai dalam penelitian, sedangkan soal yang tidak
valid tidak dipakai.
c. Validitas Lembar Observasi dan Kuesioner
Peneliti melakukan validasi lembar observasi dan kuesioner
dengan melakukan penilaian kepada para ahli (expert judgment). Hasil
validasi lembar observasi dan kuesioner tersaji pada tabel 3.16.
Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Observasi dan Kuesioner
No. Instrumen Validator Hasil
Penilaian Keterangan
1. Lembar
Observasi
Dosen PGSD UPY 100 Baik Sekali
Guru kelas II 96 Baik Sekali
Guru Kelas III 79 Baik
Rerata Lembar Observasi 91 Baik Sekali
2. Lembar
Kuesioner
Dosen PGSD UPY 96 Baik Sekali
Guru kelas II 96 Baik Sekali
Guru Kelas III 96 Baik Sekali
Rerata Lembar Kuesioner 96 Baik Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Reliabilitas Instrumen
Sukardi (2003: 127-128) menyatakan bahwa reliabilitas sama dengan
konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam menyukur yang hendak diukur. Hal
tersebut berarti bahwa semakin reliabel suatu tes, maka semakin yakin jika
suatu tes akan memiliki hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Selain itu, Arifin (2011: 248) juga menyatakan bahwa reliabilitas adalah
derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Alpha Cronbach’s atau koefisien
Alpha yang terdapat pada Masidjo (1995: 243). Kualifikasi reliabilitas
disajikan peneliti pada tabel 3.17 berikut ini:
Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Hasil penghitungan reliabilitas soal pilihan ganda pada siklus I dan II
dapat dilihat pada table 3.18 di bawah ini:
Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Tiap Siklus
Soal Tiap Siklus Koefisien Korelasi Kualifikasi
Soal pilihan ganda siklus I 0,864 Tinggi
Soal pilihan ganda siklus II 0.897 Tinggi
Data reliabilitas soal objektif pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada
lampiran sedangkan data reliabilitas soal objektif pilihan ganda dapat dilihat
pada lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
G. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
data atau sumber data terkumpul (Sugiyono, 2010: 207). Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguraikan hasil
belajar siswa yang dilihat dari hasil evaluasi. Analisis deskriptif digunakan
untuk menguraikan tingkat kreativitas siswa yang dilihat dari observasi,
kuesioner, dan produk.
1. Penghitungan Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa
a. Peningkatan Kreativitas Siswa
Data mengenai kreativitas siswa diperoleh melalui hasil nilai rata-rata
observasi, kuesioner, dan produk. Analisis kreativitas siswa dapat
dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir
siklus I, dan kondisi akhir siklus II. Peningkatan kreativitas siswa dapat
dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Observasi
a) Melakukan penghitungan nilia kreativitas tiap siswa dengan
menggunakan rumus:
b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus:
c) Membandingkan tingkat kreativitas siswa pada tiap akhir siklus
dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan
kreativitas atau tidak.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2) Kuesioner
a) Menghitung nilai kreativitas tiap siswa dengan menggunakan
rumus:
b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus:
c) Melakukan perbandingan hasil tingkat kreativitas siswa pada
tiap akhir siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya
peningkatan kreativitas atau tidak.
3) Produk
a) Menghitung nilai kreativitas tiap siswa dengan menggunakan
rumus:
b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus:
c) Melakukan pembandingan hasil tingkat kreativitas siswa pada
tiap akhir siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya
peningkatan kreativitas atau tidak.
4) Nilai Akhir Kreativitas
Menghitung nilai akhir kreativitas siswa dengan menggunakan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kategori kreativitas siswa dapat diketahui dengan pendapat Masidjo
(1995: 157). Klasifikasi kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.19 di
bawah ini:
Tabel 3.19 Klasifikasi Kreativitas
Rentang Nilai Nilai Huruf Kategori
81 – 100 A Sangat kreatif
66 – 80 B Kreatif
56 – 65 C Cukup kreatif
46 – 55 D Kurang kreatif
Di bawah 46 E Tidak kreatif
b. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dari hasil nilai rata-rata
soal evaluasi siklus I dan II. Analisis hasil belajar siswa dapat dilakukan
dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan
kondisi akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung
dengan langkah-langkah berikut:
1) Menghitung jumlah skor pada soal pilihan ganda dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Skor 1 untuk jawaban benar
b) Skor 0 untuk jawaban salah
2) Menghitung nilai hasil belajar tiap siswa dengan menggunakan
rumus:
3) Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4) Menghitung persentase siswa yang mencapai nilai KKM dengan
menggunakan rumus:
5) Membandingkan tingkat hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus
dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan hasil
belajar atau tidak.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah target hasil yang hendak dicapai dalam
melakukan penelitian. Indikator keberhasilan kreativitas dan hasil belajar
ditentukan oleh peneliti sendiri. Indikator keberhasilan kreativitas dan hasil
belajar siswa dinyatakan berhasil apabila hasil penelitian melebihi kriteria yang
telah ditentukan. Indikator keberhasilan yang sudah ditentukan tersaji pada
tabel 3.20 berikut.
Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa
Peubah Indikator Kondisi
Awal
Target Akhir
Siklus I Siklus II
Kreativitas
Siswa
Nilai rata-rata Kreativitas
Siswa 58,15 70 80
Hasil Belajar
Siswa
Nilai rata-rata Hasil Belajar
Siswa 68,96 75 80
Persentase Jumlah Siswa
yang Mencapai KKM 44,82% 70% 80%
Berdasarkan tabel di atas, indikator keberhasilan kreativitas yang telah
ditetapkan pada siklus I adalah 70 dan pada siklus II adalah 80. Sedangkan
indikator keberhasilan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan pada siklus I
adalah 75 dengan persentase siswa yang lulus KKM sebesar 70% dan pada
siklus II ditetapkan indikator keberhasilan sebesar 80 dengan persentase siswa
yang lulus KKM sebesar 80%.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan. Hasil penelitian mencakup pada proses
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
A. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian ini terdiri dari proses penelitian tindakan kelas siklus I dan
siklus II, analisis hasil kreativitas dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Proses penelitian tindakan kelas (PTK) akan menjelaskan tahap
penelitian yang terdiri dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Kondisi Awal
Penelitian diawali dengan melakukan pengambilan data kondisi
awal yang dilaksanakan pada 14 Januari 2020. Pengambilan data
kondisi awal dilakukan peneliti dengan melakukan observasi di kelas
V SD Negeri Nogopuro. Observasi dilakukan untuk mengetahui
keadaan dan kondisi kelas pada saat proses belajar mengajar secara
langsung. Selain itu, kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk
melihat kreativitas siswa. Setelah berlangsungnya observasi, peneliti
membagikan lembar kuesioner pra siklus kepada siswa kelas V SD
Negeri Nogopuro. Setelah mendapatkan hasil observasi dan kuesioner,
peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas untuk meminta
data mengenai hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi secara
langsung di kelas dan wawancara dengan guru maka diperoleh data
bahwa tingkat kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Nogopuro termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat
pada saat proses pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan meminta siswa untuk menghafalkan materi yang terdapat pada
buku. Pada akhir pembelajaran guru meminta kepada siswa untuk maju
ke depan kelas dan menjelaskan materi yang sudah dihafalkan secara
bergantian. Saat siswa menjelaskan materi yang sudah dihafalkan di
depan kelas, terlihat ada beberapa siswa yang belum mampu
menghafalkan dengan lancar dan baik. Mereka masih membutuhkan
bimbingan dan bantuan guru dalam mengingat materi yang telah
dihafalkan. Meskipun begitu, masih ada beberapa anak yang terlihat
lancar dalam menghafalkan materi di depan kelas. Selain itu, nilai
ulangan harian menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kreativitas yang dimiliki
oleh siswa tidak terlihat. Saat pembelajaran, siswa hanya diminta
untuk menghafalkan materi, sehingga siswa tidak dapat
mengkombinasikan dan memperoleh pengetahuan berdasarkan
pengalaman mereka di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa tidak mampu untuk memberikan gagasan
ataupun pernyataan sesuai dengan pendapat siswa sendiri. Siswa
belum mampu membuat sebuah karya atau pengetahuan baru yang
dapat menguatkan materi yang telah diperoleh. Selain itu, pada saat
proses menghafalkan materi masih banyak siswa yang asik mengobrol
dengan teman sebangku, asik bermain dengan temannya, dan menjahili
teman yang lain. Peneliti membagikan lembar kuesioner kreativitas
kepada siswa sebagai salah satu metode mengumpulkan data kondisi
awal kreativitas siswa. Pemberian lembar kuesioner bertujuan untuk
mengetahui tingkat kreativitas siswa secara individu dan secara
keseluruhan dalam satu kelas. Berikut ini merupakan data kreativitas
dan hasil belajar yang diperoleh peneliti pada saat melaksanakan
observasi dan penyebaran kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 4.1 Skor Rata-rata Kreativitas pada Kondisi Awal
No Kode Siswa Kondisi Awal
Kategori Observasi Kuesioner Nilai Rerata
1 ATW 40 58,75 49,4 Kurang
2 MUS 40 63,75 51,9 Kurang
3 ANW 60 60 60 Cukup
4 ASA 60 62,5 61,25 Cukup
5 AE 40 68,75 54,4 Kurang
6 AFC 60 63,75 61,8 Cukup
7 APW 60 71,25 65,6 Cukup
8 AH 60 62,5 61,25 Cukup
9 ASR 60 70 65 Cukup
10 BBBA 60 67,5 63,75 Cukup
11 BPAW 60 63,75 61,9 Cukup
12 CBA 40 61,25 50,6 Kurang
13 CFMK 60 67,5 63,75 Cukup
14 DM 60 66,25 63,1 Cukup
15 EYP 60 60 60 Cukup
16 GSC 40 61,25 50,6 Kurang
17 JAI 40 60 50 Kurang
18 KAW 60 53,75 56,9 Cukup
19 MMF 40 68,75 54,3 Kurang
20 MAH 40 63,75 51,9 Kurang
21 NZV 40 67,5 53,75 Kurang
22 NF 60 62,5 61,25 Cukup
23 PHHL 60 57,5 58,75 Cukup
24 RBN 40 63,75 51,9 Kurang
25 SRP 60 62,5 61,25 Cukup
26 SAM 40 58,75 49,4 Kurang
27 YSG 60 61,25 60,6 Cukup
28 YHBS 60 76,25 68,1 Cukup
29 AAS 60 70 65 Cukup
Rerata 52,41 63,9 58,15 Cukup
Persentase siswa kurang kreatif 37,9%
(11 siswa)
Persentase siswa cukup kreatif 62,1%
(18 siswa)
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil penghitungan kreativitas
kondisi awal yaitu terdapat 11 siswa kurang kreatif dan 18 siswa cukup
kreatif dengan rata-rata skor sebesar 58,15 dengan kategori cukup
kreatif.
Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti mengetahui bahwa
metode belajar dengan cara menghafal menunjukkan hasil belajar yang
rendah. Hal tersebut dapat diihat bahwa siswa tidak dapat memahami
materi dengan baik pada saat guru meminta maju di depan kelas. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
saat akhir observasi, peneliti juga meminta data nilai ulangan harian
siswa pada pertemuan sebelumnya sebagai data hasil belajar. Berikut
ini merupakan data hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti dari
pembagian lembar kuesioner pada saat observasi.
Tabel 4.2 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No Kode Siswa Nilai Ulangan Harian Kategori
1 ATW 50 Tidak Tuntas
2 MUS 70 Tidak Tuntas
3 ANW 70 Tidak Tuntas
4 ASA 65 Tidak Tuntas
5 AE 75 Tuntas
6 AFC 70 Tidak Tuntas
7 APW 85 Tuntas
8 AH 55 Tidak Tuntas
9 ASR 95 Tuntas
10 BBBA 85 Tuntas
11 BPAW 80 Tuntas
12 CBA 30 Tidak Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas
14 DM 35 Tidak Tuntas
15 EYP 85 Tuntas
16 GSC 90 Tuntas
17 JAI 70 Tidak Tuntas
18 KAW 25 Tidak Tuntas
19 MMF 65 Tidak Tuntas
20 MAH 95 Tuntas
21 NZV 25 Tidak Tuntas
22 NF 50 Tidak Tuntas
23 PHHL 70 Tidak Tuntas
24 RBN 80 Tuntas
25 SRP 70 Tidak Tuntas
26 SAM 70 Tidak Tuntas
27 YSG 85 Tuntas
28 YHBS 85 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas
Rerata 68,96 Tidak Tuntas
Persentase Tuntas 44,82% (13 siswa)
Persentase Tidak Tuntas 55,18% (16 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata kondisi awal
hasil belajar siswa mendapat skor rata-rata 68,96. Skor rata-rata
tersebut menujukkan bahwa hasil belajar siswa masih dibawah nilai
KKM dan tidak tuntas. Persentase siswa yang tuntas KKM sebesar
44,82% dengan jumlah 13 siswa, dan presentas siswa yang tidak
tuntas KKM sebanyak 55,18% dengan jumlah 16 siswa.
Hasil data hasil belajar dan kreativitas yang diperoleh melalui
observasi dan kuesioner kepada siswa menunjukkan bahwa kreativitas
siswa termasuk kategori kurang kreatif dan hasil belajar siswa masuk
dalam kategori tidak tuntas. Oleh karena itu, peneliti memberikan
solusi untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
b. Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti pada hari Kamis,
16 Januari 2020 dan Sabtu, 18 Januari 2020. Penelitian ini
dilaksanakan selama dua kali dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.
Peneliti berperan sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas
dan perindahannya yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2
Pembelajaran 1 dan 2.
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus I
yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP,
LKPD, soal evaluasi, lembar penilaian produk, dan media. Media
yang digunakan oleh peneliti yaitu power point, gambar, video, dan
alat-alat perobaan. Media power point dibuat untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari. Media
gambar dan video dibuat sebagai salah satu alat untuk
menunjukkan sebuah permasalahan kepada siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, alat-alat percobaan digunakan untuk
membantu siswa dalam melakukan percobaan sehingga
memperoleh pengetahuan yang baru. Peneliti juga menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
instrumen non tes berupa lembar observasi dan kuesioner.
Sedangkan instrumen tes, peneliti menyiapkan lembar evalusi
untuk dikerjakan siswa pada saat akhir pelaksanaan siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan I
Pertemuan I dilakukan pada hari Kamis, 16 Januari 2020
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus I pertemuan I, peneliti
dibantu oleh satu orang teman yang bertugas dalam observasi
dan dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian.
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan doa
yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu, guru
melakukan absensi terhadap siswa. Pembelajaran dilanjutkan
guru dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu tentang
perpindahan konduksi menggunakan nada dasar lagu pelangi-
pelangi. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan
melakukan tanya jawab berkaitan dengan lagu yang sudah
dinyanyikan dan bagaimana kaitannya dengan materi yang
akan dipelajari. Guru memberikan sebuah permasalahan
kepada siswa dengan cara memutarkan sebuah video tentang
materi pembelajaran perpindahan panas secara konduksi.
Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab
berkaitan dengan dengan video yang sudah ditayangkan. Siswa
diminta untuk menyebutkan beberapa contoh peristiwa yang
serupa dengan peristiwa yang terdapat pada video. Guru mulai
mengorganisaikan siswa untuk belajar dengan cara membagi
siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan denah tempat
duduk. Siswa secara berkelompok melakukan sebuah
percobaan berkaitan dengan materi konduksi. Percobaan
dilakukan agar siswa mampu menemukan dan memahami
materi dengan cara berdiskusi bersama teman satu kelompok
serta mencari materi pada buku. Pada kegiatan tersebut, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bertugas dalam membantu siswa dalam melakukan percobaan.
Setelah melakukan percobaan, siswa diminta untuk
mengerjakan LKPD dan membuat diagram hasil percobaan.
Kegiatan dilanjutkan dengan siswa menyajikan data hasil
percobaan berdasarkan diskusi kelompok dengan cara
melakukan presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak
melakukan presentasi akan menanggapi serta memberikan
masukan kepada kelompok yang menyampaikan hasil
percobaan. Setelah semua kelompok maju mempresentasikan
hasil percobaan, guru bertugas memberikan pengantar kepada
siswa dalam memahami dan menjelaskan mengenai
pengetahuan yang diperoleh setelah melakukan percobaan.
Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa
mengalisis dan mengevaluasi hasil percobaan dan materi yang
diperoleh. Siswa secara bergantian menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru memberikan
beberapa penguatan tentang materi yang sudah dipelajari.
Siswa juga diajak untuk melakukan refleksi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Guru kemudian meminta salah satu
siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan salam
penutup.
b) Pertemuan II
Pertemuan II dilakukan pada hari Sabtu, 18 Januari 2020
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus I pertemuan II
ini peneliti masih dibantu oleh satu orang teman yang bertugas
dalam observasi dan dokumentasi selama proses pelaksanaan
penelitian.
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan doa
yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu, guru
melakukan absensi terhadap siswa. Guru juga mengecek
semangat siswa dengan melakukan tepuk semangat. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
memberikan sebuah permasalahan kepada siswa dengan cara
memutarkan sebuah video tentang materi konveksi. Setelah itu
guru memandu siswa untuk melakukan tanya jawab berkaitan
dengan video. Siswa juga berkesempatan untuk memberikan
contoh peristiwa lain yang serupa dengan peristiwa yang
terdapat pada video dan terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Kegiatan inti dimulai dengan guru mulai
mengorganisaikan siswa untuk belajar dengan cara membagi
siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan denah tempat
duduk. Siswa secara berkelompok melakukan sebuah
percobaan berkaitan dengan materi konveksi. Percobaan
dilakukan agar siswa mampu menemukan dan memahami
materi dengan cara berdiskusi bersama teman satu kelompok
serta mencari materi pada buku. Pada kegiatan tersebut, guru
bertugas dalam membantu siswa dalam melakukan percobaan.
Setelah melakukan percobaan, siswa diminta untuk
mengerjakan LKPD dan membuat gambar alat dan bahan serta
gambar pada setiap langkah-langkah percobaan. Kegiatan
dilanjutkan dengan siswa menyajikan data hasil percobaan
berdasarkan diskusi kelompok dengan cara melakukan
presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak melakukan
presentasi akan menanggapi serta memberikan masukan kepada
kelompok presentasi tentang hasil percobaan. Setelah semua
kelompok maju mempresentasikan hasil percobaan, guru
bertugas memberikan pengantar kepada siswa dalam
memahami dan menjelaskan mengenai pengetahuan yang
diperoleh setelah melakukan percobaan.
Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa
mengalisis dan mengevaluasi hasil percobaan dan materi yang
diperoleh. Siswa secara bergantian menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari dilanjutkan dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
memberikan beberapa penguatan tentang materi yang sudah
dipelajari. Setelah itu guru memberikan soal tes evaluasi siklus
I dan dilanjutkan dengan mengisi lembar kuesioner. Setelah
selesai mengerjakan guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa pulang dan guru melakukan salam penutup.
3) Observasi (Pengamatan)
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan penelitian
sedang berlangsung. Observasi dilakukan peneliti dengan meminta
bantuan seorang observer. Observasi dilakukan dengan tujuan
mengamati kreativitas siswa selama proses pelaksanaan penelitian.
Selain itu, observasi dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan
penelitian sudah sesuai dengan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Observer bertugas dalam
melakukan observasi dengan memberikan tanda centang pada
lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Hasil pengamatan peneliti bersama observer menunjukkan
bahwa terdapat 1 siswa yang cukup kreatif dan 28 siswa kreatif.
Kreativitas siswa dalam mencoba cara baru untuk menyelesaikan
masalah, mempunyai rasa keindahan dan dalam menyampaikan ide
yang unik masih belum tampak. Siswa menyampaikan pendapat
dan menjawab soal sama dengan yang terdapat pada buku. Selain
itu, masih ada beberapa siswa yang tidak mampu menyelasaikan
masalah berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-
hari.
Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan
soal evaluasi siklus I sebesar 75,51 dengan KKM 75. Terdapat 21
siswa yang tuntas KKM dengan persentase 72,41% dan 8 siswa
tidak tuntas KKM dengan persentase 27,59%. Berdasarkan data
tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
siswa pada kondisi awal yang memperoleh rata-rata sebesar 68,96.
Selain itu, kreativitas siswa juga mengalami peningkatan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kondisi awal rata-rata kreativitas siswa sebesar 58,15 dengan
kategori cukup kreatif meningkat pada siklus I menjadi 69,83%
dengan kategori kreatif.
4) Refleksi
Pelaksanaan penelitian pada siklus I siswa kelas V di SD
Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Meskipun begitu, ada
beberapa kendala dan permasalahan yang dialami oleh peneliti.
Kendala teresebut yaitu berkaitan dengan waktu pelaksanaan
penelitian. Alokasi waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam
pelaksanaan penelitian siklus I yaitu berjumlah 4 x 35 menit.
Waktu tersebut dirasa oleh peneliti sedikit kurang panjang.
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti tersebut
mengakibatkan pelaksanaan penelitian sedikit tergesa-gesa dan
pelaksanaan presentasi hanya dilakukan oleh beberapa kelompok.
Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh peneliti yaitu LCD
proyektor yang akan digunakan di kelas mati, sehingga peneliti
harus menyiapkan terlebih dahulu LCD yang akan digunakan.
Layar LCD proyektor yang digunakan oleh peneliti berupa papan
tulis. Hal tersebut mengakibatkan gambar dan video terlihat kurang
jelas dan berukuran kecil. Adanya kendala dan permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan bijaksana sehingga pelaksanaan
penelitian siklus I dapat berjalan dengan lancar dan hasil belajar
yang diperoleh siswa dapat mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan oleh peneliti.
Meskipun hasil belajar yang diperoleh siswa mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti, tetapi hasil
kreativitas masih belum mencapai indikator yang ditentukan.
Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70. Peneliti berusaha
untuk memperbaiki kreativitas siswa pada siklus II dengan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
memancing siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapat.
Selain itu, peneliti akan memberikan waktu yang lebih kepada
siswa untuk menunjukkan kreativitas melalui melalui pengerjaan
lembar kerja siswa.
c. Siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus II dilakukan peneliti pada hari
Kamis, 23 Januari 2020 dan Jumat, 24 Januari 2020. Penelitian ini
dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan
sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas dan perindahannya
yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5.
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II
yaitu merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran dan
menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD,
soal evaluasi, lembar penilaian produk, dan media. Media yang
digunakan oleh peneliti yaitu power point, gambar, video, dan alat-
alat perobaan. Media power point dibuat untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari. Media
gambar dan video dibuat sebagai salah satu alat untuk
memunjukkan sebuah permasalahan kepada siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, alat-alat percobaan digunakan
untuk membantu siswa dalam melakukan percobaan dalam
memperoleh pengetahuan yang baru. Peneliti juga menyiapkan
instrumen non tes berupa lembar observasi dan kuesioner.
Sedangkan instrumen tes, peneliti menyiapkan lembar evalusi
untuk dikerjakan siswa pada saat akhir pelaksanaan siklus II.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan I
Siklus II pertemuan I dilakukan pada hari Kamis, 23
Januari 2020 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Alokasi
waktu tersebut benar-benar diatur dan dimanfaatkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
baik oleh peneliti sehingga kekurangan waktu dan sikap
tergesa-gesa peneliti pada siklus I tidak terulang. Pada
pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh satu orang teman
yang bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses
pelaksanaan penelitian.
Kegiatan diawali dengan guru mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu
siswa. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap siswa.
Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa menyanyikan
lagu “Api Unggun” secara bersama-sama. Kegiatan menyanyi
dilakukan oleh guru sebagai salah satu cara untuk membangun
semangat siswa dan pengantar siswa dalam memasuki materi
yang akan dipelajari. Guru juga melakukan tanya jawab dengan
siswa terkait dengan lagu yang telah dinyanyikan dan
bagaimana hubungannya dengan materi.
Pada kegiatan inti, kegiatan dimulai dengan guru
memberikan sebuah permasalahan dengan menayangkan
sebuah video tentang api unggun yang dinyalakan pada saat
kemah. Siswa diminta untuk menjelaskan tentang peristiwa
yang terjadi. Guru membantu siswa dalam menghubungkan
peristiwa yang terjadi dengan materi beserta siswa diminta
untuk menyebutkan peristiwa yang serupa dengan peristiwa
yang terdapat pada video. Guru mulai mengorganisaikan siswa
untuk belajar dengan cara membagi siswa menjadi lima
kelompok dengan cara berhitung. Siswa secara berkelompok
melakukan percobaan dan mengerjakan lembar kerja siswa
secara berkelompok. Setelah melakukan percobaan, siswa
melakukan diskusi tentang hasil yang telah diperoleh dan
mempresentasikan di depan kelas secara bergantian. Kelompok
yang tidak melakukan presentasi akan menanggapi serta
memberikan masukan kepada kelompok presentasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
hasil percobaan. Setelah semua kelompok maju, guru bertugas
memberikan pengantar kepada siswa dalam memahami dan
menjelaskan mengenai pengetahuan yang diperoleh setelah
melakukan percobaan.
Pada akhir kegiatan, guru bersama siswa melakukan
evaluasi dan menganalisis materi yang telah diperoleh pada
pelaksanaan siklus II pertemuan I. Siswa secara bergantian
menyampaikan pendapat mereka mengenai materi yang telah
dipelajari. Setelah itu, guru memberikan penguatan tentang
materi yang telah dipelajari. Guru kemudian meminta salah
satu siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan
salam penutup.
b) Pertemuan II
Siklus II pertemuan II dilakukan pada hari Jumat, 24
Januari 2020 alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pelaksaaan
penelitian, peneliti dibantu oleh satu orang teman yang
bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses
pelaksanaan penelitian.
Kegiatan diawali dengan guru mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu
siswa. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap siswa.
Pembelajaran dimulai dengan melakukan tepuk semangat.
Guru kemudian mengajak siswa untuk melihat sebuah video.
Guru memandu siswa untuk melakukan tanya jawab terkait
dengan materi yang terdapat pada video.
Pada kegiatan inti, guru memulai dengan mengajak siswa
untuk menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi pada video.
Siswa bertugas untuk menghubungkan video dengan materi
yang telah dipelajari pada siklus I pertemuan I dan II serta
siklus II pertemuan I. Guru mulai mengorganisaikan siswa
untuk belajar dengan cara membagi siswa menjadi lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok dengan cara berhitung. Kegiatan dilanjutkan dengan
siswa membuat mind map secara berkelompok. Mind map
dibuat berdasarkan materi yang telah dipelajari pada kegiatan
siklus I pertemuan I dan II serta siklus II pertemuan I. Siswa
membuat mind map sesuai dengan kreativitas dan diskusi
kelompok. Setelah menyelesaikan mind map, siswa secara
berkelompok menyajikan mind map dengan cara melakukan
presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak melakukan
presentasi akan menanggapi serta memberikan masukan kepada
kelompok presentasi tentang hasil percobaan. Setelah semua
kelompok maju mempresentasikan mind map, guru bertugas
memberikan pengantar kepada siswa dalam memahami dan
menjelaskan mengenai pengetahuan yang diperoleh setelah
melakukan percobaan.
Pada akhir kegiatan, guru bersama siswa melakukan
evaluasi dan menganalisis materi yang telah diperoleh pada
pelaksanaan siklus I dan siklus II. Siswa secara bergantian
menyampaikan pendapat mereka mengenai materi yang telah
dipelajari. Setelah itu, guru memberikan penguatan tentang
materi yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan
memberikan soal tes evaluasi siklus II. Setelah selesai
mengerjakan, siswa diminta untuk mengisi lembar kuesioner
yang dibagikan oleh guru. Guru kemudian meminta salah satu
siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan salam
penutup.
3) Observasi (Pengamatan)
Obeservasi dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan penelitian
berlangsung. Observasi peneliti laksanakan dengan meminta
bantuan seorang observer. Observasi dilakukan dengan tujuan
mengamati kreativitas siswa selama proses pelaksanaan penelitian
serta untuk melihat apakah pelaksanaan penelitian sudah sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh
peneliti. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan
memberikan tanda centang pada lembar observasi yang telah dibuat
oleh peneliti.
Hasil pengamatan peneliti bersama observer menunjukkan
bahwa terdapat 13 siswa yang kreatif dan 16 siswa sangat kreatif.
Kretivitas siswa yang belum tampak yaitu kreativitas siswa dalam
mencoba cara baru dalam menyelesaikan. Meskipun begitu,
kreativitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 69,83
meningkat menjadi 81,24 dengan kategori sangat kreatif. Nilai rata-
rata hasil belajar yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan
dengan perolehan nilai sebesar 81,2 dengan persentase ketuntasan
KKM sebesar 86,21% dengan jumlah 25 siswa dan persentase
siswa yang tidak tuntas KKM sebesar 13,79% dengan jumlah siswa
4 siswa.
4) Refleksi
Pelaksanaan penelitian pada siklus II siswa kelas V di SD
Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Kendala yang peneliti
hadapi pada siklus I dapat peneliti minimalisir sehingga pada saat
pelaksanaan penelitian siklus II dapat berjalan dengan lancar
sehingga kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti dapat
tercapai.
Pada pelaksanaan siklus II, rata-rata kreativitas yang diperoleh
siswa mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80,
yang mana hasil yang diperoleh sebesar 81,22% dengan kategori
sangat kreatif. Terdapat 13 siswa kreatif dan 16 siswa sangat
kreatif. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga mengalami
peningkatan dan mampu mnecapai kriteria yang ditetapkan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sebesar 80. Hasil belajar yang diperoleh siswa mendapatkan rata-
rata hasil belajar sebesar 81,2 dengan kategori tuntas.
2. Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian berlangsung selama 4 kali pertemuan terhadap siswa kelas
V SD Negeri Nogopuro semester genap tahun ajaran 2019/2020.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti melakukan analisis
terhadap data kreativitas dan hasil belajar siswa.
a. Analisis Data Kreativitas Siswa
Data kreativitas siswa dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan peneliti di setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.
Siklus I peneliti laksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari
Kamis, 16 Januari 2020 dan Sabtu, 18 Januari 2020. Siklus II juga
dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, 23
Januari 2020 dan Jumat, 24 Januari 2020. Kreativitas siswa dapat
dilihat melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan siswa
melakukan aktivitas yaitu; siswa memiliki ide yang unik, mencoba
cara baru untuk menyelesaikan masalah, memiliki rasa keindahan,
memberikan banyak gagasan terhadap susatu masalah, dan memiliki
daya imajinatif.
Berdasarkan hasil observasi,kuesioner, dan produk peningkatan
kreativitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.3 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus I
No Kode
Siswa
Siklus I Kategori
Observasi Kuesioner Produk Skor Rerata
1 ATW 60 73,75 68,75 67,5 Kreatif
2 MUS 60 66,25 75 67,08 Kreatif
3 ANW 80 67,5 75 74,16 Kreatif
4 ASA 80 67,5 75 74,16 Kreatif
5 AE 40 70 75 59,58 Kreatif
6 AFC 80 66,25 81,25 75,83 Kreatif
7 APW 80 78,75 72,75 77,16 Kreatif
8 AH 80 65 75 73,33 Kreatif
9 ASR 80 68,75 79 75,91 Kreatif
10 BBBA 80 63,75 75 72,91 Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Kode
Siswa
Siklus I Kategori
Observasi Kuesioner Produk Skor Rerata
11 BPAW 80 63,75 79 74,25 Kreatif
12 CBA 60 65 75 66,67 Kreatif
13 CFMK 80 63,75 79 74,25 Kreatif
14 DM 60 68,75 72,75 67,16 Kreatif
15 EYP 60 66,25 79 68,41 Kreatif
16 GSC 60 67,5 81,25 69,58 Kreatif
17 JAI 60 68,75 75 67,91 Kreatif
18 KAW 60 76,25 72,75 69,67 Kreatif
19 MMF 60 63,75 81,25 68,33 Kreatif
20 MAH 60 61,25 79 66,75 Kreatif
21 NZV 60 70 72,75 67,58 Kreatif
22 NF 60 67,5 75 67,5 Kreatif
23 PHHL 60 63,75 75 66,25 Kreatif
24 RBN 60 67,5 72,75 66,75 Kreatif
25 SRP 60 66,25 75 67,08 Kreatif
26 SAM 60 67,5 81,25 69,58 Kreatif
27 YSG 60 61,25 75 65,41 Cukup
28 YHBS 60 63,75 81,25 68,33 Kreatif
29 AAS 80 67,5 81,25 76,25 Kreatif
Rerata 66,2 67,15 76,16 69,83 Kreatif
Persentase siswa cukup kreatif 3,4%
(1 siswa)
Persentase siswa kreatif 96,6%
(28 siswa)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data data kreativitas siswa
pada pelaksanaan siklus I diperoleh skor rata-rata kreativitas siswa
sebesar 69,83 dan termasuk dalam kategori kreatif. Diketahui terdapat
1 siswa termasuk dalam kategori cukup kreatif dan 28 siswa termasuk
dalam kategori kreatif.
Tabel 4.4 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus II
No Nama
Siklus II
Kategori Observasi Kuesioner Produk
Skor
Rerata
1 ATW 80 75 87,5 80,83 Kreatif
2 MUS 80 75 87,5 80,83 Kreatif
3 ANW 80 81,25 87,5 82,91 Sangat Kreatif
4 ASA 100 70 87,5 85,83 Sangat Kreatif
5 AE 80 82,5 75 79,16 Kreatif
6 AFC 80 72,5 87,5 80 Kreatif
7 APW 100 76,25 75 83,75 Sangat Kreatif
8 AH 100 75 87,5 87,5 Sangat Kreatif
9 ASR 100 72,5 75 82,5 Sangat Kreatif
10 BBBA 100 73,75 75 82,91 Sangat Kreatif
11 BPAW 100 75 75 83,33 Sangat Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Nama
Siklus II
Kategori Observasi Kuesioner Produk
Skor
Rerata
12 CBA 80 71,25 75 75,41 Kreatif
13 CFMK 80 73,75 75 76,25 Kreatif
14 DM 80 73,75 75 76,25 Kreatif
15 EYP 100 71,25 75 82,02 Sanagt Kreatif
16 GSC 100 71,25 87,5 86,25 Sangat Kreatif
17 JAI 80 76,25 75 77,08 Kreatif
18 KAW 80 83,75 87,5 83,75 Sanagt Kreatif
19 MMF 80 76,25 87,5 81,25 Sangat Kreatif
20 MAH 100 77,5 75 84,16 Sangat Kreatif
21 NZV 80 75 75 76,67 Kreatif
22 NF 80 73,75 87,5 80,41 Kreatif
23 PHHL 80 72,5 75 75,83 Kreatif
24 RBN 80 82,5 87,5 83,33 Sangat Kreatif
25 SRP 80 72,5 75 75,83 Kreatif
26 SAM 80 77,5 75 77,5 Kreatif
27 YSG 100 72,5 75 82,5 Sangat Kreatif
28 YHBS 100 81,25 75 85,41 Sangat Kreatif
29 AAS 100 80 87,5 89,17 Sangat Kreatif
Rata-rata 88 75,5 80,17 81,24 Sangat Kreatif
Persentase siswa kreatif 44,8%
(13 siswa)
Persentase siswa sangat kreatif 55,2%
(16 siswa)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data kreativitas siswa pada
pelaksanaan siklus II diperoleh skor rata-rata kreativitas siswa
sebesar 81,24 dan termasuk dalam kategori sangat kreatif.
Diketahui terdapat 13 siswa termasuk dalam kategori kreatif dan
16 siswa termasuk dalam kategori sangat kreatif. Berdasarkan data
yang diperoleh, peneliti, maka peneliti membuat rangkuman data
hasil Kreativitas Siswa sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Skor Rangkuman Kreativitas Siswa
No Nama Siklus I Kategori Siklus II Kategori
1 ATW 67,5 Kreatif 80,83 Kreatif
2 MUS 67,08 Kreatif 80,83 Kreatif
3 ANW 74,16 Kreatif 82,91 Sangat Kreatif
4 ASA 74,16 Kreatif 85,83 Sangat Kreatif
5 AE 59,58 Kreatif 79,16 Kreatif
6 AFC 75,83 Kreatif 80 Kreatif
7 APW 77,16 Kreatif 83,75 Sangat Kreatif
8 AH 73,33 Kreatif 87,5 Sangat Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Nama Siklus I Kategori Siklus II Kategori
9 ASR 75,91 Kreatif 82,5 Sangat Kreatif
10 BBBA 72,91 Kreatif 82,91 Sangat Kreatif
11 BPAW 74,25 Kreatif 83,33 Sangat Kreatif
12 CBA 66,67 Kreatif 75,41 Kreatif
13 CFMK 74,25 Kreatif 76,25 Kreatif
14 DM 67,16 Kreatif 76,25 Kreatif
15 EYP 68,41 Kreatif 82,02 Sanagt Kreatif
16 GSC 69,58 Kreatif 86,25 Sangat Kreatif
17 JAI 67,91 Kreatif 77,08 Kreatif
18 KAW 69,67 Kreatif 83,75 Sanagt Kreatif
19 MMF 68,33 Kreatif 81,25 Sangat Kreatif
20 MAH 66,75 Kreatif 84,16 Sangat Kreatif
21 NZV 67,58 Kreatif 76,67 Kreatif
22 NF 67,5 Kreatif 80,41 Kreatif
23 PHHL 66,25 Kreatif 75,83 Kreatif
24 RBN 66,75 Kreatif 83,33 Sangat Kreatif
25 SRP 67,08 Kreatif 75,83 Kreatif
26 SAM 69,58 Kreatif 77,5 Kreatif
27 YSG 65,41 Cukup 82,5 Sangat Kreatif
28 YHBS 68,33 Kreatif 85,41 Sangat Kreatif
29 AAS 76,25 Kreatif 89,17 Sangat Kreatif
Rata-rata 69,83 Kreatif 81,24 Sangat Kreatif
Berdasarkan tabel hasil peningkatan kreativitas siswa dapat
dilihat bahwa pada kondisi awal diperoleh skor rata-rata kreativitas
siswa sebesar 59,45 dengan kategori kurang kreatif. Setelah dilakukan
tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah pada siklus I, skor rata-rata kreativitas meningkat menjadi
69,83 dengan kategori cukup kreatif. Sedangkan pada siklus II, skor
rata-rata kreativitas, siswa mengalami peningkatan sebesar 21,77 dari
kondisi awal dan 11,39 dari siklus I menjadi 81,24 dengan kategori
kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis
masalah mampu meningkatkan kreativitas siswa dan melebihi target
yang sudah peneliti tentukan. Berikut ini adalah tabel rangkuman
target dan capaian kreativitas siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.6 Peningkatan Kreativitas
Variabel Kondisi
Awal
Capaian
Target Siklus I Target Siklus II
Kreativitas 58,15 70 69,83 80 81,24
Peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dapat
dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kreativitas Siswa
Berdasarkan gambar dapat dilihat kreativitas siswa kelas V SD
Negeri Nogopuro. Pada kondisi awal, kreativitas siswa sebesar 58,15
dan pada siklus I kreativitas siswa menjadi sebesar 69,83 dan pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,24.
b. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan peneliti di setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.
Siklus I peneliti laksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari
Kamis dan Sabtu, 16 dan 18 Januari 2020. Siklus II juga dilaksanakan
selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis-Jumat, 23 – 24
Januari 2020. Hasil belajar siswa selama pembelajaran dapat dilihat
dari penilaian soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus
II.
7080
58,1269,83
81,24
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rer
ata
Kre
ativ
itas
PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI NOGOPURO
Target Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Berdasarkan hasil penilaian soal evaluasi, peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.7 Rerata Hasil Belajar Siklus I
No Kode Siswa Nilai Evaluasi Siklus I Kategori
1 ATW 50 Tidak Tuntas
2 MUS 60 Tidak Tuntas
3 ANW 90 Tuntas
4 ASA 75 Tuntas
5 AE 80 Tuntas
6 AFC 90 Tuntas
7 APW 90 Tuntas
8 AH 55 Tidak Tuntas
9 ASR 75 Tuntas
10 BBBA 75 Tuntas
11 BPAW 85 Tuntas
12 CBA 65 Tidak Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas
14 DM 60 Tidak Tuntas
15 EYP 90 Tuntas
16 GSC 85 Tuntas
17 JAI 75 Tuntas
18 KAW 65 Tidak Tuntas
19 MMF 75 Tuntas
20 MAH 85 Tuntas
21 NZV 60 Tidak Tuntas
22 NF 75 Tuntas
23 PHHL 50 Tidak Tuntas
24 RBN 90 Tuntas
25 SRP 75 Tuntas
26 SAM 80 Tuntas
27 YSG 80 Tuntas
28 YHBS 85 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas
Rerata 75,51 Tuntas
Persentase Tuntas 72,41% (21 siswa)
Persentase Tidak Tuntas 27,59% (8 siswa)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil belajar siswa pada
pelaksanaan siklus I diperoleh rerata skor hasil belajar siswa sebesar
75,51 dan termasuk dalam kategori tuntas KKM. Selain itu, dalam tabel
dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan KKM sebesar 72,41%
dengan jumlah 21 siswa, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas
KKM sebesar 27,59 % dengan jumlah 8 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Berikut ini rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II akan disajikan
peneliti pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siklus II
No Kode Siswa Nilai Evaluasi Siklus II Kategori
1 ATW 65 Tidak Tuntas
2 MUS 65 Tidak Tuntas
3 ANW 90 Tuntas
4 ASA 90 Tuntas
5 AE 65 Tidak Tuntas
6 AFC 85 Tuntas
7 APW 85 Tuntas
8 AH 90 Tuntas
9 ASR 80 Tuntas
10 BBBA 75 Tuntas
11 BPAW 85 Tuntas
12 CBA 85 Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas
14 DM 80 Tuntas
15 EYP 90 Tuntas
16 GSC 80 Tuntas
17 JAI 85 Tuntas
18 KAW 75 Tuntas
19 MMF 75 Tuntas
20 MAH 85 Tuntas
21 NZV 70 Tidak tuntas
22 NF 75 Tuntas
23 PHHL 80 Tuntas
24 RBN 90 Tuntas
25 SRP 75 Tuntas
26 SAM 85 Tuntas
27 YSG 85 Tuntas
28 YHBS 90 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas
Rerata 81,2 Tuntas
Persentase Tuntas 86,21% (25 siswa)
Persentase Tidak Tuntas 13,79% (4 siswa)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil belajar siswa pada
pelaksanaan siklus II diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar
81,2 dan termasuk dalam kategori tuntas KKM. Selain itu, dalam tabel
dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan KKM sebesar 86,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dengan jumlah 25 siswa, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas
KKM sebesar 13,79 % dengan jumlah 4 siswa.
Tabel 4.9 Hasil Skor Rangkuman Hasil Belajar Siswa
No Kode Siswa Siklus I Kategori Siklus II Kategori
1 ATW 50 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas
2 MUS 60 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas
3 ANW 90 Tuntas 90 Tuntas
4 ASA 75 Tuntas 90 Tuntas
5 AE 80 Tuntas 65 Tidak Tuntas
6 AFC 90 Tuntas 85 Tuntas
7 APW 90 Tuntas 85 Tuntas
8 AH 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas
9 ASR 75 Tuntas 80 Tuntas
10 BBBA 75 Tuntas 75 Tuntas
11 BPAW 85 Tuntas 85 Tuntas
12 CBA 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas 80 Tuntas
14 DM 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
15 EYP 90 Tuntas 90 Tuntas
16 GSC 85 Tuntas 80 Tuntas
17 JAI 75 Tuntas 85 Tuntas
18 KAW 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas
19 MMF 75 Tuntas 75 Tuntas
20 MAH 85 Tuntas 85 Tuntas
21 NZV 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
22 NF 75 Tuntas 75 Tuntas
23 PHHL 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
24 RBN 90 Tuntas 90 Tuntas
25 SRP 75 Tuntas 75 Tuntas
26 SAM 80 Tuntas 85 Tuntas
27 YSG 80 Tuntas 85 Tuntas
28 YHBS 85 Tuntas 90 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas 90 Tuntas
Rata-rata 75,51 Tuntas 81,2 Tuntas
Persentase Tuntas 72,41%
(21 siswa)
86,21%
(25 siswa)
Persentase Tidak Tuntas 27,59%
(8 siswa)
13,79%
(4 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan tabel hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat
dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan penelitian menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I, skor rata-rata
hasil belajar meningkat menjadi 75,51 dan menunjukkan kriteria rata-
rata tuntas. Sedangkan pada siklus II, skor rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan menjadi 81,2 dan menunjukkan kriteria rata-
rata tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis
Masalah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan melebihi target
yang sudah peneliti tentukan. Berikut ini rangkuman target dan hasil
capaian hasil belajar siswa:
Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar
Variabel Kondisi
Awal
Capaian
Target Siklus I Target Siklus II
Hasil
Belajar 68,96 75
75,51
(tuntas) 80
81,2
(tuntas)
Peningkatan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri Nogopuro
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
7580
68,9675,51
81.2
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rer
ata
Has
il B
elaj
ar
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI NOGOPURO
Target Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Berdasarkan gambar dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Nogopuro. Pada kondisi awal sebesar 68,96 dan
pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 75,51 dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 81,2.
B. Pembahasan
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus yang
terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada setiap siklus.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar mampu meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro. Peneliti memilih Model
Pembelajaran Berbasis Masalah karena dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kreativitas dengan memecahkan sebuah permasalahan melalui
langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu; 1) Orientasi
siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah
mampu membuat siswa menjadi kreatif dalam belajar dan memahami materi,
sehingga hasil belajar yang diperoleh juga menjadi tinggi. Pengambilan data
yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data kreativitas yaitu dengan
menggunakan teknik pengambilan data tes dan non tes berupa lembar
kuesioner, lembar observasi, dan rubrik penilaian produk. Sedangkan
pengambilan data hasil belajar, peneliti menggunakan teknik pengambilan
data tes berupa soal evaluasi pada setiap siklus. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini selalu meningkat disetiap siklusnya, baik kreativitas maupun
hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa dilaksanakan
peneliti dengan menerapkan langkah-langkah Model Pembelajaran
Berbasis Masalah pada pelaksanaan penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arends dalam Suprihatiningrum (2016: 215) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah ini digunakan peneliti pada saat
pelaksanaan siklus I dan siklus II pelaksanaan penelitian. Peneliti
melaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui lima
Langkah sesuai dengan pendapat dari Putra (2013: 78-81) dan Ibrahim (
dalam Suprihatiningrum (2016: 223) , yaitu; 1) Orientasi siswa pada
masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Langkah 1. Orientasi Siswa Pada Masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Guru memberikan
permasalahan kepada siswa dengan menayangkan video berupa
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru akan
memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan video yang
ditayangkan. Siswa akan menyampaikan pendapat mereka secara
kreatif terkait dengan peristiwa yang terkait dan penyelesaian masalah
melalui percobaan. Langkah ini dapat membuat siswa kreatif dalam
pembelajaran.
b. Langkah 2. Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar
Pada langkah ini, guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisaikan tugas belajar siswa dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
permasalahan. Guru membantu siswa dalam melakukan percobaan.
Siswa dengan bantuan guru menyiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan dalam percobaan. Langkah ini dapat membantu siswa
untuk memiliki sikap kreatif dalam pembelajaran.
c. Langkah 3. Membimbing Penyelidikan Individual Maupun
Kelompok
Pada langkah ini, siswa melakukan percobaan secara berkelompok.
Guru bertugas membimbing dan membantu siswa dalam melakukan
setiap langkah percobaan. Pada saat melakukan percobaan, siswa
bersama anggota kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan. Siswa berdiskusi dengan menyampaikan pendapat
masing-masing serta mencari beberapa informasi dari sumber belajar
yang lain seperti buku. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui
kegiatan diskusi akan mudah diingat dan tertanam dalam pemahaman
siswa. Langkah ini dapat membuat siswa untuk memiliki kreativitas
dan dapat memperoleh hasil belajar dalam pembelajaran.
d. Langkah 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Pada langkah ini siswa menyajikan hasil percobaan yang telah
diperoleh melalui sebuah karya. Karya yang dibuat siswa secara
berkelompok berupa gambar diagram, gambar langkah-langkah
percobaan, dan mind map. Karya dibuat berdasarkan dengan daya
imajinatif dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa Karya yang dibuat
siswa akan dipresentasikan secara bergantian di depan kelas.
Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan komentar dan
saran kepada kelompok presentasi. Langkah ini dapat membantu
siswa dalam memiliki kreativitas dan memperoleh hasil belajar dalam
pembelajaran.
e. Langkah 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah
Pada langkah ini guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap hasil percobaan yang diperoleh. Siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
bergantian menyampaikan perasaan mereka tentang pelaksanaan
pembelajaran. Siswa juga menyampaikan kesimpulan yang mereka
peroleh dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir
pembelajaran, guru memberikan penguatan kepada siswa apabila
masih ada materi yang belum dipahami. Langkah ini membantu siswa
untuk memiliki kreativitas dan hasil belajar dalam pembelajaran.
Kelima tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ini digunakan
dalam siklus I dan siklus II. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
siklus I dan siklus II dijelaskan sebagai berikut:
1) Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti selama dua kali
pada hari Kamis dan Sabtu, 16 dan 18 Januari 2020. Penelitian ini
dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan
sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas dan
perindahannya yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1
dan 2. Pada siklus I, peneliti dibantu oleh satu orang teman yang
bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses pelaksanaan
penelitian. Peneliti juga menyiapkan instrumen tes berupa LKPD, soal
evaluasi, dan lembar penilaian produk dan lembar penilaian non tes,
peneliti menyiapkan lembar observasi dan lembar kuesioner yang
digunakan untuk mengukur kreativitas dan hasil belajar siswa yang
diisi pada akhir siklus. Berdasarkan tabel 4.3, hasil kreativitas siswa
pada siklus I diperoleh 1 siswa cukup kreatif dan 28 siswa kreatif.
Data rata-rata kreativitas yang diperoleh sebesar 69,83 dengan
kategori kreatif.
Refleksi dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dapat berjalan dengan lancar
meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala yang
dihadapi oleh peneliti yaitu berkaitan dengan waktu pelaksanaan
penelitian yang terlalu sedikit sehingga pelaksanaan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
terkesan tergesa-gesa. Selain kendala juga terjadi pada layar LCD
proyektor yang mati, sehingga peneliti harus menyiapkan LCD
proyektor terlebih dahulu. Layar yang digunakan oleh peneliti juga
berupa papan tulis sehingga tidak terlihat dengan jelas dari belakang.
Adanya kendala dan permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
bijaksana oleh peneliti sehingga pelaksanaan penelitian siklus I dapat
berjalan dengan lancar.
2) Siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti pada hari Kamis
dan Jumat, 23-24 Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan dengan
alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan sebagai guru dan
mangajarkan tentang materi panas dan perpindahannya yang terdapat
pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5. Pada pelaksaaan penelitian,
peneliti dibantu oleh satu orang teman yang bertugas dalam observasi
dan dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian. Peneliti juga
menyiapkan intrumen tes berupa LKPD, soal evaluasi, dan lembar
penilaian produk dan lembar penilaian non tes, peneliti menyiapkan
lembar observasi dan lembar kuesioner yang digunakan untuk
mengukur kreativitas dan hasil belajar siswa yang diisi pada akhir
siklus. Berdasarkan tabel 4.5, hasil kreativitas siswa pada siklus II
diperoleh data bahwa terdapat 13 siswa kreatif dan 16 siswa sangat
kreatif. Data rata-rata kreativitas yang diperoleh sebesar 81,24 dengan
kategori sangat kreatif.
Refleksi dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
terhadap siswa kelas V SD Negeri Nogopuro melalui model
pembelajaran berbasis masalah berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti. Peneliti melakukan analisis di
akhir siklus II dan permasalahan yang terjadi di kelas mulai sedikit
teratasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis yang
menunjukkan bahwa kreativitas dan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arends (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Suprihatiningrum, 2016: 215) yang menjelaskan bahwa Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari dengan menggunakan kreativitas yang
dimiliki, sehingga memperoleh pengetahuan yang bertahan lama
dalam ingatan. Seperti yang dikatakan Shoimin (2014: 132) Model
Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki kelebihan yaitu mampu
mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah sehingga
mendapat pengetahuan sendiri, kegiatan ilmiah, serta kerja kelompok
yang dapat membantu siswa dalam berkomunikasi dan siswa tidak
dibebankan dalam menghafal materi.
Berdasarkan hasil uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nogopuro
mengalami peningkatan dan sudah memenuhi target yang ditentukan
sehingga penelitian ini layak untuk dihentikan pada siklus II.
2. Peningkatan Kreativitas Siswa
Observasi pada kondisi awal dilakukan peneliti sebelum menerapkan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Hasil kondisi awal yang diperoleh
peneliti menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa di kelas V SD
Negeri Nogopuro masih tergolong rendah. Guru memberikan materi
dengan meminta siswa menghafal materi yang terdapat pada buku. Hal
tersebut membuat siswa tidak dapat menyampaikan pendapat mereka.
Selain itu, siswa hanya meniru semua yang terdapat pada buku dan tidak
mampu memahami materi dengan membuat sebuah karya berdasarkan
daya imajinatif dan kreativitas siswa. Padahal Sani (2019: 9)
mengemukakan bahwa kreativitas terkait dengan kemampuan merangkai
atau membuat sesuatu dengan cara yang baru secara konseptual atau
menghasilkan produk yang menarik dengan imajinasi yang tinggi. Melihat
kondisi ini, peneliti mencoba menggunakan Model Pembelajaran Berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Masalah untuk diterapkan agar mampu meningkatkan kreativitas siswa
saat mengikuti pembelajaran.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan selama
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada akhir pelaksanaan, terlihat
adanya peningkatan kreativitas pada siswa. Berdasarkan tabel 4.8 dapat
dilihat bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal
skor kreativitas siswa sebesar 58,15 dengan kategori cukup kreatif,
mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor 69,83 dan pada kategori
kreatif. Peningkatan kembali terjadi pada siklus II dengan skor kreativitas
siswa sebesar 81,24 dengan kategori sangat kreatif.
Peningkatan terjadi karena pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah mampu mengajak siswa untuk memiliki ide-ide yang unik
melalui pendapat yang disampaikan. Selain itu, selama pelaksanaan
pembelajaran, siswa dapat mencoba berbagai macam cara baru dalam
menyelesaikan masalah melalui pengalaman mereka dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa juga mampu membuat sebuah karya sebagai hasil dari
permasalahan yang ada berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Kegiatan siswa tersebut menunjukkan bahwa indikator kreativitas yang
digunakan peneliti berdasarkan pendapat Suyanto (dalam Sit, 2016: 9),
Sani (2019: 72),dan Munandar (2004: 71) dapat tercapai. Kegiatan siswa
tersebut terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah tersebut menjadikan kreativitas siswa dapat meningkat.
Hal tersebut sesuai dengan yang Haefele (dalam Munandar, 2004: 21)
mengungkapkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Kombinasi
baru yang dimaksud adalah mampu menggabungkan atau
mengkombinasikan hal-hal yang sudah ada. Selain itu, data, informasi, dan
unsur-unsur yang ada diperoleh siswa berdasarkan pengalaman.
Kreativitas yang dimiliki siswa dapat diperoleh dan ditingkatkan dengan
penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Berdasarkan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
tersebut, dapat diartikan bahwa penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro menunjukkan
peningkatan kreativitas pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada
tabel 4.8.
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah siswa kelas V di SD Negeri
Nogopuro mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan peneliti
dengan melihat perubahan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I,
dan akhir siklus II. Pada kondisi awal, hasil belajar yang diperoleh siswa
pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah dan tidak tuntas KKM.
Rerata skor hasil belajar yaitu sebesar 68,96 dan jumlah siswa yang tidak
tuntas KKM sebanyak 16 orang.
Setelah pelaksanaan penelitian menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro, hasil belajar
siswa mengalami peningkatan pada setiap akhir siklus. Pada akhir siklus I,
rata-rata hasil belajar siswa mendapat skor 75,51 dan jumlah siswa yang
tuntas KKM sebanyak 21 dengan persentase 72,41%. Sedangkan pada
akhir siklus II, rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan skor 81,20
dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase
86,21%.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Sani (2019: 38)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau
kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh siswa
setelah melalui aktivitas belajar. Siswa yang belajar akan memperoleh
hasil daripada yang telah dipelajari selama proses belajar. Selain itu, hasil
yang diperoleh siswa dapat meningkat karena adanya Model Pembelajaran
Berbasis Masalah yang dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu, peneliti juga
menfasilitasi siswa dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Hal
tersebut sesuai dengan teori Gestalt (dalam Susanto, 2013: 12) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh lingkungan; yaitu sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar,
metode serta dukungan lingkungan dan keluarga.
Hasil yang diperoleh siswa akan dilihat dari tes yang diberikan oleh
guru. Tes dapat berupa pertanyaan atau tugas-tugas yang terkait dengan
materi yang telah dipelajari atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa.
Pengetahuan yang dimiliki siswa diperoleh secara mandiri selama
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah. Berdasarkan hal tersebut, dapat diartikan bahwa
penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siswa kelas V SD
Negeri Nogopuro menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I dan
siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.10.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kreativitas dan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar siswa melalui langkah-langkah model
pembelajaran yaitu; 1) Orientasi siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa
untuk belajar, 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Berbasis Masalah tersebut dapat membantu siswa dalam
meingkatkan kreativitas, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga meningkat.
Pada saat mengorientasikan siswa pada masalah dan mengorganisasikan siswa
untuk belajar, guru dapat memancing siswa untuk menyampaikan pendapat
mereka sesuai dengan kreativitas siswa. Selain itu, pada saat guru
memimbimbing penyelidikan,siswa mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta siswa menganalisis dan mengevaluasi masalah siswa akan
mencoba untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kreativitas siswa.
Apabila siswa mampu menyelesaikan masalah, maka siswa akan mendapatkan
pengetahuan secara mandiri,sehingga pengetahuan tersebut akan mudah diingat
oleh siswa dan mendapatkan hasil belajar yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BAB V
PENUTUP
Pada bab V ini, peneliti akan membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan analisis data mengenai
“Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok
Panas dan Perpindahannya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di
SD Negeri Nogopuro” dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa telah berhasil
dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dengan menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui langkah-langkah sintaks
sebagai berikut; a) orientasi siswa pada masalah, b) mengorganisasi siswa
untuk belajar, c) membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro materi pokok panas dan
perpindahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kreativitas
siswa dari skor rata-rata kondisi awal sebesar 58,15 meningkat menjadi
69,83 pada siklus I dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,24.
3. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nogopuro materi pokok panas dan
perpindahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil
belajar siswa dari skor rata-rata kondisi awal sebesar 68,96 meningkat
menjadi 75,51 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disusun
oleh peneliti. Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian.
Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti bukan guru kelas,
sehingga karakteristik semua siswa kurang dapat dipahami secara detail.
2. Waktu penelitian setiap siklus dilaksanakan dengan alokasi 4 x 35 menit,
sehingga pelaksanaan penelitian menjadi tergesa-gesa.
3. Tidak adanya perangkat LCD proyektor di dalam kelas, sehingga
persiapan membutuhkan waktu yang cukup lama serta tampilan video dan
gambar kurang optimal.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan
bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini sebaiknya dilakukan oleh guru kelas, karena guru kelas
lebih mengetahui dan memahami karakter masing-masing siswa.
2. Perencanaan waktu penelitian harus dipikirkan dengan matang agar
penelitian dapat terlaksana dengan lancar.
3. Sebaiknya dilakukan persiapan dan pengecekan perangkat media
pembelajaran yang akan digunakan pada sebelum melaksanakan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Betari, Eka Mutiara. 2013. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pembelajaran IPA
di SD. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada
tanggal 14 Februari 2020 pukul 11.50.
Farida, Ida. 2017. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hadi, Syamsul dan Novaliyosi. TIMSS Indonesia. Diakses di
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sncp/article/download/1096/754 tanggal
12 Juni 2020
Hosnan. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Kiat Sukses Pendidikan
Anak dalam Era Modern. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jihad, Asep, dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Karwono dan Mularsih, Heni. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta
Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Munan
Kurniawan, Asep. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Margono. 2007. Metodologi Penelitiana Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogykarta:
Kanisius.
Munandar Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press.
Ratnawulan, Elis dan Rusdjana. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Tanggerang: Tira Smart.
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sit, Masganti., dkk. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Teori dan
Praktek. Medan: Perdana Publishing.
Suartana, I Ketut dan Endrawati, Ni Nyoman. 2016. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Power Point untuk
Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri Tabanan.
Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura. Vol. 1. No. 1. Diakses pada
tanggal 14 Februari 2020 pukul 11.57.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sulastri, Iin. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana.
Skripsi. Serang. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal 14
Februari 2020 pukul 12.10.
Sumantoro dan Hermana, Dodo. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
4 SD. Yogyakarta: Kanisius.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2016. Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Suryadi, Asip dan Ika Berdiati. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas Bagi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana.
Susanto, Pudyo. 2018. Belajar Tuntas: Filosofi, Konsep, dan Implementasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Uno, Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni. 2011. Menjadi Peneliti PTK
yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni dan Baharuddi. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat
Pembelajaran Validator
Hasil
Penilaian
Rata-rata
Keterangan
RPP Tema 6
Subtema 2
Pembelajaran 1
Dosen Pendidikan Fisika USD 92,5
Dosen PGSD UPY 90,83
Guru Kelas II 90,83
Guru Kelas III 93,3
Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 1 91,86 Sangat Baik
RPP Tema 6
Subtema 2
Pembelajaran 2
Dosen Pendidikan Fisika USD 91,67
Dosen PGSD UPY 94,17
Guru Kelas II 87,5
Guru Kelas III 95,83
Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 2 92,29 Sangat Baik
RPP Tema 6
Subtema 2
Pembelajaran 5
Dosen Pendidikan Fisika USD 90
Dosen PGSD UPY 97,5
Guru Kelas II 96,6
Guru Kelas III 93,3
Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 1 dan 2 94,35 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Observasi dan
Kuesioner
No. Instrumen Validator Hasil
Penilaian Keterangan
1. Lembar
Observasi
Dosen PGSD UPY 100 Baik Sekali
Guru kelas II 96 Baik Sekali
Guru Kelas III 79 Baik
Rerata Lembar Observasi 91 Baik Sekali
2. Lembar
Kuesioner
Dosen PGSD UPY 96 Baik Sekali
Guru kelas II 96 Baik Sekali
Guru Kelas III 96 Baik Sekali
Rerata Lembar Kuesioner 96 Baik Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 11. Lembar Observasi Kreativitas
LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS PESERTA DIDIK
Berilah tanda centang (√) pada kolom A, B, C, D, dan E apabila aspek yang
diamati dilakukan oleh responden!
No Nama
Peserta Didik
Aspek yang diamati Jumlah
A B C D E
1 Agustina Tri Wahyuni
2 Mustofa
3 Adhitya Nur Wicaksana
4 Akbar Septian Aditia
5 Alan Elnahaar
6 Amanta Felita Chelsea
7 Antonius Paul Wibowo
8 Arya Herlambang
9 Arya Septa Ramadhan
10 Benedictus Bryan Bayu Aji
11 Bima Putra Adli Wicaksana
12 Carisa Bella Anindya
13 Christian Flix Mikhael Kai
14 Dirgantara Megandrana
15 Endhyta Yalada Prastiwi
16 Gavriel Steffi Cellistine
17 Javier Almer Islamey
18 Krisna Aji Wicaksono
19 Marthalia Maulana Fadila
20 Muhammad Alif Heryanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
21 Nada Zara Violetta
22 Naila Fadila
23 Prayogi Hanaya Hakim L.
24 Restu Bumi Nugraha
25 Septian Rendra Purnama
26 Shafira Asdhia Maiza
27 Yeriel Stefian Gideon
28 Yola Handayani Bella Saputri
29 Adinda Aryn Sulistami
Rata-rata
Keterangan :
A : Memiliki ide yang unik
B : Mencoba cara-cara baru untuk menyelesaikan permasalahan
C : Membuat sebuah karya untuk menyelesaikan permasalahan
D : Memberikan banyak gagasan dalam menyelesaikan permasalahan
E : Menyelesaikan permasalahan berdasarkan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari
Yogyakarta, Januari 2020
Observer
……………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I dan Siklus II
No Kode Siswa Siklus I Siklus II
1 ATW 60 80
2 MUS 60 80
3 ANW 80 80
4 ASA 80 100
5 AE 40 80
6 AFC 80 80
7 APW 80 100
8 AH 80 100
9 ASR 80 100
10 BBBA 80 100
11 BPAW 80 100
12 CBA 60 80
13 CFMK 80 80
14 DM 60 80
15 EYP 60 100
16 GSC 60 100
17 JAI 60 80
18 KAW 60 80
19 MMF 60 80
20 MAH 60 100
21 NZV 60 80
22 NF 60 80
23 PHHL 60 80
24 RBN 60 80
25 SRP 60 80
26 SAM 60 80
27 YSG 60 100
28 YHBS 60 100
29 AAS 80 100
Rerata
66,2 88,27
Kreatif Sangat Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Lampiran 14. Lembar Kuesioner Kreativitas
KUESIONER KREATIVITAS PESERTA DIDIK
Kelas :
Nomor Absen:
Petunjuk:
1. Tulislah kelas dan nomor absen pada kotak yang telah tersedia
2. Isilah tabel dibawah ini dengan jujur, sesuai dengan kondisi yang kamu
alami
3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban kamu
Keterangan:
ST = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak
Setuju
No Pernyataan Skala Penilaian
ST S TS STS
1. Saya memiliki cara berpikir yang berbeda dari
guru dan teman-teman saya dalam menyelesaikan
permasalahan soal IPA.
2. Saya memberikan beberapa solusi dalam
menyelesaikan permasalahan soal.
3. Saya menjawab dan menyelesaikan permasalahan
dari soal IPA yang bervariasi.
4. Saya mencari informasi yang sudah ada pada
buku dalam menyelesaikan permasalahan soal
IPA yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
No Pernyataan Skala Penilaian
ST S TS STS
5. Saya membuat sebuah karya dengan maksimal
agar terlihat bagus dari sebuah permasalahan IPA
yang diberikan oleh guru.
6. Saya menyelesaikan permasalahan soal IPA
dengan cara penyelesaian yang sama dari yang
diberikan guru.
7. Saya memiliki banyak cara untuk menyelesaikan
permasalahan soal IPA.
8. Saya dapat memberikan bermacam-macam
gagasan dalam masalah IPA yang diberikan oleh
guru.
9. Saya memiliki ide dalam menyelesaikan
permasalahan soal IPA berdasarkan pengalaman
dalam kegiatan sehari-hari.
10. Saya memiliki keinginan untuk menemukan
solusi dalam menyelesaikan permasalahan soal
IPA yang diberikan oleh guru.
11. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal
IPA dengan satu cara penyelesaian.
12. Saya menyelesaikan permasalahan soal IPA
dengan mendengarkan penjelasan guru.
13. Saya dapat memberikan sebuah gagasan dalam
masalah IPA yang diberikan oleh guru
14. Saya melihat buku siswa untuk menyelesaikan
permasalahan soal IPA yang diberikan oleh guru.
15. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal
IPA dan mengembangkanya menjadi sebuah
karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
No Pernyataan Skala Penilaian
ST S TS STS
16. Saya memadukan informasi yang sudah ada
dengan yang baru dalam menyelesaikan
permasalah soal IPA yang diberikan oleh guru.
17. Saya dapat menghasilkan jawaban dan membuat
penyelesaian permasalahan dari soal IPA dengan
tipe yang sama.
18. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal
IPA tetapi kurang mampu mengembangkanya
menjadi sebuah karya.
19. Saya membuat sebuah karya dengan asal-asalan.
20. Saya memiliki pendapat yang sama teman-teman
saya dalam menyelesaikan permasalahan soal
IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus I
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 ATW 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 4 2 2 4 2 1 73.75
2 MUS 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 66.25
3 ANW 3 3 4 2 2 2 4 3 3 4 3 1 1 3 1 4 3 3 4 1 67.5
4 ASA 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 67.5
5 AE 4 3 4 1 3 4 1 4 3 4 2 4 1 1 4 4 2 3 2 2 70
6 AFC 3 3 2 1 4 1 3 3 4 4 2 1 2 1 4 3 2 3 4 3 66.25
7 APW 3 4 3 1 4 1 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 78.75
8 AH 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 4 2 65
9 ASR 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 2 68.75
10 BBBA 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 63.75
11 BPAW 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 4 2 63.75
12 CBA 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 1 2 3 1 65
13 CFMK 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 4 2 63.75
14 DM 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 1 2 3 4 2 1 2 3 68.75
15 EYP 2 3 4 2 4 2 3 2 2 4 2 1 3 2 3 3 3 2 4 2 66.25
16 GSC 3 3 3 1 3 1 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 67.5
17 JAI 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 68.75
18 KAW 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 76.25
19 MMF 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 63.75
20 MAH 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 61.25
21 NZV 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 2 70
22 NF 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 67.5
23 PHHL 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 63.75
24 RBN 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 1 4 4 4 4 2 4 2 67.5
25 SRP 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 4 2 66.25
26 SAM 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 1 2 2 3 3 2 3 4 2 67.5
27 YSG 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 61.25
28 YHBS 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 63.75
29 AAS 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 4 3 67.5
Rerata 67.15
Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus II
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 ATW 4 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 1 4 2 3 3 2 4 4 1 75
2 MUS 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 75
3 ANW 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 2 81.25
4 ASA 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 70
5 AE 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 2 4 4 3 82.5
6 AFC 3 4 3 2 4 1 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 72.5
7 APW 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 76.25
8 AH 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 75
9 ASR 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 72.5
10 BBBA 4 4 4 1 4 1 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 2 2 2 3 73.75
11 BPAW 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 75
12 CBA 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 4 3 2 71.25
13 CFMK 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 73.75
14 DM 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 73.75
15 EYP 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 71.25
16 GSC 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 4 4 2 2 1 71.25
17 JAI 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 76.25
18 KAW 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 83.75
19 MMF 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 76.25
20 MAH 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 77.5
21 NZV 3 4 2 2 4 2 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 75
22 NF 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 73.75
23 PHHL 4 4 4 1 4 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 2 3 72.5
24 RBN 3 4 4 2 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 82.5
25 SRP 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 72.5
26 SAM 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 77.5
27 YSG 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 2 72.5
28 YHBS 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 81.25
29 AAS 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 80
Rerata 75,56
Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 19. Rekapitulasi Produk Kreativitas
No Nama Siklus I Siklus II
Diagram Gambar Mind Map
1 ATW 62,5 75 87,5
2 MUS 75 75 87,5
3 ANW 75 75 87,5
4 ASA 75 75 87,5
5 AE 62,5 75 75
6 AFC 87,5 75 87,5
7 APW 62,5 83 75
8 AH 75 75 87,5
9 ASR 75 83 75
10 BBBA 75 75 75
11 BPAW 75 83 75
12 CBA 75 75 75
13 CFMK 75 83 75
14 DM 62,5 83 75
15 EYP 75 83 75
16 GSC 87.5 75 87,5
17 JAI 75 75 75
18 KAW 62,5 83 87,5
19 MMF 87,5 75 87,5
20 MAH 75 83 75
21 NZV 62,5 83 75
22 NF 75 75 87,5
23 PHHL 75 75 75
24 RBN 62,5 83 87,5
25 SRP 75 75 75
26 SAM 87,5 75 75
27 YSG 75 75 75
28 YHBS 87,5 75 75
29 AAS 87,5 75 87,5
Rata-rata 74,56 77,75 80,17
(Kreatif) 76,16 (Kreatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 20. Soal Evaluasi Siklus I
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Nama : …………………
No. Absen : …………………
Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d!
1. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik dinamakan ….
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Radiator
2. Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk perpindahan panas secara
….
a. Konduksi
b. Radiasi
c. Konduktor
d. Konveksi
3. Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut terasa panas. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi perpindahan panas secara...
a. Konduksi
b. Kondensasi
c. Konveksi
d. Radiasi
4. Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah. . . .
a. Dinamometer
b. Amperemeter
c. Speedometer
d. Termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
5. Perhatikan gambar dibawah ini!
Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara. . .
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Konduksi
d. Induksi
6. Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor yang dapat kita rasakan
semakin. . .
a. Besar
b. Kecil
c. Dingin’
d. Hangat
7. Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. . .
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Konduktor
d. Radiasi
8. Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari benda ….
a. Konduktor
b. Semi konduktor
c. Isolator
d. Mudah memuai
9. Alumunium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-alat dapur seperti
panci karena ….
a. Merupakan konduktor yang baik
b. Merupakan isolator yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
c. Merupakan benda yang ringan
d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan
10. Cangkir yang terisi air panas maka gagangnya akan terasa panas juga. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi perpindahan panas secara ….
a. Kondensasi
b. Konveksi
c. Radiasi
d. Konduksi
11. Berikut ini merupakan benda yang sangat baik dimanfaatkan untuk
membuat gagang panci adalah ….
a. Aluminium
b. Kayu
c. Kain
d. Besi
12. Waktu kita memasak, mentega pada wajan akan mencair. Peristiwa
tersebut merupakan proses perpindahan panas secara ….
a. Kondensasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
13. Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….
a. Bagian alas besi
b. Bagian kabel tembaga
c. Bagian karet gagang
d. Bagian mur aluminium
14. Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan setengah isolator adalah
….
a. Semi konduktor
b. Konduktor
c. Isolator
d. Kondensasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
15. Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada benda ….
a. Padat dan cair
b. Cair dan gas
c. Gas dan padat
d. Padat dan keras
16. Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat menghantarkan panas
dengan baik adalah ….
a. Karet
b. Kertas
c. Besi
d. Gabus
17. Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan dalam membuktikan cara
perpindahan panas secara konveksi, ketika es batu dimasukkan ke dalam
air hangat apa yang terjadi?
a. Ukuran es batu tetap
b. Air hangat menjadi dingin
c. Ukurannya mengecil dan mencair
d. Es batu mengecil dan tidak mencair.
18. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik dinamakan ….
a. Isolator
b. Konduktor
c. Generator
d. Semi konduktor
19. Logam akan semakin mudah menghantarkan panas apabila ….
a. Semakin tebal dan Panjang
b. Semakin kecil dan berat
c. Semakin tipis dan luas
d. Semakin berkarat dan lapuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
20. Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik biasanya dapat
menghantarkan ….
a. Aliran listrik
b. Aliran air
c. Aliran es
d. Aliran sinyal
~~~ Selamat mengerjakan ~~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus II
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Nama :…………………
No. absen : …………………
Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, atau d!
1. Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara disebut ….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
2. Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara radiasi adalah ….
a. Air panas yang mendidih
b. Besi yang dipanaskan
c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik
d. Orang yang merasa hangat di sekitar api unggun
3. Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas secara radiasi, kecuali
….
a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya
b. Orang yang merasa hangat ketika berada di dekat api unggun
c. Cahaya matahari sampai ke bumi
d. Besi yang dipanaskan dengan api
4. Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ….
a. Ujung spatula terasa panas saat menggoreng ikan
b. Besi yang dipanaskan dengan api
c. Air yang mendidih saat dimasak
d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh knalpot kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
5. Penghantar panas yang baik disebut dengan ….
a. Isolator
b. Konduktor
c. Semi konduktor
d. Radiator
6. Contoh benda dengan penghantar panas yang baik adalah ….
a. Ebonit
b. Plastik
c. Kayu
d. Logam
7. Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan setengah isolator adalah ….
a. Konvektor
b. Semi konduktor
c. Radiator
d. Konduktor
8. Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….
a. Konvektor
b. Konduktor
c. Radiator
d. Isolator
9. Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….
a. Ebonit
b. Kayu
c. Logam
d. Besi
10. Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di laut. Peristiwa tersebut
menunjukkan terjadinya ….
a. Angin darat
b. Angin laut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
c. Angin pasang
d. Angin surut
11. Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan ….
a. Membeku
b. Menyusut
c. Memuai
d. Mencair
12. Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan panas adalah ….
a. Oven dan blender
b. Kulkas dan blender
c. Oven dan setrika
d. Kulkas dan setrika
13. Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara radiasi akan
menyebabkan ….
a. Membakar benda yang ada di sekitar
b. Udara di sekitar terasa panas
c. Munculnya polusi udara
d. Udara di sekitar terasa dingin
14. Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah melalui proses perpindahan
panas secara ….
a. Radiasi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Konduksi
15. Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena ….
a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah
b. Menahan panas udara di dalam rumah
c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah
d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
16. Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat perantaranya disebut
perpindahan kalor secara….
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
d. Evaporasi
17. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….
a. Benda beruhu rendah ke benda bersuhu tinggi
b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah
d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi
18. Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya terjadi pada zat ….
a. Gas dan cair
b. Cair dan padat
c. Padat dan gas
d. Gas dan angin
19. Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam perpindahan panas secara
radiasi terjadi di ….
a. Ruang hampa
b. Udara
c. Awan
d. Stratosfer
20. Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan pada bidang peternakan
adalah ….
a. Menambah kesehatan pada unggas
b. Mencegah hama unggas
c. Menetaskan telur unggas
d. Menerangi kendang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi
No Kode
Siswa Siklus I Kategori Siklus II Kategori
1 ATW 50 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas
2 MUS 60 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas
3 ANW 90 Tuntas 90 Tuntas
4 ASA 75 Tuntas 90 Tuntas
5 AE 80 Tuntas 65 Tidak Tuntas
6 AFC 90 Tuntas 85 Tuntas
7 APW 90 Tuntas 85 Tuntas
8 AH 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas
9 ASR 75 Tuntas 80 Tuntas
10 BBBA 75 Tuntas 75 Tuntas
11 BPAW 85 Tuntas 85 Tuntas
12 CBA 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas 80 Tuntas
14 DM 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
15 EYP 90 Tuntas 90 Tuntas
16 GSC 85 Tuntas 80 Tuntas
17 JAI 75 Tuntas 85 Tuntas
18 KAW 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas
19 MMF 75 Tuntas 75 Tuntas
20 MAH 85 Tuntas 85 Tuntas
21 NZV 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
22 NF 75 Tuntas 75 Tuntas
23 PHHL 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
24 RBN 90 Tuntas 90 Tuntas
25 SRP 75 Tuntas 75 Tuntas
26 SAM 80 Tuntas 85 Tuntas
27 YSG 80 Tuntas 85 Tuntas
28 YHBS 85 Tuntas 90 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas 90 Tuntas
Rata-rata 75,51 Tuntas 81,2 Tuntas
Persentase Tuntas 72,41% (21 siswa) 86,21% (25 siswa)
Persentase Tidak
Tuntas 27,59% (8 siswa) 13,79%(4 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 25. RPPTH Siklus 1 Pembelajaran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro
Kelas/ Semester : V / II
Tema : 6. Panas dan Perpindahannya
Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita
Pembelajaran ke : 1
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Januari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.3.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan Perpindahan Kalor Secara
Konduksi, peserta didik mampu membuat ringkasan minimal dua
paragraf teks penjelasan (eksplanasi) dengan benar. (menciptakan →
metakognitif)(C6)
4.3.1 Melalui kegiatan menyimpulkan teks penjelasan, peserta didik
mampu memodifikasi minimal dua ringkasan teks penjelasan tentang
Perpindahan Kalor secara Konduksi. (artikulasi →
keterampilan)(P4)
Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3.6.1 Melalui membaca teks bacaan, peserta didik mampu
mengimplementasikan konsep perpindahan kalor secara konduksi
dalam kehidupan sehari-hari sebanyak tiga contoh dengan benar.
(menerapkan → prosedural)(C3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
4.6.1 Melalui diskusi dan percobaan, peserta didik mampu membuat satu
laporan dalam bentuk diagram tentang perpindahan kalor dengan
tepat. (naturalisasi → keterampilan)(P5)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
1 Bahasa
Indonesia
-
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung
sebagai suatu dampak
pengiring.
-
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung
sebagai suatu dampak
pengiring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Meringkas
teks
penjelasan
(eksplanasi)
dari media
cetak atau
elektronik
3.3.1 Membuat
ringkasan teks
penjelasan
(eksplanasi) dari
media cetak.
(menciptakan →
metakognitif)(C6)
4.3 Menyajikan
ringkasan
teks
penjelasan
(eksplanasi)
dari media
cetak atau
elektronik
dengan
menggunakan
kosakata
baku dan
kalimat
efektif secara
lisan, tulis,
dan visual.
4.3.1 Memodifikasi
ringkasan teks
penjelasan tentang
Perpindahan Kalor
secara Konduksi.
(artikulasi →
keterampilan)(P4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
2 IPA
-
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung
sebagai suatu dampak
pengiring.
-
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung
sebagai suatu dampak
pengiring.
3.6 Menerapkan
konsep
perpindahan
kalor dalam
kehidupan
sehari-hari.
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara konduksi
dalam kehidupan
sehari-hari
(menerapkan →
prosedural)(C3)
4.6 Melaporkan
hasil
pengamatan
tentang
perpindahan
kalor
4.6.1 Membuat laporan
dalam bentuk diagram
tentang perpindahan
kalor secara konduksi.
(naturalisasi →
keterampilan)(P5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
Meringkas teks bacaan (eksplanasi)
(pengetahuan faktual)
2. Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kalor dan perpindahannya (pengetahuan
prosedural)
V. PENDEKATAN. MODEL, DAN METODE PEMBELJARAN
1. Pendekatan : Tematik Integratif dan Saintifik
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan,
diskusi, dan ceramah.
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa (PPK-Religius)
3. Guru melakukan absensi kepada
peserta didik.
4. Kegiatan literasi peserta didik
membaca teks cerita dialog
percakapan tentang berkemah.
(Literasi baca tulis)
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
5. Peserta didik menyanyikan lagu
(Motivasi)
6. Guru melakukan tanya jawab
tentang materi pertemuan
sebelumnya (Apersepsi)
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
yaitu (Orientasi):
- Meringkas teks bacaan
- Perpindahan kalor
Inti
Tahap 1:
Mengoerientasikan
peserta didik pada
masalah
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk belajar
1. Peserta didik diperlihatkan gambar
gelas pecah akibat air panas
(mengamati → critical
thinking)(PPK-Rasa Ingin Tahu)
2. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab terakit dengan gambar.
(menanya → critical thinking)
(PPK-Rasa Ingin Tahu)
3. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4 orang.
20 menit
Tahap 3:
Memandu
menyelidiki secara
mandiri atau
4. Setiap kelompok diminta untuk
membaca teks bacaan Perpindahan
Panas atau Kalor. (menalar →
critical thinking) (PPK-Rasa Ingin
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
kelompok Tahu)
5. Setiap kelompok diminta untuk
menemukan informasi penting pada
setiap paragraf. (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
6. Setelah menemukan informasi
penting, peserta didik diminta
untuk menyimpulkan teks
berdasarkan inti dari setiap
pargaraf dalam teks bacaan yang
telah dibaca. (mencoba → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
7. Beberapa kelompok
mempresentasikan ringkasan yang
telah dibuat di depan kelas.
(mengkomunikasikan →
communication) (PPK-Percaya
Diri)
8. Kelompok yang lain
memperhatikan dan saling
menanggapi.
35 menit
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil
pemecahan masalah
1. Kesimpulan: peserta didik bersama
guru menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
2. Peserta didik melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dalam
memahami materi tersebut.
3. Peserta didik mendapat penguatan
dari guru terkait materi yang telah
dipelajari.
4. Guru mempersilahkan peserta didik
untuk istirahat.
ISTIRAHAT
Penggalan 2 ( 2 x 35 menit)
Pembuka
1. Guru mengucapkan salam
2. Peserta didik menyanyikan lagu
“Perpindahan Kalor” dengan nada
dasar lagu “Pelangi-Pelangi”
“Pepindahan kalor ada tiga cara,
Yang salah satunya adalah
konduksi,
Konduksi itu dengan perantara,
Konduksi konduksi cara pindah
kalor,
Konduksi-konduksi sering kita
jumpai,
Contohnya adalah saat kita masak,
Wajan jadi panas karena api
kompor,
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Konduksi-konduksi cara pindah
kalor. (Motivasi)
3. Guru melakukan tanya jawab
tentang materi perpindahan panas
secara konduksi. (Apersepsi)
4. Guru menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
yaitu (Orientasi):
- Perpindahan kalor
Inti
Tahap 1:
Memberikan
orientasi masalah
kepada peserta
didik
1. Peserta didik melihat video tentang
luka bakar akibat terkena setrika
panas. (mengamati → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
2. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab terkait dengan video
tersebut. (menanya →
communication, critical thinking)
(PPK-Percaya Diri,)
- Mengapa setrika tersebut bisa
menyebabkan luka bakar jika
tersentuh?
- Apakah setrika yang tidak
dipakai akan menyebabkan
luka bakar yang sama?
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
- Bagaimana proses setrika
menjadi panas?
3. Peserta didik menyebutkan contoh
lain dari perpindahan panas yang
serupa.
4. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4 orang.
Tahap 3:
Memandu
menyelidiki secara
mandiri atau
kelompok
5. Setiap kelompok diminta
melakukan kerja sama untuk
melakukan percobaan mengenai
cara perpindahan panas secara
konduksi. (mencoba →
collaboration) (PPK-Kerjasama)
6. Sebelum melakukan percobaan,
guru akan membagikan alat dan
bahan yang digunakan serta
menjelaskan prosedur percobaan.
7. Setiap kelompok akan mengambil
alat dan bahan yang sudah
disediakan.
8. Setiap kelompok saling
bekerjasama untuk melakukan
percobaan. (mencoba →
collaboration) (PPK-Rasa Ingin
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tahu)
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
9. Setelah melakukan percobaan,
peserta didik secara berkelompok
berdiskusi mengenai hasil
percobaan (menalar →
collaboration) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
10. Peserta didik bersama dengan
kelompoknya akan
mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas. (mengkomunikasikan
→ communication) (PPK-Percaya
Diri)
11. Kelompok yang lainnya
memperhatikan dan saling
memberikan tanggapan. (PPK-
Menghargai Prestasi)
12. Setelah mempresentasikan, peserta
didik membuat diagram tentang
proses perpindahan kalor secara
konduksi. (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
13. Peserta didik dapat menggunakan
informasi dari hasil kerja
kelompoknya atau kerja kelompok
lain.
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
14. Beberapa kelompok peserta didik
diminta untuk mempresentasikan
diagram di depan kelas secara
bergantian. (mengkomunikasikan
→ communication) (PPK-Rasa
Ingin Tahu)
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil
1. Kesimpulan: peserta didik bersama
guru menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
2. Peserta didik melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dan tindak
lanjut yang akan dilaksanakan
setelah proses pembelajaran.
3. Peserta didik mendapat penguatan
dari guru terkait materi yang telah
dipelajari.
4. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi
5. Guru meminta peserta didik untuk
berdoa
6. Salam penutup.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. MEDIA : Gambar peristiwa konduksi
Tayangan video tentang luka bakar akibat setrika
panas
Teks “Perpindahan Panas secara Konduksi”
2. ALAT/ BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, gelas, air panas, sendok
stainless steel, mentega.
3. SUMBER BELAJAR:
- Diri sendiri
- Lingkungan sekitar
- Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:
Kemdikbud. Halaman 85-90.
- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:
Kemdikbud. Halaman 69-78.
- Video luka bakar :
https://www.youtube.com/watch?v=hk9y5t9TTm8
VIII. TEKNIK PENILAIAN
Muatan
Pembelajaran
Domain/Ranah
Penilaian Indikator
Jenis/Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Bahasa
Indonesia
Sikap spiritual - - - -
Sikap sosial - - - -
Pengetahuan 3.3.1. Membuat
ringkasan
teks
penjelasan
(eksplanasi
)dari
Tes tertulis Soal
pilihan
ganda
Soal
pilihan
ganda
dan kunci
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
media
cetak.
Keterampilan 4.3.1 Memodifi-
kasi
ringkasan
teks
penjelasan
tentang
perpinda-
han kalor
secara
konduksi.
Unjuk kerja Tugas
unjuk
kerja
Rubrik
penilaian
unjuk
kerja
IPA Sikap Spiritual - - - -
Sikap sosial - - - -
Pengetahuan 3.6.1 Mengim-
plementasi
-kan
konsep
perpinda-
han kalor
secara
konduksi
dalam
kehidupan
sehari-hari
Tes tertulis Soal
pilihan
ganda
Soal
pilihan
ganda
dan kunci
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Keterampilan 4.6.1 Membuat
laporan
dalam
bentuk
diagram
tentang
perpinda-
han kalor
secara
konduksi.
Produk Tugas
Membu-
at
Diagram
Rubrik
Penilaian
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Lampiran 26. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro
Kelas/ Semester : V / II
Tema : 6. Panas dan Perpindahannya
Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita
Pembelajaran ke : 2
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP
Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit
Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.3.1.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan perpindahan kalor secara
konveksi, peserta didik mampu menyimpulkan minimal 2 pokok
pikiran dan informasi penting dengan benar.
(memahami→Faktual)(C5)
4.3.1.1 Dengan mencermati teks bacaan, peserta didik mampu membuat
ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) minimal 2 paragraf dari teks
bacaan perpindahan kalor secara konveksi secara tepat. (menciptakan
→ metakognitif)(C6)
Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3.6.1.1 Melalui tayangan video, peserta didik mampu menganalisis konsep
perpindahan kalor secara konveksi minimal 2 dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar. (menganalisis → metakognitif)(C4)
4.6.1.1 Melalui percobaan, peserta didik mampu membuat hasil pengamatan
melalui gambar tentang perpindahan kalor secara konveksi dengan
benar. (naturalisasi → keterampilan)(P5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Muatan Pembelajaran : Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
3.3.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mampu menentukan
pola lantai minimal 2 dalam gerak tarian daerah dengan tepat.
(menganalisis → konseptual)(C4)
4.3.1 Melalui kegaiatan penugasan, peserta didik mampu mempraktikkan
tarian daerah menggunakan minimal 2 pola lantai secara benar.
(artikulasi→ keterampilan)(P4)
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
1 Bahasa
Indonesia
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Meringkas teks
penjelasan (eksplanasi)
dari media cetak atau
elektronik.
3.3.1 Menyimpulkan teks
penjelasan (eksplanasi)
dari teks perpindahan
kalor secara konveksi.
(memahami→Faktual)(
C5)
4.3 Menyajikan ringkasan
teks penjelasan
(eksplanasi) dari
media cetak atau
elektronik dengan
menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif secara
lisan, tulis, dan visual.
4.3.1 Menyajikan ringkasan teks
penjelasan (eksplanasi)
perpindahan kalor secara
konveksi.
(menerapkan→Keteramp
ilan)(C5)
2 IPA
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
3.6 Menerapkan konsep
perpindahan kalor
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.6.1 Menganalisis konsep
perpindahan kalor secara
konveksi dalam kehidupan
sehari-hari. (menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
→ metakognitif)(C4)
4.6 Melaporkan hasil
pengamatan tentang
perpindahan kalor.
3.6.2 Membuat hasil
pengamatan melalui
gambar tentang
perpindahan kalor secara
konveksi. (naturalisasi →
keterampilan)(P5)
3 SBdP
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
3.3 Memahami pola lantai
dalam gerak tari kreasi
daerah.
3.3.1 Menentukan pola lantai
dalam gerak tari kreasi
daerah. (menganalisis→
konseptual) C3
4.3 Mempraktikkan pola
lantai pada gerak tari
kreasi daerah.
4.3.1 Mengembangkan pola
lantai pada gerak tari
kreasi daerah.
(artikulasi→
keterampilan)(P4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. IPA : Perpindahan kalor secara konveksi (pengetahuan
prosedural)
2. Bahasa Indonesia : Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media
cetak atau elektronik. (pengetahuan faktual)
3. SBdP : Pola lantai dalam gerak tari kreasi daerah.
(pengetahuan konseptual)
V. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifik
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan, diskusi, dan
ceramah
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa (PPK-Religius)
3. Guru melakukan absensi kepada
peserta didik.
4. Kegiatan literasi peserta didik
membaca teks dialog mengenai
perpindahan kalor secara konveksi di
kehidupan sehari-hari. (Literasi
baca tulis)
5. Peserta didik melakukan tepuk
semangat (Motivasi)
Tepuk semangat
Se.....
Ma.... Ngat...
Semangat…
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tahap 1:
Menjelaskan
topik dan tujuan
pembelajaran.
6. Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya dan
materi yang akan dibahasa pada hari
ini. (Apersepsi)
7. Guru menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu
(Orientasi):
- Mempelajari perpindahan
panas.
- Mempelajari pola lantai dalam
gerakan tarian daerah.
Inti
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
8. Peserta didik diperlihatkan beberapa
gambar peristiwa perpindahan panas
secara konveksi (mengamati →
critical thinking)(PPK-Rasa Ingin
Tahu)
9. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab terakit dengan gambar.
(menanya → critical thinking) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
10. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4 orang.
20 menit
Tahap 3:
Pelaksanaan
Investigasi
11. Setiap kelompok diminta untuk
membaca teks bacaan perpindahan
panas secara konveksi. (menalar →
critical thinking) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
12. Setiap kelompok diminta untuk
menemukan pokok pikiran pada
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
setiap paragraf. (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
13. Setelah menemukan pokok pikiran,
peserta didik diminta untuk membuat
rangkuman berdasarkan teks bacaan
yang telah dibaca. (mencoba →
critical thinking) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
14. Setiap kelompok membuat
rangkuman menggunakan kertas yang
telah disiapkan oleh guru. (mencoba
→ creativity) (PPK-Kreativitas)
15. Beberapa kelompok
mempresentasikan rangkuman yang
telah dibuat di depan kelas.
(mengkomunikasikan →
communication) (PPK-Percaya Diri)
16. Kelompok yang lain memperhatikan
dan saling menanggapi.
35 menit
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil
17. Kesimpulan: peserta didik bersama
guru menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
18. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi.
19. Peserta didik mendapat penguatan
dari guru terkait materi yang telah
dipelajari dan tindak lanjut yang akan
dilaksanakn setelah pembelajaran.
20. Guru mempersilahkan peserta didik
untuk istirahat.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
ISTIRAHAT
Penggalan 2 ( 2 x 35 menit) ( RPP untuk PTK)
Pembuka
Tahap 1:
Memberikan
orientasi masalah
kepada peserta
didik
1. Guru mengucapkan salam
2. Peserta didik melakukan tepuk
semangat (Motivasi)
Tepuk semangat
Se.....
Ma.... Ngat...
Semangat…
3. Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya
(Apersepsi)
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu
(Orientasi):
5. Peserta didik diperlihatkan video
orang yang sedang berdiri di depan
jendela yang terbuka. (mengamati →
critical thinking) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
6. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab terkait dengan video
tersebut. (menanya
→communication, menalar →
critical thinking) (PPK- Percaya
Diri) (Maka indkator kreativitas:
memiliki ide yang unik)
- Apa yang dirasakan saat kita
berdiri di depan jendela yang
terbuka?
- Antara jendela dan ventilasi
mana yang anginnya lebih
dingin?
- Mengapa angin yang melewati
ventilasi cenderung lebih panas?
7. Peserta didik bersama guru
menemukan peristiwa-peristiwa yang
serupa di kehidupan sehari-hari.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
(menalar → critical thinking) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
Inti
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
8. Peserta didik duduk secara
berkelompok.
9. Peserta didik diperlihatkan alat-alat
yang digunakan untuk percobaan.
(mengamati → communication)
(PPK-Rasa Ingin Tahu)
15 menit
Tahap 3:
Pelaksanaan
Investigasi
10. Setiap kelompok diminta untuk
menyiapkan alat-alat yang sudah
disiapkan oleh guru untuk
mendemonstrasikan perpindahan
panas secara konveksi.
(colaboration)
11. Sebelum mendemonstrasikan
perpindahan panas secara konveksi,
guru akan menjelaskan prosedurnya
terlebih dahulu. (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
12. Setiap kelompok mendemonstrasikan
perpindahan panas secara konveksi.
(Maka indkator kreativitas:
mencoba cara baru untuk
menyelesaikan masalah)
13. Setiap kelompok saling berdiskusi
mencari informasi mengenai
percobaan perpindahan panas secara
konveksi. (PPK-Rasa Ingin Tahu)
14. Peserta didik bersama guru
mengaitkan peristiwa perpindahan
panas secara konveksi di kehidupan
sehari-hari dengan percobaan yang
telah dilakukan. (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
(Maka indkator kreativitas:
memiliki daya imajinasi)
15. Setelah peserta didik
mendemonstrasikan, guru
menjelaskan mengenai proses
terjadinya perpindahan panas secara
konveksi.
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
16. Setelah mendemonstrasikan dan
berdiskusi, peserta didik secara
berkelompok membuat hasil
percobaan melalui gambar. (mencoba
→ creativity) (PPK-Kreativitas)
(Maka indkator kreativitas:
memiliki rasa keindahan)
17. Peserta didik bersama dengan
kelompoknya akan
mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas. (mengkomunikasikan →
communication) (PPK-Percaya Diri)
18. Kelompok yang lainnya
memperhatikan dan saling
memberikan tanggapan. (PPK-
Menghargai Prestasi) (Maka
indkator kreativitas: memberikan
banyak gagasan terhadap suatu
masalah)
25 menit
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil
19. Kesimpulan: peserta didik bersama
guru menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
20. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami materi
tersebut.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
21. Peserta didik mendapat penguatan
dari guru terkait materi yang telah
dipelajari.
22. Guru mempersilahkan peserta didik
untuk istirahat.
ISTIRAHAT
Penggalan 3 ( 2 x 35 menit)
Pembuka
Tahap 1:
Memberikan
orientasi masalah
kepada peserta
didik
1. Guru mengucapkan salam
2. Peserta didik diajak Tepuk Semangat
supaya lebih bersemangat.
(Motivasi).
3. Guru mengaitkan perpindahan kalor
secara konveksi, yaitu pola aliran
panas yang terlihat pada es batu
berwarna tersebut. Dengan pola yang
ada pada tarian-tarian daerah.
(Apersepsi)
4. Peserta didik mendapatkan
penjelasan oleh guru tentang
kegiatan yang akan dilakukan setelah
istirahat yaitu belajar tentang pola
lantai pada gerak tari daerah.
(Orientasi)
5 menit
Inti
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
5. Peserta didik diperlihatkan sebuah
video pola lantai tarian-tarian kreasi
daerah. (mengamati →
communication) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
6. Peserta didik diminta untuk
mengamati pola lantai apa saja yang
digunakan pada tarian daerah dari
tayangan video tersebut. (mengamati
→ communication) (PPK-Rasa
Ingin Tahu)
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
7. Peserta didik secara bersama-sama
diajak menyebutkan pola lntai apa
saja yang digunakan pada tarian
daerah dari tayangan video tersebut.
(mencoba → colaboration) (PPK-
Kreativitas)
8. Guru mengingatkan bahwa dengan
mengetahui jenis pola lantai apa saja
yang digunakan dalam tarian daerah
dapat membantu peserta didik untuk
mempraktikkannya dengan baik dan
benar.
Tahap 3:
Pelaksanaan
Investigasi
9. Peserta didik diminta untuk
membaca teks bacaan tentang pola
lantai dalam seni tari. (menalar →
critical thinking) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
10. Peserta didik diminta untuk mencatat
hal-hal penting mengenai pola lantai
dalam seni tari. (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
15 menit
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
11. Peserta didik dibimbing guru
mempraktikkan tarian Jaran Kepang
menggunakan pola lantai yang benar.
(mengkomunikasikan → creativity)
(PPK-Kreativitas)
12. Peserta didik secara bergantian
mempraktikkan Tarian Jaran Kepang
menggunakan pola lantai yang benar.
(mengkomunikasikan → creativity)
(PPK-Percaya Diri)
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil
13. Peserta didik bersama guru
merangkum/ menyimpulkan
pembelajaran. (mengkomunikasikan
→ communication) (PPK-Rasa
Ingin Tahu) (PPK-Percaya Diri)
14. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi/ postest (PPK-Integritas:
kejujuran & Tanggungjawab)
15. Peserta didik bersama guru
melakukan refleksi atas kegiatan
yang baru saja mereka lakukan
(bagaimana perasaan peserta didik,
apa manfaat dari pelajaran hari ini
dan kesulitan yang dialami peserta
didik).
16. Program remidial akan disusun
setelah kesulitan belajar peserta didik
diidentifikasi dan guru memberikan
tugas pengayaan kepada peserta
didik sebagai tindak lanjut.
17. Guru meminta peserta didik untuk
berdoa.
18. Salam penutup.
15 menit
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. MEDIA : Gambar peristiwa terjadinya perpindahan kalor
secara konveksi.
Tayangan video orang yang sedang berdiri di
depan jendela yang terbuka.
Tayangan video pola lantai tarian kreasi daerah
2. ALAT/BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, speaker, gelas, es batu
yang berwarna pekat, air panas, pensil warna,
penggaris, spidol, penghapus, gunting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
3. SUMBER BELAJAR :
- Diri Sendiri
- Lingkungan Sekitar
- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:
Kemdikbud. Halaman 79-90.
- Video Perpindahan Kalor Secara Konveksi. Diakses di
https://www.youtube.com/watch?v=BkLUmsfHCwc&pbjreload=10
- Video Pola Lantai Tarian Kreasi Daerah. Di akses di
https://www.youtube.com/watch?v=5f8-gGKSTZI
VIII. TEKNIK PENILAIAN
Mupel
Domain/
Ranah
Penilaian
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
penilaian Instrumen
Penilaian
Bahasa
Indonesia
Sikap Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan 3.3.1 Menyimpul-
kan teks
penjelasan
(eksplanasi)
dari teks
perpindahan
kalor secara
konveksi.
Tes
Tertulis
Pilihan
Ganda
Soal uraian
dan kunci
jawaban
Keterampilan 4.3.1 Menyajikan
ringkasan
teks
penjelasan
(eksplanasi)
perpindahan
kalor secara
konveksi.
Unjuk
kerja
Tugas
Unjuk
kerja
Rubrim
penilaian
unjuk kerja
IPA Sikap Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan 3.6.1 Menganalisis
konsep
perpindahan
kalor secara
konveksi
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda
Soal pilihan
ganda dan
kunci
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Mupel
Domain/
Ranah
Penilaian
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
penilaian Instrumen
Penilaian
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Keterampilan 4.6.1 Membuat
hasil
pengamatan
melalui
gambar
tentang
perpindahan
kalor secara
konveksi.
Produk
Tugas
membuat
gambar
Rubrik
penilaian
produk
SBdP Sikap Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan 3.3.1 Menentukan
pola lantai
dalam gerak
tari kreasi
daerah.
Tes
Tertulis
Pilihan
Ganda
Soal pilihan
ganda dan
kunci
jawaban
Keterampilan 4.3.1 Mengkreasik
an pola lantai
pada gerak
tari kreasi
daerah.
Unjuk
Kerja
Tugas
membuat
pola lantai
tari
Rubrik
Penilaian
Unjuk Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
Lampiran 27. RPPTH Siklus II Pembelajaran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro
Kelas/ Semester : V / II
Tema : 6. Panas dan Perpindahannya
Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita
Pembelajaran ke : 5
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP
Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit
Hari, Tanggal :
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
3.3.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan Perpindahan Kalor Secara
Radiasi peserta didik mampu membuat ringkasan minimal 2 paragraf
teks penjelasan (eksplanasi) dengan benar. (menciptakan →
metakognitif)(C6)
4.3.1 Melalui kegiatan menyimpulkan teks penjelasan, peserta didik mampu
memodifikasi minimal 2 ringkasan teks penjelasan tentang
Perpindahan Kalor secara Radiasi. (artikulasi → keterampilan)(P4)
Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
3.6.1 Melalui membaca teks bacaan, peserta didik mampu
mengimplementasikan konsep perpindahan kalor secara radiasi dalam
kehidupan sehari-hari sebanyak 4 contoh dengan benar. (menerapkan
→ prosedural)(C3)
4.6.1 Melalui diskusi dan percobaan, peserta didik mampu membuat 1
laporan dalam bentuk mind map tentang perpindahan kalor dengan
tepat. (naturalisasi → keterampilan)(P5)
Muatan Pembelajaran : SBDP
3.3.1 Melalui tayangan video, peserta didik mampu menguraikan 4 pola
lantai dalam tari kreasi daerah dengan benar. (menganalisis →
konseptual) (C4)
4.3.2 Melaui kegiatan diskusi peserta didik mampu mencoba minimal 2
pola lantai pada gerak tari kreasi daerah dengan baik. (presisi →
keterampilan)(P3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
II. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
1 Bahasa
Indonesia
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
3.3 Meringkas teks
penjelasan
(eksplanasi) dari
media cetak atau
elektronik.
3.3.1 Membuat ringkasan
teks penjelasan
(eksplanasi) dari
media cetak.
(menciptakan →
metakognitif)(C6)
4.3 Menyajikan
ringkasan teks
penjelasan
(eksplanasi) dari
media cetak atau
elektronik
dengan
menggunakan
kosakata baku
dan kalimat
efektif secara
lisan, tulis, dan
visual.
4.3.1 Memodifikasi
ringkasan teks
penjelasan tentang
Perpindahan Kalor
secara Radiasi.
(artikulasi →
keterampilan)(P4)
2 IPA Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
No Muatan
Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
3.6 Menerapkan
konsep
perpindahan
kalor dalam
kehidupan
sehari-hari.
3.6.1 Mengimplementasikan
konsep perpindahan
kalor secara radiasi
dalam kehidupan
sehari-hari.
(menerapkan →
prosedural)(C3)
4.6 Melaporkan hasil
pengamatan
tentang
perpindahan
kalor.
4.6.1 Membuat laporan
dalam bentuk mind
map tentang
perpindahan kalor.
(naturalisasi →
keterampilan)(P5)
3 SBdP
Kompetensi spiritual dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai
secara tidak langsung sebagai
suatu dampak pengiring.
3.3 Memahami pola
lantai dalam tari
kreasi daerah.
3.3.1 Menguraikan pola
lantai dalam tari
kreasi daerah.
(menganalisis →
konseptual) (C4)
4.3 Mempraktikan
pola lantai pada
gerak tari kreasi
daerah.
4.3.1 Memodifikasi pola
lantai pada gerak tari
kreasi daerah.
(artikulasi →
keterampilan)(P4)
IV. MATERI PEMBELAJARAN
1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia
- Meringkas teks bacaan (eksplanasi). (pengetahuan faktual)
2. Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Kalor dan perpindahannya. (pengetahuan prosedural)
3. Muatan Pembelajaran : SBdP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
- Pola lantai tari kreasi daerah. (pengetahuan konseptual)
V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELJARAN
1. Pendekatan : Tematik Integratif dan Saintifik.
2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan,
diskusi, dan ceramah.
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Pembuka
8. Guru mengucapkan salam.
9. Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa. (PPK-Religius)
10. Guru melakukan absensi kepada
peserta didik.
11. Kegiatan literasi peserta didik
membaca teks cerita dialog
percakapan tentang berkemah.
(Literasi baca tulis)
12. Peserta didik menyanyikan lagu “Api
Unggun” (Motivasi)
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api api api api api
Api kita sudah menyala
13. Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya dan
materi yang akan dipelajari hari ini
dalam kehidupan sehari-hari.
(Apersepsi)
14. Guru menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
yaitu: (Orientasi)
- Meringkas teks bacaan
- Perpindahan kalor
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Inti
Tahap 1:
Mengorientasikan
peserta didik pada
masalah
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk belajar
21. Peserta didik
diperlihatkan gambar
tentang api unggun pada
saat perkemahan.
(mengamati → berpikir
kritis)(PPK-Rasa Ingin
Tahu)
22. Peserta didik dan guru
melakukan tanya jawab
terkait dengan gambar.
(menanya → berpikir
kritis) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
- Apa yang dirasakan jika berdiri
didekat api unggun?
23. Peserta didik diminta
untuk menganalisis
tentang perpindahan
panas yang sudah ada
pada teks bacaan.
(menalar → berpikir
kritis) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
24. Peserta didik dibagi
menjadi beberapa
kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4
orang.
20 menit
Tahap 3:
Memandu
menyelidiki
secara mandiri
atau kelompok
25. Setiap kelompok diminta
untuk membaca teks
bacaan Perpindahan Kalos
secara Radiasi. (menalar
→ berpikir kritis) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
26. Setiap kelompok diminta
untuk menemukan
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
informasi penting pada
setiap paragraf. (menalar
→ berpikir kritis) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
27. Setelah menemukan
informasi penting, peserta
didik diminta untuk
membuat mind map untuk
menjelaskan setiap
hubungan pokok pikiran
pada teks bacaan yang
telah dibaca. (mencoba →
berpikir kritis) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
28. Setiap kelompok
membuat mind map
menggunakan kertas yang
telah disiapkan oleh guru.
(mencoba → kreativitas)
(PPK-Kreativitas)
29. Setiap kelompok diminta
untuk membuat ringkasan
dalam satu pargraf
menggunakan kalimat
lengkap dan baku
dibawah mind map yang
sudah dibuat. (menalar →
berpikir kritis) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
30. Beberapa kelompok
mempresentasikan mind
map dan ringkasan yang
telah dibuat di depan
kelas.
(mengkomunikasikan →
komunikasi) (PPK-
35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Percaya Diri)
31. Kelompok yang lain
memperhatikan dan saling
menanggapi.
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil pemecahan
masalah
2. Kesimpulan: peserta didik
bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah
dipelajari.
3. Peserta didik melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dan
tindak lanjut yang akan
dilaksanakan setelah
pembelajaran.
4. Peserta didik mendapat
penguatan dari guru terkait materi
yang telah dipelajari.
5. Guru mempersilahkan peserta
didik untuk istirahat.
10 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 2 ( 2 x 35 menit) (RPP untuk PTK)
Pembuka
19. Guru mengucapkan salam
20. Peserta didik menyanyikan lagu “Api
Unggun” (Motivasi)
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api api api api api
Api kita sudah menyala
21. Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya
(Apersepsi)
22. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
yaitu (Orientasi):
- Perpindahan panas.
10 menit
Inti Tahap 1:
Memberikan
15. Peserta didik melihat video tentang
api unggun pada saat berkemah. 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
orientasi masalah
kepada peserta
didik
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
(mengamati → critica thinking)
(PPK-Rasa Ingin Tahu)
16. Peserta didik dan guru melakukan
tanya jawab terkait dengan video api
unggun. (menanya →
communication) (creativity) (PPK-
Percaya Diri) (Maka Indikator
Kreativitas: Memiliki ide yang
unik)
- Apa yang dirasakan saat berada di
dekat api unggun?
- Berasal dari mana kalor/panas
yang terdapat pada video?
- Apa yang dirasakan jika kita
berdiri semakin dekat dengan api
unggun?
- Mengapa kita merasakan panas
jika berada di dekat api?
17. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4 orang.
Tahap 3:
Memandu
menyelidiki
secara mandiri
atau kelompok
18. Setiap kelompok diminta melakukan
kerja sama untuk melakukan
percobaan mengenai cara
perpindahan panas secara radiasi.
(mencoba → colaboration) (PPK-
Kerjasama) (Maka Indikator
Kreativitas: Mencoba cara baru
untuk menyelesaikan masalah)
19. Sebelum melakukan percobaan, guru
akan membagikan alat dan bahan
yang digunakan serta menjelaskan
prosedur percobaan.
20. Setiap kelompok akan mengambil
alat dan bahan yang sudah
disediakan.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
21. Setiap kelompok saling bekerjasama
untuk melakukan percobaan.
(mencoba → colaboration) (PPK-
Rasa Ingin Tahu)
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
22. Setelah melakukan percobaan, peserta
didik secara berkelompok berdiskusi
mengenai hasil percobaan. (Maka
Indikator Kreativitas: Memiliki
daya imajinasi) (menalar →
colaboration) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
23. Peserta didik bersama dengan
kelompoknya akan mempresentasikan
hasil kerjanya di depan kelas.
(mengkomunikasikan →
communications) (PPK-Percaya
Diri)
24. Kelompok yang lainnya
memperhatikan dan saling
memberikan tanggapan. (Maka
Indikator Kreativitas: Memberikan
banyak gagasan terhadap suatu
masalah) (PPK-Menghargai
Prestasi)
25. Setelah mempresentasikan, peserta
didik membuat mind map tentang tiga
cara perpindahan kalor. (Maka
Indikator Kreativitas: Memiliki
rasa keindahan) (menalar → critical
thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
26. Peserta didik dapat menggunakan
informasi dari hasil kerja
kelompoknya atau kerja kelompok
lain.
27. Beberapa kelompok peserta didik
diminta untuk mempresentasikan
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
mind map di depan kelas secara
bergantian. (mengkomunikasikan →
communication) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil
23. Kesimpulan: peserta didik
bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah
dipelajari.
24. Peserta didik melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai
kesulitan yang dihadapi dalam
memahami materi tersebut.
25. Peserta didik mendapat
penguatan dari guru terkait materi
yang telah dipelajari.
26. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi
27. Guru mempersilahkan peserta
didik untuk istirahat.
10 menit
ISTIRAHAT
Penggalan 3 ( 2 x 35 menit)
Pembuka
1. Guru mengucapkan salam.
2. Peserta didik diajak Tepuk Semangat
supaya lebih bersemangat.
(Motivasi).
3. Guru mengaitkan posisi pada saat
berada di sekitar api unggun dengan
pola lantai beberapa tari daerah.
(Apersepsi)
4. Peserta didik mendapatkan
penjelasan oleh guru tentang
kegiatan yang akan dilakukan setelah
istirahat yaitu belajar tentang pola
lantai tari kreasi daerah. (Orientasi)
5 menit
Inti Tahap 1:
Memberikan
19. Peserta didik diperlihatkan dua buah
video tari. . (mengamati → 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
orientasi masalah
kepada peserta
didik
komunikasi) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
20. Peserta didik secara bersama-sama
diajak menirukan tarian yang ada
pada video. (mencoba → kerja
sama) (PPK-Kreativitas)
21. Peserta didik diminta untuk
mengamati dua contoh tarian yang
ditayangkan oleh guru. (mengamati
→ komunikasi) (PPK-Rasa Ingin
Tahu)
22. Guru mengajak peserta didik untuk
mengingat macam-macam pola lantai
pada tarian daeah.
Tahap 2:
Mengorganisasi-
kan peserta didik
untuk meneliti
23. Peserta didik diminta
mengembangkan dan membuat
beberapa pola tari daerah secara
berkelompok. (menalar → berpikir
kritis) (PPK-Rasa Ingin Tahu)
15 menit
Tahap 3:
Pelaksanaan
Investigasi
Tahap 4:
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil
24. Peserta didik dibimbing berlatih
menari menggunakan beberapa pola
lantai. (mengkomunikasikan →
kreativitas) (PPK-Kreativitas)
25. Peserta didik secara bergantian
menampilkan tarian dengan beberapa
pola lantai yang sudah dibuat.
(mengkomunikasikan → kreativitas)
(PPK-Percaya Diri)
20 menit
Penutup
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi
hasil
26. Peserta didik bersama guru
merangkum/ menyimpulkan
pembelajaran. (mengomunikasikan
→ berkomunikasi) (PPK-Rasa
Ingin Tahu) (PPK-Percaya Diri)
27. Peserta didik bersama guru
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
Kegiatan
Sintaks
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
melakukan refleksi atas kegiatan
yang baru saja mereka lakukan
(bagaimana perasaan peserta didik,
apa manfaat dari pelajaran hari ini
dan kesulitan yang dialami peserta
didik).
28. Program remidial akan disusun
setelah kesulitan belajar peserta didik
diidentifikasi dan guru memberikan
tugas pengayaan kepada peserta
didik sebagai tindaklanjut.
29. Guru meminta peserta didik untuk
berdoa.
30. Salam penutup.
VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. MEDIA : Gambar api unggun
Tayangan video tentang api unggun
Tayangan video tentang tari Indang
Teks “Perpindahan Kalor Secara Radiasi”
2. ALAT/ BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, lilin, korek api,
pembakar bunsen,penggaris, kertas HVS,
3. SUMBER BELAJAR:
- Diri sendiri.
- Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:
Kemdikbud. Halaman 85-90.
- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:
Kemdikbud. Halaman 117-125.
- Video Api Unggun diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=wOYqKbImElE pada tanggal
23 November 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
- Video Tari Indang diakes dari
https://www.youtube.com/watch?v=AgMJryu2zAI pada tanggal 3
oktober 2019
VIII. TEKNIK PENILAIAN
Muatan
Pembelajaran
Domain/
Ranah
Penialaian
Indikator
Jenis/
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Bahasa
Indonesia
Sikap
Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan
3.3.1 Membuat
ringkasan
teks
penjelasan
(eksplanasi
) dari
media
cetak.
Tes
tertulis
Pilihan
Ganda
Soal
Uraian dan
kunci
jawaban
Keterampi-
lan
4.3.1 Memodifik
asi
ringkasan
teks
penjelasan
tentang
Perpindaha
n Kalor
secara
Radiasi.
Unjuk
kerja
Tugas
unjuk
kerja
Rubrik
penialaian
unjuk kerja
IPA
Sikap
Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan 3.6.1 Mengimpl
ementasika
n konsep
perpindaha
n kalor
secara
radiasi
dalam
Tes
tertulis
Pilihan
Ganda
Soal
Uraian dan
kunci
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Muatan
Pembelajaran
Domain/
Ranah
Penialaian
Indikator
Jenis/
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
kehidupan
sehari-hari.
Keterampi-
lan
4.6.1 Membuat
laporan
dalam
bentuk
mind map
tentang
perpindaha
n kalor.
Unjuk
Kerja dan
Produk
Tugas
membuat
mind map
Rubrik
penilaian
produk
SBdP
Sikap
Spiritual - - - -
Sikap Sosial - - - -
Pengetahuan
3.3.1 Menguraik
an pola
lantai
dalam tari
kreasi
daerah.
Tes
tertulis
Pilihan
Ganda
Soal
Uraian dan
kunci
jawaban
Keterampi-
lan
4.3.1 Memodifik
asi pola
lantai pada
gerak tari
kreasi
daerah.
Unjuk
kerja
Tugas
unjuk
kerja
Rubrik
penialaian
unjuk kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Lampiran 28. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik
No Nama
Kondisi Awal
Kategori Observasi Kuesioner
Skor
Rata-
rata
1 ATW 40 58,75 49,4 Kurang
2 MUS 40 63,75 51,9 Kurang
3 ANW 60 60 60 Cukup
4 ASA 60 62,5 61,25 Cukup
5 AE 40 68,75 54,4 Kurang
6 AFC 60 63,75 61,8 Cukup
7 APW 60 71,25 65,6 Cukup
8 AH 60 62,5 61,25 Cukup
9 ASR 60 70 65 Cukup
10 BBBA 60 67,5 63,75 Cukup
11 BPAW 60 63,75 61,9 Cukup
12 CBA 40 61,25 50,6 Kurang
13 CFMK 60 67,5 63,75 Cukup
14 DM 60 66,25 63,1 Cukup
15 EYP 60 60 60 Cukup
16 GSC 40 61,25 50,6 Kurang
17 JAI 40 60 50 Kurang
18 KAW 60 53,75 56,9 Cukup
19 MMF 40 68,75 54,3 Kurang
20 MAH 40 63,75 51,9 Kurang
21 NZV 40 67,5 53,75 Kurang
22 NF 60 62,5 61,25 Cukup
23 PHHL 60 57,5 58,75 Cukup
24 RBN 40 63,75 51,9 Kurang
25 SRP 60 62,5 61,25 Cukup
26 SAM 40 58,75 49,4 Kurang
27 YSG 60 61,25 60,6 Cukup
28 YHBS 60 76,25 68,1 Cukup
29 AAS 60 70 65 Cukup
Rata-rata 52,41 63,9 58,15 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
Lampiran 29. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik
No Nama Nilai Ulangan
Harian Kategori
1 ATW 50 Tidak Tuntas
2 MUS 70 Tidak Tuntas
3 ANW 70 Tidak Tuntas
4 ASA 65 Tidak Tuntas
5 AE 75 Tuntas
6 AFC 70 Tidak Tuntas
7 APW 85 Tuntas
8 AH 55 Tidak Tuntas
9 ASR 95 Tuntas
10 BBBA 85 Tuntas
11 BPAW 80 Tuntas
12 CBA 30 Tidak Tuntas
13 CFMK 80 Tuntas
14 DM 35 Tidak Tuntas
15 EYP 85 Tuntas
16 GSC 90 Tuntas
17 JAI 70 Tidak Tuntas
18 KAW 25 Tidak Tuntas
19 MMF 65 Tidak Tuntas
20 MAH 95 Tuntas
21 NZV 25 Tidak Tuntas
22 NF 50 Tidak Tuntas
23 PHHL 70 Tidak Tuntas
24 RBN 80 Tuntas
25 SRP 70 Tidak Tuntas
26 SAM 70 Tidak Tuntas
27 YSG 85 Tuntas
28 YHBS 85 Tuntas
29 AAS 90 Tuntas
Rata-rata 68,96 (Tidak tuntas)
Presentase Tuntas 44,82% (13 siswa)
Presentase Tidak Tuntas 55,18% (16 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan
Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi
Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi
Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara radiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
Siswa melakukan presentasi hasil pembuatan produk
Siswa melakukan presentasi hasil percobaan
Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Cicilia Wulansari merupakan anak ketiga dari Bapak
Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem. Lahir di Bantul
pada hari Senin wage tanggal 30 Maret 1998. Awal Pendidikan
peneliti di TK Indriyasana tahun 2003 sampai 2004. Selesai
Pendidikan TK, peneliti melanjutkan Pendidikan di SD
Pangudi Luhur Sedayu tahun 2004 sampai 2010. Tahun 2010,
peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada
tahun 2013. Selanjutnya, peneliti melanjutkan Pendidikan di SMA Pangudi Luhur
Sedayu pada tahun 2013 sampai 2016. Setelah selesai menempuh Pendidikan di
SMA, peneliti melanjutkan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan
mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Banyak kegiatan kemahasiswaan yang pernah peneliti ikuti, seperti:
peserta inisiasi Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi FKIP
Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi Program Studi PGSD
tahun 2016, kuliah umum PGSD semester ganjil, peserta Seminar Driyarkara
Mengabdi pada tahun 2016, peserta Pendampingan Pengembangan Kepribadian
Dan Metode Belajar I tahun 2016, peserta English club program four semesters
tahun 2016-1018, peserta Kursus Pembinaan Pramuka Mahir Tingkat Dasar tahun
2017, peserta Pendampingan Pengembangan Kepribadian Dan Metode Belajar II
tahun 2017, dan sie acara Parade Gamelan Anak ke-XI se-Yogyakarta dan Jawa
Tengah tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI