Post on 17-Mar-2023
Wilayah pantai Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-
jasa lingkungan yang sangat penting untuk dikembangkan
(ekosistem pantai )
Diperkirakan 60% atau 150 juta dari penduduk Indonesia bermukim di
wilayah pesisir.
Diperkirakan 80% lokasi industri di Indonesia terletak di wilayah pesisir,
karena akses transportasinya lebih mudah ke pusat perdagangan.
Pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir telah menimbulkan
ancaman kelestarian ekosistem yang sangat kritis. Sebaliknya, ada
beberapa wilayah, potensi sumberdaya belum dimanfaatkan secara
optimal.
Laju kerusakan sumberdaya pantai telah mencapai tingkat yang sangat
mengkhawatirkan
LATAR BELAKANG
Keanekaragaman konservasi Hayati Laut
4
● Dikaruniai berbagai macam ekosistem pesisir dan laut (pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang) yang paling indah dan relatif masih ’perawan’ (pristine, unspoiled) (Mann, 1992).
● Luas ekosistem terumbu karang mencapai 85.707 km2 (18% dari total luas terumbu karang didunia),.
● Dihuni oleh ratusan jenis ikan hias (263 jenis).
● Komunitas mangrove terluas di dunia = 4,25 juta ha (27% luas hutan mangrove dunia = 15,9 juta ha).
● 10 ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia, 6 berada di tanah air : Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh (WTO, 2000).
DEGRADASI EKOSISTEM DAN SDA
- 42% terumbu karang rusak berat, 29% rusak, 23% baik dan hanya6% sangat baik
- Kerusakan 40% hutan mangrove
- Berkurangnya stok sumberdayaikan
KERAWANAN BENCANA ALAM
- Abrasi. erosi, tsunami, perubahaniklim, dll.
PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR
- Akibat aktivitas di daratanmaupun di laut
6
PERMASALAHAN DI WP-3-K
PENGELOLAAN KONSERVASI LAUT BELUM OPTIMAL
Punahnya sejumlah spesies SDI
Eksploitasi sumber daya kurang sesuai daya dukung lingkungan
KETIDAKPASTIAN DAN KEKOSONGAN HUKUM
- Konflik antar beberapa produk hukum
KONFLIK PEMANFAATAN RUANG
KEBIJAKAN MASIH BERSIFAT SEKTORAL
KURANG KETERPADUAN
RENDAHNYA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
LEMAH PERANAN MASYARAKAT ADAT
7
BENTUK ANCAMAN BENCANA
(AKIBAT ALAM DAN MANUSIA) :
• GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
• SEA LEVEL RISE (KENAIKAN PARAS MUKA AIR LAUT)
• ABRASI PANTAI
• BANJIR
• BADAI/ANGIN TOPAN TROPIS
Seluruh 33 propinsi di Indonesia memiliki kawasan pantai dan Kota Pesisir.
Peta ini menunjukkan bahwa setiap kota pesisir memiliki potensi kegempaan yang tidak sama. Demikian
juga dengan peluang Tsunami, air laut pasang, maupun kenaikan air laut akibat pemanasan global
Pengaruh alam• Pengaruh pengikisan pantai
oleh ombak• Perpindahan sedimen/material
pantai
Pengaruh manusia• Penebangan hutan mangove• Pengaruh adanya bangunan pantai
yang menjorok ke laut (jetty, breakwater, groin, reklamasi)
• Penambangan material pantai• Pengaruh pembuatan pemecah
gelombang lepas pantai• Pengaruh pembuatan seawall
EROSI DAN ABRASI
Kerusakan akibat Gelombang Pasang di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 2007
Tempat Pengolah Ikan di
Pelabuhan Ratu
Warung di Cisolok
PAMEKASAN - MADURA, JANUARI 2010
Sekitar 40 rumah di pesisir utara Pamekasan, Madura, rusak akibat diterjang ombak besar dan angin kencang .
Selain merusak puluhan rumah, ombak besar dan angin kencang ini juga menjebol tanggul (dibangun 2004)
UU 26 / 2007 tentang Penataan
Ruang
PengelolaanWP3K
UU 27 / 2007 tentangPengelolaan Wilayah
Pesisir dan PulauPulau Kecil
• Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Pasal 5,UU27/2007):
– Perencanaan
– Pemanfaatan
– Pengawasan
– Pengendalian
• Perencanaan Pengelolaan WP3K (Pasal 7, Ayat 1, UU27/2007):Rencana Strategis, Rencana zonasi, Rencana Pengelolaan danRencana Aksi Pengelolaan
• Pasal 7 ayat 3, UU27/2007:
Pemerintah Daerah wajib menyusun semua rencanasebagaimana dimaksud sesuai dengan kewenangan masing-masing.
• melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;.
• menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
• memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar tercapai keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan.
• meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya Masyarakat melalui peran serta masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
TUJUAN UU PWP-3-K
- Membagi wilayah pesisir ke dalam zona-zona yang sesuai dengan
peruntukan dan kegiatan yang bersifat saling mendukung
(compatible) serta memisahkannya dari kegiatan yang bersifat
bertentangan (incompatible);
- Sbg arahan pemanfaatan ruang di WP3K yg terintegrasi dng RTR
daratan;
- Mewujudkan keterpaduan, ketrkaitan dan keseimbangan dlm
pembangunan wilayah kab/kota;
- Sbg alat koordinasi perencanaan dan pemanfaatan ruang wilayah
kab/kota;
- Implementasi dari kesepakatan antar pemangku kepentingan dalam
pengelolaan khususnya pemanfaatan SDA WP-3-K.
- Sbg pedoman pengendalian pemanfaatan ruang
PENYUSUNAN RENCANA ZONASI
PENGATURAN PWP-3-K
Tujuan Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil : • untuk menjaga kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; • melindungi alur migrasi ikan dan biota laut lain;• melindungi habitat biota laut; • melindungi situs budaya tradisional.
PENGATURAN KONSERVASI
Untuk kepentingan konservasi sebagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dapat ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi.
PENGATURAN BIDANG USAHA DI PPK
1. Konservasi
2. Pendidikan dan Pelatihan
3. Penelitian danPengembangan
4. Budidaya laut
5. Pariwisata
6. Usaha perikanan dankelautan dan industriperikanan
7. Pertanian organik
8. Peternakan
1. Pengambilan /penambanganterumbu karang
2. Exploitasi hutan bakau
3. Penambangan pasirlaut/darat
4. Penangkapan jenis ikanlangka dan dilindungi
5. Industri bahan kimia yang dapat merusak lingkungan
6. Explorasi peninggalansejarah/purbakala
BOLEH DILARANG
REHABILITASI
Rehabilitasi dilakukan dengan cara:a. pengayaan sumber daya hayati;b. perbaikan habitat; c. perlindungan spesies biota laut agar tumbuh dan
berkembang secara alami; d. ramah lingkungan
Rehabilitasi dilakukan oleh Pemerintah dan/atau PemerintahDaerah dan/atau setiap Orang yang secara langsung atautidak langsung memperoleh manfaat dari Wilayah Pesisir danPulau-Pulau Kecil.
Untuk menjamin terselenggaranya Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara terpadu dan berkelanjutan, dilakukan pengawasan dan/atau pengendalian terhadap pelaksanaan ketentuan di bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, oleh pejabat tertentu yang berwewenang di bidang pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sesuai dengan sifat pekerjaaannya dan diberikan wewenang kepolisian khusus
Konservasi
Resort
Wisata
Pelabuhan
Perikanan
Budidaya
Industri
Berat
Konservasi Resort
Wisata
Pelabuhan Perikanan
Budidaya
Industri
berat
Mendukung
Konflik
Normal
CONTOH PENGATURAN KEGIATAN DI WILAYAH PESISIR DAN PPK
Pasal 31 ayat (1)
Pemerintah Daerah menetapkan batas Sempadan Pantai yang disesuaikan dengan karakteristik topografi, biofisik,hidro-oseanografi pesisir, kebutuhan ekonomi dan budaya, serta ketentuan lain.
Penetapan batas Sempadan Pantai mengikuti ketentuan:
a. perlindungan terhadap gempa dan/atau tsunami;
b. perlindungan pantai dari erosi atau abrasi;
c. perlindungan sumber daya buatan di pesisir dari badai, banjir, dan bencana alam lainnya;
d. perlindungan terhadap ekosistem pesisir, seperti lahan basah, mangrove, terumbu karang, padang lamun, gumuk pasir, estuaria, dan delta;
e. pengaturan akses publik; serta
f. pengaturan untuk saluran air dan limbah.
PENETAPAN BATASSEMPADAN PANTAI
Dalam UU No. 27/2007 tentang PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL, pasal 31 ayat 1 – 3.
1) Pemerintah Daerah menetapkan batas sempadan pantai yang disesuaikandengan karakteristik topografi, biofisik, hidro-oseanografi pesisir, kebutuhanekonomi dan budaya serta ketentuan lain
2) Penetapan batas sempadan pantai mengikuti ketentuan :• perlindungan terhadap gempa dan/atau tsunami• perlindungan pantai dari erosi dan abrasi• perlindungan sumberdaya buatan di pesisir, dari badai, banjir, dan bencana
alam lainnya• Perlindungan terhadap ekosistem pesisir, seperti lahan basah, mangrove,
terumbu karang, padang lamun, gumuk pasir, estuaria dan delta• pengaturan akses publik; serta• pengaturan untuk saluran air dan limbah
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batas sempadan pantaisebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan PeraturanPresiden
DASAR PENETAPAN BATAS SEMPADAN PANTAI
Dalam UU No 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, disebutkan bahwa sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal
100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
PENGERTIAN SEMPADAN PANTAI
WILAYAH PESISIR
offshore
beach
Zona BelakangPantai
SEMPADAN PANTAI
Kawasan lindung
Perlindungan pantai
dari ancaman bencana
Tsunami, badai tropis,
dll
Perlindungan terhadap
aktivitas manusia di
daratan
Terhadap tipe dan
ekosistem pantai
yang khas/unik
ZonaDepan Pantai
Kawasan Sempadan Pantai dapat dimanfaatkan untukkegiatan:
ruang terbuka hijau;
pengembangan struktur alami dan struktur buatanuntuk mencegah bencana pesisir;
kegiatan rekreasi, wisata bahari dan eko-wisata;penelitian dan pendidikan; dankepentingan adat dan kearifan lokal.pertahanan dan keamanan;perhubungan; ataukomunikasi.
FUNGSI KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Catatan :1. Kegiatan rekreasi tidak termasuk untuk pendirian bangunan
permanen dan/atau hotel.2. Kepentingan adat dan kearifan lokal meliputi:
a.upacara adat;b.upacara keagamaan;c.hak dan kewajiban masyarakat adatd.tradisi dan kebiasaan
Latar belakang• Menindaklanjuti implementasi Ambon Waterfront City, dimana
Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan salah satu lokasi prioritasuntuk dikembangkan
• Mewujudkan salah satu amanat UU No 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil, yaitu untukmenyusun Rencana Zonasi, termasuk Rencana Zonasi Rinci
• Secara mikro, Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan wilayah pesisiryang rentan akan degradasi lingkungan dan merupakan wilayahdengan ‘tekanan’ yang tinggi akibat lokasinya yang tertutup, sehingga dibutuhkan penataan ruang yang selaras antara aspekkonservasi dan ekonomi
• Menghindari terjadinya konflik pemanfaatan ruang di kawasanTeluk Ambon Dalam (TAD) dan mengoptimalkan potensisumberdaya yang terdapat di Teluk Ambon Dalam (TAD)
PermasalahanLingkungan
• Sedimentasi akibat aktivitas pembukaan lahan, serta curah hujan yang tinggi , rata – rata penumpukkansedimen 24 mm/th
• Sampah dan limbah rumah tangga
• Degradasi mangrove, terumbu karang dan lamun akibat proses sedimentasi dan pembukaan lahan olehmasyarakat
• Intrusi air laut di beberapa titik, seperti di Paso dan Lateri
• Terdapat beberapa spot limbah minyak dari kapal – kapal yang masuk ke Teluk Ambon Dalam