Post on 10-Apr-2023
LEMBAR PENGESAHAN
Judul percobaan : uji kelarutan dan lemak
Nama praktikan : chandra dg nalewa
Nim : 14 3145 453 099
Hari/Tanggal :senin 4 mei 2015
Kelompok : 3
Rekan kerja :
1.Chandra dg malewa
2.Nursawati
3.Nur asia
4.Hesti miranti z
5.Mariani
6. Mardiah
7.Fajar
Penilaian :
Telah disetujui makassar 18 mei 2015
Dosen pembimbing praktikan
( Andis surgrani,spd.,M.pd ) ( Chandra dg malewa )
A. JUDUL PERCOBAAN
UJI KELARUTAN DAN LEMAK
B. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi yang telah
menjerat kepada seluruh komponen sisi keberlangsungan hidup
manusia tidak bisa masuk begitu saja. Dibutuhkan komitmen
bersama baik pemereintah sebagai wadah penggerak utama
maupun komponen masarakat yang secara langsung berhadapan
untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya. Sehingga didapat
hasil yang berkesinambungan antara perkembangan ilmu
pengetahuan, penemuan teknologi baru dengan daya guna
yangbisa dipakai oleh masyarakat.
Atas dasar komitmen tersebut maka tidak bisa dipungkiri
keberadaaan seoarang mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu
kelautan dituntut harus memiliki dayan guna baik dalam
menciptakan keilmuan dan teknologi terbaru maupun
memanfaakan keilmuan dan teknologi yang sudah ada yang bisa
diterapkan di lingkungan masarakat dalam cakupan kecilnya
dan bangsa dalam cakupan besarnya
Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent, sehingga
kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi
transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar
setelah disirami air dan keringkan.
Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikitlarut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organikseperti eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yangtidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akanterpisah menjadi 2 lapisan. Sebaliknya moinyak dalam soda(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemakyang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi mestabil suatu
cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya
terbentuk emulsi yang stabila diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua
fase cairan. Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh
bentuk molekunya yang dapat terikat baik pada minyak maupaun
air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak
sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu
sama lainnya. Bahan emulsifier dapat berupa: protein, gum,
sabun, atau garam empedu. (Chandra, E., 2006):
Senyawa organik lipid adalah senyawa yang heterogen
dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam
pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari
lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam
pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu
senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau
gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan
gliserol dengan menggunakan larutan alkali (Fessenden dan
Fessenden, 1997).
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan
penyusun tumbuhan atau hewan yang dicerikan oleh sifat
kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut dalam air,
tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter.(Hart,
2003)
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi
terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol.
Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai
lurus, mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dapat
dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap (Hart, 2003).
Lemak bisa digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada
asam lemaknya. Adapun pembagiaannya yaitu:
· Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu
asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak
hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam
lemak jenuhnya lebih dominan.
· Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di
identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan
terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh .(Salirawati et
al,2007)
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
10 Buah tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Oven
Pencil dan pengaris
BAHAN
Margarine
Minyak kelapa
Aquades
Alkohol 96%
Eter
Klorofrom
Kertas saring
D. PROSEDUR KERJA
Uji kelarutan
1. Siapkan 10 tabung reaksi
2. Tabung 1-5 diisidengan 5 tetes minyak kelapa
curah,tabung 10 diisi dengan 5 tetes margarine
yang telah dicairkan
3. Tabung 1 dan 6 ditambahkan dengan 2 ml aquades
4. Tabung 2 dan 7 ditambahkan dengan 2 ml alkohol
96%
5. Tabung 3 dan 8 ditambahkan dengan 2 ml eter
6. Tabung 5 dan 10 ditambahkan dengan 2 ml
klorofrom
7. Larutan dalam tabung di kocok ( amati
larutannya ( larut,tidak larut atau emulsi )
tulis hasil pengamatan
8. Kocok kembali dan pipet masing-masing dari
tabung tersebut lalu diteteskan pada kertas
saring
9. Batas larutan diberi tanda batas
disekelilinya,lalu kertas saring dikeringkan
dalam oven
10. Amati terbentuknya noda kemudian ukur
diameternya ( catat sebagai diameter noda )
11. Hitung nilai RF ¿DIAMETERLARUTANDIAMETERNODA
Ekstraksi Minyak dan Lemak
1. Tentukanlah ada beberapa pelarut yang baik
digunakan sebagai pelarut berdasarkan pada
nilai RF pada uji “kelarutan” ( misalkan ada 2
pelarut yang baik digunakan )
2. Maka siapkan tabung sebanyak 2x pelarut yang
telah ditetapkan ( poin A ) sebanyak 4 tabung
3. Beri labek pada masing-masing tabung tersebut
4. Isilah tabung 1 dan 3 dengan margarine, tabung
2 dan 4 minyak curah. Kemudian tambahkan dengan
2 ml aquades
5. Tambahkan 1 ml dengan salah satu pelarut
kedalam tabung 1 dan 2 kemudian kocok dan
biarkan tampak 2 lapisan
6. Lapisan yang bagian atas dipindahkan kedalam
tabung reaksi yang lain
7. Lapisan yang tersisa ditambahkan lagi dengan 1
ml pelarut yang sama dikocok dan biarkan
membentuk 2 lapisan, lapisan bagian atas
dipisahkan dan di gabung dengan lapisan pada
poin F
8. Lapisa tersisa itu adalah lapisan air
9. Lapisan pada poin F itu adalah lapisan organik
10. Lapisan air dan organik di kocok kembali
dan dipipet masing-masing dari tabung tersebut
lalu diteteskan pada kertas saring
11. Batas larutan diberi tanda batas
disekelilingnya lalu kertas saring dikeringkan
dalam oven ( catat sebagai diameter larutan )
12. Amati terbentuknya noda kemudian ukuran
diameternya ( catat sebagai diameter noda )
13. Hitung nilai Rf ¿DIAMETERLARUTANDIAMETERNODA
14. Nilai pelakuan e-m untuk tabung 3 dan 4
untuk pelarut yang berada ( jika pelarut yang
baik dalam melarutkan lebih dari satu )
E. REAKSI YANG TERJADI
Kelarutan mentega
Bahan Tabung
1
Tabung
2
Tabung
3
Tabung
4
Tabung
5
Aquades 2 mlAlkohol
96%
2 ml
Eter 2 mln-heksan 2 mlklorofrom 2mmentega 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetesKocok tabung sampai homogeni, biarkan beberapa saatHasil :
larut
/tidak
larut
emulsi
Kelarutan minyak kelapa
Bahan Tabung
1
Tabung
2
Tabung
3
Tabung
4
Tabung
5
Aquades 2 ml
Alkohol
96%
2 ml
Eter 2 ml
n-heksan 2 ml
Klorofrom 2 ml
mentega 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Diameter mentega
Lapisan Diameter larutan Diameter noda
Aquades 3,25 cmAlkohol 96 % 2,9 cmEter 2,45 cm 1 ,9 cmKlorofrom 2,8 cmn-heksan
Diameter minyak kelapa
Lapisan Diameter larutan Diameter noda
Aquades 3,5Alkohol 96 % 2,75Eter 1,85 2,35Klorofromn-heksan 2,3
Ekstraksi minyak dan lemak
Ekstkrasi minyak
Lapisan Diameter pelarut Diameter noda
Air 2,5 dan 2,1 2,23 dan 2,25
organik 3,75 dan 3,25 2,15 dan 1,85
Ekstraksi mentega
Lapisan Diameter pelarut Diameter noda
Air 3,75 dan 3,95
organik 1,8 dan 1,8 2,15 dan 1,85
Nilai Rf
a. Nilai Rf Uji kelarutan minyak
Nilai Rf ¿DiameterlarutanDiameternoda
= 3,53,25
= 1.07
Nilai Rf uji kelarutan minyak dengan pelarut eter
ialah = 1,07
b. Nilai Rf ¿DiameterlarutanDiameternoda
= 2,452,35
= 1,04
Jadi nilai Rf uji kelarutan mentega dengan pelarut
eter ialah = 1,04
c. Nilai Rf ekstraksi mentega.
Nilai Rf ¿DiameterlarutanDiameternoda
= 3,752,15 = 1,74 Dan 3,251,85 = 1,75
Nilai Rf minyak kelapa
Nilai Rf ¿DiameterlarutanDiameternoda
= 1,82,15 = 0,83 Dan
1,81,85 = 0,97
F.PEMBAHASAN
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting
untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan
minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak
atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat
dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau
lemak, khusussnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak
esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat
yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi
sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan
K.
Lemak dan minyak terdapat pada hampr semua bahan
pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan
minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan
makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan
pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar
panas, seperti minyak goring, shortening (mentega putih),
lemak (gajih), mentega, dan margarine.di samping itu,
penambahan lemak juga dimaksudkan juga untuk menambah kalori
serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan.,
seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada
pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan
kedalam bahan pangan, atau dijadikan bahan pangan
membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai
bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, alpokat,
kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak
atau minyak yang biasanya termakan bersama bahn
tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak
tersembunyi (invisibke fat). Sedangkan lemak dan minyak yang
telah diekstraksi daaari ternak atau bahan nabati dan
dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak
kasat mata (visible fat).
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut
kolestrol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan
lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk
padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat
seperti lemak susu, lemak babi, lemak sapi. Lemak hewan
laut seperti minyak ikan paus, minyak ikan cod, minyak ikan
herring berbentuk cair dapat dibedakan menjadi tiga golongan
yaitu :
a) Drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila
mongering di udara, misalnya minyak yang dapat digunakan
untuk cat dan pernis.
b) Semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji
kapas, dan minyak bunga matahari.
c) Non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak
kacang tanah.
Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan
bagian “stearin” dan minyak kelapa sawit.
Pembentukan Lemak secara Alami
Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak,
terutama bahan yang berasal dari hewan. Lemak dalam jaringan
hewan terdapat pada jaringan adlposa. Dalam tanaman, lemak
disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul
asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi
karbohidrat dalam proses respirasi. Proses pembentukan lemak
dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak,
kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk
lemak.
Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi
dalam keadaan tidak murni dan bercampur dengan komponen-
komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida
terdiri dari minyak/lemak (edible flat/oil), malam (wax)
fosfolipida, sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Dengan cara
ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak, seperti potroleum
eter, etil eter, benzene, dan kloroform komponen-komponen
fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat)
tersebut disebut fraksi larut eter. Untuk membedakan
komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH.
Minyak/lemak makan, malam, dan fosflipida dapat disabunkan
dengan NaOH. Sedangkan sterol, hidrokarbon, dan pigmen
adalah fraksi yang tidak tersabunkan.
Lemak dan minyak, lilin, serta ester sterol
digolongkan sebagai lipida tunggal, sedang fosfolopida dan
glokolipida digolongkan sebagai lipida majemuk.
Lemak/minyak makan garam Na-asam lemak + gliserol
Malam + NaOH garam Na-asam lemak + alcohol
Fosfolipida garam Na-asam lemak + gliserol+ Na3PO4 +
Amina
Sterol
Hidrokarbon+ NaOH (tidak tersabunkan)
Kandungan lemak dalam bahan pangan adalah lemak
kasar dan merupakan kandungan total lipida dalam jumlah yang
sebenarnya.
Margarine merupakan pengganti mentega dengan rupa,
bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama.
Margarine juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan
persyaratan mengandung tidak kurang 80 % lemak. Lemak yang
digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati.
Lemak hewani yang biasa digunakan yaitu lemak babi (lara)
dan lemak sapi oleo oil), sedangkan lemak nabati yang
digunakan adalah minyak kelapa, minyaka kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak biji kapas. Karena minyak nabati umumnya
berbentuk cair, maka harus dihidrogenasi lebih dahulu
menjadi lemak padat, yang berarti margarine harus bersifat
plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah,
dan segera dapat mencair pada mulut.
Lemak yang akan digunakan dimurnikan lebih dahulu,
kemudian dihidrogenasi sampai mendapat konsistensi yang
diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim yang
telah dipasteurisasi, dan diinokulasi dengan bakteri yang
sama seperti pembuatan mentega. Sesudah inokulasi, dibiarkan
12 – 24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna, kadang-
kadang ditambahkan emulsifier seperti lesitin, gliserin,
atau kuning telur. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam,
Na benzoate sebagai pengawet,dan vitamin A.
G. KESIMPULAN
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan
minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibanding dengan karbohidrat dan protein
Lemak dan minyak, lilin, serta ester sterol
digolongkan sebagai lipida tunggal, sedang fosfolopida
dan glokolipida digolongkan sebagai lipida
Kandungan lemak dalam bahan pangan adalah
lemak kasar dan merupakan kandungan total lipida dalam
jumlah yang sebenarnya.
Margarine merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau,
konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama.
Margarine juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan
persyaratan mengandung tidak kurang 80 % lemak. Lemak
yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau lemak
nabati
Pada pratikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa:
Pada lemak yang terkandung diminyak kelapa dapat membentuk noda kertas yaitu kertas tulis dan kertas saring.
Lemak akan larut apabila lerutan tersebut merupakan larutan organic atau larutan non polar.
Pada akuades lemak tidak dapat terjadi emulsi, tetapipada Na2CO3, sabun, protein, empedu lemak dapat terjadi emulsi atau tidak tercampur. Dan
protein dan empedu adalah merupakan bahan atau larutan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cair, sehingga larutan tersebut terjadi emulsi yang setabil.
H. DAFTAR PUPSTAKAN
20 Mei 2009 Prof. Sudarto, SH. Tembalang Semarang.
http://agusnurul.blogspot.com/2009/05/lap-biokim-
uji-lemakminya.html
diakses jumat 15 mei 2015 jam 09:00
Selasa, 18 Juni 2013 DEWI AGUS SAPUTRI http://c31120067.blogspot.com/2013/06/uji-noda-
lemak-uji-kelarutan-dan-uji.html diakses jumat 15
mei 2015 jam 09:00
Wednesday, October 3, 2012 Achmad Burhanuddin
http://inueds.blogspot.com/2012/10/minyak-dan-
lemak.html
diakses jumat 15 mei 2015 jam 09:00
Kamis, 13 Desember 2012 Susanti http://3gggue.blogspot.com/2011/06/makalah-tentang-lemak.html
diakses jumat 15 mei 2015 jam 09:00
Jumat, 21 Juni 2013 ahmat farit ribut wahyudahttp://c31120748.blogspot.com/2013/06/uji-noda-dan-
kelarutan.html diakses jumat 15 mei 2015 jam 09:00
I. LAMPIRAN