Post on 28-Jan-2023
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2010: 33) “Pembelajaran
kooperatif (cooperatif learning) adalah penndekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar”. Menurut Isjoni (2010: 6)
“cooperative learning (pembelajaran kooperatif) dapat
diartikan belajar bersama-sama saling membantu
antara satu dengan yang lain dalam belajar dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok
mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan
sebelumnya”.
Menurut Solihatin dan Raharjo (2005: 4)
“Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif)”
adalah suatu sikap atau prilaku bersama dalam
13
bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok,
yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama
dalam kelompok–kelompok kecil sehingga dapat
menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk
mencapai tujuan belajar.
Menurut Suprijono (2009: 65) adapun fase-
fase dalam kooperatif terdiri dari 6 fase
Tabel 2.1Fase-fase pembelajaran kooperatif
Fase-fase Prilaku guruFase 1: menyampaikantujuan dan mempersiapkan peserta didik.
Menjelaakan tujuanpembelajaran danmempersiapkan pesertadidik siap belajar
Fase 2: menyajikan informasi
Mempresentasikan informasikepada peserta didiksecara verbal
Fase 3: Memberikan penjelasan
12
14
mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar
kepada peserta didiktentang tata carapembentukan tim belajardan membantu kelompokmelakukan transisi yangefisien
Fase 4: membantu kerja tim dalam belajar
Membantu tim-tim belajarselama peserta didikmengerjakan tugasnya
Fase 5: mengevaluasi
Menguji pengetahuanpeserta didik mengenaiberbagai materipembelajaran ataukelompok-kelompokmempresentasikan hasilkerjanya
Fase 6: memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untukmengakui usaha danprestasi individu maupunkelompok
2. Ciri–ciri pembelajaran kooperatif
Menurut Sugiyanto (2010: 36) pembelajaran
kooperatif memiliki ciri–ciri sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru
menciptakan suasana yang mendorong agar siswa
saling membutuhkan. Hubungan yang saling
membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling
15
ketergantungan positif. Saling ketergantungan
dapat dicapai melalui:
1)Saling ketergantungan mencapai tujuan.
2)Saling ketergantungan mencapai tugas.
3)Saling ketergantungan bahan atau sumber.
4)Saling ketergantungan peran.
5)Saling ketergantungan hadiah.
b. Interaksi tatap muka.
Interaksi tatap muka dalam kelompok
sehingga mereka dapat berdialog. Interaksi
semacam ini sangat penting karena siswa lebih
mudah belajar dari sesamanya.
c. Akuntabilitas individual.
Akuntabilitas individual adalah penilaian
kelompok yang didasarkan atas rata–rata
penguasaan semua anggota kelompok secara
individual.
d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.
16
Keterampilan sosial seperti tenggang rasa,
sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan
bukan mengkritik teman, berani mempertahankan
pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,
mandiri, dan berbagai sifat lain yang
bermanfaat dalam menjalin hubungan antar
pribadi.
3. Keuntungan pembelajaran kooperatif
Adapun keuntungan dalam pembelajaran
kooperatif menurut Sugiyanto (2010: 38) adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan
sosial.
b. Memungkinkan para siswa saling belajar
mengenai sikap, keterampilan, informasi,
prilaku sosial, dan pandangan–pandangan .
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian
sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya
nilai–nilai sosial dan komitmen.
17
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri
atau egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut
hingga masa dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan
untuk memelihara hubungan saling membutuhkan
dapat diajarkan dan dipraktekkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada
sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan
situasi dari berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang
lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa
memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin,
normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama
dan orientasi tugas.
4. Kelemahan pembelajaran kooperatif
Menurut Isjoni (2010: 25) adapun kelemahan
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
18
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara
matang, disamping itu memerlukan lebih banyak
tenaga, pemikiran dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat
dan biaya yang cukup memadai.
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung,
ada kecendrungan topik permasalahan yang sedang
dibahas meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi
seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang
lain menjadi pasif.
B. Teori mendukung pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dari
teori gagasan piaget dan Vigotsky. Menurut pandangan
Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari
sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan
kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan
19
anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan
yang konseptual. Teori yang melandasi pembelajaran
kooperatif adalah konstruktivisme (Rusman, 2010:
201). Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme
dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa
harus secara individual menemukan dan
mengtransformasikan informasi yang kompleks,
memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu (Soedjadi dalam Rusman, 2010:
201). Sedangkan menurut Trianto (2007: 28)
menyatakan bahwa “pada dasarnya aliran
konstruktivisme menghendaki bahwa pengetahuan
dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman
merupakan kunci utama dari belajar bermakna”.
Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky
dapat berjalan berdampingan dalam proses belajar
konstruktivisme Piaget yang menekankan pada kegiatan
internal individu terhadap objek yang dihadapi dan
pengalaman yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan
konstruktivisme Vigotsky menekankan pada interaksi
20
sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari
lingkungan sosialnya (Rusman,2010: 202).
Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa teori konstruktivisme adalah
pembelajaran dimana siswa bekerja baik secara
individu maupun kelompok serta berinteraksi dengan
temannya dalam mendapatkan pengetahuan.
C. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-
Achievement Division
1.Pengertian Student Teams- Achievement Division
Student Teams-Achievement Divisions merupakan salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif. (Slavin, 2010:
143).
Menurut Slavin (2010: 143) Student Teams-
Achievement Divisions memiliki lima komponen utama
yaitu:
21
a. Presentasi kelas
Materi dalam Student Teams- Achievement Divisions
pertama–tama diperkenalkan dalam presentasi
didalam kelas. Dengan cara ini, para siswa akan
menyadari bahwa mereka harus benar–benar memberi
perhatian penuh selama prentasi kelas karena
dengan demikian akan sannngat membantu mereka
mengerjakan kuis–kuis, dan skor kuis mereka
menentukan skor tim mereka.
b. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang
mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal
kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar–benar
belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan
kuis dengan baik.
c. Kuis
22
Dalam hal ini siswa tidak diperbolehkan
untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.
Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara
individual untuk memahami materinya.
d. Skor kemajuaan individual
Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin
yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor
ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat
melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yangn
terbaik. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan
poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat
kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan
skor awal mereka.
e. Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk
penghargaan yang lain apabila skor rata–rata
mereka mencapai kriteria tertentu.
23
Secara garis besar tahapan-tahapan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievemenet Division, dibagi menjadi 6 tahapan
(Slavin,2010: 147), yaitu:
1) Tahap persiapan.
2) Tahap penyajian materi.
3) Tahap kegiatan kelompok.
4) Tahap tes hasil belajar.
5) Tahap perhitungan skor.
6) Tahap penghargaan kelompok.
Secara rinci penjelasan dari keenam tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a) Guru mempersiapkan materi yang dirancang
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara
kelompok.
b) Membuat lembar rangkuman kelompok, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2Lembar Rangkuman Kelompok
24
Nama
Kelompok : ..............................
..
keterangan :
rata-rata kelompok = jumlahskorkelompokjumlahanggotakelompok
T = Perkembangan Siswa
2) Tahap penyajian materi.
Dalam kegiatan ini guru memulai dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang
konsep yang akan dipelajari. Kemudian guru
memberikan apersepsi dengan tujuan
mengingatkan siswa akan materi prasyarat
Anggota tim T1 T2 T3 T4 Jumlah1. ...........2. ...........3. ...........4. ...........5. ...........Jumlah skor kelompokRata-rata kelompokPenghargaan kelompok
25
yang telah dipelajari agar siswa dapat
menghubungkan materi yang telah disajikan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
3) Tahap kegiatan kelompok.
Pada tahap ini guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok, kelompok dibentuk
beranggotakan 4-5 oarang yang merupakan
bentuk kelompok yang heterogen. Guru
memberikan bahan ajar berupa LKS kepada
masing-masing kelompok. Setiap anggota
kelompok mempelajari materi dan mengerjakan
tugas. Dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator kegiatan tiap
kelompok.
4) Tahap tes hasil belajar.
Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan belajar siswa yang dicapai,
maka guru memberikan tes kepada siswa. Tes
ini dikerjakan secara mandiri untuk
26
menunjukkan apa yang elah dipelajari secara
individual selama bekerja dalam kelompok.
5) Tahap perhitungan skor perkembangan
individu.
a) Menghitung skor perkembangan
individu
(1) Guru memberikan skor awal
siswa.
(2) Guru menetukan skor
perkembangan individu, dapat dihitung
dari skor perkembangan dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3Skor Perkembangan
Nilai Tes SkorPerkembangan
Lebih dari 10 poin dibawahskor dasar10 sampai 1 poin dibawah skor dasarSkor 0 sampai 10 poin diatas skor dasarLebih dari 10 poin diatas skor dasarpekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)
010203030
(Rusman, 2010: 216)
27
(3) Selanjutnya skor dasar, skor
kuis dan skor perkembangan siswa
ditulis pada lembar skor kuis yaitu
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.4Lembar skor kuis
Kelompok : .........................
Tanggal : .........................
No Namasiswa
SkorDasar Kuis Perkemban
gan1. ........
.......2. ........
.......3. ........
.......4. ........
.......5. ........
.......
b) Menghitung skor kelompok
28
(1) Dalam mengitung skor kelompok, skor
perkembangan setiap anggota kelompok
ditulis pada lembar rangkuman kelompok.
(2) Selanjutnya dihitung total skor
perkembangan seluruh anggota kelompok
sebagai nilai kelompok.
6) Tahap penghargaan kelompok
Tiga macam tingkat penghargaa
yangdiberikan oleh guru, denga kriteria
sebagai berikut:
Tabel 2.5Kriteria Penghargaan Kelompok
Rata-rata kelompok(RK)
Penghargaan
15≤RK<2020≤RK<25RK≥25
TIM BAIKTIM SANGAT BAIKTIM SUPER
(Febrianto, 2012: 30)
2. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams- Achievement Divisions.
29
Menurut Roestiyah (Sarjanaku, 2011) adapun
kelebihan dan kekurangan dalam STAD adalah sebagai
berikut:
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams- Achievement Divisions.
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggunakan keterampilan bertanya dan
membahas suatu masalah.
2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai suatu masalah.
3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajarkan keterampilan berdiskusi.
4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih
memperhatikan siswa sebagai individu dan
kebutuhan belajarnya.
5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam
pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam
diskusi.
30
6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai
pendapat orang lain
b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams- Achievement Divisions, yaitu:
1) Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang
mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang
kurang pandai dan kadang-kadang menuntut
tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar
berbeda.
2) Memerlukan waktu yang relatif lama
D. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran
biasa yang sering digunakan oleh guru. pembelajaran
31
ini berpusat pada guru sehingga siswa kurang
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Furaha (2011), Metode yang sering
dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain
adalah ekspositori. Metode ekspositori sama seperti
metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada
guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru sudah
banyak berkurang, karena tidak terus menerus
berbicara. Ia berbicara pada awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya
jawab. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat
catatan. Guru bersama siswa berlatih menyelesaikan
soal latihan dan siswa bertanya kalau belum
mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa
secara individual, menjelaskan lagi kepada siswa
secara individual atau klasikal. Siswa mengerjakan
latihan sendiri atau dapat bertanya pada temannya
atau disuruh guru mengerjakan di papan tulis.
Walaupun dalam hal terpusatnya kegiatan pembelajaran
32
masih kepada guru tetapi dominasi guru sudah banyak
berkurang.
Pengajaran dengan model ini dipandang efektif,
dalam hal sebagai berikut Sunartomb (Trisna,
2013).
1. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di
tempat lain.
2. Menyampaikan informasi dengan cepat.
3. Membangkitkan minat akan informasi.
4. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya
dengan mendengarkan.
Namun demikian, pendekatan pembelajaran
tersebut mempunyai beberapa
kelemahansebagaiberikut.
1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik
dengan mendengarkan.
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar
siswa tetap tertarik dengan apa yang
dipelajari.
33
3. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan
pemikiran yang kritis.
4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara
belajar siswa itu sama dan tidak bersifat
pribadi.
E. Hasil belajar
Hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
(Hamalik dalam Hamid, 2012).
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal
(internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan. Hasil belajar adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha
atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga
34
nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian
terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri individu perubahan tingkah laku
secara kuantitatif (Djamarah dalam Hamid, 2012).
F. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
dalam penelitian ini adalah materi matematika yang
di pelajari di semester I (ganjil) kelas VIII
sekolah lanjutan. Dalam materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel terdapat satu standar kompetensi
(SK) dan tiga Kompetensi Dasar (KD).
Tabel 2.6Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi Kompetensi DasarMemahami sistem persamaanlinear dua variabel danmenggunakannya dalampemeecahan masalah
1. Menyelesaikan sistempersamaan linear duavariabel
2. Membuat modelmatematika darimasalah yang berkaitandengan sistempersamaan linear duavariabel
3. Membuat modelmatematika dari
35
masalah yang berkaitandengan sistempersamaan linear duavariabel danpenafsirannya
1. Bentuk umum Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel:
{ax+by=cpx+qy=r
Dengan a, b, p, q,c dan r ∈R
Keterangan:
x dan y disebut variabel
a, b, p, q disebut koefisien
c dan r disebut konstanta.
Penyelesaian persamaan linear dua vriabel
1) Metode grafik
Metode grafik adalah mencari
koordinat titik potong kedua garis
lurus.
Selesaikan sistem persamaan dibawah ini
dengan metode grafik
2x – y = 4
36
4x + y = 8
Jawab
2x – y = 4 persamaan 1
4x + y = 8 persamaan 2
Persamaan 1
x = 0 y = -4
y = 0 x = 2
persamaan 2
x = 0 y = 8
y = 0 x = 2
8
7
6
5
4
3
2
1 (2x – y = 4)
37
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 x
-1 (4x + y = 8)
-2
-3
-4
-5
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah (2, 0)
2) Cara subsitusi
Subsitusi adalah menggantikan salah satu
variabel kedalam persamaan yang lain.
Contoh
Selesaikan sistem persamaan dibawah ini
{ y−2x=14x−5y=13
Jawab
Mula–mula satu dari dua persamaan di
atas diubah sebagai berikut
y – 2x = 1
38
y = 1 + 2x .......... (*)
subsitusikan nilai y = 1 + 2x ke
persamaan lainnya
4x – 5y = 13
4x – 5 (1 + 2x) = 13
4x – 5 – 10x = 13
4x – 10x – 5 = 13
-6x – 5 = 13
- 6x = 13 + 5
-6x = 18
x = 18−6
=−3
untuk mencari nilai y, kita subsitusikan
nilai x = -3 kepersamaan (*) diperoleh y
= 1 + 2x = 1 + 2 (-3) = 1 – 6 = -5
jadi solusinya adalah (-3, -5)
3) Cara eleminasi
Eliminasi adalah menghilangkan
salah satu variabel untuk menentukan
nilai dari variabel lain.
39
Contoh
Carilah himpunan penyelesaian dari
sistem persamaan berikut ini
x + y = 11
2x – y = 4
3x = 15
x = 153=5
untuk memperoleh nilai y, kita harus
mengeliminasikan nilai x
x + y = 11 x 2 2x + 2y = 22
2x – y = 4 x 1 2x – y = 4
3y = 18
y = 183=6
jadi, himpunan penyelesaian dari
Sistem Persamaan Linear diatas adalah
{(5, 6)}