Post on 19-Jan-2021
KARYA TULIS ILMIAH
PROFIL PERESEPAN PENYAKIT INFEKSI DI PUSKESMAS SINGA KECAMATAN TIGAPANAH
KABUPATEN KAROTAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Farmasi
HEMA MALINI BR BANGUNP07539018132
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDANJURUSAN FARMASI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : PROFIL PERESEPAN PENYAKIT INFEKSI DI PUSKESMAS SINGA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO TAHUN 2018
NAMA : HEMA MALINI BR BANGUNNIM : P07539018132
Telah Diterima dan Diseminarkan Dihadapan Penguji Medan, Juli 2019
Menyetujui Pembimbing
Masrah, S.Pd., M.KesNIP. 197008311992032002
Ketua Jurusan FarmasiPoliteknik Kesehatan Kemenkes Medan
Dra. Masniah, M.Kes, Apt.NIP. 196204281995032001
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PROFIL PERESEPAN PENYAKIT INFEKSI DI PUSKESMAS SINGA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO TAHUN 2018
NAMA : HEMA MALINI BR BANGUNNIM : P07539018132
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Medan, Juli 2019
Penguji I Penguji II
Drs. Sri Widia Ningsih, M.Si Drs. Jafril Rezi, M.Si,Apt.NIP. 198109172012122001 NIP. 195604081996031001
Menyetujui Pembimbing
Masrah, S.Pd., M.KesNIP. 197008311992032002
Ketua Jurusan FarmasiPoliteknik Kesehatan Kemenkes Medan
Dra. Masniah, M.Kes, Apt.NIP. 196204281995032001
SURAT PERNYATAAN
PROFIL PERESEPAN PENYAKIT INFEKSI DI PUSKESMAS SINGA KECAMATAN
TIGAPANAH KABUPATEN KARO TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak juga terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2019
HEMA MALINI BR BANGUNNIM. P07539018132
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTHPHARMACY DEPARTMENTSCIENTIFIC PAPER, JULY 2019
Hema Malini Br Bangun
PROFILE OF INFECTIOUS DISEASES PRESCRIBING AT SINGA COMMUNITY HEALTH CENTER OF TIGAPANAH SUB DISTRICT OF KARO DISTRICT IN 2018
xv + 25 pages, 1 picture, 6 tables, 4 graphics, 21 attachments
Abstract
According to WHO in 2014, infectious diseases kill 3.5 million people each year. Infection is one of the main health problems in Indonesia, because it is acute and attacks all layers. Based on data and information from the Indonesian Health Profile in 2017 explained that infectious diseases such as ARI, Diarrhea, Dermatomycosis and Pulmonary TB are still high. The study aimed to find out the profile of infectious diseases in Singa community health center of Tigapanah sub district of Karo district in 2018.
The study used descriptive survey method with population of all prescription sheets of 4,268 sheets in 2018 and a sample of 1,825 sheets.
The study showed the percentage of infectious diseases was 1,825 prescription (40.76%), other diseases were 2,652 prescription (59.24%) and the results of comparison of each infectious disease were obtained ARI 1,359 (74.48%), dermatomycosis 188 (10.24%), diarrhea 148 (8.84%) and pulmonary TB 130 (6.44%).
It was concluded that ratio of infectious diseases to other diseases was 40.76% and 59.24%. Infectious diseases still dominate at Singa community health center work area.
Keywords : Profile of Infectious Diseases Prescribing, Singa Community Health CenterReferences : 20 (2004 - 2017).
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDANJURUSAN FARMASI KTI, Juli 2019
Hema Malini Br Bangun
Profil Peresepan Penyakit Infeksi Di Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2018
xv + 25 halaman, 1 gambar, 6 tabel, 4 grafik, 21 lampiran
Abstrak
Menurut WHO Tahun 2014, Penyakit infeksi membunuh 3,5 juta orang tiap tahunnya. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia, karena penyakit infeksi ini bersifat akut dan menyerang semua lapisan. Berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 menjelaskan bahwa kasus penyakit infeksi seperti ISPA, Diare, Dermatomikosis dan TB Paru masih tergolong tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penyakit infeksi di Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah Tahun 2018.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif, populasi pada penelitian ini adalah seluruh lembar resep selama tahun 2018 sebanyak 4.268 lembar, sampel pada penelitian ini adalah 1.825 recipe.
Dari hasil penelitian ini diperoleh persentase penyakit infeksi 1.825 recipe (40,76%), penyakit lainnya 2.652 recipe (59,24%) dan hasil perbandingan masing-masing penyakit infeksi diperoleh ISPA 1.359 (74,48%), Dermatomikosis 188 (10,24%), Diare 148 (8,84%) dan TB Paru 130 (6,44%).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perbandingan penyakit infeksi dengan penyakit lainnya adalah 40,76% dan 59,24%. Penyakit infeksi masih mendominasi di wilayah kerja Puskesmas Singa.
Kata Kunci : Profil Peresepan Penyakit Infeksi, Puskesmas Singa Daftar Baca : 20 (2004 – 2017).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebaikan dan
kasihNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian dan Penulisan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Profil Peresepan Penyakit Infeksi Di Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2018”.
Karya Tulis Ilmiah disusun oleh penulis untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III di Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Medan, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
penulis telah berusaha sebaik mungkin tetapi Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun.
pada penyelesaiannya penulis mendapat banyak bimbingan, saran,
bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
2. Ibu Dra. Masniah, M.Kes.Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Medan.
3. Ibu Masrah, S.Pd.,M.Kes., selaku Pembimbing Akademik dan Ketua Penguji
Karya Tulis Ilmiah dan Ujian Akhir Program (UAP) yang telah memberikan
pengetahuan, masukan serta membimbing penulis dengan baik.
4. Ibu Sri Widia Ningsih, M.Si., Bapak Drs. Jafril Rezi, M.Si.Apt., selaku Penguji
I dan II pada ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan Ujian Akhir Program (UAP)
program RPL, yang telah menyalurkan ilmunya bagi penulis, menguji
kemampuan penulis dan memberikan masukan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Farmasi
Medan yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Orang tua terkasih (Ibu), yang selalu mendukung dan mendoakan.
7. Teristimewa kepada suami saya Mesah Sembiring dan kepada Kedua anak
saya yang saya sayangi Sarah, Gabriel yang selalu memberikan dorongan
dan semangat.
8. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa RPL Angkatan II yang telah membantu dan
memberikan semangat serta motivasi selama masa perkuliahan dan
penelitian.
Akhir kata penulis berharap kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga tugas Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Medan, Juli 2019Penulis,
HEMA MALINI BR BANGUNNIM. P07539018132
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PESETUJUAN................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iiiPERNYATAAN............................................................................................... ivABSTRACT..................................................................................................... vABSTRAK....................................................................................................... viKATA PENGANTAR...................................................................................... viiDAFTAR ISI.................................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiDAFTAR TABEL............................................................................................. xiiDAFTAR GRAFIK........................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xivBAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 42.1 Penyakit Infeksi........................................................................ 4
2.2 Jenis Penyakit yang Disebabkan Karena Infeksi Bakteri,
Virus, Jamur dan Parasit.......................................................... 4
2.2.1 Tuberkulosis Paru (TBC).............................................. 4
2.2.2 Diare............................................................................. 5
2.2.3 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)..................... 7
2.2.4 Dermatomikosis............................................................ 7
2.2.5 Demam Tifoid............................................................... 8
2.2.6 Demam Berdarah Dengue (DBD)................................ 9
2.2.7 Kecacingan................................................................... 10
2.3 Resep ..................................................................................... 11
2.4 Profil Puskesmas..................................................................... 12
2.4.1 Gambar Umum Puskesmas Singa Kecamatan
Tigapanah.................................................................... 12
2.4.2 Tenaga Kesehatan....................................................... 12
2.5 Defenisi Operasional................................................................ 13
2.4 Kerangka Pikir.......................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 153.1 Jenis dan Desain Penelitian..................................................... 15
3.1.1 Jenis Penelitian............................................................ 15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 15
3.2.1 Lokasi Penelitian.......................................................... 15
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................... 15
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................. 15
3.3.1 Populasi Penelitian....................................................... 15
3.3.2 Sampel Penelitian........................................................ 15
3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data......................................... 16
3.4.1 Jenis Data.................................................................... 16
3.4.2 Cara Pengumpulan Data.............................................. 16
3.5 Pengolahan dan Analisis Data................................................. 16
3.5.1 Pengolahan Data.......................................................... 16
3.5.2 Analisis Data.................................................................. 16
3.6 Prosedur Kerja......................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 184.1 Hasil ..................................................................................... 18
4.1.1 Persentase Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Berdasarkan Karakteristik Pasien................................ 18
4.2 Pembahasan............................................................................ 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 245.1 Kesimpulan ............................................................................ 24
5.2 Saran ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5. Kerangka Pikir............................................................................ 13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.4.2 Data Tenaga Ahli di Wilayah Kerja Puskesmas Singa
Kecamatan Tigapanah............................................................. 14
Tabel 2.6 Defenisi Operasional................................................................ 15
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan
Umur........................................................................................ 19
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan
Jenis kelamin........................................................................... 19
Tabel 4.3 Persentase Perbandingan Penyakit Infeksi Dengan
Penyakit lainnya....................................................................... 20
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Selama Tahun 2018...... 20
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan
Umur............................................................................................. 18
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan
Jenis Kelamin............................................................................... 19
Grafik 4.3. Persentase Perbandingan Penyakit Infeksi dengan
Penyakit Lainnya.......................................................................... 20
Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Selama Tahun 2018.......... 21
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Gambar Profil Puskesmas Singa.............................................................. 26
2. Surat Ijin Penelitian di Puskesmas Singa.................................................. 28
3. Surat Balasan Telah Selesai Melakukan Penelitian.................................. 29
4. Lembar Resep Penyakit Infeksi................................................................. 30
5. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Januari 2018................................................................................... 31
6. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Februari 2018.................................................................................. 32
7. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Maret 2018...................................................................................... 33
8. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan April 2018........................................................................................ 34
9. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Mei 2018......................................................................................... 35
10. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Juni 2018......................................................................................... 36
11. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Juli 2018.......................................................................................... 37
12. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Agustus 2018.................................................................................. 38
13. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan September 2018.............................................................................. 39
14. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Oktober 2018.................................................................................. 40
15. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Nopember 2018.............................................................................. 41
16. Penulisan R/ (Recipe) Obat Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa
Bulan Desember 2018............................................................................... 42
17. Rekapitulasi Perhitungan Persentase Resipe Penyakit Infeksi di
Puskesmas Singa Tahun 2018................................................................. 43
18. Rekapitulasi Rata-Rata Resipe Penyakit Infeksi di Puskesmas
Singa selama Periode Januari-Desember 2018....................................... 44
19. Persentase Perbandingan Penyakit Infeksi Dengan Penyakit
Lainnya di Puskesmas Singa Tahun 2018................................................ 45
20. Kartu Pertemuan Bimbingan KTI............................................................... 46
21. Ethical Cleareance.................................................................................... 47
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya angka
kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortalily) terutama pada negara-
negara berkembang. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan
yang paling utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut
WHO Tahun 2014, penyakit infeksi membunuh 3,5 juta orang tiap tahunnya.
Karena penyakit infeksi ini bersifat akut dan menyerang semua lapisan.
Berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan Indonesia Tahun 2017
menjelaskan bahwa kasus penyakit infeksi / menular seperti TB Paru, ISPA dan
diare masih tegolong tinggi. Untuk penyakit TB Paru Sumatera Utara menduduki
peringkat 5 terbesar setelah Jabar, Jatim, Jateng dan DKI Jakarta.
Demikian juga kasus penyakit diare di Sumatera Utara berdasarkan profil
kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 ditemukan sebanyak 761.557
kasus dan ditangani sebanyak 235.495 kasus (30,92%). ISPA pada Balita
ditemukan sebanyak 280.620 kasus yang ditemukan. TB Paru Tahun 2016
mencapai 10.502 / 100.000 penduduk. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan
Kabupaten Karo Tahun 2017 bahwa kasus TB Paru 214 / 100.000 penduduk dan
kasus diare 614.
Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan
bangsa. Oleh karena itu, semua pihak harus berperan serta sehingga Indonesia
sehat dapat terwujud. Hal ini sesuai dengan makna kesehatan pada Undang-
Undang RI No. 36 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya mencapai Indonesia sehat dimulai dari pelayanan kesehatan, baik
ketersediaan tenaga kesehatan yang handal, sarana kesehatan, obat-obatan
serta alat kesehatan yang berkualitas terjamin. Sesuai dengan pengertiannya,
upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
1
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan / atau tenaga kesehatan
(Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggara-
kan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (PERMENKES RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat). Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dengan jumlah
penduduk 389.591, dengan luas wilayah 2.172,25 km2 (Badan Pusat Statistik
Kab. Karo, 2017) Puskesmas Singa adalah salah satu dari 19 Puskesmas yang
ada di Kabupaten Karo dan pada Tahun 2017 Puskesmas Singa menduduki
peringkat ke tiga terbesar untuk penyakit diare, untuk penyakit TB Paru
menduduki peringkat 4 terbesar setelah Puskesmas Mardingding, Laubaleng dan
Puskesmas Tigapanah sementara di wilayah kerja Puskesmas Singa dalam
daftar 10 penyakit terbesar, ISPA ada di urutan pertama, diare di urutan 5 dan
penyakit kulit di urutan ke-7.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Profil Peresepan Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa Kecamatan
Tigapanah, Kab. Karo Tahun 2018”.
1.2 Rumusan Masalah
Profil penyakit infeksi berdasarkan resep dokter di Puskesmas Singa Kec.
Tigapanah Kab. Karo Tahun 2018.
1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Profil penyakit infeksi berdasarkan resep dokter di
Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah Kab. Karo Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui persentase perbandingan penyakit infeksi dengan
penyakit lainnya di Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah Tahun
2018.
b. Untuk mengetahui Persentase masing-masing penyakit infeksi
berdasarkan resep dokter di Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah
Tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Sebagai informasi bagi instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo tentang pola penyakit infeksi Puskesmas Singa
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2018.
b. Agar data dan informasi dari hasil penelitian diharapkan memberikan
manfaat dan berguna sebagai acuan penelitian selanjutnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit InfeksiPenyakti infeksi (infectious disease) atau penyakit menular (transmissible
disease) adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit
meliputi kontak fisik, makanan yang terkontaminasi cairan tubuh, benda, dll yang
ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah
kesehatan yang besar dihampir semua negara berkembang karena angka
kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam waktu yang relatif singkat
(Widoyono, 2011).
Penyakit infeksi yang banyak berkembang di masyarakat penyebabnya
merupakan mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur maupun parasit. Cara
penularannya dari suatu individu kepada individu lain dapat melalui media
tertentu seperti udara (contohnya penyakit TBC dan influenza), konsumsi
makanan dan minuman yang pengolahannya kurang higienis atau kurang bersih
pencuciannya (flu burung, diare, hepatitis dan typhoid/tifus), melalui binatang
atau hewan peliharaan (demam berdarah, rabies) maupun dari jarum suntik yang
digunakan secara bersama-sama (HIV, AIDS, hepatitis) (Suiraoka, 2015).
2.2 Jenis Penyakit yang Disebabkan Karena Infeksi Bakteri, Virus, Jamur dan Parasit
2.2.1 Tuberkulosis Paru (TBC)
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakti infeksi yang dapat menyerang
berbagai organ atau jaringan tubuh (Widoyono, 2011).
a. PenularanPenyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis, yang tumbuh subur dinegara tropis dengan temp. pertumbuhan
optimum 25oc - 50oc, ditularkan melalui udara (droplet nucllei) saat seorang
pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut
terhirup oleh orang lain saat bernapas. Bila penderita batuk, bersin, atau
berbicara saat berhadapan dengan orang lain, basil tuberkulosis tersembur
dan terhisap dalam paru orang sehat.
4
b. Gejala dan Tanda1. Bantuk berdahak lebih dari tiga minggu
2. Batuk berdarah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
Gejala lainnya adalah berkeringat pada malam hari, demam tidak
tinggi/meriang, dan penurunan berat badan.
c. PencegahanPencegahan TBC (Tuberkulosis) adalah
- Pemberian vaksin BCG (Bacillus Colmette Guerin). Di Indonesia vaksin
ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi
berusia 2 bulan.
- Mengenakan masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi
dengan penderita TBC
- Mencuci tangan sesering mungkin.
d. PengobatanPengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat antituberkulosis (OAT)
dengan metode Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Contoh
obat : INH, Rifampisis, Pirazinamid, Etambutol.
2.2.2 Diare
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun
1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari
semalam (24 jam). Para ibu mungkin mempunyai istilah tersendiri seperti lembek,
cair, berdarah, berlendir atau dengan muntah (muntaber).
Diare dapat dibedakan menjadi :
a. Diare akut (<2 minggu)
b. Diare kronik (> 2 minggu)
Penyebab diare akut terbesar adalah infeksi virus dari golongan rotavirus.
Genus rotavirus merupakan virus golongan RNA yang termasuk dalam famili
Reoviridae (Widoyono, 2011).
a. PenularanPenyakit Diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh kuman seperti virus
dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi dengan :
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi
bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar.
2. Melalui makanan yang tercemar kuman.
3. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang
dan kemudia binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu
dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
b. Gejala dan TandaGejala umum :
1. Berak cair atau lembek
2. Muntah
3. Demam
4. Gejala dehidrasi
Gejala spesifik :
1. Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau
amis.
2. Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah
Diare yang berkepanjangan menyebabkan :
1. Dehidrasi (kekurangan cairan)
2. Gangguan sirkulasi
3. Gangguan asam-basa (asidosis)
4. Hipoglikemia
5. Gangguan gizi
c. PencegahanPencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana Diare, Depkes RI (2006)
adalah sebagai berikut :
1. Pemberian ASI bagi bayi
2. Pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci tangan sesering mungkin
5. Menggunakan jamban
d. Pengobatan1. Diare yang disebabkan karena gangguan makan atau alergi makanan,
dapat diobati dengan minum obat diare, yang dapat memperlambat
gerakan peristaltik usus, dan mengeraskan feses.
2. Jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit membutuhkan obat
antibiotik seperti : Tetrasiklin, Metronidazol, dll.
3. Meminum larutan oralit, untuk menggantikan cairan tubuh dan elektrolit
yang ikut hilang bersama feses.
2.2.3 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom).
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial). Meskipun organ
saluran pernapasan yang terlibat adalah hidung, laring, tenggorok, bronkus,
trakea, dan paru-paru, tetapi yang menjadi fokus adalah paru-paru (Widoyono,
2011).
Pengertian ISPA adalah penyakit saluran pernapasan akut dengan
perhatian khusus pada radang paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga
dan tenggorokan.
Jenis-jenis obat yang digunakan :
a. Golongan penisilin
b. Golongan sefalosporin
2.2.4 Dermatomikosis
Dermatomikosis adalah : penyakit pada kulit, kuku, rambut dan mukosa
yang disebabkan oleh infeksi jamur (Madani, 2000).
Infeksi jamur yang menyerang kulit ini disebut ringworm, disebabkan oleh
berbagai genus jamur, yaitu microsporum, trichophyton dan epidermophyton.
Infeksi jamur terjadi melalui kontak dengan kulit atau rambut penderita ringworm.
Microsporum canis dapat ditularkan dari anjing dan kucing yang sakit ke manusia
(Soedarto, 2009).
Faktor yang mempengaruhi dermatomikosis adalah udara yang lembab,
lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan
disekitarnya.
Pengobatan dermatomikosis dilakukan dengan mengkonsumsi obat-
obatan anti jamur, seperti :
- Amphotericin B, pimaricin
- Fluconazole, kezokonazole
- Naftifine, amorelfine
- Fluorocytosine
2.2.5 Demam Tifoid
Penyakit Infeksi usus yang disebut juga sebagai tifus abdominalis atau
tifoid fever ini di sebabkan oleh kuman salmonella typhi atau salmonella
parathypi A, B dan C. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting
di Indonesia maupun di daerah-daerah tropis atau subtropis di seluruh dunia
(Soedarto,2009).
a. PenularanPenularan penyakit melalui air dan makanan.kuman salmonella dapat
bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara masal yang
tercemar bakteri sering menyebabkan terjadinya KLB. Vektor berupa serangga
juga berperan dalam penularan penyakit (Widoyono,2008).
b. Gejala dan tandaDemam lebih dari tujuh hari adalah gejala yang paling menonjol.Demam
ini bisa diikuti gejala tidak khas lainnya seperti diare,anoreksia,atau batuk.pada
keadaan yang parah bisa disertai gangguan kesadaran.Komplikasi yang bisa
terjadi adalah perforasi usus,pendarahan usus,dan koma.
c. Pengobatan 1. Pemberian kloramfenikol
2. Pemberian amoksisillin
3. Pemberian kotrimoksazol
d. PencegahanKebersihan makanan dan minuman sangat penting untuk mencegah
demam tifoid. Merebus air minum sampai mendidih dan memasak makanan
sampai matang juga sangat membantu. Selain itu juga perlu di lakukan sanitasi
lingkungan termasuk membuang sampah di tempatnya dengan baik dan
pelaksanaan program imunisasi.
2.2.6 Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit virus yang
tersebar luas diseluruh dunia terutama didaerah tropis.penderitanya terutama
adalah anak-anak berusia dibawah 15 tahun,tetapi sekarang banyak juga orang
dewasa terserang penyakit virus ini.Sumber penularan utama adalah manusia
dan primate,sedangkan penularnya adalah nyamuk Aedes (Soedarto,2009).
a. PenularanPenyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B,
yaitu arthropod-borne virus atau atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus
ini termasuk genus Flavivirus dari famili Flavibiridae (Widoyono,2008).
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegytpi (didaerah
perkotaan) dan Aedes albopictus (didaerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi
vector penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit
manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya).
Faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas penyakit DBD
antara lain :
a. Imunitas pejamu
b. Kepadatan populasi nyamuk
c. Trasmisi virus dengue
d. Virulensi virus
e. Keadaan geografis setempat
Faktor penyebaran kasus DBD antara lain :
a. Pertumbuhan penduduk
b. Urbanisasi yang tidak terkontrol
c. Trasportasi
b. Gejala dan tandaPasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut
yaitu :
1. Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
2. Manifestasi pendarahan seperti mimisan,muntah darah,atau berak darah
hitam
3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun
4. Akral dingin,gelisah,tidak sadar
c. Pencegahan
1. Pembersihan jentik : program pemberantasan sarang nyamuk
(PSN),larvasidasi,menggunakan ikan.
2. Pencegahan gigitan nyamuk : menggunakan kelambu,menggunakan
obat anti nyamuk,penyemprotan.
d. Pengobatan1. Pengobatan suportif
2. Analgesik
3. Infus bila perlu
2.2.7 Kecacingan
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
berupa cacing. Dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa,
kecacingan cenderung memberikan analisa keliru kearah penyakit lain dan tidak
jarang dapat berakibat fatal (Margono, 2008).
Menurut WHO (2011) Infeksi kecacingan adalah sebagai investasi satu
atau lebih cacing parasit usus, yang terdiri dari golongan nematoda usus.
Kecacingan ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan sub tropis dan beriklim
basah, dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini merupakan penyakit
infeksi paling umum menyerang kelompok masyarakat ekonomi lemah dan
ditemukan pada berbagai golongan usia (WHO, 2011).
Berikut ini spesies-spesies Soil Transmitted Helminths (STH) yang paling
sering menyebabkan infeksi kecacingan adalah :
a. Ascaris lumbricoides (Cacing gelang)
b. Tricharis trichiura (Cacing cambuk)
c. Necator americanus (Cacing tambang)
d. Ancylostoma duadenale
a. Penularan - Lewat tanah, yang terdampak telur cacing
- BAB sembarangan
- Konsumsi makanan yang tidak higienis
b. Pencegahan- Mencuci tangan sebelum makan
- Pencegahan dapat dilakukan dengan memutus rantai lingkaran hidup
cacing sehingga dapat mencegah perkembangan menjadi larva infektif
mengobati penderita, memperbaiki cara dan sarana pembuangan feses,
dan memakai alas kaki (Soedarmo, 2010)
c. Pengobatan (Antelmintica)- Pemberian Albendazol, Mabendazol, Piparazin
- Pemberian Pyrantel
2.3 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni, 2006).
Resep disebut juga Formulae Medicae terdiri atas :
a. Formulae Officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar (resep standar).
b. Formulae Megistralis, yaitu resep yang ditulis oleh dokter.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe = ambillah.
Dibelakang tanda ini biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
2.4 Profil Puskesmas
2.4.1 Gambaran Umum Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah
Puskesmas Singa terletak di Desa Singa Kecamatan Tigapanah, dengan
luas wilayah 87 km2 dengan jumlah penduduk 6033 Jiwa (Profil Puskesmas
Singa 2018).
Batas wilayah kerja Puskesmas Singa berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Kacaribu
2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Merek
3. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Munte
4. Sebelah Timur berbatas dengan Kabanjahe
Adapun wilayah kerja Puskesmas Singa terdiri dari 8 Desa dan 1 dusun
yaitu :
1. Desa Singa
2. Desa Kutambelin
3. Desa Kacaribu
4. Desa Lau Riman
5. Desa Suka Maju
6. Desa Bekerah
7. Desa Sukameriah
8. Desa Simacem
9. Dusun Kampung Baru
Dan diseluruh desa / dusun terdapat 1 Pustu atau Poskesdes.
2.4.2 Tenaga Kesehatan
Wilayah kerja Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah memiliki tenaga
kesehatan yang terdiri dari medis, paramedis dan staf administrasi.
Tabel 2.4.2
Data Tenaga Ahli di Wilayah Kerja Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah
No Jenis Pendidikan Jumlah
1. Dokter Umum 3
2. Dokter Gigi 1
3. SKM 2
4. Ners 1
5. D III Keperawatan 6
6. D III Kebidanan 11
7. D III Kesling 2
8. D III Gizi 1
9. SMF 1
10. LCPK 2
11. SMA 1
Jumlah 31 Orang
2.5 Kerangka Pikir
Gambar 2.5 Kerangka Pikir
Penyakit Infeksi
Penyakit lainnya
Persentase
Pola Penyakit
2.6 Defenisi Operasional
Tabel 2.6Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Penyakit Alat ukur Hasil ukur
Penyakit Infeksi Banyaknya jumlah R/
yang dilihat dari seluruh
lembar resep dokter
untuk penyakit infeksi
selama tahun 2018
Observasi Persentase
Penyakit lainnya Banyaknya jumlah R/
yang dilihat dari seluruh
lembar resep dokter
untuk penyakit lainnya
selama tahun 2018
Observasi Persentase
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survei yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai suatu keadaan dalam
suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran pola penyakit infeksi berdasarkan resep dokter (R)
pada pasien di Puskesmas Singa Kec. Tigapanah Tahun 2018.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Singa Kec. Tigapanah Kab. Karo.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan April-Juni
2019.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi yaitu semua lembar resep dokter di Puskesmas Singa Tahun
2018, sebanyak 4.268 lembar.
3.3.2 Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dimana pada penelitian ini adalah semua recipe (R) untuk penyakit
infeksi selama tahun 2018, sebanyak 1.825 recipe.
15
3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya (Rony Kountur).
Pada penelitian ini sumber data yaitu semua resep (R) pada pasien di
Puskesmas Singa Tahun 2018.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini cara pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi (pengamatan). Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana,
yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Data yang diamati yaitu semua resep (R) pada
pasien di Puskesmas Singa Tahun 2018.
3.5 Pengolahan dan Analisis Data3.5.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program MS Excel.
Kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, sehingga didapat gambaran
pola penyakit infeksi berdasarkan resep dokter pada pasien di Puskesmas Singa
Tahun 2018.
3.5.2 Analisis Data
Dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase pola penyakit
berdasarkan resep obat pada pasien yang berobat di Puskesmas Singa.
Disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.6 Prosedur Kerja
a. Mengumpulkan semua resep penyakit infeksi yang ada di instalasi
farmasi Puskesmas Singa dimulai dari bulan Januari sampai dengan
bulan Desember 2018.
b. Mencatat karakteristik pasien berdasarkan umur dan jenis kelamin
c. Mencatat resipe masing-masing penyakit infeksi dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2018.
d. Menghitung persentase perbandingan penyakit infeksi dengan
penyakit lainnya di Puskesmas Singa Tahun 2018.
Dengan rumus :
Jumlah resipe seluruh penyakit infeksi per bulanjumlah keseluruhan resipe per bulan
×100%
e. Menghitung persentase masing-masing penyakit infeksi dari bulan
Januari sampai dengan bulan Desember 2018.
Dengan rumus :
Jumlah resipe masing-masing penyakit infeksi per bulanjumlah resipe penyakit infeksi secara keseluruhan per bulan
×100%
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Persentase Penyakit Infeksi di Puskesmas Singa berdasarkan
Karakteristik Pasien
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Persentase %
1 1 – 20 128 7,32
2 21 – 40 846 48,34
3 41 – 60 636 36,34
4 > 61 140 8
Jumlah 1.750 100
1 – 20 21 – 40 41 – 60 > 610.00%
10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
7.32%
48.34%
36.34%
8.00%
Umur
4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan Umur
Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui distribusi frekuensi
karakteristik pasien berdasarkan umur, sebagian besar pasien termasuk dalam
usia produktif yaitu 21-40 Tahun sebanyak 846 orang (48,34%), usia 41-60 tahun
sebanyak 636 orang (36,34%), usia diatas 61 tahun sebanyak 140 orang (8%)
dan usia 1-20 tahun sebanyak 128 orang (7,32%).
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
1 Perempuan 631 36,06
2 Laki-laki 1.119 63,94
Jumlah 1.750 100
Perempuan Laki-laki0.00%
10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
36.06%
63.94%
Jenis Kelamin
4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
18
Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui distribusi frekuensi pasien
berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki
sebesar 1.119 orang (63,94%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 631
orang (36,06%).
Tabel 4.3Persentase Perbandingan Penyakit Infeksi Dengan Penyakit Lainnya
NoVariabel
Frekuensi R/ Persentase %Jenis Penyakit
1. Penyakit Infeksi 1.825 40,76
2. Penyakit Lainnya 2.652 59,24
Total 4.477 100
Penyakit Infeksi Penyakit Lainnya0.00%
10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
40.76%
59.24%
Jenis Penyakit
4.3 Grafik Persentase Perbandingan Penyakit Infeksi dengan Penyakit Lainnya
Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui persentase penyakit infeksi
adalah 40,76% dan persentase penyakit lainnya adalah 59,24%.
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Selama Tahun 2018
No Variabel Frekuensi R/ Persentase %
Penyakit Infeksi
1 ISPA 1.359 74,48
2 Dermatomikosis 188 10,24
3 Diare 148 8,84
4 TB Paru 130 6,44
Total 1.825 100
ISPA Dermatomikosis Diare TB Paru0.00%
10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
74.48%
10.24% 8.84% 6.44%
Penyakit Infeksi
4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Selama Tahun 2018
Berdasarkan data pada tabel 4.4 memberlihatkan bahwa dari 1.825
jumlah recipe penyakit infeksi di Puskesmas Singa, 1.359 (74,48%) adalah
penyakit ISPA, 188 (10,24%) adalah penyakit Dermatomikosis, 148 (8,84%)
adalah penyakit Diare dan 130 (6,44%) adalah penyakit TB Paru.
4.2 Pembahasan
a. Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik pasien berdasarkan umur
diperoleh pasien dengan umur 21-40 tahun sebanyak 846 orang
(46,36%) adalah usia terbanyak menderita penyakit infeksi. Hal ini
dikarenakan pasien dengan usia 21-40 tahun adalah golongan usia
produktif dimana mereka mempunyai mobilitas sangat tinggi yang
berpotensi mendapatkan resiko penyakit dari pekerjaan dan
aktivitasnya. Ada hubungan antara umur dengan penyakit infeksi /
menular (Ogboi SJ, dkk, 2010).
b. Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin
diperoleh pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan pasien berjenis kelamin perempuan. Persentase jenis kelamin
pasien laki-laki adalah 61,32% sebanyak 1.119 orang dan persentase
jenis kelamin pasien perempuan adalah 38,68% sebanyak 706 orang
hal ini disebabkan karena salah satu penyakit infeksi yang banyak
diderita oleh pasien di Puskesmas Singa adalah ISPA. Hal ini
berkaitan erat dengan pola kebiasaan merokok pada pasien laki-laki
dimana mereka diketahui merokok ketika pemberian obat dilakukan
pada pasien disertai dengan konseling singkat.
c. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa prevalensi penyakit infeksi
adalah 40,76% dan prevalensi penyakit lainnya adalah sebesar
59,24%, ini menunjukkan bahwa pasien yang mengalami penyakit
infeksi tergolong besar jika dibadingkan dengan pasien yang
mengalami penyakit lainnya.Karena perbedaaan persentasenya tidak
berbeda jauh. Penyakit infeksi disebabkan oleh multifaktor penyebab
yaitu bakteri, virus, parasit, dan jamur dimana semua ini masih subur
berkembang didaerah tanah karo. Faktor alam juga memungkinkan
tingginya persentase penyakit infeksi. Erupsi gunung sinabung terjadi
di Tanah Karo semenjak tahun 2010. Debu vulkanik yang terhirup
oleh masyarakat disana, sangat berpotensi menyebabkan batuk.
Berdasarkan pekerjaan mereka sebagian besar penduduk di Desa
Singa adalah petani, kesadaran dalam hal higienitas diri masih
kurang, sehingga kemungkinan untuk terkontaminasi oleh virus /
bakteri penyebab penyakit infeksi masih sangat besar. Demikian juga
iklim yang lembab di daerah Tanah Karo membuat bakteri penyebab
penyakit infeksi bertumbuh dengan cepat.
d. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh bahwa penyakit infeksi khususnya
ISPA menduduki peringkat pertama sebanyak 1.359 resipe (74,48%)
hal ini dimungkinkan karena kebiasaan hidup yang tidak baik dalam
menjaga kesehatan misalnya saja kebiasaan merokok pada
masyarakat baik di rumah maupun di tempat umum sehingga anggota
keluarga ataupun orang yang ada di sekitar mereka ikut terpapar oleh
asap rokok yang berpotensi mengganggu pernapasan.
Dermatomikosis 188 recipe (10,24%), kondisi iklim yang dingin di
daerah Tanah Karo menyebabkan masyarakat enggan untuk mandi 2
kali sehari mereka hanya mandi 1 kali sehari saja. Akibat dari
kurangnya kebersihan tubuh tersebut menyebabkan infeksi kulit
karena jamur dapat terjadi. Diare 148 recipe (8,84%) memakan
makanan yang kurang bersih demikian juga lingkungan yang kurang
bersih, sebagian warga belum mempunyai jamban dan masih
mempergunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari mereka. Itu
semua dapat menjadi faktor terjadinya penyakit diare. TB Paru 130
recipe (6,44%) kebiasaan merokok, meminum alkohol, bergadang
sampai larut malam dan makanan yang tidak mengandung gizi cukup
menyebabkan imun / daya tahan tubuh rendah, tempat tinggal yang
lembab dan kurang bersih menyebabkan bakteri penyebab penyakit
TB Paru cepat bertumbuh sehingga pada kondisi yang demikian
sangat mudah sekali terinfeksi oleh bakteri penyebab TB Paru.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Persentase perbandingan penyakit infeksi dengan penyakit lainnya di
wilayah kerja Puskesmas Singa adalah 40,76% dan 59,24%.
b. Persentase masing-masing penyakit infeksi adalah penyakit ISPA
sebesar 74,48%, Dermatomikosis sebesar 10,24%, Diare sebesar
8,84% dan TB Paru sebesar 6,44%.
5.1 Saran
Bagi Instasi terkait dalam hal ini Puskesmas Singa dapat dijadikan
rujukan dalam membuat program :
a. Secara berkala memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
khususnya mengenai penyakit infeksi kepada masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas Singa Kecamatan Tigapanah.
b. Keteraturan dalam hal pengamprahan obat dan ketersediaannya dari
gudang Farmasi Kabupaten ke Puskesmas Singa tetap
dipertahankan dan dapat berjalan dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2016. Data Penyakit Terbesar Kota Medan Tahun 2015. Medan
Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Neal, M.J., 2006. Farmakologi Medis Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo., 2010 Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2016
Profil Kesehatan Kab. Karo 2017
Soedarto, Prof. Dr., 2009, Penyakit Menular di Indonesia, CV. Sagung Seto. Jakarta.
Sugiyono, Prof. Dr., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta. Bandung.
Soedarto, 2009, Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta : Sagung Seto.
Sukandar, E.Y, dkk. 2005. ISO Farmakoterapi Buku 1, ISFI. Jakarta Barat.
Syamsuni, A.H., 2006. Ilmu Resep, EGC. Jakarta.
Tjay, Raharja. Obat-Obat Penting Edisi Kelima, Elex Media Komputindo. Jakarta.
Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Widoyono, 2008. Penyakit Tropis, Erlangga. Jakarta.
Widoyono, 2011. Penyakit Tropis Edisi II, Erlangga. Jakarta.
E. Wahyuningsih, 2014, TB Paru, http://eprints.undip.ac.id/44615/1/0.pdf , 12 April 2019.
Umar Zein, Khalid Huda Sagala, Josia Ginting, 2004, Diare Infeksi Bakteri, http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf, 17 April 2019.
USU Repository, Dermatomikosis, http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/44975/Chapter%20II.pdf;jsessionid=974A18E91CE6BFFFC5C953B9F23BF82D?sequence=4, 17 April 2019.
WHO, 2007 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) https://www.who.int/csr/ resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8BahasaI.pdf, 17 April 2019.
25
PROFIL PUSKESMAS SINGA
Gambar 1.Bangunan Puskesmas Singa