Post on 19-Jul-2021
MAKALAH OSEANOGRAFI
Arus Laut Dunia
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Oseanografi Semester
Genap Tahun Akademik 2012/2013 yang diampu Dr. Djumanto
Kelompok
Anggota Kelompok:
1. Sholahuddin Al-Ayyubi (11/
2. Mar’atul Muslimah (11/)
3. Ika Firawati (11/318258/PN/12559)
4. Fario Septian (11/
JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar isi
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
Isi
A. Pengertian Arus Laut
B. Penyebab Timbulnya Arus Laut
C. Macam Arus Laut
http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xi(2)48-59.pdf
http://eprints.undip.ac.id/15145/1/A_Leonidas_Kangkan.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12517-Paper.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10413-Paper.pdf
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijms/article/download/632/500
1. Pengertian Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan di dunia. Arus- arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam
menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta harus telah di buat oleh para
pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini
terutama di dasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi kebangsaan Amerika
Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak 1840. Ia membuat
sebuah gambar dari system arus-arus dunia berdasarkan atas pengamatan dan
pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus yang mempengaruhi pembelokan
arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya dikehendaki dari suatu pelayaran
yang panjang dan memakan waktu yang lama. Pada waktu ini teknik yang lebih
rumit telah dapat di lakukan dalam mengukur arus-arus ini, sehingga
memungkinkan untuk mengukur kecepatan dan arah arus di seluruh lapisan
perairan.Akibatnya gambaran yang lengkap tentang arus-arus ini sudah dapat di
buat pada waktu ini. (Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 2008)
Arus laut adalah gerakan masa air secara teratur dari suatu tempat ketempat
lain. Sebagian besar arus laut bergerak dengan arah horinzontal dan hanya
sebagian kecil bergerak dengan arah vertical. Gerakan masa air laut secara vertical
disebut upwelling (Hamid, 2005).
Arus merupakan gerakan massa air yang sangat luas yang terjadi pada
seluruh lautan di dunia. Berdasrkan temperatuanya kita mengenal ada arus panas
dan arus dingin. Arus panas adalah bila pada arus tersebut lebih tinggi dari
temperature air laut yang didatanginya atau arus laut yang bergerak dari daerah
lintang rendah (daerah panas) ke daerah linyang tinggi (daerah dingin). Sedangkan
arus dingin adalah apabila temperatur arus itu lebih rendah dari temperature air laut
yang di datanginya atau arus yang brergerak dari daerah dingin ke daerah panas.
Jadi, istilah panas dan dingin ini mempunyai arti yang relative, sebab kemungkinan
arus dingin di suatu tempat temperaturnya lebih tinggi daripada arus panas di
tempat lain atau sebaliknya.
2. Penyebab Timbulnya Arus
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal
seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan
gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin
(Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi
massa air adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan,
dan gaya sentrifugal. Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan
menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua
yang hanya datang karena fluida dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan
bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan
angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang
menghasilkan pasut.
Pasang surut juga dapat menggantikan air secara total dan terus menerus
sehingga perairan terhindar dari pencemaran (Winanto, 2004). Sedangkan distribusi
pantai dapat merubah dan meredam arus (Sidjabat, 1976).
Faktor- faktor penyebab timbulnya arus dijabarkan sebagai berikut:
Hembusan Angin
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas
permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar
arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen
(Supangat, 2003).
Arus yang disebabkan karena tiupan angin, merupakan arus permukaan
yang disebut drift. Karena rotasi bumi dan bentuk bumi yang bulat, arah arus
biasanya menyimpang kearah kanan untuk belahan bumi utara dan kekiri untuk
belahan bumi selatan. Arah arus membentuk sudut 450 dengan arah angin yang
mendorongnya, misalnya arus ekuator utara yang arahnya timur-barat akibat
dorongan angin pasat timur laut, juga arus ekuator selatan, akibat tiupan angin
pusat tenggara.
Di daerah iklim sedang belahan bumi utara ada arus-arus yang disebabkan
oleh angin barat daya. Begitu juga di daerah iklim sedang di belahan bumi selatan
ada arus-arus yang disebabkan karena angin barat laut. Arus circumpolar (arus
hembusan angin barat) merupakan arus laut yang mengelilingi bumi disebabkan
karena hembusan angin barat laut tersebut. Di laut-laut Indonesia arus laut terjadi
karena tiupan angin musim yang dalam setahun terjadi dua kali pembalikan arah
yaitu angin musim barat dan angin musim timur.
Gaya Viskositas
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya
pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air
yang berdekatan secara periodik, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada
fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya yaitu viskositas
molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil dari transfer
momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam pergerakan
fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas
yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air
tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan
molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal
yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul
individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akanN
membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari
perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian
bumi utara ke kanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan
arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan
meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif
cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran
arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah
besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya.
Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah
angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan bertambahnya kedalaman
(Supangat, 2003).
Arus yang disebabkan karena neveau air laut
Arus laut yang disebabkan karena neveau (tinggi rendahnya permukaan air
laut), contohnya arus kompensasi/arus balik atau disebut juga arus sungsang (di
Ekuator), arus California, arus Canari, arus Benguella, arus Peru.
Arus yang terjadi karena perbedaan neveau selain karena angin juga bisa
disebabkan karena perbedaan curah hujan, dan penguapan antara lautan dengan laut
pedalaman, misalnya arus dari samudera Atlantik ke Laut Tengan, dari samudera
Hindia ke Laut Merah
Arus yang disebabkan karena perbedaan temperature, salinitas, dan kepadatan
air.
Perbedaan temperature menyebabkan perbedaan kepadatan air, yang
menyebabkan pula perbedaan salinitas. Selain menyebabkan terjadinya arus, air
yang lebih padat dan besar salinitasnya akan turun dan mengalir di bagian bawah
sebagai arus bawah. Sebaliknya air yang ringan dan kurang padat akan muncul dan
bergerak di bagian permukaan sebagai arus permukaan.
Dari daerah kutub arus bawah mengalir ke daerah ekuator, sebaliknya dari
daerah Ekuator arus permukaan mengalir ke daerah kutub, sehingga terjadi
keseimbangan hydrostatis yang menyebabkan kepadatan dan temperatur airhampir
sama untuk seluruh perairan.
Selain faktor-faktor di atas, faktor geomorfologi laut akan menentukan sebaran
karakteristik dan pola pergerakan massa air. Perubahan angin dan curah hujan
mengakibatkan perubahan karakteristik kimia fisika laut seperti suhu, salinitas dan arus.
Iklim meurpakan factor global yang dapat mengakibatkan perbedaan pergerakan dan
distribusi massa air serta perubahan karakteristik fisika kimia dan biologi laut. Iklim
terbentuk terutama oleh perbedaan energi matahari yang diterima oleh permukaan bumi
yang berakibat pada perbedaan suhu dan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara dapat
menimbulkan pergerakan angin dari wilayah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan
rendah. Sesuai dengan sifat fluida maka bertiupnya angin di atas lautan mengakibatkan
pergerakan massa air.
Perbedaan tekanan udara juga mengakibatkan perbedaan kelembaban dan curah
hujan yang jatuh ke laut. Hal ini akan berakibat terjadinya perubahan atau perbedaan
karakteristik fisika, kimia maupun biologi yang tidak sama antara wilayah yang mendapat
curah hujan tinggi dan curah hujan rendah. Selain pergerakan secara horizontal akibat
tiupan angin, pergerakan massa air juga dapat terjadi secara vertikal. Pergerakan air secara
horizontal di daerah pantai dapat mengakibatkan gradien tekanan antara perairan di pinggir
pantai dengan perairan di luar pantai. Gradien tekanan ini dapat menimbulkan pergerakan
air yang berasal dari lapisan bawah ke permukaan (upwelling) maupun sebaliknya
(downwelling). Upwelling mengangkat massa air bagian bawah kepermukaan (lapisan
fotik/photic zone). Massa air yang terangkat umumnya memiliki kandungan zat hara yang
tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton sebagai sumber energi. Fitoplankton
merupakan organisme autotrophy yang merupakan mata rantai awal pada proses produksi
di laut. Selanjutnya fitoplankton akan mejadi sumber energi bagi konsumer tingkat pertama
dan seterusnya akan terjadi proses pemangsaan pada tingkat tropis yang lebih tinggi.
Pola Arus Laut Dunia
Tiga samudera di dunia memiliki hubungan satu dengan lainnya membentuk suatu
sistem sirkulasi unik yang ditampilkan pada Gambar 1. Sistem ini mengedarkan massa air
samudera yang dikenal dengan sirkulasi massa air dunia (the great conveyor belt).
Sirkulasi dimulai dari Samudera Atlantik Utara bagian utara. Adanya proses pendinginan
(cooling) dan penguapan (evaporation) menyebabkan densitas massa air ini tinggi
sehingga tenggelam ke lapisan lebih dalam membentuk North Atlantic Deep Water
(NADW) yang mengalir ke Samudera Atlantik Selatan pada kedalaman 3000 – 4000 m.
Sampai di ujung selatan Samudera Atlantik Selatan, aliran massa air berbelok ke arah
timur bergabung dengan Arus Antartika.
Sumber : Broecker (1991)
Gambar 1. Sirkulasi massa air dunia (the great conveyor belt)
Massa air ini terus bergerak memasuki selatan Samudera Hindia kemudian ke timur
memasuki selatan Samudera Pasifik Selatan. Massa air di bagian selatan Samudera Hindia
sebagian aliran berbelok ke utara sampai sekitar katulistiwa dan naik ke permukaan.
Demikian pula dengan aliran yang sampai ke ujung selatan. Samudera Pasifik Selatan juga
berbelok ke utara masuk ke Samudera Pasifik, melewati katulistiwa dan naik ke permukaan
(Broecker 1991; Gordon 1986).
Sirkulasi massa air ini disebut sirkulasi massa air dalam, sedangkan sistem
peredaran massa air permukaan dimulai ketika kekosongan yang disebabkan oleh
tenggelamnya massa air di Samudera Atlantik bagian utara diisi oleh massa air yang
berasal dari Samudera Hindia bagian selatan. Selanjutnya kekosongan massa air di lapisan
atas Samudera Hindia akan menyebabkan massa air Samudera Pasifik mengalir ke
Samudera Hindia melalui perairan Indonesia bagian timur yang dikenal dengan Arlindo.
Arus permukaan yang berada di berbagai samudera :
1. Arus laut di Samudra Pasifik
Di belahan Utara : Arus Ealia Timur, Arus Cirkum Polar, arus California Ekuator
Utara, arus Balik ekuator, Arus Kuro Syiwo, arus oya syiwo, Arus California
Di belahan selatan : Arus Ekuator Selatan, arus balik ekuator, Arus Australia
Timur, Arus Cirkum Polar (arus hembusan angin barat), Arus Peru (arus
Humboldt).
2. Arus di Samudera Atlantik
Di belahan Utara: Arus Ekuator Utara, arus balik Ekuator, arus Caribia, arus
Antilen, arus Gulftream, arus Atlantik Utara, arus Labrador, arus Greenland
Timur, arus Canari.
Di belahan Selatan : Arus Ekuator Selatan, arus Brazilia, arus Cirkum Polar, Arus
Benguella.
3. Arus di Samudera Hindia
Di belahan Utara: Karena di belahan Utara lautannya tidak terlalu luas, maka tidak
ada arus Ekuator Utara. Di daerah ini angin Pasat dipengaruhi oleh angin musim,
yaitu angina musim Timur Laut dan angin musim Barat Daya. Oleh karena itu
terdapat arus musim Timur Laut dan arus musim Barat Daya di Teluk benggala dan
di Laut Arab.
Di belahan Selatan: Arus Ekuator Selatan, arus Maskarena, arus Cirkum Polar, arus
Australia Barat.
Upwelling menggerakkan massa air dari kedalaman menuju kepermukaan. Menurut
Cushing (1975) air jarang naik dari kedalaman lebih dari 200 m dan pada beberapa
upwelling lebih rendah dan berasal dari perairan yang cukup dangkal antara 20-40 m. .
Menurut Pond dan Pickard, (1983) upwelling datang dari kedalaman tidak lebih dari 200 –
300m. Selama musim upwelling arus balik turun di bawah 200m yang bergerak menuju
kutub dan kadang-kadang arus balik permukaan yang terlihat sangat dekat dengan pantai
juga bergerak ke arah kutub. Di Peru, ada arus balik utama pada daerah yang sangat jauh
dari pantai.
Menurut Dahuri et al. (1996) Upwelling dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
1. Jenis tetap (stationary type), yang terjadi sepanjang tahun meskipun intensitasnya dapat
berubah-ubah. Tipe ini terjadi merupakan tipe upwelling yang terjadi di lepas pantai Peru.
2. Jenis berkala (periodic type) yang terjadi hanya selama satu musim saja. Selama air naik,
massa air lapisan permukaan meninggalkan lokasi air naik, dan massa air yang lebih berat
dari lapisan bawah bergerak ke atas mencapai permukaan, seperti yang terjadi di Selatan
Jawa.
3. Jenis silih berganti (alternating type) yang terjadi secara bergantian dengan
penenggelaman massa air (sinking). Dalam satu musim, air yang ringan di lapisan
permukaan bergerak keluar dari lokasi terjadinya air naik dan air lebih berat di lapisan
bawah bergerak ke atas kemudian tenggelam, seperti yang terjadi di laut Banda dan
Arafura.
2.3. Proses Terjadinya Upwelling
Upwelling menggerakkanmassa air dari kedalaman menuju ke permukaan. Menurut
Cushing (1975) air jarang naik dari kedalaman lebih dari 200 m dan pada beberapa
upwelling lebih rendah dan berasal dari perairan yang cukup dangkal antara 20-40 m. .
Menurut Pond dan Pickard, (1983) upwelling datang dari kedalaman tidak lebih dari 200 –
300 m. Selama musim upwelling arus balik turun di bawah 200m yang bergerak menuju
kutub dan kadang-kadang arus balik permukaan yang saling menjauhi juga terjadi
upwelling.
Menurut mekanisme penyebab pembentukannya, terdapat beberpa jenis upwelling :
1. Ekman Pump
Transport massa air dapat terjadi baik di sekitar pantai maupun di laut terbuka. Penggerak
utama massa air adalah angin. Angin yang berhembus secara terus-menerus dapat menjadi
energi penggerak massa air permukaan. Energi angin yang merupakan penyebab utama,
ditransfer ke permukaan air dalam bentuk Gesekan Reynold. Pada lapisan ekman, transport
massa air dipengaruhi oleh gaya coriolis . Pergerakan massa air di belahan utara dibelokan
ke kanan dan di belahan bumi selatan pergerakan massa air dibelokan ke kiri dari arah
angin. Pergerakan akibat gaya coriolis disebut transport ekman. Transport ekman dapat
menjadi penyebab munculnya upwelling. Contoh ekman transport yang menyebabkan
upwelling terjadi di sebagian besar pantai barat benua atau pantai timur samudera. Pada
daerah ini betiup terus-menerus angin pasat (Tradewind) dari daerah lintang sedang baik di
utara maupun selatan bergerak menuju ekuator. Angin pasat ini merupakan penggerak
massa air di pantai barat benua atau timur samudera. Angin pasat timur laut (northeast
tradewind ) di belahan bumi utara dan angin pasat tenggara (southeast tradewind) di
belahan bumi selatan menajdikan transpor ekman (Q) menjauhi pantai. Kekosongan di
pantai diisi massa air dari lapisan dalam sehingga terbentuk upwelling. Upwelling akibat
Ekman transport diperaiaran pantai ini terjadi di pantai Peru, Pantai Oregon dan California
di Amerika dan Pantai Senegal Afrika. Pada daerah upwelling yang terjadi karena adanya
Ekman pump atau
ekman transport, angin betiup sejajar atau membentuk sudut yang kecil dengan garis pantai
dan karena gaya coriolis ,sebagai akibat pengaruh rotasi bumi, massa air bergerak
menajuhi pantai. Dibelahan bumi utara pembelokan mengarah kekanan dari arah arus
sedangkan pada belahan bumi selatan pembelokan mengarah ke kiri dari arah arus. Karena
air pada permukaan bergerak menjauhi pantai maka air dingin yang ada dibawahnya
bergerak naik mengisi kekosongan pada daerah permukaan (arahnya dipengaruhi oleh
gesekan dasar) maka terjadilah upwelling (Bowden, 1983;Stewart, 2002; Pond dan Pichard,
1983; Mann dan Lazier, 1993). Untuk melihat bagaimana angin menyeabbkan upwelling,
dapat dilihat gambarannya di pantai California. Angin utara atau angin pasat timur laut
(northeast tradewind) yang bertiup sejajar Pantai California secara terus menerus (Gambar
2: kiri) menghasilkan transport massa air menjauhi pantai karena adanya gaya coriollis).
Air yang menjauhi pantai hanya dapat digantikan oleh air dari bawah lapisan Ekman dan
inilah yang disebut upwelling (gambar 2: kanan). Karena air yang terangkat ini dingin,
upwelling menimbulkan permukaan perairan sepanjang pantai berair dingin. Air yang
dingin ini kaya akan nutrien dan siklus produksi yang tinggi terjadi pada daerah ini.
Ekman Transport juga dapat terjadi di laut terbuka. Di sepanjang ekuator angin bertiup ke
arah barat semakin jauh dari ekuator baik di sisi utara maupun selatan , kecepatan angin
semakin kuat. Transport ekman menuju ke utara dan selatan menjauhi ekuator. Gerakan
massa air yang saling menjauhi ini disebut divergensi. Divergensi mengakibatkan
terjadinya kekosongan massa air pada lapisan atas di daerah ekuator (gambar 3). Massa air
di lapisan bawahnya mengisi kekosongan tersebut sehingga terjadilah proses naiknya
massa air yang di sebut upwelling. Pada beberapa tempat lain yang terjadi fenomena
divergensi atau arus permukaan yang saling menjauhi juga terjadi upwelling
Daerah upwelling utama di dunia umumnya terdapat di pantai barat benua, meliputi
daerah lepas pantai barat Amerika Serikat dengan sistem arus California; daerah lepas
pantai semenanjung Siberia dan Afrika Barat Daya dengan sistem arus Canary; daerah
pantai barat Afrika Selatan dengan sistem arus Benguela; dan daerah pantai barat Amerika
Selatan, dengan sistem arus Peru. Chusing, (1975 ) menyebutkan ada 4 wilayah utama
upwelling yaitu daerah Arus California, Arus Peru, Arus Canary dan Arus Benguela dan
masing-masing merupakan eastern boundary current di suatu anti siklon subtropics di
Samudera Pasifik atau Atlantik. Eastern boundary current bergerak pelahan (sekitar
setengah knot), sedikit tawar oleh adanya air hujan, menuju ekuator dan bergabung dengan
arus ekuator. Stewart (2002) menunjuk Daerah-daerah utama upwelling adalah pantai Peru,
California, Somalia, Morocco dan Namibia (Tabel 1) atau menurut Mann dan Lazier
(1993) Peru, California(Oregon), Canary (Afrika barat laut), Somalia dan Benguela
(Gambar 7). Di Indonesia daerah yang mengalami upwelling antara lain Laut Flores,Laut
Banda (Tomascik dkk. 1997), Selatan Jawa (Nontji, 1987) dan Selat Bali (Wudianto,
2001).
Gambar 7. Wilayah upwelling pantai utama di dunia.
Penyimpangan Arah Arus Laut
Penyimpangan arah arus laut dapat terjadi baik secara horizontal maupun vertikal.
Sama halnya dengan penyimpangan arah angin, secara horizontal di belahan bumi
Utara arus laut menyimpang ke kanan dan di belahan Selatan arus laut menyimpang ke
kiri. Gaya coriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan
membelokkan dari arah yang lurus. Gaya ini timbul akibat dari perputaran bumi pada
porosnya (rotasi bumi). Gaya inilah yang menghasilkan adanya aliran gyre yang
mengarah seperti gerakan jarum jam (ke kanan) pada belahan Bumi Utara dan
menggerakkan ke kiri pada belahan Bumi srlatan.
Gaya Coriolis juga yang menyebabkan timbulnya perubahan arah arus yang
kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya laut. Gerakan angin
yang berpengaruh terhadap gerakan arus permukaan membentuk sudut 45o dan
mempunyai kecepatan 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Bila angin bertiup dengan
kecepatan 10 meter tiap detik maka dapat menimbulkan arus permukaan yang
berkecepatan 20 cm tiap detik. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin
bertambahnya kedalaman laut dan pada kedalaman 200 meter gerakan angin tidak lagi
berpengaruh terhadap gerakan arus. Pada waktu kecepatan arus berkurang, maka
tingkat perubahan arah arus yang disebabkan karena gaya coriolis akan meningkat.
Hasilnya adalah bahwa hanya terjadi sedikit pembelokan dari arah arus yang relatif
cepat di permukaan dan arah pembelokannya menjadi semakin besar pada aliran arus
yang kecepatanyya yang menjadi semakin lambat di lapisan air yang semakin dalam.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus di mana makin dalam suatu perairan, arus yang
terjadi akan semakin dibelokkan arahnya. Ekman telah menyelidiki adanya
penyimpangan arah arus tersebut secara vertikal yang menyerupai spiral yang dikenal
sebagai Spiral Ekman.