Post on 22-Feb-2018
7/24/2019 waspada dini
1/34
1
Kasus 4
Waspada Dini
Seorang petani berusia 46 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya
luka pada lengan kanan atas yang terasa gatal dan disertai bengkak pada daerah
axilla. Pada pemeriksaan didapatkan luka berbentuk bulat, dengan diameter 2
!m, tepi reguler dan meninggi, ber"arna merah ke!oklatan dengan bagian tengah
ber"arna hitam, sekitar lesi terdapat pembengkakan tetapi tanpa nanah dan tidak
nyeri. Sebelum mengalami luka tersebut, pasien menerima beberapa sapi titipan
dari temannya yang dimaksudkan untuk di#ual men#elang $ari %aya &dul 'dha.
(erdasarkan hal itu kepala puskesmas segera melaporkan kepada dinas kesehatan
agar "aspada.
S)*P &
+esi #aringan yang -ungsinya terganggu karena suatu penyakit
S)*P &&
. 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/
2. (agaimana pathogenesis penyakit tersebut/. (agaimana hubungan antara luka dengan sapi/
4. )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/
0. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/
6. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/
1. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/
S)*P &&&
. 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/
(a!illus anthra!is yang tergolong bakteri gram positi-
2. (agaimana pathogenesis penyakit tersebut/a. Karena berhubungan dengan sapi
b. enghisap spora di tempat ker#a
!. Digigit serangga
d. (isa dari industry
e. 'gri!ulture trasmisi
. (agaimana hubungan antara luka dengan sapi/
+uka tersebutada hubungannya dengan sapi karena spora tersebut masuk ke
tubuh manusia melalui kulit yang terluka tersebut
4. )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/
7/24/2019 waspada dini
2/34
2
Penyakit tersebut termasuk golongan 3oonosis dimana penyakit tersebut
merupakan penyakit yang ditularkan dari he"an. enurut reseroirnya ada
yaitu
a. 'tro3oonosis 5rabies, leptospirosis, hidatidosib. 7ooatroponosis 5)(8, di-teri, amebiasis
!. 'mphixenosis 5stphilo!o!!us
0. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/
a. 'nthrax kulit
b. 'nthrax pen!ernaan
!. 'nthrax otak
d. 'nthrax paru
6. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/
a. Doxy!y!lin
b. 8ipro-loxa!in
!. Penisilin prokaind. )etrasilin
e. Penisilin 9
1. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/
a. Pengendalian he"an
b. :aksinasi pada he"an
!. Penyembelihan pada he"an
S)*P &:
. 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/
(a!illus anthra!is ; membentuk spora 5pada keadaan aerob dan sedikit
kalsium yaitu dialam terbuka seperti ditanah dan diudara luar ; kuman akan
inakti- ; membentuk spora ; bertahan hidup bertahun
bangkai ; spora ; tanah ter!emar 5tumbuhan ; termakan oleh he"an
ruminansia ; terkontaminasi ; merusak membrane mukosa ; he"an
terin-eksi
7/24/2019 waspada dini
3/34
3
?rang yang terkena luka ; terin-eksi dengan he"an yang terkontaminasi
;bakteri masuk melalui luka ; kuman di-agositosis dan mengeluarkan toksin
dan berkemabang biak di sistem lim-atik ;edema 5nekrosis
elalui mulutPlasmid irulin mengandung gen yang memproduksi kompleks toxin antraks
berupa -aktor letal, -aktor edema dan antigen protekti- ; berikatan dengan
reseptor toxin antraks dipermukaan sel ; purin protease 5antigen protekti-
yang berukuran @ mikron membelah men#adi bentuk 6 mikron ; edema
Pembelahan antigen prontekti- diperlukan agar tersedia pengikatan A+ dan A*.
Kemudian akan melakukan pengelompokan ke dalam lipid sel ; ter#hadi
endositosis melalui lubang yang terbentuk ; translokasi A* dan A+ kedalam
soitosol ; edema, nekrosiselalui pernapasan
Spora masuk kedalam rongga aleolar ;makro-ag mem-agosit spora ; spora
akan lisis dan rusak ; spora yang hidup akan menyebar ke K9( dank e
mediatinal ; proses perubahan regeneratie ter#adi kurang lebih 6> hari
kemudian
. )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/
a. )oxoplasmosis ; ditularkan melalui ku!ing 5parasitnya Toxoplasma
gondii yang menyebabkan ke!a!atan atau kematian pada bayi
b. Alu burung 5$0B
!. S'%S 5%B' !oronairus
d. S"ine -lu 5$B
e. %abies 5irus rabies, %habdoirus
-. (ru!ellosis ;mengin-eksi saluran reproduksi oleh parasit
4. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/
a. 'nthraks salauran pen!ernaan
ual muntah, sakit perut, ('( dengan darah
b. 'nthraks otak
eningitis!. 'nthraks kulit
9atal, terbentuk esikel, ulkus yang ditutupi kerak hitam
0. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/
a. Kulit
Peni!illin prokain 5x,2 #uta unitChari selama 2 unitChari
b. Pen!ernaan
)etrasiklin grChari
!. Paru
&.:.A.D peni!illin 9 @
7/24/2019 waspada dini
4/34
4
6. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/
'. Pen!egahan
a. Penyembelihan he"an hanya dilakukan dirumah potong he"an di luar
tempat itu harus ada i3in dinas peternakan
b. $e"an yang di!urigai sakit antraks tidak boleh disembelih
!. Daging he"an yang di!urigai sakit antraks tidak boleh dimakan
d. )idak boleh dimandikan disembarang tempat dan oleh orang
penyembelih karena antraks
e. :aksinasi antaks pada he"an ternak
(. Pengendalian
a. 'ntar sesama manusia tidak ada penularan antraks ke!uali karena
kontak dengan lesi kulit penderita yang berair
b. =ntuk he"an, kebersihan kandang harus ter#aga
(agan
Zoonosis
Macam
penyakit Anthrax
SARS pengerti
anAgen
penyeb
ab
Pengobat
an
pengendal
ian
Gejala
Rabies
Par!par
"tak
Rabies#rcello
sisA$ian %
S&ine %
Salranpencernaan
klit
7/24/2019 waspada dini
5/34
'
S)*P :
. elaskan agen penyebab, pathogenesis, ge#ala klinis, pengobatan serta
pen!egahan dari penyakit 3oonosis berikut ini
a. 'nthrax
b. %abies
!. S'%S
d. 'ian Alu
e. S"ine Alu
2. 'pa a#a masalah kesehatan yang mun!ul akibat adanya penyakit 3oonosis/
. (agaimana !ara penegndalian pada penyakit 3oonosis/
S)*P :&
(ela#ar mandiri
S)*P :&&
. elaskan agen penyebab, pathogenesis, ge#ala klinis, pengobatan serta
pen!egahan dari penyakit 3oonosis berikut ini
'. 'nthrax
'nthrax adalah penyakit 3oonosis yang disebabkan oleh kuman
(a!illus antra!is, suatu basil yang dapat membentuk spora dan ditularkan
kepada manusia melalui kontak dengan binatang yang terin-eksi atau
melalui bahan dari binatang yang terkontaminasi 5Sudoyo, 2>>E.
a. 'gen Penyebab
Bacillus anthracis adalah bakteri gram
7/24/2019 waspada dini
6/34
(
panas dan dingin dan kembali akti- setelah masuk ke dalam tubuh
he"an 5Widoyono, 2>.
b. Patogenesis
Spora akan masuk melalui kulit, saluran napas atau saluran
!erna, didalam makro-ag akan bertahan hidup 5Sudoyo, 2>>E.
Fang menentukan irulensi Bacillus antrhacis adalah
exotoxin 5plasmid pG> yaitu prote!tie antigen 5P', edema -a!tor
5*A dan lethal -a!tor 5+A dan yang disebut antiphago!yti!
polydiglutami! a!id !apsule 5plasmid pG>2 5Sudoyo, 2>>E.
Kombinasi P' dan *A akan menyebabkan edema lokal dan
menghambat -ungsi PB, sedangkan kombinasi P' dan +A akan
menyebabkan syok dan kematian !epat, bisa dalam "aktu 6> menit5Sudoyo, 2>>E.
Pada !utaneus anthrax, spora kuman tersebut akan masuk
melalui kulit yang luka atau melalui luka yang disebabkan serat dari
binatang terin-eksi. Di #aringan subkutan spora tersebut akan berubah
men#adi bentuk egetati, bermutiplikasi dan mengeluarkan
eksotoksin dan material kapsul anti-agositik 5plasmid pG>2. 'kan
ter#adi edema dan nekrosis #aringan. Selan#utnya kuman akan di-agosit
oleh makro-ag dan menyebabar ke kelen#ar getah bening setempat,
dimana disini toksin akan menyebabkan perdarahan, edema dan
nekrosis 5limpadenitis. )erakhir basil tersebut akan masuk ke
perderan darah dan menyebabkan pneumonia, meningitis dan sepsis
5Sudoyo, 2>>E.
Pada inhalation anthrax 5lebih #arang ter#adi dibanding tipe
lainnya ter#adi inhalasi spora 5aerosol dengan ukuran partikel kurang
dari 0um dimana spora akan sampai ke aleoli, diga-osit olehmakro-ag dan selan#utnya diba"a ke kelen#ar getah bening
mediastinum. Spora yang ditanah akan menggumpal dan akan susan
men#adi aerosol, sehingga tidak menyebabkan inhalation antraks
5Sudoyo, 2>>E.
Disini ter#adi germination, berkembang biak dan pembentukan
toksin, sehingga ter#adi lim-adenitis dan mediatinitis yang hemoragis.
Kapiler paru bisa terkena yang menyebabkan trombosis dan gagal
napas. uga bisa ter#adi e-usi pleura. Pneumonia ter#adi oleh karen
7/24/2019 waspada dini
7/34
)
in-eksi sekunder bukan primer oleh basi antraks. Dari paru basil bisa
masuk ke aliran darah menyebabkan bakterimia, yang bisa masi-.
Penyebab kematian dari inhalation anthrax ini adalah gagal napas,
syok dan edema paru 5Sudoyo, 2>>E.
(ila spora masuk melalui mulut setelah makan daging
terkontaminasi yang mentah atau kurang masak maka akan ter#adi
yang disebut oropharyngeal atau intestinal anthrax.oropharyngeal
anthrax ini ter#adi pembengkakkan -arynx, dan bisa menyebabkan
obstruksi trakea dan lim-adenopati serikal dengan edema 5Sudoyo,
2>>E.
!. ani-estasi klinis
asa inkubasinya adalah 1 hari dengan rata rata 2.
2 'ntraks saluran pen!ernaan
9e#ala antraks tipe inibermula dengan rasa sakit perut yang
hebat, mual, muntah, dan demam. Penderita tertular akibat menelan
daging yang terkontaminasi spora 5Widoyono, 2>.
'ntraks paru
)ipe ini paling #arang ditemukan. 9e#alanya tidak khas, bisa
berupa batuk, lesu, lemah, dan tanda>E.
=ntuk antrak tipe kulit
Penisilin 2 x ,2 #uta unitChari selama 0.>>> unitChari
7/24/2019 waspada dini
8/34
*
se!ara intramuskular dengan melakukan skin test terlebih dahulu
5Widoyono, 2>.
2 =ntuk antraks tipe saluran pen!ernaan
)etrasiklin gramChari 5Widoyono, 2>.
=ntuk antraks tipe paru
&:AD penisilin 9 @.
(. %abies
%abies adalah penyakit in-eksi akut susunan sara- pusat pada
manusia dan mamalia yang berakibat -atal. Penyakit ini disebabkan oleh
irus rabies yang termasuk genusLyssa-virus, -amilyRhabdoviridaedan
mengin-eksi manusia melalui se!ret yang terin-eksi pada gigitan binatang.
Di &ndonesia dikenal dengan penyakit an#ing gila 5Sudoyo, 2>>E.
a. 'gen penyebab
&n-eksi ter#adi biasanya melalui kontak dengan binatang seperti
ku!ing, kera, serigala, kelela"ar, dan ditularkan pada manusia melalui
gigitan binatang atau kontak irus 5salia binatang dengan luka pada
host ataupun melalui membrane mukosa. Kulit yang utuh merupakan
barrier pertahanan terhadap in-eksi. )ransmisi dari manusia ke
manusia belum pernah dilaporkan. &n-eksi rabies pada manusia ter#adi
dengan masuknya irus le"at luka pada kulit 5garukan, le!et, luka
robek atau mukosa. Paling sering in-eksi ter#adi melalui gigitan
an#ing, tetapi bisa #uga melalui gigitan ku!ing, kera atau binatang
lainnya yang terin-eksi 5serigala, musang, kelela"ar. 8ara in-eksi
7/24/2019 waspada dini
9/34
+
yang lain adalah melalui inhalasi dimana dilaporkan ter#adinya in-eksi
rabies pada orang yang mengun#ungi goa kelela"ar tanpa adanya
gigitan. Dapat pula kontak irus rabies pada ke!elakaan ker#a di
laboratorium, atau akibat aksinasi dari irus rabies yang masih hidup.
)er#angkitnya in-eksi rabies #uga dilaporkan pada tindakan
transplantasi kornea dari donor yang mungkin terin-eksi rabies
5Sudoyo, 2>>E.
b, Patogenesis
Setelah irus rabies masuk ke tubuh manusia, selama 2 minggu
irus menetap pada tempat masuk dan di #aringan di dekatnya. :irus
berkembang biak atau langsung men!apai u#ung
7/24/2019 waspada dini
10/34
1-
nodul pada glia pada otak dan medulla spinalis. Di#umpai Begri
bodies yaitu benda intrasitoplasmik yang berisi komponen irus
terutama protein ribonuklear dan -ragmen organela seluler seperti
ribosomes. Begri bodies dapat ditemukan pada seluruh bagian otak,
terutama pada korteks serebri, batang otak, hipotalamus, sel Purkin#e
serebelum, ganglia dorsalis medulla spinalis. Pada 2>H kasus rabies
tidak ditemukan Begri bodies. 'danya miokarditis menerangkan
ter#adinya aritmia pada pasien rabies 5Sudoyo, 2>>E.
!. 9e#ala Klinis
asa inkubasi rabies E0H antara
7/24/2019 waspada dini
11/34
11
2 Stadium Beurologi 'kut
Dapat berupa furious atau paralitik. Pada ge#ala furious
penderita men#adi hiperakti-, disorientasi, mengalami halusinasi,
atau bertingkah laku aneh. Setelah beberapa #am
7/24/2019 waspada dini
12/34
12
tidak menular melalui darah dan tin#a. Fang penting dalam
penga"asan penderita rabies adalah ter#adinya hipoksia, aritmia,
gangguan elektrolit, hipotensi, edema serebri 5Sudoyo, 2>>E.
Penderita rabies dapat diberikan obatE.
e, Pen!egahan
=ntuk men!egah in-eksi irus rabies pada penderita yang
terpapar dengan irus rabies melalui kontak ataupun gigitan binatang
pengidap atau tersangka rabies harus dilakukan pera"atan luka yang
adekuat dan pemberian aksin anti rabies dan immunoglobulin.
:aksinasi rabies perlu #uga dilakukan terhadap indiidu yang beresiko
tinggi tertular rabies 5Sudoyo, 2>>E.
Penanganan +uka
Pengobatan lo!al luka gigitan adalah -a!tor penting dalam
pen!egahan rabies. +uka gigitan harus segera di!u!i dengan sabun,
dilakukan debridemen dan diberikan desin-ektan seperti al!ohol
4>H, tinktura yodii, atau larutan ephiran >,H. +uka akibat
gigitan binatang penular rabies tidak dibenarkan untuk di#ahit
ke!uali bila keadaan memaksa dapat dilakukan #ahitan situasi.
Pro-ilaksis tetanus dapat diberikan dan in-eksi ba!terial yang
berhubungan dengan luka gigitan perlu diberikan antibioti!5Sudoyo, 2>>E.
2 :aksinasi
Vaksinasi Post-exposure. Dasar aksinasi post-exposure
5pas!a
7/24/2019 waspada dini
13/34
13
!eutraliing antibody tersebut dapat berasal dari imunisasi pasi-
dengan serum anti rabies atau se!ara akti- diproduksi oleh tubuh
karena imunisasi akti- 5Sudoyo, 2>>E.
8. S'%S
Seere '!ute %espiratory Syndrome 5S'%S adalah penyakit in-eksi
salura napas yang disebabkan oleh irus !orona dengan ge#ala klinis yang
berat, menyebar dengan !epat 5Sudoyo, 2>>E.
a. 'gen penyebab
Penyebab penyakit S'%S adalah irus yang tergolong kedalam
"enus #oronavirus 58o: yang biasanya bersi-at tidak stabil bila
berada pada lingkungan. Bamun irus ini mampu mempertahankan
iabilitasnya dengan baik bila masih berada didalam -eses. 9enus
8oronairus berasal dari ordo !idovirales, yaitu golongan irus yang
memiliki selubung kapsul dan genom %B' rantai tunggal. (erdasarka
studi geneti! dan antigenesitas, 8o: terbagi kedalam kelompok besar,
yaitu 5.$uman #oV %%&'danporcine transmissible gastroenteritis
virus, 52.$uman #oV (#)*, bovine coronavirus+ mice hepatis virus,
dan 5. Virus bronchitis infeksiosa. 8o: S'%S memiliki reaktiitas
silang dengan anti serum yang diproduksi oleh #oV %%&' 5Sudoyo,
2>>E.
b. Patogenesis
S'%S se!ara klinis lebih banyak melibatkan saluran napas atas
bagian ba"ah, dibandingkan dengan saluran napas bagian atas. Pada
saluran napas ba"ah, sel
7/24/2019 waspada dini
14/34
14
pembuluh darah kepiler paru men#adi bebas untuk masuk kedalam
ruang aleolus 5Sudoyo, 2>>E.
Aase selan#utnya dimulai tepat setelah > hari per#alanan penyakit
dan ditandai dengan perubahan pada D'D eksudati- men#adi D'D
yang terorganisir. Pada periode ini, terdapat metaplasia sel epitel
skuamousa brokhial, bertambhnya ragam sel dan -ibrosis pada dinding
dan lumen aleolus. Pada -ase ini tampak dominasi pneumosit tipe 2
dengan pembesaran nu!leus, serta nu!leoli yang eosino-ilik.
Selan#utnya, seringkali ditemukan sel raksasa dengan banyak nu!leus di
dalam rongga aleoli 5Sudoyo, 2>>E.
!. 9e#ala klinis
Gejala prodromal. S'%S memiliki masa inkubasi antara
sampai 4 hari dengan rataE.
Demam yang naik turun seringkali berhubungan dengan rasa
menggigil dan kaku
7/24/2019 waspada dini
15/34
1'
men!oba bangun dari tempat tidur. $al ini mungkin berkaitan dengan
mun!ulnya hipotensi dengan paisenH pasien S'%S menun#ukan radiologis -oto dada yang
normal pada saat kunu#ungan pertama. Bamun hal ini tentunya tidak
dapat digunakan untuk mengeksklusi diagnosis S'%S dan -oto
radiologis ulangan perlu dilakukan 5Sudoyo, 2>>E.
Manifestasi pernapasan. Penyakit paru adalah mani-estasi klinis
yang utama dari S'%S. 9e#ala berupa batukH pasien S'%S. eni-estasi
kardioaskular yang ter#adi umumnya tidak memerlukan pengobatan
dan bersi-at asimtomatik. $anya sebagian ke!il pasien S'%S yang
mengalami peningkatan kadar 8K, dan kenaikan kadar en3im ini
ternyata tidak berhubungan dengan #antung 5Sudoyo, 2>>E.
Manifestasi neurologic. Keluhan pada sistem sara- #uga #arang
ditemukan pada pasien S'%S. Kasus epilepsy dan disorientasi yang
ditemukan pada S'%S pernah dilaporkan, de-idit neurologis -okal tidak
pernah ditemukan, sementara dari 8)
7/24/2019 waspada dini
19/34
1+
b Simtomatik 'analgesik, 'ntitusi-, ukolitik
! Pro-ilaksis 'ntibiotik terapeutik dan pro-ilaksis sesuai indikasi
Penggunaan antiirus seperti ribairin sangat membantu. 'kan
tetapi mengingat persediaan dan harganya mahal, obat ini belum bisa
direkomendasikan se!ara luas 5Widoyono, 2>.
)idak semua pasien penderita S'%S harus dira"at di rumah
sakit. Kasus suspek tanpa ri"ayat kontak dan kasus dengan ge#ala
klinis yang ringan !ukup dira"at di rumah 5home isolation dengan
memperhatikan hal8, penderira harus segera diba"a ke rumah
sakit
!. Peralatan makan dan minum penderita harus dipisahkan
d. Penderita minum obat sesuai aturan yang sudah ditetapkan
e. 'nggota keluarga yang mera"at penderita harus ra#un !u!i
tangan setiap sebelum dan sesudah makan dan terus memakai
masker
-. 'pabila terdapat anggota keluarga yang demam pada saar
penderita masih sakit sampai 4 hari setelah penderita dinyatakan
sembuh, amggota keluarga tersebut perlu diru#uk ke rumah sakit
5Widoyono, 2>.
&ndikasi ra"at kasus S'%S adalah semua kasus probable dan
kasus suspek dengan ri"ayat konta# erat positi- serta dengan kasussuspek dengan ge#ala klinis yang berat
Sesak napas
2 Badi !epat 5J>>kaliCmenit
)erdapat gangguan kesadaran
4 Keadaan umum 5K= lemah
0 enurut pertimbangan dokter yang memerisa 5Widoyono, 2>.
e. Pen!egahan
7/24/2019 waspada dini
20/34
2-
8enter Aor Disease 8ontrol 58D8 menyatakan bah"a tindakan
men!u!i tangan sehabis kontakdengan pasien S'%S, menggunakan
masker yang sesuai, serta memakai #ubah dan sarung tangn dapat
melindungi tenaga medis dari terpapar droplet pasien S'%S 5Sudoyo,
2>>E.
Selain pengendalian in-eksi di rumah sakit, komunitas memegang
peranan yang tidak kalah pentingnya didalam pengendalian in-eksi,
meskipun dikatakan bah"a S'%S adalah penyakit yang terutama
ter#adi se!ara nosokomial. Seperti yang kita ketahui, ketika ter#adi
outbreak S'%S, kun!i keberhasilan didalam pengendalian in-eksi
komunitas adalah partisipasi akti- dari masyarakat se!ara langsung.*duksi yang baik mengenai S'%S dapat men#adi bekal pengetahuan
bagi masyarakat, agar mereka memiliki pemahaman yang baik dan
diharapakan mampu melakukan tindakan yang tepat. Penyebaran
in-ormasi serta ketersediaan logisti! untuk pen!egahan in-eksi, dan alur
ru#ukan kasus yang #elas akan semakin mendukung masyarakat unruk
memperoleh tatalaksana yang sesuai 5Sudoyo, 2>>E.
D. 'ian Alu
'ian in-luen3a atau -lu burung merupakan penyakit in-eksi akibat
irus in-luen3a tipe ' yang biasa mengenai unggas 5Sudoyo, 2>>E.
a. 'gen penyebab
Alu burung disebabkan oleh irus 'ian &n-luen3a 5'& tipe '.
Subtipe $0B irus in-luen3a ini dapat menular dari unggas ke he"an
mamalia 5Sudoyo, 2>>E.
b. Patogenesis
Penyebaran irus ,vian influena 5'l ter#adi rnelalui udara
droplet infection. di mana irus dapat tertanam pada membran mukosa
yang rnelapisi saluran napas atau langsung memasuki aleoli
5tergantung dan ukuran droplet./ :irus yang tertanam pada membran
mukosa akan terpa#an mukoprotein yang mengandung asam sialat yang
dapat mengikat irus. %eseptor spesi-ik yang dapat berikatan dengan
irus in-luen3a berkaitan dengan spesies darimana irus berasal. :irus
avian influena manusia $uman influena viruses. dapat berikatan
dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dan membran sel di
mana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu
7/24/2019 waspada dini
21/34
21
galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage/ :irus '& dapat berikatan dengan
membran sel mukosa melalui ikatan yang berbeda yaitu ikatan 2,
linkage/ 'danya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada membran
mukosa diduga sebagai penyebab mengapa irus '& tidak dapat
mengadakan replikasi se!ara e-isien pada manusia. ukoprotein yang
mengandung reseptor ini akan rnengikat irus sehingga perlekatan irus
dengan sel epitel saluran napas dapat di!egah. )etapi irus yang
mengandung protein neuraminidase pada permukaannya dapat
meme!ah ikatan tersebut. :irus selan#utnya akan melekat pada epitel
permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalarn sel
tersebut. %eplikasi irus ter#adi selama 4
7/24/2019 waspada dini
22/34
22
asa inkubasi avian influena sangat pendek yaitu hari,
dengan rentang 2>E.
'dapun keluhan gastroH 5Sudoyo, 2>>E.
Kelainan laboratorium rutin yang hampir selalu di#umpai
adalah lekopenia, lim-openia, dan trombositopenia. 8ukup banyak
kasus yang mengalami gangguan gin#al berupa peningkatan nilai ureum
dan kreatinin. Kelainan gambaran radiologis toraks berlangsung sangat
progresi- dan sesuai dengan mani-estasi klinisnya namun tidak ada
gambaran yang khas. Kelainan -oto toraks bisa berupa in-iltrat bilateral
luas in-iltrat di-us, multilokal, atau tersebar patchy.3 atau dapat berupa
kolaps lobar 5Sudoyo, 2>>E.
d. Pengobatan &stirahat
2 Diet
edikamentaso
a 'ntibiotik spektrum luas
b ?seltamiir 10 mg dosis tunggal selama 1 hari
! 'mantadin dalam 4@ #am a"al in-eksi, sampai 0 hari,
dosis 2 x 2,0 mgCkg((Chari. (ila berat badan J40 kg
maka dosisnya men#adi 2 x >>mg
4 Suporti- :itamin 8 dan ( kompleks
0 Simtomatik analgesik, antitusi-, mukolitik
7/24/2019 waspada dini
23/34
23
6 Pro-ilaksis antibiotik 5Widoyono, 2>
Prinsip penatalaksanaan avian in-luen3a adalah istirahat,
peningkatan daya tahan tubuh, pengobatan antiiral, pengobatan
antibiotik, pera"atan aspirasi, anti in-lamasi, imunomodulators.
engenai antiiral maka antiiral sebaiknya diberikan pada
a"al in-eksi yakni pada 4@ #am pertama. 'dapun pilihan obat
. pengharnbat 2 a.'mantadin 5symadine, b. %imantidin 5-lu> mg atau 0 mgCkg(( selama .
7/24/2019 waspada dini
24/34
24
a. 'gen penyebab
Alu babi disebabkan oleh in-luen3a irus dimana irus ini
terdiri atas banyak #enis irus -lu.:irus tersebut terus>E mengalami pandemi disebabkan adanya ariasi dalam irus
$B biasa.$al ini se!ara khusus disebut $B 2>>E atau -lu babi.
Strain ini yang sebelumnya telah ditemukan pada babi atau manusia
diketahui memba"a !ampuran gen dari -lu pada manusia,s"ine -lu 5-lu
babi dan -lu burung 5-lu burung 5Widoyono, 2>.
:irus in-luen3a mempunyai tata nama tertentu dalam
pembagiannya misalnya:arian ika terdeteksi disebut dengan tambahan
MM. isalnya, #ika $B2 irus ariasi terdeteksi di seseorang, itu akan
disebut M$B2M irus. )atanama ini disusun pada 6 anuari 2>2
dalam upaya menekan morbiditas dan kematian mingguan yang
dilaporkan dari pusat untuk upaya pen!egahan dan !ontrol penyakit 5.
:irus -lu babi umumnya ketika mengin-eksi babimemperlihatkan ge#ala seperti demam, batuk 5menggonggong, keluar
dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah dan
berair dan penolakan untuk makan.(eberapa babi mungkin terin-eksi
tapi tidak memperlihatkan tamda
7/24/2019 waspada dini
25/34
2'
+ebih lan#ut, babi rentan terhadap tiga #enis -lu sebagaimana di
paparkan sebelumnya sepert -lu burung, -lu manusia dan -lu babi.
$e"an> pada bulan -ebruari telah membunuh 0.E2 di seluruh dunia
namun pada > agusutus 2>> W$? menyatakan penurunan pandemi!
di karenakan mulai adanya aksinasi yang menyebabkan penurunan
prealensi kasus Alu (abi 5Widoyono, 2>.
b. Patogenesis
Pada penyakit in-luensa babi klasik, irus masuk melalui
saluran perna-asan atas kemungkinan le"at udara. :irus menempel
pada tra!hea dan bron!hi dan berkembang se!ara !epat yaitu dari 2 #am
dalam sel epithel bron!hial hingga 24 #am pos in-eksi. $ampir seluruh
sel terin-eksi irus dan menimbulkan eksudat pada bron!hiol. &n-eksi
dengan !epat menghilang pada hari ke E 5'B?B., EE. +esi akibat
in-eksi sekunder dapat ter#adi pada paruparu karena aliran eksudat yang
berlebihan dari bronkhi. +esi ini akan hilang se!ara !epat tanpa
meninggalkan adanya kerusakan.
Kontradiksi ini berbeda dengan lesi pneumonia en3ooti!a babi yang
dapat bertahan lama. Pneumonia sekunder biasanya karena serbuan
Pasteurella multo!ida, ter#adi pada beberapa kasus dan merupakan
penyebab kematian.
!. 9e#ala klinis
7/24/2019 waspada dini
26/34
2(
ani-estasi dari in-luen3a $B 5-lu babi adalah sama
dengan in-luen3a musiman. Pasien datang dengan ge#ala penyakit
perna-asan akut, termasuk minimal 2 dari 50L0 4 0nfluena Like 0llness
a Demam
b (atuk
! Sakit tenggorokan
d Byeri tubuh
e Sakit kepala
- enggigil dan kelelahan
g Diare dan muntah
?rang dengan ge#ala ini harus menghubungi penyedia layanan
kesehatan mereka segera. Pengobatan idealnya harus dimulai 4@ #am
dari timbulnya ge#ala 5lihat ?bat. Durasi penyakit biasanya 4
7/24/2019 waspada dini
27/34
2)
3. Kriteria berat 5ra"at di &8=
a. Pneumonia yang luas
b. 9agal napas
!. Sepsis
d. Syok
e. Kesadaran menurun
-. '%DS
g. ?DS 5Widoyono, 2>.
d. Pengobatan
'ntiirus
:irus in-luen3a ' baru $B sensiti- terhadap neuramidase
inhibitor 5Ba&s yaitu oseltamiir dan 3anamiir, tetapi resisten
terhadap amantadine atau rimantadine. Pemberian antiirus
berman-aat bila diberikan maksimal 4@ #am setelah onset penyakit.
+amanya terapi 0 hari untuk pasien yang ra"at inap, pasien dengan
in-eksi berat atau pasien &8= dapat diberikan terapi yang lebih lama.
%ekomendasi pemberian antiirus yaitu pasien ra"at inap, risiko
tinggi komplikasi dan memiliki penyakit dasar kronis 5Widoyono,
2>.
?seltamiir diberikan dengan dosis 2x10 mg selama 0 hari.
=ntuk usia antara tahun 2 tahun maka dosis perlu disesuaikan
dengan berat badan 5Widoyono, 2>.
(erat (adan Dosis
0 kg 2x> mg p.o untuk 0 hari
0 mg p.o untuk 0 hari
J4> kg 2x10 mg p.o untuk 0 hari
7/24/2019 waspada dini
28/34
2*
7anamiir diberikan untuk usia diatas 0 tahun dengan dosis
2x 0 mg selama 0 hari dengan !ara per.
2 'ntibiotik
'ntibiotik dapat diberikan apabila hasil pemeriksaan
didapatkan tanda dan ge#ala in-eksi sekunder karena bakteri.
5Widoyono, 2>.
Kortikosteroid
Kortikosteroid #angan diberikan rutin pada pasien dengan
in-luen3a a baru $B, berdasarkan laporan dari eksiko pemberian
kortikosteroid tidak menguntungkan. Penggunaan kortikosteroid
dosis tinggi akan menyebabkan e-ek samping yang serius akibat
meningkatnya replikasi irus dan meningkatkan ter#adinya kuman
opotunistik 5Widoyono, 2>.
4 :aksinasi
(eberapa produsen menyediakan aksin $B. :aksin ini
tersedia sebagai suntikan & 5>,0 mlCdosis dan sebagai produk
intranasal 5>, mlC dose untuk setiap lubang hidung. Penin#auan
sistematis dan meta>E in-luen3a ' 5$B.
)idak ada laporan kematian atau kasus 9uillain.
e. Pen!egahan
$indari kontak langsung dengan babi karena penularan -lubabi melalui udara dan dapat #uga melalui kontak langsung dengan
penderita, kemudian asa inkubasinya
7/24/2019 waspada dini
29/34
2+
teratur menggunakan sabun pembunuh kumanCantiseptik. ika anda
bepergian, gunakan masker untuk menghindari penularan kuman dari
irus Alu babi ini 5Widoyono, 2>.
2. 'pa a#a masalah kesehatan yang mun!ul akibat adanya penyakit 3oonosis/
Dampak 3oonosis dapat terbagi men#adi dua yaitu dampak langsung dan
dampak tidak langsung. Dampak langsung berhubungan dengan kesehatan
masyarakat mulai dari dampak penyakit akut hingga kronis serta mulai dari
tingkat mortalitas rendah hingga tinggi. Sedangkan dampak tidak langsung
berkaitan dengan perekonomian rakyat dan keamanan nasional 5national
security 5*tty, 2>>4.
Dampak terhadap manusia atau human capitaldapat dibagi men#adi dua
yaitu inestasi sumber daya manusia dan produktiitas penduduk. Seseorang
yang terkena in-eksi 3oonosis akan menurunkan produktiitas ker#a selan#utnya
menurunkan pendapatan keluarga sedangkan #ika terin-eksi 3oonosis akut
dengan si-at mortalitas penyakit tinggi menimpa kepala keluarga atau tulang
punggung perekonomian keluarga maka se!ara otomatis menimbulkan dampak
terhadap perekonomian keluarga sekaligus nilai inestasi sumber daya manusia
akan hilang atau berkurang 5*tty, 2>>4.
Pengendalian 3oonosis strategis seperti 'nthrax mengharuskan untuk
mengisolasi daerah kasus, tindakan pengendalian tersebut #ika ter#adi pada
daerah dengan sokongan perekonomian utama adalah peternakan rakyat yang
terdiri dari #enis ternak ruminansia maka dampaknya rakyat akan kehilangan
sumber pendapatan. Selain itu dampak #enis 3oonosis strategis mengakibatkan
kepanikan pada masyarakat sebagai !ontoh kepanikan akibat takut makan
daging karena ter#adinya kasus anthrax disuatu daerah. Kepanikan tersebut
akan menurunkan nilai ekonomis sebuah komoditas bahkan akan berdampakpada iklim inestasi, pari"isata dan transportasi 5*tty, 2>>4.
Dampak kesehatan lainnya sesuai dengan arti kesehatan 5N5esehatan
adalah keadaan sehat+ baik secara fisik+ mental+ sosial maupun ekonomi yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomisN adalah dampak mental, spiritual dan ekonomis hal ini dapat ter#adi
akibat komunikasi yang tidak tepat sehingga menimbulkan kepanikan. Sebagai
!ontoh mun!ulnya isu Alu (urung dapat menular melalui konsumsi daging
unggas sehingga masyarakat takut untuk mengkonsumsi produk unggas dan
7/24/2019 waspada dini
30/34
3-
komunikasi kepada pemilik an#ing ketika dilakukan pemberantasan rabies
dengan !ara pembunuhan an#ing yang berakibat menimbulkan ketakutan,
sehingga mereka mengungsikan he"an peliharaannya ke tempat lain yang
#ustru memper!epat per!epatan penyerapan irus rabies. Penanggulangan
rabies pada he"an penular rabies melalui pengendalian populasi terkendala
dengan pertimbangan budaya seperti an#ing sebagai sumber protein he"ani di
beberapa daerah, an#ing sebagai Nmas ka"inO seperti yang ter#adi di Alores dan
an#ing sebagai he"an su!i yang dalam kisah pe"ayangan panda"a lima an#ing
#antan mendampingi Fudistira masuk ke s"argaloka 5*tty, 2>>4.
Kerugian ekonomi rakyat akibat 3oonosis dapat ter#adi akibat mun!ulnya
penyakit baru dengan morbiditas dan mortalitas tinggi seperti Alu (urung yangmenyebabkan kerugian bagi peternak bahkan berpotensi menimbulkan dampak
pada ketahanan pangan akibat penurunan ketersediaan bahan pangan. $al
serupa #uga dapat ter#adi pada bidang pari"isata seperti ter#adinya "abah
rabies di (ali, dimana mun!ul peringatan bahaya per#alanan 5 travel advisory
dari beberapa negara ke (ali akibat rabies. 'kibat rabies sendiri berdampak
terhadap melambatnya pembangunan kese#ahteraan rakyat akibat 'P(D yang
terserap untuk pengendalian rabies 5*tty, 2>>4.
Dampak 3oonosis di bidang keamanan adalah pada kasus digunakannya
agen 3oonosis sebagai sen#ata biologis seperti bubuk spora anthrax. Pada kasus
bioterrorism yang ter#adi melalui penyebaran spora anthrax dalam bentuk
tepung diketahui bah"a spora anthrax yang telah direkayasa sehingga bersi-at
multi resisten terhadap antibiotik. Penggunaan spora anthrax dalam bentuk
bubuk memungkinkan ter#adinya in-eksi anthrax tipe perna-asan yang memiliki
angka mortalitas #auh lebih tinggi dibandingkan anthrax tipe kulit 5*tty, 2>>4.
7oonosis yang tidak ditangani komprehensi- dan pro-esional dapatmenimbulkan pandemik global yang mungkin menimbulkan kerugian #i"a
hingga #utaan orang. Sebagai !ontoh pandemik adalah -lu spanyol dan -lu
hongkong, sedangkan saat ini 3oonosis yang memiliki potensi men#adi
pandemik adalah Alu (urung 5*tty, 2>>4.
Ke#adian "abah penyakit 3oonosis dapat menimbulkan dampak terhadap
kehidupan masyarakat antara lain
7/24/2019 waspada dini
31/34
31
a. empunyai dampak terhadap ketenteraman bathin masyarakat dan -obia
masyarakat untuk mengkonsumsi pangan asal he"an 5daging, susu dan
telur.
b. Dengan adanya ke#adian kasus antraks di daerah endemis 5seperti (ogor dan
B)( berdampak terhadap perekonomian masyarakat dan perdagangan
ternak, karena kebi#akan pemerintah terhadap penutupan lalu lintas ternak
yanng rentan.
!. (erkaitan denagan "abah 'ian &n-luen3a, maka ter#adi penurunan
konsumsi daging ayam, harga ayam turun drastis hingga men!apai titik
harga terrendah, sehingga dapat mengan!am bisnis perunggasan.
d. enimbulkan keresahan masyarakat industri, karena terbatasnya pasokan
bahan baku industri oleh karena larangan impor dari negara tertular penyakit
he"an.
e. 'kibat yang paling men!olok dengan terhentinya ekspor 5*tty, 2>>4.
. (agaimana !ara penegndalian pada penyakit 3oonosis/
Pengendalian 3oonosis sebagai usaha untuk penyediaan bahan pangan
yang aman harus dimulai dari hulu, yaitu sektor industri pakan dan penyediaan
bibit hingga ke hilir yang men!akup managemen pemeliharaan, proses
pemotongan, transportasi, pengolahan dan pemasaran. (ibit ternak yang baik
relati- lebih tahan terhadap serangan penyakit tertentu demikian pula
pemberian pakan yang meperhatikan aspek kuantitas dan kualitas, tetapi
penyediaan bibit dan pemberian pakan yang baik, serta !ara pemeliharaan
ternak yang baikpun masih perlu diberikan kekebalan tubuh untuk pen!egahan
penyakit tertentu. Pemeliharaan ternak dengan !ara dikandangkan dapat
mengurangi ke#adian penyakit, karena dapat memberikan perlindungan
terhadap !ua!a yang kurang baik dan men!egah kontaminasi penyakit dari
he"an lainnya, meskipun dapat memberikan resiko negatip yaitu mudah
ter#adinya penularan penyakit dari indiidu kesatu indiidu lainnya, tetapi
dengan !ara ini akan lebih memudahkan dalam penga"asan, sehingga apabila
timbul ge#ala penyakit dapat diketahui dengan !epat sebelum menular kepada
ternak lainnya, dan pertolongan dapat segera diberikan 5Suradi, 2>>4.
Penyediaan daging sebagai bahan pangan hasil ternak harus melalui
proses pemotongan. )empat yang ditun#uk untuk menga"asi proses
7/24/2019 waspada dini
32/34
32
pemotongan ternak untuk konsumsi manusia adalah rumah pemotongan he"an
5%P$. enurut SK enteri Pertanian Bo 000CKptsC)B 24>CECE@6, bah"a
%P$ adalah unitCsarana pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging sehat
yang ber-ungsi sebagai 5a tempat dilakukannya pemotongan he"an se!ara
benar, 5b tempat dilaksanakannya pemeriksaan antemortem dan postmortem
untuk men!egah penularan penyakit he"an ke manusia, 5! tempat untuk
mendeteksi dan memonitor penyakit he"an guna pen!egahan dan
pembrantasan penyakit he"an menular dari daerah asal ternak. Keputusan yang
diberikan kepada ternak hasil pemeriksaan antemortem, yaitu 5a ditolak
untuk dipotong, bila ternak menderita penyakit menular. 'pabila %P$ tidak
memiliki karantina, atau tidak memiliki lokasi untuk membunuh ternak
tersebut, maka ternak harus dipotong dengan penga"asan petugas yang
ber"enang agar dimusnahkan, 5b dapat dipotong dengan syarat mendapat
penga"asan petugas yang ber"enang, 5! dapat dipotong setelah mendapat
istirahat yang !ukup. )ernak yang telah lolos dalam pemeriksaan antemortem
sehingga dii3inkan untuk dipotongan harus melalui tahapan pemeriksaan
postmortem terhadap karkasCdaging sebagai hasil dari pemotongan ternak.
Kegunaan pemeriksaan karkasCdaging adalah untuk melindungi kesehatan
konsumen dan kesehatan ternak terhadap bahaya, baik se!ara langsung ataupun
tidak langsung, terutama untuk men#aga agar 5a konsumen terhindar dari
in-eksi penyakit yang berhubungan dengan bahan makanan, intoksikasi dan
bahayabahaya yang erat hubungannya dengan sisa
7/24/2019 waspada dini
33/34
33
proses pemotongan sesuai dengan standar kesehatan, 5b dia-kir seluruhnya dan
dilarang untuk konsumsi manusia. Daging yang dia-kir harus tetap dikontrol
oleh petugas, hingga memperoleh perlakuan yang disyaratkan atau hingga
dihan!urkan dalam keadaan yang aman, 5! dapat dikonsumsi sebagian untuk
manusia apabila kerusakan akibat penyakit atau abnormalitas lain telah
diketahui atau dilokalisasi, dan hamya menyerang sebagian karkas atau o--als,
maka bagian yang terserang harus dikeluarkanCdia-kir, sedangkan bagian
lainnya dapat dikonsumsi oleh manusia, 5d untuk konsumsi manusia, harus
diberi perlakuan khusus, yaitu karkas yang se!ara higienes kurang memenuhi
syarat, atau berbahaya bagi kesehatan manusia, atau kesehatan ternak, namun
dengan perlakuan khusus dilakukan oleh petugas yang ber"enang sehingga
dagingnya aman dikonsumsi atau dikelompokkan pada daging yang dapat
dikonsumsi manusia namun harus diberi perlakuan khusus, 5e daging yang
tidak memenuhi syarat, yaitu daging yang dari sudut kesehatan !ukup aman
untuk dikonsumsi, namun memperlihatkan tanda>4.
Pengendalian 3oonosis dapat dilakukan dengan
a melakukan isolasi ternak yang baru tiba,
b kesehatan dan kebersihan peker#a,
! sanitasi kandang,
d pemberian pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik,
e tes penyakit dan aksinasi,
- higiene hasil produksi dan pengolahan,
g sanitasi peralatan, transportasi, penya#ian dan penyimpanan 5Suradi, 2>>4.
7/24/2019 waspada dini
34/34
34
Da-tar Pustaka
Sudoyo. W. dkk. 2>>E.Buku ,jar 0lmu Penyakit 1alam edisi V jilid 006/ akarta
&nterna Publishing.
Suradi, Kusma#adi. 2>>4. P'!"'!1,L0,! 7((!(202 8'L,L90
8,!,"'8'!T 1,! P'!,!",!,! B,$,! P,!",! $,20L
T'R!,5/ (andung +okakarya e#aring &nteli#en Pangan )eknologi
Pengolahan $asil )ernak Aakultas Peternakan =BP'D.
Widoyono. P$. 2>. Penyakit Tropis 'pidemiologi Penularan Pencegahan
dan Pemberantasannya edisi kedua/ akarta *rlangga.
Wuryaningsih, *tty. 2>>4.P'!,!""9L,!",! P'!:,50T 7((!(202 :,!"
B'R,2,L 1,R0 P,!",! T'R#'8,R 805R(B, P,T("'!/
Direktorat Kesehatan asyarakat :eteriner Direktur enderal PeternakanDepartemen Pertanian.