UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA November...

Post on 25-Mar-2019

221 views 0 download

Transcript of UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA November...

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM Peningkatan Kualitas PAUD di Kecamatan Sawan

OLEH:

Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A NIDN 0020057408 Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S. NIDN 0010098201

I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. NIDN 0014048103

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA November 2014

i

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Pengesahan……...………………………………..………………….………i

Daftar isi…......................................................................................................ii

Ringkasan………………………………………………………….………..iii

BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………...…4

BAB 2 Target dan Luaran…………..……………………..…...…….…..12

BAB 3 Metode Pelaksanaan……………………………………...……......13

BAB 4 Kelayakan Perguruan Tinggi……………………………………..16

BAB 5 Hasil dan Pembahasan...............…………….………………….…18

BAB 6 Kesimpulan dan Saran....................................................................21

Lampiran-lampiran

iii

RINGKASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di dua buah lembaga mitra yaitu Taman Kanak-kanak Budhi Yasa dan Taman Kanak-kanak Widya Sesana yang berlokasi di desa Sangsit Kecamatan Sawan ini bertujuan untuk membantu lembaga PAUD tersebut agar menjadi lebih berkualitas dan mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan secara maksimal kepada para anak yang menjadi peserta didiknya. Target yang ingin dicapai pada pelaksanaan P2M ini adalah untuk mengembangkan kompetensi pendidik PAUD pada proses perancangan dan pembuatan alat permainan edukatif yang menggunakan bahan baku dari potensi sumber daya alam yang tersedia di sekitar lembaga PAUD. Keterbatasan dana operasional yang sering dialami kedua TK ini mengakibatkan masih kurang mencukupinya ketersediaan alat permainan agar setara dengan jumlah anak didik. Sehingga diharapkan guru PAUD mampu membuat sendiri alat-alat permainan edukatif secara mandiri tanpa harus mengeluarkan biaya untuk membelinya di pasaran. Selain itu kemajuan teknologi informatika telah memberikan peluang bagi guru PAUD untuk dapat merancang dan membuat materi pembelajaran secara interaktif melalui peralatan multimedia. Untuk itu kegiatan P2M ini mentargetkan penguasaan keahlian teknis bagi guru PAUD agar lebih mampu membuat bahan pembelajaran yang menarik dan interaktif yang disertai dengan aspek audio visual. Diharapkan pula hasil karya guru PAUD dapat dijual kepada lembaga pendidikan lainnya sehingga mampu menambah penghasilan guru PAUD yang masih minim. Untuk mencapai pelayanan yang memadai maka dibutuhkan pula manajemen pengelolaan lembaga PAUD yang profesional. Salah satu tahap untuk mencapainya adalah dengan tersedianya prosedur operasi standar yang akan memastikan setiap tahapan proses pengelolaan lembaga PAUD akan lebih tertata dan teratur. Karena itu maka para guru PAUD juga akan diberikan pelatihan penyusunan prosedur operasi yang standar dan dapat terdokumentasikan dengan baik. Keberhasilan lembaga PAUD untuk mempersiapkan pendidikan anak-anak yang berkualitas juga tidak lepas dari peranan orang tua untuk terlibat aktif pada kegiatan pengembangan anak ketika sudah berada di rumah. Namun ternyata tidak semua orang tua memberikan kepedulian terhadap PAUD. Masih banyak orang tua yang tidak membawa anaknya ke PAUD namun langsung menyekolahkan anak ke SD. Kondisi ini dicoba diatasi dengan melaksanakan program sosialisasi tentang manfaat jika anak mengikuti proses pembelajaran di PAUD. Sosialisasi akan melibatkan juga para pimpinan adat desa Sangsit sehingga mampu meningkatkan keikutsertaan anak dan orang tua dalam PAUD.

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Pendidikan untuk anak usia dini memegang peranan sangat penting pada

pembentukan generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan. Anak-anak usia

dini merupakan bagian dari sumber daya manusia yang memerlukan penanganan

yang serius dan berkelanjutan oleh semua pihak yang mempunyai tanggung jawab

bersama pada pembentukan generasi penerus yang berkualitas. Untuk memastikan

keberhasilan mendapatkan generasi penerus yang berkualitas ini maka diperlukan

tindakan-tindakan nyata oleh pihak yang bergerak aktif dalam dunia pendidikan.

Terkait dengan hal diatas maka pihak perguruan tinggi khususnya yang

mempunyai tanggung jawab utama untuk menyiapkan tenaga-tenaga pendidik

bagi anak usia dini berusaha ikut secara aktif membantu mengatasi masalah-

masalah utama tentang pendidikan anak yang muncul di masyarakat khususnya di

lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui kegiatan Pengabdian kepada

Masyarakat (P2M). Lembaga PAUD kini mulai banyak bermunculan di tengah

masyarakat seiring dengan semakin besarnya perhatian masyarakat dan

pemerintah pada pembentukan generasi penerus yang berkualitas. Tumbuh dan

berkembangnya lembaga PAUD di tengah masyarakat ternyata juga harus diiringi

oleh kesiapan para tenaga pendidiknya untuk memastikan proses-proses

pengembangan berbagai macam aspek pada anak berlangsung secara baik dan

memenuhi standar pendidikan anak usia dini. Ketika hal ini diamati di lapangan

ternyata tidak semudah yang dibayangkan terutama setelah melakukan investigasi

ke lapangan. Investigasi ke lapangan melalui penelusuran fakta dilakukan pada

dua lembaga PAUD yang bersedia menjadi mitra kerjasama kegiatan P2M yaitu

Taman Kanak-kanak (TK) Budhi Yasa dan TK Widya Sesana. Lokasi ke dua TK

ini berada di wilayah desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Bali.

Taman Kanak-kanak (TK) Budhi Yasa berdiri sejak tahun 1975 dan

menggunakan bangunan sekolah milik pribadi. Saat ini TK dipimpin oleh ibu

Oktavina Elisabeth Fioh dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak lima orang dari

latar belakang pendidikan yang beragam. Sedangkan jumlah siswa saat ini yaitu

5

pada tahun ajaran 2012/2013 mencapai 70 anak terdiri atas 38 laki-laki dan 32

perempuan. Ruang kelas yang dimiliki sebanyak tiga ruang terdiri dari kelas B 1,

B 2 dan B 3. Jumlah siswa ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun

sebelumnya yaitu sebanyak 62 anak. Berikut ini adalah beberapa foto

dokumentasi yang menggambarkan suasana keadaan kelas maupun lingkungan di

TK Budhi Yasa :

Foto 1. Tampak depan TK

Foto 2. Ruang kelas TK

Sedangkan TK Widya Sesana mulai berdiri pada tahun 2007 dengan

jumlah tenaga guru saat ini sebanyak tiga orang sudah termasuk kepala

sekolahnya. Saat ini yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah ibu Made Tuti

Seminar S.Pd. yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana PAUD. Jumlah

siswa yang tercatat saat ini mencapai 29 anak terdiri dari 14 laki-laki dan 15

perempuan. Jumlah siswa dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan.

Pada awal dibukanya ternyata jumlah siswa yang tercatat sebanyak 37 anak. TK

ini masih menggunakan bangunan balai banjar sebagai ruang belajar anak-anak

karena belum mempunyai lokasi sendiri. Berikut ini adalah beberapa foto

6

dokumentasi yang menggambarkan suasana keadaan kelas maupun lingkungan di

TK Widya Sesana :

Foto 3. Papan Nama TK Widya Sesana

Foto 4. Ruang belajar anak-anak

Untuk memastikan permasalahan yang terjadi pada kedua lembaga mitra ini

maka dilakukan pengamatan awal dan dilanjutkan dengan diskusi bersama kepala

sekolah dari kedua lembaga. Setelah dilakukan wawancara langsung maka

ditemukan fakta-fakta yang berhasil dihimpun berdasarkan informasi dari

pengelola kedua TK dan pengamatan lapangan meliputi :

a. Tenaga pendidik yang mempunyai kualifikasi akademik sebagai guru

PAUD belum memenuhi standar rasio ideal dengan jumlah anak.

b. Sarana bermain bagi anak yaitu Alat Permainan Edukatif (APE) belum

mencukupi dan memenuhi kebutuhan bagi setiap anak sehingga berakibat

persaingan antar anak sering terjadi untuk dapat memainkan APE yang

tersedia.

c. Kekurangan APE dicoba untuk diatasi dengan membuat sendiri namun

tenaga pendidik belum mempunyai keahlian dan pengalaman yang

7

mencukupi untuk memanfaatkan bahan-bahan dari alam sebagai sumber

bahan baku pembuatan APE yang berguna sebagai media belajar bagi

anak-anak. Dibawah ini adalah foto yang menunjukkan pemanfaatan

bahan-bahan dari alam (daun pisang) dan barang bekas (kardus bekas)

untuk memberikan stimulasi pada anak oleh guru :

d. Ketersediaan bahan baku alam yang merupakan potensi dan keunggulan

wilayah di lokasi lembaga PAUD belum didata secara detail sehingga

kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

e. Belum ada prosedur operasi standar pelaksanaan administrasi dan

manajemen pengelolaan ketika operasional lembaga berjalan sehingga

masih menimbulkan perbedaan persepsi manajemen pada individu

pengelola misalnya pada proses pembuatan Rencana Kerja Harian (RKH)

dan silabus.

f. Bahan pembelajaran untuk anak-anak belum memenuhi kebutuhan setiap

anak dan masih kurang secara kuantitas maupun kualitas.Sebagai contoh

adalah minimnya buku cerita bergambar dan media belajar berbentuk

audio visual yang interaktif.

g. Para pimpinan di wilayah pedesaan belum memberikan komitmen

maksimal untuk melakukan tindakan dan langkah nyata peningkatan

kualitas pelayanan pendidikan bagi anak usia dini sehingga masalah

seperti pembiayaan dan perawatan sarana prasarana di lembaga PAUD

kurang mendapatkan perhatian utama.

h. Penghargaan secara finansial terhadap jasa pelayanan profesional tenaga

pendidik PAUD masih dibawah rata-rata kelayakan upah minimum

kabupaten (UMK).

i. Masyarakat di seputaran wilayah TK Widya Sesana masih belum

sepenuhnya memahami manfaat dan keunggulan yang bisa didapatkan jika

8

memasukkan anaknya ke PAUD. Masyarakat masih mempunyai persepsi

bahwa anak usia dini tidak terlalu mendesak untuk mendapatkan

pelayanan di lembaga PAUD sehingga cukup langsung mengikuti

pendidikan di Sekolah Dasar (SD).

j. Kondisi ruang kelas dan halaman untuk bermain di TK Budhi Yasa kurang

memberikan kenyamanan bagi anak karena luas ruang kelas dan halaman

sempit sehingga membatasi ruang gerak anak ketika bermain sambil

belajar.

k. Belum adanya ruangan perpustakaan dan perawatan kesehatan di masing-

masing TK.

9

B. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang

dihadapi mitra Taman Kanak-kanak (TK) Budhi Yasa dan TK Widya Sesana di

Kecamatan Sawan adalah sebagai berikut :

a. Tenaga pendidik di kedua TK yang tidak mempunyai kualifikasi akademik

sesuai standar PAUD belum mampu mengikuti pendidikan secara formal di

perguruan tinggi yang menghasilkan guru profesional akibat biaya pendidikan

yang masih terlalu tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan guru secara

rutin.

b. Penyediaan alat permainan edukatif yang berkualitas memerlukan biaya dan

anggaran yang cukup besar sehingga lembaga PAUD tidak mampu

membelinya. Sedangkan jika membuat sendiri maka memerlukan bahan dan

manajemen pengaturan waktu yang cukup.

c. Kemampuan para guru PAUD untuk mendesain dan merancang bangun sebuah

alat permainan edukatif belum merata dan masih banyak guru PAUD yang

kurang mempunyai inisiatif untuk melakukan akibat kurangnya penghargaan

(reward) terhadap apa yang mereka hasilkan.

d. Potensi dan keunggulan wilayah khususnya ketersediaan bahan alam yang

mudah didapatkan sebagai bahan baku utama pembuatan alat permainan

edukatif belum dikenali secara mendalam oleh sebagian guru PAUD.

Walaupun sebagian sudah mengetahui potensi wilayah namun juga masih

kesulitan ketika akan mengaplikasikan dan mengintegrasikan dengan proses

pengembangan anak usia dini.

e. Pendidik PAUD belum mempunyai sumber data yang akurat mengenai sumber

daya alam setempat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku utama

pembuatan media belajar dan bermain untuk anak-anak.

f. Kemampuan dan keahlian pendidik PAUD untuk merancang, menyusun dan

membuat prosedur operasi standar pengelolaan lembaga PAUD yang aplikatif

belum dikuasai sepenuhnya. Dokumen-dokumen yang menjadi acuan dan

pedoman untuk menjalankan operasional sehari-hari kurang mendapatkan

perhatian sepenuhnya oleh para guru PAUD.

10

g. Peralatan yang tersedia untuk merancang dan membuat bahan pembelajaran

yang interaktif secara audio visual belum tersedia di masing-masing lembaga

PAUD.

h. Keterbatasan dana dan anggaran dari birokrasi setempat mengakibatkan

kurangnya alokasi anggaran untuk membantu operasional sehari-hari pada

lembaga PAUD. Hal ini juga akibat ketidakpahaman para pimpinan wilayah

setempat terhadap manfaat jangka pendek dan jangka panjang program PAUD.

i. Biaya operasional yang terbatas berakibat kepada penghargaan finansial yang

bisa didapatkan oleh para guru di masing-masing TK. Hal ini seiring juga

dengan status non PNS yang dimiliki sebagian besar guru sehingga mereka

hanya bisa mengandalkan pemasukan dari gaji yang diberikan oleh lembaga

PAUD. Sedangkan lembaga PAUD hanya memiliki sumber pemasukan rutin

dari dana iuran orang tua anak yang juga sebagian besar berasal dari kelas

ekonomi bawah. Jika lembaga PAUD mengenakan iuran diatas kemampuan

rata-rata ekonomi orang tua anak maka dikhawatirkan banyak orang tua yang

akan mengurungkan niatnya untuk mengembangkan potensi dan bakat anak di

lembaga PAUD.

j. Sosialisasi secara sistematis dan terkoordinir untuk menyebarluaskan manfaat

dan kegunaan PAUD bagi aspek-aspek perkembangan anak usia dini belum

banyak dilakukan di wilayah pedesaan yang mempunyai jumlah anak usia dini

cukup tinggi. Tingkat partisipasi anak dalam PAUD belum merata karena

orang tua anak kurang menyadari secara menyeluruh manfaat yang bisa

diperoleh dengan membawa anak ke lembaga PAUD. Partisipasi aktif orang

tua yang menyekolahkan anaknya di PAUD belum maksimal karena

kebanyakan orang tua hanya mengandalkan proses pengembangan anaknya di

lembaga PAUD namun kurang terlibat lebih dalam untuk menstimulasi

perkembangan ketika anak-anak mereka berada di rumah.

k. Perencanaan awal yang kurang matang dan anggaran yang minim ketika

mendirikan lembaga PAUD mengakibatkan rancang bangun sarana dan

prasarana untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan anak

menjadi terabaikan sehingga sering menjadi hambatan pencapaian standar

PAUD yang berkualitas nasional. Untuk itu lembaga PAUD perlu lebih banyak

11

melibatkan organisasi lain setingkat nasional maupun internasional yang

menyediakan dana bantuan pengembangan prasarana fisik lembaga PAUD

namun ternyata hal ini belum diimbangi oleh keluasan akses informasi,

kemampuan bernegosiasi dengan pihak lain yang terkait dan keahlian

menyusun proposal kerjasama yang saling menguntungkan.

12

BAB 2

TARGET DAN LUARAN

Adapun target luaran yang dijanjikan melalui program IbM ini adalah

sebagai berikut :

1) Dihasilkannya 20 jenis alat permainan edukatif yang lebih banyak

memanfaatkan potensi bahan baku sumber daya alam yang ada di masing-

masing wilayah lembaga PAUD.

2) Tersedianya 2 buah naskah atau dokumen sebagai sumber data mengenai

potensi dan keunggulan sumber daya alam yang bisa digunakan sebagai bahan

baku produksi alat permainan edukatif.

3) Tersedianya dokumen-dokumen prosedur operasi standar untuk pengelolaan

lembaga PAUD dan terdokumentasikan secara merata pada mitra lembaga

PAUD.

4) Peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru untuk menggunakan peralatan

multimedia sebagai sarana mengembangkan bahan dan materi pembelajaran

yang lebih interaktif bagi anak usia dini.

5) Tersedianya peralatan dan sarana pendukung untuk merancang dan membuat

bahan pembelajaran yang interaktif secara audio visual dengan

mempertimbangkan aspek keekonomian.

6) Dihasilkannya materi pembelajaran rancangan para guru PAUD yang

menggunakan peralatan audio visual yang tersedia di lembaga PAUD maupun

di lembaga Pendidikan Tinggi.

7) Tersedianya jaringan pemasaran secara on line melalui akses internet untuk

mempermudah promosi dan penawaran alat permainan edukatif dan materi

pembelajaran multi media buatan guru PAUD kepada pelanggan potensial.

8) Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) anak usia dini dalam lembaga

PAUD.

9) Publikasi hasil program IbM peningkatan kualitas PAUD di Kecamatan Sawan

pada jurnal nasional terakreditasi.

13

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami mitra, yakni Taman Kanak-kanak

Budhi Yasa dan Taman Kanak-kanak Widya Sesana Kecamatan Sawan, maka ada

beberapa solusi yang ditawarkan yaitu :

a. Melaksanakan program pelatihan dengan menjalankan rangkaian aktivitas

untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu merancang dan

membuat alat permainan edukatif yang berkualitas, inovatif dan kreatif

berbasiskan potensi dan keunggulan sumber daya alam di masing-masing

wilayah.

b. Menyusun sumber data yang akurat untuk memudahkan identifikasi

potensi dan keunggulan sumber daya alam di masing-masing wilayah yang

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan alat permainan

edukatif.

c. Memberikan pelatihan pembuatan bahan pembelajaran yang menarik dan

interaktif disertai audio visual ketika diberikan kepada anak-anak serta

mempunyai nilai jual yang tinggi agar bisa diperjual belikan kepada pihak-

pihak lain yang berminat.

d. Memberikan pelatihan tata kelola penjualan hasil karya bahan

pembelajaran maupun alat permainan edukatif secara on line melalui

fasilitas internet diantaranya pengembangan website khusus, penggunaan

situs jual beli on line seperti toko bagus.com, pemanfaatan fasilitas media

sosial seperti facebook, twitter, dan media berbagi video yaitu you tube

untuk memperluas akses penawaran hasil karya para guru PAUD. Jika

berhasil diharapkan para guru menjadi lebih termotivasi karena mampu

mendapatkan penghasilan tambahan dan tidak sepenuhnya tergantung

kepada lembaga PAUD namun tetap mampu menjalankan fungsi

utamanya sebagai pendidik PAUD.

e. Melakukan pendampingan kepada para guru pengelola lembaga PAUD

untuk menyusun dan merancang prosedur operasi standar manajemen

14

lembaga PAUD guna memperbaiki kualitas pengelolaan proses

pembelajaran serta pengembangan anak usia dini.

f. Melaksanakan sosialiasi tentang peran aktif orang tua dan lembaga

pemerintah desa melalui kegiatan pertemuan dengan para orang tua anak

dan pimpinan pemerintahan desa serta tokoh masyarakat adat di wilayah

seputar lembaga PAUD.

Secara skematik, solusi yang ditawarkan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi mitra lembaga Taman Kanak-kanak Budhi Yasa dan Taman Kanak-

kanak Widya Sesana Kecamatan Sawan disajikan pada Gambar 1.1.

Lembaga PAUD

Sosialisasi peran aktif orang tua dan lembaga desa dalam PAUD

Pelatihan Pembuatan Alat Permainan Edukatif

Pelatihan Pembuatan bahan pembelajaran

Pendampingan Pembuatan prosedur operasi standar

Dokumen prosedur operasi standar Manajemen PAUD

Meningkatnya jumlah APE Ada Prosedur operasi yang standar

Bahan pembelajaran lebih interaktif dan inovatif

Kesejahteraan guru meningkat Bantuan dari luar bertambah

Output tambahan : Produk APE layak jual

Dampak

Gambar 1.1 Skema Pemecahan Masalah

Implementasi pada pembelajaran di PAUD

Implementasi pada pembelajaran di PAUD

Output tambahan : Produk bahan

pembelajaran layak jual

Penjualan produk Secara on line

Penjualan produk

Secara on line

15

Berdasarkan Gambar 1.1, tampak bahwa kegiatan pertama dimulai dengan

melakukan sosialisasi. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi adalah

berkaitan dengan sampai sejauh mana orang tua anak dapat ikut berperan untuk

melaksanakan PAUD yang berbasiskan keluarga dan peranan apa saja yang dapat

diberikan oleh lembaga pemerintahan desa . Sosialisasi dirancang dalam waktu 1

(satu hari). Melalui sosialisasi tersebut, para orang tua anak diberikan pembekalan

bagaimana menerapkan PAUD di dalam keluarga masing-masing sehingga dapat

membantu memudahkan orang tua untuk ikut aktif mengembangkan potensi dan

bakat anaknya. Setelah melakukan seminar, kegiatan selanjutnya akan

diselenggarakan workshop (pelatihan) kepada para pengelola dan pendidik di

lembaga PAUD untuk mampu membuat Alat Permainan Edukatif (APE) yang

menggunakan sumber daya alam di sekitar lembaga PAUD . Kegiatan berikutnya

masih dalam bentuk workshop dengan merancang dan membuat materi bahan

pembelajaran yang interaktif dengan keunggulan audio visual menggunakan

sarana multi media di lembaga PAUD dan di perguruan tinggi. Workshop

dirancang dilaksanakan masing-masing selama dua hari. Setelah melakukan

rangkaian kegiatan sosialisasi dan workshop, untuk memastikan kualitas hasil

karya yang dihasilkan, maka dilanjutkan dengan proses pendampingan.

Pendampingan dilaksanakan melalui bimbingan face to face secara berkelanjutan

sampai dihasilkan produk berupa Alat Permainan Edukatif (APE), materi

multimedia pembelajaran anak di PAUD, proposal kerjasama dengan lembaga

lain, dan dokumen prosedur operasi standar manajemen lembaga PAUD.

16

BAB 4

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) merupakan perguruan tinggi

negeri satu-satunya di Bali Utara yang menghasilkan calon tenaga pendidik

maupun tenaga kependidikan untuk level pendidikan dasar sampai di tingkat

pendidikan menengah. Undiksha memiliki tanggung jawab moral dan sosial

dalam mencerdaskan masyarakat, baik masyarakat sekitarnya maupun masyarakat

Bali. Berkaitan dengan hal tersebut, di bawah koordinasi Lembaga Pengabdian

kepada Masyarakat (LPM), Undiksha telah banyak melakukan aktivitas-aktivitas

pengabdian yang bersinergi dengan Pemkab, LSM, dan komponen masyarakat

lainnya dalam menanggulangi masalah kemiskinan, bencana alam, pengangguran,

dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jika kita melihat jumlah kegiatan P2M

yang disetujui dan didanai oleh Dikti maka terjadi peningkatan yang signifikan

dari tahun ke tahun.

Terkait dengan peningkatan kualitas PAUD , maka Undiksha memiliki

banyak SDM yang memadai, auditorium, aula, dan sarana prasarana untuk

menunjang pelaksanaan sosialisasi dan workshop pembuatan APE serta materi

belajar audio visual yang interaktif. Di samping itu, kompetensi tim yang terlibat

dalam kegiatan IbM ini memiliki keahlian yang memadai terhadap keberhasilan

program yang dirancang. Adapun kualifikasi tim yang terlibat, yaitu memiliki

jenjang pendidikan S2 dengan latar belakang psikologi anak, teknologi pendidikan

dan teknologi pembelajaran yang memiliki relevansi tinggi dalam (1)

perkembangan anak usia dini dalam berbagai aspek tumbuh kembangnya, (2)

menyelenggarakan kegiatan seminar dan workshop, (3) memberikan metode dan

bimbingan teknis yang tepat pada proses pembuatan APE dan materi

pembelajaran interaktif dengan sarana multi media, (4) mencermati teknik

penulisan dan efektifitas penulisan proposal kerjasama antar lembaga yang baik

dan benar, (4) penggunaan berbagai macam program software dan hardware

untuk merancang teknologi pembelajaran yang aplikatif dan menarik bagi anak,

(5) penguasaan teknik pemanfaatan internet sebagai sarana promosi produk.

17

Organisasi tim pelaksana program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini disajikan

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Organisasi dan Pengalaman Tim Pelaksana

Nama/Status Keahlian/Pengalaman Dukungan

Didith Pramunditya

Ambara S.Psi MA

Bidang Pendidikan

Psikologi, dengan penga-

laman memegang mata

kuliah psikologi

perkembangan anak dan

pengembangan kreativitas

anak selama tiga tahun

terakhir

Buku-buku terkait

dengan pendidikan

pengasuhan anak untuk

orang tua (Parenting

Education), materi

perkembangan anak

Luh Putu Putrini

Mahadewi, S.Pd., M.S.

Bidang teknologi

pendidikan, dengan

pengalaman sebagai ketua

laboratorium jurusan

Teknologi Pendidikan FIP

Undiksha dan pengalaman

menyelenggarakan

berbagai kegiatan seminar

dan workshop maupun

sebagai pembicara pada

berbagai macam

pertemuan ilmiah

Laboratorium Multi

media, LCD proyektor ,

laptop, akses jaringan

internet, materi multi

media, Pemrograman

(Berbasis Teks dan

obyek), printer, scanner.

I Kadek Suartama,

S.Pd., M.Pd.

Bidang keahlian teknologi

pembelajaran, dengan

pengalaman mengasuh

mata kuliah

pengembangan media

pembelajaran

Handycam, kamera

Digital, software

program pengolahan

data multi media, sistem

jaringan komputer

18

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan berbagai macam program kerja yang telah dilaksanakan pada

kurun waktu kegiatan maka tim pelaksana kegiatan P2M telah mampu mencapai

beberapa target luaran yaitu :

1) Menghasilkan 20 jenis alat permainan edukatif yang meliputi 10 buah alat

permainan yang bersifat fisik yang bahan baku pembuatannya lebih banyak

memanfaatkan keunggulan potensi sumber daya alam yang ada di masing-

masing wilayah lembaga PAUD serta 10 buah alat permainan yang sekaligus

dapat berfungsi sebagai alat pembelajaran bersifat virtual dengan

memanfaatkan teknologi informasi.

2) Menyediakan 2 buah dokumen katalog sebagai sumber data mengenai potensi

dan keunggulan sumber daya alam yang bisa digunakan sebagai bahan baku

produksi alat permainan edukatif. Katalog yang dibuat telah disusun

berdasarkan keadaan pada kondisi geografis masing-masing lembaga. Untuk

TK Budhi Yasa lebih banyak menggunakan bahan dasar alam di daerah

pesisir khususnya daerah pantai sedangkan TK Widya Sesana lebih banyak

bahan dari daerah pegunungan khususnya daerah persawahan dan

perkebunan.

3) Tersedianya dokumen prosedur operasi standar untuk pengelolaan lembaga

PAUD yaitu POS Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) dan dimiliki

oleh mitra lembaga PAUD.

4) Peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru untuk menggunakan

peralatan multimedia seperti :

- kamera digital dan tripod kamera untuk membuat video rekaman kegiatan

anak-anak TK

- mengoperasikan laptop sebagai sarana mengembangkan bahan dan materi

pembelajaran audio visual yang lebih interaktif bagi anak usia dini.

- Menggunakan program aplikasi sederhana seperti powerpoint atau flash

untk membuat animasi sederhana tentang materi belajar anak

19

- Mengintegrasikan penggunaan TV dengan laptop, dvd player atau kamera

digital sebagai sarana belajar anak

- Memaksimalkan fungsi printer multi fungsi untuk membuat alat permainan

edukatif atau untuk kegiatan operasional sehari-hari lembaga.

5) Lembaga mitra telah mempunyai peralatan dan sarana pendukung untuk

merancang, membuat sekaligus untuk memperlihatkan bahan pembelajaran

yang interaktif secara audio visual seperti kamera digital, TV layar datar,

laptop layar sentuh, dan pemutar dvd serta modem internet berkecepatan

tinggi untuk akses data.

6) Para guru telah mampu menghasilkan materi pembelajaran rancangannya

sendiri dengan menggunakan peralatan audio visual yang tersedia di lembaga

PAUD maupun di lembaga Pendidikan Tinggi. Hasil animasi sederhana

meliputi animasi gerak hewan seperti kupu-kupu, ulat, dan lebah. Kemudian

animasi tumbuhan yaitu rumput dan bunga, serta animasi alat transportasi.

7) Para guru telah mengetahui cara pengembangan web site tanpa biaya di

jaringan internet melalui pembuatan blog yang menyediakan ruang untuk

dikembangkan sebagai etalase produk guru sekaligus promosi kegiatan di

sekolah kepada para pengguna internet. Blog yang dibuat merupakan pondasi

awal sebagai jaringan pemasaran secara on line melalui akses internet untuk

mempermudah promosi dan penawaran alat permainan edukatif dan materi

pembelajaran multi media buatan guru PAUD kepada pelanggan potensial.

Blog yang dikembangkan ada dua dengan alamat di

http://tkwidyasesanasangsit.blogspot.com/ sebagai media promosi bagi TK

widya sesana dan blog dengan alamat http://apetk.wordpress.com/ sebagai

media promosi bagi TK Budhi Yasa.

8) Sosialisasi kepada para orang tua untuk menyebarluaskan manfaat dan

kegunaan PAUD bagi aspek-aspek perkembangan anak usia dini dilakukan di

wilayah pedesaan yang mempunyai jumlah anak usia dini cukup tinggi.

Sosialisasi dilakukan dengan mengundang orang tua datang ke TK Widya

Sesana untuk mendapatkan informasi tentang manfaat orang tua meluangkan

waktunya bermain secara langsung dan rutin bersama anaknya.

20

Berdasarkan hasil pada berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan bersama

para guru-guru di kedua lembaga mitra maka dapat diketahui hal-hal sebagai

berikut :

1. Para guru terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang memberikan

pengalaman dan pengetahuan baru tentang pemanfaatan berbagai macam

teknologi informasi untuk memberikan inovasi baru bahan pembelajaran

kepada anak-anak.

2. Masih terlihat adanya kesenjangan yang cukup jauh pada kemampuan

penguasaan teknologi khususnya antara guru yang sudah senior dengan guru-

guru baru yang berusia lebih muda. Kebanyakan para guru yang lebih muda

terlihat lebih cepat untuk memahami teknologi informasi.

3. Penggunaan alat-alat baru yang digunakan pada lembaga mitra memberikan

tantangan kepada lembaga untuk mampu merawat secara baik khususnya

ketika sering digunakan. Hal ini masih menjadi kelemahan karena tidak

semua guru menguasai seluk beluk perawatan alat-alat teknologi informasi.

4. Anak –anak terlihat sangat antusias dan menunjukkan rasa ingin tahu yang

semakin besar ketika menyaksikan hasil animasi buatan para gurunya di kelas

pada saat proses belajar.

5. Pembelajaran dengan variasi penggunaan teknologi informasi tampaknya

mampu membangkitkan rasa ingin tahu anak khususnya pada berbagai

macam hal yang bersifat baru.

21

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan dan tindakan yang sudah dilaksanakan di lokasi

kegiatan maka dapat disimpulkan beberapa hal :

1) Jadwal kegiatan pelatihan di lembaga PAUD mengalami kemunduran dari

yang sudah direncanakan karena menunggu jadwal penandatanganan

kontrak kerja antara penerima dana dengan pemberi dana. Hal ini

berkaitan dengan jadwal dari tim pelaksana yang juga harus dijadwal

ulang kembali dengan mempertimbangkan kegiatan akademik di kampus

dan proses akademik di lembaga mitra.

2) Berdasarkan hasil pemantauan dan pembicaraan dengan para guru maka

dapat dilihat rasa antusias yang tinggi untuk bisa mengikuti pelatihan-

pelatihan ini karena ada hal-hal baru yang bisa mereka dapatkan

khususnya penguasaan teknologi informatika.

3) Penguasaan teknologi informatika ternyata diyakini oleh para guru di

lembaga mitra akan mampu meningkatkan kinerja mereka sebagai

pendidik maupun sebagai pengelola lembaga PAUD serta memberikan

kesempatan dan peluang untuk menambah tingkat penghasilan guru yang

masih belum diangkat menjadi PNS.

4) Tingkat kompetensi penggunaan teknologi masih belum merata khususnya

pada tenaga guru yang berusia lebih tua jika dibandingkan mereka yang

berusia lebih muda sehingga diperlukan motivasi dan kemauan yang lebih

kuat pada guru untuk meningkatkan keahlian mereka agar tidak kalah

dengan mereka yang lebih muda.

5) Sistem pertanggungjawaban keuangan yang membutuhkan berbagai

macam dokumen pendukung seperti pelunasan pajak ternyata memberikan

kesulitan kepada tim pelaksana untuk mendapatkan alat penunjang yang

sesuai kebutuhan dan mempunyai harga yang bersaing karena tidak semua

penyedia barang mampu memenuhi dokumen yang dibutuhkan sesuai

peraturan sistem keuangan negara.

22

Saran :

a) Diperlukan koordinasi yang lebih baik antara pihak pemberi dana dengan

pihak penerima dana untuk mampu menepati jadwal yang sudah disusun

secara tepat dan konsisten agar tidak berdampak kepada kegiatan

akademik rutin oleh dosen yang berlangsung setiap semester.

b) Untuk mempermudah sistem pertanggungjawaban keuangan maka

diperlukan pendampingan dari tenaga akuntansi sehingga mempermudah

tugas pelaksana untuk melaksanakan kegiatannya. Pertanggungjawaban

keuangan ternyata juga melelahkan dan membutuhkan ketelitian yang

tinggi pada pelaporan pemakaian dana khususnya persiapan dokumen

pendukungnya.

c) Pelaksanaan kegiatan P2M di lapangan diharapkan mampu melibatkan

mahasiswa yang sedang menjalani liburan semester genap sehingga

memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa.

23

LAMPIRAN

Tampilan web site di internet dengan memanfaatkan fasilitas Blog

Foto 1. Tampilan animasi sederhana dengan tema bunga hasil karya guru peserta

pelatihan P2M IbM

Foto 2. Suasana penggunaan animasi sederhana di kelas

24

Foto 3. Guru sedang menjelaskan tentang tayangan animasi sederhana ke anak-anak

Foto 4. Para guru PAUD sedang berlatih menggunakan tripod pada kamera digital

Foto 5. Hasil alat permainan edukatif untuk proses pembelajaran

25

Foto 6. Suasana sosialisasi manfaat PAUD kepada orang tua dan masyarakat pedesaan di sekitar sekolah mitra

Foto 7. Seorang guru sedang berlatih merancang animasi sederhana dengan

program aplikasi Flash