Unfair Trade Practisess (Praktik Perdagangan Tidak Sehat)

Post on 23-Jun-2015

531 views 0 download

Transcript of Unfair Trade Practisess (Praktik Perdagangan Tidak Sehat)

Perdagangan

Merupakan perbuatan dengan menjalankan usaha dengan tujuan memperoleh KEUNTUNGAN.

Praktek perdagangan tidak sehat merupakan praktek-praktek perdagangan yang masih bisa dianggap curang, tidak sesuai dengan hukum perdagangan (illegal)

Circle Perdagangan

investasi

produksi

Distribusi (pemasara

n)

Purna jual (penualan)

konsumsi

= dana/biaya

PRODUKSI

Tidak sesuai dengan standar yang disyaratkan :

1. SI (Standar Internasional)2. SNI (Standar Nasional Indonesia)

DISTRIBUSI

Illegal Tidak memperhatikan transport yang

digunakan haram atau tidaknya, karena besar kemungkinan akan terkontaminasi

Penggunaan media massa, alat komunikasi tanpa memperhatikan hak-hak konsumen

Kecurangan-Kecurangan Pedagang Mengelabui konsumen seperti ;

pencampuran barang-barang haram dalam produknya

Label halal yang “self claim”, dibuat sendiri tanpa adanya pengujian dari badan yang kompeten

Barang tidak layak jual tetap dijual

Barang Purna Jual

Pedagang melakukan penipuan pada barang yang dijualnya, seperti manipulasi timbangan

Ex.Prod.tanpa logo halal

Tampak Depan Tampak Belakang

kosmetik

illegalBahan yang dirahasiakan

Iklan Menyesatkan

Extrajoss dan Kratingdaeng

Kuku Bima

Klausula Baku

Struk Belanja dengan Klasula Baku

Produksi barang tidak sesuai standar yang dipersyaratkan

Tidak sesuai timbangan menurut ukuran sebenarnya

Promosi / Iklan menjanjikan jasaJasa pelayanan kesehatan

Klinik Tong Fang

Iklan jasa pelayanan kesehatan

Iklan yang dianggap lebay, dengan cara menjanjikan jasa kesembuhan

Kalimat yang mengandung seolah “memuja-muja kehebatan klinik ini”

Iklan tanpa informasi yang jelas

Akibat dari ulah produsen

Konsumen lemah Konsumen

Tidak semua konsumen tahu akan hak-haknya

Tidak semua konsumen tahu soal memilih barang /layanan jasa, yang baik bagi kesehatan, kemanan dan keberlangsungan hidup

UU mengatur tentang unfair trade practices

UU no.5 Tahun 1999 UU No. 8 Tahun 1999

Agar supaya setiap orang yang berusahan di Indonesia berada dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar, sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu.

Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen

Untuk menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kepastian akan mutu, jumlah dan keamanan barang/jasa yang diperoleh dari pasar, dengan cara mengatur bagaimana seharusnya pelaku usaha dalam memproduksi, pemasaran dan penjualan.

UUPK mengatur unfair trade practices

Pasal 8 hingga pasal 18 Mengatur bagaimana seharusnya

produsen /pelaku usaha dalam melaksanakan usahanya dengan mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

Ps 8 ; dilarang memproduksi/ memperdagangkan barang/jasa :

Tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan

Tidak sesuai dengan ukuran yang di label

Tidak sesuai dengan kondisi sebagaiamana dilabel

Tidak sesuai dengan mutu sebagaimana dilabel

Tidak sesuai sebagaimana dilabel

Tidak ada tanggal kadaluarsa

Tidak ada pernyataan halal

Tidak memasang label yang memuat penjelasan barang

Tidak mencantumkan informasi penggunaan barang dengan lengkap

Barang yang rusak Sediaan farmasi dan

pengan yang rusak, cacat, tercemar degan atau tanpa memberikan informasi.

Ps 9, dilarang

Menawarkan, memproduksi, mengiklankan barang/jasa secara tidak benar, seolah-olah barang tersebut : telah memenuhi standar mutu tertentu, dalam keadaan baik, telah mendapatkan/memiliki sponsor, persetujuan, tidak mengandung cacat, menggunakan kata-kata berlebihan.

Seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan, menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

Ps 10, dilarang

Menawarkan barang/jasa yg ditujukan untuk diperdagangkan dengan penyataan tidak benar/ menyesatkan mengenai; harga atau tarif, kegunaan suatu barang/jasa, kondisi,tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan, bahaya penggunaan barang/jasa.

Ps 11, dilarang

Penjualan melalui cara obral atau lelang, dengan mengelabui/menyesatkan konsumen; menyatakan barang/jasa seolah-olah ; telah memenuhi standar mutu tertentu, tidak mengandung cacat tersembunyi. Tidak berniat menjual barang melainkan dengan maksud untuk menjual barang lain. Tidak menyediakan jasa dalam kapasitas terntentu

Ps 12, dilarang

Menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu barang/jasa dengan harga atau tarif khusus dalam waktu dan jumlah tertentu, jika pelaku usaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan, dipromosikan atau diiklankan.

Ps 13, dilarang

Menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang/jasa dengan cara menjanjikan pemberian hhadiah berupa barang/jasa lain secara Cuma-Cuma dengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana yang dijanjikannya

Menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan obat, obat tradisional, sumplemen makanan, alat kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang/jasa.

Ps 14, dilarang

Menawarkan barang/jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui cara undian, tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikan, mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa, memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan, mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.

Ps 15, dilarang

Menawarkan barang/jasa dengan cara pemaksaan atau cara laian yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap konsumen.

Ps 16, dilarang

Menawarkan barang/jasa melalui pesanan, tidak menepati pesanan/ kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan, tidak menepati janji atas suatu pelayanan/ prestasi.

Ps 17, dilarang

Memproduksi iklan yang ; mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang/jasa ketepatan waktu penerimaan barang/jasa. Mengelabui jaminan/garansi terhadap barang/jasa, memuat informasi keliru, salah atau tidak tepat mengenai barang. Tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang/jasa, mengeksploitasi kejadian seseorang tanpa seijin yang berwenang atau persetujuan yang bersangkutan, melanggar etika per-uuan mengenai periklanan

Ps 18, dilarang

Menawarkan barang/jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dengan mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen; menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha, menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen, menolak kembali uang yang dibayarkan, menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran

UU NO.5 TAHUN 1999

Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak SehatMerupakan salah satu jenis dari praktek perdagangan tidak sehat

Perjanjian yang dilarang Dilarang Oligopoli (Ps 4) Penetapan Harga (Ps 5 – 8) Pembagian wilayah (Ps 9) Pemboikotan (Ps 10) Kartel (Ps 11) Trust (Ps 12) Oligopsoni (Ps 13) Integrasi Vertikal (Ps 14) Perjanjian Tertutup (Ps 15) Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri (Ps 16)

Kegiatan yang dilarang

Monopoli (Ps 17) Monopsoni (Ps 18) Penguasaan Pasar (Ps 19 – 21) Persekongkolan (Ps 22 – 24)

Posisi dominan, dilarang

Jabatan Rangkap (Ps 26) Pemilikan Saham (Ps 27) Penggabungan, Peleburan dan

Pengambilalihan (PS 28 – 29)

Contoh bentuk praktek perdagangan tidak sehat

Dumping Black Market (BM) Penggunaan teknologi pangan

dengan iradiasi Makanan yang mengandung GMO

(Genetically Modified Organism)

RESIKA SIBORO

TERIMA KASIH