Post on 21-Dec-2015
description
UJIAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID
Penguji :
dr. Dharmawan Ardi Purnama Sp. KJ
dr. Arundhati Sp. KJ
Penyusun :
Awang Wibisono
1102008276
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 21 APRIL – 23 MEI 2014
JAKARTA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. MH
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 tahun
Alamat : Bendungan Jago RT 01/02 Kel. Serdang, Kec. Kemyoran,
Jakarta Pusat
Status : Belum Menikah
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku : Tapanuli
Agama : Islam
Datang ke RSJSH : 10 Mei 2014
NRM : xxxxxxx
Riwayat Perawatan
1. Tanggal 10 Mei 2014 dirawat di RSJSH di ruang PICU (saat ini).
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis
Tanggal 16 Mei 2014 pukul 10.30 WIB, melalui telepon dengan Tn. Al
(Adik pasien, 44 tahun, tapanuli, Pekerjaan wiraswasta).
Autoanamnesis
Tanggal 14 Mei 2014, pukul 11.00 WIB, di ruang PICU RSJSH.
Tanggal 16 Mei 2014 pukul 17.00 WIB di ruang PICU RSJSH
Tanggal 17 Mei 2014 pukul 09.00 WIB di ruang PICU RSJSH
Tanggal 19 mei 2014 pukul 11.30 WIB di ruang PICU RSJSH
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan Keluhan mengamuk Sejak 3 Hari SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan pada
tanggal 10 Mei 2014 dikarenakan mengamuk, berbicara kacau dan sulit tidur sejak
1
3 hari SMRS. Menurut pasien, pasien merasa mendapatkan pesan melalui telepati
dari nabi Muhammad S.A.W untuk tidak sombong dan lebih sabar. Pasien
mengatakan bahwa pasien merupakan anak dari nabi Muhammad S.A.W dan
memiliki kekuatan telepati dan kekuatan bisa menciptakan benda dengan
tangannya.
Pasien Mengatakan bahwa dunia ini hampir kiamat dan orang yang mati bisa
hidup kembali, pasien mengatakan bahwa pernah melihat nabi Muhammad datang
kerumahnya dan mengobrol dengan pasien. Selain itu pasien juga merasa didatangi
oleh orang tua pasien yang sudah meninggal. Pasien juga bisa mendengar suara dari
saudaranya yang dianggap telepati. Tapi tidak ada keluarga pasien yang percaya.
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dengan laki-laki bernama ferry
dan memiliki anak. Pasien juga mengatakan bahwa pasien sebenarnya adalah orang
kaya dan memiliki perusahaan besar yaitu “petromax” dan memiliki saham
diseluruh perusahaan didunia. Pasien mengatakan bahwa pasien masuk ke RSJSH
karena di ”kerjain” oleh tetangga pasien yang bernama MIA. Pasien menganggap
banyak tetangga pasien yang “mengerjai” pasien sehingga pasien menjadi amnesia
dan lupa akan kekayaannya. Selain itu pasien juga mengatakan bahwa pasien
merasa menderita Leukimia sejak kecil, Memiliki maag akut, dan memiliki
gangguan ginjal, dan pasien mengatakan harus minum obat leukimianya.
Pasien dibawa ke RSJSH dengan alasan pasien sering marah
marah,mengamuk, berbicara kacau, mencuri bunga tetangga, dan mengakui suami
orang lain adalah suaminya sehingga lingkungan sudah mulai terganggu sehingga
pasien dibawa oleh Keluarga ke RSJSH.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatrik
Pasien sebelumnya pernah berobat dengan keluhan yang sama ± 1 tahun yang
lalu pada tahun 2013 dan berobat ke RSCM dan berobat jalan. Pasien dibawa ke
RSCM karena pasien berbicara kacau pasien lupa mendaparkan obat apa dari
RSCM. Namun setelah berobat pasien tidak rutin meminum obat karena pasien
tidak merasa sakit. Namun 3 hari SMRS RSJSH pasien mengamuk, berbicara
kacau dan mencuri tanaman tetangga, dan mengakui suami orang lain adalah
suaminya sehingga pasien dibawa ke RSJSH.
2
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat trauma kepala, penyakit otak, maupun kecelakaan pada
pasien. Pasien tidak pernah mengalami kejang demam saat balita. Pasien juga
tidak pernah mengalami sakit yang menyebabkan pasien harus dirawat di rumah
sakit.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Tidak ada riwayat penggunaan obat zat psikoaktif
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2013 mei 2014
- Pasien pertama kali Dibawa Ke RSCM
- Pasien berbicara kacau. Curiga terhadap orang lain
- Pasien rawat jalan namun tidak teratur minum obat.
- Pasien mendapatkan obat namun lupa mendapatkan obat apa.
- Pasien pertama kali Dibawa Ke RSJSH
- Pasien berbicara kacau dan mengaku sebagai istri dari suami orang lain.
- Pasien mengaku sebagai anak dari nabi dan memiliki kekuatan
- Merasa curiga terhadap orang lain telah “mengerjai” pasien
- Pasien dirawat diruang PICU RSJSH
3
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Selama hamil pasien,
kondisi fisik ibu pasien saat hamil dan melahirkan dapat dikatakan sehat secara
fisik. Pasien lahir secara spontan ditolong oleh bidan, cukup bulan, dan berat
lahir cukup. Tidak ada riwayat badan membiru ataupun kuning pada pasien.
Riwayat trauma, infeksi, dan kejang selama hamil disangkal. Pasien merupakan
anak yang diinginkan.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orang tua kandung pasien. Pertumbuhan dan perkembangan
pasien sesuai dengan teman-teman sebayanya. Pasien tidak pernah mengalami
demam tinggi ataupun kejang atau penyakit lain yang menyebabkan pasien
dirawat di RS.
b. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tinggal bersama orang tua pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya
dikatakan baik. Dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang rendah, pasien dan
saudara-saudaranya sering berebutan makanan.
c. Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien mulai terjeremus dengan pergaulan bebas, seks bebas dan penggunaan
narkoba. Pasien mulai mengenal diskotik dan sering pergi ketempat tersebut ats
ajakan temannya. Pasien tidak meneruskan ke jenjang perkuliahan dan lebih
senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
d. Riwayat Masa Dewasa
Pergaulan pasien cukup luas, dikarenakan pasien merupakan tenaga pengajar di
playgroup didekat rumah pasien. Sehingga, hubungan dengan tetangga tetap
terjaga. Namun Pasien belum juga menikah sementara banyak teman dan
tetangga pasien yang sudah menikah, dan pasien mulai lebih tertutup terhadap
teman dan tetangganya. Sampai pada akhirnya pasien mengakui suami orang
lain yang sebenarnya adalah tetangganya, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit.
4
3. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga selesai pendidikan D3.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku pernah menjadi tenaga pengajar (guru) di Playgroup didekat
daerah tempat tinggalnya, dan berhenti bekerja karena playgroup ditutup.
5. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah, namun pasien mengaku sudah menikah dan memiliki
anak.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
E. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kedua dari lima bersaudara. Saudara kandung pasien tumbuh
dengan normal dan tidak ada yang memiliki gejala yang sama dengan pasien.
Kedua orang tua pasien sudah meninggal. Pasien tinggal bersama dengan adiknya
yang ketiga beserta istri dan anak kandungnya.
G enogram
Keterangan :
: anggota keluarga laki-laki : anggota keluarga perempuan
: sakit jiwa : tinggal satu rumah
5
: orang tua laki-laki meninggal : Orang tua perempuan meningga
F.Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal di rumah adik pasien, yang dihuni oleh 4 orang termasuk dirinya,
adik pasien, istri adik pasien dan anak dari adik pasien. Kesan kondisi sosial
ekonomi keluarga adalah menengah kebawah, dan pengobatan pasien dibantu
dengan Jaminan kesehatan.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
(Dilakukan pada tanggal 10 Mei 2014)
A. Deskripsi Umum
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x /menit
Suhu : 36,2 oC
Pernafasan : 20x /menit
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 37 tahun. Penampilan fisik terlihat
sesuai usianya. Rambut ikal hitam panjang tidak teratur dan terikat oleh
pita. Perawakan kurus dan tinggi semampai sekitar 165 cm, kulit sawo
matang berpakaian seragam pasien RSJSH berwarna merah muda yang.
Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang dan kebersihan diri
pasien kurang baik.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
Kesadaran Psikiatri : Tidak tampak terganggu (perilaku,sikap dan
gerak gerik tenang, tidak gelisah)
6
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara: pasien sedang duduk dikursi luar ruangan PICU.
Selama wawancara: pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa.
Kontak mata dan konsentrasi baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan
dengan baik.
Sesudah wawancara: Pasien masuk ke dalam kamar untuk tidur.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien memberikan keterangan secara jelas, terbuka, dan tidak berbelit-
belit. Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif.
5. Pembicaraan
Pada awal wawancara, pembicaraan lancar, pasien menjawab semua
pertanyaan yang diajukan, kuantitas cukup. Bicara pasien spontan,
intonasi cukup jelas dan nada suara sedikit kecil. Jawaban pasien
konsisten pada tiap wawancara.
B. Mood dan Afek
1. Mood : hypothym
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : serasi
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi
Visual : ada, pasien merasa melihat nabi muhammad turun dari
langit datang kerumah dan berbicara dengan pasien.
Dan pasien pernah melihat Alm. Orang tua pasien
didepan rumahnya
Auditorik : merasa mendapat telepati dari Nabi Muhammad, untuk
bersikap lebih sabar dan mendapat pesan dari
keluarganya akan berkunjung ke RSJSH
Ilusi : Tidak ada
7
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : ada, pasien merasa tetangganya “mengerjai” pasien
dan iri karena pasien menikah dengan suami yang kaya dan sudah memiliki
anak.
D. Pikiran
1. Proses Pikir/Bentuk Pikir
a. Produktifitas : cukup
b. Kontinuitas : asosiasi longgar
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : tidak ada
b. Waham : ada
Waham Kebesaran : Pasien merasa anak dari Nabi Muhammad
S.A.W dan memiliki kekuatan telepati dan bisa menciptakan suatu
benda dari tangan kanannya.
Waham Somatik : Pasien merasa memiliki penyakit leukimia dari
kecil, memiliki gangguan maag akut dan memiliki gangguan ginjal.
c. Obsesi : tidak ada
d. Fobia : tidak ada
e. Gagasan rujukan : tidak ada
f. Gagasan pengaruh : tidak ada
E. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Pendidikan : sesuai dengan taraf pendidikan
2. Pengetahuan Umum : baik (pasien mengetahui nama Presiden RI
sekarang)
3. Kecerdasan : Cukup (dapat berhitung)
4. Konsentrasi : Baik (pasien dapat mengulang angka yang
disebutkan oleh dokter muda)
8
5. Orientasi
Waktu : baik (pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan)
Tempat : baik (pasien mengetahui tempat pasien berada saat
wawancara dan letak rumah pasien)
Orang : baik (pasien dapat menyebutkan nama
pemeriksa dan orang yang mengantarnya ke rumah sakit)
6. Daya Ingat
Jangka panjang : baik (pasien masih ingat masa kecilnya ketika
SD, pasien juga ingat pengalaman-pengalaman semasa kanak-kanak)
Jangka sedang : baik (pasien masih ingat hal-hal yang
membawa pasien datang ke rumah sakit dan orang-orang yang
mengantar pasien ke rumah sakit)
Jangka pendek : baik (pasien ingat akan menu makan paginya
dan nama pewawancara)
Segera : baik (pasien dapat menyebutkan dua macam
benda yang disebutkan oleh pemeriksa)
7. Pikiran Abstraktif : baik (pasien dapat membedakan apel
dan jeruk)
8. Kemampuan Visuospatial : baik (pasien mampu menggambar jam
13.00)
9. Bakat Kreatif : pasien suka bernyanyi dan joget
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien dapat makan, minum,
mandi sendiri)
F. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien tidak menujukkan agresivitas selama diwawancara.
G. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial: baik (pasien mengatakan tidak pernah ingin
menyusahkan orang lain).
2. Uji Daya Nilai: baik (pasien membuang sampah pada tempatnya)
3. Daya Nilai Realita: terganggu (karena pasien memiliki halusinasi visual
dan auditorik serta waham somatik dan waham kebesaran.
9
H. Tilikan
Derajat 1 (Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit dan menyatakan bahwa ia
makan obat karena disuruh perawat).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Secara umum dapat dipercaya. (karena memiliki waham)
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80x / menit
Frekuensi napas : 20x / menit
Suhu : afebris
Kepala : deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil
baik
THT : deformitas (-), serumen (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Mulut : oral higiene cukup
Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer
cukup, needle tract (-)
B. Status Neurologikus
a. Gejala rangsang selaput otak (-)
b. Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+ dan RCTL +/+
c. Refleks fisiologis normal
d. Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)
e. Refleks patologis (-)
Pemeriksaan Motorik : 5 5
5 5
10
f. Gejala ekstrapiramidal :
- gaya berjalan normal
- stabilitas postur tubuh normal
- rigiditas ekstremitas tidak ada
- gangguan keseimbangan dan tremor (-)
g. Pemeriksaan Sensorik
Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)
h. Pemeriksaan Saraf Otonom
Inkontinensia alvi dan urin(-), anhidrosis(-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN DARAH HASIL
Hemoglobin 11,5 g/dl
Eritrosit 3,7 juta/mm3
Leukosit 5.600 mm3
Trombosit 339.000 u/l
Hematokrit 34 g%
LED 21 mm/1 jam
Hitung jenis :
Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit
0 %
7 %
2 %
62 %
26 %
3 %
Gula Darah Sewaktu 146 mg/dl
11
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
31 U/L
22 U/L
17 mg/dl
0.6 mg/dl
PEMERIKSAAN SEROLOGI HASIL
Anti HIV Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN URIN HASIL
Amphetamin Tidak dilakukan
Cannabinoid Tidak dilakukan
Cocaine Tidak dilakukan
Benzodiazepine Tidak dilakukan
Opiate Tidak dilakukan
VII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa seorang perempuan, Nn. MH 46 tahun, bertempat tinggal di
Bendungan Jago RT 01/02 Serdang, Kecamatan Kemayoran, suku Tapanuli, agama
Islam, status belum menikah dan tidak bekerja, pendidikan terakhir D3. Pada saat
wawancara mengenakan seragam pasien RSJSH berwarna merah mudah sedikit
basah. Pasien duduk tenang di hadapan pewawancara dengan kontak dan konsentrasi
baik.
Pasien memiliki riwayat pernah berobat dengan keluhan yang sama di RSCM
namun telah berobat dan rawat jalan pada tahun 2013, namun pasien tidak rutin
meminum obat. 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengamuk, bicara kacau
dan sulit tidur dan selalu terbangun tengah malam, pasien merasa curiga terhadap
tetangganya, mencuri tanaman tetangga, mengakui suami orang lain adalah suaminya.
Pasien merasa merupakan anak dari nabi Muhammad S.A.W dan memiliki kekuatan
telepati dan kekuatan bisa menciptakan benda dari tangannya. Namun karena
lingkungan sudah merasa resah sehingga pasien dibawa ke RSJSH.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos
mentis. Mood hiportim dengan afek terbatas. Halusinasi Visual (+) Halusinasi
Auditorik (+), Waham Somatik (+) Waham Kebesaran (+) flight of idea (-). Daya
nilai realitanya terganggu (adanya waham). Tilikannya derajat 1. Pemeriksaan status
internus, neurologis dalam batas normal.
12
VIII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ditemukan sindrom atau pola perilaku atau psikologis yang
bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) dalam fungsi pekerjaan dan aktivitas sehari-hari pasien. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa sesuai dengan
definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Diagnosis Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus
Perhatian Khusus
Berdasarkan anamnesis tidak ditemukan adanya riwayat trauma kepala yang dapat
menyebabkan gangguan intrakranial. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan
adanya tanda-tanda yang mengarah pada gangguan intrakranial sehingga adanya
gangguan organik (F0) pada pasien dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna kasus ini dapat dinyatakan mengalami
gangguan jiwa karena adanya :
Gejala kejiwaan berupa : Halusinasi Visual dan Auditorik, Waham
Somatik, Waham Kebesaran
Gejala fungsi/hendaya : fungsi sosial terganggu
Distress/Penderitaan/Keluhan : Bicara kacau, mencuri tanaman orang,
mengaku suami tetangga adalah suami pasien.
Gangguan jiwa ini sebagai gangguan mental non organik (GMNO) karena :
Tidak ada gangguan kesadaran patologis
Tidak ada gangguan fungsi kognitif
Tidak ada penyakit organik yang diduga berkaitan dengan gangguan
kejiwaannya
Tidak ada gangguan sensorium atau gangguan neurologis
Menurut PPDGJ III, GMNO ini termasuk skizofrenia karena memenuhi kriteria
diagnostik, yaitu :
Halusinasi Auditorik dan Visual
13
Waham Somatik dan Waham Kebesaran
Gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih
Skizofrenia ini digolongkan kedalam skizofrenia paranoid (F 20.0) karena:
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
Halusinasi berupa halusinasi Visual dan Auditorik
Terdapat Waham Somatik dan Waham Kebesaran
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia, hebefrenik atau katatonik
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia residual atau depresi-pasca
skizofrenia
Diagnosis banding : Gangguan Waham (Paranoia) f.22.0
Diagnosis Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental.
Diagnosis Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ditemukan adanya gangguan medis umum pada pasien.
Diagnosis Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengalami masalah status pernikahan dimana pasien dengan usia yang sudah
menginjak 46 tahun dan belum menikah sehingga sering ditertawakan oleh tetangga
pasien. Dan masalah pekerjaan yaitu setelah pasien berhenti bekerja sebagai guru
playgroup dan tidak bekerja lagi hingga masuk RSJSH.
Diagnosis Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan menggunakan GAF
(Global Assessment of Functioning).
HLPY : 70-61
GAF Current : 60-51
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologis: Tidak diketemukan kelainan organik maupun faktor
herediter
14
2. Psikologis: Halusinasi auditorik dan Visual, Waham Kebesaran dan Waham
Somatik
3. Lingkungan dan sosial ekonomi:
Masalah pernikahan : Pasien yang sudah berumur sementara tetangga
pasien sudah menikah dan sering menjadi bahan cemoohan tetangga
pasien.
Masalah Pekerjaan : Pasien sudah lama tidak bekerja karena
sebelumnya tempat kerja pasien ditutup karena bangkrut.
X. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Aksis II : Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental
Aksis III : Belum ada diagnosis.
Aksis IV : Masalah pernikahan, pekerjaan
Aksis V : HLPY : 70 – 61
GAF Current : 60-51
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap perjalanan penyakit pasien:
Faktor pencetus jelas
Terdapat bantuan jaminan kesehatan untuk berobat dari pemerintah.
Keluarga yang perduli terhadap kesehatan pasien
Faktor-faktor yang berpengaruh negatif terhadap perjalanan penyakit pasien:
Tilikan derajat I
Minum obat tidak teratur
XII.PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
- Untuk tujuan diagnostik.
15
- Untuk menstabilkan medikasi.
- Perilaku yang kacau dan emosi yang tidak stabil.
- Keluarga tidak sanggup menangani pasien dirumah.
2. Psikofarmaka
Risperidon 2x2 mg tab per oral.
Risperidon dapat diberikan selama masih ada gejala positif pada
pasien. Pada pasien ini masih terdapat gejala positif (waham) dan
dipakai dosis sebanyak 4mg/hari. Ini sesuai dengan dosis optimal
sebagai dosis terapi untuk risperidon yaitu 2-4mg/hari. Risperidon
efektif untuk kasus yang baru.. Pemberian risperidon juga bisa diganti
jika tidak efektif menurunkan gejala.
Merlopam 2 x 1 mg
Lorazepam termasuk golongan benzodiazepin yang bekerja pada
sistem saraf pusat dan berfungsi untuk memberikan efek penenang.
Benzodiazepin menghasilkan efek terapi dengan cara pengikat spesifik
terhadap reseptor GABA.
3. Psikoterapi
Memotivasi pasien agar selalu minum obat dan kontrol
Mengajari pasien untuk mengenali gejala apabila kambuh
Mengajari agar pasien berguna di lingkungan sosial
Mengajari pasien mengalihkan apabila muncul bayangan orang yang
sudah meninggal
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Saddock B.J., Saddock V.A. Schizophrenia. In: Kaplan & Saddock’s Synopsis of
Psychiatry Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. Lippincott Williams
& Wilkins Publishers, 2007.
2. Stefan M., Travis M., Murray R.M. Epidemiology and Risk Factors. In: An Atlas
of Schizophrenia.USA: The Parthenon Publishing Group, 2002.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. 2001.
4. Wardana P.A.K.Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga tentang Skizofrenia
dengan Kekambuhan pasien Skizofrenia di Unit Rawat Jalan RS.Jiwa Pusat
Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2009. Available from:
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/205312031/bab2.pdf
5. Kusumawardhani. Buku Ajar Psikiatri Fakultas KedokteranUniversitas
Indonesia. Badan Penerbit FK UI. Jakarta : 2010
17