Ujian Jiwa Suci

download Ujian Jiwa Suci

of 28

Transcript of Ujian Jiwa Suci

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    1/28

    STATUS PSIKIATRI

    1. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Nn. M

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 40 tahun

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMEA

    Pekerjaan : Tidak bekerja

    Bangsa/suku : Indonesia/Jawa

    Alamat : Soropadan Tirtomulyo Kretek BantulNo. RM : 423645

    Tanggal terakhir ke rumah sakit : 19 September 2012

    2. ALLOANAMNESIS

    Diperoleh

    dari

    1 (21 September

    2012)

    2 (26

    September

    2012)

    3 (26

    September

    2012)

    Nama Ibu H Ibu x Ibu xxUmur 69 tahun Tidak ada data Tidak ada data

    Jenis kelamin Perempuan Perempuan perempuanAlamat Kretek, Bantul Kretek, Bantul Kretek, Bantul

    Pekerjaan Bertani Tidak ada data Tidak ada dataPendidikan SD Tidak ada data Tidak ada dataHubungan Ibu Adik ipar Tetangga

    Lama Kenal

    Sejak pasien masih

    dalam kandungan 3 tahun

    tidak ada data

    Sifat

    PerkenalanDekat

    Tidak begitu

    dekat

    Tidak begitu

    dekatTempat

    WawancaraRumah pasien Rumah pasien

    Rumah pasien

    2.1. Sebab ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)

    Pasien diwakilkan adiknya datang ke rumah sakit karena obat habis

    dan ingin meminta obat. Menurut penuturan adiknya pasien masih takut

    1

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    2/28

    terhadap orang lain.

    2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)

    Tanggal 21 September 2012 (13:30 WIB)

    Alloanamnesis 1

    Pada tahun 1992 pasien merantau ke Jakarta untuk bekerja di

    pabrik kaos tangan di Jakarta, pasien pergi ke Jakarta. Di Jakarta pasien

    berkenalan dengan pemuda sebayanya yang kebetulan asli Yogyakarta

    juga, kemudian pasien menjalin hubungan dengan si pemuda tersebut.

    Setelah lama berhubungan pada tahun 1997 pemuda tersebut menjanjikan

    kepada pasien untuk menikahinya, namun pemuda tersebut tidak menepatijanjinya, pemuda tersebut malah menikah dengan wanita lain, dan

    memutuskan hubungan secara sepihak dengan pasien. Pasien merasa

    dikecewakan dan ditipu dibohongi karena selain itu juga selama pemuda

    tersebut berpacaran dengan pasien uang hasil pasien bekerja sering

    dimintai dan dihabiskan oleh pacar tersebut. Kemudian pada tahun 1997

    pasien memutuskan pulang kampung dengan alasan tidak ingin bekerja

    lagi di Jakarta dan memutuskan untuk tinggal dengan ibu nya danmenceritakan kejadian ditinggalkan oleh teman dekat pasien, pasien

    menceritakan kepada ibunya kalau temannya hanya memanfaatkan uang

    hasil kerja pasien sampai habis tanpa sisa setelah itu meninggalkan pasien

    dan menikahi orang lain. Semenjak pulang dari Jakarta itulah ibu pasien

    sering menemukan tingkah yang ganjil pada diri pasien seperti tampak

    murung, sering tiba-tiba menangis sendiri, menyendiri dirumah. Semakin

    hari gejalanya semakin bertambah parah, pasien sering tertawa dantersenyum sendiri, sering mengamuk, gampang marah, mudah teringgung,

    takut terhadap orang yang berkunjung, merasa tetangga sekitar

    membicarakan dirinya dan merasa semua orang tidak menyukai pasien dan

    akan menyakiti pasien.

    Mengetahui anaknya semakin hari semakin bertambah parah, tahun

    1998 keluarga dan tetangga menyarankan untuk membawa pasien ke

    grasia, di grasia pasien mondok 3x, pernah sekali mondok sampai 90 hari,

    2

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    3/28

    dan pernah mondok di Puri Nirmala selama 2 minggu. Setelah itu pasien

    rutin berobat jalan d RS Grasia. Selama berobat rutin tersebut pasien

    menunjukan sedikit perbaikan hanya saja tertawa sendiri, menangis tiba-

    tiba, takut terhadap orang lain masih belum hilang dari pasien. Sampai

    pada akhirnya tahun 2010 pasien berobat jalan di RSPS sampai sekarang

    ini.

    Autoanamnesis

    Pasien menceritakan dulu bekerja di Jakarta di pabrik garmen,

    kemudian tahun 1997 pulang kampung karena merasa orang-orang

    ditempat dia bekerja tidak menyukai pasien. Pasien mengatakan

    dirumahnya tidak punya apa-apa, makan saja hanya cukup 1 kali. Pasienmengatakan mandi sehari 1 kali karena alasan dingin. Pasien hanya

    dirumah karena tetangga-tetangga sekitar tidak menyukai pasien, pasien

    mengakui sering mendapat bisikan-bisikan tanpa wujud yang mengatakan

    bahwa semua orang akan menyakiti pasien, tidak menyukai pasien dan

    tetangga-tetangga membicarakan pasien. Pasien sering melihat sekelebat

    bayangan-bayangan yang tidak jelas ketika pasien sedang sendiri. Pasien

    mengatakan bisa tidur kalau minum obat, obat diminum rutin. Dirumahpasien membantu menyapu saja. Pasien mengatakan sering menangis dan

    marah-marah karena ada yang membisiki semua orang tidak menyukainya

    dan akan menyakiti pasien.

    Tanggal 26 September 2012 (15:00 WIB)

    Alloanamnesis 2

    Ny.Anonim mengenal pasien baru 3 tahun. Menurut penuturan

    narasumber, pasien dirumah masih sering tersenyum sendiri, kadangdikamar menangis tanpa sebab. Dan masih ketakutan terhadap orang lain.

    Pasien tidak pernah berniat mencelakakan orang lain, justru takut terhadap

    orang lain. Obat yang diminum rutin. Dirumah membantu menyapu-nyapu

    rumah. Ketika ditanyakan jadwal makan, narasumber mengatakan pasien

    makan 3 kali sehari. Dirumah banyak persediaan beras, dan untuk makan

    sehari-hari masih tercukupi.

    Alloanamnesis 3

    3

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    4/28

    Narasumber mengatakan pasien jarang keluar rumah, bahkan

    bersosialisasi dengan tetangga sudah tidak pernah. Dulu sebelum

    berangkat ke Jakarta pasien tidak pernah seperti ini. Dulu pasien sering

    mengikuti kegiatan kampung, ikut arisan, kegiatan kebersihan dan lain-

    lain meskipun sedikit pemalu dan pendiam.

    Autoanamnesis

    Pasien mengatakan masih rutin minum obat, mandi sekali sehari.

    Masih mengatakan keluarga tidak punya makanan untuk sore hari karena

    tidak punya uang. Pasien mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan

    tanpa wujud yang mengatakan semua orang tidak menyukai pasien dan

    bayangan-banyangan tidak jelas. Ketika anamnesis pasien terkadangmeringis sendiri dan melihat ke arah lain, ketika ditanya kenapa meringis

    apakah ada yang membisiki atau melihat sesuatu pasien hanya menjawab

    tidak ada apa-apa. Kunjungan kedua pasien terlihat sedikit kumal daripada

    kunjungan pertama, dan gejala-gejala psikotik pasien lebih terlihat pada

    kunjungan kedua dari pada kunjungan pertama.

    2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi

    Sosial dan Kemandirian)

    Sistem Saraf : nyeri kepala (-), demam (-)

    Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), edem kaki (-), jantung berdebar

    debar (-)

    Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek(-)

    Sistem Digestiva : BAB normal, mual (-), muntah (-), diare (-),

    sulit makan (-), Sakit perut (-)Sistem Urogenital : BAK normal

    Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-),

    biru-biru (-)

    Sistem Muskuloskeletal : edema (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),

    nyeri otot (-), kelemahan otot (-).

    4

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    5/28

    Secara organik, tidak terdapat kelainan di sistem saraf, sistem

    kardiovaskuler dan sistem respirasi. Pasien mengalami hambatan dalam

    fungsi sosial.

    2.4. Grafik Perjalanan Penyakit

    Gejala Klinis

    Mental Health Line/Time

    1997 1998 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Fungsi Peran

    2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu

    2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit

    Faktor Organik

    Panas, kejang, dan trauma fisik sebelum mengalami gangguan

    di sangkal oleh narasumber.

    Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)

    Pasien merasa tertekan dan stres karena ditipu oleh pacarnya,

    dibohongi dan hanya dimanfaatkan.

    Faktor PredisposisiPenyakit herediter disangkal oleh narasumber.

    Faktor Presipitasi

    Dari penuturan alloanamnesis ibu pasien, pasien mengalami

    kelainan sejak pasien pulang dari Jakarta dan ditipu oleh seorang laki-

    laki. Sejak saat itu pasien mulai memperlihatkan gejala gejala

    gangguan jiwa seperti takut kepada orang yang berkunjung, suka

    marah-marah, menangis sendiri, tertawa sendiri, mendengar bisikan-

    5

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    6/28

    bisikan tetapi tanpa wujud dan melihat bayangan.

    2.5.2. Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya

    Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyaki

    serupa.

    Riwayat Sakit Berat/Opname

    Alloanamnesis 1

    - Pernah dirawat di RSJ. Grasia mondok 3 kali sebelum

    rawat jalan rutin di RS Panembahan Senopati.

    - Pernah dirawat di puri nirmala 2 minggu

    2.6. Riwayat Keluarga

    2.6.1. Pola Asuh Keluarga

    o Alloanamnesis 1

    Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Keluarga

    memiliki pola asuh yang cukup baik. Setiap kali menentukan pendapat

    selalu dibicarakan terlebuh dahulu. Akan tetapi, pasien jarang bercerita

    tentang masalahnya. Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada perilaku

    keras atau kasar yang diberikan oleh keluarga kepada anak-anak termasuk

    pasien.

    2.6.2. Riwayat Penyakit Keluarga

    Dari hasil alloanamnesis dengan ibu pasien, beliau mengatakan

    keluarga tidak ada yang memiliki kelainan serupa dengan pasien.

    2.6.3. Silsilah Keluarga

    Dari hasil alloanamnesis dengan ibu , kami hanya dapat informasisilsilah keluarga dimulai dari kakek nenek.

    6

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    7/28

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    8/28

    tahun. Saat berumur 2 tahun pasien sering bermain di tempat tetangganya.

    Tumbuh kembang seperti anak-anak pada umumnya.

    2.7.4. Riwayat Pendidikan

    SD : lulus dengan baik

    SLTP : lulus dengan baik

    SMEA : lulus dengan baik

    2.7.5. Riwayat Pekerjaan :

    Setelah lulus sekolah SMEA, Nn. M bekerja sebagai pelayan

    sebuah toko besar di Yogjakarta. Setelah itu pasien sempat bekerja sebagai

    buruh karyawan kaos tangan di Jakarta. Saat ini Nn. M hanya dirumah

    membantu orang tua saja.

    2.7.6. Riwayat Perkembangan Seksual

    Seingat pasien dan ibu pasien, pasien mengalami menstruasi kelas

    1 SMP. Pasien mulai tertarik dengan lawan jenis sejak SMP dengan teman

    sekelasnya.

    2.7.7. Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual

    Agama Islam

    Tidak menjalankan sholat

    Kecenderungan ke arah fanatisme agama disangkal

    2.7.8. Riwayat Perkawinan :

    Belum pernah menikah

    2.7.9. Riwayat Kehidupan Emosional (Riwayat Kepribadian

    Premorbid)

    Pendiam

    Tidak pernah marah-marah

    Cenderung tertutup.

    2.7.10. Hubungan Sosial

    Menurut penjelasan dari ibu pasien hubungan sosialNn. M

    dengan teman-temannya pada saat di bangku sekolah baik. Begitu juga

    hubungan pasien dengan tetangga tempat tinggal juga baik. Dulu

    8

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    9/28

    sebelum sakit, pasien sering ikut acara arisan dan ikut acara-acara

    dikampungya. Tetapi setelah pasien sakit, pasien jarang pergi keluar

    rumah, arisan atau ikut acara-acara lainnya. Pasien hanya keluar rumah

    untuk pergi kewarung saja.

    2.7.11. Kebiasaan

    Ibu pasien mengatakan bahwa sebelum pasien mengalami

    gangguan jiwa, pasien biasa saja (pendiam, dan tidak suka marah-marah)

    namun sejak sepulang dari Jakarta dan dibohongi pacarnya pasien jadi

    seperti orang tertekan. Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah merokok,

    tidak minum alkohol, tetapi pasien suka meminum jamu keliling.

    Menurut tetangga, kebiasaan pasien dulu baik, tak suka marah. Namunsetelah sakit, pasien jadi sering bicara sendiri, tertawa sendiri, dan

    murung dan jarang bermain ke rumah tetangga.

    2.7.12. Status Sosial Ekonomi :

    Keluarga Ny.M bisa dibilang merupakan keluarga yang kurang

    mampu. Sumber penghidupannya didapat dari uang hasil kerja orang tua

    yang hanya buruh tani di sawah tetangganya. Rumah pasien terdiri dari 3

    kamar tidur, satu kamar mandi diluar rumah, satu ruang tamu, dan satudapur serta ruang makan. Dinding terbuat dari tembok, lantai hanya dari

    semen saja, atap rumah tanpa eternit masih genteng merah saja. Rumah

    tampak kotor, banyak debu, disamping rumah terdapat kandang sapi

    isinya 1 ekor sapi.

    2.7.13. Riwayat Khusus

    Pengalaman militer (-)

    Urusan dengan polisi (-)2.8. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis

    Alloanamnesis 1 : dapat dipercaya

    Alloanamnesis 2 : dapat dipercaya

    Alloanamnesis 3 : dapat dipercaya

    2.9. Kesimpulan Alloanamnesis

    Sejak sepulang tahun 1997 Nn. M dari Jakarta, Nn. M mulai

    berperilaku tidak seperti biasanya, beliau sering menangis, berdiam diri,

    9

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    10/28

    tertawa sendiri, murung, mendengar bisikan-bisikan tanpa wujud,

    melihat bayangan yang orang lain tidak dapat melihat, dan merasa takut

    saat ada orang yang berkunjung ke rumah Nn. M, merasa semua orang

    tidak menyukai pasien, merasa tetangga membicarakan pasien dan

    bisikan itu mengatakan orang-orang akan menyakiti paisen. Pasien

    pernah mondok di RS Grasia 3 kali dan berobat jalan di sana sampai

    akhirnya tahun 2010 berobat jalan ke RSPS. Selama kurun waktu

    tersebut pasien berobat rutin, gejala-gelaja sedikit berkurang, emosi

    pasien bisa dikontrol, namun bisikan, bayangan, menangis sendiri,

    tersenyum-senyum dan meringis sendiri masih terdapat pada pasien.

    3. PEMERIKSAAN FISIK

    3.1. Status Praesens

    3.1.1. Status Internus

    Tanggal Pemeriksaan: 21 September 2012

    Keadaan Umum : Compos Mentis

    Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan.

    Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran

    Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran

    Tanda Vital

    - Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

    - Nadi : 92 x/menit.

    - Respirasi : 18 x/menit.

    - Suhu : 36,3 C

    Kepala :

    - Inspeksi wajah : tidak ditemikan adanya kelainan

    - Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)

    Leher :

    - Inspeksi : leher tampak bersih.

    - JVP : tidak dilakukan pemeriksaan

    Thorax

    - Sistem Kardiovaskuler : S1-S2 reguler

    10

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    11/28

    - Sistem Respirasi : wheezing (-), RBK (-), vesikuler

    (+)

    Abdomen

    Sistem Gastrointestinal : bising usus (+), NT (-)

    Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan

    Ekstremitas

    - Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan

    Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan

    Kelainan Khusus: (-)

    Kesan Status Internus : Dalam batas normal, meskipun

    ada beberapa pemeriksaan tidak

    dilakukan karena tidak tersedianya

    tempat untuk pemeriksaan.

    3.1.2. Status Neurologis

    Kepala dan Leher : Dalam batas normal

    Tanda Meningeal : (-)

    Nervi Kranialis : tidak dilakukan.

    Kekuatan Motorik : Dalam batas normal

    Sensibilitas : Dalam batas normal

    Fungsi Saraf Vegetatif : Dalam batas normal

    Refleks Fisiologis : tidak dilakukan

    Refleks Patologis : Hoffman-Trommner (-) Gerakan Abnormal : (-)

    Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: (-)

    Kesan Status Neurologis : kesan umum tidak ditemukan

    kelainan neurologis.

    3.2. Status Psikiatri

    11

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    12/28

    Tanggal Pemeriksaan: 21 September 2012 (13:30 WIB)

    3.2.1. Kesan Umum

    Tampak gangguan jiwa

    No Status Psikiatri Hasil Keterangan

    1 Kesadaran Kuantitatif : GCS =

    E4V5M6

    Kualitatif : Compos mentis

    OS sadar penuh tanpa rangsang apapun

    dapat diajak berkomunikasi

    2 Orientasi

    Orang : Baik OS dapat mengenal orang dengan baik

    Misalnya: tahu anak kecil di rumah itu

    keponakannya. Bisa menyebutkan nama dan

    umur keponakannya.Waktu : Baik OS dapat membedakan waktu pagi, siang,

    sore dan malam, mengenal tanggal penting

    dalam hidupnya, mengatakan mandi terakhir

    pagi tadi.Tempat : Baik OS mengetahui dimana sekarang ia berada.

    Misalnya: masih ingat dimana tempatkerjanya dahulu.

    Situasi : Baik OS dapat membedakan suasana di rumah

    sakit dan tempat lain.3

    4

    Sikap/Tingkah laku

    Penampilan/rawat

    diri

    Kooperatif

    Cukup

    Kooperatif : Dapat diajak bicara

    Pasien mandi 1 x sehari. Tidak memakai

    perhiasan.5 Roman muka Eutimik OS memperlihatkan mimik yang cukup6 Afek inappropriate Os menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai.

    Menceritakan semua orang tidak

    menyukainya sambil tersenyum-senyum.7

    Pikiran

    a. Bentuk pikiran :

    nonrealistik

    Apa yang diucapkan pasien tidak sesuai

    dengan kenyataan (ada waham)b. Progresi pikirKuantitatif: cukup

    bicara

    OS menjawab seperlunya jika ditanya.

    Tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya

    dengan orang lain.

    Kualitatif : OS dapat dipahami bicaranya

    12

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    13/28

    relevan dan

    koheren

    c. Isi Pikir

    waham paranoid

    Pasien merasa banyak orang yang

    mengganggu dan menggusik kehidupannya.

    merasa yakin semua orang tidak menyukai

    pasien dan ingin menyakiti pasien.8 Hubungan Jiwa Baik Mudah dibina hubunganya dengan

    pemeriksa9 Perhatian Mudah ditarik mudah

    dicantum

    OS mau menjawab bila ditanya dan jawaban

    OS dapat dimengerti10

    Persepsi

    Halusinasi :

    - Halusinasi auditorik (+)

    - Halusinasi visual (+)

    OS sering mendengar bisikan-bisikan dari

    telinganya mengatakan bahwa semua orang

    tidak menyukai pasien, tetapi bisikan itu

    tidak ada wujudnya.

    OS pernah sering melihat bayangan-

    bayangan yang tidak jelasIdea of reference (+) OS merasa semua orang tidak menyukainya

    11 Insight Derajat 4 OS menyadari bahwa dirinya sakit dan

    butuh bantuan namun tidak menyadari

    penyebab penyakitnya

    Tanggal Pemeriksaan: 26 September 2012 (15:00 WIB)

    Kesan Umum

    Tampak gangguan jiwa

    No Status Psikiatri Hasil Keterangan

    1 Kesadaran Kuantitatif : GCS =

    E4V5M6

    Kualitatif : Compos mentis

    OS sadar penuh tanpa rangsang apapun

    dapat diajak berkomunikasi

    2 Orientasi Orang : Baik OS dapat mengenal orang dengan baik

    Misalnya: tahu dan mengenal pemeriksa

    13

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    14/28

    sebagai dokter dari RSPS

    Waktu : Baik OS dapat membedakan waktu pagi, siang,

    sore dan malam, mengenal tanggal penting

    dalam hidupnya, mengatakan mandi terakhirpagi tadi dan makan terakhir tadi pagi.

    Tempat : Baik OS mengetahui dimana sekarang ia berada.

    Misalnya: dapat mengambilkan obat rutin

    pasien.Situasi : Baik OS dapat membedakan suasana di rumah

    sakit dan tempat lain.3

    4

    Sikap/Tingkah laku

    Penampilan/rawat

    diri

    Kooperatif dan perilaku

    halusinasiSedikit kucel

    Kooperatif : Dapat diajak bicara. Terkadang

    tersenyum-senyum sendiri memandangkearah lain.

    Pasien mandi 1 x sehari. Tidak memakai

    perhiasan.5 Roman muka Eutimik OS memperlihatkan mimik yang cukup6 Afek inappropriate Os menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai.

    Menceritakan semua orang tidak

    menyukainya sambil tersenyum-senyum dan

    meringis.

    7

    Pikiran

    a. Bentuk pikiran :

    nonrealistik

    Apa yang diucapkan pasien tidak sesuai

    dengan kenyataan (ada waham)b. Progresi pikirKuantitatif: cukup

    bicara

    OS menjawab seperlunya jika ditanya.

    Tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya

    dengan orang lain.Kualitatif :

    relevan dankoheren

    OS dapat dipahami bicaranya

    c. Isi Pikirwaham paranoid Pasien merasa banyak orang yang

    mengganggu dan menggusik kehidupannya.

    merasa yakin semua orang tidak menyukai

    pasien dan ingin menyakiti pasien.

    14

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    15/28

    8 Hubungan Jiwa Baik Mudah dibina hubunganya dengan

    pemeriksa9 Perhatian Mudah ditarik mudah

    dicantum

    OS mau menjawab bila ditanya dan jawaban

    OS dapat dimengerti10

    Persepsi

    Halusinasi :

    - Halusinasi auditorik (+)

    - Halusinasi visual (+)

    OS sering mendengar bisikan-bisikan di

    telinganya mengatakan bahwa semua orang

    tidak menyukai pasien, tetapi bisikan itu

    tidak ada wujudnya.

    OS pernah sering melihat bayangan-

    bayangan yang tidak jelasIdea of reference (+) OS merasa semua orang tidak menyukainya

    11 Insight Derajat 4 OS menyadari bahwa dirinya sakit danbutuh bantuan namun tidak menyadari

    penyebab penyakitnya

    3.2.2. Mood dan Interest

    Depresi

    o Tidak ada

    Kecemasan

    o Tidak ada

    Paranoid

    o Merasa terancam ()

    Iritabilitas/Sensitivitas

    o Tidak ada3.2.3. Gangguan Intelegensi Sesuai Umur / Pendidikan

    Tidak ada

    3.2.4. Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan

    - jika melihat seorang laki-laki, maka pasien akan melihat laki-

    laki itu terus.

    3.3. Hasil Pemeriksaan Psikologis

    3.3.1. Kepribadian

    15

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    16/28

    Introvert

    3.3.2. IQ

    Tidak dapat dilakukan tes.

    3.3.3. Lain-Lain

    Tidak ada.

    4. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA

    4.1. Tanda-Tanda (Sign)

    a. Penampilan

    Sikap baik, pakaian biasa, pasien tidak seperti orang sakit.

    b. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorCara berjalan biasa, gerakan tubuh biasa dan dapat

    mengangkat benda.

    c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas)

    Kualitas : Koheren, relevan

    Kuantitas : bicara cukup

    4.2. Gejala (Simtom)

    a. Pasien berhalusinasi auditorik (Pasien merasa banyak orang yang

    mengganggu dan menggusik kehidupannya. merasa yakin semua

    orang tidak menyukai pasien dan ingin menyakiti pasien).

    b. Halusinasi visual (melihat bayangan-bayangan yang tidak jelas)

    c. Waham paranoid (merasa akan disakiti).

    d. Perilaku aneh : sering tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba

    menangis sendiri.e. Bentuk pikir tidak realistik

    f. Mudah ditarik mudah dicantum.

    g. Orientasi orang baik, waktu baik, tempat baik, situasi baik

    4.3. Kumpulan Gejala (Sindrom)

    Pada saat anamnesis, pasien terlihat lebih tenang dan dapat bercerita

    tentang dirinya namun kadang perilaku halusinasi masih ada seperti

    16

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    17/28

    melihat ke arah lain dan tersenyum sendiri, berikut ini kumpulan gejala

    yang diperoleh dari anamnesis denga pasien :

    - Halusinasi yang menetap yang terjadi selama bertahun-tahun dan terus

    menerus

    - Adanya waham yang meyakinkan pasien jika ia akan disakiti.

    - Pasien merasa sering dijadikan bahan pembicaraan oleh tetangga.

    - Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

    keseluruhan dari berbagai aspek perilaku perorangan, bermanifestasi

    sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri

    dan penarikan diri dari sosial.

    Kumpulan gejala ini merupakan syarat seseorang menderita skizofreniamenurut PPDGJ III.

    5. DIAGNOSIS BANDING

    - F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif

    6. PEMBAHASAN

    Pedoman menurut DSM IV

    DSM-IV mempunyai kriteria diagnosis resmi dari American Psychiatric

    Association untuk skizofrenia. Kriteria diagnosis DSM-IV sebagian besar

    tidak berubah dari DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R), walaupun

    DSM-IV menawarkan lebih banyak pilihan bagi klinisi dan lebih deskriptif

    terhadap situasi klinis yang aktual.

    a) Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan

    untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (ataukurang jika diobati dengan berhasil):

    1. Waham

    2. Halusinasi

    3. Bicara terdisorganisasi (misalnya, sering menyimpang atau

    inkoheren)

    4. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas

    17

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    18/28

    5. Gejala negatif, yaitu, pendataran afektif, alogia, atau tidak ada

    kemauan (avolition)

    Catatan: hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham

    adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus-menerus

    mengkomentari perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih

    suara yang saling bercakap satu sama lainnya.

    b) Disfungsi sosial atau pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna

    sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan,

    hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah

    tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-

    anak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaianinterpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).

    c) Durasi: tanda gangguan menetap terus-menerus menetap selama

    sekurangnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1

    bulan gejala (atau kurang jika diobati dengan berhasil) yang memenuhi

    kriteria A (yaitu, gejala fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala

    prodormal atau residual. Selama periode prodormal atau residual, tanda

    gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif atau duaatau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang

    diperlemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang

    tidak lazim).

    d) Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood: Gangguan

    skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan

    karena:

    1. Tidak ada episode depresif berat, manik, atau campuran yang telahterjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif; atau

    2. Jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi

    totalnya adalah relatif singkat dibanhdingkan durasi periode aktif

    dan residual.

    e) Penyingkiran zat/kondisi medis umum: Gangguan tidak disebabkan

    oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang salah

    digunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

    18

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    19/28

    f) Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif: jika terdapat

    riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan

    pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika

    waham atau halusinasi yang menonjol juga ditemukan untuk

    sekurangnya 1 bulan (atau kurang jika diobati secara berhasil).

    Klasifikasi perjalanan penyakit longitudinal (dapat diterapkan hanya

    setelah sekurangnya 1 tahun lewat sejak onset awal gejala fase aktif):

    - Episodik dengan gejala residual interepisode (episode didefinisikan

    oleh timbulnya kembali gejala psikotik yang menonjol); juga

    disebutkan jika dengan gejala negatif yang menonjol- Episodik tanpa gejala residual interepisodik

    - Kontinu (gejala psikotik yang menonjol ditemukan di seluruh periode

    obsernasi); juga disebutkan jika dengan gejala negatif yang menonjol

    - Episode tunggal dalam remisi parsial; juga disebutkan jika dengan

    gejala negatif yang menonjol

    - Episode tunggal dalam remisi penuh

    - Pola lain atau tidak ditemukan

    Pedoman menurut PPDGJ III

    Dalam PPDGJ III Dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis

    skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jalas

    (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala=gejala itu kurang tajam atau

    jelas).

    1. Salah satu dari:- thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

    bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,

    walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau

    - thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar

    masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil

    keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

    19

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    20/28

    - thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga

    orang lain atau umum mengetahuinya;

    2. Salah satu dari:

    - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan

    oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

    - delusion of influence : waham tentang dirinya

    dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

    - delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak

    berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; atau

    (tentang dirinya : secara jelas merujuk ke pergerakan

    tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, ataupenginderaan khusus;

    - delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,

    yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat

    mistik atau mukjizat;

    3. Halusinasi auditorik:

    - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

    terhadap perilaku pasien, atau- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri

    (diantara berbagai suara yang berbicara), atau

    - Jenis suara halusinasi lain yang berasala dari salah satu bagian

    tubuh

    4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut

    budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,

    misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, ataukekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu

    mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing

    dari dunia lain).

    Atau paling sedikit dua gejala ini yang harus selalu ada secara

    jelas:

    5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila

    disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang

    20

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    21/28

    setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

    disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap,

    atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

    berbulan-bulan terus-menerus;

    6. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami

    sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau

    pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

    7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah

    (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas

    cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

    8. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicarayang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak

    wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial

    dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

    tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

    Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun

    waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

    prodormal); Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal

    behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

    berbuat sesuatau, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan

    penarikan diri secara sosial.

    Menurut saya pasien ini menderita skizofrenia paranoid, karena :

    Skizofrenia paranoid (F 20.0)

    -

    Gejala utama : waham primer + sekunder & halusinasi- Kepribadian sebelum sakit : skizoid suka menyendiri; pendiam; cenderung

    menghindar terhadap aktivitas-aktivitas sosial yang melibatkan kontak

    atau interaksi dengan orang-orang; tidak memiliki ketertarikan untuk

    menjalin hubungan dekat dengan orang sekitar, bahkan dengan

    keluarganya sendiri; tidak menunjukkan ekspresi emosi yang biasanya

    seperti orang nornal pada umumnya (cenderung bersikap dingin).

    (Medline, mayoclinic)

    21

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    22/28

    Gejala utamanya adalah adanya delusi persecusion dan grandeur, dimana

    individu merasa dikejar-kejar. Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu

    ditanggapi secara sensitif dan egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat

    buruk kepadanya. Oleh karena itu, sikapnya terhadap orang lain agresif.

    Delusi tersebut diperkuat oleh halusinasi penglihatan dan pendengaran,

    misalnya terlihat wajah-wajah yang menakutkan, terdengar suara

    mengancam, dan sebagainya sehingga timbul reaksi menyerang atau agresi

    karena terganggu. Hal-hal tersebut juga bisa mendorong penderita untuk

    membunuh orang lain atau sebaliknya bunuh diri, sebagai usahanya untuk

    menghindari delusi persecusion Terdapat kecenderungan homoseksualitas,dimana penderita laki-laki akan mengancam laki-laki dan penderita

    perempuan akan mengancam perempuan. Adanya delusion of grendeur dapat

    menimbulkan delusion of persecusion, dimana individu menganggap orang

    lain cemburu kepada kepintarannya, kekayaannya, kepopulerannya,

    kecantikannya, kedudukan sosialnya, dan sebagainya. Pada penderita timbul

    "Ideas of Reference", yaitu terjadi percampuran antara waham dan halusinasi

    dengan kecenderungan untuk memberikan impresi/nuansa pribadi terhadapsegala kejadian yang dialaminya. Misalnya, suara klakson mobil di jalan

    depan rumah, dianggapnya sebagai terompet tanda penyerbuan terhadap

    dirinya segera akan dimulai.

    Pedoman Diagnostik

    Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

    Sebagai tambahan :

    Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol; Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

    memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk

    verbal berupa bunyi pluit, mendengung atau tawa

    Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

    seksual

    22

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    23/28

    Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

    dikendalikan, dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang

    dikejar-kejar

    Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,

    serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol

    Gangguan Skizoafektif

    Pedoman Diagnostik

    Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala

    definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol

    pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari

    yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan

    bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi

    kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

    Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia

    dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.

    Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah

    mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (DepresiPasca-skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif

    berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupundepresif (F25.1) atau

    campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua

    episode skizoafektif terselip diantara episode manic dan depresif (F30-

    F33)

    Skizoafektif tipe depresif (F25.1)

    Pedoman diagnostik Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif

    yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di

    dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.

    Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik

    depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian

    untuk episode depresif (F 32)

    23

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    24/28

    Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik

    lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk

    skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).

    Untuk diagnosis banding F20.0 meskipun pasien memenuhi untuk

    didiagnosis ini tetapi onset munculnya saat masih dewasa muda dan waham

    paranoid tidak begitu muncul pada pasien ini, jadi diagnosis F20.0 bisa

    disingkirkan.

    Untuk diagnosis banding F25.1 afek depresif pada pasien ini tidak begitu

    menonjol sehingga tidak dapat memenuhi kriteria ini.

    7. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

    7.1. Pemeriksaan Psikologi

    7.2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, EKG, EEG, CT Scan)

    Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak mnunjukkan gejala-

    gejala patologik pada organ.

    8. DIAGNOSIS

    AKSIS I : (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)

    F20.0 Skizofrenia paranoid

    AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)

    Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

    AKSIS III (Kondisi Medik Umum)

    24

    Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain :

    Psikoterapi individual

    o Terapi suportif

    o Sosial skill training

    o Terapi okupasi

    o Terapi kognitif dan perilaku (CBT)

    Psikoterapi kelompok

    Psikoterapi keluarga

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    25/28

    Tidak ditemukan kelainan organik

    AKSIS IV (Stressor Psikososial)

    Stressor psikososisal yang ada pada pasien: dikecewakan pasangan.

    AKSIS V (Fungsi Sosial)

    60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

    9. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN

    Farmakoterapi

    - Risperidone 2 x 2 mg

    - Triheksiphenidil 2 x 2 mg

    Psikoterapio Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien

    untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya supaya pasien merasa

    lega.

    o Konselling : memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien

    mengenai penyakitnya dan cara menghadapinya agar pasien

    mengetahui kondisi dirinya.

    o Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada keluargapasien dan orang sekitar agar member dukungan kepada pasien.

    Dukungan moral dan suasana kondusif sehingga membantu proses

    penyembuhan.

    10. PROGNOSIS

    Indikator Pada Pasien Prognosis

    25

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    26/28

    FAKTORPR

    EMORBID1.

    Faktor kepribadian

    2.

    Faktor genetik

    3.

    Pola asuh

    4.

    Faktor organik

    5.

    Dukungan keluarga

    6.

    Sosioekonomi

    7.

    Faktor pencetus

    8.

    status perkawinan

    9.

    Kegiatan spiritual

    Tertutup

    Tidak ada

    demokratis

    tidak ada

    Ada

    Ekonomi kurang

    Ada

    Lajang

    Kurang

    Jelek

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Jelek

    Jelek

    -

    Jelek

    26

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    27/28

    FAKTO

    RMORBID10.

    Onset usia

    11.

    Perjalanan penyakit

    12.

    Jenis penyakit

    13.

    Respon terhadap terapi

    14.

    Riwayat disiplin minum

    obat

    15.

    Riwayat disiplin kontrol

    16.

    Riwayat peningkatan

    gejala

    17.

    Beraktivitas

    Dewasa muda

    Kronik

    psikotik

    Jelek

    Baik

    Baik

    Tidak

    Statis

    Jelek

    Jelek

    Jelek

    Jelek

    baik

    Baik

    Baik

    Jelek

    Kesimpulan prognosis: Dubia

    11. RENCANA FOLLOW UP

    Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta

    efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang

    diberikan.Pastikan pasien mendapat psikoterapi.

    LONG CASE ILMU KEDOKTERAN JIWA

    Disusun Untuk MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

    Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

    27

  • 7/29/2019 Ujian Jiwa Suci

    28/28

    Diajukan kepada :dr. Vista Nurasti P,M.Kes., Sp. KJ

    Co-ass :Suci Nuraannisa Yusuf, S.Ked

    20070310026

    SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

    RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2012