Ujian Jiwa Suci
-
Upload
suci-nurannisa-yusuf -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of Ujian Jiwa Suci
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
1/28
STATUS PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Alamat : Soropadan Tirtomulyo Kretek BantulNo. RM : 423645
Tanggal terakhir ke rumah sakit : 19 September 2012
2. ALLOANAMNESIS
Diperoleh
dari
1 (21 September
2012)
2 (26
September
2012)
3 (26
September
2012)
Nama Ibu H Ibu x Ibu xxUmur 69 tahun Tidak ada data Tidak ada data
Jenis kelamin Perempuan Perempuan perempuanAlamat Kretek, Bantul Kretek, Bantul Kretek, Bantul
Pekerjaan Bertani Tidak ada data Tidak ada dataPendidikan SD Tidak ada data Tidak ada dataHubungan Ibu Adik ipar Tetangga
Lama Kenal
Sejak pasien masih
dalam kandungan 3 tahun
tidak ada data
Sifat
PerkenalanDekat
Tidak begitu
dekat
Tidak begitu
dekatTempat
WawancaraRumah pasien Rumah pasien
Rumah pasien
2.1. Sebab ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)
Pasien diwakilkan adiknya datang ke rumah sakit karena obat habis
dan ingin meminta obat. Menurut penuturan adiknya pasien masih takut
1
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
2/28
terhadap orang lain.
2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)
Tanggal 21 September 2012 (13:30 WIB)
Alloanamnesis 1
Pada tahun 1992 pasien merantau ke Jakarta untuk bekerja di
pabrik kaos tangan di Jakarta, pasien pergi ke Jakarta. Di Jakarta pasien
berkenalan dengan pemuda sebayanya yang kebetulan asli Yogyakarta
juga, kemudian pasien menjalin hubungan dengan si pemuda tersebut.
Setelah lama berhubungan pada tahun 1997 pemuda tersebut menjanjikan
kepada pasien untuk menikahinya, namun pemuda tersebut tidak menepatijanjinya, pemuda tersebut malah menikah dengan wanita lain, dan
memutuskan hubungan secara sepihak dengan pasien. Pasien merasa
dikecewakan dan ditipu dibohongi karena selain itu juga selama pemuda
tersebut berpacaran dengan pasien uang hasil pasien bekerja sering
dimintai dan dihabiskan oleh pacar tersebut. Kemudian pada tahun 1997
pasien memutuskan pulang kampung dengan alasan tidak ingin bekerja
lagi di Jakarta dan memutuskan untuk tinggal dengan ibu nya danmenceritakan kejadian ditinggalkan oleh teman dekat pasien, pasien
menceritakan kepada ibunya kalau temannya hanya memanfaatkan uang
hasil kerja pasien sampai habis tanpa sisa setelah itu meninggalkan pasien
dan menikahi orang lain. Semenjak pulang dari Jakarta itulah ibu pasien
sering menemukan tingkah yang ganjil pada diri pasien seperti tampak
murung, sering tiba-tiba menangis sendiri, menyendiri dirumah. Semakin
hari gejalanya semakin bertambah parah, pasien sering tertawa dantersenyum sendiri, sering mengamuk, gampang marah, mudah teringgung,
takut terhadap orang yang berkunjung, merasa tetangga sekitar
membicarakan dirinya dan merasa semua orang tidak menyukai pasien dan
akan menyakiti pasien.
Mengetahui anaknya semakin hari semakin bertambah parah, tahun
1998 keluarga dan tetangga menyarankan untuk membawa pasien ke
grasia, di grasia pasien mondok 3x, pernah sekali mondok sampai 90 hari,
2
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
3/28
dan pernah mondok di Puri Nirmala selama 2 minggu. Setelah itu pasien
rutin berobat jalan d RS Grasia. Selama berobat rutin tersebut pasien
menunjukan sedikit perbaikan hanya saja tertawa sendiri, menangis tiba-
tiba, takut terhadap orang lain masih belum hilang dari pasien. Sampai
pada akhirnya tahun 2010 pasien berobat jalan di RSPS sampai sekarang
ini.
Autoanamnesis
Pasien menceritakan dulu bekerja di Jakarta di pabrik garmen,
kemudian tahun 1997 pulang kampung karena merasa orang-orang
ditempat dia bekerja tidak menyukai pasien. Pasien mengatakan
dirumahnya tidak punya apa-apa, makan saja hanya cukup 1 kali. Pasienmengatakan mandi sehari 1 kali karena alasan dingin. Pasien hanya
dirumah karena tetangga-tetangga sekitar tidak menyukai pasien, pasien
mengakui sering mendapat bisikan-bisikan tanpa wujud yang mengatakan
bahwa semua orang akan menyakiti pasien, tidak menyukai pasien dan
tetangga-tetangga membicarakan pasien. Pasien sering melihat sekelebat
bayangan-bayangan yang tidak jelas ketika pasien sedang sendiri. Pasien
mengatakan bisa tidur kalau minum obat, obat diminum rutin. Dirumahpasien membantu menyapu saja. Pasien mengatakan sering menangis dan
marah-marah karena ada yang membisiki semua orang tidak menyukainya
dan akan menyakiti pasien.
Tanggal 26 September 2012 (15:00 WIB)
Alloanamnesis 2
Ny.Anonim mengenal pasien baru 3 tahun. Menurut penuturan
narasumber, pasien dirumah masih sering tersenyum sendiri, kadangdikamar menangis tanpa sebab. Dan masih ketakutan terhadap orang lain.
Pasien tidak pernah berniat mencelakakan orang lain, justru takut terhadap
orang lain. Obat yang diminum rutin. Dirumah membantu menyapu-nyapu
rumah. Ketika ditanyakan jadwal makan, narasumber mengatakan pasien
makan 3 kali sehari. Dirumah banyak persediaan beras, dan untuk makan
sehari-hari masih tercukupi.
Alloanamnesis 3
3
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
4/28
Narasumber mengatakan pasien jarang keluar rumah, bahkan
bersosialisasi dengan tetangga sudah tidak pernah. Dulu sebelum
berangkat ke Jakarta pasien tidak pernah seperti ini. Dulu pasien sering
mengikuti kegiatan kampung, ikut arisan, kegiatan kebersihan dan lain-
lain meskipun sedikit pemalu dan pendiam.
Autoanamnesis
Pasien mengatakan masih rutin minum obat, mandi sekali sehari.
Masih mengatakan keluarga tidak punya makanan untuk sore hari karena
tidak punya uang. Pasien mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan
tanpa wujud yang mengatakan semua orang tidak menyukai pasien dan
bayangan-banyangan tidak jelas. Ketika anamnesis pasien terkadangmeringis sendiri dan melihat ke arah lain, ketika ditanya kenapa meringis
apakah ada yang membisiki atau melihat sesuatu pasien hanya menjawab
tidak ada apa-apa. Kunjungan kedua pasien terlihat sedikit kumal daripada
kunjungan pertama, dan gejala-gejala psikotik pasien lebih terlihat pada
kunjungan kedua dari pada kunjungan pertama.
2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi
Sosial dan Kemandirian)
Sistem Saraf : nyeri kepala (-), demam (-)
Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), edem kaki (-), jantung berdebar
debar (-)
Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek(-)
Sistem Digestiva : BAB normal, mual (-), muntah (-), diare (-),
sulit makan (-), Sakit perut (-)Sistem Urogenital : BAK normal
Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-),
biru-biru (-)
Sistem Muskuloskeletal : edema (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),
nyeri otot (-), kelemahan otot (-).
4
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
5/28
Secara organik, tidak terdapat kelainan di sistem saraf, sistem
kardiovaskuler dan sistem respirasi. Pasien mengalami hambatan dalam
fungsi sosial.
2.4. Grafik Perjalanan Penyakit
Gejala Klinis
Mental Health Line/Time
1997 1998 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Fungsi Peran
2.5. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu
2.5.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit
Faktor Organik
Panas, kejang, dan trauma fisik sebelum mengalami gangguan
di sangkal oleh narasumber.
Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)
Pasien merasa tertekan dan stres karena ditipu oleh pacarnya,
dibohongi dan hanya dimanfaatkan.
Faktor PredisposisiPenyakit herediter disangkal oleh narasumber.
Faktor Presipitasi
Dari penuturan alloanamnesis ibu pasien, pasien mengalami
kelainan sejak pasien pulang dari Jakarta dan ditipu oleh seorang laki-
laki. Sejak saat itu pasien mulai memperlihatkan gejala gejala
gangguan jiwa seperti takut kepada orang yang berkunjung, suka
marah-marah, menangis sendiri, tertawa sendiri, mendengar bisikan-
5
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
6/28
bisikan tetapi tanpa wujud dan melihat bayangan.
2.5.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyaki
serupa.
Riwayat Sakit Berat/Opname
Alloanamnesis 1
- Pernah dirawat di RSJ. Grasia mondok 3 kali sebelum
rawat jalan rutin di RS Panembahan Senopati.
- Pernah dirawat di puri nirmala 2 minggu
2.6. Riwayat Keluarga
2.6.1. Pola Asuh Keluarga
o Alloanamnesis 1
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Keluarga
memiliki pola asuh yang cukup baik. Setiap kali menentukan pendapat
selalu dibicarakan terlebuh dahulu. Akan tetapi, pasien jarang bercerita
tentang masalahnya. Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada perilaku
keras atau kasar yang diberikan oleh keluarga kepada anak-anak termasuk
pasien.
2.6.2. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil alloanamnesis dengan ibu pasien, beliau mengatakan
keluarga tidak ada yang memiliki kelainan serupa dengan pasien.
2.6.3. Silsilah Keluarga
Dari hasil alloanamnesis dengan ibu , kami hanya dapat informasisilsilah keluarga dimulai dari kakek nenek.
6
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
7/28
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
8/28
tahun. Saat berumur 2 tahun pasien sering bermain di tempat tetangganya.
Tumbuh kembang seperti anak-anak pada umumnya.
2.7.4. Riwayat Pendidikan
SD : lulus dengan baik
SLTP : lulus dengan baik
SMEA : lulus dengan baik
2.7.5. Riwayat Pekerjaan :
Setelah lulus sekolah SMEA, Nn. M bekerja sebagai pelayan
sebuah toko besar di Yogjakarta. Setelah itu pasien sempat bekerja sebagai
buruh karyawan kaos tangan di Jakarta. Saat ini Nn. M hanya dirumah
membantu orang tua saja.
2.7.6. Riwayat Perkembangan Seksual
Seingat pasien dan ibu pasien, pasien mengalami menstruasi kelas
1 SMP. Pasien mulai tertarik dengan lawan jenis sejak SMP dengan teman
sekelasnya.
2.7.7. Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual
Agama Islam
Tidak menjalankan sholat
Kecenderungan ke arah fanatisme agama disangkal
2.7.8. Riwayat Perkawinan :
Belum pernah menikah
2.7.9. Riwayat Kehidupan Emosional (Riwayat Kepribadian
Premorbid)
Pendiam
Tidak pernah marah-marah
Cenderung tertutup.
2.7.10. Hubungan Sosial
Menurut penjelasan dari ibu pasien hubungan sosialNn. M
dengan teman-temannya pada saat di bangku sekolah baik. Begitu juga
hubungan pasien dengan tetangga tempat tinggal juga baik. Dulu
8
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
9/28
sebelum sakit, pasien sering ikut acara arisan dan ikut acara-acara
dikampungya. Tetapi setelah pasien sakit, pasien jarang pergi keluar
rumah, arisan atau ikut acara-acara lainnya. Pasien hanya keluar rumah
untuk pergi kewarung saja.
2.7.11. Kebiasaan
Ibu pasien mengatakan bahwa sebelum pasien mengalami
gangguan jiwa, pasien biasa saja (pendiam, dan tidak suka marah-marah)
namun sejak sepulang dari Jakarta dan dibohongi pacarnya pasien jadi
seperti orang tertekan. Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah merokok,
tidak minum alkohol, tetapi pasien suka meminum jamu keliling.
Menurut tetangga, kebiasaan pasien dulu baik, tak suka marah. Namunsetelah sakit, pasien jadi sering bicara sendiri, tertawa sendiri, dan
murung dan jarang bermain ke rumah tetangga.
2.7.12. Status Sosial Ekonomi :
Keluarga Ny.M bisa dibilang merupakan keluarga yang kurang
mampu. Sumber penghidupannya didapat dari uang hasil kerja orang tua
yang hanya buruh tani di sawah tetangganya. Rumah pasien terdiri dari 3
kamar tidur, satu kamar mandi diluar rumah, satu ruang tamu, dan satudapur serta ruang makan. Dinding terbuat dari tembok, lantai hanya dari
semen saja, atap rumah tanpa eternit masih genteng merah saja. Rumah
tampak kotor, banyak debu, disamping rumah terdapat kandang sapi
isinya 1 ekor sapi.
2.7.13. Riwayat Khusus
Pengalaman militer (-)
Urusan dengan polisi (-)2.8. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis
Alloanamnesis 1 : dapat dipercaya
Alloanamnesis 2 : dapat dipercaya
Alloanamnesis 3 : dapat dipercaya
2.9. Kesimpulan Alloanamnesis
Sejak sepulang tahun 1997 Nn. M dari Jakarta, Nn. M mulai
berperilaku tidak seperti biasanya, beliau sering menangis, berdiam diri,
9
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
10/28
tertawa sendiri, murung, mendengar bisikan-bisikan tanpa wujud,
melihat bayangan yang orang lain tidak dapat melihat, dan merasa takut
saat ada orang yang berkunjung ke rumah Nn. M, merasa semua orang
tidak menyukai pasien, merasa tetangga membicarakan pasien dan
bisikan itu mengatakan orang-orang akan menyakiti paisen. Pasien
pernah mondok di RS Grasia 3 kali dan berobat jalan di sana sampai
akhirnya tahun 2010 berobat jalan ke RSPS. Selama kurun waktu
tersebut pasien berobat rutin, gejala-gelaja sedikit berkurang, emosi
pasien bisa dikontrol, namun bisikan, bayangan, menangis sendiri,
tersenyum-senyum dan meringis sendiri masih terdapat pada pasien.
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Status Praesens
3.1.1. Status Internus
Tanggal Pemeriksaan: 21 September 2012
Keadaan Umum : Compos Mentis
Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan.
Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg.
- Nadi : 92 x/menit.
- Respirasi : 18 x/menit.
- Suhu : 36,3 C
Kepala :
- Inspeksi wajah : tidak ditemikan adanya kelainan
- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher :
- Inspeksi : leher tampak bersih.
- JVP : tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax
- Sistem Kardiovaskuler : S1-S2 reguler
10
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
11/28
- Sistem Respirasi : wheezing (-), RBK (-), vesikuler
(+)
Abdomen
Sistem Gastrointestinal : bising usus (+), NT (-)
Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan
Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan
Kelainan Khusus: (-)
Kesan Status Internus : Dalam batas normal, meskipun
ada beberapa pemeriksaan tidak
dilakukan karena tidak tersedianya
tempat untuk pemeriksaan.
3.1.2. Status Neurologis
Kepala dan Leher : Dalam batas normal
Tanda Meningeal : (-)
Nervi Kranialis : tidak dilakukan.
Kekuatan Motorik : Dalam batas normal
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi Saraf Vegetatif : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis : tidak dilakukan
Refleks Patologis : Hoffman-Trommner (-) Gerakan Abnormal : (-)
Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: (-)
Kesan Status Neurologis : kesan umum tidak ditemukan
kelainan neurologis.
3.2. Status Psikiatri
11
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
12/28
Tanggal Pemeriksaan: 21 September 2012 (13:30 WIB)
3.2.1. Kesan Umum
Tampak gangguan jiwa
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1 Kesadaran Kuantitatif : GCS =
E4V5M6
Kualitatif : Compos mentis
OS sadar penuh tanpa rangsang apapun
dapat diajak berkomunikasi
2 Orientasi
Orang : Baik OS dapat mengenal orang dengan baik
Misalnya: tahu anak kecil di rumah itu
keponakannya. Bisa menyebutkan nama dan
umur keponakannya.Waktu : Baik OS dapat membedakan waktu pagi, siang,
sore dan malam, mengenal tanggal penting
dalam hidupnya, mengatakan mandi terakhir
pagi tadi.Tempat : Baik OS mengetahui dimana sekarang ia berada.
Misalnya: masih ingat dimana tempatkerjanya dahulu.
Situasi : Baik OS dapat membedakan suasana di rumah
sakit dan tempat lain.3
4
Sikap/Tingkah laku
Penampilan/rawat
diri
Kooperatif
Cukup
Kooperatif : Dapat diajak bicara
Pasien mandi 1 x sehari. Tidak memakai
perhiasan.5 Roman muka Eutimik OS memperlihatkan mimik yang cukup6 Afek inappropriate Os menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai.
Menceritakan semua orang tidak
menyukainya sambil tersenyum-senyum.7
Pikiran
a. Bentuk pikiran :
nonrealistik
Apa yang diucapkan pasien tidak sesuai
dengan kenyataan (ada waham)b. Progresi pikirKuantitatif: cukup
bicara
OS menjawab seperlunya jika ditanya.
Tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya
dengan orang lain.
Kualitatif : OS dapat dipahami bicaranya
12
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
13/28
relevan dan
koheren
c. Isi Pikir
waham paranoid
Pasien merasa banyak orang yang
mengganggu dan menggusik kehidupannya.
merasa yakin semua orang tidak menyukai
pasien dan ingin menyakiti pasien.8 Hubungan Jiwa Baik Mudah dibina hubunganya dengan
pemeriksa9 Perhatian Mudah ditarik mudah
dicantum
OS mau menjawab bila ditanya dan jawaban
OS dapat dimengerti10
Persepsi
Halusinasi :
- Halusinasi auditorik (+)
- Halusinasi visual (+)
OS sering mendengar bisikan-bisikan dari
telinganya mengatakan bahwa semua orang
tidak menyukai pasien, tetapi bisikan itu
tidak ada wujudnya.
OS pernah sering melihat bayangan-
bayangan yang tidak jelasIdea of reference (+) OS merasa semua orang tidak menyukainya
11 Insight Derajat 4 OS menyadari bahwa dirinya sakit dan
butuh bantuan namun tidak menyadari
penyebab penyakitnya
Tanggal Pemeriksaan: 26 September 2012 (15:00 WIB)
Kesan Umum
Tampak gangguan jiwa
No Status Psikiatri Hasil Keterangan
1 Kesadaran Kuantitatif : GCS =
E4V5M6
Kualitatif : Compos mentis
OS sadar penuh tanpa rangsang apapun
dapat diajak berkomunikasi
2 Orientasi Orang : Baik OS dapat mengenal orang dengan baik
Misalnya: tahu dan mengenal pemeriksa
13
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
14/28
sebagai dokter dari RSPS
Waktu : Baik OS dapat membedakan waktu pagi, siang,
sore dan malam, mengenal tanggal penting
dalam hidupnya, mengatakan mandi terakhirpagi tadi dan makan terakhir tadi pagi.
Tempat : Baik OS mengetahui dimana sekarang ia berada.
Misalnya: dapat mengambilkan obat rutin
pasien.Situasi : Baik OS dapat membedakan suasana di rumah
sakit dan tempat lain.3
4
Sikap/Tingkah laku
Penampilan/rawat
diri
Kooperatif dan perilaku
halusinasiSedikit kucel
Kooperatif : Dapat diajak bicara. Terkadang
tersenyum-senyum sendiri memandangkearah lain.
Pasien mandi 1 x sehari. Tidak memakai
perhiasan.5 Roman muka Eutimik OS memperlihatkan mimik yang cukup6 Afek inappropriate Os menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai.
Menceritakan semua orang tidak
menyukainya sambil tersenyum-senyum dan
meringis.
7
Pikiran
a. Bentuk pikiran :
nonrealistik
Apa yang diucapkan pasien tidak sesuai
dengan kenyataan (ada waham)b. Progresi pikirKuantitatif: cukup
bicara
OS menjawab seperlunya jika ditanya.
Tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya
dengan orang lain.Kualitatif :
relevan dankoheren
OS dapat dipahami bicaranya
c. Isi Pikirwaham paranoid Pasien merasa banyak orang yang
mengganggu dan menggusik kehidupannya.
merasa yakin semua orang tidak menyukai
pasien dan ingin menyakiti pasien.
14
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
15/28
8 Hubungan Jiwa Baik Mudah dibina hubunganya dengan
pemeriksa9 Perhatian Mudah ditarik mudah
dicantum
OS mau menjawab bila ditanya dan jawaban
OS dapat dimengerti10
Persepsi
Halusinasi :
- Halusinasi auditorik (+)
- Halusinasi visual (+)
OS sering mendengar bisikan-bisikan di
telinganya mengatakan bahwa semua orang
tidak menyukai pasien, tetapi bisikan itu
tidak ada wujudnya.
OS pernah sering melihat bayangan-
bayangan yang tidak jelasIdea of reference (+) OS merasa semua orang tidak menyukainya
11 Insight Derajat 4 OS menyadari bahwa dirinya sakit danbutuh bantuan namun tidak menyadari
penyebab penyakitnya
3.2.2. Mood dan Interest
Depresi
o Tidak ada
Kecemasan
o Tidak ada
Paranoid
o Merasa terancam ()
Iritabilitas/Sensitivitas
o Tidak ada3.2.3. Gangguan Intelegensi Sesuai Umur / Pendidikan
Tidak ada
3.2.4. Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan
- jika melihat seorang laki-laki, maka pasien akan melihat laki-
laki itu terus.
3.3. Hasil Pemeriksaan Psikologis
3.3.1. Kepribadian
15
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
16/28
Introvert
3.3.2. IQ
Tidak dapat dilakukan tes.
3.3.3. Lain-Lain
Tidak ada.
4. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA
4.1. Tanda-Tanda (Sign)
a. Penampilan
Sikap baik, pakaian biasa, pasien tidak seperti orang sakit.
b. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorCara berjalan biasa, gerakan tubuh biasa dan dapat
mengangkat benda.
c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas)
Kualitas : Koheren, relevan
Kuantitas : bicara cukup
4.2. Gejala (Simtom)
a. Pasien berhalusinasi auditorik (Pasien merasa banyak orang yang
mengganggu dan menggusik kehidupannya. merasa yakin semua
orang tidak menyukai pasien dan ingin menyakiti pasien).
b. Halusinasi visual (melihat bayangan-bayangan yang tidak jelas)
c. Waham paranoid (merasa akan disakiti).
d. Perilaku aneh : sering tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba
menangis sendiri.e. Bentuk pikir tidak realistik
f. Mudah ditarik mudah dicantum.
g. Orientasi orang baik, waktu baik, tempat baik, situasi baik
4.3. Kumpulan Gejala (Sindrom)
Pada saat anamnesis, pasien terlihat lebih tenang dan dapat bercerita
tentang dirinya namun kadang perilaku halusinasi masih ada seperti
16
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
17/28
melihat ke arah lain dan tersenyum sendiri, berikut ini kumpulan gejala
yang diperoleh dari anamnesis denga pasien :
- Halusinasi yang menetap yang terjadi selama bertahun-tahun dan terus
menerus
- Adanya waham yang meyakinkan pasien jika ia akan disakiti.
- Pasien merasa sering dijadikan bahan pembicaraan oleh tetangga.
- Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari berbagai aspek perilaku perorangan, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri
dan penarikan diri dari sosial.
Kumpulan gejala ini merupakan syarat seseorang menderita skizofreniamenurut PPDGJ III.
5. DIAGNOSIS BANDING
- F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
6. PEMBAHASAN
Pedoman menurut DSM IV
DSM-IV mempunyai kriteria diagnosis resmi dari American Psychiatric
Association untuk skizofrenia. Kriteria diagnosis DSM-IV sebagian besar
tidak berubah dari DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R), walaupun
DSM-IV menawarkan lebih banyak pilihan bagi klinisi dan lebih deskriptif
terhadap situasi klinis yang aktual.
a) Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan
untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (ataukurang jika diobati dengan berhasil):
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara terdisorganisasi (misalnya, sering menyimpang atau
inkoheren)
4. Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
17
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
18/28
5. Gejala negatif, yaitu, pendataran afektif, alogia, atau tidak ada
kemauan (avolition)
Catatan: hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham
adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus-menerus
mengkomentari perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih
suara yang saling bercakap satu sama lainnya.
b) Disfungsi sosial atau pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna
sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan,
hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah
tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-
anak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaianinterpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).
c) Durasi: tanda gangguan menetap terus-menerus menetap selama
sekurangnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1
bulan gejala (atau kurang jika diobati dengan berhasil) yang memenuhi
kriteria A (yaitu, gejala fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala
prodormal atau residual. Selama periode prodormal atau residual, tanda
gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif atau duaatau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang
tidak lazim).
d) Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood: Gangguan
skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan
karena:
1. Tidak ada episode depresif berat, manik, atau campuran yang telahterjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif; atau
2. Jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi
totalnya adalah relatif singkat dibanhdingkan durasi periode aktif
dan residual.
e) Penyingkiran zat/kondisi medis umum: Gangguan tidak disebabkan
oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang salah
digunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
18
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
19/28
f) Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif: jika terdapat
riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan
pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika
waham atau halusinasi yang menonjol juga ditemukan untuk
sekurangnya 1 bulan (atau kurang jika diobati secara berhasil).
Klasifikasi perjalanan penyakit longitudinal (dapat diterapkan hanya
setelah sekurangnya 1 tahun lewat sejak onset awal gejala fase aktif):
- Episodik dengan gejala residual interepisode (episode didefinisikan
oleh timbulnya kembali gejala psikotik yang menonjol); juga
disebutkan jika dengan gejala negatif yang menonjol- Episodik tanpa gejala residual interepisodik
- Kontinu (gejala psikotik yang menonjol ditemukan di seluruh periode
obsernasi); juga disebutkan jika dengan gejala negatif yang menonjol
- Episode tunggal dalam remisi parsial; juga disebutkan jika dengan
gejala negatif yang menonjol
- Episode tunggal dalam remisi penuh
- Pola lain atau tidak ditemukan
Pedoman menurut PPDGJ III
Dalam PPDGJ III Dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis
skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jalas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala=gejala itu kurang tajam atau
jelas).
1. Salah satu dari:- thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
19
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
20/28
- thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya;
2. Salah satu dari:
- delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan
oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of influence : waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; atau
(tentang dirinya : secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, ataupenginderaan khusus;
- delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik atau mukjizat;
3. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasala dari salah satu bagian
tubuh
4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, ataukekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing
dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala ini yang harus selalu ada secara
jelas:
5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
20
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
21/28
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap,
atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus-menerus;
6. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas
cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
8. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicarayang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal); Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatau, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Menurut saya pasien ini menderita skizofrenia paranoid, karena :
Skizofrenia paranoid (F 20.0)
-
Gejala utama : waham primer + sekunder & halusinasi- Kepribadian sebelum sakit : skizoid suka menyendiri; pendiam; cenderung
menghindar terhadap aktivitas-aktivitas sosial yang melibatkan kontak
atau interaksi dengan orang-orang; tidak memiliki ketertarikan untuk
menjalin hubungan dekat dengan orang sekitar, bahkan dengan
keluarganya sendiri; tidak menunjukkan ekspresi emosi yang biasanya
seperti orang nornal pada umumnya (cenderung bersikap dingin).
(Medline, mayoclinic)
21
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
22/28
Gejala utamanya adalah adanya delusi persecusion dan grandeur, dimana
individu merasa dikejar-kejar. Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu
ditanggapi secara sensitif dan egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat
buruk kepadanya. Oleh karena itu, sikapnya terhadap orang lain agresif.
Delusi tersebut diperkuat oleh halusinasi penglihatan dan pendengaran,
misalnya terlihat wajah-wajah yang menakutkan, terdengar suara
mengancam, dan sebagainya sehingga timbul reaksi menyerang atau agresi
karena terganggu. Hal-hal tersebut juga bisa mendorong penderita untuk
membunuh orang lain atau sebaliknya bunuh diri, sebagai usahanya untuk
menghindari delusi persecusion Terdapat kecenderungan homoseksualitas,dimana penderita laki-laki akan mengancam laki-laki dan penderita
perempuan akan mengancam perempuan. Adanya delusion of grendeur dapat
menimbulkan delusion of persecusion, dimana individu menganggap orang
lain cemburu kepada kepintarannya, kekayaannya, kepopulerannya,
kecantikannya, kedudukan sosialnya, dan sebagainya. Pada penderita timbul
"Ideas of Reference", yaitu terjadi percampuran antara waham dan halusinasi
dengan kecenderungan untuk memberikan impresi/nuansa pribadi terhadapsegala kejadian yang dialaminya. Misalnya, suara klakson mobil di jalan
depan rumah, dianggapnya sebagai terompet tanda penyerbuan terhadap
dirinya segera akan dimulai.
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol; Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit, mendengung atau tawa
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual
22
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
23/28
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang
dikejar-kejar
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol
Gangguan Skizoafektif
Pedoman Diagnostik
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan
bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi
kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (DepresiPasca-skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif
berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupundepresif (F25.1) atau
campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua
episode skizoafektif terselip diantara episode manic dan depresif (F30-
F33)
Skizoafektif tipe depresif (F25.1)
Pedoman diagnostik Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif
yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di
dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian
untuk episode depresif (F 32)
23
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
24/28
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).
Untuk diagnosis banding F20.0 meskipun pasien memenuhi untuk
didiagnosis ini tetapi onset munculnya saat masih dewasa muda dan waham
paranoid tidak begitu muncul pada pasien ini, jadi diagnosis F20.0 bisa
disingkirkan.
Untuk diagnosis banding F25.1 afek depresif pada pasien ini tidak begitu
menonjol sehingga tidak dapat memenuhi kriteria ini.
7. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
7.1. Pemeriksaan Psikologi
7.2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, EKG, EEG, CT Scan)
Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak mnunjukkan gejala-
gejala patologik pada organ.
8. DIAGNOSIS
AKSIS I : (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)
F20.0 Skizofrenia paranoid
AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)
Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
AKSIS III (Kondisi Medik Umum)
24
Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain :
Psikoterapi individual
o Terapi suportif
o Sosial skill training
o Terapi okupasi
o Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
25/28
Tidak ditemukan kelainan organik
AKSIS IV (Stressor Psikososial)
Stressor psikososisal yang ada pada pasien: dikecewakan pasangan.
AKSIS V (Fungsi Sosial)
60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
9. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
- Risperidone 2 x 2 mg
- Triheksiphenidil 2 x 2 mg
Psikoterapio Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien
untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya supaya pasien merasa
lega.
o Konselling : memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien
mengenai penyakitnya dan cara menghadapinya agar pasien
mengetahui kondisi dirinya.
o Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada keluargapasien dan orang sekitar agar member dukungan kepada pasien.
Dukungan moral dan suasana kondusif sehingga membantu proses
penyembuhan.
10. PROGNOSIS
Indikator Pada Pasien Prognosis
25
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
26/28
FAKTORPR
EMORBID1.
Faktor kepribadian
2.
Faktor genetik
3.
Pola asuh
4.
Faktor organik
5.
Dukungan keluarga
6.
Sosioekonomi
7.
Faktor pencetus
8.
status perkawinan
9.
Kegiatan spiritual
Tertutup
Tidak ada
demokratis
tidak ada
Ada
Ekonomi kurang
Ada
Lajang
Kurang
Jelek
Baik
Baik
Baik
Baik
Jelek
Jelek
-
Jelek
26
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
27/28
FAKTO
RMORBID10.
Onset usia
11.
Perjalanan penyakit
12.
Jenis penyakit
13.
Respon terhadap terapi
14.
Riwayat disiplin minum
obat
15.
Riwayat disiplin kontrol
16.
Riwayat peningkatan
gejala
17.
Beraktivitas
Dewasa muda
Kronik
psikotik
Jelek
Baik
Baik
Tidak
Statis
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
baik
Baik
Baik
Jelek
Kesimpulan prognosis: Dubia
11. RENCANA FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang
diberikan.Pastikan pasien mendapat psikoterapi.
LONG CASE ILMU KEDOKTERAN JIWA
Disusun Untuk MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
27
-
7/29/2019 Ujian Jiwa Suci
28/28
Diajukan kepada :dr. Vista Nurasti P,M.Kes., Sp. KJ
Co-ass :Suci Nuraannisa Yusuf, S.Ked
20070310026
SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012