Post on 09-Oct-2015
NAMA : ALEXANDER ADRIAN SARAGI
NIM : 130320013
MATA KULIAH : UTILITAS BANGUNAN 2
JURUSAN : ARSITEKTUR
GREEN BUILDING
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam
melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas
udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang
kepada kaidah bersinambungan.
Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada
kesehatan manusia dan alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya
lain ; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ; mereduksi
limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta
mereduksi kerusakan lingkungan.
Pedoman Penilaian Green Building
Ada 6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building oleh tim
GBCI (Green Building Council Indonesia) yang terdiri dari :
1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD) 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC) 3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC) 4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC) 5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC) 6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
Penerapan Aspek Green Buiding
Adapun penerapan aspek green building dari segi design bangunan yaitu :
1. Bentuk dan Orientasi Bangunan
Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan yang tipis,
baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar mampu
menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga dapat membuat bagian tersebut
menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area opening yang lebih banyak di sisi
timur. hal ini dikarenakan cahaya pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas dan
menyilaukan.
2. Shading & Reflektor
Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung namun tetap
memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang masuk kedalam bangunan
dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light shelf ditentukan sehingga sinar
matahari tidak menyilaukan aktifitas manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan
ke ceiling tidak akan menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang dikendalikan
oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara otomatis oleh motion sensor &
lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.
4. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas sehingga dapat
digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan
sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan menjadi salah satu aspek penting untuk
menunjang konsep green building.
Konsep Pembangunan Green Building
Beberapa aspek utama green building antara lain :
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan merupakan sumber
energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material bangunan yang layak
sebaiknya teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi
sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan
juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi, terutama lampu dan
AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela
tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building
juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi
energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.
3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan
mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet.
Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan
bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa
listrik.
4. Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas emisi, rendah atau
non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk mencegah datangnya
kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui
sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
Manfaat Pembangunan Green Building
A. Manfaat Lingkungan
* Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
* Memperbaiki kualitas udara
* Memperbaiki kualitas air
* Mereduksi limbah
* Konservasi sumber daya alam
B. Manfaat Ekonomi
* Mereduksi biaya operasional
* Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
* Meningkatkan produktivitas penghuni
* Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
C. Manfaat Sosial
* Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
* Meningkatkan kualitas estetika
* Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
Contoh Kasus Penerapan Bangunan Green Building
Contoh kasus penerapan bangunan green building adalah pada bangunan Hearst
Tower terletak di New York, di 300 West 57th Street , 959 Avenue 8, dekat Columbus
Circle di Midtown Manhattan.
Bangunan ini adalah markas dari Corporation Hearst, bersama-sama dengan
Cosmopolitan, Esquire, Marie Claire, Harper's Bazaar, Good Housekeeping, Seventeen,
dan San Francisco Chronicle.
Enam lantai pertama merupakan inisiatif pemilik, William Randolph Hearst dan
dipercayakan pada arsitek Joseph Urban. Bangunan ini selesai 1928 dengan biaya
sebesar $ 2 juta dengan luas 3.700 m2. Design asli yang terdiri dari batu telah diawetkan
dalam desain baru sehingga mampu menjadi landmark kota.
Awalnya dibangun sebagai dasar untuk sebuah pencakar langit, pembangunan menara
itu ditunda karena depresi besar. Penambahan menara baru selesai hampir delapan
puluh tahun kemudian, dan 2.000 karyawan Hearst bekerja pada tanggal 4 Mei 2006.
Menara yang dirancang oleh Norman Foster, dengan struktur yang direkayasa oleh WSP
Cantor Seinuk, dan dibangun oleh konstruksi Turner- memiliki tinggi 46 lantai, setinggi
182 m dengan ruang kantor luas 80.000 m2.
Pola pembingkaian segitiga yang jarang digunakan (juga dikenal sebagai diagrid)
memerlukan 9.500-10.480 ton struktur baja- sekitar 20% lebih sedikit dari frame
baja konvensional. Hearst Tower adalah gedung pencakar langit pertama di New York
setelah 11 September 2001. Bangunan ini menerima 2006 Emporis Award
Skyscraper, mengutip sebagai pencakar langit terbaik di dunia selesai tahun itu.
Hearst Tower adalah gedung perkantoran "hijau" pertama di New York City, dengan
sejumlah pertimbangan lingkungan. Lantai atrium ditaburi dengan kapur panas
konduktif . Pipa Polietilena yang tertanam di lantai, diisi dengan sirkulasi air untuk
pendingin di musim panas dan pemanas di musim dingin. Hujan dikumpulkan di atap
disimpan dalam tangki di ruang bawah tanah untuk digunakan dalam sistem pendingin,
untuk mengairi tanaman dan bagi patung air di lobi utama. 85% dari baja struktur
bangunan mengandung bahan daur ulang. Secara keseluruhan, bangunan telah
dirancang untuk menggunakan kurang dari 26 % energi dari persyaratan minimum
untuk kota New York, dan memperoleh penunjukan emas dari Amerika Serikat Green
Building Council 's LEED program sertifikasi, menjadi pencakar langit pertama dengan
nilai Emas .
Fitur atrium di eskalator melalui patung cerita air berjudul Icefall, adalah air terjun
yang luas dibangun dengan ribuan panel kaca, yang mendinginkan dan melembabkan
lobi.