Post on 24-Jun-2015
TURUNAN HUKUM GAS IDEAL
Hukum Boyle
Robert Boyle menemukan bahwa apabila suhu gas dijaga agar selalu konstan,
maka ketika tekanan gas bertambah, volume gas semakin berkurang. Demikian juga
sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, volume gas semakin bertambah. Istilah
kerennya tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Hubungan ini dikenal
dengan julukan Hukum Boyle. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
Hukum Charles
Jacques Charles (1746-1823) menyelidiki hubungan antara suhu dan volume
gas. Berdasarkan hasil percobaannya, om Cale menemukan bahwa apabila tekanan
gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika suhu mutlak gas bertambah, volume gas
pun bertambah, sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas juga ikut2an
berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles. Secara matematis
ditulis sebagai berikut :
Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac tak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang dilakukannya,
om Jose menemukan bahwa apabila volume gas dijaga agar selalu konstan, maka
ketika tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an bertambah. Demikian juga
sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas pun ikut2an berkurang.
Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu
mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Gay-Lussac. Secara
matematis ditulis sebagai berikut :
Hubungan antara suhu volume dan tekanan gas
Hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac baru menurunkan
hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas secara terpisah. Bagaimanapun ketiga
besaran ini memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi. Karenanya, dengan
berpedoman pada ketiga hukum gas di atas, kita bisa menurunkan hubungan yang
lebih umum antara suhu, volume dan tekanan gas.
Jika perbandingan 1, perbandingan 2 dan perbandingan 3 digabung menjadi
satu, maka akan tampak seperti ini :
Persamaan ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan volume (V) sebanding
dengan suhu mutlak (T). Sebaliknya, volume (V) berbanding terbalik dengan tekanan
(P).
Perbandingan 4 bisa dioprek menjadi persamaan :
Keterangan :
P1 = tekanan awal (Pa atau N/m2)
P2 = tekanan akhir (Pa atau N/m2)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
(Pa = pascal, N = Newton, m2 = meter kuadrat, m3 = meter kubik, K = Kelvin)
Hubungan Antara Massa Gas (M) Dengan Volume (V)
Semakin besar massa gas, semakin besar volume balon. Bahwa massa gas (m)
sebanding alias berbanding lurus dengan volume gas (V). Secara matematis ditulis
seperti ini :
Jika perbandingan 4 digabung dengan perbandingan 5 maka akan tampak
seperti ini :
Jumlah mol (n)
1 mol adalah besarnya massa suatu zat yang setara dengan massa molekul zat
itu, dan pada umumnya, jumlah mol (n) suatu zat = perbandingan massa zat tersebut
dengan massa molekulnya. Secara matematis ditulis :
Konstanta gas universal (R)
Perbandingan yang sudah diturunkan di atas (perbandingan 6) bisa diubah
menjadi persamaan dengan menambahkan konstanta perbandingan., berdasarkan
penelitian yang dilakuka ilmuwan, ditemukan bahwa apabila kita menggunakan jumlah
mol (n) untuk menyatakan ukuran suatu zat maka konstanta perbandingan untuk setiap
gas memiliki besar yang sama. Konstanta perbandingan yang dimaksud adalah
konstanta gas universal (R) :
R = 8,315 J/mol.K
= 8315 kJ/kmol.K
= 0,0821 (L.atm) / (mol.K)
= 1,99 kal / mol. K
(J = Joule, K = Kelvin, L = liter, atm = atmosfir, kal = kalori)
HUKUM GAS IDEAL
Perbandingan 6 diatas bisa kita tulis menjadi persamaan, dengan memasukan
jumlah mol (n) dan konstanta gas universal (R).
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan
keadaan gas ideal.
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)
PV = nRT
Fungsi Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang
rendah, yang terjadi dialam. Udara yang bergerak tersebut mempunyai massa,
kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut, angin
mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Akan tetapi faktor kecepatan lebih
mendominasi posisi massa terhadap permukaan bumi. Dengan demikian energi kinetik
lebih dominan daripada energi potensial.
Fungsi angin :
Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin
tersebut.
Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
Kecepatan angin sangat beragam dari tempat lain dari waktu ke waktu.
Ketika benda panas terkena udara , artinya atom yang bergerak cepat didekatkan ke
atom yang bergerak lambat, maka akan terjadi pertubrukan, atom yang bergerak cepat
menabrak atom yang bergerak lambat, dan kemudian atom yang tadinya cepat itu akan
berkurang kecepatannya (karena habis bertubrukan dengan atom yang bergerak
lambat) dan benda itu menjadi sedikit lebih "dingin", sedangkan atom yang tadinya
bergerak lambat akan bergerak lebih cepat karena adanya momentum dari atom cepat
yang menabraknya dan benda itu menjadi lebih panas.
Malam hari, daratan lebih dingin sehingga tekanan udaranya lebih tinggi,
menyebabkan angin berhembus dari daratan ke arah lautan sehingga nelayan berlayar
pada malam hari Ketika Siang hari, diatas daratan lebih panas dibanding lautan
sehingga angin berhembus dari arah laut ke daratan sehingga nelayan pulang dari
mencari ikan dari laut pada siang hari.
TUGAS AGROKLIMATOLOGI
OLEH :
NAMA : Muhammad Fadly syam
NIM : 100318007
PROG. STUDI : AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS PERTANIAN
MANADO
2010