Post on 23-Oct-2015
description
1
MAKALAH PENGANTAR ILMU INDUSTRI PETERNAKAN
“ PERANAN TERNAK SEBAGAI SUMBER PANGAN HEWANI”
Disusun oleh :Nama : Rizky ChoirunnisaNim : 23010113130169Kelas : D
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIANUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2013
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menelesaikan tugas
makalah Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan dengan baik meskipun masih
terdapat kekurangan.
Tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Peranan Ternak sebagai
Sumber Pakan Hewani adalah sebagai syarat dan tugas ujian tengah semester
ganjil ( UTS ) mata kuliah Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan.
Penulis ucapkan banyak terima kasih atas terselesaikanya tugas makalah
ini kepada Bapak Ir. Warsono Sarengat, Sc. yang telah membimbing penulis
dalam mata kuliah Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan. Tidak lupa penuis
ucapkan terima kasih kepada bapak dekan dan tim perpustakaan yang telah
memberikan fasilitas perpustakan untuk menunjang proses pembuatan makalah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik materi maupun immateri terhadap pembuatan makalah
ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
makalah ini, apabila terdapat beberapa hal yang kurang berkenan penulis mohon
maaf. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Semarang, Oktober 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman sampul ........................................................ 1
Kata pengantar ........................................................ 2
Daftar isi ....................................................... 3
Pendahuluan ........................................................ 4
Tinjauan pustaka ........................................................ 5
Rumusan masalah ........................................................ 7
Hasil dan pembahasan ........................................................ 8
Kesimpulan ........................................................ 15
Daftar pustaka ........................................................ 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Ternak merupakan hewan liar yang dijinakan melalui proses domestikasi
unuk memenuhi kebutuhan manusia. Ternak banyak dimanfaatkan tenaganya,
selain itu juga dimafaatkan sebagai sumber protein. Khususnya sumber protein
hewani yang tidak dapat ditemukan pada tumbuhan dan memiliki komponen asam
amino lengkap yang dibutuhkan tubuh. Dari tahun ke tahun permintaan akan
protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi
manusia. Beberapa sumber bahan pangan yang berasal dari hewani adalah daging,
susu, telur, dan hasil olahan lainnya seperti keju, youghrt, nugget, telur asin dan
masih banyak lainnya. Oleh karena dari itu ternak memiliki peran penting bagi
kehidupan manusia.
Tujuan pembuatan makalah dengan tema peranan ternak sebagai sumber
pangan hewani adalah sebagai syarat dan tugas ujian tengah semester. Manfaat
dari pembuatan makalah adalah mahasiswa mengetahui peran ternak terhadap
pemenuhan pangan hewani serta pemenuhan gizi bagi manusia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan
aktivitas hidupnya. Kita meemerlukan sumber bahan makanan protein hewani
(daging, telur, susu dan sebagainya) sebagai asupan gizi untuk kebutuhan tubuh
manusia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa
membutuhkan pasokan daging yang terus meningkat setiap tahunnya untuk
konsumsi masyarakat. Menurut data Susenas (2002) yang dikeluarkan BPS
memperlihatkan konsumsi daging sapi masyarakat di indonesia sebesar 2,14
kg/kapita/tahun. Proyeksi kebutuhan konsumsi daging masyarakat Indonesia pada
tahun 2000 dengan jumlah penduduk 206 juta jiwa membutuhkan konsumsi
daging 1,72 kg/kapita/tahun dengan produksi daging 350,7 ribu ton/tahun. Pada
tahun 2010 dengan jumlah penduduk 242,4 juta jiwa membutuhkan konsumsi
daging 2,72 kg/kapita/tahun dengan produksi daging 654,4 ribu ton/tahun,
sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan dengan jumlah penduduk 281,4 juta jiwa
membutuhkan konsumsi daging 3,72 kg/kapita/tahun dengan produksi daging
1,04 juta ton/tahun.
Berdasarkan evaluasi Susenas (2003), tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia baru sekitar 58% dari kebutuhan (Dirjen Bina Produksi Peternakan,
2004). Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih bertumpu pada bahan
pangan nabati untuk pemenuhan gizinya. Dalam Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi VIII tahun 2004 terungkap bahwa sektar 81,5 juta jiwa masyarakat
6
Indonesia mengalami defisit energi protein, terutama protein hewani (Pambudy,
2004).
Shiraki et al. (1972) dalam Rusfidra (2005c) membuktikan peranan protein
hewani dalam mencegah terjadinya anemia pada orang yang menggunakan oot
untuk bekerja. Gejala anemia tersebut dikenal dengan istilah “sport anemia”.
Penyakit ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi protein yang tinggi, dimana
sebanyak 50% dari protein yang dikonsumsi harus berasal dari protein hewani.
Protein hewani diduga berperan terhadap daya tahan eritrosit (sel darah merah)
sehingga tidak mudah pecah. Protein hewani juga berperan dalam mempercepat
regenerasi sel darah merah.
7
BAB III
RUMUSAN MASALAH
3.1. Apakah arti penting protein hewani bagi tubuh?
3.2. Apa sumber bahan makanan hewani ?
3.3. Apa manfaat sumber makanan hewani bagi tubuh?
3.4. Apa sajakah produk peternakan sebagai sumber pangan hewani?
3.5. Bagaimana penyediaan pangan hewani di Indonesia?
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Arti Penting Protein Hewani bagi Tubuh
Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan
hidupnya. Sumber pangan dapat berasal dari nabati maupun hewani dengan fungsi
utama yaitu sebagai sumber zat gizi. Berdasarkan evaluasi Susenas (2003), tingkat
konsumsi masyarakat Indonesia baru sekitar 58% dari kebutuhan (Dirjen Bina
Produksi Peternakan, 2004). Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih
bertumpu pada bahan pangan nabati untuk pemenuhan gizinya. Dalam
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 terungkap bahwa sektar
81,5 juta jiwa masyarakat Indonesia mengalami defisit energi protein, terutama
protein hewani (Pambudy, 2004). Pemenuhan kebutuhan pangan hewani bagi
sekitar 230 juta jiwa penduduk Indonesia yang terus bertambah lebih dari 1,3 %
per tahun merupakan permasalahan yang perlu diupayakan solusi untuk
mengatasinya. Hingga saat ini produksi olahan dari ternak di Indonesia masih
terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan nasional harus diimpor (Dirjen
Bina Produksi Peternakan, 2004).
Konsumsi protein hewani sangat penting bagi kecerdasan otak manusia.
Protein hewani diduga berperan terhadap daya tahan eritrosit (sel darah merah)
sehingga tidak mudah pecah. Protein hewani juga berperan dalam mempercepat
regenerasi sel darah merah. Protein hewani memiliki komposisi asam amino yang
lengkap dan dibutuhkan tubuh. Nilai hayati protein hewani relatif tinggi. Nilai
9
hayati menggambarkan berapa banyak nitroen (N) dari suatu protein alam pangan
yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk pembuatan protein tubuh. Semakin tinggi
nilai hayati protein suatu bahan pangan makin banyak zat N dari potein tersebut
yang dapat dimanfaatkan untuk pembentukan protein tubuh.
4.2. Sumber Bahan Makanan Hewani
Bahan pangan merupakan semua jenis pangan yang dapat digunakan
sebagai bahan makanan yang bersifat aman, memiliki palatabilitas dan
menyehatkan bagi manusia. Diantara beberapa sumber bahan pangan, produk
hewani merupakan bahan yang sangat penting. Produk makanan hewani
umumnya berupa daging, susu, telur, dan ikan yang sangat kaya dengan protein.
Protein ini juga mengandung asam amino esensial yang sangat sesuai dengan
kebutuhan manusia. Adapun sumber bahan makanan hewani yang dapat menjadi
konsumsi masyarakat di Indonesia diantaranya,
1. Daging merah atau dikenal dengan istilah red meat. Daging jenis ini bisa
berupa daging sapi, daging kambing, daging babi, daging domba dan
semua jenis daging binatang ternak dengan warna merah. Berdasarkan
penelitian ahli gizi, ditemukan fakta bahwa daging dengan warna merah
mengandung protein yang melimpah. Selain itu, ia juga diketahui
menyimpan kebaikan dari senyawa lain yang ia kandung antara lain zat
besi heme yang mudah diserap tubuh, vitamin B12 dan masih banyak lagi
lainnya. Tak sedikit ahli yang berpendapat bahwa daging merah
merupakan sumber protein hewani terlengkap dan terbaik.
10
2. Daging putih atau dikenal juga dengan nama white meat ternyata
merupakan sumber protein hewani yang baik. Contoh daging putih yang
paling dekat dalam keseharian kita adalah daging ayam. Konsumsi daging
jenis ini juga dianjurkan meski harus dalam takaran yang tepat sebab
selain kaya akan protein, daging putih ini juga diperkaya dengan lemak
dan juga kolesterol.
3. Seafood juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik.
Yang terbaik adalah ikan, udang, cumi, kepiting dan lain-lain. Jika pada
daging merah dan putih masih dijumpai lemak jahat dan juga kolesterol,
maka pada daging ikan justru sebaliknya. Ia mengandung lemak yang baik
sehingga tidak membahayakan tubuh. Selain ikan laut, ikan tawar juga
mengandung protein yang baik. Dan, tahukah Anda bahwa ikan teri yang
sering dianggap sebagai makanan kasta bawah justru mengandung protein
yang melimpah.
4. Susu hewani merupakan sumber protein yang baik. Mudah diserap tubuh
sehingga sangat baik dikonsumsi mereka yang sedang dalam proses
pemulihan atau juga bagi anak-anak yang masih ada dalam tahap
pertumbuhan. Susu ini bisa diolah menjadi beberapa komponen makanan
lain seperti keju dan juga yoghurt, keduanya juga merupakan sumber
protein hewani yang baik, sama seperti susu.
5. Telur juga harus dimasukkan ke dalam daftar makanan yang berperan
sebagai sumber protein hewani. Susu baik dikonsumsi mereka yang ingin
membentuk massa otot. Kandungan proteinnya yang tinggi dan mudah
11
diserap tubuh akan membantu program pembentukan dan penambahan
massa otot.
4.3. Manfaat Sumber Makanan Hewani bagi Tubuh
Protein sebagai sumber makanan hewani sangat bermanfaat untuk
kecerdasan otak manusia, selain itu protein hewani juga diperlukan untuk daya
tahan tubuh manusia. Shiraki et al. (1972) dalam Rusfidra (2005c) membuktikan
peranan protein hewani dalam mencegah terjadinya anemia pada orang yang
menggunakan oot untuk bekerja. Gejala anemia tersebut dikenal dengan istilah
“sport anemia”. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi protein yang
tinggi, dimana sebanyak 50% dari protein yang dikonsumsi harus berasal dari
protein hewani. Protein hewani diduga berperan terhadap daya tahan eritrosit (sel
darah merah) sehingga tidak mudah pecah. Protein hewani juga berperan dalam
mempercepat regenerasi sel darah merah.
Protein hewani memiliki komposisi asam amino yang lengkap dan
dibutuhkan tubuh. Nilai hayati protein hewani relatif tinggi. Nilai hayati
menggambarkan berapa banyak nitrogen (N) dari suatu protein dalam pangan
yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk pembuatan protein tubuh. Semakin tinggi
nilai hayati protein suatu bahan pangan makin banyak zat N dari protein tersebut
yang dapat dimanfaatkan untuk pembentukan protein tubuh. Hampir semua
pangan asal ternak mempunyai nilai hayati 80 ke atas. Telur memiliki nilai hayati
tertinggi yakni 94-100 (Hardjosworo, 1987 dalam Rusfidra, 2005e).
12
4.4. Produk Peternakan sebagai Sumber Pangan Hewani
Produk hasil ternak merupakan bahan pangan yang sangat penting bagi
masyarakat selain bahan pokok beras. Sebagai pendamping sajian makan sehari-
hari, bahan pamgan hewan merupakan sumber protein penting (selain protei
nabati) yang sangat berperan dalam pemenuhan gizi masyarakat. Secara
tradisional sejak dahulu, masyarakat kita sudah menyediakan produk pangan
hewani dalam menu makanan sehari-harinya.
Secara Nasional, produksi telur ayam didukung oleh industri unggas swasta
dari ras petelur yang sebagian dicukupi oleh telur ayam buras maupun telur itik,
berturut-turut adalah 751,1 ; 181,1 dan 201,7 ton (Direktorat Jendral Peternakan,
2006). Tidak demikian halnya dengan kesediaan susu, dimana dari konsumsi susu
nasional yang sebesar 4-4,5 juta liter/hari, produksi dalam negeri hanya mampu
memenuhi sekitar 30% saja (1,2 juta liter/hari). Produksi susu dalam negeri
tersebut terutama dipenuhi dari industri persusuan Nasional berlokasi di Jawa
Barat (450 ton), Jawa Tengah (110 ton) dan Jawa Timur (510 ton), sementara
sisanya masih harus diimpor dari luar negeri. Di antara pangan hewani asal
daging, maka sebagian besar masyarakat Indonesia mengandalkan pada
penyediaan daging unggas (ayam dan itik), daging sapi, kerbau dan babi.
Kesediaan daging unggas dari broiler (955.756 ton) sudah mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat luas, sedangkan populasi ayam lokal sejumlah 298,4 juta
ekor, mempunyai produksi sekitar +322.8 ribu ton. Populasi sapi potong yang 11
juta ekor hanya memenuhi produksi daging sapi nasional sebesar 306 ribu ton
(pemotongan sekitar 1,5 juta ekor/tahun) atau baru memenuhi 70% dari kebutuhan
13
nasional. Sehingga pemerintah masih memerlukan importasi bakalan sapi potong
sejumlah 408 ribu ekor/tahun (setara dengan 56 ribu ton). Pada tahun 2005
importasi daging (terdiri dari daging sapi, kambing, domba, ayam dan babi,
termasuk hati dan jeroan sapi) mencapai 634.315 ton dan produk susu mencapai
173.084 ton, belum lagi mentega (60.176 ton), keju (9.883 ton), sedikit telur dan
yoghurt (Direktorat Jendral Peternakan, 2006).
4.5. Penyediaan Pangan Hewani di Indonesia
Populasi penduduk Indonesia yang sekitar 220 juta orang memerlukan
kesediaan pangan hewani bermutu tinggi, halal dan aman dikonsumsi. Rataan
konsumsi pangan hewani asal daging, susu dan telur masyarakat Indonesia adalah
4,1; 1,8 dan 0,3 gram/kapita/hari (Direktorat Jendral Peternakan, 2006). Angka
angka tersebut barang kali jauh lebih rendah dari angka konsumsi standar Widya
Karya Nasional Pangan dan Gizi (LIPI, 1989) yaitu sebanyak 6 gram/kapita/hari
atau setara dengan 10,3 kg daging/kapita/tahun, 6,5 kg telur /kapita/tahun, dan 7,2
kg susu/kapita/tahun (Direktorat Jendral Peternakan, 2006). Konsumsi pangan
asal hewani akan meningkat sejalan dengan membaiknya keadaan ekonomi
masyarakat maupun meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi baik. Di antara
ketiga jenis pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu), sejak tahun 1955
Indonesia sudah mampu berswasembada telur dan daging ayam, akan tetapi
sampai dewasa ini kita belum untuk daging sapi dan susu. Mengingat bahwa
masyarakat di Indonesia baru mengkonsumsi protein hewani sebanyak 4,19
gr/kapita/hari,artinya berdasarkan norma gizi minimal bangsa ini baru
14
mengkonsumsi 69,8% protein hewani. Saat ini, masyarakat Indonesia baru bisa
memenuhi konsumsi daging sebanyak 5,25 kg, telur 3,5 kg, dan susu 5,5
kg/kapita/tahun (Siswono, 2005).
Menurut data Susenas (2002) yang dikeluarkan BPS memperlihatkan
konsumsi daging sapi masyarakat di indonesia sebesar 2,14 kg/kapita/tahun.
Proyeksi kebutuhan konsumsi daging masyarakat Indonesia pada tahun 2000
dengan jumlah penduduk 206 juta jiwa membutuhkan konsumsi daging 1,72
kg/kapita/tahun dengan produksi daging 350,7 ribu ton/tahun. Pada tahun 2010
dengan jumlah penduduk 242,4 juta jiwa membutuhkan konsumsi daging 2,72
kg/kapita/tahun dengan produksi daging 654,4 ribu ton/tahun, sedangkan pada
tahun 2020 diperkirakan dengan jumlah penduduk 281,4 juta jiwa membutuhkan
konsumsi daging 3,72 kg/kapita/tahun dengan produksi daging 1,04 juta
ton/tahun.
15
BAB V
KESIMPULAN
Ternak merupakan salah satu sumber pangan hewani sebagai bahan
makanan untuk memenuhi kebutuhan manusia demi kelangsungan hidupnya.
Sumber pangan hewani memberikan beberapa manfaat yang sangat berpengaruh
bagi kehidupan manusia diantaranya, untuk kecerdasan otak, untuk daya tahan
tubuh, berperan dalam daya tahan eritrosit (sel darah merah) sehingga tidak
mudah pecah dan juga berperan dalam mempercepat regenerasi sel darah merah.
Pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan hewani di Indonesia dapat dikategorikan
masih kurang namun pemerintah tetap berusaha memenuhi kebutuhan konsumsi
daging masyarakat dengan mengadakan swasembada daging di Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ditjennak, 2006. Statistik Peternakan 2006. Direktorat Jenderal Peternakan,
Departemen Pertaniana RI.
Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan prospek pengembangan usaha
pembibitan sapi potong di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian 21(4): 148− 157.
Kompas, 2009. Swasembada Daging Sapi 2014. 09 November 2009. http://
m.kompas.com. November 2009
Rusfidra. 2005c. Mencegah Gizi Buruk dan Mengentaskan Kemiskinan :
Peternakan skala rumahan. Artikel iptek Harian Pikiran Rakyat. Bandung,
25 Agustus 2005
Siswono, 2005. Konsumsi protein hewani di bawah standar.
http://www.republika.co.id/, 28 September 2005