Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf

download Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf

If you can't read please download the document

description

 

Transcript of Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf

  • 1. PENGANTAR ILMUHUKUM TATA NEGARA JILID ITIDAK DIPERJUALBELIKAN PersembahanMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIAiii

2. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.PENGANTAR ILMU HUKUM TATA NEGARAJILID I Asshiddiqie, JimlyJakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI Cetakan Pertama, Juli 2006 xvi + 381 hlm; 14 x 21 cm 1. Hukum Tata Negara 2. KonstitusiPENGANTAR ILMU HUKUM TATA NEGARAJILID IHak cipta dilindungi oleh Undang-undang All right reserved Hak Cipta @ Jimly Asshiddiqie Cetakan Pertama, Juli 2006Koreksi naskah:Muchamad Ali Safaat dan Pan Mohamad FaizRancang Sampul : Abiarsya setting layout : Ery SP, M. Azis Hakim, Irvan A.Indeks : Subhan HaririPenerbit: Sekretariat Jenderal dan KepaniteraanPenerbit Mahkamah Konstitusi RISekretariat Jenderal dan KepaniteraanJl. Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat 10110Mahkamah Konstitusi RI Telp. (021) 3520173, 3520787 Ext. 213Jakarta, 2006 www.mahkamahkonstitusi.go.id iii iv 3. Hariri yang telah membuat indeks buku ini, dan semua DARI PENERBIT pihak yang turut membantu hingga terbitnya buku ini.Akhirnya, kami sampaikan selamat membaca dan semoga membawa manfaat bagi perkembangan ketata- negaraan di Indonesia.Pasca perubahan UUD 1945, Ilmu Hukum Tata Jakarta, Juli 2006Negara mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekretaris JenderalBerbagai perubahan ketatanegaraan mengharuskan ada- Mahkamah Konstitusi RInya pengkajian yang lebih luas dan mendalam. Apalagisaat ini norma-norma tersebut berada dalam proses kon- Janedjri M. Gaffarsolidasi untuk menyesuaikan sistem aturan dan sistemkelembagaan yang telah ada dan dibuat sebelum peru-bahan UUD 1945.Proses pelaksanaan norma-norma dasar dalamUUD 1945 dalam praktik membutuhkan wawasan danmedan pengalaman. Oleh karena itu diperlukan perspek-tif keilmuan yang merupakan sublimasi dari pengalamanberbagai negara sebagai kerangka dan alternatif pilihanpelaksanaan norma-norma dasar dalam UUD 1945.Berdasarkan pemikiran tersebut, Sekretariat Jen-deral dan Kepaniteraan MKRI menerbitkan buku yangmenjadi pintu masuk untuk mempelajari Ilmu HukumTata Negara ini. Buku karya Bapak Prof. Dr. JimlyAsshiddiqie, S.H. ini terdiri dari Jilid I dan Jilid II yangsesungguhnya merupakan satu kesatuan naskah. Denganpenerbitan buku ini diharapkan dapat ikut mendukungterwujudnya konstitusionalitas Indonesia dan budayasadar berkonstitusi.Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRImengucapkan terima kasih kepada Sdr. Muchamad AliSafaat dan Sdr. Pan Mohammad Faiz yang telah dengantekun membaca dan mengedit naskah buku ini, Sdr. ErySatria Pamungkas, M. Azis Hakim dan Irvan Aprialdiyang telah membantu me-lay out buku ini, Sdr. Subhan vvi 4. mempengaruhi antara sistem konstitusi menjadi suatuKATA PENGANTARkeniscayaan. Dikotomi antara nasionalisme versus inter-nasionalisme sistem hukum dan konstitusi juga semakintipis batasan-batasannya. Bahkan, karena perkembanganUni Eropa yang semakin menguat tingkat kohesi dan in-tegrasinya, maka kedaulatan sistem hukum dan konsti-Bismilahhirrahmanirrahim, tusi masing-masing negara anggotanya juga semakincair. Apalagi, sebagai akibat kuat dan luasnya pengaruhBuku ini saya persembahkan sebagai bahan kaji-gelombang liberalisme di hampir semua negara di dunia,an bagi para mahasiswa dan pemula, para dosen, pemer-peran pemerintah dan negara pada umumnya terus me-hati hukum, serta para peminat pada umumnya yang ter-nerus dituntut untuk dikurangi melalui kebijakan demo-tarik untuk mempelajari seluk-beluk mengenai hukumkratisasi, privatisasi, deregulasi, debirokratisasi, dan pe-tata negara sebagai ilmu pengetahuan hukum. Sebenar-majuan hak asasi manusia di semua sektor kehidupan.nya, banyak buku yang sudah ditulis oleh para ahliAkibatnya, format organisasi negara dan fungsi-fungsimengenai hal ini sebelumnya. Akan tetapi, di sampingkekuasaan negara juga dipaksa oleh keadaan untuk ber-tidak dimaksudkan sebagai buku teks yang bersifat me-ubah secara mendasar.nyeluruh, pada umumnya buku-buku tersebut ditulisKedua, setelah era reformasi, Negara Kesatuanpada kurun waktu sebelum reformasi. Oleh karena itu,Republik Indonesia (NKRI) juga telah mengalami per-buku-buku teks yang sampai sekarang masih dipakaiubahan yang sangat mendasar di hampir semua aspek-sebagai pegangan dalam perkuliahan hukum tata negaranya. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesiadi berbagai fakultas hukum di tanah air kita dewasa iniTahun 1945 sebagai hukum dasar dan hukum tertinggisudah banyak yang ketinggalan zaman.dalam sistem hukum Indonesia telah mengalami per-Buku-buku dimaksud dapat dikatakan ketinggal-ubahan secara besar-besaran. Jumlah ketentuan yangan zaman, karena dua sebab utama. Pertama, dunia pa-tercakup dalam naskah UUD 1945 yang asli mencakup 71da umumnya di abad ke-21 sekarang ini telah berubahbutir ketentuan. Sekarang, setelah mengalami empat kalisecara sangat mendasar, sehingga menyebabkan strukturperubahan dalam satu rangkaian proses perubahan daridan fungsi-fungsi kekuasaan negara juga mengalami per-tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, butir ketentuanubahan yang sangat significant apabila dibandingkanyang tercakup di dalamnya menjadi 199 butir. Dari ke-dengan masa-masa sebelumnya. Perubahan-perubahan199 butir ketentuan itu, hanya 25 butir ketentuan yangmendasar itu tidak hanya terjadi di lapangan perekono-berasal dari naskah asli yang disahkan oleh Panitia Persi-mian global, tetapi juga di bidang kebudayaan dan diapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18bidang sosial politik yang mau tidak mau telah pulaAgustus 1945. Selebihnya, yaitu sebanyak 174 butirmempengaruhi format dan fungsi kekuasaan di hampirketentuan, dapat dikatakan merupakan ketentuan yangsemua negara di dunia.baru sama sekali.Dikarenakan perubahan-perubahan yang bersifatBanyak pihak yang merasa kecewa atau bahkanglobal atau mondial itu, hubungan saling pengaruhmenentang perubahan secara besar-besaran dan menda-vii viii 5. sar tersebut. Bahkan di kalangan guru besar hukum tataOleh karena luasnya masalah yang perlu dibahas,negara sendiri banyak juga yang terlibat dalam gerakansaya sengaja membagi dua buku ini menjadi (i) Pengan-politik yang berusaha untuk mengubah atau bahkan me-tar Ilmu Hukum Tata Negara, dan (ii) Pengantar Hukumngembalikan hasil perubahan yang sudah ditetapkan itu Tata Negara Indonesia. Buku pertama adalah pengantarke naskah UUD 1945 yang asli sebagaimana disahkan pa- bagi kajian hukum tata negara pada umumnya sebagaida tahun 1945. Namun, terlepas dari perbedaan-perbeda-satu cabang ilmu pengetahuan hukum. Materi buku per-an pendapat yang demikian, naskah Undang-Undang tama inilah yang biasa disebut sebagai Hukum Tata Ne-Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudahgara Umum. Sedangkan buku yang kedua berkenaan de-berubah dan perubahannya itu sudah disahkan secarangan materi Hukum Tata Negara Positif yang berlaku dikonstitusional. Oleh karena itu, sekarang bukan lagi sa-Indonesia. Oleh karena banyaknya materi yang penting,atnya untuk menyatakan setuju atau tidak setuju. Akan maka pada Buku kedua ini juga diberi judul Pengantartetapi, sekarang adalah saatnya untuk melaksanakanHukum Tata Negara Indonesia, karena sifatnya hanyasegala ketentuan UUD 1945 pasca perubahan itu secarasebagai pengantar saja. Artinya, bagi mereka yang ber-konsekuen.minat untuk mengkaji materi tertentu secara lebih men- Jikapun perbedaan pendapat yang terjadi dapatdalam lagi, perlu membaca buku yang tersendiri me-dikembangkan dalam tataran ilmiah, maka tentunya per- ngenai hal-hal dimaksud. Karena luasnya pembahasanbedaan-perbedaan itu justru dapat memperkaya pers-dalam buku pertama, maka buku pertama tersebutpektif bagi perkembangan ilmu hukum tata negara posi- dibagi menjadi dua Jilid. Buku ini adalah Jilid I yangtif di Indonesia. Akan tetapi, para jurist dan para calon khusus membahas masalah bidang Ilmu Hukum Tatajurist di bidang hukum tata negara harus pula mema- Negara mulai dari sisi definisi, metode, hingga padahami bahwa norma hukum dasar sebagai hukum yang pergeseran dalam orientasinya.tertinggi sebagaimana tertuang dalam ketentuan UUDNamun sebenarnya, buku mengenai apa saja yangNegara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sah dan berkenaan dengan buku Hukum Tata Negara, baik yangmengikat secara konstitusional sejak ditetapkan. Oleh bersifat umum ataupun yang bersifat positif, sangat tera-karena itu, sistem hukum dan ketatanegaraan Indonesia sa masih sangat kurang di Indonesia. Terlebih lagi, buku-pasca Perubahan UUD 1945 harus pula berubah secarabuku yang sengaja diabdikan untuk membahas hukummendasar sesuai dengan tuntutan baru UUD 1945. Ber- tata negara sebagai ilmu pengetahuan di antara sedikitsamaan dengan itu, buku-buku teks dan buku-buku buku tentang hukum tata negara, pada umumnya hanyapelajaran lainnya yang berkenaan dengan sistem hukummembahas mengenai hukum tata negara positif yangdan ketatanegaraan Indonesia dewasa ini juga harus di-berlaku di Indonesia. Sangat sedikit yang secara khususubah dan disesuaikan secara besar-besaran pula. Olehmembahas teori umum tentang hukum tata negara. Olehsebab itulah, buku ini dipersembahkan dengan harapansebab itu, saya berusaha mengisi kekosongan tersebutagar dapat membantu para mahasiswa, para dosen, dan dengan menerbitkan buku ini sebagaimana mestinya.para peminat pada umumnya yang berusaha untuk me- Lahirnya buku ini tentunya juga atas dukunganmahami segala seluk-beluk hukum tata negara sebagai dan keterlibatan dari berbagai pihak. Untuk itu sayasatu cabang ilmu pengetahuan hukum. ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ixx 6. ikut membidani dalam penyusunan buku ini. Besar ha-rapan saya bahwa kiranya buku ini dapat dijadikansebagai salah satu buku pedoman Hukum Tata Negarabagi siapapun. Syukur-syukur buku ini dapat pula dija-dikan sebagai buku pegangan bagi setiap mahasiswaFakultas Hukum dalam mempelajari seluk-beluk ilmuhukum tata negara.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kitasemua. Amiin. Jakarta, Juli 2006Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.xi xii 7. DAFTAR ISI 3. Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara 464. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara 505. Hukum Tata Negara dan Hukum Internasional Publik 65Dari Penerbit v 6. Kecenderungan Hukum Tata Negara,Kata Pengantar vii Hukum Administrasi Negara, danDaftar Isi xiiiHukum Internasional Publik 66 D. Objek dan Lingkup Kajian BAB IHukum Tata Negara 70 PENDAHULUAN E. Objek Dan Lingkup KajianA. Latar Belakang 1 Hukum Administrasi Negara 80B. Ruang Lingkup Pembahasan 7 BAB IIIC. Pendekatan Pembahasan 8KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN HUKUM TATA NEGARA BAB II DISIPLIN ILMU A. Sejarah Konstitusi 89 HUKUM TATA NEGARA1. Terminologi Klasik: Constitutio, Politeia,A. Negara sebagai Objek dan Nomoi 892. Warisan Yunani Kuno Ilmu Pengetahuan 11(Plato dan Aristoteles) 95B. Ilmu Hukum Tata Negara 153. Warisan Cicero (Romawi Kuno) 102 1. Peristilahan 154. Warisan Islam: Konstitusionalisme dan 2. Definisi Hukum Tata Negara 23Piagam 106 3. Hukum Tata Negara Formil dan Materiel 375. Gagasan Modern: Terminologi Konstitusi 113 4. Hukum Tata Negara Umum dan B. Arti dan Pengertian Konstitusi 119Hukum Tata Negara Positif 39 C. Nilai dan Sifat Konstitusi 135 5. Hukum Tata Negara Statis dan Dinamis 41C. Keluarga Ilmu Hukum1. Nilai Konstitusi 135 Kenegaraan 422. Konstitusi Formil dan Materiil 137 1. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraan3. Luwes (Flexible) atau Kaku (Rigid) 142Pada Umumnya 42 4. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis 148 2. Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik D. Tujuan dan Hakikat Konstitusi 149serta Ilmu Sosial Lainnya 44xiii xiv 8. BAB IV1. Peradilan Tata Negara 332SUMBER HUKUM TATA NEGARA 2. Pengujian KonstitutionalitasA. Sumber Hukum Tata Negara 151 Undang-Undang 335 3. Sengketa Kewenangan Konstitusional 1. Pengertian Sumber Hukum 151Lembaga Negara 336 2. Sumber Hukum Tata Negara 158 3. Contoh Sumber Hukum Tata Negara4. Pembubaran Partai Politik 338Inggris 1825. Perselisihan Hasil Pemilu 339 4. Sumber Hukum Primer, Sekunder, dan 6. Pemakzulan Presiden dan/atauTertier 193 Wakil Presiden 341 7. Kebutuhan akan SarjanaB. Sumber Hukum Tata Negara Indonesia 197Hukum Tata Negara 342 1. Sumber Materiel dan Formil 197 2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar 199Daftar Pustaka 349 3. Peraturan Perundang-undangan 202Daftar Indeks 369 4. Konvensi Ketatanegaraan 228Tentang Penulis 377 5. Traktat (Perjanjian) 230C. Konvensi Ketatanegaraan 236 1. Hakikat Konvensi Ketatanegaraan 236 2. Pengakuan Hakim terhadap Konvensi(Judicial Recognition) 249 3. Fungsi Konvensi Ketatanegaraan 254 4. Beberapa Contoh Konvensi di Indonesia 256BAB V PENAFSIRAN DALAM HUKUM TATA NEGARAA. Penafsiran dan Anatomi Metode Tafsir 273B. Hermeneutika Hukum 308BAB VIPRAKTIK HUKUM TATA NEGARAA. Pergeseran Orientasi Politis ke Teknis 315B. Lahan Praktik Hukum Tata Negara 323C. Praktik Peradilan Tata Negara 332xvxvi 9. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid IBAB Ihidup. Karena tidak ada orang yang mampu hidup hanyaPENDAHULUANdengan mengandalkan kemampuan menulis. Oleh karena itu, buku yang bermutu juga menjadi sangat kurang jumlahnya. Kata kuncinya tidak lain adalah bahwa konsumen dan konsumsi buku di masya-A. Latar Belakangrakat kita masih sangat tipis jumlahnya, sehingga tidak dapat menggerakkan roda industri buku untuk dapat Terdapat tiga hal yang melatarbelakangi penu- tumbuh sehat. Untuk itu, sebagai seorang guru dalamlisan buku ini. Pertama, dunia pustaka di tanah air sa-pendidikan hukum yang kebetulan mendapat keperca-ngat miskin dengan buku-buku yang berisi informasi yaan menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi, di tengah ke-yang luas dan mendalam dengan perspektif yang bersifat sibukan kerja sehari-hari, saya merasa bertanggungalternatif. Informasi dan hasil analisis kritis mengenai jawab secara moral untuk terus menulis buku untukberbagai soal dalam bidang ilmu hukum tata negarakepentingan mahasiswa dan masyarakat peminat lain-dalam buku ini merupakan alternatif pilihan terhadap nya.semua buku dan karya yang sudah ada selama ini. Ka-Ketiga, perkembangan ketatanegaraan Indonesiadang-kadang buku-buku yang tersedia hanyalah bukusendiri sesudah terjadinya reformasi nasional sejak ta-yang berisi kumpulan peraturan perundang-undangan di hun 1998 yang kemudian diikuti oleh terjadinya Peruba-bidang politik dan ketatanegaraan dengan tambahanhan UUD 1945 secara sangat mendasar sebanyak empatkomentar dan catatan yang serba sumir, tanpa keda- kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002, telahlaman analisis dengan berbasis teori-teori yang telahmengubah secara mendasar pula cetak biru (blue-print)berkembang pesat di lingkungan negara-negara maju. ketatanegaraan Indonesia di masa yang akan datang.Oleh karena itu, buku dengan kedalaman pengertian ten- Oleh karena itu, diperlukan banyak buku baru yangtang berbagai aspek ilmiah tentang hukum tata negara dapat menggambarkan perspektif-perspektif baru itu,sungguh diperlukan.tidak saja di dunia teori, tetapi juga di bidang hukum Kedua, dari segi jumlahnya, buku-buku yang ter- positif yang sekarang berlaku.sedia di perpustakaan dan di toko buku juga sangat ter-Sampai sekarang, pemasyarakatan UUD 1945batas. Oleh sebab itu, dibutuhkan lebih banyak bukupasca Perubahan Keempat relatif masih sangat terbatas.untuk mendorong peningkatan pengkajian-pengkajianPadahal, isinya telah mengalami perubahan lebih dariyang lebih intensif oleh para mahasiswa dan peminat300 persen. Sebagai gambaran, sebelum diadakan Peru-masalah ketatanegaraan.bahan, naskah UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan ayat Budaya baca di kalangan masyarakat kita sangat- atau pasal. Akan tetapi sekarang, setelah mengalami 4lah lemah, dan demikian pula budaya menulis juga sa- (empat) kali perubahan, ketentuan yang terkandung dingat terbatas, apalagi untuk menjadi penulis buku-buku dalamnya menjadi 199 butir. Dari rumusan ketentuanyang bermutu. Menjadi penulis yang baik saja pun yang asli, hanya tersisa 25 butir saja yang sama sekalisekarang ini belumlah dapat dijadikan andalan untuktidak berubah. Sedangkan selebihnya, yaitu 174 butir, sama sekali merupakan butir-butir ketentuan baru dalam12 10. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid I Jilid IUUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Artinya, sering terjebak dalam keinginannya sendiri mengenaimeskipun namanya masih menggunakan nama lama de- apa yang semestinya diatur, bukan apa yang dikehendakingan penegasan kembali dengan nama resmi Undang-oleh peraturan itu sendiri. Para sarjana hukum kita cen-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,derung bersikap sebagai politisi hukum daripada ber-tetapi isinya sudah lebih dari 300 persen baru. Untung-sikap sebagai jurist. Perhatian para sarjana hukum keba-lah bahwa pembukaannya tidak mengalami perubahan,nyakan tertuju kepada politik hukum (legal policy) dari-dan naskah standar yang dijadikan pegangan dalam pada norma hukum itu sendiri. Para sarjana hukum,melakukan perubahan itu adalah naskah UUD 1945 se- apalagi di kalangan aktivis di lapangan, para advokat,bagaimana Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan demi-ataupun para dosen yang terlibat aktif sebagai pengamat,kian, meskipun isinya sudah mengalami perubahan lebihcenderung bertindak sebagai sarjana patriotis yang ingindari 300 persen, tetapi jiwanya tetap jiwa proklamasi, memperjuangkan nilai agar dapat turut memperbaikidan orisinalitas ideologinya tetap terpelihara sesuai nas- hukum.kah aslinya yang diwarisi dari tahun 1945. Kecenderungan demikian biasanya dibungkusNamun, sebagai akibat dari perubahan yangpula oleh alasan yang bersifat pseudo-ilmiah, dengansangat mendasar dan bersifat besar-besaran itu, tidakmendasarkan diri pada teori-teori ilmiah yang secaraada jalan lain, harus ada upaya bersengaja untuk salah kaprah dipergunakan. Misalnya, dikatakan bahwamenyebarluaskan pengertian-pengertian baru dalam sarjana hukum tidak boleh berpikir dogmatis-positi-UUD 1945, terutama di kalangan para calon ahli hukum vistik, atau sarjana hukum sudah seharusnya mengu-sendiri, yaitu para mahasiswa hukum di seluruh tanah tamakan perasaan keadilan yang hidup dalam masya-air. Untuk itu, penulisan buku ini termasuk dalamrakat, sehingga tidak perlu terpaku kepada bunyi teks.rangka kebutuhan yang amat mendesak mengenai pe- Padahal, ukuran perasaan keadilan itu sangat relatif danmasyarakatan kesadaran akan konstitusi baru In-cenderung menyebabkan penerapan hukum menjadi sa-donesia, yaitu UUD Negara Republik Indonesia Tahun ngat dipengaruhi oleh faktor-faktor kekuatan politik ma-1945 pasca perubahan. Banyak kalangan dosen danjoritarian.bahkan banyak pula para guru besar hukum tata negara Apabila dipandang dari segi kebutuhan akansendiri serta para ahli hukum pada umumnya yangpembaruan hukum di negara kita yang dewasa ini sedangbelum sungguh-sungguh memahami pengertian-penger-berubah menjadi lebih demokratis dan berkeadilan, haltian baru dalam substansi perubahan yang terjadi dalam itu tentu merupakan fenomena yang baik dan positif.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ta-Upaya melakukan perombakan memerlukan sikap kritishun 1945.dari banyak kalangan, terutama dari kalangan para ahliLagi pula, di kalangan para sarjana hukum Indo-hukum sendiri. Namun, kebiasaan semacam itu jikanesia sejak dulu, terdapat pula kebiasaan buruk menge- tidak terkendali, justru dapat menyebabkan terjadinyanai cara berpikir politis tentang hukum. Para sarjana hu-destabilisasi dan disharmoni dalam diskursus publikkum sering berpikir mengenai apa yang ia inginkan de-(public discourse) yang pada gilirannya menyebabkanngan suatu ketentuan hukum, bukan apa yang diingin-semakin kacaunya tertib hukum nasional kita.kan oleh perumusan norma hukum itu sendiri. Orang 3 4 11. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I Jilid I Demikian pula dalam memahami ketentuan un- ngertian-pengertian lama yang sudah tidak cocok lagidang-undang dasar, sarjana hukum banyak yang tidakuntuk dijadikan pegangan ilmiah.berusaha memahami apa yang terkandung di dalamMisalnya saja, teori mengenai susunan organisasiUUD 1945, melainkan mengajukan pikirannya sendiri negara yang selama berabad-abad dipahami terdiri atasyang seharusnya ada dalam UUD 1945. Pikiran dan ha- tiga kemungkinan bentuk, yaitu negara kesatuan (uni-rapannya itulah yang dijadikan bahan dalam memahami tary state atau eenheidsstaat), negara serikat atau fede-apa yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945. Akibatnya,ral (bondstaat), dan negara konfederasi (confederation).yang berkembang di antara para ahli hukum bukanlahSekarang kita menyaksikan terbentuknya wadah Unipengertian-pengertian yang terkandung di dalamEropa (European Union) di antara negara-negara Eroparumusan-rumusan naskah UUD 1945, melainkan apaBersatu yang dari waktu ke waktu terus menguat derajatyang mereka setuju atau yang mereka ingin untuk integrasinya menjadi suatu komunitas kenegaraan yangdirumuskan dalam naskah UUD 1945. sama sekali tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu Hal inilah sebenarnya yang membedakan seorangdari ketiga bentuk susunan organisasi negara tersebut diilmuwan hukum dari seorang politisi hukum. Norma hu-atas.kum bagi jurist dan ilmuwan hukum adalah apa adanya Kelima, sebagai akibat dari gelombang globalisasi(das sein), sedangkan bagi para politisi hukum me-ekonomi dan kebudayaan umat manusia, meluas pularupakan norma yang seharusnya (das sollen). Para jurist hubungan saling pengaruh mempengaruhi mengenailebih mengutamakan norma hukum yang mengikat atau pola-pola kehidupan bernegara dan aspek-aspek ketata-ius constitutum, sedangkan para politisi hukum lebihnegaraan di berbagai negara, sehingga hukum tata ne-menekankan ius constituendum atau hukum yang dicita-gara sebagai bidang ilmu pengetahuan juga tidak lagicitakan. Kebiasaan demikian itu pada gilirannya dapat terkungkung dalam ruang-ruang nasionalisme normasemakin mempersulit upaya kita untuk memasya- konstitusi masing-masing negara. Para mahasiswa hu-rakatkan kesadaran dan menyebarluaskan pengertian-kum harus menangkap pula kecenderungan baru dimanapengertian baru dalam Undang-Undang Dasar 1945 pas- hukum tata negara sebagai bidang hukum yang bersifatca Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga, dan Perubahaninternal suatu negara mulai menyatu atau setidaknyaKeempat.saling pengaruh mempengaruhi dengan bidang kajian Keempat, keadaan dunia dewasa ini juga telah hukum internasional publik. Hukum tata negara meluasmengalami perubahan yang sangat pesat dan mendasar, dari sempitnya orientasi selama ini yang hanya bersifatapabila dibandingkan dengan keadaan di masa-masa lalu internal ke arah orientasi eksternal, sehingga ilmu hu-pada abad ke-20. Kehidupan kenegaraan di seluruh du-kum tata negara di samping harus dipelajari sebagai bi-nia dewasa ini juga berubah dengan sangat fundamental dang ilmu hukum tata negara positif, juga harussehingga teori-teori dan konsep-konsep hukum yang dipelajari sebagai bidang ilmu hukum tata negara umum.berlaku di masa lalu juga banyak yang menjadi tidak Hukum tata negara positif hanya berkisar kepadarelevan lagi dengan kebutuhan zaman sekarang. Demi- norma-norma hukum dasar yang berlaku di satu negara,kian pula halnya dengan bidang hukum tata negara, sedangkan hukum tata negara umum mempelajari jugabanyak sekali konsep-konsep baru yang muncul dan pe-fenomena hukum tata negara pada umumnya. Hukum5 6 12. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid ITata Negara Positif hanya mempelajari hukum yangmendalam mengenai berbagai aspek hukum tata negaraberlaku di Indonesia saja dewasa ini. Tetapi Hukum Tata sebagai bidang ilmu pengetahuan hukum. Di dalamnyaNegara Umum mempelajari gejala-gejala ilmiah hukumdapat saja tercakup pula aspek-aspek hukum tata negaratata negara pada umumnya. Oleh karena itu, judul yang positif yang berlaku di Indonesia, tetapi hal itu bukanlahdipilih untuk buku ini bukanlah Pengantar Hukum Tata menjadi muatan utamanya.Negara Indonesia, melainkan Pengantar Ilmu HukumSebagai buku Pengantar, maka tentulah tidak se-Tata Negara saja.mua aspek pengantar itu akan diuraikan di sini. Dalambuku ini, hanya diuraikan beberapa aspek pembahasanB. Ruang Lingkup Pembahasan yang berkenaan dengan (i) disiplin ilmu hukum tatanegara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan hu-Buku ini dimaksudkan sebagai bacaan bagi maha-kum kenegaraan, (ii) gagasan umum tentang konstitusi,siswa Strata-1 dan para pemula yang ingin mengetahui(iii) sumber-sumber hukum tata negara atau the laws ofmengenai garis besar ruang lingkup ilmu pengetahuan the constitution, (iv) konvensi ketatanegaraan atau thehukum yang dinamakan ilmu Hukum Tata Negara. Oleh conventions of the constitution, dan (v) metode-metodekarena itu buku ini diberi judul Pengantar Ilmu Hukumpenafsiran yang dikenal dalam hukum tata negara; sertaTata Negara. Dari judul ini, pertama dapat diketahui (vi) berbagai aspek mengenai praktik hukum tata negara.bahwa buku ini hanyalah merupakan bagian pengantarDengan demikian, dalam buku ini, belumuntuk pengkajian yang lebih mendalam mengenai ilmudiuraikan mengenai persoalan-persoalan pokok yanghukum tata negara. Artinya, yang dibahas dalam buku ini biasa dibahas dalam ilmu hukum tata negara, sepertibarulah kulit atau hal-hal yang belum merupakan sub-bentuk dan susunan organisasi negara, fungsi-fungsistansi pokok ilmu hukum tata negara itu. Pada jilid I ini kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisial, sistembelum dibahas mengenai prinsip-prinsip dasar dalamkepartaian dan pemilihan umum, kewarganegaraan, danhukum tata negara seperti konsep pembatasan ke- sebagainya. Pada saatnya, hal-hal yang dimaksud itukuasaan dan implikasinya terhadap struktur kekuasaanakan dibahas dalam Jilid II.yang biasanya dibagi dalam cabang-cabang legislatif,eksekutif, dan yudisial, yang akan dibahas pada jilid II. C. Pendekatan PembahasanBuku ini benar-benar baru bersifat pengantar ke arahstudi yang lebih mendalam mengenai materi ilmu hukum Dalam menyusun buku ini, penulis sangat me-tata negara itu.nyadari bahwa banyak buku-buku teks yang biasaKedua, dalam judul ini, juga tergambar bahwa isidipakai sehari-hari sebagai buku wajib oleh mahasiswabuku ini merupakan pengantar terhadap kajian ilmu dan dosen hukum di tanah air kita, banyak yang sudahhukum tata negara yang bersifat umum, yang tidak ha-ketinggalan atau obsolete. Akan tetapi, saya sendiri tidaknya terbatas kepada hukum tata negara positif, dalam ar-bermaksud meniadakan atau menafikan sumbangan ya-ti hukum tata negara Indonesia yang dewasa ini sedang ng telah diberikan oleh buku-buku tersebut sebelumnya.berlaku. Oleh karena itu, lingkup pembahasan dalamBuku-buku lama itu menurut saya masih tetap bergunabuku ini bersifat mengantarkan studi yang lebih luas dan78 13. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I Jilid Idan bagi mereka yang memilikinya masih tetap dapatmenggunakannya sebagai bahan perbandingan.Misalnya saja, di lingkungan Fakultas HukumUniversitas Indonesia, buku karya Mohammad Kusnardidan Harmaily Ibrahim (keduanya sudah almarhum)dengan judul Pengantar Hukum Tata Negara Indonesiamasih terus dipakai sebagai buku pegangan mahasiswasampai sekarang. Isinya jelas sudah sangat banyak ke-tinggalan, tetapi tetap penting untuk dijadikan peganganbagi dosen dan mahasiswa. Bahkan, oleh sebab itu, bukuini juga ditulis dengan berpatokan pada apa yang ditulisoleh Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim tersebut.Dengan demikian, buku teks yang lama ini tidak perlu se-luruhnya dihapuskan, karena banyak bagian yang masihtetap dapat dipakai sampai sekarang.Hanya saja, jika buku teks lama ini dibaca tanpadilengkapi dengan buku baru, pemahaman pembacanyadapat tergelincir kepada kesalahan fatal. Banyak sekalipengertian-pengertian baru yang telah berubah secarafundamental baik karena pengaruh perubahan global,nasional, regional, maupun perubahan yang bersifat lo-kal. Semua itu memerlukan keterangan-keterangan danpenjelasan-penjelasan baru yang hanya dapat dibaca da-lam buku-buku yang baru pula.Di samping itu, pembahasan dalam buku ini tidakdilakukan semata-mata secara normatif ataupun menu-rut peraturan hukum positif, melainkan melalui des-kriptif-analitis. Pembahasan dilakukan melalui pendes-kripsian pendapat ahli mengenai persoalan yang dibahasdengan contoh-contoh yang dipraktikkan di berbagai ne-gara. Baru setelah itu, pembahasan dikaitkan pula de-ngan pengalaman praktik ketatanegaraan di Indonesia.910 14. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid I Jilid IBAB IINo independent political society can be termed as stateDISIPLIN ILMU HUKUM TATA NEGARA unless it professes to exercise both these functions; but nomodern state of any importance contents itself with thisnarrow range of activity. As civilisationm becomes morecomplex, population increases and social conscienceA. Negara Sebagai Objek Ilmu Pengetahuanarises, the needs of the governed call for incresedattention; taxes have to be livied to meet these needs;Negara merupakan gejala kehidupan umat ma-justice must be administered, commerce regulated,nusia di sepanjang sejarah umat manusia. Konsep negaraeducational facilities and many other social servicesberkembang mulai dari bentuknya yang paling sederhana provided.2sampai ke yang paling kompleks di zaman sekarang.Sebagai bentuk organisasi kehidupan bersama dalam Selanjutnya dikemukakan juga oleh ketigamasyarakat, negara selalu menjadi pusat perhatian dansarjana Inggris tersebut:obyek kajian bersamaan dengan berkembangnya ilmupengetahuan umat manusia. Banyak cabang ilmu penge- A fully developed modern state is expected to deal with atahuan yang menjadikan negara sebagai objek kajiannya.vast mass of social problems, either by direct activity orMisalnya, ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum ke- by supervision, or regulation. In order to carry out thesenegaraan, ilmu Hukum Tata Negara, Hukum Ad- functions, the state must have agents or organs throughwhich to operate. The appointment or establishment ofministrasi Negara, dan ilmu Administrasi Pemerintahan these agents or organs, the general nature of their(Public Administration), semuanya menjadikan negara functions and powers, their relations inter and betweensebagai pusat perhatiannya. them and the private citizen, form a large part of theNamun demikian, apa sebenarnya yang diartikan constitution of a state.3orang sebagai negara tentulah tidak mudah untuk di-definisikan. Meskipun diakui merupakan istilah yang su-Secara sederhana, oleh para sarjana sering diurai-lit didefinisikan, O. Hood Phillips, Paul Jackson, dan Pa-kan adanya 4 (empat) unsur pokok dalam setiap negara, 4tricia Leopold mengartikan negara atau state sebagai: yaitu (i) a definite territory, (ii) population, (iii) aAn independent political society occupying a defined Government, dan (iv) Sovereignity. Namun demikian,territory, the members of which are united together for untuk menguraikan pengertian negara dalam tataranthe purpose of resisting external force and the preser- yang lebih filosofis, dapat pula merujuk kepada pendapatvation of internal order.1 Hans Kelsen dalam bukunya General Theory of Lawand State. 5 yang menguraikan pandangannya tentangDikatakan pula oleh Phillips, Jackson, danLeopold:2Ibid., hal. 4-5.3Ibid., hal. 5.4A. Appadorai, The Substance of Politics, (India: Oxford University Press,2005), hal. 11.1 5 O. Hood Phillips, Paul Jackson and Patricia Leopold, Constitutional andHans Kelsen, General Theory of Law and State, (New York: Russel andAdministrative Law, 8th edition, (London: Sweet and Maxwell, 2001), hal. 4. Russel, 1961), hal. 188-191.1112 15. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid IJilid Inegara atau state a juristic entity dan state as a politi-ma kajiannya. Sementara, ilmu Hukum Tata Negaracally organized society atau state as power. Elemen mengkaji aspek hukum yang membentuk dan yang di-negara menurut Kelsen mencakup: (i) The Territory ofbentuk oleh organisasi negara itu. Ilmu politik melihatthe State, seperti mengenai pembentukan dan pembu-negara sebagai a political society dengan memusatkanbaran negara, serta mengenai pengakuan atas negara danperhatian pada 2 (dua) bidang kajian, yaitu teori politikpemerintahan;6 (ii) Time Element of the State, yaitu wak- (political theory) dan organisasi politik (political organi-tu pembentukan negara yang bersangkutan; (iii) Thezation). Ilmu Politik sebagai bagian dari ilmu sosial lebihPeople of the State, yaitu rakyat negara yang bersang-memusatkan perhatian pada negara sebagai realitaskutan; (iv) The Competence of the State as the Material politik. Seperti dikatakan oleh M.G. Clarke:Sphere of Validity of the National Legal Order, misalnya ... politics can only be understood through the bahaviouryang berkaitan dengan pengakuan internasional; (v) of its participants and that this behaviour is determinedConflict of Laws, pertentangan antar tata hukum; (vi)by social forces: social, economic, racial factions, etc.9The so-called Fundamental Rights and Duties of theStates, soal jaminan hak dan kebebasan asasi manusia; Ilmu politik hanya dapat dimengerti melalui peri-dan (vii) The Power of the State, aspek-aspek mengenailaku para partisipannya yang ditentukan oleh kekuatan-kekuasaan negara.7kekuatan sosial, ekonomi, kelompok-kelompok rasial,Negara sebenarnya merupakan konstruksi yang dan sebagainya. Lebih lanjut, Clarke menyatakan bahwadiciptakan oleh umat manusia (human creation) tentang legalisme itu bersifat redundant dalam studi ilmu politik,pola hubungan antar manusia dalam kehidupan berma-tetapi bahwa the rules of the constitution dan, lebih pen-syarakat yang diorganisasikan sedemikian rupa untuk ting lagi, struktur-struktur institutional pemerintahanmaksud memenuhi kepentingan dan mencapai tujuan negara, bukanlah hal yang relevan untuk dipersoalkanbersama. Apabila perkumpulan orang bermasyarakat itudalam ilmu politik. Struktur kelembagaan negara itu,diorganisasikan untuk mencapai tujuan sebagai satu unit menurut Clarke, tidak mempunyai pengaruh yang berartipemerintahan tertentu, maka perkumpulan itu dapat perilakulah yang menjadi subjek utama dalam ilmu po-dikatakan diorganisasikan secara politik, dan disebut litik. 10 Orang boleh menerima begitu saja pendapatbody politic atau negara (state) sebagai a society politi-Clarke ini dalam kerangka studi ilmu politik, tetapi dically organized.8 lingkungan negara-negara yang sedang berkembang,Negara sebagai body politic itu oleh ilmu negarabanyak studi ilmu sosial lainnya yang justru menunjuk-dan ilmu politik sama-sama dijadikan sebagai objek uta- kan gejala yang sebaliknya, yaitu bahwa peranan institusi6 9Pengakuan atas suatu negara meliputi persoalan recognition of a community Pengantar M.G. Clarke sebagai editor buku C.F. Strong, Modern Politicalas a state, pengakuan de facto atau de jure, pengakuan dengan kekuatanConstitutions: An Introduction to the Comparative Study of Their Historyyang bersifat retroaktif, pengakuan melalui penerimaan oleh organisasi PBB, and Existing Forms, (London: Sidgwick & Jackson, 1973), hal.xvi.10pengakuan terhadap pemerintahan dan pengakuan terhadap insurgents seba-Ibid. What they are saying is not just that legalism is redundant in thegai a belligerent power. Ibid. hal. 221-231.study of politics, but that the rules of the constitution and, more important,7Ibid., hal. 207-267.the institutional structures of government, are irrelevant because they dont8Appadorai, Op. Cit., hal. 3.significantly affect that behaviour which is the only subject worthy of study.1314 16. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid Ikenegaraan itu justru sangat signifikan pengaruhnyadisebut Constitutional Law. Dalam bahasa Belanda danterhadap perilaku politik warga masyarakat.Jerman, hukum tata negara disebut Staatsrecht, tetapiBagi disiplin ilmu politik, pendapat Clarke itudalam bahasa Jerman sering juga dipakai istilah verfas-tidak aneh. Bahkan, Robert Dahl dalam bukunya Pre-sungsrecht (hukum tata negara) sebagai lawan perkataanface to Democratic Theory (1956) juga menyatakanverwaltungsrecht (hukum administrasi negara).bahwa bagi para ilmuwan sosial yang lebih penting Dalam bahasa Belanda, untuk perkataan hukumadalah social not constitutional. 11 Ilmu politik lebihtata negara juga biasa dipergunakan istilah staatsrechtmengutakan dinamika yang terjadi dalam masyarakatatau hukum negara (state law). Dalam istilah staatsrechtdaripada norma-norma yang tertuang dalam konstitusiitu terkandung 2 (dua) pengertian, yaitu staatsrecht innegara. Hal itu tentunya sangat berbeda dari ke- ruimere zin (dalam arti luas), dan staatsrecht in engerecenderungan yang terdapat dalam ilmu hukum, khu- zin (dalam arti sempit). Staatsrecht in engere zin ataususnya ilmu hukum tata negara (constitutional law).Hukum Tata Negara dalam arti sempit itulah yang biasa-Dalam studi ilmu hukum tata negara (the study of the nya disebut Hukum Tata Negara atau Verfassungsrechtconstitution atau constitutional law), yang lebih di-yang dapat dibedakan antara pengertian yang luas danutamakan justru adalah norma hukum konstitusi yang yang sempit. Hukum Tata Negara dalam arti luas (inbiasanya tertuang dalam naskah undang-undang dasar.ruimere zin) mencakup Hukum Tata Negara (verfas-Di situlah letak perbedaan mendasar antara ilmu Hukumsungsrecht) dalam arti sempit dan Hukum AdministrasiTata Negara dari ilmu politik. Negara (verwaltungsrecht). 13Prof. Dr. Djokosoetono lebih menyukai peng-B. Ilmu Hukum Tata Negaragunaan verfassungslehre daripada verfassungsrecht. Dalam berbagai kuliahnya yang dikumpulkan oleh salah1. Peristilahan seorang mahasiswanya, yaitu Harun Alrasid, pada tahun Ilmu Hukum Tata Negara adalah salah satu 1959, 14 dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1982,cabang ilmu hukum yang secara khusus mengkaji Djokosoetono berusaha mengambil jalan tengah antarapersoalan hukum dalam konteks kenegaraan. Kita me- Carl Schmitt yang menulis buku Verfassungslehre danmasuki bidang hukum tata negara, menurut Wirjono Hermann Heller dengan bukunya Staatslehre. IstilahProdjodikoro, apabila kita membahas norma-norma hu- yang tepat untuk Hukum Tata Negara sebagai ilmu (con-kum yang mengatur hubungan antara subjek hukum stitutional law) adalah Verfassungslehre atau teori kons-orang atau bukan orang dengan sekelompok orang atau titusi. Verfassungslehre inilah yang nantinya akan men-badan hukum yang berwujud negara atau bagian dari jadi dasar untuk mempelajari verfassungsrecht, teru-negara. 12 Dalam bahasa Perancis, hukum tata negaradisebut Droit Constitutionnel atau dalam bahasa Inggris 13Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara11 Robert A. Dahl, Preface to Democratic Theory, (Chicago: University of Indonesia, cet. kelima, (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FakultasChicago Press, 1956), hal. 83. Hukum Universitas Indonesia, 1983), hal. 22.12 14 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Tata Negara di Indonesia, cet. Djokosoetono, Hukum Tata Negara, Himpunan oleh Harun Alrasid,keenam, (Jakarta: Dian Rakyat, 1989), hal. 2.(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982).15 16 17. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid IJilid Itama mengenai hukum tata negara dalam arti positif, sebut, Hukum Konstitusi dipahami lebih sempit daripadayaitu hukum tata negara Indonesia.Hukum Tata Negara.17Istilah Hukum Tata Negara dapat dianggapPerkataan Hukum Tata Negara berasal dari per-identik dengan pengertian Hukum Konstitusi yang kataan hukum, tata, dan negara, yang di dalamnyamerupakan terjemahan langsung dari perkataan Consti-dibahas mengenai urusan penataan negara. Tata yangtutional Law (Inggris), Droit Constitutionnel (Perancis), terkait dengan kata tertib adalah order yang biasa jugaDiritto Constitutionale (Italia), atau Verfassungsrecht diterjemahkan sebagai tata tertib. Tata negara berarti(Jerman). Dari segi bahasa, istilah Constitutional Lawsistem penataan negara, yang berisi ketentuan mengenaidalam bahasa Inggris memang biasa diterjemahkan se- struktur kenegaraan dan substansi norma kenegaraan.bagai Hukum Konstitusi. Namun, istilah Hukum TataDengan perkataan lain, ilmu Hukum Tata Negara dapatNegara itu sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasadikatakan merupakan cabang ilmu hukum yangInggris, niscaya perkataan yang dipakai adalah Con- membahas mengenai tatanan struktur kenegaraan,stitutional Law.15 Oleh karena itu, Hukum Tata Negara mekanisme hubungan antar struktur-struktur organ ataudapat dikatakan identik atau disebut sebagai istilah lain struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antarabelaka dari Hukum Konstitusi.16 struktur negara dengan warga negara.Di antara para ahli hukum, ada pula yang ber- Hanya saja, yang dibahas dalam Hukum Tatausaha membedakan kedua istilah ini dengan me- Negara atau Hukum Konstitusi itu sendiri hanya terbatasnganggap bahwa istilah Hukum Tata Negara itu lebihpada hal-hal yang berkenaan dengan aspek hukumnyaluas cakupan pengertiannya dari pada istilah Hukumsaja. Oleh karena itu, lingkup bahasannya lebih sempitKonstitusi. Hukum Konstitusi dianggap lebih sempitdaripada Teori Konstitusi sebagaimana yang dianjurkankarena hanya membahas hukum dalam perspektif teks untuk dipakai oleh Prof. Dr. Djokosoetono, yaitu Verfas-undang-undang dasar, sedangkan Hukum Tata Negarasungslehre atau Theorie der Verfassung.18 Istilah Verfas-tidak hanya terbatas pada undang-undang dasar.sungslehre itu, menurut Djokosoetono lebih luas dari-Pembedaan ini sebenarnya terjadi karena kesalahan pada Verfassungsrecht. Theorie der Verfassung lebihdalam mengartikan perkataan konstitusi (verfassung) itu luas daripada Theorie der Verfassungsrecht. Untuk ke-sendiri yang seakan-akan diidentikkan dengan undang-pentingan ilmu pengetahuan, Djokosoetono menganggapundang dasar (gerundgesetz). Karena kekeliruan ter- lebih tepat untuk menggunakan istilah Teori Konstitusidaripada Hukum Konstitusi ataupun Hukum Tata Ne-15gara. Sebab yang dibahas di dalamnya adalah persoalan Lihat dan bandingkan Sri Soemantri, Susunan Ketatanegaraan Menurut konstitusi dalam arti yang luas dan tidak hanya terbatasUUD 1945 dalam Ketatanegaraan Indonesia Dalam Kehidupan PolitikIndonesia, (Jakarta: Sinar Harapan, 1993), hal. 29. Lihat juga dalam Miriam kepada aspek hukumnya, maka yang lebih penting ada-Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,lah Theorie der Verfassung atau Verfassunglehre (Teori1992), hal. 95Konstitusi), bukan Theorie der Verfassungsrecht, The-16 Lihat dan bandingkan pula pendapat dari Bagir Manan yang membedakanantara Konstitusi (UUD) dengan Hukum Konstitusi (Hukum Tata Negara).17Lihat Bagir Manan, Perkembangan UUD 1945, (Yogyakarta: FH-UII Press, Ibid., hal. 23.182004), hal. 5. Djokosoetono, Op. Cit., hal. 45.1718 18. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I Jilid Iorie der Constitutionnel Recht (Teori Hukum Konstitusistitution of the United States of America baru disahkanatau Teori Hukum Tata Negara), ataupun Theorie derpada tanggal 17 September 1787, yaitu 11 tahun setelahGerundgesetz (Teori Undang-Undang Dasar). 19deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dari Inggris Sejalan dengan penggunaan kata theorie dan pada tanggal 4 Juli 1776. Bekas negara federasi Unilehre tersebut, dapat dibandingkan pula antaraSoviet mengesahkan undang-undang dasarnya (Konsti-staatsrecht dengan staatslehre. Dalam staatslehre di- tusi Federal) pada tahun 1924, setelah 2 tahun ber-bahas mengenai persoalan negara dalam arti luas,dirinya, yaitu pada 30 Desember 1922.21 Kerajaan Belan-sedangkan staatsrecht hanya mengkaji aspek hukumnya da yang sekarang juga baru mengesahkan Grondwetsaja, yaitu hukum negara (state law). Dapat disebut pada tanggal 2 Februari 1814, yaitu setelah 2 bulan danbeberapa sarjana yang mempopulerkan istilah staats- 11 hari sejak proklamasi kemerdekaannya dari Perancislehre ini, misalnya adalah Hans Kelsen dalam buku pada tanggal 21 November 1813. Republik Indonesia sen-Algemeine Staatslehre dan Herman Heller dalam diri yang sudah diproklamasikan sebagai negarabukunya Staatslehre. Cakupan pengertiannya jelas le-merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945,bih luas daripada staatsrecht, seperti halnya ver-baru mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 padafassunglehre lebih luas daripada verfassungsrecht.tanggal 18 Agustus 1945. Konstitusi atau verfassung itu sendiri, menurutDalam ilmu hukum tata negara juga berlakuThomas Paine dibuat oleh rakyat untuk membentuk pe- doktrin teori fiktie hukum (legal fiction theory) yangmerintahan, bukan sebaliknya ditetapkan oleh peme-menyatakan bahwa suatu negara dianggap telah memi-rintah untuk rakyat. Bahkan, lebih lanjut dikatakan olehliki konstitusi sejak negara itu terbentuk. TerbentuknyaPaine bahwa A constitution is a thing antecedent to anegara itu terletak pada tindakan yang secara resmigovernment and a government is only the creature of a menyatakannya terbentuk, yaitu melalui penyerahanconstitution. Konstitusi itu mendahului pemerintahan,kedaulatan (transfer of authority) dari negara indukkarena pemerintahan itu justru dibentuk berdasarkan seperti penjajah kepada negara jajahannya, melaluikonstitusi. Oleh karena itu, konstitusi lebih dulu adapernyataan deklarasi dan proklamasi, ataupun melaluidaripada pemerintahan.20revolusi dan perebutan kekuasaan melalui kudeta. Secara Pengertian bahwa konstitusi mendahului peme- juridis formal, negara yang bersangkutan atau pemerin-rintahan tetap berlaku, meskipun dalam praktik banyak tahan tersebut dapat dinyatakan legal secara formalnegara sudah lebih dulu diproklamasikan baru undang-sejak terbentuknya. Namun, legalitas tersebut masihundang dasarnya disahkan. Misalnya, the Federal Con-bersifat formal dan sepihak. Oleh karena itu, derajat legi-timasinya masih tergantung kepada pengakuan pihak-19 Ibid.pihak lain.20 A constitution is not the act of a government, but of a people constitutinga government, and a government without a constitution is power without21right. Lihat Rights of Man in the Complete Works of Thomas Paine, p. Menurut Andrei Y. Vyshinsky, Undang-Undang Dasar Soviet menggam-302-303 dalam Michael Allen and Brian Thompson, Cases and Materials onbarkan perkembangan historis yang dijalani oleh negara Soviet. Lihat dalamConstitutional and Administrative Law, 7th edition, (London: Oxford Univer- Andrei Y. Vyshinsky, The Law of Soviet State, diterjemahkan dari thesity Press, 2003), hal. 1.Russian oleh Rugh W. Babb, (New York: The Macmillan Company, 1961).19 20 19. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid I Jilid IIstilah constitution 22 dalam bahasa Inggris se- undang-undang dasar dalam arti konstitusi yang ter-padan dengan perkataan grondwet dalam bahasa Be- tuang dalam naskah tertulis. 23 Untuk pengertian kon-landa dan gerundgesetz dalam bahasa Jerman. Grondstitusi dalam arti undang-undang dasar, sebelum di-dalam bahasa Belanda memiliki makna yang samapakainya istilah grondwet, di Belanda pernah dipakaidengan Gerund dalam bahasa Jerman yang berarti juga istilah staatsregeling. Atas prakarsa Gijsbert Kareldasar. Sedangkan, wet atau gesetz biasa diartikanvan Hogendorp pada tahun 1813, istilah grondwet dipa-undang-undang. Oleh sebab itu, dalam bahasakai untuk menggantikan istilah staatsregeling.24Indonesia, grondwet itu disebut dengan istilah undang- Oleh sebab itu, di negeri Belanda, seperti di-undang dasar. Namun, para ahli pada umumnya sepakatkatakan oleh Sri Soemantri, istilah grondwet itu barubahwa pengertian kata konstitusi itu lebih luas daripada digunakan pada tahun 1813. 25 Artinya, yang dapatundang-undang dasar. Sarjana Belanda seperti L.J. vandiidentikkan dengan Undang-Undang Dasar negaraApeldoorn juga menyatakan bahwa constitutie itu lebihjajahan Hindia Belanda adalah Indische Staatsregeling.luas daripada grondwet. Menurut Apeldoorn, grondwetOleh sebab itu, dengan terbentuknya negara Republik In-itu hanya memuat bagian tertulis saja dari constitutie donesia berdasarkan UUD 1945 pada tahun 1945, sudahyang cakupannya meliputi juga prinsip-prinsip danseharusnya undang-undang dasar zaman Hindia Belandanorma-norma dasar yang tidak tertulis. Demikian pula diini dianggap tidak lagi mempunyai kekuatan hukum me-Jerman, verfassung dalam arti konstitusi dianggap lebihngikat. Kalaupun berbagai peraturan perundang-luas pengertiannya daripada gerundgestz dalam arti undangan yang diwarisi dari zaman Hindia Belanda ituundang-undang dasar. masih diberlakukan berdasarkan Aturan Peralihan UUDOleh karena itu, sampai sekarang, dalam bahasa 1945, maka daya ikatnya tidak lagi berdasarkan ke-Jerman, dibedakan antara istilah gerundrecht (haktentuan Indische Staatsregeling, melainkan karena UUDdasar), verfassung, dan gerundgezet. Kemudian dalam1945 sendiri tetap memberlakukannya ke dalam wilayahbahasa Belanda juga dibedakan antara grond-recht (haknegara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulatdasar), constitutie, dan grondwet. Demikian pula dalam berdasarkan undang-undang dasar yang baru, semata-bahasa Perancis, dibedakan antara Droit Constitutionnelmata untuk mengatasi kekosongan hukum (rechts-dan Loi Constitutionnel. Istilah yang pertama identik de-vacuum) yang dapat timbul karena situasi perubahanngan pengertian konstitusi, sedang yang kedua adalah transisional sebagai negara yang baru merdeka. Semua produk hukum masa lalu, sepanjang me-22 mang masih diperlukan haruslah dilihat sebagai produkSebagai perbandingan, di dalam Blacks Law Dictionary, Eight Edition,hukum Indonesia sendiri yang memang diperlukan un-Constitution diartikan sebagai The fundamental and organic law of a nationor state that establishes the institutions and apparatus of government,tuk negara hukum Indonesia. Seperti halnya di zamandefines the scope of governmental sovereign powers, and guarantees indiv- 23idual civil rights and civil liberties. Sedangkan, di dalam Oxford DictionaryDalam bahasa Italia disebut Diritto Constitutionale; sedangkan dalamof Law, Fifth Edition, Constitution diartikan The rules and practices thatbahasa Arab disebut Masturiyah, Dustuur, atau Qanun Asasi. 24determine the composition and functions of the organs of central and local Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan Sistem Perubahangovernment in as state and regulate the relationship between the individualKonstitusi, (Bandung: Alumni, 1987), hal. 1-2. 25and the state. Ibid. 2122 20. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid Ikemerdekaan sekarang ini, cukup banyak produk pe- dikan objek penelitian oleh sarjana hukum itu masing-raturan perundang-undangan yang sebagian atau masing. Misalnya, di negara-negara yang menganutseluruh materinya berasal dari contoh-contoh praktiktradisi common law tentu berbeda dari apa yang diprak-hukum di negara-negara lain yang dinilai patut untuktikkan di lingkungan negara-negara yang menganut tra-dicontoh.26 Atas dasar alasan inilah, maka pemberlakuan disi civil law.produk-produk hukum peninggalan zaman Hindia Bahkan, dalam perkembangan praktik selamaBelanda dapat dibenarkan, meskipun hal itu tetap tidakberabad-abad, di antara negara-negara yang menganutmenutup keharusan untuk melakukan upaya pembaruan tradisi hukum yang sama pun dapat timbul perbedaan-besar-besaran terhadap produk-produk hukum masa laluperbedaan karena latar belakang sejarah antara satuitu disesuaikan dengan kehendak perubahan zaman.negara dengan negara lain yang juga berbeda-beda.Apalagi, Indonesia dewasa ini berada dalam alam Misalnya, meskipun sama-sama menganut tradisi com-modern yang sangat ditentukan oleh (i) perkembangan mon law, antara Inggris dan Amerika Serikat jelas mem-ilmu pengetahuan dan teknologi modern, (ii) sistem de-punyai sejarah hukum yang berbeda, sehingga konsep-mokrasi yang terus tumbuh, dengan (iii) tuntutan sistem konsep hukum dan konstitusi yang dipraktikkan di keduaekonomi pasar yang semakin kuat, serta (iv) diiringi pula negara ini juga banyak sekali yang tidak sama. Apalagi, dioleh pengaruh globalisasi dan gejolak kedaerahan yang Inggris sendiri tidak terdapat naskah konstitusi yangsangat kuat. Semua ini memerlukan respons sistembersifat tertulis dalam satu naskah UUD, sedangkanhukum dan konstitusi yang dapat menjalankan fungsiAmerika Serikat memiliki naskah UUD tertulis yangkontrol dan sekaligus fungsi pendorong ke arah pem- dapat dikatakan sebagai negara modern pertama yangbaruan terus menerus menuju kemajuan bangsa yangmemilikinya.semakin cerdas, damai, sejahtera, demokratis, dan ber- Berbagai pandangan para sarjana mengenai de-keadilan. finisi hukum tata negara itu dapat dikemukakan antaralain sebagai berikut:2. Definisi Hukum Tata NegaraDi antara para ahli hukum, dapat dikatakan tidaka. Christian van Vollenhoventerdapat rumusan yang sama tentang definisi hukum danMenurut van Vollenhoven, hukum tata negarademikian pula dengan definisi hukum tata negara seba- mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masya-gai hukum dan sebagai cabang ilmu pengetahuan hu- rakat hukum bawahan menurut tingkatan-tingkatannya,kum. Perbedaan-perbedaan itu sebagian disebabkan oleh yang masing-masing menentukan wilayah atau lingku-faktor-faktor perbedaan pandangan di antara para ahli ngan rakyatnya sendiri-sendiri, dan menentukan badan-hukum itu sendiri, dan sebagian lagi dapat disebabkan badan dalam lingkungan masyarakat hukum yang ber-oleh perbedaan sistem yang dianut oleh negara yang dija-sangkutan beserta fungsinya masing-masing, serta me-26Sebagian besar dari hal tersebut seringkali kita temukan pada peraturanperundang-undangan dalam ranah hukum perdata dan pidana baik itu dalampraktik maupun ilmu hukumnya masing-masing. 23 24 21. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid I Jilid Inentukan pula susunan dan kewenangan badan-badan yang berasal dari negara.29 Jika yang diatur adalah orga-yang dimaksud. 27nisasi negara, maka hukum yang mengaturnya itulah Sebagai murid Oppenheim, van Vollenhoven juga yang disebut sebagai hukum tata negara (constitutionalmewarisi pandangan gurunya itu yang membedakan an- law). Mengenai hubungan antara organisasi negara de-tara hukum tata negara dan hukum administrasi negara.ngan warga negara, seperti mengenai soal hak asasiPembedaan itu digambarkannya dengan perumpamaanmanusia, belum dipertimbangkan oleh Paul Scholten.dalam hukum tata negara, melihat negara dalam keadaandiam (in rust), sedangkan dalam hukum administrasi c. van der Potnegara, melihat negara dalam keadaan bergerak (inMenurut van der Pot, hukum tata negara adalahbeweging).28 peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang diperlukan beserta kewenangannya masing-masing,b. Paul Scholten hubungannya satu sama lain, serta hubungannya denganMenurut Paul Scholten, hukum tata negara itu individu warga negara dalam kegiatannya.30 Pandangantidak lain adalah het recht dat regelt de staatsorgani-van der Pot ini mencakup pengertian yang luas, di sam-satie, atau hukum yang mengatur mengenai tata or-ping mencakup soal-soal hak asasi manusia, juga men-ganisasi negara. Dengan rumusan demikian, Scholten jangkau pula berbagai aspek kegiatan negara dan wargahanya menekankan perbedaan antara organisasi negaranegara yang dalam definisi sebelumnya dianggap sebagaidari organisasi non-negara, seperti gereja dan lain-lain.objek kajian hukum administrasi negara.Scholten sengaja membedakan antara hukum tata negaradalam arti sempit sebagai hukum organisasi negara di d. J.H.A. Logemannsatu pihak dengan hukum gereja dan hukum perkum- Mirip dengan pendapat Paul Scholten, menurutpulan perdata di pihak lain dengan kenyataan bahwa J.H.A. Logemann, hukum tata negara adalah hukumkedua jenis hukum yang terakhir itu tidak memancarkanyang mengatur organisasi negara. Negara adalah organi-otoritas yang berdiri sendiri, melainkan suatu otoritassasi jabatan-jabatan. 31 Jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi merupakan penger- 29Lihat Asser-Scholten, Algemeen Deel, cetakan kedua, 1934, hal. 4227 Christian van Vollenhoven, Staatsrecht Overzee, (Leiden: Stenfert Kroese, dalam J.H.A. Logemann, Over de Theorie van Eeen Stellig Staatsrecht1934), hal. 30, Het staatsrecht heeft vooreerst alle hogere en lagere (1948), diterjemahkan menjadi Tentang Teori Suatu Hukum Tata Negararechtsgemeenschappen met hun hierarchie te tekenen, dan van elke Positif, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1975), hal. 88. 30diergemeenshappen het grond en personengebied te omschrijven en ver-van der Pot, Handboek van het Nederlands Staatsrecht, (Zwolle: W.E.J.volgens aan te geven, over welke organen de verschillende overheidsfunctiesTjeenk Willink, 1968), hal. 5, Die regelen stellen de nodige organen in,verdeeld zijn bij elke dier gemeenshappen (samenstelling en bevoegdheidregelen de bevoegdheden dier organen, hun orderlinge verhouding, hun ver-dier organen ter regelen). Lihat Prof. Mr. J. Oppenheim, Nederlandschhouding tot de individuen (en zijn werkzaarm hed). Lihat juga dalam Kus-Administratiefrecht, 1912, dan Omtrek van het Administratiefrecht dalam nardi dan Ibrahim, Op.Cit., hal. 25. 31Verhandelingen voor Gedragen in de Koninklijke Academie van Het staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat die gezags-Wetenshappen.organisatie blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het ambt, als28 Djokosoetono, Op. Cit., hal. 47-48. kernbegrip, als bouwsteen te hebben. Logemann, Op. Cit., hal. 81.25 26 22. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I Jilid Itian yang bersifat sosiologis. Karena negara merupakan ... within the sphere of the State, there are two kinds oforganisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubu- law. There is the law which governs the state and there isngannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluru- the law by means of which the state governs. The formerhannya, maka dalam pengertian juridis, negara merupa-is constitutional law, the latter we may for the sake of distinction call ordinary law.34kan organisasi jabatan. Hukum tata negara meliputi baikpersoonsleer maupun gebiedsleer, dan merupakan suatu Baginya, hanya ada dua golongan hukum, yaitukategori historis, bukan kategori sistematis. Artinya, hu- hukum tata negara atau constitutional law dan hukumkum tata negara itu hanya bersangkut-paut dengan geja- yang bukan hukum tata negara, yaitu yang disebutnyala historis negara. 32 sebagai ordinary law. Hukum Tata Negara (Constitu- tional Law) merupakan hukum yang memerintah ne-e. van Apeldoorn gara, sedangkan Hukum Biasa (Ordinary Law) dipakaiHukum tata negara (verfassungsrecht) dise- oleh negara untuk memerintah.35butkan oleh van Apeldoorn sebagai staatsrecht dalamarti yang sempit. Sedangkan dalam arti yang luas, g. Wade and Phillipsstaatsrecht meliputi pula pengertian hukum administrasi Dalam bukunya Constitutional Law yang terbitnegara (verwaltungsrecht atau administratiefsrecht). pada tahun 1939, Wade and Phillips merumuskanSebenarnya, van Apeldoorn sendiri dalam karya- Constitutional law is ... body of rules which prescribeskaryanya tidak banyak membahas soal-soal yang (a) the structure, (b) the functions of the organs ofberkenaan dengan hukum tata negara (ver- central and local government. Dalam buku yang samafassungsrecht), kecuali mengenai tugas-tugas dan ke- terbitan tahun 1960, dinyatakan:wenangan atau kewajiban dan hak-hak alat-alat per-lengkapan negara. Dalam berbagai bukunya, van Apel-In the generally accepted of the term it means the rulesdoorn malah tidak menyinggung sama sekali mengenai which regulate the structure of the principal organs ofpentingnya persoalan kewarganegaraan dan hak asasi government and their relationship to each other, andmanusia. 33determine their principal functions.36f. Mac-IverDalam kedua rumusan tersebut, Wade and Hukum Tata Negara (constitutional law) adalah Phillips, yang bukunya terkenal sebagai buku teks yanghukum yang mengatur negara, sedangkan hukum yang sangat luas dipakai di Inggris, menentukan bahwa hu-oleh negara dipergunakan untuk mengatur sesuatu selain kum tata negara mengatur alat-alat perlengkapan ne-negara disebut sebagai hukum biasa (ordinary law).Menurut Mac Iver:34MacIver, R.M., The Modern State, First Edition, (London: Oxford University Press, 1955), hal. 250. 35Lihat Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia,32 Ibid., hal. 88. (Jakarta: Dian Rakyat, 1989), hal. 9.33 36 Lihat Inleiding tot de Studie van het Nederlandsrecht, diterjemahkan Bandingkan Wade and Phillips, Constitutional Law, edisi tahun 1939, hal.menjadi Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1968), hal. 240. 4, dan edisi tahun 1960 hal 3. 27 28 23. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid IJilid Igara, tugas dan wewenangnya, serta mekanisme hu- menyebutkan bahwa Hukum Tata Negara mencakupbungan di antara alat-alat perlengkapan negara itu.semua peraturan yang secara langsung atau tidak lang-Dengan perkataan lain, Wade and Phillips juga tidaksung mempengaruhi distribusi atau pelaksanaan ke-mencantumkan pentingnya persoalan kewarganegaraankuasaan yang berdaulat dalam negara. Dalam hal ini,dan hak asasi manusia sebagai objek kajian hukum tataA.V. Dicey menitikberatkan mengenai persoalan distri-negara.busi atau pembagian kekuasaan dan pelaksanaan kekua- saan tertinggi dalam suatu negara. 39 Semua aturanh. Paton George Whitecross (rules) yang mengatur hubungan-hubungan antar peme-Dalam bukunya yang berjudul Textbook of Juris-gang kekuasaan negara yang tertinggi satu dengan yangprudence, Paton George Whitecross merumuskanlain disebut olehnya sebagai hukum tata negara atau con-bahwa Constitutional law deals with the ultimate ques-stitutional law.40tions of distribution of legal power and the functions ofthe organs of the state.37 Hukum Tata Negara itu berhu- j. Maurice Duvergerbungan dengan persoalan distribusi kekuasaan hukum Menurut sarjana Perancis, Maurice Duverger,dan fungsi organ-organ negara. Lebih jauh, ia menyata- hukum tata negara adalah salah satu cabang hukumkan: publik yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi po-In a wide sense, it includes admistrative law, but it is litik suatu lembaga negara. Seperti halnya para sarjanaconvenient to consider as a unit for many purposes oflainnya, Maurice Duverger juga hanya memberikan te-the rules which determine the organzation, power, andkanan pada aspek keorganisasian serta tugas-tugas danduties of administrative authorities.38 kewenangan lembaga-lembaga sebagai alat perlengkapan negara. Hal yang lebih diutamakan oleh Maurice Du- Dalam arti luas, Hukum Tata Negara itu meliputi verger dalam definisi yang dikembangkannya tersebutjuga pengertian Hukum Administrasi Negara, tetapiadalah bahwa hukum tata negara itu (droit constitu-untuk lebih mudahnya, Hukum Tata Negara itu dapattionnel) termasuk cabang hukum publik.dianggap sebagai suatu cabang ilmu yang dapat dipakaiuntuk berbagai macam kegunaan hukum yang menen-k. Michael T. Molantukan organisasi, kekuasaan, dan tugas-tugas otoritas Dalam bukunya Constitutional Law: The Machi-administrasi.nery of Government, Michael T. Molan berpendapat bahwa ruang lingkup hukum tata negara biasanyai. A.V. Diceydirumuskan secara kurang tegas batasan-batasannyaA.V. Dicey dalam bukunya An Introduction to apabila dibandingkan dengan bidang-bidang hukumthe Study of the Law of the Constitution tahun 1968, 39 Kusnardi dan Ibrahim, Op.Cit., hal. 27. 40As the term is used in England, appears to include all rules which37Paton George Whitecross, Textbook of Jurisprudence, (Oxford: The directly or indirectly affect the distribution or exercise of the souvereignClarendon Press, 1951).power in the state. A.V. Dicey, An Introduction to Study of the Law of the38 Ibid. Constitution, (London: Macmillan, 1968), hal. 23.29 30 24. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid Iyang lain,41 seperti dalam hukum perjanjian ataupun the distinct, and unentrenched. 42 It follows from what haslaw of torts, sebagaimana diuraikan olehnya sebagai been said that constitutional law deals, in general, withberikut: the distribution and exercise of the functions of govern- ment, and the relations of the government authorities toThe scope of constitutional law as an academic discipline each other and to the individual citizen. It includes theis, therefore, somewhat less clearly defined than might be rules though the nature of these is difficult to definethe case with other areas of law such as the law ofwhich identify the law-making authorities themselves,contract or the law of torts. e.g. the legislature and the courts.43 Oleh karena itu, secara umum, ia berpendapat m. A.W. Bradley dan K.D. Ewingbahwa:Menurut kedua sarjana ini, tidak ada jawabanThe subject is concerned with the functions discharged yang dapat diberikan dengan mudah dan segera atasby the organs of government, the distribution of powerpertanyaan mengenai apa definisi hukum tata negara.between the organs of government, the law-makingPengertian hukum tata negara yang paling luas men-process, the relationship between individuals and the cakup bagian dari hukum nasional yang mengatur sistemstate in terms of the power of the state to interfere withadministrasi publik (negara) dan hubungan antara indi-the exercise of individual rights and freedoms, and the vidu dengan negara. Oleh karena itu, hukum tata negaraprotection that the state can afford to its citizens.mengandaikan bahwa adanya aturan yang mendahuluikeberadaan negara, dan di dalamnya tercakup penga-l. O. Hood Phillips, Paul Jackson, dan Patricia Leopold turan mengenai struktur dan fungsi-fungsi organ-organDalam bukunya Constitutional and Administra- utama dari negara, dan hubungan di antara organ-organtive Law, ketiga sarjana ini menyatakan: itu satu sama lain, serta hubungan antara organ-organThe constitutional law of a state is the law relating to its negara itu dengan warga negara. Di negara yang memi-constitution. Where the constitution is written, even liki konstitusi tertulis, maka norma-norma yang terkan-though it may have to be supplemented by otherdung di dalamnya lebih diutamakan keberlakuannya be-materials, it is fairly easy to distinguish the constitutionalserta hal-hal yang timbul dalam praktik sebagai hasil pe-law of a state from the rest of its legal system; but where,nafsiran hakim tertinggi yang menjalankan fungsi pera-as in Britain, the constitution is unwritten, it is largely a dilan konstitusi.44matter of convenience what topics one includes what inconstitutional law, and there is no strict scientificdistinction between that and the rest of the law. Thus the42 Phillips, Jackson, and Leopold, Op Cit., hal. 8. Lihat juga S.E. Finer,United Kingdom constitution can well be said to beVernon Bogdanor, dan Bernard Rudden, Comparing Constitutions, (London:marked by three striking features: it is indeterminate, in- Oxford University Press, 1995), hal. 40.43 Lihat juga H.L.A. Hart, The Concept of Law, Tenth Impression, (Oxford:Oxford University Press, 1979).44 There is no hard and fast definition of constitutional law. According to41 Michael T. Molan, Textbook: Constitutional and Administrative Law: The one wide definition, constitutional law is that part of national law whichMachinery of Government, 4th edition, (London: Old Bailey Press, 2003), govern the systems of public administration and the relationships betweenhal. 2. the individual and the state. Constitutional law presupposes the existence of 31 32 25. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid IJilid I Dalam definisi kedua sarjana ini, bidang kajiann. Kusumadi Pudjosewojo hukum tata negara mencakup pula soal kedudukan war-Kusumadi Pudjosewojo, dalam bukunya Pedo-ga negara dan hak-hak asasinya. Menurut Moh. Kusnardiman Pelajaran Tata Hukum Indonesia merumuskan de-dan Harmaily Ibrahim, warga negara merupakan salahfinisi yang panjang tentang Hukum Tata Negara. Menu-satu unsur yang penting bagi berdirinya suatu negara.rutnya, Hukum Tata Negara adalah hukum yang me- Oleh karena itu, dalam Hukum Tata Negara perlu diba-ngatur bentuk negara dan bentuk pemerintahan, yanghas tentang asas-asas dan syarat-syarat kewarganegara-menunjukkan masyarakat hukum yang atasan maupun an serta perlindungan yang diberikan kepadanya, yangyang bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya yang se- lazim disebut sebagai perlindungan terhadap hak-haklanjutnya menegaskan wilayah dan lingkungan rakyatasasi. 47 Dengan demikian, Hukum Tata Negara tidakdari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya hanya mengatur wewenang dan kewajiban alat-alat per-menunjukkan alat-alat perlengkapan yang memeganglengkapan negaranya saja, tetapi juga mengatur me-kekuasaan penguasa dari masyarakat hukum itu, beserta ngenai warga negara dan hak-hak asasi warga negara.susunan, wewenang, tingkatan imbangan dari dan antaraalat perlengkapan itu.45Setelah mempelajari rumusan-rumusan definisitentang Hukum Tata Negara dari berbagai sumber ter-n. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim sebut di atas, dapat diketahui bahwa di antara para ahli Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,tidak terdapat kesatuan pendapat mengenai hal ini. Daridalam buku Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, pendapat yang beragam itu kita dapat mengetahui bahwadinyatakan bahwa: sebenarnya:Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagai se-(a) hukum tata negara itu adalah ilmu yang termasukkumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum ke-dari pada negara, hubungan antar alat perlengkapannegaraan yang berada di ranah hukum publik;negara dalam garis vertikal dan horizontal, serta (b) definisi hukum tata negara telah dikembangkan olehkedudukan warga negara dan hak azasinya. 46para ahli sehingga tidak hanya mencakup kajian me-ngenai organ negara, fungsi dan mekanisme hu-bungan antar organ negara itu, tetapi mencakup pulapersoalan-persoalan yang terkait dengan mekanismethe state and includes those laws which regulate the structure and functionshubungan antara organ-organ negara itu denganof the principal organs of government and their relationship to one another warga negara;and to the citizen. Where there is a written constitution, emphasis is placedon the rules which it contains and on the way in which they have been (c) hukum tata negara tidak hanya merupakan Rechtinterpreted by the highest court with constitutional jurisdiction. A.W.atau hukum dan apalagi hanya sebagai Wet atauBradley and K.D. Ewing, Constitutional and Administrative Law, 13th norma hukum tertulis, tetapi juga adalah lehre atauedition, (Pearson Education Ltd., 2003), hal. 9.45teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang Kusumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, cet.ke-10, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal. 86.4647 Kusnardi dan Ibrahim, Op. Cit, hal. 29. Ibid., hal. 30.33 34 26. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid Idisebut sebagai verfassungsrecht (hukum konstitusi) nitif atau collective minds dan perilaku segenap wargadan sekaligus verfassungslehre (teori konstitusi);negara (civic behaviors). Oleh karena itu, menurut pen-dan dapat saya, hukum tata negara itu haruslah diartikan(d) hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik sebagai hukum dan kenyataan praktik yang mengaturhukum yang mempelajari negara dalam keadaan tentang:diam (staat in rust) maupun yang mempelajari1) nilai-nilai luhur dan cita-cita kolektif rakyat suatunegara dalam keadaan bergerak (staat in beweging).negara;2) format kelembagaan organisasi negara;Oleh sebab itu, saya sendiri berpendapat ke 3) mekanisme hubungan antar lembaga negara; dandalam pengertian hukum tata negara itu harus di-4) mekanisme hubungan antara lembaga negara denganmasukkan pula faktor konstitusi sebagai objek kajianwarga negara.yang pokok. Konstitusi, baik dalam arti materiel, formil,administratif, ataupun tekstual, dalam arti collective Dengan demikian, Ilmu Hukum Tata Negaraminds ataupun dalam arti civic behavioral realities,dapat dirumuskan sebagai cabang ilmu hukum yangadalah pusat perhatian yang sangat penting dari ilmumempelajari prinsip-prinsip dan norma-norma hukumhukum tata negara atau the study of the constitutionalyang tertuang secara tertulis ataupun yang hidup dalamlaw. Konstitusi yang dijadikan objek kajian itu dapat kenyataan praktik kenegaraan berkenaan dengan (i)mencakup tiga pengertian, yaitu:konstitusi yang berisi kesepakatan kolektif suatu(a) Constitutie in materiele zin yang dikualifikasikankomunitas rakyat mengenai cita-cita untuk hidup ber-karena isinya, misalnya berisi jaminan hak asasi, sama dalam suatu negara, (ii) institusi-institusi ke-bentuk negara, dan fungsi-fungsi pemerintahan, dankuasaan negara beserta fungsi-fungsinya, (iii) me-sebagainya; kanisme hubungan antar institusi itu, serta (iv) prinsip-(b) Constitutie in formele zin yang dikualifikasikanprinsip hubungan antara institusi kekuasaan negarakarena pembuatnya, misalnya oleh MPR; ataudengan warga negara. Keempat unsur dalam definisi(c) Konstitusi dalam arti naskah Grondwet sebagai hukum tata negara tersebut di atas, pada pokoknyageschreven document, misalnya harus diterbitkan adalah hakikat konstitusi itu sendiri sebagai objek utamadalam Lembaran Negara, supaya dapat menjadi alatkajian hukum tata negara (constitutional law). Karenabukti dan menjamin stabilitas satu kesatuan sistempada dasarnya, konstitusi itu sendiri berisi (i) konsensusrujukan.48antar rakyat untuk hidup bersama dalam suatu ko-munitas bernegara dan komunitas kewarganegaraan, (ii)Di samping itu, konstitusi yang dijadikan objek konsensus kolektif tentang format kelembagaan or-kajian itu dapat berupa nilai-nilai dan norma yangganisasi negara tersebut, dan (iii) konsensus kolektifterkandung dalam teks konstitusi itu sendiri, ataupun tentang pola dan mekanisme hubungan antarinstitusinilai-nilai dan norma yang hidup dalam kesadaran kog- atau kelembagaan negara, serta (iv) konsensus kolektiftentang prinsip-prinsip dan mekanisme hubungan antara48 Djokosoetono, Op. Cit., hal. 47-48.lembaga-lembaga negara tersebut dengan warga negara. 35 36 27. Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid I Jilid I tata negara materiel dan formil juga mempunyai tiga arti,3. Hukum Tata Negara Formil dan Materiel yaitu dalam arti materiel, dalam arti formil, dan dalamJ.H.A. Logemann, dalam bukunya Staatsrecht,arti naskah yang terdokumentasi. Menurutnya, undang-membedakan antara formeele stelselmatigheid danundang dapat dilihat:52materieele stelselmatigheid.49 Istilah yang pertama ada- a. dalam arti materiel, algemene verbindende voors-lah hukum tata negara, sedangkan yang kedua adalah chriften;asas-asas hukum tata negara. Perbedaan keduanya sea- b. dalam arti formil, yaitu bahwa undang-undang itukan-akan adalah perbedaan antara bentuk dan isi, antaratelah mendapat persetujuan (wilsovereen-stemming)vorm en inhoud, atau antara stelsel en beginsel. Vormbersama antara Pemerintah dan DPR; danadalah bentuk, sedangkan inhoud adalah isinya. Beginselc. dalam arti naskah hukum yang harus terdokumentasiadalah asas-asasnya, sedangkan stelsel adalah pelem- (gedocumenteerd) dalam Lembaran Negara supayabagaannya. Istilah vorm en inhoud dipakai oleh van bersifat bewijsbaar atau dapat menjadi alat bukti danVollenhoven seperti dalam Vorm en Inhoud van het stabil sebagai satu kesatuan rujukan.Internationale Recht. 50Sedangkan Ter Haar Bzn meng-gunakan istilah beginsel en stelsel seperti dalam Beginsel Demikian pula konstitusi yang menjadi objeken Stelsel van het Adatrecht. 51 kajian hukum tata negara juga mempunyai tiga pe-Oleh karena itu, berbagai buku hukum tata ne-ngertian, yaitu:53gara dan juga silabus perkuliahan hukum tata negaraa. Constitutie in materiele zin dikualifikasikan karenayang menggunakan judul Asas-Asas Hukum Tata Ne- isinya (gequalificerd naar de inhoud), misalnya beri-gara, Pengantar Hukum Tata Negara, ataupun Po- si jaminan hak asasi, bentuk negara, dan fungsi-kok-Pokok Hukum Tata Negara, mestinya tidak gegabah fungsi pemerintahan, dan sebagainya;dengan istilah-istilah. Pengertian kata asas-asas hanyab. Constitutie in formele zin, dikualifikasikan karenaberkaitan dengan inhoud atau materieele stelsel- pembuatnya (gequalificerd naar de maker), misal-matigheid, yaitu aspek materiel belaka dari hukum tata nya oleh MPR;negara. Oleh karena itu, perkataan Pokok-Pokok atau- c. Naskah Grondwet, sebagai geschreven document,pun Pengantar dapat dipahami lebih luas cakupan pe-misalnya harus diterbitkan dalam Lembaran Negara,ngertiannya, meskipun hanya bersifat garis besar atau- voor de bewijsbaarheid en voor de stabiliteit sebagaipun hanya bersifat pengantar (introduction) saja.satu kesatuan rujukan, yaitu sebagai naskah kenega-Seperti halnya undang-undang, menurut Djoko- raan yang penting atau belangrijke staatkundigesoetono, konstitusi yang menjadi objek kajian hukumstukken.49 Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, edisi revisi, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000), hal. 10.50 Christian van Vollenhoven, H.D. Tjeenk Willink & Zoon, (Haarlem: Mar-tinus Nyhoof & Gravenhage, 1934).51 52 Lihat terjemahan Soebakti Poesponoto, Asas dan Susunan Hukum Adat, Djokosoetono, Op. Cit., hal. 47-48. 53(Jakarta: Pradnya Paramita, 1992).Ibid.37 38 28. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid I4. Hukum Tata Negara Umum dan Hukum Tatab. Hukum Tata Negara yang berisi asas-asas yang ber-Negara Positif kembang dalam teori dan praktik di suatu negaraHukum Tata Negara juga dapat dibedakan antaratertentu, seperti misalnya Indonesia.Hukum Tata Negara Umum dan Hukum Tata Negarac. Hukum Tata Negara Positif yang berlaku di Indo-Positif. Hukum Tata Negara Umum membahas asas- nesia yang mengkaji mengenai hukum positif diasas, prinsip-prinsip yang berlaku umum, sedangkan bidang ketatanegaraan di Indonesia.Hukum Tata Negara Positif hanya membahas hukumtata negara yang berlaku pada suatu tempat dan waktuPada umumnya, aspek hukum tata negara yangtertentu, sesuai dengan pengertian hukum positif. kebanyakan mewarnai pemikiran para ahli hukum tataMisalnya, hukum tata negara Indonesia, Hukum Tata negara kita seperti yang tercermin dalam berbagai bukuNegara Inggris, ataupun Hukum Tata Negara Amerika yang diterbitkan dan menjadi bahan bacaan di berbagaiSerikat yang dewasa ini berlaku di masing-masing negara perguruan di Indonesia adalah yang disebutkan terakhir,yang bersangkutan, adalah merupakan hukum tatayaitu Hukum Tata Negara Positif. Sudah tentu hal ininegara positif. Sedangkan prinsip-prinsip teoritis yang tidak ada salahnya, karena nyatanya pada aspek ketigaberlaku umum atau universal di seluruh negara tersebutini, buku-buku yang ditulis dan diterbitkan juga terbilangadalah merupakan materi kajian Hukum Tata Negaramasih sangat sedikit. Namun demikian, jika semua ahliUmum atau disebut sebagai Hukum Tata Negara saja. hukum tata negara dan semua sarjana hukum tata ne-Kadang-kadang dalam istilah Hukum Tata Negara gara di tanah air kita hanya terpaku kepada fenomenaIndonesia juga tercakup 2 (dua) pengertian, yaitu (i) hukum tata negara positif saja, maka kita sebagai bangsahukum tata negara positif yang sedang berlaku diakan ketinggalan zaman di bidang ini.Indonesia dewasa ini, dan (ii) berbagai kajian mengenai Sekarang dunia sudah sangat pesat berubah. Ilmuhukum tata negara Indonesia di masa lalu dan yang akanpengetahuan dan teknologi di semua cabang dan ranting-datang, meskipun belum ataupun sudah tidak berlakunya juga bergerak cepat menyesuaikan diri denganlagi sebagai norma hukum positif. Oleh karena itu, kita perubahan zaman. Dalam bidang ilmu hukum tatadapat membedakan pula antara Hukum Tata Negaranegara, tidak terkecuali, juga telah mengalami peruba-sebagai Ilmu Hukum (the science of constitutional law)han yang fundamental di era globalisasi sekarang ini.dan Hukum Tata Negara sebagai Hukum Positif (theOleh karena itu, teori-teori umum tentang hukum tatapositive constitutional law). Jika hal ini ditambahkannegara yang berkembang di dunia juga penting untukkepada kedua unsur bentuk (vorm) dan isi (inhoud) se- diikuti dengan seksama oleh para sarjana hukum, khu-perti dikemukakan di atas, maka Hukum Tata Negara ya- susnya oleh para ahli hukum tata negara kita. Olehng kita bahas di sini dapat dibedakan dalam tiga aspek, karena itu, sudah saatnya, studi hukum tata negara diyaitu:berbagai fakultas hukum di tanah air hendaklah me-a. Hukum Tata Negara Umum yang berisi asas-asas hu- ngembangkan ketiga aspek hukum tata negara tersebutkum yang bersifat universal.secara bersama-sama dan seimbang.Kita tidak boleh membiarkan bidang hukum tatanegara hanya dikembangkan sebagai ilmu kata-kata dan 39 40 29. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid Iupaya pengkajian terhadap konstitusi dipersempit hanya Materi yang terkait dengan fungsi-fungsi adminis-sebagai studi tentang perumusan kata-kata dalam pasal- trasi negara atau tata usaha negara tersebut sangatlahpasal konstitusi belaka. Hukum Tata Negara, pertama- luas cakupannya. Seperti dikatakan oleh Profesor Kusu-tama haruslah dikembangkan sebagai ilmu pengetahuanmadi Pudjosewojo, yaitu:hukum yang bersifat universal. Setelah itu, Hukum Tata Hukum tatausaha meliputi keseluruhan aturan hukumNegara baru dapat dipahami sebagai persoalan hukum yang menentukan secara bagaimana alat-alat perleng-dan konstitusi yang tumbuh dalam praktik ketatane- kapan negara yang bersangkutan hendaknya bertingkahgaraan Indonesia dari waktu ke waktu, sehingga untuk laku dalam mengusahakan tugas-tugas pemerintahan,selanjutnya dapat pula dimengerti sebagai persoalan hu-perundang-undangan, pengadilan, keuangan, hubungankum positif di negara kita yang berdasarkan Undang-luar negeri, dan pertahanan negara beserta keamananUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. umum. 555. Hukum Tata Negara Statis dan Dinamis Norma hukum yang mengatur kesemua aktifitasHukum Tata Negara juga dapat dibedakan antarademikian itu disebut sebagai hukum administrasi negarasifatnya yang statis dan dinamis. Ilmu Hukum Tata Ne-atau biasa disebut pula dengan istilah hukum tata usahagara itu disebut sebagai ilmu yang statis apabila negara negara, dan ilmu yang membahasnya disebut ilmu Hu-yang dijadikan objek kajiannya berada dalam keadaankum Administrasi Negara atau ilmu Hukum Tata Usahastatis atau keadaan diam (staat in rust). Hukum Tata Negara (Verwaltungsrechtlehre).Negara yang bersifat statis inilah yang biasa disebutsebagai Hukum Tata Negara dalam arti sempit. Sedang-kan Hukum Tata Negara dalam arti luas, mencakup Hu-C. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraankum Tata Negara dalam arti dinamis, yaitu manakala 1. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraan padanegara sebagai objek kajiannya ditelaah dalam keadaanumumnyabergerak (staat in beweging). Pengertian yang terakhir Ilmu Hukum Tata Negara termasuk keluarga ilmuinilah yang biasa disebut sebagai bidang Ilmu Hukumhukum kenegaraan (staatslehre). Seperti dikemukakanAdministrasi Negara (Administrative Law, Verwaltung- di atas, staatslehre atau theorie der staat dapat dibagi 2srecht). (dua), yaitu staatslehre in ruimere zin atau teori negaraPerhatian pokok ilmu Hukum Tata Negara (Verfas-dalam arti luas dan staatslehre in engere zin atau teorisungsrecht, Constitutional Law, Droit Constitutionnel) negara dalam arti sempit. Staatslehre dalam arti sempitadalah menyangkut struktur hukum dan kehidupan ber-itulah yang dapat diidentikkan dengan staatsrecht yangnegara, sedangkan ilmu Hukum Administrasi Negara dapat lagi dibagi dua, masing-masing dalam arti luas danmemusatkan perhatian pada substansi sistem pengam- sempit.bilan keputusan dalam kegiatan berpemerintahan.54Dalam bukunya yang terkenal berjudul Allgemeine Staatslehre, Georg Jellineck, ahli hukum kenamaan dari54 55 Ibid.Pudjosewojo, Op. Cit., hal. 176. 4142 30. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid IAustria menguraikan pohon ilmu kenegaraan atau staat-staatsrechtslehre atau Hukum Tata Negara Umum. Olehswissenschaft dalam arti luas yang mencakup cabang-karena itu, buku ini kita beri judul Pengantar Ilmucabang dan ranting-ranting ilmu pengetahuan sebagaiHukum Tata Negara dengan maksud akan berisi pe-berikut. Staatswissenschaft mencakup staatswissens-ngantar terhadap pengertian allgemeine staatsrecht-chaft dalam arti sempit dan rechtswissenschaft. Staats-slehre itu.wissenschaft dalam arti yang sempit meliputi: Dalam konteks verfassungsrecht atau hukum kon-a. beschreidende staatswissenschaft, yaitu staatenkun- stitusi, dapat pula dibedakan antara teori hukum ilmiahde;dengan hukum positif (positive law). Misalnya, dalamb. theoritische staatswissenschaf atau staatsleer; dan istilah Hukum Tata Negara Indonesia dapat dibedakanc. pratktische staatswissenschaft atau angewandteantara pengertiannya sebagai cabang ilmu hukum yangstaatswissenschaft;berorientasi pada teori ilmiah yang bersifat umum, atau dapat pula diartikan sebagai hukum positif di bidangSementara itu, cabang ilmu pengetahuan hukum ketatanegaraan yang berlaku dewasa ini berdasarkanyang biasa disebut dengan istilah rechtswissenschaft me- konstitusi tertulis (schreven constitutie, written constitu-liputi:tion).a. verfassungsrecht;b. verwaltungsrecht; dan 2. Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik sertac. internationale recht.Ilmu Sosial Lainnya Dalam buknya Wetenshap der Politiek, Prof. Ba- Sedangkan Teoritische Staatswissenschaft atau rents secara khusus menyatakan:Staatsleer dibagi ke dalam:Een van de meest actuele afbakenningsproblemen,a. allgemeine staatslehre atau ilmu negara umum; dan welke wij uit moeten als wij deze wetenshap een plaatsb. besondere staatslehre atau ilmu negara khusus.trachten te geven tussen de andere, is de grensbepaling met de jurische vakken; het staats en administra- tiefrecht, het volkens-recht en de rechtsfilosofie....Termasuk kategori algemeine staatslehre adalah(a) allgemeine soziale staatslehre dan (b) allgemeineDe scheiding tussen de juridische vakken en destaatsrechtslehre. Sedangkan yang termasuk besondere wetenshap der politiek is dan ook de belangrijkstestaatslehre adalah (a) individuele staatslehre dan (b) reden, waarom deze laatste beter niet algemeinespeziale staatslehre.staatsleer og kortweg staatsleer kan heten.Apabila yang dijadikan penekanan utamanya ada-lah recht atau hukum, maka Hukum Tata Negara (Con-Voor de samengang tussen de studie het jurischestitutional Law) yang kita pahami dewasa ini dapat dili-geraamnte onderzocht, en de andere die helt vlees erhat dalam pengertian verfassungsrecht. Akan tetapi, omheen beziet.56apabila yang diutamakan adalah aspek keilmuannya,maka Hukum Tata Negara (Constitutional Law) itu56 Barents, De Wetenshap der Politiek, een terreinverkenning, derde durk,dapat pula dipahami dalam pengertian allgemeine(Gravenhage: A.A.M. Stolss, 1952), hal. 78, 82, dan 83. 4344 31. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid IJilid I dan berkembang sesuai dengan kebutuhan, sehingga me-Ibarat tubuh manusia, maka ilmu hukum tata lahirkan ilmu sosial pada umumnya. Ilmu yang menye-negara diumpamakan oleh Barent sebagai kerangka tu-lidiki gejala-gejala kemasyarakatan pada umumnya di-lang belulangnya, sedangkan ilmu politik ibarat daging-sebut sosiologi, dan yang mengkhususkan kajiannya me-daging yang melekat di sekitarnya (het vlees er omheen ngenai gejala kekuasaan disebut ilmu politik, dan demi-beziet). Oleh sebab itu, untuk mempelajari hukum tatakian pula dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya.negara, terlebih dulu kita memerlukan ilmu politik, seba-Bahkan, di berbagai perguruan tinggi, dibentuk program-gai pengantar untuk mengetahui apa yang ada di balik program studi ilmu sosial dan politik yang berdiri sendiridaging-daging di sekitar kerangka tubuh manusia yang di program studi ilmu hukum yang sudah berkembanghendak diteliti. Dalam hal ini, negara sebagai objek studi sejak sebelumnya.hukum tata negara dan ilmu politik juga dapat diiba- Bahkan, dalam sejarah perkembangan perguruanratkan sebagai tubuh manusia yang terdiri atas dagingtinggi di Indonesia, fakultas-fakultas ilmu sosial dan po-dan tulang.litik memang dikembangkan dari cikal bakal program-Bagaimanapun juga, organisasi negara itu sendiri program yang terdapat di lingkungan fakultas-fakultasmerupakan hasil konstruksi sosial tentang peri kehi- hukum. Fakultas Hukum Universitas Indonesia sendiri-dupan bersama dalam suatu komunitas hidup berma- pun dulunya adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuansyarakat. Oleh karena itu, ilmu hukum yang mempelajari Kemasyarakatan. Baru kemudian Fakultas Ilmu Sosialdan mengatur negara sebagai organisasi tidak mungkin dan Politik dibentuk tersendiri di luar Fakultas Hukum.memisahkan diri secara tegas dengan peri kehidupanbermasyarakat. Oleh karena itu, menurut Profesor Wir-3. Hukum Tata Negara dan Ilmu Negarajono Prodjodikoro: Ilmu Negara atau Staatsleer (bahasa Belanda) atau Staatslehre (bahasa Jerman) adalah ilmu pengetahuan... seorang sarjana hukum, untuk memperdalampengetahuannya dalam bidang Hukum Tata Negara, ada yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-pe-baiknya mempelajari juga ilmu sosiologi sebagai ilmu ngertian pokok mengenai negara dan hukum tata nega-penunjang (hulpwetenshap) bagi ilmu Hukum Tata ra.58 Oleh karena itu, ilmu negara merupakan ilmu pe-Negara.57 ngantar untuk mempelajari ilmu Hukum Tata Negara, ilmu Hukum Administrasi Negara, dan juga ilmu HukumBagi sarjana hukum tata negara, di samping Internasional Publik. Kedudukannya dapat dibandingkansosiologi, ilmu sosial lainnya juga sangat penting sebagai dengan mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang me-penunjang, seperti ilmu sejarah, ilmu politik, ilmu eko- ngantarkan mahasiswa untuk mempelajari ilmu hukumnomi, antropologi, dan sebagainya. publik dan hukum privat. Sebab, posisinya bersifat pre-Dikarenakan eratnya hubungan antara hukum danrequisite. Mahasiswa Fakultas Hukum diharuskan me-negara di satu pihak dengan masyarakat pada umumnya, ngambil mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum dan Ilmumaka studi tentang gejala kemasyarakatan itu tumbuhNegara lebih dulu sebelum