Post on 30-Jun-2015
Kunjungan Pengguna NAPZA Suntik (PENASUM) Puskesmas
Jumpandang Baru Tahun 2013
OlehIdris W.KanaliMuh. Purqon
Wisnu Maulana
Untuk mewujudkan “Indonesia Negeri Bebas Narkoba Tahun 2015” sesuai dengan PP No. 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika
Pecandu yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur wajib melaporkan diri kepada institusi penerima wajib lapor untuk menjalani rehabilitasi medis dan sosial.
Inpres No.12 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional khususnya di bidang rehabilitasi,
memfokuskan upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba dalam rangka memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial serta pembinaan lanjut kepada penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.
Perspektif Gangguan penggunaan Narkoba adalah suatu
penyakit kronis kambuhan (chronic relapsing diseases);
Rehabilitasi perlu berkesinambungan agar dapat mempertahankan perilaku yang sehat & aman;
Indikator keluaran program rehabilitasi : perubahan perilaku, proses pikir & emosi;
Pilihan rehabilitasi perlu bervariasi untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pasien (semua baik, tidak ada yang terbaik).
Ketersediaan LayananGawat Darurat Narkoba
Detoksifikasi
Rawat jalan bebas zat
Rawat jalan rumatan
Rehabilitasi residensial
Layanan pasca rawat
Layanan komplikasi
SYARAT REHABILITASI DALAM PEMERIKSAAN PERSIDANGAN1. TERTANGKAP TANGAN SAAT MEMAKAI;2. BARANG BUKTI DALAM DOSIS
TERTENTU;3. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SEBAGAI PEMAKAI ATAS DASAR PERMINTAAN PENYIDIK;
4. SURAT KETERANGAN DOKTER YANG MERAWAT YANG DITUNJUK HAKIM;
5. TIDAK TERDAPAT BUKTI MERANGKAP PENGEDAR.
TEMPAT REHABILITASIHARUS DISEBUT DENGAN TEGAS DAN JELAS DALAM
AMARPUTUSAN :1. LEMBAGA YANG DIKELOLA OLEH BNN;2. RSKO CIBUBUR JAKARTA, MILIK KEMENKES;3. RUMAH SAKIT JIWA SELURUH INDONESIA
(KEMENKES)4. PANTI REHABILITASI KEMENTRIAN SOSIAL DAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH; 5. TEMPAT RUJUKAN REHABILITASI YANG
DIKELOLA MASYARAKAT DAN MENDAPAT AKREDITASI DARI KEMENKES DAN KEMENSOS ATAS BIAYA SENDIRI.
Ketersediaan layanan rehabilitasi dalam jajaran/dukungan Kemenkes• Rehabilitasi rawat inap, rawat jalan &
detoksifikasi:– RSKO & 32 RSJ di 26 Provinsi (kecuali NTT, Papua
Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Banten, Kepulauan Riau)
• Program Terapi Rumatan Metadon (68 klinik di 13 Provinsi): – Tersedia di DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, DIY,
Jatim, Bali, Sulsel, Kalbar, Sumut, Sulsel, Kepulauan Riau
– RSKO, 4 RSJ, 22 RSU, 32 Puskesmas, 9 Lapas/ Rutan– Dalam proses penambahan klinik secara reguler
Asal Pasien Puskesmas Jumpandang Baru
Makassar = 90 %Luar Daerah = 10 %
Tempat Rujukan Puskesmas Kasi-kasiLidoRumah Sakit Labuang BajiRumah Sakit WahidinRS husus Daerah Sulsel
Alasan DatangDatang SendiriSaran Keluarga/TetanggaMelalui Penyuluhan Kesehatan
Motivasi PemakaiGolongan Ekonomi AtasIkut teman/pengaruh dari temanDi jerumuskan dengan tidak sadar
Pengunjung Rata-rata Stadium 3-4Jenis kelamin Laki-lakiUsia mudaBerobat RutinTerapi Metadon (ARV dan HIV)
Penderita dengan terapi Metadon 26 April s/d 25 Mei 2013
Laki-Laki Perempuan
<15 NaN NaN
15-24 3 NaN
25-49 23 1
>50 1 NaN
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
Penderita Terapi Metadon Dengan Indikasi HIV Bulan 26 April s/d 25 Mei 2013
Laki-Laki Perempuan
<15 NaN NaN
15-24 13 2
25-49 80 2
>50 NaN NaN
5
25
45
65
PENYAKIT PSIKIS / MENTAL / JIWA· CEMAS BERLEBIHAN· DEPRESI· MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN / Homicide
· MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI / Percobaan bunuh diri
tentamen suicide· PENYAKIT JIWA BERAT / Psikotik
Konseling Narkoba, Pasca Rehabilitasi : Dilakukan di PuskesmasDiberikan pada kunjungan pertama atau
kapanpun klien siap (berpusat pada klien)Evaluasi pengurangan resiko (IRA)Pemberian materi KIE (leaflet, brosur, buku
panduan)
Detoksifikasi Dilakukan di Puskesmas; Menggunakan cara konvensional; Substitusi kodein, metadon, & bufrenorfin; Dilakukan juga konseling pengurangan risiko
(IRA); Rujukan ke tempat rehabilitasi termasuk untuk
yang kambuh / relaps.
Layanan Kesehatan Dasar Pengobatan kesehatan
dasar untuk IDUPengobatan Infeksi
Oportunistik untuk Odha
Pengobatan Infeksi oportunistikDilakukan di PuskesmasIO paling banyak ditemui: Oral
candidiasis, PCP dan TBKunjungan ke rumah (home visit)
untuk pengobatan IO (keadaan tertentu)
Layanan Dukungan untuk OdhaRujukan ke RS unutk
Odha dengan IO parahPencegahan penularan
dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
Pengobatan IOAkses untuk layanan
penunjang (rujukan pemeriksaan X-Ray, CD4, pemeriksaan darah dll)
Peran Keluarga
ra