Post on 05-Feb-2018
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember
2016,pukul 14.47 WIB)
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh:
Nur Novalina Aini
NIM. 4123143766
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus
2017
ii
Nur Novalina Aini (4123143766), OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA (Survey Deskriptif: Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem "One Man One Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul 14.47 WIB); 100 halaman; 10 lampiran; 25 buku, 2005-2016; 7 sumber lain; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017.
ABSTRAK
PT Transjakarta akan memberlakukan sistem “one man one ticket”. Nantinya satu kartu e-ticketingtidak bisa digunakan untuk banyak orang seperti sebelumnya. Hal tersebut menuai setuju (pro) dan tidak setuju (kontra) dari masyarakat, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat khususnya pengguna Transjakarta yang memberikan tanggapan baik itu pro maupun kontra melalui akun facebook PT. Transjakarta.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan penulis adalah Public Relations. Variabel yang digunakan adalah opini publik yang memiliki lima dimensi yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasional dan dukungan sosial. Penelitian ini mempunyai sepuluh indikator.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di koridor 1 halte Blok M-Kota pada bulan Maret- Mei 2017. Penulis menggunakan wawancara sebagai data primer dan kuesioner sebagai data sekunder, dengan skala interval. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna transjakarta di koridor 1 halte Blok M – Kota sebanyak 9.003 orang perhari. Teknik penarikan sampel penelitian ini menggunakan sampling accidental, tendensi sentral menggunakan mean.
Berdasarkan hasil penelitian ini dimensi tertinggi yaitu dukungan informasional. Indikator tertinggi yaitu pengetahuan publik terhadap objek opini. Hal ini menunjukkan bahwa peranan humas PT. Transjakarta dalam memberikan informasi mengenai akan diberlakukan sistem “One Man One Ticket” sudah memenuhi kebutuhan informasi pengguna Transjakarta melalui portal media online. Mean terendah yaitu dimensi arah. Indikator terendah yaitu evaluasi. Mayoritas responden tidak setuju dengan akan diberlakukannya sistem “One Man One Ticket”. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna Transjakarta tidak yakin kepada PT. Transjakarta dapat meningkatkan pelayananya dan memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran jika memberlakukan sistem “One Man One Ticket”.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah Humas PT. Transjakarta sudah baik dalam memberika informasi mengenai akan diberlakukan sistem One Man One Ticket akan tetapi pengguna Transjakarta tidak setuju dengan sistem tersebut. Dengan hal ini, Transjakarta perlu penampung aspirasi pengguna Transjakarta, mampu meyakinkan pengguna Transjakarta dengan memberikan penjelasan lebih mendetail dan melakukan survey kembali. Kata Kunci :Opini publik, arah, evaluasi
iii
Nur Novalina Aini (4123143766), OPINION PUBLIC PROGRAM PT. Transjakarta (Descriptive Survey: Related PT. Transjakarta Will Enforce System "One Man One Ticket", in kompas.com dated December 20, 2016, at 14:47 pm); 100 Pages; 10 attachments; 24 books, 2005 -2016; 7 other sources; Final Scientific, August 2017.
ABSTRACT
PT. Transjakarta will impose a "one man one ticket". Later one e-ticketing cards can not be used for a lot of people as before. It reap the agreed (pro) and disagree (cons) from the community, it is seen from the many people, especially Transjakarta users who provide good responses that the pros and cons through facebook account PT. Transjakarta.
In this study the authors used a concept that is Public Relations. Variables used are public opinion that has five dimensions of direction, intensity, stability, informational support and social support. This study has ten indicators.
The research approach used is quantitative approach with descriptive research type. The study was conducted in the corridor of 1 block of M-Kota Block in March - May 2017. The author used interview as primary data and questionnaire as secondary data, with interval scale. Population in this research is Transjakarta user in corridor 1 stop Blok M - Kota 9.003 people per day. This study sampling technique using accidental sampling, using the mean central tendency.
Based on the results of this study the highest dimension of informational support. The highest indicator is public knowledge of opinion objects. This shows that the role of public relations PT. Transjakarta in providing information about the system will be in place "One Man, One Ticket" already meets the information needs of users of Transjakarta through online media portals. Mean low of dimensional direction. Lowest indicators ie evaluation. The majority of respondents did not agree with the implementation of the system will be "One Man, One Ticket". This shows that Transjakarta users are not sure to PT. Transjakarta can increase His ministry and provides convenience in making payments if imposed a system of "One Man, One Ticket".
The conclusion of this research is PR PT. Transjakarta already well gives information about the system will be in place, One Man One Ticket but Transjakarta users do not agree with the system. With this, Transjakarta need container aspirations of users of Transjakarta, able to convince the Transjakarta users by providing more detailed explanations and surveys back.
Keywords: Public opinion, directions, evaluation
iv
iv
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah
yang berjudul OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA (Survey
Deskriptif: Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem "One
ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016, pukul 14.47
WIB) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah mengikuti penulisan
karya ilmiah yang ada. Apabila dikemudian hari Tugas Akhir Karya Ilmiah
ini merupakan hasil plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2017
Nur Novalina Aini NIM. 4123143766
v
LEMBAR PENGESAHAN HASIL PENELITIAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
NAMA : NUR NOVALINA AINI
NIM : 4123143766
JUDUL :OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif: Terkait PT. Transjakarta Akan
Berlakukan Sistem "One Man One Ticket”, di kompas.com
tanggal 20 Desember 2016, pukul 14.47 WIB)
TIM PENGUJI
No Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Maulina Larasati P.,M.I.Kom Ketua Sidang
......................................
...........................
2. Marisa Puspita Sary, M.Si Dosen Pembimbing
......................................
...........................
3. Dr. E. Nugrahaeni P, M.Si Penguji Ahli
......................................
...........................
4. Wina Puspita Sari, M.Si Sekretaris Sidang
......................................
...........................
Lulus Sidang, Juli 2017
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) ini dengan baik. Tak lupa kepada kedua
Orang Tua penulis yang senantiasa memberikan doa serta dukungan kepada
penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini.
Pada penelitian ini, penulis sangat menyadari bahwa penulis memiliki
banyak kekurangan, antara lain sulitnya melakukan wawancara dengan
humas PT. Transjakarta. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak
kekurangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Djaali., selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta
2. Dr. Muhammad Zid M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P., M.Si., sebagai Koordinator Program Studi D-III
Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
4. Marisa Puspita Sary, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan kemudahan dan banyak masukan dalam penulisan TAKI.
vii
5. Seluruh Dosen Program Studi D-III Hubungan Masyarakat yang telah
bersedia membantu penulis dan memberikan berbagai macam
pelajaran dalam perkuliahan
6. Seluruh pihak PT. Transjakarta yang telah membantu penulis saat
melakukan penelitian
7. Semua teman-teman Program Studi D-III Hubungan Masyarakat yang
selalu memberikan dukungan dan memberikan masukan kepada
penulis
Untuk membalas jasa semua pihak yang telah membantu, penulis
menyampaikan terima kasih dan mendoakan semoga kebaikan dari semua
pihak kepada penulis mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.
Mudah-mudahan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta. Penulis tetap menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dari berbagai
pihak.
Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Agustus 2017
Penulis
Nur Novalina Aini
4123143766
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................ iii
LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTRA DIAGRAM ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 8
1.3. Pembatasan Masalah ............................................................ 8
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
1.5.1. Manfaat Penelitian Akademis ................................................. 9
1.5.2. Manfaat Penelitian Praktis...................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Konsep ................................................................. 10
2.1.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations) .............................. 10
2.1.2 Peranan Humas dalam Pembentukan Opini Publik ................ 11
2.2 Definisi Opini Publik ................................................................ 12
2.2.1 Faktor Psikologis ................................................................... 14
2.3 Dimensi Opini Publik .............................................................. 15
2.3.1 Arah ....................................................................................... 15
2.3.2 Intensitas ................................................................................ 15
2.3.3 Stabilitas ................................................................................ 16
2.3.4 Dukungan Informasional ........................................................ 16
ix
2.3.5 Dukungan Sosial ................................................................... 17
2.4 Keterkaitan Konsep ............................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................ 20
3.2 Jenis Penelitian....................................................................... 21
3.3 Metode Penelitian ................................................................... 22
3.4 Populasi, Ukuran Sampel dan Sampel ................................... 23
3.4.1 Populasi.................................................................................. 23
3.4.2 Ukuran Sampe........................................................................ 24
3.4.3 Sampel ................................................................................... 26
3.5 UnitAnalisis dan Unit Observasi ............................................. 26
3.5.1 Unit Analisi .............................................................................. 26
3.5.2 Unit Observasi ........................................................................ 27
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ....................................................... 27
3.6 Lokasi Penelitian..................................................................... 28
3.7 Uji Instrumen .......................................................................... 29
3.7.1 Validitas .................................................................................. 29
3.7.2 Reliabilitas .............................................................................. 33
3.8 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36
3.8.1 Data Primer ............................................................................ 37
3.8.2 Data Sekunder ....................................................................... 38
3.9 Analisis Data .......................................................................... 38
3.10 Definisi Konsep ...................................................................... 40
3.11 Operasionalisasi Konsep ........................................................ 42
3.12 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) .... 45
4.1.1 Profil PT. Transportasi Jakarta(Transjakarta) ......................... 45
4.1.2 Visi dan Misi PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta)............. 46
4.2 Objek Penelitian ..................................................................... 47
4.2.1 Sistem “One Man One Ticket” ................................................ 47
4.3 Hasil Penelitian....................................................................... 47
4.3.1 Dimensi: Arah ......................................................................... 49
4.3.1.1 Evaluasi.................................................................................. 49
4.3.1.2 Media ..................................................................................... 54
x
x
4.3.2 Dimensi: Intensitas ................................................................. 57
4.3.2.1 Sebarapa kuat perasaan seseorang terhadap opini ............... 57
4.3.2.2 Bagaimana seseorang merasakan isu ................................... 61
4.3.3 Dimensi: Stabilitas ................................................................. 64
4.3.3.1 Seberapa lama responden menganut perasaan yang sama .. 64
4.3.3.2 Reaksi opini publik terhadap suatu kejadian .......................... 68
4.3.4 Dimensi: Dukungan Informasional .......................................... 72
4.3.4.1 Pengetahuan publik terhadap objek opini ............................... 72
4.3.4.2 Mendapatkan informasi lebih banyak ..................................... 75
4.3.5 Dimensi:Dukungan Sosial ...................................................... 79
4.3.5.1 Opini seseorang di dukung orang lain .................................... 79
4.3.5.1 Adanya efek orang ketiga....................................................... 82
4.4 Analisis Penelitian .................................................................. 85
4.4.1 Analisi Mean per Dimensi...................................................... 85
4.4.2 Analisi Mean per Indikator ..................................................... 87
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 90
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 96
5.2 Saran ..................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98
LAMPIRAN............................................................................................. xvii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ......................... 31
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ........................................................ 32
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas .................................................. 34
Tabel 3.4 Case Processing Summary .......................................... 35
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabiltitas .................................................... 36
Tabel 3.6 Operasionalisasi Konsep.................................................42
Tabel 4.1 PT. Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tiketingmenjadi sistem “One Man One Ticket” ............. 49
Tabel 4.2 Memberikan opini yang positif mengenai sistem “One Man One Ticket” .......................................................... 51 Tabel 4.3 Mendukung PT. Transjakarta dalam menerapkan sistem “One Man One Ticket” ...................................... 52 Tabel 4.4 Humas PT. Transjakarta menggunakan portal media online dalam memberikan informasi mengenai akan
berlakukan sistem “One Man One Ticket” .................... 54 Tabel 4.5 Semua portal media online memberikan informasi mengenai PT. Transjakarta akan diberlakukan sistem “One Man One Ticket” ................................................. 55 Tabel 4.6 Pemberitaanbahwa PT. Transjakarta akan berlakukan
sistem “One Man One Ticket” menjadi topik yang dominan di media online .............................................. 56 Tabel 4.7 Pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” aka
meningkatkan jumlah penumpang Transjkarta ............ 57 Tabel 4.8 Sistem “One Man One Ticket” akan meningkatkan
kedisiplinan saat menggunakan Transjakarta .............. 58 Tabel 4.9 Sistem “One Man One Ticket” membuat sistem
pembayarannya menjadi transparan............................ 59 Tabel 4.10 Sistem “One Man One ticket” cocok diterapkan nantinya dapat membuat pengguna Transjakarta Menjadai lebih tertib .................................................... 61 Tabel 4.11 Sistem “One Man One ticket” baiknantinya pengguna
Transjakarta mendapatkan pelayanan yang lebih maksimal ..................................................................... 62 Tabel 4.12 Aturan sistem “One Man One ticket” mudah dipahami . 63 Tabel 4.13 Opini anda dengan pengguna Transjakarta lainnya sama bahwa sistem “One Man One Ticket” dapat
meningkatkan budaya mengantri ................................. 64
xiii
Tabel 4.14 Opini anda mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat mempermudah pengguna Transjakarta dalam melakukan transaksi pembayaran ..................... 66 Tabel 4.15 Opini anda mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan keuntungan bagi pengguna
Transjakarta.. ............................................................... 67 Tabel 4.16 Anda mengetahui sistem “One Man One Ticket”
menimbulkan perbedaan opini ..................................... 68 Tabel 4.17 Perencanaa sistem “One Man One Ticket” menimbul- kan pro dan kontra dari pengguna Transjakarta ........... 69 Tabel 4.18 Anda menaruh perhatian lebih terhadap PT. Transja- karta mengenai akan diberlakukan sistem “One Man- One Ticket” .................................................................. 71 Tabel 4.19 Anda mengetahui Sistem “One Man One Ticket” Transjakarta akan menyerupai PT. KAI Commuter
Jabodetabek ................................................................ 72 Tabel 4.20 Anda mengetahui aturan sistem “One Man One- Ticket” mewajibkan pengguna Transjakarta memiliki kartu e-ticketing........................................................... 73 Tabel 4.21 Anda mengetahui tujuan diberlakukan sistem “One- Man One Ticket” .......................................................... 74 Tabel 4.22 Anda Mengetahui Pihak PT. Transjakarta akan
memberlakukan sistem “One Man One Ticket” di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT) .............. 77 Tabel 4.23 Anda Mengetahui Tujuan dari PT. Transjakarta akan
berlakukan sistem “One Man One Ticket” untuk mendapatkan data perjalan pelanggan sehingga dapat dilakukan penyesuain rute atau infrastruktur Transja-
karta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal...................................................................... 76 Tabel 4.24 Anda Mengetahui Sistem “One Man One Ticket” diharuskan
untuk melakukan tap out agar dapat melakukan perjalanan selanjutnya ............................... 78 Tabel 4.25 Pemberlakuan sistem “One Man Ticket” dapat memberikan dampak positif bagi pengguna Transjakarta ................................................................. 79 Tabel 4.26 Anda memerlukan sosialisasi mengenai sistem “One- Man One Ticket” .......................................................... 80 Tabel 4.27 PT. Transjakarta harus memperhatiakan kesiapan
pengguna Transjakarta sebelum memberlakukan sistem “One Man One Ticket” ..................................... 81 Tabel 4.28 Anda mengetahui PT. Transjakarta akan member- lakukan sistem “One Man One Ticket” dari sesama
pengguna Transjakarta ................................................ 82 Tabel 4.29 Anda terpengaruh oleh opini sesama pengguna
xiv
Transjakarta dalam memberikan opini mengenai sistem “One Man One Ticket” ........................................ 83 Tabel 4.30 Media sosial atau internet mempengaruhi anda dalam
memberikan opini mengenai sistem “One Man One- Ticket” ............................................................................ 84 Tabel 4.31 Mean Per Dimensi ......................................................... 85 Tabel 4.32 Mean Per Indikator ........................................................ 87
xv
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Mean Per Dimensi ......................................................... 86
Diagram 4.2 Mean Per Indikator ......................................................... 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner ......................................................................... xvii
Lampiran 2. Berita Online ...................................................................... xxiv
Lampiran 3. Opini – Opini melalui Facebook ......................................... xxvii
Lampiran 4. Transkrip Wawancara ........................................................ xxviii
Lampiran 5. Surat Izin Observasi .......................................................... xlv
Lampiran 6. Daftar Indentitas Responden ............................................. xlviii
Lampiran 7. Data Jumlah Penumpang Transjakarta .............................. l
Lampiran 8. Formulir Bimbingan ........................................................... li
Lampiran 9. Coding Sheet ..................................................................... liii
Lampiran 10. Curriculum Vitae................................................................ lvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Public relations adalah fungsi manajemen khas yang mendukung
pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan publiknya
mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan
manajemen dalam permasalahan atau persoalan, membantu manajeman
untuk memahami dan tanggap terhadap opini publik, menetapkan dan
menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan
publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif.1
Fungsi public relations yaitu (1) kegiatan yang bertujuan memperoleh
itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik
atau masyarakat pada umumnya, (2) memiliki sasaran untuk menciptakan
opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak, (3) usaha
menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan
dengan publiknya sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya yang
1 Rosady Ruslan,Manajemen Public Relations dan & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2010),hlm. 16
2
sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan.2
Opini publik adalah suatu jumlah dari pendapat individu – individu
yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi
antar individu dalan suatu publik.3 Opini publik dalam kaitannya
membicarakan institusi atau kelembagaan atau organisasi yang berkaitan
dengan yang dihasilkan institusi atau organisasi atau perusahaan itu berupa
produk atau jasa.4
Opini publik lebih dari sekedar kumpulan pandangan yang dianut oleh
kategori kelompok individu pada suatu waktu.Opini publik tidak bisa hanya
didefinisikan sebagai sebuah keadaan kesadaran individu. Sebaliknya, opini
publik merefleksikan proses dinamis dimana ide – ide “diekpresikan,
disesuaikan, dan dikompromikan” melaui dalam rangka menuju determinasi
kolektif dari suatu arah tindakan. Opini publik dijumpai diantara publik, atau
kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama.
Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu
tersebut menjadi perhatian, dan mengapa harus dilakukan dalam situasi itu.
Proses ini jelas berlangsung terus – menerus.5
2Kadar Nurjaman , Khaerul Ummam, Komunikasi &Public Relations ,( Bandung :Pustakan Setia, 2012), hlm 115 3Helena Olii, Opini Publik, (Jakarta: PT. Indeks, 2007), hal 20 4Ibid, hlm. 108 5Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom.Effective Public Relations Edisi Kesembilan , (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011),hlm. 239
3
Pembahasan masalah opini publik adalah hal yang sangat mendasar
bagi seorang public relations. Hubungan yang dilakukan oleh perusahaan
atau organisasi tidak lepas dari munculnya opini di dalam masyarakat.6
Setiap perusahaan membutuhkan dukungan dari publiknya, baik publik
eksternal maupun publik eksternal.
Timbulnya opini publik pada seseorang atau sejumlah komunikan
disebabkan mereka meneriman suatu pesan dari seorang komunikator dan
pesan itu merupakan masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum,
termasuk kepentingan mereka. Mula –mula pesan yang diterimanya itu
merupakan sikap saja, kemudian mereka mengekspresikan kepada orang
lain terjadi proses komunikasi yang diantara mereka ada yang pro dan ada
yang kontra terhadap pesan yang merupakan masalah sosial.7 Seperti halnya
yang saat ini terjadi pada PT. Transjakarta mengenai opini masyarakat
terhadap akan diberlakukannya sistem pembayaran one man one ticket.
Transjakarta yang umumnya disebut Busway adalah sistem
transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang dirancang sebagai moda
transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat.8
PT.Transjakarta selalu berusaha menciptakan kenyamanan, keselamatan
dan keamanan pengguna transjarta dengan memberikan pelayanan terbaik.
Dalam meningkatkan pelayanannya PT. Trasnjakarta akan melakukan 6Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 88 7Ibid, hal 88 8https://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta, diakses pada Rabu 22 Maret, pukul 19.17 WIB
4
perubahan sistem pembayaran transjakarta. Sebelumnya PT. Transjakarta
merubah sistem pembayaran uang cash dengan memberlakukan sistem e-
ticketing. Seiring dengan berjalannya waktu saat ini PT. Trasnjakarta akan
merubah sistem tersebut dengan akan memberlakukan sistem "One Man
One Ticket".
PT Transportasi Jakarta akan memberlakukan sistem one man one
ticket (satu orang, satu tiket) di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT)
Transjakarta. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan
bahwa diberlakukannya sistem one man one ticket ini untuk mendapatkan
data perjalanan pelanggan dan menentukan pola perjalanan. Dari informasi
tersebut dapat dilakukan juga penyesuaian rute atau infrastruktur
Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal.9 Selain
untuk meningkatkan pelayanan, Budi mengatakan sistem ini diberlakukan
untuk mendapatkan data perjalanan pelanggan yang lebih akurat.
Aturan one man one ticket ini mewajibkan pelanggan Transjakarta
memiliki kartu e-ticket untuk menikmati fasilitas transportasi yang aman,
nyaman, dan berkualitas.10Nantinya setiap pengguna Transjakarta diwajibkan
memiliki kartu e-ticketing. Hal ini tidak berlaku lagi seperti sebelumnya
9http://transjakarta.co.id/transjakarta-berlakukan-one-man-one-ticket/,di akses pada Jumat, 14 Juli 2017, pukul 19.29 WIB 10Ibid
5
dimana satu kartu dapat digunakan sesama pelanggan.11 Direktur Utama PT
Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, Sistem ticketing Transjakarta akan
menyerupai PT KAI Commuter Jabodetabek. Artinya, penumpang harus
melakukan tap out setelah selesai melakukan perjalanan menggunakan bus
Transjakarta. Selain itu, kartu e-ticketing tersebut juga tidak bisa digunakan
untuk banyak orang seperti sebelumnya.12 Nantinya bagi pelanggan yang
tidak melakukan tap out, maka kartu e-ticketing akan terblokir dan tidak dapat
melakukan tap in untuk perjalanan selanjutnya.13 Jika ingin melakukan
perjalanan selanjutnya kartu tersebut di reset pada mesin BCT atau
menghubungi petugas transjakarta dilapangan.
Untuk itu, Transjakarta menghimbau pelanggan demi kenyamanan
untuk selalu melakukan tap out. Setelah pelaksanaan sistem one man one
ticket di koridor 1-12 BRT Transjakarta, menurut Budi, mekanisme ini akan
berkembang untuk rute bus non BRT.14
Dengan hal ini banyak masyarakat khususnya pengguna Transjakarta
yang memberikan tanggapan baik itu pro maupun kontra melalui akun
facebook PT. Transjakarta mengenai akan diberlakukan sistem one man one
11http://www.beritajakarta.com/read/39797/transjakarta-terapkan-one-man-one-ticket, di akses pada Sabtu 18 Maret 2017, pukul 07.20 WIB 12http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/14474751/pt.transjakarta.akan.berlakukan.sistem.one.man.one.ticket, di akses pada Rabu 8 Maret 2017, pukul 20.00 WIB. 13http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/43038/transjakarta.akan.terapkan.satu.orang.satu.tiket, di akses pada Sabtu 18 Maret 2017, pukul 08.03 WIB 14http://transjakarta.co.id/transjakarta-berlakukan-one-man-one-ticket/,di akses pada Jumat, 14 Juli 2017, pukul 19.29 WIB
6
ticket.Seperti yang dikutip oleh pengguna Transjakarta di akun facebook PT.
Transjakarta sebagai berikut:
”Sebelumnya buat PT. Transjakarta saya kurang setuju dengan
peraturan ini karena ada baiknya perbaiki dahulu fasilitas yang ada
karena kenyamanan penumpang tergantung dari kebijakan yang di
pilih, jangan mengambil keputusan sebelah pihak saja lihat juga pihak
kedua yaitu pelanggan, jika pelanggan nya kurang setuju dengan
kebijakan yang PT. transjakarta buat, ada baiknya harus di
pertimbangkan karena resiko nya bisa kehilangan pelanggan”
Pengguna Transjakarta tersebut menyatakan tidak setuju dengan
memberlakuan sistem one man one ticket ini. Ia memberikan saran untuk
lebih memperhatikan fasilitas Transjakarta demi kenyamanan penumpang
daripada membuat kebijakan baru dan pihak Transjkarata harus
mempertimbangkan sistem one man one ticket untuk diberlakuakam karena
bisa beresiko kehilangan penumpang.
Pengguna Transjakarta lainnya juga memberikan tanggapan
mengenai akan diberlakukan sistem one man one ticket,Seperti yang dikutip
di akun facebook PT. Transjakarta sebagai berikut:
”One man one ticket tidak membantu malah menyusahkan penumpang
kalau ticket penumpang ketinggalan harus beli lagi. Jangan membuat
penumpang tambah ribet. Benerin dulu pelayanannya, menunggu
busway saja masih berjam-jam ingin diadain peraturan one man one
ticket tidak efisien sekali.”15
15https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1829452733994350&id=1728166567456301&p=0&refid=52, dialses pada Sabtu 1 April 2017, pukul 21.01 WIB
7
Dari kutipan diatas menyatakan bahwa sistem one man one ticket
hanya menyusahkan dan merepotkan pengguna transjakarta. Pengguna
Transjakarta tersebut menganggap sistem one man one ticket tidak efisien
dan pengguna Transjakarta tersebut memberikan saran untuk lebih ditingkat
pelayanannya.
Selain itu ada beberapa pengguna Transjakarta yang setuju dengan
sistem one man one ticket ini, Seperti yang dikutip di akun facebook PT.
Transjakarta sebagai berikut:
“Setuju dengan sistem ini karena dari data yg ada dikartu e-ticketing itu
kan kita nantinya bisa dapetin pelayanan yg lebih maksimal lagi”.16
Pengguna Transjakarta tersebut setuju dengan diberlakukan sistem
one man one ticket, pengguna Transjakarta ini menganggap sistem ini
membuat penumpang lebih tertib dan bisa mendapatkan pelayanan yang
lebih maksimal.
Pengguna Transjakarta lainnya yang setuju dengan sistem ini
memberikan tahapannya di akun Facebook PT. Transjakarta. Seperti yang
dikutip sebagai berikut:
“Saya setuju saja dengan sistem ini, selama bisa menjadikan pihak
Transjakarta memberikan pelayanan yang maksimal kepada
16Ibid
8
masyarakat. Kalau bisa berdampak positif pada ketertiban dan lain-
lain, kenapa tidak?”17
Pengguna Transjakarta tersebut menyatakan selama tujuan dari PT.
Transjakarta untuk meningkatkan pelayanannya dan berdampak positif bagi
pengguna Transjakarta, pengguna Transjakarta ini tidak mempermasalahkan
jika diberlakukannya sistem one man one ticket.
Dengan hal ini terlihat PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem
one man one ticket yang menuai pro dan kontra serta berbagai tanggapan
dari pengguna transjakarta di akun Facebook PT. Transjakarta. Oleh karena
itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai opini publik program PT.
Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem "One Man
One Ticket" , di kompas.com tanggal 20 Desember 2016, pukul 14.47 WIB.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang
penulis ambil adalah bagaimana opini publik program PT. Transjakarta terkait
PT Transjakarta akan berlakukan sistem "One Man One Ticket", di
kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul 14.47 WIB ?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut agar
penulisan pada penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari tujuan
17Ibid
9
penelitian serta mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan masalah, pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah opini publik program PT. Transjakarta
terkait PT Transjakarta akan berlakukan sistem "One Man One Ticket" , di
kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul 14.47 WIB
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui opini publik program PT.
Transjakarta terkait PT Transjakarta akan berlakukan sistem "One Man One
Ticket", di kompas.com tanggal 20 Desember 2016, pukul 14.47 WIB.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Penelitian Akademis
Penelitian ini dapat mengembangkan kajian ilmu komunikasi
khususnya bagi para praktisi public relations mengenai opini publik program
perusahaan transportasi Jakarta.
1.5.2 Manfaat Penelitian Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations
mengenai opini publik program perusahaan transportasi Jakarta.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kerangka Konsep
2.1.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Public Relationsmerupakan fungsi manajemen yang membantu
membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama,
penerimaan mutual dan kerjasama antara organisasi dan publiknya. PR
melibatkan manajemen problem atau manajemen isu. PR membantu
manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini
publik. PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan publik. PR membantu manajemen tetap
mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR
dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi
arah perubahan (trends) dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang
sehat dan etis sebagai alat utamanya.16
Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu
menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan
serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut
16 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom.Effective Public Relations Edisi Kesembilan, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011),hlm. 5
11
terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR
membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap
opini publik.17
Pembahasan masalah opini publik adalah hal yang sangat mendasar
bagi pekerjaan seorang praktisi Public Relations. Bahkan hubungan yang
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi manapun di dunia ini tidak lepas
dari munculnya opini di dalam masyarakat. Mengapa objek ini sangat penting
tentu karena sifat komunikasi yang dilakukan menyangkut manusia di dalam
kedudukannya, baik sebagai individu, maupun sebagai bagian dari
masyarakat luas.18
2.1.2 Peranan Humas dalam Pembentukan Opini Publik
Kewajiban humas dalam membentuk opini publik dengan lebih
mengarah ke rasional daripada emosi dan naluri (insting). Kemampuan
beropini yang rasional dimiliki oleh setiap individu dan kelompok yang cerdas.
Tugas hubungan masyarakat adalah mengembangkan opini publik yang
rasional, bukannya yang bersifat emosional, terhadap isu yang kontoversial.
Dalam pembentukkan atau perubahan opini publik tentang hal-hal
yang bersifat kontroversial, humas menyajikan informasi yang relevan tanpa
ada yang disembunyikan atau diubah sehingga opini publik yang timbul
17 Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007),hlm. 13 18Ibid
12
merupakan produk dari pengetahuan dan pemilihan atas dasar pertimbangan
yang rasional.19
Humas, broadcasting, dan marcom (marketing communication) harus
mengembangkan pikiran yang rasional dengan cara berikut:
1. Memberikan publik lebih banyak keterangan atau penjelasan (berupa
laporan, gambar/foto) untuk menanggapi isu yang kontroversial.
2. Memberikan perhatian yang lebih besar pada individu-individu sebagai
kelompok yang mengahadapi isu yang bersifat kontroversial.20
2.2 Definisi Opini Publik
Opini publik adalah pengintegrasian pendapat dari sekumpulan orang
yang menaruh perhatian terhadap sesuatu pokok permasalahan yang
sifatnya kontroversial. Pengintegrasian pendapat atau opini itu seperti yang
telah dikemukaan merupakan kesatuan pendapat, bukan jumlah pendapat
yang dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam diskusi atau
pembicaraan mengenai issue atau pokok permasalahan.21
Istilah opini publik dapat dipergunakan untuk menandakan setiap
pengumpulan pendapat yang dikemukakan individu–inividu. Menurut Santoso
Sastropoetro istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada
pendapat–pendapat kolektif dari sejumlah besar orang. Interaksi terjadi
19Helena Olii, Opini Publik,(Jakarta: PT. Indeks, 2007),hlm.. 51 20Ibid, hlm. 52 21Betty RFS Soemirat, Eddy Yehuda, Opini Publik,(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016), hlm. 28
13
secara tidak langsung melalui alat–alat komunikasi seperti pembicaraan–
pembicaraan pribadi yang berantai, melalui desas desus, melalui surat kabar,
radio, televisi dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan ”publik”
mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya. Publik dapat
didefinisikan sebagian jumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan
atau kegemaran yang sama.22
Menurut William Albiq dalam Santoso S. (1990), opini publik adalah
jumlah dari pendapat individu-individu yng diperoleh melalui perdebatan dan
opini publik merupakan hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi
yang dilakukan didalam masyarakat yang demokratis. Opini publik bukan
merupakan jumlah seluruh pendapat individu-individu yang dikumpulkan.23
Opini publik dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal (lisan) dan
baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata yang dapat
ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus atau
diungkapan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau
diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau
persepsi (persoanal). Opini dapat dinyatakan melalui pelaku, sikap tindakan,
mimik muka atau bahasa tubuh (body language) atau berbentuk simbol-
22Helena Olii, Op.Cit., 2007, hlm. 20 23Helena Olii, Opini Publik edisi kedua,(Jakarta: PT. Indeks, 2011),hlm. 21
14
simbol tertulis, berupa pakaian yang dikenakan makna semua warna dan lain
sebagainya.24
2.2.1. Faktor Psikologis
Tidak adanya kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya,
yang ada hanya kemiripan yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan –
perbedaan atas individu biasa meliputi hobi, kepentingan, pengalaman,
selera, dan kerangka berfikir, sehingga setiap individu berbeda dalam bentuk
cara merespon terhadap stimulus atau rangsangan yang menghampirinya.
Perbedaan berdasarkan faktor psikologis yang menyebabkan pemaknaan
terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang
berbeda-beda atau bisa saja ouput tidak sama dengan input , karena
beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi
pemikiran (kognitif), bias juga dimensi emosi (afeksi).25 Selain itu opini publik
memiliki pula sifat dinamis dan mudah berubah, terutama opini publik yang
masih samar-samar dan abstrak. Hal ini tergantung dari kekuatan pengaruh
yang merayunya.26
Astrid Soesanto menyatakan bahwa manusia pada umumnya
mempunyai keinginan untuk mendasarkan tindakannya sebanyak mungkin
atas pendapat umum (opini publik). Selanjutnya Soesanto menyatakan
24Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 66 25Helena Olii, Op.Cit.,2007, hlm. 46 26Anwar Arifin, Op.Cit, hlm. 17
15
bahwa antara opini publik dan sikap-sikap mempunyai hubungan yang erat.
Pengalaman pribadinya menentukan sikap dan sikapnya itu bergantung
menyimpan suatu perasaan tidak enak atau tidak terpuaskan hatinya.27
2.3. Dimensi Opini Publik
2.3.1. Arah
Arah opini mengindikasikan kualitas evaluatif dari predisposisi yang
memberitahu kita evaluasi “positif-negatif-netral”, evaluasi yang
“mendukung-menentang-netral”, atau evaluasi “pro-kontra-tergantung”
yang dilakukan oleh publik. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
arah opini adalah jawaban ya-tidak untuk pertanyaan survei. Media sering
melaporkan hasil survei opini publik sebagai sekedar persentase dari
dukungan atau penolakan terhadap beberapa isi, proposisi calon.28
2.3.1. Intensitas
Pengukuran intensitas menunjukkan seberapa kuatkah perasaan
orang terhadap opini mereka, apapun arahnya. Intensitas meminta
pemilih menunjukkan seberapa kuatkah perasaan orang terhadap isi
dengan survei menunjukkan apakah mereka sanga tidak setuju/tidak
setuju/netral/setuju/sangat setuju terhadap suatu isu pernyataan. Format
pernyataan ini adalah alat yang lazim untuk mengukur arah dan intensitas
27Betty RFS Soemirat, Eddy Yehuda,Op.Cit, hlm.7.6 28Scott M. Cutlip, Op.Cit.,2011, hlm. 240
16
perasan. Ukuran intensitas memberikan perkiraan awal tentang kekuatan
relatif dari predisposisi. Intensitas dan arah sering kali dilaporkan untuk
menunjukkan bukan hanya bagaimana orang merasakan suatu isu, tetapi
juga seberapa mendalam perasaan mereka itu. Biasanya memecah
publik menjadi dua kubu berdasarkan intensitas keyakinan mereka.29
2.3.2. Stabilitas
Mengacu pada berapa lama responden menganut arah dan
intensitas perasaan yang sama. Pengukuran stabiitas memerlukan
observasi pada dua atau lebih titik pada waktu yang sama. Pengukuran
stabilitas akan memberikan bukti tentang seberapa reaktifkah opini
terhadap suatu kejadian atau informasi lainnya.30
2.3.3. Dukungan Informasional
Mengacu pada seberapa banyak pengetahuan publik terhadap
objek opini. Para pemilih yang tidak punya banyak informasi tentang isu
cenderung akan fokus pada apa-apa yang mereka lihat, sebagai sesuatu
yang berhubungan dan bagaimana cara pikir akan mempengaruhi
kepentingan pribadi mereka. Sebaliknya, pemilih yang memiliki informasi
lebih baik akan lebih mungkin untuk mengabaikan pertimbangan dari
kelompok tertentu dan lebih mendukung interpretasi yang lebih
29Ibid 30Ibid
17
umumterhadap suatu isu. Mereka yang mempunyai informasi yang lebih
banyak tentang isu akan punya opini yang lebih kuat terhadap isu
tersebut, tetapi arah opini itu tidak mudah untuk diprediksi. Lebih jauh
mereka yang punya banyak pengetahuam dan opini yang lebih kuat,
mungkin untuk lebih bertindak.31
2.3.4. Dukungan Sosial
Pengukuran dukungan sosial memberikan bukti tentang sejauh
mana orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang lain
dalam lingkungan sosial mereka. Penyelenggara poling yang menyurvei
dimensi ini akan meminta responden untuk melaporkan kesan mereka
terhadao apa yang orang lain pikirkan tentang isu atau memperkirakan
distribusi opini publik terhadap isu yang diteliti. Pengukuran dukungan
sosial ini akan menunjukkan bagaimana orang mendefinisikan sifat dari
konsesus tentang isu. Konteks sosial dari opini mungkin hanya berupa
tendesi untuk menganggap bahwa orang lain lebih dipengaruhi oleh
media atau kejadian ketimbangoleh diri mereka sendiri. Para peneliti
telah menemukan “efek orang ketiga” orang cenderung meremehkan
dampak media terhadap diri mereka sendiri dan membesar-besarkan
dampak media pada orang lain. Efek ini mempengaruhi cara kebijakan
publik ditentukan (melindungi mereka yang dianggap lemah) atau
bagaimana kampanye politik dilakukan (memengaruhi pemilih yang
31Ibid
18
mudah dibujuk). Jadi, efek pihak ketiga punya sejumlah implikasi
behavior, meskipun pada dasarknya ini adalah fenomena persepsi.32
2.4. Keterkaitan Antar Konsep
Dalam kegiatan atau pekerjaan PR/Kehumasan suatu organisasi,
perusahaan ataupun instansi pastilah selaku berkaitan dengan opini
publik, karena PR/Kehumasan selalu berhubungan dengan khalayak
internal maupun eksternal nya. Opini publik terbentuk karena adanya suatu
informasi maupun berita yang dilakukan oleh suatu organisasi, perusahaan
ataupun instansi tersebut. Opini yang baik dan buruk (pro atau kontra)
yang dihasilkan itu nantinya semua tergantung bagaimana cara kerja
PR/humas itu sendiri dalam memanajemen khalayaknya. Pekerjaan
seorang PR/Humas tidaklah mudah dan harus mempunyai keahlian yang
baik. Tugas PR/Humas juga berupaya untuk mempengaruhi publik agar
memberikan opini yang positif demi keberlangsungan organisasi,
perusahaan ataupun instansi yang di naunginya.
PR/Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik. Dalam hal ini
praktisi PR berupaya untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini
yang positif bagi organisasi ataupun perusahaan. Namun di sisi lain humas
harus berupaya mengumpulkan informasi dari khalayak,
menginterpretasikan infromasi dan melaporkannya kepada manajemen
jikan informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen.
32Ibid, hlm. 241
19
Seorang PR/Humas harus siap menghadapi khalayaknya, opini-
opini itu akan selalu ada dan bermunculan, ini dijadikan seorang
PR/Humas untuk sebuh koreksi dan evaluasi.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini pendekatan
atau metodologi kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman
data atau analisis. Penulis lebih mementingkan aspek keluasan data
sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representatif dari seluruh
populasi. Karena penulis harus menjaga sifat objektif, maka dalam analisi
datanya pun penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi
yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, digunakan uji statistik untuk
menganalisis data.41
Penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif karena penulis
ingin menjelaskan suatu permasalahan mengenai opini publik program PT.
Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016. Penulis harus
bersifat objektif dan tidak memihak atau berada dalam posisi yang netral.
41Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm 47
21
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang relatif sederhana yang tidak
memerlukan landasan teoritis rumit atau pengakuan hipotesis tertentu. Jenis
penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini
menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan
antar variabel.42
Penelitian deskriptif merupakan bukan eksperimen karena tidak
dimaksudkan untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan. Dengan
penelitian deskriptif, peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau
menerangkan gejala.43 Penelitian ini menggunakan pertanyaan “Bagaimana”
dalam mengembangkan informasi yang ada.44
Mely G. Tan mengatakan bahwa penelitian yang bersikap deskriptif
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau
penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara
suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini, mungkin sudah
ada hipotesis-hipotesis, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya
pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan.45
42 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana, 2010, Hal. 69 43 Suharsimi Arikunto, Op.Cit. Hal. 250 44 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005) Hal. 42 45 Ulber Silalahi Op Cit. Hal. 28
22
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
atau objek-objek tertentu mengenai opini publik program PT. Transjakarta
terkait PT. Transjakartaakan berlakukan sistem “One Man One Ticket” di
kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016.
3.3 Metode Penelitian
Metode riset dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga macam metode,
salah satunya adalah metode survei. Metode survei adalah bentuk
pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada
sekompok orang.46 Tujuannya untuk memperoleh informasi mengenai jumlah
responden yang dianggap sebagai sampel yang mewakili populasi tertentu.
Metode survei dilakukan melalui proses pengumpulan informasi, fakta, dan
analisis data yang bersifat terstuktur serta mendetail melalui instrumen
kuesioner atau daftar pertanyaan tertentu secara tersusun. Secara umum
metode survei terdiri dari dua jenis yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik).
Jenis survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan)
populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang
terjadi dan terdiri dari satu variabel.47
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode survei dengan cara
menyebarkan kuesioner guna mendapatkan data serta informasi yang
46Richard West, Lynn H. Turner, Pengantar Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika), hlm. 79 47Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm 12
23
diperlukan mengenai opini publik program PT. Transjakarta terkait PT.
Transjakartaakan berlakukan sistem “One Man One Ticket” di kompas.com
pada tanggal 20 Desember 2016.
3.4. Populasi, Ukuran Sampel dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penulis untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya.48
Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadikan
objek penelitian.”49
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna transjakarta di koridor 1
halte Blok M – Kotasebanyak 9.003 orang perhari berdasarkan data
penumpang pada bulan Maret 2017 dari bapak Suhadi Hakim sebagai
karyawan PT.Tranjakarta di bagian sarana dan prasarana.50Penulis memilih
koridor 1 halte Blok M- Kota sebagai populasi karena koridor tersebut paling
48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2011), Hlm. 80 49Riduwan, Dasar-Dasar Statistik,(Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 8 50Hasil wawancara dengan bapak Suhadi Hakim sebagai karyawan PT.Tranjakarta di bagian sarana dan prasarana, pada tanggal 30 April 2017, pukul 14:00 wib
24
padatberdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wahyudi Aziz sebagai
Humas PT. Transjakarta pada tanggal 27 April2017.51
3.4.2. Ukuran Sampel
Ukuran sampel adalah klasifikasi terhadap siapa saja yang
direncanakan oleh periset sebagai subjek data.52Sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Metode sampling yang
representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai dimana ciri-ciri
yang terdapat dalam sampel yang terbatas dapat mewakili keadaan
sebenarnya dalam keadaan seluruh populasi.53
Penulis menggunakan rumus Slovin untuk menentukan sampel karena
rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya. Pada Penelitian ini data populasinya telah diketahui
yaitu 9.003 orang
Rumusnya adalah:
n = N
1 + Ne²
Keterangan:
51 Hasil wawancara dengan bapak Wahyudi Aziz sebagai Humas PT. Transjakarta, pada tanggal 27 April 2017, pukul 11:00 wib 52Gilbert A, Churchill, Dasar-Dasar Riset Pemasaran,( Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 85 53Rosady Ruslan,Op.Cit., hlm. 139
25
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada
yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.54
𝑛 =9.003
1 + 9.003 𝑥( 10%)²
𝑛 =9.003
1 + 9.003 𝑥 (0.1)²
𝑛 =9.003
1 + 9.003 𝑥 (0.01)
𝑛 =9.003
91,03= 98,90
= 99 orang
Setelah perhitungan di atas dengan mengunakan rumus slovin dengan
hasil 98,90 yang dibulatkan menjadi 99, maka dapat diartikan populasi yang
didapat untuk menjadi sampel yaitu 99 orang pengguna Transjakarta di
koridor 1 halte Blok M-Kota.
54Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hal. 164.
26
3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).55
Sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang pengguna Transjakarta di
koridor 1 halte Blok M-Kota tanggal 20 Mei – 25 Mei 2017.
3.5. Unit Analisis danUnit Obsevasi
3.5.2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang
diperhitungkan sebagai subjek penelitian.56 Unit analisis merupakan
keseluruhan satuan unit yang akan diteliti, unit analisis dapat berupa individu,
kelompok, organisasi atau keluarga.57
55Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2011), hlm. 81 56Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2013), hlm. 187 57Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), Hlm. 76
27
Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Jika survei, unit
analisisnya adalah individu atau kelompok individu, sedangkan analisi isi unit
analisisnya adalah teks, pesan atau medianya sendiri58
Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan oleh penulis adalah
individu. Individu yang dimaksud yaitu pengguna Transjakarta di koridor 1
halte Blok M-Kota.
3.5.2. Unit Observasi
Unit observasi adalah sumber informasi tepat kita mendapatkan
informasi.59 Unit observasi merupakan unit sosial yang lebih besar dari
tingkatan unit analisis. Unit observasi atau satuan pengamatan adalah unit
tempat informasi diperolehnya tentang satuan unit analisis.60 Unit observasi
yaitu mengamati secara langsung objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini unit observasi yang digunakan oleh penulis adalah
kelompok yaitu para pengguna Transjakarta di koridor 1 halte Blok M-Kota.
3.6. Penarikan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilang sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian , terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampling
58Rachmat Kriyantono, Op.Cit.,hlm. 237 59Nanang Martono, Op.Cit., hlm. 66 60W. Gulo, Metode Penelitian,(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), hlm 77
28
pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu probability sampling
dan nonprobability sampling61
Sampel nonprobability yaitu sampel tidak melalui teknik random
(acak). Disini semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu oleh periset. Biasanya riset beberapa teknik sampling yang termasuk
nonprobabilitas adalah sampling purposif (purposive sampling), sampling
kuota (quota sampling), sampling kebetulan (accidental sampling),sampling
snowball, serta teknik sampling dan sensus. Teknik penarikan sampling
Accidentalmerupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang yang orang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.62
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling accidental.
Penulis membagikan kuesioner kepadapengguna Transjakarta di koridor 1
halte Blok M-Kota sebanyak 99 orang tanggal 20 Mei – 25 Mei 2017.
3.7. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di koridor 1 halte Blok M-Kota dalam satu
waktu yaitu pada bulan 1Maret- 25 Mei 2017 mengenaiopini publik program
61Sugiyono,Op.Cit., hlm. 217 62Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm. 158
29
PT. Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016.
3.8. Uji Instrumen
3.8.1. Validitas
Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Dalam suatu penelitian baik yang bersifat
deskriptif maupun eksplanatif yang melibatkan variabel/konsep yang tidak
bisa diukur secara langsung, masalah validitas tidak sederhana di dalamnya
juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai empiris
(indikator).63
Validitas dalam suatu penelitian merupakan suatu derajat ketetapan
alat ukur peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.64 Yang dapat
kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah
menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan
apa yang kita yakini pengukuran.65
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
(misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.66 Validitas
instrumen riset dapat digolongkan menjadi: validitas konstruksi, validitas isi,
63Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), hlm. 46 64Rosady Ruslan, Op.Cit., hlm. 206 65Suharsimi Arikunto, Op.Cit., 2013,hlm 230 66Rachmat Kriyantono, Op.Cit., hlm.143
30
validitas prediktif, validitas eksternal, dan validitas rupa67. Tipe validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi, penulis
menggunakan validitas konstruksi karena sesuai untuk mengukur instrumen
penelitian (kuesioner). Menurut Kriyantono, validitas konstruksi mencakup
hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk
meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-
konsep dalam kerangka teori.68
Untuk mengetahui apakah pernyataan dari kuesioner itu valid atau
tidak, caranya dapat dilihat dari KMO dan Barlett Test. Bila dalam variabel itu
nilai KMO – MSA (Kaiser Mayer Olkin-measure of sampling adequacy) bila
hasilnya lebih besar dari 0,5 maka dapat melanjutkan proses analisis faktor.69
Pada hasil perhitungan diperoleh nilai KMO-MSA adalah 0.505 artinya
0.505>0.5 maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan. Sedangkan nilai
Barlett Test dengan signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrumen ini telah
memenuhi syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan
hasil yang valid.70
Pada penelitian ini, penulis menggunakan KMO dan Barlett test
dengan skala interval Menurut Kriyantono,skala yang menunjukan jarak
67Ibid, hlm. 149 68Ibid, hlm. 150 69Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2013), hlm. 174 70Husen Umar, Metode Riset Bisnis,(Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm 175
31
antara satu data dengan data lainnya dan mempunyai bobot atau jarak
interval yang sama dan peneliltian ini menggunakan SPSS versi 16.
Tabel 3.1
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak Valid
Sumber: Wahyu Agung 2010.
Pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa untuk mengukur nilai
koefisien validitasnya, di atas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik)
sedangkan 0,2 berarti sangat terendah”.71
Dalam penelitian mengenai opini publik program PT. Transjakarta
terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One Ticket” di
kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016. Penulis menggunakan
validitas untuk mengukur antara kesesuaian hasil dengan keadaan
sebenarnya saat melakukan penelitian. Karena penelitian menggunakan
skala interval, untuk analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan
validitas konstruksi (KMO dan Barlett Test). Untuk mengetahui pernyataan
kuesioner valid atau tidak caranya dapat dilihat jika pada variabel tersebut
71Wahyu Agung, Panduan SPSS 16.0,(Yogyakarta: Gerailmu, 2010), hlm. 230
32
dapat melihat KMO-MSA(Kaiser Mayer Olikin–measure of sampling
adequency).
Hasil uji validitas yang dilakukan oleh penulis mengenai opini publik
program PT. Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .722
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1830.845
Df 435
Sig. .000
Sumber: Hasil Output SPSS 16
Berdasarkan hasil validitas yang telah dilakukan penulis, hasil yang
diperoleh nilai KMO-MSA(Kaiser Mayer Olikin–measure of sampling
adequency) sebesar 0,722 ternayata melebihi 0,5. Maka, data pada
penelitian mengenai opini publik program PT. Transjakarta terkait PT.
Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One Ticket” di kompas.com
pada tanggal 20 Desember 2016 dapat dinyatakan valid.
33
3.8.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula.72
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stabilitas
(stability, kesamaan (equivalency atau gabungan keduanya) dan secara
internal (analisis konsistensi butira-butiran yang pada instrumen).73
Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan
tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan metode Alpha Cronbach’s.
Coefficient Alpha atau Cronbach’s Alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai Cronbach’s Alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala.74Metode Alpha
Cronbach’s digunakan untuk menghitung reliabelitas suatu tes yang tidak
mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan
digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau
72Syofian Siregar, Op.Cit., hlm. 35 73Riduwan, Adun Rusyana, Enas,Op.Cit., hlm. 194 74 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, (New Jersey: Pearson Education 2010), hlm. 314
34
perilaku.75 Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Crombach Alpha, dimana
suatu instrumen dikatakan handal (reliabel) bila memiliki kofesien keandalan
atau nilai alpha > 0,60.76 Berikut adalah klasifikasi yang digunakan.
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas (r) Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
< 0,2 Sangat Rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2007.
Pada Tabel 3.2. di atas standar untuk mengukur nilai koefisien
reliabilitasnya di atas 0,8 berarti memiliki nilai sangat tinggi dan kurang dari
0,2 berarti sangat rendah.77 Dalam menguji reliabilitas pada penelitian ini,
penulis menggunakan software aplikasi SPSS untuk mendapatkan hasil yang
reliabel.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Cronbach’s Alpha untuk
mengukur instrumen penelitian mengenai opini publik program PT.
Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016.
75Syofian Siregar, Op.Cit., hlm 56 76Ibid., hlm. 57 77Suharsimi Arikunto, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; Rineka Cipta, 2007), hlm. 245
35
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian mengenai opini publik program
PT. Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Case Processing Summary
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 99 100.0
Excludeda 0 .0
Total 99 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS 16
Berdasarkan tabel case processing summary tersebut, dapat dilihat
bahwa hasil yang penulis dapat dari menyebar kuesioner kepada 99
responden adalah valid dengan nilai Excluded 0. Presentasi nilai valid yang
penulis peroleh adalah 100%.
36
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.603 .626 30
Sumber: Hasil Output SPSS 16
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil reliabilitas
variabel dalam penelitian mengenai opini publik, mempunyai nilai Cronbach's
Alphasebesar 0,603. Maka reliabilitas dalam penelitian mengenai opini publik
program PT. Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016
dapat dikatakan reliabel karena hasilnya>0,60.
3.9. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat
menentukan baik tidaknya riset. Metode pengumpulan data adalah teknik
atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada
beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan
37
oleh periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodelogi
riset, apakah kuantitatif atau kulatitatif. Dalam riset kuantitatif dikenal
metodelogi pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, dan
dokumentasi. Dalam riset kualitatif dikenal metode dengan observasi, focus
group discussion, wawancara mendalam, dan studi kasus. Penulis dapat
menggunakan salah satu atau gabungan dari metode tersebut tergantung
masalah yang dihadapi.78
3.9.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau
subjek riset dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi. Data
primer ini termasuk data mentah (row date) yang harus diproses lagi
sehingga menjadi informasi yang bermakna79
Wawancara adalah percakapan antara periset dengan seseorang
yang diharapkan mendapatkan informasi. Wawancara merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya.80
78Rachmat Kriyantono, Op.Cit.,hlm. 95 79Ibid, hal. 41 80Rachmat Kriyantono, Op.Cit.,hlm. 100
38
Pada penelitian ini yang menjadi data primer adalah wawancara
mendalam dengan PT. Transjakarta mengenai akan diberlakukan sistem
“One Man One Ticket”.
3.9.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data ini juga dapat memperoleh dari data primer penelitian
terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel,
garfik, diagram, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain.
Biasanya data sekunder ini sangat membantu periset bila data primer
terbatas atau sulit diperoleh.81
Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah hasil
kuesioner dengan pengguna Transjakarta di koridor 1 halte Blok M-Kota dan
pemberitaa di media massa terkait PT. Transjakarta akan memberlakukan
sistem “One Man One Ticket”.
3.10. Analisis Data
Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis
ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.82
Statistik deskriptif digunakan pada riset deskriptif, yang berupaya
menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa
81Rachmat Kriyantono, Op.Cit.,hlm. 42 82Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hlm. 168
39
berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Beberapa jenis teknik
yang termasuk kategori statistik deskriptif yang sering digunakan antara lain:
Tabel (Distribusi) frekuensi, tendensi sentral, dan standar deviasi.83
Penelitian ini berupaya untuk menggambarkan mengenai opini publik.
Pada penelitian ini, jenis teknik statistik deskriptif yang digunakan adalah
tendensi sentral. Tendensi sentral merupakan suatu ukuran yang digunakan
untuk melihat seberapa besar kecenderungan data pusat pada nilai
tertentu.Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut. Ada
tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu mean, median, dan
modus.84
Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai tengah dari total bilangan. Mean
dapat diperoleh dari rumus:85
∑ fX
N = ───
N
Keterangan:
f = Frekuensi
X = Nilai pengukuran
83Ibid, hlm. 169 84Ibid, hlm. 170 85Ibid, hlm 170
40
N = Banyak pengamatan
Pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya
menggunakan mean dalam teknik analisi data mengenai opini publik program
PT. Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket” di kompas.com pada tanggal 20 Desember 2016. Skala yang
digunakan pada penelitian ini adalah skala interval.
Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan
kategori, peringkat dan jarak construct yang ditelaah. Skala interval dapat
dinyatakan dengan angka 1 sampai 5 dan 7. Pengukuran ini menggunakan
konsep jarak (interval) yang sama (equality interval) karena tidak
menggunakan angka 0 (nol) sebagai awal perhitungan dan nilai skala interval
bukan angka absolut.86
Pemilihan jawaban yang terdapat pada kuesioner dalam penelitian ini
memiliki jarak yang sama yaitu 1 (Sangat Tidak Setuju), 2 (Tidak Setuju), 3
(Ragu-Ragu), 4 (Setuju), 5 (Sangat Setuju).
3.11. Definisi Konsep
Konsep adalah suatu istilah terdiri dari satu kata atau lebih yang
menggambarkan suatu generalisasi terhadap gejala yang berlaku umum atau
abstrak mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi
86Rosady Ruslan, Op.Cit., hlm. 206
41
dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu
tertentu.87
Konsep pada penelitian ini adalah Public Relations, dengan variabel
Opini Publik. Konsep ini memiliki lima dimensi dari variabel opini publik, yaitu
arah, Intensitas, Stabilitas, dukungan informasional, dan dukungan informasi.
Dimensi arah diturunkan menjadi dua indikator, yaitu evaluasi dan
media. Dimensi Intensitas diturunkan menjadi dua indikator, yaitu seberapa
kuat perasaan seseorang terhadap opini dan bagaimana seseorang
merasakan suatu isu. Dimensi Stabilitasditurunkan menjadi dua indikator,
yaitu seberapa lama responden menganut perasaan yang sama dan reaksi
opini publik terhadap suatu isu. Dimensi dukungan informasional diturunkan
menjadi dua indikator, yaitu pengetahuan publik terhadap objek opini dan
mendapat informasi yang lebih banyak. Dimensi terakhir dukungan sosial
diturunkan menjadi dua indikator, yaitu opini seseorang di dukung orang lain
dan adanya efek orang ketiga.
87Syofian Siregar, Op.Cit., hlm. 9
42
3.12. Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.6
Operasionalisasi Konsep
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survei Deskriptif: Terkait PT Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One Man One Ticket" , di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,
pukul 14.47 WIB)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Public
Relations
Effective
Public
Relations
(Cutlip
Center,
Broom,
2011)
Opini
Publik
1. Arah 1.1 Evaluasi
1.2 Media
Skala
Interval
1. STS=
Sangat
Tidak
Setuju
2. TS =
Tidak
Setuju
3. RR =
Ragu-
Ragu
2. Intensitas 2.1 Seberapa kuat
perasaan
seseorang
terhadap opini
2.2 Bagaimana
seseorang
merasakan suatu
isu
3. Stabilitas 3.1 Seberapa lama
responden
menganut
perasaan yang
sama
3.2 Reaksi opini
publik terhadap
suatu kejadian
43
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Public
Relations
Effective
Public
Relations
(Cutlip
Center,
Broom,2011)
Opini Publik
4. Dukungan
Informasional
4.1 Pengetahuan
publik
terhadap
objek opini
4.2 Mendapat
Informasi
yang lebih
banyak
4. S =
Setuju
5. SS =
Sangat
Setuju
5. Dukungan Sosial
5.1 Opini
seseorang di
dukung orang
lain
5.2 Adanya efek
orang ketiga
44
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan penulis dalam penelitian ini adalah penjelasan definisi
pada indikator terlalu singkat.
2. Kelemahan pertama yang dirasakan penulis dalam penelitian ini
adalah responden. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna
Transjakarta di koridor 1 halte Blok M – Kota.Penulis hanya
menggunakan beberapa responden untuk dijadikan sampel
dikarenakan keterbatasan waktu.
3. Kelemahan kedua dalam penelitian ini adalah panggilan untuk
wawancara dari pihak PT. Transjakarta yang memakan waktu cukup
lama, yaitu satu bulan.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta)
4.1.1 Profil PT. Transportasi Jakarta(Transjakarta)
Transjakarta adalah lembaga pengelola Bus Rapid Transit (BRT) atau
lebih dikenal dengan Busway. Bentuk kelembagaan Transjakarta saat ini
adalah Badan Layanan Umum (BLU) yang berada di bawah pengawasan
Dinas Perhubungan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. BLU Transjakarta
bertanggung jawab untuk mengelola Busway yang meliputi perencanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan. Transjakarta mulai dioperasikan
pada tanggal 15 Januari 2004 dan merupakan program unggulan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk pengembangan transportasi publik berbasis bus.
Transjakarta merupakan pionir reformasi angkutan umum yang
memprioritaskan kenyamanan, keamanan, keselamatan dan keterjangkauan
masyarakat.
Sarana dan prasarana Transjakarta dirancang secara khusus untuk
berfungsi sebagai sistem transportasi yang mampu mengangkut penumpang
dalam jumlah cukup besar. Infrastruktur, pengelolaan, pengendalian dan
perencanaan sistem Transjakarta Busway disediakan oleh Pemerintah
46
Daerah DKI Jakarta, sementara kegiatan operasional bus dan penerimaan
pembayaran dari sistem tiket dikerjasamakan dengan pihak swasta.83
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan
publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan
bertaraf internasional.
Misi :
1. Melaksanakan reformasi sistem angkutan umum Busway dan budaya
penggunaan angkutan umum
2. Menyediakan pelayanan yang lebih dapat diandalkan, berkualitas
tinggi, berkeadilan, dan berkesinambungan di DKI Jakarta
3. Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap
permasalahan di sektor angkutan umum
4. Menerapkan mekanisme pendekatan dan sosialisasi terhadap
stakeholder dan sistem transportasi terintegrasi
83 Sejarah PT. Tranjakarta http://www.transjakarta.co.id/about.php?q=54XNwtzR3A==
diakses pada 21 Mei 2017 pukul 20.15 WIB
47
5. Mempercepat implementasi sistem jaringan busway di Jakarta yang
sesuai dengan aspek kepraktisan, kemampuan masyarakat untuk
menerima sistem tersebut dan kemudahan pelaksanaan
6. Mengembangkan struktur institusi yang berkesinambungan
7. Mengembangkan lembaga pelayanan masyarakat dengan
pengelolaan keuangan yang berlandaskan good corporate
governance,akuntabilitas, dan transparansi.84
4.2 Objek Penelitian
4.2.1 Sistem “One Man One Ticket”
PT Transjakarta akan memberlakukan sistem “one man one ticket” di
koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta. Setiap pengguna
Transjakarta nantinya diwajibkan memiliki kartu e-ticketingagar bisa
menikmati layanan bus Transjakarta. Dengan demikian, satu kartu e-ticketing
idak bisa digunakan untuk banyak orang seperti sebelumnya. Sistem ticketing
Transjakarta juga akan menyerupai PT KAI Commuter Jabodetabek.Artinya,
penumpang harus melakukan tap out setelah selesai melakukan perjalanan
menggunakan bus Transjakarta. Nantinya bagi pelanggan yang tidak
melakukan tap out, maka kartu e-ticketing akan terblokir dan tidak dapat
melakukan tap in untuk perjalanan selanjutnya.Selain sebagai peningkatan
layanan, Sistem ini diberlakukan untuk mendapatkan data perjalanan
84Visi dan Misi Perusahaan http://www.transjakarta.co.id/about.php?q=6onWyg== diakses pada 21 Mei 2017 pukul 20.29 WIB
48
pelanggan yang lebih akurat. Sehingga bisa menentukan pola perjalanan dari
data tersebut. Dengan informasi itu, PT Transjakarta bisa melakukan
penyesuaian rute atau infrastruktur Transjakartaagar pelayanan kepada
pelanggan lebih maksimal.85
4.3 Hasil Penelitian
Identitas Responden
Responden Jumlah
Laki – Laki 32 Orang
Perempuan 67 Orang
Total 99 Orang
Dalam penyebaran kuesioner terdapat responden laki – laki sebanyak
32 orang dan responden perempuan sebanyak 67 orang, hal ini dikarenakan
perempuan lebih banyak yang menggunakan kendaraan umum dibandingkan
dengan laki – laki yang biasanya membawa kendaraan pribadi.
85http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/14474751/pt.transjakarta.akan.berlakukan.sistem.one.man.one.ticket, di akses pada Rabu 8 Maret 2017, pukul 20.00 WIB
49
4.3.1 Dimensi: Arah
4.3.1.1 Evaluasi
Tabel 4.1
PT. Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tiketing menjadi
sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 1 1.0%
1.70 (Sangat Tidak
Setuju)
4 = (Setuju) 5 5.1%
3 = (Ragu-Ragu) 9 9.1%
2 = (Tidak Setuju) 32 32.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 52 52.5%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.1, nilai mean pada pernyataan PT.
Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tikecting menjadi sistem
“One Man One Ticket”diperoleh nilai =1.70 yang dapat diartikan sangat tidak
setuju.
Dalam dimensi arah dijelaskan bahwa arah opini mengindikasikan
kualitas evaluatif dari predisposisi yang memberitahu kita evaluasi “positif-
negatif-netral”, evaluasi yang “mendukung-menentang-netral”, atau evaluasi
“pro-kontra-tergantung” yang dilakukan oleh publik. Dalam hal ini PT.
Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tikecting menjadi sistem
“One Man One Ticket”memperoleh hasil evaluasi negatif dari responden. Hal
50
tersebut terlihat dari persentase tertinggi yaitu 52,2% menyatakan sangat
tidak setuju.
Opini yang baik dan buruk (pro atau kontra) yang dihasilkan itu semua
tergantung bagaimana cara kerja PR/humas itu sendiri dalam memanajemen
khalayaknya. Dari Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan rata – rata
responden tidak setuju terhadap PT. Transjakarta akan merubah
penggunaan kartu e-tikecting menjadi sistem “One Man One Ticket”. Dengan
hal ini menunjukkan bahwa cara kerja humas PT. Transjakarta dalam
memanajemen khalayaknya belum maksimal.
Faktor psikologis yang menyebabkan responden menjawab tidak
setujuterhadap PT. Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tikecting
menjadi sistem “One Man One Ticket”. Soesanto menyatakan bahwa antara
opini publik dan sikap-sikap mempunyai hubungan yang erat. Pengalaman
pribadinya menentukan sikap dan sikapnya itu bergantung menyimpan suatu
perasaan tidak enak atau tidak terpuaskan hatinya. Jawaban responden tidak
setuju tersebut dihasilkan dari pengalaman mereka, mereka merasa
keberatan jika PT. Transjakarta akan merubah penggunaan kartu e-tikecting
menjadi sistem “One Man One Ticket” dari hasil wawancara saat penulis
membagikan kepada responden, diberlakukan sistem tersebut.
51
Tabel 4.2
Anda memberikan opini yang positif mengenai sistem “One Man One
Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 7 7.1%
2.59 (Tidak Setuju)
4 = (Setuju) 17 17.2%
3 = (Ragu-Ragu) 22 22.2%
2 = (Tidak Setuju) 34 34.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 19 19.2%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.2, nilai mean pada pernyataan anda
memberikan opini yang positif mengenai sistem “One Man One Ticket”
diperoleh nilai=2.59, persentase tertinggi sebesar 34.3% menyatakan tidak
setuju.
Berdasarkan pernyataan tersebut dalam dimensi arah diindikasikan
hasil kualitas evaluatif dari predisposisi yaitu evaluasi negatif. Hal tersebut
menunjukkan responden tidak memberikan opini yang positif mengenai
sistem “One Man One Ticket”.
Dalam konsep Public Relations tugas seorang PR/Humas berupaya
untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang positif demi
keberlangsungan organisasi, perusahaan ataupun instansi yang di
naunginya. Dalam hal ini humas PT.Trasnsjakarta belum berhasil dalam
52
mempengaruhi publik untuk memberikan opini yang positif mengenai akan
diberlakukannya sistem “One Man One Ticket”.
Responden menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan anda
memberikan opini yang positif mengenai sistem “One Man One
Ticket”disebabkan dari faktor psikologis. Pemaknaan terhadap kenyataan
yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbeda-beda. Yang
mengakibatkan mereka memiliki perbedaan dalam bentuk cara merespon
terhadap stimulus atau rangsangan yang menghampirinya. Begitu halnya
dengan pernyataan Anda memberikan opini yang positif mengenai sistem
“One Man One Ticket” meskipun mayoritas dari responden menjawab tidak
setuju tetapi mereka memiliki alasan menjawab tidak setuju yang berbeda-
beda.
Tabel 4.3
Anda mendukung PT. Transjakarta dalam menerapkan sistem “One Man
One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 2 2.0%
1.74 (Sangat Tidak
Setuju)
4 = (Setuju) 5 5.1%
3 = (Ragu-Ragu) 9 9.1%
2 = (Tidak Setuju) 32 32.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 51 51.5%
Total 99 100.0%
53
Berdasarkan hasil tabel 4.3, nilai mean pada pernyataan anda
mendukung PT. Transjakarta dalam menerapkan sistem “One Man One
Ticket” diperoleh nilai= 1.74. Dari pernyataan tersebut rata – rata responden
sangat tidak setuju.
Dalam dimensi arah dijelaskan bahwa arah opini mengindikasikan
kualitas evaluatif dari predisposisi yang memberitahu kita evaluasi “positif-
negatif-netral”. Pada pernyataan anda mendukung PT. Transjakarta dalam
menerapkan sistem “One Man One Ticket” memperoleh hasil evaluasi negatif
. Hal ini terlihat dari persentase tertinggi sebesar 51.5% menyatakan sangat
tidak setuju.Hal tersebut menunjukkan bahwa responden tidak mendukung
PT. Transjakarta dalam menerapkan sistem “One Man One Ticket”.
Setiap perusahaan membutuhkan dukungan dari publiknya, baik publik
eksternal maupun publik eksternal. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan
seorang PR/Humas dalam menciptkan opini publik yang dapat diterima
semua pihak. Dalam hal ini peran Humas PT. Transjakarta belum maksimal
dalam menciptakan khalayak yang dapat mendukung sistem yang akan
diberlakukan oleh PT. Transjakarta yaitu “One Man One Ticket”.
Tidak adanya kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya,
yang ada hanya kemiripan yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan –
perbedaan atas individu biasa meliputi hobi, kepentingan, pengalaman,
selera, dan kerangka berfikir, sehingga setiap individu berbeda dalam bentuk
cara merespon terhadap stimulus atau rangsangan yang menghampirinya.
Meskipun pada pernyataan anda mendukung PT. Transjakarta dalam
54
menerapkan sistem “One Man One Ticket” mayoritas menjawab tidak setuju
tatpi mereka mempunyai perbedaan dalam memberika alasan mengenai
ketidak setuju mereka terhadap sistem tersebut. Dari hasil wawancara saat
membagikan kuesioner sebagian dari mereka menjawab tidak setuju karena
pengalaman mereka, meskipun sistem tersebut belum diterapakan tetapi
mereka sudah merasakan di KRL.
4.3.1.2 Indikator: Media
Tabel 4.4
Humas PT. Transjakarta menggunakan portal media online dalam
memberikan informasi mengenai akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 24.2%
3.41 (Setuju)
4 = (Setuju) 32 32.3%
3 = (Ragu-Ragu) 12 12.1%
2 = (Tidak Setuju) 23 23.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.4, nilai mean pada pernyataan humas PT.
Transjakarta menggunakan portal media online dalam memberikan informasi
mengenai akan berlakukan sistem “One Man One Ticket” diperoleh nilai
mean= 3.41. Dari pernyataan di atasrata – rata responden setuju terhadap
Humas PT. Transjakarta menggunakan portal media online dalam
55
memberikan informasi mengenai akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket”
Tugas hubungan masyarakat adalah mengembangkan opini publik
yang rasional, bukannya yang bersifat emosional, terhadap isu yang
kontoversial. Humasharus mengembangkan pikiran yang rasional dengan
caraMemberikan publik lebih banyak keterangan atau penjelasan (berupa
laporan, gambar/foto) untuk menanggapi isu yang kontroversial. Media
massa adalah sarana komunikasi dimana penyampaian penggan, gagasan
atau informasi kepada publik secara serentak. Dengan hal ini humas PT.
Transjakarta telah memberikan informasi dan penjelasan mengenai akan
diberlakukan sistem ”One Man One ticket” melaui portal media online. Hal ini
terlihat dari persentase tertinggi sebesar 32.3% menyatakan setuju.
Tabel 4.5
Semua portal media online memberikan informasi mengenai PT.
Transjkarta akan diberlakukan sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 15.2%
2.76 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 14 14.1%
3 = (Ragu-Ragu) 34 34.3%
2 = (Tidak Setuju) 19 19.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 17 17.2%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.5, nilai mean pada pernyataan semua portal
media online memberikan informasi mengenai PT. Transjakarta akan
56
diberlakukan sistem “One Man One Ticket”diperoleh nilai=2.76. Dari
pernyataan di atas rata – rata responden ragu-ragu.
Dalam pembentukkan atau perubahan opini publik tentang hal-hal
yang bersifat kontroversial, humas menyebarluaskan dan menyajikan
informasi yang relevan. Humas PT. Transjakarta menggunaka portal media
dalam menyebarkan informasi, akan tetapi dalam pernyataan semua portal
media online memberikan informasi mengenai PT. Transjkarta akan
diberlakukan sistem “One Man One Ticket” sebanyak 34 orang menyatakan
ragu-ragu. Hal tersebut menunjukan bahwa belum tentu semua portal media
online memberikan informasi PT. Transjakarta akan diberlakukan sistem
“One Man One Ticket”.
Tabel 4.6
Pemberitaan bahwa PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket” menjadi topik yang dominan di media online
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 5 5.1%
2.07 (Tidak Setuju)
4 = (Setuju) 7 7.1%
3 = (Ragu-Ragu) 13 13.1%
2 = (Tidak Setuju) 39 39.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 35 35.4%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.6, nilai mean pada pernyataanpemberitaan
bahwa PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One Ticket”
57
menjadi topik yang dominan di media online nilai= 2.07, Dari pernyataandi
atasrata – rata responden tidak setuju.
Salah satu tugas humas adalah menyebarkan informasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dari pernyataan pemberitaan bahwa PT.
Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One Ticket” menjadi topik
yang dominan di media online humas PT. Transjakarta belum bisa
menjadikan berita tersebut menjadi topik yang dominan di media online. Hal
tersebut ditunjukkan dari jawaban responden yaitu tidak setuju. Dalam hal ini
pemberitaan PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One Ticket”
tidak menjadi topik yang dominan di media online.
4.3.2 Dimensi: Intensitas
4.3.2.1 Indikator: Seberapa kuat perasaan seseorang terhadap opini
Tabel 4.7
Pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” akan meningkatkan
jumlah penumpang Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 23 23.2%
3.33 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 24 24.2%
3 = (Ragu-Ragu) 26 26.3%
2 = (Tidak Setuju) 15 15.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.1%
Total 99 100.0%
58
Berdasarkan hasil tabel 4.7, nilai mean pada pernyataan
pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” akan meningkatkan jumlah
penumpang Transjakarta diperoleh nilai= 3.33, Dari pernyataan di atas rata –
rata responden ragu-ragu.
Dalam dimensi intensitas menyatakan bahwa seberapa kuat perasaan
seseorang terhadap opini. Dalam hal ini pemberlakuan sistem “One Man
One Ticket” akan meningkatkan jumlah penumpang Transjakarta
memperoleh hasil ragu-ragu.Dalam hal ini responden tidak begitu
menunjukkan seberapa kuat perasaan responden terhadap pemberlakuan
sistem “One Man One Ticket” akan meningkatkan jumlah penumpang
Transjakarta.
Tabel 4.8
Sistem ” One Man One Ticket” dapat meningkatkan kedisiplinan saat
menggunakan Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 21.2%
3.36 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 23 23.2%
3 = (Ragu-Ragu) 33 33.3%
2 = (Tidak Setuju) 15 15.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 7.1%
Total 99 100.0%
59
Berdasarkan hasil tabel 4.8, nilai mean pada pernyataan sistem
“ One Man One Ticket” dapat meningkatkan kedisiplinan saat menggunakan
Transjakarta diperoleh nilai= 3.36 Dari pernyataan rata – rata responden
ragu-ragu.
Berdasarkan indikator seberapa kuat perasaan seseorang terhadap
opini mereka yang didukung dengan kerangka pengalaman (frame of
experience) menunjukkan hasil ragu-ragu. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase tertinggi sebesar 33.3% menyatakan ragu-ragu. Dalam hal ini
responden tidak begitumenunjukkan seberapa kuat perasaan seseorang
terhadap opini” One Man One Ticket” dapat meningkatkan kedisiplinan saat
menggunakan Transjakarta.
Tabel 4.9
Sistem ”One Man One Ticket” membuat sistem pembayarannya menjadi
transparan
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 22 22.2%
3.68
(Setuju)
4 = (Setuju) 45 45.5%
3 = (Ragu-Ragu) 15 15.2%
2 = (Tidak Setuju) 12 12.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.1%
Total 99 100.0%
60
Berdasarkan hasil tabel 4.9,nilai mean pada pernyataan sistem ” One
Man One Ticket” membuat sistem pembayarannya menjadi transparan
diperoleh nilai= 3.68 yang dapat diartikan setuju.
Dalam pengukuran intensitas seberapa kuat perasaan seseorang
terhadap opini memperoleh hasil setuju. Hal tersebut dapat dilihat dari
persentase tertinggi sebesar 45.5% menyatakan setuju. Dari pernyataan di
atasresponden menunjukkan seberapa kuat perasaan seseorang terhadap
opini mengenai sistem ”One Man One Ticket” membuat sistem
pembayarannya menjadi transparan.
Responden menjawab setuju terhadap pernyataan responden
menjawab setuju pada pernyataan Sistem ” One Man One Ticket” membuat
sistem pembayarannya menjadi transparan.Pengalaman pribadinya
menentukan sikap dan sikapnya itu bergantung menyimpan suatu perasaan
tidak enak atau tidak terpuaskan hatinya. Faktor psikologis yang dimaksud
yaitu pengalaman pribadi mereka, selama menggunakan bus Transjakarta
mereka sudah menggunakan e-ticketing dalam transaksi pembayaran hal ini
sama dengan sistem one man one ticket yang membedakan satu e-eticketing
tidak bisa digunakan oleh banyak orang.
61
4.3.2.2 Indikator : Bagaimana Seseorang merasakan suatu isu
Tabel 4.10
Sistem “One Man One ticket” cocok untuk diterapkan karena nantinya
dapat membuat pengguna Transjakarta menjadi tertib
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 12 12.1%
3.25 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 39 39.4 %
3 = (Ragu-Ragu) 18 18,2%
2 = (Tidak Setuju) 22 22.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.10, nilai mean pada pernyataan sistem
“One Man One ticket” cocok untuk diterapkan karena nantinya dapat
membuat pengguna Transjakarta menjadi tertib diperoleh nilai= 3.25 yang
dapat diartikan ragu-ragu.
Dalam dimensi intensitas menyatakan bahwa ukuran intensitas
memberikan perkiraan awal tentang kekuatan relatif dari predisposisi.
Intensitas dan arah sering kali dilaporkan untuk menunjukkan bukan hanya
bagaimana orang merasakan suatu isu, tetapi juga seberapa mendalam
perasaan mereka itu. Dalam hal ini pengukuran bagaimana seseorang
merasakan suatu isu memperoleh hasil ragu-ragu.
Dalam konsep Public Relationsseorang PR/Humas memberikan
pemahaman dan pengertian kepada khalayak agar tujuan yang diinginkan
62
dapat tercapai. Dalam hal ini Humas PT. Transjakarta belum maksimal dalam
memberikan pemahaman dan pengertian kepada khalayak mengenai Sistem
“One Man One ticket” cocok untuk diterapkan karena nantinya dapat
membuat pengguna Transjakarta menjadi tertib.Hal tersebut terlihat dari hasil
yang diperoleh bahwa rata – rata responden ragu-ragu.
Tabel 4.11
Sistem “One Man One ticket” baik untuk diterapkan karena nantinya
pengguna Transjakarta mendapatkan pelayanan yang lebih maksimal
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 19 19.2%
3.33 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 36 36.4%
3 = (Ragu-Ragu) 15 15.2%
2 = (Tidak Setuju) 17 17.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.11, nilai mean pada pernyataan sistem
“One Man One ticket” baik untuk diterapkan karena nantinya pengguna
Transjakarta mendapatkan pelayanan yang lebih maksimal diperoleh nilai
= 3.33. Dari pernyataan di atas rata – rata responden ragu-ragu.
Dalam pengukuran intensitas mengenai bagaimana seseorang
merasakan suatu isu serta memperoleh hasil ragu-ragu.Hal tersebut
menunjukkan responden tidak yakin terhadap sistem “One Man One ticket”
63
baik untuk diterapkan karena pengguna Transjakarta mendapatkan
pelayanan yang lebih maksimal.
Dalam hal ini peran Humas PT. Transjakarta dalam meyakinkan
pengguna transjakarta mengenai sistem “One Man One ticket” baik untuk
diterapkan karena pengguna Transjakarta mendapatkan pelayanan yang
lebih maksimal belum maksimal.
Tabel 4.12
Aturan sistem “One Man One ticket” mudah dipahami
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 23 23.2%
3.31 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 25 25.3%
3 = (Ragu-Ragu) 16 16.2%
2 = (Tidak Setuju) 30 30.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.12, nilai mean pada pernyataan aturan
sistem “One Man One ticket” mudah dipahami diperoleh nila= 3.31, hasil
pernyataan tersebut di dapat dari indikator intensitas. Dari pernyataan di
atasrata – rata responden ragu-ragu.
Dengan didukung pengalaman perorangan dapat menghasilkan sikap
dan pandangan mengenai suatu persoalan. Hasil yang diperoleh dari
pengukuran intensitas mengenai bagaimana seseoang merasakan suatu
64
ituyaitu ragu-ragu.Hal tersebut menunjukkan responden tidak yakin terhadap
aturan sistem “One Man One ticket” mudah dipahami.
Peranan humas adalah memberikan publik lebih banyak keterangan
atau penjelasan (berupa laporan, gambar/foto) untuk menanggapi isu yang
kontroversial. Dalam hal ini peranan Humas PT. Transjakarta dalam
memberikan memberikan publik lebih banyak penjelasan berupa
gambar/fotomengenai aturan sistem “One Man One ticket” belum maksimal.
Hal ini terlihat dari rata-rata responden menyatakan ragu-ragu terhadap
aturan sistem “One Man One ticket” mudah dipahami.
4.3.3 Dimensi: Stabilitas
4.3.3.1 Indikator : Seberapa lama responden menganut perasaan yang
sama
Tabel 4.13
Opini anda dengan pengguna Transjakarta lainnya sama bahwa sistem
“One Man One Ticket” dapat meningkatkan budaya mengantri
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 13.1%
2.83 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 24 24.2%
3 = (Ragu-Ragu) 16 16.2%
2 = (Tidak Setuju) 25 25.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 21 21.2%
Total 99 100.0%
65
Berdasarkan hasil tabel 4.13, nilai mean pada pernyataan opini anda
dengan pengguna Transjakarta lainnya sama bahwa sistem “One Man One
Ticket” dapat meningkatkan budaya mengantri diperoleh nilai= 2.83 yang
dapat diartikan ragu-ragu.
Dalam dimensi stabilitas mengacu pada berapa lama responden
menganut arah dan intensitas perasaan yang sama. Pengukuran stabiitas
memerlukan observasi pada dua atau lebih titik pada waktu yang sama. Hasil
yang diperoleh dari pengukuran stabilitas mengenai seberapa lama
responden menganut perasaan yang sama memperoleh hasil ragu-ragu.
Namun sebanyak 25 orang menyatakan tidak setuju, hal tersebut didukung
oleh pengalaman responden selama menggunakan Transjakarta. Hal ini
menunjukkan responden tidak begitu menganut perasaan yang sama
dengan pengguna transjakarta lainnya bahwa sistem “One Man Ticket” dapat
meningkatkan budaya mengantri.
66
Tabel 4.14
Opini anda mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat
mempermudah pengguna Transjakarta dalam melakukan transaksi
pembayaran
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 23 23.2%
3.11 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 21 21.2%
3 = (Ragu-Ragu) 14 14.1%
2 = (Tidak Setuju) 26 26.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 15.2%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.14, nilai mean pada pernyataan opini anda
mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat mempermudah pengguna
Transjakarta dalam melakukan transaksi pembayaran diperoleh nilai= 3.11
dapat diartikan ragu-ragu.
Dalam pengukuran stabilitas yang mengacu pada seberapa lama
responden menganut perasaan yang sama memperoleh hasil ragu-ragu,
akan tetapi sebanyak 26 orang menyatakan tidak setuju terhadap sistem
sistem “One Man One Ticket” dapat mempermudah pengguna Transjakarta.
Berdasarkan opini mereka di akun Facebook PT. Transjakarta mereka
menganggap sistem tersebut mempersulit pengguna dalam melakukan
transaksi pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak begitu
menganut perasaan yang sama mengenai sistem “One Man One Ticket”
67
dapat mempermudah pengguna Transjakarta dalam melakukan transaksi
pembayaran.
Tabel 4.15
Opini anda mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan
keuntungan bagi pengguna Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 10 10.1%
2.54 (Tidak Setuju)
4 = (Setuju) 17 17.2%
3 = (Ragu-Ragu) 14 14.1%
2 = (Tidak Setuju) 33 33.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 25.3%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.15, nilai mean pada pernyataanopini anda
mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan keuntungan bagi
pengguna Transjakarta diperoleh nilai= 2.54Dari pernyataan di atas dapat
disimpulkan rata – rata responden tidak setuju.
Hasil pengukuran stabilitas yang diperoleh dari seberpa lama
responden menganut perasaan yang sama yaitu tidak setuju. Hal in terlihat
dari persentase tertinggi sebesar 33.3% menyatakan tidak setuju. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sistem “One Man One Ticket” tidak dapat
memberikan keuntungan bagi pengguna Transjakarta. Dalam hal ini
responden tidak begitu menganut perasaan yang sama dengan pengguna
68
Transjakarta lainnya mengenai sistem “One Man One Ticket” dapat
memberikan keuntungan bagi pengguna Transjakarta.
4.3.3.2 Indikator : Reaksi opini publik terhadap suatu kejadian
Tabel 4.16
Anda mengetahui sistem “One Man One Ticket” menimbulkan
perbedaan opini
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 23 23.2%
3.35 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 21 21.2%
3 = (Ragu-Ragu) 30 30.3%
2 = (Tidak Setuju) 18 18.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 7.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.16, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui sistem “One Man One Ticket” menimbulkan perbedaan opini
diperoleh nilai= 3.35 dapt diartikan ragu-ragu.
Dalam dimensi stabilitas menyatakan bahwa pengukuran stabilitas
akan memberikan bukti tentang seberapa reaktifkah opini terhadap suatu
kejadian atau informasi lainnya. Dalam hal ini pengukuran stabilitas
memperoleh hasil ragu-ragu.Hal tersebut menunjukkan bahwa responden
tidak begitu bereaksi terhadap sistem “One Man One Ticket” menimbulkan
perbedaan opini.
69
Faktor yang menyebabkan perbedaan opini tersebut disebabkan oleh
faktor psikologis. Tidak adanya kesamaan antara pengguna Transjakarta
yang satu dengan lainnya mengenai opini mereka terhadap PT. Transjakarta
akan berlakukan sistem ”One Man One Ticket”. Perbedaan berdasarkan
faktor psikologis pengguna Transjakarta yang menyebabkan pemaknaan
terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang
berbeda-beda atau bisa saja ouput tidak sama dengan input karena
beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi
pemikiran (kognitif) dan dimensi emosi (afeksi).
Tabel 4.17
Perencanaa sistem “One Man One Ticket” menimbulkan pro dan kontra
dari pengguna Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 26 26.3%
3.44 (Setuju)
4 = (Setuju) 25 25.3%
3 = (Ragu-Ragu) 24 24.2%
2 = (Tidak Setuju) 15 15.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 9.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.17, nilai mean pada pernyataan perencanaa
sistem “One Man One Ticket” menimbulkan pro dan kontra dari pengguna
Transjakartadiperoleh nilai= 3.44 yang dapat diartikan setuju.
70
Hasil pengukuran stabilitas mengenai seberapa reaktifkah opini publik
terhadap suatu kejadian memperoleh hasil setuju. Ketika publik menghadapi
isu, maka akan timbul perbedaan opini diantara mereka. Begitu halnya yang
terjadi pada perencanaa sistem “One Man One Ticket” menimbulkan pro dan
kontra dari pengguna Transjakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa
responden bereaksi terhadap perencanaa sistem “One Man One Ticket”
menimbulkan pro dan kontra dari pengguna Transjakarta.
Responden menjawab setuju pada pernyataan perencanaa sistem
“One Man One Ticket” menimbulkan pro dan kontra dari pengguna
Transjakarta disebabkan dari faktor psikologis. Perbedaan –perbedaan atas
individu meliputi hobi, kepentingan, pengalaman, selera, dan kerangka
berfikir, sehingga setiap individu berbeda dalam bentuk cara merespon
terhadap stimulus atau rangsangan yang menghampirinya. Pengalaman yang
dirasakan responden terhadap sistem serupa yang telah diterapkan pada
KRL, rasa puas atau tidak puas responden terhadap sistem One Man One
Ticket yang sudah dirasakan pasa KRL dan cara berpikir responden
mengenai sistem tersebut yang menyebabkan munculnya perbedaan
berpendapat mengenai PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “ One Man
One Ticket”.
71
Tabel 4.18
Anda menaruh perhatian lebih terhadap PT. Transjakarta mengenai akan
diberlakukan sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 26 26.3%
3.30 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 24 24.2%
3 = (Ragu-Ragu) 15 15.2%
2 = (Tidak Setuju) 22 22.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.18, nilai mean pada pernyataan anda
menaruh perhatian lebih terhadap PT. Transjakarta mengenai akan
diberlakukan sistem “One Man One Ticket”diperoleh nilai= 3.30 yang dapat
diartikan ragu-ragu.
Berdasarkan dimensi stabilitas mengenai saberapa reaktifkah opini
publik terhadap suatu kejadian memperoleh hasil ragu-ragu. Hal ini
menunjukkan bahwa responden tidak begitu bereaksi terhadap
pernyataanmenaruh perhatian lebih terhadap PT. Transjakarta mengenai
akan diberlakukan sistem “One Man One Ticket”.
72
4.3.4 Dimensi: Dukungan Informasional
4.3.4.1 Indikator : Pengetahuan publik terhadap objek opini
Tabel 4.19
Anda mengetahui Sistem “One Man One Ticket” Transjakarta akan
menyerupai PT. KAI Commuter Jabodetabek
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 46 46.5%
4.09 (Setuju)
4 = (Setuju) 24 24.2%
3 = (Ragu-Ragu) 21 21.2%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.19, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui sistem “One Man One Ticket” Transjakarta akan menyerupai PT.
KAI Commuter Jabodetabek diperoleh nilai= 4.07 yang dapat diartikan sangat
setuju.
Dalam dimensi dukungan informasional mengacu pada seberapa
banyak pengetahuan publik terhadap objek opini. Semakin publik mengetahui
suatu isu publik akan mempunyai opini yang kuat terhadap isu tersebut.
Dalam hal ini dukungan informasi mengenai pengetahuan publik terhadap
suatu isu memperoleh hasil sangat setuju. Hal ini terlihat dari persentase
tertinggi sebesar 46,5% menyatakan sangat setuju. Hal tersebut
73
menunjukkan bahwa mereka mengetahui mengenai sistem “One Man One
Ticket” Transjakarta akan menyerupai PT. KAI Commuter Jabodetabek.
Salah satu tugas Humas adalah memberikan informasi kepada
khalayak, dalam hal ini humas PT. Transjakarta sudah melakukannya
dengan baik. Hal tersebut terlihat dari pengetahuan responden terhadap
pernyataan anda mengetahuisistem “One Man One Ticket” Transjakarta
akan menyerupai PT. KAI Commuter mayoritas menyatakan setuju.
Tabel 4.20
Anda mengetahui aturan sistem “One Man One Ticket” mewajibkan
pengguna Transjakarta memiliki kartu e-ticketing
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 28 28.3%
4.14 (Setuju)
4 = (Setuju) 60 60.6%
3 = (Ragu-Ragu) 8 8.1%
2 = (Tidak Setuju) 3 3.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.20, nilai mean pada pernyataananda
mengetahui aturan sistem “One Man One Ticket” mewajibkan pengguna
Transjakarta memiliki kartu e-ticketing diperoleh nilai= 4.14 yang dapat
diartikan setuju.
Humas memiliki peran penting dalam membantu menginformasikan
pada khalayak termasuk menginformasikan program baru pada perusahaan
74
yang diwakilinya. Hal tersebut dilakukan oleh humas PT.Transjakarta. Dalam
hal ini humas PT. Transjakarta telah memberikan informasi mengenai akan
diberlakukan sistem “One Man One Ticket” melalui portal media online.
Dalam dimensi dukungan informasi mengenai pengetahuan publik terhadap
objek opini diperoleh hasil setuju.Hal ini menunjukkan bahwa responden
mengetahui aturan sistem “One Man One Ticket” mewajibkan pengguna
Transjakarta memiliki kartu e-ticketing.
Tabel 4.21
Anda mengetahui tujuan diberlakukan sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 45 45.5%
4.05 (Setuju)
4 = (Setuju) 28 28.3%
3 = (Ragu-Ragu) 14 14.1%
2 = (Tidak Setuju) 10 10.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.21, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui tujuan diberlakukan sistem “One Man One Ticket” diperoleh
nilai= 4.05 yang dapat diartikan setuju.
Tugas hubungan masyarakat memberikan informasi kepada khalayak
secara jelas, detail dan tanpa ada yang disembunyikan. Seperti halnya yang
dilakukan oleh Humas PT. Transjakarta dalam memberikan informasi
mengenai akan diberlakukan sistem “One Man One Ticket” melalui portal
75
media online. Dalam dimensi dukungan informasi mengenai pengetahuan
publik terhadap objek opini diperoleh hasil setuju. terlihat dari persentase
tertinggi sebesr 45.5% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
responden mengetahui tujuan diberlakukan sistem “One Man One Ticket”.
4.3.4.2 Indikator : Mendapat Informasi yang lebih banyak
Tabel 4.22
Anda mengetahui Pihak PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem
“One Man One Ticket” di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT)
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 31 31.3%
3.80 (Setuju)
4 = (Setuju) 34 34.3%
3 = (Ragu-Ragu) 20 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 11 11.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.22, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui pihak PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem “One Man
One Ticket” di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT) diperoleh nilai=
3.80 yang dapat diaratikan setuju.
Pada dimensi dukungan informasional menyatakan bahwa pemilih
yang memiliki informasi lebih baik akan lebih mungkin untuk mengabaikan
pertimbangan dari kelompok tertentu dan lebih mendukung interpretasi yang
76
lebih umum terhadap suatu isu. Hasil dimensi dukungan informasional
mengenai mendapat informasi yang lebih banyak memperoleh hasil setuju.
hal ini terlihat dari persentase tertinggi sebesar 34.3% menyatakan setuju.Hal
ini menujukkan bahwa responden mengetahui Pihak PT. Transjakarta akan
memberlakukan sistem “One Man One Ticket” di koridor 1 sampai 12 Bus
Rapid Transit (BRT).
Dalam hal ini Humas PT. Transjakarta telah memberikan informasi
secara detail mengenai PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem “One
Man One Ticket” di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT). Hal
tersebut terlihat dari mayoritas responden menyatakan setuju.
Tabel 4.23
Anda mengetahui Tujuan dari PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket” untuk mendapatkan data perjalanan pelanggan
sehingga dapat dilakukan penyesuain rute atau infrastruktur
Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 25 25.3%
3.34 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 28 28.3%
3 = (Ragu-Ragu) 14 14.1%
2 = (Tidak Setuju) 20 20.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.1%
Total 99 100.0%
77
Berdasarkan hasil tabel 4.23, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui tujuan dari PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man
One Ticket” untuk mendapatkan data perjalan pelanggan sehingga dapat
dilakukan penyesuain rute atau infrastruktur Transjakarta agar pelayanan
kepada pelanggan lebih maksimal diperoleh nilai= 3.34 yang dapat diartikan
setuju.
Pada dimensi dukungan informasional menyatakan bahwa mereka
yang mempunyai informasi yang lebih banyak tentang isu akan punya opini
yang lebih kuat terhadap isu tersebut, tetapi arah opini itu tidak mudah untuk
diprediksi. Hasil dukungan informasional mengenai mendapat informasi yang
lebih banyak memperoleh hasil setuju. Hal in menunjukan bahwa responden
mengetahui informasi mengenai Tujuan dari PT. Transjakarta akan
berlakukan sistem “One Man One Ticket” untuk mendapatkan data perjalan
pelanggan sehingga dapat dilakukan penyesuain rute atau infrastruktur
Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal.
Dalam hal ini humas PT. Transjakarta dalam memberikan penjelasan
lebih banyak dan mendetail mengenai Tujuan dari PT. Transjakarta akan
berlakukan sistem “One Man One Ticket”sudah maksimal. Hal ini terlihat dari
mayoritas mengetahui Tujuan dari PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket”
78
Tabel 4.24
Anda mengetahui Sistem “One Man One Ticket” diharuskan untuk
melakukan tap out agar dapat melakukan perjalanan selanjutnya
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 30 30.3%
3.78 (Setuju)
4 = (Setuju) 36 36.4%
3 = (Ragu-Ragu) 20 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 7 7.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 6.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.24, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui sistem “One Man One Ticket” diharuskan untuk melakukan tap
out agar dapat melakukan perjalanan selanjutnya diperoleh nilai= 3.78 yang
dapat diartiakan setuju.
Humas PT. Transjakarta telah memberikan Informasisecara detail
mengenaisistem “One Man One Ticket” diharuskan untuk melakukan tap out
agar dapat melakukan perjalanan selanjutnya. Hal ini terlihat dari persentase
tertinggi sebesar 36,4% yang menyatakan setuju.Hal ini menunjukkan bahwa
responden mengetahui informasi Sistem “One Man One Ticket” diharuskan
untuk melakukan tap out agar dapat melakukan perjalanan.
79
4.3.5 Dimensi: Dukungan Sosial
4.3.5.1 Indikator : Opini seseorang di dukung orang lain
Tabel 4.25
Pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan dampak
positif bagi pengguna Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 15.2%
2.74 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 15 15.2%
3 = (Ragu-Ragu) 16 16.2%
2 = (Tidak Setuju) 35 35.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 18 18.2%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.25, nilai mean pada dengan pernyataan
pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan dampak
positif bagi pengguna Transjakarta diperoleh nilai= 2.74 yang dapat diartikan
ragu-ragu.
Pada dimensi dukungan sosial menyatakan pengukuran dukungan
sosial memberikan bukti tentang sejauh mana orang menganggap opini
mereka juga didukung oleh orang lain dalam lingkungan sosial mereka. Hasil
pengukuran dukungan sosial mengenai opini seseorang di dukung orang lain
pada pernyataan pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” dapat
memberikan dampak positif bagi pengguna Transjakarta memperoleh hasil
ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa opini responden mengenai
80
pemberlakuan sistem “One Man One Ticket” dapat memberikan dampak
positif bagi pengguna Transjakarta belum tentu didukung orang lain.Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rata – rata responden ragu-
ragu.
Tabel 4.26
Anda memerlukan sosialisasi mengenai sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 27.3%
3.53 (Setuju)
4 = (Setuju) 29 29.3%
3 = (Ragu-Ragu) 16 16.2%
2 = (Tidak Setuju) 23 23.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.26, nilai mean pada pernyataan anda
memerlukan sosialisasi mengenai sistem “One Man One Ticket”diperoleh
nilai = 3.53 yang dapat diartikan setuju.
Pada dimensi dukungan sosial menyatakan bahwa penyelenggara
poling yang menyurvei dimensi ini akan meminta responden untuk
melaporkan kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu
atau memperkirakan distribusi opini publik terhadap isu yang diteliti. Hasil
pengukuran dukungan sosial mengenai opini seseorang di dukung orang lain
pada pernyataan Anda memerlukan sosialisasi mengenai sistem “One Man
81
One Ticket” memperoleh hasil setuju.Hal ini menunjukkan bahwa opini
responden mengenai sistem “One Man One Ticket” memerlukan sosialisasi
di dukung oleh orang lain. Hal in terlihat dari presentasi tertinggi sebesar
29.3% menyatakan setuju.
Tabel 4.27
PT. Transjakarta harus memperhatikan kesiapan pengguna Transjakarta
sebelum memberlakukan sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 21.2%
3.59 (Setuju)
4 = (Setuju) 41 41.4%
3 = (Ragu-Ragu) 15 15.2%
2 = (Tidak Setuju) 19 19.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.27, nilai mean pada pernyataan PT.
Transjakarta harus memperhatikan kesiapan pengguna Transjakarta sebelum
memberlakukan sistem “One Man One Ticket”diperoleh nilai = 3.59 dapat
diartikan setuju.
Pada dimensi dukungan sosial menyatakan bahwa pengukuran
dukungan sosial ini menunjukkan bagaimana orang mendefinisikan sifat dari
konsesus tentang isu. Hasil pengukuran dukungan sosial mengenai opini
seseorang di dukung orang lain pada pernyataan PT. Transjakarta harus
memperhatikan kesiapan pengguna Transjakarta sebelum memberlakukan
82
sistem “One Man One Ticket”memperoleh hasil seuju.Hal ini menunjukkan
bahwa opini responden mengenai PT. Transjakarta harus memperhatikan
kesiapan pengguna Transjakarta sebelum memberlakukan sistem “One Man
One Ticketdidukung oleh orang lain.
4.3.5.2 Indikator : Adanya efek orang ketiga
Tabel 4.28
Anda mengetahui PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem “One
Man One Ticket” dari sesama pengguna Transjakarta
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 26 26.3%
3.58 (Setuju)
4 = (Setuju) 30 30.3%
3 = (Ragu-Ragu) 20 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 21 21.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.0%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.28, nilai mean pada pernyataan anda
mengetahui PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem “One Man One
Ticket” dari sesama pengguna Transjakarta diperoleh nilai = 3.58 yang dapat
diartikan setuju.
Pada indikator efek orang ketiga menyatakan bahwa orang lain lebih
dipengaruhi oleh media atau kejadian ketimbangoleh diri mereka sendiri.
Hasil dari pengukuran dukungan sosial mengenai efek orang ketiga pada
pernyataan anda mengetahui PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem
83
“One Man One Ticket” dari sesama pengguna Transjakarta memperoleh hasil
setuju.Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui PT. Transjakarta
akan memberlakukan sistem “One Man One Ticket” dari sesama pengguna
Transjakarta.
Tabel 4.29
Anda terpengaruh oleh opini sesama pengguna Transjakarta dalam
memberikan opini mengenai sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 15.2%
3.00 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 24 24.2%
3 = (Ragu-Ragu) 17 17.2%
2 = (Tidak Setuju) 32 32.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.29, nilai mean pada pernyataananda
terpengaruh oleh opini sesama pengguna Transjakarta dalam memberikan
opini mengenai sistem “One Man One Ticket” diperoleh nilai = 3.00 yang
dapat diartikan ragu-ragu.
Pada dimensi indikator efek orang ketiga penyatakan bahwa efek
pihak ketiga punya sejumlah implikasi behavior, meskipun pada dasarnya ini
adalah fenomena persepsi. Hasil dari pengukuran dukungan sosial mengenai
efek orang ketiga pada pernyataan anda terpengaruh oleh opini sesama
pengguna Transjakarta dalam memberikan opini mengenai sistem “One Man
84
One Ticket”memperoleh hasil ragu-ragu. Hal ini menujukkan bahwa belum
tentu dalam memberikan opini mengenai “One Man One Ticket” responden
terpengaruh oleh opini sesama pengguna Transjakarta.
Tabel 4.30
Media sosial atau internet mempengaruhi anda dalam memberikan opini
mengenai sistem “One Man One Ticket”
n = 99
Pernyataan Frequency Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 16 16.2%
3.01 (Ragu-ragu)
4 = (Setuju) 14 14.1%
3 = (Ragu-Ragu) 35 35.4%
2 = (Tidak Setuju) 23 23.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.1%
Total 99 100.0%
Berdasarkan hasil tabel 4.30, nilai mean pada pernyataan media sosial
atau internet mempengaruhi anda dalam memberikan opini mengenai sistem
“One Man One Ticket” diperoleh nilai = 3.01 yang dapat diartikan ragu-ragu.
Pada dimensi efek orang ketiga menyatakan bahwa orang cenderung
meremehkan dampak media terhadap diri mereka sendiri dan membesar-
besarkan dampak media pada orang lain. Dengan hal ini hasil pengukuran
dukungan sosial mengenai efek orang ketiga pada penyataan media sosial
atau internet mempengaruhi anda dalam memberikan opini mengenai sistem
“One Man One Ticket”memperoleh hasil ragu-ragu.Hal ini menunjukan bahwa
85
belum tentu media sosial atau internet mempengaruhi responden dalam
memberikan opini mengenai sistem “One Man One Ticket.
4.4 Analisa Penelitian
4.4.1 Analisis Mean per Dimensi
Tabel 4.31
Mean per Dimensi
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
No Dimensi Rata - rata
1 Arah 2.38
2 Intensitas 3.38
3 Stabilitas 3.10
4 Dukungan Informasional 3.87
5 Dukungan Sosial 3.24
Tabel di atas merupakan hasil mean per dimensi yang terdiri dari lima
dimensi, yaitu dimensi arah sebesar 2,38, dimensi intensitas sebesar 3,38,
dimensi stabilitas sebesar 3,10, dimensi dukungan informasional sebesar
3,87, dan dimensi dukungan sosial sebesar 3,24. Dari tabel mean per
dimensi di atas dapat dilihat mean tertinggi yaitu terdapat pada dimensi
dukungan informasional dan dimensi terendah terdapat pada dimensi arah.
86
Mean tertinggi yang dimiliki oleh dimensi dukungan informasional yang
memiliki dua indikator, yaitu indikator pengetahuan publik terhadap objek
opini dan indikator mendapat informasi yang lebih banyak. Sedangkan mean
terendah dimiliki oleh indikator arah yang memiliki dua indikator, yaitu
indikator evaluasi dan indikator media
Diagram 4.1
Mean Per Dimensi
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
Gambar di atas merupakan hasil penyebaran kuesioner kepada
pengguna Transjakarta di koridor 1 halte Blok M – Kota sebanyak 99
2.38
3.38
3.10
3.87
3.24
1
2
3
4
5
Ara
h
Inte
nsi
tas
Stab
ilita
s
Du
kun
gan
Info
rmas
ion
al
Du
kun
gan
Sosi
al
87
orangdengan 30 pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean
tertinggi yaitu dimensi dukungan informasional. Dimensi ini memiliki dua
indikator yaitu indikator pengetahuan publik terhadap objek opini dan
indikator mendapat informasi yang lebih banyak. Dalam dimensi ini rata-rata
responden menjawab setuju pada beberapa pernyataan di setiap
indikatornya.
Namun, terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean terendah yaitu
dimensi arah. Dimensi ini memiliki dua indikator, yaitu indikator evaluasi dan
indikator media. Dalam dimensi ini rata-rata responden menjawab tidak setuju
pada beberapa pernyataan di setiap indikatornya.
4.4.2 Analisis Mean per Indikator
Tabel 4.32
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
No Dimensi Indikator Mean
1
Arah
Evaluasi 2.01
Media 2.75
2
Intensitas
Seberapa kuat perasaan seseorang terhadap opini
3.46
Bagaimana Seseorang merasakan suatu isu 3.30
88
No Dimensi Indikator Mean
3
Stabilitas
Seberapa lama responden menganut perasaan yang sama
2.82
Reaksi opini publik terhadap suatu kejadian 3.37
4
Dukungan Informasional
Pengetahuan publik terhadap objek opini 4.09
Mendapat Informasi yang lebih banyak 3.64
5
Dukungan Sosial
Opini seseorang di dukung orang lain 3.28
Adanya efek orang ketiga 3.20
Indikator di atas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari
sepuluh indikator. Nilai mean tertinggi atau nilai rata-rata tertinggi terdapat
pada indikator pengetahuan publik terhadap suatu kejadian, sedangkan
mean terendah atau rata-rata nilai terendah berada pada indikator evaluasi.
Pada mean tertinggi indikator pengetahuan publik terhadap suatu
kejadian merupakan isi dari dimensi dukungan informasional. Pernyataan dari
indikator yang dimana penggetahui aturan sistem “One Man One Ticket”
mewajibkan pengguna Transjakarta memiliki kartu e-ticketing ini banyak
responden yang mejawab setuju.
Pada mean terendah indikator evaluasi merupakan isi dari dimensi
arah. Pernyataan dari indikator yang dimana PT. Transjakarta akan merubah
penggunaan kartu e-tikecting menjadi sistem “One Man One Ticket” ini
banyak responden yang menjawab sangat tidak setuju.
89
Diagram 4.2
Mean per Indikator
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
n= 99
Gambar di atas merupakan hasil penyebaran kuesioner kepada
pengguna Transjakarta di koridor 1 halte Blok M – Kota sebanyak 99 orang
dengan 30 pernyataan. Dapat dilihat bahwa terdapat satu indikator dengan
nilain mean tertinggi yaitu indikator pengetahuan publik terhadap objek opini
dengan rata-rata jawaban responden adalah setuju.
2.01
2.75
3.463.30
2.82
3.37
4.09
3.64
3.28 3.20
1
2
3
4
5
Ind
ikato
r
Eva
lua
si
Med
ia
Se
be
rap
a k
uat
pe
rasa
an
se
se
ora
ng t
erh
ad
ap
op
ini
Ba
ga
iman
a S
ese
ora
ng
mera
sa
ka
n s
ua
tu isu
Se
be
rap
a la
ma
resp
on
den
me
ng
an
ut
pe
rasa
an y
an
g s
am
a
Re
aksi o
pin
i p
ub
likte
rha
da
p s
ua
tu k
eja
dia
n
Pe
ng
eta
hu
an p
ub
likte
rha
da
p o
bje
k o
pin
i
Men
da
pat
Info
rma
si ya
ng
leb
ih b
an
ya
k
Op
ini sese
ora
ng
di
du
kun
g o
ran
g la
in
Ad
an
ya
efe
k o
ran
g k
etig
a
90
Dari hasil penelitian tersebut dapat diartikan mayoritas responden
mengetahui informasi mengenai PT. Transjakarta akan diberlakukan sistem “
One Man One Ticket”. Hal ini menunjukkan bahwa peranan humas PT.
Transjakarta dalam memberikan informasi mengenai akan diberlakukan
sistem “ One Man One Ticket” sudah memenuhi kebutuhan informasi
pengguna Transjakarta melalui portal media online.
Namun, disamping itu terdapat satu indikator dengan mean terendah,
yaitu indikator evaluasi dengan rata-rata jawaban responden adalah sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna Transjakarta tidak yakin
kepada PT. Transjakarta dapat meningkatkan pelayananya dan memberikan
kemudahan dalam melakukan pembayaran jika memberlakukan sistem “One
Man One Ticket”.
4.5 Pembahasan hasil penelitian
Penelitian ini menggunakan konsepPublic Relations, Public Relations
merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling
memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama suatu
organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani
masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam
penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik.
Pembahasan masalah opini publik adalah hal yang sangat mendasar
bagI pekerjaan seorang praktisi Public Relations. Bahkan hubungan yang
91
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi manapun di dunia ini tidak lepas
dari munculnya opini di dalam masyarakat. Mengapa objek ini sangat penting
tentu karena sifat komunikasi yang dilakukan menyangkut manusia di dalam
kedudukannya, baik sebagai individu, maupun sebagai bagian dari
masyarakat luas. Kewajiban humas dalam membentuk opini publik dengan
lebih mengarah ke rasional daripada emosi dan naluri (insting).Tugas
hubungan masyarakat adalah mengembangkan opini publik yang rasional,
bukannya yang bersifat emosional, terhadap isu yang kontoversial. Dalam
pembentukkan atau perubahan opini publik tentang hal-hal yang bersifat
kontroversial, humas menyajikan informasi yang relevan tanpa ada yang
disembunyikan atau diubah sehingga opini publik yang timbul merupakan
produk dari pengetahuan dan pemilihan atas dasar pertimbangan yang
rasional.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui opini publik program PT.
Transjakarta Terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket”pada pemberitaandi kompas.com pada tanggal 20 Desember
2016.Pada penelitian ini terdapat lima dimensi dan sepuluh indikator.
Dimensi pertama adalah adalah arah, dimensi ini terdiri dari dua
indikator yaitu evaluasi dan media. Dalam tugas seorang Public Relations
harus juga memperhatikan dan memantau opini masyarakat yang
berkembang terhadap suatu ketentuan atau kebijakan yang diberlakukan
ataupun yang akan diberlakukan perusahaan atau lembaga yang
92
ditanganinya. Selain itu, dalam pembentukkan opini publik tentang hal-hal
yang bersifat kontroversial, humas menyajikan informasi yang relevan tanpa
ada yang disembunyikan.Pada pemberitaan di media mengenai PT.
Transjakarta akan memberlakukan sistem “One Man One Ticket”
menimbulkan opini positif (pro) dan opini negatif (kontra). Dalam hal ini
humas PT. Transjakarta harus mengevaluasi opini masyarakat yang
berkembang, apakah opini masyarakat yang bersifat positif, negatif atau
netral dan bagaimana peran humas dan media dalam memberikan informasi
mengetahui sistem tersebut.Adapun dimensi dengan nilai mean terendah
bera dimensi evaluasi yaituarah dan media. Meskipun memiliki nilai
meanterendah, dalam indikator mediarata-rata responden menjawab setuju
dan ragu-ragu.
Dalam hasil penelitianresponden tidak setuju terhadap PT.
Transjakarta akan diberlakukan sistem ”One Man One Ticket”.Hal tersebut
menunjukkan bahwa responden tidak percaya kepada PT. Transjakarta dapat
meningkatkan pelayananya dan memberikan kemudahan dalam melakukan
pembayaran jika memberlakukan sistem “One Man One Ticket”.
Pada indikator mediapada pernyataan humas PT. Transjakarta
menggunakan portal media online dalam memberikan informasi mengenai
PT. Transjakarta akan diberlakukan sistem ”One Man One Ticket”, responden
menunjukkan bahwa mereka setuju dengan hal tersebut. Dengan hal ini
media yang digunakan humas PT. Transjakarta dalam memberikan informasi
sudah tepat.
93
Dimensi kedua adalah intensitas, dimensi ini terdiri dari dua indikator
yaitu seberapa kuat perasaan seseorang terhadap opini dan bagaimana
seseorang merasakan suatu isu.PR di suatu instansi pemerintah harus
mengetahui dan memahami kondisi masyarakat terhadap akan diberlakukan
suatu kebijakan atau program baru agar program tersebutbisa diterima dan
menguntungkan semua pihak.Dalam hasil penelitian pada indikator seberapa
kuat perasaan seseorang terhadap opini dan bagaimana seseorang
merasakan suatu isu rata-rata responden menyatakan ragu-ragu. Dalam hal
ini dimensi intensitas belum menunjukkan seberapa mendalam perasaan
publik terhadap PT. Transjakarta akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket”.
Dimensi ketiga adalah stabilitas, dimensi ini terdiri dari dua indikator
yaitu seberapa lama responden menganut perasaan yang sama dan reaksi
opini publik terhadap suatu kerjadian. PR di suatu instansi pemerintah harus
melakukan tinjauan langsung kelapangan dan melihat secara nyata opini
yang timbul terhadap akan dibelakukan suatu kebijakan atau program baru.
Dalam hasil penelitian pada indikator seberapa lama responden
menganut perasaan yang sama dan reaksi opini publik terhadap suatu
kerjadian rata-rata responden menyatakan ragu-ragu. Hal ini menunjukkan
lama responden menganut perasaan yang sama terhadap PT. Transjakarta
akan berlakukan sistem ”One Man One Ticket” belum dapat ditentukkan.
Hasil pada indikator reaksi opini publik terhadap suatu kerjadian responden
menyatakan ragu-ragu, tetapi dalam pernyataan perencanaan sistem ”One
94
Man One Ticket” menimbulkan pro dan kontra responden menyatakan setuju.
hal ini menunjukkan PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem ”One Man
One Ticket” menghasilkan reaksi pro dan kontra dari masyarakat.
Dimensi keempat adalah dukungan informasional, dimensi ini terdiri
dari dua indikator yaitu pengetahuan publik terhadap suatu kejadian dan
mendapat informasi yang lebih banyak. Humas memiliki peran penting dalam
membantu menginformasikan pada khalayak termasuk menginformasikan
program perusahaan ataun instansi yang diwakilinya. Dalam hasil penelitian
dimensi dukungan informasional ini adalah dimensi dengan rata-rata atau
mean tertinggi, pada indikator pengetahuan publik terhadap suatu kejadian
dan mendapat informasi yang lebih banyak rata-rata responden menyatakan
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat mengetahui
dan mendapat infromasi yang banyak mengenai PT. Transjakarta akan
memberlakukan sistem ”One Man One Ticket”. Dengan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa Humas PT. Transjakarta dalam memberikan informasi
mengenai akan memberlakukan sistem ”One Man One Ticket” sudah
memenuhi kebutuhan informasi pengguna Transjakarta melalui portal media
online
Dimensi kelima adalah dukungan sosial, dimensi ini terdiri dari dua
indikator yaitu opini seseorang di dukung orang lain dan adanya efek orang
ketiga.Dalam hasil penelitian pada indikator opini seseorang di dukung orang
lain rata-rata responden menyatakan setuju. hal tersebut menunjukkan opini
mereka mengenai PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem ”One Man
95
One Ticket”didukung oleh orang lain. Hasil pada indikator adanya efek orang
ketiga rata-rata responden menyatakan ragu-ragu. Hal ini menunjukkan
bahwa belum tentu opini mereka terhadap PT. Transjakarta akan
memberlakukan sistem ”One Man One Ticket” di pengaruhi oleh efek orang
ke tiga.
96
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai opini publik program PT.
Transjakarta terkait PT. Transjakarta akan berlakukan sistem ”One Man One
Ticket”. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dimensi yang memiliki nilai mean dimensi tertinggi yaitu dukungan
informasional. Indikator yang memiliki nilai mean yaitu pengetahuan
publik terhadap objek opini Hal ini menunjukkan bahwa peranan
humas PT. Transjakarta dalam memberikan informasi mengenai akan
diberlakukan sistem “One Man One Ticket” sudah memenuhi
kebutuhan informasi pengguna Transjakarta melalui portal media
online. Hal tersebut terlihat dari mayoritas responden mengetahui
bahwa PT. Transjakarta akan memberlakukan sistem “One Man One
Ticket”.
2. Dimensi yang memiliki nilai mean terendah yaitu arah. Indikator yang
memiliki nilai mean yaitu evaluasi. Responden menyatakan bahwa
mereka tidak setuju terhadap PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket”. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak
percaya kepada PT. Transjakarta dapat meningkatkan pelayananya
dan memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran jika
memberlakukan sistem “One Man One Ticket”.
97
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran
kepada Humas PT. Transjakarta sebagai berikut
1. Penulis menyarankan Humas PT. Transjakarta perlu penampung
aspirasi pengguna Transjakarta dan memaksimalkan penggunaan
media sosial agar dapat memantau opini pengguna Transjakarta
mengenai sistem “One Man One Ticket”
2. Penulis menyarankan humas PT. Transjakarta sebaiknya mampu
meyakinkan pengguna Transjakarta agar mereka setuju dan
mendukung diberlakukan sistem “One Man One Ticket” dengan
memberikan penjelasan lebih mendetail mengenai keuntungan
sistem “One Man One Ticket” bagi pengguna Transjakarta
3. Penulis menyarankan humas PT. Transjakarta sebaiknya melakukan
survey kembali, hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui opini
yang berkembang di masyarakat mengenai sistem “One Man One
Ticket”
98
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A Gilbert, Churchill, 2005, Dasar-Dasar Riset Pemasaran, Jakarta: Erlangga Agung Wahyu, 2010, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu Arifin Anwar, 2010, Opini Publik, Jakarta: Gramata Publishing Arikunto Suharsimi, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rieneka Cipta Arikunto Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta; Rineka Cipta Effendy Onong Uchjana, 2006, Hubungan Masyarakat Suatu Studi
Komunikologis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Gulo. W, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2010 Hamdi Asep Saepul,EBahruddin,2014, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish Kriyantono Rachmat, 2006, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group Malhotra Naresh K., Marketing Research: Sixth Edition, (New Jersey:
Pearson Education 2010) Martono Nanang, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder, Jakarta: Rajawali Press Nurjaman Kadar , KhaerulUmmam, 2012, Komunikasi & Public Relations ,
Bandung:Pustakan Setia Olii Helena, 2007, Opini Publik, Jakarta: PT. Indeks OliiHelena,Novi Erlita,2011, Opini Publik edisi kedua , Jakarta: PT. Indeks RichardWest,Lynn HTurner, 2008, Pengantar Komunikasi Analisis dan
Aplikasi, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
99
Riduwan, RusyanaAdun, Enas, 2013, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: ALFABETA
Riduwan, 2010, Dasar-Dasar Statistik, Bandung: Alfabeta Ruslan Rosady,2010, Manajemen Public Relations dan & Media Komunikasi
Konsep dan Aplikasi, Jakarta:Rajawali Pers Ruslan Rosadi, 2008, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Ruslan Rosady,2010, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,
Jakarta: Rajawali Pers Scott MCutlip, Allen HCenter, Glen MBroom, 2011, Effective Public Relations
Edisi Kesembilan, Kencana Prenada Media Group Siregar Syofian,2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media
Group, SoemiratBettyRFS, YehudaEddy, 2016, Opini Publik, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka Sugiyono,, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta Umar Husen, 2007, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedsia Pustaka Sumber Lain. https://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta, diakses pada Rabu 22 Maret, pukul
19.17 WIB http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/20/14474751/pt.transjakarta.ak
an.berlakukan.sistem.one.man.one.ticket, di akses pada Rabu 8 Maret 2017, pukul 20.00 WIB
http://www.beritajakarta.com/read/39797/transjakarta-terapkan-one-man-one-
ticket, di akses pada Sabtu 18 Maret 2017, pukul 07.17 WIB http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/43038/transjakarta.akan.t
erapkan.satu.orang.satu.tiket, di akses pada Sabtu 18 Maret 2017, pukul 08.03 WIB
100
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1829452733994350&id=17281
66567456301&p=0&refid=52.dialses pada Sabtu 1 April 2017, pukul
21.01 WIB
http://www.transjakarta.co.id/about.php?q=54XNwtzR3A== diakses pada 21
Mei 2017, pukul 20:15 WIB
Hasil wawancara dengan bapak Suhadi Hakim sebagai karyawan PT.Tranjakarta di bagian sarana dan prasarana, pada tanggal 30 April 2017, pukul 14:00 WIB Hasil wawancara dengan bapak Wahyudi Aziz sebagai Humas PT. Transjakarta, pada tanggal 27 April 2017, pukul 11:00 WIB
xvii
xvii
Kuesioner
Kepada Yth. Responden
Di Tempat
Saya Nur Novalina Aini, Mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2014 sedang
melakukan penelitian untuk pengguna Transjakarta koridor Blok M – Kota.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun Tugas Akhir Karya Ilmiah
yang berjudul:
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survei Deskriptif: Terkait PT Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One Man One Ticket" , di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,
pukul 14.47 WIB)
Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar
kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan penilaian anda. Atas bantuan dan
kesediaannya, penulis ucapkan terimakasih
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan cermat pernyataan dan pilihlah salah satu jawaban
yang sesuai dengan pendapat anda saat ini.
2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang menurut anda tepat.
3. Untuk setiap pernyataan hanya diberikan satu jawaban yaitu :
Skala 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
Skala 2 : Tidak Setuju (S)
Skala 3 : Ragu-Ragu (RR)
Skala 4 : Setuju (S)
xviii
Skala 5 : Sangat Setuju (SS)
Contoh Pengisian Kuesioner
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4S
5 SS
1. PT. Transjakarta akan berlakukan sistem
”One Man One Ticket” √
Identitas Responden
Nama : ...........................
Jenis Kelamin : Pria Wanita
A. Arah
1. Evaluasi
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4S
5 SS
1. PT. Transjakarta akan merubah
penggunaan kartu e-tikecting menjadi
sistem “One Man One Ticket”
2.
Anda memberikan opini yang positif
mengenai sistem “One Man One Ticket”
3. Anda mendukung PT. Transjakarta dalam
menerapkan sistem “One Man One Ticket”
xix
2. Media
B. Intensitas
1. Seberapa kuat perasaan seseorang terhadap opini
No Pernyataan
Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
7. Pemberlakuan sistem “One Man One
Ticket” akan meningkatkan jumlah
penumpang Transjkarta
8. Sistem “One Man One Ticket” akan
meningkatkan kedisiplinan saat
menggunakan Transjakarta
9. Sistem “One Man One Ticket”
membuat sistem pembayarannya
menjadi transparan
No Pernyataan
Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
4. Humas PT. Transjakarta menggunakan
portal media online dalam memberikan
informasi mengenai akan berlakukan
sistem “One Man One Ticket”
5. Semua portal media online memberikan
informasi mengenai PT. Transjakarta
akan diberlakukan sistem “One Man One
Ticket”
6. Pemberitaanbahwa PT. Transjakarta
akan berlakukan sistem “One Man One
Ticket” menjadi topik yang dominan di
media online
xx
2. Bagaimana Seseorang merasakan suatu isu
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
10. Sistem “One Man One ticket” cocok
untuk diterapkan karena nantinya dapat
membuat pengguna Transjakarta
Menjadai lebih tertib
11. Sistem “One Man One ticket” baik untuk
diterapkan karena nantinya pengguna
Transjakarta mendapatkan pelayanan
yang lebih maksimal
12. Aturan sistem “One Man One ticket”
mudah dipahami
C. Stabilitas
D.
1. Seberapa lama responden menganut perasaan yang sama
No Pernyataan
Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
13. Opini anda dengan pengguna
Transjakarta lainnya sama bahwa
sistem “One Man One Ticket” dapat
meningkatkan budaya mengantri
14 Opini anda mengenai sistem “One Man
One Ticket” dapat mempermudah
pengguna Transjakarta dalam
melakukan transaksi pembayaran
15. Opini anda mengenai sistem “One Man
One Ticket” dapat memberikan
keuntungan bagi pengguna
xxi
Transjakarta
2. Reaksi opini publik terhadap suatu kejadian
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
16. Anda mengetahui sistem “One Man
One Ticket” menimbulkan perbedaan
opini
17. Perencanaa sistem “One Man One
Ticket” menimbulkan pro dan kontra
dari pengguna Transjakarta
18. Anda menaruh perhatian lebih
terhadap PT. Transjakarta mengenai
akan diberlakukan sistem “One Man
One Ticket”
E. Dukungan Informasional
1. Pengetahuan publik terhadap objek opini
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
19. Anda mengetahui Sistem “One Man
One Ticket” Transjakarta akan
menyerupai PT. KAI Commuter
Jabodetabek
20. Anda mengetahui aturan sistem “One
Man One Ticket” mewajibkan
pengguna Transjakarta memiliki kartu
e-ticketing.
21. Anda mengetahui tujuan diberlakukan
sistem “One Man One Ticket”
xxii
2. Mendapat Informasi yang lebih banyak
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
22. Anda Mengetahui Pihak PT.
Transjakarta akan memberlakukan
sistem “One Man One Ticket” di
koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit
(BRT)
23.. Anda Mengetahui Tujuan dari PT.
Transjakarta akan berlakukan sistem
“One Man One Ticket” untuk
mendapatkan data perjalan pelanggan
sehingga dapat dilakukan penyesuain
rute atau infrastruktur Transjakarta
agar pelayanan kepada pelanggan
lebih maksimal.
24. Anda Mengetahui Sistem “One Man
One Ticket” diharuskan untuk
melakukan tap out agar dapat
melakukan perjalanan selanjutnya
F. Dukungan Sosial
1. Opini seseorang di dukung orang lain
No Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
25. Pemberlakuan sistem “One Man Ticket”
dapat memberikan dampak positif bagi
pengguna Transjakarta
xxiii
26. Anda memerlukan sosialisasi mengenai
sistem “One Man One Ticket”
27. PT. Transjakarta harus memperhatiakan
kesiapan pengguna Transjakarta
sebelum memberlakukan sistem “One
Man One Ticket”
2. Adanya efek orang ketiga
No
Pernyataan Skala
1 STS
2 TS
3 RR
4 S
5 SS
28. Anda mengetahui PT. Transjakarta
akan memberlakukan sistem “One Man
One Ticket” dari sesama pengguna
Transjakarta
29. Anda terpengaruh oleh opini sesama
pengguna Transjakarta dalam
memberikan opini mengenai sistem
“One Man One Ticket”
30. Media sosial atau internet
mempengaruhi anda dalam
memberikan opini mengenai sistem
“One Man One Ticket”
xxiv
PT Transjakarta Akan Berlakukan Sistem "One Man One Ticket"
Selasa, 20 Desember 2016 | 14:47 WIB Shares
JAKARTA, KOMPAS.com - Penumpang bus Transjakarta nantinya harus memiliki satu kartu e-ticketing agar bisa menikmati layanan bus Transjakarta. Sebab, PT Transjakarta sebentar lagi akan memberlakukan sistem one man one ticket (satu orang satu tiket).
"PT Transjakarta akan memberlakukan sistem one man one ticket di koridor 1 sampai 12 Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta, mulai 11 Januari 2017 mendatang," ujar Direktur Utama PT TransjakartaBudi Kaliwono melalui keterangan tertulis, Selasa (20/12/2016).
Sistem ticketingTransjakarta akan menyerupai PT KAI Commuter Jabodetabek. Artinya, penumpang harus melakukan tap out setelah selesai melakukan perjalanan menggunakan bus Transjakarta. Selain itu, kartu e-ticketing tersebut juga tidak bisa digunakan untuk banyak orang seperti sebelumnya.
"Jika Anda tidak melakukan tap out, maka kartu Anda tidak dapat melakukan tap in untuk perjalanan selanjutnya," ujar Budi.
Budi mengatakan sistem ini diberlakukan untuk mendapatkan data perjalanan pelanggan yang lebih akurat. Sehingga bisa menentukan pola perjalanan dari data tersebut.
Dengan informasi itu, PT Transjakarta bisa melakukan penyesuaian rute atau infrastruktur Transjakarta. Sehingga pelayanan akan lebih maksimal. PT
xxv
Transjakarta sebelumnya juga sudah lebih dahulu memberlakukan sistem tap in dan tap out sejak 12 Oktober 2016.
Transjakarta Akan Terapkan Satu Orang Satu Tiket
Selasa, 20 Desember 2016 | 15:08 WIB | Megapolitan
JAKARTA, NETRALNEWS.COM- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan memberlakukan sistem satu orang satu tiket (one man one ticket) di seluruh koridor mulai 11 Januari 2017 mendatang.
Selain sebagai peningkatan layanan, sistem ini akan diberlakukan juga untuk mendapatkan data perjalanan dan pola perjalanan pelanggan Bus Rapid Transit (BRT) tersebut
"Sehingga dari informasi tersebut dapat dilakukan penyesuaian rute atau infrastruktur Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Budi menjelaskan, setiap pengguna Transjakarta nantinya diwajibkan memiliki kartu e-ticketing. Dengan demikian, tidak dapat lagi satu kartu digunakan untuk lebih dari satu pelanggan.
"Nantinya bagi pelanggan yang tidak melakukan tap out, maka kartu e-ticketing akan terblokir dan tidak dapat melakukan tap in untuk perjalanan selanjutnya,” katanya.
Mekanisme ini akan berkembang untuk rute bus non-BRT. Sebelumnya, Transjakarta telah memberlakukan sistem tap in dan tap out di 12 koridor Transjakarta sejak 12 Oktober 2016.
xxvi
Transjakarta Terapkan One Man One Ticket
Reporter : Jhon Syah Putra Kaban | Editor : Nani Suherni | Selasa, 20 Desember 2016 14:03 WIB |
(Foto : / Beritajakarta.com)
Untuk meningkatkan pelayanannya, PT Transjakarta akan memberlakukan sistem one man one ticket (satu orang satu tiket) di 12 koridor Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta mulai 11 Januari 2017 mendatang.
" Sehingga dari informasi tersebut dapat dilakukan penyesuaian rute atau infrastruktur Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal"
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data perjalanan pelanggan dan pola perjalanannya.
"Sehingga dari informasi tersebut dapat dilakukan penyesuaian rute atau infrastruktur Transjakarta agar pelayanan kepada pelanggan lebih maksimal," ujar Budi Kaliwono, Direktur Utama PT Transjakarta, Selasa (20/12).
Nantinya setiap pengguna Transjakarta diwajibkan memiliki kartu e-ticketing. Hal ini tidak berlaku lagi seperti sebelumnya dimana satu kartu dapat digunakan sesama pelanggan.
"Nantinya bagi pelanggan yang tidak melakukan tap out, maka kartu e-ticketing akan terblokir dan tidak dapat melakukan tap in untuk perjalanan selanjutnya,” tandasnya.
Mekanisme ini akan berkembang untuk rute bus non BRT. Sebelumnya, Transjakarta telah memberlakukan sistem tap in dan tap out di 12 koridor Transjakarta sejak 12 Oktober 2016.
xxvii
xxviii
xxix
xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
xxxvii
xxxviii
Transkrip Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Wahyudi Aziz sebagai
humas PT. Transjakartapada tanggal 27 April 2017.
P: Selamat siang pak. Saya Mahasiswa UNJ ingin mengadakan penelitian
mengenai akan diberlakukan sistem “ One Man One Ticket” ?
N: Oh iya silakan. Sebelumnya maaf saya tidak bisa menyediakan waktu
banyak.
P: Iya baik pak tidak apa-apa. jadi gini pak dari pemberitaan di media PT.
Transjakarta akan memberlakukan Sistem “ One Man One Ticket”,
sebenarnya Sistem “ One Man One Ticket” itu seperti apa pak?
N: Sistem “ One Man One Ticket”, satu kartu satu orang artinyakartu e-
ticketing tidak bisa digunakan untuk banyak orang seperti sebelumnya. Tidak
dapat lagi satu kartu digunakan untuk lebih dari satu pelanggan. Kami ingin
berlakukan seperti PT KAI Commuter Jabodetabek
N: Dari PT. Transjakarta sendiri bagaimana kesiapan dalam menerapkan
sistem tersebut?
P: Dari kami sebenarnya sudah siap alatnya juga sudah ada tapi kami masih
menunggu kesiapan dari pengguna Transjakarta itu sendiri. Kita mengikuti
pengguna Transjakarta saja ada sistem baru yang akan kita berlakukan
ternyata banyak yang menentang yaa kami juga kan pikir-pikir ulang.
xxxix
N: Apa ada pak tanggapan atau keluhan dari pengguna Transjakarta
mengenai sistem “One Man One Ticket” ini?
P: Oh tentunya ada. Mereka biasanya memberikan tangganpan atau keluhan
melau call center kami dan sangat banyak yang memberikan tanggapan yang
berbeda-beda mengenai sistem tersebut dari yang setuju, tidak setuju,
mendukung, menentang bahkan memberikan saran melaui akun Facebook
kami. Mereka menyatakan keinginan mereka melalui akun facebook kami
juga
N: Bagaimana pak dari pihak Transjakarta menghandle keluhan dari
pengguna Transjakarta mengenai sistem “One Man One Ticket”?
P: Bila keluhan pengguna Trnasjakarta melalui call center kami selalu
memberikan penjelasan yang lebih lagi, memberitahu tujuan kami akan
memberlakukan sistem tersebut kepda mereka, dan memberikan pengertian
kepada mereka bahwa sistem ini juga menguntungkan untuk mereka.
N: kira-kira kapan pak sistem tersebut akan diterapkan?
P: Kami menunggu kesiapan dari pelanggan kami, jadi jika masih ada yang
komplain, merasa keberatan, tidak setuju kami belum bisa menerapkan
sistem tersebut tapi kami tetap kan memberlakukan sitem ini.
xl
N: Oiya pak untuk saat ini halte yang paling padet halte mana ya pak dan
berapa pak untuk jumlah pengguna Trasjakarta di halte tersebut?
P: Yang paling padat yaa koridor 1 halte Blok M- Kota, untuk mengetahui
jumlah pengguna Transjakarta dihalte tersebut saya tidak bisa memberitahu
tentang hal tersebut
N: Iya pak. Terimakasih ya pak atas waktunya
P: Iya
xli
Transkrip wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan ibu Marsih yaitu salah satu
pengguna Transjakarta yang kontra terhadap akan diberlakukan sistem “One
Man One Ticket” oleh PT. Transjakarta pada tanggal 26 April 2017.
P: Penanya
N: Narasumber
P: Selamat siang bu. Mohon maaf boleh minta waktunya sebenar?
N: Selamat siang. Iya boleh
P: Saya mahasiswa unj sedang melakukan penelitianmengenai dinamika
opini terhadap PT.Transjakarta akan berlakukan sistem one man one ticket.
Apa sebelumnya ibu sudah tau pemberitaan tersebut?
N: Iya saya tau saya sudah baca berita nya
P: Jika PT. Transjakarta benar akan memberlakukan sistem one man one
ticket, apa tanggapan ibu terhadap kebijakan tersebut ?
N: Saya baca berita nya sih memang tujuan mereka baik untuk meningkatkan
pelayanan nya tapi menurut saya cara tersebut ga efektif mengingat saat ini
masyarakat masih banyak yang kartunya suka bareng sm temennya. Dari
pihak PT. Transjakarta kayaknya harus mikir2 lagi kalo mau menerapkab
sistem tersebut. Transjakarta bisa kehilangan penumpang jika memaksa
menerapka sisten one man one ticket.
P: Tapi bu secara pribadi ibu setuju tidak denga diberlakukan sistem one
man one ticket
xlii
N: Hem saya tidak setuju.
P: Kenapa bu tidak setuju bukannya dari PT. Transkarta sendiri tujuan
mereka akan menerapkan sistem tersebut untuk meningkatkan pelayanannya
bukannya itu menguntungkan bagi pengguna tranajakarta?
N: Iya tujuannya memang baik tapi saya tidak setuju dengan sistem tersebut
karena itu bikin repot mba kalo misalkan lupa bawa tiket berarto saya harus
beli lagi gabisa minjam ke orang.
P: Oh gitu bu. Jadi intinya ibu tidak setuju dengan sistem one man one ticket
ini
N: Iya mba
P: Iya bu kalau begitu terimakasih ya bu atas waktunya.
N: Iya sama sama
xliii
Transkrip wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan Ghina Rahman yaitu salah
satu pengguna Transjakarta yang kontra terhada akan diberlakukan sistem
“One Man One Ticket” oleh PT. Transjakarta pada tanggal 26 April 2017.
P: Penanya
N: Narasumber
P: Selamat siang mba. Saya boleh minta waktunya sebentar?
N: Selamat siang. Iyaa ada apa?
P: Saya mahasiswa unj lagi mengadakan penelitian mengenai akan
diberlakukan sistem one man one ticket. Maaf mba sebelumnya apa mba
sudah tau tenang berita tersebut?
N: Oh itu iya saya tau
P: Menurut mba jika bagaimana jika PT. Transjakarta memberlakukan sistem
tersebut?
N: Kalo saya sih selalu mengikuti kebijakan yg akan diterapkan termasuk one
man one ticket karena menurut saya kebijakan yg akan diterapkan pastinya
ada tujuan baik bagi pengguna transjakarya sendiri
P: Jadi mba ini setuju dengan diberlakukan sistem one man one ticket?
N: Saya setuju dilihat dari tujuannya baik untuk meningkatka pelayanannya
kenapa ga dicoba dulu kali aja bisa membuat pengguna transjakarta lebih
tertib kan kalo tertib jadi nyaman mba menggunakan transjakarta.
xliv
P: Oh iya mba. Kalo begitu terimakasih ya atas waktunya mba
N: iya
xlv
Surat Izin Observasi
xlvi
Data Indentitas Responden
No Nama Jenis Kelamin
1 Irna Surya Perempuan
2 Helin Risma Elvariani Perempuan
3 Fachri Sholeh Alkaff Laki – Laki
4 Dikhi Kristianto Laki – Laki
5 Dinda Agustina Perempuan
6 Erik Fauyan Laki – Laki
7 Dika Firmansyah Laki – Laki
8 Fadhel Naufal Rahman Laki – Laki
9 Deviana Azzahra Perempuan
10 Husna Danalia Perempuan
11 Indriyani Perempuan
12 Syafahrina Perempuan
13 Irvan Maulana Laki – Laki
14 Sifa Nur Anugrah Perempuan
15 Indri Yani Perempuan
16 Nadiah Perempuan
17 Nadila Siti Nur Aisyah Perempuan
18 Putra Tri Anggara Laki – Laki
19 Dita Fitri Mediani Perempuan
20 Rizki Pawana Laki – Laki
21 Selvia Ananda Dwi Putri Perempuan
22 Hanita Rianisa Perempuan
23 Sindi Fatika Sari Perempuan
24 Anisa Dwiyanti Perempuan
25 Tiara Tri Rahmadaniah Perempuan
xlvii
26 Fina Darwis Perempuan
27 Devi Rahmadini Perempuan
28 Adiansyah Laki – Laki
29 Ananda Dahlia Rahmawati Perempuan
30 Bagus Pramuditya Laki – Laki
31 Linawati Perempuan
32 Destia Noer Afifah Perempuan
33 Inggrit Istiane Perempuan
34 Dita Melyawati Perempuan
35 Exel Kurnia Laki – Laki
36 Febrian Laki – Laki
37 Cahaya Putri Harmania Perempuan
38 Ikhsan Faisal Laki – Laki
39 Devi Nur Oktavia Perempuan
40 Ismi Felina Laki – Laki
41 Latifah Hernika Perempuan
42 Natasya Evelyn Perempuan
43 Muhamad Dwi Setiadi Laki – Laki
44 Rivan Apriyadhi Laki – Laki
45 Nadira Alifia Puteri Hariyanto Perempuan
46 Yuki Amanda Perempuan
47 Tiara Anjani Perempuan
48 Syahrul Khusairi Laki – Laki
49 Nadia Tomasoa Perempuan
50 Derisa Wisudara Perempuan
51 Muhammad Rindu Pratama Laki – Laki
52 Syabella Putri Utami Perempuan
53 Palahudin Laki – Laki
54 Nur Dewi Rahmawati Perempuan
xlviii
55 Wulanda Wanabilah Hawa
Perempuan
56 Nur Fauzansyah
Perempuan
57 Ziqrotul Awliyah Perempuan
58 Bella Istiqo Perempuan
59 Fiqri Suhendi Laki – Laki
60 Nabila Putri Auliyah Perempuan
61 Diajeng Kusdiyah Perempuan
62 Fani Darwis Perempuan
63 Astri Ashari Perempuan
64 Nina Audina Perempuan
65 Fadillah Aprilia Kurniawan Laki – Laki
66 Puspa Hanifah Perempuan
67 Wina Veby Triana Perempuan
68 Fauzan Maulana Alqa Laki – Laki
69 Adietya Dharma Laki – Laki
70 Fitriani Natalia Pramesti Perempuan
71 Ina Mayanda Pristiyadi Perempuan
72 Dama Supriyadi Laki – Laki
73 Fatiham Sely Perempuan
74 Yeni Ferbina Br Tarigan Perempuan
75 Muhamad Topan Laki – Laki
76 Ratna Aryani Perempuan
77 Octavia Utami Perempuan
78 Nandito Harseno Putra Perempuan
79 Nazrey Nuril Ichsan Laki – Laki
80 Mulia Hartanti Perempuan
81 Putri Nauli Perempuan
82 Mutiara Aureli Devani Perempuan
xlix
83 Risma Amanda Kurniawan Perempuan
84 Dea Stefanya Perempuan
85 Ade Syfhia Ahzarani Perempuan
86 Sekar Putri Perempuan
87 Syamsul Ibrahim Laki – Laki
88 Dwi Puspa Ningrum Perempuan
89 Abdul Hafizh Laki – Laki
90 Farhan Fadillah Laki – Laki
91 Saphira Raditya Putri Perempuan
92 Andri Setiawan Laki – Laki
93 Lutfi Hadi Inrayana Laki – Laki
94 Salsabila Perempuan
95 Deska Ananda Putri Perempuan
96 Yuliyana Sari Perempuan
97 Elma Rahmawati Perempuan
98 Sari Mustika Dewi Perempuan
99 Achmad Fadilah Laki – Laki
l
Data Jumlah Penumpang Transjakarta
li
FORMULIR KEGIATAN BIMBINGAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Nur Novalina Aini Program Studi DIII Hubungan Masyarakat
NIM : 4123143766 Pembimbing Marisa Puspita Sary, M.Si
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 17 Maret 2017 Pengajuan kasus,
judul, dan OK
2. 21 Maret 2017 BAB I
3. 24 Maret 2017 Revisi BAB I dan Pengajuan BAB II
4. 28 Maret 2017 Revisi BAB I dan
BAB II
5. 04 April 2017 Revisi BAB I dan
BAB II
6. 7 April 2017 Revisi BAB I dan
BAB II
7. 11 April 2017 Pengajuan BAB III
8. 21 April 2017
Revisi BAB III
9. 25 April 2017
Revisi BAB III dan
Pengajuan Kuesioner
10. 28 April 2017
Revisi Kuesioner
11. 30 April 2017
Revisi Kuesioner
dan ACC Proposal Tugas Akhir Karya
Ilmiah
lii
FORMULIR KEGIATAN BIMBINGAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Nur Novalina Aini Program Studi DIII Hubungan Masyarakat
NIM : 4123143766 Pembimbing Marisa Puspita Sary, M.Si
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 09 Mei 2017 Revisi OK
2. 12 Mei 2017 Revisi OK dan
Kuesioner
3. 17 Mei 2017 Revisi Populasi dan Kuesioner
4. 19 Mei 2017 Revisi Populasi
5. 28 Mei 2017 Hasil Pra Test
Spss
6. 03 Juni 2017 Hasil Spss dan
Pengajuan BAB IV Awal
7. 06 Juni 2017 Revisi BAB IV
8. 12 Juni 2017
Revisi BAB IV
9. 21 Juni 2017
Pengajuan BAB V
dan Abstrak
10.
11.
liii
Coding Sheet
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 1 2 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 2
2 1 4 1 2 4 1 5 2 3 5 4 5 2 4 2 3 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 1 2
3 1 2 1 5 3 2 4 5 4 4 1 4 4 3 1 2 5 4 5 5 5 3 2 5 5 5 4 4 4 2
4 1 1 2 2 4 1 3 2 5 1 2 2 2 1 3 3 4 2 4 4 4 5 3 2 2 3 5 5 2 2
5 1 2 1 3 2 1 3 1 3 5 4 5 5 4 2 3 1 5 4 5 2 4 4 4 2 4 2 2 1 1
6 1 3 1 3 4 3 5 2 3 4 2 5 5 4 1 2 3 5 5 3 4 5 2 5 3 4 5 5 4 2
7 1 3 1 2 5 1 3 3 1 2 3 1 2 1 3 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 5 2
8 5 5 2 2 4 2 3 4 4 4 5 4 3 3 5 3 5 1 5 4 5 5 2 1 3 5 4 5 3 2
9 1 4 1 2 5 3 5 3 3 4 2 4 4 4 1 2 3 4 5 3 4 3 1 5 3 5 5 5 4 2
10 2 2 1 3 1 1 5 3 3 5 4 5 4 4 2 3 5 5 4 2 4 4 3 4 1 4 2 3 1 2
11 1 1 2 2 5 1 2 3 1 3 3 2 2 1 3 4 4 2 4 4 4 5 3 2 2 3 2 5 5 1
12 2 2 2 1 1 1 1 3 5 2 2 2 2 4 2 3 3 2 4 3 4 5 3 3 2 3 5 3 2 2
13 1 4 1 4 5 2 4 5 5 4 2 4 3 2 1 1 4 3 5 5 5 3 1 5 5 3 4 4 4 2
14 1 1 1 4 3 2 4 5 5 4 5 4 3 2 2 1 4 3 5 3 5 3 5 5 4 4 4 3 4 2
15 1 2 2 5 5 4 5 3 3 5 4 5 5 4 2 3 4 5 4 2 4 5 2 4 2 5 1 5 1 3
16 1 3 1 4 3 2 4 5 5 4 4 4 3 2 3 1 4 3 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3
17 2 2 1 5 4 3 5 3 3 5 2 5 5 4 2 2 4 5 5 1 4 5 2 3 4 2 5 5 5 3
18 1 4 1 3 4 3 5 2 2 4 1 4 4 4 1 2 4 4 5 2 5 1 1 5 5 4 5 5 4 1
19 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 1 2 1 3 5 1 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 3 2
20 1 3 1 5 2 3 5 2 2 4 1 4 4 3 1 2 4 4 5 5 4 1 1 5 5 5 5 5 4 1
21 1 5 1 3 3 2 3 5 5 4 5 4 3 2 2 4 1 2 5 4 5 3 4 2 4 4 4 4 3 3
22 1 3 1 5 3 3 4 5 1 4 1 5 4 3 1 2 2 4 5 5 5 2 1 5 5 5 4 5 4 3
23 1 2 1 4 5 3 5 2 3 4 2 5 4 4 1 2 4 4 5 5 5 4 2 5 1 2 5 5 4 3
24 1 2 1 1 2 1 4 4 4 1 4 2 5 4 2 3 1 5 3 5 3 4 4 4 1 2 3 2 1 3
25 1 2 1 1 5 1 1 2 4 5 4 2 2 4 2 3 1 5 3 5 3 4 4 4 1 2 3 2 1 3
liv
26 2 2 2 5 4 1 4 3 4 5 4 5 1 4 2 3 1 5 4 4 2 4 4 4 2 1 3 2 1 3
27 1 2 1 1 2 1 1 3 5 2 2 2 1 5 2 3 3 4 4 3 4 5 3 3 2 2 5 3 2 1
28 1 1 1 5 4 1 3 3 5 1 4 4 1 4 5 4 1 2 2 2 4 1 4 2 4 5 1 1 5 3
29 2 3 2 1 4 1 1 3 4 2 5 2 1 5 2 3 3 4 3 2 4 5 2 4 1 2 5 3 2 3
30 1 3 1 2 5 4 5 3 3 5 3 5 5 4 2 3 3 5 4 3 4 5 2 4 2 4 5 5 5 2
31 1 2 2 3 5 2 4 5 5 4 2 4 3 2 2 1 2 3 5 5 5 3 3 3 4 2 4 3 4 3
32 3 1 3 1 2 1 4 3 4 3 4 2 1 5 2 3 3 1 3 2 4 5 2 4 1 2 4 3 2 3
33 1 1 1 5 4 1 3 2 1 1 2 1 1 5 1 5 2 2 2 3 3 4 1 3 4 5 2 2 5 3
34 1 1 1 5 3 3 5 4 2 4 1 5 4 3 1 2 2 4 5 4 5 2 1 5 5 5 4 5 4 3
35 2 1 2 3 4 4 3 3 1 2 3 1 2 1 4 4 2 2 2 5 4 4 4 3 3 4 2 2 5 3
36 1 2 1 1 2 1 4 3 4 3 4 2 1 5 2 3 2 4 3 1 3 4 2 4 1 2 3 2 2 2
37 1 2 2 3 3 2 3 5 5 4 5 4 3 2 1 4 2 2 5 5 5 4 5 3 4 2 4 4 3 3
38 3 2 3 4 4 5 3 1 4 2 4 2 5 2 4 4 4 2 2 5 4 2 4 2 4 4 1 1 5 1
39 1 3 1 4 3 2 4 5 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 3
40 1 3 1 2 5 1 5 3 3 5 4 5 2 4 2 3 4 5 4 5 4 4 2 4 1 4 2 3 1 4
41 2 5 1 3 3 2 3 5 5 4 5 4 3 2 1 4 4 2 5 5 5 3 4 2 4 5 4 3 3 3
42 1 3 1 2 2 1 5 4 3 5 4 5 1 4 2 3 2 5 4 5 2 4 4 4 3 3 2 2 1 4
43 4 5 2 2 4 2 3 4 4 4 5 4 2 3 1 4 3 1 5 5 4 5 5 5 3 2 4 5 3 1
44 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 2 5 1 1 5 5 4 5 1 5 3 2 4 5 3 2
45 1 2 1 1 4 1 4 2 4 3 4 2 1 5 2 3 3 4 3 2 4 5 2 4 1 2 4 3 2 3
46 1 1 1 2 2 3 5 4 3 5 2 5 5 4 1 2 4 5 5 3 4 5 2 5 4 4 5 5 4 3
47 1 2 1 1 4 1 1 1 5 3 2 2 1 5 2 3 3 2 3 2 4 5 2 4 1 2 5 3 2 5
48 1 5 1 3 3 2 3 5 5 4 5 4 3 1 2 5 3 2 5 5 5 2 5 1 3 3 4 3 3 4
49 2 2 2 2 5 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 4 4 2 4 4 4 5 3 3 2 3 5 5 5 3
50 1 2 1 1 2 1 4 1 5 3 2 2 1 5 2 3 3 1 3 3 4 5 3 3 2 2 5 3 2 2
51 1 4 1 3 5 2 4 5 5 4 3 4 3 2 3 1 3 2 5 4 5 3 2 3 4 1 4 4 4 4
52 2 5 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 3 3 1 4 2 1 5 5 5 5 5 1 3 2 4 3 3 2
53 1 3 1 1 2 1 4 4 4 3 4 2 1 5 2 3 2 5 3 5 3 4 2 4 1 2 3 2 1 3
54 1 1 1 5 5 3 4 1 2 4 1 5 4 3 1 2 1 4 5 5 5 2 1 5 5 4 4 5 4 3
55 1 1 1 5 4 3 5 5 3 4 2 5 4 4 1 2 2 4 5 4 3 3 1 5 1 2 5 5 4 4
lv
56 1 2 1 1 2 1 4 2 4 3 4 2 1 5 2 3 3 3 3 2 4 5 2 4 1 2 3 3 2 1
57 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 1 5 2 1 5 4 4 5 2 5 3 3 4 5 3 5
58 2 3 2 4 1 4 3 3 2 2 3 2 4 1 4 4 3 2 2 5 4 4 4 3 3 4 2 2 5 3
59 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3 5 2 1 3 4 5 1 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 5 3
60 1 2 1 1 2 1 2 3 4 3 4 2 1 5 2 3 2 5 3 5 3 4 2 4 1 2 3 2 1 1
61 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 1 4 5 3 3 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 3 2
62 1 1 1 5 2 3 4 5 2 4 1 5 4 3 1 2 1 4 5 5 5 2 1 5 5 4 4 5 4 4
63 2 1 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 1 4 4 2 2 4 5 4 4 4 3 2 4 2 2 5 3
64 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 1 2 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 2 5 5 3 3
65 1 5 2 2 3 2 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 2 1 5 4 5 5 4 1 3 2 4 5 3 2
66 3 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 2 2 4 5 5 3 5 4 4 4 5 4 2 3 4 4 3 4
67 3 4 2 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 2 4 5 5 3 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 2 2
68 2 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 1 3 3 4 4 4 3 4 5 3 3 2 3 5 4 2 4
69 2 4 2 3 4 2 2 4 4 3 3 3 2 2 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 2 4
70 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 1 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 3 2
71 2 2 2 2 4 2 2 3 4 3 1 3 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 5 4 2 4 3 4 2 3
72 2 2 3 2 5 2 1 3 4 2 4 3 4 5 5 5 5 1 3 4 4 4 5 4 2 5 3 4 2 5
73 2 2 2 2 5 1 5 2 4 2 5 2 5 5 4 5 5 5 3 5 4 3 5 4 1 5 3 3 2 5
74 1 3 1 3 2 2 4 5 5 4 4 4 3 2 2 3 4 2 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5
75 1 3 1 5 2 3 4 5 4 4 1 5 4 3 1 2 4 4 5 3 5 2 1 5 5 4 4 5 4 2
76 1 1 1 4 2 2 4 5 5 4 4 4 3 2 1 1 3 4 5 4 5 3 4 5 5 1 4 4 4 1
77 3 3 1 5 2 2 4 5 3 4 1 5 4 3 1 2 3 4 5 4 5 2 4 5 5 3 4 4 4 5
78 2 1 3 2 5 5 5 2 4 1 5 2 4 5 4 5 5 5 3 5 4 2 5 4 2 5 2 2 2 5
79 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 5 2 1 3 4 4 3 4 4 4 5 3 3 2 3 2 2 5 3
80 1 2 1 2 1 4 1 1 2 2 3 5 2 1 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 2 4 2 2 5 3
81 2 3 1 2 2 4 5 2 3 5 3 5 5 4 2 2 3 5 5 5 4 5 2 3 1 4 5 5 5 4
82 2 1 4 2 5 5 5 1 4 1 5 2 5 5 4 5 5 5 2 4 3 5 5 2 2 4 2 2 2 5
83 1 3 1 5 2 2 4 5 4 4 1 4 4 3 1 2 4 4 5 3 5 2 4 5 5 1 4 4 4 4
84 1 2 1 1 2 1 3 3 5 2 2 2 1 5 2 3 3 4 3 2 4 5 3 5 2 2 5 3 2 5
85 2 3 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 1 2 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 5
lvi
86 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 2 3 4 5 3 5 4 4 4 4 4 2 5 4 4 2 3
87 2 2 4 2 5 1 1 3 4 2 5 2 5 5 4 5 5 5 3 4 4 3 5 4 2 5 3 3 2 1
88 2 2 3 2 5 2 1 3 4 2 5 2 4 5 4 5 5 1 3 4 4 4 5 4 2 5 3 4 2 5
89 1 2 1 1 1 1 3 3 5 2 2 2 2 1 2 3 3 4 4 3 4 5 3 3 2 3 5 3 2 5
90 2 3 4 2 4 2 2 3 4 3 1 3 1 2 5 5 3 2 4 5 4 4 4 4 2 5 3 4 2 4
91 2 3 2 3 4 2 2 4 4 3 3 3 1 2 3 4 5 3 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 2 3
92 2 1 3 2 5 1 5 2 4 2 5 2 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 5 4 1 5 2 2 2 4
93 2 1 5 2 5 5 5 2 4 1 4 2 4 5 5 5 5 5 2 4 4 2 5 4 5 4 2 2 2 4
94 2 2 2 2 5 1 1 3 4 2 5 2 5 5 4 5 5 5 3 4 4 3 5 4 2 5 3 4 2 3
95 1 3 1 3 2 2 3 5 5 4 5 4 3 2 2 3 4 2 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5
96 1 3 1 4 2 2 4 5 5 4 4 4 3 2 2 1 4 3 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3
97 2 4 2 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 2 3 4 5 3 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 2 5
98 2 2 4 2 5 1 5 3 4 2 5 2 4 5 4 5 5 5 3 5 4 3 5 4 1 5 3 3 2 5
99 2 1 5 1 5 5 5 3 5 1 4 1 4 5 5 5 5 5 2 5 5 3 5 1 5 4 2 2 2 5
lvii
CURRUCULUM VITAE
Nama : Nur Novalina Aini
TTL : Jakarta, 26 November 1995
Alamat : Jl. Lindung, No.13 RT 04 RW 09 Kecamatan
Jatisampurna, Kelurahan Jatiraden, Kranggan,
Kota Bekasi, Jawa Barat , Kode Pos. 17433
No. Hp : 08121308212
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum Menikah
Email : Nurnovalinaaaa@gmail.com
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSJAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait PT. Transjakarta Akan Berlakukan Sistem
"One ManOne Ticket”, di kompas.com tanggal 20 Desember 2016,pukul
14.47 WIB)
Riwayat Pendidikan:
2002-2008 : SDN 01 Pondok Ranggon, Jakarta Timur
2008-2011 : SMPN 230 Jakarta Timur
2011-2014 : SMA PKP Jakarta Islamic School, Jakarta Timur
2014-2017 : Universitas Negeri Jakarta