STRATEGI KOMUNIKASI SUBDIREKTORAT HUMAS DIREKTORAT...
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI SUBDIREKTORAT HUMAS DIREKTORAT...
STRATEGI KOMUNIKASI SUBDIREKTORAT HUMAS
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DALAM
MENANGANI KASUS PENIPUAN LELANG ONLINE YANG
MENGATASNAMAKAN DJKN
(Studi Kualitatif : Kasus Penipuan Lelang Online Selama Tahun 2018)
TUBAGUS ALFIEN BACHRAN
Program Studi DIII Hubungan Masyarakat
Disetujui pada bulan Agustus 2019
ABSTRACT
The online auction fraud case that occurred during 2018 became a threat to DJKN.
This study aims to determine the communication strategy carried out by the DJKN Public
Relations Sub Directorate in handling online auction fraud cases.
In this study, the authors use the concepts of communication, organizational
communication, public relations, communication strategies, and public relations in government
institutions. The communication strategy analyzed is, identifying the message to be conveyed, determining the forms of communication strategies, determining the programs and activities,
and determining the communication media.
This research uses descriptive qualitative method with a qualitative study approach.
The data collection is obtained by the writer through, in-depth interviews, observation, and
documentation. In data analysis, the authors use data analysis techniques namely separating
(Guest, MacQueen & Namey). Test the validity of the data, the authors use source triangulation.
The results of this study note that the Directorate General of State Assets (DJKN) through the Public Relations Sub Directorate makes programs and activities related to
communication strategies in handling cases of online auction fraud. Among them are making
DJKN Goes to Campus programs, Visit DJKN, making press releases on DJKN's website and
social media, making talk shows with television stations and conducting interviews with reporters.
The conclusion of this research is, the communication strategy carried out by the DJKN Public Relations Sub Directorate has been successfully proven by the decrease in reports from
the public related to online auction fraud cases from 2018 by 20 reports, until in mid-2019 it
became 1 report.
Keywords: Communication strategy, Elements of Communication, Government Public
Relations.
ABSTRAK
Kasus penipuan lelang online yang terjadi selama tahun 2018 menjadi sebuah ancaman
bagi DJKN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Subdirektorat Humas DJKN dalam menangani kasus penipuan lelang online.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep komunikasi, komunikasi organisasi,
public relations, strategi komunikasi, dan hubungan masyarakat di lembaga pemerintah. Strategi
komunikasi yang dianalisis yaitu, mengidentifikasi pesan yang ingin disampaikan, menentukan bentuk-bentuk strategi komunikasi, menentukan program dan kegiatan, dan menentukan media
komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi
kualitatif. Pengumpulan data diperoleh penulis melalui, wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi. Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik analis data yaitu memisahkan
(Guest, MacQueen & Namey). Uji keabsahan data, penulis menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
melalui Subdirektorat Hubungan Masyarakat membuat program dan kegiatan terkait strategi komunikasi dalam menangani kasus penipuan lelang online. Diantaranya membuat program
DJKN Goes to Campus, Visit DJKN, membuat press release di website dan sosial media DJKN,
membuat talkshow dengan stasiun televisi dan melakukan wawancara dengan para wartawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Subdirektorat Humas DJKN sudah berhasil dibuktikan dengan menurunnya laporan dari
masyarakat terkait kasus penipuan lelang online dari tahun 2018 sebanyak 20 laporan, hingga pada tahun pertengahan 2019 ini menjadi 1 laporan.
Kata Kunci : Strategi komunikasi, Unsur-unsur Komunikasi, Government Public
Relations.
PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) merupakan salah satu unit Eselon 1 di
Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang memiliki tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara, kekayaan negara dipisahkan,
kekayaan negara lain-lain, penilaian, piutang negara, dan lelang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.1
Beberapa tahun belakangan ini, banyak informasi lelang “bodong” hasil sitaan dari Bea
Cukai atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilelang dengan harga murah. Informasi
1Tugas dan fungsi, (https://www.kemenkeu.go.id/profil/tugas-dan-fungsi/) ,diakses pada Rabu, 08 Mei
2019, pukul 13.55 WIB.
tersebut disebarluaskan melalui akun instagram yang mengatasnamakan DJKN. Seperti berita
yang dikutip dari media di bawah ini:
Jakarta, Kompas.com – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Ditjen KN) Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, ada tindak penipuan yang mengatasnamakan
lelang oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Informasi foto-foto lelang “bodong” ini diunggah akun resmi instagram Ditjen KN, @ditjenkn. Kepala
Subdirektorat Humas Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu Acep Hadinata mengatakan,
aksi penipuan yang mengatasnamakan lelang ini marak terjadi 2-3 tahun terakhir. “Kalau menurut kami, dua hingga tiga tahun terakhir mulai marak terjadi,” kata Acep
saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/8/2018). Ia menjelaskan, modus penipuan
adalah lelang barang yang seolah-olah dari Bea Cukai atau Komisi Pemberantakan
Korupsi (KPK). Pelaku penipuan berpura-pura menjadi pegawai KPKNL, kemudian menawarkan barang-barang yang dilelang. “Mereka bermain di sisi psikologis
seseorang yang tidak tahu. Mereka pura-pura jadi pegawai KPKNL, terus menawarkan
kepada orang-orang.” Kata Acep.2
Sebelum adanya berita tersebut, penipuan lelang sudah lama terjadi sejak tahun 2014
dan Subdirektorat Humas DJKN telah memprediksi waktu-waktu yang sering terjadi penipuan
lelang, seperti menjelang tahun ajaran baru sekolah, menjelang idul fitri, dan menjelang tahun
baru.
Seperti kutipan wawancara penulis dengan Kepala Seksi Komunikasi Publik
Subdirektorat Humas DJKN,
Penipuan lelang terjadi karena ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab ingin menjelek-jelekan yang ingin mencari untung dengan tusi DJKN salah satunya adalah
lelang itu sendiri. Sejak tahun 2014 kami sudah menangani kasus penipuan lelang dan
kami sudah prediksi waktu-waktu tertentu yang biasanya sering terjadi kasus penipuan lelang secara masif seperti, sebelum lebaran, tahun ajaran baru anak sekolah, dan
sebelum tahun baru.3
Dengan adanya kasus penipuan lelang online yang mengatasnamakan DJKN, maka
kasus tersebut dapat merusak reputasi dari DJKN sendiri. Dalam hal ini, peran dari seorang
Public Relations dalam menangani kasus negatif tersebut sangat diperlukan untuk membangun
kembali reputasi dari DJKN menjadi positif dimata masyarakat.
2Waspada Penipuan Lelang, Ini Imbauan Ditjen Kekayaan Negara (Mela Arnani, 2018, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/02/192415426/waspad-penipuan-lelang-ini-imbauan-ditjen-
kekayaan-negara?page=all) , diakses pada Rabu, 08 Mei 2019, pukul 22.35 WIB.
3Hasil wawancara dengan Bend Abidin Santosa Kepala Seksi Komunikasi Publik Subdirektorat Humas
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pada Rabu, 08 Mei
2019, pukul 11.05 WIB.
Dari hasil wawancara penulis dengan Kepala Seksi Komunikasi Publik Subdirektorat
Humas DJKN bahwa Subdirektorat Humas DJKN sudah melakukan strategi komunikasi dalam
menangani kasus penipuan lelang online tersebut yang disampaikan kepada masyarakat luas.
Seperti kutipan wawancara penulis dengan Kepala Seksi Komunikasi Publik
Subdirektorat Humas DJKN,
Menangani kasus terkait penipuan tersebut, kami sudah lakukan beberapa tahun lalu
sejak tahun 2014, banyak sekali yang sudah kami lakukan antara lain, kita melakukan
sosialisasi ke masyarakat ke daerah bahwa melalui humas kita itu berkoordinasi dengan
kantor-kantor vertikal kita yang berjumlah 71 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dan 17 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(Kanwil DJKN) yang tersebar di seluruh Indonesia untuk turut mensosialisasikan bahwa
tidak ada namanya di kita itu menjanjikan kemenangan, tidak ada namanya kita mempastikan kemenangan kepada salah satu pihak untuk menang lelang.4
Sejak tahun 2014 DJKN melalui Subdirektorat Humas dan bekerjasama dengan kantor
vertikal dari DJKN yaitu Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dan Kantor
Wilayah DJKN (Kanwil DJKN) yang tersebar di seluruh Indonesia, telah melakukan sosialisasi
kepada masyarakat dan menjelaskan bahwa, pihak DJKN tidak pernah membuat keterangan,
dan memberikan janji kepada pihak tertentu akan menjadi pemenang dalam suatu lelang.
Kemudian ada juga dengan melalui tulisan di website DJKN, kita bikin pengumuman di
website itu kita lakukan secara terus menerus sampai saat ini, kemudian ada juga kita
juga mengeluarkan press release. Bahkan di konferensi pers pada tahun lalu pun situs
lelang (lelang.go.id) itu diresmikan, kita sebutkan bahwa tidak ada satu pun dari pegawai kami yang melakukan lelang online di media sosial dan menjanjikan pada salah
satu pihak untuk menang lelang, yang dihadiri kurang lebih 50 media.5
Selain melakukan sosialisasi kepada masyakarat di seluruh Indonesia, DJKN melalui
website www.djkn.kemenkeu.go.id juga membuat pengumuman dan press release tentang
“Waspada Penipuan Lelang Online”. Lalu pada tahun 2018, melalui konferensi pers yang
mengundang 50 media cetak dan media online. DJKN menjelaskan bahwa tidak ada seorang
pun dari karyawan DJKN yang melakukan lelang online di media sosial seperti facebook,
twitter, dan instagram. Lelang DJKN secara resmi dilakukan melalui website www.lelang.go.id.
4Ibid, pada Rabu, 08 Mei 2019, pukul 11.05 WIB.
5Ibid, pada Rabu, 08 Mei 2019, pukul 11.05 WIB.
Ada juga yang sampai sekarang kami lakukan melalui media sosial semua platform
media sosial DJKN baik itu facebook, instagram, youtube, twitter semua kita dorong kita lakukan secara berkala setiap sebulan sekali dan di repost oleh akun-akun vertikal
kantor KPKNL di seluruh Indonesia dan akun-akun semua eselon 1 Kementerian
Keuangan serta akun-akun media sosial Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah
Kementerian Keuangan, lalu juga skala media konvensional kayak di tv lift, Area Pelayanan Terpadu (APT), papan pengumuman di depan kantor, lalu di kantor vertikal
kami dengan spanduk dan banner. Itu sih yang sudah kami lakukan.6
Tidak hanya itu, DJKN melalui platform media sosial yang dimiliki seperti facebook,
twitter, instagram, dan youtube juga memberikan edukasi tentang ciri-ciri penipuan lelang
online. DJKN juga bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah
Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk ikut menyebarluaskan informasi,
pengumuman serta edukasi tentang penipuan lelang online.
Seperti yang terjadi dalam pekerjaan Public Relations yang ada di lembaga pemerintah
yaitu DJKN, strategi komunikasi lembaga tersebut adalah menciptakan komunikasi yang
konsisten kepada masyarakat agar tugas dan fungsi dari lembaga pemerintah tersebut dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi komunikasi adalah strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten,
komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi
(Bank Dunia, 2001, p.2).7
Dengan dilakukannya berbagai strategi komunikasi oleh DJKN selama beberapa tahun
ini, “Kami berharap agar dapat meminimalisir kasus-kasus seperti ini, dan juga tidak ada lagi
pihak-pihak yang menjadi korban dalam penipuan lelang ini,” kata Bend yang diwawancarai
pada (Rabu, 08 Mei 2019).
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti strategi
komunikasi Subdirektorat Humas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dalam menangani kasus
penipuan lelang online. Studi kualitatif : kasus penipuan lelang online selama tahun 2018.
6Ibid, pada Rabu, 08 Mei 2019, pukul 11.05 WIB.
7Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011, hlm.
240.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana strategi komunikasi Subdirektorat Humas Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara dalam menangani kasus penipuan lelang online?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui pesan dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh DJKN dalam
menangani kasus penipuan lelang online.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk strategi komunikasi DJKN dalam menangani kasus
penipuan lelang online.
3. Untuk mengetahui program dan kegiatan dari DJKN dalam menangani kasus penipuan
lelang online.
4. Untuk mengetahui media komunikasi yang digunakan oleh DJKN dalam menangani kasus
penipuan lelang online.
Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu komunikasi khususnya tentang
ilmu kehumasan dalam merumuskan strategi komunikasi praktisi humas.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Praktisi Public Relations mengenai strategi komunikasi humas lembaga pemerintah dalam
menangangi kasus penipuan.
2. Lembaga pemerintah dalam menangani kasus penipuan.
KAJIAN PUSTAKA
Komunikasi
Definisi komunikasi menurut sekelompok menurut sekelompok sarjana komunikasi
yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication)
berpendapat bahwa, komunikasi adalah suatu interaksi proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungan dengan (1) membangun hubungan antara sesama manusia,
(2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4)
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.8
Berelson & Steiner : Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar,
angka-angka, dan lain-lain.9
Unsur – Unsur Komunikasi
Sumber ialah pihak yang menyampaikan atau mengirim pesan kepada penerima.
Sumber sering disebut dengan banyak nama atau istilah, antara lain; komunikator, pengirim,
atau dalam bahasa Inggris disebut source, sender, atau encoder.
Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pernyataan bisa
dalam bentuk verbal (bahasa tertulis dan lisan) maupun non-verbal (isyarat) yang bisa
dimengerti oleh penerima.10
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima. Media dalam pengertian di sini bisa berupa media massa yang mencakup surat kabar,
radio, film, televisi, dan internet. Bisa juga berupa saluran misalnya kelompok pengajian atau
8Wina Puspita Sari & Asep Soegiarto, “Pola Komunikasi Antar Pribadi Dosen Penasehat Akademik dan
Mahasiswa dalam Rangka Mengoptimalkan Peran dan Fungsi Kepenasehatan Akademik”, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol.2, No. 1, 2014, hlm. 5. DOI: https://doi.org/10.21009/communicology.021.01
(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/communicology/article/view/79) diakses pada, Sabtu, 11 Mei 2019.
pukul 00.27 WIB.
9Yetty Oktarina dan Yudi Abdullah, Komunikasi Dalam Perspektif Teori dan Praktik, Yogyakarta:
Deepublish, 2017, hlm. 7.
10Ibid, hlm. 37.
arisan, kelompok pendengar dan pemirsa, organisasi masyarakat, rumah ibadah, pesta rakyat,
panggung kesenian, serta media alternatif lainnya seperti poster, leaflet, brosur, buku, spanduk,
buletin, stiker, dan semacamnya.
Penerima ialah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim dari sumber kepada
penerima. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam sebutan, antara lain khalayak,
sasaran, target, adopter, komunikan. Dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan nama receiver,
audience, atau decoder.
Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai
akibat penerimaan pesan. Pengaruh biasa disebut dengan nama akibat atau dampak.11
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh penerima akibat penerimaan pesan
dari sumber. Sebenarnya ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah
efek atau pengaruh.
Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya komunikasi. Lingkungan dapat
diartikan dalam bentuk fisik, sosial budaya, psikologis, dan dimensi waktu. Sebuah informasi
tidak bisa dikirim karena terhambat oleh kendala fisik sehingga informasi itu tidak bisa
diterima. Misalnya tempatnya jauh di daerah pegunungan, lingkungan sosial budaya masyarakat
lingkungan psikologis masyarakat yang masih trauma akibat bencana yang baru menimpanya,
dan sebagainya.12
Hambatan Komunikasi (Barier)
Barier adalah faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi sehingga pesan yang
disampaikan tidak cukup jelas dan terjadi destorsi dalam komunikasi.
Beberapa hambatan dalam komunikasi sebagai berikut:
11Loc.cit.
12Ibid, hlm. 38.
1. Hambatan mekanis, yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara fisik,
biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan pesan. Contoh:
terhambatnya siara radio karena berimpitan gelombang, dan ketikan atau cetakan yang
buram.
2. Hambatan semantik, yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang digunakan
dalam penyampaian pesan sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau salah pengertian
terhadap suatu pesan yang pada akhirnya menyebabkan kesalahpahaman di antara pihak-
pihak yang berkomunikasi.
3. Hambatan psikologis, yaitu faktor-faktor dalam diri komunikan/penerima (kondisi
kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat jalannya komunikasi, seperti perasaan marah,
sedih, kecewa, bingung, atau prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi
dengannya.13
Gangguan (Noise)
Gangguan adalah sesuatu yang mempengaruhi jalannya pesan, terhalangnya proses
penyampaian pesan, atau yang mengganggu kemampuan pengiriman atau penerimaan pesan
sehingga pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Gangguan-gangguan dalam komunikasi sebagai berikut:
1. Gangguan teknis, yaitu faktor yang mengganggu komunikasi sehingga penerima merasakan
perubahan dalam informasi atau stimulus yang sampai kepadanya. Contohnya: siswa tidak
dapat mendengar secara jelas materi yang disampaikan guru karena di luar kelas sangat
ramai/gaduh.
13Zaenal Mukarom dan Rusdiana, Komunikasi dan Teknologi Informasi Pendidikan (Filosofi, Konsep,
dan Aplikasi), Bandung: CV.Pustaka Setia, 2017, hlm. 34.
2. Gangguan statis yaitu gangguan yang sifatnya selalu tetap, tidak dapat ditolak dan
dikontrol oleh sumber atau komunikator, misalnya cuaca, hujan, petir, dan lain-lain.14
KOMUNIKASI ORGANISASI
Katz dan Kahn (dalam Muhammad, 1995: 65) mengatakan bahwa komunikasi
organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu
organisasi. Selanjutnya, dikatakan bahwa organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang
menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari
sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.15
PUBLIC RELATIONS
Salah seorang tokoh PR terkemuka yang kemudian disebut sebagai Bapak Public
Relations (The Founding Father of Public Relations), Edward Louis Barneys, dalam bukunya
The Engineering of Consent (1955) mendefinisikan PR sebagai “inducing the public to have
understanding for and goodwill”. Dalam Bahasa Indonesia dirumuskan sebagai, membujuk
publik untuk memiliki pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik.16
Tujuan Public Relations
Tujuan (goals) merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan dapat
juga disebut objective. Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan public relations,
sehingga tidak melenceng atau salah sasaran.
Dalam realita praktik public relations di perusahaan, tujuan public relations antara lain:
1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan publiknya.
Tujuan kegiatan public relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling
14Ibid, hlm. 35.
15Marisa Puspita Sary, Komunikasi Organisasi, Depok: Ulinnuha Press, 2013, hlm. 16.
16Syarifuddin S. Gassing & Suryanto, Public Relations, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2016, hlm. 8.
pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan
terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya.
2. Membangun citra korporat (corporate image).
Citra perusahaan (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang public relations
sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan lainnya) ikut
andil dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak.
3. Citra korporat melalui program CSR.
Corporate Social Responsibility (CSR) ada yang menyebutnya sebagai Community
Development atau filantropi/keikhlasan berbagi adalah investasi sosial perusahaan yang
bersifat jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan
sosial yang dilakukan.
4. Membentuk opini publik yang positif.
Opini publik terhadap perusahaan dapat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
itu sendiri. Namun, opini publik pun dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan antara
lain: peningkatan penjualan; mendukung pengembangan produk baru, memperkuat relasi
keuangan, membuat harmoni hubungan dengan karyawan, mendukung program
perusahaan, dan membantu mengatasi krisis.
5. Membentuk goodwill dan kerjasama.
Pada tahap ini, tujuan public relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah
tercipta jalinan kerjasama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan
perusahaan.17
Fungsi Public Relations
Sedangkan Cutlip & Center menyebut fungsi public relations sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
17Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing : Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas
Korporat, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 6-20.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbalik dengan menyebarkan informasi dari
perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingan
umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik, baik internal maupun
eksternal.18
Ruang Lingkup Public Relations
Secara sederhana pekerjaan yang biasa dilakukan public relations dapat disingkat menjadi
PENCILS, yaitu:
1. Publication & Publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada publik.
2. Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra.
3. News, pekerjaan seorang public relations adalah menghasilkan produk-produk tulisan yang
sifatnya menyebarkan informasi kepada publik, seperti press release, newsletter, berita,
dan lain-lain.
4. Community Involvement, public relations mesti membuat program-program yang ditujukan
untuk meciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.
5. Identity-Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan
media (pers).
6. Lobbying, public relations melakukan upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak.
7. Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat program-program yang
bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.19
18Ibid, hlm, 22.
19Ibid, hlm. 23-25.
Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan
mempromosikan suatu visi komunikasi dan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik
(Bank Dunia, 2001, p.1). Selanjutnya Bank Dunia mengatakan, strategi komunikasi
menjelaskan tahapan yang konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada
satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi (p.3).20
Pakar perencanaan komunikasi Middleton (dalam Cangara, 2013:61) juga membuat
definisi dengan menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari
elemen-elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang dalam mencapai tujuan komunikasi yang tepat.21
Langkah-langkah Perencanan Strategi Komunikasi
1. Mengidentifikasi visi dan misi.
Visi merupakan cita-cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi.
Rumusan visi biasanya terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan,harapan, cita-
cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi yang menjabarkan
cita-cita ideal ini.
2. Menentukan program dan kegiatan.
Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan, program dan
kegiatan merupakan penjabaran dari misi.
3. Menentukan tujuan dan hasil.
Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasilyang akan diperoleh.
Biasanya para perumus kebijakan membuat definisi tentang tujuan dan hasil yang akan
dicapai.
20Alo Liliweri, Komunikasi, Op.cit, hlm. 240.
21Yusnila Wati Gultom, Op.cit, hlm. 14.
4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran.
Perencana komunikasi menentukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi.
5. Mengembangkan pesan.
Kriterianya adalah semua pesan yang dirancang sedapat mungkin memiliki isi (content)
khusus, jelas, persuasif, dan merefleksikan nilai-nilai audiens, tampilan isi yang dapat
memberikan solusi bagi masyarakat, atau menunjukkan tindakan tertentu.
6. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator).
Kriteria komunikator antara lain kredibilitas, kredibilitas dalam ilmu pengetahuan,
keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan dengan isu tertentu.
7. Mekanisme komunikasi/media.
Kriterianya adalah memilih media yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan
pengiriman balik, atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang mudah
diakses atau yang disukai audiens, misalnya melalui radio, koran kampung, dan leaflet.
8. Scan konteks dan persaingan.
Kriterianya adalah menghitung risiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi
komunikasi, misalnya menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan
merebut hati audiens.22
Hubungan Masyarakat di Lembaga Pemerintah
Scott M Cutlip, memberi batasan humas pemerintah adalah fungsi manajemen yang sah,
yang membantu menjadikan badan, departemen, dan entitas publik lainnya tanggap terhadap
warga dan semua ini tercipta untuk mereka.23
Adapun Dan Lattimore dkk, memberi batasan humas pemerintah sebagai “Government
public relations is a management function that helps objectives define objectives and
22Alo Liliweri, Op.Cit. hlm. 250-251.
23Suprawoto, Government Public Relations: Perkembangan & Praktik di Indonesia, Jakarta:
Prenadamedia Group. 2018, hlm. 47.
philosophies while also helping the organization adapt to the demands of its constituencies and
environment.” Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, humas pemerintah adalah fungsi
manajemen yang membantu organisasi merumuskan tujuan organisasi serta membantu
organisasi beradaptasi dengan tuntutan konstituen dan lingkungan.24
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang Kode Etik Hubungan Masyarakat Pemerintah, yang
dimaksud humas pemerintah adalah aktivitas lembaga dan atau individu yang melaksanakan
fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada publik pemangku
kepentingan (stakeholders) dan sebaliknya.25
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif hanya bertujuan untuk memahami realitas sosial, dan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Subdirektorat Humas DJKN.
Penulis menggunakan metode deskriptif agar dapat memperoleh gambaran deskriptif
yang dilakukan oleh Subdirektorat Humas DJKN tentang strategi komunikasi terkait kasus
penipuan lelang online.
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Juni – Juli 2019
Tempat : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Gedung Syafruddin
Prawiranegara 2 Lantai 7 Utara, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta Pusat.
24Loc.cit.
25Ibid, hlm.49.
Key Informan dan Informan
Dalam penelitian ini Key Informan adalah Kepala Seksi Komunikasi Publik, dan
Informan Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Subdirektorat Humas DJKN.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah suatu wawancara tanpa alternatif pilihan jawaban dan
dilakukan untuk mendalami informasi dari seorang informan. Karena pewawancara perlu
mendalami informasi dari seorang informan, maka wawancara mendalam kata Taylor (1984:
77) perlu dilakukan berulang-ulang kali antara pewawancara dengan informan.
Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.
Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran
perilaku yang dituju (Banister, et al, 1994). Cartwright & Cartwright mendefinisikan sebagai
suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis
untuk suatu tujuan tertentu.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang
lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.
Uji Keabsahan Data
Dalam metodologi penelitian kualitatif, ada empat kriteria yang berhubungan dengan
keabsahan data, yaitu sebagai berikut.
Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah
satu caranya adalah melakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Menurut Patton, ada empat macam triangulasi untuk mencapai
keabsahan, yaitu sebagai berikut:
Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip hasil wawancara, hasil
observasi atau dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut
pandang yang berbeda.
Triangulasi pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, pembimbing bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
Triangulasi teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan di Bab
II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan
metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara mendalam yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh
penulis yang dilakukan di Subdirektorat Hubungan Masyarakat DJKN, penulis memperoleh
data dan diolah untuk selanjutnya dianalisis dengan mencoding semua data melalui potongan
teks atau gambar yang selanjutnya memberikan deskripsi pada hasil coding semua data, dan
akhirnya penulis memberikan interpretasi berupa makna berdasarkan dari literatur sebelumnya
atau teori. Adapun pada pembahasan ini penulis membuat pembahasan sesuai dengan tujuan
penelitian ini pada Bab I dan teori yang digunakan penulis di penelitian ini.
A. Pesan yang disampaikan dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh DJKN dalam
menangani kasus penipuan lelang online.
Pesan yang ingin disampaikan dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Subdirektorat Humas terkait kasus penipuan lelang online ini adalah menginformasikan tentang
lelang DJKN dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi yang dilakukan melalui website
resmi lelang yaitu www.lelang.go.id, DJKN tidak mungkin menjanjikan kemenangan kepada
masyarakat bahwa dia pasti menang suatu lelang, terakhir bahwa lelang DJKN itu ada uang
jaminan yang harus disetor peserta lelang sebagai bukti mengikuti lelang, dan peserta lelang
menyetorkan uang tersebut kepada rekening bendahara pelaksana lelang dengan rekening bank
pemerintah.
Seperti yang dikatakan Hafied dalam bukunya Perencanaan dan Strategi Komunikasi,
pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pernyataan bisa dalam
bentuk verbal (bahasa tertulis dan lisan) maupun non-verbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh
penerima.
B. Bentuk-bentuk strategi komunikasi DJKN dalam menangani kasus penipuan lelang
online.
Bentuk-bentuk strategi komunikasi yang dilakukan meliputi beberapa hal, diantaranya
dilakukan secara online yang dilakukan di sosial media dan website DJKN, serta dilakukan
secara langsung seperti sosialisasi, dan talkshow kepada stakeholders dan masyarakat.
C. Progam dan kegiatan DJKN dalam menangani kasus penipuan lelang online.
Program dan kegiatan yang dilakukan DJKN terkait kasus penipuan lelang online ini,
diantaranya adalah membuat acara DJKN Goes to Campus, Visit DJKN, membuat press release
di website dan sosial media DJKN, membuat talkshow dengen stasiun televisi, dan melakukan
wawancara dengan para wartawan.
Seperti yang dikatakan Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi: Serba Ada Serba
Makna, program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan, program dan
kegiatan merupakan penjabaran dari misi.
D. Media komunikasi yang digunakan oleh DJKN dalam menangani kasus penipuan
lelang online.
Dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh Subdirektorat Humas terkait kasus
penipuan lelang online ini, media-media yang digunakan meliputi, media komunikasi online,
seperti instagram, facebook, twitter, youtube, dan website DJKN. Serta, media komunikasi
konvensional seperti poster, flyer, standing banner, dan lagu yang dibuat untuk
menginformasikan kepada masyarakat untuk berhat-hati terhadap penipuan lelang online yang
mengatasnamakan DJKN serta mengajak masyarakat untuk ikut pada lelang DJKN.
Seperti yang dikatakan Hafied dalam Perencanaan dan Strategi Komunikasi, media
ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media
dalam pengertian disini bisa berupa media massa yang mencakup surat kabar, radio, film,
televisi, dan internet.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, kemudian dianalisa oleh
penulis pada pembahasan pada bab sebelumnya mengenai strategi komunikasi Subdirektorat
Humas DJKN terkait kasus penipuan lelang online, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pesan yang ingin disampaikan dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Subdirektorat Humas terkait kasus penipuan lelang online ini adalah menginformasikan
tentang lelang DJKN dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi yang dilakukan
melalui website resmi lelang yaitu www.lelang.go.id, DJKN tidak mungkin menjanjikan
kemenangan kepada masyarakat bahwa dia pasti menang suatu lelang, terakhir bahwa
lelang DJKN itu ada uang jaminan yang harus disetor peserta lelang sebagai bukti
mengikuti lelang, dan peserta lelang menyetorkan uang tersebut kepada rekening
bendahara pelaksana lelang dengan rekening bank pemerintah.
2. Bentuk-bentuk strategi komunikasi yang dilakukan meliputi beberapa hal, diantaranya
dilakukan secara online yang dilakukan di sosial media dan website DJKN, serta dilakukan
secara langsung seperti sosialisasi, dan talkshow kepada stakeholders dan masyarakat.
3. Program dan kegiatan yang dilakukan Subdirektorat Humas terkait kasus penipuan lelang
online ini, diantaranya adalah membuat acara DJKN Goes to Campus, Visit DJKN,
membuat press release di website dan sosial media DJKN, membuat talkshow dengen
stasiun televisi, dan melakukan wawancara dengan para wartawan.
4. Dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh Subdirektorat Humas terkait kasus
penipuan lelang online ini, media-media yang digunakan meliputi, media komunikasi
online, seperti instagram, facebook, twitter, youtube, dan website DJKN. Serta, media
komunikasi konvensional seperti poster, flyer, standing banner, dan lagu yang dibuat untuk
menginformasikan kepada masyarakat untuk berhat-hati terhadap penipuan lelang online
yang mengatasnamakan DJKN serta mengajak masyarakat untuk ikut pada lelang DJKN.
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Afrizal. 2017. Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu). Depok: Rajawali Pers.
Ahmad, Beni Saebani. 2017. Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam Penyusunan Karya
Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Pustaka Setia.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Creswell. 2014. Research Design (Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gasing, Syarifuddin S. dan Suryanto. 2016. Public Relations. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Ghony, Djunaidi. dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Herdiansyah, Haris. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif (untuk ilmu-ilmu sosial). Jakarta:
Salemba Humanika.
Indrawan, Rully. dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan). Bandung: PT. Refika
Aditama.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi (Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran).
Jakarta: Prenada Media Group.
Kriyantono, Rachmat. 2016. Public Relations Writing : Teknik Produksi Media Public Relations
dan Publisitas Korporat. Jakarta: Prenadamedia Group.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mukarom, Zaenal. dan Rusdiana. 2017. Komunikasi dan Teknologi Informasi Pendidikan
(Filosofi, Konsep, dan Aplikasi). Bandung: CV. Pustaka Setia.
Oktarina, Yetty. dan Yudi Abdullah. 2017. Komunikasi Dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Deepublish.
Puspita, Marisa Sary. 2013. Komunikasi Organisasi. Depok: Ulinnuha Press.
Ruslan, Rosady. 2015. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.