Tmk Kasus Cardiac Arrest

Post on 18-Jan-2016

97 views 10 download

description

fk trisakti

Transcript of Tmk Kasus Cardiac Arrest

Kelompok 6 Laki- laki 60 tahun tidak sadarkan diri

saat olahraga

Ozy Daruli

Pertho Rinaldi

Pradnya Ayu

Pratiwi Siswaji

Prazna Shafira

Puspita Sari

Putery Rizkia

Putri Mila

Putri Fatwa

Putu Adi

Putu Kharisma

Rahim

LAPORAN KASUS

Laki- laki 60 tahun tidak sadarkan diri saat olahraga

Tn.Amin (60 tahun) dibopong ke klinik suatu sport centre karena pingsan sejak 2

menit yang lalu. Sebelum pingsan Tn.Amin sedang bermain tenis. Tiba- tiba

berhenti bermain dan mencengkram dadanya,lalu tampak seperti kejang beberapa

detik kemudian terkulai dan tidak bisa dibangunkan lagi. Saat diperiksa dokter

klinik, denyut nadi tidak dapat teraba. Dokter segera melakukan resusitasi

jantung paru dan menginstruksikan perawat untuk mengambil defibrilator.

• Gambaran monitor EKG defibrilator :

Key word : henti jantung, resusitasi jantung paru, EKG

Terminologi

Henti jantung

• = adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif

Resusitasi jantung paru• = adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi

dan pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis

EKG • =pencatatan grafis aktivitas listrik jantung dalam waktu tertentu

Defibrilasi • = adalah suatu cara penanganan pasien dengan memberi dosis

terapi energi listrik ke jantung dengan perangkat yang disebut defibrilator

Mind Map

Henti jantung

Tn. Amin60 tahun

• Nyeri dada• Kejang

• Pingsan (sejak 2 menit yang lalu)• Denyut nadi tidak dapat diraba

Defibrilltor EKG

Diagnosis henti jantung

Denyut Nadi tidak teraba

Pernafasan tidak normal

Respon tidak ada --> pingsan

Komplikasi Henti Jantung

1. Post cardiac arrest brain injury

2. Post cardiac arrest miocardial disfunction

3. Systemic ischemia

4. Persistent presipitating pathologic

Aritmia

Gangguan irama (aritmia) adalah perubahan

pada pembentukan dan/atau penyebaran

eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan

eksitasi atrium atau ventrikel atau transmisi

atrioventrikular. Gangguan ini dapat mengenai

frekuensi, keteraturan atau tempat

pembentukan potensial aksi.

Penyebab

Aritmia dapat disebabkan oleh serangan jantung

sebelumnya. Kondisi lain yang juga merusak sistem

listrik jantung mencakup tekanan darah tinggi,

penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Kebiasaan

gaya hidup tidak sehat seperti merokok, peminum

berat, terlalu banyak kafein dan penyalahgunaan obat-

obatan juga dapat menyebabkan aritmia.

Gejala

Aritmia jantung seringkali tidak bergejala, namun pada beberapa orang dapat muncul gejala seperti:

Jantung berdebar

Detak jantung cepat (takikardia)

atau melambat (bradikardia)

Nyeri dada

Sesak napas

Pusing

Pingsan

Mudah lelah

Komplikasi Aritmia Stroke

Gagal Jantung

Irama EKG pada penderita yang mengalami henti jantung adalah:

Irama Shockable

Fibrilasi Ventrikel (FV) Takikardi Ventrikel (VT) tanpa denyut

Irama non-Shockable

Aktivitas listrik tanpa nadi (PEA)

Asistol

Fibrilasi VentrikelMiokard normal diselingi

dengan miokard yang iskemik, cedera, infark

Ventrikel tidak dapat berkontraksi sebagai satu

kesatuan

Depolarisasi dan repolarisasi ventrikel tidak sinkron dan

kacau

Ventrikel hanya bergetar dan tidak mampu memompa darah

Tidak menghasilkan curah jantung (cardiac output)

Henti napas

Jatuh pingsanDenyut

menghilang

penyebab- Fokus ektopik,

perubahan aktivitas pemacu nodus SA,

atau gangguan hantaran.

- Dapat berasal dari infark miokard

akut, iskemia, scar kronik

infark,ventricular takikardia, contoh

pencetus: akumulasi kalsium intaseluler, radikal bebas, gangguan

metabolik dll

Merupakan bentuk aritmia/ kelainan

irama: setiap variasi irama normal dan rangkaian eksitasi jantung.

Manifestasi KlinisVentrikel Fibrilasi

Denyut nadi menghilang dengan dimulainya VF. Denyut dapat menghilang sebelum dimulainya VF bila suatu pertanda lazim bagi VF (VT yang cepat) terjadi sebelum VF.

Jatuh pingsan, tidak memberi respon.

Mulai terjadi kematian yang tidak dapat balik/irreversibel.

Kriteria Penentu Berdasarkan EKG

Fibrilasi Ventrikel  Nilai/komplek QRS: tidak dapat ditentukan; tidak ada

gelombang P,QRS, atau T yang dapat dikenali. Gelombang pada garis dasar terjadi antara 150 dan 500 per menit.

Irama: tidak dapat ditentukan; pola naik (puncak) dan turun (palung) yang tajam.

Amplitudo: diukur dari puncak ke palung; biasa digunakan secara subyektif untuk menggambarkan VF sebagi halus (puncak ke palung 2 sampai <5 mm), medium atau sedang (5 sampai <10), kasar (10 sampai <15), atau sangat kasar (>15 mm).

Gambar EKG pada Fibrilasi Ventrikel; (Kecepatan: tidak dapat ditentukan), (Irama: kacau), (Gel. P: tidak ada), (Interval PR: tidak ada), (Komplek QRS: tidak ada).

Defibrillator Alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat

menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktivitas listrik jantung yang terkoordinir.

Jenis defibrillator

Automated External Defibrillators (AED)

Mudah digunakan, bisa dipakai orang awam dan biasanya terdapat di tempat-tempat umum di negara maju

Manual defibrillator

Orang terlatih/tenaga medis

Langkah 1: Ambil AED dan tempatkan di samping korban.

Langkah 2:  Buka pakaian pasien. Penting dada pasien terlihat.

Langkah 3: Buka tutup pelindung (elektroda)

Langkah 4. letakkan elektroda di dada

Langkah 5: Secara otomatis AED akan menganalisa irama jantung korban dan menentukan apakah shock diperlukan. Jika kejutan diperlukan, tekan tombol shock. Jangan sentuh pasien sampai ada diinstruksikan aman.

Langkah 6: Jika perlu, mulailah CPR. Tekan tombol biru berkedip untuk instruksi langkah langkah CPR. ikuti instruksi AED sampai tenaga profesional tiba.

Cara Pemakaian

1. Nyalakan defibrillator

2. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara memutar atau

menggeser tombol energi

3. Olesi setiap paddle dengan jelly secara merata

4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada

apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis

sternal kanan di bawah klavikula.

5. Segera lakukan charging dengan menekan tombol charge pada

paddle.

6. Segera setelah dilakukan charging, beritahu tim untuk tidak

menempel pada pasien dengan berteriak keras : “ Awas DC

shock, nafas buatan berhenti, depan bebas, kiri bebas, saya

bebas”

7. “ Awas shock !!” Tekan tombol kedua paddles secara simultan,

kemudian langsung disusul dengan pijat jantung nafas buatan

(CPR) selama 2 menit dan paddles diletakkan ditempatnya.

8. Setelah CPR 2 menit evaluasi monitor, tanpa harus memegang

nadi carotis. Bila irama tetap VF atau pulseless VT maka

diperlukan shock berikutnya, Ulangi semua tahap di atas.

Komplikasi penggunaan defibrilator

1. Luka bakar, bila jelly (pelumas) yang digunakan tidak

cukup atau kontak yang kurang baik antara paddle

dengan dinding dada.

2. Shock listrik (Shock electric), terjadinya sengatan listrik

oleh karena kebocoran arus listrik.

3. Kerusakan miokardium

RJP

Tahapan RJP1. Penolong terlatih harus merubah bantuhan hidup jantung

dari A-B-C menjadi C-A-B (circulation-Airway-breathing)

2. Tekan dada (kompresi dada)dengan kuat dan cepat (push

hard,push fast)dengan frekuensi 100 x per menit atau

lebih.

3. Kedalaman kompresi harus lebih dari 2 in/5cm

4. Harus ada recoil diantara dua kompresi,namun telapak

tangan jangan dilepaskan dari permukaan dada.

5. Bantuan pernapasan diberikan 2 kali setiap 30 kali

kompresi (1 siklus)

Tahapan RJP6.Minimalkan interupsi terhadap kompresi dada

7.Ada tidaknya irama atau denyut di arteri besar

dilakukan setelah 5 siklus kompresi dada

Komplikasi RJP

1. fraktur tulang iga

2. Pneumothorak

3. Hemothorak

4. Robekan pada hati

5. Distensi lambung

6. Emboli otak

TATALAKSANA

Mulai RJPBerikan Oksigen

Tempel monitor/defibrila

tor

Irama shockable ? VF/VT

Asistole /

PEA

RJP 2 menitAkses IV/IO

Irama Shockabl

e

Ya Tidak

shock

1

2

3

4

Shock

5

9

10RJP 2 menit

Epinefrin 3–5 menit

Pertimbangkan pemasangan bantu nafas

lanjutan

RJP 2 menitEpinefrin 3–5

menit Pertimbangkan

pemasangan bantu nafas

lanjutan

Irama Shockabl

e

RJP 2 menitAmiodaren Tatalaksana penyebab reversibel

Tidak

shock

- Jika tidak ada ROSC ke 10 dan 11

- jika ada ROSC ke protokol post cardiac

arrest care

6

7

8

12

Irama Shockabl

e

RJP 2 menitTatalaksana penyebab reversibel

Irama Shockabl

e ?Kotak 8 atau 7

Ya

YaTidak

11

Edukasi Pasien

Monitoring Pasien Setelah Defibrilasi

a. Evaluasi status neurology. Orientasikan klien terhadap orang, ruang, dan waktu

b. Monitor status pulmonary (RR, saturasi O2)

c. Monitor status kardiovaskuler (TD, HR, Ritme) setiap 15 menit

d. Monitor EKG

e. Mulai berikan obat anti disritmia intravena yang sesuai

f. Kaji apakah ada kulit yang terbakar

g. Monitor elektrolit (Na. K, Cl)

Dokumentasi dan laporan setelah tindakan

1. Print out EKG sebelum, selama dan sesudah defibrilasi

2. Status neurology, respirasi dan kardioversi sebelum dan sesudah defibrilasi

3. Energi yang digunakan untuk defibrilasi

4. Semua hasil yang tidak diinginkan dan intervensi yang telah diberikan

Daftar Pustaka1. Subagyo a, Achyar, Ratnaningsing E, Sugiman T, Kosasih A,

Agustinus R. Bantuan Hidup Jantung Dasar. Edisi 2011. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2011.

2. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011

3. Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: 2013. Penerbit Buku Kedokteran EGC. P. 186

4. National Heart, Lung and Blood Institute. Arrythmia. Available at: http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/arr/treatment.html. Accessed on Nov 8th, 2014.