Post on 03-May-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TINJAUAN TERHADAP PENYELESAIAN SURAT PEMBERITAHUAN
TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN YANG LEBIH
BAYAR DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR
TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
IWAN EKA PERDANA
NIM F3406098
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Memupuk cita-cita
dengan kekhawatiran
dan ketakutan akan
menghasilkan akar
yang membelenggu
hidup pada
kegagalan. Memupuk
cita-cita dengan
optimisme dan solusi
akan menuai
kesuksesan.
(Lou Tzu)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT, Sang Pencipta Alam Semesta, Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu, pemilik segala rahasia.
2. Teruntuk orang tuaku tercinta atas segala bimbingan, doa, dan cinta yang senantiasa diberikan untukku, inilah bukti kemenangan yang bisa aku persembahkan atas perjuanganmu.
3. Teruntuk Catherine Lee.
4. Teman-temanku
5. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
Khaliq, pembawa terang dialam nyata dan sumber dari segalanya. Pemilik segala
cinta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita.
Alhamdulillah atas terselesainya Tugas Akhir dengan judul “TINJAUAN
TERHADAP PENYELESAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK
PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN YANG LEBIH BAYAR DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAT TAHUN 2009”
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya pada Program Diploma 3 program studi Akuntansi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Keberhasilan dan kesuksesan bukan
hanya berasal dari kerja keras semata, melainkan kekuatan dan serta dukungan dari
berbagai pihak. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Ibu Juliati. SE., Ak selaku pembimbing dalam penyusunan Tugas Akhir ini
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga
dapat menjadi bekal bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Diploma III
Perpajakan Fakultas Ekonomi Univeritas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.
5. Bapak Drs. Joko Martono, M.M. selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Karanganyar beserta staff yang telah banyak membantu penulis dalam
memperoleh data.
6. Ayah dan Ibu ku yang telah mendidikku, tiada pengorbanan yang lebih besar
dari yang pernah kalian berikan selama ini, doa, cinta, kasih sayang, dan ridha
kalian menjadi kekuatan dan bekal dalam menjalankan kehidupan ini.
7. Catherine Lee, terima kasih untuk dukungan dan kepercayaan yang sudah
kamu berikan.
8. Sahabat-sahabatku arif, awan, pakdhe, panjul, ubeth, aga dan Ian.
9. Aga Achmad Hanifan terima kasih untuk selalu menemani mencari data.
10. Untuk teman-teman satu tempat magang, atta, Tomo, Panjul, Ubet, Dewi, Anis,
Aga, iffa dan Zezet, tetap semangat ya..!!
11. Rekan-rekan ku anak pajak’06, makasih atas semua kenangan yang telah
tercipta.
12. Semua orang yg secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penyusun menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran membangun atas penulisan Tugas Akhir ini senantiasa
penyusun harapkan demi perbaikan dan kemajuan penyusun di masa datang. Namun
demikian, penyusun berharap penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan bagi siapa saja yang membacanya.
Surakarta, Februari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum KPP Pratama Karanganyar .................... 1
1. Sejarah Berdirinya KPP Pratama Karanganyar ............ 2
2. Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar ........... 2
3. Tugas Dan Fungsi KPP Pratama Karanganyar ............. 8
4. Lokasi KPP Pratama Karanganyar ............................... 9
5. Visi dan Misi KPP Pratama Karanganyar .................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Wewenang Direktorat Jenderal Pajak ........................... 11
B. Latar Belakang Masalah ...................................................... 11
C. Perumusan Masalah ............................................................. 13
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 14
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 14
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori .................................................................... 16
1. Dasar Hukum ................................................................ 16
2. Pengertian Surat Pemberitahuan ................................... 16
3. Fungsi Surat Pemberitahuan ......................................... 17
4. Isi Surat Pemberitahuan ................................................ 17
5. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan ......... 18
6. Sanksi Keterlambatan Penyampaian SPT ..................... 19
7. Dokumen Lain Yang Dilamprikan Dalam
Penyampaian SPT ......................................................... 19
8. Jenis SPT dan Cara Penyampaian SPT......................... 20
9. Penyelesaian dan Jangka Waktu Penyelesaian SPT ..... 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................ 23
1. Sistem Penyampaian dan Pengolahan SPT di KPP
Karanganyar ................................................................. 23
2. Sistem Penyelesaian Surat Pemberitahuan Lebih Bayar
(SPT LB) ...................................................................... 30
3. Kendala dalam Penyelesaian SPT Tahunan Badan
Yang Lebih Bayar ........................................................ 44
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ............................................................................. 48
B. Kelemahan ........................................................................... 49
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 50
B. Saran .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar ....................................................... 24
2 Penyampaian SPT Tahun 2008...................................................... 29
3 Penyampaian SPT Tahun 2009...................................................... 42
4 SKP atas SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2009 ........................... 43
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
GAMBAR Halaman
I.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar ............................ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
TINJAUAN TERHADAP PENYELESAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN YANG LEBIH BAYAR DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR
TAHUN 2009
IWAN EKA PERDANA
F3406098
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan sistem penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, faktor terjadinya SPT LB dan apa sanksi yang diterapkan dalam penyelesaian SPT LB bagi wajib pajak maupun bagi fiskus.
Metode penelitian yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah dengan cara mewawancarai petugas yang berwewenang di KPP Pratama Karanganyar dan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang jumlah penyampaian SPT Tahunan, jumlah SKP yang dikeluarkan.
Dari penelitian yang penulis lakukan, hasil yang diperoleh penulis adalah pelaksanaan sistem penyelesaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan yang Lebih Bayar yang sesungguhnya terjadi di KPP Karanganyar. Sistem tersebut telah efektif dalam menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT tahunan merekan. Karena dari 27 SPT LB yang masuk, tidak seluruhnya akan diakui benar-benar lebih bayar. Setelah dilakukan pemeriksaan akan di terbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Total SKP yang diterbitkan adalah 11 SKP yaitu; 6 SKP lebih bayar, 5 SKP nihil, dan 1 SKP kurang bayar.
Kata Kunci : Surat Pemberitahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACTION
REVIEW ABOUT THE COMPLETION OF ANNUAL ANNOUNCEMENT LETTER ABAOUT INCOME TAX OF TAXPAYER OF CORPORATION
THAT IS MORE PAYABLE IN TAX SERVICE OFFICE PRATAMA KARANGANYAR AT THE YEAR OF 2009
IWAN EKA PERDANA
F3406098
The purpose of this research is to find out how is the implemention of completion system of Annual Announcement Letter (SPT) about Income Tax of Corporation Taxpayer in Tax Service Office (KPP) Pratama Karanganyar, the factor of SPT LB occurrence, and what sanction is implemented in the completion of SPT LB for both tax payer and for fescues.
The research method used by researcher to generate data is by interviewing the authorized officer in KPP Pratama Karanganyar and by collecting documents about the number of annual SPT deliveryand also the number of SKP that is issued.
From the research done by the researcher, the result derived by the researcher is about the implementation of completion system of Annual SPT about Income Tax of Corporation Taxpayer that is more payable actually happening in Tax Service Office (KPP) Pratama Karanganyar. The system has been effective to test the pursuance of Taxpayer seen from the annual SPT. It is because from the 27 SPT LB purposed, not of them that is admitted to be more payable. After the examination is done, Tax Assessment Letter (SKP) is issued. The total of SKP issued is 11 SKP which are 6 more payable SKP, 5 nil SKP and 1 less payable SKP.
Key Words : Announcement Letter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA KARANGANYAR
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
KEP.315/KMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat
Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Bagian Tengah II.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mempunyai tugas menghimpun
penerimaan dibidang perpajakan. Dalam tugasnya terkandung beberapa peran
penting yang sangat strategis, antara lain adalah :
1. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara dari pajak serta
penerimaan negara bukan pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai upaya untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai tugas
pemerintah dan pembangunan.
2. Ikut serta dalam pertumbuhan dunia usaha dan indusri dalam negeri
dengan jalan memberikan kemudahan dalam rangka pengolahan bahan
baku impor untuk memproduksi barang ekspor, meningkatkan
kelancaran arus barang ekspor dan impor, serta melakukan pencegahan
dan pemberantasan penyelundupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Gambaran umum tentang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Karanganyar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Karanganyar
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar merupakan
pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta dikarenakan
dengan adanya reorganisasi kantor sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
No. KEP.315/KMK.01/2007 tanggal 11 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Karanganyar
a. Kepala Kantor
Kepala kantor memiliki tugas mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasional pelayanan dibidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan,
untuk meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
b. Sub bagian Umum
Sub bagian umum memilki tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha dan rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas, yaitu
melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian
potensi perpajakan, serta melakukan ekstensifikasi Wajib Pajak.
d. Seksi Pelayanan
Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib
Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
e. Seksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan
piutang pajak penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,
usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan.
f. Seksi Pemeriksaan
Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SPPP) serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
g. Seksi Ekstensifikasi
Seksi ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi
perpajakan, pendataan obyek pajak dan subyek pajak, pembentukan dan
pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Seksi pengawasan dan konsultasi terdiri dari 3 (tiga) waskon, yaitu
waskon I, waskon II, dan waskon III. Seksi pengawasan dan konsultasi masing-
masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan
konsultasi teknis perpajakan, pengawasan profil Wajib Pajak, analisis kinerja
Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan
pengurangan PBB serta BPHTB dan melakukan evaluasi hasil banding.
Setiap Waskon masing-masing membawahi beberapa daerah atau
kecamatan, antara lain :
1) Waskon I membawahi 14 kecamatan, meliputi :
a) Karanganyar
b) Karangpandan
c) Kebak Kramat
d) Tangen
e) Tasikmadu
f) Sambung Macan
g) Mojogedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
h) Sidoharjo
i) Gemolong
j) Mondokan
k) Sumber Lawang
l) Tanon
m) Kalijambe
n) Masaran
2) Waskon II membawahi 9 kecamatan, meliputi :
a) Jaten
b) Sragen
c) Gondang
d) Jatipuro
e) Jenar
f) Tawangmangu
g) Sukodono
h) Kedawung
i) Matesih
3) Waskon III membawahi 13 kecamatan, meliputi :
a) Colomadu
b) Gondangrejo
c) Ngargoyoso
d) Kerjo
e) Jatiyoso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
f) Jumantono
g) Plupuh
h) Sambirejo
i) Ngrampal
j) Karang Malang
k) Jumapolo
l) Miri
m) Gesi
i. Seksi Fungsional
Seksi fungsional mempunyai tugas menyampaikan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak (SPPP), melakukan pemeriksaan, dan melakukan penilaian
terhadap obyek pajak dilapangan.
j. KP2KP Sragen
KP2KP (Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Penyuluhan Pelayanan dan
Konsultasi Perpajakan) Sragen mempunyai peran melakukan urusan
penyuluhan dan konsulltasi dibidang perpajakan kepada masyarakat. Untuk
menyelenggarakan peran tersebut, KP2KP mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Penyuluhan dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat.
2) Pelayanan konsultasi dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, dan Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gambar I.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar memiliki tugas
melaksanakan operasional pelayanan perpajakan dibidang Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM), dan
Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam daerah wewenangnya berdasarkan
kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam rangka menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Karanganyar mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, penggalian
potensi pajak, serta ekstensifikasi wajib pajak.
b. Penatausahaan dan pengecekan SPT Masa, serta pemantauan dan penyusunan
laporan pembayaran masa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM), dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya (PTLL).
c. Penatausahaan dan pengecekan SPT Tahunan serta berkas wajib pajak.
d. Penatausahaan penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, serta restitusi
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPn BM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).
e. Pengurusan pemberian Surat Ketetapan Pajak (SKP).
f. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan.
g. Pengurangan sanksi perpajakan.
h. Penyuluhan dan pelayanan konsultasi pajak.
i. Pengurusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Lokasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar
Berkaitan dengan perannya untuk selalu memberikan pelayanan dibidang
perpajakan kepada masyarakat, khususnya wajib pajak. Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Karanganyar berada dilokasi yang sangat strategis sehingga mudah
ditemukan. Pada awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar menggunakan nama
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta. Sehubungan digunakannya
kantor tersebut sebagai Kantor Wilayah DJP Jawa Tengan II sekitar bulan januari
2007 maka untuk sementara waktu kegiatan operasional KPP Pratama Karanganyar
dipindahkan ke ex Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) Surakarta.
Pada akhir bulan desember 2007 tanpa perencanaan yang matang KPP Karanganyar
pindah ke Gedung Megaria di Jalan Palur Raya No. 2. Saat ini Kantor pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Karanganyar berada di Jalan Samanhudi Cangakan
Karanganyar.
5. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak
Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah menjadi model pelayanan masyarakat
yang menyelenggarakan system dan manajemen perpajakan kelas dunia yang
dipercaya dan dibanggakan masyarakat, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Aparat berintegrasi tinggi dan profesional.
2) Memiliki kinerja tinggi dan setara dengan kinerja instansi perpajakan negara-
negara maju.
3) Kepuasan masyarakat atas kinerja pelayanan secara menyeluruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4) Kewibawaan yang tinggi dimata masyarakat domestik dan internasional.
5) Memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak yang tinggi.
Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah menghimpun penerimaan dari dalam
negeri dan dari sector pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan
pembangunan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas
dan efisiensi pemungutan pajak yang tinggi, dengan batasan antara lain :
1) Tingkat Tax Ratio, Coverage Ratio, dan Complience Ratio yang tinggi.
2) Pajak yang mampu berperan utama dalam membiayai defisit APBN.
3) Kebijaksanaan perpajakan netral dan non distortion.
4) Mampu mendukung kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi, sosial, dan
politik.
5) Cost of Collection yang rendah.
Nilai acuan yang dipakai dalam menjalankan misi Direktorat Jenderal Pajak
adalah :
1) Profesionalisme ( Integritas, Disiplin, dan Kompetensi).
2) Transparansi.
3) Pelayanan publik prima.
4) Agen pemberdayaan dan pemberadapan masayrakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
6. Wewenang Direktorat Jenderal Pajak
Beberapa wewenang yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak antara lain :
a. Memberikan bukti penerimaan pendaftaran wajib pajak dan bukti penerimaan
laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
b. Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan menerbitkannya secara
jabatan.
c. Menerbitkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan
menerbitkannya secara jabatan.
d. Menerbitkan keputusan penghapusan NPWP dan pencabutan NPPKP.
e. Menerbitkan izin perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan.
f. Mengeluarkan surat permintaan kelengkapan SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
g. Mengeluarkan SPT hasil penelitian atau pemeriksaan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan dan SPT Masa PPN.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem perpajakan Indonesia menganut azas self assessment system,
sistem ini dianut sejak terjadi reformasi perpajakan (tax reform) pada tahun
1983. sejak reformasi tersebut Indonesia mulai menganut azas self
assessment system dalam hal pemungutan pajak sebagai pengganti dari
official assessment system .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pada dasarnya maksud dari self assessment system adalah Wajib Pajak
berkewajiban mengisi sendiri SPT Tahunan maupun SPT Masa, maksudnya
adalah Wajib Pajak diberikan kepercayaan oleh Pemerintah untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak-pajak yang harus
dibayar Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sedangkan SPT itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu: (1) SPT
Tahunan dan (2) SPT Masa. Menurut UU Nomor 16 tahun 2000 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, SPT Tahunan adalah SPT untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak dan SPT Masa adalah SPT
untuk suatu Masa Pajak. Setelah memperhitungkan kredit pajak ada tiga
kemungkinan hasil perhitungan, yaitu lebih bayar bila jumlah pajak yang
terutang lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, kurang bayar bila jumlah
pajak yang terutang lebih besar daripada jumlah kredit pajak, atau nihil bila
jumlah pajak yang terutang sama dengan jumlah kredit pajak.
Dalam kasus sehari-hari ternyata wajib pajak badan yang mengajukan
SPT lebih bayar cukup banyak sehingga perlu mendapatkan prioritas utama
dalam pemeriksaan karena semua SPT itu belum tentu benar. Pemberian
bunga untuk ketrerlambatan pengembalian pajak yang lebih bayar juga
menyebabkan petugas pajak bekerja keras karena keputusan atas SPT lebih
bayar harus keluar paling lama dua belas bulan sejak penyampaian SPT itu.
Bila jangka waktu tersebut telah lewat maka SPT lebih bayar yang diajukan
wajib pajak dinyatakan diterima dengan diterbitkannya SKP LB (Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Ketetapan Pajak Lebih Bayar) dan Direktorat Jenderal Pajak harus
mengembalikan kelebihan pembayaran pajak oleh wajib pajak sesuai dengan
SPT yang disampaikan. Apabila telah lewat jangka waktu sebulan setelah
penerbitan SKP LB dan Direktorat Jenderal Pajak belum mengembalikan
pajak yang lebih bayar, maka wajib pajak mendapatkan bungan dua persen
per bulan atas keterlambatan itu.
Berdasarkan masalah di atas, penulis mengambil judu “TINJAUAN
TERHADAP PENYELESAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN YANG LEBIH BAYAR
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR
TAHUN 2009” dalam penulisan laporan ini.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan
permasalahan dalam penelitian ini yang dapat diformulasikan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah sistem penyampaian dan pengolahan SPT di KPP
Karanganyar?
2. Bagaimanakah proses penyelesaian SPT Tahunan badan yang lebih
bayar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Apa saja kendala-kendala yang ditemui dalam upaya penyelesaian
SPT Tahunan badan yang lebih bayar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses penyelesaian pada SPT Tahunan Lebih
Bayar untuk PPh Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Karanganyar.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi kendala-kendala
dalam penyelesaian SPT Tahunan Lebih Bayar.
3. Untuk mengetahui berapa besar bungan yang diterima oleh WP jika
proses pengembalian kelebihan pembayaran tidak tepat waktu.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian yang penulis lakukan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Dapat menambah pembendaharaan ilmu pengetahuan tentang
perpajakan serta memperdalam teori-teori yang telah diberikan
selama kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Guna mengembangkan pola pikir yang dinamis serta mengetahui
kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama kuliah.
3. Dapat dipakai untuk memberikan masukan bagi instansi yang
terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.03/2007 mengartikan
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah “surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”.
Menurut pasal 1 angka 10 UU no. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, SPT adalah surat yang oleh WP (Wajib
Pajak) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran
pajak, objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.03/2007 mengartikan
Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah “surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Fungsi Surat Pemberitahuan
Fungsi SPT bagi WP penghasilan adalah sebagai saran untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan atau pemotong atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu)
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dan pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan dalam 1 (satu) Masa
Pajak yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
4. Isi Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan (SPT) paling sedikit berisi :
1) Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan alamat Wajib
Pajak;
2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang
bersangkutan; dan
3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007 pasal
2 ayat (1) huruf a, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
juga memuat data mengenai :
1) Jumlah peredaran usaha;
2) Jumlah penghailan, termasuk penghasilanyang bukan merupakan
objek pajak;
3) Jumlah Penghasilan Kena Pajak;
4) Jumlah pajak yang terutang;
5) Jumlah kredit pajak;
6) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;
7) Jumlah harta dan kewajiban;
8) Tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29; dan
9) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
5. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan
Batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah :
a. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi,
paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
b. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, paling
lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
6. Sanksi Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan
Apabila Surat Pemberitahuan (SPT) tidak disampaikan dalam jangka
waktu yang ditetapkan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat
Pemberitahuan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa :
a. Denda sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Masa, dan
b. Denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Tahunan.
7. Dokumen Lain Yang Dilampirkan Dalam Penyampaian Surat
Pemberitahuan
SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila WP
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
Sedangkan Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka 1 (satu) Tahun
Pajak.
Menurut KEP-214/PJ/2001 tentang Keterangan dan atau Dokumen
Lain yang Harus Dilampirkan Dalam Surat Pemberitahuan, untuk WP
Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh juga harus
menyampaikan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Neraca dan Laporan Laba Rugi Tahun Pajak yang bersangkutan dari
WP itu sendiri (bukan Neraca dan Laporan Laba Rugi konsolidasi
grup) beserta rekonsiliasi laba rugi fiskal.
b. Daftar penghitungan penyusutan dan atau amortisasi fiskal.
c. Penghitungan kompensasi kerugian dalam hal teradapat sisa
kerugian tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat
dikompensasikan.
d. SSP (Surat Setoran Pajak) PPh Pasal 29 yang seharusnya dalam hal
terdapat kekurangan pembayaran pajak yang terutang, kecuali ada
izin untuk mengangsur atau menunda PPh Pasal 29.
e. Surat Kuasa Khusus, dalam hal SPT Tahunan ditandatangani oleh
bukan WP.
f. Lampiran-lampiran lainnya yang dianggap perlu untuk menjelaskan
penghitungan besarnya penghasilan kena pajak atau besarnya PPh
Pasal 25.
8. Jenis SPT dan Cara Penyampaian SPT
Menurut SE-12/PJ/2003, terdapat 3 (tiga) jenis SPT Tahunan PPh,
yaitu:
a. SPT (dalam bentuk kertas).
b. e-SPT (SPT dalam bentuk digital) yang disampaikan dengan
menggunakan media digital.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. e-SPT (SPT dalam bentuk digital) yang disampaikan melalui
jaringan komunikasi data.
Menurut KEP 49/PJ/2003 Penyampaian SPT Tahunan diatur sebagai
berikut:
a. SPT (dalam bentuk kertas) dapat disampaikan:
1) Secara langsung ke KPP melalui TPT (Tempat Pembayaran
Terpadu) atau melalui KP4 (Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan);
2) melalui Pos/Ekspedisi ke KPP atau ke KP4.
b. e-SPT yang menggunakan media digital yang disampaikan:
1) secara langsung ke KPP melalui TPT; atau
2) melalui Pos/Ekspedisi ke KPP.
c. e-SPT yang data digitalnya disampaikan melalui jaringan
komunikasi data yang dapat ditransfer ke alamat
http://www.pajak.go.id dan menyampaikan Berita Acara Penitipan
Data, SPT Induk yang telah ditandatangani WP atau Kuasanya
disertai dengan lampiran yang disyaratkan baik secara langsung
maupun melalui Pos/Ekspedisi ke KPP.
9. Penyelesaian SPT dan Jangka Waktu Penyelesaian SPT
Penyelesaian terhadap SPT Tahunan dapat dilakukan dengan:
a. Pemeriksaan Lengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Pemeriksaan Sederhana yang dibagi dua:
1) Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL)
2) Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK)
Terhadap SPT LB (Surat Pemberitahuan Lebih Bayar) yang dilakukan
pemeriksaan tersebut, ditetapkan juga jangka waktu penyelesaiannya:
a. Pemeriksaan Lengkap: 2 (dua) bulan, terhitung sejak saat Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan ke WP
b. PSL: 1 (satu) bulan, terhitung sejak Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada WP
c. PSK: 2 (dua) minggu, terhitung sejak surat panggilan dikirim
kepada WP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Sistem Penyampaian dan Pengolahan SPT di KPP Karanganyar
Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Karanganyar dibagi menjadi dua jenis Wajib Pajak, yaitu :
a. Wajib Pajak efektif
Wajib Pajak efektif adalah Wajib Pajak terdaftar dikurangi dengan
Wajib Pajak non efektif.
b. Wajib Pajak non efektif
Wajib Pajak non efektif adalah Wajib Pajak yang selama 2 (dua)
tahun berturut-turut tidak menyampaikan SPT Tahunan, Wajib Pajak
Orang Pribadi yang telah meninggal dunia dan ahli warisnya belum
memberitahukan secara resmi sehingga masih terdaftar di dalam
administrasi Direktorat Jenderal Pajak dan Wajib Pajak Orang Pribadi
yang telah pindah alamat tanpa memberitahukan lebih dulu kepada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar
sehingga keberadaannya sulit ditemukan. Sedangkan untuk Wajib
Pajak Badan, Wajib Pajak non efektif terjadi karena badan usaha
tersebut sudah tidak menjalankan usaha lagi tetapi belum di bubarkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk memberikan gambaran tentang keadaan yang sebenarnya di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, maka penulis akan
menyajikan tabel Wajib Pajak yang terdaftar di wilayah kerja Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 1
Jumlah Wajib Pajak Terdaftar
Tahun 2009
No. Jenis Pajak Terdaftar Efektif Non efektif
1 Badan 3602 3563 39
2 OP 30806 30475 331
3 Pemungut 1948 1914 34
Total 36356 35952 404
Sumber: Seksi PDI KPP Karanganyar
Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah Wajib Pajak yang
efektif telah mendekati jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Hal ini
memberikan gambaran bahwa pada tahun 2009 telah banyak Wajib Pajak
yang sudah memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu dengan
menyampaikan SPT Tahunan mereka.
Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar walaupun belum mulai
menggunakan e-SPT tetapi di KPP Pratama Karanganyar menggunakan
sistem SAPT (Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu) sebagai sistem
admiistrasinya.
Cara penyampaian SPT Tahunan PPh di KPP Karanganyar ini dibagi
menjadi 2 (dua) metode, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. WP secara langsung datang ke TPT (Tempat Pembayaran
Terpadu) atau melalui KP4 (Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Pajak)
2. WP memasukan SPT Tahunan ke dalam drop box yang telah
disediakan di beberapa tempat yang sudah ditentukan.
WP yang sudah menyampaikan SPT Tahunannya Di KPP Pratama
Karanganyar, SPT dari WP tersebut akan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. SPT Tahunan yang menunjukan posisi kurang bayar dan nihil
dimasukan ke ruang berkas, dan
2. SPT Tahunan yang menunjukan posisi lebih bayar diteruskan ke
pemeriksaan untuk diperiksa lalu hasilnya diteruskan ke bagian
pengawasan untuk diterbitkan SKP. Setelah itu SPT dimasukan ke
ruang berkas.
Untuk saat ini ruang berkas di KPP Pratama Karanganyar dibagi
menjadi dua, yaitu: yang menyimpan berkas WP tahun lalu dan yang
menyimpan berkas tahun berjalan.
Sistem Penyampaian Surat Pemberitahuan:
1. KPP menerima SPT Tahunan WP melalui TPT ataupun Drop
Box.
2. Petugas Penerima SPT memberikan Tanda Terima yang telah
disiapkan kepada WP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Petugas Penerima SPT menyerahkan berkas SPT ke Seksi
Pelayanan. Proses serah terima dituangkan dalam Berita Acara
Serah Terima SPT.
4. Merekam Tanda Terima dan informasi yang tertulis di amplop
SPT dan Mencetak Daftar Nominatif .
5. Melakukan penelitian atas kelengkapan SPT Tahunan, yang
dapat dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kepala KPP atau
biasa dilakukan oleh Seksi Pelayanan.
6. SPT yang telah lengkap dan ditandatangani oleh Kepala Seksi
Pelayanan selanjutnya diteruskan kepada Petugas Seksi
Pelayanan untuk jumlah SPT Tahunan yang dilaporkan WP ke
TPT atau merekam Tanda Terima drop box ke dalam aplikasi
SI DJP.
7. SPT Tahunan yang masuk akan di pilah-pilah oleh Seksi
Pelayanan sesuai dengan jenis SPT, yaitu:
a. SPT Tahunan yang menunjukan posisi kurang bayar
dan nihil dimasukan ke ruang berkas, dan
b. SPT Tahunan yang menunjukan posisi lebih bayar
dikelompokan sendiri.
8. Petugas Seksi Pelayanan meneruskan SPT kepada Petugas
Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan
perekaman detail isi SPT ke dalam basis data perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
9. SPT Tahunan yang dinyatakan tidak lengkap dikirimkan ke
masing-masing AR yang bersangkutan untuk dimintakan
kelengkapan SPT-nya, terhadap WP dikirimkan Surat
Permintaan Kelengkapan SPT. Bila sampai batas waktu 30
hari sejak tanggal Surat permintaan Kelengkapan SPT
Tahunan telah terlampaui dan WP belum menyampaikan
kelengkapan SPT, maka AR membuat dan mengirimkan Surat
Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan.
10. SPT Tahunan yang sudah direkam oleh Petugas Seksi
Pengolahan Data dan Informasi akan diteruskan ke Petugas
seksi Pelayanan dan dilakukan pemberkasan.
11. SPT yang diterima oleh Seksi Pelayanan akan diteruskan ke
Seksi Fungsional. Biasanya SPT LB tersebut sudah
dikonsultasikan dengan para AR mereka. Sehingga secara
tidak langsung AR menjadi pemeriksa informal bagi WP
sesuai permintaan mereka. Itu membuat pengelompokan SPT
LB yang harus dipemeriksa lebih mudah,cepat dan efektif.
12. Kepala Seksi Fungsional Meneliti SPT dan memproses SPT
tersebut (membuat konsep daftar nominatif WP yang
diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan) dan meneruskan ke
Kepala Seksi Pemeriksaan.
13. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti, memaraf konsep daftar
nominatif WP yang diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dan meneruskan konsep tesebut kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.
14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui, dan
menandatangani konsep daftar nominatif WP yang diusulakan
untuk dilakukan pemeiksaan dan meneruskan Kepada Kepala
Seksi Pemeriksaan.
15. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima daftar tesebut dan
menugaskan kepada Pelaksana untuk mengirimkan daftar
tersebut kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak.
16. Kepala Seksi Fungsional menerima LP2 (Lembar Persetujuan
Pemeriksaan) dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak dan menugaskan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan
untuk membuat Surat Pemeriksaan Pajak.
17. Surat Pemeriksaan Pajak yang telah ditandatangani oleh
Kepala Seksi Fungsional dan Kepala Seksi Pemeriksaan
selanjutnya diserahkan kepada Ketua Tim Pemeriksan dan
akhirnya dilakukanlah Pemeriksaan pajak.
Setiap kelompok pemeriksa di KPP Pratama Karanganyar terdiri dari
satu orang supervisor, satu orang ketua kelompok dan dua orang anggota.
Setiap kelompok rata-rata menangani empat sampai lima WP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dari tabel 2 terlihat bahwa tahun 2008 banyak WP yang
menyampaikan SPT Tahunan pada posisi lebih bayar, yaitu sebesar 1.12%.
Adapun jumlah SPT Tahunan yang diterima melalui Drop Box dari tanggal
1 Januari 2009 sampai dengan tanggal 3 Juni 2009 adalah sebanyak 6.831
SPT Tahunan. Jumlah tersebut sudah merupakan jumlah SPT Tahunan
yang dikumpulkan dari 3 (tiga) lokasi dimana Drop Box ditempatkan. Dari
SPT Tahunan yang disampaikan melalui Drop Box, sebanyak 1.579 SPT
Tahunan yang kurang bayar, 21 SPT Tahunan yang lebih bayar, dan 5231
SPT Tahunan yang nihil.
Tabel 2
Penyampaian SPT Tahunan 2008 PPh di KPP Karanganyar
No Jenis SPT
Tahunan
Kurang
Bayar
Lebih
Bayar
Nihil Total
1 PPh Orang
Pribadi
1260 6 6809 8075
2 PPh Badan 576 17 921 1514
3 PPh Pasal
21
275 4 2314 2593
Total 2111 27 10044 12182
Sumber: Seksi Pelayanan KPP Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Sistem Penyelesaian Surat Pemberitahuan Lebih Bayar (SPT LB)
WP yang posisi SPT Tahunannya berada di Lebih Bayar biasanya
mengkonsultasikan SPT nya itu dengan AR (Account Representative)
mereka. Para AR ini memang tidak mempunyai kekuatan hukum untuk
memeriksa pembukuan WP tetapi mereka sering kali dimintai pendapatnya
tentang SPT yang akan disampaikan WP. Jadi AR dapat juga menjadi
pemeriksa informal atas permintaan WP sendiri. Hal ini menunjukan
bahwa dengan sistem yang diterapkan di KPP Pratama Karangayar, DJP
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat pajak dan
juga menaikan wibawa aparat pajak.
Unit-unit pelaksana pemeriksa pajak ditentukan sepenuhnya oleh
Kepala Kanwil DJP (Direktorat Jendereal Pajak) atasannya dengan
memperhatikan volume pekerjaan pada masing-masing unit pelaksana
pemeriksa pajak yang bersangkutan.
Prosedur kerja pemeriksaan di KPP Pratama Karanganyar:
1. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima,
meneliti, mempelajari Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, Surat
Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pajak kepada WP beserta
berkas WP dan dokumen-dokumen lainnya dari kepala seksi
pemeriksaan dan meneruskan kepada ketua tim pemeriksa pajak
untuk dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Ketua tim pemeriksa pajak meneliti dan mempelajari Surat Perintah
Pemeriksa Pajak, Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pajak
kepada WP beserta berkas WP dan dokumen-dokumen lainnya,
menyusun persiapan pemeriksaan yang meliputi kegiatan
menganalisa SPT/Laporan Keuangan, mengindentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan membuat program pemeriksaan untuk
menentukan arah pemeriksaan, menentukan ruang lingkup
pemeriksaan serta pos-pos yang akan diperiksa secara mendalam
dan mendiskusikan kepada ketua kelompok tenaga fungsional
pemeriksa pajak untuk mendapat masukan dan penyempurnaan.
3. Ketua tim pemeriksa pajak menyempurnakan persiapan
pemeriksaan sebagai dasar pelaksanaan pemeriksaan dengan
mengikuti prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan.
4. tim pemeriksa pajak melaksanakan pemeriksaan pajak dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Mendatangi WP.
b. Memperkenalkan diri.
c. Memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan pajak
e. Menyerahkan tindasan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak dan
Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan Pajak yang asli.
f. Meminta tanda tangan, cap dan tanggal dari WP/wakilnya pada
Surat Perintah Pemeriksaan sebagai bukti tanda terima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
g. Mengadakan wawancara mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan WP, antara lain:
1) Struktur organisasi.
2) Produk yang dihasilkan.
3) Proses produksi.
4) Hasil sampingan.
5) Sistem pembukuan dan pencatatan.
6) Sistem aplikasi komputer yang digunakan.
7) Sistem pengendalian intern.
8) Sistem pembelian dan penjualan, termasuk jaringan
penjualan dan pembelian.
h. Menyusun ringkasan hasil wawancara.
i. Meminta laporan audit akuntan publik atau pernyataan tidak
diaudit oleh akuntan publik.
j. Menilai sistem pengendalian intern untuk menentukan cakupan
pemeriksaan yang harus dilakukan
k. Meminjam buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen
lainnya termasuk informasi yang tersedia dalam sistem
komputerisasi akuntansi dan data-data lain yang diperlukan.
l. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen dan
informasi yang berhubungan dengan kegiatan usaha WP,
mencocokannya dengan SPT, Laporan Keuangan dan berkas
WP lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
m. Merevisi program pemeriksaan sesuai data/informasi yang
diperoleh.
n. Meminta dan menerima penjelasan dari WP mengenai hal-hal
yang kurang jelas yang ditemui dalam penelitian dan
pemeriksaan buku/catata/dokumen lainnya.
o. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan konsep Alat
Keterangan.
p. Membuat analisis atas pos-pos lain yang terkait dengan pos-pos
yang diperiksa.
q. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga yang terkait dengan
WP yang sedang diperiksa.
r. Menyimpulkan hasil pemeriksaan dan melengkapi KKP.
s. Melakukan penelitian terhadap kebenaran identitas WP yang
tercantuk pada SPT Tahunan PPh WP Badan.
t. Membuat daftar harta kekayaan WP/Penanggung Pajak.
u. Melakukan pemeriksaan terhadap PBB tahun yang diperiksa
dan penelitian terhadap SPPT PBB (Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang Pajak Bumi dan Bangunan) untuk 5 (lima) tahun
terakhir.
v. Membuat konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak (LHP).
5. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima,
menelaah, menyempurnakan dan menandatangani konsep LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak) dan KKP (Kertas Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pemeriksaan) selanjutnya meneruskan kepada kepala kantor untuk
ditelaah.
6. Kepala kantor menerima, menelaah, menyempurnakan dan
menyetujui konsep LHP (Laporan Hasil Pemreriksaan) dan KKP
(Kertas Kerja Pemeriksaan), selanjutnya mengembalikan kepada
ketua kelompok tenaga fungsional.
7. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima
kembali konsep LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) dan KKP
(Kertas Kerja Pemeriksaan) yang telah disetujui oleh kepala kantor
dan menugaskan kepada ketua tim pemeriksa pajak untuk membuat
Surat Hasil Pemeriksaan Pajak dan lampiran-lampirannya.
8. Ketua tim pemeriksa pajak menerima konsep LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) dan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan), membuat dan
menandatangani Surat Hasil Pemeriksaan Pajak, membuat dan
menandatangani pos-pos yang dikoreksi serta penjelasannya dan
menyampaikan kepada ketua kelompok tenaga fungsional
pemeriksa pajak.
9. ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima,
meneliti, menandatangani Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
Pajak beserta lampiran-lampirannya, konsep LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan)/Resume Hasil Temuan berikut KKP selanjutnya
meneruskan kepada kepala kantor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
10. Kepala kantor menerima, meneliti dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pajak yang akan dikirim kepada
WP dan selanjutnya mengembalikannya kepada pelaksana melalui
kepala seksi pemeriksaan beserta konsep LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) dan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan).
11. Pelaksana menerima, memberikan nomor, tanggal serta cap dalam
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pajak tersebut, mencatat ke
dalam Buku Agenda Surat Keluar, mengembalikan lembar asli dan
satu tindasan kepada kepala seksi pemeriksaan dan menyimpan satu
tindasan sebagai arsip.
12. Kepala seksi pemeriksaan menerima dan meneruskan Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pajak beserta lampirannya
kepada ketua tim pemeriksa pajak.
13. Ketua tim pemeriksa pajak menerima Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan Pajak beserta lampirannya lalu menyampaikan secara
langsung kepada WP/kuasanya/wakilnya untuk mendapatkan
tanggapan, menerima Bukti Tanda Terima yang telah
ditandatangani oleh WP untuk selanjutnya digabungkan dengan
berkas KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan), menerima Lembaran
Pernyataan Persetujuan yang bermaterai cukup (dalam hal WP
menyetujui seluruh koreksi), atau jawaban tertulis dari WP (dalam
hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh koreksi) atau
permintaan keterangan lebih lanjut mengenai koreksi tersebut, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
selanjutnya mengadakan pembahasan akhir dengan WP. Hasil
pembahasan akhir/closing conference tersebut harus dilakukan
kepada WP selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
selesainya pembahasan.
14. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima
konsep LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) beserta KKP (Kertas
Kerja Pemeriksaan) yang telah dilengkapi dan diperbaiki sesuai
dengan hasil pembahasan akhir/closing conference, meneliti dan
membahas konsep laporan tersebut bersama ketua tim pemeriksa
pajak dan apabila menyetujuinya kemudian membubuhkan
tandatangan dan meneruskan kepada kepala kantor.
15. Kepala kantor menerima konsep LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan)
beserta KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan) kemudian menelaah dan
menandatanganinya serta mengembalikan konsep tersebut kepada
ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak.
16. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan) beserta KKP (Kertas Kerja
Pemeriksaan) yang telah disetujui oleh kepala kantor, kemudian
menegaskan ketua tim untuk membuat Nota Perhitungan, Daftar
Kesimpulan Hasil Pemeriksaan (DKHP) dan Alat Keterangan
sesuai dengan ketentuan.
17. ketua tim pemeriksa menerima LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan)
beserta KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan), kemudian membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
konsep Nota Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil
Pemeriksaan) dan Alat Keterangan, selanjutnya LHP (Laporan
Hasil Pemeriksaan) diteruskan kepada pelaksana melalui kepala
seksi pemeriksaan.
18. Pelaksana menerima LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan), memberi
nomor dan tanggal, mencatat dalam buku Pengawasan LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan), lalu meneruskan kepada ketua tim
pemeriksa.
19. Ketua tim pemeriksa pajak menerima LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) serta konsep yang telah disetujui oleh kepala kantor,
kemudian meneruskannya kepada anggota tim pemeriksa pajak
untuk diteliti kembali dan ditandatangani.
20. Anggota tim pemeriksa pajak menerima LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) beserta konsepnya, kemudian meneliti dan
menandatangani dan selanjutnya membuat kelengkapan LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan) berupa surat-surat pengantar dan
menyerahkan kembali kepada ketua tim pemeriksa.
21. Ketua tim pemeriksa pajak menerima LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) dan kelengkapan beserta konsepnya, kemudian
menandatangani dan melengkapinya dengan Konsep Nota
Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan), Alat
Keterangan dan meneruskannya kepada ketua kelompok tenaga
fungsional pemeriksa pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
22. Ketua Kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan) dan kelengkapannya, konsep Nota
Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan) dan
Alat Keterangan, kemudian meneliti serta menandatangani LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan), membubuhkan paraf pada Nota
Perhitungan dan meneruskannya kepada kepala kantor.
23. Kepala kantor menerima LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) dan
kelengkapannya, Nota Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan
Hasil Pemeriksaan) dan Alat Keterangan, kemudian
meneliti/memeriksa dan menandatanganinya serta
mengembalikannya kepada ketua kelompok tenaga fungsional
pemeriksa pajak..
24. Ketua kelompok tenaga fungsional pemeriksa pajak menerima LHP
(Laporan Hasil Pemeriksaan) dan kelengkapannya, konsep LHP,
Nota Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan),
Alat Keterangan, kemudian meneruskannya kepada ketua tim
pemeriksa pajak untuk ditindaklanjuti.
25. Ketua tim pemeriksa pajak menerima LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) dan kelengkapannya, konsep LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan), Nota Perhitungan, DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil
Pemeriksaan) dan Alat Keterangan, selanjutnya menggabungkan
LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan), Nota Perhitungan, DKHP
(Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan), Alat Keterangan, berkas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dan laporan produksi data, menyiapkan pengiriman berkas WP,
LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) beserta kelengkapannya, Nota
Perhitungan dan Alat Keterangan kepada kepala kantor,
mendistribusikan DKHP (Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan mempersiapkan tindak
lanjut pemeriksaan berikutnya:
a. Memisahkan antara KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan) tahun
berjalan dengan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan) tetap.
b. Menggabungkan berkas di atas kemudian membuatkan tanda
terima penyerahan tindasan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan)
dan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan).
Ketua tim pemeriksa pajak kemudian menyerahkan LHP (Laporan
Hasil Pemeriksaan)dan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan) kepada
seksi pemeriksaan.
26. Kepala seksi pemeriksaan menerima tindasan LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan) dan KKP (Kertas Kerja Pemeriksaan), kemudian
membubuhkan tandatangan pada tanda terima dan
menatausahakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
27. Ketua tim pemeriksa pajak mengembalikan buku-buku, catatan-
catatan dan dokumen-dokumen lainnya kepada WP sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Setiap tim pemeriksa memeriksa 4 (empat) sampai 6 (enam) WP
dalam waktu delapan sampai sepuluh bulan. Pemeriksaan yang dilakukan
di KPP Pratama Karanganyar sampai saat ini selalu tepat waktu. Produk
hukum seperti SKP yang dikeluarkan oleh seksi pengawasan juga selalu
tepat waktu sampai saat ini. Untuk menertibkan administrasi produk
hukum ini nantinya akan dikeluarkan oleh seksi pelayanan.
Dalam pemeriksaan SPT LB PPh WP Badan di KPP Pratama
Karanganyar, WP yang diperiksa selalu kooperatif sehingga pemeriksa
tidak menemui kendala dalam melakukan pemeriksaan.
Di KPP Pratama Karanganyar juga terdapat beberapa WP yang
dikatagorikan sebagai WP Patuh. Pemeriksaan terhadap WP Patuh ini
relatif lebih mudah karena mereka sangat kooperatif dengan petugas
pajak. Bahkan mereka minta diperiksa bila SPT Tahunan PPh mereka
menunjukan posisi Lebih Bayar untuk mendapatkan kepastian hukum.
Bila WP patuh tersebut menginginkan kelebihan pajaknya
dikembalikan tanpa melalui pemeriksaan terlebih dulu, maka
pemeriksaan akan menjadi lebih mudah karena batas waktunya menjadi
sepuluh tahun.
Walaupun begitu, para pemeriksa di KPP Pratama Karanganyar tetap
dapat menyelesaikan pemeriksaan terhadap SPT Lebih Bayar tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berikut alasan terjadinya SPT LB, yaitu:
1. Bila saat jatuh tempo WP belum menyelesaikan pembukuannya dapat
mengajukan perpanjangan waktu penyampaian SPT. Tetapi walaupun
perpanjangan waktu itu disetujui WP tetap terkena sanksi 2% (dua
persen) per bulan sehingga WP di KPP Pratama Karanganyar yang
belum menyelesaikan pembukuan dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah
tutup buku hanya menghitung laba/rugi secara garis besar saja
sehingga jumlah pajak yang mereka bayar lebih besar dari pajak yang
seharusnya terutang.
2. PK (Peninjauan Kembali) yang diajukan WP diterima sehingga
jumlah kredit WP bertambah.
3. Kredit Pajak WP lebih besar dari jumlah pajak terutang.
4. WP mengalami kerugian fiskal.
Menurut petugas di KPP Pratama Karanganyar, alasan nomor tiga
dan empat menjadi alasan terbanyak yang menyebabkan SPT Tahunan
Lebih Bayar. Sedangkan alasan yang lain jarang terjadi. WP mengajukan
PK terhadap keputusan banding yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung.
Dari tabel 3 terlihat bahwa jumlah WP di KPP Pratama Karanganyar
bertambah dan WP yang memasukan SPT Tahunan PPh yang menunjukan
posisi Lebih Bayar cukup besar, yaitu sekitar 1.58%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Di KPP Pratama Karanganyar, jenis pemeriksaan yang dilakukan
untuk SPT Tahunan PPh Badan adalah Pemeriksaan Lengkap karena KPP
Pratama Karanganyar menangani WP secara all taxex (seksinya dibagi
berdasarkan fungsi). Sedangkan Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) dan
Pemeriksaan Sederhana Lengkap hanya dilakukan terhadap restitusi PPN.
Tabel 3
Penyampaian SPT Tahunan 2009 PPh Badan
di KPP Karanganyar
(sampai dengan juni 2009)
No Kategori Jumlah Presentase
1 Kurang Bayar 648 37.94%
2 Lebih Bayar 27 1.58%
3 Nihil 1033 60.48%
Total 1708
Sumber: Seksi Pelayanan KPP Karanganyar
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah WP badan meningkat
dari 1514 di tahun 2008 menjadi 1708 di tahun 2009 sehingga
memungkinkan terjadinya kenaikan SPT LB yang disampaikan oleh WP
dari 17 SPT LB di tahun 2008 menjadi 27 SPT LB di tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Setelah melalui proses pemeriksaan, ternyata tidak semua SPT
Tahunan PPh WP Badan yang LB dimasukan WP benar-benar LB. ini
terbukti dari SKP LB yang dikeluarkan KPP Pratama Karanganyar untuk
SPT Tahun 2009 hanya sebanyak 6 (enam) buah sedangkan sisanya
diterbitkan SKP Nihil sebanyak 5 (lima) buah dan SKP KB sebanyak 1
(satu) buah. Hal ini menunjukan bahwa belum semua WP di KPP Pratama
Karanganyar memahami peraturan perpajakan dengan baik.
Tabel 4
Data SKP atas SPT Tahunan PPh Badan
KPP Pratama Karanganyar
Tahun 2009
KATEGORI JUMLAH
SKP LB 6
SKP N 5
SKP KB 1
Sumber: Seksi Pelayanan KPP Karanganyar
Sedangkan untuk SPT Tahun 2009 sampai laporan ini dibuat belum
selesai dilakukan pemeriksaan karena SPT Tahun 2009 rata-rata
dimasukan akhir bulan Maret 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Kendala dalam Penyelesaian SPT Tahunan Badan yang Lebih Bayar
Dalam pemeriksaan SPT LB PPh WP Badan di KPP Pratama
Karanganyar, WP yang diperiksa selalu kooperatif sehingga pemeriksa
tidak menemui kendala dalam melakukan pemeriksaan.
Di KPP Pratama Karanganyar juga terdapat beberapa WP yang
dikatagorikan sebagai WP Patuh, yaitu WP yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,
kecuali tunggakan yang telah memperoleh izin menganggsur atau
menunda pembayaran pajak.
c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Lembaga
Pengawasan Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindakan pidana dibidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Pemeriksaan terhadap WP Patuh ini relatif lebih mudah karena mereka
sangat kooperatif dengan petugas pajak. Bahkan mereka minta diperiksa
bila SPT Tahunan PPh mereka menunjukan posisi Lebih Bayar untuk
mendapatkan kepastian hukum.
Bila WP patuh tersebut menginginkan kelebihan pajaknya
dikembalikan tanpa melalui pemeriksaan terlebih dulu, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pemeriksaan akan menjadi lebih mudah karena batas waktunya menjadi
sepuluh tahun.
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan menerbitkan
SKP LB apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar daripada jumlah kredit pajak yang terutang atau telah dilakukan
pembayaran yang tidak seharusnya terutang.
Apabila WP setelah menerima SKP LB dan menghendaki
pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi), maka WP itu wajib
mengajukan permohonan tertulis. Dalam kasus yang terjadi di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, WP yang menerima SKP
LB biasanya mengkonsultasikan dengan para AR-nya masing-masing
untuk meminta pendapat. Guna meningkatkan kepercayaan WP kepada
fiscus dan aparat pajak serta meningkatkan pengetahuan WP tentang
perpajakan yg berlaku, AR sering memberikan pendapat untuk
menggunakan hak yang dimiliki WP salah satunya hak untuk mengajukan
permohonan restitusi.
Dari 6 (enam) SKP LB yang diterima oleh WP, semuanya
mengajukan permohonan restitusi seperti apa yang disarankan oleh para
AR mereka dan untuk mendapatkan hak mereka sebagai WP dan juga
karena mempunyai kemungkinan WP mendapatkan SKP LB yang masih
dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan pajak ternyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar dari kelebihan pembayaran pajak
yang ditetapkan.
Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan
setelah jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya SPMKP (Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak), pemerintah memberikan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran pajak.
Kepada fiskus yang menyebabkan terjadinya keterlambatan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehingga negara harus
memberikan bungan 2% (dua persen) kepada WP akan dikenakan sanksi
disiplin berat sesuai dengan PP no.30 Tahun 1980 tentang peraturan
disiplin pegawai negeri sipil.
Menurut pasal 6 ayat (4) PP no.30 Tahun 1980 tentan Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang termasuk jenis hukuman
disiplin berat terdiri dari:
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
paling lama 1 (satu) tahun
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS
d. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Sedangkan WP yang menerima SKP KB akan diberikan Surat
Tagihan Pajak yaitu surat untuk melunasi pajak yang masih kurang bayar atau
pajak yang harus dibayar. Bila pada jatuh tempo pembayaran tidak atau
kurang bayar yaitu 1 (satu) bulan sejak Surat Tagihan Pajak (STP)
diterbitkan, maka WP akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunnga 2%
(dua persen) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh
tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat
Tagihan Pajak (STP).
Pada dasarnya pemerintah dan WP mempunyai sifat yang sama,
yaitu pemerintah menginginkan penerimaan pajak yang besar tanpa ada
pengembalian pajak ke WP sehingga terjadi pemeriksaan walaupun
pemeriksaan berguna untuk menguji kepatuhan perpajakan WP. Sedangkan
WP sendiri tidak mau membayar pajak yang besar guna memperoleh
keuntungan, sehingga WP melakukan cara yang legal dan illegal demi
mengurangi jumlah pajak yang dibayar, mendapatkan kembali kelebihan
pembayaran pajak mereka, maupun memperoleh bunga dari pemerintah
karena kesalahan yang dilakukan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan penelitian di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Karanganyar. Maka penulis dapat menemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan pemeriksaan pajak. Adapun kelebihan dan
kelemahan yang dapat ditemukan penulis adalah sebagai berikut :
A. KELEBIHAN
1. Sistem penyelesaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang Lebih
Bayar di KPP pratama Karanganyar telah telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan UU perpajakan yang berlaku.
2. Kegiatan pemeriksaan dan penyelesaian atas SPT Tahunan yang Lebih
Bayar selaian dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
melakukan kewajiban perpajakannya juga dapat meningkatkan jumlah
penerimaan pajak karena Negara tidak selalu mengembalikan semua SPT
Tahunan yang Lebih Bayar.
3. Adanya sistem SAPT (Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu) yang
membantu, mempermudah dan mempercepat semua proses perpajakan
yang dilakukan di KPP Pratama Karanganyar.
4. Wajib Pajak mau bekerja sama dengan petugas pajak, sehingga kegiatan
pemeriksaan berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti dan selesai
tepat waktu.
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. KELEMAHAN
1. Masih kurangnya pengetahuan wajib pajak terutama masalah tentang SPT
sehingga masih terjadi adanya SPT yang lebih bayar yang tidak sesuai
dengan ketentuan perpajakan. Oleh karena itu diadakannya pemeriksaan
untuk membenarkan dan memberikan kekuatan hukum bagi SPT tersebut.
2. Masih kurang dan lemahnya sanksi yang diberikan kepada wajib pajak
terhadap pelanggaran-pelanggaran perpajakan.
3. Kurangnya petugas pemeriksa pajak, sehingga pemeriksaan kekurangan
waktu sehingga kinerja dari tim pemeriksa kurang efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang disampaikan pada bab-bab sebelumnya
yang berhubungan dengan Sistem Penyelesaian SPT Tahunan Wajib Pajak
Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. KPP Pratama Karanganyar melakukan pemeriksaan pajak bagi wajib
pajak badan yang SPT Tahunannya menunjukan Posisi Lebih Bayar.
2. Petugas pemeriksa telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan UU perpajakan yang berlaku.
3. Wajib pajak sudah cukup patuh dalam melaporkan SPT Tahunannya dan
sudah cukup patuh saat terjadi pemeriksaan karena WP mau bekerja
sama sehingga mempermudah kegiatan pemeriksaannya.
4. SPT yang menunjukan posisi Lebih Bayar dilakukan pemeriksaan
sehingga dapat meningkatakan penerimaan pajak karena tidak semua
SPT yang menunjukan posisi Lebih Bayar akan dinyatakan sebagai SPT
yang benar-benar Lebih Bayar.
5. Kinerja tim pemeriksa sudah cukup efektif dan efisien karena
pemeriksaan dan pengeluaran produk hukum selesai tepat waktu dan
tidak pernah terlambat.
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan yang disampaikan pada bab-bab
sebelumnya yang berhubungan dengan Sistem Penyelesaian SPT Tahunan
Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar,
maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya penyuluhan kepada wajib pajak khususnya masalah pengisian
SPT dan tentang SPT Lebih Bayar, salah satunya dengan klinik pajak
baik melalui website, telepon atau datang langsung ke KPP yang
bersangkutan.
2. Perlunya diterapkan sanksi yang tegas kepada wajib pajak agar
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai UU perpajakan yang berlaku.
3. Perlunya penambahan jumlah pemeriksa pajak agar kegiatan
pemeriksaan pajak dapat berjalan dengan baik, teliti, selesai tepat waktu
dan tidak memeriksa dengan asal-asalan karena diburu oleh waktu.