Post on 08-Mar-2019
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SIMPAN PINJAM PAGUYUBAN PEDAGANG KAIN
DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA JURUSAN MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT GUNA MEMPEROLEH
GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
DISUSUN OLEH:
IIN QORORIATUN FADLILLAH 03380452
PEMBIMBING:
1. Hj. FATMA AMILIA, S.Ag, M.Si. 2. SITI DJAZIMAH, S.Ag, M.SI.
MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2008
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ii
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia terkadang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya dengan harta yang dimilikinya, hal ini terjadi karena kemampuan seseorang yang terbatas sedangkan kebutuhan yang ingin dipenuhi sangat banyak baik kebutuhan yang bersifat primer, sekunder maupun tersier, oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul kebutuhan yang mendesak dan sangat terpaksa seseorang harus berhutang pada orang lain atau lembaga baik berupa uang maupun barang-barang.
Paguyuban simpan pinjam adalah perkumpulan untuk membela para anggotanya di dalam keperluan mereka akan kredit yang akan digunakan untuk melancarkan jalan usahanya. Dalam prakteknya semua anggota paguyuban simpan pinjam memberikan modal awal yang sama, kemudian untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan pinjaman dengan cara dikocok dalam waktu satu tahun sekali, dalam pengembalian pinjamannya dibebani bunga sebesar 30%/tahun.
Dari uraian di atas, penelitian ini memfokuskan pada tinjauan hukum Islam tentang prosedur pemungutannya dan tentang penambahan dalam pengembalian pinjaman.
Jenis penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan), dengan teknik pengumpulan data yang berupa: observasi, interview dan dokumentasi, sedangkan sifatnya adalah deskriptif dan preskriptif, yaitu suatu cara untuk menggambarkan dan menganalisis data secara cermat tentang hukum penambahan pengembalian atas pinjaman menurut hukum Islam. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, pendekatan tersebut diharapkan penyusun memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tinjauan hukum Islam.
Dalam hasil penelitian ini diketemukan bahwa prosedur pemungutan dalam memperoleh pinjaman di paguyuban simpan pinjam pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dengan cara dikocok atau masyarakat lebih mengenalnya dengan nama arisan. Dalam prakteknya tidak mengandung unsur judi, unsur riba, unsur penipuan, unsur paksaan, unsur ketidakadilan dan unsur-unsur negatif lainnya, maka diperbolehkan karena tidak bertentangan dengan dalil-dalil syara’. Adapun dalam prakteknya terdapat unsur-unsur penambahan (bunga) dalam pengembalian pinjaman ini diperbolehkan sebab fasilitas simpan pinjam ini untuk keperluan usaha mereka sehingga dapat meningkatkan perekonomian para anggotanya dan presepsi anggota terhadap bunga pinjaman adalah sesuatu yang wajar karena hasil dari keuntungan itu pada akhirnya akan dibagi rata kesemua anggota untuk kesejahteraan mereka.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
iii
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
iv
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
v
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab ke dalam kata-kata Latin yang dipakai dalam
penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal
22 Januari 1998 Nomor : 157/1987 dan 0593b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf latin Nama
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba’ b Be ب
ta’ t Te ت
sa’ ssss ث \\ \\ es (dengan titik di atas)
jim j Je ج
}ha’ h حha (dengan titik di
bawah)
kha’ kh Ka dan Ha خ
dal d De د
zal z| ze (dengan titik di atas) ذ
ra’ r Er ر
zai z Zet ز
sin s Es س
syin sy es dan ye ش
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
{sad s صes (dengan titik di
bawah)
{dad d ضde (dengan titik di
bawah)
ta’ t} te (dengan titik di bawah) ط
{za’ z ظzet (dengan titik di
bawah)
ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع
gain g Ge غ
fa’ f Ef ف
qaf q Qi ق
kaf k Ka ك
lam l el ل
mim m em م
nun n en ن
waw w W و
ha’ h Ha ه
hamzah ‘ Apostrof ء
ya’ y Ye ي
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ditulis Sunnah سنة
ditulis ‘Illah علة
III. Ta’ Marbu>t{u>t{u>t{u>t{ah di akhir kata
a. Bila dimatikan ditulis dengan h
ditulis al-Mā’idah املائدة
ditulis Islāmiyyah اسالمية
(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
b. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
ditulis Muqāranah al-ma z||āhib مقارنة املذاهب
IV. Vokal Pendek
1. -----َ--- Fath}ah{ ditulis a
2. -----ِ--- Kasrah ditulis i
3. -----ُ--- d}amah ditulis u
V. Vokal Panjang
1. fath}ah{ + alif ditulis a>
إستحسان ditulis Istih{sa>n
2. Fath}ah{ + ya’ mati ditulis a>
أنثى ditulis Uns\|a>
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
3. Kasrah + yā’ mati ditulis i>
العلواين ditulis al-‘Ālwānī
4. D}ammah + wāwu mati ditulis u>
علوم ditulis ‘Ulu>m
VI. Vokal Rangkap
1. Fath}ah{ + ya’ mati
غريهم
ditulis
ditulis
ai
Gairihim
2. Fath}ah{ + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
au
Qaul
VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
أأنتمditulis aantum
أعدتditulis u’iddat
ditulis la’in syakartum لئن شكـرمت
VIII. Kata Sandang Alif +Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
القرأنditulis al-Qur’a>n
ditulis al-Qiya>s القياس
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
ditulis ar-Risālah الرسالة
’ditulis an-Nisā النساء
IX. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.
ditulis Ahl al-Ra’yi أهل الرأي
Ditulis Ahl as-Sunnah أهل السنة
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xi
MOTTO
اهللا عند جتدوه خري من ألنفسكم تقدموا وما
"Kebaikan yang kamu usahakan adalah bagi dirimu dan pahalanya bagimu" (Al-Baqarah (2): 110)
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Almamaterku
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xiii
KATA PENGANTAR
رحيمال الرمحن اهللا بسم
إلـه ال أن أشهد والدين الدنيا امور على نستعني وبه العاملني رب هللا احلمد
وعلى حممد سيدنا على والسالم والصالة اهللا رسول حممدا أن وأشهد إالاهللا
.امجعني وصحبه ألهDengan nama Allah Yang Maha Penyayang. Segala puji dan syukur
senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun tanpa
bantuan dari banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Yudian Wahyudi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah.
2. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh civitas akademika fakultas Syari’ah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, pengurus ucapkan terima kasih atas motifasi yang
telah diberikan.
3. Bapak Drs. Riyanta, M.Hum, dan Gusnam Haris, S.Ag, M.Ag, selaku Ketua
Jurusan Muamalat dan Sekretaris Jurusan Muamalat.
4. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi I sekaligus
sebagai pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan
masukan terhadap penyelesaian skripsi ini.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xiv
5. Ibu Siti Djazimah, S.Ag, M.SI, selaku Pembimbing Skripsi II yang telah
memberikan pengarahan dan masukan terhadap penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap Pengurus dan Anggota Paguyuban simpan pinjam pedagang kain,
terima kasih atas semua informasi yang telah diberikan.
7. Bapak Imam Supardi dan Ibu Sutari tercinta, Mas Firdaos, Mba Jannah, Mba
Nur, de Rahma, sepupuku Agus dan Dwi, serta semua keluarga yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan Anton, Abic, Solie, Siti, Sulsan, Ela, Duroh,
Wafa, Sari, Lia, serta semua teman-teman MU-3 angkatan 2003 yang telah
memberikan motivasi dari hati yang terdalam.
9. Teman-teman kos Retansa, Julet, Moena, Rahma, Romlah, Rini, Yayuk, Suci,
Wiwit, Ela, Lidya, Khusni, Eneng, Ayu, Ulfa, yang sudah membantu dan
memberikan motivasi dalam pembuatan skripsi ini
Kepada semuanya penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT,
semoga jasa-jasa mereka diterima sebagai amal yang shaleh dan mendapat balasan
yang setimpal. Amin.
Yogyakarta, 26 Zulhijjah 1428 H 5 Januari 2008 M
Penyusun
Iin Qororiatun F
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... xi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... xii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Pokok Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 6
D. Telaah Pustaka ....................................................................... 7
E. Kerangka Teoritik .................................................................. 9
F. Metode Penelitian.................................................................... 18
G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 21
BAB II KONSEP DASAR SIMPAN PINJAM DALAM HUKUM
ISLAM......................................................................................... 23
A. Konsep Dasar Simpanan dalam Hukum Islam ...................... 23
1. Pengertian Simpanan dan Dasar Hukum Simpanan......... 24
2. Bentuk-Bentuk Simpanan ................................................ 27
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xvi
B. Konsep Dasar Pinjaman dalam Hukum Islam ....................... 28
1. Pengertian Pinjaman, Dasar Hukum, dan Hikmah........... 28
2. Rukun dan Macam-macam Pinjaman .............................. 34
3. Ketentuan-ketentuan yang Berhubungan dengan
Pinjaman........................................................................... 36
C. Konsep Dasar Riba dalam Hukum Islam............................ . 39
BAB III PRAKTEK SIMPAN PINJAM PAGUYUBAN
PEDAGANG KAIN DI KECAMATAN REMBANG
KABUPATEN PURBALINGGA.............................................. 44
A. Gambaran Umum Paguyuban Simpan Pinjam Pedagang
Kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.......... 44
1. Sejarah Berdirinya Paguyuban Simpan Pinjam
Pedagang Kain di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga ...................................................................... 44
2. Macam-macam Paguyuban yang Ada di Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga.................................... 45
B. Deskripsi 3 Paguyuban Simpan Pinjam Pedagang Kain di
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga....................... 47
1. Paguyuban Simpan Pinjam Peduli ................................... 47
2. Paguyuban Simpan Pinjam Lancar .................................. 51
3. Paguyuban Simpan Pinjam Negeri Duo........................... 54
C. Hak dan Kewajiban Pengurus dan Anggota........................... 57
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xvii
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM
SIMPAN PINJAM PAGUYUBAN PEDAGANG KAIN DI
KECAMATAN REMBANG KABUPATEN
PURBALINGGA ........................................................................ 61
A. Analisis Prosedur Pemungutan pada Paguyuban Simpan
Pinjam Pedagang Kain ........................................................... 61
B. Analisis Penambahan dalam Pengembalian Pinjaman........... 70
BAB V PENUTUP ................................................................................... 80
A. Kesimpulan ............................................................................ 80
B. Saran-saran............................................................................. 81
BIBLIOGRAFI............................................................................................... 82
LAMPIRAN
TERJEMAHAN...................................................................................... I
BIOGRAFI ............................................................................................. II
PEDOMAN WAWANCARA ................................................................ III
CURRICULUM VITAE......................................................................... IV
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahkluk sosial yang mempunyai kodrat hidup dalam
masyarakat, dalam hidupnya memerlukan adanya manusia lain yang bersama-
sama hidup dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, manusia selalu
berhubungan satu sama lain dalam menghadapi kebutuhan hidupnya.
Ahmad Azhar Basyir dalam bukunya yang berjudul “Asas-asas Hukum
Muamalat” menjelaskan bahwa pergaulan hidup setiap orang melakukan
perbuatan dalam hubungannya dengan orang lain, dalam agama Islam disebut
dengan istilah Muamalat.1
Kepentingan setiap orang dalam pergaulan hidup menimbulkan adanya
hak dan kewajiban. Setiap orang mempunyai hak yang wajib diperhatikan oleh
orang lain dan dalam waktu yang sama memikul kewajiban yang harus
diberikan kepada orang lain. Hubungan hak dan kewajiban tersebut diatur
dengan aturan-aturan hukum untuk menghindari terjadinya bentrokan-
bentrokan kepentingan dari berbagai pihak. Aturan hukum yang mengatur
hubungan hak dan kewajiban dalam masyarakat tersebut dikenal dengan
istilah hukum Muamalat2. Islam sebagai agama dan rahmat bagi seluruh umat
manusia di dunia memberikan aturan-aturan bagi kelangsungan hidup dan
kesejahteraan manusia yang mencakup segala aspek kehidupan, dengan
1 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Muamalat (Yogyakarta: UII, 1993), hlm. 7. 2 Ibid.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
berdasarkan pada kebenaran dalam menghadapi segala persoalan hidup, dalam
masalah ekonomi, Islam telah membicarakan dan mengaturnya meskipun
hanya bersifat umum. Namun demikian, pokok- pokok ketentuan tersebut
dapat dijadikan sebagai dasar filosofis yang melandasi operasional sistem
perekonomian.
Manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat, sering kali terbentur
dengan kemampuan dan kemauan yang terbatas. Kenyataan seperti ini
menyebabkan manusia kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul kebutuhan yang mendesak dan
sangat terpaksa, seseorang harus berhutang pada orang lain, baik berupa
barang maupun uang, dengan memberi pertolongan pinjaman mempunyai nilai
kebaikan dan berpahala di sisi Allah.
Sebenarnya, sistem simpan pinjam pada saat ini sangat dibutuhkan
terlebih bagi mereka yang berada di desa atau sering disebut dengan penduduk
pedesaan. Dengan pentingnya sistem simpan pinjam ini, maka perlu adanya
pelaksanaan simpan pinjam yang benar-benar jauh dari hal riba dalam bentuk
apapun. Menurut Basyir, hukum Islam dalam memberikan aturan-aturan
dalam bidang muamalat bersifat longgar, guna memberikan kesempatan
perkembangan-perkembangan hidup manusia dalam bidang ini dikemudian
hari. Hukum Islam memberikan ketentuan yang pada dasarnya pintu
perkembangan senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan perkembangan-
perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan-kesempitan pada
satu pihak, oleh karena adanya tekanan-tekanan pihak lain.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3
Al-Qur’an menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, yang arti
harfiahnya adalah “penambahan” tapi tidak semua penambahan itu dilarang
dalam Islam. Al-Qur’an telah memperkenankan dari jual beli atau dagang tapi
tidak dari pinjaman yang diberikan kepada seorang pengutang. Pada
umumnya para ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah
bunga. Sementara sebagian orang masih berpendapat, bahwa yang dilarang
oleh Islam itu adalah riba bukannya bunga, tetapi ada juga pendapat lain yang
mengatakan berapapun besar tingkat pembungaan uang tetap termasuk riba.3
Salah satu bentuk perwujudan dari muamalat bisa dalam bentuk
pendirian paguyuban. Paguyuban adalah perkumpulan yang bersifat
kekeluargaan, didirikan oleh orang-orang yang sepaham (sedarah) untuk
membina persatuan (kerukunan dan sebagainya) di antara para anggotanya.4
paguyuban simpan pinjam adalah perkumpulan untuk membela para
anggotanya di dalam keperluan mereka akan kredit yang akan digunakan
untuk melancarkan jalan usahanya, misalnya, paguyuban simpan pinjam yang
didirikan oleh pedagang-pedagang kecil yang berada dalam kesulitan untuk
mendapatkan uang. Atas dorongan inilah mereka dengan sesamanya
bermufakat mengumpulkan tenaga, mengadakan persekutuan bersama dengan
tujuan supaya mereka dapat juga memenuhi kebutuhan kredit itu. Tiap-tiap
anggota diwajibkan menyimpan sejumlah uang ke dalam persekutuannya pada
3 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba,Utang Piutang, Gadai (Bandung: Al
Ma’arif, 1983), hlm. 31.
4 Sulchan Yasin, Kamus Bahasa Indonesia ( Surabaya: Amanah, 1997), hlm. 346.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4
waktu yang ditentukan, sedang uang itu secara bergiliran dan teratur
dipinjamkan kepada anggota yang membutuhkan kredit.
Seperti yang dipraktekan oleh paguyuban simpan pinjam pedagang
kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga ini terbentuk atas
dorongan untuk bermufakat mengumpulkan tenaga, mengadakan persekutuan
bersama dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kredit.
Keberadaan simpan pinjam paguyuban yang dilakukan oleh warga
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga ini sangat membantu
meningkatkan kesejahteraan dan membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat di Kecamatan Rembang. Awal mula yang
membuat penyusun tertarik untuk melakukan penelitian di paguyuban ini
karena kegiatan paguyuban seperti ini sangat marak sekali di Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga dan sangat diminati oleh sebagian besar
masyarakat Rembang Kabupaten Purbalingga. Dari data yang diperoleh
kurang lebih ada 12 paguyuban di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga, yang anggotanya sebagian besar adalah pedagang kain yang
usaha dagangnya di luar jawa yaitu di daerah Sumatra meliputi, Lampung,
Jambi, Palembang dan Riau.
Sistem dalam mendapatkan pinjaman di paguyuban ini melalui
pengocokan. Misalkan untuk anggota berjumlah 25 orang, modal awal setiap
anggota menyetor Rp. 1.000.000,00. sehingga seluruhnya berjumlah
Rp. 25.000.000,00. hasil dari modal awal ini kemudian akan dikocok dalam
satu tahun untuk mendapatkan 5 pemenang, sehingga setiap pemenang
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5
masing-masing mendapat Rp. 5.000.000,00. dalam waktu 10 bulan pemenang
tersebut harus mengembalikan uang tersebut secara tunai Rp. 5.000.000,00
ditambah dengan bunga sebesar 3%/bulan, sehingga dalam 10 bulan bunganya
menjadi 30%. Kemudian kalkulasinya setiap pemenang pertama harus
mengembalikan uang sebesar Rp 6.500.000,00. Tetapi jika pemenang dalam
waktu 10 bulan belum bisa mengembalikan pinjamannya maka diberi toleransi
2 bulan, sehingga bunganya bertambah menjadi 36%. Untuk tahun berikutnya
semua hasil pengembalian pinjaman itu akan dikocok lagi, kalau dihitung
semuanya berjumlah Rp. 32.500.000,00. Untuk jumlah pemenang selanjutnya
akan bertambah tiap kali kocokan dan jumlah uang yang dipinjamkan juga
bertambah terus, artinya pemenang semakin maju tahun dapatnya semakin
bertambah atau jumlah pinjamannya berbeda dari pemenang tahun yang lalu.
Setelah semua menjadi pemenang tetap akan digilir lagi dan akan berakhir
sesuai dengan kesepakatan anggota, dan semua modal ditambah keuntungan
akan dibagi secara rata ke semua anggota.5
Dari praktek sistem simpan pinjam di atas, ada perbedaan dengan
sistem simpan pinjam pada umumnya, khususnya dalam hal penambahan
pengembalian dan sistem memperoleh pinjamanya yang berbeda dengan jenis
simpan pinjam yang lain, maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam
sebuah skripsi.
5 Wawancara dengan Bapak Isharyanto dan Ibu Tri Mumpuni, pada tanggal 6 Februari
2007.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
B. Pokok Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, penyusun akan mengangkat
pokok masalah sbb:
1. Bagaimana praktek simpan pinjam paguyuban pedagang kain di
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga?
2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap sistem pengelolaan simpan
pinjam mengenai prosedur pemungutan dan penambahan pengembalian
pinjaman pada paguyuban pedagang kain di Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mendeskripsikan praktek simpan pinjam paguyuban pedagang kain
di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
2. Untuk menjelaskan pandangan hukum Islam tentang sistem pengelolaan
simpan pinjam mengenai prosedur pemungutan dan penambahan
pengembalian pinjaman pada paguyuban pedagang kain di Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan pemikiran ekonomi rakyat kecil sebagai tujuan
kebijakan ekonomi Indonesia yang diwarnai oleh nilai-nilai Islam
2. Untuk memberikan pemahaman tentang ketentuan praktek peminjaman
menurut hukum Islam
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
3. Sebagai masukan bagi paguyuban pedagang kain di Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga dalam menyusun kebijakan yang akan diambil
khususnya yang berkaitan dengan praktek pemberian pinjaman.
D. Telaah Pustaka
Paguyuban merupakan suatu bentuk kerjasama dalam lapangan
perekonomian. Kerjasama ini ada karena adanya kesamaan jenis kebutuhan,
mereka bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang
berhubungan dengan perusahaan maupun rumah tangganya.
Penelitian yang membahas masalah simpan pinjam adalah Nanik,
Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur'an Jawa Tengah (IIAJ).6 Nanik membahas
tentang perbedaan dan persamaan bentuk simpan pinjam di Koperasi Pegawai
Negeri Departemen Agama sesuai dengan hukum Islam, dan penelitiannya
difokuskan pada bentuk simpan pinjamnya, bukan pada pelaksanaan yang
berlaku dan analisa yang digunakan tidak memakai analisa hukum Islam, akan
tetapi menggunakan analisa kekoperasian pada umumnya, yaitu tentang
presentase peminjaman dan yang sesuai dengan kaidah-kaidah simpan pinjam
yang diatur dalam koperasi tersebut. Serta penelitiannya lebih menitik
beratkan pada bentuk simpan pinjam dan ketentuan-ketentuan lainya. hal ini
berbeda dengan penyusun, dari segi analisa penyusun mengkaitkan dengan
penerapan hukum Islam, kemudian dari segi obyek yang digunakanpun
berbeda.
6 Nanik, “Perbedaan dan Persamaan Bentuk Simpan pinjam di Koperasi Pegawai Negeri Departemen Agama dalam Pandangan Hukum Islam,” skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an Jawa Tengah (2001) tidak dipublikasikan, hlm. 25-28.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8
Peneliti lain yang membahas masalah simpan pinjam dalam hal ini di
koperasi adalah Lestria Septiani, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta.7 Lestria Septiani menjelaskan adanya unsur riba
pada pinjaman yang sifatnya konsumtif pada simpan pinjam di Koperasi
Departemen Agama Kota Yogyakarta karena adanya pinjaman yang berlipat
ganda. Perbedaan yang akan penulis diteliti terletak pada prosedur perolehan
uang pinjaman yaitu ditentukan berdasarkan hasil kocokan, sistem ini berbeda
dengan simpan pinjam tersebut di atas.
Peneliti lain dilakukan oleh Zaenal Arifin, mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.8 Zaenal lebih memfokuskan
pada tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek peminjaman di koperasi PT
Djarum Kudus, di mana pinjaman itu ada dua macam yaitu pinjaman
konsumtif dan pinjaman produktif. Di dalam praktek peminjaman di koperasi
PT Djarum Kudus tidak mengandung unsur yang dilarang dalam Islam,
sehingga diperbolehkan.
Mengenai pelaksanaan simpan pinjam paguyuban pedagang kain di
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga belum ada yang membahasnya
maka penyusun mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi.
7 Lestria Septiani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penambahan Simpan pinjam di
Koperasi Departemen Agama Kota Yogyakarta” skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (2005), hlm. 45.
8 Zaenal Arifin ”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Peminjaman di Koperasi PT
Jarum Kudus,” skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (2005), hlm. 35.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
E. Kerangka Teoretik
Dalam memecahkan suatu permasalahan atau menjawab pokok
masalah yang penyusun kemukakan di atas sangat perlu memaparkan
kerangka dan landasan pemikiran yang logis untuk berpijak, guna
membimbing dan mengarahkan pada tujuan yang jelas.
Tujuan syara’ dalam pembuatan hukum adalah mewujudnyatakan
kemaslahatan manusia dengan menjamin kebutuhan primer dan memenuhi
kebutuhan sekunder serta kebutuhan pelengkap.9
Dalam hukum Islam pada prinsipnya segala bentuk kegitan muamalat
adalah mubah, kecuali ada larangan yang telah ditentukan dalam al-Qur’an
dan sunah Rosul, asalkan tidak karena paksaan atau hanya umtuk memenuhi
keuntungan pribadi, maka kegiatan muamalat diperbolehkan selama kegiatan
itu bisa mendatangkan kemanfaatan dan dapat menghilangkan
kemadharatan.10
Secara global transaksi utang piutang atau simpan pinjam juga
termasuk kegiatan muamalat yang disyariatkan, dalam al-Qur’an Allah
berfirman:
11على االمث والعدوان وتعاونوا على الرب والتقوي وال تعاونوا
9 Abd. Wahab Kholaf, Ilmu Ushul Fiqih, alih bahasa Helmi, cet. I (Bandung: Gema
Risalah Pres, 1996), hlm. 354. 10 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, hlm. 10. 11 Al-Maidah (5) : 2.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
Secara spesifik lagi al-Qur’an juga menerangkan;
12 كثرية له أضعافا حسنا فيضاعفهقرضا الذي يقرض اهللا من ذا
Selain itu dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
Rosulullah bersabda:
13ما من مسلم يقرض مسلما قرضا مرتني إال كان كصدقتها مرة
Berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadits di atas dapat ditarik sebuah
hukum bahwa memberikan pinjaman/utang kepada orang lain sama juga
memberikan pertolongan walaupun si peminjam masih mempunyai kewajiban
untuk mengembalikan pinjamannya. Islam juga mengajarkan dalam
memberikan pinjaman hendaknya berbingkai pada kepercayaan, persahabatan
dan cinta kasih untuk saling menolong, tidak mengikatkan pinjaman pada
penambahan keuntungan atau mengambil manfaat atas pinjaman, karena yang
semacam itu sudah termasuk riba dan riba sangat tidak dibenarkan dalam
Islam. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi yang
terdapat dalam kitab Bulughul Maram yang berbunyi:
قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم كل قرض جرمنفعة فهو وجه من
14وجوه الربا
12 Al-Baqarah (2) : 2. 13 Abi Abdilah M Ibnu Umar Yazid al-Qazwim Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Bab
Qard (Beirut: Dar al-Fikr: t.t) II: 81 Hadits dari Ibnu Mas’ud. Nomor Hadits. 347. 14 Abu Bakar Ahmad Ibn al-Bayhaqi, Sunah al-Kubro ( Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), hlm.
350.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
11
Dalam mensikapi utang piutang atau simpan pinjam, Islam telah
menetapkan pelarangan riba, selain itu Islam juga mempunyai etika dan tata
cara berhutang bagi kreditur (pihak yang memberikan pinjaman) maupun
debitur (pihak yang meminjam), etika hutang piutang secara Islami tersebut
antara lain:
1. Etika bagi kreditur (pihak yang menghutangkan)
Yaitu memberikan kelonggaran waktu pengembalian hutang
apabila debitur dalam keadaan kesulitan keuangan sebagaimana firman
Allah yang berbunyi:
لكم إن كنتم ميسرة وأن تصدقوا خريعسرة فنظرة إىل وإن كان ذو
15تعلمون
2. Etika bagi Debitur (pihak yang berhutang) ada dua yaitu:
a. Bagi debitur pihak yang berhutang diwajibkan untuk bersegera dalam
pengembalian hutangnya pada waktu yang sudah ditentukan.
Rasulullah bersabda:
16أتبع أحدكم على ملىء فليتبعمطل الغىن ظلم واذ
b. Disunatkan kepada pihak yang berhutang membalas jasa (kebaikan)
kepada pihak yang telah memberi pinjaman hutang dengan
15 Al-Baqarah (2): 280. 16 Al-Hafid Ibnu Hajar Asqalani, Bulughul Maram, Bab Salam Wa Qardi War Rahani
( Hadits dari Abi Hurairah dari Rasullullah), hlm. 332.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
12
memberikan tambahan uang atau barang, dengan syarat tidak
dijanjikan atau tidak ditentukan pada waktu akad peminjaman.
Sebagaimana sabda Rasulullah;
17اءإن خياركم أحسنكم قض
Selain hal itu yang terpenting yang harus diperhatikan dalam transaksi
utang piutang adalah akad. Karena dengan akadlah transaksi menjadi sah atau
tidak. Apabila dua orang telah membuat kesepakatan berarti mereka telah
melakukan perbuatan hukum, sehingga secara otomatis ada hak dan kewajiban
yang harus dijalankan sebagai konsekuensinya.
18مسئوالوأوفوا بالعهد إن العهد كان
Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa adanya kewajiban untuk
melaksanakan perjanjian yang telah disepakati. Apabila ada salah satu pihak
melakukan wanprestasi/pelanggaran hukum karena tidak melaksanakan
kewajiban, maka bagi pelaku dapat dikenakan sanksi (hukuman) sesuai
dengan kondisi dan alasannya, dengan catatan harus diselesaikan secara
ma’ruf dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kejujuran untuk
melaksanakan amanah sebaik-baiknya, sehingga tidak merugikan apalagi
sampai mendholimi salah satu pihak.
17 Abu Abdillah Muhammad Ibnu Ismail, Sahih al-Bukhari, Bab Husni al-Qard
(Beirut:Dar Al-Fiqr, t.t.) II: 84, Hadits dari Jabir Ibnu Abdillah. 18 Al-Isra’ (17): 34
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
13
Secara umum lembaga keuangan syari’ah merupakan sebuah institusi
yang bebas riba dan bebas dari perjudian serta ketidakadilan. Pada dasarnya
lembaga ini dibangun atas dasar nas-nas yang ada dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah. Untuk menghindari dari unsur riba dan sejenisnya, maka lembaga
perekonomian syari’ah paling tidak mempunyai kriteria yaitu:
1. Diselenggarakan dengan tidak melanggar aturan dan ketentuan hukum
Islam.
2. Membantu mencapai tujuan umat berdasarkan ajaran agama.
Apabila kriteria tersebut dilaksanakan, maka kemungkinan kegiatan
yang dilakukan benar-benar terbebas dari riba dan sejenisnya. Islam sebagai
agama yang mempunyai banyak aturan dalam setiap urusan. Walaupun
demikian Islam selalu memberikan kemudahan pada umatnya dalam
memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya.
Pada prinsipnya tujuan pokok dari penetapan hukum Islam adalah
tercapainya kemaslahatan yang dimaksud di atas terbagi dalam tiga tingkatan,
yakni:
1. Tingkatan Daru<riyah (kebutuhan Primer) tingkat ini harus ada dalam
rangka memelihara lima kemaslahatan di antaranya adalah: memelihara
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara harta, memelihara
keturunan.
2. Tingkat Hajjiyah (kebutuhan Sekunder), dibutuhkan dalam
penyempurnaan kemaslahatan pokok sebelumnya yang berbentuk
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
14
keringanan untuk mempertahankan dan memelihara kebutuhan mendasar
manusia. Misalnya berbuka puasa bagi orang yang sedang musafir.
3. Tingkat Tahsiniyah (kebutuhan Tersier), kemaslahatan yang sifatnya
sebagai pelengkap berupa keleluasaan yang dapat melengkapi
kemaslahatan sebelumnya. Misalnya dianjurkan melakukan ibadah sunnah
sebagai amalan tambahan dan berahklak mulia.19
Apabila dalam pemenuhan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi
dengan harta sendiri, maka dapat dipenuhi dengan cara pinjaman baik itu
meminjam kepada sesama, karena pinjaman ini diakui keabsahannya oleh
Islam.
Dalam perkembangan hukum Islam, masalah pinjam meminjam ini
disebut juga al-Ariyah, yang secara bahasa berarti ‘peredaran’ (barang).
Menurut Abdurrahman al-Jaziri, dalam Kitab Al-Fiqh ‘Ala< al-Maz|a<hib al-
‘Ara<ba’ah istilah fuqaha adalah membolehkan seseorang untuk mengambil
manfaat suatu barang (harta) dari seseorang pemberi pinjaman (Ahl at-
Tabarru) berdasarkan aturan yang membolehkan pemanfaaatan tersebut tanpa
kehilangan barang pinjamanya dan tanpa ada sesuatu pengganti atau tambahan
serta dikembalikan dalam waktu tertentu.20 Jelasnya tidak menggambarkan
bentuk formula praktek riba (Jahiliyah), dan adanya kerugian sepihak dan
kezaliman sebagai hakikat riba pada waktu itu. Tampaknya kegiatan ekonomi
19 Asjmuni Abdurrahman, Metode Penetapan Hukum Islam, cet. I (Jakarta: Bulan
Bintang, 1986), hlm. 2-3. 20 Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh ‘Ala< al-Maza<hib al- ‘Ara<ba’ah, (Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiah,1990), hlm.237-239. Definisi tersebut di atas, merupakan pendapat Mazhab Syafi’I dan Hambali, sementara menurut Mazhab Hanafiyah dan Malikiyah adalah; “Pemilikan suatu barang dengan gratis dan bersifat temporer”.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
15
yang formulanya seperti itu, sejak dahulu sampai dengan masa fuqaha tetap
mendatangkan kezaliman dan kerugian. Tegasnya setiap tambahan atas jumlah
pinjaman itu dapat dipastikan mendatangkan kezaliman sebagaimana yang
dikhawatirkan dalam surat al-Baqarah 279: ‘la < tazlimu<na wa la< tuzlamu<na’.
Karena melekatnya asosiasi antara tambahan atas jumlah pinjaman dengan
penyengsaraan itu, maka penyengsaraan tidak perlu lagi dalam rumusan, baik
ulama fiqh maupun ulama tafsir.21
Dalam sejarah peradaban manusia tidak selamanya tambahan atas
jumlah pinjaman itu mendatangkan kesengsaraaan. Ada juga yang
mendatangkan keuntungan, baik bagi penerima maupun si peminjam, seperti
aktifitas kantor tabungan pos, perbankan, koperasi termasuk Paguyuban.
Tetapi karena rumusan yang terdapat dalam fiqh yang sudah demikian mapan,
kegiatan ekonomi yang mengandung formula tambahan atas jumlah pinjaman
baik berakibat menyengsarakan maupun menguntungkan tetap dimasukkan
dalam riba yang diharamkan.22
Pandangan ulama tentang bunga, yaitu Muhammad Hatta dan
Muhammad Syahrur:
1. Muhammad Hatta
Beliau berpendapat bahwa bunga dibagi dua macam, bunga
produktif dan bunga konsumtif. Bunga konsumtif memang bunga yang
diambil dari orang miskin yang meminjam untuk memenuhi keperluan
21 Muhammad Zuhri, Riba dalam Al-Qu’ran dan Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipasif,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, !996), hlm. 109. 22 Ibid., hlm. 110.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16
hidupnya. Sebenarnya dia berhutang dengan tidak berpikir panjang tentang
kemiskinan akibat dari peminjaman tersebut. Sementara bunga yang
diambil dari peminjaman untuk tujuan produksi, merupakan sebagian
keuntungan yang diperoleh dengan bantuan orang lain. Dengan demikian
uang pinjaman tersebut untuk menolong dan memperbaiki keadaaan hidup
peminjam, karena itulah ia mau membayar bunganya.23
2. Muhammad Syahrur
Beliau berpendapat bahwa bunga secara harfiah yaitu sesuatu yang
bertambah, tetapi dalam konteksnya ada perbedaan yang merupakan
impliksi dari penerapan teori (teori batas), yaitu riba sebagai batas
maksimal positif yang tidak boleh dilewati adalah ketika tambahan
(bunga) itu sudah mencapai batasan makimal (100%) atau bunga pinjaman
sudah mencapai bahkan melebihi modal pokok yang diistilahkan dengan
Ad‘a<fan Mudha<’afah sehingga dari pemahaman sepeti ini bunga bank yang
ada sekarang ini selama belum melewati batasan yang telah ditentukan
oleh Allah hukumnya boleh.
Dalam bermuamalat, memperoleh dan mengembangkan harta harus
terhindar dari unsur yang mengandung larangan. Karena dalam bermuamalat
bukan saja menyangkut hubungan dengan manusia, tetapi juga menyangkut
hubungan dengan Allah, sehingga masalah tersebut bukan hanya menyangkut
pada pemeliharaan harta saja, akan tetapi sekaligus menyangkut kemaslahatan
berkenaan dengan harta tetap terjaga.
23 Muhammad Hatta, Beberapa Pasal Ekonomi, cet.III (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), hlm. 215.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
17
Dalam sistem simpan pinjam Paguyuban ini, yang sering menjadi
permasalahan adalah adanya kecenderungan perubahan nilai mata uang.
Apalagi di zaman modern sekarang ini, peranan uang sebagai standar harga
dan sarana alat tukar semakin kuat. Lebih dari itu fungsi uang adalah: alat
tukar menukar, satuan hitung, penimbunan kekayaan, dan standar pencicilan
hutang. Dengan begitu orang tidak lagi melakukan jual-beli barter, tetapi
semuanya ditukar dengan uang.24
Di samping itu, bentuk-bentuk kegiatan ekonomi semakin banyak
ragamnya, pergeseran nilai mulai kelihatan. Apa yang dahulu dianggap telah
baku, kini dipertanyakan. Bunga di pelbagai lembaga keuangan sebagai
konsekuensi hutang-piutang, disatu pihak terperangkap dalam formula riba,
tetapi di sisi lain mendatangkan keuntungan. Hal ini yang menjadi masalah
serius dalam kajian hukum Islam. Jika dengan alasan tersebut Paguyuban
memberlakukan bunga dan bunga tersebut bukan semata-mata untuk
mengatasi permasalahan inflasi akan tetapi sekaligus mencari keuntungan,
yaitu adanya sistem pembagian Sisa Hasil Usaha atau SHU (seperti sistem
yang ada pada saat ini), maka Paguyuban tersebut dapat dikategorikan
mengandung unsur riba, karena adanya unsur untuk mencari keuntungan
dengan memberlakukan bunga.
Di samping itu pada dasarnya Islam memberikan kebebasan pada
seseorang untuk melakukan akad (perjanjian), sepanjang tidak melanggar
ketertiban umum dan nilai kesusilaan.
24 Muchdarsyah, Uang dan Bank, (Jakarta: Bina aksara, 1989), hlm. 6-9.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
18
Berdasarkan paparan di atas penyusun ingin lebih jauh menelusuri
sistem simpan pinjam Paguyuban pedagang kain di Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga untuk di tinjau hukumnya menurut pandangan hukum
Islam yang didasarkan pada nass al-Qur’an, Hadits, dan Ijma para ulama,
terutama pada sistem pemungutan dalam perolehan pinjaman dan penambahan
dalam pengembalian pinjaman yang diterapkan oleh Paguyuban tersebut.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah
penelitian lapangan (field research), yakni suatu usaha untuk
mengumpulkan data dan informasi secara intensif dari pelaksanaan
paguyuban simpan pinjam pedagang kain di Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang penyusun gunakan yaitu penelitian deskriptif
analitik dan preskriptif yaitu berusaha untuk memaparkan secara jelas
mengenai data atau fakta-fakta yang berkaitan dengan paguyuban simpan
pinjam pedagang kain tersebut, kemudian berangkat dari hasil pemaparan
tersebut penyusun berusaha untuk menganalisa dan menilainya dengan
mempertimbangkan nass-nass al-Qur’an, Al-Sunnah dan atau pendapat
para ulama atau cendikiawan muslim.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
19
3. Populasi dan Sampel
Subyek penelitian ini adalah paguyuban simpan pinjam pedagang
kain yaitu pihak-pihak yang melakukan dan mengadakan peminjaman
kepada paguyuban simpan pinjam. Dalam penentuan sampel penyusun
menggunakan teknik non random sampling, yaitu tidak semua individu
dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sample,
penyusun akan mengambil sampel 3 paguyuban pedagang kain dari
populasi yang ada untuk diteliti, dari pihak paguyuban diwakili oleh
pimpinan atau pengurus yang ditunjuk sedangkan dari pihak peminjam
akan diwakili oleh beberapa orang saja.25 Pengambilan sample khusus bagi
paguyuban yang sudah lama mendirikan paguyuban simpan pinjam dan
yang memiliki jumlah anggota yang paling banyak.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penyusun menggunakan cara, melalui:
a. Wawancara / Interview
Yaitu suatu cara untuk mengetahui informasi dengan cara tanya
jawab secara langsung. Dalam melaksanakan interview, peneliti
mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan kepada pengurus dan
anggota paguyuban pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga.26
25 Suharsini Arikunta, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. II (Jakarta:
Rineke Cipta, 1998), hlm. 127. 26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1993), hlm. 192.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
20
b. Observasi / Pengamatan
Mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan
diteliti, yaitu di paguyuban simpan pinjam pedagang kain di
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga sehingga akan
memperoleh informasi dan keterangan tentang masalah yang diselidiki
dan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mungkin dapat
menjadi petunjuk tentang cara memecahkannya.
c. Dokumentasi
Guna melengkapi data yang telah dikumpulkan, maka
penyusun berusaha untuk mengumpulkan dan menggunakan dokumen-
dokumen yang telah ada di lokasi penelitian berupa, catatan-catatan
mengenai penyetoran uang paguyuban simpan pinjam pedagang kain,
surat perjanjian, data peserta, serta arsip-arsip lain yang berkaitan
dengan penelitian.
5. Pendekatan Penelitian
Dalam bahasan ini, digunakan pendekatan normatif, yaitu
mengkaji masalah yang diteliti dengan mengacu pada sumber-sumber
hukum Islam yaitu al-Qur’an dan Hadits, Kitab-kitab fikih, dan buku-buku
lain yang berhubungan dengan objek penelitian.
6. Metode Analisis Data
Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap data tersebut dengan menggunakan
analisa kualitatif dengan cara deduksi, yaitu merupakan suatu langkah
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
21
analisis dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat
khusus.27 Yakni menguraikan pandangan para ahli hukum atau fuqaha
tentang hukum penambahan pengembalian atas pinjaman. Dengan
demikian, akan diperoleh gambaran dan kesimpulan yang jelas mengenai
alasan-alasan penambahan dalam pengembalian pinjaman termasuk riba
atau layak untuk diadakan.
G. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, penulisan ini terbagi atas lima bab dengan
rasionalisasi sebagai berikut.
Bab pertama, Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pokok
Masalah, Tujuan dan Kegunaan, Telaah Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode
Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab kedua, untuk menghantarkan kepada permasalahan, maka pada
bab ini akan diketengahkan teori tentang simpan pinjam, pembahasannya
dimulai dengan membahas konsep dasar simpan pinjam dalam hukum Islam,
meliputi pengertian Simpanan dan dasar hukum impanan, bentuk-bentuk
simpanan, pengertian pinjaman, dasar hukum, dan hikmah, rukun dan macam-
macam pinjaman, dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan
pinjaman, dan konsep dasar riba dalam hokum Islam
Bab ketiga, pembahasan mengenai kondisi umum obyek penelitian
yang mengetengahkan tentang praktek paguyuban simpan pinjam pedagang
27 Winarno Surachmat (Ed), Dasar dan Tehnik Research; Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung: Tarsito, 1978), hlm. 265.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
22
kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga, terdiri dari gambaran
umum paguyuban meliputi sejarah berdirinya paguyuban simpan pinjam
pedagang kain, macam-macam paguyuban simpan pinjam pedagang kain yang
ada di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dan deskripsi 3
paguyuban simpan pinjam pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga, meliputi, tingkat keagamaan dan pendidikan anggota paguyuban,
struktur organisasi, sistem pengelolaan paguyuban simpan pinjam pedagang
kain, dan hak dan kewajiban pengurus dan anggota paguyuban simpan pinjam
pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
Bab keempat, merupakan fokus penelitian mengenai analisis hukum
Islam terhadap prosedur pemungutan pada sistem simpan pinjam paguyuban
pedagang kain dan analisis terhadap penambahan dalam pengembalian
pinjaman pada paguyuban pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga.
Bab kelima, Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem pengelolaan simpan pinjam paguyuban pedagang kain di
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga menggunakan sistem bunga
yang ditujukan untuk kesejahteraan anggota bukan untuk keuntungan
perseorangan dan ini merupakan kesepakatan dari semua anggota
paguyuban. Dalam perolehan pinjamannya dengan cara dikocok atau
arisan.
2. Prosedur pemungutan dalam memperoleh pinjaman di paguyuban simpan
pinjam pedagang kain di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga
dengan cara dikocok atau masyarakat mengenalnya dengan nama arisan.
Dalam prakteknya tidak mengandung unsur judi, unsur riba, unsur
penipuan, unsur paksaan, unsur ketidakadilan dan unsur-unsur negatif
lainnya, maka diperbolehkan karena tidak bertentangan dengan dalil-dalil
syara’. Adapun dalam prakteknya terdapat unsur-unsur penambahan
(bunga) dalam pengembalian pinjaman ini diperbolehkan karena fasilitas
simpan pinjam ini untuk keperluan usaha mereka sehingga dapat
meningkatkan perekonomian para anggotanya dan presepsi anggota
terhadap bunga pinjaman adalah sesuatu yang wajar karena hasil dari
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
79
keuntungan itu pada akhirnya akan dibagi rata ke semua anggota untuk
kesejahteraan mereka.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pihak pengurus dan anggota paguyuban simpan pinjam hendaknya
mengadakan suatu jaminan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan, apabila ada peserta paguyuban yang ingkar
janji atau wanprestasi.
2. Kepada pengurus simpan pinjam paguyuban pedagang kain di Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik dan mengarahkan anggotanya untuk selalu mematuhi tata tertib
paguyuban.
3. Untuk Masyarakat Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga yang
belum membentuk paguyuban simpan pinjam hendaknya berinisiatif untuk
membentuk sebuah paguyuban simpan pinjam dengan mencontoh
paguyuban simpan pinjam yang sudah berjalan,k arena paguyuban seperti
ini sangat bagus sekali untuk menunjang perekonomian warga Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
82
BIBLIOGRAFI
Al-Qur’an
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Lubuk Agung, 1989.
Hadis/Syarah Hadis
Bukhari, al-, Muhammad bin Muqatil dari’Abdullah dari Yunus dari Az-zuhri dari ’Urwah dari ’Aisyah ra. al-, Sahih al- Bukhari, 5 jilid. Beirut: Dar al-Fikr, 1401 H/1981M.
Hambal, bin Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad bin Hambal, 6 jilid, Beirut: Dar al- Fikr, 1398H/1978M.
Muhammad, Abu Abdillah Ibn Ismail al-Bukhari, Sahih al-Bukhori, Juz 1-8, Istanbul: Dar al-Fikr, 1401 H/1981M.
Majah, Ibnu, Sunan al-Mustafa, 2 Juz, Beirut: Dar al-fikr,t.t.
Fiqh/Usul Fiqh
Abdul Hadi, Abu Surai, Bunga Bank Dalam Islam, Surabaya: Al ikhlas, 1993.
Abdurrahman, Asjmuni, Metode Penetapan Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
Abu Zahrah, Muhammad, Ushul Fiqh, terj. Saefullah Ma’shun dkk, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005.
Aekley, Garden, Teori Ekonomi Makro, Jakarta: UI Pres, 1997.
Ahmad, Amrullah, Islamisasi Ekonomi Suatu Evaluasi dan proyek Gerakan Perekonomian Islam, Yogyakarta: PLP2M, 1995.
Al-jaziri, Abdurrahman, Kitab Al-Fiqh ‘Ala< al-Maza<hib al- ‘Ara<ba’ah, Beirut: Dar al kutub al-ilmiah, 1990.
----------, Kitab Al-Fiqh ‘Ala< al-Maza<hib al- ‘Ara<ba’ah, Mesir: Al maktabah al tijariyah al kubro, t.t.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
83
Al-jurjawi, Ali Ahmad, Hikmat al Tasyri wa Fal Safatuhu, Beirut: Dar al fikr, t.t.
Al Sanusi, Ali Ahmad, Al Muamalat al Ma<liyah al Mu’a<siroh fi Mizan al Fiqh al Islam, Kuwait: Maktabah Al fallah,t.t.
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001.
-----------------, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta: Tazkia Institute, 1999.
As-Shiddieqy, TM. Hasbi, Falsafah Hukum Islam, cet. V, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Basyir, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: UII,1993.
----------------, Hukum Islam Tentang Riba, Utang Piutang, Gadai, cet. III, Bandung: Al ma’arif, 1983.
Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, cet.I, Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1996/1997.
Fikri, Ali, Al Muamalat al Madiyaha al Adabiyyah, Kairo: Mustofa al bab al halabi, 1357.
Hanafi, Ahmad, Ushul Fiqh, cet. 5, Jakarta: Widjaya, 1971.
Harahap, Syabirin, Bunga Uang dan Riba Dalam Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Al husna, 1984.
Hatta, Muhammad, Beberapa Pasal Ekonomi, Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Iqbal Quraishi, Anwar, Islam dan Teori Pembungaan Uang, Jakarta: Tintamas, 1973.
Kholaf, Abd. Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, cet. I, Bandung: Gema Risalah Pres, 1996.
Nawawi, Imam, Al Majmu' Syarh al-Huhazzab, Beirut: Dar al-Fiqr, 1990.
Mohd Fachrudin, Dr Fuad, Riba Dalam Bank, Koperasi, Perseroan, dan Asuransi, Bandung: PT Alma’arif, 1993.
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Islam, Yogyakarta: UII Press, 2000.
Muslim, Al-Jami' as-Shahih, Beirut: Libanon: Dar al Fiqr, t.t.
Pasaribu, Chairuman, dan K.Lubis, Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafindo, 1996.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
84
Rosyada, Dede, Hukum Islam dan Peran Sosial, cet.I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga, terj: Nurul Huda, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Sinungan, Muchdarsyah, Uang dan Bank, Jakarta: Rineke Cipta, 1989.
Winardi, Istilah Ekonomi dalam Tiga Bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Indonesia, Bandung: Mandar Maju, 1996.
Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, cet. IX, Jakarta: Toko Gunung Agung, 1993.
Zuhri, Muhammad, Riba Dalam Al-Qur’an dan Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipasif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Lain-lain
Arikunta, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. II, Jakarta: Rineke Cipta, 1998.
Guritno, T, Kamus Ekonomi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi offset, 1990.
Salim, Peter, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ed.I, Jakarta: Modern English Press, 1991.
Subekti dan Sudibio, Tjitro, Kitab UU Hukum Perdata, cet. ke 31, Jakarta: Pratnya Paramita, 2001.
Surachmat, Winarno, Dasar dan Tehnik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1978.
Tim PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, Tanya Jawab Agama, jilid II, Yogyakarta: Pers Suara Muhammadiyah, 2003.
Yasin, Sulchan, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Amanah, 1997.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
I
Lampiran I
TERJEMAHAN
BAB HAL FN. TERJEMAHAN
BAB I
9
10
10
10
11
11
12
12
11
12
13
14
15
16
17
18
Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (memanfaatkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Barang siapa orang muslim yang meminjamkan muslim lainnya dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah. Tiap-tiap hutang yang mengambil manfaat maka semacam dari beberapa macam riba. Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka senilai tangguh sampai dia berkelapangan. Orang yang menunda-nunda hutang adalah dhalim, apabila salah satu dari kamu mampu membayar maka penuhilah. Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik ketika membayar. Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabanya.
BAB II
25
32
32
2
11
12
Jika kamu dalam perjalanan ( dan bermuamalat tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang) akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amalannya (hutangnya)dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah) maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
II
33
33
41
13
14
24
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur’an dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Barang siapa membantu hajat saudaranya maka Allah akan membantunya dan barang siapa membahagiakan saudaranya maka akan dibahagiakan Allah di Yaumul Qiyamah. Barang siapa orang muslim yang meminjamkan muslim lainnya dua kali kecuali yang satunya adalah (seniali) sedekah. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman(278). Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu: kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.(279).
BAB IV
61
64
66
73
1 6
10
13
Sesuatu di pandang oleh kaum muslimin baik, maka menurut Allah adalah baik. Rasulullah SAW berhutang unta yang berusia satu tahun, kemudian beliau melunasinya dengan unta satu tahun lebih tua dari unta tersebut dan beliau bersabda; bahwasanya sebaik-baik kalian adalah sebagus-bagusnya pengembalian hutang. Apabila Rasulullah SAW hendak bepergian, beliau mengundi di antara istri-istrinya maka yang mana di antara mereka keluar sahamnya dialah yang diajak pergi bersamanya. Sesuatu yang dipandang oleh kaum muslimin baik menurut Allah adalah baik, dan sesuatu yang dipandang oleh mereka buruk, maka menurutNya adalah buruk.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
III
Lampiran II
BIOGRAFI ULAMA
1. Ahmad Azhar Basyir
Lahir di Kauman Yogyakarta, pada tanggal 21 November 1928 M. Beliau adalah Dosen di Fakultas UGM Yogyakarta dan sekaligus sebagai ketua Jurusan Filsafat pada fakultas yang sama. Setelah menamatkan studinya di PTAIN Yogyakarta (1959), beliau melanjutkan studinya ke Universitas Kairo Jurusan Syari’ah, Universitas Dar al-Ulum sampai mendapat gelar MA, dalam bidang Dirasah Islamiyah pada tahun 1965. Karyanya yang telah beredar yaitu Garis Besar Sistem Ekonomi Islam (1981), Maslah Imamah dalam Filsafat Politik Islam (1981), Hukum Waris Islam (1982), Citra Masyarakat Muslim (1984) dan Hukum Perkawinan Islam (1977). Pada tahun 1993 beliau wafat dan dimakamkan di Yogyakarta.
2. Muhammad Syafi’i Antonio Muhammad Syafi’i Antonio lahir pada 12 Mei 1967 dengan nama asli Nio Gwan Chang dari pasangan Liem Soen Nio Sem Nyou. Sekalipun di besarkan di tengah keluarga Kong Hucu dan Kristen, pengembanganya mencari kebenaran telah menghantarkannya keharibaan Islam. Buku yang telah Ia tulis adalah: Apa dan Bagaimana Bank Islam, Prinsip Operasional Bank Islam, Zakat Kaum Berdasi, Wawasan Islam dan Ekonomi, Arbitrase Islam di Indonesia, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Bank Syari’ah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, dan Bank Syari’ah; Wacana Ulama dan Cendekiawan.
3. Imam al-Bukhari Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh bin Bardibah, beliau dilahirkan di Bukhara, suatu kota di Uzbekistan wilayah Rusia pada hari jum’at tanggal 13 Syawal 194 H/ 810M. Sejak usia 10 tahun sudah mampu menghafal al-Qur’an, beliau banyak melawat dari suatu tempat yakni Syam, Mesir, Basyrah maupun Hijaz dalam rangka menuntut ilmu hadits. Bukhari adalah orang pertama penyusun kitab sahih, yang kemudian jejaknya diikuti oleh ulama yang lainnya sesudah beliau. Kitab itu disusun selama 16 tahun, kitab itu berjudul “ Jami’ as-Sahih” yang terkenal dengan Sahih Bukhari. Beliau wafat pada tahun 252H/870M.
4. Abdurrahman al-Jaziri Beliau adalah ulama yang cukup terkenal berkebangsaan Mesir, beliau banyak menguasai hukum-hukum positif dalam 4 mazhab sunah. Al-Jaziri adalah seorang maha guru dalam mata kuliah Perbandingan Mazhab pada Universitas Cairo di Mesir. Salah satu karyanya yang terkenal dalam bidang Fiqh ialah kitab al-Fiqh ‘ala Mazahib al- ‘Arba’ah yang mengupas pendapat dari Imam mazhab yang empat pada segala mazhab fiqh.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
IV
5. Ibnu Majah Nama lengkapnya Ibn ‘Abdullah Ibn Yazid Ibn Majah ar-Rabi’y al- Qazwaniy, dilahirkan tahun 209H. Beliau sering melawat ke berbagai kota antara lain, Iraq, Basrah, Kuffah, Makkah, Mesir dan kota-kota lain. Beliau mengumpulkan hadits dan meriwayatkannya dari ulama-ulama, karyanya mengenai as-Sunnah, kitab-kitab dan sejarah. Beliau wafat pada bulan Ramadhan tahun 273 H.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
V
Lampiran III
PEDOMAN WAWANCARA
Pengurus:
1. Apa yang menjadi latar belakang berdirinya paguyuban simpan pinjam?
2. Siapa pencetus diadakannya paguyuban simpan pinjam pedagang kain?
3. Apa tujuan dari diadakannya paguyuban simpan pinjam?
4. Sejak kapan paguyuban simpan pinjam diadakan?
5. Bagaimana mekanisme pelaksanaan paguyuban simpan pinjam pedagang kain?
6. Bagaimana perkembangan paguyuban mulai berdiri sampai sekarang?
7. Bagaimana struktur pengurus di paguyuban simpan pinjam pedagang kain?
8. Berapa jumlah anggota paguyuban?
9. Apa hak dan kewajiban pengurus dan anggota paguyuban simpan pinjam?
10. Faktor apa saja yang menghambat pengelolaan paguyuban simpan pinjam?
11. Faktor- Faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan paguyuban simpan pinjam?
12. Dalam hal simpan pinjam ketentuan apa saja yang digunakan paguyuban simpan
pinjam untuk kelancaran simpan pinjam?
13. Adakah peraturan- peraturan yang harus diikuti atau dipatuhi oleh peminjam?
14. Adakah kebijakan khusus yang ditetapkan paguyuban untuk dipatuhi oleh
peminjam?
15. Apakah Akad simpan pinjam berdasarkan kesepakatan bersama atau sah
ditetapkan langsung oleh paguyuban?
16. Adakah jaminan dalam melakukan transaksi simpan pinjam?
17. Apa manfaat dan madharat yang ditimbulkan dari pelaksanaan paguyuban simpan
pinjam pedagang kain?
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
VI
Anggota:
1. Bagaimana cara anda mendapatkan pinjaman di paguyuban simpan pinjam
pedagang kain?
2. Untuk kebutuhan apa saja pinjaman tersebut?
3. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai keberadaan paguyuban simpan
pinjam pedagang kain?
4. Apa benar anda telah melakukan transaksi dengan pihak pengurus?
5. Bagaimana prosedur untuk memperoleh pinjaman di paguyuban simpan pinjam
pedagang kain?
6. Syarat-syarat apa sajakah untuk mendapatkan pinjaman itu, apakah itu
memberatkan?
7. Berapa jangka waktu yang diberikan untuk mengembalikan pinjaman?
8. Dalam mengembalikan pinjaman pernahkah anda mengalami tunggakan?
9. Apa penyebab keterlambatan dalam mengembalikan pinjaman?
10. Kemudian akibat apa yang anda terima karena keterlambatan membayar
angsuran?
11. Apakah ada tambahan dalam pengembalian pinjaman anda?
12. Apakah anda keberatan dengan bunga yang ditetapkan di paguyuban simpan
pinjam pedagang kain ini?
13. Bagaimanakah menurut anda tentang sanksi atau tindakan yang dilakukan oleh
pengurus terhadap keterlambatan dalam mengembalikan pinjaman?
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
VII
Nama :
Umur :
Paguyuban :
Tanda tangan :
1. Apa benar anda telah melakukan transaksi dengan pihak pengurus?
Jawab:
2. Bagaimana cara anda mendapatkan pinjaman di paguyuban ini?
Jawab:
3. Untuk kebutuhan apa saja pinjaman tersebut?
Jawab:
4. Bagaimana menurut pendapat anda tentang diadakannya paguyuban ini?
Jawab:
5. Bagaimana cara untuk memperoleh pinjaman di paguyuban ini?
Jawab:
6. Apakah ada syarat-syarat untuk mendapatkan pinjaman itu, apa saja syarat-
syaratnya?
Jawab:
7. Berapa jangka waktu yang diberikan untuk mengembalikan pinjaman?
Jawab:
8. Pernahkah anda mengalami keterlambatan dalam mengembalikan pinjaman? Apa
penyebabnya?
Jawab:
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
VIII
9. Kemudian akibat apa yang anda terima karena keterlambatan membayar
angsuran?
Jawab:
10. Bagaimanakah menurut anda tentang sanksi atau tindakan yang dilakukan oleh
pengurus terhadap keterlambatan dalam mengembalikan pinjaman?
Jawab:
11. Apakah ada tambahan (bunga) dalam pengembalian pinjaman anda? berapa
tambahannya?
Jawab:
12. Apakah anda keberatan dengan bunga yang ditetapkan di Paguyuban ini?
Jawab:
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
IX
Lampiran IV
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Iin Qororiatun Fadlillah
Nama Panggilan : Iin / Dilla
Jenis Kelamin : Perempuan.
Agama : Islam
Tempat dan Tanggal Lahir : Purbalingga, 14 Juni 1985
Alamat : RT 02 RW 07, Bantarbarang, Rembang, Purbalingga
Nama Orang Tua
1. Ayah : H. Imam Supardi,A.Ma
2. Ibu : Sutari
Riwayat Pendidikan
1. MI YAPPI Bantarbarang 02 Tahun 1991-1996
2. SLTP Negeri 1 Losari Tahun 1997-2000
3. SMU Negeri 1 Rembang Tahun 2000-2003
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Masuk 2003
Penyusun
Iin Qororiatun Fadlillah NIM. 03380452
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta