Post on 02-May-2019
ii
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG RESIKO
PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI UMUR
0-6 BULAN DI KELURAHAN NUSUKAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun
Disusun oleh :
Nurjannah
NIM B12145
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG RESIKO
PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA
0-6 BULAN DI KELURAHAN NUSUKAN
Diajukan oleh :
Nurjannah
NIM B12145
Telah diperiksa dan disetujui
Pada Tanggal ....................
Pembimbing
Ernawati, S.ST, M.Kes
NIK 200886033
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG RESIKO
PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA
0-6 BULAN DI KELURAHAN NUSUKAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh :
Nurjannah
NIM B12145
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program Diploma III Kebidanan
Pada Tanggal .........................
Penguji 1 Penguji 2
Retno Wulandari, S.ST Ernawati, S.ST, M.Kes
NIK 200985034 NIK 200886033
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang bejudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Resiko
Pemberian Susu Formula Pada Bayu Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Nusukan”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Ernawati S.ST M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Sabta Endah Yulianti, MM, selaku Lurah Nusukan yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Nurjannah
B12 145
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG RESIKO PEMBERIAN
SUSU FORMULA PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI KELURAHAN
NUSUKAN TAHUN 2015
Xii + 44 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 19 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang : Hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF,
mengemukakan bahwa bayi yang diberikan susu formula dibawah 6 bulan
memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya dan
peluang itu 25 kali lebih tinggi dari pada bayi yang disusui ibunya secara
eksklusif (UNICEF, 2013). Hasil wawancara dengan 10 responden ada 7 ibu yang
tidak mengetahui resiko pemberian susu formula pada bayi sedangkan 3 ibu
lainnya mengetahui resiko pemberian susu formula pada bayi.
Tujuan Penelitian : Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang resiko pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di Kelurahan
Nusukan sedangkan tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
pada kategori baik, cukup, kurang dan faktor-faktor pendorong dan penghambat
tingkat pengetahuan ibu.
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di Kelurahan Nusukan pada tanggal 28 Maret 2015 dengan populasi
sebanyak 35 responden, pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik
total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner yang di uji validitas
dan reliabilitasnya, teknik analisa univariate dengan distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadapa 35 responden di Kelurahan
Nusukan, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,4 %),
berpengetahuan cukup 23 responden (65,7 %), berpengetahuan kurang sebanyak 8
responden (22,9 %), faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan
adalah pendidikan, pekerjaan, umur, dan lingkungan.
Kesimpulan : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan
di Kelurahan Nusukan terbanyak pada kategori cukup yaitu 59 responden
(75,7 %), serta faktor pendukung dan penghambat tingkat pengetahuan adalah
pendidikan, pekerjaan, umur, dan lingkungan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Susu formula
Kepustakaan : 18 literatur (2006-2014)
vi
MOTTO
1. Harga Kebaikan manusia manusia adalah diukur menurut apa yang telah
diperbuatnya (Ali Bin Abi Tholib).
2. Kemengangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia adalah menundukan diri sendiri (Ibu Kartini).
3. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh
(Andrew Jackson).
4. Fight for your dreams is not always easy but it is so worth it.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Ayah dan Ibu, terima kasih untuk setiap dukungan baik moril maupun materil
untuk penulis.
2. Kakak Opik, kakak Rul, dan Kakak Mujib yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
3. Ibu Ernawati, S.ST,M.Kes, terima kasih untuk bimbingan, ilmu dan
kesabarannya selama membimbing saya dalam menyelesaikan Karya Tulis
ini.
4. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan angkatan 2012, khususnya kelas
3C, kita memulainya bersamaan kawan, mari kita akhiri juga bersama-sema.
5. Teman belajar kelompok kecil (Mbak Reni, Mbak Ana, Miranti), terima kasih
untuk waktu, pengertian, dan kerja kerasnya selama ini. Selamat Berjuang.
6. Rini Rahayu Ningsih, selamat berjuang.
7. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Nurjannah
Tempat/Tanggal Lahir : Sumbawa, 17 Desember 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Garuda 20 RT/RW 004/004 Lempeh, Sumbawa
besar, NTB (84312)
Riwayat Pendidikan
1. SDN Lempeh, Sumbawa Besar LULUS TAHUN 2006
2. MTs DI PI Nurul Hakim, Lombok Barat LULUS TAHUN 2009
3. SMAN 2 Sumbawa Besar LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian
1. Umum ....................................................................................... 3
2. Khusus ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan ..................................................... 6
b. Cara memperoleh pengetahuan .......................................... 6
c. Tingkat pengetahuan .......................................................... 7
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ... 8
e. Kategori pengetahuan......................................................... 10
ix
2. Susu Formula
a. Pengetian susu formula ...................................................... 11
b. Jenis susu formula .............................................................. 11
c. Kandungan susu formula ................................................... 15
d. Kelemahan susu formula .................................................... 15
e. Resiko pemberian susu formula ......................................... 16
f. Faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula ........ 18
B. Kerangka Teori............................................................................... 20
C. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 22
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengangambilan Sampel ............... 23
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 24
E. Definisi Operasional....................................................................... 25
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 25
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 29
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 30
I. Etika Penelitian .............................................................................. 32
J. Jadwal Penelitian ............................................................................ 33
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................ 34
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 35
C. Pembahasan ................................................................................... 38
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 42
B. Saran .............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan komposisi susu formula dengan komposisi ASI ....... 12
Tabel 3.1 Kategori skala ukur Ordinal ............................................................. 24
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ........................................................................... 26
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ............................ 35
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur...................................... 35
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan .............................. 36
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation ................................................ 37
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Resiko Peberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan ..................... 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 20
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Inform Concent)
Lampiran 10. Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 11. Kuesioner Penelitian
Lampiran 12. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 13. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 15. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 16. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Lampiran 18. Tabel Product Moment
Lampiran 19. Data Identitas Responden
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian (Foto)
Lampiran 21. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susu formula adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh
kelenjar susu mamalia, biasanya sapi yang nutrisinya disusun sedemikian
rupa hingga mendekati susunan nutrisi ASI (Khasanah, 2011).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF, mengemukakan bahwa
bayi yang diberikan susu formula dibawah 6 bulan memiliki kemungkinan
meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya dan peluang itu 25 kali
lebih tinggi dari pada bayi yang disusui ibunya secara eksklusif. Pemberian
susu formula beresiko meningkatkan terjadinya penyakit infeksi, misalnya
infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan. Selain itu
pemberian susu formula yang terlalu dini juga bisa meningkatkan terjadinya
penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas, hingga kurang gizi
(UNICEF, 2013).
Angka cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional sebesar
54,3 %, sedangkan cakupan ASI eksklusif Provinsi Jawa Tengah tahun
2013 yaitu 52,99 % meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu 25,6 %
(Depkes, 2013).
Dinas Kesehatan Surakarta (DKK Surakarta) tahun 2012 memaparkan
bahwa cakupan ASI eksklusif di Kota Surakarta yaitu 46,1 %
2
meningkat sebesar 5,39 % menjadi 51,49 % pada tahun 2013 tetapi masih
jauh dibawah target nasional yaitu 80 % (Dinkes, 2013).
Data yang diambil pada bulan Oktober tahun 2014 di Puskesmas
Nusukan dari 251 bayi hanya 115 bayi (45,81 %) yang diberi ASI eksklusif
sedangkan 136 bayi (54, 18 %) tidak diberikan ASI Eksklusif.
Peran yang dapat dilakukan bidan dalam melindungi hak bayi untuk
tidak diberikan susu formula, yaitu menganjurkan ibu untuk segera
menyusui bayinya setelah melahirkan, dukung ibu untuk rawat gabung
setelah melahirkan, dan membantu ibu jika ada masalah dalam menyusui
(Khasanah, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di
Kelurahan Nusukan jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dari
bulan Oktober - Desember tahun 2014 sebanyak 78 ibu. Hasil wawancara
dengan 10 responden ada 7 ibu yang tidak mengetahui resiko pemberian
susu formula pada bayi sedangkan 3 ibu lainnya mengetahui resiko
pemberian susu formula pada bayi.
Berdasarkan studi pendahuluan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Resiko Susu Formula
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Kelurahan Nusukan”.
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah tingkat pengetahuan
ibu tentang resiko pemberian susu formula pada Bayi 0-6 Bulan di
kelurahan Nusukan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu
formula pada Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Nusukan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian
susu formula pada bayi 0- 6 bulan di kelurahan Nusukan pada
kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian
susu formula pada bayi 0-6 bulan di kelurahan Nusukan pada
kategori cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian
susu formula pada bayi 0-6 bulan di kelurahan Nusukan pada
kategori kurang.
d. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat tingkat
pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula pada bayi
umur 0-6 bulan.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai sarana untuk menerapkan
teori dan ilmu yang telah diperoleh ditempat kuliah serta dapat
menjadi masukan dan acuan ilmu pengetahuan serta penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan ilmu
metode penelitian dan menambah wawasan pengetahuan tentang
resiko pemberian susu formula.
3. Bagi Kelurahan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan
pemikiran bagi Kelurahan Nusukan tentang resiko pemberian susu
formula pada bayi umur 0-6 bulan.
E. Keaslian Penelitian
Peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang pernah
dilakukan, diantaranya :
1. Nur Azizah, dkk (2013) dengan judul : “Gambaran pengetahuan ibu
tentang efek pemberian susu formula pada bayi usia di bawah 6 bulan
di Puskesmas Banget Ayu Kota Semarang”. Metode yang digunakan
adalah penelitian survey deskriptif menggunakan kuesioner dengan
pendekatan cross sectional . Total populasi pada penelitian ini yaitu
5
150 orang dan sampel penelitian sebanyak 60 orang. Hasil penelitian
menunjukan ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 18
responden (30%), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (25%)
dan yang mempunyai pengetahuan kurang 27 responden (45%).
Kesimpulan secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 27 responden (45%).
2. Sonia Lis Marwati, dkk (2013) dengan judul : “Gambaran
pengetahuan ibu tentang dampak pemberian susu formula pada bayi
usia 0-6 bulan di BPM Ny. Muniroh Desa Wujil, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang”. Metode yang digunakan adalah penelitian
survei deskriptif menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross
sectional . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayu umur 0-6 bulan dengan teknik Total Sampling
didapatkan sampel sebanyak 52 responden. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sebanyak 16 orang (30,7 %) dengan pengetahuan
baik sebanyak 15 orang (28,9 %), pengetahuan cukup dan 21 orang
(40,4%) pengetahuan kurang. Kesimpulan secara umum bahwa
mayoritas ibu mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 21
responden (40,4 %).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
instrumen yang digunakan dan responden penelitian, sedangkan
perbedaannya terletak pada waktu pelaksaan, lokasi, jumlah responden,
metode penelitian, dan hasil penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manuasia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yaitu indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2011).
b. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmojo (2011), ada 2
yaitu :
1) Cara memperoleh kebenaran non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional untuk dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan
logis adalah dengan cara non ilmiah tanpa melalui penelitian.
7
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau modern untuk memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer metodelogi
penelitian (reseach metodelogy).
c. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmojdo (2011), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir,
berinteraksi, analisa, memecahkan masalah, dan lain-lain) yang
berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil dihimpun atau dikenali sebelumnya
(recall of facts).
2) Memahami (comperhension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena
sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga
sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi
bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
8
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal
yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi
menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-
komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya dalam suatu susunan bentuk yang berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan
yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa
atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Mubarak, dkk (2007), sebagai berikut :
9
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat
memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
4) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang
lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali
10
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan
cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap
seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru.
e. Kategori Pengetahuan
Menentukan tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013),
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan ranking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :
1) Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD x mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
11
2. Susu Formula
a. Pengertian
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mammae baik
binatang maupun seorang ibu. Susu formula bayi adalah cairan atau
bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-
anak yang dimanipulasi sehingga menyerupai ASI. Namun
demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi asam amino
dan asalm lemak, dan susu formula tidak mengandung sifat anti-
infeksi yang terdapat dalam ASI (Lissauer, 2008).
Walaupun memiliki susunan nutrisi yang baik, tetapi susu sapi
sangat baik hanya untuk anak sapi, bukan untuk bayi. Oleh karena
itu, sebelum dipergunakan untuk makanan bayi, susunan nutrisi susu
formula harus diubah hingga cocok untuk bayi. Sebab, ASI
merupakan makanan bayi yang ideal sehingga perubahan yang
dilakukan pada komposisi nutrisi susu sapi harus sedemikian rupa
hingga mendekati susunan nutrisi ASI (Khasanah, 2011).
b. Jenis Susu Formula
Ada beberapa jenis susu formula menurut Notoatmodjo (2011),yaitu:
1) Susu Formula Adaptasi
Susu formula adaptasi (adapted) atau pemula adalah susu
formula yang biasa digunakan sebagai pengganti ASI oleh bayi
baru lahir sampai umur 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
12
Susu formula adaptasi ini disesuaikan dengan keadaan
fisiologis bayi. Komposisinya hampir mendekati komposisis
ASI sehingga cocok diberikan kepada bayi yang baru lahir
hingga berusia 4 bulan.
Tabel 2.1 Perbandingan komposisi susu formula dengan ASI
Zat Gizi Formula Adaptasi ASI
Lemak (gr) 3,4-3,64 3,0-5,5
Protein (gr)
Whey 0,9-0,96 0,7-0,9
Kasein 0,6-0,64 0,4-0,5
Karbohidrat (gr) 7,2-7,4 6,6-7,1
Energi (kkal) 67-67,6 65-70
Mineral (gr) 0,25-0,3 0,2
Sumber : Notoatmodjo (2011)
2) Susu Formula Awal Lengkap
Formula awal lengkap (complete starting formula) yaitu
susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan setelah bayi
lahir. Keuntungan dari formula bayi ini terletak pada harganya.
Pembuatannya sangat mudah maka ongkos pembuatan juga
lebih murah hingga dapat dipasarkan dengan harga lebih rendah.
Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan
komposisi zat gizinya dibuat mendekati komposisi ASI.
Komposisi zat gizi yang dikandung sangat lengkap,
sehingga diberikan kepada bayi sebagai formula permulaan usia
4-6 bulan.
13
3) Susu Formula Lanjutan
Susu formula lanjutan yaitu susu formula yang
menggantikan kedua susu formula yang digunakan sebelumnya
dan untuk bayi yang berusia 6 bulan ke atas, sehingga disebut
susu formula lanjutan.
Susu formula menurut Nirwana (2014), terdiri dari :
1) Susu Formula dari Sapi
Umumnya susu formula untuk bayi yang beredar dipasaran
berasal dari susu sapi. Alergi akibat susu sapi antara lain berupa
diare. Untuk bayi yang usianya diatas 6 bulan susu formula yang
disarankan adalah yang telah mendapatkan fortifikasi zat besi
karena antara usia 4-6 bulan persediaan zat besi pada tubuh bayi
mulai berkurang sehingga perlu tambahan asupan dari luar.
2) Susu Hipoalergenik
Bayi-bayi yang dalam keluarganya memiliki riwayat alergi
umumnya akan mengalami alergi terhadap susu sapi.
Karenanya, bayi dengan alergi susu sapi formula biasa
sebaiknya diberi susu formula dengan formula hipoalergenik
(hidrolisat), yakni susu sapi yang kandungan proteinnya
sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah oleh pencernaan
bayi.
14
3) Susu Kedelai (Soya)
Susu yang berasal dari kedelai ini umumnya diperuntukkan
bagi bayi yang alergi terhadap protein susu sapi tetapi tidak
alergi terhadap protein soya. Fungsinya sama dengan susu sapi
yang proteinya telah terhidrolisis dengan sempurna. Jadi dapat
digunakan sebagai pencegahan alergi tersier. Bayi yang alergi
susu kedelai harus beralih ke susu formula dengan asam amino
yang sudah terhidrolisis (hipoalergenik).
4) Susu Rendah Laktosa
Susu rendah laktosa adalah susu sapi yang bebas dari
kandungan laktosa (low lactose atau free lactose). Sebagai
penggantinya, susu formula jenis ini akan menambahkan
kandungan gula jagung. Susu ini cocok untuk bayi yang tidak
mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa) karena gula
darahnya tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa.
Intoleransi laktosa biasanya ditandai dengan buang air terus-
menerus atau diare.
5) Susu Formula Khusus
Susu formula khusus disediakan bagi bayi yang memiliki
problem dengan saluran pencernaan. Ada bayi yang memiliki
gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, protein atau zat gizi
lainnya. Pemberian susu formula khusus ini biasanya atas
pengawasan dan petunjuk dokter.
15
c. Kandungan Susu Formula
Susu formula yang dibuat dari susu sapi telah diproses dan
diubah kandungan komposisinya sebaik mungkin agar
kandungannya sama dengan ASI tetapi tidak 100% sama. Proses
pembuatan susu formula, kandungan karbohidrat, protein dan
mineral dari susu sapi telah diubah kemudian ditambah vitamin serta
mineral sehingga mengikuti komposisi yang dibutuhkan sesuai untuk
bayi berdasarkan usianya (Nirwana, 2014).
Menurut Notoatmodjo (2011), ada beberapa kandungan gizi
dalam susu formula yaitu, lemak disarankan antara 2,4-4,1 g tiap 100
ml, protein berkisar antara 1,2-1,9 g tiap 100 ml, karbohidrat
berkisar antara 5,4-8,2 g tiap 100 ml dan mineral 0,25-0,34 g tiap
100 ml.
d. Kelemahan Susu Formula
Kelemahan susu formula menurut Nirwana (2014), yaitu :
1) Susu formula kurang mengandung beberapa senyawa nutrien.
2) Faktor antibodi, antibakteri dan antivirus (misalnya IgA, IgG,
IgM dan laktoferin) yang hanya didapatkan dari ASI.
3) Susu formula tidak mengandung hormon (misalnya hormon
prolaktin dan hormon tiroid).
4) Kurangnya enzim dan prostaglandin.
Susu formula banyak kelemahannya karena terbuat dari susu
sapi sehingga dijelaskan Khasanah (2011) antara lain kandungan
16
susu formula tidak selengkap ASI, pengenceran yang salah,
kontaminasi mikroorganisme, menyebabkan alergi, bayi bisa diare
dan sering muntah, menyebabkan bayi terkena infeksi, obesitas atau
kegemukan, pemborosan, kekurangan zat besi dan vitamin,
mengandung banyak garam.
e. Resiko Pemberian Susu Formula
1) Gangguan saluran pencernaan (muntah, diare)
Menurut Khasanah (2011), anak yang diberi susu formula
lebih sering muntah/gumoh, Saluran pencernaan bayi dapat
terganggu akibat dari pengenceran susu formula yang kurang
tepat, sedangkan susu yang terlalu kental dapat membuat usus
bayi susah mencerna, sehingga sebelum susu dicerna oleh usus
akan dikeluarkan kembali melalui anus yang mengakibatkan
bayi mengalami diare.
2) Infeksi saluran pernapasan
Susu sapi tidak mengandung sel darah putih hidup dan
antibiotik sebagai perlindungan tubuh dari infeksi. Proses
penyiapan susu formula yang kurang steril dapat menyebabkan
bakteri mudah masuk (Nirwana, 2014).
3) Meningkatkan resiko serangan asma
ASI dapat melindungi bayi dari penyakit langka botulism,
penyakit ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai
penyakit pernapasan dan kelumpuhan otot (Nasir, 2011).
17
4) Meningkatkan kejadian karies gigi susu
ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak
berlaku pada ASI dengan botol), karena menyusui lewat
payudara ada seperti keran, jika bayi berhenti menghisap,
otomatis ASI juga akan berhenti dan tidak seperti susu botol.
Sehingga ASI tidak akan mengumpul pada gigi dan
menyebabkan karies gigi (Nasir, 2011).
5) Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
Susu formula mengandung glutamate (MSG - Asam amino)
yang merusak fungsi hypothalamus pada otak. Glutamate adalah
salah satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis
(Nasir, 2011).
6) Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu
formula diperkirakan karena kelebihan air dan komposisi lemak
tubuh yang berbeda dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI
(Khasanah, 2011).
7) Kematian mendadak
Kemantian mendadak pada bayi lebih banyak dialami oleh
bayi yang diberikan susu formula. Susu formula sangat rendah
kandungan trypophan yang sangat dibutuhkan badan untuk
membentuk serotinin. Penelitian pada bayi yang meninggal
18
mendadak rata-rata mempunyai zat serotinin yang sangat rendah
dalam otak (Nirwana, 2014).
8) Resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol baik,
artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat sudah
dewasa. ASI mengandung kolesterol tinggi (fatty acid) yang
bermanfaat untuk bayi dalam membangun jaringan-jaringan
saraf dan otak. Susu yang berasal dari sapi tidak mengandung
kolesterol ini (Nasir, 2011).
f. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula
1) Pendidikan
Seseorang yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan
luasakan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI
eksklusif karena pola pikirnya yang lebih realistis dibandingkan
dengan tingkat pendidikan rendah (Puspitasari, 2011).
2) Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif adalah hal yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang, salah satunya kurang
memadainya pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI yang
menjadikan penyebab atau masalah dalam peningkatan
pemberianASI (Roesli, 2008).
19
3) Pekerjaan
Bertambahnya pendapatan keluarga atau status ekonomi
yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan
berhubungan dengan cepatnya pemberian susu botol. Artinya
mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu
yang lama (Amirudin, 2006).
4) Informasi tentang susu formula
Distribusi, iklan, dan promosi susu formula berlagsung
terus. Bahkan, meningkat tidak hanya di televisi, radio, dan surat
kabar, melainkan sudah dipromosikan di tempat-tempat
praktik swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat
(Khasanah, 2011).
5) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan
susu botol
Persepsi masyarakat gaya hidup mewah membawa dampak
menurutnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya pandangan
bagi kalangan tertentu bahwa susu botol sangat cocok untuk
bayi dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu ingin meniru
orang lain (Khasanah, 2011).
6) Peran petugas kesehatan
Masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan
tentang manfaat pemberian ASI (Khasanah, 2011).
20
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Mubarok (2007), Wawan dan Dewi (2011)
Pengetahuan Susu Formula
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Sosial budaya
7. Lingkungan
8. Informasi
1. Pengertian
2. Jenis susu formula
3. Kandungan susu formula
4. Kelemahan susu formula
5. Resiko pemberian susu
formula
6. Faktor yang mempengaruhi
pemberian susu formula
21
C. Kerangka Konsep
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Sumber : Riwidikdo (2013)
Tingkat pengetahuan ibu tentang
resiko pemberian susu formula pada
bayi umur 0-6 bulan
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Sosial budaya
2. Informasi
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2012),
deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskriptif suatu keadaan secara objektif
untuk memperoleh sebuah angka atau nilai. Metode ini digunakan untuk
memecah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang. Pada penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan
ibu tentang resiko pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di
kelurahan Nusukan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan penelitian oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Nusukan.
2. Waktu
Waktu penelitian adalah rentan waktu yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini
telah dilaksanakan pada bulan Maret – April 2015.
23
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini populasi diambil berdasarkan
jumlah ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan pada bulan Maret
sebanyak 139 responden.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang diteliti atau sebagian dari
populasi yang dianggap dapat mewakili populasi (Notoatmodjo, 2012).
Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tapi jika
populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15 % atau 20% - 25% atau
lebih (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini peneliti mengambil 25% dari
total populasi yaitu sebanyak 35 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan cara atau teknik-teknik
tertentu sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi
yang ada dapat mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2012).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada didalam anggota populasi
(Hidayat, 2011). Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan
24
dengan cara undiaan antar siapa yang menjadi responden dengan tidak
menjadi responden (Sugiyono, 2010).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang di miliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini menggunakan
variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu
formula pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan Nusukan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2007). Skala ukur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala ukur ordinal. Skala ukur ordinal dapat dikategorikan sebagai
berikut :
25
Tabel 3.1 Kategori skala ukur ordinal
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Pengetahu
an ibu
tentang
resiko
pemberian
susu
formula
pada bayi
usia 0-6
bulan
Kemampuan ibu
untuk memahami cara
pengisian jawaban
dari pertanyaan yang
diberikan dalam
bentuk kuesioner
tentang resiko
pemberian susu
formula pada bayi usia
0-6 bulan.
a. Baik : bila nilai
responden (x) >
+ 1 SD
b. Cukup : bila nilai
mean 1 SD ≤ x
≤ mean + 1 SD
c. Kurang: bila nilai
responden (x) <
1 SD
Kuesioner Ordinal
Sumber : Notoatmodjo (2012)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini intrumen
penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan
kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum atau banyak orang.
Kuesioner dalam penelitian ini tertutup dimana sudah terdapat pilihan
jawabannya dan skala yang digunakan adalah skala Guttman, yaitu skala
pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak, benar atau salah
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Hidayat, 2007).
Pada kuesioner ini akan menggunakan jawaban benar atau salah. Cara
memberikan skor untuk pernyataan positif yaitu jika benar skor 1 dan jika
salah skor 0 dan pada pernyataan negatif jika benar skor 0 dan jika salah skor
26
1. Pengisian kuesioner ini akan dilakukan dengan cara memberikan tanda
centang (P) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.
Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator Positif Negatif Total
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
resiko
pemberian
susu formula
pada bayu
usia 0-6 bulan
a. Pengertian susu formula
b. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pemberian susu formula
c. Kelemahan susu formula
d. Resiko pemberian susu
formula
1,2*,4
7,9*,10,
12,14,15,
19,20,21
25,26,27,
30,31*,33,
37*,38
3,5*,6
8,11,13,
16,17,18,
22,23,24*
28,29,32,
34*,35,36*,
39*,40
4
11
5
11
Jumlah soal 31
Nomor yang terdapat tanda bintang (*) Tidak valid
Agar memperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner akan
diujikan terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliablitas terhadap
karakteristik sejenis yang dilakukan diluar lokasi penelitian. Uji validitas dan
reliabilitas telah dilaksanakan di Kelurahan Kadipiro pada tanggal 21 Maret
2015 dengan jumlah responden sebanyak 30 ibu yang mempunyai bayi umur
0-6 bulan untuk memperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva
normal.
27
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui alat ukur tersebut valid, valid artinya
ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur
sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2013).
Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut, jika hasil r hitung > r tabel
(0.361) dengan taraf signifikan 0,05 maka instrumen dikatakan valid
(Riwidikdo, 2013).
Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment
dengan menggunakan perhitungan komputer dengan SPSS
(Riwidikdo, 2013).
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product memont
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilaksanakan di Kelurahan
Nusukan dengan 40 pernyataam didapatkan hasil 31 butir pernyataan
dikatakan valid dan 9 butir soal lainnya dikatakan tidak valid. Peryataan
28
yang tidak valid yaitu nomor 2,5,9,24,31,34,36,37, dan 39 karena nilai r
hitung < 0,361. Selanjutnya pernyataan yang tidak valid tidak digunakan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kemantapan. Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai
prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda
mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Banyak rumus uji yang
dapat digunakan dalam uji reliabilitas alat ukur, namun dalam penelitian
ini menggunakan pengujian reliabilitas dengan SPSS (Riwidikdo, 2013).
Rumus Alfa Cronbach:
Keterangan:
ri : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2
: Jumlah varian butiran
St2 : Varian total
Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding
(0,75), maka dapat dikatakan kelompok reliabel mendukung
(Riwidikdo, 2013).
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode
Alpha Croncbach diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,926. Hasil ini
29
lebih besar daripada koefisien pembanding 0,75, sehingga kuesioner
penelitian dinyatakan reliabel dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai
penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada responden di
Kelurahan Nusukan, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden akan disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner
diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek
atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari
jawaban kuesioner tentang resiko pemberian susu formula pada bayi usia
0-6 bulan di kelurahan Nusukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian ini
yaitu data ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di kelurahan
Nusukan dari bulan Maret sebanyak 35 ibu.
30
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan
Menurut Notoatmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka langkah
yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan
data ada 4 yaitu :
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan dilapangan sehingga apabila terjadi atau tidak sesuai dapat
segera dilengkapi.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (processing)
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau software.
d. Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
31
adaanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan
dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis Univariat. Analisis Univariat adalah menganalisa terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi
dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut
Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan
kurang maka menggunakan parameter :
a. Baik : bila nilai responden (x) > + 1 SD
b. Cukup : bila nilai mean 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang : bila nilai responden (x) < 1 SD
Untuk mencari nilai rata-rata (mean) menurut Riwidikdo (2013),
diperoleh dengan rumus :
X =
Keterangan :
X : nilai rata-rata (mean)
n : jumlah data
Simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
32
SD =
Keterangan :
SD : Simpangan baku (Standart deviation)
xi : nilai data
n : jumlah data
Rumus prosentase untuk jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
menurut tingkat pengetahuan :
Skor presentase =
I. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian Menurut Hidayat (2007), adalah sebagai
berikut :
1. Informed Consent
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed
Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
peneitian. Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika
subyek bersedia, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan
dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati
keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi
lembar persetujuan.
33
2. Anonimity (Kerahasiaan nama atau identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama responden pada
lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data tersebut atau hasil penelitian yang akan
disampaikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah uraian langkah-langkah kegiatan mulai dari
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Keadaan Geografis
Kelurahan Nusukan merupakan salah satu kelurahan diantara 51
kelurahan yang ada di Kota Surakarta, terletak di Solo bagian utara dan
termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarsari. Kelurahan Nusukan memiliki
luas wilayah 206.250 Ha dengan penggunaan lahan pekarangan/Bangunan
seluas 184.750 Ha dan lain-lain (Sungai, jalan, saluran) seluas 21,50 Ha.
Adapun batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Kadipiro
b. Sebelah Timur : Kelurahan Mojosongo
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Gilingan
d. Sebelah Barat : Kelurahan Banyuanyar
2. Keadaan Demografi
Kelurahan Nusukan terdiri dari 8.122 KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 27.164 jiwa, dengan perincian jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 14.721 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 12.443
jiwa. Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Nusukan yaitu 1 unit
puskesmas, klinik, serta apotek.
35
B. Hasil Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula pada bayi
umur 0-6 bulan di kelurahan Nusukan. Berikut adalah gambaran distribusi
karakteristik responden yang meliputi :
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
SD
SMP
SMA
8
16
11
22,8 %
45,7 %
31,5 %
Total 35 100%
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas kelompok responden berpendidikan SD
sebanyak 8 responden (22,8 %), berpendidikan SMP sebanyak 16
responden (45,7 %), berpendidikan SMA sebanyak 11 responden
(31,5 %). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir responden yang paling banyak adalah berpendidikan SMP yaitu
sebanyak 16 responden (45,7 %).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Responden Frekuensi Prosentase %
1 20-25 tahun 14 40 %
2 26-30 tahun 12 34,3 %
3 31-35 tahun 9 25,7 %
Total 35 100 %
Sumber: Data primer, 2015
36
Berdasarkan tabel di atas kelompok umur responden 20 – 25 tahun
sebanyak 14 responden (40 %), 26 – 30 tahun sebanyak 12 responden
(34,3 %) dan 31 – 35 tahun sebanyak 9 responden (25,7 %). Dari data
di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah 20 –
25 tahun, yaitu 14 responden (40 %).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
IRT
Buruh
Wiraswasta
19
9
7
54,3 %
25,7 %
20 %
Total 35 100%
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas kelompok responden yang tidak bekerja
sebanyak 19 responden (54,3 %) dan responden yang bekerja sebanyak
17 responden (48,6 %). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden yang diteliti adalah ibu yang tidak bekerja
(54,3 %).
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai Mean dan Standard
Deviation seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation
Variabel Mean Standard Deviation
Tingkat pengetahuan ibu tentang
resiko pemberian susu formula pada
bayi umur 0-6 bulan
22,28 6,57
37
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut :
a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1.SD
(x) > 22,28 + 1 x 6,57
(x) > 28,85
b. Cukup : bila nilai responden mean – 1.SD ≤ (x) ≤ mean+ 1.SD
22,28 – 1 x 6,57 ≤ (x) ≤ 22,28 + 1 x 6,57
15,71 ≤ (x) ≤ 28,85
c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1.SD
(x) < 22,28 – 1 x 6,57
(x) < 15,71
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden (x) < 15,71.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
resiko pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di
kelurahan Nusukan
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
4
23
8
11,4 %
65,7 %
22,9 %
Total 35 100%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu tentang resiko
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan kategori pengetahuan
baik sebanyak 4 responden (11,4 %), pengetahuan cukup sebanyak 23
responden (65,7 %) dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden
38
(22,9 %). Jadi tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu
formula pada bayi umur 0-6 bulan dapat dikategorikan dalam pengetahuan
cukup, yaitu sebanyak 23 responden (65,7 %).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang resiko
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di Kelurahan Nusukan
pada kategori baik sebanyak 4 responden (11,4 %), pada kategori cukup
sebanyak 23 responden (65,7 %), dan pada kategori kurang sebanyak 8
responden (22,9 %). Mayoritas responden adalah ibu dengan tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (65,7 %).
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap objek
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan,
pekerjaan, dan umur.
Faktor pertama adalah pendidikan. Pendidikan dalam arti semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah menerima dan menyesuaikan
informasi yang diterimanya, dimana penerimaan informasi mempengaruhi
seseorang dalam mendapatkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Dari
penelitian ini, responden pada kategori baik sebanyak 4 responden adalah
lulusan SMA, mayoritas responden pada kategori cukup adalah lulusan SMP,
sedangkan 8 responden pada kategori kurang adalah lulusan SD dan SMP.
Hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
39
seseorang melalui pendidikan yang mengatakan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan
pada akhirnya mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Pada
penelitian ini pendidikan merupakan faktor yang menghambat penelitian.
Faktor kedua adalah pekerjaan, pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik langsung maupun tidak
langsung, sebaliknya seseorang yang tidak memiliki pekerjaan, mereka tidak
memiliki banyak pengalaman dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat
terbatas (Mubarak, 2007). Berdasarkan 35 responden yang diteliti, sebanyak
19 responden (54,3 %) adalah ibu yang tidak bekerja. Seseorang yang tidak
bekerja akan kesulitan menerima informasi baru dikarenakan kurangnya
pergaulan luas yang memungkinkan seseorang bertukar informasi dan
pengalaman baru dari seseorang ke orang lainnya, sehingga faktor pekerjaan
seseorang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Pada
penelitian ini pekerjaan merupakan faktor yang menghambat penelitian.
Faktor ketiga adalah umur. Semakin bertambah umur akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin membaik (Mubarak, 2007). Berdasarkan penelitian ini,
sebagian besar responden pada kategori cukup adalah ibu yang berusia antara
20 – 25 tahun, yaitu 14 responden (40 %). Pada penelitian ini umur
merupakan faktor yang menghambat penelitian.
Faktor keempat adalah lingkungan. Menurut Ariani (2014), lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
40
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
Berdasarkan penelitian, lingkungan ditempat penelitian adalah perumahan
padat penduduk, sehingga hal ini berpengaruh pada interaksi dan adanya
timbal balik atau tidak antar warga sehingga akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu. Pada penelitian ini lingkungan merupakan
faktor yang mendorong penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah, dkk (2013) dengan
judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Pemberian Susu Formula
Pada Bayi Usia di Bawah 6 Bulan di Puskesmas Banget Ayu Kota Semarang”
menyebutkan bahwa dari 60 responden yang diteliti mayoritas ibu adalah
berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (45 %). Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Sonia Lis Marwati, dkk (2013) dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia
0-6 Bulan Di BPM Ny. Muniroh Desa Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten
Semarang” menyebutkan hasil penelitian yang sama yaitu mayoritas
respondena adalah ibu pada kategori kurang sebanyak 21 ibu (40,4 %). Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, umur, pekerjaan,
pengalaman, dan informasi yang diterima responden.
41
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian adalah
tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki
waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner.
2. Kelemahan/ Keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu tentang resiko
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” atau “tidak”
dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan
secara mendalam.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian yang berjudul “Tingkat
pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula pada bayi usia 0-6
bulan di Kelurahan Nusukan”. Dalam hal ini kita dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula
padabayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Nusukan pada kategori baik
sebanyak 4 responden (11,4 %).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula
padabayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Nusukan pada kategori cukup
sebanyak 23 responden (65,7 %).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang resiko pemberian susu formula
padabayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Nusukan pada kategori kurang
sebanyak 8 responden (22,9 %).
4. Faktor yang mendukung tingkat pengetahuan ibu adalah lingkungan
sedangkan faktor yang menghambat tingkat pengetahuan ibu tentang
resiko pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan yaitu
pendidikan, pekerjaan, dan umur.
43
B. Saran
1. Bagi Ibu
Diharapkan kepada ibu dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ASI eksklusif dengan cara mengikuti penyuluhan sehingga ibu
dapat mengerti arti pentingnya ASI eksklusif serta tidak memberikan
susu formula pada bayi nya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian susu formula
pada bayi usia 0-6 bulan seperti kepercayaan, tradisi, dukungan keluarga
dan perilaku tenaga kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar dapat memberikan penyuluhan tentang penting nya ASI,ikut
menggencarkan ASI eksklusif dan memberikan penyuluhan tentang
resiko pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan.Tenaga
kesehatan seperti bidan dapat menggencarkan ASI ekslusif dengan
mengikutsertakan keluarga seperti ayah ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Rostia. 2006. Promosi Susu Formula menghambat pemberian ASI
Ekslusif pada bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pa’Baeng– Baeng Makasar.
Makasar : Universitas Hasanudin.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Depkes RI. 2012. Profil Dinas Kesehatan.
Dewi dan Wawan. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2013. Profil Dinas Kesehatan.
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula ya?.Jogjakarta : flashbooks.
Lissauer, et al. 2008. At a Glance Neonatologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Mubarak, W.I, et al. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Nasir. 2011. Hasil Penelitian Mengenai Manfaat ASI dan Perbandingannya
dengan Susu Formula. http://dokternasir.web.id/2011. Diakses tanggal
1 November 2014.
Nirwana, Ade. 2014. ASI dan Susu Formula. Jogjakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
__________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Puskesmas Nusukan Kota Surakarta. 2014. Rekap Laporan ASI Eksklusif.
Surakarta
Puspitasari. 2011. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian susu
formula pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktek
Swasta Hj. Renik Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto
Barat Kabupaten Banyumas. Banyumas:Stikes Harapan Bangsa.
Riwidikdo. 2013. Statistik Kesehatan. Jogjakarta : Rohima Press
________. 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Pustaka Rihama
UNICEF. 2013. ASI adalah penyelamat hidup paling murah dan efektif di dunia.
Jakarta.