Post on 30-Mar-2019
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MADRASAH ALIYAH SE-KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB
Oleh:HIMSONADI, S.PdNIM: 1420410207
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam
YOGYAKARTA2016
vii
MOTTO
Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Keadaan Suatu Kaum
Sebelum Mereka Mengubah Keadaan Diri Mereka Sendiri
(Qur’an Surat Ar-Ra’ad Ayat 11 )
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis
persembahkan kepada a lmamater tercinta
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Program Pascasarjana
ix
ABSTRAK
Himsonadi, NIM: 1420410207, Kompetensi Profesional Guru Bimbingan danKonseling (BK) Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lombok Timur, Program StudiPendidikan Islam, Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam, ProgramPascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2016.
Mutu kualitas layanan bimbingan dan konseling diruang lingkuppendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi profesioanal. Kompetensiprofesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan layanan bimbingan dankonseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan danpenerapan secara berkelanjutan (Permendiknas No. 27 Tahun 2008)
Sampai saat ini guru BK MA yang ada di Kabupaten Lombok Timurbelum menguasai komepetensi profesional sepenuhnya. Oleh karena itu,penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui kompetensi profesional gurubimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Kabupaten Lombok Timur; 2)Melihat upaya-upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkankompetensi keprofesionalannya; dan 3) Melihat hambatan-hambatan gurubimbingan dan konseling dalam mengembangkan kompetensi keprofesionalannya.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengansubyek penelitian pengurus MGBK dan guru BK MA yang menjadi anggotaMGBK di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan wawancara,observasi, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Artinya, telahdilakukan wawancara pada pengurus MGBK dan guru BK MA, serta observasidan dokumentasi pada guru BK MA. Semua data yang didapat akan dianalisisdengan tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil yang ditemukan adalah guru BK MA yang menjadi anggota MGBKsecara keseluruhan sudah memiliki latar belakang Sarjana Pendidikan (S.1) padabidang bimbingan dan konseling, serta memiliki pengalaman kerja minimal 5tahun. Kendati demikian, guru BK MA tersebut belum menguasai semua rumusankompetensi profesional yang ada pada Permendiknas No. 27 Tahun 2008. Adapunindikator yang belum dimiliki adalah: 1) Menguasai pendekatan-pendekatanpraksis bimbingan dan konseling dan 2) Menguasai konsep dan praksis penelitiandalam bimbingan dan konseling. Upaya peningkatan kompetensi profesional yangtelah dilakukan berbentuk kegiatan-kegiatan rutin MGBK yang selalu melibatkanguru BK yang menjadi anggota MGBK. Adapun hambatan guru BK MA diantaranya; Tidak adanya jadwal masuk kelas guru BK; Kurangnya dukunganbiaya yang diberikan pihak sekolah kepada guru BK; Kurang penguasaanmengenai teori-teori pendekatan yang digunakan, seperti pendekatanpsikoanalisis, pendekatan behavior, pendekatan eksistensial humanistik, sertapendekatan-pendekatan lainya.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional, Guru BK, Madrasah Aliyah (MA).
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب ba’ B Be
ت ta’ T Te
ث śa’ Ś es (dengan titik di atas)
ج Jim J Je
ح Ĥ Ĥ ha (dengan titik di atas)
خ Kha Kh ka dan ha
د Dal D De
ذ Żal Ż zet (dengan titik di atas)
ر ra’ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy es dan ye
ص Şad Ş es (dengan titi di bawah)
ض Ď Ď de (dengan titik di bawah)
ط ta’ Ţ te (dengan titik di bawah)
xi
ظ ża’ Ż zet (dengan titik di atas)
ع ‘ain ‘ koma terbalik di atas
غ Gain G Ge
ف fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wawu W We
ه ha’ H Ha
ء Hamzah ‘ Apostrof
ى ya’ Y ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkapمتعقد ین
ditulis muta’aqqidĭn
عدةditulis ‘iddah
C. Ta’ Marbutah1. Bila dimatikan ditulis h
ھبةditulis Hibbah
جزیةditulis Jizyah
(keterangan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali
xii
bila dikehandaki lafal aslinya. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
ھبةditulis karāmah al-auliyā’
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammahditulis t.
زكاه الفطرditulis zakātul fitri
D. Vocal Pendek____________________________________
Kasrahfathah
dammah
ditulisditulisditulis
Iau
E. Vocal Panjang
fathah + alifجاھلیة
fathah + ya’ matiیسعى
kasrah + ya’ matiكریم
dammah + wawu matiفروض
ditulisditulisditulisditulisditulisditulisditulisditulis
Ajāhiliyyah
ayas’ā
ĭkarĭm
ufurūd
F. Vocal Panjang
fathaf + ya’ matiبینكم
fathah + wawu matiقول
ditulisditulisditulisditulis
aibainakum
auqaulum
xiii
G. Vocal Pendek Yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan denganApostrop
أأنتمأعدت
لئن شكرتم
ditulisditulisditulis
a’antumu’idat
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyah
القرأنالقیاس
ditulisditulis
al-qur’ānal-qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan hurufSyamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf I (el)-nya.
السماءالشمس
ditulisditulis
as-samāasy-syams
3. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
وي الفروضذاھل السنة
ditulisditulis
żawĭ al-furūďahl as-sunnah
xiv
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya,
sehingga peneliti mampu menyelesaikan tugas ini semaksimal mungkin.
Shalawat serta salam, tidak lupa tercurah kepada junjungan alam; Nabi
Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau serta para
pejuang Islam yang turut menemami dalam memperjuangkan agama Islam hingga
berkembang sampai saat sekarang ini; dialah Nabi akhir zaman, yang memiliki
akhlak mulia, menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat manusia di muka bumi
ini.
Peneliti menyadari, bahwa dalam penulisan tesis dengan judul Kompetensi
Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Se-Kabupaten
Lombok Timur ini masih jauh dari kesempurnaan. Meski pun begitu, peneliti juga
menyadari bahwa penelitian ini tidak akan mungkin selesai tanpa ada bantuan,
arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itulah peneliti ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang sudi membantu,
mengarahkan, serta membimbing guna menyempurnakan dan menyelesaikan tesis
ini. Sejalan dengan itu, penulis tidak mungkin menyampaikan rasa terima kasih
kepada kolega secara menyeluruh, akan tetapi peneliti coba rangkum ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA. Ph.D Selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xv
2. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D. sekalu Direktur Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta pada dosen yang telah
memberikan sumbangsih pemikiran serta membagikan ilmu pengetahuannya
selama proses pendidikan di bangku kuliah kepada peneliti yang menjadi
tolok ukur atas bahan dasar penelitian tesis ini dan berbagi ilmu dengan
sesama.
3. Ibu Rof’ah, BSW. M.A., Ph.D. selaku ketua prodi Pendidikan Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Ibu Dr. Nurus Sa’adah, S.Psi., M.Si., Psi. yang bersedia membimbing,
mengarahkan, serta membagi ilmu pengetahuannya kepada peneliti, sehingga
tesis ini bisa selesai. Meski disela kesibukan beliau yang sunggguh padat.
5. Ibu Dr. Casmini, M.Si yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menjadi menguji tesis ini.
6. Ibu Dr. Hj.Marhumah, M.Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
menjadi ketua sidang dalam ujian tesis ini.
7. Segenap Pengurus MGBK SMA/MA dan Guru BK MA yang ada di
Kabupaten Lombok Timur
8. Teman-teman BKI kelas B reguler angkatan 2014 yang telah banyak
membagikan ilmu pengetahuan (sharing) selama berada di bangku kuliah,
sehingga menjadi semangat baru bagi peneliti dalam menekuni khususnya
materi bimbingan dan konseling Islam.
9. Teman-teman satu tim bimbingan yang selalu berbagai imformasi, untuk
memperjuangkan hingga akhirnya tesis ini selesai.
xvi
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN TIM PERSETUJUAN UJIAN TESIS ........................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii
ABSTRAK............................................................................................................ ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN................................................. x
KATA PENGANTAR.......................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 8
D. Kajian Pustaka ................................................................................ 9
E. Kerangka Teoritik ........................................................................... 15
F. Metode Penelitian ........................................................................... 22
G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 33
xviii
BAB II : LANDASAN TEORITIS
A. Guru Bimbingan dan Konseling (BK).............................................. 35
1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling ............................... 35
2. Tugas dan Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling .................... 37
3. Kualifikasi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Sekolah .. 42
B. Konsep Dasar Kompetensi Profesinal Guru ................................... 48
1. Pengertian Profesional ............................................................... 48
2. Guru Profesional ....................................................................... 50
3. Kompetensi Guru ...................................................................... 54
4. Kompetensi Profesional Guru .................................................... 59
5. Pentingnya Kompetensi Profesional Guru .................................. 63
C. Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling ............... 68
1. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling ............................. 68
2. Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling ........... 75
3. Guru Bimbingan dan Konseling Profesional .............................. 84
D. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tingkat
SMA/MA ....................................................................................... 94
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN MELALUI MGBK
SMA/MA
A. Sejarah Terbentuknya MGBK di Kabupaten Lombok Timur ......... 100
B. Program Kerja MGBK Kabupaten Lombok Timur ....................... 104
C. Struktur Organisasi MGBK Kabupaten Lombok Timur ................. 108
D. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan MGBK Kabupaten Lombok Timur . 114
E. Pembiayaan ................................................................................... 116
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 119
B. Pembahasan ................................................................................. 145
C. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan
Konseling di Madrasah Aliyah Kabupaten Lombok Timur .......... 156
xix
D. Hambatan dalam Mengembangkan Kompetensi Profesional Guru
Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Kabupaten Lombok
Timur .......................................................................................... 162
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 167
B. Saran ............................................................................................. 169
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 171
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 01. Unjuk Kerja Guru BK/Konselor .......................................................... 45
Tabel 02. Kompetensi Guru BK/Konselor (Permendiknas No. 27 Tahun 2008) ... 69
Tabel 03. Struktur organisasi MGBK SMA/MA Kabupaten Lombok Timur ...... 112
Tabel 04. Daftar Guru BK SMA/MA yang menjadi anggota MGBK .................. 114
Tabel 05. Daftar MA sebagai perwakilan yang memakai instrumen .................... 125
Tabel 06. Daftar keberadaan program pada masing-masing MA ......................... 125
Tabel 07. Jumlah siswa asuh Guru BK pada masing-masing MA ....................... 135
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Instrumen Pedoman Penelitian
Lamipran 01. Pedoman wawancara dengan pengurus MGBK
Lampiran 02. Pedoman wawancara dengan guru BK MA
Lampiran 03. Pedoman observasi
Lampiran 04. Pedoman dokumentasi
Data Hasil Penelitian
Lampiran 01. Hasil wawancara dengan pengurus MGBK SMA/MA
Lampiran 02. Hasil wawancara dengan Guru BK MA
Lampiran 03. Hasil observasi
Lampiran 04. Hasil dokumentasi
Lampiran 05. Gambar
Lampiran 06. Surat keterangan penelitian
Lampiran 07. Daftar riwayat hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia memasuki era profesional.
Peraturan Perundangan-undangan banyak memberikan arah bagi
pengembangan dan pembinaan pendidik menjadi tenaga profesional untuk
menghindarkan terjadinya PENTIP (Pendidikan Tanpa Ilmu Pendidikan) dan
sebaliknya, memperkuat PENDIP (Pendidikan Dengan Ilmu Pendidikan).1
Dimana salah satu komponen penunjang pendidikan adalah adanya pelayanan
bimbingan dan konseling. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 6 menegaskan bahwa guru
Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor adalah pendidik, sebagaimana juga
guru, dosen, pamong belajar, widiyaiswara, tutor, instruktur, dan fasilitator.
Karena guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor adalah pendidik, maka
konseling adalah pendidikan.2 Pelayanan konseling adalah pelayanan
pendidikan.
Namun sering terjadi kerancuan dalam pemahaman fungsi dan tugas
guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada masing-masing lembaga
pendidikan, khususnya pemahaman kepala sekolah terhadap konteks tugas guru
bimbingan dan konseling (BK), itu merupakan tolak ukur bagi guru
1 Prayitno, Modul Pendidikan Profesi Guru (PPG), (Padang: Universitas Negeri Padang,2010), hlm. 1
2 Ibid…, hlm. 2
2
Bimbingan dan Konseling (BK) dalam mengembangkan kompetensi
keprofesionalan. Dengan demikian, perlu kiranya untuk dilakukan langkah-
langkah upaya memberikan pemahaman secara komprehensif kepada kepala
sekolah, guru bidang studi, wali kelas, serta staf lainya, yaitu suatu sikap
memberikan pemahaman terkait ekspektasi kinerja guru Bimbingan dan
Konseling (BK). Dengan demikian, akan berdampak pada kebijakan yang
bersifat mendukung, pemberian tanggung jawab sesuai dengan konteks tugas,
dan personil-personil (staf-staf) yang akan dijadikan sebagai tim work dalam
menjalankan program bimbingan dan konseling.
Mutu kualitas layanan bimbingan dan konseling di ruang lingkup
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi guru Bimbingan dan Konseling
(BK) yang menggambarkan sikap profesionalitas dalam menjalankan
perananya. Di sisi lain, pemahaman mengenai ruang gerak dan tanggung jawab
professional seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK)/konselor akan
berimplikasi signifikan terhadap mutu kualitas pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling. Keberadaan layanan bimbingan dan konseling pada
satuan pendidikan menjadi suatu yang penting untuk terus dikembangkan.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu penunjang
keberhasilan program pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terdapat pada
landasan bimbingan dan konseling yaitu landasan paedagogis, pada landasan
ini pendidikan ditinjau dari tiga segi: pertama, pendidikan sebagai upaya
pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan
pendidikan, kedua, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling,
3
dan ketiga, pendidikan lebih lanjut sebagi inti tujuan pelayanan bimbingan
dan konseling.3
Namun yang perlu diketahui di sini adalah guru Bimbingan dan
Konseling (BK) dengan Konselor memiliki Kualifikasi akademik yang sama,
yaitu sama-sama memiliki kualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S.1)
Program Bimbingan dan Konseling, oleh sebab itu, kualifikasi akademik
Konselor termasuk juga kualifikasi akademik guru Bimbingan dan Konseling
(BK), begitu juga dengan kompetensi-kompetensi yang ada, seperti yang
tertuang dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor. Kompetensi guru Bimbingan dan
Konseling (BK)/Konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional
sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari
kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Profesionalitas tenaga pendidik, baik guru mata pelajaran maupun guru
Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki kedudukan strategis dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Syamsu Yusuf bahwa, guru dipandang sebagai faktor determinan dalam
terhadap pencapaian mutu hasil belajar prestasi peserta didik.4 Sedangkan
Syariful Bahri menjelaskan bahwa:
“Guru merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan dalam prosespembelajaran dan salah satu unsur pokok utama dalam pendidikan, sertamerupakan ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan,
3 Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2013), hlm. 181
4 Syamsu Yusuf, fam Nani M. Sughandi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), hlm. 139
4
maka sudah seyogyanya seorang guru sudah memperhatikan danmengembangkan kompetensi profesionalnya, supaya dalam menjalankantugas yang mulia ini mempunyai prodiktivitas yang tinggi danbertanggung jawab” 5
Demikian juga yang terdapat pada UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 1 butir 1; Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dari kedua kutipan di atas dapat dipahami bahwa guru memiliki
peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, serta guru juga dituntut
untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam menjalankan tugas
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Terkait dengan tugas guru
Bimbingan dan Konseling (BK) di berbagai jenjang pendidikan khususnya
pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dengan
diterapkannya implementasi Kurikulum 2013 ataupun kurikulum KTSP, tugas
guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangatlah tidak ringan, di mana pada
Kurikulum 2013 terdapat istilah peminatan dan Kurikulum KTSP terdapat
program penjurusan, sebagaimana yang tertuang pada Permendikbud No. 64
Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah pasal 2 butir 1;
Peminatan pada Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik
5 Syariful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 72
5
dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan. Dan kurikulum KTSP yang
terdapat pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Kelas XI dan XII merupakan
program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu
Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa,
dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk Madrasah Aliyah (MA).
Dilihat dari konteks di atas, guru Bimbingan dan Konseling (BK)
/Konselor sekolah sangat berperan penting dalam membantu peserta
didik/konseli dalam menentukan bakat dan minat mereka masing-masing,
supaya dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan keperluan untuk
memilih sekelompok mata pelajaran sesuai dengan potensi dan keterampilan
yang mereka miliki. Selain itu, peserta didik yang berada pada jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madarsah Aliyah (MA), di mana
peserta didik digolongan sebagai usia remaja, dengan rentang umur antara 16-
19 tahun, yang meliputi sebagian besar dari masa remaja merupakan masa yang
sangat berarti bagi perkembangan kepribadian seseorang.6 Mabey dan
Sorensen, 1995, menyatakan; remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan
seseorang yang berada diantara tahap kanak-kanak dengan tahap dewasa.
Periode ini adalah ketika seorang anak muda harus beranjak dari
ketergantungan menuju kemandirian, otonomi, dan kematangan. Seseorang
yang ada pada tahap ini akan bergerak dari sebagai bagian suatu kelompok
6 W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,(Yogyakarta: Media Abadi, 2013), hlm. 146
6
keluarga menuju menjadi bagian dari suatu kelompok teman sebaya hingga
akhirnya mampu berdiri sendiri sebagai seorang dewasa.7
Mengingat pentingnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
dijenjang pendidikan, Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
tentunya memerlukan perhatian karena dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan siswa membutuhkan arahan atau bimbingan yang dilakukan
oleh guru, salah satunya adalah guru Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor
sekolah. Dengan demikian, guru Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor
dituntut untuk mengembangkan kompetensi keprofesionalannya.
Sehubungan dengan penjelasan-penjelasan di atas, ada fenomena
menarik yang ditemukan oleh penelitian ini saat melakukan observasi awal di
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak
dikerluarkannya Permendiknas No 20 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor, pada saat itu juga pengawas sekolah
baik pengawas dari Dinas Pendidikan maupun dari Depag (Departemen
Agama) Kabupaten Lombok Timur mulai memberikan penekanan terhadap
Madrasah-Madrasah swasta untuk segera mengadakan guru BK pada masing-
masing Madrasah.
Untuk memenuhi himbauan tersebut, pada tahun 2008 Musawarah
Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) untuk tingkat SMA/MA dan
SMK/MAK resmi dipisahkan. Pemisahan tersebut dilakukan karena jumlah
anggota yang terlalu banyak dan tidak efektif dalam pembinaan serta
7 Kathryn Geldard & David Geldard, Konseling Remaja, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), hlm. 5
7
pemantauan untuk sekolah-sekolah yang ada di Lombok Timur. MGBK
SMA/MA dan SMK/MAK memisahkan diri sesuai dengan jenis
pengelompokan masing-masing, yaitu SMA dengan MA, baik negeri maupun
swasta dan SMK dengan MAK, baik negeri maupun swasta, sehingga
memudahkan pembina dalam memberikan pembinaan kepada guru BK.
Berdasar pada hasil observasi awal tersebut, penelitian ini tertarik
untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada salah satu kompetensi guru
Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor, yaitu pada kompetensi profesional
guru Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Lombok
Timur NTB. Dengan harapan, hasil dari penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan dan solusi atas permasalahan dan pengembangan yang berkaitan
dengan kompetensi profesional guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada
level Madrasah Aliyah (MA).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi profesional guru Bimbingan dan Konseling (BK) di
Madrasah Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur ?
2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan
kompetensi profesional guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Madrasah
Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur ?
8
3. Apa saja hambatan-hambatan yang ditempuh dalam mengembangkan
kompetensi professional guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Madrasah
Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dirumuskan, adapun
tujuan yang ingin dicapai antara lain:
a. Mengetahui kompetensi professional guru Bimbingan dan Konseling
(BK) di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur.
b. Mengetahui upaya-upaya dalam mengembangkan kompetensi
professional guru Bimbingan dan Konseling (BK) di Madrasah Aliyah
se-Kabupaten Lombok Timur.
c. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditempuh dalam
mengembangkan kompetensi professional guru Bimbingan dan
Konseling (BK) di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Dari segi teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan kompetensi
akademik dan professional guru Bimbingan dan Konseling di
Madrasah Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur, sebagai acuan
dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensi professional
9
guru Bimbingan dan Konseling (BK) dilevel sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
2) Hasil penelitian ini juga dapat diharapkan menjadi acuan dalam
mengembangkan mekanisme (tata-cara) pengembangan kompetensi
professional guru Bimbigan dan Konseling, khususnya bagi guru
BK di level Madrasah Aliyah.
b. Dari segi praktis
1) Secara operasional, peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai acuan bagi sekolah-sekolah lainnya, khususnya di
Kabupaten Lombok Timur, dalam mengembangkan kompetensi
professional guru Bimbingan dan Konseling (BK) di level Madrasah
Aliyah.
2) Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap agar hasil penelitian ini
dapat merangsang dan mengembangkan profesionalisme dalam
menjalankan konteks tugas guru BK di Madrasah Aliyah.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, sejauh ini peneliti
menemukan beberapa penelitian yang senada dan terdapat kemiripan. Akan
tetapi, yang membedakannya adalah posisi substansi permasalahan yang
diangkat dan lokasi penelitian yang berbeda. Berikut pemaparan penelitian-
penelitian yang berkaitan, yaitu:
10
Tesis yang disusun oleh Wifayatun Nuroniyah dengan judul
“Kompetensi Profesional Konselor Madrasah Tsanawiyah di DIY”.8 Penelitian
ini menjelaskan tentang bagiamana kompetensi profesional konselor MTs di
DIY, faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional konselor, dan
upaya-upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi profesional
konselor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Kemudian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konselor MTs di
DIY telah memenuhi standar professional, masa kerja sudah mencapai 10-15
tahun, dan sudah bisa menunjukkan sikap keprofesionalan dalam melaksanakan
tuganya. Persamaan dalam yaitu sama-sama mengungkap kompetensi
profesional konselor/guru BK baik yang terkait dengan upaya peningkatan
maupun hambatan-hambatan dalam mengembangakan kompetensi profesional
yang dimiliki oleh konselor/guru BK. Adapun letak perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada subyek penelitian, peneliti tidak membatasi subyek
penelitian dengan sertifikasi guru, ruang lingkup penelitian, tempat penelitian
dan hasil yang diperoleh dalam penelitian.
Tesis yang disusun Syifaun Nikmah, dengan judul Profesionalisme
Guru-Guru PAI Pasca Sertifikasi (Studi Kasus Guru PAI Madrasah Aliyah
Kabupaten Cilacap). Penelitian ini menjelaskan profesionalisme guru-guru PAI
sebelum sertifikasi, profesionalisme guru-guru PAI pacsa sertifikasi, dan
factor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat profesionalisme guru-
guru PAI pasca sertifikasi di Madrasah Aliyah Kabupaten Cilacap. Metode
8 Wifayatun Nuroniyah, Kompetensi Profesional Konselor Madrasah Tsanawiyah di DIY,(Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2015)
11
penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif analitik. 9 selajutnya hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
profesionalisme guru-guru PAI pasca sertifikasi sudah cukup efektif dalam
mengingkatkan profesionalismenya yang dipersiapkan dengan pemamfaatan
media pembelajaran. Guru PAI juga variatif dalam menerapkan strategi dan
metode pebelajaran. Persamaan dalam dalam penelitian ini yaitu sama-sama
mengungkap kompetensi profesional guru baik yang terkait dengan upaya
peningkatan maupun hambatan-hambatan dalam mengembangakan kompetensi
profesional yang dimiliki oleh guru. Adapun letak perbedaan dengan penelitian
ini adalah pada subyek penelitian guru PAI dengan guru BK, teori yang
digunakan untuk menganalisis, tempat penelitian, dan hasil yang diperoleh
dalam penelitian.
Mugi Lestari, Indonesia journal of guindance and counseling: theory
and application 2(4) (2013), Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.10
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi profesional guru
bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling di SMP Negeri Se-Kota Cilacap. jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian survey dengan metode deskriptif pendekatan kuantitatif.
Subyek penelitian adalah seluruh guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri
9 Syifaun Nikmah, Profesinalisme Guru-Guru PAI Pasca Sertifikasi di Madrasah AliyahKabupaten Cilacap, (Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2014)
10 Mugi Lestari, Indonesia journal of guindance and counseling: theory andapplication 2(4) (2013), Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling dalamPelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri se-Kota Cilacap, (Cilacap:Universitas Negeri Semarang, 2013), akses 01 Februari 2016
12
se-Kota Cilacap dengan jumlah 24 guru bimbingan dan konseling. Hasil
analisis deskriptif persentase diperoleh data kompetensi profesional guru
bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling tergolong tinggi (78.71%). Adapun persamaan dan perbedaan dalam
penilitian ini ialah memiliki kesamaan subyek yaitu mengungkap kompetensi
profesional guru BK dan penggunaan alat analisis yang sama yaitu kompetensi
profesional yang ada pada Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Perbedaannya adalah
terdapat pada ruang lingkup penelitian, tempat penelitian, jenis penelitian, dan
metode yang mempengaruhi hasil penelitian.
Skripsi yang disusun oleh M. Agus Slamet Wahyudi dengan judul
profesionalisme guru BK di SMP Negeri 3 Depok Sleman Yogyakarta.11
Penelitian ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru
BK dalam meningkatkan profesionalisme dirinya dan dukungan civitas
akademika dalam meningkatkan profesinalisme guru BK. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research),
dengan sifat penelitian adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan guru BK yang ada di SMP Negeri 3 Depok Sleman Yogyakarta
sudah mampu meningkatkan profesionalisme dirinya dengan berbagai jenis
kegiatan yang dilakukan dan sudah mendapat dukungan dan kerja sama yang
baik dengan pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, wali kelas, guru maple,
dan siswa. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada kompetensi
11 M. Agus Slamet Wahyudi, Profesionalisme guru BK di SMP Negeri 3 Depaok SlemanYogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014)
13
profesional guru BK yang menjadi subyek dalam penelitian dan metode
penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Adapun perbedaan dalam
penelitian ini yaitu terletak pada ruang lingkup penelitian, dan pendekatan
yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Penelitian di atas tidak
sepenuhnya mengacu pada kompetensi profesional yang ada pada
Permendiknas No. 27 Tahun 2008, sedangkan dalam penelitian yang peneliti
lakukan sepenuhnya mengacu pada kompetensi profesional yang ada
Permendiknas No. 27 Tahun 2008.
Jurnal dengan judul, Analisis Kesenjangan Kompetensi Profesional
Guru BK Berbasis Permendiknas No. 27 Tahun 2008 (Studi pada Para guru K
SMA Se-Kabupaten Tabanan Tahun 2013).12 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesenjangan pelaksanaan kompetensi profesional guru BK
SMA sesuai dengan Permendiknas No. 27 Tahun 2008 se-Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini termasuk penelitian evaluative dengan menggunakan model
kesenjangan (Descrepancy Model). Hasil penelitian menunjukkan dari ke 7
berdasarkan indikator kompetensi profesional yang ada pada Permendiknas No.
27 Tahun 2008, terdapatnya kesenjangan yang sangat signifikan mengenai
kompetensi profesional guru BK. Adapaun persamaan dan perbedaan dalam
penelitian ini adalah terletak pada pendekatan yang digunakan yaitu
kompetensi profesional guru BK yang ada pada Permendiknas No. 27 Tahun
12 Ni Luh Putu Suastini,,, Analisis Kesenjangan Kompetensi Profesional Guru BKBerbasis Permendiknas No. 27 Tahun 2008, ( journal Program Pascasarjana Universitas GaneshaProgram Studi Administrasi Pendidikan volume 4 Tahun 2013). Akses tanggal 03 Juni 2016
14
2008. Namun untuk perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada judul
penelitian, metode penelitian, tempat penelitian dan hasil penelitian.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Marta Eko Eriyono
dengan judul Penerapan Kompetensi Professional Guru BK Pasca Sertifikasi
(Studi Deskriptif guru BK SMP Negeri Se-Kabupaten Rembang Tahun Ajaran
2012/2013).13 Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana penerapan
kompetensi professional guru BK yang telah mendapatkan sertifikasi. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian guru
BK yang telah mendapatkan sertifikasi masih juga belum menunjukkan hasil
yang maksimal sebagaimana yang di harapkan. Persamaan dan perbedaan
dalam penelitian ini, adapun persamaan dalam penelitan ini terletak pada
subyek penelitian yaitu guru BK dalam rangka mengungkap kompetensi
profesional yang dimilikinya dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini sama dengan pendekatan yang peneliti gunakan yaitu kompetensi
profesional yang ada pada Permendiknas No. 27 Tahun 2008. Kemudian
perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada ruang lingkup penelitian, tempat
penelitian, dan pembatasan subyek penelitian peneliti tidak memfokuskan pada
guru BK yang sudah sertifikasi melaikan ke semua guru BK.
Berangkat dari beberapa penelitian di atas, peneliti memfokuskan
pada kompetensi professional guru Bimbingan dan Konseling (BK) se-
Kabupaten Lombok Timur. Kompetensi professional yang dimaksud dalam
13 Marta Eko Eriyono, Penerapan Kompetensi professional guru BK pasca sertifikasi(Studi Deskriptif guru BK SMP Negeri Se-Kabupaten RembangTtahun Pelajaran 2012/2013,(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013)
15
penelitian ini adalah kompetensi profesional dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling yang meliputi:. (1) Menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseling, (2)
Menguasai kerangka teoretik dan praksis BK, (3) Merancang program BK, (4)
Mengimplementasikan program BK yang komprehensif, (5) Menilai proses dan
hasil kegiatan BK, (6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika
profesional, (7) Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK.
Sebagaimana rumusan kompetensi profesional yang tertuang dalam
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor.
E. Kerangka Teoritik
Kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu competence yang berarti
kecakapan dan kemampuan.14 Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.15 UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008; Kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.16 Hal tersebut di atas menunjukkan
bahwa kompetensi merupakan suatu kecakapan atau kemampuan seseorang
14 J.M. Echols dan Shadily, Kamus Ingris Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT GramediaJakarta, 2010), hlm. 132
15 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.70
16 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Butir 10 & PP. No 74 Tahun2008 Tentang Guru pasal 3 butir 1
16
dari hasil perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang harus
dimiliki, dihayati serta dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi sangatlah penting dalam
proses pelayanan yang profesional, terutama bagi guru bimbingan dan
konseling (BK) dalam menjalankan tugasnya yaitu membantu peserta
didik/konseli dalam mengembangkan potensinya secara optimal dengan tujuan
untuk memandirikan peserta didik/konseli.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan khusus (UU No. 14 Tahun 2005).17
Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang
hanya mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga
kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.18 Adapun mengenai tenaga-tenaga
profesional adalah orang-orang yang telah di didik untuk membantu kegiatan
pertolongan dalam tingkat preventif dan remedial. Penolong yang termasuk
dalam kategori ini salah satunya ialah guru bimbingan dan konseling (BK)/
konselor. Penolong dalam tingkatan ini telah menjalani jenjang pendidikan
17 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 butir 418 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…,
hlm.15
17
tingkat tinggi, dan sudah dipersiapkan untuk menghadapi situasi-situasi yang
tidak umum. 19
Dari uraian di atas dapat dipaparkan bahwa profesional adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan kemampuan dan kecakapan
yang dimiliki dan ditunjang dengan dasar keilmuan tertentu, yang sudah
dipersiapkan secara mendalam dan diperoleh dari lembaga pendidikan yang
sesuai, serta mampu memberikan pertolongan dalam tingkat preventif dan
remedial kepada peserta didik/konseling yang membutuhkan.
UU No. 14 Tahun 2005 menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaann materi pembelajaran
secara luas dan mendalam dan PP No. 74 Tahun 2008 juga memaparkan,
kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan; (1) materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu; dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
akan diampu.20
19 Samuel T. Gladding, Konseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT Indeks, 2013),hlm. 45
20 Penejalasan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1 dan PPNo. 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 3 Ayat 7
18
Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya
dengan berhasil.21 Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan
yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting, sebab langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan.22 Kompotesi professional merupakan
seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk menyelesaikan
tugas-tugas keguruannya khususnya pada pelaksanaan pengajaran.
Kompetensi professional juga merupakan salah satu dari rumusan
standar kompetensi guru Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor yang telah
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan
konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam
empat kompetensi pendidik sebagaimana yang tertuang dalam PP 19/2005,
maka kompetensi akademik dan professional konselor dapat dipetakan dan
dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
professional.
Sesuai Permendiknas No. 27 Tahun 2008; Menjelaskan bahwa salah
satu kompetensi guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor ialah
kompetensi profesional yang meliputi : (1) Menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli, (2)
Menguasai kerangka teoretik dan praksis BK, (3) Merancang program BK, (4)
21 Wifayatun Nuroniyah, Kompetensi Profesional Konselor MTs di DIY…, hlm. 1222 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…, hlm.
18
19
Mengimplementasikan program BK yang komprehensif, (5) Menilai proses dan
hasil kegiatan BK, (6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika
profesional, (7) Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. Tuntutan
kompetensi yang harus dikuasai oleh guru bimbingan dan konseling
(BK)/konselor di atas dimaksudkan, agar dapat menunjukkan kinerja
professional dalam mengimplementasikan layanan bimbingan dan konseling,
baik diseting pendidikan, lembaga-lembaga swasta yang melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling, maupun konselor yang membuka layanan konseling
di tengah-tengah masyarakat.
Guru bimbingan dan konseling (BK) adalah pendidik yang
berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang
bimbingan dan konseling dan memiliki kompetensi di bidang bimbingan dan
konseling.23 Petugas bimbingan dan konseling profesional adalah mereka yang
direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar belakang
pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru bimbingan
dan konseling (BK) (tidak mengajar) dan mencurahkan waktunya sepenuhnya
pada pelayanan bimbingan dan konseling.24 Arifin dan Eti Kartikawati
(1994/1995) menyatakan bahwa: petugas bimbingan dan konseling di sekolah
(termasuk madrasah) dipilih atas dasar kualifikasi: (1) kepribadian, (2)
pendidikan, (3) pengalaman, dan (4) kemampuan.25 Dari penjelasan di atas
23 Permendibud No. 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada PendidikanDasar dan Menengah, pasal 1 butir 4.
24 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), hlm. 115
25 Ibid…, hlm 117
20
menjadi sosok guru bimbingan dan konseling (BK) profesional atau petugas
bimbingan dan konseling professional di sekolah dan madrasah harus
memikili kualifikasi sarjana pendidikan (S.1) pada bidang bimbingan dan
konseling, memenuhi syarat-syarat yang bekaitan dengan : kepribadian,
pendidikan, pengalaman dan kemampuan dan melaksanakan tugas khusus
sebagai guru bimbingan dan konseling (BK) (tidak mengajarkan matapelajaran
yang lain).
Madrasah Aliyah yang selanjutnya disingkat MA adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang
menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada
jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP atau MTs.26 Sekolah dan Madrasah memiliki tanggung jawab yang besar
membantu peserta didik/konseli agar berhasil dalam belajar. Untuk itu Sekolah
dan Madrasah hendaknya memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa.
Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling Sekolah dan
Madrasah sangat penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa mengatasi
berbagai masalah yang dihadapinya.27
Adapun konteks tugas guru Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor
disatuan pendidikan bertugas sebagai; melakukan analisis kebutuhan,
26 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru pasal 1 butir 20.27 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)…,
hlm. 12
21
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, pelaporan dan melakukan
tindaklanjut pengembangan program layanan bimbingan dan konseling.28 Pada
jenjang Sekolah Menengah merupakan niche yang paling subur bagi guru
Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor karena dijenjang itulah guru
bimbingan dan konseling (BK)/konselor dapat berperan secara maksimal
dalam memfasilitasi perserta didik mengaktualisasikan segala potensi yang
dimilikinya.29
Dalam hal ini, kita dapat mengetahui tugas guru Bimbingan dan
Konseling (BK)/Konselor pada Sekolah dan Madrasah bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut
dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu dan
memfasilitasi perserta didik/konseli dalam mengaktualisasikan segala potensi
yang dimilikinya. Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah dan
Madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa secara perorangan; dalam arti
mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu (peserta
didik/konseli) secara optimal agar masing-masing individu dapat sebesar-
besarnya berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya dan masyarakat pada
umumnya.30
28 Permendikbud No 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling padaPendidikan Dasar Menengah, pasal 8 ayat 2
29 ABKIN, Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada SatuanPendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB danSMK/MAK, 2013), hlm. 32
30 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),…hlm 59
22
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
profesional, yang hanya bisa dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling
(BK)/Konselor yang sudah terlatih dan menguasai secara teoritis dan praksis
tentang bimbingan dan konseling. Sifat layanan profesional mensyaratkan guru
Bimbingan dan Konseling (BK)/Konselor dalam memberikan layanan bantuan
kepada peserta didik/konseli, harus menguasai term-term mengenai kepribadian
dan tugas-tugas perkembangan dan mampu mengoperasionalkan kegiatan
instrumentasi sebagai langkah awal dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling.
F. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis.31 Sedangkan metode penelitian
merupakan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.32 Data-data yang digali dalam penelitian ini bersifat
deskriptif. Sedangkan maksud dalam penelitian ini adalah ingin menjelaskan
tentang bagaimana kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling di
Madrasah Aliyah Se-Kabupaten Lombok Timur.
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research), karna penulis terjun langung ke
31 Husain Usman & Purnomo Setiyady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2000), hlm. 47
32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3
23
lapangan, dan terlibat langsung sebagai angota MGBK. Sedangkan sifat
dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, Sukmadinata menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif yang dapat
digambarkan dalam bentuk lisan dan tulisan dari individu atau kelompok
terhadap perilaku yang sedang diamati,33 yang mana metode penelitiannya
berusaha mengungkap fakta atau kejadian, objek, aktivitas, proses dan
manusia dengan “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang
masih memungkinkan dalam ingatan resonden.34
Oleh karena itu, penelitian ini akan mendeskripsikan keadaan atau
gambaran-gambaran fakta-fakta yang terjadi, terutama yang berhubungan
dengan kompetensi profesional guru BK MA yang menjadi anggota MGBK
yang ada di Kabupaten Lombok Timur NTB.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi
sumber imformasi yang dapat memberikan data sesuai dengan masalah yang
sedang diteliti.35 Subjek adalah sumber tempat memperoleh keterangan
penelitian.36 Untuk itu, subjek yang akan peneliti gunakan dalam
memperoleh data dalam penelitian adalah ini ada 17 guru BK MA yang
menjadi anggota MGBK, baik Madrasah Aliyah negeri maupun swasta dan
33 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: UPI & PTRemaja Rosda Karya, 2005), hlm. 96
34 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: suatu tinjauan teoritis danpraktis, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 203
35 Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1998), hlm. 135
36 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tekhnik, (Bandung:Tarsito, 1990), hlm. 143
24
pengurus MGBK yang ada di Kabupaten Lombok Timur untuk tingkat
SMA/MA. adapun kegiatan penelitian dilakukan pada saat kegiatan MGBK
berlangsung.
Untuk memperkuat hasil penelitian peneliti melakukan kunjungan
langsung ke 5 (lima) Madrasah Aliyah yang berbeda kecamatan diantaranya:
MAN 1 Selong Kecamatan Selong yang terletak pada pusat kota, MAN 2
Wanasaba yang terletak di pelosok desa, MA NW Kotaraja Kecamatan
Sikur terletak pada bagian barat, MA NW Ijobalit Kecamatan Labuan Haji
terletak pada bagian utara, dan MA NW Ketangga terletak pada bagian
timur, dan MA UF NW Paok Lombok Kecamatan Suralaga terletak pada
posisi di tengah.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang hendak diteliti dalam suatu
penelitian.37 Dengan demikian, fokus atau arah secara umum dalam
penelitian ini ingin mengamati bagaimana kompetensi profesional guru BK
MA baik yang terkait dengan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan
kompetensi profesional yang dimilikinya, dan hambatan yang ditempuh
dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya, sebagaimana
kompetensi profesional yang telah dirumuskan dalam Permendiknas No. 27
Tahun 2008. Penelitian ini berlangsung pada forum MGBK, yang dilibatkan
hanya guru BK MA yang menjadi anggota MGBK dan pengurus MGBK
yang ada di Kabupaten Lombok Timur
37 Husain Usman & Purnomo Setiyady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: PTBumi Aksara, 2000), hlm. 100
25
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid, akurat dan mendalam,
diperlukan adanya pengalian data yang mendalam, sehingga mampu
mengungkap permasalahan yang hendak diteliti. Selain penelitian yang
peneliti lakukan pada saat kegiatan MGBK, peneliti juga langsung terjun ke
lapangan sekaligus sebagai instrument penelitian. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
bersumber pada tulisan-tulisan.38 Sedangkan Suharsimi Arikunto
menjelaskan metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
dalam bentuk catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat,
leger, agenda dan lain sebagainya.39 Dalam penelitian ini dokumen-
dokumen administarsi BK yang akan dilihat antara lain:
1) Dokumen-dokumen yang terkait dengan hasil pelaksanaan need
asesmen baik tes maupun non tes.
2) Dokumen perencanaan layanan seperti SATLAN, SATKUNG, dan
refrensi mengenai pendekatan, tehnik-tehnik konseling dan jenis
pelayanan bimbingan dan konseling.
3) Dokumen program bimbingan dan konseling yang sudah dibuat oleh
guru BK, baik program kerja maupun perangkat pembelajaran
bimbingan dan konseling.
38 Sutrisno Hadi, Metodelogi Riseatch II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 13639 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), hlm. 202
26
4) Dokumen hasil pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik baik terkait pada bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar,
dan karier
5) Dokumen hasil pelaksanaan penilaian layanan bimbingan dan konseling
6) Dukumen laporan yang dibuat oleh guru BK, serat kerjasama yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait
7) Dokumen hasil karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian yang
pernah dilakukan oleh guru BK MA tentang bimbingan dan konseling
b.Metode wawancara (Interview)
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
tanya jawab secara sepihak yang dilakukan secara sistematis dan
berdasarkan pada tujuan penelitian.40 Sudijono menjelaskan metode
wawancara merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung.41 Dengan demikian, peneliti melakukan wawancara langsung
kepada subjek penelitian yaitu guru BK MA yang menjadi anggota MGBK
dan pengurus MGBK yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Adapun
tekhnis yang digunakan peneliti dalam melakukan wawancara adalah
dengan mengkombinasikan antara wawancara terstruktur dan non
terstruktur. Wawancara terstruktur yang peneliti maksudkan adalah
sebelum peneliti terjun ke lapangan peneliti sudah menyiapkan bahan
wawancara yang sudah jelas ditujukan kepada subyek penelitian dan
begitu pula sebaliknya.
40 Sutrisno Hadi, Metodelogi Risearch, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas PsikologiUGM, 1987,), hlm. 193
41 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali , 1996), hlm. 35
27
Adapun imformasi yang peneliti hendak himpun dengan metode
wawancara guna untuk mengetahui tingkat keprofesionalan guru BK MA
antara lain sebagai berikut:
1) Kompotensi prfesional guru BK MA dengan mengacu pada rumusan
kompetensi profesional yang ada pada Permendiknas No. 27 Tahun
2008.
2) Upaya yang dilakukan oleh guru BK MA dalam mengembangkan
kompetensi keprofesionalannya.
3) Hambatan yang ditempuh oleh guru BK MA dalam mengembangkan
kompetensi keprofesionalannya.
c. Metode Observasi
Metode observasi menjadi salah satu metode yang biasanya
digunakan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengamati
secara langsung dinamika atau fenomena subjek dan objek penelitian.
Pengamatan ini dilaksanakan secara sengaja dan terencana serta memuat
tujuan-tujuan tertentu. Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa observasi
dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pencatatan
secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang diteliti.42 Dengan
demikian, yang menjadi fokus pengamatan dalam penelitian ini adalah:
1) Instrumen-instrumen bimbingan dan konseling
2) Program bimbingan dan konseling
3) Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
4) Jenis kegiatan layanan dan satuan pendukung
42 Sutrisno Hadi, Metodelogi Risearch, (Yogyakarta: Andi Offset, 1998), hlm. 193
28
5) Pendekatan model layanan bimbingan dan konseling
6) Administari hasil penilaian, baik penilaian proses maupun hasil
7) Pembagaian tugas/pembagian siswa asuh guru BK dan struktur yang
dimiliki yang ada di ruang BK
8) Fasilitas dan prasarana yang dimiliki oleh guru BK
Adapun pelaksanaan observasi ini, peneliti menggunakan jenis
observasi non partisipan. Artinya peneliti tidak secara langsung terjun
dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Akan tetapi peneliti
hanya melakukan pengamatan tentang dinamika yang terjadi di lapangan
terkait dengan sikap profesionalisme guru BK dalam menjalankan kontek
tugas layanan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah di Kabupaten
Lombok Timur. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hadari Nawawi bahwa
pengamatan dapat dilakukan secara tidak langsung terhadap obyek yang
diteliti.43
5. Metode Analisis data
Data-data mentah yang terkumpul melalui dokumentasi, wawancara,
dan observasi akan dianalisis dengan cara mengatur data tersebut secara
berurutan, kategorisasi, dan mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, dan
satuan, serta uraian dasar.44 Dalam melakukan analisis data, peneliti
menggunakan metode induktif. Secara operasional, peneliti tidak berangkat
dari fakta empiris. Akan tetapi, peneliti secara mendalam melakukan
penelitian langsung di lapangan dengan mengamati, mempelajari,
43 Hadari Nawawi, Metodelogi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: GajahmadaUniverrsity Pres, 2000), hlm. 100
44 Ibid…, hlm. 202
29
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan terhadap fenomena
obyek penelitian.
Analisis data dilakukan sebagai proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk bacaan dan dapat diinterpretasikan.45 Tujuan dari analisis data
adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya
menjadi informasi yang lebih sederhana, dan lebih mudah dipahami, serta
menarik kesimpulan penelitian yang telah dilaksanakan.46 Adapun data
yang akan dianalisis yaitu data diperoleh dengan tehnik pengumpulan data
baik dengan dokumnetasi, wawancara, dan observasi, yang kesemua data
tersebut dapat digunakan untuk menggali kompetensi profesional guru BK
MA yang ada di Kabupaten Lombok Timur.
Adapun langkah-langkah peneliti dalam melakukan analisis data
adalah:
a. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai upaya
melakukan pemilihan, pemusatan perhatian atau penyederhanaan data.
Sugiyono menjelaskan bahwa, mereduksi data berarti memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya, serta
membuang yang dianggap tidak perlu.47 Dengan demikian, data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
45 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metodelogi Penelitian Survey, (Jakarta:LP3ES, 1987), hlm. 263
46 Hermawan Warsito, Pengantar Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 1992), hlm. 89
47 Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 247
30
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta
mencari data tambahan jika diperlukan. John W. Creswell juga
menyatakan, dalam menganalisa data, peneliti perlu “memisahkan” data
(Guest MacQueen & Namey, 2012), yaitu suatu proses memfokuskan
pada sebagian data dan mengabaikan bagian-bagian lainnya.48
Secara sederhana, ilustrasi reduksi data dapat digambarkan
sebagai berikut:49
Adapun data-data yang terkait dengan penelitian ini, sebagai
acuan dalam mereduksi data penelitian antara lain: data yang terkait
dengan instrumen need asesmen (analisis kebutuhan siswa) baik tes
maupun non tes, mengenai penguasaan teori dan praksis bimbingan dan
konseling, program bimbingan dan konseling, pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling, hasil pelaksanaan penilaian layanan bimbingan
dan konseling, bentuk kesadaran dan tanggung jawab guru BK dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, dan data yang terkait
48 John W. Creswell, Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014,), Edisi ke-4, hlm. 261
49 Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D…, hlm. 248
CATATANLAPANGAN
2!1d2#3$4Ab%5cA%BE&aC*eD*E
AABECDEdbcae
HASILREDUKSIREDUKSI
Reduksi
212345
31
dengan hasil karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh guru BK MA
b. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah
menyajikan data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Sugiyono
menyatakan bahwa, penyajian data merupakan proses pengumpulan
informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-
pengelompokan yang diperlukan.50 Pada langkah ini peneliti berusaha
menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat
disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan
dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena
untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu
ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian.51 Penyajian data yang
baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal.
Secara sederhana, ilustrasi penyajian data dapat digambarkan
sebagai berikut:52
50 Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D…, hlm. 249
51 Tim Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Pengolahan dan Analsis DataPenelitian, (http:// gurupembaharu.com), akses tangal 08 Juni 2016
52 Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D…, hlm. 248
32
Dari table di atas dapat dilihat adanya perbedaan antara hasil
reduksi data dengan display data. Penyajian data dalam suatu pola
tertentu akan memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mendapatkan
temuan sehingga yang dapat dijadikan landasan dalam mengambil
kesimpulan.
c. Penarikan kesimpulan (Conclusion/verification)
Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir dalam melakukan
analisis data, setelah melalui kegiatan reduksi data dan penyajjian data.
Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara deskriptif, singkat, padat dan
jelas. Penarikan kesimpulan tersebut dilakukan berlandaskan pada pokok-
pokok pembahasan dalam obyek penelitian. Langkah ketiga dalam
analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi.53 Dengan demikian penarikan kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang ditetapkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
53 Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D…, hlm. 252
ABCDEabcde
DISPLAYDATA
Display
12345
AABECDEdbcae
HASILREDUKSI
212345
33
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.54
Secara sederhana, ilustrasi Conclusion/verification data dapat
igambarkan sebagai berikut:55
G.Sistematika Pembahasan
Dalam rangka mempermudah dalam memahami langkah-langkah
penyusunan tesis ini, peneliti memaparkan secara ringkas sistematika
penyusunan tesis ini yang terdari dari 5 (lima) bab, yaitu:
1. Bab I. Pada bab ini terdiri dari pendahuluan sebagai gambaran sekilas
mengenai esensi permasalahan dalam penelitian ini. Item-item yang
termuat dalam pendahuluan ini adalah latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
2. Bab II. Landasan Teori, pada bab ini peneliti memaparkan secara teoritis
mengenai esensi-esensi fokus kajian dalam penelitian ini. Teori-teori atau
konsep-konsep tersebut peneliti jadikan sebagai kacamata peneliti dalam
54 Ibid…, hlm 25355 Ibid…, hlm. 248
abcde
12345
DISPLAYDATA
ABCDEConclusion Penarikan
kesimpulan/makna
CONCLUSIONDATA
34
melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian di lapangan, sekaligus
sebagai acuan peneliti dalam memberikan solusi terhadap persoalan di
lapangan.
3. Bab III. Paparan data dan temuan, pada bab ini peneliti mendeskripsikan
lokasi penelitian secara mendetail yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Selain itu, peneliti juga memaparkan data-data mentah sebagai jawaban
terhadap fokus permasalahan dalam penelitian ini.
4. Bab IV. Pembahasan, pada bab ini peneliti berusaha membahas data-data
mentah yang berikaitan dengan ob
5. yek penelitian dengan menggunakan teori-teori dan konsep-konsep yang
ada dalam kerangka teoritik. Selain itu, peneliti juga melakukan analisis
terhadap obyek penelitian dengan memanfaatkan teori-teori dan konsep-
konsep yang tertuang dalam kerangka teoritik.
6. Bab V. Penutup, pada bab ini terdiri dari dua pokok pembahasan, yaitu (1)
kesimpulan, pada pembahasan ini peneliti menyimpulkan pokok persoalan
yang berlandaskan pada Item-item yang terdapat dalam rumusan masalah
dan (2) saran, langkah ini sebagai langkah terakhir peneliti dalam
penyusunan tesis. Pada tahap terakhir ini peneliti mencoba memberikan
saran kepada lembaga-lembaga terkait yang melaksanakan bimbingan dan
konseling, khususnya di lingkungan pendidikan.
167
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti lakukan,
guru BK MA yang menjadi anggota MGBK sudah memiliki kualifikasi
akademik Sarjana Pendidikan (S.1) pada bidang bimbingan dan konseling dan
sudah memiliki pengalaman kerja 5 tahun. Kemudian untuk kompetensi
profesional yang dimiliki oleh guru BK MA, yang di analisis dengan
mengunakan Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor. Hasil dari analisis, peneliti menemukan
dari ketujuh poin yang ada pada kompetensi profesioanl (Permendiknas No.
27 Tahun 2008) hanya ada 5 poin sudah bisa dijalankan oleh guru BK MA
yang menjadi anggota MGBK dan ada 2 poin yang masih belum dijalankan
diantaranya:
1. Guru BK MA yang menjadi anggota MGBK sudah bisa melaksanakan
kegiatan need assessment untuk menganalisis kebutuhan peserta didik
dengan menggunakan instrumen tes dan non tes.
2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling. Hal itu
dilihat dari penyusunan program kerja dan perangkat pembelajaran yang
dimiliki oleh guru BK, namun yang masih belum pada point ini yaitu
penguasaan pendekatan sesuai dengan prosedur BK.
168
3. Merancang program bimbingan dan konseling. Dapat dilihat dari
kemampuan guru BK dalam melaksanakan need assessment sebagai
langkah awal sampai dengan penyusunan SATLAN.
4. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang
komprehensif. Dilihat dari jumlah layanan yang diberikan kepada peserta
didiik dalam satu semester, selajutnya adanya struktur dan pembagian
tugas dan pembagian siswa asuh sudah jelas
5. Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Dilihat dari adanya laporan pelaksanaan program (Lapelprog) yang
mencakup penilaian dengan laiseg, laijapen, dan penilaian laijapan.
6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. Hal itu
ditunjukkan dengan adanya kesadaran guru BK dalam mensosialisasikan
program bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak terkait, serta adanya
rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan.
7. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling.
Untuk tahapan ini peneliti tidak menemukan karya ilmiah yang merupakan
hasil dari guru BK, baik dalam bentuk jurnal, artikel, serta lainnya.
Upaya peningkatan kompetensi profesional guru BK MA Kabupaten
Lombok Timur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan upaya guru BK
MA dalam meningkatkan kompetensi profesional dapat dilihat dari adanya
kegiatan-kegiatan rutin MGBK yang selalu melibatkan guru BK yang menjadi
anggota MGBK. Dengan adanya kegiatan rutin MGBK diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi guru BK khususnya pada kemampuan profesional
dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
169
Hambatan dalam mengembangkan kompetensi profesional guru BK
MA Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
peneliti dapat jabarkan hambatan-hambatan yang dialami oleh guru BK di
antaranya :
1. Tidak adanya jadwal masuk kelas guru BK MA sehingga dalam
penyampaian materi layanan merasa kesulitan melainkan hanya dilakukan
pada saat jam kosong dan diluar kelas.
2. Kurangnya dukungan biaya yang diberikan pihak sekolah kepada guru BK,
dimana kebutuhan guru BK berbeda dengan guru mata pelajaran.
3. Kurang penguasaan mengenai teori-teori pendekatan yang digunakan,
seperti pendekatan psikoanalisis, pendekatan behavior, pendekatan
eksistensial humanistik, serta pendekatan-pendekatan lainya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di
atas, maka beberapa saran yang perlu dipertimbangkan untuk peningkatan
kompetensi profesionalitas guru Bimbingan dan Konseling pada level
pendidikan MA sebagai berikut :
1. Melaksanakan atau membentuk kelompok-kelompok diskusi kecil yang
aktif seperti, melaksanakan layanan bimbingan dan kelompok, melatih
siswa untuk peer counseling (konseling teman sebaya).
2. Untuk guru BK mengalami kekurangan biaya diharap guru BK selalu
mencari solusi dan jangan dijadikan sebagai hambatan dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.
170
3. Mengenai penguasaan teori pendekatan konseling, diharapkan para senior
atau yang sudah menyandang gelar S.2 pada bimbingan dan konseling
dapat membantu guru BK yang ada.
4. Kepada pengurus MGBK diharapkan selalau mengembangkan organisasi
dan menambah personil anggota. Organisasi MGBK merupakan salah
wadah tempat menambah pengetahuan bimbingan dan konseling yang
digunakan untuk meningkatkan kompetensi profesional dalam
menjalankan profesi BK.
171
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kode etikBimbingan dan Konseling, Standar Kompetensi Konselor, 2005.
ABKIN, Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada SatuanPendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK), 2013.
Amin, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: AMZAH, 2010.
Amirin Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1998.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 1996.
Daryanto, Standar Kompotensi dan Penilian Kinerja Guru Profesional,Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Eriyono, Marta Eko, Penerapan Kompetensi professional guru BK pascasertifikasi (Studi Deskriptif guru BK SMP Negeri Se-KabupatenRembang. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013.
Geldard, Kathryn dan David Geldard, Konseling Remaja. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011.
Gibson, Robert L., dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Gladding, Samuel T., Konseling Profesi yang Menyeluruh, Jakarta: PT INDEKS,2012.
Hadi, Sutrisno, Metodelogi Risearch, Yogyakarta: Yayasan Penerbit FakultasPsikologi UGM, 1987.
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompotensi, Cet.Ke-4. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
IKAPI, Anggota, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar danMenengah, dan Umum, Bandung: PT Sarana Pancakarya Nusa, 2013.
Janawi, Kompotensi Guru Citra Guru Profesional, Bandung: Alfabeta, 2012.
172
Creswell John W., Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, Edisi ke-4
Khoiri, Hoyyima, Jitu dan Mudah Lulus Sertifikasi Guru, Yogyakarta:Bening, 2010.
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007.
Kurniawan, Luky, Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan KonselingKomprehensif di SMA, Jurnal Psikologi Pendidikan & Konselin UNY,Vol. 1 No. 1 Juni 2015.
Kusnandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PTRaja Grafindo, 2007.
Lesmana, Jeanette Murad. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: UPI Press, 2007
Lestari, Mugi, Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling dalamPelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri se-Kota Cilacap, Universitas Negeri Semarang, 2013.
Maleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 1994.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007.
Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Yogyakarta: Ar-ruzzMedia, 2009.
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2002.
Nawawi, Hadari, Metodelogi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: GajahMadaUniverrsity Pres, 2000.
Nikmah, Syifaun, Profesinalisme Guru-Guru PAI Pasca Sertifikasi di MadrasahAliyah Kabupaten Cilacap, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Nuroniyah, Wifayatun, Kompetensi Profesional Konselor Madrasah Tsanawiyahdi DIY, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2015.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling, Jakarta: PTRineka Cipta, 2013.
173
Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU),Padang: PT Bina Sumber Daya MIPA, 1997.
Prayitno, Unjuk kerja Guru BK Berbasis Permendiknas No. 27 Tahun 2008,Universitas Negeri Padang, 2012.
Prastowo, Andi Memahami Metode-Metode Penelitian: suatu tinjauan teoritisdan praktis, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan dan konseling di Sekolah, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008.
Ridwan, Psikologi Transformasi untuk Guru dan Konselor Islami(Pengembangan Insan Guru), Selong: Bintang Timur, 2010.
Sahertian, Piet A, Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana, 2009.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. RajagrafindoPersada, 2011.
Saudagar, Fahrudin dan Idrus, Ali, Pengembangan Profesionalitas Guru.Jakarta: Garuda Persada, 2009.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metodelogi Penelitian Survey, Jakarta:LP3ES, 1987.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1996.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Layanan Bimbingan danKonseling (Buku Panduan untuk Guru Pembimbing/Konseling diSLTP/Sekolah Menengah), Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, UPI Bandung: PTRemaja Rosda Karya, 2005.
174
Supriatna, Mamat. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi(Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tekhnik,Bandung: Tarsito, 1990.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2011.
Triyanto, Titik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik menurutUUGD, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.
Usman, Husain, dan Purnomo Setiyady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial,Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
Uzer Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: RemajaRosdakarya,2009
Wahyudi, M. Agus Slamet, Profesionalisme guru BK di SMP Negeri 3 DepaokSleman Yogyakarta, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Warsito, Hermawan, Pengantar Metodelogi Penelitian, Jakarta: GramediaPustaka Utama, 1992.
Winkel, W.S., dan M.M. Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di InstitusiPendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2013.
Yusuf, Syamsu & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional
Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik danKompotensi Guru
PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
175
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik danKompotensi Konselor
Permenpan No. 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya
Permendiknas No. 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru danPengawas Satuan Pendidikan
PP No.17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Permendikbud No. 81ATahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, LampiranIV Bab VIII.
Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling PadaPendidikan Dasar dan Menengah
INTERNET
Sudrajat, Akhmad, evyandika.blogspot.co.id/2012/02/tugasfungsi-dan-peran-bimbingan-dan.html, akses tanggal 12 Maret 2016
Lestari, Mungi, Indonesian Journal Of Guidance and Counseling; Theory andAplication 2 (4) (2013), (UNNES, Jurusan Pendidikan, Fakultas IlmuPendidikan), akses tanggal 14 Maret 2016.
Atang, GhofarMu’alim, Makalah Supervisi Standar Pendidik dan TenagaKependidikanhttps://www.academia.edu/8820869/Standar_Pendidik_Dan_Tenaga_Kependidikan, akses tanggal 14 Maret 2016
Nurmelly, Nelly, Penyusunan Program BK Berbasis Sekolah, Widyaiswara MudaBalai Diklat Keagamaan Palembang, akses tanggal 24 Februari 2016
Thompson, Victor A, http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-organisasi-tujuan-dan.html, akses 01 Maret 2016
http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-ciri-manfat -unsur-unsur-organisasi.html, akses 01 Maret 2016
LAMPIRAN
Lampiran 01
PEDOMAN WAWANCARA
PENGURUS MGBK SMA/MA KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB.1
Tujuan Wawancara : Mengetahui profil MGBK SMA/MA di Kabupaten
Lombok Timur Provinsi NTB
Identitas Subjek Penelitian
Nara Sumber :
Jabatan :
Hari/tgl :
Tempat :
No Pertanyaan Ket
1. Kapan berdirinya MGBK di Kabupaten Lombok Timur ?
2. Bagaimana proses terbentuknya MGBK di Kabupaten
Lombok Timur ?
3. Apa Visi dan Misi MGBK di Kabupaten Lombok ?
4. Apa tujuan dibentuk MGBK ?
5. Tempat sekretariat MGBK berada dimana ?
6. Struktur organisasi terdiri dari ?
7. Apa saja kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh
MGBK di Kabupaten Lombok ?
8. Berapa jumlah anggota MGBK ?
9. Apa saja program jangka panjang MGBK di Kabupaten
Lombok Timur ?
10. Apa saja fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki ?
1 Terdapat beberapa item dalam penyusunan instrument penelitian ini yang peneliti kutipdari instrumen penelitian tesisnya Wifayatun Nuroniyah, Kompetensi Profesional KonselorMadrasah Tsanawiyah di DIY, (Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2015). Dan yang lainnyapeneliti kembangkan sendiri.
11. Sumber pembiayaan MGBK dari ?
12. Berapa jumlah Sekolah/ Madrasah yang menjadi anggota
MGBK di Kabupaten Lombok Timur ini ?
Lombok Timur,.........................2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 02
PEDOMAN WAWANCARA
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MADRASAH ALIYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB.2
Tujuan : Mengetahui Kompetensi Professional Guru
Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah
Kabupaten Lombok Timur.
Identitas Subjek Peneliti
Nama :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Instansi/Tempat Mengajar :
Kompetensi Sub Kompetensi Item Wawancara Ket
Kompetensi
Profesional
Guru BK
Menguasai konsep dan
praksis asessmen untuk
memahami kebutuhan dan
masalah konseli
1. Apa saja instrument non tes
yang Ibu/Bapak gunakan dalam
memahami kebutuhan dan
kondisi konseli ?
2. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan deskripsi
kebutuhan peserta didik ?
3. Apa saja yang Ibu/Bapak
persiapkan dalam merencanakan
dan mengimplementasikan
program BK ?
4. Bagaimana cara Ibu/Bapak
2 Terdapat beberapa item dalam penyusunan instrument penelitian ini yang peneliti kutipdari instrumen penelitian tesisnya Wifayatun Nuroniyah, Kompetensi Profesional KonselorMadrasah Tsanawiyah di DIY, (Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2015). Dan yang lainnyapeneliti kembangkan sendiri.
merumuskan tujuan program
BK di sekolah ?
5. Bagaimana cara Ibu/Bapak
mendokumentasikan hasil
asessmen konseli ?
6. Bagaiaman cara Ibu/Bapak
mengukur keberhasilan suatu
layanan BK bagi peserta didik ?
7. Apa saja kesulitan yang
Ibu/Bapak alami dalam
memahami kebutuhan peserta
didik ?
8. Apa saja masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, dan
bagaimana cara penaganannya ?
9. Menurut Ibu/Bapak, apa saja
yang menjadi faktor
penghambat peserta didik
mengalami gangguan atau
lamban dalam
perkembangannya, khususnya
dalam 4 bidang layanan (belajar,
pribadi, sosial, dan karir)
Menguasai kerangka
teoritik dan praksis
bimbingan dan konseling
1. Apa saja pendekatan yang
Ibu/Bapak pernah gunakan
dalam melaksanakan layanan
BK bagi konseli ?
2. Berapakah rata-rata waktu yang
diperlukan dalam pelaksanaan
layanan BK bagi peserta didik,
khususnya dalam
mengimplementasikan 4
(empat) bidang bimbingan
(pribadi, sosial, belajar, dan
karir) ?
3. Bagaimana strategi Ibu/Bapak
dalam mengoptimalkan
perkembangan peserta didik
dalam bidang pribadi-sosial,
belajar, dan karir ?
4. Apa saja bentuk-bentuk layanan
BK yang diberikan kepada
peserta didik ?
5. Bagaimana pola kolaborasi guru
BK dengan wali murid dalam
membantu menyelesaikan
masalah peserta didik ?
Merancang program
bimbingan dan konseling
1. Bagaimana model
pengadministrasian proses dan
hasil program BK yang
Ibu/Bapak terapkan ?
2. Bagaimana model (bentuk)
program tahunan, semesteran,
bulanan, mingguan, harian dan
lapelprog ?
3. Bagaimana sistematika
penyusunan program layanan
bimbingan dan konseling yang
Bapak/Ibu peruntukan kepada
peserta didik ?
4. Apa saja fasilitas yang tersedia
dalam menyokong pelaksanaan
layanan bimbingan dan
konseling ?
5. Apakah semua peserta didik
diberikan kesempatan layanan
dalam mengoptimalkan
perkembangan emosional,
mental, dan psikis peserta didik
serta potensinya ?
Mengimplementasikan
program bimbingan dan
konseling yang
komprehensif
1. Bagaimana cara Ibu/Bapak
mengimplementasikan program
tahunan, bulanan, mingguan,
harian, dan lapelprog ?
2. Apa saja strategi yang
Ibu/Bapak terapkan dalam
mengimplementasikan masing-
masing bidang layanan (pribadi,
sosial, belajar dan karir) ?
3. Apa saja layanan-layanan BK
yang telah Ibu/Bapak berikan
kepada peserta didik. Jelaskan ?
4. Berapa presentase waktu
layanan yang dibutuhkan dalam
implementasi program layanan
BK ?
5. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan refral
dan home visit. Jelaskan ?
Menilai proses dan hasil
progam bimbingan dan
konseling
1. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan
Lapelprog ?
2. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan evaluasi evaluasi
proses, dan evaluasi hasil ?
3. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan follow
up. Jelaskan?
Memiliki kesadaran dan
komitmen tentang etika
professional
1. Apakah Ibu/Bapak memiliki
beban kerja di luar kegiatan
pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah tempat
mengabdi ?
2. Bagaimana partisipasi kepala
sekolah, wali kelas, dan guru
maple dalam meningkatkan
kualitas layanan dan BK ?
3. Apakah Ibu/Bapak aktif
mengikuti seminar, workshop,
dan pelatihan ?
4. Bagaimana antusias peserta
didik terhadap pelaksanaan
layanan bimbingan dan
konseling ?
5. Apa saja upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka
meningkatkan profesionalitas
pelaksanaan layanan BK ?
6. Apakah selama ini peserta didik
merasa puas dengan layanan BK
yg diberikan. Jelaskan ?
7. Apa yang Ibu/Bapak
prioritaskan dalam pelaksanaan
layanan BK bagi peserta didik ?
8. Apakah Bapak/Ibu telah
menjalin kerja sama dengan
tenaga profesi lainnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan
peserta didik ?
Menguasai konsep dan
praksis penelitian dalam
bimbingan dan konseling
1. Apa saja penelitian-penelitian
yang telah Ibu/Bapak
laksanakan guna meningkatkan
kualitas layanan BK ?
2. Apa saja karya (jurnal, buku
pedoman, artikel) yang telah
Ibu/Bapak susun ?
3. Apakah ada tindak lanjut dari
hasil penelitian yang telah
Ibu/Bapak laksanakan ?
Lombok Timur,…………………..2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 03
PEDOMAN OBSERVASI
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH ALIYAH KABUPATEN
LOMBOK TIMUR NTB.3
Tujuan : Mengetahui kompetensi professional guru bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Kabupaten
Lombok Timur.
Identitas Subjek Peneliti
Nama :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Instansi/Tempat Mengajar :
3 Terdapat beberapa item dalam penyusunan instrument penelitian ini yang peneliti kutip dari instrumen penelitian tesisnya Wifayatun Nuroniyah,Kompetensi Profesional Konselor Madrasah Tsanawiyah di DIY, (Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2015). Dan yang lainnya peneliti kembangkan sendiri
Variable Sub Variable Aspek Dokumentasi Hasil Observasi Ada Tidak Ket
Kompetensi
Profesional
Guru BK
1. Menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami
kondisi kebutuhan dan masalah
Instrument bimbingan
dan konseling
AUM, IKMS, ITP,
DCM, SOSIOMETRI,
angket bakat dan minat,
konseli dll
2. Menguasai kerangka teoritik
dan praksis bimbingan dan
konseling
Program bimbingan dan
konseling
Program tahunan
Program semesteran
Program bulanan
Program mingguan
Program harian
Pelaksanaan bimbingan
dan konseling
Satuan layanan
Satuan pendukung
Materi layanan
Jadwal kegiatan
Jenis kegiatan layanan Layanan orientasi
Layanan informasi
Layanan konseling
Individual
Layanan bimbingan
kelompok
Layanan konseling
kelompok
Layanan penyaluran
dan penempatan
Layanan konsultasi
Layanan mediasi
Layanan advokasi
Jenis kegiatan
pendukung
Aplikasi instrumen
Himpunan data
Konfrensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Tampilan kepustakaan
Pendekatan model
layanan bimbingan dan
konseling
Trait Faktor
Rasional Emotif
Therapy
Psikoanalisa
Konseling Behavior
Terapi Gestalt
Pendekatan
Eksistennsial
Humanistis
Pendekatan Client-
Centered
Terapi Realitas
Terapi Eklektik
3. Merancang Program bimbingan
dan konseling
Administrasi penilaian Hasil analisis
kebutuhan
Data catatan pribadi
Hasil evaluasi belajar
Hasil psikotes
Peta siswa
Catatan wali kelas
Catatan guru maple
4. Mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling secara
komprehensif
Data pendekatan
kolaboratif
Struktur organisasi
BK
Pembagian tugas dan
siswa asuh
Kegiatan harian guru
BK
5. Menilai proses dan hasil
kegiatan bimbingan dan
konseling
Hasil evaluasi yang
mencakup tiga bagian
yaitu evaluasi program,
proses, dan hasil
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Lapelprog
Follow up
6. Memiliki kesadaran dan
komitmen terhadap etika
professional
Hasil evaluasi
pelaksanaan kegiatan
layanan
Pelaporan
Fasilitas, sarana dan
prasarana
Ruang BK Individual
Ruang BK
Kelompok
Almari
Rak Buku
Box File Berisi
Brosur informasi
Lombok Timur,…………………..2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Kursi dan meja tamu
Ruang kerja guru
Komputer
Papan bimbingan
Rancangan
Anggaran
7. Menguasai konsep dan praksis
penelitian dalam bimbingan dan
konseling
Laporan kegiatan PKB
(pengembangan
keprofesian
berkelanjutan)
Jurnal
Artikel
Karya ilmiah
Modul
Lampiran 04
PEDOMAN DOKUMENTASI
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MADRASAH ALIYAH SE-KABUPATEN LOMBOK TIMUR.4
Tujuan : Mengetahui kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling di Madrasah Aliyah di Kabupaten Lombok
Timur.
Identitas Subjek Penelitian
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nara Sumber :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
No SAPRAS ADA TIDAK
1. Ruang bimbingan dan konseling
2. Ruang bimbingan kelompok/konseling kelompok
3. Ruang konseling individual
4. Lemari tempat penyimpanan data
5. Komputer
6. Kotak masalah
7. Filling kabinet
8. Papan bimbingan
9. Mading tempat pengumuman
4 Terdapat beberapa item dalam penyusunan instrument penelitian ini yang peneliti kutipdari instrumen penelitian tesisnya Wifayatun Nuroniyah, Kompetensi Profesional KonselorMadrasah Tsanawiyah di DIY, (Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga, 2015). Dan yang lainnyapeneliti kembangkan sendiri.
10. Peralatan meja dan kursi di ruang BK
11. Struktur bimbingan dan konseling
12. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk: map,
box file, dan buku pribadi siswa
13. Blangko/Agenda Surat
14. Buku catatan konseling (catatsis)
15. Agenda harian guru BK
16. Buku tamu
17. Leger BK
18. Kartu disposisi/surat izin siswa
19. Catatan konsultasi
20. Buku panduan / Modul BK
21. Perangkat bimbingan dan konseling yang mencakup:
program tahunan, program semester, program
bulanan, program mingguan, dan program harian.
22. Brosur
23. Leaflet
24. Daftar rekapitulasi kehadiran siswa
25. Peta siswa
26. Catatan observasi siswa
27. LCD
28. CD pembelajaran dalam layanan BK
Lombok Timur, ............................ 2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
LAMPIRANHASIL
PENELITIAN
Lampiran 01
HASIL WAWANCARA
PENGURUS MGBK SMA/MA KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB
Tujuan Wawancara : Mengetahui profil MGBK SMA/MA di Kabupaten
Lombok Timur Provinsi NTB
Pelaksanaan
Nara Sumber : Pengurus MGBK SMA/MA
Jabatan :
Hari/tgl : 15 s/d 17 Februari 2016
Tempat : Acara kegiatan dan Sekretariat MGBK
No Pertanyaan Jawaban
13. Kapan berdirinya MGBK di
Kabupaten Lombok Timur ?
Tahun 2008
14. Bagaimana proses terbentuknya
MGBK di Kabupaten Lombok
Timur ?
Sekolah/madrasah swasta dulunya tidak
terlalu di tekan dengan keberadaan guru
BK, namun seiring berjalannya waktu
semua sekolah swasta harus memiliki guru
BK, yang pada akhirnya semua sekolah
baik negeri maupun swasta wajib memiliki
guru BK. Dengan mengigat keberadaan
guru BK yang semakin banyak maka guru
BK/konselor sekolah berinisiatif
mendirikan oraganisasi MGBK sebagai
bentuk perkumpulan dengan guru BK
yang ada.
15. Apa Visi dan Misi MGBK di
Kabupaten Lombok ?
Visi
Untuk meningkatkan kompotensi guru BK
Misi
Melaksanakan kegiatan-kegiatan MGBK
yang terkait dengan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
16. Apa tujuan dibentuk MGBK ? Memperluas wawasan dan pengetahuan
guru BK/konselor dalam penguasaaan
subtansi pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Memberikan kesempatan kepada anggota
untuk berbagi pengalaman, serta saling
memberikan bantuan dan umpan balik.
17. Tempat sekretariat MGBK
berada dimana ?
SMAN 1 Suralaga kabupaten Lombok
Timur
18. Struktur organisasi terdiri dari ? Terdiri dari :
Pembina
Penanggung Jawab
Ketua
Sekertaris
Bendahara
Anggota
19. Apa saja kegiatan-kegiatan yang
sudah dilaksanakan oleh MGBK
di Kabupaten Lombok ?
Kegiatan yang dilakukan berupa
pelatihan-pelatihan mengenai kegiatan
pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling dan melaksanakan kegaitan
pertemuan MGBK secara berpindah-
pindah di setiap sekolah
20. Berapa jumlah anggota MGBK ? Kurang lebih 40 orang guru BK baik dari
SMA maupun MA
21. Apa saja program jangka panjang
MGBK di Kabupaten Lombok
Timur ?
Terjalinnya kerjasama yang baik antar
guru BK dan terwujudnya kompotensi
profesional guru BK dalam menjalankan
profesinya
22. Apa saja fasilitas, sarana dan
prasarana yang dimiliki ?
LCD Proyektor, lemari tempat
penyimpanan data, dan ada juga yang
lainya
23. Sumber pembiayaan MGBK dari
?
Dari anggota MGBK sendiri yaitu setiap
kali pertemuan MGBK masing-masing
angota/setiap guru BK SMA maupun MA
mengeluarkan Rp. 25000
24. Berapa jumlah Sekolah/
Madrasah yang menjadi anggota
MGBK di Kabupaten Lombok
Timur ini ?
Seluruh SMA dan MA baik negeri
maupun swasta yang ada di Kabupaten.
Lombok Timur, bagi siapa saja guru BK
yang mau bergabung akan tetap diterima
menjadi anggota MGBK
Lombok Timur,.........................2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 02
HASIL WAWANCARA
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH ALIYAH KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
Tujuan : Mengetahui Kompetensi Professional Guru Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah di
Kabupaten Lombok Timur.
Identitas Subjek Penelitian
Nama : Drs. H. Ahmad Syuja’i
Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan (S.1) Bimbingan dan Konseling
Jabatan : Koordinator BK
Instansi/Tempat Mengajar : MAN 1 Selong Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur
Kompetensi Sub Kompetensi Item Wawancara Jawaban
Kompetensi
Profesional
Guru BK
Menguasai konsep dan
praksis asessmen untuk
memahami kondisi
1. Apa saja instrument nontes
yang Ibu/Bapak gunakan
dalam memahami kebutuhan
dan kondisi konseli.?
Intrsumen non tes yang biasa kami gunakan adalah
AUM, DCM, dan Sosimentri. Angket seperti angket
menentukan bakat minat siswa, angket gaya belajar,
angket penjurusan.
kebutuhan dan masalah
konseli
2. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan deskripsi
kebutuhan peserta didik.?
Dengan melakukan analisis kebutuhan peserta didik
baik dengan menggunakan instrumen tes maupun non
tes serta angket,kemudian hasil dari kegiatan itu kami
deskripsikan.
3. Apa saja yang Ibu/Bapak
persiapkan dalam
merencanakan dan
mengimplementasikan
program BK.?
Ya….. sama dengan guru-guru yang lain sebelum
proses belajar mengajar berlangsung, guru BK juga
harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
isinya program BK, seperti program tahunan, program
semester, program bulan, serta jadwal kegiatan
pelaksanaan layanan.
4. Bagaimana cara Ibu/Bapak
merumuskan tujuan program
BK di sekolah.?
Merumuskan tujuan program kita sesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dan fasilitas yang menunjang
pelaksanaan layanan
5. Bagaimana cara Ibu/Bapak
mendokumentasikan hasil
asessmen konseli.?
Setelah melakukan need asesmen kepada peserta
didik, kemudian hasil need asesmen itu kita olah
dengan sebaik mungkin. Hasil asesmen tersebutlah
yang kita simpan baik dalam berbentuk dokumenttasi.
6. Bagaiaman cara Ibu/Bapak Mengukur keberhasilan layanan yang berikan kepada
mengukur keberhasilan suatu
layanan BK bagi peserta
didik.?
peserta didik dapat dilakukan dengan observasi
tentang perubahan peserta didik, dan penilaian Laiseg,
Laijapen, Laijapan, dan hasil penilian itu sebagai
acuan dalam melakukan tindak lanjut layanan.
7. Apa saja kesulitan yang
Ibu/Bapak alami dalam
memahami kebutuhan peserta
didik.?
Adapun kesulitan yang kami alami sebagai guru BK
dalam memahami peserta didik, kadang beberapa
peserta didik susah untuk dideketi, melainkan hanya
selalu menjauh, mungkin karna takut dengan guru BK
atau bagaimana.
8. Apa saja masalah-masalah
yang dihadapi oleh peserta
didik, dan bagaimana cara
penaganannya.?
Masalah yang dihadapi oleh peserta didik di antaranya
perkelahian di dalam sekolah yang biasa dilakukan
anak remaja usia SMA, kami langsung melakukan
pemanggilan kepada peserta kemudian memberikan
konseling individual/kelompok, apabila mereka mau
saling memaafkan dengan temanya kami tidak
memberikan surat pernyataan, tapi apabila masalahnya
terlalu berat kami dari pihak sekolah harus melibatkan
orang tua dan memberikan pernyataan.
9. Menurut Ibu/Bapak, apa saja
yang menjadi _faktor
penghambat peserta didik
mengalami gangguan atau
lamban dalam
perkembangannya ?
Misalnuya dalam belajar, yang menjadi penghambat
kadang lingkungan siswa di rumah tidak mendukung,
kebanyakan siswa bergaul dengan anak tidak sekolah
dan sering juga saya lihat gumpul dengan geng-geng
motor padahal tetep saya perhatikan.
Menguasai kerangka
teoritik dan praksis
bimbingan dan konseling
1. Apa saja pendekatan yang
Ibu/Bapak pernah gunakan
dalam melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling bagi
konseli.?
Masalah pedekatan-pendekatan yang ada dalam
bimbingan dan konseling kami tidak terlalu
mengetahui, melainkan hanya menggunakan
pendekatan yang kami bisa, dengan catatan masalah
peserta didik terselesaikan.
2. Berapakah rata-rata waktu
yang diperlukan dalam
pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling bagi
peserta didik ?
Untuk layanan biasa kami hanya menggunakan 1 jam
pelajaran, tapi untuk layanan konseling baik
individual maupun kelompok mungkin 1 jam tidak
cukup.
3. Bagaimana strategi Ibu/Bapak
dalam mengoptimalkan
Cara kami mengoptimal perkembangan peserta didik
yaitu dengan memberikan berbagai jenis layanan
perkembangan peserta didik ? dengan materi yang beraneka ragam yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, minimal dalam satu
semester 10 kali layanan.
4. Apa saja bentuk-bentuk
layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan
kepada peserta didik.?
Jenis-jenis layanan dan satuan pendukung yang ada
pada pola 17 plus. Namun yang sering kami gunakan
adalah layanan imformasi, orientasi, layanan klasikal,
layanan konseling individual, dan layanan konseling
kelompok/bimbingan kelompok.
5. Bagaimana pola kolaborasi
guru BK dengan wali murid
dalam membantu
menyelesaikan masalah
peserta didik.?
Apabila ada masalah siswa yang tidak kami bisa
selesaikan dengan sendiri atau sudah kami coba tapi
tidak bisa, dari itu kami memintak bantuan orang tua
agar ikut dalam membantu menyelesaikan masalah
siswa seperti sering terlambat datang ke sekolah.
Merancang Program BK 1. Bagaimana model
pengadministrasian proses
dan hasil program BK yang
Ibu/Bapak terapkan.?
Dalam melakukan pengadministrasian program
bimbingan dan konseling kami hanya
mendokumentasikan hasil-hasil dari pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling yang berbentuk
dokumen.
2. Bagaimana model (bentuk)
program tahunan, semesteran,
bulanan, mingguan, harian
dan lapelprog.?
Program tahuan, program semester, dan program
bulanan isinya seperi tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, evaluasi, analisis, tindak lanjut, serta
pelaporan……..hanya itu…..
3. Bagaimana sistematika
penyusunan program layanan
bimbingan dan konseling
yang Bapak/Ibu peruntukan
kepada peserta didik.?
Adapun sistematika penyusunan program diantaranya:
need asesmen, menetapkan tujuan, menetapkan isi
program, mengidentifikasi sumber-sumber,
pengaturan waktu pelayanan, melibatkan personil lain
apabila perlu, dan seterusnya.
4. Apa saja fasilitas yang
tersedia dalam menyokong
pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.?
Untuk masalah fasilitas. Fasiltas yang utama dan
pertama adalah adanya raung kerja BK dan ruang
konseling, kemudian fasilitas yang lain akan sebagai
pendukung saja.
5. Apakah semua peserta didik
diberikan kesempatan layanan
dalam mengoptimalkan
perkembangan emosional,
Ya semua peserta didik diberikan kesempatan tanpa
terkecuali.
mental, dan psikis peserta
didik serta potensinya.?
Mengimplementasikan
program BK yang
komprehensif
1. Bagaimana cara Ibu/Bapak
mengimplementasikan
program tahunan, bulanan,
mingguan, harian, dan
lapelprog?
Bukti program layanan bimbingan dan konseling
diterapkannya dengan adanya SATLAN yang dibuat
oleh guru BK. pembuatan SATLAN akan mengacu
pada program tahunan, program semester, serta
silabus. Di dalam SATLAN kadang memakai sampai
2 jenis layanan dan 2 kegiatan pendukung.
2. Apa saja strategi yang
Ibu/Bapak terapkan dalam
mengimplementasikan layanan
bimbingan dan konseling
Adapun mengenai strategi layanan kami hanya
berpaduan pada layanan dan satuan pendukung yang
ada pada pola 17 plus.
3. Apa saja layanan-layanan
bimbingan dan konseling yang
telah Ibu/Bapak berikan
kepada peserta didik,
jelaskan.?
Layanan-layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada peserta didik yaitu jenis-jenis
layanan dan satuan pendukung yang ada pada pola 17
plus. Namun yang sering kami gunakan adalah
layanan imformasi, orientasi, layanan klasikal,
layanan konseling individual, dan layanan
konseling/bimbingan kelompok.
4. Berapa presentase waktu
layanan yang dibutuhkan
dalam implementasi program
layanan BK.?
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kami menggunakan waktu tidak tertentu melainkan
hanya berfokus pada terselesaikannya masalah
konseli, tapi apabila belum terselesaikan kami
lansung meninjaklanjutinya besok harinya.
5. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan refral
dan home visit, Jelaskan?
Dalam melakukan alih tangan kasus kami sebagai
guru BK sebelum mengirimkan peserta didik, kami
harus mengirimkan surat rekomendasi dulu kemudian
apabila surat sudah dibalas, dengan catatan siap
menerima, maka siswa akan kami refral. Terkecuali
sudah berlangganan seperti petugas kesehatan siswa
cukup membawa buku berobat dari sekolah.
Menilai proses dan hasil
progam BK
1. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan
lapelprog ?
Lapelprog akan dibuat apabila penilaian LAISEG,
LAIJAPEN, dan LAIJAPAN sudah dilakukan.
2. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan evaluasi
evaluasi proses, dan evaluasi
hasil ?
Dalam evaluasi program dilakukan dengan melihat
kesuaian program dengan kebutuhan peserta didik,
tujuan program dan sasaran program. Evluasi proses
untuk kegiatan, dilakukan dengan menilai
kesenjangan antara perencanaan dan kenyataan,
menilai partisipasi dan keaktipan subjek mengikuti
dan melaksanakan pembimbingan, kemudian evaluasi
hasil dilakukan dengaan kegiatan Laiseg, Laiapen,
Laipan yang kesemua terhimpun pada Lapelprog.
3. Bagaimana cara Ibu/Bapak
melaksanakan kegiatan follow
up, jelaskan?
Kegiatan follow uf kami lakukan apabila ada yang
perlu atau yang belum terselesaikan
Memiliki kesadaran dan
komitmen tentang etika
professional
1. Apakah Ibu/Bapak memiliki
beban kerja di luar kegiatan
pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah tempat
Pembagaian tugas untuk sekolah tempat kami ini
Alhamdulillah masih tersusun dan tertata rapi, artinya
masing-masing guru sudah dibagikan tugas masing-
masing sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu.
mengabdi.?
2. Bagaimana partisipasi kepala
sekolah, wali kelas, dan guru
mapel dalam meningkatkan
kualitas layanan dan
profesionalisme guru BK.?
Partsipasi kepala sekolah dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling seperti pengadaan kebutuhan
layanan, wali kelas akan menyerahkan catatan penting
mengenai peserta didik catatan sendiri maupun catatan
dari guru maple.
3. Apakah Ibu/Bapak aktif
mengikuti seminar, workshop,
dan pelatihan ?
Apabila ada kegiatan-kegiatan seminar yang di adakan
oleh kampus STKIP Hamzanwadi Selong, semua guru
BK yang menjadi anggota MGBK semua di undang.
4. Bagaimana antusias peserta
didik terhadap pelaksanaan
layanan bimbingan dan
konseling?
Antusias peserta dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan situasi dan
kondisi serta tersesuainya materi layanan dengan
kebutuhan peserta didik .
5. Apa saja upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka
meningkatkan profesionalitas
pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.?
Upaya yang dilakuan seperti mengikuti kegiatan
MGBK, mengikuti seminar/workshop, serta kegiatan-
kegiatan lainya, selama itu menyangkut kegiatan
bimbingan dan konseling.
6. Apakah selama ini peserta
didik merasa puas dengan
layanan BK yg diberikan.?
Jelaskan.?
Tingkat kepuasan peserta didik dengan layanan yang
diberikan tergantung dengan materi yang diberikan
apakah sesuai dak dengan kebutuhan peserta didik atau
tidak, hal tersebut sangat besar pengaruhnya.
7. Apa yang Ibu/Bapak
prioritaskan dalam
pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling bagi
peserta didik.?
Yang menjadi prioritaskan yaitu terselesaikannya
permasalahan peserta didik, dan peserta didik bisa
merasa ada perubahan
8. Apakah Bapak/Ibu (guru BK)
telah menjalin kerja sama
dengan tenaga profesi lainnya
dalam rangka memenuhi
kebutuhan peserta didik.?
Kami hanya melakukan kerjasama dengan orang tua
siswa dan petugas kesehatan, mengigat siswa yang
sakit pada saat jam sekolah.
Menguasai konsep dan
praksis penelitian dalam
BK
1. Apa saja penelitian-penelitian
yang telah Ibu/Bapak
laksanakan guna meningkatkan
kualitas layanan BK.?
Untuk kegiatan penelitian kami masih belum
melakukannya serta untuk penulisan jurnal juga
masih juga belum. Melainkan kami hanya disibukkan
dengan tugas-tugas sekolah yang menghadapi peserta
didik cukup banyak dan yang memiliki sikap dan
prilaku yang berbeda, apabila usia remaja, usia
remaja merupakan masa yang sangat labil atau masa
dimana sedang proses pencarian jati diri.
2. Apa saja karya (jurnal, buku
pedoman, artikel) yang telah
Ibu/Bapak susun.?
3. Apakah ada tindak lanjut dari
hasil penelitian yang telah
Ibu/Bapak laksanakan.?
Lombok Timur,...............................2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 03
HASIL OBSERVASI
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MADRASAH ALIYAH KABUPATEN
LOMBOK TIMUR NTB
Tujuan : Mengetahui kompetensi professional guru bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah di
Kabupaten Lombok Timur.
Identitas Subjek Penelitian
Nama : Drs. H. Ahmad Syuja’i
Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan (S.1) Bimbingan dan Konseling
Jabatan : Koordinator BK
Instansi/Tempat Mengajar : MA Negeri 1 Selong Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur
Variable Sub Variable Aspek Dokumentasi Hasil Observasi Ada Tidak Ket
Kompetensi
Profesional
Guru BK
1. Menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami
kondisi kebutuhan dan masalah
konseli
Instrument bimbingan
dan konseling
AUM, IKMS, ITP,
DCM, SOSIOMETRI,
angket bakat dan minat,
dll
V
2. Menguasai kerangka teoritik dan Program bimbingan dan Program tahunan V
praksis bimbingan dan
konseling
konseling Program semesteran
Program bulanan
Program mingguan
Program harian
V
V
V
V
Pelaksanaan bimbingan
dan konseling
Satuan layanan
Satuan pendukung
Materi layanan
Jadwal kegiatan
V
V
V
V
Jenis kegiatan layanan Layanan orientasi
Layanan informasi
Layanan konseling
Individual
Layanan bimbingan
kelompok
Layanan konseling
kelompok
Layanan penyaluran
V
V
V
V
V
dan penempatan
Layanan konsultasi
Layanan mediasi
V
V
V
Jenis kegiatan
pendukung
Aplikasi instrumen
Himpunan data
Konfrensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Tampilan
kepustakaan
V
V
V
V
V
V
Pendekatan model
layanan bimbingan dan
konseling
Trait Faktor
Rasional Emotif
Therapy
Psikoanalisa
Konseling Behavior
Terapi Gestalt
Pendekatan
Eksistennsial
V
V
V
V
V
V
Humanistis
Pendekatan Client-
Centered
Terapi Realitas
Terapi Eklektik
V
V
V
3. Merancang Program bimbingan
dan konseling
Administrasi penilaian Hasil analisis
kebutuhan
Data catatan pribadi
Hasil evaluasi belajar
Hasil psikotes
Peta siswa
Catatan wali kelas
Catatan guru maple
V
V
V
V
V
V
V
4. Mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling secara
komprehensif
Data pendekatan
kolaboratif
Struktur organisasi
BK
Pembagian tugas dan
siswa asuh
Kegiatan harian guru
V
V
BK V
5. Menilai proses dan hasil
kegiatan bimbingan dan
konseling
Hasil evaluasi yang
mencakup tiga bagian
yaitu evaluasi program,
proses, dan hasil
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Lapelprog
Follow up
V
V
V
V
V
6. Memiliki kesadaran dan
komitmen terhadap etika
professional
Hasil evaluasi
pelaksanaan kegiatan
layanan
Pelaporan V
Fasilitas, sarana dan
prasarana
Ruang BK
Individual
Ruang BK
Kelompok
Almari
Rak buku
Box file berisi
Brosur informasi
Kursi dan meja tamu
V
V
V
V
V
V
V
Ruang kerja guru
Komputer
Papan bimbingan
Rancangan
Anggaran
V
V
V
V
V
7. Menguasai konsep dan praksis
penelitian dalam bimbingan dan
konseling
Laporan kegiatan PKB
(pengembangan
keprofesian
berkelanjutan)
Jurnal
Artikel
Karya ilmiah
Modul
V
V
V
V
Lombok Timur,.........................2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 04
HASIL DOKUMENTASI
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MADRASAH ALIYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB
Tujuan : Mengetahui kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling di Madrasah Aliyah Kabupaten Lombok Timur.
Identitas Subjek Penelitian
Nama Sekolah : MA Negeri 1 Selong
Alamat Sekolah : Selong Kabupaten Lombok Timur
Nara Sumber : Drs. H. Ahmad Syuja’I
Jabatan : Koordinator BK
Hari/Tanggal : 22 s/d 29 Februari 2016
NO SAPRAS ADA TIDAK
1. Ruang bimbingan dan konseling V
2. Ruang bimbingan kelompok/konseling kelompok V
3. Ruang konseling individual V
4. Lemari tempat penyimpanan data V
5. Komputer V
6. Kotak masalah V
7. Filling kabinet V
8. Papan bimbingan V
9. Mading tempat pengumuman V
10. Peralatan meja dan kursi di ruang BK V
11. Struktur bimbingan dan konseling V
12. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk:
map, box file, dan buku pribadi siswaV
13. Blangko/ Agenda Surat V
14. Buku catatan konseling (catatsis) V
15. Agenda harian guru BK V
16. Buku tamu V
17. Leger BK V
18. Kartu disposisi/Surat izin siswa V
19. Catatan konsultasi V
20. Buku panduan / Modul BK V
21. Perangkat bimbingan dan konseling yang
mencakup: program tahunan, program semester,
program bulanan, program mingguan, dan program
harian.
V
22. Brosur V
23. Leaflet V
24. Daftar rekapitulasi kehadiran siswa V
25. Peta siswa V
26. Catatan observasi siswa V
27. LCD V
28. CD pembelajaran dalam layanan BK V
Lombok Timur,.........................2016Peneliti,
HIMSONADINM: 1420410207
Lampiran 05.
Lampiran Gambar
Acara MGBK Tingkat SMA/MA Kabupaten Lombok Timur NTB.
Acara dilaksanakan pada tanggal 15 Februari tahun 2016 yang dihadiri olehpengawas BK SMA/MA Kabupaten Lombok Timur dan Dr. Ridwan, M.Pd,sekalu pembina MGBK sebagai utusan Perguruan Tinggi STKIP HamzanwadiSelong.
Wawancara dengan ketua MGBK SMA/MA Kabupaten Lombok Timur.
Wawancara dengan Sekertaris MGBK SMA/MA Kabupaten Lombok Timur
Wawancara dengan Guru BK Madrasah Aliyah Negeri 1 Selong KabupatenLombok Timur
Wawancara dengan Guru BK Madrasah Aliyah Negeri Wanasaba KabupatenLombok Timur
Ruang Konseling
Surat Keterangan Penelitian
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : HIMSONADI
Tempat Tangggal Lahir : Paok Lombok, 01 Desember 1987
Alamat Rumah : Paok Lombok Desa Paok Lombok Kecamatan
Suralaga Kabupaten Lombok Timur NTB
No Hp : 085 205 060 800
Email/Gmail : himson85@yahoo.com/himson45@gmail.com
Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan (S.1) Program Studi
Bimbingan dan Konseling
Nama Ayah : H. Mahyudin (Alm)
Nama Ibu : Hj. Hamdah (Alm)
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 1 Tebaban Kec. Suralaga Kab. Lombok Timur Lulus Tahun 2001
2. SMP 2 Suralaga Kab. Lombok Timur Lulus Tahun 2004
3. MAN 1 Selong Ka. Lombok Timur Lulus Tahun 2007
4. STKIP Hamzanwadi Selong Kab. Lombok Timur, Lulus Tahun 2011
C. Riwayat Pekerjaan
1. Guru BK di Madrasah Aliyah Unwanul Falah NW Paok Lombok Kec.
Suralaga Kab. Lombok Timur Tahun 2011-2014.
2. Guru BK SMK UF NW Paok Lombok Kec. Suralaga Kab. Lombok Timur
Tahun 2015
Yogyakarta, 09 Mei 2016
HIMSONADI